PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN

advertisement
46
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM
NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Henni Purwaningrum
NIM : 111 10 136
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
47
48
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM
NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Henni Purwaningrum
NIM : 111 10 136
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
49
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di
luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan
kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.
Salatiga,
Penulis
Henni Purwaningrum
NIM: 111 10 136
50
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
Dra.Djami‟atul Islamiyah, M.Ag
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp
: 5 Eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara
: Henni Purwaningrum
Kepada:
Yth. Dekan IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,Kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama
: Henni Purwaningrum
NIM
: 111 10 136
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/PAI
Judul
: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 9 Februari 2015
Pembimbing
51
Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag
NIP. 19570812 198802 2001
SKRIPSI
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN
AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN
2014/2015
DISUSUN OLEH
HENNI PURWANINGRUM
111 10 136
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dr. Miftahuddin, M.Ag.
________________
Sekretaris Penguji
: Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag. ________________
Penguji I
: Maslikhah, S.Ag., M.Si.
________________
Penguji II
: Dra. Maryatin, M.Pd.
________________
Salatiga, 31 Maret 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
52
NIP. 19670121 199903 1 002
MOTTO
َ ‫َه ْي خ ََر َج ِفى‬
ِ‫س ِب ْي ِل للا‬
ِ َ ‫طل‬
َ ‫ة الْ ِع ْل ِن فَ ُه َو فى‬
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalanAllah”
(HR.Turmudzi)
PERSEMBAHAN
Kubingkiskan karya yang istimewa ini untuk:
&
(Alm) Bapak Zuhri & Ibu Siti Ekowati, S.Pd.I tercinta yang selalu
menyayangiku, mendukung, dan menyemangatiku. Terima kasih atas untaian
do‟a yang tiada henti terucap dan dorongan untuk mengerjakan skripsi ini.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat almarhum Bapak dan Ibu
bangga terhadapku. Terima kasih Bapak ... Terima kasih Ibu ....
&
Kakakku, Hendro Handoko, S.Pd.,terima kasih atas semangat dan dorongan
yang telah engkau berikan kepada adikmu ini.
&
Upla, dik Ana, Ainy,Aye, Vita, Lilis, Zaty dan Aminah terima kasih atas
bantuan, do‟a, nasehat, hiburan,canda, tawa dan semangat yang kalian berikan
kepadaku selama kuliah maupun dalam mengerjakan skripsi ini, aku tak akan
melupakan semua kenangan yang telah kalian berikan kepadaku. Semoga
persahabatan kita abadi selamanya.
53
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Akhlak Siswa Di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Dr. RahmatHariyadi, M. Pd.selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP Islam Ngadirejo
2.
Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3.
Bapak Rasimin, M.Pd selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga.
54
4.
Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang
sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5.
Bapak (Alm) Zuhri, Ibu Siti Ekowati, S.Pd.I dan Kakak Hendro Handoko,
S.Pd tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu yang tiada
henti bagi keberhasilan studi penulis.
6.
Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian
berlangsung.
7.
SMP Islam Ngadirejo, Bapak H. Abdulloh Munir selaku Kepala Sekolah
SMP Islam Ngadirejo, Bapak Hasan Asy‟ari, S.Ag., Bapak Nurul Huda,
S.Ag., Bapak Priyanto, S.Pd.I., dan semua staf dan guru di SMP Islam
Ngadirejo yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam
penelitian ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Amin ya robbal ‟alamin
Salatiga,
Penulis
55
Henni Purwaningrum
NIM: 111 10 136
ABSTRAK
Purwaningrum, Henni. 2015. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Akhlak Di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
Kata Kunci: Peran, Guru,PAI, Pembinaan dan Akhlak
Penelitian ini membahas pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo tahun pelajaran 2014/2015.
Fokus Penelitian yang akan dikaji adalah: 1. Usaha-usaha guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 /
2015; 2. Metode apa saja yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015; 3.
Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015; 4.
Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka
kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai
instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta
terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para
informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan
dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data
dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan
keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Usaha-usaha yang dilakukan yang
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo
dilaksanakan secara intensif setiap hari dan setiap minggunya, seperti upaya
Sholat Dhuhur Berjama‟ah, SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an), Mujahadah. 2.
Metode Pembinaan akhlak siswa yang dilakukan guru yaitu ceramah, pembiasaan,
konseling dan hukuman. 3. Faktor yang mendukung dalam pembinaan akhlak: a.
Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut membina
akhlak siswa. b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah. c. Lingkungan
sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan hal-hal keagamaan. d. Tata
56
tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa. 4. Faktor yang menghambat
pembinaan akhlak: a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang
sebanyak itu.b.Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Sikap dan perilaku
siswa yang beragam. d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol. e. Kurangnya
kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. f.
Sarana dan prasarana yang kurang mendukung. g. Maraknya perkembangan
informasi jaman sekarang.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO.......................................................................................
i
JUDUL.............................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
ABSTRAK.......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Fokus Penelitian............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
E. Kajian Teori…................................................................................... 6
F. Penegasan Istilah............................................................................... 7
G. Metode Penelitian
57
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 12
2. Kehadiran Peneliti...................................................................... 13
3. Lokasi Penelitian........................................................................ 13
4. Sumber Data............................................................................... 13
5. Prosedur Pengumpulan Data..................................................... 14
6. Analisis Data.............................................................................. 17
7. Pengecekan Keabsahan Data...................................................... 18
8. Tahap-tahap Penelitian............................................................... 19
H. Sistematika Penulisan...................................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam................................. 22
2. Tugas dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam........................ 25
B. Konsep Dasar Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Pembinaan Akhlak.................................................... 28
2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak......................................... 32
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak................................ 34
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak di
SMP……………………………………………………………….. 43
BAB III PAPARAN DATA DAN PENYAJIAN DATA
A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Ngadirejo...................... 46
2. Profil Sekolah............................................................................. 50
3. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya LP SMP Islam Ngadirejo....... 52
58
4. Tata Tertib di SMP Islam Ngadirejo........................................... 54
5. Profil Guru Pendidikan Agama Islam Ngadirejo........................ 60
6. Macam-macam Pembinaan yang Dilakukan di SMP Islam
Ngadirejo………………………………………......................... 62
B. Penyajian Data Berdasarkan Hasil Penelitian
1. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan
Akhlak di SMP Islam Ngadirejo.................................................. 64
2. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pembinaan Akhlak Siswa SMP Islam Ngadirejo........................ 67
3. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo............................... 69
4. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Akhlak di SMP Islam Ngadirejo............................... 71
BAB IV PEMBAHASAN
A. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peminaan
Akhlak............................................................................................... 74
B. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pembinaan Akhlak Siswa SMP Islam Ngadirejo.............................. 75
C. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan
Akhak............................................................................................... 79
D. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan
Akhlak.............................................................................................. 80
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................81
B. Saran................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Pendiri SMP Islam Ngadirejo
Tabel 2 :
Identitas SMP Islam Ngadirejo
Tabel3 :
Jenjang Guru dan Staf SMP Islam Ngadirejo
Tabel 4 :
Data siswa dalam 4 tahun terakhir
Tabel 5
: Kelulusan siswa 4 tahun terakhir
Tabel 6
: Data Ruang Kelas
Tabel 7
: Data Ruang lain
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp. 1:
Pedoman Wawancara
Lamp. 2:
Kode Penelitian
Lamp. 3:
Transkip Wawancara
Lamp. 4:
Triangulasi Data
Lamp. 5:
Lembar Konsultasi Skripsi
60
Lamp. 6:
Surat Penunjukkan Pembimbing
Lamp. 7:
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lamp. 8:
Surat Keterangan Bukti Penelitian
Lamp. 9:
Dokumentasi
Lamp. 10:
Daftar Riwayat Hidup
Lamp. 11:
Daftar Nilai SKK
61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoatmodjo. 2003 : 16).
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di jaman sekarang
ini, pendidikan dapat membentuk seseorang menjadi berkualitas dan
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam
berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita
untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.
Pendidikan akan sempurna apabila dibarengi dengan pendidikan agama.
Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam,
merupakan segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah
manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai
dengan norma Islam (Achmadi, 2005:28-29).
Agama juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan
62
hubungan manusia dengan dirinya, keseimbangan dan keserasian dalam
hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat
dalam mencapai kemajuan lahiriah dan kebahagiaan bathiniah. Sebab
itulah pendidikan agama yang merupakan bagian pendidikan terpenting
untuk melestarikan aspek-aspek sikap dan nilai keagamaan. Pendidikan
agama juga harus mempunyai tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu
aspek iman, ilmu dan amal yang merupakan sendi tak terpisahkan. Di
samping itu pula seorang pendidik hendaknya tidak hanya mengajarkan
ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya melainkan juga akhlak.
Kehidupan masyarakat yang semakin modern dan pluralistik telah
memberikan warna yang bervariasi dalam berbagai segi. Kenyataan
modernisasi telah merambah hampir semua nilai-nilai agama yang
seharusnya telah tercermin dalam perilaku yang baik. Perubahan tersebut
bukan hanya pada bidang teknologi saja, tetapi yang lebih berbahaya
adalah rusaknya moral, akhlak, etika dan perilaku manusia, yang
akibatnya memicu kerusakan bangsa ini. Adapun lapisan masyarakat
yang sangat mudah terkena pengaruh dari luar adalah remaja, karena
mereka sedang mengalami kegoncangan emosi akibat perubahan dan
pertumbuhan yang mereka lalui (Daradjat, 1976:94).
Guru memegang peran yang sangat penting dan strategis sebab ia
bertanggung jawab mengarahkan anak didiknya dalam hal penguasaan
ilmu dan penerapannya dalam kehidupan dan dalam menanamkan dan
memberikan tauladan yang baik terhadap anak didiknya kaitannya
63
dengan PAI. Seorang guru tidak hanya bertugas untuk mentrasfer ilmu
pengetahuan semata, tetapi jauh lebih berat yaitu untuk mengarahkan dan
membentuk perilaku atau kepribadian anak didik sehingga mereka yakini
terlebih guru PAI.
Teladan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru
akan mempengaruhi positif atau negatifnya pembentukan kepribadian
dan watak anak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
               
)۲۱ : ‫ ( االحزاب‬ 
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah”. ( Q.S. Al – Ahzab : 21 )
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Rasulullah adalah suri tauladan
dan gurunya-guru adalah Rasulullah, oleh karena itu guru dituntut
memiliki kepribadian yang baik seperti apa yang ada pada diri Rasulullah
SAW. Kedudukan guru yang demikian, senantiasa relevan dengan zaman
dan sampai kapanpun diperlukan. Lebih-lebih untuk mendidik kaderkader bangsa yang berbudi pekerti luhur (akhlaqul karimah).
Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk mengetahui
lebih jauh lagi tentang pengaruh guru pendidikan agam islam dalam
pembinaan akhlak siswa. Walaupun guru memiliki teori yang baik akan
tetapi tidak didukung dengan tehnik dan metode yang baik, mungkin
akan kacau. Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka peneliti
64
tertarik
mengadakan
penelitian
dengan
judul
“PERAN
GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK
SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN
2014/2015 ”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka
dapat dikemukakan fokus penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
2. Apa saja metode yang digunakan Guru Pendidikn Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
3. Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
4. Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Permasalahan tersebut di atas kemudian dijadikan sebagai
pijakan penelitian dan akan dijawab melalui proses penelitian yang
dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
65
1. Untuk mengetahui usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan Guru Pendidikn Agama
Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo Tahun
Pelajaran 2014/2015 ?
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan
Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo
Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan
Agama Islam dalam pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo
Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini semoga dapat bermanfaat dan
berguna bagi SMP Islam Ngadirejo dan Pembaca. Hasil ini mempunyai
beberapa manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya telaah kepustakaan dan menambah khasanah
ilmu pengetahuan khususnya tentang peran guru pendidikan agama
islam dalam pembinaan akhlak siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga : dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap
pola pembinaan yang selama ini telah dilakukan dan juga sebagai
acuan untuk perkembangan pembinaan di masa yang akan datang.
66
b. Bagi Guru : dapat memberikan informasi kepada guru dalam upaya
membimbing dan membina siswa supaya memiliki akhlak yang
baik
c. Bagi penulis : sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal untuk terjun ke dalam
dunia pendidikan.
E. Telaah Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini akan mendeskripsikan beberapa
karya ilmiah yang dijadikan referensi oleh peneliti. Peneliti menemukan
beberapa skripsi yang mempunyai judul atau obyek yang hampir sama.
Di antaranya adalah :
Skripsi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam STAIN Salatiga dengan judul “Upaya Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadiien dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat Kalibening
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2013” oleh Rahmawati
Purwandari. Hasilnya yaitu tentang penanaman akidah islam dan
mengupas berbagai metode yang digunakan untuk pembinaan akhlak
masyarakat kalibening. Skripsi di atas mempunyai keterkaitan dengan
skripsi yang ditulis yaitu pembinaan akhlak, namun yang membedakan
adalah lingkungan, metode dan objek yang diteliti.
Skripsi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam STAIN Salatiga dengan judul Strategi Guru Pendidikan
Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa SMK AL
67
Falah Sidomukti Salatiga Tahun 2013 oleh Istiqomah. Ia mengupas
mengenai strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
akhlakul karimah siswa SMK. Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Semarang dengan judul Peranan
Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Pada Masa Pubertas di
SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang oleh Nurul Khafshotul
M. Ia mengupas tentang pembinaan akhlak siswa pada masa pubertas.
Sedangkan skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Pembinaan
Akhlak Siswa Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
Skripsi ini mengupas tentang proses pembinaan akhlak di Madrasah
Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Skripsi di atas mempunyai
keterkaitan dengan skripsi yang ditulis yaitu pembinaan akhlak, namun
yang membedakan dengan penelitian yang dibuat adalah objek kajian dan
karakteristik peserta didik SMP Islam Ngadirejo.
F. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari
kesalahpahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas,
maka akan penulis sampaikan batasan istilah yang terdapat judul, yaitu :
1. Guru Pendidikan Agama Islam
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar´ (Kamus Besar.
