PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR (Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh RIZKI ANANDA SYAFRUDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRACT THE COMMUNITY PERSPECTIVE ON THE CASE OF MURDER WHO HAS BEEN UNDER AGE (Case Study Rajabasa Village, Nunyai Bandar Lampung City) By RIZKI ANANDA SYAFRUDIN This study aims to determine the community perspective of murder cases committed underage children in Kelurahan Rajabasa, Nunyai, Bandar Lampung City. This research uses a quantitative method of the descriptive type with total population 4,117 souls and take sample counted 98 respondents by using simple random sampling technique. The results showed that there are 4 indicators in viewing the perspective of the community on murder cases conducted by children under the age of first, judging from the knowledge of the community, the level of knowledge of the community is high in the case of the murder. Secondly, the society's view, that is, society assumes that the case is an ordinary murder. Third, the views on causal factors are internal factors (self) and external factors (environment). And the fourth, the solution is the parents give attention, education, and more supervision to the child to promote the future of children and the environment is good so that children can develop well as well. Keywords: perspective, murder, child ABSTRAK PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR (Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung) Oleh RIZKI ANANDA SYAFRUDIN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur di Kelurahan Rajabasa, Nunyai, Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif tipe deskriptif dengan jumlah populasi sebesar 4.117 jiwa dan mengambil sampel sebanyak 98 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator dalam melihat perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur yaitu pertama, dilihat dari pengetahuan masyarakat, tingkat pengetahuan masyarakat tergolong tinggi terhadap kasus pembunuhan tersebut. Kedua, pandangan masyarakat, yaitu masyarakat beranggapan bahwa kasus tersebut merupakan suatu pembunuhan yang sifatnya biasa. Ketiga, pandangan terhadap faktor-faktor penyebab yaitu faktor internal (diri sendiri) dan faktor eksternal (lingkungan). Dan ke empat, solusinya yaitu orang tua memberikan perhatian, pendidikan, dan pengawasan lebih kepada anak untuk memajukan masa depan anak serta lingkungan sekitar yang baik agar anak bisa berkembang dengan baik juga. Kata kunci: perspektif, pembunuhan, anak PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR (Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung) Oleh RIZKI ANANDA SYAFRUDIN SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 vi vii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Kota Bandar Lampung pada tanggal 02 Juli 1995, sebagai anak pertama dari lima bersaudara, dari Bapak Muhidin, S.Sos dan Ibu Sukmawati. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis untuk pertama kali di awali pada Taman Kanak-kanak Kartini di Tanjung Karang Pusat Raya tahun 2000-2001, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Swasta Al-Kautsar Lampung tahun 2001-2007. Selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Kautsar Lampung pada tahun 2007-2010, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar Lampung pada tahun 2010-2013. Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Sosiologi (reguler) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang diterima melalui jalur undangan dari sekolah. Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Agung Dalam, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 19 Januari – 18 Maret tahun 2016. Riwayat Organisasi Penulis : 1. Kepala LitBang LPM Republica Fisip (Tahun 2014-2015) 2. Ketua Umum HMJ Sosiologi Fisip (Tahun 2015-2016) 3. Wakil Sekretaris KNPI Kota Bandar Lampung (Tahun 2014-2018) MOTO “Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya” (Abraham Lincoln) “Semakin Sulit Perjuangannya Semakin Besar Kemenangannya” (Thomas Paino) “Kesulitan ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya” (Douglas Jerrold) “Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhatikan” (Sir Winston Churchill) “Dengan Niat Tulus Ikhlas yang di Ridhoi Allah SWT Yakin Usaha Sampai” (Rizki Ananda Syafrudin) PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya kecil dan sederhana ini kepada: Kedua orang tuaku, Bapak Muhidin. S,Sos. dan Ibunda Sukmawati tercinta dan tersayang yang telah membesarkan, mendidik, dan tiada hentihentinya untuk berdoa dan berusaha demi keberhasilanku, terus memberikan motivasi-motivasi sebagai penyemangatku, hingga aku bisa menyelesaikan studiku. Adik- Adikku Rexzi Ananda Dwi Darmawan, Rizka Ananda Maharani, Rizma Ananda Pertiwi, dan si bungsu Rieta Ananda Anugerah yang selalu memberikan cinta dan ketulusan dalam menyemangatiku. Dosen Pembimbing Ayahanda Drs. Suwarno, M.H. dan Dosen Pembahas Ayahanda Drs. Pairul Syah, M.H. yang selalu memberikan kritik dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik Teman-teman Sosiologi 2013 dan Almamater tercinta UNIVERSITAS LAMPUNG SANWACANA Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayat-Nya. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain daya, upaya, dan kekuatan yang di anugerahkan-Nya. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di akhir kelak. Skripsi dengan judul “PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis sangat menyadari bahwa banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah memberikan motivasi, saran dan masukan kepada penulis untuk bisa melanjutkan penyusunan skripsi ini dan menikmati prosesnya sampai akhir. xii 3. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Beliau Mengajarkan Penulis bagaimana bisa hidup mandiri. 4. Bapak Teuku Fahmi, S.Sos., M.Krim. selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 5. Ibu Drs. Suwarno, M.H. selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak karena telah meluangkan banyak waktu, tenaga, fikiran dan selalu memberikan semangat kepada penulis agar saya bisa menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademiksekaligus Pembahas Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah memberikan pengarahan kepada penulis selama ini. 7. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Unila, terima kasih atas ilmu yang sudah bapak dan ibu berikan dan semoga bermanfaat di masa depan serta bermanfaat bagi banyak orang, amin 8. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP Unila Terutama Mba Vivi Staf Administrasi Sosiologi yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi. 9. Kepada kedua orang tuaku tercinta dan tersayang yaitu Bapakku Muhidin. S,Sos. dan Ibuku Sukmawati di rumah yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu berdoa demi kelancaran studi, menjadi kekuatan terbesar bagi penulis untuk bisa tetap kuat menghadapi segala rintangan yang dapat mematahkan semangat, aku sangat mencintai kalian. xiii 10. Kepada adik-adikku tercinta dan tersayang Rexzi Ananda Dwi Darmawan, Rizka Ananda Maharani, Rizma Ananda Pertiwi dan Rieta Ananda Anugerah yang selalu memberikan kebanggaan dan membuat bahagia disetiap tindakanya. 11. Kepada Maya Shella Andhiny yang sudah banyak membantu dan berkorban dari semester 2 sampai dengan semester akhir yaitu semester 8, yang selalu ada baik senang maupun susah pokoknya kamu terbaik dan tersayang. 12. Sahabat Sahabatku SMA yang punya grup namanya CAORSES : Ikhu Gundogan, Arif Kecil, Dwi Item, Jefry Ponggo, Khadavi Eggrr, Ivan Kering, Rega Pance, Ryan Gagap, Saka Tambayong, Yogi Bohay, Zekha Zidad yang selalu termotivasi dan selalu bersemangat untuk menjadi ORANG SUKSES yakin kita bisa. 13. Sahabat Sahabatku SMA yang punya grup namanya Geng Gahols : Desna, Ajeng, Hadi, Saka, Rega, Kresna yang sampai hari ini tidak putus tali silaturahmi antar kita. 14. Teman terbaikku dan teman-teman mahasiswa Jurusan Sosiologi angkatan 2013 terutama Sahabat Anjay Goblay Yumi Gambuy, Dwi Sodara, Opradim, Dedew, Fitri kurus, yang tersayang. Teman cerita, teman gosip, selalu seru ketawa hingga ngakak ketika berkumpul dengan kalian. 15. Kawan Kawan Angkatan 2013 HMI Komisariat Sosial Politik yang selalu berbagi ilmu dan pengalamannya di organisasi. 16. Sahabatku Tiara Rizqi Indrian yang bawel, cerewet, suka ngambek, suka cerita, dan kadangan lucu yang memotivasi penulis agar semangat kuliah dan cepat lulusnya. xiv 17. Kawan-Kawan sepermainan di rumah terutama Bang Toni, Bhen-Bhen, Wahyu yang sudah banyak membantu dari mulai membuat proposal skripsi sampai dengan penelitian Skripsi. 18. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, namun telah membantu dan berpastisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis senantiasa berdoa semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Bandar Lampung, 09 Juni 2017 Penulis Rizki Ananda Syafrudin NPM. 1316011065 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................. ii ABSTRAK ................................................................................................... iii HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi PERNYATAAN ........................................................................................... vii RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... viii MOTTO ....................................................................................................... ix PERSEMBAHAN ........................................................................................ x SANWACANA ............................................................................................ xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xv DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................ C. Tujuan ............................................................................................... D. Manfaat ............................................................................................. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perspektif ........................................................... B. Tinjauan Tentang Masyarakat ......................................................... C. Tinjauan Tentang Pembunuhan ...................................................... D. Tinjauan Anak Di Bawah Umur ..................................................... E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan .................................................................................... 1 15 15 15 16 17 20 21 22 xvi F. Kerangka Pikir ................................................................................. 24 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ................................................................................ B. Definisi Konseptual ........................................................................ C. Definisi Operasional ....................................................................... D. Lokasi Penelitian ............................................................................. E. Populasi dan Sampel ....................................................................... F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. G. Teknik Pengolahan Data ................................................................. H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 27 27 30 31 32 33 34 35 IV. GAMBARAN UJMUM LOKASI PENELITIAN A. B. C. D. Sejarah Singkat Kelurahan Nunyai Bandar Lampung .................... Keadaan Geografis .......................................................................... Struktur Organisasi ......................................................................... Kependudukan ................................................................................ 1. Keadaan Umum .......................................................................... 2. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 3. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian .................................................................................... V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ............................................................................... 1. Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ............................ 2. Identitas Responden menurut Tingkat Umur ............................ 3. Identitas Responden menurut Tingkat Pendidikan ................... 4. Identitas Responden menurut Pekerjaan ................................... B. Perspektif Masyarakat terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Anak Dibawah Umur .................................................... 1. Pengetahuan Masyarakat terhadap Pembunuhan yang Dilakukan Anak Dibawah Umur ................................................ 2. Pandangan Masyarakat terhadap Sifat Kejahatan Pembunuhan yang Dilakukan Anak Dibawah Umur ....................................... 3. Pandangan Masyarakat terhadap Faktor-Faktor Penyebab Anak Dibawah Umur Melakukan Tindak Pembunuhan ...................... 4. Solusi yang Ditawarkan Masyarakat untuk Pemecahan Masalah Kasus Pembunuhan yang dilakukan Anak di Bawah Umur ....... VI. PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKAN LAMPIRAN 36 36 37 38 38 39 40 42 42 43 44 45 46 47 55 61 85 101 103 DAFTAR TABEL Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Halaman Operasional Konsep ................................................................................. Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin .... Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Pendidikan ......... Jumlah Penduduk Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian .. Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin . Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Tingkat Umur ........ Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Tingkat Pendidikan ................................................................................................ Identitas Responden Kel. Rajabasa Nunyai menurut Jenis Pekerjaan ..... Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai ...................................................................... Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan anak di Bawah Umur yang Tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Peningkatan Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur .................. Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Peningkatan Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................ Pandangan Responden Tentang Pengetahuannya Terhadap Peningkatan Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur .................. Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................................... Pandangan Responden Terhadap Keresahan Semua Pihak Tentang Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. 30 38 39 40 42 43 44 45 48 49 50 50 51 52 52 53 54 xviii 18. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Biasa ................................................................................... 19. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Biasa Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 20. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Biasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................... 21. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Pemberatan ............................................................................................... 22. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Pemberatan Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 23. Pandangan Responden Terhadap Tindak Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur Pada Akhir Tahun 2014 lalu di lapangan Saburai Oleh Warga Kelurahan Rajabasa Nunyai Adalah jenis Pembunuhan Pemberatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................... 24. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan Dapat Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan ................ 25. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan Dapat Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................... 26. Pandangan Responden Bahwa Faktor Kecendrungan Keserakahan Dapat Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 27. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan .......................................................................... 28. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 29. Pandangan Responden Terhadap Faktor Sulitnya Anak Mengkontrol Dorongan Seksual, Sehingga Dapat Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 30. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh atau Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ............................................ 31. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh atau Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................... 56 57 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 xix 32. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internal Akibat Salah Asuh Atau Salah Didik dari Orang Tua yang Mengakibatkan Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 33. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan .......................... 34. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................... 35. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 36. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ............................................................................................. 37. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 38. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................... 39. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ............................................................................................. 40. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 41. Pandangan Responden Terhadap Faktor Lingkungan Tempat Tinggal yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................... 42. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan ................ 43. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................................... 44. Pandangan Responden Terhadap Faktor Internet yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. 45. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah ............. 46. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................................... 47. Pandangan Responden Terhadap Tindak kejahatan Khususnya Pembunuhan yang Dilakukan Anak Akibat Melihat di Majalah Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 xx 48. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih Terhadap Anak ......................................................................................... 49. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih Terhadap Anak Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 50. Pandangan Responden Tentang Solusinya untuk Keluarga, Keluarga wajib Memberikan Perhatian, Pendidikan dan Pengawasan Lebih Terhadap Anak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................... 51. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut Melakukan Tindakan yang Menyimpang ................................................ 52. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut Melakukan Tindakan yang Menyimpang Berdasarkan Jenis Kelamin .... 53. Pandangan Responden Tentang Solusinya Terhadap Keharmonisan yang Tinggi Antara Keluarga Besar, Orang Tua dan Anak. Agar Anak Merasa Dirinya Harus Berbakti dan Membuat Anak Takut Melakukan Tindakan yang Menyimpang Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 54. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini, Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan ................ 55. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini, Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................................... 56. Pandangan Responden Tentang Solusinya Orang Tua Wajib Menanamkan Kejujuran dan Keikhlasan Kepada Anak Sejak Dini, Supaya anak Selalu Mengingatnya dan Melakukan Kebaikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. 57. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan ......................................... 58. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................... 59. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Lingkungan Sekitar Anak, Sebaiknya Merangkul dan Mengajarkan Kebaikan Kepada Anak yang Pernah Melakukan Tindak Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................................. 60. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan ...................................... 85 86 87 88 89 90 91 92 92 93 95 96 97 xxi 61. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................................................... 62. Pandangan Responden Tentang Solusinya Untuk Melakukan Pengusiran Terhadap Anak di Bawah Umur yang Pernah Melakukan Kejahatan Khususnya Pembunuhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan................................................................................................. 98 99 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 2. Halaman Kerangka Pikir ...................................................................................... 26 Struktur Organisasi Kelurahan Rajabasa Nunyai ................................... 37 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2009:118), pada dasarnya masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan yang terikat oleh suatu rasa identitas tertentu. Dimana masyarakat itu saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga berbagai informasi akan selalu sampai kepada masyarakat, berbagai perubahan pun akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan seharihari kita tidak dapat melepaskan diri dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat di sekitar kita atau pada diri kita sendiri.Hal tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Everlyn Waughperubahan adalah pertanda kehidupan (Renald Kasali 2005:5). Manusia yang hidup selalu berubah, bermula ia lahir dari seorang bayi yang hidupnya tergantung pada orang lain, kemudian ia belajar berjalan, lalu ia berlari dengan kedua tangan dan kaki nya. Setelah ia menjadi mahluk dewasa menghadapi berbagai macam persoalan. Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam 2 masyarakat. Seperti yang dikemukakan Soekanto (2005:103), perubahan sosial adalah “sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah di terima, baik karena kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi mau karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”. Berdasarkan hal tersebut, penemuan baru berkaitan dengan perubahan masyarakat yang semakin modern. Menurut Martono (2014:26), “Perubahan sosial senantiasa mengandung dampak positif maupun dampak negatif. Beberapa dampak positif perubahan sosial diantaranya adalah: 1. Manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan aktifitasnya. 2. Integrasi sosial semakin meningkat. 3. Kualitas individu dan masyarakat semakin baik seiring perkembangan teknologi baru. 4. Mobilitas sosial semakin cepat, hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang semakin baik, kualitas individu semakin meningkat dan kesejahteraan semakin tinggi. 5. Pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya dan pertukaran informasi.” Berdasarkan lima dampak positif perubahan sosial di atas dapat disimpulkan bahwa manusia semakin cepat dan mudah dalam menyelesaikan aktifitasnya. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan singkat berkat kecanggihan teknologi. Berkat kecanggihan tersebut, dampak terhadap pendidikan juga akan semakin baik, kualitas individu akan semakin meningkat. Kemudian dalam hal integrasi sosial, hal ini muncul karena berbagai sebab misalnya bencana alam dan konflik sosial. Bencana alam dapat meningkatkan solidaritas sosial diantara korban bencana dan juga dengan pihak lain yang merasa simpati dengan terjadinya bencana alam tersebut. Selanjutnya dampak negatif dari perubahan sosial menurut Martono (2014:26), di antaranya : 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. Meningkatkan angka kemiskinan Jumlah pengangguran semakin tinggi Peningkatan angka kriminalitas Terjadinya konflik sosial Individualitas semakin meningkat Pencemaran lingkungan Jika ditinjau dari enam dampak negatif tersebut, dapat terlihat bahwa semakin besar perubahan sosial itu terjadi maka persaingan dimasyarakat akan semakin meningkat. Menurut Malthus pertambahan jumlah penduduk mengikuti deret ukur, sementara peningkatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan penduduk cendrung mengikuti deret hitung, pertambahan keduanya sangat tidak seimbang dan ada ketidaksetaraan diantara keduanya (Martono 2014:27). Akibatnya masyarakat harus bersaing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, kondisi ini diperparah dengan semakin banyak teknologi canggih yang harus menggantikan tenaga manusia, sehingga banyak individu yang harus kehilangan pekerjaannya. Persaingan berdampak pada sulitnya mencari pekerjaan dan menyebabkan jumlah pengangguran semakin tinggi. Ditinjau dari konteks pencemaran lingkungan, teknologi yang diciptakan manusia menimbulkan berbagai bentuk pencemaran lingkungan. Udara semakin kotor, akibatnya kesehatan manusia pun terancam. Kondisi ini semakin sulit diatasi mengingat manusia semakin terlena dengan berbagai kemudahan akibat penggunaan teknologi. Dampak negatif akibat adanya perubahan sosial selanjutnya adalah konflik sosial. Konflik sosial berdampak dari jumlah penduduk yang semakin banyak. Konflik ini dapat disebabkan persaingan untukmendapatkan berbagai 4 hal. Dengan adanya konflik tersebut menimbulkan peningkatan angka kriminalitas. Kriminalitas tidak terlepas dari prilaku kejahatan seperti yang dikemukakan Sutherland kriminologi merupakan keseluruhan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat (Suwarno dan Pairul Syah, 2013:11). Kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang dapat menimbulkan penderitaan, baik bagi diri pelaku kejahatan itu sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Kejahatan sangat nampak dan mudah dirasakan oleh masyarakat karena itu merupakan perbuatan yang sangat merugikan. Bentuk-bentuk tindakan kejahatan umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat.Bentuk kejahatan itu sendiri memiliki dua tipe, yang pertama white collar dan yang kedua blue collar. Mustofa (2010:17), mengungkapkan bahwa kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah suatu kejahatan profesional dalam suatu bisnis yang pada umumnya selalu melibatkan unsur finansial atau keuangan. Pelaku kejahatan kerah putih dilakukan orang yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang tinggi. Contoh kasus kejahatan kerah putih adalah seperti yang dilakukan dengan cara penipuan, penyuapan, penggelapan, kejahatan komputer, pelanggaran hak cipta, pencucian uang, pencurian identitas, dan pemalsuan uang. Sedangkan menurut Soenarto (1994 : 220-222), kejahatan blue collar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dalam pekerjaannya tetapi tidak terbatas pada pekerjaan yang tinggi statusnya. ini merupakan jenis tindakan kriminal 5 yang dilakukan secara konvensional seperti misalnya pencurian, penjabretan, pembunuhan, tindak asusila, pencopetan. Berikut penjelasan masing-masing kasus: 1. Pencurian adalah orang yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi atau diam-diam dengan jalan yang tidak sah. Pencurian melanggar pasal 352 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dengan ancaman hukuman maksimal 15 (lima belas) tahun penjara. 2. Penjambretan merupakan perbuatan atau tindakan negatif dengan merampas harta berharga milik orang lain secara paksa sehingga menimbulkan kerugian materi bagi korban. Penjambretan merupakan tindak kriminal yang memenuhi pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. 3. Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa seseorang. Pengertian pembunuhan seperti ini dimaknai bahwa perbuatan pidana pembunuhan tidak diklasifikasi apakah dilakukan dengan sengaja, atau tidak sengaja dan atau semi sengaja. Tindak kriminal pembunuhan tercantum dalam pasal 388 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dengan sanksi hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. 4. Tindak Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini banyak mengintai kaum wanita. Tindak kriminal tersebut hukumannya penjara paling lama 2 th 8 bln tercantum dalam pasal 289 Kitab Undang-undang Hukum Pidana 6 (KUHP) tentang perbuatan asusila dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara. 5. Pencopetan memiliki pengertian yaitu kegiatan negatif mencuri barang berupa uang dalam saku, dompet, tas, handpone dan lainnya milik orang lain atau bukan haknya dengan cepat, tangkas dan tidak diketahui oleh korban maupun orang di sekitarnya. Tindak kriminal ini memenuhi pasal 365 15 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Dapat dilihat Dari lima bentuk-bentuk kejahatan blue collar diatas yang paling membahayakan orang lain adalah kejahatan pembunuhan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan hingga saat ini cukup mendapat perhatian di dalam kalangan masyarakat. Berita di surat kabar, majalah dan surat kabar online sudah mulai sering memberitakan terjadinya pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan di kenal dari zaman ke zaman dan karena bermacam-macam faktor. Tindak pidana pembunuhan berdasarkan sejarah telah ada sejak dahulu, atau dapat dikatakan sebagai kejahatan klasik yang akan selalu mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri. Kasus pembunuhan yang biasanya dilakukan orang dewasa, kini kasus pembunuhan dilakukan oleh anak dibawah umur,seharusnya prilaku anak bermain dan menuntut ilmu, tapi pada kenyataannya anak zaman sekarang sudah berani untuk melakukan tindak kejahatan khususnya pembunuhan. 