6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini 1

advertisement
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
1.
Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena disamping berfungsi sebagai alat untuk
menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain juga sekaligus berfungsi
sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Kemampuan
berbahasa tidak hanya diperlukan oleh manusia yang sudah dewasa, tetapi
juga diperlukan bagi kehidupan anak-anak. Dalam perkembangannya anak
usia 3-6 tahuin sedang mengalami fase peralihan dari masa egosentris ke
masa sosial. Ia mulai sadar bahwa lingkungan tidak selalu sesuai dengan
keinginannya sehingga ia harus belajar menyesuaikan diri kepada tuntutan
lingkungannya itu (Depdikbud, 1988:1).
Menurut Bromley (1992) dalam Dhieni (2008 : 1.11) mendefinisikan
bahwa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide
maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.
Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat,ditulis, dan dibaca, sedangkan
simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat
memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan
kemampuan berpikirnya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
7
Selanjutnya dikemukakan Bromley bahwa bahasa memiliki 5 (lima)
macam fungsi sebagai berikut :
a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini
belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan utama
mereka.
b. Bahasa dapat merubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak belajar
bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan
perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa.
c. Bahasa membantu perkembangan kognitif. Secara simbolik bahasa
menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan untuk
mengingat kembali suatu informasi yang menghubungkannya dengan
informasi yang baru diperoleh.
d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa
berperan dalam memelihara hubungan dengan orang disekitar.
e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu.
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak-anak, anak menemukan
bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di
dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih
baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi sederhana
seperti menangis dan gerak isyarat secara sosial tidak diterima. Hal ini
menambah
dorongan
anak
untuk
memperbaiki
kemampuannya
berbicara/berbahasa lisan. Yang paling penting, anak mengetahui bahwa in
komunikasi adalah behwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan orang lain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
8
Kalau anak tidak dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain, tidak saja
bahwa ia tidak dapat berkomunikasi, tetapi juga lebih parah lagi ia
cenderung mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan
apa yang dibicarakan
oleh teman-temannya, sehingga ia tidak diterima
dalam kelompoknya (6, 79, 150) (Hurlock, 2002 : 151).
Berkaitan dengan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini, Suyanto
(2005:161) menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa bagi anak adalah untuk
berkomunikasi. Perkembangan selanjutnya ialah. mulai mengucapkan kata
atau beberapa kata sederhana meskipun dari segi tata bahasa belum baik.
Pada usia 2,5 – 3,5 tahun, anak mulai menunjukkan kemampuan membuat
kalimat yang baik dan anak TK umumnya sudah bisa berkomunikasi secara
lisan.
Berbahasa lisan dikenal dengan istilah berbicara. Berbicara bukan
sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaiakn, atau mengkomunikasikan
pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak.
Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap
muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan
dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan
membaca.
2. Perkembangan Bahasa Anak DI Taman Kanak-kanak
Perkembangan bahasa anak meliputi perkembangan fonologis (yakni
mengenal dan memproduksi suara); perkembangan kosa kata, perkembangan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
9
semantic atau makna kata, perkembangan sintaksisi atau penyusunan kalimat,
dan perkembangan pragmatic atau penggunaan bahasa untuk keperluan
komunikasi (sesuai dengan norma konvensi). Pada anakusia TK atau pra
sekolah, perkembangan fonologis belum sempurna namun hampir semua
yang dikatakannya dapat dimengerti. Selain itu, IQ anak sudah relatif stabil.
Menurut Depdiknas (dalam Dhieni, 2008 : 6.4) pada usia TK antara 4-6
tahun, perkembangan kemampuan bahasa anak ditandai dengan berbagai
kemampuan yaitu anak mampu menggunakan kata ganti saya dalam
komunikasi; anak memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat,
kata keadaan, kata Tanya, dan kata sambung; anak menunjukkan pengertian
dan pemahaman tentang sesuatu; anak mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana, dan anak
mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Analisis terhadap kemampuan berbicara menurut Hurlock (2002: 151)
meskipun anak diberi kesempatan yang sama untuk memperbaiki
pembicaraan, namun terdapat sejumlah perbedaan yang menonjol dalam
kemajuan yang dicapai.juga terdapat perbedaan dalam banyaknya kemajuan
yang tercakup dalam belajar berbicara/berbahasa lisan. Disebutkan pula oleh
Hurlock (2002 : 151-153), analisis terhadap tugas-tugas ini menunjukkan
timbulnya kemajuan sebagai berikut:
Penambahan
kosa
kata,
sepanjang
akhir
masa
kanak-kanak,
penambahan kosa kata umum terjadi secara tidak teratur. Dari berbagai
pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
10
usahanya melalui radio dan televise, anak menambah kosa kata yang ia
pergunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ini dikenal sebagai “kosa kata
umum”, karena terdiri dari kata-kata yang digunakan secara umum, bukan
kata-kata yang artinya terbatas yang hanya dapat digunakan dalam konteks
yang khusus. Disamping mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum,
anak menambah “kosa kata khusus” yang terdiri dari kata-kata dengan
arti khusus dan penggunaan yang terbatas.
