38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri
Salatiga 01 Kota Salatiga dengan jumlah siswa 38 yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
dan 19 siswa perempuan. Pada mata pelajaran IPS pokok materi untuk siklus I yaitu
perkembangan teknologi dan siklus II masalah sosial dengan menggunakan salah
satu model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti yang dilakukan
di kelas IV SD Negeri Salatiga 01 pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 ada
beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil
Ujian Tengah Semester I pada mata pelajaran IPS dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM 70). Hasil belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 01
Kondisi Awal
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
< 70
12
32%
Tidak tuntas
≥ 70
26
68%
Tuntas
38
100%
Jumlah
Nilai Rata-rata
66
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
40
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
(KKM 70) sebelum diadakan tindakan sebanyak 26 siswa (68%) dan ada beberapa
yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa (32%). Dengan rata-rata
nilai sebesar 66. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 40. Rendahnya
38
39
hasil belajar IPS siswa kelas IV disebabkan karena kurang bervariasinya model
pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar. Hasil belajar siswa pada
kondisi awal bila disajikan dalam diagram lingkaran, dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Hasil ketuntasan belajar
IPS kondisi awal
Nilai belajar IPS kondisi awal
120
30
100
25
80
20
60
15
10
40
5
20
0
0
Jumlah
Tuntas
Tidak
tuntas
26
12
jumlah
nilai ratarata
nilai
tertinggi
nilai
terendah
80
100
70
Berdasarkan gambar 4.1 Diatas menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas
dengan angka sebesar 12 siswa atau 32%, dan siswa yang tuntas sebesar 26 siswa
atau sekitar 68%. Dengan nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu 66 dengan nilai
tertinggi 90 dan dengan nilai terendah sebesar 40. Dari hasil analisis data hasil belajar
kondisi awal dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan pelaksanaan penelitian
yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit.
4.2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan
pertama pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 22 Maret 2016. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2
jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan
40
ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten atau kota dan provinsi
dan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Dengan rincian sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan
Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 dan
22 maret 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti
atau observer membuat RPP yang sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Kemudian menyiapkan
alat peraga seperti gambar untuk digunakan saat proses pembelajaran. Setelah
itu peneliti juga menyiapkan/menyusun lembar kerja siswa berdasarkan
materinya yaitu perkembangan teknologi. Peneliti juga tidak lupa menyiapkan
pedoman observasi untuk guru dan siswa yang berupa lembar observasi model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ketika proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti juga merancang/menyediakan alat evaluasi berupa tes
tertulis yang akan digunakan untuk menguji siswa berdasarkan materi tersebut.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2012 melalui beberapa
kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut :
a.
Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru
mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Teknologi”. Kemudian guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan pengertian teknologi serta perkembangan teknologi
produksi dan teknologi komunikasi. Guru menunjukkan beberapa gambar
tentang perkembangan teknologi produksi dan perkembangan teknologi
komunikasi pada
masa lalu hingga masa kini. Setelah itu siswa secara
41
bergantian diminta menempelkan/mengurutkan gambar dengan benar. Guru
bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah
ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta
berkelompokan masing-masing kelompok berisi 5 orang siswa untuk
menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan
kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Kemudian guru juga memberikan pemantapan materi yang telah diajarkan.
2) Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2012 melalui
beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru
mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Teknologi”. Kemudian guru
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Guru
menjelaskan
Perkembangan
teknologi
transportasi.
Guru
menunjukkan beberapa gambar tentang perkembangan teknologi transportasi
pada masa lalu hingga masa kini. Setelah itu siswa secara bergantian diminta
menempelkan/mengurutkan gambar dengan benar. Guru bertanya kepada siswa
mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan
guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan untuk menyelesaikan
lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta
untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
42
c.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi.
4.2.3 Hasil Observasi
1) Pertemuan 1
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah
sebagai berikut :
Pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi kepada siswa,
namun guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Hal yang harus diperhatikan adalah ketika guru berinteraksi dengan siswa harus
lebih ditingkatkan. Misalnya ketika guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi perkembangan teknologi produksi dan teknologi komunikasi.
