JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK IPA DENGAN PENANAMAN NILAI BUDAI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Yunita Sari [email protected] Universitas Islam Sultan Agung Semarang Abstrak. Masalah yang sering dihadapi pada siswa sekolah dasar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam adalah kesulitan memahami materi yang disajikan dalam bahan ajar IPA yang digunakan di sekolah dan penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik. Media yang ada sifatnya yang terbatas membuat siswa malas belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik, kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan produk bahan ajar komik yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA materi Bagian-bagian tumbuhan di kelas IV Sekolah Dasar. Subjek uji coba pada penelitian adalah kelas IV SDN Beji 03 dengan peserta didik sejumlah 21 siswa. Desain uji coba produk dalam pengembangan bahan ajar komik IPA adalah PretestPosttest Control Group Design. Jenis penelitian pengembangan ini dengan menggunakan model Borg and Gall. Perangkat yang dikembangkan meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Komik Ilmu Pengetahuan Alam, dan Tes Prestasi Belajar Materi Bagian-bagian tumbuhan. Data diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes prestasi belajar materi bagianbagian tumbuhan. Hasilnya diolah secara deskriptif, menggunakan uji ketuntasan, uji banding dan uji peningkatan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran pada kategori valid, kemampuan guru mengelola pembelajaran termasuk kategori praktis. Implementasi perangkat ini menghasilkan nilai rata-rata tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih dari kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan, kelas eksperimen memperoleh rata-rata prestasi belajar lebih baik dari rata-rata nilai kelas kontrol, uji peningkatan tes prestasi belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol kategori sedang, peningkatan nilai-nilai budai dari kategori belum terlihat meningkat pada kategori membudaya. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa bahan ajar komik IPA efaktif digunakan dalam pembelajaran. Kata kunci: bahan ajar komik IPA, nilai-nilai budai Abstract. Problems experienced by elementary school students in natural science learning are a difficulty on understanding lessons provided in the teaching materials used by school and less excitement on learning media usage. The media is in limited number and it makes students less excited. This study aimed to determine description of characteristics, validity, effectiveness, and practicality of comics as learning material products in natural science learning on chapter “Plant Parts” for grade IV Elementary School. Subjects of experiment were 21 students of grade IV in SDN Beji 03 and the used experiment design was Pretest-Posttest Control Group Design. This research used Borg and Gall model. The developed media included: Syllabus, Lesson Plan, Natural Science Comics, and Learning Achievement Test on Chapter “Plant Parts”. Data was obtained from observation and learning achievement test sheets on Plant Parts chapter. The result was processed descriptively, using completeness test, comparison test and improvement test to determine learning effectiveness. Results of study indicated that the validators’ assessment on learning devices was valid, teachers’ ability to manage learning was practical. The device implementation indicated that average score of experiment class learning achievement was higher than minimum completeness criteria, the experiment class had higher average score than the control class, improvement test on experimental class and control class learning achievement test was adequate, Islamic culture values improvement increased from none to cultured