JURNAL WAWASAN MANAJEMEN Vol. 2 No. 1.indd

advertisement
JWM
Jurnal Wawasan Manajemen
ISSN 2337-5191
Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
DAFTAR ISI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO (BETA)
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45
 Diah Ismayanti & Meina Wulansari Yusniar ...................................................
1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi Pada Politeknik
Tanah Laut Di Kabupaten Tanah Laut)
 Hasan Ismail & Rini Rahmawati .....................................................................
21
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KARYAWAN PDAM
BANDARMASIH KOTA BANJARMASIN
 Zulbadi, Hastin Umi Anisah & Dahniar ..........................................................
31
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS
LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Pada Perumahan Komplek Amd Permai Banjarmasin)
 Risnawati & Nuril Huda ..................................................................................
43
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA KABUPATEN KATINGAN
 Royen Bertoni Sitorus & Ahmad Alim Bachri ................................................
57
PENGARUH STRUKTUR
PERUSAHAAN
MODAL
TERHADAP
KINERJA
 Zaki Imadudin, Fifi Swandari & Redawati .....................................................
81
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA
 Hasan Ruspandi & Rusdayanti Asma ..............................................................
97
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO (BETA)
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45
Diah Ismayanti
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Meina Wulansari Yusniar
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of fundamental factors (DER, ROE,
PER, EPS and NPM) and risk (Beta) on stock returns of companies included in
the index LQ 45.
The study sample consisted of 17 companies which for 4 years in a row including
the LQ 45. The statiscaly methods used to test the hypothesis in this study, is
multiple linear regression technique and obtained the following results:
1. Simultaneous way, all independent variables used in this study affect the
stock returns of companies included in the index LQ 45.
2. Partially independent variables which affect the stock returns of companies
included in the index is variable LQ 45 Debt Equity Ratio (X1), Earning
Per Share (X4), Net Profit Margin (X5) and Beta (X6). Return on Equity
(X2) and Price Earning Ratio (X3) variable had no effect on stock returns
of companies included in the index LQ 45.
Keywords :
Fundamental factor, Beta and return saham
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental (DER,
ROE, PER, EPS dan NPM) dan risiko (Beta) terhadap return saham pada
perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45.
Sampel penelitian terdiri dari 17 perusahaan yang selama 4 tahun berturutturut termasuk dalam indeks LQ 45. Metode statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis pada penelitian ini adalah teknik regresi linear berganda dan
diperoleh hasil sebagai berikut :
1
2
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
3. Secara simultan seluruh variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ 45.
4. Secara parsial variabel-variabel independen yang berpengaruh terhadap
return saham perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 adalah
variabel Debt Equity Ratio (X1), Earning Per Share (X4), Net Profit Margin
(X5) dan Beta (X6) sedangkan Variabel Return on Equity (X2) dan Price
Earning Ratio ( X3) tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan
yang termasuk dalam indeks LQ 45.
Kata kunci :
Faktor fundamental, Beta dan return saham
PENDAHULUAN
Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks
yang disebut indeks pasar saham. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indicator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Bursa Efek Indonesia mempunyai
beberapa indeks, yaitu : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Liquid 45 (ILQ45), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan dan
Indeks Kompas 100. Menurut Tandelilin (2010:87) Intensitas transaksi setiap sekuritas
di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi
dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit
frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif sehingga Indek Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang mencakup semua saham yang tercatat dianggap kurang tepat sebagai indikator
kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 13 Juli 1994 mulai dikenalkan alternatif
indeks yang lain yaitu Indeks LQ 45, yaitu saham-saham perusahaan yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ 45 karena dipandang mencerminkan pergerakan harga saham yang
paling aktif diperdagangkan dan juga dipandang lebih mencerminkan kondisi pasar saham
sehingga dapat mewakili return saham. Perusahaan yang termasuk dalam perhitungan
Indeks LQ 45 terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi
serta memiliki prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan yang cukup baik.
Investor dalam menanamkan dana dipasar modal memiliki tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai adalah capital gain yaitu
selisih antara harga beli saham dan harga jual saham, sedangkan tujuan jangka panjang dari
investasi adalah dividen yaitu keuntungan yang akan diperoleh perlembar saham.
Selain memperoleh return, investor juga harus mempertimbangkan risiko yang
berkaitan dengan kepemilikan suatu saham. Investasi pada saham dinilai mempunyai
tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi lain seperti
obligasi, deposito dan tabungan karena investasi pada saham bersifat tidak pasti. Hampir
semua kesempatan investasi mempunyai risiko. Dalam teori portofolio modern risiko yang
terdapat pada suatu saham terdiri dari dua risiko yaitu risiko sistematis dan risiko yang
tidak sistematis. Risiko yang menjadi perhatian para investor adalah risiko sistematis yaitu
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
3
risiko yang dipengaruhi pasar secara keseluruhan atau perekonomian makro. Contohnya
adalah kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, tingkat suku bunga, politik dan lain-lain.
Ukuran dari risiko sistematis ini disebut dengan (beta) yang merupakan suatu koefisien
yang menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap perubahan tingkat
keuntungan indeks pasar.
Beta ( ) merupakan risiko sistematis yaitu risiko yang tidak bisa dihilangkan. Halim
(2005) Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
memengaruhi pasar secara keseluruhan, misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta
asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi
semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko sistematis diukur dengan beta
( ). Beberapa bukti empiris tentang pengaruh beta ( ) terhadap return saham menunjukkan
hasil yang berbeda, seperti yang telah dilakukan oleh Pettengill (1995) dan Nasaer (2007)
menghasilkan bahwa beta ( ) berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Solechan (2008) menghasilkan bahwa beta ( ) tidak
berpengaruh terhadap return.
Selain beta saham terdapat beberapa faktor fundamental yang juga berpengaruh
terhadap return saham antara lain adalah Debt Equity Ratio (DER), Return On Equity
(ROE), Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM).
Debt Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajiban perusahaan yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Beberapa penelitian tentang pengaruh DER terhadap
return saham menunjukkan hasil yang berbeda, Solechan (2008) dalam penelitiannya
menghasilkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap return saham, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Ulupui (2006) dan Jauhari & Wibowo (2004) mengatakan bahwa DER
tidak berpengaruh positif terhadap return saham.
Tabel 1.1
Rata-rata DER, ROE, PER, EPS, NPM, Beta dan Return saham perusahaan LQ 45 per
tahun
TAHUN
DER
ROE
PER
EPS
NPM
BETA
RETURN
2007
1,16
26,88
25,10
972,54
18,0
-0,1701
0,1077
2008
2,92
28,92
26,35
896,33
20,65
1,1495
-0,0557
2009
2,62
28,34
10,06
532,42
18,43
1,0425
0,0706
2010
2,85
27,08
19,88
404,49
16,88
1,1656
0,1200
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (diolah)
Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa perubahan faktor fundamental (DER, ROE,
PER, EPS, NPM) , Beta dan return saham dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008
mengalami perubahan atau berfluktuasi dan rata-rata mengalami penurunan ditahun 2008
– 2009 hal ini dikarenakan pada periode tersebut terjadi krisis global yang melanda dunia
dan juga berpengaruh terhadap perekonomian dan perdagangan saham dipasar saham.
4
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Berdasarkan ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu dan fenomena yang
terjadi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Beta Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Termasuk
Dalam Indeks LQ 45 “
A.
Rumusan Masalah
1.
Apakah DER berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
Apakah ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
Apakah EPS berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
Apakah PER berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
Apakah NPM berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
Apakah beta ( ) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indek LQ 45 ?
2.
3.
4.
5.
6.
B.
Tujuan Penelitian
1.
Menganalisis pengaruh DER terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45
Menganalisis pengaruh ROE terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45
Menganalisis pengaruh EPS terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45
Menganalisis pengaruh PER terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45
Menganalisis pengaruh NPM terhadap return saham pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45
Menganalisis pengaruh beta ( ) terhadap return saham pada perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ 45
2.
3.
4.
5.
6.
C.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam membentuk strategi investasi dan referensi berupa implikasi kebijakan untuk
melakukan investasi di pasar modal.
Bagi peneliti terdahulu, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat konsistensi
hasil dan perluasan penelitiannya, sehingga bermanfaat sebagai pembanding dan
pengembangan hasil penelitian sejenis.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dasar
perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan faktor fundamental
terhadap return saham.
2.
3.
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
5
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
Pengertian dan Fungsi Pasar Modal
Ahmad (2004 : 18) mengatakan ada 3 (tiga) definisi pasar modal yaitu :
a.
Definisi yang luas. Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi,
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta suratsurat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang
tidak langsung.
b.
Definisi dalam arti menengah. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi
dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi,
pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka.
c.
Definisi dalam arti sempit. Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang
memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari
makelar, komisioner dan para underwriter.
f.
g.
Fungsi pasar modal menurut Sunariyah (2000) adalah sebagai berikut
Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat yang disalurkan kedalam kegiatan
yang lebih produktif.
Sumber pembiayaan yang mudah, dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan
nasional.
Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan
kerja.
Mempertinggi efisiensi lokasi sumber produksi.
Memperkokoh beroperasinya mekanisme dalam menata system moneter, karena
pasar modal dapat menjadi sarana open market operation, apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh bank sentral.
Menekan tingginya bunga menuju suatu rate yang reasonable.
Sebagai alternatif bagi para pemodal.
B.
Faktor Fundamental
a.
b.
c.
d.
e.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan
datang dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. (Husnan, 2005 : 307)
Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisa
fundamental secara top-down untuk menilai prospek perusahaan. Analisis pertama yang
harus dilakukan adalah adalah analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang
mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri,
dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas
bersangkutan untuk menilai apakah apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan
atau merugikan bagi investor.
6
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
1.
Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap return saham
Beberapa bukti empiris tentang pengaruh DER terhadap return saham menunjukkan
hasil yang berbeda, Solechan (2008) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa DER
berpengaruh negatif terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Ulupui (2006) mengatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif terhadap return saham,
demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Jauhari dan Wibowo (2004) menunjukkan
bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2.
Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham
Beberapa bukti empiris tentang pengaruh ROE terhadap return saham menunjukkan
hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan oleh Jauhari dan Wibowo (2004) menghasilkan
bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Anastasia, Gunawan dan Wijiyanti (2003) menghasilkan bahwa ROE tidak
berpengaruh positif terhadap harga saham.
3.
Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham
Beberapa penelitian mengenai Price Earning Ratio yang dihubungkan dengan return
saham menunjukkan hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan oleh Suhardiyah(2002)
menghasilkan bahwa PER berpengaruh negatif terhadap return saham, sedangkan penelitian
lain yang dilakukan oleh Jauhari dan Wibowo (2004) menghasilkan bahwa PER tidak
berpengaruh positif terhadap return saham.
4.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham
Beberapa hasil penelitian tentang pengaruh EPS terhadap return saham menunjukkan
hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) menghasilkan bahwa
EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan penelitian lain
menghasilkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham (Solechan,2008).
5.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Return Saham
Beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda, penelitian yang dilakukan oleh
Nathaniel (2008) menghasilkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rinati (2010) menunjukkan hasil yang
berbeda yaitu bahwa NPM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
6.
Pengaruh Risiko beta (β) Terhadap Return Saham
Beberapa bukti empiris tentang pengaruh beta ( ) terhadap return saham pun
menunjukkan hasil yang berbeda, seperti yang telah dilakukan oleh Nasaer (2007)
menghasilkan bahwa beta ( ) berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Solechan (2008) menghasilkan bahwa beta ( ) tidak
berpengaruh terhadap return saham.
C.
Return Saham
Tandelilin (2010:102) Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen
utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
7
investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi maka besarnya yield ditunjukkan
dari besarnya bunga obligasi yang dibayarkan, dan jika kita berinvestasi pada sebuah saham
maka besarnya yield yang akan diperoleh ditunjukkan oleh dividen saham tersebut.
D.
Penelitian Terdahulu
Penelitian Suhardiyah (2002) berjudul Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan risiko
terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta.
Jauhari dan Wibowo (2004) penelitianya berjudul Analisis Fundamental terhadap
return saham pada periode Bullish dan Bearish Indek Harga Saham gabungan.
Pradhono dan Christiawan (2004) penelitiannya berjudul Pengaruh EVA, Residual
Income, Earning dan Arus Kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
Penelitian Ulupui (2006) dengan judul Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage,
aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham (studi pada perusahaan makanan dan
minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ).
Nasaer (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Beta saham terhadap
Expected return dengan model Capital Asset Pricing pada perusahaan publik di BEJ.
Solechan (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Earning, Manajemen
laba, IOS, Beta, Size dan ratio Hutang terhadap return saham pada perusahaan yang go
publik di BEI.
KERANGKA PIKIRAN / KERANGKA KONSEPTUAL / MODEL
PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Pikiran / Kerangka Konseptual
DER
ROE
PER
RETURN
EPS
SAHAM
NPM
BETA (β)
ambar
.
Kerangka Pikiran
kerangka konseptual
Hipotesis
H
H2
H
ebt E uity Ratio ( ER) berpengaruh terhadap return saham.
Return On E uity (ROE) berpengaruh terhadap return saham.
Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham.
8
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
H4 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham.
H5 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham.
H6 = beta ( ) berpengaruh terhadap return saham.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas adalah
penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variable terhadap obyek yang diteliti lebih
bersifat sebab dan akibat (kausal) sehingga dalam penelitiannya ada variable independen
dan dependen (Sugiyono,2010:18).
B.
Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang
termasuk kedalam LQ 45 dan terdaftar selama 4 tahun berturut-turut yang kemudian akan
dianalisa laporan keuangan tersebut dengan menggunakan rasio DER, ROE, PER, EPS,
NPM dan juga akan dihitung risiko beta saham tersebut.
C.
Populasi dan Ukuran Sampel
Populasi dalam penelitian berjumlah 45 perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan
yang termasuk dalam Indeks LQ 45 dan terdaftar selama 4 tahun berturut-turut dari tahun
2007 sampai dengan tahun 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Purposive Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 17 Perusahaan.
D.
Variabel dan Definisi Operasional
1.
Variabel Dependen (variabel terikat )
Variabel terikat (Variabel Y) dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan
yang termasuk dalam indeks LQ 45.
2.
Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel bebas (Variabel X) dalam penelitian ini adalah faktor fundamental dan risiko
beta. Faktor fundamental terdiri dari rasio-rasio :
Debt to Equity Ratio (DER) = X1
Return on Equity (ROE)
= X2
Price Earning Ratio (PER) = X3
Earning Per Share (EPS)
= X4
Net Profit Margin ( NPM)
= X5
dan risiko sistematik (Beta) = X6
E.
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data dengan
tipe data panel yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa obyek dengan beberapa waktu
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
9
(Suliyanto, 2011:229). Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.com),
finance.yahoo.com dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
F.
Metode Analisis Data
1.
Model Regresi Berganda
Setelah ditentukan variabel dependen dan variabel independen yang akan diuji,
selanjutnya adalah penentuan model penelitian yang menjelaskan hubungan variabel
dependen dan variabel independen. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS
For Windows versi 19.0 . Model yang digunakan adalah regresi berganda, yang dinyatakan
dengan fungsi sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
G.
Pengujian Hipotesis
1.
Uji Statistik t
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara partial).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah (Ghozali,2006) :
a.
Menyusun hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)
Ho : 1 = 2 = 3= 4 = 5 = 6 = 0, diduga faktor fundamental (DER, ROE,
PER, EPS, NPM) dan Beta secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
H1 : 1 = 2 = 3= 4 = 5 = 6  0, diduga faktor fundamental (DER, ROE,
PER, EPS, NPM) dan Beta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
return saham
b.
Menentukan tingkat signifikansi ( ) sebesar 0,05
c.
Membandingkan thitung dengan ttabel, jika thitung lebih besar dari ttabel maka H1
diterima.
2.
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan menggunakan uji
distribusi F yaitu dengan membandingkan antara F tabel dengan F hitung.
a.
Jika F hitung < F tabel maka hipotesis nol (H0) diterima
b.
Jika F hitung > F tabel maka hipotesis nol (H0) ditolak
c.
Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 ( =0,05)
3.
Uji R2
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2006). Nilai yang mendekati 1 (satu)
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
10
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ 45
dan konsisten terdaftar selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2010. Dari 45 perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 setiap periodenya maka
yang memenuhi persyaratan untuk menjadi sampel yaitu sebanyak 17 perusahaan, sehingga
data yang digunakan sebanyak 17 x 4 = 68.
B.
Deskripsi Variabel Penelitian
Debt Equity Ratio (X1)
Nilai DER perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2007 – 2010
memperlihatkan bahwa nilai DER perusahaan berfluktuasi. Terlihat bahwa nilai DER ratarata perusahaan pada tahun 2007 sebesar 1,16, tahun 2008 sebesar 2,92 , tahun 2009 sebesar
2,62 dan tahun 2010 sebesar 2,85. Perbandingan jumlah hutang yang digunakan perusahaan
dengan jumlah modal selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, perubahan tersebut
diharapkan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat
keuntungan yang maksimal.
1.
Return On Equity (X2)
ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal
tertentu. Rata-rata ROE perusahaan LQ 45 yang menjadi sampel terlihat berfluktuasi yaitu
bisa dilihat pada tahun 2007 ROE sebesar 26,88 dan kemudian meningkat menjadi 28,92
pada tahun 2008 namun pada 2 (dua) tahun berikutnya mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2009 sebesar 28,34 dan pada tahun 2010 sebesar 27,08.
2.
Price Earning Ratio (X3)
Price Earning Ratio pada perusahaan yang menjadi sampel berfluktuasi. Rata-rata
PER pada tahun 2007 sebesar 25,10 dan meningkat pada tahun berikutnya menjadi 26,35
namun pada tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 10,06
dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi sebesar 19,88. Perubahan
yang berfluktuasi tersebut menunjukkan bahwa return yang diperoleh dari saham tersebut
berfluktuasi.
3.
Earning Per Share (X4)
Rata-rata Earning Per Share mengalami penurunan dari tahun ketahun, terlihat bahwa
pada tahun 2007 besarnya EPS adalah sebesar 972,54 kemudian menurun menjadi 896,33
pada tahun 2008 selanjutnya tahun 2009 menurun lagi menjadi 532.42 dan tahun 2010 juga
terjadi penurunan lagi pada rasio ini yaitu menjadi sebesar 404,49. Rasio yang semakin
rendah mengindikasikan bahwa manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang
saham yaitu dalam hal kesejahteraan pemegang saham belum meningkat.
4.
Net Profit Margin (X5)
Rata-rata Net Profit Margin perusahaan LQ 45 yang menjadi sampel penelitian
pada tahun 2007 NPM sebesar 18,0 , tahun 2008 sebesar 20,65, tahun 2009 sebesar 18,43
5.
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
11
dan pada tahun 2010 sebesar 16,88. Jika dilihat rata-rata NPM menunjukkan angka yang
berfluktuasi. NPM yang menurun menggambarkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang
baik pada akhirnya mengakibatkan keuntungan yang akan diperoleh para investor menurun.
Beta (X6)
Rata-rata beta saham pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian berfluktuasi
selama periode pengamatan. Tahun 2007 besarnya beta adalah -0,1701 kemudian meningkat
pada tahun 2008 menjadi 1,1495 namun pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi
1,0425 dan akhirnya naik kembali pada tahun 2010 menjadi 1,1656. Perubahan tersebut
terjadi karena return saham perusahaan meningkat atau menurun dengan derajat lebih kecil
dibandingkan dengan return pasar.
6.
Return (Y)
Rata-rata tingkat return perusahaan LQ 45 yang menjadi sampel pada penelitian
ini berfluktuasi, hal tersebut dapat dilihat pada tabel diatas yaitu rata-rata return pada
tahun 2007 adalah sebesar 0,1077 dan mengalami penurunan ditahun 2009 yaitu menjadi
-0,0557 kemudian meningkat ditahun berikutnya menjadi 0,0705 dan kembali mengalami
penurunan ditahun 2010 menjadi 0,1200. Hal tersebut dikarenakan harga saham di pasar
modal sangat berfluktuasi atau naik turun sehingga mengakibatkan return yang diperoleh
para investorpun menjadi berfluktuasi juga.
7.
C.
1.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati
normal, untuk mengetahuinya dapat dilihat gambar grafik berikut :
Gambar 5.1 : Analisis grafik Normal PP Plot of Regression Standardized residual
12
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Berdasarkan gambar grafik diatas memperlihatkan bahwa data mengikuti atau
merapat ke garis diagonal yang mengindikasikan bahwa data-data dari penelitian ini dapat
dinyatakan telah berdistribusi normal.
2.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas didalam model ini menggunakan uji korelasi
partial yaitu uji yang dilakukan dengan membandingkan antara koefisien determinasi (R²)
keseluruhan dengan nilai koefisien korelasi parsial semua variabel bebasnya. Jika nilai
koefisien determinasi (R²) lebih besar dari nilai koefisien korelasi parsial semua variable
bebasnya maka model tersebut tidak mengandung gejala multikolinearitas.
Nilai Correlations Partial
Model
Correlations Partial
R²
DER
ROE
PER
EPS
NPM
BETA
0,384
0,030
-0,209
0,360
-0,364
0,401
0,839
Berdasarkan tabel diatas, maka model tidak mengalami gejala multikolinearitas,
karena nilai R² lebih besar dari nilai correlations partial masing-masing variable. Dengan
demikian model yang dibuat terbebas dari salah satu penyimpangan asumsi model yaitu
multikolinearitas.
3.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi
yang baik bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji
Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
DW
Kesimpulan
< dl
Ada otokorelasi (+)
dL s.d dU
Tanpa kesimpulan
dU s.d 4 - dU
Tidak ada Otokorelasi
4 – dU s.d 4 - dL
Tanpa kesimpulan
>4 - dL
Ada otokorelasi ( - )
Model Summary Durbin Watson
R
,916
R Square
,839
Adjusted R Square
,743
Std. Error of the Estimate
3,784
Durbin-Watson
2,315
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
13
Pada output model summary terdapat nilai Durbin Watson sebesar 2,315. Pengambilan
keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin
Watson, yaitu nilai dL dan dU, dengan K = jumlah variable bebas dan n = ukuran sampel.
Karena nilai Durbin Watson ( 2.315 ) terletak diantara 4 – dU dengan 4 – dL maka model
persamaan regresi ini berada pada daerah tanpa kesimpulan.
4.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi
yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode glejser yaitu
dengan meregresikan semua variable bebas terhadap nilai mutlak residualnya. Jika terdapat
pengaruh variable bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka dalam
model terdapat masalah heteroskedastisitas.
Coefficients
Model
DER (X1)
ROE (X2)
PER (X3)
EPS (X4)
NPM (X5)
BETA (X6)
Sig
0,534
0,722
0,255
0,123
0,412
0,795
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas karena tidak terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan
terhadap nilai mutlak residualnya.
5.
Uji Linearitas
Pengujian linearitas perlu dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan
merupakan model linear atau tidak. Untuk mendeteksi apakah model sebaiknya menggunakan
persamaan linier atau tidak, maka digunakan metode analisis statistik yaitu Uji Linearitas
dengan Metode Ramsey. Prinsip metode ini adalah membandingkan antara nilai F hitung
dengan nilai F tabel. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi adalah linear. Berdasarkan output diperoleh Fhitung sebesar 8,759 dan Ftabel diketahui
sebesar 2,254, karena Fhitung (8,759) > Ftabel (2,254) maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang dibuat adalah linier.
D.
Pengujian Hipotesis
Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
bebas ( DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta) terhadap variabel terikat (return saham).
Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien-koefisien regresi yang menunjukkan arah
hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan perhitungan
komputer program statistik SPSS versi 19 diperoleh hasil analisis output dengan tingkat
signifikansi 5% ( = 5%) seperti terangkum dalam tabel berikut :
14
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Hasil Estimasi Analisis Koefisien Regresi
Variabel
Konstanta
DER
ROE
PER
EPS
NPM
Beta
R
R square
Adj.R square
Koefisien
4,009
0,792
0,013
-0,097
0,009
-0,320
4,164
= 0,916
= 0,839
= 0,743
Nilai t
Signifikansi
2,695
0,197
-1,388
2,498
-2,529
2,834
0,010
0,845
0,172
0,016
0,015
0,007
Persamaan regresi dapat dirumuskan dengan melihat nilai koefisien regresi pada
table, maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = 4,009 + 0,792 X1 + 0,013 X2 – 0,097 X3 + 0,009 X4 – 0,320 X5 + 4,164 X6 + e
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari semua variabel yang dimasukkan dalam
regresi, terdapat beberapa variabel yang signifikan dan ada beberapa yang tidak signifikan.
Variabel yang signifikan adalah Debt Equity Ratio (X1), Earning Per Share (X4), Net Profit
Margin (X5) dan Beta (X6). Hal tersebut didasarkan pada nilai probabilitas ( signifikansi
) yang lebih kecil dari = 0,05. Nilai adjusted R square sebesar 0,743 yang berarti bahwa
pengaruh faktor fundamental ( DER, ROE, PER, EPS, NPM ) dan Beta terhadap return
saham sebesar 74,3 % dan sisanya sebesar 25,7 % dipengaruhi oleh variabel lain.
1.
Pengujian Hipotesis (uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial ini digunakan untuk menguji pengaruh faktor
fundamental ( DER, ROE, PER, EPS, NPM) dan Beta terhadap return saham perusahaan
yang termasuk dalam indeks LQ 45. Jika nilai signifikansi < dari 0,05 dan t hitung > t tabel
maka DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 dan t hitung < dari t tabel maka
DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham.
Hasil ttabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) nilai t tabel (n-k-1) dengan jumlah
n=68 dan k=7 diperoleh nilai t tabel = 2,000. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari hasil
pengujian secara parsial (uji t) variabel faktor fundamental seperti ROE (X2) dan PER(X3),
secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham (Y), sedangkan variable
DER (X1), EPS (X4), NPM (X5) dan Beta (X6) berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap return saham (Y).
2.
Uji F
Pengujian hipotesis secara simultan ini digunakan untuk menguji pengaruh faktor
fundamental ( DER, ROE, PER, EPS, NPM) dan Beta terhadap return saham perusahaan
yang termasuk dalam indeks LQ 45. Jika nilai signifikansi < dari 0,05 dan Fhitung > Ftabel maka
DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta secara simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 dan Fhitung < dari Ftabel maka
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
15
DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap return saham.
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan menggunakan uji
distribusi F yaitu dengan membandingkan antara Ftabel dengan Fhitung. Nilai signifikansi
diperoleh sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara simultan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hal
tersebut dapat juga dibuktikan dengan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel dimana F hitung =
8,759 lebih besar dari F tabel = 2,254.
E.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan lebih lanjut dari output SPSS dan model regresi yang dihasilkan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Interpretasi Koefisien Determinan ( adjusted R square)
Koefisien determinasi atau adjusted R square dimaksudkan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R square berada
pada range antara 0 dan 1. Bila nilai adjusted R square semakin mendekati 1 maka variabel
independen mempunyai pengaruh yang kuat dalam menjelaskan variabel dependen.
Sedangkan bila nilai adjusted R square mendekati angka 0 maka besarnya pengaruh variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin lemah.
Tabel menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,743 dengan nilai signifikansi
0,000 yang berarti semua variabel dapat menjelaskan perubahan return saham sebesar 74,3
%. Berarti kemampuan variabel-variabel DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta terhadap
return saham sebesar 74,3 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
digunakan sebagai variabel independen dari penelitian ini.
2.
Interpretasi Koefisian Regresi Masing-masing Variabel Independen
untuk mendapatkan gambaran kondisi koefisien regresi dari masing-masing variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan berikut ini :
3.
Variabel Debt to Equity Ratio ( X1 )
Tabel memperlihatkan bahwa secara parsial variabel Debt to Equity Ratio (X1)
memiliki nilai probabilitas (signifikansi) 0,010 yaitu lebih kecil dari toleransi kesalahan
( ) yang diberlakukan yaitu sebesar 5% (0,05) dan nilai thitung 2,695 lebih besar dari t tabel
2,000 yang artinya variabel Debt to Equity Ratio (X1) berpengaruh terhadap return saham.
Sehingga H1 yang mengatakan bahwa DER berpengaruh terhadap return saham diterima.
Hasil temuan ini mendukung penelitian Solechan (2008) menghasilkan DER berpengaruh
terhadap return saham. Namun penelitian Jauhari dan Wibowo (2004) menyatakan bahwa
secara parsial DER bukan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap return saham.
4.
Variabel Return on Equity ( X2 )
Tabel menunjukkan nilai koefisien regresi variabel Return On Equity (X2) sebesar
0,845 yang mempunyai arti bahwa variabel return On Equity tidak berpengaruh signifikan
karena lebih besar dari tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan yaitu 0,05 dan
16
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
nilai thitung (0,197) lebih kecil jika dibandingkan dengan ttabel (2,000). Sehingga H2 yang
menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap return ditolak. Secara empiris temuan
ini mendukung hasil penelitian Anastasia (2003) yang menyatakan ROE tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham. Namun bertentangan dengan penelitian Rinati (2009) yang
menyatakan bahwa Return On Equity (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap Return
saham perusahaan. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas
yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham sehingga ROE bukan pengukur return yang diterima pemegang saham
yang sebenarnya. (Hanafi, 2010 : 43)
5.
Variabel Price Earning Ratio ( X3 )
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa secara parsial hasil regresi antara Price Earning
Ratio (X3) dengan return saham (Y) diperoleh nilai thitung -1,388 dan nilai probabilitas
(signifikansi) 0,172 lebih besar dari 0,05 ( =5%), yang berarti bahwa Price Earning Ratio
(X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham (Y). Sehingga H3 yang menyatakan
bahwa PER berpengaruh terhadap return saham ditolak. Hasil temuan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jauhari dan Wibowo (2004) yang menghasilkan bahwa PER
tidak berpengaruh terhadap return saham, dan berbeda dengan penelitian Suhardiyah (2002)
yang menyatakan bahwa PER berpengaruh negatif terhadap return saham.