Ada beberapa siswa yang pasif ketika guru sedang mengajar. Ada juga siswa
yang tidak memperhatikan guru apalagi siswa yang duduk di pojok belakang.
Guru juga belum menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan
gambar. Siswa yang diminta maju kedepan masih bingung untuk mengurutkan
gambar karena guru belum menyampaikan apa yang harus dilakukan siswa
dalam menempelkan gambar. Disini guru juga lupa untuk menanyakan alasan
dari urutan gambar yang telah ditempelkan. Ketika dibagi kelompok oleh guru
ada beberapa siswa yang tidak mau berkelompok dengan siswa yang lain.
Beberapa siswa masih kurang percaya diri ketika mempresentasikan hasil
diskusi. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya berkaitan dengan materi yang belum dipahami. Guru juga belum
memberikan rangkuman dari materi yang telah dipelajari.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti
mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan
cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang telah disediakan. Lembar
pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
43
Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil pengamatan,
observasi yang dilakukan terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan
dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada
lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan I. Oleh karena itu
berdasarkan lembar hasil observasi guru dan siswa penerapan model kooperatif
tipe picture and picture pada siklus I pertemuan I masih banyak kekurangan
dan kelemahan sehingga diperbaiki pada siklus I pertemuan II.
2) Pertemuan II
Pada siklus I pertemuan II ini terdapat peningkatan kegiatan pembelajaran
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hasil pengamatan selama pembelajaran
siklus I pertemuan II sebagai berikut:
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan guru juga tidak
lupa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, meskipun guru
dalam bertanya jawab dengan siswa mengenai mater perkembangan teknologi
transportasi masih kurang. Siswa juga sudah lebih aktif dibandingkan pada
pertemuan sebelumnya. Siswa juga sudah lebih antusias untuk menebak gambar
yang diperlihatkan oleh guru. Guru juga sudah menunjuk siswa secara bergantian
untuk mengurutkan gambar. Siswa juga sudah tidak bingung jika diminta maju
kedepan untuk
menempelkan/mengurutkan
gambar. Namun
guru
belum
menanyakan kepada siswa tentang alasan menempelkan gambar. Dalam
berkelompok siswa yang berisi lima orang siswa, masih kurang
berinteraksi
dengan teman satu kelompoknya, jadi ada siswa yang yang merasa dirinya lebih
pintar sehingga dikerjakan sendiri. Kemudian untuk mempresentasikan hasil
diskusi siswa sudah lebih percaya diri dengan mempresentasikan hasil diskusi
dengan suara yang lebih keras. Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Hanya saja guru
belum memberikan penguatan tentang materi yang telah diajarkan.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti juga
mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan
44
cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan
masih sama seperti lembar pengamatan pada pertemuan I yang meliputi item untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil
observasi tersebut siswa siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS
dengan mengunakan model kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran yang
dilakukan oleh guru juga lebih optimal dibandingkan pertemuan pertama. Di
pertemuan kedua ini guru juga memberikan kesimpulan/rangkuman dari materi
yang telah dipelajari. Guru juga memberikan soal evaluasi.
Setelah pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan
yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru dan aktivitas siswa secara
keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dan
dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan II.
Hasil pengamatan akan digunakan sebagai pemantapan pada siklus I dan akan
diperbaiki kelemahan dan kekuranganya pada siklus II.
4.2.4 Tahap Evaluasi/Refleksi
Sebelum melangkah pada tindakan siklus II diadakan refleksi/evaluasi
proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain sebagai
berikut:
1. Peneliti melakukan kegiatan perbaikan pada rencana pembelajaran yang
akan dilakukan pada pertemuan siklus II.
2. Interaksi antara guru dengan siswa harus lebih ditingkatkan lagi, misalnya
dengan memberi atau menambah beberapa pertanyaan kepada siswa agar
siswa tidak pasif dalam menerima pembelajaran.
