Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 PERILAKU KOMUNIKASI WANITA SYIAH DALAM PERNIKAHAN MUT’AH Oleh : Nila Nurlimah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari bandung Email :[email protected] Abstract. This research was also intended to find out the communication behavior of the actors of mut’ah marriage to either their husbands or their surrounding communities. This research used the qualitative method by using the symbolic interaction approach The dramaturgical attitude in front of Sunni communities and mature attitude in doing the mut’ah marriage were the consequence of the marriage The results of the research show that, communication behavior of Syiah women that could be seen from two aspects, namely: 1) In the Polygamy Mut’ah actors, mut’ah of Sunni husband, and continuous mut’ah with different husband, the verbal communication used tended to be very careful with limited non-verbal communication, and the mediated communication as wished. Meanwhile, in the monogamy mut’ah, mut’ah without intimate course, mut’ah with Syiah husband, and continuous mut’ah with the same husband the verbal communication was very expressive with common non-verbal communication, and unlimited mediated communication.2) In the aspect of interaction to the environment, all mut’ah actors had opened attitude to the Syiah and closed attitude to the Sunni. Key Word: communication behavior, mut’ah marriage, syi’ah women Abstrak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap perilaku komunikasi para pelaku nikah mut’ah baik dengan suami maupun dengan lingkungan sekitar.Penelitian dengan menggunaka pendekatan studi interaksi simbolik ini memperlihatkan adanya sikap dramaturgis di hadapan masyarakat Sunni dan sikap dewasa dalam menjalani pernikahan mut’ah, .Hasl penelitian menunjukkan bahwa pada pelaku mut’ah poligami, mut’ah suami Sunni, dan mut’ah berkali-kali dengan suami yang berbeda perilaku komunikasi verbal cenderung hati-hati, komuni kasi non verbal terbatas, dan komunikasi bermedia seperlunya. Sementara pada mut’ah monogami, mut’ah tanpa hubungan intim, mut’ah dengan suami Syi’ah, mut’ah berkali-kali dengan suami yang sama komunikasi verbal lebih ekspresif, komunikasi non verbal wajar, dan komunikasi bermedia leluasa. Pada aspek interaksi dengan lingkungan semua pelaku mut’ah bersikap sama terhadap lingkungan yaitu terbuka terhadap kalangan Syiah dan tertutup terhadap kalangan non Syiah. Kata Kunci : perilaku komunikasi, wanita Syiah, nikah mut’ah A. PENDAHULUAN dalam jangka waktu tertentu. Nikah ini Beragam bentuk perkawinan banyak disebut juga dengan nikah Muaqqat atau ditemukan dalam kehidupan masyarakat. nikah munqathi Disebut nikah mut’ah Salah satu pernikahan unik yang banyak (mut’ah secara bahasa berarti bersenang- dilakukan oleh kalangan Syiah adalah senang) karena laki-laki hendak bersenang- praktek nikah mut’ah. Nikah mut’ah senang buat sementara waktu saja. adalah pernikahan yang dilakukan oleh Meski mendapat kecaman keras dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kalangan mazhab Sunni, tetapi kalangan 156 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Syiah tetap meyakini kebenaran dan mempraktekkan perkawinan dengan segala konsekuensi masyarakat telah memaksa mereka untuk mut’ah, berhati-hati yang harus pernikahan dalam melaksanakan mut’ah mereka. Mereka dihadapi. Di kalangan penganut mazhab dituntut untuk memilih peran yang bisa Syiah, praktek nikah mut’ah ini sudah diterima lingkungan. biasa dilakukan, termasuk di Kota Keputusan mut’ah menikah Bandung yang mayoritas masyarakatnya merupakan mengecam mut’ah sebagai prostitusi. Bagi individual. Pemaknaan yang unik pada mereka tidak ada perbedaan antara nikah perkawinan mut’ah akan memunculkan mut’ah yang dibatasi waktu dengan nikah perilaku komunikasi da’im yang permanen, keduanya sama- Bagaimana mereka memaknai pernikahan sama legal secara Islam. mut’ah? Bagaimana mereka membangun Wanita pelaku nikah mut’ah keputusan komunikasi yang sangat yang unik pula. dengan pasangan dan memiliki sudut pandang yang berbeda lingkungan yang mengecam? Tentu saja dengan pandangan kaum wanita modern persoalan-persoalan pada umumnya. Mereka meyakini tidak kompleks dan tidak sederhana, diperlukan ada pacaran dalam Islam, maka mereka eksplorasi mendalam untuk memahami memilih nikah mut’ah sebagai nikah yang semua pertanyaan ini. tersebut demikian legal, dengan segala risiko dan rintangan Fokus penelitian ini adalah mengkaji yang harus dihadapi, baik dalam interaksi secara komprehensif perilaku komunikasi dan beradaptasi serta komunikasi dengan pelaku nikah mut’ah di Kota Bandung. suami dalam waktu dan kondisi Untuk sangat terbatas, maupun yang dengan lingkungan sosial yang mengecam keras praktek mut’ah mereka, yang harus lebih mengurai fokus dalam penelitian maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan nikah dihadapi dengan sabar, hati-hati dan penuh mut’ah pada perempuan kalangan kedewasaan. Syiah ? Realitas pengalaman yang dihadapi 2. Bagaimana perilaku komunikasi mut’ah membangun skema kognitif yang unik. wanita Keunikan ini terletak pada kesediaan dengan suami dan lingkungannya? mereka menjadi pasangan suami istri untuk sementara menghadapi waktu. Mereka masyarakat juga Sunni Penelitian pelaku ini nikah bermaksud untuk siap mengungkap dan menemukan bagaimana yang pelaksanaan nikah mut’ah mereka, serta mengecam pernikahan mereka. Kecaman memahami perilaku komunikasi 157 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah yang Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 dibangun para perempuan pelaku nikah mereka sebagai manusia yaitu mut’ah dengan suami maupun dengan berpikir. lingkungannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : orang melanjutkan tindakan dan 1. Mengungkap dan menjelaskan pelaksanaan nikah mut’ah pada perempuan kalangan Syiah. 