Diet Diabetes Mellitus Pemberian diet Diabetes Melitus (DM) bertujuan menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya agar pasien mencapai keadaan faali normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa. Syarat diet ini adalah jumlah kalori ditentukan menurut umur, berat badan, aktivitas,, jenis kelamin, tinggi badan, suhu tubuh, kelainan metabolik. Jumlah kalori disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, gula murni tidak diperbolehkan, makanan cukup protein, mineral, vitamin. Dan pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang dipakai. Jika berupa tablet atau suntikan RI 3x sehari, makanan diberikan 3x sehari, bila digunakan PZI, makanan diberikan 4x sehari dalam jumlah yang kurang lebih sama. Makanan selingan pukul 10.00 dan 21.00 diambil dari porsi makan pagi dan sore. Sebagai pedoman, dipakai 8 macam diet DM sebagai berikut : 1. Diet Diabetes Melitus I, dengan nilai gizi kalori 1.100 kalori, Protein 50 gr, Lemak 30 gr dan Karbohidrat 160 gr. 2. Diet Diabetes Melitus II, dengan nilai gizi kalori 1.300 kalori, Protein 55 gr, Lemak 35 gr dan Karbohidrat 195 gr. 3. Diet Diabetes Melitus III, dengan nilai gizi kalori 1.500 kalori, Protein 60 gr, Lemak 40 gr dan Karbohidrat 225 gr. 4. Diet Diabetes Melitus IV, dengan nilai gizi kalori 1.700 kalori, Protein 65 gr, Lemak 45 gr dan Karbohidrat 260 gr. 5. Diet Diabetes Melitus V, dengan nilai gizi kalori 1.900 kalori, Protein 70 gr, Lemak 50 gr dan Karbohidrat 300 gr. 6. Diet Diabetes Melitus VI, dengan nilai gizi kalori 2.100 kalori, Protein 80 gr, Lemak 55 gr dan Karbohidrat 325 gr. 7. Diet Diabetes Melitus VII, dengan nilai gizi kalori 2.300 kalori, Protein 85 gr, Lemak 65 gr dan Karbohidrat 350 gr. 8. Diet Diabetes Melitus VIII, dengan nilai gizi kalori 2.500 kalori, Protein 90 gr, Lemak 65 gr dan Karbohidrat 390 gr. Diet I-III diberikan kepada pasien yang terlalu gemuk. Diet IV-V diberikan kepada pasien yang mempunyai berat badan normal. Diet VI-VIII diberikan kepada pasien kurus, diabetes remaja (Juvenile Diabetes), atau diabetes dengan komplikasi. Penentuan gizi penderita dan jumlah kalori per hari. Klasifikasi nilai IMT : IMT Status Gizi Kategori < 17.0 Gizi Kurang Sangat Kurus 17.0 - 18.5 Gizi Kurang Kurus 18.5 - 25.0 Gizi Baik Normal 25.0 - 27.0 Gizi Lebih Gemuk > 27.0 Gizi Lebih Sangat Gemuk Gizi buruk : <90% Normal : 90-100% Gizi lebih : 100-120% Gemuk (obesitas) : >120% Berat badan kurang (BBR <90%) kebutuhan kalori BBR (%) <90 90-100 >110 >120 Kebutuhan kalori ( Kal/kgBB) 40-60 30 20 15 Diet Tinggi Serat Diet tinggi serat bertujuan merangsang peristaltik usus agar defekasi dapat normal kembali. Diet ini diindikasikan untuk pasien obstipasi/konstipasi dan penyakit divertikular. Syarat diet ini adalah cukup kalori dan protein, tinggi vitamin terutama tiamin, vitamin B kompleks dan mineral untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna, banyak cairan 2-2,5 liter per hari untuk memperlancar defekasi. Nilai gizi diet ini adalah 2.296 kalori, 83 gr protein, 60 gr lemak dan 363 gr karbohidrat. Minum sebelum makan dapat merangsang peristaltik, serta tinggi serat yang terdiri dari selulosa, hemi selulosa dan lignin serta bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus. Bahan makanan yang dianjurkan adalah bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus, misalnya beras tumbuk, beras ketan hitam, havermut, bulgur, cantel, sorgum, jagung, ubi, singkong, wijen, katul, kcang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai dan sebagainya. sayuran sebagian dalam bentuk mentah, terutama sayuran yang dapat menimbulkan gas seperti kol, sawi dan sebagainya. buah-buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti jambu, biji, apel, anggur, pir dan sebagainya. minyak (dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan atau makanan lain yang menggunakan minyak) gula, susu, agar-agar, serta bumbu-bumbu yang merangsang seperti lombok, merica dan sebagainya. Bahan makanan yang tidak memberikan sisa seperti aci harus dihindari. Diet Rendah Sisa Tujuan diet rendah sisa adalah memberikan makanan secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa. Makanan hendaknya mudah dicerna, tidak merangsang baik secara