Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

advertisement
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
IDENTIFIKASI POTENSI PENELITIAN
DALAM KAJIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Rezi Erdiansyah
Dosen Universitas Tarumanagara
Dede Nuary Sukmayuda
Dosen STIE Putra Perdana Indonesia
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penelitian yang dapat
dilakukan dalam kajian yang berhubungan dengan konsep Total Quality
Management (TQM). TQM dalam implementasinya memerlukan Quality
Management System (QMS). Di Indonesia QMS banyak menggunakan standarisasi
manajemen yang dikembangkan dalam pendekatan ISO. Sebagaimana lazimnya
transformasi suatu sistem manajemen maka pada proses transformasi akan banyak
ditemukan permasalahan. Oleh karena itu, implementasi TQM/QMS memiliki
potensi yang cukup menarik untuk dilakukan penelitian baik yang bersifat parsial
maupun komprehensif. Potensi penelitian berhubungan dengan faktor-faktor
pendorong penerapan TQM/QMS serta dampak implementasinya bagi kelangsungan
organisasi atau perusahaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Kata kunci : Total Quality Management, Quality Management System, potensi
penelitian.
PENDAHULUAN
STIE Putra Perdana
Indonesia
Seorang penulis dan konsultan manajemen Rene T.Domingo (1998,3-10)
mengatakan bahwa mutu tidak dapat dihindari lagi saat ini, ketiadaan mutu bisa
mematikan, atau ketika tidak ada peningkatan mutu maka perusahaan akan segera
dilindas oleh perusahaan lainnya. Selanjutnya Lesley dan Malcom Munro (1996,1)
mengatakan inti kelangsungan hidup suatu organisasi yang paling besar adalah
mutu. Kedua pandangan ini menjadi pengingat yang penting dalam perkembangan
industri barang dan jasa dewasa ini, bahwa persaingan industri merupakan
persaingan dalam hal mutu. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa peningkatan
mutu sekaligus merupakan peningkatan daya saing atau sebaliknya, bahwa
peningkatan daya saing harus dilakukan dengan cara peningkatan mutu.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jika dilakukan kajian terhadap pengertian mutu maka pengertian mutu dapat
ditinjau dari dua aspek yang satu sama lain cukup berbeda. Pertama mutu dalam
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 199
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
pengertian standardisasi yaitu bahwa suatu produk atau jasa dihasilkan atas dasar
pertimbangan produsen, pemerintah, asosiasi atau pihak lainnya, dan kedua
pengertian mutu atas dasar permintaan pelanggan, dalam hal ini setiap hasil
produksi barang atau jasa maka yang terpenting adalah berdasarkan permintaan
pelanggan serta kemampuan untuk memenuhi permintaan atau keinginan pelanggan
tersebut.Dalam kenyataannya mutu yang ditentukan oleh pertimbangan bukan
pelanggan, akan berhadapan dengan kesulitan untuk menembus kebutuhan pasar.
Sementara itu, kebutuhan pelanggan atau pasar dipengaruhi oleh banyak faktor
STIE Putra Perdana
Indonesia
misalnya daya beli, estetika dan budaya, daya tahan dan lainnya. Dalam hal ini,
segmen pasar negara maju tentu saja berbeda segmen pasar negara berkembang,
sebagai contoh produk-produk elektronik yang dihasilkan Cina jika dibandingkan
dengan produk sejenis dari negara lain maka dari aspek mutu (standardisasi) akan
kalah bersaing, tapi Cina dengan sadar memproduksi barang tersebut sesuai dengan
potensi pasar yang ditarget. Dengan demikian dapat dipahami bahwa terdapat
kompleksitas dalam pengelolaan mutu, tergantung dari perspektif mana pengertian
mutu tersebut digunakan. Selanjutnya kompleksitas mutu menjadi tantangan bagi
para ahli manajemen untuk mengembangkan suatu sistem manajemen yang
sungguh-sungguh dapat menjawab tantangan tersebut, dengan kata lain diperlukan
STIE Putra Perdana
Indonesia
suatu sistem manajemen yang sungguh-sungguh berorientasi mutu, mampu
memenuhi standardisasi mutu dan sekaligus mampu memberikan kepuasan pada
pelanggan.
Upaya untuk membangun mutu dikembangkan dalam perspektif ilmu
manajemen yang dikenal dalam pendekatan Total Quality Management (TQM) atau
Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Nasution (2001,6) menyebutkan
TQM
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimukan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk,
tenaga kerja, proses dan lingkungannya, salah satu tujuan TQM adalah memberikan
kepuasan pelanggan.
Menerapkan TQM memerlukan suatu proses pembelajaran yang cukup
STIE Putra Perdana
Indonesia
panjang. Di Indonesia penerapan TQM merupakan suatu transformasi sistem
manajemen, oleh karenanya akan dihadapkan oleh berbagai masalah dan tantangan,
Page 200
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
misalnya komitmen terhadap mutu dari semua pihak yang belum terlihat
sepenuhnya pada realitas sosial yang ada, budaya organisasi dan lingkungan
masyarakat, kebijakan pemerintah, teknologi dan sebagainya. Oleh karena itu,
penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penerapan TQM masih perlu
dilakukan, sehingga dapat ditemukan model-model penerapan TQM yang sejalan
dengan kondisi Indonesia. Tulisan ini bertujuan menemukan beberapa potensi
penelitian yang dapat dilakukan dalam kajian-kajian yang berhubungan dengan
TQM tersebut.