2. Menggali wanita perilaku pelaku komunikasi nikah pendekatan ini interaksi interaksi yang khas manusia 5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mut’ah dengan suami dan lingkungannya. Penelitian 4. Makna dan simbol memungkinkan menggunakan simbolik Teori mereka gunakan dalam tindakkan dan interaksi berdasarkan intrepertasi mereka atas situasi. 6. Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini interaksi simbolik dari Blumer mengacu karena kemampuan mereka pada 3 premis utama yaitu,; pertama, berinteraksi dengan dirinnya manusia sendiri, yang memungkinkan bertindak pada sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada mereka memeriksa tahapan- sesuatu itu bagi mereka. Kedua, makna tahapan tindakkan, menilai tersebut diperoleh suatu interaksi social keuntungan relativ dan kemudian yang dilakukan oleh orang lain. Ketiga, memilih salah satunnya makna makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial sedang berlangsung. George 7. Pola-pola tindakkan dan interaksi yang jalin menjalin ini membentuk kelompok masyarakat. Ritzer (Mulyana,2008) Dalam pandangan didalam interaksi meringkas teori interaksi simbolik kedalam simbolik, masyarakat selalu prinsip-prinsip sebagai berikut. terdapat diri sendiri , tindakan, interaksi 1. Manusia, tidak seperti manusia sosial, objek, dan tindakkan gabungan. yang lebih rendah diberkati Interaksi simbolik merujuk pada karakter kemampuan untuk berpikir. interaksi 2. Kemampuan berpikir itu dibentuk oleh interaksi sosial. 3. Dalam interaksi sosial orang khusus yang terjadi antar manusia. Kekhususan ini terdapat pada kenyataan bahwa manusia menginterpretasikan dan mendefinisikan belajar makna dan symbol yang antara tindakan yang satu dengan yang memungkinkan mereka lainnya.. menerapkkan kemampuan khas 158 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Proses pengumpulan data lapangan bersifat sekali jadi. Proses itu diulang analisis ini beberapa kali hingga tingkat validitas dan berlangsung secara simultan dan interaktif reliabilitasnya memadai (jenuh). Proses itu (konfrontasi digambarkan sebagai berikut : dan dalam data penelitian bolak-balik) tidak Gambar 2 Proses Pengumpulan Data. (Sumber : Hasil Penelitian, 2012) Pengumpulan data Penyajian data Penarikan kesimpulan Reduksi data Gambar 3 Langkah Analisis Data Kualitatif, Model Interaktif (Sumber: Miles dan Huberman,1992) Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada teknik yang Lincoln & Guba yang dikutip dalam Rachmat (2006). Tahapan-tahapan diperkenalkan oleh Glasser & Strauss, 159 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 analisisnya dapat dijelaskan sebagai berikut : konsep diri, oleh karena itu untuk mengetahui 1. Menempatkan kejadian-kejadian (data) ke dalam kategori-kategori. Kategori-kategori harus dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya. 2. Memperluas kategori sehingga di dapat kategori data yang murni dan siapa dirinya, seseorang harus menjadi anggota komunitas. Merujuk pada pendapat Mead self (diri) adalah proses mengkombinasi I dan me. I adalah kekuatan spontan yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah bagian dari tidak tumpang tindih satu dengan diri yang lainnya. Sementara me adalah gambaran 3. Mencari hubungan antar kategori. B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Teori Interaksionisme diri tidak yang terorganisir. tampak dalam the looking-glass dari reaksi orang lain. Me tidak pernah dilahirkan. Simbolik Mead yang menolak anggapan Me hanya dapat dibentuk melalui bahwa seseorang bisa mengetahui interaksi siapa dirinya melalui introspeksi. menerus – mulai dari keluarga, Ia teman menyatakan bahwa untuk simbolik bermain, yang sekolah, terus dan mengetahui siapa diri kita maka seterusnya. Oleh karena itulah kita harus melukis potret diri kita seseorang melalui sapuan kuas yang datang komunitas dari proses taking the role of the konsep other ---membayangkan apa yang membutuhkan dipikirkan orang lain tentang kita. other, yaitu berbagai hal (orang, Para obyek, interaksionis untuk dirinya. the mendapatkan Seseorang generalized atau peristiwa) yang gambaran mental ini sebagai the mengarahkan bagaimana kita looking glass self dan hal itu berpikir dan berinteraksi dalam dikonstruksi secara sosial. komunitas. Me adalah organized Penganut menyambut membutuhkan interaksionisme simbolik menyatakan bahwa self adalah fungsi dari bahasa. Tanpa pembicaraan tidak aka nada community dalam diri seorang individu. Perspektif interaksi simbolik memandang manusia dari sudut 160 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 pandang subjek. Perspektif ini dan orang lain. Demikian juga menyarankan perilaku simbol-simbol sebagai diperoleh dari lingkungan Syiah, bahwa manusia harus proses yang dilihat memungkinkan akan positif yang berpengaruh terhadap manusia membentuk dan mengatur keteguhan perilaku dengan legalitas perkawinannya. Dan pada ekspektasi gilirannya akan membentuk pola mereka mempertimbangkan terhadap orang lain yang menjadi mitra bagi komunikasi interaksi mereka. pelaku Mead menjelaskan proses interaksi simbolik terjadi dalam yang keyakinan unik mut’ah nikah antara dengan pasangan, lingkunan Syiah, dan lingkungan masyakat Sunni. tiga unsur utama , yaitu pikiran 2. Teori Dramaturgi (mind), diri (self) dan masyarakat Pendekatan dramaturgis (society) Ketiga unsur ini terkait Goffman satu sama lain . Ketika seseorang