HALAMAN PENGESAHAN a. Judul Program b. Jenis Program c. Bidang Kegiatan d. Identitas Pelaksana 1. Ketua - Nama - NIP - NIDN - Pangkat/Golongan - Alamat Kantor - Alamat rumah 2. Anggota 1 - Nama - NIP/Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 3. Anggota 2 - Nama - NIP/Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah e. Biaya yang Diperlukan f. Lokasi Kegiatan a. Kecamatan b. Kabupaten c. Propinsi g. Lama Kegiatan : Pelatihan Penyusunan Tes Kinerja Mata Pelajaran Produktif SMK Negeri di Kabupaten Buleleng. : Pendidikan (Penerapan Hasil Penelitian) : Pelatihan Masyarakat : : Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd. : 197508012006042001 : 0001087504 : Penata Muda/IIIc : Jalan Udayana Singaraja : Dusun Banyualit, Desa Kalibukbuk : I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd. : 19710616 199602 1001/Pembina/IVa : Jalan Udayana Singaraja : Perum Grya Permai Blok B 12 Bakti Seraga : Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si. : 197108281991032001/Penata/IIId : Jalan Udayana Singaraja : Jalan Werkudara Baktisraga : Rp. 10.000.000,( Sepuluh Juta Rupiah) : SMK Negeri 1 Seririt : Seririt : Buleleng : Bali : 8 (delapan) bulan i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN PENYUSUNAN TES KINERJA MATA PELAJARAN PODUKTIF SMK NEGERI DI KABUPATEN BULELENG Oleh : Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./0001087504 (Ketua) I Gede Sudirtha, S.Pd., M.Pd./ 0016067102 (Anggota) Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./0028087103 (Anggota) Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404 (Ketua) Luh Masdarini, S.Pd.,M.Pd./0021047112 (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 96/UN48.15/LPM/2014 tanggal: 13 Februari 2014 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013 ii PELATIHAN PENYUSUNAN TES KINERJA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI DI KABUPATEN BULELENG Oleh Ketut Widiartini, dkk RINGKASAN Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan penyusunan tes kinerja pada guru-guru pengajar mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt. Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan SDM guru dalam membuat penilaian. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah, demontrasi langsung dipraktekkan oleh peserta, serta tanya jawab. Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang asesmen kinerja, yaitu meliputi cara penyusunan tes kinerja, menyusun rubrik dan penskoran hasil tes kinerja. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai penyusunan tes kinerja. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang bekerja sama dengan guru-guru yang mengajar mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt sebagai subyek sasaran. Hasil pelatihan penyusunan tes kinerja ini dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Kehadiran peserta sesuai dengan target yaitu 90% (27 dari 30 orang guru), (2) hasil pelatihan dinyatakan sangat baik sesuai dengan analisis rubrik penilaian kinerja, dan (3) Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang dilihat dari keseriusan mengikuti pelatihan, terwujudnya tes kinerja beserta rubrik penilaiannya. Kata Kunci: mata pelajaran produktif, tes kinerja, rubrik penilaian iii PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan, sehingga pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berjudul “Pelatihan Penyusunan Tes Kinerja Mata Pelajaran Produktif SMK Negeri di Kabupaten Buleleng” dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Terselenggaranya kegiatan masyarakat ini berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, atas kesempatan serta kerjasamanya dalam melaksnakan pengabdian masyarakat ini. 2. Kepada Sekolah SMK Negeri 1 Seririt yang telah memberikan ijin mengadakan pengabdian di sekolah yang dipimpinya. 3. Para guru SMK Negeri 1 Seririt atas partisipasinya sebagai peserta dalam P2M ini dan telah mengikuti kegiatan pengabdian ini dengan tekun dari awal sampai akhir. 4. Rekan-rekan pelaksana kegiatan P2M di lapangan yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik. Akhir kata kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan bagi para guru yang nantinya dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Selanjutnya keterampilan yang telah dimiliki dapat dijadikan bekal dan dikembangkan sesuai dengan keperluannya.. Singaraja, 9 September 2014 Pelaksana iv DAFTAR ISI JUDUL …………………………………………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. RINGKASAN …………………………………………………………….. PRAKATA ………………………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………… DAFTAR TABEL …………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… i ii iii iv v vi vii viii BAB I PENHAHULUAN 1.1.Analisis Situasi …………………………………………………. 1.2.Perumusan Masalah …………………………………………….. 1.3.Tujuan Kegiatan ………………………………………………... 1.4.Manfaat Kegiatan ……………………………………………… 1 5 5 6 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1. Metode Pelaksanaan ………………………………………….. a. Kerangka Pemecahan Masalah …………………………….. b. Realisasi Pemecahan Masalah ……………………………… c. Tinjauan Pustaka .................................................................... 2.2. Khalayak sasaran ………………………………………………. 2.3. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan ……………………………. 7 7 8 9 13 13 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil …………………………………………………………….. 3.2.Pembahasan …………………………………………………….. 15 18 BAB IV PENUTUP 4.1. Simpulan ……………………………………………………….. 4.2. Saran …………………………………………………………… 25 25 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… LAMPIRAN ………………………………………………………………. 26 27 v DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Check list Hasil Produk (tes Kinerja) ...............................……………………… 13 2.2 Pedoman Konversi ................................................................................................. 14 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Penyusunan Tes Kinerja .................................. 11 vi DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................................. vii 7 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 01. Organisasi Pelaksana ........................................................................... 27 Lampiran 02 Curiculum Vitae .................................................................................. 29 Lampiran 03. Dokumentasi Kegiatan ................................................................