Daur Sulfur

advertisement
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
Daur Sulfur
Sebelum beranjak pada pembahasan mengenai daur sulfur terlebih dahulu mengetahui apa itu
Biogeokimia, karena daur sulfur termasuk dalam macam-macam daur Biogeokimia.
Pengertian Daur Biogeokimia
Pengertian Daur Biogeokimia merupakan perubahan atau pertukaran yang terjadi secara terus
menerus antara komponen biosfer yang tak hidup dengan yang hidup. tanah dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk
keberlangsungan
hidupnya.
Selain
sebagai
tempat
untuk menancapnya
akar, tanah
jugamerupakan tempat tanaman untuk memperoleh unsur hara seperti :Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi
(Fe), Mangan(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor(Cl).
Gambar 1. Biogeokimia
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, unsur hara dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1.
Unsur Hara MikroUnsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanamandalam jumlah
yang sedikit (< 500 ppm). Unsur hara mikro diperlukantanaman kurang dari 10 mmol per berat kering
tanaman. Unsur haramikro meliputi Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdium(Mo),
Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
2.
Unsur Hara MakroUnsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
banyak (> 500 ppm) kekurangan unsur hara makro dapat menimbulkan gejala defisiensi pada tanaman,
tidak bisa digantikan oleh unsur hara makro lain. Unsur hara makro diperlukan tanaman >10 mmol per
berat kering tanaman. Unsur hara makro meliputi Nitrogen (N), Fosfat (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
Karena itu, unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah
beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk
hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
DAUR SULFUR
1
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan
unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk
menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut mati, unsurunsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan ke alam, baik dalam tanah
ataupun dikembalikan lagi ke udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan
reaksi-reaksi kimia di dalamnya.
Daur biogeokimia atau daur organikanorganik adalah daur unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur unsur-unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut daur biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur
biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari
lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke
lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia
penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Fungsi Daur Biogeokimia
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai daur materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Dengan adanya daur biogeokimia, unsurunsur kimia yang penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk terus
dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu daur. Jika daur ini terhenti, maka proses kehidupan juga
berhenti, karena itu kelancaran daur biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk
hidup di Bumi.
Daur Sulfur
Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon.
Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen
sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur
dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara
dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Daur sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan
tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam
DAUR SULFUR
2
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah
sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada
dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen
sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen
sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan
senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan
terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh
polusi udara seperti asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dan Iain-lain. Hujan asam dapat
menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah
lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan
manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya.
Daur sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting
seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau daur belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya
setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta
oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam daur sulfur adalah dari
golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh
bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur
dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Gambar 2. Daur Sulfur
DAUR SULFUR
3
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun
protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4). Kemudian tumbuhan
tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara
lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam daur sulfur. Hasil pembakaran pabrik
membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali
ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur belerang,
mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut:
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya ketika
semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa
bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang
nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida.
Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya
Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang
akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat.
Secara ringkasnya daur atau daur sulfur di jelaskan oleh gambar dibawah ini.
DAUR SULFUR
4
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
Gambar 3. Gas Sulfur Naik ke Atmosfer
1. Erupsi gunung berapi, kendaraan bermotor dan pabrikyang menggunakan bahan bakar fosil
menghasilkan gas sulfur ke udara seperti H2S, dimetil sulfida (CH3SCH3), S02, dan S04.
Gambar 4. Hujan Asam Mengandung sulfur
2. Gas-gas yang mengandung sulfur di atmosfer bereaksi dengan awan dan turun bersama hujan
dalam bentuk ion-ion sulfat. Peristiwa ini disebut dengan hujan asam Hujan asam memilikl pH
rendah dibawah. Hujan asam bersifat korosif pada bangunan dan logam Kandungan sulfatyang
tinggi pada hujan asam dapat mengancam kehidupan banyak organisme terutama tumbuhan
mati karena hujan asan.
DAUR SULFUR
5
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
Gambar 5. Makhluk Hidup Membutuhkan Sulfur
3. Tumbuhan menyerap sulfat anorganikdari dalam tanah dan menggunakannya untuk
mensintesa proteim Sementara itu hewan mendapatkan kebutuhan sulfat organik dengan
memakan tumbuhan (melalui rantal makan).
Gambar 6. Jasad Mati Makhluk Hidup Terurai Menjadi Sulfur Anorganik
4. Baik hewan maupun tumbuhan akan mati dan jasadnya diurai oleh dekomposer Sisajasad
hewan dan tumbuhan yang mati secara aerob terurai membentuk sulfat anorganik lagi.Baila
proses penguraiannya terjadi secara anaerob maka akan terbentuk senyawa sulfida yang busuk
dan beracum. Senyawa busuk ini juga dihasilkan secara anaerob dari reduksi sulfat oleh
bakleri sulfur. Contoh bakleri sulfur misalnya Sulfolobus jenis bakleri termofilikyang suka
hidup di habitat ekstrim dengan suhu 60oc-80oc (hidup di mata air belerang). Ada juga bakteri
yang merugikan kesuburan tanah karena mengubah sulfat menjadi asam sulfida sampai
menjadi Proses ini dikenal dengan desulfurikasi. Contoh bakleri yang tersebut adalah
Spirrillum desulfuricant.
DAUR SULFUR
6
REKAYASA LINGKUNGAN
Malang, 30 September 2015
Gambar 7. Jasad Mati Makhluk Hidup Tertimbun Menjadi Bahan Bakar Fosil Yang Mengandung
Sulfur
5. Jasad mati makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun menjadi bahan bakar fosil
yang mengandung sulfur Gas sulfur akan dihasilkan tiap kali terjadi bahan bakar fosil
digunakam Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer Saat terjadi penguapan
(daur hidrologi).
Gambar 8. Penguapan Sulfur Ke Udara
6. Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer saat terjadi penguapan (daur
hidrologi).
DAUR SULFUR
7
Download