PENINGKATAN EFISIENSI PEMUPUKAN NITROGEN (N) MELALUI

advertisement
PENINGKATAN EFISIENSI PEMUPUKAN NITROGEN (N) MELALUI
APLIKASI ZEOLIT PADA PERTANAMAN CABAI HIBRIDA
DI TANAH ALFISOL KOTA KUPANG
Peters O. Bako 1), Diana Y.L. Serangmo 2), dan Moresi M. Airtur 3)
ABSTRACT
A study was conducted at the Faculty of Agriculture UNDANA greenhouse to examine the
effectiveness of zeolites are applied in conjunction with urea fertilizer to increase the efficiency
of fertilizer nitrogen (N) and the results on the ground alfisol hybrid chili. The study was
conducted through a factorial experiment with 2 factors using a complete randomized block
design environmental design (CRD). The first factor is attempted is the dose of urea fertilizer
that consists of four levels of treatment, namely: no fertilizer urea (U0), 1 / 3 the recommended
dose (U1); 2 / 3 the recommended dose (U2), and according to the recommended dosage (U3).
The second factor is the dose of soil made from raw zeolite consisting of four levels of treatment,
ie without the application of zeolite (Z0); 1 / 3 the recommended dose (Z1); 2 / 3 the
recommended dose (Z3), and according to recommended dosage. Recommended dosage for urea
fertilizer for plants chili is 400 kg urea / ha whereas the recommended dose of zeolite which is
applied in conjunction with zeolite fertilizer is 300 kg / ha. Observations made on the
components of total soil N content, N-total plant tissues; dry weight of fruit per plant and the
efficiency of fertilizer N. Data were analyzed with analysis of the results of the observation range
of appropriate design used and the test continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT).
The results showed the interaction of urea treatment doses and doses of zeolite is very real effect
on the components of total soil N content, total N of plant tissues, and the fresh weight of fruit
per plant. Each single factor is very real effect on fruit dry weight and the efficiency of fertilizer
N. The results also showed an increase in dose and dose zeolite urea according to recommended
dosage is followed by an increase in the efficiency of fertilizer N so that the optimum dose of
zeolite in enhancing the efficiency of fertilizer N in the soil alfisol hybrid chili has not been found
in this study.
1289
ABSTRAK
Sebuah penelitian telah dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Undana untuk mengetahui
efektivitas zeolit yang diaplikasikan bersamaan dengan pupuk urea terhadap peningkatan
efisiensi pemupukan nitrogen (N) dan hasil cabai hibrida pada tanah alfisol. Penelitian dilakukan
melalui percobaan faktorial 2 faktor dengan menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak
lengkap (RAL). Faktor pertama yang dicobakan adalah dosis pupuk urea yang terdiri dari 4 level
perlakuan, yakni: tanpa pemupukan urea (U0); 1/3 dosis anjuran (U1); 2/3 dosis anjuran (U2);
dan sesuai dosis anjuran (U3). Faktor kedua adalah dosis pembenah tanah berbahan baku zeolit
yang terdiri dari 4 level perlakuan, yakni tanpa aplikasi zeolit (Z0); 1/3 dosis anjuran (Z1); 2/3
dosis anjuran (Z3); dan sesuai dosis anjuran. Dosis anjuran untuk pemupukan urea bagi tanaman
cabai adalah 400 kg urea/ha sedangkan dosis zeolit anjuran yang diaplikasikan bersamaan
dengan pupuk adalah 300 kg zeolit/ha. Pengamatan dilakukan terhadap komponen kandungan Ntotal tanah, N-total jaringan tanaman; bobot kering buah per tanaman dan efisiensi pemupukan
N. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam sesuai rancangan yang digunakan dan
dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan dosis urea dan dosis zeolit berpengaruh sangat
nyata terhadap komponen kandungan N total tanah, N total jaringan tanaman, dan bobot segar
buah per tanaman. Masing-masing faktor tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap bobot
kering buah dan efisiensi pemupukan N. Hasil penelitian juga menunjukkan, peningkatan dosis
urea dan dosis zeolit hingga sesuai dosis anjuran masih diikuti dengan peningkatan efisiensi
pemupukan N sehingga dosis optimum zeolit dalam meningkatkan efisiensi pemupukan N pada
cabai hibrida di tanah alfisol belum ditemukan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Efisiensi; Pemupukan Nitrogen; Zeolit; dan Alfisol
1289
Pendahuluan
Sebagian besar lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman di Kota Kupang
termasuk dalam ordo tanah alfisol dengan karakteristik kandungan nitroten (N) yang rendah.
