STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : Novi Sri Purnamasari 6662112294 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016 i ii iii ABSTRAK Novi Sri Purnamasari. 6662112294. Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Pembimbing I : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. Pembimbing II : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si. Jaminan keselamatan merupakan suatu bentuk tanggungan yang diberikan karena suatu keadaan, namun masih ada masyarakat Banten yang tidak paham tentang jaminan keselamatan yang diberikan PT. Jasa Raharja, untuk itu kegiatan sosialisasi dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman masyarakat Banten tentang jaminan keselamatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten. Fokus penelitian ini mengetahui strategi komunikasi yang dikemukakan Anwar Arifin adalah bagaimana Pengenalan khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode komunikasi, dan strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan khalayak berdasarkan kharakteristik dan tipe khalayak sasaran. (2) PT. Jasa Raharja Banten menyusun pesan dengan memperhatikan bahasa dalam penyampaian pesan dan memperhatikan unsur-unsur lain, supaya lebih menarik seperti dari segi warna dan gambar – gambar yang menarik. (3) PT. Jasa Raharja Banten menyampaikan pesan komunikasi dengan metode informatif dan edukasi. (4) PT. Jasa Raharja Banten melakukan seleksi dan penggunaan media melihat media tersebut adalah media resmi seperti media cetak, elektronik dan media internet. Kata Kunci : Membangun Pemahaman, Jaminan Keselamatan, Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten, iv ABSTRACT Novi Sri Purnamasari. 6662112294. PT. Jasa Raharja Banten communication strategy on build the understandness of the society about safety assurance. First adviser : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. The second Adviser : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si. Safety assurance is one of an action of responsibility that given cause a condition. And infact, many people especially in Banten doesn't understand about safety assurance from PT. Jasa Raharja Banten. Therefore, this actions are for building the knowledge of Banten's society about safety assurance. The purpose of this research is to know how the strategy of PT. Jasa Raharja Banten. And focus of this research to know of the communicaton strategy from Anwar Arifin is, such as how the public recognizing, the strategy to compose the message, strategy of using communication methods and strategy selection and the use of media of PT. Jasa Raharja Banten on build the understandness of the society safety assurance. The method of the research is descriptive method with qualitative approach. Researcher collect the data by interview, observation and documentations. The result of this research is. (1). PT. Jasa Raharja Banten make the public recognizing based on their characteristic and type of a udience, such as; student, employee, university student, company/factory and public society. (2). PT. Jasa Raharja Banten compose the message and focus on the languange about the explanation and focus on the other, for more interesting, like the colour and the visual. (3). PT. Jasa Raharja Banten give the message by informative and education method. (4). PT. Jasa Raharja Banten do some selection and use of media which the medias are the official media like print media, electronic and internet like website The key word : Build The Understandness, Safety Assurance, Communication Strategy of PT. Jasa Raharja Banten v KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis ucapkan KEPADA Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Job Training dengan baik“. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Job Training. Dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya Kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa 3. Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Bpk. Iman Mukhroman., S.Sos., M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini. 5. Bapak Darwis Sagita S.Ikom., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini. 6. Terima kasih kepada Bapak Husnan Nurjuman S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu sabar, dan selalu 7. Bapak Aditya selaku Kasubag Humas dan Hukum, dan Bapak Angga Dewatantra selaku staff Humas PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang menjadi narasumber dalam penelitian ini, peneliti semakin tahu tantang Jasa Raharja vi 8. Bapak/Ibu dosen Ilmu Komunikasi Universitas sultan ageng tirtayasa. Peneliti ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama masa perkuliahan 9. Terimakasi kepada PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang telah memberikan izin sebagai objek penelitian dalam skripsi ini 10. Keluarga tercinta Bapa, Mama yang sabar menanti hingga aku mendapatkan gelar sarjana, kedua kakak perempuan dan adik ku yang telah membantu penulis dengan Do’a, dukungan dan perhatian dalam berbagai hal 11. Sahabat kecil ku Sartika dan Nova yang senantiasa mau mendengarkan keluh kesah dan memberi ku semangat dalam menyusun skripsi 12. Keluarga kecil PR9. Diah, Ibos, Lena, Okta, Sabrina, Fajri, Beni, Rian, teman-teman KKM 02, Teh Putri Febrianti dan teman-teman lainnya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. atas semangat, doa, bantuan dan motivasi yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini. Semoga semangat, motivasi, bantuan, dan doa yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi keluarga, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai literature Ilmiah dalam studi Ilmu Komunikasi. Serang, Maret 2016 Novi Sri Purnamasari Nim : 6662112294 vii DAFTAR ISI LEMBAR ORISINALITAS .............................