1 gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu hamil

advertisement
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK
IBU HAMIL TERHADAP PENGGUNAAN BUKU KIA
SEBAGAI SUMBER REFERENSI DI DESA LEYANGAN UNGARAN
Silvia Seroja Setyaningrum
Arie Wuryanto, SKM, M.Kes
Lisa Dwi Astuti, SST, M.Keb
Abstract
Background : One of the efforts developed by the government in order to reduce
maternal and neonatal mortality, namely IMR of 32 of 1,000 live births and MMR
of 347 of 100,000 live birthsis to seek the empowerment offamilies and
communities through the use of book Maternal and Child Health (MCH) an
integrated record books used in the family for the purpose of improving family and
community practices in maintain in gorcaring for the health of mothers and
children, and to improve thequality ofMCH services.
Objective : the aim of he study is to describe the level of knowledge, attitudes,
and practices of pregnant women againts the use of MCH handbook as a
reference source in the village of LeyanganUngaran
Methods : this discriptive study, using cross sectional approach. The sample were
pregnant women who totaled 96 people, using the technique of random sampling
proportional to size sampling where the sample was divided in each hamlet.
Researcheinstrument was a questionnaire.
Result : The majority of respondents aged 20-35 years (84.4%), is dominated by
high school education (46.9%), type of work most private (60.4%), resources that
most of the respondents obtained health workers ( 77.1%), good knowledge of the
respondents (45.8%), a positive attitude (90.5%), less than optimal practices
(49.0%). But the knowledge there are less (17.7%), negative attitudes (9.4%), the
practice is not optimal (11,5%).
Conclusion : age, education, type of work, resources, knowledge, attitudes, and
practices have an influence in the use of MCH handbook as s reference source
Keywords : knowledge, attitudes, practices, MCH handbook, pregnant women
Kerangka Pemikiran
Tujuan
utama
asuhan
antenatal
(perawatan
selama
kehamilan)
adalah
untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu dengan bayinya.
Terdapat beberapa cara membina
hubungan saling percaya antara ibu
hamil dan bidan, antara lain dengan
mendeteksi
komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, yaitu
1
mempersiapkan
kelahiran,
dan
memberikan pendidikan kesehatan.
Upaya tersebut dapat memberikan
banyak manfaat bagi ibu dan bidan
selama asuhan antenatal.
Setiap tahun hampir setengah
juta wanita dunia harus menemui
kematiannya karena persalinan, hal
tersebut menarik perhatian yang
cukup besar sehingga dilakukan
berbagai
usaha
untuk
menanggulangi masalah kematian
ibu. Usaha tersebut terlihat dari
beberapa program yang dilakukan
oleh
organisasi
internasional
misalnya
program
menciptakan
kehamilan yang lebih aman (making
pregnancy saver program) yang
dilaksanakan
World
Healh
Organization
(WHO).
Program
gerakan sayang ibu (safe mother
hood program) yang dilaksanakan di
Mesir, Kairo pada tahun 1994 oleh
WHO
direkomendasikan
di
Indonesia.
Berdasarkan
Survey
Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI), angka kematian bayi (AKB)
mengalami peningkatan, yakni pada
tahun 2007 AKB tercatat 26 per 100
kelahiran hidup, sedangkan hasil
SDKI 2012 adalah 32 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian balita sendiri adalah 40
kematian per 1.000 kelahiran hidup.
Sama dengan pola SDKI 2007, lebih
dari tiga perempat dari semua
kematian balita terjadi dalam tahun
pertama kehidupan anak dan
mayoritas kematian bayi terjadi pada
periode neonatus., Angka kematian
anak turun dari 44 kematian per
1.000 kelahiran hidup pada SDKI
2007,menjadi 40 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada SDKI 2012. (3)
Angka Kematian Ibu (AKI) sendiri
pada tahun 2007 adalah 114,42 per
100.000
kelahiran
hidup
dan
mengalami peningkatan pada tahun
2012 menjadi 347 per 100.000
kelahiran hidup. (4) Kebijakan dan
upaya
pemerintah
untuk
menurunkan angka kematian ibu
dan bayi, antara lain dengan
pengadaan Buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).
