53 ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

advertisement
ISSN 2354-6948
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGGO
Rofika Nuriyanti
Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo
Email: [email protected]
(diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014)
Abstrak
Kepemimpinan dan motivasi tidak akan tercapai tanpa adanya komitmen yang
kuat dan kinerja yang baik dari SDM yang ada di perguruan tinggi. Dalam hal ini,
SDM yang paling penting adalah Dosen atau Tenaga pengajar. Dosen harus
benar-benar kompeten di bidangnya dan dosen juga harus mampu mengabdi
secara optimal. Kinerja dosen yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal. Dua faktor internal yang diduga kuat memberikan
pengaruh signifikansi terhadap kinerja dosen adalah motivasi dan gaya
kepemimpinan. Faktor eksternalnya adalah lingkungan fisik, non fisik dan peran
serta masyarakat.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) sejauh mana
kepemimpinan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas
Panca Marga Probolinggo? 2) sejauh mana motivasi berpengaruh terhadap
pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo? 3) apakah ada
pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja
dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo?. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapat gambaran empiris yang tepat dan jelas mengenai pengaruh,
kepemimpinan dan motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas
Panca Marga Probolinggo.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui
pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen di
Universitas Panca Marga Probolinggo, sehingga hasil penelitian ini dapat
mendukung temuan-temuan dari hasil penelitian sebelumnya.Hasil penelitian
yaitu: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh
kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga
Probolinggo. Pengaruh kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja dosen
berkorelasi tinggi. 2) ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap
pencapaian kinerja dosen di Universitas Panca Marga Probolinggo. 3) Ada
hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh kepemimpinan dan
pengaruh motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen. Oleh karena itu Rektor
sebagai pimpinan lembaga memberikan pengarahan kepada dosen agar dapat
meningkatkan kinerja yaitu mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Kinerja
alternatif
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah modal dasar untuk ringkas
pelayanan
perguruan
pendidikan.
Secara
tinggi sebagai suatu
menciptakan SDM yang unggul. Perguruan lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan
tinggi
merupakan
salah
satu
lembaga dan
53
fungsi.
Untuk
mengemban
misi,
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
mewujudkan visi, mencapai tujuan dan mengemban misinya dengan lebih baik.
menjalankan fungsinya
tinggi Dalam proses perubahan tersebut individu
perguruan
memerlukan tenaga, organisasi, tata kerja dan organisasi
sumber-sumber
yang
dan
baik kemampuan
mendukung
lembaga
dan
meningkatkan
performance
nya
sehubungan dengan tujuan, sumber-sumber,
finansial maupun non finansial. Perguruan
tinggi sebagai suatu sistem yang memiliki dan lingkungannya. Perubahan tidak akan
komponen-komponen yang berkaitan satu berjalan tanpa dukungan dari sumber daya
sama
lain
pencapaian
serta
tujuan.
berkontribusi
pada manusia yang merupakan aset yang dapat
Komponen-komponen memberikan
kontribusi
lebih
dalam
tersebut adalah mahasiswa, kurikulum, bahan pencapaian tujuan organisasi. Salah satu
pelajaran, dosen dan tenaga kependidikan faktor penunjang perubahan yaitu gaya
lainnya, lingkungan, sarana fasilitas, proses kepemimpinan
rektor dan motivasi yang
belajar mengajar dan hasil atau output. diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya
Semua komponen itu harus berkembang yaitu
sesuai
tuntutan
zaman
dan
seluruh
stakeholder
yang
ada.
perubahan Kepemimpinan dan motivasi tidak akan
lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Untuk tercapai tanpa adanya komitmen yang kuat
berkembang tentunya harus ada proses dan kinerja yang baik dari SDM yang ada di
perubahan. Pengembangan ini hendaknya perguruan tinggi tersebut. Dalam hal ini,
bertolak dari hal-hal yang menyebabkan SDM yang paling penting adalah dosen atau
organisasi tersebut tidak dapat berfungsi Tenaga pengajar. Dosen harus benar-benar
dengan sebaik yang diharapkan.(Gupta & kompeten dibidangnya dan dosen juga harus
Shingi, 2001) dalam konsepsi pengembangan mampu mengabdi secara optimal. Kinerja
kelembagaan tercermin adanya upaya untuk guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai
memperkenalkan
cara faktor, baik internal maupun eksternal. Dua
perubahan
mengorganisasikan suatu lembaga, struktur, faktor internal yang memberikan pengaruh
proses
dan
sistem
lembaga
yang signifikansi terhadap kinerja dosen adalah
bersangkutan sehingga lebih dapat memenuhi motivasi dan gaya kepemimpinan dosen.
misinya. Oleh karena itu maka perubahan Faktor eksternalnya adalah lingkungan fisik,
yang terjadi pada lembaga harus meliputi non fisik dan peran serta masyarakat.
Dengan Kepemimpinan dosen yang
seluruh komponen yang ada di dalamnya.
Perubahan
tersebut
terjadi
dalam baik maka motivasi dan kinerja dosen nya
struktur, proses, ketenagaan dan sistem suatu pun dapat tercipta dengan baik, sehingga
lembaga serta proses perubahan itu sendiri, proses belajar mengajar mahasiswa akan
menyangkut
bagaimana
sekolah
sebagai tercapai dengan baik pula. Rumusan Masalah
lembaga diorganisasikan sehingga mampu 1) sejauh mana kepemimpinan berpengaruh
54
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
terhadap
pencapaian
kinerja
ISSN 2354-6948
dosen
di aturan atau tata krama birokrasi. Menurut
Universitas Panca Marga Probolinggo?, 2) Robbins dalam Hermaya (2005) memberikan
sejauh mana motivasi berpengaruh terhadap arti kepemimpinan sebagai adalah proses
pencapaian kinerja dosen di Universitas mempengaruhi kelompok menuju tercapainya
Panca Marga Probolinggo?, 3) apakah ada sasaran”. Sedangkan menurut Tucker dalam
pengaruh
yang
kepemimpinan
antara Syafarudin (2002) mengemukakan bahwa
signifikan
dan
motivasi
terhadap kepemimpinan
sebagai
kemampuan
pencapaian kinerja dosen di Universitas mempengaruhi atau mendorong seseorang
Panca Marga Probolinggo?. Tujuan Peneliti atau sekelompok orang agar bekerja secara
adalah untuk mendapat gambaran empiris sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau
yang tepat dan jelas mengenai pengaruh, sasaran dalam situasi tertentu”.
