TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA TARAKAN Olivia Dewi dan Retnaningtyas Widuri Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor pada wajib pajak (tax payer), yaitu kesadaran wajib pajak, pemahaman terhadap peraturan perpajakan, dan persepsi terhadap kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan baik secara parsial maupun simultan, serta bagaimanakah tingkat efektivitas pajak daerah dalam meningkatkan PAD dan seberapa besar kontribusi pajak daerah terhadap PAD. Data diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh responden yang membayar pajak daerah. Dengan menggunakan teknik regresi berganda, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Semakin tinggi pemahaman yang dimiliki wajib pajak terhadap peraturan perpajakan maka akan meningkatkan keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Sedangkan kesadaran wajib pajak dan persepsi terhadap kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Selain itu, tingkat efektivitas pajak daerah sudah menunjukkan hasil yang efektif, sedangkan tingkat kontribusi pajak daerah belum memberikan kontribusi yang baik terhadap PAD. Kata Kunci : kesadaran wajib pajak, pemahaman terhadap peraturan perpajakan, persepsi terhadap kualitas pelayanan. ABSTRACT The purpose of this study was know whether the factors of the taxpayer (tax payer) such as the awareness of tax payer, the comprehension on tax laws, and the perceptions of service quality have a significant impact on the success of the local tax revenue of Tarakan either partially or simultaneously, and how the effectiveness rate in increasing PAD and how much the contribution of the local taxes to PAD. The data were obtained by questionnaires completed by respondents that pay the local taxes. By using multiple regression techniques, the result showed that the comprehension of tax laws had a positive influence on the success of local tax revenue of Tarakan. The higher comprehension of the tax payer to the tax laws then it will increase the success of the local tax revenue Tarakan city. Whereas the awareness of tax payer and perceptions of service quality did not influence on the success of the local tax revenue of Tarakan. Moreover, the effectiveness rate already showed that the results of effectiveness, whereas local tax contribution did not give good contribution to PAD. Keyword: awareness of tax payer, the comprehension on tax laws, and perceptions of service quality. 1 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 mengembangkan pembangunan daerah dan fasilitas yang PENDAHULUAN terdapat di kota Tarakan dan menargetkan untuk melakukan Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu pemungutan pajak yang efektif guna pencapaian tujuan proses dimana pemerintah daerah dan seluruh pembangunan daerah. komponen masyarakat mengelola berbagai sumber Tabel 1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota daya yang ada pada daerahnya masing-masing dan Tarakan Tahun 2010-2013 membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan dapat mendorong terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Dalam rangka pencapaian target pembangunan yang lebih baik, pemerintah pusat membuat suatu kebijakan yaitu penyerahan kekuasaan kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerahnya masingmasing, yang disebut dengan desentralisasi fiskal. Kota Salah satu misi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah untuk masing-masing. otonomi daerah setiap Di dalam daerah agar penerimaan pajak daerah Kota Tarakan bisa untuk dianggap berhasil dan Kota Tarakan dapat dikatakan sebagai daerah yang mampu mandiri secara keuangan (PAD). Sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah yaitu yang dapat membiayai daerahnya sendiri. antara lain berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil Faktor-faktor pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan law penting dalam berkontribusi dalam penerimaan yaitu meningkatkan dan melaksanakan otonomi, Tarakan merupakan kota yang administration pada salah satu faktor saja, yaitu faktor tax payer yang diduga dapat mempengaruhi keberhasilan penerimaan mampu pajak daerah Kota Tarakan. pengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Kota tax policy 2008). Penelitian ini akan memfokuskan penelitian memeratakan yaitu Perpajakan), tax dilihat dari sisi wajib pajak) (dalam Harimulyono, kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu Perpajakan), (Administrasi Perpajakan) dan tax payer (Faktor yang pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk (Undang-Undang (Kebijakan dari pajak daerah. Diharapkan pajak daerah mampu daerah keberhasilan mempengaruhi keberhasilan perpajakan adalah tax rumah tangga daerahnya yang mempunyai peranan sumber mempengaruhi (1994), dan Tubagus Chairul (1992), faktor yang untuk membiayai pembangunan dan segala kebutuhan satu yang perpajakan menurut Fuad Bawazier (1993), Guritno lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah salah lebih memaksimalkan sumber-sumber potensi pajak daerah mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah menjadi agar realisasi penerimaan pajak daerah serta mampu pelaksanaan dituntut diharapkan meningkatkan upaya-upaya agar dapat mencapai menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah Tarakan Dalam penelitian Fraternesi (2002), variabel sedang kesadaran perpajakan dan pendapat wajib pajak berkembang dan bertumbuh serta terus berupaya terhadap pelayanan fiskus berpengaruh secara positif menjadi kota yang potensial dan meningkat secara dan signifikan terhadap keberhasilan penerimaan intensif, dari segi pertambangan, bisnis perdagangan pajak. Pada penelitian Rachman, Rindah dan Gita dan industri jasa. Upaya tersebut dilakukan dengan (2009) menyatakan bahwa variabel kesadaran wajib 2 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 pajak berpengaruh secara signifikan namun variabel yang berlaku agar sehingga wajib pajak dapat mengisi pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh signifikan secara benar jumlah pajak terutang serta membayar terhadap keberhasilan Pada pajak tepat pada waktunya tanpa ada tindakan penelitian Fauziyah bahwa pemaksaan, dan memasukkan dan melaporkan pada variabel kesadaran perpajakan dan pemahaman wajib waktunya