MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Dan Perubahan Sosial Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh 85005 Yuliawati, S.Sos., M.Ikom Abstract Kompetensi Media Massa berperan dalam rangka menciptakan generasi yang mampu adaptif menyikapi setiap perubahan sosial budaya. Memahami dan menjelaskan proses komunikasi massa dan perubahan sosial Pembahasan Sejumlah alasan menuntut kita terus berubah merupakan kepala dari tulisan karya besar seorang Rhenald Kasali tentang perubahan dalam bukunya yang berjudul Change! Pada tahun 1970-an, masalah disiplin terbesar yang dihadapi berbagai sekolah adalah datang terlambat, tidak membuat pekerjaan rumah, ngobrol di kelas, berkelahi, lupa memakai seragam, berpakaian seenaknya, kabur dari sekolah dan merokok di WC sekolah. Pada tahun 2000-an masalah yang dihadapinya telah berubah menjadi tawuran antar sekolah, narkoba, vandalisme, pencurian handphone, dan seks pranikah. Pada tahun 1980-an, mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Amerika Serikat urunan berlangganan majalah Tempo yang dipesan lewat perusahaan Vita Bahari di New York. Mahasiswa Indonesia menerima Tempo dua minggu setelah majalah itu beredar di Indonesia dan masing-masing mendapat giliran membaca selama tiga hari. Pada akhir tahun 1990-an, mahasiswa Indonesia tidak ada lagi yang berlangganan majalah, semua berita dapat diakses saat diterbitkan lewat internet. Sampai awal tahun 1990-an, pajangan yang paling mencolok di belakang meja direksi adalah Ensiklopedi Britannica yang terdiri lebih dari 20 seri tebal-tebal. Dewasa ini, hampir tak ada lagi direksi yang memajang ensiklopedi karena semuanya dapat diakses lewat jaringan internet. Pada tahun 2000, Garuda Indonesia memperoleh penghargaan sebagai “the most punctual airlines” dari bandara Schipol di Amsterdam. Pada bulan Oktober 2004, Garuda Indonesia menutup satu-satunya rute ke Eropa (yaitu Amsterdam) yang masih dimilikinya saat itu, dengan alasan rute ini tidak menguntungkan. Masih banyak lagi perubahan yang terjadi di dunia ini. Waktu berubah, tatanan masyarakat berubah, dan sikap sikap manusia pun ikut berubah. Teknologi mengubah segalanya, mengubah mobilitas manusia, jangkauan, wawasan dan cara berkomunikasi. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL Jalaludin Rakhmat mengilustrasikan fenomena teknologi komunikasi yang mewarnai perubahan sosial budaya umat manusia dengan amat menarik. Dikatakannya jika komunikasi manusia terhitung sejak zaman Homo Sapiens Cromagnon sampai Tahun 2000, kita telah menjelajah waktu 36.000 tahun. Periode waktu yang panjang tersebut kita 2015 2 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id analogikan menjadi dua puluh empat jam. Pukul 12:00 tengah malam, manusia menemukan bahasa sebagai alat komunikasi (34.000 SM). Selama beberapa jam (artinya dalam ratusan abad) tidak ada penemuan teknologi informasi. Pada kira-kira pukul 08:00 pagi (22.000 SM) leluhur kita telah mengenal tradisi prasejarah berupa pelukisan pada dinding-dinding gua. Keadaan sepi kembali tanpa aktifitas penemuan hingga pukul 08:00 malam (12 jam kemudian atau 18.000 tahun) Orang-Orang Sumeria menemukan tulisan atau kita telah memasuki jaman sejarah. Hierogliph Mesir muncul pada pukul 08.40, penemuan abjad pukul 09:28, pemikiran Filosofi Yunani dimulai pukul 10:06. Kemudian keadaan sepi kembali tanpa ditemukannya kegiatan penemuan hingga sepuluh abad kemudian dalam hitungan jam kita adalah menjelang tengah malam (Abad ke-18) ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg. Pada keadaan yang terakhir ini, kecepatan inovasi teknologi informasi semakin meninggi. Telegraf, telepon, fonograf ditemukan hampir pada menit yang sama. Pada tiga menit berikutnya ditemukan radio, film, film suara, komputer elektronik, dan televisi berwarna. Pada dua menit terakhir menjelang tengah malam ditemukan berjenis-jenis teknologi informasi yang semakin canggih seperti siaran FM stereofonik, satelit, gabungan telekomunikasi dengan