Optimalisasi Hasil Investasi Lembaga Keuangan

advertisement
Optimalisasi Hasil Investasi Lembaga Keuangan Syariah
(Studi Kasus Pada Institusi Asuransi Syariah)
Isfandayani
Abstract. The aim of this thesis is to analyze the investment strategy of PT Asuransi
Takaful Keluarga in allocating fund on several investment instruments in order to
obtain an optimum return. As we all know, invesment is one of the most important
factors in fund management by a life insurance company. This is especially for
Islamic insurance company which from the beginning has programmed a product
with saving and non saving system, with outcome sharing for its customers. A
company must manage its fund optimally to obtain a maximum return. However
syariah funding company to be consistent in investing to avaid investmentgets
containing maysir, gharar, and riba. In addition, there are also limitations of
investment portions from the Indonesi ministry of Finane for syariah company. In
this thesis, the author limits her analysis on five investment instrument, are
deposits, shares, mutual fund, obligations, and murabahah financing. Those analysis
also include kekafahan in kesyariahan each instrument, whether it is investment
types in general or diversification outcome to any institution. However the
observation was carried out only to observe investment in 2003. The processing of
data was done by gathering investment data of five instrument, calculating outcome
sharing or the obtained return this was followed by comparing the maximum
outcome from another strategy through Lindo Program by changing the portion of
each instrument and of course, according to the valid positive law. The outcome
shares that a gifater return was obtained by an investment allocation strategy
different from the policy of PT Asuransi Takaful Keluarga. Due to such fact it is
haped that this method could be applied in composing an investment strategy for
syariah companies particularity PT Asuransi Takaful Keluarga
Pendahuluan
Sistem ekonomi syariah semakin
memasyarakat di Indonesia. Salah
satu sektor ekonomi tersebut adalah
asuransi. Asuransi Takaful adalah
asuransi yang menggunakan sistem
syariah dalam menjalankan operasionalnya. Prinsip yang mendasari
asuransi syariah yaitu tolong menolong dalam kebaikan.
16
Para peserta asuransi (nasabah)
diharapkan mempunyai kesepakatan
untuk saling bertanggung jawab,
bekerja sama, saling melindungi, dan
berbagi kesusahan antara satu sama
lain. Prinsip-prinsip tersebut sesuai
dengan dalil-dalil sebagai berikut.
“Kedudukan
hubungan
persaudaraan dan perasaan orangorang mukmin antara satu dengan
yang lain seperti satu tubuh (jasad)
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
apabila satu dari anggotanya tidak
sehat, maka akan berpengaruh
kepada seluruh tubuh” (HR. Bukhari
dan Muslim).
‫ى‬
‫اﻟﺒﺮواﻟﺘﻘﻮ‬
‫ﺗﻌﺘﺪواوﺗﻌﺎوﻧﻮاﻋﻠﻰ‬
‫وﻻﺗﻌﺎوﻧﻮاﻋﻠﻰ اﻹﺛﻢ واﻟﻌﺪون واﺗﻘﻮااﷲ إن اﷲ‬
‫ﺷﺪﯾﺪاﻟﻌﻘﺎاب‬
“ … Dan tolong menolonglah kamu
dalam mengerjakan kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong
dalam bernuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (QS Al Maidah 2).
“Rasululloh bersabda: Demi diriku
dalam kekuasaan Allah, bahwa
siapapun tidak masuk surga kalau
tidak memberi perlindungan jirannya
yang terhimpit” (HR. Ahmad)
Hal ini tercermin dalam kontrak
atau akad antara perusahaan dan
nasabah adalah kontrak titipan dan
tolong menolong (ta’awuni) bukan
seperti asuransi konvensional dengan
kontrak jual beli (tabadulli). Kontrak
tabadulli dalam asuransi konvensional
tidak lengkap akadnya, selain itu ada
kecenderungan jual beli resiko yang
tidak diperbolehkan dalam syar’i. Jadi
tabaduli dalam asuransi konvensional
bukan tabadulli seperti murabahah
(jual beli) yang jelas-jelas diperbolehkan dalam Islam.
Sebagai pionir di Indonesia,
Takaful merupakan parameter berhasil tidaknya suatu asuransi yang
menggunakan sistem syariah. Sistem
syariah yang dimaksud adalah meng-
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
hilangkan hal-hal
yang bersifat
gharar (ketidakjelasan, ketidakpastian, uncertainly), maisir (gambling,
peruntung-untungan), dan riba (bunga). Sebagai perusahaan syariah
terdapat elemen yang harus berdasar
syariah yaitu produk atau program
yang digulirkan perusahaan, mitra,
tempat investasi, dan manajemen.
