BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga dengan jumlah siswa 38 yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Pada mata pelajaran IPS pokok materi untuk siklus I yaitu perkembangan teknologi dan siklus II masalah sosial dengan menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga 01 pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil Ujian Tengah Semester I pada mata pelajaran IPS dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70). Hasil belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 01 Kondisi Awal Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan < 70 12 32% Tidak tuntas ≥ 70 26 68% Tuntas 38 100% Jumlah Nilai Rata-rata 66 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan (KKM 70) sebelum diadakan tindakan sebanyak 26 siswa (68%) dan ada beberapa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa (32%). Dengan rata-rata nilai sebesar 66. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 40. Rendahnya 38 39 hasil belajar IPS siswa kelas IV disebabkan karena kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar. Hasil belajar siswa pada kondisi awal bila disajikan dalam diagram lingkaran, dapat dilihat pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Hasil Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Hasil ketuntasan belajar IPS kondisi awal Nilai belajar IPS kondisi awal 120 30 100 25 80 20 60 15 10 40 5 20 0 0 Jumlah Tuntas Tidak tuntas 26 12 jumlah nilai ratarata nilai tertinggi nilai terendah 80 100 70 Berdasarkan gambar 4.1 Diatas menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas dengan angka sebesar 12 siswa atau 32%, dan siswa yang tuntas sebesar 26 siswa atau sekitar 68%. Dengan nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu 66 dengan nilai tertinggi 90 dan dengan nilai terendah sebesar 40. Dari hasil analisis data hasil belajar kondisi awal dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 4.2. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 22 Maret 2016. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan 40 ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten atau kota dan provinsi dan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Dengan rincian sebagai berikut : 4.2.1 Perencanaan Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 maret 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti atau observer membuat RPP yang sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Kemudian menyiapkan alat peraga seperti gambar untuk digunakan saat proses pembelajaran. Setelah itu peneliti juga menyiapkan/menyusun lembar kerja siswa berdasarkan materinya yaitu perkembangan teknologi. Peneliti juga tidak lupa menyiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa yang berupa lembar observasi model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ketika proses pembelajaran berlangsung. Peneliti juga merancang/menyediakan alat evaluasi berupa tes tertulis yang akan digunakan untuk menguji siswa berdasarkan materi tersebut. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2012 melalui beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut : a. Kegiatan Awal Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Teknologi”. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan pengertian teknologi serta perkembangan teknologi produksi dan teknologi komunikasi. Guru menunjukkan beberapa gambar tentang perkembangan teknologi produksi dan perkembangan teknologi komunikasi pada masa lalu hingga masa kini. Setelah itu siswa secara 41 bergantian diminta menempelkan/mengurutkan gambar dengan benar. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan masing-masing kelompok berisi 5 orang siswa untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. c. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Kemudian guru juga memberikan pemantapan materi yang telah diajarkan. 2) Pertemuan Kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2012 melalui beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “Teknologi”. Kemudian guru pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan Perkembangan teknologi transportasi. Guru menunjukkan beberapa gambar tentang perkembangan teknologi transportasi pada masa lalu hingga masa kini. Setelah itu siswa secara bergantian diminta menempelkan/mengurutkan gambar dengan benar. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 42 c. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi. 4.2.3 Hasil Observasi 1) Pertemuan 1 Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah sebagai berikut : Pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi kepada siswa, namun guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal yang harus diperhatikan adalah ketika guru berinteraksi dengan siswa harus lebih ditingkatkan. Misalnya ketika guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi perkembangan teknologi produksi dan teknologi komunikasi. Ada beberapa siswa yang pasif ketika guru sedang mengajar. Ada juga siswa yang tidak memperhatikan guru apalagi siswa yang duduk di pojok belakang. Guru juga belum menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar. Siswa yang diminta maju kedepan masih bingung untuk mengurutkan gambar karena guru belum menyampaikan apa yang harus dilakukan siswa dalam menempelkan gambar. Disini guru juga lupa untuk menanyakan alasan dari urutan gambar yang telah ditempelkan. Ketika dibagi kelompok oleh guru ada beberapa siswa yang tidak mau berkelompok dengan siswa yang lain. Beberapa siswa masih kurang percaya diri ketika mempresentasikan hasil diskusi. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan dengan materi yang belum dipahami. Guru juga belum memberikan rangkuman dari materi yang telah dipelajari. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 43 Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil pengamatan, observasi yang dilakukan terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan I. Oleh karena itu berdasarkan lembar hasil observasi guru dan siswa penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I pertemuan I masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga diperbaiki pada siklus I pertemuan II. 2) Pertemuan II Pada siklus I pertemuan II ini terdapat peningkatan kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II sebagai berikut: Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan guru juga tidak lupa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, meskipun guru dalam bertanya jawab dengan siswa mengenai mater perkembangan teknologi transportasi masih kurang. Siswa juga sudah lebih aktif dibandingkan pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga sudah lebih antusias untuk menebak gambar yang diperlihatkan oleh guru. Guru juga sudah menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar. Siswa juga sudah tidak bingung jika diminta maju kedepan untuk menempelkan/mengurutkan gambar. Namun guru belum menanyakan kepada siswa tentang alasan menempelkan gambar. Dalam berkelompok siswa yang berisi lima orang siswa, masih kurang berinteraksi dengan teman satu kelompoknya, jadi ada siswa yang yang merasa dirinya lebih pintar sehingga dikerjakan sendiri. Kemudian untuk mempresentasikan hasil diskusi siswa sudah lebih percaya diri dengan mempresentasikan hasil diskusi dengan suara yang lebih keras. Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Hanya saja guru belum memberikan penguatan tentang materi yang telah diajarkan. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti juga mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan 44 cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan masih sama seperti lembar pengamatan pada pertemuan I yang meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut siswa siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS dengan mengunakan model kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga lebih optimal dibandingkan pertemuan pertama. Di pertemuan kedua ini guru juga memberikan kesimpulan/rangkuman dari materi yang telah dipelajari. Guru juga memberikan soal evaluasi. Setelah pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dan dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan II. Hasil pengamatan akan digunakan sebagai pemantapan pada siklus I dan akan diperbaiki kelemahan dan kekuranganya pada siklus II. 4.2.4 Tahap Evaluasi/Refleksi Sebelum melangkah pada tindakan siklus II diadakan refleksi/evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan kegiatan perbaikan pada rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan siklus II. 2. Interaksi antara guru dengan siswa harus lebih ditingkatkan lagi, misalnya dengan memberi atau menambah beberapa pertanyaan kepada siswa agar siswa tidak pasif dalam menerima pembelajaran. 3. Dalam menunjuk siswa yang disuruh maju kedepan guru harus menjelaskan tugas secara jelas kepada siswa agar siswa tidak binggung dalam mengurutkan gambar. 4. Guru seharusnya menegur siswa pembelajaran. yang tidak memperhatikan saat 45 5. Guru menunjuk siswa yang nilainya masih dibawah rata-rata agar siswa yang belum tuntas ini lebih mengerti materi yang disampaikan oleh guru. 6. Memberi arahan kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan. 7. Lebih baik guru membagi siswa dalam kelompok yang lebih kecil agar semua siswa dapat bekerja dalam kelompok. 8. Ketika membagi kelompok guru harus memberi pengertian kepada siswa agar mau bekerja sama dengan teman yang lain. 9. Hal lain yang harus diperhatikan adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. 10. Memberikan kesimpulan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari. 11. Pada pertemuan pertama dan kedua dalam siklus I ini hampir semua kegiatan yang direncanakan sudah dilakukan akan tetapi belum maksimal. Sehingga pada siklus ke II guru harus mengoptimalkan kegiatan- kegiatan yang kurang optimal pada siklus I. Ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture siklus I menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 73, siswa yang telah mencapai (KKM 70) adalah sebanyak 31 siswa (82%). Dan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 siswa (18%). Dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 50. 4.2.5 Hasil Penilaian Kinerja Guru dan Siswa pada Siklus I. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I Siklus I Total skor Nilai aktivitas Kriteria Pertemuan I 11 64% Sedang Pertemuan II 14 82% Sangat tinggi 46 Tabel 4.2 diatas menunjukkan kinerja guru dalam pembelajaran yang menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajran IPS siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 11 dengan nilai presentase 64% dengan kriteria sedang yang artinya bahwa pembelajran yang dilakukan oleh guru belum maksimal. Pada pertemuan kedua mendapat skor 14 dengan nilai presentase 82% dan kriteria sangat tingi yang artinya lebih baik dibandingkan pada pertemuan pertama, namun belum optimal. Hasil penilaian kinerja guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus I apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.2 dapat dilhat seperti dibawah ini: Gambar 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I hasil penilaian kinerja guru siklus I 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% nilai aktivitas pertemuan I pertemuan II 64% 82% Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru pertemuan pertama yaitu 64% dan meningkat pada pertemuan kedua dengan presentase 82%. Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh peneliti dengan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: 47 Tabel 4. 3 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I. Siklus I Pertemuan I Materi Perkembangan Total Nilai Kriteria skor aktivitas 10 64% Sedang 12 80% Sangat teknologi produksi perkembangan teknologi komunikasi Pertemuan Perkembangan II teknologi tinggi transportasi Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pada mata pelajaran IPS siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 10 dengan nilai presentase 64% dikatakan sedang, sedangkan pada pertemuan kedua mendapat skor 12 dengan nilai presentase 80% dengan kategori sangat tinggi. Hasil penelitian aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 selama mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus I apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.3 dapat dilihat seperti dibawah ini : 48 Gambar 4. 3 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I hasil penilaian aktivitas belajar siswa siklus I 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% nilai aktivitas pertemuan I pertemuan II 64% 80% Pada gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran siklus I pertemuan pertama yaitu 64% dan meningkat pada pertemuan kedua dengan presentase 80%. 4.2.6 Hasil Penelitian Siklus I Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil tes evaluasi siswa. Hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan < 70 7 18% Tidak Tuntas ≥ 70 31 82% Tuntas Jumlah 100% Nilai Rata-rata 73 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 50 49 Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat nlai rata- rata siswa dalam kelas pada siklus I adalah 73 meningkat dibandingkan nilai rata-rata kondisi awal yaitu 66. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa, sementara pada kondisi awal26 siswa. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Perolehan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat seperti yang dikatakan dalam hasil penelitian Pema Hendri (2014) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture an picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tes pada siklus I apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.4 dibawah ini : Gambar 4.4 Nilai ketuntasan hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri Salatiga 01 siklus I Hasil ketuntasan belajar IPS siklus I 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah Tuntas Tidak tuntas 31 7 Nilai hasil belajar siklus I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 jumlah nilai rata-rata nilai tertinggi nilai terendah 73 95 50 Pada gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa yang tuntas pada siklus I mencapai 82% atau 31 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 18% atau sekitar 7 orang siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada saat 50 kondisi awal . Pada tabel di atas dapat dilihat nilai rata-rata mencapai 73 dengan nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 50. Dengan hasil yang diperoleh pada siklus I tersebut belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. indikator keberhasilan penelitian dianggap berhasil apabila 38 siswa tuntas (KKM 70). sehingga penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus II 4.3 Pelaksanaan Siklus II Setelah melihat kekurangan, kelemahan dan kelebihan dalam siklus I perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan tindakan Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin, tanggal 28 Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Maret 2016. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten atau kota dan provinsi dan KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Dengan rincian sebagai berikut : 4.3.1 Perencanaan Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 28 dan 29 maret 2016. Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II sebelum proses pembelajaran dilaksankan, peneliti membuat RPP yang sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Peneliti tidak lupa juga membuat alat peraga seperti gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu peneliti membuat/menyususn lembar kerja siswa berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu masalah sosial. Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa selama proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture berlangsung. Peneliti juga merancang/menyediakan alat evaluasi berupa tes tertulis yang akan digunakan untuk menguji siswa berdasarkan materi seperti pada siklus I. 51 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2012 melalui beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa “Anak-anak siapa yang pernah melihat anak kecil sedang mengamen dijalan”?. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang pengertian masalah sosial dan bentuk-bentuk permasalahan sosial yang berada di lingkungan sekitar. Kemudian guru menunjukkan gambar-gambar tentang bentuk-bentuk masalah sosial. Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju kedepan menempelkan/mengurutkan gambar secara logis dari sebuah kejadian. Setelah itu guru bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan masing- masing kelompok berisi 3 orang siswa untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. c. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Kemudian guru juga memberikan pemantapan materi yang telah diajarkan. 