3. Dalam menunjuk siswa yang disuruh maju kedepan guru harus menjelaskan
tugas secara jelas kepada siswa agar siswa tidak binggung dalam
mengurutkan gambar.
4. Guru seharusnya menegur siswa
pembelajaran.
yang tidak memperhatikan saat
45
5. Guru menunjuk siswa yang nilainya masih dibawah rata-rata agar siswa
yang belum tuntas ini lebih mengerti materi yang disampaikan oleh guru.
6. Memberi arahan kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan.
7. Lebih baik guru membagi siswa dalam kelompok yang lebih kecil agar
semua siswa dapat bekerja dalam kelompok.
8. Ketika membagi kelompok guru harus memberi pengertian kepada siswa
agar mau bekerja sama dengan teman yang lain.
9. Hal lain yang harus diperhatikan adalah memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
10. Memberikan kesimpulan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari.
11. Pada pertemuan pertama dan kedua dalam siklus I ini hampir semua kegiatan
yang direncanakan sudah dilakukan akan tetapi belum maksimal. Sehingga
pada siklus ke II guru harus mengoptimalkan kegiatan- kegiatan yang kurang
optimal pada siklus I. Ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran model
kooperatif tipe picture and picture siklus I menunjukkan bahwa rata-rata
nilai siswa adalah 73, siswa yang telah mencapai (KKM 70) adalah sebanyak
31 siswa (82%). Dan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 7 siswa (18%). Dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 50.
4.2.5 Hasil Penilaian Kinerja Guru dan Siswa pada Siklus I.
Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam
menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS
dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Tabel 4.2
Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I
Siklus I
Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Pertemuan I
11
64%
Sedang
Pertemuan II
14
82%
Sangat tinggi
46
Tabel 4.2 diatas menunjukkan kinerja guru dalam pembelajaran yang
menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajran IPS
siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 11 dengan nilai presentase 64%
dengan kriteria sedang yang artinya bahwa pembelajran yang dilakukan oleh
guru belum maksimal. Pada pertemuan kedua mendapat skor 14 dengan nilai
presentase 82% dan kriteria sangat tingi yang artinya lebih baik dibandingkan
pada pertemuan pertama, namun belum optimal. Hasil penilaian kinerja guru
pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran
kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus I apabila
disajikan dalam bentuk grafik batang 4.2 dapat dilhat seperti dibawah ini:
Gambar 4.2
Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I
hasil penilaian kinerja guru siklus I
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
nilai aktivitas
pertemuan I
pertemuan II
64%
82%
Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja
guru pertemuan pertama yaitu 64% dan meningkat pada pertemuan kedua
dengan presentase 82%. Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar
siswa juga dinilai oleh peneliti dengan lembar observasi yang sudah
disiapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe picture and picture pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
47
Tabel 4. 3
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I.
Siklus I
Pertemuan
I
Materi
 Perkembangan
Total
Nilai
Kriteria
skor
aktivitas
10
64%
Sedang
12
80%
Sangat
teknologi produksi
 perkembangan
teknologi
komunikasi
Pertemuan
 Perkembangan
II
teknologi
tinggi
transportasi
Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan aktivitas belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture
and picture pada mata pada mata pelajaran IPS siklus I pertemuan pertama
memperoleh skor
10 dengan nilai presentase 64% dikatakan sedang,
sedangkan pada pertemuan kedua mendapat skor 12 dengan nilai presentase
80% dengan kategori sangat tinggi. Hasil penelitian aktivitas belajar siswa
kelas IV SD Negeri Salatiga 01 selama mengikuti proses pembelajaran
dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata
pelajaran IPS siklus I apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.3 dapat
dilihat seperti dibawah ini :
48
Gambar 4. 3
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
hasil penilaian aktivitas belajar siswa
siklus I
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
nilai aktivitas
pertemuan I
pertemuan II
64%
80%
Pada gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian aktivitas
belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran siklus I pertemuan
pertama yaitu 64% dan meningkat pada pertemuan kedua dengan presentase
80%.