Bahasa Indonesia, 2001: 288). Menurut Sardiman (Djamarah, 2000:1)
guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
68
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan
Syafruddin
Nurdin
(2002:8) Guru
adalah
seorang
yang
mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak
didik,
menunjang
hubungan
sebaik-baiknya,
dalam
kerangka
menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang
menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.
Menurut Ahmad Barizi (2010:142) Pengertian yang lebih sempit
yaitu, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau
memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas.
Sementara itu Muhammad Arifin (1977:214) berpendapat
bahwa pendidikan agama Islam adalah ”usaha-usaha secara sadar
untuk menanamkan cita-cita keagamaan yang mempunyai nilai-nlai
lebih tinggi daripada pendidikan lainnya karena hal tersebut
menyangkut soal iman dan keyakinan”.
Dalam hal ini Ahmad Tafsir (1990: 32) memberikan pengertian
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama
Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim
semaksimal mungkin.
69
Jadi guru pendidikan agama islam menurut peneliti adalah
seorang pengajar atau pendidik yang bertugas untuk mengajarkan
materi agama islam.
2. Pembinaan Akhlak
Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan, cara.
Pembinaan berarti “kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif
untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.
Selanjutnya definisi akhlak. Akhlak adalah jamak dari khuluq
yang berarti adat kebiasaan ( al- adat), perangai, tabi‟at, (al- sajiyyat
), watak ( al-thab’), adab/ sopan santun (al-muru’at), dan agama (aldin). Menurut para ahli masa lalu ( al-qudama’), akhlak adalah
kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan,
tanpa pemikiran dan pemaksaan seiring pula akhlak adalah semua
perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau
buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Sedangkan kata akhlak (Wahid
Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian
huruf-huruf
kha-la-qa,
jika
digabungkan
(khalaqa)
berarti
menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah
Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka
kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan
makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang
muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt.
70
Adapun definisi akhlak menurut istilah banyak dikemukakan
oleh para ahli dan pemikir islam, baik pada jaman klasik maupun
kontemporer. Berikut ini beberapa definis akhlak yang dikemukakan
oleh para ahli seperti dikutip oleh Mohamad Ardani (2001: 27-29)
sebagai berikut:
a. Ibnu Miskawih
Ibnu Miskawih sebagai ilmuwan muslim yang sangat
terkemuka sebagai pakar akhlak dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak
mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan lagi”. Menurut konsep beliau akhlak
adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang
mendorongnya
untuk
melakukan
suatu
perbuatan
tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang
dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan
ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan.
b. Imam Al Ghazali
Menurut Imam Al Ghazali sebagai salah satu ulama besar
yang bergelar hujjatul islam akhlak tidak hanya sebatas sikap,
keutamaan yang bersifat pribadi, tetapi mencakup sejumlah sifat
keutamaan akal, amal, perorangan dan masyarakat. Menurut beliau
akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa
seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus
71
mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan
perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut
sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan
tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat
dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk.
c. Al Farabi
Al Farabi sebagai salah satu pemikir muslim tidak
ketinggalan memberikan definisi akhlak. Menurut beliau akhlak
adalah
tingkah
laku
yang
dilakukan
untuk
memperoleh
kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh
setiap orang.
Berbagai definisi akhlak di atas bahwa akhlak merupakan
suatu sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat
dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan
pertimbangan
Jadi menurut penulis akhlak merupakan cermin dari tingkah
laku individu, maka keberadaan akhlak itu harus tetap dibina dan
diarahkan karena akhlak sebagai penuntun kebaikan dan kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Disinilah letak pentingnya pembinaan
akhlak terhadap anak, guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
72
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian
yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi. Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi,
langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumendokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lainlain (Zuriah, 2009:95).
Melalui metode kualitatif penulis dapat mengenal orang (subjek)
secara pribadi dan melihat perkembangan definisi mereka sendiri
tentang dunia ini. Penulis dapat merasakan pengalaman-pengalaman
yang mungkin belum penulis ketahui sama sekali. Yang terakhir
metode kualitatif memungkinkan penulis menyelidiki konsep-konsep
yang dalam penelitian lainnya intinya akan hilang. Konsep-konsep
seperti keindahan, rasa sakit, keimanan, penderitaan, frustasi, harapan,
dan kasih sayang dapat diselidiki sebagaimana orang-orang yang
sesungguhnya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Sugiyono,
2007:30).
73
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument
sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung
berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan
pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya
demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti
turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang
lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi
data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat
diperoleh secara akurat.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP
Islam Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada bulan November tahun
2014 sampai dengan selesai.
4. Sumber Data
Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber
data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti
memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan
berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.
Responden adalah orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan
(Arikunto, 2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang
menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007:794).
74
Adapun yang menjadi responden atau informan dalam penelitian
ini adalah:
1) Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo.
Sumber lain yang bisa dijadikan referensi seperti dokumendokumen maupun surat-surat penting.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah peninjauan secara cermat (Alwi, 2007:794).
Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang
fenomena-fenomena yang diselidiki yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1980:136).
Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan
terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti antara lain kegiatankegiatan dan fasilitas yang tersedia dalam rangka menunjang proses
pembinaan akhlak siswa.
Jenis-jenis observasi:
a) Observasi partisipasi,
Peneliti yang menjadi kepentingannya pengumpulan data/
informasi.
75
b) Observasi terus terang/ tersamar
Untuk observasi terus terang dapat berupa wawancara
sedangkan yang tersamar bisa berupa pengamatan-pengamatan
situasi objek penelitian.
c) Observasi tidak berstruktur
Observasi yang tidak menggunakan panduan yang telah
disiapkan
sebelumnya,
sebab
fokus
observasi
biasanya
berkembang sewaktu kegiatan penelitian berlangsung (Faisal,
1990:78-79).
Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang belum
diperoleh waktu wawancara dan dokumentasi. Dimana lokasi
pelaksanaan pembinaan dan Bagaimana kondisi siswa ataupun
respon siswa pada saat proses pembinaan berlangsung.
b. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2011: 186)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data langsung secara
lebih mendalam dan akurat tentang permasalahan yang diteliti.
Dalam pelaksanaannya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
kepada pihak yang mengetahui permasalahan seputar proses
pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo.
76
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:
(Arikunto, 2010:270)
a) Pedoman
wawancara
tidak
terstruktur,
yaitu
pedoman
wawancara yang hanya membuat garis besar yeng akan
ditanyakan.
Tentu
saja
kreatifitas
pewawancara
sangat
diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini
lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah
sebagai pengemudi jawaban responden.
b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada
nomor yang sesuai.
c. Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode yang lain adalah
metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2010:274).
Dibanding metode yang lain, metode ini agak tidak begitu
sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan, sumber datanya tetap
belum berubah. Dalam metode dokumentasi yang diamati bukan
benda hidup tetapi benda mati. Metode ini penulis gunakan untuk
77
mencari data peran guru PAI dalam pembinaan akhlak di SMP
Islam Ngadirejo.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244).
Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah
data dari lapangan:
a. Pengumpulan data
Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang
diperoleh
dengan
menggunakan
beberapa
teknik,
seperti
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh
dari penelitian.
b. Reduksi data
Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah
meneliti di lapangan sampai laporan tersusun. Reduks data
merupakan bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis
yang menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak
diperlukan dan mengorganisasi data sehingga dapat memperoleh
kesimpulan.
78
c. Penyajian data
Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan
sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.
d. Kesimpulan
Yaitu permasalahan penelitian yang menjadi pokok pemikiran
terhadap apa yang akan diteliti.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah trianggulasi sumber data. Trianggulasi merupakan sumber data
untuk mengecek data yang telah dikemukakan. Selain itu, trianggulasi
data adalah upaya untuk mengecek kebenarannya data tertentu dengan
data yang diperoleh dari sumber lain (Moleong, 2011:330).
Pendapat
tersebut
mengandung
makna
bahwa
dengan
menggunakan metode trianggulasi dengan mempertinggi validitas
memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data
yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar
data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang
dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari
sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian. Di sisi lain
trianggulasi data adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan
membandingkan data hasil wawancara dan hasil pengamatan maupun
dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.
79
Dalam pengecekan keabsahan data, peneliti melakukan cross
check dengan beberapa sumber lain yang terkait.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai
berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian
2) Menyusun proposal penelitian
3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan
c. Tahap analisa data, meliputi kegiatan:
1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian
2) Pengecekan keabsahan data
d. Tahap peneliti laporan penelitian
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
3) Perbaikan hasil konsultasi
4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
5) Ujian munaqosah skripsi.
80
H. Sistematika Penulisan
Agar suatu penelitian dapat dengan mudah dipahami oleh orang
yang membacanya, maka selayaknya dapat sistematika penulisan.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:
Bab I merupakan kerangka dasar yang berisi Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Teori,
Penegasan Istilah, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian,
Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Prosedur
Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan
Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.
Bab II berisi tentang kajian pustaka, bab ini menguraikan teoriteori yang digunakan untuk mendukung penelitian agar didapat gambaran
yang jelas mengenai peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak siswa. Adapun sumber teori-teori adalah berasal dari
berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain yang dianggap
representative sebagai pengayaan teori penelitian.
Bab III berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan
tentang gambaran umum SMP Islam Ngadirejo (deskripsi lokasi SMP
Islam Ngadirejo, visi, misi, dan tujuan SMP Islam Ngadirejo, Sarana dan
Fasilitas di SMP Islam Ngadirejo, klasifikasi siswa, program pembinaan
akhlak siswa, dan Temuan Penelitian.
Bab IV merupakan pembahasan hasil penelitian di lapangan
yang dipaparkan dalam bab III. Pembahasan dilakukan untuk menjawab
81
masalah penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan
yang sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam
konteks khasanah ilmu.
Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari
pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai
sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah
diperoleh dan daftar pustaka.
82
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Sebelum dibahas lebih lanjut tentang guru pendidikan agama
islam, maka perlu kiranya dikemukakan pengertian guru itu sendiri,
diantaranya:
a. Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2001: 288).
b. Guru menurut UU RI No.14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen adalah : pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,
jalur pendidikan dasar dan pendidikan menengah
c. Menurut Sardiman (Djamarah, 2000:1) guru merupakan salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan
d. Nurdin (2002:8) Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan
yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, menunjang
hubungan sebaik-baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut
agama, kebudayaan dan keilmuan.
83
e. Arifin (1977:214) berpendapat bahwa pendidikan agama Islam
adalah ”usaha-usaha secara sadar untuk menanamkan cita-cita
keagamaan yang mempunyai nilai-nlai lebih tinggi daripada
pendidikan lainnya karena hal tersebut menyangkut soal iman dan
keyakinan”.
Sedangkan
Guru dalam
konteks islam
disebut
dengan
“murobbi”, “mu’allim” dan “muadib” (Ramayulis, 2002:56). Uraian
istilah tersebut yaitu :
a. Murobbi
Lafad ‫ هر ب‬berasal dari masdar lafad tarbiyah. Menurut
Abdurrahman Al-Bani sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir lafad
tarbiyah terdiri dari empat unsur, yaitu : menjaga dan memelihara
fitrah anak menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi,
mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan
melaksanakan secara bertahap (Tafsir, 2005:29).
Jadi ‫ هر ب‬adalah menjaga, merawat dan memelihara anak
sejak lahir atau saat anak masih dalam keadaan fitrah hingga
dewasa.
b. Mu’allim
)٥ : ‫ ( العلق‬     
Artinya : “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. ( Departemen Agama RI, 2004:428)
84
Lafad
‫علن‬
pada ayat di atas cenderung pada aspek
pemberian informasi kepada obyek didik sebagai mahluk yang
berakal ( Isma‟il SM, 2001:60).
Mu‟allim lebih menekankan guru sbagai pengajar dan
penyampai pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) (Marno
dan Idris, 2010:15).
c. Mu’adib
Kata ‫هعد ب‬, berasal dari ‫ ا د ب‬, yu'addibu sebagaimana
terdapat dalam hadis Nabi ( Addabani rabbi fa ahsana ta' dibi ) "
Allah telah mendidik saya dengan sebaik-baik pendidikan" (Abu
Hasan, 1989: 493).
Tafsir (1990: 32) memberikan pengertian bahwa Pendidikan
Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam
adalah
bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal
mungkin.
Jadi guru pendidikan agama islam adalah seorang pengajar atau
pendidik yang bertugas untuk mengajarkan, membimbing dan
memberi pelatihan tentang materi agama islam.
85
2. Tugas dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam
a. Tugas Guru
Tugas guru menurut Usman (1991:4) ada 3 kelompok,
yakni:
1) Tugas guru dalam bidang profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar,
dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai
hidup.
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada siswa.
2) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa
guru disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang
tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi
idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya,
hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam
belajar.
Sebagai tugas kemanusiaan, seorang guru harus terpanggil
untuk
membimbing,
melayani,
mengarahkan,
menolong,
memotivasi, dan memberdayakan sesame, khususnya anak
didiknya, sebagai sebuah keterpanggilan kemanusiaan dan
86
bukan
semata-mata
terkait
dengan
tugas
formal
atau
pekerjaannya sebagai guru ( Marno dan Idris, 2010:20).
3) Tugas Guru dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih
terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan
mesyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti
bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
pancasila. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam
masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen
strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan
gerak maju kehidupan bangsa.
Guru
juga
mengemban
tugas
kerasulan,
yaitu
menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara
lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan,
sebagaimana tercantum dalam surat Al-Jumu‟ah ayat 2 (Marno dan
Idris, 2010:19) :
         
          
) ۱ : ‫ ( الجمعة‬
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
87
mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah).
dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S Al Jumu‟ah : 2)
Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas rosul adalah
untuk mengajarkan dan menyuruh umat manusia untuk membaca
ayat-ayat Al-Qur‟an, itu juga yang diemban oleh guru yaitu
mengajarkan dan membimbing siswa dan siswinya.
b. Peran Guru PAI
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243),
yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Konsep tentang peran menurut Komaruddin (1994:768),
adalah:
1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang
dalam manajemen.
2) Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3) Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4) Fungsi
yang
diharapkan
dari
seseorang
atau
menjadi
karakteristik yang ada padanya.
5) Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh
Adams & Decey (Uzer Usman, 1991:6-9) dalam Basic Principles
88
of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspedition,
perencanaan, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan
konselor.
