ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER (TATO) DAN RETURN ON ASSET(ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2012 Maria Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Total Assets Turnover (TATO) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan dan yang dijadikan sampel 20 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui Capital Market Dictionary (ICMD).Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan secara bersama-sama bahwa TATO dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dan secara parsial, TATO tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Kata kunci: TATO, ROA dan harga saham 1. PENDAHULUAN seeker), investor yang tidak menyukai risiko (risk Pasar modal sebagai lembaga perantara averse) dan investor yang bersifat netral (risk (intermediaris) merupakan penghubung antara netral).Sifat pihak yang membutuhkan dana dengan pihak menyukai risiko (risk averse). Oleh karena itu, yang mempunyai kelebihan dana. Kehadiran investor bersedia mengambil suatu kesempatan pasar modal memperkaya pilihan sumber dana investasi yang lebih berisiko jika mengharapkan perusahaan khususnya dana jangka panjang. tingkat pengembalian (return) yang lebih tinggi. Dengan adanya pasar modal diharapkan dapat Dengan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam keuntungan yang diharapkan maka semakin besar menentukan struktur modal yang optimal.Salah pula tingkat risiko yang dihadapi. Sebaliknya, satu wujud investasi dalam pasar modal yaitu semakin investasi saham. Harapan akan keuntungan yang diharapkan maka semakin rendah tingkat risiko diperoleh yang dihadapi (high risk high return and low risk (dividen memengaruhi dan keputusan capital gain)sangat investor dalam low investor demikian, rendah return), pada umumnya semakin tingkat Markoni besar tidak tingkat keuntungan (2009). Untuk yang itu, melakukan investasi saham. Dividen, bagian dari perusahaan harus mampu mempertimbangkan sejumlah keefektifan penggunaan sumber-sumber daya perusahaan keuntungan kepada para yang dialokasikan pemegang saham yang dimilikinya.Satu satu upaya yang dapat sedangkan capital gain merupakan selisih lebih dilakukan yaitu dengan mengukur rasio aktivitas antara harga jual saham dengan harga beli saham. perusahaan. Hal yang harus diperhatikan oleh investor Total Assets Turnover (TATO) adalah bila ingin berinvestasi pada saham adalah tingkat salah satu rasio aktivitas keuntungan yang diperoleh maupun tingkat risiko menunjukkan yang mungkin terjadi. Ada tiga tipe investor keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio yaitu investor yang menyukai risiko tinggi (risk TATO, berarti semakin efisien penggunaan Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 32 tingkat yang ada.TATO efisiensi penggunaan keseluruhan aset dalam menghasilkan penjualan/pendapatan. TATO dinilai penting bagi menjadi salah satu saham leading sector pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). para kreditur dan pemilik perusahaan, karena akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aset dalam suatu perusahaan. Selain 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Total Assets Turnover (TATO) TATO, indikator penting untuk menilai prospek Perputaran total aset atau Total Asset perusahaan dimasa mendatang adalah dengan Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio melihat pertumbuhan profitabilitas. Indikator ini aktivitas. Rasio ini membandingkan penjualan penting diperhatikan untuk mengetahui investasi dengan yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan akan dilakukan investor dalam total aset yang penjualan yang diisyaratkan investor. Menurut Kasmir (2012:185), “TATO merupakan satu digunakan rasio untuk profitabilitas mengukur aset yang untuk memberikanreturn yang sesuai dengan tingkat Salah berdasarkan bermanfaat dimiliki. yang rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran kemampuan semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih, yaitu mengukur Return ini diperoleh dari tiap rupiah aktiva”. Menurut menggambarkan tingkat laba yang diperoleh Prastowo (2011:94),”TATO mengukur aktivitas perusahaan aktiva On