ISSN 2354-6948 ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO Rofika Nuriyanti Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo Email: [email protected] (diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014) Abstrak Kepemimpinan dan motivasi tidak akan tercapai tanpa adanya komitmen yang kuat dan kinerja yang baik dari SDM yang ada di perguruan tinggi. Dalam hal ini, SDM yang paling penting adalah Dosen atau Tenaga pengajar. Dosen harus benar-benar kompeten di bidangnya dan dosen juga harus mampu mengabdi secara optimal. Kinerja dosen yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Dua faktor internal yang diduga kuat memberikan pengaruh signifikansi terhadap kinerja dosen adalah motivasi dan gaya kepemimpinan. Faktor eksternalnya adalah lingkungan fisik, non fisik dan peran serta masyarakat.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) sejauh mana kepemimpinan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo? 2) sejauh mana motivasi berpengaruh terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo? 3) apakah ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo?. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran empiris yang tepat dan jelas mengenai pengaruh, kepemimpinan dan motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo, sehingga hasil penelitian ini dapat mendukung temuan-temuan dari hasil penelitian sebelumnya.Hasil penelitian yaitu: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo. Pengaruh kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja dosen berkorelasi tinggi. 2) ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo. 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh kepemimpinan dan pengaruh motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen. Oleh karena itu Rektor sebagai pimpinan lembaga memberikan pengarahan kepada dosen agar dapat meningkatkan kinerja yaitu mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Kinerja alternatif PENDAHULUAN Pendidikan adalah modal dasar untuk ringkas pelayanan perguruan pendidikan. Secara tinggi sebagai suatu menciptakan SDM yang unggul. Perguruan lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan tinggi merupakan salah satu lembaga dan 53 fungsi. Untuk mengemban misi, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. mewujudkan visi, mencapai tujuan dan mengemban misinya dengan lebih baik. menjalankan fungsinya tinggi Dalam proses perubahan tersebut individu perguruan memerlukan tenaga, organisasi, tata kerja dan organisasi sumber-sumber yang dan baik kemampuan mendukung lembaga dan meningkatkan performance nya sehubungan dengan tujuan, sumber-sumber, finansial maupun non finansial. Perguruan tinggi sebagai suatu sistem yang memiliki dan lingkungannya. Perubahan tidak akan komponen-komponen yang berkaitan satu berjalan tanpa dukungan dari sumber daya sama lain pencapaian serta tujuan. berkontribusi pada manusia yang merupakan aset yang dapat Komponen-komponen memberikan kontribusi lebih dalam tersebut adalah mahasiswa, kurikulum, bahan pencapaian tujuan organisasi. Salah satu pelajaran, dosen dan tenaga kependidikan faktor penunjang perubahan yaitu gaya lainnya, lingkungan, sarana fasilitas, proses kepemimpinan rektor dan motivasi yang belajar mengajar dan hasil atau output. diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya Semua komponen itu harus berkembang yaitu sesuai tuntutan zaman dan seluruh stakeholder yang ada. perubahan Kepemimpinan dan motivasi tidak akan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Untuk tercapai tanpa adanya komitmen yang kuat berkembang tentunya harus ada proses dan kinerja yang baik dari SDM yang ada di perubahan. Pengembangan ini hendaknya perguruan tinggi tersebut. Dalam hal ini, bertolak dari hal-hal yang menyebabkan SDM yang paling penting adalah dosen atau organisasi tersebut tidak dapat berfungsi Tenaga pengajar. Dosen harus benar-benar dengan sebaik yang diharapkan.(Gupta & kompeten dibidangnya dan dosen juga harus Shingi, 2001) dalam konsepsi pengembangan mampu mengabdi secara optimal. Kinerja kelembagaan tercermin adanya upaya untuk guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai memperkenalkan cara faktor, baik internal maupun eksternal. Dua perubahan mengorganisasikan suatu lembaga, struktur, faktor internal yang memberikan pengaruh proses dan sistem lembaga yang signifikansi terhadap kinerja dosen adalah bersangkutan sehingga lebih dapat memenuhi motivasi dan gaya kepemimpinan dosen. misinya. Oleh karena itu maka perubahan Faktor eksternalnya adalah lingkungan fisik, yang terjadi pada lembaga harus meliputi non fisik dan peran serta masyarakat. Dengan Kepemimpinan dosen yang seluruh komponen yang ada di dalamnya. Perubahan tersebut terjadi dalam baik maka motivasi dan kinerja dosen nya struktur, proses, ketenagaan dan sistem suatu pun dapat tercipta dengan baik, sehingga lembaga serta proses perubahan itu sendiri, proses belajar mengajar mahasiswa akan menyangkut bagaimana sekolah sebagai tercapai dengan baik pula. Rumusan Masalah lembaga diorganisasikan sehingga mampu 1) sejauh mana kepemimpinan berpengaruh 54 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 terhadap pencapaian kinerja ISSN 2354-6948 dosen di aturan