BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 5.1.1 Struktur Modal Optimal PT ANTAM (Persero) Tbk untuk periode 2008-2012, dapat dikatakan mencapai struktur modal optimal jika memenuhi kriteria dengan struktur modal yang memaksimumkan nilai perusahaan dan meminimumkan biaya modal, yakni tercapai pada tahun 2011 dengan: a) Biaya modal rata-rata tertimbang (Ka) yakni sebesar 11,75% dan memiliki laba operasi bersih setelah pajak yakni sebesar Rp 1.944.945.904 ribu dengan nilai perusahaan sebesar Rp 16.551.502.648 ribu. b) Biaya hutang jangka panjang setelah pajak dan biaya modal saham masing-masing sebesar 0,57% dan 15,47%. c) Proporsi hutang jangka panjang sebesar 24,96% dan proporsi modal saham biasa sebesar 75,04%. 5.1.2 Analisis EBIT- EPS 5.1.2.A Beban Bunga Sebelum Pajak Diasumsikan Tetap untuk Semua Alternative Pembelanjaan Jangka Panjang 89 Pengaruh alternative pembelanjaan jangka panjang PT ANTAM (Persero) Tbk yang dilakukan pada tahun 2011 sebesar Rp 3.000.000.000 ribu dengan beban bunga sebelum pajak sebesar 7,84%, terhadap besarnya EPS (Earning per Share) yang optimal pada jumlah EBIT (Earning Before Interest Tax) tertentu dicapai pada titik indifferent dengan EBIT sebesar Rp. 1.305.934.025.968,00. Jika EBIT berada dibawah titik tersebut, maka alternative bagi PT Antam (Persero) Tbk adalah dengan menggunakan alternative saham biasa akan memberikan EPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan alternative pembiayaan menggunakan hutang, sedangkan di atas titik tersebut menggunakan hutanglah yang terbaik. 5.1.2.B Beban Bunga Sebelum Pajak Diasumsikan Berubah Sesuai Dengan Alternative Pembelanjaan Jangka Panjang Berdasarkan analisis EBIT-EPS, maka diperoleh kisaran EBIT untuk berbagai alternative pembelanjaan jangka panjang, sebagai berikut: Kisaran EBIT dari Alternative Pembelanjaan Debt Ratio 0% 33% 66% EBIT Range Rp 0 Rp 1.333.370.783.041 di atas Rp 1.590.211.330.123 - Rp 1.333.370.783.040 - Rp 1.590.211.330.123 Jika perusahaan memiliki kisaran EBIT Rp 0,- sampai dengan Rp 1.333.370.783.040,- sebaiknya perusahaan menggunakan alternative pembelanjaan dengan menggunakan saham biasa daripada menggunakan hutang. 90 Struktur modal dengan debt ratio 66% (menggunakan hutang 66%) dengan EBIT di atas Rp 1.590.211.330.123,00 memaksimalkan nilai Earning per Share. dapat Namun untuk mendapatkan struktur modal optimal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan yakni dengan memaksimumkan harga saham (nilai saham) perusahaan maka diperlukan rasio 59% (debt ratio) dengan harga saham maksimal yang diperoleh sebesar Rp 937,88 pada tingkatan EBIT sebesar Rp 2.000.000.000.000,00. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan. maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Sebaiknya perusahaan berusaha untuk mempertahankan struktur modal optimal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan yakni dengan memaksimumkan harga saham (nilai saham) perusahaan. Struktur modal ini direkomendasikan karena sesuai dengan tujuan perusahaan yakni memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. 2. Saran penelitian lanjutan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dengan menambah periode penelitian sehingga menghasilkan informasi yang lebih mendukung. 91