kepemimpinan
dan
motivasi
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
terhadap
pencapaian kinerja dosen di Universitas seorang manajer sebagai seorang pemimpin,
Panca Marga Probolinggo?. Berdasarkan mampu mempengaruhi perilaku orang lain
masalah
yang
telah
dirumuskan,
maka untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
penelitian ini bertujuan untuk mendapat Kepemimpinan dapat berlangsung dimana
gambaran
tentang:
pengaruh saja,
1)
karena
kepemimpinan
merupakan
kepemimpinan terhadap pencapaian kinerja proses mempengaruhi orang lain untuk
dosen
di
Universitas
Probolinggo?
2)
Panca
mengetahui
Marga melakukan sesuatu dalam rangka mencapai
pengaruh maksud
tertentu.
Seorang
pemimpin
motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen merupakan orang yang memberikan inspirasi,
di Universitas Panca Marga Probolinggo? 3) membujuk, mempengaruhi dan memotivasi
mengetahui pengaruh kepemimpinan dan orang lain. Menurut Robbins dalam Hermaya
motivasi terhadap pencapaian kinerja dosen (2005) menyatakan bahwa teori perilaku
adalah
di Universitas Panca Marga Probolinggo?
teori-teori
Konsep tentang kepemimpinan dalam mengenali
perilaku
kepemimpinan
yang
yang
membedakan
dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari pemimpin yang efektif dari yang tidak
konsep kepemimpinan secara umum, konsep efektif. Terdapat enam ciri yang berkaitan
kepemimpinan secara umum sering kali dengan Kepemimpinan yaitu:
dipersamakan dengan manajemen, padahal 1.
Dorongan.
dua hal tersebut memiliki perbedaan yang
tingkat usaha yang tinggi.
cukup
berarti.
Dalam
Thoha
(2006) 2.
Pemimpin
menunjukkan
Kehendak untuk memimpin. Pemimpin
menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah
mempunyai kehendak yang kuat untuk
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
mempengaruhi dan memimpin orang
lain yang tidak harus dibatasi oleh aturan-
lain.
55
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
3.
Kejujuran
dan
membangun
4.
5.
6.
Nuriyanti, R.
integritas.
Pemimpin 2.
Teori Kelompok, teori ini beranggapan
hubungan
saling
bahwa kelompok bisa mencapai tujuan-
mempercayai antara mereka sendiri dan
tujuannya,
pengikutnya dengan menjdi jujur dan
pertukaran
tidak menipu.
pemimpin dan pengikut-pengikutnya.
Kepercayaan diri. Para pengikut melihat 3.
Teori
pemimpinnya tidak ragu akan dirinya.
mengemukakan bahwa kepemimpinan di
Kecerdasan. Pemimpin haruslah cukup
pengaruhi
cerdas
disekitarnya.
untuk
mengumpulkan,
harus
yang
terdapat
positif
Situasional,
suatu
di
antara
teori
situasi-situasi
ini
yang
ada
menganalisis dan menafsirkan banyak 4.
Teori Jalan Kecil-Tujuan, teori ini
informasi, dan mereka perlu mampu
menggunakan kerangka teori motivasi.
untuk menciptakan visi, memecahkan
Mereka beranggapan bahwa perilaku
masalah, dan membuat keputusan yang
pemimpin akan bisa menjadi faktor
tepat.
motivasi terhadap bawahan, jika perilaku
Pengetahuan
pekerjaan.
yang
terkait
Pemimpin
yang
dengan
itu dapat memuaskan.
efektif 5.
Teori Social Learning merupakan suatu
mempunyai tingkat pengetahuan yang
teori yang dapat memberikan suatu
tinggi tentang perusahaan, industri dan
model yang menjamin kelangsungan,
hal-hal teknis.
interaksi timbal balik antara pemimpin
Berdasarkan
kepemimpinan
beberapa
diatas
dapat
ciri
lingkungan dan perilakunya sendiri.
Berdasarkan
disimpulkan
teori
kepemimpinan
bahwa kepemimpinan berasal dari dalam diri tersebut bahwa dalam memimpin seseorang
seseorang, bukan berasal dari luar fisik. oleh harus memiliki gaya kepemimpinan. Menurut
karena itu tidak semua orang dapat menjadi Robbins dalam Hermaya (2005) ada beberapa
seorang pemimpin bagi orang lain. Menurut gaya atau style kepemimpinan yang banyak
Thoha
(2006)
terdapat
beberapa
teori mempengaruhi
kepemimpinan diantaranya:
1.
keberhasilan
seorang
pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya
Teori Sifat (Trait Theory), ada empat sebagai berikut:
sifat
yang
keberhasilan
berpengaruh
terhadap 1.
kepemimpinan,
Pada Periode pertama
yaitu:
a. Gaya Otokratis yaitu pemimpin yang
kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan
cenderung memusatkan wewenang,
hubungan sosial, motivasi diri dan
mendiktekan metode kerja, membuat
dorongan
keputusan unilateral, dan membatasi
berprestasi,
sikap-sikap
hubungan kemanusiaan.
partisipasi karyawan.
