Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 67~73 67 PENGARUH KAS TERHADAP MODAL KERJA 1 R. Hadi Martasundjaya Acep Suherman 2 1 UNIKOM Bandung e-mail : [email protected] 2 AMIK BSI Sukabumi e-mail : [email protected] Abstrak Arus kas merupakan salah satu laporan yang dapat memberikan informasi bagai mana sustu perusahaan memperoleh dan menggunakan kasnya, sedangkan modal kerja mencerminkan kualitas aktiva lancer atas hutang lancer, sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kas, modal kerja dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kas terhadap modal kerja pada hotel Tamansari Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mempelajari hubungan yang ada diantara variabel-variabel sehingga dari hubungan yang ada dapat ditaksir nilai dari modal kerja jika kas dapat diketahui atau sebaliknya maka digunakan analisis regresi linier sederhana. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kas dengan modal kerja maka digunakan pendekatan koefisien korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian pada hotel Tamansaro, kondisi kas mengalami perubahan setiap tahunnya, sedangkan modal kerja mengalami perkembangan yang semakin baik pada setiap tahun. Dari hasil pengujian hipotesis dimana H1 ditolak dan H0 diterima dengan taraf kesalahan 5 %, terbukti melalui perhitungan thitung sebesar 0,75 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,776, dapat ditarik kesimpulan bahwa “Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap modal kerja pada hote Tamansari Sukabumi”. Keywords: Kas, Modal Kerja 1. Pendahuluan Bisnis perhotelan, seperti halnya bisnis yang lainnya yaitu, berhubungan dengan pengelolaan uang. Tanpa pengelolaan uanga maka tidak aka nada satu bisnis pun yang dapat berjalan dengan sukses. Bismis yang tidak mengelola keuangan dengan baik akan mengalami tersendatnya kelancaran usaha. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditunjang oleh adanya kas. Kas merupakan harta lancar yang sangat likuid sehingga mudah untuk digunakan sebagai alat pembayaran dan hampir semua transaksi bermula dan berakhir pada penerimaan dan pengeluaran kas. Kas sering dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Kas adalah unsur harta yang paling sering mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena sebagian besar transaksi yang dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi jumlah kas seperti membayar kewajiban, membeli harta, membayar berbagai biaya, serta memperoleh dari pendapatan dan piutang. Oleh karena itu perusahaan harus menyusun laporan yang rinci tetang posisi keuangan dari suatu periode ke periode lainnya. Suatu laporan yang merinci arus kas sangat penting bagi perusahaan, karena dengan laporan tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas. Laporan laba rugi hanya menunjukan sumber dan penggunaan keungan perusahaan pada suatu saat tertentu, tetapi tidak dapat menunjukkan perubahan yang terjadi dalam komposisi yang terdapat didalamnya, sedangkan neraca hanya menunjukkan perubahan yang terjadi dalam harta, utang dan equitas perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan laparan yang dapat menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan keuangan yang dimiliki perusahaan selama jangka waktu tertentu dan laporan tersebut adalah laporan perubahan posisi keuangan. Laporan perubahan posisi keuangan dapat berupa laporan arus kas dan perubahan modal kerja. Laporan arus kas menyediakan informasi bagaimana suatu perusahaan memperoleh kas dan menggunakan kas tersebut. Sedangkan laporan perubahan KNiST, 30 Maret 2013 67 ISBN: 978-602-61242-1-0 modal kerja menyediakan informasi yang menyangkut modal kerja perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan jangka pendek dari suatu periode ke periode lainnya, serta bermanfaat dalampengambilan keputusan. Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan laporan tentang hasilhasil aktivitas keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu dan merupakan laporan yang menyajikan sebab-sebab perubahan modal kerja. Modal kerja itu sendiri meliputi total aktiva lancar dikurangi utang lancar. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah tempat penelian yaitu industry pariwisata dalam hal ini adalah Hotel Tamansari Sukabumi. Sumber pendapatan hotel terdiri dari menyewakan kamar hotel, banquet, makan dan minum serta fasilitasfasilias lainnya. Sebagian besar dari pendapatan Uang tunai yang diperoleh akan meningkatkan jumlah kas yang dimiliki. Modal kerja pada penelitian ini adalah modal kerja dalam kuantitatif yaitu selisih aktiva lancar atas utang lancar. Modal kerja itu sendiri digunakan sebagai cadangan likuiditas yaitu sebagai jaminan atas pembayaran hutang jangka pendek. Berikut ini disajikan kas dan modal kerja pada hotel tamansari sukabumi. Tabel 1. Tahun Kas (Rp) Modal Kerja (Rp) 1 93.914.275 273.103.773 2 275.874.903 348.859.229 3 355.625,961 417.091.741 4 161.982.701 314.835.588 5 247.596.066 454.892.593 6 131.442.745 528.997.911 Sumber : Neraca Hotel Tamansari. Kas pada hotel Tamansari Sukabumi berasal dari pendaptan penyewaan kamar, banquet, penjualan makanan dan minumana serta fasilitas penunjang lainnya, sedangkan penggunaannya untuk membiayai kewajibankewajiban, biaya operational dan pembelian asset lainnya. Berdarkan data diatas perubahan kas pada hotel Tamansari sukabumi dari tahun 1 s/d 5 diikuti dengan perubahan modal kerja, namun pada tahun ke 6 kas turun sedangkan modal kerja naik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil Judul “ Pengaruh Kas Terhadap Modal Kerja Pada Hotel Tamansari Sukabumi. Pada umumnya tujuan hotel adalah untuk memperoleh laba optimal yang dapat menjamin kesinambungan usaha dan besar kecilnya laba yang diperoleh atau dicapai tersebut sering digunakan sebagai ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dikelola olehnya. Salah satu daya yang harus dikelola untuk mendukung kesuksesan hotel adalah kas. Uang kas merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang paling tinggi likuiditasnya dan harus selalu tersedia dalam jumlah yang memadai. Jika kekurangan uang kas dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo untuk dibayar. Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian kas, diantaranya sebagai berikut : Menurut Haryono Jusup dalam bukunya “Dasar-Dasar Akuntansi” mengemukaka pengertian kas adalah sebagai berikut : “Kas meliputi uang tunai (uang kertas maupun uang logam), dan kertaskertas berharga. “Kas meliputi uang tunai (uang kertas maupun uang logam), dan kertas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang, serta simpanan di bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu (misalnya rekening giro)”.(2002 : 2) Menurut Soemarsono dalam bukunya “Akuntansi Suatu Pengantar” mengemukakan pengertian kas sebagai berikut : “Dari segi akuntansi, yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.(2005 : 296) Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat peratukaran yang digunakan oleh hamper semua perusahaan uang meliputi uang tunai dan kartas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang, serta simpanan di bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu dan digunakan sebagai alat pelunasan kewajiban. Kas perlu diatur sehingga tidak terjadi kekurangan untuk memenuhi kewajiban. Kas diatur dengan cara menentukan saldo minimal kas pada setiap periode, adanya pemisahan fungsi pencatatan transaksi, penguasaan kas, otorisasi baik penerimaannya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluaran). Penerimaan dan pengeluaran kas suatu hotel bersifat rutin atau terus-menerus sehingga sering mengalami perubahan, hal ini KNiST, 30 Maret 2013 68 ISBN: 978-602-61242-1-0 disebabkan karena sebagian besar transaksi yang dilakukan secara tunai seperti pendapatan yang diterima dari penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman secara tunai. Pengertian modal kerja menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliati, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” menyatakan sebagai berikut “ “Modal kerja adalah selisih antara total aktiva lancer dan utang lancer”.(2005 : 115) Laporan posisi keuangan menjelaskan sumber dan penggunaan modal kerja dan menunjukkan bagaimana modal kerja tersebut berubah dari jumlah pada awal paeriode menjadi jumlah pada akhir periode. Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja. Menurut Munawir, dalam buku “Analisa Laporan Keuangan” menyatakan bahwa : “Kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan”. Kas Kas merupakan aktiva yang paling liquid (lancar) dalam kelompok aktiva lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena hamper sebagian besar transaksi yang dilakukan perusahaan mempengaruhi jumlah kas. Kas yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan baik tunai maupun kredit dan penagihan piutang perusahaan, sedangkan pengeluaran kas terjadi akibat adanya pembayaran untuk bermacam-macam hal dalam opersinya. Pengertian Kas Pengertian kas dari segi akuntansi adalah segala sesuatu ( baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban sebesar nilai nominalnya. Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian kas, diantaranya sebagai berikut : Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2” menyatakan sebagai berikut : “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand” dan rekening giro.(2004:2.2) Menurut Warren Rave Fess yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita dalam bukunya “Pengantar Akuntansi”, menyatakan bahwa : “Kas meliputi uang kertas, cek, wesel (money order atau kiriman uang melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank) dan uang yang didimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Menurut Tuannakota dalam bukunya “Teori Akuntansi” menjelaskan bahwa : “Kas itu adalah uang tunai maupun saldo kas dalam bank yang berisi liquid, mudah sebagai alat pertukaran, dan menunjukkan daya beli secara umum”.(2000:14) Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kas adalah uang tunai yang ada di perusahaan maupun saldo kas di bank seperti cek da wesel yang digunakan sebagai alat bayar atau alat tukar dalam transaksi keuangan. Setara Kas Setara kas (cash equivalen) adalah investasi perusahaan yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu. Setara kas biasanya dimiliki dengan tujuan bukan untuk investasi jangka panjang. Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas jika segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya, contoh dari setara kas adalah cek dan wesel yang akan jatuh tempo kurang dari tiga bulan. Sumber dan Penggunaan Kas Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya (sumbersumbernya) maupun penggunaannya (pengeluaran). Penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus-menerus. Menurut Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan”, menyatakan : “Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal : 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yanga berwujud maupun tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva tidak lancer yang diimbangi dengan penambahan kas. 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. KNiST, 30 Maret 2013 69 ISBN: 978-602-61242-1-0 3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang jangka pendek (wesel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancer selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai dan sebagainya. 5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasi, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya. Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksitransaksi sebagai berikut : 1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. 2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. 4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasional yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertasi dan adanya perasekot biaya maupun persekot pembelian. 5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( untuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, dendadenda dan lain sebagainya. (2004:159) Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan dagangan maupun jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara netto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi, tetapi pada umumnya perusahaan menyusun laporan laba-rugi dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus disesuaikan sehingga menjadi operasi berdasarkan tunai (cash basis). Modal Kerja Modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan karena dengan adanya modal kerja yang cukup akan memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Pengertian modal kerja menurut Agus Sartono dalam buku “Manajemen Keuangan” menyatakan sebagai berikut : “modal kerja adalah kelebihan aktiva lancer diatas utang lanacar:’ (2001:385) Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh Totok Budisantoso dalam buku “Akuntansi Manajemen” menyebutkan modal kerja sebagai berikut “ Kelebihan Aktiva Lancar di atas kewajiban lancer disebut modal kerja (working capital)” (2001:793) Sedangkan menurut munawir dalam buku “ Analisa Laporan Keuangan” adalah sebagai berikut : “ Konsep kualitatif menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancer terhadap utang jangka pendek (net working capital)”. Konsep Modal Kerja Menurut Martono dan Agus Harjito dalam buku “ Manajemen Keuangan” adalah “ada tiga konsep modal kerja antara lain 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini menitik beratkan quantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya bersifat rutin, atau menunjukan dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini modal kerja adalah jumlah aktiva lancer (gross working capital) 2. Konsep Kualitatif Konsep ini menitik beratkan kepada kualita modal kerja yaitu kelebihan aktiva tetap terhadap utang jangka pendek (net Working capital), konsep ini menitik beratkan kepada kelebihan aktiva lancer diatas hutang lancer. Sehingga menjamin kelangsungan operasional dimasa yang akan dating. 