PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL PADA DERAJAT

advertisement
Presented by Salisa Jihan (1308.100.505)
SDM yang
berkualitas
Pembangunan
di Bidang
Kesehatan
Derajat
Kesehatan
1.
Apakah lingkungan, pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
infrastruktur berpengaruh terhadap derajat kesehatan di Jawa
Timur?
2.
Apakah infrastuktur dapat menjadi variabel moderasi terhadap
hubungan pelayanan kesehatan dengan derajat kesehatan?
3.
Apakah infrastuktur dapat menjadi variabel moderasi terhadap
hubungan tenaga kesehatan dengan derajat kesehatan?

Mengetahui pengaruh lingkungan, pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan dan infrastruktur terhadap derajat kesehatan di Jawa
Timur.

Mengetahui apakah infrastuktur dapat menjadi variabel moderasi
terhadap hubungan pelayanan kesehatan dengan derajat kesehatan di
Jawa Timur.

Mengetahui infrastuktur dapat menjadi variabel moderasi terhadap
hubungan tenaga kesehatan dengan derajat kesehatan di Jawa Timur.
Memodelkan persamaan struktural pada derajat
kesehatan di Jawa Timur tahun 2007 yang diukur dari
variabel
konstruk
laten
Lingkungan,
Pelayanan
Kesehatan, Tenaga Kesehatan, dan Infrastruktur. Serta
memodelkan persamaan struktural derajat kesehatan
yang dimoderasi oleh variabel Infrastruktur dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS).
•
Menganalisis sekaligus variabel
indikator, variabel
laten/konstruk,dan kekeliruan
pengukuran
•
Menganalisis hubungan antara
indikator dengan konstruk yang
dikenal dengan nama Model
Pengukuran
•
Menganalisis hubungan antara
variabel laten satu dengan
variabel laten yang lain yang
dikenal dengan nama Model
Struktural
Metode PLS merupakan metode pemodelan lunak (Soft
Modeling) dimana :
 Sampel tidak harus besar
 Tidak memerlukan asumsi yang sangat ketat
 Aplikasi metode lebih ditekankan untuk pendugaan variabel
respon daripada bentuk modelnya.
Tipe indikator pada PLS ada dua, yaitu:
 Indikator Refleksif: Indikator seolah-olah dipengaruhi oleh
variabel laten (indikator adalah pencerminan variabel
latennya.
 Indikator Formatif: Indikator seolah-olah mempengaruhi
variabel laten (indikator adalah penjelas dari variabel laten)



Uji Validitas
Validitas konvergen terpenuhi jika loading pada model
pengukuran mempunyai nilai yang tinggi. Nilai loading
dikatakan tinggi jika mempunyai nilai score > 0.7, namun
demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan
skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap
cukup (Chin, 1998).
Uji Reliabilitas
Pendekatan yang dianjurkan dalam menilai sebuah model
pengukuran (measurement model) adalah menilai besaran
composite/construct reliability .
Dimana :
CR = composite/construct reliability
λ = loading factor variabel indikator
δ = (1 - ) sebagai error variance indikator


Inner model disebut juga dengan inner relation
structural model yang menggambarkan hubungan
antara variabel laten (konstruk) independen dan
dependen.
Estimasi parameter jalur (path estimate) dapat dilihat
dari nilai estimasi yang menghubungkan antar variabel
laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan
indikatornya.


