46 PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Henni Purwaningrum NIM : 111 10 136 FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 47 48 PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Henni Purwaningrum NIM : 111 10 136 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 49 KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi. Salatiga, Penulis Henni Purwaningrum NIM: 111 10 136 50 KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] Dra.Djami‟atul Islamiyah, M.Ag Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp : 5 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Henni Purwaningrum Kepada: Yth. Dekan IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,Kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Henni Purwaningrum NIM : 111 10 136 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI Judul : PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 9 Februari 2015 Pembimbing 51 Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag NIP. 19570812 198802 2001 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH HENNI PURWANINGRUM 111 10 136 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag. ________________ Sekretaris Penguji : Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag. ________________ Penguji I : Maslikhah, S.Ag., M.Si. ________________ Penguji II : Dra. Maryatin, M.Pd. ________________ Salatiga, 31 Maret 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd. 52 NIP. 19670121 199903 1 002 MOTTO َ َه ْي خ ََر َج ِفى ِس ِب ْي ِل للا ِ َ طل َ ة الْ ِع ْل ِن فَ ُه َو فى “Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalanAllah” (HR.Turmudzi) PERSEMBAHAN Kubingkiskan karya yang istimewa ini untuk: & (Alm) Bapak Zuhri & Ibu Siti Ekowati, S.Pd.I tercinta yang selalu menyayangiku, mendukung, dan menyemangatiku. Terima kasih atas untaian do‟a yang tiada henti terucap dan dorongan untuk mengerjakan skripsi ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat almarhum Bapak dan Ibu bangga terhadapku. Terima kasih Bapak ... Terima kasih Ibu .... & Kakakku, Hendro Handoko, S.Pd.,terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah engkau berikan kepada adikmu ini. & Upla, dik Ana, Ainy,Aye, Vita, Lilis, Zaty dan Aminah terima kasih atas bantuan, do‟a, nasehat, hiburan,canda, tawa dan semangat yang kalian berikan kepadaku selama kuliah maupun dalam mengerjakan skripsi ini, aku tak akan melupakan semua kenangan yang telah kalian berikan kepadaku. Semoga persahabatan kita abadi selamanya. 53 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M. Pd.selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP Islam Ngadirejo 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, M.Pd selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 54 4. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini. 5. Bapak (Alm) Zuhri, Ibu Siti Ekowati, S.Pd.I dan Kakak Hendro Handoko, S.Pd tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis. 6. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung. 7. SMP Islam Ngadirejo, Bapak H. Abdulloh Munir selaku Kepala Sekolah SMP Islam Ngadirejo, Bapak Hasan Asy‟ari, S.Ag., Bapak Nurul Huda, S.Ag., Bapak Priyanto, S.Pd.I., dan semua staf dan guru di SMP Islam Ngadirejo yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya. Amin ya robbal ‟alamin Salatiga, Penulis 55 Henni Purwaningrum NIM: 111 10 136 ABSTRAK Purwaningrum, Henni. 2015. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. Kata Kunci: Peran, Guru,PAI, Pembinaan dan Akhlak Penelitian ini membahas pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo tahun pelajaran 2014/2015. Fokus Penelitian yang akan dikaji adalah: 1. Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015; 2. Metode apa saja yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015; 3. Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015; 4. Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Usaha-usaha yang dilakukan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo dilaksanakan secara intensif setiap hari dan setiap minggunya, seperti upaya Sholat Dhuhur Berjama‟ah, SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an), Mujahadah. 2. Metode Pembinaan akhlak siswa yang dilakukan guru yaitu ceramah, pembiasaan, konseling dan hukuman. 3. Faktor yang mendukung dalam pembinaan akhlak: a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut membina akhlak siswa. b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah. c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan hal-hal keagamaan. d. Tata 56 tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa. 4. Faktor yang menghambat pembinaan akhlak: a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu.b.Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Sikap dan perilaku siswa yang beragam. d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol. e. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. f. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung. g. Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang. DAFTAR ISI LEMBAR BERLOGO....................................................................................... i JUDUL.............................................................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi KATA PENGANTAR........................................................................................ vii ABSTRAK.......................................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Fokus Penelitian............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5 E. Kajian Teori…................................................................................... 6 F. Penegasan Istilah............................................................................... 7 G. Metode Penelitian 57 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 12 2. Kehadiran Peneliti...................................................................... 13 3. Lokasi Penelitian........................................................................ 13 4. Sumber Data............................................................................... 13 5. Prosedur Pengumpulan Data..................................................... 14 6. Analisis Data.............................................................................. 17 7. Pengecekan Keabsahan Data...................................................... 18 8. Tahap-tahap Penelitian............................................................... 19 H. Sistematika Penulisan...................................................................... 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam................................. 22 2. Tugas dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam........................ 25 B. Konsep Dasar Pembinaan Akhlak 1. Pengertian Pembinaan Akhlak.................................................... 28 2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak......................................... 32 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak................................ 34 C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak di SMP……………………………………………………………….. 43 BAB III PAPARAN DATA DAN PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Ngadirejo...................... 46 2. Profil Sekolah............................................................................. 50 3. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya LP SMP Islam Ngadirejo....... 52 58 4. Tata Tertib di SMP Islam Ngadirejo........................................... 54 5. Profil Guru Pendidikan Agama Islam Ngadirejo........................ 60 6. Macam-macam Pembinaan yang Dilakukan di SMP Islam Ngadirejo………………………………………......................... 62 B. Penyajian Data Berdasarkan Hasil Penelitian 1. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo.................................................. 64 2. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP Islam Ngadirejo........................ 67 3. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo............................... 69 4. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo............................... 71 BAB IV PEMBAHASAN A. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peminaan Akhlak............................................................................................... 74 B. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP Islam Ngadirejo.............................. 75 C. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhak............................................................................................... 79 D. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak.............................................................................................. 80 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................81 B. Saran................................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR TABEL Tabel 1 : Pendiri SMP Islam Ngadirejo Tabel 2 : Identitas SMP Islam Ngadirejo Tabel3 : Jenjang Guru dan Staf SMP Islam Ngadirejo Tabel 4 : Data siswa dalam 4 tahun terakhir Tabel 5 : Kelulusan siswa 4 tahun terakhir Tabel 6 : Data Ruang Kelas Tabel 7 : Data Ruang lain DAFTAR LAMPIRAN Lamp. 1: Pedoman Wawancara Lamp. 2: Kode Penelitian Lamp. 3: Transkip Wawancara Lamp. 4: Triangulasi Data Lamp. 5: Lembar Konsultasi Skripsi 60 Lamp. 6: Surat Penunjukkan Pembimbing Lamp. 7: Surat Permohonan Izin Penelitian Lamp. 8: Surat Keterangan Bukti Penelitian Lamp. 9: Dokumentasi Lamp. 10: Daftar Riwayat Hidup Lamp. 11: Daftar Nilai SKK 61 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo. 2003 : 16). Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di jaman sekarang ini, pendidikan dapat membentuk seseorang menjadi berkualitas dan memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan akan sempurna apabila dibarengi dengan pendidikan agama. Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam, merupakan segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi, 2005:28-29). Agama juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan 62 hubungan manusia dengan dirinya, keseimbangan dan keserasian dalam hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dalam mencapai kemajuan lahiriah dan kebahagiaan bathiniah. Sebab itulah pendidikan agama yang merupakan bagian pendidikan terpenting untuk melestarikan aspek-aspek sikap dan nilai keagamaan. Pendidikan agama juga harus mempunyai tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal yang merupakan sendi tak terpisahkan. Di samping itu pula seorang pendidik hendaknya tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya melainkan juga akhlak. Kehidupan masyarakat yang semakin modern dan pluralistik telah memberikan warna yang bervariasi dalam berbagai segi. Kenyataan modernisasi telah merambah hampir semua nilai-nilai agama yang seharusnya telah tercermin dalam perilaku yang baik. Perubahan tersebut bukan hanya pada bidang teknologi saja, tetapi yang lebih berbahaya adalah rusaknya moral, akhlak, etika dan perilaku manusia, yang akibatnya memicu kerusakan bangsa ini. Adapun lapisan masyarakat yang sangat mudah terkena pengaruh dari luar adalah remaja, karena mereka sedang mengalami kegoncangan emosi akibat perubahan dan pertumbuhan yang mereka lalui (Daradjat, 1976:94). Guru memegang peran yang sangat penting dan strategis sebab ia bertanggung jawab mengarahkan anak didiknya dalam hal penguasaan ilmu dan penerapannya dalam kehidupan dan dalam menanamkan dan memberikan tauladan yang baik terhadap anak didiknya kaitannya 63 dengan PAI. Seorang guru tidak hanya bertugas untuk mentrasfer ilmu pengetahuan semata, tetapi jauh lebih berat yaitu untuk mengarahkan dan membentuk perilaku atau kepribadian anak didik sehingga mereka yakini terlebih guru PAI. Teladan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru akan mempengaruhi positif atau negatifnya pembentukan kepribadian dan watak anak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. )۲۱ : ( االحزاب Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. ( Q.S. Al – Ahzab : 21 ) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Rasulullah adalah suri tauladan dan gurunya-guru adalah Rasulullah, oleh karena itu guru dituntut memiliki kepribadian yang baik seperti apa yang ada pada diri Rasulullah SAW. Kedudukan guru yang demikian, senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan. Lebih-lebih untuk mendidik kaderkader bangsa yang berbudi pekerti luhur (akhlaqul karimah). Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang pengaruh guru pendidikan agam islam dalam pembinaan akhlak siswa. Walaupun guru memiliki teori yang baik akan tetapi tidak didukung dengan tehnik dan metode yang baik, mungkin akan kacau. Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka peneliti 64 tertarik mengadakan penelitian dengan judul “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ”. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan fokus penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2. Apa saja metode yang digunakan Guru Pendidikn Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 3. Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 4. Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? C. Tujuan Penelitian Permasalahan tersebut di atas kemudian dijadikan sebagai pijakan penelitian dan akan dijawab melalui proses penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 65 1. Untuk mengetahui usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2. Untuk mengetahui metode yang digunakan Guru Pendidikn Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi SMP Islam Ngadirejo dan Pembaca. Hasil ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain : 1. Manfaat Teoritis Dapat memperkaya telaah kepustakaan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang peran guru pendidikan agama islam dalam pembinaan akhlak siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga : dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap pola pembinaan yang selama ini telah dilakukan dan juga sebagai acuan untuk perkembangan pembinaan di masa yang akan datang. 66 b. Bagi Guru : dapat memberikan informasi kepada guru dalam upaya membimbing dan membina siswa supaya memiliki akhlak yang baik c. Bagi penulis : sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal untuk terjun ke dalam dunia pendidikan. E. Telaah Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini akan mendeskripsikan beberapa karya ilmiah yang dijadikan referensi oleh peneliti. Peneliti menemukan beberapa skripsi yang mempunyai judul atau obyek yang hampir sama. Di antaranya adalah : Skripsi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga dengan judul “Upaya Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2013” oleh Rahmawati Purwandari. Hasilnya yaitu tentang penanaman akidah islam dan mengupas berbagai metode yang digunakan untuk pembinaan akhlak masyarakat kalibening. Skripsi di atas mempunyai keterkaitan dengan skripsi yang ditulis yaitu pembinaan akhlak, namun yang membedakan adalah lingkungan, metode dan objek yang diteliti. Skripsi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga dengan judul Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa SMK AL 67 Falah Sidomukti Salatiga Tahun 2013 oleh Istiqomah. Ia mengupas mengenai strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa SMK. Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Semarang dengan judul Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang oleh Nurul Khafshotul M. Ia mengupas tentang pembinaan akhlak siswa pada masa pubertas. Sedangkan skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Pembinaan Akhlak Siswa Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Skripsi ini mengupas tentang proses pembinaan akhlak di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Skripsi di atas mempunyai keterkaitan dengan skripsi yang ditulis yaitu pembinaan akhlak, namun yang membedakan dengan penelitian yang dibuat adalah objek kajian dan karakteristik peserta didik SMP Islam Ngadirejo. F. Penegasan Istilah Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis sampaikan batasan istilah yang terdapat judul, yaitu : 1. Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar´ (Kamus Besar. Bahasa Indonesia, 2001: 288). Menurut Sardiman (Djamarah, 2000:1) guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar 68 mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan Syafruddin Nurdin (2002:8) Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan. Menurut Ahmad Barizi (2010:142) Pengertian yang lebih sempit yaitu, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas. Sementara itu Muhammad Arifin (1977:214) berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah ”usaha-usaha secara sadar untuk menanamkan cita-cita keagamaan yang mempunyai nilai-nlai lebih tinggi daripada pendidikan lainnya karena hal tersebut menyangkut soal iman dan keyakinan”. Dalam hal ini Ahmad Tafsir (1990: 32) memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin. 69 Jadi guru pendidikan agama islam menurut peneliti adalah seorang pengajar atau pendidik yang bertugas untuk mengajarkan materi agama islam. 2. Pembinaan Akhlak Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan, cara. Pembinaan berarti “kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Selanjutnya definisi akhlak. Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan ( al- adat), perangai, tabi‟at, (al- sajiyyat ), watak ( al-thab’), adab/ sopan santun (al-muru’at), dan agama (aldin). Menurut para ahli masa lalu ( al-qudama’), akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan seiring pula akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Sedangkan kata akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabungkan (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt. 70 Adapun definisi akhlak menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli dan pemikir islam, baik pada jaman klasik maupun kontemporer. Berikut ini beberapa definis akhlak yang dikemukakan oleh para ahli seperti dikutip oleh Mohamad Ardani (2001: 27-29) sebagai berikut: a. Ibnu Miskawih Ibnu Miskawih sebagai ilmuwan muslim yang sangat terkemuka sebagai pakar akhlak dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi”. Menurut konsep beliau akhlak adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan. b. Imam Al Ghazali Menurut Imam Al Ghazali sebagai salah satu ulama besar yang bergelar hujjatul islam akhlak tidak hanya sebatas sikap, keutamaan yang bersifat pribadi, tetapi mencakup sejumlah sifat keutamaan akal, amal, perorangan dan masyarakat. Menurut beliau akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus 71 mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk. c. Al Farabi Al Farabi sebagai salah satu pemikir muslim tidak ketinggalan memberikan definisi akhlak. Menurut beliau akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh setiap orang. Berbagai definisi akhlak di atas bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan pertimbangan Jadi menurut penulis akhlak merupakan cermin dari tingkah laku individu, maka keberadaan akhlak itu harus tetap dibina dan diarahkan karena akhlak sebagai penuntun kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Disinilah letak pentingnya pembinaan akhlak terhadap anak, guna mencapai tujuan yang dikehendaki. 72 G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi. Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi, langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumendokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lainlain (Zuriah, 2009:95). Melalui metode kualitatif penulis dapat mengenal orang (subjek) secara pribadi dan melihat perkembangan definisi mereka sendiri tentang dunia ini. Penulis dapat merasakan pengalaman-pengalaman yang mungkin belum penulis ketahui sama sekali. Yang terakhir metode kualitatif memungkinkan penulis menyelidiki konsep-konsep yang dalam penelitian lainnya intinya akan hilang. Konsep-konsep seperti keindahan, rasa sakit, keimanan, penderitaan, frustasi, harapan, dan kasih sayang dapat diselidiki sebagaimana orang-orang yang sesungguhnya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Sugiyono, 2007:30). 73 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada bulan November tahun 2014 sampai dengan selesai. 4. Sumber Data Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007:794). 74 Adapun yang menjadi responden atau informan dalam penelitian ini adalah: 1) Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo. Sumber lain yang bisa dijadikan referensi seperti dokumendokumen maupun surat-surat penting. 5. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. a. Observasi Observasi adalah peninjauan secara cermat (Alwi, 2007:794). Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1980:136). Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti antara lain kegiatankegiatan dan fasilitas yang tersedia dalam rangka menunjang proses pembinaan akhlak siswa. Jenis-jenis observasi: a) Observasi partisipasi, Peneliti yang menjadi kepentingannya pengumpulan data/ informasi. 75 b) Observasi terus terang/ tersamar Untuk observasi terus terang dapat berupa wawancara sedangkan yang tersamar bisa berupa pengamatan-pengamatan situasi objek penelitian. c) Observasi tidak berstruktur Observasi yang tidak menggunakan panduan yang telah disiapkan sebelumnya, sebab fokus observasi biasanya berkembang sewaktu kegiatan penelitian berlangsung (Faisal, 1990:78-79). Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang belum diperoleh waktu wawancara dan dokumentasi. Dimana lokasi pelaksanaan pembinaan dan Bagaimana kondisi siswa ataupun respon siswa pada saat proses pembinaan berlangsung. b. Interview (Wawancara) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2011: 186) Teknik ini digunakan untuk memperoleh data langsung secara lebih mendalam dan akurat tentang permasalahan yang diteliti. Dalam pelaksanaannya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang mengetahui permasalahan seputar proses pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo. 76 Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara: (Arikunto, 2010:270) a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya membuat garis besar yeng akan ditanyakan. Tentu saja kreatifitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai. c. Dokumentasi Tidak kalah penting dari metode-metode yang lain adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dibanding metode yang lain, metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan, sumber datanya tetap belum berubah. Dalam metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Metode ini penulis gunakan untuk 77 mencari data peran guru PAI dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo. 6. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244). Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan: a. Pengumpulan data Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian. b. Reduksi data Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah meneliti di lapangan sampai laporan tersusun. Reduks data merupakan bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan dan mengorganisasi data sehingga dapat memperoleh kesimpulan. 78 c. Penyajian data Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu. d. Kesimpulan Yaitu permasalahan penelitian yang menjadi pokok pemikiran terhadap apa yang akan diteliti. 7. Pengecekan Keabsahan Data Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data. Trianggulasi merupakan sumber data untuk mengecek data yang telah dikemukakan. Selain itu, trianggulasi data adalah upaya untuk mengecek kebenarannya data tertentu dengan data yang diperoleh dari sumber lain (Moleong, 2011:330). Pendapat tersebut mengandung makna bahwa dengan menggunakan metode trianggulasi dengan mempertinggi validitas memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian. Di sisi lain trianggulasi data adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dan hasil pengamatan maupun dokumentasi yang diperoleh dari penelitian. 79 Dalam pengecekan keabsahan data, peneliti melakukan cross check dengan beberapa sumber lain yang terkait. 8. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisa data, meliputi kegiatan: 1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2) Pengecekan keabsahan data d. Tahap peneliti laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi. 80 H. Sistematika Penulisan Agar suatu penelitian dapat dengan mudah dipahami oleh orang yang membacanya, maka selayaknya dapat sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah: Bab I merupakan kerangka dasar yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Teori, Penegasan Istilah, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan. Bab II berisi tentang kajian pustaka, bab ini menguraikan teoriteori yang digunakan untuk mendukung penelitian agar didapat gambaran yang jelas mengenai peran guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa. Adapun sumber teori-teori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian. Bab III berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan tentang gambaran umum SMP Islam Ngadirejo (deskripsi lokasi SMP Islam Ngadirejo, visi, misi, dan tujuan SMP Islam Ngadirejo, Sarana dan Fasilitas di SMP Islam Ngadirejo, klasifikasi siswa, program pembinaan akhlak siswa, dan Temuan Penelitian. Bab IV merupakan pembahasan hasil penelitian di lapangan yang dipaparkan dalam bab III. Pembahasan dilakukan untuk menjawab 81 masalah penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka. 82 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Sebelum dibahas lebih lanjut tentang guru pendidikan agama islam, maka perlu kiranya dikemukakan pengertian guru itu sendiri, diantaranya: a. Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 288). b. Guru menurut UU RI No.14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah : pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan dasar dan pendidikan menengah c. Menurut Sardiman (Djamarah, 2000:1) guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan d. Nurdin (2002:8) Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan. 83 e. Arifin (1977:214) berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah ”usaha-usaha secara sadar untuk menanamkan cita-cita keagamaan yang mempunyai nilai-nlai lebih tinggi daripada pendidikan lainnya karena hal tersebut menyangkut soal iman dan keyakinan”. Sedangkan Guru dalam konteks islam disebut dengan “murobbi”, “mu’allim” dan “muadib” (Ramayulis, 2002:56). Uraian istilah tersebut yaitu : a. Murobbi Lafad هر بberasal dari masdar lafad tarbiyah. Menurut Abdurrahman Al-Bani sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir lafad tarbiyah terdiri dari empat unsur, yaitu : menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan melaksanakan secara bertahap (Tafsir, 2005:29). Jadi هر بadalah menjaga, merawat dan memelihara anak sejak lahir atau saat anak masih dalam keadaan fitrah hingga dewasa. b. Mu’allim )٥ : ( العلق Artinya : “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. ( Departemen Agama RI, 2004:428) 84 Lafad علن pada ayat di atas cenderung pada aspek pemberian informasi kepada obyek didik sebagai mahluk yang berakal ( Isma‟il SM, 2001:60). Mu‟allim lebih menekankan guru sbagai pengajar dan penyampai pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) (Marno dan Idris, 2010:15). c. Mu’adib Kata هعد ب, berasal dari ا د ب, yu'addibu sebagaimana terdapat dalam hadis Nabi ( Addabani rabbi fa ahsana ta' dibi ) " Allah telah mendidik saya dengan sebaik-baik pendidikan" (Abu Hasan, 1989: 493). Tafsir (1990: 32) memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin. Jadi guru pendidikan agama islam adalah seorang pengajar atau pendidik yang bertugas untuk mengajarkan, membimbing dan memberi pelatihan tentang materi agama islam. 