3. Konsep Fungsional. Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menhasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, KNiST, 30 Maret 2013 70 ISBN: 978-602-61242-1-0 akan tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) Sumber dan Penggunaan Modal Keja Menurut Bambang Riyanto dalam buku “ Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” adalah sebagai berikut : “kenaikan modal kerja disebabkan karena sumber-sumbernya lebih besar dari pada penggunaannya, sehingga mempunyai effek netto yang positif terhadap modal kerja. Sebaliknya bila penggunaannya lebih besar dari pada sumbernya, maka efek nettonya adalah memperkecil modal kerja. Bila sumber dan penggunaannya sama maka tidak ada efek nettonya terhadap modal kerja, sehingga besarnya modal kerja tetap, tidak berubah. Adapun sumber dan penggunaan modal kerja menurut Martono dan Agus Harjito dalam buku “ Manajemen Keuangan” mejelaskan sebagai berikut 1. Sumber-sumber modal kerja. a. Berkurangnya aktiva tetap b. Bertambahnya utang jangka panjang c. Bertambahnya modal sendiri d. Bertambahnya keuntunga dari operational perusahaan. 2. Penggunaan modal kerja. a. bertambahnya aktiva tetap. b. Berkurangnya utang jangka panjang. c. Berkurangnya modal sendiri, d. Adanya pembayaran deviden kas. e. Adanya kerugian. Pengaruh Kas terhadap Modal Kerja Dalam modal kerja kas adalah salah satu unsur yang memiliki tingkat likuiditas yang paling tinggi. Kas adalah uang kas yang ada di perusahaan maupun dalam bentuk simpanan di bank. Dengan sifat tersebut sehingga perusahan dapat dengan modah memenuhi kebutuhan yang dikehendaki. Setiap transaksi yang menybabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja sebaliknya setipa transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja. Varibel Variabel (X) Kosep Variabel Kas itu adalah uang tunai Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianti dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” Menyatakana sebagai berikut : “ Penghasilan yang dicacat berdasarkan basis akrual mengakibatkab kenaikan aktiva lancer seperti kas atau piutang, dan oleh karenanya menaikan modal kerja. Biaya yang dicatat atas dasar basis akrual, mengakibatkan penurunan aktiva lancer seperti kas atau kenaikan utang lancer seperti utang dagang. Oleh karenanya menurunkan modal kerja. Menurut pendapat Dwi Prastowo dan Aji Suryo dalam buku “ Analisis Laporan Keuangan Hotel” Menyatakan sebagai berikut : “Sepanjang pendaptan diterima dalam bentuk kas atau kredit (piutang dagang) yang suatu saat dapat berubah menjadim kas dan sepanjang biaya masih dapat dibayar serta laba bersih dalam laporan laba-rugi masih dapat dinaikan, baik kas ditangan maupun kas di bank, maka modal kerja akan meningkat. Dari pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa kas yang dicatat berdasarkan basic accrual dapat menyebabkan berubahnya modal kerja, setiap kenaikan kas akan meningkatkan modal kerja begitupun sebaiknya penurunan kas akan mengakibatkan turunnya modal kerja, 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, sesuai yang dikemukakan oleh Sugiono dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” menyatakan bahwa : “penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih:’ Operational Variabel. a. Variable independen (Variabel X) Yang menjadi varibel independen atau yang mempengaruhi adalah jumlah kas b. Variabel Dependen ( Variabel Y) Variable dependen atau variabel yang dipengaruhi adalah modal kerja. Indikator Kas = Uang tunai pada hotel Skala Ratio KNiST, 30 Maret 2013 71 ISBN: 978-602-61242-1-0 Kas Variabel (Y) Modal Kerja maupun saldo kas dalam bank yang bersifat likuid, mudah sebagai alat pertukaran, dan menunjukan daya beli secara umum (Tuanakotta (2000:14)) Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancer diatas utang lancer ( Agus Sartono (2001:385)) Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk menguji hubungan antara variabel (X) Kas dengan Variabel Y (Modal Kerja) 2. Alalisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan variabel (X) Kas terhadap Variabel (Y) Modal Kerja. 