Islam adalah agama yang universal
dan komprehensif. Komprehensif
yang berarti menyeluruh. Sehingga
Islam merangkul seluruh aspek
kehidupan, baik ritual (ibadah)
maupun sosial (muamalah). Muamalah untuk menjadi rule of the game
dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satunya adalah
bagaimana
manusia menjalankan aspek ekonomi
termasuk juga bidang asuransi. Begitu
juga halnya dengan investasi, Islam
telah telah jelas mengatur bagaimana
manusia seharusnya memposisikan
harta dengan cara yang haq (benar).
Untuk menyempurnakan sistem
yang sudah baik alangkah idealnya
jika
perusahaan
syariah
juga
profesional dan unggul dalam menjalankan investasinya. Bagaimana
supaya nasabah atau calon nasabah
bergabung dengan Takaful selain
karena menggunakan sistem syariah,
tapi juga menguntungkan dalam hal
return (bagi hasil) dan kompetitif
dengan perusahaan asuransi yang
tidak berbasis syariah.
Dua unsur yang membedakan
ekonomi Islam dan konvensional;
17
kewajiban menunaikan zakat dan
mengharamkan riba.
“Dan sesuatu riba (tambahan)
yang kamu berikan agar dia
menambah pada harta manusia,
maka riba itu tidak menambah pada
sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah,
maka yang berbuat demikian itulah
orang
yang
melipatgandakan
pahalanya.” (QS Ar Ruum 39)
Dua unsur tersebut sangat
berkaitan dengan investasi. Jika
benar-benar terfungsikan dengan baik
maka kemakmuran terjamin (zakat
dari hasil investasi). Larangan
pinjaman atau pembiayaan berbasis
bunga akan tergantikan dengan
pembiayaan dengan bentuk penyertaan modal. Baik itu melalui
musyarakah atau mudharabah, maupun mekanisme perseroan terbatas
melalui bursa efek.
Dilemanya,
banyak dikeluhkan bahwa bagi hasil
yang telah berjalan kurang optimal.
Salah satu alasan adalah adanya
hukum positif yang telah mengatur
tempat investasi suatu perusahaan
asuransi syariah.
Adapun hukum positif tersebut
adalah: Keputusan Menteri Keuangan
Republik
Indonesia,
Nomor
424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi Bulan Oktober
2003 pada Pasal 18 ayat 1 diatur
pembatasan
investasi
pada
18
perusahaan asuransi dan reasuransi
dengan sistem syariah. Pembatasan
tersebut mengatur instrumen tempat
investasi dan proporsinya. Instrumeninstrumen dan proporsi (bobot)
investasi yang diperbolehkan menurut hukum positif tersebut terbatas.
Perusahaan asuransi
memperoleh pendapatan diantaranya melalui
premi dari nasabah baik itu nasabah
yang berperan serta dalam jangka
waktu panjang maupun pendek.
Asuransi syariah
dalam akadnya
kepada nasabah adalah ta’awun atau
tolong menolong, bukan tabaduli
atau jual beli dalam hal resiko atau
jiwa. Jadi dalam akad tidak ada
pemindahan uang premi dari segi
kepemilikan. Nasabah hanya menitipkan
uang premi yang sebagian
diikhlaskan untuk dimasukkan ke
dalam rekening tabarru’ atau dana
kebajikan. Sebagian besar lainnya
dimasukkan ke dalam rekening
tabungan. Baik dana yang ada pada
rekening tabungan maupun rekening
tabarru’ akan diinvestasikan oleh
perusahaan. Hasil investasi tersebut
akan dibagikan kembali kepada
nasabah sesuai nisbah di awal.
Disinilah ada masalah yang perlu
penulis analisis. Di satu sisi sebagai
perusahaan asuransi syariah telah
diatur secara hukum positif dan
hukum Islam. Di sisi lain perusahaan
juga harus memberikan return yang
optimal pada nasabah. Hal tersebut
dapat kita siasati dengan strategi-
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
strategi dalam berinvestasi dengan
membuat plan sehingga tanpa
melanggar hukum positif dan hukum
Islam,
namun return perusahaan
juga dapat optimal.
Beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana menyeleksi instrumen investasi
prospektif bagi asuransi syariah yang
sesuai syariah dan sesuai dengan
hukum positif di Indonesia.
2. Dapat menentukan instrumen investasi apa saja yang akhirnya
terpilih dan bagaimana menganalisanya untuk menentukan portofolio.
3. Menganalisis kebijakan investtasi pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga apakah sudah optimal atau
belum.
4. Menghitung dan menetapkan proporsi masing-masing instrument investasi agar return optimal.
5. Menemukan
plan
atau
strategi mana yang paling ideal untuk
melakukan investasi bagi perusahaan
asuransi syariah.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif. Pendekatan kualitatif
dilakukan untuk menyusun investment philosophy.
Data yang diperlukan dapat
diperoleh dengan membaca berbagai
literatur dalam bentuk buku, majalah,
buletin, koran, dan lain-lain yang
berhubungan dengan aspek yang
diteliti oleh penulis. Pengumpulan
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
data ini disebut library research.
Sedangkan data yang diperoleh dari
lapangan atau field research adalah
data-data yang berkaitan dengan
obyek penelitian. Di samping itu juga
diperlukan data Capital Market 2003,
Jakarta Islamic Index, dan lain-lain.
Data yang diperoleh berupa
ekuivalent rate of return masingmasing instrumen investasi diolah
dengan menggunakan software lindo
untuk mencari porsi optimal. Sebelum
diolah, dibuat constraint berupa batas
maksimal dari hukum positif bagi
asuransi syariah di Indonesia.
Pembahasan
Analisis investasi
dan alokasi
investasi pada PT ATK akan
mengawali pembahasan pada bab
empat ini. Berisi koridor dari investasi
baik ditinjau dari segai hukum Islam
maupun
hukum yang ada di
Indonesia untuk investasi dari
asuransi syariah khususnya PT ATK.
Diteruskan dengan alokosi investasi
selama ini, kemudian perhitungan
portofolio investasi baik untuk
deposito, saham, obligasi, reksadana,
dan pembiayaan murabahah. Setelah
ditemukan porsi optimal hasil dari
pengolahan data melalui program
lindo, akan dibandingkan dengan
data aktual yang selama ini menjadi
kebijakan PT. ATK. Bab empat ini
akan diakhiri dengan analisis data
serta implikasi kebijakan. Secara garis
besar akan ditemukan prosentase
19
optimal
dari
masing-masing
instrumen investasi tersebut.
1.
Analisis Investasi Pada PT
ATK
Dari semua instrumen investasi PT
ATK yang akan dianalisis adalah
deposito, saham, reksadana, obligasi,
dan pembiayaan mudharabah. Lima
instrumen tersebut akan penulis ulas
dari koridor Hukum Islam dan positif.
2.
Koridor Investasi Secara
Hukum Islam dan Indonesia
Asuransi syariah sifat investasinya
berbeda. Pertama yaitu investasi
tersebut harus terbebas dari unsur
riba, gharar, dan maysir. Baik itu
instrumennya maupun dari teknis
investasinya. Instrumen yang merupakan usaha produksi akan dilihat
dari hasil produksinya juga. Misalnya
PT ATK tidak akan berinvestasi di
industri rokok, minuman keras,
senjata, dan seterusnya yang dinilai
sifat barang tersebut mendatangkan
banyak mudharat daripada manfaat.
PT ATK sekarang telah mempunyai
komite investasi yang terdiri dari
direksi
perusahaan,
perusahaan
afiliasi dan perusahaan induk, aktuaris, dan legal officer. Komite ini
bertugas membuat kebijakan investtasi secara umum dan mengawasi
kegiatan investasi perusahaan agar
tidak menyimpang dari kebijakan
yang ditetapkan. Hal ini sebagai
cerminan prinsip kehati-hatian agar
20
preferensi risiko perusahaan relatif
pada jenis investasi yang aman dan
berisiko
rendah
namun
juga
mempunyai return yang optimal.
Selain dibatasi instrumennya dari
segi syariah, PT ATK juga mengacu
pada
peraturan
pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia, Nomor
424/KMK.06/2003 Tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi Bulan Oktober
2003 pada Pasal 18 ayat 1 diatur
pembatasan investasi pada asuransi
syariah seperti telah dijelaskan dalam
bab dua terdahulu.