infomasi yang diperlukan sesuai dengan pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku yang dapat keberhasilan penerimaan pajak. Pada Penelitian meningkatkan keberhasilan penerimaan pajak daerah. Hartinah (2013) menyatakan variabel pengetahuan Dalam melakukan pemungutan pajak daerah dan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan melayani wajib pajak, Dinas Pendapatan, Pengelolaan perpajakn pertumbuhan Keuangan dan Aset Kota Tarakan harus memberikan penerimaan pajak restoran di Makassar, sedangkan kualitas pelayanan terbaik yaitu dari segi pelayanan, pendapat wajib pajak terhadap pelayanan fiskus pengetahuan, berpengaruh negatif serta kesadaran dan kejujuran diberikan kepada wajib pajak yang dapat memberikan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kepuasan yang dapat menghasilkan persepsi yang penerimaan pajak restoran. Pada penelitian Suhartono positif terkait dengan pajak daerah yang akan (2008) menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan mendukung keberhasilan penerimaan pajak daerah. penerimaan (2008) berpengaruh secara berpengaruh pajak. menyatakan signifikan terhadap komunikasi serta fasilitas yang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak di Makassar. Pada penelitian Pardi dan Pengaruh Kesadaran Handayani Terhadap Keberhasilan (2010) menyatakan bahwa variabel kesadaran perpajakan dan pemahaman wajib pajak Wajib Pajak Penerimaan Pajak Daerah Kota Tarakan tentang Undang-undang dan peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap berhasilan Menurut penerimaan pajak restoran. Sedangkan Penelitian Handoko P. (2013) pada kota rasio efektifitas ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan juga memenuhi rasa kerelaan dan sukarela, dan harus menyadari rasa kesadaran dalam diri wajib pajak dalam bahwa manfaat sendiri adalah untuk kemajuan dan membayar pajak agar wajib pajak mengetahui perkembangan negara kita sendiri. Apabila kesadaran manfaat dalam membayar pajak daerah untuk masyarakat rendah, maka target pajak seringkali tidak pembangunan daerah dan menyadari pentingnya terealisasi dengan baik dan benar. ketentuan perpajakan yang berlaku sehingga wajib Untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak pajak memiliki rasa kerelaan dan suka rela dalam dalam membayar pajak daerah yang dapat mendukung daerah. untuk dalam membayar pajak, Wajib Pajak harus memiliki baik kewajiban formal maupun material, dibutuhkan pajak keinginan Kesadaran Wajib Pajak sangatlah diperlukan karena Dalam menjalankan kewajiban perpajakan, penerimaan dan kewajiban perpajakannya (dalam Wahyuni, 2013). menunjukkan penerimaan pajak daerah yang efektif. keberhasilan kesadaran mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati kontribusi yang baik terhadap PAD, yaitu mencapai sedangkan (2011), perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang Pontianak menyimpulkan bahwa pajak daerah memberikan 68,75%, Muliari melakukan kewajiban perpajakannya, dibutuhkan persepsi yang positif terhadap pajak Untuk sehingga dalam membayar pajak, masyarakat tidak pelaksanaan sistem self assesment, wajib pajak harus perlu bertanya-tanya manfaat dalam membayar pajak memiliki pemahaman terhadap peraturan perpajakan dan mempunyai kerelaan dalam membayar pajak. 3 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Untuk memberikan perpespi yang positif terhadap H0: Kesadaran wajib pajak tidak pajak, Wajib Pajak harus diberikan pendidikan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah perpajakan baik formal maupun non formal yang akan Kota Tarakan. meningkatkan kesadaran Wajib Pajak. Menurut H1: Kesadaran wajib pajak mempengaruhi Suryadi (2006), penyuluhan pajak yang dilakukan keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. secara intensif dan kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman Wajib Pajak tentang kewajiban Pemahaman pmembayar pajak sebagai wujud kegotong royongan Terhadap Peraturan Perpajakan nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional Adiasa (dalam Wahyuni, 2013). tentang peraturan dan Undang-undang serta tata cara hal-hal berikut (dalam Wahyuni, 2013): adanya perpajakan dan menerapkannya untuk melakukan Undang-Undang dan kegiatan ketentuan perpajakan b. pajak, yang akhirnya berpengaruh terhadap perilaku atau praktek masyarakat dalam hal kediplinan membayar pajak. Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan Sesuai dengan sistem perpajakan yaitu self negara. Menghitung, membayar, melaporkan pajak melaporkan pajak dengan suka rela. f. membayar sikap masyarakat cenderung apatis terhadap pajak Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus berlaku. e. seperti, pemahaman masyarakat tentang pajak mengakibatkan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang d. perpajakan melaporkan SPT, dan sebagainya. Rendahnya tingkat Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara. c. bahwa dimana wajib pajak memahami dan mengetahui memiliki kesadaran perpajakan apabila sesuai dengan Mengetahui menyatakan pemahaman peraturan perpajakan adalah suatu proses Menurut Asri (2009) Wajib Pajak dikatakan a. (2013) Menghitung, assessment system, dimana diberikan kepercayaan wajib untuk pajak yang melaksanakan perhitungan, penyetoran dan pelaporan sendiri pajak membayar, yang terhutang, yang diharapkan masyarakat paham dengan benar. akan pajak, khususnya peraturan akan perpajakan. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Kesadaran akan perpajakan haruslah peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh ditumbuhkan pada setiap wajib pajak agar wajib pajak mempunyai rasa kerelaan dalam sebab itu, wajib pajak haruslah memiliki pemahaman memenuhi terhadap kewajibannya serta dapat berkontribusi terhadap pajak peraturan perpajakan, sebagai dasar terjalankannya kewajiban yang optimal. Wajib pajak daerah yang akan dirasakan manfaatnya lewat yang tidak paham akan peraturan perpajakan, akan kemajuan dari pembangunan di daerah Kota Tarakan. cenderung memiliki sikap apatis sehingga menjadi Oleh sebab itu, kesadaran wajib pajak berpengaruh tidak taat terhadap pajak. terhadap pemungutan wajib pajak yang dapat dilihat Menurut dari tercapainya target wajib pajak yang dapat Widayati dan Nurlis (2010), terdapat beberapa indikator wajib pajak mengetahui mempengengaruhi keberhasilan penerimaan pajak dan memahami peraturan perpajakan (dalam Adiasa, daerah pula. 2013), yaitu: 4 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 a. b. Kewajiban pemilikan NPWP, setiap wajib pajak urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung yang untuk antara seseorang yang orang lain atau mesin secara mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Persepsi sebagai adalah proses yang digunakan indvidu mengelola dan memiliki penghasilan salah satu wajib sarana untuk pengadministrasian pajak. menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan memberikan makna kepada lingkungan mereka. kewajiban sebagai wajib pajak. Apabila wajib c. d. e. Dikaitkan dengan pelayanan dapat pelayanan perpajakan pajak telah mengetahui kewajibannya sebagai maka wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, pelayanan dalam bentuk jasa di dibidang perpajakan salah satunya adalah membayar pajak. daerah oleh Dinas Pendapatan dan Keuangan melalui Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi satuan kerja dalam rangka memenuhi ketentuan perpajakan. semakin tahu dan paham wajib pajak perpajakan yang telah ditetapkan dan dapat menjadi terhadap peraturan perpajakan, maka semakin sumbangan terbesar penerimaan daerah yang akan tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi meningkatkan kemajuan pembangunan daerah pula. yang akan diterima bila melalaikan kewajiban Hasil kualitas pelayanan yang diberikan merupakan perpajakan mereka. pelayanan dari Dinas Pendapatan dan Keuangan dapat Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, memberikan kepuasaan terhadap wajib pajak maka PKP dan tarif pajak. persepsi wajib pajak terhadap aparat pemungut pajak Wajib pajak mengetahui dan memahami didefinisikan sebagai dan Dinas Pendapatan dan Keuangan akan baik peraturan perpajakan melalui sosialisasi. sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak Dengan adanya pemahaman terhadap peraturan pula. perpajakan, pemungutan pajak daerah akan berjalan Dinas Pendapatan dan Keuangan harus dengan efektif, sehingga dapat memicu tercapainya melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas keberhasilan penerimaan pajak daerah. pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak sebagai pelanggan, sehingga H0 : Pemahaman terhadap peraturan perpajakan tidak persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan dari mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah DP2KA akan positif dan diharapkan wajib pajak akan Kota Tarakan. memenuhi kewajiban perpajakannya dengan H1: Pemahaman terhadap peraturan perpajakan membayar pajak agar penerimaan sektor pajak daerah mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah akan semakin meningkat. Upaya peningkatan kualitas Kota Tarakan. pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas dan kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, perbaikan infrastruktur seperti perluasan Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono (2007), tempat pelayanan terpadu (TPT), penggunaan sistem kualitas informasi dan teknologi untuk dapat memberikan merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan kewajiban perpajakannya (Manalu, 2012). yang memenuhi atau melebihi harapan (dalam Utami, Untuk mengukur Parasuraman, et. al (1990) Andi, dan Ayu, 2012). Menurut Utami, Andi, dan pengukuran kualitas pelayanan khususnya yang Ayu, 2012, pelayanan adalah suatu kegiatan atau 5 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 menyangkut pelayanan publik dapat menggunakan kualitas pelayanan serta satu variabel dependen yaitu penilaian jaga (dalam Ginting, 2003), yaitu: keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. a. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sarana adalah tiga variabel independen yaitu kesadaran wajib komunikasi. b. c. d. e. Keandalan pajak, pemahaman terhadap peraturan perpajakan dan (reliability), kemampuan persepsi terhadap kualitas pelayanan. Jenis dan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini segera, akurat dan memuaskan. adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan Dalam penelitian ini, data primer didapatkan dengan para staf untuk membantu para pelanggan dan menggunakan kuisioner. Sedangkan data sekunder memberikan pelayanan dengan tanggap. adalah data yang sudah diproses oleh pihak tertentu Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, sehingga data tersebut sudah tersedia saat diperlukan. kemampuan dapat Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari data deret berkala (time series), atau runtut waktu bahaya, risiko atau keragu-raguan. selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009-2013 yang Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam diperoleh melakukan hubungan, komunikasi yang baik, Keuangan dan Aset kota Tarakan. kesopanan, yakni dan sifat dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh para pelanggan. f. Wajib Pajak daerah dengan jumlah 54.000 wajib Oleh sebab itu, kualitas pelayanan haruslah pajak. Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak ditingkatkan agar persepsi wajib pajak terhadap daerah. Wajib pajak daerah adalah orang pribadi atau kewajiban perpajakannya dan pemerintah daerah Badan, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang menjadi positif sehingga diharapkan wajib pajak akan memenuhi kewajiban mempenpunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai perpajakannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan membayar pajak agar penerimaan sektor perpajakan daerah. Teknik sampling yang digunakan pajak daerah akan semakin meningkat yang akan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak Dan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan daerah. rumus Slovin, sehingga menghasilkan jumlah sampel H0: Persepsi Terhadap Kualitas pelayanan tidak sebanyak 99,82 yang dibulatkan menjadi 100 sampel. mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Kota Tarakan. H1: Persepsi Terhadap Kualitas pengukuran likert scale dengan 4 poin untuk variabel pelayanan independen. Skala pengukuran kedua yang dipakai mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah tingkat efektifitas dan kontribusi pajak daerah, yaitu Kota Tarakan. target anggaran, realisasi penerimaan pajak daerah, pajak daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang METODE PENELITIAN menggunakan skala pengukuran rasio. Desain penelitian ini adalah survey,yaitu Suatu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, variabel dikatakan reliabel, jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Sedangkan pemahaman validitas terhadap peraturan perpajakan dan persepsi terhadap dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan korelasi pearson product moment. 