PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Sijam, K. Y. Margiati, Siti Halidjah PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: [email protected] Abstrak: Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini bertujaun untuk memperoleh informasi tentang apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, hasil penelitian yang diperoleh adalah aktivitas fisik siswa yaitu siklus I 67,2% meningkat menjadi 83,6% pada siklus II, aktivitas mental siswa yaitu dari porsentase siklus I 58,2% meningkat menjadi 65,4% pada siklus II, aktivitas emosional siswa yaitu dari porsentase siklus I 65,4% meningkat menjadi 78,6% pada siklus II. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA. Kata kunci : aktivitas belajar, media gambar Abstract: Improved Student Learning Activity Using Media Images On Learning of Natural Sciences. This study bertujaun to obtain information about whether to use media images to enhance student learning activities in the teaching of Natural Sciences in fourth grade elementary school District 19 District Ngabang Toho Raba. The research method used in this research is descriptive method. The research was conducted by 2 cycles, the results obtained are the physical activity of students is the first cycle increased 67.2% to 83.6% in the first cycle in the second cycle, the mental activity of students, from 58.2% porsentase first cycle increased to 65, 4% in the second cycle, the students emotional activity of the first cycle porsentase 65.4% increased to 78.6% in the second cycle. From the data obtained shows that media images can enhance student learning activities in IPA. Key words: learning activities, media images Pendidikan nasional bertujuan agar manusia Indonesia beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, demokratis, serta bertanggung jawab (UU No.20 tahun 2003) tentang pendidikan. Oleh karenanya pendidikan di Indonesia mendapat perhattian yang utama dari Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu pendidikan, agar peserta didik dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam meresapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Guru adalah fasilitas untuk membangun kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah. Dalam proses belajar mengajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi di fikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas , membuat grafik diagram, inti sari dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi aktif maka ia memiliki ilmu pengetahuan itu dengan baik Slameto (2003 : 36). Setiap guru pasti mengingini siswanya punya prestasi gemilang dalam setiap bidang pembelajaran yang diajarkan. Untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Tidak lepas dari usaha-usaha yang harus dicari jalan keluarnya. Hasil pemantauan di Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba nilai pelajaran IPA di kelas IV dari ulangan prasemester dan ulangan umum semester tergolong rendah. Aktivitas belajar di kelas adalah aktivitas fisik 43,6% aktivitas mental 36,3% dan aktivitas emosional 45,5% . Dari latar belakang di atas adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan untuk mengatasi kesenjangan tersebut penulis menerapkan belajar berbasis aktivitas dengan media gambar. Dengan menggunakan metode yang tepat akan turut menentukan perbaikan proses belajar mengajar yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang Penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Berdasarkan tujuan umum diatas, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) memperoleh informasi tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan aktivitas fisik siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. (2) memperoleh informasi tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan aktivitas mental siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. (3) memperoleh informasi tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan aktivitas emosional siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dalam kegiatan belajar, sejalan dengan pendapat dibawah ini: Menurut Slameto (2003 : 2) “Aktivitas belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seoran untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Pentingnya aktivitas belajar menurut Agoes Soejanto (1995 : 20) mengemukakan, “Proses belajar akan berlansung dengan cepat dan berhasil bila jelas apa yang akan di capai dengan aktivitas belajar itu untuk ini diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar yang tepat dan terukur sehingga meningkatkan ransangan positif pada aktivitas belajar siswa.” sekalipun tidak selalu pengukuran dan penilaiyan merupakan gambaran seluruh pribadi siswa, namun pengukuran dan penilaian harus di sesuaikan dengan tujuan yang ingin di capai dalam belajarnya. Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa banyak jenisnya. Lebih lanjut Slameto menjelaskan yang termasuk dalam Faktor–faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar yaitu : (1) Faktor – faktor internal. (2) Faktorfaktor eksternal. Aktivitas siswa sangat diperhatikan dalam kegiatan belajar seharusnya siswalah banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik yang merencanakan sendiri yang melaksanakan belajar. Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas menurut Paul D.Dierick (dalam Oemar Hamalik 2009:172-173) membagi dalam 8 kelompok kegiatan belajar ialah: (1) Kegiatan-kegiatan visual meliputi; membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksprimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. (2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) meliputi; mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengabungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. (3) Kegiatan-kegiatan mendengar meliputi; mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio. (4) Kegiatan-kegiatan menulis meliputi; menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahanbahan copy, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan menisi angket. (5) Kegiatan-kegiatan menggambar meliputi; menggambar, membuat grafik, chart,diagram peta, dan pola. (6) Kegiatan-kegiatan matrik meliputi; melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,menari dan berkebun. (7) Kegiatan-kegiatan mental meliputi; merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktorfaktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan. (8) Kegiatankegiatan emosional. Meliputi; minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Setiap jenis aktivitas tersebut diatas memiliki kadar atau bobot yang berbeda. Yang jelas aktivitas kegiatan belajar mengajar siswa hendaknya memiliki kadar atau bobot yang lebih tinggi, baik aktivitas fisik, aktivitas mental, maupun aktivitas emosional. Indikator kinerja adalah aspek-aspek yang akan ditingkatkan dan sebagai petunjuk dalam menggukur keberhasilan siswa pada setiap aktivitasnya, indikator kinerja aktivitas meliputi 3 (tiga) macam, yaitu: (1) Aktivitas fisik. (2) Aktivitas mental. (3) Aktivitas emosional. Kata sains biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Jadi, sains secara harpiah dapat dapat disebut sebagai ilmu penegtahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa ynag terjadi di alam. Budi 1998 (dalam patta bundu 2008:10) mengutip beberapa pendapat para ahli mengemukakkan hakekat sains: (1) Sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual (konseptual schemes) yang paling berhubungan sebagai hasil eksprimentasi dan observasi. (2) Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi. (3) Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui data ynag dikumpulkan melalui observasi atau eksprimen yang dikontrol. (4) Sains adalah aktivitas pemecahan maslah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan. Sains secara garis besar memiliki 3 komponen yaitu: 1) Proses ilmiah Misalnnya mengamati, mengklasifikasi, mempreddiksi, merancang, dan melaksanakan eksprimen, 2) Produk ilmiah misalnya prinsip, konsep, hukum, dan teori, 3) Sikap ilmiah misalnya ingin tahu, hati-hati, objektip, dan jujur. Menurut Abruscato (dalam patta bundu 2006:9) mendefinisikan pengertian Ilmu pengetahuan Alam atau sains yaitu : (1) Sains adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistimatik tentang dunia sekitar. (2) Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu. (3) Sains adalah dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) disekolah dasar dalam kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004 (cikal bakal kurikulum 2006). (dalam kartono 2010:11) meliputi 2 dimensi yaitu: (1) Kerja ilmiah, dalam kedua kegiatan pembelajaran dimensi ini dilaksanakan secara sinergi dan terintegrasi. Kerja kurikulum sekolah dasar terdiri dari penyelidikan berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. (2) Pemahaman konsep dan penerapannya mencakupi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai media potensi siswa sekolah dasar seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologis anak. memberikan kesenangan bermain. Dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri seluk beluk dan teka-teki penomena alam disekitar dirinya. Mengembangkan potensi yang ada pada dirinya memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang penomena alam sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru ynag harus dikuasainya. Selain itu penilaian dalam pengaaran illmu pengetahuan alam harus dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian yang adil, propesional, transparan, dan komprehensik bagi setiap aspek proses dan hasil belajar siswa. Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam disekolah dasar harus dimulai dari nyata (konkrit) keabstrak dari mudah kesukar, dari sederhana kerumit, dan dari dekat kejauh dengan kata lain mulai dari apa yang ada pada/disekitar siswa dan yang dikenal, diamati serta diperlukan siswa. Secara psikologis anak seusia Sekolah berada dalam dunia bermain. Tugas guru adalah menciptakan dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang epektif uuntuk membelajarkan siswa dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.” Kelebihan media gambar yaitu; (1) Membuat pelajaran lebih kongkret dan jelas, sehingga terhindar dari pemahaman perbalistis. (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (3) Proses pengajaran lebih menarik. (4) Siswa lebihh aktif mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan. Kekurangan media gambar yaitu; (1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus. (2) Fasilitas peralatan jarang disediakan disekolahan. (3) Media gambar memerlukan perencanaan dan kesiapan yang matang disamping waktu yang panjang. (dalam http://rokimgd.wordpress.com/2010/05/03/macam-macammetode-pengajaran). Penggunaan media yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreaktivitas pesera didik. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. alasannya karena metode deskriptif merupaan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan keadaan subjek/objek pendidikan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Sebagian mana dalam penelitian itu peneliti ingin mendeskriptifkan secara objektip peningkatan aktivitas belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan bentuk penelitian (survey studies) dengan jenisnya yaitu survey kelembagaan (institutional survey). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, setting terdiri dari duan macam yaitu: (1) Setting didalam kelas, setting didalam kelas biasanya dipergunakan apabila berkaitan dengan pembelajaran ynag dilakukan didalam kelas atau berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. (2) Setting diluar kelas, setting diluar kelas digunakan apa bila berkaitan dengan pembelajaran diluar kelas atau apa bila masalahnya berkaitan dengan kelembagaan. Dalam penelitian ini penulis dalam pelaksanaan tindakan kelas menggunakan setting didalam kelas yaitu kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Subjek yang digunakan peneliti tindakan kelas adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Yang berjumlah 11 (sebelas) orang, dengan jumlah laki-laki 5(lima) orang dan siswa perempuan 6 (enam) orang, 1 (satu) guru. Langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu; (1) Membuat lembar observasi. (2) Membagi siswa dalam beberapa kelompok. (3) Menyiap alat sebagai penunjang dalam pembelajaran. (4) Merefleksi sarana kegiatan berlangsun. (5) Memberi penilaian. Indikator kinerja tindakan adalah aspek-aspek variabel yang akan ditingkatkan sebagai petunjuk (indikator) untuk mengukur keberhasilannya dalam pembelajaran yang meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung yang melihat aktivitas siswa baik sebelum dan sesudah melaukan tindakan. Alat pengumpul data disesuaikan dengan teknik yangb digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi, lembar ini untuk mengumpul data hasil observasi langsung. Data yang diamati pada penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan pada sub mengolah dari yang pertama hingga kedua yaitu mengenai data tentang aktivitas belajar siswa. Dengan menghitung jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung, dibagi dengan jumlah siswa yang hadir kemudian dikalikan 100% Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi; (1) Perencanaan tindakan. (2) Pelaksanaan tindakan. (3) Observasi dan evaluasi. (4) Refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Banyaknya siswa dikelas IV SDN 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang yang ikut dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Media Gambar adalah 11 (sebelas) orang penelitian dilaksanakan sebanyak dua (2) siklus yaitu siklus I dan siklus II pendataan dan hasil pendataan diambil selama aktivitas belajar mengajar berlangsung melalui lembar observasi. Siklus I, (1) Perencanaan meliputi; (a) Penelitian menetapkan pokok bahasan tentang rangka manusia, (b) Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (c) Menyiapkan materi pembelajaran, (d) Menyiapkan topik diskusi, (e) Peneliti menyiapakan media pembelajaran seperti gambar rangka manusia dan bagian-bagiannya, (f) Peneliti menyiapkan alat observasi dan evaluasi untuk siswa, (g) Peneliti menyiapakan lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dalam mengajar. (2) Pelaksanaan meliputi; Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I yairu pada senin,03 September 2012 sebanyak satu kali pertemuan (2x35) pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti selaku guru kelas IV SDN 19 Toho Raba pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (3) Observasi meliputi; Observasi yang dilakukan selama berlangsungnya