GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK IBU HAMIL TERHADAP PENGGUNAAN BUKU KIA SEBAGAI SUMBER REFERENSI DI DESA LEYANGAN UNGARAN Silvia Seroja Setyaningrum Arie Wuryanto, SKM, M.Kes Lisa Dwi Astuti, SST, M.Keb Abstract Background : One of the efforts developed by the government in order to reduce maternal and neonatal mortality, namely IMR of 32 of 1,000 live births and MMR of 347 of 100,000 live birthsis to seek the empowerment offamilies and communities through the use of book Maternal and Child Health (MCH) an integrated record books used in the family for the purpose of improving family and community practices in maintain in gorcaring for the health of mothers and children, and to improve thequality ofMCH services. Objective : the aim of he study is to describe the level of knowledge, attitudes, and practices of pregnant women againts the use of MCH handbook as a reference source in the village of LeyanganUngaran Methods : this discriptive study, using cross sectional approach. The sample were pregnant women who totaled 96 people, using the technique of random sampling proportional to size sampling where the sample was divided in each hamlet. Researcheinstrument was a questionnaire. Result : The majority of respondents aged 20-35 years (84.4%), is dominated by high school education (46.9%), type of work most private (60.4%), resources that most of the respondents obtained health workers ( 77.1%), good knowledge of the respondents (45.8%), a positive attitude (90.5%), less than optimal practices (49.0%). But the knowledge there are less (17.7%), negative attitudes (9.4%), the practice is not optimal (11,5%). Conclusion : age, education, type of work, resources, knowledge, attitudes, and practices have an influence in the use of MCH handbook as s reference source Keywords : knowledge, attitudes, practices, MCH handbook, pregnant women Kerangka Pemikiran Tujuan utama asuhan antenatal (perawatan selama kehamilan) adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dengan bayinya. Terdapat beberapa cara membina hubungan saling percaya antara ibu hamil dan bidan, antara lain dengan mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, yaitu 1 mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan kesehatan. Upaya tersebut dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bidan selama asuhan antenatal. Setiap tahun hampir setengah juta wanita dunia harus menemui kematiannya karena persalinan, hal tersebut menarik perhatian yang cukup besar sehingga dilakukan berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu. Usaha tersebut terlihat dari beberapa program yang dilakukan oleh organisasi internasional misalnya program menciptakan kehamilan yang lebih aman (making pregnancy saver program) yang dilaksanakan World Healh Organization (WHO). Program gerakan sayang ibu (safe mother hood program) yang dilaksanakan di Mesir, Kairo pada tahun 1994 oleh WHO direkomendasikan di Indonesia. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2007 AKB tercatat 26 per 100 kelahiran hidup, sedangkan hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita sendiri adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus., Angka kematian anak turun dari 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007,menjadi 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2012. (3) Angka Kematian Ibu (AKI) sendiri pada tahun 2007 adalah 114,42 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 347 per 100.000 kelahiran hidup. (4) Kebijakan dan upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, antara lain dengan pengadaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan KEPMENKES nomor 284/MENKES/SK/III/2004 dinyatakan bahwa buku KIA merupakan buku pedoman yang 2 dimiliki oleh ibu dan anak. (5) Berisi informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak , dan merupakan satusatunya alat pencatat pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama masa nifas, hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun. (2) Hasil yang diharapkan dari pengadaan Buku KIA dalam jangka pendek adalah pengetahuan ibu meningkat, pengetahuan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat dan dalam jangka panjang terjadi perubahan perilaku ibu, keluarga dan masyarakat dalam memelihara kesehatan ibu dan anak serta terdapat peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak. Di Indonesia pengadaan Buku KIA telah dimulai sejak Februari 1994, dengan visi terwujudnya derajat kesehatan ibu dan anak yang