Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca

advertisement
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
MODULE 1
EJAAN DAN TANDA BACA
Oleh
Marthen L.Mullik
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2010
1-1 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
MODULE 1
EJAAN DAN TANDA BACA
1. PENDAHULUAN
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan
pencerminan kembali bahasa lisan tersebut dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 2004).
Simbol-simbol tertulis tersebut perlu disusun dan diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami secara
jelas dan benar sesuai apa yang dimaksud oleh penulis. Dalam hal ini,
penggunaan bahasa simbol dan tanda baca yang
efektif adalah mutlak.
Menurut Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(2008), bahasa Indonesia yang efektif dan berdaya guna, selain mengenal kaidah-kaidah baku,
banyak juga mengenal perangkat-perangkat yang mendukung.
Dalam Modul 1 ini akan
diuraikan kaidah-kaidah baku penggunaan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia sesuai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan oleh Kemntrian Pendidikan
Nasional (2008).
Relevansi topik Ejaan dan Tanda Baca dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia adalah sangat
tinggi dan mutlak, sebab seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ejaan dan tanda baca
adalah landasan atau pokok dalam berbahasa Indonesia. Tanpa penggunaan tanda baca dan ejaan
yang benar, sebuah tulisan hanyalah baris-baris bahasa yang tidak memiliki arti, bahkan
membingungkan.
Topik Ejaan dan Tanda Baca adalah fondasi dalam mempelajari bahasa Indonesia, artinya topik
ini merupakan titik awal penelusuran. Oleh karena itu, keterkaitan dengan topik membangun
kalimat (Modul 2-4) dan paragraf (Modul 5-6) sangat erat. Keeratan tersebut bersifat mutlak
karena kejelasan makna kalimat dan alinea bergantung sepenuhnya pada penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar.
1-2 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
A. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Mengetahui dan memahami ejaan dan tanda baca baku dalam bahasa tulis
2. Mengidentifikasi penggunaan ejaan dan tanda baca baku dalam sebuah tulisan
3. Menggunakan ejaan dan tanda baca baku yang benar dalam membuat sebuah karya tulis
B. Petunjuk Belajar
Mengingat ejaan dan tanda baca adalah komponen dasar dalam bahasa tulis, maka diharuskan
kepada seluruh mahasiswa untuk mempelajari dan memahi Modul 1 ini dengan sebaik-baiknya
sebelum melangkah ke modul-modul selanjutnya dalam Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Karena
ejaan dan tanda baca begitu vital dalam bahasa tulis, maka Modul 1 ini akan selalu menjadi
bahan rujukan bagi mereka yang masih ragu atau belum yakin sepenuhnya akan kemampuan
penguasaan ejaan dan tanda baca.
2. PENYAJIAN
Penggunaan ejaan dan tanda baca
2.1 Pemakaian Huruf Besar/Kapital dan Huruf Miring
A. Huruf Besar
Beberapa kaidah baku yang harus ditaati dalam penggunaan huruf besar adalah:
2.1.a.1 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contohnya:
Saya lapar.
Berita tentang peristiwa itu dimuat di surat kabar.
2.1.a.2 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
Contohnya:
Presiden bertanya “Berapa banyak keluarga miskin di NTT?”
“Semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan” kata Adik.
1-3 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
“Sebentar ya!” katanya sambil masuk kembali ke kamar.
2.1.a.3 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungangan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya:
Allah
Yang Mahakuasa
Allah akan memberikan jalan keluar kepada umat-Nya.
Alkitab
Quran
Kristen
Bimbinglah hamba-Mu, ya, Tuhan, ke jalan yang Engkau kehendaki
2.1.a.4 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Contohnya:
Sultan Hamengko Buwono ke XII
Nabi Musa
Hajah Eyanoer
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang
Contohnya:
Dia baru saja dinobatkan sebagai raja
Tahun ini Putri pergi naik haji
2.1.a.5 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Contohnya:
Wakil Presiden Boediono.
Perdana Mentri Ramos Horta
Jendral Adoe Tae
Profesor Yusuf Henukh
Gubernur Nusa Tenggara Timur
1-4 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, atau nama tempat:
Contohnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik kemarin?
Kemarin Doktor Marthen Mullik dikukuhkan menjadi profesor.
2.1.a.6 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contohnya:
Soesilo Bambang Yodhoyono
Frans Umbu Datta
Paulusa Isliko
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
jenis atau satuan ukuran:
Contohnya:
Mesin diesel
5 ampere
10 volt
2.1.a.7 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contohnya:
Satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Berbagai macam suku di NTT antara lain suku Rote, Sabu, dan Timor.