category. Conclusion of study was that comics as teaching materials for Natural Science was effective to use in a learning. Keywords: comic as Natural Science teaching material, Budai culture values 129 A. Pendahuluan Bahan ajar merupakan segala other materials....yang menyimpulkan bahan baik informasi, alat, maupun bahwa jenis bahan ajar dan pedoman teks yang disusun secara sistematis, untuk memilih buku dan jenis bahan yang menampilkan sosok utuh dari lainnya. kompetensi yang akan digunakan Berdasarkan paparan diatas dapat peserta didik dan digunakan dalam disimpulkan proses pembelajaran dengan tujuan merupakan segala sesuatu yang berupa perencanaan pengetahuan,ketrampilan dan penelaah implementasi pembelajaran. should function as a unity respect to its dan ajar sikap harus dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. environment. an important aspect of understanding bahan yang disusun secara sistematis dan Menurut Kurtul (2012) The text discourse bahwa Komik merupakan bahan ajar and unik, komik menggabungkan teks dan generation involves the recognition and gambar dalam bentuk kreatif sehingga processing of discourse relations and mampu menjadi sebuah media yang as such connective devices, also known sanggup menarik perhatian orang dari as connectors,play a significant role in segala usia teruma anak-anak. Komik the formationand interpretation of the dapat membantu meningkatkan minat relations present in a text. dari belajar siswa dan menjadi pendukung pengertian tersebut dapat disimpulkan penyampaian bahwa suatu teks harus berfungsi sains (Yunus, dkk, 2012). Penggunaan sebagai komik satu kesatuan sehubungan dengan lingkungan. konsep sebagai pembelajaran pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting Winke (2002) berpendapat It yakni memiliki kemampuan dalam describes published resources that list menciptakan minat belajar para siswa and review available SNS materials serta and gives an overview of the types of mempermudah materials available. It also provides pelajaran guidelines for selecting textbooks and Pengertian tentang komik dikemukakan JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 membantu siswa dalam mengingat materi yang dipelajarinya. Yunita Sari 130 salah satunya oleh Masdiono (1998) pembiasaan terkait nilai atau karakter komik merupakan sususnan gambar religius bercerita yang memberikan pesan- memasukkan materi nilai-nilai Islam pesan kepada pembacanya. Komik saat dalam pembelajaran IPA. ini merupakan sumber daya pendidikan juga didukung dengan Masalah yang sering dihadapi yang sangat penting (Weber et al., pada 2013: 2). pembelajaran ilmu pengetahuan alam Berdasarkan hasil field studi di anak sekolah adalah dasar penggunaan dalam media SDN Beji 03 pembelajaran di sekolah pembelajaran yang kurang menarik masih bagi siswa dan dalam pembelajaran didominasi aspek kognitif kurang membentuk karakter siswa. tidak Penanaman Media yang ada sifatnya yang terbatas nilai religius belum selalu menggunakan menyentuh pada mata pelajaran lain membuat selain agama. Melalui penanaman nilai Penggunaan bahan ajar yang kurang religius menarik dan terbatas membuat siswa diharapkan bisa menjadi siswa malas media. tameng bagi siswa terhadap karakter- malas karakter negatif, dimana nilai religius pembelajaran merupakan dasar untuk penanaman menganggap bahwa Ilmu Pengetahuan nilai-nilai positif yang lain.Oleh karena Alam adalah mata pelajaran yang harus itu untuk melahirkan generasi yang dihafal. tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga bertaqwa bayak siswa proses yang Supartono (2007) menyatakan pendidikan di Sekolah Dasar terdiri berbasis dari beberapa mata pelajaran, salah Budaya Akademik Islam (BudAI) di satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam SDN BudAI (IPA). IPA dapat dipandang dari segi wujud produk, Beji