6.
Variabel Earning Per Share ( X4 )
Tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi antara variabel Earning Per
Share (X4) dengan return saham (Y) diperoleh nilai thitung 2,498 dan nilai probabilitas
(signifikansi) 0,016 lebih kecil dari 0,05 ( =5%), yang berarti bahwa Earning Per Share
(X4) berpengaruh signifikan dengan return saham (Y). Sehingga H4 yang menyatakan
bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham diterima. Hasil temuan ini mendukung hasil
penelitian Solechan (2008) yang menghasilkan EPS berpengaruh terhadap return saham.
Namun berbeda dengan penelitian Nathaniel (2008) yang menyatakan bahwa Earning Per
Share (X4) tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
7.
Variabel Net Profit Margin ( X5 )
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa secara parsial hasil regresi antara Net Profit
Margin (X5) dengan return saham (Y) diperoleh nilai thitung -2,529 dan nilai probabilitas
(signifikansi) 0,015 lebih kecil dari 0,05 ( =5%), yang berarti bahwa Net Profit Margin
(X5) berpengaruh signifikan terhadap return saham (Y) Sehingga H5 yang menyatakan
bahwa NPM berpengaruh terhadap return saham diterima. Hasil temuan ini mendukung
penelitian Rinati (2009) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh terhadap return,
namun bertentangan dengan penelitian Nathaniel (2008) yang menghasilkan NPM tidak
berpengaruh terhadap return saham.
8.
Variabel Beta ( X6 )
Nilai koefisien regresi yang ditunjukkan pada tabel antara variabel Beta (X6) dengan
return saham (Y) diperoleh nilai thitung 2,834 dan nilai probabilitas (signifikansi) 0,007 lebih
kecil dari 0,05 ( =5%), yang berarti bahwa Beta (X6) berpengaruh signifikan dengan return
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
17
saham (Y). Sehingga H6 yang menyatakan bahwa Beta berpengaruh terhadap return saham
diterima.
Hasil temuan ini konsisten dengan penelitian Nasaer (2007) yang menyatakan bahwa
risiko perusahaan dalam hal ini beta berpengaruh terhadap return saham namun temuan
ini juga bertentangan dengan penelitian Solechan (2008) yang menyatakan bahwa beta
tidak berpengaruh terhadap return saham.
F.
Implikasi Hasil Penelitian
1.
Implikasi Teori
Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang faktor fundamental (DER, ROE,
PER, EPS, NPM), Beta dan Return saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45 dan menjelaskan bagaimana pengaruh dari faktor fundamental (DER,
ROE, PER, EPS, NPM) dan beta terhadap return saham perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ 45.
Hasil analisis statistik uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh secara parsial terhadap return saham yaitu Debt Equity Ratio (DER), Earning
Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan Beta ( ) sedangkan variabel Return on
Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh
positif terhadap return saham yang berarti bahwa apabila DER naik maka return akan naik
juga. Peningkatan DER yang disertai dengan performance dan kinerja perusahaan yang
meningkat akan menarik minat investor terhadap perusahaan sehingga akan berdampak
terhadap return saham.
Uji statistik yang dilakukan antara EPS dengan return dalam penelitian ini menghasilkan
bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham. EPS yang rendah berarti manajemen
belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham sebaliknya dengan rasio yang tinggi
maka kesejahteraan pemegang saham meningkat atau tingkat pengembalian (return) yang
diperoleh tinggi.
Net Profit Margin berpengaruh negatif terhadap return saham yang berarti bahwa
apabila NPM naik maka return akan turun. Seharusnya menurut teori NPM berpengaruh
positif, yaitu semakin tinggi NPM akan memberikan sinyal positif bagi para investor untuk
mendapatkan return yang lebih tinggi. Rasio NPM tidak memperhitungkan dividen maupun
capital gain untuk pemegang saham sehingga NPM bukan pengukur return yang diterima
pemegang saham yang sebenarnya.
Uji Statistik yang dilakukan antara beta dengan return dalam penelitian ini
menghasilkan bahwa beta berpengaruh positif terhadap return saham. Beta saham
merupakan tolok ukur risiko dari suatu jenis saham dibandingkan dengan risiko pasar,
semaki tinggi risiko menyebabkan saham tersebut kurang diminati oleh investor sehingga
harga saham akan turun demikian pula dengan return saham.
2.
Implikasi Manajerial
Bagi pihak investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan
memberikan informasi tentang beberapa variabel yang sebaiknya diperhatikan oleh investor
18
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
maupun calon investor ketika melakukan investasi di pasar saham. Dalam penelitian ini
variabel yang berpengaruh terhadap return saham (Y) adalah Debt Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan Beta ( ) sehingga hendaknya
para investor maupun calon investor lebih memperhatikan variabel tersebut ketika ingin
berinvestasi dipasar saham. Namun demikian sebaiknya seorang investor juga tetap harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
F.
Keterbatasan Penelitian
1.
Penelitian ini dengan 6 variabel hanya mampu menjelaskan 74,3 % dari variasi
return saham sedangkan 25,7 % dijelaskan oleh variabel lain sehingga masih banyak
variabel lain yang mungkin berpengaruh tetapi tidak dimasukkan dalam model ini.
Penelitian ini menggunakan periode waktu tahun 2007 sampai dengan 2010, dimana
antara periode tersebut terjadi krisis global yang berdampak terhadap perekonomian
dan juga perdagangan saham dipasar saham sehingga mengakibatkan semua harga
saham turun dan berpengaruh terhadap return saham.
2.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Hasil analisis statistik uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh secara parsial terhadap return saham yaitu Debt Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan Beta ( ) sedangkan variabel
Return on Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap
return saham.
Debt Equity Ratio (X1) berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini
dapat dilihat dari nilai thitung = 2,695 yang lebih besar dari ttabel = 2,000 dan tingkat
signifikansi 0,010 berada dibawah 0,05. Earning Per Share (X4) berpengaruh
signifikan terhadap return saham, hal ini dapat dilihat dari thitung = 2,498 yang lebih
besar dari ttabel = 2,000 dan tingkat signifikansi 0,016 berada dibawah 0,05. Net Profit
Margin (X5) berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini dapat dilihat dari
nilai thitung = -2,529 yang lebih besar dari ttabel = 2,000 dan tingkat signifikansi 0,015
berada dibawah 0,05. Beta (X6) berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal
ini dapat dilihat dari thitung = 2,834 yang lebih besar dari ttabel = 2,000 dan tingkat
signifikansi 0,007 berada dibawah 0,05.
Nilai adjusted R square sebesar 0,743 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti
semua variabel dapat menjelaskan perubahan return saham sebesar 74,3 %. Berarti
kemampuan variabel-variabel DER, ROE, PER, EPS, NPM dan Beta terhadap return
saham sebesar 74,3 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
digunakan sebagai variabel-variabel independen dari penelitian ini.
2.
3.
B.
Saran- saran
1.
Para investor maupun calon investor jika ingin berinvestasi sebaiknya melihat dan
menganalisa variabel fundamental yang berpengaruh terhadap return saham secara
keseluruhan.
Diah & Meina, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko (BETA) Terhadap Return Saham...
2.
19
Penelitian ini dengan 6 variabel hanya mampu menjelaskan 74,3 % dari variasi
return saham sedangkan 25,7 % dijelaskan oleh variabel lain sehingga masih banyak
variabel lain yang mungkin berpengaruh tetapi tidak dimasukkan dalam model ini.
Artinya masih banyak variabel lain yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan return saham seperti faktor fundamental eksternal dan juga
analisis teknikal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin, 2004, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Anastasia, Njo, Yanny W.G dan Imelda.W, 2003, Analisis Faktor Fundamental dan risiko
sistematik terhadap harga saham property di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol. 5 No. 2 Nopember 2003.
Brigham and Houston, 2006, Fundamentals of Financial Management, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Chan, Louis K.C, Yasushi Hamao, and Josef Lakonishok, Fundamentals and Stock Returns
in Japan, The Journal of Finance, Vol. XLVI No. 5 Desember 1991
Fama, Eugene F, and Kenneth R. French, The Cross-Section of Expected stock Returns,
The Journal of Finance, Vol XLVII No. 2 June 1992
Ghicas, Dimitrios C, Nikolas Iriotis,Aphroditi Papadaki, and Martin Walker, 2000,
Fundamental Analysis and the valuation of IPOs in the construction Industry, The
International Journal of Accounting, Vol. 35 No. 2 tahun 2000.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Univ. Diponegoro Semarang.
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Penerbit Salemba Empat.
Hanafi, Mamduh.M, 2008, Manajemen Keuangan, Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Penerbit BPFE
Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2005, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Penerbit AMP
YKPN, Yogyakarta.
Jauhari, Budi Rusman dan Wibowo, 2004, Analisis Fundamental Terhadap Return Saham
Pada Periode Bullish dan Bearish Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol.9, No. 2, Juli 2004
Kasmir , 2010, Pengantar ManajemenKeuangan, Penerbit Prenada media, Jakarta.
Mayo,Herbert .B, 2006, Investments : An introduction, Eighth Edition.
Nasaer, Etty .M, 2007, Pengaruh Beta Saham Terhadap Expected Return Dengan Model
Capital Asset Pricing Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Media Riset
Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.7, No.2, Agustus 2007 : 163-186.
20
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Nathaniel SD, Nicky, 2008, Thesis, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return
Saham (Studi Pada Saham-Saham Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia
Periode 2004-2006).
Nurmalasari, Indah, 2010, Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Emiten LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2008.
Pradhono dan Christiawan, 2004, Pengaruh EVA, Residual Income, Earning dan Arus kas
operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, Jurnal Akuntansi dan
keuangan, Vo.6, No.2 Nopember 2004.
Pettengill, Glenn N, Sridhar Sundaram, and Ike Mathur, 1995, The Conditional Relation
Between Beta and Returns, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol.30
No. 1 March 1995.
Rinati, Ina, 2010, Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan
Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum
Dalam Indeks LQ 45.
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Sartono, R.Agus,2001, Manajemen Keuangan, penerbit BPFE, Yogyakarta
Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Business, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2005, Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik, PT. Elekmedia
Komputindo, Jakarta.
Solechan, Achmad, 2008, Pengaruh Earning, manajemen Laba IOS, Beta, Size dan Ratio
Hutang terhadap return saham pada perusahaan yang go publik di BEI.
Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, Penerbit Andi
Yogyakata.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suhardiyah, Martha, 2002, Pengaruh Price Earning Ratio dan Risiko Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta, Jurnal pdii.
Lipi.go.id.
Sunariyah, 2000, Pengantar Pasar Pengetahuan Modal, penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, Penerbit Kanisius
Yogyakarta
Ulupui, IGKA,2006, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dan
Profitabilitas Terhadap Terurn Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ).
http : //www.idx.co.id
http : //www.finance.yahoo.com
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
(Studi Pada Politeknik Tanah Laut Di Kabupaten Tanah Laut)
Hasan Ismail
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Rini Rahmawati
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
Leadership style and work motivation are elements that can affect on job
satisfaction to improve employees’ job satisfaction. This research aims to know
and analyze the influence of leadership style and work motivation on employees’
job satisfaction on the Polytechnic Tanah laut in Tanah Laut Regency.
The type of research is explanatory research. All of the population are the
samples of the research. Extracting information on 81 employees’ who were the
respondents in the study, by using questionnaire in five scales of likert. Data
analysis is taken from multiple linear regression analysis, Coefficient of Multiple
Determination, F-test and t-test.
The results showed leadership style and work motivation partially or
simultaneously positive and significant effect on the the employees’ job
satisfaction. Based on these results, implications for the management employees’
that further enhance the confidence of the leadership and employees’ motivation
in order to improve employees’ job satisfaction and institutional goals can be
achieved.
Keywords :
Leadership style, motivation, job satisfaction
ABSTRAK
Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada Politeknik Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut.
21
22
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Keseluruhan populasi
menjadi sampel didalam penelitian. Penggalian informasi terhadap 81 orang
karyawan yang bertindak sebagai responden di dalam penelitian, dilakukan
dengan menggunakan kuesioner yang disusun dalam lima skala likert. Analisis
data menggunakan analisis regresi linear berganda dan Koefisien Determinasi
Berganda serta Uji F dan Uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, implikasi bagi
manajemen yaitu lebih meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap
pimpinannya dan motivasi kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan dan tujuan institusi dapat tercapai.
Kata Kunci :
Gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kepuasan kerja
PENDAHULUAN
Kepuasan kerja karyawan tidak terlepas dari praktek manajemen sumber daya
manusia yang dilakukan dan peneliti tertarik untuk menganalisa apa saja faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Peneliti menemukan beberapa gejala atau
respons yang muncul dari operasional manajemen Politeknik Tanah Laut (Politala) yang
mengarah kepada permasalahan kepuasan kerja karyawan yaitu karyawan yang sering tidak
hadir tanpa alasan, pulang pada waktu kerja dan terlambat masuk kerja, semangat kerja
yang rendah dan tingginya keluhan baik dari karyawan maupun dari pengguna pelayanan
mereka. Respon diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan Robbins (2003) bahwa
konsekuensi ketika karyawan tidak menyukai pekerjaan mereka adalah munculnya respon
berupa pengabaian, keluar dari pekerjaan dan aspirasi. Penelitian yang dilakukan oleh
Khalid et al. (2011) diperoleh hasil bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan positif
terhadap kepuasan kerja karyawan. Peneliti sangat ingin melihat sejauh mana pengaruh
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada Politala.
A.
Rumusan Masalah
1.
Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan pada Politala di Kabupaten Tanah Laut?
Apakah motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
pada Politala di Kabupaten Tanah Laut?
Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Politala di Kabupaten Tanah Laut?
2.
3.
B.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan
kerja karyawan pada Politala di Kabupaten Tanah Laut.
Hasan & Rini, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan...
2.
3.
23
Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan pada Politala di Kabupaten Tanah Laut.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan pada Politala di Kabupaten Tanah Laut.
C.
Manfaat Penelitian
1.
Menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam proses pengembangan
Politala.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan salah satu
pertimbangan pemecahan masalah yang sama dan terkait di masa yang akan datang.
Bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2.
3.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Veithzal, 2004). Gaya kepemimpinan
dibagi menjadi tiga golongan yaitu transformasional, transaksional dan non transaksional.
Berdasarkan penelitiannya, Bass et al. (2003) menyimpulkan bahwa kepemimpinan
transformasional membawa keadaan menuju kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi
tuntutan pembaharuan dan perubahan. Kepemimpinan transformasional melalui kebijakan
rekruitmen, seleksi, promosi, pelatihan dan pengembangan akan menghasilkan kesehatan,
kebahagiaan dan kinerja yang efektif pada organisasi. Karakteristik dan pendekatan
pemimpin transformasional yang dikembangkan oleh Bass et al. (2003) terdiri atas
empat dimensi yaitu kharisma, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual dan individual
consideration.
2.
Motivasi Kerja
Mangkuprawira (2007) mendefinisikan motivasi merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada
beberapa teori motivasi yang telah dikembangkan, diantaranya dikemukakan Maslow
dalam Robbins (2003) yaitu menggambarkan bahwa kondisi manusia berada dalam
kondisi mengejar yang berkesinambungan. Jika suatu kebutuhan terpenuhi, maka langsung
kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan yang lain. Maslow dalam Handoko (1994)
selanjutnya mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan
fisik (phisiological needs); (2) kebutuhan keamanan (safety needs); (3) kebutuhan sosial
(Social needs); (4) kebutuhan penghargaan (esteem needs); (5) kebutuhan aktualisasi diri
(self actualization needs). Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut Luthans (1995) adalah sikap yang dikembangkan oleh
parakaryawan sepanjang waktu mengenai bebagai segi pekerjaan, seperti upah, gaya
24
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
penyeliaan, rekan sekerja, promosi dan pekerjaan itu sendiri. Bagi banyak orang yang
berpendidikan dan berkemampuan baik, salah satu tujuan bekerja adalah untuk memperoleh
kepuasan keja. Untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja,
menurut Luthans (1995) terdiri atas lima indikator yaitu: (1) pembayaran; (2) pekerjaan
itu sendiri; (3) rekan kerja; (4) promosi pekerjaan; (5) pengawasan.
3.
Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
Gaya kepemimpinan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja
karyawan, hal ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain
oleh Supriyono (2010) tentang “Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Sumber Makmur Solo” yang menyatakan bahwa
variabel kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan dan langsung yang paling dominan
terhadap kepuasan kerja.
4.
Motivasi dan Kepuasan Kerja
Motivasi ada kaitan yang sangat erat dengan kepuasan kerja pegawai, dan beberapa
penelitian terdahulu sangat mendukung atas pernyataan tersebut diantaranya Ria et al.
(2011) yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Pengembangan Karir dan
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja di PT Kapasari Surabaya” juga menyatakan hal
serupa yaitu motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan pada kepuasan dan merupakan
pengaruh terbesar kedua setelah kepemimpinan.
5.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan
penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Negussie & Demissie (2013) yang
berjudul “Relationship between Leadership Styles of Nurses Managers and Nurses Job
Satisfaction in Jimma University Specialized Hospital”, meneliti tentang hubungan gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dan didapatkan hasil gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh secara signifikan positif terhadap kepuasan kerja. Gunawan
(2012) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Komunikasi
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Boby Lesmana Art Shop Gianyar Celuk Bali”,
hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ada pengaruh yang posiitif dan signifikan baik
secara simultan maupun parsial antara kepemimpinan, motivasi dan komunikasi terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Hasil penelitian Singh & Vivek (2011) dengan judul “Relationship between Motivation
and Job Satisfaction of the White Collar Employees : A Case Study” menunjukkan korelasi
positif antara motivasi dan kepuasan kerja, yaitu motivasi meningkat dengan peningkatan
kepuasan kerja dan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan oleh Khalid et al. (2011) yang
berjudul “The Impact of Rewards and Motivation on Job Satisfaction in Water Utility
Industry”, meneliti tentang hubungan penghargaan dan motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan dan diperoleh hasil bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan positif terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Hasan & Rini, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan...
25
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 : Model Penelitian
Sumber :
H1 : Bass dalam Luthans (2005), Bass dan Avolio dalam Destiyanti ( 2005), Supriyono
(2010), Yafang (2011)
H2 : Maslow d a l a m R o bb i ns (2 0 0 3 ), Kartika dan Kaihatu (2010), Ria et al. (2011),
Singh dan Vivek (2011), Nadia dan Shagufta (2011), Khalid et al.(2011)
H3 : Luthans (2005), Bass dan Avolio d a l a m D e s t i y a n t i ( 2005), Suryana (2010), Ria
et al. (2011), Gunawan (2012)
B.
Hipotesis Penelitian
H1 : Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Secara Positif dan Signifikan terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Politeknik Tanah Laut.
H2 : Motivasi Kerja Berpengaruh Secara Positif dan Signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Politeknik Tanah Laut.
H3 : Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Berpengaruh Secara Positif dan
Signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Politeknik Tanah Laut.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat kausal.
Penelitian kali ini dilakukan pada Politeknik Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut.
26
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian seluruh karyawan Politeknik Tanah Laut di Kabupaten Tanah
Laut yang berjumlah 81 orang. Semua populasi pada penelitian ini akan dijadikan sampel
penelitian.
C.
Unit Analisis
Unit analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
bekerja pada Politala di Kabupaten Tanah Laut.
D.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Indikator gaya kepemimpinan berupa kharisma, motivasi inspiratif, stimulasi
intelektual dan individual consideration (Bass dalam Luthans, 2005). Indikator motivasi
kerja berupa pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, pemenuhan kebutuhan
sosial, pemenuhan kebutuhan harga diri dan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri (Maslow
dalam Robbins,
2003). Indikator kepuasan kerja berupa gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, promosi
dan penyelia (Luthans, 2005).
E.
Metode Pengumpulan Data
Jenis data penelitian adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan berupa data
primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner
melalui survei dan wawancara.
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan
dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan memiliki tingkat validitas dan
reliabilitas memenuhi batasan yang disyaratkan.
2.
Teknik Analisis Data
Pengujian asumsi klasik menggunakan uji Normalitas, Multikolinearitas dan
Heteroskedastisitas. Analisis Linear Berganda bertujuan untuk mengatahui pengaruh
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada Politala di
Kabupaten Tanah Laut. Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kepuasan kerja
dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan motivasi kerja. Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2), secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y). Uji t bertujuan untuk mengetahui
apakah gaya kepemimpinan (X1) dan motiovasi kerja (X2) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).
HASIL PENELITIAN
A.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian, uraian karakteristik responden yaitu mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki,berada pada usia 21-30 tahun, lama kerja  4 tahun
dan dengan pendidikan D4/S1 dan S2.
Hasan & Rini, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan...
B.
27
Analisis Deskriptif Jawaban Responden
Analisis gaya kepemimpinan terdiri dari 4 indikator dan berdasarkan analisis deskriptif
pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa mayoritas responden memiliki pandangan
mengenai gaya kepemimpinan yang ada di Politala sudah baik. Analisis motivasi kerja
terdiri dari 5 indikator dan berdasarkan analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh hasil
bahwa mayoritas responden memiliki motivasi kerja yang cukup baik. Analisis kepuasan
kerja terdiri dari 5 indikator dan berdasarkan analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh
hasil bahwa mayoritas responden memiliki kepuasan kerja yang cukup baik.
C.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Hasil uji validitas dan reliabilitas intrumen variabel gaya kepemimpinan, motivasi
kerja dan kepuasan kerja diperoleh nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dikatakan
semua item pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel.
D.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh bahwa data residual terdistribusi
secara normal, tidak menunjukkan gejala multikolinearitas dan tidak terjadi masalah
Heteroskedastisitas.
E.
Hasil Pengujian Hipotesis
Dari hasil uji Koefisien Determinasi Berganda didapatkan angka R = 0,925. Hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Pada hasil uji statistik diperoleh Nilai R
square=0,856, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi terhadap variabel Kepuasan Kerja sebesar 85,6%. Selain kedua variabel diatas
ternyata masih ada variabel lain yang juga berperan erat dalam mempengaruhi kepuasan
kerja diantaranya variabel budaya organisasi (Supriyono, 2010), faktor pengembangan karir
(Ria et al., 2011), faktor komunikasi (Gunawan, 2012). Hasil uji F dan uji t menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara
Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan Politala.
F.
Pembahasan
Menurut Robbins (2003) bahwa gaya kepemimpinan akan sangat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hipotesis
(H1) terbukti benar. Motivasi menurut Hasibuan (2003) adalah pemberian daya gerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Hasil penelitian diperoleh
motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan, artinya
hipotesis (H2) terbukti benar. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa ada pengaruh
yang signifikan secara simultan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja, artinya hipotesis (H3) terbukti benar.
28
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
G.
Implikasi Hasil Penelitian
1.
Implikasi Manajerial
Kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan Pimpinan Politala agar lebih
meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya dengan cara mensosialisasikan
visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai institusi dan perlu membangun komitmen yang
lebih kokoh dengan karyawan. Pimpinan Politala agar lebih meningkatkan motivasi kerja
karyawan dengan cara memberikan penghargaan dan perhatian yang lebih baik terhadap
prestasi karyawan melalui penganggaran dana untuk karyawan mengikuti seminar/workshop
ataupun pelatihan, menciptakan hubungan yang harmonis dan kekeluargaan antara karyawan
dengan pihak manajemen melalui kegiatan milad institusi, rekreasi maupun outbond secara
periodik yaitu setiap 6 bulan sekali.
2.
Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya hendaknya dapat memperdalam variabel penunjang dari
kepuasan kerja disamping gaya kepemimpinan dan motivasi, misalnya dengan menambahkan
variabel budaya organisasi dan komitmen, faktor pengembangan karir, faktor komunikasi
atau yang lainnya sesuai dengan kajian teoritis.
H.
1.
2.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain :
Penelitian ini hanya mengambil variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, padahal masih ada faktor lain yang
mempengaruhi variabel kepuasan kerja.
Penelitian ini penelitian ini tidak menggali lebih dalam sejauh mana tinggi dan
rendahnya motivasi kerja yang dimiliki oleh karyawan Politeknik Tanah Laut di
Kabupaten Tanah Laut.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan Politeknik Tanah Laut. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh pimpinan pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya
siapapun yang memimpin di Politeknik Tanah Laut, maka kepuasan kerja karyawan
harus dapat diwujudkan.
2.
Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
Politeknik Tanah Laut. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang
positif dengan kepuasan kerja, artinya pada saat meningkatnya motivasi kerja maka
akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, walaupun terdapat faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi, misalnya budaya organisasi, faktor pengembangan karir,
komunikasi dan lain sebagainya.
Hasan & Rini, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan...
29
3.
Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Politeknik Tanah Laut. Hasil uji-t yang
menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan merupakan variabel yang cukup
besar pengaruhnya dibandingkan dengan variabel motivasi kerja terhadap kepuasan
kerja karyawan Politeknik Tanah Laut.
B.
Saran
1.
2.
Adapun saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini antara lain adalah :
Pimpinan Politala agar lebih meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap
pimpinannya dengan cara mensosialisasikan visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai
institusi melalui diskusi pada rapat atau pertemuan yang secara rutin dilaksanakan
oleh pihak manajemen serta menampilkan visi, misi dan tujuan institusi pada
spanduk atau media lain yang mudah terlihat oleh karyawan. Pimpinan Politala juga
perlu membangun komitmen yang lebih kokoh dengan karyawan melalui kegiatan
berdialog secara langsung dan terbuka untuk menerima masukan dan ide-ide baru
dari karyawan.
Pimpinan Politala agar lebih meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan cara
memberikan penghargaan dan perhatian yang lebih baik terhadap prestasi karyawan
melalui penganggaran dana untuk karyawan mengikuti seminar/workshop ataupun
pelatihan, menciptakan hubungan yang harmonis dan kekeluargaan antara karyawan
dengan pihak manajemen melalui kegiatan milad institusi, rekreasi maupun outbond
secara periodik yaitu setiap 6 bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, A.A. 2007. Implementasi Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Bank Umum Swasta di Sulawesi Selatan.
Disertasi. Universitas Hasanuddin Makasar.
Bass, B.M., Avolio, B.J., Jung, D.I & Berson, Y. 2003. Predicting Unit Performance
by Assessing Transformational and Transactional Leadership. Journal of Applied
Psychology. Vol. 88 No.2
Gunawan. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Komunikasi terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada Boby Lesmana Art Shop Gianyar Celuk Bali. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Vol 3 No.5
Khalid, K., Salim, H.M. and Loke, S.P. 2011. The Impact of Rewards and Motivation on
Job Satisfaction in Water Utility Industry. International Conference on Financial
Management and Economics. IPEDR vol.11. IACSIT Press. Singapura.
Kotler, J.P. & Heskett, J.L. 1992. Corporate Culture and Performance. New York: The
Free Press.
Luthans, F. 2005. Organization behaviour Edisi kesepuluh. New York The MC Graw
Hall Co. Inc.
Mangkuprawira, T.S. & Aida, V.H. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
30
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Negussie, N. & Demissie, A. 2013. Relationship between Leadership Styles of Nurese
Managers and Nurses Job Satisfaction in Jimma University Specialized Hospital.
Ethiop J Health Sci. 23(1): 49-58.
Ria, I.K.,Ruth D.S.T.A. & Agustinus, N. 2011.Analisis Pengaruh Motivasi Kerja,
Pengembangan Karier dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja di PT. Kapasari
Surabaya. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan.Vol. 5 No. 12.
Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi Jilid I. PT. Indeks Grup Gramedia. Jakarta.
Singh, K. & Vivek, T. 2011. Relationship between Motivation and Job Satisfaction
of the White Collar Employees : A Case Study. Banaras Hindu University. Varanasi.
India. Thoha, M. 2011. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT.
Raja Garfindo Persada. Jakarta.
Veithzal, R. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Grafindo.
Jakarta. Yafang, T. 2011. Relationship between Organizational Culture, Leadership
Behavior and Job Satisfaction. Department of Health Policy and Management.
Chung San Medica University. Taiwan.
Yukl, A.G. & Wexley, K.N. 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KARYAWAN PDAM
BANDARMASIH KOTA BANJARMASIN
Zulbadi
(PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin)
Hastin Umi Anisah
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Dahniar
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
The purpose of the reserch to identify and analyze the effect of transformational
leadership and organizational commitment simultaniously and partially on the
Organizational Citizenship Behavior.
The method used is quantitative research that is explanatory, with a population
of 324 people, technique sampling used is stratified random sampling with a
sample of 81 people who serve as respondents, data analysis tool used is multiple
linear regression using SPSS software ver.19.0.
The results of this study are: Variable transformational leadership and
organizational commitment positif and signification affect to the OCB with
simultaneously and partially affect.
Keywords:
Transformational Leadership, Organizational Commitment and Organizational
Citizenship Behavior (OCB).
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi secara sumultan dan parsial
terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat
eksplanatory, dengan jumlah populasi 324 orang, teknik penganbilan sampel
yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel
81 orang Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel kepemimpinan
31
32
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
transformasional dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap OCB secara simultan dan secara parsial.
Kata Kunci:
Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi dan Organizational
Citizenship Behavior (OCB).
PENDAHULUAN
PDAM Bandarmasih merupakan salah satu badan usaha milik Pemerintah Daerah
yang secara khusus bertugas melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum,
pelayanan yang diberikan PDAM dilaksanakan oleh karyawan dengan berbagai latar
belakang yang berbeda namum harus menjadi satu tujuan untuk membangun perusahaan
yang siap melayani masyarakat dengan baik, pelayanan prima yang berkualitas akan tercapai
dengan mudah apabila pemimpin perusahaan mampu menampilkan peran kepemimpinan
yang bisa memotivasi, mengajak, mendorong, memberi teladan serta memberi stimulasi
agar karyawan mau berbuat yang terbaik untuk perusahaan.
