program studi ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM
MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN
KESELAMATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Novi Sri Purnamasari
6662112294
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
i
ii
iii
ABSTRAK
Novi Sri Purnamasari. 6662112294. Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten
dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan.
Pembimbing I : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. Pembimbing II : Darwis Sagita S.
Ikom., M.Si.
Jaminan keselamatan merupakan suatu bentuk tanggungan yang diberikan karena suatu
keadaan, namun masih ada masyarakat Banten yang tidak paham tentang jaminan
keselamatan yang diberikan PT. Jasa Raharja, untuk itu kegiatan sosialisasi dilakukan
oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman masyarakat Banten tentang
jaminan keselamatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten. Fokus penelitian ini mengetahui
strategi komunikasi yang dikemukakan Anwar Arifin adalah bagaimana Pengenalan
khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode komunikasi, dan strategi
seleksi dan penggunaan media yang digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti
mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini adalah (1) PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan khalayak
berdasarkan kharakteristik dan tipe khalayak sasaran. (2) PT. Jasa Raharja Banten
menyusun pesan dengan memperhatikan bahasa dalam penyampaian pesan dan
memperhatikan unsur-unsur lain, supaya lebih menarik seperti dari segi warna dan
gambar – gambar yang menarik. (3) PT. Jasa Raharja Banten menyampaikan pesan
komunikasi dengan metode informatif dan edukasi. (4) PT. Jasa Raharja Banten
melakukan seleksi dan penggunaan media melihat media tersebut adalah media resmi
seperti media cetak, elektronik dan media internet.
Kata Kunci : Membangun Pemahaman, Jaminan Keselamatan, Strategi
Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten,
iv
ABSTRACT
Novi Sri Purnamasari. 6662112294. PT. Jasa Raharja Banten communication
strategy on build the understandness of the society about safety assurance. First
adviser : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. The second Adviser : Darwis Sagita
S. Ikom., M.Si.
Safety assurance is one of an action of responsibility that given cause a condition.
And infact, many people especially in Banten doesn't understand about safety
assurance from PT. Jasa Raharja Banten. Therefore, this actions are for building
the knowledge of Banten's society about safety assurance. The purpose of this
research is to know how the strategy of PT. Jasa Raharja Banten. And focus of
this research to know of the communicaton strategy from Anwar Arifin is, such as
how the public recognizing, the strategy to compose the message, strategy of
using communication methods and strategy selection and the use of media of PT.
Jasa Raharja Banten on build the understandness of the society safety assurance.
The method of the research is descriptive method with qualitative approach.
Researcher collect the data by interview, observation and documentations. The
result of this research is. (1). PT. Jasa Raharja Banten make the public
recognizing based on their characteristic and type of a udience, such as; student,
employee, university student, company/factory and public society. (2). PT. Jasa
Raharja Banten compose the message and focus on the languange about the
explanation and focus on the other, for more interesting, like the colour and the
visual. (3). PT. Jasa Raharja Banten give the message by informative and
education method. (4). PT. Jasa Raharja Banten do some selection and use of
media which the medias are the official media like print media, electronic and
internet like website
The key word : Build The Understandness, Safety Assurance, Communication
Strategy of PT. Jasa Raharja Banten
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan KEPADA Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan Job Training dengan baik“. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Job Training.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya Kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga
tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa
3. Dr. Rahmi
Winangsih.,M.Si
Selaku ketua
Program
Studi
Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
4. Bpk. Iman Mukhroman., S.Sos., M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang
telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan
saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Darwis Sagita S.Ikom., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan
saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Bapak Husnan Nurjuman S.Ag., M.Si selaku dosen
pembimbing akademik yang selalu sabar, dan selalu
7. Bapak Aditya selaku Kasubag Humas dan Hukum, dan Bapak Angga
Dewatantra selaku staff Humas PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang
menjadi narasumber dalam penelitian ini, peneliti semakin tahu tantang
Jasa Raharja
vi
8. Bapak/Ibu dosen Ilmu Komunikasi Universitas sultan ageng tirtayasa.
Peneliti ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama masa
perkuliahan
9. Terimakasi kepada PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang telah
memberikan izin sebagai objek penelitian dalam skripsi ini
10. Keluarga tercinta Bapa, Mama yang sabar menanti hingga aku
mendapatkan gelar sarjana, kedua kakak perempuan dan adik ku yang
telah membantu penulis dengan Do’a, dukungan dan perhatian dalam
berbagai hal
11. Sahabat kecil ku Sartika dan Nova yang senantiasa mau mendengarkan
keluh kesah dan memberi ku semangat dalam menyusun skripsi
12. Keluarga kecil PR9. Diah, Ibos, Lena, Okta, Sabrina, Fajri, Beni, Rian,
teman-teman KKM 02, Teh Putri Febrianti dan teman-teman lainnya yang
tidak dapat di sebutkan satu persatu. atas semangat, doa, bantuan dan
motivasi yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga semangat, motivasi, bantuan, dan doa yang telah diberikan
menjadi amal ibadah bagi keluarga, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh
balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai literature Ilmiah dalam
studi Ilmu Komunikasi.
Serang, Maret 2016
Novi Sri Purnamasari
Nim : 6662112294
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR ORISINALITAS ..............................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................
ABSTRA .............................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
v
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Latar Belakang Masalah ..........................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................................
Identifikasi Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat penelitian ...................................................................................
1
8
8
9
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
11
2.1 Komunikasi .............................................................................................
2.1.1 Fungsi Komunikasi .......................................................................
2.1.2 Tujuan Komunikasi ........................................................................
2.2 Strategi Komunikasi ..............................................................................
2.3 Membangun Pemahaman ......................................................................
2.4 Jaminan keselamatan .............................................................................
2.5.1 Kerangka Berfikir ..........................................................................
2.5.2 Kerangka Penelitian ......................................................................
11
13
14
15
25
26
27
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................
33
3.1 Metode Penelitian ....................................................................................
3.2 Key Informan ..........................................................................................
3.3 Paradigma Penelitian ................................................................................
3.4 Sumber Data .............................................................................................
3.5 Teknik Pengolahan Data ..........................................................................
3.5.1 Observasi .......................................................................................
3.5.2 Wawancara ....................................................................................
3.5.3 Dokumentasi .................................................................................
3.6 Analisis Data ...........................................................................................
33
34
35
36
36
37
37
38
38
viii
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................................
3.8 Tempat Penelitian............................................................................
40
41
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .......................................................
43
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................
4.1.1 Visi dan Misi Jasa Raharja ...............................................................
4.2 Deskripsi Data .........................................................................................
4.3 Analisa Hasil Penelitian ..........................................................................
43
46
47
48
4.3.1 Analisis Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja
Banten ......................................................................................
4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja
Banten.......................................................................................
4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja
Banten.......................................................................................
4.3.4 trategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh
PT. Jasa Raharja Banten ..........................................................
51
60
67
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
88
5.1 Kesimpulan .............................................................................................
5.2 Saran .......................................................................................................
90
93
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
91
LAMPIRAN ........................................................................................................
96
CURRICULUM VITAE ....................................................................................
125
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang ..................
Gambar 4.2 Kegiatan Sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung
Sukofindo.........................................................................................
Gambar 4.3 Contoh pesan yang menggunakan unsur gambar ..............................
Gambar 4.4 Suasana Konferensi Pers PT. Jasa Raharja Banten ..........................
5
Gambar 4.5 sosialisasi di Kec. Pangarangan .............................................
Gambar 4.6 sosialisasi di Kec Pandeglang ................................................
Gambar 4.7 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014 ..........................
Gambar 4.8 Tampak depan brosur .............................................................
Gambar 4.7 Tampak belakang brosur ........................................................
70
70
81
81
82
x
65
59
66
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2014 .............................
Tabel 1.2 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2015 ............................
Tabel 1.3 Besaran Dana Santunan .............................................................
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.........................................................................
xi
2
3
7
42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kartu Bimbingan
Lampiran 2 : Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4
: Hasil Wawancara dengan Kasubag Humas dan Hukum Jasa
Raharja Banten
Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan staff Humas Jasa Raharja Banten
Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan pelaksana unit pelayanan PT. Jasa
Raharja Banten
Lampiran 7 : Surat Keterangan telah meminta Data
Lampiran 8 : Dokumentasi
Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Provinsi Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yang berada di
Ujung Pulau Jawa. Provinsi Banten dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta
pusat perdagangan nusantara. Banten merupakan salah satu kawasan andalan
nasional di Indonesia dengan sektor andalan industri dan pariwisata. Provinsi
Banten terdiri atas 4 Kabupaten yakni: Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tanggerang dan 4 Kota yakni: Kota Cilegon,
Kota Serang, Kota Tanggerang, dan Kota Tanggerang Selatan. Berdasarkan data
sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi
Banten sebanyak 10.632.166 jiwa. Dengan prosentase 67,01% penduduk
perkotaan dan 32,99% penduduk pedesaan.1
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki
posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik
skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap
pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan
nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat
penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi
Banten.
1
http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsi-bant/9/profil-provinsibanten.html
1
2
Dalam kehidupan, manusia menggunakan transportasi dalam beraktivitas.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu
perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Transportasi yang
sering digunakan adalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, atau
kendaraan umum seperti kapal laut, pesawat, kereta api, dan angkutan umum
lainnya. Tranportasi yang digunakan tidak hanya memberikan manfaat dan
pengaruh positif pada kehidupan masyarakat, akan tetapi terdapat dampak negatif
diantaranya di bidang lalu lintas seperti kecelakaan. Korban kecelakaan lalu lintas
baik luka ringan maupun luka berat.
Kecelakaan lalu lintas di jalan raya mengakibatkan kerugian. Keadaan
seperti ini diakibatkan dari faktor manusia (karena pengendara, faktor mekanik)
dan alam (cuaca, jalan yang rusak) yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja,
sehingga menimbulkan rasa tidak aman yang sering disebut sebagai risiko.
Berikut ini data Rekapitulasi pembayaran pada korban kecelakaan lalu lintas
yang di dapat PT. Jasa Raharja Cabang Banten tahun 2014 dan 2015:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Pembayaran Klaim
Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera
Periode Penyelesaian Tahun 2014
No
Usia
Meninggal
Luka
Luka
Cacat
Dunia
Berat
Ringan
Tetap
Penguburan
1
00 – 04 Tahun
14
14
4
0
0
2
05 – 09 Tahun
24
24
7
0
2
3
3
10 – 14 Tahun
51
41
17
0
0
4
15 – 19 Tahun
188
117
36
0
2
5
20 – 24 Tahun
150
134
25
1
1
6
25 – 29 Tahun
113
103
17
0
1
7
30 – 34 Tahun
98
78
21
1
3
8
35 – 39 Tahun
87
76
14
0
2
9
40 – 44 Tahun
100
70
11
0
3
10
45 – 49 Tahun
70
56
9
0
1
11
50 – 54 Tahun
73
46
6
0
1
12
55 – 59 Tahun
58
34
5
0
2
13
60 – 64 Tahun
41
19
3
0
0
14
65 – 69 Tahun
18
8
1
0
1
15
70 – 74 Tahun
25
3
2
0
1
16
75 – 79 Tahun
11
1
0
1
0
17
80 – 84 Tahun
9
1
1
0
0
18
85 – 89 Tahun
2
0
0
0
0
1.132
825
179
3
20
Jumlah
Total
2.159
(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2014)
Tabel 1.2
Rekapitulasi Pembayaran Klaim
Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera
Periode Penyelesaian Tahun 2015
No
1
Usia
00 – 04 Tahun
Meninggal
Luka
Luka
Cacat
Dunia
Berat
Ringan
Tetap
10
16
0
0
Penguburan
2
4
2
05 – 09 Tahun
18
39
1
0
0
3
10 – 14 Tahun
57
62
0
0
0
4
15 – 19 Tahun
177
200
2
0
0
5
20 – 24 Tahun
149
202
1
1
1
6
25 – 29 Tahun
86
108
1
0
1
7
30 – 34 Tahun
87
107
0
0
2
8
35 – 39 Tahun
83
79
1
0
1
9
40 – 44 Tahun
71
89
0
1
1
10
45 – 49 Tahun
93
66
0
0
1
11
50 – 54 Tahun
60
62
1
0
0
12
55 – 59 Tahun
55
29
0
0
0
13
60 – 64 Tahun
48
24
0
0
0
14
65 – 69 Tahun
19
14
0
0
1
15
70 – 74 Tahun
13
10
0
0
1
16
75 – 79 Tahun
7
4
0
0
0
17
80 – 84 Tahun
8
2
0
0
0
18
85 – 89 Tahun
1
0
0
0
0
19
90 – 94 Tahun
1
0
0
0
0
1.043
1.113
7
2
11
Jumlah
Total
2.176
(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2015)
Jaminan atau perlindungan dalam berkendara sangatlah diperlukan. Karena
transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang pasti mengawali
aktifitasnya dengan transportasi. Sehingga menyebabkan setiap
orang
pasti
melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari
berbagai resikonya, mau tidak mau mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko
yang berasal dari diri sendiri maupun yang disebabkan oleh orang lain.
5
Peristiwa kecelakaan setiap tahun selalu saja terjadi dan perlu
meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, dari segi kemanusiaan para
penumpang atau korban dari kecelakaan tersebut perlu di bantu biaya
pengobatannya (luka-luka cacat) dan pemberian santunan kepada korban yang
meninggal. Atas dasar tanggung jawab moral Pemerintah terhadap korban maka
dibentuklah suatu pertanggungan satu-satunya jalan untuk mengalihkan sebagian
atau seluruh resiko yang menimpah manusia, dasar ini juga tertuang dalam UU
NO. 33 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap penumpang yang sah dari alat
angkutan umum baik darat, laut, sungai, penyebrangan, maupun pesawat udara
selama dalam perjalan yaitu saat berangkat sampai dengan tiba di tempat
tujuan.” Dan UU NO. 34 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap korban yang
tertabrak kendaraan bermotor dan kereta api. Termasuk mereka yang menjadi
korban tabrak lari.”
Dalam
pelaksanaan
pertanggungan
tersebut,
pemerintah
memberi
kepercayaan kepada PT. Jasa Raharja (Persero) mengelola dana pertanggungan
wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai penyelenggara. PT. Jasa Raharja
merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang asuransi. Pembinaanya dibawah Departemen Keuangan.
PT Jasa Raharja (Persero) bergerak dibidang asuransi berdasarkan undang-undang
dan peraturan pemerintah, PT. Jasa Raharja (Persero) terdiri dari 28 kantor cabang
dan 61 kantor perwakilan.
Fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah pemupukan dana-dana yang cara
pemupukannya dilakukan dengan mengadakan Iuran dan sumbangan wajib
6
tersebut, sedang hasil pemupukannya akan dilimpahkan juga kepada perlindungan
jaminan rakyat banyak. Tugas Pokok PT. Jasa Raharja (Persero) menyalurkan
iuran dan dana yang dihimpun dan memupuk dana masyarakat kembali kepada
masyarakat yang berwujud santunan Jasa Raharja, terhadap korban kecelakaan
lalu lintas. Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang bus pada dasarnya setiap
penumpang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dalam keadaan korban
meninggal, luka-luka, atau cacat, berhak mendapatkan dana santunan kecelakaan
penumpang ataupun ganti kerugian. Oleh karena itu Negara melalui PT Jasa
Raharja (Persero) memberikan jaminan perlindungan berupa santunan asuransi
jasa raharja yang besarnya antara lain :
Tabel 1.3
Besar Dana Santunan Jasa Raharja
Jenis Alat Angkutan
Jenis Santunan
Darat dan Laut
Udara
Meninggal Dunia
Rp 25.000.000
Rp 50.000.000
Cacat Tetap
Rp 25.000.000
Rp 50.000.000
Perawatan (Maksimal)
Rp 10.000.000
Rp 25.000.000
Penggantian
Biaya Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
Penguburan
(Tidak Memiliki Ahli Waris )
Akan tetapi banyak diantara masyarakat yang tidak paham tentang
asuransi, dan masyarakat tidak atau kurang menyadari haknya, ini disebabkan
7
kurangnya pengetahuan hukum atau kurangnya informasi tentang begitu
pentingnya peranan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang angkutan umum
atau kendaraan pribadi. Dalam pemberian santunan terhadap korban kecelakaan
masih ditemui masyarakat yang hanya mengetahui bahwa santunan asuransi
hanya bisa mereka dapat apabila mereka ikut atau mendaftar pada perusahaan
asuransi swasta seperti yang dikatakan oleh Pak Simeon Pasaribu selaku Humas
PT. Jasa Raharja Pusat. Banyak dari masyarakat juga enggan mengajukan klaim
ke Jasa Raharja karena kurangnya pemahaman dalam prosedur pengajuan
santunan.
Setiap warga negara diberikan jaminan dan perlindungan untuk
mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun
1945, sehingga setiap risiko yang terjadi di dalam masyarakat menjadi tanggung
jawab pemerintah, hal ini merupakan pemikiran sosial. Inilah yang tidak diketahui
oleh sebagian masyarakat, dan sebagian masyarakat juga minim pengetahuan
dalam mengklaim asuransi jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebagian
masyarakat tidak tahu jika mereka yang mengalami kecelakaan lalu lintas berhak
mendapatkan santunan yang dimana dananya berasal dari masyarakat yang
pengumpulannya dengan mengadakan iuran wajib. Untuk memungut iuran wajib
dari para penumpang untuk setiap kali perjalanan ditugaskan kepada pengelola
alat pengangkutan umum yang bersangkutan dan biasanya di satukan dengan
harga tiket, kemudian iuran wajib yang dipungut itu disetorkan oleh pengangkut
kepada PT Jasa Raharja. Supaya penumpang mengetahui bahwa di dalam harga
tiket telah termasuk iuran wajib, maka pada halaman depan tiket dicantumkan
8
(dicap) perkataan “termasuk iuran wajib Jasa Raharja” atau cara lain untuk
menunjukkan bahwa penumpang yang bersangkutan telah membayar iuran wajib
untuk satu kali perjalanan itu.2
Melihat masih adanya masyarakat yang belum memahami tentang jaminan
keselamatan yang diberikan pemerintah melalui PT. Jasa Raharja (Persero). Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk memilih judul “STRATEGI KOMUNIKASI
PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN
MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi
PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat
Tentang Jaminan Keselamatan?”
1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan
diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
2
Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, (Jakarta: Djambatan, 1997), hal. 178.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17676/4/Chapter%20I.pdf)
9
2. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan?
3. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa
Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
4. Bagaimana strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT.
Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan.
2. Mengetahui strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan
3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa
Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan.
10
4. strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja
Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan
Keselamatan
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharpkan dapat memberi manfat untuk
perkembangan, kemajuan pengetahuan dan sebagai referensi bagi
peneliti lain dalam rangka pengembangan bidang ilmu komunikasi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5.2
Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ni semoga dapat menjadi bahan acuan bagi
organisasi sejenis dalam membangun pemahaman masyarakat seerta
dapat
berguna
bagi
lembaga
yang
bersangkutan
dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif dalam upaya membangun
pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti juga
berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada
umumnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “ sama”
atau dalam bahasa inggris : common. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses
menciptakan suatu kesamaan pemikiran antara pengirim dengan penerima.3
Menurut Hovland komunikasi adalah “suatu proses di mana seseorang
(komunikator)
menyampaikan
perangsang-perangsang
(biasanya
lambang-
lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain
(komunikan/komunikati)”.4 Baginya komunikasi bukan hanya menyampaikan
pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi agar berubah tingkah
lakunya
Komunikasi menurut Everet M. Rogers adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu:5
1. Komunikator : atau sering disebut sumber, pengirim, pembicara atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
3
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran Teori dan Praktek. 1991:1
Ibid 1991:2
5
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2000. Hal 19
4
11
12
2. Pesan : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga
komponen : makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,
dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata
(bahasa) yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan
perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan
sebagainya) ataupun tulisan. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran
dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti
melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan
kepala, senyuman, tatapam mata, dan sebagainya), juga melalui musik,
lukisan, patung , tarian, dan sebagainya.
3. Komunikan : orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering
juga disebut sasaran/tujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar, penafsir.
4. Media : atau saluran, yakni alat atau sarana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk
pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran
verbal atau saluran nonverbal. Meskipun kita bias juga mengggunakan
kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga
merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung atau lewat media
cetak atau media elektronik.
5. Efek: apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut,
misalnya
penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur,
13
perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan
menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik
tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya.
Dari definisi diatas membuktikan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh
seseorang kepada orang lain, baik dalam maksud mengerti maupun, maupun agar
berubah tingkah laku. Situasi komunikastif dapat terjadi apabila ada pemilihan
kata-kata atau susunan kalimat yang cocok dapat di mengeti oleh yang
berkomunikasi dengan apa yang dinamakan Wilbur Schramm. 6
2.1.1 Fungsi Komunikasi
Menurut Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi
antara lain: Manusia dapat mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan
lingkungan tempat mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial
kepada generasi berikutnya.7
Komunikasi tidak hanya sebagai penyebaran luas informasi atau pesan,
tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok yang tukar menukar ide, fakta
atau data maka fungsi dalam setiap sosial adalah sebagai berikut:8 Informasi,
pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,
fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2003:30
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2008:59
8
A.W. widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi 2000:64
7
14
beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2.1.2 Tujuan komunikasi
Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan
pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.9 Sedangkan
menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi
adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau
organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau
pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam
upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya.10
Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan
mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan
komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya
dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita
maksud.
2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
9
Riant Nugroho. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2004:72
Rosadi Ruslan, Penelitian PR dan Komunikasi 2003:83.
10
15
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan
kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan
memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan
sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan
dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun
yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk
melakukan.11
Penelitian Strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan sangat relevan
dengan unsur – unsur serta fungsi dan tujuan komunikasi. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha mengupas bagaimana strategi komunikasi dalam membangun
pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Banten tentang jaminan
keselamatan. Sehingga mayarakat semakin paham bahwa keselamatan mereka
dalam berkendara di jamin oleh pemerintah dan masyarakat lebih tahu bagaimana
prosedur dalam pengajuan santunan jika terjadi kecelakaan.
2.2
Strategi Komunikasi
Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (Planning) dan manajement
(Management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan
11
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.2000. Hal 66-67
16
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, tetapi menunjukkan bagaimana taktik oprasionalnya. 12
Strategi Komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi yang
merupakan
perencanaan
komunikasi
(communication
Planning)
dengan
manajemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan
bagaimana oprasionalnya secara praktis harus di lakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan
kondisi.13
Menurut Arifin terdapat empat faktor strategi komunikasi yang harus di
perhatikan, yaitu:14
1. Pengenalan Khalayak
khalayak adalah orang yang akan menerima, memahami dan
menerjemahkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Mengenal
khalayak menjadi langkah pertama yang dilakukan oleh komunikator
dalam komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi khalayak sama
sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Untuk
mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka
12
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 1990. Hal 32
SKRIPSI “Strategi Komunikasi Ruang Rupa dalam Membangun Jaringan Komunitas Seni Di
Luar Negri” 2012. Hal 35.
14
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. 1984. Hal 73
13
17
komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk menciptakan
persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan
memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman
(field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi :
a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak.
b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma –
norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.
c. Situasi dimana kelompok itu berada
Menurut Hiebert karakteristik audiens/khalayak diantaranya 15 :
1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara
mereka. Pemilihan media berdasarkan kesadaran audiens sendiri.
2. Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada
pada suatu wilayah sasaran komunikasi massa, yang berarti berada
dalam jangkauan yang luas dan tak teratur.
3. Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri
dari ragam lapisan dan kategori sosial. Meskipun media massa
membuat kategori khusus dalam mempetakan audiens, akan tetapi
audiens akan tetap heterogen walaupun mempetakannya melalui
komunitas hobi khusus tertentu.
15
http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluan-a_4276.html?m=1.Makalah
audience. Diakses pada 3 Maret 2016.
18
4. Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain.
Keseluruhan audiens yaitu tidak mengenal satu sama lain secara
keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua
audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai tujuan.
Konsep penting yang pertama – tama harus dipahami dalam
pengenalan khalayak yaitu konsep demografi. Demografi adalah cara
memisahkan populasi kedalam kelompok- kelompok. Orang – orang
yang
memiliki
banyak
kesamaan
karakteristik
demografisnya
kemungkinan akan memiliki perilaku yang sama.16 Karakteristik
demografis yang paling dasar adalah usia (dewasa, remaja, anak –
anak), gender (Laki – laki, perempuan), pendidikan (tinggi, menengah,
rendah) dan status perkawinan (menikah, belum menikah, dan
seterusnya).17
Pengenalan khalayak juga dapat dilihat berdasarkan Tipologi formasi
audiens yang dibagi menjadi 4, yakni18 :
a. Kelompok atau publik. Istilah ini muncul sejalan dengan
pengelompokan
sosial
yang
ada
(misalnya
komunitas,
keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis). Terdapat
beberapa ikatan normtif diantara audiens dan sumber, dan
didalam didalam audiens mungkin terjadi interaksi dan
kesadaran identitas serta tujuan tertentu. Audiens ini mungkin
16
Idi Subandy Ibrahim. Kecerdasan Komunikasi, Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Cetakan
pertama Thn 2007. Hal 136.
17
Ibid
18
http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluan-a_4276.html?m=1.Makalah audience.
Diakses pada 3 Maret 2016.
19
lebih stabil sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para
anggotanya bertahan lama, tanggap terhadap dan memiliki
partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan.
b. Kelompok kepuasan. Tipe audiens ini didasarkan pada
kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen
dilihat dari sisi komposisiya, aktif dalam mengungkapkan
permintaan yang membentuk penawaran dan juga selektif, akan
tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan
kumpulan individu – individu yang terwujud dalam perilaku
konsumen.
c. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Terbentuk atas
dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu
akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual
tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau
pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki
suatu definisi atau kategori sosial jelas. Komposisinya akan
berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti
itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung
pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti
bubar atau memperbarui diri.
d. Audiens/khayak medium. Berasal dari dan dipertahankan oleh
kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya :
surat kabar, majalah saluran radio atau televisi.
20
2. Menyusun pesan
Pesan
adalah
keseluruhan
dari
apa
yang
disampaikan
oleh
komunikator.19 Penyusunan pesan harus dilakukan dengan cermat agar
bisa efektif sampai kepada komunikan. Dalam penyusunan pesan ini hal
utama yang akan dilakukan adalah bagaimana menarik perhatian,
mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat. Menurut Schram, syaratsyarat berhasilnya suatu pesan sebagai berikut:20
1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga pesan itu dapat menarik perhatian yang ditujukan.
2. Pesan haruslah menggunakan tanda–tanda yang dirasakan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga
kedua pengertian bertemu.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pada sasaran dan
menyarankan cara – cara mencapai kebutuhan itu.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu
kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada
saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki.
3. Menetapan metode
Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi,
selain isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan
sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi
19
20
Prof. Drs. H.AW . Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengatar studi. Edisi revisi thn 2000. Hal 32
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Thn 1984. Hal 68-69
21
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Penetapan
metode dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut pelaksanaan dan
menurut bentuk isisnya.
Hal tersebut diatas, dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang
pertama semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya
dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Oleh karena itu, yang
pertama (menurut cara pelaksanaannya) dapat diwujudkan dalam dua
bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan
yang kedua (menurut bentuk isinya), dikenal dengan metode
informative, persuasive, edukatifdan cursive. Pada dasarnya metode
dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek:21
a. Menurut cara pelaksanaannya
1. Redudancy
(repetition),
merupakan
cara
mempengaruhi
khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini
memungkinkan peluang mendapat perhatian khalayak semakin
besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi
kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan
yang dilakukan sebelumnya. Dengan penggunaan metode ini,
banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara
lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang
disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan
21
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas 1984:72-78
22
yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat
perhatian.
2.
Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara
meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak.
Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak
sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah
hubungan khalayak dengan kelompok sehingga pengaruh
kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi
dalam
proses
komunikasi,
komunikator
terlebih
dahulu
memenuhi nilai-nilai dan standar komunikasi dan berangsur
merubahnya kearah yang dikehendaki komunikator. Namun bila
hal ini kemudian tidak memungkinkan (mengikuti standar
kelompok dan masyarakat), maka cara memecah perlahan
komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka
tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator
menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi
bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini
b. Menurut bentuk isinya
1. Informative, merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang
bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan
penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai
dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya.
23
2. Persuasive, merupakan bentuk penyampain pesan untuk
mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini
khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila
mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari.
3. Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang
mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak
berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur
dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah
tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
4. Coersive,
merupakan
bentuk
penyampaian
pesan
yang
mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain
berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan
dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi.
4. Seleksi dan penggunaan Media
Sebelum suatu pesan atau informasi disampaikan kepada
masyarakat perlu dipertimbangkan terlebih dahulu penggunaan media
atau saluran yang paling efektif. Untuk mencapai sasaran komunkasi
kita dapat berkomunikasi langsung (face to face) atau menggunakan
media massa, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Pemilihan
media dipengaruhi oleh khalayak sasaran yang akan dituju, efek yang
24
diharapakan dari program yang dijalankan dan diisi pesan yang akan
dikomunikasikan. Media tidak hanya berupa alat namun juga
penciptaan kondisi atau situasi.
Dalam menyusun pesan dari satu komuikasi yang hendak dicapai,
kita harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan keadaan dan
kondisi khalayak, maka dalam penggunaan media konvensional seperti
televis, radio, majalah, koran, atau media baru haruslah disesuaikan
karena setiap media yang digunakan mempunyai kemampuan dan
kelemahan tersendiri sebagai alat. Media baru atau new media
merupakan penyederhanaan istilah (Siplifikasi) terhadap bentuk media
si luar media konvensional. Sifat new media adalah cair (fluids),
konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran
kontrol dan kebebasan (Chun, 2006).22
Dalam menyusun pesan dari komunikasi yang ingin dituju, kita
harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan yang menjadi khalayak
sasaran, maka penggunaan media harus demikian pula. Menyesuaikan
kapan harus menggunakan media konvensional dan kapan harus
menggunakan media baru atau media internet. Seleksi dan penggunaan
media dapat dilihat dari karakteristik dan keunggulan media yang
digunakan karena setiap media memiliki kemampuan dan kelemahan
tersendiri sebagai alat.
22
Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 31
25
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, dengan
mencari jawaban melalui pendekatan berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh
Arifin Anwar.
2.3
Membangun Pemahaman
Dari segi bahasa membangun pemahaman terdiri dari dua kata yaitu
membangun
memperbaiki,
dan
pemahaman.
membina,
Adapun
mendirikan,
artinya
"Membangun"
mengadakan
sesuatu.
bersifat
Sedangkan
pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara perbuatan
memahami atau memahamkan.23
Jadi membangun pemahaman yang dimaksud adalah suatu proses kegiatan
atau perbuatan memahami atau memahamkan yang dilakukan oleh seseorang,
sekelompok orang atau organisasi dalam memberikan informasi atau pesan.
Seringkali penerapan komunikasi untuk membangun pemahaman dihadapkan
dengan berbagai hambatan dan kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, di
butuhkan aspek perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi yang
dimaksud berkaitan dengan strategi yang terpilih, sumber, pembuatan pesan,
penyebaran, penerimaan, umpan balik terhadap pesan-pesan, ataupun penerimaan
pesan.
23
Kamus Besar Bahasa Indonesia hal 881
26
2.4
Jaminan Keselamatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jaminan adalah tanggungan yang
diterima sedangkan keselamatan perihal keadaan. Berdasarkan arti kata tersebut
dapat kita dipahami jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang diberikan
karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah akibat
terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi diantaranya
meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan. Tanggungan
diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang asuransi dan sebagai
Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian
santunan kepada korban lalu lintas.
Sesuai dengan penjelasan diatas, dalam penelitian ini, membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan yang dimaksud oleh peneliti adalah
suatu kegiatan yang dimana PT. Jasa Raharja Cabang Banten memberikan
informasi yang dapat membangun pengetahuan dan pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan yang diberikan pemerintah melalui Jasa Raharja
sebagai hak masyarakat apabila terjadi kecelakaan atau menjadi korban
kecelakaan lalu lintas. Jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang
diberikan karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah
akibat terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi
diantaranya meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan.
Tanggungan diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang
27
asuransi dan sebagai Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk
melaksanakan pemberian santunan kepada korban lalu lintas.
2.5
Kerangka Berfikir
Jasa Raharja dalam perkembangnya sebagai badan usaha yang bergerak
dalam bidang asuransi ini berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya, dimana
Jasa Raharja merupakan suatu badan usaha yang dimana diperuntukkan untuk
rakyat indonesia.
Salah satu faktor utama Jasa Raharja tetap menjadi kepercayaan untuk
mengelola dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai
penyelenggara yakni adanya strategi komunikasi di lakukan oleh PT. Jasa Raharja
(Persero). Menurut Arifin Anwar, pendekatan strategi komunikasi terdiri dari
analisis khalayak, strategi pesan, strategi penentuan metode komunikasi, strategi
seleksi dan penggunaan media, serta peranan komunikator, dengan tujuan untuk
mencari jawaban dari bagaimana analisis khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja (Persero) Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan
keselamatan, bagaimana bentuk pesan yang dikemas oleh PT. Jasa Raharja
(Persero) Banten, metode komunikasi apa yang dipilih agar pesan dan tujuan
komunikasi mereka dapat tercapai, media komunikasi apa yang di gunakan dalam
membangun
pemahaman
tentang
jaminan
keselamatan.
Untuk
menggambarkarkan kerangka berfikir terhadap masalah yang diangkat peneliti,
maka digambarkan sebagai berikut:
28
2.5.1 Kerangka Penelitian
Kerangka strategi komunikasi Arifin Anwar
PT. Jasa Raharja (Persero )
Banten
Strategi Komunikasi
Pengenalan
Khalayak
Penyusunan
Pesan
Penetapan
Metode
Seleksi dan
Penggunaan
Media
Bagaimana PT.
Jasa
Raharja
Banten
mengenal siapa
saja yang akan
menjadi
khalayak
PT.
Jasa
Raharja
Banten dalam
membangun
pemahaman
tentang jaminan
keselamatan
Bagaimana
pesan
komunikasi
yang dikemas
PT.
Jasa
Raharja
Banten untuk
membangun
pemahaman
masyarakat
tentang
jaminan
keselamatan
Bagaimana
Komunikasi
yang
digunakan PT.
Jasa
Raharja
Banten dalam
membangun
pemahaman
masyarakat
tentang
jaminan
keselamatan
Media
yang
dugunakan
untuk
membangun
pemahaman
masyarakat
tentang jaminan
keselamatan
Pemahaman Tentang Jaminan
Keselamatan
29
TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
No
ITEM
Fitri Fazriah
Asty Respita
Novi
Sri
Purnamasari
1
Judul
Strategi
Strategi
Komunikasi Dinas
Komunikasi
Sosial
Makasar
“Ruang Rupa “
Dalam
Dalam
Menyosialisasikan
Program Keluarga
Membangun
Harapan Terhadap
Jaringan
Rumah
Tangga
Komunikasi Seni Sangat Miskin
Di
Kecamatan
di Luar Negeri
Strategi
Komunikasi PT.
Jasa
Raharja
Cabang
Banten
Dalam
Membangun
Pemahaman
Masyarakat
Tentang Jaminan
Keselamatan
Tamalate
2011
2
Tahun
2012
3
Tujuan
- Untuk mengetahui Tujuan
dari
stategi komunikasi penelitian
ini
mengetahui :
yang
digunakan adalah untuk:
- Analisis
oleh Dinas Sosial
1. Mengetahui
khalayak yang
Makassar dalam
analisis
dilakukan oleh
menyosialisasikan
audience/khalay
Ruang Rupa
Program Keluarga
ak
yang
- Strategi
Harapan
bagi
dilakukan oleh
menyusun pesan
Rumah
Tangga
PT. Jasa Raharja
sangat miskin.
yang diuat oleh
Cabang Banten
Ruang rupa
dalam
- Untuk mengetahui
- Strategi
membangun
hambatanpenggunaan
Pemahaman
hambatan
yang
metode
dihadapi
dalam
Masyarakat
komunikasi yang
menyosialisasikan
Tentang
di pilih Ruang
program
tersebut.
Jaminan
Rupa
Keselamatan.
- Strategi seleksi
dan penggunaan
2. Mengetahui
media yang
strategi
pesan
Penelitian
Untuk
2015
30
dipilih oleh
Ruang Rupa
yang dibuat oleh
PT. Jasa Raharja
Cabang Banten
dalam
membangun
Pemahaman
Masyarakat
Tentang
Jaminan
Keselamatan
3. Mengetahui
strategi
penggunaan
metode
komunikasi
yang dipilih PT.