3. Alokasi Investasi Pada PT
ATK
Investasi pada PT ATK meliputi
deposito, surat berharga, tanah dan
bangunan, pembiayaan mudharabah
dan
murabahah. Namun dalam
pembahasan ini hanya dibatasi pada
investasi dalam deposito, saham,
obligasi, reksadana, dan pembiayaan
murabahah.
a. Deposito
Deposito
berjangka
adalah
penempatan dana berupa deposito di
bank-bank syariah di Indonesia. Dana
tersebut
dititipkan
untuk
diinvestasikan oleh bank-bank syariah
dengan skema mudharabah. Nasabah
(deposan)
bertindak sebagai
shahibul maal dan bank
selaku
mudharib. Penerapan mudharabah
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
terhadap
deposito
dikarenakan
kesesuaian yang terdapat diantara
keduanya.
Misalnya
akad
mudharabah mensyaratkan adanya
tenggang waktu antara penyetoran
dengan penarikan, agar dana itu bisa
diputarkan.
Tenggang waktu itu
merupakan salah satu sifat deposito.
Dalam deposito terdapat pengaturan
waktu seperti 30 hari, 90 hari, dan
seterusnya.
Atas penempatan dana tersebut,
perusahaan berhak mendapatkan bagi hasil, yaitu prosentase tertentu dari
total keuntungan atau pendapatan
bank selama periode tertentu.
Prosentase tersebut dikenal dengan
istilah nisbah bagi hasil. Nisbah
masing-masing bank berbeda. Hasil
investasi pada deposito mudharabah
ini berfluktuasi sesuai dengan kinerja
opersional bank bersangkutan. Hasil
tersebut akan dibayarkan pada akhir
bulan atau akhir jatuh tempo
(Antonio, hal.212, 2000).
Penempatan investasi PT ATK
pada instrumen deposito di diversifikasi di berbagai bank syariah.
Berikut adalah perhitungan rata-rata
return, varians, standar deviasi, serta
prosentase pada masing-masing bank
syariah.
Investasi PT ATK pada instrumen
deposito ini pada satu bank syariah
akan didiversifikasikan pada cabangcabangnya terutama dimana kantor
cabang PT. ATK berada.
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
b. Saham
ATK menempatkan investasinya
dalam saham pada perusahaanperusahaam yang tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Kebijakan tersebut
diambil sejak perusahaan berdiri
sebagai salah satu usaha mengurangi
risiko karena pada saat itu hanya
terdapat satu bank syariah. Investasi
berupa saham menghasilkan dividen.
Namun investasi di saham mengandung risiko yang besar, antara lain
risiko tidak memperoleh dividen akibat kinerja perusahaan tersebut
kurang baik, juga risiko berkurangnya
nilai pasar dari saham yang dipegang
akibat naik turunnya harga saham di
pasar atau bursa saham (market risk).
Dalam penempatan investasi pada
instrumen saham ini tidak semua
termasuk dalam JII atau Jakarta
Islamic Index meskipun barang dan
jasa yang dihasilkan merupakan
kategori halal. Alasan perusahaan
karena PT ATK ketika melakukan
investasi dalam saham ini belum
terbentuk JII. Dan jika dilakukan
penjualan saham yang tidak termasuk
dalam kategori JII maka PT ATK akan
mengalami capital loss
c.
Reksa Dana Syariah
Reksa dana atau disebut juga
sebagai mutual funds, unit trust atau
investment fund adalah wadah
sekaligus investment vehicle bagi
masyarakat yang ingin berinvestasi
pada instrument saham, obligasi, dan
21
deposito. Dapat disederhanakan
sebagai pengumpulan dana yang
diserap dari masyarakat
dan
selanjutnya dikelola manajer investasi
untuk diinvestasikan dalam berbentuk
efek, money market, obligasi sehingga
menghasilkan return yang optimal.
Sedangkan reksa dana syariah adalah
reksa dana yang pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada
syariat Islam.
Keuntungan investasi pada reksa
dana (Achsien, hal.79, 2000) adalah:
1. Jumlah
dana
yang
diinvestasikan tidak harus dalam
jumlah yang besar.
2. Akses
untuk beragam
investasi baik dalam dan luar negeri.
3. Diversifikasi investasi
4. Kemudahan
dalam
administrasi pembelian dan penjualan
kembali unit penyertaan.
5. Dikelola oleh manajemen
profesional
6. Transparansi dalam informasi
yang dicerminkan Net Asset Value,
laporan keuangan, dan prospectus
secara teratur. Dengan demikian
investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
7. Likuiditas
8. Biaya transaksi lebih rendah
dibanding jika investor melakukan
transaksi secara individual di bursa.