85 2. Tugas dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam a. Tugas Guru Tugas guru menurut Usman (1991:4) ada 3 kelompok, yakni: 1) Tugas guru dalam bidang profesi Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. 2) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Sebagai tugas kemanusiaan, seorang guru harus terpanggil untuk membimbing, melayani, mengarahkan, menolong, memotivasi, dan memberdayakan sesame, khususnya anak didiknya, sebagai sebuah keterpanggilan kemanusiaan dan 86 bukan semata-mata terkait dengan tugas formal atau pekerjaannya sebagai guru ( Marno dan Idris, 2010:20). 3) Tugas Guru dalam bidang kemasyarakatan Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan mesyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan, sebagaimana tercantum dalam surat Al-Jumu‟ah ayat 2 (Marno dan Idris, 2010:19) : ) ۱ : ( الجمعة Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan 87 mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S Al Jumu‟ah : 2) Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas rosul adalah untuk mengajarkan dan menyuruh umat manusia untuk membaca ayat-ayat Al-Qur‟an, itu juga yang diemban oleh guru yaitu mengajarkan dan membimbing siswa dan siswinya. b. Peran Guru PAI Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang peran menurut Komaruddin (1994:768), adalah: 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3) Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4) Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5) Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey (Uzer Usman, 1991:6-9) dalam Basic Principles 88 of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspedition, perencanaan, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan konselor. Jadi peran guru Pendidikan Agama Islam adalah mengajarkan, membimbing, dan mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik, serta mengajarkan siswanya agar tidak menyimpang dari syari‟at-syari‟at islam. B. Konsep Dasar Pembinaan Akhlak 1. Pengertian Pembinaan Akhlak Sebelum membahas tentang pembinaan akhlak, kita harus memahami apa itu pembinaan : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152) Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan, cara. Pembinaan berarti “kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. b. Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.02PK.04.10. Pembinaan adalah usaha yang ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan akhlak (budi pekerti). 89 c. Menurut PP RI Nomor 31 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1 Kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Intelektual, Sikap dan Perilaku, Profesional, kesehatan jasmani dan rohani. d. Menurut Thoha (1987:7) pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu. Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan ( ) العا د ب, perangai, tabi‟at, ( ) السجية, watak ( ) الطة, adab/ sopan santun ( ) الور عا ت, dan agama ( ) الد ى. Menurut para ahli masa lalu ( )القد م, akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan seiring pula akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Kata akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf خ – ل – ق, jika digabungkan ( )خلقberarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan 90 makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt. Adapun definisi akhlak menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli dan pemikir islam, baik pada jaman klasik maupun kontemporer. Berikut ini beberapa definis akhlak yang dikemukakan oleh para ahli seperti dikutip oleh Mohamad Ardani (2001: 27-29) sebagai berikut: a. Ibnu Miskawih Ibnu Miskawih sebagai ilmuwan muslim yang sangat terkemuka sebagai pakar akhlak dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi”. Menurut konsep beliau akhlak adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan. b. Imam Al Ghazali Menurut Imam Al Ghazali sebagai salah satu ulama besar yang bergelar hujjatul islam akhlak tidak hanya sebatas sikap, keutamaan yang bersifat pribadi, tetapi mencakup sejumlah sifat keutamaan akal, amal, perorangan dan masyarakat. Menurut beliau 91 akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk. c. Al Farabi Al Farabi sebagai salah satu pemikir muslim tidak ketinggalan memberikan definisi akhlak. Menurut beliau akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh setiap orang. Berbagai definisi akhlak diatas bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan pertimbangan. Karena akhlak di sini merupakan bagian dari diri manusia dan menempati tempat yang paling tinggi sebagai individu maupun sebagai masyarakat luas seperti dalam pernyataan bahwa kejayaan seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan ahlaknya yang baik, dan kejatuhan nasib seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan hilangnya akhlak yang baik atau jatuh akhlaknya (Rachmat Djatmika,1996:11). 92 Sebagian ulama, ketika berbicara tentang perilaku islam, ada yang tidak memisahkan antara berbagai istilah ini. Bagi mereka, akhlak adalah adab, juga etika (Wahid Ahmad, 2004:17). Jadi pembinaan akhlak adalah proses kegiatan yang dilakukan seseorang ataupun dalam hal ini guru dengan menggunakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai perilaku yang lebih baik. 2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak a. Dasar – dasar Pembinaan Akhlak Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Karena keduanya merupakan dasar pokok ajaran islam, dan pembinaan akhlak termasuk bagian dari ajaran islam. Al-Qur‟an menggambarkan bahwa setiap orang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat dalam Al-Qur‟an Surat Ibrahim ayat 24 – 27, yang berbunyi : ) ٢۱-٢۱ : ( ابراهيم 93 Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendai”. Ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa apabila kita berakhlak atau tingkah yang baik kita akan mendapat hasil yang baik pula, sedangkan apabila kita tingkah laku jelek kita akan menuai hasil yang jelek pula. b. Tujuan Pembinaan Akhlak Islam adalah agama yang benar, agama yang mempunyai tujuan supaya manusia berada di jalan yang lurus. Agama Islam mengajarkan manusia untuk berbuat kebaikan dan juga mengajarkan manusia supaya menghindari hal-hal yang yang jelek. Menurut Barmawie Umary (1995:136), beberapa tujuan pembinaan akhlak adalah meliputi: 1) Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji, serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela. 2) Supaya hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis. 94 3) Memantabkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah. 4) Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan sabar. 5) Membimbing siswa kearah sikap yang sehat yang dapat membantu mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintai kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang kepada yang lemah dan menghargai orang lain. 6) Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah. 7) Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermuamalah yang baik. Jadi tujuan pembinaan akhlak adalah supaya siswa dapat terbiasa dengan akhlak-akhlak yang baik, dapat mendekatkan diri kepada Allah serta dapat membedakan mana akhlak yang baik dan akhlak yang jelek, sehingga tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak baik. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memiliki kepribadian yang baik. Nipa Abdul Halim (2000:12) mengemukakan bahwa : Setiap orang ingin agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, dan sikap mental yang kuat 95 dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan dengan melalui pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat membawa kepada terjaminnya akhlak perilaku ihsan. Dengan demikian pendidikan agama harus diberikan secara terus-menerus baik faktor kepribadian, faktor keluarga, pendidikan formal, pendidikan nonformal atau lingkungan masyarakat. Para siswa merupakan generasi muda yang merupakan sumber insani bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran norma-norma agama dan masyarakat. Secara umum pengaruh pendidikan akhlak seseorang tergantung pada dua faktor yaitu: a. Faktor Internal Faktor Internal / kepribadian dari orang itu sendiri. Perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa– masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Kemampuan seseorang dalam memahami masalah-masalah agama atau ajaran-ajaran agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami ajaran–ajaran Islam. (Zakiah Darajdat, 1970:58) b. Faktor Eksternal 96 Ada beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi akhlak (moral) seseorang yaitu: 1) Lingkungan Keluarga Pada dasarnya, lingkungan lain menerima anak-anak setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya. Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam pembinaan akhlak anak, faktor orang tua sangat menentukan, karena akan masuk ke dalam pribadi anak bersamaan dengan unsur-unsur pribadi yang didapatnya melalui pengalaman sejak kecil. Pendidikan keluarga sebagai orangtua mempunyai tanggungjawab dalam mendidik anak-anaknya karena dalam keluarga mempunyai waktu banyak untuk membimbing, mengarahkan anak-anaknya agar mempunyai akhlak Islami (Nipa Abdul Halim, 2000:12). Ada beberapa hal yang perlu direalisasikan oleh orang tua yakni aspek pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan akhlak sangat penting dalam keluarga, karena dengan jalan membiasakan dan melatih pada hal-hal yang baik, menghormati 97 kepada orang tua, bertingkah laku sopan, baik dalam berperilaku keseharian maupun dalam bertutur kata. Pendidikan akhlak tidak hanya secara teoritik namun disertai contohnya untuk dihayati maknanya, seperti kesusahan ibu yang mengandungnya, kemudian dihayati apa yang ada dibalik yang nampak tersebut, kemudian direfleksikan dalam kehidupan kejiwaannya. Oleh karena itu orangtua berperan penting sebagai pendidik, yakni memikul pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak. Karena pendidikan itulah yang akan membentuk manusia di masa depan (Thoha, 1996:108). Keluarga merupakan wadah pertama dan utama, peletak dasar perkembangan anak. Dari keluarga pertama kali anak mengenal agama dari kedua orang tua, bahkan pendidikan anak sesungguhnya telah dimulai sejak persiapan pembentukan keluarga. Setelah mendapatkan pendidikan akhlak dalam keluarga secara tidak langsung nantinya akan berkembang di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu maka kebiasaankebiasaan dalam keluarga harus dalam pengawasan, karena akan sangat berpengaruh pada diri anak, kebiasaan yang buruk dari keluarga terutama dari kedua orang tua akan cepat ditiru oleh anak-anaknya, menjadi kebiasaan anak yang buruk. Dengan demikian juga kebiasaan yang baik akan menjadi kebiasaan 98 anak yang baik. Peran orang tua dan anggota keluarga sangat sangat menentukan masa depan anaknya (Darajdat, 1970:58). Dengan perkembangan akhlak/moral keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Di samping masyarakat faktor pengaruh dan pergaulan keluarga, anak faktor juga lingkungan mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada orangtuanya, terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti ; gurunya, artis favoritnya, dan sebagainya. Keluarga dengan akhlak yang baik dan lingkungan masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap perkembangan akhlak mulia pada anak. 2) Lingkungan Sekolah Perkembangan akhlak anak yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Di sekolah ia berhadapan dengan guruguru yang berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait ole h tali kekeluargaan. Guru bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, dia harus memberi contoh dan teladan bagi mereka, dalam segala 99 mata pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik. Sehubungan dengan pengaruh lingkungan sekolah, Risnayanti (2004:30) mengemukakan bahwa : Kalau di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak mereka. 