Jadi
peran
guru
Pendidikan
Agama
Islam
adalah
mengajarkan, membimbing, dan mengarahkan siswa ke arah yang
lebih baik, serta mengajarkan siswanya agar tidak menyimpang
dari syari‟at-syari‟at islam.
B. Konsep Dasar Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Pembinaan Akhlak
Sebelum membahas tentang pembinaan akhlak, kita harus
memahami apa itu pembinaan :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152)
Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan,
cara. Pembinaan berarti “kegiatan yang dilakukan secara efisien
dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.
b. Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.02PK.04.10.
Pembinaan adalah usaha yang ditujukan untuk memperbaiki,
meningkatkan akhlak (budi pekerti).
89
c. Menurut PP RI Nomor 31 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1
Kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Intelektual, Sikap dan Perilaku, Profesional,
kesehatan jasmani dan rohani.
d. Menurut Thoha (1987:7)
pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih
baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan,
peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan
atas sesuatu.
Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (
‫ ) العا د ب‬, perangai, tabi‟at, ( ‫) السجية‬, watak ( ‫) الطة‬, adab/ sopan
santun ( ‫) الور عا ت‬, dan agama ( ‫) الد ى‬. Menurut para ahli masa lalu (
‫)القد م‬, akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu
perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan seiring
pula akhlak adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa
berupa perbuatan baik atau buruk (Prof. Dr. Suwito, 2004:31). Kata
akhlak (Wahid Ahmadi, 2004:13), jika diuraikan secara bahasa berasal
dari rangkaian huruf-huruf ‫خ – ل – ق‬, jika digabungkan (‫ )خلق‬berarti
menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah
Swt, dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka
kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Kaliq (Allah) dan
90
makhluk (baca: hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang
muatannya “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt.
Adapun definisi akhlak menurut istilah banyak dikemukakan
oleh para ahli dan pemikir islam, baik pada jaman klasik maupun
kontemporer. Berikut ini beberapa definis akhlak yang dikemukakan
oleh para ahli seperti dikutip oleh Mohamad Ardani (2001: 27-29)
sebagai berikut:
a. Ibnu Miskawih
Ibnu Miskawih sebagai ilmuwan muslim yang sangat
terkemuka sebagai pakar akhlak dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak
mengatakan bahwa akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan lagi”. Menurut konsep beliau akhlak
adalah suatu konsep mental yang dimiliki oleh seseorang yang
mendorongnya
untuk
melakukan
suatu
perbuatan
tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sikap jiwa yang
dimiliki oleh seseorang ini bisa bersumber dari watak naluri dan
ada pula yang berasal dari kebiasaan atau latihan.
b. Imam Al Ghazali
Menurut Imam Al Ghazali sebagai salah satu ulama besar
yang bergelar hujjatul islam akhlak tidak hanya sebatas sikap,
keutamaan yang bersifat pribadi, tetapi mencakup sejumlah sifat
keutamaan akal, amal, perorangan dan masyarakat. Menurut beliau
91
akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dan mengakar dalam jiwa
seseorang yang dapat melahirkan berbagai perbuatan tanpa harus
mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika sikap tersebut melahirkan
perbuatan baik menurut akal dan hukum agama, maka disebut
sebagai akhlak yang baik. Dan jika yang melahirkan perbuatan
tercela, disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak hanya memuat
dua hal tersebut, yaitu baik dan buruk.
c. Al Farabi
Al Farabi sebagai salah satu pemikir muslim tidak
ketinggalan memberikan definisi akhlak. Menurut beliau akhlak
adalah
tingkah
laku
yang
dilakukan
untuk
memperoleh
kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi dan diinginkan oleh
setiap orang.
Berbagai definisi akhlak diatas bahwa akhlak merupakan suatu
sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat dalam
perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan
pertimbangan. Karena akhlak di sini merupakan bagian dari diri
manusia dan menempati tempat yang paling tinggi sebagai individu
maupun sebagai masyarakat luas seperti dalam pernyataan bahwa
kejayaan seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan ahlaknya yang
baik, dan kejatuhan nasib seseorang, masyarakat dan bangsa
disebabkan hilangnya akhlak yang baik atau jatuh akhlaknya
(Rachmat Djatmika,1996:11).
92
Sebagian ulama, ketika berbicara tentang perilaku islam, ada
yang tidak memisahkan antara berbagai istilah ini. Bagi mereka,
akhlak adalah adab, juga etika (Wahid Ahmad, 2004:17).
Jadi pembinaan akhlak adalah proses kegiatan yang dilakukan
seseorang ataupun dalam hal ini guru dengan menggunakan strategi
yang tepat agar siswa mempunyai perilaku yang lebih baik.
2. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak
a. Dasar – dasar Pembinaan Akhlak
Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak
adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Karena
keduanya merupakan dasar pokok ajaran islam, dan pembinaan
akhlak termasuk bagian dari ajaran islam.
Al-Qur‟an menggambarkan bahwa setiap orang beriman itu
niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon
iman yang indah hal ini dapat dilihat dalam Al-Qur‟an Surat
Ibrahim ayat 24 – 27, yang berbunyi :
           
           
  
     
           
          
) ٢۱-٢۱ : ‫ ( ابراهيم‬        
93
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon
itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat. dan perumpamaan kalimat
yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak)
sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendai”.
Ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa apabila kita
berakhlak atau tingkah yang baik kita akan mendapat hasil yang
baik pula, sedangkan apabila kita tingkah laku jelek kita akan
menuai hasil yang jelek pula.
b. Tujuan Pembinaan Akhlak
Islam adalah agama yang benar, agama yang mempunyai
tujuan supaya manusia berada di jalan yang lurus. Agama Islam
mengajarkan
manusia
untuk
berbuat
kebaikan
dan
juga
mengajarkan manusia supaya menghindari hal-hal yang yang jelek.
Menurut Barmawie Umary (1995:136), beberapa tujuan
pembinaan akhlak adalah meliputi:
1) Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia,
terpuji, serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.
2) Supaya hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan sesama
makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
94
3) Memantabkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri
berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang
rendah.
4) Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri,
menguasai emosi, tahan menderita dan sabar.
5) Membimbing siswa kearah sikap yang sehat yang dapat
membantu mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintai
kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang kepada
yang lemah dan menghargai orang lain.
6) Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan
bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah.
7) Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan
bermuamalah yang baik.
Jadi tujuan pembinaan akhlak adalah supaya siswa dapat
terbiasa dengan akhlak-akhlak yang baik, dapat mendekatkan diri
kepada Allah serta dapat membedakan mana akhlak yang baik dan
akhlak yang jelek, sehingga tidak lagi melakukan hal-hal yang
tidak baik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak
Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk
memiliki kepribadian yang baik. Nipa Abdul Halim (2000:12)
mengemukakan bahwa : Setiap orang ingin agar menjadi orang yang
baik, mempunyai kepribadian yang kuat, dan sikap mental yang kuat
95
dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan dengan melalui
pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat membawa kepada
terjaminnya akhlak perilaku ihsan. Dengan demikian pendidikan
agama harus diberikan secara terus-menerus baik faktor kepribadian,
faktor keluarga, pendidikan formal, pendidikan nonformal atau
lingkungan masyarakat.
Para siswa merupakan generasi muda yang merupakan sumber
insani bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi
mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran
norma-norma agama dan masyarakat.
Secara umum pengaruh pendidikan akhlak seseorang tergantung
pada dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor Internal / kepribadian dari orang itu sendiri.
Perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh
pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa–
masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12
tahun. Kemampuan seseorang dalam memahami masalah-masalah
agama atau ajaran-ajaran agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh
intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami ajaran–ajaran
Islam. (Zakiah Darajdat, 1970:58)
b. Faktor Eksternal
96
Ada beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi
akhlak (moral) seseorang yaitu:
1) Lingkungan Keluarga
Pada dasarnya, lingkungan lain menerima anak-anak
setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam
asuhan orang tuanya. Dengan
demikian, rumah keluarga
muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan
melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga
muslim
adalah
keluarga
yang
mendasarkan
aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan
syariat Islam.
Dalam pembinaan akhlak anak, faktor orang tua sangat
menentukan, karena akan masuk ke dalam pribadi anak
bersamaan dengan unsur-unsur pribadi yang didapatnya melalui
pengalaman sejak kecil. Pendidikan keluarga sebagai orangtua
mempunyai tanggungjawab dalam mendidik anak-anaknya
karena dalam keluarga mempunyai waktu banyak untuk
membimbing, mengarahkan anak-anaknya agar mempunyai
akhlak Islami (Nipa Abdul Halim, 2000:12).
Ada beberapa hal yang perlu direalisasikan oleh orang tua
yakni aspek pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan akhlak
sangat
penting
dalam
keluarga,
karena
dengan
jalan
membiasakan dan melatih pada hal-hal yang baik, menghormati
97
kepada orang tua, bertingkah laku sopan, baik dalam berperilaku
keseharian maupun dalam bertutur kata. Pendidikan akhlak tidak
hanya secara teoritik namun disertai contohnya untuk dihayati
maknanya, seperti kesusahan ibu yang mengandungnya,
kemudian dihayati apa yang ada dibalik yang nampak tersebut,
kemudian direfleksikan dalam kehidupan kejiwaannya. Oleh
karena itu orangtua berperan penting sebagai pendidik, yakni
memikul pertanggungjawaban terhadap pendidikan
anak.
Karena pendidikan itulah yang akan membentuk manusia di
masa depan (Thoha, 1996:108).
Keluarga merupakan wadah pertama dan utama, peletak
dasar perkembangan anak. Dari keluarga pertama kali anak
mengenal agama dari kedua orang tua, bahkan pendidikan anak
sesungguhnya telah dimulai sejak persiapan pembentukan
keluarga. Setelah mendapatkan pendidikan akhlak dalam
keluarga secara tidak langsung nantinya akan berkembang di
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu maka kebiasaankebiasaan dalam keluarga harus dalam pengawasan, karena akan
sangat berpengaruh pada diri anak, kebiasaan yang buruk dari
keluarga terutama dari kedua orang tua akan cepat ditiru oleh
anak-anaknya, menjadi kebiasaan anak yang buruk. Dengan
demikian juga kebiasaan yang baik akan menjadi kebiasaan
98
anak yang baik. Peran orang tua dan anggota keluarga sangat
sangat menentukan masa depan anaknya (Darajdat, 1970:58).
Dengan perkembangan akhlak/moral keagamaan yang baik
pada anak sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap budi
pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Di
samping
masyarakat
faktor
pengaruh
dan
pergaulan
keluarga,
anak
faktor
juga
lingkungan
mempengaruhi
perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya
terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada
orangtuanya, terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang
dikaguminya seperti ; gurunya, artis favoritnya, dan sebagainya.
Keluarga dengan akhlak yang baik dan lingkungan
masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan akhlak mulia pada anak.
2) Lingkungan Sekolah
Perkembangan
akhlak
anak
yang
dipengaruhi
oleh
lingkungan sekolah. Di sekolah ia berhadapan dengan guruguru yang berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak
mendalam seperti kasih orang
tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait ole
h tali
kekeluargaan.
Guru
bertanggung
jawab
terhadap
pendidikan murid-muridnya, dia harus memberi contoh dan
teladan
bagi
mereka,
dalam
segala
99
mata pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan
ajaran Islam. Bahkan sekolah pun ia harus bertindak sebagai
seorang pendidik.
Sehubungan
dengan
pengaruh
lingkungan
sekolah,
Risnayanti (2004:30) mengemukakan bahwa : Kalau di rumah
anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila lapar,
tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di
sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada
aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada waktu
yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar
tempat,
kecuali
seizin
gurunya.
Pendeknya
ia
harus
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada
ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang
kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang
tidak sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh
terhadap perkembangan akhlak mereka.
3) Lingkungan Masyarakat
Lembaga non-formal akan membawa seseorang berperilaku
yang lebih baik, karena di dalamnya akan memberikan
pengarahan-pengarahan terhadap norma-norma yang baik dan
buruk. Misalnya pengajian, ceramah yang barang tentu akan
memberikan pengarahan yang baik, tak ada seorang mubaligh
100
yang mengajak hadirin untuk melakukan perbuatan yang tidak
baik.
Pendidikan yang bersifat non formal yang terfokus pada
agama ternyata akan mempengaruhi pembentukan akhlak pada
diri seseorang. Karena itu menurut M. Abdul Quasem (1988 :
94) bahwa “Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Islam apalagi yang membawa
maslahat dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam menentukan
kebijaksanaan.”
Akhlak
yang
baik
dapat
pula
diperoleh
dengan
memperhatikan orang-orang baik dan bergaul dengan mereka,
secara alamiah manusia itu meniru tabiat seseorang tanpa dasar
bisa mendapat kebaikan dan keburukan dari tabiat orang
lain. Interaksi edukatif antara individu dengan individu lainnya
yang berdasarkan nilai-nilai Islami agar dalam masyarakat itu
tercipta masyarakat yang berakhlakul karimah.
Lingkungan masyarakat yakni lingkungan yang selalu
mengadakan hubungan dengan cara bersama orang lain. Oleh
karena itu lingkungan masyarakat juga dapat membentuk akhlak
seseorang, di
dalamnya
orang akan menatap beberapa
permasalahan yang dapat mempengaruhi bagi perkembangan,
baik dalam hal-hal yang positif maupun negatif dalam
membentuk akhlak pada diri seseorang. Oleh karena itu
101
lingkungan yang berdampak negatif tersebut harus diatur,
supaya interaksi edukatif dapat berlangsung dengan sebaikbaiknya (Uhbiyati, 1997:235).
Maksudnya bahwa tak seorangpun manusia yang bisa hidup
sendiri. Jika dikaitkan lingkungan sekolah, hal ini sama bahwa
mereka
dalam
hidup
saling
membutuhkan
dan
saling
mempengaruhi satu sama lain. Misalkan ketika ia melihat
temannya yang rajin melakukan kegiatan keagamaan di
lingkungan sekolah maka secara tidak langsung dia akan
terpengaruh juga dengan kegiatan temannya. Jadi lingkungan
sangat memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan pola
pikir dan akhlak seseorang.
