INFO PRODUK BioXtra Solusi Alami untuk Pasien Xerostomia akibat Radioterapi Daerah Kepala dan Leher Xerostomia akibat radioterapi daerah kepala dan leher Insidens kanker kepala dan leher di seluruh dunia dilaporkan sebanyak lebih dari 500.000 kasus per tahunnya.1,2 Data insidens keganasan kepala dan leher belum ada di Indonesia, namun diketahui bahwa karsinoma nasofaring merupakan jenis kanker terbanyak di antara kanker di bidang TelingaHidung-Tenggorok (THT) di Indonesia, dan termasuk dalam lima besar kanker dengan insidens tertinggi.3 Radioterapi merupakan salah satu modalitas terapi utama pada seluruh stadium kanker, termasuk untuk kanker nasofaring. Komplikasi radioterapi terhadap jaringan sehat meliputi mukositis, gangguan pengecap, hiposalivasi-xerostomia, dan penyakit periodontal. Xerostomia adalah kondisi atau sensasi kekeringan pada rongga mulut akibat berkurangnya produksi saliva sebagai dampak dari rusaknya kelenjar liur. Xerostomia tergolong komplikasi lambat radioterapi pada keganasan kepala dan leher (termasuk kanker nasofaring) yang sering terjadi (insidens >90%) dan umumnya sulit dihindari karena lapangan radiasi umumnya meliputi daerah kelenjar liur. Lamanya xerostomia dapat berlangsung singkat (beberapa minggu-bulan) hingga permanen (akibat atrofi kelenjar ludah yang luas).4-9 Dampak xerostomia antara lain: dapat menyebabkan kesulitan berbicara dan menelan sehingga dapat mengganggu status nutrisi pasien, halitosis, meningkatnya jumlah kavitas gigi, serta dapat meningkatkan risiko infeksi mukosa mulut (termasuk Candida sp). Selain itu, xerostomia juga berdampak buruk terhadap kualitas tidur serta bisa menyebabkan infeksi intraoral dan karies dentis (disebut juga karies radiasi).8,10,11 Sebuah studi yang menilai dampak xerostomia terhadap kualitas hidup pasien (Dirix, et al) menunjukkan bahwa sebanyak 93% (dari n=75) pasien radioterapi daerah kepala CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011 dan leher mengalami xerostomia, 65% di antaranya mengalami xerostomia derajat 2-3 (sedang-berat). Ditemukan hubungan yang bermakna antara xerostomia dengan dampak psikologis atau kualitas hidup pasien.6 Saliva pengganti (substituted saliva) sebagai terapi xerostomia akibat radioterapi Tujuan terapi lokal xerostomia pada pasien yang menjalani radioterapi secara umum yaitu menjaga kesehatan rongga mulut dan menghindari komplikasi xerostomia. 4,10 Xerostomia umumnya diterapi dengan pemberian saliva buatan, atau dapat juga lewat pemberian obat perangsang produksi saliva (silagogue), seperti pilocarpine. Saliva pengganti diberikan dengan tujuan menggantikan peran saliva alami, bukan hanya untuk melembabkan. Saliva pengganti idealnya mengandung zat dan sifat fisik yang mirip dengan saliva alami. 4,12 BioXtra merupakan saliva pengganti yang mengandung bahan alami dengan kandungan lengkap untuk menjaga kesehatan rongga mulut secara optimal pada pasien dengan xerostomia. Profil BioXtra Saat ini, telah hadir 2 produk BioXtra di Indonesia, yaitu BioXtra Gel dan BioXtra Mouthspray, dengan manfaat untuk membantu meningkatkan kelembaban, mempertahankan kesegaran napas, serta meningkatkan kesehatan rongga mulut. Komposisi dan deskripsi • BioXtra gel 13 - Komponen aktif: Colostrum extract, Xylitol, Hydroxyethylcelllulose, Lactoperoxidase, Lactoferrin, Lysozyme, Sodium Thiocyanate. - Sediaan gel mengatasi mulut kering dengan lebih bertahan lama dan membentuk barrier, terutama digunakan pada malam hari. Bioxtra Moisturising Gel mengandung faktor-faktor penting pertahanan saliva plus pelembab khusus yang dapat memberikan kenyamanan jangka panjang serta mempertahankan