BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aneka jajanan khas dengan keunikannya masing-masing tersebar di berbagai sudut kota dan di lokasi-lokasi strategis seperti lingkup perkantoran, sekolah, tempat berbelanja, juga tempattempat nongkrong. Berbagai macam makanan ringan sampai makanan yang berat tersaji di etalase dengan tatanan yang menarik pembeli untuk segera menyantapnya. Makanan jajanan mempunyai fungsi sosisal ekonomi yang cukup penting, dalam arti pengembangan makanan jajanan dapat meningkatkan sosial ekonomi pedagang. Di samping itu, makanan jajanan memberikan kontribusi gizi yang nyata terhadap konsumen tertentu (Persagi, 1992). Karena tempatnya yang strategis dan harganya juga terjangkau, para pedang kaki lima tidak pernah sepi pengunjung, sejak pagi hari (sekitar jam 06.00) sampai tengah malam bahkan pagi hari lagi tetap ada yang menjajakan dagangannya dan tentu saja tetap ada pembelinya. Pembeli pun beragam mulai dari orang yang sudah lanjut, dewasa, remaja, hingga anak-anak pun rajin menyantap jajanan yang memang menggiurkan itu. Para konsumen menikmati jajanan tersebut dengan lahap dan nikmat tanpa mengetahui bahayanya. Seperti kuman-kuman yang ada pada makanan tersebut, dan kebersihan pada tempat atau wadah makanan yang digunakan. Selain faktor tersebut, campuran bahan-bahan kimia berbahaya pada makanan tersebut pun harus diperhatikan. Karena sudah banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan jajanan tersebut mengandung zat kimia yang membahayakan kesehatan tubuh kita. (Dokter sehat, 2012) Contoh saja rodhamin B yang biasa digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas, banyak digunakan dengan dosis yang kadang melebihi dosis seharusnya. Zat pengawet seperti formalin yang biasa digunakan sebagai disinfektan untuk membuat makanan tahan lama, tidak cepat basi. Jika zat tersebut terus-menerus terkonsumsi secara berlebihan, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kanker dan kerusakan pada beberapa organ tubuh lainnya (Nopiyanti, 2011). Hal ini tidak pernah disadari oleh para konsumen, mereka tetap saja jajan dan jajan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam karya tulis ini sebagai berikut : a. Apakah pengertian dari makanan jajanan? b. Apa saja zat kimia berbahaya bagi tubuh? c. Bagaimanakah cara membedakan makanan yang mengandung zat berbahaya dengan yang tidak? d. Apa pengaruhnya bagi kesehatan tubuh bila mengonsumsi makanan jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya? 1.3 Tujuan Dibahasnya permasalahan ini dengan tujuan sebagai berikut : a. Menginformasikan betapa berbahayanya mengonsumsi makanan yang mengandung zat kimia berbahaya. b. Agar masyarakat bisa memilih dan mengonsumsi makanan yang sehat yaitu yang tidak mengandung zat kimia berbahaya. 1.4 Pembatasan Masalah Makanan jajanan sangatlah beragam. Untuk menghindari kesalahpahaman, pada karya tulis ini hanya akan membahas beberapa zat kimia berbahaya pada makanan serta pengaruhnya bagi kesehatan. 1.5 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikemukakan pada karya tulis ini diperoleh melalui studi pustaka dengan banyak membaca buku yang sesuai dengan tema yang dipilih, juga membaca artikel pada surat kabar, majalah, atau internet, juga menyimak dari media elektronik. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Makanan Jajanan Jajan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di kota kota besar, maupun di pedesaan. Konsumsi jajan di masyarakat diperkirakan akan terus meningkat karena makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Kelebihan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, dan penyajiannya yang cepat, serta rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat. (Winarno, 1997) Banyak sekali pedagang yang berjualan di pinggir jalan, dan menawarkan barang dagangannya yang terlihat sangat nikmat. Pedagang kaki lima yang berjualan makanan biasanya menjual makanan ringan, seperti goreng – gorengan contohnya adalah pisang