atau tata krama birokrasi. Menurut Universitas Panca Marga Probolinggo?, 2) Robbins dalam Hermaya (2005) memberikan sejauh mana motivasi berpengaruh terhadap arti kepemimpinan sebagai adalah proses pencapaian kinerja dosen di Universitas mempengaruhi kelompok menuju tercapainya Panca Marga Probolinggo?, 3) apakah ada sasaran”. Sedangkan menurut Tucker dalam pengaruh yang kepemimpinan antara Syafarudin (2002) mengemukakan bahwa signifikan dan motivasi terhadap kepemimpinan sebagai kemampuan pencapaian kinerja dosen di Universitas mempengaruhi atau mendorong seseorang Panca Marga Probolinggo?. Tujuan Peneliti atau sekelompok orang agar bekerja secara adalah untuk mendapat gambaran empiris sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau yang tepat dan jelas mengenai pengaruh, sasaran dalam situasi tertentu”. kepemimpinan dan motivasi Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas seorang manajer sebagai seorang pemimpin, Panca Marga Probolinggo?. Berdasarkan mampu mempengaruhi perilaku orang lain masalah yang telah dirumuskan, maka untuk mencapai tujuan tertentu. penelitian ini bertujuan untuk mendapat Kepemimpinan dapat berlangsung dimana gambaran tentang: pengaruh saja, 1) karena kepemimpinan merupakan kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja proses mempengaruhi orang lain untuk dosen di Universitas Probolinggo? 2) Panca mengetahui Marga melakukan sesuatu dalam rangka mencapai pengaruh maksud tertentu. Seorang pemimpin motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen merupakan orang yang memberikan inspirasi, di Universitas Panca Marga Probolinggo? 3) membujuk, mempengaruhi dan memotivasi mengetahui pengaruh kepemimpinan dan orang lain. Menurut Robbins dalam Hermaya motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen (2005) menyatakan bahwa teori perilaku adalah di Universitas Panca Marga Probolinggo? teori-teori Konsep tentang kepemimpinan dalam mengenali perilaku kepemimpinan yang yang membedakan dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari pemimpin yang efektif dari yang tidak konsep kepemimpinan secara umum, konsep efektif. Terdapat enam ciri yang berkaitan kepemimpinan secara umum sering kali dengan Kepemimpinan yaitu: dipersamakan dengan manajemen, padahal 1. Dorongan. dua hal tersebut memiliki perbedaan yang tingkat usaha yang tinggi. cukup berarti. Dalam Thoha (2006) 2. Pemimpin menunjukkan Kehendak untuk memimpin. Pemimpin menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah mempunyai kehendak yang kuat untuk kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang mempengaruhi dan memimpin orang lain yang tidak harus dibatasi oleh aturan- lain. 55 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … 3. Kejujuran dan membangun 4. 5. 6. Nuriyanti, R. integritas. Pemimpin 2. Teori Kelompok, teori ini beranggapan hubungan saling bahwa kelompok bisa mencapai tujuan- mempercayai antara mereka sendiri dan tujuannya, pengikutnya dengan menjdi jujur dan pertukaran tidak menipu. pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kepercayaan diri. Para pengikut melihat 3. Teori pemimpinnya tidak ragu akan dirinya. mengemukakan bahwa kepemimpinan di Kecerdasan. Pemimpin haruslah cukup pengaruhi cerdas disekitarnya. untuk mengumpulkan, harus yang terdapat positif Situasional, suatu di antara teori situasi-situasi ini yang ada menganalisis dan menafsirkan banyak 4. Teori Jalan Kecil-Tujuan, teori ini informasi, dan mereka perlu mampu menggunakan kerangka teori motivasi. untuk menciptakan visi, memecahkan Mereka beranggapan bahwa perilaku masalah, dan membuat keputusan yang pemimpin akan bisa menjadi faktor tepat. motivasi terhadap bawahan, jika perilaku Pengetahuan pekerjaan. yang terkait Pemimpin yang dengan itu dapat memuaskan. efektif 5. Teori Social Learning merupakan suatu mempunyai tingkat pengetahuan yang teori yang dapat memberikan suatu tinggi tentang perusahaan, industri dan model yang menjamin kelangsungan, hal-hal teknis. interaksi timbal balik antara pemimpin Berdasarkan kepemimpinan beberapa diatas dapat ciri lingkungan dan perilakunya sendiri. Berdasarkan disimpulkan teori kepemimpinan bahwa kepemimpinan berasal dari dalam diri tersebut bahwa dalam memimpin seseorang seseorang, bukan berasal dari luar fisik. oleh harus memiliki gaya kepemimpinan. Menurut karena itu tidak semua orang dapat menjadi Robbins dalam Hermaya (2005) ada beberapa seorang pemimpin bagi orang lain. Menurut gaya atau style kepemimpinan yang banyak Thoha (2006) terdapat beberapa teori mempengaruhi kepemimpinan diantaranya: 1. keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya Teori Sifat (Trait Theory), ada empat sebagai berikut: sifat yang keberhasilan berpengaruh terhadap 1. kepemimpinan, Pada Periode pertama yaitu: a. Gaya Otokratis yaitu pemimpin yang kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan cenderung memusatkan wewenang, hubungan sosial, motivasi diri dan mendiktekan metode kerja, membuat dorongan keputusan unilateral, dan membatasi berprestasi, sikap-sikap hubungan kemanusiaan. partisipasi karyawan. 