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ABSTRA ............................................................................................................. ABSTRACT ......................................................................................................... i ii iii iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Masalah .......................................................................... Rumusan Masalah .................................................................................... Identifikasi Masalah ................................................................................ Tujuan Penelitian .................................................................................... Manfaat penelitian ................................................................................... 1 8 8 9 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11 2.1 Komunikasi ............................................................................................. 2.1.1 Fungsi Komunikasi ....................................................................... 2.1.2 Tujuan Komunikasi ........................................................................ 2.2 Strategi Komunikasi .............................................................................. 2.3 Membangun Pemahaman ...................................................................... 2.4 Jaminan keselamatan ............................................................................. 2.5.1 Kerangka Berfikir .......................................................................... 2.5.2 Kerangka Penelitian ...................................................................... 11 13 14 15 25 26 27 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 33 3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 3.2 Key Informan .......................................................................................... 3.3 Paradigma Penelitian ................................................................................ 3.4 Sumber Data ............................................................................................. 3.5 Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 3.5.1 Observasi ....................................................................................... 3.5.2 Wawancara .................................................................................... 3.5.3 Dokumentasi ................................................................................. 3.6 Analisis Data ........................................................................................... 33 34 35 36 36 37 37 38 38 viii 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 3.8 Tempat Penelitian............................................................................ 40 41 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................... 43 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 4.1.1 Visi dan Misi Jasa Raharja ............................................................... 4.2 Deskripsi Data ......................................................................................... 4.3 Analisa Hasil Penelitian .......................................................................... 43 46 47 48 4.3.1 Analisis Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ...................................................................................... 4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten....................................................................................... 4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten....................................................................................... 4.3.4 trategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten .......................................................... 51 60 67 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 5.2 Saran ....................................................................................................... 90 93 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 91 LAMPIRAN ........................................................................................................ 96 CURRICULUM VITAE .................................................................................... 