goreng, onde – onde. Rebus – rebusan contohnya adalah bakso. Sampai minuman yang menyegarkan tenggorokan seperti es buah dan lain lain. Tapi ternyata makanan dan minuman tersebut membawa berbagai penyakit yang ditimbulkan dari penggunaan bahan yang tidak diperbolehkan serta cara penyimpanannya yang tidak higienis. Para pedagang tentu tidak rugi jika menjual jajanan yang mereka buat dengan menggunakan bahan yang tak layak pakai. Selain karena harga bahan bahan non-pangan itu lebih murah, bahan itu juga mudah didapat. Para pedagang justru senang jika makanannya terjual seluruhnya. Tetapi para konsumenlah yang dirugikan. Karena dampak yang ditimbulkannya(dalam kurun waktu yang lama) dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh. 2.2 Macam – macam Zat Aditif Pada Jajanan Dari banyaknya zat berbahaya pada makanan, dalam kesempatan karya tulis ini hanya akan dibahas tiga macam zat aditif pada jajanan, yaitu : 1. Pewarna Makanan Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami (pewarna dari tumbuhan/nabati) dan pewarna buatan(pewarna dari zat kimia) (Kompasiana.com). Para produsen makanan/pedagang kaki lima pada umumnya menggunakan zat pewarna buatan karena harga lebih murah untuk olahan makanan yang dibuatnya. Padahal zat pewarna buatan itu hanya bisa digunakan untuk pewarna tekstil atau kertas. Hal ini jelas sangat membahayakan kesehatan bagi yang mengonsumsinya karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan. Kedua, karena harga zat pewarna buatan jauh lebih murah dibanding zat pewarna alami. Hal ini bisa dipahami karena biaya masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan nonpangan. Yang ketiga, warna yang dihasilkan dari zat pewarna buatan memberikan hasil warna yang lebih mencolok sehingga lebih menarik minat para pembeli. (Catatan kimia.com) Tabel 1 Pewarna Alami dan Pewarna Buatan Warna Pewarna Alami Warna Pewarna Buatan Cokelat Tua Kayu Merah Eritrosin, Merah Manis,cengkeh,la annatto, da hitam Carmoisine Jus akar bubuk bit, Kuning Tartrazine,qouin cabe, oline yellow Wortel, kulit Orange Sunset jeruk yang FCF, allura red tomat,kayu secang Orange dihancurkan Hijau Bayam & alpukat yellow AC,orange GCN Biru Brilliant blue FCF Kuning Kunyit & saffron Merah muda Raspberry & jus Hijau Fast green FCF stroberi Biru violet Blueberri,bunga telang, Hitam Merang (Sumber : Yuhandirapradipta.blogspot, 2012) Banyak pedagang lebih menggunakan bahan pewarna buatan karena pewarna buatan dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan . Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan. (Bangkapos.com, 2011) Dari penjelasan di atas, wajar apabila pedagang makanan banyak yang memilih menggunakan zat pewarna buatan. Namun tahukah masyarakat bahwa zat pewarna buatan yang mengandung zat kimia seperti sunset yellow dan tartrazine (lihat pada tabel) dapat memicu risiko penyakit kanker yang dapat membuat kita meninggal. 2. Penyedap Rasa / MSG Penyedap-penyedap makanan selalu memenuhi rak-rak supermarket, dan tak jarang pula hadir di iklan-iklan televisi. Salah satu bahan penyedap rasa yang kerap dikonsumsi masayarakat adalah monosodium glutamate (MSG) atau biasa disebut mechin atau vetsin. Menurut jurnal Chemistry Sense menyebutkan, pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang professor Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan makanan pada kandungan asam glumat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya yaitu manis, asam, pahit, dan asin (Kikunae Ikeda, Professor Universitas Tokyo, Tahun 1908). . Sejak itu, Jepang memproduksi asam glumat melalui ekstraksi dari bahan alamiah. Tetapi karena permintaan pasar terus melonjak, pada tahun 1956 ditemukan cara produksi L-glutamic acid melalui fermentasi. Dan sekarang monosodium glutamate dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Masih menurut jurnal Chemistry, monosodium glutamat sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa. Tetapi bila ditambahkan kedalam makanan, akan terbentuk asam