7 Anak-anak dibawah umur bahkan melakukan tindakan pembunuhan dengan cara yang cukup keji. Seperti yang dikemukakan di atas, diambil dari beberapa contoh kejadian nyata di Indonesia yang pertama di Pangkal Pinang. TEMPO.CO, Pangkal pinang - Dua orang anak di bawah umur, DE, 13 tahun, dan AR, 15 tahun, ditangkap aparat Kepolisian Sektor Taman Sari, Pangkal pinang, Jumat dinihari, 29 April 2016. Kepala Kepolisian Resor Pangkalpinang Ajun Komisaris Besar Heru Budi Prasetyo mengatakan, keduanya warga Gabek, Pangkal pinang dua tersangka tersebut tercatat sebagai siswa SMP Negeri 9 Pangkal pinang. Menurut Heru, kapolsek Taman Sari, DE dan AR ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan terhap Hendi Pratama, tenaga honorer Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkal pinang. Mayat Hendi ditemukan sudah membusuk di hutan di belakang Stadion Depati Amir, Pangkal pinang, Senin, 25 April 2016 lalu. Heru mengatakan, antara para pelaku dan korban sudah saling kenal. Diduga pembunuhan dilakukan karena para pelaku sakit hati terhadap korban yang sudah terpendam sejak lama. Sumber:https://m.tempo.co/read/news/2016/04/29/058767138/dua-anakdibawah-umur-di-pangkalpinang-jadi-pembunuh. Lain halnya dengan kasus pembunuhan yang kedua yang dilakukan anak di bawah umur terjadi di Aceh Timur. Aceh TimurLANGSA- Gara-gara sering diejek gila dan tidak tau malu, Jumat (24/6/2016) sekitar pukul 00.30 WIB, AR (16), warga Idi, Aceh Timur, tega membunuh anak di bawah umur berinisial, M (13), warga Gang Nasional, Gampong Blang Seunibung, Kecamatan Langsa Kota, Aceh, dengan tiga tusukan."Korban mengalami luka tusukan dibagian dada sebelah kiri dan kanan, leher sebelah kiri serta lengan sebelah kiri," kata Kapolres Langsa, AKBP Iskandar ZA didampingi Kasat Reskrim, AKP Muhammad Taufiq, kepada sejumlah wartawan, Jumat (24/6/2016). Sumber:https://www.goaceh.co/berita/baca/2016/06/24/sering-diejekgila-ar-bunuh-anak-di-bawah-umur-dengan-tiga-tusukan Kasus pembunuhan yang ketiga yang dilakukan anak di bawah umur terjadi di Bengkulu. Bengkulu, Liputan6.com-Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun(14), warga Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu terus disorot publik. LSM Cahaya Perempuan WCC Bengkulu yang menjadi pemantau kasus tersebut membeberkan kronologi kejadian yang menimpa bocah berusia 8 14 tahun itu. Menurut Koordinator Divisi Pelayanan Perempuan WCC Desi Wahyuni, Yuyun pada hari kejadian, Sabtu, 2 April 2016, pulang sekolah sekitar pukul 13.30 WIB. Ia pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan upacara bendera Senin. Jarak antara sekolah ke rumah korban sejauh 1,5 kilometer melewati kebun karet milik warga.Saat berjalan, ia berpapasan dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16). Dua nama terakhir adalah kakak kelas korban. Salah satunya bernama EK dan BE sudah keluar dan tidak bersekolah lagi di SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding. Para pelaku yang melihat Yuyun langsung mencegat dan menyekap Yuyun. Kepala Yuyun dipukuli kayu, kaki dan tangannya diikat, leher dicekik hingga meninggal kemudian dicabuli secara bergiliran. Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban ke jurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi telanjang. Sumber:http://news.okezone.com/read/2016/05/04/340/1380243/inikronologi-pemerkosaan-yuyun-di-bengkulu Selanjutnya kasus pembunuhan yang keempat yang dilakukan anak di bawah umur terjadi di kota Bandar Lampung. BANDARLAMPUNG-SAIBUMI.COM, kasus pembunuhan yang terjadi di lapangan merah Saburai Bandar Lampung, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tanjung Karang Barat (TKB) Kompol Ketut Suryana mengatakan pembunuhan yang dilakukan empat tersangka di Lapangan Merah Enggal pada Jumat (19/12) malam lalu tergolong sadis. Hal tersebut disampaikannya saat espos kasus tersebut di Markas Polsek TKB Jl Bung Tomo No 8 TKB Bandar Lampung, Senin 22 Desember 2014. Korban bernama Muryadana (20). Pada tubuh korban ada tujuh tusukan benda tajam berupa badik. enam titik ada dilokasi vital dan satu lagi dirahang korban. Alasan berkelahi karena saling pelototan, Pelaku pembunuhan tersebut ada empat, yang tergolong masih dibawah umur ada tiga orang dan satu orang sudah dewasa yaitu RMM (15), Y alias U (17), D (14) dan RG (23) yang sudah diamankan polisi. Sumber:http://www.saibumi.com/artikel-60748-pembunuhan-dilapangan-merah-saburai-bandar-lampung-tergolong-sadis.html. Kemudiaan kasus yang kelima yang dilakukan anak dibawah umur yang terjadi juga di kota Bandar Lampung. BANDAR LAMPUNG-RIMANEWS.COM, anak berinisial K (17), dan dibantu rekan-rekannya yang juga menjadi tersangka yaitu FS (18), RH (17), OR (20), DN (16), dan OK (17) yang melakukan pembunuhan di samping karoke Star Rock Kedaton terhadap Dwiki (16) pelajar 9 SMKN Bandar Lampung. Polisi menemukan sesosok mayat dengan luka tusuk 107 di kawasan Sumur Putri, Teluk betung Selatan. Diketahui, bahwa mayat yang bernama Dwiki tersebut merupakan seorang siswa yang sejak minggu dilaporkan hilang oleh keluarga korban ke Polsek Kedaton. Kasus tersebut Sumber :http://rimanews.com/nasional/kriminal/read/20160310/266894/ABGLampung-Tewas-107-Tusukan-Kapolda-Cepat-Tangkap-Semua-Pelaku-. Dari kelima kasus pembunuhan di atas membuktikan bahwa anak di bawah umur sudah berani melakukan tindak pembunuhan seperti orang dewasa. Seharusnya anak merupakan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.Sedangkan yang disebut dengan anak dibawah umur adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun. Hal tersebut sejalan dengan pengertian anak seperti telah ditentukan dalam Pasal 1 Undang-Undang Perlindungan Anaknomor : 23 tahun 2002, yaitu anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau masih dalam kandungan. Anak dilahirkan dengan tempramen yang berbeda-beda dan mungkin, dengan tingkat kecerdasan emosional yang tak sama. Anak akan memetik hasilnya kelak jika mereka diajarkan dengan benar mengenai keterampilan sosial dan sifat-sifat baik.Lingkungan dan masyarakat merupakan tempat belajar sambil bermain untuk anak. Berjalan-jalan ke taman bermain di lingkungan sekitar atau di tempat rekreasi lainnya dapat memperkaya pengetahuan anak. Keberadaan anak yang ada di lingkungan kita memang perlu mendapat perhatian, terutama mengenai tingkah lakunya. Dalam perkembangan kearah dewasa, kadang-kadang seorang anak melakukan perbuatan yang lepas 10 kontrol, ia melakukan perbuatan tidak baik. Sehingga merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Tingkah laku yang demikian disebabkan karena dalam masa pertumbuhan, sikap dan mental anak belum stabil, dan juga tidak terlepas dari lingkungan pergaulannya. Menurut Kartono (2005:149) perbuatan yang dilakukan oleh anak terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. A. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, faktor yang mendorong anak melakukan perbuatan pidana yang berasal dari dirinya sendiri yang meliputi beberapa hal yaitu: a. Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan. Usia anak yang masih sangat belia membuat mereka cenderung menginginkan sesuatu dengan sangat antusias. Ketika anak menginginkan sesuatu, mereka memenuhi keinginannya dengan segala cara, hal ini disebabkan oleh pola pikir anak yang masih sangat sempit. Dalam hal-hal tertentu, keserakahan anak tersebut dapat membahayakan orang lain yang pada akhirnya, hal tersebut memicu tindakan kejahatan oleh anak tersebut. b. Meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual. Anak di bawah umur sulit untuk mengontrol dorongan seksualnya karena pemikirannya yang belum dapat membedakan antara yang benar atau yang salah. Sehingga anak dapat melakukan tindakan seksual tanpa memikirkan akibat yang akan datang. 11 c. Salah asuhan, salah didik dari orang tua sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya.Anak seharusnya diberikan pengawasan yang lebih dari orang tuanya. Anak masih membutuhkan banyak pendidikan dari orangtuanya, mengingat pola pikir anak yang masih sangat belia, mereka butuh pendidikan baik dari segi moral, budaya, hingga pengetahuan. Anak yang kurang mendapatkan perhatian/pendidikan dari orangtuanya akan mencari kesenangan diluar lingkungan rumahnya, dengan cara tersebut anak mempraktikan segala kehendaknya kepada orang lain dan akibatnya anak tidak dapat mengendalikan diri sehingga berbuat tindak kejahatan. B. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang lahir dari luar diri anak. Faktor ini terdiri dari beberapa hal yaitu: a. Faktor Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap seorang anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan seorang anak dan dari lingkungan keluarga pula untuk pertama kalinya anak mendapat pendidikan. Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi anak, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam keluarga. Keluarga merupakan wadah di mana anak melalui proses sosialisasi awal, yakni suatu proses yang akan membentuk kepribadian anak dengan berpedoman pada nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yang disalurkan melalui pendidikan oleh anggota keluarga tersebut. 