PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA ( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja Jalan Kijang Lama ) NASKAH PUBLIKASI Oleh DAVID KING NABABAN NIM: 090569201035 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini: Nama : DAVID KING NABABAN NIM : 090569201035 Jurusan/Prodi : SOSIOLOGI Alamat : Jalan DI Panjaitan Gang Putri Balkis 2 Km.7 Nomor TELP : 0822 8378 3298 Email : [email protected] Judul Naskah : PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA ( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja Jalan Kijang Lama ) Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan. Tanjungpinang, 16 Agustus 2016 Yang menyatakan, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Suryaningsih, M.Si NIDN. 1016076901 Marisa Elsera, S.Sos, M.Si NIDN. 0019108701 1 PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA ( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja Jalan Kijang Lama ) David King Nababan Suryaningsih, M.Si Marisa Elsera, S.Sos, M.Si ABSTRAK Penelitian ini penulis lakukan dengan latar belakang temuan maraknya penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama, Sehingga penulis tertarik untuk megetahui lebih dalam tentang penyebab terjadinya penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama sebagai bagian dari keilmuan bidang sosiologi. Adapun tujuan penulis mengangkat permasalahan ini sebagai judul skripsi penulis adalah untuk mengetahui penyebab penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan wawancara, Observasi, dan dekomentasi sebagai teknik pengumpulan data yang di terapkan pada sampel remaja jalan kijang lama yang berusia 16-18 tahun, kemudian data penelitian di analisis dengan cara reduksi data, display data serta verifikasi data dan penegasan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan sekolah merupakan faktor dominan penyebab penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama. Kata kunci : Penyalahgunaan minuman beralkohol 2 PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA ( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja Jalan Kijang Lama ) David King Nababan Suryaningsih, M.Si Marisa Elsera, S.Sos, M.Si ABSTRACT This study author do with the background of the findings rampant alcohol abuse among teenagers on Kijang Lama Street, so author interested in finding more about the causes of alcohol abuse among teens on Kijang Lama Street as a part of the scientific field of sociology. The purpose to raise the issue as the title of the essay is to find out about the cause of alcohol abuse among teens Kijang Lama Street. This study uses descriptive qualitative research methods as for data analysis techniques using interviews, observations, and documentations that were applied to the research samples of Kijang Lama Street teenagers that aged around 16-18 years old, and then the research data analyzed by using data reduction, data displays and also data verification and conclusion affirmation. The results of this study should explained that the family, neighborhood, and the school environment is a dominant factor in the cause of alcohol abuses amongst the teenagers on Kijang Lama Street. Keywords: The abuses of alcoholic beverages 3 PENDAHULUAN banyak dari yang tampak. Hal ini berarti bahwa A. Latar Belakang kondisi penyalahgunaan minuman keras pada Persoalan kenakalan remaja di negara kita remaja sudah berada pada taraf yang sangat beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik mengkhawatirkan (Apriansyah, 2008). kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus Minuman beralkohol merupakan zat psikoaktif meningkat, kenakalan remaja saat ini sudah yang bersifat adiksi atau adiktif. Zatpsikoaktif mengarah pada perbuatan yang melanggar norma, adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, hukum, dan agama. Masalah kenakalan remaja terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan tumbuh, berkembang dan membawa akibat-akibat perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi tersendiri sepanjang masa yang sulit untuk dicari dan kesadaran seseorang dan lain-lain. Sedangkan ujung pangkalnya. Betapa sekarang ini kita sering adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang dikejutkan oleh berita-berita kenakalan remaja apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan melalui media massa, cetak maupun elektronik atau ketergantungan (Apriansyah, 2008). yang sudah kelewat batas. Banyak remaja yang Penyalahgunaan minuman beralkohol saat ini memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum- merupakan permasalahan yang cukup berkembang minuman keras, berjudi, di dunia remaja, yang akibatnya dirasakan dalam berkelahi, membuat keonaran, merusak serta melakukan seks bebas dan bentuk mengkonsumsi narkoba. munculnya geng-geng anak muda, perbuatan Indraprasti dan Rachmawati (2008) adalah remaja. minuman Minuman beralkohol adalah cairan bening beralkohol. Hawari (2007) menyatakan bahwa yang mudah menguap dan mudah bergerak, mabuk-mabukan sebagai perilaku menyimpang memiliki bau khas, rasa panas, mudah terbakar yang kepribadian dengan memberikan nyala api berwarna biru dan antisosial atau gangguan tingkah laku pada remaja. tidak berasap. Dalam minuman keras, alkohol Hal ini disebabkan karena anggapan dan cara merupakan bahan utama dengan kadar yang pandang remaja yang longgar tentang suatu bentuk bermacam-macam, misalnya : whisky, brendi, bir, kenakalan akan dan juga anggur dalam minuman tradisional. merupakan penyalahgunaan perkelahian, asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan mengemukakan bahwa salah satu bentuk kenakalan remaja kenakalan-kenakalan, gambaran membuat dari mereka cenderung melakukan kenakalan yang salah satunya adalah (Wresniwirro, 1995).Wresniwirro penyalahgunaan minuman keras. menjelaskan bahwa alkohol dalam (1995) minuman Temuan di atas ini belum termasuk banyaknya keras, mengandung suatu zat tertentu yaitu yang temuan-temuan yang lain. Perkembangan remaja kadar etanolnya lebih dari 1-55%, bila dikonsumsi saat ini dalam menyikapi berbagai masalah, sangat secara berlebihan (>100 mg/dl), dapat membuat memungkinkan jumlah yang sebenarnya jauh lebih alam perasaan seseorang menjadi berubah, orang besar, di mana umumnya penggunaan narkoba atau menjadi mudah tersinggung dan perhatian terhadap minuman keras oleh remaja dilakukan sembunyi- lingkungan terganggu, juga dapat berakibat dapat sembunyi. pada mengalami gangguan koordinasi motorik, dan fenomena gunung es, di mana hanya sedikit dapat menimbulkan kerusakan permanen pada fenomena yang tampak dan dapat diamati di jaringan otak. Orang yang mengalami gangguan permukaan, namun sesungguhnya terjadi lebih kendali koordinasi motorik, dapat berbuat apa saja Pendapat ini mendasarkan 4 tanpa sadar. psikologisnya. Perubahan-perubahan yang terjadi Dampak penyalagunaan alkohol dengan sebagai bentuk perkembangan remaja, baik berupa kriminalitas dalam 4 cara, yaitu: (1) efek langsung fisik maupun psikologis seringkali menimbulkan alkohol dapat mencetuskan tindak kriminal dengan masalah bagi diri remaja. Remaja dalam proses mengubah kesadaran seseorang sehingga seseorang perkembangannya biasanya menghadapi masalah bertingkah laku tidak seperti biasanya, (2) tindak sosial dan biologis. kriminal dapat dijumpai pada upaya ilegal untuk Masa remaja adalah masa pergolakan yang mendapatkan minuman beralkohol, (3) minum penuh dengan konflik dan suasana hati. Sejalan alkohol dan mabuk sendiri diasosiasikan sebagai dengan hal ini, Sa’bah (dalam Prasetyo, 2006) perilaku kriminal, dan (4) dampak konsumsi mengatakan berlebihan