Akibatnya, ketersediaan N menjadi salah satu faktor pembatas produksi tanaman di daerah ini
dan upaya peningkatan ketersediaan N melalui aplikasi pupuk menjadi mutlak untuk dilakukan
pada setiap kegiatan budidaya tanaman.
Kenyataan di lapangan menunjukkan, dalam mengaplikasikan pupuk N pada lahan pertanaman
petani cenderung bergantung sepenuhnya pada penggunaan pupuk kimiawi (urea). Namun,
aplikasi pupuk urea di daerah ini terkendala oleh faktor lingkungan dengan kondisi ketersediaan
airtanah yang rendah yang berdampak pada rendahnya kelarutan urea dalam tanah dan tingginya
rata-rata temperatur udara yang berdampak pada laju penguapan N (volatilisasi) dalam bentuk
NH3 maupun N2O yang tinggi.
Aplikasi pupuk urea dengan demikian harus dibarengi dengan upaya peningkatan efisiensi
pemupukan. Salah satu upaya peningkatan efisiensi pemupukan N pada lahan pertanian adalah
dengan mengaplikasikan pembenah tanah berbahan baku zeolit yang dicampurkan dengan pupuk
urea. Zeolit memiliki kemampuan meningkatkan KTK tanah, menjerap unsur hara dan meretensi
airtanah. Kemampuan meretensi airtanah yang tinggi pada zeolit akan meningkatkan kandungan
airtanah sehingga dapat meningkatkan kelarutan pupuk N dalam tanah. Di samping itu, dengan
KTK yang tinggi, zeolit dapat mengikat dan menyimpan pupuk sementara dan melepaskannya
kembali ke dalam tanah pada saat tanaman memerlukannya.
Mekanisme penjerapan unsur hara asal pupuk urea oleh zeolit dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pupuk N yang diberikan ke dalam tanah akan terurai menjadi ion ammonium (NH4+) dan ion
nitrat (NO3-). Kemampuan zeolit menjerap ion ammonium menyebabkan perubahan ion
ammonium menjadi ion nitrat yang biasanya tercuci bersama air perkolasi atau yang menguap
sebagai gas amoniak akan terhambat sehingga kehilangan N dapat dikurangi. Jika kadar nitrogen
dalam larutan tanah berkurang karena di serap oleh tanaman, ammonium yang dijerap oleh zeolit
akan dilepas secara perlahan ke dalam larutan tanah.
Pemilihan tanaman cabai hibrida dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
aplikasi zeolit pada lahan kering di Kota Kupang cocok diterapkan pada tanaman yang bernilai
ekonomis tinggi, sehingga hasil ekonomis yang diperoleh dari tanaman tersebut dapat digunakan
untuk menutupi tambahan biaya produksi. Cabai hibrida dinilai memiliki ekonomis yang cukup
1289
tinggi. Tanaman ini digunakan oleh semua kalangan masyarakat sehingga permintaan cabai
hibrida di pasaran dipastikan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Kenyataan di lapangan menunjukkan, cabai hibrida telah banyak diusahakan di Kota Kupang
namun produksinya relatif rendah sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Undana melalui percobaan polybag
berpola faktorial 2 faktor dengan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK).
Faktor pertama yang dicobakan adalah dosis pupuk urea (U); terdiri dari 4 level perlakuan yakni:
tanpa perlakuan urea (U0 = kontrol); 1/3 dosis anjuran (U1); 2/3 dosis anjuran (U2); dan sesuai
dosis anjuran. Faktor kedua adalah dosis zeolit (Z); terdiri dari 4 level perlakuan yakni: tanpa
perlakuan zeolit (Z0 = kontrol); 1/3 dosis anjuran (Z1); 2/3 dosis anjuran (Z2) dan sesuai dosis
anjuran (Z3). Dosis anjuran urea untuk tanaman cabai hibrida adalah 400 kg/ha; sedangkan dosis
anjuran zeolit komersil yang diberikan bersamaan dengan pupuk yakni 300 kg/ha. Konversi
kebutuhan urea dan zeolit per polybag dilakukan dengan pendekatan bobot tanah.
