NAVAL DIPLOMACY DALAM PENGIRIMAN SATUAN TUGAS MARITIM TENTARA NASIONAL INDONESIA DI UNITED NATIONS INTERIM FORCE IN LEBANON NAVAL DIPLOMACY THROUGH DEPLOYMENT OF MARITIME TASK FORCE OF INDONESIAN NATIONAL DEFENSE FORCES IN UNITED NATIONS INTERIM FORCE IN LEBANON MISSION Trio Sirmareza1 ([email protected]) Abstrak - Jurnal ini membahas hasil penelitian tentang partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL MTF sebagai misi matra laut pertama dan satu-satunya di dunia sebagai sebuah naval diplomacy. Kajian-kajian terdahulu belum banyak menggunakan teori Ken Booth untuk mengembangkan naval diplomacy Indonesia, khususnya dalam pengiriman Satgas Maritim TNI. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis naval diplomacy dalam pengiriman Satgas Maritim TNI dan kontribusinya terhadap pencapaian kepentingan nasional dan sasaran kebijakan luar negeri Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menekankan dua kepentingan utama, yaitu pemeliharaan ketertiban dunia itu sendiri sebagaimana dijamin konstitusi, serta meningkatkan peran globalnya sebagai middle power. Dalam perspektif appropriateness yang dikemukakan Ken Booth, Satgas Maritim TNI memiliki fleksibilitas, mobilitasm kemampuan proyeksi dan potensi akses untuk membawa misi diplomatik Indonesia. Secara empiris, Satgas Maritim TNI dalam derajat tertentu mendukung agenda-agenda kebijakan luar negeri Indonesia. Namun demikian, dipandang dari aspek simbolisme, peningkatan kuantitas perlu dipertimbangan agar Satgas Maritim TNI dapat menjadi signifier prestise dan komitmen internasional Indonesia yang maksimal. Kata Kunci: Satgas Maritim TNI, Naval Diplomacy, Kepentingan Nasional, Kabijakan Luar Negeri Abstract - This research journal discusses Indonesian participation in UNIFIL MTF, the world first and the only maritime peacekeeping, through deployment of Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces (Satgas Maritim TNI) as a naval diplomacy. Previous studies of Indonesian Maritime Task Force did not employ the theory of naval diplomacy to analyse further needs of developing a robust Indonesian naval diplomacy. Thus, it is necessary to study naval diplomacy conducted by Indonesian maritime task force by Ken Booth’s theory of naval diplomacy and how it can contribute to national interests. The result shows that Indonesia emphasizes two main interests namely maintenance of the world peace based on the Preamble of Indonesia Constitution (Pembukaan UUD NRI 1945) and enhancing Indonesia’s global role as middle power. Using Ken Booth’s theory of naval 1 Penulis merupakan alumnus Pascasarjana Program Studi Diplomasi Pertahanan Cohort 2, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia diplomacy, Indonesia maritime task force does have flexibility, mobility, projection ability and access potential to carry Indonesian diplomatic agenda. Meanwhile, considered from asset of symbolism, Indonesian maritime task force should be bigger whether in quantity or capability to act as maximum signifier of Indonesia’s prestige and foreign policy commitment as it has empirically contribute to Indonesian foreign policy objectives. Keywords: Maritime Task Force of Indonesian National Defense Forces, Naval Diplomacy, National Interests, Foreign Policy Pendahuluan U dapat melakukan tugas-tugas nited Nations Interim Force in pengawasan teritorial laut mereka sendiri Lebanon - Maritim Task Force pada masa yang akan datang seperti yang (UNIFIL MTF) adalah operasi dilaksanakan oleh MTF. Secara umum, perdamaian maritim PBB yang pertama di UNIFIL MTF adalah satuan tugas yang dunia. Misi ini dimulai pada Oktober 2006 menjadi bagian dari keseluruhan mandat atas permintaan pemerintah Lebanon UNIFIL. dengan tujuan mendukung Angkatan Dalam misi UNIFIL MTF, Indonesia Laut Lebanon dalam mengawasi laut turut serta mengirim KRI berikut awak teritorialnya agar terhindar dari masuknya dan pasukannya ke perairan Lebanon senjata-senjata ilegal maupun material- mulai dari tahun 2009 hingga saat ini di material senjata melalui jalur laut menuju bawah payung hukum Keppres No. 15 Lebanon. Operasi UNIFIL MTF juga Tahun 2006 tentang Kontingen Garuda difokuskan untuk melakukan patroli di Dalam Misi Perdamaian di Lebanon. line of buoy2 antara Israel dan Lebanon. Sampai dengan tahun 2016, Indonesia Aspek penting lain dari operasi UNIFIL telah MTF ini adalah pelatihan yang diberikan Tugas Maritim Tentara Nasional Indonesia kepada Angkatan Laut Lebanon yang (Satgas Maritim TNI) dengan kekuatan bertujuan untuk membekali pasukan agar utama dari TNI AL. mengirimkan sembilan Satuan Pengiriman Satgas Maritim TNI dalam perspektif petinggi Angkatan Laut 2 Line of Buoy (LoB) adalah batas paling selatan dari perairan yang menjadi sengketa antara Israel dan Lebanon. LoB ditetapkan oleh Israel ditandai dengan buoy berwarna kuning yang ditarik sejauh 3 NM kearah laut. Atas permintaan Lebanon, Satgas UNIFIL MTF melaksanakan patroli di sekitar perairan tersebut untuk mengimbangin patroli kapal yang dilakukan Angkatan Laut Israel di wilayah laut yang dipersengketakan. dan pengambil diasosiasikan kebijakan sebagai sebuah selalu upaya diplomasi. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menyatakan, “Tugas yang dilaksanakan oleh dalam dan dimanfaatkan oleh Indonesia Satgas Maritim TNI dalam rangka secara maksimal. Oleh karena itu, penting mengemban amanat UUD 1945 melakukan suatu kajian naval diplomacy adalah dalam pengiriman Satgas Maritim TNI wujud nyata naval diplomacy.”3 untuk memahami peran diplomasi dan Satgas Maritim TNI sebagai unsur kemanfaatannya bagi kebijakan luar TNI AL dalam hal ini telah memerankan negeri Indonesia yang lebih luas sehingga fungsi diplomasi, yang lebih dikenal ke dengan naval diplomacy. Konsep naval memperhatikan diplomacy ini relevan dengan TNI AL perdamaian maritim dan relevansinya sesuai dengan Undang-undang No. 34 bagi kepentingan nasional Indonesia. Tahun 2005 tentang TNI pada pasal 9c di Teori Naval Diplomacy Ken Booth mana TNI AL memiliki fungsi diplomasi Kerangka analisis utama dalam tulisan ini untuk mendukung kebijakan luar negeri adalah Indonesia. Lebih lanjut, fungsi diplomasi dikemukakan oleh Ken Booth. Gagasan tersebut dapat ditelusuri melalui tulisan Ken Booth dalam bukunya Navies and Ken Booth Navies and Foreign Policy Foreign Policy tentang trinitas fungsi bahwa Angkatan Laut memiliki tiga peran angkatan laut adalah karya yang sangat (trinity of naval functions), yaitu peran signifikan militer, polisionil dan diplomasi.4 dipergunakan sebagai doktrin Angkatan depan pemerintah teori benar-benar pengiriman naval sehingga pasukan diplomacy telah yang banyak Namun demikian, meskipun Satgas Laut di berbagai negara. Menurut Booth, Maritim TNI digadang sebagai instrumen Angkatan Laut memiliki tiga fungsi yaitu diplomasi Indonesia, belum ada kajian fungsi militer, polisionil dan diplomasi yang dapat mengevaluasi pengiriman yang secara ilustratif dapat dilihat pada Satgas Maritim TNI tersebut ditinjau dari Gambar 1. perspektif naval diplomacy itu sendiri. Lebih jauh, potensi-potensi Satgas Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi Indonesia belum pernah digali lebih 3 Koarmatim, Satgas Maritim TNI KONGA XXVIIIG/UNIFIL (Surabaya: Koarmatim TNI AL, 2015) hlm. 4 Ken Booth, Navies and Foreign Policy (London: Routledge, 1977), hlm. 16 Militer: 1. Fungsi perimbangan kekuasaan 2. Fungsi proyeksi kekuatan Polisionil: 1. Penegakan hukum di laut teritorial 2. Pembangunan Diplomasi: 1. Negosiasi dengan kekuatan 2. Manipulasi 3. Prestise Gambar 1. Trinitas Fungsi Angkatan Laut Sumber: Booth, 1977, p. 16 (Telah diolah kembali) Fungsi diplomasi adalah fungsi perhatian. Fungsi berikutnya yang paling paling khas dari Angkatan Laut. Fungsi ini banyak dipakai oleh Angkatan Laut dunia berkaitan dengan manajemen kebijakan adalah luar negeri melalui pengerahan kekuatan Angkatan Angkatan Laut secara terbatas. Kekuatan ketenangan diplomatis dari Angkatan Laut dapat domestik, memproyeksikan citra umum mendukung kebijakan negara khususnya negara, dan memproyeksikan kekuatan dalam masa negosiasi maupun dalam armada laut yang mengesankan, sehingga interaksi internasional secara umum.5 disegani oleh pihak asing.6 Pengerahan Angkatan Laut dalam masa negosiasi dipercaya fungsi Laut prestise. mampu psikologis Kekuatan membentuk di tingkat Prestise dapat digunakan untuk mampu kepentingan keamanan negara melalui proses peningkatan reputasi dan kredibilitar negosiasi tersebut. Selanjutnya, Angkatan militer, citra sebagai negara potensial Laut untuk mempengaruhi juga manipulasi, output dapat yaitu dari berperan melalui memperkuat tawar, menciptakan ancaman ketiga (proxy threats), dan dijadikan aliansi untuk posisi dimintakan pihak penghormatan terhadap negara dalam dengan berbagai bantuan atau pengambilan militer, keputusan mempertontonkan kekuatan Angkatan internasional serta kecenderungan untuk Laut memenangkan konflik. Manfaat-manfaat 5 di laut lepas Ken Booth, op.cit., 19 untuk menarik 6 Ibid., 20 tersebut memiliki positif Pelibatan tersebut akan memberikan terhadap kemanan negara yang diperoleh keuntungan bagi negara untuk tetap melalui prestise internasional. Selanjutnya uptodate dengan isu dan perkembangan dalam diplomasi, prestise juga dapat internasional digunakan mengambil dalam implikasi berbagai bentuk, seperti dijelaskan oleh Booth, diperoleh oleh suatu negara dari prestise dalam upaya diplomasi. Dalam suatu negara yang negara dapat kesempatan dari kondisi tersebut. Lebih lanjut, pelibatan negara It can oil the efforts of a country’s negotiator. A prestigious state is likely to be invited to major international conferences. It is likely to be listened to with more diplomatic courtesy, for its words will invested with a special credibility and authority… A prestigious state will tend to get its way because other states will tend to defer to its ‘natural’ authority. It may become a nodal point in diplomatic intercourse. It will claim, and be accorded, the right to be interested, involved, and informed on all issues it thinks relevant. Its propaganda will be relatively effective… In terms of the promotion of the national interest therefore, the advantages of being thought to possess prestige appear overwhelming. Prestige brings respect, authority, deference and responsiveness. It produces efficient power and influence in foreign policy.7 Berbagai keuntungan dapat perundingan, sehingga memiliki prestise akan lebih sering dilibatkan. yang memiliki prestise seringkali ditanggapi dengan keramahan diplomatik oleh pihak lain karena dianggap sebagai pihak yang memiliki kekuatan untuk menyelesaikan pelbagai Kepemimpinan pihak persoalan. yang memiliki prestise ini terjadi secara alamiah. Negara yang memiliki prestise juga memiliki kekuatan untuk menciptakan propaganda yang efektif di mana suara negara tersebut biasanya didengar oleh aktoraktor internasional. Secara khusus dalam konteks diplomasi, prestise meningkatkan penghormatan, rasa segan, dan respon cepat dari pihak lain serta meningkatkan kepemimpinan negara dalam media- media interaksi internasional. Naval diplomacy pada hakekatnya hanya berlaku digunakan relevan, jika dalam dalam kekuatan operasi artian yang tersebut benar-benar memberikan pengaruh terhadap prestige