56 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 b. Gaya Demokratis yaitu pemimpin adalah pemimpin sekaligus manajer yang yang cenderung melibatkan karyawan harus mengatur, memberi perintah sekaligus dalam mengambil keputusan, mengayomi mahasiswa dan menyelesaikan mendelegasikan mendorong wewenang, masalah-masalah yang ada dalam proses partisipasi dalam belajar mengajar. Kepemimpinan adalah memutuskan metode dan sasaran kerja kepribadian dan integritas serta kemampuan dan menggunakan sebagai peluang umpan untuk balik untuk meyakinkan dan mengarahkan orang melatih lain dalam mencapai tujuan sesuai dengan karyawan. sasaran, meliputi: kepribadian, kemampuan, c. Gaya Laissez-faire yaitu pemimpin memotivasi, yang umumnya keputusan, memberikan komunikasi dan pendelegasian wewenang. kelompok kebebasan penuh untuk membuat pengambilan keputusan Dosen sebagai pemimpin dakam dan proses belajar mengajar dituntut mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cara menciptakan suasana yang kondusif lingkungan kerja (climate maker) sehingga apa saja yang dianggap sesuai. 2. dapat memotivasi diri dan dosen lain dalam Pendapat para Ahli a. Gaya di Kepemimpinan Kontinu bekerja dan dapat mencegah timbulnya terdapat dua bidang pengaruh yang disintegrasi atau perpecahan dalam ekstrem antara pengaruh pemimpin lembaga/perguruan tinggi yang menaunginya. dan kebebasan bawahan. b. Gaya Managerial Grid Sebagai manajer, dosen harus memiliki, dimana memahami, dan menerapkan teori-teori manajer berhubungan dengan dua hal motivasi di lingkungan kerjanya dalam yaitu produksi dan orang-orang. rangka mendorong, mengarahkan, dan c. Tiga dimensi dari Reddin merupakan menggerakkan tingkah laku para bawahan gaya penyempurnaan dari managerial untuk bertindak dengan cara tertentu dalam grid dengan menambahkan efektivitas rangka mendukung dan mencapai tujuan dalam modelnya. yang telah ditetapkan oleh lembaga. d. Empat sistem manajemen dari Likert Pada dasarnya motivasi berasal dari dimana pemimpin dapat berhasil jika kata dasar “Motive” yang berarti dorongan bergaya participative management, atau kekuatan yang terdapat dalam diri yaitu jika berorientasi pada bawahan organisme yang menyebabkan organisme ini dan mendasarkan pada komunikasi. bertindak atau berbuat. Pengertian lain Berdasarkan uraian kepemimpinan mengenai motivasi diungkap oleh Vance diatas kepemimpinan dalam sebuah lembaga dalam Danim (2004:15), mengatakan bahwa atau perguruan tinggi tidak jauh beda. Dosen motivasi adalah perasaan atau keinginan 57 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. seseorang yang berada dan bekerja pada mencapai tujuan). Perubahan energi dalam kondisi tertentu tindakan-tindakan untuk yang melaksanakan diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas menguntungkan nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang dilihat dari perspektif pribadi dan terutama mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, organisasi. maka seseorang mempunyai motivasi yang Berdasarkan pendapat para ahli di kuat untuk mencapainya dengan segala upaya atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam Dalam pendapat lain juga dikatakan bahwa diri pegawai yang perlu dipenuhi, agar motivasi adalah sebagai suatu perubahan pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang terhadap lingkungan, sedangkan motivasi ditandai oleh dorongan aktif dan reaksi-reaksi adalah kondisi yang menggerakan pegawai dalam usaha mencapai tujuan (Soemanto, 1998). Sedangkan belajar sebagaimana yang untuk mencapai tujuan dari motifnya. Berbicara tentang motivasi akan di telah diuraikan sebelumnya dapat diartikan dapat beberapa istilah yang identik dengan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan pengertian motivasi seperti motives, drives individu untuk memperoleh suatu perubahan dan needs. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, kekacauan dalam pembicaraan mengenai sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri motivasi msiswaala tidak mendapatkan dalam interaksi dengan lingkungannya pengertian yang jelas antara satu dengan yang Motivasi itu sendiri sebagaimana yang lain. Oleh karena itu, dibawah ini akan diungkapkan dikemukakan pengertian Purwanto (1990), masing-masing dikatakan sebagai suatu usaha yang disadari yang diawali dengan membedakan antara untuk drives dan need. oleh mengerahkan, mengarahkan dan Motivasi adalah suatu menjaga tingkah laku seseorang agar ia pendorong yang mengubah energi dalam diri terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. untuk mencapai tujuan tertentu Djamarah Dari uraian di atas maka dapat (2002). Sedangkan dalam pengertian Mc. disimpulkan bahwa motivasi merupakan Donald dalam Hamalik (1992) mengatakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam bahwa, motivation is a energy change within diri individu yang menimbulkan kegiatan the person characterized by affective arousal belajar, menjamin kelangsungan kegiatan and anticipatory goal reactions (Motivasi belajar, dan memberikan arah pada kegiatan adalah suatu perubahan energi di dalam belajar itu demi mencapai suatu tujuan. pribadi seseorang yang ditandai dengan Adanya dorongan yang kuat dalam diri timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk individu atau peserta didik untuk maju, hal 58 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 Ratumanan itu akan menambah