16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ilmu Komunikasi Menurut Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? ( Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).10 Menurut buku Cultural and Communication Studies dari John Fiske menyatakan bahwa : “ komunikasi adalah berbicara satu sama lain ; ia bisa televisi; ia bisa juga penyebaran informasi ; iapun bisa gaya rambut ; ataupun kritik sastra: daftar ini tak habis-habisnya” Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi. Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan 10 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar 2005, hal 62 17 dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut: Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) 1. Hovland,_Janis_&_Kelley:1953 Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. 2. Berelson_dan_Stainer,_1964 Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). 3. Lasswell,_1960 Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. 4. Gode,_1959 Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. 18 5. Barnlund,_1964 Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. 6. Ruesch,_1957 Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. 7. Weaver, 1949 Kita lihat dari beberapa definisi tersebut saling melengkapi. Definisi pertama menjelaskan penyampaian stimulus hanya dalam bentuk kata-kata dan pada definisi kedua penyampaian stimulus bisa berupa simbol-simbol tidak hanya kata-kata tetapi juga gambar, angka dan lain-lain sehingga yang disampaikan bisa lebih mewakili yaitu termasuk gagasan, emosi atau keahlian. Definisi pertama dan kedua tidak bicara soal media atau salurannya, definisi ke tiga dari lasswell melengkapinya dengan komponen proses komunikasi secara lebih lengkap. Pengertian ke-empat dan seterusnya memahami komunikasi dari konteks yang berbeda menghasilkan pengertian komunikasi yang menyeluruh mewakili fungsi dan karakteristik komunikasi dalam kehidupan manusia. Ke-tujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang 19 dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. 2.1.1. Komunikasi Massa Definisi paling sederhana dari komunikasi massa diungkapkan oleh Bittner (Rahmat, 2005: 186) ”Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”. Sedangkan Dominick (1996) mengutarakan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah organisasi kompleks yang dengan bantuan dari satu atau lebih mesin membuat dan menyebarkan pesan publik yang ditujukan pada audiens berskala besar serta bersifat heterogen dan tersebar. Meletze (dalam Rakhmat, 1998) sendiri kemudian memberi definisi dari komunikasi massa dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada populasi dari berbagai komunitas yang tersebar. Adapun Rodman (2006) menyebutkan bahwa komunikasi massa terdiri dari pesan-pesan termediasi (mediated messages) yang disiarkan kepada publik yang besar dan tersebar. Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan kegiatan seseorang atau suatu organisasi yang memproduksi serangkaian pesan dengan bantuan mesin untuk disebarkan kepada khalayak banyak yang bersifat anonim, heterogen dan tersebar. 20 Rodman (2006) menawarkan model dasar komunikasi massa dalam bagan dibawah ini Gambar II.1 model komunikasi dasar Rodman Source dalam bagan diatas merupakan para profesional atau sebuah organisasi besar yang bertindak sebagai gatekeeper. Pesan yang disiapkan oleh gatekeeper untuk disebarkan adalah pesan yang dibentuk berdasarkan pertimbangan ekonomi, legal dan etika. Dengan adanya perbedaan interprestasi peran oleh masing-masing individu dalam khalayak yang menyebabkan adanya efek baik pada tingkat individual dan tingkat masyarakat. Rodman (2006:9) menyatakan bahwa model ini memperbesar peran dari gatekeeper dan membatasi umpan balik alami. Hal ini terlihat dari bagaimana gatekeeper memilih dari sumber berita yang tak terhingga mulai dari hiburan dan informasi yang ada untuk diekspos kepada khalayak. 21 2.1.2. Komunikasi Visual Komunikasi visual termasuk dalam disiplin ilmu yang mempelajari konsep komunikasi menggunakan elemen-elemen visual, serta mempelajari teknik dan media penyampaian pesan sehingga pesan atau informasi dapat diterima pembaca dengan mudah dan menyenangkan.11 Dalam hal seni visual, yaitu seni yang kasat mata atau seni yang dinikmati lewat indra penglihatan yang didalamnya terdiri dari seni rupa dan desain, maka tata seninya bias disebut sebagai “tata visual”. 2.1.3 Elemen Komunikasi Visual Elemen-elemen desain komunikasi visual diantaranya adalah tipografi, ilustrasi, dan simbolisme. Elemen-elemen ini dapat berkembangan seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan media 1. Tata Letak Perwajahan (Layout) Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk_yang_iharapkan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.” 