Optimalisasi Hasil Investasi Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Pada Institusi Asuransi Syariah) Isfandayani Abstract. The aim of this thesis is to analyze the investment strategy of PT Asuransi Takaful Keluarga in allocating fund on several investment instruments in order to obtain an optimum return. As we all know, invesment is one of the most important factors in fund management by a life insurance company. This is especially for Islamic insurance company which from the beginning has programmed a product with saving and non saving system, with outcome sharing for its customers. A company must manage its fund optimally to obtain a maximum return. However syariah funding company to be consistent in investing to avaid investmentgets containing maysir, gharar, and riba. In addition, there are also limitations of investment portions from the Indonesi ministry of Finane for syariah company. In this thesis, the author limits her analysis on five investment instrument, are deposits, shares, mutual fund, obligations, and murabahah financing. Those analysis also include kekafahan in kesyariahan each instrument, whether it is investment types in general or diversification outcome to any institution. However the observation was carried out only to observe investment in 2003. The processing of data was done by gathering investment data of five instrument, calculating outcome sharing or the obtained return this was followed by comparing the maximum outcome from another strategy through Lindo Program by changing the portion of each instrument and of course, according to the valid positive law. The outcome shares that a gifater return was obtained by an investment allocation strategy different from the policy of PT Asuransi Takaful Keluarga. Due to such fact it is haped that this method could be applied in composing an investment strategy for syariah companies particularity PT Asuransi Takaful Keluarga Pendahuluan Sistem ekonomi syariah semakin memasyarakat di Indonesia. Salah satu sektor ekonomi tersebut adalah asuransi. Asuransi Takaful adalah asuransi yang menggunakan sistem syariah dalam menjalankan operasionalnya. Prinsip yang mendasari asuransi syariah yaitu tolong menolong dalam kebaikan. 16 Para peserta asuransi (nasabah) diharapkan mempunyai kesepakatan untuk saling bertanggung jawab, bekerja sama, saling melindungi, dan berbagi kesusahan antara satu sama lain. Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan dalil-dalil sebagai berikut. “Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orangorang mukmin antara satu dengan yang lain seperti satu tubuh (jasad) Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 apabila satu dari anggotanya tidak sehat, maka akan berpengaruh kepada seluruh tubuh” (HR. Bukhari dan Muslim). ى اﻟﺒﺮواﻟﺘﻘﻮ ﺗﻌﺘﺪواوﺗﻌﺎوﻧﻮاﻋﻠﻰ وﻻﺗﻌﺎوﻧﻮاﻋﻠﻰ اﻹﺛﻢ واﻟﻌﺪون واﺗﻘﻮااﷲ إن اﷲ ﺷﺪﯾﺪاﻟﻌﻘﺎاب “ … Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam bernuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (QS Al Maidah 2). “Rasululloh bersabda: Demi diriku dalam kekuasaan Allah, bahwa siapapun tidak masuk surga kalau tidak memberi perlindungan jirannya yang terhimpit” (HR. Ahmad) Hal ini tercermin dalam kontrak atau akad antara perusahaan dan nasabah adalah kontrak titipan dan tolong menolong (ta’awuni) bukan seperti asuransi konvensional dengan kontrak jual beli (tabadulli). Kontrak tabadulli dalam asuransi konvensional tidak lengkap akadnya, selain itu ada kecenderungan jual beli resiko yang tidak diperbolehkan dalam syar’i. Jadi tabaduli dalam asuransi konvensional bukan tabadulli seperti murabahah (jual beli) yang jelas-jelas diperbolehkan dalam Islam. Sebagai pionir di Indonesia, Takaful merupakan parameter berhasil tidaknya suatu asuransi yang menggunakan sistem syariah. Sistem syariah yang dimaksud adalah meng- Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 hilangkan hal-hal yang bersifat gharar (ketidakjelasan, ketidakpastian, uncertainly), maisir (gambling, peruntung-untungan), dan riba (bunga). Sebagai perusahaan syariah terdapat elemen yang harus berdasar syariah yaitu produk atau program yang digulirkan perusahaan, mitra, tempat investasi, dan manajemen. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Komprehensif yang berarti menyeluruh. Sehingga Islam merangkul seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Muamalah untuk menjadi rule of the game dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satunya adalah bagaimana manusia menjalankan aspek ekonomi termasuk juga bidang asuransi. Begitu juga halnya dengan investasi, Islam telah telah jelas mengatur bagaimana manusia seharusnya memposisikan harta dengan cara yang haq (benar). Untuk menyempurnakan sistem yang sudah baik alangkah idealnya jika perusahaan syariah juga profesional dan unggul dalam menjalankan investasinya. Bagaimana supaya nasabah atau calon nasabah bergabung dengan Takaful selain karena menggunakan sistem syariah, tapi juga menguntungkan dalam hal return (bagi hasil) dan kompetitif dengan perusahaan asuransi yang tidak berbasis syariah. Dua unsur yang membedakan ekonomi Islam dan konvensional; 17 kewajiban menunaikan zakat dan mengharamkan riba. “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang yang melipatgandakan pahalanya.” (QS Ar Ruum 39) Dua unsur tersebut sangat berkaitan dengan investasi. Jika benar-benar terfungsikan dengan baik maka kemakmuran terjamin (zakat dari hasil investasi). Larangan pinjaman atau pembiayaan berbasis bunga akan tergantikan dengan pembiayaan dengan bentuk penyertaan modal. Baik itu melalui musyarakah atau mudharabah, maupun mekanisme perseroan terbatas melalui bursa efek. Dilemanya, banyak dikeluhkan bahwa bagi hasil yang telah berjalan kurang optimal. Salah satu alasan adalah adanya hukum positif yang telah mengatur tempat investasi suatu perusahaan asuransi syariah. Adapun hukum positif tersebut adalah: Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Bulan Oktober 2003 pada Pasal 18 ayat 1 diatur pembatasan investasi pada 18 perusahaan asuransi dan reasuransi dengan sistem syariah. Pembatasan tersebut mengatur instrumen tempat investasi dan proporsinya. Instrumeninstrumen dan proporsi (bobot) investasi yang diperbolehkan menurut hukum positif tersebut terbatas. Perusahaan asuransi memperoleh pendapatan diantaranya melalui premi dari nasabah baik itu nasabah yang berperan serta dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Asuransi syariah dalam akadnya kepada nasabah adalah ta’awun atau tolong menolong, bukan tabaduli atau jual beli dalam hal resiko atau jiwa. Jadi dalam akad tidak ada pemindahan uang premi dari segi kepemilikan. Nasabah hanya menitipkan uang premi yang sebagian diikhlaskan untuk dimasukkan ke dalam rekening tabarru’ atau dana kebajikan. Sebagian besar lainnya dimasukkan ke dalam rekening tabungan. Baik dana yang ada pada rekening tabungan maupun rekening tabarru’ akan diinvestasikan oleh perusahaan. Hasil investasi tersebut akan dibagikan kembali kepada nasabah sesuai nisbah di awal. Disinilah ada masalah yang perlu penulis analisis. Di satu sisi sebagai perusahaan asuransi syariah telah diatur secara hukum positif dan hukum Islam. Di sisi lain perusahaan juga harus memberikan return yang optimal pada nasabah. Hal tersebut dapat kita siasati dengan strategi- Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 strategi dalam berinvestasi dengan membuat plan sehingga tanpa melanggar hukum positif dan hukum Islam, namun return perusahaan juga dapat optimal. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana menyeleksi instrumen investasi prospektif bagi asuransi syariah yang sesuai syariah dan sesuai dengan hukum positif di Indonesia. 