125 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang .................. Gambar 4.2 Kegiatan Sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung Sukofindo......................................................................................... Gambar 4.3 Contoh pesan yang menggunakan unsur gambar .............................. Gambar 4.4 Suasana Konferensi Pers PT. Jasa Raharja Banten .......................... 5 Gambar 4.5 sosialisasi di Kec. Pangarangan ............................................. Gambar 4.6 sosialisasi di Kec Pandeglang ................................................ Gambar 4.7 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014 .......................... Gambar 4.8 Tampak depan brosur ............................................................. Gambar 4.7 Tampak belakang brosur ........................................................ 70 70 81 81 82 x 65 59 66 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2014 ............................. Tabel 1.2 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2015 ............................ Tabel 1.3 Besaran Dana Santunan ............................................................. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian......................................................................... xi 2 3 7 42 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kartu Bimbingan Lampiran 2 : Pedoman Observasi Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Kasubag Humas dan Hukum Jasa Raharja Banten Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan staff Humas Jasa Raharja Banten Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan pelaksana unit pelayanan PT. Jasa Raharja Banten Lampiran 7 : Surat Keterangan telah meminta Data Lampiran 8 : Dokumentasi Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yang berada di Ujung Pulau Jawa. Provinsi Banten dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta pusat perdagangan nusantara. Banten merupakan salah satu kawasan andalan nasional di Indonesia dengan sektor andalan industri dan pariwisata. Provinsi Banten terdiri atas 4 Kabupaten yakni: Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tanggerang dan 4 Kota yakni: Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tanggerang, dan Kota Tanggerang Selatan. Berdasarkan data sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi Banten sebanyak 10.632.166 jiwa. Dengan prosentase 67,01% penduduk perkotaan dan 32,99% penduduk pedesaan.1 Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten. 1 http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsi-bant/9/profil-provinsibanten.html 1 2 Dalam kehidupan, manusia menggunakan transportasi dalam beraktivitas. Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Transportasi yang sering digunakan adalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, atau kendaraan umum seperti kapal laut, pesawat, kereta api, dan angkutan umum lainnya. Tranportasi yang digunakan tidak hanya memberikan manfaat dan pengaruh positif pada kehidupan masyarakat, akan tetapi terdapat dampak negatif diantaranya di bidang lalu lintas seperti kecelakaan. Korban kecelakaan lalu lintas baik luka ringan maupun luka berat. Kecelakaan lalu lintas di jalan raya mengakibatkan kerugian. Keadaan seperti ini diakibatkan dari faktor manusia (karena pengendara, faktor mekanik) dan alam (cuaca, jalan yang rusak) yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja, sehingga menimbulkan rasa tidak aman yang sering disebut sebagai risiko. Berikut ini data Rekapitulasi pembayaran pada korban kecelakaan lalu lintas yang di dapat PT. Jasa Raharja Cabang Banten tahun 2014 dan 2015: Tabel 1.1 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera Periode Penyelesaian Tahun 2014 No Usia Meninggal Luka Luka Cacat Dunia Berat Ringan Tetap Penguburan 1 00 – 04 Tahun 14 14 4 0 0 2 05 – 09 Tahun 24 24 7 0 2 3 3 10 – 14 Tahun 51 41 17 0 0 4 15 – 19 Tahun 188 117 36 0 2 5 20 – 24 Tahun 150 134 25 1 1 6 25 – 29 Tahun 113 103 17 0 1 7 30 – 34 Tahun 98 78 21 1 3 8 35 – 39 Tahun 87 76 14 0 2 9 40 – 44 Tahun 100 70 11 0 3 10 45 – 49 Tahun 70 56 9 0 1 11 50 – 54 Tahun 73 46 6 0 1 12 55 – 59 Tahun 58 34 5 0 2 13 60 – 64 Tahun 41 19 3 0 0 14 65 – 69 Tahun 18 8 1 0 1 15 70 – 74 Tahun 25 3 2 0 1 16 75 – 79 Tahun 11 1 0 1 0 17 80 – 84 Tahun 9 1 1 0 0 18 85 – 89 Tahun 2 0 0 0 0 1.132 825 179 3 20 Jumlah Total 2.159 (Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2014) Tabel 1.2 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera Periode Penyelesaian Tahun 2015 No 1 Usia 00 – 04 Tahun Meninggal Luka Luka Cacat Dunia Berat Ringan Tetap 10 16 0 0 Penguburan 2 4 2 05 – 09 Tahun 18 39 1 0 0 3 10 – 14 Tahun 57 62 0 0 0 4 15 – 19 Tahun 177 200 2 0 0 5 20 – 24 Tahun 149 202 1 1 1 6 25 – 29 Tahun 86 108 1 0 1 7 30 – 34 Tahun 87 107 0 0 2 8 35 – 39 Tahun 83 79 1 0 1 9 40 – 44 Tahun 71 89 0 1 1 10 45 – 49 Tahun 93 66 0 0 1 11 50 – 54 Tahun 60 62 1 0 0 12 55 – 59 Tahun 55 29 0 0 0 13 60 – 64 Tahun 48 24 0 0 0 14 65 – 69 Tahun 19 14 0 0 1 15 70 – 74 Tahun 13 10 0 0 1 16 75 – 79 Tahun 7 4 0 0 0 17 80 – 84 Tahun 8 2 0 0 0 18 85 – 89 Tahun 1 0 0 0 0 19 90 – 94 Tahun 1 0 0 0 0 1.043 1.113 7 2 11 Jumlah Total 2.176 (Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2015) Jaminan atau