Pimpinan PDAM Bandarmasih dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang
menerapkan peran kepemimpinan transformasional, implementasi peran kepemimpinan
transformasional di PDAM Bandarmasih dapat dilihat dari berbagai fenomena kepemimpinan
yang ditampilkan oleh Direktur PDAM seperti menerapkan fungsi karisma, memberi
motivasi insprirasional, memberi stimulasi intelektual dan perhatian individual dengan
tujuan untuk menciptakan iklim yang baik untuk berinovasi dan menumbuhkan kreatifitas
karyawan dalam bekerja. Begitu juga halnya dengan penerapan komitmen organisasi,
komitmen organisasi di PDAM Bandarmasih dapat dilihat dari sikap dan perilaku karyawan
dalam bekerja dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di perusahaan.
Hasil pengamatan di tempat penelitian tentang perilaku karyawan ditemukan adanya
permasalahan yang berhubungan dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB),
hal ini diduga sebagai akibat dari peran kepemimpinan transformasional dan komitmen
organisasi yang ada di perusahaan, OCB merupakan perilaku yang sangat penting dimiliki
oleh setiap karyawan karena merupakan perilaku positif orang-orang yang ada dalam
organisasi yang terekspresikan dalam bentuk kesediaan secara sadar dan sukarela untuk
bekerja, memberikan kontribusi pada organisasi lebih dari pada apa yang dituntut secara
formal oleh organisasi. Menurut Organ (1988) menyatakan OCB adalah perilaku kewargaan
karyawan terhadap organisasi dan perilaku tersebut tidak secara langsung atau eksplisit
diakui dalam sistem pemberian penghargaan, jika organisasi memiliki orang-orang yang
memiliki OCB yang tinggi terhadap perusahaan maka organisasi tersebut akan mampu
menghadapi masalah yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Kesenjagan penelitian didapatkan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Al-syarafi dan Rajiani (2013), Lee dan Kim (2013), Faroqui (2012), Deb dan Choudhuri
(2013), mereka meneliti tentang pengaruh kepemimpinan terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB), dari hasil penelitian mereka membuktikan bahwa variabel
kepemimpinan berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap OCB, sedangkan
Zulbadi, Hastin & Dahniar, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen...
33
penelitian yang dilakukan oleh Ngadiman et al (2013) tentang OCB ditemukan bahwa,
variabel kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap OCB akan tetapi
melalui pengaruh variabel kepuasan kerja, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kucukbayrak (2010) yang menyatakan bahwa, kepemimpinan transformasional
tidak berpengaruh terhadap OCB akan tetapi variabel komitmen afektif dan komitmen
normatif memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan OCB. Posisi
penelitian ini dihubungkan dengan berbagai kesenjangan penelitian terdahulu adalah untuk
memberi kontribusi terhadap kesenjangan yang ada tentang pengaruh kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi terhadap OCB.
A.
Rumusan Masalah
Apakah kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi secara simultan
berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan PDAM
Bandarmasih Kota Banjarmasin. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh
secara parsial terhadap organization citizenship behavior (OCB) pada karyawan PDAM
Kota Banjarmasin. Apakah komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap
organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan PDAM Kota Banjarmasin.
B.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh secara simultan kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior
(OCB) pada karyawan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin. Untuk mengetahui
dan menganalisa pengaruh secara parsial kepemimpinan transformasional terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan PDAM bandarmasih Kota
Banjarmasin. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh secara parsial komitmen
organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan PDAM
Bandarmasih Kota Banjarmasin.
KERANGKA PIKIRAN
Gambar : Model Penelitian
34
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
C.
Hipotesa Penelitian
H1 : Dapat diduga kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi berpengaruh
secara simultan terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB).
H2 : Dapat diduga praktek kepemimpinan transformasional berpengaruh secara parsial
terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB).
H3 : Dapat diduga komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap Organization
Citizenship Behavior (OCB).
METODE PENELITIAN
A.
Metode Analisis Data
Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah software SPSS Ver 19
menggunakan regresi linier berganda (Multiple Linier Regression).
1.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner, dalam penelitian ini pengujian validitas
menggunakan teknik korelasi product moment pearson dengan tingkat signifikansi 5%.
Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel serta nilai r hitung lebih besar dari r kritis maka
elemen dikatakan valid.
2.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan
dengan formulasi Crobanch Alpha, suatu variabel dianggap reliabel apabila memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,7 dan dianggap kurang reliable apabila nilai Cronbach Alpha < 0,6
dan dianggap lebih baik apabila lebih dari 0,80 (Sekaran, 2006).
3.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi yang diuji dalam penelitian ini adalah uji asumsi normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolineritas. Sedangkan uji asumsi autokorelasi tidak diujikan karena
data bukan merupakan data time series (data yang diurutkan berdasarkan waktu) sehingga
tidak perlu melakukan uji asumsi autokorelasi. Demikian pula uji linieritas tidak diujikan
karena antar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak saling terkait.
4.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel
dependen berdistribusi normal, cara mengetahui suatu variabel penelitian terdistribusi
normal atau tidak dengan melihat penyebaran data pada garis diagonal pada uji normalitas
(Ghozali, 2011) adapun dasar pengambilan keputusan untuk menentukan suatu persamaan
regresi memenuhi atau tidak memenuhi normalitas adalah sebagai berikut:
Zulbadi, Hastin & Dahniar, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen...
35
5.
Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
ditemukan adanya hubungan antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak ada hubungan antara sesama variabel independen cara untuk mengetahui ada tidaknya
multikolineritas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dan nilai tolerance adalah jika nilai VIF > 1.0 dan nilai Tolerance < 0.10 maka terdapat
masalah multikolineritas (Ghozali, 2011).
6.
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya dalam sebuah model regresi.
Sebuah model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.
7.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Jika nilai Fhitung > FTabel maka hipotesa diterima
Jika nilai Fhitung < FTabel maka hipotesa ditolak
8.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Jika nilai thitung > tTabel maka hipotesa diterima
Jika nilai thitung < tTabel maka hipotesa ditolak
HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden terdiri
dari pertanyaan dari masing-masing variabel, kemudian masing-masing pertanyaan
dikorelasikan dengan metode pearson corelation dengan tingkat signifikan 5%. Dari hasil
uji validitas semua variabel penelitian adalah valid artinya nilai r hitung > r Tabel dan > r kritis untuk
semua variabel.
1.
Hasil Uji Reliabelitas
Berdasarkan hasil uji reliabelitas pada instrument penelitian, dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan untuk mengukur variabel kepemimpinan transformasional,
komitmen organisasi dan OCB adalah reliabel, karena nilai Alpha Cronbach semua variabel
> 0,70.
Tabel 4
Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian
Variabel
Alpha Cronbach
Keterangan
Kepemimpinan Transformasional (X1)
0,81
Reliabel
Komitmen Organisasi (X2)
0,74
Reliabel
OCB (Y)
0,78
Reliabel
Sumber: Data diolah tahun (2014)
36
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
2.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilihat dari probability plot. Dasar pengambilan keputusan
adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mendekati arah garis diagonal maka
data dikatakan berdistribusi normal atau dengan kata lain model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
3.
Hasil Uji Multikolineritas
Hasil Uji Multikolineritas Instrumen Penelitian
Collinearity Statistics
Model
Transformasional
Komitmen Organisasi
Tolerance
Vif
.999
.999
1.00
1.00
Keterangan
Tidak terjadi multikolineritas
Tidak terjadi multikolineritas
Sumber : Data diolah pada tahun (2014)
4.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastitas dilakukan dengan metode grafik dengan cara melihat ada tidaknya
pola tertentu yang tergambar pada scatterplot, berdasarkan hasil uji heteroskedastitas, tidak
terlihat adanya pola yang jelas, artinya titik-titik menyebar di atas atau di bawah angka
0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas pada
persamaan regresi.
Zulbadi, Hastin & Dahniar, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen...
37
5.
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Perhitungan regresi linier berganda bertujuan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi dalam
menerangkan atau mempengaruhi OCB karyawan.
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Variabel
Koefisien
Standard Error
Sig
Kepemimpinan Transformasional
0,770
0,140
0,00
Komitmen Organisasi
0,341
0,118
0,05
Konstanta
50.330
11.453
0,00
R =.571a R Square = .326 Adjusted R Square = .309
Sumber: Data diolah tahun (2014)
Berdasarkan data diatas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda secara
matematis sebagai berikut:
Y= 50,330 + 0,770 X1 + 0,341 X2 +
Nilai konstanta ( ) menjelaskan tentang nilai OCB yang tetap atau konstant pada saat
tidak ada pengaruh variabel independen sebesar 50,33%. Nilai 1X1 sebesar 0,770 pada
persamaan regresi linier berganda menjelaskan tentang pengaruh variabel kepemimpinan
transformasional(X1) dalam mempengaruhi OCB karyawan, pada saat kenaikan peran
kepemimpinan transformasional sebesar 1 satuan akan menyebabkan perubahan pada
nilai OCB karyawan sebesar 0,770. Nilai 2X2 sebesar 0,341 pada persamaan regresi
untuk variabel komitmen organisasi (X2) menerangkan tentang peran variabel komitmen
organisasi terhadap pembentukan OCB karyawan, pada saat kenaikan nilai komitmen
organisasi karyawan sebesar 1 satuan akan menyebabkan perubahan pada OCB karyawan
sebesar 0,341. Nilai (Epsilon) merupakan nilai pengganggu yang ada dalam penelitian,
nilai ini menggambarkan tentang adanya faktor variabel lain yang bisa mempengaruhi
nilai OCB karyawan.
Untuk menjelaskan besarnya peran variabel independen terhadap variabel dependen
akan dilakukan analisa koefisien diterminasi, yaitu analisa tentang keragaman total nilai
peubah OCB (Y) yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen, untuk lebih jelasnya
koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel beriktu ini.
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.571a
.326
.309
8.41482
Sumber : Data diolah pada tahun (2014)
Angka R2 atau koefisien determinasi untuk model penelitian ini sebesar 0,326
tidak digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peran variabel kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi terhadap penbentukan OCB karena nilai ini
38
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
selalu meningkat pada saat ada penambahan variabel independen lainnya, nilai yang
digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui perubahan OCB (Y) adalah nilai Adjusted
R2 karena nilai ini bisa naik atau turun pada saat ada penambahan variabel independen
lainnya, naik atau turunnya nilai Adjusted R2 tergantung kepada berapa besar pengaruh
yang bisa diberikan oleh variabel independen terhadap OCB. Angka Adjusted R2 dalam
penelitian ini sebesar 0,309 berarti bahwa penyebab munculnya OCB karyawan di PDAM
Bandarmasih yang disebabkan oleh pengaruh variabel kepemimpinan transformasional dan
komitmen organisasi sebesar 30,9 % sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan
oleh Organ (1988) yang mengatakan bahwa OCB merupakan prilaku individu yang bebas,
artinya tidak ada penyebab tunggal yang dapat menyebabkan munculnya OCB.
6.
Hasil Uji Pengaruh Secara Simultan Kepemimpinan Transformasional dan
Komitmen Organisasi Terhadap OCB.
Pengujian hipotesa H1, yaitu uji pengaruh variabel kepemimpinan transformasional
dan komitmen organisasi terhadap OCB secara simultan. Besarnya pengaruh variabel
kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi secara simultan terhadap OCB
ditentukan dengan cara melihat besarnya nilai F pada uji Anova kemudian membandingkan
dengan nilai F Tabel dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model
Sum of
Square
Df
Mean
Square
F
Sig
Regression
2674,902
2
1337,451
18,888
.000a
R =.571a R Square = .326 Adjusted R Square = .309
Sumber : Data diolah pada tahun (2014)
Data pada Tabel menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 18,888 sedangkan nilai F Tabel
sebesar 2,33 perbandingan antara nilai F hitung dengan nilai F Tabel menunjukkan bahwa nilai F
lebih besar dari nilai F Tabel dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
hitung
transformasional dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
OCB karyawan secara simultan. Cara lain untuk menentukan pengaruh secara simultan
antara variabel kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi terhadap OCB
dengan cara menggunakan ketentuan quick look dengan syarat nilai F hitung harus lebih besar
dari 4 maka hipotesa bisa diterima. Berdasarkan hasil perhitungan uji simultan dengan cara
membandingkan nilai F hitung sebesar 18,888 dengan nilai yang disyaratkan yaitu harus lebih
besar dari 4 maka dapat disimpulkan bahwa uji simultan dengan cara quick look memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
Berdasarkan pada data hasil uji simultan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesa1
tentang uji simultan variabel kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh
Direktur Utama PDAM dan penerapan bersama dengan komitmen organisasi yang dimiliki
oleh karyawan terbukti memberi pengaruh dalam membentuk Organizational Citizenship
Behavior (OCB) karyawan secara positif dan signifikan, artinya semakin sering dan tepat
peran kepemimpinan transformasional yang diperankan oleh Direktur PDAM dan penerapan
Zulbadi, Hastin & Dahniar, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen...
39
secara bersama dengan komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan terbukti
memberi pengaruh terhadap terbentuknya rasa kewargaan karyawan terhadap perusahaan,
rasa kewargaan sangat penting dimiliki oleh setiap karyawan agar bisa menunjukkan
kinerja dan loyalitas terhadap perusahaan. Hasil uji pengaruh secara simultan variabel
kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi terhadap OCB membuktikan
teori yang disampaikan oleh: Organ (1988), Podsakoff. et.at (2000) dan Riketa (2008)
yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB anggota organisasi.
7.
Hasil Uji Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi
Terhadap OCB secara Parsial.
Hipotesa2 dan hipotesa3 yaitu menguji pengaruh variabel kepemimpinan
transformasional(X1) dan komitmen organisasi(X2) terhadap OCB karyawan secara
parsial, pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t Tabel
dengan tingkat signifikansi 5% berikut ini tabel hasil uji parsial variabel kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasi terhadap OCB dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.
Uji Parsial Variabel Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen organisasi
Terhadap OCB
Model
Coefficients
t
Sig
13,133
4,401
.000
.770
.140
5,510
.000
.341
.140
2,883
.001
B
Std. Error
Constant
50,330
Variabel X1
Variabel X2
R =.571a R Square = .326 Adjusted R Square = .309
Sumber : Data primer diolah tahun (2014)
Hipotesa2 yaitu uji secara parsial (uji t) variabel kepemimpinan transformasional (X1)
terhadap OCB dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung variabel kepemimpinan
transformasional sebesar 5,510 dengan nilai t tabel sebesar 1,990 menunjukkan bahwa nilai
t hitung lebih besar dari nilai t tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel (X1) yaitu
kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap OCB
karyawan secara parsial, hasil pengujian ini membuktikan hipotesa2. Kesimpulan untuk
hipotesa2 yaitu peran kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Direktur
Utama PDAM Bandarmasih terbukti memberi pengaruh dalam membentuk OCB karyawan.
Hipotesa3 yaitu uji parsial variabel komitmen organisasi (X2) dilakukan dengan cara
membandingkan nilai t hitung variabel komitmen organisasi sebesar 2,883 dengan nilai t tabel
sebesar 1,990 menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t Tabel sehingga dapat
dinyatakan bahwa variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap OCB karyawan secara parsial, hasil pengujian ini membuktikan hipotesa3.
Berdasarkan pada data hasil uji parsial variabel komitmen organisasi terbukti memberi
40
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
pengaruh dalam membentuk OCB karyawan, artinya komitmen organisasi yang dimiliki
oleh karyawan PDAM terbukti memberi pengaruh terhadap OCB karyawan.
Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesa Penelitian
Hipotesa
Hasil Pengujian
H1
Pengaruh variabel kepemimpinan transformasional dan
komitmen organisasi terhadap OCB secara simultan
Terbukti
H2
Pengaruh variabel kepemimpinan transformasional
terhadap OCB secara parsial.
Terbukti
H3
Pengaruh variabel komitmen organisasi terhadap OCB
secara parsial
Terbukti
Sumber : Data primer diolah tahun (2014)
B.
Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada instansi PDAM Bandarmasih, tentu
saja hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisir untuk ruanglingkup kerja lainnya, jumlah
populasi yang menyebar sebanyak 324 orang kemudian dipilih sebanyak 81 responden
untuk dijadikan sampel belum sepenuhnya bisa mewakili penyebab timbulnya masalah
pada fenomena di latar belakang penelitian. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel
kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi terhadap OCB, tidak meneliti
tentang penyebab-penyebab timbulnya OCB pada karyawan padahal masih banyak
variabel lain yang bisa menimbulkan OCB pada karyawan seperti variabel kepuasan kerja,
iklim organisasi, keadilan prosedur, karakter individu dan karakter organisasi yang tidak
dijelaskan lebih dalam pada penelitian ini. Variabel penyebab timbulnya OCB yang belum
dibahas dalam penelitian ini didukung dengan teori oleh Organ (1988) dan Podsakoff. et.al
(2000) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab timbulnya OCB karyawan adalah
karakter individu karyawan, karakter tugas dan pekerjaan, karakter organisasi dan peran
kepemimpinan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap OCB karyawan secara simultan. Kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB karyawan secara parsial. Komitmen
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB karyawan secara parsial.
B.
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup penelitian dalam
cakupan beberapa instansi atau PDAM lainnya yang bertugas melayani masyarakat atas
kebutuhan pelayanan publik, sehingga hasil penelitian bisa di generalisirkan. Penelitian
ini hanya berfokus pada pengaruh dua variabel terhadap OCB, untuk mengetahui lebih
banyak lagi tentang penyebab timbulnya OCB pada karyawan, penelitian berikutnya dapat
Zulbadi, Hastin & Dahniar, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen...
41
memasukkan lebih banyak variabel lain kedalam model penelitian, misalnya variabel
kepuasan kerja, demografi, kompensasi, perubahan organisasi, iklim organisasi, keadilan
prosedur dan kualitas kehidupan kerja. Penelitian berikutnya dapat menggunakan data
sekunder berupa laporan hasil pekerjaan yang menggambarkan tentang kinerja perusahaan
sebagai alat untuk menentukan nilai OCB karyawan. Artinya penelitian bukan hanya
menggunakan data berdasarkan kuesioner saja akan tetapi menggunakan data sekunder
yang dihasilkan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, N. J. & Meyer, J. P. 1990. The measurement and antecedents of affective,
continuance and normative commitment to the organization. Journal International.
Occup. Psychol., 63, 1-18.
Bass, B. M., & Avolio, B. J. 1990. Transformational leadership development: Manual for
the Multifactor Leadership Questionnaire. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists
Press.
Burns, J.M. 1978. Transformational Leadership. New York. Harper & Row, Onursal Arkan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Transformational_leadership di akses pada tanggal : 21
Nopember 2013
Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
House. 2013. Kepemimpinan. Edisi keenam. Diterjemahkan oleh Ati Cahayani. Indeks.
Jakarta.
Kouzes.J dan Posner. 1987. The Leadership Chalange: hou to get Extraoddinary things
done in Organizations. San Frsncisco:Jossey-Bass.
Kozlowski, S., dan Doherty, M. 1989. Integration of Climate and Leadership: Examination
of a Neglected issue. Journal of Applied Psychology, 74, 546-553. http://dx.doi.
org/10.1037/0021-9010.74.4.546 diakses pada tanggal 13 september 2013.
Luthan. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. Andi Ofset, Yogyakarta
Meyer, J.P. & Allen, N.J. 1997. Commitment in the Workplace: Theory, Research, and
Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc.
Organ, D. W. 1990. The Motivational Basic Organizational Chitizenship Behavior. Journal
Reserch in Organizational Behavior . Vol 12. Hal. 43-72.
Pillai et.al. 1999. Fairness Perceptions and Trust as Mediators For Transformational and
Transactional Leadership: A two-sample study. Journal of Management, vol. 25, pp.
897–933.
Podsakoff, MacKenzie dan Beachrach. 1996. Transformational Leader Behaviors and
Substitutes For Leadership Determinants of Employee Satisfaction, Commitment,
Trust, and Organizational Citizenship Behaviors. Journal of Management, 22, 259298.
42
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Robbins dan Tymothy A. Judgel, 2008. Perilaku Organisasi (Edisi Indonesia). Salemba
Empat, Jakarta.
Sekeran. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis 1. Salemba Empat.
Singaribun dan Effendy. 2011. Metode Penelitian Survey. Pustaka LP3ES
Umar.2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yulk. 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Indonesia. Indeks. Jakarta
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS
LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Pada Perumahan Komplek Amd Permai Banjarmasin)
Risnawati
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Nuril Huda
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
The research aims to find out and analyze the effect of product quality and
service quality towards consumer’s satisfaction.
This research technique is using purposive sampling, as a sampel is inhabitant
in residence of perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin which is analyze
using doubled regretion.
The research shows that product quality plays quite a significant role towards
consumer’s satisfaction. Service quality affects consumer’s satisfaction
significant. And both product quality and service quality affects consumer’s
satisfaction significant.
Keywords :
Product quality, service quality, consumer’s satisfaction.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh kualitas
produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen.
Teknik penelitian ini menggunakan purposive sampling, sebagai sampel adalah
penghuni perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin yang dianalisis
dengan menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menyatakan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Kata Kunci :
Kualitas produk, kualitas layanan, kepuasan konsumen
43
44
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
PENDAHULUAN
Menurut BPS Indonesia tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia 240 juta jiwa, keluarga
yang belum memiliki tempat tinggal tetap sebanyak 13,6 juta jiwa. Di Kalimantan Selatan,
menurut BPS Prov. Kalsel tahun 2011 dengan jumlah penduduk 3.695.124 jiwa, masih ada
2.681.189 jiwa atau 96,03% penduduk Kalimantan Selatan yang belum memiliki rumah.
Di Banjarmasin sendiri tidak begitu jauh berbeda kondisinya, menurut data Badan Pusat
Statistik Banjarmasin tahun 2011 dengan jumlah penduduk 634.990 jiwa masih ada 469.947
jiwa penduduk yang belum memiliki tempat tinggal. Padahal perkembangan permintaan
perumahan dan jumlah perusahaan pengembang di Banjarmasin menurut data dari Realestat
Indonesia (REI) Kalimantan Selatan tahun 2012 terus meningkat.
Banyaknya kebutuhan perumahan menyebabkan persaingan perusahaan pengembang
semakin kompetitif. Masing-masing perusahaan berusaha menjaring konsumen dengan
produk dan layanan yang berkualitas terutama layanan perumahan. Karena kepuasan
konsumen ditentukan oleh kualitas dari produk tersebut sesuai harapan pembeli dengan
kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut (Kotler dan Keller, 2009 : 117).
Kepuasan pada layanan akan mempengaruhi perilaku konsumen setelah terjadi proses
pembelian. Jika konsumen puas mereka akan memberi referensi baik terhadap layanan
pada orang lain (Kotler dan Keller, 2009 : 243).
PT. Awang Sejahtera Permai menurut data REI Kalimantan Selatan tahun 2012
merupakan perusahaan perumahan (developer) yang cukup dikenal di Banjarmasin. Salah
satu lokasi perumahannya adalah perumahan Komplek AMD Permai Banjarmasin, yang
unit pembangunan perumahannya terletak di tiga kelurahan yaitu Kelurahan Alalak Utara,
Alalak Tengah dan Alalak Selatan.
Menurut BPS Banjarmasin tahun 2011 dari jumlah penduduk Kecamatan Banjarmasin
Utara sebanyak 36751 jiwa, penduduk yang belum memiliki rumah di Kelurahan Alalak
Utara sebanyak 1523 jiwa (4,14 %), Kelurahan Alalak Tengah sebanyak 684 jiwa (1,86 %)
dan Kelurahan Alalak Selatan sebanyak 384 jiwa (2,57 %). Data REI Kalimantan Selatan
menyebutkan rencana realisasi perumahan Komplek AMD Permai Banjarmasin tahun 2013
sebanyak 182 unit rumah. Pembangunan unit rumah tersebut lebih banyak dibanding lokasi
perumahan lain yang berada pada perusahaan pengembang PT. Awang Sejahtera Permai.
Kebutuhan perumahan yang cukup besar akibat masih ada penduduk yang belum
memiliki rumah, didukung dengan rencana realisasi pembangunan unit-unit rumah
yang banyak, menyebabkan PT. Awang Sejahtera Permai melalui perumahan Komplek
AMD Permai Banjarmasin memiliki peluang untuk memasarkan produk perumahannya.
Kenyataannya, kondisi yang terjadi di lapangan dan wawancara awal pada penghuni
perumahan Komplek AMD Permai Banjarmasin mengenai kualitas produk dan kualitas
layanan kurang maksimal dilakukan oleh pihak pengembang.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kepuasan konsumen ? Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kepuasan konsumen? Apakah kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
45
signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen ?. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen, untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen, untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan
konsumen.
A.
Kualitas Produk
Kualitas produk (Mowen dan Minor, 2002 : 90) sebagai evaluasi menyeluruh konsumen
atas kebaikan kinerja dari produk atau layanan. Dimensi kualitas produk menurut Garvin
dalam Mowen dan Minor (2002 : 91) adalah kinerja (performance), ketahanan (durability),
kemampuan pelayanan (serviceability), estetik (aesthetics), kualitas yang dipersepsikan
(perceived quality), kesesuaian (conformance), keandalan (reliability), dan feature (fitur).
Penelitian Maretta dan Tarwiyah (2013:5) menyatakan kualitas produk meliputi kinerja
produk, fitur, daya tahan dan estetika berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.
Hal ini menunjukkan kualitas produk dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
B.
Kualitas Layanan
Kualitas layanan adalah evaluasi jangka panjang konsumen terhadap penyerahan
jasa suatu perusahaan (Lovelock, 2005 : 96). Apabila layanan yang diterima sesuai dengan
yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas yang memuaskan
sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas
dipersepsikan buruk maka konsumen akan kecewa (Kotler dan Keller, 2009 : 117).
Ada lima dimensi menilai kualitas layanan (jasa) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, et al, 1998 dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2009 : 182 yaitu : berwujud
(tangible), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), dan
empati (empathy). Heryanto (2015 : 15) dan Siew Phaik Loke et al (2011 : 28) menyatakan
bahwa ada pengaruh signifikan antara kualitas layanan (berwujud, keandalan, ketanggapan,
jaminan dan empati) terhadap kepuasan konsumen.
C.
Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen sebagai sikap yang ditunjukkan atas produk dan layanan, setelah
mereka memperoleh dan menggunakan produk atau layanan tersebut (Mowen dan Minor,
2002 : 90). Kepuasan dan ketidakpuasan atas produk dan layanan akan mempengaruhi
pada perilaku konsumen selanjutnya. Hal ini dilakukan setelah terjadi proses pembelian
atau tindakan pasca pembelian (Koller dan Keller, 2009 : 243). Penelitian Satrio Wibowo
(2009 : 48) menyatakan bahwa kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen. Indikator kepuasan konsumen terdiri dari kepuasan atas produk,
kepuasan atas layanan, dan kepuasan atas layanan purna jual..
46
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Kualitas Produk
( X1)
Kepuasan
Konsumen (y)
Kualitas Layanan
( X2)
Keterangan :
Pengaruh secara parsial
Pengaruh secara simultan
Gambar 1 : Kerangka pikir Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Konsumen.
HIPOTES PENELITIAN
1.
2.
3.
Hipotes penelitian 1
H1 : Diduga kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen
Hipotes Penelitian 2
H2 : Diduga kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Hipotesis Penelitian 3
H3 : Diduga kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode survey. Populasi penelitian adalah 1857 rumah di
perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin. Teknik sampling dalam penelitian adalah
purposive sampling. Ukuran sampel yang digunakan sesuai dengan rumus Slovin maka
ditetapkan sebanyak 95 responden. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data
primer yaitu data yang langsung diperoleh dari wawancara dengan pihak pengembang dan
kuesioner yang diberikan pada responden.
\Tabel 1
Variabel dan Indikator
Variabel
1.
Kualitas Produk (X1)
2.
Evaluasi menyeluruh konsumen atas kebaikan
3.
kinerja dari produk (Mowen dan Minor, 2002 : 90)
4.
Indikator
Kinerja produk
Daya tahan produk
Estetika
Fitur
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
Variabel
Kualitas Layanan (X2)
Evaluasi jangka panjang konsumen terhadap
penyerahan layanan suatu perusahaan (Lovelock,
2005 : 96).
1.
2.
3.
4.
5.
Kepuasan Konsumen (Y)
1.
Sikap yang ditunjukkan atas produk dan layanan,
2.
setelah mereka memperoleh dan menggunakan
3.
produk atau layanan tersebut (Mowen dan Minor,
2002 : 90).
47
Indikator
Berwujud
Keandalan
Ketanggapan
Jaminan
Empati
Kepuasan Atas Produk
Kepuasan Atas Layanan
Kepuasan Atas Layanan Purna
Jual
METODE ANALISIS DATA
A.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas Syarat instrumen dianggap valid adalah nilai koefisien korelasi r sama
dengan 0,3 atau lebih besar, semakin tinggi nilai r semakin valid instrumen yang diukur
(Sugiyono, 2012 : 172). Dan Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan reliabel jika
memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,50 (Gujarati, 2003 : 77).
B.
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik menggunakan uji heteroskedastisitas, uji
Normalitas, dan uji multikolinieritas.
C.
Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengukur sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan program SPSS (Sunyoto, 2012 : 137). Model hubungan antara variabel sebagai
berikut :
Y = a + β1 X1 + β2 X2 + e
Dimana :
Y
=
kepuasan konsumen
a
=
konstanta
, 2=
koefisien parameter variabel independen
1
kualitas produk
X1 =
kualitas layanan
X2 =
e
=
error sampling
D.
Pengujian Hipotesis
1.
Pengujian hipotesis dengan tahap sebagai berikut :
Untuk membuktikan apakah variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial)
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dilakukan dengan uji t.
48
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
2.
Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen dilakukan dengan uji F yaitu untuk menguji signifikan
ada atau tidaknya pengaruh variabel secara simultan.
HASIL PEMBAHASAN
A.
Analisis Data
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Dari pengujian validitas dan reliabilitas memperlihatkan semua item yang terdapat
dalam kuesioner memiliki nilai “r” lebih besar dari 0,30 yang berarti semua item instrumen
yang digunakan adalah “valid”. Pengujian reliabilitas instrumen, masing-masing indikator
memiliki nilai Cronbach’s Alfa lebih besar dari 0,50 yang berarti indikator-indikator
kuesioner ini reliabel. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepuasan dari 3 item
pertanyaan semuanya dinyatakan “valid” karena nilainya lebih dari 0,3, sedangkan untuk
reliabilitas dinyatakan “reliabel” karena mempunyai nilai Cronbach’s Alfa sebesar 0,837.
2.
Uji Asumsi Klasik
a.
Pengujian Heteroskedastisitas
Gambar 2
Grafik Scatterplot pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap
Kepuasan Konsumen
Scatterplot
Dependent Variable: Kepuasan
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : data primer diolah, 2014
Berdasarkan grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa tidak ada pola tertentu
seperti titik-titik (point-point) yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti
bergelombang, menyebar kemudian menyempit. Disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Kepuasan berdasarkan
pengaruh dari variabel Kualitas Produk dan variabel Kualitas Layanan.
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
b.
49
Pengujian Normalitas
Gambar 3
Grafik Histogram pengaruh Kualitas
Produk dan Kualitas Layanan
Gambar 4
Grafik Normal P-P Plot of Rergression
Standardized Residual pengaruh
Kualitas Produk dan Kualitas Layanan
terhadap Kepuasan Konsumen
Sumber : data primer diolah,
2014
Sumber : data primer diolah,
2014
Analisis grafik histogram menunjukkan bahwa grafik memberikan pola
distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada grafik Normal P-P Regression
Standardized Residual terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal,
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan
bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
c.
Pengujian Multikolinearitas
Pada penelitian ini menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
untuk menguji asumsi multikolinearitas. Dimana nilai tolerance mendekati angka 1
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen, dan pada hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor menunjukkan angka di sekitar angka 1. Kesimpulannya
bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi pada penelitian ini.
3.
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Berganda Kualitas Produk dan Kualitas Layanan\
Terhadap Kepuasan Konsumen
Variabel
Dependen
Variabel Independen
Koef.
Regresi
thitung
Sig.
Partial
correlation
Kepuasan
Konsumen (Y)
Kualitas Produk (X1)
0.022
2.770
0.007
0.277
Kualitas Layanan (X2)
0.023
6.176
0.000
0.541
Konstanta
R
= 2,536
= 0,768
Fhitung
Sig.F
= 66,097
= 0,000
50
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Adj R square
= 0,581
R square
= 0,590
Sumber : data primer diolah, 2014
1.
2.
3.
Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui bahwa :
Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel dianggap nol, maka
besarnya nilai kepuasan konsumen adalah sebesar nilai konstanta yaitu sebesar
2,536. Koefisien regresi kualitas produk (X1) diperoleh nilai sebesar 0,022 dengan
tanda koefisien positif berarti kualitas produk (X1) mempunyai pengaruh sebesar 22
% terhadap kepuasan konsumen. Koefisien regresi kualitas layanan (X2) diperoleh
nilai sebesar 0,023 dengan tanda koefisien positif berarti kualitas layanan (X2)
mempunyai pengaruh sebesar 23% terhadap kepuasan konsumen.
Hubungan variabel kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan
konsumen adalah sangat erat, hal ini ditunjukkan dengan nilai R = 0,768, artinya
hubungan kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen adalah
sebesar 76,8%.
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,581 yang berarti besarnya variasi sumbangan seluruh
variabel bebas (kualitas produk dan kualitas layanan) terhadap variabel terikatnya
(kepuasan konsumen) adalah sebesar 58,1% sedangkan sisanya 41,9% dijelaskan
oleh variabel bebas yang ada diluar analisis atau penelitian ini.
B.
Pengujian Hipotesis
1.
Uji t
Tabel 3
Rangkuman Nilai t hitung dan t tabel serta Nilai Partial Korelasi
dari variabel Kualitas Produk dan variabel Kualitas Layanan
Variabel Independen
Koef.
Regresi
thitung
ttabel
Partial
correlation
Kualitas Produk (X1)
0.022
2.770
1,986
0.277
Kualitas Layanan (X2)
0.023
6.176
1,986
0.541
Sumber : data primer diolah, 2014
Hipotesis pertama dan kedua menyatakan diduga kualitas produk dan kualitas layanan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada perumahan
Komplek AMD Permai Banjarmasin dapat diterima. Ini diketahui berdasarkan Tabel 3
bahwa perbandingan antara nilai thitung dengan ttabel pada kualitas produk yaitu thitung = 2,770
> ttabel = 1,986 dan kualitas layanan yaitu thitung = 6,176 > ttabel = 1,986 menunjukkan bahwa
semua variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.
2.
Uji F
Hipotesis ketiga menyatakan diduga kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen pada perumahan Komplek AMD Permai
Banjarmasin dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan pada Tabel 2 di atas diketahui
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
51
bahwa nilai Fhitung sebesar 66,097 > Ftabel 3,10 yang berarti bahwa variabel bebas secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
A.
Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini ada pengaruh signifikan kualitas produk terhadap kepuasan
konsumen perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Panji (2012 : 8) dan Maretta dan Tarwiyah (2013 : 5) bahwa kualitas
produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sesuai juga dengan teori
Kotler dan Keller (2009 : 243) bahwa kualitas produk berkaitan dengan kepuasan konsumen
dan akan mempengaruhi perilaku konsumen berikutnya.
Kualitas layanan ada pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Siew Phaik Loke, et.al. (2011 : 128) dan Heryanto
(2011 : 15) menyatakan kualitas layanan ada pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen, sesuai juga dengan teori Kotler dan Keller (2009 : 243) menyatakan kualitas
layanan akan dipersepsikan sebagai kualitas yang memuaskan jika layanan yang diterima
sesuai dengan harapan.
Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Yuzza (2006 : 66), Rachmad (2009 : 70), Satrio Wibowo (2009 : 48) serta
Maretta dan Tarwiyah (2013 : 11) yang menyatakan kualitas produk dan kualitas layanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian juga sesuai dengan
pernyataan Mowen dan Minor (2002 : 90) kepuasan konsumen sebagai sikap yang ditunjukan
konsumen atas produk dan layanan setelah mereka memperoleh dan menggunakan produk
atau layanan tersebut.
B.
Implikasi Manajerial
Penilaian konsumen atas perumahan yang dihasilkan oleh pengembang sangat penting
karena berpengaruh terhadap kepuasan konsumen perumahan. Maka perumahan dianggap
berkualitas bila memperhatikan bahan dan proses pengerjaan bangunan sesuai dengan
standar karena berkaitan dengan daya tahan perumahan tersebut. Desain dan bentuk rumah
supaya tidak membosankan dan monoton maka dibuat lebih bervariasi agar menarik dan
berbeda dengan perumahan lain. Untuk menarik konsumen dan menambah manfaat dari
perumahan maka sangat penting pembuatan pagar karena menyangkut keamanan penghuni
perumahan dan pembuatan saluran air supaya tidak tergenag di jalan karena bisa merusak
jalan.
Penilaian konsumen atas kualitas layanan yang ditawarkan oleh pengembang
berhubungan dengan kepuasan konsumen perumahan sesuai dengan keinginan mereka.
Maka layanan yang diberikan dianggap berkualitas bila lingkungan perumahan dirasakan
aman oleh konsumen dengan adanya tenaga keamanan yang lebih banyak dapat memperkecil
risiko kehilangan. Masalah yang dihadapi konsumen seperti perbaikan jalan yang ditanggapi
52
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
perngembang akan menimbulkan persepsi positif pada pengembang bahwa karyawan
pemasaran memperhatikan kepentingan konsumen perumahan. Menyangkut fasilitas fisik
maka hasil bangunan sesuai dengan keinginan konsumen dan adanya fasilitas umum yang
disediakan pengembang dapat menimbulkan kepuasan konsumen perumahan. Ketepatan
penyerahan dokumen kepemilikan rumah seperti sertifikat oleh pengembang agar konsumen
tidak terlalu lama menunggu kepastian penyerahan tersebut dengan cara sebelum terjadi
transaksi dilakukan pemecahan sertifikat. Begitu juga bila ada keluhan yang menyangkut
kualitas perumahan dan layanan ditanggapi dengan segera oleh pengembang apalagi keluhan
yang berulangkali dilaporkan.
C.
Keterbatasan Penelitian
1.
Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kualitas produk dan
kualitas layanan peneliti menyadari masih ada variabel-variabel lain yang diduga
mampu mempengaruhi kepuasan konsumen.
Objek penelitian peneliti terbatas pada penghuni perumahan.
2.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh berbagai kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen perumahan
Komplek AMD Permai Banjarmasin.
2.
Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen perumahan
Komplek AMD Permai Banjarmasin.
3.
Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen perumahan Komplek AMD Permai Banjarmasin.
A.
Saran-Saran
1.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen lain seperti
harga (Panji, 2012) serta lokasi (Fifyanita dan Mustafa, 2012) dan objek penelitian
dilakukan dari pihak pengembang perumahan.
Pihak pengembang perumahan Komplek AMD Permai Banjarmasin agar
meningkatkan kualitas produknya seperti menggunakan bahan bangunan yang lebih
berkualitas, desain depan rumah dan bentuk rumah lebih bervariasi supaya berbeda
dengan perusahaan yang sejenis, tersedia pagar dan saluran drainase.
Hasil penelitian ditemukan bahwa kualitas layanan yang diberikan pengembang
perumahan komplek AMD Permai Banjarmasin pada konsumen perumahan selama
ini sudah cukup baik. Yang perlu ditingkatkan lagi seperti tersedianya fasilitas
umum, karyawan yang cepat menanggapi masalah yang terjadi pada konsumen
perumahan, perlu ditambah tenaga keamanan dan disediakan pos keamanan serta
dilakukan pemecahan sertifikat supaya tidak terlambat penyerahannya.
2.
3.
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
53
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. W, Djumilah. Z dan Agung. Y, 2010, “Analisisi Kualitas Pelayanan dan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus pada PT. Kereta Api
DAOP8 Surabaya)”, Wacana, Vol. 13, no. 1
A. Putri, Yani, 2012, Segudang Masalah Konsumen Perumahan (www.ylki.or.id, akses
3-12-2013)
Bayhaqi, Yuzza, 2006, “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Keunggulan Produk
Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya pada Minat Membeli Ulang (Studi
Kasus pada Auto Bridal Semarang)”, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang
Data Anggota REI Kalsel dan Banjarmasin. REI Kalsel.
Data realisasi perumahan, tahun 2009 – 2012 dan rencana realisasi tahun 2013 anggota
REI Kalsel. REI Kalsel
Data realisasi permintaan perumahan, kota Banjarmasin tahun 2009 – 2012. REI Kalsel
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001, “Strategi Menaklukan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, Gramedia Pustaka, Jakarta
Fifyanita, Ghanimata dan Mustafa. Kamal, 2012, “Analisis Pengaruh Harga, Kualitas
Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Juwana Elrina Semarang)”,
Diponegoro Journal of Management, vol. 1, no. 2, hal 1-10
Ginting Maretta, dan Tarwiyah 2013, “Pengaruh Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen”, Jurnal Manajemen Bisnis STIE IBBI, vol. 19 no.1
Gregorius, Chandra, 2002, Strategi dan Program Pemasaran, Edisi Pertama, Andi,
Yogyakarta.
Griselda, Gretel dan Tagor, Muda Panjaitan, 2007, “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Restauran Pulau Dua”, DeReMa Jurnal Manajemen,
Vol. 2, no. 1
Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarsono Zain, Edisi
Keempat, Erlangga, Jakarta.
Heryanto, 2011, “Effect of Service Quality on Customer Satisfaction With Bank Nagari
Main Branch Padang”, International Journal of Business and Management Tomorrow,
vol. 1, no. 2
Hidayat, Rachmad, 2009, “Pengaruh Kualitas Layanan Kualitas Produk dan Nilai Nasabah
Terhadap Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri”, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 11, no. 1, hal 59-72
Irawan Andy, Nurhayati Indyastuti dan Suliyanto (2010), “Pengaruh Kualitas Fitur,
Desain, Iklan, Kepuasan Konsumen dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap
Keinginan Berpindah Merk Handphone (Survey Pada Pengguna hp di Purwokerto”,
Jurnal Performance: volume 11 no.1, hal 83 – 106
Irawan Handi, 2008, Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan, Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Jakarta.
54
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Istianto, John Hendra dan Maria, Josephin Tyra, 2011, “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto”, Jurnal Ekonomi dan
Informasi Akuntansi, Vol. 1, no. 3
Jakpar, Shaharudin, et al, 2012, “Examining The Product Quality Attributes The Influences
Customer Satisfaction Most When The Price Was Discounted : A Case Study In
Kuching Serawak”, International Journal of Business and Social Science”, vol. 3,
no. 23
Jumlah Rumah Tangga Menurut Wilayah Administrasi dan Status Kepemilikan Bangunan
Tempat Tinggal di Kota Banjarmasin Tahun 2011. BPS Banjarmasin
Kalimantan Selatan Dalam Angka Tahun 2011, BPS Prov Kalsel
Keuntungan Menjadi Anggota REI Kalsel. REI Kalsel.
Kotler, Phillip dan Gary Armstrong, 2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi 12, Erlangga,
Jakarta
, 2001, Principles of Marketing, Edisi 9th ed, New Jersey, Prentice Hall
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 2,
Airlangga, Jakarta
Kurniawan, Panji, 2012, “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan
konsumen pada Produk Teh Botol Sosro”, Jurnal Multi Word-Blog Bina DarmaUniversitas bina Darma Palembang, http//blog binadarma. Ac.id/Heriyanto (19-032013)
Phaik Loke, Siew, Ayankunle Adegbite Taiwo, Hanusah Mat Salim dan Alan. G. Dawne
2011, “Service Quality and Customer Satisfaction in a telecommunication Service
Powder,” International Conference on Financial Managementand Economics
IPEDR, vol 11
Lovelock, Christopher. H dan Lauren, KW, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Indeks,
Jakarta
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, 2009, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, Salemba
Empat, Jakarta
Mullin, JW, Orville, CW, 2005, Marketing Management a Strategic Decision, Fifth
Edistion, New York, Mc Grow Hill
Mundir Abdillah, Ilmiah, Jurnal.blogspot.com/2012/ kualitas produk.com (6-3-2014)
Mowen, John. C dan Michael, Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Edisi 5, Airlangga, Jakarta
Penyebab Kenaikan dan Penurunan Permintaan Perumahan di Kalsel dan Banjarmasin
Tahun 2009-2012. REI Kalsel
Priyatno Dwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS, MediaKom, Yogyakarta.
Produktivitas.blogspot.com/2012/06/produktivitas-melalui-dimensi-kualitas.htm
2014)
Realitasindonesia.blogspot.con/2013/02/rumahku-istanaku.html (03-12-2013)
(6-3-
Risnawati & Nuril Huda, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan...
55
Retnaningsih, Dian, 2009, “Analisis Pengaruh Mutu Produk dan Persepsi Harga Terhadap
minat Beli (Studi Kasus Pada PT. Star One Mitra Telekomonikasi)”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang
Ririh, Natalia, 2012, “Backlog Perumahan Antara Keprihatinan dan Peluang”, Kompas.
com (12-03-2013)
Rumahbangun.com. tip-tip desain dan bangun rumah (03-12-2013)
Saidani, Basrah dan Samsul Arifin (2012), “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada Ranch Market”, Jurnal
riset Manajemen Sains Indonesia Vol 3 no 1
Simamora, Henry, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, STIE
YKPN, Yogjakarta
Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Selatanm 2011. BPS Prov Kalsel
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D), Alfabeta, Bandung
Sunyoto, Danang, 2012, Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, CAPS,
Yogjakarta
Supranto, 2001, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Suryani, Tatik, 2008, Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta
Tjiptono, Fandy dan Gregorius, Chandra, 2011, Service Quality and Satisfaction, Edisi 3,
Andi, Yogjakarta
Umar, Husein, 2011, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
, 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta
Target REI Kalsel Meleset, Radar Banjarmasin, 16 Januari 2013, Hal. 24
13,6 Juta Penduduk Indonesia Belum Memiliki Rumah, Realestet Indonesia, 2011, vol. 4,
Edisi 11, hal. 22
Peningkatan Penjualan Rumah di Indonesia, 2011, vol. 4, Edisi 11, hal. 25
Bantuan Dana Pemerintah untuk Perumahan, 2011, vol. 5, Edisi 11, hal. 22
Tersendatnya Program KPR FLPP dan Pemerintah, 2012, vol. 6, Edisi 3, hal. 9
Wibowo, Satrio, 2009, “Analisis Pengaruh Keunggulan Produk dan Kualitas Pelayanan
Pasca Huni Terhadap Kepuasan Penghuni Rumah (Studi Kasus Pada Perumahan
Bukit Semarang Baru). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang
www.carikredit.com/berita/detail/29/11/2012/Indonesia-butuh-1,4juta-unit-rumah-baru
(12-03-2013)
Yiswinilam, 2011. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial dan
Kebudayaan, www.google.com (12-03-2013)
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KATINGAN
Royen Bertoni Sitorus
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Ahmad Alim Bachri
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
This study aims to identify and analyze the influence of work motivation (X1)
and work discipline (X2) as independent variables either simultaneously or
partially on the performance of the employee Department of Transportation,
Communication and Information Katingan. As well as to determine, which
dominant variable effect on performance employees.
The methods of this research are using questionnaires with a sample of 63
employees of the Department of Transportation, Communication and Information
Katingan. Measurement variables using Likert scale with a score of 1 to 5.
To determine the effect of work motivation variables (X1) and work discipline
variable (X2) on employee performance, using by linear regression analysis and
to test the significant level using the F test and t-test with SPSS .
The results simultaneously and partially suggests that work motivation variables
(X1) and work discipline variable (X2) significant positive effect on employee
performance (Y). The results of the study also showed, that motivational
variables (X1) is the most dominant variables on performance Department of
Transportation employee, Communication and Information Katingan.
Keyword :
Motivation, Work Discipline, Performance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi
kerja (X1) dan disiplin kerja (X2) sebagai variabel independen baik secara
simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan, serta untuk mengetahui
variabel mana yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.
57
58
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Metode penelitian menggunakan kuesioner dengan sampel sebanyak 63 orang
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1 hingga 5.
Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja (X1) dan variabel disiplin
kerja (X2) terhadap kinerja pegawai dengan menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda dan untuk menguji tingkat signifikan menggunakan uji F dan
Uji t dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian secara simultan dan parsial menunjukkan bahwa variabel
motivasi kerja (X1) dan variabel disiplin kerja (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y), dan hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa variabel motivasi (X1) merupakan variabel yang paling dominan terhadap
kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan.
Kata Kunci :
Motivasi, Disiplin Kerja, Kinerja
PENDAHULUAN
Ruang lingkup penelitian adalah Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Katingan. Kondisi Kabupaten Katingan yang dijadikan subjek dalam
penelitian ini merupakan daerah baru, menyebabkan sarana dan prasarana di lingkungan
Pemerintahan masih dirasakan kurang. Wexley dan Yukl (2000:97) mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi. Disiplin
kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin pegawai akan
berusaha untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dan kinerja yang dihasilkan
menjadi lebih bagus. Bagi Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan permasalahan kinerja menjadi faktor penting, karena berpengaruh
terhadap keberhasilan pengelolaan daerah terutama dalam otonomi daerah. Sebagaimana
diketahui bahwa dengan otonomi daerah tersebut pemerintah daerah telah memperoleh
kewenangan pengelolaan daerah bagi kepentingan daerah dan masyarakatnya sehingga
konsekuensinya pemerintah daerah harus mampu memenuhi kepentingan masyarakat
melalui pembangunan dan pelayanan yang lebih baik.
Permasalahan kinerja pegawai dapat dilihat dari masih adanya pegawai yang keluar
kantor diwaktu jam kerja dengan kepentingan pribadinya. Rendahnya disiplin pegawai dari
hasil pengamatan awal dilapangan menunjukkan rendahnya tingkat kedisiplinan pegawai
terlihat dari pegawai yang masuk kerja siang (jam 08.00 WIB) dan pulangnya awal (sebelum
jam 15.30 WIB) dari ketentuan masuk kerja jam 07.00 WIB dan pulang jam 15.30 WIB.
Disamping hal tersebut juga menurunnya disiplin pegawai yang ditandai dengan absensi
kehadiran apel pagi dan siang. Pelaksanaan tugas rutin seperti apel pagi dan siang yang
mengikuti hanya sedikit dan orang tertentu, pulang kerja belum waktunya.
Rata-rata tingkat kehadiran pegawai tahun 2012 pada pelaksanaan apel pagi dan
apel siang yang merupakan salah satu indikator yang dijadikan rujukan dalam pengukuran
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
59
disiplin mencapai 21,18 % pegawai yang tidak hadir untuk apel pagi dan 23,51 % untuk
pegawai yang tidak hadir pada apel sore. Artinya angka tersebut menunjukkan bukti tidak
disiplinnya pegawai dalam mematuhi salah satu aturan yang semestinya ditaati sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan aturan disiplin tidak berjalan sesuai keinginan
manajemen instansi, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya motivasi karyawan yang berdampak
pada menurunnya produktifitas kerja sehingga pencapaian sasaran instansi menjadi
terhambat. Maka hal ini akan berdampak terhadap pelayanan di masyarakat terutama
pada pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor/yang laik motor di Balai PKB (Pengujian
Kendaraan Bermotor). Selain itu dari wawancara awal dengan masyarakat, banyak keluhan
dari masyarakat bahwa ada jam-jam tertentu pelayanan masih belum buka, ini diakibatkan
karena banyak pegawai yang tidak datang ke kantor tepat pada waktunya sehingga petugas
tidak melayani pada jam kerja. Dengan peningkatan disiplin kerja dan kemampuan kerja
pegawai diharapkan visi,misi, dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
Christoper Orpen (1997) meneliti mengenai pengaruh program 2 tahun bimbingan
dengan 39 mentor yang dimana objek penelitiannya pada perusahaan manufaktur yang
meneliti motivasi kerja, komitmen organisasional dan kinerja karyawan yang dibimbing
dengan menggunakan analisis korelasi dan linier berganda untuk analisis datanya. Hasil
penelitian menyatakan bahwa hubungan antara 2 variabel mentoring dengan kinerja tidak
berhubungan signifikan, formal mentoring dapat meningkatkan motivasi dan komitmen,
akan tetapi tidak dapat meningkatkan kinerjanya
Janice M. Beyer dan Harrison M. Trice (1984) menggunakan lima model variabel
yang terkait dengan penggunaan dan pengaruh disiplin, yaitu: (1) karakteristik karyawan,
(2) karakteristik dari pengawas menggunakan disiplin, (3) karakteristik interaksi mereka,
(4) variabel yang menggambarkan konteks organisasi sekitarnya dan (5) variabel yang
menggambarkan perilaku spesifik dan peristiwa penggunaan disiplin. Hasil menunjukan
bahwa pengawasan dalam disiplin kerja selalu digunakan terutama sebagai respon terhadap
perilaku kerja dan mendukung dalam suatu pekerjaan. Selain itu, penggunaan disiplin kerja
memberikan efek yang kecil terhadap kinerja tetapi signifikan terhadap prestasi kerja
karyawan.
Berdasarkan paparan penelitian di atas, maka ditemukan Research gap tentang
pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja, ditemukan sudut pandang
yang berbeda yaitu :
1.
bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja, sedangkan penelitian Christoper
Orpen (1997) menemukan bahwa formal mentoring dapat meningkatkan motivasi
dan komitmen, akan tetapi tidak dapat meningkatkan kinerjanya.
2.
bahwa disiplin kerja mempengaruhi kinerja, sedangkan penelitian Janice M.
Beyer dan Harrison M. Trice (1984) menemukan bahwa penggunaan disiplin kerja
memberikan efek yang kecil terhadap kinerja tetapi signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan.
Bertolak dari apa yang telah di uraikan diatas, maka masalah penelitian yang diangkat
adalah bagaimana pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja yang mempengaruhi kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
60
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
A.
Perumusan Masalah
1.
Apakah motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan.
Apakah motivasi kerja dan disiplin kerja secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan.
Dari variable motivasi kerja dan disiplin kerja, manakah yang berpengaruh dominan
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan.
2.
3.
B.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja
secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Katingan.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja secara
parsial terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan.
Untuk mengetahui variabel yang lebih dominan terhadap kinerja pegawai Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
2.
3.
C.
Manfaat Penelitian
1.
Hasil dari kajian yang dikembangkan dalam penelitian dapat menjadi bahan
pertimbangan dan tambahan informasi kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Katingan dalam hal motivasi kerja pegawai dan meninjau
disiplin kerja pegawai, terhadap kinerja pegawai.
Sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang pengembangan sumber daya manusia.
Memberikan tambahan informasi kepada peneliti dibidang sumber daya manusia
khususnya mengenai peningkatan kinerja karyawan.
2.
3.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
Landasan Teori
Motivasi Kerja
Menurut Mangkunegara (2006:61), Gibson (1996:185), Robbins (2003:208), Martoyo
(2000:165), motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan/instansi tempatnya bekerja dan motivasi juga merupakan kondisi atau energi
yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja
dapat memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
2.
61
Teori Motivasi
a.
Teori Motivasi Kepuasan
Teori ini untuk mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan
dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang. Teori kepuasan (Content
Theory) antara lain adalah :
1)
Teori Hierarki Kebutuhan (Need Hierarchi) dari Abraham Maslow.
2)
Teori Motivasi Klasik dari Taylor
3)
Teori Dua Faktor (Two Factor) dari Fredrick Herzberg
4)
Teori ERG (Existence, Relatedness and Growth) dari Alderfer
5)
Teori Motivasi Prestasi (Archivement Motivation) dari Mc Clelland
3.
Model Motivasi
a.
Model Tradisional
b.
Model Hubungan Manusiawi (Human Relation Model)
c.
Model Sumber Daya Manusia (Human Resources Model)
4.
Tujuan Motivasi
Pemberian motivasi kepada bawahan menurut Hasibuan (2005) bertujuan agar
dapat :
a.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
b.
Meningkatkan kinerja pegawai
c.
Mempertahankan kestabilan pegawai dalam organisasi
d.
Meningkatkan kedisiplinan pegawai
e.
Mengefektifkan pengadaan pegawai
f.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi pegawai
h.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai
i.
Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas
j.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
5.
Disiplin Kerja
Moenir (2001:56) mengemukakan pentingnya disiplin dalam suatu kegiatan. Disiplin
merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan suatu kegiatan karena disiplin berpengaruh
terhadap efektivitas kerja dan efisiensi terhadap tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa
berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesungguhan disiplin dan
keahlian. Jika salah satu tidak ada maka hasil kegiatan akan menurun baik kualitas maupun
kuantitasnya.
a.
Tujuan Disiplin Kerja
Tujuan utama pendisiplinan adalah untuk mendorong karyawan berprilaku
sepantasnya ditempat kerja, dimana perilaku yang sepantasnya ditetapkan sebagai
kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur, didalam organisasi perusahaan. Pada
62
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
dasarnya peraturan dan prosedur berfungsi sama dengan peraturan perundang
-undangan dimata masyarakat.
b.
Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Menurut Saydam (2000:205) banyak faktor yang mempengaruhi tegak
tidaknya suatu disiplin dalam suatu organisasi atau persahaan. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1)
Besar kecilnya pemberian kompensasi
2)
Ada tidaknya keteladanan pimpinan
3)
Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
4)
Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
5)
Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
6)
Ada tidaknya perhatian kepada karyawan.
7)
Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
c.
Proses Pendisiplinan
Menurut Dessler (1993:85) proses pendisiplinan yang pantas dan adil diedarkan
atas tiga syarat:
1)
Peraturan dan prosedur yang jelas
2)
Sistem hukum progresif
3)
Proses banding
6.
Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai atau dapat diartikan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kuantitas
dan kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001:67). Sedangkan
menurut Mangkuprawira (2007:153) kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan
tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi
bersangkutan. Ukuran kinerja karyawan dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu,
sesuai standar organisasi atau perusahaan.
a.
Pengukuran Kinerja
Untuk mendefinisikan ukuran kinerja maka dalam penelitian ini menggunakan
tiga indikator dari Dharma (2003:355) yaitu :
1)
Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan.
2)
Kualitas kerja, yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang harus diselesaikan.
3)
Ketepatan atau kesesuaian waktu, yaitu menyangkut kesesuaian waktu
penyelesaian pekerjaan dengan alokasi waktu yang direncanakan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan.
b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Sutemeister (dalam Srimulyo, 1999:40-41) mengemukakan
pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
1)
2)
63
Faktor Kemampuan (Ability)
a) Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat
b) Ketrampilan : kecakapan dan kepribadian.
Faktor Motivasi (Motivation)
a) Kondisi sosial : organisasi formal dan informal, kepemimpinan
b) Serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistik
c)
Kondisi fisik : lingkungan kerja.
Menurut Wexley dan Yukl (2000:97) mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi. Setiyawan dan
Waridin (2006:181-198) membuktikan, faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
adalah disiplin kerja dan budaya organisasi.
7.
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Motivasi merupakan daya dorong agar seseorang melakukan suatu pekerjaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robbins (2008:225) motivasi berarti
dorongan atau penggerak. Motivasi diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Memotivasi perilaku
yang berkaitan dengan pekerjaan akan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan
organisasional.
8.
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Menurut Gouzali Saydam (2000:286) keteladanan pimpinan dalam lingkungan
perusahaan sangat mempengaruhi disiplin kerja karyawan, karena seluruh karyawan
akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat mengendalikan dirnya dari ucapan.
