BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal luas sebagai penyakit
kardiovaskular, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan
di masyarakat modern saat ini. Hal ini terbukti dari didapatkannya peningkatan
presentase prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia 18 tahun ke atas dari 7,6
persen pada tahun 2007 menjadi 26,5 persen pada tahun 2013.1
Hipertensi merupakan penyakit berbahaya karena tidak adanya gejala spesifik
sebagai peringatan dan merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner
dan stroke. Komplikasi yang dapat ditimbulkan antara lain: penyakit pembuluh
darah perifer, gagal ginjal, kebutaan bahkan kematian dapat terjadi apabila
penyakit ini terlambat diobati.2 Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah di Indonesia pada usia 18
tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 26,5 persen, yang mana
prevalensi hipertensi di Indonesia yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang
minum obat hanya sebesar 9,5 persen. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat masih banyak yang belum
terdiagnosis.1
Munculnya masalah ini, disebabkan oleh ketidaksadaran akan perubahan gaya
hidup masyarakat, baik dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti
makanan siap saji, kebiasaan dalam konsumsi merokok, alkohol, hingga
kurangnya kesadaran akan pentingnya olah raga dan pressor. Faktor-faktor lain
yang medukung tingginya angka kejadian hipertensi adalah faktor genetik,
obesitas, dan bertambahnya umur. 2,3
Oleh karena itu, pencegahan, pengenalan serta penanggulangan akan hipertensi
sangatlah penting dikenali dan dilakukan oleh masyarakat. Ironisnya, karena
gejalanya yang kurang berarti, masyarakat sering mengabaikannya. Begitu pula
12
Universitas Kristen Maranatha
dengan biaya pengobatan yang cukup mahal karena harus dilakukan seumur
hidup.
Dirasakan pengobatan medikamentosa memiliki kelemahan seperti cukup
mahalnya harga yang ditawarkan dan efek samping bagi kesehatan. Maka para
praktisi kesehatan memilih pengobatan tradisional sebagai terapi pendamping.
Salah satunya adalah bawang putih (Allium sativum L.) karena memiliki
kandungan zat kimia yang merupakan vasodilator endogen sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. 4
Berdasarkan data penelitian, didapatkan 10 dari 11 penelitian dilaporkan telah
menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan dengan mengonsumsi
ekstrak etanol bawang putih sebesar 600-900 mg/hari. 5
Bawang putih (Allium sativum L.) dapat dengan Mudh dikonsumsi oleh
masyarakat sebagai bumbu dapur dan saat ini ekstraknya sudah banyak tersedia di
apotek-apotek dengan berbagai macam merk yang sudah terstandarisasi dan teruji
keamanannya.
Subjek penelitian ini adalah laki- laki dewasa muda dengan tekanan darah
normal, untuk memperjelas efektivitas bawang putih dalam menurunkan tekanan
darah maka diperlukan perlakuan cold pressor test sebelum pemberian ekstrak
etanol bawang putih. Cold pressor test dipilih sebagai perlakuan karena bersifat
tidak invasif, aman dan sudah umum digunakan untuk penelitian (Review Board
of the University of Texas (Austin, TX). 6
Penelitian Kenaikan kenaikan tekanan darah laki- laki dewasa muda normal
yang diinduksi cold pressor test sebelum dan sesudah diberi ekstrak etanol
bawang putih (Allium sativum L.) belum pernah diteliti , karena itu penulis
memilih melakukan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol
bawang putih (Allium sativum L.) sebagai penurun tekanan darah.
13
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan
kenaikan tekanan darah sistolik laki- laki dewasa muda yang diinduksi
cold pressor test.

Apakah ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan
kenaikan tekanan darah diastolik laki- laki dewasa muda yang diinduksi
cold pressor test.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk memperoleh terapi adjuvan untuk menurunkan
tekanan darah dalam hal ini menggunakan bawang putih (Allium sativum L.)
Tujuan Penelitian adalah untuk menilai
1. Efek ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan
kenaikan tekanan darah sistolik laki- laki dewasa muda yang diinduksi
cold pressor test.
2. Efek ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan
kenaikan tekanan darah diastolik laki- laki dewasa muda pada pelakuan
cold pressor test.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah
pengetahuan tentang pengaruh ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.)
terhadap penurunan kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik yang diinduksi
cold pressor test.
Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah menambah pengetahuan
mengenai manfaat ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) terhadap
14
Universitas Kristen Maranatha
penurunan tekanan darah, sehingga ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum
L.) dapat digunakan sebagai terapi adjuvan untuk penderita hipertensi.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Cold pressor test merupakan salah satu tes dengan cara merendam tangan ke
dalam baskom berisi air dingin( ± 4–10°C) selama 2 menit. Mekanisme kerja
perlakuan cold pressor test yaitu dengan menstimulasi pusat hipotalamus untuk
termoregulasi melalui perubahan suhu kulit( termoreseptor perifer di kulit).