4.2.6 Hasil Penelitian Siklus I
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran
yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Tindakan pembelajaran
pada siklus I ini berupa hasil tes evaluasi siswa. Hasil belajar siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
< 70
7
18%
Tidak Tuntas
≥ 70
31
82%
Tuntas
Jumlah
100%
Nilai Rata-rata
73
Nilai Tertinggi
95
Nilai Terendah
50
49
Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat nlai rata- rata siswa dalam kelas
pada siklus I adalah 73 meningkat dibandingkan nilai rata-rata kondisi awal
yaitu 66. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I meningkat menjadi 31
siswa, sementara pada kondisi awal26 siswa. Nilai tertinggi 95 dan nilai
terendah 50. Perolehan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga
01 dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture jumlah
siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat
seperti yang dikatakan dalam hasil penelitian Pema Hendri (2014) bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe picture an picture dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil tes pada siklus I apabila disajikan dalam bentuk
grafik batang 4.4 dibawah ini :
Gambar 4.4
Nilai ketuntasan hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri Salatiga 01 siklus I
Hasil ketuntasan belajar
IPS siklus I
35
30
25
20
15
10
5
0
Jumlah
Tuntas
Tidak
tuntas
31
7
Nilai hasil belajar siklus I
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
jumlah
nilai
rata-rata
nilai
tertinggi
nilai
terendah
73
95
50
Pada gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa yang tuntas pada siklus I
mencapai 82% atau 31 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya
18% atau sekitar 7 orang siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada saat
50
kondisi awal . Pada tabel di atas dapat dilihat nilai rata-rata mencapai 73 dengan nilai
tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 50. Dengan hasil yang diperoleh pada siklus I
tersebut belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada
penelitian ini. indikator keberhasilan penelitian dianggap berhasil apabila 38 siswa
tuntas (KKM 70). sehingga penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus II
4.3 Pelaksanaan Siklus II
Setelah melihat kekurangan, kelemahan dan kelebihan dalam siklus I
perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut
dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan tindakan Siklus II
dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin, tanggal 28
Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Maret 2016.
Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan
SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten atau kota dan provinsi dan KD 2.4 Mengenal permasalahan
sosial di daerahnya. Dengan rincian sebagai berikut :
4.3.1 Perencanaan
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 28 dan
29 maret 2016. Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II sebelum proses
pembelajaran dilaksankan, peneliti membuat RPP yang sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Peneliti tidak lupa
juga membuat alat peraga seperti gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan. Setelah itu peneliti membuat/menyususn lembar kerja
siswa berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu masalah sosial. Kemudian
peneliti menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa selama proses
pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture berlangsung. Peneliti
juga merancang/menyediakan alat evaluasi berupa tes tertulis yang akan
digunakan untuk menguji siswa berdasarkan materi seperti pada siklus I.
51
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2012 melalui beberapa
kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru
bertanya kepada siswa “Anak-anak siapa yang pernah melihat anak kecil
sedang mengamen dijalan”?. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang pengertian masalah sosial dan bentuk-bentuk
permasalahan sosial yang berada di lingkungan sekitar. Kemudian guru
menunjukkan gambar-gambar tentang bentuk-bentuk masalah sosial. Guru
menunjuk siswa secara acak untuk maju kedepan menempelkan/mengurutkan
gambar secara logis dari sebuah kejadian. Setelah itu guru bertanya kepada
siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi,
dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan masing- masing
kelompok berisi 3 orang siswa untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang
diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusinya.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Kemudian guru juga memberikan pemantapan materi yang telah diajarkan.
2) Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 29 maret 2012 melalui beberapa
kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut:
52
a. Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru
bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya yaitu bentuk-bentuk
masalah sosial. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang upaya dalam mengatasi masalah sosial. Guru
menunjukkan beberapa gambar tentang upaya-upaya dalam mengatasi masalah
sosial. Setelah itu siswa secara bergantian diminta menempelkan/mengurutkan
gambar dengan benar. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan
gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan
konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian
siswa diminta berkelompokan 3 orang setiap kelompok untuk menyelesaikan
lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta
untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi.