56
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
ISSN 2354-6948
b. Gaya Demokratis yaitu pemimpin adalah pemimpin sekaligus manajer yang
yang cenderung melibatkan karyawan harus mengatur, memberi perintah sekaligus
dalam
mengambil
keputusan, mengayomi mahasiswa dan menyelesaikan
mendelegasikan
mendorong
wewenang, masalah-masalah yang ada dalam proses
partisipasi
dalam belajar mengajar. Kepemimpinan adalah
memutuskan metode dan sasaran kerja kepribadian dan integritas serta kemampuan
dan
menggunakan
sebagai
peluang
umpan
untuk
balik untuk meyakinkan dan mengarahkan orang
melatih lain dalam mencapai tujuan sesuai dengan
karyawan.
sasaran, meliputi: kepribadian, kemampuan,
c. Gaya Laissez-faire yaitu pemimpin memotivasi,
yang
umumnya
keputusan,
memberikan komunikasi dan pendelegasian wewenang.
kelompok kebebasan penuh untuk
membuat
pengambilan
keputusan
Dosen
sebagai
pemimpin
dakam
dan proses belajar mengajar dituntut mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan cara menciptakan suasana yang kondusif
lingkungan kerja (climate maker) sehingga
apa saja yang dianggap sesuai.
2.
dapat memotivasi diri dan dosen lain dalam
Pendapat para Ahli
a. Gaya
di
Kepemimpinan
Kontinu bekerja dan dapat mencegah timbulnya
terdapat dua bidang pengaruh yang disintegrasi
atau
perpecahan
dalam
ekstrem antara pengaruh pemimpin lembaga/perguruan tinggi yang menaunginya.
dan kebebasan bawahan.
b. Gaya
Managerial
Grid
Sebagai manajer, dosen harus memiliki,
dimana memahami,
dan
menerapkan
teori-teori
manajer berhubungan dengan dua hal motivasi di lingkungan kerjanya dalam
yaitu produksi dan orang-orang.
rangka
mendorong,
mengarahkan,
dan
c. Tiga dimensi dari Reddin merupakan menggerakkan tingkah laku para bawahan
gaya penyempurnaan dari managerial untuk bertindak dengan cara tertentu dalam
grid dengan menambahkan efektivitas rangka mendukung dan mencapai tujuan
dalam modelnya.
yang telah ditetapkan oleh lembaga.
d. Empat sistem manajemen dari Likert
Pada dasarnya motivasi berasal dari
dimana pemimpin dapat berhasil jika kata dasar “Motive” yang berarti dorongan
bergaya participative management, atau kekuatan yang terdapat dalam diri
yaitu jika berorientasi pada bawahan organisme yang menyebabkan organisme ini
dan mendasarkan pada komunikasi.
bertindak atau berbuat. Pengertian lain
Berdasarkan uraian kepemimpinan mengenai motivasi diungkap oleh Vance
diatas kepemimpinan dalam sebuah lembaga dalam Danim (2004:15), mengatakan bahwa
atau perguruan tinggi tidak jauh beda. Dosen motivasi adalah perasaan atau keinginan
57
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
seseorang yang berada dan bekerja pada mencapai tujuan). Perubahan energi dalam
kondisi
tertentu
tindakan-tindakan
untuk
yang
melaksanakan diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas
menguntungkan
nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang
dilihat dari perspektif pribadi dan terutama mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,
organisasi.
maka seseorang mempunyai motivasi yang
Berdasarkan pendapat para ahli di kuat untuk mencapainya dengan segala upaya
atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam Dalam pendapat lain juga dikatakan bahwa
diri pegawai yang perlu dipenuhi, agar motivasi adalah sebagai suatu perubahan
pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang
terhadap lingkungan, sedangkan motivasi ditandai oleh dorongan aktif dan reaksi-reaksi
adalah kondisi yang menggerakan pegawai dalam usaha mencapai tujuan (Soemanto,
1998). Sedangkan belajar sebagaimana yang
untuk mencapai tujuan dari motifnya.
Berbicara tentang motivasi akan di telah diuraikan sebelumnya dapat diartikan
dapat beberapa istilah yang identik dengan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
pengertian motivasi seperti motives, drives individu untuk memperoleh suatu perubahan
dan needs. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
kekacauan dalam pembicaraan mengenai sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
motivasi
msiswaala
tidak
mendapatkan dalam
interaksi
dengan
lingkungannya
pengertian yang jelas antara satu dengan yang Motivasi itu sendiri sebagaimana yang
lain. Oleh karena itu, dibawah ini akan diungkapkan
dikemukakan
pengertian
Purwanto
(1990),
masing-masing dikatakan sebagai suatu usaha yang disadari
yang diawali dengan membedakan antara untuk
drives dan need.
oleh
mengerahkan,
mengarahkan
dan
Motivasi adalah suatu menjaga tingkah laku seseorang agar ia
pendorong yang mengubah energi dalam diri terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
untuk mencapai tujuan tertentu Djamarah
Dari uraian di atas maka dapat
(2002). Sedangkan dalam pengertian Mc. disimpulkan bahwa motivasi merupakan
Donald dalam Hamalik (1992) mengatakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
bahwa, motivation is a energy change within diri individu yang menimbulkan kegiatan
the person characterized by affective arousal belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
and anticipatory goal reactions (Motivasi belajar, dan memberikan arah pada kegiatan
adalah suatu perubahan energi di dalam belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
pribadi seseorang yang ditandai dengan Adanya dorongan yang kuat dalam diri
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk individu atau peserta didik untuk maju, hal
58
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
ISSN 2354-6948
Ratumanan
itu akan menambah semangat peserta didik
(2002)
mengatakan
bahwa motivasi dapat dibedakan atas dua
untuk belajar dan memperoleh kemajuan.
Dari definisi yang telah diuraikan di jenis, antara lain:
atas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi 1.
Motivasi intrinsik (motivasi internal)
tersebut mengandung tiga unsur, yaitu:
Motivasi intrinsik merupakan motivasi
1.
