CDK-199_vol39_no11_th2012 ok.indd

advertisement
INFO PRODUK
Manfaat Kandungan Substitusi Saliva
untuk Pasien Kanker dengan Xerostomia
X
erostomia merupakan gejala subjektif
kekeringan pada rongga mulut akibat
menurunnya produksi saliva. Saliva
memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan rongga mulut dan gigi. Komponen
saliva
berfungsi
sebagai
antibakteri,
antifungal, antivirus, remineralisasi, lubrikasi,
menjaga keseimbangan pH rongga mulut,
membentuk bolus makanan, dan membantu
proses pencernaan. Kondisi xerostomia
mengganggu homeostasis normal rongga
mulut yang berujung pada penyakit oral dan
gigi. Salah satu penyebab xerostomia tersering
pada pasien kanker adalah radioterapi daerah
kepala dan leher.1,2
Xerostomia Akibat Radioterapi Daerah
Kepala dan Leher
Radioterapi merupakan salah satu modalitas
terapi utama seluruh stadium kanker
kepala dan leher, termasuk untuk kanker
nasofaring. Komplikasi radioterapi terhadap
jaringan sehat meliputi: mukositis, gangguan
pengecap, hiposalivasi - xerostomia, dan
penyakit periodontal. Xerostomia merupakan
komplikasi lambat pemberian radioterapi pada
keganasan kepala dan leher (termasuk kanker
nasofaring) yang sering terjadi (insidens >90%)
dan umumnya sulit dihindari karena lapangan
radiasi umumnya meliputi daerah kelenjar liur.
Sebuah studi menemukan sebanyak 93% (dari
n=75) pasien radioterapi daerah kepala dan
leher mengalami xerostomia dan sebanyak
65% mengalami xerostomia derajat 2-3
(sedang-berat).3 Lamanya xerostomia dapat
berlangsung singkat (beberapa minggubulan) hingga permanen akibat atropi kelenjar
saliva yang luas.3-6
Dampak xerostomia: kesulitan berbicara dan
menelan sehingga dapat mengganggu status
nutrisi pasien, halitosis, meningkatnya jumlah
kavitas gigi, serta dapat meningkatkan risiko
infeksi mukosa mulut (termasuk Candida sp).
Selain itu, xerostomia juga berdampak buruk
terhadap kualitas tidur, infeksi intraoral, dan
karies dentis (disebut juga karies radiasi).1,7,8
Suatu penelitian yang menilai dampak
xerostomia pada pasien kanker kepala
872
dan menemukan bahwa xerostomia yang
masih terjadi pasca 5 tahun radioterapi
berhubungan dengan gangguan menelan
dan memperburuk harapan hidup.9
Substitusi Saliva Sebagai Terapi
Xerostomia
Tujuan terapi xerostomia secara umum
yaitu menjaga kesehatan rongga mulut
dan menghindari komplikasi xerostomia.
Xerostomia umumnya diterapi dengan
pemberian air liur/saliva buatan dan dapat
juga diberikan obat perangsang produksi
air liur, seperti pilocarpine atau silagogue.
Substitusi saliva diberikan dengan tujuan
menggantikan peran saliva alami dan bukan
hanya untuk melembapkan. Substitusi saliva
idealnya mengandung zat dan sifat fisik yang
mirip dengan saliva alami. 4,10
Komponen Substitusi Saliva dan
Manfaatnya
• Lactoferrin: sebagai komponen penting
sistem pertahanan tubuh, mempunyai
sifat anti-bakteri, anti-viral, anti-parasit,
anti-jamur dan menyokong pertumbuhan
bakteri baik. Lactoferrin merupakan protein
multifungsional yang terutama terdapat pada
mukosa, terutama ditemukan pada susu dan
sekresi mukosa (termasuk saliva). Lactoferrin
menghambat kemampuan bakteria dan
virus untuk menempel dengan membran sel
sehingga menghambat pembentukan biofilm
bakteri (termasuk Pseudomonas aeruginosa).11-
mengurangi terjadinya penyakit gusi dan
halitosis. Lactoperoxidase bersifat bakterisidal
(membunuh bakteri) terhadap bakteri
tertentu, seperti jenis Lactobacillus dan
Streptococcus.11
• Ekstrak
kolostrum:
merupakan
campuran kompleks imun (immunoglobulin)
dan non-imun (faktor pertumbuhan).
Komponen tersebut berperan sebagai
mekanisme proteksi tubuh alami, menghambat
pembentukkan dan adhesi (penempelan)
bakteri anaerobik, membantu menghindari
kerusakan sel, dan membantu proses
penyembuhan alami rongga mulut karena
adanya komponen faktor pertumbuhan.11
• Xylitol: sebagai pemanis non-kariogenik,
juga berperan mengurangi pembentukan
plak dan menghambat terjadinya karies dentis,
bahkan dapat membantu memperbaiki
kavitas minor akibat karies dentis. Suatu
studi klinik menunjukkan pemberian xylitol
setiap hari efektif mengurangi pembentukan
plak gigi serta jumlah bakteri Streptococcus
mutans.15,16
Suatu studi in vitro yang menilai manfaat
pemberian gel yang mengandung ekstrak
kolostrum bersama dengan protein antibakteri (lactoperoxidase, lactoferrin, dan
lysozyme) menunjukkan bahwa kombinasi
tersebut lebih superior dalam hal
menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans dibandingkan produk saliva substitusi
lain.17
13
• Lysozyme: merupakan enzim bersifat
hidrolitik yang memecah ikatan glikoprotein
pada dinding sel bakteri, baik bakteri Gram
positif maupun negatif. Enzim ini bekerja
sinergis dengan lactoferrin. Adanya lysozyme
dalam saliva membantu mengontrol
terjadinya karies serta infeksi jamur Candida.