yang ingin dicapai. Identifikasi terhadap kuantitas dan kualitas yang menentukan kepantasan dari kekuatan Satgas Maritim 7 Ibid., 51 TNI sebagai naval diplomacy penting dilakukan mengingat dampak dari naval PBB melalui reimbursement.11 Dilain pihak, diplomacy dapat memberikan makna yang Tiongkok memiliki motivasi ekonomi yang berbeda-beda.8 Menurut cukup kuat dalam pengiriman pasukan Ken Booth, terdapat setidaknya 6 (enam) aspek utama yang dapat dianalisis perdamaiannya.12 untuk Kepentingan nasional Indonesia mendeskripsikan suatu naval diplomacy, dalam mengirim pasukan perdamaian yaitu 1) kuasa dan pengaruh, 2) influencers termasuk Satgas Maritim TNI secara dan influenced, 3) assets dan liabilities, 4) normatif adalah untuk berpartisipasi aktif naval influence, 5) taktik, dan 6) efek yang dalam ditimbulkan oleh naval diplomacy.9 perdamaian Kepentingan Nasional Indonesia dalam sejalan Pengiriman Satgas Maritim TNI kepentingan menjaga perdamaian dunia Pengiriman Satgas Maritim TNI secara termasuk spesifik belum dipandang sebagai sebuah kepentingan objektif Indonesia, karena strategi naval diplomacy Indonesia untuk didasarkan pada nilai dasar konstitusi mencapai kepentingan nasional Indonesia Indonesia pada Pembukaan UUD NRI yang lebih luas. Sementara itu, jelas 1945 bahwa beberapa negara seperti Brasil, nasional ini menjadi justifikasi normatif Bangladesh, pemerintah menjadikan dan Tiongkok pengiriman perdamaian sebagai pencapaian kepentingan telah pasukan suatu nasionalnya. maritimnya di UNIFIL MTF ditujukan sebagai strategi rising power maintenance untuk tetap terlibat dalam konflik Timur Tengah.10 Bangladesh memiliki motivasi lebih kepada untuk mencari insentif dari Ibid., 29 Ibid., 26-47 10 Lihat dalam Ariana E. Abdenur, Rising Power in Stormy Seas: Brazil and the UNIFIL Maritime Task Force. International Peacekeeping, Routledge Taylor & Francis Group (2016) 9 dunia. dengan Alinea ketertiban ke Secara gagasan dalam Keempat. dalam dan teoretis, Frankel13, golongan Kepentingan pelaksanaan pengiriman pasukan perdamaian. strategi Partisipasi Brasil dalam pengiriman satgas 8 memelihara 11 Lihat dalam Riaz, Ali, and Mohammad Sajjadur Rahman, eds. Routledge Handbook of Contemporary Bangladesh (Routledge, 2016). 12 Kajian ini dapat dilihat dalam karya Benjamin S. Lawson, The Price of Peace: A Quantitative Analysis of Economic Interests and China’s Involvement in United Nations Peacekeeping Operations (Tesis: Georgetown University, 2011) 13 Dalam Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory (New York: Palgrave Macmillan, 2005). Frankel mengklasifikasikan kepentingan nasional terdiri dari objektif dan subjektif. Kepentingan nasional objektif adalah kepentingan yang berkaitan dengan sejarah, ideology, geografi dan atribut permanen lainnya yang melekat dalam negara. Sementara itu, kepentingan subjektif adalah kepentingan nasional yang lebih dinamis merujuk pada definisi dan sikap elit terhadap dinamika politik. Selanjutnya, kepentingan nasional subjektif Indonesia adalah untuk ancaman kekerasan. Satgas Maritim TNI dalam konteks ini berperan dalam memperkuat diplomasi middle power. kerangka naval influence politics di mana Dalam ingin pengiriman satgas tersebut tidak memiliki kekuatan tujuan menciptakan ancaman, namun konteks menempatkan regional ini Indonesia diri sebagai dengan global menciptakan kolaborasi. Hal ini juga secara selektif.14 Dalam rangka mencapai sesuai dengan pernyataan Alit Jaya kepentingan tersebut, Kemlu RI juga bahwa naval diplomacy dikemas secara menetapkan strategi politik luar negeri komprehensif melalui berbagai aktivitas- Indonesia dengan aktivitas Angkatan Laut yang positif 15. diplomasinya di keterlibatan jalan memperkuat PBB; meningkatkan Secara teoretis, pendapat Alit Jaya partisipasi dalam pengiriman pasukan terkonfirmasi oleh Both Turner dan perdamaian; dan meningkatkan diplomasi Luttwak16 yang memposisikan gunboat Indonesia dalam penyelesaian konflik diplomacy berdampingan dengan naval Timur Tengah. Pengiriman Satgas Maritim diplomacy dalam definisi yang luas, TNI menjadi relevan untuk mencapai namun memiliki aktivitas yang berbeda. strategi kebijakan luar negeri Indonesia Tujuan naval diplomacy adalah untuk tersebut membangun hubungan yang kolaboratif. dipandang dari bobotnya sebagai pasukan perdamaian maritim Keikutsertaan satu-satunya tugas multinasional dan latihan bersama dapat diplomatiknya sebagai mana tertuang meningkatkan hubungan antar negara di dalam Undang-Undang No. 34 Tahun satu sisi, di sisi lain meningkatkan 2004 Pasal 9c. kemampuan Angkatan Laut itu sendiri. Naval PBB Diplomacy dan dalam Pengiriman Satgas Maritim TNI Booth memahami dalam Dengan demikian, pengiriman Satgas Maritim TNI sebagai naval diplomacy naval diplomacy harus dilihat dalam perspektif yang lebih sebagai sebuah strategi naval influence luas politics dari pada naval power politics kepentingan nasional. yang lebih dekat dengan penggunaan 14 operasi Kementerian Luar Negeri, Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2015-2019 (Jakarta: Kementerian Luar Negeri, 2015) 15 untuk mendukung pencapaian Komunikasi personal dengan Alit Jaya, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim TNI AL. 16 Lihat Christian Le Mière., Maritime Diplomacy in the 21st Century: Drivers and Challenges. (New York: Routledge, 2014), hlm. 22-23. Menurut Booth, terdapat 3 taktik penambahan peralatan dan penambahan dasar pengerahan armada sebagai upaya logistik selama perjalanan lintas laut naval diplomacy dalam kerangka naval Indonesia-Lebanon. influence aid, secara teoritik dapat dimanfaatkan untuk operational visits, dan