STIE Putra Perdana
Indonesia
KAJIAN TEORI : TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total Quality Management (TQM) atau dalam bahasa Indonesia seringkali
diterjemahkan dalam istilah Manajemen Mutu Terpadu (MMT) memiliki pengertian
yang beragam dan sejarah yang cukup panjang. TQM seringkali dihubungkan dan
tidak dibedakan pengertiannya atau maknanya dengan istilah Sistem Manajemen
Mutu (SMM) atau Quality Management System (QMS). Sesungguhnya,jika
dipahami lebih mendalam terdapat perbedaan antara QMS berbeda dengan
TQM,dimana QMSmerupakan tindakan-tindakan manajemen yang diperlukan dalam
rangka menerapkan TQM. TQM lebih merupakan suatu perspektif dalam ilmu
STIE Putra Perdana
Indonesia
manajemen yang memberikan gambaran teoritis mengenai kerangka berpikir
komprehensif pada sistem manajemen, sedangkan QMS merupakan model-model
yang dikembangkan dalam menerapkan TQM. Oleh karena itu, QMS diderivasi
dalam model-model ISO, Balance Score Card, Six Sigma dan sebagainya.
Beberapa pengertian TQM yang dikemukakan para ahli dalam beberapa
referensi ilmu manajemen dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Ishikara (dalam Nasution 2001, 30) mengatakan TQM adalah perpaduan semua
fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta
kepuasan pelanggan.
2. Thomas Sumarsan ( 2013, 185) TQM adalah sebuah metode dengan budaya,
STIE Putra Perdana
Indonesia
sikap dan struktur organisasi dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk
menyediakan pelanggan dengan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 201
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
kebutuhan mereka dengan melibatkan manajemen dan seluruh karyawan dalam
perbaikan terus menerus terhadap produk dan jasa yang dihasilkan dengan
mengurangi kerugian akibat praktik-praktik pemborosan, pembuangan dan cacat.
3. Vincent Gaspersz (2011, 9) TQM didefinisikan sebagai cara meningkatkan
kinerja secara terus menerus (continuosly performance improvement) pada setiap
level operasi, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, menggunakan
semua sumberdaya manusia dan modal yang tersedia.
Pengertian TQM di atas bermula dari pemikiran yang dikembangkan oleh para
STIE Putra Perdana
Indonesia
pelopor dalam bidang pengembangan TQM yaitu William Edward Deming, Joseph
M. Juran dan Philip Crosby (Thomas Sumarsan, 2013, 185-216; Nasution, 2001, 2842). William Edward Deming yang dianggap sebagai tokoh mutu, mengemukakan
tentang siklus perbaikan terus menerus dan empat belas prinsip yang harus
dijalankan. Siklus manajemen mutu tersebut dikenal dengan istliah PDCA (plan, do,
check, action) digambarkan sebagai berikut:
STIE Putra Perdana
Indonesia
Gb. 1. Siklus Deming
STIE Putra Perdana
Indonesia
Deming menjelaskan bahwa suatu model siklus manajemen yang
berorientasi mutu harus memiliki keempat tahap yang dimaksud, dan
Page 202
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
berlangsung secara terus menerus yaitu: (1) tahap perencanaan (plan) dengan
cara melakukan riset pelanggan dan hasilnya digunakan untuk menyusun
perencanaan, (2) melaksanakan kegiatan (do), (3) memeriksa produk (check)
untuk memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan rencana, dan (4) pasarkan
produk (action). Untuk dapat menjalankan TQM dari Deming ( dalam Thomas
Sumarsan, 2013, 186-187; Edward Sallis, 2007, 100-101) menyampaikan 14
(empat belas) prinsip yang harus ada yaitu sebagai berikut: (1) menciptakan
keinginan yang kuat untuk meningkatkan mutu produk dan jasa sehingga
STIE Putra Perdana
Indonesia
memiliki daya saing, mampu bertahan dan menyediakan lapangan pekerjaan, (2)
mengadopsi falsafah baru. Manajemen harus belajar dari kesalahan, cacat dan
mutu produk yang buruk. Manajemen harus membuat perubahan dan mengadopsi
metode kerja yang baru, (3) berhentilah menggantungkan diri pada inspeksi
untuk mencapai mutu. Mutu harus dibangun sejak awal, staf-staf yang ada harus
diberikan berbagai pelatihan agar dapat mengembangkan diri mereka sendiri, (4)
berhentilah membuat kontrak berdasarkan harga paling murah, tapi membangun
mitra dengan tujuan jangka panjang, (5) meningkatkan sistem produksi dan jasa
secara terus menerus untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, dan
menurunkan menurunkan biaya produksi secara berkelanjutan, (6) melaksanakan
STIE Putra Perdana
Indonesia
latihan kerja, (7) melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan, (8) membuang
jauh-jauh rasa ketakutan pekerja, sehingga semua orang dapat bekerja secara
efektif, (9) membuang jauh-jauh semua hambatan antar departemen sehingga
semua orang dapat bekerja sebagai sebuah tim, (10) hapuskan slogan, desakan,
dan target, serta tingkatkan produktivitas tanpa menambah beban kerja.
