Pengaruh Imbangan Kacang-kacangan dan Bekatul Pangan

advertisement
Pengaruh Imbangan Kacang-kacangan dan Bekatul Pangan
Terhadap Sifat Kimia BMC Instant yang Dihasilkan
Oleh
Nataliningsih dan Iis Aisyah
Abstrak
Masa pertumbuhan pada balita membutuhkan makanan yang jenis dan jumlah gizinya
memenuhi kebutuhan, sehingga balita dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Permasalahan yang ada, masyarakat kurang mampu membeli makanan yang kandungan
gizinya tinggi oleh karena itu pemanfaatan produk lokal yaitu kacang-kacangan yang diolah
menjadi BMC instant sangat membantu intake balita. Imbangan kacang hijau, kacang merah
dan kacang tolo serta bekatul pangan dapat diolah menjadi BMC instant, untuk mengetahui
kandungan gizinya maka perlu dianalisis secara kimia. Penelitian ini menggunakan
rancangan RAL ( rancangan acak lengkap) dengan 4 perlakuan yaitu imbangan kacang hijau:
kacang merah : kacang tolo : bekatul pangan sebagai berikut perlakuan I ( 30:30:30:10),
perlakuan II (35:30:30:5), perlakuan III ( 30:35:30:5), perlakuan IV ( 30:30:35:5), yang
masing-masing diulang 4 kali. Data yang diambil adalah kadar air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin B 1dan kadar abu . Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa pengaruh
imbangan kacang hijau, kacang merah, kacang tolo dan bekatul pangan berpengaruh nyata
terhadap kadar air, karbohidrat, lemak, vitamin B1 dan kadar abu, tetapi tidak berpengaruh
nyata pada kadar protein. Perlakuan dengan sifat kimia terbaik adalah perlakuan IV dengan
kandungan kimia yaitu kadar air 7,6201%
karbohidrat 67,9405 gr, protein 16,2767 gr,
Lemak 4,4911 gr, vitamin B1 0,0213 gr serta kadar abu 3,2228 gr.
Pendahuluan
Status gizi seseorang dibagi menjadi 3 yaitu gizi baik, gizi cukup dan gizi kurang, status
gizi ini sangat berhubungan erat dengan pola konsumsinya. Status gizi baik jika asupan
melebihi kebutuhan kalori, gizi cukup jika asupan sesuai kebutuhan kalorinya sedangkan gizi
kurang jika asupan kurang memenuhi jumlah kebutuhan kalorinya baik dalam jumlah
maupun jenisnya. Kebutuhan kalori setiap pertumbuhan adalah berbeda, oleh karena itu
setiap keluarga harus mengetahui kebutuhan kalori setiap anggota keluarganya.
Permasalahan gizi buruk yang sedang melanda bangsa Indonesia , yaitu jumlah penderita
gizi buruk di Jawa Barat mencapai 7337 anak pada tahun 2011, dan ternyata gizi buruk yang
diderita adalah marasmus dan kwashiorkor. Yaitu gizi buruk yang disebabkan terutama
karena kurangnya jumlah konsumsi protein setiap hari. Kebutuhan protein bagi anak
perempuan adalah 0,52 gr/Kg berat badan, sedangkan pada anak laki-laki adalah 0,54 gr/Kg
berat badan. Kekurangan zat gizi protein ini akan berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan maupun intelegensinya, yang dampak akhirnya adalah mempengaruhi kualitas
sumber daya bangsa Indonesia.
Gizi buruk yang terjadi di Indonesia lebih disebabkan karena masyarakat kurang mampu
membeli atau daya beli yang rendah dari masyarakat sehingga balita kekurangan asupan
protein yang ditunjukkan dengan berat badan yang rendah bahkan jauh di bawah normal.