dalam jangka lama berhubungan secara kehidupan individu menjadi pemicu individu untuk tidak langsung menurunnya dengan kemampun bahwa meningkatnya tekanan kejahatan akibat melakukan perilaku minum minuman keras sebagai seseorang untuk salah satu pelarian. Hanya dengan cara inilah hidup melaksanakan tugas sehingga ia mulai menjadi individu pribadi yang lebih permisif terhadap tindakan membahagiakan. Era sekarang banyak tempat- melanggar hukum. tempat hiburan, sebut saja diskotik atau club-club Istilah kriminalitas secara harfiah berasal dari malam. kata “crime” yang artinya kejahatan atau penjahat, Remaja pengertian kriminalitas yang lebih mempunyai kebiasaan yang mengkonsumsi minuman tersebut dirinya dapat mendorong adanya sanksi pidana, melakukan melupakan permasalahan yang dihadapi untuk perbuatan mencuri, sementara waktu. Setelah dirinya tidak lagi berada menodong, merampok, hingga membunuh. Pelaku dalam pengaruh alkohol maka permasalahan yang kriminalitas lebih menyukai alkohol dibandingkan dihadapi kembali timbul dan usaha yang dilakukan zat adiktif lain, dengan alasan kebutuhan untuk untuk melupakan permasalahan tersebut adalah meningkatkan keberanian, kepercayaan diri, agresi, dengan kembali mengkonsumsi minuman keras dan belas kasihan, rasa sakit, keberanian menghadapi hal tersebut kembali berulang-ulang sehingga masyarakat muncul rasa kecanduan. mengancam, dan memeras, lain-lain. Cara melakukan kriminalitasnya adalah dengan memeras, mencopet, menodong, dan tidak merasa minum minuman suatu ini kebiasaan dan suatu terhadap keras bermakna adalah pelanggaran lain terasa bahwa dengan Berkenaan dengan teori ataupun penyebab jarang dikombinasikan remaja melakukan perilaku mengkonsumsi dengan mengancam, melukai korban, memperkosa, minuman beralkohol di atas, sungguh tragis sampai membunuh. Mereka juga dengan sengaja memang bila melihat dan mendengar para remaja menakutkan korbannya dengan minum-minum atau yang dianggap sebagai agen perubahan, harus cara khas lain (Widiyanti, 2007). mengenal Perkembangan remaja mempunyai arti yang sangat khusus, namun masa remaja dan menyalahgunakan minuman beralkohl. Padahal pada kenyataannya perilaku juga remaja pengguna rangkaian proses perkembangan seorang manusia. menyimpang dari moral, melanggar norma-norma Pada masa tersebut, seorang remaja belum mampu sosial dan norma-norma agama. Sejalan dengan hal untuk inilah fisik maupun 5 seharusnya perilaku kegiatan ini merupakan fungsi bentuk beralkohol mempunyai tempat yang tidak jelas di dalam mengendalikan sebagai minuman yang mengkonsumsi minuman beralkohol tidak dilakukan oleh para mendapatkan hiburan. Diantara kita ada yang remaja, Tapi mengapa banyak remaja yang bersenang-senang sebagaimana semestinya seperti melakukan pergi berlibur dengan keluarga atau dengan teman- perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol. teman, jalan-jalan ke tempat hiburan dengan Perilaku adalah respons individu terhadap teman-teman, berbelanja, menonton bioskop, dan suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat lain-lain. Namun ada sebagian dari kita yang diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi mendapatkan kesenangan dengan cara yang tidak dan tujuan baik disadari maupun tidak, Perilaku semestinya seperti pergi ke diskotik setiap malam, merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling bermabuk-mabukan dengan alkohol, dan ada yang berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi sampai menggunakan macam-macam jenis narkoba tersebut sangat komplek ssehingga kadang-kadang untuk menggarap kesenangan. Di lain sisi narkoba, kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang alkohol, dan rokok juga digunakan oleh kalangan menerapkan perilaku tertentu sangat penting untuk remaja sebagai tempat pelarian masalah. Dengan dapat menelaah alasan dibalik perilaku yang menggunakan barang-barang tersebut pengguna dimiliki dapat merasakan kesenangan dan melupakan individu, sebelum individu tersebut mampu mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, masalah mereka. 2010). Hal-hal Masalah minuman beralkohol dan pemabuk dilakukan negatif oleh tersebut tidaklah hanya orang-orang dewasa, tetapi pada kebanyakan masyarakat umumnya tidak kalangan remaja sekarang ini bahkan lebih banyak berkisar pada apakah minuman beralkohol boleh yang atau di larang dipergunakan. Persoalan pokoknya Sebagaimana penulis amati di kalangan remaja adalah siapa yang boleh menggunakannya, di Jalan Kijang Lama terdapat banyak remaja yang mana, yang mengkonsumsi minuman beralkohol serta selama bagaimana, akibatnya orang awam berpendapat penulis melakukan pengamatan Penyalahgunaan bahwa minuman beralkohol merupakan suatu Alkohol di Kalangan Remaja Jalan Kijang Lama stimulant. Sedangkan stimulant itu sendiri adalah penulis tidak melihat adanya perubahan pada meningkatkan keaktifan susuanan syaraf pusat kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol sehingga meningkatkan dimana perilaku ini sudah menjadi rutinitas sehari- kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya hari, Selain itu penulis juga tidak melihat adanya minuman racun kontrol dari masyarakat sekitar, sehingga hal ini protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada menimbulkan rasa perihatin tehadap masa depan sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin generasi muda Indonesia bilamana, dan merangsang beralkohol dalam dan kondisi merupakan kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, mengkomsumsi hal-hal tersebut, Generasi muda adalah tulang punggung baik secara fisik, psikologis maupun sosial namun bangsa perlu di catat bahwa ketergantungan pada minuman kemajuan suatu bangsa kearah yang lebih baik. keras merupakan suatu proses tersendiri, yang Remaja seharusnya mengisi waktu mereka dengan memakai waktu. (Soekanto, 1988:418). hal-hal yang positif dan mengukir prestasi. Jika Pada zaman sekarang ini segala sesuatu sudah dan diharapkan kalangan remaja sekarang dapat ini meneruskan lebih banyak maju dan berkembang. segala sesuatu tersebut menggunakan waktu mereka dengan bersenang- termasuk dunia hiburan dan bagaimana cara senang dan mengkomsumsi barang-barang tersebut, 6 ketika mereka beranjak dewasa hal tersebut akan Adapun manfaat penelitian ini adalah : mereka bawa dan hal tersebut hanya akan a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil menambah populasi penggunaan narkoba, alkohol, penelitian dan perokok di suatu negara dan akan hanya memberi membuat bangsa di suatu negara mengalami perkembangan kemunduran. pada Dalam mempersiapkan generasi muda ke arah ini kontribusi masyarakat masyarakat disekitarnya. penggunaan barang-barang dari budaya Maka dari tersebut dan b. itu, pengetahuan agar beralkohol. dapat memiliki tentang perilaku menyimpang yang ada dalam masyarakat negara bagi Untuk menambah dan memperluas dihentikan bahkan diberantas sehabis-habisnya, suatu maupun minuman wawasan haruslah pengetahuan penyalahgunaan beralkohol. positif bagi umumnya masyarakat dan budaya agar generasi muda dapat luas dapat pada tentang hal-hal ilmu khususnya yang lebih baik, diperlukan juga kematangan menggarap diharapkan keadaan masyarakat dan budaya yang matang dan dapat c. Untuk tentang menambah minuman pengetahuan membuat kemajuan ke arah yang lebih baik. mahasiswa lain serta sebagai acuan Kemunduran dalam suatu negara dapat disebabkan untuk penelitian berikutnya. oleh dua hal, yaitu bencana alam dan bencana D. Konsep Operasional moral. Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal di Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti ingin butuhkan konsep operasional sebagai dasar dalam mengetahui serta mengkaji lebih dalam tentang menyusun pedoman wawancara serta menetapkan perilaku penggunaan minuman keras di kalangan fokus permasalahan, yang dalam hal ini adalah anak muda dengan judul Penyebab Penyalahgunaan penyalahgunaan minuman beralkohol di kalangan Alkohol di Kalangan Remaja Jalan Kijang Lama remaja jalan kijang lama. Kota Tanjungpinang. Dengan demikian dapat penulis sampaikan bahwa B. Perumusan Masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas, remaja, dimana remaja adalah seseorang yang maka saya dapat merumuskan masalah sebagai berusia mulai dari 16 sampai 18 tahun dalam masa berikut : transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa Mengapa Terjadi Penyalahgunaan Minuman yang di tandai dengan perubahan biologis, kognitif, Beralkohol Di Kalangan Remaja Jalan Kijang dan sosial. Dalam penelitian ini remaja adalah Lama Kota Tanjungpinang ? seseorang yang masih dalam masa pendidikan yaitu C. Tujuan dan Manfaat Penelitian berstatus pelajar. 1. 2. Tujuan Penelitian Dengan demikian dapat di ketahui variabel pada Tujuan penelitian yang saya lakukan ini penelitian ini adalah penyalahgunaan minuman adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui beralkohol. mengapa terjadi penyalahgunaan minuman Dimana penyalahgunaan minuman berlakohol beralkohol di kalangan remaja jalan kijang adalah keadaan atau kondisi seseorang yang lama. mengkonsumsi Manfaat Penelitian berlebihan 7 yang minuman dapat beralkohol membuat secara kesadaran seseorang menjadi berubah dan juga dapat apabila di lingkungan tempat tinggal berakibat mengalami gangguan koordinasi motorik, terdapat dan dapat menimbulkan kerusakan permanen pada minuman berakohol. jaringan otak. 3. fasilitas yang menyediakan Lingkungan Sekolah Untuk memperoleh hasil yang maksimal, Lingkungan sekolah adalah tempat perlu dijelaskan konsep-konsep yang digunakan wahana kegiatan dan proses pendidikan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan berlangsung. kesalahan penafsiran terhadap ruang lingkup penelitian dan benar-benar II. LANDASAN TEORI menyentuh Dalam penelitian ini penulis menggunakan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka kerangka pikiran yang berisi teori-teori pendukung penulis memberikan batasan penelitian pada faktor yang berkaitan dengan penelitian. Teori tersebut eksternal sebagai batasan masalah agar penelitian bertujuan untuk mengarahkan dan memfokuskan menjadi terarah. masalah yang akan diteliti. Adapun indikator - indikator yang terkandung di A. Perilaku Sosial dalam variabel penelitian ini yaitu : 1. dari menetap yang diperlihatkan oleh individu di dalam masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau berinteraksi dengan orang lain. Orang yang lebih, Dengan adanya ikatan perkawinan berperilakunya mencerminkan keberhasilan dalam atau pertalian yang hidup dalam satu proses sosialisasinya dikatakan sebagai orang yang rumah tangga di bawah asuhan seorang sosial, sedangkan orang yang perilakunya tidak kepala rumah tangga dan berinteraksi mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut diantara sesama anggota keluarga yang non sosial. Yang termasuk ke dalam perilaku non setiap anggota keluarga mempunyai peran sosial adalah perilaku a-sosial dan anti sosial. masing-masing sehingga diciptakan untuk Seseorang mempertahankan suatu kebudayaan. mengetahui apa yang yang dituntut oleh kelompok Lingkungan tempat tinggal sosial, sehingga berperilaku yang tidak memenuhi Keluarga 2. Perilaku sosial adalah perilaku yang relatif Keluarga adalah Lingkungan unit tempat lingkungan dimana terkecil tinggal kita berperilaku a-sosial tidak tuntutan sosial. Mereka akan mengisolasi diri atau adalah tinggal yang menghabiskan dan waktunya untuk menyendiri. menjalin interaksi dengan masyarakat Sedangkan yang berperilaku anti sosial mereka sekitar kita satu sama lainnya. lingkungan mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok tetapi sekitar karena sikap permusuhannya, mereka melawan yang memberikan tidak baik pengaruh dan dapat buruk pada norma kelompok tersebut. perkembangan dan pendidikan remaja. Menurut Hurlock (1995: 262) Perilaku sosial Lingkungan Tempat Tinggal yang sudah adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap tercemar oleh perilaku warga yang sudah terbiasa mengkonsumsi orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi minuman diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan berakohol menjadi salah satu penyabab ke sosial ikut sertaan remaja dalam mengkonsumsi minuman berakohol, Hal ini di perkuat 8 Macam-macam perilaku sosial menurut Sarlito inklusi. Tetapi pernyataan perilakunya (2000.150) dibagi menjadi tiga yaitu: sangat berlawanan. Orang yang terlalu sosial 1. Perilaku sosial (social behavior). cenderung memamerkan berlebih-lebihan Yang dimaksud perilaku sosial adalah diri (exhibitonistik). Bicaranya keras, selalu menarik perhatian perilaku yang tidak mempunyai masalah orang, memaksakan dirinya untuk diterima dalam hubungan antar pribadi mereka dalam kelompok, sering menyebutkan bersama orang lain pada situasi dan namanya kondisinya. Ia bisa sangat berpartisipasi, sendiri, suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengagetkan. tetapi bisa juga tidak ikut-ikutan, ia bisa melibatkan diri pada orang lain, bisa juga Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak, secara tidak disadari ia merasa sejak lahir hingga sepanjang hayatnya dirinya berharga dan bahwa orang lain pun senantiasa berhubungan dengan individu mengerti lainnya atau dengan kata lain melakukan akan hal itu menonjolkan-nonjolkan tanpa diri. ia Dengan relasi interpersonal. Dalam relasi sendirinya orang lain akan melibatkan dia interpersonal itu ditandai dengan berbagai dalam aktifitas-aktifitas mereka. aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata 2. Perilaku yang Kurang Sosial atau justru melalui proses pembelajaran Perilaku ini timbul jika kebutuhan akan tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam inklusi kurang terpenuhi, misalnya: sering relasi interpersonal ini biasa disebut tidak diacuhkan oleh keluarga semasa perilaku sosial. Seseorang agar kecilnya. Perilaku kurang sosial adalah kecenderungannya untuk bisa memenuhi tuntutan sosial maka perlu menghindari adanya pengalaman sosial yang menjadi hubungan dengan orang lain, tidak mau dasar pergaulan. ikut dalam kelompok-kelompok, menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain, Menurut Makmun, (2003:24) Perilaku sosial tidak mau tahu, acuh tak acuh. Pendek individu dilihat dari kecendrungan peranan (role kata, ada kecenderungan introvert dan disposition) dapat dikatakan memadai, manakala menarik diri. Bentuk tingkah laku yang menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai lebih ringan adalah: terlambat dalam berikut : (1) yakin akan kemampuannya dalam pertemuan atau tidak datang sama sekali, bergaul secara sosial; (2) memiliki pengaruh yang atau dan kuat terhadap teman sebaya; (3) mampu memimpin sebagainya. Kecemasan yang ada dalam teman-teman dalam kelompok; dan (4) tidak mudak ketidak sadarannya adalah bahwa ia terpengaruh orang lain dalam bergaul. Sebaliknya, seorang yang tidak berharga dan tidak ada perilaku sosial individu dikatakan kurang atau tidak orang lain yang mau menghargainya. memadai manakala menunjukkan ciri- ciri respons tertidur di ruang diskusi interpersonal sebagai berikut: (1) kurang mampu 3. Perilaku terlalu sosial (over social bergaul secara sosial; (2) mudah menyerah dan behavior). tunduk pada perlakuan orang lain (3) pasif dalam