BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

advertisement
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Badan Karantina Ikan
Pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan
Keamanan
Hasil
Perikanan
merupakan
simplifikasi
dari
pelaksanaan
implementasi peraturan perundangan, tugas pokok dan fungsi, visi dan misi,
birokrasi dan orientasi pelayanan dari dua institusi yaitu Karantina Ikan dan
laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan.
Dilatarbelakangi masih terdapatnya permasalahan dalam kegiatan ekspor
hasil perikanan yang menyangkut aspek persyaratan negara tujuan ekspor dalam
hal mutu, lemahnya pengawasan dan pengendalian mutu produk perikanan tujuan
ekspor yang berdampak masih terdapatnya penolakan produk perikanan asal
Indonesia oleh negara tujuan.
Diperlukan langkah dan strategi untuk menciptakan sinergitas dua institusi
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yang masing-masing berorientasi kepada
keamanan pangan, perlindungan sumberdaya, pelayanan kepada masyarakat dan
merupakan bagian dari sistem perdagangan, menjadi satu organisasi sebagai
bentuk yang dianggap ideal guna mengemban misi dan tugas yang semakin
berkembang.
Adapun dasar pemikiran yang melatarbelakangi perlunya dibentuk satu
Badan yang dapat mengakomodir fungsi karantina dan pengedalian mutu hasil
47
48
perikanan, yaitu:
1.
Konsekuensi Trend Globalisasi
Kesepakatan
GATT
(sekarang
WTO)
yang
merekomedasikan
penghapusan secara bertahap subsidi domestik, subsidi ekspor, serta hambatanhambatan terhadap akses pasar (perizinan, kuota, tarif, penunjukan importir
terbatas, dll) telah melahirkan kesadaran baru bagi negara-negara di dunia akan
arti pentingnya peran aturan-aturan teknis, khusus karantina ikan, dalam
perdagangan internasional produk-produk pertanian, kehutanan, perikanan, dan
pangan di masa mendatang.
Dengan dihapuskannya segala macam bentuk subsidi serta hambatanhambatan terhadap akses pasar tersebut, diperkirakan bahwa akseptabilitas
produk-produk pertanian, kehutanan, perikanan, dan pangan dalam perdagangan
internasional di masa depan akan sangat ditentukan oleh dapat atau tidaknya
produk-produk tersebut memenuhi peraturan-peraturan karantina dan ketentuan
keamanan pangan yang diterapkan di pasar internasional.
Oleh karena itu, sistem perkarantinaan dan keamanan pangan dalam
bentuk pengendalian mutu di masa depan harus dapat melaksanakan dua fungsi
yang sangat strategis sekaligus, yaitu sebagai subsistem perlindungan sumber
daya alam hayati dan sebagai instrumen dalam perdagangan internasional.
Didorong oleh kesadaran tersebut, banyak negara-negara di dunia
termasuk Indonesia, yang kemudian berupaya untuk memperkuat sistem
perkarantinaan agar tidak dirugikan dalam era perdagangan bebas.
Upaya untuk memperkuat sistem perkarantinaan dan pengendalian mutu
49
hasil perikanan tersebut dapat ditempuh melalui pembenahan terhadap semua
aspek yang terkait dengan sistem tersebut, khususnya aspek:
a.) peraturan perundangan;
b) kelembagaan;
c) SDM;
d) sarana prasarana; dan
e) teknologi dan metodologi.
Dalam organisasi pengendalian hama penyakit ikan, Indonesia telah
meratifikasi dan menjadi salah satu anggota Office International Des Epizooties
(OIE ), salah satu badan/organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
yang menangani bidang kesehatan hewan (termasuk ikan) di dunia.
Lembaga ini mempunyai kewenangan pengaturan dan penerbitaan
berbagai kesepakatan tentang mekanisme, prosedur-prosedur dan standar-standar
internasional bidang kesehatan hewan (termasuk ikan). Oleh karena itu Sertifikat
Kesehatan Karantina yang diterbitkan oleh unit pelaksana teknis karantina ikan
diakui dan dapat berperan sebagai penjaminan kualitas produk perikanan (quality
guarantee).
Karantina ikan berperan pula sebagai faktor penentu akseptabilitas
komoditas perikanan Indonesia di pasar internasional, sebagai bagian dari Trade
Fasilitation pada kegiatan ekspor dan impor media pembawa HPIK. Sertifikat
Kesehatan Karantina Ikan, pada saat ini berperan sebagai penjamin kualitas
produk perikanan (quality gurantee).
Peningkatan sistem budidaya disertai perluasan area budidaya mendorong
50
meningkatnya lalulintas komoditas perikanan baik antar negara maupun antar area
di wilayah Negara Republik Indonesia, kondisi ini memberikan dampak
meningkatnya pemunculan jenis-jenis penyakit ikan baru yang berpotensi
menyebar dari satu negara ke negara lainnya ataupun antar area.
Sejalan dengan ini kerjasama internasional untuk melestarikan sumberdaya
alam hayati ikan dalam arti luas dan khususnya dari serangan HPIK melahirkan
tuntutan permintaan persyaratan negara tujuan ataupun daerah tujuan untuk
memberikan
jaminan
bahwa
komoditi
perikanan/media
pembawa
yang
dilalulintaskan bebas HPIK.
Hal ini merupakan tantangan dan mendorong karantina ikan untuk
berperan sebagai
subsistem
dari
sistem
perdagangan dan
pencegahan/
perlindungan sumber daya ikan dari ancaman penyakit ikan.
Selain hal- hal seperti tersebut di atas karantina ikan saat ini dihadapkan
pada beberapa posisi strategis lain yaitu:
a. Bertambahnya beban kerja dengan adanya pelimpahan/ pendelegasian
sebagian kewenangan dari unit kerja lain di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
b. Meningkatnya
tanggung
jawab
karantina
ikan
untuk
mengimplementasikan sistem elektronik dalam kerangka National Single
Window (NSW) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
c. Pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan, merupakan realisasi dari rencana antisipatif
pembangunan kelembagaan karantina ikan yang dinilai paling ideal untuk
51
menyongsong tugas dan misi yang akan diemban di era perdagangan
global nanti. Melalui Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan, yang memberi mandat untuk melaksanakan
tugas dan fungsi yang bersifat terpadu, diharapkan dapat diciptakan suatu
sistem yang sinergi dengan kesepakatan-kesepakatan internasional (antara
lain SPS Agreement, Office International des Epizooties (OIE), Codex
Alimentarius Commission, Convention Bio Diversity, dll) ataupun
merupakan solusi terhadap permasalahan pengendalian mutu hasil
perikanan dalam rangka memenuhi persyaratan negara tujuan.
2. Isu Strategis yang bersifat nasional maupun global
Adanya isu strategis yang bersifat nasional maupun global juga menjadikan
bahan pemikiran terhadap pembentukan badan karantina ikan dan pengawasan
mutu hasil perikanan. Isu strategis tersebut antara lain:
a. Luas pantai Indonesia yang sangat panjang dengan ribuan kepulauan dapat
dijadikan sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas wajib
periksa karantina ikan.
b. Keamanan pangan (food safety) dan keamanan hayati (biodiversity)
sebagai isu global yang sangat strategis untuk menghambat masuknya
pangan dan sumber daya alam hayati ke suatu negara.
c. Akses pasar produk perikanan tidak dapat ditembus apabila tidak adanya
jaminan kualitas (Quality Assurance).
Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 220 juta jiwa, Indonesia
merupakan pasar potensial bagi negara-negara produsen produk perikanan.
52
Produk perikanan tersebut telah memasuki pasar Indonesia, yang sangat
memungkinkan membawa hama dan penyakit ikan karantina. Sinyalemen ini
menunjukkan bahwa Indonesia dalam keadaan terancam secara global.
Setiap Negara telah berbenah diri dengan menyiapkan berbagai strategi dan
manuver–manuver untuk dapat memanfaatkan peluang dalam menghadapi
persaingan pasar bebas. Selain berorientasi terhadap perlindungan sumber daya
alam Indonesia, perluasan akses pasar melalui peningkatan ekspor juga menjadi
fokus perhatian.
3.
Dukungan dan Permintaan WAKIL RAKYAT (DPR)
Dukungan masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk
memperkuat kelembagaan karantina ikan dalam rangka melindungi sumber daya
ikan Indonesia merupakan salah satu pertimbangan untuk meningkatkan status
kelembagaan karantina ikan.