6 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Metode statistik yang digunakan untuk menguji Perkotaan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 11 Bea Perolehan Hak Atas teknik analisis regresi berganda dengan bantuan 13 orang Tanah dan Bangunan program SPSS 19. Model persamaan regresi dalam Total 100 orang penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini telah memenuhi uji validitas Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e dan reliabilitas serta uji asumsi klasik sebagai syarat sebelum masuk ke dalam tahap analisis regresi Keterangan: berganda. Uji asumsi klasik yang telah diuji meliputi Y = Variabel tidak bebas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi a = konstanta dan uji heteroskedastisitas. b = koefisien regresi linier X Persamaan X = variabel bebas regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: e = error Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + ε HASIL PENELITIAN DAN Nilai konstanta sebesar 2.571 menunjukkan PEMBAHASAN besarnya keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan apabila ketiga variabel sama dengan nol atau Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar analisa kepada responden. Berdasarkan tidak memberikan pengaruh. hasil Nilai koefisien regresi Kesadaran Wajib pengumpulan data menunjukkan bahwa kuesioner Pajak yang kembali dan layak untuk dianalisis sebanyak 100 kuesioner. Berikut data mengenai responden: (X1) sebesar menunjukkan adanya Kesadaran Wajib Nilai Keterangan (bernilai negatif) arah pengaruh negatif Pajak terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Tabel 2. Tabel Wajib Pajak Daerah No. -0,091 koefisien regresi Pemahaman Jumlah Terhadap Peraturan Perpajakan (X2) sebesar 0,655 1 Pajak Hotel 13 orang (bernilai positif) menunjukkan adanya arah pengaruh 2 Pajak Restoran 9 orang positif Pemahaman Terhadap Peraturan Perpajakan 3 Pajak Hiburan 6 orang terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota 4 Pajak Reklame 14 orang Tarakan. 5 Pajak Penerangan Jalan 1 orang Nilai koefisien regresi Persepsi Terhadap 6 Pajak Parkir 5 orang Kualitas Pelayanan (X3) sebesar -0,121 (bernilai 7 Pajak Air Bawah Tanah 4 orang negatif) menunjukkan adanya arah pengaruh negatif 8 Pajak Sarang Burung 4 orang Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Walet 9 Pajak Mineral Bukan Tabel 3 Koefisien Determinasi 6 orang Logam dan Batuan 10 Pajak Bumi dan 25 orang Bangunan Perdesaan dan 7 R 0,762 R Square 0,580 Adjusted Rsquare 0,567 (Constant) 2,571 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 = 0.069 > 0.050. Hasil perhitungan adalah (-1,985) < (-1,837) < 1,985. Berdasarkan hasil tersebut maka H 0 Nilai R yang diperoleh sebesar 0.762 menunjukkan bahwa hubungan ketiga diterima dan disimpulkan bahwa Kesadaran Wajib variabel terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Pajak tidak Tarakan tergolong cukup kuat. penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Hal ini berarti peningkatan Nilai R Square yang diperoleh sebesar 0.580 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib keberhasilan Pajak akan menunjukkan bahwa kemampuan ketiga variabel menurunkan keberhasilan penerimaan pajak daerah dalam menjelaskan variasi keberhasilan penerimaan Kota Tarakan. Berdasarkan hasil ini hipotesis pajak daerah Kota Tarakan adalah sebesar 58% dan penelitian (H1) ditolak dan mendapatkan kesimpulan sisanya sebesar 42% dijelaskan oleh variabel lain. bahwa Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh Tabel 4 Tabel ANOVA untuk Uji F Variabel X1,2,3 berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. terhadap Y Uji t antara Pemahaman Terhadap Peraturan Perpajakan terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan menghasilkan nilai t hitung = 8,356 > t tabel= 1,985 dalam hubungan positif uji dua sisi (df= n-k=100-4=96, α/2=0.025) dan nilai signifikansi = 0.000 < 0.050. Berdasarkan hasil Dari tabel diatas, diketahui nilai F hitung = tersebut maka H0 ditolak dan disimpulkan bahwa 44,3 > F tabel 2,70 (df1=k-1=4-1=3 , df2=n-k=100- Pemahaman 4=96, α=0.05) dan nilai signifikansi = 0.000 < 0.005, pajak, pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak maka H1 diterima dan disimpulkan bahwa kesadaran wajib Terhadap daerah Kota Tarakan. Hal ini berarti peningkatan peraturan Pemahaman Terhadap Peraturan Perpajakan akan perpajakan, dan persepsi terhadap kualitas pelayanan meningkatkan keberhasilan penerimaan pajak daerah berpengaruh secara simultan terhadap keberhasilan Kota Tarakan. Berdasarkan hasil ini hipotesis penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. penelitian (H1) diterima yang mendapatkan kesimpulan bahwa Pemahaman Terhadap Peraturan Tabel 5 Uji t Variabel X1,2,3 terhadap Y Perpajakan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Uji t antara Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan menghasilkan nilai t hitung = 1,670 dengan nilai t tabel =1,985 dalam hubungan positif uji dua sisi (df= n-k=100-4=96, α/2=0.025) dan nilai signifikansi = ,098 > 0.050. Hasil perhitungan Uji t antara Kesadaran Wajib Pajak terhadap adalah (-1,985) < (-1,670) < 1,985. Berdasarkan hasil keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan tersebut maka H0 diterima dan disimpulkan bahwa menghasilkan nilai t hitung = -1,837 sedangkan t Persepsi tabel = (-1,985) dalam hubungan positif uji dua sisi berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak (df= n-k=100-4=96, α/2=0.025) dan nilai signifikansi daerah Kota Tarakan. Hal ini berarti peningkatan 8 Terhadap Kualitas Pelayanan tidak TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan akan tergolong efektif yang berarti pajak daerah di Kota menurunkan keberhasilan penerimaan pajak daerah Tarakan menunjukkan hasil yang efektif. Kota Tarakan. Berdasarkan hasil ini hipotesis