ANALISIS HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM ATAS PERISTIWA PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA 2014 (Studi Kasus pada Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia) Indika Pintan Naurita1 Abstract : The purpose of this research is to investigate that each event have an information content for the Indonesian Stock Exchange or not, each event addressed by investors as good news or bad news, each events of Presidential Election on July 09th 2014 and the announcement event from the Commission of the results of the Presidential Election on July 22nd2014 addressed by the offender in the Indonesia Stock Exchange as the same event or differently. This study is an event study, which observed the abnormal return and trading volume activity for 7 days event window consisting of t-3 (pre-event, three days before the event), t0 (event-day, the day of the event), t+3 (post-event, three days after the event). This research based on secondary data collected from the Jakarta Stock Exchange and Capital Markets Data Center. The data that used in this research were the daily closing stock prices, abnormal return, the daily trading volume, and the number of shares trade. Sample used of this research were stocks listed in LQ 45 at the Jakarta Stock Exchange. The results of the analysis show the following: (1) The events of Presidential Election on July 9th 2014 proven by statistical test Paired sample T-test has information content. (2) The events of Presidential Election on July 09th 2014 addressed by market participants (investors) as bad news. (3) The Commission's announcement of Presidential Election event on July 22 nd 2014 proven by statistically test Paired sample T-test has no information content. (4) The event of announcement by Commission on the results of the presidential election on July 22nd 2014 addressed by market participants (investors) as good news. (5) The results of independent sample t-test analysis, showed that both events are addressed differently by the perpetrator in the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Event Study, Abnormal Return, Trading Volume Activity, LQ 45, Paired Sample T-test, independent sample T-test PENDAHULUAN Informasi adalah variabel penting yang menggerakkan pasar modal. Reaksi pasar modal saat sebuah peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dapat diukur dengan menggunakan metode Event Study. Tujuan event studies adalah untuk menguji reaksi pasar pada periode waktu observasi pada harga sekuritas seputar waktu terjadinya peristiwa (Peterson, 1989). Investor umumnya menaruh ekspektasi terhadap peristiwa politik yang terjadi dan ekspektasi akan tercermin pada fluktuasi harga saham di Bursa Efek (Jogiyanto, 2010). 1 Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected]) 1 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Salah satu peristiwa politik yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas di pasar modal Indonesia adalah peristiwa politik pemilihan presiden Indonesia tahun 2014. Dari peristiwa politik Pilpres 2014 ini, ada dua peristiwa yang penting dan krusial, peristiwa pertama yaitu peristiwa election day Pilpres yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 dimana hasil quick count setelah pemilihan berlangsung sangat krusial karena beberapa lembaga quick count hasilnya beragam dengan perbedaan yang sangat tipis seperti terlihat dalam gambar 1. Peristiwa kedua adalah pengumuman hasil keputusan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas presiden terpilih pada tanggal 22 Juli 2014. Disini menjadi peristiwa politik yang penting dan krusial karena kandidat yang kalah Pilpres yaitu Prabowo –Hatta tidak menerima hasil keputusan KPU tersebut dan melakukan gugatan atas hasil real count yang ditetapkan KPU tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Hasil pemilu yang telah ditetapkan oleh KPU tertera pada gambar.2. Dalam tesis ini, dari kedua peristiwa politik Pilpres Indonesia 2014, baik peristiwa election day maupun peristiwa pengumuman hasil real count yang ditetapkan KPU, akan diteliti dan diolah secara statistik induktif dengan paired sample t-test apakah peristiwa politik tersebut mempunyai kandungan informasi di Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut lagi, juga diuji dengan paired sample t-test apakah peristiwa politik tersebut disikapi oleh investor sebagai berita baik (good news) atau berita buruk (bad news). Pengujian selanjutnya dengan statistik induktif independent sample t-test apakah kedua peristiwa politik tersebut disikapi secara sama atau disikapi secara berbeda oleh para investor di Bursa Efek Indonesia. Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi dalam suatu peristiwa dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor (Jogiyanto, 2013:210). Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar (Trading Volume Activity). Menurut Jogiyanto (2013:278) menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan di pasar modal sebagai bentuk reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa, dapat memiliki dua arti. Jika volume perdagangan yang meningkat diakibatkan oleh peningkatan permintaan, hal itu mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut merupakan berita baik (good news) bagi para pelaku pasar, sedangkan apabila peningkatan volume perdagangan merupakan akibat dari peningkatan penjualan, maka dapat diartikan bahwa peristiwa tersebut merupakan kabar buruk (bad news). TELAAH KEPUSTAKAAN Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham. Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan 2 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Bilamana suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik. Dalam bidang keuangan, konsep Pasar Efisien didefinisikan pada aspek informasi. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010: 219). Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Jogiyanto, 2013: 547). Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Fama (1970) dalam Jogiyanto (2013) membagi efisiensi pasar modal berdasar tiga macam bentuk informasi, yaitu : Efisiensi Bentuk Lemah (Weak-Form), Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semistrong-Form), Efisiensi Bentuk Kuat (Strong-Form). Metode Event Study dikembangkan untuk mengukur dampak dari suatu peristiwa yang tak terduga terhadap harga saham. Pendekatan standar didasarkan pada estimasi model pasar untuk masing-masing perusahaan dan kemudian menghitung abnormal return (McWilliams dan Siegel, 1997). Senada dengan hal itu, Jogiyanto (2013) juga mendefenisikan event study sebagai studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Tujuan dalam event studies adalah untuk menguji reaksi pasar pada periode waktu observasi pada harga sekuritas seputar waktu terjadinya peristiwa (Peterson, 1989). Reaksi pasar akibat terjadinya suatu peristiwa biasanya mengamati perubahan harga saham yang diukur dengan adanya abnormal return. Sebagaimana disebutkan dalam Jogiyanto (2013) bahwa jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya, yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Abnormal return menurut Jogiyanto (2013) adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Abnormal return atau excess return ini merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return yang diharapkan oleh investor dengan mempertimbangkan tingkat risikonya. Selain itu, likuiditas saham merupakan suatu indikator reaksi pasar terhadap suatu pengumuman yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) atau Volume Aktivitas Perdagangan Saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Volume Aktivitas Perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu informasi. Pengujian reaksi pasar modal dengan menggunakan pendekatan Volume Aktivitas Perdagangan telah dilakukan oleh Jogiyanto (2010). 3 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 TVA ini digunakan untuk melihat apakah peristiwa Pilpres 2014 berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investor untuk melakukan perdagangan (pembelian atau penjualan saham) yang berbeda dari perdagangan normal, sehingga akan mendapatkan keuntungan tidak normal (abnormal return).. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga Pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan teknikal analisis yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi. Situasi politik akan sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham di Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau secara tehnikal juga mendukung apabila situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya. Demokrasi pasti ada perbedaan, jika perbedaan ini disikapi dengan arif dan berpikir dewasa maka akan menjadi persatuan yang kokoh, dan siapapun pemenangnya dalam pemilu akan mendapat dukungan untuk memajukan bangsa dan negara. Namun sebaliknya jika perbedaan yang ada disikapi dengan rasa emosional dan rasa permusuhan maka yang dikhawatirkan akan tejadi ketidakstabilan negara, apalagi sampai terjadi kerusuhan antar peserta pemilu yang melibatkan rakyat sampai ujungnya menghambat perkembangan perekonomian. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 (disingkat Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan umum ini akhirnya dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15%, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh suara sebesar 46,85% sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014. Dalam penelitian ini dibatasi pada peristiwa politik yaitu peristiwa Pilpres 2014 dan peristiwa pengumuman hasil Pilpres oleh KPU 2014. Jadi peristiwa non ekonomi selain politik seperti bencana alam, demonstrasi sosial (buruh, mahasiswa, ormas, dll) dan peristiwa ekonomi dianggap sebagai ceteris paribus dalam ruang lingkup penelitian ini. Ruang lingkup obyek penelitian untuk mengetahui bagaimana reaksi pelaku Bursa Efek Indonesia atas peristiwa politik Pilpres 09 Juli 2014 dan peristiwa politik pengumuman KPU atas hasil Pilpres pada tanggal 22 Juli 2014, pembatasan masalahnya hanya pada Bursa 4 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... Efek Indonesia khususnya emiten dari saham-saham unggulan yang masuk dalam indeks LQ45. Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian dalam tesis ini adalah: Untuk mengetahui apakah peristiwa pelaksanaan Pilpres tanggal 09 Juli 2014 mempunyai kandungan informasi atau tidak mempunyai kandungan informasi bagi Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui apakah peristiwa pelaksanaan Pilpres tanggal 09 Juli 2014 disikapi oleh investor sebagai berita baik (good news) atau sebagai berita buruk (bad news). Untuk mengetahui apakah peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres pada tanggal 22 Juli 2014 mempunyai kandungan informasi atau tidak mempunyai kandungan informasi bagi Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui apakah peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres pada tanggal 22 Juli 2014 disikapi oleh investor sebagai berita baik (good news) atau sebagai berita buruk (bad news). Untuk mengetahui apakah peristiwa pelaksanaan Pilpres tanggal 09 Juli 2014 dengan peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres pada tanggal 22 Juli 2014 disikapi secara sama atau disikapi secara berbeda oleh pelaku di Bursa Efek Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Periode peristiwa (event period) dalam penelitian ini adalah selama 7 hari terdiri tiga hari perdagangan saham sebelum peristiwa (t-3) hingga tiga hari perdagangan saham setelah terjadinya peristiwa (t+3) dan ada dua event yang akan diteliti. Event period selama hari diambil dengan harapan reaksi pasar sudah dapat diamati dan dianalisis selama periode tersebut (Yogiyanto, 2010). Ada dua peristiwa yang diteliti, yaitu : Peristiwa Election day Pilpres yang terjadi pada tanggal 9 Juli 2014, maka tanggal sample sebelum peristiwa adalah 04 Juli 2014, 07 Juli 2014, 08 Juli 2014, sedangkan tanggal sample sesudah peristiwa adalah 10 Juli 2014, 11 Juli 2014, 14 Juli 2014. Peristiwa pengumuman hasil Pilpres oleh KPU yang terjadi pada tanggal 22 Juli 2014, maka tanggal sample sebelum peristiwa adalah 17 Juli 2014, 18 Juli 2014, 21 Juli 2014, sedangkan tanggal sample sesudah peristiwa adalah 23 Juli 2014, 24 Juli 2014, 25 Juli 2014. Periode waktu tersebut dipilih sebab dalam rentang waktu tersebut merupakan waktuwaktu yang rawan dari para pelaku saham untuk mengambil ancang-ancang berspekulasi dalam melakukan transaksi jual beli saham. Alasan dipilih periode ini terutama untuk menghindari peristiwa-peristiwa lain yang akan menyebabkan perubahan pada harga saham dan volume perdagangan saham (Jogiyanto, 2013). 5 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan sumber data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti angka, grafik, diagram, gambar, dan lain lain sehingga data tersebut lebih informatif bagi pihak yang membutuhkan (Sugiyono, 1999). Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data perdagangan saham harian perusahaan LQ-45 yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemakaian sampel saham LQ 45 karena penelitian ini berdasarkan event study terutama untuk periode harian, sehingga memerlukan emiten-emiten yang bersifat likuid dengan kapitalisasi terbesar sehingga pengaruh suatu peristiwa dapat diukur dengan segera dan relatif akurat. Data abnormal return dan data volume perdagangan saham harian diperoleh secara historis, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung melainkan dari pihak lain dan sudah dalam bentuk publikasi. Data diperoleh dari berbagai sumber diantaranya: ICMD, Publikasi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id), dan http//www.yahoo.finance.com Menurut klasifikasi pengumpulan, jenis data penelitian adalah data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu atau kronologis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tanggal Pilpres 2014 dan tanggal pengumuman hasil Pilpres oleh KPU digunakan sebagai event date (t0). Harga saham penutupan harian selama periode penelitian untuk tiap saham yang termasuk dalam daftar LQ 45. Data abnormal return. Data volume perdagangan saham harian. Indeks LQ 45. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam saham LQ 45 selama periode peristiwa, yaitu sebanyak 45 emiten. Selain karena faktor likuiditas emiten, saham LQ 45 juga merupakan saham yang aktif diperdagangkan. Pemilihan Indeks LQ 45 sebagai objek penelitian diharapkan dapat merepresentasikan hasil penelitian yang lebih akurat. Selanjutnya untuk penentuan sampel didasarkan pada kriteria yaitu saham-saham harus selalu aktif diperdagangkan setiap hari selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sebanyak 45 emiten sebagai objek penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis event study yaitu suatu studi tentang pergerakan return saham yang terjadi disekitar peristiwa sistematis tertentu terutama pengumuman atau peristiwa yang diduga memberikan informasi bursa tentang suatu perusahaan (Jogiyanto, 2010). Sedangkan event study pada penelitian ini adalah reaksi pasar modal Indonesia terhadap adanya peristiwa politik pemilihan presiden yang dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2014. Pada penelitian ini mengamati pergerakan harga saham di Bursa Eefek Indonesia untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa, dan menganalisis perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah peristiwa. 6 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... Untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Metodologi untuk event study umumnya mengikuti prosedur sebagai berikut: ( Jogiyanto, 2010) Mengumpulkan sampel perusahaan yang mempunyai suatu peristiwa yang ingin diteliti. Menentukan dengan tepat hari atau tanggal pengumuman dan menentukan sebagai hari 0. Menentukan periode penelitian atau event window. Untuk setiap sampel perusahaan dilihat return pada masing-masing satuan periode. Menghitung abnormal return dari return yang sudah didapatkan untuk tiap perusahaan. Menghitung rata-rata abnormal return untuk masing-masing satuan periode untuk keseluruhan sampel. Menghitung abnormal return kumulatif dari awal periode. Menghitung Trading Volume Activity untuk setiap perusahaan. Menghitung rata-rata trading volume activity untuk masing-masing satuan periode untuk keseluruhan sampel. Menghitung trading volume activity kumulatif dari awal periode Model yang akan digunakan untuk mengestimasi return ekspektasi adalah market adjusted model. Model