11 Rakhmat Spriyono, Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Andi Yogyakarta. 2010. Hal. 56 22 Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan. 2 Tipografi Menurut Frank Jefkins tipografi merupakan: “Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.” Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansanuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifatsifat atau nuansa yang lain. 23 3 Ilustrasi Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas. Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah: “Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata”. 4 Simbolisme Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan 24 bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk. 5 Warna Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal. 6 Animasi Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis. Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu: Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu_karakter_maupun_warnanya. • Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang. Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis. 25 Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien. 7 Suara Suara merupakan elemen pendukung yang digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara pendukung. Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama interaksi berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat pada tombol-tombol navigasi.12 2.1.4 Komunikasi Visual di Indonesia Perkembangan komunikasi visual di Indonesia pada dasawarsa belakangan ini sudah mulai menggunakan pendekatan atau pemahaman akan apa yang dibutuhkan oleh konsumen lokal, jadi tidak semua produk – produk negara maju yang masuk ke Indonesia dengan iklan dan komunikasi visualnya harus seperti negaranya. Seperti halnya Negara Jepang, karya – karya desain komunikasi visual yang begitu kental dengan unsur lokalnya. Walaupun Jepang negara maju tetapi tidak terseret oleh gaya „western‟. Desain komunikasi visual di Indonesia kini bisa dilihat dari unsur etnik budayanya dengan menonjolkan ciri khas dari daerah - daerah yang ada.13 12 . Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan 13 Sachari, Agus. 2005. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga. 26 2.1.5 Fungsi Komunikasi Visual. a. Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi. Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. b. Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. c. Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan 27 mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, makna gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.14 2.2. Buku 2.2.1 Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) buku mempunyai arti yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku mempunyai arti sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Sedangkan menurut the face dictionary, buku buku adalah kumpulan dari suatu tulisan yang kemudian dicetak atau berupa halaman-halaman kosong yang dijilid, pada satu sisi dilindungi oleh kertas yang tebal yang melindungi sebagai cover. 2.2.2 Jenis-Jenis Buku Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum. Sehingga ada begitu banyak jenis-jenis buku. Seperti yang dikutip dari website www.wikipedia.org, jenis-jenis buku antara lain adalah : 1. Novel 14 Cenadi, Christine Suharto. Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual. Nirmana Vol. 1, No. 1, Januari 1999: 1-11 28 Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerita pendek (cerpen), dan tidak dibatasi keterbatasan struktural atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak. Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. 2. Cerita bergambar (Cergam) Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain. Membuat buku cerita bergambar memerlukan pengetahuan khusus dan luas, dari memilih naskah, memilih ilustrator yang gayanya cocok untuk naskah tersebut, lay-out buku dan Desainnya, ukuran buku, menyunting naskah, memperhatikan kualitas separasi warna, memperhatikan mutu penjilidan dan format tampilan atau perwajahan buku. 29 Menerbitkan buku cerita bergambar memerlukan kerjasama tim, dari pengarang, editor, Ilustrator, desainer buku, perusahaan separasi warna dan percetakan. Dari semua ini, editor-lah yang menjadi pusat kendali. Bila editornya handal, dia akan mampu menghasilkan sebuah buku cerita bergambar bermutu karya seni tinggi. 3. Komik Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, “ susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai “ juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer ”. terjemahan, disandingkan bergambar dan lainnya foto 30 secara berurutan yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan / atau menghasilkan respon estetik pada penampil. 