Dampak gizi buruk yang lain adalah perkembangan otak balita kurang sempurna, hal ini
terjadi karena balita yang kekurangan protein perkembangan otaknya mengalami kelambatan
dan berdampak pada kualitas statis manusia setelah dewasa sebagai penerus bangsa. Oleh
karena itu dibutuhkan suplemen makanan yang dapat membantu memenuhi asupan protein
bagi balita.
Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang murah dan tersedia di pedesaan, mudah
dibudidayakan dan harganya relatif terjangkau. Saat ini kacang-kacangan di konsumsi dalam
bentuk olahan sayuran atau digoreng yang kurang menarik bagi balita, oleh karena itu perlu
diolah menjadi makanan yang lebih menarik sehingga dapat dijadikan sebagai suplemen
protein bagi balita.
Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh imbangan kacang-kacangan dan bekatul
pangan terhadap sifat kimia BMC instant yang dihasilkan. Sifat kimia yang diamati meliputi
kadar air, kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin B 1 dan kadar abu dari BMC
instant yang dihasilkan..
Tinjauan Pustaka
Perhatian terhadap jumlah maupun mutu makanan harus diperhatikan mulai dari kandungan
sampai memasuki umur 5 tahun, karena masa ini adalah pembentukan dasar kemampuan otak
dan kesehatan anak. Sewaktu bayi kebutuhan kalorinya adalah 900 kalori, pada umur 1 tahun
membutuhkan 1200 kalori dan pada usia 4-6 tahun membutuhkan 1600 kalori (Suhardjo dan
Clara MK, 1992).
Makanan anak usia 1-3 tahun banyak tergantung pada orang tuanya atau pengasuhnya,
karena anak ini belum mampu mengingat dan menyebutkan nama makanan
yang dia
inginkan sehingga orang tualah yang mengatur dan memilih makanan yang dibutuhkan (
Irianto K dan Waluyo, 2004). Selanjutnya dikatakan asupan protein bagi balita sangat penting
karena protein mempunyai fungsi : mempercepat proses pembelahan sel-sel otak yang sangat
penting untuk perkembangan kecerdasan otak, membentuk antibody sebagai sistim kekebalan
tubuh, menjaga keseimbangan cairan dalam darah, mensistensis jaringan yang digunakan
untuk membangun dan memperbaiki sel-sel.
Setiap hari balita harus mendapatkan asupan makanan sesuai kebutuhannya, kebutuhan
utama bagi balita adalah protein, agar tumbuh kembang pada usia ini dapat optimal,
sedangkan karbohidrat dibutuhkan untuk kecukupan energi yang dibutuhkan untuk bergerak.
Kecukupan dan kelengkapan gizi yang dibutuhkan menurut Moehyi S., 1997, kebutuhan gizi
bagi anak usia 0-6 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel .1 Kecukupan gizi bagi balita
No
Usia
Berat badan
Energy
Prot
Ca
Fe
Vit A
(Kg)
(Kkal)
(gr)
(mg)
(mg)
(Re)
1
0-6 bulan
5,5
560
12
560
3
350
2
7-12 bulan
8,5
800
15
800
5
350
3
1-3 tahun
12
1250
23
1250
8
350
4
4-6 tahun
17
1750
32
1750
9
360
Bahan makanan campuran (BMC) instant dapat dikatakan sebagai suplemen bagi tubuh
manusia dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Bahan makanan campuran merupakan
perpaduan bahan makanan yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan anak dalam hal
kecukupan gizi pada umumnya (Winarno, 1994). Bahan makanan campuran sudah dikenal
sejak tahun 1950, di Guatemala berhasil mengembangkan campuran jagung dan tepung biji
kapas yang dihasilkan oleh masyarakat setempat, hal ini dilakukan untuk mencegah
ketergantungan terhadap susu dan meningkatkan kondisi gizi pada balita saat itu. Di amerika
Serikat, BMC yang sudah dikembangkan adalah CSM (Corn-Soy-Milk) atau tepung jagungkedelai-susu.