…… 32 Lampiran 04. Daftar Hadir Peserta dalam kegiatan P2M ………………................. 34 Lampiran 05. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian pada Masyarakat ……………..... 36 Lampiran 06. Materi Pelatihan .................................................................................. 39 Lampiran 06. Hasil Tes Kinerja Guru Mata Pelajaran Produktif .............................. 49 viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan yang salah satu tujuan khususnya yaitu SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. Rumpun keahlian yang ada di SMK sangat bervariasi, misalnya SMK Negeri 1 Singaraja, di SMK N ini keahlian yang ditonjolkan adalah bidang akutansi. SMK Negeri 2 Singaraja, keahlian yang ada yaitu tata boga, tata busana, pariwisata dan kecantikan. Demikian pula pada SMK Negeri yang lainnya yang ada di Kabupaten Buleleng, masing-masing sekolah ini memiliki bidang keahlian yang dikembangkan. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, siswa harus memiliki kesiapan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencapaian hasil belajar sesuai tujuan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang dipelajari merupakan persiapan mengikuti mata pelajaran berikutnya. Keberhasilan Siswa menempuh setiap bidang mata pelajaran merupakan bekal mewujudkan keahlian di bidangnya. Salah satu contoh tujuan kompetensi yang diharapkan pada Program Keahlian Tata Busana adalah membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam: (1) mengukur, membuat pola, menjahit dan menyelesaikan busana, (2) memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat, (3) menggambar macam-macam busana sesuai kesempatan, (4) dalam proses teknik jahit dimulai dari menggunting, mengepas dan menyelesaikan untuk pengepasan sesuai dengan bentuk desain, penggunaan bahan pelapis, furing dan teknik penyelesaian kelim maupun pressing, ciri desain dengan garis tegas dan sederhana, (5) menghias busana sesuai desain, dan (6) mengelola usaha di bidang busana. Untuk dapat mencapai tujuan kompetensi di atas, maka dipandang perlu untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar. Keberhasilan siswa 1 dalam mencapai hasil belajar, sangat berpengaruh pada keterampilan guru dalam mengajar. Misalnya, penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diberikan, guru selalu memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, guru menggunakan rubrik penilaian yang benar, guru memberikan tes yang sesuai, dan guru selalu melakukan evaluasi untuk mendapatkan umpan balik terhadap proses belajar yang sudah dilakukan. Kenyataan yang ada dilapangan bahwa kurangnya pengetahuan guru akan metode dan teknik yang dapat memotivasi siswa ataupun membuat pelajaran menjadi menyenangkan, kurangnya pengetahuan guru tentang pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia di lingkungannya, selama ini penilaian karya siswa belum dibuatkan rubrik yang benar dan belum menggunakan tes kinerja. Berdasarkan hasil pengamatan (sewaktu pembimbingan PPL mahasiswa PKK di SMK N 2 Singaraja dan SMK N 1 Seririt) dan diskusi dengan guru, diketahui bahwa tes yang diberikan untuk mata pelajaran praktik rumpun busana ada yang sudah menggunakan tes kinerja dan ada yang belum. Tetapi tes kinerja yang diberikan untuk siswa belum terdapat rubrik penilaiannya. Pemahaman guruguru akan pentingnya menyusun tes kinerja pada mata pelajaran praktik masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan guru pada mata pelajaran praktik belum menggunakan rubrik dan guru menggunakan rentangan skor, kemudian skor tersebut dibuat perkiraan dengan tingkat subjektivitas yang tinggi. Apabila hal ini didiamkan terus menerus, akan berdampak tidak baik pada pencapaian hasil belajar siswa. Karena rubrik penilaian dapat digunakan sebagai acuan siswa dalam mengerjakan tugas praktiknya. Sehingga tes kinerja dan rubrik penilaian yang baik sangat perlu dibuat, karena dapat mengukur pekerjaan siswa mulai dari persiapan, proses dan akhir (sampai menghasilkan karya). Misalnya, untuk dapat menghasilkan suatu busana, harus diawali dengan menyimak model atau memahami model, mengukur ukuran yang diperlukan, membuat pola dasar, dan seterusnya dampai menghasilkan suatu pakaian. Kegiatan selangkah demi selangkah yang dilakukan siswa, hendaknya dinilai berdasarkan rubrik yang telah disusun guru. Sehingga nilai akhir merupakan nilai gabungan dari setiap langkah- 2 langkah yang ditempuh siswa, sampai pada hasil produknya. Penilaian yang dilakukan seperti ini sangat baik untuk mengetahui kompetensi siswa. Pengalaman pembimbingan praktek PPL mahasiswa di SMK N 2 Singaraja dan di SMK N 1 Seririt inilah yang memberikan gambaran bahwa guru SMK Negeri, kurang memahami penyusunan tes kinerja beserta rubrik penilaiannya dan dirasakan sangat sulit untuk mengembangkan tes kinerja. Hal inilah yang memberikan gagasan untuk mengadakan pelatihan penyusunan tes kinerja beserta rubrik penilaian dan menentukan nilai akhir perolehan siswa. Berdasarkan kenyataan ini, maka dirasakan perlu untuk melatih guru-guru SMK Negeri pemegang mata pelajaran produktif, untuk menyusun tes kinerja beserta rubrik penilaiannya berdasarkan mata pelajaran yang diampu oleh masingmasing guru. Disamping itu, Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum dan pelaksana pengabdian (ketua dan anggota) sudah pernah melakukan penelitian terkait pengembangan tes kinerja dan rubrik penilainnya untuk bidang busana. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di SMK N 1 Seririt. SMK Negeri 1 Seririt merupakan sekolah kejuruan yang terdapat rumpun Busana Butik, Tata Boga, Akomodasi Perhotelan dan Akutansi. Sekolah ini dari tahun ketahun dijadikan tempat PPL untuk mahasiswa PKK prodi Tata Busana, Boga dan Pariwisata. SMK Negeri 1 Seririt, jumlah siswa terdiri dari 11 orang siswa kelas X, 14 orang siswa dikelas XI, dan 18 orang siswa dikelas XII. Guru tetap yang berpendidikan S1 sebanyak 2 orang dan 5 orang guru kontrak di bidang busana dengan pendidikan S1, Tata Boga sebanyak 6 orang guru S1 PNS dan 7 orang guru honor berpendidikan S, Akomodasi Perhotelan sebanyak 4 orang guru tetap berpendidikan S1 dan untuk Akutansi memilik 3 orang guru tetap berpendidikan S1. Mengingat sangat banyaknya mata pelajaran keterampilan dalam bidang busana , boga, akomodasi perhotelan dan akutansi, maka para guru harus pandai dan trampil membuat alat evaluasi untuk mata pelajaran keterampilan tersebut. Penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaian antara masing-masing mata pelajaran 3 keterampilan tentunya berbeda-beda. Untuk itu para guru perlu memperoleh bekal dan kecakapan dalam membuat alat evaluasi terutama tes kinerja dan rubrik penilaian. Untuk dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menyusun alat evaluasi, perlu latihan dan guru harus memiliki sumber informasi dalam menyusun tes kinerja dan rubriknya. Khalayak sasaran yang strategis untuk masalah ini adalah guru SMK Negeri 1 Seririt yang berjumlah 27 orang guru. Dipilihnya semua guru SMK Negeri 1 Seririt, karena guru-guru SMK Negeri ini harus dapat mengembangkan kreativitasnya untuk menyusun alat evaluasi yang sesuai dan nantinya menjadi contoh untuk mahasiswa PPL dalam dalam membuat alat evaluasi dalam bidang keterampilan masing-masing. Pengabdian masyarakat dalam bidang pelatihan penyusunan tes kinerja belum pernah dilakukan, sehingga guru-guru pengajar mata pelajaran produktif untuk menilai suatu produk atau hasil karya siswa masih secara global. Padahal untuk dapat menilai suatu hasil karya siswa, hendaknya dinilai mulai dari tahap perencanaan, proses dan akhir. Sehingga guru dapat memantau dengan baik tugas yang diberikan dan siswa dapat memahami dengan baik tugas yang diberikan guru. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2012, diperoleh hasil yang signifikan bahwa hasil belajar siswa dalam bidang busana (keterampilan busana) dapat meningkat, ketika siswa diberi tes kinerja. Sehingga untuk tahun 2014 dari pihak sekolah baik kepala sekolah dan guru SMK N 1 Seririt memiliki keinginan dan sangat mengharapkan diadakan pelatihan penyusunan tes kinerja beserta rubrik penilaiannya dan cara penskorannya. Kondisi SMK N 1 Seririt adalah guru-guru memiliki usia yang masih relatif muda dan memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan SDM masing-masing melalui pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan keterampilan dan kecakapan dalam bidang masing-masing. Selama ini guru-guru mata pelajaran produktif belum secara maksimal menyusun tes kinerja, hal ini disebabkan karena pemahaman mengenai tes kinerja sangat minim dan belum pernah diadakan pelatihan penyusunan tes kinerja. Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk melatih keterampilan dan kecakapan guru mata pelajaran produktif dalam menyusun alat 4 evaluasi yang berbentuk tes kinerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di SMK Negeri 1 Seririt dalam hal menyusun tes kinerja dan rubrik penilaian. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa guru-guru mata pelajaran produktif di SMK N 1 Seririt belum memiliki keterampilan dalam hal menyusun tes kinerja untuk menilai hasil karya siswa. Untuk itu dipandang perlu memberikan informasi yang sesuai dalam hal tes kinerja. Dalam menyusun tes kinerja, guru harus diberikan bekal mengenai tes kinerja dan cara menyusun yang benar terkait dengan ketercapaian kompetensi siswa. Guru-guru SMK membutuhkan pendampingan awal dalam menyusun tes kinerja, karena terkait dalam hal menilai hasil karya siswa yang memang harus dilakukan guru, baik penilaian formatif dan sumatif. Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilan dalam membuat tes kinerja, maka diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) menyusun tes kinerja, (b) menyusun rubrik penilaian. Permasalahan ini harus segera ditangani secara bijak dan komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar sumber daya manusia (guru dan siswa) dan sumber daya selebihnya yang ada SMK dapat meningkat. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana penyusunan penilaian tes kinerja dan rubrik penilaian untuk mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt? b. Bagaimana tanggapan guru-guru SMK Negeri 1 Seririt terhadap pelatihan penyusunan tes kinerja untuk mata pelajaran produktif? 1.3 Tujuan Kegiatan Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah: a. Untuk memberikan pelatihan penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaiannya pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt. 5 b. Untuk mengetahui tanggapan guru-guru tehadap pelatihan penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaian mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt. 1.4 Manfaat Kegiatan Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada : a. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. b. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam pemberdayaan masyarakat luas. c. Hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan guru SMK Negeri 1 Seririt dalam menyusun tes kinerja dan rubrik penilaian yang benar dan tepat. Melalui kegiatan pengabdian ini, guru-guru SMK Negeri 1 Seririt dapat menjadi contoh dalam menyusun tes kinerja untuk kepentingan penilaian produk siswa. 6 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1. Metode Pelaksanaan a. Kerangka Pemecahan Masalah (Penelitian) Tes Kinerja Kenyataan Riil SMK N 1 Seririt Pelatihan Tes Kinerja dan Rubrik Penilaian Hasil Tes Kinerja dan Rubrik Penilaian Mata Pelajaran Produktif Gambar 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Kondisi riil yang dijumpai pada saat mahasiswa melakukan tugas PPL di SMK N 1 Seririt adalah guru pamong kurang cakap dalam memberikan penjelasan terkait dengan pemberian nilai untuk hasil produk siswa dalam pelajaran praktik atau keterampilan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemahaman guru tentang alat evaluasi yang sesuai untuk penilaian dalam bidang ketrampilan dan belum pernah ada pelatihan yang dilakukan terkait dengan penyusunan tes kinerja untuk mata pelajaran keterampilan. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian tentang penggunaan tes kinerja untuk rumpun busana dapat meningkatkan hasil belajar 7 siswa. Berangkat dari kondisi riil dan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dipandang perlu untuk melakukan pelatihan penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaiannya di SMK N 1 Seririt. Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan melalui pemberian pelatihan penyusunan tes kinerja sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Dengan harapan guru dapat trampil dan siswa memiliki tolak ukur dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi. Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan dipilih di SMK N 1 Seririt Bali. Jenis kegiatan berupa pelatihan penyusunan tes kinerja untuk mata pelajaran produktif. Tahap pelaksanaan berupa penyajian materi secara teori selama 1 kali pertemuan dan dilanjutkan dengan 1 kali pelatihan penyusunan tes kinerja beserta rubrik penilaiannya dan 1 kali pelaksanaan pendampingan ke sekolah, serta tahap terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan. b.Realisasi Pemecahan Masalah Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan penyusunan tes kinerja melalui ceramah, diskusi, praktek penyusunan tes kinerja dan tanya jawab. Kegiatan ini direncanakan selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya : 1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang tes kinerja dan manfaat yang didapat dengan menggunakan tes kinerja untuk menilai suatu produk. 2. Diskusi digunakan untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk saling bertukar pendapat, guna menambah pengetahuannya tentang tes kinerja. 3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal terakomodasi oleh kedua metode di atas. 8 yang belum 4. Tugas latihan penyusunan tes kinerja digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun tes kinerja pada masing-masing mata pelajaran yang diampu. 5. Evaluasi hasil akhir. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Busana dan Tata Boga) yang mengampu mata kuliah Busana dan Boga. Bekerja sama dengan SMK Negeri 1 Seririt yang melibatkan 27 orang guru sebagai subyek sasaran. Pengabdian ini dilakukan dalam upaya mengadakan hubungan yang erat melalui pererapan disiplin ilmu khususnya dibidang Tata Busana dan Tata Boga. Guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang teknik penyusunan tes kinerja beserta rubrik penilaian yang lebih berkualitas dan dapat digunakan dikalangan sekolah SMK N 1 Seririt. c.Tinjauan Pustaka 1) Tes Kinerja Dalam asesmen atau tes Kinerja, siswa diminta untuk melakukan aktivitas yang menunjukkan ketrampilan tertentu dan/atau membuat produk tertentu. Hasilnya, penilaian ini dapat menangkap banyak hasil pendidikan yang bersifat kompleks dan tidak dapat diterjemahkan dengan ujian tertulis. Tes Kinerja ini dapat digunakan untuk menilai siswa pada saat mereka bekerja, atau memeriksa produk atau hasil karya yang mereka buat, dan dapat menilai kecakapan yang ditunjukkan. Selain itu, melalui tes Kinerja, setiap siswa dapat mengenali sendiri kekurangan yang ada dalam proses pembelajaran sehingga dengan pengetahuan ini siswa dapat menuju ke upaya untuk selalu siap dan mengembangkan kemampuan pada setiap proses pembelajaran. Dari sisi guru, tes Kinerja ini dapat memberikan informasi yang nyata tentang tingkat pencapaian siswa dalam setiap proses pembelajaran, termasuk informasi tentang sikap siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan informasi ini guru dapat menilai aspek pencapaian kemampuan siswa dari sisi kognitif, afektif dan psikomotor. Tes Kinerja dapat dikatakan sebagai sebuah proses pengumpulan informasi melalui observasi sistematis agar dapat membuat keputusan tentang 9 individual seorang siswa. Tes Kinerja bersandar pada penggunaan berbagai jenis asesmen, tidak hanya pada tes tunggal atau alat ukur lainnya, dan tes Kinerja berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Alat utama tes Kinerja adalah observasi langsung kinerja dalam bentuk tingkah laku dan produk atau hasil karya. Menurut Donna M Martens, tes kinerja adalah elemen penting dari asesmen alternatif, dan portofolio merupakan alat atau tempat dimana informasi tes Kinerja disimpan. Tes Kinerja biasanya dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keperluan pengajaran atau perkembangan siswa yang bersifat observasi langsung dan berkesinambungan. Tes Kinerja sangat tepat digunakan untuk mengetahui kemajuan individual siswa, bukannya untuk membandingkan kemampuan seorang siswa dengan yang lainnya. Tes Kinerja sudah digunakan sejak lama. Menurut Popham, belakangan ini para pendidik sangat mendukung penilaian bentuk ini, karena: (1) merupakan alternatif pengganti terhadap asesmen pensil dan kertas, (2) seringkali lebih otentik, yaitu merupakan representasi dari tugas-tugas atau hal-hal yang mungkin ditemui siswa dalam kehidupan nyata. Sejalan dengan pendapat ini, Nitko menyatakan bahwa tes Kinerja merupakan sebuah prosedur dimana guru menggunakan tugas-tugas untuk mendapatkan informasi sejauh mana pencapaian belajar siswa. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes kinerja adalah suatu prosedur dengan jalan memberikan tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang seberapa baik peserta didik telah belajar. Dalam tes Kinerja ini, siswa dituntut untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mendemonstrasikan yang dapat mereka kerjakan sesuai dengan tujuan atau target pembelajaran. Untuk itu, perlu ditentukan target-target kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Tidak sebagaimana halnya tes tradisional, tes kinerja meminta siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mendemonstrasikan bahwa mereka telah mencapai target pembelajaran. Dengan tes kinerja, siswa diminta untuk membuat sesuatu, membuat laporan, dan mendemonstrsikan. Semua target atau tujuan pembelajaran harus dinilai dengan tes kinerja. Terlebih apabila target suatu pembelajaran menuntut siswa untuk dapat membuat sesuatu dengan ketrampilan yang dimiliki siswa, sehingga hasil 10 belajar siswa tersebut haruslah dinilai dengan tes Kinerja. Tetapi apabila tujuan pembelajaran seperti deklaratif knowledge, pemahaman teori, atau membandingkan dua konsep mungkin lebih baik diukur atau dinilai dengan tes tradisional atau tes selain tes kinerja. Test tertulis tidak dapat mengukur sejumlah keterampilan secara langsung dan bahkan secara tidak langsung. Keterampilan dimaksud seperti kemapuan speaking, menulis, kerja laboratorium, memainkan alat musik, senam, dan keterampilan sosial. Satu-satunya cara untuk mengukur kecakapan siswa dalam keterampilan ini adalah dengan mengobservasi performance siswa. Observasi semacam itu disebut tes Kinerja. Tes kinerja saat ini sudah banyak digunakan di sekolah-sekolah, karena tes kinerja memiliki keuntungan dan kelemahan. Menurut Reynolds, Livingston, dan Willson keunggulan dari tes kinerja adalah: (1) dapat mengukur kemampuan yang tidak bisa diukur dengan asesmen lain, (2) penggunaan tes kinerja konsisten dengan teori belajar moderen, (3) tes Kinerja dapat menjadikan belajar lebih bermakna dan membantu memotivasi siswa, (4) tes kinerja memungkinkan guru menilai proses dan sekaligus juga produk, dan (5) penggunaan tes kinerja memperluas pendekatan guru terhadap asesmen. Lebih lanjut dikatakan mengenai kelemahan tes kinerja adalah: (1) tes kinerja yang reliabel sulit dilaksanakan, (2) tes kinerja memberikan sampel sedikit dari materi pelajaran sehingga sulit melakukan generalisasi tentang keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa, (3) tes kinerja butuh waktu yang lama dalam pelaksanaannya, dan sulit menyusun, serta sulit dalam memberi skornya, dan (4) di samping itu masih ada alasan-alasan praktis lainnya yang menyebabkan sulit melaksanakan assessment performance, seperti; kebutuhan akan ruang atau tempat, peralatan yang mahal dan materi-materi lain yang diperlukan untuk simulasi kehidupan nyata. Dari uraian langkah-langkah di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat penilaian ketrampilan, tes Kinerja yang baik antara lain perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (1) identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik, (2) tulis perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik, (3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak 11 sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas, (4) definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diambil atau karakteristik produk yang dihasilkan, (5) urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati, dan (6) priksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan. Untuk dapat mencapai target di atas, maka dalam tes Kinerja harus terdapat tiga komponen penting, yaitu: (1) tugas kinerja (performance task), (2) rubrik performansi (performance rubrics), dan (3) cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, beserta deskriptornya. Secara garis besar, bentuk tes Kinerja dapat di jabarkan menjadi penilaian produk dan penilaian projek. Penilaian produk adalah penilaian hasil karya siswa yang berbentuk suatu benda. Benda tersebut dapat terbuat dari kain, kertas, logam, kayu, keramik dan hasil karya seni lain seperti lukisan, gambar dan patung. Penilaian produk ini digunakan pada mata pelajaran kerajinan tangan dan kesenian, menggambar, dan matapelajaran produktif di sekolah kejuruan. Dimana tujuan dari penilaian produk ini adalah menilai penguasaan ketrampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari ketrampilan berikutnya, menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada akhir kelas , dan menilai ketrampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan. Aspek yang dinilai pada penilaian produk ini adalah ketrampilan menggunakan alat serta prosedur kerja dan kualitas teknis dan estetik hasil karya. Dalam pelatihan penyusunan tes kinerja ini, akan menggunakan tes kinerja penilaian produk. Selanjutnya ada tiga tahapan yang harus dilakukan siswa untuk membuat hasil karya (produk). Misalnya untuk mata pelajaran membuat pola busana, tahapan penilaian yaitu: (1) tahap perencanaan: mengambil ukuran, menganalisis model,merancang bahan dan harga, (2) tahap produksi: membuat pola dasar, pecah model, memotong, menjahit busana, dan (3) tahap akhir: 12 menguji karyanya berfungsi atau tidak, melakukan finishing agar karyanya indah dipandang. 2.2 Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang strategis untuk masalah ini adalah guru SMK N 1 Seririt sebanyak 27 orang guru. Dipilihnya guru-guru SMK Negeri 1 Seririt yang mengampu mata pelajaran produktif sebagai sampel dalam melakukan P2M, karena didukung oleh hasil penelitian penyusunan tes kinerja dalam bidang busana. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Membuat Pola Busana dapat meningkat dengan menggunakan tes kinerja dalam penilaiannya. 2.3 Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui penilaian hasil produk (tes kinerja) guru, yang dilakukan oleh instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan sebagai berikut: 2.1 Check List Hasil Produk (Tes Kinerja) No Aspek Kemampuan 3 1 2 3 4 5 6 7 Menjabarkan Indikator sesuai dengan SK dan KD Menjabarkan Kisi-kisi dan nomor butir soal Menyusun Tes Kinerja sesuai dengan indikator Menentukan bobot soal Menyusun Rubrik Penilaian Menentukan Skor tertinggi dan skor terendah Menggunakan bahasa yang baku 3=baik, 2=cukup, dan 1=kurang 13 Skala 2 Nilai 1 Selanjutnya hasil akhir penilaian dirata-ratakan dan menggunakan pedoman konversi sebagai berikut: 2.2. Pedoman Konversi No Rentangan Nilai Katagori 1 85 – 100 4 Sangat baik 2 70 – 84 3 Baik 3 55-69 2 Cukup 4 < 54 1 Kurang 14 dikonversi BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Pelatihan Penyusunan Tes Kinerja Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten Buleleng Kegiatan pelatihan penyusunan tes kinerja mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014. Kegiatan dimulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 15.00 wita. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang Tata Hidang FTK Undiksha Singaraja yang sekaligus sebagai tempat pelatihan. Target peserta 30 orang dan yang hadir sebanyak 27 orang guru (90%) yang terdiri dari guru-guru pengampu mata pelajaran produktif SMK Negeri 1 Seririt yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuna. Untuk pendampingan dilakukan pada tanggal 20 Mei dan 30 Mei 2014 di sekolah SMK Negeri 1 Seririt. a. Pelatihan penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaiannya pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt. Acara selanjutnya instruktur (I Gede Sudirtha,S.Pd.,M.Pd) dibantu oleh anggota menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan asesmen kinerja melalui metode ceramah. Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dan mereka sangat tertarik untuk mencoba. Selanjutnya instruktur membagi kelompok menjadi empat kelompok sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kelompok tersebut adalah kelompok busana, boga, akomodasi perhotelan dan kelompok akutansi. Kegiatan perkelompok dalam menyusun tes kinerja beserta rubrik penilaian berbeda-beda disesuaikan dengan mata pelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses penyusunan tes kinerja pada dasarnya sama, yaitu peserta diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran produktif yang akan dibuatkan tes kinerja dan rubriknya. Setiap peserta dibebaskan menyusun tes kinerja sesuai dengan contoh yang sudah disiapkan pelatih atau membuat kresai 15 sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Setiap kelompok peserta yang sudah menyelesaikan penyusunan tes kinerjanya, diberi kesempatan untuk bertanya dan menyempurnakan hasil pekerjaannya. Langkah-langkah atau prosedur yang harus dilakukan guru-guru sebelum menyusun tes kinerja adalah: 1) mengetahui materi pelajaran yang akan dibuatkan tes kinerja, 2) menyiapkan kompetensi inti dan kompetensi dasar, 3) membuat indikator pencapaian pelajaran, 4) membuat kisi-kisi soal, 5) menyusun butir soal tes kinerja, 6) menyusun rubrik penilaian, dan 7) membuat konfersi penilaian akhir. Hasil kegiatan pelatihan penyusunan tes kinerja secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari persentase kehadiran peserta mencapai 90%, sedangkan berdasarkan perencanaan, proses dan hasil pelatihan dan selama pendampingan ke sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Penyusunan Tes Kinerja No Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 Total 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 19 19 18 20 19 20 19 17 20 19 18 20 20 19 20 19 20 18 20 19 16 No Peserta 21 22 23 24 25 26 27 Total 1 2 3 4 5 6 7 Total 3 3 2 3 3 2 3 71 87,65 3 3 3 3 3 3 2 76 93,83 2 3 3 3 2 3 3 75 92,59 2 3 2 3 3 2 3 71 87,65 3 3 2 3 3 3 2 74 91,36 3 3 3 3 3 3 3 77 95,06 3 2 3 2 3 2 3 73 90,12 19 20 18 20 20 18 19 517 91,18 Keterangan: 1 2 3 4 5 6 7 Menjabarkan Indikator sesuai dengan SK dan KD Menjabarkan Kisi-kisi dan nomor butir soal Menyusun Tes Kinerja sesuai dengan indikator Menentukan bobot soal Menyusun Rubrik Penilaian Menentukan Skor tertinggi dan skor terendah Menggunakan bahasa yang baku Berdasarkan data pada Tabel 3.1 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada penyusunan tes kinerja untuyk menjabarkan indikator sesuai dengan SK dan KD memperoleh persentase 87,65% dalam kategori sangat baik, Menjabarkan Kisi-kisi dan nomor butir soal memperoleh prosentase 93,83% dalam kategori sangat baik, prosentase Menyusun Tes Kinerja sesuai dengan indikator memperoleh 92,59% dalam kategori sangat baik, Menentukan bobot soal memperoleh prosentase 87,65% dalam kategori sangat baik, Menyusun Rubrik Penilaian memperoleh prosentase 91,36% dalam kategori sangat baik, Menentukan Skor tertinggi dan skor terendah memperoleh prosentase 95,06% dalam kategori sangat baik, dan Menggunakan bahasa yang baku memperoleh prosentase 90,12% dalam kategori sangat baik pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembuatan penyusunan tes kinerja berhasil sesuai dengan harapan. b. Tanggapan guru-guru tehadap pelatihan penyusunan tes kinerja dan rubrik penilaian mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Seririt. Berdasarkan hasil kegiatan P2M, bahwa kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para guru dan kepala sekolah SMK Negeri 1 Seririt, 17 dimana para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dan hasilnya juga sangat baik. 4.2. Pembahasan SMK Negeri 1 Seririt merupakan sekolah menengah kejuruan yang menitik beratkan pada mata pelajaran produktif. Untuk mencapai keberhasilan peserta didik, guru dituntut meningkatkan sumber dayanya agar mampu dan kreatif dalam mengajar, membuat perangkat pembelajaran, dan menyusun tes hasil belajar. Salah satu hal yang dipandang perlu untuk mendapatkan penangann sedini mungkin adalah membuat atau menyusun tes kinerja beserta rubrik penilaian pada mata pelajaran produktif. Berdasarkan hasil kegiatan P2M yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para peserta, guru-guru dan kepala sekolah SMK Negeri 1 Seririt, dimana para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dan hasilnya juga sangat baik. Hal ini dikarenakan kebutuhan pengetahuan guru mata pelajaran produktif dalam hal penyusunan tes kinerja sangat mendesak. Sehingga dengan adanya pelatihan ini dirasakan sangat bermanfaat dan berguna untuk meningkatkan SDM guru-guru di SMK Negeri 1 Seririt dalam hal menyusun tes kinerja. Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan, misalnya menentukan waktu, karena jadwal disekolah sangat padat dan banyak hari libur, misalnya kenaikan kelas, kegiatan ujian, Galungan dan Kuningan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Adapun contoh tes kinerja dan rubrik mata pelajaran membuat pola busana yang akan dibuat adalah sebagai berikut: Contoh Tes Kinerja a) Buatlah proses Perencanaan Praktek (PP) sesuai dengan model di bawah ini. b) Buatlah benda jadinya (produk) dengan menggunakan kertas jahit. 18 c) Lakukan tahap akhir, sampai produk yang saudara buat dapat dikenakan pada Dressform. MODEL Contoh Rubrik Penilaian Tes Kinerja PROSES Pembuatan Perencanaan Praktik (PP), bobot tiap item 1. NO 1 2 3 Deskripsi Pola Dasar Analisis Model Mengambil ukuran badan dan lengan Membuat Pola Dasar Membuat Pola Pola Badan Depan Pola Badan Belakang Pola Lapisan depan dan Krag Pola Lengan Merubah Pola Sesuai Dengan Model Pecah Pola Badan Depan dengan Kertas Dorslag Pecah Pola Badan Belakang dengan Kertas Dorslag Pecah Pola Lengan dengan Kertas Dorslag Rancangan Bahan Rancangan Harga dan Bahan Tertib Kerja 19 1 2 3 PRODUK No 1 2 3 Komponen Membuat pola dasar dengan ukuran sebenarnya Membuat pola menjadi pola bagian depan dan pola bagian belakang Merubah pola sesuai dengan model a. Meletakkan Pola pada Bahan, Memotong, dan memberi tanda pola b. Menjahit kupnat, sisi, bahu, lengan, lapisan dan krag Bobot 2 Skor (1 – 3) 2 3 2 3 . No AKHIR Komponen Bobot Skor 3 2 1 Pengepasan 1 3 Finishing 2 Pengepasan 2 4 Kemampuan 2 Siswa untuk Mengevaluasi Hasil Karyanya Skor Akhir = (skor Perolehan/Skor Maksimum) x 100 1 2 3 4 Contoh Rubrik Proses: A. Analisis Model: 1. Menyebutkan bagian-bagian penting dari model tidak lengkap dan memberikan keterangan tidak lengkap 2. Menyebutkan bagian-bagian penting dari model dengan lengkap dan hanya memberikan keterangan pada beberapa bagian saja 3. Menyebutkan bagian-bagian penting dari model dengan lengkap dan memberikan keterangan pada bagian tersebut B. Mengambil ukuran badan dan lengan 1. Mengukur bagian badan tidak lengkap dan mengukur bagian lengan tidak lengan 2. Mengukur bagian badan dengan lengkap dan mengukur bagian lengan tidak lengan 3. Mengukur bagian badan dengan lengkap dan bagian lengan dengan lengkap serta sesuai untuk keperluan membuat pola 20 C. Membuat Pola Dasar 1. Pola tidak sesuai dengan ukuran yang diambil 2. Pola kurang sesuai dengan ukuran yang diambil 3. Pola sesuai dengan ukuran yang telah D. Pola Badan Depan 1. Hanya terdapat tanda pola saja 2. Hanya terdapat tanda dan arah pola yang tepat 3. Terdapat tanda pola yang tepat, arah pola yang tepat, dan