2. Dapat menentukan instrumen investasi apa saja yang akhirnya terpilih dan bagaimana menganalisanya untuk menentukan portofolio. 3. Menganalisis kebijakan investtasi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga apakah sudah optimal atau belum. 4. Menghitung dan menetapkan proporsi masing-masing instrument investasi agar return optimal. 5. Menemukan plan atau strategi mana yang paling ideal untuk melakukan investasi bagi perusahaan asuransi syariah. Dalam penelitian ini akan dilakukan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menyusun investment philosophy. Data yang diperlukan dapat diperoleh dengan membaca berbagai literatur dalam bentuk buku, majalah, buletin, koran, dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek yang diteliti oleh penulis. Pengumpulan Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 data ini disebut library research. Sedangkan data yang diperoleh dari lapangan atau field research adalah data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian. Di samping itu juga diperlukan data Capital Market 2003, Jakarta Islamic Index, dan lain-lain. Data yang diperoleh berupa ekuivalent rate of return masingmasing instrumen investasi diolah dengan menggunakan software lindo untuk mencari porsi optimal. Sebelum diolah, dibuat constraint berupa batas maksimal dari hukum positif bagi asuransi syariah di Indonesia. Pembahasan Analisis investasi dan alokasi investasi pada PT ATK akan mengawali pembahasan pada bab empat ini. Berisi koridor dari investasi baik ditinjau dari segai hukum Islam maupun hukum yang ada di Indonesia untuk investasi dari asuransi syariah khususnya PT ATK. Diteruskan dengan alokosi investasi selama ini, kemudian perhitungan portofolio investasi baik untuk deposito, saham, obligasi, reksadana, dan pembiayaan murabahah. Setelah ditemukan porsi optimal hasil dari pengolahan data melalui program lindo, akan dibandingkan dengan data aktual yang selama ini menjadi kebijakan PT. ATK. Bab empat ini akan diakhiri dengan analisis data serta implikasi kebijakan. Secara garis besar akan ditemukan prosentase 19 optimal dari masing-masing instrumen investasi tersebut. 1. Analisis Investasi Pada PT ATK Dari semua instrumen investasi PT ATK yang akan dianalisis adalah deposito, saham, reksadana, obligasi, dan pembiayaan mudharabah. Lima instrumen tersebut akan penulis ulas dari koridor Hukum Islam dan positif. 2. Koridor Investasi Secara Hukum Islam dan Indonesia Asuransi syariah sifat investasinya berbeda. Pertama yaitu investasi tersebut harus terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir. Baik itu instrumennya maupun dari teknis investasinya. Instrumen yang merupakan usaha produksi akan dilihat dari hasil produksinya juga. Misalnya PT ATK tidak akan berinvestasi di industri rokok, minuman keras, senjata, dan seterusnya yang dinilai sifat barang tersebut mendatangkan banyak mudharat daripada manfaat. PT ATK sekarang telah mempunyai komite investasi yang terdiri dari direksi perusahaan, perusahaan afiliasi dan perusahaan induk, aktuaris, dan legal officer. Komite ini bertugas membuat kebijakan investtasi secara umum dan mengawasi kegiatan investasi perusahaan agar tidak menyimpang dari kebijakan yang ditetapkan. Hal ini sebagai cerminan prinsip kehati-hatian agar 20 preferensi risiko perusahaan relatif pada jenis investasi yang aman dan berisiko rendah namun juga mempunyai return yang optimal. Selain dibatasi instrumennya dari segi syariah, PT ATK juga mengacu pada peraturan pemerintah. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Bulan Oktober 2003 pada Pasal 18 ayat 1 diatur pembatasan investasi pada asuransi syariah seperti telah dijelaskan dalam bab dua terdahulu. 