RANGKUMAN Diajukan untuk memenuhi tugas tambahan mata kuliah Pengukuran Besaran Elektrik Oleh: Anugrah Rahman 115090018 Yusup Amirudin 115090026 Eastor R 115090034 Yuktika 115090045 Riska Aftoni 115090051 Retno Fitriani 115090065 Adri rausyan FIkar 115090066 TEHNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2011 BAB 1 PENGUKURAN DAN KESALAHAN 1.1 DEFINISI Instrument : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variable. Ketelitian (Accuracy) : Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrument mendekati harga sebenarnya dari variable yang diukur. Ketepatan (precision) : suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variable, ketepatan (presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukan perbedaan hasil pengukuran yang dilakukan secara nerurutan. Sensitivitas (sensitivity) : perbedaan antara sinyal keluaran atau respon isntrumen terhadap perubahan masukan atau variable yang diukur. Resolusi (resolution) : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrument akan member respon (tanggapan). Kesalahan (error) : penyimpangan variable yang diukur dari harga (nilai) sebenarnya. Cara yang digunakan untuk mengurangi efek kesalahan : - Melakukan beberapakali pengamatan dan bukan hanya mengandalkan satu pengamatan. - Menguasai teknik yang baik untuk mempertinggi tingkat ketelitian. 1.2 KETELITIAN DAN KETEPATAN Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap harga yang sebenarnya , sedangkan ketepatan (presisi) menyatakan tingkat kesamaan di dalam sekelompok pngukuran atau sejumlah instrument. Cara membedakan antara ketelitian dan ketepatan : Bandingkan dua buah voltmeter dari pembuatan dan model yang sama, kedua voltmeter tersebut mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya tajam dan juga dilengkapi dengan cermin untuk menghindari beda liat (paralaksis), selain itu skala masing-masing voltmeter telah dikalibrasi secara seksama, dengan demikian kedua alat ini dapat dibaca pada ketepatan yang sama. Jika nilai tahanan deret didalam salah satu voltmeter berubah banyak, pembacaannya bias mengakibatkan kesalahan yang cukup besar. Karena itu ketelitian kedua voltmeter tersebut dapat berbeda sama sekali (untuk menentukan voltmeter yang mana yang menghasilkan kesalahan, diperlukan perbandingan terhada voltmeter standar). Ketepatan terdiri dari 2 karakteristik, yaitu kesesuaian (conformity) dan jumlah angka yang berarti (significant figures) terhadap mana suatu pengukuran dapat dilakukan. 1.3 ANGKA-ANGKA YANG BERARTI Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari banyknya angka-angka yang berarti (significant figures). Angka-angka yang berarti tersebut memberikan informasi yang actual (nyata) mengenai kebesaran dan ketepatanpengukuran. Makin banyak angkaangka yang berarti, keteepatan pengukuran menjadi lebih besar. Contoh 1.1 : Suatu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantung dilakukan oleh 4 pengamatan yang menghasilkan: 117,02 Volt; 117,11 Volt; 117,08 Volt; 117,03 Volt. Tentukan: a. Tegangan rata-rata b. Rangkuman kesalahan Penyelesaian : (a) = (b) = = Tetapi juga = 117,06 V = 117,11 V – 117,06 = 0,05 V - = 117,06 -117,02 = 0,04 V Maka rata-rata kesalahan menjadi = = ± 0,02 V Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat ketelitian yang berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang paling kecil ketelitiannya. Contoh 1.2 : Dua buah tahanan dan dihubungkan secara berderet (seri). Pengukuran masing- masing dengan menggunakan jembatan Wheatstone menghasilkan : dan . Tentukan tahanan total sampai beberapa angka berarti yang memenuhi (sesuai) Penyelesaian : (tiga angka berarti) (lima angka berarti) (empat angka berarti) = 22.3 Contoh 1.3 : Untuk menentukan penurutan tegangan, arus sebesar 3.18 A dialirkan melalui sebuah tahanan 35,68 . Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut sampai angka- angka berarti memenuhi. Penyelesaian : E = IR = (3,18) x (35,68) = 113.4624 =113 V Karena di dalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti (yaitu 3,18), maka jawaban hanya dapat ditulis maksimal dalam tiga angka yang berarti. Contoh 1.4 : Penjumlahan angka-angka disertai dengan rangkuman keragu-raguan. Jumlahkan 826 ± 5 terhadap 628 ± 3 Penyelesaian : 826 ± 5 (= ± 0.605 %) 828 ± 3 (= ± 0.477 %) 1.454 ± 8 (= ± 0.55 %) 1.4 JENIS-JENIS KESALAHAN Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi karena berbagai sebab dan umumnya dibagi dalam tiga jenis utama, yaitu : Kesalahan – kesalahan umum (gross-errors) : kebanyakan disebabkan oleh manusia, diantaranya adalah pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrument yang tidak sesuai, dan kesalahan penaksiran. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors) : disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrument sendiri seperti kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakaian. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (random errors) : diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-perubahan parameter atau system pengukuran terjadi secara acak. Contoh 1.5 Sebuah voltmeter dengan kepekaan (sensitivitas) 1000 Ω/ Volt membaca 100V pada skala 150 V bila dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan yang besarnya tidak diketahuio. Tahanan ini dehubungkan sevara seri dengan sebuah miliampere. Bila miliampere membaca 5 miliampere. Tentukan: a) Tahanan yang terbaca b) Nilai tahan actual dari tahanan yang diukur c) Kesalahan karena efek pembebanan voltmeter Penyelesaian: a) Tahanan total rangkaian adalah : = = = 20kΩ Dengan mengabaikan tahanan miliampere, harga tahanan yang tidak diketahui = 20 kΩ adalah b) Tahanan voltmeter adalah: = x 150V = 150kΩ Katena voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, kita dapat menuliskan c) Persentase kesalahan adalah : % Kesalahan = = x 100% x 100% = 13,23 % 1.5 ANALISIS STATISTIK 1.5.1 Nilai rata-rata Nilai yang paling mungkin dari suatu variable yang diukur adalah nilai rata-rata dari semua pembacaan yang dilakukan. Dimana : = Ket : (1.1) nilai rata-rata = pembacaan yang dilakukan n = jumlah pembacaan 1.5.2 Penyimpangan terhadap nilai rata-rata Penyimpangan atau deviasi adalah selisih suatu pembacaan terhadap nilai rata-rata dalam sekelompok pembacaan. Penyimpangan terhadap nilai rata-rata adalah : = = = (1.2) Contoh 1.6 Suatu rentetan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan dilakukan oleh 6 pengamat dan menghasilkan 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA; 13,1 mA: 12,9 mA dan 12,4 mA; tentukan : a) Nilai rata-rata b) Deviasi terhadap nilai rata-rata Penyelesaian : a) Dengan menggunakan persamaan (1.1) nilai rata-rata adalah : = 12,65 mA. b) Dengan menggunakan persamaan (1.2), penyimpangan-penyimpangan adalah = 12,65 = 0.15 mA = 12,65 = -0.45 mA = 12,65 = -0.15 mA = 12,65 = 0.45 mA = 12,65 = 0.25 mA = 12,65 = -0.25 mA Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah aljabar semua penyimpangan adalah nol. 1.5.3 Penyimpangan rata-rata (average deviation) Deviasi rata-rata adalah suatu induksi ketepatan instrument-instrumen yang digunakan untuk pengukuran. Deviasi rata-rata dapat dinyatakan sebagai : D= = (1.3) 1.5.4 Deviasi standar Deviasi standar (root-mean-squere) merupakan cara untuk menganalisa kesalahankesalahan acak secara statistic. Secara matematis dituliskan: σ= (1.3) Deviasi standar untuk sejumlah data terbatas adalah : σ= Suatu pernyataan lain yang sesungguhnya besaran yang sama adalah variansi (mean square deviation) yang besarannya sama dengan kuadrat deviasi standar, yaitu: Variansi (V) = mean square deviation = . 1.6 KEMUNGKINAN KESALAHAN-KESALAHAN (PROBABILITY OF ERRORS) Contoh 1.7 Pengukuran sebuah tahanan sebanyak sepuluh kali memberikan : 101,2 Ω; 101,7 Ω;101,3 Ω; 101,0 Ω;101,5 Ω;101,3 Ω;101,2 Ω;101,4 Ω;101,3 Ω;101,1 Ω; Dengan menganggap bahwa yang ada hanya kesalahan acak .tentukan : a) Nilai rata-rata b) Deviasi standar c) Kesalahan yang mungkin Penyelesaian : Pengamatan yang banyak seperti ini lebih baik dibuat dalam bentuk table (daftar), sehingga menghindari keragu-raguan dan kesalahan. Pembacaan x Deviation d -0,1 0,4 0,0 -0,3 0,2 0,0 -0,1 0,1 0,0 -0,2 101,2 Ω 101,7 Ω 101,3 Ω 101,0 Ω 101,5 Ω 101,3 Ω 101,2 Ω 101,4 Ω 101,3 Ω 101,1 Ω a) Nilai rata-rata b) Deviasi standar = σ = = 0,01 0,16 0,00 0,09 0,04 0,00 0,01 0,01 0,00 0,04 = 101,3 Ω = 0,2 Ω c) Kesalahan yang mungkin = 0,6745 σ = 0,6745 x 2 = 0,1349 Ω 1.7 KESALAHAN BATAS (LIMITING ERRORS) Dalam kebanyakan instrument, ketelitian hanya dijamin sampai suatu persentase tertentu dari skala penuh. Komponen-komponen rangkaian, seperti kondensator dan tahanan, dijamin dalam suatu persentase tertentu dari nilai rencana. Batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan disebut kesalahan batas (limiting errors). Contoh 1.8 : Ketelitian sebuah voltmeter 0-150 V dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan yang diukur oleh voltmeter adalah 83 V. Tentukan limiting error dalam persen. Penyelesaian : Besar kesalahan batas (limiting error) adalah 0,01 x 150 V = 1,5 V Persentase kesalahan pada penunjukan voltmeter sebesar 83 V adalah : 1,5/83 x 100% = 1,81% Pengukuran atau perhitungan ataupun penggabungan kesalahan-kesalahan garansi sering dilakukan. Contoh 1.9: 3 buah kotak tahanan dekade (kelipatan sepuluh) yang masing-masing dijamin sampai + 1% digunakan dalam sebuah rangkaian jembatan wheatstone untuk mengukur sebuah tahanan yang tidak diketahui (Rx). Tentukan batas-batas Rx yang diberikan oleh ketiga kotak tahanan tersebut. Penyelesaian : Persamaan untuk kesetimbangan jembatan menunjukkan bahwa Rx dapat ditentukan dari ketiga kotak yaitu Rx = R1 R2 / R3, dimana R1, R2, R3 adalah tahanan-tahanan kotak tahanan yang dijamin sampai + 0,1%. Harus diketahui bahwa kedua suku dalam pembilang (yaitu R1 dan R2) bisa positif sampai batas maksimal 0,1% dan harga dalam penyebut bisa negative sampai maksimal 0,1% dan keduanya menghasilkan suatu kesalahan total sebesar 0,3%. Dengan demikian, kesalahan garansi diperoleh dengan menjumlahkan langsung semua kesalahan yang mungkin. Pengambilan tanda-tanda aljabar menghasilkan kombinasi yang mungkin yang paling jelek. Sebagai ilustrasi berikutnya untuk menghitung disipasi daya di dalam sebuah tahanan dengan menghubungkan hubungan P = I2 R diberikan pada contoh berikut. Contoh 2.0: Arus melalui sebuah tahanan 100 + 0,2 ohm adalah 2,00 + 0,01 A. Dengan menggunakan persamaan P = I2 R, tentukan kesalahan batas untuk disipasi daya. Penyelesaian : Dengan menyatakan batas-batas garansi arus dan tahanan dalam persen, diperoleh : I = 2,00 + 0,01 A = 2,00 + 0,5% R = 100 + 0,2 ohm = 100 ohm + 0,2% Jika dalam hal ini digunakan kombinasi kesalahan yang mungkin yang paling jelek, kesalahan batas dalam disipasi daya adalah (P = I2 R) (2 x 0,5%) + 0,2% = 1,2% Dengan demikian, disipasi daya menjadi P = I2 R = (2,00)2 x 100 = 400 W + 1,2% = 400 + 4,8 W. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1. 2. 3. 4. Apa beda antara ketelitian dan ketepatan? Sebutkan empat sumber kesalahan yang mungkin di dalam instrumen-instrumen? Sebutkan tiga kelompok kesalahan yang umum? Artikan : a. Kesalahan instrumental b. Limiting error (kesalahan batas) c. d. e. f. Kesalahan kalibrasi Kesalahan lingkungan Kesalahan acak Kesalahan yang mungkin SOAL-SOAL 1. Sebuah voltmeter 0 – 100 V memiliki 200 pembagi skala yang dapat dibaca sampai setengah pembagian. Tentukan daya urai (resolusi) alat ukur tersebut dalam volt. 2. Sebuah voltmeter digital memiliki rangkaian pembacaan dari 0 sampai 9999 hitungan. Tentukan resolusi instrumen tersebut dalam volt bila pembacaan skala penuh adalah 9,999 V. 3. Tentukan jumlah angka yang berarti dalam masing-masing bilangan berikut : a. 542, b. 27,25 c. 40 x 106, d. 0.65, e. 0.00005, f. 20,000. 4. Empat buah tahanan dihubungkan secara berderet (seri). Nilai tahanan-tahanan tersebut adalah 28,4 ohm; 4,25 ohm; 56,605 ohm; 0,75 ohm dengan keragu-raguan satu satuan dalam angka terakhir masing-masing bilangan. Tentukan tahanan total. Berikan hanya angka-angka yang berarti di dalam jawaban. 5. Penurunan tegangan sebesar 112,5 V diukur pada sebuah tahanan yang dialiri arus sebesar 1,62 A. Tentukan disipasi daya tahanan tersebut. Berikan hanya angka-angka yang berarti di dalam jawaban. 6. Sebuah voltmeter yang kepekaannya 10 ohm/V membaca 75 V pada skala 100 V bila dihubungkan ke sebuah tahanan yang tidak diketahui. Bila arus memalui tahanan adalah 1,5 mA, hitung : a. Tahanan actual dari tahanan yang tidak diketahui b. Persentase kesalahan karena efek pembebanan voltmeter. 7. Tegangan antara ujung-ujung sebuah tahanan adalah 200 V dengan kesalahan yang mungkin sebesar + 1,5%. Tentukan a. Disipasi daya di dalam tahanan b. Persentase kesalahan 8. Pengukuran sebuah tahanan memberikan hasil-hasil berikut : 147,2 ohm; 147,4 ohm; 147,9 ohm; 148,1 ohm; 147,1 ohm; 147,5 ohm; 147,6 ohm; 147,4 ohm; 147,6 ohm dan 147,5 ohm. Tentukan : a. Nilai rata-rata b. Deviasi rata-rata c. Deviasi standar d. Kesalahan yang mungkin dari rata-rata kesepuluh pembacaan tersebut. 9. Untuk menentukan sebuah pembesaran (kuantitas) dilakukan enam pengamatan dan kemudian data yang disajikan tersebut akan dianalisa. Data tersebut adalah 12,35; 12,71; 12,48; 10,24; 12,63 dan 12,58. Dengan memeriksa data tersebut dan berdasarkan kesimpulan saudara, tentukan : a. Nilai rata-rata b. Deviasi standar c. Kesalahan yang mungkin dari pembacaan rata-rata dalam persen 10. Dua buah tahanan mempunyai nilai berikut : R1 = 36 ohm + 5% dan R2 = 75 ohm + 5% Tentukan : a. Besarnya kesalahan dalam masing-masing tahanan b. Kesalahan batas (dalam ohm dan dalam persen) kedua tahanan tersebut jika dihubungkan secara terderet (seri) c. Kesalahan batas dalam ohm dan persen bila keduanya dihubungkan parallel 11. Sebuah tahanan yang tidak diketahui ditentukan dengan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone. Hasil tahanan tersebut diperoleh dari Rx = R1 R2 / R3 Dimana R1 = 500 ohm + 1% R2 = 615 ohm + 1% R3 = 100 ohm + 0.5% Tentukan : 12. 13. 14. 15. 16. a. Nilai nominal tahanan yang tidak diketahui b. Kesalahan batas tahanan tersebut dalam persen Sebuah tahanan diukur dengan menggunakan voltmeter-amperemeter. Pembacaan voltmeter pada skala 250 V adalah 123,4 V sedang pembacaan amperemeter pada skala 500 mA adalah 283,5 mA. Kedua alat ukur dijamin ketelitiannya sampai + 1% skala penuh. Tentukan : a. Nilai tahanan yang ditunjukkan b. Batas-batas dalam mana hasilnya dapat dijamin Dalam sebuah rangkaian arus searah, tegangan pada sebuah komponen adalah 64,3 V dan arus adalah 2,53 A. Arus dan tegangan diberikan pada suatu keragu-raguan sebesar satu satuan dalam angka terakhir. Tentukan disipasi daya sampai jumlah angka berarti yang memenuhi. Sebuah transformator daya diuji untuk menentukan kehilangan daya (rugi daya atau kerugian daya) dan efisiensi. Daya masukan yang diukur adalah 3650 W dan daya keluaran yang dihasilkan adalah 3385 W. Masing-masing pembacaan memberi keragu-raguan sebesar + 10 W. Tentukan a. Persentase keragu-raguan kerugian daya dalam transformator b. Persentase keragu-raguan efisiensi transformator yang ditentukan berdasarkan perbedaan pembacaan daya masukan dan daya keluaran Faktor daya dan sudut fasa dalam sebuah rangkaian yang dialiri arus sinusoidal ditentukan dengan cara mengukur arus, tegangan dan daya. Arus yang terbaca adalah 2,50 A pada amperemeter 5 A; tegangan 115 V pada voltmeter 250 V; dan daya sebesar 220 W pada wattmeter 500 W. Amperemeter dan voltmeter dijamin teliti dalam daerah + 0,5% skala penuh dan wattmeter dalam daerah + 1% skala penuh. Tentukan a. Persentase ketelitian yang dapat menjamin factor daya b. Kesalahan yang mungkin dalam sudut fasa Lengan-lengan sebuah jembatan wheatstone ditandai berurutan sekeliling jembatan dengan tanda-tanda B, A, X dan R. Ketiga lengan yang diketahui mempunyai konstanta-konstanta berikut : A = 840 ohm (Deviasi standar, DS = 1 ohm) B = 90 ohm (DS = 0,5 ohm) R = 250 ohm (DS = 1 ohm) Tentukan : a. Nilai X yang mungkin b. Deviasi standar dari X RANGKUMAN BAB 2 System-sistem satuan pengukuran 2.1 Satuan dasar dan satuan turunan. Terdapat dua jenis satuan, yakni: satuan dasar dan satuan turunan. Satuan dasar: -ukuran panjang, massa dan waktu Utama (primary). -Ilmu termal dan listrik, penerangan Pembantu. Satuan turunan dikenal dengan dimensi-dimensinya. Symbol dimensi untuk satuan dasar panjang (L), Massa (M), Waktu (T), Satuan luas (L2), Volume (L3), Gaya (LMT2). 2.2 Sistem-sistem satuan. Ilmuan perancis memutuskan bahwa sebuah system yang umum (universal) dari berat dan ukuran tidak harus bergantung pada standar-standar acuan (referensi) yang dibuat oleh manusia, tetapi dari alam. Meter, didefinisikan sepersepuluh juta bagian dari jarak antara kutub dan khatulistiwa. Massa, mereka memilih massa 1cm3 air yang telah disuling pada temperature 40C dan pada tekanan udara normal dan kemudian menamakannya gram. Waktu, tetap sekon, didefinisikan sebagai 1/86400 hari matahari rata-rata. Inngris telah bekerja dengan satuan listrik dan asosiasi pengembang ilmu telah menetapkan cm sebagai satuan dasar untuk panjang, gram untuk massa dan dikembangkan centi gram sekon CGS untuk pengukuran listrik dan mekanik. Satuan turunan untuk arus listrikk dan potensial listrik yaitu ampere dan volt. Tabel2 perkalian dan perkalian tambahan decimal. Nama Simbol Ekivalen tera T 10-12 giga G 109 mega M 106 kilo k 103 hecto h 102 deca da 10 deci d 10-1 centi c 10-2 mili m 10-3 mikro µ 10-6 nano n 10-9 pico p 10-12 femto f 10-15 atto a 10-18 Besaran-besaran SI, satuan dan symbol Kuantitas Satuan Panjang meter Massa kilogram Waktu sekon Arus listrik ampere temperature Derajat kelvin Intensitas penerangan Lilin (kandela) Simbol m kg s A o K cd 2.3 Satuan listrik dan mekanik. System elektrostatik CGS (CGSe) didasarkan pada hokum coulomb yang diturunkan secara eksperimental untuk gaya antara 2muatan listrik. Hokum coulomb: K bergantung pada media, berbanding terbalik dengan permitifitas € . €0 didefinisikan sebagai dasar keempat dari system CGSe ; dimensi: Satuan muatan listrik yang diturunkan dalam CGSe Dasar system satuan elektromaknetik (CGSm) adalah hokum coulomb yang ditentukan secara eksperimental untuk gaya 2kutub maknit. K=1/µ0=1 pada system CGSm, satuan kekuatan kutub dasar keempat bagi system CGSm. Kekuatan kutub elektromaknetik(m). ; Kerapatan fluksimaknit, B, kuat medan dibagi satuan kuat kutub B adalah (dyne-sekon)/abcolomb-cm) =gauss. Kedua system CGS: CGSe dan CGSm, dihubungkan berdasarkan penemuan faraday. CGSm yang diturunkan SI: 1 ohm internasional = 1,00049 ohm (satuan praktis CGSm) 1 ampere internasional = 0,99985 A 1 volt internasional = 1,00034 V 1 coulomb internasional = 0,99984 C 1 farad internasional = 0,99951 F 1 henry internasional = 1,00049 H 1 watt internasional = 1,00019 W 1 joule internasional = 1,00019 J 2.4 Sistem satuan internasional System SI MKSA diakui oleh konfrensi umum kesebelas mengenai berat dan ukuran tahun 1960 dengan nama system internasional. Kuantitas dan simbol Nama dan simbol Persamaan CGSm CGSe Arus listrik (I) Ampere (A) Fs=10-7/2 10 10/c Ggl (E) Potensial (V) Tahanan (R) Muatan listrik (Q) Kapasitansi (c) Kuat medan listrik (E) Permitifitas (E) Kuat medan maknit (H) Fluks maknit (ϕ) Kerapatan fluks (B) Induktansi (L,M) Permeabilitas (µ) Kerapatan fluks listrik (D) Volt (V) Volt (V) Ohm (Ω) Coulomb (C) Farad (F) --- (v/m) --- (F/m) --- (A/m) Weber (wb) Tesla (T) Henry (H) --- (H/m) --- (c/m2) Pt=IE Pt=IV R=V/I Q=It C=Q/V E=V/I €=D/E ∫H dl= nl E=dϕ/dt B= ϕ/l2I M= ϕ/I µ=B/H D=Q/I2 10-8 10-8 10-9 10 109 10-6 --103/4 10-8 10-4 10-9 4π.10-7 105 10-8C 10-8C 10-9C 10/C 109/C2 10-6C 1011/4Πc2 ----------105/C 2.5 Sistem satuan lain Kuantitas #Dasar Panjang Massa Waktu Arus listrik Temperature Intensitas pincangan #Suplemnter Sudut datar Sudut massif #Turunan Luas Volum Frekuensif Kerapatan Kecepatan Kecepatan sudut Percepatan Percepatan sudut Gaya Tekanan, regangan Kerja, energy Daya Symbol Dimensi Satuan Symbol satuan L m t I T L M T I O Meter Kilogram Sekon Amper Kelvin Candela m kg s A o k cd α , β, y Ω [L] [L2] Radian Steradian rad sr A V f p L2 L3 T-1 L-3M Meter kuadrat Meter kubik Hertz Kilogram per meter kubik Hz (1/s) Kg/ v w a α F p W P LT-3 [L]OT LT-2 [L]OT-2 LMT-2 L-1MT-2 L2MT-2 L2MT-3 Meter per sekon Radian per sekon Meter per sekon kuadrat Radian per sekon kuadrat Newton Newton per meter kuadrat Joule Watt m/s rad/s m/s2 rad/s2 N (kg m/s2) N/m2 J (N m) W (J/s) Kuantitas listrik Beda potensial ggl Kuat netom listrik Tahanan listrik Kapasitas listrik Q V E R C Fluks maknetik Kuat medan maknit Kerapatan fluks maknit Induktansi Gaya gerak maknit Fluksi cahaya Luminansi Iluminansi Φ H B L U Konversi satuan inggris ke SI. Satuan inggris Panjang 1 kaki 1 inchi Luas 1 kaki kuadrat 1 inchi kuadrat Isi (volume) 1 kaki kubik Massa 1 pon kerapatan 1 pon per kaki kubik Kecepatan 1 kaki per sekon Gaya 1 pondal Kerja, energy 1 kaki pondal Daya 1 daya kuda Temperature Derajat fahranheit TI L2MT-3I-1 LMT-3I-1 L2MT-3I2 L-2M1 4 2 TI L2MT-2I-1 L-1I MT-2I-1 L2MT-2I2 I Coulomb Volt Volt per meter Ohm Farad C (A s) V (W/A) V/m Ω (V/A) F (A s/V) Weber Amper per meter Tesla Henry Amper Limen Candela per meter kuadrat Ln x Wb (vs) A/m T (Wb/m2) H (V s/A) A lm(cd sr) cd/m2 lx (lm/m2) Simbol ft in. ft2 in2 ft3 lb lb/ ft3 ft/s pdl ft pdl hp o F Ekivalensi metrik 30,48 cm 25,4 mm 9,29030x102 cm2 6,4516 x102 mm2 0,0283168 m3 0,45359237 kg 16,0185 kg/ m3 0,3048 m/s 0,138255 N 0,0421401 J 745,7 w 5(t-32)/90c kebalikan 0,0328084 0,0393701 0,0107639x102 0,155000 x102 35,3147 2,20462 0,062428 3,28084 7,23201 23,7304 0,00135102 --- 2.6 Contoh soal. 1. Luas lantai sebuah bangunan kantor adalah 5000m2. Tentukan luas tersebut dalam kaki kuadrat (ft2) ? Jawab: . . . 2. Ukuran luas lantai sebuah ruang kelas adalah 30 kaki x 24 kaki. Tentukan luas tersebut dalam m2 ? Jawab: . . . . 3. Kerapatan fluksi dalam system CGS adalah 20 maxwell/cm2. Tentukan kerapatan tersebut dalam garis/ inchi2 (lines/m3) dengan catatan bahwa 1 maxwell = 1 garis gaya.? Jawab: . 4. Kecepatan cahaya didalam ruang hampa adalah 2,997925.108 meter/sekon. Nyatakan kecepatan tersebut dalam km/jam? Jawab: . 5. Nyatakan massa jenis air, 62,5 pon/kaki3 (=lb/ft3) dalam (a) Pon/inchi3? (b) Gram/cm3? Jawab: . . 6. Batas kecepatan yang diijinkan disebuah jalan raya adalah 60 km perjam. Nyatakan batas kecepatan tersebut dalam: (a) Mil/jam (b) Kaki/sekon Jawab: . 1. Menggunakan perpangkatan sepuluh (Hz): a. 1,500 Hz = 1,5 x 102 Hz b. 20 kHz = 2 x 104 Hz c. 1,800 kHz = 1,8 x 106 Hz d. 0,5 MHz = 5 x 105 Hz 7 e. 50 MHz = 5 x 10 Hz f. 1,2 GHz = 1,2 x 109 Hz 2. Menggunakan perpangkatan sepuluh (V): a. 2,4 mV = 2,4 x 10-2 V b. 540 µV = 5,4 x 10-4 V c. 4,4 kV = 4,4 x 103 V d. 1,2 MV = 1,2 x 106 V -6 e. 16nV = 1,6 x 10 V f. 0,4 mV = 4 x 10-2 V 3. Menggunakan perpangkatan sepuluh (A): a. 23,5 mA = 2,35 x 10-2 A b.45 µA = 4,5 x 10-5 A -4 c. 0,25 mA = 2,5 x 10 A d. 72 nA = 7,2 x 10-8 A e.620 µA = 6,2 x 10-4 A f. 74,6 nA = 7,46 x 10-8 A 4. Menggunkan perpangkatan sepuluh (µA): a. 0,00036 A = 3,6 x 102 µA b. 0,027 A =2,7 x 104 µA 2 c. 0,250 mA = 2,5 x 10 µA d. 25 pA = 2,5 x 10-2 µA e. 2,5 A = 2,5 x 106 µA f. 1,275 mA = 1,275 x 103 µA 5. Tinggi seseorang 5 kaki 11 inch = 152,4 cm + 27,94 cm = 180,34 cm 6. Massa 1 yard2 besi (kerapatan 7,86 gram/cm3) > 1 yard = 0,9144 m > 7,86 x 0,9144 = 718,7184 gr = 0,718 kg 7. Factor konversi mengubah mil/jam menjadi kaki/sekon = 5280 kaki/3600 sekon 8. Benda bermuatan listrik electron 1015. Muatannya dalam coulomb = 1015 C 9. Kereta api 220 mil.jam dalam 2 jam 45 menit = 354055 m/9900 sekon 12. Mengangkat benda dengan massa 100 kg setinggi 20 m dalam 5 sekon a. usaha = 100 kg x 20 m = 2000 J b. Ep = W x t = 2000 J x 5 sekon = 10000 Js c. daya atau laju melakukan usaha = W = 2000 J/sekon 13. Batere muatan 3 x 10-4 C berada di terminal positif, energy 6 x 10-2 J V = Q/E = 3 x 10-4 C / 6 x 10-2 J = 0,5 x 10-2 V 14. Muata listrik 0,035 C selama 5 menit melewati konduktor. I = Q / t = 0,035 C/300 s = 1,167 x 10-4 A 15. Arus rata-rata 25 µA melalui kawat selama 30 sekon.Q = I x t = 25 x 10-6 x 30 s = 75 x 10-6C 16.Batas kecepata jalan 70 mil/jam. a. 112,65408 km / jam b. 369600 kaki / 3600 sekon 2 17. Massa jenis tembaga = 8,93gram/cm . a. 0,00893 kg / 0,0001 m2 b. 0,01969 pon / 0,00033 kaki3 18. Titik lebur magnesium 660oC a. 1220oF b. 933,15oK BAB V Instrumen Penunjuk Arus Bolak-balik 1. Pendahuluan Gerak d’Arsonval merupakan gerak yang memberi tanggapan (response) terhadap nilai arus rata-rata (average) atau searah (DC) melalui kumparan putar. Untuk mengukur arus bolak-balik dalam gerakan d’Arsonval, beberapa cara untuk memperoleh torsi satu arah yang tidak berlawanan setiap setengah perioda harus direncanakan. Salah satu cara adalah menyearahkan arus bolak-balik sehingga arus yang diarahkan (diratakan) tersebut menyimpangkan kumparan. Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan efek pemanasan arus bolak-balik. 