Bahan baku BMC instant adalah kacang-kacangan yaitu kacang hijau, kacang merah dan
kacang tolo, sedangkan sebagai penambah vitaminnya adalah bekatul pangan yang kaya akan
vitamin B1. Beberapa kandungan kima dalam kacang-kacangan yang dapat digunakan
sebagai bahan baku BMC adalah :
Tabel 2 perbandingan kandungan gizi kacang-kacangan
No
Komoditi
Kal
Prot
Le
KH
Ca
Fos
Fe
Thi
(kal)
(gr)
(gr)
(gr)
(mg)
(mg)
(mg)
(mg)
1
Kacang merah
346
23,1
1,7
39,5
80
400
5
0,6
2
Kacang tolo
355
17,3
1,5
68
183
437
6,9
0,57
3
Kacang hijau
351
22,2
1,2
62,9
125
320
6,7
0,64
4
Kacang kedelai
382
30,2
15,6
30,1
198
506
6,9
0,93
5
Kacang gude
343
20,7
1,4
62
125
273
4
0,48
Sumber : DKBM 1999
Menurut Janatan (2007) bekatul mengandung senyawa saponin yang dapat menyebabkan
rasa pahit. Saponin merupakan suatu senyawa yang termasuk ke dalam golongan glikosida,
apabila dihidrolisis secara sempurna akan menghasilkan gula dan satu fraksi non gula yang
disebut sapogenin atau genin. Gula yang terdapat di dalam saponin jumlah dan jenisnya
bervariasi antara lain glukosa, galaktosa, arabinosa, ramnosa, galakturonat dan glukoronat.
Bekatul mentah mengandung beberapa zat anti gizi yaitu tripsin inhibitor, asam fitat dan
hemaglutinin. Masalah gizi yang dapat ditimbulkan oleh asam fitat adalah : 1) senyawa ini
sulit dicerna, sehingga fosfor dalam asam fitat tidak dapat digunakan oleh tubuh, 2) memiliki
kemampuan untuk mengikat elemen-elemen mineral seperti Ca, Mg, Fe dan Zn, 3) bereaksi
dengan protein membentuk senyawa kompleks.
Kandungan bekatul pangan menurut DKBM (1999) yang dihitung per 100 gram adalah
energi 375 kalori, protein 10,7 gr, lemak 7,5 gr, karbohidrat 65,6 gr, Ca 28 mg, fosfor 550
mg, Fe 14 mg, Vitamin B1 (Thiamine) 0,42 mg, kadar air 11,9 persen. Bekatul giling III ini
banyak mengandung vitamin B1 sehingga sering disebut bekatul pangan, kemudian dikatakan
oleh Nursalim Y., 2007, bekatul giling III kaya vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6, dan
B 12), vitamin E (tokoferol), gamma oryzanol, asam ferulat, serta serat pencernaan (dietary
fiber).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan dasar Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Imbangan yang dijadikan perlakuan ada 4 yaitu
Imbangan Kacang hijau : kacang merah : kacang tolo : bekatul pangan
I
30
30
30
10
II
35
30
30
5
III
30
35
30
5
IV
30
30
35
5
Masing-masing perlakuan di ulang 4 kali sehingga diperoleh 16 ulangan
Data yang diambil adalah kadar air, kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin B 1 dan
kadar abu dari BMC instant yang dihasilkan, data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
F untuk mengetahui signifikasi dari perlakuan yang diterapkan yang jika berpengaruh
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur
Hasil dan pembahasan
1 Analisis kadar air BMC Instant
Kandungan air bahan pangan menentukan tingkat kekeringannya, banyaknya air bebas
yang terdapat dalam bahan pangan berdampak pada pertumbuhan mikroba yang tidak
dikehendaki, oleh karena itu air bebas tersebut harus dihilangkan, agar bahan pangan steril
dari mikroba. Hasil analisis kandungan air BMC instant kacang-kacangan adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. Analisis sidik ragam terhadap kandungan air BMC Instant kacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
variasi
F tabel
3; 9
Ulangan
3
0,0029
0,0009
0,384
3,85