semangat peserta didik (2002) mengatakan bahwa motivasi dapat dibedakan atas dua untuk belajar dan memperoleh kemajuan. Dari definisi yang telah diuraikan di jenis, antara lain: atas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi 1. Motivasi intrinsik (motivasi internal) tersebut mengandung tiga unsur, yaitu: Motivasi intrinsik merupakan motivasi 1. Perubahan diri yaitu motivasi dimulai yang tercakup di dalam situasi belajar dari suatu perubahan tenaga dalam diri dan memenuhi kebutuhan serta tujuan- seseorang. Setiap perubahan motivasi tujuan siswa. Motivasi ini muncul dari mengakibatkan perubahan tenaga dalam dalam sistem neurofisiologis dari organisme motivasi manusia, contoh: haus, lapar, lelah, dan motivasi murni. Motivasi intrinsik dapat sebagainya. juga diartikan sebagai bentuk motivasi Rasa atau feeling yaitu motivasi ditandai yang dengan Motivasi dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu yang dorongan dari dalam diri dan secara 2. dorongan termasuk 3. dalam afektif. dorongan individu ini sendiri, disebut didalamnya pula sebagai aktivitas mutlak Dorongan afektif itu ada yang kuat dan Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada yang lemah. Dorongan kuat misalnya hidup dalam diri individu dan berguna dalam dengan dalam situasi belajar yang fungsional. mengucapkan kata-kata kasar. Tetapi ada Dalam hal ini pujian, hadiah (reward) pula dorongan kuat yang tidak terlihat atau sejenisnya tidak diperlukan. Jadi dengan jelas pada tingkah lakunya. motivasi Tujuan yaitu motivasi ditandai dengan merupakan motivasi yang sesungguhnya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. (sound motivation). Orang yang termotivasi akan membuat 2. Motivasi ekstrinsik reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi kepada usaha mencapai tujuan, untuk yang disebabkan oleh faktor-faktor dari mengurangi luar situasi belajar, seperti dalam bentuk marah ketegangan yang dengan belajar tergolong di dalam perasaan atau emosi. bentuk berkait karenanya intrinsik bersifat riel pujian, dalam dirinya. Dapat dikatakan bahwa sebagainya. Motivasi ekstrinsik juga motivasi membimbing ke arah reaksi- dapat diartikan sebagai bentuk motivasi reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk yang di dalamnya aktivitas dimulai dan dapat diteruskan berdasarkan dorongan dari untuk memperoleh hukuman, dan ditimbulkan oleh perubahan tenaga di dihargai, hadiah, aktivitasnya. dan luar yang tidak secara mutlak berkaitan kedudukan dan sebagainya. dengan aktivitasnya. 59 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. Secara umum kinerja dapat diartikan sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, sebagai perwujudan atau keberhasilan keterampilan berkomunikasi, inisiatif, seseorang atau organisasi dalam mencapai perencanaan dan organisasi. tujuannya, sesuai dengan tanggung jawab Sedangkan menurut Suzana (1997) bahwa yang diberikan kepadanya. Sejalan dengan dalam konteks pendidikan dan pengajaran pendapat Suyadi dalam Sutisna (2002) bahwa yaitu guru dan dosen ada sepuluh potensi Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai yang dapat dijadikan parameter untuk melihat oleh seseorang atau sekelompok orang dalam kinerja, yaitu: organisasi, sesuai dengan wewenang dan 1) Menguasai bahan, tanggung jawabnya masing-masing, dalam 2) Mengelola program belajar-mengajar, rangka upaya mencapai tujuan organisasi 3) Mengelola kelas, bersangkutan secara legal, tidak melanggar 4) Mengggunakan media belajar, hukum dan sesuai dengan moral dan etika. 5) Mengusai landasan pendidikan, Sedarmayanti (1996), mengatakan bahwa 6) Mengelola interaksi belajar-mengajar, secara garis besar faktor yang mempengaruhi mengenal fungsi layanan bimbingan keberhasilan bekerja dapat dibagi dalam dua penyuluhan, kelompok yaitu: faktor individual yang sudah 7) Mengenal given serta harus dapat diterima seadanya, dan administrasi sekolah, dan dan faktor situasional yaitu faktor yang ada di 8) Memahami luar diri individu organisasi pegawai. mempunyai Pimpinan wewenang untuk menyelenggarakan dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas merubah,karenanya ini disebut juga faktor bahwa ada sepuluh indikator yang dapat manajemen. pegawai Untuk tentunya mengetahui kinerja dijadikan acuan hasil kinerja guru yakni: diperlukan standar menguasai bahan, mengelola program belajar penilaian kinerja, standar kinerja ini dapat mengajar, mengelola kelas, menggunakan dijadikan pertangungjawaban terhadap apa media belajar, yang telah dilakukan oleh para pegawai. pendidikan, menguasai mengelola landasan interaksi belajar Standar kinerja ini dapat berbeda-beda sesuai mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal denga jenis pekerjaan, organisasi atau profesi fungsi layanan mengenal lainnya. Menurut Furtwengler dalam Widodo administrasi (2004) bahwa aspek-aspek yang bimbingan dan sekolah, penyuluhan, menyelenggarakan memahami dan dapat menafsirkan hasil penelitian guna keperluan dijadikan ukuran kinerja seseorang adalah: pengajaran. Selain indikator di atas seorang kecepatan, kualitas, layanan, nilai, personal dalam menjalankan tugas dan keterampilan interpersonal, mental untuk pekerjaan harus menunjukkan kemampuan 60 