2. Elektrodinamometer Elektrodinamometer sering digunakan sebagai voltmeter dan amperemeter akurat bukan hanya pada frekuensi jala-jala (power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah. Selain itu, dengan sedikit modifikasi alat ini juga mampu mengukur daya, VAR, faktor daya, frekuensi, dan sebagai instrumen alih (transfer instrumen). Jika gerak d’Arsonval memanfaatkan magnet permanen untuk menghasilkan medan magnet, maka elektrodinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur guna menghasilkan fluks medan yang diperlukan. Pada gambar di atas, sebuah kumparan yang stasioner (diam) dibuat menjadi 2 bagian yang sama membentuk medan magnet di dalam kumparan. Kedua kumparan ini dihubungkan seri ke kumparan yang berputar dan dialiri oleh arus yang diukur. Kumparan-kumparan yang diam ditempatkan agar berjauhan memberikan tempat bagi poros kumparan berputar. Kumparan berputar menggerakkan jarum yang diimbangi oleh beban-beban lawan. Perputaran jarum dikontrol oleh pegas-pegas pengatur sama halnya seperti konstruksi d’Arsonval. Keseluruhan peralatan dibungkus oleh penutup yang telah dilaminasi guna melindungi instrumen dari medan magnet tersebar yang dapat mempengaruhi operasinya. Bekerjanya instrumen ini dapat dipahami dengan meninjau persamaan T=BxAxIxN Menunjukkan bahwa torsi yang menyimpangkan kumparan putar berbanding langsung dengan konstanta-konstanta kumparan (A dan H), kuat medan magnet di dalam kumparan berputar (B), dan arus yang melalui kumparan (I). Kerapatan fluks (B) bergantung pada arus yang melalui kumparan yang diam dan berbanding langsung dengan arus defleksi (I). Sifat-sifat pengalihan elektrodinamometer menjadi jelas bila kita membandingkan nilai efektif arus bolak-balik terhadap arus searah berdasarkan efek pemanasan atau pengalihan dayanya. Suatu arus bolak-balik yang menghasilkan panas di dalam sebuah tahanan yang besarnya diketahui pada laju rata-rata yang sama dengan arus searah (I), menurut definisi akan mempunyai nilai sebesar I ampere. Laju rata-rata pengeluaran panas oleh arus searah sebesar I ampere di dalam sebuah tahanan R adalah I2R watt. Laju ratarata pengeluaran panas oleh arus bolak-balik i ampere selama satu perioda dalam tahanan R yang sama adalah Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus searah 1 A dan pada skala diberi tanda yang menyatakan nilai 1 A ini, maka arus bolak-balik yang akan menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk 1 A DC tersebut harus memiliki nilai rms sebesar 1 A. Dengan demikian dengan kita dapat “mengalihkan” pembacaan yang dihasilkan oleh arus searah ke nilai bolak-balik yang sesuai dan karena itu menetapkan hubungan antara AC dan DC. Karena itu elektrodinamometer menjadi sangat bermanfaat sebagai sebuah instrumen kalibrasi dan sering digunakan untuk keperluan ini karena ketelitian yang dimilikinya. Namun demikian, elektrodinamometer mempunyai kekurangan-kekurangan tertentu, salah satunya adalah konsumsi daya yang besar sebagai akibat langsung dari konstruksinya. Namun alat ini sangat akurat untuk frekuensi jala-jala dan karena itu sering digunakan sebagai standar sekunder. 3. Instrumen Besi Putar Instrumen-instrumen besi putar dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu instrumen tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion). Yang terakhir ini lebih umum digunakan. Sebuah gerak tolakan daun radial (radial vene) ditunjukkan dalam diagram. Gerak ini terdiri dari sebuah kumparan stasioner yang mempunyai banyak gulungan dan membawa arus yang akan diukur. Dua daun besi lunak (iron-vane) ditempatkan di bagian dalam kumparan. Salah satu daun diikatkan tetap ke kerangka kumparan sedang daun yang lainnya dihubungkan ke poros instrumen sehingga dapat berputar dengan bebas. Arus melalui kumparan memagnetisasi kedua daun dengan polaritas yang sama tanpa memperhatikan arah arus sesaat. Kedua daun yang termagnetisasi ini menghasilkan gaya tolakan, dan karena hanya satu daun yang dapat berputar, defleksinya adalah analogi dari besarnya arus kumparan. Gaya tolak sebanding dengan kuadrat arus, tetapi efek frekuensi dan histeresis cenderung menghasilkan defleksi jarum yang tidak linier dan akibatnya tidak mempunyai hubungan kuadrat yang sempurna. Instrumen daun radial jenis tolakan adalah gerak besi putar yang paling sensitif dan mempunyai skala paling linier. Perencanaan yang baik dan bermutu tinggi diperlukan bagi instrumen-instrumen tingkat tinggi. Perhatikan bahwa daun aluminium yang diikat ke poros tepat di bawah jarum berputar di dalam sebuah rongga yang besarnya hampir pas yang membawa jarum untuk berhenti dengan cepat. Sebuah variasi instrumen daun radial adalah gerak tolakan daun konsentrik (consentric-vane) yang ditunjukkan pada gambar 5-4. Instrumen ini memiliki 2 daun konsentrik. Salah satu daun diikat tetap ke kerangka kumparan sedang yang lain dapat berputar secara koaksial di bagian dalam daun yang diam. Kedua daun ini dimagnetisasi oleh arus di dalam kumparan ke polaritas yang sama dan menyebabkannya bergeser ke sisi sewaktu mengalami gaya tolakan. Karena daun yang dapat berputar terikat ke dalam sebuah poros yang ber-engsel, gaya tolak ini menghasilkan gaya rotasi yang merupakan fungsi arus di dalam kumparan. Instrumen konsentrik memiliki sensitivitas yang sedang dan mempunyai karakteristik skala kuadratis. Adalah mungkin untuk mengubah bentuk daun-daun agar memiliki karakteristik skala yang khusus, yaitu dengan membuka skala bila diinginkan. 5.4 Instrumen Jenis Penyearah a. Rangkaian Penyearah Instrumen-instrumen jenis penyearah umumnya menggunakan sebuah gerak PMMC digabung dengan rangkaian penyearah. Elemen penyearah biasanya terdiri dari dioda germanium atau silikon. Penyearah di dalam instrumen kadang-kadang terdiri dari empat dioda dalam bentuk rangkaian jembatan dan menghasilkan penyearah gelombang penuh. Irms --------------------------------------------------------------- Idc Penyearah rangkaian jembatan menghasilkan arus searah yang bergetar (pulsasi) melalui gerak meter (PMMC) selama satu siklus penuh dari tegangan masukan. Karena inersia kumparan putar, alat ukur menunjukkan suatu defleksi mantap yang sebanding dengan nilai arus rata-rata. Elemen penyearah yang ideal harus mempunyai tahanan maju dan tahanan balik tak berhingga. Tahanan elemen penyearah berubah terhadap temperatur, salah satu kekurangan utama dari instrumen jenis penyearah. Frekuensi juga mempengaruhi kerja elemenelemen penyearah. Penyearah memiliki sifat kapasitif dan cenderung melewatkan frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi. b. Rangkaian khas Multimeter Menggunakan dua dioda, membentuk penyearahan gelombang penuh dengan alat ukur yang dihubungkan sedemikian sehingga dia hanya menerima separuh dari arus yang diarahkan. Multimeter komersil sering menggunakan tanda-tanda skala yang sama untuk rangkuman-rangkuman arus searah dan bolak-balik. Karena komponen arus searah gelombang sinus untuk penyearahan setengah gelombang sama dengan 0,45 kali nilai rms nya. Untuk memperoleh defleksi yang sama pada rangkuman tegangan searah dan bolak balik yang saling berhubungan, tahanan pengali bagi rangkuman bolak-balik harus diperkecil secara berimbang. Contoh : Sebuah alat ukur mempunyai tahanan dalam 100 Ω dan memerlukan 1 mA dc untuk defleksi penuh. Tahanan shunt yang dihubungkan (Rsh) paralel terhadap alat ukur tersebut besarnya 100 Ω. Dioda D1 dan D2 masing-masing mempunyai tahanan maju rata-rata sebesar 400 Ω dan dianggap mempunyai tahanan balik tak berhingga. Pada rangkuman 10 V, tentukan (a) nilai tahanan pengali Rs ; (b) sensitivitas voltmeter pada rangkuman ac tersebut. Peyelesaian: (a) Maka tahanan total rangkaian instrumen menjadi Ω Karena itu, atau dengan demikian tahanan pengali adalah (b) Sensitivitas voltmeter pada rangkuman 10 Vac adalah Gerak serupa yang digunakan dalam voltmeter arus searah akan memberikan sensitivitas sebesar 1000 Ω/m. c. Pengukuran Desibel Hampir semuan VOM dan sebagian multimeter elektronik dilengkapi dengan skala desibel. Satu desibel (sepersepuluh bel) menyatakan rasio daya listrik atau akustik yang diacu terhadap skala logaritma (dasar 10). Karena tegangan dan arus dihubungkan ke daya oleh impedansi, desibel dapat juga digunakan untuk menyatakan perbandingan arus dan tegangan, dengan syarat bahwa diperlukan untuk memperhitungkan impedansi yang bersatu dengan mereka. Penguatan daya sebuah penguat audio diukur dengan membandingkan daya keluaran terhadap daya masukan dalam desibel. Dua pengukuran yang berbeda harus dilakukan satu pada masukan dan satu pada keluaran. 5-5 TERMOINSTRUMEN 5-5-1 Mekanisme kawat-panas (Hot wire mechanism) Sejarah awal dari termoinstrumen adalah mekanisme kawat panas, yang ditunjukan secara skematis dalam Gambar 5-10. Arus yang akan diukur dilewatkan melalui sebuah kawat halus yang direnggang kencang antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus tersebut pada satu ujung dan pada ujung lainnya ke sebuah pegas yang berusaha menarik kawat halus ke bawah. Kawat kedua ini dilewatkan melalui sebuah canai (roller) pada mana jarum dihubungkan. Arus yang akan diukur menyebabkan pemanasan kawat halus dan memuai sebanding dengan kuadrat arus pemanasan. Perubahan panjang kawat menggerakan jarum dan menunjukan besarnya arus. Sekarang ini mekanisme kawat panas tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih sensitif, lebih teliti dan memiliki kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen termolistrik dan gerak PMCC. 5-2-2 Instrumen termokopel Instrumen-instrumen termolistrik yang terpasang di dalam dari jenis terkompensasi, tersedia dalam batas ukur 0,5-20 A. Rangkuman yang lebih tinggi juga tersedia, tetapi dalam hal ini elemen pemanas merupakan bagian luar indikator. Elemen-elemen termokopel yang digunakan untuk rangkuman di atas 60 A umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin udara. Instrumen-instrumen panas (termo instrumen) dapat diubah menjadi voltmeter dengan menggunakan termokopel arus rendah dan tahanan-tahanan seri yang sesuai. Voltmeter termokopel tersedia dalam batas ukur sampai 500 V dan sensitivitasnya sekitar 100 sampai 500 Ω/V. Keuntungan utama instrumen termokopel adalah ketelitian yang dapat mencapai 1% pada frekuensi sampai sekitar 50 MHz dan untuk alasan ini dia digolongkan sebagai instrumen frekuensi radio (RF instrument). Di atas 50 MHz, efek permukaan (skin effect) cenderung memaksa arus ke permukaan luar konduktor, memperbesar tahanan efektif kawat panas, dan mengurangi ketelitian instrumen. Untuk arus kecil (sampai 3 A), kawat pemanas adalah padat dan sangat tipis. Di atas 3A elemen pemanas dibuat berbentuk tabung yakni untuk mengurangi kesalahan akibat efek permukaan pada frekuensi yang lebih tinggi. 5-5-3 Konvertor panas ke Watt Susunan termokopel yang dihubungkan ke elemen pemanas tipe jembatan digunakan dalam konvektor panas ke watt ( thermal watt converter ). Dari teori dasar arus bolak-balik kita mengetahui bahwa daya diukur dalam watt dan dinyatakan oleh W = EI cos Ө, dimana E dan I menyatakan besaran fasor dari tegangan dan arus, dan Ө menyatakan sudut fasa antara keduanya. Dengan membandingkannya terhadap diagram fasor Gambar 5-14, dimana fasor tegangan E dan fasor arus Itelah ditempatkan pada sudut fasa Ө, kita lihat bahwa jumlah S dari dua fasor dapat diperoleh dari hubungan S2 = E2 + I2 + 2 EI cos Ө (5-2) Dimana S menyatakan jumlah fasor E dan fasor I. Dengan cara sama, selisih D antara kedua fasor tersebut diperoleh dari hubungan D2 = E2 + I2 – 2 EI cos Ө (5-3) Kurangkan persamaan (5-3) dari (5-2), diperoleh S2 – D2 = 4 EI cos Ө (5-4) Dimana EI cos Ө adalah daya yang dibangkitkan oleh kedua besaran fasor di dalam sebuah rangkaian listrik. Sebuah rangkaian yang mampu mengukur besaran S2 – D2 dapat juga mengukur sebuah besaran yang sebanding dengan EI Cos Ө, adalah menyatakan daya. Sebuah termoinstrumen yang mampu mengukur daya disebut konvertor pengubah panas menjadi watt ( thermal watt converter ). Dalam praktek digunakan beberapa termokopel (sebagai pengganti satu termokopel) untuk memperbesar tegangan yang dibangkitkan. Termokopel-termokopel adalah dari jenis pemanasan sendiri (self-heating) yang serupa dengan elemen tipe jembatan yang telah dibicarakan sebelumnya. Dalam rangkaian praktis hasil ini ditunjukan pada gambar 5-16 5-6 VOLTMETER ELEKTROSTATIK Voltmeter elektrostatik atau elektrometer adalah satu-satunya instrumen yang langsung mengukur daya daripada menggunakan efek arus yang dihasilkannya. Instrumen ini mempunyai satu karakteristik lain yaitu : dia tidak memakai daya (kecuali selama periode yang singkat dari penyambungan awal ke rangkaian) dan berarti menyatakan impedansi tak berhingga terhadap rangkaian yang diukur. Tingkah lakunya bergantung pada reaksi antara dua benda bermuatan listrik (hukum Coulomb). Mekanisme elektrostatik mirip sebuah kapasitor variabel, dimana gaya yang terjadi antara kedua pelat paralel merupakan fungsi dari beda potensial yang dihubungkan kepadanya. Gambar 5-17 menunjukan prinsip instrumen ini. Pelat X dan Y berisi sebuah kapasitor yang kapasitasnya bertambah bila jarum P bergerak ke kanan. Gerakan jarum dilawan oleh pegas kumparan yang juga berfungsi untuk menghasilkan kontak listrik antara terminal A dan pelat X. Bila terminal X dan Y dihubungkan ke titik-titik yang potensialnya berlawanan, pelat-pelat memiliki muatan yang berlawanan; dan gaya tarik antara kedua benda yang sama tetapi bermuatan berlawanan tersebut mendorong jarum bergerak ke kanan. Jarum akan berhenti bila torsi yang disebabkan oleh tarikan listrik antara pelat-pelat sama dengan torsi lawan dari pegas kumparan. Analisis dari energi yang disimpan didalam medan listrik antara pelat-pelat kapasitor mengijinkan kita untuk menentukan suatu pernyataan torsi yang dibangkitkan dalam tegangan yang dimasukan. Tegangan sesaat, e, pada kapasitor adalah e = q/C dengan mengabaikan kebocoran tahanan kapasitor udara. Energi sesaat yang disimpan di dalam medan listrik adalah W= = Ce2 (5-5) Torsi sesaat dapat diperoleh dengan mempertahankan e konstan dan mengijinkan pelat-pelat yang dapat berputar mengalami suatu pergeseran sudut yang kecil, dӨ. Karena itu torsi yang dibangkitkan adalah TӨ = = ( Ce2) = e2 (5-6) Persamaan (5-6) menunjukan bahwa torsi sesaat sebanding dengan kuadrat tegangan sesaat dan juga bergantung pada cara dalam mana C berubah terhadap Ө. Torsi rata-rata selama satu periode T dari tegangan bolak-balik adalah, Tav = dt = e2 dt = KE2rms (5-7) Torsi defleksi yang dinyatakan oleh persamaan (5-7) berbanding langsung dengan kuadrat tegangan yang dimasukan tidak bergantung pada bentuk gelombangnya, dan defleksi elektrometer dapat dikalibrasi langsung dalam Volt rms. Elektrometer dapat digunakan untuk dc ataupun ac dan untuk rangkuman frekuensi yang cukup lebar. Instrumen dapat dikalibrasi dengan dc dan berlaku untuk ac sebab defleksi tidak bergantung pada bentuk gelombang tegangan yang dimasukan. Karena elektrometer adalah instrumen yang memenuhi aturan kuadrat, maka tidak akan terdapat kesalahan bentuk gelombang seperti ditemukan pada voltmeter tipe penyearah. Bila elektrometer mula-mula dihubungkan ke sebuah sumber, dia mengalirkan arus bermuatan seketika yang menurun secara eksponensial. Sekali pelat telah dimuati, tidak ada lagi arus yang dialirkan dari rangkaian dan akibatnya alat ukur menyatakan impedansi tak berhingga. ELEKTRODINAMOMETER DALAM PENGUKURAN DAYA I. Wattmeter satu fasa Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya. Dia dapat digunakan untuk menunjukkan daya serah (dc) maupun bolak-balik (ac) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau amperemeter terdiri dari kumparan-kumparan yang diam dan yang berputar dihubungkan secara seri karena itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang ditandai dengan “+”. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi dapat diabaikan karena biasanya nilainya sangat kecil dibandingkan dengan daya bebannya. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam wattmeter yang terkompresi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama.(Gambar 5-19) II. Wattmeter fasa banyak Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam setiap sitem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat “common” terhadap semua rangkaian potensial. Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah: W1 = Vac Ia’a cos (30’- θ) = VI cos (30’- θ) W2 = Vbc Ib’b cos (30’+ θ) = VI cos (30’+ θ) W1 + W2 = VI cos (30’- θ) + VI cos (30’+ θ) = (cos 30’ cos θ + sin 30’ sin θ + cos 30’ cos θ – sin 30’ sinθ)VI = III. Pengukuran daya reaktif Daya reaktif yamg disuplai ke sebuah rangkaian arus bolak-balik dinyatakan sebagai satuan yang disebut VAR (Volt-Ampere-Reaktif), karena itu memberikan perbedaan daya antara daya nyata dan daya oleh komponen reaktif. Setiap wattmeter biasa bersama-sama dengan sebuah jaringan penggeser fasa yang sesuai, dapat digunakan untuk mengukur daya reaktif. Dalam sebuah rangkaian satu fasa, pergeseran fasa 90’ dapat dihasilkan oleh komponen R, L, dan C yang berimbang. Namun pemakaian umun dari penggunaan VAR ditemukan dalam sistem tiga fasa di mana pergeseran fasa yang diinginkan dilakukan dengan menggunakan dua autotransfomator yang dihubungkan dalam konfigurasi delta-terbuka pada gambar berikut ini (Gambar 5-22) ALAT UKUR WATTJAM Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah jelas bahwa di semua tempat di manapun perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). (Gambar 5-24) Alat ukur watt-jam tipe poros terapung menggunakan sebuah desain yang unik untuk menggantungkan piringan. Poros berputar mempunyai sebuah magnet kecil pada masingmasing ujung. Magnet poros bagian atas ditarik ditarik ke sebuah magnet dalam dalam bantalan atas, sedang magnet bawah ditarik ke sebuah magnet dalam bantalan bawah. Berarti gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan bantalan, dan satu-satunya kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang menghubungkan poros ke kelengkapan roda gigi.. 5.9 ALAT UKUR FAKTOR DAYA Faktor daya adalah kosinus sudut fasa antara tegangan dan arus. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur factor daya kumparan bersilang ( corssed-coil power factor meter). Pada dasarnya instrumen ini adalah gerak elektrodinamometer. Elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan medan dihubungkan seri dengan antaran. Salah satu kumparan dari elemen yang berputar dihubungkan seri dengan sebuah tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima arus dari beda potensial yang dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar dihubung seri dengan iduktor (L). Elemen yang berputar bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang. Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing-masing elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui kumparan dan bergantung pada impedansi rangkaian tersebut. Torsi juga bergantung pada induktansi, induktansi bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang pada posisi kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang, dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran dan tegangan antaran. Penunjuk jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung dalam sudut fasa atau factor daya. Alat ukur factor daya dengan daun terpolarisasi. System daya tiga fasa merupakan instrument utama karena prinsip kerja bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa. Kumparan luar adalah kumpuran potensial yang dihubungkan ke antaran-antaran system tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial bertindak sebagai stator motor induksi tiga fasa sewaktu membankitkan fluksi maknit berputar. Kumparan di tengah dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, hal ini mempolariser daun-daun besi. Daun bergerak di dalam medan maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar. Posisi ini merupakan indikasi factor daya. 5.10Alat Ukur Frekuensi Prinsip kerja alat ukur frekuensi elektrodinamometer adalah kumparan-kumparan medan membentuk dua rangkain resonan terpisah. Kumparan medan 1 di seri dengan inductor L1 dan kapasitor C2 membentuk rensonan yang disetel ke frekuensi sedikit lebih tinggi. Kumparan medan disusun seperti diagram dan dikembalikan ke jala-jala melalui gulungan kumparan yang dapat berputar. Kumparan medan 1 bekerja di atas frekuensi rensonan dengan arus i1 ketinggalan dari tegangan yang dimasukkan, kumparan medan 2 bekerja di frekuensi rensonan sehingga kapasitif dengan arus i2 yang mendahului tegangan yang di masukkan. Karena torsi yang dihasilkan oleh kedua arus terhadap kumparan putar adalah berlawanan dan torsi yang dihasilkan merupakan fungsi dari frekuensi tegangan yang dimasukkan. Untuk setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur instrument, torsi yang dibangkitkan pada elemen yang berputar menyebabkan jarum berada pada posisi yang dihasilkannya dan defleksi jarum dikalibrasi dalam frekuensi yang diberikan tersebut. 5.11 TRANSFORMATOR INSTRUMEN Insrumen transformator digunakan untuk mengukur tegangan bolak-balik pada stasiun pembangkit, stasiun transformator dan pada saluran transmisi. Instrument transformator dikelompokkan sesuai pemakaian, disebut transformator arus dan transformator potensial. Transformator berfungsi memperbesar rangkuman alat ukur arus bolak-balik dan mengisolir alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi. Rangkuman sebuah amperemeter arus searah dapat diperbesar dengan shunt yang membagi arus yang diukur kea lat ukur dan shunt. Ini bermanfaat bagi rangkaian arus searah, tetapi pada rangkaian arus bolak-balik pembagian arus tidak hanya bergantung pada tahanan alat ukur dan shunt, tetapi juga reaktansinya. Pengukuran arus bolak-balik dilakukan pada rangkuman frekuensi yang lebar, menjadi sulit untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi. Transformator arus menghasilkan perluasan rangkuman yang diingikan melalui perbandingan transformasinya dan disamping itu menghasilkaan pembacaan yang hampir sama tanpa memperhatikan konstanta alat ukur atau jumlah insrumen yang dihubungkan di dalam rangkaian. Isolasi alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi adalah penting bila system daya bolakbalik sering bekerja pada tegangan-tegangan orde beberapa ratus kilovolt. Adalah tidak praktis menghubungkan jala-jala listrik tegangan tinggi langsung ke panel instrument untuk maksud pengukuran tegangan dan arus. Bila menggunakan transformator maka hanya kawatkawat tegangan rendah saja dari kumparan transformator sekunder yang dihungkan ke panel insrumen dan hanya tegangan rendah yang boleh antara kawat-kawat tersebut dan bumi; dengan demikian akan memperoleh resiko kecil. Transformator potensial harus memenuhi persyaratan yang mencakup ; ketelitian perbandingan lilitan, reaktansi kebocoran yang kecil, arus maknetisasi yang kecil, dan penurunan tegangan yang paling kecil. Karena bekerja pada tegangan primer yang tinggi, isolasi antara gulungan-gulungan primer dan skunder harus mampu menahan beda potensial yang tinggi, dan persyaratan lain adalah dielektrik yang sangat tinggi. Transformator arus selalu mempunyai kumparan skunder dan kadang-kadang memiliki kumparan primer. Kebanyakan kumparan primer hanya berupa satu gulungan atau satu konduktor yang dihubungkan seri ke beban yang arusnya akan di ukur. Kumparan skunder memiliki lilitan yang lebih banyak dan dihubungkan kealat ukur arus atau sebuah kumparan rile. Transformator arus yang ditunjukkan gambar 5-30 terdiri dari sebuah inti dengan kumparan skunder yang terbungkus di dalam isolasi karet tuang. Jendela di dalam inti memungkinkan penyisipan satu atau lebih golongan konduktor tegangan tinggi pembawa arus. Gambar 5-31 menunjukkan pemakaian transformator instrument dalam satu pengukuran khas. Diagram di bawah ini menggambarkan hubungan transformatortransformator instrument di dalam sebuah rangkaian tiga fasa tiga kawat termasuk 2 watt meter, 2 voltmeter dan 2 amperemeter. Transformator-transformator potensial dihubungkan terhadap antaran fasa A dan fasa B, dan antaran fasaC dan B; sedang transformatortransformator arus adalah dalam antaran fasa A dan D. Kumparan-kumparan skunder dari transformator-transformator potensial dihubungakan ke kumparan-kumparan voltmeter dan kumparan-kumparan wattmeter; kumparan-kumparan sekunder transformator arus mengaliri amperemeter dan kumparan-kumparan arus wattmeter. Tanda-tanda polaritas pada transformator dinyatakan oleh sebuah titik pada antaran transformator, dengan maksud membuat sambungan polaritas yang tepat ke alat-alat ukur. Pada setiap saat siklus bolak-balik yang diketahui, terminal-terminal yang diberi tanda titik mempunyai polaritas yang sama dan terminal-terminal wattmeter yang diberi tanda harus dihubungkan ke antaran transformator ini seperti yang ditunjukkan. SOAL-SOAL 1. Yang mana dari alat-alat ukur berikut akan mengukur arus bolak-balik tanpa bergantung pada penggunaan penyearah : a. alat ukur besi putar daun radial b. elektrodinamometer c. mekanisme kumparan putar magnet inti d. instrument termokopel tipe jembatan 2. a. apa yang dimaksud dengan instrument alih b. jelaskan mengapa elektrodinamometer dapat digunakan sebagai instrument alih 3. Jelaskan mengapa nilai ohm per volt bagian arus bolak-balik (ac) dari sebuah multimeter komersil lebih rendah dari bagian arus searah (dc) nya. 4. a. apa yang dimaksud dengan kesalahan bentuk gelombang pada suatu pembacaan voltmeter b. voltmeter yang mana yang dapat dipengaruhi oleh kesalahan bentuk gelombang 5. (a) Apa keuntungan utama dari voltmeter elektrostatik. (b) Jelaskan mengapa instrumen ini memiliki skala “aturan kuadrat”. (c) Dapatkah instrumen ini digunakan sebagai instrumen alih? Mengapa atau mengapa tidak 6.Jelaskan prosedur kalibrasi bagi sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe elektrodinamometer. Nyatakan alat laboratorium mana yang diperlukan utuk kalibrasi ini dan tunjukkan ketelitian yang diharapkan 7. Diagram rangkaian gambar 5-5 menunjukkan sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe penyearah. Gerak alat ukur mempunyai tahanan dalam 250 ohm dan memerlukan 1mA untuk defleksi penuh. Masing-masing diode mempunyai tahanan maju 50 ohm dan tahanan balik tak berhingga. Tentukan a. tahanan seri Rs yang diperlukan untuk defleksi penuh bila tegangan Vrms di masukkan ke terminal-terminal alat ukur b. nilai ohm per volt dari voltmeter arus bolak-balik ini 8. Tentukan penunjukan alat ukur pada Soal 7 bila sebuah gelombang segitiga dengan nilai puncak 20 V dimasukan ke terminal-terminal alat ukur. 9. Sebuah tahanan 250 Ohm dihubungkan parallel terhadap gerak alat ukur instrumen pada soal no.7. a. Apa fungsi tahanan ini? b. Efek apa yang dimiliki tahanan ini terhadap nilai ohm-per-volt Voltmeter. c. Tentukan nilai baru Rs agar memberikan defleksi penuh untuk tegangan masukan 25 Vrms. 10. Voltmeter komersil gambar 5-7 menggunakan gerak alat-ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100 Ω. Tahanan shunt terhadap gerak adalah 200 Ω. Dioda D1 dan D2 masingmasing mempunyai tahanan maju 200 Ω dan tahanan balik tak berhingga. (a) Jelaskan fungsi tahanan shunt terhadap gerak alat ukur tersebut (b) Jelaskan fungsi Dioda D2 (c) Tentukan nilai tahanan-tahanan seri R1, R2 dan R3 jika rangkuman yang diinginkan berturut-turut adalah 10 V, 50 V dan 100 V. 11. Sebuah instrumen termokopel membaca 10 A pada defleksi penuh. Tentukan arus yang menyebabkan defleksi setengah skala. 