4. Ensiklopedi Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia- ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan. 31 5. Novel Komik Dalam sebuah pembahasannya hampir sama dengan komik, namun dari segi ceritanya yang panjang dan ditambah unsur ilustrasi yang menarik untuk pembacanya. 6. Antologi (kumpulan) Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “ karangan bunga ” atau “ kumpulan bunga ”, adalah sebuah kumpulan dari karyakarya sastra. Definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa. 7. Dongeng Dongeng merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih dongeng. Sekarang, banyak bukubuku dongeng yang merupakan saduran dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini. 32 8. Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi. 9. Catatan harian ( jurnal / diary ) Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto. Buku catatan harian bisa kita tulis sendiri sebagai bentuk dari aktivitas dalam kehidupan kita, menulis momentum-momentum indah dalam kehidupan, sehingga pada waktunya akan terus dikenang. 10. Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos": Cahaya dan "Grafo": Melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. 33 Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan Kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.15 11. Karya ilmiah Laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. 12. Kamus 15 R.Amin Nugroho, Kamus Fotografi, Yogyakarta; CV.Andi Offset, 2007, hal.2 34 Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya. Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul ( etimologi ) kata dan juga contoh penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi. 13. Panduan Buku panduan adalah buku yang menyajikan informasi dan memandu serta memberikan tuntunan kepada pembaca untuk melakukan apa yang disampaikan didalam buku tersebut. Disebut juga buku petunjuk, Jenis buku ini juga termasuk buku rujukan yang berisi informasi cara melakukan sesuatu kegiatan. 16 Contohnya buku tentang merawat kendaraan, buku tentang menjaga kestabilan komputer. Sebuah buku panduan akan berhasil jika dalam isi buku panduan tersebut dapat dipahami dan terapkan oleh pembacanya. 16 Wiji Suwarno, Perpustakaan dan buku, Yogjakarta, Ar-ruzz media,2011. Hal 64 35 Buku panduan juga sebagai petujuk untuk menyampaikan informasi sesuai langkah-langkah yang sudah disesuaikan, sehingga dalam penyampainnya bisa dimengerti oleh pembacanya. Melalui perkembangannya, buku panduan ini sudah banyak mengalami peningkatan ide-ide grafis yang disesuaikan dalam kebutuhannya, dengan memasukan ilustrasi-ilustrasi, simbol, dan efek warna yang membuat pembaca semakin memudahkan untuk memahami informasi. 2.2.3 Perumusan dalam pembuatan buku Gagasan penulisan yang telah tercipta harus segera dirumuskan untuk memberi arah yang jelas, diantaranya adalah : 1. Menyiapkan Tema Tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Pengertian tema secara khusus dalam sebuah tulisan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut proses penyusunan sebuah karangan. ( Gory,hal 107-108 ) Dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat ini dapat diketahui misalnya bila seseorang telah selesai membaca sebuah karya tulis maka akan ada kesan dalam benaknya atau pikirannya. 36 Dari segi penulisan, Tema adalah perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik itu. Tema dalam hal ini diartikan sebagai uraian dari topik yang bersifat spesifik. 17 Tema yang baik apabila diuraikan dengan runtut berdasarkan pola-pola penulisan, apakah deskriptif, naratif, eksposisif, argumentatif atau persuasif. Sedangkan tema yang dianggap kurang baik apabila ditulis dengan pemikiran yang kabur atau meloncat-loncat, sehingga sulit dicerna oleh pembaca.18 2. Menentukan topik Secara etimologis kata topik berasal dari bahasa Yunani, topoi, yang berarti tempat. Topik juga diartikan sebagai pokok pembicaraan. Topik merupakan pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu kajian. Pemilihan topik tulisan harus menarik perhatian penulis sendiri dan secara substansial harus dikuasai penulis. Dengan menguasai materi dan permasalahannya terhadap sesuatu topik yang akan ditulisnya dapat mempermudah sekaligus mempercepat penulisan. Dalam retorika modern setiap penulis yang akan menyampaikan sesuatu, mula-mula harus mencari topik yang dapat dijadikan landasan untuk menyampaikan maksud topik 17 A.Rahmat Rosyadi, Menjadi penulis profesional itu mudah,Ghalia Indonesia,hal 29 18 Ibid, Hal 35 37 yang nanti kita angkat. Kecuali untuk tulisan ilmiah populer, judul tulisan boleh dirumuskan secara bebas dalam bentuk frase yang lebih menarik.19 3. Merumuskan judul Judul merupakan perekat antara topik dan tema yang akan ditulis. Judul dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat memikat pembaca. Karenanya penulisan judul harus dirumuskan secara menarik, padat, tidak multitafsir dan mesti mewakili topik dan tema suatu tulisan. Perumusan judul dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu. Pertama, secara teoritis sebelum membuat judul, penulis harus merumuskan masalah terlebih dahulu dengan mengindentifikasi permasalahan yang akan ditulis sesuai dengan topik dan tema tulisan. Kedua, membuat judul terlebih dahulu sesuai dengan topik penulisan kemudian menguraikannya kedalam tema tulisan.20 4. Menyiapkan ragangan / outline Pengertian ragangan/outline adalah rencana teratur untuk menunjukan hubungan diantara gagasan-gagasan yang ada. Ragangan disebut juga kerangka karangan yang berarti suatu rancan kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. Terdapat beberapa langkah untuk menyusun ragangan yang baik, menurut Gorys : 19 Ibid, Hal. 35 20 Ibid, Hal 35 38 rumuskan tema berdasarkan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud. Lakukan inventarisasi topik-topik dibawahnya yang dianggap merupakan perincian dari pengungkapan maksud diatas. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikiran dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tertentu. Adakan evaluasi terhadap semua topik yang telah tecatat, evaluasi terhadap ragangan dapat dilakukan dengan cara relevansinya, kederajatannya, kesamaannya atau topik utama dan topik di bawahnya. Menentukan pola atau susunan topik yang lebih cocok untuk mengurutkan yang lebih sempurna, serta mengurutkan topik utama dan topik bawahannya yang lebih rinci sesuai tingkatannya. 21 5. Menyiapkan sumber penulisan Dapat dikumpulkan melalui sejumlah bahan pustaka/referensi/rujukan untuk menghimpun informasi, data dan fakta pendukung. Penulisan buku ilmiah tidak bisa terlepas dari bahan pustaka yang telah dituliskan sebelummnya, bahan pustaka merupakan perbandingan dengan apa yang akan ditulis. Bahan pustaka yang telah terkumpul sebagai sumber rujukan, selanjutnya diseleksi, mana yang relavan dengan tema ini dan tema lainnya. Kemudian bahan 21 Ibid, Hal 35 39 pustaka itu diintegrasikan kedalam kelompok subtopik atau subjudul yang akan ditulis. Dengan cara ini dapat memudahkan penulis ketika akan mulai menulis buku yang memerlukan sumber rujukan. Sumber-sumber rujukan yang sudah dikumpulkan, kemudian diseleksi sesuai dengan tema, topik dan judul tulisan, berikutnya tinggal menulis dalam bentuk teks tulisan. Penulis harus jujur terhadap kode etik penulisan ilmiah, mana pendapat sendiri dan mana pendapat orang lain.22 2.2.4 Desain dan anatomi buku Desain dan anatomi selalu berkaitan dengan tampilan buku sehingga dapat memberi nilai tambah. Besar kecilnya ukuran buku akan mempengaruhi tipistebalnya halaman buku, hal ini perlu didesain ukurannya sesuai jenis buku. Untuk buku-buku perguruan tinggi mempunyai ukuran berdasarkan standardisasi UNESCO, yaitu : 17,5 cm x 25 cm atau 22cm x 28cm. Diluar ukuran tersebut ada standar buku lain, diantaranya : Buku saku (pocket book) 10,5 x 17,5 cm. Buku komik 11 x 17 cm, novel pop 11 x 18 cm, novel sastra 13 x 20 cm. Buku biasa (trade book) 14 x 21cm, 15 x 23 cm. Buku Teks (SMP/PT) 17,5 x 25 cm, buku SD 21 x 28 cm. Buku khusus 24 x 32 cm. 22 Ibid, Hal 35 40 Sebuah buku dianggap baik dan lengkap bila kehadirannya memenuhi empat unsur, yaitu cover, preliminaries, text matter, postliminaries. A. Covers Cover disebut juga jilid, kulit, baju buku yang terdapat pada bagian luar buku, untuk meletakan judul halaman publikasi, nama penulis, dan nama penerbit. Cover buku sebaiknya didesain sedemikian rupa karena untuk memberikan efek kuat atas kehadiran buku tersebut ditengah pembacanya.23 Terdapat lima bagian cover buku, yaitu : 1. Front cover Front cover adalah tampilan depan atau muka buku yang terletak di bagian awal buku. Cover depan ini menjadi penentu menarik atau tidaknya suatu buku yang dianggap sebagai “wajah buku”. Front cover dapat berfungsi sebagai informan pertama yang akan memberikan informasi terhadap seseorang atau pembaca tentang isi buku, juga sebagai pelindung atau penutup isi buku. Front cover berisi judul, nama pengarang, tagline, logo penerbit, dan nama penerbit. 23 Dorothy Simpson Krause, Handcrafting artist books,North light book,2004. Hal 118 41 2. Back cover Back cover adalah cover yang terletak dibagian akhir atau belakang buku, atau menjadi penutup buku. Cover belakang biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, dan ISBN beserta barcode-nya. 3. Punggung buku Punggung cover hanya untuk buku-buku yang tebal, isinya nama pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit. 4. Endorsement Endorsement (dukungan) adalah kalimat dukungan yang diberikan oleh pembaca yang ditulis pada cover buku bagian belakangnya sebagai bentuk penguatan yang menjadi daya pikat suatu karya yang diterbitkan. 