47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Umum Badan Karantina Ikan Pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan merupakan simplifikasi dari pelaksanaan implementasi peraturan perundangan, tugas pokok dan fungsi, visi dan misi, birokrasi dan orientasi pelayanan dari dua institusi yaitu Karantina Ikan dan laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan. Dilatarbelakangi masih terdapatnya permasalahan dalam kegiatan ekspor hasil perikanan yang menyangkut aspek persyaratan negara tujuan ekspor dalam hal mutu, lemahnya pengawasan dan pengendalian mutu produk perikanan tujuan ekspor yang berdampak masih terdapatnya penolakan produk perikanan asal Indonesia oleh negara tujuan. Diperlukan langkah dan strategi untuk menciptakan sinergitas dua institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yang masing-masing berorientasi kepada keamanan pangan, perlindungan sumberdaya, pelayanan kepada masyarakat dan merupakan bagian dari sistem perdagangan, menjadi satu organisasi sebagai bentuk yang dianggap ideal guna mengemban misi dan tugas yang semakin berkembang. Adapun dasar pemikiran yang melatarbelakangi perlunya dibentuk satu Badan yang dapat mengakomodir fungsi karantina dan pengedalian mutu hasil 47 48 perikanan, yaitu: 1. Konsekuensi Trend Globalisasi Kesepakatan GATT (sekarang WTO) yang merekomedasikan penghapusan secara bertahap subsidi domestik, subsidi ekspor, serta hambatanhambatan terhadap akses pasar (perizinan, kuota, tarif, penunjukan importir terbatas, dll) telah melahirkan kesadaran baru bagi negara-negara di dunia akan arti pentingnya peran aturan-aturan teknis, khusus karantina ikan, dalam perdagangan internasional produk-produk pertanian, kehutanan, perikanan, dan pangan di masa mendatang. Dengan dihapuskannya segala macam bentuk subsidi serta hambatanhambatan terhadap akses pasar tersebut, diperkirakan bahwa akseptabilitas produk-produk pertanian, kehutanan, perikanan, dan pangan dalam perdagangan internasional di masa depan akan sangat ditentukan oleh dapat atau tidaknya produk-produk tersebut memenuhi peraturan-peraturan karantina dan ketentuan keamanan pangan yang diterapkan di pasar internasional. Oleh karena itu, sistem perkarantinaan dan keamanan pangan dalam bentuk pengendalian mutu di masa depan harus dapat melaksanakan dua fungsi yang sangat strategis sekaligus, yaitu sebagai subsistem perlindungan sumber daya alam hayati dan sebagai instrumen dalam perdagangan internasional. Didorong oleh kesadaran tersebut, banyak negara-negara di dunia termasuk Indonesia, yang kemudian berupaya untuk memperkuat sistem perkarantinaan agar tidak dirugikan dalam era perdagangan bebas. Upaya untuk memperkuat sistem perkarantinaan dan pengendalian mutu 49 hasil perikanan tersebut dapat ditempuh melalui pembenahan terhadap semua aspek yang terkait dengan sistem tersebut, khususnya aspek: a.) peraturan perundangan; b) kelembagaan; c) SDM; d) sarana prasarana; dan e) teknologi dan metodologi. Dalam organisasi pengendalian hama penyakit ikan, Indonesia telah meratifikasi dan menjadi salah satu anggota Office International Des Epizooties (OIE ), salah satu badan/organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menangani bidang kesehatan hewan (termasuk ikan) di dunia. Lembaga ini mempunyai kewenangan pengaturan dan penerbitaan berbagai kesepakatan tentang mekanisme, prosedur-prosedur dan standar-standar internasional bidang kesehatan hewan (termasuk ikan). Oleh karena itu Sertifikat Kesehatan Karantina yang diterbitkan oleh unit pelaksana teknis karantina ikan diakui dan dapat berperan sebagai penjaminan kualitas produk perikanan (quality guarantee). Karantina ikan berperan pula sebagai faktor penentu akseptabilitas komoditas perikanan Indonesia di pasar internasional, sebagai bagian dari Trade Fasilitation pada kegiatan ekspor dan impor media pembawa HPIK. Sertifikat Kesehatan Karantina Ikan, pada saat ini berperan sebagai penjamin kualitas produk perikanan (quality gurantee). Peningkatan sistem budidaya disertai perluasan area budidaya mendorong 50 meningkatnya lalulintas komoditas perikanan baik antar negara maupun antar area di wilayah Negara Republik Indonesia, kondisi ini memberikan dampak meningkatnya pemunculan jenis-jenis penyakit ikan baru yang berpotensi menyebar dari satu negara ke negara lainnya ataupun antar area. Sejalan dengan ini kerjasama internasional untuk melestarikan sumberdaya alam hayati ikan dalam arti luas dan khususnya dari serangan HPIK melahirkan tuntutan permintaan persyaratan negara tujuan ataupun daerah tujuan untuk memberikan jaminan bahwa komoditi perikanan/media pembawa yang dilalulintaskan bebas HPIK. Hal ini merupakan tantangan dan mendorong karantina ikan untuk berperan sebagai subsistem dari sistem perdagangan dan pencegahan/ perlindungan sumber daya ikan dari ancaman penyakit ikan. Selain hal- hal seperti tersebut di atas karantina ikan saat ini dihadapkan pada beberapa posisi strategis lain yaitu: a. Bertambahnya beban kerja dengan adanya pelimpahan/ pendelegasian sebagian kewenangan dari unit kerja lain di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. b. Meningkatnya tanggung jawab karantina ikan untuk mengimplementasikan sistem elektronik dalam kerangka National Single Window (NSW) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. c. Pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, merupakan realisasi dari rencana antisipatif pembangunan kelembagaan karantina ikan yang dinilai paling ideal untuk 51 menyongsong tugas dan misi yang akan diemban di era perdagangan global nanti. Melalui Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, yang memberi mandat untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat terpadu, diharapkan dapat diciptakan suatu sistem yang sinergi dengan kesepakatan-kesepakatan internasional (antara lain SPS Agreement, Office International des Epizooties (OIE), Codex Alimentarius Commission, Convention Bio Diversity, dll) ataupun merupakan solusi terhadap permasalahan pengendalian mutu hasil perikanan dalam rangka memenuhi persyaratan negara tujuan. 2. Isu Strategis yang bersifat nasional maupun global Adanya isu strategis yang bersifat nasional maupun global juga menjadikan bahan pemikiran terhadap pembentukan badan karantina ikan dan pengawasan mutu hasil perikanan. Isu strategis tersebut antara lain: a. Luas pantai Indonesia yang sangat panjang dengan ribuan kepulauan dapat dijadikan sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas wajib periksa karantina ikan. b. Keamanan pangan (food safety) dan keamanan hayati (biodiversity) sebagai isu global yang sangat strategis untuk menghambat masuknya pangan dan sumber daya alam hayati ke suatu negara. c. Akses pasar produk perikanan tidak dapat ditembus apabila tidak adanya jaminan kualitas (Quality Assurance). Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 220 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar potensial bagi negara-negara produsen produk perikanan. 52 Produk perikanan tersebut telah memasuki pasar Indonesia, yang sangat memungkinkan membawa hama dan penyakit ikan karantina. Sinyalemen ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam keadaan terancam secara global. Setiap Negara telah berbenah diri dengan menyiapkan berbagai strategi dan manuver–manuver untuk dapat memanfaatkan peluang dalam menghadapi persaingan pasar bebas. Selain berorientasi terhadap perlindungan sumber daya alam Indonesia, perluasan akses pasar melalui peningkatan ekspor juga menjadi fokus perhatian. 