menggunakan garis merah E. Pola Badan Belakang 1. Hanya terdapat tanda pola saja 2. Hanya terdapat tanda dan arah pola yang tepat 3. Terdapat tanda pola yang tepat, arah pola yang tepat, dan menggunakan garis biru F. Pola Lapisan depan dan Krag 1. Pola tidak sesuai dengan ukuran yang diambil 2. Pola kurang sesuai dengan ukuran yang diambil 3. Pola sesuai dengan ukuran yang telah G. Pola Lengan 1. Pola tidak sesuai dengan ukuran yang diambil 2. Pola kurang sesuai dengan ukuran yang diambil 3. Pola sesuai dengan ukuran yang telah H. Pecah Pola Badan Depan dengan Kertas Dorslag 1. Menggunakan kertas dorslag merah tetapi pecah model tidak sesuai dan tidak terdapat tanda pola 2. Menggunakan kertas dorslag merah, pecah model sesuai dengan model busana yang dibuat dan tanda pola kurang tepat 3. Sesuai dengan model busana yang dibuat, terdapat tanda pola dan menggunakan kertas dorslag merah I. Pecah Pola Badan Belakang dengan Kertas Dorslag 1. Menggunakan kertas dorslag biru tetapi pecah model tidak sesuai dan tidak terdapat tanda pola 2. Menggunakan kertas dorslag biru, pecah model sesuai dengan model busana yang dibuat dan tanda pola kurang tepat 3. Sesuai dengan model busana yang dibuat, terdapat tanda pola dan menggunakan kertas dorslag biru 21 J. Pecah Pola Lengan dengan Kertas Dorslag 1. Menggunakan kertas dorslag merah untuk lengan depan dan biru untuk lengan belakang, tetapi pecah model tidak sesuai dan tidak terdapat tanda pola 2. Menggunakan kertas dorslag merah untuk lengan depan dan biru untuk lengan belakang, pecah model sesuai dengan model busana yang dibuat dan tanda pola kurang tepat 3. Sesuai dengan model busana yang dibuat, terdapat tanda pola dan menggunakan kertas dorslag merah untuk lengan depan dan biru untuk lengan belakang K. Rancangan Bahan 1. Meletakkan pola masih ada yang tidak sesuai dengan arah serat kain, tidak terdapat tanda pola dan dapat meminimalkan penggunaan bahan 2. Meletakkan pola masih ada yang tidak sesuai dengan arah serat kain, ada beberapa bagian pola yang tidak diisi tanda pola dan dapat meminimalkan penggunaan bahan 3. Meletakkan pola sesuai arah serat kain, terdapat tanda pola dan dapat meminimalkan penggunaan bahan L. Rancangan Harga dan Bahan 1. Menyebutkan secara tidak lengkap mengenai keperluan bahan yang digunakan dan tidak dapat memberikan harga dengan tepat 2. Menyebutkan secara lengkap namun tidak terinci dengan baik mengenai keperluan bahan yang digunakan dan dapat memberikan harga dengan tepat 3. Menyebutkan secara lengkap dan rinci mengenai keperluan bahan yang digunakan dan dapat memberikan harga dengan tepat M.Tertib Kerja 1. Terdapat 2 atau lebih langkah prosedur kerja yang tidak disebutkan 2. Terdapat 1 langkah prosedur kerja yang tidak disebutkan 3. Menyebutkan langkah prosedur kerja dari awal sampai akhir dengan benar, tepat dan terinci Contoh Rubrik Produk: A. Membuat pola dasar dengan ukuran sebenarnya 1. Pola tidak sesuai dengan ukuran yang diambil 2. Pola kurang sesuai dengan ukuran yang diambil 3. Pola sesuai dengan ukuran yang telah 22 B. Membuat pola menjadi pola bagian depan dan pola bagian belakang 1. Pola depan dan pola belakang tidak digaris dengan tinta merah dan tinta biru, serta tanda pola tidak lengkap 2. Pola depan dan pola belakang digaris dengan tinta merah (atau sebaliknya) dan terdapat tanda pola 3. Pola depan digaris dengan tinta merah, pola belakang digaris dengan tinta biru, dan terdapat tanda pola C. Merubah pola sesuai dengan model 1. Pecah pola tidak sesuai dan tidak terdapat tanda pola 2. Pecah pola sesuai dengan model busana yang dibuat dan tanda pola kurang tepat 3. Sesuai dengan model busana yang dibuat dan terdapat tanda pola D. Meletakkan Pola pada Bahan, Memotong, dan memberi tanda pola 1. Semua prosedur dilakukan tidak sesuai 2. Terdapat satu prosedur yang tidak sesuai 3. Meletakkan pola pada bahan, memotong, dan memberi tanda pola sesuai dengan prosedur E. Menjahit kupnat, sisi, bahu, lengan, lapisan dan krag 1. Terdapat dua atau lebih jahitan yang tidak tepat 2. Terdapat satu jahitan yang kurang tepat 3. Semua jahitan rapi dan Contoh Rubrik Akhir: A. Pengepasan 1 1. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana tidak pas dibadan, dan jatuhnya bahu, krag dan kupnat tidak sesuai 2. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana kurang pas dibadan, dan jatuhnya bahu, krag dan kupnat kurang sesuai sesuai 3. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana pas dibadan, dan jatuhnya bahu, krag dan kupnat sesuai B. Finishing 1. Terdapat dua atau lebih prosedur finishing yang tidak tepat 2. Terdapat satu prosedur finishing yang tidak tepat 3. Pemasangan kancing, pmbuatan lubang kancing, pengobrasan dan penyetrikaan dilakukan dengan tepat 23 pengesuman, C. Pengepasan 2 1. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana tidak pas dibadan, dan jatuhnya bahu, krag dan kupnat tidak sesuai 2. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana kurang pas dibadan, dan jatuhnya bahu, krag dan kupnat kurang sesuai sesuai 3. Bagian penting dari busana sudah dijahit, busana pas dibadan, jatuhnya bahu, krag dan kupnat sesuai serta sudah finishing D. Kemampuan siswa untuk mengevaliasi hasil karyanya 1. Memaparkan 1 hal yang dianggap penting untuk diungkapkan terkait dengan hasil karyanya 2. Memaparkan 2 hal yang dianggap penting untuk diungkapkan terkait dengan hasil karyanya 3. Memaparkan 3 hal yang dianggap penting untuk diungkapkan terkait dengan hasil karyanya 24 BAB IV PENUTUP 4.1. SIMPULAN Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan penyusunan tes kinerja pada mata pelajaran produktif dalam kategori sangat baik. Proses penyusunan tes kinerja dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pemberian materi dan latihan penyusunan tes kenerja, tahap ke dua dan ke tiga adalah pendampingan ke sekolah SMK Negeri 1 Seririt. 2. Tanggapan guru terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan penyusunan tes kinerja ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran guru mencapai 81% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan. 4.2. SARAN Kegiatan P2M di SMK Negeri 1 Seririt, mendapat respon yang positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya, dengan bidang-bidang yang lain misalnya pelatihan pengembangan asesmen otentik yang lainnya, sehingga guru mata pelajaran produktif memiliki ketrampilan yang mencukupi untuk membuat penilaian yang lebih baik . 