Berdasarkan
KEPMENKES
nomor
284/MENKES/SK/III/2004
dinyatakan
bahwa
buku
KIA
merupakan buku pedoman yang
2
dimiliki oleh ibu dan anak. (5) Berisi
informasi dan catatan kesehatan ibu
dan anak , dan merupakan satusatunya alat pencatat pelayanan
kesehatan ibu dan anak sejak ibu
hamil, melahirkan dan selama masa
nifas, hingga bayi yang dilahirkan
berusia 5 tahun. (2) Hasil yang
diharapkan dari pengadaan Buku
KIA dalam jangka pendek adalah
pengetahuan
ibu
meningkat,
pengetahuan ketrampilan tenaga
kesehatan meningkat dan dalam
jangka panjang terjadi perubahan
perilaku
ibu,
keluarga
dan
masyarakat
dalam
memelihara
kesehatan ibu dan anak serta
terdapat
peningkatan
status
kesehatan dan gizi ibu dan anak.
Di Indonesia pengadaan Buku
KIA telah dimulai sejak Februari
1994, dengan visi terwujudnya
derajat kesehatan ibu dan anak
yang optimal yang ditandai oleh
semua ibu dan anak dengan
perilaku
sehat
serta
mampu
menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, dengan tujuan
menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu, bayi, dan balita,
mendukung kualitas hidup ibu balita
dan anak pra sekolah melalui
peningkatan kualitas pelayanan KIA
dan perbaikan perilaku keluarga dan
masyarakat
dalam
memelihara
kesehatan ibu dan anak.
Untuk mencapai hasil yang
diharapkan, diperlukan peran aktif
dari petugas kesehatan untuk
memberikan
penyuluhan
serta
memotivasi ibu untuk membaca
buku KIA dan melaksanakan pesanpesan yang ada. Pengetahuan ibu
yang kurang akan berpengaruh
pada perilaku ibu dalam memelihara
kesehatan ibu dan anak, yakni :
menunda pengambilan keputusan
untuk
mencari
pertolongan
kesehatan,
menunda
untuk
memeriksakan
diri
di
sarana
kesehatan dan menunda untuk
memperoleh asuhan medik (medical
care) yang tepat.
Berdasarkan
hasil
study
pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 11 Oktober
sampai 2 November 2014 di
dapatkan jumlah ibu hamil di Bidan
Praktik Mandiri (BPM) Jarmini Desa
Leyangan Ungaran sebanyak 446
ibu hamil. Setelah melakukan tanya
jawab kepada 12 responden ibu
hamil yang melakukan Antenatal
Care (ANC), peneliti mendapatkan
data, sebanyak 5 orang ibu hamil
dengan presentase 41,6% dari total
keseluruhan ibu hamil mengetahui
isi buku KIA dan 7 orang ibu hamil
dengan presentase 58,4 dari total
keseluruhan kurang mengetahui isi
dari
buku
KIA.
Dari
study
pendahuluan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil banyak
yang tidak mau membaca dan
mempelajari tentang buku KIA, hal
tersebut dibuktikan dari hasil tanya
jawab yang dilakukan kepada ibu
hamil, 5 ibu hamil yang mengetahui
isi Buku KIA dapat menjawab
pertanyaan sekitar 3-5 pertanyan,
sedangkan 7 ibu hamil lainnya
hanya mampu menjawab 1-2
pertanyaan saja. Di dalam buku
tersebut
banyak
petunjuk
bagaimana menjaga agar kehamilan
tetap sehat. Mereka mengerti bahwa
buku KIA adalah alat untuk
mengetahui
dan
mengikuti
kesehatan ibu dan anak sejak ibu
hamil sampai anak berumur 5 tahun.
Buku KIA juga merupakan alat
penyuluhan
dan
peningkatan
pengetahuan mengenai kesehatan
ibu dan anak.