5. Lidah cover Lidah cover dibuat untuk kepentingan estetika terbitan atau juga menunjukan keekslusifan buku. Lidah cover biasanya berisi foto berserta riwayat hidup pengarang dan atau ringkasan buku. B. Preliminaries Preliminaries disebut juga halaman-halaman awal, atau juga disebut halaman romawi, bagian ini terdiri halaman judul, judul lengkap, halaman copyright/undangundang hak cipta, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar singkatan, kata pengantar, prakata, sekapur sirih. 42 C. Text matter Text matter disebut juga isi atau daging buku, seluruh gagasan penulis dikemukakan dan tercurah di bagian ini. Text matter terdiri atas, prolog, pendahuluan, judul bab, subbab, penomoran bab, penomoran teks, catatan kaki, ilustrasi, gambar dan caption. D. Postliminaries Postliminaries yaitu daftar kata-kata atau istilah yang belum terjelaskan dalam teks bacaan. Dengan daftar ini pembaca dapat memahami berbagai istilah yang digunakan oleh penulis sehingga mempunyai pemahaman yang sama. Postliminaries terdiri dari daftar pustaka, bibliografi, daftar bacaan, refrensi, epilog, daftar istilah, dan indeks. 2.2.5 Penjilidan Buku Penjilidan suatu buku dilakukan dengan tujuan untuk menjaga buku agar tetap awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama lama. Dalam situs www.wikipedia.org yang telah disunting dari beberapa buku refernsi lain, teknikteknik penjilidan antara lain adalah : 1. Modern Commercial Binding Merupakan teknik penjilidan yang paling sering dipakai sampai hari ini. Diproduksi secara komersil ,yaitu : 43 Hardcover Binding Jenis penjilidan ini mempunyai permukaan cover buku yang tebal yang biasanya terbuat dari board/papan yang dilapisi lagi oleh kertas. Teknik penjilidan ini biasanya menggunakan tenkik jahit dan lem panas. 2. Modern Hand Binding Teknik ini merupakan teknik penjilidan yang masih manual. Yaitu dengan menjahit setiap halaman-halamannya dan kemudian di rekatkan menggunakan lem panas. 2.2.6 Teori Tipografi Dalam buku Tipografi Dalam Desain Grafis, Danton Sihombing menulis bahwa tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfiratmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami terkomputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.24 Namun dari sekian banyak jenis, dapat kita bagi menjadi 5 kelompok jenis huruf, yang masing-masing memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda. Sifat 24 Tipografi dalam desain grafis / Danton Sihombing; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001. Hal. 182-184 44 dan kegunaannya pun akan berbeda pula.25 1. Huruf tak berkait (Sans Serif) a. Tidak memiliki kait (hook), hanya batang dan tangkainya saja. b. Ujungnya bisa tajam atau tumpul. c. Sifatnya kurang formal, sederhana, akrab. d. Sangat mudah dibaca. e. Cocok untuk huruf desain di layar komputer, e-book, CD Profile. Contoh : Arial, Avant Garde, Swiss, VAG Rounded, Helvetica 2. Huruf Berkait (Serif) a. Memiliki kait (hook) pada ujungnya. b. Sifatnya formal, elegant, mewah, anggun, intelektual. c. kurang mudah dibaca. d. Cocok untuk bodyteks di koran dan majalah. Contoh : Times, Tiffany, Bookman 3. Huruf Tulis (Script) a. Setiap hurufnya saling berkait seperti tulisan tangan. b. Sifatnya anggun, tradisional, pribadi, informal. c. Kurang mudah dibaca, sehingga jarang dipakai terlelau banyak dan terlalu kecil. 25 Jonathan Sarwono, Metode untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta; CV.Andi Offset,2007, hal. 89 45 d. Cocok untuk desain di undangan pernikahan, ulang tahun. Contoh : Brush Script, Commercial Script, Vivaldi 1. Huruf Dekoratif a. Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit. b. Sifatnya mewah, bebas, anggun. c. Sangat sulit dibaca, hanya baik tampil 1 huruf saja. d. Cocok untuk aksen, hiasan pada awal alinea, logo pernikahan, logo perusahaan. Contoh : Aughsburger Initial, English, Cantebury 2. Huruf Monospace a. Bentuknya sama seperti sanaserif dan serif, hanya jarak dan ruang setiap hurufnya sama. b. Sifatnya formal, sederhana, futuristik, kaku. c. Mudah dibaca, namun terlihat kurang rapi dan tidak efisien, karena memakan banyak ruang. d. Cocok untuk tampilan pengetikan kode/ bahasa program, logo. 46 Contoh : Courier 26 Gambar II.2 Contoh Bentuk-Bentuk Huruf 2.2.7 Teori Warna Warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan kepribadian, serta memacu ingatan untuk memberikan sensai. Menggunakan wana yang tepat dalam bidang desain grafis meerupakan sesuatu yang cukup rumit, hal ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap kebuadayaan dan masyrakat yang berbeda. Dalam buku Color Design Workbook,2006, Adam Morioka memaparkan bahwa, teori warna merupakan suatu panduan yang dapat dipergunakan untuk meciptakan keharmonisan dalam membuat kombinasi warna. Ide-ide dapat direpresentasikan pada diagram warna, segitiga warna, dan beberpa chart yang dapat membantu seorang desainer untuk dapat mengerti tentang interaksi warna, pemilihan dan kombinasi, serta efektifitas warna tersebut. Menurut Albert H. Munsell, warna dapat dibedakan menjadi : 1. Additive Color : Adalah warna yang dihasilkan oleh cahaya, yaitu red, green, dan blue 26 Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta; CV.Andi Offset, 2007, hal..276 47 2. Subtractive Color : Adalah pikmen warna yaitu, yellow, magenta cyan Gambar II.3 Additive Color dan Subtractive color Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata Gambar II.4 warna terang 48 Warna keras/ hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media. Gambar II.5 warna keras/hangat Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu Gambar II.6 warna lembut/dingin Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi derta jika disusun pada rak penjualan buku, latar belakang yang harus diletakkan adalah dengan warna yang lebih kontras. 