bahwa ketika manusia berinteraksi berinteraksi, sebenarnya pikiran dengan yang mengelola pesan yang ia harapkan sedang memproduksi bekerja simbol dengan dan berintikan sesamanya, tumbuh pada pandangan ia ingin orang lain mengartikan simbol yang diterima terhadapnya. Untuk itu, setiap dari orang lain. Proses pertukaran orang melakukan pertunjukan bagi dan interaksi ini tidak terlepas dari orang lain. Kaum dramaturgis Konteks masyarakatnya tersebut. memandang Dalam penelitian ini, ingin menelaah tentang bagaimana pelaku nikah mut’ah memahami simbol-simbol verbal dan aktor-aktor manusia di atas sebagai panggung metaforis yang sedang memainkan peran-peran mereka. Pengembangan dari Goffman nonverbal, dan menentukan sikap tidak berdasarkan gagasan Cooley tentang pemaknaannya terlepas dari pengaruh the tersebut. Stigma masyarakat Sunni looking glass self. Gagasan diri ala yang melekat pada perkawinan Cooley mereka akan berpengaruh terhadap komponan.Pertama, pandangannya mengembangkan bagaimana kita terhadap dirinya ini terdiri 161 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah dari tiga kita Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 tampil bagi orang lain; kedua, kta situasi tertentu. Fokus dramaturgis membayangkan bagaimana bukan konsep-diri yang dibawa penilaian mreka atas penampilan sang aktor dari situasi kesituasi kita; ketiga, kita mengembagkan lainnya atau keseluruhan jumlah sejenis pengalaman individu, melainkan perasaan diri, seperti kebanggaan atau malu, sebagai diri akibat membayangkan penilaian sosial orang mengatur lain tersebut. Lewat yang tersituasikan yang secara berkembang dan interaksi-interaksi imajinasi, kita mempersepsi dalam spesifik. Menurut Goffman diri pikiran orang lain suatu gambaran adalah “suatu hasil kerjasama” tentang penampilan kita, perilaku, (collaborative manufacture) yang tujuan, perbuatan, karakter tman- harus diproduksi baru dalam setiap teman ita dan sebagainya, dan peristiwa interaksi social.Goffman dengan mengasumsikan berbagai cara kita terpengaruh olehnya. Konsep bahwa ketika orang-orang berinteraksi, yang digunakan Mereka ingin menyajikan Goffman berasal dari gagasan- suatu gambaran diri yang akan gagasan Burke, dengan demikian diterima orang lain. Ia menyebut pendekatan dramaturgis sebagai upaya itu sebagai “pengelolaan salah satu varian interaksionisme pesan” (impression management), simbolik sering yaitu “peran digunakan aktor untuk memupuk menganalisis kesan-kesan tertentu dalam situasi interaksi sosial, yang dipinjam dari tertentu untuk mencapai tujuan khasanah tertentu. yang menggunakan sosial” dalam ekspektasi secara konsep teater. yang sosial seseorang Peran didefinisikan yang suatu adalah dimainkan situasi teknik-teknik yang Dalam perspektif dramaturgis, kehidupan ini ibarat teater, untuk interaksi sosial yang mirip dengan memberikan citra tertentu kepada pertunjukan di atas panggung, khalayak yang hadir. Bagaimana yang menampilkan peran-peran sang aktor berperilaku bergantung yang dimainkan para aktor. Untuk kepada peran sosialnya dalam memainkan peran 162 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah tersebut Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 biasanya sang aktor menggunakan depan (front stage) yang ditonton bahasa verbal dan menampilkan khalayak perilaku nonverbal tertentu serta wilayah belakang ibarat panggung mengenakan atribut-atribut sandiwara bagian belakang (back kendaraan, stage) atau kamar rias tempat tertentu, misalnya penonton, sedang pakaian dan asesoris lainnya yang pemain sesuai dengan perannya dalam mempersiapkan diri, atau berlatih situasi untuk memainkan perannya di tertentu. Aktor harus memusatkan pikiran agar dia tidak keseleo lidah, menjaga kendali diri, melakukan menjaga gerak-gerik, sandiwara bersantai, panggung depan. Pelaku nikah mut’ah dalam realisasi kehidupan masyarakat nada suara dan Indonesia yang mayoritas Sunni, mengekspresikan wajah yang telah mengalami stigma sosial, sesuai dengan situasi. budaya, dan hukum. Menurut Goffman kehidupan pernikahan mereka tidak diakui baik secara sosial itu dapat dibagi menjadi hukum “wilayah depan” (front region) dan hukum negara, budaya dan sosial. “wilayah belakang” (back region). Sebagaimana halnya stigmatisasi Wilayah depan merujuk kepada mazhab yang mereka anut, praktek peristiwa sosial yang menunjukkan nikah mut’ah yang dilegalkan oleh bahwa kalangan Syiah ini juga mengalami individu menampilkan bergaya peran Mereka sedang perannya di atau formalnya. memainkan atas agama stigma. (Islam Praktek dianggap Sunni), mut’ah nikah sebagai tindakan panggung perzinahhan dan pelacuran. Pelaku sandiwara di hadapan khalayak nikah mut’ah dianggap sebagai penonton. pezinah. Kondisi ini menyebabkan Sebaliknya wilayah belakang merujuk kepada tempat mereka dan merepresentasikan diri (front) di peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di selalu depan lingkungan Sunni berdasarkan wilayah depan. Wilayah depan diinginkannya, ibarat panggung sandiwara bagian menyembunyikan 163 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah berusaha masyarakat citra yang dengan pernikahan Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 mereka. Hal ini dilakukan supaya terhindar dari stigma Dan orang-orang yang pelacur, menjaga kemaluannya, Kecuali pelaku zinah, dan wanita nakal. terhadap interi-isteri mereka Melalui dramaturgi, atau budak yang mereka miliki akan dijelaskan bagaimana mereka [994}; Maka Sesungguhnnya mengelola mereka dalam hal ini tidak perspektif kesan untuk menyembunyikan menampilan berhadapan yang atau diri dengan mengecam tercela. ketika Menurut Sunni, dalam