DPR menilai fungsi lembaga Karantina Ikan sebagai salah satu benteng
pertahanan dan perlindungan sumber daya ikan saat ini cukup signifikan namun
dengan rentang kendali yang bersifat luas, nasional, dan strategis dibutuhkan satu
lembaga yang lebih kuat dan mempunyai posisi kebijakan strategis.
Selain itu pula direkomendasikan bahwa Sistem Manajemen Mutu
Terpadu Hasil Perikanan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tingkat
pemanfaatan potensi sumber daya perikanan secara berdayaguna dan berhasil
guna, sekaligus melindungi masyarakat konsumen dari hal-hal yang merugikan
dan membahayakan kesehatan, praktek-praktek yang bersifat penipuan dan
pemalsuan dari produsen, membina produsen serta untuk meningkatkan daya
53
saing produk perikanan.
Oleh karenanya direkomendasikan untuk pembentukan suatu lembaga
karantina Ikan yang terpadu dengan lembaga pembinaan dan pengujian mutu hasil
perikanan.
4.
Alasan Efisiensi dan Efektivitas
Aspek efisiensi dan efektivitas pelayanan sertifikasi secara terpadu sebagai
penjaminan kualitas produk perikanan (quality assurance) dalam rangka
meningkatkan akses pasar produk perikanan.
Trend Internasional bahwa penjaminan kesehatan dan mutu produk
perikanan berada dalam satu lembaga dalam rangka harmonisasi dan
standardisasi, sebagai contoh:
a. Australia: AQIS (Australia Quarantine Inspection Service);
b. Korea: NFIS (National Fisheries Products Inspection Service );
c. China: AQSIQ (Administration Quality Supervision Inspection and
Quarantine ); dll.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kurangnya keterpaduan,
sinkronisasi, dan koordinasi telah menimbulkan berbagai permasalahan dalam
pelaksanaan tugas yang harus ditangani.
Badan karantina ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
akan melaksanakan keterpaduan dalam pencegahan masuk dan tersebarnya Hama
Penyakit Ikan Karantina, pengawasan dan pengendalian mutu produk perikanan
dan pelayanan prima terhadap masyarakat.
Karena itu pembentukan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan
54
Keamanan Hasil Perikanan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut, agar dalam hal-hal tertentu, dapat mengambil keputusan
tanpa terkooptasi oleh kepentingan-kepentingan organisasi yang terpisah, apabila
hal itu memang dipandang perlu dalam rangka penerapan good quarantine
practice serta demi kepentingan nasional yang lebih luas.
Selain itu, pendistribusian fungsi penyelenggaraan pelayanan sertifikasi
kesehatan kepada dua institusi, justru berpotensi untuk menimbulkan inefisiensi
sumber daya, ploriferasi birokrasi, konflik kepentingan, memperlemah sinergi
sistem SPS, mempersulit representasi Indonesia di forum nasional dan
ketidaktertiban dalam pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan dan mutu
hasi perikanan.
5. Pusat Manajemen Mutu
Sebagai salah satu amanat peraturan perundangan yang berlaku khususnya
untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan perikanan dan dalam
rangka menghadapi tuntuan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan oleh negara mitra atau negara tujuan ekspor yang saat ini semakin ketat
harus didukung dengan penerapan sistem manajemen mutu.
Sistem manajemen mutu tersebut harus terintegrasi dan mencakup seluruh
tahapan produksi mulai hulu sampai hilir termasuk laboratorium sebagai
penunjang, untuk menjamin efektifitas, konsistensi, dan integritas dalam
penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan traceability.
Pengembangan dan penerapan sistem tersebut harus dipastikan equivalen
dengan ketentuan yang berlaku secara internasional dan negara mitra atau negara
55
tujuan ekspor tertentu. Sistem tersebut merupakan acuan otoritas kompeten dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawab berkaitan dengan jaminan mutu
dan keamanan hasil perikanan dan jaminan bebas hama penyakit ikan.
Selain itu tuntutan mengenai konsistensi dan integritas sistem jaminan
mutu dan keamanan hasil perikanan dan traceability, secara jelas dituangkan
dalam ketentuan yang diberlakukan oleh negara mitra khususnya Uni Eropa (UE)
dalam peraturan (Comission Decission) CD 178, CD 852, CD 853, CD 854, dan
CD 882 yang berkaitan dengan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.
Tuntutan tersebut telah direspon oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan
dengan menetapkan Otoritas Kompeten melalui pasal 4 Permen KP 01/Men/2007.
Otoritas kompeten tersebut mempunyai tanggungjawab dalam pelaksanaan
pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada seluruh
tahapan produksi, pengolahan dan distribusi.
Otoritas kompeten tersebut telah menerapkan sistem manajemen mutu
berdasarkan ISO : 9001 – 2008 dan telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi,
meskipun masih terbatas pada ruang lingkup tertentu.
Selanjutnya melalui Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 dibentuk
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau
disebut BKIPM, yang diamanatkan sebagai institusi yang bertugas dan memiliki
kompetensi untuk melindungi kelestarian sumberdaya hayati perikanan dari
serangan hama penyakit berbahaya yang berpotensi merugikan melalui tindakan
karantina ikan, melakukan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan baik
yang diimpor ataupun yang diekspor.
56
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ditetapkan
dibentuk suatu Badan setingkat eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang melaksanakan tugas perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan
keamanan hasil perikanan yaitu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor KEP. 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan, ditetapkan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melaksanakan tugas pengembangan,
pembinaan, pemantauan dan evaluasi perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan
keamanan hasil perikanan.
Tanggungjawab, tugas dan fungsi BKIPM adalah melindungi sumberdaya
perikanan seluruh wilayah negara kesatuan RI dari serangan hama dan penyakit
ikan karantina dan melaksanakan pengendalian mutu - keamanan hasil perikanan.
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab tersebut dilaksanakan oleh BKIPM
dengan didukung oleh 45 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan 285 satker yang
melaksanakan tugas fungsi tindak karantina dipintu pemasukan dan pengeluaran
wilayah di beberapa propinsi. Rentang kendali BKIPM dalam mengemban tugas
pokok bersifat nasional dan luas.
Kedudukan UPT BKIPM ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran
wilayah yaitu di bandar udara, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan
penyeberangan, pos lintas batas dan kantor pos, berperan penting dalam mencegah
masuk tersebarnya hama penyakit ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil
57
perikanan yang dilalulintaskan. Keberadaan karantina ikan di bandar udara diatur
dalam annex 9 tentang fasilitasi (fasilitation) Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional (International Civil Aviation) Sedangkan di pelabuhan laut diatur
dalam organisasi kemaritiman internasional (IMO).
Selain 45 UPT yang tugas dan fungsinya ditempat-tempat pemasukan dan
pengeluaran wilayah, pelaksanaan tugas fungsi BKIPM didukung pula oleh Balai
Uji Standar Karantina Ikan (BUSKI) yang melaksanakan tugas: Validasi metode
uji laboratorium karantina ikan, Uji coba teknis dan metoda tindak karantina
terhadap media pembawa HPIK, Penyiapan bahan penyempurnaann dan
pengembangan metoda serta prosedur teknis pengujian, Pengkajian dan penyiapan
bahan standardisasi dan panduan mutu laboratorium, pelaksanaan pembuatan
koleksi standar HPIK dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil
pengujian laboratorium.
4.1.2
Visi dan Misi Badan Karantina Ikan
4.1.2.1.
Visi Badan Karantia Ikan
Visi pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutudan Keamanan
Hasil Perikanan Tahun 2011-2014 adalah:
“Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya”
a. Hasil perikanan mengandung arti semua barang yang dihasilkan dari
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya ikan. Selanjutnya yang dimaksud ikan yaitu segala jenis organisme
58
yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam
lingkungan perairan.
b. Hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman konsumsi mempunyai
arti hasil perikanan yang bebas hama penyakit ikan karantina (sehat),
memiliki kualitas teknis sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan
(bermutu) dan tidak dalam ambang batas yang dapat membahayakan
manusia(aman konsumsi).
c. Terpercaya memiliki arti bahwa sertifikasi yang diterbitkan karantina
ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan (HC dan HACCP)
merupakan jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar
nasional dan internasional.