specific goodwill mengesankan negara yang dituju melalui visits17. Dilihat sebagai sebuah upaya naval sikap dari para awak kapal, kecanggihan diplomacy, Satgas Maritim TNI ternyata teknologi yang terdapat dalam kapal memiliki peran dalam ketiga bentuk naval perang, dan hiburan yang diberikan diplomacy tersebut. kepada pihak-pihak dalam negara target. politics, yaitu naval Pertama, Satgas Maritim TNI sendiri merupakan bantuan calls Lebih lanjut, kunjungan seperti ini dapat diberikan dimanfaatkan secara bertahap untuk kepada PBB untuk melaksanakan misi di membangun prestise dan posisi tawar Lebanon. Bentuk naval diplomacy melalui negara naval aid tersebut dapat membangun meningkatkan pengaruh terhadap negara akses dan hubungan kerjasama dengan target. Secara praktis, fungsi operasional negara atau entitas target. Dalam konteks ini ini, maka Satgas Maritim TNI juga Maritim TNI untuk keperluan teknis. berperan untuk meningkatkan kerjasama Namun secara politis, belum ada arahan Indonesia dari dengan yang Operational Lebanon dan telah pengunjung, dimanfaatkan Kemlu RI sehingga oleh sebagai Satgas pemangku meningkatkan posisi Indonesia di PBB. kepentingan utama dalam hubungan luar Sesuai negeri Indonesia, untuk memanfaatkan dengan Indonesia kepentingan untuk internasional, nasional meningkatkan bantuan citra fungsi tersebut. Indonesia Ketiga, sebagai goodwill pasukan melaksanakan berbagai kegiatan yang setidaknya Satgas specific terhadap PBB dan Lebanon sebagai perdamaian visit, bentuk Maritim diplomatik, TNI berkontribusi terhadap pandangan positif bersifat seperti dunia terhadap Indonesia. menyelenggarakani courtesy call, cocktail Kedua, sebagai bentuk operational party dan kegiatan seremonial lain. Alit calls, Satgas Maritim TNI melaksanakan Jaya sebagai mantan Dansatgas Maritim kunjungan di beberapa pelabuhan dunia TNI untuk mendapatkan sambutan yang baik di 17 melakukan Ken Booth, op.cit., 40 maintenance, menyatakan bahwa Indonesia negara-negara yang dikunjungi semasa linas laut Lebanon-Indonesia, terutama di rangka Pakistan dan India.18 Dari pengalaman lanjut dengan negara-negara sahabat. tersebut, dapat dipahami bagaimana Perspektif kepantasan (appropriateness) posisi Indonesia di negara-negara yang Satgas Maritim TNI sebagai instrumen dikunjungi menjadi semakin baik dan naval diplomacy meningkatkan persahabatan Naval diplomacy pada hakekatnya hanya antar negara dan antar Angkatan Laut. berlaku jika kekuatan yang digunakan Satgas Maritim TNI juga memanfaatkan dalam operasi tersebut relevan, dalam kunjungan-kunjungan untuk artian benar-benar memberikan pengaruh menawarkan beragam kerjasama dalam terhadap prestise yang ingin dicapai. rangka meningkatkan posisi Indonesia di Identifikasi negara-negara tersebut. kualitas yang menentukan kepantasan Dapat kualitas tersebut dipahami bahwa selain membangun terhadap hubungan kuantitas lebih dan dari kekuatan Satgas Maritim TNI sebagai mendukung posisi Indonesia baik di PBB naval dan TNI mengingat dampak dari naval diplomacy sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk dapat memberikan makna yang berbeda- agenda politik luar negeri yang lebih beda.19 Kekuatan armada yang besar praktis terhadap negara-negara yang belum tentu memiliki pengaruh yang menjadi partner dalam UNIFIL MTF besar, sebaliknya armada kecil sekalipun maupun negara-negara yang disinggahi belum tentu memberikan pengaruh kecil. selama lintas laut Indonesia-Lebanon. Untuk itu, penting untuk melakukan Namun demikian, fungsi ini memang analisa terhadap kepantasan dari suatu belum oleh armada sebagai instrumen diplomasi pemerintah Indonesia. Berbagai kegiatan sesuai dengan konteks dimana, kapan yang dilaksanakan oleh Satgas Maritim dan bagaimana armada kapal perang TNI seperti kunjungan dengan Angkatan tersebut dikerahkan. Lebanon, Satgas banyak Maritim dimanfaatkan diplomacy penting dilakukan Laut negara lain serta pejabat lokal lain Komponen utama dari penugasan dalam courtesy call maupun cocktail party Satgas Maritim TNI adalah kapal perang pada dasarnya potensial untuk dapat jenis korvet dan personel TNI AL. Sebagai dipergunakan instrumen diplomasi, kapal perang secara oleh Indonesia dalam teoritik memiliki 7 (tujuh) aset dasar yaitu 18 Komunikasi personal, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim TNI AL 19 Ken Booth, op. cit., hlm. 29. fleksibilitas, pengendalian, mobilitas, Simbolisme Sebagai kemampuan proyeksi, potensi akses, simbolisme dan ketahanan.20 signifier dan prestige Satgas Dalam Maritim TNI konteks pengiriman Satgas Maritim TNI, dibandingkan terdapat 5 (lima) dari 7 (tujuh) asset dasar dengan satgas lain dalam teori naval diplomacy yang relevan dalam UNIFIL MTF untuk menilai Satgas Maritim TNI. Analisis masih relatif sama. tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam aspek fleksibilitas, Satgas Maritim TNI telah dipersiapkan untuk Tabel 1. Modalitas Satgas Maritim TNI berbagai macam aktivitas pemeliharaan sebagai Instrumen Diplomasi keamanan di laut. Tidak hanya sebagai Modalitas Fleksibilitas Relevansi Satgas kapal yang memiliki kemampuan untuk Maritim TNI perang, armada KRI satgas tersebut juga Dapat memiliki kemampuan untuk melakukan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan seperi search tugas-tugas and rescue, VBSS (visit, board, search and kemanusiaan dan seizure), winching (penderekan), dan operasi jenis lainnya kemampuan (SAR dan VBSS). pemantauan udara karena dilengkapi Cukup tinggi dan dengan helikopter.21 Fleksibilitas dalam relevan dengan misi Satgas Maritim TNI memiliki makna UNIFIL MTF bahwa kapal perang Indonesia yang Kemampuan Menunjukkan dikirim dapat