Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar L

advertisement
PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN
YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR
(Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
RIZKI ANANDA SYAFRUDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
THE COMMUNITY PERSPECTIVE ON THE CASE OF MURDER WHO
HAS BEEN UNDER AGE
(Case Study Rajabasa Village, Nunyai Bandar Lampung City)
By
RIZKI ANANDA SYAFRUDIN
This study aims to determine the community perspective of murder cases
committed underage children in Kelurahan Rajabasa, Nunyai, Bandar Lampung
City. This research uses a quantitative method of the descriptive type with total
population 4,117 souls and take sample counted 98 respondents by using simple
random sampling technique.
The results showed that there are 4 indicators in viewing the perspective of the
community on murder cases conducted by children under the age of first, judging
from the knowledge of the community, the level of knowledge of the community is
high in the case of the murder. Secondly, the society's view, that is, society
assumes that the case is an ordinary murder. Third, the views on causal factors
are internal factors (self) and external factors (environment). And the fourth, the
solution is the parents give attention, education, and more supervision to the child
to promote the future of children and the environment is good so that children can
develop well as well.
Keywords: perspective, murder, child
ABSTRAK
PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN
YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR
(Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung)
Oleh
RIZKI ANANDA SYAFRUDIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap kasus
pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur di Kelurahan Rajabasa, Nunyai,
Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif tipe
deskriptif dengan jumlah populasi sebesar 4.117 jiwa dan mengambil sampel
sebanyak 98 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator dalam melihat
perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak
dibawah umur yaitu pertama, dilihat dari pengetahuan masyarakat, tingkat
pengetahuan masyarakat tergolong tinggi terhadap kasus pembunuhan tersebut.
Kedua, pandangan masyarakat, yaitu masyarakat beranggapan bahwa kasus
tersebut merupakan suatu pembunuhan yang sifatnya biasa. Ketiga, pandangan
terhadap faktor-faktor penyebab yaitu faktor internal (diri sendiri) dan faktor
eksternal (lingkungan). Dan ke empat, solusinya yaitu orang tua memberikan
perhatian, pendidikan, dan pengawasan lebih kepada anak untuk memajukan masa
depan anak serta lingkungan sekitar yang baik agar anak bisa berkembang dengan
baik juga.
Kata kunci: perspektif, pembunuhan, anak
PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN
YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR
(Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung)
Oleh
RIZKI ANANDA SYAFRUDIN
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Kota Bandar Lampung pada tanggal 02 Juli
1995, sebagai anak pertama dari lima bersaudara, dari
Bapak Muhidin, S.Sos dan Ibu Sukmawati.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis
untuk pertama kali di awali pada Taman Kanak-kanak
Kartini di Tanjung Karang Pusat Raya tahun 2000-2001,
kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Swasta Al-Kautsar Lampung tahun
2001-2007. Selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Al-Kautsar Lampung pada tahun 2007-2010, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar Lampung pada tahun 2010-2013.
Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Sosiologi
(reguler) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang
diterima melalui jalur undangan dari sekolah. Penulis melakukan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Agung Dalam, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten
Tulang Bawang pada tanggal 19 Januari – 18 Maret tahun 2016.
Riwayat Organisasi Penulis :
1.
Kepala LitBang LPM Republica Fisip (Tahun 2014-2015)
2.
Ketua Umum HMJ Sosiologi Fisip (Tahun 2015-2016)
3.
Wakil Sekretaris KNPI Kota Bandar Lampung (Tahun 2014-2018)
MOTO
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun
hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”
(Abraham Lincoln)
“Semakin Sulit Perjuangannya Semakin Besar Kemenangannya”
(Thomas Paino)
“Kesulitan ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara
merawatnya”
(Douglas Jerrold)
“Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu
yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang
diperhatikan”
(Sir Winston Churchill)
“Dengan Niat Tulus Ikhlas yang di Ridhoi Allah SWT Yakin
Usaha Sampai”
(Rizki Ananda Syafrudin)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil dan sederhana ini kepada:
Kedua orang tuaku, Bapak Muhidin. S,Sos. dan Ibunda Sukmawati
tercinta dan tersayang yang telah membesarkan, mendidik, dan tiada hentihentinya untuk berdoa dan berusaha demi keberhasilanku, terus memberikan
motivasi-motivasi sebagai penyemangatku, hingga aku bisa menyelesaikan
studiku.
Adik- Adikku Rexzi Ananda Dwi Darmawan, Rizka Ananda
Maharani, Rizma Ananda Pertiwi, dan si bungsu Rieta Ananda
Anugerah yang selalu memberikan cinta dan ketulusan dalam
menyemangatiku.
Dosen Pembimbing Ayahanda Drs. Suwarno, M.H. dan Dosen
Pembahas Ayahanda Drs. Pairul Syah, M.H. yang selalu memberikan
kritik dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik
Teman-teman Sosiologi 2013 dan Almamater tercinta
UNIVERSITAS LAMPUNG
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayat-Nya. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain
daya, upaya, dan kekuatan yang di anugerahkan-Nya. Shalawat teriring salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa kita
nantikan syafa’atnya di akhir kelak. Skripsi dengan judul “PERSPEKTIF
MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN
ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar
Lampung)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis
sangat menyadari bahwa banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.
Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2.
Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja
Sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang
sudah memberikan motivasi, saran dan masukan kepada penulis untuk bisa
melanjutkan penyusunan skripsi ini dan menikmati prosesnya sampai akhir.
xii
3.
Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Beliau Mengajarkan Penulis
bagaimana bisa hidup mandiri.
4.
Bapak Teuku Fahmi, S.Sos., M.Krim. selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5.
Ibu Drs. Suwarno, M.H. selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini, terima kasih banyak karena telah meluangkan banyak waktu,
tenaga, fikiran dan selalu memberikan semangat kepada penulis agar saya
bisa menyelesaikan skripsi ini.
6.
Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademiksekaligus
Pembahas Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung, yang sudah memberikan pengarahan kepada penulis
selama ini.
7.
Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Unila, terima kasih atas ilmu yang
sudah bapak dan ibu berikan dan semoga bermanfaat di masa depan serta
bermanfaat bagi banyak orang, amin
8.
Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP Unila Terutama Mba Vivi
Staf Administrasi Sosiologi yang telah membantu melayani urusan
administrasi perkuliahan dan skripsi.
9.
Kepada kedua orang tuaku tercinta dan tersayang yaitu Bapakku Muhidin.
S,Sos. dan Ibuku Sukmawati di rumah yang telah membesarkan penulis
dengan penuh kasih sayang dan selalu berdoa demi kelancaran studi, menjadi
kekuatan terbesar bagi penulis untuk bisa tetap kuat menghadapi segala
rintangan yang dapat mematahkan semangat, aku sangat mencintai kalian.
xiii
10. Kepada adik-adikku tercinta dan tersayang Rexzi Ananda Dwi Darmawan,
Rizka Ananda Maharani, Rizma Ananda Pertiwi dan Rieta Ananda Anugerah
yang selalu memberikan kebanggaan dan membuat bahagia disetiap
tindakanya.
11. Kepada Maya Shella Andhiny yang sudah banyak membantu dan berkorban
dari semester 2 sampai dengan semester akhir yaitu semester 8, yang selalu
ada baik senang maupun susah pokoknya kamu terbaik dan tersayang.
12. Sahabat Sahabatku SMA yang punya grup namanya CAORSES : Ikhu
Gundogan, Arif Kecil, Dwi Item, Jefry Ponggo, Khadavi Eggrr, Ivan Kering,
Rega Pance, Ryan Gagap, Saka Tambayong, Yogi Bohay, Zekha Zidad yang
selalu termotivasi dan selalu bersemangat untuk menjadi ORANG SUKSES
yakin kita bisa.
13. Sahabat Sahabatku SMA yang punya grup namanya Geng Gahols : Desna,
Ajeng, Hadi, Saka, Rega, Kresna yang sampai hari ini tidak putus tali
silaturahmi antar kita.
14. Teman terbaikku dan teman-teman mahasiswa Jurusan Sosiologi angkatan
2013 terutama Sahabat Anjay Goblay Yumi Gambuy, Dwi Sodara, Opradim,
Dedew, Fitri kurus, yang tersayang. Teman cerita, teman gosip, selalu seru
ketawa hingga ngakak ketika berkumpul dengan kalian.
15. Kawan Kawan Angkatan 2013 HMI Komisariat Sosial Politik yang selalu
berbagi ilmu dan pengalamannya di organisasi.
16. Sahabatku Tiara Rizqi Indrian yang bawel, cerewet, suka ngambek, suka
cerita, dan kadangan lucu yang memotivasi penulis agar semangat kuliah dan
cepat lulusnya.
xiv
17. Kawan-Kawan sepermainan di rumah terutama Bang Toni, Bhen-Bhen,
Wahyu yang sudah banyak membantu dari mulai membuat proposal skripsi
sampai dengan penelitian Skripsi.
18. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, namun telah
membantu dan berpastisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis senantiasa berdoa semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin
Bandar Lampung, 09 Juni 2017
Penulis
Rizki Ananda Syafrudin
NPM. 1316011065
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
ABSTRACT .................................................................................................
ii
ABSTRAK ...................................................................................................
iii
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................
iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
vi
PERNYATAAN ...........................................................................................
vii
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
viii
MOTTO .......................................................................................................
ix
PERSEMBAHAN ........................................................................................
x
SANWACANA ............................................................................................
xi
DAFTAR ISI ................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xxii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perspektif ...........................................................
