KOMPONEN F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI Sistem alokasi dana Undana berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi. Pengelolaan dana Undana dilakukan dengan mendorong keterlibatan secara aktif berbagai elemen mulai dari prodi, jurusan, fakultas, lembaga, biro, sampai pada jenjang rektorat. Berdasarkan Renstra Undana 2011-2015, setiap unit menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang disusun setiap tahun, selanjutnya menjadi rujukan untuk penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pengelolaan keuangan di Undana taat pada peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yakni: a) UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; b) UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; c) UU Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; d) UU Nomor 20 Tahun1997 tentang PNBP; e) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP); f) Perpres Nomor 65 Tahun 2007 Tentang Tunjangan Dosen; g) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; h) Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa; i) PMK 134/PMK.06/2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; j) Peraturan Dirjen Perbendaharaan NomorPER-13/PB/2007 Tentang Prosedur dan Tata Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 80 Cara Permintaan serta Pembayaran Uang Lembur bagi Pegawai Negeri Sipil; dan k) Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-12/PB/2007 Tentang Prosedur dan Tata Cara Permintaan Serta Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tahapan pengelolaan pembiayaan di Undana meliputi 3 tahapan, yakni (i) tahapan perencanaan; (ii) pelaksanaan, monitoring dan evaluasi; serta (iii) pelaporan dan audit. Pada tahapan perencanaan, pembiayaan disusun sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan program, maupun output yang diharapkan. Dengan demikian anggaran yang disusun tepat sasaran untuk membiayai masing-masing program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan. Sistem perencanaan pendanaan Undana disusun mengikuti standar operasional prosedur (SOP) rencana kegiatan anggaran kementerian dan lembaga (RKA-KL) dan DIPA. Perencanaan keuangan dilakukan secara bottom-up yakni mulai dari tingkat Prodi, jurusan/bagian, fakultas dan lembaga di lingkungan Undana yang mengacu pada RKA-KL. Artinya, seluruh unit-unit tersebut diberikan kepercayaan secara mandiri untuk merencanakan alokasi anggaran yang sesuai dengan RKA-KL. Setelah diharmonisasi dalam rapat koordinasi pimpinan universitas dengan berbagai unit/fakultas/lembaga, Rektor meneruskan RKA-KL ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mendapat persetujuan. Setelah persetujuan Kemendikbud didapatkan, dilakukan pembahasan di Departemen Keuangan untuk menentukan pagu anggaran yang tertuang dalam DIPA. Selanjutnya diterbitkan persetujuan dan besarnya DIPA Undana melalui surat keputusan (SK Menkeu RI). Kemudian, Rektor menyerahkan alokasi DIPA kepada unit-unit kerja dilingkungan Undana melalui para pimpinan unit. Undana memperoleh sumber pendanaan dalam pelaksanaan pendidikan tinggi dari RM, PNBP dan sumber lain (hibah/pinjaman luar negeri). Pembiayaan hibah luar negeri (PLN), PNBP dan RM tahun 2009-2013 ditunjukkan pada grafik di bawah ini (Gambar 1). Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 81 350,000,000,000 1,358,386,000 300,000,000,000 60,245,541,000 2,742,552,000 0 250,000,000,000 62,430,742,000 46,813,143,000 200,000,000,000 5,977,080,000 52,645,736,000 0 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 265,543,261,000 209,097,327,000 36,858,854,318 187,410,851,000 195,227,588,000 109,883,359,000 2009 0 2010 0 2011 2,742,552 2012 1,358,386 2013 5,977,080 PNBP 36,858,85 46,813,14 62,430,74 60,245,54 52,645,73 Rupiah Murni 109,883,3 187,410,8 195,227,5 265,543,2 209,097,3 PLN Gambar 1. Alokasi Anggaran Rupiah Murni, PNBP, dan PLN Gambar 1 menunjukkan bahwa alokasi anggaran Undana mengalami peningkatan baik dari PNBP maupun Rupiah Murni (RM). Besarnya masing-masing anggaran PNBP dan RM untuk 3 tahun terakhir terus meningkat secara signifikan. Hal ini terkait dengan dukungan pemerintah pusat untuk mendorong pembangunan infrastruktur, sedangkan peningkatan PNBP berhubungan dengan meningkatnya student body yang berkonsekuensi kepada meningkatnya sumbangan pendidikan. Namun demikian, sejak tahun 2012 dan seterusnya telah diterapkan uang kuliah tunggal (UKT), maka penerimaan PNBP Undana cenderung menurun. Pengelolaan dana, diawali dengan pengajuan proposal kegiatan yang dilengkapi dengan rincian anggaran kegiatan, yang disetujui oleh pimpinan unit. Prosedur pencairan dan verifikasi anggaran, mengacu kepada SOP pengelolaan dana sehingga penggunaan dana dapat terukur dan termonitor dengan baik. Akuntabilitas penggunaan dana dapat dilakukan dengan sistem monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap penggunaan dana. Monev pembiayaan dimulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan anggaran DIPA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 82 fungsi perencanaan anggaran yang efektif dan efisien. Seluruh perencanaan anggaran DIPA yang sudah tertuang dalam RKA-KL dari semua unit kerja/fakultas/lembaga beserta aktivitas dan penanggung jawabnya ditunjukkan dalam Tabel 21. Tabel 21. Rincian Prosedur dan Aktivitas Setiap Penanggung Jawab Anggaran DIPA No Penanggung Jawab 1 Jurusan/ Lembaga/Bagian 2 Ketua Jurusan 3 Fakultas/ Lembaga 4 6 Dekan/Direktur/ Ka.Lembaga BAAK-PSI (Bagian Perencanaan) PR II 7 Rektor 5 Aktivitas • Membuat perencanaan kegiatan-kegiatan. • Membuat penganggaran kegiatan dilengkapi RAB/TOR/Proposal dan sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) yang berlaku. • Mengetahui dan menyetujui usulan yang dibuat dengan menandatanganinya. • Menghimpun data-data kegiatan disemua jurusan yang sudah dianggarkan dan dilengkapi dengan RAB/TOR/Proposal untuk dimasukkan kedalam aplikasi RKA-KL. • Mengetahui dan menyetujui semua perencanaan yang dibuat dengan menandatanganinya. • Membahas perencanaan semua Fakultas /Lembaga yang sudah tertuang kedalam aplikasi RKA-KL berserta Data Pendukungnya. • Merekomendasikan perencanaan (RKA-KL, Data Pendukung) dari BAAK-PSI untuk mendapat persetujuan dari Rektor. • Menyetujui dan menandatangi perencanaan anggaran untuk pembahasan lebih lanjut di Kementerian Keuangan RI. Monev terhadap anggaran DIPA dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan rincian kegiatan yang ditunjukkan pada Tabel 22. Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 83 Tabel 22. Rincian Aktivitas Setiap Penanggung Jawab Anggaran DIPA No Penanggung Jawab 1 Fakultas/Lembaga/ Bagian 2 Rektor 3 PR II 4 Karo AUK 5 Kabag. Keuangan 6 Kasubag. Dana Masyarakat Kasubag. Monev 7 8 Bendahara Pengguna PNBP 9 Fakultas/Program/ Lembaga/ Bagian Aktivitas Mengajukan anggaran untuk berbagai kegiatan dengan acuan anggaran DIPA dari Fakultas/Lembaga/Bagian oleh Dekan/Ka.Lembaga Menerima pengajuan anggaran untuk berbagai kegiatan di Fakultas/Program/Lembaga. Menerima disposisi proses atas pengajuan anggaran dari Fakultas/Program/Lembaga. Menerima disposisi proses atas pengajuan anggaran dari Fakultas/Program/Lembaga. Menerima disposisi proses atas pengajuan anggaran dari Fakultas/Program/Lembaga. Melakukan pengecekan antara pengajuan masingmasing Fakultas/Program/Lembaga. Berkoordinasi dengan Kasubag Monev dalam besaran pagu yang tersedia. Mengeluarkan Cek atau Tunai atas perintah Kasubag Dana Masyarakat diketahui dan disetujui oleh Kepala Biro Keuangan (cek ditandatangani oleh PPK). Menerima dana atas pengajuan yang disampaikan. Untuk pertanggungjawaban dan verifikasi SPJ Anggaran DIPA dari berbagai kegiatan di Fakultas/Lembaga/Bagian dapat dirincikan dalam Tabel 23. Tabel 23. Rincian Prosedur Pertanggungjawaban dan Verifikasi SPJ Anggaran DIPA No Penanggung Jawab Aktivitas 1 Fakultas/Lembaga/ Bagian Mengirimkan pertanggungjawaban dana anggaran yang diterima sesuai dengan pengajuan dilengkapi data bukti-bukti sahnya SPJ (kwitansi). 2 Rektor disposisi ke PR II. 3 PR II disposisi ke Karo AUK. 4 Karo AUK disposisi ke Kabag Keuangan. 5 Kabag. Keuangan disposisi ke Kasubag Monev. 6 Kasubag Monev Melakukan pengecekan data/bukti-bukti pertanggungjawaban Fakultas/Lembaga/Bagian berkoordinasi dengan staf monev dalam verifikasi keabsahan SPJ/kwitansi. 7 Staf-staf Verifikasi Melakukan verifikasi keabsahan pertanggung- Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 84 8 Bendahara Pengguna PNBP 9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 10 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 11 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 12 Bagian Arsip Keuangan jawaban/SPJ/kwitansi dilengkapi data pelengkap dan data pendukung. Membuatkan pelaporan atas pertanggungjawaban SPJ/Kwitansi untuk dikirimkan ke instansi terkait. Mengirimkan pelaporan dan bukti-bukti fisik SPJ/kwitansi ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mengirimkan pelaporan dan bukti-bukti fisik SPJ/kwitansi ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mengirimkan pelaporan penggunaan anggaran yang telah dipergunakan untuk mendapatkan pengesahan. Melakukan pengarsipan atas data bukti-bukti pertanggungjawaban SPJ dari Fakultas/ Lembaga/Bagian. Akuntabilitas penggunaan dana juga dilaporkan secara periodik dalam laporan keuangan, yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran. 2. Neraca (balance sheet). 3. Laporan Arus Kas (statement of cash flow). 4. Catatan (pengungkapan/penjelasan) atas Laporan Keuangan. 5. Laporan Aktiva. Di samping laporan-laporan di atas, terdapat pula laporan keuangan lain yang bermanfaat bagi kepentingan manajemen Undana, misalnya, laporan tiap segmen (segmented reporting). Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dari masing-masing unit yang terdapat di lingkungan universitas sehingga dapat memberikan gambaran kinerja unit/segmen organisasi tertentu. Manajemen keuangan dan sistem akuntansi Undana yang ada saat ini dikembangkan berdasarkan peraturan untuk perguruan tinggi negeri. Sistem tersebut tidak dirancang untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat, dan terutama jika terjadi perubahan status organisasi yang mendasar. Contoh kendala dalam manajemen keuangan universitas adalah konsekuensi dari implementasi UU Nomor20 Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 85 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta UU Nomor17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Kedua undang-undang tersebut mengharuskan semua dana yang diperoleh universitas harus masuk ke kas negara, dan baru dapat digunakan setelah melalui prosedur pengusulan yang sering kali memakan waktu cukup lama. Berdasarkan assessment yang telah dilaksanakan, terdapat setidaknya dua kelemahan pokok dari sistem yang ada. Pertama, sistem yang ada belum dapat digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagaimana disebutkan di atas dengan tepat waktu. Meskipun, pada tahun 2005 ini telah dilaksanakan pembaharuan dalam sistem akuntansi dan keuangan instansi pemerintah yaitu mengacu pada PERATURAN PEMERINTAH Nomor 24 Tahun 2005. Undana telah mengimplementasikan Sistem Akuntansi Instansi (SAI), Sistem Akuntansi Keuangan dan Penggunaan Anggaran (SAKPA) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (Simak BMN). Implementasi SAI di Undana telah mampu menghasilkan neraca dan laporan-laporan lain yang diperlukan secara periodik. Sementara laporan-laporan lain yang dihasilkan dari sistem