Psikodinamikanya sama dengan perilaku mengelola kelompok; dan (4) tergantung pada kurang sosial, yaitu disebabkan kurang 9 orang lain bila akan melakukan suatu tindakan. dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering Kecendrungan-kecendrungan tersebut merupakan menunjukkan kharisma dalam penampilan luar hasil faktor mereka dan paling tidak memiliki intelegensi rata- perkembangan rata. Perilaku antisosial bisa dilakukan oleh siapa individu dalam lingkungan sosial tertentu dan saja tanpa ada batasan usia, namun karena pengalaman `penyimpangan' dan pengaruh konstitusional,pertumbuhan dari dan kegagalan dan keberhasilan berperilaku pada masa lampau. ini dikategorikan sebagai`penyimpangan' ringan dari tatanan sosial yang umum diterima bersama, secara umum B. Perilaku Antisosial perilaku antisosial identik dengan anak-anak muda Sudarsono (1995) berpendapat bahwa perilaku usia sekolah. antisosial di dalamnya terkait dengan perilaku delikuen, khususnya dalam kehidupan remaja, Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik dimana perbuatan yang antisosial di dalamnya kesimpulan bahwa Perilaku antisosial adalah terkandung unsu-unsur normatif, dan suatu perilaku perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari delinkuen perbuatan-perbuatan yan bertentangan gangguan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat melakukan pelanggaran terhadap norma, konvensi dimana ia hidup. sosial, hukum, impulsif, gagal dalam membina kepribadian hubungan Perilaku antisosial memiliki definisi longgar, yang interpersonal ditandai dan dengan pekerjaan, dan kurangnya penyesalan atas kesalahan yang telah namun sebagian besar setuju dengan ciri-ciri diperbuat. Penyebab Perilaku Antisosial Menurut perilaku antisosial yang dikenal umum, seperti Kartono mabuk-mabukan di tempat umum, vandalisme, (2014:110), faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku antisosial terdapat dua faktor, mengebut di jalan raya, dan perilaku yang dianggap yaitu: menyimpang lainnya.Secara sederhana, perilaku antisosial bisa digambarkan sebagai “perilaku yang 1. tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan Perilaku antisosial pada dasarnya merupakan keperibadian dan merupakan lawan dari perilaku kegagalan sosial” (Lane 1987; Farrington 1995; Millon et al terhadap dorongan-dorongan 1998 dalam Setiyawati, 2010). Menurut Nevid mereka tidak dkk.(2005: 277) gangguan perilaku antisosial dorongan-dorongan adalah sebuah gangguan perilaku yang ditandai menyalurkan oleh perilaku antisosial dan tidak bertanggung bermanfaat. jawab serta kurangnya penyesalan untuk kesalahan menyatakan bahwa sumber semua gangguan mereka. psikiatris, Faktor Internal system pengontrol mampu ke diri instingtifnya, mengendalikan instingtifnya dalam dan perbuatan Pandangan termasuk anak yang psikoanalisa gangguan pada perkembangan anak menuju dewasa serta Sedangkan menurut Cleckley (dalam Silitonga 2010) Orang dengan gangguan proses kepribadian adaptasinya terhadap tuntutan lingkungan sekitar ada pada individu itu antisosial (antisocial personality disorder) secara sendiri, berupa: persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum. Mereka a. Konflik batiniah, yaitu pertentangan mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, antara serta gagal dalam membina hubungan interpersonal 10 dorongan infatil kekanak- kanakan melawan pertimbangan yang memadai sering menyebabkan 20 lebih rasional. munculnya perilaku kenakalan pada b. Pemasakan intra psikis yang keliru remaja. Walaupun demikian faktor terhadap semua pengalaman, sehingga yang berpengaruh di sekolah bukan terjadi harapan palsu, fantasi, ilusi, hanya guru dan sarana serta prasarana kecemasan pendidikan (sifatnya semu tetapi saja.Lingkungan dihayati oleh anak sebagai kenyataan). pergaulan antar teman pun besar Sebagai pengaruhnya. akibatnya anak mereaksi dengan pola tingkah laku yang salah, c. Faktor lingkungan sekitar/ Tempat berupa: apatisme, putus asa, pelarian Tinggal, lingkungan sekitar tidak diri, agresi, tindak kekerasan, berkelahi selalu baik dan menguntungkan bagi dan lain-lain. pendidikan dan perkembangan anak. c. Menggunakan reaksi frustrasi negatif Lingkungan ada kalanya dihuni oleh (mekanisme pelarian dan pembelaan orang dewasa serta anak-anak muda diri yang salah), lewat cara-cara criminal dan antisosial, yang bisa yang tidak rasional, merangsang regresi, fiksasi, penyelesaian seperti: agresi, emosional rasionalisasi dan lain-lain. timbulnya buruk pada anak-anak puber dan remaja yang masih labil jiwanya.Dengan 2. reaksi begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh pola Faktor Eksternal Di samping faktor-faktor internal, perilaku kriminal, asusila dan antisosial. antisosial juga dapat diakibatkan oleh faktorfaktor yang berada diluar diri remaja, seperti: C. Definisi Remaja Yang dimaksud Remaja menurut Widjarnarko a. Faktor keluarga, keluarga merupakan (1999) adalah yang berumur mulai dari 12 sampai wadah pembentukan pribadi anggota 18 dimana pada saat usia tersebut seorang sedang keluarga terutama bagi remaja yang mengalami masa transisi perkembangan antara sedang dalam masa peralihan, tetapi masa kanak-kanak ke masa dewasa baik secara apabila pendidikan dalam keluarga itu fisik, maupun psikologis dan biasanya masih gagal akan terbentuk seorang anak berstatus pelajar/ baru tamat, sedangkan sensus yang cenderung berperilaku antisosial, contohnya kondisi penduduk 1980 di Indonesia membatasi kriteria disharmoni remaja 14-24 tahun. keluarga (broken home), overproteksi dari orang tua, orangtua yang masih b. Menurut Hutapea (1995), Masa remaja adalah berusia remaja, ukuran keluarga. suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi Faktor perubahan yang cepat: lingkungan lingkungan sekolah menguntungkan, sekolah, yang tidak 1. contohnya: Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal kurikulum yang tidak jelas, guru yang dengan sebagai masa storm & stress. kurang memahami kejiwaan remaja Peningkatan emosional ini merupakan dan sarana sekolah yang kurang 11 hasil dari perubahan fisik terutama sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan hormon yang terjadi pada masa remaja. dengan orang dewasa. Dari segi kondisi sosial, peningkatan 4. emosi ini merupakan tanda bahwa remaja anggap penting pada masa kanak-kanak berada dalam kondisi baru yang berbeda menjadi kurang penting karena sudah dari masa sebelumnya. Pada masa ini mendekati dewasa. banyak tuntutan dan tekanan yang 5. 3. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen ditujukan pada remaja, misalnya mereka dalam diharapkan untuk tidak lagi bertingkah terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan seperti anak-anak, mereka harus lebih kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut mandiri akan tanggung jawab yang menyertai dan bertanggung jawab. menghadapi tersebut, perubahan Kemandirian dan tanggung jawab ini akan kebebasan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan kemampuan akan nampak jelas pada remaja akhir yang memikul tanggung jawab tersebut. duduk di awal-awal masa kuliah. 2. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka serta mereka yang meragukan sendiri untuk Meninjau dari perkembangan remaja tentu Perubahan yang cepat secara fisik yang kehidupan remaja akan lebih bermakna apabila juga seksual. remaja mendapat arahan positif sehingga remaja Terkadang perubahan ini membuat remaja akan lebih dapat mengendalikan emosi. Pemberian merasa dan pengarahan yang sesuai dengan 2 dunia remaja kemampuan mereka sendiri. Perubahan misalnya yang berhubungan dengan seksual yang fisik yang terjadi secara cepat, baik dikemas dalam bahasa yang bisa diterima remaja. perubahan internal seperti sistem sirkulasi, Dengan demikian dapat mencegah permasalahan– pencernaan, dan sistem respirasi maupun permasalahan perilaku seks yang akan merugikan perubahan eksternal seperti tinggi badan, diri sendiri maupun orang lain. Pemahaman yang berat badan, dan proporsi tubuh sangat keliru mengenai kekebalan dan ketahanan remaja berpengaruh terhadap konsep diri remaja. ditambah faktor – faktor lain seperti kemudahan Perubahan dalam hal yang menarik bagi dalam mengakses informasi, lingkungan keluarga dirinya dan hubungan dengan orang lain. yang konduktif ataupun lingkungan yang tidak Selama masa remaja banyak hal-hal yang sehat cenderung memberi dampak yang kurang menarik bagi dirinya dibawa dari masa baik bagi perkembangan remaja. disertai tidak kanak-kanak kematangan yakin akan digantikan diri dengan hal Banyak remaja yang merespon dengan sikap menarik yang baru dan lebih matang. Hal dan perilaku yang kurang wajar bahkan amoral ini juga dikarenakan adanya tanggung seperti kriminalitas, minum– minuman keras, jawab yang lebih besar pada masa remaja, penyalahgunaan obat terlarang dan pergaulan maka remaja diharapkan untuk dapat bebas. mengarahkan ketertarikan mereka pada Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga perilaku terjadi dalam hubungan dengan orang lain. kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Remaja tidak lagi berhubungan hanya Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja dengan individu dari jenis kelamin yang menurut Hurlock (1995) adalah sebagai berikut: 12 1. Mampu menerima keadaan fisiknya dan menyebabkan ketergantungan. Sedangkan memahami peran seks. Joewana (2007) menyebutkan Zat 2. Mampu membina hubungan baik dengan Akdiktif lainnya adalah zat yang tidak anggota kelompok yang berlainan jenis. termasuk dalam undang-undang narkotika 3. Mencapai kemandirian emosional dan maupun kemandirian ekonomi.. psikotrapika, tetapi sering menimbulkan masalah kesehatan atau di 4. Mengembangkan konsep dan keterampilan salahgunakan. intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai Minuman keras telah menjadi bagian yang anggota tak terpisahkan dari perjalanan panjang masyarakat. 5. Memahami dan peradaban manusia. Di negara Indonesia menginternalisasikan sendiri telah banyak dijumpai minuman nilai-nilai orang dewasa. keras 6. Mengembangkan perilaku tanggung jawab mengandung Widianarko dalam primaswari (2014) dunia dewasa. 7. Mempersiapkan diri Masa untuk menjelaskan memasuki remaja bahwa setelah melalui perjalanan sejarah yang amat panjang menurut barulah pada paruh pertengahan abad 18 Gunarsa dan Gunarsa (2006) memiliki para dokter di Inggris menemukan adanya tugas penting untuk mampu bergaul.Hal efek buruk alkohol terhadap kesehatan. ini memberikan implikasi bahwa remaja Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu harus mulai menjalin relasi dengan orang- peraturan mengenai penggunaan minuman orang diluar rumahnya, dalam hal ini yang keras sebagai Gin Act tahun 1751. menjadi sorotan adalah perilaku prososial. D. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol 1. yang alkohol seperti tuak, arak dan lainnya. sosial yang diperlukan untuk memasuki perkawinan. tradisional Penyalahgunaan alkohol telah menjadi Pengertian Minuman Beralkohol masalah hampir di setiap Negara di Minuman beralkohol menurut Darmawan seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol (2010) adalah minuman yang mengandung di setiap Negara berbeda-beda tergantung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan pada kondisi sosio kultural, pola religius, konsumsinya kekuatan ekonomi, serta bentuk kebijakan menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan dan regulasi alkohol di tiap negara. minuman keras dibatasi ke sejumlah 2. kalangan saja, umumnya orang-orang Penyalahgunaan Minuman Beralkohol Menurut yang telah melewati batas usia tertentu. Joewana penyalahgunaan (2007:21) NAPZA adalah yang bersifat Menurut Martono dalam Joewana (2007), penggunaan NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan Zat patologis, paling sedikit telah berlangsung adiktif lainnya) adalah obat/ bahan/ zat 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan yang bukan tergolong makanan, jika di gangguan dalam pekerjaan dan fungsi minum, di hisap, di hirup, di telan atau di sosial, Sedangan menurut Hawari (1991) suntikkan berpengaruh terutama pada penyalahgunaan kerja otak (susunan saraf pusat) dan sering pemakaian napza di luar indikasi medik, 13 napza NAPZA adalah tanpa petunjuk atau resep dokter, menyajikan secara langsung hakikat hubungan pemakaian sendiri secara teratur atau antara peneliti dan yang di teliti, lebih peka dan berkala sekurang-kurang selama 1 bulan. dapat menyesuaikan diri terhadap pendalaman masalah. Yaitu untuk Dari pengertian tersebut dapat penulis menyimpang simpulkan bahwa penylahgunaan alkohol Anak adalah pengunaan alkohol sebagai bahan fungsinya dengan pengguna alkohol di kalangan Muda Jalan Penelitian tujuan Kijang Lama Kota deskriptif bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial memberikan efek memabukan pada tubuh yang diteliti. Peneliti mendeskripsikan suatu yang lama-kelamaan akan mengakibatkan gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang gangguan fisik, mental dan sosial. dijadikan dasar ada atau tidaknya suatu gejala yang III. Metode Penelitian 1. perilaku Tanjungpinang. pengobatan yang di gunakan tidak sesuai dengan memahami diteliti (Slamet, 2006:7). Berdasarkan rumusan masalah penelitian indikator penyebab Jenis Penelitian penyalahgunaan minuman keras di kalangan anak Penelitian deskriptif merupakan penelitian mengeksplorasi, muda jalan kijang lama Kota Tanjungpinang. mengklarifikasi, menggambarkan, keadaan obyek Penelitian ini dipilih karena penelitian tentang atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masalah seperti ini masih langka, selain itu secara sistematis, penelitian ini mampu mengungkap berbagai faktual dan akurat mengenai suatu fenomena atau informasi kualitatif yang lebih berharga dari kenyataan sosial, fakta-fakta, sifat-sifat serta pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan dalam bentuk angka. Pendekatan triangulasi juga jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang digunakan untuk menguji keabsahan data dan berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. menemukan kebenaran objektif sesungguhnya. yang bertujuan untuk masyarakat, dan lain-lain) Metode ini sangat tepat untuk menganalisis Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma.Seorang peneliti kejadian tertentu disuatu tempat tertentu dan dalam kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara waktu eksplisit pemeriksaan atau tidak, menerapkan paradigma tertentu. Triangulasi adalah keabsahan data teknik yang tertentu sehingga penelitian menjadi terarah, yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data mana peneliti langsung turun turun ke lapangan untuk dengan tujuan latar belakang tingkah laku atau pembanding terhadap data tersebut. 2. perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian keperluan pengecekan atau sebagai Lokasi Penelitian maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia Peneliti mengambil lokasi di Jalan Kijang Lama merupakan hal yang pokok bagi penelitian Kota Tanjungpinang. Alasan mengapa peneliti kualitatif. ingin melakukan penelitian pada lokasi ini adalah Mengutamakan data langsung atau “first karena banyaknya warga yang membuka warung hand”.Penelitian kualitatif menuntut sebanyak atau menjual minum-minuman beralkohol secara mungkin kepada penelitinya untuk melakukan terang-terangan dan sendiri kegiatan penelitian di lapangan. fenomena yang Alasan memilih pendekatan ini apa peneliti terjadi ingin di melihat lingkungan masyarakat tersebut dalam hubungannya tentang adalah 14 minuman keras yang sedang marak – marak nya di penelitian. Informan peneliti dalam penelitian ini saat sekarang ini. Sepanjang pengetahuan peneliti adalah remaja yang berusia 16 sampai 18 tahun belum pernah ada yang melakukan penelitian di dan masih menjalani pendidikan. Informan yang daerah ini. Penulis juga memandang bahwa di jadikan dalam penelitian ini adalah remaja masalah itu merupakan masalah yang menarik, yang biasa mengkonsumsi minuman beralkohol. mengingat masalah pengaruh dengan kehidupan 5. Teknik dan Alat Pengumpul Data sosial serta memiliki relevansi dengan disiplin ilmu Teknik pengambilan data merupakan langkah sosiologi. paling strategis dalam penelitan, karena tujuan 3. Jenis Data utama dari penelitian adalah mendapatkan data. a. Data Primer Tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka Data ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam peneliti tidak akan mendapatkan data yang dengan informan serta melalui pengamatan selama memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiono, penelitian berlangsung.Dalam penelitian ini data 2007:62). Adapun teknik pengambilan data yang primer berupa data yang diperoleh dari masyarakat digunakan peneliti adalah sebagai berikut : setempat di Jalan Kijang Lama. b. a. Data sekunder Wawancara Dilakukan melalui tanya jawab secara langsung Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung kepada informan guna menjaring data yang dari sumbernya, data sekunder yang berupa bukti, dibutuhkan catatan atau laporan historis yang telah tersusun dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan data dari informan yang bersifat nilai, makna dan dan yang tidak dipublikasikan. pemahaman. dalam penelitian.teknik ini Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen dan kumpulan arsip tentang penelitian serta b. Observasi karakterisitik geografi yang semuanya digunakan Yakni pengamatan yang dilakukan menggunakan untuk membantu dalam menjelaskan data primer indra penglihatan tanpa menggunakan pertanyaan- yang digali melalui pembacaan berbagai arsip pertanyaan, metode ini dilakukan dengan cara maupun dokumen dari pihak terkait dan juga melakukan analisis dan memahami berbagai gejala beberapa referensi. yang berkaitan dengan objek penelitian melalui Bersumber sebagai data kualitatif merupakan pengamatan-pengamatan sumber dari deskripsi yang luas berlandasan kokoh, yang terjadi di lapangan. serta memuat penjelasan tentang proses-proses c. kondisi-kondisi nyata Dokumentasi yang terjadi pada lingkup setempat. Dengan data Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang kualitatif, kita dapat mengikuti dan memahami alur relevan dan berhubungan dengan permasalahan partisipasi secara kronologis, menilai sebab akibat penelitian. Data tersebut diperoleh data sekunder dalam lingkup pikiran orang-orang setempat serta berupa dokumen-dokumen secara tertulis, baik memperoleh berupa penjelasan yang banyak dan bermanfaat. 4. data statistik, peraturan perundang- undangan dan sebagainya yang bertujuan untuk Populasi dan Sampel melengkapi data primer. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan Ketiga teknik pengambilan data diatas sesuai istilah populasi dan sampel, melainkan Informan dengan yang dikemukakan oleh Catherine Marshall 15 dan Gretchen B. Rossmen (dalam Sugiono, d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan 2007:63) bahwa “The fundamental methods relied Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. on by qualitative researchers for gathering Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, information are, participation in the setting, direct yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. observation, document Antara display data dan penarikan kesimpulan reviews” (Dalam penelitan kualitatif, pengumpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam data adalah pengertian ini analisis data kualitatif merupakan wawancara upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus. untuk indepht interviewing, mendapatkan menggunakan observasi informasi langsung, mendalam dan dokumentasi). 6. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan Teknik Analisa Data kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran Analisa data yang digunakan oleh penulis adalah keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian analisis data kualitatif. Analisa kualitatif adalah kegiatan analisis yang terkait. suatu usaha penganalisaan yang dilakukan tanpa Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan menggunakan perhitungan-perhitungan melainkan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk dengan pemikiran atau pendapat kita alasan-alasan mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, yang dapat menunjang dalam penganalisaan di pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Yang mana peneliti akan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. melakukan proses penelitian sebagai berikut : a. Pengumpulan Data IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data merupakan bagian integral dari A. Karakteristik Informan kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data Sebelum peneliti mengkaji lebih jauh tentang pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Penyalahgunaan Alkohol pada Remaja, maka observasi, wawancara serta dokumentasi. terlebih dahulu peneliti uraikan karakteristik b. Reduksi Data responden yang menjadi sampel dalam penelitian Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, ini yaitu para remaja yang berada di daerah kijang pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan lama. transformasi data kasar yang muncul dari catatan- Karakteristik catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan mencakup kepada jenis kelamin responden, dan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat usia atau umur yang dimiliki oleh responden. ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat Jumlah responden penelitian yaitu Remaja yang gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya berada di wilayah kijang lama, yang berjenis dengan maksud menyisihkan data/informasi yang kelamin laki-laki berjumlah 10 responde. tidak relevan. ada perempuan sebagai responden dalam penelitian c. Display Data responden yang akan dilihat Tidak ini. Display data adalah pendeskripsian sekumpulan Dewasa informasi tersusun yang memberikan kemungkinan perubahan paradigma mengenai paham emansipasi adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan dan kesetaraan gender, dimana antara laki-laki dan tindakan melalui data yang disajikan berdasarkan perempuan pemahaman yang di dapat dari penyajian data mendapatkan perlakuan dan hak yang sama, begitu tersebut. pula dengan perlakuan yang adil. 16 ini masyarakat tidak ada sangat memahami diskriminasi untuk B. Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja hal-hal positif dari Pada zaman sekarang ini segala sesuatu sudah maju disekitarnya. Maka dari itu, penggunaan barang- dan berkembang. Segala sesuatu tersebut termasuk barang dunia hiburan dan bagaimana cara mendapatkan diberantas sehabis-habisnya, agar suatu negara hiburan. Diantara kita ada yang bersenang-senang dapat memiliki keadaan masyarakat dan budaya sebagaimana semestinya seperti pergi berlibur yang matang dan dapat membuat kemajuan ke arah dengan keluarga atau dengan teman-teman, jalan- yang lebih baik. Kemunduran dalam suatu negara jalan ke tempat hiburan dengan teman-teman, dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu bencana alam berbelanja, dan bencana moral. menonton bioskop, dan lain-lain. tersebut budaya haruslah dan masyarakat dihentikan bahkan Namun ada sebagian dari kita yang mendapatkan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan kesenangan dengan cara yang tidak semestinya bahwa Perilaku antisosial adalah perilaku yang seperti pergi ke diskotik setiap malam, bermabuk- tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan mabukan dengan alkohol, dan ada yang sampai kepribadian yang ditandai dengan melakukan menggunakan macam-macam jenis narkoba untuk pelanggaran terhadap norma yang ada. Penyebab menggarap kesenangan. Di lain sisi narkoba, terjadinya perilaku antisosial di sebabkan oleh alkohol, dan rokok juga digunakan oleh kalangan beberapa faktor yaitu faktor keluarga, faktor remaja sebagai tempat pelarian masalah. Dengan lingkungan tempat tinggal dan faktor lingkungan. menggunakan barang-barang tersebut pengguna 1. Faktor keluarga dapat merasakan kesenangan dan melupakan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang masalah mereka. terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang Hal-hal negatif tersebut tidak hanya dilakukan oleh yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di orang-orang bawah dewasa, tetapi kalangan remaja satu atap dalam saling merupakan wadah sekarang ini banyak yang mengkonsumsi hal-hal ketergantungan. tersebut. Generasi remaja adalah tulang punggung pembentukan pribadi anggota keluarga terutama bangsa meneruskan bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, kemajuan suatu bangsa kearah yang lebih baik. tetapi apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal, Remaja seharusnya mengisi waktu mereka dengan akan terbentuk seorang anak yang cenderung hal-hal yang positif dan mengukir prestasi. berperilaku antisosial. Jika kalangan remaja sekarang ini lebih banyak Ada beberapa penyebab keluarga gagal dalam menggunakan waktu mereka dengan bersenang- membentuk kepribadian remaja sehingga remaja senang dan mengkonsumsi barang-barang tersebut, memiliki perilaku anti sosial, Berikut ini adalah ketika mereka beranjak dewasa hal tersebut akan beberapa mereka bawa dan hal tersebut hanya akan membentuk kepribadian remaja : dan diharapkan dapat menambah populasi penggunaan narkoba, alkohol, a. Keluarga keadaan penyebab keluarga gagal dalam Hubungan Dengan Keluarga dan perokok di suatu negara dan akan hanya Hubungan yang baik dalam keluarga belum cukup membuat bangsa di suatu negara mengalami untuk membuat remaja terhindar dari perilaku kemunduran. antisosial khususnya Dalam mempersiapkan generasi muda ke arah yang minuman beralkohol, lebih baik, diperlukan juga kematangan masyarakat berdasarkan pernyataan 9 dari 10 informan yang dan budaya agar generasi muda dapat menggarap 17 dalam Hal ini mengkonsumsi penulis lihat menyatakan hubungan dengan keluarga sangat tempat tinggal yang membuat remaja kijang lama baik, mengkonsumsi minuman beralkohol. b. Waktu Bersama Keluarga a. Adanya tetangga atau teman bermain Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan yang mengkonsumsi sosial sangat besar perannya dalam membentuk beralkohol minuman pertahanan seseorang terhadap penyakit sosial Adanya tetangga sekitar yang mengkonsumsi dapat sejak dengan berpengaruh pada remaja yang menimbulkan rasa kegiatannya sendiri tanpa menyisihkan waktunya penasaran remaja untuk memcoba mengkonsumsi untuk memantau perkembangan anak merupakan minuman beralkohol sehingga menjadi kebiasaan. dini. Orang tua yang sibuk awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap b. Sulit menolak tawaran tetangga atau penyakit sosial khususnya mengkonsumsi minuman teman bermain untuk mengkonsumsi beralkohol. minuman beralkohol Setelah penulis mendeskripsikan seluruh hasil Lingkungan tempat tinggal memiliki wawancara faktor peranan dalam pembentukan kepribadian keluarga maka dapat diketahui bahwa keluarga seorang remaja, tentu saja karena ini turut menjadi penyebab penyalahgunaan alkohol merupakan hubungan langsung yang dikalangan remaja jalan kijang lama karena dari mempengaruhi perilaku seorang remaja. sekian banyak item pertanyaan yang penulis Lingkungan yang paling berhubungan lontarkan kepada informan, secara keseluruhan dengan tanggapan informan telah memperkuat bahwa lingkungan dimana dia tinggal dan waktu bersama keluarga, perilaku keluarga yang bersosialisasi terutama tetangga dan juga mengkonsumsi minuman beralkohol serta teman bermain. tidak adanya larangan oleh keluarga membuat Terkadang unutk dapat di terima dalam remaja di jalan kijang lama mengkonsumsi suatu kelompok, seorang remaja harus minuman beralkohol. mengikuti perilaku atau gaya hidup 2. bersama informan terkait Faktor Lingkungan Tempat Tinggal kondisi remaja adalah kelompok tersebut sehingga tidak di Lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan pungkiri seorang remaja mengikuti gaya dimana kita tinggal dan menjalin interaksi dengan hidup tetangga atau teman bermainnya, masyarakat khususnya sekitar kita satu sama lainnya. dalam mengkonsumsi lingkungan sekitar yang tidak baik dan dapat minuman beralkohol. Berkaitan dengan memberikan pengaruh buruk pada perkembangan hal dan pendidikan remaja. petanyaan Lingkungan Tempat Tinggal yang sudah tercemar sulitnya menolak tawaran tetangga atau oleh teman bermain untuk mengkonsumsi perilaku warga yang sudah terbiasa mengkonsumsi minuman berakohol menjadi salah ini penulis kepada telah mengajukan informan terkait minuman beralkohol. satu penyabab ke ikut sertaan remaja dalam 3. mengkonsumsi minuman berakohol, Hal ini di Sekolah merupakan salah satu tempat perkuat apabila di lingkungan tempat tinggal yang terdapat fasilitas yang menyediakan minuman kalangan anak-anak dan remaja, interaksi berakohol, Ada beberapa penyebab lingkungan yang terjadi di sekolah tentu tidak 18 Faktor Lingkungan Sekolah pastinya akan di lewati oleh selamanya baik. Hal ini berpengaruh kondisi lingkungan sekolah yang terhadap pribadi dan masa depan remaja kondusif menjadi peranan penting itu sendiri. dalam Berikut ini penulis sampaikan beberapa mencegah terjadinya hal-hal yang hal yang telah terjawab oleh informan tidak di inginkan, kendati fungsi guru pada saat wawancara terkait penyebab yang juga sebagai pengawas namun seorang remaja mengkonsumsi minuman tidak beralkohol. seluruh a. Adanya teman sekolah yang cukup untuk aktivitas murid guna mengawasi murid di sekolahnya. Hal ini perlu di tunjang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan infrastruktur yang memadai Dalam guna pergaulan remaja di meminimalisir terjadinya lingkungan sekolah, kebutuhan untuk perilaku menyimpang. dapat diterima merupakan suatu hal Dari seluruh hasil penelitian penulis tentang yang sangat mutlak sebagai mahluk penyalahgunaa alkohol di kalangan remaja jalan sosial. Setiap anak yang memasuki kijang lama di ketahui penyebab penyalahgunaan usia remaja akan dihadapkan pada minuman beralkohol di kalangan permasalahan penyesuaian diri di lama adalah faktor keluarga, faktor lingkungan lingkungannya di tempat tinggal dan faktor lingkungan sekolah. Hal lingkungan sekolah, karena sekolah ini di karenakan hampir kedseluruhan tanggapan merupakan salah satu sarana yang informan menentukan menkonsumsi minuman beralkohol dikarenakan terutama wawasan dan keperibadian remaja. Dari keseluruhan bahwa perilaku menyimpang A. Kesimpulan Dari hasil