12. Buktikan bahwa tiga wattmeter mengukur daya total yang tepat di dalam sebuah sistem empat kawat tiga fasa. Anggap bahwa beban dihubungkan secara bintang, setimbang dan resistip murni. Gambarkan diagram fasor yang lengkap dari semua tegangan fasa dan arus antaran. 13. Berapa wattmeter yang diperlukan untuk mengukur daya total di dalam rangkaian empat kawat tiga fasa bila beban mengandung sebuah motor induksi dengan hubungan Y? Anggap bahwa diperlukan menggunakan transformator arus dan potensial, dan gambarkan diagram rangkaian lengkap dari instalasi pengukuran. 14. Apa arti titik-titik tanda pada sebuah transformator arus atau transformator potensial. Jawaban 5. (a). Elektrometer adalah instrumen yang memenuhi aturan kuadrat, maka tidak akan terdapat kesalahan bentuk gelombang seperti ditemukan pada voltmeter tipe penyearah. (b). Karena voltmeter elektrostatik memenuhi fungsi aturan kuadrat, dimana torsi defleksi berbanding langsung dengan kuadrat yang dimasukan tidak bergantung pada bentuk gelombang, dan defleksi elektrometer dapat dikalibrasi langsung dalam Volt rms. (c). Tidak dapat. Karena instrumen ini terbatas pada pemakaian khusus tertentu terutama dalam rangkaian-rangkaian bolak-balik yang tegangannya relatif tinggi; dimana oleh instrumen lain arus yang diambil akan menghasilkan indikasi yang salah. BAB VIII JEMBATAN ARUS BOLAK-BALIK DAN PEMAKAIANNYA 1. Bentuk Umum Jembatan Arus Bolak-Balik a. Syarat-syarat kesetimbangan jembatan Jembatan arus bolak-balik merupakan perluasan wajar dari jemabtan arus searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan jembatan, sumber eksitasi dan sebuah detektor nol. Untuk pengukuran frekuensi rendah, antara sumber daya (power line) dapat berfungsi sebagai sumber eksitasi; pada frekuensi yang lebih tinggi, sebuah osilator umumnya menyalurkan tegangan eksitasi. Detektor nol harus memberi tanggapan terhadap kesetimbangan arus-arus bolak-balik. Bentuk umum sebuah jembatan arus bolak-balik ditunjukkan gambar disamping. Detektor dinyatakan oleh telepo. Syarat kesetimbangan dalam jembatan bolak-balik ini dicapai bila tanggapan detektor adalah nol. Pengaturan setimbang untuk mendapatkan tanggapan nol dilakukan dengan mengubah salah satu atau lebih lengan-lengan jembatan. Persyaratan kesetimbangan jembatan memerlukan beda potensial dari C ke B adalah nol, dan penurunan teganagan dari A ke C sama dengan penurunan tegangan dari A ke B untuk magnitude fasa. Dalam notasi komplek ditulis : EAC = EAB atau I1 Z1 = I2 Z2 Agar arus detektor nol (keadaan setimbang ), arus-arus adalah : I1 = E / Z1 + Z3 ; I2 = E / Z2 + Z4 Maka persamaan umum untuk kesetimbangan bolak- balik adalah : Z1 Z4 = Z2 Z3 atau (Z1 < θ1)(Z4 < θ4) = (Z2< θ2) (Z3< θ3) Dari persamaan di atas menunjukan bahwa untuk membuat sebuah jembatan arus bolak-balik setimbang. Dua persyaratan harus dipenuhi secara bersamaan. Syarat pertama adalah perkalian kebesaran-kebesaran (norm) dari lengan-lengan yang saling berhadapan harus sama. Syarat yang kedua adalah penjumlahan sudut-sudut fasa dari lengan yang saling berhadapan harus sama. b. Pemakaian persamaan setimbang Contoh soal : Impedansi jembatan arus bolak-balik seperti gambar di atas diberikan sebagai berikut : Z1 = 100 < 80® Z2 = 250 Z3 =400 < 30® Z4 = tidak diketahui Tentukanlah parameter yang tidak diketahui !! Penyelesaian : Z1 Z4 = Z2 Z3 maka Z4 = Z2 Z3 / Z1 = 1000Ω θ1 + θ4 = θ2 + θ3 maka θ4 = θ2 + θ3 - θ1 = -50® maka Z4 = 1000 < -50® menunjukan bahwa kita menemukan suatu elemen kapasitif, mungkin terdiri dari kombinasi seri dari sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. 2. Jembatan-jembatan pembanding a. Jembatan pembanding kapasitansi Jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya terhadap sebuah induktansi atau kapasitansi lain yang diketahui Untuk menuliskan persamaan seimbang, mula-mula impedansi dari keempat lengan jembatan dinyatakan dalam bentuk kompleks diperoleh : Z1 = R1 ; Z2 = R2 ; Z3 = Rs - j/ωCs ; Z4 = Rx - j/ω Cx Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan, diperoleh : R1 (Rx - j/ω Cx ) = R2 ( Rs - j/ωCs ) Agar memenuhi kedua syarat setimbang dalam konfigurasinya, jembatan harus mengandung dua elemen variabel. Pemeriksaan terhadap persamaan-persamaan setimbang menunjukan bahwa Rs tidak muncul dalam bentuk Cx. Jadi untuk menghilangkan setiap interaksi antara kedua pengontrol kesetimbangan, Rs merupakan pilihan yang tepat sebagai elemen variabel. b. Jembatan pembanding induktansi Konfigurasi umum jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan pembanding kapasitansi. Dapat ditunjukan bahwa persamaan setimbang induktansi dan kapasitif memberikan : Lx = Ls R2 /R1 ; Rx = Rs R2 /R1 Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan R1 adalah pengontrol kesetimbangan resistif. Dengan sakelar pada posis 1, pemecahan untuk Rx : Rx = (Rs +r )R 2/R1 Dengan sakelar pada posis 2, pemecahan untuk Rx : Rx = (Rs R2 )/R1 – r Karena komponen resistif dari sebuah induktor biasanya jauh lebih besar dari komponen resistif sebuah kapasitor, pengaturan resistif menjadi cukup penting dan harus dilakukan pada permulaan sekali. Penambahan r memberikan kebebasab memperbesar rangkuman pengukuran bagi persamaan kesetimbangan resistif. 3. JEMBATAN MAXWELL Jembatan Maxwell,yang diagram skemanya ditunjukkan pada Gambar 8-5, mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. Salah satu lengan perbandingan mempunyai sebuah tahanan dan sebuah kapasitansi dalam hubungan parallel, dan untuk hal ini adalah lebih mudah untuk menuliskan persamaan kesetimbangan dengan menggunakan admitansi lengan 1 sebagai pengganti impedansi. Dengan menyusun kembali persamaan umum kesetimbangan jembatan seperti dinyatakan dalam persamaan, diperoleh Zx = Z2Z3Y1 Dimana Y adalah admitansi lengan 1. Dengan melihat kembali ke Gambar 8-5 ditunjukkan bahwa Z2 = R2 ; Z3 = R3 ; dan Y1 = (1/R1)+ jωC1 Substitusi harga-harga ini ke dalam persamaan memberikan Zx = Rx + jωLx = R2R3(1/R + jωC1) Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal memberikan Rx = (R2R3)/R1 Lx = R2R3C1 Dimana tahanan dinyatakan dalam ohm, induktansi dalam henry, dan kapasitansi dalam farad. Jembatan Maxwell terbatas pada pengukuran kumparan dengan Q menengah (1<Q<10). Ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan syarat setimbang kedua yang menyatakan bahwa jumlah sudut fasa satu pasang lengan yang berhadapan harus sama dengan jumlah sudut-sudut fasa pasangan lainnya. Jembatan Maxwell juga tidak sesuai untuk pengukuran kumparan dengan nilai Q yang sangat rendah (Q<1) karena masalah pemusatan kesetimbangan. Sebagai contoh nilai Q yang sangat rendah terdapat dalam tahanan induktif atau dalam kumparan frekuensi radio (RF) jika diukur pada frekuensi rendah. Sebagaimana dapat dilihat dari persamaan Rx dan Lx, pengaturan kesetimbangan induktif oleh R3 akan mengganggu kesetimbangan resistif sebesar R1 dan menghasilkan efek yang disebut setimbang bergeser (sliding balance). Setimbang bergeser menjelaskan interaksi antara pengontrolan-pengontrolan, sehingga bila kita menyetimbangkan dengan R1 dan kemudian dengan R3 dan kembali lagi ke R1, kita mendapatkan titik setimbang yang baru. Titik setimbang nampaknya bergerak atau bergeser menuju titik akhirnya melalui banyak pengaturan. Interaksi tidak terjadi dengan menggunakan R 1 dan C1 sebagai pengatur kesetimbangan, tetapi sebuah kapasitor variable tidak selalu memenuhi. Prosedur yang biasa untuk menyetimbangkan jembatan Mxwell adalah dengan pertama-tama mengatur R3 untuk kesetimbangan induktif dan kemudian mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif. Kembali ke pengaturan R3 ternyata bahwa kesetimbangan resistif telah terganggu dan berpindah ke suatu nilai baru. Proses ini diulangi dan memberikan pemusatan yang lambat ke kesetimbangan akhir. Untuk kumparan-kumparan Q menengah, efek tahanan tidak dinyatakan, dan kesetimbngan tercapai melalui beberapa pengaturan. 4. JEMBATAN HAY Jembatan Hay pada Gambar 8-6 berbeda dari jembatan Maxwell yaitu mempunyai tahanan R1 yang seri dengan kapasitor standar C1 sebagai pengganti tahanan parallel. Dengan segera kelihatan bahwa pada sudut-sudut fasa yang besar, R1 akan mempunyai nilai yang sangat rendah. Dengan demikian rangkaian Hay lebih menyenangkan untuk pengukuran Q tinggi. Persamaan-persamaan setimbang juga diturunkan dengan memasukkan nilai impedansi lengan-lengan jembatan ke dalam persamaan umum kesetimbangan jembatan. Pada rangkaian Gambar 8-6 kita peroleh bahwa Z1 = R1 – (j/ωC1) ; Z2 = R2 ; Z3 = R3; Zx = Rx +jωLx Dengan memasukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan diperoleh ( R1 – (j/ωC1))(Rx + jωLx) = R2R3 Yang akan berubah menjadi R1Rx + (Lx/C1) – (jRx/ωC1) + jωLxR1 = R2R3 Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal menghasilkan R1Rx + (Lx/C1) = R2R3 (Rx/ωC1) = ωLxR1 Dan Lx = (R2R3C1 / 1 + ω2 C2 1 R21) Kedua persamaan mengandung Lx dan Rx dan kita harus menyelesaikan persamaan-persamaan ini secara simultan. Ini memberikan Kedua bentuk matematis untuk induktansi dan tahanan yang tidak diketahui ini mengandung kecepatan sudut dan dari sini kelihatan bahwa frekuensi sumber tegangan harus diketahui secara tepat. Bahwa ini tidak benar bila yang diukur adalah sebuah kumparan Q tinggi dapat diikuti dari pertimbangan-pertimbangan berikut : dengan mengingat bahwa penjumlahan pasangan sudut fasa yang berhadapan harus sama, kita perolh bahwa sudut fasa induktif harus sama dengan sudut fasa kapasitif karena sudut-sudut resistif adalah nol. Gambar 8-7 menunjukkan bahwa tangent sudut fasa induktif sama dengan Tan θl = Xl / R = ωLx / Rx = Q Dan tangent sudut fasa kapasitif adalah Tan θc = Xc / R = (1/ωC1R1) Bila kedua sudut fasa tersebut sama, tangennya juga adalah sama dan dapat dituliskan Tan θl = tan θc atau Q = (1/ωC1R1) Dengan memperhatikan kembali suku () yang muncul dalam persamaan, kita peroleh bahwa setelah memasukkan persamaan lain ke dalam betuk Lx, maka akan didapatkan Lx = (R2R3C1/ 1 + (1/Q)2) Untuk nilai Q yang lebih besar dari sepuluh, suku () akan menjadi lebih kecil dari 1/100 dan dapat diabaikan. Karena itu persamaan akan berubah menjadi bentuk yang diturunkan untuk jembatan Maxwell, yaitu : Lx = R2R3C1 Jembatan Hay cocok untuk pengukuran inductor Q tinggi, terutama yang mempunyai Q yang lebih besar dari sepuluh. Untuk nilai Q yang lebih kecil dari sepuluh, suku (1/Q)2 menjadi penting dan tidak dapat diabaikan. Dalam hal ini jembatan Maxwell adalah lebih sesuai. 5. JEMBATAN SCHERING Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, di pakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa keuntungan nyata atas jembatan pembanding kapasitansi yang telah dibahas dalam Bab 8-2-1. Walaupun jembatan Schering digunakan untuk pengukuran kapasitansi dalam pengertian yang umum, dia terutama sangat bermanfaat guna mengukur sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦. Susunan rangkaian dasar ditunjukkan pada gambar 8.8, dan pemeriksaan rangkaian menunjukkan suatu kemiripan yang kuat terhadap jembatan pembanding. Perhatikan bahwa lengan 1 sekarang mengandung suatu kombinasi parallel dari sebuah tahanan dan sebuah kapasitor, dan lengan standar hanya berisi sebuah kapasitor. Biasanya kapasitor standar adalah sebuah kapasitor mika bermutu tinggi dalam pemakaian pengukuran yang umum, atau sebuah kapasitor udara guna pengukuran isolasi. Sebuah kapsitor mika bermutu tinggi mempunyai kerugian yang sangat rendah (tidak ada tahanan) dank arena itu mempunyai sudut fasa yang mendekati 90◦. Sebuah kapasitor udara yang dirancang secara cermat memiliki nilai yang sangat stabil dan medan listrik yang sangat kecil; bahan isolasi yang akan diuji dapat dengan mudah dihindari dari setiap medan yang kuat. Persyaratan setimbang menginginkan bahwa jumlah sudut fasa lengan 1 dan lengan 4 sama dengan jumlah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3. Karena kapasitor standar berada dalam lengan 3, jumlah sudut fasa lengan 2 dan 3 akan menjadi 0◦+90◦=90◦. Agar menghasilkan sudut fasa 90◦ yang diperlukan untuk kesetimbangan, jumlah sudut fasa antara lengan 1 dan 4 harus sama dengan 90◦. Karena dalam pekerjaan pengukuran yang umum besaran yang tidak diketahui akan memiliki sudut fasa yang lebih kecil dari 90◦, maka lengan 1 perlu diberi suatu sudut kapasitif yang kecil dengan menghubungkan kapasitor C1 parlel terhadap R1. Suatu sudut kapasitif yang kecil sangat mudah diperoleh, yakni dengan menghubungkan sebuah kapasitor kecil terhadap R1. Persamaan kesetimbangan diturunkan dengan cara yang biasa, dan dengan memasukkan nilai-nilai impedansi dan admitansi yang memenuhi ke dalam persamaan umum kita peroleh, Zx = Z2Z3Y1 Rx – j/ωCx = R2(-j/ωC3)(1/R1+jωC1) Atau Gambar 8.8 Jembatan Schering untuk pengukuran kapasitansi Dan dengan menghilangkan tanda kurung, Rx – j/ωCx = R2C1/C3 – jR2/ωC3R1 (8-30) Dengan menyamakan bagian nyata dari bagian khayal kita peroleh bahwa Rx = R2C1/C3 Cx = C3R1/R2 (8-31) (8-32) Factor daya (power factor, PF) dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan sebagai cosinus sudut fasa rangkaian. Denga demikian factor daya yang tidak diketahui sama dengan PF =Rx/Zx. Untuk sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦, reaktansi hamper sama dengan impedansi dan kita dapat mendekati factor daya menjadi : PF ≈ Rx/Xx = ωCxRx (8-33) Factor disipasi dari sebuah rangkaian seri RC didefinisikan sebagai cotangent sudut fasa dank arena itu, menurut definisi, factor disipasi adalah D = Rx/Xx = ωCxRx (8-34) Di samping itu karena kualitas sebuah kumparan didefinisikan oleh Q = X L/RL, kita peroleh bahwa factor disipasi D adalah kebalikan dari factor kualitas Q, dan berarti D = 1/Q. Faktor disispasi memberitahukan kita sesuatu mengenai kualitas sebuah kapasitor, yakni bagaimana dekatnya sudut fasa kapasitor tersebut ke nilai idealnya 90◦. Dengan memasukkan nilai Cx dalam persamaan (8-32) dan Rx dalam persamaan (8-31) kedalam bentuk factor disipasi diperoleh D = ωR1C1 (8-35) Jika tahanan R1 dalam jembatan Schering pada gambar diatas mempunyai suatu nilai yang tetap, piringan (dial) kapasitor C1 dapat dikalibrasi langsung dalam factor disipasi D. ini merupakan hal yang biasa didalam sebuah jembatan Schering. Perhatikan bahwa suku ω muncul dalam pernyataan factor disipasi (persamaan 8-35). Tentunya ini berarti bahwa kalibrasi piringan C1 hanya berlaku untuk satu frekuensi tertentu pada mana piringan di kalibrasi. Frekuensi yang berbeda dapat digunakan asalkan dilakukan suatu koreksi, yakni dengan mengalikan pembacaan piringan C1 terhadap perbandingan dari kedua frekuensi tersebut . 6. KONDISI TIDAK SETIMBANG Kadang–kadang terjadi bahwa sebuah jembatan arus bolak-balik tidak dapat disetimbangkan samasekali hanya karena salah satu persyaratan setimbang yang telah ditetapkan (Bab 8-1) tidak dapat dipenuhi. Sebagai contoh, perhatikan gambar 8-9, dimana Z1 dan Z2 adalah elemen-elemen induktif (sudut fasa positif), Z2 adalah kapasitansi murni (sudu fasa -90o), dan Z3 adalah sebuah tahanan variabel (sudut fasa nol). Tahanan R3 yang diperlukan guna menghasilkan kesetimbangan jembatan dapat ditentukan dengan menggunakan syarat setimbang pertama (kebesar-kebesaran) dan diperoleh bahwa : R3 = Z1Z4 / Z2 = 200 x 600 / 400 = 300 Ω Gambar 8-9 Sebuah Jembatan arus bolak-balik yang tidak dapat setimbang. Jadi, pengaturan R3 ke nilai 300 Ω akan memenuhi syarat pertama. Tinjauan terhadap syarat setimbang kedua (sudut-sudut fasa) menghasilkan situasi berikut : θ1 + θ4 = +60o + 30o = +90o θ2 + θ3 = +60o + 30o = +90o Jelas, θ1 + θ4 ≠ θ2 + θ3, dan persyaratan kedua tidak terpenuhi. Dalam hal ini kesetimbangan jembatan tidak dapat dicapai. Sebuah ilustrasi menarik mengenai masalah menyetimbangkan sebuah jembatan, dimana pengaturan kecil terhadap satu atau lebih lengan-lengan jembatan menghasilkan suatu situasi dimana kesetimbangan dapat diperoleh. Perhatikan rangkaian gambar 8-10(a), anggap lengan jembatan 4 adalah yang tidak diketahui yang tidak dapat diubah. Pemeriksaan rangkaian menunjukan bahwa syarat pertama kesetimbangan (kebesar-kebesaran) dengan mudah dapat dipenuhi dengan sedikit memperbesar tahanan R3. Syarat setimbang kedua menginginkan bahwa θ1 + θ4 = θ2 + θ3. dimana θ1 = -90o (kapasitansi murni) θ2 = θ3 = 0o (tahanan murni) θ4< +90o (impedansi induktif) Jelas, kesetimbangan tidak mungkin dicapai dengan konfigurasi Gambar 8-10(a) sebab penjumlahan θ1 dan θ4 akan sedikit negatif sedangkan θ2 + θ3 akan persis0o. Kesetimbangan ini dapat dipulihkan kembali dengan pengubahan rangkaian sedemikian rupa sehingga persyaratan sudut fasa terpenuhi, pada dasarnya terdapat dua metoda untuk melakukan hal ini : 1. Mengubah Z1 sehingga sudut fasanya berkurang menjadi lebih kecil dari o (sama dengan 0) dengan menghubungkan sebuah tahanan paralel terhadap kapasitor. Pengubahan ini menghasilkan konfigurasi jembatan maxwell seperti ditunjukan pada gambar 8-10(b). Tahanan R1 dapat ditentukan melalui pendekatan standar dari Bab 8-3 dengan menggunakan admitansi lengan 1, dan dapat dituliskan : Y1 = Z4 / Z2Z3 dimana Y1 = 1/R1 + j/1000 (a) Kondisi tidak setimbang (c) Kesetimbangan jembatan diperoleh kembali dengan penambahan sebuah tahanan pada lengan 1 (konfigurasi Maxwell) (b) Metoda alternatif untuk memulihkan kesetimbangan jembatan, dengan menambahkan sebuah kapasitor pada lengan 3. Gambar 8-10 Suatu masalah menyetimbangkan jembatan Masukkan nilai-nilai yang diketahui dan selesaikan untuk R1, diperoleh 1/R1 + j/1000 = 100+j500 / 500x1000 dan R1 = 5000 Ω perlu diperhatikan bahwa penambahan R1 mengganggu syarat setimbang pertama (kebesaran Z1 telah berubah) sehingga tahanan variabel R3 harus diatur untuk mengimbangi efek ini. 2. Mengubah sudut fasa lengan 2 atau lengan 3 dengan menambahkan sebuah kapasitor seri seperti ditunjukan pada gambar 8-10(c). Juga dengan menuliskan persamaan setimbang dengan menggunakan impedansi, diperoleh Z3 = Z1Z4 / Z2 Substitusi nilai-nilai komponen dan penyelesaian untuk Xcmenghasilkan atau 1000 – jXc= -j1000(100+j500) / 500 Xc = 200 Ω Dalam hal ini kebesaran Z3 telah bertambah sehingga syarat setimbang pertama telah berubah. Suatu pengaturan kecil terhadap R3 diperlukan kembali untuk memulihkan kesetimbangan. 7. JEMBATAN WIEN Jembatan Wien berfungsi sebagai jembatan arus bolak balik guna mengukur frekuensi dan juga rangkaian lainnya. Salah satunya contohnya adalah pada alat penganalisa distorsi harmonic (harmonic distortion analyzer), dimana dia digunakan sebagai sringan pencatat (notch filter) yang membedakan terhadap satu frekuensi tertentu. Dalam bab ini, kita akan membahas dalam bentuk dasarnya yang direncanakan untuk mengukur frekuensi. Jembatan wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah kombinasi pararel RC dalam lengan di sebelahnya (gambar). R1 C1 E R2 Detektor R3 R4 C3 Impedansi lengan 1 adalah Z1 = R1 –j/ωC1. Admitansi lengan 3 adalah Y3 = 1/R3 + jωC3. Dengan mengguanakan persamaan dasar untuk kesetimbangan jembatan dan memasukkan nilai-nilai yang tepat diperoleh: R2 = + (jωC3 R1 R4) – + (8-37) Dengan menyamakan bagian nyata diperoleh R2 = + (8-38) Dengan menyamakan bagian khayal diperoleh f= (8-39) Perhatikan bahwa kedua persyaratan bagi kesetimbangan jembatan sekarang menghsailkan sebuah persamaan yang menentukan perbandingan tahanan R2/R4 yang diperlukan, dan sebuah persamaan lain yang menentukan frekuensi. Jadi, jika kita memenuhi persamaan (8-38) dan juga menghidupkan (mengeksitasi) jembatan dengan suatu frekuensi pada persamaan (8-39), maka jembatan tersebut akan setimbang. Dalam kebanyakan rangkaian jembatan Wien, komponen-komponen dipilih sedemikian hingga R1 = R3 dan C1 = C3. Ini menyerdehanakan persamaan (8-38) menjadi R2/R4 = 2 dan persamaan (8-39) menjadi f= Karena sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang (kecuali bentuk gelombang tegangan yang dimasukkan adalah sinus murni). Karena jembatan tidak setimbang untuk setiap harmonic yang terdapat di dalam tegangan yang dimasukkan, harmonic-harmonik ini kadang-kadang akan menghasilkan suatu tegangan keluar yang menutupi titik setimbang yang benar. 8. ALAT PENTAHAN WAGNER Alat pentahan Wagner berfungsi untuk menghilangkan sebagian dari efek kapasitansi kebocoran di dalam sebuah rangkaian jembatan. Rangkaian ini menghilangkan kapasitansi pengganggu yang terdapat antara terminal-terminal detector dan tanah. Pada gambar menunjukkan rangkaian dari sebuah jembatan kapasitansi dimana C1 dan C2 menyatakan kapasitansi kebocoran. Osilator dipindahkan dari sambungan tanahnya yang bisa dan dijembatani oleh suatu kombinasi seri dari tahanan Rw dan kapasitor Cw. Titik pertemuan RW dan CW ditanahkan dan disebut sambungan tanah Wagner. Kapasitansi di antara lengan-lengan jembatan tidak dihilangkan oleh sambungan tanah Wagner dan mereka masih mempengaruhi ketelitian pengukuran. Ide sambungan tanah Wagner dapat juga diterapkan ke jembatan-jembatan lain, selama diperhatikan bahwa lengan-lengan pentanahan menggandakan impedansi satu pasang lengan jembatan terhadap mana mereka dihubungkan. Karena penambahan sambungan tanah, Wagner tidak mempengaruhi syarat-syarat kesetimbangan, prosedur pengukuran tetap tidak berubah. 9. JEMBATAN IMPEDANSI UNIVERSAL Salah satu jembatan laboratorium yang paling bermanfaat dan terandalkan adalah jembatan impedansi universal. Beberapa konfigurasi jembatan yang dibahas sebegitu jauh tergabung di dalam satu instrumen yang mampu mengukur tahanan dc dan ac, induktansi dan faktor penyimpanan Q dari sebuah induktor, dan kapasitansi dan faktor disipasi D dari sebuah kapasitor. Jembatan uiversal terdiri dari empat rangkaian jembatan beserta sakelarsakelar yang sesuai, detektor ac dan dc, generator ac dan dc, dan standar-standar impedansi. Rangkaian jembatan wheatstone digunakan untuk mengukur tahanan ac dan dc. Kapasitansi diukur dalam sebuah kapasitor standar dan tahanan-tahanan presisi di dalam sebuah jaringan empat lengan beserta cara-cara untuk menentukan kerugian di dalam kapasitor yang tidak diketahui. Konfigurasi Maxwell digunakan untuk pengukuran induktor Q rendah dan jembatan Hay untuk induktor dengan Q diatas sepuluh. Untuk pengukuran tahanan dc, digunakan sebuah galvanometer suspensi dengan sensitivitas arus sebesar 0,5 µA per divisi. Sebuah penguat selektif yang mengoperasikan tabung sinar elektron digunakan sebagai indikator nol bagi semua pengukuran ac. Terminal-terminal dilengkapi untuk hubungan ke detektor nol ac dan dc dari luar. Telepon kepala impedansi tinggi juga dihubungkan dan digunakan sebagai detektor ac. Generator dc adalah sebuah sumber daya sederhana. Generator ac terdiri dari sebuah osilator yang menggunakan jaringan RC kontak tusuk untuk pemilihan frekuensi, dengan frekuensi 10 kHz sebagai standar. Gambar-gambar ini menunjukkan berbagai konfigurasi jembatan yang digunakan di dalam jebatan impedansi ini. BAB X Instrumen – instrumen Elektronik untuk Pengukuran tegangan, arus, tahanan dan parameter rangkaian lainnya 10-2 Voltmeter Elektronik 10-2-1 Voltmeter arus searah (DC) dengan penguat tergandeng langsung Penguat dc tergandeng langsung tergolong ekonomis. Diagram skema menunjukkan penguat dc tergandeng langsung menggunakan masukan FET dengan sebuah alat pencatat. 10-2-2 Voltmeter arus searah dengan penguat jenis pencincang Voltmeter bersensitivitas tinggi sering menggunakan penguat dc jenis pencinacang untuk mencegah pergeseran fasa. Dalam penguat ini, tegangan masukan dc diubah menjadi sebuah tegangan ac, diperkuat oleh penguat ac dan diuabah kembali ke tegangan dc yang sebanding dengan sinyal masukan semula. Diagram balok menggambarkan cara kerja penguat jenis pencincang. Dioda-dioda cahaya (photodiodes) digunakan sebagai pencincang yang bukan mekanisme untuk modulasi dan demodulasi. Kedua foto dioda dalam rangkaian masukan membentuk modulator dan chopper setengah gelombang seri paralel. Masukan ke penguat adalah sebuaah tegengan dengan amplitudo yang sebanding dengan level tegengan masukan dan frekuensi yang sama dengan frekuensi osilator, frekuensi ini dibatasi pada beberapa ratus Hertz. Impedansi masukan dari voltmeter dc dengan penguat pecincang adalah orde 10MΩ. Untuk menghilangakn kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh impedansi sumber yang tinggi, dalam rangkaian alat dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling feature). Penambahan ini menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri dengan masukan. 10-2-3 Voltmeter ac dengan mengunakan penyearah Voltmeter elektronik ac pada dasarnya identik dengan voltmeter dc kecuali bahwa tegangan harus disearahkan (diratakan) sebelum dimasukkan ke rangakaian alat pencatat arus searah. Dalam beberapa hal penyearahan terjadi sebelum penguatan, dalam sebuah rangakaian dioda sederhanamendahului penguat dan alat pencatat> Idealnya pendekatan ini membutuhkan suatu karakteristik pergeseran nol dan penguatan tegangan sebesar satu, dan sebuah alat pencatat dc dengan sensitivitas yang sesuai. Dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan sesudah penguatan. Dimana penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian alat ukur yang dihubungkan ke terminal-terminal keluaran penguat ac. Voltmeter ac adalah jenis yang memeberi tanggapan terhadap nilai rata-rata (average responding type) dengan skala alat pencatat yang terkalibrasi dalam nilai rms sebuah gelombang sinus.Dioda yang dihubungkan seri memberikan penyearahan setengah gelombang, dan nilai rata-rata dari tegangan setengah gelombang dibangkitkan pada tahanan dan dimasukkan ke terminal-terminal masukan penguat dc. Penyearahan gelomabang penuh dapat diperoleh dengan rangakaian jembata, dimana nilai rata-rata gelombang sinus dimasukkan ke penguat dan rangkaian alat pencatat. Rangkaian pada gambaar () dapat digunakan jika terdapat persyaratan untuk mengukur nilai puncak sebuah bentuk gelombang sebagai nilai rata-rata. Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang mempunyai penyimpangan positif dan negatifyang sama dikaitkan ke nilai rata-rata oleh faktor bentuk. Jika bentuk gelombang adalah sinusoida, faktor bentuk sama dengan 1-2-4 Voltmeter yang memberi tanggapan terhadap rms sebenarnya Bentuk-bentuk gelombang yang kompleks paling tepat diukur dengan sebuah voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rms. Instrumen ini menghasilkan penunjukan alat pencatat melalui penginderaan daya pemanasan (heating power) gelombang yang sebanding dengan kuadrat nilai rms dari tegangan. Daya pemanasan ini dapat diukur dengan memasukkan suatu jenis bentuk gelombang yang diperkuat ke elemen pemanasdari sebuah termokopel yang kemudian keluarannya sebanding dengan . Salah satu kesulitan dengan cara ini adalah bahwa sifat termokopel sering tidak linier. Ini diatasi dengan menempatkan 2 termokopel di dalam lingkungan termal yang sama. Sebuah voltmeter laboratorium khas dari jenis yang memberi tanggapan terhadap nilai rms yang memberikan pembacaan rms yang tepat dari bentuk-bentuk gelombang kompleks mempunyai faktor puncak (crest factor, yaitu perbandingan nilai puncak terhadap nilai rms) sebesar 10/1. 10-3 Multimeter Elektronik 10-3-1 Rangkaian dasar Sebuah multimeter elektronik mengandung: a. Penguat dc jembatan setimbang dan alat pencatat b. Pelemah masukan atau saklar rangkuman untuk membatasi besar tegangan masukan pada nilai yang diinginkan c. Rangkaian penyearah untuk menyamakan tegangan ac ke nilai dc d. Batera internal dan rangkaian tambahan untuk pengukuran tahanan e. Saklar fungsi untuk memilih berbagai fungsi dari instrument Pada gambar tersebut menunjukan skema penguat dc yang menggunakan transistor efek medan serta penguat jembatan yang menggunakan BJT, dan dua buah FET untuk stabilitas termal yang membentuk lengan-lengan sebuah jembatan. Tahanan sumber R1,R2 dan tahanan pengatur nol R3membentuk lengan jembatan bagian bawah. Tanpa ada sinya masukan, terminal-terminal gerbang dari FET berada pada potensional tanah dan transistor bekerja pada titik kerja yang identik. Jembatan disetimbangkan dan penunjuk alat ukur nol. 10-3-2 Rangkuman tahanan Bila sakelar fungsi dari multimeter ditempatkan pada fungsi OHM, tahanan yang tidak diketahui dihubungkan seri dengan sebuah batere internal, dan alat pencatat sematamata pengukur penurunan tegangan pada tahanan yang tidak diketahui tersebut.Sebuah rangkaian khas dutunjukkan pada gambar 10-9, di mana sebuah jaringan pembagi tegangan terpisah,yang hanya digunakan untuk pengukuran tahanan, menyediakan sejumlah rangkuman yang berlainan. Bila Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke terminal-terminal OHM dari multimeter, batere 1,5 v menyalurkan arus melalui salah satu tahanan rangkuman yang tidak diketahui menuju tanah.penurunan tahanan Vx dan Rx dimasukan ke masukan penguat jembatan dan menyebabkan suatu penyimpanan pada suatu alat pencatat. Karena penurunan tegangan pada Rx berbanding langsung dengan tahanannya, sakala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam tahanan. 10-3-3 Multimeter komersial Rangkaian pengukura yang dideserhanakan pada sebuah VOM semikonduktor komersil diberikan pada Gambar 10-10. Tegangan dc dari pembagi tegangan masukan ( gambar 10-8) dimasukan ke basis transistor prapenguat jembatan Q3 dan basis Q4.” Emitter Follower” ini memberikan impedansi masukan yang mendekati tidak terhingga dan dengan demikian memberikan beban paling kecil bagi pembagi tegangan masukan bertahanan tinggi. Transistor prapenguat Q3 dan Q4 mengemudikan basis dari transistor penguat jembatan berturut-turut Q1 dan Q2 . impedansi masukan dari Q1 dan Q2 sangat tinggi sebab tahanan emitternay yang tidak dipintaskan mencegah pembebanan emitter Q3 dab emitter Q4. Tegangan keluaran penguat jembatan ditunjukan pada alat pencatat 200 mikroAmper yang dihubugnkan di antara kolektor Q1 dan Q2. 10-4 PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN SEBUAH VOLTMETER ANALOG Instrumen yang paling sesuai untuk suatu pengukuran tegangan tertentu bergantung pada prestasi yang diinginkan dalam suatu keadaan. Beberapa pertimbangan penting dalam sebuah pemilihan voltmeter diringkaskan sebagai berikut. 10-4-1 Impedansi masukan Untuk menghindari efek pembebanan, tahanan masukan atau impedansi voltmeter sebaiknya paling sedikit dalam orde kebesaran yang lebih tinggi dari impedansi rangkaian yang diukur. Sebagai contoh, bila voltmeter dengan tahanan sebesar 10 MΩ digunakan untuk mengukur tegangan pada tahanan 100 kΩ. rangkaian hampir tidak tergangu dan efek pembebanan alat ukur terhadap rangkaian dapat diabaikan. Akan tetapi, dengan menempatkan alat ukur yang sama antara ujung-ujung tahanan 10 MΩ tersebut secara serius akan membebani rangkaian dan menyebabkan kesalahan pengukuran sebesar sekitar 50%. Impedansi masukan voltmeter adalah fungsidari kapasitansi shunt yang pasti terjadi pada terminal-terminal masukan. Efek pembebanan voltmeter tersebut khususnya lebih nyata pada frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi bila kapasitansi shunt masukan sangat mengurangi impedansi masukan. 10-4-2 Rangkuman tegangan Rangkuman tegangan pada skala alat pencatat boleh jadi dalam urutan 1-3-1 dengan pemisahan sebesar 10dB, atau urutran 1,5-5-15,atau dalam satu skala yang terkalibrasi dalam desible. Dalam segala hal, pembagi skala haruslah sesuai dengan ketelitian instrument. Sebagai contoh, sebuah alat pencatat linier dengan ketelitian sebesar 1% skala penuh akan mempunyai 100 bagian skala pada skala 1,0 V sehingga 1% dapat dipisahkan dengan mudah. 10-4-3 Desible Pemakaian skala desible bisa sangat efektif dalam pengukuran yang mencakup rangkuman tegangan yang lebar. Sebagai contoh, pengukuran jenis ini ditemukan dalam kurva respons frekuensi sebuah penguat atau filter. Di mana tegangan keluaran diukur sebagai fungsi dari frekuensi teganagan masukan yang dimasukan. 10-4-4 Sensitivitas versus lebar bidang frekuensi Derau adalah fungsi lebar bidang frekuensi. Sebuah voltmeter dengan bidang yang lebar akan mengambila dan mengakibatkan lebih banyak derau daripada voltmeter yang beroprasi pada rangkuman frekuensi yang sempit. Umumnya, sebuah instrument dengan lebar bidang sebesar 10 Hz sampai 10 m=MHz mempunyai sensitivitas sebesar 1 mV. Sebuah voltmeter dengan cakupan lebar bidang hanya sampai 5 MHz dapat mempunyai sensitivitas sebesar 100 mikrovolt. 10-4-5 Operasi dengan batere Untuk pemakaian dalam lapangan, sebuah voltmeter yang dijalankan oleh sebuah batere internal adalah penting. Jika suatu tempat mengalami gangguan sampai hubungan ke tanah, maka untuk menghilangkan lintasan tanah tersebut, lebih diinginkan instrument yang dijalankan oleh batere daripada sebuah voltmeter yang dijalankan dari jala-jala listrik. 10-4-6 Pengukuran arus bolak-balik Pengukuran arus dapat dilakukan oleh sebuah voltmeter ac yang sensitive bersama sebuah tahanan seri. Akan tetapi dalam hal yang lazim, digunakkan sebuah jarum penduga ac yang memungkinkan operator mengukur arus bolak-balik tenpa mengganggu rangkaian yang diuji. Dalam meringkaskan pertimbangan – pertimbangan yang terdahulu, petunjuk-petunjuk umum berikut dapat dinyatakan : a. Untuk pengukuran termasuk pengukuran dc, pilih alat ukur yang memiliki kemampuan paling banyak memenuhi persyaratan rangkaian. b. Untuk pengukuran acc termasuk gelombang sinus dengan jumlahdistorsi yang sedang, voltmeter dari jenis yang member tanggapan terhadap nilai rata-rata memberikan ketelitianyang paling baik dan paling sensitive untuk setiap investasi biaya. c. Untuk pengukuran frekuensi tinggi, voltmeter yang member tanggapan terhadap nilai puncak bersama sebuah masukan jarum penduga dari diode merupakan pilihan yang paling ekonomis. d. Untuk pengukuran di mana penting untuk menentukan daya efektif dari gelombang yang menyimpang dari bentuk sinus yang sebenarnya, voltmeter yang member tanggapan terhadap nilai rms merupakan pilihan yang tepat. 10-5 Voltmeter selisih 10-5-1 pengukur dasar tegangan selisih Salah satu metode paling teliti untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui adalah voltmeter selisih, voltmeter digunakan untuk menunjukan selisih antara tegangan yang tidak diketahui dan sebuah tegangan yang diketahui. Pengukuran klasik tegangan selisih ditunjukkan dalam bentuk dasar pada rangkaian 10-12. Dalam rangkaian ini, alat penunjuk nol dihubungkan di antara sumber tegangan yang tidak diketahui dan terminal-terminal keluaran dari sebuah pembagi tegangan presisi; sehingga menunjukkan selisih antara keduanya. Pembagi tegangan ini dihubungkan ke sumber tegangan referensi dan dapat diatur agar memberikan perbandingan yang diketahui secara tepat terhadap tegangan referensi. Untuk pengukuran tegangan tinggi, sebuah sumber daya referensi egangan tinggi dapat digunakkan. Akan tetapi, dalam hal yang lazim, sebuah pembagi tegangan ditempatkan di antara sumber yang tidak diketahui guna menurunkan tegangan pada nilai yang cukup rendah untuk membandingkan langsung terhadap standar dc tegangan rendah yang biasa. Kekurangan utama sisem ini adalah sebuah voltmeter selisih yang dilengkapi dengan pembagi tegangan masukan mempunyai tahanan masukan yang relative rendah,terutama pada tegangan yang tidak diketahui yang jauh lebih besar dari referensi. Tahanan masukan yang rendah ini tidak diinginkan sebab efek pembebanannya. Sebuah voltmeter selisih memberikan tahanan masukan yang mendekati tak berhingga hanya pada kondisi nol dan selanjutnya hanya pembagi tegangan masukan tidak digunakan. Voltmeter selisih arus bolak-balik merupakan modifikasi dari instrument arus searah dan berisi sebuah rangkaian penyearah yang presisi. Tegangan ac yang tidak diketahui dimasukan ke penyearah guna pengubahan ke tegangan dc yang sama dengan nilai ratarata ac. Kemudian dc yang dihasilkan dimasukan ke voltmeter potensimetrik dalam cara yang biasa. Diagram balok yang disederhanakan bagi sebuah voltmeter selisih ditunjukan pada gambar 10-13 telah cukup member penjelasan. 10-5-2 standar dc/voltmeter selisih Voltmeter selisih membutuhkan sumber referensi untuk melakukan pengukuran dan sebuah rangkaian alat pencatat untuk mendeteksi ketidakseimbangan antara tegangan yang tidak diketahui dan tegangan yang diketahui. Diagram balok 10-14 menggambarkan modus operandi standar, di mana instrument membangkitkan tegangan keluaran presisi dari 0 V sampai 1000 V sebagai referensi untuk berbagai pakaian labolatorium.sebuah referensi yang temperaturnya terkontrol membangkitkan tegangan yang sangat stabil sebesar +1 Vdc, yang dihubungkan ke sebuah jaringan pembagi tegangan decimal. Perbandingan pembagi tegangan dikontrol oleh satu pasang sakelar panel depan yang memungkinkan pengaturan sumber referensi daro 0 V sampai 1 V dengan pertambahan setiap 1μ. Penguat dc terdiri dari beberapa tingkatan dalam bentuk air terjun, memberikan penguat lup terbuka sebesar atau lebih. Jaringan umpan balik memonitor tegangan keluaran actual dan mengumpankan kembali sebagai keluaran yang terkontrol ke masukan penguat. Penguat lup tertutup dari penguat umpan balik dapat dinyatakan oleh hubungan: G= Di mana : G = penguatan lup tertutup A = penguatan lup terbuka β= bagian dari tegangan keluaran yang digunakkan sebagai umpan balik degenerative. Jika penguatan lup terbuka sangat tinggi(idealnya adalah tak terhingga),persamaan diatas berunah menjadi G= Yang menunjukan bahwa penguatan penguat hanya bergantung pada banyaknya umpan balik degenerative. Dengan demikian ketelitian penguatan lup tertutup hanya bergantung pada ketelitian pembsagi tegangan yang menentukan . Pembagi tegangan umpan balik yang ditunjukan pada diagram blok pada gambar 10-14 dibuat dari tahanan kawat gulung presisi yang stabil, memungkinkan penguat mempunyai karakteristik penguatan lup tertutup yang terkontrol secara cermat. Terminal keluaran dari instrument dalam modus operandi standar memberikan rangkuman-rangkuman tegangan presisi sebagai berikut: 0 – 1 V dengan langkah 1 V 0 – 10 V dengan langkah 10 V 0 – 100 V dengan langkah 100 V 0 – 1000 V dengan langkah 1mV Dalam modus operandi ketiga, instrument dihubungkan sebagai voltmeter dan penguat dc berfungsi sebagai suatu tingkatan penyangga guna menyediakan impedansi masukan yang tinggi ke sumber tegangan yang tidak diketahui. Tegangan masukan diperkuat, dan tegangan keluaran dc dihubungkan langsung ke rangkaian alat pencatat. Rangkaian alat pencatat berisi sebuah penguat dengan umpan balik terkontrol dan memperbolehkan pemilihan sensitivitasnya dengan pengatur lup umpan balik melalui alat control pada panel depan yang diberi tenda sensitivitas. Ciri ini melengkapi sensitivitas rangkaian alat pencatat yang ekstrim, kerapkali dalam 1 V defleksi penuh. Akan tetapi pengukuran yang berarti pada sensitivitas yang sangat tinggi sulit dilakukan sebab kesulitan dalam pembangkitan derau dan pengambilan derau. Sebuah pengubah ac ke dc dapat disertakan di dalam instrument guna melengkapi kemampuan metoda potensiometer untuk mengukur tegangan bolak-balik. 10-6 VOLTMETER DIGITAL 10-6-1 Karakteistik umum Voltmeter Digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan DC atau AC dalam bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti dalam alat-alat analog. Dalam banyak pemakaina penunjukan dengan angka adalah menguntukan sebab mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi, menghilangkan kesalahan paralaksis, memperbesar kecepatan pembacaan, dan kerapkali melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi pengolahan dan pencatatan selanjutnya. DVM merupakan suatu instrumen yang terandalkan dan teliti yang dapat digunakan dalam banyak pengukuran di laboratorium. Kualitas DVM yang menonjol dapat digambarkan dengan mengemukakan sebagian karakteristik operasi dan karakteristik prestasi yang khas. Spesifikasi berikut tidak semua berlaku pada satu instrumen tertentu, teteapi mereka betulbetul menyatakan informasi yang absah mengenai keadaan sekarang ini: a. Rangkuman masukan : dari ± 1,000000 V sampai ± 1000,000 V, dengan pemilihan rangkuman secara otomatis dan indikasi beban lebih. b. Ketelitian mutlak sebesar ± 0,005 persen dari pembacaan. c. Stabilitas : jangka pendek 0,002 persen dari pembacaan untuk periode 24 jam; jangka panjang 0,008 persen pembacaan untuk perioda 6 bulan. d. Resolusi : 1 bagian dalam 106 (1 µuV dapat dibaca pada rangkuman masuka 1V). e. Karakteristik masukan : tahanan masukan khas adalah 10MΩ; kapasitas masukan khas adalah 40 pF. f. Kalibrasi : standar kalibrasi internal yang memungkinkan kalibrasi tidak bergantung pada rangkaian ukur diperoleh dari sumber referensi yang distabilkan. g. Sinyal-sinyal keluaran : perintah mencetak memungkinkan keluaran menuju unit pencetak (printer) keluaran BCD (Binary Code Decimal = bilangan desimal yang masing-masing angka dinyatakan oleh empat bit) untuk pengolahan atau pencatatan digital. Voltmeter digital dapat dikelompokan sesuai dengan kategori berikut: a. Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM). b. Voltmeter digital jenis penggabungan/integrasi (integrating DVM). c. Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM). d. Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive approximation DVM). 10-6-2 DVM tipe tanjak Prinsip operasi DVM tipe tanjak (ramp type) didasarkan pada pengukuran waktu yang diperkirakan oleh sebuah tegangan tanjak linear agar naik dari level 0 V ke level tegangan masukan, atau agar berkurang dari level tegangan masukan ke nol. Selang waktu tersebut diukur dengan sebuah pencacah selang waktu elektronik, dan pencacahan diperagakan dalam sejumlah angka pada tabung penunjuk elektronik. 10-6-3 DVM tanjak tipe anak tangga (staircase-ramp DVM) DVM tanjak tipe anak tangga merupakan satu variasi dari DVM tipew tanjak tetapi sedikit lebih sederhana dalam rancangan keseluruhan, memperlihatkan suatu instrumen pemakaian umum dengan harga yang sedang yang dapat digunakan di laboratoirum, pada pangkalan uji produksi, bengkel perbaikan, dan pada stasiun-stasiun pemeriksaan. DVM tanjak tipe anak tangga melakukan pengukuran tegangan dengan membandingkan terhadap sebuah tegangan tanjak anak tangga yang dibangkitkan secara internal 10-6-4 Multimeter digital tipe penggabungan (Integrating DVM) Multimeter digital tipe penggabungan/integrasi mengukur tegangan masukan rata-rata sebenarnyamelalui suatu periode pengukuran yang telah tertentu berbeda dengan DVM tipe tanjak yang mencuplik tegangan pada akhir siklus pengukuran. Suatu teknik yang digunakan secara luas untuk melakukan integrasi adalah menggunakan sebuah pengubah tegangan ke frekuensi (voltage to frequency converter, V/F converter) . Penguat integrasi menghasilkan suatu tegangan keluaran yang sebanding dengan tegangan masukan yang dikaitkan ke elemen masukan dan elemen umpan balik oleh persamaan, Vout = - 1/C ∫ i dt = - 1/RC ∫ Vin dt jika tegangan masukan adalah konstan, keluaran adalah sebuah tegangan tanjak linear yang memenuhi persamaan, Vout = - Vin t/RC Bila tegangan tanjak mencapai suatu level tegangan negatif tertentu, alat deteksi level memicu generator pulsa, yang memasukkan suatu langkah tegangan negatif ke titik penjumlahan dari penguat integrasi. Hasil penjumlahan tegangan masukan dan tegangan pulsa adalah negatif, menyebabkan tegangan tanjak mengubah (membalik) arahnya. Laju pembangkitan pulsa diatur oleh besarnya tagangan masukan DC. Keuntungan utama dari sistem sistem pengubahan analog ke digital adalah kemampuannya mengukur adanya campuran derau yang besar secara cermat disebabkan masukan yang digabungkan. 10-6-5 DVM setimbang kontinu Voltmeter digital jenis setimbang kontinu (continuous balance DVM) merupakan instrumen yang harganya murah tapi memberikan prestasi yang sangat baik. Ketelitian voltmeter ini biasanya adalah orde 0,1 persen rangkuman masukannya. Dia mempunyai impedansi masukan sebesar 10 MΩ dengan resolusi yang dapat diterima secara umum. Instrumen DVM setimbang kontinu tidak mencuplik tegangan DC yang tidak diketahui secara teratur seperti halnya instrumen-instrumen yang lebih rumit, tetapi secara kontinu mencari kesetimbangan tegangan masukan terhadap tegangan referensi yang dibangkitkan secara internal. Kesederhanaan perencanaan dan biaya murah membuat instrumen DVM setimbang kontinu menjadi suatu pilihan yang sangat menarik bila ketelitian yang ekstrim tidak diperlukan. 10-6-6 Voltmeter digital dengan pendekatan secara berturut-turut (successive approximation DVM) Instrumen voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut menggunakan konvertor dari jenis pendekatan berturut-turut guna melakukan digitasi (pengubahan analog menjadi digital). 10-7 ALAT UKUR Q (Q-METER) 107-1 Rangkaian dasar alat ukur Q Alat ukur Q adalah sebuah instrument yang dirancang guna mengukur beberapa sifat listrik dari kapasitor dan kumparan.Bekerjanya berdasarkan pada karakteristik sebuah rangkaian resonansi seri yang telah dikenal, yakni bahwa tegangan pada kumparan atau kapasitor sama dengan tegangan yang dimasukan dikali dengan Q rangkaian. Jika sebuah tegangan yang nilainya tetap dimasukan kerangkaian, sebuah voltmeter dihubungkan ke kapasitor dapat dikalibrasi agar langsung menunjukan Q. Hubungan tegangan dan arus dari sebuah rangkaian resonansi seri : Xc=XL Ket: E= tegangan yang dimasukan Xc= reaktansi kapasitif Ec=IXc=IXL I= arus rangkaian XL= reaktansi induktif E=IR Ec= tegangan pada kapasitor R= tahanan kumparan Menurut definisi penguat rangkaian adalah Q= = = Jika E konstan dan levelnya diketahui , sebuah volrtmeter dihubungkan pada kapasitor dapat dikalibrasi Osilator dengan rangkumnan frekuensi 10KHz- 50 KHz menyalurkan arus ke tahanan shunt Rsh yang bernilai rendah, khasnya dalam orde 0,02Ω, memberikan tahanan hamper sama dengan nol kedalam rangkaian osilator dan berarti menyatakan sumber tegangan yang besarnya E dengan tahanan dalam yang sangat kecil sehingga diabaikan. Tegangan E pada shunt, berhudungan dengan tegangan E pada gambar 10-24, diukur dengan termokopel yang diberi tanda “ kalikan Q dengan”.Tegangan pada kapasitor variable berkaitan dengan Ec pada gambar 10-24, diukur dengan voltmeter elektronik yang skalanya dikalibrasi dalam nilai Q. Untuk melakukan suatu pengukuran, kumparan yang nilainya tidak diketahui dihubungkan keterminal uji instrument, dan rangkaian disetalakan (tuned) ke resonansi dengan mengatur osilator denga frekuensi tertentu dan mengubah-ubah kapasitor penggetar internal, atau memberikan nilai pada kapasitor dan mengatur frekuensi osilator. Pembacaan Q pada alat pencatat harus dikalikan dengan indeks yang disetel dari “ kalikan Q dengan” guna mendapatkan nilai Q actual. Q tersebut merupakan Q rangkaian sebab kerugian kapasitor penggetar, voltmeter dan tahanan sisipan semua termasuk dalam rangkaian pengukuran. Q efektif kumparan akan sedikit lebih besar dari Q yang ditunjukan. Umumnya perbedaan ini diabaikan, kecuali tahanan kumparan relative kecil dibandingkan nilai tahanan sisipan. Induktansi kumparan: XL=Xcdan L= henry. 107-2 Metoda pengukuran Untuk menghubungkan komponen yang tidak diketahui keterminal sebuah alat ukur Q, terdapat tiga metode: 1. Hubungan langsung,kebanyakan kumparan dapat di hubungkan langsung keterminal uji. Rangkaian dibuat beresonansi dengan mengatur salah satu frekuensi osilatir atau kapasitor pengetar Q. 2. Sambungan seri. Komponen-komponen impedansi rendah diukur secara seri dengan rangkaian pengukuran. Pada gambar 10-26 komponan akan diukur ditunjukan oleh[Z], dihubungkan seri dengan sebuah kumparan kerja yang stabil pada terminal uji. Dalam pengukuran pertama, yang tidak diketahui dihubungsingkatkan oleh sabuk hubung singkat (shorting strap) kecil dan rangkaian dibuat resonansi untuk menetapkan kondisi referensi. Nilai kapasitor C1 dan Q (Q1) dicatat. Dalam pengukuran kedua sabuk hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakan kembali, memberikan suatu nilai baru kapasitor C2 dan perubahan nilai Q dari Q1 menjadi Q2. Xc= XL atau = 𝝎L Dengan mengabaikan tahanan rangkaian pengukur Q1= = Untuk pengukuran kedua: XL=Xc- XL atauXs= - , Xs= Xs adalah induktif jika C1>C2 dan kapasitif jikaC2>C1.komponen resitif dari impedansi yang tidak diketahui dapat diperoleh dinyatakan dalam reaktansi Xs dan nilai Q yang ditunjukan karena R1= dan R2= Rs= R2-R1 = - sehingga Rs= Jika yang tidak diketahui adalah tahanan murni, C1=C2 jika tidak diketahui inductor kecil Ls= Qs= maka Qs= Jika tidak diketahui kapasitor besar Cs= . 3. Sambungan parallel. Komponen-komponen bernilai tinggi menghubungkan secara parallel terhadap rangkaian pengukur. diukur dengan Gambar 10-27, sebelum dihubungkan kekomponen yang tidak diketahui rangkaian dibuat resonansi dengan menggunakan sebuah kumparan kerja yang sesuai, guna menetapkan nilai referensi bagi Q dan C.Selanjutnya bila komponen yang diuji dihubungkan ke rangkaian, kapasitor diatur kembali agar beresonansi, sehingga diperoleh nilai baru bagi kapasitor penyetala C2 dan perubahan nilai Q rangkaian dari Q1 menjadi Q2. Dalam rangkaian parallel, perhitungan impedansi yang nilainya tidak diketahui dinyatakan dalam komponen paralelnya XP dan Rp. bila yang tidak diketahui belum dihubungkan kerangkaian, kumparan kerja (L) disetalakan oleh kapasitor (C) 𝝎L= sehingga Q1= = Jika impedansi yang tidak diketahui dihubungkan kerangkaian dan kapasitor disetalakan agar beresonansi, maka XL= , yang berubah menjadi Xp= Jika induktif tidak diketahui, maka Lp= Jika kapasitif yang tidak diketahui, maka Cp= C1-C2 Dalam rangkaian resonansi parallel tahanan total pada resonansi adalah perkalian Q rangkaian terhadap reakyansi kumparan, maka RT= Q2XL atau RT= Q2Xc1= Tahanan (Rp) yang tidak diketahui mudah diperoleh dengan menghitung konduktifitas. Misalkan GT= konduktansi total rangkaian resonansi, GP= konduktansi impedansi yang tidak diketahui, GL= konduktansi kumparan kerja, GT= GP+GL atau Gp= GT-GL GT= = maka = = – ( )( ) Atau = – atau RP = Q tidak diketahui ,maka QP = = = 10-7-3 Sumber- Sumber kesalahan Factor paling penting yang mempengaruhi ketelitian dan sering terlupakan adalah kapasitansi terbagi ( distributed capacitance) atau kapasitansi diri ( self capacitance) dari rangkaian pengukuran. Adanya kapasitansi terbagi pada rangkaian mengubah Q actual atau efektif dan induksi kumparan. Pada frekuensi dimana kapasitansi diri dan induktansi kumparan adalah resonansi ( turut bergetar), rangkaian memiliki suatu impedansi yang resitif ( tahanan murni) yang digunakan untuk mengukur kapasitansi terdistribusi. Cara sederhana untuk mengetahui kapasitansi terbagi (Cd) dari sebuah kumparan menyangkut pembuatan dua pengukuran pada frekuensi berbeda. Kumparean dihubungkan langsung keterminal uji alat ukur Q seperti pada gambar. Kapasitor penyetalaan diberi suatu nilai yang tinggi dan rangkaian dibuat resonansi melalui pengaturan frekuensi osilator. Resonansi ditunjukan oleh defleksi maksimum pada alatukur “Q rangkaian”. Frekuensi resonan dari rangkaian LC f= syarat awal kapasitor rangkaian= C1+Cd, maka frekuensinya f1 = setelah osilator dan kapasitor penyetalaan diatur, kapasitor rangkaian= C2+Cd, maka frekuensi f2 = karena f2=2f1, maka = Cd = Contoh 10-3: kapasitansi diri sebuah kumparan aktif diukur dengan menggunakan prosedur yang baru diuraikan. Pengukuran pertama adalah pada f1=2MHz dan C1= 460 pf. Pengukuran kedua pada f2=4MHz memberikan suatu nilai yang baru bagi kapasitor penyetalaan, C2=100pf. Tentukan kapasitansi terbagi Cd. Jawab: Cd= = = 20 pf Contoh 10-4: tentukan nilai kapasitansi diri dari sebuah kumparan dengan melakukan pengukuran: pada frekuensi f1=2 MHz, kapasitor penyetalaan 450pf. Bila frekuensi diperbesar menjadi 5MHz, kapasitor penyetalaan 60pf. Jawab: f2= 2,5 f1 = = Cd = = = 14,3 pf Q efektif sebuah kumparan dengan kapasitansi terbagi lebih kecil dari Q sebenarnya. Qsebenarnya= Qe( ) dengan Qe= efektif dari kumparan C= kapasitansi penggetar Cd= kapasitansi terbagi Pada pengukuran, tahanan residua tau tahanan sisipan (RsH) dari rangkaian alat ukur Q cukup kecil dan dianggap diabaikan. Efek tahanan sisipan terhadap pengukuran bergantung pada besarnya impedansi yang tidak diketahui, dan tentunya pada ukuran tahanan sisipan tersebut. Contoh 10-5: sebuah kumparan dengan tahanan 10Ω dihubaungkan dalam “ modus pengukuran langsung”. Resonansi terjadi bila frekuensi osilator adalah 1MHz dan kapasitor penggetar 65pf. Tentukan persentase kesalahan yang dihasilkan dalam nilai Q yang dihitung dengan penyisipan tahanan sebesar 0,02Ω. Jawab: Qe= = = 245 Q kumparan Qi= Persentase kesalahan = 244,5 x 100% = 0,2% Contoh 10-6: ulangi soal 10-5 untuk kondisi berikut : tahanan kumparan adalah 0,1Ω. Frekuensi pada resonansi 40 MHz. kapasitor penyetalaan disetel pada135 pf. Jawab: Qe= = = 295 Q kumparan Qi= Persentase kesalahan = 245 x 100% = 17%. 