BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Politik di Media Massa Media salah satu sarana alat penyampai informasi yang sangat penting dalam konteks kehidupan sosial bermasyarakat. Tanpa adanya media massa, otomatis manusia hanya bisa menyampaikan dan menerima informasi melalui cara-cara tradisional seperti jaringan komunikasi berantai antara satu individu ke individu yang lain. Media juga merupakan corong penyampai informasi utama kepada masyarakat. Dengan kemajuan teknologi media telah menyajikan informasi dengan cepat dan mudah diakses kapan dan dimana saja. Kemajuan teknologi di bidang informasi ini juga telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat, mulai dari media cetak hingga media elektronik, dari komputer hingga handphone dengan bermacam bentuk modifikasi. Media massa adalah salah satu contoh alat sarana komunikasi politik. Dalam hal ini media sangat berperan penting, karena media massa itu bersifat transparan apalagi jika media massa di gunakan sebagai alat kampanye tentu sangat dibutuhkan untuk keterbukaannya. Ada banyak macam alat komunikasi politik diantaranya yaitu: 1. Pers dan media massa Salah satu Input dari informasi politik adalah melalui pers, dari pers ini informasi politik dapat sampai ke media massa dengan menggunakan pers kegiatan perpolitikan dapat berjalan lancar dan komunikasi antara rakyat dan pemerintah pun terlihat lebih transparan. Cukup banyak jenis-jenis media massa baik cetak maupun elektronik seperti, koran, televisi, internet, radio, dll, kesemuanya itu sangat membantu komunikasi politik. terlebih jika internet, di zaman yang seperti saat ini kebutuhan manusia untuk mengakses sebuah berita atau berkomunikasi tidaklah sulit karena dengan menggunakan jaringan internet yang bersifat “update” kejadian yang terjadi di daerah manapun dengan cepat dapat diakses di internet. 2. Pemilu Salah satu media dalam meraih suatu kekuasaan adalah melalui pemilu, disini para orang-orang berkepentingan dapat berkampanye demi tujuan politis, begitu juga para warga negara dapat menjadi partisipan politik. Dengan adanya pemilu apa yang menjadi hak dan kewajiban rakyat dapat tersampaikan. Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. “All of the functions performed in the political system, political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication, are performed by means of communication.”1 Artinya “Semua fungsi yang dilakukan dalam sistem politik, sosialisasi politik dan rekrutmen, artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan aturan, aplikasi aturan, dan aturan ajudikasi, yang dilakukan oleh sarana komunikasi.” Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan 1 Gabriel Almond, The Politics of the Development Areas. Princeton: Princeton University Press, 1960, hal. 12-17 yang terjadi pada saat keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem politik. Fungsi dari media massa sebagai alat komunikasi politik: a. Dapat digunakan sebagai alat kampanye bagi politisi b. Memperbaharui informasi dalam dunia perpolitikan c. Menyampaikan sebuah aspirasi d. Dapat digunakan sebagai partisipasi politik Komunikasi politik berfungsi pula sebagai suatu proses sosialisasi politik bagi anggota masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas komunikasi politik Contoh peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam komunikasi politik yaitu: Satu fenomena yang menonjol dalam Pemilu 2009 adalah semakin kuatnya peranan media Massa. Misalnya terlibat dalam proses mengkonstruksi citra para kandidat. Baik perseorangan (caleg, capres dan cawapres) maupun organisasi partai politik. Pemanfaatan media untuk mendongkrak popularitas sebenarnya telah mulai marak dan bebas. Peristiwaa ini dimulai sejak Pemilu 1999 dan semakin menguat di Pemilu 2004. Bahkan dapat kita katakan, kemenangan SBY pada pemilihan presiden secara langsung (tahun 2004) merupakan keberhasilan marketing politiknya, karena partainya sendiri (Demokrat) bukanlah partai pemenang Pemilu. Pada Pemilu 2009 masa kampanye diperpanjang menjadi 9 bulan, dimulai 12 Juli 2008-April 2009. Dengan 38 partai peserta Pemilu, dan banyaknya tokoh yang menyatakan diri siap menjadi kandidat Presiden dan Wakil Presiden pada pilpres