melaksanakan tugas-tugas Proyeksi kemampuan Mobilitas Potensi akses long perdamaian di laut Lebanon namun juga memperlihatkan Dapat kekuatan militer Indonesia, khususnya visit) Ibid, hlm. 33-36 melaksanakan distance operation melakukan muhibah (goodwill 20 pemeliharaan untuk Angkatan Laut. Dalam aspek mobilitas, Indonesia kepada negara-negara dalam sejarah pengiriman Satgas Maritim sahabat TNI telah mengirimkan kapal SIGMA Class 21 Koarmatim, op. cit. KRI Diponegoro (365) dan KRI Sultan Iskandar Muda (367) hingga jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) KRI Bung Tomo (357) dan KRI John Lie (358). KRI Diponegoro (365) merupakan kapal pertama dari korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut, yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. KRI jenis SIGMA tersebut bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan antikapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. Kapal perang ini memiliki bobot mati 1.700 ton. SIGMA merupakan singkatan dari Ship Integrated Geometrical Modularity Approach. Korvet Kelas SIGMA berdasarkan TNI konsep AL ini dibangun memberikan fleksibilitas tinggi bagi TNI AL dengan biaya yang minim namun memungkinkan modularitas dalam desainnya.22 Gambar 1. KRI Sultan Iskandar Muda (367) (kiri) dan KRI Diponegoro 365 (kanan), Kapal perang jenis korvet kelas SIGMA Selanjutnya, kapal perang Indonesia jenis MRLF milik TNI Angkatan Laut dilengkapi dengan persenjataan 1 x Oto Melara 76 mm gun, 2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm guns, 16 VLS untuk meluncurkan MBDA (BAE Systems) MICA Surface-to-Air Missile (SAM), 2 x 4 Quad untuk meluncurkan 8 misil MBDA (Aerospatiale) Exocet MM 40 Block II dan 2 x triple BAE Systems 324 mm torpedo tubes untuk menghancurkan sasaran permukaan maupun bawah air; dan diperkuat dengan 1 Heli Bolkow BO22 Artileri, “Kapal Perang: Mengenal 4 Korvet Kelas SIGMA TNI AL”, diunduh dari Artileri.org: http://www.artileri.org/2014/03/4-korvet-kelassigma-tni al.html 105/NV-410 dari Pusat Penerbang Angkatan Laut (Wening, 2016). Kapal ini memiliki berat 1,940 ton dengan panjang dibuktikan dengan kemampuannya untuk keseluruhan 95 meter lebar 12,8 meter dapat berlayar dari Indonesia menuju dengan tenaga penggerak mesin 4x Man Lebanon, B & W ruston diesel enginer yang dapat logistik menyemburkan persinggahan pada pelabuhan-pelabuhan tenaga hingga berkecepatan mencapai 30 knot dengan meskipun yang membutuhkan cukup besar dan lain. daya jelajah 9.000 km.23 Selanjutnya, dalam aspek kemampuan proyeksi kekuatan, Booth mengatakan bahwa kapal perang menjadi sarana berbagai macam persenjataan yang dapat memberikan efek ancaman terhadap lawan, baik terhadap kapal lainnya atau ancaman serangan dari laut ke darat dan serangan amfibi.24 Namun demikian, dalam konteks Satgas Maritim TNI, berkaitan dengan tujuan operasi dan fungsi satgas sebagai kekuatan PBB, maka kemampuan proyeksi kekuatan yang relevan hanya untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu melakukan long Gambar 2. KRI Bung Tomo (357) dan KRI John Lie (358), Kapal perang jenis korvet kelas Multi distance operation.25 Kemudian, dalam aspek potensi Role Light Frigate (MRLF) Kedua jenis korvet yang dikirim oleh Indonesia dalam UNIFIL MTF adalah dua diantara kapal-kapal tercanggih Indonesia yang memiliki kemampuan mobilitas tinggi. Mobilitas kapal yang tinggi ini akses, Satgas Maritim TNI memiliki keuntungan tersendiri dari pelaksanaan operasi UNIFIL MTF. Jarak yang cukup jauh antara Indonesia dengan Lebanon di satu sisi memang menjadi beban bagi Indonesia baik dari segi biaya maupun 23 Choiriah, Peristiwa: Ini persenjataan canggih KRI Bung Tomo selama bertugas di Lebanon. Diunduh dari Merdeka.com: https://www.merdeka.com/peristiwa/inipersenjataan-canggih-kri-bung-tomo-selamabertugas-di-lebanon.html 24 Ken Booth, op. cit., hlm. 34 Komunikasi personal dengan Komandan Satgas Maritim TNI KONGA XXVIII-G MTF-7 KRI Sultan Iskandar Muda, Rabu, 14 Desember 2016 di KRI Yos Sudarso, Koarmatim 25 tantangan operasi bagi personel TNI. berukuran lebih kecil dari jenis fregat, Namun di sisi lain, jarak jauh ini menjadi namun lebih besar dari kapal patroli (fast akses bagi Indonesia untuk melaksanakan patrol muhibah (goodwill visit) di negara-negara negara pengirim kapal lainnya, Satgas lain selama perjalanan seperti Turki, Maritim TNI belum memiliki keunggulan Oman, Mesir, Srilangka. siginifikan. Aspek simbolisme adalah aspek terpenting dalam analisis kepantasan Satgas Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi. Kondisi bahwa satgas tersebut berada di bawah Kendali PBB hampir mendegradasi banyak potensi Satgas Maritim TNI sebagai instrumen diplomasi negara dalam kerangka naval diplomacy. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana kuantitas dan kualitas KRI dalam Satgas Maritim TNI dapat memperlihatkan prestise Indonesia dan mempengaruhi kebijakan luar negeri yang lebih luas. Simbolisme menurut Booth adalah karakter kapal perang yang mampu menjadi pemberi sinyal politis. Kapal perang dengan jenis paling besar atau jumlah yang besar secara khusus akan lebih berguna dan menjadi pemberi sinyal serta representasi niat, komitmen dan kekuatan negara.26 Satgas Maritim TNI dalam hal ini mengirimkan kapal kelas SIGMA dan MRLF yang masuk ke dalam jenis korvet, yaitu kapal perang yang 26 Ken Booth, op. cit., hlm. 36 boat). Dibandingkan dengan Tabel Kekuatan Satgas Maritim UNIFIL No. 1 Negara TCC Jumlah Kapal UNIFIL MTF Perang Bangladesh 2 Nama Kapal Tipe 1) BNS Ali Haider Leopard- Frigate class 2) BNS Nirmul Durjoy-class Large patrol craft 2 Brasil 1 F43 Liberal Niteroi-class Frigate 3 