9. Return yang kompetitif
d.
22
Obligasi Syariah
Obligasi syariah adalah
surat
utang yang mempunyai maturity date
(jatuh tempo) lebih dari satu tahun.
Obligasi dapat dikatakan instrumen
investasi syariah jika memenuhi
criteria sebaga berikut (Yasni, hal.5,
2000)
1. Bersifat mudharabah dan
muqaradhah yaitu bagi hasil, bagi
kontribusi, dan bagi risiko. Namun
untuk bagi risiko bias tidak terjadi
karena bersifat revenue sharing.
2. Dikeluarkan oleh perusahaan
yang tidak bergerak di industri
minuman keras, pengepakan daging
non halal, bank atau lembaga
keuangan konvensional, perjudian,
senjata, hotel non syariah, dan
pornografi.
3. Obligasi syariah dijual at
maturity par value- nya atau harga
nominal pelunasan jatuh temponya di
pasar perdana.
4. Pengembaliannya didukung
dengan penetapan aktiva produktif
spesifik atau pendapatan bagi hasil
operasi spesifik perusahaan yang
mengeluarkan obligasi.
Hal-hal yang harus dijaga dalam
transaksi obligasi syariah di pasar
modal syariah adalah sebagai berikut.
1. Tidak
memperjualbelikan
obligasi syariah pada harga diskon
ataupun
premium
sebagaimana
obligasi konvensional. Karena secara
syariat tidak boleh jual beli utang
piutang semacam itu.
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
2. Yang biasa dibolehkan oleh
syariah adalah melakukan mekanisme
Al Hawalah (transfer service atau
pengalihan
piutang
dengan
tanggungan bagi hasil. Atau dengan
kata lain memperjualbelikan hanya
pada harga nominal pelunasan jatuh
temponya.
3. Likuiditas obligasi syariah
sangat bergantung kepada fluktuasi
4. PT ATK menginvestasikan
dananya dalam bentuk obligasi pada
BMI INA dengan equivalent rate
dalam return sebesar 15,27% sebesar
Rp 1.000.000.000,00.
e. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah
pembiayaan kepada nasabah atau
karyawan untuk kepemikian rumah
atau kendaraan bermotor. Atas
pembiayaan tersebut, sertifikat kepemilikan rumah atau kendaraan
bermotor tersebut dijaminkan kepada perusahaan. Perusahaan memperoleh return dari pembiayaan
murabahah berupa mark-up yang
besarnya talah ditentukan di awal
pembiayaan.
Tetapi
pencatatan
sesuai dengan penerimaan pembayaran cicilan dari pihak yang
dibiayai.
Analisis Hasil Uji Hipotesa
Meninjau
hipotesa penelitian
tentang alokasi investasi yang
menghasilkan return optimal yaitu:
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
Ho: strategi investasi actual PT
ATK dalam menhasilkan return sama
dengan hasil perhitungan program
linear programming atau lindo.
Ha: strategi investasi actual PT
ATK dalam menghasilkan return lebih
kecil dari hasil perhitungan program
linear programming atau lindo.
Pengolahan data menggunakan
one tail test dengan α = 0.05 . Maka
diperoleh t test = 2.163 dan t tablenya
= 1,645. Karena t testnya lebih besar
dari t table maka hipotesa awal
ditolak dan hipotesa alternatif
diterima. Hal ini berarti return actual
lebih kecil dari return hasil dari
alokasi investasi dari program lindo.
Atau return hasil lindo lebih besar
dari aktual.
Kesimpulan
Asuransi Syariah (dalam penelitian
ini adalah PT ATK) merupakan salah
satu institusi lembaga keuangan
berbasis
syariah
dengan
menghindari tiga unsur yaitu maisir,
gharar, dan riba. Namun sering
dianggap kurang optimal. kalau
dipandang dari segi bagi hasil atau
return hasil investasi. Hal ini disinyalir
karena sistem bagi hasil dan adanya
peraturan dari Keputusan Menteri
Keuangan yang membatasi alokasi
investasi pada tiap instrumen
investasi.
Dalam penelitian ini, penulis
berusaha menganalisa proses dan
23
porsi investasi PT ATK. Proses seleksi
investasi dengan menganalisis masing-masing jenis investasi PT. ATK.