3. Alokasi Investasi Pada PT ATK Investasi pada PT ATK meliputi deposito, surat berharga, tanah dan bangunan, pembiayaan mudharabah dan murabahah. Namun dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada investasi dalam deposito, saham, obligasi, reksadana, dan pembiayaan murabahah. a. Deposito Deposito berjangka adalah penempatan dana berupa deposito di bank-bank syariah di Indonesia. Dana tersebut dititipkan untuk diinvestasikan oleh bank-bank syariah dengan skema mudharabah. Nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank selaku mudharib. Penerapan mudharabah Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 terhadap deposito dikarenakan kesesuaian yang terdapat diantara keduanya. Misalnya akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggang waktu antara penyetoran dengan penarikan, agar dana itu bisa diputarkan. Tenggang waktu itu merupakan salah satu sifat deposito. Dalam deposito terdapat pengaturan waktu seperti 30 hari, 90 hari, dan seterusnya. Atas penempatan dana tersebut, perusahaan berhak mendapatkan bagi hasil, yaitu prosentase tertentu dari total keuntungan atau pendapatan bank selama periode tertentu. Prosentase tersebut dikenal dengan istilah nisbah bagi hasil. Nisbah masing-masing bank berbeda. Hasil investasi pada deposito mudharabah ini berfluktuasi sesuai dengan kinerja opersional bank bersangkutan. Hasil tersebut akan dibayarkan pada akhir bulan atau akhir jatuh tempo (Antonio, hal.212, 2000). Penempatan investasi PT ATK pada instrumen deposito di diversifikasi di berbagai bank syariah. Berikut adalah perhitungan rata-rata return, varians, standar deviasi, serta prosentase pada masing-masing bank syariah. Investasi PT ATK pada instrumen deposito ini pada satu bank syariah akan didiversifikasikan pada cabangcabangnya terutama dimana kantor cabang PT. ATK berada. Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 b. Saham ATK menempatkan investasinya dalam saham pada perusahaanperusahaam yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Kebijakan tersebut diambil sejak perusahaan berdiri sebagai salah satu usaha mengurangi risiko karena pada saat itu hanya terdapat satu bank syariah. Investasi berupa saham menghasilkan dividen. Namun investasi di saham mengandung risiko yang besar, antara lain risiko tidak memperoleh dividen akibat kinerja perusahaan tersebut kurang baik, juga risiko berkurangnya nilai pasar dari saham yang dipegang akibat naik turunnya harga saham di pasar atau bursa saham (market risk). Dalam penempatan investasi pada instrumen saham ini tidak semua termasuk dalam JII atau Jakarta Islamic Index meskipun barang dan jasa yang dihasilkan merupakan kategori halal. Alasan perusahaan karena PT ATK ketika melakukan investasi dalam saham ini belum terbentuk JII. Dan jika dilakukan penjualan saham yang tidak termasuk dalam kategori JII maka PT ATK akan mengalami capital loss c. Reksa Dana Syariah Reksa dana atau disebut juga sebagai mutual funds, unit trust atau investment fund adalah wadah sekaligus investment vehicle bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrument saham, obligasi, dan 21 deposito. Dapat disederhanakan sebagai pengumpulan dana yang diserap dari masyarakat dan selanjutnya dikelola manajer investasi untuk diinvestasikan dalam berbentuk efek, money market, obligasi sehingga menghasilkan return yang optimal. Sedangkan reksa dana syariah adalah reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Keuntungan investasi pada reksa dana (Achsien, hal.79, 2000) adalah: 1. Jumlah dana yang diinvestasikan tidak harus dalam jumlah yang besar. 2. Akses untuk beragam investasi baik dalam dan luar negeri. 3. Diversifikasi investasi 4. Kemudahan dalam administrasi pembelian dan penjualan kembali unit penyertaan. 