Perbuatan dan sikap yang dapt merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Bila
pimpinan mampu untuk memotivasi karyawan, mengawasi pekerjaannya dan mampu untuk
melaksanakan kerjasama dengan karyawan serta memberikan sanksi kepada mereka dalam
hal ini tentu saja akan meningkatkan hasil kerja mereka yang tentunya akan meningkatkan
prestasi kerja karyawan.
Pentingnya peranan disiplin juga dikemukakan oleh Musanef (1994:116) yang
berpendapat bahwa: ”Disiplin juga tidak kalah pentingnya dengan prinsip-prinsip lainnya
artinya disiplin setiap pegawai selalu mempengaruhi hasil prestasi kerja. Oleh sebab itu
dalam setiap organisasi perlu ditegaskan disiplin pegawai-pegawainya. Melalui disiplin
yang tinggi produktivitas kerja pegawai pada pokoknya dapat ditingkatkan. Oleh sebab
itu perlu ditanamkan kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik-baiknya”. Disiplin kerja
bila pegawai datang tepat waktu, mempergunakan alat kantor dengan rasa tanggungjawab,
hasil pekerjaan memuaskan dan bila bekerja dengan semangat tinggi (Laiterner,1983:71).
9.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan sehingga tercipta kegairahan kerja agar dapat bekerjasama, bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala daya upayanya pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
(Hasibuan 2000:142). Selain motivasi kerja, disiplin kerja merupakan suatu faktor yang
64
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena disiplin merupakan sesuatu yang
penting untuk organisasi dalam menciptakan efektifitas terhadap pekerjaan. Sesorang yang
mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan bekerja dengan baik tanpa adanya pengawasan.
Kedisiplinan yang terbentuk dalam diri karyawan tanpa adanya paksaan menimbulkan
hal yang baik dengan mentaati segala peraturan yang berlaku dalam organisasi dan akan
mencapai kematangan psikologis sehingga menimbulkan kinerja yang baik. Melalui disiplin
akan mencerminkan kekuatan dan keberhasilan dalam pekerjaannya (Rivai 2005:443).
10.
Penelitian Terdahulu
Dr. Victor Obule Ebuaral, Dr Maurice Ayodele Coker (2012), dengan judul penelitian
“Influence of Staff Discipline and Attitude to Work On Job Satisfaction Lecturers in
Tertiary Institutions in Cross River State”,
Agusthina Risambessy, Bambang Swasto, Armanu Thoyib, Endang Siti Astuti (2012),
dengan judul penelitian “The Influence of Transformational Leadership Style,
Motivation, Burnout towards Job Satisfaction and Employee Performance”,
Pooja Garg and Renu Rastogi (2005), dengan judul penelitian “New model of job design:
motivating employees’ performance”,
Christoper Orpen (1997), dengan judul penelitian “The Effect Of Formal Mentoring
On Employee Work Motivation, Organizational Commitment and Job Performance”,
Janice M. Beyer dan Harrison M. Trice (1984), dengan judul penelitian “A Field Study of
the Use and Perceived Effects of Discipline in Controlling Work Performance”,
Ramli E (2008), dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Pelawan”
Koesmono (2005), dengan judul penelitian “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”,
Joko Purnomo dan Bambang Setiaji (2000), dengan judul penelitian “Studi Tentang Kinerja
Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara”,
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Kerangka Konseptual
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Motivasi Kerja (X1)
H2
Kinerja Pegawai
(Y)
H4
H3
Disiplin Kerja (X2)
H1
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
65
Keterangan :
Pengaruh variabel secara Parsial
Pengaruh variabel secara Simultan
Pengaruh variabel yang lebih dominan
Sumber : Data Olahan (2013)
B.
Hipotesis
H1 : bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai.
H2 : bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
H3 : bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
H4 : bahwa motivasi kerja diharapkan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap
kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Tempat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian explonatory artinya penelitian
yang menjelaskan secara keseluruhan dari obyek yang diteliti dalam batas-batas tertentu.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan instrumen
daftar pernyataan atau kuesioner sebagai alat pengumpulan data dengan cross sectional.
Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan pada periode tahun 2013.
B.
Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Katingan
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan yang berjumlah 63 orang (tidak termasuk
Kepala Dinas). Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus, hal
ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2000:125) dimana apabila subjek penelitian kurang
dari 100 maka sampel penelitian sebaiknya diambil semua sehingga penelitian merupakan
penelitian populasi dengan metode sensus.
D.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1.
Variabel Penelitian
a.
Variabel dependen (Y) yaitu variabel kinerja pegawai
b.
Variabel independen (X) yaitu:
66
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
1)
2)
Motivasi Kerja (X1)
Disiplin Kerja (X2)
2.
Definisi Operasional Variabel
a.
Kinerja
1) Kualitas hasil kerja
2) Kuantitas hasil kerja
3) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas (Dharma
2003:355)
b.
Motivasi Kerja
1) Motivasi atas kebutuhan dari pekerjaan
2) Pengharapan atas lingkungan kerja
3) Kebutuhan atas imbalan (Sopiah 2008:173)
c.
Disiplin Kerja
1) Ketaatan pada hasil kerja
2) Kepatuhan pada peraturan
3) Keteraturan dalam bekerja (Byars dan Rue 1995:357), (Prijadarminto
2003)
E.
Pengumpulan Data
1.
Wawancara. Melakukan pengumpulan data dengan wawancara langsung tentang
hal-hal yang erat hubungannya dengan penelitian ini.
Kuesioner. Teknik ini dilakukan dengan cara penyebaran daftar pertanyaan pada
seluruh responden yang terpilih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
disediakan yang disesuaikan dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian.
Sementara itu butir-butir pertanyaan kuesioner dibuat dalam bentuk pilihan ganda,
di mana setiap butir pertanyaan terdiri dari lima aftematif jawaban. Kemudian
data jawaban para responden diberi skor dengan menggunakan sistem Skala Likert.
Dalam hal ini ada lima klasifikasi jawaban yang diberikan dengan kemungkinan
pemberian skor sebagai berikut: Skor 5 = sangat setuju, Skor 4 = setuju, Skor 3 = raguragu, Skor 2 = tidak setuju dan Skor 1 = sangat tidak setuju
2.
F.
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan pada kuesioner
yang harus dibuang/diganti yang dianggap tidak relevan (Umar, 2010:52). Pengujian
validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor jawaban yang diperoleh pada setiap
item dengan skor total dari keseluruhan item. Korelasi dihitung dengan menggunakan
teknik korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antar dua variabel
Pengujian valid tidaknya suatu instrumen dengan menggunakan syarat minimum
pada butir, yaitu jika harga korelasi atau r = 0,3 maka butir instrumen tersebut dinyatakan
valid, bila skor total kurang dari 0,3 maka dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2008:178).
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
67
2.
Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas (keandalan) adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responder
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Teknik
dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Alpha Cronboach. Hasil perhitungan
selanjutnya dibandingkan dengan angka koefisien r yaitu sebesar 0,60 (Ghozali,
2001:76), jika koefisien alpha lebih besar dari koefisien r maka kuesioner dikatakan
reliable.
G.
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal atau tidak (Santoso 2010:210).
Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov dan normal probability plot dengan melihat penyebaran (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik dimana jika data menyebar disekitar garis diagonal maka
model memenuhi asumsi normalitas dan jika menyebar jauh dari garis diagonal maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria probabilitas adalah sebagai
berikut Ghozali (2007:112):
a.
Bila nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov bernilai di bawah 0.05 maka
data tidak berdistribusi normal.
b.
Bila nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov bernilai di atas 0.05 maka data
berdistribusi normal.
2.
Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas digunakan untuk apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak tejadi
korelasi di antara variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling berkorelasi maka variabel
ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesama
variabel bebas = 0. Dalam penelitian ini uji multikolineritas dengan melihat nilai VIF
(Variance Inflation factor) dan nilai tolerance dimana pedoman suatu model regresi yang
bebas multikolineritas adalah jika nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati
1 (Santoso, 2010:206).
3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
tidak terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka
disebut homoskedastisitas. Jika variannya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini dengan menggunakan metode grafik Scatterplot of Regression Studentized
Residual antara SRESID dan ZPERED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi
dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
68
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu menyempit) berati terjadi
heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2010:210).
4.
Uji Outlier
Apabila data yang didapat setelah melakukan uji normalitas ternyata tidak
berdistribusi normal maka data tersebut dapat diusahakan untuk diubah menjadi data yang
berdistribusi normal dengan cara menggunakan uji outlier ini. Deteksi dapat dilakukan
dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan
cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut z-score,
yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan
satu (Ghozali, 2007:36). Menurut Santoso (2002:50) uji outlier dapat dilakukan dengan
nilai z antara -1.96 atau +1.96.
H.
Sumber Data
1.
Data Primer adalah data yang didapat melalui pembagian kuisioner terhadap
responden dalam hal ini adalah pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Katingan.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan data yang diambil dari
arsip Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan yang
berkaitan dan relevan dengan penelitian.
2.
I.
Metode Analisis Data
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa, regresi linier
berganda. Regresi berasal dari kata regress yaitu bergerak menuju sifat-sifat populasinya
atau induknya (Setiaji, 2004:6). Model regresi linier berganda dipergunakan dalam
penelitian ini disebabkan karena: 1) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas lebih dari
satu variabel terhadap variabel terikat. Analisis regresi dapat digunakan untuk menganalisis
suatu hubungan kausal/sebab akibat artinya dimana keadaan satu variabel disebabkan atau
ditentukan oleh keadaan satu atau lebih variabel lain sehingga regresi dijabarkan sebagai
peramalan nilai dari satu variabel dalam hubungan/pengaruhnya dengan variabel yang lain
dengan persamaan garis regresi (Hasan, 2004:45)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara simultan dan parsial.
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan/bersamasama mempengaruhi
variabel terikat dilakukan dengan uji statistik F (uji F) sedangkan untuk menguji hipotesis
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial diperlukan pengujian
ketepatan parameter penduga (uji t).
1.
Uji Simultan (uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2001:98). Untuk menguji hipotesis penelitian, maka
dirumuskan sebagai berikut :
Ho : b = 0 (tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel motivasi
kerja, disiplin kerja terhadap variabel kinerja).
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
69
Ha : b  0 (ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel motivasi kerja,
disiplin kerja terhadap variabel kinerja).
Pembuktian dengan cara membandingkan nilai F kritis (F tabel) dengan F hitung
yang terdapat dalam analysis of variance. Untuk menentukan nilai F tabel dengan tingkat
signifikasi 5 % dengan derajat kebebasan/degree of fedora df = (n-k) dan (k-1) dimana
n adalah jumlah observasi. Adapun kriteria uji yang digunakan adalah :
Jika F hitung F tabel maka Ho ditolak dan jika F hitung F tabel Ho diterima.
2.
Uji Parsial (uji t)
Uji t pada dasarnya seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual
dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001:97). Formulasi pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
Ho : b = 0 (variabel bebas tidak berpengaruh signifikan dengan variabel terikat).
Ha : b  0 (variabel bebas berpengaruh signifikan dengan variabel terikat). Untuk
menentukan nilai statistik tabel, ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan
derajat kebebasan/degree of firedom df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah observasi
dan k adalah jumlah variabel.
Jika nilai t hitung dari t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak demikian pula sebaliknya
jika t hitung dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.
Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji besarnya persentase variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai koefisien deteminasi
adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variable-variabel dependen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen
(Ghozali, 2005).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Kabupaten Katingan merupakan kabupaten yang baru dimekarkan dari kabupaten
Kotawaringin Timur (Sampit) dalam Propinsi Kalimantan Tengah. Sebagaimana dietahui,
ibu kota kabupaten ini terletak di Kasongan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 17.800
km² dan berpenduduk sebanyak 141.205 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Semboyan kabupaten ini adalah “Penyang Hinje Simpei”. Kabupaten ini terdiri dari 13
kecamatan. Hingga tahun 2003, pemanfaatan lahan utama di Kabupaten Katingan terdiri
dari perkampungan, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan,
hutan kosong dan rusak, perairan dan lainnya. Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan
masih berupa hutan belukar dan hutan lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar nomor
2 (dua), yaitu sekitar 11% sehingga penggunaan lahan lainnya tidak sampai 10%. Lokasi
pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di Kecamatan Katingan
Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove). Secara keseluruhan tata
70
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
guna lahan di wilayah ini berupa kampung/permukiman: 19.285,60 ha, industri: 3.156,50 ha,
sawah: 75.327,50 ha, tanah kering: 109.847,40 ha, kebun campuran: 0,00 ha, perkebunan:
37.277,10 ha, hutan: 253.816,50 ha, semak, padang rumput: 0,00 ha, hutan kosong, rusak:
854.403,80 ha, perairan dan lainnya: 193.118,70 ha.
B.
Analisis Deskriptif Jawaban Responden
1.
Variabel Motivasi Kerja (X1)
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja (X1)
Tanggapan
Variabel
(X1)
2.
STS
RR
S
SS
Mean
%
X 1.1
0
0
8
12,7%
16
25,4%
30
47,6%
9
14,3%
3,63
72,6
X 1.2
0
0
0
0
9
14,3%
37
58,7%
17
27%
4,13
82,6
X 1.3
0
0
3
4,8%
23
36,5%
32
50,8%
5
7,9%
3,62
72,4
X 1.4
0
0
0
0
2
3,2%
32
50,8%
29
46%
4,43
88,6
X 1.5
0
0
2
3,2%
6
9,5%
34
54%
21
33,3%
4,17
83,4
X 1.6
0
0
6
9,5%
11
17,5%
33
52,4%
13
20,6%
3,84
76,8
X 1.7
1
1,6%
11
17,5%
30
47,6%
19
30,2%
2
3,2%
3,16
63,2
X 1.8
0
0
8
12,7%
24
38,1%
23
36,5%
8
12,7%
3,49
69,8
Variabel Displin Kerja (X2)
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)
Tanggapan
Variabel
(X2)
3.
TS
STS
TS
RR
SS
S
Mean
%
X 2.1
1
1,6%
5
7,9%
19
30,2%
23
36,5%
15
23,8%
3,73
74,6
X 2.2
3
4,8%
7
11,1%
12
19%
28
44,4%
13
20,6%
3,65
73
X 2.3
35
55,6%
14
22,2%
8
12,7%
6
9,5%
0
0
1,76
35,2
X 2.4
0
0
0
0
7
11,10%
45
71,4%
11
17,5%
4,06
81,2
X 2.5
0
0
0
0
22
34,9%
32
50,8%
9
14,3%
3,79
75,8
X 2.6
0
0
0
0
8
12,7%
35
55,6%
20
31,7%
4,19
83,8
X 2.7
0
0
1
1,6%
13
20,6%
29
46%
20
31,7%
4,08
81,6
X 2.8
0
0
0
0
7
11,1%
38
60,3%
18
28,6%
4,17
83,4
Variabel Kinerja (Y)
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y)
Tanggapan
Variabel (Y)
STS
TS
RR
S
Mean
%
SS
Y 1.1
0
0
0
0
4
6,3%
49
77,8%
10
15,9%
4,1
82
Y 1.2
0
0
3
4,8%
8
12,7%
41
65,1%
11
17,5%
3,95
79
Y 1.3
0
0
0
0
14
22,2%
42
66,7%
7
11,1%
3,89
77,8
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
Tanggapan
Variabel (Y)
STS
4.
TS
RR
S
Mean
%
71
SS
Y 1.4
0
0
0
0
8
12,7%
52
82,5%
3
4,8%
3,92
78,4
Y 1.5
0
0
0
0
5
7,9%
41
65,1%
17
27%
4,19
83,8
Y 1.6
0
0
6
9,5%
18
28,6%
31
49,2%
8
12,7%
3,65
73
Y 1.7
0
0
1
1,6%
9
14,3%
42
66,7%
11
17,5%
4
80
Y 1.8
0
0
0
0
8
12,7%
37
58,7%
18
28,6%
4,16
83,2
Uji Validitas dan Reliabilitas
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Variabel
Valid Variabel Motivasi
Kerja (X1)
Valid Variabel Disiplin
Kerja (X2)
Variabel Kinerja (Y)
Item
Koefisien
Korelasi (r)
Keterangan
X1.1
0,427
Valid
X1.2
0,568
Valid
X1.3
0,531
Valid
X1.4
0,408
Valid
X1.5
0,493
Valid
X1.6
0,524
Valid
X1.7
0,469
Valid
X1.8
0,493
Valid
X2.1
0,432
Valid
X2.2
0,560
Valid
X2.3
0,370
Valid
X2.4
0,446
Valid
X2.5
0,573
Valid
X2.6
0,450
Valid
X2.7
0,471
Valid
X2.8
0,483
Valid
Y1.1
0,553
Valid
Y1.2
0,518
Valid
Y1.3
0,489
Valid
Y1.4
0,538
Valid
Y1.5
0,412
Valid
Y1.6
0,572
Valid
Y1.7
0,618
Valid
Y1.8
0,561
Valid
Uji Reliabilitas
Alpha
cronbach
Keterangan
0,780
Reliable
0,757
Reliable
0,807
Reliable
Dengan membandingkan koeftsien korelasi dengan tingkat Alpha 0,05 yang berarti
valid dan Alpha 0,05 berarti tidak valid. Pengujian instrumen penelitian baik dan segi
validitas maupun reliabilitasnya terhadap 63 responden diperoleh hasil instrumen penelitian
yang dipergunakan adalah valid, dimana nilai korelasinya (r) lebih besar dari 0,3.
72
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
C.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel
Motivasi Kerja (X1)
Disiplin Kerja (X2)
Konstanta
R
R2
Adjusted R2
F hitung
Sig F
n
df1 = k-1
df2 = n-k
1.
2.
3.
D.
Koefisien
0,398
0,239
1,586
0,663
0,439
0,421
23,498
0,000
63
2
60
Kesalahan
standar
0,089
0,086
t hitung
4,486
2,771
signifikan
0,000
0,007
0,354
Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Konstanta sebesar 1,586 artinya jika motivasi kerja (X1) dan disiplin kerja (X2)
nilainya 0 (nol), maka kinerja pegawai sebesar 1,586.
Koefisien regresi motivasi kerja (X1) sebesar + 0,398 artinya jika motivasi kerja
mengalami kenaikan 1% atau 1 tingkatan, maka kinerja pegawai akan mengalami
peningkatan sebesar 0,398 atau 39,8% dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya
tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang searah antara motivasi
kerja dengan kinerja pegawai.
Koefisien regresi disiplin kerja (X2) sebesar + 0,239 artinya jika disiplin kerja
mengalami kenaikan 1% atau 1 tingkatan, maka kinerja pegawai akan mengalami
peningkatan sebesar 0,239 atau 23,9% dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya
tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang searah antara disiplin
kerja dengan kinerja pegawai.
Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu motivasi
kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependent yaitu
kinerja. Pengujian ini dimaksud untuk membuktikan rumusan :
H0 : b = 0 (tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel motivasi
kerja dan disiplin kerja terhadap variabel kinerja).
Ha : b  0 (ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel motivasi kerja
dan disiplin kerja terhadap variabel kinerja).
Pengujian ini dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel pada tingkat
kepercayaan sebesar 95% (>>
= 0,05) dengan interpretasi yaitu jika Fhitung
Ftabel
maka H0 ditolak dan bila Fhitung Ftabel maka H0 diterima. Pengujian secara simultan untuk
membuktikan hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini.
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
73
1.
Motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Fhitung sebesar 23,498 dengan
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel dengan 0,05 pada df=n-k dan k-1 sebesar 3,15 artinya
Fhitung 23,498 Ftabel 3,15. Dengan demikian bahwa hipotesis pertama terbukti bahwa secara
simultan/bersama-sama motivasi kerja dan disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramli (2008), bahwa disiplin kerja dan
motivasi kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
E.
Uji Parsial (Uji t)
Pengukuran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
menggunakan uji t, pembuktian hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dan
ttabel (nilai kritis) yang diperoleh dari tabel koefisien regresi dengan tingkat kepercayaan 95% (
= 0,05). Pengukuran ini untuk membuktikan rumusan hipotesis yaitu :
H0 : b = 0 (variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).
Ha : b  0 (variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).
H0 ditolak dan dapat dinyatakan bahwa nilai variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel bebas secara parsial dan jika thitung ttabel maka pembuktian H0 diterima
dan dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Nilai ttabel dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% ( = 0,05) dengan
df = (n-k-1) (63-3-1) = 59 adalah 1,671
1.
Variabel Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan
Hasil regresi antara variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh nilai
thitung = 4,486 ttabel = 1,671 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian bahwa
hipotesis kedua terbukti bahwa secara parsial variabel motivasi kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi kerja dengan
kinerja positif (+) hubungan searah, artinya pada saat intensitas motivasi kerja meningkat
maka kinerja meningkat dan bila intensitas motivasi kerja menurun maka kinerja pun
akan menurun. Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diungkapkan oleh Ramli
(2008), Dewanto (2008), bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
2.
Variabel Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan
Hasil regresi antara variabel disiplin kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh nilai
thitung = 2,771 ttabel = 1,671 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka hipotesis keitiga
terbukti bahwa secara parsial variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan
74
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja positif
(+) hubungan searah, artinya pada saat intensitas motivasi kerja meningkat maka kinerja
meningkat dan bila intensitas motivasi kerja menurun maka kinerja pun akan menurun.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diungkapkan oleh Ramli (2008), Dewanto
(2008), bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
F.
Uji Koefisien Korelasi Parsial
Hasil Uji Coefficients Correlations Partial
Variabel
Coefficients Correlations Partial
Motivasi Kerja (X1)
0,501
Disiplin Kerja (X2)
0,337
1.
Variabel motivasi kerja mempunyai nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,501.
Artinya variabel motivasi kerja secara parsial mempunyai kontribusi terhadap
kinerja karyawan sebesar 5%.
2.
Variabel disiplin kerja mempunyai nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,337.
Artinya variabel disiplin kerja secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja
karyawan sebesar 3,37%.
Berdasarkan nilai koefisien korelasi parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel
motivasi kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja pegawai Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika Kabupaten Katingan, karena memiliki nilai
Correlations Partial paling besar dibandingkan yang lainnya.
1.
Variabel Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja
pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Katingan
Hasil uji koefisien regresi pada variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
diperoleh R2 = 0,367. Sedangkan hasil uji koefisien regresi pada variabel disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai diperoleh R2 = 0,251. Maka hipotesis keempat terbukti bahwa
motivasi kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja pegawai Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan, karena variabel motivasi
kerja memiliki nilai koefisien determinasi parsial (R2) paling besar dibandingkan variabel
disiplin kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Srimulyo (1999), bahwa kinerja
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi.
G.
1.
Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi Teoritis
Hipotesis pertama terbukti bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan teori dari Hasibuan (2005), bahwa motivasi
bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawainya. Hasil ini mendukung hasil penelitian
Dewanto (2008) dan Ramli (2008), bahwa motivasi yang mendasari seseorang melaksanakan
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
75
pekerjaan merupakan faktor yang amat penting dan paling mempengaruhi terhadap kinerja
pegawai. Begitu juga dengan penelitian.
Hipotesis kedua terbukti bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan teori dari Moenir (2001), bahwa disiplin
merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan suatu kegiatan karena disiplin berpengaruh
terhadap efektivitas kerja dan efisiensi terhadap tujuan organisasi. Hasil ini mendukung
hasil penelitian Dewanto (2008) dan Ramli (2008), bahwa disiplin kerja mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan bahwa faktor motivasi kerja dan disiplin
kerja secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja, sedangkan faktor
motivasi kerja dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kabupaten Katingan.
Dan penelitian ini juga menghasilkan temuan bahwa variabel motivasi kerja mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Katingan
H.
Implikasi Manajerial
1.
Peran pimpinan instansi/kepala dinas harus lebih aktif agar lebih mendorong
pegawai sebagai bentuk motivasi dalam pencapaian tujuan instansi. Hal yang dapat
dilakukan oleh instansi agar dapat meningkatkan kinerja pegawainya antara lain
dengan pemberian penghargaan bagi pergawai yang berprestasi dengan memberikan
beasiswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau dapat berupa
kompensasi seperti hadiah yang dapat memicu kreatifitas kerja.
Instansi harus lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pengawasan dan meninjau
kembali aturan disiplin kerja, baik ketaatan pada hasil kerja, kepatuhan pada
peraturan serta keteraturan dalam bekerja agar dapat meningkatkan kinerja pegawai
itu sendiri.
2.
I.
Keterbatasan Penelitian
1.
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan yang populasi dan jumlah pegawai masih relative sedikit.
Penelitian ini hanya terbatas mencari pengaruh yang terbatas pada variabel motivasi
kerja dan disiplin kerja, sehingga kemungkinan masih banyak variabel lain yang
dapat mempengaruhi kinerja pegawai.
Adanya beberapa responden yang kurang teliti dalam mengisi kuesioner yang
memungkinkan responden tidak serius dalam mengisi kuesioner, sehingga dalam
pengumpulan data kurang akurat.
2.
3.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan/bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Katingan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
76
2.
3.
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
meningkatkan motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama maka akan
dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Motivasi kerja dan disiplin kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Katingan, artinya bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja mempunyai
pengaruh yang searah terhadap kinerja, jika motivasi kerja dan disiplin kerja
meningkat maka kinerja juga akan ikut meningkat.
Variabel Motivasi Kerja mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan.
B.
Saran
1.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan diharapkan
lebih meningkatkan motivasi kerja pegawai dengan memperhatikan hal-hal yang
dapat memotivasi pegawai dalam rangka menciptakan kinerja yang baik sehingga
peran pegawai itu sendiri dapat lebih maksimal dalam mencapai tujuan.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Katingan diharapkan
meninjau kembali penerapan dan aturan tentang disiplin kerja pegawai dengan
lebih meningkatkan pengawasan aturan disiplin kerja baik secara pemberian sanksi/
hukuman terhadap pelanggaran disiplin.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi 2000, Manajemen Penelitian Edisi Baru, Rineka Cipta, Jakarta.
Armstrong, Michael & Baron, A 1998, Performance Management : The New Realities,
Institute of Personnel and Development, New York.
Badan Kepegawaian Negara 2003, Ringkasan Eksekutif Hasil Pendataan Ulang Pegawai
Negeri Sipil (PUPNS).
Bernardin H John and Russel Joyce EA 1993, Human Resource Management and
Experiential Approach. International edition, Mc. Graw Hill Inc, Singapura.
Beyer Janice M, Trice Harrison M 1984. A Field Study of the Use and Perceived Effects of
Discipline in Controlling Work Performance, The Academy Journal Of Management,
Vol. 27, No. 4.
Brahmasari Ida Ayu 2008, Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja serta dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 10 No.2.
Dessler Gary 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Ressouce Management 7
c Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Dewanto Hendri 2008, Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan, Program Pasca
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Dharma Agus 2003, Manajemen Supervisi,:Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
77
Dwiyanto Agus 2003, Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Cetakan
Pertama, PSKK, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ebuaral Dr. Victor Obule, Coker Dr Maurice Ayodele 2012, Influence of Staff Discipline
and Attitude to Work On Job Satisfaction Lecturers in Tertiary Institutions in Cross
River State
Fahmi Irham 2010, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Alfabeta, Bandung.
Kerlinger, Fred N dan Pedhazur Elazar J 1987, Korelasi dan Analisis Regresi Ganda, Nur
Cahaya, Yogyakarta.
Garg Pooja, Rastogi Renu 2005, New model of job design motivating employees performance.
Ghozali Imam 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
- - - - - - - 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
- - - - - - - 2007, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Gibson 1996, Perilaku organisasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Hasan Iqbal 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta.
Hasibuan Malayu 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
- - - - - - - - - 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
Ivancevich Jhon M, Robert Konopaske, MT Mattesoon, Perilaku dan Manajemen Organisasi
Jilid Satu Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Koesmono H Teman 2005, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan
Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala
Menengah Di Jawa Timur, Jurnal pada Universitas Kristen Petra, Tidak diterbitkan.
Kuncoro Mudrajad 2001, Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Laiterner Alfred R, 1983, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, aksara Baru, Jakarta.
Mangkunegara Anwar Prabu 2001, Evaluasi Kinerja SDM, Eresco, Jakarta.
- - - - - - - - - - - - - - - - - 2005, Sumber Daya Manusia. Perusahaan, Remaja Rosda Karya,
Bandung.
- - - - - - - - - - - - - - - - 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Mangkuprawira 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia. Bogor.
Martoyo S 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
- - - - - - - 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogjakarta.
Moenir 2001, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
78
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Muhaimin 2004, Hubungan Antara Kepuasan Dengan Displin Kerja Karyawan Operator
Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT. Primarindo Asia Infrastruktur Tbk
Bandung
http://www.binadarma.org.id/jurnal_muhaimin.psikologi.ac.id.pdf [6 Maret 2008].
Muhidin Ali 2007, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, CV. Pustaka
Setia, Bandung.
Musanef 1994, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta.
Nitisemito Alex S 1992, Managemen Personalia, Cetakan Ke Delapan (Revisi), Penerbit
Ghalia Indonesia.
Orpen Christoper 1997, The effect of formal mentoring on employee work motivation,
organizational commitment, and job performance, Bournemouth University,
Bournemouth, UK
Osteraker C Maria 1999, Measuring motivation in learning organization, Journal of
Workplace Learning, Vol. 11, No. 2, pp. 73-77.
Prijadarminto 2003, Kepatuhan sebagai suatu perilaku, CV Balai Pustaka, Jakarta.
Purnomo Joko, Setiaji Bambang 2000, Studi Tentang Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara.
Ramli 2008, Pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai sekretariat
DPRD kabupaten pelalawan, Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya, Malang.
Robbins Stephen P 2003, Perilaku organisasi, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
- - - - - - - - - - - 2006, Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
- - - - - - - - - - - 2008, Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.