Menjaga ketertiban dunia adalah juga tanggung jawab bangsa Indonesia.
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan:
Contohnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan
2.1.a.8 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contohnya:
bulan Maret
1-5 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
hari Natal
tahun Masehi
hari Senin
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Contohnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya
Perlombaan senjata dapat memicu pecahnya perang dunia
2.1.a.9 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya:
Timor Barat
Selat Pukuafu
Gunung Mutis
Danau Batur
Jalan El Tari
Kali Noelmina
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai
menjadi unsur nama diri.
Contohnya:
mandi di kali
menyeberangi selat
menuju ke barat
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai
namajenis.
Contohnya:
garam inggris
gula rote
jagung rote
2.1.a.10 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan .
Contohnya:
1-6 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 19, Tahun 2010
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi negara,
lemabaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi .
Contohnya:
menjadi sebuah republik
beberapa instansi pemerintah
menurut undang-undang yang berlaku
2.1.a.11 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Contohnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen
2.1.a.12 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judu; karangan kecuali
kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Saya suka membaca majalah Bahasa dan Sastra
Ia suka membaca harian umum Pos Kupang
2.1.a.13 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Contohnya:
Dr.
doctor
M.A.
Master of Arts
S.H.
Sarjana Hukum
Ir.
Insinyur
1-7 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Dra.
Doktoranda
Prof.
Profesor
Tn.
Tuan
Ny.
Nyonya
Sdr.
Saudara
2.1.a.14 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Contohnya:
“Kapan Saudara diwisuda?” tanya Kakak
“Silahkan diminum, Nak” kata Ibu
Meraka pergi bertanya kepada Pak Camat
Besok pagi Bapak akan tiba
2.1.a.15 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contohnya:
Sudah sadarkah Anda?
Lamaran Anda telah kami terima
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contohnya:
Kita patut menghormati sudara kita, ibu dan bapak kita.
Dia adalah salah seorang camat di kabupaten Rote Ndao.
B. Huruf Miring
Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring pun harus mengikuti kaidah baku
berikut ini:
2.1.b.1 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
1-8 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Surat kabar Pos Kupang
2.1.b.2 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata tertentu.
Contohnya:
Huruf pertama kata emosi ialah e.
Buatlah sebuah kelimat dengan kecerdasan emosional
2.1.b.3 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contohnya:
Nama ilmiah rumput kume adalah Sorghum plumosum
Sebuah team work yang kuat perlu dilatih secara teratur
2.2 Penulisan Kata
2.2.a Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan
Contohnya:
Saya lapar karena belum makan sejak kemarin
Kami rajin sekali
2.2.b Kata Turunan
2.2.b.1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contohnya:
bertenaga
menengok
membuat
disuntik
2.2.b.2 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contohnya:
Bertepuk tangan
1-9 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
mengalir
garis bawahi
sebar luaskan
2.2.b.3 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
digarisbawahi
penghancurleburan
menyebarluaskan
2.2.b.4 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contohnya:
antarkota
antarpulau
mancanegara
pascasarjana
semiprofessional
ekstrakurikuler
dwiwarna
Catatan:
Jika bentukterikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf besar, di antara
kedua unsur kata tersebut dituliskan tanda hubung (-).
Contohnya:
non-Indonesia
pan-Pasifik
2.2.c Kata ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menuliskan tanda hubung (-) di antara kedua
kata.
Contohnya:
1-10 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
anak-anak
kuda-kuda
huru-hara
2.2.d Gabungan Kata
2.2.d.1 Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya ditulis terpisah.
Contohnya:
duta besar
mata kuliah
persegi panjang
model lienar
2.2.d.2 Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian, dapat ditulis dengan tanda penghubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsure yang bersangkutan.
Contohnya:
alat pandang-dengar
ibu-bapak kami yang berada di seberang lautan
orang tua-muda
anak-istri saya
2.2.d.3 Gabungan kata yang lazim ditulis serangkai.
Contohnya:
acapkali
olahraga
manasuka
adakalnya
2.2.e Kata Ganti
Kata ganti ku, kau-, dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –
nya ditulis serangkia dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya:
1-11 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Apa yang kubuat pasti ada alasannya
Hartamu, hartku, dan hartnya tidak mungkin disatukan
Mengapa kaulakukan itu?
2.2.f Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke dan dari itulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan
kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contohnya:
bermalam di sini
pergi ke sekolah
Kamu dari mana?