glutamate bebas yang ditangkap reseptor khusus di otak yang memberikan sinyal bahwa makanan tersebut menjadi lebih lezat dan gurih. Sebelum tahun1956, MSG digunakan oleh golongan masyarakat ibu rumah tangga dan restoran di China, Jepang, Korea, Vietnam, dan Myanmar. Seperti diketahui, monosodium glutamate adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamate (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya saja keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Sebenarnya glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata memerlukan 11 gr glutamate setiap hari yang didapat dari sumber protein alami. Sedangkan monosodium glutamate yang terkandung dalam penyedap makanan merupakan MSG buatan. Yang dijual dalam bentuk kristal halus berwarna putih, mirip dengan gula pasir atau garam dapur. MSG buatan inilah yang disinyalir dapat memberikan efek negative bagi tubuh manusia. (Zakia Kartika Utami, 2010) 3. Pemanis Buatan Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan berupa senyawa kimia yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Zat ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi dan biasanya digunakan untuk keperluan olahan pangan, seperti pada minuman, kue-kue, manisan buah, dll. 1. Pemanis natural adalah pemanis yang dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolated dari tanaman danbuah atau melalui enzimatis. Contoh : sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol. 2. Pemanis sintetis adalah pemanis yang dihasilkan melalui proses kimia. Contoh : siklamat, aspartame, sakarin (leo.usahalink.com,2011) Para pedagang lebih memilih pemanis sintetis atau buatan. Jika menggunakan pemanis alami, para pedagang membutuhkan beberapa kilogram gula pasir untuk membuat makanan atau minuman tertentu, tetapi jika memakai pewarna sintetis hanya memmbutuhksn beberapa tetes saja. Tentu saja hal ini dapat menghemat biaya produksi makanan atau minuman tersebut. Selain itu, pewarna buatan juga lebih tahan lama dibanding dengan yang alami. 2.3 Dampak Negatif dari Zat Aditif Jajanan 1. Pewarna Menggunakan pewarna sintetis untuk bahan pangan sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak ,tekanan darah rendah, dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda. Dan dampak yang paling parah adalah dapat menyebabkan kanker pada kandung dan saluran kemih serta menyebabkan gangguan pada fungsi hati dan kanker hati (Catatan kimia.com,2011) 2. Penyedap rasa / MSG Di new England, Journal of Medicine pernah melporkan tentang keluhan beberapa gangguan setelah makan di restoran China, yang disebut “Chines restoran syndrome”. Gejala-gejalanya seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. (Journal of Medicine, tahun 2010) Selain itu FASEB (Federation of American Sociaties for Experimental Biology) melaporkan bahwa ada dua kelompok yang menunjukkan reaksi akibat konsumsi MSG. Pertama, kelompok orang yang sensitive tentang terhadap MSG yang mengakibatkan muncul keluhan seperti rasa panas dileher, lengan dan dada, diikuti kaku otot dari daerah tersebut menyebar sampai ke punggung. Gejala lain berupa rasa panas dan kaku di wajah diikuti nyeri dada, sakit kepala, mual, berdebar-debar dan kadang sampai muntah. Gejala ini mirip seperti Chines Restourant Syndrom, yang kemudian lebih tepatnya disebut MSG Complex Syndrom. Syndrom ini tepatnya terjadi setelah 30 menit mengkonsumsi MSG, dan bertahan sekitar 3-5 jam. Sedangkan kelompok kedua adalah penderita asma, yang mengeluh meningkatnya serangan setelah mengkonsumsi MSG. Munculnya keluhan terutama setelah mengkonsumsi sekitar 0,5 g -2,5 g MSG. Sebenarnya kadar 1 gr garam dapur (Natrium/Sodium) setara dengan 3 gr (1 sendok teh) MSG. Jika 1 gr garam sudah dapat membuat 1 mangkok bakso terasa asin sebaliknya 3 gr MSG tidak terasa asin tetapi malah terasa gurih dan lezat. Masyarakat kita cenderung menambahkan garam dan msg secara bersamaan kedalam masakannya. Hal inilah yang menyebabkan Hipertensi. Hipertensi adalah akibat