perlindungan dalam berkendara sangatlah diperlukan. Karena transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang pasti mengawali aktifitasnya dengan transportasi. Sehingga menyebabkan setiap orang pasti melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari berbagai resikonya, mau tidak mau mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko yang berasal dari diri sendiri maupun yang disebabkan oleh orang lain. 5 Peristiwa kecelakaan setiap tahun selalu saja terjadi dan perlu meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, dari segi kemanusiaan para penumpang atau korban dari kecelakaan tersebut perlu di bantu biaya pengobatannya (luka-luka cacat) dan pemberian santunan kepada korban yang meninggal. Atas dasar tanggung jawab moral Pemerintah terhadap korban maka dibentuklah suatu pertanggungan satu-satunya jalan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh resiko yang menimpah manusia, dasar ini juga tertuang dalam UU NO. 33 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap penumpang yang sah dari alat angkutan umum baik darat, laut, sungai, penyebrangan, maupun pesawat udara selama dalam perjalan yaitu saat berangkat sampai dengan tiba di tempat tujuan.” Dan UU NO. 34 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap korban yang tertabrak kendaraan bermotor dan kereta api. Termasuk mereka yang menjadi korban tabrak lari.” Dalam pelaksanaan pertanggungan tersebut, pemerintah memberi kepercayaan kepada PT. Jasa Raharja (Persero) mengelola dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai penyelenggara. PT. Jasa Raharja merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang asuransi. Pembinaanya dibawah Departemen Keuangan. PT Jasa Raharja (Persero) bergerak dibidang asuransi berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah, PT. Jasa Raharja (Persero) terdiri dari 28 kantor cabang dan 61 kantor perwakilan. Fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah pemupukan dana-dana yang cara pemupukannya dilakukan dengan mengadakan Iuran dan sumbangan wajib 6 tersebut, sedang hasil pemupukannya akan dilimpahkan juga kepada perlindungan jaminan rakyat banyak. Tugas Pokok PT. Jasa Raharja (Persero) menyalurkan iuran dan dana yang dihimpun dan memupuk dana masyarakat kembali kepada masyarakat yang berwujud santunan Jasa Raharja, terhadap korban kecelakaan lalu lintas. Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang bus pada dasarnya setiap penumpang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dalam keadaan korban meninggal, luka-luka, atau cacat, berhak mendapatkan dana santunan kecelakaan penumpang ataupun ganti kerugian. Oleh karena itu Negara melalui PT Jasa Raharja (Persero) memberikan jaminan perlindungan berupa santunan asuransi jasa raharja yang besarnya antara lain : Tabel 1.3 Besar Dana Santunan Jasa Raharja Jenis Alat Angkutan Jenis Santunan Darat dan Laut Udara Meninggal Dunia Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 Cacat Tetap Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 Perawatan (Maksimal) Rp 10.000.000 Rp 25.000.000 Penggantian Biaya Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Penguburan (Tidak Memiliki Ahli Waris ) Akan tetapi banyak diantara masyarakat yang tidak paham tentang asuransi, dan masyarakat tidak atau kurang menyadari haknya, ini disebabkan 7 kurangnya pengetahuan hukum atau kurangnya informasi tentang begitu pentingnya peranan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang angkutan umum atau kendaraan pribadi. Dalam pemberian santunan terhadap korban kecelakaan masih ditemui masyarakat yang hanya mengetahui bahwa santunan asuransi hanya bisa mereka dapat apabila mereka ikut atau mendaftar pada perusahaan asuransi swasta seperti yang dikatakan oleh Pak Simeon Pasaribu selaku Humas PT. Jasa Raharja Pusat. Banyak dari masyarakat juga enggan mengajukan klaim ke Jasa Raharja karena kurangnya pemahaman dalam prosedur pengajuan santunan. Setiap warga negara diberikan jaminan dan perlindungan untuk mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945, sehingga setiap risiko yang terjadi di dalam masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah, hal ini merupakan pemikiran sosial. Inilah yang tidak diketahui oleh sebagian masyarakat, dan sebagian masyarakat juga minim pengetahuan dalam mengklaim asuransi jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebagian masyarakat tidak tahu jika mereka yang mengalami kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan santunan yang dimana dananya berasal dari masyarakat yang pengumpulannya dengan mengadakan iuran wajib. Untuk memungut iuran wajib dari para penumpang untuk setiap kali perjalanan ditugaskan kepada pengelola alat pengangkutan umum yang bersangkutan dan biasanya di satukan dengan harga tiket, kemudian iuran wajib yang dipungut itu disetorkan oleh pengangkut kepada PT Jasa Raharja. Supaya penumpang mengetahui bahwa di dalam harga tiket telah termasuk iuran wajib, maka pada halaman depan tiket dicantumkan 8 (dicap) perkataan “termasuk iuran wajib Jasa Raharja” atau cara lain untuk menunjukkan bahwa penumpang yang bersangkutan telah membayar iuran wajib untuk satu kali perjalanan itu.2 Melihat masih adanya masyarakat yang belum memahami tentang jaminan keselamatan yang diberikan pemerintah melalui PT. Jasa Raharja (Persero). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memilih judul “STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan?” 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan? 2 Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, (Jakarta: Djambatan, 1997), hal. 178. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17676/4/Chapter%20I.pdf) 9 2. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan? 3. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan? 4. Bagaimana strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. 2. Mengetahui strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. 10 4. strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharpkan dapat memberi manfat untuk perkembangan, kemajuan pengetahuan dan sebagai referensi bagi peneliti lain dalam rangka pengembangan bidang ilmu komunikasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5.2 Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ni semoga dapat menjadi bahan acuan bagi organisasi sejenis dalam membangun pemahaman masyarakat seerta dapat berguna bagi lembaga yang bersangkutan dalam mengembangkan komunikasi yang efektif dalam upaya membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “ sama” atau dalam bahasa inggris : common. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan pemikiran antara pengirim dengan penerima.3 Menurut Hovland komunikasi adalah “suatu proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang- lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan/komunikati)”.4 Baginya komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi agar berubah tingkah lakunya Komunikasi menurut Everet M. Rogers adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu:5 1. Komunikator : atau sering disebut sumber, pengirim, pembicara atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. 3 Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran Teori dan Praktek. 1991:1 Ibid 1991:2 5 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2000. Hal 19 4 11 12 2. Pesan : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa) yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya) ataupun tulisan. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapam mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung , tarian, dan sebagainya. 3. Komunikan : orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering juga disebut sasaran/tujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar, penafsir. 4. Media : atau saluran, yakni alat atau sarana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Meskipun kita bias juga mengggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung atau lewat media cetak atau media elektronik. 5. Efek: apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, 13 perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya. Dari definisi diatas membuktikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik dalam maksud mengerti maupun, maupun agar berubah tingkah laku. Situasi komunikastif dapat terjadi apabila ada pemilihan kata-kata atau susunan kalimat yang cocok dapat di mengeti oleh yang berkomunikasi dengan apa yang dinamakan Wilbur Schramm. 6 2.1.1 Fungsi Komunikasi Menurut Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain: Manusia dapat mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.7 Komunikasi tidak hanya sebagai penyebaran luas informasi atau pesan, tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok yang tukar menukar ide, fakta atau data maka fungsi dalam setiap sosial adalah sebagai berikut:8 Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2003:30 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2008:59 8 A.W. widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi 2000:64 7 14 beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2.1.2 Tujuan komunikasi Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.9 Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya.10 Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu: 1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud. 2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya. 9 Riant Nugroho. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2004:72 Rosadi Ruslan, Penelitian PR dan Komunikasi 2003:83. 10 15 3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk melakukan.11 Penelitian Strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan sangat relevan dengan unsur – unsur serta fungsi dan tujuan komunikasi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengupas bagaimana strategi komunikasi dalam membangun pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Banten tentang jaminan keselamatan. Sehingga mayarakat semakin paham bahwa keselamatan mereka dalam berkendara di jamin oleh pemerintah dan masyarakat lebih tahu bagaimana prosedur dalam pengajuan santunan jika terjadi kecelakaan. 