28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan suatu proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dalam pencarian jawaban, atau dengan kata lain dapat juga disebut sebagai pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian29. Metodologi adalah keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah penelitian, menjabarkan dalam suatu kerangka teoritis tertentu serta pengumpulan data bagi pengujian empiris sampai dengan penyelesaiannya30. 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tipe penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Secara metodologis, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu variabel, gejala, atau keadaan yang ada, yaitu gejala menurut apa yang adanya pada saat penelitian dilakukan.31 Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, 29 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006 hal 145 30 Manase Malo et. Al., Materi Pokok Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka. 1985. hal 31 31 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. 1988. hal 63 28 29 sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan atau memaparkan bagaimana citra tim nasional sepakbola Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010 dimata suporter wanita. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan peneliti ingin mengetahui secara mendalam mengenai citra tim nasional sepakbola Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010 dan ingin menghasilkan data yang kaya mengenai hal-hal yang spesifik dan memberikan deskripsi terhadap kasus ini secara lebih mendalam. Studi kasus adalah strategi penelitian yang digunakan jika pertanyaanpertanyaan “bagaimana” atau “mengapa” lebih dipertanyakan, ketika peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan ketika fokus penelitian terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.32 Studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Tujuan studi kasus adalah meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa kontemporer yang nyata, dalam konteksnya. Menitikberatkan studinya pada identifikasi bagaimana proses yang terjadi dalam suatu lembaga atau kelompok atau individu. 32 Robert K. Yin, Studi Kasus (Disain dan Metode). Penerjemah M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 1996 Hlm 1 30 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian yang dipilih peneliti adalah suporter wanita yang bertempat tinggal di Jakarta. Dan menonton sepakbola langsung di Gelora Bung Karno. Selain itu narasumber pernah menonton Kejuaraan AFF Cup 2010. Umur narasumber minimal 20 tahun karena dianggap dapat memberikan pandangan yang menjawab pertanyaan penelitian. Narasumber harus mempunyai latar belakang yang terkait dengan dunia sepak bola. Alasan peneliti memilih wanita karena suporter wanita merupakan gambaran atau fenomena baru di dunia sepakbola indonesia. Wanita merupakan kelompok yang mayoritas awam akan dunia sepak bola namun dalam hal ini mereka ikut andil dalam mendukung tim nasional Indonesia. Subjek penelitian dalam skripsi ini yaitu : 1. Gotcha Michel, Salah satu suporter wanita sekaligus Public Relations APPI (Asosisasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia) 2. Azka Ardelia, mahasiswi dan juga tergabung dalam komunitas salah satu klub sepakbola luar negeri 3. Johanna Pauline, seorang Jurnalis freelance yang bekerja di salah satu media olahraga. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Wawancara mendalam (in-depth interview) dengan narasumber, merupakan metode pengumpulan data utama yang digunakan untuk menghimpun informasi dan data dalam penelitian ini. Metode wawancara mendalam adalah 31 metode penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari narasumber. Karena wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka disebut juga ''intensive interviews''. Biasanya metode ini menggunakan sampel yang terbatas, jika peneliti merasa data yang dibutuhkan sudah cukup maka tidak perlu mencari sampel (responden) yang lain. Metode ini memungkinkan peneliti mendapatkan alasan detail dari jawaban narasumber yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya.33 Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon narasumber, artinya narasumber bebas memberikan jawaban. Karena itu peneliti mempunyai tugas berat agar narasumber bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol. Wawancara mendalam mempunyai karakteristik yang unik:34 a. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti. b. Menyediakan latar belakang secara detail (detailed background) mengenai alasan narasumber memberikan jawaban tertentu. 33 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh PraktisRiset Media, Public Relations, advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta. Kencana. 2007. hal 65 34 Ibid hal 98-99 32 c. Wawancara mendalam memerhatikan bukan hanya jawaban verbal narasumber, tapi juga observasi panjang mengenai respons-respons nonverbal narasumber. d. Wawancara mendalam ini biasanya dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali. e. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas narasumber yang satu dengan yang lain. f. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara (keakraban) antara peneliti (pewawancara) dengan narasumber, maka wawancara dapat berlangsung terus. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semistruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.35 35 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV ALFABETA. 