3) Lingkungan Masyarakat Lembaga non-formal akan membawa seseorang berperilaku yang lebih baik, karena di dalamnya akan memberikan pengarahan-pengarahan terhadap norma-norma yang baik dan buruk. Misalnya pengajian, ceramah yang barang tentu akan memberikan pengarahan yang baik, tak ada seorang mubaligh 100 yang mengajak hadirin untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Pendidikan yang bersifat non formal yang terfokus pada agama ternyata akan mempengaruhi pembentukan akhlak pada diri seseorang. Karena itu menurut M. Abdul Quasem (1988 : 94) bahwa “Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam apalagi yang membawa maslahat dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam menentukan kebijaksanaan.” Akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan memperhatikan orang-orang baik dan bergaul dengan mereka, secara alamiah manusia itu meniru tabiat seseorang tanpa dasar bisa mendapat kebaikan dan keburukan dari tabiat orang lain. Interaksi edukatif antara individu dengan individu lainnya yang berdasarkan nilai-nilai Islami agar dalam masyarakat itu tercipta masyarakat yang berakhlakul karimah. Lingkungan masyarakat yakni lingkungan yang selalu mengadakan hubungan dengan cara bersama orang lain. Oleh karena itu lingkungan masyarakat juga dapat membentuk akhlak seseorang, di dalamnya orang akan menatap beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi bagi perkembangan, baik dalam hal-hal yang positif maupun negatif dalam membentuk akhlak pada diri seseorang. Oleh karena itu 101 lingkungan yang berdampak negatif tersebut harus diatur, supaya interaksi edukatif dapat berlangsung dengan sebaikbaiknya (Uhbiyati, 1997:235). Maksudnya bahwa tak seorangpun manusia yang bisa hidup sendiri. Jika dikaitkan lingkungan sekolah, hal ini sama bahwa mereka dalam hidup saling membutuhkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Misalkan ketika ia melihat temannya yang rajin melakukan kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah maka secara tidak langsung dia akan terpengaruh juga dengan kegiatan temannya. Jadi lingkungan sangat memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan pola pikir dan akhlak seseorang. Mengenai faktor yang berpengaruh terhadap akhlak, Abuddin Nata (2000: 165) mengemukakan bahwa terdapat tiga aliran yang sudah sangat populer yang ketiganya dapat mempengaruhi akhlak, aliran tersebut adalah: 1) Aliran Nativisme Aliran ini menjelaskan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap akhlak adalah pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki kecenderungan baik, maka dengan sendirinya ia akan menjadi baik. 102 2) Aliran Empirisme Aliran ini menjelaskan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap akhlak adalah faktor dari luar yaitu lingkungan sosial yang termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak baik, maka anak itupun akan menjadi baik. 3) Aliran Konvergensi Aliran ini menjelaskan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap akhlak adalah faktor internal yaitu pembawaan anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Singkatnya, jika semua anak didik dididik dan dibina secara intensif dengan beberapa metode yang mengarah kepada kebaikan, maka anak itupun akan menjadi baik. Akhlak siswa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, oleh karena itu contoh yang baik (uswah hasanah) dari guru maupun orang tua sangat perlu untuk diperhatikan. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa terbiasa melakukan segala sesuatu sesuai dengan tata kehidupan yang semestinya. Sehingga siswa benar-benar merasa hidup dalam lingkungan yang baik (bi’ah hasanah) dimanapun ia berada, disekolah, dirumah, maupun di lingkungan tempat tinggalnya. 103 C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak di SMP. Masa remaja adalah masa pembinaan dan persiapan terakhir sebelum memasuki masa dewasa yang penuh tanggung jawab. Mereka selalu ingin dianggap berguna dalam lingkungannya. Oleh karena itu, harus senantiasa dibina dan diarahkan dalam mengembangkan bakat dan minatnya dalam berbagai bidang. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan sikap dan mental siswa agar mampu menjadi pribadi yang seimbang antara jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan pendidikan Islam (Bahri, 2004:74). Selain itu, sekolah pula yang memberikan pendidikan baik secara formal yaitu proses pembelajaran pada umumnya maupun nonformal yaitu kegiatan pendukung ataupun kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan nonformal yang diterapkan di sekolah adalah pembinaan akhlak. Kegiatan sekolah yang dapat mewujudkan suatu pencerahan dan kemajuan generasi. Pembinaan akhlak di sekolah mengembangkan kegiatan-kegiatan keIslaman diluar maupun pada jam sekolah. Sehingga ada tindakan nyata yang diharapkan mampu merubah akhlak siswa menjadi lebih baik lagi. Pembinaan itu khususnya memberikan bimbingan atau didikan kepada siswa agar mereka tetap berada di jalan yang benar. Adapun unsurunsur pokok pembinaan akhlak dalam sekolah, antara lain: 104 1. Unsur siswa itu sendiri Sekolah merupakan wadah pertama untuk melaksanakan pembinaan kepada siswa. Dan siswa sebagai target utama dalam pembinaan akhlak. 2. Unsur Guru Pendidikan Agama Islam Dengan tidak membeda-bedakan siswa, guru harus bersikap adil dalam pembinaan akhlak. Guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki sifat-sifat berikut: a. Sebagai Guru, berarti harus tahu tentang pengetahuan system sekolah dan tingkah laku siswa sehari-hari. b. Sebagai orang tua, berarti harus memberikan perlindungan, memberi pengayoman, bertindak tenang dalam menghadapi persoalan, bertindak adil terhadap siswa, menjaga kewibawaan, dan sebagainya. c. Sebagai Pembina, berarti harus dapat menimbulkan semangat bagi siswa sehingga siswa bisa sadar atas tindakan yang keliru. Tujuan pembinaan akhlak tidak terlepas dari tujuan pendidikan islam karena akhlak merupakan salah satu bentuk pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran islam (Daradjat, 1995:72). Untuk mencapai tujuan diatas, diperlukan kerutinan, kesungguhan, serta semangat yang tinggi dari diri siswa dalam mengikuti kegiatan 105 keagamaan yang tujuannya untuk membina akhlak mereka menjadi yang lebih baik. Uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh positif bagi pembinaan akhlak siswa di sekolah. Disamping itu merujuk pada pendapatnya Nipa Abdul Halim (2000:12) bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi akhlak seseorang adalah faktor eksternal, yaitu keluarga dan sekolah. Dalam konteks penelitian ini faktor sekolah disebut secara eksplisit oleh Nipa Abdul Halim. Dengan kata lain sekolah yang merupakan lingkungan sosial ketiga bagi seseorang (keluarga, masyarakat dan sekolah) menjadi sangat berperan dalam menumbuh kembangkan akhlak remaja (siswa). Secara lebih fokus lagi, subyek tertentu di sekolah yang menjadi ujung tombak pembinaan mental remaja (siswa) yakni para guru, dalam hal ini guru agama. 106 BAB III PAPARAN DATA DAN PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo 1. Sejarah singkat berdirinya SMP Islam Ngadirejo SMP Islam Ngadirejo merupakan Sekolah Menengah Pertama swasta yang bediri dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU. SMP Islam Ngadirejo yang berlokasi di Dusun Rejosari Desa Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah, didirikan pada Tahun 1982/ 1983 oleh pengurus Nahdlotul Ulama‟ ( Majelis Wakil Cabang NU ) Ngadirejo antara lain : Tabel 1 Pendiri SMP Islam Ngadirejo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pendiri SMP Islam Ngadirejo Bapak K.H. Mubassyir Noor (Alm) Bapak K. Syafi‟I (Alm) Bapak K. Muhaimin (Alm) Bapak K.H. Masdar Abdurrohman Bapak K. Jazuli (Alm) Bapak K. Yusuf Efendi (Alm) Bapak K. Sya‟roni (Alm) Bapak K. Damawi Bapak K.H. Zakariya Bapak K.H. Abu Sujak (Alm) Bapak K.H. Isma‟il NW Bapak K. Bajuri Bapak Imam Sukoco 49 Mengingat di Kecamatan Ngadirejo daya tampung anak-anak lulusan SD/MI belum semuanya tertampung di SMP/Mts, maka pengurus MWC NU Ngadirejo bertekat dan niat yang kuat serta mendapat dukungan dan bantuan Masyarakat Islam pada umumnya dan khususnya dari warga Nahdliyin untuk mendirikan SMP Islam Ngadirejo, selain itu juga dukungan dari warga Nahdliyin se Distrik Candiroto. Pada tahun 1983 berdirilah SLTP Islam Ngadirejo dengan luas tanah 2535 m², meskipun waktu itu baru mempunyai 3 ruang kelas dan 1 ruang kantor akhirnya dari tahun ke tahun bertambah dari sedikit demi sedikit dan menjadi keadaan seperti sekarang ini. SMP Islam Ngadirejo dibawah pengelolaan Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU Cabang Temanggung dengan nomor SK : PC/072/A.7/SK/VI/1983 Tanggal 1 Juni 1983. a. Pada Tahun Pelajaran 1983/1984 SMP Islam Ngadirejo telah mulai menerima murid baru dan mendapat persetujuan sementara dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Jawa Tengah : b. Pada Tahun 1987 mendapat Piagam Nomor Data Sekolah sebagai tanda tercatat dari departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor Data Sekolah (NDS) : C 20122004 Tanggal 16 Maret 1987 c. Pada tahun 1987 Akreditasi dan mendapat Surat Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 50 Provinsi Jawa Tengah Nomor : 0393/ I03/ H.87 Tanggal 5 Desember 1987 dengan status Diakui. d. Pada Tahun 1992 Akreditasi Ulang dan mendapat Surat Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah Nomor : 488/I03/H/92 Tanggal 11 Desember 1992 dengan status Disamakan. e. Pada tahun 1997 Akreditasi ulang dan mendapat Surat Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 0022/I03.07/MN/1998 Tanggal 24 Maret 1998 dengan status Disamakan. 2. Profil Sekolah a. Identitas Sekolah Tabel 2 Identitas SMP Islam Ngadirejo No a Identitas Sekolah SMP Islam Ngadirejo b Nama Sekolah NPSN c Alamat d Koordinat e Tahun Beroperasi Garis Lintang : 7 derajat 14’10.23”S Garis Bujur : 110 derajat3’47.62”T 1982 / 1983 f Kepemilikan Tanah Yayasan g Luas Tanah 7683,8 m²/ HGB h Luas Bangunan 2521 m² 20321408 Rejosari Kec. Ngadirejo Kab. Temanggung b. Perkembangan jumlah guru 51 Jumlah keseluruhan tenaga pengajar dan staf lainnya adalah 61 orang, yang rinciannya sebagai berikut : Tabel 3 Jenjang Guru dan Staf SMP Islam Ngadirejo No 1 2 3 4 5 6 7 Jenjang S2 S1 D3 D2 SMA sederajat SMP SD Jumlah 1 33 5 16 4 2 c. Data Siswa dalam 4 tahun terakhir Tabel 4 Data siswa dalam 4 tahun terakhir Kelas VII Jumlah Tahun Ajaran Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls.VII + VIII + IX) Pendaftar (calon siswa Jml Jumlah Romb. Jml Jumlah Romb. Jml baru) Siswa Th. 2011/ 2012 340 orang 237 org 7 rbl 318 org 8 rbl 294 org Th. 2012/2013 350 orang 273 org 8 rbl 235 org 7 rbl 305 org Th. 2013/2014 408 orang 392 org 11 rbl 273 org 7 rbl 226 org Th. 2014/2015 460 orang 435 org 12 rbl 387 org 11 rbl 279 org Belajar Siswa Belajar Siswa Jumlah Jml Jumlah Siswa Romb. Belajar 8 rbl 849 org 23 rbl 8 rbl 813 org 23 rbl 7 rbl 891 org 25 rbl 8 rbl 1101 org 31 rbl Romb. Belajar d. Perkembangan Kelulusan Tabel 5 Kelulusan siswa 4 tahun terakhir Tahun Ajaran 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 Jumlah Siswa 300 284 288 248 e. Data Ruang Kelas Lulus Tidak Lulus 293 273 288 248 7 11 - Prosentase Kelulusan 97,92% 95,99% 100% 100% 52 Tabel 6 Data Ruang Kelas Jumlah Ruang Kelas Asli ( d ) Ukuran Ukuran Ukuran 7 X 9 m² > 63 m² < 63 m² (a) (b) (c) Ruang Kelas 23 Ruang Kelas - Jumlah ruang lain yang digunakan untuk ruang kelas (e) Jumlah : 4 ruang Yaitu : Ukuran d= (a+b+c) 4 27 Jumlah ruang yang digunakanuntuk ruang kelas F=(d+e) Jumlah : 31 Kelas Yaitu : Kelas 7 : 12 Kelas Kelas 8 : 11 Kelas Kelas 9 : 8 Kelas f. Data Ruang Lainnya Tabel 7 Data Ruang lain Jenis Ruangan 3. Jumlah (buah) Ukuran (m²) Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (m²) 1. Perpustakaan 1 8x15= 120 m² Kesenian - - 2. Lab. IPA 1 8x15= 120 m² Keterampilan - - 3. Lab. Bahasa - 8x10= 80 m² Serbaguna - - 4. Lab. Komputer 1 8x10= 80 m² 5. Keterampilan 1 8x10= 80 m² Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Ngadirejo a. Visi Visi sekolah yaitu Maju Dalam Prestasi, Mantap Dalam Iman Dan Taqwa. Yang memiliki indikator : 1) Maju dalam prestasi akademik 2) Maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, informasi dan kecakapan hidup. 3) Maju dalam olahraga dan seni 4) Mantap dalam kegiatan keagamaan 5) Baik dalam sikap dan perilaku 6) Memiliki sekolah yang nyaman dan kondusif 7) Mendapat kepercayaan dari masyarakat 53 b. Misi 1) Mengadakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa 2) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar bakat/potensi yang dimiliki bisa berkembang secara maksimal dalam bidang olahraga, kesenian, pramuka, program kecakapan hidup dsb. 3) Memotivasi dan mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya meningkatkan ketrampilan. 4) Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah. 5) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam „Ala Ahlussunah wal Jama‟ah‟. c. Tujuan Sekolah 1) Peningkatan Skor (GSA) rata-rata Mata Pelajaran dari 0.01 menjadi 0.05 2) 25% siswa mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. 3) Mampu meraih 10 besar tingkat propinsi untuk lomba Bahasa Inggris 4) Mampu meraih 10 besar tingkat kabupaten untuk Mapel IPA, IPS, Matematika, Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia 5) Mampu meraih juara 1 lari 100 m PA tingkat propinsi 6) Memiliki tim bola voli putra dan menjadi finalis tingkat kabupaten 54 7) Memiliki regu Pramuka PA dan PI yang mampu meraih juara 1 Kabupaten 8) Siswa mampu berkreasi di bidang seni dan tampil di tingkat propinsi 9) Siswa memiliki sikap akhlaqul karimah dan menjalankan syari‟at ala ahlussunnah wal jama‟ah 10) 4. 30% menguasai ketrampilan Komputer Program Windows. Tata tertib di SMP Islam Ngadirejo. Keadaan Akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo pada umumnya sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih memiliki perilaku yang kurang baik yaitu sering melanggar peraturan sekolah, diantaranya : bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran, berbicara kurang sopan kepada antar siswa, tidak mengikuti upacara maupun kegiatan ekstra kurikuler sekolah. Ironisnya kenakalan tersebut, menurut data dari bimbingan dan konseling (BK) dilakukan secara kelompok atau kolektif oleh siswa, meskipun diancam dengan skors atau tidak boleh masuk sekolah beberapa hari, dijemur di halaman sekolah bahkan dikeluarkan dari sekolah, akan tetapi kenakalan siswa selalu terjadi tiap tahunnya. Untuk meminimalisir, sekolah dengan tim khususnya memberikan arahan, pendekatan dan bimbingan kepada siswanya agar tidak melakukan pelanggaran lagi. Upaya untuk membuat keadaan siswa agar mempunyai akhlak yang baik, dalam penampilan, perbuatan, pergaulan dan menjaga 55 ketertiban siswa, maka SMP Islam Ngadirejo membuat peraturan tata tertib sekolah, yaitu: a. BAB II : Tata Tertib 1) Pasal 3 ketentuan kegiatan belajar mengajar a) Waktu KBM dimulai tepat pukul 7.00 WIB dan berakhir pukul 13.00 WIB. b) Pintu gerbang sekolah ditutup pukul 07.00 WIB. c) Peserta didik wajib mengikuti upacara bendera setiap hari Senin sesuai jadwal yang telah ditentukan. d) Peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas saat KBM berlangsung kecuali ada izin dari guru kelas e) Peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas apabila guru yang mengajar berhalangan hadir f) Peserta didik hanya diperkenankan menerima tamu di Ruang Guru dengan izin guru piket g) Peserta didik tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang tidak berkaitan dengan pelajaran. h) Waktu KBM dan tempat pelaksanaan KBM di luar sekolah ditentukan atas kesepakatan pihak sekolah dan instansi terkait. 