Mengenai faktor yang berpengaruh terhadap akhlak, Abuddin
Nata (2000: 165) mengemukakan bahwa terdapat tiga aliran yang
sudah sangat populer yang ketiganya dapat mempengaruhi akhlak,
aliran tersebut adalah:
1) Aliran Nativisme
Aliran ini
menjelaskan bahwa
faktor
yang paling
berpengaruh terhadap akhlak adalah pembawaan dari dalam yang
bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain.
Jika seseorang sudah memiliki kecenderungan baik, maka dengan
sendirinya ia akan menjadi baik.
102
2) Aliran Empirisme
Aliran ini
menjelaskan bahwa
faktor
yang paling
berpengaruh terhadap akhlak adalah faktor dari luar yaitu
lingkungan sosial yang termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada
anak baik, maka anak itupun akan menjadi baik.
3) Aliran Konvergensi
Aliran ini
menjelaskan bahwa
faktor
yang paling
berpengaruh terhadap akhlak adalah faktor internal yaitu
pembawaan anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan
pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi dalam
lingkungan sosial. Singkatnya, jika semua anak didik dididik dan
dibina secara intensif dengan beberapa metode yang mengarah
kepada kebaikan, maka anak itupun akan menjadi baik.
Akhlak siswa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, oleh
karena itu contoh yang baik (uswah hasanah) dari guru maupun orang
tua sangat perlu untuk diperhatikan. Hal tersebut dimaksudkan agar
siswa terbiasa melakukan segala sesuatu sesuai dengan tata kehidupan
yang semestinya. Sehingga siswa benar-benar merasa hidup dalam
lingkungan yang baik (bi’ah hasanah) dimanapun ia berada,
disekolah, dirumah, maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
103
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak di
SMP.
Masa remaja adalah masa pembinaan dan persiapan terakhir
sebelum memasuki masa dewasa yang penuh tanggung jawab. Mereka
selalu ingin dianggap berguna dalam lingkungannya. Oleh karena itu,
harus senantiasa dibina dan diarahkan dalam mengembangkan bakat dan
minatnya dalam berbagai bidang. Selain itu, hal yang tidak kalah
pentingnya adalah pembinaan sikap dan mental siswa agar mampu
menjadi pribadi yang seimbang antara jasmani dan rohani sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam (Bahri, 2004:74).
Selain itu, sekolah pula yang memberikan pendidikan baik secara
formal yaitu proses pembelajaran pada umumnya maupun nonformal yaitu
kegiatan pendukung ataupun kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan
nonformal yang diterapkan di sekolah adalah pembinaan akhlak. Kegiatan
sekolah yang dapat mewujudkan suatu pencerahan dan kemajuan generasi.
Pembinaan
akhlak
di
sekolah
mengembangkan
kegiatan-kegiatan
keIslaman diluar maupun pada jam sekolah. Sehingga ada tindakan nyata
yang diharapkan mampu merubah akhlak siswa menjadi lebih baik lagi.
Pembinaan itu khususnya memberikan bimbingan atau didikan
kepada siswa agar mereka tetap berada di jalan yang benar. Adapun unsurunsur pokok pembinaan akhlak dalam sekolah, antara lain:
104
1.
Unsur siswa itu sendiri
Sekolah merupakan wadah pertama untuk melaksanakan
pembinaan kepada siswa. Dan siswa sebagai target utama dalam
pembinaan akhlak.
2.
Unsur Guru Pendidikan Agama Islam
Dengan tidak membeda-bedakan siswa, guru harus bersikap
adil dalam pembinaan akhlak. Guru Pendidikan Agama Islam harus
memiliki sifat-sifat berikut:
a. Sebagai Guru, berarti harus tahu tentang pengetahuan system
sekolah dan tingkah laku siswa sehari-hari.
b. Sebagai orang tua, berarti harus memberikan perlindungan,
memberi pengayoman, bertindak tenang dalam menghadapi
persoalan, bertindak adil terhadap siswa, menjaga kewibawaan, dan
sebagainya.
c. Sebagai Pembina, berarti harus dapat menimbulkan semangat bagi
siswa sehingga siswa bisa sadar atas tindakan yang keliru.
Tujuan pembinaan akhlak tidak terlepas dari tujuan pendidikan
islam karena akhlak merupakan salah satu bentuk pendidikan islam.
Tujuan pendidikan islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu
kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran islam (Daradjat,
1995:72).
Untuk mencapai tujuan diatas, diperlukan kerutinan, kesungguhan,
serta semangat yang tinggi dari diri siswa dalam mengikuti kegiatan
105
keagamaan yang tujuannya untuk membina akhlak mereka menjadi yang
lebih baik.
Uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa peran guru
Pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh positif bagi pembinaan
akhlak siswa di sekolah. Disamping itu merujuk pada pendapatnya Nipa
Abdul Halim (2000:12) bahwa salah satu faktor penting yang
mempengaruhi akhlak seseorang adalah faktor eksternal, yaitu keluarga
dan sekolah. Dalam konteks penelitian ini faktor sekolah disebut secara
eksplisit oleh Nipa Abdul Halim. Dengan kata lain sekolah yang
merupakan lingkungan sosial ketiga bagi seseorang (keluarga, masyarakat
dan sekolah) menjadi sangat berperan dalam menumbuh kembangkan
akhlak remaja (siswa). Secara lebih fokus lagi, subyek tertentu di sekolah
yang menjadi ujung tombak pembinaan mental remaja (siswa) yakni para
guru, dalam hal ini guru agama.
106
BAB III
PAPARAN DATA DAN PENYAJIAN DATA
A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo
1.
Sejarah singkat berdirinya SMP Islam Ngadirejo
SMP Islam Ngadirejo merupakan Sekolah Menengah Pertama
swasta yang bediri dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU.
SMP Islam Ngadirejo yang berlokasi di Dusun Rejosari Desa Ngadirejo
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah,
didirikan pada Tahun 1982/ 1983 oleh pengurus Nahdlotul Ulama‟ (
Majelis Wakil Cabang NU ) Ngadirejo antara lain :
Tabel 1
Pendiri SMP Islam Ngadirejo
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Pendiri SMP Islam Ngadirejo
Bapak K.H. Mubassyir Noor (Alm)
Bapak K. Syafi‟I (Alm)
Bapak K. Muhaimin (Alm)
Bapak K.H. Masdar Abdurrohman
Bapak K. Jazuli (Alm)
Bapak K. Yusuf Efendi (Alm)
Bapak K. Sya‟roni (Alm)
Bapak K. Damawi
Bapak K.H. Zakariya
Bapak K.H. Abu Sujak (Alm)
Bapak K.H. Isma‟il NW
Bapak K. Bajuri
Bapak Imam Sukoco
49
Mengingat di Kecamatan Ngadirejo daya tampung anak-anak lulusan
SD/MI belum semuanya tertampung di SMP/Mts, maka pengurus MWC
NU Ngadirejo bertekat dan niat yang kuat serta mendapat dukungan dan
bantuan Masyarakat Islam pada umumnya dan khususnya dari warga
Nahdliyin untuk mendirikan SMP Islam Ngadirejo, selain itu juga
dukungan dari warga Nahdliyin se Distrik Candiroto.
Pada tahun 1983 berdirilah SLTP Islam Ngadirejo dengan luas
tanah 2535 m², meskipun waktu itu baru mempunyai 3 ruang kelas dan 1
ruang kantor akhirnya dari tahun ke tahun bertambah dari sedikit demi
sedikit dan menjadi keadaan seperti sekarang ini. SMP Islam Ngadirejo
dibawah pengelolaan Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU Cabang
Temanggung dengan nomor SK : PC/072/A.7/SK/VI/1983 Tanggal 1
Juni 1983.
a. Pada Tahun Pelajaran 1983/1984 SMP Islam Ngadirejo telah mulai
menerima murid baru dan mendapat persetujuan sementara dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Jawa
Tengah :
b. Pada Tahun 1987 mendapat Piagam Nomor Data Sekolah sebagai
tanda tercatat dari departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor Data Sekolah
(NDS) : C 20122004 Tanggal 16 Maret 1987
c. Pada tahun 1987 Akreditasi dan mendapat Surat Keputusan dari
Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
50
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 0393/ I03/ H.87 Tanggal 5 Desember
1987 dengan status Diakui.
d. Pada Tahun 1992 Akreditasi Ulang dan mendapat Surat Keputusan
dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Tengah Nomor : 488/I03/H/92 Tanggal 11 Desember
1992 dengan status Disamakan.
e. Pada tahun 1997 Akreditasi ulang dan mendapat Surat Keputusan dari
Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 0022/I03.07/MN/1998 Tanggal 24
Maret 1998 dengan status Disamakan.
2.
Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
Tabel 2
Identitas SMP Islam Ngadirejo
No
a
Identitas Sekolah
SMP Islam Ngadirejo
b
Nama Sekolah
NPSN
c
Alamat
d
Koordinat
e
Tahun Beroperasi
Garis Lintang : 7 derajat 14’10.23”S
Garis Bujur : 110 derajat3’47.62”T
1982 / 1983
f
Kepemilikan Tanah
Yayasan
g
Luas Tanah
7683,8 m²/ HGB
h
Luas Bangunan
2521 m²
20321408
Rejosari Kec. Ngadirejo Kab. Temanggung
b. Perkembangan jumlah guru
51
Jumlah keseluruhan tenaga pengajar dan staf
lainnya adalah
61
orang, yang rinciannya sebagai berikut :
Tabel 3
Jenjang Guru dan Staf SMP Islam Ngadirejo
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenjang
S2
S1
D3
D2
SMA sederajat
SMP
SD
Jumlah
1
33
5
16
4
2
c. Data Siswa dalam 4 tahun terakhir
Tabel 4
Data siswa dalam 4 tahun terakhir
Kelas VII
Jumlah
Tahun Ajaran
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
(Kls.VII + VIII + IX)
Pendaftar
(calon siswa
Jml
Jumlah
Romb.
Jml
Jumlah
Romb.
Jml
baru)
Siswa
Th. 2011/ 2012
340 orang
237 org
7 rbl
318 org
8 rbl
294 org
Th. 2012/2013
350 orang
273 org
8 rbl
235 org
7 rbl
305 org
Th. 2013/2014
408 orang
392 org
11 rbl
273 org
7 rbl
226 org
Th. 2014/2015
460 orang
435 org
12 rbl
387 org
11 rbl
279 org
Belajar
Siswa
Belajar
Siswa
Jumlah
Jml
Jumlah
Siswa
Romb. Belajar
8 rbl
849 org
23 rbl
8 rbl
813 org
23 rbl
7 rbl
891 org
25 rbl
8 rbl
1101 org
31 rbl
Romb.
Belajar
d. Perkembangan Kelulusan
Tabel 5
Kelulusan siswa 4 tahun terakhir
Tahun
Ajaran
2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
Jumlah
Siswa
300
284
288
248
e. Data Ruang Kelas
Lulus
Tidak Lulus
293
273
288
248
7
11
-
Prosentase
Kelulusan
97,92%
95,99%
100%
100%
52
Tabel 6
Data Ruang Kelas
Jumlah Ruang Kelas Asli ( d )
Ukuran
Ukuran
Ukuran
7 X 9 m²
> 63 m²
< 63 m²
(a)
(b)
(c)
Ruang Kelas
23
Ruang Kelas
-
Jumlah ruang lain yang
digunakan untuk ruang
kelas
(e)
Jumlah : 4 ruang
Yaitu :
Ukuran
d= (a+b+c)
4
27
Jumlah ruang yang
digunakanuntuk
ruang kelas
F=(d+e)
Jumlah : 31 Kelas
Yaitu : Kelas 7 : 12 Kelas
Kelas 8 : 11 Kelas
Kelas 9 : 8 Kelas
f. Data Ruang Lainnya
Tabel 7
Data Ruang lain
Jenis Ruangan
3.
Jumlah (buah)
Ukuran (m²)
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (m²)
1. Perpustakaan
1
8x15= 120 m²
Kesenian
-
-
2. Lab. IPA
1
8x15= 120 m²
Keterampilan
-
-
3. Lab. Bahasa
-
8x10= 80 m²
Serbaguna
-
-
4. Lab. Komputer
1
8x10= 80 m²
5. Keterampilan
1
8x10= 80 m²
Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Ngadirejo
a.
Visi
Visi sekolah yaitu Maju Dalam Prestasi, Mantap Dalam Iman
Dan Taqwa. Yang memiliki indikator :
1) Maju dalam prestasi akademik
2) Maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa,
informasi dan kecakapan hidup.
3) Maju dalam olahraga dan seni
4) Mantap dalam kegiatan keagamaan
5) Baik dalam sikap dan perilaku
6) Memiliki sekolah yang nyaman dan kondusif
7) Mendapat kepercayaan dari masyarakat
53
b.
Misi
1) Mengadakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa
2) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi
dirinya agar bakat/potensi yang dimiliki bisa berkembang secara
maksimal dalam bidang olahraga, kesenian, pramuka, program
kecakapan hidup dsb.
3) Memotivasi dan mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa
dalam upaya meningkatkan ketrampilan.
4) Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah.
5) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam „Ala
Ahlussunah wal Jama‟ah‟.
c.
Tujuan Sekolah
1) Peningkatan Skor (GSA) rata-rata Mata Pelajaran dari 0.01
menjadi 0.05
2) 25% siswa mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.
3) Mampu meraih 10 besar tingkat propinsi untuk lomba Bahasa
Inggris
4) Mampu meraih 10 besar tingkat kabupaten untuk Mapel IPA,
IPS, Matematika, Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
5) Mampu meraih juara 1 lari 100 m PA tingkat propinsi
6) Memiliki tim bola voli putra dan menjadi finalis tingkat
kabupaten
54
7) Memiliki regu Pramuka PA dan PI yang mampu meraih juara 1
Kabupaten
8) Siswa mampu berkreasi di bidang seni dan tampil di tingkat
propinsi
9) Siswa memiliki sikap akhlaqul karimah dan menjalankan
syari‟at ala ahlussunnah wal jama‟ah
10)
4.
30% menguasai ketrampilan Komputer Program Windows.
Tata tertib di SMP Islam Ngadirejo.