10-8. Alat Ukur Impedansi Vektor Pengukuran impedansi adalah mengenai besarnya (Z) dan sudut fasa sebuah komponen. Beda fasa antara bentuk gelombang tegangan dan arus menunjukan apakah komponen tersebut induktif atau kapasitif. Jika sudut fasa dapat ditentukan, misalnya dengan menggunakan sebuah CRO yang memperagakan gambar lisajous, reaktansi dapat ditentukan. Jika sebuah komponen harus dinyatakan secara lengkap, sifat – sifatnya harus ditentukan pada beberapa frekuensi yang berbeda, dan mungkin memerlukan banyak pengukuran. Pengembangan instrumen sedemikian seperti halnya alat ukur impedansi vektor memungkinkan pengukuran impedansi pada suatu rangkuman frekuensi yang lebar. Alat ukur impedansi vektor melakukan pengukuran impedansi dan sudut fasa secara bersamaan pada rangkuman frekuensi dari 5 Hz sampai 500 kHz. Komponen yang tidak diketahui cukup dihubungkan diantara terminal – terminal masukan instrumen, frekuensi yang diinginkan dipilih dengan mengatur alat – alat kontrol panel depan, dan kedua alat pencatat pada panel depan akan menunjukkan besarnya impedansi dan sudut fasa. Langkah kerja dari alat ukur impedansi vektor: 1. Besarnya impedansi ditentukan dengan mengukur arus melalui komponen yang tidak diketahui bila tegangan yang diketahui dihubungkan kepadanya, atau dengan mengukur tegangan komponen bila arus yang diketahui dilewatkan melaluinya. 2. Sudut fasa diperoleh dengan menentukan beda fasa antara tegangan komponen dan arus melalui komponen tersebut. Pengaturan penguatan pada impedansi vektor menggunakan sakelar rangkuman impedansi. Sakelar rangkuman impedansi merupakan jaringan pelemah presisi yang mengontrol tegangan keluaran isolator dan pada waktu yang sama menentukan cara menghubungkan komponen yang tidak diketahui ke rangkaian agar mengikuti sakelar rangkuman. Sakelar rangkuman impedansi membolehkan instrumen bekerja dalam dua modus, yaitu modus arus konstan dan modus tegangan konstan. Dalam modus arus konstan, komponen yang tidak diketahui dihubungkan ke msukan penguat selisih ac. Arus ini dipertahankan konstan oleh tindakan tahan alih atau penguat Rt yang mengubah arus melalui komponen yang tidak diketahui menjadi sebuah keluaran tegangan yang besarnya sama dengan arus dikalikan dengan tahanan umpan baliknya. Tegangan kontrol yang dihasilkan mengatur penguatan penguat AGC dan berarti mengatur tegangan yang dimasukkan ke sakelar rangkuman impedansi. Dalam modus tegangan konstan, kedua masukan tersambung ke penguat selisih. Terminal yang dihubungkan ke masukan penguat tahanan alih seperti terdapat pada modus arus konstan, sekarang digroundkan. Terminal masukan dari komponen yang tidak diketahui dihubungkan ke titik yang sama dari potensial yang konstan. Dalam setiap hal, tegangan yang tidak diketahui ini dimasukkan ke penguat tahanan alih yang juga menghasilkan suatu tegangan keluaran yang sebanding dengan arus masukannya. Pengukuran sudut fasa dilakukan secar bersamaan. Keluaran dari kedua saluran dihubungkan ke sebuah rangkaian pemicu schmitt. Rangkaian pemicu schmitt menghasilkan suatu spike. Spike dihubungkan ke sebuah rangkaian detektor. Detektor ini terdiri dari multivibrator dengan 2 kondisi stabil, penguat selisih, dan kapasitor pengumpul. Tegangan pada kapasitor berbanding langsung dengan selang waktu perpotongan nol dan dihubungkan ke alat ukur sudut fasa yang selanjutnya menunjukkan beda fasa antara bentuk gelombang tegangan dan arus. Kalibrasi alat ukur impedansi vektor biasanya dilakukan dengan menghubungkan komponen – komponen standar ke terminal masukan. Komponen ini bisa tahanan standar atau kapasitor standar . 10-9. Voltmeter Vektor Voltmeter vektor mengukur amplitudo sebuah sinyal pada dua titik dalam sebuah rangkaian dan secara bersamaan mengukur beda fasa antara bentuk – bentuk gelombang tegangan pada kedua titik tersebut. Voltmeter vektor sangat bermanfaat dalam pemakaian VHF ( Very High Frequency ) dan dapat digunakan secara sukses dalam pengukuran – pengukuran seperti : a. Penguatan penguat dan pergeseran fasa. b. Kerugian sisipan yang kompleks. c. Fungsi alih penapis d. Parameter jaringan dengan dua titik singgah Pada dasarnya voltmeter vektor mengubah dua sinyal frekuensi radio dengan frekuensi dasar yang sama(Rf) dengan frekuensi dasar yang sama menjadi dua sinyal IF ( Intermediate Frequency ). Sinyal IF memiliki amplitudo, bentuk gelombang dan hubungan fasa yang sama seperti sinyal RF yang asli. Akibatnya, komponen dasar dari sinyal IF mempunyai hubungan amplitudo dan fasa yang sama seperti komponen dasar dari sinyal RF. Unit pengontrol fasa merupakan rangkaian yang agak komplex yang membangkitkan pulsa pencuplik bagi kedua konvertor RF ke IF dan secara otomatis mengontrol laju kecepatan pulsa agar menghasilkan sinyal IF sebesar 20 kHz. Laju kecepatannya dikontrol oleh sebuah osilator yang tegangannya disetalakan pada mana tegangan penyetelan disuplai oleh pengontrol fasa otomatis. Penguat yang disetalakan hanya melewatkan komponen dasar 20 kHz sinyal IF dari masing – masing saluran. Keluaran masing – masing penguat yang disetalakan berisi sebuah sinyal yang telah mempertahankan hubungan fasanya mula – mula dibandingkan terhadap sinyal dalam saluran lainnya. Penguat alat ukur terdiri dari sebuah penguat umpan balik stabil dengan penguatan yang tetap, disusul oleh sebuah penyearah dan sebuah penapis. BAB XI INSTRUMEN UNTUK PEMBANGKITAN DAN ANALISIS BENTUK-BENTUK GELOMBANG 11-1 RANGKAIAN DASAR OSILATOR 11-11-1 Pendahuluan Osilator adalah sebuah alat yang menghasilkan suatu sinyal berbentuk sinusoida dengan frekuensi dan amplitude tertentu, sedangkan generator sinyal memiliki kapasitas tambahan yaitu modulasi amplitude sinyal keluaran dan rangkuman penyetalaan yang lebar. Terdapat berbagai jenis rangkaian osilator dengan model rangkaian yang bergantung pada frekuensi yang ingin dihasilkan. Osilator-osilator frekuensi rendah kira-kira bekerja dalam rangkuman 1 Hzsampai 1 MHz, seringkali didasarkan pada rangkaian jembatan Wien. Osilator-osilator frekuensi tinggi yang mencakup rangkuman frekuensi dari 100 kHz sampai 500 MHz atau lebih, umumnya didasarkan pada variasi dari rangkaian tangki LC. 11-1-2 Osilator dengan rangkaian tangki LC Prinsip kerja dari rangkaian tangki LC (LC tank) adalah sederhana dan hampir identik dengan jenis rangkaian dasar yang banyak dan dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebuah kombinasi paralel LC dieksitasi agar berosilasi dan tegangan ac pada rangkaian LC ini diperkuat oleh sebuah penguat transistor. Sebagian tegangan ac yang diperkuat tersebut diumpankan kembali ke rangkaian tangki melalui gandengan induktif atau kapasitif guna mengimbangi kehilangan daya di dalam rangkaian tangki. Umpan balik pembaharu (regeneratifj ini menghasilkan tegangan keluaran dengan amplitudo yang konstan pada frekuensi resonansi rangkaian tangki yang dinyatakan oleh persamaan (11-1) Osilator-osilator rangkaian tangki LC dapat bekerja pada frekuensi-frekuensi yang sangat tinggi, sampai beberapa ratus megahertz. Tabung-tabung yang dirancang secara khusus seperti klystron dan magnetron memperbesar rangkuman frekuensi dalam daerah gigahertz. Pada gambar 1, ditunjukkan rangkaian dari osilator Amstrong, merupakan salah satu rangkaian osilator yang terdahulu. Dari gambar 1, dapat dijelaskan bahwa : Jika tegangan suplai Vcc bekerja, transistor menginduksi dan akan mengalirkan arus kolektor. Disebabkan kumparan L2 dan L1 tergandeng secara induktif, maka penambahan arus kolektor akan menginduksi suatu tegangan pada L1 dalam arah sedemikian rupa, sehingga basis transistor dikemudikan positif, yaitu puncak kumparan mempunyai polaritas positif. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya arus kolektor dengan laju yang lebih cepat dan tegangan terinduksi akan bertambah. Sebagai akibatnya, sebuah tegangan positif yang tinggi dibangkitkan pada rangkaian tangki, dan kapasitor C1 akan mengisi dengan polaritas positif pada plat atasnya. Karena pada waktu yang sama basis dikemudikan positif, maka arus basis memuati kapasitor Cb menuju nilai puncak tegangan yang diindusir dengan polaritas seperti yang ditunjukkan pada gambar. Pada waktu transistor mulai saturasi, laju kenaikan arus kolektor berkurang dan akan memperkecil tegangan induksi, yang berarti kapasitor C b harus mengosongkan muatan (discharge) melalui tahanan Rb, yang membuat basis transistor menjadi negative, dan ini menyebabkan suatu reaksi berantai. Arus kolektor mulai berkurang dari mulai maksimumnya (saturasi), maka medan magnet L2 akan turun dan ini akan mengindusir suatu tegangan negative pada kumparan L1. Pada waktu tersebut, kapasitor Cb masih mengosongkan muatan dan ini akan mengemudikan transistor menjadi mati (cut off), sehingga kolektor berhenti secara mendadak. Tegangan induksi pada L1 menyebabkan C1 mengosongkan muatan dan kemudian mengisi kembali menuju nilai puncak negative pada bagian atas platnya. Selama setengah siklus berikutnya, rangkaian tangki membawa transistor keluar dari kondisi cut off. Kapasitor C1 mulai mengisi melalui L1 dan potensial basis transistor dinaikkan sampai konduksi dimulai lagi. Begitu transistor bekerja (konduksi), energi dialihkan dari rangkaian kolektor ke rangkaian tangki, dan C1 mengisi kembali menuju nilai puncak dari tegangan yang sekarang telah positif, dan siklus ini berulang kembali mulai dari awal. Frekuensi osilator, diatur oleh karakteristik pengisian dan pengosongan muatan dari rangkaian tangki yang diberikan pada persamaan (11-1). Pada gambar 2, ditunjukkan rangkaian dari osilator Hartley. Keluaran Umpan Balik GAMBAR 11-2 Osilator Hartley Dari gambar 2, dapat dijelaskan bahwa : Osilator hanya menggunakan satu kumparan beserta satu titik pencabangan (tap) yang sesuai dengan titik tanah ac yang biasa dari rangkaian Amstrong. Kapasitor penyetalaan C 1 di shunt terhadap seluruh kumparan (L1 + L2). Karena titik pencabangan kumparan dihubungkan ke tanah, rotor dari kapasitor variable tidak dapat lebih lama ditanahkan. Sinyal keluaran tersedia melalui rangkaian gandengan RC sebagai pengganti gandengan induktif seperti halnya pada osilator Amstrong. Salah satu jenis gandengan keluaran dapat digunakan (tidak mempunyai sangkut-paut dengan operasi rangkaian). Pada gambar 3, ditunjukkan rangkaian dari osilator Colpitts, yang merupakan variasi lain dari rangkaian dasar Amstrong. Keluaran Umpan Balik GAMBAR li-3 Osilator Colpitts Dari gambar 3, dapat dijelaskan bahwa : Rangkaian tangki terdiri dari sebuah induktor L1 dan dua kapasitor seri (C1 dan C2). Perhatikan bahwa kecuali pada cara pencabangan di dalam rangkaian tangki, rangkaian ini identik dengan rangkaian osilator Hartley. Nilai relatif dari kapasitor C1 dan C2, merupakan faktor yang menentukan besarnya umpan balik dalam rangkaian Colpitts. Semakin kecil C 1, umpan balik makin besar. Bila penyetalaan diubah kedua nilai kapasitor bertambah atau berkurang secara simultan tetapi perbandingail kedua nilai tersebut tetap sama. Sinyal keluaran tersedia melalui sebuah gulungan tambahan pada kumparan rangkaian tangki. 11-1-3 Osilator jembatan Wien Osilator jembatan Wen merupakan salah satu dari rangkaian-rangkaian standar yang digunakan untuk membangkitkan sinyal-sinyal gelombang sinus dalam. rangkuman frekuensi audio. Osilator ini konstruksi sederhana, mempunyai bentuk gelombang yang relatif murni dan memiliki stabilitas frekuensi yang sangat baik. Pada dasarnya osilator ini adalah penguat umpan balik dengan sebuah jembatan Wien sebagai jaringan umpan balik antara terminal keluaran dan terminal masukan penguat seperti dirunjukkan pada Gambar 11-4. Penguat pada gambar 4 ini akan berosilasi bila dua persyaratan dasar yang dikenal sebagai kriteria Barkhausen untuk osilasi dipenuhi. Adapun kedua persyaratan dasar tersebut adalah : 1. Penguatan tegangan sekitar penguat dan simpul umpan balik (feedback loop) yang disebut penguatan simpal (loop gain) harus sama dengan satu, atau Avβ = 1. 2. Pergeseran fasa antara tegangan masukan v dan tegangan umpan balik vf yang disebut pergeseran fasa simpal (loop phase shift) harus nol. Jika persyaratan-persyaratan ini dipenuhi, penguat umpan balik pada Gambar 11-4 akan membangkitkan suatu gelombang keluaran berbentuk sinus. Pada gambar 5, ditunjukkan rangkaian jembatan Wien dimana dapat dilihat bahwa rangkaian terdiri dari gabungan RC seri dalam satu lengan dan gabungan RC parallel dalam lengan sebelahnya, sedangkan lengan-lengan lainnya adalah tahanan murni. GAMBAR 11-5 Rangkaian jembatan Wien Persamaan kesetimbangan jembatan memberikan sebagai berikut : Z1Z4 = Z2Z3 or Z3 = Z1Z4Y2 (11-2) Dimana Z1= R1 - j/ωC1, Y2 = l/R2 +jωC2, Z3 = R3, dan Z4 = R4. Dengan menggantikan harga-harga ini ke dalam persamaan (11-2), diperoleh R3 = (R1 – j/ωC1) R4(1/R2 + JωC2) (11-3) dan setelah diuraikan menghasilkan R3 = R1R4/R2+ jωC2R1R4 – JR4/ωC1R2 + R4C2/C1 (11-4) Pada kesetimbangan jembatan bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayal harus sama. Dengan memisahkannya dari persamaan (114) untuk bagian nyata memberikan R3/R4 = R1/R2 + C2/C1 (11-5) dan imtuk bagian khayal, ωC2R1 = 1/ωC1R2 (11-6) dimana ω=2πf. Persamaan (11-6) dapat diselesaikan untuk mendapatkan pernyataan bagi frekuensi tegangan masukan dan diperoleh f = 1/2π (11-7) Dalam hal yang lazim, komponen-komponen jembatan dipilih sedemikian sehingga R1 =R2 =R dan C1 =C2 = C. Maka persamaan (11-5) menjadi R3/R4 = 2 (11-8) sedang frekuensi setimbang atau frekuensi resonansi jembatan menjadi : f = 1/2πRC (11-9) Jadi diperoleh suatu kesimpulan bahwa jembatan dikatakan seimbang (tegangan keluaran sama dengan nol), jika : Perbandingan tahanan lengan-lengan yang tidak reaktif memenuhi persamaan (11-8), dan Tegangan eksitasi mempunyai frekuensi dinyatakan oleh persamaan (11-9). Jika jembatan Wien digunakan sebagai jaringan umpan balik di dalam sebuah osilator seperti pada gambar 4, maka rangkaian harus sedikit dimodifikasi. Penguatan tegangan penguat adalah suatu besaran terbatas dan tidak boleh nol. Jadi jembatan harus diubah agar benar-benar memberikan suatu tegangan keluaran pada frekuensi resonansi, sembari tetap mempertahankan pergeseran fasa sebesar nol. Pada gambar 6, ditunjukkan rangkaian jembatan Wien yang diperbaharui (menunjukkan tegangan-tegangan dalam jembatan Wien). Va = (Z2/Z1+Z2) Vi =Vi/3 Vb = (R2/R1 + R2) Vi Vo = Va - Vb i Gambar 6 Impedansi lengan-lengan reaktif pada frekuensi resonansi, f = 1 / (2 R C) dapat dituliskan : Z1 = R – j/ωC = (1 – j)R (11-10) Z2 = 1/(1/R + jωC) = (1-j)R/2 (11-11) Maka penurunan tegangan va pada Z2 adalah va = (Z2/Z1+Z2) vi = vi/3 (11-12) dan penurunan tegangan pada R2, adalah vb = (R4/R3+R4)vi (11-13) Tegangan keluaran dari jembatan adalah Vo = va - vb (11-14) Jika diinginkan suatu harga nol, tegangan keluaran harus nol dan va = vb. Untuk mencapai hasil ini R3 dan R4 harus dipilih sedemikian sehingga vb = 1/3 vi. Berarti R4/(R3+R4) = 1/3 atau R3 = 2 R4. Akan tetapi dalam hal yang dibicarakan, tegangan keluaran tidak harus nol dan oleh karena itu perbandingan R4/(R3 + R4) harus lebih kecil dari 1/3. Ambil sebagai contoh, Vb/va = R4/R3+R4 = (1/ 3) – 1/δ (11-15) dimana δ adalah sebuah bilangan yang lebih besar dari 3. Maka β = vo/vi = va-vb/vi = va/vi – {(1/3) – (1/δ)} (11-16) Untuk menghasilkan suatu tegangan keluaran pada frekuensi resonansi jembatan (fa) dan dengan demikian memberikan tegangan umpan balik yang diperlukan bagi osilasi va/vi = 1/3 dan β = 1/δ. Maka kriteria Barkhausen untuk osilasi yaitu penguantan lup sebesar satu atau Aβ = 1, dipenuhi dengan membuat penguatan penguat A =δ. Dalam keadaan ini dua pengamatan penting dapat dilakukan : 1. Frekuensi osilasi persis sama dengan frekuensi nol dari jembatan setimbang, yaitu fo = 1/2Πrc. 2. Pada setiap frekuensi lainnya, va tidak sefasa dengan vi dan berarti vo tidak sefasa dengan vi, sehingga persyaratan penguatan lup sebesar satu hanya dipenuhi pada frekuensi resonansi. Pada gambar 7, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah osilator jembatan Wien yang sederhana tetapi praktis (osilator jembatan Wien dua tingkatan). GAMBAR 11-7 Osilator Jembatan Wein dua Tingkatan Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa Jembatan terdiri dari R dan C dihubung seri, Rdan C dihubung paralel, R1 dan R2. Umpan balik dikembalikan dari kolektor Q2 melalui kapasitor gandeng C1 menuju bagian atas rangkaian jembatan. C1 adalah cukup besar untuk tidak menghasilkan pergeseran fasa pada frekuensi osilasi paling rendah. Tahanan R2 melayani pemakaian rangkap dari tahanan emitter Q1 dan elemen jembatan Wien. Amplitudo osilasi ditentukan oleh tingkatan pada mana βA lebih besar dari satu. Jika β tetap, amplitudo ditentukan oleh A dan bertambah jika A bertambah sampai pertambahan selanjutnya dibatasi oleh sifat-sifat yang tidak linear dari transistor. Pengaturan amplitudo dilengkapi oleh tahanan R2 yang melengkapi sebuah β yang berubah. Tahanan R2 dapat berupa sebuah lampu filamen tungsten yang bertindak sebagai sebuah elemen tahanan yang berubah. Jika keluaran penguat cenderung bertambah, pertambahan arus melalui R2 menaikkan temperaturnya dan memperbesar tahanannya. Maka dari persamaan (11-16), β akan berkurang dan akan cenderung mempertahankan hasil perkalian Aβ konstan, sehingga mengatur keluaran penguat pada suatu level yang konstan. Keterlambatan termal (thermal lag) dari filamen lampu tungsten menyebabkan tahanannya tetap hampir konstan selama berlangsungnya siklus tegangan atau arus keluaran bolak-balik. Akan tetapi pada frekuensi-frekuensi yang sangat rendah keterlambatan termal mungkin tidak cukup besar sehingga tahanan lampu dapat berubah selama siklus. Dalam kondisi ini bisa digunakan sebuah termistor, yang memiliki volume yang cukup untuk menghasilkan keterlambatan termal yang diinginkan. Frekuensi osilator dapat diubah secara kontinu oleh dua kapasitor udara yang dapat diubah-ubah (C) yang dipasang pada sebuah poros bersama. Rangkuman frekuensi yang berbeda-beda dapat dihasilkan dengan penyakelaran kedua tahanan R pada nilai-nilai yang berlainan. Osilator jembatan Wien menghasilkan osilasi-osilasi stabil dengan distorsi keluaran yang rendah. Dengan penambahan sebuah penguat daya guna memisahkan osilator dari beban, rangkaian digunakan melengkapi sinyal-sinyal uji untuk berbagai pemakaian. Frekuensi atas dari osilator jembatan Wien dibatasi oleh karakteristik amplitudo dan pergeseran fasa dari penguat dan biasanya adalah dalam orde 100 kHz. Di atas frekuensi ini sering digunakan rangkaian osilator RF yang telah dikenal. 11-1-4 Osilator penggeser fasa* Pada gambar 8, ditunjukkan diagram rangkaian osilator RC penggeser fasa yang mampu membangkitkan tegangan keluaran berbentuk sinus pada frekuensi-frekuensi sampai beberapa ratus kilohertz. Dari gambar 8, dapat dijelaskan bahwa Transistor tunggal pada rangkaian menggeser fasa setiap tegangan yang muncul pada basisnya sebesar 1800. Jaringan RC memberikan sejumlah pergeseran fasa tambahan. Pada beberapa frekuensi tertentu pergeseran fasa dari ketiga jaringan RC persis sama dengan 1800 dan pada frekuensi ini pergeseran fasa total dari basis transistor sekitar rangkaian, kembali ke basis, akan persis sama dengan 3600. Selanjutnya asalkan penguatan transistor cukup besar rangkaian akan berosilasi pada frekuensi tersebut. Faktor umpan-balik β yang didefinisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran vo terhadap tegangan masukan vi dapat diperoleh dengan menggunakan teori jaringan konvensional terhadap gabungan RC. Analisis ini menghasilkan Β =vo/vi = 1/1- 5α2- j(6α – α2) (11-17) Dimana α = 1/ωRC Pergeseran fasa-antara vo dan vi akan menjadi 1800 bila bagian khayal dari penyebut persamaan (11-7) sama dengan 0, atau bila α2 = 6. Frekuensi sehubungan dengan keadaan ini ialah f = 1/2πRC (11-18) Osilator penggeser fasa sesuai bagi suatu rangkuman frekuensi yang lebar yakni dari beberapa hertz sampai beberapa ratus kilohertz. 11-1-5 Karakteristik Prestasi Dalam memilih sebuah osilator untuk melakukan suatu fungsi tertentu di dalam sebuah pengukuran, sebaiknya pemakai memperhatikan karakteristik prestasi (performance characteristics) instrumen, yang diringkaskan sebagai berikut: (a) Rangkuman frekuensi. Osilator harus mampu mensuplai frekuensi terendah dan tertinggi dari yang diamati. Rangkuman frekuensi yang dicakup oleh kebanyakan instrumen laboratorium adalah dari 0,00005 Hz sampai 30 MHz atau bahkan lebih tinggi. (b) Daya keluaran dan tegangan keluaran yang tersedia. Beberapa pengukuran memerlukan jumlah daya yang besar; yang lain hanya memerlukan keluaran tegangan yang cukup. (c) Impedansi keluaran. Beberapa osilator memiliki impedansi keluaran yang rendah yang dapat diubah ke hampir setiap impedansi yang diinginkan,yaitu dengan menggunakan sebuah pembagi tegangan resistif. Instrumen lain memiliki keluaran yang digandengkan terhadap transformator yang melengkapi rangkaian keluaran yang setimbang dan terisoler. Karena banyak osilator rangkuman audio digunakan dengan sistem impedansi masukan 600 Ω, osilator-osilator ini umumnya dilengkapi dengan pelemah keluaran sebesar 600 Ω. (d) Resolusi cakera dan keielitian (dial resolution and accuracy). Dalam keadaan ideal, pemakai harus mampu menyetel cakera penyetalaan osilator pada suatu frekuensi tertentu dengan jaminan bahwa instrumen akan mengeluarkan frekuensi tersebut sepanjang waktu. Pada instrumen-instrumen laboratorium cakera penyetalaan dapat disetel dengan tepat melalui sebuah alat kontrol nonius (vernier). Ketelitian dengan mana frekuensi menyelusuri cakera penyetalaan termasuk di dalam hitungan ketelitian keseluruhan. (e) Stabilitas frekuensi (frequency stability). Stabilitas frekuensi osilator menentukan kemampuannya dalam mempertahankan frekuensi yang diplih. selama satu perioda waktu. Umur komponen, perubahan temperatur, dan variasi sumber tegangan semuanya mempengaruhi stabilitas. Stabilitas frekuensi dapat diperbaiki- dalam beberapa hal dengan menggunakan umpanbalik negatif yang besar dan komponen yang dipilih secara cermat. (f) Stabilitas amplitudo (amplitude stability). Stabilitas amplitudo penting dalam beberapa pemakaian. Tanggapan frekuensi (variasi amplitudo terhadap perubahan frekuensi) menuntut perhatian khusus bila osilator digunakan untuk mengukur tanggapan dalam rangkuman frekuensi yang lebar. (g) Distorsi (distortion). Distorsi di dalam sinyal keluaran osilator adalah kebalikan dari pengukuran kemurnian bentuk gelombang. Distorsi ini tidak diinginkan, sebab adanya suatu harmonik di dalam sinyal uji dapat memasuki rangkaian yang diuji dan mengakibatkan penunjukan yang salah pada keluaran. Jika osilator digunakan untuk pengukuran distorsi, besarnya distorsi yang berkontribusi ke dalam pengukuran hams jauh lebih kecil dari distorsi yang dikontribusikan oleh rangkaian yang diuji. 11-2 GENERATOR PULSA DAN GELOMBANG PERSEGI 11-2-1 Pendahuluan Generator pulsa dan gelombang persegi sering digunakan bersama sebuah CRO sebagai peralatan ukur. Bentuk-bentuk gelombang yang diperagakan oleh CRO baik pada keluaran maupun pada titik-titik yang saling berhubungan di dalam sistem yang diuji, keduanya melengkapi informasi kualitatif dan kuantitatif dari sistem atau peralatanyang diuji. Perbedaan utama antara sebuah generator pulsa dan generator gelombang persegiadalah menyangkut lamanya pembebanan (duty cycle). Lamanya pembebanan didefinisikan sebagai perbandingan nilai rata-rata dari pulsa selama satu perioda terhadap nilai puncak pulsa tersebut. Karena nilai rata-rata dan nilai puncak berhubungan secara terbalik dengan lamanya waktu, lamanya pembebanan dapat didefrnisikan dalam lebar pulsa (pulsewidth) dan perioda atau waktu pengulangan pulsa (PRT - pulsa repetian time) yaitu : Lamanya Pembebanan = Lebar pulsa/ Perioda Generator-generator gelombang persegi menghasilkan suatu tegangan keluaran dengan waktu bekerja (ON) dan berhenti (OFF) yang sama, sehingga lamanya pembebanan adalah 0,5 atau 50 persen. Lamanya pembebanan tetap pada 50 persen bila frekuensi osilasi diubah. Lamanya pembebanan dari sebuah generator pulsa bisa berubah; pulsa-pulsa yang sangat singkat menghasilkan "lama - pembebanan" yang rendah, dan umumnya generator pulsa dapat menyalurkan lebih- banyak daya selama perioda bekerjanya (ON) daripada yang dapat dihasilkan oleh sebuah generator gelombang persegi. Pulsa-pulsa yang waktunya singkat memperkecil disipasi daya di dalam komponen yang diuji. Misalnya, pengukuran penguatan transistor dapat dilakukan oleh pulsa-pulsa yang cukup singkat guna mencegah pemanasan pada titik sambung; dan dengan demikian efek panas yang dihasilkan terhadap penguatan transistor umumnya sangat diperkecil. Generator-generator gelombang persegi digunakan kapan pun karakteristik frekuensi rendah dari sebuah sistem sedang diselidiki, misalnya pengujian sistem audio. Gelombanggelombang persegi juga lebih diinginkan pada pulsa-pulsa yang waktunya singkat yaitu jika tanggapan transien sebuah sisfern memerlukan sejumlah waktu untuk membuatnya diam. 11-2-2 Karakteristik pulsa dan istilah-istilah yang digunakan Dalam pemilihan sebuah generator pulsa atau generator gelombang persegi, kualitas pulsa merupakan hal yang paling penting. Sebuah pulsa uji dengan kuaitas yang tinggi akan menjamin bahwa setiap kemerosotan pulsa yang diperagakan berkaitan dengan rangkaian yang diuji dan bukan karena instrument itu sendiri. Pada gambar 9, ditunjukkan karakteristik yang saling berhubungan pada sebuah pulsa. Spesifikasi mengenai karakteristik ini biasanya disertakan di dalam buku pedoman instrument atau lembaran spesifikasi dari pabrik. Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa waktu naik ( rise time, tr ) adalah waktu yang dibutuhkan pulsa agar bertambah dari 10% menjadi 90%dari amplitude normalnya. Sedankan waktu jatuh (fall time, tf ) adalah waktu yang diperlukan oleh pulsa agar turun dari 90 menjadi 10 persen dari amplitudo maksimalnya. Umumnya waktu naik dan waktu jatuh pulsa akan lebih cepat dari rangkaian atau komponen yang diuji.Bila kenaikan amplitudo awal melebihi nilai sebenarnya, terjadi lonjakan (overshoot) atau ringing. Lonjakan ini mungkin dapat dilihat sebagai pip tunggal. Bila amplitudo maksimal dari pulsa tidak konstan tetapi berkurang secara pelan-pelan, pulsa disebut droop atau melengkung ke bawah (sag). Setiap lonjakan, ringing, atau pelengkungan ke bawah di dalam pulsa uji harus diketahui untuk menghindari keragu-raguan fenomena yang disebabkan oleh rangkaian uji. Amplitudo pulsa maksimal menuntut perhatian paling penting jika rangkaian yang diuji memerlukan daya masukan yang sesuai, seperti halnya sebuah unit magnetic care memory. Pada waktu yang sama rangkuman pelemahan instrumen harus sesuai guna mencegah pengemudian lebih terhadap rangkaian uji maupun dalam mensimulir persyaratan-persyaratan operasi yang aktual.Rangkuman pengontrolan frekuensi atau laju pengulangan pulsa (PPR, pulse refretition rate) diperhatikan jika rangkaian yang diuji hanya dapat beroperasi di dalam suatu rangkuman laju pulsa atau jika variasi laju kecepatan tersebut diperlukan. Beberapa generator pulsa dapat dipicu oleh sinyal-sinyal yang dimasukkan dari luar. Sama seperti pemicu yang ditemukan pada laboratorium CRO. Sebaliknya keluaran generator pulsa atau generator gelombang persegi bisa digunakan untuk melengkapi pulsa-pulsa pemicu guna mengoperasikan rangkaian-rangkaian luar. Dengan demikian, rangkaian pemicu keluaran dari generator pulsa memperbolehkan terjadinya pulsa pemicu sebelum ataupun sesudah pulsa keluaran utama. Generator yang memiliki impedansi sumber yang sepadan dengan kabel penghubung akan menyerap pantulan yang dihasilkan oleh ketidaksepadanan impedansi di dalam rangkaian luar. Tanpa kesepadanan generator terhadap kabel ini, pantulan-pantulan akan dipantulkan oleh generator yang memperlihatkan pulsa-pulsa yang palsu atau gangguan terhadap pulsa utama. Rangkaian-rangkaian yang digunakan di dalam pembangkitan pulsa umumnya dibagi dalam dua kategori, yaitu pasif dan aktif. Dalam rangkaian jenis pasif, sebuah osilator gelombang sinus digunakan sebagi generator basis dan keluarannya dilewatkan melalui sebuah rangkaian pembentuk pulsa guna mendapatkan bentuk gelombang yang diinginkan. Generator-generator aktif biasanya dari jenis rileksasi. Osilator rileksasi menggunakan tindakan pengisian dan pengosongan sebuah kapasitor guna mengontrol konduksi sebuah transistor. Beberapa bentuk yang umum dari osilator rileksasi adalah multivibrator dan osilator blok. 11-2-3 Multivibrator tidak stabil Multivibrator tidak stabil digunakan secara luas untuk pembangkitan pulsa-pulsa. Dia dapat dibuat agar menghasilkan gelombang-gelombang persegi ataupun pulsa bergantung pada pemilihan komponen-komponen rangkaian. Pada dasarnya rangkaian ini terdiri dari sebuah penguat tergandeng RC dua tingkatan dengan keluaran tingkatan kedua (Q2) digandengkan kembali ke masukan tingkatan pertama (Q1) melalui kapasitor C1. Dengan cara sama keluaran Q1 digandengkan melalui C2 ke masukan Q2. Karena penggandengan antara kedua transistor sama-sama diambil dari kolektor, rangkaian dikenal sebagai multivibrator tidak stabil dengan kolektor tergandeng (collector-coupled). Analisis kualitatif yang lazim terhadap rangkain ini dilakukan sebagai berikut: Bila mula-mula daya dimasukkan ke rangkaian, kedua transistor mulai konduksi. Karena perbedaan karakteristik operasi antara keduanya adalah kecil, salah satu transistor akan mengonduksi sedikit lebih cepat dari yang lain. Ini memulai sederetan kejadian. Misalkan bahwa Q1 mula-mula mengonduksi lebih dulu dari Q2. Ini berarti bahwa tegangan kolektor dari Q1 (yaitu ec1) turun lebih cepat dari tegangan kolektor Q2 (yaitu ec2). Penurunan dari ec1 dihubungkan ke jaringan R2 C2, dan karena muatan pada C2 tidak dapat berubah secara seketika, perubahan penuh menuju negatif terjadi pada R2. Ini mengurangi forward bias pada Q2 yang pada gilirannya menurunkan arus kolektor Q2 (yaitu ec2), dan menyebabkan kenaikan pada tegangan kolektor Q2. Kenaikan dalam tegangan kolektor Q2 ini dihubungkan melalui jaringan R1 C1 menuju basis Q1, memperbesar catu majunya. Dengan demikian Q1 mengonduksi malah lebih berat dan tegangan kolektornya turun masih lebih cepat. Perubahan yang menuju negatif ini digandengkan ke basis Q2 yang selanjutnya menurunkan arus kolektornya. Proses keseluruhan adalah komutatif sampai Q2 dihentikan ( cut off ) seluruhnya dan Q1 mengonduksi secara berat. Dengan Q2 cut off, tegangan kolektornya praktis sama dengan tegangan suplai Vcc dan kapasitor C1 mengisi dengan cepat menuju Vcc melalui lintasan yang tahanannya rendah dari emiter menuju basis transistor pembuat konduksi (Q1). Bila tindakan rangkaian membuat Q1 bekerja penuh, potensial kolektornya turun mendekati 0 V, dan karena muatan pada C2 tidak bisa berubah seketika, basis Q2 berada pada potensial Vcc, mengemudikan Q2 lebih jauh menuju cut off. Sekarang tindakan penyaklaran dimulai. C2 mulai mengosongkan muatan secara eksponensial melalui R2. Bila muatan pada C2 mencapai 0 V, C2 berusaha mengisi sampai nilai +VBB yaitu tegangan suplai bagi basis. Tetapi tinfdakan ini secara cepat menem[patkan suatu catu maju pada Q2 dan transistor ini mulai konduksi. Begitu Q2 mulai konduksi, arus kolektornya menyebabkan penurunan tegangan kolektor ec2. Perubahan yang menuju negatif ini digandengkan terhadap basis Q1 yang mulai mengonduksi lebih pelan, yakni dia keluar dari saturasi. Tindakan kumulatif ini berulang sampai akhirnya Q1 menjadi cut off dan Q2 mengonduksi secara berat. Pada saat ini tegangan kolektor dari Q1 mencapai nilai maksimalnya sebesar Vcc. Kapasitor C2 mengisi ke nilai penuh sebesar Vcc, dan siklus operasi lengkap telah selesai. 11-2-4 Osilator blok Osilator blok adalah sebuah rangkaian yang kegunaannya sangat praktis dan dapat digunakan untuk membangkitkan suatu pulsa tunggal atau sederetan pulsa. Dalam salah satu konfigurasi tersebut, osilator blok berisi sebuah penguat yang keluarannya digandengkan kembali terhadap masukannya melalui sebuah transformator pulsa. Lebar pulsa ditentukan oleh karakteristik transformator pulsa, dan sampai satu tingkat tertentu, ditentukan oleh parameter rangkaian yang lainnya yang bisa dalam rangkuman nanosekon sampai milisekon.Sebuah rangkaian khas osilator blok ditunjukkan pada gambar. Transformator pulsa dihubungkan di dalam rangkaian guna melengkapi pembalikan polaritas antara tegangan kolektor dan tegangan basis seperti ditunjukkan oleh titik-titik polaritas pada gulungan-gulungan transformator. Kumparan ketiga menghubungkan beban. Arah kumparannya adalah sembarang dan dapat dipilih agar menghasilkan sebuah pulsa keluaran yang postif atau negatif. 11-2-5 Generator gelombang persegi dan pulsa untuk laboratorium Diagram blok dari sebuah generator khas untuk pemakaian umum yang menghasilkan pulsa-pulsa negatif dengan frekuensi yang waktu pembebanan dan amplitudo yang berubah. Rangkuman frekuensi dari instrumen ini tersedia dalam tujuh langkah kelipatan sepuluh dari 1 Hz sampai 10 MHz, dengan cakera yang terkalibrasi secara linier guna pengaturan kontinu pada semua rangkuman. Lamanya pembebanan dapat diubah dari 25 persen sampai 75 persen. Dua keluaran yang saling tidak bergantungan tersedia yaitu sebuah sumber 50 Ω yang mensuplai pulsa-pulsa dengan waktu naik dan waktu turun sebesar 70ms pada amplitudo puncak 30 V. Instrumen ini dapat dioperasikan sebagai sebuah generator yang berjalan kontinu atau dapat disinkronkan terhadap sinyal-sinyal luar. Pulsa-pulsa keluaran pemicu untuk mensinkronkan rangkaian luar juga tersedia. 11-3 GENERATOR SINYAL 11-3-1 Generator sinyal standar Generator sinyal standar sering digunakan untuk pengukuran penguatan, lebar bidang (bandwidth), perbandingan sinyal terhadap derau, perbandingan gelombang diam dan sifatsifat rangkaian lainnya. Dia dipakai secara luas dalam pengujian penerima radio dan pemancar-pemancar. Generator sinyal standar merupakan sumber energi arus bolak-balik yang karakteristiknya diketahui secara tepat. Instrumen ini mampu memodulasi sebuah frekuensi pembawa atau frekuensi tengah yang dihasilkan oleh penyetelan cakera. Jenis sinyal modulasi yang lazim adalah gelombang sinus, gelombag persegi, dan pulsa dimana sinyal keluaran dapat dibuat AM ataupun FM. Elemen-elemen genarator sinyal standar konvensional ditunjukkan gambar. Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil, menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius. Rangkaian LC dirancang agar memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap satu rangkuman frekuensi. Stabilitas frekuensi dari instrumen dasar dibatasi oleh konstruksi rangkaian LC dari master oscillator. Karena penyaklaran rangkuman biasanya dilakukan dengan memilih elemenelemen kapasitif yang sesuai di dalam rangkaian osilator, setiap perubahan dalam rangkaian frekuensi mengganggu rangkaian sampai tingkat tertentu dan pemakaian harus menunggu sampai rangkaian tersebut telah distabilkan pada nilai frekuensi dan resonansinya yang baru. 11.3.2 Generator Penyapu Frekuensi Generator penyapu frekuensi (sweep frequency generator) merupakan suatu pengembangan logis dari generator sinyal standar. Dia menghasilkan suatu tegangan keluaran berbentuk sinus (biasanya dalam rangkuman RF) Proses modulasi frekuensi (FM) dapat dilakukan secara mekanik dan elektronik. Cara elektronik untuk mengubah frekuensi osilator majikan dilakukan berdasarkan pembahasan generator sinyal standar. Metoda ini digunakan agar menguntungkan dalam beberapa instrumen laboratorium dan menghasilkan ketepatan serta kestabilan generator sinyal konvensional yang disetarakan secara manual untuk pengukuran frekuensi tersapu. Salah satu perkembangan yang menuntun konstruksi osilator disetalakan secara elektronik adalah tabung isolator gelombang mundur (backward wave oscilator tube) yang mengatasi kerugian karena penyapuan yang panjang dan keausan mekanis yang disebabkan oleh alat penyetalaan. Jantung instrumen generator penyapu adalah osilator majikan yang rangkuman frekuensinya dapat diatur melalui sakelar rangkuman. Penyapu frekuensi dianggap berupa peralatan mekanis yang memutar kapasitor penyetalaan didalam osilator majikan LC, mengakibatkan penyapuan berulang sepanjang keseluruhan rangkuman frekuensi. Penyapu frekuensi juga menyediakan tegangan penyapu yang berubah secara sinkron dan dapat digunakan untuk mengemudikan pelat-pelat defleksi horisontal CRO atau sumbu x dari alat pencatat X Y ( X Y recorder) dan respon amplitudo dapat diperagakan secara otomatis pada osiloskop atau unit pencatat X-Y Untuk mengenali frekuensi frekuensi, sebuah generator pembuat tanda (marker generator) menyediakan bentuk bentuk gelombang setengan sinus pada setiap frekuensi dalam batas batas rangkuman penyapuan. Tegangan pemberi tanda (marker voltage) ditambahkan ke garis basis dari jejak CRO sebagai suatu tanda pengenalan yang ditindihkan diatas kurva respons dari alat yang di uji. Rangkaian pengontrol level otomatis pada dasarnya adalah sebuah sistem umpan balik lup tertutup yang memonitir level RF pada suatu titik didalam sistem pengukuran. Rangkaian ini mempertahankan daya maju konstant terhadap variasi frekuensi dan impedansi beban. Suatu level daya yang konstan secara ideal mencegah setiap ketidaksepadanan sumber dan juga memberikan suatu penunjukan kalibrasi yang konstant terhadap frekuensi. 11.3.3 Generator Derau Acak Generator derau acak (random noise generator) adalah sebuah alat yang menghasilkan sebuah sinyal amplitudo sesaatnya ditentukan sembarangan dan dengan demikian tidak dapat diramalkan. Pengukuran derau acak digunakan dalam banyak lapangan pengukuran. Derau paling efektif digunakan untuk menguji berbagai cara deteksi dan untuk menemukan sinyal yang mengandung derau, seperti dalam radio, telemetri, radar dan sistem sonar. Kegunaan derau lainnya antara lain : 1. Dalam pengukuran listrik derau dapat digunakan sebagai sinyal uji bagi dirinya sendiri. 2. Pengukuran distorsi intermodulasi (IM) dan percakapan silang (crostalk) dalam sistem komunikasi 3. Pengujian penguat-penguat servo dan studi mengenai komputer analog. Cara pembangkitan derau acak biasanya adalah dengan dioda derau (noise diode) semikonduktor yang mengirimkan frekuensi didalam suatu ban dari sekitar 80 Khz sampai 220 Khz. Penguat keluaran merupakan tingkat akhir dalam generator, mencakup sebuah transformator . Penempatan filter sesudah modulator selanjutnya memperkecil dan mengontrol lebar bidang frekuensi dan mensuplai sinyal keluaran dalam 3 pilihan spektrum : 1. Derau putih (white noise) 2. Derau merah muda (pink noise) 3. Derau usasi 11.4 GENERATOR FUNGSI Generator fungsi (function generator) adalah sebuah instrumen terandalkan yang memberikan suatu pilihan bentuk gelombang yang berbeda yang frekuensi-frekuensinya dapat diatur sepanjang suatu rangkuman yang lebar. Bentuk gelombangnya antara lain : sinus, segitiga, persegi dan gigi gergaji dengan skala 1hz samapai beberapa ratus Khz Sebuah generator dapat digunakan untuk mengunci fasa generator fungsi kedua. Disamping itu satu generator dapat dikunci fasanya terhadap harmonik gelombang sinus dari generator lainnya. Generator fungsi dapay mensuplai bentuk gelombang keluaran pada frekuensi-frekuensi yang sangat rendah. Jaringan pengontrol frekuensi diatur oleh cakera frekuensi atau oleh sebuah tegangan kontrol yang dimasukan dari luar. Tegangan pengontrol frekuensi mengontrol dua sumber arus. Yaitu sumber arus atas yang mensuplai suatu arus yang konstan ke integrator segitiga yang tegangan keluarannya bertambah secara linier terhadap waktu.Multivibrator pembanding tegangan berubah keadaan pada suatu level yang telah ditentukan sebelumnya pada kemiringan tegangan keluar integrator yang positif. Sumber arus bawah mensuplai suatu arus balik menuju integrator sehingga keluarannya berkurang secara linier terhadap waktu. Jaringan tahanan dioda membentuk sebuah gelombang sinus yang dibuat dari gelombang segitiga serta merupakan gelombang keluaran ketiga. Rangkaian keluaran dari generator fungsi terdiri dari dua penguat keluaran. 11-5 ANALISIS GELOMBANG 11.5.1 Alat analisis gelombang yang selektif terhadap frekuensi Alat analisis gelombang (Wave Analyzer) adalah sebuah instrumen yang dirancang guna mengukur amplitudo relatif dari komponen komponen frekuensi tunggal dalam bentuk gelombang yang kompleks atau cacat. Instrumen ini bertindak sebagai Voltmeter yang selektif terhadap frekuensi (Frequency selective voltmeter) Bentuk gelombang yang akan dianalisis dinyatakan dalam komponen-komponen yang terpisah dan dimasukan ke sebuah pelemah masukan yang disetel oleh sakelar rangkuman alat ukur. Sebuah penguat pengemudi (driver amplifier) mengumpankan gelombang yang diperlemah ke sebuah filter aktif yang Q-nya tinggi. Filter ini terdiri dari susunan kaskade dari resonansi RC dari penguat-penguat filter. Pita pelewat dari bagian filter seluruhnya tercakup dalam pertambahan kelipatan sepuluh sepanjang seluruh rangkuman audio dengan mengubah kapasitor-kapasitor pada bagian RC. Penguat penyangga dapat digunakan untuk mengemudikan sebuah alat pencatat atau pencacah elektronik. Alat pencacah dikemudikan oleh sebuah detektor dari jenis nilai rata-rata. 11.5.2 Alat analisis gelombang jenis heterodin Sebuah instrumen yang menggunakan prinsip heterodin sering disebut dengan voltmeter yang disetarakan secara heterodin. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Sinyal masukan yang akan dianalisis diheterodinkan dengan osilator lokal ke suatu frekuensi tengah yang lebih tinggi. Penyetalaan osilator lokal akan menggeser berbagai komponen frekuensi sinyal ke dalam pita pelewat dari penguat if. Keluaran dari penguat if inilah yang dimasukan ke rangkaian pengukuran. Sinyal masukan memasuki instrumen melalui sebuah sambungan jarum penduga yang berisi sebuah penguat isolasi dengan penguatan satu. Setelah pelemahan yang tepat , sinyal masukan di heterodinkan didalam tingkat pencampur bersama sinyal dari osilator lokal. Keluran pencampur ini menghasilkan sebuah frekuensi tengah yang diperkuat secara seragam oleh penguat IF 30 MHz. Kemudian sinyal ini dicampur dengan suatu sinyal osilator kristal 30 MHz yang mempelihatkan informasi yang terpusat pada frekuensi nol. Kemudian sebuah filter aktif melewatkan komponen yang dipilih tersebut ke penguat oleh pencatat dari rangkaian detektor. Keluarannya dapat dibaca dalam skala desibel atau dimasukan ke sebuah alat pencatat. 11.5.3 Pemakaian Pemakaian alat analisi gelombang ditemukan dalam pengukuran listrik dan analisis bunyi dan getaran. Alat analisis gelombang digunakan dalam industri untuk mengurangi bunyi dan getaran yang dibangkitkan oleh sebuah mesin. Gelombng tersebut harus dikenali terlebih dahulu sebelum dihilangkan. Suatu analisis spektrumyang peka beserta alat akan memperlihatkan bebrbagai frekuensi dan dan resonansi diskrit yang selanjutnya dapat dikaitkan terhadap getaran di mesin. 11-6 ALAT ANALISIS DISTORSI HARMONIK 11.6.1 Distorsi harmonik Dalam keadaan ideal seharusnya sinyal yang masuk ke dalam suatu sistem akan memperlihatkan keluaran yang sama dengan outputnya. Namun kenyataannya tidak demikian karena adanya distorsi. Distorsi yang terjadi biasanya diakibatkan oleh karakteristik transistor yang tidak linear. Keluaran elemen-elemen rangkaian yang tidak linear dan memperlihatkan harmonik-harmonik frekuensi dasar pada bentuk gelombang keluaran dan distorsi resultantdisebut dengan distorsi harmonik. Ukuran distorsi yang dinyatakan oleh sebuah harmonik tertentu adalah perbandingan amplitudo harmonik terhadap frekuensi dasar yang dinyatakan dalam persen. = dimana (n = 1,2,3,4,...) menyatakan distorsi harmonik ke n, dan menyatakan amplitudo harmonik ke n dan adalah amplitudo dasar. Dengan rumus Distorsi harmonik total atau faktor distorsi D= dan seterusnya 11.6.2 Alat analisis harmonik dengan rangkaian yang disetalakan Salah satu cara paling tua untuk menentukan kandungan harmonik dari sebuah bentuk gelombang adalah dengan menggunakan sebuah rangkaian yang disetalakan. Dengan cara menyetalakan suatu rangkaian tertentu kita bisa menganalisis secara harmonik. 11-6-3 Alat analisis harmonik heterodin atau alat ukur gelombang Pada beberapa alat analisis heterodin, penunjukan alat pencatat langsung dikalibrasi dalam tegangan; alat analisis lain membandingkan harmonik sinyal yang berpengaruh terhadap tegangan referensi, biasanya dengan membuat teganan referensi tersebut sama dengan amplitudo frekuensi dasar. Instrumen jenis heterodin penunjukan langsung kadang dikenal sebagai voltmeter yang selektif terhadap frekuensi . Dalam instrumen ini frekuensi sinyal masukan dibasca dalam cekera yang terkalibrasi. Sebuah filter pelewat rendah di dalam rangkaian masukan mengeluarkan penjumlahan dari dalam frekuensi campuran dan hanya melewatkan frekuensi selisih. Tegangan ini dibandingkan terhadap sinyal masukan dan dibaca pada seubah voltmeter yang terkalibarasi dalam dBm dan Volt. Rangkuman level pada kebanyakan alat pencatat ini adalah dari -90dBm sampai +32 dBm. 11-6-4 Alat analisis distorsi harmonik dengan penindasan frekuensi dasar Instrumen ini mempunyai dua keuntungan utamadistorsi harmonik yang dibangkitkan di dalam batas-batas instrumen itu sendiri adalah kecil sekali dan dapat diabaikan.Persyaratan selektivitas tidak berat sebab yang harus ditidas hanya komponen frekuensi dasar.Instrumen ini terdiri dari empat bagian utama 1. Rangkaian masukan bersama pengubah impedansi 2. Rejection amplifier 3. Rangkaian pencatat 4. Sumber daya. Pengubah impedansi melengkapi rangkaian masukan berderau rendah berimpedansi tinggi, tidak bergantung pada impedansi sumber sinyal yang ditempatkan pada terminalterminal masukan instrumen. Penguat pengapkir mengapkir frekuensi dasar dari sinyal masukan dan melewatkan komponen frekuensi lainnya ke rangkaian pencatat di mana HD diukur. Rangkaian pencatat memberikan suatu penunjuk visual dar HD total yang dinyatakan dalam persentase tegangan masukan total. 11-7 ANALISIS SPEKTRUM 11-7-1 Pendahuluan Analisis spektrum didefinisikan sebagai penyelidikan mengenai distribusi energi sepanjang spektrum frekuensi dari sebuah sinyal listrik yang diketahui. Dari penyelidikan ini diperoleh informasi yang sangat berharga mengenai lebar bidang frekuensi, efek berbagai jenis modulasi, pembangkitan sinyal yang palsu dan begitu juga pada semua manfaatnya dalam perencanaan dan pengujian rangkaian RF dan pulsa. Karena kemampuan dan keterbatasan instrumentasi, analisis sepktrum biaasanya dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu analisis spektrum audio dan analisis spektrum RF(radio frequency). Analisis spektrum RF yang meliputi frekuensi dari 10MHz sampai 40GHz adalah lebih penting, sebab dia mencakup mayoritas yanng paling banyak dalam pita-pita frekuensi komunikasi, instrumentasi industri, pelayaran dan radar. Pada mulanya dirancang guna mengamati spektrum dari ledakan energi RF dalam pemakaian radar, alat analisis spektrum ini telah dikembangkan menjadi instrumen yang mampu menyajikan amplitudo sebai fungsi frekuensi secara grafis sebagai bagian dari spektrum RF. Instrumen ini digunakan sebagai alat untuk mengukur pelemahan, devisa FM, karakteristik frekuensi dan pulsa. 11-7-2 Alat dasar analisis spektrum Alat analisis spektrum dirancang agar secara grafis menyajikan hubungan amplitudo terhadap frekuensi dari sebagian spektrum yang dipilih dari spektrum frekuensi yang diselidiki.Alat analisis spektrum yang modern pada dasarnya terdiri dari sebuah penerima jenis super-heterodin dengan bidang frekuensi yang sempit beserta sebuah CRO. Secara elektronik penerima disetalakan dengan mengubah frekuensi osilator lokal. Sinyal RF yang akan diselidiki dimasukkan ke masukan tingkat pencampur. Selagi osilator lokal tersapu oleh generator gigi gergaji melalui pita frekuensinya, dia akan melakukan pelayangan (beat) terhadap sinyal masukan guna menghasilkan frekuensi tengah (intermediate frequency) yang diinginkan. Sinyal intermediate frequency yang diahasilkan ini diperkuat dan dideteksi dan kemudian dimasukkan ke pelat-pelat defleksi vertikal CRT, menghasilkan suatu peragaan amplitudo terhadap frekuensi. 11-7-3 Peragaan Spektral Untuk membantu kejelasan dengan memperhatikan spektra dari beberapa sinyal yang umum dan peragaan-peragaan CRT yang dihasilkan bila sinyal-sinyal ini dimasukkan ke alat analisis spectrum sinyal-sinyal gelombang kontinu. Jika osilator lokal atat analisis menyapu melalui sebuah sinyal macukan continous wave(cw) secara perlahan-lahan, respon yang dihasilkan pada layar hanyalah sebuah grafik dari pita plewat penguat intermediate frekuensi .Modulasi amplitudo. Bila amplitudo sebuah sinayal CW dengan frekuaensi fc dimodulasi oleh sebuah nada tunggal fa, pita-pita sisi dibangkitkan pada frekuensi fc + fa dan frekuensi fc- fa. Selanjutnya alat analissi akan memperagakan frekuensi pembawa fc, diapit oleh dua frekuensi pita sisi yang amplitudonya relatif terhadap frekuensi pembawa bergantung pada persentase modulasi. Modulasi frekuensi. Jika frekuensi fc dari sebuah sinyal CW dimodulasi pada laju fr, dia akan menghasilkan sejumlah pita yang tak terbatas.Modulasi Pulsa. Sebuah bentuk gelombang persegi yang ideal dengan waktu naik sebesar nol dan tanpa lonjakan atau penyimpangan lainnya. Tetapi bila spektrum trekuensinya akan dianalisis, dia harus dibagibagi menjadi masing-masing komponen frekuensi. Bila pulsa ini digunakan untuk memodulasi amplitudo sebuah gelombang pembawa, dipero.eh penjumlahan dan selisih antara pembawa dan semua komponen harmonik yang terkandung di dalam pulsa. Dengan demikian frekuensi harmonik menghasilkan pita sisi berganda dalam cara yang persis sama seperti yang dilakukan oleh sinyal modulasi dalam modulasi amplitudo. Soal-soal 1. Dengan mendasarkan pada gambar 11-9 definisikan pengertian-pengertian berikut: a.bandwidth d.ringing b.rise time e.duty cycle c.overshoot f.PRR 2. Perhatikan osilator jembatan wien pada gambar 11-7 dan jelaskan mengapa frequensi osilator bergantung pada: a. kapasitor gandeng C1 c. tahanan beban R8 b. tahanan basis R7 dari Q2 d. tegangan sumber Vcc 3. Osilator penggeser fasa pada gambar 11-8 menggunakan tiga elemen RC secara kaskade sebagai jaringan penggeser fasa antara keluaran dan masukan. 4. Tunjukkan bahwa sebuah jaringan RC dua elemen tidak dapat bekerja dan jelaskan mengapa sebuah jaringan RC derngan empat elemen tidak perlu. 5. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan dan ketelitian osilator RC seperti halnya osilator penggeser fasa atau osilator jembatan wien. 6. Apa keuntungan utama dari osilator RC terhadap osilator LC? Faktor apa ayng membatasi osilasi frekuensi tunggi dari osilator RC. 7. Perhatikan osilator blok pada gambar 11-2 dan jelaskan faktor mana yang membatasi lamanya pulsa. Efek apa yang diberikan oleh rasio lebar pulsa dengan perioda terhadap transistor. 8. Definisikan pengertian-pengertian berikut: 9. a. distorsi harmonik c. distorsi intermodulasi c. distorsi harmonik total 10. Rangkaian jembatan Wien pada gambar 11-7 diubah sedikit dengan menghubungkan indikator L seri dengna kombinasi seri RC dan mengganti kombinasi pararel RC dengan tahanan Rp. 11. Tentukan: a. frekuensi osilasi rangkaian; b. penguatan minimal dari kedua tingkatan penguat untuk suatu nilai Rp yang terbatas. 12. Buktikan persamaan (11-7) untuk faktor umpan-balik osilator penggeseran fasa pada gambar 11-8 dengan menggunakan analisis jaringan konvensional terhadap rangkaian umpan-balik RC. Buktikan bahwa pergeseran fasa adalah 180 derajat untuk alpa adalah 6 dan pada frekuensi ini beta adalah 1/29. 13. Rencanakan sebuah osilator fasa agar beroperasi pada frekukensi 10kHz. Pilih sebuah transistor yang sesuai dan dapatkan nilai tahan beban minimal (RL dalam gambar 118) pada mana rangkaian akan berosilasi. Tentukan perkalian RC ayng diperlukan untuk osilasi 10 kHz dan tentukan nilai C setelah memilih nilai R yang sesuai. 