21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1.Alat – Alat NamaAlat Merek - Tabung Reaksi Steril Pyrex - Cawan Petri Steril Iwaki - Pipet Ukur 2 ml Steril Pyrex - Gelas Ukur 50 ml Steril Kimax - Gelas Ukur 10 ml Steril Kimax - Erlenmyer 250 ml Steril Iwaki - Bunsen - - Jarum Ose - - Rak Tabung Reaksi - - Autoklaf Autoclave Electric - Oven Sharp- E0-18 LW - conony Counte Scepter - Spatula - Universitas Sumatera Utara 22 - Inkubator Exterior CB 150 dimension 680 - Hot plate - - Biological Safety Cabinet - 3.2. Bahan - Amylum Maydis - Lactose Broth - Media TSA (Tripple Sitrat Agar) - NaCl 0,9% - Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar) - Aquadem 3.3. Prosedur Percobaan 3.3.1. Pembuatan Media Lactose Broth ( LB ) Prosedur Ambil 13 garam lactose broth dalam 1 liter aquadem,dipanaskan aquadem terlebih dahulu,kemudian dilarutkan dengan aquadem yang telah dipanaskan sambil diaduk hingga merata,kemudian dipanaskan diatas hot plate. Universitas Sumatera Utara 23 3.3.2. Pembuatan Media Eosin Methylen Blue Agar ( EMBA ) Prosedur Ambil 10 gram Eosin Methylen Blue Agar dalam1 liter Aquadem, dilarutkan dengan aquadem mendidih sebanyak 1 liter,kemudian sterilkan media dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit 1 atm,selanjutnya tuang media sebanyak 15 ml kedalam cawan petri, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30-35ºC. 3.3.3. Pembuatan Uji Batas Mikroba Prosedur Timbang 10 gram Amylum Maydis dalam beaker glass steril, larutkan dengan Media Lactose Broth sebanyak 100 ml sedikit demi sedikit, kemudian tuang kedalam cawan petri steril inkubasi selama 48 jam pada suhu 35 – 37ºC,lalu digores Media EMBA setelah 48 jam yang telah memadat,selanjutnya dibungkus dengan kertas partament inkubasi petri dalam keadaan terbalik selama 48 jam pada suhu 3537ºC, kemudiaan diamati ada tidaknya bakteri Escherichia Coli dengan melihat adanya perubahan warna biru hitam kilau logam yang khas. Universitas Sumatera Utara 24 3.3.4. Pembuatan Media Lactose Broth ( LB ) Prosedur Ambil 13 gram Lactose Broth dalam 1 liter Aquadem, dipanaskan aquadem terlebih dahulu,kemudian dilarutkan dengan aquadem yang telah dipanaskan sambil diaduk hingga merata, kemudian dipanaskan diatas hot plate. 3.3.5. Pembuatan Media Tripple Sitrat Agar ( TSA ) Prosedur Ambil 13 gram Media Tripple Sitrat Agar dalam 1 litern aquadem,panaskan aquadem terlebih dahulu, kemudiaan dilarutkan dengan aquadem sebanyak 1 liter dan diaduk hingga merata, selanjutnya dipanaskan diatas hot plate. 3.3.6. PembuatanUji Angka Lempeng Total Prosedur Timbang 10 gram Amylum Maydis dalam Erlenmeyer steril, tambahkan media Lactose Broth Cair aduk hingga merata, kemudian tuang kedalam petri steril dan tuang Media TSA sebanyak 15 ml, lalu masukkan kedalam inkubator pada suhu 35-37ºC, selanjutnya inkubasi selam 3 hari untuk Uji ALT, kemudiaan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dengan melihat adanya warna merah bata. Universitas Sumatera Utara 25 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Tabel Hasil Identifikasi Bakteri Escherichia coli terhadap bahan baku Amylum Maydis dapat dilihat pada table di bawah ini: NO Pemeriksaan Persyaratan Hasil 1 Pemerian Serbuk sangat halus, putih Serbuk sangat halus, ( 1-9 ) atau putih kekuningan atau putih putih kekuningan 2 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air Praktis tidak larut dalam ( 1-9 ) dingin dan dalam etanol air dingin dan dalam etanol 3 Angka Maks. 1000 cfu/g 40 cfu/g Lempeng Total ( 1-9 ) 4 Uji Batas Tidak Mikroba 5 Identifikasi mengandung Escherichia Coli Memenuhi Pengujian bakteri Tidak mengandung bakteri Escherichia Coli Memenuhi Pengujian Universitas Sumatera Utara 26 4.2. Pembahasan 4.2.1 Tabel Perhitungan Angka Lempeng Total Jumlah Koloni yang tumbuh Hari/Tanggal Sampel 28 – 12 Jumlah Koloni - Aylum 2015 Maydis 1 – 1 – 2016 Amylum 10‾¹ 10‾² Tidak ada koloni yang Tidak ada koloniyang tumbuh tumbuh 40 25 15 45 10 25 50 100 50 Maydis Rumus untuk perhitungan koloni Faktor Pengenceran = Pengenceran × Jumlah Koloni 1. 