2.2.g Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya .
Contohnya:
Rumah itu dilahap dalam sekejap olegh si jagomerah
Ternyata sang musang dan sang kancil adalah dua tokoh dalam cerita itu.
2.2.h Partikel
Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya .
Contohnya:
Bacalah soal secara teliti sebelum mulai menjawab
Siapakah yang sanggup melawan Goliat?
Apatah gunanya bermuram durja
Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, selain kelompok yang dianggap
padu dengan pun yang sudah lazim digunakan (adapun, andaipun, ataupun, bagaimanpun,
biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, sekalipun, dan
walaupun).
Contohnya:
Apa pun makanannya, minumannya pasti gula sabu
Jika majikan tidak ada di rumah, pembantu pun berlagak seperti tuan
Walaupun aku harus menderita, aku akan terus maju
1-12 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Sekalipun kita tidak sependapat, saya akan mendukung Anda
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
mendahuluinya atau mengikutinya.
Contohnya:
Keadaan neraca keuangan perusahaan per 1Maret 2011
Pertambahan bobot badan sapi per hari adalah 2 kg
Semua penumpang harus memasuki pesawat udara satu per satu
2.2.i Singkatan dan Akronim
a. Singkatan
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
A. K. Malik
Muh. Nuh
M.B.A.
Master of business administration.
M.Sc.
Master of science
Ph.D.
Doctor of philosophy
Bpk.
Bapak
Sdr.
Saudara
Kol.
Kolonel
Kel.
Keluarga
Singkatan nama orang resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar dan
tidak diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
GBHN
Garis-Garis Besar Haluan Negara
DPR
Dewan Perwakilan Rakyat
MPR
Majelis Permisyawaratan Rakyat
KTP
Kartu Tanda penduduk
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda titik.
1-13 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Contohnya:
Dll.
dan lain-lain
dst.
dan seterusnya
sda.
sama dengan atas
tetapi:
a.n.
atas nama
d.a.
dengan alamat
u.p.
untuk perhatian
u.b.
untuk beliau
b. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
besar.
Contohnya:
TNI
Tentara Nasional Indonesia
LAN
Lembaga Administrasi Negara
FKIP
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM
Surat Ijin Mengemudi
KTP
Kartu Tanda Penduduk
Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas
Badan Perencanaan Nasional
Fapet Undana
Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
1-14 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Contohnya:
pemilu
pemiliham umum
tilang
bukti pelanggaran
rapim
rapat pimpinan
2.3 Pemakaian Tanda Baca
Tanda baca sangat esensial dalam bahasa tulis, karena tanpa tanda baca, makna kata atau frasa
atau kalimat menjadi kabur bahkan kacau.
Tanda baca yang lazim digunakan dewasa ini
didasarkan atas intonasi, dan sebagian didasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi
antar bagian kalimat. Tanda-tanda baca yang umumnya dipakai dalam bahasa Indonesia adalah:
2.3.a Tanda Titik (.)
2.3.a.1 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat.
Contohnya:
Kita liburan ke Bali.
Saya datang terlambat.
2.3.a.2 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.
Contohnya:
a.1.1 Pembangunan
a.1.2 Lingkungan
b.1.1 Cara membangun rumah
b.1.2 Dukungan keuangan
2.3.a.3 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contohnya:
Pukul 1.35.20
2.3.a.4 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
1-15 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Contohnya:
1.3.5.20 jam
0.0.30 jam
2.3.a.5 Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda Tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, M. L. 2011. Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah. Undana
Press
2.3.a.6 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contohnya:
Jumlah buruh yang berdemontrasi adalah 30.800 orang.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah.
Contohnya:
Nomor telpon genggamnya adalah 0812367873.
Undana didirikan pada tahun 1964 oleh konsorsium yang diketuai El Tari.
2.3.a.7 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contohnya:
Fluktuasi pertambahan berat badan ternak sapi dapat di lihat pada Tabel 3
dalam Bab II, dan Grafik 10 dalam Bab V buku ini.
2.3.a.8 Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal surat atau (2)
nama alamat penerima surat.
Contohnya:
Yth. Sdr. Nimrot Kase (tanpa titik)
Jalan Soeharto 72 (tanpa titik)
1-16 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Kupang (tanpa titik)
1 Maret 2011 (tanpa titik)
2.3.b Tanda Koma (,)
2.3.b.1 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contohnya:
Saya membutuhkan batu, kayu, semen, dan pasir untuk membangun rumah.