Perlakuan
3
9,4616
3,1538
1261,52**
6,99
Eror
9
0,0022
0,0025
Total
15
9,4622
Keterangan : ** berbeda sangat nyata
Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap kandungan air BMC instant menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan, hal ini terjadi karena tiap perlakuan
mempunyai imbangan bahan baku yang berbeda, dan masing-masing bahan baku mempunyai
kadar air awal yang berbeda. Kandungan air tertinggi terdapat pada perlakuan I yaitu BMC
instant dengan imbangan kacang hijau 30%, kacang merah 30 %, kacang tolo 30 % dan
bekatul pangan 10 %, sedangkan kandungan air terendah terdapat pada perlakuan IV yaitu
BMC instant dengan imbangan kacang hijau 30 %, kacang merah 30 %, kacang tolo 35% dan
bekatul pangan 5 % dengan demikian menunjukkan bahwa bekatul pangan mempengaruhi
jumlah kandungan air BMC instant, hal ini terjadi karena kandungan air awal bekatul rendah
yaitu 11,9 % sedangkan rata-rata kacang-kacangan adalah antara 13-15 %.
Tabel 4. Uji Beda Nyata Jujur terhadap kadar air BMC instant kacang-kacangan
Kadar Air
KT_Galat
R
SR
SSR
LSR
0.0025
4
0.025
3.85
0.09625
30.6802
32.1125
35.1149
38.7024
30.6802
0
-1.4323
-4.4347
-8.0222
a
32.1125
1.4323*
0
-3.0024
-6.5899
b
35.1149
4.4347*
3.0024*
0
-3.5875
bc
38.7024
8.0222*
6.5899*
3.5875*
0
bcd
Keterangan : huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
Hasil analisis beda nyata jujur terhadap kadar air BMC instant menunjukkan bahwa antar
perlakuan berbeda nyata, kadar air yang dihasilkan imbangan I berbeda dengan Imbangan
II,III maupun IV, Imbangan II berbedanyata dengan imbangan I, III maupun IV, imbangan
III berbeda nyata dengan imbangan I, II maupun IV dan imbangan IV berbeda nyata dengan
imbangan I, II maupun III. Hal ini terjadi karena kadar air setiap bahan baku yang diolah
menjadi BMC instant mempunyai kandungan yang berbeda, sehingga ketika proses baking
dengan waktu serta suhu yang sama maka kandungan air yang diuapkan jumlahnya sama.
Dampaknya sisa kadar air yang tertinggal antar perlakuan adalah berbeda. Kadar air BMC
instant berkisar antara 7-9 %, jumlahnya ini termasuk aman , karena tidak termasuk jumlah
kadar air yang optimum untuk pertumbuhan mikroba.
2. Analisis kandungan karbohidrat BMC Instant
Fungsi karbohidrat dalam tubuh manusia adalah sebagai sumber energi setiap 1 gram
karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori, energi ini dapat langsung digunakan
sehingga dapat mendukung aktivitas fisik. Hasil analisis karbohidrat terhadap BMC instant
secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.Analisis sidik ragam terhadap kandungan karbohidrat BMC instant kacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
variasi
F tabel
3;9
Ulangan
3
0,0002
0,00006
0,0034
3,85
Perlakuan
3
21,6020
7,2007
40,7741**
6,99
Eror
9
1,5893
0,1766
Total
15
23,1916
Keterangan : ** berbeda sangat nyata
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan terjadi perbedaan yang sangat nyata antar
perlakuan, artinya setiap perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan
karbohidrat BMC instant terendah terdapat pada imbangan I yaitu 64,8 % dan tertinggi pada
perlakuan IV yaitu 67,9 %. Hal ini terjadi karena perbedaan kandungan karbohidrat bahan
baku BMC instant yang berbeda yaitu kandungan karbohidrat
perseratus gram bekatul
pangan 65,6 gr, kacang hijau 62,9 gr, kacang merah 39,5 gr dan kacang tolo sebesar 68 gr.