yang ada merupakan laporan baku untuk sebuah PTN. Dengan statusnya sebagai PTN, Undana memang tidak dituntut untuk membuat dan mempublikasikan laporan keuangan selengkap yang disebutkan di atas. Sebagai perguruan tinggi yang otonom, pembuatan laporan keuangan yang komprehensif dan publikasinya secara periodik menjadi suatu tuntutan dan Undana terus berupaya memenuhinya sebagai bukti pertanggungjawaban Undana terhadap seluruh stakeholders serta bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran negara. Kedua, meskipun Undana telah mampu menyusun budget dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), masih ditemukan kekurangan dalam laporan tersebut. Oleh karena LAKIP belum di “link” secara langsung dengan budget, kinerja yang dicapai dalam LAKIP belum dapat menggambarkan secara utuh kinerja ”riil” universitas. Dari aspek proses, baik budget maupun LAKIP dibuat secara manual dan terpisah. Proses manual semacam ini menyita waktu dan memerlukan upaya klarifikasi yang intensif, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa manajemen keuangan dan sistem akuntansi yang ada saat ini perlu untuk diperbaharui. Secara ringkas prioritas utama Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 86 pembaharuan yang akan dilaksanakan adalah melalui mekanisme dan rancangan sebagai berikut: 1. Organisasi pengelola keuangan dioptimalkan kinerjanya agar sistem keuangan dapat dijalankan dengan baik. 2. Perangkat lunak (software) untuk penyusunan program dan anggaran diperlukan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan mempercepat proses penyusunannya. Perangkat lunak ini juga akan difungsikan untuk mempercepat proses pelaporan terutama LAKIP dan laporan realisasi anggaran. 3. Sistem ini diperlukan untuk pengelolaan data akuntansi dan keuangan untuk dapat dimanfaatkan dalam menghasilkan laporan keuangan standar, maupun laporanlaporan keuangan internal yang diperlukan oleh manajemen menengah dan manajemen puncak. 4. Peningkatan peran SPI diperlukan untuk menjamin terlaksananya sistem pengelolaan keuangan yang baik dan dilaksanakannya praktek-praktek akuntansi yang sehat. SPI berfungsi untuk melaksanakan audit internal, dan memberikan rekomendasi perbaikan sistem. 5. Peningkatan kualitas SDM bidang akuntansi dan keuangan diperlukan secara berkelanjutan melalui pelatihan yang inheren dalam program pengembangan staf. Disamping itu diperlukan pula peningkatan kuantitas tenaga profesional bidang akuntansi dan keuangan untuk memperkuat bagian keuangan dan atau akuntansi yang direncanakan. Aspek-aspek manajemen keuangan dan sistem akuntansi dapat dikembangkan secara simultan. Terwujudnya pengembangan dan atau pembangunan aspek-aspek di atas diharapkan dapat mendukung pengelolaan keuangan universitas yang transparan dan akuntabel. Berjalannya manajemen keuangan dan sistem akuntansi yang didukung dengan kualits SDM yang memadai, maka dapat memenuhi asas the right man on the right place. Selain akuntabilitas dan transparansi dapat terwujud trust stakeholders dapat dicapai. Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 87 Bentuk pertanggungjawaban keuangan yang dilaporkan dalam laporan keuangan terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan yang disusun secara tersentral memuat: 1. Jenis dan periode pelaporan. 2. Tata cara penyusunan laporan keuangan. 3. Verifikasi dan rekonsiliasi. 4. Waktu penyampaian laporan keuangan. 5. Lain-lain pendukung laporan keuangan. 6. Isi catatan atas laporan keuangan. 7. Pos-pos laporan keuangan. 8. Sistematika isi laporan keuangan. 9. Rincian laporan keuangan dan penyusunan laporan barang. Bentuk pertanggungjawaban juga di aplikasikan dalam SAI terdiri dari SAKPA dan Simak BMN yang disusun secara bulanan, triwulan, semester dan akhir tahun. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yaitu basis kas (cash basis) untuk pengakuan pendapatan belanja dan basis akrual (accrual basis) untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, dan pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggung jawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Ukuran keberhasilan pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain total penerimaan, proporsi dana mahasiswa dari total penerimaan, proporsi dana APBN dari total penerimaan, dan indeks produktivitas. Sistem pelaporan keuangan Undana menggunakan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK Nomor45 untuk menjadi acuan dalam penerapan praktek bisnis yang sehat dalam rangka peningkatan produktivitas organisasi. Laporan keuangan eksternal Undana terdiri dari: 1) neraca, 2) laporan aktivitas, 3) laporan arus kas, 4) catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dibuat setiap bulan, triwulan, semester, dan tahunan. Laporan akan disampaikan kepada Ditjen Dikti Kemendikbud dan Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu. Sebelum disampaikan kepada pihak-pihak tersebut, laporan keuangan terlebih dahulu akan direviu oleh tim SPI Undana. Dalam rangka konsolidasi Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 88 pelaporan keuangan Undana dengan laporan keuangan Kemendikbud, Undana tetap akan menggunakan aplikasi SAI (Sistem Akuntansi Instansi). Dasar penyusunan laporan keuangan adalah SAI dan PERATURAN PEMERINTAH Nomor24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Bentuk laporan keuangan yang dilaporkan adalah 1) laporan realisasi anggaran, 2) neraca dan 3) catatan atas laporan keuangan. Sebelum disampaikan ke Kemendikbud dan Kemenkeu, laporan keuangan SAI akan direkonsiliasi dengan KPPN. Laporan keuangan SAI ini akan dibuat dan disampaikan secara bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan. Oleh karena Undana menggunakan PSAK sebagai dasar penyusunan laporan keuangan