Perubahan diri yaitu motivasi dimulai
yang tercakup di dalam situasi belajar
dari suatu perubahan tenaga dalam diri
dan memenuhi kebutuhan serta tujuan-
seseorang. Setiap perubahan motivasi
tujuan siswa. Motivasi ini muncul dari
mengakibatkan perubahan tenaga dalam
dalam
sistem neurofisiologis dari organisme
motivasi
manusia, contoh: haus, lapar, lelah, dan
motivasi murni. Motivasi intrinsik dapat
sebagainya.
juga diartikan sebagai bentuk motivasi
Rasa atau feeling yaitu motivasi ditandai
yang
dengan
Motivasi
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
yang
dorongan dari dalam diri dan secara
2.
dorongan
termasuk
3.
dalam
afektif.
dorongan
individu
ini
sendiri,
disebut
didalamnya
pula
sebagai
aktivitas
mutlak
Dorongan afektif itu ada yang kuat dan
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
ada yang lemah. Dorongan kuat misalnya
hidup dalam diri individu dan berguna
dalam
dengan
dalam situasi belajar yang fungsional.
mengucapkan kata-kata kasar. Tetapi ada
Dalam hal ini pujian, hadiah (reward)
pula dorongan kuat yang tidak terlihat
atau sejenisnya tidak diperlukan. Jadi
dengan jelas pada tingkah lakunya.
motivasi
Tujuan yaitu motivasi ditandai dengan
merupakan motivasi yang sesungguhnya
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
(sound motivation).
Orang yang termotivasi akan membuat 2.
Motivasi ekstrinsik
reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi
kepada usaha mencapai tujuan, untuk
yang disebabkan oleh faktor-faktor dari
mengurangi
luar situasi belajar, seperti dalam bentuk
marah
ketegangan
yang
dengan
belajar
tergolong di dalam perasaan atau emosi.
bentuk
berkait
karenanya
intrinsik
bersifat
riel
pujian,
dalam dirinya. Dapat dikatakan bahwa
sebagainya. Motivasi ekstrinsik juga
motivasi membimbing ke arah reaksi-
dapat diartikan sebagai bentuk motivasi
reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk
yang di dalamnya aktivitas dimulai dan
dapat
diteruskan berdasarkan dorongan dari
untuk
memperoleh
hukuman,
dan
ditimbulkan oleh perubahan tenaga di
dihargai,
hadiah,
aktivitasnya.
dan
luar yang tidak secara mutlak berkaitan
kedudukan dan sebagainya.
dengan aktivitasnya.
59
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
Secara umum kinerja dapat diartikan sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas,
sebagai
perwujudan
atau
keberhasilan keterampilan
berkomunikasi,
inisiatif,
seseorang atau organisasi dalam mencapai perencanaan dan organisasi.
tujuannya, sesuai dengan tanggung jawab Sedangkan menurut Suzana (1997) bahwa
yang diberikan kepadanya. Sejalan dengan dalam konteks pendidikan dan pengajaran
pendapat Suyadi dalam Sutisna (2002) bahwa yaitu guru dan dosen ada sepuluh potensi
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai yang dapat dijadikan parameter untuk melihat
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam kinerja, yaitu:
organisasi, sesuai dengan wewenang dan 1) Menguasai bahan,
tanggung jawabnya masing-masing, dalam 2) Mengelola program belajar-mengajar,
rangka upaya mencapai tujuan organisasi 3) Mengelola kelas,
bersangkutan secara legal, tidak melanggar 4) Mengggunakan media belajar,
hukum dan sesuai dengan moral dan etika. 5) Mengusai landasan pendidikan,
Sedarmayanti (1996), mengatakan bahwa 6) Mengelola interaksi belajar-mengajar,
secara garis besar faktor yang mempengaruhi
mengenal fungsi layanan bimbingan
keberhasilan bekerja dapat dibagi dalam dua
penyuluhan,
kelompok yaitu: faktor individual yang sudah 7) Mengenal
given serta harus dapat diterima seadanya,
dan
administrasi sekolah, dan
dan faktor situasional yaitu faktor yang ada di 8) Memahami
luar
diri
individu
organisasi
pegawai.
mempunyai
Pimpinan
wewenang
untuk
menyelenggarakan
dan
menafsirkan
hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas
merubah,karenanya ini disebut juga faktor bahwa ada sepuluh indikator yang dapat
manajemen.
pegawai
Untuk
tentunya
mengetahui
kinerja dijadikan acuan hasil kinerja guru yakni:
diperlukan
standar menguasai bahan, mengelola program belajar
penilaian kinerja, standar kinerja ini dapat mengajar, mengelola kelas, menggunakan
dijadikan pertangungjawaban terhadap apa media
belajar,
yang telah dilakukan oleh para pegawai. pendidikan,
menguasai
mengelola
landasan
interaksi
belajar
Standar kinerja ini dapat berbeda-beda sesuai mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal
denga jenis pekerjaan, organisasi atau profesi fungsi
layanan
mengenal
lainnya.
Menurut Furtwengler dalam Widodo administrasi
(2004)
bahwa
aspek-aspek
yang
bimbingan
dan
sekolah,
penyuluhan,
menyelenggarakan
memahami
dan
dapat menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
dijadikan ukuran kinerja seseorang adalah: pengajaran. Selain indikator di atas seorang
kecepatan,
kualitas,
layanan,
nilai, personal dalam menjalankan tugas dan
keterampilan interpersonal, mental untuk pekerjaan harus menunjukkan kemampuan
60
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
intelektual
yang
logis
ISSN 2354-6948
dan
praktis, Desain Penelitian
menunjukkan semangat kerja yang tinggi,
X1
berorientasi pada hasil dalam menyelesaikan
apa yang telah dimulai olehnya, memiliki
Y
kedewaasan dalam bekerja dan bertindak,
mempunyai
keterampilan
X2
interpersonal,
terbuka dan proaktif tidak selalu menunggu
Gambar
tugas dari atasan.
Hal ini sejalan dengan pendapat rumusan
di
atas
desain
menunjukkan
penelitian
yang
Sutisna (2002) menuliskan kriteria individu- mencerminkan pengaruh variabel X1 dan X2
individu yang berorientasi pada kinerja, terhadap Y. Keterangan simbol-simbol pada
gambar di atas adalah:
sebagai berikut:
(1) Kemampuan Intelektual,
X1 : Kepemimpinan
(2) Ketegasan,
X2 : Motivasi
(3) Semangat,
Y : Pencapaian Kinerja guru
(4) Berorientasi pada hasil,
Bagan
(5) Kedewasaan,
kerangka
(6) Asertif,
kepemimpinan
(7) Keterampilan Interpersonal,
pencapaian kinerja guru dapat dipetakan
(8) Keterbukaan,
sebagai berikut:
(9) Keingintahuan, dan
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
(10) Proaktif.