4.1.2.2.
Misi Badan Karantina Ikan
“Mewujudkan Pencegahan Penyebaran HPIK serta Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan yang Mampu Menjamin Lalu Lintas Hasil
Perikanan yang Sehat, Bermutu, Aman konsumsi dan Terpercaya”
4.2. Hasil Penelitian
Hasil wawancara secara mendalam penulis kepada key informan yakni
Bapak Hari Maryadi selaku Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan yang
mempunyai wewenang dalam menentukan kebijakan dalam segala program
kegiatan yang terdapat pada bagian Informasi dan Kehumasan selama 1 tahun
pelaksanaan.
59
Selain itu, wawancara dilakukan juga dilakukan dengan Bapak Sri
Anggoro selaku kepala sub bagian humas yang mempunyai wewenang dan
tanggungjawab dalam menjalankan program kehumasan. Bertempat di Kantor
Sekretariat Badan Karantina Ikan Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Gedung
Mina Bahari 2 lantai 6. Gambir, Jakarta Pusat 10110.
Sebagai pembanding dari jawaban-jawaban key informan, penulis telah
melakukan wawancara dengan para informan yaitu Ibu RR. Irwitasari yang
merupakan staf pelaksana pada sub bagian kehumasan badan karantina ikan.
Beliau bertugas untuk mendukung setiap kegiatan kehumasan baik
kegiatan yang bersifat rutin maupun kegiatan yang bersifat event serta membuat
laporan kegiatan yang dilaksanakan. Bertempat di Kantor Sekretariat Badan
Karantina Ikan Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Gedung Mina Bahari 2 lantai
6. Gambir, Jakarta Pusat 10110.
4.2.1. Gambaran dan Ruang Lingkup Humas Badan Karantina Ikan
Seperti yang kita ketahui, indonesia merupakan salah satu negara
penghasil eksport sumber daya hayati (Biota laut) terbesar di dunia. Hal ini dapat
diketahui melalui data yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
bahwa tiap tahunnya eksport perikanan meningkat.
Namun secara garis besar peningkatan nilai eksport ini tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Ketidaksesuaian ini disebabkan banyaknya komoditi
perikanan yang masih memiliki Hama Penyakit Ikan/ Hama Penyakit Ikan
Karantina (HPI/ HPIK).
60
Badan Karantina Ikan selaku instansi pemerintah yang bertanggung jawab
untuk mengatasi dan memberantas Hama Penyakit Ikan/ Hama Penyakit Ikan
Karantina (HPI/ HPIK) serta menjamin komoditi perikanan yang diperjualbelikan
baik, sehat dan layak untuk di konsumsi oleh masyarakat luas harus berperan aktif
dalam menggalakkan komoditi perikanan yang sehat dan bermutu.
Upaya pencegahan yang dilakukan di Indonesia, sudah menjadi tanggung
jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk elemen masyarakat
harus turut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran Hama Penyakit
Ikan/ Hama Penyakit Ikan Karantina (HPI/ HPIK).
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang melalui penyuluhan dan
penyebaran informasi tentang kesadaran akan mutu dan bahaya penyakit karantina
ikan.
Humas (PR) Badan Karantina Ikan secara garis besar memiliki peran dan
tugas sebagai penghubung, penyebar informasi, dan koordinasi dengan instansi
lain terkait dengan segala macam informasi yang dibutuhkan maupun sosialisasi
informasi yang berhubungan dengan Hama Penyakit Ikan. Secara tidak langsung
humas badan karantina ikan memiliki peranan sebagai jembatan komunikasi
antara organisasi, khalayak, dan instansi lainnya.
Disamping itu penempatan humas merupakan suatu kebutuhan jika dilihat
dari pengalokasian dari sumber daya manusia didalam sub bagian kehumasan
dengan memenuhi persyaratan dan kualifikasi tertentu seperti mempunyai
61
tanggung jawab terhadap tugas dan perannya, serta mampu berkomunikasi dengan
baik, mempunyai kredibilitas sebagai humas yang handal dan disiplin yang tinggi.
Merupakan suatu tantangan bagi humas badan karantina ikan dalam
menjalankan tugas serta tanggung jawab organisasi yang besar sehingga badan
karantina ikan kini telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai instansi pemerintah
yang bertugas mencegah penyebaran hama penyakit ikan di seluruh wilayah
Indonesia.
Bapak Hari Maryadi menjelaskan struktur organisasi humas, yaitu sebagai
berikut:
“Dalam struktur organisasi Badan Karantina Ikan kedudukan humas
berada pada bagian Informasi dan Kehumasan dengan Kepala Bagian Informasi
dan Kehumasan sebagai jabatan tertinggi dan berada dibawah Sekretaris Badan
Karantina Ikan yang berkedudukan di Sekretariat Badan Karantina Ikan. Hal ini
berfungsi agar penyebaran informasi sesuai dengan target khalayak yang
dimaksud selain itu feedback yang didapat dari masyarakat dapat diolah secara
langsung dan menjadi informasi yang akan diteruskan ke Sekretaris Badan
Karantina Ikan.” 40
Berdasarkan hasil wawancara, struktur organisasi Badan Karantina Ikan
kedudukan humas berada pada bagian Informasi dan Kehumasan yang terdiri dari
tingkatan Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan, Kepala Sub Bagian Humas
dan staf pelaksana Humas yang semuanya berada dibawah sekretariat Badan
Karantina Ikan, karena idealnya humas berada dibawah pimpinan agar dapat
memberikan masukan dalam mengambil kebijakan dalam organisasi.
Didalam sub bagian humas dipimpin oleh kepala sub bagian yang nantinya
memberikan laporan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan kepada Kepala
bagian Informasi dan Kehumasan badan karantina ikan. Tugas serta fungsi dari
40
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
62
humas seperti dalam membuat media press release, membuat artikel pelaksanaan
kampanye dari awal hingga akhir, membuat dan mendistribusikan poster-poster,
spanduk, serta banner yang isinya tentang informasi kehumasan, membuat
perencanaan kegiatan kampanye, menghubungi rekan-rekan media patner yang
ingin meliput. Khususnya dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina
ikan, humas memiliki peran yang besar dalam melaksanakannya.
Hal ini pun dikatakan oleh kepala sub bagian kehumasan bapak Sri
Anggoro, sebagai berikut:
“Disini kami mengerjakan yang berhubungan dengan penyebaran
informasi seperti menulis informasi di website kami, membuat poster-poster,
spanduk, banner-banner yang mendukung kegiatan humas serta melakukan
koordinasi-koordinasi dengan pihak-pihak lain dalam mendukung tugas dan
fungsi kami.” 41
Bapak Hari Maryadi juga menjelaskan tentang pelaksana kegiatan
menggalakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan, sebagai berikut:
“Pelaksana dari kegiatan ini adalah Sub bagian Humas Badan Karatina
Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan dibantu oleh panitia lokal.” 42
Dari wawancara diatas, humas Badan Karantina Ikan merupakan sebagai
lead (koordinator) dalam pelaksanaan dan mensukseskan program kegiatan
kampanye menggalakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan yang
dilakukan Badan Karantina Ikan dengan melibatkan panitia lokal yang ditunjuk
sesuai dengan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
41
42
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
63
4.2.2. Identifikasi Masalah
Pelaksanaan kegiatan “menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan”
merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan edukasi dan penjelasan secara
garis besar mengenai pentingnya kesehatan dan mutu hasil perikanan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan sebagaimana Bapak
Hari Maryadi Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan menjelaskan dalam
wawancara:
“Gerakkan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan dilatar belakangi
oleh adanya perkembangan informasi berupa aturan-aturan atau regulasiregulasi yang setiap tahunnya berubah...” 43
Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa latar belakang pelaksanaan
kegiatan dimana adanya aturan dan regulasi yang berubah setiap tahunnya. Aturan
dan regulasi tersebut dibuat untuk mempertahankan jumlah komoditi perikanan
yang masuk ke sejumlah wilayah dan negara yang mengimpor hasil perikanan.
Hal ini disebabkan untuk melindungi hasil komoditi perikanan mereka
agar dapat bersaing dengan komoditi perikanan dari luar wilayah atau luar negeri.
Sehingga para petani perikanan dan nelayan di wilayah atau di negara tersebut
tidak kehilangan sumber pendapatan dan pekerjaan mereka.