10‾¹ = 8 = 8 × 10 =80 : 2 = 40 2. 10‾¹ = 5 = 5 × 10 = 50 : 2 = 25 3. 10‾¹ = 3 = 3 × 10 = 30 ; 2 = 15 4. 10‾¹ = 9 = 9 × 10 = 90 : 2 = 45 Universitas Sumatera Utara 27 5. 10‾¹ = 2 = 2 × 10 = 20 : 2 = 10 6. 10‾¹ = 5 = 5 × 10 = 50 : 2 = 25 7. 10‾² = 1 = 1 × 100 = 100 : 2 = 50 8. 10‾² =2 = 2 × 100 = 200 : 2 = 100 9. 10‾² = 1 = 1 × 100 = 100 : 2 = 50 Jadi jumlah seluruh koloni yang tumbuh : jumlah perlakuan360 : 9 = 40 cfu/g. Identifikasi bakteri Escherichia Coli terhadap bahan baku Amylum Maydis dilakukan dengan pemerian sebanyak 9 kali yang menghasilkan serbuk sangat halus berwarna putih dan putih kekuningan,kelarutan tidak larut dalam air dingin dan etanol tetapi larut dalam air panas /mendidih, ,selanjutnya dilakukan dengan dua metode yaitu Uji Angka Lempeng Total dan Uji Batas Mikroba untuk melihat adanya jumlah koloni dan bakteri Escherichia Coli pada bahan baku amylum maydis dan identifikasi telah memenuhi syarat dan standart Farmakope Edisi V. Pada pengujian Angka Lempeng Total digunakan media Lactose Broth (LB) sebagai pengencer suspense dan menggunakan media Tripple Sitra Agar (TSA) sebagai media padatnya, pengujian Angka Lempeng Total ini harus dilakukan secara steril dan aseptik, dipipet 1 ml sampel yang telah disuspensi kedalam tabung reaksi steril yang telah berisi 9 ml NaCl 0,9% dan Universitas Sumatera Utara 28 dihomogenkan selama 30 detik sehingga diperoleh suspense dengan pengenceran 10‾ ¹ , disiapkan 5 tabung masing – masing terdiri dari 9 ml NaCl 0,9%.hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10‾¹ dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi pertama dikocok homogen hingga pengenceran 10‾² dibuat pengenceran selanjutnya dari setiap pengenceran dipepit 1 ml kedalam cawan petri.dituangkan media Tripple Sitrat Agar (TSA) sebanyak 15 ml cawan petri digoyang dan diputar hingga suspense merata seluruhnya,setelah media memadat cawan diinkubasi pada suhu 35 – 37 ºC selama 24 jam dengan posisi terbalik, setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Besarnya jumlah koloni tercemar dalam sampel ( amylum maydis ) tersebut dapat disebabkan akibat proses pembuatan sampel yang kurang memperhatikan unsur sanitas dan higenis, dapat pula diakibatkan oleh adanya kontaminasi mikroba pada saat pengerjaan atau pemeriksaan.kurangnya kebersihan dari wadah sangat mempengaruhi besarnya jumlah kontaminan mikroba pada sampel ( bahan baku amylum maydis ). Kontaminasi dapat terjadi dari proses awal pembuatan sampel, yaitu melalui proses penyiapan bahan yang tidak steril hingga proses distribusi dan penjualan pada konsumen, dimana faktor lingkungan terutama area pengujian yang tidak steril memberikan peran cukup besar pada kontaminasi sampel oleh mikroba yang terdapat pada udara.berdasarkan ketentuan farmakope edisi V pada uji angka lempeng total ini masih sesuai dengan standart dimana batas koloni sebanyak 10 – 150 cfu/g dan koloni yang diperoleh pada pengujian ini sebanyak 40 cfu/ g. Universitas Sumatera Utara 29 Dalam proses ini prosedur Uji Batas Mikroba Sampel yang ditimbang adalah bahan baku amylum maydis sebanyak 10 gram ,kemudian dimasukkan kedalam beaker glass steril lalu dilarutkan dengan media lactose broth sebanyak 100 ml dan dikocok hingga homogeny, kemudian media dituang kedalam cawan petri steril,diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35 – 37 ºC, setelah media memadat digores dengan media EMBA ,lalu dibungkus dengan kertas partament, kemudiaan diinkubasi selama 48 jam dalam keadaan petri terbalik pada suhu 3537 ºC ,setelah itu diamati ada tidaknya bakteri Escherichia Coli dengan melihat adanya warna biru hitam kilau logam.Berdasarkan standart