Keadaan Akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo pada umumnya
sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
memiliki perilaku yang kurang baik yaitu sering melanggar peraturan
sekolah, diantaranya : bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran,
berbicara kurang sopan kepada antar siswa, tidak mengikuti upacara
maupun kegiatan ekstra kurikuler sekolah. Ironisnya kenakalan tersebut,
menurut data dari bimbingan dan konseling (BK) dilakukan secara
kelompok atau kolektif oleh siswa, meskipun diancam dengan skors atau
tidak boleh masuk sekolah beberapa hari, dijemur di halaman sekolah
bahkan dikeluarkan dari sekolah, akan tetapi kenakalan siswa selalu
terjadi tiap tahunnya. Untuk meminimalisir, sekolah dengan tim
khususnya memberikan arahan, pendekatan dan bimbingan kepada
siswanya agar tidak melakukan pelanggaran lagi.
Upaya untuk membuat keadaan siswa agar mempunyai akhlak
yang baik, dalam penampilan, perbuatan, pergaulan dan menjaga
55
ketertiban siswa, maka SMP Islam Ngadirejo membuat peraturan tata
tertib sekolah, yaitu:
a. BAB II
: Tata Tertib
1) Pasal 3 ketentuan kegiatan belajar mengajar
a) Waktu KBM dimulai tepat pukul 7.00 WIB dan berakhir pukul
13.00 WIB.
b) Pintu gerbang sekolah ditutup pukul 07.00 WIB.
c) Peserta didik wajib mengikuti upacara bendera setiap hari Senin
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
d) Peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas saat KBM
berlangsung kecuali ada izin dari guru kelas
e) Peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas apabila
guru yang mengajar berhalangan hadir
f) Peserta didik hanya diperkenankan menerima tamu di Ruang
Guru dengan izin guru piket
g) Peserta didik tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang
tidak berkaitan dengan pelajaran.
h) Waktu KBM dan tempat pelaksanaan KBM di luar sekolah
ditentukan atas kesepakatan pihak sekolah dan instansi terkait.
2) Pasal 4 kehadiran peserta didik
a) Peserta didik sudah hadir (5 menit sebelumnya) di kampus SMP
Islam Ngadirejo
b) Peserta didik SMP wajib masuk melalui pintu gerbang utama
56
c) Peserta didik dinyatakan terlambat apabila bel masuk jam
pertama, setelah istirahat I dan II telah berbunyi
d) Peserta didik yang terlambat wajib melapor dan meminta surat
ijin masuk kelas kepada guru piket/BK
e) Peserta didik tidak berkenankan berada di luar kelas pada saat
jam pergantian pelajaran
f) Peserta didik meninggalkan sekolah harus ada izin dari Kepala
Sekolah/Wakil Kepala Sekolah/Guru Piket/Wali Kelas.
g) Peserta didik yang tidak hadir harus memberikan keterangan
dengan surat ijin atau telepon dari orang tua/wali/pengurus
ponpes
h) Peserta didik yang tidak hadir tanpa keterangan dianggap alpha
i) Kehadiran peserta didik minimal 90% dalam 1 semester
3) Pasal 5 kerapian penampilan dan berpakaian
a) Pakaian seragam yang ditentukan oleh sekolah adalah:
(1) Senin, Selasa : Seragam OSIS lengkap
(2) Rabu, Kamis : Seragam Identitas
(3) Jum‟at, Sabtu : Seragam Pramuka lengkap
b) Peserta didik diwajibkan berpakaian rapi, bersih dan sopan
c) Baju peserta didik wajib dimasukkan, kecuali Rabu dan Kamis
d) Peserta didik wajib mengenakan pakaian yang tidak tembus
pandang, tidak ketat, tidak berlebihan, dan diwajibkan menutup
aurat selama berada di areal sekolah maupun di luar sekolah
57
e) Peserta didik diwajibkan mengenakan ikat pinggang berwarna
hitam polos berlogo SMP Islam
f) Peserta didik diwajibkan mengenakan kaos dalam putih
g) Peserta didik diwajibkan mengenakan pakaian olah raga dan
kelengkapannya yang telah ditentukan sekolah pada saat praktik
olah raga.
h) Model rambut
(1) Putra
(a) Rambut harus rapi dan bersih, panjang maksimal pada
saat peserta didik berdiri tegak sebatas kerah kemeja.
(b) Potongan rambut harus wajar, poni rambut tidak
mengenai alis dan telinga tampak (bukan karena rambut
diselipkan di belakang telinga)
(2) Putri
(a) Rambut bersih, rapi dan tidak bersemir/warna
(b) Rambut tidak boleh disambung
(c) Rambut tetutup kerudung
i) Perhiasan
(1) Bagi peserta didik tidak diperkenankan memakai aksesoris
dan make up yang berlebihan
(2) Bagi peserta didik putri tidak diperkenankan memakai
perhiasan yang berlebihan
58
(3) Bagi peserta didik putra tidak boleh bertato, berkuku
panjang, bertindik, memakai anting, gelang, cincin dan
kalung
(4) Bagi peserta didik putri tidak boleh bertato, berkuku
panjang, bertindik lebih dari dua atau di selain telinga
j) Sepatu/ Alas kaki
Peserta didik wajib memakai alas kaki sepatu warna hitam dan
kaos kaki warna putih untuk OSIS, Ma‟arif dan kaos kaki warna
hitam untuk pramuka (tinggi minimal 10 cm di atas mata kaki)
k) Peserta didik yang tidak mentaati pasal 5 ayat 1,2,3,4,5,6,7 dan
10 wajib melapor kepada bidang kesiswaan
b. BAB IV : Pelanggaran dan Skors (pasal 10)
1) Peserta didik yang melanggar tata tertib ini diberikan skor
berdasarkan jenis pelanggarannya
2) Semakin besar skor yang diberikan semakin besar bobot
pelanggaran peserta didik
3) Peserta didik yang menerima skor tinggi di kelasnya akan
diumumkan oleh wali kelas untuk menjadi peringatan
4) Pelanggaran yang dilakukan lebih dari satu kali skornya akan
diakumulasikan dengan pelanggaran sebelumnya
5) Skor pelanggaran diakumulasikan selama 3 tahun atau selama
peserta didik tersebut masih bersekolah di SMP Islam Ngadirejo
6) Setiap pelanggaran dicatat dalam buku sanksi pelanggaran
59
c. BAB V : Tindak Lanjut dan Sanksi Pelanggaran Tata Tertib
1) Pasal 11 sanksi umum
Peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah
dikenakan sanksi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Tahap I
: apabila mencapai skor 30, peserta didik diberi
tugas tertulis, yaitu menulis istighfar 100 kali, mnghafalkan
ayat-ayat dan hadits pilihan
b) Tahap II
: apabila mencapai skor 60, peserta didik wajib
membuat surat pernyataan tidak akan melakukan pelanggaran
lagi dan dilibatkan dalam kebersihan lingkungan sekolah
dipandu petugas kebersihan pada jam istirahat selama satu
minggu
c) Tahap III : apabila mencapai skor 100, peserta didik wajib
membuat surat pernyataan tertulis bersama orang tua dan
menentukan tindak lanjut tentang sanksi
d) Tahap IV : apabila mencapai skor 150, peserta didik tidak boleh
masuk kelas untuk mendapat bimbingan khusus dalam jangka
waktu tertentu
e) Tahap V
: apabila mencapai skor 200, peserta didik
dikembalikan kepada orang tua
2) Pasal 12 sanksi khusus
Sanksi ini diberlakukan kepada peserta didik yang melanggar
antara lain :
60
a) Peserta didik memakai seragam OSIS dan pramuka tidak
dimasukkan, harus memakai kaos khusus dari sekolah
b) Peserta didik tidak ikut SPQ didenda Rp. 3.000,00
c) Peserta didik tidak berangkat les bagi kelas IX diberi sanksi
melaksanakan tugas dari guru maple
d) Peserta didik tidak berangkat mujahadah bagi kelas IX diberi
sanksi melaksanakan tugas dari guru maple dan mujahadah di
sekolah pada jam istirahat serta berbaris disebelah Pembina
upacara
e) Peserta didik tidak berangkat keputrian didenda Rp. 3.000,00
f) Peserta didik tidak membawa mukena didenda Rp. 1.000,00
g) Pada waktu pelaksanaan tes/ ujian tidak membawa kartu peserta,
harus meminta kartu sementara dengan mengganti infaq Rp.
1.000,00
h) Jika menemukan peserta didik putri tidak berjilbab diluar
sekolah, paginya dipanggil untuk penskoran
i) Peserta didik putri yang berdandan berlebihan diberi sanksi
untuk membersihkan dan disita alat kosmetiknya jika dibawa
j) Peserta didik putra yang berambut panjang atau pendek tidak
rapi, diperingatkan da diberi waktu 1 hari untuk merapikannya
k) Peserta didik yang berkuku panjang disuruh memotong sendiri
pada hari itu juga
5.
Profil Guru PAI SMP Islam Ngadirejo
61
Guru PAI SMP Islam Ngadirejo mayoritas telah memenuhi Standar
Pendidikan Nasional (SNP), karena sudah memiliki kualifiksi akademik
S1 yang sesuai antara latar belakang pendidikan dengan bidang yang
diajarkan. Secara individu, guru PAI yang ada telah memenuhi syarat
untuk menjadi seorang guru karena mengetahui lebih banyak tentang
ilmu pengetahuan agama atau materi pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta didik. Sikap guru PAI SMP Islam Ngadirejo senantiasa
menjaga diri dari perangai-perangai yang kurang baik di mata
masyarakat. Kompetensi yang dimiliki oleh guru PAI di SMP Islam
Ngadirejo meliputi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru PAI dalam mengelola
pembelajaran peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki, terutama yang berkaitan dengan penanaman akhlak.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
dewasa, aktif, berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan
berakhlak
mulia.
Kompetensi
professional
adalah
kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan
kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dan
berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru lain,
orang tua dan masyarakat seperti terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
di masyarakat.
Guru PAI di SMP Islam Ngadirejo terdiri dari tiga orang guru,
yaitu :
62
Nama Guru
Hasan Asy‟ari, S.Ag.
Nurul Huda, S.Ag.
Priyanto, S.Pd.I
6.
TTL
Temanggung, 12-5-1969
Temanggung, 2-8-1974
Temanggung, 17-9-1984
Lulusan
IAIN
IAIN
STAINU
Tahun
1994
1998
2011
Macam-macam pembinaan yang dilakukan di SMP Islam Ngadirejo
Di SMP Islam ada beberapa pembinaan akhlak yang dilakukan
atau diterapkan. Pembinaan itu diterapkan pada kegiatan-kegiatan
sekolah yaitu :
a. Mujahadah
Mujahadah merupakan kegiatan wajib bagi kelas IX dan dilakukan
pada hari sabtu malam minggu mulai pukul 18.00 WIB, dilakukan
secara bergantian oleh siswa kelas IX misalnya 1 minggu pertama
diikuti oleh siswa laki-laki dan minggu berikutnya diikuti oleh siswi
perempuan dan seterusnya secara bergiliran.
b. Sholat Dhuhur berjamaah
Kegiatan sholat dhuhur rutin dilakukan, setiap dhuhur berkumandang
siswa-siswa secara bergantian wudhu ditempat yang disediakan oleh
sekolah dan siswa mulai menempatkan diri di halaman yaitu
beralaskan tikar yang sudah disediakan oleh sekolah.
c. SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an)
SPQ untuk melatih siswa dalam pembacaan Al-Qur‟an secara baik
dan benar. SPQ dilaksanakan pada hari kamis setelah pulang sekolah,
dimulai pada jam 13.30 – 15.00 WIB. Kegiatan ini diwajibkan untuk
kelas VII saja.
d. Pramuka
63
Kegiatan pramuka merupakan kegiatan unggulan yang ada di SMP
Islam Ngadirejo, kegiatan ini sering mendapatkan piala maupun
penghargaan dalam lomba-lomba yang diikuti di wilayah kabupaten
Temanggung. Kegiatan pramuka wajib diikuti oleh siswa kelas VII
dan VIII pada hari sabtu jam 14.00 – 16.00 WIB.
e. Keputrian
Keputrian merupakan kegiatan wajib untuk siswa putri mulai dari
kelas VII – IX, kegiatan ini dilaksanakan pada hari jum‟at mulai jam
11.00 – 12.30 WIB.
f. Drum Band
Kegiatan Drum Band merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP
Islam Ngadirejo, kegiatan ini dilaksanakan pada hari jum‟at dan
dimulai pada pukul 14.00-16.00 WIB.
g. Qosida/Rebana
Qosida/Rebana merupakan kegiatan yang tidak diwajibkan oleh
sekolah, kegiatan ini boleh diikuti oleh semua warga sekolah yang
berminat untuk melatih suara mereka dan biasanya dimulai pada hari
rabu.
h. Olah Raga
Kegiatan ini dilakukan untuk siswa-siswa yang memiliki bakat dalam
berolah raga, kegiatan olah raga ini hanya difokuskan pada sepak bola,
volley dan atletik saja. Ekstrakurikuler ini dilaksanakan pada hari
selasa pukul 14.00- selesai.
64
i. PMR/UKS
PMR/UKS dilakukan pada hari selasa pada pukul 14.00-15.00 WIB.
j. Les Kelas IX
Kegiatan ini dikhususkan untuk kelas IX saja, karena kelas IX akan
menghadapi ujian kelulusan. Kegiatan ini dilakukan pada hari senin
sampai kamis pukul 13.30-15.00 WIB.
k. PKS (Patroli Keamanan Sekolah)
Kegiatan PKS dimulai pada hari rabu pukul 14.00-15.00 WIB.
B. Penyajian Data berdasarkan Hasil Penelitian
1.
Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di
SMP Islam Ngadirejo.
Temuan penelitian yang ada di lapangan menunjukkan bahwa
usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak di
SMP Islam Ngadirejo oleh informan dari tempat tersebut maka
menetapkan berbagai macam kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan
Seperti yang dituturkan Bapak HA, NH dan P, kegiatan yang
dilakukan dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo ada 2 macam yaitu secara eksternal dilakukan pada saat KBM
berlangsung lebih tepatnya pada saat proses pembelajaran pendidikan
agama. Sedangkan internal yaitu pada saat kegiatan ekstrakurikuler yang
wajib diikuti oleh siswa seperti kegiatan mujahadah, SPQ (Sekolah
Pendidikan Al-Qur‟an), Keputrian dan Pramuka.