Benih cabai hibrida disemaikan dalam polybag kecil pada 35 hari sebelum tanam. Setelah
memiliki 4 helai daun bibit dipindahkan ke polybag penanaman. Penanaman dilakukan dengan
mencabut/mengeluarkan bibit yang sehat dari polybag bersamaan dengan medianya dan ditanam
dalam polybag. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai kadar air tanah mencapai kapasitas
lapang. Penyiangan gulma dilakukan setiap kali gulma muncul pada media tanam. Pengendalian
hama dan penyakit tidak dilakukan dalam penelitian ini karena tanaman relatif bebas dari
serangan hama dan patogen.
Tanah alfisol yang digunakan dalam penelitian ini diambil pada lokasi di Kelurahan Liliba Kota
Kupang. Tanah diambil dari kedala
man 0 – 20 cm secara komposit, dibersihkan dan diayak dengan ayakan berdiameter 2 milimeter
lalu dimasukkan dalam polybag sebanyak 10 kg/polybag setara berat kering mutlak. Campuran
pupuk urea dan zeolit sesuai perlakuan yang dicobakan diaplikasikan pada saat tanam. Aplikasi
dilakukan secara tugal pada kedalaman 7 – 10 cm. Aplikasi pupuk SP-36 dan KCl juga dilakukan
bersamaan dengan aplikasi pupuk urea dan zeolit dengan dosis 400 kg SP-36/ha dan 300 kg
KCl/ha.
Parameter yang diamati meliputi: kandungan N-total tanah akhir penelitian; kandungan N-total
jaringan tanaman akhir penelitian; bobot kering buah per tanaman; dan efisiensi pemupukan N.
1289
Efisiensi pemupukan N dihitung dengan rumus eN = [(Nni – Nno)/dni] dimana: eN = efisiensi
pemupukan nitrogen; Nni = hasil bobot kering buah pertanaman pada taraf ke I dosis pupuk urea;
Nno = hasil bobot kering pada perlakuan kontrol (tanpa urea); dan dNi = dosis pupuk urea pada
taraf ke-i. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varians sesuai rancangan lingkungan
yang digunakan dan dilanjutkan dengan uji Duncan multiple range test (DMRT).
Hasil dan Pembahasan
Aplikasi zeolit yang dicampurkan dengan pupuk urea diharapkan dapat meningkatkan kelarutan
N dan menekan laju kehilangan N dalam tanah sehingga penyerapannya oleh tanaman
meningkat. Peningkatan penyerapan N oleh tanaman pada gilirannya akan meningkatkan nilai
efisiensi pemupukan. Indikator peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilihat pada
komponen/parameter kandungan N-total tanah; N-total jaringan tanaman; dan bobot kering
cabai hibrida.
1. Kandungan N-Total Tanah
Hasil analisis ragam menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan dosis zeolit berpengaruh
sangat nyata terhadap kandungan N-total tanah.
Selanjutnya hasil uji DMRT menunjukkan aplikasi zeolit berdampak pada penurunan kandungan
N total tanah akhir penelitian pada setiap level perlakuan dosis urea, sedangkan aplikasi urea
menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan N-total tanah pada setiap level perlakuan dosis
zeolit (Tabel 1.)
Tabel 1 memperlihatkan, peningkatan dosis zeolit menyebabkan terjadinya penurunan
kandungan N-total jaringan tanaman.
Pada perlakuan aplikasi urea sebanyak 2/3 dosis anjuran dan sesuai dosis anjuran, peningkatan
dosis zeolit hingga seusai dosis anjuran masih diikuti dengan penurunan kandungan N-total tanah
yang nyata.
Penurunan kandungan N-total tanah akibat aplikasi zeolit berkaitan erat dengan aktivitas zeolit
dalam menjerap ion NH4+ yang terurai dari pupuk urea. Ion NH4+ yang terjerap oleh zeolit
menyebabkan konsentrasi ion tersebut dalam larutan tanah menjadi rendah yang berdampak pada
rendahnya kandungan N-total tanah. Ion NH4+ yang dijerap tersebut akan dilepaskan kembali ke
dalam tanah saat konsentrasi ion tersebut dalam larutan tanah semakin rendah.