B. Tinjauan Tentang Masyarakat .........................................................
C. Tinjauan Tentang Pembunuhan ......................................................
D. Tinjauan Anak Di Bawah Umur .....................................................
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak
Pembunuhan ....................................................................................
1
15
15
15
16
17
20
21
22
xvi
F. Kerangka Pikir .................................................................................
24
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ................................................................................
B. Definisi Konseptual ........................................................................
C. Definisi Operasional .......................................................................
D. Lokasi Penelitian .............................................................................
E. Populasi dan Sampel .......................................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
G. Teknik Pengolahan Data .................................................................
H. Teknik Analisis Data .......................................................................
27
27
30
31
32
33
34
35
IV. GAMBARAN UJMUM LOKASI PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
Sejarah Singkat Kelurahan Nunyai Bandar Lampung ....................
Keadaan Geografis ..........................................................................
Struktur Organisasi .........................................................................
Kependudukan ................................................................................
1. Keadaan Umum ..........................................................................
2. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ..................................................................................
3. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata
Pencarian ....................................................................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden ...............................................................................
1. Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ............................
2. Identitas Responden menurut Tingkat Umur ............................
3. Identitas Responden menurut Tingkat Pendidikan ...................
4. Identitas Responden menurut Pekerjaan ...................................
B. Perspektif Masyarakat terhadap Kasus Pembunuhan yang
Dilakukan Anak Dibawah Umur ....................................................
1. Pengetahuan Masyarakat terhadap Pembunuhan yang
Dilakukan Anak Dibawah Umur ................................................
2. Pandangan Masyarakat terhadap Sifat Kejahatan Pembunuhan
yang Dilakukan Anak Dibawah Umur .......................................
3. Pandangan Masyarakat terhadap Faktor-Faktor Penyebab Anak
Dibawah Umur Melakukan Tindak Pembunuhan ......................
4. Solusi yang Ditawarkan Masyarakat untuk Pemecahan Masalah
Kasus Pembunuhan yang dilakukan Anak di Bawah Umur .......
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKAN
LAMPIRAN
36
36
37
38
38
39
40
42
42
43
44
45
46
47
55
61
85
101
103
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Halaman
Operasional Konsep .................................................................................
Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin ....
Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Pendidikan .........
Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian ..
Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin .
Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Tingkat Umur ........
Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Tingkat
Pendidikan ................................................................................................
Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Jenis Pekerjaan .....
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus
Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di
Kelurahan Rajabasa Nunyai ......................................................................
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus
Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di
Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin ........................
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus
Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di
Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...............
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Peningkatan
Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur ..................
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap
Peningkatan Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah
Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................
Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Peningkatan
Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................
Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang
Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur ..................
Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang
Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur
Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................................
Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang
Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................
30
38
39
40
42
43
44
45
48
49
50
50
51
52
52
53
54
xviii
18. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang
Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di
lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis
Pembunuhan Biasa ...................................................................................
19. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang
Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di
lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis
Pembunuhan Biasa Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................
20. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan
Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai
Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan
Biasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................................
21. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan
Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai
Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan
Pemberatan ...............................................................................................
22. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan
Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai
Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan
Pemberatan Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................................
23. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan
Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai
Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan
Pemberatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .........................................
24. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan
Dapat Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan ................
25. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan Dapat
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Jenis Kelamin ...........................................................................................
26. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan Dapat
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ..................................................................................
27. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol
Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan
Khususnya Pembunuhan ..........................................................................
28. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol
Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan
Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin .............................
29. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol
Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan
Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................
30. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh atau
Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak Melakukan
Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ............................................
31. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh atau
Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak Melakukan
Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan
Jenis Kelamin ...........................................................................................
56
57
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
xix
32. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh
Atau Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak
Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ..................................................................................
33. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan ..........................
34. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Jenis Kelamin ...........................................................................................
35. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ..................................................................................
36. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan .............................................................................................
37. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................................
38. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang
Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................
39. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan .............................................................................................
40. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................
41. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya
Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................
42. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi
Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ................
43. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi
Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan
Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................................
44. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi
Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................
45. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya
Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah .............
46. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya
Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah
Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................................
47. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya
Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
xx
48. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga
wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih
Terhadap Anak .........................................................................................
49. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga
wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih
Terhadap Anak Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................
50. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga
wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih
Terhadap Anak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................
51. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan
yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak
Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut
Melakukan Tindakan yang Menyimpang ................................................
52. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan
yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak
Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut
Melakukan Tindakan yang Menyimpang Berdasarkan Jenis Kelamin ....
53. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan
yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak
Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut Melakukan
Tindakan yang Menyimpang Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..............
54. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib
Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini,
Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan ................
55. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib
Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini,
Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan
Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................................
56. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib
Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini,
Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................
57. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar
Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak
yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan .........................................
58. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar
Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak
yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Jenis Kelamin ...........................................................................................
59. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar
Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak
yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ..................................................................................
60. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan
Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah
Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan ......................................
85
86
87
88
89
90
91
92
92
93
95
96
97
xxi
61. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan
Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah
Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis
Kelamin ....................................................................................................
62. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan
Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah
Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.................................................................................................
98
99
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
Halaman
Kerangka Pikir ...................................................................................... 26
Struktur Organisasi Kelurahan Rajabasa Nunyai ................................... 37
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Koentjaraningrat (2009:118), pada dasarnya masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat berkelanjutan dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
tertentu. Dimana masyarakat itu saling mempengaruhi satu sama lain,
sehingga berbagai informasi akan selalu sampai kepada masyarakat, berbagai
perubahan pun akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan seharihari kita tidak dapat melepaskan diri dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada masyarakat di sekitar kita atau pada diri kita sendiri.Hal tersebut sesuai
dengan yang di ungkapkan oleh Everlyn Waughperubahan adalah pertanda
kehidupan (Renald Kasali 2005:5).
Manusia yang hidup selalu berubah, bermula ia lahir dari seorang bayi yang
hidupnya tergantung pada orang lain, kemudian ia belajar berjalan, lalu ia
berlari dengan kedua tangan dan kaki nya. Setelah ia menjadi mahluk dewasa
menghadapi berbagai macam persoalan. Perubahan-perubahan sosial adalah
segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
2
masyarakat. Seperti yang dikemukakan Soekanto (2005:103), perubahan
sosial adalah “sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah di terima,
baik karena kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
idiologi mau karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat”. Berdasarkan hal tersebut, penemuan baru berkaitan dengan
perubahan masyarakat yang semakin modern. Menurut Martono (2014:26),
“Perubahan sosial senantiasa mengandung dampak positif maupun dampak
negatif. Beberapa dampak positif perubahan sosial diantaranya adalah:
1. Manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan aktifitasnya.
2. Integrasi sosial semakin meningkat.
3. Kualitas individu dan masyarakat semakin baik seiring perkembangan
teknologi baru.
4. Mobilitas sosial semakin cepat, hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang
semakin baik, kualitas individu semakin meningkat dan kesejahteraan
semakin tinggi.
5. Pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya dan
pertukaran informasi.”
Berdasarkan lima dampak positif perubahan sosial di atas dapat disimpulkan
bahwa manusia semakin cepat dan mudah dalam menyelesaikan aktifitasnya.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan singkat berkat kecanggihan
teknologi. Berkat kecanggihan tersebut, dampak terhadap pendidikan juga
akan semakin baik, kualitas individu akan semakin meningkat. Kemudian
dalam hal integrasi sosial, hal ini muncul karena berbagai sebab misalnya
bencana alam dan konflik sosial. Bencana alam dapat meningkatkan
solidaritas sosial diantara korban bencana dan juga dengan pihak lain yang
merasa simpati dengan terjadinya bencana alam tersebut.
Selanjutnya dampak negatif dari perubahan sosial menurut Martono
(2014:26), di antaranya :
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meningkatkan angka kemiskinan
Jumlah pengangguran semakin tinggi
Peningkatan angka kriminalitas
Terjadinya konflik sosial
Individualitas semakin meningkat
Pencemaran lingkungan
Jika ditinjau dari enam dampak negatif tersebut, dapat terlihat bahwa semakin
besar perubahan sosial itu terjadi maka persaingan dimasyarakat akan
semakin meningkat. Menurut Malthus pertambahan jumlah penduduk
mengikuti deret ukur, sementara peningkatan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan penduduk cendrung mengikuti deret hitung, pertambahan
keduanya sangat tidak seimbang dan ada ketidaksetaraan diantara keduanya
(Martono 2014:27). Akibatnya masyarakat harus bersaing untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selain itu, kondisi ini diperparah dengan semakin
banyak teknologi canggih yang harus menggantikan tenaga manusia,
sehingga banyak individu yang harus kehilangan pekerjaannya.
Persaingan berdampak pada sulitnya mencari pekerjaan dan menyebabkan
jumlah pengangguran semakin tinggi. Ditinjau dari konteks pencemaran
lingkungan, teknologi yang diciptakan manusia menimbulkan berbagai
bentuk pencemaran lingkungan. Udara semakin kotor, akibatnya kesehatan
manusia pun terancam. Kondisi ini semakin sulit diatasi mengingat manusia
semakin terlena dengan berbagai kemudahan akibat penggunaan teknologi.