komputer, laptop, smartphone, dan sebagainya (Rahkmat, Generasi Muda di Tengah Arus Perkembangan Informasi, 1997:198). Kehidupan umat manusia secara umum berlangsung tanpa perubahan yang berarti sebelum dimasukinya hitungan abad ke-18. Revolusi Industri bertumbuh pada Masa Renaissans yang dihembuskan semangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Industrialisasi secara meluas merubah sistem kerja berorientasi tenaga manusia yang digantikan dengan teknologi manufaktur yang berdampingan dengan tumbuhnya teknologi transportasi yang mendorong migrasi besar-besaran penduduk pedesaan berurbanisasi ke dalam wilayah industrialisasi di perkotaan. Penemuan teknologi lantas mendorong Revolusi Energi yang merubah pola manufaktur semakin dinamis melalui penemuan listrik dan elektromagnetisme. Kemudian tidak lama menyusul Revolusi Informasi yang dalam pengaruhnya menciptakan industrialisasi berbasis teknologi informasi. Di sinilah dunia kita sekarang berada. Suatu keadaan yang digambarkan sebagai ‘gelombang peradaban kedua’ menghadirkan masyarakat manusia yang dikepung dengan berbagai ledakan teknologi informasi. Jika pada Negara Barat, Revolusi Informasi memunculkan guncangan pada masyarakatnya yang terhitung sebagai masyarakat industri. Namun keadaan ini menciptakan guncangan lebih dahsyat lagi pada Negara-Negara Berkembang di mana dalam hitungan abad yang sama, penemuan teknologi informasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan peradaban agrikultur. 2015 3 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Begitu khawatirnya kita dengan semakin menghilangnya cara hidup yang di masa lalu merupakan praktik sosial yang menjadi kebiasaan lazim dilakukan kebanyakan orang. Industrialisasi menjadi kebudayaan baru baik di Barat maupun di Negara Timur. Dalam budaya baru tersebut, dikatakan Jalaludin Rakhmat bahwa pemimpin kita bukan Presiden atau Kepala Suku melainkan teknologi yang mengatur hidup matinya seseorang (Rakhmat, Generasi Muda di Tengah Arus Perkembangan Informasi, 1997:198). Teknologi mengatur cara kita berinteraksi, makan dan minum serta kapan kita tidur, makna kecantikan dan kesuksesan hidup. Keberadaan sistem teknologi dan peralatan hidup tidak saja memenuhi alasan fungsional tetapi juga sekaligus alasan status. Keadaan ini berlaku pada masyarakat komoditas pascamodern di mana terjadi pergeseran logika konsumen dari alasan fungsional ke alasan status sosial. Agen-agen industri kebudayaan yang dalam hal ini industri hiburan, lembaga media massa, institusi pendidikan formal, rumah produksi secara bersama-sama membangun kekuasaan tidak melalui indoktrinisasi yang menjemukan tetapi justru menawarkan ideologi semu yang menarik untuk ditauladani. Kita seolah-olah mati gaya ketika tidak tampil dengan koleksi desainer kenamaan atau menggunakan produk branded, ritual makan di restoran ternama menjadi hal yang perlu dipamerkan dengan mengirim gambar kepada jejaring sosial kita melalui sosial media. Inikah realitas pengaruh kebudayaan asing? Perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan-perubahan di dalam masyarakat yang berpengaruh terbatas atau meluas. Perubahan dapat berlangsung lambat atau terjadi dengan cepat. Perubahan-perubahan ini mencakup keadaan berubahnya norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya (Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, 2007:259). Perubahan-perubahan sosial didefinisikan sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan situasi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, dan adanya difusi inovasi atau penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat . (Gillin dan Gillin, Cultural Sociology,1954 dalam Soekanto 2007:263) Faktor-faktor perubahan yang terjadi dari dalam masyarakat maupun perubahan yang dilatari dari luar masyarakat bersangkutan sebagaimana dikutip dari Soerjono Soekanto (2007:275-282). 