5. Dikelola oleh manajemen profesional 6. Transparansi dalam informasi yang dicerminkan Net Asset Value, laporan keuangan, dan prospectus secara teratur. Dengan demikian investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin. 7. Likuiditas 8. Biaya transaksi lebih rendah dibanding jika investor melakukan transaksi secara individual di bursa. 9. Return yang kompetitif d. 22 Obligasi Syariah Obligasi syariah adalah surat utang yang mempunyai maturity date (jatuh tempo) lebih dari satu tahun. Obligasi dapat dikatakan instrumen investasi syariah jika memenuhi criteria sebaga berikut (Yasni, hal.5, 2000) 1. Bersifat mudharabah dan muqaradhah yaitu bagi hasil, bagi kontribusi, dan bagi risiko. Namun untuk bagi risiko bias tidak terjadi karena bersifat revenue sharing. 2. Dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak bergerak di industri minuman keras, pengepakan daging non halal, bank atau lembaga keuangan konvensional, perjudian, senjata, hotel non syariah, dan pornografi. 3. Obligasi syariah dijual at maturity par value- nya atau harga nominal pelunasan jatuh temponya di pasar perdana. 4. Pengembaliannya didukung dengan penetapan aktiva produktif spesifik atau pendapatan bagi hasil operasi spesifik perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Hal-hal yang harus dijaga dalam transaksi obligasi syariah di pasar modal syariah adalah sebagai berikut. 1. Tidak memperjualbelikan obligasi syariah pada harga diskon ataupun premium sebagaimana obligasi konvensional. Karena secara syariat tidak boleh jual beli utang piutang semacam itu. Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 2. Yang biasa dibolehkan oleh syariah adalah melakukan mekanisme Al Hawalah (transfer service atau pengalihan piutang dengan tanggungan bagi hasil. Atau dengan kata lain memperjualbelikan hanya pada harga nominal pelunasan jatuh temponya. 3. Likuiditas obligasi syariah sangat bergantung kepada fluktuasi 4. PT ATK menginvestasikan dananya dalam bentuk obligasi pada BMI INA dengan equivalent rate dalam return sebesar 15,27% sebesar Rp 1.000.000.000,00. e. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan kepada nasabah atau karyawan untuk kepemikian rumah atau kendaraan bermotor. Atas pembiayaan tersebut, sertifikat kepemilikan rumah atau kendaraan bermotor tersebut dijaminkan kepada perusahaan. Perusahaan memperoleh return dari pembiayaan murabahah berupa mark-up yang besarnya talah ditentukan di awal pembiayaan. Tetapi pencatatan sesuai dengan penerimaan pembayaran cicilan dari pihak yang dibiayai. Analisis Hasil Uji Hipotesa Meninjau hipotesa penelitian tentang alokasi investasi yang menghasilkan return optimal yaitu: Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 Ho: strategi investasi actual PT ATK dalam menhasilkan return sama dengan hasil perhitungan program linear programming atau lindo. Ha: strategi investasi actual PT ATK dalam menghasilkan return lebih kecil dari hasil perhitungan program linear programming atau lindo. Pengolahan data menggunakan one tail test dengan α = 0.05 . Maka diperoleh t test = 2.163 dan t tablenya = 1,645. Karena t testnya lebih besar dari t table maka hipotesa awal ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Hal ini berarti return actual lebih kecil dari return hasil dari alokasi investasi dari program lindo. Atau return hasil lindo lebih besar dari aktual. Kesimpulan Asuransi Syariah (dalam penelitian ini adalah PT ATK) merupakan salah satu institusi lembaga keuangan berbasis syariah dengan menghindari tiga unsur yaitu maisir, gharar, dan riba. Namun sering dianggap kurang optimal. kalau dipandang dari segi bagi hasil atau return hasil investasi. Hal ini disinyalir karena sistem bagi hasil dan adanya peraturan dari Keputusan Menteri Keuangan yang membatasi alokasi investasi pada tiap instrumen investasi. Dalam penelitian ini, penulis berusaha menganalisa proses dan 23 porsi investasi PT ATK. Proses seleksi investasi