Dampak negatif akibat adanya perubahan sosial selanjutnya adalah konflik
sosial. Konflik sosial berdampak dari jumlah penduduk yang semakin
banyak. Konflik ini dapat disebabkan persaingan untukmendapatkan berbagai
4
hal. Dengan adanya konflik tersebut menimbulkan peningkatan angka
kriminalitas.
Kriminalitas tidak terlepas dari prilaku kejahatan seperti yang dikemukakan
Sutherland kriminologi merupakan keseluruhan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat (Suwarno
dan Pairul Syah, 2013:11). Kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku
yang dapat menimbulkan penderitaan, baik bagi diri pelaku kejahatan itu
sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Kejahatan sangat nampak
dan mudah dirasakan oleh masyarakat karena itu merupakan perbuatan yang
sangat merugikan. Bentuk-bentuk tindakan kejahatan umumnya dilihat
bertentangan dengan norma hukum, norma sosial dan norma agama yang
berlaku di masyarakat.Bentuk kejahatan itu sendiri memiliki dua tipe, yang
pertama white collar dan yang kedua blue collar. Mustofa (2010:17),
mengungkapkan bahwa kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah
suatu kejahatan profesional dalam suatu bisnis yang pada umumnya selalu
melibatkan unsur finansial atau keuangan. Pelaku kejahatan kerah putih
dilakukan orang yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang tinggi.
Contoh kasus kejahatan kerah putih adalah seperti yang dilakukan dengan
cara penipuan, penyuapan, penggelapan, kejahatan komputer, pelanggaran
hak cipta, pencucian uang, pencurian identitas, dan pemalsuan uang.
Sedangkan menurut Soenarto (1994 : 220-222), kejahatan blue collar adalah
perbuatan yang dilakukan seseorang dalam pekerjaannya tetapi tidak terbatas
pada pekerjaan yang tinggi statusnya. ini merupakan jenis tindakan kriminal
5
yang dilakukan secara konvensional seperti misalnya pencurian, penjabretan,
pembunuhan, tindak asusila, pencopetan. Berikut penjelasan masing-masing
kasus:
1. Pencurian adalah orang yang mengambil milik orang lain secara
sembunyi-sembunyi atau diam-diam dengan jalan yang tidak sah.
Pencurian melanggar pasal 352 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum
Pidana) dengan ancaman hukuman maksimal 15 (lima belas) tahun
penjara.
2. Penjambretan merupakan perbuatan atau tindakan negatif dengan
merampas harta berharga milik orang lain secara paksa sehingga
menimbulkan kerugian materi bagi korban. Penjambretan merupakan
tindak kriminal yang memenuhi pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman
hukuman 15 tahun penjara.
3. Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa
seseorang. Pengertian pembunuhan seperti ini dimaknai bahwa perbuatan
pidana pembunuhan tidak diklasifikasi apakah dilakukan dengan sengaja,
atau tidak sengaja dan atau semi sengaja. Tindak kriminal pembunuhan
tercantum dalam pasal 388 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana)
dengan sanksi hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
4. Tindak Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari
norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini banyak mengintai kaum
wanita. Tindak kriminal tersebut hukumannya penjara paling lama 2 th 8
bln tercantum dalam pasal 289 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
6
(KUHP) tentang perbuatan asusila dengan ancaman hukuman 9 tahun
penjara.
5. Pencopetan memiliki pengertian yaitu kegiatan negatif mencuri barang
berupa uang dalam saku, dompet, tas, handpone dan lainnya milik orang
lain atau bukan haknya dengan cepat, tangkas dan tidak diketahui oleh
korban maupun orang di sekitarnya. Tindak kriminal ini memenuhi pasal
365 15 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Dapat dilihat Dari lima bentuk-bentuk kejahatan blue collar diatas yang
paling membahayakan orang lain adalah kejahatan pembunuhan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, yang dilakukan secara sengaja
maupun tidak sengaja. Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat
dan hingga saat ini cukup mendapat perhatian di dalam kalangan masyarakat.
Berita di surat kabar, majalah dan surat kabar online sudah mulai sering
memberitakan terjadinya pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan di kenal
dari zaman ke zaman dan karena bermacam-macam faktor. Tindak pidana
pembunuhan berdasarkan sejarah telah ada sejak dahulu, atau dapat dikatakan
sebagai kejahatan klasik yang akan selalu mengikuti perkembangan
kebudayaan manusia itu sendiri.
Kasus pembunuhan yang biasanya dilakukan orang dewasa, kini kasus
pembunuhan dilakukan oleh anak dibawah umur,seharusnya prilaku anak
bermain dan menuntut ilmu, tapi pada kenyataannya anak zaman sekarang
sudah berani untuk melakukan tindak kejahatan khususnya pembunuhan.
7
Anak-anak dibawah umur bahkan melakukan tindakan pembunuhan dengan
cara yang cukup keji.
Seperti yang dikemukakan di atas, diambil dari beberapa contoh kejadian
nyata di Indonesia yang pertama di Pangkal Pinang.
TEMPO.CO, Pangkal pinang - Dua orang anak di bawah umur, DE, 13
tahun, dan AR, 15 tahun, ditangkap aparat Kepolisian Sektor Taman Sari,
Pangkal pinang, Jumat dinihari, 29 April 2016. Kepala Kepolisian Resor
Pangkalpinang Ajun Komisaris Besar Heru Budi Prasetyo mengatakan,
keduanya warga Gabek, Pangkal pinang dua tersangka tersebut tercatat
sebagai siswa SMP Negeri 9 Pangkal pinang. Menurut Heru, kapolsek
Taman Sari, DE dan AR ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan
terhap Hendi Pratama, tenaga honorer Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Pangkal pinang. Mayat Hendi ditemukan sudah membusuk di
hutan di belakang Stadion Depati Amir, Pangkal pinang, Senin, 25 April
2016 lalu. Heru mengatakan, antara para pelaku dan korban sudah saling
kenal. Diduga pembunuhan dilakukan karena para pelaku sakit hati
terhadap korban yang sudah terpendam sejak lama.
Sumber:https://m.tempo.co/read/news/2016/04/29/058767138/dua-anakdibawah-umur-di-pangkalpinang-jadi-pembunuh.
Lain halnya dengan kasus pembunuhan yang kedua yang dilakukan anak di
bawah umur terjadi di Aceh Timur.
Aceh TimurLANGSA- Gara-gara sering diejek gila dan tidak tau malu,
Jumat (24/6/2016) sekitar pukul 00.30 WIB, AR (16), warga Idi, Aceh
Timur, tega membunuh anak di bawah umur berinisial, M (13), warga
Gang Nasional, Gampong Blang Seunibung, Kecamatan Langsa Kota,
Aceh, dengan tiga tusukan."Korban mengalami luka tusukan dibagian
dada sebelah kiri dan kanan, leher sebelah kiri serta lengan sebelah kiri,"
kata Kapolres Langsa, AKBP Iskandar ZA didampingi Kasat Reskrim,
AKP Muhammad Taufiq, kepada sejumlah wartawan, Jumat (24/6/2016).
Sumber:https://www.goaceh.co/berita/baca/2016/06/24/sering-diejekgila-ar-bunuh-anak-di-bawah-umur-dengan-tiga-tusukan
Kasus pembunuhan yang ketiga yang dilakukan anak di bawah umur terjadi
di Bengkulu.
Bengkulu, Liputan6.com-Kasus pemerkosaan dan pembunuhan
terhadap Yuyun(14), warga Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang
Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu terus disorot publik.
LSM Cahaya Perempuan WCC Bengkulu yang menjadi pemantau kasus
tersebut membeberkan kronologi kejadian yang menimpa bocah berusia
8
14 tahun itu. Menurut Koordinator Divisi Pelayanan Perempuan WCC
Desi Wahyuni, Yuyun pada hari kejadian, Sabtu, 2 April 2016, pulang
sekolah sekitar pukul 13.30 WIB. Ia pulang dengan membawa alas meja
dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan upacara bendera
Senin. Jarak antara sekolah ke rumah korban sejauh 1,5 kilometer
melewati kebun karet milik warga.Saat berjalan, ia berpapasan dengan 14
pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17),
Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah
Syahputra (18), Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16). Dua nama
terakhir adalah kakak kelas korban. Salah satunya bernama EK dan BE
sudah keluar dan tidak bersekolah lagi di SMP Negeri 5 Padang Ulak
Tanding. Para pelaku yang melihat Yuyun langsung mencegat dan
menyekap Yuyun. Kepala Yuyun dipukuli kayu, kaki dan tangannya
diikat, leher dicekik hingga meninggal kemudian dicabuli secara
bergiliran. Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban ke
jurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam
kondisi telanjang.
Sumber:http://news.okezone.com/read/2016/05/04/340/1380243/inikronologi-pemerkosaan-yuyun-di-bengkulu
Selanjutnya kasus pembunuhan yang keempat yang dilakukan anak di bawah
umur terjadi di kota Bandar Lampung.
BANDARLAMPUNG-SAIBUMI.COM, kasus pembunuhan yang
terjadi di lapangan merah Saburai Bandar Lampung, Kepala Kepolisian
Sektor (Kapolsek) Tanjung Karang Barat (TKB) Kompol Ketut Suryana
mengatakan pembunuhan yang dilakukan empat tersangka di Lapangan
Merah Enggal pada Jumat (19/12) malam lalu tergolong sadis. Hal
tersebut disampaikannya saat espos kasus tersebut di Markas Polsek TKB
Jl Bung Tomo No 8 TKB Bandar Lampung, Senin 22 Desember 2014.