Kebanyakan persoalan produksi terletak pada persoalan sistem dan ini
merupakan
tanggung
jawab
manajemen
untuk
mengatasinya,
(11)
menghilangkan kuota dan manajemen berdasarkan tujuan. Mutu tidak dapat
diukur dengan berfokus pada hasil proses. Bekerja untuk mengejar kuota
numerik sering menyebabkan terjadinya pemotongan dan penyusutan mutu, (12)
hilangkan kendala-kendala
yang merampas kebanggaan karyawan atas
STIE Putra Perdana
Indonesia
keahliannya. Deming berupaya menentang sistem penilaian yang mana diyakini
menempatkan pekerja dalam kompetisi antara satu dengan yang lain dan merusak
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 203
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
kerja tim, (13) lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan
kepribadian, semangat kerja dan kualitas kerja, (14) mengusahakan agar
transformasi menjadi pekerjaan semua orang dan melibatkan semua orang untuk
melakukannya.
Selain menjelaskan tentang 14 (empat belas) tugas yang harus dijalankan
dalam melaksanakan MMT, Deming juga menjelaskan hambatan dalam
perbaikan mutu yaitu : (1) tidak adanya tujuan yang tetap untuk perencanaan
produk dan jasa yang mempunyai pasar yang cukup untuk menjaga agar
STIE Putra Perdana
Indonesia
perusahaan tetap berjalan dan pekerjaan tetap tersedia. Banyak perusahaan
dijalankan hanya untuk sekedar mendapatkan keuntungan sehingga segera dapat
dibagikan kepada para pemegang saham, (2) penekanan pada laba jangka pendek,
berpikir jangka pendek, mengurangi biaya pendidikan dan latihan, biaya
pemeliharaan dan riset yang berdampak pada tidak terjadinya peningkatan
produktivitas dan mutu, (3) sistem penilaian personal bagi manajer dan
manajemen berdasar tujuan tanpa menyediakan metode atau sumber daya yang
cukup untuk mencapai tujuan tersebut, (4) pemberian kerja yang berlebihan, (5)
hanya menggunakan data dan informasi yang kelihatan saja untuk pengambilan
keputusan dan mengabaikan hal-hal yang tidak diketahui dan yang tidak dapat
STIE Putra Perdana
Indonesia
diketahui, (6) biaya kesehatan (tunjangan kesehatan) yang berlebihan atau sangat
tinggi, (7) biaya-biaya untuk penggantian yang disebabkan oleh pengacarapengacara.
Tokoh kedua dalam TQM adalah Juran, terkenal dengan Trilogi Juran yang
meliputi perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu secara
terus menerus. Perencanaan mutu meliputi mengenali siap pelanggan, kebutuhan
pelanggan, menciptakan produk yang sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menciptakan sistem dan proses yang dapat memberi kemampuan kepada
organisasi untuk berproduksi, dan menyebarluaskan perencanaan hingga ke
tingkat operasional. Pengedalian mutu meliputi penilaian kinerja mutu aktual
dibandingkan dengan sasaran serta melakukan tindakan bila terjadi perbedaan
STIE Putra Perdana
Indonesia
antara kinerja dengan sasaran. Peningkatan mutu meliputi
melakukan
peningkatan secara terus menerus, menciptakan infrastruktur yang mendukung
Page 204
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
peningkatan mutu, mengidentifikasi area yang diperlukan untuk peningkatan
mutu dengan program-programnya, membentuk tim program peningkatan mutu
serta menyediakan fasilitas pendukung, menetapkan solusi, melaksanakan
pengendalian untuk mempertahankan hasil yang telah diperoleh. Trilogi Juran
dapat digambarkan sebagai berikut :
STIE Putra Perdana
Indonesia
Gb. 2. Trilogi Mutu dari Juran.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Untuk menjalankan trilogi mutu di atas Juran menetapkan langkah dasar untuk
maju adalah sebagai berikut : (1) capailah peningkatan terstruktur dengan basis
yang terus menerus disertai dedikasi dan keyakinan bahwa hal itu sangat penting,
(2) laksanakan program pelatihan yang intensif, dan (3) tegakkan komitmen dan
kepemimpinan pada manajemen yang lebih tinggi. Selanjutnya kegiatan perbaikan
mutu dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut : (1) bangun kesadaran tentang
kebutuhan akan peningkatan mutu dan peluang bagi peningkatan mutu, (2) tentukan
sasaran bagi peningkatan, (3) pengorganisasian untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, (4) laksanakan pelatihan, (5) implementasikan proyek-proyek yang
bertujuan untuk memecahkan masalah, (6) buat laporan perkembangan atau
STIE Putra Perdana
Indonesia
kemajuan, (7) beri penghargaan, (8) komunikasikan hasil-hasil yang dicapai, (9)
pertahankan tingkat keberhasilan, (10) jaga momentum dengan cara membuat
peningkatan pada sistem regular perusahaan.