Faktor yang mempengaruhi
minat baca ibu hamil tentang buku
KIA, yakni faktor internal terdiri dari
tingkat
kecerdasan,
tingkat
3
emosional, pemberian informasi dan
karakteristik
(usia,
pendidikan,
paritas) dan faktor eksternal yang
terdiri
dari
lingkungan,
social
budaya, ekonomi dan politik. Dari
hasil studi pendahuluan yang
dilakukan, peneliti ingin meneliti
tingkat pengetahuan, ibu hamil dan
seberapa besar penggunaan buku
KIA sebagai sumber referensi
tentang buku Kesehatan Ibu dan
Anak di BPM Jarmini Desa
Leyangan Ungaran agar bisa
mengetahui tentang pengetahuan
ibu hamil tentang Buku KIA
sehingga bisa digunakan sebagai
landasan
untuk
bidan
dalam
memberikan penyuluhan yang akan
datang.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan adalah deskriptif, dimana
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran atau diskripsi
tentang suatu masalah kesehatan.
Desain penelitian yang digunakan
adalah
cross
sectionaldimana
pengukuran
variabel-variabel
dilakukan pada saat tertentu, pada
waktu yang sama, dan setiap
subyek hanya akan dikenai 1 kali
pengukuran dengan menggunakan
kuisioner
sebagai
instrument
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini
adalah total ibu hamil di Desa
Leyangan
Kecamatan
Ungaran
sejumlah 446 ibu hamil. Dari
perhitungan
rumus
di
atas
didapatkan hasil akhir 96 ibu hamil
yang menjadi responden, dalam
pengambilan besar sampel peneliti,
mempertimbangkan kriteria inklusi
Ibu hamil yang tinggal di Desa
Leyangan Ungaran; Ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya; Ibu
hamil yang bersedia menjadi
responden.
Kriteria
eksklusinya
adalah ibu hamil yang sudah
melahirkan; ibu hamil yang pindah
rumah; ibu hamil yang mengalami
keguguran. Teknik sampling yang
digunakan adalah proportional to
size random sampling, teknik ini
merupakan pengembangan teknik
sebelumnya hanya bedanya teknik
ini menggunakan urut-urutan alami,
caranya ialah dipilih secara random
dimulai dari antara 1 dan integer
yang
terdekat
terhadap
ratio
sampling.
Data primer merupakan data
yang diperoleh langsung dari ibu
hamil dengan cara pembagian
kuesioner kepada ibu hamil di Desa
Leyangan Ungaran meliputi data
tingkat pengetahuan dan sikap, dan
dengan cara wawancara kepada ibu
hamil di Desa Leyangan Ungaran
meliputi datapraktik ibu hamil
terhadap penggunaan Buku KIA
sebagai sumber referensi. Data
sekunder
adalah
data
yang
diperoleh tidak langsung oleh
peneliti dari subjek penelitinya.Data
yang diperoleh dari bidan dan staff
Kelurahan Desa Leyangan yaitu
jumlah ibu hamil di Desa Leyangan
Ungaran.
Analisis data dilakukan dengan
analisis deskriptif atau disebut juga
analisis univariat yang digunakan
untuk mendapat gambaran distribusi
responden yaitu dengan cara
membuat tabel distribusi frekuensi.
Berdasarkan table tersebut variabelvariabel yang diteliti kemudian
dianalis secara deskriptif dengan
menguraikanya secara rinci.
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa umur responden
terbanyak adalah antara 20-35
tahun 84,4%; status perkawinan ibu
dengan status menikah berjumlah
97,9%;
pendidikan
tertinggi
responden terbanyak adalah SMA
4
sebanyak 46,9%; namun masih
ditemukan juga ibu hamil yang
memiliki tingkat pendidikan dasar
2,1%. Selain itu, dapat disimpulkan
bahwapekerjaan
terbanyak
responden adalah buruh pabrik
dengan prosentase 38,5%; dapat
disimpulkan
bahwa
sumber
informasi terbanyak yang didapatkan
oleh responden adalah dari tenaga
kesehatan 77,1%; hampir setengah
dari total keseluruhan responden,
sudah memiliki pengetahuan yang
baik 36,45%, responden dengan
pengetahuan yang kurang 17,7%
terhadap penggunaan Buku KIA
sebagai sumber referensi.