65
Dalam pembinaan akhlak yang dilakukan intensif oleh guru-guru
di SMP Islam Ngadirejo. Peneliti memulai pertanyaan selanjutnya
kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo,
untuk memperdalam proses pembinaan akhlak siswa yang dilakukan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dilaksanakan pembinaan
akhlak di SMP Islam Ngadirejo antara lain :
“oh ya,tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak
siswa supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa
menjadi lebih disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih
hormat kepada orang tuanya” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya
belum mengetahui mana yang baik maupun yang buruk menjadikan
lebih baik” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“tujuannya agar anak dapat merubah perilaku mereka dengan
adanya pembinaan ini, anak disini perilakunya macam-macam
mbak hehe. Ada yang nakalnya minta ampun, sehingga pendekatan
ataupun pembinaannya berbeda dengan siswa yang lain”
(W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Setelah dirasa cukup untuk menggali informasi tentang tujuan
pelaksanaan pembinaan akhlak maka untuk memperdalam pelaksanaan
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo maka bentuk-bentuk
pembinaannya adalah :
“bentuk-bentuk kegiatan yang saya damping di SMP Islam yaitu
sholat dhuhur berjama’ah, mujahadah diadakan pada hari sabtu
malam, khusus untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian
yang tujuannya agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah
dan agar mereka tidak keluyuran pada malam minggu dan saya
mendampingi kelompok kedua. Kegiatan ini dilakukan secara
bergiliran oleh siswa kelas IX misalnya minggu pertama siswa
laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa perempuan dan
seterusnya. Kemudian SPQ (Sekolah Pendidikan Qur’an) khusus
untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah
pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas
yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan kegiatan lain juga
ada, tetapi saya tidak ikut mendampingi dalam hal ini seperti
66
keputrian untuk siswi kelas VII, VIII, IX pada hari jum’at mulai
jam 11.00 sampai jam 12.30 materinya tentang hal-hal yang
dilakukan perempuan dalam syari’at islam. Kegiatan pramuka
pada hari sabtu dan wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII,
mulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00 kegiatan ini untuk melatih
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dan ada kegiatan-kegiatan
ekstra lainnya mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“kalau bentuknya macam-macam mbak, tetapi saya sebagai
koordinator dalam kegiatan mujahadah, SPQ, maupun sholat
dhuhur berjama’ah untuk seluruh siswa maupun guru, dan bagi
siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab IPA
sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya
yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak. Kegiatan-kegiatan
tersebut juga dapat membina akhlak siswa kearah yang lebih baik.
Sebenarnya sih disini ada macam-macam kegiatan lain mbak
seperti pramuka yang dibina oleh pak salim, tahu kan mbak?
pramuka disini juga sering mendapatkan prestasi juga mbak.”
(W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“bentuk kegiatannya yaitu SPQ untuk melatih kelancaran siswa
dalam membaca Al-Qur’an, Sholat dhuhur berjama’ah, kemudian
mujahadah itu untuk kelas IX, itulah yang saya damping
kegiatannya mbak” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Pertanyaan selanjutnya adalah untuk mengetahui alasan mengapa
pembinaan akhlak itu dilakukan oleh guru-guru di SMP Islam Ngadirejo.
“ya untuk memperbaiki akhlak ataupun tingkah laku siswa yang
melenceng dari akidah islam. Begini mbak, kan jaman sekarang ini
perkembangan teknologi semakin maju, mulai dari televisi sampai
internet dengan mudah dapat kita akses to mbak. Apa yang kita
inginkan mulai dari hal-hal yang baik maupun yang buruk
semuanya ada. jadi Itu semua yang akan berdampak buruk bagi
anak apabila tidak dilakukan pembinaan tersebut” (W/G/HA/2012-2014/09.00WIB).
“karena untuk merubah perilaku siswa yang dulunya kurang baik
menjadi baik. Ya nggak mbak? Kan pas mereka masuk nggak
semua perilakunya baik jadi disini kami selaku guru membina
akhlak siswa tersebut” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“pembinaan ini dilakukan untuk mengubah perilaku anak yang
tadinya buruk menjadi lebih baik lagi” (W/G/P/20-122014/13.00WIB).
67
Pertanyaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui siapa sajakah
yang bertanggung jawab untuk membina akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo, sehingga pembinaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan.
“Yang melakukan pembinaan akhlak di sini tidak hanya guru
agama saja mbak, tetapi dilakukan oleh guru-guru lain. Kita disini
saling membantu dalam memperbaiki akhlak siswa. Kita juga
diberi tugas masing-masing oleh bapak kepala mbak, kalau saya
pada kegiatan mujahadah dan SPQ saja mbak” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB).
“Kalau disini yang melakukan pembinaan tidak hanya guru agama
saja mbak, pokoknya semua guru ditugaskan untuk membina
akhlak siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“Yang melaksanakan pembinaan akhlak di sini? Ya Semua guru
bertanggung jawab membina akhlak siswa di SMP Islam ini.
Semua diberi tugas masing-masing. Kalau saya di kegiatan SPQ,
Mujahadah dan sebagai koordinator ekstrakurikuler PMR”
(W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Jadi pertanyaan selanjutnya mengarah pada tugas guru yang
bertujuan untuk mengetahui sejak kapan guru-guru diberi tugas untuk
membina akhlak siswa-siswa di SMP Islam Ngadirejo.
“kalau saya melakukan pembinaan akhlak siswa udah dari dulu
mbak, tetapi kalau siswa itu dibina sejak mereka mulai masuk ke
SMP Islam Ngadirejo ini mbak, melalui kegiatan-kegiatan yang
diwajibkan untuk diikuti dan kegiatan ekstra lain yang tidak wajib.
Misalnya ekstra pramuka, SPQ, mujahadah, rebana, olah raga dan
lain-lain” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“sejak saya mulai bekerja di SMP Islam Ngadirejo mbak, saya
langsung diikut sertakan dalam membina akhlak siswa oleh bapak
kepala sekolah dan saya juga kan yang menjadi guru PAI nya, jadi
itu tugas saya juga untuk membina akhlak siswa” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB).
“kalau kami diberi wewenang untuk membina akhlak siswa ya
sejak siswa tersebut mulai masuk kelas VII, supaya mereka dapat
dikendalikan tingkahnya sejak mereka masuk di SMP Islam ini”
(W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
2.
Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo.
68
Untuk memperjelas bagaimana pembinaan akhlak pada siswa di
SMP Islam Ngadirejo guru PAI menggunakan metode apa saja untuk
membina akhlak.
“Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak
karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika
mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga metode
hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.
Biasanya yang tidak mengikuti kegiatan itu hari senin setelah
upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu kemudian
diberi hukuman berupa denda” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka
dibiasakan berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian
membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya
dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan
guru. Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak” (W/G/NH/2012-2014/10.15WIB).
“Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa
secara langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga
mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah yang sedang
dihadapi, ya bisa dibilang konseling. Jadi saya bisa mengetahui
masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian saya
baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB).
Kemudian materi yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam pastilah berbeda-beda dalam penyampaiannya, jadi peneliti ingin
mengetahui materi apa saja yang biasanya disampaikan oleh guru
Pendidikan Agama Islam.
“materinya saya sesuaikan pada keadaan siswa mbak, kadang ada
siswa yang nakal, ya saya ceramah saja sekaligus menasehati
siswa-siswa
yang
ikut
kegiatan”
(W/G/HA/20-122014/09.00WIB).
“ya jadi materinya saya ambil dari buku pembelajaran di sekolah
mbak” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“materinya dari pembelajaran dikelas dan kadang melihat
fenomena
yang
terjadi
di
sekolah”
(W/G/P/20-122014/13.00WIB).
69
Alokasi waktu dalam pembinaan akhlak juga sangat penting
diketahui oleh peneliti, jadi peneliti juga menanyakan hal tersebut.
“sekolah ini melakukan pembinaan akhlak kebanyakan setelah
pulang sekolah mbak, pembinaan-pembinaannya pada kegiatan
ekstrakurikuler jadi kan tidak mengganggu proses belajar
mengajar” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“kalau masalah waktu biasanya kegiatan tersebut dilakukan
setelah pulang sekolah mbak, jadi tidak mengganggu KBM”
(W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“kalau alokasi waktu pembinaan akhlak di sekolah ini pas
istirahat kedua siswa-siswa disuruh sholat berjamaah, dan lainnya
dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler mbak. Kalau
menyangkut dengan metode saya itu yang lebih melalui pendekatan
pada anak itu, ya biasanya waktu pas istirahat mereka datang ke
ruang BP atau kadang saya membaur pada anak pas istirahat”
(W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Menurut penuturan ketiga guru PAI di SMP Islam Ngadirejo yang
mereka sampaikan, dapat disimpulkan bahwa usaha-usaha guru PAI
dalam membina akhlak siswa bermacam-macam, ada yang menggunakan
pendekatan kepada anak secara langsung, ada pula yang menggunakan
metode ceramah, hukuman maupun pembiasaan.
3.
Faktor apa saja yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo.
Faktor pendukung pembinaan keagamaan sangat penting untuk
diketahui, karena dengan adanya
faktor pendukung pembinaan
keagamaan oleh guru bisa ditanggulangi dan bisa berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Sebelum mengetahui tentang faktor pendukung guru PAI dalam
membina akhlak, peneliti ingin mengetahui bagaimana perasaan guru
PAI dalam membina akhlak siswa :
70
“ya ada senangnya maupun ada susahnya to mbak, kan kadang
kelakuan anak itu berbeda-beda. Kadang jengkel juga mbak
melihat anak yang susah diatur hehe” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB).
“kalau ditanya masalah itu ya macem-macem mbak, ya ada
kalanya senang karena dapat ikut serta membantu memperbaiki
akhlak anak, tapi kebanyakan lebih senang sih mbak”
(W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“kalau saya sih ya kadang senang kadang ya gitu mbak, kan
rumah saya jauh dari sekolahan, rumah saya gemawang tahu kan
mbak? Ya itu, jadi kalau sampai rumah pasti hampir maghrib.
Susah lagi kalau pas musim hujan kayak gini mbak” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB).
Setelah dirasa cukup mengetahui perasaan guru yang berbeda-beda
dalam pembina akhlak siswa, maka peneliti juga menanyakan kontribusi
guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo.
“Guru PAI dapat ikut serta membina akhlak siswa disini, dan
diberi tugas untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan
keagamaan di sekolah ini” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“kontribusinya ya dapat ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa
SMP Islam Ngadirejo” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“ikut membina dan membimbing siswa-siswa di SMP Islam
Ngadirejo tidak terkecuali yang nakal saja tetapi semua diberi
pengarahan supaya menjadi lebih baik lagi” (W/G/P/20-122014/13.00WIB).
Sedangkan temuan data penelitian menunjukkan bahwa faktor
pendukung pembinaan keagamaan seperti yang dituturkan guru-guru PAI
di SMP Islam Ngadirejo.
“Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan
masyarakat di lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan
kuat karena di lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di
sebelah barat situ yang dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang
disebelah selatan dikelola Alm bapak KH.zakariya jadi sebagian
siswa SMP Islam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok
disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan
anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina
akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang
71
dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun
memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka.
Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat
siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun
pemberian skor kepada siswa” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
”Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar
terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan
masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan
berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir
adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak
terhadap perilaku siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
“Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat
kuat karena mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan
akhlak di rumah. Yang kedua Lingkungan sekitar sekolah yang
juga ikut serta mengawasi apabila ada siswa yang akan membolos,
maka
mereka
segera
melaporkannya”
(W/G/P/20-122014/13.00WIB).
hasil wawancara kepada informan diatas, maka dapat disimpulkan
hal-hal yang pendukung pembinaan akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo antara lain :
a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut
membina akhlak siswa.
b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.
c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan
hal-hal keagamaan.
d. Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa.
4.
Faktor apa saja yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo
72
Temuan
data
penelitian
menunjukkan
bahwa
penghambat
pembinaan keagamaan seperti yang dituturkan guru-guru PAI di SMP
Islam Ngadirejo.
“Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain
masalah waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anakanak, kadang disini terlihat ada perkembangan kearah yang baik
tapi kemudian setelah pulang sekolah mereka terpengaruh
terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang kedua Sikap dan
perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak mempunyai
latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran siswa
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah.
Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini
seperti internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan
berpengaruh terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola
pikir siswa, jadi itu saja mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
“Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa
selalu memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah
kan mbak. Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya
kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, padahal
kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang sudah maju
seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini
banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara
tidak langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik
sehingga dikhawatirkan anak-anak akan meniru” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB).
“Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup
untuk membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan
mbak, jadi tidak semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka
yang tidak dapat dikontrol saat mereka dirumah. Selanjutnya
kurangnya kesadaran siswa” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Keterangan hasil wawancara kepada informan diatas, maka dapat
disimpulkan hal-hal yang menghambat pembinaan akhlak siswa di SMP
Islam Ngadirejo antara lain :
a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak
itu.
73
b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah.
c. Sikap dan perilaku siswa yang beragam.
d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol.
e. Kurangnya
kesadaran siswa
untuk mengikuti
diwajibkan oleh sekolah.
f. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
g. Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang.
kegiatan yang
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo
Hasil observasi dan wawancara di SMP Islam Ngadirejo, ditemukan
beberapa macam usaha-usaha guru pendidikan agama islam dalam membina
akhlak siswa, yaitu sebagai berikut:
1.
Sholat dhuhur berjama‟ah
Dalam kegiatan sholat dhuhur berjamaah dilakukan setiap hari.
Lokasi shalat dhuhur berjamaah dilaksanakan di halaman SMP Islam
Ngadirejo yang dialasi menggunakan tikar, kegiatan ini dilaksanakan
secara serentak oleh guru maupun siswa di SMP Islam Ngadirejo.
“sholat dhuhur berjama’ah untuk seluruh siswa maupun guru dan
bagi siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab
IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya
yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB).
2.