berjamaah Dalam perlu diterapkan dan membaca. belajar. pembelajaran 03. Penerapan merupakan salah pendidikan karakter. satu proses dan dari segi Pembelajaran pengembangan sikap artinya belajar berbasis BudAI dalam penelitian ini IPA memiliki dimensi proses, dimensi difokuskan pada pembelajaran IPA. hasil (produk) dan dimensi sikap Sehingga implementasi BudAI dalam ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat penelitian ini tidak hanya melalui saling terkait. Ini berarti bahwa proses JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 131 belajar mengajar IPA harus mampu akan menyampaikan ilmu pengetahuan menyediakan yang pembelajaran IPA mendidik, bukan sebagai dengan memenuhi ketiga dimensi IPA khayalan atau isu belaka (Tatalovic, tersebut, guru juga harus mampu 2009). merancang pembelajaran IPA dengan Komik dapat dijadikan sebagai bahan ajar, media, perangkat, metode bahan ajar di kelas sekolah dasar dan yang tingkat tinggi karena bentuknya yang berperan penting dalam pendidikan dapat menarik perhatian siswa. komik anak menjadi paket pembelajaran yang berisa cerita dan gambar. Hal ini sangat menarik bagi anak mengingat bahwa cocok dengan kegemaran siswa sekolah anak-anak sangat menyukai hal-hal dasar tingkat tinggi yang suka akan yang menarik terutama pada anak usia cerita Sekolah Dasar. digunakan sebagai bahan ajar untuk strategi pembelajaran Pembelajaran sebaiknya disajikan dengan menggunakan dan gambar. Komik akan siswa kelas IV sekolah dasar. sebuah Karakter adalah nilai-nilai yang pembelajaran yang memiliki daya tarik melandasi bagi menggunakan berdasarkan pendekatan yang dapat memunculkan kebudayaan, ketiga dimensi IPA, hal ini dapat istiadat, dilakukandengan menerapkan hal-hal karakter yang dekat dan disukai siswa, salah bertujuan untuk meningkatkan mutu satunya dengan menggunakan bahan penyelenggaraan dan hasil pendidikan ajar komik. Komik merupakan bahan di ajar yang unik, yang menghubungkan pencapaian pembentukan karakter dan teks dan gambar dalam bentuk kreatif. akhlak mulia. anak Komik sanggup dan adalah menarik media manusia norma agama, hukum/konstitusi, dan estetika. Pendidikan (Kemendiknas, sekolah Melalui yang 2010) mengarah pendidikan adat pada karakter perhatian diharapkan peserta didik sekolah dasar semua orang dari segala usia, terutama mampu secara mandiri meningkatkan anak-anak dan karena semua yang perilaku memiliki daya kelebihan yaitu menarik dan mudah menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta dipahami. Komik yang sifatnya ilmiah mempersonalisasi nilai-nilai karakter JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 132 dan akhlak mulia sehigga terwujud terpengaruh untuk melakukan sikap- dalam perilaku sehari-hari. Nilai-nilai sikap religius dalam BudAI juga diharapkan merusak masa depannya. yang melenceng yang bisa menjadi vaksin bagi siswa agar tidak B. Metode Penelitian Penelitian penelitian ini merupakan pengembangan atau Kelas IV semester 2 yang berlokasi di Jalan Raya Beji Gang Rajawali Research and Development (R and D). Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Pada penelitian ini digunakan jenis Subjek uji coba adalah siswa sekolah penelitian untuk dasar sebanyak 21 siswa dengan laki- ajar. laki sebanyak 13 orang dan siswa Bahan ajar yang dikembangkan adalah perempuan sebanyak 8 orang. Dalam bahan ajar komik ipa untuk siswa kelas uji coba skala kecil siswa akan diminta IV Perangkat untuk memberikan respon terhadap dikembangkan perangkat pembelajaran yang telah pengembangan menghasilkan sekolah pembelajaran produk bahan dasar. yang meliputi silabus, RPP, bahan ajar disimulasikan. komik IPA, dan tes prestasi belajar. Penelitian pengambilan sampel menggunakan dalam penelitian ini dengan Cluster desian model pengembangan perangkat Random sampling. Analisis keefektifan pembelajaran pengembangan