Dalam hal sikap sebanyak
90,5%responden memiliki sikap
positif dalam penggunaan Buku KIA
sebagai
sumber
referensidan
sisanya sebanyak 9,4%responden
memiliki sikap negatif terhadap
penggunaan Buku KIA sebagai
sumber referensi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa beberapa
responden memiliki praktik kurang
optimal dilihat dari hasil jawaban
pada pertanyaan soal nomor 4
dimana hanya sejumlah 24%
responden
menjawab
dengan
sempurna.
Dari distribusi silang praktik
berdasarkan pengetahuan dapat
disimpulkan bahwa responden yang
memiliki praktik optimal, proporsi
terbanyak
adalah
responden
berpengetahuan
baik
sebesar
68,2%. Dari hasil distribusi silang
praktik berdasarkan sikap, dapat
disimpulkan bahwa, responden yang
memiliki praktik optimal, proporsi
terbanyak adalah responden yang
memiliki sikap positif sebesar 43,7%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
tingkat
pengetahuan
responden
menunjukkan bahwa responden
memiliki pengetahuan yang baik
45,8%. Pengetahuan sendiri adalah
hasil pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung,
telinga,
dan
sebagainya).dalam penelitian ini
data didapatkan dengan cara
peneliti mendatangi responden dari
rumah ke rumah dan peneliti
memberikan
kuesioner
yang
kemudian diisi oleh responden.
Berdasarkan
tabel
distribusi
kuesioner
tingkat
pengetahuan
diketahui
bahwa
masih
ada
responden yang belum memahami
materi apa saja yang ada di dalam
Buku KIA. Hal ini diketahui dalam
pengisian
kuesioner
tingat
pengetahuan oleh responden pada
kasus soal nomor 9, dimana 71,9%
responden masih menjawab salah.
Hal ini dikarenakan responden yang
belum memahami bahwa catatan
kehamilan secara rutin yang ada di
dalam Buku KIA merupakan KMS
ibu hamil.
Responden
yang
memiliki
pengetahuan
baik
tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya
adalah
pendidikan,
umur, jenis pekerjaan, dan sumber
informasi yang diperoleh. Tingkat
pendidikan sendiri memiliki peran
yang
sangat
penting
dalam
memberikan
pengetahuan
seseorang. Responden dengan latar
belakang pendidikan yang tinggi
mempunyai
pengetahuan
yang
baik.(2) Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan hasil yang muncul setelah
dilakukan
penelitian
kepadaresponden.
Hasil
yang
didapat responden yang memiliki
tingkat
pendidikan
sekolah
menengah atas dan di atasnya
memiliki pengetahuan yang baik
untuk tingkat SMA 53,3%, D3 100%,
5
dan
S1
100%.
Responden
mengetahui tentang pentingnya
penggunaan Buku KIA sebagai
sumber
referensi.
Namun
dikenyataannya peneliti juga masih
menemukan
responden
yang
memiliki pengetahuan kurang yaitu
responden
dengan
tingkat
pendidikan rendah, yang didominasi
oleh
mereka
yang
memiliki
pendidikan dasar atau SD sebanyak
100%. Hal tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo bahwa pendidikan
mempengaruhi
proses
belajar,
semakin
tinggi
pendidikan
seseorang semakin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi.
Semakin banyak informasi yang
masuk
semakin
banyak
pula
pengetahuan yang di dapat tentang
kesehatan. (2)
Selain tingkat pengetahuan
yang baik juga dimungkinkan karena
ibu memiliki umur produktif sehat
yakni umur 20-35 tahun. Menurut
hasil penelitian responden yang
memiliki kisaran umur tersebut
memiliki pengetahuan yang baik
48,1%. Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada
sebagian besar responden yang
memiliki umur reproduktif sehat,
responden menyampaikan bahwa
mereka yang mengalami kehamilan
anak pertama memiliki rasa ingin
tahu
yang
lebih
tentang
kehamilannya. Ibu hamil yang lebih
muda atau ibu hamil primigravida
biasanya lebih ingin tahu tentang
kehamilannya, sehingga mereka
lebih sering membaca materi atau
memahami informasi yang ada di
dalam Buku KIA.Namun berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Tri Sugiyarti, Heni
Setyowati, Kun Lukito, dengan judul
Hubungan
Pengetahuan
Ibu
Primipara Dengan Pemanfaatan
Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)
Dalam
Imunisasi
Di
Desa
Wringinputih Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang. AKBID Ngudi
Waluyo.