1289
Tabel 1.Kandungan N-total Tanah (%) pada Perlakuan Dosis Urea dan Dosis Zeolit
Dosis Zeolit
Dosis Urea
Tanpa urea
1/3 dosis anjuran
2/3 dosis anjuran
Sesuai dosis anjuran
Keterangan :
Sesuai dosis
Tanpa Zeolit
1/3 dosis anjuran
2/3 dosis anjuran
0,09 A
0,10 A
0,08 A
0,08 A
A
A
a
a
0,27 B
0,22 B
0,21 B
0,21 B
C
A
a
a
0,33 C
0,34 C
0,25 C
0,20 B
C
C
b
a
0,35 C
0,35 C
0,32 D
0,26 C
C
C
b
a
anjuran
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%. Huruf kecil
menunjukkan perbandingan mendatar dan huruf capital menunjukkan perbandingan menurun
Peningkatan dosis urea cenderung meningkatkan kandungan N-total tanah. Kondisi ini terlihat
pada setiap level perlakuan dosis zeolit.
Pada perlakuan dosis zeolit rendah (1/3 dosis anjuran), peningkatan dosis urea dari 2/3 dosis
anjuran menjadi sesuai dosis anjuran tidak diikuti oleh peningkatan kandungan N-total secara
nyata. Namun pada level dosis zeolit yang relatif tinggi yakni 2/3 dosis anjuran dan sesuai dosis
anjuran, peningkatan dosis urea dari 2/3 dosis anjuran hingga sesuai dosis anjuran masih diikuti
dengan peningkatan kandungan N-total tanah secara nyata. Makin tingginya kandungan N-total
tanah akibat peningkatan dosis urea berkaitan dengan peningkatan sumbangan N dalam tanah
asal pupuk urea.
2. KandunganN-total Jaringan Tanaman
1289
Hasil analisis ragam menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan dosis zeolit berpengaruh
nyata terhadap kandungan N-total jaringan tanaman. Kandungan N-total jaringan tanaman pada
perlakuan dosis urea dan dosis zeolit dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan N-total Jaringan Tanaman (%) Akhir Penelitian pada Perlakuan Dosis Urea dan Dosis Zeolit
Dosis
Urea
Dosis Zeolit
Tanpa
1/3
2/3
Sesuai
Zeolit
dosis
dosis
dosis
anjuran
anjuran
anjuran
1,20
1,91
1,91
2,11
A
A
A
A
a
B
b
c
2,01
2,10
2,10
2,11
B
B
B
A
a
A
a
a
2,10
2,10
2,15
2,17
B
B
B
A
a
A
a
a
Sesuai
2,10
2,12
2,16
2,18
dosis
B
B
B
A
a
A
a
a
Tanpa
urea
1/3
dosis
anjuran
2/3
dosis
anjuran
anjuran
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%. Huruf kecil
menunjukkan perbandingan mendatar dan huruf capital menunjukkan perbandingan menurun
Tabel 2. memperlihatkan peranan zeolit dalam meningkatkan kandungan N-total jaringan
tanaman yang hanya terlihat pada level perlakuan tanpa urea. Pada level perlakuan tersebut,
peningkatan dosis zeolit cenderung meningkatkan kandungan N-total jaringan tanaman.
1289
Sedangkan pada level perlakuan dosis urea lainnya, peningkatan dosis zeolit tidak diikuti dengan
peningkatan kandungan N-total jaringan tanaman.
Pada perbandingan menurun, terlihat bahwa aplikasi urea cenderung meningkatkan kandungan
N-total jaringan tanaman jika dibandingan dengan perlakuan tanpa urea. Namun peningkatan
dosis urea dari 1/3 dosis anjuran hingga sesuai dosis anjuran ternyata tidak diikuti dengan
peningkatan kandungan N-total jaringan tanaman secara nyata.
Hasil analisis kandungan N-total jaringan tanaman ternyata tidak sejalan dengan hasil yang
ditunjukkan pada parameter kandungan N-total tanah. Jika diasumsikan bahwa kandungan Ntotal tanah berkorelasi positif dengan laju penyerapan N oleh tanaman yang dapat terlihat dari
kandungan N-total jaringan tanaman maka asumsi tersebut tidak terlihat dalam penelitian ini. Hal
yang diduga menjadi penyebab kondisi ini adalah pengamatan kandungan N-total jaringan
tanaman yang dilakukan pada akhir penelitian. Pada fase generatif, akumulasi unsur hara yang
diserap tanaman lebih difokuskan pada organ generatif tanaman sehingga efek peningkatan
serapan N menjadi tidak terlihat pada organ vegetatif (daun dan batang tanaman) yang digunakan
dalam analisis kandungan N-total jaringan tanaman.
