PERLINDUNGAN HUKUM RELAWAN KEMANUSIAAN (FREEDOM FLOTILLA GAZA) DITINJAU DARI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL TERHADAP KASUS KAPAL MAVI MARMARA Ruri Mulyani1, Poniar Warsono, S.H1, Dwi Astuti Palupi, S.H, M.H1 1 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Bung Hatta1 [email protected] Abstract War and gun conflict is a legally step for complete a few issue when peacefull way didnt find a way out. Country that is on international and non-international gun conflict bassicly do not obey the rules of war who been set in humaniter international law. Main point because of war is a civil society but volunteers as medical that helping the victim and also as target of war. Like in case mavi ship mamara that brought medical help who getting attactand didnt follow the humaniter international law. Protection for a victim of war and medicals basically is on geneva conference 1949 and additional protocol I and II 1977. The issue to discuss in this study is 1)how is volunteers protection in gun conflict? 2) how is protection law for volunteers that been given for case mavi marmara ship. Research type is using is normative who get by books and anoter source. the purpose of this study was to describe how volunteers protection in gun conflict according to additional protocol II and how implementation volunteers protection as medical staff who give help for war victim both gun conficlt international and non-international gun conflict in jenewa confrence 1949 and additional protocol I and II 1977. Implementation law form who given for volunteers in mavi marmara hip case according to the jenewa confrence 1949 and additional confrence I and II. The result in this study show that protection for volunteers in mavi marmara ship case, israel attact hasben break the humaniter international law, jenewa confrence 1949, and additional protocol I and II in the status of the high seasc. Keyword : Volunteers, Gun Conflict, Protection of Law 1 2 Pendahuluan A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia mendambakan dalam suatu suasana memenuhi kebutuhan dasar mereka. kehidupan aman, terutama bagi kelompok rentan seperti tenteram, dan sejahtera, bahkan orang-orang yang terluka, sakit, anak- tidak ada satupun makhluk di muka anak, perempuan, hamil, dan orang bumi lanjut usia. Keadaan seperti ini jelas ini damai, Kaadaan ini semakin mengkhawatirkan yang suka akan penderitaan dan siksaan. Tuhan menunjukkan menciptakan kemanusiaan, manusia dalam pentingnya bahkan bantuan seringkali beragam suku dan bangsa demi bantuan kemanusiaan yang diberikan saling oleh mengenal serta tolong organisasi atau menolong dalam siklus kehidupan kemanusiian ini. Akibat hubungan yang semakin sumber bagi korban konflik untuk dapat meluas dari individu antar individu, bertahan hidup. kelompok antar kelompok hingga negara antar negara menimbulkan banyak konflik bersenjata yang terjadi atau diberbagai belahan dunia dan tidak perselisihan yang ditimbulkan oleh perbedaan persepsi atau jarang hasil dari konflik bersenjata yang cara tidak mematuhi hukum perang (Hukum pandang dari masing-masing bangsa tersebut. Hal yang Humaniter sangat dibelanjakan cara lain selain konflik bersenjata oleh mempersenjatai atau peperangan.1 situasi dan negara militernya. kondisi dari dalam Dimana konflik penderitaan bersenjata yang bersifat internasional penduduk sipil seringkali di akibatkan maupun yang bersifat non-internasional karena mereka perang, tersebut Serta tidak sedikit anggaran yang tersebut sudah tidak menemukan masa Internasional) memakan korban yang sangat besar. memprihatinkan lagi jika konflik Di satu-satunya Pada beberapa tahun terakhir ini sampai konflik menjadi petugas tidak dapat lagi Hukum 1 Patricia Halim, Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Perlindungan Relawan Kemanusiaan dalam Kasus Blokade Jalur Gaza, Skripsi (Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2010) Humaniter Internasional merupakan bagian hukum internasional umum yang inti dan maksudnya di arahkan kepada perlindungan individu, 3 4 khususnya dalam situasi tertentu Gaza, namun di laut lepas rombongan (perang), serta akibat perang tentara Israil menyerbu kapal bantuan (perlindungan terhadap korban perang). Freedom Dengan kata lain hukum humaniter ditumpangi oleh relawan kemanusiaan internasional mempunyai fokus sentral dengan membawa 10 ton bantuan. bagaimana Namun para aktivis dan relawan tidak memperlakukan manusia secara manusiawi.2 Perlindungan terhadap korban Konvensi Jenewa 1949. Internasional diatur dalam Protokol