Urutan dari angka bulat terkecil adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
2.3.b.2 Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contohnya:
Saya akan hadir, tetapi agak terlambat karena ada rapat di kantor.
Ia tidak berangkat ke Surabaya, melainkan ke Jakarta.
2.3.b.3 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahuli induk kalimat.
Contohnya:
Kalau lapar, saya Saya akan makan.
Karena terlambat, ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan baik.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Contohnya:
Saya akan makan kalau saya lapar.
Ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan baik karena terlambat.
2.3.b.4 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun, begitu, dan tetapi
Contohnya:
1-17 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
… … . Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak datang.
… … . Akan tetapi, kebenaran tidak bisa ditutupi dengan cara apapun.
2.3.b.5 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata
lain yang terdapat dalam kalimat.
Contohnya:
O, saya kira Anda bukan orang rote.
Istirahat yang cukup, ya, biar cepat sembuh
Aduh, sakit sekali.
2.3.b.6 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contohnya:
Katanya, “Saya lapar sekali’
“Saya lapar sekali” katanya, “Karena tidak makan sejak kemarin.”
2.3.b.7 Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat
dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negara yang ditulis berurutan.
Contohnya:
Nama dan alamat tempat kerja saya adalah Fakultas Peternakan, Universitas
Nusa Cendana, Jalan Adisucipto 10, Penfui, Kupang, NTT 85001, Indonesia.
2.3.b.8 Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis Ilmiah.
Undana Press.
2.3.b.9 Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contohnya:
A.K. Malik, Kalimat Efektif (Kupang, Undana Press, 2011), hlm 19.
1-18 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.b.10 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contohnya:
M. L. Mullik, Ph.D.
A. Konda Malik, M.P.
2.3.b.11 Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contohnya:
6,9 km
Rp 56,50
2.3.b.12 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contohnya:
Teman kerja saya, pak Agus Konda Malik, sangat mahir dalam berbahasa.
Semua mahasiswa, baik jurusan produksi maupun nutrisi, wajib hadir.
2.3.b.13 Tanda koma dipakai -untuk menghindari salah baca- di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat .
Contohnya:
Dalam masalah berbahasa, kita harus menaati kaidah-kaidah baku.
Atas kesediaannya, diucapi terima kasih.
2.3.b.14 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Contohnya:
“Dari mana Anda memperoleh buku itu?” tanya kakak sambil melotot.
2.3.c Tanda Titik Koma (;)
1-19 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.c.1 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Contohnya:
Rasa kantuk semakin berat; pekerjaan pun belum rampung juga.
2.3.c.2 Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
yang memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
Ayah membaca Koran di verandah, Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik
menghafal nama-nama pahlawan nasional;
saya sendiri asyik menonton
acara “Kick Andy”.
2.3.d Tanda Titik Dua (:)
2.3.d.1 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
perintah.
Contohnya:
Para pegawai kantor ini membutuhkan peralatan kantor: meja, kursi, dan
komputer, dan printer.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contohnya:
Para pegawai kantor ini membutuhkan meja, kursi, komputer, dan printer.
2.3.d.2 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Contohnya:
Ketua
: Kase Metan
Sekretaris
: Ama Tobo
Tempat Kuliah
: Ruang E1
Waktu
: 09.00 Wita
1-20 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.d.3 Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halam, (b) di antara bab dan
ayat dalam kitab suci, (c) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta (d)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 13:20-28
Ibrani 3:1-10
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis Ilmiah:
Sebuah Tinjauan Aplikatif. Kupang: Undana Press.
2.3.e Tanda Hubung (-)
2.3.e.1 Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contohnya:
Selain mengajar, Benjamin juga melakukan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan maslah peternakan di NTT.
2.3.e.2 Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contohnya:
Tandah pada ternak sapi merupakan alat pertahanan tubuh yang dipakai untuk menghancurkan musuh.
2.3.e.3 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Angka 2 pada kata ulang tidak
bisa pakai dalam teks karangan resmi.
Contohnya:
bapak-bapak (tidak ditulis bapak 2)
kadang-kadang (tidak ditulis kadang 2)
berulang-ulang (tidak ditulis ber-ulang2)
2.3.e.4 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contohnya:
k-e-l-u-r-a-h-a-n
1-21 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
02-03-2011
2.3.e.5 Tanda hubung dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (b) penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
Contohnya:
ber-evolusi
sepuluh-ribuan
Tanggung jawab- dan kesetiakawanan-sosial
2.3.e.6 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf besar, (b) ke- dengan angka, c) angka dengan –an, (d) singkatan berhuruf
besar dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contohnya:
se-Undana
tahun 2000-an
mem-PHK-kan
Sinar-X
2.3.e.7 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contohnya:
di-upgrade, di-cut off
2.3.f Tanda Pisah (-)
2.3.f.1 Tanda pisah membatasi penyisipan kata yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.
