PENGARUH KONSENTRASI JAMUR DIPO TERHADAP HASIL FERMENTASI SEDIAAN KOMBUCHA DENGAN SUBSTRAT TEH HITAM A. Tenriugi Daeng Pine1, Latifah Rahman2, M. Natsir Djide2, dan Syahruddin Kadir2 1 Jurusan Farmasi FIK UIN Aalauddin Makassar 2 Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin ABSTRACT The aims of this study to get the valid data about the suitable starter concentration so thaht we can get the good kombucha preparation. This research was done by organoleptic test (taste, odour, colour) pH value by using the Schott pH-meter, the sugar concentration reduced by reduction-oxidation titration method by using Luff Schoorl solution, and the total value of acetic acid becteria by using GYCA (Glucose Yeast Calcium carbonat Agar) medium to the black tea extract which was fermentatedwith the mushroom of kombucha tea starter used 5%w/v, 10%w/v, 15%w/v, 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v during 7 days. The result of analysis showed that in 15%w/v concentration has pH value = 2,96; total value of aid bacteria = 5,4.104 colony/ml; organoleptic value = 24; total concentration of acid = 0,14%; the sugar concentration reduced = 2,75% was the very suitable to get the good kombucha preparation with black tea substrat. Keywords: Fermentation, Concentration, Mushroom of kombucha, Black Tea, Kombucha membentuk PENDAHULUAN Beberapa Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal. rasa yang vitamin dan menyegarkan. mineral juga terkandung dalam teh. Karena kandungan senyawa tersebut, terutama katekinnya, Senyawa utama yang dikandung teh teh adalah katekin, yaitu suatu kerabat tannin fungsional, yakni minuman yang dapat terkondensasi mengatur yang biasanya disebut dapat polifenol karena banyaknya gugus fungsi biologis hidroksil yang dimilikinya. Selain itu, teh 1982). juga mengandung alkaloid kofein yang bersama-sama dengan polifenol teh akan disebut sebagai metabolism (Bambang, Kombucha minuman tubuh 2006; berasal secara Adisewojo, dari kata ‘kombu’ dan ‘cha’. ‘Kombu’ berasal dari nama seorang tabib dari Korea dan ‘cha’ berarti teh. Pada sekitar tahun 414 SM, tabib Kombu pernah menyembuhkan memiliki laju dan jumlah produksi metabolit seorang kaisar Jepang yang bernama sekunder Inkyo dari gangguan pencernaan kronis fermentasi kombucha dengan substrat teh (sembelit (Suriawiria, hitam. Adapun tujuannya adalah untuk 2002).Kombucha merupakan minuman teh mendapatkan bentuk jamur yang sesuai yang telah difermentasikan oleh simbiosis untuk menghasilkan sediaan kombucha antara ragi dengan bakteri. Di antaranya yangbaik dengan substrat teh hitam. yaitu berkepanjangan) bakteri Acetobacter terbesar pada sediaan xylinum, Acetobacter xylinoides, Saccharomyces METODE PENELITIAN ludwigii, Schizo-saccharomyces pombe, 1.1 Pengambilan dan Penyiapan Sampel dan Saccharomyces cereviceae (Naland, Larutan teh fermentasi dari masing- 2003). Jamur ini kemudian memproduksi masing perlakuan yang digunakan adalah zat-zat yang bermanfaat, seperti asam teh hitam dari daerah Malino Propinsi glukuronat, asam butirat, asam glukonat, Sulawesi Selatan dan starter jamur dipo asam malat, asam nukleat, asam oksalat, yang diperoleh dari industri rumah tangga asam amino, antioksidan, probiotik, dan Vita Folia. 1000 ml air suling dimasak asam usnat (Anonim, tanpa tahun). dalam Berdasarkan kenyataan yang telah membuktikan kombucha berlapis email hingga mendidih. 