3. Dukungan dan Permintaan WAKIL RAKYAT (DPR) Dukungan masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memperkuat kelembagaan karantina ikan dalam rangka melindungi sumber daya ikan Indonesia merupakan salah satu pertimbangan untuk meningkatkan status kelembagaan karantina ikan. DPR menilai fungsi lembaga Karantina Ikan sebagai salah satu benteng pertahanan dan perlindungan sumber daya ikan saat ini cukup signifikan namun dengan rentang kendali yang bersifat luas, nasional, dan strategis dibutuhkan satu lembaga yang lebih kuat dan mempunyai posisi kebijakan strategis. Selain itu pula direkomendasikan bahwa Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tingkat pemanfaatan potensi sumber daya perikanan secara berdayaguna dan berhasil guna, sekaligus melindungi masyarakat konsumen dari hal-hal yang merugikan dan membahayakan kesehatan, praktek-praktek yang bersifat penipuan dan pemalsuan dari produsen, membina produsen serta untuk meningkatkan daya 53 saing produk perikanan. Oleh karenanya direkomendasikan untuk pembentukan suatu lembaga karantina Ikan yang terpadu dengan lembaga pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan. 4. Alasan Efisiensi dan Efektivitas Aspek efisiensi dan efektivitas pelayanan sertifikasi secara terpadu sebagai penjaminan kualitas produk perikanan (quality assurance) dalam rangka meningkatkan akses pasar produk perikanan. Trend Internasional bahwa penjaminan kesehatan dan mutu produk perikanan berada dalam satu lembaga dalam rangka harmonisasi dan standardisasi, sebagai contoh: a. Australia: AQIS (Australia Quarantine Inspection Service); b. Korea: NFIS (National Fisheries Products Inspection Service ); c. China: AQSIQ (Administration Quality Supervision Inspection and Quarantine ); dll. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kurangnya keterpaduan, sinkronisasi, dan koordinasi telah menimbulkan berbagai permasalahan dalam pelaksanaan tugas yang harus ditangani. Badan karantina ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan akan melaksanakan keterpaduan dalam pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Ikan Karantina, pengawasan dan pengendalian mutu produk perikanan dan pelayanan prima terhadap masyarakat. Karena itu pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan 54 Keamanan Hasil Perikanan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar dalam hal-hal tertentu, dapat mengambil keputusan tanpa terkooptasi oleh kepentingan-kepentingan organisasi yang terpisah, apabila hal itu memang dipandang perlu dalam rangka penerapan good quarantine practice serta demi kepentingan nasional yang lebih luas. Selain itu, pendistribusian fungsi penyelenggaraan pelayanan sertifikasi kesehatan kepada dua institusi, justru berpotensi untuk menimbulkan inefisiensi sumber daya, ploriferasi birokrasi, konflik kepentingan, memperlemah sinergi sistem SPS, mempersulit representasi Indonesia di forum nasional dan ketidaktertiban dalam pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan dan mutu hasi perikanan. 5. Pusat Manajemen Mutu Sebagai salah satu amanat peraturan perundangan yang berlaku khususnya untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan perikanan dan dalam rangka menghadapi tuntuan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan oleh negara mitra atau negara tujuan ekspor yang saat ini semakin ketat harus didukung dengan penerapan sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu tersebut harus terintegrasi dan mencakup seluruh tahapan produksi mulai hulu sampai hilir termasuk laboratorium sebagai penunjang, untuk menjamin efektifitas, konsistensi, dan integritas dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan traceability. Pengembangan dan penerapan sistem tersebut harus dipastikan equivalen dengan ketentuan yang berlaku secara internasional dan negara mitra atau negara 55 tujuan ekspor tertentu. Sistem tersebut merupakan acuan otoritas kompeten dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawab berkaitan dengan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan jaminan bebas hama penyakit ikan. Selain itu tuntutan mengenai konsistensi dan integritas sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan traceability, secara jelas dituangkan dalam ketentuan yang diberlakukan oleh negara mitra khususnya Uni Eropa (UE) dalam peraturan (Comission Decission) CD 178, CD 852, CD 853, CD 854, dan CD 882 yang berkaitan dengan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Tuntutan tersebut telah direspon oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan menetapkan Otoritas Kompeten melalui pasal 4 Permen KP 01/Men/2007. Otoritas kompeten tersebut mempunyai tanggungjawab dalam pelaksanaan pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada seluruh tahapan produksi, pengolahan dan distribusi. Otoritas kompeten tersebut telah menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO : 9001 – 2008 dan telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi, meskipun masih terbatas pada ruang lingkup tertentu. Selanjutnya melalui Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 dibentuk Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau disebut BKIPM, yang diamanatkan sebagai institusi yang bertugas dan memiliki kompetensi untuk melindungi kelestarian sumberdaya hayati perikanan dari serangan hama penyakit berbahaya yang berpotensi merugikan melalui tindakan karantina ikan, melakukan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan baik yang diimpor ataupun yang diekspor. 56 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ditetapkan dibentuk suatu Badan setingkat eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melaksanakan tugas perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yaitu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, ditetapkan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melaksanakan tugas pengembangan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Tanggungjawab, tugas dan fungsi BKIPM adalah melindungi sumberdaya perikanan seluruh wilayah negara kesatuan RI dari serangan hama dan penyakit ikan karantina dan melaksanakan pengendalian mutu - keamanan hasil perikanan. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab tersebut dilaksanakan oleh BKIPM dengan didukung oleh 45 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan 285 satker yang melaksanakan tugas fungsi tindak karantina dipintu pemasukan dan pengeluaran wilayah di beberapa propinsi. Rentang kendali BKIPM dalam mengemban tugas pokok bersifat nasional dan luas. Kedudukan UPT BKIPM ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran wilayah yaitu di bandar udara, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, pos lintas batas dan kantor pos, berperan penting dalam mencegah masuk tersebarnya hama penyakit ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil 57 perikanan yang dilalulintaskan. Keberadaan karantina ikan di bandar udara diatur dalam annex 9 tentang fasilitasi (fasilitation) Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation) Sedangkan di pelabuhan laut diatur dalam organisasi kemaritiman internasional (IMO). Selain 45 UPT yang tugas dan fungsinya ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran wilayah, pelaksanaan tugas fungsi BKIPM didukung pula oleh Balai Uji Standar Karantina Ikan (BUSKI) yang melaksanakan tugas: Validasi metode uji laboratorium karantina ikan, Uji coba teknis dan metoda tindak karantina terhadap media pembawa HPIK, Penyiapan bahan penyempurnaann dan pengembangan metoda serta prosedur teknis pengujian, Pengkajian dan penyiapan bahan standardisasi dan panduan mutu laboratorium, pelaksanaan pembuatan koleksi standar HPIK dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil pengujian laboratorium. 4.1.2 Visi dan Misi Badan Karantina Ikan 4.1.2.1. Visi Badan Karantia Ikan Visi pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutudan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2011-2014 adalah: “Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya” a. Hasil perikanan mengandung arti semua barang yang dihasilkan dari kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan. Selanjutnya yang dimaksud ikan yaitu segala jenis organisme 58 yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. b. Hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman konsumsi mempunyai arti hasil perikanan yang bebas hama penyakit ikan karantina (sehat), memiliki kualitas teknis sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan (bermutu) dan tidak dalam ambang batas yang dapat membahayakan manusia(aman konsumsi). c. Terpercaya memiliki arti bahwa sertifikasi yang diterbitkan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan (HC dan HACCP) merupakan jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar nasional dan internasional. 