lingkungan ayat ini disebutkan hanya ada pernikahan dua orang, perempuan yang mereka. boleh dicampuri yaknik istri 3. Mut’ah dalam Pandangan Sunni vs Syi’ah dan budak, perempuan sedangkan yang dimut’ah Masalah hukum nikah mut’ah tidaklah tergolong dari salah ini selalu melahirkan perbedaan- satu dari keduanya. Pendapat perbedaan pendapat yang prinsipil ini, dan tajam antara ulama Sunni dan didasarkan syi’ah itu sendiri. Para ulama Aisyah Sunni memandang nikah mut’ah Muhammad. menurut dan satu pada riwayat, pendapat Qasyim bin itu haram hukumnya buat selama- b. Ali r.a dan Ibnu Mas’ud lamanya meskipun dahulu pernah mengatakan ayat 24 surah dibolehkan an-Nisa yang pembolehan itu telah dinasakh syi’ah sebagai buat kehalalan nikah mut’ah itu sepanjang nabi karena masa ketentuan-ketentuan yang dengan telah ditetapkan. Bagi ulama Sunni, diantara dalil-dalil penasakh (penghilang) dinasakh dijadikan dalil (dirubah hukumnya) oleh ayat-ayat tentang thalaq, iddah, warisan. kebolehan nikah mut’ah itu: a. Q.S. 23 Al-Mu’minun: 5-6, yaitu : Disamping itu ada juga ulamaulama Sunni yang menolak penafsiran ayat 24 surah an-Nisa 164 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 (istamta’tu) yang ditafsirkan sahabat. Misalnya lagi, az- golongan syi’ah dengan nikah Zamakhsyari mengatakan ayat itu mut’ah. Ibnu Khuwaizi Mandad, (Qs.4:24) turun mengenai mut’ah misalnya mengatakan ayat: ayat itu ketika Makkah tidaklah Mut’ah diizinkan 2 sesuai jika dikaitkan ditaklukkan. kali dan dengan kebolehan nikah mut’ah dilarang 2 kali, dan menurut karena pendapat Rasul sendiri telah beliau Ibnu Abbas mengeluarkan fatwa melarangnya dan lagi pula Allah pernah SWT mengatakan Fankihu bi izni tentang boleh mut’ah akan tetapi ahlihinna, yang mermakna nikah beliau sendiri telah mencabut dan syar’I dengan wali dan 2 orang bertaubat pada Allah swt tentang saksi, sedangkan nikah mut’ah pernyataan beliau mengenai nikah tidaklah tergolong dalam hal ini. Mut’ah itu. Ali as-Sais mengutip Demikian juga halnya dengan para riwayat Malik dari Ali bahwa nabi penafsir lainnya seperti Ibnu Jarir saw ath-Thabari, al-Qurthubi, Sanqithi, demikian juga Umar melarangnya. Sa’id Hawa dan lain-lain tidak Hadis-hadis yang melarang sepakat jika ayat itu diartikan mut’ah juga banyak diantaranya dengan nikah mut’ah. Ath-Thabari dalam Shahih Bukhori bab 38 mengartikan kata al-Istimta yang tentang Maghazi (kusunya pada ada pada ayat itu dengan arti nikah perang khaibar) dan bab Nikah, secara shahih), dalam Shahih Muslim bab Nikah bukan nikah mut’ah. Seperti yang (ada lebih kurang 11 hadis) Sunan diartikan oleh syi’ah. Abi Daud bab 13 hadis no. 2072 umum (nikah melarang nikah mut’ah, Pendapat ulama-ulama tafsir dan 2073 disebut riwayat dari Sunni yang mengharamkan nikah Rabi’ bin Saburah dari 2 sanad mut’ah ini (dalam Rusydi; 2007) yang juga melarang nikah mut’ah pada masa tampak dari berbagai berbeda haji berbagai tafsir yang ada dan Tirmidzi pada bab 28 no. 1121 sebagian juga juga disebut satu hadis yang para berasal dari Ali r.a bahwa nabi saw menyadarkan pendapat Dalam 165 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Sunan rasul komentar-komentar mereka dalam mereka wada. bahwa at- Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 melarang nikah mut’ah pada masa mendapatkan khaibar, demikian juga pada Sunan membina an-Nasa’I bab 71 hadis no 3365, bahagia dalam jangka panjang 3366, 3367 dan 3368 (semuanya (dunia-akhirat).. berjumlah 4 tangga yang Namun berbeda tajam dengan pertama berasal dari Ali ra dan alasan-alasan di atas, para ulama satu hadis terakhir berasal dari syi’ah tetap membolehkan nikah Rabi’ mut’ah menjelaskan 3 rumah dan hadis bin hadis). keturunan Saburah tentang yang haramnya nikah mut’ah pada hari Khaibar. Demikian juga halnya tanpa terkecuali dan kebolehannya berlaku sepanjang zaman. Dalili-dalil yang mereka gunakan dalam menentang pendapat para Imam mazhab, baik pendapat Sunni dan membolehkan Hanafi, nikah mut’ah juga terdiri dari Maliki, Syafi’I dan Hanbali serta jumhur sahabat dan Alqur’an, hadis dan akal. tabi’in tetap mengharamkan nikah mut’ah. gunakan yaitu Q.S. 4. An-Nisa’ Adapun yang Dalil Alqur’an yang mereka alasan-alasan digunakan Sunni akal untuk ayat 24. Ayat –menurut ini mereka- (dalam Rusydi; 2007) mengharamkan nikah mut’ah ini nyata-nyata seperti yang telah disinggung di nikah mut’ah dan pembolehannya. atas diantaranya karena pada nikah Mereka mut’ah tidak ada warisan, tidak pandapat/tafsir Ibnu Abbas tentang sabitnya ayat ini dengan menambahkan kata (tetapnya) nasab dan berkenaan dengan beralasan al-musamma1 dengan tidak adanya iddah, nikah ini juga Ilaajal dianggap mirip dengan pelacuran waktu tertentu) sehingga bermakna di mana laki-laki memberikan nikah bayaran untuk dapat bercampur mengambil (hanya memenuhi mut’ah2. (Sampai Mereka riwayat kebutuhan sahwat semata) dalam waktu yang ditentukan, merendahkan derajat perempuan, bertentangan dengan tujuan perkawinan yang ingin 166 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah dari juga Ibnu Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Abbas (dalam Rusydi; 2007) yang nikah mut’ah ketika para sahabat mengatakan: dalam mut’ah itu “Tidaklah dihalalkan nikah kecuali keadaan perang. memberi Nabi rukhsoh sebagai rahmat Allah swt kepada (membolehkannya) kemudian Ibnu umat Mas’ud membacakan ayat: “Ya Muhammad saw, dan andainya Umar tidak melarangnya, Ayyuha maka tidaklah berzinah kecuali tuharrimu tayyiban ma ahallallahu seseorang benar-benar lakum wala ta’tadu inna Allah la celaka”. Pendapat Ibnu Abbas ini yuhibbu al-mu’tadin. (hai orang- diikuti oleh penduduk Makkah dan orang yang beriman