maka diperlukan konversi dan rekonsiliasi laporan keuangan berdasarkan PSAK dengan laporan keuangan berdasarkan SAI. Undana berencana membangun sistem akuntansi dan penatausahaan keuangan terkomputerisasi yang nantinya akan dapat menghasilkan laporan keuangan berdasarkan SAK dan SAI. Pembuatan dan rekonsiliasi laporan keuangan ini akan dilakukan oleh bagian keuangan melalui konsolidasi laporan keuangan yang dibuat oleh sub bagian keuangan di fakultas/unit. Selain itu, semua laporan tersebut harus disampaikan ke SPI untuk dilakukan fungsi pemantauan. Pemantauan keuangan dilakukan pada unit masingmasing melalui surat pertanggung jawaban (laporan SPJ) yang dibuat. SPJ berisi pelaporan pengeluaran uang yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang mendukung. Laporan ini dikirimkan ke bagian keuangan universitas untuk diteliti dan dievaluasi. Bagian keuangan harus memastikan bahwa setiap belanja telah didasarkan pada anggaran yang telah dibuat sebelumnya, kelengkapan dokumen pembayaran sebagaimana diatur dalam SOP RKA-KL, otorisasi pembayaran telah dilakukan sebagaimana diatur dalam SOP RKA-KL, kewajiban pajak dan kewajiban lainnya telah dipenuhi. Selain itu secara periodik dan berdasarkan resiko (risk-based), SPI akan melakukan audit dan reviu internal atas pelaksanaan pengelolaan dan laporan keuangan Undana. Audit dan reviu internal ini akan digunakan untuk memastikan bahwa semua peraturan Undana telah ditaati terutama dalam pengelolaan keuangan. Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 89 Dana merupakan salah satu elemen penting dalam suatu organisasi, oleh karena itu Undana terusa melakukan berbagai terobosan untuk menggalang berbagai sumber pendanaan Contoh penggunaan anggaran rupiah murni berdasarkan jenis belanja (20092013) ditunjukkan pada Gambar 2. 300,000,000,000 250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 Bel.Bantuan sosial 2009 6,380,800 2010 6,564,000 2011 8,013,800 2012 8,826,000 2013 0 Belanja Modal 20,600,21 97,607,36 96,121,48 124,893,6 74,160,00 Belanja Barang 19,900,56 15,654,68 13,353,21 29,734,83 29,224,48 Belanja Pegawai 63,001,78 67,584,80 77,739,09 102,088,7 105,712,8 Gambar 2. Anggaran Rupiah Murni berdasarkan Jenis Belanja (2009-2013) Pada Gambar 2 terlihat bahwa belanja modal terus meningkat dari Rp. 20 M (2009) menjadi Rp. 124 M (2012) demikian juga dengan belanja barang dari Rp. 19,9 M (2009) menjadi Rp. 29 M (2012). Peningkatan anggaran RM selain karena peningkatan belanja gaji untuk dosen dan tenaga kependidikan tetapi juga karena peningkatan belanja barang dan modal seperti peralatan laboratorium dan pembangunan gedung baru. Data tersebut mengindikasikan pembangunan bahwa Undana infrastruktur-infrastruktur terus demi melakukan memajukan pembenahan Undana dalam dan hal peningkatan kualitas pembelajaran, demikian juga dengan belanja pegawai terus meningkat dari Rp. 63 M (2009) menjadi Rp. 105 M (2013). Hal ini membuktikan bahwa perkembangan SDM dan infrastuktur di Undana berjalan secara sinergis untuk terus dikembangkan. Artinya, peningkatan kualitas SDM dan proses belajar mengajar guna peningkatan mutu pendidikan selalu diikuti dan ditopang dengan peningkatan Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 90 sarana dan prasarana. Adapun persentase realisasi anggaran rupiah murni dan PNBP (2008-2013) ditunjukkan pada Gambar 3. 180.00 160.00 140.00 76.86 120.00 62.44 72.07 78.78 80.85 98.18 98.61 94.04 100.00 80.00 60.00 40.00 95.79 93.03 20.00 22.56 31.67 Realisasi PNBP 2008 76.86 2009 62.44 2010 72.07 2011 78.78 2012 80.85 2013 22.56 Realisasi RM 95.79 93.03 98.18 98.61 94.04 31.67 Gambar 3. Persentase Realisasi Anggaran Rupiah Murni dan PNBP (2008-2013) Dari sisi realisasi anggaran untuk PNBP terlihat bahwa terjadi penurunan dari 76,86 % (2008) menjadi 62,44 % (2009), kemudian terus meningkat dalam 3 tahun terakhir yakni 72,07 % (2010); 78,78 % (2011) dan 80,85 % (2012); sedangkan realisasi anggaran Undana dari RM 5 tahun terakhir (2008-2012) selalu diatas 90% (Gambar 3). Rendahnya realisasi anggaran dari sumber dana PNBP dipengaruhi oleh perubahan sejumlah regulasi di bidang keuangan dan sistem anggaran terutama adanya anggaran perubahan (APBN-P) yang disetujui pada akhir tahun menyulitkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fenomena ini dialami oleh semua instansi pemerintah. Sarana dan prasarana merupakan perangkat keras (hardware) yang penting dalam menunjang pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu Undana dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana telah mengembangkan pedoman standar yang memungkinkan setiap pengelola dan pengguna dapat melakukan pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana secara baik dan bertanggungjawab. Beberapa pedoman yang telah tersedia, antara lain Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 91 SOP pengelolaan asset, SOP Pemanfaatan asset, SOP pemeliharaan asset, dan SOP penghapusan asset. Secara bertahap Undana telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan ketersediaan prasarana gedung untuk mendukung VMTS Undana. Dalam 5 tahun terakhir (2008-2009), ketersediaan gedung di Undana seperti terlihat pada Tabel 24. Tabel 24. Ketersediaan prasarana gedung di Undana (m2) Tahun 2008 2009 2010 Prasarana Gedung Kuliah 17,530 17,900 17,879 Gedung 27,429 28,029 24,297 Kantor Ruang Dosen 3173 3172 2,473 Laboratorium 9,058 9,458 9,258 Bengkel 868 868 868 Perpustakaan 3600 3600 3600 Asrama 5600 5600 5600 Mahasiswa Student Centre 1500 1500 1,500 Guest House 634 634 634 Kandang 185 225 185 Jumlah Total 78,427 79,836 75,144 2011 2012 17,879 17,530 25,863 32,865 2473 9,258 868 3600 565 11,725 868 3600 5600 5600 1,500 634 185 76,710 1500 634 185 83,922 Tabel 24 menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir terjadi peningkatan pada gedung kantor dan laboratorium, hal ini disebabkan oleh adanya pembangunan kantor rektorat baru dan beberapa laboratorium seperti laboratorium Bio Science (Laboratorium Terpadu) dan beberapa laboratorium di beberapa fakultas yaitu pertanian, FST, FKH, dan FK. Untuk gedung kuliah secara kuantitatif tidak mengalami perubahan tetapi sesungguhnya secara kualitas ketersediaan gedung kuliah semakin membaik karena telah dibangun beberapa gedung kuliah yang baru seperti di FKM dan FKIP yang semulanya kedua fakultas ini menggunakan gedung di kampus yang lama dengan kualitas yang tidak layak lagi. Ruang dosen mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2011 seluas 2473 m2 menjadi 565 m2. Hal ini disebabkan oleh pemindahan FKIP dan FKM ke kampus baru sehingga secara kuantitas mengalami penurunan yang drastis dan juga kemungkinan disebabkan karena belum dilakukan rasionalisasi penggunaan ruangan Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 92 untuk dosen. Gedung perpustakaan Undana, walaupun secara kuantitas tidak terjadi peningkatan namun dari sisi fungsi gedung perpustakaan pusat Undana didukung juga oleh keberadaan ruang baca yang tersebar di semua fakultas. Perlu diinformasikan bahwa pada tahun 2013 telah dimulai pembangunan gedung auditorium berkapasitas 5000 orang yang diharapkan akan selesai pada tahun 2014. Untuk sarana dan prasarana, Undana memiliki lahan kampus utama adalah seluas 243,97 Ha dan pada saat ini dimanfaatkan bersama untuk kegiatan akademik dan administratif dari berbagai macam fakultas serta kantor pusat universitas dan kegiatankegiatan mahasiswa. Area tertutup yang dipergunakan untuk bangunan seluas 165,11 Ha, meliputi area kelas menggunakan lahan seluas 69,1 Ha, laboratorium 68,3 Ha, perpustakaan 5,15 Ha, dan administrasi 22,56 Ha. Area terbuka lapangan olahraga 8,80 Ha, dan keperluan lain seluas 70,06 Ha. Dengan memperhatikan luas area tertutup yang ada, nampak bahwa area terbuka masih menempati proporsi yang cukup besar, yaitu sekitar 32,32 persen luas kampus. Perkembangan luas tanah dan bangunan fisik Undana kurun waktu 2007-2012 telah mengalami perubahan. Selain itu, fasilitas lain untuk mendukung proses pembelajaran berbasis multimedia dengan teknologi informasi terus ditingkatkan penyediaannya secara menyeluruh. Sampai sekarang wireless access point internet (hot spot) sudah terpasang di 10 titik, baik yang terpasang di kantor pusat maupun di setiap fakultas. Tambahan lagi, Undana telah membangun Laboratorium Bio Science dengan peralatan canggih yang diutamakan untuk kegiatan riset dosen dan mahasiswa. Beberapa fakultas yang terlibat dalam penggunaan laboratorium ini adalah: Kedokteran, Pertanian, Peternakan, Perikanan, Sains dan Teknik. Demikian juga untuk kepentingan internal, sarana dan prasarana, Undana juga menyediakan pelayanan untuk pihak eksternal, antara lain perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas teknologi informasi. Hal krusial berkaitan dengan sarana dan prasarana Undana adalah sampai saat ini belum memiliki sistem pengelolaan aset yang efisien. Efisiensi penggunaan aset belum pernah diukur. Undana belum mengembangkan sistem pengukuran efsiensi penggunaan aset. Selain itu sistem informasi aset juga belum digunakan secara optimal, sehingga inventarisasi aset belum efektif. Salah satu akibat dari belum optimalnya sistem Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 93 informasi aset adalah Undana belum dapat secara optimal melakukan resource sharing serta efisiensi pemeliharaan aset juga belum dapat dilakukan. Beberapa standar Dikti mengenai sarana dan prasarana masih belum dapat dipenuhi oleh Undana, misalnya standar luas ruang dosen per-dosen. Selain itu standar sarana dan prasarana tertentu juga belum dimiliki oleh Undana. Akibatnya standar sarana dan prasarana antar fakultas sangat beragam, misalnya standar kelas yang sangat berbeda antar fakultas. Perpustakaan Undana memberikan berbagai layanan bagi penggunanya. Layanan yang disediakan meliputi layanan sirkulasi, jasa informasi, silang layan, layanan multimedia dan jasa pendidikan pengguna. Di samping itu perpustakaan juga memberikan layanan lain, seperti layanan fotokopi, dan pemindaian. Seluruh layanan yang tersedia dapat dilakukan baik secara manual maupun elektronik. Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan. Pengguna perpustakaan Undana adalah masyarakat Undana sendiri, yang terdiri atas staf pengajar, mahasiswa dan peneliti serta tenaga administrasi. Selain itu perpustakaan Undana juga dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat lain di luar Undana yang diatur dengan suatu peraturan baku. Layanan informasi kepada para pengguna mencakup penyediaan bahan perpustakaan yang terdiri atas bahan cetak dan noncetak. Bahan cetak dibedakan menurut jenis informasinya, seperti buku teks, buku rujukan, terbitan berseri, dan karya akademis. Bahan non-cetak terdiri atas semua jenis bahan multimedia seperti compact disc, video disc, film, mikrofis, mikrofilm dan kaset. Perpustakaan Undana menyediakan fasilitas ruang baca, ruang belajar khusus, internet, televisi, fotokopi, laminasi dan pemindaian (scanning). Pelayanan pengguna sebagai salah satu kegiatan utama yang mendukung proses belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat memerlukan suatu standar, dengan memperhatikan bahwa standar itu: a. berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna. b. berasaskan keterpaduan dan kesamarataan. c. berdasarkan pada peraturan baku yang dilaksanakan secara optimal. d. dilaksanakan secara cepat, tepat, cermat dan terarah. Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 94 Keanggotaan Perpustakaan dibedakan antara anggota intern dan anggota ekstern: a) anggota intern adalah anggota yang berasal dari lingkungan Undana, mencakup mahasiswa, staf pengajar, peneliti dan staf administrasi. b) anggota ekstern terdiri atas alumni Undana, mahasiswa PTN/PTS, pengajar PTN/PTS, peneliti, dan masyarakat lain yang berasal dari luar lingkungan Undana, serta institusi pemerintah dan swasta. Kegiatan administrasi keanggotaan meliputi pembuatan kartu anggota dan keterangan bebas pinjam. Waktu layanan untuk UPT-Perpustakaan Undana perminggu sekitar 33,30 jam dan dapat ditingkatkan jam pelayanan sesuai dengan kebijakan pimpinan Undana. Waktu pelayanan di perpustakaan fakultas/cabang di lingkungan Undana disesuaikan dengan UPT Perpustakaan Undana (Pusat). Sistem layanan perpustakaan meliputi i) Layanan terbuka, yaitu pengguna dapat langsung mengambil sendiri bahan perpustakaan yang dibutuhkan, dan ii) Layanan tertutup, yakni pengguna tidak dapat langsung mengambil sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan tetapi meminta bantuan petugas. Sistem layanan di UPT Perpustakaan Undana saat ini adalah Layanan Terbuka, sedangkan Layanan Tertutup bisa diterapkan sesuai dengan kondisi di UPT pada masa mendatang. Salah satu jasa utama yang diberikan perpustakaan Undana kepada para pengguna adalah peminjaman bahan perpustakaan. Bahan perpustakaan yang dapat dipinjamkan misalnya: (a) buku teks dan (b) buku wajib. Pada umumnya koleksi grey literature, koleksi rujukan, jurnal dan surat kabar hanya dibaca di tempat. Kepada pengguna dapat diberikan jasa informasi sebagai berikut: a) Jasa rujukan adalah jasa yang diberikan kepada pengguna perpustakan untuk mendapatkan informasi. b) Jasa penyusunan bibliografi, indeks, abstrak adalah kegiatan pengumpulan informasi yang dimiliki sesuai permintaan perorangan atau kelompok mengenai suatu topik dan disusun dalam bentuk bibliografi, indeks atau abstrak. c) Jasa penelusuran dan bibliografi adalah jasa yang diberikan untuk mencari semua bahan perpustakaan baik yang dimiliki maupun tidak dimiliki mengenai topik tertentu Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 95 dalam bentuk bibliografi. Penelusuran ini dilakukan baik secara manual maupun elektronik (misalnya CD-ROM, internet/intranet, dan lain-lain). d) Jasa kesiagaan informasi mutakhir (current awareness service) adalah kegiatan memberikan informasi berupa bahan perpustakan yang baru diterima. e) Jasa penyebaran informasi terseleksi (selected dissemination of information) adalah pemberian informasi yang baru diterima kepada perorangan atau kelompok sesuai dengan bidang yang diminati. Jasa tersebut bersifat selektif; pengguna mendapatkan fotokopi abstrak atau artikel secara rutin. f) Jasa informasi kilat (current contents) adalah jasa layanan berupa pemberian daftar isi dari suatu jurnal ilmiah kepada pengguna sesuai dengan judul-judul yang diminati. g) Jasa silang layan (inter library services) adalah jasa yang diberikan kepada pengguna untuk mempermudah akses informasi dari perpustakaan lain. h) Jasa penerjemahan adalah jasa berupa kegiatan alih bahasa bahan perpustakaan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. i) Kliping adalah jasa berupa pembuatan kliping surat kabar yang dikumpulkan dari berbagai media. Jenis koleksi yang ada di UPT Perpustakaan: a. Koleksi Pustaka Cetak: Buku Teks, Majalah, Jurnal, Karya Ilmiah Dosen, Skripsi, dll. b. Koleksi Pustaka elektronik: Abstrak Skripsi para lulusan Undana, Jurnal elektronik, dll. Komputer merupakan perangkat keras (hardware) yang penting untuk mendukung organisasi dalam melakukan berbagai kegiatan operasional. Adapun ketersediaan fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian di Undana dalam 5 tahun terakhir seperti pada Tabel 25. Tabel 25. Ketersediaan fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian Tahun Jenis Fasilitas 2008 2009 2010 2011 2012 Peralatan Laboratorium 16329 15995 13,962 9,573 13749 Komputer Air Conditioner (AC) 1354 329 1431 414 1,511 442 1,714 455 1861 571 Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 96 Tabel 27, menunjukkan bahwa fasilitas komputer dari tahun 2008 – 2012 terus mengalami peningkatan dari 1354 unit pada tahun 2008 menjadi 1851 unit pada tahun 2012. Peralatan laboratorium secara kuantitas mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai pada tahun 2011, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2012. Adanya penurunan jumlah peralatan laboratorium disebabkan oleh penghapusan pada peralatan laboratorium yang rusak. Namun untuk tahun 2013 pengadaan perlatan laboratorium masih dilakukan seiring dengan pembangunan gedung laboratorium Bio Science sebagai laboratorium terpadu Undana. Jika dilakukan análisis terhadap kesesuaian dan kecukupan sarana dan prasarana, maka dapat dikatakan sarana dan prasarana yang tersedia saat ini belum mencukupi baik dari sisi jumlah maupun mutu. Untuk kecukupan ruang kuliah masih di bawah rasio kecukupan yaitu hanya tersedia 1.02 m2/mahasiswa atau rasio dari ruang kuliah seluas 17.530 m2 dengan jumlah mahasiswa pada tahun 2012 sebanyak 17.141 orang. Hal yang sama terjadi pada ruang dosen, dimana hanya tersedia 0.64 m2/dosen atau rasio dari luas ruang dosen 565 m2 dengan 874 orang dosen Undana. Mencermati kondisi di atas, maka upaya mendesak yang dapat dilakukan Undana adalah perlu melakukan efisiensi penggunaan ruangan untuk keperluan perkuliahan mahasiswa dan ruang dosen. Namun dalam jangka panjang Undana perlu berupaya secara bertahap untuk membangun gedung kuliah dan ruang dosen melalui pendanaan pusat. Memahami bahwa Undana sebagai suatu organisasi yang bersifat dinamis, maka penyediaan sarana dan prasarana perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kinerja organisasi. Pada