Contohnya:
Dengan bekerja bersama -berdasarkan pengalaman saya selama bertahuntahun- semua target organisasi dapat dicapai.
2.3.f.2 Tanda pisah menegaskan adanya keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas.
1-22 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
Contohnya:
Temuan Esintain -gaya gravitasi- telah meletakan landasan yang kuat dalam
pengembangan bidang penerbangan.
2.3.f.3 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai’
atau ‘sampai dengan’.
Contohnya:
1998-2011
Tanggal 25-04-1965
Kupang-Soe-Kefa
2.3.g Tanda Elipsis (…)
2.3.g.1 Tanda elpisis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contohnya:
Kalau begitu …, ya, tidak perlu dirisaukan lagi.
2.3.g,2 Tanda elpisis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contohnya:
Dan, perjuangan pergerakan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu …
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
titik, tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir
kalimat.
2.3.h Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya, dan untuk menandai bagian kalimat atau
pernyataan yang disangsikan kebenarannya.
Contohnya:
Apakah Anda dalam keadaan sehat?
Memangnya kamu dari Australian?
1-23 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.i Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
Alangkah malangnya nasib pemuda itu!
Keluar dari rumahku sekarang juga!
Merdeka!
2.3.j Tanda Kurung ((…))
2.3.j.1 Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contohnya:
Dokumen usulan ini dilengkapi dengan lampiran-lampiran (daftar nama
anggota, ijasah, surat keterangan berkelakuan baik, dan hasil wawancara)
seperti yang disyaratkan.
2.3.j.2 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contohnya:
Setiap tahun, ratusan peselancar dari berbagai negara mengadu keahlian
dalam Kompetisi Selancar Rote Ndao di Nemberala (pantai yang memiliki
gulungan ombak terbaik nomor 2 di dunia)
2.3.j.3 Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contohnya:
Bajak laut itu berasal dari (pulau) Alor
2.3.j.4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contohnya:
Produktivitas menyangkut aspek (a) masukan, (b) proses, dan (c) luaran
2.3.k Tanda Kurung Siku ([…])
1-24 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.k.1 Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contohnya:
Melindungi satwa li[a]r tidaklah mudah.
2.3.k.2 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung (…).
Contohnya:
Rumput kume adalah rumput unggul lokal (asli NTT [bernama latin Sorghum
plumosum] khususnya terdapat di Timor, Rote, Sabu, Sumba) yang memiliki
nilai gizi tinggi.
2.3.l Tanda petik (“…”)
2.3.l.1 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lainnya.
Contohnya:
“Saya mandi dulu, ya” kata Andri, “Silahkan duduk dulu”
Ada pepatah yang berbunyi “rajin belajar, pangkal pandai”
2.3.l.2 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contohnya:
Puisi “Aku” digubah oleh W.S.Rendra
Modul “Tanda Baca dan Ejaan” terdapat pada halaman 2-20.
2.3.l.3 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contohnya:
Cara menyusun ransum ayam dapat dilakukan dengan metode “coba-coba”.
Model potongan rambut acak dikenal dengan nama “punk”.
2.3.m Tanda petik tunggal (‘…’)
1-25 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
2.3.m.1 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contohnya:
Kata ayah, “tidakkah kamu dengar bunyi ‘tok…tok… tok’ di pintu?”
2.3.m.2 Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Contohnya:
Sustainable ‘berkelanjutan’
2.3.n Tanda garis miring ( / )
2.3.n.1 Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun tawim.
Contohnya:
No. 124/Fpt/III/2011
Perumahan Dosen Undana Blok D/5
Tahun Akademik 2010/2011
2.3.n.2 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Contohnya:
Bapak/Ibu/Saudara
Biaya pendidikan sebesar Rp 5 juta/semester
Sebuah alinea hanya boleh memilik satu buah gagasan/ide pokok.