2015 4 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perubahan bersumber dari dalam masyarakat : (1). Bertambah dan berkurangnya penduduk Keadaan ini ditimbulkan oleh sebab berpindahnya penduduk dari kampung halamannya keluar wilayah dengan berbagai alasan. Pada situasi pertambahan dan pengurangan penduduk mengakibatkan berubahnya struktur masyarakat. Masyarakat menciptakan sistem sosial baru mengantisipasi pertambahan penduduk misalnya sistem sewa rumah berupa kontrakan atau kost-kostan, hak milik atas tanah, bagi hasil, dan sebagainya. (2). Penemuan baru Difusi inovasi atau penyebarserapan penemuan-penemuan baru yang dibawa melalui perpindahan penduduk dan juga melalui media massa. Unsur-unsur kebudayaan baru diperkenalkan, diterima, dipelajari, dan kemudian dipergunakan oleh masyarakat ketika inovasi dianggap bernilai. (3). Pertentangan atau konflik sosial Konflik antar individu dan kelompok dengan kelompok merupakan keadaan alamiah dalam sistem sosial. Pertentangan sosial muncul sebagai akibat tidak diterimanya satu cara hidup tertentu hingga menimbulkan upaya mengembalikan situasi atau cara hidup kembali pada keadaan semula. Gejalanya umum ditemukan pada konflik antar generasi, generasi tua menentang cara hidup yang umum dilakoni generasi muda. (4). Terjadinya pemberontakan atau revolusi Revolusi Industri yang berawal pada Negara-Negara Barat mewakili perubahan sosial kebudayaan yang meluas dalam kehidupan masyarakat manusia di seluruh dunia. Keadaan ini secara cepat merubah tatanan struktur masyarakat dari tingkatan sederhana seperti keluarga hingga ke dalam sistem pemerintahan. Keadaan revolusi lainnya dapat kita contohkan melalui Gerakan Reformasi tahun 1998 di Indonesia, di mana perubahan Sistem Pemerintahan Indonesia turut mewarnai perubahan pada cara hidup warga negaranya. MODERNISASI Modernisasi merupakan suatu proses perubahan atau transformasi. Modernisasi suatu masyarakat adalah suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya, yaitu aspek ekonomi, poltik, sosial dan budaya. Modernisasi bisa berarti tumbuh kompleksnya industri besar dimana produksi barangbarang konsumsi dan barang-barang sarana produksi. (Schoorl, 1988) 2015 5 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Modernisasi yaitu sebuah teori yang menjelaskan kemiskinan disebabkan oleh faktor-faktor yang terdapat di dalam negara yang bersangkutan. Teori Modernisasi menganggap negaranegara terbelakang akan menempuh jalan yang sama dengan industri maju di Negara negara barat, sehingga akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi. Pengertian Modernisasi Merujuk Soerjono Soekanto, yaitu: Mencakup transformasi total kehidupan bersama yang tradisional (pra modern) dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politik yang menjadi ciri-ciri Negara-Negara Barat yang stabil. (Wilbert E. Moore, Sociale Virandering, 1965 dalam Soekanto, 2007:304) Sebagai suatu gejala sosial di dalam masyarakat, perubahan sosial selalu dilekati dengan istilah modernisasi. Modernisasi secara umum menggambarkan keadaan masyarakat di mana anggota-anggotanya menjalankan praktek-praktek sosial berupa pengorganisasian kerja dalam sistem industri, birokrasi organisasi, dan homogenisasi kebudayaan. Keadaan-keadaan di atas selalu mengikutkan dominasi penguasaan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kebutuhan industri yang diperkuat melalui bantuan teknologi dan rasionalisasi birokrasi yang lambat laun menciptakan kebudayaan sekuler bagi masyarakatnya. Tampaknya makna modernisasi memperlihatkan kecenderungan negatif dibanding keuntungan positifnya bagi kehidupan suatu masyarakat. Idealnya, modernisasi berjalan evolusioner sebagai fenomena transisi masyarakat agraris menuju masyarakat industrial. Ketika masyarakat memiliki sistem perekonomian industri di sinilah kita bisa mendefinisikan suatu masyarakat sebagai masyarakat modern. Lantas bagaimana dengan Masyarakat Indonesia? Pemikiran-pemikiran tentang modernisasi dan perubahan sosial dilandasi oleh : 1. Evolusi dan Revolusi Evolusi lahir pada abad ke-19 sesaat sesudah revolusi industri dan revolusi Perancis yang merupakan dua revolusi yang tidak sekedar menghancurkan tatanan lama, tetapi juga membentuk acuan dasar baru. Revolusi industri menciptakan dasar-dasar ekspansi ekonomi. 