tahun 2014, Undana akan membangun lagi dua gedung untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan serta melanjutkan pembangunan gedung auditórium yang dimulai pada tahun 2013. Undana juga masih berupaya untuk memperjuangkan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan untuk Fakultas Kedokteran dan gedung untuk Fakultas Kedokteran Hewan. Dari sisi penyediaan peralatan laboratorium juga terus diupayakan seiring dengan selesainya pembangunan Laboratorium Bio Science. Kehadiran lab. Bio Science sebagai lab. terpadu akan memberikan efisiensi dalam pemanfaatannya karena peralatan laboratorium yang ketersediaannya terbatas dapat digunakan bersama oleh beberapa Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 97 fakultas baik untuk kepentingan praktikum mahasiswa atau juga untuk kepentingan penelitian mahasiswa dan dosen. Untuk itu pembenahan dan penguatan sistem teknologi informasi menjadi prioritas, sehingga pada tahun 2009 Undana telah membuat blue print ICT. Sistem teknologi informasi akan dikelola oleh Direktorat TIK dan untuk ini Undana juga memperoleh dukungan pendanaan dari Dikti program IMHERE dan dan dana hibah kerjasama Nuffic, selain alokasi pendanaan dari Undana sendiri untuk membangun infrastruktur TIK. Adapun unit-unit yang bertanggung jawab untuk ini adalah UPT Pusat Komputer. Puskom semakin menunjukkan perannya dalam mengembangkan sistem dan teknologi informasi di Universitas Nusa Cendana. Sistem Informasi Administrasi Akademik (SIAKAD) adalah perangkat lunak yang digunakan oleh Puskom dan telah berjalan baik serta mampu memperlancar kegiatan rutin subbagian akademik di 9 fakultas yang ada. Infrastruktur jaringan komputer kampus Unidana meliputi 22 zona, meliputi zona Rektor, Rektorat, Kedokteran, B. Inggris, Faperta, Fapet, Fisip, Fisip Niaga, FKIP, FST, Hukum, Ilkom, Lemlit, LP3, pasca, perikanan, Pusat Bahasa, Sipil, FKM, dan PGSD. Menjawab tantangan zaman, Pusat Komputer (Puskom) akan dikembangkan menjadi ICT Centre dengan empat devisi yaitu: Devisi jaringan sebagai core administrator, devisi programmer sebagai administrator, devisi data dan aplikasi sebagai super user dan devisi operator sebagai power user. Pemanfaatan ICT sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh adalah merupakan bagian dari Pilar Pertama Pembangunan Pendidikan Nasional (Peningkatan, Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan). Penerapan Telematika Pendidikan merupakan bagian dari Pilar kedua Pembangunan Pendidikan Nasional (Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan) dan Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Terintegrasi merupakan bagian dari Pilar ketiga Pembangunan Pendidikan Nasional (Penguatan Tatakelola, akuntabilitas dan Pencitraan Publik dalam Pengelolaan Pendidikan). Beberapa kendala yang dihadapi selama ini dalam pengembangan ICT di Undana antara lain: Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 98 a. Infrastruktur jaringan yang belum memadai dimana masih terdapat sejumlah bagian dari Undana yang belum terjangkau jaringan pelayanan ICT. Berdasarkan topologi yang ada dibutuhkan kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan backbone jaringan pengembangan ICT kedepan. Hal ini dalam rangka mendukung kegiatan akademik dan administrasi. b. Kurang terjaminnya keamanan sistem jaringan. Diperlukan network security yang baik sehingga keamanan data terjamin demi menjaga kerahasiaan (confidentiality), ketersediaan (availability), dan integritas (integrity). c. Kurangnya sumber daya manusia dalam bidang ICT. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang berjenjang dan terus menerus akan sangat menentukan kualitas pelayanan ICT di Undana. d. Biaya operasional dan pengembangan yang minim. Dalam pengembangan ICT kedepan dibutuhkan alokasi dana pada setiap tahun anggaran untuk perawatan (maintenance) dan operasional tim pengembang ICT. e. Sarana dan prasarana yang belum representatif. Pusat Teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai sehingga seluruh peralatan dapat terawat dengan baik. Masing-masing bagian dengan tupoksinya perlu ditata dengan baik dan ruangan yang memadai pula. Selanjutnya keamanan harus terjamin baik terhadap tantangan internal maupun eksternal. f. Sumber daya listrik yang belum memadai sehingga banyak peralatan yang mengalami kerusakan dini akibat satuan daya yang tidak stabil. Dibutuhkan catuan daya listrik yang bersifat no break system. g. Pengembangan ICT masih bersifat parsial antar bagian baik untuk administrasi maupun akademik. Sistem terintegrasi dan terpusat akan memudahkan pengelolaan dan pengontrolan serta pengambilan keputusan. Ketersediaan sumber daya sistem informasi dari aspek kecukupan dan kesesuaian cukup baik, hal ini dapat dilihat dari ketersediaan perangkat keras seperti computer dan jaringan internet yang dikelola khusus oleh UPT Komputer Undana. Saat ini Undana telah memiliki kapasitas bandwich sebesar 60 MB, sehingga sangat Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 99 memungkinkan untuk implementasi berbagai system on line untuk terutama di bidang akademik, keuangan, kemahasiswaan, pengelolaan SDM dan BMN. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya informasi di Undana, maka perlu didorong agar setiap unit kerja pada tingkat fakultas, lembaga, dan rektorat untuk melakukan layanan informasi secara on line. Keberadaan intranet di Undana mulai dilakukan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang bertujuan untuk mendorong pemanfaatan sistem informasi berbasis on line, Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang informasi, Undana saat ini telah memiliki kapasitas bandwich dengan kapasitas 60 MB. Pemanfaatan fasilitas internet saat ini dapat diakses oleh semua sivitas akademika terutama kepentingan pembelajaran. Pemanfaatan jaringan internet untuk akses bahan pembelajaran oleh mahasiswa, akses bahan pustaka on line oleh mahasiswa dan dosen. Di bidang manajemen sedang dikembangkan sistem pengelolaan keuangan, kepegawaian, akademik, dan barang milik negara. Pengembangan dan pengelolaan ICT di Undana terus berkembang dengan diindikasikan dengan peringkat webometric Undana edisi Juli 2013 menempati peringkat 22 dari 100 perguruan tinggi di Indonesia dan peringkat 2172 dari 8067 perguruan tinggi di dunia. Analisis SWOT Identifikasi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan berkaitan dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta sistem informasi diuraikan dalam Tabel 26. Tabel 26. Analisis SWOT Pembiayaan, Sarana dan Prasarana serta Sistem Informasi Strengths • Alokasi anggaran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam tiga tahun terakhir yakni Rp. 257,6M (2011); Rp. 325,75M (2012) dan Rp. 261,8M (2013), ini menunjukkan terjadi Weakness • Manajemen pemeliharaan asset, sarana dan prasarana. • Manajemen pemanfaatan asset dan sarana secara efektif. • Belum optimalnya pemanfaatan Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 100 peningkatan anggaran rata-rata 78,34%. asset untuk generating income. • Persentase penerimaan dana mahasiswa • Profesionalitas SDM Undana yang per-total penerimaan dana dalam tiga terkait dengan aspek pengelolaan tahun terakhir semakin menurun dari keuangan belum merata pada 25,61, 20,48, dan 17,16%. Hal ini semua unit kerja. menunjukkan sustainability pendidikan • Belum semua laboratorium untuk makin baik karena ketergantungan dana penyelenggaraan praktikum pendidikan dari mahasiswa relatif kecil. terakreditasi. • Proporsi rerata alokasi pendanaan dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu untuk penyelenggaraan tridarma 60,07% dan investasi prasarana, sarana, dan SDM sebesar 39,93%. • Realisasi penerimaan dana penerimaan hibah kerjasama selama tiga terakhir makin meningkat masing-masing 3,32, 13,31, dan 14,12% dari total penerimaan dana untuk tahun 2011, 2012 dan 2013. • Alokasi dana penelitian dalam tiga tahun terakhir makin meningkat masingmasing sebesar Rp.7,5 M (2011), Rp.6,4 M (2012), dan Rp.7,4 M (2013). Dana penelitian tersebut bersumber dari institusi sendiri sebesar 20,98%, Kemendikbud/Kementerian lain terkait sebesar 20,67%, Lembaga/institusi luar kemendikbud sebesar 58,35%., serta lembaga/instansi luar negeri sebesar Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 101 3,28%. • Alokasi dana pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir makin meningkat masing-masing sebesar Rp.4,84 M (2011), Rp.6,4 M (2012), dan Rp.5,61 M (2013) yang bersumber dari institusi sendiri sebesar 6,31%, Kemendiknas/Kementerian lain terkait 11,68%, Lembaga/institusi di luar Kemendiknas/kementerian lain terkait sebesar 62,25%, serta Lembaga/institusi luar negri sebesar 19,76%. • Luas lahan yang dimiliki seluas 243,97 Ha, berupa tanah bangunan pendidikan, stasiun, tambak/lahan peternakan, penelitian, perumahan, dan lahan area bisnis. • Luas prasarana pendukung pendidikan dalam bentuk kantor, ruang kelas, laboratorium, studio, perpustakaan, kebun percobaan, dan ruang dosen seluas 165,11 Ha. Selain itu, Laboratorium sebanyak 55 unit di atas lahan 68,3 Ha. • Tersedia fasilitas olah raga dan ruangan theater, seperti lapangan sepakbola, tennis, volley, basket, dan gedung indoor Pusat Kegiatan Mahasiswa dan fasilitas student center (70,06 Ha). • Sistem informasi teknologi yang Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 102 digunakan dalam bentuk hardware terdiridari server utama, server untuk perlindungan (back up), dan server pengembangan software yang dipasok oleh IBM yang dikenal sebagai bladeserver. Pemeliharaan dan penjaminan mutu hardware tersebut ditangani oleh Pusat Komputer Undana Kapasitas bandwith internet yang dimiliki sebesar 54 Mbps. • Software yang digunakan dalam pembelajaran adalah Moodle, sebuah server opensource yag dikembangkan oleh dosen Undana. Selain itu, Undana telah memiliki Sistem Infomasi Manajemen (SIM) online yang diperoleh dari Hibah Bank Dunia (I-Mhere) yang terdiri dari Sistem Infoemasi Akademik (SIAk), dan Sistem Informasi Keuangan (SIK). • Tersedianya sistem informasi untuk sarana dan prasarana serta penjaminan mutu yakni sistem Informasi Aset (SIA), Sistem Informasi SDM (SISDM), dan Sistem Informasi Penjaminan Mutu (SIPM). Opportunities Threats • Peningkatan kerjasama penelitian dalam • Kompetisi yang semakin ketat untuk dan luar negeri. mendapatkan sumber pendanaan Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 103 • Dana kompetitif dari pemerintah dan luar negeri makin meningkat (PHKI, GIZ, dari luar seperti dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. • Perkembangan sistem informasi STAR-DP, dsb.) • Peningkatan sistem informasi teknologi makin canggih teknologi yang semakin pesat dan canggih. Strategi Pengembangan 1. Penonjolan kekuatan sarana dan prasarana dalam promosi lembaga. 2. Peningkatan kemampuan teknisi dan jasa laboratorium dan pelaksanaan training pengelolaan keuangan yang makin efektif. 3. Optimalisasi pemanfataan sumber daya untuk melengkapi sistem informasi yang sudah ada. 4. Optimalisasi pemanfaataan fasilitas untuk peningkatan daya saing. 5. Kerjasama dengan pihak eksternal untuk mendukung kegiatan penelitian. 6. Peningkatan jumlah mahasiswa dengan memperhatikan kualitas. 7. Penggalian dana dari dana non masyarakat. Menciptakan atmosfir kompetisi yang sehat dan berkualitas. 8. Penciptaan jaringan komunitas mahasiswa multimedia serta peningkatan mutu pelayanan akademik dan non-akademik Evaluasi Diri AIPT Universitas Nusa Cendana, Tahun 2014 104