kemarin. Tentunya kian meramaikan "pertarungan citra" dalam merebut hati para pemilih. Kandidat yang menguasai industri citra tentunya akan memperbesar peluangnya memenangkan pertarungan tersebut. Dalam hal kampanye, media massa baik cetak maupun elektronik merupakan sebuah salauran kampanye terhadap konstituen. Apalagi dengan arus teknologi ini, rasanya media elektronik menjadi salauran utama bagi jalan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat khususnya dalam masa kampanye Pemilu. Medium ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal itu salah satunya disebabkan sudah banyaknya masyarakat yang memiliki televisi maupun radio, bahkan sebagian lagi sudah mampu menggunakan internet. Oleh karena itu banyak Partai maupun calon yang akan berkompetisi di Pemilu menggunakan sarana atau saluran kampanye melalui media elektronik khususnya televisi. 2.2 Komunikasi Politik Studi komunikasi politik merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Dalam perkembangannya studi tentang komunikasi politik lebih mendapat perhatian oleh sarjana ilmu politik dibandingkan dengan sarjana ilmu komunikasi. Hal serupa juga diungkapkan Cangara bahwa di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik justrutumbuh di kalangan para sarjana ilmu politik daripada para sarjana ilmu komunikasi itu sendiri.2 Meskipun demikian ilmu komunikasi sudah banyak mengajarkan tentang politik meski 2 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 3 masih belum fokus. Mark Roelofs mengatakan bahwa politik adalah pembicaraan atau lebih tepat, kegiatan politik (berpolitik) adalah berbicara.3 Sejalan dengan perkembangannya, para ilmuan berusaha untuk memberikan definisi tentang komunikasi politik. Setiap ilmuan dalam mengkaji dan menjelaskan tentang studi komunikasi politik mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Soesanto mendefinisikan komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik.4 Menelaah beberapa pandangan diatas maka dapatdikatakan bahwa kegiatan politik melibatkan komunikasi diantara beberapa orang yang terlibat didalamnya. Berorientasi dari beberapa pandangan ilmuan tentang komunikasi politik dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan tidak mudah untuk mendefinisikan komunikasi politik. Berkaitandengan semakin bertambahnya definisi komunikasi politik yang disebabkan karena perbedaan sudut pandang, maka secara sederhana dapat dikatakan bahwa komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan politik. Kegiatan politik merupakan suatu interaksi atau dapat dikatakan adalah suatu kegiatan berkomunikasi antara orang-orang. Politik sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan komunikasi. Salah satu kajian penting dalam 3 Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 8 4 Astrid S. Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, Bandung: Bina Cipta, 1980, hal. 2 kegiatan politik yaitu bahwa semua kegiatan politik sangat berhubungan dengan komunikasi. “All political action is a reaction to communication oneof kind or another. There are, however, different levels and types of communication. Face-to- face communication is the most basic.”5 2.2.1 Unsur Komunikasi Politik Sebagai suatu bentuk kajian yang berhubungan dengan kegiatan berkomunikasi, beberapa ahli juga menjelaskan beberapa unsur-unsur komunikasi politik melalui beberapa sudut pandang yang berbeda-beda. Cangara dalam bukunya menyebutkan unsur komunikasi politik meliputi sumber (komunikator), pesan, media atau saluran, penerima dan efek.6 1. Komunikator politik Semua pihak yang ikut terlibat dalam proses penyampaian pesan. Pihakpihak ini dapat berbentuk individu, kelompok, organisasi, lembaga, ataupun pemerintah. 