4.1.2.2. Misi Badan Karantina Ikan “Mewujudkan Pencegahan Penyebaran HPIK serta Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang Mampu Menjamin Lalu Lintas Hasil Perikanan yang Sehat, Bermutu, Aman konsumsi dan Terpercaya” 4.2. Hasil Penelitian Hasil wawancara secara mendalam penulis kepada key informan yakni Bapak Hari Maryadi selaku Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan yang mempunyai wewenang dalam menentukan kebijakan dalam segala program kegiatan yang terdapat pada bagian Informasi dan Kehumasan selama 1 tahun pelaksanaan. 59 Selain itu, wawancara dilakukan juga dilakukan dengan Bapak Sri Anggoro selaku kepala sub bagian humas yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab dalam menjalankan program kehumasan. Bertempat di Kantor Sekretariat Badan Karantina Ikan Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Gedung Mina Bahari 2 lantai 6. Gambir, Jakarta Pusat 10110. Sebagai pembanding dari jawaban-jawaban key informan, penulis telah melakukan wawancara dengan para informan yaitu Ibu RR. Irwitasari yang merupakan staf pelaksana pada sub bagian kehumasan badan karantina ikan. Beliau bertugas untuk mendukung setiap kegiatan kehumasan baik kegiatan yang bersifat rutin maupun kegiatan yang bersifat event serta membuat laporan kegiatan yang dilaksanakan. Bertempat di Kantor Sekretariat Badan Karantina Ikan Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Gedung Mina Bahari 2 lantai 6. Gambir, Jakarta Pusat 10110. 4.2.1. Gambaran dan Ruang Lingkup Humas Badan Karantina Ikan Seperti yang kita ketahui, indonesia merupakan salah satu negara penghasil eksport sumber daya hayati (Biota laut) terbesar di dunia. Hal ini dapat diketahui melalui data yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa tiap tahunnya eksport perikanan meningkat. Namun secara garis besar peningkatan nilai eksport ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketidaksesuaian ini disebabkan banyaknya komoditi perikanan yang masih memiliki Hama Penyakit Ikan/ Hama Penyakit Ikan Karantina (HPI/ HPIK). 60 Badan Karantina Ikan selaku instansi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatasi dan memberantas Hama Penyakit Ikan/ Hama Penyakit Ikan Karantina (HPI/ HPIK) serta menjamin komoditi perikanan yang diperjualbelikan baik, sehat dan layak untuk di konsumsi oleh masyarakat luas harus berperan aktif dalam menggalakkan komoditi perikanan yang sehat dan bermutu. Upaya pencegahan yang dilakukan di Indonesia, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk elemen masyarakat harus turut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran Hama Penyakit Ikan/ Hama Penyakit Ikan Karantina (HPI/ HPIK). Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang melalui penyuluhan dan penyebaran informasi tentang kesadaran akan mutu dan bahaya penyakit karantina ikan. Humas (PR) Badan Karantina Ikan secara garis besar memiliki peran dan tugas sebagai penghubung, penyebar informasi, dan koordinasi dengan instansi lain terkait dengan segala macam informasi yang dibutuhkan maupun sosialisasi informasi yang berhubungan dengan Hama Penyakit Ikan. Secara tidak langsung humas badan karantina ikan memiliki peranan sebagai jembatan komunikasi antara organisasi, khalayak, dan instansi lainnya. Disamping itu penempatan humas merupakan suatu kebutuhan jika dilihat dari pengalokasian dari sumber daya manusia didalam sub bagian kehumasan dengan memenuhi persyaratan dan kualifikasi tertentu seperti mempunyai 61 tanggung jawab terhadap tugas dan perannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik, mempunyai kredibilitas sebagai humas yang handal dan disiplin yang tinggi. Merupakan suatu tantangan bagi humas badan karantina ikan dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab organisasi yang besar sehingga badan karantina ikan kini telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai instansi pemerintah yang bertugas mencegah penyebaran hama penyakit ikan di seluruh wilayah Indonesia. Bapak Hari Maryadi menjelaskan struktur organisasi humas, yaitu sebagai berikut: “Dalam struktur organisasi Badan Karantina Ikan kedudukan humas berada pada bagian Informasi dan Kehumasan dengan Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan sebagai jabatan tertinggi dan berada dibawah Sekretaris Badan Karantina Ikan yang berkedudukan di Sekretariat Badan Karantina Ikan. Hal ini berfungsi agar penyebaran informasi sesuai dengan target khalayak yang dimaksud selain itu feedback yang didapat dari masyarakat dapat diolah secara langsung dan menjadi informasi yang akan diteruskan ke Sekretaris Badan Karantina Ikan.” 40 Berdasarkan hasil wawancara, struktur organisasi Badan Karantina Ikan kedudukan humas berada pada bagian Informasi dan Kehumasan yang terdiri dari tingkatan Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan, Kepala Sub Bagian Humas dan staf pelaksana Humas yang semuanya berada dibawah sekretariat Badan Karantina Ikan, karena idealnya humas berada dibawah pimpinan agar dapat memberikan masukan dalam mengambil kebijakan dalam organisasi. Didalam sub bagian humas dipimpin oleh kepala sub bagian yang nantinya memberikan laporan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan kepada Kepala bagian Informasi dan Kehumasan badan karantina ikan. Tugas serta fungsi dari 40 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 62 humas seperti dalam membuat media press release, membuat artikel pelaksanaan kampanye dari awal hingga akhir, membuat dan mendistribusikan poster-poster, spanduk, serta banner yang isinya tentang informasi kehumasan, membuat perencanaan kegiatan kampanye, menghubungi rekan-rekan media patner yang ingin meliput. Khususnya dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan, humas memiliki peran yang besar dalam melaksanakannya. Hal ini pun dikatakan oleh kepala sub bagian kehumasan bapak Sri Anggoro, sebagai berikut: “Disini kami mengerjakan yang berhubungan dengan penyebaran informasi seperti menulis informasi di website kami, membuat poster-poster, spanduk, banner-banner yang mendukung kegiatan humas serta melakukan koordinasi-koordinasi dengan pihak-pihak lain dalam mendukung tugas dan fungsi kami.” 41 Bapak Hari Maryadi juga menjelaskan tentang pelaksana kegiatan menggalakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan, sebagai berikut: “Pelaksana dari kegiatan ini adalah Sub bagian Humas Badan Karatina Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan dibantu oleh panitia lokal.” 42 Dari wawancara diatas, humas Badan Karantina Ikan merupakan sebagai lead (koordinator) dalam pelaksanaan dan mensukseskan program kegiatan kampanye menggalakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan yang dilakukan Badan Karantina Ikan dengan melibatkan panitia lokal yang ditunjuk sesuai dengan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan. 41 42 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 63 4.2.2. Identifikasi Masalah Pelaksanaan kegiatan “menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan” merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan edukasi dan penjelasan secara garis besar mengenai pentingnya kesehatan dan mutu hasil perikanan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan sebagaimana Bapak Hari Maryadi Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan menjelaskan dalam wawancara: “Gerakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan dilatar belakangi oleh adanya perkembangan informasi berupa aturan-aturan atau regulasiregulasi yang setiap tahunnya berubah...” 