Pengucapan, yaitu kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit
pada usia ini dari pada sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin ketika
pertama kali digunakan diucapkan dengan tidak tepat, tetapi setelah beberapa
kali mendengar pengucapan yang benar anak sudah mampu mengucapkannya
secara benar. Namun tidak sedemikian halnya pada anak dari kelompok sosial
ekonomi lebih rendah yang dirumah lebih banyak mendengar kata-kata salah
ucap dari pada anak dari lingkungan rumah yang lebih baik, apalagi anak dari
lingkungan rumah yang berbahasa dua.
Pembentukan kalimat, yaitu anak usia enam tahun harus sudah
menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari enam sampai sembilan
atau sepuluh tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang
biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia
Sembilan tahun, anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan
lebih padat.
Kemajuan
dan pengertian, yaitu dengan meningkatnya minat dalam
keanggotaan kelompok, maka meningkat pula minat untuk berkomunikasi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
11
dengan anggota-anggota kelompok. Anak segera mengetahui bahwa
komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai kecuali ia mengerti arti dari
apa yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Ini menimbulkan dorongan
untuk meningkatkan pengertiannya.
Lebih lanjut Hurlock (2002 : 153) menerangkan bahwa peningkatan
dalam pengertian juga dibantu oleh pelatihan konsentrasi di sekolah. Anak
segera mengetahui bahwa ia harus menaruh perhatian terhadap setiap
kejadian di kelas dan apa yang dikatakan oleh guru-guru dan teman-teman
kalau ingin mengerti semua pelajaran dengan baik. Di beberapa sekolah,
kegagalan berkonsentrasi dihukum dengan tidak boleh pulang seusai sekolah
atau mengerjakan kegiatan tambahan.
Isi pembicaraan, yaitu saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris
kepada pembicaraa yang bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada
usia, tetapi juga bergantung kepada kepribadian, banyaknya kontak sosial,
kepuasan yang diperoleh dari kontak sosial dan besarnya kelompok kepada
siapa ia berbicara. Semakin besar kelompok, dengan kondisi-kondisi lain
yang sama, semakin sosiallah pembicaraan. Juga kalau anak bersama temantemannya, pembicaraan umumnya tidak terlalu egosentris dibandingkan bila
ia berada bersama orangf-orang dewasa. Banyak orang dewasa mendorong
pembicaraan egosentris kepada anak-anak, sedangkan teman-temannya selain
tidak mendorong juga tidak menghiraukan anak yang tetap berbicara tentang
dirinya sendiri.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
12
Berapa banyak peningkatan dalam isi pembicaraan dan dalam cara
mengungkapkan apa yang ingin dikatakan tidak sepenuhnya bergantung pada
kecerdasan, tetapi juga pada tingkat sosialisasi. Anak yang populer
mempunyai keinginan yang kuat untuk memperbaiki mutu pembicaraan. Dari
pengalaman pribadi, anak belajar bahwa kata-kata dapat menyakitkan hati
dan bahwa anak yang populer adalah anak-anak yang pembicaraannya
menambah kegembiraan dalam hubungan dengan teman-teman sebaya,
Banyak bicara, yaitu tahap mengobrol, yang merupakan ciri dari awal
masa kanak-kanak, berangsur-angsur digantikan oleh pembicaraan yang lebih
terkendali dan lebih terseleksi. Anak tidak lagi bicara sekedar untuk bicara
tanpa memperdulikan apakah ada yang memperhatikan. Sekarang anak
menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komunikasi, bukan sebagai bentuk
latihan verbal.
Dengan berjalannya periode akhir masa
kanak-kanak, banyaknya
bicara makin lama makin berkurang. Mula-mula, ketika anak masuk sekolah,
ia masih sering melalukan obrolan tanpa arti yang banyak dilakukan pada
tahun-tahun pra sekolah. Namun anak segera mengetahui bahwa hal ini tidak
lagi diperbolehkan, anak hanya boleh berbicara kalau diizinkan oleh guru.
Jadi semakin bertambah usia anak maka perkembangan kemampuan
berbahasa lisannya juga semakin baik. Dalam keadaaan normal, anak belajar
dari lingkungannya dalam meningkatkan kemampuan berbahasa lisannya.
Dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa lisan tersebut.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
13
Sesuai dengan tujuan pembelajaran di TK, tujuan pengembangan
bahasa lisan di TK dan prinsip belajar di TK biasanya mengandung nilai-nilai
moral yang mengarahkan kepada pengembangan emosional, sosial dan
spiritual anak, yang dikembangkan di TK dalam program pembentukan
perilaku.
Adapun tujuan pembelajaran di TK menurut Instruksional Umum
Bidang Pengembangan Bahasa (Depdikbud, 1988 : 3) adalah: anak mengenal
nama-nama
anggota
tubuhnya
melalui
pengamatan
dan
dapat
mengungkapkannya dengan lafal yang benar, anak mengenal nama bendabenda di luar dirinya/lingkungannya melalui pengamatan dan dapat
mengucapkannya dengan lafal yang benar, anak mengenal bermacam-macam
jenis kata dan penggolongannya melalui pengamatan, anak
mengenal
bermacam-macam bunyi dan penggolongannya melalui pengamatan, anak
mengenal kata-kata yang hamper sama bunyinya melalui pengamatan, anak
mampu memahami perintah, menerapkan dan mengkomunikasikan isi
perintah tersebut dengan benar melalui pengamatan dan perbuatan, anak
berminat mendengarkan isi cerita, dapat menghayal dan menghargainya
melalui pengamatan dan perbuatan, anak mengenal serta membedakan
kalimat-kalimat
sederhana
yang
benar
dan
yang
salah
melalui
pendengarannya, anak mau melakukan pesan-pesan yang harus disampaikan
kepada orang lain maupun untuk dirinya sendiri, dan anak senang dan mampu
menggunakan kalimat perintah dalam berkominikasi sehari-hari.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
14
Selain tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum, pembelajaran
bahasa di TK dalam KBK 2004 (dalam Dhieni, 2008 : 9.7) bertujuan agar
anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara
tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk
dapat berbahasa Indonesia.
B. Kegiatan Circle Time di TK
1. Kegiatan Circle Time
Menurut Suyanto (2005 : 39), pada kegiatan Circle Time anakanakduduk melingkar dan guruberadadi tengah lingkaran. Sedangkan
menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.5), Circle Time adalah kegiatan kelompok
yang dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri atas orang dewasa dan anak,
duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama.
Selanjutnya menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.5), kegiatan circle time
merupakan kegiatan untuk membangun jembatan dan memfasilitasi
percakapan antara anak dengan orang dewasa. Kegiatan circle time
memberikan
kesempatan
kepada
anak
untuk
mengembangkan
rasa
kebersamaan dalam kelompok. Kegiatan ini juga dapat mengembangkan
keterampilan sosial anak, dimana anak belajar untuk mengungkapkan ide dan
mendengarkan pendapat orang lain serta belajar untuk bersikap sportif bila
pendapatnya diterima atau tidak diterima oleh kelompok.
Orang dewasa yang terlibat dalam kegiatan circle time yaitu guru
dan/atau nara sumber yang sengaja didatangkan untuk berdiskusi dengan anak
berdasarkan topik tertentu. Kegiatan circle time juga dirancang sesuai dengan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
15
usia dan tingkat perkembangan anak, waktu yang disesuaikan dengan
kemampuan anak memusatkan perhatian, minat dan kebutuhan anak.
Jadi yang dimaksud dengan kegiatan circle time adalah kegiatan
kelompok yang melibatkan anak dan guru yang dilaksanakan secara
melingkar untuk membangun pemahaman bersama untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran.
Menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.6), kegiatan circle time memiliki
beberapa manfaat bagi anak usia dini, yaitu : 1) membantu mengkondisikan
anak agar siap mengikuti kegiatan; 2) membantu anak untuk memahami topik
pembahasan yang berkaitan dengan tema; 3) Memberikan kesempatan
kepada anak untuk belajar dan menggali lebih jauh pengalaman mereka
sendiri melalui diskusi bersama; 4) membangun kecakapan interpersonal dan
memperkuat hubungan sosial antar anak; 5) mengembangkan kemampuan
berkomunikasi anak dengan anak
dan anak dengan orang dewasa; 6)
membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain; 7) mem-bangun rasa
percaya diri anak saat anak diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat; 8) membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dan
pengetahuannya.
Adapun kemampuan dan pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan circle time menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.6) adalah: Bahasa dan
literisasi, yaitu kemampuan untuk menyimak, memberikan pengalaman untuk
mengajukan pertanyaan, bercerita dan mengikuti lagu. Kemampuan ini akan
dikembangkan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita dan tukar
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
16
pendapat; Matematika, yitu melatih kemampuan berhitung permulaan pada
anak dengan cara yang menyenangkan. Permainan pada kegiatan circle time
dapat membantu anak memahami posisi depan, belakang, kiri dan kanan.