15 gram teh hitam dimasukkan dapat ke dalam air suling yang baru mendidih dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti ditutup selama 5 menit, kemudian disaring. acne (jerawat), arthritis, candida albicans, Sari teh hitam lalu ditambahkan gula gangguan sindrom pasir/sukrosa 100 gram, dilarutkan. Sari premenstruasi (Suprapti, 2003; Perron, teh hitam dimasukkan ke dalam 6 buah 2007) maka kombucha dapat dijadikan wadah toples kaca sama banyak, lalu sebagai salah satu alternatif pengobatan didinginkan hingga mencapai suhu kamar dan pencegahan penyakit. (25oC). pencernaan, ini panic dan Penelitian kali ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penggunaan jamur b b dipo dalam bentuk padat (5% /v, 10% /v, 15%b/v) dan cair (5%v/v, 10%v/v,15%v/v) terhadap produksi metabolit sekunder pada sediaan fermentasi kombucha yang menggunakan substrat teh hitam. Maksud dari penelitian kali mengetahui bentuk ini adalah jamur dipo untuk yang Ke dalam wadah toples 1, 2, dan 3 dimasukkan starter jamur dipo dalam bentuk padatan masing-masing 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v. wadah toples 4, 5, dan 6 dimasukkan starter jamur dipo dalam bentuk cairan masing-masing 5%v/v, 10%v/v v,15% /v. setelah itu toples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Larutan teh air manis kemudian difermentasi pada tempat gelap dengan Tahap-tahap penetapan pH secara suhu sekitar 27 – 29oC selama 7 hari. umum adalah sebagai berikut (dilakukan Larutan telah pada pH-meter yang telah dikalibrasi): pH- difermentasi kemudian dipasteurisasi pada meter dinyalakan dan dibiarkan sampai air teh manis yang o suhu 67 C selama 30 menit selama 3 hari stabil (15 – 30 menit). Elektroda dibilas berturut-turut. dengan alikuot larutan teh fermentasi dari 1.2 Penyiapan Starter masing-masing perlakuan atau air suling 1000 ml air suling dimasak dalam panic (jika menggunakan air suling, keringkan berlapis email hingga mendidih. 15 gram elektroda dengan kertas tisu). Elektroda teh hitam dimasukkan ke dalam air suling kemudian dicelupkan pada larutan teh yang baru mendidih dan ditutup selama 5 fermentasi dari masing-masing perlakuan, menit kemudian disaring. Sari teh hitam set pengukuran pH. Elektroda yang telah lalu ditambahkan gula pasir/sukrosa 100 tercelup dibiarkan beberapa saat sampai gram, dilarutkan. Setelah itu sari teh hitam diperoleh pembacaan yang stabil. pH ini kemudian dituang ke dalam toples kaca larutan teh fermentasi dari masing-masing dan didinginkan hingga mencapai suhu perlakuan dicatat. (25oC) kamar lalu ditambahkan ke dalamnya lembaran jamur dipo dan ditutup rapat dengan kain kasa. Fermentasi 1.5 Penentuan Total Asam Ambil larutan sampel 10 ml dan diencerkan dengan air larutan NaOH suling. Titrasi dilakukan selama 7 hari hingga terbentuk dengan lembaran jamur dipo yang baru (sebagai menggunakan starter padat) dan sari teh yang telah sampai berwarna merah jambu. Total asam difermentasi dijadikan sebagai starter cair. dihitung sebagai asam asetat. 1.3 Uji Organoleptis 1.6 Penentuan Gula Reduksi indikator 0,1N dengan fenolftalein P Pengujian organoleptis merupakan Dipipet 25 ml larutan sampel, pengujian yang sangat penting karena masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dapat menggambarkan kesan pertama dicukupkan volumenya dengan air suling tentang ini hingga tepat sampai tanda garis dan meliputi pengujian tentang warna, rasa, dihomogenkan. Kemudian dipipet 50 ml dan aroma. Pengujian ini bersifat subjektif, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250 sesuai dengan penilaian panelis. Panelis ml. Tambahkan ke dalam 10 ml Pb asetat yang dipilih sebanyak 10 orang dalam setengah basa (berlebih). Setelah dikocok, kondisi sehat, berumur 20 – 50 tahun dan uji dengan meneteskan larutan Na2PO4 tidak merokok. 