Tambahan I Konvensi Jenewa 1977 dan koflik non internasional diatur dalam Protokol Tambahan II Konvensi Jenewa 1977. saat ini mengenai konflik bersenjata internasional maupun non internasional yang dapat disimak yaitu mengenai sebuah kasus Kapal Marvi Marmara di jalur Gaza Palestina yang mengakibatkan terbunuhnya beberapa relawan kemanusiaan. tentara Israil Tragedi ini, menimbulkan keprihatinan masyarakat internasional termasuk Indonesia. sehingga kekerasan, yang terjadilah pembunuhan yang mengakibatkan 19 orang meninggal dan 36 orang termasuk mengalami korban luka-luka, dari relawan kemanusiaan dari Indonesia. Dalam peristiwa tersebut mengakibatkan demo besar-besaran masyarakat Maraknya berita internasional pada baik Gaza menghiraukan ancaman dari pasukan perang serta relwan kemanusiaan diatur bersenjata Flotilla yang dilakukan dunia agar oleh pemerintah untuk menyikapi kejadian tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik menulis proposal ini dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI RELAWAN KEMANUSIAAN (Fredoom Flotilla Gaza) DITINJAU DARI HUKUM HUMANITER TERHADAP INTERNASIONAL KASUS KAPAL MAVI MARMARA” Pada tanggal 31 Mei 2010 sebanyak lebih kurang 600 orang para aktivis dan A. Rumusan Masalah relawan kemanusiian dari 50 negara Adapun yang memberikan bantuan ke jalur dirumuskan dalam penelitian ini adalah 2 Al maysita Dalimunthe,” Tinjauan Hukum Humaniter Terhadap Perlindungan Penduduk Sebagai Korban Kejahatan Kemanusiian dalam Konflik Bersenjata Aceh” , Skripsi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009 permasalahan sebagai berikut : yang dapat 5 1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap relawan kemanusiaan di dalam 2. Sumber Data a. Data sekunder konflik? Data sekunder merupakan data 2. Bentuk perlindungan hukum apakah yang mencangkup yang diberikan terhadap kasus Kapal dokumen resmi, buku-buku, hasil- Mavi Marmara ? hasil penelitian dokumen- yang berwujud laporan. Data hukum kaitannya B. Tujuan Penelitian dengan Adapun tujuan dari penelitian ini primer adalah menganalisi, 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap relawan kemanusiaan di dalam konflik. 2. Untuk mengetahui perlindungan bentuk hukum yang diberikan terhadap kasus Kapal Mavi Marmara. yang yang erat bahan dapat hukum membantu, memahami dan menjelaskan bahan hukum primer, antara lain hasil-hasil penelitian, karya tulis dari ahli hukum serta teori dan para sarjana yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder terdiri dari 1) Bahan Hukum Primer C. Metode Penelitian Penelitian adalah upaya manusia Yaitu bahan-bahan hukum yang untuk mencari jawaban masalah yang mengikat dan terdiri dari aturan- dialami aturan dalam Hukum Internasional, sehingga kesulitan yang dihadapi manusia tersebut dapat diatasi. Dalam penelitian yang dicari adalah pengetahuan yang benar mengenai Den Mengenai Haag alat-alat 1907 : yang b) Konvensi Jenewa 1949 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian a) Konvensi dipergunakan dalam hukum perang suatu hal atau suatu fenomena. jenis terdiri dari: normatif yang menggunakan sumber data sekunder yang mencakup dokumen-dokumen 1) Konvensi Jenewa I: korban perang yang luka dan sakit dalam II: korban pertempuran di darat. 2) Konvensi Jenewa dan perang, anggota bersenjata yang lainnya untuk penyelesaian skripsi luka dan sakit dalam pertempuran ini. di laut resmi, buku-buku, jurnal 6 3) Konvensi Jenewa III: tawanan perang 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan melakukan 4) Konvensi Jenewa IV : penduduk sipil c) Protokol studi pustaka baik menggunakan buku maupun data dari internet berupa artikel Tambahan Konvensi Jenewa 1977 yang berkaitan dengan penulisan ini yang menggunakan 1) Protokol Tambahan I : sengketa bersenjata internasional berbagai ensiklopedia. Dengan cara mempelajari, menganalisa, dan menyimpulkan bahan-bahan hukum 2) Protokol Tambahan II : sengketa tersebut, yang ada hubungannya dengan bersenjata non internasional pokok masalah yang penulis teliti dan d) Hukum nasional : UU No. 39 susun. Tahun 1999 Tentang Hak Asasi berisikan Manusia. pendapat Melakukan bayaran. 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu data berbagai para kepustakaan yang pengertian ahli tentang Melakukan a. Perpustakaan penelitian Fakultas b. Perpustakaan data dari media massa, artikel-artikel, Pusat c. Perpustakaan Fakultas pembahasan perlindungan relawan Universitas Andalas. kemanusiaan ditinjau dari hukum d. Perpustakaan Daerah 4. 