2) Pasal 4 kehadiran peserta didik a) Peserta didik sudah hadir (5 menit sebelumnya) di kampus SMP Islam Ngadirejo b) Peserta didik SMP wajib masuk melalui pintu gerbang utama 56 c) Peserta didik dinyatakan terlambat apabila bel masuk jam pertama, setelah istirahat I dan II telah berbunyi d) Peserta didik yang terlambat wajib melapor dan meminta surat ijin masuk kelas kepada guru piket/BK e) Peserta didik tidak berkenankan berada di luar kelas pada saat jam pergantian pelajaran f) Peserta didik meninggalkan sekolah harus ada izin dari Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah/Guru Piket/Wali Kelas. g) Peserta didik yang tidak hadir harus memberikan keterangan dengan surat ijin atau telepon dari orang tua/wali/pengurus ponpes h) Peserta didik yang tidak hadir tanpa keterangan dianggap alpha i) Kehadiran peserta didik minimal 90% dalam 1 semester 3) Pasal 5 kerapian penampilan dan berpakaian a) Pakaian seragam yang ditentukan oleh sekolah adalah: (1) Senin, Selasa : Seragam OSIS lengkap (2) Rabu, Kamis : Seragam Identitas (3) Jum‟at, Sabtu : Seragam Pramuka lengkap b) Peserta didik diwajibkan berpakaian rapi, bersih dan sopan c) Baju peserta didik wajib dimasukkan, kecuali Rabu dan Kamis d) Peserta didik wajib mengenakan pakaian yang tidak tembus pandang, tidak ketat, tidak berlebihan, dan diwajibkan menutup aurat selama berada di areal sekolah maupun di luar sekolah 57 e) Peserta didik diwajibkan mengenakan ikat pinggang berwarna hitam polos berlogo SMP Islam f) Peserta didik diwajibkan mengenakan kaos dalam putih g) Peserta didik diwajibkan mengenakan pakaian olah raga dan kelengkapannya yang telah ditentukan sekolah pada saat praktik olah raga. h) Model rambut (1) Putra (a) Rambut harus rapi dan bersih, panjang maksimal pada saat peserta didik berdiri tegak sebatas kerah kemeja. (b) Potongan rambut harus wajar, poni rambut tidak mengenai alis dan telinga tampak (bukan karena rambut diselipkan di belakang telinga) (2) Putri (a) Rambut bersih, rapi dan tidak bersemir/warna (b) Rambut tidak boleh disambung (c) Rambut tetutup kerudung i) Perhiasan (1) Bagi peserta didik tidak diperkenankan memakai aksesoris dan make up yang berlebihan (2) Bagi peserta didik putri tidak diperkenankan memakai perhiasan yang berlebihan 58 (3) Bagi peserta didik putra tidak boleh bertato, berkuku panjang, bertindik, memakai anting, gelang, cincin dan kalung (4) Bagi peserta didik putri tidak boleh bertato, berkuku panjang, bertindik lebih dari dua atau di selain telinga j) Sepatu/ Alas kaki Peserta didik wajib memakai alas kaki sepatu warna hitam dan kaos kaki warna putih untuk OSIS, Ma‟arif dan kaos kaki warna hitam untuk pramuka (tinggi minimal 10 cm di atas mata kaki) k) Peserta didik yang tidak mentaati pasal 5 ayat 1,2,3,4,5,6,7 dan 10 wajib melapor kepada bidang kesiswaan b. BAB IV : Pelanggaran dan Skors (pasal 10) 1) Peserta didik yang melanggar tata tertib ini diberikan skor berdasarkan jenis pelanggarannya 2) Semakin besar skor yang diberikan semakin besar bobot pelanggaran peserta didik 3) Peserta didik yang menerima skor tinggi di kelasnya akan diumumkan oleh wali kelas untuk menjadi peringatan 4) Pelanggaran yang dilakukan lebih dari satu kali skornya akan diakumulasikan dengan pelanggaran sebelumnya 5) Skor pelanggaran diakumulasikan selama 3 tahun atau selama peserta didik tersebut masih bersekolah di SMP Islam Ngadirejo 6) Setiap pelanggaran dicatat dalam buku sanksi pelanggaran 59 c. BAB V : Tindak Lanjut dan Sanksi Pelanggaran Tata Tertib 1) Pasal 11 sanksi umum Peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah dikenakan sanksi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a) Tahap I : apabila mencapai skor 30, peserta didik diberi tugas tertulis, yaitu menulis istighfar 100 kali, mnghafalkan ayat-ayat dan hadits pilihan b) Tahap II : apabila mencapai skor 60, peserta didik wajib membuat surat pernyataan tidak akan melakukan pelanggaran lagi dan dilibatkan dalam kebersihan lingkungan sekolah dipandu petugas kebersihan pada jam istirahat selama satu minggu c) Tahap III : apabila mencapai skor 100, peserta didik wajib membuat surat pernyataan tertulis bersama orang tua dan menentukan tindak lanjut tentang sanksi d) Tahap IV : apabila mencapai skor 150, peserta didik tidak boleh masuk kelas untuk mendapat bimbingan khusus dalam jangka waktu tertentu e) Tahap V : apabila mencapai skor 200, peserta didik dikembalikan kepada orang tua 2) Pasal 12 sanksi khusus Sanksi ini diberlakukan kepada peserta didik yang melanggar antara lain : 60 a) Peserta didik memakai seragam OSIS dan pramuka tidak dimasukkan, harus memakai kaos khusus dari sekolah b) Peserta didik tidak ikut SPQ didenda Rp. 3.000,00 c) Peserta didik tidak berangkat les bagi kelas IX diberi sanksi melaksanakan tugas dari guru maple d) Peserta didik tidak berangkat mujahadah bagi kelas IX diberi sanksi melaksanakan tugas dari guru maple dan mujahadah di sekolah pada jam istirahat serta berbaris disebelah Pembina upacara e) Peserta didik tidak berangkat keputrian didenda Rp. 3.000,00 f) Peserta didik tidak membawa mukena didenda Rp. 1.000,00 g) Pada waktu pelaksanaan tes/ ujian tidak membawa kartu peserta, harus meminta kartu sementara dengan mengganti infaq Rp. 1.000,00 h) Jika menemukan peserta didik putri tidak berjilbab diluar sekolah, paginya dipanggil untuk penskoran i) Peserta didik putri yang berdandan berlebihan diberi sanksi untuk membersihkan dan disita alat kosmetiknya jika dibawa j) Peserta didik putra yang berambut panjang atau pendek tidak rapi, diperingatkan da diberi waktu 1 hari untuk merapikannya k) Peserta didik yang berkuku panjang disuruh memotong sendiri pada hari itu juga 5. Profil Guru PAI SMP Islam Ngadirejo 61 Guru PAI SMP Islam Ngadirejo mayoritas telah memenuhi Standar Pendidikan Nasional (SNP), karena sudah memiliki kualifiksi akademik S1 yang sesuai antara latar belakang pendidikan dengan bidang yang diajarkan. Secara individu, guru PAI yang ada telah memenuhi syarat untuk menjadi seorang guru karena mengetahui lebih banyak tentang ilmu pengetahuan agama atau materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Sikap guru PAI SMP Islam Ngadirejo senantiasa menjaga diri dari perangai-perangai yang kurang baik di mata masyarakat. Kompetensi yang dimiliki oleh guru PAI di SMP Islam Ngadirejo meliputi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru PAI dalam mengelola pembelajaran peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, terutama yang berkaitan dengan penanaman akhlak. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, dewasa, aktif, berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru lain, orang tua dan masyarakat seperti terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan di masyarakat. Guru PAI di SMP Islam Ngadirejo terdiri dari tiga orang guru, yaitu : 62 Nama Guru Hasan Asy‟ari, S.Ag. Nurul Huda, S.Ag. Priyanto, S.Pd.I 6. TTL Temanggung, 12-5-1969 Temanggung, 2-8-1974 Temanggung, 17-9-1984 Lulusan IAIN IAIN STAINU Tahun 1994 1998 2011 Macam-macam pembinaan yang dilakukan di SMP Islam Ngadirejo Di SMP Islam ada beberapa pembinaan akhlak yang dilakukan atau diterapkan. Pembinaan itu diterapkan pada kegiatan-kegiatan sekolah yaitu : a. Mujahadah Mujahadah merupakan kegiatan wajib bagi kelas IX dan dilakukan pada hari sabtu malam minggu mulai pukul 18.00 WIB, dilakukan secara bergantian oleh siswa kelas IX misalnya 1 minggu pertama diikuti oleh siswa laki-laki dan minggu berikutnya diikuti oleh siswi perempuan dan seterusnya secara bergiliran. b. Sholat Dhuhur berjamaah Kegiatan sholat dhuhur rutin dilakukan, setiap dhuhur berkumandang siswa-siswa secara bergantian wudhu ditempat yang disediakan oleh sekolah dan siswa mulai menempatkan diri di halaman yaitu beralaskan tikar yang sudah disediakan oleh sekolah. c. SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an) SPQ untuk melatih siswa dalam pembacaan Al-Qur‟an secara baik dan benar. SPQ dilaksanakan pada hari kamis setelah pulang sekolah, dimulai pada jam 13.30 – 15.00 WIB. Kegiatan ini diwajibkan untuk kelas VII saja. d. Pramuka 63 Kegiatan pramuka merupakan kegiatan unggulan yang ada di SMP Islam Ngadirejo, kegiatan ini sering mendapatkan piala maupun penghargaan dalam lomba-lomba yang diikuti di wilayah kabupaten Temanggung. Kegiatan pramuka wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII pada hari sabtu jam 14.00 – 16.00 WIB. e. Keputrian Keputrian merupakan kegiatan wajib untuk siswa putri mulai dari kelas VII – IX, kegiatan ini dilaksanakan pada hari jum‟at mulai jam 11.00 – 12.30 WIB. f. Drum Band Kegiatan Drum Band merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Ngadirejo, kegiatan ini dilaksanakan pada hari jum‟at dan dimulai pada pukul 14.00-16.00 WIB. g. Qosida/Rebana Qosida/Rebana merupakan kegiatan yang tidak diwajibkan oleh sekolah, kegiatan ini boleh diikuti oleh semua warga sekolah yang berminat untuk melatih suara mereka dan biasanya dimulai pada hari rabu. h. Olah Raga Kegiatan ini dilakukan untuk siswa-siswa yang memiliki bakat dalam berolah raga, kegiatan olah raga ini hanya difokuskan pada sepak bola, volley dan atletik saja. Ekstrakurikuler ini dilaksanakan pada hari selasa pukul 14.00- selesai. 64 i. PMR/UKS PMR/UKS dilakukan pada hari selasa pada pukul 14.00-15.00 WIB. j. Les Kelas IX Kegiatan ini dikhususkan untuk kelas IX saja, karena kelas IX akan menghadapi ujian kelulusan. Kegiatan ini dilakukan pada hari senin sampai kamis pukul 13.30-15.00 WIB. k. PKS (Patroli Keamanan Sekolah) Kegiatan PKS dimulai pada hari rabu pukul 14.00-15.00 WIB. B. Penyajian Data berdasarkan Hasil Penelitian 1. Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo. Temuan penelitian yang ada di lapangan menunjukkan bahwa usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo oleh informan dari tempat tersebut maka menetapkan berbagai macam kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan Seperti yang dituturkan Bapak HA, NH dan P, kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo ada 2 macam yaitu secara eksternal dilakukan pada saat KBM berlangsung lebih tepatnya pada saat proses pembelajaran pendidikan agama. Sedangkan internal yaitu pada saat kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa seperti kegiatan mujahadah, SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an), Keputrian dan Pramuka. 65 Dalam pembinaan akhlak yang dilakukan intensif oleh guru-guru di SMP Islam Ngadirejo. Peneliti memulai pertanyaan selanjutnya kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo, untuk memperdalam proses pembinaan akhlak siswa yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo antara lain : “oh ya,tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak siswa supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa menjadi lebih disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih hormat kepada orang tuanya” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya belum mengetahui mana yang baik maupun yang buruk menjadikan lebih baik” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “tujuannya agar anak dapat merubah perilaku mereka dengan adanya pembinaan ini, anak disini perilakunya macam-macam mbak hehe. Ada yang nakalnya minta ampun, sehingga pendekatan ataupun pembinaannya berbeda dengan siswa yang lain” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Setelah dirasa cukup untuk menggali informasi tentang tujuan pelaksanaan pembinaan akhlak maka untuk memperdalam pelaksanaan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo maka bentuk-bentuk pembinaannya adalah : “bentuk-bentuk kegiatan yang saya damping di SMP Islam yaitu sholat dhuhur berjama’ah, mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok kedua. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran oleh siswa kelas IX misalnya minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa perempuan dan seterusnya. Kemudian SPQ (Sekolah Pendidikan Qur’an) khusus untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan kegiatan lain juga ada, tetapi saya tidak ikut mendampingi dalam hal ini seperti 66 keputrian untuk siswi kelas VII, VIII, IX pada hari jum’at mulai jam 11.00 sampai jam 12.30 materinya tentang hal-hal yang dilakukan perempuan dalam syari’at islam. Kegiatan pramuka pada hari sabtu dan wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII, mulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00 kegiatan ini untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dan ada kegiatan-kegiatan ekstra lainnya mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “kalau bentuknya macam-macam mbak, tetapi saya sebagai koordinator dalam kegiatan mujahadah, SPQ, maupun sholat dhuhur berjama’ah untuk seluruh siswa maupun guru, dan bagi siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak. Kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat membina akhlak siswa kearah yang lebih baik. Sebenarnya sih disini ada macam-macam kegiatan lain mbak seperti pramuka yang dibina oleh pak salim, tahu kan mbak? pramuka disini juga sering mendapatkan prestasi juga mbak.” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “bentuk kegiatannya yaitu SPQ untuk melatih kelancaran siswa dalam membaca Al-Qur’an, Sholat dhuhur berjama’ah, kemudian mujahadah itu untuk kelas IX, itulah yang saya damping kegiatannya mbak” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Pertanyaan selanjutnya adalah untuk mengetahui alasan mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan oleh guru-guru di SMP Islam Ngadirejo. “ya untuk memperbaiki akhlak ataupun tingkah laku siswa yang melenceng dari akidah islam. Begini mbak, kan jaman sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju, mulai dari televisi sampai internet dengan mudah dapat kita akses to mbak. Apa yang kita inginkan mulai dari hal-hal yang baik maupun yang buruk semuanya ada. jadi Itu semua yang akan berdampak buruk bagi anak apabila tidak dilakukan pembinaan tersebut” (W/G/HA/2012-2014/09.00WIB). “karena untuk merubah perilaku siswa yang dulunya kurang baik menjadi baik. Ya nggak mbak? Kan pas mereka masuk nggak semua perilakunya baik jadi disini kami selaku guru membina akhlak siswa tersebut” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “pembinaan ini dilakukan untuk mengubah perilaku anak yang tadinya buruk menjadi lebih baik lagi” (W/G/P/20-122014/13.00WIB). 67 Pertanyaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui siapa sajakah yang bertanggung jawab untuk membina akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo, sehingga pembinaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. “Yang melakukan pembinaan akhlak di sini tidak hanya guru agama saja mbak, tetapi dilakukan oleh guru-guru lain. Kita disini saling membantu dalam memperbaiki akhlak siswa. Kita juga diberi tugas masing-masing oleh bapak kepala mbak, kalau saya pada kegiatan mujahadah dan SPQ saja mbak” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB). “Kalau disini yang melakukan pembinaan tidak hanya guru agama saja mbak, pokoknya semua guru ditugaskan untuk membina akhlak siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “Yang melaksanakan pembinaan akhlak di sini? Ya Semua guru bertanggung jawab membina akhlak siswa di SMP Islam ini. Semua diberi tugas masing-masing. Kalau saya di kegiatan SPQ, Mujahadah dan sebagai koordinator ekstrakurikuler PMR” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Jadi pertanyaan selanjutnya mengarah pada tugas guru yang bertujuan untuk mengetahui sejak kapan guru-guru diberi tugas untuk membina akhlak siswa-siswa di SMP Islam Ngadirejo. “kalau saya melakukan pembinaan akhlak siswa udah dari dulu mbak, tetapi kalau siswa itu dibina sejak mereka mulai masuk ke SMP Islam Ngadirejo ini mbak, melalui kegiatan-kegiatan yang diwajibkan untuk diikuti dan kegiatan ekstra lain yang tidak wajib. Misalnya ekstra pramuka, SPQ, mujahadah, rebana, olah raga dan lain-lain” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “sejak saya mulai bekerja di SMP Islam Ngadirejo mbak, saya langsung diikut sertakan dalam membina akhlak siswa oleh bapak kepala sekolah dan saya juga kan yang menjadi guru PAI nya, jadi itu tugas saya juga untuk membina akhlak siswa” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB). “kalau kami diberi wewenang untuk membina akhlak siswa ya sejak siswa tersebut mulai masuk kelas VII, supaya mereka dapat dikendalikan tingkahnya sejak mereka masuk di SMP Islam ini” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). 2. Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo. 68 Untuk memperjelas bagaimana pembinaan akhlak pada siswa di SMP Islam Ngadirejo guru PAI menggunakan metode apa saja untuk membina akhlak. “Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga metode hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu kemudian diberi hukuman berupa denda” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak” (W/G/NH/2012-2014/10.15WIB). “Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa secara langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah yang sedang dihadapi, ya bisa dibilang konseling. Jadi saya bisa mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian saya baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB). Kemudian materi yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam pastilah berbeda-beda dalam penyampaiannya, jadi peneliti ingin mengetahui materi apa saja yang biasanya disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. “materinya saya sesuaikan pada keadaan siswa mbak, kadang ada siswa yang nakal, ya saya ceramah saja sekaligus menasehati siswa-siswa yang ikut kegiatan” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB). “ya jadi materinya saya ambil dari buku pembelajaran di sekolah mbak” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “materinya dari pembelajaran dikelas dan kadang melihat fenomena yang terjadi di sekolah” (W/G/P/20-122014/13.00WIB). 69 Alokasi waktu dalam pembinaan akhlak juga sangat penting diketahui oleh peneliti, jadi peneliti juga menanyakan hal tersebut. “sekolah ini melakukan pembinaan akhlak kebanyakan setelah pulang sekolah mbak, pembinaan-pembinaannya pada kegiatan ekstrakurikuler jadi kan tidak mengganggu proses belajar mengajar” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “kalau masalah waktu biasanya kegiatan tersebut dilakukan setelah pulang sekolah mbak, jadi tidak mengganggu KBM” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “kalau alokasi waktu pembinaan akhlak di sekolah ini pas istirahat kedua siswa-siswa disuruh sholat berjamaah, dan lainnya dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler mbak. Kalau menyangkut dengan metode saya itu yang lebih melalui pendekatan pada anak itu, ya biasanya waktu pas istirahat mereka datang ke ruang BP atau kadang saya membaur pada anak pas istirahat” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Menurut penuturan ketiga guru PAI di SMP Islam Ngadirejo yang mereka sampaikan, dapat disimpulkan bahwa usaha-usaha guru PAI dalam membina akhlak siswa bermacam-macam, ada yang menggunakan pendekatan kepada anak secara langsung, ada pula yang menggunakan metode ceramah, hukuman maupun pembiasaan. 3. Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo. Faktor pendukung pembinaan keagamaan sangat penting untuk diketahui, karena dengan adanya faktor pendukung pembinaan keagamaan oleh guru bisa ditanggulangi dan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebelum mengetahui tentang faktor pendukung guru PAI dalam membina akhlak, peneliti ingin mengetahui bagaimana perasaan guru PAI dalam membina akhlak siswa : 70 “ya ada senangnya maupun ada susahnya to mbak, kan kadang kelakuan anak itu berbeda-beda. Kadang jengkel juga mbak melihat anak yang susah diatur hehe” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB). “kalau ditanya masalah itu ya macem-macem mbak, ya ada kalanya senang karena dapat ikut serta membantu memperbaiki akhlak anak, tapi kebanyakan lebih senang sih mbak” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “kalau saya sih ya kadang senang kadang ya gitu mbak, kan rumah saya jauh dari sekolahan, rumah saya gemawang tahu kan mbak? Ya itu, jadi kalau sampai rumah pasti hampir maghrib. Susah lagi kalau pas musim hujan kayak gini mbak” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB). Setelah dirasa cukup mengetahui perasaan guru yang berbeda-beda dalam pembina akhlak siswa, maka peneliti juga menanyakan kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo. “Guru PAI dapat ikut serta membina akhlak siswa disini, dan diberi tugas untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah ini” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “kontribusinya ya dapat ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa SMP Islam Ngadirejo” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “ikut membina dan membimbing siswa-siswa di SMP Islam Ngadirejo tidak terkecuali yang nakal saja tetapi semua diberi pengarahan supaya menjadi lebih baik lagi” (W/G/P/20-122014/13.00WIB). Sedangkan temuan data penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung pembinaan keagamaan seperti yang dituturkan guru-guru PAI di SMP Islam Ngadirejo. “Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan masyarakat di lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan kuat karena di lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di sebelah barat situ yang dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang disebelah selatan dikelola Alm bapak KH.zakariya jadi sebagian siswa SMP Islam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang 71 dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka. Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun pemberian skor kepada siswa” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). ”Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak terhadap perilaku siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). “Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat kuat karena mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan akhlak di rumah. Yang kedua Lingkungan sekitar sekolah yang juga ikut serta mengawasi apabila ada siswa yang akan membolos, maka mereka segera melaporkannya” (W/G/P/20-122014/13.00WIB). hasil wawancara kepada informan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal yang pendukung pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo antara lain : a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut membina akhlak siswa. b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah. c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan hal-hal keagamaan. d. Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa. 4. Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo 72 Temuan data penelitian menunjukkan bahwa penghambat pembinaan keagamaan seperti yang dituturkan guru-guru PAI di SMP Islam Ngadirejo. “Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain masalah waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anakanak, kadang disini terlihat ada perkembangan kearah yang baik tapi kemudian setelah pulang sekolah mereka terpengaruh terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang kedua Sikap dan perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak mempunyai latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini seperti internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan berpengaruh terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola pikir siswa, jadi itu saja mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). “Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa selalu memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah kan mbak. Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, padahal kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang sudah maju seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara tidak langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik sehingga dikhawatirkan anak-anak akan meniru” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB). “Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup untuk membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan mbak, jadi tidak semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka yang tidak dapat dikontrol saat mereka dirumah. Selanjutnya kurangnya kesadaran siswa” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Keterangan hasil wawancara kepada informan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal yang menghambat pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo antara lain : a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu. 73 b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Sikap dan perilaku siswa yang beragam. d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol. e. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti diwajibkan oleh sekolah. f. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung g. Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang. kegiatan yang 74 BAB IV PEMBAHASAN A. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo Hasil observasi dan wawancara di SMP Islam Ngadirejo, ditemukan beberapa macam usaha-usaha guru pendidikan agama islam dalam membina akhlak siswa, yaitu sebagai berikut: 1. Sholat dhuhur berjama‟ah Dalam kegiatan sholat dhuhur berjamaah dilakukan setiap hari. Lokasi shalat dhuhur berjamaah dilaksanakan di halaman SMP Islam Ngadirejo yang dialasi menggunakan tikar, kegiatan ini dilaksanakan secara serentak oleh guru maupun siswa di SMP Islam Ngadirejo. “sholat dhuhur berjama’ah untuk seluruh siswa maupun guru dan bagi siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB). 2. Mujahadah Mujahadah dilakukan setiap minggu sekali pada hari sabtu malam akan tetapi dilakukan secara bergantian oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan, 1 minggu diikuti oleh siswa laki-laki dan minggu berikutnya siswa perempuan. Lokasi Mujahadah di laksanakan di ruang laboratorium IPA. “mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok 75 kedua. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran oleh siswa kelas IX misalnya minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa perempuan dan seterusnya” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB). 3. SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an) Kegiatan SPQ dilaksanakan hari kamis setelah pulang sekolah pada jam 13.30 – 15.