penelitian (H1) ditolak dan mendapatkan kesimpulan a. Pajak Hotel bahwa Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan tidak Tabel 7 Tingkat Efektivitas Pajak Hotel Kota berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak Tarakan Tahun 2009-2013 daerah Kota Tarakan. Dilihat dari nilai Beta, faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan adalah Pemahaman Terhadap Peraturan Perpajakan karena mempunyai nilai Beta paling besar yaitu diperoleh sebesar 0,655, sedangkan nilai Beta terkecil (paling tidak signifikan pengaruhnya) adalah Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan yang hanya memiliki Beta sebesar -0,121. Efektivitas b. merupakan hubungan antara Pajak Restoran Tabel 8 Tingkat Efektivitas Pajak Restoran Kota realisasi penerimaan pajak terhadap target penerimaan Tarakan Tahun 2009-2013 pajak untuk melihat apakah pajak daerah yang dipungut telah sesuai denga target yang telah ditetapkan. Untuk menghitung besarnya tingkat efektivitas dapat dihitung dengan membandingkan realisasi pajak daerah dengan target pajak daerah. Tabel 6 Tingkat Efektivitas Kota Tarakan Tahun 2009-2013 c. Pajak Hiburan Tabel 9 Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Kota Tarakan Tahun 2009-2013 Dari tabel diatas dapat terlihat hasil tingkat efektivitas yang menunjukkan hasil efektif dan hasil yang tinggi ditunjukkan pada tahun 2012 dengan hasil sangat efektif dikarenakan realisasi penerimaan pajak d. daerah yang berhasil menembus target pajak daerah. Rata-rata rasio efektivitas sebesar 97,95% yang 9 Pajak Reklame TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Tabel 10 Tingkat Efektivitas Pajak Reklame Kota Tarakan Tahun 2009-2013 h. Pajak Air Tanah Tabel 14 Tingkat Efektivitas Pajak Air Tanah Kota Tarakan Tahun 2009-2013 e. Pajak Penerangan Jalan Umum Tabel 11 Tingkat Efektivitas Pajak Penerangan Jalan Umum Kota Tarakan Tahun 2009-2013 i. Pajak Sarang Burung Walet Tabel 15 Tingkat Efektivitas Pajak Sarang Burung f. Walet Kota Tarakan Tahun 2009-2013 Mineral Bukan Logam & Batuan Tabel 12 Tingkat Efektivitas Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan Kota Tarakan Tahun 2009-2013 g. Pajak Parkir j. Tabel 13 Tingkat Efektivitas Pajak Parkir Kota Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Tarakan Tahun 2009-2013 Tabel 16 Tingkat Efektivitas Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Kota Tarakan Tahun 2009-2013 10 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 tersebut dalam membayar pajak daerah. Dikatakan wajib pajak harus mempunyai kesadaran yaitu wajib pajak harus mengetahui betapa pentingnya dalam membayar pajak daerah dan bahwa sebagai warga negara yang baik, membayar pajak daerah merupakan kewajiban yang tidak boleh dilanggar dan sebaiknya dilakukan dengan rutin dan disiplin. Kesadaran wajib pajak berkaitan dan sesuai ketentuan menurut Wahyuni (2013), yaitu mengetahui mengenai Undang-Undang dan ketentuan perpajakan yang k. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan berlaku, mengetahui dan memahami fungsi pajak dan Perkotaan (PBB) manfaat pajak untuk pembiayaan negara, paham akan Tabel 17 Tingkat Efektivitas PBB Kota Tarakan kewajiban perpajakan yang harus dilaksanakan sesuai Tahun 2009-2013 dengan ketentuan yang berlaku, melakukan perhitungan, pembayaran, serta pelaporan pajak dengan suka rela dan dengan benar. Dalam penelitian ini, variabel kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. Hasil temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Hartinah (2013) yang menyimpulkan bahwa kesadaran dan kejujuran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penerimaan pajak restoran di Makassar, dikarenakan Kontribusi dihitung dengan membandingkan sikap wajib pajak yang tidak menunjukkan adanya kesadaran dan wajib pajak antara besarnya realisasi penerimaan pajak daerah hanya mau membayar pajak daerah dikarenakan dengan jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah. teguran atau diingatkan oleh orang sekitarnya. Sedangkan penelitian ini tidak mendukung penelitian Tabel 18 Kontribusi Pajak Daerah Fauziyah (2008) yang menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PBB, dikarenakan karena wajib pajak mempunyai sikap sadar terhadap fungsi pajak dan membayar kewajiban pajak PBB. Penelitian Rachman, Rindah dan Gita (2009) menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB, dikarenakan mengetahui bahwa PBB merupakan sumber pendapatan negara, wajib pajak yang memiliki rasa Untuk variabel kesadaran wajib pajak, kerelaan dan suka rela dalam membayar pajak, dimana wajib pajak harus mempunyai karakteristik ketepatan waktu membaayar PBB dengan jumlah 11 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 pajak terhutang yang benar, serta membayar PBB meningkat apabila pengetahuan dan pemahaman sesuai dengan kewajiban wajib pajak. Penelitian Pardi wajib dan Handayani (2010) juga menyimpulkan kesadaran Fauziyah (2008) menyimpulkan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap berhasilan penerimaan pajak restoran, dikarenakan penerimaan PBB, berdasarkan kuisioner dan hasil wajib pajak banyak yang menyadari manfaat dan penelitian, wajib pajak telah paham tentang Undang- fungsi dari membayar pajak. undang PBB (Undang-undang cukup jelas dan singkat pajaknya ditingkatkan. Dalam penelitian dan dapat menghitung sesuai Undang-undang) serta Untuk variabel Pemahaman terhadap paham mengenai PBB (SPPT terhadap hak dan Peraturan Perpajakan, dimana wajib pajak yang kewajiban wajib pajak, manfaat membayar PBB, mempunyai kewajiban sebagai pembayar pajak dan menjalankan hak dan kewajiban objek pajak dan dasar pengenaan PBB). Sedangkan perpajakan, penelitian ini tidak mendukung penelitian Rachman, membutuhkan pemahaman dan pengetahuan yang Rindah dan Gita (2009) yang menyimpulkan bahwa berpedoman dan berlandaskan terhadap peraturan pemahaman wajib pajak atas PBB tidak berpengaruh perpajakan yang berlaku dan yang memegang kendali signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB, dan menjadi dasar terhadap penjalanan kewajiban dikarenakan wajib pajak memanfaatkan dengan wajib pajak. Widayati dan Nurlis (2010) menyatakan memahami peraturan perpajakn untuk melakukan bahwa agar wajib pajak dapat dikatakan paham terhadap peraturan perpajakan, harus mengetahui dan memahami terkait (dalam Adiasa, 2013) dengan 1) penghindaran kewajiban memanfaatkan kelemahan-kelemahan Undang-undang kewajiban pemilikan NPWP yaitu wajib pajak wajib penelitian untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWPD Pardi perpajakan perpajakan dan atau Handayani dengan atau celah PBB. Dalam (2010) yang menyimpulkan pemahaman wajib pajak tentang sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian Undang-undang pajak, 2) hak dan kewajiban sebagai wajib pajak, 3) dan peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap berhasilan sanksi perpajakan, yaitu sanksi yang akan diterima penerimaan pajak restoran dikarenakan pengetahuan bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka yang wajib pajak yang sudah cukup memadai dalam dapat membuat wajib pajak tersadar bahwa ketepatan mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak, serta waktu dalam membayar dan melaporkan pajak daerah mengetahui sangatlah penting, 4) Subjek Pajak, Objek Pajak dan menjalankan kewajiban perpajakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang tarif pajak. berlaku. Dalam penelitian ini, pemahaman terhadap peraturan perpajakan berpengaruh terhadap Variabel keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan persepsi terhadap kualitas pelayanan, dimana kualitas pelayanan sangat menjadi yang konsisten dengan hasil penelitian Hartinah patokan dalam membayar pajak. Kualitas pelayanan (2013) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan dan yang dimaksudkan oleh penelitian ini adalah kualitas pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan pelayanan berpengaruh terhadap pertumbuhan penerimaan pajak dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan&Aset (DP2KA) Kota Tarakan yang akan restoran di Makassar. Hasil kuisioner yang diperoleh menentukan persepsi positif atau negatif oleh wajib Hartinah (2013), responden banyak yang menjawab pajak. Persepsi wajib pajak yang negatif menimbulkan netral. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa rasa apatis dan kengganan dalam membayar pajak penerimaan pajak memiliki potensi yang besar untuk 12 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 daerah serta ketidak disiplinan pembayaran pajak restoran sudah merasakan pelayanan yang diberikan daerah. apabila persepsi wajib pajak positif, maka hal oleh petugas pajak sudah baik, namun hasil penelitian tersebut akan mendukung proses penerimaan pajak Hartinah (2013) menyatakan bahwa meskipun wajib daerah mengukur pajak menganggap pelayanan petugas pajak sudah Parasuraman, et. al (1990) kualitas pelayanan publik baik, namun dari sisi internal KPP menganggap dapat diukur dengan menggunakan (dalam Ginting, bahwa 2003) yaitu 1) Bukti langsung (tangibles), meliputi menghambat pemungutan pajak. yang lebih baik. Menurut masih fasilitas yang diberikan, perlengkapan para pegawai terbatasnya Pembahasan teori jumlah secara SDM yang umum yang yang mendukung pelayanan, dan sarana komunikasi berkaitan denga teori keberhasilan penerimaan pajak yang diberikan kepada wajib pajak, 2) Keandalan Daerah menurut Fuad Bawazier (1993), Guritno (reliability), memberikan (1994), dan Tubagus Chairul (1992), faktor yang pelayanan yang diberikan dengan keandalan, akurat mempengaruhi keberhasilan perpajakan adalah tax dan law hasilnya yakni kemampuan memuaskan, 3) Daya tanggap (Undang-Undang Perpajakan), (Kebijakan untuk membantu para pelanggan dan memberikan (Administrasi Perpajakan) dan tax payer (Faktor yang pelayanan dengan tanggap dan cepat 4) Jaminan dilihat dari sisi wajib pajak) (dalam Harimulyono, (assurance), mencakup pengetahuan, kesopanan para 2008). Dalam penelitian ini, faktor yang dipilih adalah staf, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, tax payer (faktor-faktor yang melekat dalam diri wajib bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan, 5) pajak) yang paling berpengaruh adalah faktor Empati pemahaman terhadap peraturan perpajakan. meliputi kemudahan dalam tax policy (responsiveness), yaitu pelayanan yang diberikan (emphaty), Perpajakan), tax administration melakukan hubungan dengan wajib pajak dan Definisi penerimaan pajak menurut John dijalankan dengan memberikan komunikasi yang Hutagapol (2007) dan Lina Rahmawatin (2011) dan baik, perhatian dan memahami kebutuhan para wajib Suryadi adalah sumber penerimaan yang diperoleh pajak. secara rutin yang dapat dikembangkan secara optimal kualitas Dalam penelitian ini, persepsi terhadap sesuai dengan kebutuhan pemerintah serta kondisi pelayanan masyarakat yang dominan untuk belanja rutin maupun tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. pembangunan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan keberhasilan penerimaan pajak merupakan salah satu oleh Suhartono (2008) yang menyimpulkan bahwa ukuran kualitas kesesuaiannya pelayanan tidak berpengaruh terhadap Menurut keberhasilan dengan Fraternesi (2002), perpajakan, fungsi karena budgeter pajak penerimaan PBB di KP PBB Jakarta Selatan III, (pembiayaan). Guritno (1987) menyatakan bahwa dikarenakan pembayaran pajak merupakan sesuatu pajak akan berhasil apabila tingginya kepatuhan yang dipaksakan dan telah diatur oleh Undang-undang masyarakat sehingga wajib pajak tetap membayar pajaknya Maka,keberhasilan penerimaan perpajakan daerah walaupun kualitas pelayanan di KPP tersebut tidak adalah memadai. Namun penelitian ini tidak mendukung bersumber penelitian yang dilakukan oleh Hartinah (2013) yang masyarakat yang digunakan untuk pembiayaan daerah menyimpulkan yaitu untuk kebutuhan pemerintah (belanja rutin) dan bahwa pendapat wajib pajak dalam ukuran dari keberhasilan pemungutan berpengaruh terhadap pertumbuhan penerimaan pajak masyarakat(pembangunan restoran di Makassar, dikarenakan wajib pajak keberhasilan 13 membayar penerimaan pajak. perpajakan pajak daerah daerah), pajak yang daerah ke dimana tersebut TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 disebabkan oleh tingginya kepatuhan wajib pajak kategori efektif pada tahun 2009, 2010, 2011 dan dalam membayar pajak daerah. 