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 205
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Tokoh ketiga yang dikenal dalam kajian TQM
Nopember 13
adalah Philips B.
Crosby. Kontribusi penting Crosby dalam pengembangan TQM dinyatakan dalam
tiga hal yaitu Quality Vaccine,Zero Deffects dan Prevention (Sumarsan, 2013, 190;
Edward Sallis, 2007, 111-112). Quality Vaccine meliputi unsur yang berhubungan
dengan kebulatan tekad, pendidikan dan implementasi. Prevention merupakan
kegiatan pencegahan yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai mutu
produk, dan Zero Deffects adalah produk tanpa cacat yang akan berimplikasi pada
peningkatan keuntungan karena dapat mengurangi pemborosan dan penghematan
STIE Putra Perdana
Indonesia
biaya. Untuk mencapai tiga hal tersebut, Crosby memiliki program peningkatan
mutu
sebagai
berikut(dalam
Sallis,
2007,
113-118):
(1)
Management
Commitment(Komitmen Manajemen), mengandung pengertian bahwa inisiatif mutu
harus diarahkan dan dipimpin oleh manajemen senior, (2) Quality Improvement
Team (Tim Peningkatan Mutu), membangun tim peningkatan mutu diperlukan
untuk mengatur dan mengarahkan program yang akan diimplementasikan,
menspesifikasi kegagalan dan upaya peningkatan mutu, (3) Quality Measurement
(pengukuran mutu), hal ini diperlukan untuk mengukur ketidaksesuaian yang terjadi
saat ini atau yang akan muncul kemudian, (4) The Cost of Quality (biaya mutu),
biaya mutu terdiri dari biaya kesalahan, kerja ulang, pembongkaran, biaya inpseksi
STIE Putra Perdana
Indonesia
dan pemeriksaan merupakan komponen pembiayaan yang harus mendapatkan
perhatian khusus, (5) Quality Awareness (kesadaran mutu), yaitu langkah untuk
menumbuhkan kesadaran mutu setiap orang dalam organisasi tentang biaya mutu,
(6) Corrective Action (tindakan perbaikan), yaitu melakukan tindakan untuk
memperbaiki mutu yang rendah, (7) Zero DefectsPlanning (perencanaan tanpa
cacat), Tim Peningkatan Mutu memperkenalkan dan memimpin program
peningkatan mutu, dimana staf harus terlibat dan menandatangani kontrak untuk
mewujudkan melalui perencanaan dan menghasilkan produk tanpa cacat, (8)
Supervisor Traning (pelatihan pengawas), yaitu pelatihan yang ditujukan pada para
manajer dan staf yang melaksanakan peranan manajemen menengah, (9) Zero
Defects Day (hari tanpa cacat) merupakan kegiatan sehari penuh yang
STIE Putra Perdana
Indonesia
memperkenalkan ide tanpa cacat, pada dasarnya suatu perayaan yang menekankan
komitmen manajemen terhadap peningkatan mutu, (10) Goal Setting (penyusunan
Page 206
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
tujuan), yaitu menetapkan tujuan yang hendak dicapai secara terukur dan spesifik
sebagai suatu rencana aksi, (11) Error-Cause Removal (penghapusan sebab
kesalahan) dimaksudkan agar para staf dapat mengkomunikasikan pada manajemen
tentang situasi yang mempersulit metode tanpa cacat, (12) Recognition (pengakuan)
merupakan kegiatan yang memberikan pengakuan terhadap pelaku-pelaku yang
terlibat dalam latihan dan peningkatan mutu, (12) Quality Council (Dewan Mutu)
yaitu tim yang terdiri dari para professional yang mengawasi efektifitas program
dan menjamin bahwa proses peningkatan mutu terus berlanjut.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Tiga
guru mutu di
atas memberikan banyak inspirasi
bagi
pengembangan manajemen yang berorientasi mutu pada bisnis modern dewasa ini,
manajemen mutu
berkembang pada varian-varian manajemen yang luas dan
beragam. Menurut Lesley Munro Faure dan Malcon Munro Faure (1996, 342) tiga
guru mutu di atas memiliki banyak gagasan yang sama. Tetapi mereka mempunyai
perbedaan-perbedaan dalam pendekatan, dan dengan demikian masing-masing
memiliki sesuatu yang ditawarkan.Setiap perusahaan perlu menandai pendekatan
yang paling sesuai dengan mereka dengan keunikan masing-masing.Pandangan
Munro memberikan saran bahwa dalam implementasi manajemen mutu setiap
organisasi tidak sepenuhnya dapat diterapkan pendekatan atau model yang sama
STIE Putra Perdana
Indonesia
persis karena adanya perbedaan karakter pada setiap organisasi yang disebabkan
oleh berbagai faktor.