dengan menggunakan uji ketuntasan rata-rata, menggunakan model Borg and Gall uji proporsi, uji banding, dan uji dengan tahap, yaitu: (1) analisis teoretis ternormalisasi gain. Uji ketuntasan dan praktis, (2) analisis kebutuhan rata-rata untuk mengetahui pencapain pengembangan bahan ajar komik, (3) kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penyusunan prototipe, (4) uji ahli, (5) yang telah ditentukan yaitu sebesar 75. revisi prototype, (6) uji penggunaan Uji produk, dan (7) uji penggunaan. pencapaian Penelitian ini Teknik pengembangan proporsi untuk minimal mengetahui 80% siswa ini mendapat nilai tes prestasi belajar dilaksanakan di SD Negeri Beji 03 minimal 75. Uji beda rata-rata untuk JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 Yunita Sari 133 membandingkan prestasi belajar siswa dilakukan sebagai uji prasyarat. Untuk yang diajarkan dengan perangkat yang mengetahui dikembangkan dengan yang belajar siswa kelas eksperimen dengan diajarkan dengan siswa yang diajar berdasarkan nilai before-after, dihitung tanpa perangkat yang dikembangkan. dengan Uji ternormalisasi gain (g). normalitas dan siswa homogenitas peningkatan prestasi menggunakan rumus C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar pembelajaran komik IPA untuk siswa kelas IV diperoleh rata-rata silabus 4,1, hasil Sekolah Dasar. Uji validitas butir soal validasi perangkat pembelajaran RPP dilakukan dengan menggunakan rumus oleh validator diperoleh rata-rata 3,2 korelasi product moment. Berdasarkan dan nilai rata-rata hasil validasi untuk hasil analisis dari 30 soal terdapat 25 tes prestasi belajar materi bagian- soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal- bagian tumbuhan adalah 3,2 termasuk soal yang valid tersebut digunakan katagori valid, nilai rata-rata hasil sebagai soal uji coba lapangan untuk validasi untuk bahan ajar komik yang melihat prestasi belajar siswa yang divalidasi oleh validator ahli komik diajarkan dengan adalah sebesar 2,8 termasuk katagori pembelajaran yang valid, dan nilai rata-rata hasil validasi Koefisien reliabilitas suatu tes bentuk untuk instrumen nilai karkater adalah pilihan ganda dapat ditaksir dengan sebesar 3,2. menggunakan rumus Alpha. validasi rekapitulasi perangkat Revisi dikembangkan. berdasarkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas saran para ahli. Selama proses validasi 30 butir soal diperoleh hasil r11 = tidak banyak komentar dan saran dari 0,831, maka ditafsirkan bahwa butir validator. soal materi pesawat bagian-bagian tersebut dilakukan perangkat Berdasarkan kemudian hasil dapat revisi disusun tumbuhan adalah reliabel yang prototipe perangkat dan instrumen mempunyai derajat reliabilitas tinggi. pembelajaran yaitu, silabus, rencana Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 Yunita Sari 134 sampai dengan 1,00. Berdasarkan hasil dengan nilai ttabel = 1,725 jadi H1 perhitungan tingkat kesukaran dari 30 diterima soal sudah TPB materi bagian-bagian sehingga memenuhi belajar KKM. Artinya tumbuhan diperoleh 7 soal termasuk prestasi kriteria sedang dan 23 soal termasuk eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kriteria mudah. yang ditetapkan yakni sebesar 75. Uji Untuk mengetahui tanggapan belajar prestasi IPA proporsi dengan nilai siswa ℎ kelas = 1,64 lebih siswa terhadap perangkat pembelajaran besar jika dibandingkan dengan yang 0,17 maka H1 diterima sehingga nilai dikembangkan dan untuk mengetahui taggapan siswa selama kelas proses ketuntasan 75 %. pembelajaran dengan menggunakan komik IPA, maka siswa diminta untuk mengisi angket. eksperimen sudah Hasil analisis uji , = mencapai bandingkan dengan nilai t tabel pada α = 0,05 dan + − Persentase skor rata-rata respon siswa dk = adalah 84,6% dan termasuk pada yaitu t0,05;82 = 2,00 diperoleh thitung = kategori baik, artinya dapat dikatakan 8,47> ttabel = 2,00. bahwa respon siswa adalah positif. 