2. Pesan Politik Pesan politik merupakan pernyataan yang disampaikan baik itu tertulis maupun tidak, dalam bentuk simbol atau verbal yang mengandung unsur politik missal pidato politik, UU, dll. 3. Saluran atau Media Politik Dalam perkembengan sekarang ini, media massa dianggap sebagai saluran yang paling tepatuntuk melakukan proses komunikasi politik. Michael Roskin, Political Science an Introduction, Sixth Edition, New Jersey: Prentice – Hall, 1977, hal. 166 6 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 37 5 4. Penerima Pesan Politik Semua lapisan masyarakat yang diharapkan memberikan respon terhadap pesan komunikasi politik. Misalnya dengan memberikan suara pada pemilihan umum. 5. Efek atau Pengaruh Efek merupakan pengukur seberapa jauh pesan politik dapat diterima dan dipahami. Jika Cangara menjelaskan unsur komuniasi politik kedalam 5 kajian diatas, hal ini berbeda dengan Sumarno yang membagi unsur-unsur komunikasi politik kedalam suprastruktur dan infrastruktur politik.7 1. Unsur-unsur Pada Suprastruktur Terdiri dari tiga kelompok yaitu yang berada pada lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif. 2. Unsur-unsur Infrastruktur Unsur ini meliputi: partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, mediakomunikasi politik, kelompok wartawan, kelompok mahasiswa, dan para tokoh politik. 3. Komunikan dan komunikator Merupakan unsur yang paling penting dalam dan menentukan dalam setiap bentuk komunikasi. Melihat dua ilmuan yang menjelaskan tentang unsur komunikasi politik, terdapat perbedaan sudut pandang. Jika dipahami lebih jauh lagi kita dapat 7 Sumarno, Dimensi-Dimensi Komunikasi Politik, Bandung: PT Citra Ditya Bakti, 1989, hal. 16 menyimpulkan bahwa unsur komunikasi politik adalah semua hal yang berhubungan dengan proses komunikasi yangdidalamnya mengandung makna politik, atau bertujuan untuk politik baik itu isi pesan maupun pelaku komunikasi politik. 2.2.2 Proses Komunikasi Politik Idealnya dalam proses komunikasi politik berlangsung timbal balik. Proses komunikasi politik adalah dimana semua unsur-unsur komunikasi saling berkaitan sehingga membentuk suatu makna atau maksud yang ingin disampaiakn tercapai. Ada dua paradigma komunikasi politik, yaitu linear (satu arah) dan konvergensi (dua arah). Paradigma konvergensi menempatkan komunikator dan komunikan sederajat, yaitu arus pesan berputar dalam sirkuit perputaran pesan. 2.2.3 Efek Komunikasi Politik Efek komunikasi bisa dilihat melalui dua segi yaitu jangka waktunya dan tindakan pengaruhnya. 1. Jangka waktu berlakunya a. Jangka panjang b. Jangka pendek 2. Tindakan pengaruhnya a. Kognitif, yaitu efek komunikasi politik yang berlangsung pada tingkat pemikiran. b. Afektif yaitu efek komunikasi pada tingkat emosional/perasaan/sikap c. Efek Perilaku yaitu efek komunikasi politik pada tingkat perilaku Setelah mengkaji berbagai aspek dalam komunikasi politik kita dapat mengatakan secara sederhana bahwa dalam perkembangannya studi ini berusaha untuk menjelaskan tentang subyek pokok kajian komunikasi politik yang interdisipliner dan membedakan dengan kajian ilmu lain. Komunikasi politik juga dapat dikatan sebagai sebuah proses dimana menyetujui keberadaan lembagalembaga politik dan merupakan fungsi dari sistem politik. 2.3 Pemilihan Umum Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatanjabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.8 Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan programprogramnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah 8 Anwar Arifin, Pencitraan dalam politik, Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006, hal.39 ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih. 2.4 Simbol Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya, “melempar bersama-sama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau konsep objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol dapat menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa depan maupun masa lalu. Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol. Simbol paling umum ialah tulisan, yang merupakan simbol kata-kata dan suara. Lambang bisa merupakan benda sesungguhnya, seperti salib (lambang Kristen) dan tongkat (yang melambangkan kekayaan dan kekuasaan). Lambang dapat berupa warna atau pola. Lambang sering digunakan dalam puisi dan jenis sastra lain, kebanyakan digunakan sebagai metafora atau perumpamaan. 2.4.1 Simbol dalam politik Simbol merupakan salah satu alat komunikasi yang bersifat non verbal. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat dengan mudah menemukan berbagai macam jenis simbol, mulai dari yang berbentuk lambang, warna, logo, pola, dsb. Simbol juga erat kaitannya dengan dunia politik, tak khayal banyak partai politik yang menggunakan untuk menunjukkan identitas dari kelompok mereka. Sebagai contoh, di Indonesia partai-partai politik hampir seluruhnya menggunakan simbol, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) selalu identik dengan warna merah dengan lambang bantengnya atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selalu identik dengan warna hijau beserta lambang Ka’bah pada bendera partainya. Selain sebagai penanda identitas dari sebuah partai politik. Selain menggambarkan identitas dari sebuah kelompok yang dalam hal ini dikaitkan dengan partai politik, simbol juga dapat menggambarkan figure atau sosok dari seseorang yang menggunakannya. Jokowi, misalnya, dikenal dengan simbol "pro-wong cilik", sementara Prabowo "pemimpin kuat". Itu terlihat dari gaya komunikasi Jokowi serta gestur dalam kesehariannya yang sederhana, sementara Prabowo Subianto terkesan berkelas. Saat berkampanye, Jokowi seringblusukandan berjalan kaki, sementara Prabowo Subianto menunggang kuda dan memakai helikopter, seperti saat memimpin kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), 23 Maret lalu. Simbol-simbol yang dibangun oleh kedua capres di atas agaknya tidak sembarangan, alias memiliki dasar filosofis dan historis. Sebab, simbol sejatinya adalah rangkuman gagasan dan arah perjuangan. Dengan simbol "pro-wong cilik", orientasi mendasar kepemimpinan Jokowi adalah bagaimana mengopeni (mengurus) rakyat, menyapa, dan memberdayakan mereka, serta mengangkat harkat dan martabat rakyat kecil. Masyarakat, yang selama ini tak memiliki akses dengan presiden, di pemerintahan Jokowi, barangkali akan mendapatkan kemudahan. Mungkin Jokowi akan seperti mendiang Gus Dur yang mengubah "Istana Kepresidenan" menjadi "Istana Rakyat". Sedangkan dengan simbol "pemimpin kuat", Prabowo Subianto ingin membawa bangsa ini menjadi "macan Asia".Orientasi mendasar Prabowo dalam kepemimpinannya ke depan barangkali adalah bagaimana membuat bangsa ini disegani oleh negara-negara lain. Prabowo tipe pemimpin yang kuat dari sisi gagasan dan narasi, sementara Jokowi tipe pemimpin yang bekerja dari hati dan tanpa basa-basi. Gaya bahasa Jokowi sangat alami dan merakyat, sementara gaya bahasa Prabowo lantang dan seperti bangsawan. Dari contoh-contoh diatas dapat diasusmsikan, bahwa simbol sangat memiliki keterkaitan dengan dunia politik pada khususnya. 2.5 Majalah 2.5.1 Pengertian Majalah Majalah mempunyai peran yang sangat penting, diantaranya sebagai alat media informasi yang berisi macam-macam informasi dan berita-berita terbaru mengenai berbagai hal yang diterbitkan secara periodik (bukan harian) bukan mingguan, yang bertujuan sebagai pelengkap hobby yang didalamnya banyak di muat informasi yang bersifat komersil dan mempunyai target sasaran yang berbeda-beda menurut tujuan fungsi dan isi majalah yang akan disampaikan kepada pembaca. Secara umum, majalah mulai berkembang di Inggris Raya pada tahun 1700-an dengan menampilkan materi fiksi dan nonfiksi. Majalah pertama di negara itu adalah Gentleman’s Magazine yang muncul pada tahun 1731 dan menampilkan tulisan-tulisan tentang politik, biografi, dan kritik (Straubhaar & La Rose, 2006).9 Di Amerika, majalah pertama adalah American Magazine (William Bradford) yang dicetak di Philadelphia pada tahun 1741. Disusul berikutnya General Magazine (Ben Franklin). Selama Revolusi Amerika, majalah-majalah di Amerika muncul dengan mengusung topik-topik seputar dunia politik. Pada tahun 1820an, majalah dengan isu-isu umum mulai muncul, seperti Saturday Evening Post (1821-1969). Jumlah majalah meningkat tajam selama Perang Sipil dan mulai menjangkau pembaca yang lebih luas. Pada tahun tahun 1879, undangundang pos menyebabkan biaya distribusi majalah menjadi lebih murah (Straubhaar & La Rose, 2006).10 Pada tahun 1900an majalah bergenre mucraking journalism muncul, yakni majalah-majalah yang memfokuskan pada berita-berita investigasi mengenai skandal, misalnya korupsi di pemerintahan atau perusahaan. Majalah mucracking ini misalnya diwakili oleh McClure’s dan Collier’s. Selain itu ada The Nation dan Washington Monthly yang fokus meliput skandal yang terjadi di pemerintahan Setelah tahun 1900an, majalah dengan berbagai genre bermunculan dan menyasar target audiens yang spesifik