Menggunakan
desain
deskriptif korelasi tentang hubungan
antara pengetahuan ibu primipara
dengan
pemanfaatan
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
dalam
komunikasi
dengan
menggunakan
metode
cross
sectional, yang memperoleh hasil
bahwa ibu hamil dengan primipara
cenderung
belum
banyak
mengetahui
tentang
informasiinformasi apa saja yang terdapat di
dalam Buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).(7)
Hasil wawancara, responden
menyampaikan
sudah
pernah
membaca materi yang ada di dalam
Buku
KIA,
selain
itu
juga
mendapatkan tambahan informasi
dari orang-orang terdekat bahkan
petugas kesehatan. Untuk petugas
kesehatan
sendiri
responden
mengakui mereka lebih banyak
mendapatkan informasi tentang
materi yang ada di dalam Buku KIA
dari bidan, sebab kebanyakan dari
responden setiap kali melakukan
pemeriksaan hamil di bidan. Namun
yang
paling
berperan
dalam
memberikan
informasi
adalah
responden
yang
mendapatkan
informasi
dari
teman
dan
pengalaman 50%. Hal tersebut juga
tidak lepas dari jenis pekerjaan
responden.
Responden
yang
bekerja diluar dengan tingkat
pendidikan tinggi dan memiliki
banyak teman sangat dimungkinkan
memiliki pengetahuan yang baik,
dibandingkan dengan responden
yang hanya bekerja di sekitar rumah
atau bahkan mereka yang tidak
bekerja. Hal ini sesuai pendapat
Sukmadinata (2003) dan Soekamto
(2002) yang berpendapat bahwa
6
seseorang yang mempunyai banyak
informasi
akan
mempunyai
pengetahuan yang luas pula.
Kecenderungan semakin rendah
derajat terpapar informasi, semakin
kurang pula pengetahuan yang
didapat. (11)Hal tersebut dibuktikan
dengan hasil data yang diperoleh
setelah dilakukan penelitian yakni
kebanyakan
responden
yang
memiliki pengetahuan baik adalah
mereka
yang
memiliki
jenis
pekerjaan sebagai PNS 90,9 %. Lain
halnya dengan responden yang
tidak bekerja dan hanya dirumah
saja memiliki pengetahuan yang
kurang
45,5%,
selain
karena
pendidikan
yang
rendah
dimungkinkan juga karena mereka
minimalis
untuk
mendapatkan
informasi akibat dari pergaulan yang
kurang dengan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian,
walaupun
responden
hampir
seluruhnya memiliki sikap positif
namun masih ada juga responden
yang memiliki sikap negatif 9,4%.
Berdasarkan
tabel
distribusi
kuesioner sikap, diketahui bahwa
masih banyak responden yang
menganggap
dalam
pengkonsumsian tablet Fe baik
untuk dikonsumsi setiap saat. Hal ini
diketahui pada jawaban responden
pada soal kuesioner sikap nomor 6
yang merupakan jenis soal negatif.
Pada kuesioner yang diberikan
hanya 3,4% responden yang
menjawab benar. Padahal cara
pengkonsumsian tablet Fe sendiri
paling tepat dikonsumsi pada malam
hari sebelum tidur, sebab tablet Fe
sendiri memberikan efek mual
sehingga untuk mengurangi efek
tersebut sebaiknya dikonsumsi pada
malam hari.
Newcomb
salah
seorang
psikolog sosial menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksana motif
tertentu.
Padahal
dalam
kenyataannya penggunaan Buku
KIA sangatlah penting karena
berdasarkan sumber penelitian yang
telah dilakukan oleh Ni Made Dwi
Hayati pada tahun 2013 dengan
judulGambaran
Pengetahuan,
Sikap, Dan Praktik Penggunaan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pada Anak Umur 3-5 Tahun Di Kota
Denpasar.
Metode
penelitian
menggunakan rancangan mixed
method
pendekatan
sequential
exploratory
yaitu
pengumpulan
analisis data kualitatif pada tahap I,
dilanjut
dengan
analisis
data
kuantitatif bersifat analitik korelatif
dengan pendekatan potong silang.