2013 dan sangat efektif pada tahun 2012. Hal ini Dalam beberapa penelitian dan jurnal juga dijumpai faktor-faktor diduga pajak daerah sudah cukup memuaskan dan cukup mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak daerah. optimal. Dalam penelitian ini, menyimpulkan bahwa dalam berjudul tingkat efektivitas pajak daerah Kota Tarakan “Pengaruh Karakteristik Pada Wajib Pajak Terhadap menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, yaitu Keberhasilan Penerimaan PBB”, terdapat faktor lain berada dalam kategori efektif. Penelitian ini telah yang diduga mempengaruhi keberhasilan penerimaan sesuai pajak daerah yaitu sikap wajib pajak terhadap PBB. Handoko (2013) yang berjudul “Analisis Tingkat Dalam penelitian Pardi dan Handayani (2010) yang Efektivitas berjudul “Pengaruh Faktor Tax Payer Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pontianak” yang Keberhasilan Penerimaan Pajak Restoran”, faktor menyimpulkan bahwa tingkat efektifitas yaitu sangat lain keberhasilan efektifitas pada tahun 2007, 2009, 2010, dan 2010 penerimaan pajak daerah adalah persepsi wajib pajak dengan tingkat efektifitas masing-masing sebesar tentang pelaksanaan sanksi administrasi PBB dan tax 100,13%, avoidance. Pada penelitian Rachman, Rindah dan Gita sedangkan pada tahun 2008 tingkat efektifitas Kota (2009) faktor lain yang diduga mempengaruhi Pontianak berada dalam kategori efektif dengan keberhasilan tingkat jurnal yang Fauziyah diduga lain (2008) yang menandakan bahwa kinerja aparat aparat pemungut yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah yaitu dengan penelitian Pajak yang dilakukan oleh Daerah 102,49%, efektifitas Sebagai 103,49%, sebesar keberhasilan dan Sumber 113,68%, 99,18% kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh mencerminkan kinerja Fraternesi (2002), “Studi Empiris Tentang Pengaruh DP2KA Kota Pontianak yang sangat optimal. yang pemungutan Faktor-faktor yang Melekat Pada Wajib Pajak Terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak Menurut Riduansyah (2003), sumber Bumi dan Bangunan di Kota Bengkulu”, faktor lain pembiayaan (pendapatan) daerah terbagi menjadi dua yang diduga mempengaruhi keberhasilan penerimaan kategori sumber pembiayaan, yaitu pendapatan yang pajak daerah adalah sikap wajib pajak terhadap diperoleh dari sumber eskternal (pemerintah pusat, pembangunan daerah, sikap wajib pajak terhadap tingkatan pemerintahan yang ada di atas pemerintahan sanksi denda PBB, pendapat wajib pajak tentang daerah yang bersangkutan, negara asing, pihak swasta penghindaran PBB, dan Pendapat wajib pajak tentang dan pihak ketiga) dan pendapatan yang diperoleh dari berat tidaknya beban PBB. sumber internal (pajak daerah, retribusi daerah dan hasil-hasil badan usaha yang dimiliki oleh daerah). Menurut Mardiasmo (2002) Efektifitas pada Kontribusi yang berasal dari pihak internal, khususnya dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau pajak daerah, harus mendapatkan perhatian dan harus target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan diupayakan agar meningkat secara insentif dari keberhasilan dalam pemungutan pajak daerah yang berbagai aspek. dibandingkan dengan target anggaran yang ditetapkan yang mencerminkan hasil kinerja dari Dalam penelitian ini, menyimpulkan bahwa aparat kontribusi pajak Daerah Kota Tarakan masuk kedalam pemungut dari suatu daerah tersebut. kriteria sedang, dimana hal ini menunjukkan bahwa Dari hasil penelitian ini, tingkat efektifitas realisasi penerimaan pajak daerah yang telah dipungut pajak daerah yang hasilnya berfluktiatif terbilang oleh DP2KA belum dapat memberikan kontribusi cukup memuaskan, dikarenakan masuk kedalam 14 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 yang besar terhadap PAD Kota Tarakan. Hal ini efektifitas pajak daerah di Kota Tarakan pada tahun dikarenakan masih banyaknya pos-pos pajak daerah 2009 sampai 2013 adalah sangat baik. Dengan melihat yang tidak dapat menembus target anggaran. keadaan rata-rata efektifitas pajak daerah Kota Tarakan sebesar kontribusi pajak daerah Kota Tarakan, menandakan 97,95%. DP2KA masih harus mengupayakan peningkatan pemungutan pajak sudah sangat baik, 6) Kontribusi potensi dari sumber-sumber pajak daerah yang sudah pajak derah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ada. Dilihat dari kontribusi pajak daerah yang masih pada tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan hasil berada dapat yang berfluktuasi namun mengalami peningkatan dari disimpulkan bahwa Kota Tarakan masih belum bisa tahun 2009 sampai 2012, dan turun pada tahun 2013 bergantung yang menunjukkan rata-rata kontribusi tahun 2009- dalam kategori kepada ‘sedang’, pendapatan maka dari sumber internalnya, melainkan kepada sumber eksternal. Hal ini menunjukkan kinerja dalam 2013 sebesar 22% (sedang). Hal ini menunjukkan Dalam penelitian ini, kontribusi pajak daerah penerimaan dari pos pajak daerah belum bisa belum memberikan kontribusi yang baik terhadap memberikan kontribusi yang besar dalam PAD Kota Penerimaan Asli Daerah. Penelitian ini tidak disesuai Tarakan. dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko SARAN (2013) yang berjudul “Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli 1) Variabel independen yang digunakan dalam Daerah Kota Pontianak” yang menyimpulkan bahwa penelitian hanya kesadaran wajib pajak, pemahaman rata-rata kontribusi pajak daerah Kota Pontianak terhadap peraturan perpajakan, dan persepsi terhadap berada dalam kategori ‘Sangat Baik’, yaitu sebesar kualitas pelayanan terhadap keberhasilan penerimaan 68,75%, yang berarti bahwa pajak daerah sudah pajak memberikan pendapatan sebesar 68,75% terhadap daerah Kota Tarakan. Hasil analisis menyimpulkan hanya 58% dari variabel dependen Pendapatan Asli Daerah Kota Pontianak dan hal yang dapat dijelaskan oleh variabel independen, tersebut sudah sangat memuaskan. sehingga variabel lainnya harus ditambahkan yang dapat KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi perpajakan, 2) Dinas keberhasilan penerimaan Pendapatan Pengelolaan Berdasarkan hasil dari analisa dan pengujian Keuangan & Aset hendaknya memberikan sosialisasi pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: kepada wajib pajak agar dapat menambah pemahaman 1) Kesadaran Wajib Pajak (X1) tidak mempengaruhi dan kesadaran wajib pajak terhadap pajak daerah, 3) Keberhasilan Penerimaan Kota Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Tarakan, Pemahaman Peraturan harus memberikan tindakan sanksi yang tegas kepada 2) Pajak Daerah Terhadap