4.3.3 Hasil Observasi
1) Pertemuan 1
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan I adalah
sebagai berikut :
Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture dengan baik
dan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan. Interaksi antara guru
dengan siswa juga sudah baik, siswa yang dulunya pasif menjadi lebih aktif
dibandingkan saat siklus I. Ketika guru menampilkan gambar-gambar siswa
antusias untuk menebak gambar-gambar. Ketika guru menunjuk siswa untuk
53
maju kedepan siswa sudah mulai berebutan untuk maju dan menempelkan
gambar. Namun ketika diminta untuk menjelaskan alasan urutan gambar siswa
masih ragu-ragu. Ketika berkelompok masih ada beberapa siswa yang egois dan
lks dikerjakan sendiri.
Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti
mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan
cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang telah disediakan. Lembar
pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil pengamatan,
observasi yang dilakukan terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan
dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada
lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus II pertemuan I. Secara
keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture
and picture sudah diterapkan dengan baik.
2) Pertemuan II
Pada siklus II pertemun II ini kegiatan pembelajaran berjalan dengan
sangat baik, hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan II
adalah sebagai berikut:
Dari keseluruhan proses pembelajaran dengan mengunakan model
kooperatif tipe picture and picture sudah berjalan secara optimal. Mulai dari
guru yang menampilkan gambar-gambar dan siswa yang antusias untuk
menebak gambar. Kemudian ketika siswa diminta maju kedepan dan
menjelaskan urutan gambar siswa sudah tidak bingung dan menjelaskan
alasannya dengan suara yang keras dan percaya diri. Dalam berkelompok siswa
sudah saling membantu dan tidak saling egois. Kemudian ketika diminta
mempresentasikan hasil diskusinya mereka satu kelompok maju kedepan
dengan percaya diri. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa, kemudian
54
guru juga memberikan rangkuman pelajaran kepada siswa. Guru juga
memberikan evaluasi kepada siswa.
Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti
juga mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran
dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar
pengamatan masih sama seperti lembar pengamatan pada pertemuan I yang
meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut siswa siswa lebih antusias untuk
mengikuti pembelajaran IPS dengan mengunakan model kooperatif tipe picture
and picture. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga lebih optimal
dibandingkan pertemuan pertama.
Setelah pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan
yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru dan aktivitas siswa secara
keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dan
dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus II
pertemuan II. Hasil pengamatan jelas sangat optimal dari sisi guru maupun
siswanya sudah sangat baik dan sesuai dengan rencana.
4.3.4 Hasil Evaluasi/Refleksi
Pada akhir kegiatan pada siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan sebagai bahan pemantapan
dengan membandingkan apakah hasil tindakan dari siklus I terdapat perbaikan
pada siklus II. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran
yang menggunakan model kooperatif tipe picture and picture sehingga siswa
menjadi lebih aktif. Guru dalam mengajar pun sudah bagus dan sesuai
dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
2. Pada pertemuan kedua siklus II, yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan
berhasil, karena terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu 38 siswa
atau 100% siswa tuntas. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam
55
penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus II berhasil
karena memperoleh hasil pada siklus I 82% menjadi 100%.
4.3.5 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II .