Kegiatan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan, bernyanyi dan
bersyair; Perkembangan kepribadian dan sosial, yaitu kegiatan circle time
akan dapat membantu anak untuk berbagi, menunggu giliran, serta
memperhatikan dan menghargai orang lain, mau mendengarkan orang lain
bicara dan belajar bekerja sama; Mengenal Lingkungan, yaitu dalam kegiatan
circle time anak dapat menceritakan berbagai hal yang ditemuinya di
lingkungan sekitar anak yang menarik minat anak; Perkembangan fisik,
yaitu kegiatan circle time memberikan kesempatan kepada anak untuk
bergerak dan mengembangkan keterampilan motorik kasar dan Bahasa
Lisannya. Misalnya, kegiatan meniru
gerakan
binatang,
menari,
dan
gerakan ritmik; dan Kreativitas. Dengan kegiatan circle time ini
diharapkan anak merasa senang dan nyaman dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan
dan pengetahuan anak didik sehingga lebih berkembang potensi yang ada
pada dirinya.
Kemampuan berbahasa lisan memungkinkan anak pandai berkisah,
berdiskusi, berdebat dan berpidato kelak di kemudian hari. Menurut Masitoh,
yang diakses dari file.upi.edu/Direktori/FIP/Jur, pada tanggal 26 Mei 2012),
metode yang dapat dikembangkan yaitu :
a. Metode Bercakap-cakap
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
17
Metode
bercakap-cakap
adalah
suatucara
penyampaian
bahan
pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antar anak
dengan guru, anak dengan anak.
b. Metode Bercerita, merupakan cara memberikan pengalaman belajar bagi
anak dengan membawakan cerita secara lisan
c. Metode Circle Time, merupakan salah satu metode belajar yang dapat
digunakan di Taman Kanak-kanak dengan membuat formasi setengah
lingkaran dimana guru dan anak bisa berinteraksi secara langsung.
d. Metode Sosiodrama, adalah cara memainkan peran dalam suatu cerita
tertentu yang menuntut kerjasama secara utuh diantara para pemainnya.
Dari
beberapa
metode
pengembangan
kemampuan
berbahasa
pada anak TK, metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
bahasa lisan anak pada penelitian ini adalah metode circle time.
2. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Circle Time
Dalam melaksanakan kegiatan circle time, ada beberapa ramburambu yang diperhatikan, yaitu : rancang kegiatan dengan sebaik mungkin
dan menetapkan aturan kegiatan untuk kemudian disepakati dan dipatuhi oleh
semua peserta dan peran guru dalam circle time yang optimal. Menurut Diane
T. Dodge dalam Asmawati, dkk(2008 :7.16), untuk melaksanakan kegiatan
circle time yang efektif ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan oleh
guru, yaitu :
a. Bagi anak-anak menjadi kelompok kecil, hal ini akan memberikan
kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam diskusi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
18
b. Alokasikan waktu untuk melakukan kegiatan circle time selama 10-15
menit pada setiap harinya, sebelum melakukan kegiatan
c. Tata ruangan senyaman mungkin, singkirkan meja dan kursi yang tidak
diperlukan
d. Pilihlah kegiatan untuk memanggil anak agar mengikuti kegiatan circle
time, misalnya dengan menggunakan gerak dan lagu sehingga anak dapat
berkumpul di tempat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan
tersebut
e. Ajak anak untuk duduk melingkar sehingga dapat saling melihat satu
sama lain dan guru dapat melihat semua anak
f. Hindari demonstrasi kegiatan dan penjelasan yang terlalu panjang dan
berbelit-belit tanpa adanya interaksi anatara anak dan guru
g. Berikan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak dengan
singkat dan jelas yang mudah dimengerti.
Berikut ini adalah contoh pembagian kelompok lingkaran berdasarkan
pada jumlah anggota kelompoknya,
yaitu : lingkaran individu, lingkaran
kelompok, dan variasi.
C. Pedoman Penilaian
1. Cara Penilaian Membaca Permulaan
Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada kemampuan (indikator)
yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan, dalam
tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah
ditentukan. Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
19
Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran
berlangsung. Dalam buku pedoman penilaian dari Depdiknas (2006: 607),
pencapaian hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
a. Anak yang belum mencapai indikator yang diharapkan dalam SKH atau
dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong (O).
b. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang
tertuang dalam SKH, atau dalam tugas sedikit dibantu guru maka pada
kolom penilaian guru menuliskan tanda check (√)
c. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau
mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan tepat/cepat/lengkap/benar,
maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan
penuh (●).