Jasa
Raharja
Cabang Banten
untuk
membangun
Pemahaman
Masyarakat
Tentang
Jaminan
Keselamatan.
4. strategi seleksi
dan penggunaan
media
yang
dipilih oleh PT.
Jasa
Raharja
Cabang Banten
untuk
membangun
Pemahaman
Masyarakat
Tentang
Jaminan
Keselamatan
4
Teori
Teori Disonansi
31
5
Metode /
Paradigma
6
Hipotesis
7
Hasil
Penelitian
Metode
yang
digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
metode
deskriptif
kualitatif. Peneliti
mengumpulkan
data
dengan
wawancara,
observasi
dan
dokumentas.
penelitian
studi
kasus ini adalah
deskriptif kualitatif
dengan
menggunakan data
primer
yang
bersumber dari data
penelitian lapangan
,dan data sekunder
melalui
studi
kepustakaan.
Metode
yang
digunakan adalah
metode deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif Peneliti
mengumpulkan
data
dengan
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi.
Penelitian
yang
meneliti
tentang
strategi
komunikasi yang
diterapkan dalam
sosialisasi
yang
dilakukan
oleh
Komunitas “Ruang
Rupa”
untuk
membangun
jariang seni rupa di
Luar Negri
Dinas sosial telah
melaksanakan
beberapa
tahap
sesuai
strategi
komunikasi seperti
menentukan
khalayak,
bagaimana
menyusun
pesan,
menetapkan metode
yang
digunakan
serta
menyeleksi
penggunaan media
cetak
maupun
elektronik
Dalam sosialisasi ini
ada beberapa hal
yang menjadi faktor
pendukung
dan
penghambat
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakkan peneliti
di kantor PT. Jasa
Raharja
Banten
yang
ada
di
serang mengenai
strategi PT. Jasa
Raharja
Banten
dalam
membangun
pemahaman
masyarakat
tentang jaminan
keselamatan
menggunakan
strategi
komunikasi Arifin
Anwar
yakni
menganalisi
khalayak, strategi
menyusun pesan,
strategi
penggunaan
metode
komunikasi dan
strategi
seleksi
penggunaan
-Analisis
Khalayak
:
termasuk dalam
inovator
dan
mayority
- strategi pesan :
deduktif,
induktif,
Faktor pendukung
kronologis
dm
tidak lain berasal
tropical
dari
dukungan
-Strategi
beberapa
tokoh
penggunaan
masyarakat
metode
: setempat,
dinas
terkait yang bekerja
informatif,
sama dengan dinas
32
sosial,
serta media.
pengulangan,
dukungan
dari
edukasi
dan
pemerintah pusat
persuasif.
- strategi seleksi
dan penggunaan
media
:
elektronik, cetak
dan online
8
Persamaan
- Sama
–
penghambatnya
yaitu
banyaknya
rumah tangga sangat
miskin
yang
cenderung
tidak
menyadari
bahwa
pentingnya program
ini untuk perubahan
sosial ekonominya
kedepan.
Menggunakan
sama Menggunakan
menggunakan
strategi komunikasi strategi
strategi
yang
digunakan komunikasi Arifin
komunkasi yang oleh Arifin Anwar
Anwar
digunakan
penelitian
oleh
dalam
anwar arifin.
9
Perbedaan
10
Kritik
11
Sumber
- Lebih
ini Lebih
memfokuskan
meneliti juga apa
memfokuskan
bagaimana
PT.
Raharja
menjadi Jasa
pada bagaimana yang
Banten
dan
Ruang
rupa penghambat
membangun
pendukung dalam pemahaman
membangun
masyarakat
sebuah jaringan mensosialisasikan
melalui sosialisasi
program keluarga tentang jaminan
di luar negeri.
keselamatan
harapan
Penelitian
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif,
yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau
kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.24 Pendekatan
deskriptif di maksudkan untuk mengetahui keadaan dan status tertentu .
Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan
yang lain25. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi
actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan
masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat
perbandinganj atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan berlajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusa pada waktu mendatang.26
Moleong menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan
24
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. 1993. Hal 89
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 35
26
Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. 2005. Hal 24
25
33
34
berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti
dari segi prosesnya.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untu meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.28
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai
suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti
dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
3.2
Key Informan
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama
dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Yang menjadi informan
adalah mereka yang mengetahui jelas tentang apa yang akan peneliti teliti.
Peneliti memilih informan karena hal ini bertujuan untuk menunjang hasil data
primer yang nantinya peneliti akan didapatkan dari informan. Informan adalah
seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
1. Bapak Aditya Angga Dewa selaku Kasubag Humas dan Hukum PT.
Jasa Raharja (Persero) Banten
27
28
Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Thn 2007. Hal 6
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Thn 2016. Hal 1
35
2. Bapak Angga Dewatama selaku staff Humas PT. Jasa Raharja
(Persero) Banten
3. Bapak Arif Budiman selaku Pelaksana Unit Pelayanan PT. Jasa
Raharja (Persero) Banten
Yang mana informan tersebut merupakan pihak internal PT. Jasa Raharja
(Persero) cabang Banten dan di anggap memiliki informasi terkait bagaimana Jasa
Raharja membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan pada masyarakat
Banten. Dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan penelitian.
3.3
Paradigma Penelitian
Untuk mengamati strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman mayarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti
menggunakan
paradigma post-positivisme, dimana paradigma ini merupakan
pemikiran untuk mencari
realitas dibalik data kegiatan sosialisasi PT. Jasa
Raharja Banten. Dalam paradigma post-positivisme realitas itu memang nyata ada
sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia
tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat
jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan
antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu
menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode,
sumber data, data, dan lain-lain. Dengan demikian penelitian menggunakan
36
paradigma post-positivisme bertujuan untuk memahami makna perilaku, simbol –
simbol dan realitas yang ada dalam seuah strategi komunikasi.
3.4
Sumber Data
Bila
dilihat
dari sumber
datanya,
maka
pengumpulan
data
dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono bahwa
“sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.29 Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung oleh
peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Aditya dan Bapak Angga yang
berhubungan dengan strategi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan, dan sumber sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
dokumen atau orang lain, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya.
3.5
Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih
jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
spesifik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.
29
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 308
37
3.5.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Peneliti dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi
pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke
tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.30
3.5.2 Wawancara
Menurut
Estrberg
dalam
Sugiyono
mendefinisikan
wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui
tanya jawab,
sehingga
dapat
dikonstruksikan makna
dalam suatu topik
tertentu.31 Adapun seiring dengan pendapat Estberg, menurut Sugiyono
wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.32 Berdasarkan defenisi di atas, maka
wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal
awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam.
30
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 2008. Hal 226
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 316
32
Ibid hal 36
31
38
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu teknik dimana data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti
buku-buku, makalah-makalah dan sebagainya yang menyangkut komunikasi
guna membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.
Dokumentasi berupa foto-foto yang di ambil dalam kegiatan penelitian yang
di ikuti oleh peneliti. Dimana peneliti terjun langsung atau ikut langsung
dalam kegiatan yang diselenggarakan yang sesuai dengan bidang penelitian.
3.6
Analisis Data
Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.33
Menurut Patton dalam meleong, analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian
dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan
33
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D . 2008. Hal 89
39
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi uraian.34
Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles dan
Huberman adalah sebagai berikut: 35
a. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan atau Verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kembali ke lapangan mengumpulkan data,
34
35
Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2001. Hal 103
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif , dan R&D . 2008. Hal 91-99
40
maka keseimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
3.7
Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini peneliti diharuskan untuk melakukan uji keabsahan
dengan menggunakan uji validitas dan relibilitas terhadap data yang didapat dari
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi
merupakan pengeccekan data dari berbagai dumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. 36 triangulasi adalah teknik pemerinksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan wawancara terhadap
objek penelitian. 37
Triangulasi yang digunakan peneliti dianggap tepat untuk meguji
keabsahan data yang diperoleh peneliti.
Dalam pengumpulan data, peneliti
melakukan wawancara dengan dua informan, yaitu Pak Aditya Angga Dewa, Pak
Angga Dewatama dan Pak Ahmad Arif Budiman dengan sumber tentang strategi
komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan, data yang telah didapat kemudian dicocokkan
kembali dengan obsevasi dan dokumentasi apabila data yg diperoleh kemudian
hasilnya berbeda karena sudut pandang yang berbeda – beda, maka peneliti
selanjutnya melakukan diskusu dengan sumber untuk mencari tahu data yang
dianggap benar atau semua benar.
36
37
Sugiyono. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R & D. 2008. Hal 273
Ibid. Hal 330
41
3.8
Tempat Penelitian
Penelitian mengenai Komunikasi PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam
Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Lokasi
penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman No.32 Serang Telp.: (0254) 200369.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut, yaitu karena Jasa Raharja
bergerak dalam bidang asuransi milik Negara yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu berupa informasi dengan
melihat dan mempelajari bagaimana PT. Jasa Raharja dalam melaksanakan
komunikasi tersebut yang bertujuan masyarakat lebih paham dan tahu tentang
jaminan keselamatan.
42
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1 - Observasi
awal
2 - Penyusuna
n bab 1-3
3
Sidang
outline
4
Riset
lapangan
5
Penyusuna
n bab 4 – 5
Feb Mar Apr
Mei Ags Sep Okt Nov Des
Jan Feb
43
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah
untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda
dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Belanda. Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang
asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan
asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun
1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan
Nasionalisasi.
Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73
Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran
UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut
mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah
menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain
program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai
tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi
non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program
asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
43
44
Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964.
PT. Jasa Raharja didirikan dengan tujuan memberikan perlindungan
kepada korban kecelakaan lalu lintas yang dimana tugas pokok dari PT Jasa
Raharja (Persero) ini adalah memberikan pelayanan dana santunan semaksimal
mungkin bagi korban kecelakaan lalu lintas. Luasnya wilayah indonesia, maka
pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa cabang salah satunya PT. Jasa Raharja
Cabang Banten yang berada di Lokasi penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman
No.32 Serang.
Dari awal pembentukan hingga saat ini pemerintah sangat memperhatikan
setiap seginya dari tugas dan tujuan PT. Jasa Raharja dibentuk, bagaimana cara
kinerjanya dan peraturan serta dasar hukum pun dibentuk sebagai bentuk
keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat, dalam bentuk memberikan
jaminan keselamatan, dalam berkendara. Dari sisi inilah yang ingin PT. Jasa
Raharja beritahukan kepada masyarakat dengan kegiatan sosialisasi dan program
kegiatan lainnya agar masyarakat tahu seluas – luasnya tentang PT. Jasa Raharja.
Sosialisasi menjadi program rutin yang dilakukan baik oleh PT. Jasa
Raharja pusat maupun kantor – kantor cabang yang ada di daerah seluruh
Indonesia. Begitu juga yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten melakukan
kegiatan sosialisasi, sosialisasi dirasa masih perlu hingga saat ini karena masih
banyak masyarakat yang tidak paham betul darimana dan bagaimana prosedurnya
dan untuk mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
45
Sasaran dari pada sosialisasi tersebut bukan saja untuk masyarakat yang
dimana adalah pengendara sepeda motor ataupun mobil, tetapi untuk semua
masyarakat tanpa kecuali, karena bagaimanapun hampir seluruh masyarakat
bepergian dengan berbagai alat transportasi baik darat, laut, maupun udara.
Sosialisasi yang dilakukan tersebut bertujuan untuk memberikan
penjelasan tentang berbagai program dari PT. Jasa Raharja sendiri, serta berkaitan
dengan upaya lebih mendekatkan diri dengan masyarakat . Oleh karena itu, PT.
Jasa Raharja Banten terus memberikan sosialisasi pada masyarakat Banten
khususnya, untuk terus memberikan penjelasan berkaitan dengan pentingnya PT.
Jasa Raharja bagi seluruh masyarakat.
PT. Jasa Raharja Banten juga memiliki program kegiatan Bina Lingkuan
yang bertujuan memberikan bantuan pembangunan dan renovasi sarana ibadah.
Selain itu terdapat juga program pencegahan kecelakaan yang dimana menjadi
komitmen PT. Jasa Raharja untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalulintas.
Sebagai upaya pencegahan dan penanganan kecelakaan PT. Jasa Raharja Banten
memberikan pelatihan Safety Riding, pelaksanaan sosialisasi penggunaan
perangkat keselamatan, penyediaan ambulance dan mobil unit kecelakaan lalu
lintas (MUKL), penambahan mobile service sebagai upaya jemput bola bagi
korban kecelakaan.
PT. Jasa Raharja juga melaksanaan kampanye dan dialog publik tentang
keselamatan lalu lintas bekerja sama dengan Korlantas Polri. Pemberian
pendidikan bagi para pengemudi kendaraan umum dan awak angkutan tentang
cara-cara mengemudi dengan baik dan ikut dalam peningkatan Keselamatan
46
Transportasi, seperti Pos Kesehatan / Posko Lebaran / Natal dan Tahun Baru
termasuk menyelenggarakan Mudik Gratis Jasa Raharja bagi masyarakat
pemudik. Kegiatan tersebut dimanfaatkan oleh PT. Jasa Raharja sebagai strategi
untuk
sekaligus
mensosialisasikan
kepada
masyarakat
tentang
jaminan
keselamatan.
4.1.1
Visi dan Misi “Jasa Raharja”
Adapun visi dari Jasa Raharja “Menjadi perusahaan terkemuka dibindang
asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan
Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat”.Dilihat dari visinya
Jasa Raharja sudah menentukan secara jelas sebagai perusahaan yang bergerak
dalam bidang asuransi dan mengutamakan pelayanan yang baik melalui
program sosial yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Jasa Raharja
merupakan bagian yang terpenting bagi masyarakat dalam lalu lintas dimana
Jasa Raharja memberikan bantuan berupa biaya kekita masyarakat mengalami
kecelakaan lalu lintas.
Adapun misi dari “Jasa Raharja” Catur Bakti Ekakarsa Jasa Rahaja Bakti
kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan
prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Bakti kepada Negara, dengan
mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial
dan Asuransi Wajib, Serta Badan Usaha Milik Negara. Bakti Kepada
Perusahaan,
dengan
mewujudkan
keseimbangan
kepentingan
agar
produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan.
47
Bakti kepada Lingkungan, dengan mewujudkan keseimbangan potensi sumber
daya bagi keseimbangan dan kelestarian perlindungan
.
4.2 Deskripsi Data
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi PT.
Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan
keselamatan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan observasi yang dimana peneliti melakukan pengamatan partisipasi
pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Observasi yang akan dilakukan adalah mengamati tetapi tidak ikut serta dalam
semua aktivitas tersebut. wawancara dengan cara peneliti datang langsung dan
menanyakan tentang strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Mencangkup
bagaimana analisis khalayak, strategi penyusunan pesan, penggunaan metode
komunikasi serta strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan. Selain
melakukan wawancara, peneliti juga mengamati melalui dokumentasi berupa foto
– foto kegiatan sosialisasi PT. Jasa Raharja Banten.
Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara secara langsung yang
dilakukan pada tanggal 21 September 2015. Peneliti tidak hanya melakukan
wawancara dengan staf humas PT. Jasa Raharja Banten saja tetapi juga
melakukan wawancara dengan kepala Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa
Raharja Banten. Dalam wawancara tersebut, peneliti mendapat data atau informasi
48
mengenai bagaimana strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.
Pada wawancara yang dilakukan, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan.
Merekam jawaban atau informasi yang didapat dari informan. Daftar pertanyaan
dan jawaban dari narasumber dapat dilihat di lembar lampiran. Data di ambil dari
hasil wawancara yang di peroleh dari dua narasumber. Hasil wawancara langsung
yang peneliti lakukan dengan key informan merupakan data primer dan sumber
pokok dalam penelitian, sedangkan hasil dokumentasi peneliti mendapatkan
langsung dari PT. Jasa Raharja Banten.
4.3
Analisa Hasil Penelitian
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian, yaitu mengenai
strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman
masyarakat tentang jaminan keselamatan. dimana hasil penelitian berdasarkan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut profil yang dari narasumber
yang diwawancarai oleh peneliti.
1. Aditya Dewa Angga
Lahir pada 11 april 1978 di Jakarta. Beliau menjabat di PT. Jasa Raharja
Banten Sebagai Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa Raharja (Persero)
cabang Banten. Tinggal di Jln. Sapta Kelingking menteng dalam tebet
Jakarta Selatan. Dalam tugasnya sebagai Kasubag Humas dan Hukum PT.
Jasa Raharja Banten Pak Aditya memiliki tugas untuk mensosialisasikan
49
Tugas dan tanggung jawab Jasa Raharja, Pak Aditya menjadi pembicara
dalam setiap kegiatan sosialisasi. Adapun kontak yang dapat dihubungi :

Mobile : +62818809034
2. Angga wedatama
Lahir di Semarang pada 15 agustus 1987 beliau bekerja di PT. Jasa
Raharja baru satu tahun. Sebelumnya Pak Angga bekerja di PT. Jasa
Raharja kantor perwakilan semarang. Di PT. Jasa Raharja Banten Pak
Angga menjabat sebagai staff humas PT. Jasa Raharja Banten. Adapun
kontak yang dapat dihubungi :

Mobile +6285640248262
3. Ahmad Arif Budiman
Lahir di Depok pada tanggal 2 Desember 1985. Tinggal di kota Serang
Baru kawasan Kelapa Gading Blok AK No 39. Bekerja di Jasa Raharja
pada tahun 2008 sebagai pelaksana administrasi Samsat Malimping dan
pada tahun 2019 hingga sekarang menjabat sebagai pelaksana Unit
Pelayanan di Jasa Rahrja cabang Banten.