Mujahadah
Mujahadah dilakukan setiap minggu sekali pada hari sabtu malam
akan tetapi dilakukan secara bergantian oleh siswa laki-laki dan siswa
perempuan, 1 minggu diikuti oleh siswa laki-laki dan minggu berikutnya
siswa
perempuan.
Lokasi
Mujahadah
di
laksanakan
di
ruang
laboratorium IPA.
“mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus untuk siswa
kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka
lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak
keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok
75
kedua. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran oleh siswa kelas
IX misalnya minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu
berikutnya siswa perempuan dan seterusnya” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB).
3.
SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an)
Kegiatan SPQ dilaksanakan hari kamis setelah pulang sekolah
pada jam 13.30 – 15.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh kelas VII saja.
Kegiatan tersebut dikelompokkan menurut kemampuan membaca AlQur‟an siswa, sedangkan tempat yang siswa gunakan adalah di kelaskelas yang sudah disediakan sekolah.
“SPQ (Sekolah Pendidikan Qur’an) khusus untuk kelas VII pada
hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah pulang sekolah mulai
jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah ditentukan
oleh sekolah” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
Membaca temuan di atas kaitannya yang dengan pelaksanaan
pembinaan akhlak
pada siswa di SMP Islam Ngadirejo. Pada dasarnya
dilakukan secara intensif setiap hari dan terus menerus. Hal ini dibuktikan
dengan dilaksanakannya kegiatan shalat Dhuhur berjama‟ah yang merupakan
bagian dari pembinaan akhlak itu sendiri. Kegiatan ini dilakukan setiap hari
dengan disiplin untuk semua siswa dan guru.
B. Metode yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak siswa
Metode yang digunakan guru untuk membina akhlak juga ditemukan
oleh peneliti, mereka menggunakan metode-metode tersendiri seperti :
76
1.
Metode Ceramah
Dalam menyampaikan informasi atau pembinaan akhlak siswa para
guru Pendidikan Agama Islam salah satunya menggunakan metode
ceramah, supaya siswa-siswa lebih memahami isi dari ceramah tersebut.
“Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak
karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika
mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari” (W/G/HA/2012-2014/09.00WIB).
Bapak
NH
juga
menggunakan
metode
ceramah
dalam
melaksanakan pembinaan akhlak.
“Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak” (W/G/NH/2012-2014/10.15WIB).
2.
Metode Pembiasaan
Selain metode ceramah dalam pembinaan akhlak siswa digunakan
juga metode pembiasaan, hal ini dimaksudkan supaya siswa terbiasa dalam
berperilaku baik, baik dilingkungan sekolah maupun di rumah.
“Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka
dibiasakan berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian
membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya
dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan
guru” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
3.
Metode Konseling
Menurut Prayitno (1983) dalam bukunya Sukardi “Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah” mengatakan
“bahwa Konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor
yang berisi usaha yang laras, unik, dan human (manusiawi), yang
77
dilakukan dengan suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma
yang berlaku” (Sukardi, 2000:21).
Metode konseling digunakan ketika seorang mendapatkan masalah
dalam kehidupannya dan perlu orang lain dalam penyelesaian masalah
tersebut. Oleh karena itu pembinaan akhlak siswa dilakukan secara khusus.
Karena menyangkut kepribadian seseorang yang dirahasiakan.
“Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa
secara langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga
mereka lebih nyaman dalam mengutarakan masalah yang sedang
dihadapi, ya bisa dibilang konseling. Jadi saya bisa mengetahui
masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut mbak kemudian saya
baru memberikan solusi ataupun nasihat kepadanya” (W/G/P/2012-2014/13.00WIB).
4.
Metode Hukuman
Metode ini diterapkan dengan tujuan untuk melatih siswa agar
dapat bertanggung jawab dan disiplin terhadap apa yang mereka perbuat.
“metode hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan
sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti kegiatan itu hari senin
setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu
kemudian diberi hukuman berupa denda” (W/G/HA/20-122014/09.00WIB)
Membaca temuan diatas kaitannya dengan metode konseling, maka
metode tersebut tidak banyak digunakan oleh para guru. Para guru kebanyakan
menggunakan metode ceramah untuk proses pembinaan akhlak siswa, akan
tetapi metode konseling tentunya dapat membantu siswa jika mengalami
masalah/problem yang terjadi pada siswa dan juga dapat membantu dalam
pembinaan akhlak siswa pada SMP Islam Ngadirejo, jadi usaha guru dalam
pembinaan akhlak di SMP Islam ngadirejo itu sangat bervariasi.
78
Terkait dengan metode pengajaran Zainuddin Dja‟far menulis dalam
bukunya “Didaktik Metodik” (1995:27-39) menjelaskan beberapa metode
pengajaran di antaranya:
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dimana cara menyampaikan
pengertian-pengertian materi dilaksanakan dengan jalan penerangan dan
penularan secara lisan.
2.
Metode Tanya Jawab
Metode ytanyya jawab adalah penyampaian pelajaran dimana guru
bertanya
dan
murid
menjawab.
Metode
ini
diberikan
untuk
memperkenalkan pengetahuan dan faktor-faktor tertentu yang telah
diajarkan kepada murid-murid.
3.
Metode Diskusi
Metode
diskusi
ialah
mempelajari
sesuatu
bahan
atau
menyampaikan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat
menimbulkan perubahan tingkah laku dan pengertian dari pada muridmurid.
4.
Metode Demontrasi dan Eksperimen
Metode demontrasi dan eksperimen ialah metode mengajar dengan
jalan guru atau bantuan orang lain memperlihatkan kepada murid-murid
proses atau kaifiat melakukan sesuatu. Pelaksanaan metode ini dapat
dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan murid sebagai latihan
praktis dari yang sudah atau belum diketahui oleh murid-murid.
79
5.
Metode Sosio Drama
Metode sosio drama suatu bentuk metode mengajar dengan cara
memerankan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah-masalah
sosial. Kadang-kadang metode ini disebut juga dengan “bermain peranan”
(Dja‟far, 1995:27-39)
Pilihan pada metode-metode sebagaimana yang digunakan oleh SMP
Islam Ngadirejo tersebut tentu disesuaikan dengan kondisi real sekolah, yang
mencakup guru dan anak didik.
C. Faktor Pendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan
Akhlak di SMP Islam Ngadirejo
Faktor Pendukung menurut Bapak HA yaitu:
“Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan
masyarakat di lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan
kuat karena di lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di
sebelah barat situ yang dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang
disebelah selatan dikelola Alm bapak KH.zakariya jadi sebagian
siswa SMP Islam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok
disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan
anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina
akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang
dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun
memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka.
Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat
siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun
pemberian skor kepada siswa” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB).
Kemudian faktor pendukung menurut Bapak NH adalah :
”Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar
terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan
masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan
berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir
adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak
terhadap perilaku siswa” (W/G/NH/20-12-2014/10.15WIB).
80
Kemudian Bapak P menjelaskan terkait faktor pendukung dari
pembinaan akhlak adalah:
“Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat
kuat karena mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan
akhlak di rumah. Yang kedua Lingkungan sekitar sekolah yang
juga ikut serta mengawasi apabila ada siswa yang akan membolos,
maka
mereka
segera
melaporkannya”
(W/G/P/20-122014/13.00WIB).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan faktor pendukung sebagai
berikut :
a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut
membina akhlak siswa.
b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.
c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan halhal keagamaan.
d. Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa.
D. Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan
Akhlak di SMP Islam Ngadirejo
Faktor penghambat menurut Bapak HA diantaranya:
“Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain
masalah waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anakanak, kadang disini terlihat ada perkembangan kearah yang baik
tapi kemudian setelah pulang sekolah mereka terpengaruh
terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang kedua Sikap dan
perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak mempunyai
latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran siswa
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah.
Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini
seperti internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan
berpengaruh terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola
pikir siswa, jadi itu saja mbak” (W/G/HA/20-12-2014/09.00WIB)
81
Kemudian Bapak NH menjelaskan terkait faktor penghambat dari
pembinaan akhlak:
“Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa
selalu memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah
kan mbak. Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya
kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, padahal
kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang sudah maju
seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini
banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara
tidak langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik
sehingga dikhawatirkan anak-anak akan meniru” (W/G/NH/20-122014/10.15WIB).
Bapak NH juga menjelaskan terkait faktor penghambat dari pembinaan
akhlak di SMP Islam Ngadirejo:
“Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup
untuk membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan
mbak, jadi tidak semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka
yang tidak dapat dikontrol saat mereka dirumah. Selanjutnya
kurangnya kesadaran siswa” (W/G/P/20-12-2014/13.00WIB).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan faktor penghambat dan
pendukung sebagai berikut :
a. Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu.
b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah.
c. Sikap dan perilaku siswa yang beragam.
d. Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol.
e. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan
oleh sekolah.
f. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
g. Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan data-data penulis sajikan dalam laporan skripsi ini,
maka penulis mengambil kesimpulan:
1. Keadaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo pada umumnya sudah
cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai
akhlak kurang baik, diantaranya : membolos, berbicara kurang sopan, tidak
mengikuti upacara dan datang terlambat. Kenakalan siswa di SMP Islam
Ngadirejo seharusnya lebih mendapat bimbingan, perhatian dan kontrol
yang ekstra dari para guru terutama guru PAI yang tugasnya tidak hanya
mengajarkan pelajaran keagamaan saja akan tetapi guru PAI sebagai
contoh untuk siswa-siswanya dan harus mengajarkan hal-hal yang baik
terutama mengajarkan akhlak yang baik.
2. Peran guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo mempunyai
pengaruh besar terhadap siswa karena guru PAI di SMP Islam Ngadirejo
sangat berperan aktif dalam pembinaan akhlak siswa baik dalam kegiatan
keagamaan maupun tidak. Kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan
guru yaitu Mujahadah, SPQ (Sekolah Pendidikan AlQur‟an) dan Sholat
Dhuhur Berjama‟ah. Selain itu dalam pendekatan terhadap anak guru
menggunakan berbagai metode diantaranya adalah metode ceramah,
metode pembiasaan, metode konseling dan metode hukuman
83
B. Saran-saran
Berdasarkan Kesimpulan yang penulis uraikan diatas maka penulis
mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya kea rah yang
lebih baik, yaitu :
1.
Pembinaan akhlak di SMP Islam sudah baik, untuk memperlancar
kegiatan maka alangkah baiknya merangkul kyai/mubaligh dari luar
untuk melakukan tausiah pada acara keagamaan di sekolah.
2.
Memperbanyak buku-buku yang bernafaskan Islam terutama buku
tentang akhlak diperbanyak di Perpustakaan.
3.
Perlu terus diupayakan agar siswa terbiasa datang ke perpustakaan dan
disuruh membaca buku-buku yang bertemakan tentang akhlak.
84
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo: Era Intermedia.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, Muhammad. 1977. Hubungan Timbal Balik Pendidikan, Jakarta: Bulan
Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Barizi, Ahmad. 2010. Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Daradjat Zakiah, 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
_____________ 1976. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.
_____________ 1995. Ilmu Fiqih 2. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
____________________ 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Keluarga:
Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta
Halim, Nipa Abdul. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta:
Mitra Pustaka.
Jatniko, Rachmad. 1996. Sistem Etika Islam (Ahlak Mulia). Jakarta : Pustaka Panji
Mas.
Komaruddin. 1994. Esiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Marno. 2010. Strategi Dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
85
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nurdin, Syafruddin. 2003. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Ciputat Press.
Quasem, M. Abdul. 1988. Etika Al-Ghazali. Bandung: Penerbit Pusaka
Ramayulis. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Soekanto, Soerjono. 1984. Antropologi Hukum. Jakarta: CV Rajawali.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______ 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwito. 2004. Filsafat (Pendidikan Akhlak Ibnu Maskawaih). Yogyakarta:
Belukar.
Tafsir, Ahmad. 1990. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Umary, Barmawie. 1988. Materi Akhlak. Solo: Ramadhani.
Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
Sinar Grafika.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 Tentang
Guru Dan Dosen
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02-PK.04.10
Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
86
87
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
A. Identitas Informan
Kode Responden
Kode Data
Pekerjaan
Hari/tanggal
Waktu
:
:
:
:
:
B. Sasaran Wawancara
Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak
Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
akhlak
Faktor yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
akhlak
Faktor yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak
C. Butir-butir Pertanyaan
Daftar pertanyaan wawancara Staf TU
1. Sejarah perkembangan SMP Islam Ngadirejo?
a. Siapa pendiri dan kapan berdirinya?
b. Bagaimana dinamika perkembangan sejak berdiri sampai
sekarang?
2. Bagaimana visi misi dan tujuan SMP Islam Ngadirejo?
3. Bagaimana struktur organisasi SMP Islam Ngadirejo?
4. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki untuk menunjang proses
pendidikan?
5. Berapa jumlah guru, pegawai dan siswa SMP Islam Ngadirejo?
6. Apa saja syarat menjadi guru di SMP Islam Ngadirejo?
88
Pedoman Wawancara
A. Identitas Informan
Kode Responden
Kode Data
Pekerjaan
Hari/tanggal
Waktu
:
:
:
:
:
B. Sasaran Wawancara
Usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak
Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
akhlak
Faktor yang mendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
akhlak
Faktor yang menghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak
C. Butir-butir Pertanyaan
Daftar pertanyaan wawancara Guru pendidikan agama islam
1. Siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo?
2. Mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan?
3. Apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya pembinaan akhlak di SMP
Islam Ngadirejo?
4. Sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan
akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
5. Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan?
6. Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP
Islam Ngadirejo?
7. Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya?
8. Seperti apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo?
9. Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut ? Apakah senang atau
terpaksa ?
10. Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP
Islam Ngadirejo?
11. Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
12. Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru
dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
89
Lampiran 2
Kode Penelitian
Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Di SMP Islam
Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015
A. Responden
Kode
HA
NH
P
Nama
Hasan Asy‟ari
Nurul Huda
Priyanto
B. Metode
Kode
W
O
P
Metode Penelitian
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
C. Kategori Sumber Responden
Kode
G
Keterangan
Guru
90
Lampiran 3
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Kode Responden
Kode Data
Hari/tanggal
Waktu
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
: HA
: W/G/HA
: Sabtu, 20-12-2014
: 09.00 WIB-selesai
: siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
: Yang melakukan pembinaan akhlak di sini tidak hanya guru agama saja
mbak, tetapi dilakukan oleh guru-guru lain. Kita disini saling membantu
dalam memperbaiki akhlak siswa. Kita juga diberi tugas masing-masing
oleh bapak kepala mbak, kalau saya pada kegiatan mujahadah dan SPQ saja
mbak
: mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ?