2.3.o Tanda Penyingklat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingklat atau apsotrof menunjuk penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contohnya:
Engkau ’kan berhasil asalkan tidak menyerah (‘kan = akan)
3 Maret ’11 (’11 = 2011)
3. PENUTUP
3.1 Ringkasan
Seorang penulis yang mengharapkan idea atau gagasan dituangkannya dalam bentuk bahasa tulis
dapat dipahami dengan jelas dan benar oleh pembaca, maka penulis tersebut harus menggunakan
1-26 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
ejaan dan tanda baca sesuai standar baku berbahasa tulis. Tanpa penggunaan ejaan dan tanda
baca yang benar, sebuah tulisan hanyalah rangkaian kata, frasa, dan kalimat yang tidak memiliki
arti apa-apa. Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan ejaan dan tanda baca baku dalam
bahasa Indonesia merupakan hal yang wajib dan mutlak bagi seluruh masyarakat
yang
menggunkan bahasa tulis sebagai media komunikasi.
3.2 Perlatihan
Buatlah sebuah naskah tulisan yang panjangnya satu alinea yang terdiri dari 6-10 kalimat.
Usahakan untuk menggunakan jenis ejaan dan tanda baca sebanyak mungkin.
3.3 Jawaban Perlatihan
Cross check penggunaan ejaan dan tanda baca yang Anda gunakan dengan kaidah-kaidah yang
diuraikan dalam modul ini.
3.4 Tes Mandiri
Identifikasi dan perbaikilah semua ejaan dan tanda baca yang salah atau hilang dalam naskah tertulis di
bawah ini:
produksi biomasa rumput kume cukup tinggi pada musim hujan produksi rumput kume dapat
mencapai 17 ton bahan segar per ha atau 3,73 ton bahan kering per ha dami dato 1998 sayangnya
karena rumput ini tumbuh secara alami dan belum ada upaya budidaya sehingga hanya dapat
dipanen sekali dalam setahun pada musim hujan potensi produksi inipun belum dimanfaatkan karena
pada waktu yang bersamaan ketersediaan jenis pakan lain yang lebih palatabel masih cukup
berlimpah apalagi sifat selektifitas sapi saat merumput sehingga cenderung memilih jenis hijauan
pakan yang lebih halus daripada rumput kume yang agak kasar oleh karenanya kelimpahan
produksi rumput kume tidak dimanfaatkan oleh ternak secara langsung maupun oleh peternak
kenyataan di lapangan masih ditemui adanya standing hay rumput kume ini hingga musim kemarau
tiba akumulasi biomasa rumput kume yang cukup tinggi dalam bentuk stading hay di lokasi menjadi
bahan baku yang sangat baik bagi api sehingga setiap tahun selalu terjadi kebakaran di lahan lahan
terbuka di mana terdapat hay ruput kume
3.5 Umpan Balik
Cocokan jawaban Anda dengan jawaban Test Mandiri pada bagian 3.6. dalam modul ini.
Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah Anda pelajari dalam modul ini.
1-27 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Modul 1: Ejaan dan Tanda Baca M. L. Mullik
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 =
jumlah jawaban benar
𝑥 100
Jumlah soal
3.6 Jawaban Test Mandiri
Terdapat 26 ejaan dan tanda baca (di-bold dan digaris bawahi) yang salah dalam naskah di bawah ini
yang harus diperbaiki:
Produksi biomasa rumput kume cukup tinggi. Pada musim hujan produksi rumput kume dapat
mencapai 17 ton bahan segar per ha atau 3,73 ton bahan kering per ha (Dami Dato, 1998).
Sayangnya, karena rumput ini tumbuh secara alami dan belum ada upaya budidaya sehingga hanya
dapat dipanen sekali dalam setahun pada musim hujan. Potensi produksi inipun belum dimanfaatkan
karena pada waktu yang bersamaan, ketersediaan jenis pakan lain yang lebih palatabel masih cukup
berlimpah, apalagi sifat selektifitas sapi saat merumput sehingga cenderung memilih jenis hijauan
pakan yang lebih halus daripada rumput kume yang agak kasar. Oleh karenanya, kelimpahan
produksi rumput kume tidak dimanfaatkan oleh ternak secara langsung maupun oleh peternak.
Kenyataan di lapangan masih ditemui adanya standing hay rumput kume ini hingga musim kemarau
tiba. Akumulasi biomasa rumput kume yang cukup tinggi dalam bentuk stading hay di lokasi
menjadi bahan baku yang sangat baik bagi api sehingga setiap tahun selalu terjadi kebakaran di
lahan-lahan terbuka di mana terdapat hay ruput kume.
4. DAFTAR PUSTAKA
Keraf, G. 2004. Komposisi. Nusa Indah, Ende.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
IndonesiaTera, Jogjkarta.
1-28 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
Download