12 b. Faktor Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan anak-anak sesuai dengan kemampuannya dan pengetahuannya yang bertujuan agar anak belajar mengembangkan kreatifitas pengetahuan dan keterampilan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu sesuai dengan perkembangan keadaan pada waktu sekarang ini adalah diantara anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik misalnya ada yang penakut, ada yang patuh dan adapula anak yang keras kepala dan tidak dapat diatur. Bahkan tidak jarang dijumpai dalam suatu sekolah yang anak didiknya suka merokok dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. Sikap-sikap tidak disiplin seperti inilah yang dapat berpengaruh besar kepada anak yang pada awalnya bermental baik. c. Faktor Lingkungan Pergaulan Pengaruh pergaulan dengan lingkungan tempat tinggal yang mana sudah merupakan naluri manusia untuk berkumpul dengan teman-teman bergaul. Tapi pergaulan itu akan menimbulkan efek yang baik dan yang tidak baik pula. Efek yang tidak baik akan mendorong anak yang tidak mendapat bimbingan yang baik dari orang tuanya menjadi terperosok pada hal-hal yang negatif. d. Faktor Media Massa Saat ini banyak sekali kita jumpai Media Massa yang tidak mendidik, contoh umum seperti buku dan majalah yang menyajikan gambar dan cerita-cerita yang dikatagorikan sebagai pornografi dan tayangan- 13 tayangan baik film maupun acara televisi yang mengetengahkan adegan porno dan kekerasan. Hal ini bisa memberikan pengaruh yang buruk terhadap anak, dengan mengingat kondisi control diri anak yang masih belum secara penuh dan juga mudahnya anak untuk melakukan hal-hal yang bagi mereka suatu hal yang menantang, meskipun didalam media massa tersebut banyak sekali sisi positifnya yang dapat dijadikan ilmu pengetahuan. Dampak dari kecanggihan teknologi tidak selalu bersifat positif tetapi juga negatif. Disinilah peran orang tua dan masyarakat untuk bisa memberikan pengertian lebih baik bagi anak terhadap acaraacara televisi, film-film yang ditonton, buku-buku bacaan dan hal-hal lain untuk menyikapi pengaruh negatif dari media massa. Seperti yang dikemukakan di atas, penyebab-penyebab timbulnya kejahatan, baik ditinjau dari faktor internal maupun faktor eksternal yang mana membuat anak di bawah umur berani melakukan perbuatan tindak kejahatan seperti pembunuhan. Tidak terlepas dari kasus-kasus pembunuhan yang di lakukan anak dibawah umur khususnya kota Bandar lampung, bahwa salah satu anak yang melakukan tindak pembunuhan itu bertempat tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai.Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan bahwa menurut masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai pandangannya terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umurinisangat menyita perhatian semua kalangan. Masyarakat menyayangkan peristiwa ini terjadi mengingat usia yang begitu muda, dimana konsumsi wajarnya adalah belajar dan belajar. 14 Tentu ada permasalahan besar disini yang harus dipertanyakan, pertama dimanakah peran keluarga dalam mengawasi anak di lingkungan sekitar? ketika keluarga lebih ketat dalam mengajarkan anak bersikap dan berprilaku baik maka anak tersebut tidak akan berani melakukan tindak pembunuhan, yang kedua Apakah pihak pendidik (sekolah) memperhatikan prilaku siswa dalam keseharian? karena sudah menjadi tugas wajib pihak mendidik untuk lebih teliti memperhatikan dan mengajarkan prilaku-prilaku baik terhadap siswa agar siswa tersebut tidak akan berani melakukan tindak kejahatan apalagi sampai membunuh.Tentu harapannya permasalahan ini harus diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek sikologis dan usia, mengingat kasus pembunuhan tersebut dilakukan anak di bawah umur. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat judul mengenai Perspektif Masyarakat terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur, dengan melihat dan mengamati sedalam-dalamnya sebenarnya apa dan bagaimana pandangan masyarakat terhadap kasus seperti ini serta bagaimana sebenarnya pendapat masyarakat untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadinya kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada kekhawatiran masyarakat, karena kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur tersebut akan terus meningkat jika tidak ditangani secara signifikan oleh aparat publik. Dalam kaitannya dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur, tentuberbagai masyarakat baik kalangan orang tua, remaja, maupun anak dibawah umur memiliki berbagai persepsi yang berbeda. 15 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang disusun ialah: Bagaimana perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Secata Teoritis Penelitian ini mencoba mengkaji bagaimana perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur di kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung. 2. Secara Praktis Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan refrensi dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan topik sentral dari penelitian ini. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Perspektif Masyarakat Menurut Suhanadji (2004:27), perspektif merupakan cara pandang atau wawasan seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di sekitarnya. Menurut Winardit (1999:19), perspektif merupakan cara pandang seseorang atau cara seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau masalah. Selanjutnya, menurut Martono (2012:22), perspektif adalah cara pandang terhadap suatu masalah yang terjadi, atau sudut pandang tertentu yang digunakan dalam melihat suatu fenomena. Menurut Alfinitihardjo (2001:24), terdapat beberapa perspektif dalam sosiologi. Pertama; Perspektif Evolusionis adalah perspektif yang memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat tumbuh dan berkembang. Dalam perspektif ini secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju, namun ada beberapa hal yang tidak di tinggalkan sama sekali dakam pola kehidupannya yang baru dan akan terus di bawa meskipun hanya kecil sampai pada perubahan yang paling baru. Kedua; Perspektif Fungsionalis, dalam perspektif ini masyarakat di lihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan 17 teratur, serta memiliki seperangkat aturan dan nilai yang di anut sebaian besar anggota masyarakat tersebut. Ketiga; Perspektif Interaksionalisme, perspektif ini memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan. Atau dengan kata lain perspektif ini meyakini bahwa orang dapat berkreasi dan berkomunikasi melalui simbol-simbol. Keempat; Perspektif Konflik, perspektif ini melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus berusaha memelihara dan meningkatkan posisinya. Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap saat selalu berusaha meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang fenomena/keadaan/situasi di sekeliling, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu, dan cara-cara tersebut berhubungan dengan asumsi dasar dan unsur-unsur pembentukannya, dan ruang lingkup apa yang dipandangnya. B. Tinjauan tentang Masyarakat Menurut Selo Sumardjan, menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Abdulsyani 2005:11). 18 Menurut Abdulsyani (2007:30), dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia). Menurut Hassan Shadily, masyarakat sebagai suatu golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Abdulsyani 2006:12). Menurut Soejono Soekanto, masyarakat mempunyai ciri-ciri pokok yaitu: 1. Manusia yang hidup bersama di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya ada dua orang yang hidup bersama. 2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama, kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti. Mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasan-perasaannya. Maka dari itu timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dan kelompok tersebut. 3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. 19 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya (Abdulsyani 2007:32). Selanjutnya menurut Abu Ahmadi, masyarakat harus mempunyai syaratsyarat sebagai berikut : 1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan perkumpulan binatang. 2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu. 3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama (Abdulsyani 2007:33) Berdasarkan pengertian, ciri dan syarat-syarat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa yang di maksud masyarakat dalam penelitan ini adalah sekelompok manusia yang menempati suatu wadah/tempat/wilayah yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, lalu masyarakat bukan sekedar sekumpulan manusia belaka, akan tetapi di antara mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan atau talian yang mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas yang dimaksud dengan perspektif masyarakat dalam konteks penelitian ini adalah suatu sudut pandang atau penilaian masyarakat untuk mengamati berbagai fenomena, keadaan dan masalah tertentu yang terjadi disekitarnya. 20 C. Tinjauan tentang Pembunuhan Menurut Poerwadarminta (2003:169), pembunuhan berarti perkosa, membunuh atau perbuatan bunuh. Dalam peristiwa pembunuhan minimal ada dua orang yang terlibat, orang yang dengan sengaja mematikan atau menghilangkan nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang yang dimatikan atau orang yang dihilangkan nyawanya disebut sebagai pihak terbunuh (korban). Selanjutnya menurut Marpaung (2000:22), pembunuhan adalah setiap perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan atau merampas nyawa orang lain. Dinyatakan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Bab XIX tentang Kejahatan Terhadap Nyawa Tahun 2016, syarat adanya wujud perbuatan pembunuhan yang menghilangkan nyawa orang lain itu harus merupakan perbuatan aktif walaupun dengan gerakan anggota tubuh sekecil apapun dan tidak bersifat pasif atau diam. wujud perbuatan menghilangkan nyawa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tersebut berupa bermacam-macam perbuatan, seperti membacok, memukul, membenturkan, menembak, termasuk perbuatan yang hanya sedikit saja menggerakkan anggota tubuh. Selain mensyaratkan adanya wujud perbuatan, Pasal 338 Kitab undangundang Hukum Pidana juga mensyaratkan timbulnya akibat, yaitu berupa hilangnya nyawa orang lain, artinya tindak pidana pembunuhan itu baru terjadi setelah hilangnya nyawa orang karena suatu perbuatan tertentu. Artinya tindak pidana tersebut baru dapat dikatakan selesai setelah terjadinya akibat, tidak hanya dilakukan suatu perbuatan. 