2) Pertemuan Kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 29 maret 2012 melalui beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebagai berikut: 52 a. Kegiatan Awal Pembelajaran diawali dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan guru mengabsen siswa. Dan untuk mengawali pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya yaitu bentuk-bentuk masalah sosial. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang upaya dalam mengatasi masalah sosial. Guru menunjukkan beberapa gambar tentang upaya-upaya dalam mengatasi masalah sosial. Setelah itu siswa secara bergantian diminta menempelkan/mengurutkan gambar dengan benar. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan urutan gambar yang telah ditempelkan/diurutkan tadi, dan guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai kepada siswa. Kemudian siswa diminta berkelompokan 3 orang setiap kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. c. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Setelah itu siswa diminta untuk megerjakan soal evaluasi. 4.3.3 Hasil Observasi 1) Pertemuan 1 Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan I adalah sebagai berikut : Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan. Interaksi antara guru dengan siswa juga sudah baik, siswa yang dulunya pasif menjadi lebih aktif dibandingkan saat siklus I. Ketika guru menampilkan gambar-gambar siswa antusias untuk menebak gambar-gambar. Ketika guru menunjuk siswa untuk 53 maju kedepan siswa sudah mulai berebutan untuk maju dan menempelkan gambar. Namun ketika diminta untuk menjelaskan alasan urutan gambar siswa masih ragu-ragu. Ketika berkelompok masih ada beberapa siswa yang egois dan lks dikerjakan sendiri. Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil pengamatan, observasi yang dilakukan terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus II pertemuan I. Secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture sudah diterapkan dengan baik. 2) Pertemuan II Pada siklus II pertemun II ini kegiatan pembelajaran berjalan dengan sangat baik, hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut: Dari keseluruhan proses pembelajaran dengan mengunakan model kooperatif tipe picture and picture sudah berjalan secara optimal. Mulai dari guru yang menampilkan gambar-gambar dan siswa yang antusias untuk menebak gambar. Kemudian ketika siswa diminta maju kedepan dan menjelaskan urutan gambar siswa sudah tidak bingung dan menjelaskan alasannya dengan suara yang keras dan percaya diri. Dalam berkelompok siswa sudah saling membantu dan tidak saling egois. Kemudian ketika diminta mempresentasikan hasil diskusinya mereka satu kelompok maju kedepan dengan percaya diri. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa, kemudian 54 guru juga memberikan rangkuman pelajaran kepada siswa. Guru juga memberikan evaluasi kepada siswa. Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti juga mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan masih sama seperti lembar pengamatan pada pertemuan I yang meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut siswa siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS dengan mengunakan model kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga lebih optimal dibandingkan pertemuan pertama. Setelah pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dan dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus II pertemuan II. Hasil pengamatan jelas sangat optimal dari sisi guru maupun siswanya sudah sangat baik dan sesuai dengan rencana. 4.3.4 Hasil Evaluasi/Refleksi Pada akhir kegiatan pada siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dari siklus I terdapat perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe picture and picture sehingga siswa menjadi lebih aktif. Guru dalam mengajar pun sudah bagus dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. 2. Pada pertemuan kedua siklus II, yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan berhasil, karena terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu 38 siswa atau 100% siswa tuntas. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam 55 penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus II berhasil karena memperoleh hasil pada siklus I 82% menjadi 100%. 4.3.5 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II . Penelitian terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini: Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II Siklus I Total skor Nilai aktivitas Kriteria Pertemuan I 16 94% Sangat tinggi Pertemuan II 17 100% Sangat tinggi Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat pada pertemuan pertama memperoleh skor 16 dengan nilai presentase kegitan 94%. Kegiatan pada pertemuan pertama ini yang belum dilakukan adalah menyimpulkan materi. Pada pertemuan kedua mendapat skor 17 dengan nilai presentase kegiatan 100%. Di pertemuan kedua ini semua kegiatan guru sudah dilakukan dengan optimal. Hasil penilaian guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus II apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4. 5 seperti dibawah ini: Gambar 4. 5 Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II Hasil penilaian kinerja guru siklus II 101% 100% 99% 98% 97% 96% 95% 94% 93% 92% 91% Nilai aktivitas pertemuan I pertemuan II 94% 100% 56 Gambar 4.5 Diatas menunjukkan hasil nilai dari aktivitas kinerja guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus II. Pada pertemuan pertama memperoleh nilai presentase kegiatan sebesar 94%, dengan kriteria sangat tinggi. Pada pertemuan kedua aktivitas kinerja guru meningkat menjadi 100%, semua kegiatan guru pada siklus II sudah dilakukan dengan optimal dan sesuai langkah-langkah yang telah direncanakan dan menunjukkan kesuksesan dalam mengajar. Selain Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh peneliti dengan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4. 