Setiap negara memiliki aturan dan regulasi yang berbeda- beda. Sebagai
contoh: Negara Uni Eropa, mereka mensyaratkan bahwa ikan yg masuk ke
wilayah mereka harus memiliki mutu kualitas grade A dimana grade A diartikan
bahwa ikan yg masuk ke wilayah mereka harus dalam keadaan segar dan tidak
memiliki hama penyakit ikan serta teknik pengolahan dan pembungkusan ikan
43
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
64
yang baik sehingga mutu dari ikan tersebut terjaga. Selain itu harus dilengkapi
dengan sertifikat HACCP sebagai bukti dan tanda bahwa produk ikan ini memiliki
kualitas dan mutu yang terjaga.
Disamping itu, tujuan adanya kampanye ini adalah untuk meningkatkan
produksi dan nilai tambah produk perikanan menjadi optimal dan maksimal
sehingga Indonesia dapat menghasilkan devisa dari sektor perikanan dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyrakat nelayan maupun petani perikanan,
sebagaimana yang dijelaskan bapak Hari Maryadi dalam wawancara:
“...Kampanye ini merupakan salah satu bagian dari program utama
Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu industrialisasi perikanan dimana
program kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi dan
nilai tambah produk perikanan...” 44
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah induk organisasi dari
Badan Karantina Ikan yang merupakan intitusi pemerintah yang berhubungan
langsung atau yang diberi wewenang untuk mengurus dan mengatasi segala
permasalahan yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan.
Dari masalah penangkapan ikan, eksplorasi terumbu karang, pengawasan
pulau-pulau terkecil, pengembangan dan penelitian ekosistem kelautan dan
perikanan,
termasuk
didalamnya
peningkatan
produksi
perikanan
guna
menambah devisa negara.
Pelaksanaan kegiatan industrialisasi perikanan secara garis dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi perikanan agar dapat memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat nelayan, pesisir pantai, dan para petani ikan.
44
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
65
Hal ini merupakan salah satu program utama dari Kementerian Kelautan
dan Perikanan dalam mendukung kebijaksanaan pemerintah di sektor sumber
daya alam.
Di lain kesempatan, bapak sri anggoro sebagai kepala sub bagian
Kehumasan menjelaskan alasan adanya program kegiatan ini :
“...Belum terpenuhinya ketentuan bebas penyakit ataupun standar mutu
dan aman konsumsi terhadap ikan ataupun hasil perikanan memberikan
konsekuensi pengkategorian produk oleh konsumen sebagai produk kualitas
rendah dan tidak aman...” 45
Ketentuan bebas penyakit atau standar mutu dan aman konsumsi terhadap
produk perikanan baik yang ditangkap maupun yang dibudidayakan selama ini
memang belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat kita.
Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang disampaikan serta
pemahaman akan aturan dan regulasi serta tata cara pengemasan produk olahan
perikanan yang dibuat untuk menjadi komoditi perdagangan.
Saat ini kita masih melihat banyaknya hasil tangkapan ikan yang tidak
diolah dan dikemas dengan baik. Hal ini disebabkan banyak komoditi perikanan
yang terkena hama penyakit ikan sebagai akibat adanya kontak langsung yang
disebabkan kurangnya pengetahuan tentang tata cara pembungkusan dan
pengemasan ikan yang baik dan higienis.
Selain itu teknik penangkapan ikan yang banyak meninggalkan bekas di
badan ikan sebagai akibat pemilihan benang atau bahan dasar membuat jaring
yang buruk kualitasnya sehingga membuat mutu ikan segar menjadi rendah.
45
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan
66
Akibat dari kelemahan-kelemahan diatas, produk perikanan baik tangkap
maupun olahan dari masyarakat kita, dianggap memiliki mutu dan kualitas yang
sangat rendah. Disamping itu dianggap tidak aman untuk dikonsumsi yang
berimplikasi pada rendahnya nilai jual perdagangan dan harga tawar di pasar
dalam negeri maupun di luar negeri.
4.2.3. Pengelolaan Kegiatan Kampanye
4.2.3.1.
Pelaksanaan Kegiatan Kampanye Menggalakkan Sadar Mutu
dan Karantina Ikan
Kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan merupakan
kegiatan yang sangat penting bagi kita semua, hal ini disebabkan pengetahuan dan
informasi yang akan disampaikan sangat berguna bagi para nelayan, masyarakat,
dan pemerintah juga.
Bapak Hari Maryadi menjelaskan pelaksanaan kegaiatan:
“Program ini dilaksanakan selama 2 tahun...” 46
Jadi, kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan yang
dilakukan merupakan kegiatan khusus. Bukan kegiatan bulanan, triwulan, maupun
tahunan. Bapak sri anggoro selaku kasubbag Kehumasan, menjelaskan alasannya,
yaitu:
“Kegiatan ini bukan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kebutuhan yang mendesak akan
informasi terbaru sehingga masyarakat kita dapat tidak tertinggal informasi dan
dapat bersaing dengan negara lain. Diperkirakan 2 tahun waktu yang dibutuhkan
pelaksanaan kegiatan ini” 47
46
47
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
67
Senada dengan bapak Sri Anggoro, bapak Hari Maryadi juga menjelaskan
alasan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
“Memang kegiatan ini bukan kegiatan rutinitas yang dilakukan setiap
bulan ataupun tahunan. Kegiatan kampanye menggalakkan sadar mutu dan
karantina ikan merupakan hasil dari pertimbangan dari berbagai kejadian yang
terjadi sebelumnya sehingga pelaksanaan kegiatan ini menjadi prioritas untuk
dilaksanakan.” 48
Kegiatan kampanye ini memiliki target dan sasaran yang ingin dicapai.
Program – program yang ingin dicapai dijelaskan oleh Bapak Hari Maryadi dalam
wawancara yaitu:
“...target yang ingin dicapai diantaranya:
a.Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk
memproduksi atau menghasilkan hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman
dikonsumsi;
b.Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan
yang strategis (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam meningkatkan daya
saing produk perikanan melalui penerapan sistem menajemen perkarantinaan
ikan dan mutu keamanan hasil perikanan;
c.Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk perikanan baik
domestik maupun internasional berbasis produk sehat, bermutu dan aman
dikonsumsi;
d.Meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa pengawasan dan
pengendalian kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan bukan semata
tugas dan tanggung jawab pemerintah, akan tetapi menjadi tugas semua pihak
(stakeholder) termasuk konsumen;
e.Memasyarakatkan serta membumikan karakter dan perilaku masyarakat
agar menjadi konsumen yang cerdas dengan pesan: teliti sebelum membeli,
memperhatikan label dan masa kadarluasa, memperhatikan produk dengan
jaminan mutu;” 49
Humas Badan Karantina Ikan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye
menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan ini tidak dilakukan secara sendiri
namun melibatkan pihak-pihak lain. Bapak Hari Maryadi menjelaskan:
48
49
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
68
“Pusat Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan dibawah naungan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
(BPSDMKP) dan panitia – panitia daerah” 50
Dengan adanya support dari instansi lain diharapkan kegiatan ini dapat
mencapai sasaran yang ingin diraih sehingga informasi yang akan disampaikan
kepada khalayak kegiatan menjadi maksimal bukan minimal.
Tata cara yang dilakukan dalam kegiatan ini diceritakan oleh bapak Sri
Anggoro dalam wawancaranya:
“...Mekanisme yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi
informasi dan diskusi yang disertai dengan tanya jawab antara peserta kegiatan
dengan para narasumber...” 51
Mekanisme yang dilakukan diantaranya melakukan tatap muka dengan
nelayan, petani ikan yang dilakukan oleh para narasumber yang kompeten di
bidangnya.
Dengan mekanisme ini diharapkan informasi yang akan disampaikan dapat
dipahami dan diterapkan oleh para nelayan, petani perikanan dalam meningkatkan
dan mengembangkan usaha perikanannya
4.2.3.2.