Subjek penelitian adalah seluruh ibu
dan anak yang berumur 3-5 tahun di
Kota
Denpasar
yang
sedang
mengikuti Pendidikan Usia Dini
(PAUD)
dan
memiliki
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
Kota Denpasar Bali didapatkan
bahwa insiden gizi lebih maupun
anak
kurus
prosentasenya
meningkat dua kali lipat berdasarkan
indicator BB/BT, kepemilikan Buku
KIA yang rendah dan penimbangan
rutin balita sebagai angka terendah
di provinsi bali merupakan salah
satu faktor yang memberikan
konstribusi terhadap masalah gizi
anak adalah ibu sebagai pengasuh
utama. Responden dengan latar
belakang tingkat pendidikan yang
tinggi akan memiliki sikap yang
positif hal tersebut dapat dibuktikan
dari hasil penelitian yang diperoleh.
Responden
dengan
tingkat
pendidikan D3 dan S1 mendominasi
sikap positif 100%. Namun masih
ada pula responden yang memiliki
sikap negatif, dan mereka yang
memiliki sikap tersebut adalah yang
berpendidikan SD 50%. Artinya
7
dengan tingkat pendidikan yang
tinggi, responden dapat menyatakan
sikapnya bahwa penggunaan Buku
KIA sebagai sumber referensi
sangat baik untuk dilakukan. Di hasil
penelitian juga muncul hasil yang
cukup nemarik pada responden
dengan
pendidikan
SMA.
Responden
yang
memiliki
pendidikan SMA 88,9%, lebih sedikit
memiliki sikap positif dibandingnkan
dengan responden yang memiliki
pendidikan SMP 91,9%. Sama
halnya untuk sikap negatif sendiri,
responden
dengan
tingkat
pendidikan SMA 11,1% lebih banyak
dibandingkan mereka yang memiliki
pendidikan SMP 8,1%.
Faktor
pendidikan
bukan
merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi sikap responden
terhadap penggunaan Buku KIA
sebagai sumber referensi. Ada juga
umur
responden
yang
dapat
mempengaruhi sikap, responden
yang memiliki sikap positif adalah
mereka
yang
memiliki
umur
>35tahun 100,0%. Namun juga
masih ditemukan responden yang
memiliki sikap negatif yakni mereka
yang memiliki umur <20tahun
22,2%. Perbedaan sikap yang
dimiliki
oleh
responden
juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti
jenis pekerjaan. Responden yang
memiliki sikap positif ada yang
bekerja dan ada pula mereka yang
tidak bekerja. Hal tersebut juga
dipengaruhi oleh faktor lain, untuk
ibu yang bekerja dan mempunya
sikap positif adalah wiraswasta dan
PNS yakni sama-sama 100,0%.
Untuk responden yang bekerja
sebagai wiraswasta sendiri memiliki
sikap yang positif karena mereka
belajar dari pengalaman hamil
sebelumnya, dari teman, atau
bahkan dari petugas kesehatan
seperti bidan. Banyak dari mereka
yang bekerja sebagai wiraswasta
sudah mengalami kehamilan yang
kedua atau lebih. Lain halnya
dengan responden yang bekerja
sebagai PNS, kebanyakan dari
responden memiliki sikap positif
karena mereka memiliki tingkat
pendidikan tinggi dan pengetahuan
yang baik, selain itu juga mereka
mendapatkan sumber informasi
yang
banyak,
seperti
yang
disampaikan
responden
saat
diwawancarai, responden mengaku
mengetahui informasi tentang materi
yang ada di dalam Buku KIA juga
dari teman, orang tua dan mertua,
atau
bahkan
petugas
kesehatan,sehingga mereka tahu
bahwa penggunaan Buku KIA
sebagai sumber referensi sangatlah
penting. Dalam teori disebutkan
bahwa dalam pemberitaan surat
kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang
harusnya faktual akan disampaikan
secara
obyektif
cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya.