jaganlah kamu Yaman. mengharamkan hal-hal yang baik yang Mereka juga al-lazinah amanu la menolak yang dihalalkan Allah pada kamu pendapat Sunni yang menyatakan dan janganlah kamu melampaui ayat itu telah dinasakh dengan batas karena Allah SWT tidak alasan pernah ayat-ayat penasakh itu adalah lebih dahulu turun dari mencintai orang-orang yang melampaui batas). ayat-ayat yang dinasakh, seperti Demikian juga dalam riwayat surah al-Mu’minun ayat 5-6 itu Bukhori lainnya yang berasal dari adalah ayat Makkiyah yang lebih Umrani dahulu turun dari pada surah an- mengatakan: Telah turun ayat Nisa’ ayat 24 (Madaniyah) yang tentang berbicara tentang mut’ah3. Alqur’an Di samping itu (dalam Rusydi bin nikah Hushain mut’ah dalam kami telah dan melakukannya pada masa Rasullah : 2007) mereka juga menolak- dan hadis-hadis yang digunakan ulama melarang Sunni dengan hadis-hadis shahih mengharamkankannya lainnya rasul wafat. seperti hadis riwayat yang tak satupun ayat yang dan sampai Bukhori-Muslim dari Ibnu Mas’ud Di samping itu syi’ah juga yang berisi tentang pembolehan menganggap lemah dan menolak fatwa umar yang mengharamkan nikah mut’ah. Mereka mengatakan hal itu hanya ijtihad dan ya’yunya 167 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 nikah mewarisi. Bahkan Ja’far Murtadha mut’ah masih halal dan diamalkan al-Amili yang merupakan salah oleh sebagian sahabat sejak zaman satu pemikir terkemuka dalam nabi Abu Bakar, dan sebagaian aliran syi’ah, juga mengatakan masa Umar. nikah mut’ah pada hakikatnya saja. Menurut Adapun alasan dikemukakan dibantah mereka yang ulama akal Sunni syia’ah dengan sama saja dengan nikah permanen, sebab syrat-syratnya sama, perbedaannya hanya terdapat pada mengatakan; nikah mut’ah tidaklah batas merendahkan martabat perempuan, keharusan memberi nafkah, tidak sebab laki-laki memberikan mahar saling padanya, bukan upah atau bayaran kehamilan seperti perjanjian bersama. yang pelacuran, terjadi mahar pada tidak bisa disamakan dengan upah, nasab waktu, tidak mewarisi adanya dan ditetapkan adanya menurut 1. Pelaksanaan Nikah Mut”Ah a. Konflik dalam Nikah Mut’ah anak tetap digantungkan kepada Dari data penelitian, ayahnya, anak mempunyai hak didapatkan berbagai potensi waris dari kedua orang tuanya konflik para informan sebagai walaupun suami-istri tidak saling berikut : Tabel Potensi Konflik Nikah Mut’ah No Potensi Konflik Informan Bula Bin- Pelan Maw Mela Mata Anye n tang gi ar ti -hari -lir 1 Mut’ah tertutup - - + + + + + 2 Tidak - - + + + + + tinggal serumah 3 Pergaulan + + + + + + + 4 Hubungan seksual - - + + + + + 5 Pelanggaran - + + + - + - - - + - - + - komitmen 6 Keuangan 168 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 7 Perbedaan derajat - - - + - + - 8 Intensitas - - - - + + + komunikasi 9 Intensitas bertemu - + - - + + - 10 Ketakutan berlebihan - - - - + - + 11 Tuntutan meningkat - + + + + + + b. Penyesuaian dengan Suami dan Kondisi Tabel Upaya Penyesuaian dalam Mut’ah No Bentuk Upaya Penyesuaian 1 Pertemuan yang Informan Bula Bin- Pelan Maw Melat Mata- Anye n tang gi ar i hari -lir - - + + + + + - - - - + + + - - + + + + + - - + - - + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + lebih intens 2 Komunikasi yang berkualitas 3 Hubungan intim yang terkontrol 4 Keuangan sesuai kemampuan 5 Kontrol sikap terhadap keluarga 6 Kontrol sikap kepada teman 7 Saling memahami karakter c. Pola Kerjasama Tabel Pola Pemberian Nafkah Mut’ah No Pola PemberianNafkah 1 Suami beri nafkah Informan Bula Bin- Pelan Maw Melat Mata- n tang gi ar i hari -lir - + + - - + - 169 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Anye Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 tiap bulan, jumlah nominal sesuai kesepakatan 2 Suami beri nafkah, - - - + + - - + - - - - - + jumlah nominal tidak tentu 3 Suami tidak harus beri nafkah Tabel Pola Pemberian Dukungan pada Mut’ah No Pemberian Dukungan 1 Pemberian Informan Bula Bin- Pelan Maw Melat Mata- Anye n tang gi ar i hari -lir + + - - - - - - + + + + + + + + - - + - + dukungan dalam perkuliahan 2 Pemberian dukungan dalam karir 3 Berbagi wacana ajaran Syiah d. Aktifitas Dramaturgis dalam Nikah Mut’ah mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka Para pelaku mut’ah yang tidak ingin menyajikan suatu gambaran mau memperoleh stigma buruk diri yang akan diterima orang lain. sebagai akibat dari mut’ah yang Ia menyebut upaya itu sebagai dilakukannya, akan menunjukkan ”pengelolaan kesan” , yaitu teknik- gambaran diri yang dapat diterima teknik yang digunakan aktor untuk masyarakat sekitar, yakni kesan memupuk tidak menikah mut’ah. Goffman dalam (dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam Mulyana,2004) kesan-kesan situasi tertentu 170 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah tertentu untuk Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 presentasi dirinya pelaku mut’ah dengan akan menampilkan dirinya sesuai diinginkan. tampilan diri yang Gambar 11. Pengelolaan Pernyataan Status Perkawinan Mut’ah perkataan, sikap, tindakan, dan e. Status Tidak Menikah. Merupakan status atau keadaan pikiran diupayakan mengesankan yang ditunjukkan pada kalangan seorang wanita tidak menikah . Sunni (front stage) . Ini merupakan Bahkan upaya pengelolaan kesan untuk mengesankan seorang penganut memperoleh yang Sunni di hadapan orang Sunni. diterima Dengan demikian para pelaku masyarakat, yaknin status tidak mut’ah dapat berinteraksi dengan bermut’ah. Status yang diperankan lingkungan Sunni. kesan diinginkan yang para informan ketika berada di juga berupaya Pada informan yang sudah hadapan masyarakat Sunni adalah terlanjur sebagai Sunni mengenai keberadaan