pengaruh kas terhadap modal kerja - Seminar

advertisement
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)
Maret 2013, pp. 67~73
67
PENGARUH KAS TERHADAP MODAL KERJA
1
R. Hadi Martasundjaya Acep Suherman
2
1
UNIKOM Bandung
e-mail : [email protected]
2
AMIK BSI Sukabumi
e-mail : [email protected]
Abstrak
Arus kas merupakan salah satu laporan yang dapat memberikan informasi bagai mana
sustu perusahaan memperoleh dan menggunakan kasnya, sedangkan modal kerja
mencerminkan kualitas aktiva lancer atas hutang lancer, sehingga perusahaan dapat memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana kondisi kas, modal kerja dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
kas terhadap modal kerja pada hotel Tamansari Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk
mempelajari hubungan yang ada diantara variabel-variabel sehingga dari hubungan yang ada
dapat ditaksir nilai dari modal kerja jika kas dapat diketahui atau sebaliknya maka digunakan
analisis regresi linier sederhana. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kas
dengan modal kerja maka digunakan pendekatan koefisien korelasi product moment.
Berdasarkan hasil penelitian pada hotel Tamansaro, kondisi kas mengalami perubahan setiap
tahunnya, sedangkan modal kerja mengalami perkembangan yang semakin baik pada setiap
tahun. Dari hasil pengujian hipotesis dimana H1 ditolak dan H0 diterima dengan taraf kesalahan
5 %, terbukti melalui perhitungan thitung sebesar 0,75 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,776, dapat
ditarik kesimpulan bahwa “Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap modal kerja pada hote
Tamansari Sukabumi”.
Keywords: Kas, Modal Kerja
1. Pendahuluan
Bisnis perhotelan, seperti halnya bisnis yang
lainnya
yaitu,
berhubungan
dengan
pengelolaan uang. Tanpa pengelolaan uanga
maka tidak aka nada satu bisnis pun yang
dapat berjalan dengan sukses. Bismis yang
tidak mengelola keuangan dengan baik akan
mengalami tersendatnya kelancaran usaha.
Kelangsungan hidup perusahaan sangat
ditunjang oleh adanya kas. Kas merupakan
harta lancar yang sangat likuid sehingga
mudah untuk digunakan sebagai alat
pembayaran dan hampir semua transaksi
bermula dan berakhir pada penerimaan dan
pengeluaran kas. Kas sering dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Kas adalah unsur harta yang paling sering
mengalami perubahan, hal ini disebabkan
karena sebagian besar transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi
jumlah kas seperti membayar kewajiban,
membeli harta, membayar berbagai biaya,
serta memperoleh dari pendapatan dan
piutang. Oleh karena itu perusahaan harus
menyusun laporan yang rinci tetang posisi
keuangan dari suatu periode ke periode
lainnya.
Suatu laporan yang merinci arus kas sangat
penting bagi perusahaan, karena dengan
laporan tersebut dapat diketahui bagaimana
perusahaan memperoleh dan menggunakan
kas. Laporan laba rugi hanya menunjukan
sumber
dan
penggunaan
keungan
perusahaan pada suatu saat tertentu, tetapi
tidak dapat menunjukkan perubahan yang
terjadi dalam komposisi yang terdapat
didalamnya, sedangkan neraca hanya
menunjukkan perubahan yang terjadi dalam
harta, utang dan equitas perusahaan. Oleh
karena itu dibutuhkan laparan yang dapat
menunjukkan
sebab-sebab terjadinya
perubahan
keuangan
yang
dimiliki
perusahaan selama jangka waktu tertentu
dan laporan tersebut adalah laporan
perubahan posisi keuangan.