Instrumen investasi tersebut diseleksi
berdasar dari proses yang sesuai
syariah dan hukum positif. Hasil
investtasi yang lolos seleksi tersebut
diantaranya adalah deposito, saham,
reksadana, obligasi, dan pembiayaan
murabahah.
Dengan menggunakan program
lindo yaitu dengan cara memasukkan
variabel koefisien fungsi (return
masing-masing instrumen investasi),
kendala (batasan maksimum dan
minimum), diperoleh solusi optimal
(porsi optimal). Dari solusi optimal
tersebut dikalikan dengan koefien
fungsi sehingga diperoleh nilai
optimal. Ternyata hasilnya adalah
alokasi atau porsi investasi berbeda
dari apa yang telah menjadi kebijakan
PT ATK.
Selanjutnya hasil proyeksi investtasi tersebut dibandingkan dengan
hasil investasi yang telah dijalankan
oleh PT. ATK. Per-bandingan tersebut
menunjukkan hasil yang lebih tinggi
untuk proyeksi dengan menggunakan
program lindo dari apa
yang
diperoleh PT ATK sekarang. Sehingga
meskipun tetap dalam koridor hukum
positif dan Islam ternyata dapat
diperoleh hasil yang lebih besar. Hasil
analisis tersebut adalah mendiversifikasi investasi pada deposito 48.7%,
saham 5.89%, reksadana 15%, obligasi
24
20%, pembiayaan murabahah 7.57%
dari total investasi.
Saran
Investasi PT ATK dalam instrumen
deposito masih belum memenuhi
syarat hukum positif. Deposito di BMI
dan BSM masing-masing di atas 20%
dari total investasi PT ATK. Hal ini
sebaiknya lebih didiversifikasikan pada bank-bank syariah lain. Selain itu
sampai saat ini PT ATK masih menginvestasikan dananya pada saham
yang tidak termasuk kategori Jakarta
Islamic Index (JII) sebesar 73%
meskipun saham-saham tersebut
milik perusahaan yang bergerak
dalam bisnis halal.
Sedangkan
menurut konsep ideal investasi
syariah, suatu institusi keuangan
berbasis syariah sebaiknya menempatkan dananya pada institusi
keuangan syariah juga. Dalam kasus
ini, di Indonesia sudah terbentuk JII
yang dipercaya mampu menyeleksi
saham-saham di Bursa Efek Jakarta
secara syariah.
Dengan perkembangan Imu Ekonomi Syariah dan bermunculannya
sumber daya insani sekarang ini, PT.
ATK mulai berpikir untuk mempunyai
fund manager yang handal. Handal
dalam menganalisis risk dan return
masing-masing in-vestasi. Dan yang
tidak kalah penting adalah handal
dalam menjaga kekafahan proses dan
jenis investasi PT. ATK yang benarbenar sesuai Syariah Islam.
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
Daftar Rujukan
Atik Rabmawati,. (2002), Analisa
Segmentosi
dan
Kepuasan
Nasabah PT. Asuransi Takaful
Keluarga di Surabaya, Tugas Akbir
Jurusan
Statistik,
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetabuan
Alam,
Institut
Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Ahmad Azhar Basyir.1996. “Takaful
sebagai
alternative
Asuransi
islam:, dalam jurnal Ulumul
Quran, No. 2 Vol.VII,
Kuat Ismanto, 2009, Asuransi Syariah
Tinjauan Asas-asasHukum Islam,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M Anas zarqa, Conference paper”
outline of comment on Dr
Mohammed Daud Bakar paper
on”The problem of riskt and
insurable interes in takaful.
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011
Mehr
dan
cammack.1981.
Managemen Asuransi, Penyadur
A. Hasyimi, Jakarta: Balai Aksara.
Qardhawi, Yusuf, Al-Halal wa alHaram.
Satrio. 1995. Hukum Perjanjian yang
lahir dari perjanjian, Buku I dan II
Bandung: PT. Citra aditya Bhakti
Sri Rezeki Hartono.1997. Hukum
asuransi dan Perusahaan Asuransi.
Jakarta:Sinar Grafika
M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari
Teori ke Praktik, Gema Insani
Press Jakarta
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang
ulama salaf ternama dalam
kitabnya "Majmu Fatwa"
Syamsul Anwar. 2000. Teori kausa
dalam hukum islam (suatu kajian
asas hukum)proyek pergurruan
tinggi agama IAIN Sunan kalijaga
Yogyakarta
Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiq al-Islam wa
‘Adilatuhu.
25
Download