optimal yang ditandai oleh semua ibu dan anak dengan perilaku sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, dengan tujuan menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu, bayi, dan balita, mendukung kualitas hidup ibu balita dan anak pra sekolah melalui peningkatan kualitas pelayanan KIA dan perbaikan perilaku keluarga dan masyarakat dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan peran aktif dari petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan serta memotivasi ibu untuk membaca buku KIA dan melaksanakan pesanpesan yang ada. Pengetahuan ibu yang kurang akan berpengaruh pada perilaku ibu dalam memelihara kesehatan ibu dan anak, yakni : menunda pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan kesehatan, menunda untuk memeriksakan diri di sarana kesehatan dan menunda untuk memperoleh asuhan medik (medical care) yang tepat. Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11 Oktober sampai 2 November 2014 di dapatkan jumlah ibu hamil di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Jarmini Desa Leyangan Ungaran sebanyak 446 ibu hamil. Setelah melakukan tanya jawab kepada 12 responden ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC), peneliti mendapatkan data, sebanyak 5 orang ibu hamil dengan presentase 41,6% dari total keseluruhan ibu hamil mengetahui isi buku KIA dan 7 orang ibu hamil dengan presentase 58,4 dari total keseluruhan kurang mengetahui isi dari buku KIA. Dari study pendahuluan di atas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil banyak yang tidak mau membaca dan mempelajari tentang buku KIA, hal tersebut dibuktikan dari hasil tanya jawab yang dilakukan kepada ibu hamil, 5 ibu hamil yang mengetahui isi Buku KIA dapat menjawab pertanyaan sekitar 3-5 pertanyan, sedangkan 7 ibu hamil lainnya hanya mampu menjawab 1-2 pertanyaan saja. Di dalam buku tersebut banyak petunjuk bagaimana menjaga agar kehamilan tetap sehat. Mereka mengerti bahwa buku KIA adalah alat untuk mengetahui dan mengikuti kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil sampai anak berumur 5 tahun. Buku KIA juga merupakan alat penyuluhan dan peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak. Faktor yang mempengaruhi minat baca ibu hamil tentang buku KIA, yakni faktor internal terdiri dari tingkat kecerdasan, tingkat 3 emosional, pemberian informasi dan karakteristik (usia, pendidikan, paritas) dan faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan, social budaya, ekonomi dan politik. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan, ibu hamil dan seberapa besar penggunaan buku KIA sebagai sumber referensi tentang buku Kesehatan Ibu dan Anak di BPM Jarmini Desa Leyangan Ungaran agar bisa mengetahui tentang pengetahuan ibu hamil tentang Buku KIA sehingga bisa digunakan sebagai landasan untuk bidan dalam memberikan penyuluhan yang akan datang. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran atau diskripsi tentang suatu masalah kesehatan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectionaldimana pengukuran variabel-variabel dilakukan pada saat tertentu, pada waktu yang sama, dan setiap subyek hanya akan dikenai 1 kali pengukuran dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah total ibu hamil di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran sejumlah 446 ibu hamil. Dari perhitungan rumus di atas didapatkan hasil akhir 96 ibu hamil yang menjadi responden, dalam pengambilan besar sampel peneliti, mempertimbangkan kriteria inklusi Ibu hamil yang tinggal di Desa Leyangan Ungaran; Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya; Ibu hamil yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusinya adalah ibu hamil yang sudah melahirkan; ibu hamil yang pindah rumah; ibu hamil yang mengalami keguguran. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional to size random sampling, teknik ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya teknik ini menggunakan urut-urutan alami, caranya ialah dipilih secara random dimulai dari antara 1 dan integer yang terdekat terhadap ratio sampling. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari ibu hamil dengan cara pembagian kuesioner kepada ibu hamil di Desa Leyangan Ungaran meliputi data tingkat pengetahuan dan sikap, dan dengan cara wawancara kepada ibu hamil di Desa Leyangan Ungaran meliputi datapraktik ibu hamil terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi. Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung oleh peneliti dari subjek penelitinya.Data yang diperoleh dari bidan dan staff Kelurahan Desa Leyangan yaitu jumlah ibu hamil di Desa Leyangan Ungaran. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif atau disebut juga analisis univariat yang digunakan untuk mendapat gambaran distribusi responden yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan table tersebut variabelvariabel yang diteliti kemudian dianalis secara deskriptif dengan menguraikanya secara rinci. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah antara 20-35 tahun 84,4%; status perkawinan ibu dengan status menikah berjumlah 97,9%; pendidikan tertinggi responden terbanyak adalah SMA 4 sebanyak 46,9%; namun masih ditemukan juga ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan dasar 2,1%. Selain itu, dapat disimpulkan bahwapekerjaan terbanyak responden adalah buruh pabrik dengan prosentase 38,5%; dapat disimpulkan bahwa sumber informasi terbanyak yang didapatkan oleh responden adalah dari tenaga kesehatan 77,1%; hampir setengah dari total keseluruhan responden, sudah memiliki pengetahuan yang baik 36,45%, responden dengan pengetahuan yang kurang 17,7% terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi. Dalam hal sikap sebanyak 90,5%responden memiliki sikap positif dalam penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensidan sisanya sebanyak 9,4%responden memiliki sikap negatif terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa beberapa responden memiliki praktik kurang optimal dilihat dari hasil jawaban pada pertanyaan soal nomor 4 dimana hanya sejumlah 24% responden menjawab dengan sempurna. Dari distribusi silang praktik berdasarkan pengetahuan dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki praktik optimal, proporsi terbanyak adalah responden berpengetahuan baik sebesar 68,2%. Dari hasil distribusi silang praktik berdasarkan sikap, dapat disimpulkan bahwa, responden yang memiliki praktik optimal, proporsi terbanyak adalah responden yang memiliki sikap positif sebesar 43,7%. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan responden menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik 45,8%. Pengetahuan sendiri adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).dalam penelitian ini data didapatkan dengan cara peneliti mendatangi responden dari rumah ke rumah dan peneliti memberikan kuesioner yang kemudian diisi oleh responden. Berdasarkan tabel distribusi kuesioner tingkat pengetahuan diketahui bahwa masih ada responden yang belum memahami materi apa saja yang ada di dalam Buku KIA. Hal ini diketahui dalam pengisian kuesioner tingat pengetahuan oleh responden pada kasus soal nomor 9, dimana 71,9% responden masih menjawab salah. Hal ini dikarenakan responden yang belum memahami bahwa catatan kehamilan secara rutin yang ada di dalam Buku KIA merupakan KMS ibu hamil. Responden yang memiliki pengetahuan baik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pendidikan, umur, jenis pekerjaan, dan sumber informasi yang diperoleh. Tingkat pendidikan sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pengetahuan seseorang. Responden dengan latar belakang pendidikan yang tinggi mempunyai pengetahuan yang baik.(2) Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil yang muncul setelah dilakukan penelitian kepadaresponden. Hasil yang didapat responden yang memiliki tingkat pendidikan sekolah menengah atas dan di atasnya memiliki pengetahuan yang baik untuk tingkat SMA 53,3%, D3 100%, 5 dan S1 100%. Responden mengetahui tentang pentingnya penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi. Namun dikenyataannya peneliti juga masih menemukan responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu responden dengan tingkat pendidikan rendah, yang didominasi oleh mereka yang memiliki pendidikan dasar atau SD sebanyak 100%. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan. (2) Selain tingkat pengetahuan yang baik juga dimungkinkan karena ibu memiliki umur produktif sehat yakni umur 20-35 tahun. Menurut hasil penelitian responden yang memiliki kisaran umur tersebut memiliki pengetahuan yang baik 48,1%. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada sebagian besar responden yang memiliki umur reproduktif sehat, responden menyampaikan bahwa mereka yang mengalami kehamilan anak pertama memiliki rasa ingin tahu yang lebih tentang kehamilannya. Ibu hamil yang lebih muda atau ibu hamil primigravida biasanya lebih ingin tahu tentang kehamilannya, sehingga mereka lebih sering membaca materi atau memahami informasi yang ada di dalam Buku KIA.Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Sugiyarti, Heni Setyowati, Kun Lukito, dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Primipara Dengan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Imunisasi Di Desa Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. AKBID Ngudi Waluyo. Menggunakan desain deskriptif korelasi tentang hubungan antara pengetahuan ibu primipara dengan pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam komunikasi dengan menggunakan metode cross sectional, yang memperoleh hasil bahwa ibu hamil dengan primipara cenderung belum banyak mengetahui tentang informasiinformasi apa saja yang terdapat di dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).(7) Hasil wawancara, responden menyampaikan sudah pernah membaca materi yang ada di dalam Buku KIA, selain itu juga mendapatkan tambahan informasi dari orang-orang terdekat bahkan petugas kesehatan. Untuk petugas kesehatan sendiri responden mengakui mereka lebih banyak mendapatkan informasi tentang materi yang ada di dalam Buku KIA dari bidan, sebab kebanyakan dari responden setiap kali melakukan pemeriksaan hamil di bidan. Namun yang paling berperan dalam memberikan informasi adalah responden yang mendapatkan informasi dari teman dan pengalaman 50%. Hal tersebut juga tidak lepas dari jenis pekerjaan responden. Responden yang bekerja diluar dengan tingkat pendidikan tinggi dan memiliki banyak teman sangat dimungkinkan memiliki pengetahuan yang baik, dibandingkan dengan responden yang hanya bekerja di sekitar rumah atau bahkan mereka yang tidak bekerja. Hal ini sesuai pendapat Sukmadinata (2003) dan Soekamto (2002) yang berpendapat bahwa 6 seseorang yang mempunyai banyak informasi akan mempunyai pengetahuan yang luas pula. Kecenderungan semakin rendah derajat terpapar informasi, semakin kurang pula pengetahuan yang didapat. (11)Hal tersebut dibuktikan dengan hasil data yang diperoleh setelah dilakukan penelitian yakni kebanyakan responden yang memiliki pengetahuan baik adalah mereka yang memiliki jenis pekerjaan sebagai PNS 90,9 %. Lain halnya dengan responden yang tidak bekerja dan hanya dirumah saja memiliki pengetahuan yang kurang 45,5%, selain karena pendidikan yang rendah dimungkinkan juga karena mereka minimalis untuk mendapatkan informasi akibat dari pergaulan yang kurang dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian, walaupun responden hampir seluruhnya memiliki sikap positif namun masih ada juga responden yang memiliki sikap negatif 9,4%. Berdasarkan tabel distribusi kuesioner sikap, diketahui bahwa masih banyak responden yang menganggap dalam pengkonsumsian tablet Fe baik untuk dikonsumsi setiap saat. Hal ini diketahui pada jawaban responden pada soal kuesioner sikap nomor 6 yang merupakan jenis soal negatif. Pada kuesioner yang diberikan hanya 3,4% responden yang menjawab benar. Padahal cara pengkonsumsian tablet Fe sendiri paling tepat dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur, sebab tablet Fe sendiri memberikan efek mual sehingga untuk mengurangi efek tersebut sebaiknya dikonsumsi pada malam hari. Newcomb salah seorang psikolog sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Padahal dalam kenyataannya penggunaan Buku KIA sangatlah penting karena berdasarkan sumber penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Dwi Hayati pada tahun 2013 dengan judulGambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pada Anak Umur 3-5 Tahun Di Kota Denpasar. Metode penelitian menggunakan rancangan mixed method pendekatan sequential exploratory yaitu pengumpulan analisis data kualitatif pada tahap I, dilanjut dengan analisis data kuantitatif bersifat analitik korelatif dengan pendekatan potong silang. Subjek penelitian adalah seluruh ibu dan anak yang berumur 3-5 tahun di Kota Denpasar yang sedang mengikuti Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan memiliki Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kota Denpasar Bali didapatkan bahwa insiden gizi lebih maupun anak kurus prosentasenya meningkat dua kali lipat berdasarkan indicator BB/BT, kepemilikan Buku KIA yang rendah dan penimbangan rutin balita sebagai angka terendah di provinsi bali merupakan salah satu faktor yang memberikan konstribusi terhadap masalah gizi anak adalah ibu sebagai pengasuh utama. Responden dengan latar belakang tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki sikap yang positif hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang diperoleh. Responden dengan tingkat pendidikan D3 dan S1 mendominasi