Berdasarkan kontstatasi di atas,Nasution (2001, 43) memberikan
kesimpulan bahwaTotal Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu
Terpadu (MMT) adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
produk, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Untuk mencapai usaha tersebut
digunakan sepuluh unsur utama TQM yang meliputi yaitu, (1) fokus pada
pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pendekatan ilmiah, (4) komitmen jangka
panjang, (5) kerjasama tim, (6) perbaikan berksinambungan, (7) pendidikan dan
pelatihan, (8) kebebasan yang terkendali, (9) kesatuan tujuan, dan (10) keterlibatan
STIE Putra Perdana
Indonesia
serta pemberdayaan karyawan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wibowo (2012,
150) Total Quality Managament adalah suatu strategi organisasi untuk memberikan
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 207
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
komitmentnya pada peningkatan kepuasan pelanggan secara berkelanjutan
memperbaiki proses organisasional.Penulis menyimpulkan TQM merupakan suatu
pendekatan
dalam
ilmu
manajemen
yang
mencoba
menekankan
pada
pengintegrasian seluruh kebutuhan sumberdaya ke dalam proses manajemen yang
diikuti dengan kegiatan pelaksanaa monitoring atau pengawasan, evaluasi,
perbaikan dan peningkatan mutu secara terus menerus.
IMPLEMENTASI TQM MELALUI ISO
STIE Putra Perdana
Indonesia
International Organization for Standardizationatau yang lebih
dikenal dengan singkatan ISO merupakan salah satu modelThe Quality of
Management System (Sistem Manajemen Mutu) yang bertujuan unutk menjalankan
TQM.
Dalam dua dasarwarsa terakhir penerapan TQMdiperkenalkan dengan
berbagai macam sistem manajemen yang akan memudahkan pengelolaan
manajemen yang terintegrasi, berorientasi pada pelanggan dan jangka panjang, serta
melakukan perbaikan terus menerus. Beberapa sistem manajemen yang dikenal
dalam dunia industri antara lain adalah ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025, BS5750,
Malcom Baldridge, Balanced Scorecard, Six Sigma dan beberapa sistem manajemen
versi masing-masing negara. Sebagaimana dikatakan oleh Sallis (2007, 131) bahwa
STIE Putra Perdana
Indonesia
hubungan aktual antara TQM dengan berbagai standarisasi sistem manajemen mutu
merupakan hal yang khas bagi setiap institusi, setiap lembaga memiliki keunikan,
kebutuhan dan cara tersendiri untuk mewujudkannya dalam lingkungan tertentu.
Namun demikian, dari berbagai fenomena yang ada, ISO merupakan sistem
manajemen
yang
paling
banyak
digunakan
terutama
di
negara-negara
berkembang.Menurut Sallis (2007, 124) kehadiran sistem manajemen mutu dengan
berbagai versi merupakan perbaikan dari kegiatan mutu yang menekankan bahwa
kegiatan inspeksi pasca produksi dianggap tidak cukup, sedangkan sistem
manajemen mutu lebih menekankan pencegahan dari pada pengobatan.
Westinghoouse Non-Proprietary Class 3 (2013, 4) menyebutkan yang
dimaksud dengan Quality Management System (QMS)
incorporates quality
STIE Putra Perdana
Indonesia
planning, provides a framework for managing the activities that enable the company
to create items and services which consistently satisfy the customer and regulatory
Page 208
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
requirements, and is a tool for achieving enhanced customer satisfaction. The QMS
also provides for continual improvement by monitoring processes based on their
significance, measuring their effectiveness against objectives, and managing
processes for improvement. Artinya SMM menggabungkan perencanaan mutu,
menyediakan kerangka kerja untuk mengelola kegiatan yang memungkinkan
perusahaan untuk menciptakan item dan pelayanan yang secara konsisten memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan, dan merupakan alat untuk mencapai dan
meningkatkan
kepuasan
pelanggan.
SMM
juga
menyediakan
perbaikan
STIE Putra Perdana
Indonesia
berkesinambungan melalui proses pemantauan, mengukur efektivitas pencapaian
tujuan, dan mengelola proses untuk perbaikan). Sedangkan menurut Departemen
Trade and Industry (www.dti.gov.uk/quality/qms page 1 of 8) yang dimaksud dengan
sistem manajemen
“A set of co-ordinated activities to direct and control an
organisation in order to continually improve the effectiveness and efficiency of its
performance.”
(Sekumpulan
mengendalikan
organisasidalam
kegiatanterkoordinasi
rangka
terus
untukmengarahkandan
meningkatkan
efektivitasdan
efisiensikinerja).