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh kelas VII saja. Kegiatan tersebut dikelompokkan menurut kemampuan membaca AlQur‟an siswa, sedangkan tempat yang siswa gunakan adalah di kelaskelas yang sudah disediakan sekolah. “SPQ (Sekolah Pendidikan Qur’an) khusus untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah ditentukan oleh sekolah” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). Membaca temuan di atas kaitannya yang dengan pelaksanaan pembinaan akhlak pada siswa di SMP Islam Ngadirejo. Pada dasarnya dilakukan secara intensif setiap hari dan terus menerus. Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya kegiatan shalat Dhuhur berjama‟ah yang merupakan bagian dari pembinaan akhlak itu sendiri. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dengan disiplin untuk semua siswa dan guru. B. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa Metode yang digunakan guru untuk membina akhlak juga ditemukan oleh peneliti, mereka menggunakan metode-metode tersendiri seperti : 76 1. Metode Ceramah Dalam menyampaikan informasi atau pembinaan akhlak siswa para guru Pendidikan Agama Islam salah satunya menggunakan metode ceramah, supaya siswa-siswa lebih memahami isi dari ceramah tersebut. “Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari” (W/G/HA/2012-2014/09.00WIB). Bapak NH juga menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan pembinaan akhlak. “Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak” (W/G/NH/2012-2014/10.15WIB). 2. Metode Pembiasaan Selain metode ceramah dalam pembinaan akhlak siswa digunakan juga metode pembiasaan, hal ini dimaksudkan supaya siswa terbiasa dalam berperilaku baik, baik dilingkungan sekolah maupun di rumah. “Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). 3. Metode Konseling Menurut Prayitno (1983) dalam bukunya Sukardi “Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah” mengatakan “bahwa Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik, dan human (manusiawi), yang 77 dilakukan dengan suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku” (Sukardi, 2000:21). Metode konseling digunakan ketika seorang mendapatkan masalah dalam kehidupannya dan perlu orang lain dalam penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu pembinaan akhlak siswa dilakukan secara khusus. Karena menyangkut kepribadian seseorang yang dirahasiakan. “Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa secara langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah yang sedang dihadapi, ya bisa dibilang konseling. Jadi saya bisa mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian saya baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB). 4. Metode Hukuman Metode ini diterapkan dengan tujuan untuk melatih siswa agar dapat bertanggung jawab dan disiplin terhadap apa yang mereka perbuat. “metode hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu kemudian diberi hukuman berupa denda” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB) Membaca temuan diatas kaitannya dengan metode konseling, maka metode tersebut tidak banyak digunakan oleh para guru. Para guru kebanyakan menggunakan metode ceramah untuk proses pembinaan akhlak siswa, akan tetapi metode konseling tentunya dapat membantu siswa jika mengalami masalah/problem yang terjadi pada siswa dan juga dapat membantu dalam pembinaan akhlak siswa pada SMP Islam Ngadirejo, jadi usaha guru dalam pembinaan akhlak di SMP Islam ngadirejo itu sangat bervariasi. 78 Terkait dengan metode pengajaran Zainuddin Dja‟far menulis dalam bukunya “Didaktik Metodik” (1995:27-39) menjelaskan beberapa metode pengajaran di antaranya: 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah suatu metode dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi dilaksanakan dengan jalan penerangan dan penularan secara lisan. 2. Metode Tanya Jawab Metode ytanyya jawab adalah penyampaian pelajaran dimana guru bertanya dan murid menjawab. Metode ini diberikan untuk memperkenalkan pengetahuan dan faktor-faktor tertentu yang telah diajarkan kepada murid-murid. 3. Metode Diskusi Metode diskusi ialah mempelajari sesuatu bahan atau menyampaikan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan perubahan tingkah laku dan pengertian dari pada muridmurid. 4. Metode Demontrasi dan Eksperimen Metode demontrasi dan eksperimen ialah metode mengajar dengan jalan guru atau bantuan orang lain memperlihatkan kepada murid-murid proses atau kaifiat melakukan sesuatu. Pelaksanaan metode ini dapat dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan murid sebagai latihan praktis dari yang sudah atau belum diketahui oleh murid-murid. 79 5. Metode Sosio Drama Metode sosio drama suatu bentuk metode mengajar dengan cara memerankan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah-masalah sosial. Kadang-kadang metode ini disebut juga dengan “bermain peranan” (Dja‟far, 1995:27-39) Pilihan pada metode-metode sebagaimana yang digunakan oleh SMP Islam Ngadirejo tersebut tentu disesuaikan dengan kondisi real sekolah, yang mencakup guru dan anak didik. C. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo Faktor Pendukung menurut Bapak HA yaitu: “Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan masyarakat di lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan kuat karena di lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di sebelah barat situ yang dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang disebelah selatan dikelola Alm bapak KH.zakariya jadi sebagian siswa SMP Islam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka. Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun pemberian skor kepada siswa” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB). Kemudian faktor pendukung menurut Bapak NH adalah : ”Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak terhadap perilaku siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB). 80 Kemudian Bapak P menjelaskan terkait faktor pendukung dari pembinaan akhlak adalah: “Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat kuat karena mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan akhlak di rumah. Yang kedua Lingkungan sekitar sekolah yang juga ikut serta mengawasi apabila ada siswa yang akan membolos, maka mereka segera melaporkannya” (W/G/P/20-122014/13.00WIB). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan faktor pendukung sebagai berikut : a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut membina akhlak siswa. b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah. c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan halhal keagamaan. d. Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa. D. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo Faktor penghambat menurut Bapak HA diantaranya: “Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain masalah waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anakanak, kadang disini terlihat ada perkembangan kearah yang baik tapi kemudian setelah pulang sekolah mereka terpengaruh terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang kedua Sikap dan perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak mempunyai latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini seperti internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan berpengaruh terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola pikir siswa, jadi itu saja mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB) 81 Kemudian Bapak NH menjelaskan terkait faktor penghambat dari pembinaan akhlak: “Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa selalu memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah kan mbak. Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, padahal kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang sudah maju seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara tidak langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik sehingga dikhawatirkan anak-anak akan meniru” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB). Bapak NH juga menjelaskan terkait faktor penghambat dari pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo: “Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup untuk membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan mbak, jadi tidak semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka yang tidak dapat dikontrol saat mereka dirumah. Selanjutnya kurangnya kesadaran siswa” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan faktor penghambat dan pendukung sebagai berikut : a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu. b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Sikap dan perilaku siswa yang beragam. d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol. e. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. f. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung g. Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang. 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan data-data penulis sajikan dalam laporan skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Keadaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo pada umumnya sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai akhlak kurang baik, diantaranya : membolos, berbicara kurang sopan, tidak mengikuti upacara dan datang terlambat. Kenakalan siswa di SMP Islam Ngadirejo seharusnya lebih mendapat bimbingan, perhatian dan kontrol yang ekstra dari para guru terutama guru PAI yang tugasnya tidak hanya mengajarkan pelajaran keagamaan saja akan tetapi guru PAI sebagai contoh untuk siswa-siswanya dan harus mengajarkan hal-hal yang baik terutama mengajarkan akhlak yang baik. 2. Peran guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo mempunyai pengaruh besar terhadap siswa karena guru PAI di SMP Islam Ngadirejo sangat berperan aktif dalam pembinaan akhlak siswa baik dalam kegiatan keagamaan maupun tidak. Kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan guru yaitu Mujahadah, SPQ (Sekolah Pendidikan AlQur‟an) dan Sholat Dhuhur Berjama‟ah. Selain itu dalam pendekatan terhadap anak guru menggunakan berbagai metode diantaranya adalah metode ceramah, metode pembiasaan, metode konseling dan metode hukuman 83 B. Saran-saran Berdasarkan Kesimpulan yang penulis uraikan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya kea rah yang lebih baik, yaitu : 1. Pembinaan akhlak di SMP Islam sudah baik, untuk memperlancar kegiatan maka alangkah baiknya merangkul kyai/mubaligh dari luar untuk melakukan tausiah pada acara keagamaan di sekolah. 2. Memperbanyak buku-buku yang bernafaskan Islam terutama buku tentang akhlak diperbanyak di Perpustakaan. 3. Perlu terus diupayakan agar siswa terbiasa datang ke perpustakaan dan disuruh membaca buku-buku yang bertemakan tentang akhlak. 84 DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo: Era Intermedia. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Muhammad. 1977. Hubungan Timbal Balik Pendidikan, Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Barizi, Ahmad. 2010. Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Daradjat Zakiah, 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. _____________ 1976. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang. _____________ 1995. Ilmu Fiqih 2. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.Rineka Cipta. ____________________ 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Keluarga: Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta Halim, Nipa Abdul. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Jatniko, Rachmad. 1996. Sistem Etika Islam (Ahlak Mulia). Jakarta : Pustaka Panji Mas. Komaruddin. 1994. Esiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Marno. 2010. Strategi Dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 85 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nurdin, Syafruddin. 2003. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press. Quasem, M. Abdul. 1988. Etika Al-Ghazali. Bandung: Penerbit Pusaka Ramayulis. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia Soekanto, Soerjono. 1984. Antropologi Hukum. Jakarta: CV Rajawali. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. _______ 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suwito. 2004. Filsafat (Pendidikan Akhlak Ibnu Maskawaih). Yogyakarta: Belukar. Tafsir, Ahmad. 1990. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Umary, Barmawie. 1988. Materi Akhlak. Solo: Ramadhani. Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 86 87 Lampiran 1 Pedoman Wawancara A. Identitas Informan Kode Responden Kode Data Pekerjaan Hari/tanggal Waktu : : : : : B. Sasaran Wawancara Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Faktor yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Faktor yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak C. Butir-butir Pertanyaan Daftar pertanyaan wawancara Staf TU 1. Sejarah perkembangan SMP Islam Ngadirejo? a. Siapa pendiri dan kapan berdirinya? b. Bagaimana dinamika perkembangan sejak berdiri sampai sekarang? 2. Bagaimana visi misi dan tujuan SMP Islam Ngadirejo? 3. Bagaimana struktur organisasi SMP Islam Ngadirejo? 4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki untuk menunjang proses pendidikan? 5. Berapa jumlah guru, pegawai dan siswa SMP Islam Ngadirejo? 6. Apa saja syarat menjadi guru di SMP Islam Ngadirejo? 88 Pedoman Wawancara A. Identitas Informan Kode Responden Kode Data Pekerjaan Hari/tanggal Waktu : : : : : B. Sasaran Wawancara Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Faktor yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak Faktor yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak C. Butir-butir Pertanyaan Daftar pertanyaan wawancara Guru pendidikan agama islam 1. Siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? 2. Mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan? 3. Apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? 4. Sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? 5. Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan? 6. Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? 7. Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya? 8. Seperti apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? 9. Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut ? Apakah senang atau terpaksa ? 10. Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? 11. Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? 12. Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? 89 Lampiran 2 Kode Penelitian Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 A. Responden Kode HA NH P Nama Hasan Asy‟ari Nurul Huda Priyanto B. Metode Kode W O P Metode Penelitian Wawancara Observasi Dokumentasi C. Kategori Sumber Responden Kode G Keterangan Guru 90 Lampiran 3 Transkip Wawancara Identitas Informan Kode Responden Kode Data Hari/tanggal Waktu G I G I G I G I G I G I : HA : W/G/HA : Sabtu, 20-12-2014 : 09.00 WIB-selesai : siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : Yang melakukan pembinaan akhlak di sini tidak hanya guru agama saja mbak, tetapi dilakukan oleh guru-guru lain. Kita disini saling membantu dalam memperbaiki akhlak siswa. Kita juga diberi tugas masing-masing oleh bapak kepala mbak, kalau saya pada kegiatan mujahadah dan SPQ saja mbak : mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ? : ya untuk memperbaiki akhlak ataupun tingkah laku siswa yang melenceng dari akidah islam. Begini mbak, kan jaman sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju, mulai dari televisi sampai internet dengan mudah dapat kita akses to mbak. Apa yang kita inginkan mulai dari hal-hal yang baik maupun yang buruk semuanya ada. jadi Itu semua yang akan berdampak buruk bagi anak apabila tidak dilakukan pembinaan tersebut : Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : oh ya,tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak siswa supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa menjadi lebih disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih hormat kepada orang tuanya : sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : kalau saya melakukan pembinaan akhlak siswa udah dari dulu mbak, tetapi kalau siswa itu dibina sejak mereka mulai masuk ke SMP Islam Ngadirejo ini mbak, melalui kegiatan-kegiatan yang diwajibkan untuk diikuti dan kegiatan ekstra lain yang tidak wajib. Misalnya ekstra pramuka, SPQ, mujahadah, rebana, olah raga dan lain-lain : Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan? : materinya saya sesuaikan pada keadaan siswa mbak, kadang ada siswa yang nakal, ya saya ceramah saja sekaligus menasehati siswa-siswa yang ikut kegiatan : Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo ? : Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga metode hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti 91 G I G I G I G I G I kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu kemudian diberi hukuman berupa denda : Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya? : sekolah ini melakukan pembinaan akhlak kebanyakan setelah pulang sekolah mbak, pembinaan-pembinaannya pada kegiatan ekstrakurikuler jadi kan tidak mengganggu proses belajar mengajar : Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : bentuk-bentuk kegiatan yang saya damping di SMP Islam yaitu sholat dhuhur berjama‟ah, mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok kedua. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran oleh siswa kelas IX misalnya minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa perempuan dan seterusnya. Kemudian SPQ (Sekolah Pendidikan Qur‟an) khusus untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan kegiatan lain juga ada, tetapi saya tidak ikut mendampingi dalam hal ini seperti keputrian untuk siswi kelas VII, VIII, IX pada hari jum‟at mulai jam 11.00 sampai jam 12.30 materinya tentang hal-hal yang dilakukan perempuan dalam syari‟at islam. Kegiatan pramuka pada hari sabtu dan wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII, mulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00 kegiatan ini untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dan ada kegiatan-kegiatan ekstra lainnya mbak : Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau terpaksa? : ya ada senangnya maupun ada susahnya to mbak, kan kadang kelakuan anak itu berbeda-beda. Kadang jengkel juga mbak melihat anak yang susah diatur hehe : Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : Guru PAI dapat ikut serta membina akhlak siswa disini, dan diberi tugas untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah ini : Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain masalah waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anak-anak, kadang disini terlihat ada perkembangan kearah yang baik tapi kemudian setelah pulang sekolah mereka terpengaruh terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang kedua Sikap dan perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak mempunyai latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini seperti internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan berpengaruh 92 G I terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola pikir siswa, jadi itu saja mbak : Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan masyarakat di lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan kuat karena di lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di sebelah barat situ yang dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang disebelah selatan dikelola Alm bapak KH.zakariya jadi sebagian siswa SMP Islam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka. Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun pemberian skor kepada siswa 93 Transkip Wawancara Identitas Informan Kode Responden Kode Data Hari/tanggal Waktu G I G I G I G I G I G I G I G I : NH : W/G/NH : Sabtu, 20 Desember 2014 : 10.05 WIB-selesai : siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : Kalau disini yang melakukan pembinaan tidak hanya guru agama saja mbak, pokoknya semua guru ditugaskan untuk membina akhlak siswa : mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ? : karena untuk merubah perilaku siswa yang dulunya kurang baik menjadi baik. Ya nggak mbak? Kan pas mereka masuk nggak semua perilakunya baik jadi disini kami selaku guru membina akhlak siswa tersebut : Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya belum mengetahui mana yang baik maupun yang buruk menjadikan lebih baik : sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : sejak saya mulai bekerja di SMP Islam Ngadirejo mbak, saya langsung diikut sertakan dalam membina akhlak siswa oleh bapak kepala sekolah dan saya juga kan yang menjadi guru PAI nya, jadi itu tugas saya juga untuk membina akhlak siswa : Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan? : ya jadi materinya saya ambil dari buku pembelajaran di sekolah mbak : Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo ? : Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan berdo‟a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak : Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya? : kalau masalah waktu biasanya kegiatan tersebut dilakukan setelah pulang sekolah mbak, jadi tidak mengganggu KBM : Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : kalau bentuknya macam-macam mbak, tetapi saya sebagai koordinator dalam kegiatan mujahadah, SPQ, maupun sholat dhuhur berjama‟ah untuk seluruh siswa maupun guru, dan bagi siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak. Kegiatankegiatan tersebut juga dapat membina akhlak siswa kearah yang lebih baik. Sebenarnya sih disini ada macam-macam kegiatan lain mbak seperti 94 G : I : G : I : G : I : G : I : pramuka yang dibina oleh pak salim, tahu kan mbak? pramuka disini juga sering mendapatkan prestasi juga mbak Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau terpaksa? kalau ditanya masalah itu ya macem-macem mbak, ya ada kalanya senang karena dapat ikut serta membantu memperbaiki akhlak anak, tapi kebanyakan lebih senang sih mbak Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? kontribusinya ya dapat ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa SMP Islam Ngadirejo. Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa selalu memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah kan mbak. Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, padahal kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang sudah maju seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara tidak langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik sehingga dikhawatirkan anak-anak akan meniru Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak terhadap perilaku siswa 95 Transkip Wawancara Identitas Informan Kode Responden Kode Data Hari/tanggal Waktu G I G I G I G I G I G I G I G :P : W/G/P : Sabtu, 20 Desember 2014 : 10.30 WIB-selesai : siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : Yang melaksanakan pembinaan akhlak di sini? Ya Semua guru bertanggung jawab membina akhlak siswa di SMP Islam ini. Semua diberi tugas masingmasing. Kalau saya di kegiatan SPQ, Mujahadah dan sebagai koordinator ekstrakurikuler PMR : mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ? : pembinaan ini dilakukan untuk mengubah perilaku anak yang tadinya buruk menjadi lebih baik lagi : Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? : tujuannya agar anak dapat merubah perilaku mereka dengan adanya pembinaan ini, anak disini perilakunya macam-macam mbak hehe. Ada yang nakalnya minta ampun, sehingga pendekatan ataupun pembinaannya berbeda dengan siswa yang lain : sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : kalau kami diberi wewenang untuk membina akhlak siswa ya sejak siswa tersebut mulai masuk kelas VII, supaya mereka dapat dikendalikan tingkahnya sejak mereka masuk di SMP Islam ini : Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan? : materinya dari pembelajaran dikelas dan kadang melihat fenomena yang terjadi di sekolah : Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo ? : Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa secara langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah yang sedang dihadapi, ya bisa dibilang konseling. Jadi saya bisa mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian saya baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya : Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya? : kalau alokasi waktu pembinaan akhlak di sekolah ini pas istirahat kedua siswa-siswa disuruh sholat berjamaah, dan lainnya dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler mbak. Kalau menyangkut dengan metode saya itu yang lebih melalui pendekatan pada anak itu, ya biasanya waktu pas istirahat mereka datang ke ruang BP atau kadang saya membaur pada anak pas istirahat. : Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo? 96 I G I G I G I G I : bentuk kegiatannya yaitu SPQ untuk melatih kelancaran siswa dalam membaca Al-Qur‟an, Sholat dhuhur berjama‟ah, kemudian mujahadah itu untuk kelas IX, itulah yang saya damping kegiatannya mbak : Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau terpaksa? : kalau saya sih ya kadang senang kadang ya gitu mbak, kan rumah saya jauh dari sekolahan, rumah saya gemawang tahu kan mbak? Ya itu, jadi kalau sampai rumah pasti hampir maghrib. Susah lagi kalau pas musim hujan kayak gini mbak : Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : ikut membina dan membimbing siswa-siswa di SMP Islam Ngadirejo tidak terkecuali yang nakal saja tetapi semua diberi pengarahan supaya menjadi lebih baik lagi. : Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup untuk membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan mbak, jadi tidak semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka yang tidak dapat dikontrol saat mereka dirumah. Selanjutnya kurangnya kesadaran siswa : Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo? : Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat kuat karena mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan akhlak di rumah. Yang kedua Lingkungan sekitar sekolah yang juga ikut serta mengawasi apabila ada siswa yang akan membolos, maka mereka segera melaporkannya 97 Lampiran 9 DOKUMENTASI 1. Staf TU Wawancara sekaligus meminta data tentang SMP Islam kepada Bapak Suparnomo selaku Kepala Tata Usaha 2. Sholat Dhuhur berjama‟ah Tempat Wudhu 98 Siswa sedang berwudhu Sholat dhuhur berjama‟ah yang dipimpin guru PAI yaitu bapak Nurul Huda, S.Ag 99 3. Mujahadah Siswa laki-laki kelas IX sedang membaca Al-Qur‟an bersama Dibimbing oleh guru PAI dan guru lain yang bertugas Di ruang Laboratorium IPA Siswa perempuan kelas IX sedang membaca Al-Qur‟an bersama Dibimbing oleh guru PAI dan guru lain yang bertugas Di ruang Laboratorium IPA 100 4. Wawancara Guru Agama Wawancara dengan Bapak Hasan Asy‟ari, S.Ag Di ruang Guru Wawancara dengan Bapak Nurul Huda, S.Ag Di Ruang Kepala Sekolah 101 Wawancara dengan Bapak Priyanto, S.Pd.I Di ruang Osis \ 102 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama : Henni Purwaningrum Tempat / Tanggal Lahir : Temanggung, 16 Oktober 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Gaden RT 01/RW 01 Ganduwetan Kec. Ngadirejo, Kab. Temanggung Jenjang Pendidikan : 1. MI Al Iman Ganduwetan, lulus tahun 2003 2. SMP Islam Ngadirejo, lulus tahun 2006 3. MAN Temanggung, lulus tahun 2009 4. S1 IAIN Salatiga , lulus tahun 2015 Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 6 Maret 2015 Henni Purwaningrum NIM. 111 10 136 103