21 Jenis-jenis pembunuhan : 1. Pembunuhan Biasa Menurut Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Bab XIX Tahun 2016, pembunuhan biasa adalah Pembunuhan biasa adalah tindakan menghilangkan nyawa orang lain yang dilakukan dengan sengaja, yang di rencanakan atau tidak direncanakan terlebih dahulu. 2. Pembunuhan Pemberatan Menurut Pasal 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Bab XIX Tahun 2016, pembunuhan pemberatan adalah pembunuhan yang disertai, di ikuti atau di dahulu oleh kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk memudahkan untu mempersiapkan kejahatan lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembunuhan adalah menghilangkan nyawa orang lain. Pelaku pembunuhan akan terjerat tindak pidana meskipun pembunuhan tersebut dilakukan secara tidak sengaja, karena tidak ada yang dibebaskan dari pidana terhadap tindakan pembunuhan. D. Tinjauan tentang Anak di Bawah Umur Pengertian anak menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa : Anak di bawah umur adalah seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, 22 termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dinyatakan bahwa Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umum 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin. Pada masa anak-anak sendiri, anak cenderung memiliki sifat yang suka meniru apa yang dilakukan orang lain dan emosinya sangat tajam. Pada masa ini pula anak mulai mencari teman sebaya dan memulai berhubungan dengan orang-orang dalam lingkungannya, lalu mulai terbentuk pemikiran mengenai dirinya sendiri. Selanjutnya pada masa ini pula perkembangan anak dapat berkembang dengan cepat dalam segala bidang baik itu perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan kepribadian (Supramono, 2000:2-3). Berdasarkan definisi anak di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak di bawah umur ialah seseorang yang (berumur 0-18 tahun) dan termasuk yang berada didalam kandungan. Pada masa ini anak mulai mencari teman sebaya dan memulai berhubungan dengan orang-orang dalam lingkungannya, lalu anak dapat berkembang dengan cepat dalam segala bidang baik itu perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan kepribadian. E. Faktor-Faktor Pembunuhan yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Menurut Abdul Syani (1987:27), faktor-faktor yang dapat menimbulkan tindakan kejahatan pada umumnya dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor 23 yang bersumber dari dalam individu (intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu itu sendiri(ekstern). Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Internal a. Sifat khusus dari individu, seperti : daya emosional, rendahnya mental dan anomi. b. Sifat umum dari individu, seperti : umur, gender, kedudukan didalam masyarakat, pendidikan dan hiburan. 2. Faktor eksternal a. Faktor ekonomi, dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang tinggi namun keadaan ekonominya rendah. b. Faktor agama, dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan agama. c. Faktor bacaan, dipengaruhi oleh bacaan buku yang dibaca. d. Faktor film, dipengaruhi oleh film/tontonan yang disaksikan. e. Faktor lingkungan/pergaulan, dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah atau tempat kerja dan lingkungan pergaulan lainnya. f. Faktor keluarga, dipengaruhi oleh kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Selain itu, menurut Topo, terdapat dua faktor yang mempengaruhi seorang anak dalam melakukan tindakan pembunuhan yaitu faktor psikologis dan faktor eksternal. Faktor psikologis yang mempengaruhi seorang anak dalam melakukan tindak pidana pembunuhan antara lain kecemasan, kecenderungan gangguan patologis, frustasi, tertekan, konflik dan balas dendam. Sedangkan yang tergolong dalam faktor eksternal yang mempengaruhi seorang anak 24 dalam melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu kondisi keluarga yang tidak harmonis, pengaruh teman sebaya, dan diperberat oleh alkohol serta teradiksi judi online (Santoso 2001:23). Faktor-faktor di atas tentunya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berpengaruh satu sama lainnya. Baik ditinjau dari internal maupun eksternal. Kesemuanya itu bukan berarti dapat menunjukkan salah satu faktor yang ada sebagai penyebabnya. Terutama dalam permasalahan kejahatan di kalangan anakanak. Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak ini dapat menimbulkan dampak buruk terhadap perkembangan anak maupun keluarganya. Dampak buruk inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai pandangan dari masyarakat. F. Kerangka Pikir Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan yang terikat oleh suatu rasa identitas tertentu. Dimana masyarakat itu saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga berbagai informasi akan selalu sampai kepada masyarakat, berbagai perubahan pun akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berbagai perubahan tersebut memberikan dampak positif maupun dampak negatif bagi masyarakat. dampak positif perubahan sosial diantaranya adalah 25 Manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan aktifitasnya, Integrasi sosial semakin meningkat, Kualitas individu dan masyarakat semakin baik seiring perkembangan teknologi baru, mobilitas sosial semakin cepat, hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang semakin baik, kualitas individu semakin meningkat dan kesejahteraan semakin tinggi, pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya dan pertukaran informasi. Sedangkan Dampak negatif dari perubahan sosial di antaranya meningkatkan angka kemiskinan, jumlah pengangguran semakin tinggi, peningkatan angka kriminalitas(pencurian, penjabretan, pembunuhan dll), terjadinya konflik sosial, Individualitas semakin meningkat. Ditinjau dari enam dampak negatif tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat yang menimbulkan dampak negatif akan mempengaruhi terjadinya perubahan masyarakat dalam hal kriminal yaitu kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan yang biasanya dilakukan orang dewasa, kini kasus pembunuhan dilakukan oleh anak dibawah umur. Anakanak dibawah umur bahkan melakukan tindakan pembunuhan dengan cara yang cukup keji. Tingkah laku yang demikian disebabkan karena dalam masa pertumbuhan, sikap dan mental anak belum stabil, dan juga tidak terlepas dari lingkungan pergaulannya. Semakin maraknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur menyebabkan berbagai perspektif timbul ditengah-tengah masyarakat mengenai hal tersebut. Setiap masyarakat akan memiliki perspektif yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perspektif yang timbul 26 dimasyarakat dapat berupa perspektif yang positif akan kasus pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur, maupun perspektif negatif. Perspektif Masyarakat (X) 1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur 2. Pandangan Masyarakat terhadap Sifat Kejahatan Kasus Pembunuhan yang Dilakukan Anak di Bawah Umur. 3. Pandangan Masyarakat terhadap Faktor-Faktor penyebab Anak di bawah Umur Melakukan Tindak Pembunuhan 4. Solusi yang di Tawarkan Masyarakat untuk Pemecahan Masalah Kasus Pembunuhan yang dilakukan Anak di Bawah Umur Gambar 1. Skema Bagan Kerangka Fikir Sumber : Data Primer, 2017 Pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur (Y) III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Nasir (2003:45) metode kuantitatif deskriptif adalah metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki di lokasi penelitian. Jadi metode penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu cara dimana peneliti mengkondisikan suatu peristiwa berdasarkan nilai-nilai yang berupa angka atau tampak sebagai mana adanya, sifat serta hubungan secara sistematis antar fenomena yang diteliti di lokasi penelitian. B. Definisi Konseptual Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi konseptual dalam penelitian ini adalah : 1. Perspektif Masyarakat Perspektif masyarakat dalam konteks penelitian ini adalah suatu sudut pandang atau penilaian masyarakat untuk mengamati berbagai fenomena, keadaan dan masalah tertentu yang terjadi disekitarnya. Indikator 28 pandangan masyarakat untuk menilai kasus pembunuhan yang di lakukan anak di bawah umur dalam penelitian ini adalah : a. Pengetahuan Masyarakat Pengetahuan yang di maksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur yang pernah terjadi di kelurahan rajabasa nunyai, lalu dari tingkat pengetahuan masyarakat terhadap peningkatan pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur dan yang trakhir pengetahuan masyarakat tentang keresahan masyarakat terhadap tindak pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur b. Sifat Kejahatan Sifat Kejahatan yang di maksud dalam penelitian ini adalah sifat kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur dalam kasus pembunuhan. Sifat kejahatan pembunuhan dalam hal ini meliputi pembunuhan biasa dan pembunuhan pemberatan. Pembunuhan biasa adalah tindakan menghilangkan nyawa orang lain yang dilakukan dengan sengaja, yang di rencanakan atau tidak direncanakan terlebih dahulu. Sedangkan pembunuhan pemberatan ialah pembunuhan yang disertai, di ikuti atau di dahulu oleh kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk memudahkan untu mempersiapkan kejahatan lain. c. Faktor-Faktor Penyebab Faktor penyebab yang di maksud dalam penelitian ini adalah faktorfaktor yang menyebabkan anak di bawah umur melakukan tindak pembunuhan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor 29 eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri seperti, untuk memuaskan kecendrungan keserakahan, meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual, serta salah asuh atau salah didik dari orang tua. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang lahir dari luar diri anak. Faktor eksternal pertama adalah lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dalam kehidupan anak. Kedua lingkungan sekolah yang mana dalam lingkungan ini karakter serta sikap anak mulai terbentuk. Ketiga lingkungan pergaulan, dalam lingkungan ini prilaku anak bisa terbentuk baik atau buruk tergantung lingkungan pergaulan. Terakhir adalah media massa yang memberikan pengaruh positif dan negatif bagi pengguna terutama anak di bawah umur. d. Solusi Solusi adalah jalan keluar atau penyelesaian yang di tawarkan oleh masyarakat untuk menyelesaikan suatu masalah. Berkaitan dengan hal tersebut solusi yang di maksud dalam penelitian ini adalah jalan keluar yang di tawarkan oleh masyarakat terhadap anak pelaku tindak pembunuhan, dalam hal ini bisa berupa internal seperti keluarga ataupun eksternal yaitu lingkungan sekitar anak itu sendiri seperti lingkungan sekolah atau lingkungan bermain. 2. Kasus Pembunuhan yang di lakukan Anak di bawah Umur Pembunuhan adalah proses, perbuatan, atau cara membunuh dengan menghilangkan nyawa orang lain. Sedangkan anak di bawah adalah seseorang yang berada diusia < 18 tahun atau yang masih berada dalam 30 kandungan. Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembunuhan yang di lakukan anak di bawah umur adalah proses atau cara membunuh dengan menghilangkan nyawa orang lain yang di lakukan anak yang berusia di bawah 18 tahun. C. Definisi Operasional Menurut Singarimbun (2008:43), definisi oprasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaiman cara mengukur suatu variable. Dalam penelitian ini devinisi oprasionalnya adalah perspektif masyarakat terhadapkasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur studi di Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung. Oprasionalisasi konsep dalam penelitian ini, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Oprasional Konsep Dimensi Indikator Instrumen Skala Kuisioner Nominal 1. Pandangan Masyarakat a. Pengetahuan Perspektif masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur Kasus yang pernah terjadi Meningkatnya tindak pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur Keresahan semua pihak dalam tindak pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur b. Sifat Kejahatan 31 Biasa Pemberatan c. Faktor-Faktor Penyebab Faktor Internal Memuaskan Kecenderungan Keserakahan Meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual Salah asuh atau didikan dari orang tua Faktor Eksternal Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah Lingkungan Pergaulan Media Massa d. Solusi Masyarakat Internal Keluarga Eksternal Lingkungan Sekitar Sumber : Data Primer, 2017 D. Lokasi Penelitian Penelitian mengambil lokasi penelitian pada masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena di daerah tersebut, banyak 32 anak di bawah umur yang melakukan tindak kriminalitas terutama kasus pembunuhan, sementara itu masyarakat di sekitar seolah terbiasa dengan fenomena tersebut sehingga bersikap acuh. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Kunto (2000:63) populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas yang karakteristik tertentu yang telah diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah masyarakat di kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung berjumlah 5.722 jiwa. Karena yang akan diteliti adalah orang dewasa, maka peneliti membatasi sampel yang akan diteliti melalui batasan usia yaitu dari umur 18-45 tahun keatas yang berjumlah 4.117 jiwa baik yang berkelamin pria maupun wanita. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari individu yang akan dilteliti. Sampel adalah bagian dari popolasi yang memiliki sifat-sifat utama dari populasi. Sugiyono (2012:25), penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik acak (probability sampling). Pada teknik acak setiap anggota sampel memiliki peluang yang sama untuk di pilih menjadi anggota sampel. Teknik penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Dari sebuah masyarakat yang berada di Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung dipilih secara acak sederhana untuk menentukan sampel. Untuk menentukan jumlah sampel dari masyarakat tersebut maka menggunakan perhitungan Slovin (Sangadji, 2010) yaitu : 33 Keterangan : n = Besaran Sampel N = Besaran Populasi e = Sampling Eror 1 = Bilangan Konstanta Berdasarkan data yang didapat sebagai berikut : = 97,628 (dibulatkan menjadi 98 responden) F. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Menyebar Angket Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda untuk memudahkan dalam melakukan analisis dan menghindari bias jawaban. 2. Observasi Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi. Adapun faktafakta tersebut meliputi adanya pandangan masyarakat yang bersifat positif maupun negatif terhadap Kasus Pembunuhan yang di Lakukan Anak di 34 Bawah Umur yang berada di kelurahan Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung. 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari bahan-bahan tertulis, yang mencakup dokumen yang dianggap penting dan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. G. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut : 1. Tahap Editing Yaitu proses pemikiran kembali alat pengumpulan data (kuisioner) apabila terdapat hal yang salah satu meragukan, hal ini menyangkut : a. Lengkapnya pengisian b. Kejelasan jawaban c. Kesesuaian jawaban satu sama lain d. Relevansi jawaban e. Keseragaman satuan data 2. Tahap Klasifikasi Data Jawaban responden dikasifikasikan menurut macamnya sesuai dengan pokok bahasan ataupun permasalahan yang terlah disusun dengan memberi tanda bagi setiap kategori yang sama. 3. Tahap Tabulasi Tabulasi diaritikan sebagai proses penyusun data kedalam bentuk tabel. Lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan bersikap rangkum. 35 Dalam keadaan ringkas dan tersusun kedalam suatu tabel yang baik, data dibaca dengan mudah dan makna akan mudah dipahami. H. Teknik Analisis Data Menurut Singarimbun (2008:32) analisis data adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dam diinterpretasikan sesuai dengan tipe penelitian yang digunakan. Sedangkan menurut Nasir (2003:126) data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisa deskriptif. Analisa ini untuk mengubah dan mendeskripsikan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami akan dilakukan dengan menggunakan tabel tunggal dan tabel silang yaittu metode yang dilakukan dengan memasukan data dari kuisioner kedalam kerangka tabel untuk menghitung frekuensi dan membuat persentasi. Untuk uji pengaruh perhitungannya pada penelitian ini menggunakan program olah data statistik. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung Kelurahan Rajabasa Nunyai sebelumnya adalah pemekaran dari Rajabasa Induk. Pada awalnya, tepatnya tahun 2012, Kelurahan Rajabasa Induk mengalami pemekaranmenjadi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Rajabasa Nunyai dan Kelurahan Rajabasa Pemuka. Pada saat itu kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung menjadi kelurahan termuda di Kecamatan Rajabasa. Sejak tahun 2012 sampai sekarang kelurahan Rajabasa Nunyai masih di pimpin oleh bapak Endarsyah, SE. Kelurahan Rajabasa Nunyai memiliki dua lingkungan, lingkungan yang pertama memiliki tiga belas RT dan lingkungan kedua memiliki tujuh RT. Pembangunan di kelurahan Rajabasa Nunyai baik dari segi fisik maupun segi non fisik mengalami kemajuan yang sangat singnifikan, dimana di dukung pula oleh masyarakat sekitar di kelurahan Rajabasa Nunyai. B. Keadaan Geografis Secara geografis, Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung memiliki luas wilayah 125Ha, terletak pada garis 5.00’000’’ s/d 1’0’0’00’’ Lintang Selatan dan 102 10’00’ garis Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa Pemuka 37 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Gedung Meneng 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa Induk 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Langkapura C. Struktur Organisasi LURAH RAJABASA NUNYAI ENDARSYAH, SE. NIP. 19650104 198503 1 007 SEKRETARIS ASTUTI NIP.19620923 198603 2 004 SEKSI PEMERINTAHAN DAN YANMUM SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN ISMAN YUSUP NIP. 19680630 199103 1 003 LYSA AMAYATI, SE, MM. NIP. 19780506 199703 2 001 DESI EMILIA, S.SOS. NIP. 19741212 200801 2 010 Gambar 2. Struktur Organisasi Kelurahan Rajabasa Nunyai 38 D. Kependudukan 1. Keadaan Umum Berdasarkan angka proyeksi tahun 2016, jumlah penduduk di Kelurahan Rajabasa Nunyai mencapai 5.722 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki mencapai 2.775 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan yaitu 2.947 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tergabung dalam 1.428 kepala Keluarga Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-Laki 2.775 48,5 Perempuan 2.947 51,5 5.722 100 Jumlah Sumber :Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan desember 2016 Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk yang ada di kelurahan Rajabasa Nunyai lebih di dominasi oleh penduduk perempuan, yaitu berkisar 2.947 jiwa atau 48,5%sedangkan jumlah penduduk laki laki berjumlah 2.775 jiwa atau 51,5% jumlah ini mencakup semua golongan umur masyarakat yang tinggal di Kelurahan Rajabasa Nunyai sampai bulan agustus 2016 baik anak-anak, dewasa maupun lansia. 