Sedangkan menurut Kemdiknas (2010: 11), tentang Pedoman Penilaian
di TK, penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada kemampuan (indikator)
yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan, dalam
tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah
ditentukan. Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran.
Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran dan
kegiatan bermain berlangsung, guru dapat melaksanakan penilaian. Dalam
pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan (indikator)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
20
semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam
rencana kegiatan harian (RKH).
Adapun cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti:
dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang (  )
b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang
diharapkan dalam RKH maka pada kolom penilaian dituliskan nama
anak dan diberi tanda dua bintang (  )
c. Anak yang sudah berkembang (BSH) sesuai dengan indikator yang
diharapkan dalam RKH diberi tanda tiga bintang (  )
d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang
diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang (  ).
2. Indikator Hasil Belajar
Dalam Permendiknas Nomor 58 (2009: 10) tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini, tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-6
tahun adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
21
Tabel 2.1.
Kurikulum Kelompok B
No
1.
Lingkup
Perkembangan
Mengungkapkan
Bahasa
Tingkat Pencapaian Perkembangan
1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
2. Menyebutkan Kelompok Gambar yang
memiliki bunyi yang sama
3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal simbolsimbol untuk persiapan membaca, menulis
dan berhitung
4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur
lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan)
5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk
mengekspresikan ide pada orang lain
6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang
telah diperdengarkan.
Sumber: Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009
Berdasarkan pada peengertian di atas, maka pada Kurikulum TK
Pertiwi Pancasan Tahun Pelajaran 2011/2012 halaman 12-13, indikator
penilaian kemampuan bahasa disusun sebagai berikut:
Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Bahasa anak Kelompok B
TK Pertiwi Pancasan Tahun 2011/2012
No.
1.
2.
3.
4.
Indikator
Menjawab pertanyaan sederhana
Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/
keterangan tempat, misal: di luar, di dalam, di atas, di bawah, di
muka, di depan, di belakang, di kiri, di kanan, dll
Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
Berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri (sesuai anak)
Sumber: Kurikulum TK Pertiwi Pancasan Tahun 2011/2012
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
22
Sudjana (2010 : 8) menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa
ditentukan kriterianya yakni : berkisar antara 75% - 80%, artinya siswa
dikatakan berhasil apabila ia mencapai 75% - 80 % dari tujuan atau nilai yang
seharusnya dicapai. Kurang dari nilai tersebut dikatakan belum berhasil.
Adapun kriteria tingkat keberhasilan anak dalam upaya perbaikan
pembelajaran dalam PTK ini, adalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil jika 75% dari materi yang di
ajarkan dikuasai oleh anak.
b. Proses pembelajaran secara klasikal dinyatakan berhasil jika 75% dari
keseluruhan jumlah anak dalam kelas sudah memperoleh nilai kriteria
keberhasilan seperti tersebut di atas.
D. Kerangka Berpikir
Dalam
penelitian ini, dilaksanakan
kegiatan bercerita pada kegiatan
circle time sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan bahsa lisan
anakdengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dan
praktek
langsung.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir pada penelitian tindakan kelas ini
peneliti jabarkan melalui bagan sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
23
kondisi
awal
Kondisi
sudah
meningkat,
ada perbaikan
tapi belum
maksimal
Siklus II
3x
pertemuan
- Pembelajaran
masih
terpusat pada guru
- Kemampuan
Bahasa
lisan masih rendah
- Hasil belajar belum
optimal
- Minat siswa bertambah
pada kegiatan bercerita
- Kemampuan
bahasa
lisan
anak
mulai
meningkat
- Guru sudah lebih bisa
memberikan
motivasi
kepada siswa
- Minat siswa meningkat
pada kegiatan bercerita
- Kemampuan
bahasa
lisan siswa sudah baik
- Guru sudah berhasil
memberikan
pembelajaran
bahasa
lisan melalui bercerita
Dilakukan
upaya
perbaikan
dengan PTK
Siklus I
3x
pertemuan
Telah terjadi
perbaikan
pembelajaran
yang optimal.
Berhasil
Gambar . 2.1 Skema Kerangka Pikir
E. Hipotesis Tindakan
Dari permasalahan di atas, hipotesis yang di ajukan adalah : “melalui
kegiatan circle time yang dilakukan secara intensif dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa lisan pada anak usia dini kelompok B2 di TK Pertiwi
Desa Pancasan semester II Tahun Ajaran 2011-2012”.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Budi Nastiti, FKIP UMP, 2013
Download