3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (X) kas terhadap Variabel (Y) Modal Kerja. 3. Pembahasan Analisis Regresi sederhana Analisi regresi dengan rumus Y = a+ bx, Dari hasil analisis regresi diper oleh a= 279511434 dan b= 0.443 sehingga diperoleh rumus perhitungan Y (modal Keja) = 279.511.434+0.443 X(kas) Dari model persamaan regresi diatas dapat dijabarkan bahwa b sebesar 0.443 artinya setiap kenaikan satu rupiah kas akan di ikuti kenaikan modal kerja sebesar 0.443, begitupun sebaliknya. Nilai a 279.511.434, nilai ini mengidentifikasikan jika tidak ada kas (variabel X) maka nilai modal kerja (Y) adalah 279.511.434. Analisis Korelasi Dari hasil analisis korelasi dihasilkan r=0.35 artinya nilai korelasi kas dan modal kerja adalah 0.35, berarti mempunyai hubungan yang rendah dan positif, artinya, apabila kas naik maka modal kerja naik begitupun sebaliknya. Koefisien Determinasi Dari hasil perhitungan koefisien determinasi Kd= 12.25 %, artinya pengaruh kas terhadap modal kerja adalah sebesar 12.25 % dan sisanya sebesar 87.75 %, dipengaruhi oleh faktor lain dalam hal ini, piutang, persediaan. Invetaris dan biaya bayar di muka. Uji Hipotesis Hasil uji hipotesi menunjukan t table (t(0,025;4) = 2,776 dengan thitung = 0,75 dengan tingkat (cash on hand) yg dipegang kasir + Uang yang ada di bank ( Cash on Bank) Modal Kerja = Total Aktiva Lancar – utang Lancar Ratio kesalahannyata =0,05, berarti thitung > ttabel, sehingga ho diterima dan hi ditolak yang menunjukan bahwa kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap modal kerja pada hotel tamnsari, hal ini berarti kas berpengaruh sangat kecil terhadap modal kerja. Hal ini disebabkan oleh hasil keuntungan yang diperoleh di reinvestasikan dalam bentuk pembelian asset tak bergerak kedalam perusahaan, serta pembayaran kewajiban kepada pemilik, serta penjualan paket-paket dengan perusahaan yang pembayarannya ditangguhkan dalam bentuk piutang dagang. 4. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh kas terhadap modal kerja menunjukan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang rendah 2. Korelasi positif menunjukan hubungan antara kas dan modal kerja searah, artinya jika kas meningkat, maka modal kerja akan meningkat. 3. Pengaruh kas terhadap modal kerja sebesar 12,25 %, dan sisanya dipengaruhi oleh piutang, persediaan, inventaris dan biaya bayar dimuka. 4. Dalam hasil uji hipotesis menggunakan uji t dengan nilai thitung sebesar 0,75 dan ttabel sebesar 2,776 hal ini berarti bahwa penelitian menerima hipotesis H0 dan menolak H1 hipotetsis. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap modal kerja, ini disebabkan oleh dari hasil keuntungan direinvetasikan kedalam harta tak bergerak, serta pembayaran kewajiban kepada pemilik, serta penjualan paket,paket dengan perusahaan yang pembayarannya menggunakan garanti letter (dalam bentuk piutang), serta keberhasilan pengelola perusahaan tidak KNiST, 30 Maret 2013 72 ISBN: 978-602-61242-1-0 menumpuk kas terlalu besar dalam perusahaan. Referensi Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan aplikasi. BPFE Yogyakarta. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE Yogyakarta. Sutrisno. 2003, Manajemen (Teori, Konsep, dan Yogyakarta : EKONISIA. Keuangan Aplikasi). Theodorus M. Tuanakotta. 2000. Teori Akuntansi, Jakarta : FE.UI. Zaki Baridwan 2000, Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE. Dwi Pratowo dan Agus Suryo. 2005. Analisa Laporan Keuangan Hotel. Yogyakarta ANDI Haryono Yusuf M,2002 Akuntansi: STIE YPKN Dasar-dasar Hasan Iqbal, M 2002. Metodologi penelitian dan Aplikasi, Jakarta : Ghalia. Ikatan Akuntan Indonesia. Standard Akuntansi Keuangan, 2004. Salemba Empat : Jakarta Kieso, Donald E, Jerry J.W,. Terry D.W 2004. Intermediate accounting Eleventh Edition. USA : Willey International. Lukman Syamsudin. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan (konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta : Grafindo Persada. Martono, dan Agus Hajito,2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia. Munawir, S.2004. Analiasa Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty’ Norren, Garrison 2001, Akuntansi Manajerial. Alih bahasa : Totok Budisantoso. Jakarta : Salemba Empat. Soemarsono SR. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2002 Metode Penelitian Bisnis . Bandung. Alfabeta. Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. KNiST, 30 Maret 2013 73