8,47> ttabel =2,00, berdasarkan kriteria Skor rata-rata respon 2 orang guru pada penerimaan dan penolakan hipotesis uji coba skala kecil adalah 3,5 dan maka H0 ditolak. Artinya artinya termasuk pada kategori baik, artinya prestasi dapat dikatakan bahwa respon guru eksperimen lebih baik dari prestasi terhadap belajar IPA kelas kontrol. Hal tersebut perangkat yang dikembangkan adalah positif. Hasil uji normalitas belajar = 21 + 20 – 2 = 39, Karena thitung = IPA siswa kelas didukung dengan perolehan rata-rata kelas prestasi belajar IPA siswa kelas eksperimen dengan nilai sig 0,014 dan eksperimen yaitu 81,52 yang lebih kelas kontrol adalah 0,011berdistribusi besar dari rata-rata prestasi belajar IPA normal. Berdasarkan uji homogenitas siswa kelas kontrol yakni 57,52. kedua kelas berasal dari kelas yang Peningkatan prestasi belajar IPA homogen dengan nilai sig = 0,084. Uji siswa dalam penelitian ini dianalisis ketuntasan rata-rata dengan nilai thitung berdasarkan rata-rata nilai Gain yang = 4,68 lebih besar jika dibandingkan dinormalisasi. Untuk melakukan uji JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 135 Normalitas Gain, data yang digunakan pada kategori sedang dan hasil analisis adalah data pretes (tes awal) dan uji peningkatankelas kontrol diperoleh posttes (tes akhir) dengan nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya rumus Gain peningkatan prestasi belajar IPA siswa ternormalisasi (g). Hasil analisis uji kelas kontrol berada pada kategori peningkatan rendah. menggunakan kelas eksperimen Berdasarkan kriteria diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565, peningkatan Gain, tes prestasi belajar artinya peningkatan prestasi belajar IPA siswa dikatakan meningkat, jika IPA siswa kelas eksperimen berada kriterian pada kategori sedang dan hasil analisis kategori minimal sedang. uji peningkatan kelas kontrol diperoleh Berdasarkan nilai nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya ketuntasan peningkatan prestasi belajar IPA siswa prestasi kelas kontrol berada pada kategori eksperimen rendah. peningkatan Berdasarkan kriteria Gain hasil belajar, belajar berada pada analisis perbandingan IPA dan prestasi siswa kelas kontrol, dan belajar siswa peningkatan Gain, tes prestasi belajar menunjukkan bahwa bahan ajar komik IPA siswa dikatakan meningkat, jika IPA kriterian penelitian ini memberikan pengaruh nilai Gain berada pada kategori minimal sedang. yang dikembangkan dalam terhadap prestasi belajar siswa di kelas Pada penelitian ini juga terjadi eksperimen. Hal ini sesuai dengan hasil peningkatan prestasi belajar IPAyang penelitian dianalisis menyatakan menggunakan Gain Song bahwa (2008) yang komik dapat ternormalkan. Untuk melakukan uji ini, digunakan sebagai bahan pembelajaran data yang digunakan adalah data pretes yang kuat untuk menginterpretasikan (tes awal) dan posttes (tes akhir) pengetahuan dengan menggunakan rumus Gain Prestasi belajar dapat meningkat karena ternormalisasi (g). Hasil analisis uji penggunaan bahan ajar komik melatih peningkatan siswa untuk tidak hanya menerima kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565, sebuah artinya peningkatan prestasi belajar menemukan dan penerapan materi sendiri tetapi sains. mampu konsep-konsep IPA siswa kelas eksperimen berada IPA melalui membaca dan mengikuti JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 136 alur cerita yang terdapat dalam komik. Peningkatan nilai karkater siswa Purwanto (2013) Komik merupakan terjadi suatu jembatan untuk menumbuhkan pertemuan minat bahwa perkembangan bilai karakter siswa membaca adalah kegiatan yang amat didominasi oleh katagori mulai terlihat menyenangkan. Komik bukan hanya (MT) dan pada pertemuan pertama sekedar media hiburan tetapi komik katagori membudaya belum terlihat