Pada perlakuan I, walaupun kandungan bekatul pangannya tertinggi yaitu 10%, tetapi
kandungan total karbohidrat BMC instant terendah, hal ini terjadi karena pada proses
stabilisasi bekatul pangan telah menghasilkan karbohidrat dengan rantai sederhana, sehingga
ketika proses pembakaran dapat merusak karbohidrat tersebut , sedangkan pada perlakuan IV,
dengan imbangan kacang tolo tertinggi yaitu 35 %, menghasilkan kandungan karbohidrat
BMC instant tertinggi , hal ini terjadi karena kacang tolo mempunyai kandungan karbohidrat
tertinggi diantara ke tiga kacang-kacangan tersebut diatas. Kandungan karbohidrat pada
kacang-kacangan ini masih dalam bentuk polisakarida sehingga proses pembakaran hanya
merubahan struktur rantai dari polisakarida menjadi monosakarida.
Tabel 6 Uji Beda Nyata Jujur terhadap kadar karbohidrat BMC instant
KT_Galat
Kadar Karbohidrat
R
SR
0.1766
SSR
0.210119
LSR
0.808958
259.5141
267.1389
269.2447
271.7616
259.5141
0
-7.6248
-9.7306
-12.2475
a
267.1389
7.6248*
0
-2.1058
-4.6227
b
269.2447
9.7306*
2.1058*
0
-2.5169
bc
271.7616
12.2475*
4.6227*
2.5170*
0
bcd
Keterangan : huruf yang sama tidak berbeda nyata
Hasil uji beda nyata jujur terhadap kandungan karbohidrat menunjukkan antar perlakuan
mempunyai kandungan karbohidrat yang berbeda, hal ini terjadi karena karbohidrat bahan
baku BMC instant yaitu kacang hijau, kacang merah , kacang tolo dan bekatul pangan
jumlahnya berbeda, dan pada proses baking karbohidrat ini hanya mengalami perubahan
struktur molekul dari polisakarida menjadi di atau monosakarida, dengan demikian
kandungan akhir karbohidrat yang ada dalam BMC instant tetap berbeda nyata.
3 Analisis kandungan protein BMC Instant
Protein merupakan zat gizi utama yang dibutuhkan bagi balita untuk mendukung
pertumbuhan, pengganti sel yang rusak, perkembangan sel otak, pembentuk kekebalan agar
tidak mudah sakit serta penghasil energi, dimana 1 gram protein menghasilkan 3,9 kalori.
Kekurangan protein berdampak pada KKP (Kurang kalori protein) yang dapat dibagi dua
yaitu marasmus dan kwashiorkor, dampak lain adalah penurunan tingkat kecerdasan serta
pertumbuhan yang tidak normal, oleh karena itu asupan protein bagi balita harus dapat
dipenuhi agar pertumbuhannya tidak terganggu.
Kebutuhan protein balita berkisar antara 14-20 gr perhari, sumber protein yang sempurna
adalah protein hewani karena mengandung asam amino essensial maupun non essensial,
sedangkan protein nabati termasuk protein yang tidak lengkap. Berdasarkan pengamatan
kekurangan protein yang terjadi pada balita di pedesaan adalah karena daya beli yang rendah,
maka alternatif yang dilakukan adalah memanfaatkan sumber protein lokal yang dapat
digunakan, yaitu sumber protein kacang-kacangan. Imbangan kacang-kacangan dilakukan
agar saling melengkapi, dan bekatul pangan dipilih sebagai sumber unsur sekelumit yang
dibutuhkan balita yaitu vitamin B.