positif wajib pajak yang kepatuhan pajaknya rendah, 4) Kota Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Tarakan, 3) Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan harus memberikan pelayanan dan cepat, tepat dan (X3) tidak mempengaruhi Keberhasilan Penerimaan memuaskan para wajib pajak dan memberikan Pajak Daerah Kota Tarakan, 4) kesadaran wajib fasilitas yang memudahkan pembayaran pajak daerah pajak, pemahaman terhadap peraturan perpajakan, kepada wajib pajak, seperti mengadakan program dan mobil keliling untuk pembayaran PBB, serta dapat Perpajakan (X2) Keberhasilan persepsi mempengaruhi Penerimaan terhadap Pajak secara Daerah kualitas pelayanan pajak melakukan pembayaran pada ATM yang lainnya, 5) daerah Kota Tarakan secara simultan, 5) Tingkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset mempengaruhi keberhasilan penerimaan 15 TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 hendaknya melakukan pengecekan langsung dan kelapangan dalam rangka pemenuhan kepatuhan Bisnis Universitas Semarang Diponegoro Sarjana Ekonomi wajib pajak untuk memeriksa secara langsung objek Ginting, Rosalina. 2003. Kualitas Pelayanan pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak sehingga Pemungutan dapat mengetahui sikap dan kejujuran yang dimiiki Pengelolaan Keuangan & Aset mengadakan upaya Intensifikasi Pajak dan Ekstensifikasi Pajak yang dapat mengoptimalkan pemungutan pajak daerah dapat meningkatkan keberhasilan Pascasarjana Universitas Program Studi Magister Administrasi. Thesis. Handoko penerimaan pajak daerah Kota Tarakan. P.,Sri. 2013. Diponegoro Ilmu Analisis Tingkat Kota Pontianak.Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Wajib Program Sumber Pendapatan Asli Daerah Adiasa, Nirawan. 2013. Pengaruh Pemahaman Pajak dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai DAFTAR PUSTAKA Peraturan Bumi Bangunan Kota Semarang. oleh wajib pajak, 6) Hendaknya Dinas Pendapatan sehingga Pajak Terhadap Program Ekonomi Universitas Tanjungpura Kepatuhan Harimulyono, Pajak Dengan Preferensi Risiko Nurrohman. Sebagai Variabel Moderating. Efektivitas Fakultas Ekonomi dan Universitas 2008. Pengaruh Administrasi Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Negeri Semarang Skripsi staf pengajar STIE Al.Budi, Triton P. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Anwar Mojokerto. Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : CV. Hartinah (2013). Analisa Pengaruh Faktor- faktor Andi Offset. Cahya (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Penerimaan Wajib Pajak Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Makassar. Restoran Di Pajak Fakultas Ekonomi dan Orang Hasanuddin Bisnis Universitas Makasar Skripsi Pribadi (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Skripsi Fakultas Bandung). Ekonomi Universitas Keputusan Menteri Keuangan Nomor Pasundan. 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Dewinta, Rinta Mulia. 2012. Pengaruh Wajib Pajak Yang Persepsi Diberikan Pelaksanaan Sesnsus Pajak Nasional dan Terhadap Kesadaran Kepatuhan Lingkungan Kantor Wajib Kelebihan Perpajakan Pajak Dapat Pengembalian Pembayaran Pendahuluan Pajak. Menteri Keuangan Republik Indonesia. Jakarta Di Wilayah Manalu, Lasmauli N. 2012. Pengaruh Kualitas Direktorat Jendral Pajak Daerah Pelayanan Istimewa Yogyakarta. Program Pajak Sarjana Fakultas Ekonomika Keuangan dan Aset Daerah Kota 16 Terhadap Pada Kepuasan Dinas Wajib Pengelolaan Binjai. TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Program Studi Ilmu Manajemen Seolah Pascasarjana Kabupaten Magister Sains Universitas Sumatera Karanganyar. Fakultas Ekonomi Universitas Utara. Sebelas Maret Surakarta skripsi. Thesis. Suhartono, Mardiasmo (2002). Otonomi dan Manajemen Bono (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Peningkatan Potensi dan Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi Penerimaan Pajak Bumi Bangunan Pada KP PBB Jakarta Pardi dan Handayani (2010). Pengaruh Faktor III. Skripsi Tax Payer Terhada Keberhasilan Pajak Penerimaan dan Selatan Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Restoran” Vol. “Veteran” Jakarta. 18, No. 9 (Maret 2010) STIE AUB Surakarta Utami, Sri. R, Andi, dan Ayu Noorida Soerono. Riduansyah, Mohammad. 2003. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Terhadap 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Daerah Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan Di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak dan Pratama Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah. Ilmu Sosial dan Ilmu Eksternal Serang. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Fakultas Politik, Universitas Indonesia, Makara, Humaniora, Vol.7 No. 2, Utomo, Banyu. A. W. 2011. Pengaruh Sikap, Sosial Kesadaran Pengetahuan Kepatuhan Desember 2003 Wajib Pajak,dan Perpajakan Terhadap Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Di Saragih, Sarjeni F. 2013. Analisis Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Pengaruh Kecamatan Kualitas dan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Kantor Pelaynan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.Program Akuntansi Magister Studi Sekolah Sains Sarwono, Jonathan. (2012). Metode Riset Skripsi : dan BisnisUniversitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman Pascasarjana Sumatera Tangerang Negeri Sarjana Ekonomi Ilmu Universitas Kota Selatan. Fakultas Ekonomi Sanksi Pajak Orang Pribadi di Pamulang Data Dengan Yogyakarta : SPSS Analisis edisi 3. Graha Ilmu Utara. Thesis. Wahid, Nur. 2013. Produk Domestik Regional Pendekatan Kuantitatif Prosedur Media Bruto (PDRB) Kota Tarakan Menurut (Menggunakan Lapangan Usaha 2009-2012. Tarakan : SPSS). Jakarta : PT. Elex BPS Kota Tarakan Komputindo. Wahyuni, Solikah, Hajar. 2010. Analisis Kinerja dan Potensi Ning. 2013. Pengaruh Kesadaran, Penerapan Self Assesment System dan Pajak Penerangan Jalan di Pemeriksaan Terhadap 17 Kewajiban TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013 Membayar Pajak Orang Ekonomi Pribadi. Fakultas Universitas Semarang Sarjana Negeri Ekonomi. Yunanto, Lilik (2010). Analisis Potensi, Upaya Pajak, Elastisitas Kabupaten Efisiensi, Efektivitas dan Hotel di Pajak Klaten. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Srudi Pembangunan Surakarta. Tesis 18