siklus I aktivitas siswa belum terlihat yang menunjukkan perubahan hal ini dapat dilihat dari hasil berikut ini; (a) Pada indikator aktivitas fisik, hasil penelitian yang telah diperoleh 67,2% pada siklus I. (b) Pada indikator aktivitas mental, hasil penelitian yang telah diperoleh 58,2 pada siklus I. (c) Pada Indikator aktivitas emosional, hasil penelitian yang diperoleh 65,4% pada siklus I. (4) Refleksi meliputi; Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari senin, 3 september 2012 dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SDN 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Peneliti dan guru berkolaborator membuat suatu kesepakatan mengenai kekurangan dan kelebihan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan yang terjadi akan di tindak lanjuti pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Siklus II, (1) Perencanaan meliputi; (a) peneliti menetapkan pokok bahasan yaitu ; tentang rangka tubuh manusia. (b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang rangka tubuh manusia. (c) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan seperti gambar manusia. (d) Menyiapkan topik diskusi. Peneliti menyiapakan 3 lembar gambar rangka pada kertas dibagikan pada 3 kelompok diskusi, untuk mencari sendiri jawaban berdasarkan gambar. (e) Membuat lembar observasi aktivitass siswa siklus II. (f) Membuat lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar siklus II. (2) Pelaksanaan meliputi; Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan (2 x 35 menit) yaitu pada 14 September 2012. Dilaksanakan oleh Bapak Sijam selaku guru kelas IV pada SDN 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. (3) observasi meliputi; Observasi yang dilakukan selama berlangsungnya siklus II aktivitas siswa belum terlihat yang menunjukkan perubahan hal ini dapat dilihat dari hasil berikut ini; (a) Pada indikator aktivitas fisik, hasil penelitian yang telah diperoleh 67,2% pada siklus I meningkat menjadi 83,6% pada siklus II. (b) Pada indikator aktivitas mental, hasil penelitian yang telah diperoleh 58,2 pada siklus I meningkat menjadi 65,4% pada siklus II. (c) Pada Indikator aktivitas emosional, hasil penelitian yang diperoleh 65,4% pada siklus I meningkat menjadi 78,6% pada siklus II. (4) Refleksi meliputi; Dari hasil refleksi yang dilakukan antara peneliti dengan guru kolaborator pada siklus II yang dilaksanakan jumat, 14 september 2012 dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SDN 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang diperoleh kesepakatan sebagai berikut: (a) Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dihentikan karena hampir seluruh siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung. (b) Media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. (c) Kelemahan-kelemahan yang timbul dalam siklus I siklus II dapat teratasi. Pembahasan Data yang dicapai dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 6 mengenai pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk mingkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas fisik meliputi; (a) Pada indikator membaca hasil diskusi didepan kelas hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 27,3% (3 siswa) tingkat pada siklus I 72,7% (8 siswa) hasil penelitian pada siklus II tetap 72,7% belum mengalami peningkatan, (b) Menulis bagian-bagian yang dianggap penting pada indikator Menulis bagian-bagian yang dianggap penting hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dari prosentase base line 54,5% (6 siswa) tingkat pada siklus I 63,6% (7 siswa) hasil penelitian pada siklus II meningkat 72,7%(8 siswa) mengalami peningkatan. (c) Mengamati gambar yang dipajang dipapan tulis pada indikator Mengamati gambar yang dipajang dipapan tulis hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dari prosentase base line 36,4% (4 siswa) tingkat pada siklus I 63,6% (7 siswa) hasil penelitian pada siklus II meningkat menjadi 100%(11 siswa) mengalami peningkatan. (d) Melaksanakan tugas yang diberikan pada lembar kerja pada indikator Melaksanakan tugas yang diberikan pada lembar kerja hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dari prosentase base line 54,5% (6 siswa) tingkat pada siklus I 63,6% (7 siswa) hasil penelitian pada siklus II meningkat menjadi 81,8%(9 siswa) mengalami peningkatan. (e) Menulis hasil pengamatan pada lembar kerja pada indikator Menulis hasil pengamatan pada lembar kerja hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dari prosentase base line 45,5% (5 siswa) tingkat pada siklus I 72,7% (8 siswa) hasil penelitian pada siklus II meningkat menjadi 90,9%(10 siswa) mengalami peningkatan. Aktivitas mental meliputi; (a) Pada indikator menjawab pertanyaan guru hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dari prosentase base line 36,4% (4 siswa) tingkat pada siklus I 63,6% hasil penelitian meningkat menjadi 72,7%(8 siswa) pada siklus II mengalami peningkatan. (b) Berdiskusi dengan teman kelompok pada indikator Berdiskusi dengan teman kelompok hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 27,3% (3 siswa) hasil penelitian pada siklus I menjadi 72,7% (8 siswa) hasil penelitian pada siklus II tetap 72,7% (8 siswa) belum mengalami peningkatan. 