2015 6 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan dilandasi semangat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dirumuskan tata cara baru produksi barang yang lebih efisien, yang pada akhirnya berakibat pada peningkatan produktivitas dan perluasan pasar dunia Revolusi Perancis meletakkan kaidah-kaidah pembangunan politik yang berdasarkan keadilan, kebebasan, dan demokrasi 2. Fungsionalisme Menganggap bahwa masyarakat akan selalu berada pada situasi harmoni, stabil, seimbang, dan mapan. 3. Diferensiasi Struktural Dengan adanya diferensiasi struktural, pelaksanaan fungsi akan dapat dijalankan secara lebih efesien. Misalnya diferensiasi struktural dalam keluarga tradisional dan modern. 4. Tahapan Pertumbuhan Ekonomi Tahapan pembangunan ekonomi, yaitu mulai dari tahap masyarakat tradisional, tahap masyarakat tinggal landas, dan berakhir pada tahap masyarakat dengan konsumsi masa tinggi. 5. Pembangunan Politik yang Berkeadilan Terdapat tiga ciri dalam Pembangunan Politik yang berkeadilan yaitu bahwa diferensiasi politik merupakan kecenderungan dominan sejarah perkembangan sistem politik modern, prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos masyarakat modern, dan Modernisasi harus dilihat sebagai usaha progresif penguatan kapasitas sistem politik Enam Karakteristik modernisasi dan perubahan sosial meliputi: a. modernisasi merupakan proses bertahap b. modernisasi merupakan proses homogenisasi c. modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya sebagai proses Eropanisasi atau Amerikanisasi, atau yang lebih dikenal dengan istilah bahwa modernisasi sama dengan Barat d. modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur e. modernisasi merupakan perubahan progresif f. modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner 2015 7 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kritik terhadap Modernisasi Dalam modernisasi tentunya tidak terlepas dari sorotan atau perhatian yang menimbulkan kritik. Yaitu : 1. Masalah Gerak Pembangunan Pertama, kepercayaan akan superioritas Barat seperti diuraikan dalam teori evolusi tersebut merupakan gejala etnosentris. Konsep-konsep seperti ”maju”, ”modern”, ”tradisional”, dan ”primitif” hanya merupakan label ideologis untuk mengesahkan superioritas barat Kedua, kecenderungan untuk percaya pada gerak dan arah pembangunan yang searah telah menjadikan modernisasi mengabaikan kemungkinan pencarian dan pengembangan alternatif pembangunan negara Dunia Ketiga Ketiga, modernisasi tidak melihat kemungkinan timbulnya persoalan macetnya pembangunan di negara dunia Ketiga. Hal ini memungkinkan masa depan negara Dunia Ketiga yang belum pasti. Tidak sedikit negara Dunia Ketiga ini mengalami kemunduran dan menghadapi situasi yang rumit dibanding masa sebelumnya. Bahkan modernisasi bisa saja dihentikan atau dibalik arahnya 2. Masalah Nilai-Nilai Tradisional Pertama, Teori fungsionalisme cenderung menyatakan bahwa masyarakat pada masa lampau selalu damai dan stabil, tetapi bila dilihat dalam sejarah negara-negara Dunia Ketiga juga terlihat adanya konflik dan ketidak stabilan, seperti protes petani, pergerakan nasional dan perang agama Kedua, nilai tradisional dan nilai modern tidak harus bertolak belakang. Dalam masyarakat tradiosional juga terdapat nilai modern, misalnya dalam masyarakat tradisional Cina yang memberikan nilai penting pada status warisan dan bawaan, disaat yang sama juga memberikan nilai penting pada sistem ujian yang tidak mengenal hubungan pribadi Ketiga, Nilai-nilai tradisional tidak selalu menghambat modernisasi. Terkadang nilai-nilai tradisional sangat membantu dalam upaya modernisasi. Misalnya, dalam proses modernisasi di Jepang, nilai tradisional seperti ”loyalitas tanpa batas pada kaisar” akan dengan mudah untuk diubah menjadi ” loyalitas