: ya untuk memperbaiki akhlak ataupun tingkah laku siswa yang melenceng
dari akidah islam. Begini mbak, kan jaman sekarang ini perkembangan
teknologi semakin maju, mulai dari televisi sampai internet dengan mudah
dapat kita akses to mbak. Apa yang kita inginkan mulai dari hal-hal yang
baik maupun yang buruk semuanya ada. jadi Itu semua yang akan
berdampak buruk bagi anak apabila tidak dilakukan pembinaan tersebut
: Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo?
: oh ya,tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak siswa
supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa menjadi lebih
disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih hormat kepada orang
tuanya
: sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak
siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: kalau saya melakukan pembinaan akhlak siswa udah dari dulu mbak, tetapi
kalau siswa itu dibina sejak mereka mulai masuk ke SMP Islam Ngadirejo
ini mbak, melalui kegiatan-kegiatan yang diwajibkan untuk diikuti dan
kegiatan ekstra lain yang tidak wajib. Misalnya ekstra pramuka, SPQ,
mujahadah, rebana, olah raga dan lain-lain
: Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan?
: materinya saya sesuaikan pada keadaan siswa mbak, kadang ada siswa yang
nakal, ya saya ceramah saja sekaligus menasehati siswa-siswa yang ikut
kegiatan
: Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo ?
: Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak karena menurut
saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan juga metode hukuman bagi yang tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti
91
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu
persatu kemudian diberi hukuman berupa denda
: Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya?
: sekolah ini melakukan pembinaan akhlak kebanyakan setelah pulang
sekolah mbak, pembinaan-pembinaannya pada kegiatan ekstrakurikuler jadi
kan tidak mengganggu proses belajar mengajar
: Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
: bentuk-bentuk kegiatan yang saya damping di SMP Islam yaitu sholat
dhuhur berjama‟ah, mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus
untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar
mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak
keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok kedua.
Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran oleh siswa kelas IX misalnya
minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa
perempuan dan seterusnya. Kemudian SPQ (Sekolah Pendidikan Qur‟an)
khusus untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah
pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah
ditentukan oleh sekolah. Sedangkan kegiatan lain juga ada, tetapi saya tidak
ikut mendampingi dalam hal ini seperti keputrian untuk siswi kelas VII,
VIII, IX pada hari jum‟at mulai jam 11.00 sampai jam 12.30 materinya
tentang hal-hal yang dilakukan perempuan dalam syari‟at islam. Kegiatan
pramuka pada hari sabtu dan wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII,
mulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00 kegiatan ini untuk melatih
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dan ada kegiatan-kegiatan ekstra
lainnya mbak
: Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau
terpaksa?
: ya ada senangnya maupun ada susahnya to mbak, kan kadang kelakuan anak
itu berbeda-beda. Kadang jengkel juga mbak melihat anak yang susah diatur
hehe
: Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo?
: Guru PAI dapat ikut serta membina akhlak siswa disini, dan diberi tugas
untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah
ini
: Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: Untuk faktor yang menghambat pembinaan akhlak antara lain masalah
waktu, kita kan tidak setiap waktu dapat membina anak-anak, kadang disini
terlihat ada perkembangan kearah yang baik tapi kemudian setelah pulang
sekolah mereka terpengaruh terhadap pergaulan dirumah kan mbak. Yang
kedua Sikap dan perilaku siswa yang beragam, kan tidak semua anak
mempunyai latar belakang yang baik. Kemudian Kurangnya kesadaran
siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah.
Dan yang terakhir Maraknya dunia informasi dijaman sekarang ini seperti
internet, handphone yang semakin canggih, itu semua akan berpengaruh
92
G
I
terhadap perkembangan sikap, perilaku serta pola pikir siswa, jadi itu saja
mbak
: Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan masyarakat di
lingkungan SMP Islam Ngadirejo yang positif dan kuat karena di
lingkungan ini terdapat 2 pondok pesantren mbak di sebelah barat situ yang
dikelola bapak KH. Muh sodik dan yang disebelah selatan dikelola Alm
bapak KH.zakariya jadi sebagian siswa SMP Islam yang rumahnya jauh
lebih memilih mondok disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka
menyerahkan anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina
akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang dapat
dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun memiliki masalah kita
langsung menghubungi orang tua mereka. Dan kemudian adanya peraturan
sekolah yang dapat membuat siswa lebih disiplin, seperti pemberian
hukuman maupun pemberian skor kepada siswa
93
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Kode Responden
Kode Data
Hari/tanggal
Waktu
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
: NH
: W/G/NH
: Sabtu, 20 Desember 2014
: 10.05 WIB-selesai
: siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
: Kalau disini yang melakukan pembinaan tidak hanya guru agama saja mbak,
pokoknya semua guru ditugaskan untuk membina akhlak siswa
: mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ?
: karena untuk merubah perilaku siswa yang dulunya kurang baik menjadi
baik. Ya nggak mbak? Kan pas mereka masuk nggak semua perilakunya
baik jadi disini kami selaku guru membina akhlak siswa tersebut
: Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo?
: untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya belum
mengetahui mana yang baik maupun yang buruk menjadikan lebih baik
: sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak
siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: sejak saya mulai bekerja di SMP Islam Ngadirejo mbak, saya langsung
diikut sertakan dalam membina akhlak siswa oleh bapak kepala sekolah dan
saya juga kan yang menjadi guru PAI nya, jadi itu tugas saya juga untuk
membina akhlak siswa
: Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan?
: ya jadi materinya saya ambil dari buku pembelajaran di sekolah mbak
: Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo ?
: Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan
berdo‟a sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian membaca surat-surat
pendek yang sudah ditentukan tiap harinya dan dibiasakan untuk
mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. Kalau ceramah dilakukan
pada saat saya melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam gitu mbak
: Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya?
: kalau masalah waktu biasanya kegiatan tersebut dilakukan setelah pulang
sekolah mbak, jadi tidak mengganggu KBM
: Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
: kalau bentuknya macam-macam mbak, tetapi saya sebagai koordinator
dalam kegiatan mujahadah, SPQ, maupun sholat dhuhur berjama‟ah untuk
seluruh siswa maupun guru, dan bagi siswi yang udzur kami suruh mereka
untuk berkumpul di lab IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam
sholat dhuhur saya yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak. Kegiatankegiatan tersebut juga dapat membina akhlak siswa kearah yang lebih baik.
Sebenarnya sih disini ada macam-macam kegiatan lain mbak seperti
94
G
:
I
:
G
:
I
:
G
:
I
:
G
:
I
:
pramuka yang dibina oleh pak salim, tahu kan mbak? pramuka disini juga
sering mendapatkan prestasi juga mbak
Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau
terpaksa?
kalau ditanya masalah itu ya macem-macem mbak, ya ada kalanya senang
karena dapat ikut serta membantu memperbaiki akhlak anak, tapi
kebanyakan lebih senang sih mbak
Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo?
kontribusinya ya dapat ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa SMP Islam
Ngadirejo.
Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, guru kan tidak bisa selalu
memantau dan mengawasi perilaku siswa di luar sekolah kan mbak.
Kemudian Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan oleh sekolah, padahal kegiatan tersebut berkaitan sekali
dengan pembinaan akhlak siswa. Kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pembinaan akhlak. Teknologi jaman sekarang yang
sudah maju seperti perkembangan handphone maupun TV, kan sekarang ini
banyak tayangan televisi yang kurang mendidik kan mbak, secara tidak
langsung kan juga memberikan contoh yang kurang baik sehingga
dikhawatirkan anak-anak akan meniru
Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar terhadap proses
pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan masyarakat sekitar
misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi
perkembangan jiwa anak. Terakhir adanya peraturan-peraturan sekolah juga
berpengaruh mbak terhadap perilaku siswa
95
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Kode Responden
Kode Data
Hari/tanggal
Waktu
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
I
G
:P
: W/G/P
: Sabtu, 20 Desember 2014
: 10.30 WIB-selesai
: siapa saja yang melaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
: Yang melaksanakan pembinaan akhlak di sini? Ya Semua guru bertanggung
jawab membina akhlak siswa di SMP Islam ini. Semua diberi tugas masingmasing. Kalau saya di kegiatan SPQ, Mujahadah dan sebagai koordinator
ekstrakurikuler PMR
: mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan ?
: pembinaan ini dilakukan untuk mengubah perilaku anak yang tadinya buruk
menjadi lebih baik lagi
: Apa yang menjadi tujuan dilaksanakan pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo?
: tujuannya agar anak dapat merubah perilaku mereka dengan adanya
pembinaan ini, anak disini perilakunya macam-macam mbak hehe. Ada
yang nakalnya minta ampun, sehingga pendekatan ataupun pembinaannya
berbeda dengan siswa yang lain
: sejak kapan para guru diberi tugas untuk melakukan pembinaan akhlak
siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: kalau kami diberi wewenang untuk membina akhlak siswa ya sejak siswa
tersebut mulai masuk kelas VII, supaya mereka dapat dikendalikan
tingkahnya sejak mereka masuk di SMP Islam ini
: Bagaimana materi pembinaan akhlak itu disampaikan?
: materinya dari pembelajaran dikelas dan kadang melihat fenomena yang
terjadi di sekolah
: Metode apa yang diterapkan dalam proses pembinaan akhlak di SMP Islam
Ngadirejo ?
: Begini mbak, saya lebih mengutamakan pendekatan kepada siswa secara
langsung jadi siswa dianggap sebagai teman sehingga mereka lebih nyaman
dalam mengutarakan masalah yang sedang dihadapi, ya bisa dibilang
konseling. Jadi saya bisa mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa
tersebut mbak kemudian saya baru memberikan solusi ataupun nasihat
kepadanya
: Bagaimana alokasi waktu pelaksanaannya?
: kalau alokasi waktu pembinaan akhlak di sekolah ini pas istirahat kedua
siswa-siswa disuruh sholat berjamaah, dan lainnya dilaksanakan pada
kegiatan ekstrakurikuler mbak. Kalau menyangkut dengan metode saya itu
yang lebih melalui pendekatan pada anak itu, ya biasanya waktu pas
istirahat mereka datang ke ruang BP atau kadang saya membaur pada anak
pas istirahat.
: Seperti Apakah bentuk-bentuk pembinaan akhlak di SMP Islam Ngadirejo?
96
I
G
I
G
I
G
I
G
I
: bentuk kegiatannya yaitu SPQ untuk melatih kelancaran siswa dalam
membaca Al-Qur‟an, Sholat dhuhur berjama‟ah, kemudian mujahadah itu
untuk kelas IX, itulah yang saya damping kegiatannya mbak
: Bagaimana sikap guru terhadap peran tersebut? Apakah senang atau
terpaksa?
: kalau saya sih ya kadang senang kadang ya gitu mbak, kan rumah saya jauh
dari sekolahan, rumah saya gemawang tahu kan mbak? Ya itu, jadi kalau
sampai rumah pasti hampir maghrib. Susah lagi kalau pas musim hujan
kayak gini mbak
: Apa saja kontribusi guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Islam
Ngadirejo?
: ikut membina dan membimbing siswa-siswa di SMP Islam Ngadirejo tidak
terkecuali yang nakal saja tetapi semua diberi pengarahan supaya menjadi
lebih baik lagi.
: Faktor apa yang menghambat dan mempengaruhi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: Yang pertama masalah waktu mbak, waktunya itu tidak cukup untuk
membina siswa sebanyak itu, kan siswa disini seribuan mbak, jadi tidak
semua dapat dibina. Kedua pergaulan mereka yang tidak dapat dikontrol
saat mereka dirumah. Selanjutnya kurangnya kesadaran siswa
: Faktor pendukung apa yang memberi kemudahan bagi peran guru dalam
pembinaan akhlak siswa di SMP Islam Ngadirejo?
: Orang tua, orang tua merupakan faktor pendukung yang sangat kuat karena
mereka juga berperan aktif dalam proses pembinaan akhlak di rumah. Yang
kedua Lingkungan sekitar sekolah yang juga ikut serta mengawasi apabila
ada siswa yang akan membolos, maka mereka segera melaporkannya
97
Lampiran 9
DOKUMENTASI
1. Staf TU
Wawancara sekaligus meminta data tentang SMP Islam kepada
Bapak Suparnomo selaku Kepala Tata Usaha
2. Sholat Dhuhur berjama‟ah
Tempat Wudhu
98
Siswa sedang berwudhu
Sholat dhuhur berjama‟ah yang dipimpin guru
PAI yaitu bapak Nurul Huda, S.Ag
99
3. Mujahadah
Siswa laki-laki kelas IX sedang membaca Al-Qur‟an bersama
Dibimbing oleh guru PAI dan guru lain yang bertugas
Di ruang Laboratorium IPA
Siswa perempuan kelas IX sedang membaca Al-Qur‟an bersama
Dibimbing oleh guru PAI dan guru lain yang bertugas
Di ruang Laboratorium IPA
100
4. Wawancara Guru Agama
Wawancara dengan Bapak Hasan Asy‟ari, S.Ag
Di ruang Guru
Wawancara dengan Bapak Nurul Huda, S.Ag
Di Ruang Kepala Sekolah
101
Wawancara dengan Bapak Priyanto, S.Pd.I
Di ruang Osis
\
102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama
: Henni Purwaningrum
Tempat / Tanggal Lahir
: Temanggung, 16 Oktober 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Gaden RT 01/RW 01 Ganduwetan Kec. Ngadirejo,
Kab. Temanggung
Jenjang Pendidikan
: 1. MI Al Iman Ganduwetan, lulus tahun 2003
2. SMP Islam Ngadirejo, lulus tahun 2006
3. MAN Temanggung, lulus tahun 2009
4. S1 IAIN Salatiga , lulus tahun 2015
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 6 Maret 2015
Henni
Purwaningrum
NIM. 111 10 136
103
Download