49 Gambar II.7 warna tua/gelap 2.2.6 Teori Layout Menurut kamus istilah advertising, definisi layout adalah penalataletakan, pengorganisasian atau strukturisasi dari berbagai unsur desain agar teratur dan tercipta hirarki yang baik guna mendapatkan dampak yang kuat dari yang melihat. Definisi layout sendiri menurut Surianto Rustan dalam bukunya adalah ”Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya”27. Dalam buku Layout dan Penerapannya, prinsip-prinsip sebuah layout adalah Sequence/urutan Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama kali sampai yang paling terkahir dibaca. Dengan adanya sequence akan membuat para pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan Emphasis/penekanan Dalam rangka menarik perhatian pembaca, setiap pesan dan layout harus memiliki daya tarik / penekanan yang tinggi agar audience dapat merespons lebih cepat 27 Surianto Rustan, LAYOUT, Dasar dan Penerapannya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 4. 50 Balance/keseimbangan Merupakan pembagian yang berat dan merata pada sebuah layout. Pembagian ini dimaksudkan agar menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemenelemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat Unity/kesatuan Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Kesatuan disini juga mencakupselarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan pada konsepnya Dengan demikian layout tidak terlepas dalam melakukan desain, karena selain untuk memberikan kesan indah dalam desain juga untuk mendukung konsep desain yang dibuat. Ada beberapa macam jenis layout dalam bidang Desain Komunikasi Visual, diantaranya sebagai berikut: 1. Mondrian Layout - Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual. 2. Multi Panel Layout - Bentuk media informasi dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya). 51 3. Picture Window Layout - Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure). 4. Copy Heavy Layout - Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah) atau dengan kata lain komposisi layout nya didominasi oleh penyajian teks (copy). 5. Frame Layout - Suatu tampilan media informasi dimana border/bingkai/framenya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita). 6. Silhouette Layout - Sajian media informasi yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi. 7. Type Specimen Layout - Tata letak media informasi yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja. 8. Circus Layout - Penyajian media informasi yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan. 9. Jumble Layout - Penyajian media informasi yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur. 10. Grid Layout - Suatu tata letak media informasi yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain media informasi tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar 52 atau teks) berada di dalam skala grid. 11. Bleed Layout - Sajian media informasi dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong. 12. Vertical Panel Layout - Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out media informasi tersebut. 13. Alphabet Inspired Layout - Tata letak media informasi yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita) 14. Angular Layout - Penyajian media informasi dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat. 15. Informal Balance Layout - Tata letak media informasi yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang. 16. Brace Layout - Unsur-unsur dalam tata letak media informasi membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong. 17. Two Mortises Layout - Penyajian bentuk media informasi yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan. 18. Quadran Layout - Bentuk tampilan media informasi yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar). 