Laporan perubahan posisi keuangan dapat
berupa laporan arus kas dan perubahan
modal kerja. Laporan arus kas menyediakan
informasi bagaimana suatu perusahaan
memperoleh kas dan menggunakan kas
tersebut. Sedangkan laporan perubahan
KNiST, 30 Maret 2013
67
ISBN: 978-602-61242-1-0
modal kerja menyediakan informasi yang
menyangkut modal kerja perusahaan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan jangka
pendek dari suatu periode ke periode lainnya,
serta
bermanfaat
dalampengambilan
keputusan. Laporan perubahan modal kerja
merupakan ringkasan laporan tentang hasilhasil aktivitas keuangan perusahaan dalam
satu periode tertentu dan merupakan laporan
yang menyajikan sebab-sebab perubahan
modal kerja. Modal kerja itu sendiri meliputi
total aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Yang menjadi menarik dalam penelitian ini
adalah
tempat penelian yaitu industry
pariwisata dalam hal ini adalah Hotel
Tamansari Sukabumi. Sumber pendapatan
hotel terdiri dari menyewakan kamar hotel,
banquet, makan dan minum serta fasilitasfasilias lainnya. Sebagian besar dari
pendapatan Uang tunai yang diperoleh akan
meningkatkan jumlah kas yang dimiliki. Modal
kerja pada penelitian ini adalah modal kerja
dalam kuantitatif yaitu selisih aktiva lancar
atas utang lancar. Modal kerja itu sendiri
digunakan sebagai cadangan likuiditas yaitu
sebagai jaminan atas pembayaran hutang
jangka pendek.
Berikut ini disajikan kas dan modal kerja pada
hotel tamansari sukabumi.
Tabel 1.
Tahun
Kas (Rp)
Modal Kerja (Rp)
1
93.914.275
273.103.773
2
275.874.903 348.859.229
3
355.625,961 417.091.741
4
161.982.701 314.835.588
5
247.596.066 454.892.593
6
131.442.745 528.997.911
Sumber : Neraca Hotel Tamansari.
Kas pada hotel Tamansari Sukabumi berasal
dari pendaptan penyewaan kamar, banquet,
penjualan makanan dan minumana serta
fasilitas penunjang lainnya, sedangkan
penggunaannya untuk membiayai kewajibankewajiban, biaya operational dan pembelian
asset lainnya. Berdarkan data diatas
perubahan kas pada hotel Tamansari
sukabumi dari tahun 1 s/d 5 diikuti dengan
perubahan modal kerja, namun pada tahun
ke 6 kas turun sedangkan modal kerja naik.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk meneliti dan mengambil Judul “
Pengaruh Kas Terhadap Modal Kerja Pada
Hotel Tamansari Sukabumi.
Pada umumnya tujuan hotel adalah untuk
memperoleh laba optimal yang dapat
menjamin kesinambungan usaha dan besar
kecilnya laba yang diperoleh atau dicapai
tersebut sering digunakan sebagai ukuran
kesuksesan manajemen dalam mengelola
sumber daya yang dikelola olehnya.
Salah satu daya yang harus dikelola untuk
mendukung kesuksesan hotel adalah kas.
Uang kas merupakan salah satu unsur aktiva
lancar yang paling tinggi likuiditasnya dan
harus selalu tersedia dalam jumlah yang
memadai. Jika kekurangan uang kas dapat
mengakibatkan tidak terpenuhinya kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo untuk
dibayar.
Beberapa
ahli
berpendapat
tentang
pengertian kas, diantaranya sebagai berikut :
Menurut Haryono Jusup dalam bukunya
“Dasar-Dasar Akuntansi” mengemukaka
pengertian kas adalah sebagai berikut :
“Kas meliputi uang tunai (uang
kertas maupun uang logam), dan kertaskertas berharga.
“Kas meliputi uang tunai (uang kertas
maupun uang logam), dan kertas-kertas
berharga yang dapat disamakan dengan
uang, serta simpanan di bank yang dapat
digunakan sewaktu-waktu (misalnya rekening
giro)”.(2002 : 2)
Menurut Soemarsono dalam
bukunya
“Akuntansi Suatu Pengantar” mengemukakan
pengertian kas sebagai berikut :
“Dari segi akuntansi, yang dimaksud dengan
kas adalah segala sesuatu (baik yang
berbentuk uang atau bukan) yang dapat
tersedia dengan segera dan diterima sebagai
alat pelunasan kewajiban pada nilai
nominalnya”.(2005 : 296)
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat
peratukaran yang digunakan oleh hamper
semua perusahaan uang meliputi uang tunai
dan kartas-kertas berharga yang dapat
disamakan dengan uang, serta simpanan di
bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu
dan digunakan sebagai alat pelunasan
kewajiban.