Persiapan
Kegiatan
Menggalakkan
Sadar
Mutu
dan
Karantina Ikan
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan dibutuhkan koordinasi-koordinasi yang
melibatkan beberapa bagian untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Rapat
koordinasi ini dilakukan secara setiap bulan, sebagaimana dengan bapak Sri
Anggoro menjelaskan:
50
51
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
69
“Rapat koordinasi dilakukan setiap bulannya untuk dilakukan evaluasi
dan perencanaan kegiatan ini dengan bapak Hari Maryadi selaku Kepala Bagian
Informasi dan Kehumasan yang memimpin rapat tersebut. Rapat tersebut
dilaksanakan di Ruang Rapat Carpio Sekretariat Badan Karantina Ikan” 52
Bagaimana persiapan pelaksanaan kegiatan?
Bapak Hari Maryadi menjelaskan dalam wawancaranya:
“...Persiapan yang dilakukan diantaranya melakukan publikasi informasi
tentang kegiatan kampanye serta isi dari kegiatan kampanye dan waktu serta
tempat menyelenggaraan sehingga masyarakat dapat mengetahuinya...” 53
Sedangkan bapak Sri Anggoro menjelaskan dalam wawancaranya :
“Pelaksanaan persiapan yang dilakukan bisa saya katakan sudah ok.
Koordinasi antar lembaga-lembaga, Unit pelaksana Teknis (UPT) Karantina dan
peserta kegiatan yang akan menghadiri acara tersebut sudah mengetahuinya jadi
kalau saya bilang tinggal pelaksanaan saja. Selain komunikasi yang tetap kami
jaga, untuk mensukseskan kegiatan ini juga di butuhkan beberapa hal lainnya
diantaranya : publikasi atau penyebaran informasi tentang kegiatan ini. Tempat
atau lokasi, waktu, tanggal, dan narasumber yang akan mengisi acara ini juga
informasi atau gambaran garis besar tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan...” 54
Penyebaran informasi dilakukan dengan menggunakan media seperti yang
dijelaskan dalam wawancara dengan bapak sri anggoro dan Ibu Irwitasari:
Wawancara dengan bapak sri anggoro :
“Media yang digunakan seperti website BKIPM, spanduk, booklet, banner
di daerah penyelnggaraan. Pesan yang disampaikan adalah masyarakat
memahami apa yang dimaksud dengan kualitas mutu perikanan dan informasi
terbaru tentang pencegahan penyakit ikan.” 55
Wawancara dengan Ibu Irwitasari:
52
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
54
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
55
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
53
70
“Kita hanya menggunakan fasilitas internal dari kita saja seperti website
BKIPM ditambah dengan spanduk, banner di perwakilan kami yang ada di upt
kami diseluruh tempat penyelenggaraan. Menurut saya, pesan yang di harapkan
adalah adanya perpanjangan informasi tentang yang berhubungan dengan mutu
kesehatan ikan baik penyakitnya maupun cara pengolahannya disamping itu
diharapkan mayarakat yang melihat spanduk dan banner ini dapat berpartisipasi
dan menghadiri kegiatan ini” 56
Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam kegiatan gerakan sadar
mutu dan karantina ikan dijelaskan dalam wawancara yang dilakukan dengan
bapak sri anggoro dan ibu Irwitasari:
Wawancara dengan Ibu Irwitasari:
“Perencanaan program yang dilakukan dengan mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi, selanjutnya melakukan identifikasi kegiatan apa yang
dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan segala informasi dan bahan materi
yang mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan seperti
kegiatan pemaparan dimana terdapat berbagai narasumber dengan berbagai
topik yang akan disampaikan. Pemaparan ini terbagi menjadi 3 sesi yang
diantaranya sesi pertama adalah tentang sosialisasi peraturan dan regulasi yang
berlaku, lalu dilakukan demostrasi dan pemaparan tentang caranya menjaga
kualitas ikan yang akan dipasarkan, serta pengenalan tentang hama penyakit ikan
yang sering ditemui dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah
terinfeksinya ikan yang akan dipasarkan.“ 57
Wawancara dengan bapak Sri Anggoro:
“Bentuk kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan sosialisasi dan forum
diskusi dimana terdapat peserta dan narasumber yang berkopeten dengan subjek
masalah yang dibicarakan. Selain itu dilakukan pemaparan akan tata cara
menjaga kualitas dan mutu hasil perikanan dengan bekerjasama dengan pusat
penyuluh perikanan yang akan melakukan pemaparan. Jika dari kita, memberikan
pengenalan jenis hama penyakit ikan apa saja yang sering ditemui dan dimana
saja ikan tersebut dapat terinfeksi serta upaya yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan terkena infeksi HPI/HPIK.“ 58
56
Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
58
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
57
71
Dalam melaksanakan kegiatan gerakan sadar mutu dan karantina ikan,
humas badan karantina ikan dibantu oleh panitia – panitia lokal. Selain itu kita
juga dibantu oleh Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Hal ini dijelaskan
Wawancara dengan bapak hari maryadi:
“Pusat Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan dibawah naungan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
(BPSDMKP) dan panitia – panitia daerah.” 59
Wawancara dengan bapak sri anggoro:
“Susunan tim dari kegiatan ini dimana Badan Karantina Ikan yaitu Sub
Bagian Kehumasan memegang peranan penting dalam kegiatan ini dengan
bantuan dari panitia lokal dan eselon 1 lain yakni. Pusat Penyuluh Kementerian
Kelautan dan Perikanan” 60
Wawancara dengan ibu Irwitasari:
“Bisa dibilang poporsi tim panitia terbanyak adalah dari eselon I kita dan
dibantu oleh panitia dari tiap-tiap daerah pelaksanaan dan eselon I lain
Kementerian Kelautan dan Perikanan.” 61
Diharapkan dengan persiapan yang optimal, kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan sebaik dan semaksimal mungkin
4.2.4. Identifikasi Khalayak Kampanye
Dalam pelaksanaan kegiatan kampanye ini khalayak yang dijadikan
sasaran dan target adalah yang memiliki dampak langsung dari pelaksanaan
kegiatan. Sehingga pada dasarnya diharapkan yang datang memiliki hubungan
59
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
61
Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
60
72
langsung dengan kegiatan kampanye ini sebagaimana yang dijelaskan bapak Hari
Maryadi dalam jawaban wawancaranya, yaitu:
“Target peserta adalah yang memiliki hubungan langsung dengan
komoditi perikanan seperti nelayan, petani ikan, kelompok-kelompok usaha tani
mandiri, masyarakat pesisir pantai.” 62
Hal serupa juga ditanyakan kepada bapak Sri Anggoro, beliau menjawab
dalam wawancaranya :
“Target kami pastinya adalah para nelayan, petani ikan, serta
masyarakat yang berhubungan langsung dengan industri perikanan.” 63
Jadi kegiatan ini memiliki spesifikasi kahlayak yang berasal dari faktor
pekerjaannya dimana target khalayak ini memiliki latar belakang yang
berhubungan dengan perikanan, seperti nelayan, petani ikan, dll. Namun secara
umum siapapun dapat menghadiri kegiatan ini.
Lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di lima
(lima) daerah sebagaimana yang dijelaskan pada wawancara :
Wawancara dengan bapak hari maryadi:
“Gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina ikan pada tahun ini
dilaksanakan di 5 (lima) lokasi yang berbeda, diantaranya: Surabaya I (Juanda),
Medan I (Polonia), Bali, Makassar, Jakarta I (Soekarno Hatta). Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan rentang waktu dari bulan april sampai dengan
bulan desember 2013. Untuk kegiatan pertama dilaksanakan pada bulan Mei
2013 di Surabaya I (Juanda) propinsi Jawa Timur.” 64
62
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
64
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
63
73
Dalam spesifikasi khalayak, dipertanyakan tentang target khalayak yang
menghadiri kegiatan ini. Bapak Hari Maryadi menjawabnya dalam wawancara,
yakni:
“Target yang kami harapkan adalah para nelayan, kelompok tani
perikanan yang berada di daerah penyelenggaraan kegiatan.Disamping itu
sanak keluarga dari para nelayan atau petani perikanan maupun masyarakat
pemerhati perikanan.” 65
Pertanyaan yang sama juga ditanyakan kepada bapak Sri Anggoro. Beliau
menjawab, yakni:
“Jika ditanya berapa banyak target yang datang, kami mengharapkan
semua bisa datang dalam arti tidak para nelayan aja atau petani perikanan
namun masyarakat umum dapat menghadiri dan mengikuti kegiatan ini.” 66
Secara garis besar target khalayak yang diharapkan hadir adalah para
nelayan, petani perikanan, masyarakat pesisir atau yang khalayak yang memiliki
keterkaitan langsung dengan sektor perikanan. Namun masyarakat umum juga
dapat menghadiri kegiatan ini karena kegiatan ini tidak memiliki keterbatasan
khalayak yang harus hadir.