Korban bernama Muryadana (20). Pada tubuh korban ada tujuh tusukan
benda tajam berupa badik. enam titik ada dilokasi vital dan satu lagi
dirahang korban. Alasan berkelahi karena saling pelototan, Pelaku
pembunuhan tersebut ada empat, yang tergolong masih dibawah umur
ada tiga orang dan satu orang sudah dewasa yaitu RMM (15), Y alias U
(17), D (14) dan RG (23) yang sudah diamankan polisi.
Sumber:http://www.saibumi.com/artikel-60748-pembunuhan-dilapangan-merah-saburai-bandar-lampung-tergolong-sadis.html.
Kemudiaan kasus yang kelima yang dilakukan anak dibawah umur yang
terjadi juga di kota Bandar Lampung.
BANDAR LAMPUNG-RIMANEWS.COM, anak berinisial K (17),
dan dibantu rekan-rekannya yang juga menjadi tersangka yaitu FS (18),
RH (17), OR (20), DN (16), dan OK (17) yang melakukan pembunuhan
di samping karoke Star Rock Kedaton terhadap Dwiki (16) pelajar
9
SMKN Bandar Lampung. Polisi menemukan sesosok mayat dengan luka
tusuk 107 di kawasan Sumur Putri, Teluk betung Selatan. Diketahui,
bahwa mayat yang bernama Dwiki tersebut merupakan seorang siswa
yang sejak minggu dilaporkan hilang oleh keluarga korban ke Polsek
Kedaton. Kasus tersebut
Sumber
:http://rimanews.com/nasional/kriminal/read/20160310/266894/ABGLampung-Tewas-107-Tusukan-Kapolda-Cepat-Tangkap-Semua-Pelaku-.
Dari kelima kasus pembunuhan di atas membuktikan bahwa anak di bawah
umur sudah berani melakukan tindak pembunuhan seperti orang dewasa.
Seharusnya anak merupakan generasi muda penerus cita-cita perjuangan
bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
menjamin
kelangsungan
eksistensi
bangsa
dan
negara
pada
masa
depan.Sedangkan yang disebut dengan anak dibawah umur adalah seseorang
yang belum berusia 18 tahun. Hal tersebut sejalan dengan pengertian anak
seperti telah ditentukan dalam Pasal 1 Undang-Undang Perlindungan
Anaknomor : 23 tahun 2002, yaitu anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun atau masih dalam kandungan.
Anak dilahirkan dengan tempramen yang berbeda-beda dan mungkin, dengan
tingkat kecerdasan emosional yang tak sama. Anak akan memetik hasilnya
kelak jika mereka diajarkan dengan benar mengenai keterampilan sosial dan
sifat-sifat baik.Lingkungan dan masyarakat merupakan tempat belajar sambil
bermain untuk anak. Berjalan-jalan ke taman bermain di lingkungan sekitar
atau di tempat rekreasi lainnya dapat memperkaya pengetahuan anak.
Keberadaan anak yang ada di lingkungan kita memang perlu mendapat
perhatian, terutama mengenai tingkah lakunya. Dalam perkembangan kearah
dewasa, kadang-kadang seorang anak melakukan perbuatan yang lepas
10
kontrol, ia melakukan perbuatan tidak baik. Sehingga merugikan diri sendiri
bahkan orang lain. Tingkah laku yang demikian disebabkan karena dalam
masa pertumbuhan, sikap dan mental anak belum stabil, dan juga tidak
terlepas dari lingkungan pergaulannya.
Menurut Kartono (2005:149) perbuatan yang dilakukan oleh anak terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibedakan dalam dua
kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri,
faktor yang mendorong anak melakukan perbuatan pidana yang berasal
dari dirinya sendiri yang meliputi beberapa hal yaitu:
a. Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan. Usia anak yang masih
sangat belia membuat mereka cenderung menginginkan sesuatu dengan
sangat antusias. Ketika anak menginginkan sesuatu, mereka memenuhi
keinginannya dengan segala cara, hal ini disebabkan oleh pola pikir
anak yang masih sangat sempit. Dalam hal-hal tertentu, keserakahan
anak tersebut dapat membahayakan orang lain yang pada akhirnya, hal
tersebut memicu tindakan kejahatan oleh anak tersebut.
b. Meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual. Anak di bawah umur
sulit untuk mengontrol dorongan seksualnya karena pemikirannya yang
belum dapat membedakan antara yang benar atau yang salah. Sehingga
anak dapat melakukan tindakan seksual tanpa memikirkan akibat yang
akan datang.
11
c. Salah asuhan, salah didik dari orang tua sehingga anak menjadi manja
dan lemah mentalnya.Anak seharusnya diberikan pengawasan yang
lebih dari orang tuanya. Anak masih membutuhkan banyak pendidikan
dari orangtuanya, mengingat pola pikir anak yang masih sangat belia,
mereka butuh pendidikan baik dari segi moral, budaya, hingga
pengetahuan. Anak yang kurang mendapatkan perhatian/pendidikan
dari orangtuanya akan mencari kesenangan diluar lingkungan
rumahnya,
dengan
cara
tersebut
anak
mempraktikan
segala
kehendaknya kepada orang lain dan akibatnya anak tidak dapat
mengendalikan diri sehingga berbuat tindak kejahatan.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang lahir dari luar diri anak. Faktor ini
terdiri dari beberapa hal yaitu:
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
seorang anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam
kehidupan seorang anak dan dari lingkungan keluarga pula untuk
pertama kalinya anak mendapat pendidikan. Keluarga berperan sebagai
pelindung bagi pribadi anak, dimana ketentraman dan ketertiban
diperoleh dalam keluarga. Keluarga merupakan wadah di mana anak
melalui proses sosialisasi awal, yakni suatu proses yang akan
membentuk kepribadian anak dengan berpedoman pada nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat yang disalurkan melalui pendidikan oleh anggota
keluarga tersebut.
12
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai
peranan
untuk
mengembangkan
anak-anak
sesuai
dengan
kemampuannya dan pengetahuannya yang bertujuan agar anak belajar
mengembangkan kreatifitas pengetahuan dan keterampilan. Hal yang
perlu diperhatikan yaitu sesuai dengan perkembangan keadaan pada
waktu sekarang ini adalah diantara anak-anak yang memasuki sekolah
tidak semuanya berwatak baik misalnya ada yang penakut, ada yang
patuh dan adapula anak yang keras kepala dan tidak dapat diatur.
Bahkan tidak jarang dijumpai dalam suatu sekolah yang anak didiknya
suka merokok dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. Sikap-sikap
tidak disiplin seperti inilah yang dapat berpengaruh besar kepada anak
yang pada awalnya bermental baik.
c. Faktor Lingkungan Pergaulan
Pengaruh pergaulan dengan lingkungan tempat tinggal yang mana
sudah merupakan naluri manusia untuk berkumpul dengan teman-teman
bergaul. Tapi pergaulan itu akan menimbulkan efek yang baik dan yang
tidak baik pula. Efek yang tidak baik akan mendorong anak yang tidak
mendapat bimbingan yang baik dari orang tuanya menjadi terperosok
pada hal-hal yang negatif.
d. Faktor Media Massa
Saat ini banyak sekali kita jumpai Media Massa yang tidak mendidik,
contoh umum seperti buku dan majalah yang menyajikan gambar dan
cerita-cerita yang dikatagorikan sebagai pornografi dan tayangan-
13
tayangan baik film maupun acara televisi yang mengetengahkan adegan
porno dan kekerasan. Hal ini bisa memberikan pengaruh yang buruk
terhadap anak, dengan mengingat kondisi control diri anak yang masih
belum secara penuh dan juga mudahnya anak untuk melakukan hal-hal
yang bagi mereka suatu hal yang menantang, meskipun didalam media
massa tersebut banyak sekali sisi positifnya yang dapat dijadikan ilmu
pengetahuan. Dampak dari kecanggihan teknologi tidak selalu bersifat
positif tetapi juga negatif. Disinilah peran orang tua dan masyarakat
untuk bisa memberikan pengertian lebih baik bagi anak terhadap acaraacara televisi, film-film yang ditonton, buku-buku bacaan dan hal-hal
lain untuk menyikapi pengaruh negatif dari media massa.
Seperti yang dikemukakan di atas, penyebab-penyebab timbulnya kejahatan,
baik ditinjau dari faktor internal maupun faktor eksternal yang mana
membuat anak di bawah umur berani melakukan perbuatan tindak kejahatan
seperti pembunuhan.
Tidak terlepas dari kasus-kasus pembunuhan yang di lakukan anak dibawah
umur khususnya kota Bandar lampung, bahwa salah satu anak yang
melakukan tindak pembunuhan itu bertempat tinggal di Kelurahan Rajabasa
Nunyai.Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan bahwa menurut
masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai pandangannya terhadap kasus
pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umurinisangat menyita perhatian
semua kalangan. Masyarakat menyayangkan peristiwa ini terjadi mengingat
usia yang begitu muda, dimana konsumsi wajarnya adalah belajar dan belajar.