Kas perlu diatur sehingga tidak terjadi
kekurangan untuk memenuhi kewajiban. Kas
diatur dengan cara menentukan saldo
minimal kas pada setiap periode, adanya
pemisahan fungsi pencatatan transaksi,
penguasaan
kas,
otorisasi
baik
penerimaannya
(sumber-sumbernya)
maupun penggunaannya (pengeluaran).
Penerimaan dan pengeluaran kas suatu hotel
bersifat rutin atau terus-menerus sehingga
sering mengalami perubahan, hal ini
KNiST, 30 Maret 2013
68
ISBN: 978-602-61242-1-0
disebabkan karena sebagian besar transaksi
yang dilakukan secara tunai seperti
pendapatan yang diterima dari penyewaan
kamar, penjualan makanan dan minuman
secara tunai.
Pengertian modal kerja menurut Dwi
Prastowo dan Rifka Juliati, dalam buku
“Analisis Laporan Keuangan” menyatakan
sebagai berikut “
“Modal kerja adalah selisih antara total aktiva
lancer dan utang lancer”.(2005 : 115)
Laporan posisi keuangan menjelaskan
sumber dan penggunaan modal kerja dan
menunjukkan
bagaimana
modal kerja
tersebut berubah dari jumlah pada awal
paeriode menjadi jumlah pada akhir periode.
Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya
modal kerja disebut sumber modal kerja.
Sebaliknya transaksi yang menyebabkan
penurunan modal kerja disebut penggunaan
modal kerja.
Menurut Munawir, dalam buku “Analisa
Laporan Keuangan” menyatakan bahwa :
“Kas atau piutang akan menyebabkan
bertambahnya modal kerja sebesar hasil
penjualan”.
Kas
Kas merupakan aktiva yang paling liquid
(lancar) dalam kelompok aktiva lancar. Dalam
kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang
paling sering mengalami perubahan. Hal ini
disebabkan karena hamper sebagian besar
transaksi
yang
dilakukan
perusahaan
mempengaruhi jumlah kas. Kas yang
diperoleh perusahaan berasal dari penjualan
baik tunai maupun kredit dan penagihan
piutang perusahaan, sedangkan pengeluaran
kas terjadi akibat adanya pembayaran untuk
bermacam-macam hal dalam opersinya.
Pengertian Kas
Pengertian kas dari segi akuntansi adalah
segala sesuatu ( baik yang berbentuk uang
atau bukan) yang dapat tersedia dengan
segera dan diterima sebagai alat pelunasan
kewajiban
sebesar
nilai
nominalnya.
Beberapa
ahli
berpendapat
tentang
pengertian kas, diantaranya sebagai berikut :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
“Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 2” menyatakan sebagai berikut :
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand” dan
rekening giro.(2004:2.2)
Menurut Warren Rave Fess yang
diterjemahkan oleh Aria Farahmita dalam
bukunya “Pengantar Akuntansi”, menyatakan
bahwa :
“Kas meliputi uang kertas, cek, wesel (money
order atau kiriman uang melalui pos yang
lazim berbentuk draft bank atau cek bank)
dan uang yang didimpan di bank yang dapat
ditarik tanpa pembatasan dari bank
bersangkutan.
Menurut Tuannakota dalam bukunya “Teori
Akuntansi” menjelaskan bahwa :
“Kas itu adalah uang tunai maupun saldo kas
dalam bank yang berisi liquid, mudah sebagai
alat pertukaran, dan menunjukkan daya beli
secara umum”.(2000:14)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kas adalah uang tunai
yang ada di perusahaan maupun saldo kas di
bank seperti cek da wesel yang digunakan
sebagai alat bayar atau alat tukar dalam
transaksi keuangan.