mekanis, termis, maupun kimia, dengan jalan menghindari makanan tinggi serat, menghindari makanan terlalu panas dan terlalu dingin, menghindari makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam dan terlalu berbumbu serta memasak makanan hingga lunak. Indikasi pemberian diet ini adalah diare berat, ileitis, kolitis ulserosa, divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid berat serta sebelum dan sesudah operasi hemoroid, kolon atau rektum. Diet Rendah Sisa ini terbagi : 1. Diet Rendah Sisa I, diberikan dalam bentuk saring. Makanan yang mengandung banyak serat sama sekali tidak diperbolehkan, begitu pun bumbu. Lemak dan gula diberikan dalam jumlah terbatas bila pasien tahan, susu tidak diperbolehkan. Nilai gizi diet ini adalah 1.260 kalori, 39 gr protein, 48 gr lemak dan 173 gr karbohidrat. Karena rendah kalori, protein, kalsium, besi, tiamin dan vitamin C, makanan ini hanya diberikan selama beberapa hari. 2. Diet Rendah Sisa II, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I atau kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun lemak dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi diet ini adalah 1.260 kalori, 39 gr protein, 48 gr lemak dan 173 gr karbohidrat. Diet Pada Penyakit Lambung Tujuan diet pada penyakit lambung adalah memberikan makanan adekuat (cukup), tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung, dan menetralkan kelebihan asam lambung. Syarat diet ini adalah mudah dicerna, porsi makanan kecil dan diberikan sering, protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak, serta makanan secara berangsur harus memenuhi kebutuhan gizi normal. Diet penyakit lambing ini terbagi : 1. Diet Lambung I, diberikan kepada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum dengan perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu, hanya diberikan selama 2 hari dalam porsi kecil tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.630 kalori, 58 gr protein, 63 gr lemak dan 213 gr karbohidrat. 2. Diet Lambung II, diberikan sebagai perpindahan diet lambung I setelah fase akut dapat diatasi, pada tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi, dan sesudah operasi saluran cerna tertentu. Makanan diberikan selama beberapa hari saja, berbentuk saring atau cincang tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.990 kalori, 73 gr protein, 84 gr lemak dan 236 gr karbohidrat. 3. Diet Lambung III, diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II atau pada pasien ulkus peptikum ringan, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan Berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil. Makanan ini cukup kalori, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin. Makanan ini mengandung 1.921 kalori, 61 gr protein, 74 gr lemak dan 257 gr karbohidrat. 4. Diet Lambung IV, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat. Diet Rendah Garam Pemberian diet rendah garam bertujuan membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuhfan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. diet ini diindikasikan untuk pasien dengan edema dan/atau hipertensi seperti pada gagal jantung, sirosis hepatis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial. Syarat diet ini adalah cukup kalori, protein, mineral dan vitamin. Jumlah natrium yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam/air atau hipertensi, dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit. Makanan biasa rata-rata mengandung 2.800-6.00 mg natrium sehari, yang ekivalen dengan 7-15 gr NaCl. Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur, selebihnya dari bahan makanan asli. Diet rendah garam membatasi konsumsi garam dapur dan bahan makanan yang mengandung natrium tinggi. Rasa makanan dapat dipertinggi dengan menggunakan bumbu lain yang tidak mengandung natrium, seperti gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, laos, salam dan sebagainya. Makanan yang dikukus, ditumis, digoreng atau di panggang lebih enak dari pada yang direbus. 1. Diet rendah garam I (200-400 mg Natrium) diberikan pada pasien edema, asites dan/atau hipertensi berat. Dalam pemasakan tidak ditambahkan garam dapur. Bahan makanan tinggi natrium dihindarkan. Diet ini mengandung 2230 kalori, 75 gr protein, 53 gr lemak dan 365 karbohidrat. 