6 berikut ini : Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II. Siklus II Pertemuan I Materi Pengertian Total Nilai Kriteria skor aktivitas 16 94% Sangat tinggi 17 100% Sangat tinggi masalah sosial Pertemuan II Cara untuk mengatasi masalah sosial Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture. Pada siklus II pertemuan I aktivitas belajar siswa memperoleh skor sebesar 16 dengan nilai presentase 94% dengan kriteria sangat tinggi, kemudian pada pertemuan kedua mendapat skor maksimal yaitu 17 dengan nilai presentase 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe 57 picture and picture dapat berjalan optimal dan berhasil. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa apabila disajikan dalam bentuk grafik batang 4.6 adalah sebagai berikut: Gambar 4.6 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 102% 100% 98% 96% 94% 92% 90% nilai aktivitas pertemuan I pertemuan II 94% 100% Gambar 4.6 diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus II pertemuan pertama yaitu 94% , dan meningkat pada pertemuan kedua yaitu sebesar 100% dari hasil niali presntase siswa selama mengikuti pembelajaran sudah berhasil dengan baik. 4.3.6 Hasil Penelitian Siklus II Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II diakhir pembelajaran diadakan tes /evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini: 58 Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II NIlai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan < 70 0 0% Tidak Tuntas ≥ 70 38 100% Tuntas Jumlah 100% Nilai Rata-rata 80 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus II adalah 80 meningkat dibandingkan nilai rata- rata kondisi awal 66 dan siklus1 73. Jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus II meningkat menjadi 38 siswa, sementara pada kondisi awal hanya 26 siswa kemudian siklus I 31siswa. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 dengan penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus II dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes siklus II jika disajikan dalam bentuk grafik batang 4.7 pada gambar 3 dapat dilihat seperti dibawah ini : Gambar 4.7 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Hasil ketuntasan belajar IPS siklus II 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah Nilai hasil belajar IPS siklus II 120 100 80 60 40 20 0 Tuntas Tidak tuntas 38 0 jumlah nilai ratarata nilai terting gi nilai terend ah 80 100 70 59 Berdasarkan gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II semua siswa yang berjumlah 38 tuntas KKM dengan nilai presentase 100% dan yang tidak tuntas 0 %. Dengan nilai rata-rata yaitu 80, kemudian nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya adalah 70. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 pada mata pelajaran IPS berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 4.4 Hasil Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II. Setelah peneliti mengamati kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture diperoleh data perbandingan antara siklus I dan sklus II yang tampak pada tabel dan grafik 4.8 dibawah ini: Tabel 4.8 Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II Nilai Aktivitas mengajar Siklus I Siklus II Kriteria prosentase Pertemuan 1 64% Tinggi Pertemuan 2 80% Sangat tinggi Pertemuan 1 94% Sangat tinggi Pertemuan 2 100% Sangat tinggi Gambar 4.8 Perbandingan Kinerja pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan kinerja guru siklus I dan siklus II 150% 100% 50% 0% Nilai pertemuan I siklus I pertemuan II siklus I pertemuan I siklus II pertemuan II siklus II 58% 82% 94% 100% 60 Pada tabel dan gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa kinerja/kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I pertemuan pertama yaitu 64% dengan kategori tinggi, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu sebesar 80% dengan kategori sangat tinggi. Pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru juga mengalami peningkatan sebesar 94%, dan pada pertemuan kedua sebesar 100%. Dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai presentase kinerja guru dalam mengajar. Jika dilihat dari keseluruhan kegiatan yang telah direncanakan, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil. 4.5 Hasil Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II. Setelah peneliti mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture diperoleh data perbandingan antara siklus I dan sklus II yang tampak pada tabel dan grafik 4.9 dibawah ini: Tabel 4.9 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II Aktivitas belajar Nilai prosentase Kriteria Siklus I Siklus II Pertemuan 1 58% Sedang Pertemuan 2 82% Sangat tinggi Pertemuan 1 94% Sangat tinggi Pertemuan 2 100% Sangat tinggi 61 Gambar 4.9 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Nilai pertemuan I siklus I pertemuan II siklus I pertemuan I siklus II pertemuan II siklus II 58% 82% 94% 100% Dilihat dari tabel dan gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture pada siklus I pertemuan pertama yaitu 58% dan meningkat pada pertemuan kedua yaitu sebesar 82%. Di siklus II pertemuan pertama aktivitas siswa juga mengalami peningkatan menjadi 94% dan pada pertemuan kedua menjadi 100%. Dengan adanya penngkatan disetiap siklus ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe picture and picture dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil dan optimal. 