Akibatnya, hal tersebut berpengaruh
terhadap sikap konsumen. Dalam
penelitian sumber informasi yang
diterima oleh responden dari teman
100,0%, dan mertua 100,0% sangat
mempengaruhi, maka dari itu
responden yang tidak bekerja
namun
memiliki
sikap
positif
didominasi oleh ibu rumah tangga
100,0% karena sebelumnya mereka
telah mendapatkan informasi dari
teman, orang tua atau bahkan
mertua responden itu sendiri.
Berdasarkan
hasil
tabel
distribusi kuesioner praktik, diketahui
bahwa masih ada responden yang
belum tahu kebutuhan apa saja
yang harus dipersiapkan ketika
menjelang persalinan. Hal ini
diketahui pada hasil jawaban
responden pada soal kuesioner
nomor 4. Pada kuesioner yang telah
8
diberikan, tidak ada responden yang
dapat menjawab pertanyaan dengan
sempurna. Persiapan persalinan
yang responden ketahui hanya
persiapan baju dan transportasi,
tidak dengan biaya, pendonor darah,
tempat
persalinan,
pengambil
keputusan dalam keluarga, dan
tenaga kesehatan yang akan
membantu dalam proses persalinan.
Dalam
teori
disebutkan
bahwaperilaku
adalah
respon
individu terhadap suatu stimulus
atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi, dan tujuan baik
disadari maupun tidak.(9) Responden
dengan latar belakang tingkat
pendidikan yang tinggi akan memiliki
praktik yang optimal hal tersebut
dapat dibuktikan dari hasil penelitian
yang diperoleh. Responden dengan
tingkat pendidikan D3 dan S1
mendominasi praktik optimal 100%.
Namun masih ada pula responden
yang memiliki sikap negatif, dan
mereka yang memiliki sikap tersebut
adalah yang berpendidikan SD 50%.
Artinya dengan tingkat pendidikan
yang tinggi, responden dapat
menyatakan
praktiknya
bahwa
praktik penggunaan Buku KIA
sebagai sumber referensi sangat
baik untuk dilakukan.
Kesimpulan
1. Karakteristik responden dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berusia
antara 20-35 tahun (84,4%), dengan
status menikah sebanyak (97,9%),
hampir setengah dari seluruh
responden
memiliki
tingkat
pendidikan SMA yaitu sebanyak
(46,9%), bekerja sebagai pegawai
swasta
sebanyak
(60,4%),
responden mendapatkan informasi
dari tenaga kesehatan(77,1%),
2. Tingkat pengetahuan responden
tentang penggunaan Buku KIA
sebagai
sumber
referensi
menunjukkan bahwa responden
mempunyai pengetahuan baik
(45,8%)
3. Sikap
responden
terhadap
penggunaan Buku KIA sebagai
sumber referensi menunjukkan
bahwa responden mempunyai
sikap positif (90,5%).
4. Praktik responden terhadap
penggunaan Buku KIA sebagai
sumber
referensi
menunjukkan
bahwa
responden
mempunyai
praktik optimal (39,6%)
Saran
1. Diharapkan
agar
peneliti
selanjutnya dapat melakukan
penelitian lebih lanjut dengan
melakukan penelitian analitik
antara hubungan karakteristik
terhadap penggunaan Buku KIA
dengan pengetahuan, sikap, dan
praktik responden, serta dapat
menanbah
karakteristik
lain
dalam
penelitian
seperti
lingkungan sosial, dan dukungan
dari keluarga.
2. Diharapkan institusi pendidikan
dapat
menambah
bahan
referensi yang berhubungan
terhadap penggunaan Buku KIA
sebagai
sumber
referensi
sehingga
dapat
menambah
wawasan mahasiswi tentang
penggunaan Buku KIA sebagai
sumber referensi..
3. Tenaga kesehatan diharapkan
dapat memberikan pengarahan yang
benar bahwa membaca materi yang
ada di dalam Buku KIA sangatlah
penting
bagi
kesehatan
ibu,
meningkatkan penyuluhan tentang
fungsi dan pemakaian Buku KIA
serta follow up penggunaan Buku
KIA, selain itu juga diharapkan dapat
mengaplikasikan
dengan
benar
9
penggunaan
Buku
KIA
agar
digunakan secara berkelanjutan dari
hamil sampai anak balita.