Lysozyme merupakan enzim anti-bakteri yang
ditemukan pada hampir seluruh jaringan
tubuh dan sekret.11-13
• Lactoperoxidase: suatu enzim yang
bereaksi dengan substrat untuk menghasilkan
anti-bakteri alami saliva hypothiocyanite
(melalui oksidasi ion thiocyanate [SCN-]),
Uji klinik pada 34 pasien yang menilai manfaat
substitusi saliva sediaan gel, pasta gigi, dan
mouthwash yang mengadung komponenkomponen di atas menunjukkan adanya
peningkatan skor kualitas hidup rerata
(praterapi: 59,4 menjadi pascaterapi: 70,5; p
<0,001). Sebanyak 32% pasien melaporkan
adanya perbaikan mayor. Tidak terpantau efek
samping terkait terapi pada seluruh pasien.18
Uji klinik lainnya yang melibatkan 20 pasien
menyimpulkan bahwa penggunaan pasta gigi
yang mengandung komponen-komponen
di atas selama 4 hari secara bermakna
mengurangi skor plak rerata dibandingkan
CDK-199/ vol. 39 no. 11, th. 2012
INFO PRODUK
pasta gigi ber-fluoride biasa (1,19 vs 1,95; p
<0,05).19
SIMPULAN
Xerostomia
merupakan
komplikasi
radioterapi yang sering terjadi pada
pasien kanker kepala dan leher dan
berdampak luas terhadap kualitas hidup
serta meningkatkan risiko komplikasi
akibat hiposalivasi. Substitusi saliva,
khususnya dengan kandungan lengkap
menyerupai saliva alami berperan
menjaga kelembapan rongga mulut
serta membantu menghindari terjadinya
komplikasi xerostomia. (HSD)
REFERENSI:
1.
Brosky ME. The role of saliva in oral health: Strategies for prevention and management of xerostomia.J Support Oncol.2007;5(5):215-25.
2.
Turner M, Jahangiri L, Ship JA. Hyposalivation, xerostomia and the complete denture.JADA.2008l139(2):146-50.
3.
P, Dirix, Nuyts S, Poorten VV, Deleare P, Van den BW. The Influence of Xerostomia After Radiotherapy on Quality of Life: Result of A Questionnaire in Head and Neck Cancer.Support Care
Cancer.2008; 16(2):171-9.
4.
Vissink A, Burlage FR, Spijkervet FK, Jansma J, Coppes RP. Prevention and Treatment of the Consequences of Head and Neck Radiotherapy.Crit Rev Oral Biol Med.2003;14(3):213-25.
5.
Garg, AK, Malo M. Manifestations and Treatment of Xerostomia and Associated Oral Effects Secondary to Head and Neck Radiation Therapy.J Am Dent Assoc.1997;128: 1128-33.
6.
Jabbari S, Kim HM, Feng M, Lin A, Tsien C, Elshaikh M, et al. Matched Case-control Study of Quality of Life and Xerostomia After Intensity-modulated Radiotherapy or Standard Radio-
7.
Wada A, Uchida N, Yokokawa M, Yoshizako T, Kitagaki. Radiation-induced Xerostomia: Objective Evaluation of Salivary Gland Injury Using MR Sialography.Am J
8.
Roh Jl, Kim AY, Cho MJ. Xerostomia Following Radiotherapy of the Head and Neck Affects Vocal Function.J Clin Oncol.2005;23(13):3016-23.
9.
Duke RL, Campbell BH, Schultz CJ, Marbella A, Myers KB, Layde P.Xerostomia and effects on quality of life in long-term head and neck cancer survivors.Otolaryngology.2004;131(2):183-.
therapy for Head and Neck Cancer: Intial Report. Int J Radiat Oncol Biol Phys.2005;63(3):725-31.
Neuroradiol.2009;30(1):53-8.
10. Fedele. DJ, Niessen. L.Periodontal Treatment for Older Adults. In Newmann. MG, et al.Clinical Periodontology 9th ed.2002.W.B.Saunders
11. Newman. MG, Carranza. FA.Periodontal Pathology. In Newmann. MG, et al.Clinical Periodontology 9th ed.2002.W.B.Saunders
12. Brock, JH.The Physiology of Lactofferin.Biochem Cell Biol.2002; 80:1-6.
13. Singh.PK, Parsek MR, Greenberg EP, Welsh MJ. A Component of Innate Immunity Prevents Bacterial Biofilm Development.Nature.2002;417(6888):552-5.
14. Online Medical Dictionary.Lysozyme.2008.Available from : www.cancerweb.ncl.ac.uk
15. Online Medical Dictionary.Xylitol.1998.Available from : www.cancerweb.ncl.ac.uk
16. Mäkinen. KK, Isotupa KP, Kivilompolo T, Mäkinen PL, Toivanen J, SÅ‘derling E. Comparison of Erythritol and Xylitol Stimulants in the Control of Dental Plaque and Mutans Streptococci.Caries
Res.2001;35(2):129-35.
17. M.Ahariz, Couttois P. Effect of Saliva-mimicking Oral Care Compounds upon Candida albicans ATCC 10231.Eur J Physiol.2005;449:R1-13.
18. P, Dirix; Nuyts S, Poorten VV, Deleare P, Van den BW.Efficacy of the BioXtra Dry Mouth Care System in the Treatment of Radiotherapy-induced Xerostomia.Support Care Cancer.2007.vol
15(12) : 1429-36.
19. Hatti S, Ravindra S, Satpathy A, Kulkarni RD, Parande MV. Biofilm inhibition and antimicrobial activity of a dentrifice containing salivary substitutes.Int J Dent Hyg.2007;5(4):218-24.
CDK-199/ vol. 39 no. 11, th. 2012
873
Download