kesehatan rongga mulut. • BioXtra mouthspray 13 - Komponen aktif: Colostrum extract, Xylitol, Hyroxyethylcellulose, Sodium Monofluorophosphate (150 ppm/F 0.114%), Lactoperoxidase. - BioXtra Mouthspray merupakan bentuk sediaan yang praktis untuk digunakan saat mulut terasa kering. Formula pekat “seperti saliva” menghasilkan lapisan pelembab pada permukaan mulut yang kering, bibir, dan tenggorokan. Sediaan ini juga mengandung enzim mulut dan mineral yang penting, membantu meningkatkan kelembaban, mempertahankan kesegaran napas, serta meningkatkan kesehatan rongga mulut. Komponen BioXtra dan manfaatnya • Lactoferrin: komponen penting sistem pertahanan tubuh, mempunyai sifat antibakteri, anti-viral, anti-parasit, anti-jamur, dan menyokong pertumbuhan bakteri baik. Lactoferrin merupakan protein multifungsional yang terutama terdapat pada mukosa, banyak ditemukan pada susu dan sekresi mukosa (termasuk saliva). Lactoferrin menghambat kemampuan bakteri dan virus untuk menempel pada membran sel dan dapat berikatan dengan endotoksin bakteri sehingga mengurangi respons inflamasi serta menghambat pembentukan biofilm bakteri (termasuk Pseudomonas aeruginosa).13,14-17 • Lysozyme: enzim hidrolitik yang memecah ikatan glikoprotein pada dinding sel bakteri, baik bakteri Gram positif maupun negatif. Enzim ini bekerja sinergis dengan lactoferrin. Adanya lysozyme dalam saliva membantu mengontrol karies dan infeksi jamur Candida. Lysozyme merupakan enzim anti-bakteri yang ditemukan pada hampir seluruh jaringan dan sekret tubuh.13,14,18 • Lactoperoxidase: enzim yang bereaksi dengan substrat untuk menghasilkan antibakteri alami saliva, hypothiocyanite 555 INFO PRODUK (melalui oksidasi ion thiocyanate, SCN-) serta mengurangi terjadinya penyakit gusi dan bau napas tak-sedap. Lactoperoxidase bersifat bakterisidal terhadap bakteri tertentu, seperti Lactobacillus dan Streptococcus.13,14 • Colostrum extract: campuran kompleks imun (immunoglobulin) dan non-imun (faktor pertumbuhan). Komponen tersebut berperan sebagai mekanisme proteksi tubuh alami, menghambat pembentukan dan adhesi bakteri anaerobik, membantu menghindari kerusakan sel, serta membantu proses penyembuhan alami rongga mulut karena adanya komponen faktor pertumbuhan.13,14 • Xylitol: pemanis non-kariogenik yang juga berperan mengurangi pembentukan plak dan menghambat terjadinya karies dentis, bahkan dapat membantu memperbaiki kavitas minor akibat karies dentis. Sebuah uji klinis menunjukkan bahwa pemberian xylitol setiap hari efektif mengurangi pembentukan plak gigi serta jumlah bakteri Streptococcus mutans.13,19-21 Sebuah studi in vitro, yang menilai manfaat pemberian gel yang mengandung ekstrak kolostrum bersama dengan protein antibakteri (lactoperoxidase, lactoferrin, dan lysozyme) menunjukkan bahwa kombinasi tersebut lebih superior dalam hal menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan produk saliva pengganti lain.22 Uji klinis yang menilai manfaat BioXtra terhadap perbaikan kualitas hidup pada 34 pasien menunjukkan bahwa pemberian BioXtra meningkatkan rerata skor kualitas hidup (dari 59,4 pra-terapi menjadi 70,5 pasca-terapi; p <0,001). Sebanyak 32% pasien melaporkan adanya perbaikan mayor. Tidak terpantau efek samping terkait terapi pada seluruh pasien. Disimpulkan bahwa BioXtra efektif dalam mengurangi gejala xerostomia yang diinduksi radioterapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.23 Simpulan Xerostomia merupakan komplikasi radioterapi yang sering terjadi pada pasien kanker kepala dan leher, yang berdampak luas terhadap kualitas hidup serta meningkatkan risiko komplikasi akibat hiposalivasi. Saliva pengganti (substituted saliva), khususnya yang memiliki kandungan lengkap me- nyerupai saliva alami, berperan menjaga kelembaban rongga mulut serta membantu menghindari terjadinya komplikasi. BioXtra merupakan saliva pengganti dengan kandungan lengkap menyerupai saliva alami dan telah teruji bermanfaat optimal bagi pasien kanker kepala dan leher dengan xerostomia. (HSD) REFERENSI 1. National Cancer Institute. Head and neck cancer: questions and answers. 