Daftar Pustaka
1. Putrid SP. Asuhan kebidanan
masa kehamilan. Yogyakarta:
Graha Ilmu: 2010
NMD.
Gambaran
2. Mahayati
pengetahuan, sikap, dan praktik
penggunaanbuku kesehatan ibu
dan anak (KIA) pada anak umur
3-5 tahun di Kota Denpasar.
Bandung:2013 [diakses tanggal
15 September 2014]. Didapat
dari:
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/04/artikeldwi-M.pdf
3. Badan Pusat Statistik. 2012.
Survey
Demografi
dan
Kesehatan Indonesia. Jakarta:
BPS; 2012.
4. Dinas Kesehatan Provinsi. Buku
Saku Kesehatan Triwulan II.30
Juni 2012. [diakses tanggal 9
September 2014]. Didapat dari
http://www.dinkesjatengprov.go.i
d
5. Menteri Kesehatan. Kepmenkes
Nomor
284/MENKES/SK/III/2004.
Tentang Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
6. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Pusat
Promosi
Kesehatan.
Rencana
Operasional Promosi Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta. 2010.
T.
Gambaran
7. Sugiyanti
pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang buku KIA. [diakses
tanggal 18 September 2014].
Didapat
dari
http://perpusnwu.ac.id/karyailmia
h/shared/bilblioview.php?resourc
e_id=3239&tab=opac
8. Wiratih A. Tingkat pengetahuan
ibu
hamil
tentang
buku
kesehatan ibu dan anak (KIA) di
BPS
Tiik
Desa
Padas
Kecamatan Tann Kabupaten
Sragen.
Surakarta:
2013
[diakses tanggal 12 September
2014].
Didapat
dari:
http://digilib.stikeskusumahusada
.ac.id/files/disk1/10/01-gdlayuwiratih-486-1-ayuwiratih6.pdf
9. Notoadmodjo S. Ilmu perilaku
kesehatan.
Jakarta:
Rineka
Cipta: 2010. h. 27- 31.
10. Wawan A. Teori 7 pengukuran
pengetahuan sikap dan perilaku
manusia. Yogyakarta: Nuha
Mediaka; 2011. h. 12-4, 15-6,
16-8, 35-6.
11. Wawan A, Dewi M. Teori dan
pengukuran pengetahuan, sikap
dan
perilaku
manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
H. 14-8, 31-7.
12. 12. Notoadmojo S. Kesehatan
masyarakat ilmu dan seni.
Jakarta: Rineka Cipta:2011.
13. Saiffudin.
Pengantar
kuliah
obstetri. Jakarta: Nuha Medika:
2012.
14. Sukarni
I,
Margareth
ZH.
Kehamilan,
persalinan,
dan
nifas. Yogyakarta:nuhamedika:
2013. Hal 66-7
15. Yeyeh A, Yulianti L, Maimunah,
Susilowati L. Asuhan kebidanan
I (Kehamilan). Jakarta: Trans
Info Medika: 2009.
10
16. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Buku kesehatan ibu
dan anak. Jakarta: kementrian
kesehatan dan JICA (Japan
InternationalCooperation
Agency): 1997
17. Romauli S. buku ajar askeb I :
Konsep
dasar
asuhan
kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011. H. 73-88.
18. Sulisyawati
A.
Asuhan
kebidanan
pada
masa
kehamilan. Jakarta : Salemba
Medik: 2009. h. 76-7.
19. Mandriwati
GA.
Asuhan
kebidanan ibu hamil. Jakarta:
EGC: 2006.
20. Saryono
AS.
Metodologi
penelitian kebidanan D III, D IV,
S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010. h. 93-9.
21. Hidayat AA. Metode penelitian
kebidanan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika; 2010.
h. 81-8, 92-3, 98-9
22. Sulistyaningsih.
Metodologi
penelitian kebidanan kuantitatifkualtitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu; 2011. h. 64-6, 72-3
23. Suyanto.
Riset
kebidanan.
Jogjakarta:
Mitra
Cendekia
press; 2009. h. 57-8
24. Riyanto A. Aplikasi metodelogi
penelitian
kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
25. Notoadmojo
S.
Kesehatan
masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta. 2011. H. 150-1, 152
Download