Risambessy Agusthina 2012, The Influence of Transformational Leadership Style,
Motivation, Burnout towards Job Satisfaction and Employee Performance.
Rue Leslie W, Llyold L Byars 1995, Management, Skills and Applications, Seventh Edition,
Irwin, Chicago.
Samsudin Sadili 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, CV Pustaka, Bandung.
Santoso Singgih 2002, Statistik Multivariat, PT Elex Media Komoutindo, Jakarta.
- - - - - - - - - - 2010, Statistik Parametrik, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Saydam Gouzali 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia (human resources management),
suatu pendekatan mikro dalam Tanya-jawab, Penerbit Djambatan, Jakarta.
- - - - - - - - - - 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Mikro, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Sedarmayanti 2007, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar
Maju, Bandung.
Royen & Ahmad Alim, Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja...
79
Setiaji B 2004, Panduan Riset Dengan Pendekatan Kuantitatif, Program Pascasarjana
UMS, Surakarta.
Setiyawan Budi dan Waridin 2006,Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang, JRBI. Vol 2. No
2. Hal: 181-198, Semarang.
Siagian Sondang P 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta.
Simamora Henry 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Jakarta.
- - - - - - - - - - 1997, Manajemen sumber daya manusia (Edisi II), Penerbit STIE YKPN,
Yogyakarta.
Siyamitri Puty 2009, Kondisi Kerja Karyawan Perempuan Perkebunan dan Hubungannya
dengan Kesejahteraan Keluarga, Departmen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Soeharto 2002, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Kemampuan dengan
Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah, MAP UNDIP, Semarang.
Sopiah 2008. Perilaku Organisasional, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Srimulyo Koko 1999, Analisis Pengaruh Faktor-faktor Terhadap Kinerja Perpustakaan
di Kotamadya Surabaya, Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Universitas
Airlangga, Surabaya.
Sukandarramudi 2006, Metodologi Penelitian “Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula”,
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Susilo Martoyo 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. BPFE, Yogyakarta.
Veithzal Rivai 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Wexley KN, Yukl 2000, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, terjemahan Muh
Shobaruddin, Rineka Cipta, Jakarta.
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
Zaki Imadudin
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Fifi Swandari
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Redawati
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the impact of capital structure on
corporate performance after crisis 2008. DAR and DER are used as independent
variables and ROA and ROE are used as dependent variables. Two variables
are used as control variables namely size and sales.
The population in this study is index LQ 45 which are listed in Indonesia Stock
Exchange during 2009-2012. Regression analysis were used to test the impact
of capital structure on corporate performance.
The result shows that DAR has impact positive but not significant with ROA and
negative but not significant with ROE while DER has negative but not significant
with ROA dan positive but not significant with ROE. Size has negative but not
significant with ROA and ROE and Sales has positive significant with ROA and
ROE.
Keywords :
Capital Structure, corporate performance, size, sales.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap
kinerja perusahaan setelah krisis 2008. DAR dan DER digunakan sebagai
variabel independen dan ROA dan ROE digunakan sebagai variabel dependen.
Dua variabel digunakan sebagai variabel kontrol yaitu size dan sales.
Populasi dalam penelitian ini adalah index LQ 45 yang listing di Bursa Efek
Indonesia selama 2009-2012. Analisis regresi digunakan untuk menguji
pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan.
81
82
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Hasilnya menunjukkan bahwa DAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap ROA dan negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROE sementara DER
negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA dan positif tetapi tidak signifikan
terhadap ROE. Size negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE dan
sales positif signifikan terhadap ROA dan ROE.
Kata kunci :
struktur modal, kinerja perusahaan, size, sales.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun 2013 diperkirakan akan mengalami
peningkatan daripada tahun 2012 dari 6,3% menjadi 6,6%, disaat perekenomian global
mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi karena perlambatan perekonomian China,
India sebagai akibat dari krisis yang melanda Amerika Serikat dan resesi yang terjadi di
Eropa. Bank of America memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia tahun 2013 sebesar 5,5%
dan tingkat PDB 6%, Barclays Plc memproyeksikan tingkat inflasi 5,1% dan tingkat PDB
6%, DBS Bank memproyeksikan tingkat inflasi 5,1% dan tingkat PDB 6,3%, Goldman
Sachs memproyeksikan tingkat inflasi 5,7% dan tingkat PDB 6,4%, Morgan Stanley
memproyeksikan tingkat inflasi 5,4% dan tingkat PDB 5,6% (www.kontan.co.id).
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan banyak perusahaan yang
mengalami kebangkrutan karena tidak mampu membayar utang jatuh temponya. Krisis
ekonomi juga membuat perusahaan keuangan mengalami kebangkrutan karena adanya
pembayaran kredit yang macet dari para nasabahnya sehingga solvalibitas dan likuiditas
perusahaan terganggu. Lehman Brothers adalah salah satu contoh perusahaan keuangan
yang mengalami kebangkrutan akibat dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.
Krisis ekonomi juga membuat daya beli konsumen menurun, sehingga berimbas ke sektor
riil.
Bank of America memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia tahun 2013 sebesar 5,5%
dan tingkat PDB 6%, Barclays Plc memproyeksikan tingkat inflasi 5,1% dan tingkat PDB
6%, DBS Bank memproyeksikan tingkat inflasi 5,1% dan tingkat PDB 6,3%, Goldman
Sachs memproyeksikan tingkat inflasi 5,7% dan tingkat PDB 6,4%, Morgan Stanley
memproyeksikan tingkat inflasi 5,4% dan tingkat PDB 5,6% (www.kontan.co.id).
Pasar modal menjadi salah satu pilihan oleh perusahaan untuk mendapatkan
tambahan modal, karena bisa mendapatkan tambahan modal yang besar dan relatif murah
apabila dibandingkan dengan melakukan hutang, karena penggunaan utang yang besar
menimbulkan biaya yang besar dari beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Kombinasi utang dan penerbitan surat berharga mencerminkan struktur modal suatu
perusahaan (Timothy et al.1999).
Struktur modal merupakan isu penting bagi perusahaan, karena sampai saat ini
belum ada perhitungan rumus matematik yang pasti terkait penggunaan struktur modal
yang bagus dalam perusahaan. Struktur modal yang baik adalah yang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan secara efektif dan efisien dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
83
Penggunaan utang yang tinggi dalam struktur modal akan memberikan tambahan biaya
yang tinggi dan meningkatkan resiko perusahaan terhadap kemungkinan tidak membayar
bunga juga tinggi Hanafi (2004).
Teori Modigliani dan Miller menjelaskan bahwa dengan menambahkan unsur pajak
kedalam analisis mereka utang dapat digunakan sebagai leverage nilai perusahaan. Hal
ini disebabkan oleh adanya beban bunga dari penggunaan utang yang dapat digunakan
sebagai pengurang pajak perusahaan. Menurut Hanafi (2004:304) dengan menggunakan
utang yang semakin banyak, perusahaan bisa menggunakan sumber modal yang lebih murah
yang semakin besar. Penggunaan sumber modal yang murah yang semakin banyak akan
menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan.
Teori trade off menjelaskan bahwa struktur modal perusahaan akan mencapai
titik maksimum apabila perusahaan mampu menyeimbangkan antara keuntungan dari
pemanfaatan utang dengan biaya kebangkrutan. Perusahaan yang memiliki struktur modal
dibawah titik maksimum dapat menambah utang sampai mencapai titik maksimum sebagai
leverage nilai perusahaan, apabila struktur modal masih dibawah titik maksimum maka
setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun apabila sudah
mencapai titik maksimum setiap penambahan utang akan mengurangi nilai perusahaan
(Safrida, 2008).
Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan telah banyak
dilakukan dan selalu memberikan hasil yang menarik untuk diteliti kembali. San dan Heeng
(2011) menyatakan bahwa bagi perusahaan skala besar struktur modal hanya berpengaruh
terhadap ROC dan EPS, sedangkan bagi perusahaan skala menengah struktur modal hanya
berpengaruh signifikan terhadap operating margin, bagi perusahaan skala kecil struktur
modal hanya berpengaruh signifikan terhadap EPS. Bistrova, lace dan Peleckiene (2011)
menyatakan terdapat hubungan negatif antara net debt to equity dan debt to equity dengan
ROE, net debt to asset tidak berpengaruh terhadap ROA sementara debt to asset berpengaruh
terhadap ROA. Gupta, Srivastava dan Sharma (2011) menyatakan bahwa struktur modal
mempengaruhi kinerja perusahaan, Fachrudin (2011) menyatakan tidak terdapat pengaruh
antara struktur modal, agency cost dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.
Ahmad, Abdullah dan Roslan (2012) menyatakan bahwa struktur modal (short term debt
and total debt) berpengaruh signifikan terhadap ROA, sementara (short term debt, long
term debt and total debt) berpengaruh signifikan terhadap ROE .
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset ?
2.
Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset ?
3.
Apakah Size berpengaruh terhadap Return on Asset ?
4.
Apakah Sales berpengaruh terhadap Return on Asset ?
5.
Apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Return on Equity ?
6.
Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return on Equity ?
7.
Apakah Size berpengaruh terhadap Return on Equity ?
8.
Apakah Sales berpengaruh terhadap Return on Equity ?
84
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
TINJAUAN PUSTAKA
Teori struktur modal menjelaskan bahwa dalam pengambilan keputusan terkait
penggunaan modal perusahaan harus mempertimbangkan faktor resiko dan keuntungan yang
akan didapat oleh perusahaan, karena struktur modal yang bagus bagi perusahaan adalah
struktur modal yang dapat memberikan keuntungan dan mengangkat kinerja perusahaan
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Sartono (2011:225) struktur
modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut Timothy et al.(1999:338)
struktur modal adalah campuran sumber dana perusahaan yang menggunakan (hutang,
saham preferen, saham biasa).
Teori trade off menjelaskan bahwa struktur modal perusahaan akan mencapai
titik maksimum apabila perusahaan mampu menyeimbangkan antara keuntungan dari
pemanfaatan utang dengan biaya kebangkrutan. Perusahaan yang memiliki struktur modal
dibawah titik maksimum dapat menambah utang sampai mencapai titik maksimum sebagai
leverage nilai perusahaan, apabila struktur modal masih dibawah titik maksimum maka
setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun apabila sudah
mencapai titik maksimum setiap penambahan utang akan mengurangi nilai perusahaan.
Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat
keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang
yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang
kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang
tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.
Kinerja perusahaan adalah merupakan hasil dari implementasi kebijakan perusahaan
(Sudiyatno, 2010 : 95 ). Menurut Meriewaty dan Styani (2005) kinerja perusahaan
adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses
pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut
efektivitas pemanfaatan modal, eisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja
perusahaan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan
kinerja operasional dalam satu periode waktu tertentu. Menurut Fachrudin (2011) Kinerja
perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari
aset, ekuitas maupun utang. Menurut Martono (2002) ukuran yang banyak digunakan dalam
menilai kinerja perusahaan adalah ROE dan ROA.
Size perusahaan adalah total aset yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Total aset perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang kinerja perusahaan dimasa akan datang. Penelitian khan (2011) size
perusahaan digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian untuk memeriksa
perbedaaan lingkungan operasi perusahaan dalam model. Size perusahaan diukur dari
total aset dan digunakan untuk mengetahui pengaruh size perusahaan terhadap kinerja
perusahaan.
Sales menunjukkan tingkat penjualan yang dicapai perusahaan dalam satu periode
waktu. Tingkat penjualan yang tinggi cenderung menguntungkan bagi perusahaan, karena
akan menambah arus kas masuk dan tingkat keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
85
yang memiliki tingkat penjualan yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk
menginvestasikan modalnya (Hapsari, 2007).
A.
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan
Menurut teori Modigliani dan Miller dengan menambahkan unsur pajak kedalam
analisis mereka. Mereka menyimpulkan bahwa nilai perusahaan dengan utang lebih
tinggi daripada nilai perusahaan tanpa utang. Perusahaan yang menggunakan utang akan
menghasilkan kinerja yang lebih bagus daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang.
Biaya bunga dari utang yang bisa digunakan sebagai pengurang pajak menjadikan
perusahaan yang memiliki utang memiliki kinerja yang lebih bagus daripada perusahaan
yang tidak memiliki utang. Penggunaan utang yang tinggi juga memiliki resiko yang tinggi
yaitu adanya beban bunga yang tinggi. Perusahaan harus berhati-hati dalam menggunakan
utang dalam struktur modalnya , karena sampai saat ini tidak ada model matematik yang
pasti tentang komposisi struktur modal yang optimal dalam perusahaan. Struktur modal
yang optimal dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga nilai saham perusahaan
juga akan ikut meningkat seiring dengan pencapaian kinerja perusahaan yang bagus.
Menurut pecking order theory dalam menggunakan komposisi struktur modal perusahaan
lebih memilih menggunakan dana kas internal terlebih dahulu, apabila pendanaan eksternal
diperlukan perusahaan akan menerbitkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu.
Bistrova, lace dan Peleckiene (2011) dalam penelitian nya terhadap 36 perusahaan
blue chip yang listing di Baltic Stock Exchange menyatakan tidak terdapat pengaruh antara
struktur modal dan kinerja perusahaan, selain itu ditemukan hubungan terbalik antara
tingkat utang dan keuntungan modal sesuai pecking order theory bahwa dalam kasus terbaik
perusahaan sebaiknya menggunakan dana internal. Gupta, Srivastava dan Sharma (2011)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi kinerja perusahaan,
pengaruh signifikan struktur modal terhadap kinerja perusahaan masing-masing memiliki
ukuran nilai yang disesuaikan dengan nilai pasar dan nilai buku.
Penelitian terkait pengaruh struktur modal dan kinerja perusahaan di Indonesia yang
dilakukan oleh Fachrudin (2011) pada industri dasar dan kimia menunjukkan bahwa struktur
modal, ukuran perusahaan dan agency cost tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian Skopljak dan Luo (2012) terhadap sektor keuangan di Australia
menemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
B.
Pengaruh Size Terhadap Kinerja Perusahaan
Size perusahaan yang tercermin dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat
memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan dan menghasilkan arus kas masuk
bagi perusahaan dari pengoperasian aset tersebut. Total aset perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang kinerja perusahaan dimasa akan datang.
Size perusahaan diukur dari log natural total aset yang dimiliki perusahaan yang
digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Total aset perusahaan
dapat memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dimasa akan datang. Zeitun
dan Tian (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dari log natural total
aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur
dari ROA, Profit dan Tobin’s Q, ukuran perusahaan merupakan faktor penting penentu
86
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
kinerja perusahaan, pentingnya ukuran perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
besar mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Penelitian Onaolapo dan Adekunle (2010) menggunakan size perusahaan yang diukur
dari log natural total aset perusahaan sebagai variabel kontrol menyatakan bahwa size
berhubungan positif dengan kinerja perusahaan yang diukur dari ROE. Meriewaty dan
Styani (2005) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan kinerja perusahaan
Food and Beverages di BEJ menyatakan bahwa total aset turn over berpengaruh positif
terhadap perubahan kinerja perusahaan yang diukur dari earning after tax.
C.
Pengaruh Sales Terhadap Kinerja Perusahaan
Sales menunjukkan tingkat penjualan yang dicapai perusahaan dalam satu periode
waktu. Tingkat penjualan yang tinggi cenderung menguntungkan bagi perusahaan, karena
akan menambah arus kas masuk dan tingkat keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan
yang memiliki tingkat penjualan yang tinggi menunjukkan kinerja yang cenderung positif
atau bagus dimata para investor. Tingkat penjualan perusahaan juga akan menunjukkan
kinerja perusahaan yang bagus. Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan menunjukkan
semakin tinggi kekuatan perusahaan dalam bersaing dipasar, tingkat penjualan yang tinggi
mendatangkan arus uang masuk ke perusahaan, jadi semakin tinggi tingkat penjualan
perusahaan berarti semakin tinggi penerimaan perusahaan sehingga meningkatkan kinerja
perusahaan. Penelitian Martono (2002) menunjukkan bahwa pangsa pasar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROE, sehingga penjualan yang agresif terbukti berpengaruh
positif signifikan terhadap ROE, sedangkan pangsa pasar berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap ROA, pengaruh positif pangsa pasar terhadap ROA perusahaan
konsisten dengan teori bahwa penjualan yang semakin tinggi, perusahaan menjadi lebih
efisien. Ahmad, Abdullah dan Roslan (2012) menyatakan bahwa sales growth berpengaruh
signifikan terhadap ROE.
KERANGKA PEMIKIRAN, MODEL PENELITIAN DAN HIPOTESIS
A.
Model Penelitian
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu maka dapat dikembangkan menjadi
sebuah model penelitian seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
IndependenVariabel
Struktur Modal
DAR (X1)
DER (X2)
VariabelKontrol
Kinerja Perusahaan
ROA (Y1)
ROE (Y2)
Size (X3)
Sales (X4)
Gambar 3.1 Model Penelitian
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
B.
87
HipotesisPenelitian
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis untuk penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
H1 : DAR berpengaruh positif terhadap ROA.
2.
H2 : DER berpengaruh positif terhadap ROA.
3.
H3 : Size berpengaruh positif terhadap ROA.
4.
H4 : Sales berpengaruh positif terhadap ROA.
5.
H5 : DAR berpengaruh positif terhadap ROE.
6.
H6 : DER berpengaruh positif terhadap ROE.
7.
H7 : Size berpengaruh positif terhadap ROE.
8.
H8 : Sales berpengaruh positif terhadap ROE.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kausal, yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini mengambil
data saham LQ-45 periode 2008-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling,
dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :
1.
Perusahaan yang masuk dalam kategori saham LQ-45 periode 2009-2012.
2.
Perusahaan yang masuk kategori LQ-45 secara berturut-turut selama periode
pengamatan 2009-2012 yang diumumkan setiap awal bulan Februari dan Agustus di
Bursa Efek Indonesia.
3.
Perusahaan non keuangan yang masuk kategori saham LQ-45 selama periode 20092012.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal yang diukur dari Debt
to Equity Ratio (DER) dan Debt To Asset Ratio (DAR). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dari Return on Asset (ROA) dan Return on Equity
(ROE). Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian
ini adalah size yang diukur dari log natural total aset perusahaan dan sales yang diukur dari
log natural total penjualan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah struktur modal, size,
sales berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Teknik statistik yang digunakan adalah
regresi linier berganda, dengan model regresi sebagai berikut :
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y1 = Kinerja perusahaan (ROA)
Y2 = Kinerja perusahaan (ROE)
a
= Konstanta
88
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
X1
X2
X3
X4
b1..b3
e
= DAR
= DER
= Variabel kontrol (Size)
= Variabel kontrol (Sales)
= Koefisien Regresi
= Standar Error
HASIL PENELITIAN
A.
Pengujian Hipotesis Dengan Variabel Dependen ROA
Uji F
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Regression
6.035
4
1.509
10.116
.000a
Residual
3.728
25
.149
Total
9.763
29
Model
1
a. Predictors: (Constant), SALES, DAR, SIZE, DER
b. Dependent Variable: ROA
Nilai F hitung sebesar 10.116 > F tabel 2.78 dan nilai signifikansi sebesar 0.000
<0.05 yang berarti bahwa secara bersama–sama DAR, DER, Size dan Sales berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
Uji t
Model
B
1
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
-1.302
.205
Std. Error
Beta
(Constant)
-.178
.136
DAR
.607
1.307
.151
.464
.647
DER
-.330
.723
-.149
-.456
.652
SIZE
-14.208
15.060
-.147
-.943
.354
SALES
37.106
6.690
.847
5.547
.000
a. Dependent Variable: ROA
Pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa DAR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA karena nilai t hitung sebesar 0.464 t tabel 2.06 dan nilai
signifikansi 0.647 0.05. DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA,
nilai t hitung -0.456 t tabel 2.06 dan nilai signifikansi 0.652 0.05. Size berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, nilai t hitung -0.943 t tabel 2.06 dan nilai
signifikansi 0.354 0.05. Sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, nilai t
hitung sebesar 5.547 t tabel 2.06 dan nilai signifikansi 0.000 0.05.
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
B.
89
Pengujian Hipotesis Dengan Variabel Dependen ROE
Uji F
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
5.923
4
1.481
9.942
.000a
Residual
3.723
25
.149
Total
9.646
29
Model
1
a. Predictors: (Constant), SALES, DAR, SIZE, DER
b. Dependent Variable: ROE
Nilai F hitung 9.942 F tabel 2.78 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 0.05 yang
berarti bahwa secara bersama – sama DAR, DER, Size dan Sales berpengaruh signifikan
terhadap ROE.
Tabel 5.16
Uji t
Model
B
1
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
-1.327
.197
Std. Error
Beta
(Constant)
-.181
.136
DAR
-.234
1.306
-.059
-.179
.859
DER
.588
.723
.268
.814
.424
SIZE
-14.608
15.049
-.152
-.971
.341
SALES
37.289
6.685
.857
5.578
.000
a. Dependent Variable: ROE
Berdasarkan uji parsial t dengan menggunakan dependen variabel ROE DAR
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE. Nilai t hitung -0.179 t tabel
2.06 dan nilai signifikansi 0.859 0.05. DER berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROE, nilai t hitung 0.814 t tabel 2.06 dan nilai signifikansi 0.424 0.05. Size
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE, nilai t hitung -0.971 t tabel 2.06
dan nilai signifikansi 0.341 0.05. Sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE,
nilai t hitung 5.578 t tabel 2.06 dan nilai signifikansi 0.000 0.05.
C.
Implikasi Teoritis
Pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa DAR dan DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA dan ROE. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori pecking order
dimana perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi memiliki tingkat utang
yang rendah. Teori Trade off juga menjelaskan bahwa sejauh struktur modal dalam perusahaan
belum mencapai titik maksimum maka setiap penambahan utang akan meningkatkan
kinerja perusahaan, tetapi apabila struktur modal sudah mencapai titik maksimum, maka
setiap penambahan utang akan menurunkan kinerja perusahaan.
90
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan variabel kontrol size juga menunjukkan
hasil bahwa size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Aset yang dimiliki
perusahaan dapat memberikan gambaran mengenai prospek masa depan perusahaan.
Pengelolaan aset secara optimal akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, tetapi
apabila aset yang besar tidak dikelola dengan baik, maka akan memberikan beban bagi
perusahaan sehingga menurunkan keuntungan perusahaan dan menurunkan kinerja
perusahaan.
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan variabel kontrol sales menunjukkan
hasil bahwa sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE. Hasil
ini memberikan implikasi teoritis bahwa penjualan yang tinggi dalam perusahaan akan
mendatangkan arus kas masuk bagi perusahaan, sehingga pendapatan yang dihasilkan
dari penjualan yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat.
D.
Implikasi Manajerial
DAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Adekunle dan Sunday (2010) bahwa struktur modal tidak berpengaruh
terhadap ROA, namun hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Ahmad, Abdullah
dan Roslan (2012) bahwa struktur modal yang diukur dari short term debt dan total debt
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
DAR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROE. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Fachrudin (2011) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan struktur modal, ukuran perusahaan dan Agency Cost terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Adekunle dan Sunday (2010) yang
menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
dan ROE, penelitian Ahmad, Abdullah dan Roslan (2012) yang menyatakan bahwa ROE
dipengaruhi oleh setiap tingkatan utang yaitu short term debt, total debt dan long term debt.
Penggunaan utang yang tidak optimal dalam struktur modal tidak akan memberikan
pengaruh terhadap kinerja perusahaan, karena beban bunga yang ditanggung oleh
perusahaan dapat mengurangi keuntungan perusahaan. PT. Aneka Tambang TBK adalah
contoh perusahaan yang menunjukkan kenaikan rasio DAR selama kurun waktu 2009-2012,
dimana pada tahun 2009 rasio DAR sebesar 0.18 sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi
0.38. Rasio ROA PT. Aneka Tambang TBK menunjukkan hasil yang berlawanan dengan
rasio utangnya, dimana pada tahun 2009 rasio ROA sebesar 7.89 sedangkan pada tahun
2012 turun menjadi 4.98.
Kondisi perekonomian pada rentang waktu penelitian juga ikut mempengaruhi hasil
kinerja perusahaan yang tidak sejalan dengan peningkatan rasio utang perusahaan. Pada
saat penelitian dilakukan kondisi ekonomi global masih dalam kondisi krisis ekonomi dan
dalam tahap pemulihan ekonomi sehingga kondisi ekonomi pada saat itu juga masih kurang
stabil. Akibatnya penambahan penggunaan utang yang tidak dibarengi dengan peningkatan
keuntungan perusahaan tidak akan meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dalam
kondisi ekonomi yang kurang bagus penggunaan utang tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
91
Pada periode penelitian ini dilakukan yaitu tahun 2009-2012 adalah tahun pemulihan
dari krisis ekonomi 2008 yang terjadi sehingga rata-rata perusahaan LQ 45 memiliki rasio
utang yang rendah apabila dibandingkan dengan nilai asetnya. Rata-rata perusahaan LQ 45
memiliki rasio DAR yang masih rendah hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sangat
konservatif dalam penggunaan kebijakan utang ditambah lagi faktor eksternal seperti
kondisi perekonomian pasca krisis ekonomi tahun 2008 juga ikut mempengaruhi kebijakan
utang perusahaan yang tergabung dalam LQ 45.
Hasil ini memberikan implikasi manajerial bahwa penggunaan utang dalam struktur
modal perusahaan sebaiknya mempertimbangkan antara manfaaat yang akan diterima dan
beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, agar penggunaan utang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Tingkat utang yang masih rendah dalam struktur modal perusahaan
memungkinkan perusahaan untuk menambah penggunaan utang sebagai leverage
perusahaan sejauh utang yang digunakan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, karena
beban bunga yang ditanggung dari penggunaan utang dapat digunakan sebagai pengurang
pajak perusahaan sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan dan meningkatkan
kinerja perusahaan.
DER berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA dan DER berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap ROE. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Luper dan Isaac (2012) yang menyatakan bahwa STDTA dan LTDTA
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Khan (2011) juga menyatakan bahwa STDTA
dan TDTA tidak berpengaruh terhadap ROE. hasil ini bertentangan dengan penelitian
Zeitun dan Tian (2007) dimana stuktur modal dalam hal ini STD, TD dan LTD berpengaruh
signifikan terhadap ROE. Penelitian yang dilakukan oleh Bistrova, Lace dan Peleckiene
(2011) juga menyatakan bahwa struktur modal yaitu net debt to equity dan debt to equity
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE. Penelitian Adekunle dan Sunday (2010)
juga menyatakan bahwa debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dan
ROE.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan utang dalam struktur
modal tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penggunaan
utang yang kurang tepat dalam struktur modal tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Teori Trade Off menjelaskan bahwa apabila struktur modal sudah mencapai
titik maksimum maka penambahan utang dalam struktur modal tidak akan meningkatkan
kinerja perusahaan.
Data laporan keuangan menunjukkan bahwa selama periode 2009-2012 perusahaan
yang tergabung kedalam LQ 45 mengalami peningkatan rasio DAR dan DER hal ini
mengindikasikan adanya kenaikan penggunaan utang yang dilakukan oleh perusahaan.
Peningkatan rasio DAR dan DER juga dipengaruhi oleh adanya penurunan tingkat suku
bunga, dimana pada periode tahun 2009-2012 data suku bunga BI mengalami penurunan
mencapai 2% dari 7.75% menjadi 5.75% (www.bi.go.id). Penurunan tingkat suku bunga
direspon oleh perusahaan dengan menambah jumlah utangnya.
Hasil ini memberikan implikasi manajerial bahwa penggunaan utang dalam struktur
modal harus memperhatikan antara manfaat yang didapatkan dengan resiko yang akan
92
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
ditanggung oleh perusahaan, karena penggunaan utang yang melebihi titik optimal struktur
modal perusahaan tidak akan memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE. Hasil ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adekunle dan Sunday (2010) yang
menyatakan bahwa size tidak berpengaruh terhadap ROA, hasil penelitian Khan (2011)
juga menyatakan bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
yang diukur dari ROA. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Abdullah dan Roslan
(2012) menyatakan bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROE, namun ROA
dipengaruhi oleh size perusahaan.
Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan aset yang tidak efektif dan efisien dalam
rangka kegiatan operasional perusahaan maka akan menurunkan kinerja perusahaan.
Perusahaan yang tergabung kedalam kelompok LQ 45 adalah perusahaan yang memiliki
nilai aset yang besar, namun memiliki jumlah aset yang besar bukanlah sebuah jaminan
apabila tidak memberikan keuntungan yang maksimal dari hasil aktifitas operasionalnya
dan bisa menurunkan kinerja perusahaan. Aset yang besar menimbulkan biaya pemeliharaan
yang besar dan juga menimbulkan biaya tetap yang besar dimana ketika terjadi penurunan
permintaan akan menurunkan laba perusahaan.
Hasil ini memberikan implikasi manajerial bahwa perusahaan harus dapat
memanfaatkan aset yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk mencapai skala ekonomis
perusahan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan sebaiknya
melakukan kebijakan investasi kedalam aset yang strategis sehingga dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zeitun dan Tian (2007) dan penelitian
Skopljak dan luo (2012). Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian. Ahmad, Abdullah
dan Roslan (2012)
Hasil ini menunjukkan bahwa apabila sales perusahaan mengalami kenaikan maka
kinerja perusahaan juga akan meningkat. Pengaruh positif yang signifikan memberikan
implikasi bahwa sebaiknya perusahaan dapat melakukan penjualan secara maksimal agar
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan bisa signifikan.
Tingkat penjualan perusahaan berkaitan dengan kompetisi dalam persaingan untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Kompetisi yang ketat menyebabkan beban
penjualan perusahaan juga akan meningkat sebagai akibat dari persaingan antar industri,
sehingga apabila perusahaan tidak mampu melakukan penjualan secara efektif dan efisien,
maka akan mengurangi laba perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan menurun.