2. Diet rendah garam II (600-800 mg Natrium) diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan 0.25 sendok teh garam dapur (1 gr). Bahan makanan tinggi natrium dihindarkan. 3. Diet rendah garam III (1.000-1.200 mg Natrium) diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan 0.5 sendok teh (2 gr) garam dapur. Diet Rendah Kalori Pemberian diet rendah kalori bertujuan menurunkan berat badan hingga normal. Diet ini diindikasikan untuk kegemukan dan pada kebutuhan kalori menurun, seperti pada hipotiroid, istirahat ditempat tidur untuk jangka waktu lama, serta usia lanjut. Syarat diet ini, kalori dikurangi 500-1.000 kalori dibawah kebutuhan normal yang akan menyebabkan penurunan berat badan 0.5-1 kg/minggu. pengurangan kaloridilakukan dengan pengurangan karbohidrat dan lemak. Jumlah protein normal atau sedikit di atas kebutuhan normal, yaitu 1-1.5 gr/kg Berat badan, cukup vitamin dan mineral, serta tinggi serat untuk memberikan rasa kenyang. Pada diet 1.200 kalori, kandungan vitamin B kompleksnya rendah. Dikenal 3 macam diet rendah kalori, yaitu diet rendah kalori I, II dan III. 1. Diet rendah kalori I mengandung 1.200 kalori, 59 gr protein, 35 gr lemak, 173 gr karbohidrat. 2. Diet rendah kalori II mengandung 1.500 kalori, 71 gr protein, 48 gr lemak, 206 gr karbohidrat. 3. Diet rendah kalori III mengandung 1.700 kalori, 75 gr protein, 48 gr lemak, 250 gr karbohidrat. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup mineral dan vitamin, serta mudah dicerna. Diet ini diindikasikan untuk pasien gizi kurang (defisiensi kalori, protein), anemia dan hipertiroid. Juga diberikan pada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu bila dapat menerima makanan lengkap, baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit yang berlangsung lama dan telah dapat menerima makanan lengkap, pasien trauma, luka bakar, atau mengalami perdarahan banyak, serta wanita hamil dan pasca persalinan. Terdapat 2 macam diet TKTP. yaitu TKTP I dan TKTP II. 1. Diet TKTP I mengandung 2.600 kalori dan 100 gr (2 gr/kg Berat Badan) protein. 2. Diet TKTP II mengandung 3.000 kalori dan 125 gr (2,5 gr/kg Berat Badan). Untuk memudahkan, penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, ikan, telur, susu dan keju. sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya seperti tahu, tempe dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan. Diet Dislipidemia Tujuan diet dislipidemia adalahmenurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL. Yang dilakukan dengan cara mengurangi asupan lemak total, lemak jenuh dan kolesterol dan meningkatkan proporsi lemak MUFA dan PUFA. Makanan Total lemak Lemak saturasi Lemak PUFA Lemak SAFA Karbohidrat Asupan yang dianjurkan 25-30% dari total kalori <7% dari total kalori Sampai 10% dari total kalori Sampai 10% dari total kalori 60% dari total kalori (terutama karbohidrat kompleks) 10rg/100kkal per hari Sekitar 15% dari total kalori <200 mg/hari u/ IMT 18,5-20,5 kg/m2 Serat Protein Kolesterol Total kalori Karbohidrat (%kalori) Protein Lemak kolesterol Lemak jenuh Tahap I 50-60 % 15-20% <30% <300mg <10% Tahap II 50-60 % 15-20% <30% <200mg <7% Diet Rendah Purin Syarat diet: 1. Energy sesuai kebutuhan tubuh, bila kegemukan asupan energy dikurangi 500-1000 kkal dari kebutuhan energy normal hingga mencapai berat badan ideal. 2. Protein cukup, 1,0-1,2g/kgBB atau 10-15% dari kebutuhan energy total. 3. Hindari makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150 mg/100g (JASBUKET=jeroan sardencis, burung, kaldu, kacang, emping, tape) 4. Lemak sedang yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Lemak berlebih dapat menghambat pengeluaran purin melalui urin. 5. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65-75% dari kebutuhan energy total. Karena kebanyakan pasien gout arthritis kelebihan berat badan maka dianjurkan menggunakan karbohidrat kompleks. 6. Vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan. 7. Cairan disesuaikan dengan urin yang keluar setiap hari. Rata-rata asupan cairan yang dianjurkan 2-2,5 liter/hari. Diet rendah purin terbagi menjadi 2: 1. Diet rendah purin I (1500kkal) 2. Diet rendah purin II (1700kkal)