10%. Bila telah cukup, kelebihan asetat 1.4 Penetapan pH diendapkan sempurna dengan ammonium suatu produk. Pengujian tadi diinkubasikan pada suhu 37oC selama ditepatkan volumenya sampai garis tanda 3x24 jam. Koloni yang tumbuh kemudian dengan air suling. Diocok dan didiamkan dihitung. hidrogenfosfat (15 ml), larutan hingga semua endapannya turun ke dasar labu, kemudian disaring atau dengan kata HASIL DAN PEMBAHASAN lain Hasil Uji pH dienaptuangkan. dipakai sebagai Hasil larutan saringan induk untuk penetapan. Pada uji keasaman diperoleh nilai pH sebelum fermentasi (0 hari) sediaan Dipipet 25 ml larutan induk ke kombucha dengan konsentrasi starter dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 25 ml 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, 5%v/v, 10%v/v, dan larutan kemudian 15%v/v berturut-turut adalah 4,04; 4,00; dipasang pendingin tegak dan dididihkan 3,52; 3,70; 3,50; 3,10. Setelah fermentasi selama 5 menit. Setelah didinginkan, (7 hari) nilai pH sediaan kombucha dengan ditambahkan 10 ml larutan KI 20% dan 15 konsentrasi starter 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, ml H2SO4 25% dengan hati-hati. Idium yang 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v berturut-turut dibebaskan dititrasi dengan larutan baku adalah 3,14; 2,98; 2,96; 3,46; 3,42; 3,33. Na2S2O3 0,1 N dengan indikator amilum Hasil Uji Organoleptis Luff Schoorl dan hingga berwarna putih susu. Dilakukan Pada uji organoleptis diperoleh data penetapan blanko dengan 25 ml air suling sebagai berikut: sebelum fermentasi (0 dan 25 ml larutan Luff Schoorl. Dari jumlah hari) larutan Na2S2O3 yang dipakai untuk titrasi, konsentrasi starter 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, dengan daftar Luff dapat diketahui jumlah 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v yaitu mempunyai glukosa dalam sampel. aroma teh yang khas dengan skor berturut- 1.7 Perhitungan Total Bakteri turut adalah 20; 20; 20; 23; 24; 23. Setelah Larutan dengan fermentasi (7 hari) sediaan kombucha perlakuan diambil sebanyak 1 ml kemudian dengan konsentrasi starter 5%b/v, 10%b/v, dicukupkan volumenya hingga 10 ml 15%b/v, 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v yaitu dengan mempunyai aroma teh yang lebih asam konsentrasi dari kombucha masing-masing air teh sediaan steril sehingga diperoleh 10-1, selanjutnya dibuat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5. dengan skor berturut-turut adalah 21; 23; 24; 11; 14; 13. Setiap hasil pengenceran diambil 1 Rasa dari teh sebelum fermentasi ml menggunakan spoit steril, dimasukkan (0 hari) dengan konsentrasi starter 5%b/v, ke dalam cawan Petri steril, kemudian 10%b/v, 15%b/v adalah manis agak sepat dituangkan 10 ml medium GYCA dan sedangkan 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v dihomogenkan. adalah Setelah beku, manis agak asam. Setelah fermentasi (7 hari) rasa the dari masing- 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, 5%v/v, 10%v/v, dan masing konsentrasi semakin asam dan 15%v/v agak sepat. koloni/ml; Hasil Uji Total Asam Rata-rata hasil pengukuran kadar adalah 5,0.104 5,0.104 koloni/ml; 5,4.104 koloni/ml; 6,0.104 koloni/ml; 5,9.104 koloni/ml; 5,7.104 koloni/ml. Setelah berturut-turut total asam sebelu m fermentasi (0 hari) fermentasi pada Acetobacter sediaan kombuha dengan konsentrasi starter 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, v v v (7 kombucha hari) xylinum dengan b b jumlah bakteri pada sediaan konsentrasi b v starter v 5% /v, 10% /v, dan 15% /v berturut-turut 5% /v, 10% /v, 15% /v, 5% /v, 10% /v, dan adalah 0,138%; 0,127%; 0,150%; 0,161%; 15%v/v 0,196%; setelah koloni/ml; fermentasi (7 hari) kadar total asam pada koloni/ml; sediaan kombucha dengan konsentrasi koloni/ml; 8,0.104 koloni/ml. starter 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, 5%v/v, 10%v/v, Pembahasan dan 15%v/v berturut-turut adalah 0,334%; Pengujian pH (keasaman) 0,253%. 0,391%; Pada 0,529%; saat 0,253%; 0,334%; berturut-turut 105 2,8. 