62 4.6 Hasil Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Kondisi awal Siklus I Siklus II No Ketuntasan Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Tuntas 26 68% 31 82% 38 100% 2. Tidak tuntas 12 32% 7 18% 0 0% Jumlah 38 100% 38 100% 38 100% Nilai tertinggi 90 95 100 Nilai terendah 40 50 70 Nilai rata – rata 66 73 80 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari pras siklus hingga siklus II. Nilai yang tuntas pada saat kondisi awal26 siswa meningkat pada siklus I menjadi 31 siswa. Kemudian jumlah siswa pada siklus II juga meningkat menjadi 38 siswa, itu berarti semua siswa yang berada dikekas nilainya tuntas semua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disetiap siklus terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan terbukti bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Perbandingan hasil belajar pada kondisi awal/kondisi awal , siklus I dan siklus II jika disajikan dalam diagram batang dapat dilihat seperti dibawah ini: 63 Gambar 4. 10 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS pada Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus II. Perbandingan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 pra siklus , siklus I dan siklus II PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II 80 66 73 38 26 31 12 7 0 TUNTAS TIDAK TUNTAS NILAI RATA - RATA Berdasarkan gambar 4.10 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa. Dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada gambar di atas dapat dilihat bahwa batang yang berwarna biru menunjukkan kondisi awal dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa, kemudian yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa dengan nilai rata-rata 66. Batang yang berwarna merah menunjukkan siklus I,pada siklus I siswa yang tuntas meningkat sebanyak 31 siswa, kemudian siswa yang tidak tuntas menjadi 7 siswa dengan nilai rata-rata 73. Kemudian Batang yang berwarna hijau menunjukkan siklus II, pada siklus II ini hasil belajar siswameningkat menjadi 38 siswa yang artinya semua siswa yang berada dalam kelas tuntas KKM, 64 dengan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 dan dengan rata-rata sebesar 80. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari kondisi awal hingga siklus II terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa 4.7 Pembahasan Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada siklus I pertemuan I materi yang diajarkan adalah perkembangan teknologi produksi dan komunikasi. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Siswa masih asing dan binggung dengan model yang digunakan yaitu picture and picture. Siswa susah di bagi dalam kelompok dan cenderung egois. Siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya pada kelompok lain. Guru dalam menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dalam memanfaatkan gambar kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru saat mengajar. Guru kurang dalam menjelaskan tugas menempelkan gambar sehingga siswa menjadi bingung. Pada pertemuan kedua siklus I masih ditemukan permasalahan seperti pada pertemuan kedua. Sehingga guru harus terus menerus memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II masalah- masalah yang terdapat pada siklus I sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain: siswa sudah mulai terbiasa dengan model yang digunakan, siswa juga percaya diri dalam mengungkapkan alasannya mengurutkan gambar. Siswa mau bekerja sama dengan teman yang lain dalam satu kelompok. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang yang tuntas sebelum diadakan tindakan sebanyak 26 (68%) dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 40 dengan rata-rata nilai sebesar 66. Setelah diadakan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 31 (82%) dengan nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 50 dengan rata-rata nilai sebesar 73. 65 Kemudian setelah diadakan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 38 (100%) dengan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 70 dengan rata-rata nilai sebesar 80 . Siswa yang tidak tuntas pada kondisi awal/sebelum diberikan tindakan sebanyak 12 (32%). Setelah diadakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 7 (18%). Kemudian diadakan tindakan pada siklus II jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang lagi menjadi 0 (0%). Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe picture and picture yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 01 terdapat peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Dari penelitian sebelumnya dapat memperkuat penelitian kali ini. Penelitian sebelumnya di lakukan oleh oleh Marlina (2012) dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Menerapkan Metode Picture and Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 05 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Selanjutnya, penelitian yang telah dilakukan oleh Zainal Amri (2014) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Tamansari 01 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Tetapi ada perbedaan dalam proses pembelajarannya. Pada penelitian yang terdahulu peneliti hanya menunjukkan gambar-gambar yang ditempelkan di papan tulis, hal itu akan membuat anak kurang tertarik dalam proses pembelajaran. Maka pada penelitian ini, menggunakan media powerpoint untuk menunjukkan gambar yang lebih banyak dan dapat menarik perhatian siswa karena dengan gambar yang besar anak akan lebih jelas dan lebih memahami gambar yang ditunjukkan. Dengan menggunakan powerpoint pembelajaran akan menjadi lebih efisien hal ini juga dilakukan karena menyesuaikan kondisi kelas yang tergolong gemuk/banyak siswanya.