disesuaikan pasar (Market-adjusted Model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. E[Ri,t] = Rm,t Dimana: 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 𝑅𝑚,𝑡 = 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 Keterangan Rm.t = Actual return pasar yang terjadi pada periode peristiwa ke- t. IHSGt = Indeks harga saham gabungan yang terjadi pada periode peristiwa ke-t. IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan yang terjadi pada periode peristiwa ke- t Volume perdagangan dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : ∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 𝑡 𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 = ∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖 𝑦𝑎 𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 𝑡 Setelah TVA masing-masing diketahui, kemudian dihitung rata-rata perdagangan relatif saham dengan menggunakan cara: ∑𝑖𝑘 𝑖−𝑙 𝑇𝑉𝐴𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑉𝐴 = 𝑛 Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Periode Estimasi (Estimation Period) dan Jendela Peristiwa (Event Window). Periode estimasi yang digunakan untuk mengetahui koefisien regresi antara α dan β adalah selama 1 tahun. Jendela peristiwa selama 7 hari, terdiri dari t-3 (pre-event, 3 hari sebelum peristiwa), t0 (event-day, hari terjadinya peristiwa), t+3 (post-event, 3 hari setelah peristiwa). 7 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN Pengujian Hipotesa Pertama Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah Pilpres pada tanggal 09 Juli 2014 di Bursa Efek Indonesia. Setelah diketahui rata rata abnormal return (AAR) pada periode sebelum dan sesudah Pilpres, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired sample t- test). Pembentukan hipotesanya : H0 = Tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pelaksanaan Pilpres 09 Juli 2014 Ha = Ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pelaksanaan Pilpres 09 Juli 2014 Hasil pengujian hipotesa dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Uji Statistik Rata Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pilpres Paired Samples Test Paired Differences t Mean Std. Std. 95% Confidence Deviati Error Interval of the on Mean Difference Lower Upper SblmP ilpres - ,00636 ,002081 ,001201 ,00118 Pair 1 ,0115307671 StlhPil 00000 5139 7626 92329 pres Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) df Sig. (2tailed) 5,2 2 92 Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel Dari tabel 1 terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 5.292. Tabel 2. T-Tabel Hipotesa Pertama d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1% satu sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05% 1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619 2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599 3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924 4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610 5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869 6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959 7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408 8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041 Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) 8 ,034 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... Berdasarkan perhitungan t tabel dengan n=7, df two tailed test 5% diperoleh nilai sebesar 2,365. Gambar 1. Kurva Distribusi Normal Hipotesis Pertama H0 ditolak H0 ditolak H0 diterima -2.365 2.365 5.292 Karena t hitung terletak pada daerah H0 ditolak, maka dapat disimpulkan secara statistik ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan abnormal return sesudah peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test banwa ada kandungan informasi yang berarti peristiwa (event study Pilpres 09 Juli 2014) berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas Dari tabel 4.5 berdasarkan hasil olah data SPSS paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.034 (dengan signifikansi 2 tailed test) dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan abnormal return sesudah peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test bahwa ada kandungan informasi yang berarti peristiwa (event study Pilpres 09 Juli 2014) berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Pengujian Hipotesa Kedua Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah Pilpres pada tanggal 09 Juli 2014 di Bursa Efek Indonesia. Setelah diketahui rata rata trading volume activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah Pilpres, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired sample t- test). Pembetukan hipotesanya H0 = Tidak ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa pelaksanaan Pilpres 09 Juli 2014 Ha = Ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa pelaksanaan Pilpres 09 Juli 2014 Hasil pengujian hipotesa dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : 9 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Tabel 3. Hasil Uji Statistik Rata Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pilpres Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2tailed) Mean Std. Std. 95% Confidence Deviati Error Interval of the on Mean Difference Lower Upper SblmPil pres - ,00590 ,002346 ,001354 ,00007 4,3 Pair 1 ,0117302188 2 ,049 StlhPilpr 06667 7105 8740 11145 55 es Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel Dari tabel 3 terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 4.355. Berdasarkan perhitungan t