3. Bobot Kering Buah per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan dosis urea dan dosis zeolit
berpengaruh tidak nyata terhadap komponen bobot kering buah per tanaman cabai, sedangkan
masing-masing faktor tunggal memberikan pengaruh yang sangat nyata. Terlihat bahwa
peningkatan dosis urea diikuti dengan peningkatan bobot kering buah per tanaman pada setiap
level dosis zeolit. Demikian pula, peningkatan bobot kering buah per tanaman akibat
peningkatan dosis zeolit memiliki trend yang seragam pada setiap level dosis urea.
1289
Tabel 3.
Bobot Kering Buah Per Tanaman Cabai (gram) pada Perlakuan Dosis Pupuk Urea dan Dosis Zeolit
Dosis Zeolit
Dosis
Urea
Tanpa
urea
Tan
1/3
2/3
Sesuai
pa
dosis
dosis
dosis
Rata
Zeol
anjur
anjur
anjur
an
it
An
An
an
30,6
30,17
33,14
33,23
3
31,7
9
A
1/3
dosis
45,9
46,04
46,72
46,98
8
46,4
3 B
anjura
n
2/3
dosis
50,9
52,05
56,76
58,97
7
54,6
9 C
anjura
n
Sesuai
54,1
dosis
2
55,15
60,91
67,28
59,3
6
anjura
D
n
Rataa
n
45,4
45,85
49,38
51,61
A
B
b
2
a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%. Huruf kecil
menunjukkan eperbandingan mendatar dan huruf kapital menunjukkan perbandingan menurun
Dapat dijelaskan bahwa aplikasi pupuk urea dapat meningkatkan bobot kering buah per tanaman.
Peningkatan urea dari 1/3 dosis anjuran hingga sesuai dosis anjuran diikuti dengan peningkatan
bobot kering buah per tanaman secara nyata.
Demikian pula aplikasi azeolit juga secara nyata peningkatan dosis zeolit dari 1/3 dosis anjuran
menjadi 2/3 dosis anjuran diikuti dengan peningkatan bobot kering buah per tanaman secara
nyata, namun peningkatan dosis zeolit selanjutnya hingga sesuai dosis anjuran tidak diikuti
dengan peningkatan bobot kering buah secara nyata.
1289
Hasil pada Tabel 3. di atas memperlihatkan bahwa peningkatan dosis urea maupun dosis zeolit
sama-sama berdampak pada peningkatan bobot kering buah per tanaman. Peningkatan dosis urea
dan dosis zeolit hingga sesuai dosis anjuran masih diikuti dengan peningkatan bobot kering buah.
Dapat disimpulkan bahwa dosis urea dan dosis zeolit tertinggi yang diaplikasikan pada penelitian
ini belum menunjukkan pengaruh optimum, dalam artian dosis optimum urea maupun zeolit
belum terlihat dapat dalam penelitian ini.
4. Efisiensi Pemupukan Nitrogen
Ukuran efisiensi pemupukan yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi agronomis
yang menggambarkan peningkatan hasil bobot kering tanaman akibat aplikasi pemupukan N.
Perhitungan efisiensi pemupukan N ini dilakukan pada setiap level aplikasi zeolit.
Karena efisiensi pemupukan hanya bisa dihitung pada perlakuan yang mendapatkan tambahan
pupuk urea maka jumlah kombinasi perlakuan yang diukur nilai efisiensi pemupukannya dalam
penelitian ini adalah 12 kombinasi perlakuan.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan dosis urea dan dosis zeolit
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan efisiensi pemupukan, sedangkan masing-masing
faktor tunggal memberikan pengaruh yang nyata.
Nilai efisiensi pemupukan N pada perlakuan dosis urea dan dosis zeolit dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4. Efisiensi Pemupukan N (%) pada Perlakuan Dosis Pupuk Urea dan Dosis Zeolit
Dosis Zeolit
Dosis
Tan
1/3
2/3
Sesuai
Urea
pa
dosis
dosis
dosis
Zeol
anjur
anjur
anjur
Rata
an
1289
it
an
an
an
23,81
20,37
20,63
32,81
35,43
38,60
37,47
41,66
51,07
31,36
32,48
36,77
1/3
dosis
23,0
anjur
3
21,9
6 A
an
2/3
dosis
30,5
anjur
1
34,3
4 B
an
Sesuai
dosis
35,2
anjur
3
41,3
5 C
an
Rata
29,5
an
9
Keterangan :
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%. Huruf kecil
menunjukkan perbandingan mendatar dan huruf capital menunjukkan perbandingan menurun
Tabel 4 memperlihatkan terjadinya peningkatan nilai efisiensi pemupukan N yang nyata seiring
dengan peningkatan dosis urea dari level 1/3 dosis anjuran hingga sesuai dosis anjuran.