Jerman 1 F260 Braunschweig-class Corvette 4 Yunani 1 HS Nikiforos Elli-class Frigate 5 Turki 1 F505 TCG Bafra Corvette 6 Indonesia 1 KRI Bung Tomo (357) Corvette MRLF-class Kapal Israel dalam Blokade Laut Lebanon 2006 1 Israel 2 1) INS Hanit Sa’ar-5 class Corvette 2) INS Lahav Sa’ar-5 class Corvette Sumber: Berbagai sumber Tabel perbandingan jumlah dan tipe kapal di atas menunjukkan oleh Brasil yang sekaligus menjadi MTF bahwa Commander. Fregat yang lain juga dikirim sebagai naval presence Satgas Maritim oleh Bangladesh dan Yunani. Kedua, jenis UNIFIL korvet juga dikirim oleh sebagian besar sangat relevan untuk menggantikan kapal perang Israel yang satgas dalam UNIFIL digunakan untuk memblokade laut kemampuan yang relatif sama. Ketiga, Lebanon. Namun demikian, untuk jumlah armada KRI yang dikirim hanya Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa satu. Sementara Bangladesh mengirim masih kurangnya bobot Satgas Maritim dua kapal kelas fregat leopard dan patrol TNI sebagai simbol prestise dari sisi boat. Dalam sejarah perjalanan operasi kuantitas dan kapasitas kapal perang. Hal UNIFIL MTF tersebut, Jerman bahkan ini disebabkan oleh beberapa alasan. sempat Pertama, kapal markas jenis fregat dikirim perangnya. mengirim 3 MTF (tiga) dengan kapal Pengiriman Satgas Maritim TNI untuk perdamaian. Mendukung tersebut, setidaknya terdapat 4 (empat) Agenda Kebijakan Luar Berdasarkan Renstra Negeri Indonesia agenda politik luar negeri Indonesia yang Agenda politik luar negeri Indonesia relevan secara meningkatkan Maritim TNI. Empat agenda politik ini pengaruh secara terus menerus di dunia secara eksplisit maupun implisit tertuang internasional untuk membuka peluang dalam Renstra Kemlu RI, arahan Menteri sebesar-besarnya Luar Negeri Republik Indonesia dan umum kepentingan adalah bagi pencapaian nasional. Untuk dengan didukung pengiriman oleh Satgas pernyataan yang meningkatkan pengaruh tersebut, maka disampaikan pihak-pihak Indonesia perlu mengingkatkan peran kepentingan yang globalnya. pengiriman Satgas Maritim TNI dalam Sejalan dengan gagasan pemangku relevan tersebut, kerangka untuk meningkatkan rangka peran Indonesia di tingkat global sebagai kepentingan Indonesia tersebut. middle power mengacu pada Renstra Indonesia sebagai Peacekeeping Leader Kemlu 2015-2019 tentang arah kebijakan mendorong dengan Indonesia tercapainya ingin dan strategi politik luar negeri adalah peacekeeping dengan diplomasi dengan pembukaan UUD NRI 1945, Indonesia dalam penanganan konflik di pemeliharaan perdamaian dunia masuk Timur dalam salah satu sikap ideologis dan 1) melaksanakan Tengah, 2) meningkatkan leader menjadi di PBB. Indonesia Sesuai partisipasi Indonesia dalam pengiriman konstitusional terhadap pasukan pemelihara perdamaian, dan 3) keamanan penguatan diplomasi Indonesia di PBB pemeliharaan yang efektif.27 merupakan wadah paling signifikan bagi internasional. Misi perdamaian PBB Dalam Renstra Kemlu RI tersebut Indonesia untuk melaksanakan konstitusi secara jelas disebutkan bahwa dalam tersebut. Ambisi Indonesia untuk menjadi rangka memperkuat peran globalnya, pemimpin Indonesia memiliki strategi untuk terlibat tertuang dalam Renstra Kemlu RI dalam secara aktif dalam resolusi konflik di rangka Timur Indonesia, maka salah satu strateginya Tengah dan meningkatkan dalam peacekeeping meningkatkan partisipasinya dalam misi pemeliharaan adalah meningkatkan 27 Indonesia dalam Kementerian Luar Negeri, op. cit. hlm. 47 misi peran PBB global partisipasi pemeliharaan perdamaian PBB. Terkait agenda tersebut, Purnomo Yusgiantoro selaku PBB dan mempermudah saluran penyuaraan aspirasi Indonesia.30 Menteri Pertahanan Indonesia periode Pengiriman Satgas Maritim TNI 2010-2014 juga mengemukakan bahwa menjadi salah satu kontributor untuk target Indonesia adalah untuk menjadi menjadikan Indonesia sebagai pemimpin pemimpin pemeliharaan dalam misi pemeliharaan perdamaian. perdamaian dunia.28 Pengiriman Satgas Kepemimpinan Indonesia di dalam misi Maritim TNI telah berkontribusi secara pemeliharaan jumlah dan prestise terhadap tujuan pencapaian tersebut. Indonesia memiliki posisi tawar yang dalam misi Keinginan Indonesia tersebut tinggi di perdamaian yang PBB. dapat Sehingga merupakan menjadikan keinginan- semakin konkret dengan ditetapkannya keinginan Indonesia dapat diakomodasi Visi 4.000 Peacekeepers pada tahun 2019. oleh negara-negara di dalam PBB. Lebih Visi ini diperkuat secara legal formal lanjut, untuk mendukung kepentingan melalui Peraturan Menteri Luar Negeri Indonesia No.5 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Visi pemeliharaan 4.000 Personel Pemeliharaan Perdamaian kualitas dan kuantitas dari Satgas Maritim Tahun 2015-2019. Visi ini juga menjadi TNI harus di tambah.31 salah satu strategi Kemlu RI untuk Kampanye Pencalonan Indonesia sebagai meningkatkan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan peran dan pengaruh menjadi pemimpin perdamaian dalam tersebut, Indonesia sebagai negara middle power di PBB dunia internasional (Kemlu, 2015, p. 50).29 Indonesia telah menyatakan kesiapan Visi 4.000 peacekeepers tersebut adalah untuk menjadi Anggota Tidak Tetap DK suatu secara PBB periode 2019-2020. Upaya kampanye konsisten berada pada 10 besar pengirim pencalonan Indonesia sebagai Anggota peacekeepers. tersebut Tidak Tetap DK PBB sudah dilakukan oleh peran Kemlu RI sejak tahun 2009. Menteri Luar sebagai Negeri saat ini (periode 2014-2019), Retno upaya diyakini Indonesia dapat Indonesia agar Pencapaian meningkatkan melalui pelibatan pemegang jabatan-jabatan strategis di 30 28 Komunikasi personal dengan Purnomo Yusgiantoro pada Rabu, 26 Oktober 2016, di Universitas Pertahanan 29 Kementerian Luar Negeri, op. cit. hlm. 50 Komunikasi Personal dengan Adityawarman; Cassidy; Octavian; Yusgiantoro, 2016. 