tabel dengan n=7, df two tailed test 5% diperoleh nilai sebesar 2,365. Gambar 2. Kurva Distribusi Normal Hipotesis Kedua H0 diterima H0 ditolak -2.365 H0 ditolak 2.365 4.355 Karena t hitung terletak pada daerah H0 ditolak, maka dapat disimpulkan secara statistik ada perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan TVA sesudah peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di bursa efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) Pilpres 09 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas Dari tabel 3 berdasarkan hasil olah data SPSS paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.049 (dengan signifikansi 2 tailed test) dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan 10 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... trading volume activity sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan TVA sesudah peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample Ttest ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di bursa efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) Pilpres 09 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Perhitungannya dalam tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Hasil Perbandingan Rata Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pilpres Sebelum Pilpres Setelah Pilpres Tren 0,008626 0,002725 Turun Sumber : Output Excel (Data diolah, 2016) Dari tabel 4 diatas terlihat rata-rata TVA sebelum peristiwa (0,008626) dibandingkan dengan rata-rata TVA sesudah peristiwa (0,002725) terlihat terjadi penurunan yang hal ini mengindikasikan para investor lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya dibanding pembelian saham terlihat dari tren yang menurun. Tren yang menurun ini mengindikasikan peristiwa Pilpres disikapi oleh pelaku pasar (investor) sebagai berita buruk (bad news). Hasil quick count yang berbeda dari beberapa lembaga independen dan stasiun televisi yang cenderung tidak independen dan menjadi corong kampanye kemenangan salah satu kandidat disikapi oleh pelaku pasar modal terutama investor sebagai berita buruk (bad news) dimana investor lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya daripada pembelian saham. Pengujian Hipotesa Ketiga Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah Pengumuman KPU atas hasil Pilpres pada tanggal 22 Juli 2014 di Bursa Efek Indonesia. Setelah diketahui rata rata abnormal return (AAR) pada periode sebelum dan sesudah Pengumuman KPU atas hasil Pilpres, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired samples test). Pembentukan hipotesanya : H0 = Tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014. Ha = Ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014. Hasil pengujian hipotesa dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut : 11 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Tabel 5. Hasil Uji Statistik Rata Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman KPU atas hasil Pilpres Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval Deviatio Mean of the Difference n Lower Upper SblmK ,0008847 ,00051081 ,0021378653 PU - ,0000600 599 63 ,0022578 Pair 1 StlhKP 000 653 U Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) t df Sig. (2tailed ) 2 ,11 7 ,917 Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel Dari tabel 5 terlihat bahwa nilai t hitung sebesar -0.117. Berdasarkan perhitungan t tabel dengan n=7, df two tailed test 5% diperoleh nilai sebesar 2,365. Gambar 3. Kurva Distribusi Normal Hipotesis Ketiga H0 diterima -0.117 H0 ditolak -2.365 H0 ditolak 2.365 5.292 Karena t hitung terletak pada daerah H0 diterima, maka dapat disimpulkan secara statistik tidak ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 dengan abnormal return sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test tidak ada kandungan informasi. Hal ini mengindikasikan peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 tidak berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas Dari tabel 5 berdasarkan hasil olah data SPSS paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.917 (dengan signifikansi 2 tailed test) dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 12 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... Juli 2014 dengan abnormal return sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test tidak ada kandungan informasi. Hal ini mengindikasikan peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 tidak berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Fakta di lapangan bisa jadi karena proses hitung manual (real count) oleh KPU dimana tiga hari menjelang pengumuman sudah hampir 100% sehingga sudah bisa diketahui oleh publik pasangan kandidat Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres yang disikapi bukan lagi sebagai peristiwa yang mempunyai kandungan informasi oleh para pelaku di Bursa Efek Indonesia di 7 hari sekitar (sebelum dan sesudah) peristiwa pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. Pengujian Hipotesa Keempat Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 di Bursa Efek Indonesia. Setelah diketahui rata rata trading volume activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan (paired samples test). Pembetukan hipotesanya H0 = Tidak ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 Ha = Ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 Hasil pengujian hipotesa dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Statistik Rata Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman KPU atas hasil Pilpres Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval Deviatio Mean of the Difference n Lower Upper SblmK ,0001878 ,00010848 -,0000359109 PU - ,0005026 945 09 ,0009694 Pair 1 StlhKP 667 224 U Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) t df Sig. (2tailed ) 2 4,63 4 ,044 Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel Dari tabel 6 terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 4.634. Berdasarkan perhitungan t tabel dengan n=7, df two tailed test 5% diperoleh nilai sebesar 2,365. 