Setara Kas
Setara kas (cash equivalen) adalah investasi
perusahaan yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu.
Setara kas biasanya dimiliki dengan tujuan
bukan untuk investasi jangka panjang. Suatu
investasi baru dapat memenuhi syarat
sebagai setara kas jika segera jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya, contoh dari setara kas
adalah cek dan wesel yang akan jatuh tempo
kurang dari tiga bulan.
Sumber dan Penggunaan Kas
Kas sangat berperan dalam menentukan
kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena
itu kas harus direncanakan dan diawasi
dengan baik, baik penerimaannya (sumbersumbernya)
maupun
penggunaannya
(pengeluaran). Penerimaan dan pengeluaran
kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin
atau terus-menerus.
Menurut Munawir dalam bukunya yang
berjudul “Analisa Laporan Keuangan”,
menyatakan :
“Sumber penerimaan kas dalam
suatu perusahaan pada dasarnya dapat
berasal :
1. Hasil penjualan investasi jangka
panjang, aktiva tetap baik yanga
berwujud maupun tidak berwujud,
atau adanya penurunan aktiva tidak
lancer yang diimbangi dengan
penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham
maupun adanya penambahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam
bentuk kas.
KNiST, 30 Maret 2013
69
ISBN: 978-602-61242-1-0
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang
jangka pendek (wesel) maupun
hutang jangka panjang (hutang
obligasi, hutang hipotik, atau hutang
jangka panjang yang lain serta
bertambahnya
hutang
yang
diimbangi dengan penerimaan kas
4. Adanya
penurunan
atau
berkurangnya aktiva lancer selain
kas yang diimbangi dengan adanya
penerimaan kas, misalnya adanya
penurunan piutang karena adanya
penerimaan
pembayaran,
berkurangnya
barang
dagangan
karena adanya penjualan secara
tunai dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena
sewa, bunga atau deviden dari
investasi, sumbangan atau hadiah
maupun
adanya
pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada
periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran
kas dapat disebabkan adanya transaksitransaksi sebagai berikut :
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai
investasi jangka pendek maupun jangka
panjang serta adanya pembelian aktiva
tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar
maupun adanya pengembalian kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran
hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara
tunai,
adanya
pembayaran
biaya
operasional yang meliputi upah dan gaji,
pembelian supplies kantor, pembayaran
sewa, bunga, premi asuransi, advertasi
dan adanya perasekot biaya maupun
persekot pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran
deviden ( untuk pembagian laba lainnya
secara tunai), pembayaran pajak, dendadenda dan lain sebagainya. (2004:159)
Sumber penerimaan kas yang berasal dari
penjualan dagangan maupun jasa bila
dipertemukan dengan biaya operasi maka
secara netto akan diperoleh sumber kas yang
berasal dari operasi, tetapi pada umumnya
perusahaan menyusun laporan laba-rugi
dengan menggunakan dasar waktu, oleh
karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam
laporan laba rugi harus disesuaikan sehingga
menjadi operasi berdasarkan tunai (cash
basis).
Modal Kerja
Modal kerja yang cukup sangat penting bagi
perusahaan karena dengan adanya modal
kerja yang cukup akan memungkinkan bagi
perusahaan
untuk
beroperasi
dengan
seekonomis mungkin dan perusahaan tidak
akan mengalami kesulitan atau menghadapi
bahaya-bahaya yang timbul karena adanya
krisis atau kekacauan keuangan.