Perusahaan juga harus mampu melakukan penghematan biaya dalam penjualan yang
dianggap kurang efektif dan efisien.
Perusahaan juga harus mampu melakukan inovasi produknya agar konsumen tidak
jenuh dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga para konsumen akan
semakin loyal terhadap perusahaan. Menambah pangsa pasar baru juga dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan konsumen baru sehingga meningkatkan tingkat penjualan
dan mendatangkan arus kas masuk bagi perusahaan.
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
93
Hasil ini memberikan implikasi manajerial bahwa dalam persaingan yang semakin
ketat, perusahaan harus tetap mampu melakukan penjualan secara efektif dan efisien dengan
menekan biaya yang tidak penting agar mendapatkan keuntungan yang besar sehingga
meningkatkan kinerja perusahaan. Penambahan pangsa pasar baru juga perlu dilakukan oleh
perusahaan agar mendapatkan konsumen baru sehingga penjualan perusahaan juga akan
meningkat. Perusahaan juga perlu melakukan research and development untuk mengetahui
keinginan para konsumen sehingga produk yang dihasilkan mampu diterima oleh konsumen.
E.
Keterbatasan Penelitian
1.
2.
Sampel dalam penelitian ini terbatas 10 perusahaan.
Periode penelitian ini hanya terbatas 4 tahun saja yaitu periode 2009-2012.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
DAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. DAR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROE. Hasil ini memberikan gambaran bahwa
penggunaan utang yang kurang tepat dalam struktur modal tidak memberikan
pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2.
DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. DER berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ROE. Hasil ini sesuai dengan Teori Trade Off
dimana apabila struktur modal sudah mencapai titik maksimum, maka penambahan
utang dalam struktur modal tidak akan meningkatkan kinerja perusahaan.
3.
Size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE. Aset yang
besar menimbulkan biaya yang besar dan ketika terjadi penurunan permintaan akan
menurunkan laba perusahaan, sehingga kinerja perusahaan juga ikut menurun.
4.
Sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE. Tingkat penjualan
yang tinggi akan menghasilkan arus kas masuk bagi perusahaan, sehingga menambah
pendapatan perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
B.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa rekomendasi saran sebagai berikut :
1.
Untuk penelitian selanjutnya terkait kinerja perusahaan disarankan menggunakan
variabel penelitian yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
2.
Bagi manajemen, hendaknya dalam pengambilan kebijakan terkait penggunaan
utang dalam struktur modal mempertimbangkan antara resiko dan return yang akan
diterima, manajemen harus mampu mengelola aset secara efektif dan efisien agar
mencapai skala ekonomis perusahaan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan.
Manajemen sebaiknya melakukan ekspansi dalam rangka perluasan pangsa pasar
untuk mendapatkan pelanggan baru.
94
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
DAFTAR PUSTAKA
A, Adenkule, Onaolapo, O, Sunday, Kajola 2010, ‘Capital structure and firm performance :
evidence from Nigeria’, European Journal of Economics, Finance and Administrative
Sciences’, ISSN 1450-2275 Issue 25.
Abu-Rub, Nour 2012, ‘Capital structure and firm performance : Evidence from Palestina
Stock Exchange’, Journal of money, Investment and Banking, ISSN 1450-288X
Issue 23.
Ahdawiyah, Farah 2007, ‘Analisis pengaruh dividend payout ratio, asset, sales dan debt to
equity ratio terhadap return on asset’, Tesis.
Ahmad, Zuraidah, Abdulah, NMH., and Roslan, Sahshazrina 2012, ‘Capital structure effect
on firms performance : focusing on consumers and industrials sectors on malysian
firms’, International Review of Business Research Papers, vol.8.no.5.Juli 2012, Pp.
137-155.
Andelany, Elysa 2012, ‘Contoh-contoh perusahaan yang pailit’, Elysa Andelany.
<http://elysaandelany.blogspot.com/2012/05/contoh-contoh-perusahaan-yang-pailit.html>
[6 Februari 2013].
Bank Indonesia 2013, ‘BI rate berdasarkan hasil rapat dewan gubernur’, Bank Indonesia.
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ [05 Juni 2013].
Bistrova, Julia, Lace, Natalja and Peleckiene, V. 2011, ‘The influence of capital structure
on Baltic corporate performance’, Journal of Business Economics and Management,
12:4, 655-669.
Brigham, Eugene F. & Houston Joel F. 2006, ‘Fundamentals of financial management’
edisi ke-10, Salemba empat, Jakarta.
Ermayanti, Dwi 2009, ‘Kinerja keuangan perusahaan’, Dwi Ermayanti. <http://
dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/kinerja-keuangan-perusahaan> [6 Februari
2013].
Fachrudin, Khaira Amalia 2011, ‘Analisa pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan
dan agency cost terhadap kinerja perusahaan’. www.google.com/search. [23 April
2012].
Gupta, Prashant, Srivastava, Aman, and Sharma, dinesh 2011, ‘Capital structure and
financial performance’.www.google.com/search. [23 April 2012].
Hanafi, Mamduh M. 2004, ‘ManajemenKeuangan’, BPFE, Yogyakarta.
Hapsari, Epri A. 2007, ‘Analisis rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba’,
Tesis.
Hartono, Jogiyanto 2012, ‘Metodologi penelitian bisnis :salah kaprah dan pengalamanpengalaman’edisi ke-5, BPFE, Yogyakarta.
Higgins, Robert C 2003, ‘Analysis for financial management’ 7th Edition, McGraw Hill,
Singapore.
Zaki, Fifi & Redawati, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan...
95
Indonesia Investment Coordinating Board 2013, ‘Statistic of foreign direct investment
realization based on capital investment activity report by Sector and Country’,
Indonesia Investment Coordinating Board.
http://www.bkpm.go.id/contents/p16/statistics/17 [12 Maret 2013].
J, Timothy, Gallagher, D, Joseph & JR, Andrew 1999, ‘Financial Management : Principles
and practice’ 2th Edition, Prentice Hall, New Jersey.
Khan, AG 2011, ‘The relationship of capital structure decisions with firm performance : a
study of the engineering sector of Pakistan’. www.google.com/search. [4Desember
2012].
Kusumajaya, DKO 2011, ‘Pengaruhstruktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia’, Tesis.
Liputan Khusus Proyeksi 2013, ‘Proyeksi Ekonomi Indonesia’, Kontan.
http://lipsus.kontan.co.id/v2/proyeksi2013/proyeksi_ekonomi_indonesia.
[6 Februari 2012].
Luper, Iorpev, M, Kwanum, Isaac 2012, ‘Capital structure and firm performance : evidence
from manufacturing companies in Nigeria’, International Journal of Business and
Management Tomorrow, vol.2 no.5. SPIRI. [12 April 2012].
Majumdar, SK and Chhibber,P 1999, ‘Capital structure and performance : Evidence from
a transition economy on an aspect of corporate governance’, public choice, Pp. 287305.
Martono, Cyrillius 2002, ‘Analisis pengaruh profitabilitas industry, rasio leverage
keuangan tertimbang dan intensitas modal tertimbang serta pangsa pasar terhadap
“ROA” dan “ROE” perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia’, Jurnal
Akuntansi & Keuangan vol.4, no.2,126-140.
Meriewaty, Dian dan Styani, AY.2005, ‘Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja
pada perusahaan di industry food and beverages yang terdaftar di BEJ’, Simposium
NasionalAkuntansi VIII, Solo.KAKPM 16.
Ong, TS and Teh, BH 2011, ‘Capital Structure and Corporate Performance of Malaysian
Construction Sector’, International Journal of Humanities and Social Science, vol.
1, no.2.
Prateheepkanth, Puwanenthiren 2011, ‘Capital structure and financial performance :
evidence from selected business companies in colombo stock exchange Sri Lanka’,
Research World - Journal of Arts, Science & Commerce, E-ISSN 2229-4686. ISSN
2231-4172.
Safrida, Eli 2008, ‘Pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai
perusahaan :pada perusahaan manufaktur di BEJ’, Tesis.
Sartono, R Agus 2011, ‘Manajemen keuangan : teori dan aplikasi’edisi ke-4, BPFE,
Yogyakarta.
96
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Skopljak, Vedran and Luo, Robin, H. 2012, ‘Capital structure and firm performance in the
financial sector : evidence from Australia’, Asian Journal of Finance and Accounting,
ISSN 1946-052X, vol. 4, no.1.
Sudiyatno, Bambang 2010, ‘Peran kinerja perusahaan dalam menentukan peran
fundamental makroekonomi, risiko sistematis dan kebijakan perusahaan terhadap
nilai perusahaan’, Disertasi.
Suharso, Bowo Trahutomo 2013, ‘financial planning n forecasting financial statements’,
Financial management.
http://www.slideshare.net/bowotrahutomo/bab-14-financial-planning-n-forecastingfinancial-statements. [22 Juni 2013].
Walsh, Ciaran 2003, ‘Key management ratios’ 3thEdition, Erlangga, Jakarta.
Warokka, Ari, Herrera, Jose, JD and Abdullah, HH 2012, ‘East Asian corporate governance
: A test of the relation between capital structure and firm performance’, International
Journal of Economics and Finance Studies, vol 3, no 2, ISSN : 1309-8055.
Warsono 2003, ‘Manajemen keuangan perusahaan’edisi ke-3, Bayumedia Publishing,
Malang.
Zeitun, R. and Tian, GG.2007, ‘Capital structure and coroporate performance : evidence
from Jordan’, Australian Accounting Business and Finance Journal, vol1, no 4.Pp.4061.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA
Hasan Ruspandi
(Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Rusdayanti Asma
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the profitability of
financing company in Indonesia with samples of 6 companies listed in Indonesia
Stock Exchange 2007-2012 period that meets the provisions of the Minister of
Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 about a company financing.
Return on Assets and Return on Equity is used as a proxy for profitability.
Debt to Equity Ratio, Net Receivables Assets, Operating Efficiency, Size and
Growth used as a measure of internal factors and the Gross Domestic Product
as macroeconomic factors.
The results showed the condition of the financing company experienced a difficult
situation in making a profit from the provision of financing receivables. The use
of debt and cost efficiency to provide benefits to shareholders, while the company
size and growth of assets does not affect profitability. Macroeconomic factors
found to influence the profitability of financing companies.
Keywords:
Profitability, Debt to Equity Ratio, Net Receivables Assets, Operating Efficiency,
Gross Domestic Product.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas perusahaan pembiayaan di Indonesia dengan sampel 6 perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012 yang memenuhi ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan.
Return On Asset dan Return On Equity digunakan sebagai proxy profitabilitas.
Debt to Equity Ratio, Net Receivable Asset, Operating Efficiency, Size dan
97
98
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Growth digunakan sebagai ukuran faktor internal perusahaan dan Gross
Domestic Product sebagai faktor makro ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi perusahaan pembiayaan mengalami
situasi yang sulit dalam menghasilkan keuntungan dari pemberian piutang
pembiayaan. Penggunaan utang dan efisiensi biaya mampu memberikan
keuntungan kepada pemegang saham, sedangkan ukuran perusahaan dan
pertumbuhan aktiva tidak mempengaruhi profitabilitas. Faktor makro ekonomi
ditemukan mempengaruhi profitabilitas perusahaan pembiayaan.
Kata kunci :
Profitabilitas, Debt to Equity Ratio, Net Receivable Asset, Operating Efficiency,
Gross Domestic Product.
PENDAHULUAN
Dampak krisis keuangan global yang berasal dari Amerika Serikat pada tahun 2007,
mengakibatkan kondisi makro ekonomi Indonesia mengalami tekanan. Hal ini terlihat dari
beberapa indikator makro ekonomi diantaranya tingkat inflasi pada tahun 2007 hanya
sekitar 6,59% melonjak naik menjadi 11,06% pada tahun 2008 dan BI rate (SBI) pada
tahun 2007 sebesar 8,00% naik menjadi menjadi 9,25% pada tahun 2008 (laporan Bank
Indonesia, 2009).
Kenaikan BI rate tersebut diikuti dengan kenaikan bunga kredit modal kerja
perbankan sekitar 2,22% menjadi 15,50%, sehingga dapat berdampak pada biaya operasional
perusahaan pembiayaan yang mengandalkan sumber dana pinjaman (utang bank) dalam
kegiatan usahanya menyalurkan pembiayaan. Berdasarkan data laporan Bank Indonesia
tahun 2009, ditemukan sekitar 80% sumber pendanaan perusahaan pembiayaan berasal
dari pinjaman bank sedangakan sekitar 20% berasal dari ekuitas.
Disaat suku bunga kredit naik dan perbankan lebih ketat persyaratannya dalam
pemberian kredit, maka biaya bunga yang merupakan salah satu komponen biaya
operasional perusahaan akan menjadi tinggi dan sumber dana relatif sulit didapat sehingga
bisa berdampak pada kinerja keuangan perusahaan pembiayaan. Penilaian kinerja keuangan
sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen menyangkut efektifitas
pemanfaatan sumber daya dan efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan penting
dilakukan. Keberhasilan manajemen dalam menjalankan usahanya dapat diukur dengan
beberapa indikator kinerja keuangan, salah satunya adalah tingkat profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004:42). Salah satu
indikator untuk melihat prospek suatu perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat
pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010:372). Penelitian ini menggunakan
dua rasio yang utama sebagai proksi dari profitabilitas yakni Return On Asset (ROA) dan
Return On Equity (ROE).
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
99
Tabel 1.1
Rata-rata ROA dan ROE Perusahaan Pembiayaan yang menjadi sampel
Tahun
ROA
ROE
2007
7.61
19.21
2008
9.28
20.51
2009
10.98
19.62
2010
8.55
18.81
2011
6.13
19.14
2012
5.79
18.47
sumber : data sekunder, 2013(diolah)
Tabel 1.1 diatas menunjukan tingkat profitabilitas perusahaan pembiayaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi dan
cenderung menurun. Tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor ekternal atau makro ekonomi. Terdapat beberapa penelitian
terdahulu yang memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan
antara lain adalah Debt to Equity Ratio(DER), Net Receivable Asset Ratio(NRA), Operating
Efficiency(OE), Size, Growth dan Gross Domestic Product (GDP).
Asghar, et, al.(2012) dalam Factors Influencing the Profitability of Leasing Firms in
Pakistan, menemukan Net Investment to Total Assets (NIA) dan Size berpengaruh signifikan
dan positif terhadap Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Debt to Equity
Ratio (DER) dan Age perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas.
Martani dan Ronald (2009) dalam Factors Affecting Profitability of Multi Finance
Company in Indonesia menggunakan 153 perusahaan multifinance yang terdaftar di
Bapepam-LK periode 2005-2007, menemukan Operating Efficiency, Size dan Inflation
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas. Interest Rate dan Loan Loss
Provision berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan Net Loans
Asset Ratio dan Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE.
Gul, et, al (2011) dalam penelitiannya Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan,
menemukan Size, Deposit to Total Assets, Inflation dan GDP berpengaruh signifikan dan
positif terhadap profitabilitas. Net Loans to Assets Ratio berpengaruh signifikan dan positif
hanya terhadap ROA, sedangkan Capital berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROE.
Hasil yang tidak konsisten dari penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perusahaan antara lain Debt to Equity Ratio(DER), Net
Receivable Asset Ratio(NRA), Operating Efficiency (OE), Size, Growth dan Gross Domestic
Product (GDP), maka layak untuk dilakukan penelitian dengan waktu dan objek penelitian
yang berbeda yakni menggunakan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2012.
Pada tanggal 29 September 2006, pemerintah melalui menteri keuangan mengeluarkan
Peraturan Menteri Keuangan nomor 84/PMK/.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan,
yang mewajibkan perusahaan pembiayaan memiliki “piutang pembiayaan” sekurang-
100
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
kurangnya 40% dari total aktiva (Receivable to Assets Ratio). Perusahaan Pembiayaan
yang telah memperoleh Izin Usaha, wajib memenuhi ketentuan tersebut paling lambat
September 2007.
Disaat berupaya meningkatkan piutangnya, perusahaan pembiayaan dihadapkan
pada krisis keuangan global yang terasa di Indonesia mulai tahun 2008 dan diduga dapat
mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Kondisi ini menarik untuk diteliti
mengingat belum ada penelitian mengenai profitabilitas perusahaan pembiayaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Perusahaan Pembiayaan
Salah satu lembaga keuangan bukan bank adalah perusahaan pembiayaan. Perusahaan
Pembiayaan adalah perusahaan bukan bank yang memberikan pinjaman jangka pendek dan
jangka menengah untuk kebutuhan konsumen dan bisnis. Perusahaan Pembiayaan umumnya
mendapatkan dana dengan cara meminjam dari bank atau menjual surat berharga (Gallagher
and Andrew, 1999;53).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK/.012/2006, Perusahaan
Pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang
khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan. Adapun kegiatan usaha perusahaan pembiayaan adalah sewa guna usaha, anjak
piutang, usaha kartu kredit dan/atau pembiayaan konsumen.
B.
Profitabilitas
Menurut Tandelilin (2010:372), salah satu indikator untuk melihat prospek suatu
perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin berpeluang perusahaan
tersebut akan berkembang dimasa mendatang mengingat keuntungan yang diperoleh dapat
diinvestasikan kembali untuk operasional perusahaan. Sebaliknya apabila profitabilitas
perusahaan rendah maka peluang untuk berkembang semakin kecil.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004:42). Profitabilitas dapat
diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari sejumlah
kebijakan dan keputusan yang dilakukan dan menjadi salah satu indikator untuk melihat
prospek suatu perusahaan dimasa datang. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang
tinggi memiliki kesempatan mendapatkan sumber dana yang lebih besar baik dalam bentuk
pinjaman (eksternal) maupun modal dari pemegang saham (internal) untuk diinvestasikan
kembali karena para pemilik dana berharap akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.
Ada dua rasio profitabilitas utama yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas yaitu Return on Asset dan Return on Equity (Tandelilin, 2010:372). Return
on Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset yang dimiliki perusahaan bisa
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
101
menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA semakin efisien dan efektif pengelolaan aset
perusahaan dan menunjukan semakin tinggi profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010:372).
Return on Equity (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham (Tandelilin, 2010:372). Semakin
tinggi ROE maka semakin efisien dan efektif pengelolaan modal pemegang saham dan
menunjukan tingkat profitabilitas yang tinggi.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan
1.
Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas
Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap ekuitas menggambarkan
besarnya jumlah utang yang dimiliki perusahaan dengan membandingkan antara jumlah
utang dengan jumlah ekuitas (Gallagher dan Andrew Jr, 1999:91).
Modigliani dan Miller (teori MM) berpandangan bahwa nilai perusahaan dengan
utang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang. Implikasi dari teori ini
adalah perusahaan sebaiknya menggunakan utang sebanyak-banyaknya (Hanafi,2010;309).
Pendapat Ross (1977) yang lebih dikenal dengan teori signaling menyebutkan penggunaan
utang merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Perusahaan yang
meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek
perusahaan di masa mendatang, dan utang merupakan tanda atau signal positif (Hanafi,
2010:316).
Akhtar, et, al (2011) dalam penelitiannya Factors Influencing the Profitability of
Conventional Banks in Pakistan, menemukan Gearing Ratio (Total Debt/Total Equity)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA dan ROE. Dalam penelitian ini diduga
DER berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
2.
Pengaruh Variabel Net Receivable Asset (NRA) terhadap Profitabilitas
Net Receivable Asset (NRA) atau rasio piutang terhadap aset menggambarkan
besarnya jumlah piutang pembiayaan (investasi) yang dimiliki perusahaan pembiayaan
dengan membandingkan antara jumlah piutang dengan jumlah aktiva.
Secara umum semakin besar jumlah piutang yang dimiliki suatu perusahaan maka
semakin rendah profitabilitas perusahaan bersangkutan, mengingat semakin besar piutang
maka semakin tinggi kemungkinan piutang tidak terbayar (Hanafi, 2010;39). Sebaliknya,
kebijakan piutang yang kecil akan memperkecil biaya dan risiko kredit macet, tetapi potensi
pendapatan juga berkurang. Oleh karenanya perusahaan pembiayaan harus memperhatikan
trade off antara besarnya jumlah piutang pembiayaan, risiko tidak tertagih dan tingkat
profitabiltas.
Martani dan Ronald (2009) dalam Factors Affecting Profitability of Multi Finance
Company in Indonesia menemukan Net Loans Assets Ratio (NLA) berpengaruh negatif
namun tidak signifikan terhadap Return on Asset. Dalam penelitian ini diduga NRA
memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan.
102
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
3.
Pengaruh Variabel Operating Effeciency (OE) terhadap Profitabilitas
Untuk melihat efisiensi operasional perusahaan pembiayaan digunakan variabel
Operating Efficiency (OE) yaitu perbandingan antara jumlah beban usaha dengan jumlah
aktiva. Semakin tinggi nilai OE berarti semakin tidak efisien perusahaan dalam menggunakan
aktivanya sehingga profitabilitasnya cenderung rendah.
Martani dan Ronald (2009) menemukan variabel Operating Efficiency berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap Return on Asset dan Return on Equity. Dalam penelitian
ini Operating Efficiency diperkirakan akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
perusahaan.
4.
Pengaruh Variabel Size terhadap Profitabilitas
Size dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural dari total aktiva perusahaan
(Gul, et, al, 2011). Perusahaan besar (aktiva besar) dapat mengeluarkan biaya promosi yang
efektif dan menguasai pangsa pasar yang lebih besar. Sebaliknya perusahaan kecil (aktiva
kecil) lebih fokus pada segmen pasar sehingga dapat berdampak pada profitabilitas.
Martani dan Ronald (2009) menemukan Size perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan dengan profitabilitas. Perusahaan yang besar umumnya tidak efisien dalam biaya
operasional dan birokrasi. Dalam penelitian diduga Size memiliki pengaruh negatif terhadap
profitabilitas perusahaan.
5.
Pengaruh Variabel Growth terhadap Profitabilitas
Penelitian ini menggunakan pertumbuhan total aktiva sebagai proxy dari Growth.
Jika pertumbuhan total aktiva dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan investasi
maka berpeluang akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Pertumbuhan bagi suatu
perusahaan bermanfaat sampai “tingkat tertentu/optimal” tetapi akan berbahaya dan
mungkin berakibat fatal apabila tingkat optimal terlampaui (Walsh, 2004:177).
Penelitian Kusumajaya (2011) pada perusahaan manufaktur di Indonesia menyatakan
bahwa Growth memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Return on Equity yang
berarti semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan. Penelitian ini menduga growth berpengaruh positif terhadap profitabilitas
perusahaan.
6.
Pengaruh Variabel Gross Domestic Product terhadap Profitabilitas
McEachern (2000;146), menyatakan bahwa Gross Domestic Product (GDP) mengukur
nilai pasar barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun oleh sumber daya
di suatu negara tanpa memandang siapa pemilik sumber daya tersebut. Semakin besar
GDP menunjukan semakin besar pengeluaran masyarakat atau daya beli masyarakat suatu
negara. Besarnya tingkat GDP merupakan peluang bagi perusahaan untuk memproduksi
atau menjual lebih banyak produk atau jasa dan membuka peluang perusahaan memperoleh
keuntungan mengingat kemampuan belanja masyarakatnya yang besar pula.
Bilal, et, al(2013) dan Srairi (2009), menemukan GDP berpengaruh signifikan dan
positif terhadap Return on Asset. Dalam penelitian ini diduga GDP memiliki pengaruh
positif terhadap profitabilitas perusahaan.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
103
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Kerangka Pemikiran/Model Penelitian
Kerangka pemikirian teoritis pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Receivable Asset,
Operating Efficiency, Size, Growth dan Gross Domestic Product terhadap ROA dan ROE
digambarkan
sebagaigberikut :
g
H1a (+)
Debt Equity Ratio
Net Receivable Asset
H1b (+)
H2a (-)
Return on Asset (ROA)
H2b (-)
H3a
(-)
Operating Efficiency
H3b (-)
H4a (-)
Size
H4b (-)
H5a (+)
Growth
H6a (+)
Return on Equity (ROE)
H5b (+)
H6b (+)
GDP
B.
Hipotesis penelitian
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
ipotesis
a
b
a
b
a
b
a
b
a
b
a
b
: Debt to Equity Ratio
ER berpengaruh positi terhadap ROA
: Debt to Equity Ratio
ER berpengaruh positi terhadap ROE
: Net Receivable Assets
RA berpengaruh negati terhadap ROA
: Net Receivable Assets
RA berpengaruh negati terhadap ROE
: Operating Efficiency OE berpengaruh negati terhadap ROA
: Operating Efficiency OE berpengaruh negati terhadap ROE
: Size berpengaruh negati terhadap ROA
: Size berpengaruh negati terhadap ROE
: Growth berpengaruh positi terhadap ROA
: Growth berpengaruh positi terhadap ROE
: Gross Domestic Product
berpengaruh positi terhadap ROA
: Gross Domestic Product
berpengaruh positi terhadap ROE
104
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas yakni penelitian yang
ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat antara beberapa variabel
independen dengan variabel dependen.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pembiayaan yang pernah tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu penelitian (2007-2012). Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebanyak 17 perusahaan pembiayaan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan
harapan mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pertimbanganpertimbangan pemilihan sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah :
1.
Tersedia laporan keuangan perusahaaan selama periode pengamatan.
2.
Piutang pembiayaan yang dimiliki sekurang-kurangnya 40% dari total aktiva selama
periode pengamatan, sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/
PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan.
3.
Perusahaan yang selalu memperoleh laba selama periode pengamatan.
C.
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data-data yang
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dengan data
panel (pool data) yakni data yang terdiri dari beberapa objek data dengan beberapa periode
penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2007-2012 dalam
bentuk neraca dan laporan laba rugi serta rasio keuangan yang dipublikasikan baik dari
ICMD (Indonesian Capital Market Directory) ataupun melalui situs website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id). Sumber data perekonomian Indonesia diperoleh dari laporan
Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id.).
D.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1.
Return on Asset (ROA) diperoleh dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan jumlah aktiva (Hanafi 2004:42).
Return on Equity (ROE) diperoleh dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan jumlah ekuitas (Tandelilin 2010:372).
Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio leverage (pengungkit) didapat dari
perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah ekuitas (Gallagher dan Andrew
Jr, 1999:91) dan Akhtar et al (2011).
Net Receivable Asset (NRA) diperoleh dari perbandingan antara jumlah piutang
pembiayaan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai dengan jumlah aktiva.
2.
3.
4.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
5.
6.
7.
8.
E.
105
Operating Efficiency (OE) diperoleh dari perbandingan antara jumlah biaya
operasional dengan pendapatan operasional (Srairi, 2009).
Size menggambarkan besarnya perusahaan yang dilihat dari banyaknya jumlah aktiva
yang dimiliki perusahan pembiayaan. Untuk analisis data digunakan logaritma
natural total aktiva (Asghar, et, al, 2012).
Growth yang digunakan dalam penelitian ini adalah Growth total asset yaitu
perubahan antara jumlah aktivat+1 dikurangi jumlah aktivat dibagi dengan jumlah
aktivat (Kusumajaya,2011).
Gross Domestic Product (GDP) diperoleh melalui www.bps.go.id. Untuk analisis
data digunakan logaritma natural Produk Domestik Bruto (Gul, et, al, 2011) dan
(Bilal, et, al, 2013).
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (multi
linier regression method). Adapun rumusan model regresi yang digunakan adalah :
Y1 = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Y2 = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan :
= Return on Asset (ROA);
Y2
= Return on Equity (ROE)
Y1
= Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi variabel independen
= Debt to Equity Ratio (DER)
X1
= Net Receivable Asset (NRA)
X2
X3
= Operating Efficiency (OE)
= Size
X4
= Growth
X5
X6
= GDP
e
= Random error
Untuk memperoleh hasil yang valid atau tidak bias pada metode regresi berganda
maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas.
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan perlu
digunakan uji t maupun uji F. Pengujian Hipotesis merupakan langkah pembuktian dugaan
peneliti atau hipotesis. Langkah ini untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan
peneliti secara linier.
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model penelitian dalam menerangkan
variasi variabel dependen digunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model
regresi yang terbaik. Hal ini dikarenakan nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2012:97).
106
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pembiayaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2007 sampai dengan 2012.
Selama periode 2007-2012 jumlah perusahaan pembiayaan yang tercatat dalam BEI
sebanyak 17 perusahaan. Dari 17 perusahaan tersebut terpilih sebanyak 6 perusahaan yang
memenuhi kriteria yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini yakni; PT. Adira
Dinamika Multi Finance Tbk, PT. Buana Finance Tbk, PT. BFI Finance Indonesia Tbk,
PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, PT. Mandala Multifinance Tbk dan PT. Trust Finance
Indonesia Tbk.
B.
Analisis Deskriptif Variabel
Tabel 5.1 : Deskriptif Data
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
DER
36
0.35
4.58
1.6342
1.30340
NRA
36
50.71
97.34
87.7053
11.04272
OE
36
34.15
79.43
60.6786
12.05224
SIZE
36
12.10
17.05
14.5783
1.15420
GROW
36
-32.22
122.24
32.7475
35.70042
GDP
36
22.10
22.83
22.5033
0.25005
ROA
36
2.92
28.40
8.0575
6.02038
ROE
36
4.71
52.32
19.2944
11.77545
Valid N (listwise)
36
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Dari tabel 5.1 terlihat bahwa rata-rata DER untuk industri pembiayaan sebesar 1,63
kali dengan standar deviasi 1,30. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pembiayaan
belum memanfaatkan hutang secara optimal mengingat pemerintah membuka peluang
perusahaan melakukan pinjaman dengan DER maksimal 10 kali modal sendiri.
Nilai rata-rata NRA untuk perusahaan pembiayaan yang dijadikan sampel sebesar
87,71% dengan standar deviasi 11,04. Hal ini menggambarkan perusahaan sudah memenuhi
ketentuan minimal 40% piutang pembiayaan dari total aktiva dan cenderung agresif dalam
pemberian piutang pembiayaan selama periode penelitian.