suami wanita tanpa suami memiliki masyarakat mut’ahnya, (wanita single). Hampir diketahui semua kemampuan mereka informan mengungkapkan suaminya sebagai untuk teman dekat (kekasih). Bahkan memerankan peran ini. Segala pada informan Mawar 171 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah yang Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 mut’ah berkali-kali dengan suami berbeda, selalu Mereka mengesankan bermain lebih peran memilih seolah tidak suaminya sebagai teman biasa menikah di depan Sunni, meski kepada teman Sunninya. ada perasaan yang mengganjal Kesan menutupi mut’ah juga karena mereka tidak dapat keadaan yang tampak pada upaya mengurangi menunjukkan berduaan di tempat ramai, hati-hati sebenarnya di muka umum. Tetapi dalam berkomunikasi di telpon biar bagaimanapun ini merupakan genggam, serta sebisa mungkin pilihan terbaik. Karena jika teman- menghindari bertemu teman Sunni teman mereka mengetahui mereka ketika sedang bersama suami. bermut’ah, maka konsekuwensinya f. Status Menikah Mut’ah mereka akan dikecam, dihina, Status ini merupakan status direndahkan dan dijauhi teman- yang disembunyikan informan di teman. hadapan kalangan Sunni. Sedapat mungkin jangan sampai mut’ah mereka diketahui Sunni. Manfaat mut’ah bagi pelaku Tabel Hal yang Menyenangkan dalam Mut’ah No Pemberian Dukungan 1 Ketika bertemu Informan Bula Bin- Pelan Maw Melat Mata- Anye n tang gi ar i hari -lir + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + sangat romantis 2 Ketika berjauhan merupakan kesempatan untuk produktif 3 Tidak terbebani dengan kewajiban melayani suami 172 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 2. Interaksi Dan Perilaku Syiah dan dengan Sunni, serta pada mut’ah berkali-kali dengan suami yang Komunikasi Nikah Mut’ah Dalam penelitian ini interaksi dan sama dan suami berbeda. perilaku komunikasi dibedakan ke dalam 4 kategori, yaitu interaksi dan perilaku komunikasi pada mut’ah poligami dan monogami, tanpa hubungan intim, pada mut’ah dengan Secara umum tipologi interaksi para pelakunikah lingkungan Syi’ah mu’ah maupun dengan Sunni dalam berbagai kategori dapat dilihat dalam model sebagai berikut: Gambar Model Perilaku Komunikasi Pelaku Mut'ah dengan Lingkungan. (Sumber : Hasil Penelitian, 2013) Model diatas dapat dijelaskan berbeda cenderung berinteraksi tertutup sebagai berikut: dengan Pertama, pelaku lingkungan. Mereka mut’ah berinteraksi terbuka hanya dengan poligami, mut’ah dengan suami Sunni, teman Syiah yang benar-benar dekat. mut’ah Interaksi tertutup ini karena, pertama, berkali-kali dengan suami 173 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 adanya kelhawatiran status pernikahan dekat. Tetapi dengan Syiah jauh dan mut’ah mereka terbongkar oleh teman Sunni Sunni Kedua, tertutup. Sama halnya dengan mut’ah adanya amanah untuk berperilaku tidak poligami, ketertutupan ini penyebabnya sembarangan di muka umum demi adalah semata mata khawatir status menjaga nama baik kaum Syiah. , pernikahan mut’ahnya diketahui Sunni. Adanya Maka yang mengecam. ketidaksiapan mental jika jauh cenderung berinteraksi supaya interaksi dengan pernikahan diketahui Sunni nama baik kalangan Sunni masih terjalin mereka mereka akan ,Keempat, harus Adanya keinginan kebutuhan mut’ahnya. Upaya menutupi mut’ah ini untuk tetap bergaul dan diterima dengan cara menampilkan peran seolah dengan baik di lingkunan masyarakat mereka tidak menikah, tetapi hanya Sunni. sebatas berteman saja. Kedua, monogami, terancam. dan pelaku mut’ah dengan mut’ah menutupi Selanjutnya, status pernikahan tipologi perilaku suami komunikasi para pelaku nikah mut’ah Syiah, Mut’ah tanpa hubungan intim, dengan suami dalam berbagai kategori, mut’ah berkali-kali dengan suami yang dapat dilihat pada model sebagai sama cenderung berinteraksi relatif berikut : terbuka untuk Syiah dekat dan Sunni 174 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Mut'ah Poligami P E L A K U Verbal Perilaku Komunikasi Mut'ah dengan suami Sunni Non Verbal Terbatas Mut'ah berkali-kali dengan suami berbeda Mut'ah dengan suami Syiah Bermedia SMS pada jam kerja Bahasa formal dan seperlunya Hapus SMS selalu Informatif Verbal - Bicara lebih leluasa Ekspresif, membuka diri Diskusi umum, studi syiah Bercanda, curhat Perilaku Komunikasi Non Verbal Mut'ah tanpa hubungan intim - hubungan intim tergesa-gesa - gerakan mengarah pada keintiman - Mut'ah Monogami M U T ' A H - ekspresi cinta dan sayang individu - bicara terbtas, seperlunya - bicara yang penting, fokus pada urusan bersama - bicara hati-hati - pekerjaan - informatif Ekspresif dgn Batas Bermedia Mut'ah berkali-kali dengan suami sama - Tampilan wajar, santai - Gerakan tubuh tidak sensual - SMS seperti berpacaran, leluasa Hindari identitas suami-istri Hapus SMS Malam tidak SMS / call SMS interaktif jika sudah nyambung Gambar 6.9. Model Perilaku Komunikasi Pelaku Mut'ah dengan Suami. (Sumber : Hasil Penelitian, 2013) 175 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Model di atas bisa dijelaskan sebagai diketahui keluarga dan lingkungan berikut: Sunni. Pertama, Para pelaku mut’ah Pelaku Kedua, poligami, mut’ah dengan suami Sunni, monogami, dan mut’ah berkali-kali dengan suami Syiah, mut’ah tanpa hubungan intim, berbeda kecenderungan dan mut’ah berkali-kali dengan suami perilaku komunikasi yang terbatas, yang sama memiliki kecenderungan baik perilaku komunikasi yang relatif lebih memiliki kualitas maupun kwantitas mut’ah mut’ah suami komunikasi. Komunikasi yang terjadi terbuka hanya berlangsung siang hari pada saat keterbatasan. Terbuka dalam arti lebih jam kerja, yakni dari jam 08.00 sampai bebas sore sekitar jam 