Dapat di simpulkan bahwa faktor
internal dan eksternal yang ada pada seorang
dosen
sangat
mempengaruhi
kinerjanya
dalam melaksanakan proses belajar mengajar
dikelas maupun tugas dosen yang lainnnya.
dan
pemikiran
motivasi
Kepemimpinan
Motivasi
1. Kepribadian
2. Kemampuan
Motivasi
3. Pengambilan
Keputusan
4. Komunikasi
5. Pendelegasian
Wewenang
1. Unsur Tindakan
Pengembangan
2. Pemberian
dorongan
3. Jenis Tindakan
pengembangan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tiga variabel,
Pencapaian Kinerja SDM
yaitu kepemimpinan (X1), motivasi (X2),
1. Pelaksanaan
Pencapaian
2. Pembelajaran
Kinerja
guru
(Y).
Desain
penelitian dari ketiga variabel tersebut dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut:
Gambar 1
61
terhadap
3. Hubungan Sosial
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
diperoleh
Populasi penelitian adalah seluruh
melalui
angket
dan
dosen tetap yang berjumlah 81 orang. Dalam
dokumentasi.
penelitian ini sampel ditentukan berjumlah 40 2.
Observasi adalah teknik pengumpulan
orang,
dalam
data yang dilakukan secara sistematis
populasi awal (jumlah 81 orang) dibagi
dan sengaja melalui pengamatan dan
dalam beberapa sub kelompok yang disebut
pencatatan
strata (berdasarkan pada kriteria dosen yang
diselidiki. Teknik observasi digunakan
senior
untuk
dengan
argumen
dalam
kinerja
bahwa
dan
kualifikasi
terhadap
gejala
mengobservasi
yang
kepemimpinan
pendidikan minimal strata dua (S-2)) lalu
Guru dan motivasi.
dipilih sampel untuk kebutuhan penelitian. 3.
Angket/kuesioner adalah penyelidikan
Hal ini sesuai dengan teknik penentuan
mengenai suatu masalah dengan jalan
sampel stratified random sampling yang
mengedarkan
disampaikan Mason (1996) yaitu populasi
pertanyaan, diajukan secara tertulis pada
awal dibagi dalam beberapa sub kelompok
responden untuk mendapatkan jawaban
yang disebut strata, lalu suatu sample dipilih
tertulis. Suryadi dan Syaefuddin (2002)
dari masing-masing stratum.
mengatakan bahwa: “Angket memiliki
formulir,
daftar
dalam
beberapa keuntungan yakni: jumlahnya
deskriptif
bisa sekaligus banyak, setiap responden
analitis. Penelitian deskriptif menggambarkan
menghadapai pertanyaan yang sama,
keadaan saat ini, sedangkan analitis karena
responden mempunyai kebebasan untuk
menganalisis fokus masalah pada variabel-
mengemukakan pikiran, responden diberi
variabel
waktu untuk menjawab”. Angket yang
Metode
penelitian
yang
ini
dan
digunakan
adalah
metode
mencari
variabel-variabel
hubungan
tersebut.
antara
Penelitian
ini
digunakan
adalah
tersebut
angket
terdiri
tertutup.
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
Angket
dari
tes
tujuan deskripsi atau gambaran yang ingin
kepemimpinan dosen, angket motivasi,
diperoleh dibatasi pada hal-hal tertentu.
dan angket kinerja dosen di Universitas
yang
Panca Marga Probolinggo. Penggunaan
digunakan untuk memperoleh data mengenai
angket tertutup dimaksudkan agar semua
variabel yang diteliti, yaitu kepemimpinan
jawaban yang diberikan responden lebih
(X1), motivasi (X2), dan pencapaian kinerja
mudah untuk dinilai, karena semua
guru (Y) adalah:
alternatif jawaban sudah terlebih dahulu
1.
disediakan oleh peneliti.
Teknik
pengumpulan
data
Wawancara adalah suatu cara untuk
mendapatkan keterangan secara lisan
dari
responden.
Teknik
wawancara
digunakan untuk melengkapi data yang
62
Tabel
Kuesioner
No
1
2
Pemberian
Nilai/Skor
Alternatif Jawaban
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Terhadap
Nilai/Skor
4
3
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
3
4
4.
Tidak setuju (TS)
Sangat tidak setuju (STS)
ISSN 2354-6948
Ho:Tidak
2
1
ada
pengaruh/korelasi
yang
teknik signifikan antara X2 dengan Y apabila X1
pengumpulan data dengan cara melalui tetap.
Studi
Dokumentasi
adalah
hasil tulisan-tulisan yang resmi. Data 2.
dikumpulkan dengan pencatatan melalui
rx1 y X1
dokumen atau arsip-arsip laporan dengan
rx1 x2
Y
tujuan untuk melengkapi data yang
rx2 y
diperoleh melalui angket.
Guna
digunakan
menguji
uji
correlation).
hipotesis,
korelasi
Uji
parsial
korelasi
X2
maka
(partial
parsial
Bila X2 tetap, maka rumusnya:
akan
rx1 y − rx2 y rx1x2
rx2 ( x1 y ) =
(1 − rx22 y ) (1 − rx21x2 )
menunjukkan nilai yang memberikan kuatnya
pengaruh atau hubungan dua variabel atau Ha: Ada pengaruh/korelasi yang signifikan
lebih yang salah satu atau bagian variabel X antara X1 dengan Y apabila X2 tetap.
konstan atau dikendalikan, sehingga uji Ho:
Tidak
ada
pengaruh/korelasi
yang
korelasi parsial digunakan untuk mengetahui signifikan antara X1 dengan Y apabila X2
pengaruh atau hubungan variabel X dan Y tetap.
dimana salah satu variabel X dibuat tetap 3.