sert mengangkat isu-isu kehidupan modern 9 Joseph Straubhaar dan Robert La Rose, Media Now. USA: Thomson Wadsworth, 2006,m hal 10 10 Ibid. hal 12 atau gaya hidup. Strategi ini dilakukan untuk mengimbangi kemunculan-media lain yang lebih atraktif, yakni radio dan film. Salah satu formula majalah yang paling sukses adalah mengombinasikan foto dan berita. Diawali dari majalah Life yang lebih banyak menonjolkan foto. Akhirnya pada dekade-dekade berikutnya kesuksesan Life menurun karena tidak mampu menghadapi persaingan dengan televisi. Sejarah kesuksesan Life digantikan oleh Time dan Newsweek. Kedua majalah ini berhasil karena menampilkan foto dan berita secara seimbang. Majalah adalah bagian dari media massa yaitu media massa cetak, seperti hanya media lain misalnya surat kabar. Majalah umumnya punya pembaca yang lebih jauh lebih sedikit dari pada surat kabar, tetapi memiliki pasar yang lebih mengelompok. Dilihat dari usianya majalah lebih panjang dari surat kabar, majalah memiliki isi yang jauh berbeda dari surat kabar yang hanya menyajikan berita, majalah biasanya membahas suatu masalah lebih mendalam dibandingkan surat kabar. Pada umumnya Majalah TEMPO di baca oleh kalangan menengah keatas, ini berarti pembaca Majalah TEMPO rata-rata cukup berpendidikan dengan tingkat pendapatan menengah keatas. Pengertian majalah adalah kumpulan artikel yang di gabungkan, didalamnya terdapat visual lainnya terbit secara periodik. Dalam Kamus Besar Indonesia pengertian majalah adalah surat berkala, sebangsa surat kabar yang terbit mingguan, bulanan, dan sebagainya. Majalah dalam bahasa Inggris disebut magazine kata ini berasal dari bahasa Arab makhazi, yang mempunyai arti gudang penyimpanan.11 Pengertian 11 Ruary Mc Lean, Magazine Design, London: Oxford U Press, 1969, hal 1 gudang penyimpanan tersebut sangatlah tepat apabila kita melihat kembali bahwa, majalah-majalah tertua di Inggris khususnya di Eropa umumnya, pada mulanya merupakan tempat pengumpulan sketsa-sketsa, karangan-karangan puisi dan berita-berita. Majalah Perancis “Journal des Scavans” dianggap sebagai majalah yang pertama kali di temukan, isinya meliputi intisari buku-buku Eropa, daftar bacaan dan penulisnya, artikel-artikel pengembangan seni, filsafat dan ilmu pengatahuan. (Encycopedia Internasional Vol II 1973; 2002). Di Indonesia pers mulai memegang peranaan sejak tahun 1907 dibawah naungan pemerintahan belanda, saat itu kehidupan pers ditandai dengan terbitnya surat kabar mingguan bernama Medan Priyai yang kemudian berubah menjadi surat kabar harian pada tahun 1910, sedangkan majalah terbit pertama kali di Indonesia dengan nama “Terang Bulan” yang terbit pada tahun 1939. Selanjutnya perkembangan surat kabar di Indonesia berkembang pesat terutama sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945. 2.5.2 Pengelompokkan Majalah Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan majalah pada saat ini sangat pesat, sekarang diketahui ada ribuan majalah yang sifat dan ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lainya tumbuh dimanamana dan sangatlah sulit bagi kita untuk mengabungkan jenis majalah berdasarkan isinya saja. Secara garis besar majalah dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu: 1. Golongan Pertama adalah majalah umum yang isinya membahas masalahmasalah yang bersifat umum 2. Golongan Kedua adalah majalah khusus yang isinya membahas tentang masalah-masalah khusus dan di tujukan kepada orang tertentu sesuai dengan bahasan majalah tersebut. Majalah TEMPO termasuk golongan kedua yaitu majalah khusus, karena isi dari Majalah TEMPO membahas masalah-masalah yang bersifat khusus. Ada pun jenis jenis majalah yang dapat di kelompokan sebagai berikut: 1. Majalah berita; TEMPO, Gatra, Sinar, Tiras. 2. Majalah keluarga; Ayahbunda, Famili. 3. Majalah wanita; Femina, Kartini, Sarinah. 4. Majalah pria; Matra. 5. Majalah remaja wantia; Gadis, Kawanku. 6. Majalah remaja pria; Hai. 7. Majalah anak-anak; Bobo, Ganesa, Aku Anak Saleh 8. Majalah ilmiah populer; Prisma 9. Majalah umum; Intisari, Warna sari. 10. Majalah berbahasa Daerah; Mangle (sunda), Djaka Lodang (jawa). 11. Majalah hukum; Forum Keadilan. 12. Majalah pertanian; Trubus. 13. Majalah humor; Humor. 