25 DAFTAR PUSTAKA Airasian, Peter W. Clasroom Assessment. New York: McGraw-Hill. Inc., 1990. Bloom, Benjamin S., Max D. Engelhart, Edward J. Furst, Walker H. Hill, dan David R. Krathwohl. Taxonomy of Educational Objective. Handbook I: Cognitife Domain, London: Longman, 1979. Donna M. Martens. Research and Evaluation in Education and Psychology: Integrating Diversity with Quantitiative, Qualitative, and Mix Methods. London: Sage Publications, 2005. Linn, Robert L., dan Norman E. Gronlund. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company, 1990. Muliawan, Porrie. Analisis Pecah Model Busana Wanita. Jakarta: BPK Gunung Mulya, 2003. Nitko, Anthony J. Educational Assessment. 1996. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Poespo, Sunny. Pola Busana Wanita. Yogyakarta: Kanisius, 2001. Popham, W. James. Classroom Assessment What Teachers Need to Know. New Jersey: Allyn and Bacon, 1994. Pratiwi, Djati. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Yogyakarta: Kanisius, 2001. Rasyid, Harun. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima, 2008. Setiadi, Hari. Assessment Berbasis Kelas: Penilaian Kinerja. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Silverius, Suke. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo, 1991. Widiartini, Ni Ketut. “Pengaruh Umpan Balik Tes Formatif dan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Busana dengan Mengontrol Bakat Artistik”, Disertasi. Jakarta: PPs UNJ, 2013. 26 ORGANISASI PELAKSANA a. Ketua Pelaksana A Nama Lengkap dan Gelar Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd. B Jenis Kelamin Perempuan C Golongan, Pangkat dan NIP IIIb/Penata TK 1/197508012006042001 D Jabatan Fungsional Lektor E Bidang Keahlian Tata Busana F Fakultas/ Jurusan FTK/ PKK G Waktu untuk kegiatan ini 12 Jam/Minggu b. Anggota Pelaksana 1 A Nama Lengkap dan Gelar I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd. B Jenis Kelamin Laki-laki C Golongan, Pangkat dan NIP IVa/Pembina/19710616 199602 1001 D Jabatan Fungsional Lektor Kepala E Bidang Keahlian Tata Busana F Fakultas/ Jurusan FTK/ PKK G Waktu untuk kegiatan ini 12 jam/Minggu c. Anggota Pelaksana 2 A Nama Lengkap dan Gelar Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si. B Jenis Kelamin Perempuan C Golongan, Pangkat dan NIP IIIc /Penata/197108281991032001 D Jabatan Fungsional Lektor E Bidang Keahlian Tata Busana F Fakultas/ Jurusan FTK/ PKK G Waktu untuk kegiatan ini 12 jam/Minggu 27 d. Anggota Pelaksana 3 A Nama Lengkap dan Gelar Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd. B Jenis Kelamin Perempuan C Golongan, Pangkat dan NIP IIIc /Penata/197416032006042001 D Jabatan Fungsional Lektor E Bidang Keahlian Tata Busana F Fakultas/ Jurusan FTK/ PKK G Waktu untuk kegiatan ini 12 jam/Minggu e. Anggota Pelaksana 4 A Nama Lengkap dan Gelar Luh Masdarini, S.Pd.,M.Pd. B Jenis Kelamin Perempuan C Golongan, Pangkat dan NIP IIIc /Penata/197 D Jabatan Fungsional Lektor E Bidang Keahlian Tata Boga F Fakultas/ Jurusan FTK/ PKK G Waktu untuk kegiatan ini 12 Jam/Minggu 28 CURICULUM VITAE I. IDENTITAS DIRI 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10. 1.11. 1.12. 1.13. Nama Jabatan Fungsional NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat rumah Nomor Telepon Nomor HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Fax Alamat e-mail Lulusan yang telah dihasilkan Mata Kuliah Yang diampu Ni Ketut Widiartini Lektor 197508012006042001 0001087504 Buleleng, 1 Agustus 1975 Dusun Banyualit, Desa Kalibukbuk (0362) 41114 081337727456 Jl. Udayana Singaraja (0362) 25571 [email protected] 230 orang 1. 2. 3. 4. 5. 6. Disain dan Dekorasi Tekstil I Desain dan Dekorasi Tekstil II Pengelolaan Usaha Busana Metodologi Penelitian Statistik PHB II. RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1. Program: 2.2. Nama PT 2.3. Bidang Ilmu 2.4. Tahun Masuk 2.5. Tahun Lulus 2.6. Judul Skripsi/Tesis/Dis ertasi 2.7. Nama Pembimbing/Pro S1 STKIP Singaraja Pendidikan (PKK) 1993 1998 Studi Tentang Kain Gringsing dan UpayaUpaya Pelestarian Kain Gringsing di Desa Tenganan Pegringsingan Kabupaten Karangasem 1. Drs.Ketut Gading,M.Si. S2 UNDIKSHA Singaraja Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2002 2006 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar PKN dan Sejarah S3 UNJ Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2009 2013 Pengaruh Umpan Balik Tes Formatif dan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Busana, setelah Mengontrol Bakat Artistik 1. Prof .Dr. I 1. Prof. Dr. H Djaali Nyoman Dantes. 2. Prof. Drs. I Gusti 29 motor 2. I Gede Sudirtha,S.Pd., M.Pd 2. Prof. Dr. I Nyoman Natajaya,M.Pd. Ngurah Agung, Msc., Ph.D. III. PENGALAMAN PENELITIAN No. Tahun 1. 2008 2. 2013 Judul Penelitian Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Statistik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mahasiswa Semester IV Jurusan PKK Undiksha. Pengaruh Umpan Balik Tes Formatif (Tes Kinerja) dan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Busana Pendanaan Sumber Jml (juta Rp. ) PDM 10 37 IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT No. Tahun 1. 2008 Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pelathan Pemanfaatan Ubi Jalar dan Limbah Kertas Untuk Warga Paket C di Yayasan Widya Dharma. Pendanaan Sumber Jml (juta Rp. ) Penerapan 5 Juta IPTEK V. PENGALAMAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL No. 1. Tahun Judul Artikel Ilmiah 2008 Partisipasi,Transparansi,Akuntabilitas dan Icome Generathing Activity untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Volume/Nomor Padang,3-6 Juni 2008, ISSN 1907-2066 2. 2008 Penerapan Model Berpikir Mantik di Dalam Menulis Artikel Ilmiah Singaraja 15 Maret 2008, ISBN 978-97916121-1-1 3. 2012 Uji Validitas Butir Tes Bakat Artistik pada Siswa Sekolah Menengah September 30 Nama Jurnal Prosiding APTEKINDO Seminar Nasional Prosiding UNIPAS seminar Teknik Penulisan artikel Ilmiah Proseding UIN, No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Kejuruan (SMK) di Denpasar Bali 4. 2012 Uji Validitas Butir Tes Kinerja Membuat Pola pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Denpasar Bali 31 Volume/Nomor Nama Jurnal (Seminar International Psikologi UIN dan HEPI) Mei Proseding ISQAE, (Seminar International UNJ, UM) Dokumentasi Kegiatan Instruktur pada saat Memberikan Materi Penyusunan Tes Kinerja 32 Pembagian Kelompok Berdasarkan keahlian Masing-masing Pembagian Kelompok Berdasarkan keahlian Masing-masing 33