14. Pada multivibrator tidak stabil di gambar 11-10 diberikan nilai komponen berikut: R1=R2=50 kΩ C1=C2=0,02 10^-6 F R3=R4= 1 kΩ Vbb=-10V Vcc=10V Tentukan: a. frekuensi osilasi; b. amplitudo plusakeluaran pada kolektor Q2; c. waktu pembebanan dari gelombang keluaran. 1. Diinginkan untuk mengubah multivibrator pda soal 11 sehingga waktu pembebanannya turun menjadi 20% sembari mempertahanan kfrekuensi awal. Tunjukkan komponen rangkaian yang mana harus diganti dan tentukan nilai komponen tersebut. 2. Dengan menggunakan satu perangkat komponen tunggal, gambarkan sebuah susunan rangkaian dengan cara mana frekuensi sebuah multivibrator tidak stabil dan dapat diubah sepanjang suatu rangkuman yang cukup besar. 3. Gambarkan sebuah sususnan rangakaian yang melukiskan bagaimana sebuah multivibrator yang tidak stabil bisa digunakan untuk memperagakan dua jejak pada layar sebuah CRO satu berkas (single beam CRO) BAB XII PENCACAH ELEKTRONIK DAN PEMAKAIANNYA 12.1 ELEMEN PENCACAH ELEKTRONIK Pencacah elektronik (electronic counter) adalah sebuah instrumen yang dirancang untuk mengukur frekuensi atau selang waktu yang tidak diketahui dengan membandingkannya terhadap frekuensi atau selang waktu yang diketahui. Peralatan tambahan paling penting dari pencacah adalah sebagai berikut: (a) Peralatan pencacah kelipatan sepuluh (decade counting assembly), biasanya beserta sebuah peraga numerik terpadu untuk menjumlahkan dan memperagakan pencacahan. (b) Gerbang sinyal (signal gate), untuk mengontrol lamanya pencacahan aktual. (c) Basis waktu (time base), untuk memberikan pertambahan waktu yang tepat pada pengukuran frekuensi atau waktu. 12.2 PERALATAN PENCACAH KELIPATAN SEPULUH 12.2.1 Multivabrator dengan dua keadaan stabil (bistable multivibrator) Peralatan pencacah kelipatan sepuluh adalah sebuah rangkaian yang menghasilkan satu pulsa keluaran tunggal pada setiap sepuluh pulsa masukan yang dimasukkan ke rangkaian. Sebuah peralatan pencacah menggunakan multivibrator dengan dengan dua keadaan stabil (bistable multivibrator) atu flip-flop. Bentuk multivibrator terkenal dengan dua keadaan stabil adalah rangkaian emitter tergandeng. Rangkaian membentuk sebuah susunan simetri dua transistor beserta komponen-komponen resistif dan kapasitif yang diperlukan. 12.2.2 Pencacah Biner Empat angka biner yang dinyatakan oleh simbol-simbol logika dihubungkan secara kaskade. Prinsip kerjanya flipflop kaskade: (a) Flip-flop B1 melakukan transisi pada tiap-tiap pemasukan pulsa pemicu (b) Setiap flip-flop lainnya hanya melakukan transisi bila flip-flop sebelumnya berubah dari keadaan 1 ke keadaan 0. 12.2.3 Pencacah Desimal Untuk membentuk sebuah pencacah yang memberikan satu pulsa keluaran pada setiap sepuluh pemicu masukan, dimulai dengan susunan kaskade yang terdiri dari empat flip-flop. Umpan balik diperlihatkan dari tingktan-tingkatan terakhir menuju tingkatan depan sehingga pencacahan akan bertambah dengan enam pencacahan pada sejumlah waktu selama sepuluh hitungan pertama. Penambahan enam pencacahan ini bisa dilakukan dalam satu atau beberapa tahapan. 12.2.4 Pencacah dekade dengan peragaan digital Biasanya DCA memerlukan sebuah sistem peragaan digital untuk menunjukkan keadaan masing-masing biner dalam barisan. Indikator sederhana yang bisa digunakan untuk maksud ini adalah sebuah lampu neon yang dihubungkan seri dengan sebuah tahanan. Kemudian indikator ini dihubungkan di dalam rangkaian kolektor transistor dari masing-masing biner. Susunan yang jauh lebih bagus terdiri dari suatu penunjukkan elektris dari DCA ditambah peraga digital. Dalam hal ini penunjukkan elektris terdiri dari sebuah tegangan keluaran BCD empat baris dimana tegangan yang menyatakan keadaan masing-masing biner di dalam DCA diambil dari kolektor masing-masing transistor Y. 12.3 BASIS WAKTU DAN RANGKAIAN YANG DIPERLUKAN Basis waktu sebuah pencacah elektronik tanpa terkecuali terdiri dari sebuah isolator kristal dan peralatan pembagi dekade yang menurunkan frekuensi keluaran isolator dalam tahapan sepuluh. Pencacah elektronik pada umumnya adalah generator basis waktu. Generator basis waktu mengandung tiga pokok bagian utama yaitu (a) Oven kristal : terdiri dari sebuah rongga/bilik yang diisolasi secara termal dan mengandung kristal piezoelektrik yang frekuensinya dipertahankan secara tepat, sebuah elemen pemanas oven dan sebuah termistor sebagai pengindra temperatur (b) Pengontrol Oven : untuk mengontrol temperator oven (c) Osilator : susunannya mencakup rangkaian osilator yang frekuensinya dikontrol oleh kristal di dalam oven. 12.4 RANGKAIAN – RANGKAIAN LOGIKA Rangkaian logika melakukan berbagai fungsi penyakelaran yang menghubungkan unit – unit pembentuk cacah elektronik ke konfigurasi yang diperlukan untuk melakukan pencacahan yang dikehendaki. 12.4.1 Gerbang OR Adalah rangkaian dengan masukan ganda dengan hanya satu keluaran. Rangkaian ini memenuhi definisi : Keluaran sebuah gerbang OR memikul keadaan 1 jika satu masukan atau lebih memikul keadaaan 1. N masukan pada sebuah rangkaian logika biasanya dinyatakan oleh A,B,...,N dan keluaran dinyatakan oleh Y. Operasi sebuah gerbang OR dapat dijelaskan oleh bentuk Boolean Y=A+B+...+N, yang dibaca sebagai “Y sama dengan A atau B atau C... atau N” Rangkaian aktual sering mengandung dioda – dioda semikonduktor dalam suatu susunan seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah. D1 A A D2 B Y B R N DN V(0) OR C Y D Y=A+B+...+N Simbol logika Rangkaian untuk logika negatif Masukan Keluaran A B Y 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 Tabel Kebenaran Rangkaian tersebut menyatakan logika negatif, dimana tegangan untuk keadaan 1 adalah negatif terhadap tegangan untuk keadaan 0. Jika semua masukan berada dalam keadaan 0, tegangan pada masing – masing dioda adalah sama dengan V(0) – V(0). Agar sebuah dioda konduksi dia harus dicatu maju; dan selanjutnya dalam hal ini tidak satupun dioda akan konduksi. Dengan demikian tegangan keluaran sama dengan V (0) dan Y berada dalam keadaan 0. Jika masukan A berubah ke keadaan 1, dioda D1 akan konduksi sebab sekarang dia tercatu maju(forward biased), dan tegangan keluaran menjadi, V(0) – [V(0) - V(1)] ≈ V(1) (dengan pendekatan) Dengan demikian, Y berada pada keadaan 1, dan tiap dioda kecuali D1 adalah tercatu balik. Jika dua masukan atau lebih dalam keadaan 1, maka dioda – dioda yang dihubungkan ke masukan – masukan tersebut konduksi dan semua dioda yang lain tetap tercatu balik. Jika karena sesuatu alasan level tegangan V(1) tidak identik untuk semua masukan, maka nilai V(1) yang paling negatif akan muncul pada keluaran dan semua dioda yang satu tersebut tidak konduksi. 12.4.2 Gerbang AND Memiliki dua masukan atau lebih masukan. Dia bekerja agar memenuhi definisi berikut : Keluaran sebuah gerbang AND memikul keadaan 1 hanya jika semua memikul keadaan 1. Simbol logika IEEE untuk gerbang AND ditunjukkan pada gambar di bawah, beserta pernyataan Boolean Y=AB...N yang dibaca sebagai “Y sama dengan A dan B ... dan N”. A B A Y C D Masukan Keluaran A B Y 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 Tabel Kebenaran Untuk memahami bekerjanya rangkaian AND, anggap bahwa dioda – dioda adalah ideal (tahanan maju nol dan tahanan balik tak berhingga) dan bahwa tahanan dalam dari sumber – sumber tegangan masukan adalah nol. Jika sekarang masukan gerbang AND berada pada level 0 yakni V(0), dioda yang dihubungkan ke masukan tersebut adalah tercatu maju dan konduksi, menjepit tegangan keluaran pada V(0). Dengan demikian Y berada pada 0. Jika semua masukan berada pada keadaan 1 pada waktu yang sama, semua dioda adalah tercatu balik dan tegangan keluaran sama dengan V(1), atau Y berada pada 1. Gerbang AND sering disebut “coincidence gate” (sebuah rangkaian yang mampu menghasilkan sebuah keluaran yang bergantung pada masukan yang ditetapkan). 12.4.3 Rangkaian NOT Disebut juga pembalik fasa (INVERTER) mempunyai satu masukan dan satu keluaran. Dia melakukan fungsi logika pengingkaran (negation), sesuai dengan definisi berikut: Keluaran sebuah rangkaian NOT memiliki keadaan 1 hanya bila masukan tidak memiliki keadaan 1. Simbol logika IEEE untuk rangkaian NOT adalah sebuah lingkaran kecil yang digambarkan pada titik dimana garis sinyal bersatu dengan simbol logika, boleh pada masukan ataupun pada keluaran. Ini diperlihatkan pada gambar di bawah, dimana pernyataan Boolean Y=A dibaca sebagai “ Y sama dengan bukan A”. Rangkaian transistor untuk rangkaian NOT dengan logika positif ditunjukkan pada gambar di atas. Jika masukan rendah, yakni V(1)= V(0), maka parameter rangkaian di pilih sedemikian agar transistor tidak konduksi, sehingga tegangan kolektornya tinggi, yaitu v0=VCC= V(1). Jika masukan tinggi, yakni vt= V(i), parameter rangkaian dipilih agar transistor saturasi dan tegangan kolektornya rendah, yakni v0=VEE= V(0). Dengan demikian, rangkaian melakukan suatu pengingkaran logika dalam pengertian bahwa keluarannya terbalik berkenaan dengan masukan. Kapasitor C1 yang diparalel terhadap tahanan masukan R1 berfungsi untuk memperbaiki respons transien dari rangkaian. 12.4.4 Rangkaian INHIBIT Rangkaian penghambat (INHIBIT) adalah modifikasi gerbang AND, di mana salah satu dari terminal gerbang AND didahului oleh sebuah pembalik fasa (inverter) atau rangkaian NOT. Rangkaian AND yang dimodifikasi ini bekerja agar memenuhi definisi berikut: Keluaran sebuah gerbang INHIBIT memiliki keadaan 1 jika semua masukan kecuali masukan pengingkaran (negation) memiliki keadaan 1. Simbol logika IEEE dan tabel kebenaran terdapat pada gambar di bawah. Tabel kebenaran ini berlaku untuk sebuah gerbang AND tiga masukan dengan satu terminal inhibit (C). Pernyataan Boolean dibaca sebagai “Y sama dengan A dan B dan bukan C”, memenuhi tabel kebenaran Rangkaian bekerja sebagai berikut : Jika salah satu masukan A atau B atau keduanya berada dalam keadaan 0 dimana V(0)=0 V, maka paling tidak salah satu dioda konduksi dan keluaran dijepit (clamped) pada 0 V. Jika terjadi suatu kebetulan, sehingga kedua masukan A dan B berada pada keadaan 1 [(V(1)= + 12 V)], maka kedua dioda D1 dan D2 adalah tercatu balik dan tidak konduksi. Jika pada waktu yang sama masukan C juga pada level 1 sebesar + 12 V, transistor Q di dalam rangkaian pembalik akan konduksi, dan terminal pengingkar C akan berada pada level 0 yakni sebesar 0 V. Ini membuat dioda D3 tercatu maju yang menjepit pada 0 V sehingga terminal keluaran Y adalah dalam keadaan 0. Di pihak lain, jika terminal masukan C dalam keadaan 0, maka C adalah pada + 12 V dan dioda D3 tercatu balik. Maka keluaran pada terminal Y akan berada pada +12 V dan Y pada keadaan 1. Tabel kebenaran pada gambar di atas membuktikan kondisi – kondisi anti kebetulan dari rangkaian INHIBIT. INHIBIT yang hanya memiliki dua terminal masukan biasanya melewatkan sinyal masukan. Pemasukan sinyal masukan kedua level logika yang sama mencegah sinyal lewat melalui gerbang. 12.5 PENCACAH UNIVERSAL Diagram blok pencacah diperlihatkan pada gambar di bawah. Balok – balok utama rangkaian ini dikenali sebagai : a. Generator basis waktu beserta pembagi – pembagi kelipatan sepuluh; b. Peralatan dekade (DCA) beserta penunjukan digital; c. Bagian masukan beserta penguat dan pelemah; d. Sakelar fungsi beserta rangkaian pengontrol logika yang diperlukan. Sakelar fungsi adalah sebuah alat kontrol panel depan yang saling menghubungkan berbagai elemen pencacah dalam cara sedemikian sehingga pengukuran yang berbeda dapat dilakukan. Modus pengukuran ini biasanya mencakup perioda, frekuensi, selang waktu, perbandingan (rasio), seperti yang ditunjukkan dalam diagram blok di bawah Dua elemen rangkaian penting di dalam rangkaian kontrol logika adalah gerbang utama atau gerbang sinyal dan flip – flop pengontrol gerbang. Fungsi mereka selalu sama tanpa memperhatikan modus pengukuran yang dipilih. Gerbang utama bertindak sebagai sebuah sakelar terkontrol yang menghubungkan sinyal yang akan dicacah ke peralatan pencacah dekade (DCA) saat flip – flop pengontrol gerbang membuat gerbang utama “enable” dan “disable”. Dengan membuat sakelar fungsi pada modus “frekuensi” seperti ditunjukkan dalam diagram, sebuah tegangan pengontrol tersambung ke gerbang – gerbang tertentu di dalam rangkaian pengontrol logika. Gerbang – gerbang di dalam rangkaian ini memperbolehkan sinyal masukan tersambung ke saluran gerbang utama “yang dicacah”. Keluaran yang dipilih dari pembagi – pembagi basis waktu dimasukkan secara bersamaan ke flip – flop pengontrol, yang membuat gerbang utama “enable” dan “disable”. Kedua lintasan pengontrol digrendel dari dalam guna mengijinkan mereka hanya bekerja pada urutan yang tepat. Dengan membuat sakelar fungsi pada modus “perioda”, tegangan pengontrol tersambung ke gerbang – gerbang tertentu di dalam rangkaian pengontrol logika, yang menghubungkan sinyal basis waktu ke saluran sinyal tercacah dari gerbang utama dan juga menghubungkan masukan sinyal ke pengontrol gerbang guna membuat gerbang utama “enable” dan “disable”. Posisi – posisi sakelar fungsi yang lainnya melakukan tugas pengontrolan yang serupa di dalam rangkaian pengontrol logika. 12.6 MODUS PENGUKURAN 12.6.1 Pengukuran Frekuensi Frekuensi dapat diukur dengan mencacah jumlah getaran sinyal yang tidak diketahui selama selang waktu yang terkontrol secara tepat. Ada dua sinyal yang perlu ditelusuri yaitu sinyal masukan dan sinyal gerbang. Kedua sinyal ini dimasukkan ke yang disebut gerbang utama, yang dapat berupa sebuah gerbang dua masukan yang biasa. Sinyal masukan yang frekuensinya akan diukur mula-mula dimasukkan ke sebuah penguat dan kemudian ke sebuah rangkaian pemicu Schmitt. Selanjutnya sinyal ini didefferensier agar tiba di gerbang utama berupa pulsa tajam yang dipisahkan oleh periode sinyal masukan mulamula. Sinyal gerbang diperoleh dari osilator kristal, keluaran basis waktu dibentuk oleh sebuah rangkaian pemicu Schmitt sehingga “spikes” positif yang jaraknya 1µS masuk ke dalam pembagi-pembagi dekade. Karena frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah dari terjadinya suatu fenomena tertentu dalam waktu yang ditetapkan, peragaan pencacah berkaitan dengan frekuensi. Biasanya sakelar basis waktu memindahkan titik desimal pada permukaan peragaan, sehingga frekuensi dapat dibaca langsung dalam hertz, kilohertz atau megahertz. 12.6.2 Pengukuran Perioda Pengukuran perioda dilakukan dengan menyusun kembali balok-balok pembentuk pengukuran frekuensi sehingga sinyal yang dicacah dan sinyal yanggerbang saling dipertukarkan. Ketelitian pengukuran perioda dapat diperbesar secara nyata dengan menggunakanmodus operasi “rata-rata perioda ganda” (multiple period average). Jenis pengukuran ini serupa dengan pengukuran perioda tunggal dalam arti bahwa sinyal gerbang diperoleh dari sinyal masukan yang tidak diketahui dan sinyal yang dicacah diperoleh dari osilator basis waktu. 12.6.3 Pengukuran Rasio dan Rasio Berganda Pengukuran rasio adalah suatu pengukuran perioda pada frekuensi rendah dari kedua frekuensi sebagai sinyal gerbang, dan frekuensi tinggi sebagai sinyal yang dicacah. Suatu pengukuran rasio berganda memperbesar jumlah periode sinyal frekuensi rendah dengan suatu faktor sebesar 10; 100 dan seterusnya. 12.6.4 Pengukuran Selang Waktu Pengukuran time-interval dapat dilakukan oleh unit-unit dasar yang sama seperti pengukuran rasio. Pengukuran ini sangat bermanfaat dalam menentukan lebar pulsa suatu bentuk gelombang tertentu. 12.7 KESALAHAN PENGUKURAN 12.7.1 Kesalahan gerbang Pengukuran frekuensi dan waktu yang dilakukan oleh pencacah elektronik di pengaruhi oleh beberapa ketidaktelitian yang melekat dalam instrument itu sendiri. Salah satu kesalahan instrument yang paling umum adalah kesalahan gerbang (gating error). Gerbang terbuka Pada gambar di atas interval gerbang ditunjukkan oleh bentuk gelombang (c). Bentuk-bentuk gelombang (a) dan (b) menyatakan sinyal masukan dalam hubungan fasa yang berbeda diacu terhadap sinyal gerbang Pengukuran perioda lebih diinginkan daripada pengukuran frekuensi pada frekuensi rendah. Batas pemisah antara pengukuran frekuensi dan periodadapat ditentukan sebagai berikut; fc = frekuensi Kristal (atau lonceng) dari instrument fx = frekuensi sinyal masukan yang tidak diketahui Dalam pengukuran frekuensi dengan waktu penggerbangan sebesar 1 S, jumlah pulsa yang dicacah adalah Frekuensi silang (crossover, ) pada mana adalah Dengan demikian sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari fo seharusnya diukur dalam modus “perioda”, sedang sinyal dengan frekuensi diatas f0 diukur dalam modus “frekuensi” guna memperkecil efek kesalahan penggerbangan sebesar 1 “pencacahan”. 17.2.2 Kesalahan basis waktu Ketidaktelitian dalam basis waktu juga menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Pada pengukuran frekuensi, basis waktu menentukan pembukaan dan penutupan gerbang sinyal, dan menyediakan pulsa yang akan dicacah. Kesalahan basis waktu terdiri dari kesalahan kalibrasi osilator, kesalahan stabilitas Kristal jangka pendek dan kesalahan stabilitas Kristal jangka panjang Terdapat beberapa metoda yang umum untuk mengalibrasi Kristal. Salah satu teknik kalibrasi yang paling sederhana adalah membuat pelayangan (beat) osilator Kristal terhadap frekuensi standar yang ditransmisikan oleh sebuah stasiun radio standar adalah nol. Kesalahan stabilitas Kristal jangka pendek diakibatkan oleh variasi frekuensi seketika yang disebabkan oleh gejala peralihan tegangan, goncangan dan getaran, pendauran oven Kristal, interferensi elektris, dan lain-lain. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan mengambil alih pengukuran frekuensi gerbang dalam waktu gerbang yang lama (10 S sampai 100 S) dan menggunakan pengukuran nilai rata-rata perioda berganda Kesalahan fasa atau waktu penerima Pengali frekuen si Detektor fasa To recorder Sumber Frekuensi setempat Servomotor atau pengaturan secara manual Kesalahan-kesalahan stabilitas jangka panjang merupakan kontribusi yang lebih halus terhadap ketidaktelitian pengukuran frekuensi atau waktu. Stabilitas jangka panjang adalah fungsi dari umur dan kemrosotan Kristal. Bila temperature Kristal didaur dan dipertahankan pada osilasi kontinu, tarikan-tarikan internal yang diindusir selama pembuatan dihilangkan, dan partikel-partikel kecil yang melekat pada permukaan terlepas sehingga mengurangi ketebalannya. Umumnya, fenomena ini akan menyebabkan kenaikan frekuensi osilator. Gambar ini menunjukkan efek stabilitas jangka panjang terhadap ketelitian absolut dari pengukuran. 12.7.3. Kesalahan level pemicu Dalam pengukuran selang waktu dan perioda, gerbang sinyal dibuka dan ditutup oleh sinyal masukan. Ketelitian dengan mana gerbang membuka dan menutup adalah fungsi dari kesalahan level pemicu (trigger level error). Dalam pemakaian yang lazim sinyal masukan diperkuat dan dibentuk, dan kemudian dimasukkan ke sebuah rangkaian pemicu Schmitt yang menyalurkan pulsa pengontrol bagi gerbang. Biasanya sinyal masukan berisi sejumlah komponen yang tidak diinginkan atau derau, yang diperkuat bersama-sama dengan sinyal. Waktu pada mana pemicuan Schmitt terjadi adalah fungsi dari penguatan sinyal masukan dan dari S/N. Secara umum dapat dikatakan bahwa kesalahan waktu pemicu diperkecil dengan menggunakan amplitude sinyal yang besar dan waktu naik yang cepat. Ketelitian maksimal dapat diperoleh jika saran-saran berikut dipenuhi; 1. Efek kesalahan gerbang dari suatu pencacahan dapat diperkeil dengan melakukan pengukuran frekuensi di atas dan pengukuran perioda di bawah , dimana fc adalah frekuensi lonceng dari pencacah; 2. Karena kestabilan jangka panjang memiliki efek yang kumulatif, ketelitian pengukuran terutama dalah fungsi dari waktu sebab kalibrasi terakhir berlawanan dengan sebuah standar primer atau sekunder 3. Ketelitian pengukuran waktu sangat dipengaruhi oleh kemiringan sinyal masuk yang mengontrol gerbang sinyal. Amplitudo sinyal yang besar dan waktu naik yang cepat menjamin ketelitian yang paling besar. 12.8 APLIKASI PENGUKURAN 12.8.1 Pengukuran Frekuensi Kemampuan pencacah elektronik untuk mengukur modus operandi “frekuensi” dapat ditingkatkan menggunakan converter heterodin. Sinyal dimasukan ke heterodin terdiri dari osilator frekuensi dan tingkat pencampur beserta filter pelewat rendah. Frekuensi sinyal masukan ts, dan frekuensi oslilator frekuensi refrensi f0, dimasukan ke tingkat pencampur menghasil penjumlahan dan selisih kedua frekuensi. Akan tetapi filter pelewat rendah hanya hanya mengijinkan frekuensi selisih yang masuk ke rangkaian dari gerbang pencacah. Pencacah (fo-fs) atau (fs-fo) hanya bergaatung pada frekuensi sinyal yang lebih besar atau kecil dari frekuensi osilator frekuensi. Sebuah pencacah dengan frekuensi sebesar 1 MHz biasanya menpunyai rangkuman frekuensi kira kira 5 MHz. Penggunaan Frekuensi memperbesar rangkuman sampai 500 MHz atau lebih. Peralatan pembagi dekade (DDA) dalam rangkaian osilator mencacah frekuensi basis waktu 1 MHz turun jadi 1 Hz, memiliki perioda sebesar 1s. keuntungan 1s menununjukan digital frekuensi adalah getaran per sekon. Jika basis waktu yang berbeda dipilih dengan menempatkan alas control “basis waktu” pada panel yang tepat titik decimal penujuk digital biasanya ditempatkan sehingga menunjuk getaran per sekon. Sebagai contoh, jika teromol-lir mempunyai keliling 100 cm, kecepatan (v) dalam cm per sekon adalah 100 kali kecepatan sudut drum (R) dalam putaran per sekon, yang berarti v=100R. kecepatan tali dibaca cm per sekon jika pencacah mencacah 100 pulsa setiap putaran selama 1 sekon. Jika kecepatan tali diinginkan dalam cm/menit. Pencacah diatur agar mencacah 100 pulsa setiap putaran 60s dengan memiliki 10 hubungan pada drum. 12.8.2 Pengukuran selang waktu Dalam pengukuran gerbang waktu sinyal yang dibuka dan ditutup oleh sinyal masukan memungkinkan pencacah frekuensi basis waktu. Pemicu perioda melengkapi pulsa pembukaan bagi gerbang utama sedang pemicu perioda berganda menyalurkan pulsa penutup ke gerbang utama. Kedua pulsa ini diperoleh dari bentuk gelombang masukan yang sama, tetapi salah satu pemicu. Schimitt memberi respon terhadap sinyal yang menuju positif sedang pemicu shimitt lainya member respon kepada bentuk gelombang yang menuju negatif. Sebuah pengontrol memperbolehkan pemilihan titik pada bentuk gelombang yang dating baik dalam bentuk positif atau negative. Gambar 12-24. Fungsi relay adalah untuk mengontrol pembukaan atau penutupan gerbang sinyal dan mengontrol basis waktu yang dicacah oleh DCA. Berbagai jenis waktu respon yang diukur sebagai berikut. : Waktu keterlambatan (Delay) : Gerbang terbuka dengan pemasangan tegangan ke kumparan. Gerbang ditutup oleh kontak kontak kontak yang membuka, yang secara normal adalah tertutup. Waktu alih (Transfer) : gerbang dibuka oleh kontak-kontakyang membuka yang secara normal adalah terbuka. Waktu keluar (drop-out) : gerbang tertutup dengan menentukan tegangan kumparan. Gerbang ditutup oleh kontak-kontak secara normal terbuka bila kembali normal adalah terbuka pada waktu memutus tegangan kumparan. 12.8.3 Voltmeter Digital Sebuah rangkain pengisi RC mengontrol kompator yang menghasilkan sebuah pulsa keluaran dengan laju sebanding dengan tegangan masukan konstan (v1), kapasitor x mengisi dari 0v menuju tegangan masukan. Bila level pemicu tercapai, sebuah pulsa keluaran dibangkitkan. Pulsa ini mengosongkan kapasitor dan siklus pengisian keluaran dimulai lagi. Makin besar tegangan masukan, tagangan kapasitor untuk mencapai tegangan pemicu makin cepat dan laju pulsa keluaran makin tinggi. Laju pulsa keluaran sebanding dengan tegangan masukan. Yang lazim digunakan adalah 100 Hz frekuensi untuk tegangan masukan 100 mV. Jika waktu gerbang adalah 1 ms, penunjukan akan langsung dalam milivolt. 12.8.4 Instrumen penjumlah(totalizer) Penjumlahan (totalizer) mencacah dan memberikan suatu penunjukan jumlah pulsa total yang diterima DCA tanpa menggunakan waktu gerbang tertentu. Penskala adalah penjumlah dengan suatu jenis factor skala didepan penunjukan (pencatatan). Secara khusus penskala sangat bermanfaat untuk mengubah satuan. Sebagai contoh, jika kita memperoleh satu pulsa untuk tiap tiaop telor yang meluncur di sebuah tempat dan kita inginkan berapa lusin telor yang dilewatkan, sebuah factor skala terbesar 12 digunakan sehingga setiap pencacah dalam penunjukan menyatakan 1 lusin telor. Pada alat pengukur putaran (tachometer) diperlukan jumlah total putaran. Factor skala adalah jumlah pulsa dari generator tachometer setiap putaran. Pensklaan mudah dilakukan teknik dalam pembangunan basis waktu yakni, menggunakan pembagi biner, pembagi dekade, atau jenis lain dari umpan balik. Penggunaan penjumlahan adalah pencacah untuk penyetelan kembali (preset-counter sebuah penskala khusus) yang sesuai untuk pengontrolan proses. Bila bilangan total dalam penunjukan membaca sama seperti angka yang disetel kembali, sebuah pulsa dibangkitkan dan unit ini berhenti mencacah sampai nol (reset). Sebagai contoh sebuah kumparan kawat mempunyai jarum yang diberikan pulsa setiap gulungannya. Jika diperlukan 50 , maka kontak penutup disetel 50 gulungan. Fungsi yang sama berguna untuk program pengendalian mutu yang dibutuhkan sebuah sampel dari unit yang diketahui. BAB XIII TRANSDUCER SEBAGAI ELEMEN MASUKAN BAGI SISTEM INTRUMENTASI 13-1 PENGELOMPOKAN TRANSCUDER Sistem instrumentasi elektronik terdiri dari sejumlah komponen yang secara bersamasama digunakan untuk melakukan suatu pengukuran dan mencatat hasilnya.Sebuah sistem instrumentasi umumnya terdiri dari tiga elemen utama,yaitu : peralatan masukan ,pengkondisi sinyal (signal couditioning) atau peralatan pengolah, dan peralatan keluaran (output).Peralatan masukan menerima besaran yang akan diukur dan menghasilkan sebuah sinyal elektris yang sebanding dengan peralatan pengkondisi sinyal.Di sini sinyal tersebut diperkuat,ditapis atau jika tidak,dimodifikasi menjadi sebuah format yang cocok bagi peralatan keluaran.Peralatan keluaran bisa berupa sebuah alat penunjuk sederhana,sebuah CRO, atau sebuah kart pencatat untuk peragaan visual.Dia juga bisa berupa sebuah alat pencatat pita maknetik untuk penyimpanan data masukan secara sementara atau permanen;atau bisa berupa sebuah komputer digital untuk manipulasi data atau pengontrolan proses.Jenis sistem bergantung pada apa yang akan diukur dan bagaimana hasil pengukuran tersebut disajikan. Besaran masukan pada kebanyakan sistem instrumentasi bukan besaran listrik.Untuk menggunakan metoda dan teknik listrik pada pengukuran,manipulasi atau pengontrolan,besaran yang bukan listrik ini diubah menjadi suatu sinyal listrik oleh sebuah alat yang disebut transcuder. Suatu definisi mengatakan “ transcuder adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sistem transmisi, menyalurkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua”.Transmisi energi ini bisa listrik,mekanik,kimia,optik (radiasi) atau termal (panas). Sebagai contoh,definisi transcuder yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik.Alat-alat ini membentuk kelompok transcducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis pengubahan energi ini.Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaman) juga dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan transducer.Transducer-transducer ini memberikan sebuah sinyal keluaran bila dirangsang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis ; sebuah termistor bersaksi terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain.Namun dalam semua hal,keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog. Transcuder dapat dikelompokkan berdasarkan pemakaiannya,metoda pengubahan energi,sifat dasar dari sinyal keluaran dan lain-lain.Semua pengelompokan ini biasanya memperlihatkan daerah yang saling melengkapi. 13-2 PEMILIHAN TRANSCUDER Dalam sistem pengukuran, transcuder merupakan elemen masukan yang fungsi kritisnya adalah mengubah sebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik yang sebanding.Dengan demikian pemilihan transcuder yang sesuai merupakan langkah pertama dan mungkin yang paling penting dalam mendapatkan hasil-hasil teliti.Sejumlah pertanyaan dasar perlu dijawab sebelum memilih sebuah transcuder. Persyaratan ketelitian bagisistem keseluruhan menentukan derajat terhadap mana masing-masing faktor yang berkontribusi terhadap ketelitian harus dipertimbangkan.Sebagian dari faktor-faktor ini adalah: A. Parameter dasat transcuder : jenis dan rangkuman pengukuran,sensitivitas,eksitasi. B. Kondisi fisik : sambungan-sambungan mekanis dan elektris,perlengkapan – perlengkapan pemasaran,tahanan korosi. C. Kondisi sekeliling : efek ketidaklinearan,efek histeresis,respons frekuensi, resolusi. D. Kondisi lingkungan : efek temperatur,percepatan,goncangan dan getaran. E. Kesesuaian peralatan yang disertakan : perlengkapan kesetimbangan nol,toleransi sensitivitas,penyesuaian impedansi,tahanan isolasi. Kategori (a) dan (b) merupakan karakteristik dasar elektris dan mekanis transcuder.Ketelitian transcuder,sebagai sebuah komponen terpisah, terkandung dalam kategori (c) dan (d).Kategori (e) memperhatikan kesesuaian transcuder terhadap peralatan sistemnya yang tergabung. Kesalahan total pengukuran di dalam sebuah sistem yang diaktifkan oleh transcuder dapat diperkecil agar berada dalam rangkuman ketelitian yang diinginkan melalui teknikteknik berikut: Menggunakan sistem kalibrasi pada tempatnya beserta koreksi dalam reduksi data. Secara Simultan memonitor lingkungan dan mengoreksi data secara tepat. Mengontrol lingkungan secara buatan guna memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin. Beberapa kesalahan individual bisa diramalkan dan dapat dikalibrasi di luar sistem.Jika seluruh sistem dikalibrasi, data kalibrasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengoreksi data yang dicatat.Kesalahan lingkungan dapat diperbaiki melalui reduksi data jika efek-efek lingkungan dicatat secara bersamaan bersama data aktual.Kemudian data tersebut diperbaiki dengan menggunakan karakteristik-karakteristik lingkungan dari transcuder yang diketahui.Kedua teknik ini dapat memberikan pertambahan berarti bagi ketelitian sistem. Metoda lain untuk memperbaiki ketelitian sistem keseluruhan adalah mengontrol lingkungan transcuder secara buatan.Jika lingkungan transcuder dapat dipertahankan tidak berubah, kesalahan diturunkan menjadi nol.Jenis pengontrolan ini bisa memerlukan salah satu dari : menggerakan transcuder secara fisik kemposisi yang lebih menyenangkan atau melengkapi isolasi yang diperlukan terhadap lingkungan dengan sebuah penutup pemanas,isolasi getaran,atau cara-cara yang serupa. 13-3 STRANGE GAGE 13-3-1 Factor gage Strain gage adalah sebuah control tranducer pasif yang mengubah suatu pergeseran mekanis menjadi perubahan tahanan. Sensitivitas sebuah strain gage disebut factor gage (K), yang didefinisikan sebagai perubahan satuan tahanan dibagi dengan perubahan satuan panjang. K = factor gage R = tahanan gage nominal ∆R = perubahan tahanan gage L = panjang normal (kondisi tidak regang) ∆l = perubahan panjang σ = regangan dalam arah lateral ρ = tahanan spesifik dari bahan konduktor l = panjang konduktor d = diameter konduktor tarikan(tension) terhadap konduktor menyebabkan pertambahan panjang ∆l dan pengurangan pada diameter ∆d sehingga konduktor berubah menjadi: Persamaan diatas dapat disederhanakan menggunakan bilangan poisson µ, yang didefinisikan sebagai perbandingan regangan dalam arah lateral terhadap regangan dalam arah aksial. Perubahan tahanan dan perubahan panjang dapat dinyatakan dalam factor gage K Penggunaan strain gage dibutuhkan sensitivitas tinggi. Fakor gage yang besar berarti perubahan tahanan yang relative besar. Hokum hooke memberikan hubungan antara tegangan geser dan regangan untuk sebuah kurva tegangan geser-regangan ( stress-strain curve) yang linear, dinyatakan dalam modulus elastisitas. σ = regangan dalam arah lateral (tanpa satuan) s = tegangan geser, Kg/ E = modulus Young, Kg/ 13-3-2 Elemen pengindra metalik Constantan adalah paduan tembaga-nikel dengan koefisien temperature yang rendah, digunakan untuk pengukuran strain dinamik dg tidak melebihi 1500µcm/cm. batas temperature kerja . Nichrome V adalah perpaduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran strain static sampai . Dengan kompensasi pengukuran strain static sampai dan pengukuran strain dinamik sampai . Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan factor gage yang rendah dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Digunakan untuk pengukuran strain dinamik bila sensitivitas temperature yang tinggi dapat ditolerir. Stabiloy adalah perpaduan nikel-chrome yang dimodifikasi dengan rangkuman kompensasi temperature yang lebar. Memiliki stabilitas yang sangat baik dari temperature cryogenic sampai sekitar dan ketahanan yang baik terhadap kelelahan. Paduan-paduan platina tungsten memberikan stabilitas yang sangat baik dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan pada temperature ringgi. Disarankan untuk pengukuran uju static sampai dan pengukutan dinamik sampai . Strain gage semikonduktor digunakan dalam tranducer yang keluarannya tinggi. Memiliki sensitivitas yang sangat tinggi dengan factor gage dari 50 – 200. Peka terhadap fluktuasi temperature dan sering menunjukan sifat yang tidak linear. 13-3-3 Konfigurasi strain gage Satu sumbu (uniaksial), dua sumbu(biaksial), dan bnyakarah. Untuk menyederhanakan suatu pengukuran yang lebih dari satu arah dan untuk menghasilkan ketelitian yang lebih besar, bisa menggunakan gage rosette. Rosette dua elemen, digunakan dalam tranducer gaya. Dirangkai dalam jembatan wheatstone untuk menghasilkan output paling besar. Rosette tiga elemen, digunakan untuk menentukan arah dan besarnya regangan utama yang dihasilkan dari pembebanan structural yang kompleks. Rosette , memberikan resolusi sudut yang lebih besar dan biasanya digunakan bila arah regangan utama diketahui. Rosette , digunakan bila arah regangan utama tidak diketahui. 13-3-4 Strain gage tanpa ikatan (unbounded strain gage) Terdiri dari sebuah kerangka diam dan sebuah jangkar yang ditopang pada pertengahan kerangka. Jangkar hanya dapat bergerak dalam satu arah. Gerakannya dalam arah tersebut dibatasi oleh empat filament kawat sensitive regangan, dililitkan isolatorisolator kaku yang dipasang pada kerangka dan pada jangkar. Tranducer menjadi sebuah pengukur tekanan bila jangkar dihubungkan ke sebuah diafragma/ membrane logam.dengan memberikan tekanan pada salah satu sisi tupan dan menghubungkan sisi yang lain ke udara luar, tekanan gage dapat dibaca. Jika tiupan dikosongkan dan disegel, yang terukur adalah tekanan absolute. 13.5 PENGUKURAN TEMPERATUR 13.5.1 Termometer Tahanan Detektor temperatur tahanan (RTD-resistance temperature detector) atau termometer tahanan, menggunakan elemen sensitif dari kawat platina,tembaga, atau nikel murni yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur rangkumannya. Hubungannya dapat dinyatakan sebagai berikut: Rt = Rref (1+αΔt) Rt = tahanan konduktor pada temperatur t (0C) Δt= selisih antara temperatur kerja dan temperatur referensi α= koefisien temperatur tahanan di dalam Rref= tahanan pada temperatur referensi biasanya 00C 13.5.2 Termokopel e= At + ½ Bt2+ 1/3 Ct3 dimana t = temperatur titik indera A,B,C = konstanta –konstanta bahan termokopal. Sebuah termokopel terdiri dari sepasang kawat logam yang tidak sama dihubungkan bersama-sama pada satu ujung (ujung pengindera atau ujung panas) dan terakhir pada ujung lain (titik referensi atau ujung dingin). Bila antara ujung pengindera dan titik referensi terdapat perbedaan temperatur, suatu ggl yang menyebabkan arus di dalam rangkaian dihasilkan. 13.5.3 Karakteristik termisator Termisator atau tahanan termal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Termisator terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang diendapkan seperti: mangan, nikel, kobalt, tembaga, besi dan uranium. Tiga karakteristik penting dari termisator membuatnya sangat bermanfaat buat pengukuran dan pengukuran yaitu karakteristik temperatur tahanan, karakteristik teganagan arus, dan karakteristik arus waktu. 13.5.4 Pemakaian termisator Selain untuk pengukuran dan pengontrolan biasa juga digunakan dalam berbagai pemakaian. Sensitivitas yang tinggi yang dimiliki oleh termisator dapat digunakan untuk melakukan kontrol jarak jauh maupuan pengukuran jarak jauh. Sistem kontrol termisator memiliki sifat sensitif, stabil, dan bekerja cepat; dan memerlukan rangkaian yang relatif sederhana. Karena termisator memiliki koefisien tahanan temperatur yang negatif berlawan dengan koefisien positif dari kebanyakan konduktor listrik dan semikonduktor, mereka digunakan secara luas untuk mengkompensir efek temperatur terhadap komponen dan prestasi rangkaian. 13.6 ALAT-ALAT SENSITIF CAHAYA 13-6-1 Pendahuluan Elemen- element sensitif cahaya merupakan alat terandal untuk menditeksi energi pancaran atau cahaya. Sensitif terhadap warna ultraviolet dan infrared. Alat-alat sensitif cahaya : 13-6-2 Tabung cahaya vakum Pemakaiannya dioperlihatkan sebagai sebuah transducer tekanan. Bila tegangan yang diberikan antara katoda dan anoda, terkumpul hampir kesleruhuahan hampir bergantung pada jumlah cahaya yang masuk. 13-6-3 Tabung cahaya berisi gas Sama dengan tabung cahaya vakum tapi penutup berisi gas lamban (biasanya argon) pada suatu tekananyang sangat rendah. Elektron dipancarkan dari katoda melalui kekuatan fotoelektrik dan mempercepatnya melalui gas dengan memberikan tekanan pada anoda. 13-6-4 Pemfotodarap Untuk mendeteksi level-level cahaya yang sangat rendah, dalam kebanyakan pemakaian diperlukan penguatan khusu bagi arus cahaya. Pnguatan pemfotodarap bergantung pada jumlah dan dan sifat-sifat bahan dinoda. 13-6-5 Sel-sel fotokonduktif Sel-sel fotokonduktif adalah elemen-elemen yang daya hantarnya merupakan fungsi dari radiasi elektromagnet yang masuk. Elemen-elemen dasar dari sebuah sel fotokonduktif adalah substrat keramik. Lapisan bahan fotokonduktif, elektroda, metalik untuk menghubungkan alat ke sebuah rangkaian, dan sebuah penutup tahan uap air. Dalam pemakaian fotokonduktif sel dicatu dalam arah balik. Pertanbahan arus cahaya ini adalah linear terhadap pertambahan penerangan. 13-6-6 Sel-sel fototegangan Digunakan pada solar cell silikon mengubah tenga pancaran matahari menjadi daya listrik. 13-7 PENGUKURAN MAKNETIK 13-7-1 Glavometer balistik Defleksi sebuah galvometer balistik berbanding langsung dengan muatan listrik yang mengalir melaui kumparan. Ф=kϑ ( Weber) Ф=flux magnetik dalam weber K= konstanta kesebandingan Θ= deflaksisudut galvometer dalam radian. 13-7-2 Alat ukur fluksi danalat ukur gauss Menggunakan mekanisme kumparan putar khusus yang mempunyai magnit dalam dan potongan kutub. Fluksi bergantung pada besarnya arus dan kekuatanmedan magnet yang tidak diketahui. 13-7-3transducer maknetik Bishmuth danlogam mu memiliki sifat mengubaha tahanan atau impedansinya jika ditempatkan di dalamsebuahmedan magnet melintang. Efek ini digunakan untuk mengukur kerapatan fluks. Tranducer ini menghasilkan suatu ggl yang sesuai dengan masukan ke sebuah sistem instrumental dan mampu mngukur kuat medan dalam orde miligauss. SOAL-SOAL Sebutkan emopat jenis tranducer tekanan elektris dan jelaskan satu pemakaian untuk masing-masing jenis? Pada keadaan bagaimana digunakan sebuah strain gage “dummy”, dan apa fungsi gage tersebut? Apa beda antara fotoemisif, fotokunduktif, dan sel foto tegangan, sebutkan satu pemakaian untuk masing-masing sel? Sebuah strain gage tahanan dengan faktor gage sebesar 2,4 dipasang sebuah balok baja yang modulus elastisitasnya adalah 2*10^6 kg/cm^2. Strain gage mempunyai tahana tanpa tergang sebesar 120Ohmyang bertambah menjadi 120,1 omh.bila balok dipengaruho olh tegangan geser. Tentukan tegangan geser pada titik dimana strain page terpasang? Tahanan tanpa teregang dari masing-masing keempat element strain gage tanpa ikatan (unbounded strain gage ) adalah 120 ohm. Strain gage mempunyai faktor gage sebesar 3 dan mengalami regangan sebesar 0,0001. Jika indikator adalah sebuah voltmeter berimpedansi tinggi, tentukan pembacaan voltmeter ini untuk tegangan 10v? Voltmeter impedansi tinggi pada soal no5 diganti dengan sebuah galvometer 200ohm yang sensitifitas arusnya 0,5mm/uA. Tentukan petunjuk galvometer dalam milimeter pada keadaan yang dijelaskan pada soal no5. BAB XIV Sistem Arus Isi Data Analog dan Digital MULTIPLEKSING Proses penggabungan beberapa pengukuran untuk ditransmisikan melalui lintasan sinyal yang sama Multipleksing digital ke analog Alat ini sering digunakan untuk menggabungkana atau memultipleksikan sejumlah sinyal analog menjadi satu aliran digital atau sebaliknya sebuah saluran digital tunggal menjadi sejumlah saluran analog. Tegangan digital maupun analog dapan dimultipleksi. Multipleksing yang paling umum dapat kita jumpai dalam teknologi komputer, dimana informasi digital dapat dating secara berurutan dari komputer lalu didistribusikan ke sejumlah alat analaog seperti halnya CRO,unit pencatat pena,unit pencatat pita analog, dan sebagainya. Terdapat 2 cara untuk multipleksing : - Metoda pertama menggunakan pengubah D/A yang terpisah untuk masing masing saluran - Metoda kedua menggunakan satu pengubah D/A bersama sama dengan satu perangkat sakelar multipleksing analog dan rangkaian rangkaian cuplik. Dalam sistem tersebut infomasi digital dimasukkan secara bersamaan ke semua saluran dan pemilihan saluran dilakukan dengan membuka lonceng lonceng ke saluran keluaran yang sesuai. Untuk setiap saluran dibutuhkan satu pengubah (D/A) sehingga biaya permulaan sedikit lebih tinggi daripada sistem kedua akan tetapi keuntunganya adalah bahwa informasi analog tersedia pada keluaran DAC untuk jangka waktu yang tidak terbatas (selama isi register flip flop DAC dibukakan ke DAC). Multipleksing analog ke digital Dalam pengubahan analog kedigital lebih menguntungkan untuk memultipleksi masukan analog daripada memultipleksi keluaran digital. Sebuah sistem yang mungkin diperlihatkan pada gambar – dimana sakelar sakelar, baik semikonduktor ataupun rilei , digunakan untuk menghubungkan masukan masukan analog ke sebuah bus bersama (common bus : satu kumpulan data , alamat, saluran saluran pengontrol yang tersedia bagi semua masukan analog ). Kemudian bus ini menuju sebuah pengubah A/D tunggal yang digunakan untuk semua saluran. *Gambar multiplekser D/A menggunakan beberapa pengubah *Gambar multiplekser D/A menggunakan satu pengubah dan beberapa rangkaian cuplik dan tahan *Gambar sistem pengubahan A/D termultipleksi Masukan analog disakelarkan secara berurutan ke bus oleh rangkaian pengontrol selector. Jika diperlukan cuplikan cuplikan dari semua saluran, sebua rangkaian cuplik dan tahan dapat digunakan di depan tiap tiap sakelar multiplekser. Dalam cara ini, semua saluran akan dicuplik secara bersamaan dan kemudian disakelarkan ke pegubah secara berurutan. *Gambar pengubah A/D jenis pencacah bersama masukan termultipleksi Mungkin juga memultipleksi dengan menggunakan sebuah pembanding terpisah untuk tiap tiap analog dengan menggunakan sebuah pembanding terpisah untuk tiap tiap saluran analog. ENCODER RUANG Encoder ruang (spatial encoder) adalah sebuah pengubah mekanis yang mengubah posisi sudut dari sebuah poros menjadi bilingan digital. Oleh karena itu merupakan sebuah pengubah analog ke digital, dimana besaran analog bukan besaran listrik. Encoder berisi sebuah piringan silindris beserta pola pola pembentuk kode yang tersusun didalam cincin cincin konsentris pada satu sisi piringan. Encoder ruang dapat dibuat agar menghasilkan sistem bilingan digital yang diinginkan. Encoder yang ditunjukan digambar merupakan sebuah pengubah BCD dimana ke delapan komutator yang diberi kode menghasilkan pembacaa dari 0 sampai 99. Dalam posisi seperti dilihatkan pada gambar, segmen-segmen komutator melakukan kontak dengan sikat-sikat yang dihubungkan ke rangkaian-rangkaian pembacaan 20, 4, 1 memberikan penunjukan total sebesar 25 pada panel pembacaan. Seandainya piringan akan diputar searah jarum jam untuk satu bagian (divisi) cincin terluar , komutator akan melakukan kontak dengan rangkaian pembacaan 20, 4, 2 sehingga peragaan total adalah 26. *Encoder ruang menggunakan sebuah sistem pencacahan biner *Gambar pengubah BCD jenis piringan yang mampu membaca dari 0 sampai 99.karena komutator terluar dibagi dalam 100 segmen, posisi sudut dari piringan dapat dipisahkan sampai 3,6°. Cara yang lazim dalam sistem bilangan biner menggunakan dua kumpulan sikat, yang disusun dalam pola berbentuk Vo. Jenis encoder ini disebut encoder biner sikat V ( V- brush binary encoder). Operasinya didasarkan pada gerak maju alamiah dari angka-angka didalam sisem bilangan biner. Perhatikan bahwa bila angka didalam kolom “satuan” berubah dari 0 ke 1, tidak ada angka yang berubah didsalam kolom- kolom lainya. Selanjutnya, bila angka didalam kolom satuan tersebut berubah dari 0 ke 1, angka didalam duaan berubah. Dengan cara sama bila angka didalam kolom duaan berubah dari 0 ke 1 , angka-angka didalam kolom-kolom yang lebih berarti tidak berubah ; dan bila angka didalam kolom duaan berubah berubah dari 0 ke 1, angka didalam kolom empatan berubah. Hubungan ini adalah benar untuk suatu perubahan angka didalam setiap kolom. *Gambar encoder biner sikat V mencacah dalam sistem bilangan biner Pada gambar diatas satu sikat ditempatkan pada komutator angka yang paling kurang berarti atau komutator satuan . pada komutator berikutnya, ditempatkan dua sikat : satu sikat mendahului atau menuntun (leading) dan sikat yang lain meyusul (lagging). Seanjutnya berlaku sifat tunggal pada cincin pertama dapat digunakan untuk mengontrol sebagian rangkaian logika yang memilih sikat penuntun atau sikat pengikat pada segmen-segmen komutasi lainya. Sistem logika seperti ini dapat dilengkapi oleh rilei rilei elektromekanis sebgaimana halnya ditunjukan pada gambar atau oleh rangkaian transistor. PENGUBAHAN ANALOG KE DIGITAL Terdapat empat metode pengubahan yang umum, yang paling banyak digunakan adalah pengubahan A/D jenis pencacah pendekatan berturut-turut Rangkaian pembanding adalah penguat selisih tingkat ganda berpenguatan tinggi, keadaan keluaran ditentukan oleh polaritas relative dari kedua sinyal masukan. Pengubah A/D Simultan Sebuah A/D sederhana dan efektif yang dibentuk dengan menggunakan beberapa rangkaian pembanding *Gambar pengubahananalog ke digital simultan Terdapat tiga rangkaian pembanding yang digunakan. Masing-masing mempunyai suatu tegangan masukan referensi. Terdapat sebuah tegangan resistif yang terdiri dari empat tahanan presisi. Dalam contoh ini pembanding aktif jika tegangan analog lebih besar dari pada tegangan referensi. Jika semua pembanding menghasilkan keluaran, maka tegangan analog harus lebih besar dari ¾ V. Secara keseluruhan, empat kondisi keluaran berbeda dapat terjadi. Keempat kondisi keluaran ini dapat dibuat dalam bentuk koda agar menghasilkan dua bit informasi biner. Keuntungan system pengubahan A/D simultan adalah kesederhanaan dan kecepatan operasinya. Cocok untuk resolusi rendah. Pengubahan A/D Jenis Pencacah Dalam metode ini hanya perlu menggunakan satu pembanding, walaupun tegangan berubah secara linier. Referensi variabel yang dikontrol secara digital telah ada dalam bentuk pengubah D/A sederhana. Pengubah D/A ini mengubah sebuah bilangan digital dalam register DAC menjadi tegangan analog. Berikut operasinya dalam gambar *Gambar pengubah A/D menggunakan sebuah DAC untuk melengkapi tegangan pembanding Pengubah A/D secara actual adalah sebuah system umpan balik lup tertutup. Cara paling sederhana mengontrol pengubahan D/A adalah memulai DAC pada nol dan mencacah jumlah pulsa masukan untuk member tegangan keluaran yang sama dengan masukan analog. Jika sebuah sinyal pemulai diberikan, semua flip-flop pencacah dikosongkan dan start-stop flip-flop bernilai nol (reset). Flip-flop ini melengkapi sebuah level gerbang logika positif ke gerbang sinyal. Flip-flop menjadi set ketika keluaran pembagi tegangan sama dengan masukan analog. Untuk pengubah A/D jenis pencacah, waktu pengubahan bergantung pada besarnya tegangan analog. Ketidaktentuan pengukuran waktu pengubahan ini disebut waktu celah, atau jendela, atau waktu cuplik *Gambar diagram bentuk gelombang dari masukan analog dan keluaran pembagi tegangan menunjukkan titik potong bila pembacaan terjadi Metode untuk mengurangi waktu pengubahan adalah membagi pencacah menjadi bagianbagian. Pada permulaan pengubahan, semua bagian pencacah disetel ke satu dan pencacah hanya disisipkan ke bagian yang paling berarti. Pulsa disisipkan ke bagian yg paling tidak berarti sampai tercapai nilai yang tepat. Teknik membagi pencacah sering digunakan dalam voltmeter digital, dimana keluaran dalam notasi decimal. Pengubah A/D Jenis Kontinu Kekurangan utama dari pengubah pencacah adalah bahwa seluruh proses pembanding dimulai dari awal, ini menyebabkan resolusi dan kecepatan menjadi rendah. Modifikasi metode pencacah dengan mengganti pencacah sederhana ke pencacah turun naik akan menghasilkan pengubahan secara kontinu mengikuti tegangan masukan analog. Pencacah biner biasa mencacah dalam arah maju bila masukan dari biner dihubungkan ke keluaran 1 dari sebelumnya. Pencacah akan diteruskan dalam arah berlawanan dengan pengganti keluaran 0. Pada gambar berikut digunakan gerbang AND sebagai pemicu biner untuk memastikan bahwa pencacah tersebut dikumpulkan saat diinginkan saja. *Gambar diagram balok logika yang disederhanakan dari pengubah kontinu Pada permulaan siklus pengukuran, lonceng membangkitkan sebuah pulsa yang mencuplik keluaran pembanding. Jika masukan analog lebih besar dari tegangan umpan balik, maka flipflop naik menjadi set. Selanjutnya pulsa lonceng memicu biner pertama. Prosedur ini berulang sampai tegangan umpan balik sama dengan masukan analog dan pencacahan terhenti. Jika masukan analog lebih rendah, maka flip-flop turun menjadi set. Pulsa lonceng akan memicu biner pertama, tetapi pencacahan dibawa dari tingkat ke tingkat pada bagian keluaran 0 biner, sehingga kandungan pencacah turun sebesar satu. Berikut adalah diagram bentuk gelombang untuk menjelaskan tindakan pengubah kontinu. *Gambar diagram-diagram bentuk gelombang menjelaskan kegiatan pengubah A/D jenis kontinu Pengubah A/D Jenis Pendekatan Berturut-turut Pengubah A/D jenis ini membandingkan masukan analog terhadap sebuah tegangan referensi DAC yang berulang-ulang dibagi menjadi dua bagian. Sebuah bilangan biner empat angka yang menyatakan tegangan penuh sumber referensi akan dibagi menjadi dua bagian menyatakan ½ V. Jika pembandingan pendekatan pertama terlalu kecil, maka pembandingan berikutnya dilakukan dengan ¾ V. Jika terlalu besar, maka pembandingan dilakukan dengan ¼ V. Setelah empat pemdekatan berturut-turut, bilangan digital dipisahkan.pembandingan ini lebih menguntungkan dari pada pengubah jenis pencacah biasa yang punya 64 pembandingan. Namun metode ini lebih rumit daripada metode-metode sebelumnya karena memerlukan sebuah register pengontrol khusus. Diagram balok berikut memperlihatkan pengubah jenis pendekatan berturut-turut yang dasar. Pengubah ini menggunakan register pengontrol digital, sebuah pengubah digital ke analog, sebuah rangkaian pembanding, sebuah lup pengontrol waktu, dan register distribusi. *Gambar operasi pengubah A/D jenis perkiraan berturut-turut Pada permulaan siklus pengubahan, register pengontrol dan distribusi dibuat set dengan angka 1 di MSB dan 0 di LSB. Register distribusi akan mencatat proses dalam fasa membaca 1000. Pada saat yang sama sebuah pulsa memasuki pengatur waktu keterlambatan. Proses ini berulang mengikuti diagram seperti di bawah sampa pendekatan akhir telah dikoreksi dan register distribusi menunjukkan akhir pengubahan *Gambar diagram balok yang disederhanakan untuk pengubahan A/D jenis pendekatan berturut Pada pengubahan jenis berturut-turut, keluaran digital berhubungan dengan nilai masukan analog. Jadi waktu celah sama dengan waktu pengubahan total. Ini dijelaskan dalam rekonstruksi gelombang berikut. *Gambar diagram-diagram bentuk gelombang menjelaskan bekerjanya pengubah A/D jenis pendekatan berturut-turut