14
Tentu ada permasalahan besar disini yang harus dipertanyakan, pertama
dimanakah peran keluarga dalam mengawasi anak di lingkungan sekitar?
ketika keluarga lebih ketat dalam mengajarkan anak bersikap dan berprilaku
baik maka anak tersebut tidak akan berani melakukan tindak pembunuhan,
yang kedua Apakah pihak pendidik (sekolah) memperhatikan prilaku siswa
dalam keseharian? karena sudah menjadi tugas wajib pihak mendidik untuk
lebih teliti memperhatikan dan mengajarkan prilaku-prilaku baik terhadap
siswa agar siswa tersebut tidak akan berani melakukan tindak kejahatan
apalagi sampai membunuh.Tentu harapannya permasalahan ini harus
diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek sikologis dan usia, mengingat
kasus pembunuhan tersebut dilakukan anak di bawah umur.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat
judul mengenai Perspektif Masyarakat terhadap Kasus Pembunuhan
yang Dilakukan Anak di Bawah Umur, dengan melihat dan mengamati
sedalam-dalamnya sebenarnya apa dan bagaimana pandangan masyarakat
terhadap kasus seperti ini serta bagaimana sebenarnya pendapat masyarakat
untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadinya kasus pembunuhan yang
dilakukan anak di bawah umur. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada
kekhawatiran masyarakat, karena kasus pembunuhan yang dilakukan oleh
anak dibawah umur tersebut akan terus meningkat jika tidak ditangani secara
signifikan oleh aparat publik. Dalam kaitannya dengan kasus pembunuhan
yang dilakukan oleh anak dibawah umur, tentuberbagai masyarakat baik
kalangan orang tua, remaja, maupun anak dibawah umur memiliki berbagai
persepsi yang berbeda.
15
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang disusun ialah:
Bagaimana perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang
dilakukan anak dibawah umur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang
dilakukan anak dibawah umur.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat:
1. Secata Teoritis
Penelitian ini mencoba mengkaji bagaimana perspektif masyarakat
terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur di
kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung.
2. Secara Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan refrensi dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan topik sentral dari penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Perspektif Masyarakat
Menurut Suhanadji (2004:27), perspektif merupakan cara
pandang atau
wawasan seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di sekitarnya.
Menurut Winardit (1999:19), perspektif merupakan cara pandang seseorang
atau cara seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau
masalah. Selanjutnya, menurut Martono (2012:22), perspektif adalah cara
pandang terhadap suatu masalah yang terjadi, atau sudut pandang tertentu
yang digunakan dalam melihat suatu fenomena.
Menurut Alfinitihardjo (2001:24), terdapat beberapa perspektif dalam
sosiologi.
Pertama;
Perspektif
Evolusionis
adalah
perspektif
yang
memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat
tumbuh dan berkembang. Dalam perspektif ini secara umum dapat dikatakan
bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju, namun
ada beberapa hal yang tidak di tinggalkan sama sekali dakam pola
kehidupannya yang baru dan akan terus di bawa meskipun hanya kecil sampai
pada perubahan yang paling baru.
Kedua; Perspektif Fungsionalis, dalam perspektif ini masyarakat di lihat
sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan
17
teratur, serta memiliki seperangkat aturan dan nilai yang di anut sebaian besar
anggota masyarakat tersebut.
Ketiga; Perspektif Interaksionalisme, perspektif ini memusatkan perhatian
pada interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan
menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik
lisan maupun tulisan. Atau dengan kata lain perspektif ini meyakini bahwa
orang dapat berkreasi dan berkomunikasi melalui simbol-simbol.
Keempat; Perspektif Konflik, perspektif ini melihat masyarakat sebagai
sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang
kekuasaan yang terus berusaha memelihara dan meningkatkan posisinya.
Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap
saat selalu berusaha meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perspektif
merupakan
suatu
kumpulan
asumsi
maupun
keyakinan
tentang
fenomena/keadaan/situasi di sekeliling, dengan perspektif orang akan
memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu, dan cara-cara tersebut
berhubungan dengan asumsi dasar dan unsur-unsur pembentukannya, dan
ruang lingkup apa yang dipandangnya.
B. Tinjauan tentang Masyarakat
Menurut Selo Sumardjan, menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Abdulsyani 2005:11).
18
Menurut Abdulsyani (2007:30), dijelaskan bahwa perkataan masyarakat
berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, kemudian
berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup
bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya
mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia).
Menurut Hassan Shadily, masyarakat sebagai suatu golongan besar atau kecil
terdiri dari beberapa manusia, yang karena sendirinya bertalian secara
golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Abdulsyani 2006:12).
Menurut Soejono Soekanto, masyarakat mempunyai ciri-ciri pokok yaitu:
1.
Manusia yang hidup bersama di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang
mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia
yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya ada dua
orang yang hidup bersama.
2.
Bercampur untuk waktu yang cukup lama, kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja
dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan
timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap,
merasa dan mengerti. Mereka juga mempunyai keinginan-keinginan
untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasan-perasaannya. Maka dari
itu timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antar manusia dan kelompok tersebut.
3.
Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
19
4.
Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya (Abdulsyani 2007:32).
Selanjutnya menurut Abu Ahmadi, masyarakat harus mempunyai syaratsyarat sebagai berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan perkumpulan
binatang.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama (Abdulsyani 2007:33)
Berdasarkan pengertian, ciri dan syarat-syarat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang di maksud masyarakat dalam penelitan ini adalah
sekelompok manusia yang menempati suatu wadah/tempat/wilayah yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, lalu masyarakat bukan sekedar
sekumpulan manusia belaka, akan tetapi di antara mereka yang berkumpul itu
harus ditandai dengan adanya hubungan atau talian yang mempengaruhi satu
sama lain.
Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas yang dimaksud dengan
perspektif masyarakat dalam konteks penelitian ini adalah suatu sudut
pandang atau penilaian masyarakat untuk mengamati berbagai fenomena,
keadaan dan masalah tertentu yang terjadi disekitarnya.
20
C. Tinjauan tentang Pembunuhan
Menurut
Poerwadarminta
(2003:169),
pembunuhan
berarti
perkosa,
membunuh atau perbuatan bunuh. Dalam peristiwa pembunuhan minimal ada
dua orang yang terlibat, orang yang dengan sengaja mematikan atau
menghilangkan nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang yang
dimatikan atau orang yang dihilangkan nyawanya disebut sebagai pihak
terbunuh (korban). Selanjutnya menurut Marpaung (2000:22), pembunuhan
adalah setiap perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan atau merampas
nyawa orang lain.
Dinyatakan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Bab XIX tentang
Kejahatan Terhadap Nyawa Tahun 2016, syarat adanya wujud perbuatan
pembunuhan yang menghilangkan nyawa orang lain itu harus merupakan
perbuatan aktif walaupun dengan gerakan anggota tubuh sekecil apapun dan
tidak bersifat pasif atau diam. wujud perbuatan menghilangkan nyawa dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tersebut berupa bermacam-macam
perbuatan, seperti membacok, memukul, membenturkan, menembak,
termasuk perbuatan yang hanya sedikit saja menggerakkan anggota tubuh.
Selain mensyaratkan adanya wujud perbuatan, Pasal 338 Kitab undangundang Hukum Pidana juga mensyaratkan timbulnya akibat, yaitu berupa
hilangnya nyawa orang lain, artinya tindak pidana pembunuhan itu baru
terjadi setelah hilangnya nyawa orang karena suatu perbuatan tertentu.
Artinya tindak pidana tersebut baru dapat dikatakan selesai setelah terjadinya
akibat, tidak hanya dilakukan suatu perbuatan.
21
Jenis-jenis pembunuhan :
1. Pembunuhan Biasa
Menurut Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Bab XIX Tahun
2016, pembunuhan biasa adalah Pembunuhan biasa adalah tindakan
menghilangkan nyawa orang lain yang dilakukan dengan sengaja, yang di
rencanakan atau tidak direncanakan terlebih dahulu.
2. Pembunuhan Pemberatan
Menurut Pasal 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Bab XIX Tahun
2016, pembunuhan pemberatan adalah pembunuhan yang disertai, di ikuti
atau di dahulu oleh kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memudahkan untu mempersiapkan kejahatan lain.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
pembunuhan
adalah
menghilangkan nyawa orang lain. Pelaku pembunuhan akan terjerat tindak
pidana meskipun pembunuhan tersebut dilakukan secara tidak sengaja, karena
tidak ada yang dibebaskan dari pidana terhadap tindakan pembunuhan.
D. Tinjauan tentang Anak di Bawah Umur
Pengertian anak menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa : Anak di bawah umur adalah seorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih
dalam kandungan.Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa anak adalah setiap
manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,
22
termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dinyatakan
bahwa Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai
umum 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas)
tahun dan belum pernah kawin.
Pada masa anak-anak sendiri, anak cenderung memiliki sifat yang suka
meniru apa yang dilakukan orang lain dan emosinya sangat tajam. Pada masa
ini pula anak mulai mencari teman sebaya dan memulai berhubungan dengan
orang-orang dalam lingkungannya, lalu mulai terbentuk pemikiran mengenai
dirinya sendiri. Selanjutnya pada masa ini pula perkembangan anak dapat
berkembang dengan cepat dalam segala bidang baik itu perubahan tubuh,
perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan kepribadian (Supramono, 2000:2-3).
Berdasarkan definisi anak di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian anak di bawah umur ialah seseorang yang (berumur 0-18 tahun)
dan termasuk yang berada didalam kandungan. Pada masa ini anak mulai
mencari teman sebaya dan memulai berhubungan dengan orang-orang dalam
lingkungannya, lalu anak dapat berkembang dengan cepat dalam segala
bidang baik itu perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan
kepribadian.