bisa menjadi media untuk mendidik pada siswa, katagori membudaya mulai dan mengajar ilmu pengetahuan dan terlihat pada nilai karakter religius moral kepada siswa. membaca juz amma. Pada pertemuan baca, menunjukan disetiap pertemuan, pertama pada katagori Hal senada juga dikemukakan kedua terjadi penurunan nilai karakter oleh Rota & Izquierdo (2003) bahwa siswa, hal ini dapat dilihat dalam penggunaan dalam pertemuan kedua dari 5 nilai karakter memperkuat tidak ada siswa yang termasuk katagori pembelajaran komik dapat konstruksi pemahaman konsep materi membudaya (MB). yang dipelajari oleh siswa. Berkaitan membudaya pada pertemuan ketiga dengan hal tersebut Sudjana (2005) sampai pertemuan ke 5 sudah mulai menyatakan bahwa mengapa media terlihat pada setiap nilai karakter. Hal pengajaran komik dapat mempertinggi ini sesuai penelitian Benson (2010), proses dan hasil pengajaran karena menunjukkan berkenaan dengan taraf berpikir siswa. pendidikan karakter dalam kurikulum Taraf berpikir manusia mengikuti tahap pendidikan. bahwa Katagori pentingnya perkembangan dimulai dari berpikir Karakter kurikulum pendidikan kongkrit menuju ke berpikir abstrak, dan program klasifikasi nilai sangat dimulai dari berpikir sederhana menuju penting dalam pengembangan otonomi ke berpikir kompleks. Penggunaan dan media pembelajaran erat kaitannya program dengan tahapan berpikir tersebut sebab pengembangan otonomi pada anak melalui media pengajaran hal-hal yang diharapkan abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal mempunyai karakter yang baik sesuai yang komplek dapat disederhanakan. JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 yang diharapkan dalam kurikulum Yunita Sari 137 pilihan pada klarifikasi anak. nilai masing-masing Dengan dalam individu pendidikn. Senada dengan hal tersebut berbentuk komik. Hal senada juga Rees (2010), menyatakan guru dalam dikemukakan oleh Santana & Arroio program (2012) bahwa komik membantu kita pendidikan cenderung harapan untuk yang karakter mengembangkan lebih tinggi untuk mengajarkan norma-norma untuk dalam lingkungan masyarakat melalui perilaku siswa setelah pelaksanaan akal sehat berdasarkan visualisasi dan program pendidikan karakter perilaku bahasa. siswa. Ketuntasan prestasi siswa yang Penanaman nilai-nilai karakter mencapai KKM, prestasi siswa di kelas melalui pendidikan di sekolah memiliki eksperimen lebih baik dibandingkan peran yang sangat strategis. Untuk siswa di kelas kontrol, peningkatan menanamkan prestasi belajar dan aktivitas yang nilai-nilai karakter tersebut guru harus memiliki cara-cara berkaitan dalam bertindak, diantaranya guru (Budai), dan 80% atau lebih siswa harus memberikan respon yang positif ini mampu sebagai pengasuh, dengan nilai teladan maupun pembimbing, serta menunjukkan guru harus mampu menggali isi materi keberhasilan pembelajaran yang sangat kaya dengan IPA untuk siswa kelas IV SD pada nilai-nilai islam (Koesoemo, 2010) materi bagian tumbuh-tumbuhan telah Memperhatikan penjelasan hal- bahwa karakter pengembangan indikator komik tercapai. Hal tersebut juga sejalan hal yang harus dilakukan oleh guru dengan tersebut, dapat diterima bahwa dengan Yulianti, & Khanafiyah (2013) yang memberikan bahan ajar komik yang mengembangkan bahan ajar komik berisi muatan materi dan penanaman sains inkuiri materi Benda untuk nilai meningkatkan karakter siswa kelas IV BudaI memberikan pengaruh hasil yang penelitian menunjukkan Nugraha, terhadap penanaman nilai karakter pada SD terdapat siswa. Mengingat untuk memberikan peningkatan hasil belajar kognitf dan bimbingan guru tidak hanya dengan karakter siswa. Lesmono (2012) yang cara bertemu secara fisik dengan siswa, mengembangkan bahan ajar Fisika akan tetapi dengan instrumen tertentu berupa komik pada Materi Cahaya di salah satunya adalah bahan ajar SMP Negeri 7 Jember