mengkonsumsi Monosodium atau Natrium ion-nya. Sekalipun tidak mengkonsumsi garam, tapi jika masakan dibumbui dengan MSG, maka berarti masakan tersebut sudah mengandung Monosodium atau Natrium yang berasal dari MSG/Vetsin tersebut. Selain itu MSG disinyalir bersifat mutagenic (penyebab kelainan genetic) dan karsinogenik (penyebab kanker) jika MSG tersebut terpecah menjadi 2 zat yang berbeda dari induknya, yaitu glutanic pyrlosied 2 (Amino-methyl dipyrido imidazol) dan Glutanic pyrlosied 2 (Amino dipyrido imidazole). Dan MSG ini akan terpecah menjadi 2 zat yang berbeda jika mengalami pemanasan, seperti digoreng dengan minyak, cara deep fried atau alat pressure cooker. Demi kesehatan tubuh dan anak-anak, hindari penggunaan MSG secara berlebihan dalam masakan atau makanan. Jika memang diperlukan, pengganti MSG biasanya adalah YEAST EXTRAC (ekstrak khamir) atau maromi (hasil fermentasi kedelai) atau bubuk kecap, tapi sebaiknya penyedap makanan diganti dengan garam dan gula atau tidak memakai sama sekali. 3. Pemanis buatan Meskipun mengandung rendah kalori, pemanis buatan meningkatkan nafsu anak untuk mengkonsumsi makanan yang rasanya manis. Itu bisa terjadi karena tingginya proses metabolisme dalam tubuh. Jadi anak akan mencari makanan manis lain dan meningkatkan asupan kalori, sehingga bisa terjadi kelebihan berat badan. Selain Obesitas pengaruh pemanis buatan ini bila sering dikonsumsi adalah: Karies Gigi : penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Diabetes Mellitus : kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak factor Behavioral Disturbance : penyakit sakit kepala, gangguan belajar, emosi dan mental BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dari karya tulis yang tertera diatas, dapat disimpulkan bahwa kurangnya waktu untuk memasak dirumah meyebabkan banyak yang membeli jajanan yang mudah didapatkan di saat melewati jalanan, rata – rata para konsumen membeli makanan yang murah meriah, mudah didapat dan hangat. 3.2 SARAN Saran yang dapat diberikan adalah : Luangkanlah waktu untuk memasak makanan sendiri dirumah, karena itu lebih higienis Berhati hatilah dalam memilih makanan yang ingin dibeli Jangan terlalu sering membeli makanan fast food, karena membahayakan tubuh DAFTAR PUSTAKA Kartika, Zakia. “Penyedap Rasa” http://zakiakartikautami.blog.ugm.ac.id/2010/09/24/penyedap-rasa/ Diakses pada 21 Februari 2013 Nashrullah Nashih, Chairul Achmad. “Penyedap Rasa” http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/06/21/m 5y46h- halalan-thayyiban-titik-kritis-penyedap-rasa Diakses pada 26 February 2013 Para Kontribuor. “Apa itu Kimia” http://basrib.wordpress.com/2011/12/08 Diakses pada 18 Oktober 2012 Para Kontributor. “Bahan Pewarna Makanan” http://catatankimia.com/catatan/bahan-pewarna-makanan.html pada 21 februari 2013 Para Kontributor. “ Bahan Kimia Tambahan Buatan Pada Makanan “ http://leo.usahalink.com/artikelfull692-Bahan-Kimia-TambahanBuatan-Pada-Makanan.html Diakses pada 26 February 2013 Para Kontributor.” Mengenal Pemanis Buatan” http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/08/10/mengenalpemanis-buatan-386938.html Diakses pada 26 February 2013 diakses Para Kontributor. “ Tujuh Efek Kandungan Zat Kimia Berbahaya Pada Jajanan” http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/08/13/men genali- tujuh-efek-kandungan-zat-kimia-berbahaya-pada-jajanan/ Diakses pada 20 September 2012 Para Kontributor. “ Pewarna Alami Aman Dikonsumsi” http://www.rahasiakeluarga.com/pewarna-alami-aman-untuk-dikonsumsi/ Diakses pada 26 February 2013 Para Kontributor. “ Pewarna makanan alami dan buatan” http://yuhandirapradipta.blogspot.com/2012/04/pewarna-makananalami-dan-buatan.html diakses pada 26 February 2013 Para Kontributor. “Zat Berbahaya ada di Jajanan Anak” http://www.antaranews.com/berita/308896/48-zatberbahaya-ada-di-jajanan-anak Diakses pada 18 Oktober 2012 LAMPIRAN Gambar 1. Makanan jajanan yang disukai anak (Sumber : lapar.com,2012) Gambar 2. Borax (Sumber : kenzoo.com,2012)