2007. Hal. 73-74 33 3.5 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.5.1 Definisi Konsep Konsep maupun istilah yang akan diuraikan dalam penelitian ini diantaranya: a. Citra Definisi dari citra itu sendiri diartikan sebagai serangkaian anggapan, ide, dan kesan seseorang maupun kelompok terhadap suatu objek sehingga memungkinkan antara seseorang/kelompok dan orang lainnya mempunyai kesan yang berbeda terhadap objek tersebut. b. Tim Nasional Kumpulan individu yang dibentuk dari penseleksian beberapa pemain-pemain untuk mewakili negaranya dalam mengikuti sebuah ajang internasional. c. Kejuaraan AFF Cup Singkatan dari Asean Football Federation Cup (dahulu bernama Piala Tiger). Merupakan kompetisi sepakbola yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali oleh Federasi sepakbola ASEAN dan diperebutkan oleh setiap tim nasional di Asia Tenggara. 3.5.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap atau digali dalam penelitian. Dalam penelitian ini, fokus penelitian berisi pertanyaan – pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan peneliti mengajukan pertanyaan tersebut. Pertanyaan 34 – pertanyaan itu sendiri diajukan oleh peneliti untuk mengetahui seperti apa gambaran yang akan diungkapkan di lapangan. Dengan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti dan memperhatikan tujuan penelitian sebagaimana diatas, maka penelitian ini difokuskan pada: Citra tim nasional sepak bola Indonesia dilihat dari keempat fungsi citra yaitu : 1. Public Understanding : yaitu individu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada publik tentang dirinya, dengan tujuan publik memiliki pengetahuan yang cukup tentang dirinya. 2. Public Confidence : yaitu publik percaya bahwa hal – hal yang berkaitan dengan organisasi atau individu adalah benar adanya apakah itu dalam hal kualitas produk / jasanya, aktifitas – aktifitas yang positif, reputasi baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan, dan sebagainya. 3. Public Support : yaitu publik dapat memberikan dukungan dengan membeli produk, jasa, ataupun memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan organisasi atau individu. 4. Public Cooperation : yaitu jika ketiga tahapan diatas dapat terlalui, maka akan mempermudah adanya kerjasama dari public yang berkepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan, guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. 35 Ke empat fungsi citra ini diharapkan dapat menjadi ukuran dalam menilai sebuah citra bagi organisasi, khususnya PSSI dan Timnas. Apakah dari setiap fungsi citra sudah berjalan dengan maksimal atau bahkan tidak berjalan sama sekali. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses pengolahan data, dari data mentah yang diperoleh di lapangan dijadikan data yang terstruktur dan dapat dimaknai lebih lanjut. Dalam teknik ini, proses yang dilalui meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data / penyajian, dan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan analisis naratif, menghimpun data dan informasi menjadi sebuah gambaran deskriptif, kemudian data tersebut akan berbicara dengan sendirinya.36 Proses analisis terjadi saat peneliti mengorganisasi data dan menceritakan data tersebut. Peneliti merangkaikan data tersebut sehingga menjadi lebih terstruktur dan terpola dengan baik. Penggunaan metode analisis naratif memungkinkan munculnya konsep-konsep atau terminologi baru dari hasil penelitian. Analisis naratif juga memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk menelaah hasil temuan secara detil dan melakukan penggambaran yang kongkret terhadap hasil temuan tersebut.37 36 W. Lawrence Neuman. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches . Boston. Allyn and Bacon. 2003. hal. 448 37 Ibid Hal 451 36 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan penelitian ini menggunakan triangulasi data: a. Credibility Narasumber merupakan sumber yang kredibel atas permasalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu mengenai citra tim nasional sepakbola Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010. Peneliti menciptakan sebuah batasan dalam memilih narasumber yang kredibel yaitu suporter wanita tim nasional Indonesia sebagai narasumber yang kaya akan data. Selain itu narasumber dianggap kredibel jika memliki kriteria dan indikator seperti gemar mengikuti perkembangan sepakbola tanah air, misalnya ikut menonton sepakbola dan tentunya kejuaraan AFF cup 2010, memiliki aktivitas yang terkait dengan sepakbola, aktif mengikuti sepakbola melalui media, dan sebagainya. b. Authencity Data yang diambil adalah asli berdasarkan dari wawancara mendalam yang dilakukan peneliti selama menjadi peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai citra tim nasional sepakbola Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010. c. Reflectifity Karakteristik narasumber yang dipilih oleh peneliti dianggap telah mewakili kriteria yang sebelumnya juga telah disebutkan oleh peneliti di atas. Kriteria yang dipilih disesuikan dengan tujuan penelitian ini sendiri, yaitu untuk 37 mengetahui citra tim nasional sepakbola Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010. Dengan adanya ketiga data (triangulasi data) yang didalamnya juga menunjukkan indikator dan kriteria bagi narasumber penelitian, penelitian ini diharapkan tetap terarah dan data yang dihasilkan juga memiliki kualitas. Karena data – data maupun jawaban yang akan diberikan narasumber tentunya telah didasari oleh indicator kredibilitas yang telah disebutkan dan dimiliki oleh setiap narasumber.