43 Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa latar belakang pelaksanaan kegiatan dimana adanya aturan dan regulasi yang berubah setiap tahunnya. Aturan dan regulasi tersebut dibuat untuk mempertahankan jumlah komoditi perikanan yang masuk ke sejumlah wilayah dan negara yang mengimpor hasil perikanan. Hal ini disebabkan untuk melindungi hasil komoditi perikanan mereka agar dapat bersaing dengan komoditi perikanan dari luar wilayah atau luar negeri. Sehingga para petani perikanan dan nelayan di wilayah atau di negara tersebut tidak kehilangan sumber pendapatan dan pekerjaan mereka. Setiap negara memiliki aturan dan regulasi yang berbeda- beda. Sebagai contoh: Negara Uni Eropa, mereka mensyaratkan bahwa ikan yg masuk ke wilayah mereka harus memiliki mutu kualitas grade A dimana grade A diartikan bahwa ikan yg masuk ke wilayah mereka harus dalam keadaan segar dan tidak memiliki hama penyakit ikan serta teknik pengolahan dan pembungkusan ikan 43 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 64 yang baik sehingga mutu dari ikan tersebut terjaga. Selain itu harus dilengkapi dengan sertifikat HACCP sebagai bukti dan tanda bahwa produk ikan ini memiliki kualitas dan mutu yang terjaga. Disamping itu, tujuan adanya kampanye ini adalah untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk perikanan menjadi optimal dan maksimal sehingga Indonesia dapat menghasilkan devisa dari sektor perikanan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyrakat nelayan maupun petani perikanan, sebagaimana yang dijelaskan bapak Hari Maryadi dalam wawancara: “...Kampanye ini merupakan salah satu bagian dari program utama Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu industrialisasi perikanan dimana program kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk perikanan...” 44 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah induk organisasi dari Badan Karantina Ikan yang merupakan intitusi pemerintah yang berhubungan langsung atau yang diberi wewenang untuk mengurus dan mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan. Dari masalah penangkapan ikan, eksplorasi terumbu karang, pengawasan pulau-pulau terkecil, pengembangan dan penelitian ekosistem kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya peningkatan produksi perikanan guna menambah devisa negara. Pelaksanaan kegiatan industrialisasi perikanan secara garis dimaksudkan untuk meningkatkan produksi perikanan agar dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan, pesisir pantai, dan para petani ikan. 44 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 65 Hal ini merupakan salah satu program utama dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung kebijaksanaan pemerintah di sektor sumber daya alam. Di lain kesempatan, bapak sri anggoro sebagai kepala sub bagian Kehumasan menjelaskan alasan adanya program kegiatan ini : “...Belum terpenuhinya ketentuan bebas penyakit ataupun standar mutu dan aman konsumsi terhadap ikan ataupun hasil perikanan memberikan konsekuensi pengkategorian produk oleh konsumen sebagai produk kualitas rendah dan tidak aman...” 45 Ketentuan bebas penyakit atau standar mutu dan aman konsumsi terhadap produk perikanan baik yang ditangkap maupun yang dibudidayakan selama ini memang belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat kita. Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang disampaikan serta pemahaman akan aturan dan regulasi serta tata cara pengemasan produk olahan perikanan yang dibuat untuk menjadi komoditi perdagangan. Saat ini kita masih melihat banyaknya hasil tangkapan ikan yang tidak diolah dan dikemas dengan baik. Hal ini disebabkan banyak komoditi perikanan yang terkena hama penyakit ikan sebagai akibat adanya kontak langsung yang disebabkan kurangnya pengetahuan tentang tata cara pembungkusan dan pengemasan ikan yang baik dan higienis. Selain itu teknik penangkapan ikan yang banyak meninggalkan bekas di badan ikan sebagai akibat pemilihan benang atau bahan dasar membuat jaring yang buruk kualitasnya sehingga membuat mutu ikan segar menjadi rendah. 45 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan 66 Akibat dari kelemahan-kelemahan diatas, produk perikanan baik tangkap maupun olahan dari masyarakat kita, dianggap memiliki mutu dan kualitas yang sangat rendah. Disamping itu dianggap tidak aman untuk dikonsumsi yang berimplikasi pada rendahnya nilai jual perdagangan dan harga tawar di pasar dalam negeri maupun di luar negeri. 4.2.3. Pengelolaan Kegiatan Kampanye 4.2.3.1. Pelaksanaan Kegiatan Kampanye Menggalakkan Sadar Mutu dan Karantina Ikan Kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kita semua, hal ini disebabkan pengetahuan dan informasi yang akan disampaikan sangat berguna bagi para nelayan, masyarakat, dan pemerintah juga. Bapak Hari Maryadi menjelaskan pelaksanaan kegaiatan: “Program ini dilaksanakan selama 2 tahun...” 46 Jadi, kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan yang dilakukan merupakan kegiatan khusus. Bukan kegiatan bulanan, triwulan, maupun tahunan. Bapak sri anggoro selaku kasubbag Kehumasan, menjelaskan alasannya, yaitu: “Kegiatan ini bukan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kebutuhan yang mendesak akan informasi terbaru sehingga masyarakat kita dapat tidak tertinggal informasi dan dapat bersaing dengan negara lain. Diperkirakan 2 tahun waktu yang dibutuhkan pelaksanaan kegiatan ini” 47 46 47 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 67 Senada dengan bapak Sri Anggoro, bapak Hari Maryadi juga menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu: “Memang kegiatan ini bukan kegiatan rutinitas yang dilakukan setiap bulan ataupun tahunan. Kegiatan kampanye menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan merupakan hasil dari pertimbangan dari berbagai kejadian yang terjadi sebelumnya sehingga pelaksanaan kegiatan ini menjadi prioritas untuk dilaksanakan.” 48 Kegiatan kampanye ini memiliki target dan sasaran yang ingin dicapai. Program – program yang ingin dicapai dijelaskan oleh Bapak Hari Maryadi dalam wawancara yaitu: “...target yang ingin dicapai diantaranya: a.Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk memproduksi atau menghasilkan hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman dikonsumsi; b.Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang strategis (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam meningkatkan daya saing produk perikanan melalui penerapan sistem menajemen perkarantinaan ikan dan mutu keamanan hasil perikanan; c.Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk perikanan baik domestik maupun internasional berbasis produk sehat, bermutu dan aman dikonsumsi; d.Meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa pengawasan dan pengendalian kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan bukan semata tugas dan tanggung jawab pemerintah, akan tetapi menjadi tugas semua pihak (stakeholder) termasuk konsumen; e.Memasyarakatkan serta membumikan karakter dan perilaku masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dengan pesan: teliti sebelum membeli, memperhatikan label dan masa kadarluasa, memperhatikan produk dengan jaminan mutu;” 49 Humas Badan Karantina Ikan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan ini tidak dilakukan secara sendiri namun melibatkan pihak-pihak lain. Bapak Hari Maryadi menjelaskan: 48 49 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 68 “Pusat Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan dibawah naungan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) dan panitia – panitia daerah” 50 Dengan adanya support dari instansi lain diharapkan kegiatan ini dapat mencapai sasaran yang ingin diraih sehingga informasi yang akan disampaikan kepada khalayak kegiatan menjadi maksimal bukan minimal. Tata cara yang dilakukan dalam kegiatan ini diceritakan oleh bapak Sri Anggoro dalam wawancaranya: “...Mekanisme yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi informasi dan diskusi yang disertai dengan tanya jawab antara peserta kegiatan dengan para narasumber...” 