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 intelektual yang logis ISSN 2354-6948 dan praktis, Desain Penelitian menunjukkan semangat kerja yang tinggi, X1 berorientasi pada hasil dalam menyelesaikan apa yang telah dimulai olehnya, memiliki Y kedewaasan dalam bekerja dan bertindak, mempunyai keterampilan X2 interpersonal, terbuka dan proaktif tidak selalu menunggu Gambar tugas dari atasan. Hal ini sejalan dengan pendapat rumusan di atas desain menunjukkan penelitian yang Sutisna (2002) menuliskan kriteria individu- mencerminkan pengaruh variabel X1 dan X2 individu yang berorientasi pada kinerja, terhadap Y. Keterangan simbol-simbol pada gambar di atas adalah: sebagai berikut: (1) Kemampuan Intelektual, X1 : Kepemimpinan (2) Ketegasan, X2 : Motivasi (3) Semangat, Y : Pencapaian Kinerja guru (4) Berorientasi pada hasil, Bagan (5) Kedewasaan, kerangka (6) Asertif, kepemimpinan (7) Keterampilan Interpersonal, pencapaian kinerja guru dapat dipetakan (8) Keterbukaan, sebagai berikut: (9) Keingintahuan, dan Gambar 2 Kerangka Pemikiran (10) Proaktif. Dapat di simpulkan bahwa faktor internal dan eksternal yang ada pada seorang dosen sangat mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas maupun tugas dosen yang lainnnya. dan pemikiran motivasi Kepemimpinan Motivasi 1. Kepribadian 2. Kemampuan Motivasi 3. Pengambilan Keputusan 4. Komunikasi 5. Pendelegasian Wewenang 1. Unsur Tindakan Pengembangan 2. Pemberian dorongan 3. Jenis Tindakan pengembangan METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki tiga variabel, Pencapaian Kinerja SDM yaitu kepemimpinan (X1), motivasi (X2), 1. Pelaksanaan Pencapaian 2. Pembelajaran Kinerja guru (Y). Desain penelitian dari ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada bagan sebagai berikut: Gambar 1 61 terhadap 3. Hubungan Sosial Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. diperoleh Populasi penelitian adalah seluruh melalui angket dan dosen tetap yang berjumlah 81 orang. Dalam dokumentasi. penelitian ini sampel ditentukan berjumlah 40 2. Observasi adalah teknik pengumpulan orang, dalam data yang dilakukan secara sistematis populasi awal (jumlah 81 orang) dibagi dan sengaja melalui pengamatan dan dalam beberapa sub kelompok yang disebut pencatatan strata (berdasarkan pada kriteria dosen yang diselidiki. Teknik observasi digunakan senior untuk dengan argumen dalam kinerja bahwa dan kualifikasi terhadap gejala mengobservasi yang kepemimpinan pendidikan minimal strata dua (S-2)) lalu Guru dan motivasi. dipilih sampel untuk kebutuhan penelitian. 3. Angket/kuesioner adalah penyelidikan Hal ini sesuai dengan teknik penentuan mengenai suatu masalah dengan jalan sampel stratified random sampling yang mengedarkan disampaikan Mason (1996) yaitu populasi pertanyaan, diajukan secara tertulis pada awal dibagi dalam beberapa sub kelompok responden untuk mendapatkan jawaban yang disebut strata, lalu suatu sample dipilih tertulis. Suryadi dan Syaefuddin (2002) dari masing-masing stratum. mengatakan bahwa: “Angket memiliki formulir, daftar dalam beberapa keuntungan yakni: jumlahnya deskriptif bisa sekaligus banyak, setiap responden analitis. Penelitian deskriptif menggambarkan menghadapai pertanyaan yang sama, keadaan saat ini, sedangkan analitis karena responden mempunyai kebebasan untuk menganalisis fokus masalah pada variabel- mengemukakan pikiran, responden diberi variabel waktu untuk menjawab”. Angket yang Metode penelitian yang ini dan digunakan adalah metode mencari variabel-variabel hubungan tersebut. antara Penelitian ini digunakan adalah tersebut angket terdiri tertutup. menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Angket dari tes tujuan deskripsi atau gambaran yang ingin kepemimpinan dosen, angket motivasi, diperoleh dibatasi pada hal-hal tertentu. dan angket kinerja dosen di Universitas yang Panca Marga Probolinggo. Penggunaan digunakan untuk memperoleh data mengenai angket tertutup dimaksudkan agar semua variabel yang diteliti, yaitu kepemimpinan jawaban yang diberikan responden lebih (X1), motivasi (X2), dan pencapaian kinerja mudah untuk dinilai, karena semua guru (Y) adalah: alternatif jawaban sudah terlebih dahulu 1. disediakan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data Wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari responden. Teknik wawancara digunakan untuk melengkapi data yang 62 Tabel Kuesioner No 1 2 Pemberian Nilai/Skor Alternatif Jawaban Sangat setuju (SS) Setuju (S) Terhadap Nilai/Skor 4 3 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 3 4 4. Tidak setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS) ISSN 2354-6948 Ho:Tidak 2 1 ada pengaruh/korelasi yang teknik signifikan antara X2 dengan Y apabila X1 pengumpulan data dengan cara melalui tetap. Studi Dokumentasi adalah hasil tulisan-tulisan yang resmi. Data 2. dikumpulkan dengan pencatatan melalui rx1 y X1 dokumen atau arsip-arsip laporan dengan rx1 x2 Y tujuan untuk melengkapi data yang rx2 y diperoleh melalui angket. Guna digunakan menguji uji correlation). hipotesis, korelasi Uji parsial korelasi X2 maka (partial parsial Bila X2 tetap, maka rumusnya: akan rx1 y − rx2 y rx1x2 rx2 ( x1 y ) = (1 − rx22 y ) (1 − rx21x2 ) menunjukkan nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau Ha: Ada pengaruh/korelasi yang signifikan lebih yang salah satu atau bagian variabel X antara X1 dengan Y apabila X2 tetap. konstan atau dikendalikan, sehingga uji Ho: Tidak ada pengaruh/korelasi yang korelasi parsial digunakan untuk mengetahui signifikan antara X1 dengan Y apabila X2 pengaruh atau hubungan variabel X dan Y tetap. dimana salah satu variabel X dibuat tetap 3. (konstan). Riduwan (2003) menunjukkan rx1 y X1 rumus uji korelasi parsial sebagai berikut: rx1 x2 Y 1. rx1 y rx2 y X1 X2 rx1 x2 Y rx2 y Bila Y tetap, maka rumusnya: ry ( x1 x2 ) = X2 Ha: Ada Bila X1 tetap, maka rumusnya: rx1 ( x2 y ) = rx2 y − rx1 y rx1 x2 (1 − rx21 y ) (1 − rx21x2 ) rx1x2 − rx1 y rx2 y (1 − rx21 y ) (1 − rx22 y ) pengaruh/korelasi yang signifikan antara X1 dengan X2 apabila Y tetap. Ho: Tidak ada pengaruh/korelasi yang signifikan antara X2 dengan X1 apabila Y tetap. Selanjutnya untuk mengetahui apakah Ha: Ada pengaruh/korelasi yang signifikan pengaruh atau hubungan pengujian ini signifikan antara X2 dengan Y apabila X1 tetap. atau tidak, maka perlu diuji dengan uji 63 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. signifikansi, yaitu dengan menggunakan rumus Universitas t hitung Probolinggo sebagai berikut: t hitung = t hitung r parsial n − 3 2. , dengan: Tidak terdapat bermakna : nilai yang akan dibandingkan antara Universitas : jumlah sampel r parsial : nilai koefisien parsial b. Panca Tidak terdapat pencapaian Jika t hitung ≥ dari t tabel maka signifikan. Marga pengaruh kinerja Universitas Jika t hitung ≤ dari t tabel maka tidak signifikan. yang dosen Panca di Marga Probolinggo. c. t tabel dapat dicari dengan rumus: Tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara kepemimpinan dan db = n − 1 motivasi Taraf signifikan α = 0,05 Universitas pengujian hipotesis ini adalah: Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) menyatakan: pencapaian kinerja d. Universitas Panca di Marga Probolinggo. Terdapat pengaruh yang bermakna antara motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Panca Marga Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak jika t penelitian terhadap dosen bersama-sama Probolinggo. Terdapat pengaruh yang bermakna kepemimpinan secara terhadap pencapaian kinerja dosen di Asumsi yang digunakan berkaitan dengan b. kepemimpinan bermakna antara motivasi terhadap Kaidah pengujian: antara yang Probolinggo. n a. pengaruh terhadap pencapaian kinerja dosen di dengan t tabel 1. Marga Hipotesis nol (Ho) menyatakan: a. 2 1 − r parsial Panca lebih besar dari pada t kritikal. e. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima jika t penelitian lebih kecil atau sama dengan t kritikal. Marga Probolingg. c. Terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kepemimpinan Guru secara dan bersama-sama terhadap pencapaian kinerja dosen di HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti menganalisis uji hipotesis sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan korelasi pengaruh kepemimpinan dengan Pencapaian Kinerja 64 PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 guru diperoleh nilai t hitung sebesar 2,14 db = 39. Sedangkan nilai t kritikal ( t tabel pada db = 39. Sedangkan nilai t kritikal ( ) pada db = 39 dengan level of t tabel ) pada db = 39 dengan level of significance 5% adalah sebesar 2,02. significance 5% adalah sebesar 2,02. Karena t hitung > t tabel Karena t hitung > t tabel maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan atau 2,14 > 2,02 , hipotesis maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nol confidence ditolak (taraf pada level kepercayaan) confidence of kemukakan, pengaruh yaitu: kepemimpinan peneliti korelasi level kepercayaan) of 95%. kemukakan, yaitu: “Terdapat terhadap pencapaian kinerja dosen ”, dapat terhadap diterima dengan taraf kepercayaan 95%. Gaya kepemimpinan akan memiliki dengan taraf kepercayaan 95%. perhitungan (taraf pada pengaruh kepemimpinan dan motivasi “Terdapat pencapaian kinerja dosen”, dapat diterima 2. Hasil ditolak Dengan demikian, hipotesis ketiga yang 95%. Dengan demikian, hipotesis pertama yang Peneliti nol atau 7,25 > 2,02 , pengaruh motivasi dengan Pencapaian Kinerja dosen diperoleh nilai t hitung sebesar 10,25 peran terhadap efektif tidaknya komunikasi dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, dosen berkeyakinan pada db = 39. Sedangkan nilai t kritikal ( bertangung yang bahwa jawab atas otoriter yang dirinyalah yang segala sesuatu, t tabel ) pada db = 39 dengan level of mengangap dirinya paling kuasa, paling significance 5% adalah sebesar 2,02. mengetahui berbagai hal. Dosen yang Karena t hitung > t tabel atau 10 , 25 > 2,02 , demikian mengakibatkan suasana komunikasi proses pembelajaran kurang maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan dalam hipotesis nol ditolak pada level of menyenangkan, karena para dosen sebagai 95%. komunikan bersifat statis, tidak diberi Dengan demikian, hipotesis kedua yang kesempatan untuk memberikan pandangan, maupun saran sehingga Peneliti kemukakan, yaitu: “Terdapat pendapat Pengaruh motivasi terhadap pencapaian mengganggu kefektifan komunikasi antara confidence (taraf kepercayaan) kinerja dosen”, dapat diterima dengan dosen dengan para mahasiswa. Kondisi tersebut sering menimbulkan ketegangan taraf kepercayaan 95%. pengaruh yang bermuara pada konflik antara dosen kepemimpinan dan pengaruh motivasi dengan mahasiswa baik secara individual dengan Pencapaian Kinerja dosen maupun secara kelompok. 