tanpa batas pada perusahaan”, yang akan 2015 8 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi perputaran dan perpindahan tenaga kerja antar perusahaan Terakhir, Nilai tradisional memang masih akan selalu hadir ditengah proses modernisasi. Sesuai dengan teori kelambatan budaya (cultural lag theory), bahwa nilai tradisional akan masih tetap hidup untuk jangka panjang, sekalipun faktor dan situasi awal yang menumbuhkan nilai tradisional tersebut telah tiada. Di satu sisi, modernisasi mempengaruhi hilangnya sebagian nilai-nilai tradisional, tetapi di sisi lain, nilai-nilai tradisional juga mempengaruhi modernisasi dan terbentuknya nilai-nilai modern baru Modernisasi pada dasarnya adalah proses perubahan sosial dari masyarakat yang tradisional kepada masyarakat modern, dimana dalam prosesnya komunikasi hadir pada semua upaya perubahan tersebut KAITAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI Perubahan sosial dipandang dari sudut pengamatan Ilmu Komunikasi dapat berbeda-beda asumsinya dengan Ilmu Sosial lainnya. Hedebro menguraikan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial budaya suatu masyarakat yang dapat diterangkan sebagai berikut : (1). Kegiatan komunikasi massa menghasilkan kebijakan komunikasi yang mengarahkan perubahan sosial masyarakatnya. (2). Media massa berperan sebagai pendistribusi pesan-pesan pembangunan untuk menciptakan gambaran kehidupan yang diharapkan masyarakat. Media dalam hal ini berfungsi sebagai pendidik yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang membentuk sikap mental warganegara yang dibutuhkan dalam pembangunan. (3). Komunikasi massa berperan selaku agen yang mengenalkan ide-ide baru (imateriil) dan produk-produk ide (materiil) ke dalam satu wilayah komunitas. (Hedebro, Communication and Social Change in Developing Nation: a Critical View, 1979 dalam Zulkarimen Nasution, 2007:95) Fungsi-fungsi senada diberikan Schramm berkait dengan peran komunikasi dalam perubahan sosial, yaitu : 2015 9 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (1). Sebagai pemberi informasi (2). Pembuat keputusan, dan (3). Sebagai pendidik (W. Schramm, Mass Media and National Development: The Role of Information in Developing Countries, 1964 dalam Zulkarimen Nasution, 2007:101) Dengan demikian dapat disimpulkan jika media massa berpotensi meluaskan cara pandang masyarakat keluar dari batas-batas ketidaktahuan. Kekuatan media massa dapat mengarahkan pengetahuan khalayak melalui pemberitaannya termasuk di dalamnya yang terpenting adalah mengenalkan pengetahuan berikut perilaku idealnya dalam rangka menciptakan keadaan kehidupan yang lebih baik. Namun perlu kita garis bawahi jika harapan ideal di atas, tampaknya hanya berlaku pada masyarakat maju dengan situasi masyarakat yang modern. Suatu keadaan di mana penduduknya memiliki pola perekonomian industri dengan pasar bebas, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang maju, sistem pendidikan modern yang dapat diakses setiap lapisan masyarakat, dan didukung sistem politik terbuka. Keadaan-keadaan masyarakatnya yang demikian sudah pasti menghadirkan audience yang dapat memanfaatkan informasi secara maksimal. Akan menjadi berbeda pada masyarakat berkembang dengan orientasi perekonomian sebagian besarnya bersumber pada sistem pertanian. Surat kabar di tengah masyarakat Barat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber informasi yang dikonsumsi atau dibaca secara rutin pada pagi hari atau petang. Di Indonesia, konsumsi media cetak ini belum menjadi kebudayaan di mana tidak sebagian masyarakat berlangganan koran bahkan membaca koran secara rutin melalui media dotcom. Pemanfaatan media massa sebagai pemuas kebutuhan fungsional menjadi ciri-ciri yang dimiliki Masyarakat Barat, adapun pada Masyarakat Berkembang, konsumsi media ataupun peralatan mekanik media massa seperti televisi, komputer, laptop, pemutar musik digital digunakan terbatas pada fungsi status dibanding nilai guna. Tentunya pemikiran pesimistis demikian tidak selamanya bisa dikenakan pada Masyarakat Berkembang. Proses perubahan terus berlangsung yang secara lambat laun akan merubah kebudayaan yang menitikberatkan pada nilai estetika dibanding fungsional sebabnya kita hidup dalam era globalisasi yang menyebabkan suatu cara hidup dapat berganti oleh adanya tuntutan perubahan dunia luar yang mengharuskan setiap orang memiliki kemampuan mengikuti perkembangan yang ada jika tidak maka kita akan menjadi peribadi yang tidak memiliki kemampuan beradaptasi di tengah penjajahan dalam bentuk baru yang dinamakan teknologi informasi. 