Hasil analisis kandungan protein pada BMC instant adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Analisis sidik ragam terhadap kandungan protein BMC instant kacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
F tabel
variasi
Ulangan
3
0,000108
0,000036
0,00013
3,85 (5%)
Perlakuan
3
0,4596
0,1532
0,5540
6,99 (1%)
Eror
9
2,4884
0,2765
Total
15
2,9481
0,1965
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
perlakuan artinya imbangan kacang-kacangan dan bekatul pangan tidak berpengaruh nyata
terhadap kandungan protein BMC instant. Hal ini terjadi karena jumlah protein yang ada
saling melengkapi, bahan baku BMC instant kandungan protein per 100 gram adalah sebagai
berikut, kacang hijau sebesar 22,2 gram, kacang merah sebesar 23,1 gram, kacang tolo
sebesar 17,3 gram dan bekatul pangan sebesar 17,3 gram. Dengan demikian hasil olahannya
mempunyai kandungan protein yang hampir sama.
4. Analisis kandungan lemak BMC Instant
Lemak merupakan sumber energi dalam tubuh manusia, 1gram lemak menghasilkan 9
kalori, lemak yang terkandung dalam BMC instant adalah jenis lemak nabati terutama
fitosterol, oleh karena itu jika berlebihan dikonsumsi, tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
Kacang-kacangan merupakan sumber yang baik akan energi, protein dan mineral dan sumber
vitamin B. Hasil analisis kandungan lemak dalam BMC instant adalah Hasil analisis sidik
ragam terhadap kandungan lemak BMC instant adalah sebagai berikut :
Tabel 8. analisis sidik ragam terhadap kandungan lemak BMC instant hacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
F tabel
variasi
Ulangan
3
0,00062
0,000202
0,7623
3,85
Perlakuan
3
0,5355
0,1785
673,5849**
6,99
Eror
9
0,0023
0,0002
Total
15
0,5385
0,0359
Keterangan : ** berbeda sangat nyata
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata
atau perlakuan imbangan kacang-kacangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kandungan lemak BMC instant. Hal ini terjadi karena bahan baku bekatul pangan
mengandung lemak sangat tinggi yaitu 7,5 gram, sedangkan pada kacang-kacangan
kandungan lemaknya rendah yaitu kacang hijau mengandung 1,2 gram, kacang merah sebesar
1,7 gram dan kacang tolo sebesar 1,5 gram. Imbangan mengakibatkan bertambahnya
kandungan lemak pada produk akhir olahan yaitu BMC instant.
Tabel 9. Uji beda nyata jujur terhadap kadar lemak BMC instant
KT_Galat
Kadar Lemak
r
SR
0.000265
SSR
0.008139
LSR
0.031337
17.3224
17.8194
17.9442
19.2978
17.3224
0
-0.497
-0.6218
-1.9754
a
17.8194
0.4970*
0
-0.1248
-1.4784
b
17.9442
0.6218*
0.1248*
0
-1.3536
bc
19.2978
1.9754*
1.4784*
1.3536*
0
bcd
Keterangan : huruf yang sama tidak berbeda nyata
Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata , hal ini terjadi karena
kadar lemak awal bahan baku BMC instant berbeda. Bahan baku BMC instant terdiri dari
kacang hijau, kacang merah, kacang tolo dan bekatul pangan, mempunyai kadar lemak yang
berbeda, kandungan lemak yang ada adalah lemak nabati, sehingga tidak berbahaya bagi
kesehatan balita.
5.Analisis kandungan Vitamin B1 BMC instant
Hasil analisis kimia menunjukkan kandungan vitamin B 1 tertinggi terdapat pada perlakuan
imbangan III yaitu rata-rata sebesar 0,0282 mg , hasil analisis ini menunjukkan bahwa
kandungan vitamin B 1 dalam BMC instant sangat rendah, hal ini terjadi karena vitamin B
1mempunyai gugus sulfur yang mudah menguap saat terkena panas pembakaran, menurut
Winarno, 2004, senyawa tiamine mengandung sulfur pada molekulnya, peranan thiamine
sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat. Gugus aktif
tiamine yaitu tiamine pirofosfate (TPP) lebih stabil yang dimanfaatkan oleh tubuh dalam
merubah ADP menjadi ATP.