Mobile +6285716494045
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasti memiliki
tujuan baik itu berupa untuk mendapatkan materi ataupun lainnya. Tidak
terkecuali bagi PT. Jasa Raharja yang memiliki cabang di berbagai provinsi
indonesia, mereka tidak mencari keuntungan materi tetapi PT. Jasa Raharja
50
memberikan pelayanan bagi seluruh rakyat indonesia begitu juga PT. Jasa Raharja
Banten. Mereka lebih memprioritaskan memberikan pelayanan dan jaminan
kepada masyarakat khususnya masyarakat yang ada di Banten. Membangun
pemahaman masyarakat adalah salah satu bentuk yang terlihat dari PT. Jasa
Raharja Banten yang merupan suatu bagian dari pemerintah yang fokus dalam
bidang asuransi atau jaminan keselamatan dalam berkendara. Kegiatan – kegiatan
komunikasi sebagai cara agar tetap terjalin komunikasi yang aktif dengan
masyarakat sperti yang disampaikan Pak Arif:
“ Sosialisasi rutin minimal sebulan sekali itu ada, sosialisasi
kesekolah, kemudian masyarakat di daerah-daerah pedesaan di aula
kecamatan atau di aula kelurahan kemudian menghadiri acara –
acara yang terdiri dari banyak orang seperti kegiatan pramuka
biasanya kita ikut turut campur disitu dengan menawarkan dorprisedorprise sehingga menarik pihak penyelenggara untuk mengundang
kita atau mengadakan pengobatan gratis yang di selingi dengan
sosialisasi. Kemudian sosialisasi, dialog publik di kampus-kampus
setahun sekali, di radio sebulan sekali pun ada. Kegiatan mobil unit
pelayanan juga program yang dimana kita menyentuh langsung
para korban kecelaan kalau sosialisasi ke sekolah atau daerah
biasanya itu pra kecelakaan itu kita kasih pemahaman kalau di
rumah sakit paska kecelakaan langsung kita kasih pemahaman. “
Untuk membangun pemahaman masyarakat bukan hal yang mudah maka
dari itu diperlukan beberapa strategi, dimana salah satunya strategi komunikasi
yang berfungsi sebagai jembatan antara PT. Jasa Raharja Banten dengan
masyarakat yang ada di Banten.
51
Untuk memahami hal tersebut peneliti meneliti bagaimana strategi
komunikasi tersebut diaplikasikan dalam suatu bentuk strategi oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam upaya membangun pemahaman masyarakat tentang
jaminan keselamatan. mengacu pada konsep yang dikemukakan Arifin Anwar,
strategi komunikasi dapat dilihat berdasarkan pengenalan khalayak, strategi
pentyusunan pesan, straegi menetakan metode, dan strategi seleksi dan
penggunaan media.
4.3.1 Pengenalan Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja
Banten
Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Dalam kegiatan komunikasi, salah satu hal utama yang harus
dilakukan adalah mengenali siapa yang akan menjadi khalayak sasaran
komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi menjadi hal penting karena
berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam membangun pemahaman
masyarakat tentang jaminan keselamatan, melakukan pengenalan khalayak
terlebih dahulu merupakan sesuatu yang penting, sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Pak Aditya :
“Mengenal khalayak ya sangat penting si engga. Tapi
penting bukan sangat penting. Artinya dilakukan karena kita
perlu tau juga artinya, pemahaman mereka kan juga berbeda
ya, mungkin pehaman anak sekolah berbeda dengan
pemahaman yang karyawan. Kalo anak sekolah mungkin
disampaikan sesuai dengan dunia mereka.”
52
Dalam penelitian menunjukkan bahwa mengetahui khalayak sasaran
perlu dilakukan berhubungan dengan bagaimana pesan akan disampaikan
karena khalayak yang berbeda memiliki penyampaian pesan yang berbeda.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak Aditya :
“Jelas sebelum kita menginformasikan tentang jaminan
keselamatan kita melihat dulu audiens. Kita kan
menyampaikan pada audiens itu disaat kita perlu tau dulu
audiensnya seperti apa. Apakah tingkat pelajar, apakah dia
tingkat seperti instansi, karyawan, perusahaan-perusahaan
atau pun yang lainnya kita harus tau itu dan cara
menyampaikannya pun kita juga agak berbeda. Mungkin
bahasa kita harus sesuaikan dengan bahasa meraka untuk
bisa di mengerti.”
Strategi yang dilakukan jasa raharja dalam mengenal khalayak
sasarannya dengan melihat karakteristik demografis khalayak, masyarakat
terdiri dari individu yang berbeda dan berada diwilayah yang tersebar luas.
Seperti yang dikatakan pak Angga :
“Meskipun khalayak sasaran jasa raharja dalam membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan adalah seluruh
masyarakat bukan berarti tidak perlu mengenal siapa audiens
kita. Meskipun khalyaknya seluruh masyarakat tapi pasti
berbeda – beda maka kita perlu mengenal. Kita melihat
khalayak sasaran kita berdasarkan usia ada anak-anak,
remaja, dan dewasa, pendidikan dan dimana mereka berada
apakah mereka pelajar seperti pelajar setingkat SD, SMP,
atau SMA, apakah mereka mahasiswa, atau mereka berasal
dari suatu instansi atau merupakan karyawan atau mereka
masyarakat umum. Pengenalan tersebut penting sebagai awal
kita agar dapat mentukan materi apa yang akan
disampaikan.”
53
Klasifikasi khalayak PT. Jasa Raharja Banten adalah seluruh
masyarakat
dengan
mengelompokkan
mereka
berdasarkan
pelajar,
mahasiswa, karyawan atau instansi – instansi karena Jasa Raharja merupakan
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang dimana memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa asuransi atau jaminan keselamatan berkendara dan
informasi itulah yang perlu di ketahui oleh seluruh masyarakat, analisis
khalayak yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten menentukan apa dan
bagaimana mereka menyampaikan pesan paada Khalayak. Sesuai dengan
yang disampaikan Pak Aditya :
“ Kalau sasaran kita semua. Mulai dari pelajar, mahasiswa,
karyawan, instansi – instansi atau masyarakat umum lainnya.
Kita tidak melihat siapa yang berhak atau tidak dalam
menerima sosialisasi kita. Tetep setiap orang harus
menerima apa yang hak dan kewajiban bagi mereka. Karena
kan kita ada untuk melayani masyarakat.”
Dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan yang
dilakukan PT. Jasa Raharja Banten tidak lupa mengenal siapa yang menjadi
sasaran khalayak dalam upaya membangun pemahaman masyarakat.
Pengenalan yang dilakukan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik, dan
ini dibuktikan dimana respon masyarakat yang baik seperti yang dikatakan
Pak Aditya :
“ Baik sih semua artinya kemampuan masyarakat dalam
menerima pesan – pesan sangat baik artinya masyarakat bisa
menerima pesan dari koran bisa, dari radio bisa, ya artinya
54
selama ini dalam kegiatan jasa raharja yang kita lakukan
banyak tanggapan positif dimana saat sosialisasipun banyak
tibal balik seperti mereka mengajukan pertanyaanpertanyaan saat sosialisasi. Kalau kata – kata alhamdulillah
mereka dapat mengerti. Selama ini kami kalau untuk
sosialisasi sehingga terjadi timbal balik. Dan untuk bisa
menarik mereka untuk bertanya kita memberikan semacam
dorpricelah atau kegiatan seperti pengobatan gratis.
Biasanya kalau kita ke kecamatan kita mengadakan
pengobatan gratis agar mereka tertarik. Karena kan dari
segi lain kita memberikan santunan kita juga ada program
sosial ya itu pengobatan gratis jadi sekalian untuk menarik
minat mereka.”
Berdasarkan uraian di atas bahwa khalayak yang menjadi sasaran PT.
Jasa Raharja dalam upaya membangun pemahaman tentang jaminan
keselamatan tidak dibatasi. PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan
khalayak. PT. Jasa Raharja Banten dengan melihat dan menentukan sasaran
khalayak hanya berdasarkan karakteristik demografis seperti usia, pendidikan
dan status mereka, diantaranya sasaran khalayak Jasa Raharja Bante seperti
pelajar, karyawan, mahasiswa atau masyarakat umum. PT. Jasa Raharja
Sejauh ini kegiatan yang telah diselenggarakan mendapat respon yang
baik, dimana terjadi timbal balik yang baik. Dari sumber data yang di dapat
dari PT. Jasa Rahrja Banten berikut beberapa tempat dan kegiatan yang telah
berlangsung selama tahun 2014 – 2015:
1. Talkshow di radio Piranti 105.6 FM Pandeglang
2. Sosialisasi di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang
3. Sosialisasi di Kecamatan Cibeber
4. Talkshow di RRI
55
5. Talkshow di PBS FM Serang
6. Sosialisasi dengan anggota kopasus
7. Sosialisasi di kecamatan Walantaka
8. Sosialisasi Bhayangkari di Polres Serang
9. Sosialisasi di Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang
10. Sosialisasi di Kecamatan Sajira
11. Sosialisasi Brabang Serang
12. Sosialisasi di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
13. Sosialisasi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
14. Sosialisasi bersama para pelajar yang berasal dari daerah Cilegon di
Gedung Sukofindo Lt.4
Gambar 4.1
( Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang )
56
Gambar 4.2
( Kegiatan sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung
Sukofindo )
Sebelum kegiatan komunikasi berlangsung hal pertama yang penting
untuk dilakukan adalah analisis khalayak dengan mengenal siapa dan
bagaimana komunikan yang akan menjadi sasaran agar komunikasi
berlangsung dengan efektif, dalam hal ini PT. Jasa Raharja Banten yang
merupakan salah satu kantor cabang dari PT. Jasa Raharja (PERSERO) milik
negara yang berusaha untuk membangun pemahaman masyarakat tentang
jaminan keselamatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti melihat
bahwa PT. Jasa Raharja Banten melakukan analisis khalayak berdasarkan visi
dan misi yang dipegang oleh suatu lembaga atau perusahaan, dimana PT. Jasa
Raharja penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib
sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan bergerak dalam bidang asuransi
57
dan mengutamakan pelayanan yang baik melalui program sosial yang sejalan
dengan kebutuhan masyarakat.
PT. Jasa Raharja mengenal siapa saja yang menjadi khalayak sasaran
mereka dengan melihat bahwa khalayak meraka memiliki karakteristik yang
berbeda, berdasarkan status mereka seperti pelajar, karyawan, mahasiswa atau
instansi atau masyarakat umum. Melihat bahwa khalayak sasaran PT. Jasa
Rahrja Banten terdiri dari usia yang beragam seperti anak- anak, remaja, dan
dewasa. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan
kepentingan
komunikasi tak mungkin berlangsung. Untuk menciptakan persamaan
kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami, pola
pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experince )
khalayak secara tepat dan seksama meliputi :
a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak.
Dalam kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak PT. Jasa Raharja
Banten dapat melihat Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan yakni
sejauh mana masyarakat Banten paham tentang jaminan keselamatan, tentang
Jasa Raharja karena penting bagi PT. Jasa Raharja mengetahui sejauh mana
pemahaman masyarakat, dari segi pengetahuan khalayak misalnya terdapat
pesan – pesan yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki
pengetahuan, memiliki hanya sedikit, memiliki banyak, dan yang ahli tentang
masalah yang disajikan. Sedangkan dari sikap khalayak PT. Jasa Raharja dapat
58
melihat sikap khalayak terhadapa pesan yang akan disampaikan karena dapat
ditemukan khalayak yang setuju, ragu – ragu, dan yang menolak. Pengetahuan
khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan
Apabila PT. Jasa Raharja Banten melihat kondisi kepribadian dan fisik
khalayak PT. Jasa Raharja Banten dapat mengembangkan informasi penting
lainnya yang belum diketahui masyarakat tentang Jasa Raharja. Pengetahuan
khalayak untuk menerima pesan – pesan lewat media yang digunakan,
Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan
b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma – norma
dalam kelompok dan masyarakat yang ada.
Mengenal pengaruh kelompok dan nilai – nilai kelompok, memang
merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk
menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan dari
kelompoknya.
c. Situasi dimana kelompok itu berada
Dalam identifikasi khalayak dapat dilihat, apakah khalayak tersebut
khalayak yang modern, atau tradisional, karena semakin modern khalayak
sasaran maka makin kurang dan renggang hubungan dengan kelompok,
sebaliknya semakin trasdisional khalayak sasaran semakin kuat dan erat
hubungan dengan kelompoknya.
Dilihat dari pengenalan khalayak yang dilakukan PT. Jasa Raharja
Banten mengenal khalayak sasaran dengan melihat karakteristik demografis
59
dimana berdasaarkan usia, pendidikan, status, dan jasa rahrja juga melihat
darimana kahalayak berasal. Meskipun PT. Jasa Raharja Banten tidak
membeda – bedakan siapa yang berhak mendapatkan pesan atau informasi
tetapi penting dilakukan karena PT. Jasa Raharja Banten dapat melihat
apakah masyarakat tersebut lebih dominan menggunakan kendaraan umum
atau kendaraan pribadi dalam beraktifitas sehingga dapat menentukan pesan
atau materi apa yang akan disampaikan. Usia khalayak juga menjadi bahan
pertimbangan karena batasan usia khalayak sasaran dapat mempengaruhi
mereka mengerti atau paham akan pesan yang disampaikan.
Peneliti melihat bahwa PT. Jasa Raharja membangun persamaan
kepentingan dengan menarik perhatian melakukan kegiatan sosial selain itu
PT. Jasa Raharja pun melihat banyak masyarakat yang masih saja ada yang
tidak tahu bahwa dalam berlalu lintas di jamin keselamatannya oleh negara
jadi persamaan kebutuhan akan informasi tentang jaminan keselamatan yang
menjadi hak masyarakatlah yang menjadi persamaan kepentingan antara PT.
Jasa Raharja sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan.
PT. Jasa Raharja Banten ingin setiap masyarakat paham dan tahu fungsi
dan tugas Jasa Raharja agas setiap masyarakat semakin tahu dan paham bawa
negara ada menjamin keselamatan setiap masyarakat melalui PT. Jasa
Raharja yang ada di setiap daerah persamaan kepentingan inilah yang ingin
dibangun di masyarakat.
PT. Jasa Raharja sadar bahwa masyarakat terdiri dari individu –
individu yang berbeda sifat, status, lapisan dan kategori sosialnya.
60
Masyarakat berada pada wilayah luas dan tersebar dan tidak mengenal satu
sama lain sehingga PT. Jasa Raharja Banten terus melakukan semaksimal
mungkin dalam upaya membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan
keselamatan dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi baik secara langsung
kedaerah – daerah yang ada di banten atau pun di radio – radio lokal, program
dialog publik di universitas, program pengobatan gratis.
4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa
Raharja Banten
Pesan adalah salah satu unsur yang terdapat dalam komunikasi, pesan
menjadi sangat penting karena tanpa adanya pesan komunikasi tidak akan
berjalan. Menyusun suatu pesan dalam komunikasi juga sangat penting, pesan
yang disampaikan dalam komunikasi pasti memiliki tujuan tertentu. Itu alasan
mengapa menyusun pesan pun membutuhkan strategi, seperti yang
disampaikan Pak Arif:
“Biasanya kita memanfaatkan spanduk/baliho yang
didalamnya terdapat tulisan dan gambar. Baik teks maupun
gambar yang terdapat dalam spanduk atau baliho melalui
tahap perencanaan sebelumnya, karena spanduk atau baliho
biasanya akan dipasang di dekat jalan raya yang dilalui
masyarakat, maka kata-kata atau kalimat yang digunakan
secara singkat namun jelas, sehingga masyarakat pengguna
kendaraan tetap dapat membacanya. Selain spanduk atau
baliho kami juga membagi stiker yang akan di tempelkan
pada kendaraan pribadi atau transportasi umum. Pembuatan
dan perencanaan spanduk atau baliho dan stiker dilakukan
oleh Jasa Raharja Pusat yang ada di jakarta yang
pemasangan dan pelaksanaanya diberikan kepada kantorkantor cabang yang ada di setiap daerah di Indonesia. Pesan
61
yang disampaikan dalam sosialisasi sudah pasti berbeda
dengan pesan yang terdapat dalam spanduk atau baliho.
Pesan yang disampaikan dalam sosialisasi memiliki
perencanaan yang berbeda karena sosialisasi penting untuk
melihat siapa yang menjadi khalayak sasaran karena
khalayak memiliki perbedaan baik karakteristik maupun asal
mereka. Pesan dalam sosialisasi akan lebih panjang karena
pesan yang disampaikan perlu dijelaskan maka sebelum
sosialisasi berlangsung perlu menyiapkan materi apa saja
yang akan di sampaikan dan tema pun harus disesuaikan.”
Pak Angga juga menambahkan :
“Memperhatikan pesan yang akan disampaikan adalah hal
penting. Pesan yang akan kami sampaikan pada audiens
disesuaikan dengan khalayak sasaran kita, meskipun inti
pesan yang akan disampaikan sama yaitu tentang program –
program Jasa Raharja seperti jaminan keselamatan. Setelah
kita mengenali siapa audiens kita, maka kita akan
menentukan pesan dan cara penyampaiannya.”
Terkait dengan isi pesan yang diberikan pada khalayak yang dimana
berbeda-bedanya baik umur ataupun tingkatannya PT. Jasa Raharja tidak
memberikan informasi yang berbeda. Seperti yang dikatakan Pak aditya :
“ Ya kalau intinya sih sama, artinya hak dan kewajiban
mayarakat dalam menerima santunan Jasa Raharja. Ya
kalau haknya yang jelas masyarakat yang mengalami korban
kecelakaan lalu lintas atau kendaraan umum. Itu aja sih kalo
kewajibannya ya untuk membayar iuran, iuran pun ada dua
yaitu sumbangan wajib dan iuran wajib. Dan bagaimana
cara pengurusan Jasa Raharja. Itu yang sama. Yang
membedakan hanya bagaimana cara penyampaian pesannya
saja kepada audiens. “
Dalam penyusunan pesan PT. Jasa Raharja sering kali menambahkan
unsur – unsur lain saat menyampaikan pesan misalnya gambar, video dan
62
memperhatikan kata – kata dan kalimat dalam penyusunan pesan agar dapat
dimengerti seperti yang di jelaskan Pak Aditya :
“ Oh ya tentu dalam kegiatan sosialisasi misalnya kita
menambahkan media tambahan misalnya gambar, video.
Biasanya kita tambahkan supaya lebih menarik. Seperti video
yang menjadi iklan di televisi. Yang di maksudkan agar
audiens semakin paham.”
Lebih lanjut Pak Aditya mengatakan :
“...oh tentu, artinya setiap kata – kata dalam penyampaian
pesan kita buat sedemikian rupa supaya mereka paham dan
mengerti. Dan setiap istilah – istilah yang digunakan juga
kita jelaskan karna tidak semua audiens mengerti atau tau.
Dalam menyusun pesan kita juga mempertimbangkan unsurunsur lain supaya lebih menarik artinya bisa dari segi warna
dan gambar – gambar yang menarik. Dan video – video juga
sering kita putarkan untuk gambaran mereka seperti kita
memutarkan video yang menjadi iklan di televisi dan
kecelakaan apa saja yang di tanggung oleh jasa raharja.”