53 19. Comic Strips Layout - Penyajian media informasi yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya. 20. Rebus Layout - Susunan layout media informasi yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita/informasi.28 Pengertian Element Layout adalah suatu element dalam penerapan suatu layout pada media massa yang mempunyai tujuan untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang akan disampaikan dan memberikan kenyamanan saat membaca. Tujuan Element Layout : A. Menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat. B. Kenyamanan dalam membaca termasuk di dalamnya kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan, navigasi, dan estetika. Element Layout di bagi menjadi tiga (3) bagian yaitu : Elemen Teks, Elemen Visual, dan, Invisible Element.29 28 David Dabnet, Design and Layout : Understanding and Using Graphics, hal.1.26 29 Ibid, hal 27 54 A. Element Teks 1. Judul Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya. 2. Deck Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara Judul dan Bodytext. 3. Byline Byline adalah sesuatu yang berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan singkat lainnya. Byline letaknya sebelum bodytext, ada juga yang meletakannya di akhir naskah. 4. Bodytext Bodytext adalah bacaan yang ada pada topik bacaan utama maupun pada suplemen/artikel tambahan pada box atau sidebar. 5. Subjudul Subjudul adalah artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmensegmen tersebut. 55 6. Pull Quotes Pada awalnya Pull Quotes adalah cuplikan perkataan atau tulisan seseorang, namun kini mengalami perluasan arti. Pada suatu karya publikasi dapat berarti satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. 7. Caption Keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet. Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya. 8. Callouts Pada dasarnya sama seperti Caption, kebanyakan Callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram. 9. Kickers Kickers adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atas Judul. 10. Initial caps Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraph. Karena lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu Initial Caps di dalam suatu naskah. 56 11. Indent Baris pertama paragraph menjorok masuk ke dalam. Sedangkan Hongin Indent adalah kebalikannya: baris pertama tetap pada posisi, sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk ke dalam. 12. Lead line Beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraph, yang dibedakan atribut hurufnya. 13. Spasi Untuk membedakan paragraph yang satu dengan yang lainnya, antar-paragraf diberi spasi. 14. Header and footer Header adalah area di antara sisi atas kertas dan margin atas. Footer adalah area di antara sisi bawah kertas dan margin bawah, 15. Running head Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisina tidak berubah. 16. Catatan kaki Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu di dalam naskah. 57 17. Nomor halaman Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari delapan halaman dan memuat banyak topik yang berbeda, sebaiknya kita gunakan nomor halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel. 18. Jumps Untuk artikel yang penjang atau halaman yang terbatas, terpaksa kita membuat sambungannya di halaman lain. Untuk itu diperlukan teks singkat untuk menginformasikannya kepada pembaca. Jumps biasanya berbunyi: “bersambung ke halaman 8”, sedangkan di halaman sambungannya berbunyi: “sambungan dari halaman 1”. Sambungan ini disebut dengan Continuation Lines. 19. Signature Umum dijumpai di flier, brosur, poster dan lain-lain. Berisi alamat nomer telepon atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya. 20. Nameplate Nama surat kabar, majalah, tabloid atau newsletter. Biasa dibuat dalam ukuran yang besar diletakan pada bagian atas halaman depan pada surat kabar, newsletter, tabloid, atau di cover depan majalah.30 30 Ibid, hal 28-50 58 21. Masthead Area pada halaman surat kabar / majalah / newsletter yang berisi informasi tentang penerbitnya: nama-nama staf, contributor, cara berlangganan, alamat, dan logo penerbit.31 B. Element Visual 1. Foto Surat kabar selalu berusaha untuk menampilkan berita-berita dan informasi seakurat mungkin, untuk itu fotografi menjadi andalan. 2. Artworks Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingan bila memakai teknik fotografi. 3. Infographics Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta, dan lain-lain. 4. Garis Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. 31 Ibid, hal 51 59 5. Kotak Berisi artikel yang bersifat tambahan/suplemen dari artikel utama. Bila letaknya di pinggir halaman disebut dengan Sidebar. 6. Inzet Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya member informasi pendukung. 7. Point Suatu daftar/list yang mempunyai beberapa baris berurutan ke bawah. Biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.32 C. Invisible Elements 1. Margin Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. 33 2. Grid Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout. Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk kerya desain yang mempunyai beberapa halaman. 