3) Bahan hukum tersier atau bahan penunjang merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, kamus, Universitas Bung Hatta. literatur dan internet yang menunjang internasional. Hukum Universitas Bung Hatta. Disini penulis mengambil ensiklopedi, dan lainnya. tentara penulis adalah: penjelasan mengenai bahan hukum adalah dan ada. Perpustakaan yang dikunjungi oleh hukum primer, yang memberikan Contohnya yang kepustakaan pada beberapa pustaka yang dipakai untuk mendukung bahan primer. pencatatan Hukum Analisis Data Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan analisis dengan analisa kualitatif yang berpusat pada subtansi dengan proses pendataan dalam menarik kesimpulan menggunakan metode berfikir deduktif yang 7 berpangkal pada pengajuan bahan orang tewas dan 36 orang lainnya premis mayor berupa aturan hukum.3 terluka dari sebanyak 679 penumpang armada tersebut berasal dari 50 negara. Menyerang konvoi kapal yang membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Jalur Gaza yang diblokade dan menembaki para aktivis perdamaian. Para aktivis perdamaian ini ditembak karena perlawanan Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dari Penelitian yang telah diperoleh adalah: Relawan perspektif Perlindungan Terhadap Relawan Kemanusiaan yang Dalam Konflik Bersenjata Internasional melakukan membahayakan tentara israel.4 dilakukan, hasil yang penelitian yang I. dianggap kemanusiaan Hukum tergolong dalam dalam Internasional golongan non kombatan yang merupakan organisasi penolong lain selain kegiatan kepalang merahan. Organisasi penolong yang 1. Kasus Kapal Mavi Marmara lain ialah perhimpunan penolong Rezim Zionis negara Israel Senin nasional yang bukan Palang Merah pagi dini hari pada tanggal 31 Mei yang kegiatannya bertujuan membantu 2010 dalam sebuah operasi militer orang yang Komandan penduduk sipil warga negaranya, yang Angkatan Laut Zionis Israel atas ditahan atau ditawan. Bantuan yang perintah langsung Ehud Barak, Menteri diberikan Pertahanan aksi spiritual. Bantuan yang dapat diberikan kejahatan baru. Pasukan Komando kepada tahanan dan tawanan perang di Israel secara biadab membantai armada wilayah yang diduduki itu terinci kapal Mavi Marmara yang mengangkut dalam tiga macam kegiatan, yakni 10 ribu ton bantuan kemanusiaan ke pemberian dilakukan Israel oleh melakukan yang itu dilindungi, termasuk sumbangan, khususnya bantuan kegiatan Gaza. Pembantaian terhadap awak kapal yang tak berdaya itu dilakukan di perairan internasional. Sebanyak 19 3 Bambang sunggono, 2013, Metode penelitian hukum, jakrata: rajawali pers. Hlm 184-185. 4 Kasus Kapal Mavi Marmara Perspektif Hukum Internasional https://tyokronisilicus.wordpress.com/2010/07/06/ka sus-mavi-marmara-perspektif-hukum-internasional, yang diakses tanggal 20 november 2015 8 keagamaan dan bantuan memanfaatkan kejahatan-kejahatan yang paling serius waktu senggang. dan Kapal yang diserang oleh Israel menjadi perhatian komunitas Internasional (pasal 5 Statuta Roma). tersebut juga mengangkut wartawan Penyerangan terhadap warga sipil dari berbagai belahan dunia, padahal termasuk ke dalam jenis pelanggaran wartawan yang bertugas di wilayah berat menurut Konvensi Jenewa 1977. pertikaian bersenjata, berada di bawah Dan termasuk ke dalam kejahatan perlindungan Konvensi Jenewa 1949. kemanusiaan menurut Statuta Roma Pasal 79 Protokol I Konferensi tentang tahun 1998. Juga bertentangan dengan Pengesahan berbagai dan Perkembangan instrument HAM Hukum Humaniter Internasional pada internasional seperti DUHAM (1948), 1977 menyatakan bahwa wartawan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi yang Manusia sedang menjalankan tugas (1950) dan Kovenan berbahaya dianggap sebagai orang sipil Internasional tentang Hak Sipil dan dan diberi perlindungan selama mereka Politik (1966) yang menggariskan tidak melakukan tindakan yang secara sebuah prinsip bahwa semua orang merugikan berhak menikmati hak asasi manusia, mempengaruhi status sipilnya.5 baik dalam keadaan damai maupun Perbuatan Israel dengan menembaki warga Sipil yang tidak bersenjata adalah sebuah kejahatan perang. 2. Serangan dilakukan di Wilayah Perairan Internasional kemanusiaan sesuai dengan Pasal 7 Statuta Roma. Bahwa kejahatan a. Konferensi PBB III Tentang Hukum Laut terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai Konferensi ini menghasilkan bagian dari serangan yang meluas atas beberapa kesepakatan dan pendapat, sistemik yang diketahuinya bahwa diantaranya: serangan tersebut ditujukan terhadap 1. penduduk Governing the Sea-bed and Ocean Hukum sipil. perspektif Internasional, of Principles jenis Floor, and the Subsoil Thereof Beyond kemanusiaan the Limits of National Jurisdiction, tersebut adalah bagian dari jenis memutuskan bahwa daerah dasar laut kejahatan HAM Dalam Declaration terhadap dan 5 Konvensi Jenewa Pasal 79 protokol I lapisan tanah di bawahnya 9 dinyatakan sebagai warisan bersama 4) Kebebasan untuk membangun umat manusia. 