Pengertian modal kerja menurut Agus
Sartono dalam buku “Manajemen Keuangan”
menyatakan sebagai berikut :
“modal kerja adalah kelebihan aktiva lancer
diatas utang lanacar:’ (2001:385)
Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh
Totok Budisantoso dalam buku “Akuntansi
Manajemen” menyebutkan modal kerja
sebagai berikut “ Kelebihan Aktiva Lancar di
atas kewajiban lancer disebut modal kerja
(working capital)” (2001:793)
Sedangkan menurut munawir dalam buku “
Analisa Laporan Keuangan” adalah sebagai
berikut :
“ Konsep kualitatif menitik beratkan pada
kualitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan
aktiva lancer terhadap utang jangka pendek
(net working capital)”.
Konsep Modal Kerja
Menurut Martono dan Agus Harjito dalam
buku “ Manajemen Keuangan” adalah
“ada tiga konsep modal kerja antara lain
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan quantum
yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan
perusahaan
dalam
membiayai operasinya bersifat rutin,
atau menunjukan dana yang tersedia
untuk tujuan operasi jangka pendek.
Dalam konsep ini modal kerja adalah
jumlah aktiva lancer (gross working
capital)
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada
kualita modal kerja yaitu kelebihan
aktiva tetap terhadap utang jangka
pendek (net Working capital), konsep
ini
menitik
beratkan
kepada
kelebihan aktiva lancer diatas hutang
lancer.
Sehingga
menjamin
kelangsungan operasional dimasa
yang akan dating.
3. Konsep Fungsional.
Konsep ini menitik beratkan pada
fungsi dana yang dimiliki dalam
rangka menhasilkan laba sesuai
dengan usaha pokok perusahaan,
KNiST, 30 Maret 2013
70
ISBN: 978-602-61242-1-0
akan tetapi tidak semua dana
digunakan untuk menghasilkan laba
periode ini (current income)
Sumber dan Penggunaan Modal Keja
Menurut Bambang Riyanto dalam buku “
Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”
adalah sebagai berikut :
“kenaikan modal kerja disebabkan karena
sumber-sumbernya lebih besar dari pada
penggunaannya, sehingga mempunyai effek
netto yang positif terhadap modal kerja.
Sebaliknya bila penggunaannya lebih besar
dari pada sumbernya, maka efek nettonya
adalah memperkecil modal kerja. Bila sumber
dan penggunaannya sama maka tidak ada
efek nettonya terhadap modal kerja, sehingga
besarnya modal kerja tetap, tidak berubah.
Adapun sumber dan penggunaan modal kerja
menurut Martono dan Agus Harjito dalam
buku “ Manajemen Keuangan” mejelaskan
sebagai berikut
1. Sumber-sumber modal kerja.
a. Berkurangnya aktiva tetap
b. Bertambahnya utang jangka
panjang
c. Bertambahnya modal sendiri
d. Bertambahnya keuntunga dari
operational perusahaan.
2. Penggunaan modal kerja.
a. bertambahnya aktiva tetap.
b. Berkurangnya
utang
jangka
panjang.
c. Berkurangnya modal sendiri,
d. Adanya pembayaran deviden
kas.
e. Adanya kerugian.
Pengaruh Kas terhadap Modal Kerja
Dalam modal kerja kas adalah salah satu
unsur yang memiliki tingkat likuiditas yang
paling tinggi. Kas adalah uang kas yang ada
di perusahaan maupun dalam bentuk
simpanan di bank. Dengan sifat tersebut
sehingga perusahan dapat dengan modah
memenuhi kebutuhan yang dikehendaki.
Setiap transaksi yang menybabkan naiknya
modal kerja disebut sumber modal kerja
sebaliknya
setipa
transaksi
yang
menyebabkan penurunan modal kerja disebut
penggunaan modal kerja.
Varibel
Variabel (X)
Kosep Variabel
Kas itu adalah uang tunai
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianti
dalam buku “Analisis Laporan Keuangan”
Menyatakana sebagai berikut :
“ Penghasilan yang dicacat berdasarkan
basis akrual mengakibatkab kenaikan aktiva
lancer seperti kas atau piutang, dan oleh
karenanya menaikan modal kerja. Biaya yang
dicatat
atas
dasar
basis
akrual,
mengakibatkan penurunan aktiva lancer
seperti kas atau kenaikan utang lancer
seperti utang dagang. Oleh karenanya
menurunkan modal kerja.