34 32 Ibid, Hal 53-62 33 Ibid, Hal 64 34 Ibid, Hal 68 60 Semua elemen Layout yang telah dijabarkan cukup berpengaruh terhadap efektifitas pesan yang akan disampaikan. Karena setiap elemen layout mempunyai peran yang berbeda-beda dalam membangun keseluruhan layout. Dan apabila salah satu dari elemen layout diatas tidak digunakan, maka pesan yang akan disampaikan akan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu penggunaan elemen-elemen diatas cukup berpengaruh terhadap ke efektifan pesan yang ingin disampaikan. 2.3 Biografi 2.3.1 Pengertian Biografi Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan 61 seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tematema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu. Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi. Macam-macam Biografi : Berdasarkan sisi penulis Berdasarkan Isinya Berdasarkan persoalan yang dibahas Berdasarkan penerbitannya 62 2.3.1.1 Berdasarkan sisi penulis 1. Autobiografi. Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya 2. Biografi. Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas : Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat) 2.3.1.2 Berdasarkan Isinya 1. Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan. 2. Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu. 2.3.1.3 Berdasarkan persoalan yang dibahas 1. Biografi politik. yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya. 63 2. Intelektual biografi Biografi yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkan penulisnya dalam gaya penulisan ilmiah. 3. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra Yaitu biografi yang materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara. 2.3.1.4 Berdasarkan penerbitannya 1. Buku Sendiri. Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik. 2. Buku Subdisi. Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau. 2.4 Empat Tokoh Betawi Empat Tokoh Betawi yang akan diulas biografinya didalam buku ini antara lain : 64 1. Muhammad Husni Thamrin, 2. Ismail Marzuki 3. H. Benyamin Suaeb 4. KH. Noer Ali Penulis mengambil sample empat orang tokoh Betawi dari sekian puluh tokoh yang ada karena pertimbangan tokoh-tokoh yang disebutkan di atas merupakan tokoh Betawi yang mampu memberikan kontribusi yang besar bagi Etnis Betawi khusunya serta bagi bangsa Indonesia secara umumnya, bahkan tiga tokoh (Muhammad Husni Thamrin, Ismail Marzuki, & KH. Noer Ali) diatas merupakan tokoh pahlawan nasional yang telah diakui oleh bangsa dan Negara atas kepahlawanan mereka. 2.5 Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) Wedha’s Pop Art Portrait atau yang lebih popular dengan nama WPAP merupakan sebuah karya fenomenal lainnya yang diciptakan oleh Wedha Abdul Rasyid. Embrio gaya WPAP sendiri sudah diciptakan pada tahun 1990-1991. Pada tahun 1990-1991 Wedha terus melakukan Eksperimen dalam penciptaan karya WPAP yang dulu belum memiliki nama. Dalam fase tersebut juga terus terjadi dinamika dalam proses peciptaan karya. Dimulai pada fase manual di tahun 1990 1991 hingga akhirnya melalui proses komputerisasi pada tahun 1998. Memasuki tahun 2007, WPAP yang kala itu masih dinamai Foto Marak Berkotak oleh Wedha mulai menarik minat banyak orang. Mulai dari penggemar karya-karyanya hingga rekan-rekan seprofesinya sesama perupa. Melalui 65 rekomendasi dari seorang kawan bernama Gumelar, pemerhati karya (kurator) Ade Darmawan yang merupakan direktur komunitas Ruang Rupa, Djoko Hartanto seorang akademisi dibidang seni serta rekan kerjanya Angky Astari. Wedha pun akhirnya melabelkan karya-karya popartnya dengan nama Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) menggantikan nama Foto Marak Berkotak (FMB). WPAP mulai di publikasikan oleh Wedha sendiri mulai tahun 2008 melalui sebuah pameran tunggal yang dilaksanakan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) sesaat sebelum ia mempensiunkan diri sebagai seorang illustrator di majalah HAI. 2.5.1 Prinsip pada WPAP Sama seperti halnya tiap gaya visual yang memiliki ciri tersendiri pada dunia seni rupa dan desain, gaya visual WPAP pun memiliki ciri khasnya sendiri yang membuatnya beda dengan gaya visual lainnya. Menurut sang Kreator WPAP yaitu Wedha Abdul Rasyid, prinsip dalam karya WPAP yang membuatnya menjadi ciri khas WPAP adalah : 1. Tidak adanya penggunaan kurva (garis lengkung) dalam proses faceting (pembidangan) potret. 2. Tidak menggunakan warna kulit (skin tone). 2.5.2 Jenis-jenis WPAP Gaya Visual Wedha’s Pop Art Portrait dalam segi pewarnaan dapat di bagi menjadi tiga jenis. Yaitu WPAP BW (Black White), WPAP Skin tone (Warna Kulit), dan WPAP Color (warna). Ketiga jenis WPAP berdasarkan warna tersebut pada dasarnya 66 merupakan urutan dalam pembuatan karya WPAP. Yang mana menggunakan tahapan warna tersebut bisa mempermudah si pembuat karya WPAP dalam menentukan kesatuan pada WPAP yaitu berupa facet, color dan background. Gambar II.8 Contoh WPAP Warna dan Skintone