Assets dengan ditanamkan.ROA kemampuan (ROA). tingkat investasi digunakan sejumlah Rasio aset yang dan berapa jumlah kemampuan penjualan yang perusahaan dalam untuk melihat menghasilkan penjualan melalui penggunaan yang dimiliki aktiva tersebut”. Rasio ini juga mengukur perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA seberapa efisien aktiva diperoleh dengan cara membandingkan antara Net dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Income After Tax (NIAT) terhadap Total Assets. Menurut ROA yang semakin besar, menunjukkan kinerja menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari keuangan yang semakin baik karena tingkat volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh return semakin besar. kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Harahap tersebut (2009:309), telah “TATO ROA Semakin tinggi rasio ini semakin baik”.Standar terhadap harga saham telah dilakukan beberapa industri perputaran pada TATO adalah sebanyak peneliti sebelumnya. Sasongko dan Wulandari dua kali. Jika perputaran TATO lebih dari dua (2006), menemukan bahwa secara parsial EPS kali maka dikatakan baik, namun bila kurang dari berpengaruh dua Penelitian mengenai terhadap pengaruh harga saham pada kali rasio aktivitasnya belum baik perusahaan manufaktur sedangkan EVA, ROA, (Kasmir:2012). Menurut Riyanto (2010), TATO ROE, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap dapat dihitung dengan menggunakan rumus: harga saham. Selanjutnya penelitian Nurmalasari Total Assets Turnover = (2008) yang dilakukan terhadap harga saham LQ45 menyimpulkan bahwa ROA dan EPS 2.2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan dengan pertimbangan saham- penjualan Total Aset Return On Asset (ROA) Menurut Tandelilin (2010:372),” Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan saham dari sektor pertambangan berpotensi Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 33 bisa menghasilkan laba”. ROA merupakan bagian terhadap penggunaan keseluruhan jumlah aset dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan serta dinyatakan dalam bentuk persen (%). keuangan atau pengukuran kinerja keuangan Standar ROA menurut Bank Indonesia (BI) perusahaan dan merupakan bentuk yang paling adalah sebesar 15%.Bila kurang dari 15%, maka mudah perusahaan belum baik, namun bila lebih dari dari analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih setelah pajak yang 15% dilaporkan terhadap total aset.Pengertian ROA baik.ROA menurut Riyanto (2010), bisa dihitung menurut dengan rumus sebagai berikut: Hanafi dan Halim (2009:80), “Perputaran aktiva tetap, mengukur sejauh mana maka perusahaan dapat dinyatakan Laba bersih Total Aset Return on Asset = kemampuan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimilliki perusahaan.”ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aset 2.3 Pengertian Saham, Harga Saham dan yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan Faktor yang Mempengaruhinya mampu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2009:15), Sebaliknya apabila ROA negatif menunjukkan “saham merupakan klaim paling akhir urutannya bahwa atau memberikan dari total laba aset bagi yang dipergunakan, haknya.Bila perusahaan mengalami suatu kebangkrutan, maka kas yang ada dipakai untuk tinggi, melunasi utang terlebih dahulu, baru kemudian perusahaan tersebut berpeluang besar dalam jika terdapat sisa, kas tersebut digunakan untuk meningkatkan sendiri. membayar pemegang saham”.Menurut Darmadji Sebaliknya, jika total aset yang digunakan dan Fakhrudin (2012:5), “saham (stock) dapat perusahaan didefinisikan perusahaan mendapat perusahaan mempunyai kerugian. ROA pertumbuhan tidak Bila yang modal memberikan laba, maka sebaga tanda penyertaan atau perusahaan akan mengalami kerugian dan akan kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu menghambat sendiri. perusahaan atau perseroaan terbatas”. Disisi lain, Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ROA Fahmi (2012:81) menyatakan saham sebagai merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja “tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana keuangan perusahaan dan mengukur kemampuan pada