Peningkatan nilai efisiensi pemupukan N ini berkaitan dengan bertambahnya jumlan N asal
pupuk yang dapat diserap tanaman sehingga hasil bobot kering tanaman mengalami peningkatan
sehingga berdampak pada peningkatan nilai efisiensi pemupukan.
Untuk perbandingan mendatar pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai efisiensi pemupukan N pada
perlakuan aplikasi zeolit dengan dosis 1/3 dosis anjuran berbeda tidak nyta dengan perlakuan
tanpa zeolit.
Peningkatan dosis zeolit dari 1/3 dosis anjuran menjadi 2/3 dosis anjuran tidak diikuti dengan
peningkatan nilai efisiensi pemupukan N secara nyata. Demikian pula peningkatan dosis urea
hingga sesuai dosis anjuran tidak diikuti dengan peningkatan nilai efisiensi pemupukan yang
nyata.
1289
Dapat disimpulkan bahwa aplikasi zeolit dengan dosis anjuran 300 kg/ha pada kondisi daerah
penelitian masih belum optimal dalam menjerap sebagian N dari pupuk dan melepaskannya
kembali secara bertahap ke dalam tanah untuk agar dapat diserap oleh tanaman.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Interaksi perlakuan dosis urea dengan dosis zeolit berpengaruh sangat nyata terhadap
komponen kandungan N-total tanah, kandungan N-total jaringan tanaman, dan bobot segar
buah per tanaman. Masing-masing faktor tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap bobot
kering buah dan efisiensi pemupukan N.
2.
Peningkatan dosis urea hingga sesuai dosis anjuran juga diikuti dengan peningkatan efisiensi
pemupukan N dalam meningkatkan hasil tanaman cabai hibrida pada tanah alfisol Kota
Kupang belum ditemukan dalam penelitian ini.
3.
Peningkatan dosis zeolit hingga sesuai dosis anjuran masih diikuti dengan peningkatan nilai
efisiensi pemupukan N, sehingga dosis optimum zeolit dalam meningkatkan efisiensi
pemupukan N pada cabai hibrida belum ditemukan dalam penelitian ini.
1289
1289
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, S., dan M.Z. Fitri, 2004. Aplikasi Zeolit untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air pada
Bibit Kakao di Tanah Pasiran. Jurnal Pelita Perkebunan. Volume 20 No. 3 (123 – 131)
Badan Standardisasi Nasional, 2006. Syarat Mutu Zeolit sebagai Bahan Pembenah Tanah Pertanian,
Jakarta.
Hardjatmo dan Husaini, 1996. Study on The Properties of Some Indonesian Natural Zeolites. Makah
Seminar, 19 Agustus 1996, Jakarta.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/23/ragam3/htm. Zeolit. Bahan Pembenah Tanah. Diakses
tanggal 4 Januari 2010.
Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta
Nawangsih, A.A., P.I. Heri, dan A. Wahyudi, 2000. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ngestitomo, D., 2006. Mineralogi Zeolit Alam. Makalah Seminar Mahasiswa S2. Fakultas Pertanian
UGM. Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta.
Setiadi, 1997. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta
Sipahutar, I. A., 2007. Pengaruh Saat Pemberian Bahan Organik dan Dosis Urea Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Oxixol. Solusi Miskelola Tanah dan Air
untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional IX HITI.
5-7 Desember 2007, Yogyakarta.
Sudiyanto, Y., 2000. Kajian dan Karakteristik Bahan Baku Semen Pozolan Kapur (SPK) di Daerah
Padaherang, Kabupaten Ciamis. Provinsi Jawa Barat. Pustaka IPTEK. Jurnal Saint dan
Teknologi. BPPT Vol.3 No. 6.
Sukandarrumidi, 1999. Bahan Galian Industri. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.
Sutriadi, M.T., Dyah Setyorini, 2007. Pengaruh Pembenah Tanah Berbahan Baku Zeolit terhadap
Pencucian Hara dan KTK Tanah. Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan
Kesejahteraan Rakyat. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional IX HITI. 5-7 Desember 2007,
Yogyakarta.
Suwardi, 2007. Deposit dan Sifat-sifat Mineral Zeolit serta Pemanfaatannya sebagai Bahan Pembenah
Tanah. Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat. Prosiding
Seminar dan Kongres Nasional IX HITI. 5-7 Desember 2007, Yogyakarta.
1289
Download