2. pulau Konferensi ini menghasilkan buatan instalasi dan instalasi- lainnya yang beberapa konvensi tentang hukum laut diperbolehkan (konvensi hukum laut) yang harus hukum internasional diutamakan dari konvensi-konvensi 5) Kebebasan sebelumnya. berdasarkan menangkap ikan Kebebasan riset ilmiah b) Dasar dan Lahirnya Prinsip Kebebasan Dari b. Laut Lepas zaman purbakala sampai abad pertengahan, pelayaran di laut adalah bebas Prinsip hukum yang mengatur rezim laut lepas adalah bagi semua bangsa dan dan setiap orang. prinsip Celsius dari Italy menyatakan thesea like kebebasan. Penelitian mengenai laut the air is common to all mankind (laut lepas terdiri atas tiga bagian, yaitu: bagaikan udara adalah milik bersama umat 1. Prinsip kebebasan di laut lepas manusia). 2. Status hukum kapal-kapal di mengatakan “the sea is open to everybody laut lepas Lebih tegas lagi Ulpian by nature “(pada dasarnya laut bebas untuk 3. Pengawasan-pengawasan di semua orang). laut lepas. Prinsip kebebasan juga muncul ketika 1) Prinsip Kebebasan di Laut Lepas a) Pengertian prinsip kebebasan Menurut Pasal 87 Konvensi, kebebasan di laut lepas berarti bahwa laut lepas dapat digunakan oleh negara manapun. Kebebasan-kebebasan yang dimaksud dalam Pasal 87 adalah: 1) Kebebasan berlayar; untuk I mengumumkan tentang kebebasan di laut. Menurutnya penggunaan laut dan udara adalah bebas bagisemua orang dan oleh karena jenisnya yang khusus, laut tidak akan dimiliki oleh siapapun dan oleh negara manapun. 2) Status Hukum Kapal-kapal di Laut 2) Kebebasan penerbangan; 3) Kebebasan Ratu Elisabeth memasang kabel dan pipa bawah laut; Lepas 10 a. Perbedaan antara kapal-kapal publik dan Kapal-kapal swasta. Perbedaan ini didasarkan atas pemilik kapal. Kapal-kapal publik adalah kapal-kapal yang digunakan dinas Bentuk Perlindungan Hukum yang Diberikan Terhadap Kasus bentuk penggunaan bukan atas kualitas untuk II. pemerintahan dan bukan untuk tujuan swasta. Bagian yang termasuk publik kapal-kapal Kapal Mavi Marmara a. Perlindungan Relawan Kemanusiaan dalam Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan I Dan II 1977 pada Kapal Mavi Marmara Perlindungan yang diberikan kapal-kapal terhadap relawan kemanusiaan di atur (kapal-kapal dalam Kovensi Jenewa Tahun 1949 dan pemerintahan, kapal-kapal riset, kapal- Protokol Tambahan tahun 1977, bahwa kapal pengawasan pantai dan lain- peserta lain), antara penduduk sipil dengan peserta adalah publik kapal perang, non-militer kapal internasional organisasi-organisasi (PBB). Serta yang perang perang. harus membedakan Perlindungan relawan termasuk kapal-kapal swasta adalah kemanusiaan yang membawa petugas kapal-kapal dagang yang dipakai untuk medis dari berbagai belahan dunia yang tujuan komersial. Sebuah kapal negara berada dalam kapal mavi marmara yang yangdipakai untuk tujuan komersial mempunyai misi Freedom Flotilla Gaza adalah kapal swasta. memberi bantuan terhadap korban- 3) Wewenang Penuh Ketentuan- korban bagi negara yang sedang konflik ketentuan Negara Bendera bersenajata. Pemberian bantuan terhadap Kapal-kapal yang ada di laut lepas korban konflik bersenjata internasional peraturan- maupun non internasional, mereka harus peraturan atau ketentuan negara bendera dilindungi seperti layaknya penduduk (pasal 92 konvensi). Ketentuan ini dibuat sipil. sepenuhnya agar tunduk pada terdapat kesatuan hukum untuk Hukum Humaniter Internasional menjamin ketertiban dan disiplin di atas dalam Konvensi Jenewa 1949 dan kapal. bendera Protokol Tambahan I dan II 1977 berlaku bagi semua perbuatan hukum tidak hanya mengatur perlindungan yang terjadi di atas kapal. terhadap penduduk sipil. Namun Undang-undang negara dalam pembahasan Bab III Konvensi Jenewa IV terfokus tentang 11 Kedudukan dan Perlakuan dan Palang Merah,dan mereka memiliki Orang-orang Yang harus Dilindungi kewajiban yaitu dalam pasal 27, 28 dan pasal 30. memastikan bahwa emblem tersebut Simbol dari perlindungan ini adalah emblem Palang Merah. Penggunaan lambang dikontrol oleh negara-negara pihak dalam Konvensi Jenewa, dan pertamatama ditujukan untuk pelayanan medis Angkatan Bersenjata. Pelayanan, unit-unit dan personel (seperti Perhimpunan Palang Merah Nasional), dapat menggunakan Palang Merah dengan persetujuan dari otoritas