13 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Gambar 4. Kurva Distribusi Normal Hipotesis Keempat H0 diterima H0 ditolak -2.365 H0 ditolak 2.365 4.355 Karena t hitung terletak pada daerah H0 ditolak, maka dapat disimpulkan secara statistik ada perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 dengan TVA sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di Bursa Efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas Dari tabel 6 berdasarkan hasil olah data SPSS paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.044 (dengan signifikansi 2 tailed test) dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 dengan TVA sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di Bursa Efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Perhitungannya dalam tabel 7 berikut ini : Tabel 7. Hasil Perbandingan Rata Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pilpres Sebelum Pilpres Setelah Pilpres Tren 0,002752 0,003255 Naik Sumber : Output Excel (Data diolah, 2016) Dari tabel 7 diatas terlihat rata-rata TVA sebelum peristiwa (0,002752) dibandingkan dengan rata-rata TVA sesudah peristiwa (0,003255) terlihat terjadi 14 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... peningkatan yang hal ini mengindikasikan para investor lebih dominan melakukan aksi pembelian saham dibanding penjualan sahamnya terlihat dari tren yang meningkat. Tren yang meningkat ini mengindikasikan peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 disikapi oleh pelaku pasar (investor) sebagai berita baik (good news). Hasil rekapitulasi perhitungan suara secara manual oleh KPU yang menjelang pengumuman sudah mendekati 100% dan dianggap sebelum diumumkan KPU masyarakat sudah mengetahui informasi yang menjadi pemenang Pilpres disikapi oleh pelaku pasar modal terutama investor sebagai berita baik (good news) dengan lebih dominan melakukan aksi pembelian saham daripada penjualan saham yang dimilikinya. Pengujian Hipotesa Kelima Hipotesis kelima menyatakan bahwa peristiwa Pilpres 09 Juli 2015 adalah tidak identik dengan peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya dilakukan uji independent sample T-test. Pembetukan hipotesanya H0 = Rata-rata populasi peristiwa Pilpres 09 Juli 2015 adalah identik dengan ratarata populasi peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 Ha = Rata-rata populasi peristiwa Pilpres 09 Juli 2015 adalah tidak identik dengan rata-rata populasi peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 15 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Tabel 8. Hasil Pengujian independent Sample T-Test antara 2 Peristiwa Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence (2Differen Error Interval of the tailed) ce Differen Difference ce Lower Upper Equal ,367 ,556 1,35 12 ,020 ,0021014 ,001548 ,0054757 variances 7 3 69 ,0012728 3 assumed 7 AR Equal 1,35 11,79 ,020 ,0021014 ,001548 ,0054821 variances not 7 8 3 69 ,0012793 6 assumed 0 Equal 3,07 ,105 -,167 12 ,870 ,000826 ,0016634 variances 3 ,0001380 79 ,0019394 1 0 1 TV assumed A Equal -,167 7,864 ,872 ,000826 ,0017743 variances not ,0001380 79 ,0020503 3 assumed 0 3 Sumber : Output SPSS 21 (Data diolah, 2016) Dari output SPSS diatas, terlihat bahwa t hitung untuk Abnormal return dengan Equal varians not assumed adalah 1.357 dengan probabilitas 0,020. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,020/2 = 0,010. Karena 0,010 lebih besar dari 0,025 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kedua peristiwa Pilpres tersebut disikapi secara berbeda oleh pelaku di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya sejalan dengan hasil uji statistik di pengujian hipotesa pertama dan hipotesa ketiga dimana untuk peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 mempunyai kandungan informasi, sedangkan untuk peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 tidak mempunyai kandungan informasi. Sedangkan t hitung untuk trading volume activity dengan equal varians not assumed adalah -0,167 dengan probabilitas 0,872. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,872/2 = 0,436. Karena 0,436 lebih besar dari 0,025 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua peristiwa Pilpres tersebut disikapi secara sama oleh pelaku di Bursa Efek Indonesia khususnya oleh investor dalam aktivitas transaksi jual belinya (trading volume activity). Hal ini sejalan dengan hasil pengujian pada hipotesa kedua dan pengujian hipotesa keempat, dimana keduanya terbukti secara statistik mempengaruhi perilaku investor dalam transaksinya. Tetapi kedua peristiwa tersebut disikapi secara berbeda oleh investor. Dimana untuk peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 disikapi sebagai berita buruk (bad news) dimana investor lebih banyak melepas saham yang dimilikinya dan untuk peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 disikapi oleh investor sebagai berita baik (good news) dimana investor lebih banyak melakukan pembelian saham dari pada menjual saham yang telah dimilikinya. 