72,7% (8 siswa). (c) Berani bertanya tentang hal-hal yang belum jelas pada indikator Berani bertanya tentang hal-hal yang belum jelas penelitian dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 18,2% (2 siswa) hasil penelitian pada siklus I 27,3% (3 siswa) meningkat pada siklus II yaitu menjadi 36,4% (4 siswa). (d) Mampu menjelaskan hal-hal yang telah diajarkan pada indikator Mampu menjelaskan hal-hal yang telah diajarkan peneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 54,5% (6 siswa) mingkat pada siklus I menjadi 72,7% (8 siswa) meningkat pada siklus II menjadi 81,8% (9 siswa). (e) Mampu menjawab pertanyaan dengan benar pada indikator Mampu menjawab pertanyaan dengan benar peneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 54,5% (5 siswa) mingkat pada siklus I 54,5% (6 siswa) meningkat pada siklus II 72,7% (8 siswa). Aktivitas emosional meliputi; (a) Bergembira melakukan kegiatan pada indikator Bergembira melakukan kegiatan peneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 63,6% (7 siswa) hasil penelitian pada siklus I meningkat menjadi 81,8% (9 siswa) meningkat pada siklus II 90,9% (10 siswa). (b) Tidak takut menjawab pertanyaan guru pada indikator Tidak takut menjawab pertanyaan guru peneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 36,4% (4 siswa) hasil penelitian pada siklus I adalah 63,6% (7 siswa) meningkat pada siklus II 72,7% (8 siswa). (c) Berani menyampaikan pendapat peneliti pada indikator Berani menyampaikan pendapat peneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 27,3% (3 siswa) pada penelitian siklus I menjadi 36,4% (4 siswa) pada siklus II meningkat menjadi 63,6% (7 siswa). (d) Berani tampil kedepan kelas pada indikator Berani tampil kedepan kelaspeneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 54,5% (6 siswa)pada siklus I meningkat menjadi 72,7% (8 siswa) pada siklus II tidak ada peningkatan siklus II tetap 72,7% (10 siswa). (e) Bersemangat selama pembelajaran berlangsung pada indikator Bersemangat selama pembelajaran berlangsungpeneliti dengan menggunakan lembar observasi tingkat aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu dari prosentase base line 45,5% (5 siswa) hasil penelitian pada siklus I meningkat menjadi 72,7% (8 siswa) meningkat pada siklus II yaitu 81,8% (9 siswa). Berdasarkan hal yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya (base line) siklus I dan siklus II dapat disimpulkan setelah dilakukan tindakan. Hampir seluruh indikator ( aspek yang diamati ) mengalami peningkatan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan; (1) Media Gambar dapat meningkatkan aktivitas fisik siswa yaitu siklus I 67,2% meningkat pada siklus menjadi II 83,6% dari siklus I kesiklus II meningkat 16,4%. (2) Media Gambar dapat meningkatkan aktivitas mental siswa yaitu dari porsentase siklus I 58,2% meningkat menjadi 65,4% pada siklus II dari siklus I kesiklus II meningkat 7,2%. (3) Media Gambar dapat meningkatkan aktivitas emosional siswa yaitu dari porsentase siklus I 65,4% meningkat menjadi 78,6% pada siklus II dari siklus I kesiklus II meningkat 13,2%. Ketiga aktivitas tersebut diatas dilakukan dalam pembelajaran Iilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikelas IV SDN 19 Toho Raba Kecamatan Ngabang. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan agar guru dapat mengembangkan Media Gambar karena media ini adalah cara yang paling tepat dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar Kelas IV. (2) Guru hendaknya dapat menggelola kelas bukan dalam arti yang serba mewah tetapi dapat menyiapkan alat peraga yang sederhana sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dikelas. (3) Guru sebagai koordinator pendidikan didalam kelas dapat menyiapkan hsl-hsl yang diperlukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk meningkatkan aktivitas seperti: aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Agar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menjadi pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan tidak membosankan. DAFTAR RUJUKAN Slameto (2003) Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Agoes Soejono .(1995). Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses Rineka Cipta: Bandung. Hamalik, Oemar .(2009). Proses Belajar Mengajar Bumi Aksara. (Online) (http://rokimgd.wordpress.com/2010/05/03/macam-macam-metodepengajaran diakses 7 November 2012) Patta Bundu .(2006). Penilaian Keterampiran Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sekolah Dasar . Depdiknas: Jakarta.