menunjukkan JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 138 hasil yang sejalan, yaitu pemahaman kesulitan untuk menggunakan bahan konsep siswa secara klasikalmencapai ajar 92,08% dan siswa tidak mengalami pembelajaran di kelas. fisika berupa komik saat D. Simpulan Perangkat pembelajaran yang maksimum 3 dengan kategori valid, dikembangkan yaitu bahan ajar komik serta IPA untuk siswa kelas IV Sekolah dikembangkan valid menurut para ahli Dasar. dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai Validnya perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan (5) angket karakter yang maksimum 4 dengan kategori valid. didukung oleh data hasil penelitian Implementasi bahan ajar komik sebagai berikut: (1) Silabus yang IPA adalah praktis, karena memenuhi merupakan perangkat kriteria: (1) skor angket kemampuan dikembangkan guru mengelola pembelajaran dengan pembelajaran salah satu yang adalah valid menurut para ahli dan menggunakan praktisi dengan nilai rata-rata 4,1 dari dikembangkan nilai maksimum 4 dengan kategori pertemuan pertama dan 3,0 pada sanagt valid, (2) Rencana pelaksanaan pertemuan kedua sehingga memenuhi pembelajaran kriteria respon guru positif dan (2) skor (RPP) yang adalah pertemuan valid menurut para ahli membuktikan bahwa respon siswa dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai adalah positif. Pembelajaran dengan maksimum 4 dengan kategori valid (3) menerapkan bahan ajar komik IPA TPB materi bagian-bagian tumbuhan kelas IV sekolah Dasar adalah efektif, yang dikembangkan valid menurut para karena ahli dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai diperolehnya skor prestasi belajar siswa maksimum 4 dengan kategori valid, (4) yang melampaui nilai KKM 75 dan bahan yang lebih dari 80% dari seluruh siswa di dikembangkan valid menurut para ahli kelas eksperimen mencapai nilai KKM, dengan nilai rata-rata 2,8 dari nilai (2) terdapat perbedaan yang signifikan IPA JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 memenuhi 3,78 pada respon komik adalah 2,5 yang dikembangkan dan divalidasi setiap ajar siswa perangkat kriteria: yang (1) Yunita Sari 139 antara kelas yang diajarkan dengan lebih besar dari rata-rata prestasi komik IPA dan kelas yang diajarkan belajar IPA siswa kelas kontrol yakni dengan model konvensional, artinya 57,52. hasil TPB bagian-bagian tumbuhan peningkatan pada kelas eksperimen lebih baik diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565, daripada kelas kontrol. Perbedaan ini artinya peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari thitung = 8,47 > ttabel = IPA siswa kelas eksperimen berada 2,00 artinya prestasi belajar IPA siswa pada kategori sedang dan hasil analisis kelas eksperimen lebih baik dari uji peningkatan kelas kontrol diperoleh prestasi belajar IPA kelas kontrol. Hal nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya tersebut didukung dengan perolehan peningkatan prestasi belajar IPA siswa rata-rata prestasi belajar IPA siswa kelas kontrol berada pada kategori kelas eksperimen yaitu 81,52 yang rendah. (3) Hasil kelas analisis uji eksperimen Daftar Pustaka Agustini, M,. Dibia, Kt. & Suartama, Kd. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD. MIMBAR PGSD, 2 (1), 1-11. Ahsin, Muhammad Nur. 2016. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Media Audiovisual Dan Metode Quantum Learning. Jurnal Refleksi Edukatika, 6 (2), 159. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipata Arroio, A. 2011. Comics As A Narrative In Natural Science Education. Western AnatoliaJournal of Educational Sciences. 6 (14), 93-98. Benson and T.S Engeman. 2010. Practical Possibilities in American Moral Education A Comparison of Values Clrarification and the character Education Curriculum. International Journal. 