militer, dapat juga oleh rumah sakit sipil yang memberikan perawatan kepada korban yang terluka dan sakit, kasus-kasus ibu hamil dan lemah, apabila diizinkan Menurut Protokol Tambahan I, perlindungan ini dapat diperluas untuk personil dan unit-unit medis yang diperbantukan kepada salah satu pihak dalam konflik oleh organisasi organisasi yang menggunakan lambang Palang Merah. berada di bawah kontrol pihak tersebut. Organisasi medis independen, yang menurut definisi tidak berada di bawah kendali suatu negara, karena itu dikecualikan dari perlindungan ini.6 Lambang-lambang kemanusiaan tersebut dibuat agar mereka dapat menunjukan bahwa seseorang atau kesatuan tersebut merupakan petugas mesdis yang sllu harus dihormati dan dilindungi oleh para pihak yang bersengketa. Setiap personel ataupun alat-alat atau kendaraan yang menggunakan lambang kemanusiaan mempunyai sifat netral, mandiri dan sehingga meskipun lambang-lambang tersebut digunkaan pada suatu kendaraan tempur sekalipun, semua pihak seharusnya menaruh hormat karena sifat lambang-lambang tersebut. Berdasarkan Hukum Internasional kemanusiaan internasional yang tidak berpihak (imparsial), selama mereka untuk negara mengontrol kegiatan organisasi- imparsial, oleh negara terkait. relevan tidak disalahgunakan, maka perlunya medis lain yang ditugaskan kepada salah satu pihak dalam konflik yang mengenai lambang petugas medis diatur dalam: Hanya negara-negara pihak dalam Konvensi Konvensi yang dapat memberikan kewenangan penggunaan 6 International Review of the Red Cross, Perlindungan organisasi kemanusiaan independen dan staff mereka dalam hukum humaniter internasional, Volume 89 Number 865 Maret 2007 12 1. Konvensi Jenewa I 1949 Pasal Perserikatan bangsa-bangsa 38 sampai dengan Pasal 44, adalah organisasi internasional terbesar Pasal 53 dan Pasal 54 dan bersifat universal. Organisasi ini 2. Konvensi Jenewa II 1949 Pasal 41 sampai dengan Pasal 45 bertujuan perdamaian 3. Konvensi Jenewa IV 1949 Pasal 18 sampai dengan Pasal 22 untuk memelihara dan keamanan internasional. Sebagai organisasi antarpemerintah, PBB memiliki akses dan 4. Protokol Tambahan I 1977 Pasal sumber daya yang melimpah untuk 18, Pasal 85 dan Annex I Pasal memberikan 1 sampai dengan Pasal 5 kepada masyarakat korban konflik. 5. Protokol Tambahan II 1977 Pasal 12 bantuan kemanusiaan Sejak keberhasilannya dalam bantuan kemanusiaan di Eropa setelah perang 6. Regulation on the Use of the dunia yang ke II, PBB dipercaya untuk Emblem of the Red Cross or the menangani bencana alam dan bencana Red Crescent By the National yang diakibatkan oleh ulah manusia Societies (disetujui dalam the yang tidak bisa ditangani pemerintah 20the International Conference, Negara yang bersangkutan. Wina 1965 dan direvisi oleh the Council of Delegates, Budapest 1991) Dengan demikian, maka penyerangan terhadap petugas medis, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya tidak dibenarkan di dalam Hukum Humaniter Internasional.7 c. Peran PBB dalam Kasus Kapal Mavi Marmara Untuk mengoordinasikan tindakan kemanusiaan, majelis umum PBB pada tahun 1991 membentuk komite yang mengoordinasikan respon internasional terhadap krisis kemanusiaan. The united nations emergency relief coordinator bertindak sebagai penasehat kebijakan, koordinator, dan pendukung terhadap darurat kemanusiaan. Office for the coordinator of humanitarian affairs (OCHA) yang tidak bisa ditangani sebuah bdan PBB. OCHA bekerja sama dengan aktor lain, pemerintah dan 7 Adinda Putri Ratna Devi, Herman, S.H,M.S., Heru Projanto, S.H.M.H, Perlindungan Hukum Petugas Medis dalam Sengketa Bersenjata Non Internasional di Suriah Menurut Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan II 1977, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya organisasi non-pemerintah, dalam menangani masalah-masalah darurat. 13 d. ICC (International Criminal yurisdiksi ICC, maka si pelaku harus diadili Court) dahulu nasionalnya. Pada bulan Juli 1998 masyarakat Internasional mencatat oleh mahkamah Apabila mahkamah nasional tidak mau dan/atau tidak suatu mampu mengadili si pelaku, maka ICC perkembangan penting, yakni ketika akan menjalankan fungsinya untuk disepakatinya Statut Roma tentang mengadili si pelaku kejahatan yang pembentukan bersangkutan. mahkamah pidana internasional (International Criminal Court, selanjutnya disebut Adapun yurisdiksi dari ICC ini ICC). mencakup empat hal yaitu : Berbeda dengan mahkamah Ad Hoc yang dibentuk sebelumnya 1. Genosida Mahkamah Nuremberg, 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan telah (misalnya, Tokyo, ICTY