31 Komunikasi personal dengan Dikdik Setiadi, Komandan Satuan Latihan PMPP TNI pada Kamis, 20 Oktober 2016 di PMPP TNI L. P. Marsudi, secara resmi memulai PBB. kampanye pencalonan Indonesia sebagai peningkatan anggota tidak tetap DK PBB pada sidang negara umum PBB September 2016 sebagai salah perdamaian dunia dan pengembangan satu negara calon dari Asia Pasifik. hubungan Meskipun bersaing Lebanon. Hal ini membuka kesempatan dengan beberapa negara, pencalonan Indonesia untuk mendapatkan dukungan Indonesia hingga saat ini sudah didukung baik dari Lebanon maupun negara-negara oleh cukup banyak negara. lain dalam pencalonan tersebut. Indonesia Pengajuan harus Indonesia sebagai Modal yang ini disalurkan melalui citra Indonesia sebagai berkomitmen baik terhadap Indonesia dengan Peningkatan Peran Indonesia dalam anggota tidak tetap DK PBB merupakan Konflik Timur Tengah suatu Misi UNIFIL merupakan misi yang cukup langkah yang strategis agar Indonesia ikut serta dalam konstelasi unik keamanan dunia. DK PBB merupakan memiliki badan PBB yang menjadi core dari politik terhadap negara-negara di Timur Tengah keamanan Berdasarkan yang berpenduduk Muslim. Indonesia keterangan dari Purnomo Yusgiantoro, sebagai negara berpenduduk Muslim pengiriman Satgas Maritim TNI adalah terbesar memiliki simpati yang cukup salah satu modal untuk mendorong besar terhadap Lebanon. Terlebih lagi, kampanye tersebut.32 Lebih lanjut, Fikri adversary dari Lebanon dalam konflik Cassidy dari Kemlu RI menjelaskan bahwa tersebut pengiriman Satgas Maritim TNI dapat masyarakat Indonesia memiliki posisi dijadikan sebagai salah satu modal untuk yang sangat keras menentang Israel, mendorong tujuan tersebut.33 Dengan ditambah dengan demikian, pengiriman Satgas Maritim TNI terhadap Palestina dalam misi UNIFIL di sini memiliki posisi berpenduduk sebagai modal dalam upaya diplomasi menyampaikan bahwa konflik Lebanon Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK tersebut dalam derajat tertentu dapat 32 internasional. Komunikasi personal dengan Purnomo Yusgiantoro pada Rabu, 26 Oktober 2016, di Universitas Pertahanan 33 Komunikasi personal dengan Fikri Cassidy pada Kamis, 13 Oktober 2016 di Kantor P2KOI Kementerian Luar Negeri karena menjadi masyarakat simpati yang adalah Indonesia cukup Israel, besar dimana pendudukannya yang Muslim representasi notabene juga. Cassidy keterlibatan Indonesia secara pro aktif dalam resolusi konflik Timur Tengah.34 Gagasan ini juga kawasan yang kaya dengan sumber daya didukung bahwa alam strategis (minyak bumi). Disamping dengan itu, solidaritas ini juga dapat membangun mengirimkan Satgas Maritim TNI adalah people-to-people understanding sehingga sebagai masyarakat oleh kepentingan Octavian Indonesia signifier untuk menunjukkan Indonesia dihargai solidaritas terhadap Lebanon. 35 Namun keberadaanya di Timur Tengah. demikian, baik Cassidy maupun Octavian Perluasan Jaringan Negara Sahabat menekankan bahwa misi pemeliharaan Pengiriman Satgas Maritim TNI pada misi perdamaian sifatnya imparsial. Dengan perdamaian maritim UNIFIL juga memiliki demikian, agenda tersebut tidak dapat implikasi diekspresikan publik memperluas jaringan negara sahabat internasional. Hanya saja, persepsi dan Indonesia. Dalam konteks ini Satgas pandangan positif Lebanon dan negara Maritim Timur Tengah lainnya dari pengiriman melakukan operasi di dalam UNIFIL MTF, Satgas Maritim TNI tapi juga melaksanakan aktivitas lain yang terhadap di sana dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Secara Satgas keseluruhan, Maritim TNI dapat pengiriman yang cukup upaya TNI diplomasi tidak mempererat hanya untuk sekedar hubungan baik Indonesia dengan negara lain, bahkan dengan negara-negara membebani anggaran ini menunjukkan memiliki urgensi Indonesia untuk terlibat dalam Indonesia. konflik Timur Tengah, terutama Lebanon, Salah yang belum hubungan dekat dengan satu aktivitas dalam agar posisi Indonesia di Timur Tengah pengiriman Satgas Maritim TNI adalah semakin kuat. Di masa yang akan datang, dilaksanakannya bargaining secara pelabuhan-pelabuhan persinggahan baik khusus di Lebanon dan secara umum di dalam perjalanan dari Indonesia menuju Timur Tengah tentu dapat menjadi modal Lebanon maupun Lebanon ke Indonesia. untuk mengembangkan kerjasama yang Courtesy call dalam konteks diplomasi saling menguntungkan merujuk pada adalah pertemuan formal diplomat atau fakta perwakilan negara yang berkunjung atau 34 position bahwa Timur Indonesia Tengah adalah Ibid. 35 Komunikasi personal dengan Amarulla Octavian pada Kamis, 27 Oktober 2016 di Universitas Pertahanan courtesy call pada melaksanakan pertemuan ramah-tamah baik dengan kepala negara maupun dengan pejabat pemerintahan lainnya. Pertemuan ini secara konseptual memiliki diplomatik antara Indonesia dan Turki nilai simbolis. Meskipun courtesy call pada menjadi umumnya isu hubungan antar Angkatan Laut. Pejabat spesifik, namun tetap memiliki makna dan Angkatan Laut Turki sebaliknya juga diplomatis yang cukup kuat. Lebih jauh, mengapresiasi kunjungan Satgas Maritim bagi Morgenthau, seremonial diplomatik TNI.37 dapat tidak membicarakan mengilustrasikan sekaligus semakin Hubungan erat, yang khususnya bersahabat ini meningkatkan relasi kekuasaan antar dapat menjadi modal bagi Indonesia negera, elit dan aktor.36 Seremonial untuk memperluas kerjasamanya dengan diplomatik melalui courtesy call tersebut negara-negara lain melalui pengiriman kemudian dapat pula memperlihatkan Satgas Maritim TNI. Selain