4 (1), 5359. C. Roger Ress. 2010. Departement of Health Studies. Physical education and Human Performance Science, Adhelpy University, Garden City. New York. International Journal. Vol 10. Hariyanto. 2011. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Khurtul, Kamil. 2012. An Inquiri into Connectives and Their Use In Written Discourse. The Journal JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 Yunita Sari 140 of Language and Linguistic Rota, G. &Izquierdo, J. 2013. Comics Studies. Vol 8. As a Tool For Teaching Koesoemo, A.D. 2007. Pendidikan Biotechnology In Primary Karakter Strategi Mendidik Anak Schools. Electronic Journal of di Zaman Global. Jakarta: Biotechnology. 6(2), 85-89. Gramedia. Santana, E.R. & Arroio, A. 2011. Lee, IJ. The proper Directions and Comics: A Tool For Teachers Pratical Ways for Character And Students In Teaching and Education in the Korean Learning Science. Natural Elementary School. Asia Pacific Science Education. 2 (31), 49-59. Education Review 2001, 2 (2), Song, Y Heo, M & Krumenaker, L. 72-84. 2008. Cartoon-An Alternative Lesmono, A. D., Wahyuni, S., Alfiana, Learning Assesment. Science R.D.N. (2012). Pengembangan Scope. 31(5), 16-21. Bahan Ajar Fisika Berupa Komik Sudjana, N. 2005. Dasar–Dasar Proses Pada Materi Cahaya di SMP. Belajar Mengajar. Bandung: Jurnal Fisika. 1 (1), 100-105. Sinar Baru. Masdiono, T. 1998. Empat Belas Jurus Sudjana, N., & Rivai, A. 2010. Media Membuat Komik. Jakarta: Pengajaaran “Penggunaan dan Creative Media Jakarta. Pembuatannya”. Bandung: Sinar Nugraha, E.A., Yulianti, D., Baru Algesindo. Khanafiyah, S., (2013). Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Pembuatan Bahan Ajar Komik Proses Belajar Mengajar. Sains Inkuiri Materi Benda Bandung: Rosdakarya. Untuk Mengembangkan Karakter Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Siswa Kelas IV SD. Unnes Pendidikan Kuantitatif, Physic Education Jurnal. Kualitatif, dan R& D. Bandung: Volume 2. Alfabeta. Purwanto, D., & Yuliani. 2013. Sukestiyarno. 2010. Olah Data Pengembangan Media Komik Penelitian Berbantuan SPSS. IPA Terpadu Tema Pencemaran Semarang: Universitas Negeri Air Sebagai Media Pembelajaran Semarang. untuk Siswa SMP Kelas VII”. Sulistyorini, S dan Supartono. 2007. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Model IPA di Sekolah Dasar dan Volume 1 (1), 71-76. Penerapannya dalan KTSP. Ramanathan, S. 2004. Comic Art as a Yogyakarta: Tiara Wacana. Field Study: Profil Interview: Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan John Lent, Editor. International Kognitif Jean Piaget. Journal Of Comic Art, Asia Yogyakarta: Kanisius. Pasific Media Educator. 15 (2), Tatalovic, M. 2009. Science Comics As 229-232. Tools For Science Education and Rositawaty, S & Aris M. 2008. Senang Communication: A Brief, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Exploratory Study. Journal of Untuk Kelas V Sekolah Dasar. Science Communication. 8 (4), 1Solo: Tiga Serangkai Risaka 17. Mandiri. JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari ISSN 2540-9093 141 Wahyudin, D. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyuningsih, A.N. 2011. Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembalajaran Yang Menggunakan Strategi PQ4R. Jurnal PenelitianPendidikan. 2 (1), 102-110. Weber, et al. 2013. Introducing Comics As an Alternative Scientific Narrative In Chemistry Teaching. Western Anatolia Journal of Educational Sciences. 3 (1), 149. Winke, Paula. 2002. Selecting Materials to Teach Spanish to Spanish Speakers. Center for aplied Linguistics, and Cathy Stafford, Georgetown University. International journal Volum 2 (3), 202-362. Yunus, M. M., Salehi, H., & Embi, M.A. 2012. Effects of Using Digital Comics to Improve ESL Writing. Research Journal of Applied Sciences, Engineering, and Technology. 4 (18), 34623469. JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 Yunita Sari 142