14. Majalah olahraga; Sportif, Raket. Disini Majalah TEMPO termasuk pada jenis majalah berita karena Majalah TEMPO menyajikan berita-berita seputar dunia politik. 2.5.3 Karakteristik Majalah Majalah media yang sederhana organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar dan media cetak lainya karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu: 1. Penyajian lebih dalam 2. Nilai aktualitasnya lebih lama 3. Ilustrasi dan foto lebih banyak 4. Sampul sebagai daya tarik 2.5.4 Sampul Majalah Menurut kamus Bahasa Indonesia menerangkan kata sampul majalah adalah: Kata “sampul” berarti pembungkus, penyalut dan sarung (dari kertas, kain 1. atau plastic, dsb) Kata “majalah” adalah surat berkala, sebangsa surat kabar yang terbit 2. mingguan, bulanan, dan sebagainya. Menurut Geoh Sheder, sebuah sampul merupakan “wajah” dari suatu suatu produk (majalah) dan harus mampu membantu me’laku’kan produk (majalah) tersebut (laku = terjual). Sedangkan menurut Nuradi dalam bukunya”kamus istilah periklanan indonesia” mengatakan, font Sampul atau sampul muka adalah media halaman pertama, maupun penerbit kadang tersedia untuk maksud pengiklanan.12 12 Nuradi, Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, hal 70 Dari peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa “sampul majalah” adalah kulit majalah yang harus memiliki daya tarik sesuai dengan isi dan bisa membuat laku terjual di pasaran. Garis besarnya adalah materi yang tepat, subjek yang kuat serta mempunyai kualitas poster, yaitu dapat diamati secara kuat serta secara sederhana sekalipun terlihat dari jarak jauh. Sebuah sampul yang kuat secara ekspresinya ituitu saja, bukanlah sampul yang baik. Ia harus mempunyai kualitas yang tidak hanya mampu memaksa pembaca untuk berhenti, tetapi juga mampu untuk menahannya. Sampul majalah pada intinya merupakan salah satu faktor daya tarik suatu majalah yang menunjukan ciri suatu majalah sehingga secara sepintas pembaca dapat mengidentifikasi majalah tersebut. 2.5.5 Gambar Ilustrasi Gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah memperjelas naskah atau tulisamn dimana ilustrasi itu dikumpulkan. (Ensiklopedia Americana, 1990, No: 14:787) Ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan.13 Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang bercerita yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita tersebut. Gambar ilustrasi dimulai dengan adanya upaya untuk menggunakan grafis sebelum tulisan, yang ingin sekedar atau memenuhi kepuasan estetis, merupakan pengganti kata-kata atau pengesahan lisan.14 13 Artini Kusmiyati, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta: Djambatan, 1999, hal. 46 Prof. Wilbur Schram menyebutkan bahwa "We can not not communication”.15 Komunikasi adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor untuk mempertahankan kelangsungan hidup adalah hal yang mendorong manusia untuk berkomunikasi. Gambar ilustrasi merupakan sebuah cara komunikasi antara komunikasi seseorang dengan orang lain, sekalipun di dalam masyarakat primitif yang berusaha mengungkapkan isi cerita melalui gambar. Dalam proses belajar mengajar ilustrasi merupakan bagian yang paling menarik untuk belajar melalui gambar-gambar, dari hasil penelitian Seth Spaulding menyimpulkan ilustrasi gambar sebagai berikut: 1. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pelajaran yang sangat menarik minat belajar siswa. 2. Ilustrasi gambar membantu siswa membaca dalam penafsiran dan mengingat isi materi teks yang menyertainya. 3. Pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau sehalaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas. 4. Ilustrasi gambar harus dikaitkan dengan kehidupan yang nyata, agar minat para siswa menjadi efektif. 