E. Faktor-Faktor
Pembunuhan
yang
Mempengaruhi
Anak
Melakukan
Tindak
Menurut Abdul Syani (1987:27), faktor-faktor yang dapat menimbulkan
tindakan kejahatan pada umumnya dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor
23
yang bersumber dari dalam individu (intern) dan faktor yang bersumber dari
luar diri individu itu sendiri(ekstern). Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor Internal
a. Sifat khusus dari individu, seperti : daya emosional, rendahnya mental
dan anomi.
b. Sifat umum dari individu, seperti : umur, gender, kedudukan didalam
masyarakat, pendidikan dan hiburan.
2. Faktor eksternal
a. Faktor ekonomi, dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang tinggi namun
keadaan ekonominya rendah.
b. Faktor agama, dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan agama.
c. Faktor bacaan, dipengaruhi oleh bacaan buku yang dibaca.
d. Faktor film, dipengaruhi oleh film/tontonan yang disaksikan.
e. Faktor lingkungan/pergaulan, dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah atau tempat kerja dan lingkungan pergaulan
lainnya.
f. Faktor keluarga, dipengaruhi oleh kurangnya kasih sayang dan
perhatian dari orang tua.
Selain itu, menurut Topo, terdapat dua faktor yang mempengaruhi seorang
anak dalam melakukan tindakan pembunuhan yaitu faktor psikologis dan
faktor eksternal. Faktor psikologis yang mempengaruhi seorang anak dalam
melakukan tindak pidana pembunuhan antara lain kecemasan, kecenderungan
gangguan patologis, frustasi, tertekan, konflik dan balas dendam. Sedangkan
yang tergolong dalam faktor eksternal yang mempengaruhi seorang anak
24
dalam melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu kondisi keluarga yang
tidak harmonis, pengaruh teman sebaya, dan diperberat oleh alkohol serta
teradiksi judi online (Santoso 2001:23).
Faktor-faktor di atas tentunya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berpengaruh
satu sama lainnya. Baik ditinjau dari internal maupun eksternal. Kesemuanya
itu bukan berarti dapat menunjukkan salah satu faktor yang ada sebagai
penyebabnya. Terutama dalam permasalahan kejahatan di kalangan anakanak. Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak ini dapat menimbulkan
dampak buruk terhadap perkembangan anak maupun keluarganya. Dampak
buruk inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai pandangan dari
masyarakat.
F. Kerangka Pikir
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan yang terikat oleh
suatu rasa identitas tertentu. Dimana masyarakat itu saling mempengaruhi
satu sama lain, sehingga berbagai informasi akan selalu sampai kepada
masyarakat, berbagai perubahan pun akan terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan
pada
lembaga
kemasyarakatan
di
dalam
suatu
masyarakat,
yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Berbagai perubahan tersebut memberikan dampak positif maupun dampak
negatif bagi masyarakat. dampak positif perubahan sosial diantaranya adalah
25
Manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan aktifitasnya,
Integrasi sosial semakin meningkat, Kualitas individu dan masyarakat
semakin baik seiring perkembangan teknologi baru, mobilitas sosial semakin
cepat, hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang semakin baik, kualitas
individu semakin meningkat dan kesejahteraan semakin tinggi, pikir manusia
semakin berkembang melalui pertukaran budaya dan pertukaran informasi.
Sedangkan Dampak negatif dari perubahan sosial di antaranya meningkatkan
angka kemiskinan, jumlah pengangguran semakin tinggi, peningkatan angka
kriminalitas(pencurian, penjabretan, pembunuhan dll), terjadinya konflik
sosial, Individualitas semakin meningkat.
Ditinjau dari enam dampak negatif tersebut menunjukkan bahwa perubahan
yang terjadi pada masyarakat yang menimbulkan dampak negatif akan
mempengaruhi terjadinya perubahan masyarakat dalam hal kriminal yaitu
kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan yang biasanya dilakukan orang
dewasa, kini kasus pembunuhan dilakukan oleh anak dibawah umur. Anakanak dibawah umur bahkan melakukan tindakan pembunuhan dengan cara
yang cukup keji. Tingkah laku yang demikian disebabkan karena dalam masa
pertumbuhan, sikap dan mental anak belum stabil, dan juga tidak terlepas dari
lingkungan pergaulannya.
Semakin maraknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah
umur menyebabkan berbagai perspektif timbul ditengah-tengah masyarakat
mengenai hal tersebut. Setiap masyarakat akan memiliki perspektif yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perspektif yang timbul
26
dimasyarakat dapat berupa perspektif yang positif akan kasus pembunuhan
yang dilakukan anak dibawah umur, maupun perspektif negatif.
Perspektif Masyarakat
(X)
1. Pengetahuan Masyarakat
Terhadap Kasus
Pembunuhan yang
Dilakukan Anak di Bawah
Umur
2. Pandangan Masyarakat
terhadap Sifat Kejahatan
Kasus Pembunuhan yang
Dilakukan Anak di Bawah
Umur.
3. Pandangan Masyarakat
terhadap Faktor-Faktor
penyebab Anak di bawah
Umur Melakukan Tindak
Pembunuhan
4. Solusi yang di Tawarkan
Masyarakat untuk
Pemecahan Masalah Kasus
Pembunuhan yang
dilakukan Anak di Bawah
Umur
Gambar 1. Skema Bagan Kerangka Fikir
Sumber : Data Primer, 2017
Pembunuhan yang dilakukan
anak di bawah umur
(Y)
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut
Nasir (2003:45) metode kuantitatif deskriptif adalah metode dalam meneliti
suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat hubungan
antar fenomena yang diselidiki di lokasi penelitian. Jadi metode penelitian
kuantitatif deskriptif adalah suatu cara dimana peneliti mengkondisikan suatu
peristiwa berdasarkan nilai-nilai yang berupa angka atau tampak sebagai
mana adanya, sifat serta hubungan secara sistematis antar fenomena yang
diteliti di lokasi penelitian.
B. Definisi Konseptual
Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi konseptual dalam penelitian
ini adalah :
1. Perspektif Masyarakat
Perspektif masyarakat dalam konteks penelitian ini adalah suatu sudut
pandang atau penilaian masyarakat untuk mengamati berbagai fenomena,
keadaan dan masalah tertentu yang terjadi disekitarnya. Indikator
28
pandangan masyarakat untuk menilai kasus pembunuhan yang di lakukan
anak di bawah umur dalam penelitian ini adalah :
a. Pengetahuan Masyarakat
Pengetahuan yang di maksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan
tentang kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur yang
pernah terjadi di kelurahan rajabasa nunyai, lalu dari tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap peningkatan pembunuhan yang
dilakukan anak di bawah umur dan yang trakhir pengetahuan
masyarakat tentang keresahan masyarakat terhadap tindak pembunuhan
yang dilakukan anak di bawah umur
b. Sifat Kejahatan
Sifat Kejahatan yang di maksud dalam penelitian ini adalah sifat
kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur dalam kasus
pembunuhan. Sifat kejahatan pembunuhan dalam hal ini meliputi
pembunuhan biasa dan pembunuhan pemberatan. Pembunuhan biasa
adalah tindakan menghilangkan nyawa orang lain yang dilakukan
dengan sengaja, yang di rencanakan atau tidak direncanakan terlebih
dahulu. Sedangkan pembunuhan pemberatan ialah pembunuhan yang
disertai, di ikuti atau di dahulu oleh kejahatan yang dilakukan dengan
maksud untuk memudahkan untu mempersiapkan kejahatan lain.
c. Faktor-Faktor Penyebab
Faktor penyebab yang di maksud dalam penelitian ini adalah faktorfaktor yang menyebabkan anak di bawah umur melakukan tindak
pembunuhan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor
29
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak itu sendiri seperti, untuk memuaskan kecendrungan keserakahan,
meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual, serta salah asuh atau
salah didik dari orang tua. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang lahir dari luar diri anak. Faktor eksternal pertama adalah
lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dalam kehidupan
anak. Kedua lingkungan sekolah yang mana dalam lingkungan ini
karakter serta sikap anak mulai terbentuk. Ketiga lingkungan pergaulan,
dalam lingkungan ini prilaku anak bisa terbentuk baik atau buruk
tergantung lingkungan pergaulan. Terakhir adalah media massa yang
memberikan pengaruh positif dan negatif bagi pengguna terutama anak
di bawah umur.
d. Solusi
Solusi adalah jalan keluar atau penyelesaian yang di tawarkan oleh
masyarakat untuk menyelesaikan suatu masalah. Berkaitan dengan hal
tersebut solusi yang di maksud dalam penelitian ini adalah jalan keluar
yang di tawarkan oleh masyarakat terhadap anak pelaku tindak
pembunuhan, dalam hal ini bisa berupa internal seperti keluarga
ataupun eksternal yaitu lingkungan sekitar anak itu sendiri seperti
lingkungan sekolah atau lingkungan bermain.
2. Kasus Pembunuhan yang di lakukan Anak di bawah Umur
Pembunuhan adalah proses, perbuatan, atau cara membunuh dengan
menghilangkan nyawa orang lain. Sedangkan anak di bawah adalah
seseorang yang berada diusia < 18 tahun atau yang masih berada dalam
30
kandungan. Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembunuhan yang di lakukan anak di bawah umur adalah proses atau cara
membunuh dengan menghilangkan nyawa orang lain yang di lakukan anak
yang berusia di bawah 18 tahun.
C. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun (2008:43), definisi oprasional adalah unsur penelitian
yang memberitahukan bagaiman cara mengukur suatu variable. Dalam
penelitian
ini
devinisi
oprasionalnya
adalah
perspektif
masyarakat
terhadapkasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur studi di
Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung. Oprasionalisasi konsep dalam
penelitian ini, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Oprasional Konsep
Dimensi
Indikator
Instrumen
Skala
Kuisioner
Nominal
1. Pandangan Masyarakat
a. Pengetahuan
Perspektif
masyarakat
terhadap
kasus
pembunuhan
yang
dilakukan
anak di
bawah umur
 Kasus yang pernah terjadi
 Meningkatnya tindak
pembunuhan yang dilakukan
anak di bawah umur
 Keresahan semua pihak dalam
tindak pembunuhan yang
dilakukan anak di bawah umur
b. Sifat Kejahatan
31
 Biasa
 Pemberatan
c. Faktor-Faktor Penyebab
 Faktor Internal
 Memuaskan
Kecenderungan
Keserakahan
 Meningkatkan
agresifitas
dan dorongan seksual
 Salah asuh atau didikan
dari orang tua
 Faktor Eksternal
 Lingkungan Keluarga
 Lingkungan Sekolah
 Lingkungan Pergaulan
 Media Massa
d. Solusi Masyarakat
 Internal
 Keluarga
 Eksternal
 Lingkungan Sekitar
Sumber : Data Primer, 2017
D. Lokasi Penelitian
Penelitian mengambil lokasi penelitian pada masyarakat Kelurahan Rajabasa
Nunyai, Bandar Lampung. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih
tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena di daerah tersebut, banyak
32
anak di bawah umur yang melakukan tindak kriminalitas terutama kasus
pembunuhan, sementara itu masyarakat di sekitar seolah terbiasa dengan
fenomena tersebut sehingga bersikap acuh.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Kunto (2000:63) populasi adalah wilayah generasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas yang karakteristik tertentu
yang telah diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jumlah masyarakat di kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar
Lampung berjumlah 5.722 jiwa. Karena yang akan diteliti adalah orang
dewasa, maka peneliti membatasi sampel yang akan diteliti melalui
batasan usia yaitu dari umur 18-45 tahun keatas yang berjumlah 4.117 jiwa
baik yang berkelamin pria maupun wanita.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari individu yang akan dilteliti. Sampel adalah
bagian dari popolasi yang memiliki sifat-sifat utama dari populasi.
Sugiyono (2012:25), penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik acak (probability sampling). Pada teknik acak setiap anggota
sampel memiliki peluang yang sama untuk di pilih menjadi anggota
sampel. Teknik penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling. Dari sebuah masyarakat yang berada di Kelurahan Rajabasa
Nunyai Bandar Lampung dipilih secara acak sederhana untuk menentukan
sampel. Untuk menentukan jumlah sampel dari masyarakat tersebut maka
menggunakan perhitungan Slovin (Sangadji, 2010) yaitu :
33
Keterangan :
n = Besaran Sampel
N = Besaran Populasi
e = Sampling Eror
1 = Bilangan Konstanta
Berdasarkan data yang didapat sebagai berikut :
= 97,628 (dibulatkan menjadi 98 responden)
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Menyebar Angket
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan daftar
pertanyaan tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda
untuk memudahkan dalam melakukan analisis dan menghindari bias
jawaban.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan cara turun langsung
ke lokasi penelitian untuk mendapatkan fakta-fakta yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi. Adapun faktafakta tersebut meliputi adanya pandangan masyarakat yang bersifat positif
maupun negatif terhadap Kasus Pembunuhan yang di Lakukan Anak di
34
Bawah Umur yang berada di kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar
Lampung.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal
dari bahan-bahan tertulis, yang mencakup dokumen yang dianggap penting
dan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :
1. Tahap Editing
Yaitu proses pemikiran kembali alat pengumpulan data (kuisioner) apabila
terdapat hal yang salah satu meragukan, hal ini menyangkut :
a. Lengkapnya pengisian
b. Kejelasan jawaban
c. Kesesuaian jawaban satu sama lain
d. Relevansi jawaban
e. Keseragaman satuan data
2. Tahap Klasifikasi Data
Jawaban responden dikasifikasikan menurut macamnya sesuai dengan
pokok bahasan ataupun permasalahan yang terlah disusun dengan memberi
tanda bagi setiap kategori yang sama.
3. Tahap Tabulasi
Tabulasi diaritikan sebagai proses penyusun data kedalam bentuk tabel.
Lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan bersikap rangkum.
35
Dalam keadaan ringkas dan tersusun kedalam suatu tabel yang baik, data
dibaca dengan mudah dan makna akan mudah dipahami.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Singarimbun (2008:32) analisis data adalah menyederhanakan data
kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dam diinterpretasikan sesuai
dengan tipe penelitian yang digunakan. Sedangkan menurut Nasir (2003:126)
data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan menggunakan
teknik analisa deskriptif. Analisa ini untuk mengubah dan mendeskripsikan
data yang lebih bermakna dan mudah dipahami akan dilakukan dengan
menggunakan tabel tunggal dan tabel silang yaittu metode yang dilakukan
dengan memasukan data dari kuisioner kedalam kerangka tabel untuk
menghitung frekuensi dan membuat persentasi. Untuk uji pengaruh
perhitungannya pada penelitian ini menggunakan program olah data statistik.
IV.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung
Kelurahan Rajabasa Nunyai sebelumnya adalah pemekaran dari Rajabasa
Induk. Pada awalnya, tepatnya tahun 2012, Kelurahan Rajabasa Induk
mengalami pemekaranmenjadi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Rajabasa Nunyai
dan Kelurahan Rajabasa Pemuka. Pada saat itu kelurahan Rajabasa Nunyai
Bandar Lampung menjadi kelurahan termuda di Kecamatan Rajabasa. Sejak
tahun 2012 sampai sekarang kelurahan Rajabasa Nunyai masih di pimpin
oleh bapak Endarsyah, SE. Kelurahan Rajabasa Nunyai memiliki dua
lingkungan, lingkungan yang pertama memiliki tiga belas RT dan lingkungan
kedua memiliki tujuh RT. Pembangunan di kelurahan Rajabasa Nunyai baik
dari segi fisik maupun segi non fisik mengalami kemajuan yang sangat
singnifikan, dimana di dukung pula oleh masyarakat sekitar di kelurahan
Rajabasa Nunyai.
B. Keadaan Geografis
Secara geografis, Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung memiliki luas
wilayah 125Ha, terletak pada garis 5.00’000’’ s/d 1’0’0’00’’ Lintang Selatan
dan 102 10’00’ garis
Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa Pemuka
37
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Gedung Meneng
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa Induk
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Langkapura
C. Struktur Organisasi
LURAH RAJABASA NUNYAI
ENDARSYAH, SE.
NIP. 19650104 198503 1 007
SEKRETARIS
ASTUTI
NIP.19620923 198603 2 004
SEKSI PEMERINTAHAN
DAN YANMUM
SEKSI PEMBANGUNAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SEKSI KETENTRAMAN
DAN KETERTIBAN
ISMAN YUSUP
NIP. 19680630 199103 1 003
LYSA AMAYATI, SE, MM.
NIP. 19780506 199703 2 001
DESI EMILIA, S.SOS.
NIP. 19741212 200801 2 010
Gambar 2. Struktur Organisasi Kelurahan Rajabasa Nunyai
38
D. Kependudukan
1. Keadaan Umum
Berdasarkan angka proyeksi tahun 2016, jumlah penduduk di Kelurahan
Rajabasa Nunyai mencapai 5.722 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
penduduk laki-laki mencapai 2.775 jiwa sedangkan jumlah penduduk
perempuan yaitu 2.947 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tergabung dalam
1.428 kepala Keluarga
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyi Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-Laki
2.775
48,5
Perempuan
2.947
51,5
5.722
100
Jumlah
Sumber :Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan desember
2016
Berdasarkan tabel
di atas jumlah penduduk yang ada di kelurahan
Rajabasa Nunyai lebih di dominasi oleh penduduk perempuan, yaitu
berkisar 2.947 jiwa atau 48,5%sedangkan jumlah penduduk laki laki
berjumlah 2.775 jiwa atau 51,5% jumlah ini mencakup semua golongan
umur masyarakat yang tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai sampai
bulan agustus 2016 baik anak-anak, dewasa maupun lansia.
39
2. Penduduk Kelurahan
Pendidikan
Rajabasa
Nunyai
Berdasarkan
Tingkat
Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai jika di lihat dari segi pendidikan
nya mempunyai tingkat pendidikan yang sangat bervariasi dari jenjang
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), serta berpendidikan Sarjana. Untuk lebih jelasnya
mengenai penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di lihat dari tabel
berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
(%)
Sarjana
643
573
1216
21,25
SMA
1.098
1.074
2172
37,96
SMP
512
685
1197
20,92
SD
322
306
628
10,98
141
205
346
6,05
59
104
163
2,85
2775
2947
5722
100
Taman
Kanak-kanak
Belum
Sekolah
Jumlah
Sumber : Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan Desember
2016
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penduduk Kelurahan Rajabasa
Nunyai memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Hal ini dapat
dilihat penduduk yang mendominasi adalah pendidikan Sekolah Menengah
ke Atas (SMA) berjumlah 2.172 jiwa atau 37,96%, Sedangkan Penduduk
yang berpendidikan Sarjana berjumlah 1.216 jiwa atau 21,25%, Lalu
Penduduk yang Berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
40
berjumlah 1.197 jiwa atau 20,92%, Penduduk yang berpendidikan Sekolah
Dasar (SD) berjumlah 628 jiwa atau 10,98%, Penduduk yang
berpendidikan Taman Kanak-Kanak berjumlah 346 jiwa atau 6,05%,dan
ada 163 jiwa atau 2,85% yang belum menempuh pendidikan dimana masih
berumur 0 sampai 3 tahun.
3. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian
Sumber kehidupan seseorang dapat berasal dari berbagai macam mata
pencarian seperti PNS, TNI, POLRI, Pedagang, Buruh dan Lain-Lain.
Untuk ebih jelasnya lagi mengenai jumlah penduduk Kelurahan Rajabasa
Nunyai berdasarkan mata pencarian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata
Pencarian
NO.
Pekerjaan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
PNS
Petani
Pedagang
Buruh
TNI
POLRI
Pensiunan
Pengacara
Karyawan
Perusahaan
Swasta
Karyawan
Perusahaan
Pemerintahan
Pembantu Rumah
Tangga
Dosen Swasta
Lain-Lain
Jumlah
576
18
383
220
14
45
110
28
486
18
362
215
2
17
95
13
1062
36
745
435
16
62
205
41
Persentase
(%)
18,56
0,63
13,02
7,60
0,28
1,08
3,58
0,72
430
370
800
13,98
280
225
505
8,83
13
90
103
1,80
67
591
2775
52
1002
2947
119
1593
5722
2,08
27,84
100
9
10
11
12
13
Sumber : Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan Desember
2016.
41
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat dengan
pekerjaan PNS di kelurahan Rajabasa Nunyai lebih mendominasi
dibandingkan
dengan
masyarakat
yang
memiliki
pekerjaan
tetap
lainnya.Kemudian jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai
pemberi keamanan kepada masyarakat hanya sedikit, seperti POLRI yang
berjumlah 62 jiwa atau 1,08% dan TNI berjumlah 14 jiwa atau 0,28%.
Sedangkan pada jumlah mata pencaharian penduduk lain-lain yang terletak
pada nomor 13, didominasi oleh ibu rumah tangga, selebihnya adalah
penduduk yang memiliki pekerjaan tidak tetap dan yang masih bersekolah.
Hal tersebut seimbang dengan tingkat pendidikan yang tinggi di kelurahan
Rajabasa Nunyai, dimana jumlah PNS lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah pekerjaan lain.
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan dan pada hasil penganalisisan terhadap
data yang diperoleh, maka dapat di simpulkan sebagai hasil penelitian yang
dilaksanakan mengenai pandangan masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai
Bandar Lampung terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah
umur yang di lihat dari 4 indikator.
1. Pada tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang
dilakukan anak di bawah umur, masyarakat memiliki pengetahuan yang
cukup banyak dapat dilihat dari pengetahuan masyarakat terhadap kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh warga di kelurahan rajabasa nunyai
yang masih tergolong di bawah umur. Hal ini juga didukung dari
pengetahuan masyarakat dalam meningkatnya kasus pembunuhan yang
dilakukan anak di bawah umur serta rasa khawatiran masyarakat terhadap
kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur mengingat
usianya yang sangat muda dan dirasa tidak mungkin dapat melakukan hal
tersebut.
2. Pandangan masyarakat terhadap sifat kejahatan pembunuhan yang
dilakukan oleh warga kelurahan rajabasa nunyai yang masih di bawah
umur tergolong pembunuhan biasa. Karena kasus tersebut terjadi berawal
102
dari salah komunikasi yang terjadi antar pelaku dan korban yang
sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain, Sehingga pembunuhan
yang dilakukan anak tersebut tidak bermaksud untuk memudahkan
kejahatan yang lain.
3. Pandangan masyarakat terhadap faktor-faktor penyebab anak di bawah
umur melakukan tindak pembunuhan, dilihat dari faktor internal yaitu diri
sendiri terutama rasa yang ingin tahu yang begitu besar dan pola pikir yang
sempit yang dimiliki anak di bawah umur yang dapat menyebabkan anak
melakukan kejahatan tanpa berfikir dampak yang terjadi di kemudian hari
yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Faktor internal
lainnya adalah kurangnya pengawasan dan penanaman nilai-nilai moral
yang ditanamkan oleh orang tua terhadap anaknya.
Selanjutnya dilihat dari faktor eksternal lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga besar, dan lingkungan sekitar yang mana lingkungan yang buruk
dan pola pikir anak yang masih labil dan suka ikut-ikutan yang membuat
anak melakukan tindak kejahatan bahkan sampai membunuh.
4. Solusi yang ditawarkan masyarakat untuk pemecahan masalah kasus
pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur adalah orang tua
memberikan perhatian, pendidikan, dan pengawasan lebih kepada anak
untuk memajukan masa depan anak serta lingkungan sekitar yang baik
agar anak bisa berkembang dengan baik juga.
103
B. Saran
Adanya suatu permasalahan kasus pembunuhan yang dilakukan warga
Kelurahan Rajabasa Nunyai yang tergolong masih di bawah umur ini karena
kesalahannya di masa lalu dalam bergaul sehingga anak tersebut harus
mendekap di penjara hingga masa tahanannya usai. Adanya penelitian ini,
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat, khususnya orangtua
yang memiliki anak yang berusia dibawah 18 tahun terkait sikap dan
tindakan, sehingga tidak terjadi lagi kasus pembunuhan yang dilakukan anak
di bawah umur diantaranya :
1. Perlu ditingkatkannya penanaman nilai-nilai kejujuran dalam kebaikan
terhadap anak, dimulai dari usia dini agar cara berfikir dikemudian hari
akan selaras denga yang kita inginkan lalu sesuai dengan tuntutan dan
ajaran agama yang bersifat benar.
2. Keharmonisan dalam lingkungan keluarga harus lebih ditingkatkan agar
timbul rasa saling menghargai dan menyayangi itu tercipta, sehingga
secara keseluruhan dapat saling mengawasi.
3. Masyarakat dapat bersikap dan bertindak secara tepat terhadap pelaku
pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur, dengan cara memaafkan
dan memberikan toleransi kesalahan, dan memberikan dukungan untuk
berubah dan menjadi lebih baik lagi sehingga tidak mengulangi
perbuatannya.
4. Perlunya pengawasan dan keamanan dari masyarakat Kelurahan Rajabasa
Nunyai Bandar Lampung dalam mengawasi pergaulan anak-anak
104
dilingkungannya, agar tidak ada lagi anak-anak yang terjerumus dalam
pergaulan yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung. Renaja Rosda.
Abdulsyani. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan
Dalam Pembangunan. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta. PT Bumi
Aksara.
Alfinitihardjo. 2001. Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta. Tiara Wacana &
YP2LPM.
Kasali, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Targeting,
Positioning). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 2005. Patologi Sosial 2 kenakalan Remaja . Jakarta. PT. Raja
Grafinda Persada.
Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta.
Andi.
Marpuang, Leden. 2000. Tindak Pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa. Jakarta.
Sinar Grafika.
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern dan Poskolonial. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.
Mustofa, Muhammad. 2010.Kriminologi Prilaku Menyimpang dan Pelanggaran
Hukum.Bekasi. Penerbit SariIlmu Pratama.
Nasir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Santono. 2001. Kriminologi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
106
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta.
LP3ES
Soenarto, Soerodibroto. 1994. KUHP dan KUHAP Dilengkapi Yurisprudensi
Mahkamah Agung dan Hoge Raad. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Soerjono, Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Rajawali.
Suhanadji dan Waspodo.TS. 2004. Modernisasi Dan Globalisasi. Malang. Insan
Cendikia.
Sumaatmadja, N. Dan Wihardit, K. 1999. Perspektif Global. Jakarta. Universitas
Terbuka Depdikbud.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta
Suwarno dan Pairulsyah. 2014. Sosiologi Kriminalitas. Bandar Lampung.
Universitas Lampung.
Sumber Lainnya :
Pasal 338 dan 339 kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX
Tahun 2016 Tentang : Kejahatan Terhadap Nyawa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 Tentang :
Perlindungan Anak
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi
Manusia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 1997 Tentang : Pengadilan
Anak.
Https://m.tempo.co/read/news/2016/04/29/058767138/dua-anak-dibawah-umurdi-pangkalpinang-jadi-pembunuh. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.34
WIB.
Https://www.goaceh.co/berita/baca/2016/06/24/sering-diejek-gila-ar-bunuh-anakdi-bawah-umur-dengan-tiga-tusukan. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.39
WIB.
Http://news.okezone.com/read/2016/05/04/340/1380243/ini-kronologipemerkosaan-yuyun-di-bengkulu. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.45
WIB.
107
Http://www.saibumi.com/artikel-60748-pembunuhan-di-lapangan-merah-saburaibandar-lampung-tergolong-sadis.html. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.52
WIB.
Http://rimanews.com/nasional/kriminal/read/20160310/266894/ABG-Lampung
Tewas-107-Tusukan-Kapolda-Cepat-Tangkap-Semua-Pelaku-.di akses pada 24
Oktober 2016 pukul 20.16 WIB.
Download