Dengan demikian, aktivitas saraf simpatis akan terinduksi menyebabkan
vasokonstriksi otot polos pada pembuluh darah perifer, peningkatan frekuensi
denyut( HR) dan kontraktilitas jantung (SV) sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah. 7
Tekanan darah = CO x TPR
Keterangan:
CO = Cardiac Output (curah jantung)
TPR = Total Peripheral Resistance (resistensi perifer)
sedangkan,
CO= HR x SV
Keterangan:
HR= Heart Rate ( Frekuensi Denyut jantung) dalam satu menit
SV= Stroke Volume( volume sekuncup)
Dari rumus diatas, perlakuan cold pressor test akan meningkatkan HR dan SV
sehingga CO pun ikut meningkat. Selain itu, CPR juga mengaktivasi aktivitas
saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga TPR
meningkat. Karena CO dan TPR berbanding lurus dengan tekanan darah, maka
dapat disimpulkan tekanan darah dipastikan akan meningkat pula. 7
Allicin yang terkandung dalam Allium sativum menurunkan tekanan darah
melalui berbagai jalur kompleks, yang pada akhirnya menghasilkan vasodilatasi.
15
Universitas Kristen Maranatha
Mekanisme pertama adalah meningkatkan komponen vasodilatasi, yaitu nitrit
oksida (NO). Hal ini terjadi dengan cara menyumbangkan arginin yang
merupakan prekursor NO. Arginin ini kemudian akan diubah oleh enzim nitrite
oxidase menjadi nitrit oksida. Nitrit oksida kemudian akan menstimulasi
guanylate cyclase yang kemudian meng- ubah GTP (guanosine triphosphate)
menjadi cyclic-GMP. Cyclic-GMP mengaktifkan protein kinase G yang
menyebabkan pengambilan ulang Ca
2+
dan pembukaan saluran kalium yang
2+
diaktifkan oleh kalsium. Menurunnya konsentrasi Ca memastikan bahwa myosin
light-chain kinase (MLCK) tidak dapat memfosforilasikan lebih lama molekul
miosin, menyebabkan relaksasi sel otot polos pembuluh darah sehingga terjadi
vasodilatasi. 8
Mekanisme kedua, Allicin ternyata menyerupai ACE inhibitor. Allicin
menghambat kerja ACE yang bekerja mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor poten. Tidak terbentuknya
angiotensin II juga menyebabkan penurunan sekresi aldosteron pada kelenjar
adrenal, mengurangi penyerapan Na dan air sehingga volume plasma akan turun
yang berakibat pada penurunan tekanan darah. 8
Mekanisme ketiga, pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yang
diperantarai oleh ACE membutuhkan bradikinin. Hambatan ACE oleh allicin
menyebabkan penumpukan bradikinin di dalam tubuh. Bradikinin akan
mengaktifkan enzim phospholipase yang kemudian menyebabkan pelepasan asam
arakidonat, yaitu prekursor PGE2 (prostaglandin E2) yang merupakan vasodilator
sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Pada saat bersamaan bradikinin akan
berikatan dengan reseptor BK2 yang terdapat pada sel endotel pembuluh darah
dan menstimulasi produksi dari NO. 8
Mekanisme keempat, allicin ternyata mempunyai efek hambatan pada
cycloxygenase 1 (COX 1) yang berperan mengubah asam arakidonat menjadi
tromboksan 2 (TBX2) yang merupakan komponen vasokonstriktor. Dengan
demikian, terjadi vasodilatasi yang berujung pada penurunan tekanan darah. 8
Mekanisme kelima, Allium sativum ketika ditelan bersama air akan terurai
16
Universitas Kristen Maranatha
menjadi diallyl sulfide, diallyl disulfide dan diallyl trisulfide yang kemudian
bergabung menjadi polisulfida organik. Polisulfida organik ini akan menyebabkan
sel darah merah menghasilkan sejumlah H2S (hidrogen sulfida). H2S akan
berikatan dan mengaktifkan kanal KATP, kemudian terjadi hal serupa dengan
mekanisme
pertama, konsentrasi Ca
2+
sel akan turun sehingga terjadi
hiperpolarisasi sel otot polos vaskuler yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah mengakibatkan penurunan tekanan darah.8
Arginine, asam amino essensial dalam bawang putih, akan mensintesis
nitrit oksida (NO)
guanylate
cyclase
di dalam sel endotel pembuluh darah
yang
menyebabkan
peningkatan
dan menstimulasi
cyclic
guanosine
monophosphate (cGMP) sehingga menyebabkan relaksasi sel otot pembuluh
darah. Hal ini akan mengurangi TPR. 8,9
1.5.2 Hipotesis penelitian
1. Ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan kenaikan
tekanan darah sistolik laki- laki dewasa muda yang diinduksi cold pressor test.
2. Ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) menurunkan kenaikan tekanan
darah diastolik laki- laki dewasa muda yang diinduksi cold pressor test.
17
Universitas Kristen Maranatha
Download