Lebih lanjut lagi Pak Aditya mengatakan :
“ tidak ada tanda khusus yang diggunakan. Kita hanya
menggunakan bahasa yang sehari – hari saja. Dan dengan
tema atau kegiatan yang sederhana agar masyarakat yang
sebagai audiens dapat mengerti secara langsung. ”
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Nasional yaitu bahasa indonesia,
penggunaan bahasa daerah setempat juga dimanfaatkan dalam penyampaian
pesan baik dilakukan oleh petugas Jasa Raharja atau meminta bantuan untuk
menterjemahkannya. Namun pada kegiatan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain bergantung tidak hanya pada bahasa yang sama, tetapi juga
pengalaman yang sama maka mengapa penting dilakukan dalam pengenalan
63
khalayak seorang komunikator menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayaknya.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa PT. Jasa Raharja Banten
sangat detail dalam menyusun pesan. Mereka tahu siapa saja khalayaknya
berdasarkan karateristik mereka. PT. Jasa Raharja Banten ingin pesan yang
disampaikan benar – benar menjelaskan tujuan dari mengapa pesan tersebut
disampaikan dengan memperhatikan unsur dalam penyusunan pesan seperti
memperhatikan kata – kata, menambahkan unsur gambar dan video, serta
bahasa yang digunakan bahasa yang digunakan sehari - hari.
Membangkitkan perhatian, minat, dan kepentingan bukan hal yang
mudah apa lagi jika menyangkut khalayak banyak. Dalam menarik
masyarakat untuk datang dan terarik dalam kegiatan atau program Jasa Rahrja
maka diperlukan suatu kegiatan yang dimana masyarakat bisa merasa senang
dan emosinya terbangun. sehingga perhatian, minat dan kepentingan mereka
pun akan tumbuh secara tidak langsung. Seperti yang dikatakan Pak Aditya :
“ Ya itu tadi bagaimana membangitkan perhatian masyarakat
melalui bagaimana kita menyampaikan kepada mereka. Ya
katakanlah kalau kita banyak melalui website, radio dan
koran juga ada. Nah biasanya kalau kita tatap langsung
melalui dorprise, pengobatan langsung atau dengan gambar
menggunakan infokus. Nanti kita tampilkan gambar - gambar
yang menarik perhatian mereka.”
Memberikan pemahaman awal menjadi salah satu langkah yang perlu
dilakukan untuk membangkitkan kepentingan mereka terhadap materi yang
akan diberikan seperti yang dikatakan pak arif :
64
“ Misalkan materi yang kita sampaikan tentang keselamatan
lalulintas atau kecelakaan biasanya kan masyarakat
cenderung menghindari dari materi yangg tidak penting tapi
kita kasih pemahaman dulu bahwa kecelakaan tidak
mengenal umur, jenis kelamin dan pekerjaan kaya, miskin,
datengnya kita ga tau kapan, apakah kita siap secara materi
atau tidak makanya kita kasih pemahaman tentang itu dulu
supaya masyarakat memahami pentingnya informasi tentang
keselamatan lalu lintas, pentingnya informasi tentang
bagaimana penanganan kasus kecelakaan lalu lintas, hak
dan kewajiban masyarakat yang mengalami kecelakaan. jadi
membangun pemahamannya seperti itu, bahwa dengan kita
hati2 pun bisa saja menjadi korban. ”
Tidak hanya sebagai bentuk menumbuhkan minat perhatian, dan tetapi
kegiatan sosial juga dijadikan sarana dimana saat kegiatan sosial diadakan
disisipkan informasi tentang jaminan keselamatan. Seperti yang dikatakan
Pak Angga :
“ Selain sosialisasi yang rutin kita lakukan kita juga ada
kegiatan seperti kegiatan sosial seperti pengobatan gratis
lalu ada kemaren mudik gratis yang dimana selalu dalam
kegiatan itu di sisipkan informasi kepada masyarakat tentang
keamanan berkendara dan tentang jaminan keselamat. “
Dari uraian wawancara diatas dapat dilihat bahawa PT. Jasa Raharja
Banten dalam strategi menyusun pesan sudah sangat baik, dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran PT. Jasa Raharja Banten
sering kali menambahkan unsur – unsur lain saat menyampaikan pesan
seperti gambar, video dan memperhatikan kata – kata dan kalimat dalam
penyusunan pesan agar dapat dimengerti dalam memberikan informasi
65
tentang jaminan keselamatan dan pesan terkait hak dan kewajiban masyarakat
yang dimana hak masyarakat adalah :
1. Setiap penumpang alat angkutan umum yang sah berhak atas
santunan Jasa Raharja, apabila alat angkutan umum yang
dipergunakan mengalami musibah,
2. Setiap orang yang tertabrak kendaraan bermotor alat angkutan lalu
lintas dan tabrakan dua kendaraan bermotor atau lebih berhak atas
santunan Jasa Raharja.
Sedangkan yang menjadi kewajiban masyarakat sendiri adalah
masyarakat berkewajiban membayar iuran wajib yakni pada saat pembayaran
pajak kendaraan seperti yang tertera pada STNK yaitu SWDKLLJ
(Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) sedangkan bagi
masyarakat yang menggunakan angkutan umum pembayaran pajak Jasa
Raharja sudah ada pada tiket saat melakukan perjalanan seperti pada
angkutan umum kereta api, pesawat udara, kapal laut, dan bus umum.
PT. Jasa Raharja Banten mengunakan bahasa yang dapat dimengerti
audiens dalam menyampaikan pesan, selain itu PT. Jasa Raharja Banten
menggunakan kegiatan sosial seperti pengobatan gratis untuk menarik
perhatian dan dimanfaat sekaligus untuk mensosialisasikan tentang jaminan
keselamatan.
66
Gambar 4.3
(contoh pesan yang diberi unsur gambar)
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
dengan
mewawancarai langsung informan, dengan memberikan pertanyaan kepada
PT. Jasa Raharja Banten mengenai bagaimana PT. Jasa Raharja Banten
melakukan strategi menyusun pesan berdasarkan pada tujuan mengapa pesan
tersebut dibuat, siapa yang akan menjadi khalayak dan bagaimana pesan
tersebut disampaikan pada khalayak.
Dalam membangun pemahaman masyarakat melalui kegiatan sosialisasi
hal pertama yang dilakukan PT. Jasa Raharja yakni mengenal terlebih dahulu
siapa audiensnya seperti yang dikatakan Pak Aditya, lalu menentukan pesan
yang disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Penyusunan pesan
juga menjadi bagian yang diperhatikan oleh PT. Jasa Raharja dengan
pemperhatikan kata – kata, bahasa, penggunaan huruf dan menambahkan
67
gambar – gambar serta video dapat mempermudah masyarakat memahami
dan melihat pesan dengan jelas. PT. Jasa Raharja Banten dalam memberikan
informasi.
Peneliti melihat bahwa PT. Jasa Raharja Banten sudah cukup baik
dalam penyusunan pesan, PT. Jasa Raharja memiliki tahapan yang jelas
dimana terlebih dahulu mengenal khalayak sasaran, karena terdiri dari usia,
status dan pendidikan yang berbeda sehingga PT. Jasa Raharja banten
menyusun pesan berdasarkan khalayak sasaran dan mempersiapkan materi
dengan memperhatikan kalimat dan kata-kata yang digunakan. Penggunaan
bahasa menjadi unsur dalam penyusunan pesan dimana selain menggunakan
bahasa Indonesia penggunaan bahasa daerah yang digunakan petugas atau
meminta bantuan lurah atau camat untuk menterjemahkannya jika masyarakat
di daerah tersebut tidak atau kurang dalam berbahasa Indonesi, dan strategi
PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan kegiatan sosial atau pemberian
dorprice kepada khalayak sasaran sebagai cara untuk menarik perhatian
masyarakat sehingga masyarakat antusias dalam mengikuti sosialisasi tentang
jaminan keselamatan dapat terlaksana.
4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja
Banten
Dalam pembahasan ini akan dijabarkan Cara penyampaian komunikasi
yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam penyampaian informasi tentang
jaminan keselamatan kepada Khalayak. Menurut Arifin Anwar, dalam
68
mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain isi pesan yang diselaraskan
dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan
turut
mempengaruhi
penyampaian
pesan
oleh
komunikator
kepada
komunikan. Komunikasi harus disampaikan dengan metode tertentu sesuai
dengan tujuan yang hendak dituju dan ditunjukkan kepada siapa. Pak Aditya
mengatakan:
“ Dalam kegiatan sosialisasi bentuk pesan yang kami
gunakan dengan metode informatif karena pesan kita
merupakan suatu informasi yang perlu di ketahui masyarakat
banyak dengan sejelas mungkin. Dan kita juga sering
menggunakan metode edukatif yang dimana bekerja sama
dengan pihak polisi dengan mendidik tentang berkendara
yang aman.”
Hal serupa juga dikatakan oleh Pak Angga :
“ Bentuk pesan kita tentu informatif, disini kita berusaha
memberikan informasi yang berisikan kita sebagai, jasa
raharja itu kan tugas untuk menjalankann undang – undang
33 dan 34 tentang kecelakaan lalu lintas dan penumpang
umum. Jadi setiap sosialisasi yang kita berikan kepada
masyarakat berkisar tentang itu. Yang terpenting dari kita itu
menjelaskan kepada masyarakat bahwa jasa raharja itu
mengemban tugas untuk menjalankan undang – undang 33
tentang dana kecelakaan penumpang umum seperti
penumpang bus, kapal atau pesawat akan di jamin meskipun
kecelakaan tunggal dan 34 tahun 64 tentang lalu lintas akan
di tanggung oleh jasa rahaja kecuali kecelakaan tunggal,
jadi dua kendaraan yg bertabrakan dan mengakibat kan
korban luka-luka itu akan di tanggung jasa raharja. Yang
penting Inti dari jasa raharja yang penting masyarakat tau
bahwa jasa raharja adalah asuransi yang diberikan oleh
pemerintah karena kita Badan Usaha Milik Negara yang di
pemerintah oleh pemerintah untuk menjalankan undang –
69
undang 33 dan 34. Jadi pemahaman masyarakatnya biar
sama, jadi masyarakat mengerti bahwa setiap kecelakaan di
tanggung oleh jasa raharja. Selain itu unsur edukatif juga
kita gunakan misalnya kalau sosialisasi ke sekolah – sekolah
kita sering tambahkan unsur edukatif tentang bagaimana
berkendara yang baik dan aman dimana kita bekerjasama
dengan pihak polisi juga sebagai narasumbernya. “
Metode komunikasi yang dilakukan mengacu pada hasil penelitian
dapat dikatakan bahwa cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam proses komunikasi yakni: informatif karena pesan yang
mereka sampaikan merupakan suatu informasi, cara ini digunakan agar
masyarakat lebih paham dan tahu apa itu jaminan kesehatan yang diberikan
pemerintah untuk masyarakat. Selain metode informatif mereka juga sering
menggunakan metode edukatif yang dimana bekerja sama dengan pihak
kepolisian yang pesannya tentang mendidik mengenai berkendara dengan
aman.
Metode edukasi sering digunakan ketika PT. Jasa Raharja melakukan
sosialisasi kesekolah – sekolah, universitas dan pada kegiatan tertentu seperti
saat mudik pada hari raya lebaran. Edukasi yang diberikan adalah bagaimana
berkendara dengan aman seperti menggunakan perlengkapan pengaman
seperti helm saat berkendara menggunakan motor, tidak menggunakan
handphone saat berkendara, beristirahat jika pengemudi merasa lelah dan
memacu kendaraan dengan batas normal saat di jalan raya.
Penggunaan metode dalam penyampaian pesan merupakan suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikannya menjadi tahap
70
yang penting dan melihat pada tujuan mengapa dan kepada siapa pesan
tersebut ingin disampaikan. Dalam hal ini, sebagaimana dapat dilihat dari
hasil penelitian dimana PT. Jasa Raharja menggunakan bebebrapa metode
dalam penyampaianan pesan diantaranya adalah :
Metode informatif merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang
bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan penerangan.
Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun
pendapat
yang
sebenarnya.
Tujuan
memberikan
informasi
kepada
masyarakat. karena pesan yang disampaikan merupakan suatu informasi yang
perlu di ketahui masyarakat banyak dengan sejelas mungkin.
Menggunakan metode informatif, yang merupakan suatu bentuk
penyampaian pesan yang bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara
memberikan penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai
dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya. Peneliti melihat
PT. Jasa Raharja Banten juga mencoba untuk memberikan penerangan
tentang Jasa Raharja sesuai dengan pengertian informatif diatas. Dimana
menginformasikan apa tugas dan fungsinya, dan menerangkan kepada
masyarakat setiap program kegiatan yang salah satunya tentang jaminan
keselamatan, terlebih lagi informasi bagaimana prosedur pengajuan asuransi
jika terjadi kecelakaan dimana apabila terjadi kecelakaan dalam perjalanan di
darat laut dan udara segera hubungi kantor Jasa Raharja terdekat untuk
mendapatkan
informasi
awal
cara
pengurusan
santunan,
kemudian
71
melengkapi persyaratan pengajuan permohonan santunan yakni laporan
kepolisian, surat keterangan dari rumah sakit dan identitas kependudukan dan
setelah dokumen lengkap serahkan ke Jasa Raharja untuk diproses
pembayaran santunan. Jadi metode ini dikatakan sebagai langkah strategi
dalam menyampaikan pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.
Metode Educatif, merupakan bentuk penyampaian pesan yang
mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta,
pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
secara sengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan
mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
Selanjutnya menggunakan metode edukasi yang dimana bekerja sama
dengan pihak kepolisian. Edukasi tersebut mengenai pelatihan Safety Riding,
pelaksanaan sosialisasi penggunaan perangkat keselamatan (helm, sabuk
pengaman dan lain-lain). Metode ini sebagai upaya memberikan gambaran
lain pada Jasa Raharja bahwa Jasa Raharja hanya hadir pada saat terjadi
kecelakaan saja, tetapi Jasa Raharja hadir dan menjalin kedekatan pada
masyarakat melaui kegiatan yang dilakukan. Peneliti melihat bahwa metode
edukasi lebih sering di aplikasikan kepada para pelajar karena angka
kecelakaan lebih didominasi oleh kalangan pelajar seperti yang dikatakan
oleh Bapak Ari Tjahyono kepala Cabang Jasa Raharja Banten bahwa
72
“Angka kecelakaan terus meningkat khususnya di daerah
Banten mendorong kesadaran kita bersama mitra yang terkait untuk
selalu
memberikan
sosialisasi
kepada
masyarakat
tentang
keselamatan berlalu lintas di jalan raya. Angka kecelakaan beberapa
tahun ini masih di dominasi dari kalangan pelajar dan masih di
bawah umur”38
4.3.4
Strategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh PT.
Jasa Raharja Banten
Strategi seleksi dan penggunaan Media perlu dilakukan untuk
menentukan media mana yang tepat untuk digunaakan sebagai perantara
pesan agar dapat sampai kepada komunikan dalam hal ini PT.Jasa Raharja
Banten kepada khalayaknya.
Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Jasa Raharja pada tahap ini
strategi seleksi dan penggunaan media juga dilakukan agar mendapat media
yang tepat sesuai kebutuhan dan tujuan. Alasan pokok pemilihan media
dalam kegiatan komunikasi ini agar seluruh lapisan masyarakat mendapat
informasi yang sama. Pak Angga mengatakan :
“ Selain kita membangun pemahaman mengenai jaminan
keselamatan secara tatap langsung dengan audiens, kita juga
bekerja sama dengan media lokal yang ada di banten. Media
cetak seperti koran lokal banten, radio – radio yang ada di
Banten, juga televisi lokal yang ada di Banten.”
Lanjut Pak Angga mengatakan:
38
www.Jasaraharja.co.id - Sosialisasi keselamatan lalu lintas bersama mitra . 30 September 2015
73
“ Untuk sosialisasi saat in di radio – radio trus di televisi
lokal kalo di Banten khusunya. Untuk kriteria khusus tidak
ada yang penting dia itu jelas, kita tau kalo media itu
terkenal di Banten jadi kita memilih media itu berdasarkan
tidak hanya misalkan kita memilih media itu hanya satu radio
ini radio ini terus, tidak. Jadi beberapa radio setiap bulan
minimal dua kali sosialisasi di radio yang berbeda karena
kita memikirkan setiap radio pasti punya pendengarnya
masing – masing jadi untuk mencangkup seluruh kita beda –
bedakan setiap radio, setiap bulan kita pasti mengadakan
sosialisasi. “
Hal serupa pun dikatakan pa arif selaku pelaksana unit pelayanan:
“ Media yang dimanfaatkan seperti Media komunikasi
telepon atau contact center jasa raharja 1500020. Contact
center penting agar masyarakat dapat berkomunikasi secara
langsung dan dapat menanyakan kepada petugas jasa
raharja, ini juga sebagai bentuk melayani masyarakat
melalui telepon dan sebagai salah satu strategi komunikasi.
Misalnya yang berada di divisi unit pelayanan selain
melayani menggunakan mobil unit pelayanan ke beberapa
rumah sakit yang ada di serang atau cilegon juga tidak segan
apa bila melayani masyarakat melalui telepon pribadi sendiri
yang penting adalah dapat melayani masyarakat semaksimal
mungkin dalam pengajuan klaim dan menjelaskan proses
pengajuannya dengan sebaik – baiknya. Yang diharapkan
dari melayani masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat
memberikan pengalaman dalam pengajuan santunan dan
informasi tentang jaminan keselamtan yang diberikan jasa
raharja kepada keluarga atau tetangga linkungan korban
atau keluarga korban sehingga secara tidak langsung dapat
membantu jasa raharja dalam menginformasikannya. Media
lainnya ada media cetak seperti surat kabar, brosur, ada
juga majalah media raharja, kemudia radio, dan media
internet website. “
74
Pemanfaatan media lainnya juga dilakukan PT. Jasa Raharja ini
dimaksudkan agar cakupan masyarakat lebih luas lagi dalam mendapatkan
informasi tentang jaminan keselamatan dan program lainnya yang dilakukan
PT. Jasa Raharja. Seperti yang diungkapkan Pak Angga :
“ Kalo media lainnya kita ada web jasa raharja yaitu
www.jasaraharja.co.id itu web jasa raharja dari pusat itu
seluruh indonesia di web itu semua tentang Jasa Raharja
bisa dilihat ada tentang formulir pengajuan santunan ada
berita - berita kegiatan jasa raharja setiap provinsi atau
cabang trus ada struktur organisasi ada visi misi semuanya
ada. Cek aja web utama kita. ”
Berdasarkan hasil penelitian, media komunikasi yang digunakan oleh
PT. Jasa Raharja Banten dalam rangka membangun pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan diantaranya:
a. Media elektronik lokal seperti radio dan televisi
PT. Jasa Raharja Banten melakukan sosialisasi menggunakan
media elektronik seperti pada tanggal 15 juni 2015 PT. Jasa Raharja
Banten melakukan kegiatan sosialisasi di radio lokal yakni Hot Radio
Serang. Bentuk sosialisasi tersebut dibalut dalam acara Talkshow yang
dimana narasumber dalam acara tersebut diwakili Kepala Bagian
Operasional, Bapak Dasrul Aswad dan Kasubag Humas dan Hukum,
Bapak Adhitya Angga Dewa.