3,0.104 pada 8,8.104 adalah koloni/ml; 6,9.104 koloni/ml; sediaan 3,9.104 kombucha yang 0,529%. menggunakan starter padat dan starter cair Hasil Uji Gula Reduksi/Glukosa mengalami Rata-rata hasil pengukuran kadar penurunan nilai pH atau mengalami peningkatan kadar keasaman gula reduksi/glukosa sebelum fermentasi sebanding (0 hari) pada sediaan kombucha dengan konsentrasi starter yang digunakan. Ini konsentrasi starter 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, disebabkan oleh adanya senyawa asam- 5%v/v, 10%v/v, dan 15%v/v berturut-turut asam organic/asam asetat yang dihasilkan adalah 0,636%; 0,886%; 0,946%; 0,776%; selama proses fermentasi oleh bakteri atau 0,782%; 0,796%. Setelah fermentasi (7 khamir. Selama proses fermentasi dimulai, hari) kadar gula reduksi pada sediaan kultur mengubah glukosa menjadi alcohol kombucha dan karbondioksida (CO2). Acetobacter dengan b b konsentrasi b v starter v 5% /v, 10% /v, 15% /v, 5% /v, 10% /v, dan sebagai 15%v/v berturut-turut 2,770%; 2,748%; dengan bakteri utama peningkatan dalam kultur adalah 2,413%; kombucha mengoksidasi etanol menjadi 2,157%; 2,824%; asetaldehid lalu kemudian menjadi asam 2,802%. asetat (Rampengan & Sembel, 1985). Hasil Uji ALT Bakteri Pengujian Organoleptis Rata-rata (Acetobater kombucha jumlah xylinum) dengan pada konsentrasi bakteri Pengujian organoleptis merupakan sediaan pengujian yang sangat penting karena starter dapat menggambarkan kesan pertama tentang suatu ini pengoksidasian etanol menjadi asetaldehid meliputi warna, rasa, dan bau. Pengujian kemudian menjadi asam asetat oleh bakteri ini Acetobacter bersifat penilaian produk. subjektif panelis. Pengujian sesuai Pada dengan xylinum. Glukosa juga pengujian dikonversi menjadi asam glukonat melalui organoleptis, terlihat bahwa pada saat jalur fosfat pentose oleh bakteri asam setelah fermentasi sediaan kombucha asetat (Rampengan & Sembel, 1985). dengan konsentrasi starter 15%b/V yang Pengujian Gula Reduksi/Glukosa mempunyai nilai skor tertinggi kemudian b b Pada hasil analisis statistic data 10% /v dan 5% /v yang mempunyai nilai gula reduksi/glukosa, nilai Fhitung hari> Ftabel skor terendah. Ini berarti pada sediaan ini pada taraf signifikasi 5% dan 1%. Ini berarti beberapa panelis dapat menerima dengan ada pengaruh yang sangat nyata antara baik aroma, rasa, dan warna pada sediaan. lama fermentasi terhadap jumlah gula Hasil ini diperoleh dari beberapa panelis reduksi yang dihasilkan. Pada analisis yang dianggap memenuhi syarat dalam lanjutan dengan menggunakan metode uji melakukan uji organoleptis. Beda Nyata Terkecil (BNT) terlihat bahwa Pengujian Total Asam ada Pada hasil analisis statistic data, pengaruh yang nyata antara konsentrasi starter 15%b/v, di mana jumlah terlihat bahwa Fhitung> Ftabel dengan taraf gula reduksi setelah fernentasi signifikasi 5% dan 1%. Ini berarti terdapat konsentrasi pengaruh antara dibandingkan dengan konsentrasi starter konsentrasi starter terhadap jumlah total lainnya, terutama konsentrasi starter 5%v/v. yang sangat nyata asam yang dihasilkan. Dari hasil uji 15%b/v Acetobacter lebih xylinum pada besar mampu lanjutan dengan menggunakan uji Benda menghidrolisa sukrosa menjadi glukosa Nyata Terkecil (BNT), terlihat bahwa ada dan fruktosa. Proses fermentasi dimulai perbedaan yang sangat nyata antara dengan aktivitas khamir yang memecah konsentrasi starter 15%b/v terhadap konsentrasi yang lainnya, begitu pula dengan konsentrasi starter v 15% /v sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dengan intervase. bantuan Laju enzim ekstraseluler pemecahan sukrosa terhadap konsentrasi yang lain. Dari hasil menjadi fruktosa lebih tinggi daripada tersebut, dapat diartikan bahwa terdapat glukosa. perbedaan jumlah asam yang dihasilkan Pengujian ALT Bakteri (Acetobacter dari penggunaan berbagai konsentrasi xylinum) starter pada kombucha. Pada pengujian ALT bakteri, terlihat