51 Mekanisme yang dilakukan diantaranya melakukan tatap muka dengan nelayan, petani ikan yang dilakukan oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya. Dengan mekanisme ini diharapkan informasi yang akan disampaikan dapat dipahami dan diterapkan oleh para nelayan, petani perikanan dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha perikanannya 4.2.3.2. Persiapan Kegiatan Menggalakkan Sadar Mutu dan Karantina Ikan Dalam pelaksanaan suatu kegiatan dibutuhkan koordinasi-koordinasi yang melibatkan beberapa bagian untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Rapat koordinasi ini dilakukan secara setiap bulan, sebagaimana dengan bapak Sri Anggoro menjelaskan: 50 51 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 69 “Rapat koordinasi dilakukan setiap bulannya untuk dilakukan evaluasi dan perencanaan kegiatan ini dengan bapak Hari Maryadi selaku Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan yang memimpin rapat tersebut. Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Carpio Sekretariat Badan Karantina Ikan” 52 Bagaimana persiapan pelaksanaan kegiatan? Bapak Hari Maryadi menjelaskan dalam wawancaranya: “...Persiapan yang dilakukan diantaranya melakukan publikasi informasi tentang kegiatan kampanye serta isi dari kegiatan kampanye dan waktu serta tempat menyelenggaraan sehingga masyarakat dapat mengetahuinya...” 53 Sedangkan bapak Sri Anggoro menjelaskan dalam wawancaranya : “Pelaksanaan persiapan yang dilakukan bisa saya katakan sudah ok. Koordinasi antar lembaga-lembaga, Unit pelaksana Teknis (UPT) Karantina dan peserta kegiatan yang akan menghadiri acara tersebut sudah mengetahuinya jadi kalau saya bilang tinggal pelaksanaan saja. Selain komunikasi yang tetap kami jaga, untuk mensukseskan kegiatan ini juga di butuhkan beberapa hal lainnya diantaranya : publikasi atau penyebaran informasi tentang kegiatan ini. Tempat atau lokasi, waktu, tanggal, dan narasumber yang akan mengisi acara ini juga informasi atau gambaran garis besar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan...” 54 Penyebaran informasi dilakukan dengan menggunakan media seperti yang dijelaskan dalam wawancara dengan bapak sri anggoro dan Ibu Irwitasari: Wawancara dengan bapak sri anggoro : “Media yang digunakan seperti website BKIPM, spanduk, booklet, banner di daerah penyelnggaraan. Pesan yang disampaikan adalah masyarakat memahami apa yang dimaksud dengan kualitas mutu perikanan dan informasi terbaru tentang pencegahan penyakit ikan.” 55 Wawancara dengan Ibu Irwitasari: 52 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 54 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 55 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 53 70 “Kita hanya menggunakan fasilitas internal dari kita saja seperti website BKIPM ditambah dengan spanduk, banner di perwakilan kami yang ada di upt kami diseluruh tempat penyelenggaraan. Menurut saya, pesan yang di harapkan adalah adanya perpanjangan informasi tentang yang berhubungan dengan mutu kesehatan ikan baik penyakitnya maupun cara pengolahannya disamping itu diharapkan mayarakat yang melihat spanduk dan banner ini dapat berpartisipasi dan menghadiri kegiatan ini” 56 Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam kegiatan gerakan sadar mutu dan karantina ikan dijelaskan dalam wawancara yang dilakukan dengan bapak sri anggoro dan ibu Irwitasari: Wawancara dengan Ibu Irwitasari: “Perencanaan program yang dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, selanjutnya melakukan identifikasi kegiatan apa yang dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan segala informasi dan bahan materi yang mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan seperti kegiatan pemaparan dimana terdapat berbagai narasumber dengan berbagai topik yang akan disampaikan. Pemaparan ini terbagi menjadi 3 sesi yang diantaranya sesi pertama adalah tentang sosialisasi peraturan dan regulasi yang berlaku, lalu dilakukan demostrasi dan pemaparan tentang caranya menjaga kualitas ikan yang akan dipasarkan, serta pengenalan tentang hama penyakit ikan yang sering ditemui dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksinya ikan yang akan dipasarkan.“ 57 Wawancara dengan bapak Sri Anggoro: “Bentuk kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan sosialisasi dan forum diskusi dimana terdapat peserta dan narasumber yang berkopeten dengan subjek masalah yang dibicarakan. Selain itu dilakukan pemaparan akan tata cara menjaga kualitas dan mutu hasil perikanan dengan bekerjasama dengan pusat penyuluh perikanan yang akan melakukan pemaparan. Jika dari kita, memberikan pengenalan jenis hama penyakit ikan apa saja yang sering ditemui dan dimana saja ikan tersebut dapat terinfeksi serta upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terkena infeksi HPI/HPIK.“ 58 56 Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 58 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 57 71 Dalam melaksanakan kegiatan gerakan sadar mutu dan karantina ikan, humas badan karantina ikan dibantu oleh panitia – panitia lokal. Selain itu kita juga dibantu oleh Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Hal ini dijelaskan Wawancara dengan bapak hari maryadi: “Pusat Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan dibawah naungan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) dan panitia – panitia daerah.” 59 Wawancara dengan bapak sri anggoro: “Susunan tim dari kegiatan ini dimana Badan Karantina Ikan yaitu Sub Bagian Kehumasan memegang peranan penting dalam kegiatan ini dengan bantuan dari panitia lokal dan eselon 1 lain yakni. Pusat Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan” 60 Wawancara dengan ibu Irwitasari: “Bisa dibilang poporsi tim panitia terbanyak adalah dari eselon I kita dan dibantu oleh panitia dari tiap-tiap daerah pelaksanaan dan eselon I lain Kementerian Kelautan dan Perikanan.” 61 Diharapkan dengan persiapan yang optimal, kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik dan semaksimal mungkin 4.2.4. Identifikasi Khalayak Kampanye Dalam pelaksanaan kegiatan kampanye ini khalayak yang dijadikan sasaran dan target adalah yang memiliki dampak langsung dari pelaksanaan kegiatan. Sehingga pada dasarnya diharapkan yang datang memiliki hubungan 59 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 61 Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 60 72 langsung dengan kegiatan kampanye ini sebagaimana yang dijelaskan bapak Hari Maryadi dalam jawaban wawancaranya, yaitu: “Target peserta adalah yang memiliki hubungan langsung dengan komoditi perikanan seperti nelayan, petani ikan, kelompok-kelompok usaha tani mandiri, masyarakat pesisir pantai.” 62 Hal serupa juga ditanyakan kepada bapak Sri Anggoro, beliau menjawab dalam wawancaranya : “Target kami pastinya adalah para nelayan, petani ikan, serta masyarakat yang berhubungan langsung dengan industri perikanan.” 63 Jadi kegiatan ini memiliki spesifikasi kahlayak yang berasal dari faktor pekerjaannya dimana target khalayak ini memiliki latar belakang yang berhubungan dengan perikanan, seperti nelayan, petani ikan, dll. Namun secara umum siapapun dapat menghadiri kegiatan ini. Lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di lima (lima) daerah sebagaimana yang dijelaskan pada wawancara : Wawancara dengan bapak hari maryadi: “Gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan pada tahun ini dilaksanakan di 5 (lima) lokasi yang berbeda, diantaranya: Surabaya I (Juanda), Medan I (Polonia), Bali, Makassar, Jakarta I (Soekarno Hatta). Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan rentang waktu dari bulan april sampai dengan bulan desember 2013. Untuk kegiatan pertama dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Surabaya I (Juanda) propinsi Jawa Timur.” 64 62 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 64 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 63 73 Dalam spesifikasi khalayak, dipertanyakan tentang target khalayak yang menghadiri kegiatan ini. Bapak Hari Maryadi menjawabnya dalam wawancara, yakni: “Target yang kami harapkan adalah para nelayan, kelompok tani perikanan yang berada di daerah penyelenggaraan kegiatan.Disamping itu sanak keluarga dari para nelayan atau petani perikanan maupun masyarakat pemerhati perikanan.” 65 Pertanyaan yang sama juga ditanyakan kepada bapak Sri Anggoro. Beliau menjawab, yakni: “Jika ditanya berapa banyak target yang datang, kami mengharapkan semua bisa datang dalam arti tidak para nelayan aja atau petani perikanan namun masyarakat umum dapat menghadiri dan mengikuti kegiatan ini.” 66 Secara garis besar target khalayak yang diharapkan hadir adalah para nelayan, petani perikanan, masyarakat pesisir atau yang khalayak yang memiliki keterkaitan langsung dengan sektor perikanan. Namun masyarakat umum juga dapat menghadiri kegiatan ini karena kegiatan ini tidak memiliki keterbatasan khalayak yang harus hadir. 4.2.5. Pesan Pesan kampanye merupakan saran yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan dari kegiatan. Pesan dari kampanye ini bapak Hari Maryadi menjelaskan sebagai berikut: 65 66 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 74 “Pesan yang akan kami sampaikan adalah diharapkan masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru dalam menggalakkan sadar mutu dan keamanan hasil perikanan dengan meningkatkan kualitas hasil perikanan yang bebas dari hama penyakit ikan (HPIK)” 67 Pesan yang disampaikan dalam kampanye ini dalam wawancara dengan pak Sri Anggoro adalah : “...Pesan yang disampaikan adalah masyarakat memahami apa yang dimaksud dengan kualitas mutu perikanan dan informasi terbaru tentang pencegahan penyakit ikan” 68 Sedangkan menurut ibu Irwitasari pesan ingin disampaikan adalah: “Menurut saya, pesan yang di harapkan adalah adanya perpanjangan informasi tentang yang berhubungan dengan mutu kesehatan ikan baik penyakitnya maupun cara pengolahannya disamping itu diharapkan mayarakat yang melihat spanduk dan banner ini dapat berpartisipasi dan menghadiri kegiatan ini.” 69 Secara garis besar dari tiga wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa maksud dan inti dari pesan yang akan disampaikan adalah masyarakat dapat memahami akan pentingnya kesadaran mutu dari hasil perikanan yang di tangkap maupun yang dibudidayakan dengan juga memperhatikan faktor kesehatan ikan tersebut termaksuk dari penyakit - penyakit yang menyebabkan ikan dapat dilakukan karantina ikan. Agar informasi dan maksud dari pesan kampaye ini dapat di pahami dan mengerti langsung oleh para petani dan nelayan perikanan, maka dibutuhkan pembicara ahli (narasumber) yang berkompeten dibidangnya. 67 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 69 Wawancara dengan ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 68 75 Berdasarkan wawancara dengan bapak Hari Maryadi, Sri Anggoro dan ibu Irwitasari, ditentukan yang menjadi pembicara ahli (narasumber) dalam kegiatan ini. Berikut kutipan wawancaranya: “Narasumber untuk kegiatan ini diantaranya; a. Mantan menteri Kelautan dan Perikanan Periode 2001-2005 Bpk. Rohim Dahuri. b. Kepala Badan Karantina Ikan Bpk. Narmoko Prasmadji” 70 Dengan narasumber ini diharapkan penyajian informasi dan pengetahuan yang disampaikan serta pesan yang ingin diberitahukan dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat sehingga wawasan dan pemahaman masyarakat, para petani perikanan dapat meningkat yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil perikanan yang akan di perjual belikan dengan mutu perikanan yang tidak kalah dengan negara – negara lain. Setelah menentukan pesan dan orang yang akan menyampaikan pesan, selanjutnya kita akan mengetahui tanggapan atau feedback apakah pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh khalayak yang menghadiri. Bapak Hari Maryadi menjelaskan dalam wawancaranya: “Feedback yang kami dapatkan adalah diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan minimal setahun sekali karena informasi-informasi yang disampaikan sangat dibutuhkan mereka sehingga mereka dapat bersaing dengan negara lain”71 Selain itu bapak Sri Anggoro dan ibu Irwitasari memberikan tanggapan tentang feedback yang didapat dari penyelenggaraan kegiatan ini. Bapak Sri Anggoro dalam wawancaranya menjelaskan: 70 71 Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, bpk Sri Anggoro, Ibu Irwitasari. Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan. 76 “Feedback yang didapat, alhamdulillah sesuai dengan yang kami harapkan. Para peserta sangat antusias dengan pelaksanaan kegiatan ini. Terbukti dari sekitar 80 orang yang datang menghadiri, kurang lebih sekitar 20 sampai dengan 30 orang mengajukan pertanyaan dalam forum ini” 72 Sedangkan ibu Irwitasari menjelaskan dalam wawancaranya: “Tanggapan yang saya peroleh adalah banyaknya peserta yang datang dan menghadiri kegiatan kami serta terlihat beberapa peserta melakukan diskusi secara langsung dengan salah satu narasumber kami setelah selesai acara kegiatan sadar mutu dan karantina ikan” 73 Bisa dikatakan bahwa tanggapan dan feedback yang diperoleh responnya sangat baik dan bagus. Hal ini kita dapat ketahui dengan kurang lebih sekitar 80 (delapan puluh) orang di tiap lokasi penyelenggaraan yang antusias menghadiri dan mengikuti kegiatan ini. Selain itu, dengan banyaknya yang melakukan tanya jawab, diskusi dengan pembicara ahli baik selama pelaksanaan kegiatan maupun setelah selesai melakukan kegiatan. 4.2.6. Peran Humas dalam kampanye menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan Dari kegiatan kampanye ini hal yang paling penting adalah peran seorang public relations terhadap perencanaan suatu kampanye. Public relations atau Humas Badan Karantina Ikan menyelenggarakan setiap kegiatan kampanye sebagai perencanaan, pelaksanaan, informan bagi khalayak internal maupun eksternal. 72 73 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. Wawancara dengan ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 77 Selain itu sebagai penghubung antara perusahan dengan khalayak sasaran, pemecahan masalah jika ada trouble dalam pelaksanaan, dan penyediaan perlengkapan dari kegiatan sampai dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Peran public relations Badan Karantina Ikan sebagai seorang yang harus mengetahui secara garis besarnya mengenai perusahaan atau organisasi dan dapat menjadikan atau membuat keadaan dimana perusahaan dapat tampil lebih dari sebelumnya serta lebih mengarah kepada corporate image yang akan dibangun, dipertahankan dan dibuat menjadi lebih baik. Peran Public relations Bahan Karantina Ikan dalam kampanye menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kejujuran dalam berkampanye untuk memperoleh citra. Selain itu merupakan aktifitas utama pada setiap kegiatan dalam mencapai tujuan utama kampanye. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public internal maupun public eksternal. Berdasarkan adanya dua jenis publik bagi suatu orgnisasi, maka peran public relations diarahkan melalui dua macam peran yaitu peran manajerial dan peran teknis, dengan kata lain public relations mengemban tugas atas tujuannya yaitu berkomunikai ke dalam organisasi dengan public intern dan keluar organisasi dengan khalayak. Badan karantina Ikan merupakan organisasi pemerintah yang tujuan berdirinya merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mengatasi dan 78 menanggulangi segala masalah yang berhubungan dengan kualitas mutu dan karantina perikanan. Kegiatan kampanye yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi mengenai pemahaman dan pengetahuan mengenai mutu dan karantina ikan. Guna memberikan informasi segala hal mengenai mutu dan karantina ikan melalui program-program kampanye. Seorang public relations di dalam perusahaan atau organisasi tentunya memegang peranan bagi perusahaan atau organisasi tersebut. Beberapa hal yang menjadi peran seorang public relations dalam menjalankan komunikasi didalam suatu perusahaan atau organisasi adalah sebagai berikut: Secara garis besar humas badan karantina ikan melakukan kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi seorang humas. Hal ini di jelaskan dalam wawancara dengan bapak Sri Anggoro dan Irwitasari. Hasil wawancara dengan bapak Sri Anggoro: “Kita di bagian humas selama ini bertugas atau memiliki tugas dan fungsi untuk mendukung pelaksanaan Badan karantina melalui penyebaran informasi baik berupa pengetahuan, regulasi atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan Kelautan dan Perikanan, membuat program-program yang mendukung pelaksanaan organisasi Badan Karantina Ikan, melakukan koordinasi – koordinasi secara internal yakni didalam Badan Karantina Ikan dan eksternal yaitu antara intansi pemerintah yang berada di luar maupun di dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dan juga melakukan kerjasama informasi dengan lembaga-lembaga swasta mau pun LSM baik dalam maupun luar negeri serta masyarakat Indonesia.” 74 Wawancara dengan Irwitasari; 74 Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 79 “Disini kami mengerjakan yang berhubungan dengan penyebaran informasi seperti menulis informasi di website kami, membuat poster2, spanduk, banner2 yang mendukung kegiatan humas serta melakukan koordinasi-koordinasi dengan pihak-pihak lain dalam mendukung tugas dan fungsi kami. Membuat program-program kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Badan Karantina Ikan” 75 Jadi, seorang humas Badan Karantina Ikan dituntut dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang public relations dengan menjaga segala hubungan dan koordinasi yang sudah terjalin selama ini selain itu mampu dan dapat menjaga nama baik dan citra dari organisasi. Yang berkaitan dengan penelitian adalah membuat program kegiatan dan mengkoordinasikan program tersebut dengan bagian atau instansi lain dalam pelaksanaannya serta mengevaluasikan keberhasilan program kampanye tersebut. Dapat disimpulkan bahwa humas Badan Karantia Ikan dalam mengelola kegiatan ini lebih dominan menggunakan teknisi komunikasi. Karena humas merupakan pihak yang sering berhadapan dengan media dan khalayak. Kegiatan public relations tersebut yaitu menyediakan keperluan teknis dalam melaksanakan kegiatan ini. Seperti: memasukkan informasi kegiatan ke dalam web BKIPM, menjalin kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang mendukung kegiatan ini, membuat banner dan spanduk yang isinya mendukung kegiatan tersebut. 75 Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan. 80 4.3 Pembahasan Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dari hasil penelitian yang dijabarkan diatas, kemudian peneliti melakukan analisa untuk mengetahui peran humas Badan Karantina Ikan dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan. Analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode tringgulasi, yakani wawancara dengan narasumber diantaranya: Bpk, Ir. Hari Maryadi, M.si selaku Kepala Bagian Kehumasan dan Informasi, Bpk. Sri Anggoro, S.Pi selaku Kepala Sub Bagian Kehumasan, Ibu R.R. Irwitasari selaku Staf Pelaksana Kehumasan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran humas didalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan yaitu : sebagai saluran komunikasi atau jembatan bagi lembaga kepada masyarakat dan bekerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membarikan informasi serta pemahaman kepada masyarakat dalam kegiatan ini. Sedangkan tugas Badan Karantina Ikan adalah sebagai lembaga masyarakat yang tugasnya memberikan informasi kepada masyarakat dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan. 81 Tabel 1. Pola empat peran public relations dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan. Peranan PR ciri Peran Public Relations Implementasi 1. Humas dianggap sebagai 1. Praktisi humas melakukan orang yang memiliki identifikasi masalah dengan kemampuan sebagai seseorang cara: Expert Prescriber yang disebut ahli dalam bidang (Penasehat Ahli) keahliannya 2. Humas dipandang oleh pihak a. Mencari tahu wilayah lain sebagai yang berwenang mana saja yang banyak atas masalah. Memiliki menghasilkan perikanan pengalaman dan kemampuan yang tinggi 3. Membantu mencarikan solusi b. Siapa saja sasaran dalam menyelesaikan masalah kegiatan yang perlu antar perusahaan/ organisasi dilaksanakan sosialisasi dengan publiknya 4. Membuat pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi public relations yang memiliki pengalaman dan keterapilan yang tinggi 5. Peran Humas sebagai seorang yang ahli bertugas: a. Mendefinisikan masalah b. Mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya c. Membuat bentuk rancangan kegiatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini. d. Membuat dan menyiapkan pesan yang ingin disampaikan 2. Mengusulkan program yang akan dilaksanakan. 3 Memonitoring program yang dilakukan oleh team kampanye baik dan dalam organisasi maupun dari pihak eksternal 4. Merancang kegiatan tetapi dalam hal pengambilan keputusan tetap pihak manajemen yang berwenang 82 Communications Fasiitator (Fasilitator Komunikasi) 1. Seorang humas berperan 1. Humas Badan Karantina Ikan sebagai praktisi, pendengar yang melakukan penyebaran baik, informasi dengan melaksanaan kegiatan berbentuk sosialisasi 2. Seorang humas melakukan fungsinya sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan publik atau penengah bila terjadi mis komunikasi 2. Humas Badan Karantina Ikan menggunakan informasi yang dimikinya untuk dijadikan penghubung antara organisasi kepada khalayak melalui kegiatan sadar mutu dan karantina ikan 3. Mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan. Dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. 4. Menjadi penengah, menetapkan agenda diskusi meringkas dan mengulangi, memancing reaksi dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. 5. Memegang peran tentang batas dan berfungsi sebagai penghubung antaa organisasi dengan publik. 6. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sangat menguntungkan. 3. Humas Badan Karantina Ikan melakukan dan menjaga hubungan baik dari media massa cetak maupun media elektronik 4. 83 Problem solving fasilitator (fasilitator proses pemecahan masalah) Communications technician (teknisi komunikasi) 1. Humas sebagai fasilitator 1. Humas Badan Karantina Ikan dalam proses pemecahan melakukan koordinasi yang masalah. cepat dan efisien dalam penanggulangan apabila menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye. 2. Humas melibatkan diri atau 2. Humas Badan Karantina Ikan melibatkan dalam hal proses melakukan pencarian terhadap pemecahan persoalan kesalahan-kesalahan atau missnya dari persoalan yang ditemui. 3. Humas merupakan bagian 3. Humas Badan Karantina Ikan dari tim menejemen untuk melakukan pertemuan terhadap membantu pimpinan organisasi siapa saja pihak-pihak terkait baik sebagai penasihat (adviser) yang terlibat dan mempunyai hingga mengambil tindakan tanggung jawab terhadap eksekusi (keputusan) dalam pelaksanaan program. mengatasi persoalan atau krisis yang sadang dihadapi. 4. Humas melakukan kerjasama 4. Menentukan seperti apa dengan yang lain dalam nantinya dan planning yang mendefinisikan dan akan digunakan harus diubah menyelesaikan masalah. seperti apa dan bagaimana 5. Humas membantu manajer 4. Menjalin hubungan baik dari untuk mengatasi masalah media massa cetak maupun media elektronik 1. Humas bertindak sebagai 1. Humas Badan Karantina Ikan komunikator dalam hal bertindak sebagai komunikator menyebarkan informasi. dalam menyebarkan informasi mengenai kegiatan gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina Ikan. Dimanapun, kapanpun humas harus siap dalam menyebarkan informasi kepada publik maupun kepada pihak-pihak media masa 2. Humas bertindak dalam 2. Humas Badan Karantina Ikan mengendalikan berita atau bertindak sebagai wartawan informasi kepada media massa. dengan melakukan media monitoring. 