4.2.5. Pesan
Pesan kampanye merupakan saran yang akan membawa sasaran mengikuti
apa yang diinginkan dari program kampanye yang pada akhirnya akan sampai
pada pencapaian tujuan dari kegiatan.
Pesan dari kampanye ini bapak Hari Maryadi menjelaskan sebagai berikut:
65
66
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
74
“Pesan yang akan kami sampaikan adalah diharapkan masyarakat dapat
mengetahui informasi terbaru dalam menggalakkan sadar mutu dan keamanan
hasil perikanan dengan meningkatkan kualitas hasil perikanan yang bebas dari
hama penyakit ikan (HPIK)” 67
Pesan yang disampaikan dalam kampanye ini dalam wawancara dengan
pak Sri Anggoro adalah :
“...Pesan yang disampaikan adalah masyarakat memahami apa yang
dimaksud dengan kualitas mutu perikanan dan informasi terbaru tentang
pencegahan penyakit ikan” 68
Sedangkan menurut ibu Irwitasari pesan ingin disampaikan adalah:
“Menurut saya, pesan yang di harapkan adalah adanya perpanjangan
informasi tentang yang berhubungan dengan mutu kesehatan ikan baik
penyakitnya maupun cara pengolahannya disamping itu diharapkan mayarakat
yang melihat spanduk dan banner ini dapat berpartisipasi dan menghadiri
kegiatan ini.” 69
Secara garis besar dari tiga wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa maksud dan inti dari pesan yang akan disampaikan adalah masyarakat
dapat memahami akan pentingnya kesadaran mutu dari hasil perikanan yang di
tangkap maupun yang dibudidayakan dengan juga memperhatikan faktor
kesehatan ikan tersebut termaksuk dari penyakit - penyakit yang menyebabkan
ikan dapat dilakukan karantina ikan.
Agar informasi dan maksud dari pesan kampaye ini dapat di pahami dan
mengerti langsung oleh para petani dan nelayan perikanan, maka dibutuhkan
pembicara ahli (narasumber) yang berkompeten dibidangnya.
67
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
69
Wawancara dengan ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
68
75
Berdasarkan wawancara dengan bapak Hari Maryadi, Sri Anggoro dan ibu
Irwitasari, ditentukan yang menjadi pembicara ahli (narasumber) dalam kegiatan
ini. Berikut kutipan wawancaranya:
“Narasumber untuk kegiatan ini diantaranya;
a. Mantan menteri Kelautan dan Perikanan Periode 2001-2005 Bpk.
Rohim Dahuri.
b. Kepala Badan Karantina Ikan Bpk. Narmoko Prasmadji” 70
Dengan narasumber ini diharapkan penyajian informasi dan pengetahuan
yang disampaikan serta pesan yang ingin diberitahukan dapat dipahami dengan
baik oleh masyarakat sehingga wawasan dan pemahaman masyarakat, para petani
perikanan dapat meningkat yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil
perikanan yang akan di perjual belikan dengan mutu perikanan yang tidak kalah
dengan negara – negara lain.
Setelah menentukan pesan dan orang yang akan menyampaikan pesan,
selanjutnya kita akan mengetahui tanggapan atau feedback apakah pesan yang
disampaikan diterima dengan baik oleh khalayak yang menghadiri.
Bapak Hari Maryadi menjelaskan dalam wawancaranya:
“Feedback yang kami dapatkan adalah diharapkan kegiatan ini dapat
dilakukan minimal setahun sekali karena informasi-informasi yang disampaikan
sangat dibutuhkan mereka sehingga mereka dapat bersaing dengan negara
lain”71
Selain itu bapak Sri Anggoro dan ibu Irwitasari memberikan tanggapan
tentang feedback yang didapat dari penyelenggaraan kegiatan ini. Bapak Sri
Anggoro dalam wawancaranya menjelaskan:
70
71
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, bpk Sri Anggoro, Ibu Irwitasari.
Wawancara dengan bpk Hari Maryadi, Kepala Bagian Informasi dan Kehumasan.
76
“Feedback yang didapat, alhamdulillah sesuai dengan yang kami
harapkan. Para peserta sangat antusias dengan pelaksanaan kegiatan ini.
Terbukti dari sekitar 80 orang yang datang menghadiri, kurang lebih sekitar 20
sampai dengan 30 orang mengajukan pertanyaan dalam forum ini” 72
Sedangkan ibu Irwitasari menjelaskan dalam wawancaranya:
“Tanggapan yang saya peroleh adalah banyaknya peserta yang datang
dan menghadiri kegiatan kami serta terlihat beberapa peserta melakukan diskusi
secara langsung dengan salah satu narasumber kami setelah selesai acara
kegiatan sadar mutu dan karantina ikan” 73
Bisa dikatakan bahwa tanggapan dan feedback yang diperoleh responnya
sangat baik dan bagus. Hal ini kita dapat ketahui dengan kurang lebih sekitar 80
(delapan puluh) orang di tiap lokasi penyelenggaraan yang antusias menghadiri
dan mengikuti kegiatan ini. Selain itu, dengan banyaknya yang melakukan tanya
jawab, diskusi dengan pembicara ahli baik selama pelaksanaan kegiatan maupun
setelah selesai melakukan kegiatan.
4.2.6. Peran Humas dalam kampanye menggalakkan sadar mutu dan
karantina ikan
Dari kegiatan kampanye ini hal yang paling penting adalah peran seorang
public relations terhadap perencanaan suatu kampanye. Public relations atau
Humas Badan Karantina Ikan menyelenggarakan setiap kegiatan kampanye
sebagai perencanaan, pelaksanaan, informan bagi khalayak internal maupun
eksternal.
72
73
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
Wawancara dengan ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
77
Selain itu sebagai penghubung antara perusahan dengan khalayak sasaran,
pemecahan masalah jika ada trouble dalam pelaksanaan, dan penyediaan
perlengkapan dari kegiatan sampai dengan melakukan monitoring dan evaluasi.
Peran public relations Badan Karantina Ikan sebagai seorang yang harus
mengetahui secara garis besarnya mengenai perusahaan atau organisasi dan dapat
menjadikan atau membuat keadaan dimana perusahaan dapat tampil lebih dari
sebelumnya serta lebih mengarah kepada corporate image yang akan dibangun,
dipertahankan dan dibuat menjadi lebih baik.
Peran
Public
relations
Bahan
Karantina
Ikan
dalam
kampanye
menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan adalah bagaimana menciptakan
kepercayaan dan kejujuran dalam berkampanye untuk memperoleh citra. Selain itu
merupakan aktifitas utama pada setiap kegiatan dalam mencapai tujuan utama
kampanye. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public
internal maupun public eksternal.
Berdasarkan adanya dua jenis publik bagi suatu orgnisasi, maka peran
public relations diarahkan melalui dua macam peran yaitu peran manajerial dan
peran teknis, dengan kata lain public relations mengemban tugas atas tujuannya
yaitu berkomunikai ke dalam organisasi dengan public intern dan keluar organisasi
dengan khalayak.
Badan karantina Ikan merupakan organisasi pemerintah yang tujuan
berdirinya merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mengatasi dan
78
menanggulangi segala masalah yang berhubungan dengan kualitas mutu dan
karantina perikanan.
Kegiatan kampanye yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk
memberikan informasi mengenai pemahaman dan pengetahuan mengenai mutu
dan karantina ikan. Guna memberikan informasi segala hal mengenai mutu dan
karantina ikan melalui program-program kampanye.
Seorang public relations di dalam perusahaan atau organisasi tentunya
memegang peranan bagi perusahaan atau organisasi tersebut. Beberapa hal yang
menjadi peran seorang public relations dalam menjalankan komunikasi didalam
suatu perusahaan atau organisasi adalah sebagai berikut:
Secara garis besar humas badan karantina ikan melakukan kegiatan yang
merupakan tugas dan fungsi seorang humas. Hal ini di jelaskan dalam wawancara
dengan bapak Sri Anggoro dan Irwitasari.