suatu perusahaan, kertas yang tercantum manajerial dalam menghasilkan laba perusahaan dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan berdasarkan penggunaan aset. diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan peertumbuhan modal Gibson (2011:303) menyatakan “Return on assets measures the firm’s ability to utilize its assets to create profits by comparing profits with kepada setiap pemegangnya, dan persediaan yang cukup dijual”. Harga saham cerminan dari kinerja the assets that generate the profits”. Sependapat keuangan perusahaan. Harga saham merupakan dengan Gibson, Prihadi (2008) mengemukakan nilai selembar saham suatu perusahaan/emiten. ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan Pada periode yang singkat, harga suatu saham perusahaan dalam mendayagunakan aset untuk bisa sangat berfluktuatif.Oleh karenanya tiap memperoleh laba dan mengukur hasil total untuk akhir periode penutupan harga saham merupakan seluruh kreditur dan pemegang saham selaku acuan yang tepat dalam membandingkan atau penyedia sumber dana. Dengan kata lain, ROA menganalisis suatu penelitian. Menurut Sunariyah menunjukkan tingkat pengembalian laba bersih (2011:180), Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 “harga saham ditentukan dan 34 dibentuk oleh mekanisme pasar” Menurut Selanjutnya menurut Wira (2014), Tandelilin (2010:341), “harga saham merupakan terdapat dua teknik analisis yang biasa dipakai cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor- oleh investor untuk mengetahui suatu saham faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang layak beli pada saat tertentu atau tidak.Yakni disyaratkan investor yang mana ketiga faktor dengan menggunakan analisis fundamental dan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh ekonomi analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan makro suatu negara serta kondisi ekonomi global. untuk Investor pada (overvalued) atau murah (undervalued), apakah dengan perusahaan tersebut sehat atau tidak, serta tanda digunakan untuk mengetahui valuasi saham, mencapai berapa nominal rupiah saham perusahaan layak dapat perusahaan melakukan melalui memperoleh pasar saham kepemilikannya. investasi modal, sebagai Jika perusahaan mengetahui dihargai. suatu saham Analisis mahal prestasi yang baik, maka saham perusahaan untuk tersebut akan banyak diminati oleh banyak memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja investor. Prestasi baik yang dicapai perusahaan perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis dapat dilihat dalam laporan keuangan yang industri, analisis ekonomi dan pasar makro- dipublikasikan oleh perusahaan. mikro.Analisis teknikal fundamental adalah teknik yang Tinggi rendahnya harga saham perusahaan menganalisis fluktuasi harga saham dalam rentang di pasar modal ditentukan oleh tinggi rendahnya waktu tertentu. Dari pergerakan tersebut akan permintaan yang terlihat pola tertentu yang dapat digunakan bersangkutan. Semakin besar permintaan dengan sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau asumsi penawaran tetap, maka semakin tinggi penjualan saham. Pada dasarnya analisis teknikal harga saham tersebut. Sebaliknya jika penawaran digunakan untuk menentukan apakah suatu saham tinggi karena banyak investor yang menjual sudah overbought (jenuh beli) atau oversold saham (jenuh jual). akan yang saham perusahaan dimilikinya, maka akan menyebabkan turunnya harga saham. Terdapat dua faktor yang memengaruhi perubahan harga 2.4 saham, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang memengaruhi harga saham, seperti laba perusahaan, pendapatan, Rerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori dan penelitian- penelitian sebelumnya, rerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: aliran kas, serta indikator rasio-rasio keuangan sering digunakan oleh para analis untuk mengukur rencana keuangan perusahaan.Faktor eksternal yakni faktor fundamental mencakup Gambar 1 Rerangka Pemikiran perkembangan ekonomi dan politik. Beberapa bentuk faktor fundamental antara lain angka Hipotesis pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga yang H1 = TATO dan ROA secara bersama-sama memengaruhi kegiatan investasi, Gross Domestic berpengaruh signifikan terhadap harga Product (GDP), stabilitas politik dan ekonomi saham perusahaan pertambangan yang yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. menyangkut moneter, perpajakan, infrastruktur serta teknologi informasi. Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 35 H2 =TATO berpengaruh signifikan terhadap atau tidak.Dalam penelitian ini untuk menguji harga saham perusahaan pertambangan data berdistribusi normal dengan menggunakan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. uji Kolmogorof Smirnov.Hasil uji normalitas H3=ROA berpengaruh signifikan terhadap harga membuktikan bahwa data dalam penelitian ini saham perusahaan pertambangan yang berdistribusi normal.Variabel TATO memiliki terdaftar di BEI tahun 2010-2012. distribusi normal dengan angka probabilitas (Asymp.Sig) sebesar 0,101.Angka tersebut lebih 3. METODA PENELITIAN dari probabilitas 5%.ROAdan harga 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian kurang dari angka probabilitas5%, artinya data Populasi penelitian yaitu 32 perusahaan dari dua variabel ini memiliki distribusi tidak pertambangan yang terdaftar di BEI (2010-2012). normal. Kedua variabel tersebut perlu dilakukan Dengan teknik purposive sampling, perusahaan transformasi data agar plot distribusi normal dan yang aktif mempublikasikan laporan keuangan, di publikasi harga saham dan laporan keuangan logaritma, yaitu transformasi data ke dalam diaudit maka sampel terpilih sebanyak 20 Logaritma Natural (LN) (Ghozali:2009). Dengan perusahaan. demikian data yang sudah di trettment dan sudah Dengan demikian data yang digunakan 60 laporan keuangan. trettmen normal dengan saham menggunakan model dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. 3.2 Uji Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, digunakan metode observasi nonpartisipan.Menurut (2012:204) dengan multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier Sugiyono antar variabel independen dalam model regresi. nonpartisipan, Jika antar variabel bebas ada yang tinggi peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat (umumnya diatas 0,95), maka ada indikasi independen.Peneliti hanya mencatat, menganalisis multikolinieritas. Selain itu, multikolinieritas juga dan selanjutnya membuat kesimpulan. dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance observasi Inflation 3.3 Factor Model dan Teknik Analisis tolerance< 0,10 Model analisis, Y = a + b1X1 + b2X2 +ε menunjukkan (VIF). dan Apabila VIF >10 adanya ada nilai maka ini multikolinearitas Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk (Ghozali:2009). Analisis multikolinieritas SPSS mengolah analisis Versi 19 menunjukkan bahwa nilai VIF dari kuantitatif.Data berupa angka diperoleh penulis TATO (X1) sebesar 1.167, dengan nilai tolerence dari BEI. Data yang diperoleh dari ICMD 0.787, ROA (X2) sebesar 2.0549, dengan nilai data yakni teknik selanjutnya diolah dengan bantuan software SPSS Tabel 1 Hasil Uji-F ANOVAb versi 19. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Asumsi Klasik Uji normalitas Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 106.511 3 35.504 12.185 .000a Residual 221.442 76 2.914 Total 327.953 79 a. Predictors: (Constant), X1, X2 digunakan untuk b. Dependent Variable: Y mengetahui populasi data berdistribusi normal Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 36 tolerence 0,402. Nilai VIF untuk semua variabel Berdasarkan tabel 1 diperoleh Fhitung independen VIF < 10, dan nilai tolerence > 0,10. sebesar 12.185 dengan sign(ρ) < 0.05, sehingga Kedua variabel independen penelitian ini tidak dapat disimpulkan bahwa TATO dan ROA secara terjadi multikolinieritas. Dengan demikian hasil bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. uji multikolinearitas menyimpulkan bahwa tidak Tabel 2 Hasil Uji t terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF (variance inflation factor) yang kurang dari 10. 