5. Ilustrasi gambar hendaknya ditata sedemikian rupa16 14 http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-ilustrasi-gambar.html Effendy, Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.Rosdakarya, 2000, hal. 1 16 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 2001, hal.12 15 2.6 Semiotika Pada dasarnya kata semiotik dan semiologi mengandung makna yang sama. Menurut Hawkes satu-satunya perbedaan diantara keduanya adalah bahwa istilah semiology biasanya dipakai di Eropa, sementara semiotik cenderung dipakai oleh mereka yang berbahasa Inggris. Slain itu, Masinanbrow menambahkan: perbedaan kedua istilah itu menunjukkan perbedaan orientasi. Semiologi mengacu pada tradisi Eropa yang bermula pada Ferdinand de Saussure. Edangkan semiotik pada tradisi Amerika yang bermula pada Charles Sanders Peirce.17 Dalam sejarah linguistic selain istilah semiotik dan semiologi ada pulaistilah lain seperti semasiology, semionik, semiosis dan semik untuk merujuk pada bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang. Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh pengetahuan sebagai tanda (Alex Sobur, 2001). Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya, 17 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 16 usaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusian (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to Sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstrukturdari tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Semiotika yang dipaparkan oleh lechte adalah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs (tanda-tanda) dan berdasarkan pada sign system (code) atau sistem tanda. Sedangkan, Charles Sanders Peirce mendefinisikan semiosis atau semiotika sebagai “a relationship among a sign, an object, and meaning (suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna). 2.6.1 Charles Sanders Peirce Charles Sanders Peirce merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan semiotika, karena Peirce menurut pandangan Roy J. Howard sudah sangat berjasa karena telah mengidentifikasi, dari logika ilmu kedalam kepentingan intelektual, yaitu tindakan komunikatif dan telah menunjukan bagaimana ia menggaris bawahi kepentingan teknis ilmu. Peirce terkenal karena teori tandanya. Didalam lingkup semiotika, Peirce sebagaimana yang sudah dipaparkan Lechte seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Konsekuensi suatu tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretant. Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut Ground. Tanda yang dikaitkan dengan Ground dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Qualisign Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Contohnya seperti katakata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. 2. Sinsign Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Contohnya seperti kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. 3. Legisign Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. Contohnya seperti rambu-rambu lalu yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.18 Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas: 1. Icon (ikon) Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan anatara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta. 18 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 97 2. Indeks (indeks) Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap yang menjadi tanda adanya api. 3. Simbol (simbol) Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan antara konfensi (perjanjian) masyarakat.19 Berdasarkan interpretant, Peirce membagi tanda menjadi: 1. Rheme Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Sebagai contoh, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. 2. Dicent Sign (Dicisign) Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan di pasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di tempat tersebut sering terjadi kecelakaan. 3. Argument Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Peirce juga mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning 19 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 41-42 yang merupakan sebuah teori yang mengupas tentang bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda tersebut digunakan dalam berkomunikasi.20 Menurut Peirce, semiotika itu terdiri dari tiga elemen utama yang disebut teori segitiga makna triangle of meaning, yaitu: 1. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). 2. Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks social yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. 3. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. 20 Ibid. hal. 16 Sign Interpretant Object Gambar 2.1 Hubungan Tanda, Objek dan Interpretant (Triangle Meaning)