(konstan). Riduwan (2003) menunjukkan
rx1 y X1
rumus uji korelasi parsial sebagai berikut:
rx1 x2
Y
1.
rx1 y
rx2 y
X1
X2
rx1 x2
Y
rx2 y
Bila Y tetap, maka rumusnya:
ry ( x1 x2 ) =
X2
Ha: Ada
Bila X1 tetap, maka rumusnya:
rx1 ( x2 y ) =
rx2 y − rx1 y rx1 x2
(1 − rx21 y ) (1 − rx21x2 )
rx1x2 − rx1 y rx2 y
(1 − rx21 y ) (1 − rx22 y )
pengaruh/korelasi
yang
signifikan
antara X1 dengan X2 apabila Y tetap.
Ho: Tidak ada pengaruh/korelasi yang signifikan
antara X2 dengan X1 apabila Y tetap.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah
Ha: Ada pengaruh/korelasi yang signifikan pengaruh atau hubungan pengujian ini signifikan
antara X2 dengan Y apabila X1 tetap.
atau tidak, maka perlu diuji dengan uji
63
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
signifikansi, yaitu dengan menggunakan rumus
Universitas
t hitung
Probolinggo
sebagai berikut:
t hitung =
t hitung
r parsial n − 3
2.
, dengan:
Tidak
terdapat
bermakna
: nilai yang akan dibandingkan
antara
Universitas
: jumlah sampel
r parsial
: nilai koefisien parsial
b.
Panca
Tidak
terdapat
pencapaian
Jika t hitung ≥ dari t tabel maka signifikan.
Marga
pengaruh
kinerja
Universitas
Jika t hitung ≤ dari t tabel maka tidak signifikan.
yang
dosen
Panca
di
Marga
Probolinggo.
c.
t tabel dapat dicari dengan rumus:
Tidak
terdapat
pengaruh
yang
bermakna antara kepemimpinan dan
db = n − 1
motivasi
Taraf signifikan α = 0,05
Universitas
pengujian hipotesis ini adalah:
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif
(Ha) menyatakan:
pencapaian
kinerja
d.
Universitas
Panca
di
Marga
Probolinggo.
Terdapat pengaruh yang bermakna
antara motivasi terhadap pencapaian
kinerja dosen di Universitas Panca
Panca
Marga
Hipotesis
kerja
atau
hipotesis
alternatif (Ha) diterima dan hipotesis
nol (Ho) ditolak jika t penelitian
terhadap
dosen
bersama-sama
Probolinggo.
Terdapat pengaruh yang bermakna
kepemimpinan
secara
terhadap pencapaian kinerja dosen di
Asumsi yang digunakan berkaitan dengan
b.
kepemimpinan
bermakna antara motivasi terhadap
Kaidah pengujian:
antara
yang
Probolinggo.
n
a.
pengaruh
terhadap pencapaian kinerja dosen di
dengan t tabel
1.
Marga
Hipotesis nol (Ho) menyatakan:
a.
2
1 − r parsial
Panca
lebih besar dari pada t kritikal.
e.
Hipotesis
kerja
atau
hipotesis
alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis
nol (Ho) diterima jika t penelitian
lebih kecil atau sama dengan t
kritikal.
Marga Probolingg.
c.
Terdapat hubungan yang bermakna
antara
motivasi
kepemimpinan Guru
secara
dan
bersama-sama
terhadap pencapaian kinerja dosen di
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan, peneliti menganalisis uji
hipotesis sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan korelasi pengaruh
kepemimpinan dengan Pencapaian Kinerja
64
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
ISSN 2354-6948
guru diperoleh nilai t hitung sebesar 2,14
db = 39. Sedangkan nilai t kritikal ( t tabel
pada db = 39. Sedangkan nilai t kritikal (
) pada db = 39 dengan level of
t tabel ) pada db = 39 dengan level of
significance 5% adalah sebesar 2,02.
significance 5% adalah sebesar 2,02.
Karena t hitung > t tabel
Karena t hitung > t tabel
maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan
atau 2,14 > 2,02 ,
hipotesis
maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan
hipotesis
nol
confidence
ditolak
(taraf
pada
level
kepercayaan)
confidence
of
kemukakan,
pengaruh
yaitu:
kepemimpinan
peneliti
korelasi
level
kepercayaan)
of
95%.
kemukakan,
yaitu:
“Terdapat
terhadap pencapaian kinerja dosen ”, dapat
terhadap
diterima dengan taraf kepercayaan 95%.
Gaya kepemimpinan akan memiliki
dengan taraf kepercayaan 95%.
perhitungan
(taraf
pada
pengaruh kepemimpinan dan motivasi
“Terdapat
pencapaian kinerja dosen”, dapat diterima
2. Hasil
ditolak
Dengan demikian, hipotesis ketiga yang
95%.
Dengan demikian, hipotesis pertama yang
Peneliti
nol
atau 7,25 > 2,02 ,
pengaruh
motivasi dengan Pencapaian Kinerja dosen
diperoleh nilai t hitung sebesar 10,25
peran terhadap efektif tidaknya komunikasi
dosen dan mahasiswa dalam proses belajar
mengajar,
dosen
berkeyakinan
pada db = 39. Sedangkan nilai t kritikal (
bertangung
yang
bahwa
jawab
atas
otoriter
yang
dirinyalah
yang
segala
sesuatu,
t tabel ) pada db = 39 dengan level of mengangap dirinya paling kuasa, paling
significance 5% adalah sebesar 2,02. mengetahui
berbagai
hal.
Dosen
yang
Karena t hitung > t tabel atau 10 , 25 > 2,02 , demikian mengakibatkan suasana komunikasi
proses
pembelajaran
kurang
maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan dalam
hipotesis nol ditolak pada level of menyenangkan, karena para dosen sebagai
95%. komunikan bersifat statis, tidak diberi
Dengan demikian, hipotesis kedua yang kesempatan untuk memberikan pandangan,
maupun
saran
sehingga
Peneliti kemukakan, yaitu: “Terdapat pendapat
Pengaruh motivasi terhadap pencapaian mengganggu kefektifan komunikasi antara
confidence
(taraf
kepercayaan)
kinerja dosen”, dapat diterima dengan dosen dengan para mahasiswa. Kondisi
tersebut sering menimbulkan ketegangan
taraf kepercayaan 95%.
pengaruh yang bermuara pada konflik antara dosen
kepemimpinan dan pengaruh motivasi dengan mahasiswa baik secara individual
dengan Pencapaian Kinerja dosen maupun secara kelompok.