Penelitian terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada tabel 4.5
dibawah ini:
Tabel 4. 5
Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II
Siklus I
Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Pertemuan I
16
94%
Sangat tinggi
Pertemuan II
17
100%
Sangat tinggi
Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat pada pertemuan pertama memperoleh
skor 16 dengan nilai presentase kegitan 94%. Kegiatan pada pertemuan pertama
ini yang belum dilakukan adalah menyimpulkan materi. Pada pertemuan kedua
mendapat skor 17 dengan nilai presentase kegiatan 100%. Di pertemuan kedua
ini semua kegiatan guru sudah dilakukan dengan optimal. Hasil penilaian guru
dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata
pelajaran IPS siklus II apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4. 5 seperti
dibawah ini:
Gambar 4. 5
Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II
Hasil penilaian kinerja guru siklus II
101%
100%
99%
98%
97%
96%
95%
94%
93%
92%
91%
Nilai aktivitas
pertemuan
I
pertemuan
II
94%
100%
56
Gambar 4.5 Diatas menunjukkan hasil nilai dari aktivitas kinerja guru
dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata
pelajaran IPS siklus II. Pada pertemuan pertama memperoleh nilai presentase
kegiatan sebesar 94%, dengan kriteria sangat tinggi. Pada pertemuan kedua
aktivitas kinerja guru meningkat menjadi 100%, semua kegiatan guru pada
siklus II sudah dilakukan dengan optimal dan sesuai langkah-langkah yang
telah direncanakan dan menunjukkan kesuksesan dalam mengajar.
Selain Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga
dinilai oleh peneliti dengan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil
penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I dapat dilihat pada tabel
4. 6 berikut ini :
Tabel 4. 6
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II.
Siklus II
Pertemuan I
Materi
 Pengertian
Total
Nilai
Kriteria
skor
aktivitas
16
94%
Sangat tinggi
17
100%
Sangat tinggi
masalah sosial
Pertemuan II
 Cara untuk
mengatasi
masalah sosial
Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan aktivitas belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture. Pada siklus
II pertemuan I aktivitas belajar siswa memperoleh skor sebesar 16 dengan nilai
presentase 94% dengan kriteria sangat tinggi, kemudian pada pertemuan kedua
mendapat skor maksimal yaitu 17 dengan nilai presentase 100%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe
57
picture and picture dapat berjalan optimal dan berhasil.
Hasil penilaian
aktivitas belajar siswa apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.6 adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.6
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar
Siswa Siklus II
102%
100%
98%
96%
94%
92%
90%
nilai aktivitas
pertemuan I
pertemuan II
94%
100%
Gambar 4.6 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS
siklus II pertemuan pertama yaitu 94% , dan meningkat pada pertemuan kedua
yaitu sebesar 100% dari hasil niali presntase siswa selama mengikuti
pembelajaran sudah berhasil dengan baik.
4.3.6 Hasil Penelitian Siklus II
Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II diakhir
pembelajaran diadakan tes /evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
58
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Siklus II
NIlai
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Keterangan
< 70
0
0%
Tidak Tuntas
≥ 70
38
100%
Tuntas
Jumlah
100%
Nilai Rata-rata
80
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
70
Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat nilai rata-rata siswa dalam kelas pada
siklus II adalah 80 meningkat dibandingkan nilai rata- rata kondisi awal 66 dan
siklus1 73. Jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus II meningkat menjadi
38 siswa, sementara pada kondisi awal hanya 26 siswa kemudian siklus I
31siswa. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS siswa kelas
IV SD Negeri Salatiga 01 dengan penerapan model kooperatif tipe picture and
picture pada siklus II dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang
memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes siklus II
jika
disajikan dalam bentuk grafik batang 4.7 pada gambar 3 dapat dilihat seperti
dibawah ini :
Gambar 4.7
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Hasil ketuntasan belajar
IPS siklus II
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Jumlah
Nilai hasil belajar IPS
siklus II
120
100
80
60
40
20
0
Tuntas
Tidak
tuntas
38
0
jumlah
nilai
ratarata
nilai
terting
gi
nilai
terend
ah
80
100
70
59
Berdasarkan gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
pada siklus II semua siswa yang berjumlah 38
tuntas KKM dengan nilai
presentase 100% dan yang tidak tuntas 0 %. Dengan nilai rata-rata yaitu 80,
kemudian nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya adalah 70. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran model kooperatif tipe
picture and picture pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 pada mata
pelajaran IPS berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4.4 Hasil Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II.
