1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga sangat sulit untuk dilakukan
pengawasan secara langsung mengenai semua hal yang masuk ataupun keluar dari
wilayah Republik Indonesia. Letak geografis Republik Indonesia yang strategis
akan memungkinkan lalu lintas perdagangan hewan, bahan asal hewan, hasil
bahan asal hewan antar pulau (domestik), impor dan ekspor. Oleh sebab itu
keberadaan Balai Karantina Pertanian sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan
hewan (animal welfare) maupun kesejahteraan manusia itu sendiri (Anonim,
1992).
Dalam era globalisasi ini frekuensi intensitas dan arus lalu lintas barang
dan manusia antar negara cenderung semakin meningkat, apalagi dalam konteks
perdagangan internasional, yang pada akhirnya tidak melihat batas negara (border
country). Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian, fungsi dan peranan
karantina sangatlah penting untuk melakukan upaya perlindungan, penyelamatan
dan pengamanan sumber daya alam hayati dalam hal keamanan (safety), mutu
(quality), kesehatan (healty), dan keutuhan (wholesomeness) (Azahari, 2002).
Menurut Azahari (2002) meningkatnya lalu lintas hewan, ikan, dan
tumbuhan antarnegara dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara
Republik Indonesia, baik dalam rangka perdagangan, pertukaran, maupun
penyebarannya, semakin membuka peluang bagi kemungkinan masuk dan
menyebarnya hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme
1
pengganggu tumbuhan yang berbahaya atau menular yang dapat merusak sumber
daya alam hayati. Untuk mencegah masuknya hama dan penyakit hewan, hama
dan penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan ke wilayah negara
Republik Indonesia, mencegah tersebarnya dari suatu area ke area lain, dan
mencegah keluarnya dari wilayah negara Republik Indonesia, diperlukan
karantina hewan, ikan, dan tumbuhan dalam satu sistem yang maju dan tangguh.
Pendekatan karantina hewan (animal quarantine approach) hendaknya
tidak hanya dilakukan pada pengawasan dan pemeriksaan exit dan entry point saja
(tempat atau tindakan), tetapi diorientasikan pula pada lalu lintas hewan dan
produk hewan secara utuh berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku
(Azahari, 2002), karena itu karantina hewan dapat dipandang sebagai bagian dari
perdagangan dan transportasi hewan dan produknya, kesehatan hewan nasional,
dan keamanan serta ketahanan pangan (Sutian et al, 1998).
Pembangunan peternakan untuk pemenuhan kebutuhan, meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, meliputi peningkatan produksi dan
kualitas produk. Daging sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang
hampir sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin. Di samping itu, daging
memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai oleh hampir semua orang
(Soeparno, 2009).
Pemeriksaan terhadap bahan asal hewan (daging) di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta Wilker Adi Soemarmo dikerjakan sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
2
produk hewan yang akan dilalulintaskan aman untuk konsumsi masyarakat.
Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan fisik guna mengetahui kualitas
daging yang akan dilalulintaskan dan pemeriksaan dokumen dengan melihat
keabsahan dokumen serta media pembawa sesuai dengan dokumen yang
disertakan.
Permasalahan
Permasalahan yang terkait dengan keamanan produk pangan asal hewan,
antara lain semakin maraknya oknum yang memanfaatkan peningkatan kebutuhan
konsumen akan produk hewan (daging) dengan memalsukan daging yang ASUH
(Aman, Sehat, Halal, Utuh) dan dilalulintaskan secara ilegal. Pemeriksaan
terhadap media pembawa perlu dilakukan di tempat pemasukan dan pengeluaran
guna melindungi konsumen dari Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
mencegah tersebarnya HPHK ke wilayah Republik Indonesia.
Tujuan
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui prosedur
pemeriksaan daging kambing untuk pengiriman domestik yang dilalulintaskan
melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Wilker Adi Soemarmo.
Manfaat
Manfaat tugas akhir ini adalah agar tugas pokok dan fungsi dari Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Wilker Adi Soemarmo dapat
3
tersosialisasikan sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya peran karantina dalam penjaminan keamanan produk hewan.
4
Download