Hasil analisis sidik ragam terhadap kandungan tiamine BMC instant adalah sebagai
berikut :
Tabel 10. Analisis sidik ragam terhadap kandungan vit B1 BMC Instant kacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
F tabel
variasi
Ulangan
3
0,000073
0,000024
1,2
3,85
Perlakuan
3
0,000132
0,00044
22**
6,99
Eror
9
0,000020
0,00002
Total
15
0,000158
Keterangan : ** berbeda sangat nyata
Hasil analisis sidik ragam terhadap kandungan timine BMC instant menunjukkan ada
perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan, artinya imbangan kacang-kacangan dan bekatul
pangan memberi pengaruh yang sangat nyata terhadap kandungan tiamine BMC instant. Hal
ini terjadi karena sumber tiamine yaitu bekatul pangan dan kacang-kacangan yang
ditambahkan berbeda, menurut Winarno, 2004 sumber tiamine yang baik adalah biji-bijian
atau bekatulnya, sedangkan menurut Nasoetion A, Kusharto CM dan Hardinsyah, 1984,
sumber tiamine yang baik adalah serealia tumbuk, kacang-kacangan, daging babi, sayur dan
ikan.
Tabel 11 Uji beda nyata jujur terhadap kadar vitamin B 1 BMC instant
KT_Galat
Kadar Vit. B1
R
SR
0.000022
SSR
0.002345
LSR
0.009029
0.0854
0.0901
0.1075
0.1129
0.0854
0
-0.0047
-0.0221
-0.0275
a
0.0901
0.0047
0
-0.0174
-0.0228
a
0.1075
0.0221*
0.0174*
0
-0.0054
b
0.1129
0.0275*
0.0228*
0.0054
0
b
Keterangan : Huruf yang sama tidak berbeda nyata
Hasil uji beda nyata jujur terhadap kandungan vitamin B 1 menunjukkan Imbangan I dan
Imbangan II tidak berbeda nyata, tertapi berbeda nyata dengan imbangan III dan imbangan
IV. kemudian imbangan III dan imbangan IV tidak berbeda nyata. Hal ini terjadi karena
perbedaan kandungan kacang hijau dan bekatul pangan yang paling berpengaruh terhadap
kandungan vitamin B 1.
6. Analisis kadar abu
Tabel 12. Analisis sidik ragam terhadap kandungan abu BMC instant kacang-kacangan
Sumber
Derajat bebas JK
KT
F hit
F tabel
variasi
Ulangan
3
0,00148
0,00049
0,2917
3,85
Perlakuan
3
2,0397
0.6798
404,696**
6,99
Eror
9
0,0152
0,0016
Total
15
2,0556
Keterangan : ** berbeda sangat nyata
Dari hasil analisis statistik terhadap nilai kadar abu BMC instant menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat nyata pada setiap perlakuan, hal ini terjadi karena berat imbangan
bahan baku BMC instant berbeda, yang mempengaruhi perbedaan kadar abu adalah kadar
bekatul pangan, semakin tinggi kadar bekatul pangan semakin tinggi kadar abu BMC
instant.Bekatul pangan adalah hasil penggilingan padi yang kandungan utamanya adalah
DKBM (1999) yang dihitung per 100 gram adalah energi 375 kalori, protein 10,7 gr, lemak
7,5 gr, karbohidrat 65,6 gr, Ca 28 mg, fosfor 550 mg, Fe 14 mg, Vitamin B1 (Thiamine) 0,42
mg, kadar air 11,9 persen. Dan setelah menjadi BMC instant kandungan mineral BMC instant
terendah adalah 3,0636, dengan demikian BMC instant kaya akan mineral yang membantu
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Jika produk ini dikonsumsi oleh balita maka sangat
membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Tabel 13 Uji beda nyata jujur terhadap kadar abu BMC instant
KT_Galat
Kadar Abu
r
SR
0.00168
SSR
0.020494
LSR
0.078902
12.2434
12.4709