Dalam acara Talkshow tersebut dimulai dengan pertanyaan dari
penyiar tentang apakah itu Jasa Raharja dan peran Jasa Raharja dalam
perlindungan keselamatan berlalu lintas bagi masyarakat. Kemudian
75
selanjutnya tanya jawab dengan pendengar Hot Radio melalui telepon
langsung. Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung ternyata antusias
dari pendengar sangat baik. Banyak masyarakat yang menanyakan
bagaimana cara mendapatkan santunan Jasa Raharja dan syarat apa saja
yang harus dipenuhi.
Gambar 4.4
(Sosialisasi di Hot Radio Serang)
Melihat dari antusias pendengar di radio diharapkan dapat
diadakan sesering mungkin agar para pendengar yang terdiri dari
berbagai golongan usia dapat memahami dan mengerti ruang lingkup
Jasa Raharja sebagai Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas
Pemerintah melaksanakan UU. No.33 dan 34 Tahun 1964. Sosialisasi
yang dilakukan di suatu radio merupakan kegiatan memberikan
informasi tentang Jasa Raharja dan cara mendapatkan santunan serta
syarat yang harus dipenuhi jika terjadi kecelakaan.
76
Kegiatan talkshow tersebut masuk dalam program acara Relasi
pada pukul 13.00, dalam acara tersebut tidak hanya ada kegiatan tanya
jawab antara penyiar dan pihak Jasa Rahrja Banten saja tetapi juga
diselingi dengan memutar lagu – lagu. Pemilih jam sosialisasi tersebut
tidak di atus oleh pihak Jasa Raharja Banten, karena baik jam atau di
program apa kegiatan sosialisas berlangsung di tentukan oleh pihak
radio. Pihak radio menyesuaikan kegiatan sosialisasi dengan konten
atau program acara yang disiarkan radio tersebut, dan memlihat
program acara yang juga dapat berinteraksi dengan pendengar secara
langsung.
Begitu juga kegiatan sosialisasi yang dilakukan di beberapa
radio lainnya. Kegiatan sosialisasi di radio dilakukan dua kali dalam
sebulan namun tidak secara rutin dilakukan setiap bulannya karena
tergantung dengan biaya kegiatannya. kegiatan sosialisasi baik di radio
maupun kegiatan sosialisasi secara tatap muka dilakukan pada saat jam
kerja saja.
b. Media cetak koran
Selain melalui radio, PT. Jasa Raharja Banten juga menggunakan
media cetak sebagai media penyalur pesan pada masyarakat. Seperti
acara Press Conference yang di selenggarakan PT. Jasa Raharja Banten
pada 26 Mei 2015 yang bertemakan “Sinergi untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas”, dengan
mengundang beberapa wartawan dari media cetak seperti Radar Banten.
77
Informasi yang diberikan dalam Press Conference yakni presentase
korban kecelakaan, jumlah santunan yang di keluarkan sejak 2011, dan
informasi tugas Jasa Raharja. Sebagai pembicara dalam konferensi pers
tersebut adalah kepala Jasa Raharja (Persero) Cabang Banten Ari
Tjahyono.
Gambar 4.5
(Suasana konferensi pers PT Jasa Raharja Banten)
c. Media internet
Media internet disebut juga media online. Secara teknis atau fisik,
media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia
(komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal,
website ( situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan
twitter), radio online, Tv Online, dan email.39 Media internet yang
digunakan oleh Jasa Raharja diantaranya:

39
website Jasa Raharja yaitu www.jasaraharja.co.id
Asep Syamsul. Jurnalistik Online. Thn 2012. Hal 30-
78

Facebook Jasa Rahrja yaitu PT. Jasa Raharja-Persero

Twitter Jasa Raharja @pt_jasarahrja
Dalam web Jasa Raharja yang di oprasikan oleh Jasa Raharja pusat
berisikan informasi kegiatan cabang Jasa Raharja yang ada di seluruh
daerah. Informasi tersebut berasal dari humas dari setiap cabang, begitu
juga kegiatan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten
terdapat di media internet diatas.
d. Contact Center
Contact center jasa rahrja Banten adalah 1500020 merupakan media
komunikasi dimana masyarakat dapat menghubungi jasa raharja baik
untuk mendapatkan informasi tentang jaminan atau informasi dalam
proses pengajuan klaim yang akan terhubung langsung dengan petugas
jasa raharja Banten.
Seleksi media yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten juga
berdasarkan khalayak sasaran mereka karena mereka mengangap media
yang digunakan mempengaruhi bagaimana mereka menerima pesan seperti
yang dikatakan Pak Aditya:
“ Ya tentu, kami memperhatikan media yang digunakan
berdasarkan audiens. Baik secara tatap muka ataupun tidak.
Karena ini menyangkut bagaimana mereka menerima pesan.
Media yang digunakan disesuaikan dengan usia, kegemaran
meraka lebih sering menggunakan media cetak atau media
elektronik. Seperti itu.”
Lebih lanjut Pak Aditya mengatakan :
79
“ Penyesuaian berkaitan bagaimana mereka dapat
memahami pesan yang kita berikan. Karena ada saja audiens
yang tidak senang dengan mendengarkan radio misalnya
tetapi lebih sering membaca koran maka dari itu mengapa
kita memanfaat kan semua media elektronik dan media cetak
dalam mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan. “
Pak Arif juga melihat media perlu disesuaikan dengan khalayak sasaran
agar media yang digunakan dapat berfungsi sebagaimana mestinya :
“ Kalo baliho kan sasarannya adalah para pengguna jalan,
kalo sasarannya langsung karena nasabahnya jasa raharja
adalah para pengguna jalan baik para pengendaraan dan
para pejalan kaki. Kemudian kalo elektronik supaya skalanya
bisa langsung nasional lebih komunikatif, ada sesi tanya
jawab melalui online atau telepon Penggunaan media
contact center seperti yang sudah dijelaskan media contact
center dapat membantu dan melayani masyarakat via telepon
jika masyarakat tidak bisa datang kekantor untuk
mendapatkan informasi awal. Penggunaan media internet
ada facebook, ada twitter, dan ada website. Penggunaan
media sosial salah satu sasarannya adalah anak – anak
muda yang menggunakan media sosial karena menurut data,
angka kecelakaan banyak di alami oleh usia-usia produktif.
semua akun tersebut diakses oleh jasa rahrja pusat namun
kegiatan jasa raharja Banten tetap ada. Kenapa media
internet, karena murah yah hanya perlu menyambungkannya
dengan internet dan informasinya dapat di update terus.
Kalau di radio dapat menyasar pada masyarakat banyak dan
bisa saling berinteraksi dalam sosialisasi yang di lakukan di
radio – radio begitupun dengan media cetak meskipun tidak
terdapat interaksi secara langsung tapi karena masyarakat
berbeda – beda yah dalam menggunakan media untuk
mencari informasi. Jadi menggunakan media – media
tersebut diharapkan dapat menyentuh masyarakat secara
luas. ”
80
Mengacu pada hasil penelitian PT. Jasa Raharja Banten melakukan
penyesuaian media yang digunakan dalam setiap kegiatan yang dilakukan
berdasarkan khalayaknya yang dimana PT. Jasa Raharja Banten menganalisis
khalayak berdasarkan kelompoknya, yakni pelajar, karyawan, mahasiswa,
atau masyarakat umum. Mereka memikirkan bagaimana agar masyarakat
memahami pesan yang disampaikan dengan menyesuaikan media komunikasi
yang
digunakan,
karena
setiap
orang
memiliki
perbedaan
dalam
memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi.
Penyesuaian yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja dalam melakukan
komunikasi merupakan salah satu faktor dan bukti bahwa media memiliki
andil besar bagi PT. Jasa Raharja Banten dalam mensosialisasikan jaminan
keselamatan kepada khalayak, seperti yang dikatakan oleh Pak Aditya :
“ Peran media sangat besar yah, artinya media membantu
kita menjangkau masyarakat yang belum paham mengenai
jaminan keselamatan serta fungsi dan tugas jasa raharja.
Peran media juga memberikan dampak positif pada jasa
raharja melaui berita.”
Dari uraian diatas dapat dilihat media memiliki manfaat yang besar bagi
PT. Jasa Raharja Banten dalam mensosialisasikan jaminan keselamatan
kepada khalayak. PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan media cetak, media
elektronik serta website sebagai media sosialisasi, PT. Jasa Raharja Banten
dalam menggunakan media – media tersebut melihat bahwa setiap
masyarakat tidak memiliki kesamaan dalam menggunakan media sebagai
alat/media untuk mendapatkan informasi.
81
Media mampu membantu informasi tersebar luas kepada khalayak
banyak. Peran media massa baik media cetak maupun media elektronik juga
tidak kalah pentingnya terhadap kecepatan pelayanan Jasa Raharja. Semakin
cepat mendapat berita / informasi adanya kecelakaan, semakin cepat pula
pihak Jasa Raharja akan menindak lanjutinya dengan layanan jemput bola ke
rumah korban / ahli waris korban. Selain menggunakan media, PT. Jasa
Raharja bekerjasama dengan instansi lain dalam mensosialisasikan program
tersebut. Hal tersebut dikatakan Pak Angga :
“ Yah, kita bekerjasama dengan mitra – mitra kita baik itu
dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKD) Provinsi Banten mau pun dari pihak kepolisian
dan dinas perhubungan. Jadi mitra kita ada tiga. Kita
bersama mitra berusaha untuk mensosialisasikan tentang
keselamatan berkendara sekaligus mensosialisasikan kepada
masyarakat bahwa mereka semua warga negara berhak
mendapatkan jaminan keselamatan. Jadi intinya kerjasama
dengan mitra itu intinya pencegahan kecelakaan seperti itu.”
Dari uraian diatas kerjasama yang di jalin PT. Jasa Raharja sebagai
bentuk kesungguhan dalam tujuan agar masyarakat semakin paham dan
mengerti dan semakin menambah wawasan masyarakat tentang keselamatan
dalam berkendara. Seperti pada sosialisasi tiga wilayah Banten yaitu di
Kecamatan
Pandeglang,
Pangarangan,
dan
Gunung
Kencana
ini
diselenggarakan pada tanggal 10 sampai 12 Agustus 2015, PT. Jasa Raharja
Banten bersama Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKD) Provinsi Banten dan Polda Banten memberikan penyuluhan pajak
daerah. Digelar untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat tentang
82
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) dan Instansi apa saja
yang ada didalamnya.
Pak Adhitya Angga Dewa selaku Kasubag Sw, Humas dan Hukum,
sosialisasi bersama mitra seperti ini harus secara rutin diselenggarakan
terutama di daerah pelosok Banten karena terbukti masih banyak masyarakat
yang kurang mengerti tentang Pajak kendaraan bermotor dan terutama hak –
haknya yang berkaitan dengan Jasa Raharja apabila masyarakat mengalami
kecelakaan lalu lintas. Intinya masyarakat diharapkan kedepannya lebih
mengerti kewajiban dan haknya berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor
dan lebih memahami peran serta Jasa Raharja
Gambar 4.6
( sosialisasi di Kec. Pangarangan )
83
Gambar 4.7
( sosialisasi di Kec Pandeglang )
Dalam kegiatan sosialisasi banyak faktor penghambat atau kendala
yang di alami PT. Jasa Raharja baik dari internal atau pun eksternal seperti
yang di katakan Pak Aditya :
Hal lainnya yang dikatakan Pak Angga :
“ Hambatan yang kita alami selama ini, terkadang
masyarakat kurang mengerti bahwa setiap kecelakaan yang
terpenting adalah laporan kepolisian syarat yang utama, jadi
yang berwenang menentukan itu kecelakaan atau bukan itu
merupakan wewenang kepolisian. Kita membutuhkan
laporan polisi. Hambatan kita itu masyarakat kurang sadar,
bukan kurang sadar tapi takut untuk ke polisi nanti inilah –
inilah. Ribet. Jadi kita menjelaskan kepada masyarakat
bahwa sebenarnya mereka semua masyarakat itu di jamin
oleh jasa raharja. Dan syarat utamanya yaitu lapor ke
kepolisian. Jadi mulai sekarang jangan takut ke kepolisian,
jadi kita hambatannya kebanyakan seperti itu. Kebanyakan
masyarakat kurang memahami dan masih takut untuk ke
kantor polisi. “
84
Dari hasil wawancara di atas peneliti melihat kendala teknis
dilapangan saat sosialisasi berlangsung adalah waktu, terkadang informasi
yang disampaikan karena ingin disampaikan sejelas – jelasnya kepada
masyarakat terbentur waktu yang singkat mengingat masyarakat yang
menjadi audiens pun memiliki kesibukan lain. Hambatan lainnya adalah
terdapat pada masyarakat dimana masyarakat masih memiliki ketakutan
dan kurang memahami dalam pengurusan surat laporan dari kepolisian
seperti yang dikatakan Pak Angga.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan media memiliki peran besar
dalam menunjang keberhasilan PT. Jasa Raharja dalam membangun
pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Media dianggap
sebagai alat yang untuk komunikasi lebih luas dan menjangkau khalayak
tanpa harus bertatap langsung.
Seperti yang sudah dijelaskan media dalam proses komunikasi
merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari komunikator
kepada komunikan, media dapat dibedakan dalam dua macam, yakni media
cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku,
leaflet, brosur, stiker buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya.
Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording,
komputer, dan semacamnya. 40 Selain kedua jenis media tersebut, sekarang
lahir media baru yang kita kenal dengan internet. PT. Jasa Raharja Banten
menggunakan media elektronik seperti radio diantaranya radio Banten Fm,
40
Cangara Hafied. Pengantar Ilmu komunikasi. 2010. Hal 24
85
Hot radio serang, televisi yang ada di Banten, menggunakan media cetak
seperti koran dan media internet seperti website, facebook, twitter.
Pemilihan media ini berdasarkan seleksi dengan memilih media dilihat
berdasarkan media tersebut resmi atau tidak, apa tujuan yang disampaikan
melalui pesan komunikasi dengan metode apa komunikasi tersebut dilakukan.
PT.
Jasa
Raharja
Banten.
Menggunakan
beberapa
media
dalam
menyampaikan pesan merupakan salah satu strategi seleksi dan dikarenakan
setiap khalayak mempunyai perbedaan dalam menggunakan media, dan
disesuaikan dengan segmentasi penguna media sehingga penggunaan
beberapa media dapat mencakup seluruh khalayak. Di radio misalnya PT.
Jasa Raharja setiap bulannya minimal dua kali mengadakan sosialisasi di
radio yang berbeda. Berikut beberapa contoh media lainnya yang digunakan
oleh PT. Jasa Raharja Banten:

Majalah
Gambar 4.8 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014
86

Brosur
Gambar 4.9 Tampak depan brosur
Gambar 4.10 Tampak belakang brosur
Dalam penelitian ini, dari hasil wawancara dengan narasumber peneliti
tidak melihat PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan media sosial sebagai
media untuk memberikan informasi, adapun media seperti twitter dan
facebook yang dioprasikan oleh Jasa Raharja Pusat dengan akun
@pt_Jasaraharja
dan
PT.
Jasa
Raharja-persero
digunakan
untuk
menginformasikan jika akan ada kegiatan mudik gratis saat bulan puasa,
informasi santunan korban kecelakaan, dan informasi keselamatan berlalu
lintas.
PT. Jasa Raharja Banten tidak memiliki media sosial atau website
secara khusus yang dapat memberikan informasi tentang informasi lalu lintas
dan informasi kecelakaan secara khusus yang berada di wilayah Banten dan
informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Raharja Banten. Padahal
87
jika dilihat saat ini media sosial menjadi salah satu media komunikasi yang
banyak di manfaatkan oleh masyarakat dalam mencari informasi. Penggunaan
media sosial mampu memberikan ruang lebih luas bagi PT. Jasa Raharja
Banten dalam menginformasikan berbagai hal kepada khalayak yang
berhubungan dengan keselamatan, jaminan keselamatan, bahkan tentang
program Jasa Raharja itu sendiri sehingga masyarakat pun dapat mengikuti
atau setiap kegiatan PT. Jasa Raharja Banten secara cepat. Seperti yang
dikatakan Asep Samsyul dalam buku jurnalistik online bahwa:41
“Kecepatan informasi di media sosial tampak sudah
menggantikan peran media massa konvensional dalam
menyebarkan berita. Kalangan media konvensional pun
menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang
dibuat para wartawan.”
Karakteristik media online sekaligus keunggulan media online
dibanding media konvensional (Cetak/elektronik) menurut Asep Syamsyul
antara lain:42
1.
Multimedia : dapat memuat atau menyajikan berita / informasi dalam
bentuk teks, audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan.
2.
Aktualitas : berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan
penyajian.
3.
Cepat : begitu di posting atau diupload, kangsung bisa diakses semua
orang
41
42
Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 104
Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 33-34
88
4.
Update : pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan cepat
baik dari sisi konten maupun redaksional, misalnya kesalahan
ketik/ejaan. Kita belum menemukan istilah “ralat” di media online
sebagaimana sering muncul di media cetak. Informasi pun disampaikan
secara terus-menerus.
5.
Kapasitas luas : halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
6.
Fleksibilitas : pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan dimana
saja, juga jadwal terbit (update) bisa kapan saja, dan setiap saat.
7.
Luas : menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
8.
Interaktif : dengan adanya fasilitas kolom komentar dan chat room.
9.
Terdokumentasi : informasi tersimpan di “bank data” (arsip) dan dapat
ditemukan melauli “link”, “artikel terkait”, dan fasilitas “cari” (search).
10. Hyperlinked : terhubung dengan sumber lain (links) yang berkaitan
dengan informasi tersaji.