Dengan demikian sistem manajemen mutu dapat diartikan sebagai
suatu pola pengelolaan organisasi dimana seluruh unsur-unsur yang terlibat
STIE Putra Perdana
Indonesia
terhubungkan satu sama lain secara terintegrasi. Hal terpenting dalam penerapan
sistem manajemen adalah tersedianya kerangka kerja yang meliputi kebutuhan
seluruh sistem organisasi mulai dari input, process, output dan feedback. Dengan
fokus pada seluruh proses tersebut maka organisasi dapat bekerja dengan langkahlangkah yang sistematis, terencana dan berkelanjutan. ISO merupakan sistem
manajemen mutu yang paling banyak digunakan, perusahaan industri menerapkan
ISO terutama ISO 9001:2008 yang merupakan tuntutan konsumen, misalnya
merupakan persyaratan ekspor produk ke luar negeri.
Menurut Sumarsan (2013, 207) tugas utama ISO adalah mempromosikan
pembuatan standar-standar internasional untuk memfasilitasi pertukaran dan
perdagangan (exchange) barang dan jasa di seluruh dunia.Selain itu dalam konteks
STIE Putra Perdana
Indonesia
manajemen tujuan ISO 9000 adalah untuk menyatukan syarat-syarat dan definisi
mutu yang digunakan oleh negara-negara industri serta menggunakan syarat-syarat
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 209
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
tersebut untuk menunjukkan kemampuan para pemasok untuk mengendalikan
proses-prosesnya. Secara singkat, standar ISO mengharuskan suatu organisasi untuk
menyatakan apa yang dilakukannya untuk menjamin mutu, lalu melakukan apa yang
dinyatakannya itu. Perusahaan-perusahaan saat ini mendapat tekanan yang cukup
kuat untuk memperoleh sertifikat ISO 9000 yang dapat diperoleh apabila
perusahaan mempunyai program yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan ISO
9000.
Dalam
perkembangan
dewasa
ini
terdapat
beberapa
jenis
STIE Putra Perdana
Indonesia
standardisasi ISO antara lain ISO 8402 terminologi, ISO 9000 Standar Manajemen
Mutu dan Jaminan Mutu – Pedoman Seleksi dan Penggunaan (Quality Management
and Quality Assurance Standards for Selection and Use), ISO 9001 Sistem Mutu –
Model untuk jaminan mutu dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan
pelayanan (QualitySystem – Model for Quality Assurance in Design, Development,
Production,Installation and Servicing), ISO 9002 Sistem Mutu – Model untuk
jaminan mutu dalam produksi, instalasi dan pelayanan (QualitySystem – Model for
Quality Assurance in Production,Installation and Servicing), ISO 9003 Sistem
Mutu – Model untuk jaminan mutu dalam inspeksi akhir dan pengujian
(QualitySystem – Model for Quality Assurance in Final Inspection and Test), ISO
STIE Putra Perdana
Indonesia
9004 Bagian 1 – Manajemen Mutu dan Unsur Sistem Mutu – Pedoman, ISO 9004
Bagian 2 – Standar rancangan untuk konsep final standar bidang jasa, ISO 14000
adalah standar
yang berhubungan dengan manajemen lingkungan hidup
(environmental management). ISO 14000 terdiri dari dua komponen utama yaitu
Organization Evaluation Standars dan Product Evaluation Standars. Organization
Evaluation Standarsterdiri dari tiga bagian yaitu Enviromental Management System
(EMS), Enviromental Auditing (EA), Enviromental Performance Evalaution (EPE).
Selain itu juga terdapat ISO/IEC 17025: 2005 mengenai Persyaratan Umum
Kompetensi Labortorium Pengujian dan Kalibrasi.
ISO 9001 : 2008 merupakan sistem manajemen mutu yang paling banyak
digunakan di berbagai perusahaan industri. Versi ISO lainnya, seringkali dijalankan
STIE Putra Perdana
Indonesia
setelah perusahaan terlebih dahulu memperoleh sertifikasi ISO 90001: 2008 yang
merupakan landasan pengembangan sistem mutu lainnya. Beberapa persyaratan
Page 210
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
penting dalam ISO 9001:2008 adalah sebagai berikut : (1) Scope,(2) Normative
reference, (3) Term and definition, (4) Quality Management System, (5)
Management Responbility, (6) Resource management, (7) Product realization, (8)
Measurement, analysis and improvement.kedelapan) persyaratan ISO 9001: 2008
tersebut maka yang menjadi persyaratan implementasi adalah ketersediaan Quality
Management System, Management Responbility, Resource management, Product
realization, Measurement, analysis and improvement (BSN, ISO 9001;2008, ICS).
Dengan demikian, implementasi QMS setidaknya memiliki empatpersyaratan yaitu
STIE Putra Perdana
Indonesia
persyaratan umum, persyaratan dokumentasi, pengendalian dokumen dan
pengendalian catatan.