dengan menganalisis masing-masing jenis investasi PT. ATK. Instrumen investasi tersebut diseleksi berdasar dari proses yang sesuai syariah dan hukum positif. Hasil investtasi yang lolos seleksi tersebut diantaranya adalah deposito, saham, reksadana, obligasi, dan pembiayaan murabahah. Dengan menggunakan program lindo yaitu dengan cara memasukkan variabel koefisien fungsi (return masing-masing instrumen investasi), kendala (batasan maksimum dan minimum), diperoleh solusi optimal (porsi optimal). Dari solusi optimal tersebut dikalikan dengan koefien fungsi sehingga diperoleh nilai optimal. Ternyata hasilnya adalah alokasi atau porsi investasi berbeda dari apa yang telah menjadi kebijakan PT ATK. Selanjutnya hasil proyeksi investtasi tersebut dibandingkan dengan hasil investasi yang telah dijalankan oleh PT. ATK. Per-bandingan tersebut menunjukkan hasil yang lebih tinggi untuk proyeksi dengan menggunakan program lindo dari apa yang diperoleh PT ATK sekarang. Sehingga meskipun tetap dalam koridor hukum positif dan Islam ternyata dapat diperoleh hasil yang lebih besar. Hasil analisis tersebut adalah mendiversifikasi investasi pada deposito 48.7%, saham 5.89%, reksadana 15%, obligasi 24 20%, pembiayaan murabahah 7.57% dari total investasi. Saran Investasi PT ATK dalam instrumen deposito masih belum memenuhi syarat hukum positif. Deposito di BMI dan BSM masing-masing di atas 20% dari total investasi PT ATK. Hal ini sebaiknya lebih didiversifikasikan pada bank-bank syariah lain. Selain itu sampai saat ini PT ATK masih menginvestasikan dananya pada saham yang tidak termasuk kategori Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 73% meskipun saham-saham tersebut milik perusahaan yang bergerak dalam bisnis halal. Sedangkan menurut konsep ideal investasi syariah, suatu institusi keuangan berbasis syariah sebaiknya menempatkan dananya pada institusi keuangan syariah juga. Dalam kasus ini, di Indonesia sudah terbentuk JII yang dipercaya mampu menyeleksi saham-saham di Bursa Efek Jakarta secara syariah. Dengan perkembangan Imu Ekonomi Syariah dan bermunculannya sumber daya insani sekarang ini, PT. ATK mulai berpikir untuk mempunyai fund manager yang handal. Handal dalam menganalisis risk dan return masing-masing in-vestasi. Dan yang tidak kalah penting adalah handal dalam menjaga kekafahan proses dan jenis investasi PT. ATK yang benarbenar sesuai Syariah Islam. Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 Daftar Rujukan Atik Rabmawati,. (2002), Analisa Segmentosi dan Kepuasan Nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga di Surabaya, Tugas Akbir Jurusan Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetabuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Ahmad Azhar Basyir.1996. “Takaful sebagai alternative Asuransi islam:, dalam jurnal Ulumul Quran, No. 2 Vol.VII, Kuat Ismanto, 2009, Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asasHukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M Anas zarqa, Conference paper” outline of comment on Dr Mohammed Daud Bakar paper on”The problem of riskt and insurable interes in takaful. Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011 Mehr dan cammack.1981. Managemen Asuransi, Penyadur A. Hasyimi, Jakarta: Balai Aksara. Qardhawi, Yusuf, Al-Halal wa alHaram. Satrio. 1995. Hukum Perjanjian yang lahir dari perjanjian, Buku I dan II Bandung: PT. Citra aditya Bhakti Sri Rezeki Hartono.1997. Hukum asuransi dan Perusahaan Asuransi. Jakarta:Sinar Grafika M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press Jakarta Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalam kitabnya "Majmu Fatwa" Syamsul Anwar. 2000. Teori kausa dalam hukum islam (suatu kajian asas hukum)proyek pergurruan tinggi agama IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiq al-Islam wa ‘Adilatuhu. 25