farmakope jilid V untuk pemeriksaan bahan baku amylum maydis harus bebas dari bakteri Escherichia Coli karena bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti: 1. infeksi saluran kemih E coli adalah penyebab utama infeksi saluran kemih ( ISK ) dan diperkirakan sekitar 90% ISK pada wanita muda disebabkan oleh E Coli. Gejala – gejala ISK antara lain adalah poliuria, dissuria, hematuria, dan piuria serta serta nyeri panggul berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. ISK dapat menyebabkan bakterimia dengan tanda klinis sepsis.terjadinya gangguan ginjal berhubungan dengan E Coli. 2. diare - E Coli yang menyebabkan diare diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat – sifat virulensannya dan setiap grup menyebabkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 30 - E Coli enteropatogen ( EPEC ) merupakan penyebab diare terpenting pada bayi, terutama dinegara yang sedang berkembang. - E Coli enterotoksigenik ( ETEK ) merupakan penyebab diare pada pelancong (traveller’s diarrhea ). - E Coli enterohemogarik ( EHEK ) dan jalur yang memproduksi verotoxin (VTEX) di amerika serikat menyebabkan sejumlah kejadian luar biasa diare, colitis hemogarik dan HUS. Colitis hemogarik dan HUS merupakan komplikasi dari diare ringan yang pertama kali pada anak- anak umur pra sekolah dan penderita dewasa.sumber infeksi dapat berasaldari daging dan poduk hewan seperti susu dan humburger. - E Coli enteronvasif ( EIEC ) menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit ini paling banyak terjadi pada anak – anak dinegara yang sedang berkembang dan pada para pelancong. - E Coli enteroagregatif ( EAEC ) menyebabkan diare akut dan kronik pada orang- orang dinegara yang sedang berkembang. 3. Sepsis E Coli bisa masuk peredaran darah dan menyebabkan sepsis.Bayi – bayi yang baru lahir sangat peka terhadap sepsis disebabkan E Coli karena mereka tidak memiliki antibody IgM.Sepsis bisa terjadi sebagai efek sekunder dari ISK. 4. Meningitis E Coli merupakan penyebab utama meningitis pada bayi, disamping stereptokokus grup B. kurang lebih 75 % E Coli dari kasus meningitis memiliki antigen KI, antigen ini bisa bereaksi silang dengan polisakarida kapseluler grup B dari neisseria meningitis. Universitas Sumatera Utara 31 Sehingga pada pengujian Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Terhadap Bahan Baku Amylum Maydis didapat jumalah koloni sebanyak 40 cfu/g dengan melihat adanya warna merah bata dan koloni ini masih sesuai dengan standart farmakope edisi V dimana dalam buku tersebut,koloniyang diperbolehkan itu berjumlah sebanyak 10 – 150 cfu/gkoloni tersebut didapat karena terjadinya kontaminasi udara maupun ruangan yang kurang steril dan bersih.Pada pengujian Batas Mikroba tidak diperoleh atau ditemukan bakteri Escherichia coli yang menunjukkan adanya perubahan warna biru hitam kilau logam yang kahas, ini dikarenakan pengujian yang memenuhi standart sesuai dengan Farmakope Edisi V dimana pada saat pengujian harus steril dan ruangan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain dan pengujian Batas Mikroba ini dilakukan didalam ruang Unit Safety Cabinet yaitu ruang Uji yang steril dan memasuki ruangan ini harus memakai berbagai macam alat dan pakaian yang steril. Universitas Sumatera Utara 32 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan - Dapat disimpulkan bahwa koloni yang tumbuh pada media TSA ( Tripple Sitrat Agar) sebanyak 40 cfu/g dengan melihat adanya warna merah bata. - Hasil yang diperoleh pada uji Batas Mikroba tidak terdapat bakteri Escherichia coli dengan melihat adanya warna biru hitam kilau logam. 5.2. Saran Dalam pengolahan bahan baku amylum maydis sebaiknya pemeriksaan terhadap bakteri Escherichia coli perlu di perhatikan karena dengan uji batas mikroba kita dapat mengetahui kualitas dari bahan baku tersebut. Universitas Sumatera Utara