3. Hasil
perhitungan
korelasi
Dosen dengan gaya kepemimpinan
diperoleh nilai t hitung sebesar 7,25 pada
demokratis, akan menyadari bahwa dirinya
65
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
merupakan
bagian
dari
Nuriyanti, R.
Pengembangan komunikasi, terutama
kelompok,
memberikan kesempatan kepada para dosen komunikasi intern perlu dikembangkan, baik
untuk
berperan
perencanaan,
aktif
membuat oleh dosen maupun mahasiswa dan personil
dalam
keputusan,
serta
menilai lembaga lainnya. Komunikasi intern yang
kinerjanya. Dosen yang bertipe demokratis tejalin
ini memerankan dirinya sebagai pembimbing,
pengarah,
memberi
mahasiswa,
petunjuk
sehingga
dengan
baik
akan
memberikan
membantu dalam melaksanakankan serta
kepada memecahkan
pekerjaan
lembaga
yang
terjadi menjadi tugas bersama. Dosen mempunyai
dalam
komunikasi dan interaksi yang efektif antara kewajiban untuk membina komunikasi intern
dosen dengan mahasiswa
dengan dosen lain, sehingga para dosen
dan lingkungan
mampu dan mau bekerja sama dalam
lainnya.
Faktor penting yang harus mendapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
perhatian dosen sebagai komunikator dalam Upaya membina komunikasi tidak sekedar
berkomunikasi
kredibilitas.
adalah
Seorang
daya
tarik
dan untuk menciptakan kondisi yang menarik,
akan tetapi
komunikator
akan
berhasil dalam komunikasi, akan mampu mendalam
memberikan
bagi
.
makna
Dengan
yang
terjadinya
mengubah sikap dan prilaku komunikan bila komunikasi yang baik para dosen dapat
ada daya tarik dari diri komunikator. Dengan bekerja dengan tenang serta terdorong untuk
lain
perkataan
komunikan
merasa
ada berprestasi lebih baik dalam melaksnakan
kesamaan antara komunikator dengannya tugas dan pekerjaannya, apalagi sebagai
sehingga komunikan bersedia taat pada isi seorang dosen akan menyadari bahwa tugas
pesan yang disampaikan komunikator. Faktor mendidik adalah suatu tugas yang harus
lain
yang
keberhasilan dilaksakan dengan sebaik baiknya. Dosen
menyebabkan
komunikasi adalah kepercayaan komunikan hendaknya mengembangkan prinsip-prinsip
terhadap komunikator. Komunikator harus 1) bersikap terbuka, tidak memaksakan
memiliki wawasan yang luas dan bersikap kehendak, tetapi sebagai fasilitator yang
empathy dapat merasakan apa yang dirasakan sifatnya mendorong suasana kekeluargaan, 2)
oleh orang lain. Seorang komunikator harus dalam berkomunikasi dosen harus mau dan
menunjukkan empatik ketika berkomunikasi mampu mengemukakan pendapatnya dalam
dengan komunikan dalam berbagai kedaaan memecahkan suatu masalah, 3) dosen harus
(mengetahui
karakteristik
komunikan
dan
masing-masing mengembangkan kebiasaan berdiskusi secara
mengetahui
apakah terbuka dan mendidik para dosen untuk mau
komunikan sedang sibuk, marah, bingung,
mendengarkan pendapat orang lain secara
sedih, kecewa dan sebagainya).
objektif,
pengatur
66
4)
berlaku
pembicaraan,
sebagai
pengarah,
perantara
dan
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
ISSN 2354-6948
pengambil simpulan secara bijaksana.Sebagai kepemimpinan
pemimpin,
dosen
harus
menumbuhkan
motivasi
melaksanakan
segala
adalah
kegiatan
untuk
mampu mempengaruhi perilaku orang lain yang tidak
dirinya
tugas
dalam harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata
yang
di krama birokrasi. Kepemimpinan mempunyai
embannya. Dosen sebagai pemimpin harus ciri tidak harus terjadi dalam suatu organisasi
mampu membantu tenaga pendidik dan tertentu
kependidikan
dan
bisa terjadi
dimana
saja.
standar Sedangkan kepemimpinan yang dibatasi oleh
meningkatkan
kinerjanya, serta mematuhi aturan sebagai tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam
alat untuk menumbuhkan motivasi. Dalam suatu
organisasi
adalah
manajemen.
penelitian ini kinerja dosen didefinisikan Sedangkan Yulk dalam Husaini (2006)
sebagai
gambaran
perilaku
mengenai
dosen
pelaksanaan
kebijaksanaan
atau usaha kolektif dan yang mengakibatkan
kegiatan
dalam
dan menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
mendukung sebuah proses memberikan arti terhadap
dalam
suatu
sikap
upaya kesediaan untuk melakukan usaha yang
rangka
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi diinginkan untuk mencapai sassaran atau
lembaga.
Yang
indikator,
dapat
layanan
melalui beberapa tujuan tertentu.
diukur
terhadap
Pada
siswa,
pengertian
diatas
tersirat
menunjukkan loyalitas pada lembaga dan bahwa kepemimpinan dapat mempengaruhi
suatu kondisi tertentu baik secara persuasif
motivasi terhadap tugas dan pekerjaan.
Hasil penelitian di Universitas Panca atau bersifat memaksa lewat penerapan
Marga
Probolinggo
menunjukkan
melalui
kusioner motivasi yang ketat. Menurut Sinungan
agar
lembaga (2003) mendefinisikan motivasi yaitu sikap
bahwa
memperoleh predikat standar nasional, perlu kejiwaan dari seseorang, sekelompok orang
kepemimpinan dosen yang demokratis, dapat yang
senantiasa
diterima oleh mahasiswa sebagai pengguna mengikuti
jasa
dosen,
mengakar
pentingnya
pada
pencapaian
merupakan
diri
kinerja
bagian
motivasi
yang aturan/keputusan
dosen,
pentingnya Menurut
dosen.