1 (Constant) Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot. Jika dalam grafik terlihat pada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan menyempit) maka indikasi telah terjadi heterokdestisitas. apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Untuk mendeteksi ada tidaknya dapat digunakan Watson.Hasil pengujian uji autokorelasi Standardized Coefficients B Std. Error t Sig. Beta 4.940 1.023 4.828 .000 X1 .091 .263 .037 .346 .730 X2 .589 .213 .408 2.763 .007 a. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS Versi 19, 2014 (ICMD) thitung untuk variabel TATO sebesar .346 dengan sign (ρ) = 0.730. Nilai sign (ρ) > 0.05, yang berarti bahwa tidakberpengaruh terhadap harga saham.thitung untuk variabel ROA sebesar 2.763 dengan sign (ρ) = 0.007. Nilai sign(ρ) < 0,05, Autokorelasi digunakan untuk menguji autokorelasi, Unstandardized Coefficients Model Durbin dalam yang berarti bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari ROA terhadap harga saham. Kemampuan variabel independen memengaruhi variabel dependen dapat digunakan model regresi sebagai berikut: Y = 4.940 + 0,091X1+ 0,589X2 Keterangan : penelitian ini menunjukkan nilai Durbin Watson adalah 1,185. Rumus menganalisis nilai Durbin Y adalah harga saham, X1 adalah TATO dan X2 Watson berdasarkan ketentuan -2 < DW < +2. adalah ROA. Selanjutnya sesuai ketentuan maka -2 <1,185 < +2 dapat dinyatakan tidak ada korelasi pada data 5. SIMPULAN DAN SARAN penelitian. Hasil pengujian secara bersama-sama (uji F) 4.2 menunjukkan bahwa TATO dan ROA Analisis Regresi Linier Berganda berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga Uji F berdasarkan nilai Fhitung yang saham. Artinya, apabila nilai TATO dan ROA dibandingkan dengan nilai Ftabel, dan tingkat meningkat atau menurun, maka nilai harga saham signifikansi, maka dapat diketahui ada atau juga tidaknya pengaruh variabel independen (X) yang penurunan.Penelitian terdiri dari X1 (TATO), X2 (ROA) terhadap bahwa secara parsial (hasil uji t), TATO tidak variabel dependen (Y) yaitu harga saham. Dari berpengaruh hasil pengelolahan data diketahui hasil Uji-F (uji apabila nilai TATO meningkat atau menurun, bersama-sama) sebagai berikut. maka akan mengalami terhadap ini peningkatan juga harga atau membuktikan saham.Artinya, harga saham tidak akan mengalami peningkatan atau penurunan. ROA secara parsial Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 37 berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berpengaruhnya ROA terhadap harga saham menjelaskan bahwa meningkat atau menurunnya rasio ROA akan memengaruhi peningkatan atau penurunan harga saham. Berdasarkan simpulan yang diperoleh, saran-saran yang dapat diberikan: 1) sebaiknya perusahaan memperhatikan kemampuannya menghasilkan laba, penggunaan modal lebih dalam mengoptimalkan kerja dengan memperhatikan faktor-faktor perputaran modal serta mengelola dana eksternal sebaik mungkin sehingga tidak melebihi modal sendiri. 2) Bagi peneliti selanjutnya, dapat memasukkan variabel-variabel selain TATO dan ROA dalam hubungannya dengan harga saham seperti ukuran perusahaan, faktor ekonomi, jenis perusahaan,efek industri. Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, Oktober 2014, h. 32-38 DAFTAR PUSTAKA Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro. Gibson, Charles H. 2011. FinancialStatement Analysis.12th edition. Canada: SouthWestern. Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YPKN. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Markoni. 2009. Pengaruh Return On Equity, Price to Book Value, Price Earning Ratioterhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi BEI. Jurnal Manajemen &Kewirausahaan,Volume 2 Nomor 2. Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan: 7 Analisis Rasio Keuangan, Penerbit PPM, Jakarta. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunariyah.2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Edisi ke-6. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kansius Wira, Desmond. 2014. Analisis Fundamental Saham.Jakarta:PenerbitExceed. www.elib.unikom.ac.id. Noer Sasongko & Nila Wulandari.Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. https://ml.scribd.com/doc/137839273/jurnal-LQ45. Indah Nurmalasari. 2008. Analisis pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 yang Terdapat di BEI Tahun 2005-2008 38