16 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari Pilpres 09 Juli 2014 dan Pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada saham-saham LQ-45 di BEI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesa pertama dari data SPSS nilai probabilitas 0.034 (signifikansi 2 tailed test) lebih kecil dari 0.05 maka H 0 ditolak artinya, ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan abnormal return sesudah Pilpres yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada kandungan informasi yang berarti peristiwa (event study Pilpres 09 Juli 2014) berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian hipotesa kedua dari data SPSS nilai probabilitas 0.049 (signifikansi 2 tailed test) lebih kecil dari 0.05 maka H 0 ditolak artinya, ada perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 dengan TVA sesudah Pilpres yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di bursa efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) Pilpres 09 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Dari rata-rata penghitungan TVA sebelum peristiwa (0,008626) dibandingkan dengan ratarata TVA sesudah peristiwa (0,002725) terlihat terjadi penurunan yang hal ini mengindikasikan para investor lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya dibanding pembelian saham terlihat dari tren yang menurun. Tren yang menurun ini mengindikasikan peristiwa Pilpres disikapi oleh pelaku pasar (investor) sebagai berita buruk (bad news). Hasil quick count yang berbeda dari beberapa lembaga independen dan stasuin televisi yang cenderung tidak independen dan menjadi corong kampanye kemenangan salah satu kandidat disikapi oleh pelaku pasar modal terutama investor sebagai berita buruk (bad news) dimana investor lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya daripada pembelian saham. Berdasarkan hasil pengujian hipotesa ketiga dari data SPSS nilai probabilitas 0.917 (signifikansi 2 tailed test) lebih besar dari 0.05 maka H 0 diterima artinya, tidak ada perbedaan abnormal return sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 dengan abnormal return sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test tidak ada kandungan informasi. Hal ini mengindikasikan peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 tidak berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia. Fakta di lapangan bisa jadi karena proses hitung manual (real count) oleh KPU dimana tiga hari menjelang pengumuman sudah hampir 100% sehingga sudah bisa diketahui oleh publik pasangan kandidat Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres yang disikapi bukan lagi sebagai peristiwa yang mempunyai kandungan informasi oleh para pelaku di Bursa Efek Indonesia di 7 hari sekitar (sebelum dan sesudah) peristiwa pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU. 17 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Berdasarkan hasil pengujian hipotesa keempat dari data SPSS nilai probabilitas 0.044 (signifikansi 2 tailed test) lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak artinya, ada perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 dengan TVA sesudah pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 yang artinya terbukti secara uji statistik Paired sample T-test ada reaksi investor melakukan transaksi jual beli di Bursa Efek Indonesia akibat dari adanya peristiwa (event study) pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014. Lebih lanjut untuk mengetahui apakah reaksi para investor di Bursa Efek Indonesia lebih dominan melakukan aksi penjualan sahamnya yang merupakan bad news ataukah yang lebih dominan melakukan aksi pembelian saham yang merupakan good news. Dari penghitungan rata-rata TVA sebelum peristiwa (0,002752) dibandingkan dengan rata-rata TVA sesudah peristiwa (0,003255) terlihat terjadi peningkatan yang hal ini mengindikasikan para investor lebih dominan melakukan aksi pembelian saham dibanding penjualan sahamnya terlihat dari tren yang meningkat. Tren yang meningkat ini mengindikasikan peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 disikapi oleh pelaku pasar (investor) sebagai berita baik (good news). Hasil rekapitulasi perhitungan suara secara manual oleh KPU yang menjelang pengumuman sudah mendekati 100% dan dianggap sebelum diumumkan KPU masyarakat sudah mengetahui informasi yang menjadi pemenang Pilpres disikapi oleh pelaku pasar modal terutama investor sebagai berita baik (good news) dengan lebih dominan melakukan aksi pembelian saham daripada penjualan saham yang dimilikinya. Berdasarkan hasil pengujian hipotesa kelima dari data SPSS uji independent sample t – test atas dua peristiwa, terlihat bahwa t hitung untuk Abnormal return dengan Equal varians not assumed adalah 1.357 dengan probabilitas 0,020. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,020/2 = 0,010. Karena 0,010 lebih besar dari 0,025 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kedua peristiwa Pilpres tersebut disikapi secara berbeda oleh pelaku di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya sejalan dengan hasil uji statistik di pengujian hipotesa pertama dan hipotesa ketiga dimana untuk peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 mempunyai kandungan informasi, sedangkan untuk peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 tidak mempunyai kandungan informasi. Sedangkan t hitung untuk trading volume activity dengan equal varians not assumed adalah -0,167 dengan probabilitas 0,872. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,872/2 = 0,436. Karena 0,436 lebih besar dari 0,025 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua peristiwa Pilpres tersebut disikapi secara sama oleh pelaku di Bursa Efek Indonesia khususnya oleh investor dalam aktivitas transaksi jual belinya (trading volume activity). Hal ini sejalan dengan hasil pengujian pada hipotesa kedua dan pengujian hipotesa keempat, dimana keduanya terbukti secara statistik mempengaruhi perilaku investor dalam transaksinya. Tetapi kedua peristiwa tersebut disikapi secara berbeda oleh investor. Dimana untuk peristiwa Pilpres 09 Juli 2014 disikapi sebagai berita buruk (bad news) dimana investor lebih banyak melepas saham yang dimilikinya dan untuk peristiwa pengumuman KPU atas hasil Pilpres 22 Juli 2014 disikapi oleh investor sebagai berita baik (good news) dimana investor lebih banyak melakukan pembelian saham dari pada menjual saham yang telah dimikinya. 18 Naurita : Analisis Harga Saham dan ... Saran Dalam menentukan expected return dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model, padahal masih ada dua model lagi yang dikemukakan oleh Brown and Warner (1985) yaitu market model dan means adjusted model. Sebagai saran bagi penelitian selanjutnya dalam menentukan expected return bisa digunakan market model atau means adjusted model. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah abnormal return dan trading volume activity (TVA). Sebagai saran bagi penelitian selanjutnya bisa menambahkan variabel lainnya seperti ditambahkan risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko nilai tukar, dan risiko lainnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Alim, Elizabeth dkk. 2002. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study:Peristiwa Pelantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI ke 5)”. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Kristen Petra. Brown and Warner. 1985. Measuring security price performance, Journal of financial economics, - Elsevier Eugene, Fama F., 1991, “Efficient Capital Market II”, Journal of Finance Vol.XLVI No.5 December Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, BPFE Universitas Diponegoro Semarang Gunawan, Barbara, 2001, “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Studi Peristiwa Peledakan Bom di Gedung BEJ). Tesis Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan) Jogiyanto H. M. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto H. M.. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Lamasigi, Treisye A., 2002, “Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Pergantian Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001: Kajian Terhadap Return Saham LQ 45 di PT. Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi 5 Semarang Mackinlay A. Craig, 1997, “Event Studies in Economics and Finance”, Journal of Economics Literature Vol.XXXV March Mansur, Iqbal, et. Al, 1989, “The Relationship Between the Equity Return Levels of Airline Companies and Unanticipated Events: The Case of the 1979 DC-10 Grounding”, Logistics and Transportation Review Vol.25 No.4 December Morse, Dale, 1981, “Price and Trading Volume Reaction Surrounding Earning Announcements: A Closer Examination”, Journal of Accounting Research Autumn Na’im, Ainun., 1997, “Peran Pasar Modal dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia”, Kelola Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nurhayatie, Tatiek, et Al, 1999, “Reaksi Harga Saham di BEJ Terhadap Pengumuman Pergantian Kepemimpinan Soeharto”, Jurnal Bisnis Strategi Vol.4 Tahun III 19 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 01-20 Peterson, Pamela P, 1989, “Event Studies: A Review of Issues and Methodelogy”, Quarterly Journal of Business and Economics Vol.28 No.3 Summer Priyadi, Maswar P., 2000, “Reaksi Pasar Modal Atas Pemilihan Presiden, Wakil Presiden, dan Kabinet Persatuan”, Ekuitas Vol.4 No.1 Maret McWilliams and Siegel (1997), Event studies in management research: Theoretical and empirical issues, Academy of management journal, 1997 - amj.aom.org. Marwan A. Suryawijaya dan Faizal A. Setiawan. 1998. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996)”. Kelola. Vol. 7. No. 18: 137 – 253. Neni Meidawati dan Mahendra Harimawan. 2004. “Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham LQ- 45 di BEJ”. Sinergi. Vol. 7. No. 1: 113 - 125. Purboyono, Temmy, 2002, “Pengaruh Peristiwa pada Reshuffle Kabinet Persatuan Nasional Terhadap Reaksi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan) Rachmawati, Eka N., 2001, “Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Vol.1 No.2 Agustus Ria, Aseptin. 2011. “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study : Pada Peristiwa Mundurnya Sri Mulyani Indrawati Sebagai Menteri Keuangan)”. Binar Akuntansi. Vol. 1. No. 1: 14-22. Roni, Ignatius, 2002, “Perilaku Harga Saham: Pengamatan Sebelum dan Sesudah Peristiwa Peledakan Bom di BEJ Tanggal 13 September 2000, Simposium Dwi Tahunan Komisi A Sugiono, 1999, Statistika Untuk Penelitian, Ed. 1, Alfa Beta, Bandung Suryawijaya, Marwan A., 1996, “U.S. Multinationals’ Stock Price Reaction To Host Country’s Governmental Change (The Case of Prime Minister Takeshita’s Resignation), Kelola Vol.V No.11 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta --------------------------------, 2001, “Implementasi UU Perpajakan Tahun 1994 dan Implikasinya Terhadap Perilaku Harga Saham”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.4 No.2 Mei http://finance.yahoo.com/ http://www.idx.co.id/ 20