Penggunaan
metode
statistik
parametrik
biasanya
mengsyaratkan informasi mengenai distribusi yang harus
dipenuhi dan ini sulit untuk dipenuhi. Untuk mengatasi hal ini
dapat digunakan metode-metode yang tidak memerlukan
asumsi ketat, salah satunya metode bootstrap.
Chin (1998) mengemukakan bahwa metode resampling pada
Partial Least Square (PLS) dengan sampel kecil menggunakan
bootstrap standart error yaitu untuk menilai level signifikansi
dan memperoleh kestabilan estimasi model pengukuran
(outer model) dan model struktural (inner model) dengan cara
mencari estimasi dari standart error,
No
Nama
Metode yang digunakan
Variabel yang digunakan
Analisis Regresi Linier Berganda Faktor Kesehatan :
Banyaknya trauma lahir, banyaknya asfiksia,
(Pada Angka Kematian Bayi)
bayi
berat
badan
lahir
rendah,
tetanusneonatorum, dan bayi lahir prematur.
Diluar Kesehatan :
Banyaknya unit pelayanan kesehatan, tenaga
medis dan paramedis, persalinan yang ditolong
oleh tenaga non medis, penduduk miskin,
pengeluaran rumah tangga sebulan, dan rumah
tangga yang menggunakan sumber air minum
selain air bersih.
Purwaningsih
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Harapan
Cluster dan Diskriminan
Hidup (AHH), alita gizi buruk, pemberian ASI
eksklusif, imunisasi, rasio fasilitas kesehatan
(puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu),
persalinan oleh tenaga medis, persalinan oleh
tenaga non medis, penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan, prosentase rumah dengan
fasilitas tertentu (air bersih, air ledeng, tangki
septik)
1
Fardiyeni Pramasita (2005)
2
Hidayani
(2006)
3
La Podje Talangko
(2009)
Structural Equation Modeling
(SEM)
Jamban dalam rumah, penggunaan air bersih,
keluarga miskin yang berobat ke tenaga
kesehatan, peran aktif masyarakat dalam
posyandu, bayi di beri ASI ekslusif, persalinan
oleh tenaga kesehatan, deteksi tumbuh
kembang balita, Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA), Angka
Kematian Ibu Maternal (AKIM), Angka kesakitan
(Morbiditas), Status gizi bayi dan Balita.
Data pada penelitian ini yaitu data sekunder dari hasil pendataan
Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Badan Pusat Statistik
propinsi Jawa Timur tahun 2007 dan Data/Laporan Survei
Demografi dan Kesehatan Kabupaten/Kota propinsi Jatim pada
Jawa Timur dalam angka tahun 2007.
Variabel Laten Eksogen
Variabel Indikator
Tenaga Kesehatan
Tenaga medis dan paramedis pada rumah sakit
Pemerintah dan Puskesmas
Lingkungan
Rumah yang menggunakan air bersih untuk
minum/masak, rumah yang mempunyai jamban,
rumah yang mempunyai pengolahan limbah.
Pelayanan Kesehatan
Persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi
imunisasi campak dan rata-rata lamanya bayi
diberi ASI eksklusif tanpa makan/minuman
tambahan.
Infrastruktur
Banyaknya rumah sakit (Pemerintah dan Swasta),
Puskesmas, dan Posyandu.
Variabel Laten Endogen : Variabel Derajat Kesehatan yang diukur dari Angka
kematian bayi (AKB), prevalensi balita kurang gizi, dan
keluhan kesehatan
Variabel Moderasi : Variabel Infrastruktur
Pengembangan model berbasis konsep dan teori
Mengkonstruksi Diagram Path
Mengkonversi diagram jalur (path) ke dalam persamaan
Estimasi Model
Evaluasi Model
Pengujian Hipotesis
Lingkungan
( 1 )
Interaksi
Infrastruktur*Pel. Kes
Lingkungan
( 1 )
γ1
γ1
Pel. Kes
( 2 )
γ2
Pel. Kes
( 2 )
Derajat
Kesehatan
γ2
Derajat
Kesehatan
()
γ3
()
γ3
Tng. Kes
( 3 )
ω1
Tng. Kes
( 3 )
γ4
Infrastruktur
Infrastruktur
ω2
Interaksi
Infrastruktur*Tng. Kes
( 4 )
( 4 )
H1: Lingkungan berpengaruh terhadap
Derajat Kesehatan
H2: Pelayanan Kesehatan berpengaruh
terhadap Derajat Kesehatan
H3: Tenaga Kesehatan berpengaruh
terhadap Derajat Kesehatan
H4: Infrastruktur berpengaruh terhadap
Derajat Kesehatan
γ4
H5: Infrastruktur signifikan memoderasi
H6:
hubungan antara Pelayanan Kesehatan
dengan Derajat Kesehatan
Infrastruktur signifikan memoderasi
hubungan antara Tenaga Kesehatan
dengan Derajat Kesehatan
4.1 Statistika Deskriptif