3. Hasil perhitungan korelasi Dosen dengan gaya kepemimpinan diperoleh nilai t hitung sebesar 7,25 pada demokratis, akan menyadari bahwa dirinya 65 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … merupakan bagian dari Nuriyanti, R. Pengembangan komunikasi, terutama kelompok, memberikan kesempatan kepada para dosen komunikasi intern perlu dikembangkan, baik untuk berperan perencanaan, aktif membuat oleh dosen maupun mahasiswa dan personil dalam keputusan, serta menilai lembaga lainnya. Komunikasi intern yang kinerjanya. Dosen yang bertipe demokratis tejalin ini memerankan dirinya sebagai pembimbing, pengarah, memberi mahasiswa, petunjuk sehingga dengan baik akan memberikan membantu dalam melaksanakankan serta kepada memecahkan pekerjaan lembaga yang terjadi menjadi tugas bersama. Dosen mempunyai dalam komunikasi dan interaksi yang efektif antara kewajiban untuk membina komunikasi intern dosen dengan mahasiswa dengan dosen lain, sehingga para dosen dan lingkungan mampu dan mau bekerja sama dalam lainnya. Faktor penting yang harus mendapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. perhatian dosen sebagai komunikator dalam Upaya membina komunikasi tidak sekedar berkomunikasi kredibilitas. adalah Seorang daya tarik dan untuk menciptakan kondisi yang menarik, akan tetapi komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mendalam memberikan bagi . makna Dengan yang terjadinya mengubah sikap dan prilaku komunikan bila komunikasi yang baik para dosen dapat ada daya tarik dari diri komunikator. Dengan bekerja dengan tenang serta terdorong untuk lain perkataan komunikan merasa ada berprestasi lebih baik dalam melaksnakan kesamaan antara komunikator dengannya tugas dan pekerjaannya, apalagi sebagai sehingga komunikan bersedia taat pada isi seorang dosen akan menyadari bahwa tugas pesan yang disampaikan komunikator. Faktor mendidik adalah suatu tugas yang harus lain yang keberhasilan dilaksakan dengan sebaik baiknya. Dosen menyebabkan komunikasi adalah kepercayaan komunikan hendaknya mengembangkan prinsip-prinsip terhadap komunikator. Komunikator harus 1) bersikap terbuka, tidak memaksakan memiliki wawasan yang luas dan bersikap kehendak, tetapi sebagai fasilitator yang empathy dapat merasakan apa yang dirasakan sifatnya mendorong suasana kekeluargaan, 2) oleh orang lain. Seorang komunikator harus dalam berkomunikasi dosen harus mau dan menunjukkan empatik ketika berkomunikasi mampu mengemukakan pendapatnya dalam dengan komunikan dalam berbagai kedaaan memecahkan suatu masalah, 3) dosen harus (mengetahui karakteristik komunikan dan masing-masing mengembangkan kebiasaan berdiskusi secara mengetahui apakah terbuka dan mendidik para dosen untuk mau komunikan sedang sibuk, marah, bingung, mendengarkan pendapat orang lain secara sedih, kecewa dan sebagainya). objektif, pengatur 66 4) berlaku pembicaraan, sebagai pengarah, perantara dan PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 pengambil simpulan secara bijaksana.Sebagai kepemimpinan pemimpin, dosen harus menumbuhkan motivasi melaksanakan segala adalah kegiatan untuk mampu mempengaruhi perilaku orang lain yang tidak dirinya tugas dalam harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata yang di krama birokrasi. Kepemimpinan mempunyai embannya. Dosen sebagai pemimpin harus ciri tidak harus terjadi dalam suatu organisasi mampu membantu tenaga pendidik dan tertentu kependidikan dan bisa terjadi dimana saja. standar Sedangkan kepemimpinan yang dibatasi oleh meningkatkan kinerjanya, serta mematuhi aturan sebagai tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam alat untuk menumbuhkan motivasi. Dalam suatu organisasi adalah manajemen. penelitian ini kinerja dosen didefinisikan Sedangkan Yulk dalam Husaini (2006) sebagai gambaran perilaku mengenai dosen pelaksanaan kebijaksanaan atau usaha kolektif dan yang mengakibatkan kegiatan dalam dan menyatakan bahwa kepemimpinan adalah mendukung sebuah proses memberikan arti terhadap dalam suatu sikap upaya kesediaan untuk melakukan usaha yang rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi diinginkan untuk mencapai sassaran atau lembaga. Yang indikator, dapat layanan melalui beberapa tujuan tertentu. diukur terhadap Pada siswa, pengertian diatas tersirat menunjukkan loyalitas pada lembaga dan bahwa kepemimpinan dapat mempengaruhi suatu kondisi tertentu baik secara persuasif motivasi terhadap tugas dan pekerjaan. Hasil penelitian di Universitas Panca atau bersifat memaksa lewat penerapan Marga Probolinggo menunjukkan melalui kusioner motivasi yang ketat. Menurut Sinungan agar lembaga (2003) mendefinisikan motivasi yaitu sikap bahwa memperoleh predikat standar nasional, perlu kejiwaan dari seseorang, sekelompok orang kepemimpinan dosen yang demokratis, dapat yang senantiasa diterima oleh mahasiswa sebagai pengguna mengikuti jasa dosen, mengakar pentingnya pada pencapaian merupakan diri kinerja bagian motivasi yang aturan/keputusan dosen, pentingnya Menurut dosen. Pemimpin