Management Responbility memiliki meliputi komitmen
manajemen, focus pada pelanggan, kebijakan mutu, perencanaan (sasaran mutu,
perencanaan sistem manajemen mutu).Resource management meliputi penyediaan
sumberdaya, kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur dan lingkungan
kerja.Product realization meliputi perencanaan realisasi produk, penetapan
persyaratan produk, komunikasi dengan pelanggan, desain dan pengembangan,
pembelian, produksi dan pelayanan.Measurement, analysis and improvement
meliputi pengendalian ketidaksesuaian produk, analisa data, peningkatan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
PEMBAHASAN: Potensi Penelitian dalam TQM / QMS
ISO sebagai model QMSdijalankan oleh banyak perusahaan di Indonesia
terutama yang berorientasi pada eskpor. Penerapan ISO di Indonesia dapat diduga
tidak begitu mudah untuk dijalankan, karena memiliki perbedaan dengan negaranegara lain misalnya dari faktor budaya serta ketersediaan dan mutu sumberdaya.
Sekalipun belum banyak dilaksanakan penelitian mengenai implementasi ISO atau
QMS pada umumnya, namun keraguan banyak pihak terhadap kontribusi ISO
terhadap pengembangan perusahaan sudah merupakan isu yang cukup berkembang
dewasa ini. Oleh karena itu, TQM, QMS dan ISO atau sejenisnya merupakan bidang
potensial bagi para peneliti sosial, manajemen dan ekonomi pada umumnya untuk
dijadikan sasaran penelitian yang lebih mendalam.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Ravichandran dan Arun ( 2000, 381-415)
yang dilakukan terhadap eksekutif IS Fortune 1000 perusahaan dan instansi
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 211
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
pemerintah diberbagai negara menemukan bahwa top manajemen kepemimpinan,
infrastruktur manajemen yang canggih, keberhasilan manajemen proses, dan
partisipasi pemangku kepentingan sebagai elemen penting dari sebuah sistem
organisasi berorientasi mutu. Selanjutnya penelitian yang dilakukan olehDinh Thai
Hoang et.all (1994, 392) untuk menyelidiki hubungan antara praktik TQM dengan
kinerja inovasi pada industri Vietnam menegaskan bahwa penerapan TQMmemiliki
dampak positif pada inovasi perusahaan. Namun demikian, penelitian menjelaskan
bahwa hanya perusahaan yang memiliki model kepemimpinan, proses manajemen
STIE Putra Perdana
Indonesia
operasional dan strategis dan organisasi yang terbuka yang memiliki dampak yang
positif.
Hasil penelitian yang dihasilkan oleh dua kelompok peneliti di atas dapat
memberikan gambaran bahwa dengan fokus penelitian pada implementasi Total
Quality Management (TQM) atau Quality Management System (QMS) akan
ditemukan banyak permasalahan yang dapat dikaji secara mendalam dalam berbagai
perspektif keilmuan antara lain ilmu manajemen, keuangan, psikologi dan
sosiologi,baik yang bersifat mono-disiplin maupun multi-disiplin.
Identifikasi potensi penelitian mengenai TQM/QMSsecara umum dapat
STIE Putra Perdana
Indonesia
digambarkan sebagai berikut :
Komitmen
dan
Kepatuhan
SDM dan
Budaya
Organisasi
Implementa
si
TQM/QMS
Efisiensi Biaya
Profitabilitas
Produktivitas/Ki
nerja
Loyalitas/Kepua
san Pelanggan
Kemampuan
daya saing
Sumberdaya
Teknologi
Gb 3. Peta Potensi Penelitian TQM/QMS
STIE Putra Perdana
Indonesia
Gambar di atas dapat menjelaskan hipotesis umum dari penerapan
TQM/QMS bahwa penerapan TQM/QMS dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
Page 212
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
komitmen dan kepatuhan organisasional, ketersediaan dan mutu sumberdaya
manusia, budaya organisasi yang berkembang serta ketersediaan perangkat
teknologi yang mendukung. Selanjutnya implikasi yang diperoleh dari penerapan
TQM/QMS
adalah
efisiensi
biaya,
profitabilitas,
produktivitas/kinerja,
loyalitas/kepuasan pelanggan dan kemampuan daya saing perusahaan.
Faktor-faktor penyebab dan implikasi dari penerapan TQM/QMS tersebut dapat
diperinci secara lebih spesifik sehingga dapat ditemukan karakteristik yang dominan
sebagai berikut:
STIE Putra Perdana
Indonesia
1. Komitmen dan kepatuhan organisasional meliputi : komitmen dan kepatuhan
yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi dalam menjalankan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang ditetapkan organisasi, aturan-aturan, prosedur-prosedur
yang ditetapkan serta etika yang berlaku dalam lingkungan organisasi, termasuk
upaya untuk mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi organisasi.
Komitmen dan kepatuhan ini berlaku mulai dari level tertinggi sampai dengan
level terendah pada suatu organisasi. Kesenjangan komitmen dan kepatuhan antar
level dalam struktur organisasi dapat merupakan kendala dalam implementasi
TQM/QMS.
2. Sumberdaya manusia dan budaya organisasi. Dari aspek sumberdaya manusia
STIE Putra Perdana
Indonesia
perlu diteliti hal-hal yang berhubungan dengan kecukupan dan kejelasan tugas
dan tanggung jawab, kepatuhan kerja, kompetensi karyawan, pelatihan dan
pendidikan, sistem rekruitmen dan pengembangan. Selanjutnya dari unsur
budaya organisasi meliputi pola-pola hubungan sosial dan kerja sama, gaya
kepemimpinan, potensi konflik dan integrasi dalam organisasi atau stabilitas
sosial serta komitmen kolektif.