12.9903
15.8066
12.2434
0
-0.2275
-0.7469
-3.5632
a
12.4709
0.2275*
0
-0.5194
-3.3357
b
12.9903
0.7469*
0.5194*
0
-2.8163
bc
15.8066
3.5632*
3.3357*
2.8163*
0
bcd
Keterangan : huruf yang sama tidak berbeda nyata
Hasil uji beda nyata jujur menunjukkan setiap perlakuan berbeda nyata yang artinya BMC
instant yang dihasilkan dari imbangan bahan baku yang berbeda menghasilkan kadar abu
yang berbeda. Hal ini terjadi karena kadar abu masing-masing bahan baku BMC instant yaitu
kacang hijau, kacang merah , kacang tolo dan bekatul pangan adalah berbeda. Jumlah kadar
abu menunjukkan kadar mineral yang ada, dan selama proses baking tidak terjadi perubahan
kimia pada mineral tersebut. Fungsi mineral dalam tubuh adalah membantu metabolisme
dalam tubuh, jika metabolisme tubuh lancar maka tubuh dapat memenuhi kebutuhan kalori
serta gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maupun perkembangan sel tubuh, oleh karena
itu unsur mineral ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan balita.
Kesimpulan dan saran
Dari analisis terhadap hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan , dapatlah
disimpulkan bahwa :
Imbangan kacang-kacangan pada pemgolahan BMC instant berpengaruh sangat nyata
terhadap kandungan gizi yang dihasilkan meliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar
lemak, Vitamin B1 dan kadar abu. Imbangan terbaik adalah imbangan IV yaitu kacang
hijau 30 %, kacang merah 30 %, kacang tolo 35 % dan bekatul pangan 5 %.
Saran
Saran yang dapat dikemukan dari hasil penelitian tahun I ini adalah :
1. Penyimpanan bahan baku dilakukan dalam keadaan tepung kering sehingga dapat
langsung diolah.
2. Perlu ditambahkan bahan yang mampu membantu mengempukkan tekstur BMC
instant, tanpa menggganggu nilai gizi BMC instant
3. Dilakukan variasi dalam pencetakan BMC instant sehingga lebih menarik
Daftar pustaka
Anonim, 1999. DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan), Jakarta : Depkes
Apriadji W.H., 1983. Gizi Anak Pra Sekolah , Jakarta : Penebar Swadaya
Irianto K. dan Waluyo K., 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat, Bandung : Yrama Widya
Janathan, 2007. Karakteristik FisikoKimia Bekatul serta Optimasi Formula dan Pendugaan
Umur Simpan Minumam Campuran Susu Skim dan Tepung Bekatul, Bogor : IPB Fak.
Teknologi Pertanian
Moehyi S., 1997. Pengaturan Makanan Dan diit Untuk penyembuhan Penyakit , Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Nasution A, Kusharto CM dan Hardiansyah, 1984. Pangan, Gizi dan Pertanian, Bogor :
IPB
Nursalim Y., 2007. Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Jakarta : Agromedia Pustaka
Suhardjo dan Clara MK, 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Bogor : Kanisius
Winarno, 1994. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia
Penulis : 1. Dr. Ir. Hj. Nataliningsih MPd, dosen Kopertis Wil IV jabar dan Banten dpk di
Fakultas Pertanian, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Bandung Raya
2. Dra Iis Aisyah MS, dosen Kopertis Wil IV jabar dan Banten dpk di
Fakultas Pertanian, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Bandung Raya
.
Download