BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Air secara alami mengandung isotop stabil deuterium (2H) dan oksigen dengan nomor massa 18 (18O). Kandungan isotop stabil ini tidak pernah konstan karena air mengalami proses fisika, kimia, dan biologi. Rasio jumlah isotop stabil terhadap jumlah oksigen dan hidrogen dalam air dapat berubah. Rasio isotop stabil 18 O dan 2H yang mengacu pada rasio isotop standar pada air hujan dipengaruhi oleh ketinggian lokasi tersebut terhadap permukaan air laut (altitude). Semakin tinggi altitude lokasi turunnya hujan, maka rasio isotop stabil terhadap standar isotop stabil akan lebih sedikit dibandingkan rasio isotop stabil pada hujan yang turun pada altitude yang lebih rendah. Kesamaan rasio isotop pada lokasi yang berbeda menunjukkan adanya air yang satu aliran atau berasal dari sumber yang sama [1]. Kelurahan Kricak berada di Kecamatan Tegalrejo di Kota Yogyakarta. Bagian selatan kelurahan ini merupakan kelurahan Bener yang dibatasi oleh sungai Winongo. Hampir semua wilayah di kelurahan Kricak merupakan area perumahan. Sangat sedikit area terbuka sebagai daerah resapan air hujan. Sebagian warga kelurahan Kricak menggunakan Air dari sumur gali dan sebagian lagi menggunakan air dari PDAM. Di antara RW 02 dan RW 06 di Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta terdapat sebuah tempat pemakaman umum (TPU) Cikalan. Makam ini memiliki luas 2621m2 dan memilki jarak rata rata 3m dari rumah warga. Makam ini berada pada altitude 128m di atas permukaan air laut. Pemukiman RW 02 memiliki altitude rata rata 129m di atas permukaan air laut, Sehingga lebih tinggi dari altitude rata rata pemukiman RW 06 dengan rata rata pada 124 m di atas permukaan air laut. Penggunaan tanah untuk pemakaman 1 2 jenazah seseorang, baik pada pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Umum maupun di Tempat Pemakaman Bukan Umum ditetapkan tidak lebih dari 2½ (dua setengah ) meter kali 1½ (satu setengah) meter dengan kedalaman minimum 1½ (satu setengah) meter [2]. Penelitian tentang pengaruh makam terhadap kualitas air tanah di sekitar makam telah banyak dilakukan. Analisis kandungan kimia dari airtanah yang berasal dari makam Luz de Tavira dan makam Seixas memiliki konsentrasi kimia yang lebih tinggi dari sampel airtanah yang berasal jauh dari makam yang menunjukkan adanya pengaruh dari makam terhadap kualitas airtanah [3]. Lokasi tempat pemakaman Cikalan yang sangat dekat dengan perumahan warga dan sumber air milik warga, dimungkinkan bisa mencemari sumber air milik warga yang tinggal di sekitar Tempat Pemakaman Umum Cikalan. Selain itu, belum pernah ada penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh keberadaan makam Cikalan terhadap warga yang tinggal di sekitar makam. 1.2 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tempat penelitian: RW01, RW 02 dan RW 06 Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta dengan lokasi koordinat 7°46'22.26"-7°46'36.47" lintang selatan dan 110°21'16.69"- 110°21'20.36" bujur timur 2. Sample penelitian: Sample airtanah dari beberapa sumur warga yang tinggal di RW01, RW02, dan RW 06 Kelurahan Kricak dengan lokasi koordinat 7°46'22.26"-7°46'36.47" lintang selatan dan 110°21'16.69"- 110°21'20.36" bujur timur 3. Isotop yang dianalisis: isotop stabil deuterium (2H) dan oksigen 18 (18O) 4. Parameter pencemaran yang dianalisis: kandungan kalsium karbonat (CaCO3), ion sulfat (SO42-), dan pospat (PO43-) pada airtanah. 3 1.3 Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. menentukan genesis airtanah antar sumber air di sekitar Tempat Pemakaman Umum Cikalan 2. menentukan adanya potensi pencemaran yang terjadi karena aktifitas pembusukan jasad manusia di makam Cikalan berdasarkan hasil analisis parameter kimia kalsium karbonat (CaCO3), ion sulfat (SO42-), dan pospat (PO43-). 1.4 Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi banyak pihak diantaranya : 1. Bagi peneliti: peneliti bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah, dan banyak pengalaman yang diperoleh karena peneliti harus berinteraksi dengan banyak pihak dari masyarakat, lembaga penelitian dan laboratorium analisis kimia 2. Bagi Masyarakat: masyarakat mengetahui kondisi airtanah yang dikonsumsi setiap hari apakah baik atau tidak jika dikonsumsi berdasarkan peraturan Kementrian Kesehatan tentang pesyaratan kualitas air minum. Selain itu masyarakat dapat mengetahui lokasi airtanah yang tercemar oleh aktifitas pemakaman sehingga bisa lebih bijak dalam mengkonsumsi airtanah maupun membuat sumur air. 3. Bagi pemerintah: hasil penelitian ini bisa menjadi data dan referensi bagi pemerintah daerah untuk mengetahui apakah suatu kegiatan yang dilakukan pada suatu daerah mempengaruhi kualitas air tanah di sekitar daerah tersebut.