penelitan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa penyalahgunaan alkohol di sekolah namun perilaku menyimpang dapat masuk kalangan remaja di latar belakangi yaitu: Pengaruh kedalam lingkungan sekolah, terlihat dari keluarga dimana keluarga turut berperan dalam dari pembentukan kareteristik pribadi remaja terkhusus pengetahuan informan terkait adanya dalam mengkomsusmsi minuman beralkohol. Hal teman sekolah yang mengkonsumsi tersebut penulis analisakan berdasarkan tanggapan minuman beralkohol. Hal ini tentu dapat menjadi lainnya untuk penyebab ikut 7 (tujuh) orang responden yang tidak dilarang oleh remaja keluarganya untuk tidak mengkonsumsi alkohol, serta dalam hal ini juga diperkuat dengan adanya anggota mengkonsumsi minuman beralkohol Adanya peluang informan V. PENUTUP tidak hanya terjadi di luar lingkungan juga bahwa tanggapan mengkonsumsi minuman beralkohol ini menyatakan remja kijang oleh ketiga faktor tersebut. informan dapat penulis simpulkan b. pengawasan keluarga untuk yang turut mengkonsumsi alkohol sehingga hal ini mempengaruhi kepribadian sang mengkonsumsi minuman beralkohol anak yang masih labil. di sekolah 19 Kedua Lingkungan Tempat Tinggal, pengaruh Agar anak dapat mengalami tumbuh kembang yang lingkungan tempat tinggal terhadap perilaku anak baik dalam pembentukan perilakunya, orangtua sangat besar, hal ini penulis lihat dari banyaknya yang memilki latar belakang minum alkohol tidak anak yang mengkonsumsi minuman berakohol memberikan contoh perilaku minum alkohol pada bersama tetangganya yaitu berjumlah 8 (delapan) anak dan sebaiknya orangtua merubah perilaku orang dari 10 (sepuluh) orang, Salah pergaulan dan minumnya tersebut hinga berhenti mengkonsumsi pengaruh teman sebaya maupun teman yang lebih alkohol. tua yang memilki hobi mengkomsumsi minuman Guna memperbaiki perilaku anak/ remaja yang keras menjadi pemicu pengenalan remaja terhadap sudah alkohol Kondisi ini seharusnya sudah menjadi berakohol maka di harapkan kepada setiap orang perhatian khusus dikalangan pengamat perilaku untuk tegas dalam melarang dan ikut serta sosial dan perhatian khusus oleh pemerintah untuk mengawasi perilaku anaknya, hal ini di tujukan memperbaiki kehidupan masyarakat. untuk terlanjur mengkomsumsi memperkecil ruang minuman anak dam harapkan aktif mengkomsumsi minuman berakohol. Ketiga Lingkungan Sekolah, Pengaruh Sekolah 2. terhadap perilaku anak untuk mengkonsumsi minuman berakohol sangat besar, Bagi Instansi Pendidikan a. terutama Setiap Guru di berperan tidak hanya dalam proses pengaruhnya dari kawan yang juga telah atau belajar-mengajar namun juga dalam mengajak untuk mengkonsumsi alkohol, kondisi pengawasan kepada anak di jam lingkungan sekolah yang juga dapat memberi istirahat maupun di jam pulang kesempatan kepada para murid seperti tempat- sekolah. tempat tersembunyi untuk mengkonsumsi alkohol b. juga turut berperan, meskipun keberadaan guru Pengawasan teknologi dalam rangka pengawasan sebagai tenaga pengajar dan pengawas telah sangatlah penting khususnya pengamanan CCTV di melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin, lokasi yang di anggap rawan untuk namun tidak memberi efek yang signifikan mengkomsumsi minuman berakohol. terhadap perilaku anak untuk menjauhi alkohol. c. Bimbingan dan pengawasan terhadap Keberadan alkohol ditengah-tengah acara kumpul- anak yang di ketahui sudah terlanjur kumpul mengkomsumsi minuman berakohol seperti menjadi pelengkap untuk meramaikan suasana, sensasi yang didapat dari sangatlah minum alkohol membuat perkumpulan menjadi mengkomsumsi minuman berakohol lebih tidak meluas di kalangan siswa. mengasyikan. Hal ini tentunya harus 3. mendapat perhatian khusus dari para penyelenggara penting agar perilaku Bagi Pedagang Minuman Berakohol pendidikan guna mengawasi tindakan anak dengan Di harapkan kepada setiap pedagang yang menjual lebih ketat. minuman berakohol tidak berakohol B. Saran remaja, Karena minuman remaja merupakan generasi bangsa. Apabila pedagang minuman beralkohol menjual minuman beralkohol Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada remaja maka pedagang turut berperan dari hasil dan kesimpulan yang didapat: 1. kepada menjual Bagi Orang Tua 20 dalam merusak mental dan perilaku para generasi Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Ilmu perilaku kesehatan, cetakan pertama, Jakarta: Rineka cipta. bangsa. 4. Bagi Remaja Kebiasaan mengkomsumsi minuman berakohol dalah kebiasaan yang buruk dan harus di hindari, Selain buruk bagi kesehatan kebiasaan ini juga buruk bagi perilakun dan mental, Sehingga penulis berharap setiap remaja paham akan pentingnya menjauhi kebiasaan mengkomsumsi minuman Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta P.T Grafindo Persada Satya, Joewana. 2001. Narkoba. Penerbit Media Pressindo : Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Slamet, Yulius, 2006, Metode Penelitian Sosial. Surakarta : UNS Press Hawari, Dadang, 1991, Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif, Jakarta: Balai penerbit fakultas kedokteran, Universita Indonesia Soekanto, Soarjono. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Jakarta : Rajawali. Sudarsono, 1995, Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta Hawari, dadang, 2007, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif, jakarta: balai penerbit fakultas kedokteran, universita indonesia. Sugiyono.(2007) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET. Widjanarko, M, 1999, Seksualitas Remaja, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, UGM dan Ford Foundation Hurlock, Elizabeth. B., 1995. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Hutapea, Ronald, 1995, Aids & PMS & Perkosaan, Jakarta: Rineka cipta Wresniwiro, M., Sumarna, A.H., Wira, P., Sunandar, A., & Permana, D.1999.Masalah Narkotika, Psikotropika, Dan Obat-obat Berbahaya. Jakarta: Yayasan Mitra Bintibmas. Joewana, Satya, 2007, Narkoba: Petunjuk Peraktis bagi keluarga untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, Yogjakarta: media persada Yulius, Slamet, 2006, Metode Penelitian Sosial, Surakarta: UNS Press Karsono, Eddy, Drs.Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras.CV. YramaWidya, Bandung : 2004. Apriansyah, Arif. 2008.Dunia Remaja.(Online).http://www.Dunia Remaja.htm Kartono, Kartini, 2014, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali pers Darmawan, Steven, 2010, pengertian minuman keras dan dampaknya, (http://stevendarmawan.blogspot.co.id/201 0/01/pengertian-minuman-keras-dandampaknya.html, di akses tanggal 05 maret 2015) Makmun, Abin syamsuddin, 2003, Psikologi pendidikan, Bandung: PT Rosda karya remaja Nevid, Jeferry s., dkk. 2005, Psikologi Abnormal, Jakarta: Erlangga 21 Indraprasti, Devinthia dan Rachmawati, mira aliza, 2008, Hubungan antara kontrol diri dengan prilaku minumminuman keras pada reamaja lakilaki, (http://www.repository.uii.ac.id, di akses 12 januari 2015, 16.00 wib). Primaswari,widya, 2014, fenomena halal haramnya miras di kalangan Agama Islam, (http://widyaprimaswari.blogspot.c o.id/2014/07/fenomena-halalharamnya-miras-di.html?m=1, di akses tanggal 05 maret 2015) Setyawati, Tuti, 2010, Perilaku Anti Siosial, (http://tutisetyawati.blogspot.com/2 010/10/perilaku-anti-sosial.html, di akses tanggal 05 maret 2015) Silitonga, Ferry, 2010, Gangguan Kepribadian Antisosial (Psikopat), (http://sosbud.kompasiana.com/201 0/04/04/gangguan-kepribadianantisosial-psikopat/., Di akses tanggal 05 maret 2015) Widiyanti, E. 2007. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks pada Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba.http://www.resourc es.unpad.ac.id 22