dan ICTR), maka ICC 3. Kejahatan perang ini merupakan suatu mahkamah yang 4. Kejahatan agresi Kecuali berifat permanen. Mahkamah ini juga dibentuk sebagai (complementary) pelengkap dari Mahkamah Mengenai Complementary tersebut merupakan hal yang penting. Maksudnya bahwa ICC nanti akan mahkamah kejahatan masing-masing kejahatan lainnya telah dirumuskan secara rinci mengenai apa-apa saja yang termasuk Pidana Nasional. menjalankan agresi, mengenai fungsinya nasional apabila tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. dalam kejahatan ICC berlaku sejak bulan juli tahun 2002 dan dirumuskan kejahatan delapan tahun akan setelah Hal ini perlu digaris bawahi sekali lagi akan complementarity mahkamah agresi statuta berlaku, yaitu pada tahun 2010. statuta roma dikatakan bahwa ICC apabila dimaksud beserta unsur-unsur deliknya. Statuta Sehubungan dengan hal ini dalam bekerja yang disini bahwa ICC atau bersifat pelengkap nasional tidak mau (unable) untuk terhadap sistem hukum nasional. Oleh mengadili kejahatan- karena itu yurisdiksi ICC hanya bias kejahatan yang dimaksud. Dengan cara dilaksanakan apabila telah dilalui suatu ini suatu mekanisme nasional. Dalam hal ini dalam yurisdiksi ICC hanya bisa dilaksanakan berarti kejahatan pelaku-pelaku apabila yang terjadi termasuk 14 apabila ternyata suatu negara tidak tempat terjadinya pelanggaran terhadap mau dan tidak mampu (unwilling and HAM.8 unable) untuk mengadili kejahatankejahatan yang termasuk dalam ruang lingkup kompetensi ICC. international dikenal sebagai aktor pembela kemanusiaan yang gigih. Organisasi non-pemerintah ini dibentuk di London pada tahun 1961 oleh Peter Benenson. Peter Benenson mengajukan relawan Organisasi mempunyai permohonan dilanda konflik bersenjata. mereka bersifat netral memihak dan menjalankan tidak misi atau relawan kemanusiaan ini berupa organisasi atau tidak serta bersifat universal dan internasional atau tidak. Salah satu prinsip yang menjadi berhasil landasan utama hukum perang adalah mendapat pembagian penduduk (warga negara) kepercayaan masyarakat internasional negara yang sedang berperang atau sehingga memperoleh hadiah nobel yang sedang terlibat dalam suatu untuk perdamaian tahun 1977. Hadiah pertikaian bersenjata (armed conflict) hak-hak asasi manusia PBB tahun dalam dua kategori, yaitu kombat dan 1978 dan dari dewan Eropa tahun pendudukan sipil (civilans). Golongan 1983. kombat inilah yang secara aktif turut berkembang Fokus ini ,hanya Karena kemanusiaan. Entah aktor kemanusiaan agar para tahanan politik di dunia amnesti. kemanusiaan pembedaan dalam daerah yang sedang e. Amnesty international Amnesty Setiap aktor kemanusiaan atau dan perhatian International utama adalah Amnesty penghormatan terhadap hak sipil dan politik. Secara khusus organisasi ini memperjuangkan serta dalam permusuhan (hostilities). Prinsip membagi penduduk dalam dua golongan ini lazim disebut distinction principle.9 pembebasan para tahanan yang dihukum Adanya prinsip pembedaan ini karena pendapat politik, agama, atau perlu karena Namun mengetahui siapa yang dapat atau demikian, aktivitas organisasi termasuk boleh dijadikan objek kekerasan dan alasan pengiriman diskriminasi. misi ke negara-negara 8 diadakan pertama untuk Antonio Cassesse, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,1994 9 Haryomataram, Pengantar Hukum Humaniter, Op.Cit 15 siapa yang harus dilindungi. Dengan f. Hambatan dan kata lain, dengan adanya prinsip Penyelesaian pembedaan tersebut dapat diketahui Marmara siapa yang boleh turut dalam Tantangan Kasus Kapal Mavi Tersedia sejumlah kendala untuk permusuhan sehingga dijadikan objek memaksa kekerasan (dibunuh), dan siapa yang jawabkan harus dilindungi karena tidak turut hukum. Disamping kendala yurisdiksi dalam permusuhan. Mengenai masalah hukum nasional, apabila pengadilan ini Manual of Military Law dari digelar di level nasional seperti Turki. Kerajaan Inggris yang dikutip Draper, Dimana Israel hampir tidak mungkin mengatakan bahwa kedua golongan menyerahkan tentaranya untuk diadili di itu, yaitu kombat dan non- kombatan, negara seperti Turki, masing–masing mempunyai privileges terjadi di level Internasional. Mengingat, duties disabilities. Israel juga bukan negara anggota dari Selanjutnya dalam manual tersebut dikatakan bahwa seorang harus memilih di dalam golongan mana ia masuk, dan menikmati ia tidak privileges dibenarkan dua golongan sekaligus. Di dalam cetakan tahun 1958, manual tersebut menambahkan bahwa pembedaan antara kombat dan nonkombatan sekarang menjadi tidak jelas (blured). Pada masa