Pemimpin bahwa
utama
dalam
atau
berkehendak
untuk
mematuhi
segala
yang
telah
ditetapkan.
Simamora (2006) menyatakan
motivasi
suatu mengoreksi
atau
adalah
prosedur
menghukum
yang
bawahan
susunan lembaga. Gaya kepemimpinan akan karena melanggar peraturan atau prosedur.
mempengaruhi semua komponen yang ada di Motivasi merupakan bentuk pengendalian
dalamnya. Konsep tentang kepemimpinan di diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur
dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim
konsep
kepemimpinan
secara
umum. kerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Thoha (2006) menjelaskan bahwa
67
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan …
Nuriyanti, R.
Dari pengertian di atas dapat di
b) keterampilan
simpulkan bahwa motivasi berkaitan erat
meliputi:
kecakapan dan kepribadian.
dengan perilaku karyawan dan berpengaruh
Dosen
terhadap kinerja. Motivasi mendorong guru
(skill);
merupakan
ujung
tombak
pelaksana pendidikan. Keberhasilan guru
untuk memegang kuat komitmennya untuk dalam melaksanakan tugasnya merupakan
mengabdi
pada
dunia
pendidikan
dan cerminan dari kinerja guru, dan hal tersebut
meningkatkan kinerjanya. Komitmen atau terlihat dari aktualisasi kompetensi guru
tanggung jawab adalah kesediaan diri untuk dalam
melakukan
sesuatu
yang
secara
moral Dosen
merealisasikan
dalam
merupakan kewajibannya, dan berhubungan masyarakat
masih
tugas
profesinya.
hubungannya
memerlukan
dengan
upaya
dengan kode etik jabatannya. Sedangkan pengembangan hubungan dengan masyarakat
kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai dan meninngkatkan peran serta dosen dalam
menerapkan
oleh seseorang melalui pekerjaanya.
Menurut
menyatakan
kinerja
yang
dimiliki
sesuai
(2000) dengan tri darma perguruan tinggi. Untuk
Mangkunegara
bahwa
ilmu
karyawan mencapai suatu tujuan organisasi secara
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara maksimal diperlukan manajemen sumber
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh daya manusia, terutama yang berkaitan
seorang
karyawan
dalam
melaksanakan dengan kinerja tim atau kerja individu yang
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang optimal. Secara umum kinerja merupakan
diberikan kepadanya“. Mangkunegara (2000) hasil kerja seseorang baik secara kualitas
menyatakan
bahwa
kinerja
seseorang maupun kuantitas dalam mencapai suatu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
tujuan sesuai dengan job tugas dan tanggung
1) Faktor motivasi (motivation); terdiri dari:
jawab yang diberikan kepadanya.
a) kondisi sosial; meliputi: organisasi
informal, DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S.1999. Prosedur Penelitian Suatu
kepemimpinan, dan sekitar kerja,
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
individu;
meliputi:
b) kebutuhan
formal,
organisasi
fisiologis, sosiologis, egoistic,
Dahyana, D. 2001. Peranan Kepemimpinan
Kepala Bagian Tata Usaha dalam
c) kondisi fisik; meliputi: lingkungan
Peningkatan
Disiplin
dan
kerja.
Produktivitas Pegawai. Pasuruan:
PPS Uninus.
2) Faktor kemampuan (ability); terdiri dari:
a) pengetahuan (knowledge); meliputi:
pendidikan,
pengalaman,
latihan,
dan minat,
68
Danim, S. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan
Aktivitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta.
PEDAGOGY Vol. 02 No. 02 Tahun 2015
ISSN 2354-6948
Dubrin, A. J. 2006. The Complete Ideal’s
Guides:Leadership. Jakarta: Prenada Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan
Pengajaran. Pasuruan. Pustaka Bani
Media.
Quraisy.
Effendy, O.U. 2003. Komunikasi Teori dan
Praktek. Pasuruan: PT Remaja Rosda Suryadi, A., Syaeffudin, A. 2002. Metodologi
Penelitian I. Pasuruan: PPS Uninus.
Karya.
Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sutisna, M. 2002. Pengaruh Iklim Sekolah
dan Kesejahtraan Guru terhadap
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Produktivitas Kerja Guru. Pasuruan:
Rineka Cipta.
PPS Uninus.
Hadi, S. 2002. Metodologi Resarch.
Suzana, S.
1997. Dasar-dasar Proses
Jogyakarta: UGM.
Belajar-Mengajar. Pasuruan: PT
Sinar baru.
Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Syafarudin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu
dalam Pendidikan. Jakarta: PT.
Mangkunegara, A. P. 2005. Evaluasi Kinerja
Grasindo.
SDM. Pasuruan: Refika Aditama.
Martoyo, S. 1998. Manajemen Sumber Daya Thoha, M. 2006. Kepemimpinan dalam
Manajemen. PT. Raja Grafindo
Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Persada
Mulyasa, E.2003. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Pasuruan: PT Remaja Trisnamansyah, S., Sukmadinata, N. 2004.
Satuan
Perkuliahan
Metode
Rosda Karya.
Penelitian Pendidikan II. Pasuruan:
PPS Uninus.
Robbins, S. P. 2005. Management, Seven
Editions alih bahasa oleh T.Hermaya.
Jakarta: Indeks.
Widodo, 2004. Cerdik Menyusun Proposal
Penelitian Skipsi, Tesis, dan Disertasi.
Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Jakarta: Magna Script.
Produktivitas
Kerja.
Pasuruan:
Manjur Jaya.
Simamora, H. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi III. Yogyakarta:
STIE YPKN.
Suderajat, H. 2003. Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Pasuruan: CV
Cipta Cekas Grafika.
Sugiyono,. 2004. Statistik untuk Peneilitian.
Pasuruan: CV Alfabeta.
Sukmalana, S. 2005. Manajemen SDM,
Human Resource Planning. Pasuruan
Supriadi, A. S. 2002. Dasar-dasar Prilaku
Organisasi. Yogyakarta: UII Pres.
69
Download