Setelah peneliti mengamati kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan
model kooperatif tipe picture and picture diperoleh data perbandingan antara siklus I
dan sklus II yang tampak pada tabel dan grafik 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II
Nilai
Aktivitas mengajar
Siklus I
Siklus II
Kriteria
prosentase
Pertemuan 1
64%
Tinggi
Pertemuan 2
80%
Sangat tinggi
Pertemuan 1
94%
Sangat tinggi
Pertemuan 2
100%
Sangat tinggi
Gambar 4.8
Perbandingan Kinerja pada Siklus I dan Siklus II
Perbandingan kinerja guru siklus I dan
siklus II
150%
100%
50%
0%
Nilai
pertemuan I
siklus I
pertemuan
II siklus I
pertemuan I
siklus II
pertemuan
II siklus II
58%
82%
94%
100%
60
Pada tabel dan gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa kinerja/kegiatan guru
selama proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and
picture pada siklus I pertemuan pertama yaitu 64% dengan kategori tinggi, pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu sebesar 80% dengan kategori sangat
tinggi. Pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru juga mengalami peningkatan
sebesar 94%, dan pada pertemuan kedua sebesar 100%. Dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata
pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 dari setiap pertemuan mengalami
peningkatan yang ditunjukkan dari nilai presentase kinerja guru dalam mengajar. Jika
dilihat dari keseluruhan kegiatan yang telah direncanakan, maka dapat dikatakan
bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil.
4.5 Hasil Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
Setelah peneliti mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture diperoleh data perbandingan
antara siklus I dan sklus II yang tampak pada tabel dan grafik 4.9 dibawah ini:
Tabel 4.9
Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II
Aktivitas belajar
Nilai prosentase
Kriteria
Siklus I
Siklus II
Pertemuan 1
58%
Sedang
Pertemuan 2
82%
Sangat tinggi
Pertemuan 1
94%
Sangat tinggi
Pertemuan 2
100%
Sangat tinggi
61
Gambar 4.9
Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
dan Siklus II
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Nilai
pertemuan I
siklus I
pertemuan II
siklus I
pertemuan I
siklus II
pertemuan II
siklus II
58%
82%
94%
100%
Dilihat dari tabel dan gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
selama mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture pada
siklus I pertemuan pertama yaitu 58% dan meningkat pada pertemuan kedua yaitu
sebesar 82%. Di siklus II pertemuan pertama aktivitas siswa juga mengalami
peningkatan menjadi 94% dan pada pertemuan kedua menjadi 100%. Dengan adanya
penngkatan disetiap siklus ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan aktivitas
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture
dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil dan optimal.
62
4.6 Hasil Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II.
Tabel 4.10
Perbandingan Hasil Belajar Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
No
Ketuntasan
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Tuntas
26
68%
31
82%
38
100%
2.
Tidak tuntas
12
32%
7
18%
0
0%
Jumlah
38
100%
38
100%
38
100%
Nilai tertinggi
90
95
100
Nilai terendah
40
50
70
Nilai rata – rata
66
73
80
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari
pras siklus hingga siklus II. Nilai yang tuntas pada saat kondisi awal26 siswa
meningkat pada siklus I menjadi 31 siswa. Kemudian jumlah siswa pada siklus II
juga meningkat menjadi 38 siswa, itu berarti semua siswa yang berada dikekas
nilainya tuntas semua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disetiap siklus terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dan terbukti bahwa dengan menerapkan model
kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Perbandingan hasil belajar pada kondisi awal/kondisi awal , siklus I
dan siklus II jika disajikan dalam diagram batang dapat dilihat seperti dibawah ini:
63
Gambar 4. 10
Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS pada Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus
II.