3. Ketersediaan teknologi. Organisasi modern berbasis teknologi. Terdapat dua
kelompok teknlogi yaitu teknologi yang berhubungan langsung dengan proses
produksi barang/jasa serta teknologi yang berhubungan dengan kemudahan
layanan informasi.
4. Implementasi TQM/QMS. Penelitian dapat mengkaji kemampuan organisasi
STIE Putra Perdana
Indonesia
dalam menjalankan unsur-unsur yang terdapat pada QMS antara lain meliputi
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 213
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, tindakan pencegahan dan
perbaikan serta peningkatan mutu secara terus menerus.
5. Dampak yang diperoleh dari hasil penerapan TQM/QMSmeliputi:
a. Efisiensi biaya dalam pengertian kontribusi penerapan TQM/QMS terhadap
pengurangan biaya operasional yang dilaksanakan perusahaan
b. Profitabilitas yaitu dampak penerapan TQM/QMS terhadap laba rugi
perusahaan
c. Produktivitas/Kinerja
yaitu
dampak
penerapan
TQM/QMS
terhadap
STIE Putra Perdana
Indonesia
produktivitas dan kinerja perusahaan dan karyawan.
d. Loyalitas/kepuasan
pelanggan
meliputidampak
penerapan
TQM/QMSterhadap loyalitas dan kepuasan pelanggan, ini merupakan bagian
yang cukup penting karena orientasi utama implementasi TQM/QMS adalah
kepuasan pelanggan yang secara simultan dapat berdampak juga pada
loyalitas pelanggan.
e. Kemampuan daya saingbertujuan untuk mengetahui dampak penerapan
TQM/QMS terhadap kemampuan daya saing produk barang/jasa yang
dihasilkan. Kemampuan daya saing perlu diketahui mengingat sampai saat
ini, problem produk-produk yang telah dihasilkan secara nasional belum
STIE Putra Perdana
Indonesia
sepenuhnya memiliki daya saing yang tinggi terutama untuk pasar-pasar
internasional.
Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa eksplorasi permasalahan
disekitar penerapan TQM/QMS merupakan potensi yang cukup menarik untuk
dilakukan penelitian. Penelitian-penelitian mengenai TQM/QMS dapat dilakukan
secara parsial atau dapat dilakukan secara lebih komprehensif dengan melibatkan
banyak pihak baik dalam pendekatan mono-disiplin maupun multi-disiplin.
SIMPULAN
1. Total Quality Management dan Quality Management System dengan model
penerapan ISO merupakan suatu kebutuhan organisasi atau perusahaan
STIE Putra Perdana
Indonesia
industri di Indonesia dewasa ini. Dalam implementasinya diperlukan berbagai
persyaratan yang tidak seluruhnya sejalan dengan kondisi objektif yang terjadi
Page 214
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
di Indonesia. Oleh karena itu dapat diduga akan terdapat banyak kendala baik
pada awal pelaksanaan maupun ketika konsep TQM/QMS sudah berjalan.
2. Untuk memastikan faktor yang mendukung dan menghambat penerapan
TQM/QMSserta implikasinya secara positif terhadap suatu organisasi atau
perusahaan maka perlu dilakukan penelitian yang lebih rinci dan
komprehensif.
Penerapan TQM/QMS akan berhubungan dengan banyak
faktor meliputi komitmen dan kepatuhan organisasional, ketersediaan dan
kecukupan SDM baik dari segi jumlah maupun mutu SDM, juga akan
STIE Putra Perdana
Indonesia
berhubungan budaya organisasi yang berjalan serta ketersediaan teknologi
yang mendukung proses kerja. Selanjutnya, dampak penerapan TQM/QMS
juga perlu diteliti, dampak-dampak yang berhubungan dengan aspek keuangan
perusahaan atau organisasi, produktivitas atau kinerja yang dicapai, kepuasan
dan loyalitas pelanggan serta kemampuan daya saing perusahaan setelah
menjalankan TQM/QMS.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 8; Nopember 2013
Page 215
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 13
Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional.2011. Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan (ISO
9001;2008). ICS 11.200.
Dihn Thai Hong et.all. 2006. The Impact of Total Quality Management on
Innovation. The International Journal of Quality & Reliability
Management 23.9. 1092-1117.
Domingo, Rene T.1998. Quality means Survival. PQM Consultan, Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 2011. Total Quality ManagementUntuk Praktisi Bisnis dan
Industri. Penerbit Vinchristo Publication, Bogor.
Munro Faure, Lesley & Malcom. 1992. Implementing Total Quality Management.
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Thomas Sumarsan. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen. Penerbit Indeks,
Jakarta.
Wibowo.2011. Budaya Organisasi. Sebuah kebutuhan untuk meningkatkan Kinerja
Jangka Panjang. Rajawali Pers, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 216
InoVasi Volume 8 ; Nopember 2013
Download