2015 10 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa asumsi yang mendasari kajian perubahan sosial di mana komunikasi terlibat di dalamnya antara lain : Pertama, bahwa proses komunikasi menghasilkan perubahanperubahan pengertian. Hal itu bukan saja terjadi secara individual, bahkan bisa bersifat sistemik. Young (1951) mendefinisikan komunikasi sebagai pertukaran (interchange) informasi di antara dua sistem yang mengatur dirinya sendiri Kedua, pertukaran informasi mempunyai tujuan pendidikan, hiburan, persuasi dan sebagainya. Melalui proses inilah teori belajar sosial melihat bahwa setiap manusia memiliki suatu sikap atau nilai atau pandangan tertentu terhadap dunianya. Sebaliknya, dunia sekitarnya membangun dan mempengaruhi persepsi kita. Ketiga, bahwa dalam proses komunikasi terjadi sosialisasi nilai. Wilbur Schramm (1973) menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga bisa dilihat dari kedudukan fenomena dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu menjadi bagian dari lingkungan sosial Keempat, bahwa kegiatan komunikasi mempunyai efek yang spesifik, khususnya efek media. Horton Cooley sejak awal abad ke20 sudah mengatakan bahwa media massa dapat memanusiakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam menanggapi persoalanpersoalan baru, dan memberikan konteks umum dalam rangka pengambilan keputusan yang demokratis dan menghentikan monopoli pengetahuan yang aristokratis. Kelima, komunikasi telah terbukti sebagai cara yang efektif dalam hal penyebaran ide-ide baru kepada masyarakat, yang meliputi difusi dan inovasi. Ideologi pembangunan yang dianut selama ini oleh negara-negara dunia ketiga dijabarkan dengan jelas dalam model ”tetesan- kebawah”. 2015 11 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka BUNGIN, H.M. Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. HEDEBRO.1979. Communication and Social Change in Developing Nations; a Critical View, dalam Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi 6, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. KASALI, Rhenald. 2006. Change! : Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga (Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan). Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. LERNER, D. dan Nelson, L.1977. Communication Research; a Half Century Appraisal, dalam Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi 6, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. GILLIN, John Lewis dan Gillin, John Philip.1954. Cultural Sociology, dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, Edisi Baru 41, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. MOORE, Wilbert E. 1965. Sociale Verandering, dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, Edisi Baru 41, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. RAKHMAT, Jalaluddin. 1997. Generasi Muda di Tengah Arus Perkembangan Informasi, dalam Idi Subandy Ibrahim, Lifestyle Ecstasy; Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 1997. SCHRAMM, W. 1964. Mass Media and National Development; The Role of Informatio in Developing Countries, dalam Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi 6, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. SOEKANTO, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada. 2015 12 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2015 13 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id