bahwa utama dalam atau berkehendak untuk mematuhi segala yang telah ditetapkan. Simamora (2006) menyatakan motivasi suatu mengoreksi atau adalah prosedur menghukum yang bawahan susunan lembaga. Gaya kepemimpinan akan karena melanggar peraturan atau prosedur. mempengaruhi semua komponen yang ada di Motivasi merupakan bentuk pengendalian dalamnya. Konsep tentang kepemimpinan di diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim konsep kepemimpinan secara umum. kerja di dalam suatu organisasi. Menurut Thoha (2006) menjelaskan bahwa 67 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan … Nuriyanti, R. Dari pengertian di atas dapat di b) keterampilan simpulkan bahwa motivasi berkaitan erat meliputi: kecakapan dan kepribadian. dengan perilaku karyawan dan berpengaruh Dosen terhadap kinerja. Motivasi mendorong guru (skill); merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan. Keberhasilan guru untuk memegang kuat komitmennya untuk dalam melaksanakan tugasnya merupakan mengabdi pada dunia pendidikan dan cerminan dari kinerja guru, dan hal tersebut meningkatkan kinerjanya. Komitmen atau terlihat dari aktualisasi kompetensi guru tanggung jawab adalah kesediaan diri untuk dalam melakukan sesuatu yang secara moral Dosen merealisasikan dalam merupakan kewajibannya, dan berhubungan masyarakat masih tugas profesinya. hubungannya memerlukan dengan upaya dengan kode etik jabatannya. Sedangkan pengembangan hubungan dengan masyarakat kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai dan meninngkatkan peran serta dosen dalam menerapkan oleh seseorang melalui pekerjaanya. Menurut menyatakan kinerja yang dimiliki sesuai (2000) dengan tri darma perguruan tinggi. Untuk Mangkunegara bahwa ilmu karyawan mencapai suatu tujuan organisasi secara (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara maksimal diperlukan manajemen sumber kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh daya manusia, terutama yang berkaitan seorang karyawan dalam melaksanakan dengan kinerja tim atau kerja individu yang tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang optimal. Secara umum kinerja merupakan diberikan kepadanya“. Mangkunegara (2000) hasil kerja seseorang baik secara kualitas menyatakan bahwa kinerja seseorang maupun kuantitas dalam mencapai suatu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: tujuan sesuai dengan job tugas dan tanggung 1) Faktor motivasi (motivation); terdiri dari: jawab yang diberikan kepadanya. a) kondisi sosial; meliputi: organisasi informal, DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S.1999. Prosedur Penelitian Suatu kepemimpinan, dan sekitar kerja, Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. individu; meliputi: b) kebutuhan formal, organisasi fisiologis, sosiologis, egoistic, Dahyana, D. 2001. Peranan Kepemimpinan Kepala Bagian Tata Usaha dalam c) kondisi fisik; meliputi: lingkungan Peningkatan Disiplin dan kerja. Produktivitas Pegawai. Pasuruan: PPS Uninus. 2) Faktor kemampuan (ability); terdiri dari: a) pengetahuan (knowledge); meliputi: pendidikan, pengalaman, latihan, dan minat, 68 Danim, S. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Aktivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015 ISSN 2354-6948 Dubrin, A. J. 2006. The Complete Ideal’s Guides:Leadership. Jakarta: Prenada Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pasuruan. Pustaka Bani Media. Quraisy. Effendy, O.U. 2003. Komunikasi Teori dan Praktek. Pasuruan: PT Remaja Rosda Suryadi, A., Syaeffudin, A. 2002. Metodologi Penelitian I. Pasuruan: PPS Uninus. Karya. Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sutisna, M. 2002. Pengaruh Iklim Sekolah dan Kesejahtraan Guru terhadap Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Produktivitas Kerja Guru. Pasuruan: Rineka Cipta. PPS Uninus. Hadi, S. 2002. Metodologi Resarch. Suzana, S. 1997. Dasar-dasar Proses Jogyakarta: UGM. Belajar-Mengajar. Pasuruan: PT Sinar baru. Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Syafarudin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Mangkunegara, A. P. 2005. Evaluasi Kinerja Grasindo. SDM. Pasuruan: Refika Aditama. Martoyo, S. 1998. Manajemen Sumber Daya Thoha, M. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Manusia. Yogyakarta: BPFE. Persada Mulyasa, E.2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Pasuruan: PT Remaja Trisnamansyah, S., Sukmadinata, N. 2004. Satuan Perkuliahan Metode Rosda Karya. Penelitian Pendidikan II. Pasuruan: PPS Uninus. Robbins, S. P. 2005. Management, Seven Editions alih bahasa oleh T.Hermaya. Jakarta: Indeks. Widodo, 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skipsi, Tesis, dan Disertasi. Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Jakarta: Magna Script. Produktivitas Kerja. Pasuruan: Manjur Jaya. Simamora, H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III. Yogyakarta: STIE YPKN. Suderajat, H. 2003. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pasuruan: CV Cipta Cekas Grafika. Sugiyono,. 2004. Statistik untuk Peneilitian. Pasuruan: CV Alfabeta. Sukmalana, S. 2005. Manajemen SDM, Human Resource Planning. Pasuruan Supriadi, A. S. 2002. Dasar-dasar Prilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Pres. 69