Variabel Derajat Kesehatan
Variabel
Mean
Min
Max
AKB (DJ1)
39,0571
22,8
69,66
Kurang Gizi (DJ2)
Keluhan Kesehatan (DJ3)
16,2024
29,9392
6,8
19,27
27,23
43,62

Variabel Lingkungan
Variabel
Mean
Min
Max
Air bersih (L1)
89,3068
57,01
99,91
Jamban (L2)
48,8163
12,35
90,54
32,76
98,48
Lantai tidak tanah (L3)
79,7105
• Variabel Pelayanan Kesehatan
Variabel
Mean
Min
Max
Persalinan Medis (PK1)
83,8608
31,68
99,01
Imunisasi campak (PK2)
90,8961
52,42
100
2,735
1,05
3,83
ASI eksklusif (PK3)
• Variabel Tenaga Kesehatan
Variabel
Mean
Min
Max
Tng. Kes R.S Pemerintah (TK1)
283,68
121
1064
Tng. Kes Puskesmas (TK2)
586,89
276
974
• Variabel Infrastruktur
Variabel
Mean
Min
Max
Rumah Sakit (IS1)
1,4474
1
4
Puskesmas (IS2)
24,2105
3
53
59,42
4
119
1131,105
159
2819
Puskes. Pembantu (IS3)
Posyandú (IS4)
• Lingkungan
• Pelayanan Kesehatan
•
Tenaga Kesehatan
•
Infrastruktur
• Derajat Kesehatan
H1:
H2:
H3:
H4:
Lingkungan berpengaruh terhadap Derajat Kesehatan
Pelayanan Kesehatan berpengaruh terhadap Derajat Kesehatan
Tenaga Kesehatan berpengaruh terhadap Derajat Kesehatan
Infrastruktur berpengaruh terhadap Derajat Kesehatan
Hubungan Kasualitas
Koef.
Parameter
Jalur
Std. Error
T-statistik
0,012151
22,1635
64,38242
4,130231
1,806606
Lingkungan > Drjt Kes
-0,269
Pel. Kes > Drjt Kes
-0,534
Tng. Kes > Drjt Kes
-0,038
0,008299
0,009166
Infrastruktur > Drjt Kes
-0,109
0,060424
Variabel
R-Square
Derajat Kesehatan
0,581155
Koef.
Parameter
Jalur
Std. Error
T-statistik
Lingkungan > Drjt Kes
-0,237
0,010249
23,08653
Pel. Kes > Drjt Kes
-0,441
0,009555
46,18946
Pel.Kes*Infra > Drjt Kes
0,221
0,012058
18,34648
Tng. Kes > Drjt Kes
-0,161
0,010777
14,98213
Tng. Kes*Infra > Drjt Kes
0,110
0,008464
12,97714
Infrastruktur > Drjt Kes
-0,080
0,064004
1,25074
Hubungan Kasualitas
Variabel
R-Square
Derajat Kesehatan
0, 589061
5.1 Kesimpulan
1. Analisis model persamaan struktural
 Terdapat pengaruh antara variabel laten konstruk (lingkungan,
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, infrastruktur) terhadap derajat
kesehatan.
2. Analisis model persamaan struktural
 Variabel Infrastruktur signifikan secara statistik mempunyai pengaruh
terhadap hubungan antara Pelayanan Kesehatan dengan Derajat
Kesehatan.
 Variabel Infrastruktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hubungan antara Tenaga Kesehatan dengan Derajat Kesehatan.
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji masih terbatas, oleh
karena itu saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya agar
mengembangkan lagi model yang terbentuk dengan menggali lebih
luas variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap Derajat
Kesehatan sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih
terhadap perkembangan pembangunan di Jawa Timur khususnya di
bidang kesehatan.
Download