Hasil wawancara dengan bapak Sri Anggoro:
“Kita di bagian humas selama ini bertugas atau memiliki tugas dan fungsi
untuk mendukung pelaksanaan Badan karantina melalui penyebaran informasi
baik berupa pengetahuan, regulasi atau kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan Kelautan dan Perikanan, membuat program-program yang mendukung
pelaksanaan organisasi Badan Karantina Ikan, melakukan koordinasi –
koordinasi secara internal yakni didalam Badan Karantina Ikan dan eksternal
yaitu antara intansi pemerintah yang berada di luar maupun di dalam
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dan juga melakukan kerjasama informasi
dengan lembaga-lembaga swasta mau pun LSM baik dalam maupun luar negeri
serta masyarakat Indonesia.” 74
Wawancara dengan Irwitasari;
74
Wawancara dengan bpk Sri Anggoro, Kepala Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
79
“Disini kami mengerjakan yang berhubungan dengan penyebaran
informasi seperti menulis informasi di website kami, membuat poster2, spanduk,
banner2 yang mendukung kegiatan humas serta melakukan koordinasi-koordinasi
dengan pihak-pihak lain dalam mendukung tugas dan fungsi kami. Membuat
program-program kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi Badan Karantina Ikan” 75
Jadi, seorang humas Badan Karantina Ikan dituntut dapat melaksanakan
tugasnya sebagai seorang public relations dengan menjaga segala hubungan dan
koordinasi yang sudah terjalin selama ini selain itu mampu dan dapat menjaga
nama baik dan citra dari organisasi.
Yang berkaitan dengan penelitian adalah membuat program kegiatan dan
mengkoordinasikan program tersebut dengan bagian atau instansi lain dalam
pelaksanaannya serta mengevaluasikan keberhasilan program kampanye tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa humas Badan Karantia Ikan dalam mengelola
kegiatan ini lebih dominan menggunakan teknisi komunikasi. Karena humas
merupakan pihak yang sering berhadapan dengan media dan khalayak.
Kegiatan public relations tersebut yaitu menyediakan keperluan teknis
dalam melaksanakan kegiatan ini. Seperti: memasukkan informasi kegiatan ke
dalam web BKIPM, menjalin kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang
mendukung kegiatan ini, membuat banner dan spanduk yang isinya mendukung
kegiatan tersebut.
75
Wawancara dengan Ibu Irwitasari, Staf Sub Bagian Kehumasan dan Layanan Pengaduan.
80
4.3 Pembahasan
Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari
hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang
diperoleh. Dari hasil penelitian yang dijabarkan diatas, kemudian peneliti
melakukan analisa untuk mengetahui peran humas Badan Karantina Ikan dalam
kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan.
Analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode
tringgulasi, yakani wawancara dengan narasumber diantaranya: Bpk, Ir. Hari
Maryadi, M.si selaku Kepala Bagian Kehumasan dan Informasi, Bpk. Sri
Anggoro, S.Pi selaku Kepala Sub Bagian Kehumasan, Ibu R.R. Irwitasari selaku
Staf Pelaksana Kehumasan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran humas didalam
kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan yaitu : sebagai saluran
komunikasi atau jembatan bagi lembaga kepada masyarakat dan bekerjasama
dengan pihak-pihak lain dalam membarikan informasi serta pemahaman kepada
masyarakat dalam kegiatan ini.
Sedangkan tugas Badan Karantina Ikan adalah sebagai lembaga
masyarakat yang tugasnya memberikan informasi kepada masyarakat dengan
merumuskan dan melaksanakan kebijakan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan.
81
Tabel 1.
Pola empat peran public relations dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu
dan karantina ikan.
Peranan PR
ciri Peran Public Relations
Implementasi
1. Humas dianggap sebagai 1. Praktisi humas melakukan
orang
yang
memiliki identifikasi masalah dengan
kemampuan sebagai seseorang cara:
Expert Prescriber yang disebut ahli dalam bidang
(Penasehat Ahli)
keahliannya
2. Humas dipandang oleh pihak
a. Mencari tahu wilayah
lain sebagai yang berwenang
mana saja yang banyak
atas
masalah.
Memiliki
menghasilkan perikanan
pengalaman dan kemampuan
yang tinggi
3. Membantu mencarikan solusi
b. Siapa saja sasaran
dalam menyelesaikan masalah
kegiatan
yang
perlu
antar perusahaan/ organisasi
dilaksanakan sosialisasi
dengan publiknya
4. Membuat pihak manajemen
bertindak pasif untuk menerima
atau mempercayai apa yang
telah disarankan atau usulan dari
praktisi public relations yang
memiliki
pengalaman
dan
keterapilan yang tinggi
5. Peran Humas sebagai seorang
yang ahli bertugas:
a. Mendefinisikan
masalah
b. Mengembangkan
program
dan
bertanggung
jawab
penuh
atas
penerapannya
c.
Membuat
bentuk
rancangan kegiatan yang
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan saat ini.
d.
Membuat
dan
menyiapkan pesan yang
ingin disampaikan
2. Mengusulkan
program
yang akan dilaksanakan.
3 Memonitoring
program
yang dilakukan oleh team
kampanye baik dan dalam
organisasi maupun dari
pihak eksternal
4. Merancang kegiatan tetapi
dalam
hal
pengambilan
keputusan
tetap
pihak
manajemen yang berwenang
82
Communications
Fasiitator
(Fasilitator
Komunikasi)
1. Seorang humas berperan 1. Humas Badan Karantina Ikan
sebagai praktisi, pendengar yang melakukan penyebaran
baik,
informasi dengan melaksanaan
kegiatan berbentuk sosialisasi
2. Seorang humas melakukan
fungsinya sebagai penghubung,
penerjemah, dan mediator antara
organisasi dan publik atau
penengah bila terjadi mis
komunikasi
2. Humas Badan Karantina Ikan
menggunakan informasi yang
dimikinya untuk dijadikan
penghubung antara organisasi
kepada khalayak melalui
kegiatan sadar mutu dan
karantina ikan
3. Mengelola komunikasi dua
arah, memfasilitasi perubahan
dengan
menyingkirkan
rintangan dalam hubungan. Dan
membuat saluran komunikasi
tetap terbuka.
4.
Menjadi
penengah,
menetapkan agenda diskusi
meringkas dan mengulangi,
memancing
reaksi
dan
membantu
partisipan
mendiagnosa dan mengoreksi
kondisi
yang
mengganggu
hubungan komunikasi.
5. Memegang peran tentang
batas dan berfungsi sebagai
penghubung antaa organisasi
dengan publik.
6.
Sebagai
fasilitator
komunikasi,
praktisi
mendapatkan dirinya bertindak
sebagai sumber informasi yang
diperlukan
manajemen
organisasi
maupun
publik
sehingga
mereka
dapat
membuat keputusan yang sangat
menguntungkan.
3. Humas Badan Karantina Ikan
melakukan dan menjaga
hubungan baik dari media
massa cetak maupun media
elektronik
4.
83
Problem solving
fasilitator
(fasilitator proses
pemecahan
masalah)
Communications
technician (teknisi
komunikasi)
1. Humas sebagai fasilitator 1. Humas Badan Karantina Ikan
dalam
proses
pemecahan melakukan koordinasi yang
masalah.
cepat dan efisien dalam
penanggulangan apabila
menemukan permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan
kampanye.
2. Humas melibatkan diri atau 2. Humas Badan Karantina Ikan
melibatkan dalam hal proses melakukan pencarian terhadap
pemecahan persoalan
kesalahan-kesalahan atau missnya dari persoalan yang
ditemui.
3. Humas merupakan bagian 3. Humas Badan Karantina Ikan
dari tim menejemen untuk melakukan pertemuan terhadap
membantu pimpinan organisasi siapa saja pihak-pihak terkait
baik sebagai penasihat (adviser) yang terlibat dan mempunyai
hingga mengambil tindakan tanggung jawab terhadap
eksekusi (keputusan) dalam pelaksanaan program.
mengatasi persoalan atau krisis
yang sadang dihadapi.