Menurut pendapat Dwi Prastowo dan Aji
Suryo dalam buku “ Analisis Laporan
Keuangan Hotel” Menyatakan sebagai berikut
:
“Sepanjang pendaptan diterima dalam bentuk
kas atau kredit (piutang dagang) yang suatu
saat dapat berubah menjadim kas dan
sepanjang biaya masih dapat dibayar serta
laba bersih dalam laporan laba-rugi masih
dapat dinaikan, baik kas ditangan maupun
kas di bank, maka modal kerja akan
meningkat.
Dari pengetian diatas dapat disimpulkan
bahwa kas yang dicatat berdasarkan basic
accrual dapat menyebabkan berubahnya
modal kerja, setiap kenaikan kas akan
meningkatkan
modal
kerja
begitupun
sebaiknya
penurunan
kas
akan
mengakibatkan turunnya modal kerja,
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode
penelitian
asosiatif
dengan
pendekatan
kuantitatif,
sesuai
yang
dikemukakan oleh Sugiono dalam bukunya
“Metode Penelitian Bisnis” menyatakan
bahwa : “penelitian asosiatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variable atau lebih:’
Operational Variabel.
a. Variable independen (Variabel X)
Yang menjadi varibel independen
atau yang mempengaruhi adalah
jumlah kas
b. Variabel Dependen ( Variabel Y)
Variable dependen atau variabel
yang dipengaruhi adalah modal kerja.
Indikator
Kas = Uang tunai pada hotel
Skala
Ratio
KNiST, 30 Maret 2013
71
ISBN: 978-602-61242-1-0
Kas
Variabel (Y)
Modal Kerja
maupun saldo kas dalam bank
yang bersifat likuid, mudah
sebagai alat pertukaran, dan
menunjukan daya beli secara
umum (Tuanakotta (2000:14))
Modal kerja adalah kelebihan
aktiva lancer diatas utang
lancer ( Agus Sartono
(2001:385))
Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk menguji hubungan antara
variabel (X) Kas dengan Variabel
Y (Modal Kerja)
2. Alalisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk
mengetahui kuat atau lemahnya
hubungan
variabel
(X)
Kas
terhadap Variabel (Y) Modal Kerja.
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel (X) kas terhadap
Variabel (Y) Modal Kerja.
3. Pembahasan
Analisis Regresi sederhana
Analisi regresi dengan rumus Y = a+ bx,
Dari hasil analisis regresi diper oleh a=
279511434 dan b= 0.443 sehingga
diperoleh rumus perhitungan Y (modal
Keja) = 279.511.434+0.443 X(kas)
Dari model persamaan regresi diatas dapat
dijabarkan bahwa b sebesar 0.443 artinya
setiap kenaikan satu rupiah kas akan di
ikuti kenaikan modal kerja sebesar 0.443,
begitupun sebaliknya. Nilai a 279.511.434,
nilai ini mengidentifikasikan jika tidak ada
kas (variabel X) maka nilai modal kerja (Y)
adalah 279.511.434.
Analisis Korelasi
Dari hasil analisis korelasi dihasilkan r=0.35
artinya nilai korelasi kas dan modal kerja
adalah 0.35, berarti mempunyai hubungan
yang rendah dan positif, artinya, apabila
kas naik maka modal kerja naik begitupun
sebaliknya.
Koefisien Determinasi
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi
Kd= 12.25 %, artinya pengaruh kas
terhadap modal kerja adalah sebesar 12.25
% dan sisanya sebesar 87.75 %,
dipengaruhi oleh faktor lain dalam hal ini,
piutang, persediaan. Invetaris dan biaya
bayar di muka.
Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesi menunjukan t table (t(0,025;4)
= 2,776 dengan thitung = 0,75 dengan tingkat
(cash on hand) yg dipegang
kasir + Uang yang ada di
bank ( Cash on Bank)
Modal Kerja = Total Aktiva
Lancar – utang Lancar
Ratio
kesalahannyata =0,05, berarti thitung > ttabel,
sehingga ho diterima dan hi ditolak yang
menunjukan bahwa kas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap modal kerja
pada hotel tamnsari, hal ini berarti kas
berpengaruh sangat kecil terhadap modal
kerja. Hal ini disebabkan oleh hasil
keuntungan
yang
diperoleh
di
reinvestasikan dalam bentuk pembelian
asset tak bergerak kedalam perusahaan,
serta pembayaran kewajiban kepada
pemilik, serta penjualan paket-paket
dengan perusahaan yang pembayarannya
ditangguhkan dalam
bentuk
piutang
dagang.
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh
kas terhadap modal kerja menunjukan
bahwa :
1. Terdapat hubungan yang rendah
2. Korelasi
positif
menunjukan
hubungan antara kas dan modal
kerja searah, artinya jika kas
meningkat, maka modal kerja akan
meningkat.
3. Pengaruh kas terhadap modal kerja
sebesar 12,25 %, dan sisanya
dipengaruhi oleh piutang, persediaan,
inventaris dan biaya bayar dimuka.
4. Dalam
hasil
uji
hipotesis
menggunakan uji t dengan nilai thitung
sebesar 0,75 dan ttabel sebesar 2,776
hal ini berarti bahwa penelitian
menerima hipotesis H0 dan menolak
H1 hipotetsis. Dari penjelasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kas
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap modal kerja, ini disebabkan
oleh
dari hasil keuntungan
direinvetasikan kedalam harta tak
bergerak,
serta
pembayaran
kewajiban kepada pemilik, serta
penjualan
paket,paket
dengan
perusahaan yang pembayarannya
menggunakan garanti letter (dalam
bentuk piutang), serta keberhasilan
pengelola
perusahaan
tidak
KNiST, 30 Maret 2013
72
ISBN: 978-602-61242-1-0
menumpuk kas terlalu besar dalam
perusahaan.
Referensi
Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan
Teori dan aplikasi. BPFE Yogyakarta.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. BPFE
Yogyakarta.
Sutrisno. 2003, Manajemen
(Teori,
Konsep,
dan
Yogyakarta : EKONISIA.
Keuangan
Aplikasi).
Theodorus M. Tuanakotta. 2000. Teori
Akuntansi, Jakarta : FE.UI.
Zaki
Baridwan
2000,
Intermediate
Accounting. Yogyakarta : BPFE.
Dwi Pratowo dan Agus Suryo. 2005.
Analisa Laporan Keuangan Hotel.
Yogyakarta ANDI
Haryono Yusuf M,2002
Akuntansi: STIE YPKN
Dasar-dasar
Hasan Iqbal, M 2002. Metodologi penelitian
dan Aplikasi, Jakarta : Ghalia.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standard
Akuntansi Keuangan, 2004. Salemba
Empat : Jakarta
Kieso, Donald E, Jerry J.W,. Terry D.W
2004.
Intermediate
accounting
Eleventh Edition. USA : Willey
International.
Lukman Syamsudin. 2000. Manajemen
Keuangan
Perusahaan
(konsep
Aplikasi
dalam
:
Perencanaan,
Pengawasan,
dan
Pengambilan
Keputusan). Jakarta : Grafindo
Persada.
Martono,
dan
Agus
Hajito,2003.
Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
Ekonisia.
Munawir,
S.2004.
Analiasa
Laporan
Keuangan, Yogyakarta, Liberty’
Norren,
Garrison
2001,
Akuntansi
Manajerial. Alih bahasa : Totok
Budisantoso. Jakarta : Salemba
Empat.
Soemarsono SR. 2005. Akuntansi Suatu
Pengantar, Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. 2002 Metode Penelitian Bisnis .
Bandung. Alfabeta.
Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian,
Bandung : Alfabeta.
KNiST, 30 Maret 2013
73
Download