Dari keunggulan media online diatas dapat dilihat bahwa media online
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh PT. Jasa Raharja Banten sebagai
media sosialisasi dan menyebarluaskan informasi terkait dengan Jasa Raharja
dan segala kegiatan PT. Jasa Raharja Banten.
Dalam penggunaan media elektronik, cetak, dan media online seperti
website peneliti melihat sudah sangat baik. PT. Jasa Raharja Banten sampai
saat ini terus menggunaan beberapa media tersebut sebagai media sosialisasi
dan penyebaran informasi kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab
89
PT. Jasa Raharja memberikan santunan yang perlu di jelaskan kepada
masyarakat.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakkan peneliti di kantor PT. Jasa Raharja
Banten yang ada di Serang mengenai strategi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Maka penulis
dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengenalan Khalayak
Dalam kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan, PT. Jasa Raharja
Banten dari hasil wawancara dan pengamatan pengenalan khalayak yang
dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dengan memlihat karakteristik dan
tipe khalayak sasaran. Dalam hasil pengamatan dan wawancara khalayak
sasaran memiliki kharakter merupakan individu yang saling berbagi
pengalaman dan dipengaruhi hubungan sosial, masyarakat berada dan
tersebar pada wilayah yang luas, bahwa khalayak berada pada lapisan dan
kategori berbeda dimana terdapat masyarakat pada tingkatan rendah,
menengah, dan atas. Karakteristik demografis baik usia, gender dan
pendidikan menjadi konsep sederhana PT. Jasa Raharja Banten dalam
mengenal Khalayak. Dillihat dari mana khalayak berasal Jara Raharja
Banten melihat mereka mahasiswa, pelajar, instansi atau karyawan, dan
masyarakat umum.
90
91
2. Strategi Menyusun Pesan
Strategi pesan dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten memberikan
informasi tentang jaminan keselamatan dalam berkendara dilakukan dengan
memperhatikan kata-kata. Penggunaan bahasa juga sangat diperhatikan
selain menggunakan bahasa Nasional yakni bahasa Indonesia, penggunaan
bahasa daerah menjadi strategi pesan yang Jasa Raharja lakukan. Hal ini
terlihat dalam Sosialisasi, penyuluhan, ataupun pelayanan. Keterbatasan
petugas dalam menggunakan bahasa daerah langkah yang di ambil adalah
meminta
bantuan
ketua
RT
atau
masyarakat
setempat
untuk
menterjemahkan. menggunakan video dan gambar agar tetap menarik dan
dapat lebih memudahkan khalayak dalam memahami isi pesan meskipun
inti pesan yang akan disampaikan sama.
3. Menetapkan metode
Strategi penggunaan metode dalam membangun pemahaman masyarakat
tentang
jaminan
keselamatan
dengan
menggunakan
dua
metode
penyampaian pesan, pertama secara informatif dimana dalam kegiatan
sosialisasi PT. Jasa Raharja Banten memberikan informasi tentang jaminan
keselamatan yang menjadi program utama PT. Jasa Raharja Banten, dan
kedua penyampaian pesan secara edukasi dimana dalam kegiatan sosialisasi
tersebut tidak hanya menginformasikan kepada khalayak tentang jaminan
keselamatan berkendara atau program Jasa Raharja lainnya tetapi terdapat
unsur mendidik yang dimana pesannya mengenai berkendara yang aman
92
dan
baik
yang
bekerja
sama
dengan
pihak
kepolisian
sebagai
narasumbernya.
4. Strategi seleksi dan penggunaan media
Strategi seleksi dan penggunaan media yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten merupakan salah satu poin penting dalam strategi
komunikasi mereka dalam rangka membangun pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan. Seleksi dan penggunaan media dibedakan
berdasarkan media cetak dan media elektronik, media cetak yakni koran,
majalah, brosur, dan contact center. Koran salah satunya adalah Radar
Banten. Media elektronik yakni televisi dan radio diantaranya radio RRI
Banten, Piranti FM, PBS FM dan media internet seperti Website yaitu
www.jasaraharja.co.id. penggunaan media radio karena dapat menjangkau
khalayak luas dan dapat berinteraksi secara langsung melalui telepon
interaksi. Begitu juga penggunaan media cetak hanya saja media cetak tidak
berinteraksi secara langsung dan sasarannya pun adalah khalayak pembaca
surat kabar. penggunaan media sosial karena media sosial murah hanya
menyambungkan dengan jaringan internet saja. Menggabungkan media
tersebut secara bersamaan menjadi strategi seleksi dan penggunaan media
yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun
pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.
93
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada PT. Jasa Raharja
Banten yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Berikut adalah
saran-saran tersebut :
1. Dalam strategi analisis khalayak sebaiknya PT. Jasa Raharja Banten dapat
melihat khalayak sasaran lebih spesifik lagi tidak hanya sebatas kelompok
saja seperti karyawan, pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum saja.
2. PT. Jasa Raharja dapat mengembangkan pesan menjadi lebih menarik
dengan lebih mengkreasikan isi pesan sehingga lebih masyarakat lebih
tertarik lagi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PT. Jasa Raharja
Banten.
3. PT. Jasa Raharja Banten diharapkan terus mengembangkan informasi serta
edukasi yang juga menjadi metode PT. Jasa Raharja Banten agar
masyarakat mendapat informasi secara
4. PT. Jasa Raharja Banten diharapkan dapat lebih memanfaatkan
penggunaan media online agar dapat menjangakau masyarakat lebih luas
lagi. PT. Jasa Rahrja Banten sekiranya perlu melakukan evaluasi strategi
komunikasi agar dapat mengetahui apakah informasi yang disampaikan
dapat dipahami secara keseluruhan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Ardianto, Elvinaro, 2010. Metodologi penelitian untuk Public Relations.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung.
ARMICO.
Cangara, Hafied, 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta PT. Rajagrafindo
Persada
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. . Bandung
PT. Remaja Rosda karya
Effendy,Onong Uchjana. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Cetakan ketiga.
Bandung. Mandar Maju.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Koentjaraningrat. 1993.
Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama
Moleong, Lexy. J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata. PT. Raja
Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
94
95
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabet
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabet
Syamsyul, Asep M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis
Mengelolamedia Online . Bandung. Nuansa Cendekia.
Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. Rineka Cipta
Sumber lainnya:
1. http://www.bappenas.go.id/files/6913/6082/9897/05strakompnpm__20090217133012__1847__2.pdf (hal 37)
2. http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsibant/9/profil-provinsi-banten.html
3. Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, (Jakarta:
Djambatan, 1997), hal. 178.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17676/4/Chapter%20I.pd
f)
4. www.jasaraharja.co.id
5. http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluana_4276.html?m=1.Makalah audience. Diakses pada 3 Maret 2016.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CATATAN BIMBINGAN
LAMPIRAN 2
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamati dan mencari tahu strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten
dalam rangka
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan
keselamatan.
2. Mengamati dan mencari tahu bagai mana PT. Jasa Raharja Banten
mengenal khalayak sasaran.
3. Mengamati dan mencari tahu bagaimana PT. Jasa Raharja Banten
menyusun pesan yang akan dikomuniasikan pada khalayak agar semakin
paham tentang Jasa Raharja, tugas dan fungsi Jasa Raharja, dan jaminan
yang diberikan Jasa Raharja.
4. Mengamati dan mencari tahu teknik dan metode komuniasi yang
digunakan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam melakukan komunikasi
kepada masyarakat yang menjadi sasaran.
5. Mengamati bagaimana Jasa Rahrja Banten memilih dan menggunakan
media untuk menyampaikan pesan dan membantu Jasa rahrja Banten agar
masyarakat lebih paham tentang jaminan keselamatan yang diberikan oleh
Jasa Raharja.
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA
pengenalan Khalayak
1. Apakah sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang jaminan
keselamatan Jasa Raharja Banten melalukan pengenalan khalayak?
2. Apakah pengenalan khalayak sangat penting sebelum kegiatan sosialisasi
dilakukan? Mengapa?
3. Bagaimana Jasa Raharja mengenal khalayak sasarannya?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran khalayak Jasa raharja dalam kegiatan
rangka membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan?
5. Mengetahui bagaimana kepribadian dan kondisi khalayak :
a. Bagaimana kemampuan masyarakat dalam menerima pesan –
pesan lewat media yang digunakan?
b. Menurut bapa, bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai
perbendaharaan kata – kata yang digunakan?
Strategi Menyusun Pesan
1. Strategi seperti apa yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam menyusun
pesan?
2. Bagaimana cara Jasa Raharja dalam membangkitkan perhatian masyarakat
terhadap pemahaman yang diberikan?
3. Apakah isi pesan yang akan disampaikan pada khalayak disesuaikan
dengan sasaran khalayak yang dituju? Atau isi pesannya sama saja / tidak
di bedakan? Jika dibedakan, seperti apa isi pesan tersebut?
4. Apakah dalam penyampaian pesan Jasa Raharja menggunakan media
tahambahan? Misalnya gambar, video, atau media suara?
5. Apakah Jasa Raharja memperhatikan setiap kata-kata atau kalimat dalam
prnyusunan dan mempertimbangkan unsur – unsur seperti pemilihan jenis
huruf, warna, tata letak serta gambar visual dalam penyusunan pesan?
Penggunaan Media Komunikasi
Bentuk pesan seperti apa yang digunakan dalam
mensosialisasikan
jaminan keselamatan?
1. apakah bentuk metode informative? Mengapa memilih metode
informative ?
2. Apakah dengan persuasif? Mengapa memilih metode persuasif?
3. Apakah dengan edukatif? Mengapa memilih metode edukatif?
4. atau kuarsif ( memaksa)? Mengapa memilih metode kuarsif?
Strategi Seleksi dan Pemilihan Media
1. Media apa saja yang digunakan oleh Jasa Raharja Banten untuk
mempublikasikan tentang Jaminan keselamatan?
2. Mengapa Jasa Raharja memilih media tersebut?
3. Apakah Jasa Raharja melakukan analisis terlebih dahulu terhadap media
yang akan digunakan?
a. Bagaimana Jasa Raharja melakukan analisis media yang akan
digunakan?
b. Apakah Jasa Raharja mengikuti perkembangan media dengan
menggunakan media sosial sebagai media komunikasi?
c. Media sosial apa saja yang dimanfaatkan Jasa Raharja dalam
membangun pemahaman kegiatan Jasa Raharja terutama tentang
jaminan keselamatan?
4. Seberapa besar peran media tersebut dalam mempublikasikan kegiatan
sosialisasi tentang jaminan keselamatan ?
5. Dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan, apakah Jasa
Raharja menyesuaikan media yang digunakan berdasarkan khalayak
sasaran?
LAMPIRAN 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Key informan : Bapak Aditya Kabsubag Hukum dan Humas PT. Jasa
Raharja Banten
1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Jasa Raharja
Banten agar masyarakat semakin paham terhadap jaminan keselamatan
yang diberikan oleh jasa raharja?
untuk membangun pemahaman masyarakat tersebut kita memilliki
beberapa strategi seperti kegiatan sosialisasi baik secara langsung atau
sosialisasi di radio – radio yang ada di banten, dialog, dan kegiatan
pengobatan gratis yang dalam kegiaan tersebut kita selalu bekerja sama
baik dengan dinas – dinas tertentu atau dengan pihak kepolisian. Tujuan
kegiatan tersebut diharapkan masyarakat semakin paham lagi jaminan
keselamatan yang diberikan jika terjadi kecelakaan dan juga proses
pengajuan santunan serta hak dan kewajiban masyarakat. semua hal tadi
harus dilalukan dengan menanamkan kepentingan kepada masyarakat
artinya bahwa apa yang akan kita sampaikan ini penting untuk diketahui
oleh masyarakat.
2. Apakah sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang jaminan
keselamatan Jasa Raharja Banten melalukan pengenalan khalayak?
Jelas sebelum kita melaksanakan sosialisasi kita melihat dulu audiens. Kita
kan menyampaikan pada audiens itu disaat kita perlu tau dulu audiensnya
seperti apa. Apakah tingkat pelajar, apakah dia tingkat seperti instansi
karyawan, perusahaan-perusahaan atau pun yang lainnya kita harus tau itu.
dan cara menyampaikannya pun kita juga agak berbeda. Mungkin bahasa
kita harus sesuikan dengan bahasa meraka untuk bisa di mengerti.
3. Apakah pengenalan khalayak sangat penting sebelum membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan dilakukan? Mengapa?
Menganalisis khalayak Ya sangat penting si engga. Tapi penting bukan
sangat penting. Artinya dilakukan karena kita perlu tau juga artinya
pemahaman mereka kan juga berbeda ya, mungkin pehaman anak sekolah
berbeda dengan pemahaman yang karyawan. Kalo anak sekolah mungkin
disampaikan sesuai dengan dunia mereka. Misalkan audiensnya tingkat
sekolah tapi kita sampaikan seperti pada karyawan kan kurang nyambung
kan kadang. Mungkin si pelajar itu Cuma masuk telinga kiri keluar telinga
kanan kan.
4. Bagaimana Jasa Raharja mengenal khalayak sasarannya?
Ya kita melakukan pengenalan dasar terlebih dahulu itu dengan melihat
sebelum melaksanakan sosialisasi kita harus tau audiensnya dulu, setelah
itu baru kita tentukan apa yang kita sampakaikan ke mereka. Artinya nanti
kita melihat temanya bagaimana cara menyampaikannya..
5. Siapa saja yang menjadi sasaran khalayak Jasa raharja dalam rangka
membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan?
Kalau sasaran kita semua. Mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan,
instansi – instansi atau masyarakat umum lainnya. Kita tidak melihat siapa
yang berhak atau tidak dalam menerima sosialisasi kita. Tetep setiap orang
harus menerima apa yang hak dan kewajiban bagi mereka. Karena kan kita
ada untuk melayani masyarakat.
6. Mengetahui bagaimana kepribadian dan kondisi khalayak :
a. Bagaimana kemampuan masyarakat dalam menerima pesan –
pesan lewat media yang digunakan?
Baik sih semua artinya kemampuan masyarakat dalam menerima
pesan – pesan sangat baik artinya masyarakt bisa menerima pesan
dari koran bisa, dari radio bisa, ya artinya selama ini dalam
kegiatan jasa raharja yang kita lakukan banyak tanggapan positif
dimana saat sosialisasipun banyak tibal balik seperti mereka
mengajukan pertanyaan-pertanyaan saat sosialisasi.
b. Menurut bapa, bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai
perbendaharaan kata – kata yang digunakan?
Kalau kata – kata alhamdulillah mereka dapat mengerti. Selama ini
kami kalau untuk sosialisasi sehingga terjadi timbal balik. Dan
untuk bisa menarik mereka untuk bertanya kita memberikan
semacam dorpricelah atau kegiatan seperti pengobatan gratis.
Biasanya kalau kita ke kecamatan kita mengadakan pengobatan
gratis agar mereka tertarik. Karena kan dari segi lain kita
memberikan santunan kita juga ada program sosial ya itu
pengobatan gratis jadi sekalian untuk menarik minat mereka.
7. Strategi seperti apa yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam menyusun
pesan?
Pesan itu penting artinya apa yang kita sampaikan harus sesuai dengan
tujuan apa yang ingin kita tuju. Kita mengadakan sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat paham
dan tau apa saja program Jasa Raharja. Seperti yang sudah saya katakan
sebelum melaksanakan sosialisasi kita harus tau audiensnya dulu, setelah
itu baru kita tentukan apa yang kita sampakaikan ke mereka. Artinya nanti
kita melihat temanya bagaimana cara menyampaikannya. Kita hanya
menggunakan bahasa yang sehari – hari saja. Dan dengan tema atau
kegiatan yang sederhana agar masyarakat yang sebagai audiens dapat
mengerti secara langsung.
8. Bagaimana cara Jasa Raharja dalam membangkitkan perhatian
masyarakat terhadap pemahaman yang diberikan?
Ya itu tadi bagaimana membangitkan perhatian masyarakat melalui
bagaimana kita menyampaikan kepada mereka. Ya katakanlah kalu kita
banyak melalui website, radio dan koran juga ada. Nah biasanya kalau kita
tatap langsung melalui dorprise, pengobatan langsung atau dengan gambar
menggunakan infokus. Nanti kita tampilkan gambar - gambar yang
menarik perhatian mereka.
9. Apakah isi pesan yang akan disampaikan pada khalayak disesuaikan
dengan sasaran khalayak yang dituju? Atau isi pesannya sama saja /
tidak di bedakan? Jika dibedakan, seperti apa isi pesan tersebut?
Ya kalau intinya sih sama, artinya hak dan kewajiban mayarakat dalam
menerima santunan Jasa Raharja. ya kalau haknya yang jelas masyarakat
yang mengalami korban kecelakaan lalulintas atau kendaraan umum. Itu
aja sih kalo kewajibannya ya untuk membayar iyuran, iyuran pun ada dua
yaitu sumbangan wajib dan iyuran wajib. Dan bagaimana cara pengurusan
Jasa Raharja. Itu yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara
penyampaian pesannya saja kepada audiens.
10. Apakah dalam penyampaian pesan Jasa Raharja menggunakan media
tahambahan? Misalnya gambar, video, atau media suara?
Oh tentu. Dalam kegiatan sosialisasi kita menambahkan media tambahan
misalnya gambar, video. Biasanya kita tambahkan supaya lebih menarik.
Seperti video yang menjadi iklan di televisi. Yang di maksudkan agar
audiens semakin paham.
11. Apakah Jasa Raharja memperhatikan setiap kata – kata atau kalimat
dalam penyusuna pesan dan mempertimbangkan unsur – unsur seperti
pemilihan jenis huruf, warna, tata letak serta gambar visual dalam
penyusunan pesan?
Oh tentu, artinya setiap kata – kata dalam penyampaian pesan kita buat
sedemikian rupa supaya mereka paham dan mengerti. Dan setiap istilah –
istilah yang digunakan juga kita jelaskan karna tidak semua audiens
mengerti atau tau. Oh ya. Dalam menyusun pesan kita juga
mempertimbangkan unsur- unsur dalam pemilihan huruf, warna, tata letak
serta gambar supaya lebih menarik artinya bisa dari segi warna dan
gambar – gambar yang menarik. Dan video – video juga sering kita
putarkan untuk gambaran mereka seperti kita memutarkan video yang
menjadi iklan di televisi dan kecelakaan apa saja yang di tanggung oleh
jasa raharja.
12. Bentuk pesan seperti apa yang digunakan dalam menyampaikan pesan
tentang jaminan keselamatan?
a. apakah bentuk metode informative? Mengapa memilih metode
informative ?
b. Apakah dengan persuasif? Mengapa memilih metode persuasif?
c. Apakah dengan edukatif? Mengapa memilih metode edukatif?
d. atau kuarsif ( memaksa)? Mengapa memilih metode kuarsif?