itu, kunjungan bagaimana posisi Indonesia di mata antar Angkatan Laut ini tentu juga negara sahabat. meningkatkan trust antara Indonesia Pelaksanaan courtesy call Satgas dengan negara lain.38 Rasa saling percaya Maritim TNI secara umum mendapatkan atau yang dikenal dengan confidence sambutan yang baik berupa penerimaan, building measures sejatinya merupakan keramahan, langkah-langkah dan keterbukaan yang yang diambil untuk diberikan baik itu oleh pihak pelabuhan membangun rasa saling percaya di antara maupun pemerintah setempat berikut pihak-pihak masyarakatnya di negara tujuan. Sebagai dalam konteks ini, Satgas Maritim TNI contoh, Dansatgas Maritim TNI KONGA membangun CBMs dalam rangka secara XXVIII-F/UNIFIL konsisten dengan KRI Frans yang berkonflik. mempererat Namun hubungan Kaisiepo (368) yang sempat mengunjungi bersahabat dengan negara lain melalui Pelabuhan Mersin di Turki menyatakan Angkatan bahwa KRI banyak mendapatkan bantuan mencegah konflik yang mungkin muncul dan dukungan dari Angkatan Laut Turki. di masa yang akan datang. Melalui 37 36 courtesy call, hubungan Lihat dalam C. J. Reynolds, Diplomatic gastronomy: The convivial nature of the power of prestige, cultural diplomacy and soft power. The International Conference on Cultural Diplomacy & the UN" Cultural Diplomacy & Soft Power in an Interdependent World: The Opportunities for Global Governance (2012), hlm. 2. Laut dengan harapan Lihat dalam artikel TNI AL, Farewell Courtesy Call Dansatgas Maritim TNI, diunduh dari website resmi TNI AL: http://www.tnial.mil.id/News/Seremonial/tabid/79/ articleType/ArticleView/articleId/22820/Default.as px 38 Komunikasi Personal dengan Marthen Roytamus (mantan Kadiv Peperangan Atas Air Satgas Maritim TNI) pada Rabu, 14 Desember 2016 di KRI John Lie, Koarmatim. Selanjutnya, kenyataan bahwa perdamaian Indonesia dan meningkatkan negara seperti profil Indonesia di tingkat internasional Amerika Serikat, Inggris, atau Perancis tersebut. Ditinjau dari aspek aspek politik, yang memiliki pangkalan di luar negeri. Satgas Maritim TNI dalam derajat yang Hubungan baik Indonesia dengan negara- beragam mendukung agenda politik luar negara tersebut yang dibangun melalui negeri Indonesia sebagai middle power kunjungan-kunjungan diplomatik tersebut untuk sewaktu-waktu anggota tidak tetap DK PBB, aktor yang Indonesia Sebagai bukanlah dapat ilustrasi, dimanfaatkan. jika menjadi peacekeeping leader, Indonesia berperan aktif dalam konstelasi politik membutuhkan pelaksanaan operasi jauh dan konflik Timur Tengah, serta negara di luar batas wilayah, Indonesia dapat denga jaringan negara sahabat yang luas. memanfaatkan negara sahabat sebagai Namun demikian, dari aspek simbolisme pangkalan.39 sebagai Dengan pengiriman Satgas demikian, Maritim TNI konsekuensi pembandingan Satgas logis dari Maritim TNI merupakan salah satu upaya untuk dengan kekuatan satgas maritim UNIFIL memperluas jaringan negara sahabat lainnya, kuantitas pengiriman Satgas Indonesia yang dapat dimanfaatkan di Maritim TNI belum dapat menjadi signifier masa yang akan datang. yang maksimal. Untuk itu, Indonesia perlu Kesimpulan mempertimbangkan Kepentingan nasional yang kuantitas Satgas peningkatan Maritim TNI demi menggerakkan Indonesia untuk mengirim pencapaian kepentingan nasional yang Satgas Maritim TNI adalah untuk menjaga lebih optimal dan mendukung sasaran perdamaian kebijakan luar negeri praktis Indonesia. konstitusi dunia dan sebagai mandat meningkatkan peran global Indonesia sebagai middle power. Satgas Maritim TNI, sebagai instrumen yang relevan dari sudut pandang appropriateness (kualitas dan kapabilitas) dalam teori naval diplomacy Ken Booth, telah dapat sebagai 39 Ibid. menunjukkan representasi fungsinya kepentingan Daftar Pustaka Buku Booth, K. (1977). Navies and Foreign Policy. London: Routledge. Koarmatim. (2015). Satgas Maritim TNI. Surabaya: Koarmatim TNI AL. Mière, C. L. (2014). Maritime Diplomacy in the 21st Century: Drivers and Challenges. New York: Routledge. Jurnal Reynolds, C. J. (2012). Diplomatic gastronomy: The convivial nature of the power of prestige, cultural diplomacy and soft power. The International Conference on Cultural Diplomacy & the UN" Cultural Diplomacy & Soft Power in an Interdependent World: The Opportunities for Global Governance. Dokumen Resmi dan Peraturan Perundang-Undangan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri 2015-2019 Keppres No. 15 Tahun 2006 tentang Kontingen Garuda Dalam Misi Perdamaian di Lebanon Undang-undang No. 34 Tahun 2005 tentang TNI Sumber Online Admin. (2017, Januari 16). Farewell Courtesy Call Dansatgas Maritim TNI. Retrieved from TNI AL: http://www.tnial.mil.id/News/Serem onial/tabid/79/articleType/ArticleVie w/articleId/22820/Default.aspx Artileri, A. (2011, Juli). Kapal Perang: Mengenal 4 Korvet Kelas SIGMA TNI AL. Retrieved from Artileri.org: http://www.artileri.org/2014/03/4korvet-kelas-sigma-tni-al.html Choiriah, M. (2015, Agustus 27). Peristiwa: Ini persenjataan canggih KRI Bung Tomo selama bertugas di Lebanon. Retrieved from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/peristiw a/ini-persenjataan-canggih-kri-bungtomo-selama-bertugas-dilebanon.html Fardah. (2011, Desember 20). Feature: RI gearing up for bigger role in UN peacekeeping missions. Retrieved from Antara News: http://static.antaranews.com/en/ne ws/78581/ri-gearing-up-for-biggerrole-in-un-peacekeeping-missions Wening, A. A. (2016, September 1). Nasional: Hebat! KRI Bung Tomo-357 Ungguli Kapal Perang Negara Lain. Retrieved from Kabar24.com: http://kabar24.bisnis.com/read/2016 0901/15/580186/hebat-kri-bungtomo-357-ungguli-kapal-perangnegara-lain