84 3. Humas menyebarkan 3. Membuat press release bagi informasi melalui press release, organisasi dan juga bagi pihak newslatter, brosur, plamfet. eksternal. 4. Humas menyampaikan pesan sesuai dengan proporsinya. 5. Humas melakukan penulisan, menyunting majalah, menulis siaran pers, mengembangkan isis situs web yang berurusan dengan kontak media. 4. Humas Badan Karantina Ikan memasukan informasi pada website BKIPM mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan Peran humas dalam kegiatan ini dapat dilihat melalui beberapa tahapantahapan yaitu ada empat tahapan. Dimana bertujuan untuk membantu peran public relations dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan. 1. Expert prescriber (Penasehat Ahli) Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan para narasumber yang merupakan data primer penulis maka peran public relations sebagai penasihat ahli dalam implementasi yang diterapkan oleh humas Badan Karantina Ikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tugas dan wewenang yang dapat dihubungkan antara kampanye dengan peran humas Badan Karantina Ikan yaitu menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan pengurus dalam kurun waktu yang ditetapkan, bekerjasama dengan pihakpihak dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. 85 Jadi, kaitannya peran humas dalam kegiatan ini sebagai penasihat ahli yaitu sebagai mengembangkan orang program yang dan ahli, mendefinisikan bertanggung jawab masalah, penuh atas penerapannya. Sedangkan humas dalam kampanye adalah, mencari tahu dimana letak atau wilayah yang ada masyarakat. Siapa saja sasaran kegiatan yang perlu diberikan penyuluhan, bentuk penyuluhan seperti apa yang sesuai atau lebih dibutuhkan, pesan yang seperti apa yang ingin disampaikan, pengusulan program yang hendak dilaksanakan. 2. Communications Fasilitator (Fasilitator Komunikasi) Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengacu pada data primer yang beberapa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat diketahui bahwa peran humas yang berkaitan dengan wewenang dan peran humas dalam kampanye tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat koordinasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegaiatan, bekerjasama dengan pihak – pihak lain dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana. Peran humas sebagai fasilitator komunikasi adalah menjalankan praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi, penterjemah dan mediator antara organisasi dengan publik, mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. 86 Kegiatan lain yang dilakukan dalam kampanye tersebut seperti : menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa serta mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. Menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sangat menguntungkan. Jadi, peran public relations dalam kampanye yaitu melakukan identifikasi khalayak sasaran dalam hal kegiatan kampanye, menyediakan informasi secara terbuka kepada pihak eksternal. Hal tersebut selanjutnya dipergunakan oleh public relations untuk mencari informasi dan menjadi penghubung antara organisasi kepada khalayak melalui kegiatan sadar mutu dan karantina ikan, serta menjalin hubungan baik dari media massa baik cetak maupun elektronik. 3. Problem Solving Fasilitator (Fasilitator proses pemecahan masalah) Peran public relations sebagai fasilitator proses pemecahan masalah yaitu public relations melibatkan diri dalam proses pemecahan masalah. Public relations merupakan bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan dan krisis yang sedang dihadapi. 87 Membantu manajer lainnya dan organisasi dalam menerapkan penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemontrasikan keterampilan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Sedangkan peran public realations dalam kegiatan sadar mutu dan karantina ikan adalah melakukan koordinasi yang cepat dan efisien dalam penanggulangan apabila menemukan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye. Mencari kesalahan atau miss komunikasi pada titik yang sama, melakukan pertemuan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program, serta mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan program. 4. Communications Techician (Teknisi Komunikasi) Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis mengacu pada data primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat diketahui bahwa peran public relations Badan Karantina Ikan dalam kegiatan sadar mutu dan karantina ikan sebagai teksini komunikasi. Terlihat dalam kegiatan yang dilakukan pada kegiatan lampanye. Terkait dengan wewenang dan peran public relations dalam kegiatan tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat koordinasi-koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya, 88 bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya, menjalankan program kegiatan, membuat laporan kegiatan yang sudah terlaksana. Peran public relations sebagai teknisi komunikasi adalah sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis. Seperti: menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs web dan berurusan dengan kontak media, memberi penjelasan pada karyawan dan pers. Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar, mereka baru dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program. Sedangkan keputusan teknik komunikasi yang akan digunakan bukan merupakan keputusan public relations melainkan keputusan manajemen. Public relations hanya melaksanakannya. Jadi peran public relations dalam kampanye menyediakan layanan teknis seperti: menghubungi media untuk meliput kegiatan, membuat press release bagi perusahaan dan bagi pihak eksternal. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu, memasukkan web tentang program pengembangan isi media yang ada pada saat pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh media (wartawan). Seperti hubungan dengan media massa dalam hal memberikan penjelasan mengenai program dan kegiatan kampanye yang sedang dilaksanakan. 89 Kegiatan tersebut hasil terencana dalam program yang telah dilaksanakan. Apabila mendekati hari H, maka public elations jauh-jauh juga sudah mengatakan kepada media, memasukkan informasi sampai dengan pelaksanaan press release kepada web site internal BKIPM. Dengan melihat pemetaan dari peran public relations terhadap setiap pelaksanaan kegiatan, public relatiosn sudah menggunakan keempat peran tersebut yaitu: Expert prescribert dimana seorang public relations merupakan seseorang yang ahli, tapi dalam peran ini public relations mempunyai batasan dalam hal kewenangan pengambilan keputusan yang besar. Communications Fasilitator (sebagai media perantara anatar perusahaan dengan khalayak bila terjadi miskomunikasi). Problem solving process yaitu sebagai pemecah masalah apabila terjadi dalam organisasi/ perusahaan Communications Technitions, public relations sebagai teknisi komunikasi yang menyiapkan segala hal yang bersifat teknis. Seperti dalam menjalin hubungan dengan media massa cetak maupun media elektronik. Maka yang lebih dominan dari keempat tahap peran public relations tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations Badan Karantina Ikan dalam mengelola kegiatan sadar mutu dan karantina ikan 90 lebih dominan sebagai teknisi saja dalam menjalankan kegiatan-kegiatan kampanye. Menjalin hubungan dengan publik dan juga media internal maupun media eksternal. Seperti membuat press release, berhubungan dengan wartawan, jumpa pers, memasukkan informasi ke dalam web, serta kegiatan – kegiatan lainnya yang berkaitan dalam hal kampanye.