Dalam kegiatan sosialisasi, dialog bersama mahasiswa bentuk pesan
yang kami gunakan dengan metode informatif karena pesan kita
merupakan suatu informasi yang perlu di ketahui masyarakat banyak
dengan sejelas mungkin. Dan kita juga sering menggunakan metode
edukatif yang dimana bekerja sama dengan pihak polisi dengan
mendidik tentang berkendara yang aman.
13. Mengapa Jasa Raharja memilih media tersebut?
Kalo media biasanya kita melihat dari sisi resminya jadi kita menggunakan
media resmi saja. Kalo medsos hanya pemberitahuan katakanlah ada
mudik gratis nah baru kita beritahukan. Lebih di utamakan menggunakan
media resmi. Untuk media cetak kita bekerja sama dengan semua media
cetak lokal dan kalo media cetak nasional itu bagian kantor pusat. Kalo
radio juga seperti itu.
14. Apakah Jasa Raharja melakukan analisis terlebih dahulu terhadap
media yang akan digunakandan seberapa besar perannya?
Tentu sebelum menggunakan media kita analisis media, biasanya kita
melihat dari yang banyak dibaca oleh masyarakat. Peran media sangat
besar yah, media membantu kita menjangkau masyarakat yang belum
paham mengenai jaminan keselamatan serta fungsi dan tugas jasa raharja.
Peran media juga memberikan dampak positif pada jasa rahrja melalui
berita.
15. Dalam membangun pemahaman jaminan keselamatan, apakah Jasa
Raharja menyesuaikan media yang digunakan berdasarkan khalayak
sasaran?
Ya tentu, kami memperhatikan media yang digunakan berdasarkan
audiens. Baik secara tatap muka ataupun tidak. Karena ini menyangkut
bagaimana mereka menerima pesan. Media yang digunakan disesuaikan
dengan usia, kegemaran meraka lebih sering menggunakan media cetak
atau media elektronik. Penyesuaian berkaitan bagaimana mereka dapat
memahami pesan yang kita berikan. Karena ada saja audiens yang tidak
senang dengan mendengarkan radio misalnya tetapi lebih sering membaca
koran maka dari itu mengapa kita memanfaat kan semua media elektronik
dan media cetak dalam mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan.
LAMPIRAN 5
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan Pendukung : Angga dewantara Staff Humas PT. Jasa Raharja
Banten
1. Bagaimana strategi Jasa Raharja Banten mengenal khalayak sasaran
dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan?
Meskipun khalayak sasaran jasa raharja dalam membangun pemahaman
tentang jaminan keselamatan adalah seluruh masyarakat bukan berarti tidak
perlu mengenal siapa audiens kita. Meskipun khalyaknya seluruh masyarakat
tapi pasti berbeda – beda maka kita perlu mengenal. Kita melihat khalayak
sasaran kita berdasarkan usia ada anak-anak, remaja, dan dewasa, pendidikan
dan dimana mereka berada apakah mereka pelajar seperti pelajar setingkat
SD, SMP, atau SMA, apakah mereka mahasiswa, atau mereka berasal dari
suatu instansi atau merupakan karyawan atau mereka masyarakat umum.
Pengenalan tersebut penting sebagai awal kita agar dapat mentukan materi
apa yang akan disampaikan.
2. Apakah pengaruh kelompok dan dimana kelompok itu berada menjadi
pertimbangan dalam melakukan pengenalan khalayak?
Tentu kita mempertimbangkan artinya kita melihat siapa audiens kita, seperti
yang saya katakan kita melihat mereka apakah mereka pelajar, karyawan,
atau dari instansi tertentu atau masyarakat umum karena akan mempengaruhi
bagaimana bentuk pesan serta cara penyampaian pesan kepada mereka.
3. Bagaimana tahap dan strategi pembuatan pesan komunikasi yang akan
disampaikan kepada khlayak yang menjadi sasaran Jasa Raharja Banten
untuk
membangun
kesekamatan?
pemahaman
masyarakat
tentang
jaminan
Memperhatikan pesan yang akan disampaikan adalah hal penting. Pesan yang
akan kami sampaikan pada audiens disesuaikan dengan khalayak sasaran kita,
meskipun inti pesan yang akan disampaikan sama yaitu tentang program –
program Jasa Raharja seperti jaminan keselamatan. Setelah kita mengenali
siapa audiens kita, maka kita akan menentukan pesan dan cara
penyampaiannya. Pesan yang akan disampaikan tidak hanya tentang jaminan
keselamatan karena dalam kegiatan sosialisasi kita juga sering mendatangkan
narasumber yang dimana berkaitan juga dengan kita.
4. Seperti apa bentuk pesan yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi
tentang jaminan keselamatan ?informative, persuasif, edukatif atau kuarsif
(memaksa)?
Bentuk pesan kita tentu informatif, disini kita berusaha memberikan
informasi
yang berisikan kita sebagai, jasa raharja itu kan tugas untuk
menjalankann undang – undang 33 dan 34 tentang kecelakaan lalu lintas dan
penumpang umum. Jadi setiap sosialisasi yang kita berikan kepada
masyarakat berkisar tentang itu. Yang terpenting dari kita itu menjelaskan
kepada masyarakat bahwa jasa raharja itu mengemban tugas untuk
menjalankan undang – undang 33 tentang dana kecelakaan penumpang umum
seperti penumpang bus, kapal atau pesawat akan di jamin meskipun
kecelakaan tunggal dan 34 tahun 64 tentang lalu lintas akan di tanggung oleh
jasa rahaja kecuali kecelakaan tunggal, jadi dua kendaraan yg bertabrakan dan
mengakibat kan korban luka-luka itu akan di tanggung jasa raharja. Yang
penting Inti dari jasa raharja yang penting masyarakat tau bahwa jasa raharja
adalah asuransi yang diberikan oleh pemerintah karena kita Badan Usaha
Milik Negara yang di pemerintah oleh pemerintah untuk menjalankan undang
– undang 33 dan 34. Jadi pemahaman masyarakatnya biar sama, jadi
masyarakat mengerti bahwa setiap kecelakaan di tanggung oleh jasa raharja.
Selain itu unsur edukatif juga kita gunakan misalnya kalau sosialisasi ke
sekolah – sekolah kita sering tambahkan unsur edukatif tentang bagaimana
berkendara yang baik dan aman dimana kita bekerjasama dengan pihak polisi
juga sebagai narasumbernya.
5. Apa saja yang menjadi hambatan dalam kegiatan sosialisasi untuk
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan?
Hambatan yang kita alami selama ini, terkadang masyarakat kurang
mengerti bahwa setiap kecelakaan yang terpenting adalah laporan
kepolisian syarat yang utama, jadi
yang berwenang menentukan itu
kecelakaan atau bukan itu merupakan wewenang kepolisian. Kita
membutuhkan laporan polisi. Hambatan kita itu masyarakat kurang sadar,
bukan kurang sadar tapi takut untuk ke polisi nanti inilah – inilah. Ribet.
Jadi kita menjelaskan kepada masyarakat bahwa sebenarnya mereka
semua masyarakat itu di jamin oleh jasa raharja. Dan syarat utamanya
yaitu lapor ke kepolisian. Jadi mulai sekarang jangan takut ke kepolisian.,
jadi kita hambatannya kebanyakan seperti itu. Kebanyakan masyarakat
kurang memahami dan masih takut untuk ke kantor polisi.
6. Apakah Jasa Raharja Banten bekerja sama dengan media dalam
mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan? Dengan media apa
saja?
Selain kita mensosialisasikan mengenai jaminan keselamatan secara tatap
langsung dengan audiens, kita juga bekerja sama dengan media lokal yang
ada di banten. Media cetak seperti koran lokal banten, radio – radio yang
ada di banten, juga televisi yaitu Banten TV seperti itu.
7. Apa ada kriteria tertentu dalam memilih media yang akan digunakan?
Untuk sosialisaasi saat in di radio – radio trus di televisi lokal kalo di
Banten khusunya. Untuk kriteria khusus tidak ada yang penting dia itu
jelas, kita tau kalo media itu terkenal di banten jadi kita memilih media itu
berdasarkan tidak hanya misalkan kita memilih media itu hanya satu radio
ini radio ini terus, tidak. Jadi beberapa radio setiap bulan minimal dua kali
sosialisasi di radio yang berbeda karena kita memikirkan setiap radio pasti
punya pendengarnya masing – masing jadi untuk mencangkup seluruh kita
beda – bedakan setiap radio, setiap bulan kita pasti mengadakan
sosialisasi.
8. Apakah Jasa Raharja menggunakan media sosial lainnya untuk
membangun pemahaman tentang Jaminan keselamatan kepada
masyarakat?
Kalo
media
sosial
lainnya
kita
ada
web
jasa
raharja
yaitu
www.jasaraharja.co.id itu web jasa raharja dari pusat itu seluruh indonesia
di web itu semua tentang Jasa Raharja bisa dilihat ada tentang formulir
pengajuan santunan ada berita – berita kegiatan jasa raharja setiap provinsi
atau cabang trus ada struktur organisasi ada visi misi semuanya ada. Cek
aja web utama kita.
9. Apakah Jasa Raharja Banten bekerja sama dengan instansi atau pihak
lain dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan?
Yah, kita bekerjasama dengan mitra – mitra kita baik itu dari Dinas
Pendapatan daerah (DISPENDE) mau pun dari pihak kepolisian dan dinas
perhubungan. Jadi mitra kita ada tiga. Kita bersama mitra berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang keselamatan berkendara sekaligus
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa mereka semua warga negara
berhak mendapatkan jaminan keselamatan. Jadi intinya kerjasama dengan
mitra itu intinya pencegahan kecelakaan seperti itu.
LAMPIRAN 6
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan ke tiga : Bapak Arif selaku pelaksana unit pelayanan PT. Jasa
Raharja Banten
1. Bagaiman Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh Div. Pelayanan agar
masyarakat paham tentang jaminan keselamata?
Untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan
tidak mudah, karena menyangkut masyarakat luas. Strategi yang kita lakukan
agar masyarakat paham tentang jaminan keselamatan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat seperti program mobil unit pelayanan dan
layanan contact center atau sms center. Layanan contact center dan sms
center sebagai salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi tentang jaminan keselamatan dan informasi yang
berhubungan dengan prosedur pengajuan klaim. Mobil unit pelayanan
merupakan salah satu strategi baru yang diluncurkan oleh Jasa Raharja
dimana mobil unit pelayanan akan datang ke rumah sakit untuk memberikan
pemahaman dan melayani masyarakat.
2. Bagaimana Jasa Raraharja mengawali dalam membangun pemahaman
tentang jaminan keselamatan?
Misalkan materi yang kita sampaikan tentang keselamatan lalulintas atau
kecelakaan biasanya kan masyarakat cenderung menghindari dari materi
yangg tidak penting tapi kita kasih pemahaman dulu bahwa kecelakaan tidak
mengenal umur, jenis kelamin dan pekerjaan kaya, miskin, datengnya kita ga
tau kapan, apakah kita siap secara materi atau tidak makanya kita kasih
pemahaman tentang itu dulu supaya masyarakat memahami pentingnya
informasi tentang keselamatan lalu lintas, pentingnya informasi tentang
bagaimana penanganan kasus kecelakaan lalu lintas, hak dan kewajiban
masyarakat yang mengalami kecelakaan. jadi membangun pemahamannya
seperti itu, bahwa dengan kita hati2 pun bisa saja menjadi korban.
3. Program atau kegiatan apa saja yang diselenggarakan oleh div.pelayanan
Jasa Raharja Banten dalam rangka membangun pemahaman masyarakat?
Sosialisasi rutin minimal sebulan sekali itu ada, sosialisasi kesekolah,
kemudian masyarakat di daerah-daerah pedesaan di aula kecamatan atau di
aula kelurahan kemudian menghadiri acara – acara yang terdiri dari banyak
orang seperti kegiatan pramuka biasanya kita ikut turut campur disitu dengan
menawarkan dorprise-dorprise sehingga menarik pihak penyelenggara untuk
mengundang kita atau mengadakan pengobatan gratis yang di selingi dengan
sosialisasi. Kemudian sosialisasi, dialog publik di kampus-kampus setahun
sekali, di radio sebulan sekali pun ada. Kegiatan mobil unit pelayanan juga
program yang dimana kita menyentuh langsung para korban kecelaan kalau
sosialisasi ke sekolah atau daerah biasanya itu pra kecelakaan itu kita kasih
pemahaman kalau di rumah sakit paska kecelakaan langsung kita kasih
pemahaman.
4. Siapa saja yang menjadi khalayak sasaran dalam memberikan pemahaman
tentang jaminan keselamatan?
Karena mengklaim jasa raharja dalam undang-undang itu adalah masyarakat
indonesia secara keseluruhan, maka tidak ada sasaran – sasaran secara khusu
atau tertentu yang harus di tuju, dan masyarakat berhak mendapatkan
informasi tentang jasa raharja. Karena jasa raharja dekat sekali hubungannya
dengan masyarakat karena jasa raharja ada untuk melayani masyarkat.
5. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh Jasa Rahrja dalam rangka
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan?
Biasanya kita memanfaatkan spanduk/baliho yang didalamnya terdapat
tulisan dan gambar. Baik teks maupun gambar yang terdapat dalam spanduk
atau baliho melalui tahap perencanaan sebelumnya, karena spanduk atau
baliho biasanya akan dipasang di dekat jalan raya yang dilalui masyarakat,
maka kata-kata atau kalimat yang digunakan secara singkat namun jelas,
sehingga masyarakat pengguna kendaraan tetap dapat membacanya. Selain
spanduk atau baliho kami juga membagi stiker yang akan di tempelkan pada
kendaraan pribadi atau transportasi umum. Pembuatan dan perencanaan
spanduk atau baliho dan stiker dilakukan oleh Jasa Raharja Pusat yang ada di
jakarta yang pemasangan dan pelaksanaanya diberikan kepada kantor-kantor
cabang yang ada di setiap daerah di Indonesia. Pesan yang disampaikan
dalam sosialisasi sudah pasti berbeda dengan pesan yang terdapat dalam
spanduk atau baliho. Pesan yang disampaikan dalam sosialisasi memiliki
perencanaan yang berbeda karena sosialisasi penting untuk melihat siapa
yang menjadi khalayak sasaran karena khalayak memiliki perbedaan baik
karakteristik maupun asal mereka. Pesan dalam sosialisasi akan lebih panjang
karena pesan yang disampaikan perlu dijelaskan maka sebelum sosialisasi
berlangsung perlu menyiapkan materi apa saja yang akan di sampaikan dan
tema pun harus disesuaikan.
6. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dilakukan oleh
jasa raharja banten khususnya oleh div. Pelayanan dalam rangka
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan?
Dalam pelayanan terhadap masyarakat, metode yang digunakan dalam
penyampaian pesan dengan metode informatif karena pesan yang kita
sampaikan adalah suatu informasi yang perlu disampaikan kepada
masyarakat, informasi yang berisi penjelasan tentang jaminan keselamatan,
tentang jasa raharja dan lain-lainnya.
7. Dalam div. Pelayanan, media apa saja yang digunakan atau dimanfaatkan
dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan
Media yang dimanfaatkan seperti Media komunikasi telepon atau contact
center jasa raharja 1500020. Contact center penting agar masyarakat dapat
berkomunikasi secara langsung dan dapat menanyakan kepada petugas jasa
raharja, ini juga sebagai bentuk melayani masyarakat melalui telepon dan
sebagai salah satu strategi komunikasi. Misalnya yang berada di divisi unit
pelayanan selain melayani menggunakan mobil unit pelayanan ke beberapa
rumah sakit yang ada di serang atau cilegon juga tidak segan apa bila
melayani masyarakat melalui telepon pribadi sendiri yang penting adalah
dapat melayani masyarakat semaksimal mungkin dalam pengajuan klaim dan
menjelaskan proses pengajuannya dengan sebaik – baiknya. Yang diharapkan
dari melayani masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat memberikan
pengalaman dalam pengajuan santunan dan informasi tentang jaminan
keselamtan yang diberikan jasa raharja kepada keluarga atau tetangga
linkungan korban atau keluarga korban sehingga secara tidak langsung dapat
membantu jasa raharja dalam menginformasikannya. Media lainnya ada
media cetak seperti surat kabar, brosur, ada juga majalah media raharja,
kemudia radio, dan media internet website.
8. Mengapa memilih media tersebut?
Kalo baliho kan sasarannya adalah para pengguna jalan,kalo sasarannya
langsung karena nasabahnya jasa raharja adalah para pengguna jalan baik
para pengendaraan dan para pejalan kaki. Kemudian kalo elektronik supaya
skalanya bisa langsung nasional lebih komunikatif, ada sesi tanya jawab
melalui online atau telepon Penggunaan media contact center seperti yang
sudah dijelaskan media contact center dapat membantu dan melayani
masyarakat via telepon jika masyarakat tidak bisa datang kekantor untuk
mendapatkan informasi awal. Penggunaan media internet ada facebook, ada
twitter, dan ada website. Penggunaan media sosial salah satu sasarannya
adalah anak – anak muda yang menggunakan media sosial karena menurut
data, angka kecelakaan banyak di alami oleh usia-usia produktif. semua akun
tersebut diakses oleh jasa rahrja pusat namun kegiatan jasa raharja Banten
tetap ada. Kenapa media internet, karena murah yah hanya perlu
menyambungkannya dengan internet dan informasinya dapat di update terus.
Kalau di radio dapat menyasar pada masyarakat banyak dan bisa saling
berinteraksi dalam sosialisasi yang di lakukan di radio – radio begitupun
dengan media cetak meskipun tidak terdapat interaksi secara langsung tapi
karena masyarakat berbeda – beda yah dalam menggunakan media untuk
mencari informasi. Jadi menggunakan media – media tersebut diharapkan
dapat menyentuh masyarakat secara luas.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap
: Novi Sri Purnamasari
Tempat/Tanggal lahir
: Cilegon, 05 Mei 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Protestan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Sumampir Timur RT/RW 02/04. Kota Cilegon
E-mail
: [email protected]
Pendidikan Formal :




SD Negeri Sumampir
SMP Negeri 3 Cilegon
SMA Mardi Yuana Serang
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Ilmu Komunikasi, Program Strata-1 (S1)
Pengalaman Organisasi

Paduan Suara Mahasiwa (PSM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Download