Asam yang dihasilkan dari proses fermentasi kombucha ini berasal dari bahwa tidak terdapat perbedaan dari masing-masing konsentrasi starter terhadap jumlah koloni yang Apriyanto, A., Fardiaz, D., Puspitasari, tumbuh pada saat sebelum fermentasi (0 N.L., Sedarnawati, Budiyanto, S. hari). Setelah fermentasi (7 hari), terlihat 1989. bahwa Petunjuk menjadi Analisis sebanding dengan Universitas Pangan Dan Gizi, IUC semakin bertambahnya jumlah konsentrasi starter yang digunakan. Pada penelitian Pangan. Laboratorium bakteri pertumbuhan semakinmeningkat bakteri Pusat Antar FN IPB. Bogor. 34. Bambang, K. 7 Agustus 2006. Prospek The kali ini ada konsentrasi starter 10%b/v yang Sebagai Minuman Fungsional. memiliki jumlah koloni yang tertinggi. (http://www.lpri.html, diakses 22 Juni 2007). KESIMPULAN Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Dari hasil penelitian yang telah Wootton, M. Tanpa tahun. Ilmu dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Pangan. Terjemahan oleh Hari dari keenam konsentrasi starter yang Purnomo dan Adiono. 1987. UI- digunakan maka yang dapat menghasilkan Press. Jakarta. 24, 37, 42. sediaan kombucha dengan substrat teh Crueger, W., Anneliese, 1984. hitam yang baik adalah pada starter jamur Biotechnology dipo Industrial Microbiology. Science dalam bentuk padatan dengan konsentrasi 15%b/v, di mana nilai pH= 2,96; Tech, 4 jumlah koloni bakteri= 5,4.10 koloni/ml; Inc. A C. Textbook United States of of America. 104 – 105, 121. nilai organoleptis=24; kadar total asam= 0,14%; kadar gula reduksi = 2,75%. Djide, N., Sartini, Kadir, S. 2006. Analisis Mikrobiologi KEPUSTAKAAN Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Universitas Hasanuddin. Adisewojo, R.S. 1982. Bercocok Tanam Teh (Camelia theifera). Penerbitan “Sumur Bandung”. Bandung. 187. Anonym. Tanpa tahun. Tea Chi, Raw Makassar. 108 – 117. Fardiaz, Srikandi. Fermentasi. 1988. Pusat Fisiologi Antar Universitas IPB. Bandung. 21. Organic Sparkling Kombucha. Tea Greenwalt, C.J., Steinkraus, K.H., Ledford, Chi Kombucha – Health Benefits, R.A. Juli 2000. Kombucha, The (Online), Fermented (http://www.teachikombucha.com/ Composition, and Claimed Health benefits.html, diakses 22 Februari Effects. 2008). Tea: Microbiology, (Online), (http://www.pubmed.html, diakses Nata. 22 Februari 2008). Hoffman, N. My Own Theory for The Kombucha Suprapti, L. 2003. Teh Jamsi dan Manisan Simbiosis. (Online), Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 33 – 34. Tjitrosoepomo, G. Taksonomi 1988. (http://www.ourbluemarble.us.html Tumbuhan , diakses 22 Maret 2007). Gadjah Mada University Press. Naland, H. 2003. Kombucha The Ajaib (Spermatophyta). Yogyakarta. 265-2. Pencegah & Penyembuh Aneka Valentine, T. 7 Agustus 2006. Kombucha, Penyakit. PT Agromedia. Jakarta. Minuman Hasil Fermentasi Yang 1 – 3. Ada Unsur “Ces-Pleng” 1996. didalamnya. Majalah Search for Pembudidayaan dan Pengolahan Health. Terjemahan oleh Nurtjahjo The. Surjosuparto. Nazaruddin, Paimin, PT F.B. Penebar Swadaya. Jakarta. 26 – 138. (http://www.kombu.de/indones4.ht Perron, J. kombucha What it is and How it Works. All Natural Health, (Online), (http://www.freewebs.com/kombuc ha/kombucha how it works.htm, Rampengan, V., Pontoh, J., & Sembel, P.T. 1985. Dasar-Dasar Pengawasan Mutu Pangan. Badan Kerjasama Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang. 72, 73. Salle, A.J. 1965. Fundamental Principles of Bacteriology. 5th Edition. Mc GrawHill Book Company. Inc. New York. 3. 345-5, 404-8. Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. m, diakses 22 Juni 2007). Van Steenis. C.G.G.J. 2003. Flora. PT Pradnya Paramita. Jakarta. 294. Waluyo, S. 1984. Beberapa Aspek Tentang Pengolahan diakses 22 Juni 2007). Perguruan Bogor. Vinegar. Press. Jakarta. 33. Dewaruci