itu yaitu dekade terakhir abad ke-19 tidaklah sulit untuk menentukan siapa yang turut dalam Israel mempertanggung kejahatannya ke hadapan kendala juga Statuta Roma. Maka, agak sulit juga menghadirkan para tersangka Israel ke Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag. Namun, di sisi lain, Israel adalah anggota dari Konvensi Jenewa 1949 (Geneva Convention) yang merupakan perjanjian internasional yang mengatur hukum humaniter (hukum HAM dalam peperangan) dan perlindungan terhadap pihak-pihak tertentu (non combatants) dalam konflik bersenjata. Hambatan berikutnya adalah permusuhan dan siapa golongan sipil, hambatan politik, mengingat hukum karena angkatan bersenjata atau kombat internasional tak sepenuhnya fair, adil memakai seragam yang jelas berbeda dan imparsial, namun juga sangat dari pakaian penduduk sipil. 10 ditentukan oleh kekuatan politik. Berlangsungnya pengadilan nasional, regional maupun internasional seperti 10 ICC amat ditentukan dari kekuatanibid 16 kekuatan politik yang bermain. medis sebagai relawan kemanusiaan Utamanya di level Eropa dan Amerika yang harus dilindungi dan tidak boleh dimana keputusan hukum dan politik dijadikan terhadap masalah ini akan dilakukan. Protokol Tambahan II Tahun 1977 Dewan memiliki pada Pasal 11 menjelaskan bahwa wewenang untuk mengajukan perkara “medicals units and transports shall be ke ICC, namun di sisi lain mereka respected and protected at all times memiliki lima anggota tetap yang and shall not be the object of attack” memiliki hak veto. Amat mungkin yang menyatakan bahwa kesatuan- negara-negara yang memiliki hak veto kesatuan dan angkutan kesehatan harus tersebut mengajukan intervensi dan dihormati dan dilindungi setiap waktu menjatuhkan veto mengingat hubungan dan khusus yang mereka miliki dengan serangan. Keamanan PBB negara Israel. sebagai tidak 2. Bentuk boleh sasaran perang. menjadi perlindungan objek terhadap relawan kemanusiaan pada kasus Kapal Mavi Marmara, diatur dalam Simpulan Konvensi Jenewa Tahun 1949 serta Berdasarkan pembahasan perlindungan ditinjau dari kesimpulan dari diatas mengenai relawan kemanusiaan hukum internasional terhadap kasus kapal Mavi Marmara, maka penulis kesimpulan dapat menarik berdasarkan rumusan Protokol Tambahan I dan II Tahun 1977. Walaupun sudah ada sederet ketentuan pengaturan perlindungan terhadap dan relawan kemanusiaan, namun tetap saja ada para pihak yang bersengketa dalam konflik bersenjata baik sengketa internasional maupun sengketa non masalah sebagai berikut : internasional yang tidak mematuhi 1. Perlindungan relawan kemanusiaan aturan-aturan tersebut yang mana yang membawa petugas medis dalam relawan kemanusiaan ketentuan petugas medis, Hukum Humaniter diantaranya wartawan serta Internasional. Pada sengketa bersenjata bangunan dan fasilitas-fasilitas non kesehatan yang bersifat internasional diatur dalam netral Protokol Tambahan II Tahun 1977 menjadi korban dari sasaran perang yang menjelaskan bahwa perlindungan yang terhadap penduduk sipil serta petugas bersengketa. Hal ini telah menyalahi dilakukan oleh pihak 17 dan bertentangan dengan aturan terhadap humaniter internasional” Hukum Humaniter Internasional dan bertentangan dengan status laut lepas. hukum Bambang Ucapan Terima kasih sunggono, 2013, Metode penelitian hukum, rajawali pers, Penulis mengucapkan Terima kasih kepada Bapak Poniar warsono S.H, selaku pembimbing I dan Ibu Dwi Astuti Palupi S.H.,M.H, selaku pembimbing sekaligus Dekan Fakultas yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan petunjuk. Penulis juga mengucapkan terima Jakarta Haryomataram, 2005 „‟Pengantar hukum Humaniter”, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Internal Review of the Red Cross, 2005, ”Perlindungan Tahanan: kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kegiatan 1. Penahanan” Vol. 87 No. 857, Ibu Deswita Rosra , S.H., M.H, selaku ketua Jurusan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 2. Ibu Nurbeti S.H., M.H, selaku wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Mansyur ICRC Effendi, Humaniter Tempat 1992 “Hukum Internasiona Pokok-pokok hankamrata”, Bung Hatta. di dan doktrin Penerbit Usaha Nasional, Surabaya Marion harrof-travel, “kegiatan Komite DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Internasional Ambarwati, Denny Ramadhany, Rina Rusman, “Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan Internasional”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Palang Merah(International Committe Of Teh Red Cross/ICRC) Pada Waktu Kekerasan dalam Negeri”, International