Perbandingan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri Salatiga 01 pra siklus , siklus I dan siklus II
PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
80
66
73
38
26
31
12
7
0
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
NILAI RATA - RATA
Berdasarkan gambar 4.10 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
jumlah ketuntasan belajar siswa. Dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang
tuntas dalam mata pelajaran IPS terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada gambar di atas
dapat dilihat bahwa batang yang berwarna biru menunjukkan kondisi awal dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa, kemudian yang tidak tuntas sebanyak
12 siswa dengan nilai rata-rata 66. Batang yang berwarna merah menunjukkan siklus
I,pada siklus I siswa yang tuntas meningkat sebanyak 31 siswa, kemudian siswa yang
tidak tuntas menjadi 7 siswa dengan nilai rata-rata 73. Kemudian Batang yang
berwarna hijau menunjukkan siklus II, pada siklus II ini hasil belajar siswameningkat
menjadi 38 siswa yang artinya semua siswa yang berada dalam kelas tuntas KKM,
64
dengan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 dan dengan rata-rata sebesar 80. Pada
tabel diatas menunjukkan bahwa dari kondisi awal hingga siklus II terdapat
peningkatan dalam hasil belajar siswa
4.7 Pembahasan Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture.
Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada siklus I pertemuan I materi yang diajarkan
adalah perkembangan teknologi produksi dan komunikasi. Dari pengamatan terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Siswa masih asing dan
binggung dengan model yang digunakan yaitu picture and picture. Siswa susah di
bagi dalam kelompok dan cenderung egois. Siswa belum berani mengungkapkan
pendapatnya pada kelompok lain.
Guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dalam
memanfaatkan gambar kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru saat
mengajar. Guru kurang dalam menjelaskan tugas menempelkan gambar sehingga
siswa menjadi bingung. Pada pertemuan kedua siklus I masih ditemukan
permasalahan seperti pada pertemuan kedua. Sehingga guru harus terus menerus
memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada siklus II masalah- masalah yang terdapat pada siklus I sudah berkurang,
yang ditunjukan antara lain: siswa sudah mulai terbiasa dengan model yang
digunakan, siswa juga percaya diri dalam mengungkapkan alasannya mengurutkan
gambar. Siswa mau bekerja sama dengan teman yang lain dalam satu kelompok.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang yang tuntas sebelum
diadakan tindakan sebanyak 26 (68%) dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai
terendah sebesar 40 dengan rata-rata nilai sebesar 66. Setelah diadakan tindakan pada
siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 31 (82%) dengan nilai
tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 50 dengan rata-rata nilai sebesar 73.
65
Kemudian setelah diadakan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan jumlah
ketuntasan menjadi 38 (100%) dengan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah
sebesar 70 dengan rata-rata nilai sebesar 80 . Siswa yang tidak tuntas pada kondisi
awal/sebelum diberikan tindakan sebanyak 12 (32%). Setelah diadakan tindakan pada
siklus I jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 7 (18%). Kemudian
diadakan tindakan pada siklus II jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang lagi
menjadi 0 (0%).
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe picture and picture yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SD
Negeri Salatiga 01 terdapat peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran
IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Dari penelitian sebelumnya dapat memperkuat
penelitian kali ini. Penelitian sebelumnya di lakukan oleh oleh Marlina (2012) dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menerapkan Metode Picture and Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Mangunsari 05 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Selanjutnya, penelitian yang
telah dilakukan oleh Zainal Amri (2014) dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Tamansari 01
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tetapi ada perbedaan dalam proses pembelajarannya. Pada penelitian yang terdahulu
peneliti hanya menunjukkan gambar-gambar yang ditempelkan di papan tulis, hal itu
akan membuat anak kurang tertarik dalam proses pembelajaran. Maka pada penelitian
ini, menggunakan media powerpoint untuk menunjukkan gambar yang lebih banyak
dan dapat menarik perhatian siswa karena dengan gambar yang besar anak akan lebih
jelas dan lebih memahami gambar yang ditunjukkan. Dengan menggunakan
powerpoint pembelajaran akan menjadi lebih efisien hal ini juga dilakukan karena
menyesuaikan kondisi kelas yang tergolong gemuk/banyak siswanya.
Download