2005. Available at: www.cancer.gov 2. Wikipedia. Head and neck cancer. 2008. Available at: www.en.wikipedia.org 3. Asroel, Harry A. Penatalaksanaan radioterapi pada karsinoma nasofaring. FK Universitas Sumatera Utara Bag THT. 2002. 4. Vissink A, et al. Prevention and treatment of the consequences of head and neck radiotherapy. Critical Reviews in Oral Biology & Medicine. 2003; 14:213. 5. Garg, Arun K, Malo Mauricio. Manifestations and treatment of xerostomia and associated oral effects secondary to head and neck radiation therapy.The Journal of the American Dental Association. 1997; 128:1128-33. 6. Dirix P, et al. The influence of xerostomia after radiotherapy on quality of life: result of a questionnaire in head and neck cancer. Support Care Cancer. 2008; 16(2) (Abstract). 7. CancerNetwork. Xerostomia a late complication of radiotherapy for head and neck cancer. 2002. oncology news international; 11(6). 8. Wada A, et al. Radiation-induced xerostomia: objective evaluation of salivary gland injury using mr sialography. Am J Neuroradiol. 2009; 30:53-8. 9. Jabbari S Kiml, et al. Matched case-control study of quality of life and xerostomia after intensitymodulated radiotherapy or standard radiotherapy for head and neck cancer: intial report. Int J Radiat Oncol Biol Phys. 2005; 63(3) (Abstract). 10. Wikipedia. Xerostomia. 2008. Available at: www.en.wikipedia.org 11. JL Roh, et al. Xerostomia following radiotherapy of the head and neck affects vocal function. J Clin Oncol. 2005; 23 (13) (Abstract). 12. Fedele DJ, Niessen L. Periodontal treatment for older adults. In: Newmann. MG, et al. Clinical Periodontology 9th ed.W.B.Saunders. 2002. 13. BioXtra. Available at: www.bioxhealthcare.com 14. Newman. MG, Carranza FA. Periodontal pathology. In: Newmann. MG, et al. Clinical Periodontology 9th ed.WB Saunders. 2002. 15. Wikipedia. Lactofferin. 2008. Available at: www.en.wikipedia.org 16. Brock, Jeremy H.The physiology of lactofferin. Biochem Cell Biol. 2002; 80:1-6. 17. Singh PK, et al. A component of innate immunity prevents bacterial biofilm development. Nature. 2002; 417: 552-5. 18. Online Medical Dictionary. Lysozyme. 2008. Available at: www.cancerweb.ncl.ac.uk 19. Online Medical Dictionary. Xylitol. 1998. Available at: www.cancerweb.ncl.ac.uk 20. Wikipedia. Xylitol. 2008. Available at: www.en.wikipedia.org 21. Mäkinen KK, et al. Comparison of erythritol and xylitol stimulants in the control of dental plaque and mutans streptococci. Caries Res. 2001; 35:129-35. 22. Ahariz M, et al. Effect of saliva-mimicking oral care compounds upon Candida albicans ATCC 10231. Eur J Physiol. 2005; 449:R1-13. 23. Dirix P, et al. Efficacy of the bioxtra dry mouth care system in the treatment of radiotherapy-induced xerostomia. Support Care Cancer. 2007; 15(12) (Abstract). Melalui produk BioXtra, Kalbe kembali mewujudkan komitmen untuk senantiasa meluncurkan produk terbaik bagi pasien, khususnya kali ini bagi pasien kanker dengan xerostomia. Sebagai produk dengan tagline ”Ultimate Oral Health”, diharapkan BioXtra dapat bermanfaat mengatasi xerostomia beserta komplikasinya dengan optimal. CDK 188 / vol. 38 no. 7 / November 2011 557