4. Humas melakukan kerjasama 4. Menentukan seperti apa
dengan yang lain dalam nantinya dan planning yang
mendefinisikan
dan akan digunakan harus diubah
menyelesaikan masalah.
seperti apa dan bagaimana
5. Humas membantu manajer 4. Menjalin hubungan baik dari
untuk mengatasi masalah
media massa cetak maupun
media elektronik
1. Humas bertindak sebagai 1. Humas Badan Karantina Ikan
komunikator
dalam
hal bertindak sebagai komunikator
menyebarkan informasi.
dalam menyebarkan informasi
mengenai kegiatan gerakan
masyarakat sadar mutu dan
karantina Ikan. Dimanapun,
kapanpun humas harus siap
dalam menyebarkan informasi
kepada publik maupun kepada
pihak-pihak media masa
2. Humas bertindak dalam 2. Humas Badan Karantina Ikan
mengendalikan
berita
atau bertindak sebagai wartawan
informasi kepada media massa. dengan
melakukan
media
monitoring.
84
3.
Humas
menyebarkan 3. Membuat press release bagi
informasi melalui press release, organisasi dan juga bagi pihak
newslatter, brosur, plamfet.
eksternal.
4. Humas menyampaikan pesan
sesuai dengan proporsinya.
5. Humas melakukan penulisan,
menyunting majalah, menulis
siaran pers, mengembangkan
isis situs web yang berurusan
dengan kontak media.
4. Humas Badan Karantina Ikan
memasukan informasi pada
website BKIPM mengenai
kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan
pada
kegiatan
menggalakkan sadar mutu dan
karantina ikan
Peran humas dalam kegiatan ini dapat dilihat melalui beberapa tahapantahapan yaitu ada empat tahapan. Dimana bertujuan untuk membantu peran public
relations dalam kegiatan menggalakkan sadar mutu dan karantina ikan.
1. Expert prescriber (Penasehat Ahli)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan para
narasumber yang merupakan data primer penulis maka peran public
relations sebagai penasihat ahli dalam implementasi yang diterapkan oleh
humas Badan Karantina Ikan.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa tugas dan wewenang yang dapat
dihubungkan antara kampanye dengan peran humas Badan Karantina Ikan
yaitu menjalankan program yang telah disetujui dalam rapat dewan
pengurus dalam kurun waktu yang ditetapkan, bekerjasama dengan pihakpihak dalam melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang
sudah terlaksana.
85
Jadi, kaitannya peran humas dalam kegiatan ini sebagai penasihat
ahli
yaitu
sebagai
mengembangkan
orang
program
yang
dan
ahli,
mendefinisikan
bertanggung
jawab
masalah,
penuh
atas
penerapannya.
Sedangkan humas dalam kampanye adalah, mencari tahu dimana
letak atau wilayah yang ada masyarakat. Siapa saja sasaran kegiatan yang
perlu diberikan penyuluhan, bentuk penyuluhan seperti apa yang sesuai
atau lebih dibutuhkan, pesan yang seperti apa yang ingin disampaikan,
pengusulan program yang hendak dilaksanakan.
2. Communications Fasilitator (Fasilitator Komunikasi)
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengacu pada data
primer yang beberapa hasil wawancara dari sejumlah narasumber. Dapat
diketahui bahwa peran humas yang berkaitan dengan wewenang dan peran
humas dalam kampanye tersebut bertugas menjalankan program yang
telah disetujui dalam rapat koordinasi yang dilakukan sebelum
pelaksanaan kegaiatan, bekerjasama dengan pihak – pihak lain dalam
melaksanakan kegiatan, membuat laporan program yang sudah terlaksana.
Peran humas sebagai fasilitator komunikasi adalah menjalankan
praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi,
penterjemah dan mediator antara organisasi dengan publik, mengelola
komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan
rintangan dalam hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka.
86
Kegiatan lain yang dilakukan dalam kampanye tersebut seperti :
menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi meringkas dan
mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan
mendiagnosa serta mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan
komunikasi.
Menyediakan
informasi
yang
diperlukan
manajemen
organisasi maupun publik sehingga mereka dapat membuat keputusan
yang sangat menguntungkan.
Jadi, peran public relations dalam kampanye yaitu melakukan
identifikasi khalayak sasaran dalam hal kegiatan kampanye, menyediakan
informasi secara terbuka kepada pihak eksternal.
Hal tersebut selanjutnya dipergunakan oleh public relations untuk
mencari informasi dan menjadi penghubung antara organisasi kepada
khalayak melalui kegiatan sadar mutu dan karantina ikan, serta menjalin
hubungan baik dari media massa baik cetak maupun elektronik.
3. Problem Solving Fasilitator (Fasilitator proses pemecahan masalah)
Peran public relations sebagai fasilitator proses pemecahan
masalah yaitu public relations melibatkan diri dalam proses pemecahan
masalah. Public relations merupakan bagian dari tim manajemen untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan dan
krisis yang sedang dihadapi.
87
Membantu manajer lainnya dan organisasi dalam menerapkan
penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap
hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya.
Dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemontrasikan
keterampilan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan
mengatasi masalah.
Sedangkan peran public realations dalam kegiatan sadar mutu dan
karantina ikan adalah melakukan koordinasi yang cepat dan efisien dalam
penanggulangan apabila menemukan permasalahan dalam pelaksanaan
kegiatan kampanye. Mencari kesalahan atau miss komunikasi pada titik
yang sama, melakukan pertemuan terhadap pihak-pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan program, serta mempunyai tanggung jawab terhadap
pelaksanaan program.
4. Communications Techician (Teknisi Komunikasi)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis mengacu
pada data primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber.
Dapat diketahui bahwa peran public relations Badan Karantina Ikan dalam
kegiatan sadar mutu dan karantina ikan sebagai teksini komunikasi.
Terlihat dalam kegiatan yang dilakukan pada kegiatan lampanye.
Terkait dengan wewenang dan peran public relations dalam
kegiatan tersebut bertugas menjalankan program yang telah disetujui
dalam rapat koordinasi-koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya,
88
bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya, menjalankan program kegiatan,
membuat laporan kegiatan yang sudah terlaksana.
Peran public relations sebagai teknisi komunikasi adalah sebagai
pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis.
Seperti: menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers
dan cerita feature, mengembangkan isi situs web dan berurusan dengan
kontak media, memberi penjelasan pada karyawan dan pers.
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat
manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar, mereka baru
dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program.
Sedangkan keputusan teknik komunikasi yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan public relations melainkan keputusan
manajemen. Public relations hanya melaksanakannya.
Jadi peran public relations dalam kampanye menyediakan layanan
teknis seperti: menghubungi media untuk meliput kegiatan, membuat press
release bagi perusahaan dan bagi pihak eksternal.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu, memasukkan web tentang
program pengembangan isi media yang ada pada saat pelaksanaan
kegiatan yang diberikan oleh media (wartawan). Seperti hubungan dengan
media massa dalam hal memberikan penjelasan mengenai program dan
kegiatan kampanye yang sedang dilaksanakan.
89
Kegiatan tersebut hasil terencana dalam program yang telah
dilaksanakan. Apabila mendekati hari H, maka public elations jauh-jauh
juga sudah mengatakan kepada media, memasukkan informasi sampai
dengan pelaksanaan press release kepada web site internal BKIPM.
Dengan melihat pemetaan dari peran public relations terhadap
setiap pelaksanaan kegiatan, public relatiosn sudah menggunakan keempat
peran tersebut yaitu:
Expert prescribert dimana seorang public relations merupakan
seseorang yang ahli, tapi dalam peran ini public relations mempunyai
batasan dalam hal kewenangan pengambilan keputusan yang besar.
Communications Fasilitator (sebagai media perantara anatar
perusahaan dengan khalayak bila terjadi miskomunikasi).
Problem solving process yaitu sebagai pemecah masalah apabila
terjadi dalam organisasi/ perusahaan
Communications Technitions, public relations sebagai teknisi
komunikasi yang menyiapkan segala hal yang bersifat teknis. Seperti
dalam menjalin hubungan dengan media massa cetak maupun media
elektronik.
Maka yang lebih dominan dari keempat tahap peran public
relations tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations Badan
Karantina Ikan dalam mengelola kegiatan sadar mutu dan karantina ikan
90
lebih dominan sebagai teknisi saja dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
kampanye.
Menjalin hubungan dengan publik dan juga media internal maupun
media eksternal. Seperti membuat press release, berhubungan dengan
wartawan, jumpa pers, memasukkan informasi ke dalam web, serta
kegiatan – kegiatan lainnya yang berkaitan dalam hal kampanye.
Download