Committe Of Teh Red Cross Regional Delegation in Jakarta Antonio Cassesse, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, 1994, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Buku Pedoman untuk Anggota Parlemen no. 1, 1999 “ penghormatan Mochtar Kusumaatmadja, “Hukum 1980, Internasional Humaniter dalam Pelaksanaan dan Penerapannya diIndonesia”, 18 Niel Melzer, 2009, “Pedoman Penafsiran dalam Bersenjata Langsung Dalam Permusuhan Fakultas Menurut Sumatera Utara, Medan Hukum Humaniter Sandra, Patricia 2008, Aceh” Konflik Tentang Konsep Keikut Sertaan Internasional”, ICRC Rully Kemanusiian Hukum Halim, , Skripsi Universitas Tinjauan Hukum “Bantuan Internasional Terhadap Hukum Perlindungan Relawan Humaniter Internasional“ Jurnal Kemanusiaan Hukum Internasional, Penerbit Blokade Jalur Gaza, Skripsi Pusat Studi Hukum Humaniter (Fakultas dan Sumatera Utara, Medan, 2010) Kemanusiian HAM Dalam (terAs) Fakultas Hukum Universitas Hukum Kasus Universitas Trisakti, vol.4 No.6, Soerjono dalam ICRC Blog Indonesia Soekanto Mamudji, Hukum dan Sri “Penelitian Normatif, Tinjauan Diantara, “Perlindungan Relawan Kemanusiian Suatu Suatu Singkat”, RajaGrafinda Dio Tinjauan Hukum Humaniter PT Internasional”, Persada, Skripsi (Fakultas Hukum Hasanuddin, Jakarta Makassar, 2014) B. Peraturan Perundang-undangan Sumber hukum internasional, http://notesofrisk.blogspot.co.id/ Protokol Tambahan I dan II pada Konvensi-konvensi Jenewa Tahun 1977 Terjemahan Konvensi Jenewa Seputar Pengertian Perlindungan Hukum http://seputarpengertian.blogsp ot.co.id/2014/01/ C. Sumber-sumber Lain Al Maysita Dalimunthe, 2009, ” Hukum humaniter-internasional.html, 30 september 2015 Tahun 1949 Tinjauan 2013/01/sumber-hukum- Humaniter 1 Oktober 2015 Zainul friansyah, sistematika prposal Terhadap Perlindungan Penduduk penelitian Sebagai http//zainulfriansyah.blogspot.co Korban Kejahatan hukum, 19 m/2010/06/proposal hukum penelitian m/123456789/37012/5/Chapter%2 tinjauan.html.diakses 0III-V.pdf, diakses tanggal 18 pada tanggal 15 november 2015 November 2015 The fourth hearing of the Mavi Marmara Citra Israel di Dunia Internasional Pasca case has been seen at Cağlayan Serangan Terhadap Kapal Mavi Magistrates Marmara Court http://mavi- marmara.ihh.org.tr/en/main/news/ http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t 0/the-fourth-hearing-of-the-mavi- 20266.pdf, diakses pada tanggal marmara-case-h/1896 diakses pada 20 november 2015 15 November 2015 Kasus Kapal Mavi Marmara Perspektif Septiawan Riki, makalah internasional humanitarian Tambahan law I perlindungan Protokol Tahun korban bersenjata https://tyokronisilicus.wordpress.c om/2010/07/06/kasus-mavi- konflik marmara-perspektif-hukum- internasional. .co.id/2012/05/makalahinternasional-humanitarian-law.html Laut Internasional 1977 http://rikiseptiawan180991.blogspot Hukum Hukum Internasional internasional, yang diakses tanggal 20 november 2015 Citra Israel dalam Pandangan Negara Barat Pasca Tragedi Mavi Marmara http://www.academia.edu/9168 http://thesis.umy.ac.id/datapubli 062/Hukum_Laut_Internasional k/t20266.pdf, diakses tanggal , 17 november 2015 20 November 2015 Prinsip Kebebasan di Laut Lepas (HIGH Seas), Konflik Bersenjata di Jalur Gaza https://suryaanom.wordpress.co http://repository.usu.ac.id/bitstr m/2008/04/05/prinsip- eam/123456789/37012/5/Chapt kebebasan-di-laut-lepas-high- er%20III-V.pdf, di akses pada seas), diakses pada tanggal 17 tanggal 21 november 2015 November 2015 Konflik Bersenjata di Jalur Gaza http://repository.usu.ac.id/bitstrea Pengaturan Hukum Internasional Tentang Perlindungan Relawan Kemanusiaan 20 http://repository.usu.ac.id/bitstr m/artikel/opini/read/2013/06 eam/123456789/37012/4/Chapt /03/1983/tiga-tahun-tragedi- er%20II.pdf yang diakses pada mavi-marmara-freedom- tanggal 22 november 2015 flotilla-2.html, International Review of the Red Cross, Perlindungan organisasi kemanusiaan independen dan staff mereka dalam hukum internasional, humaniter Volume 89 Number 865 Maret 2007 Adinda Putri Ratna Devi, Herman, S.H,M.S., Heru S.H.M.H, Projanto, Perlindungan Hukum Petugas Medis dalam Sengketa Bersenjata Internasional Menurut di Non Suriah Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan II 1977, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Kasus Kapal Mavi Marmara: Israel Menolak Diselidiki http://www.tempo.co/read/n ews/2010/06/03/115252358/ Kasus-Kapal-MaviMarmara--Israel-MenolakDiselidiki diakses pada 24 November 2015 Tiga Tahun Tragedi Mavi Marmara Freedom Flotilla (2) http://www.hidayatullah.co di akses tanggal 22 Desember 2015