04.00. Dalam rentang dalam waktu yang relatif leluasa waktu jam kerja ini, hanya ketika ketimbang pelaku mut’ah poligami. pekerjaan sedang senggang atau pada Penggunaan saat istirahat memungkinkan untuk Mereka lebih sering berkomunikasi berkomunikasi. langsung Komunikasi meski dengan masih mengekspresikan media secara dalam komunikasi agak verbal jarang. maupun berlangsung dalam durasi yang sangat nonverbal. Keleluasaan berkomunikasi singkat ini karena: pertama, tidak ada rasa dengan handphone . melalui media Komunikasi langsung ketakutan secara berlebihan oleh tanpa media berlangsung pada saat jam keluarga, karena status mereka single pulang kerja. Komunikasi langsung ini (kecuali pelaku dengan suami Syiah). tidak berlangsung tiap hari. Jika jam Kedua, status mereka yang masih sibuk atau lembur mereka tidak ada kuliah memungkinkan mereka untuk waktu untuk bertemu. bertemu Pada dasarnya lebih intens. Ketiga, komunikasi yang sangat terbatas ini pembicaraan jarang menyerempet hal- karena: pertama, mereka tidak tinggal hal romantis, lebih cenderung masalah serumah. Kedua, kesibukan pada ke umum. dua belah pihak tidak memungkinkan C. SIMPULAN mereka bisa bertemu. Ketiga, adanya 1. Kesimpulan aspek kehati-hatian pada keduanya, Berdasarkan hasil penelitian mereka khawatir pernikahan mereka dan pembahasan tentang perilaku komunikasi para wanita Syiah 176 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 pelaku nikah mut’ah di Kota Sementara pada mut’ah Bandung, maka monogami, mut’ah tanpa beberapa kesimpulan dapat ditarik sebagai hubungan intim, mut’ah dengan suami Syi’ah, mut’ah berkali- berikut : a. Pelaksanaan mut’ah wanita kali dengan suami yang sama; Syiah di Kota Bandung dapat komunikasi diuraikan dalam beberapa ekspresif, aspek, yaitu: verbal wajar, dan komunikasi Fakta besarnya potensi verbal lebih komunikasi non bermedia leluasa. konflik dalam mut’ah. Kedua, Pada Penyesuaian dengan suami interaksi dan pelaku mut’ah poligami, mut’ah lingkungan yang lingkungan dengan suami Sunni, mut’ah adaptif, Pola dengan aspek kerja sama sesuai kesepakatan yang akomodatif , Sikap berkali-kali dengan suami yang berbeda; bersikap kepada Syiah dramaturgis yang aman dari kecurigaan Sunni. b. Perilaku komunikasi wanita kepada terbuka dekat, tertutup Syiah Jauh, sangat tertutup kepada Sunni dekat, dan sangat tertutup kepada Syiah pelaku nikah mut’ah di Sunni jauh. Sementara pada Kota pelaku Bandung dapat mut’ah monogami, djelaskan dari tiga aspek mut’ah tanpa hubungan intim, yaitu : mut’ah dengan suami Syiah, Pada pelaku dan mut’ah berkali-kali dengan mut’ah poligami, mut’ah suami suami yang sama; bersikap Sunni, dan mut’ah berkali-kali sangat terbuka kepada Syiah dengan suami yang berbeda; dekat, semi tertutup kepada perilaku Syiah jauh, semi terbuka kepada Pertama, komunikasi cenderung hati-hati, komunikasi terbatas, bermedia verbal non dan verbal Sunni dekat, dan tertutup kepada Sunni jauh. komunikasi Ketiga, Sikap dramaturgis di seperlunya. hadapan masyarakat Sunni dan 177 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 sikap dewasa dalam menjalani memahami pernikahan mut’ah, merupakan dipahami para pelaku mut’ah. konsekuensi yang dari telah pernikahan mereka pilih sebagai alternatif pernikahan. makna yang 2) Penelitian dengan menggunakan pendekatan subjektif yang berorientasi pada sudut pandang pelaku mut’ah ini akan memberikan kontribusi 2. Saran Saran-saran dikemukakan yang sesuai dengan dapat pemikiran dalam memahami hasil keyakinan para pelaku nikah penelitian yang telah dilakukan untuk mut’ah secara lebih jernih. dapat menjadi pertimbangan berbagai 3) Penelitian tentang pernikahan pihak, baik dalam kaitannya dengan mut’ah dalam skala yang lebih pengembangan maupun luas, bukan hanya dalam skope dalam upaya memberikan kontribusi kecil tetapi merambah sampai dalam ke seluruh wilayah Indonesia keilmuan menyikapi kelompok masyarakat yang memiliki keyakinan perlu non-mainstream sehubungan adalah sebagai berikut: a. dilakukan, 1) Penelitian perkawinan, mengenai khususnya mut’ah sangat beragam dengan situasi setempat. ini dengan pelaksanaan Saran Teoritis hal yang disesuaikan dan kondisi Tentunya hasil mengenai praktek perkawinan penelitian yang diperoleh akan mut’ah yang kontroversil ini semakin masih sangat jarang dilakukan., pengayaan keilmuan baik di oleh bidang Ilmu Komunikasi penelitian maupun Ilmu Sosial tentang perkawinan ini terutama Budaya. karena dikembangkan dengan itu perlu menggunakan memberikan 4) Seandainya dan memungkinkan, pendekatan subjektif, sehingga melakukan penelitian mut’ah diperoleh temuan-temuan baru dengan membandingkan mut’ah yang konstruktif dalam upaya di Indonesia dengan mut’ah yang dipraktekkan di negara 178 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 yang mayoritas syi’ah yaitu Sunni Iran. cenderung Hasil berguna penelitian dalam akan memperkaya khasanah ke-Islaman. apriori dan menyerang kalangan Syiah sebagai kaum yang sesat. Sadarilah bahwa 5) Mengungkapkan realitas tindakan kekerasan meski dengan mengkaji secara intensif dengan dalih mempertahankan fenomena nikah mut’ah dengan diri tidak selamanya efektif. pendekatan subjektif, 3) Bagi masyarakat secara umum diharapkan mampu (kalangan Sunni), hendaknya menghadirkan kesadaran dan jangan semangat dengan upaya-upaya yang mau toleransi pada masyarakat plural. mudah terprovokasi mengobok-obok antara SunniSyiah. b. yang Tebarkanlah pluralisme, Saran Praktis 1) Bagi pemerintah dan pemimpin toleransi nafas serta budaya komunikasi yang saling masyarakat, khususnya instansi menghargai terkait yang berbeda (Sunni vs Syiah). dalam hal ini antar Kementrian