39 2. Penduduk Kelurahan Pendidikan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai jika di lihat dari segi pendidikan nya mempunyai tingkat pendidikan yang sangat bervariasi dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), serta berpendidikan Sarjana. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di lihat dari tabel berikut : Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase (%) Sarjana 643 573 1216 21,25 SMA 1.098 1.074 2172 37,96 SMP 512 685 1197 20,92 SD 322 306 628 10,98 141 205 346 6,05 59 104 163 2,85 2775 2947 5722 100 Taman Kanak-kanak Belum Sekolah Jumlah Sumber : Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan Desember 2016 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat penduduk yang mendominasi adalah pendidikan Sekolah Menengah ke Atas (SMA) berjumlah 2.172 jiwa atau 37,96%, Sedangkan Penduduk yang berpendidikan Sarjana berjumlah 1.216 jiwa atau 21,25%, Lalu Penduduk yang Berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 40 berjumlah 1.197 jiwa atau 20,92%, Penduduk yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) berjumlah 628 jiwa atau 10,98%, Penduduk yang berpendidikan Taman Kanak-Kanak berjumlah 346 jiwa atau 6,05%,dan ada 163 jiwa atau 2,85% yang belum menempuh pendidikan dimana masih berumur 0 sampai 3 tahun. 3. Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian Sumber kehidupan seseorang dapat berasal dari berbagai macam mata pencarian seperti PNS, TNI, POLRI, Pedagang, Buruh dan Lain-Lain. Untuk ebih jelasnya lagi mengenai jumlah penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai berdasarkan mata pencarian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Nunyai Berdasarkan Mata Pencarian NO. Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 PNS Petani Pedagang Buruh TNI POLRI Pensiunan Pengacara Karyawan Perusahaan Swasta Karyawan Perusahaan Pemerintahan Pembantu Rumah Tangga Dosen Swasta Lain-Lain Jumlah 576 18 383 220 14 45 110 28 486 18 362 215 2 17 95 13 1062 36 745 435 16 62 205 41 Persentase (%) 18,56 0,63 13,02 7,60 0,28 1,08 3,58 0,72 430 370 800 13,98 280 225 505 8,83 13 90 103 1,80 67 591 2775 52 1002 2947 119 1593 5722 2,08 27,84 100 9 10 11 12 13 Sumber : Laporan Kegiatan Kelurahan Rajabasa Nunyai bulan Desember 2016. 41 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat dengan pekerjaan PNS di kelurahan Rajabasa Nunyai lebih mendominasi dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap lainnya.Kemudian jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai pemberi keamanan kepada masyarakat hanya sedikit, seperti POLRI yang berjumlah 62 jiwa atau 1,08% dan TNI berjumlah 14 jiwa atau 0,28%. Sedangkan pada jumlah mata pencaharian penduduk lain-lain yang terletak pada nomor 13, didominasi oleh ibu rumah tangga, selebihnya adalah penduduk yang memiliki pekerjaan tidak tetap dan yang masih bersekolah. Hal tersebut seimbang dengan tingkat pendidikan yang tinggi di kelurahan Rajabasa Nunyai, dimana jumlah PNS lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pekerjaan lain. VI. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan dan pada hasil penganalisisan terhadap data yang diperoleh, maka dapat di simpulkan sebagai hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pandangan masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur yang di lihat dari 4 indikator. 1. Pada tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur, masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup banyak dapat dilihat dari pengetahuan masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh warga di kelurahan rajabasa nunyai yang masih tergolong di bawah umur. Hal ini juga didukung dari pengetahuan masyarakat dalam meningkatnya kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur serta rasa khawatiran masyarakat terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur mengingat usianya yang sangat muda dan dirasa tidak mungkin dapat melakukan hal tersebut. 2. Pandangan masyarakat terhadap sifat kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh warga kelurahan rajabasa nunyai yang masih di bawah umur tergolong pembunuhan biasa. Karena kasus tersebut terjadi berawal 102 dari salah komunikasi yang terjadi antar pelaku dan korban yang sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain, Sehingga pembunuhan yang dilakukan anak tersebut tidak bermaksud untuk memudahkan kejahatan yang lain. 3. Pandangan masyarakat terhadap faktor-faktor penyebab anak di bawah umur melakukan tindak pembunuhan, dilihat dari faktor internal yaitu diri sendiri terutama rasa yang ingin tahu yang begitu besar dan pola pikir yang sempit yang dimiliki anak di bawah umur yang dapat menyebabkan anak melakukan kejahatan tanpa berfikir dampak yang terjadi di kemudian hari yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Faktor internal lainnya adalah kurangnya pengawasan dan penanaman nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh orang tua terhadap anaknya. Selanjutnya dilihat dari faktor eksternal lingkungan sekolah, lingkungan keluarga besar, dan lingkungan sekitar yang mana lingkungan yang buruk dan pola pikir anak yang masih labil dan suka ikut-ikutan yang membuat anak melakukan tindak kejahatan bahkan sampai membunuh. 4. Solusi yang ditawarkan masyarakat untuk pemecahan masalah kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur adalah orang tua memberikan perhatian, pendidikan, dan pengawasan lebih kepada anak untuk memajukan masa depan anak serta lingkungan sekitar yang baik agar anak bisa berkembang dengan baik juga. 103 B. Saran Adanya suatu permasalahan kasus pembunuhan yang dilakukan warga Kelurahan Rajabasa Nunyai yang tergolong masih di bawah umur ini karena kesalahannya di masa lalu dalam bergaul sehingga anak tersebut harus mendekap di penjara hingga masa tahanannya usai. Adanya penelitian ini, Diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat, khususnya orangtua yang memiliki anak yang berusia dibawah 18 tahun terkait sikap dan tindakan, sehingga tidak terjadi lagi kasus pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur diantaranya : 1. Perlu ditingkatkannya penanaman nilai-nilai kejujuran dalam kebaikan terhadap anak, dimulai dari usia dini agar cara berfikir dikemudian hari akan selaras denga yang kita inginkan lalu sesuai dengan tuntutan dan ajaran agama yang bersifat benar. 2. Keharmonisan dalam lingkungan keluarga harus lebih ditingkatkan agar timbul rasa saling menghargai dan menyayangi itu tercipta, sehingga secara keseluruhan dapat saling mengawasi. 3. Masyarakat dapat bersikap dan bertindak secara tepat terhadap pelaku pembunuhan yang dilakukan anak dibawah umur, dengan cara memaafkan dan memberikan toleransi kesalahan, dan memberikan dukungan untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi sehingga tidak mengulangi perbuatannya. 4. Perlunya pengawasan dan keamanan dari masyarakat Kelurahan Rajabasa Nunyai Bandar Lampung dalam mengawasi pergaulan anak-anak 104 dilingkungannya, agar tidak ada lagi anak-anak yang terjerumus dalam pergaulan yang salah. DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung. Renaja Rosda. Abdulsyani. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan Dalam Pembangunan. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta. PT Bumi Aksara. Alfinitihardjo. 2001. Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta. Tiara Wacana & YP2LPM. Kasali, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Targeting, Positioning). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. PT Rineka Cipta. Kartono, Kartini. 2005. Patologi Sosial 2 kenakalan Remaja . Jakarta. PT. Raja Grafinda Persada. Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Andi. Marpuang, Leden. 2000. Tindak Pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa. Jakarta. Sinar Grafika. Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada. Mustofa, Muhammad. 2010.Kriminologi Prilaku Menyimpang dan Pelanggaran Hukum.Bekasi. Penerbit SariIlmu Pratama. Nasir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Santono. 2001. Kriminologi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 106 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES Soenarto, Soerodibroto. 1994. KUHP dan KUHAP Dilengkapi Yurisprudensi Mahkamah Agung dan Hoge Raad. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Soerjono, Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Rajawali. Suhanadji dan Waspodo.TS. 2004. Modernisasi Dan Globalisasi. Malang. Insan Cendikia. Sumaatmadja, N. Dan Wihardit, K. 1999. Perspektif Global. Jakarta. Universitas Terbuka Depdikbud. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Suwarno dan Pairulsyah. 2014. Sosiologi Kriminalitas. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Sumber Lainnya : Pasal 338 dan 339 kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX Tahun 2016 Tentang : Kejahatan Terhadap Nyawa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 Tentang : Perlindungan Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi Manusia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 1997 Tentang : Pengadilan Anak. Https://m.tempo.co/read/news/2016/04/29/058767138/dua-anak-dibawah-umurdi-pangkalpinang-jadi-pembunuh. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.34 WIB. Https://www.goaceh.co/berita/baca/2016/06/24/sering-diejek-gila-ar-bunuh-anakdi-bawah-umur-dengan-tiga-tusukan. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.39 WIB. Http://news.okezone.com/read/2016/05/04/340/1380243/ini-kronologipemerkosaan-yuyun-di-bengkulu. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.45 WIB. 107 Http://www.saibumi.com/artikel-60748-pembunuhan-di-lapangan-merah-saburaibandar-lampung-tergolong-sadis.html. di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.52 WIB. Http://rimanews.com/nasional/kriminal/read/20160310/266894/ABG-Lampung Tewas-107-Tusukan-Kapolda-Cepat-Tangkap-Semua-Pelaku-.di akses pada 24 Oktober 2016 pukul 20.16 WIB.