Total aktiva (size) tertinggi dimiliki PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk pada
tahun 2012 sebesar Rp. 25,46 triliyun dan terendah dimiliki oleh PT. Trust Finance
Indonesia, Tbk pada tahun 2007 sebesar Rp. 179,54 milyar. Kondisi ini menunjukkan
perbedaan yang sangat besar dalam skala usaha dan kekayaan perusahaan pembiayaan
yang dijadikan sampel penelitian.
Growth (pertumbuhan total aktiva) tertinggi sebesar 122,24% diperoleh PT. Adira
Dinamika Multi Finance, Tbk pada tahun 2011 dan pertumbuhan terendah dimiliki PT.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
107
BFI Finance Indonesia, Tbk pada tahun 2009 dengan growth minus -32,22%. Hal ini
menggambarkan pertumbuhan perusahaan pembiayaan sangat hedrogen selama periode
penelitian.
ROA rata-rata untuk industri pembiayaan sebesar 8,06% dengan standar deviasi
6,02. Hal ini menunjukkan perusahaan pembiayaan memiliki kemampuan menghasilkan
laba dari total aktiva yang cukup baik selama periode penelitian. ROE rata-rata sebesar
19,29% dengan standar deviasi 11,77, menggambarkan kemampuan perusahaan pembiayaan
menghasilkan pengembalian modal sendiri yang baik selama periode penelitian.
C.
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Tabel 5.2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Unstandardized
Residual (ROA) Residual (ROE)
N
36
36
Mean
0.0000000
0.0000000
Std. Deviation
2.78190809
4.78738477
Absolute
0.144
0.143
Positive
0.144
0.139
Negative
-0.099
-0.143
Kolmogorov-Smirnov Z
0.865
0.858
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.443
0.453
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui hasil uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan
tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,443 untuk ROA (Y1) dan sebesar 0,453 untuk
ROE (Y2). Hal ini berarti data sudah memenuhi asumsi normalitas dan dapat diartikan data
yang digunakan berdistribusi normal untuk kedua variabel dependen penelitian ini.
2.
Uji Multikoliniearitas
Pada tabel. 5.3 dibawah ditemukan nilai Tolerance seluruh variabel independen lebih
besar dari 0,10 atau nilai VIF seluruh variabel independen dibawah 10, sehingga tidak
terdapat multikolinieritas pada model regresi dengan variabel dependen Return On Asset
dan Return On Equity. Hal ini berarti diantara enam variabel independen tersebut satupun
tidak terdapat hubungan antar variabel sehingga model penelitian dapat digunakan untuk
memprediksi profitabilitas selama periode pengamatan.
108
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Tabel 5.3
Hasil Uji Multikolineritas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
DER
0.394
2.537
NRA
0.536
1.865
OE
0.423
2.363
SIZE
0.435
2.298
GROW
0.619
1.616
GDP
0.565
2.769
1 (Constant)
dependent variable: ROA dan ROE
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
D.
Uji Autokorelasi
Tabel 5.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Dependen Variabel
Durbin-Watson (d)
Model 1
ROA
1.935
Model 2
ROE
2.057
Predictors: (Constant), DER, NRA, OE, SIZE, GROW, GDP
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan kriteria uji autokorelasi Durbin Watson, hasil perhitungan untuk variabel
dependen ROA adalah 1.877 1.935 2.123 dan ROE sebesar 1.877 2.057 2.123,
sehingga keputusannya adalah tidak ditolak. Dapat disimpulkan bahwa persamaan model
regresi yang yang digunakan tidak ada autokorelasi.
E.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5.5
Hasil Uji Glejser
AbsUt (ROA)
AbsUt2 (ROE)
T
Sig.
t
Sig.
(Constant)
0.867
0.393
1.429
0.164
DER
-0.993
0.329
-1.781
0.085
NRA
-1.307
0.201
0.794
0.434
OE
0.223
0.825
0.590
0.560
SIZE
0.770
0.448
1.639
0.112
GROW
1.418
0.167
1.340
0.191
GDP
-0.740
0.465
-1.584
0.124
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Model
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
109
Dari tabel 5.5 diatas tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt/ROA dan AbsUt2/ROE)
dengan nilai signifikansinya di atas 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan tidak ada pola heteroskedastisitas.
F.
Pengujian Hipotesis
1.
Uji t (Parsial)
Tabel 5.6
Hasil Uji t
Model
1
(Constant)
DER X1
NRA X2
OE X3
SIZE X4
GROW X5
GDP X6
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-57.591 55.043
0.109
0.631
0.024
-0.523
0.064
-0.960
-0.165
0.066
-0.331
-0.940
0.679
-0.180
-0.026
0.018
-0.154
6.041
2.748
0.251
t
Sig.
-1.046
0.173
-8.189
-2.510
-1.385
-1.408
2.198
0.304
0.864
0.000**
0.018*
0.177
0.170
0.036*
** signifikan pada tingkat 1%; * signifikan pada tingkat 5%
Dependent Variable : ROA (Y1)
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Tabel 5.7
Hasil Uji t
Model
2
(Constant)
DER X1
NRA X2
OE X3
SIZE X4
GROW X5
GDP X6
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-113.525 94.723
5.228
1.086
0.579
-1.014
0.110
-0.951
-0.322
0.113
-0.330
-1.272
1.168
-0.125
-0.036
0.032
-0.109
11.221
4.729
0.238
t
Sig.
-1.198
4.812
-9.225
-2.843
-1.089
-1.135
2.373
0.240
0.000**
0.000**
0.008**
0.285
0.266
0.024*
** signifikan pada tingkat 1%; * signifikan pada tingkat 5%
Dependent Variable : ROE (Y2)
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
110
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Dari tabel 5.6 dan 5.7 diatas Net Receivable Asset, Operating Efficiency dan Gross
Domestic Product secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset dan
Return On Equity karena memiliki nilai thitung lebih besar daripada ttabel sebesar 2,0281.
Sedangkan Debt to Equity Ratio hanya berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity.
G.
2
Koefisien Determinasi (Adjusted R )
Tabel 5.8
Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
ROA
0.887a
0.786
0.742
3.05617
a. Predictors: (Constant), DER, NRA, OE, SIZE, GROW, GDP
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 5.8 diatas koefisien determinasi Adjusted R Square diperoleh
sebesar 0,742. Artinya 74,2% variasi variabel ROA dapat dijelaskan oleh keenam variabel
independen DER, NRA, OE, SIZE, GROW dan GDP. Sedangkan sebesar 25,8% variabel
ROA dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
Tabel 5.9
Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
ROE
0.914a
0.835
0.801
5.25937
a. Predictors: (Constant), DER, NRA, OE, SIZE, GROW, GDP
sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Hasil perhitungan koefisien determinasi diatas menemukan Adjusted R Square sebesar
0,801, yang berarti bahwa 80,1% variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variabel
independen DER, NRA, OE, SIZE, GROW dan GDP sedangkan sisanya 19,9% ROE
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
H.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%
diperoleh persamaan 1 sebagai berikut :
Y1 = - 57.591 + 0.109X1 - 0.523X2 - 0.165X3 - 0.940LnX4 - 0.026X5 + 6.041LnX6
Berdasarkan tabel 5.7 diatas dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%
diperoleh persamaan 2 sebagai berikut :
Y2 = -113.525 +5.228X1– 1.014X2 – 0.322X3– 1.272LnXb– 0.036X5– 11.221LnX6
I.
1.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil regresi berganda yang ditunjukkan Tabel 5.6 diketahui bahwa Debt
to Equity Ratio (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (Y1) dengan
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
111
nilai thitung 0,173 yang lebih kecil dari nilai ttabel 2,0281. Hasil ini berbeda dengan hipotesis
1a yang menduga Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
Bertambahnya utang perusahaan selalu diikuti dengan meningkatnya biaya bunga
yang harus dibayarkan perusahaan. Pemanfaatan utang yang belum optimal dalam bentuk
piutang pembiayaan akan menghasilkan kenaikan laba perusahaan relatif kecil mengingat
pendapatan yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk menutupi kenaikan biaya
bunga. Kenaikan laba perusahaan yang sebanding dengan kenaikan total aktiva akibat
bertambahanya utang, menghasilkan return/pengembalian terhadap aktiva yang stagnan.
Pada kondisi tersebut tambahan utang yang dicerminkan oleh Debt to Equity Ratio tidak
mampu meningkatkan ROA, sehingga Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap
Return On Asset.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Bilal et al (2013) dalam Factors Affecting
Bank Profiatbility in Pakistan yang menemukan DER tidak berpengaruh terhadap ROA.
Banyaknya dana pihak ketiga tidak diiringi dengan pemberian kredit yang baik sehingga
pengaruhnya tidak signifikan terhadap keuntungan bank.
Berdasarkan Tabel 5.7 analisis regresi menghasilkan Debt to Equity Ratio (X1)
berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Equity (Y2) dengan nilai thitung 4,812
yang berarti lebih besar dari nilai ttabel 2,0281 dengan signifikansi pada tingkat 1%. Ini
menunjukan pengaruh yang sangat kuat variabel DER terhadap ROE.
Walaupun tambahan utang belum dimanfaatkan secara optimal dalam bentuk aktiva
produktif yang menghasilkan kenaikan laba perusahaan relatif kecil, dimana pendapatan
yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk menutupi kenaikan biaya modal. Namun
kenaikan laba perusahaan tersebut masih lebih besar daripada penambahan modal sendiri
pemegang saham, sehingga menghasilkan return/pengembalian terhadap modal sendiri
menjadi lebih tinggi. Setiap terjadinya penambahan utang maka tingkat Return On Equity
akan naik sebaliknya jika Debt to Equity Ratio rendah maka pengembalian modal sendiri
pemegang saham juga rendah.
Hal ini sesuai dengan hipotesis 1b yang menduga Debt to Equity Ratio berpengaruh
positif terhadap Return On Equity dimana semakin besar utang yang dimiliki perusahaan
maka semakin tinggi tingkat pengembalian modal sendiri pemegang saham begitu juga
sebaliknya jika utang perusahaan sedikit maka tingkat Return On Equity akan rendah.
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akhtar et al
(2011) dalam Factors Influencing the Profitability of Conventional Banks in Pakistan,
menemukan bahwa Gearing Ratio (Debt to Equity Ratio) berpengaruh signifikan dan positif
terhadap ROE dimana penambahan jumlah dana nasabah mampu dimanfaatkan secara
maksimal untuk mengingkatkan keuntungan bank.
2.
engaruh Net Receivable Asset (NRA) terhadap Profitabilitas
Hasil regresi berganda yang ditunjukan Tabel 5.6 memperlihatkan bahwa Net
Receivable Asset (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y1)
dengan nilai thitung 8,189 yang berarti lebih besar dari nilai ttabel 2,0281 dengan signifikansi
pada tingkat 1%. Ini menunjukkan pengaruh variabel NRA yang sangat kuat terhadap
ROA. Berdasarkan pada Tabel 5.7 analisis regresi menghasilkan Net Receivable Assets (X2)
juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Equity (Y2) dengan nilai thitung
112
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
9,225 yang berarti lebih besar dari nilai ttabel 2,0281 dengan signifikansi pada tingkat 1%.
Ini menunjukkan pengaruh yang sangat kuat variabel NRA terhadap ROE.
Kedua hasil regresi diatas menunjukan bahwa semakin besar piutang pembiayaan
yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah tingkat profitabilitas perusahaan, begitu
juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan hipotesis 2a dan 2b yang menduga bahwa piutang
pembiayaan berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE.
Piutang pembiayaan yang semakin besar membuka peluang perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang membesar pula dari bunga ataupun sewa guna usaha. Selain
itu piutang pembiayaan yang besar harus didukung dengan perbaikan sistem tekhnologi dan
informasi, peningkatan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana seperti pembukaan
kantor baru dan kendaraan.
Peningkatan pendapatan yang berasal dari bunga ataupun sewa akibat penyaluran
piutang pembiayaan yang membesar ternyata diiringi dengan kenaikan yang lebih besar
pada biaya operasional perusahaan, akibatnya tingkat profitabilitas perusahaan menurun.
Kondisi seperti inilah yang mungkin terjadi pada perusahaan pembiayaan di Indonesia.
Penyaluran piutang pembiayaan yang besar juga diikuti oleh risiko piutang tak
tertagih yang lebih besar pula sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan
untuk pengawasan dan monitoring investasinya. Belum meratanya penerapan manajemen
risiko pada industri pembiayaan, menyebabkan tingkat non performing receivable menjadi
tinggi. Bahkan ada kecenderungan perusahaan pembiayaan lebih memperhatikan aspek
kecepatan proses pemberian piutang seperti proses “1 jam cair” memperlihatkan perusahaan
tidak menerapkan prinsip prudent (kehati-hatian) dalam pemberian piutang.
Kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi akibat krisis
ekonomi global mengakibatkan pendapatan riil masyarakat umum yang menjadi segmen
terbesar perusahaan pembiayaan turun dan potensi tidak terbayarnya angsuran menjadi
semakin besar. Dengan kondisi ini pendapatan bunga dan sewa usaha yang menjadi sumber
utama penerimaan perusahaan kemungkinan tidak berhasil ditagih sehingga laba perusahaan
menjadi rendah.
Perolehan laba perusahaan yang tidak tidak sebanding dengan penyaluran piutang
pembiayaan bahkan kenaikan labanya lebih kecil daripada kenaikan aktiva dan modal
sendiri menyebabkan Return On Asset dan Return On Equity menjadi lebih rendah. Pada
akhirnya semakin besar jumlah piutang pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan maka
semakin kecil tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Asghar et al. (2012) dalam Factors
Influencing the Profitability of Leasing Firms in Pakistan, menemukan net investment to total
assets berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA dan ROE. Semakin besar investasi
pada perusahaan pembiayaan maka akan memperbesar pendapatan perusahaan dan pada
akhirnya meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Berbeda pula dengan hasil penelitian Martani dan Ronald (2009) dalam Factors
Affecting Profitability of Multi Finance Company in Indonesia yang menemukan net loans
asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Temuan ini
mengindikasikan lemahnya pengelolaan aset keuangan dan tidak diterapkannya prinsip
kehati-hatian dalam pemberian pinjaman konsumen.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
113
3.
Pengaruh Operating Efficiency (OE) terhadap Profitabilitas
Hasil regresi berganda yang ditunjukan Tabel 5.6 diketahui bahwa Operating
Efficiency (X3) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Return On Asset (Y1) dengan
nilai thitung 2,510 lebih besar dari nilai ttabel 2,0281. Berdasarkan Tabel 5.7 diperoleh hasil
bahwa Operating Efficiency (X3) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Return On
Equity (Y2) dengan nilai thitung 2,843 lebih besar dari nilai ttabel 2,0281 dengan signifikansi
pada tingkat 1%. Ini menunjukan pengaruh yang sangat kuat variabel OE terhadap ROE.
Hasil regresi diatas berarti semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan oleh
perusahaan maka semakin kecil tingkat profitabilitas perusahaan yang bersangkutan
sebaliknya semakin efisien biaya operasional maka semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis 3a dan 3b yang menduga bahwa Operating
Efficiency berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE.
Perusahaan pembiayaan go public dalam penelitian ini telah melakukan efisiensi
biaya operasional mengingat faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikelola oleh
manajemen. Biaya operasional yang paling dominan dalam perusahaan pembiayaan adalah
biaya bunga pinjaman mengingat lebih 60% sumber dana perusahaan berasal dari pinjaman
bank. Pemanfaatan utang secara cermat pada tingkat bunga tertentu mampu menghindari
perusahaan dari pembayaran bunga pinjaman yang besar.
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Martani dan
Ronald (2009) yang menemukan bahwa Operating Efficiency berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap ROA dan ROE. Sejalan dengan penelitian Srairi (2009) dan Akhtar et al
(2011) yang menemukan Operating Efficiency berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Return On Asset.
4.
Pengaruh Size terhadap Profitabilitas
Hasil analisis regresi berganda sesuai tabel 5.6 menunjukan bahwa Size (X4) tidak
berpengaruh terhadap Return On Asset (Y1) dengan nilai thitung 1,385 yang berarti lebih kecil
dari nilai ttabel 2,0281. Pada tabel 5.7, analisis regresi berganda menghasilkan variabel Size
(X4) juga tidak berpengaruh terhadap Return On Equity (Y2) dengan nilai thitung 1,089 yang
berarti lebih kecil dari nilai ttabel 2,0281.
Hasil penelitian ini berbeda dengan perkiraan semula bahwa Size berpengaruh negatif
terhadap ROA dan ROE, sehingga hipotesis 4a dan 4b tidak dapat diterima. Hal tersebut
bisa disebabkan oleh membesarnya ukuran perusahaaan membuat organisasi menjadi besar
dan biaya operasional yang besar pula. Pada saat pengelolaan piutang pembiayaan kurang
baik seperti yang tercermin pada variabel Net Receivable Asset maka besarnya Size tidak
dapat dimanfaatkan dengan maskimal oleh manajemen. Ini berarti ukuran perusahaan pada
industri pembiayaan tidak menentukan tinggi rendahnya profit yang dihasilkan.
5.
Pengaruh Growth (GROW) terhadap Profitabilitas
Hasil analisis regresi berganda sesuai tabel 5.6 menunjukan bahwa Growth (X5) yang
merupakan proxy dari pertumbuhan total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset (Y1) dengan nilai thitung 1,408 yang berarti lebih kecil dari nilai ttabel 2,0281.
Pada tabel 5.7, analisis regresi berganda menghasilkan variabel Growth (X5) juga tidak
114
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
berpengaruh terhadap Return On Equity (Y2) dengan nilai thitung 1,135 yang berarti lebih
kecil dari nilai ttabel 2,0281.
Kondisi ini kemungkinan terjadi karena pertumbuhan aktiva perusahaan diiringi
kenaikan risiko investasi berupa piutang tak tertagih sehingga tidak efektif meningkatkan
profitabilitas. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis 5a dan 5b, dimana diduga growth
berpengaruh positif terhadap dengan profitabilitas perusahaan.
6.
Pengaruh Gross Domestic Product (GDP) terhadap Profitabilitas
Hasil analisis regresi berganda sesuai Tabel 5.6 menunjukan bahwa Gross Domestic
Product (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y1) dengan nilai
thitung 2,198 yang berarti lebih besar dari nilai ttabel 2,0281. Berasarkan Tabel 5.7, analisis
regresi berganda menghasilkan variabel Gross Domestic Product (X6) juga berpengaruh
positif signifikan terhadap Return On Equity (Y2) dengan nilai thitung 2,373 yang berarti lebih
besar dari nilai ttabel 2,0281. Artinya hipotesis 6a dan 6b dapat diterima.
Semakin besar GDP menunjukan semakin tinggi daya beli masyarakat terhadap
kebutuhan konsumtifnya baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder
seperti kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga dan kebutuhan lainnya. Kondisi ini
meningkatkan peluang perusahaan pembiayaan membiayai kebutuhan konsumen mengingat
kemampuan belanja masyarakat yang semakin besar. Oleh karenanya semakin besar Gross
Domestic Product suatu negara maka semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan di
negara tersebut.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Gul et al (2011) yang mendapati
Gross Domestic Product berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan ROE. Secara
umum GDP menggambarkan naik dan turunnya siklus bisnis. Pergerakan aktivitas secara
umum akan memberikan ekspektasi secara langsung terhadap profitabilitas perusahaan.
Hasil yang sama juga ditemukan oleh Srairi (2009) dan Bilal et al (2013) bahwa GDP
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Return On Asset.
J.
1.
Implikasi Penelitian
Implikasi Teoritis
Keberhasilan manajemen dalam menjalankan usahanya dapat diukur dengan beberapa
indikator kinerja keuangan, salah satunya adalah tingkat profitabilitas perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan ini penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan perusahaan memberikan return sesuai dengan keinginan investor atau
pemegang saham.
Tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor ekternal atau makro ekonomi. Debt to Equity Ratio ditemukan
berpengaruh positif terhadap Return On Equity dimana semakin banyak manajemen
perusahaan memperoleh utang dari pihak luar maka semakin besar keuntungan pemegang
saham. Hasil ini sejalan dengan teori Signaling (Ross, 1977) yang berpandangan bahwa
struktur modal atau penggunaan utang perusahaan dianggap sinyal positif bagi investor.
Penelitian ini mendukung penelitian Kusumajaya (2011) dan Akhtar, et, al (2011) yang
menemukan DER berpengaruh positif terhadap ROE.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
115
Faktor net receivable asset ratio ditemukan berpengaruh negatif terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan. Penyaluran pembiayaan yang sangat expansive meningkatkan
risiko non performing receivable karena perusahaan tidak prudent dalam pemberian piutang
kepada konsumen sehingga tingkat profitabilitas menjadi rendah. Berbeda dengan Martani
dan Ronald (2009), Gul et al (2011) dan Srairi (209) yang menemukan net loans asset ratio
tidak berpengaruh terhadap ROE dan ROA.
Penelitian ini menemukan faktor Operating Efficiency berpengaruh negatif terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan. Sejalan dengan penelitian Martani dan Ronald (2009),
Srairi (2009) dan Akhtar et al (2011) yang menemukan Operating Efficiency berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap ROA dan ROE.
Selain faktor internal perusahaan, faktor ekonomi makro juga berpengaruh terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan. Penelitian ini menemukan Gross Domestic Product
berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Bilal et al (2013), Gul et al (2011) dan Srairi (2009),
bahwa Gross Domestic Product berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE.
2.
Implikasi Manajerial
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi manajemen perusahaan
pembiayaan dalam meningkatkan kinerja keuangannya dengan memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
semakin besar debt to equity ratio yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi return
on equity, ini dapat diartikan bahwa semakin banyak manajemen perusahaan memperoleh
utang dari pihak luar maka semakin besar keuntungan pemegang saham.
Penelitian ini juga menemukan semakin besar net receivable asset ratio yang dimiliki
perusahaan maka semakin rendah tingkat profitabilitas. Penyaluran pembiayaan yang
sangat expansive cenderung mengurangi aspek kehati-hatian dalam pemberian piutang
kepada konsumen sehingga meningkatkan risiko piutang tak tertagih. Jika perusahaan
belum menjalankan manajemen risiko yang baik, maka setiap penambahan jumlah piutang
pembiayaan akan diikuti dengan meningkatnya non performing receivable. Pengalaman,
profesionalisme, integritas dan pengetahuan yang dimiliki manajemen sangat berperan guna
menghindari memburuknya investasi perusahaan.
Hasil penelitian ini mendapati semakin efisien atau semakin kecil Operating Efficiency
maka semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan. Pemanfaatan utang secara cermat
pada tingkat bunga tertentu mampu menghindari perusahaan dari pembayaran bunga
pinjaman yang besar. Pengelolaan biaya modal dengan tepat akan meningkatkan efisiensi
biaya operasional sehingga memperbesar peluang perusahaan memperoleh keuntungan
yang lebih tinggi.
Penelitian tersebut juga menemukan Gross Domestic Product dapat mempengaruhi
tingkat profitabilitas perusahaan. Besarnya Gross Domestic Product mengindikasikan
tingginya daya beli masyarakat secara umum, hal ini membuka peluang bagi manajemen
guna memasarkan produknya agar keuntungan yang diinginkan pemegang saham dapat
dicapai.
116
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
K.
Keterbatasan Penelitian
1.
Objek penelitian ini menggunakan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2012 yang memenuhi ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 84/PMK/.012/2006 dimana jumlahnya sangat terbatas, sehingga
peneliti kesulitan dalam memperluas sampel penelitian.
Penelitian ini hanya memasukan Gross Domestic Product sebagai faktor makro
ekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, sedangkan faktor ekonomi
makro lainnya yang mempengaruhi profitabilitas seperti tingkat bunga (BI rate),
Kurs rupiah terhadap mata usang asing dan Inflasi tidak dipergunakan dalam
penelitian ini.
Periode yang digunakan dalam penelitian ini mulai tahun 2007 sampai dengan tahun
2012. Periode awal penelitian masih terasa efek dari krisis global, dimana laba
perusahaan pembiayaan yang dijadikan sampel cenderung stagnan.
2.
3.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Hasil regresi berganda menunjukan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset, sehingga hipotesis 1a tidak dapat diterima, namun Debt
to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Equity, sehingga
hipotesis 1b yang menduga DER berpengaruh positif terhadap ROE dapat diterima.
Hasil regresi berganda menunjukan Net Receivable Asset berpengaruh negatif
signifikan terhadap Return On Asset dan Return On Equity. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2a dan 2b yang menduga Net Receivable Asset
berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE dapat diterima.
Hasil regresi berganda menunjukan Operating Efficiency berpengaruh negatif
signifikan terhadap Return On Asset dan Return On Equity. Jadi hipotesis 3a dan 3b
Operating Efficiency berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan dapat
diterima.
Size perusahaan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset dan Return On Equity.
Sehingga hipotesis 4a dan 4b yang menduga Size berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas tidak dapat diterima.
Growth total aktiva tidak berpengaruh terhadap Return On Asset dan Return On
Equity. Sehingga hipotesis 5a dan 5b yang menduga Growth berpengaruh positif
terhadap profitabilitas tidak dapat diterima.
Hasil regresi berganda menunjukan Gross Domestic Product berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset dan Return On Equity. Jadi dapat disimpulkan
bahwa GDP berpengaruh positif terhadap profitabiltas serta hipotesis 6a dan 6b
dapat diterima.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
Saran
1.
Penambahan variabel penelitian seperti non performing receivable, umur
perusahaan, ketentuan down payment atau self financing serta tingkat Inflasi perlu
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.
Hasan & Rusdayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan...
2.
3.
4.
117
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan dengan memperhatikan faktor internal perusahaan yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas antara lain Debt to Equity Ratio, Net Receivable
Asset dan Operating Efficiency. Selain itu faktor ekonomi makro seperti Gross
Domestic Product tetap dicermati untuk menentukan perkembangan perusahaan
dimasa mendatang.
Penelitian ini berguna bagi calon investor yang melakukan investasi pada perusahaan
pembiayaan dengan memperhatikan tingkat DER, NRA dan OE mengingat faktor
ini berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Penelitian yang akan datang selain menggunakan perusahaan pembiayaan yang
terdaftar di BEI sebaiknya juga menggunakan perusahaan pembiayaan yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai objek penelitian, agar sampel
yang diperoleh lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, et, al. 2011, Factors Influencing the Profitability of Conventional Banks of Pakistan,
International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 66.
Asghar, et al. 2012, Factors Influencing the Profitability of Leasing Firms in Pakistan, SS
International Journal of Business and Management Research, Vol 2, issue 2, ISSN
2231-4970, 2012.
Badan Pusat Statistik, Kajian Statistik Keuangan, melalui situs web resmi Badan Pusat
Statistik: http://www.bps.go.id
Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2007, di upload 7 April 2008
melalui Situs web resmi Bank Indonesia: http://www.bi.go.id
Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2008, di upload 3 April 2009
melalui Situs web resmi Bank Indonesia: http://www.bi.go.id
Bapepam-LK, 2008, Studi Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Kinerja
Perusahaan Pembiayaan.
Bilal, et, al. 2013, Influencing Bank Specific and Macroeconomic Factors on Profitability
of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan, Research Journal of Finance and
Accounting, ISSN 2222-1697 (paper) ISSN 2222-2847 (online), Vol 4, No 2, 2013.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2009, Dasar-Dasar Managemen Keuangan.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Departemen Keuangan, 2006, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
tentang Perusahaan Pembiayaan.
Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gallagher, Timothy J. and Joseph D. Andrew Jr, 1999, Financial Management: Principles
and Practice. Penerbit Prentice Hall Inc, Ney Jersey.
118
Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 1, Februari 2014
Ghozali, Imam, 2012, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Edisi
6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gul, et, al. 2011, Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan, The Romanian Economic
Journal, No 39, page 61-87, 2011.
Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Keuangan. Penerbit BPFE-Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit BPFEYogyakarta.
Husnan, Saud, 1997, Manajemen Keuangan : Teori dan penerapan. Penerbit BPFEYogyakarta.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka, 2011, Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa efek Indonesia. Tesis. Program Studi Magister Manajemen
program Pasca Sarjana. Universitas Udayana. Denpasar.
Mangani, Ktut Silvanita, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Penerbit Erlangga.
Martani, Dwi dan Ronald R Munaiseche, 2009, Factors Affecting Profitability of Multi
Finance Company in Indonesia, jurnal publikasi Universitas Indonesia, http://staff.
ui.ac.id/internal/0600500045/ publikasi.
Markiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi. Penerbit Erlangga.
McEachern, William A., 2000, Ekonomi Makro. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Onaolapo, Adekunle and Sunday O Kajola, 2010, Capital Structure and Firm
Performance:Evidance from Nigeria, European Journal of Economics, Finance and
Administrative Sciences. ISSN 1450-2275 Issue 25.
Robert C. Higgins, 2004, Analysis Financial Management. Penerbit The McGraw-Hill,
Inc. Companies.
Samuelson, Paul A and William D. Nordhaus, 1997, Makro Ekonomi. Penerbit Erlangga.
Situs web resmi Bursa Efek Indonesia: http://www.idx.go.id
Srairi, Samir Abderrazek, 2009, Factors Influencing the Profitability of Conventional
and Islamic Commercial Banks in GCC Countries, Review of Islamic Economic,
Vol.13,No.1,2009, page 5-30.
Syafri, 2012, Factors Affecting Bank Profitability in Indonesia, paper in International
Converence on Business and Management, Phuket-Thailand.
Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Investasi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Walsh, Ciaran, 2004, Key Management Ratios: Rasio-Rasio Penting, Penggerak dan
Pengendali Bisnis. Penerbit Erlangga.
Yusgiantoro, Purnomo, 2004, Managemen Keuangan Internasional. Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.
Download