Agama serta MUI, D. DAFTAR PUSTAKA hendaknya Buku Ilmiah : menyikapi komunitas Syiah (pelaku Beebe A Steve, Susan J Beebe & mut’ah) ini secara lebih empati Redmond dan Interpersonal kearifan. menentukan Dalam sikap dan pernyataan politik agar lebih keyakinan V Mark. 2006. Communication (Relating to Other). London: Allyn & Bacon. berhati-hati, sehingga bentrokan Berger, Peter L & Thomas Luckman. klasik antar warga Syiah dan 1966. The Social Construction of Sunni tidak terulang lagi. Reality : A Treatise in the 2) Bagi para pelaku mut’ah ( kalangan Syiah), hendaknya lebih legowo, bersabar, dan menahan diri dalam Sociology of Knowledge. New York: Anchor Books. Bradshaw, John. 1998. The Family: A Revolutionary Way menghadapi sikap masyarakat 179 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah of Self- Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 Discovery. Florida : Health Communication, Inc. Bulaeng, Andi, Metode Komunikasi Kontemporer. Makassar: Hasanuddin University Press. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Charon, Joel M. Antara Media Pratama. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Hukum Sunni & Syiah. Jakarta: Gaya 2000. Penelitian Perbandingan Konsepsi Pedoman dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran. Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories 1979. Interactionism. Symbolic of Human Communication (Fifth Prentice-Hall. Edition). New York: Wardsworth Inc., Englewood Cliffs N.J. Publishing Company. Craib, Ian. 1984. Teori – Teori Sosial Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Modern : dari Parsons sampai Penelitian Kualitatif. Bandung: Habernas Jakarta : CV Rajawali. Remaja Rosdakarya. Creswell, John W. 1994. Research Design : Qualitative Quantitative and Approaches. Westport, CT: Praeger Publishers. Manusia. Jakarta: Professional Books. Fisher, Walter Clark. 1994. Phenomenological Research Methods. USA: Sage. Mulyana, Deddy. 1999. Nuansa- Nuansa Komunikasi. Bandung: Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Moustakas, R. 1987. Rosdakarya. _____________. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Human Communication as Narration: Remaja Rosdakarya. _____________. 2007. Toward a philoshopy of reason, Komunikasi value and action. Columbia : Bandung: Remaja Rosdakarya. University of California Press. Ghozally, R. Fitri. 2011. Resiko Menikah. Jakarta: Arya Pustaka. Hamdani, Muhammad Faisal. 2008. Nikah Mut’ah _____________. Efektif Suatu Ilmu 2008. (Suatu Lintasbudaya). Rosdakarya. Analisis 180 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Pengantar. Komunikasi Pendekatan Bandung: Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 _____________. Metodologi ________________. 2004. Psikologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Komunikasi. Bandung : CV. Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Remaja Rosdakarya. Sosial 2008. Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya. _____________. Lintas Pengesahan 2010. Komunikasi Budaya, Pemikiran, Perjalanan & Khayalan. Bandung : Remaja Rosdakarya. _____________ & Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi : Contoh-Contoh Kualitatif Praktis. Penelitian dengan Bandung Ibnu. Kawin Pandangan Kontrak Sunni & Syi’ah.Yogyajarta: Pilar Media. Santoso, Edi dan Mite Setiasah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saujana, Dadi Nurhaedi. 2003. Nikah di Bawah Tangan Praktik Nikah Pendekatan Sirri : Yogyakarta: Percetakan Ar-Ruzz Remaja Rosdakarya. Mustafa, Rusydi, Teuku Edy Faisal. 2007. Mahasiswa Jogja. Media. 1999. Perkawinan Schutz, Alferd. 1967. The Mut’ah dalam Perspektif Hadis Phenomenology of the Social dan Tujuan Masa KIni. Jakarta : World. Lentera. Northwestern University Press. Nurhadi, Dadi. 2003. Nikah di Bawah Tangan: Praktik Nikah Evaston ________________. Illinois. 1972. The sirri Phenomenology of The Social Mahasiswa Jogja. Yogyakarta: World. USA : North Western Saujana. University Press. Pieloor, Freddy. 2011. Money, Love & Mariage. Jakarta : Gramedia. Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Sendjaya, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komuikasi. Jakarta: UT Shadiq, Adil, 2009. Cinta Tanpa Penelitian Komunikasi. Remaja Nikah, Rosdakarya, Bandung Surakarta: Ziyad Visi Media. ________________. 2000. Psikologi Syam, Nikah Nina Tanpa Winangsih. Cinta. 2009. Komunikasi. Bandung: Remaja Sosiologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Humaniora. 181 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Edutech, Tahun 12, Vol.1, No.3, Oktober 2013 West, R., R., & Turner, L. H. 2007. Introducing Communication Nurlimah, Nila dan Khotimah, Ema. 2011. Konstruksi Makna Nikah Theory: Analysis and Aplication. Mut’ah Mayfield: Mountain View, CA. Mahasiswa di Bandung. LPPM, Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Skripsi, dan Sumber lainnya : Santi Yuliati, Nova. 2010. Pemaknaan, dan Komunikasi dalam Perkawinan pada Dosen Perempuan (Studi Fenomenologi Indra. 2006. tentang Perkawinan pada Dosen A Brief Perempuan Fenomenologi: Introduction. di Lingkungan Unisba). Program Pascasarjana, Nurbani. 2010. Disertasi. Komunikasi Perempuan Kalangan Unisba. Penyesuaian Journal, Disertasi, Tesis, Media, Astuti, pada dalam Universitas Padjadjaran. Ikatan Zaitun, Abdullah. 1999. Tesis. Praktek “Kawin Kontrak”. (Studi tentang Perkawinan Nikah Mut’ah di Konstruksi Indonesia. Realitas Hidup (Studi Kasus Pelaku Kawin Kontrak di Puncak Perkawinan Mut’ah di Jawa Jawa Barat). Barat). Universitas Padjadjaran, Bandung. Universitas Depok. 182 Perilaku Komunikasi Wanita Syiah dalam Pernikahan Mut’ah Indonesia,