sikap positif 100%. Namun masih ada pula responden yang memiliki sikap negatif, dan mereka yang memiliki sikap tersebut adalah yang berpendidikan SD 50%. Artinya 7 dengan tingkat pendidikan yang tinggi, responden dapat menyatakan sikapnya bahwa penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi sangat baik untuk dilakukan. Di hasil penelitian juga muncul hasil yang cukup nemarik pada responden dengan pendidikan SMA. Responden yang memiliki pendidikan SMA 88,9%, lebih sedikit memiliki sikap positif dibandingnkan dengan responden yang memiliki pendidikan SMP 91,9%. Sama halnya untuk sikap negatif sendiri, responden dengan tingkat pendidikan SMA 11,1% lebih banyak dibandingkan mereka yang memiliki pendidikan SMP 8,1%. Faktor pendidikan bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap responden terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi. Ada juga umur responden yang dapat mempengaruhi sikap, responden yang memiliki sikap positif adalah mereka yang memiliki umur >35tahun 100,0%. Namun juga masih ditemukan responden yang memiliki sikap negatif yakni mereka yang memiliki umur <20tahun 22,2%. Perbedaan sikap yang dimiliki oleh responden juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti jenis pekerjaan. Responden yang memiliki sikap positif ada yang bekerja dan ada pula mereka yang tidak bekerja. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor lain, untuk ibu yang bekerja dan mempunya sikap positif adalah wiraswasta dan PNS yakni sama-sama 100,0%. Untuk responden yang bekerja sebagai wiraswasta sendiri memiliki sikap yang positif karena mereka belajar dari pengalaman hamil sebelumnya, dari teman, atau bahkan dari petugas kesehatan seperti bidan. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai wiraswasta sudah mengalami kehamilan yang kedua atau lebih. Lain halnya dengan responden yang bekerja sebagai PNS, kebanyakan dari responden memiliki sikap positif karena mereka memiliki tingkat pendidikan tinggi dan pengetahuan yang baik, selain itu juga mereka mendapatkan sumber informasi yang banyak, seperti yang disampaikan responden saat diwawancarai, responden mengaku mengetahui informasi tentang materi yang ada di dalam Buku KIA juga dari teman, orang tua dan mertua, atau bahkan petugas kesehatan,sehingga mereka tahu bahwa penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi sangatlah penting. Dalam teori disebutkan bahwa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang harusnya faktual akan disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya. Akibatnya, hal tersebut berpengaruh terhadap sikap konsumen. Dalam penelitian sumber informasi yang diterima oleh responden dari teman 100,0%, dan mertua 100,0% sangat mempengaruhi, maka dari itu responden yang tidak bekerja namun memiliki sikap positif didominasi oleh ibu rumah tangga 100,0% karena sebelumnya mereka telah mendapatkan informasi dari teman, orang tua atau bahkan mertua responden itu sendiri. Berdasarkan hasil tabel distribusi kuesioner praktik, diketahui bahwa masih ada responden yang belum tahu kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan ketika menjelang persalinan. Hal ini diketahui pada hasil jawaban responden pada soal kuesioner nomor 4. Pada kuesioner yang telah 8 diberikan, tidak ada responden yang dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna. Persiapan persalinan yang responden ketahui hanya persiapan baju dan transportasi, tidak dengan biaya, pendonor darah, tempat persalinan, pengambil keputusan dalam keluarga, dan tenaga kesehatan yang akan membantu dalam proses persalinan. Dalam teori disebutkan bahwaperilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari maupun tidak.(9) Responden dengan latar belakang tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki praktik yang optimal hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang diperoleh. Responden dengan tingkat pendidikan D3 dan S1 mendominasi praktik optimal 100%. Namun masih ada pula responden yang memiliki sikap negatif, dan mereka yang memiliki sikap tersebut adalah yang berpendidikan SD 50%. Artinya dengan tingkat pendidikan yang tinggi, responden dapat menyatakan praktiknya bahwa praktik penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi sangat baik untuk dilakukan. Kesimpulan 1. Karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun (84,4%), dengan status menikah sebanyak (97,9%), hampir setengah dari seluruh responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak (46,9%), bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak (60,4%), responden mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan(77,1%), 2. Tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik (45,8%) 3. Sikap responden terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi menunjukkan bahwa responden mempunyai sikap positif (90,5%). 4. Praktik responden terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi menunjukkan bahwa responden mempunyai praktik optimal (39,6%) Saran 1. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan penelitian analitik antara hubungan karakteristik terhadap penggunaan Buku KIA dengan pengetahuan, sikap, dan praktik responden, serta dapat menanbah karakteristik lain dalam penelitian seperti lingkungan sosial, dan dukungan dari keluarga. 2. Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah bahan referensi yang berhubungan terhadap penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi sehingga dapat menambah wawasan mahasiswi tentang penggunaan Buku KIA sebagai sumber referensi.. 3. Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pengarahan yang benar bahwa membaca materi yang ada di dalam Buku KIA sangatlah penting bagi kesehatan ibu, meningkatkan penyuluhan tentang fungsi dan pemakaian Buku KIA serta follow up penggunaan Buku KIA, selain itu juga diharapkan dapat mengaplikasikan dengan benar 9 penggunaan Buku KIA agar digunakan secara berkelanjutan dari hamil sampai anak balita. Daftar Pustaka 1. Putrid SP. Asuhan kebidanan masa kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu: 2010 NMD. Gambaran 2. Mahayati pengetahuan, sikap, dan praktik penggunaanbuku kesehatan ibu dan anak (KIA) pada anak umur 3-5 tahun di Kota Denpasar. Bandung:2013 [diakses tanggal 15 September 2014]. Didapat dari: http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/04/artikeldwi-M.pdf 3. Badan Pusat Statistik. 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: BPS; 2012. 4. Dinas Kesehatan Provinsi. Buku Saku Kesehatan Triwulan II.30 Juni 2012. [diakses tanggal 9 September 2014]. Didapat dari http://www.dinkesjatengprov.go.i d 5. Menteri Kesehatan. Kepmenkes Nomor 284/MENKES/SK/III/2004. Tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. 2010. T. Gambaran 7. Sugiyanti pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang buku KIA. [diakses tanggal 18 September 2014]. Didapat dari http://perpusnwu.ac.id/karyailmia h/shared/bilblioview.php?resourc e_id=3239&tab=opac 8. Wiratih A. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang buku kesehatan ibu dan anak (KIA) di BPS Tiik Desa Padas Kecamatan Tann Kabupaten Sragen. Surakarta: 2013 [diakses tanggal 12 September 2014]. Didapat dari: http://digilib.stikeskusumahusada .ac.id/files/disk1/10/01-gdlayuwiratih-486-1-ayuwiratih6.pdf 9. Notoadmodjo S. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: 2010. h. 27- 31. 10. Wawan A. Teori 7 pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Mediaka; 2011. h. 12-4, 15-6, 16-8, 35-6. 11. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. H. 14-8, 31-7. 12. 12. Notoadmojo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta:2011. 13. Saiffudin. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: Nuha Medika: 2012. 14. Sukarni I, Margareth ZH. Kehamilan, persalinan, dan nifas. Yogyakarta:nuhamedika: 2013. Hal 66-7 15. Yeyeh A, Yulianti L, Maimunah, Susilowati L. Asuhan kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Medika: 2009. 10 16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta: kementrian kesehatan dan JICA (Japan InternationalCooperation Agency): 1997 17. Romauli S. buku ajar askeb I : Konsep dasar asuhan kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. H. 73-88. 18. Sulisyawati A. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta : Salemba Medik: 2009. h. 76-7. 19. Mandriwati GA. Asuhan kebidanan ibu hamil. Jakarta: EGC: 2006. 20. Saryono AS. Metodologi penelitian kebidanan D III, D IV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h. 93-9. 21. Hidayat AA. Metode penelitian kebidanan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika; 2010. h. 81-8, 92-3, 98-9 22. Sulistyaningsih. Metodologi penelitian kebidanan kuantitatifkualtitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. h. 64-6, 72-3 23. Suyanto. Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendekia press; 2009. h. 57-8 24. Riyanto A. Aplikasi metodelogi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. 25. Notoadmojo S. Kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. H. 150-1, 152