2.2 Strategi Komunikasi Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (Planning) dan manajement (Management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan 11 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.2000. Hal 66-67 16 tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi menunjukkan bagaimana taktik oprasionalnya. 12 Strategi Komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi yang merupakan perencanaan komunikasi (communication Planning) dengan manajemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus di lakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi.13 Menurut Arifin terdapat empat faktor strategi komunikasi yang harus di perhatikan, yaitu:14 1. Pengenalan Khalayak khalayak adalah orang yang akan menerima, memahami dan menerjemahkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Mengenal khalayak menjadi langkah pertama yang dilakukan oleh komunikator dalam komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi khalayak sama sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka 12 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 1990. Hal 32 SKRIPSI “Strategi Komunikasi Ruang Rupa dalam Membangun Jaringan Komunitas Seni Di Luar Negri” 2012. Hal 35. 14 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. 1984. Hal 73 13 17 komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi : a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak. b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma – norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada. c. Situasi dimana kelompok itu berada Menurut Hiebert karakteristik audiens/khalayak diantaranya 15 : 1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Pemilihan media berdasarkan kesadaran audiens sendiri. 2. Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada pada suatu wilayah sasaran komunikasi massa, yang berarti berada dalam jangkauan yang luas dan tak teratur. 3. Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri dari ragam lapisan dan kategori sosial. Meskipun media massa membuat kategori khusus dalam mempetakan audiens, akan tetapi audiens akan tetap heterogen walaupun mempetakannya melalui komunitas hobi khusus tertentu. 15 http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluan-a_4276.html?m=1.Makalah audience. Diakses pada 3 Maret 2016. 18 4. Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain. Keseluruhan audiens yaitu tidak mengenal satu sama lain secara keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai tujuan. Konsep penting yang pertama – tama harus dipahami dalam pengenalan khalayak yaitu konsep demografi. Demografi adalah cara memisahkan populasi kedalam kelompok- kelompok. Orang – orang yang memiliki banyak kesamaan karakteristik demografisnya kemungkinan akan memiliki perilaku yang sama.16 Karakteristik demografis yang paling dasar adalah usia (dewasa, remaja, anak – anak), gender (Laki – laki, perempuan), pendidikan (tinggi, menengah, rendah) dan status perkawinan (menikah, belum menikah, dan seterusnya).17 Pengenalan khalayak juga dapat dilihat berdasarkan Tipologi formasi audiens yang dibagi menjadi 4, yakni18 : a. Kelompok atau publik. Istilah ini muncul sejalan dengan pengelompokan sosial yang ada (misalnya komunitas, keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis). Terdapat beberapa ikatan normtif diantara audiens dan sumber, dan didalam didalam audiens mungkin terjadi interaksi dan kesadaran identitas serta tujuan tertentu. Audiens ini mungkin 16 Idi Subandy Ibrahim. Kecerdasan Komunikasi, Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Cetakan pertama Thn 2007. Hal 136. 17 Ibid 18 http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluan-a_4276.html?m=1.Makalah audience. Diakses pada 3 Maret 2016. 19 lebih stabil sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para anggotanya bertahan lama, tanggap terhadap dan memiliki partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan. b. Kelompok kepuasan. Tipe audiens ini didasarkan pada kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen dilihat dari sisi komposisiya, aktif dalam mengungkapkan permintaan yang membentuk penawaran dan juga selektif, akan tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan kumpulan individu – individu yang terwujud dalam perilaku konsumen. c. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategori sosial jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau memperbarui diri. d. Audiens/khayak medium. Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya : surat kabar, majalah saluran radio atau televisi. 20 2. Menyusun pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.19 Penyusunan pesan harus dilakukan dengan cermat agar bisa efektif sampai kepada komunikan. Dalam penyusunan pesan ini hal utama yang akan dilakukan adalah bagaimana menarik perhatian, mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat. Menurut Schram, syaratsyarat berhasilnya suatu pesan sebagai berikut:20 1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian yang ditujukan. 2. Pesan haruslah menggunakan tanda–tanda yang dirasakan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian bertemu. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pada sasaran dan menyarankan cara – cara mencapai kebutuhan itu. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki. 3. Menetapan metode Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi 19 20 Prof. Drs. H.AW . Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengatar studi. Edisi revisi thn 2000. Hal 32 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Thn 1984. Hal 68-69 21 penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Penetapan metode dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut pelaksanaan dan menurut bentuk isisnya. Hal tersebut diatas, dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Oleh karena itu, yang pertama (menurut cara pelaksanaannya) dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan yang kedua (menurut bentuk isinya), dikenal dengan metode informative, persuasive, edukatifdan cursive. Pada dasarnya metode dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek:21 a. Menurut cara pelaksanaannya 1. Redudancy (repetition), merupakan cara mempengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini memungkinkan peluang mendapat perhatian khalayak semakin besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Dengan penggunaan metode ini, banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan 21 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas 1984:72-78 22 yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat perhatian. 2. Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah hubungan khalayak dengan kelompok sehingga pengaruh kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi dalam proses komunikasi, komunikator terlebih dahulu memenuhi nilai-nilai dan standar komunikasi dan berangsur merubahnya kearah yang dikehendaki komunikator. Namun bila hal ini kemudian tidak memungkinkan (mengikuti standar kelompok dan masyarakat), maka cara memecah perlahan komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini b. Menurut bentuk isinya 1. Informative, merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya. 23 2. Persuasive, merupakan bentuk penyampain pesan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari. 3. Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan. 4. Coersive, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi. 4. Seleksi dan penggunaan Media Sebelum suatu pesan atau informasi disampaikan kepada masyarakat perlu dipertimbangkan terlebih dahulu penggunaan media atau saluran yang paling efektif. Untuk mencapai sasaran komunkasi kita dapat berkomunikasi langsung (face to face) atau menggunakan media massa, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Pemilihan media dipengaruhi oleh khalayak sasaran yang akan dituju, efek yang 24 diharapakan dari program yang dijalankan dan diisi pesan yang akan dikomunikasikan. Media tidak hanya berupa alat namun juga penciptaan kondisi atau situasi. Dalam menyusun pesan dari satu komuikasi yang hendak dicapai, kita harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dalam penggunaan media konvensional seperti televis, radio, majalah, koran, atau media baru haruslah disesuaikan karena setiap media yang digunakan mempunyai kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat. Media baru atau new media merupakan penyederhanaan istilah (Siplifikasi) terhadap bentuk media si luar media konvensional. Sifat new media adalah cair (fluids), konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan (Chun, 2006).22 Dalam menyusun pesan dari komunikasi yang ingin dituju, kita harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan yang menjadi khalayak sasaran, maka penggunaan media harus demikian pula. Menyesuaikan kapan harus menggunakan media konvensional dan kapan harus menggunakan media baru atau media internet. Seleksi dan penggunaan media dapat dilihat dari karakteristik dan keunggulan media yang digunakan karena setiap media memiliki kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat. 22 Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 31 25 Seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, dengan mencari jawaban melalui pendekatan berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh Arifin Anwar. 2.3 Membangun Pemahaman Dari segi bahasa membangun pemahaman terdiri dari dua kata yaitu membangun memperbaiki, dan pemahaman. membina, Adapun mendirikan, artinya "Membangun" mengadakan sesuatu. bersifat Sedangkan pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara perbuatan memahami atau memahamkan.23 Jadi membangun pemahaman yang dimaksud adalah suatu proses kegiatan atau perbuatan memahami atau memahamkan yang dilakukan oleh seseorang, sekelompok orang atau organisasi dalam memberikan informasi atau pesan. Seringkali penerapan komunikasi untuk membangun pemahaman dihadapkan dengan berbagai hambatan dan kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, di butuhkan aspek perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi yang dimaksud berkaitan dengan strategi yang terpilih, sumber, pembuatan pesan, penyebaran, penerimaan, umpan balik terhadap pesan-pesan, ataupun penerimaan pesan. 23 Kamus Besar Bahasa Indonesia hal 881 26 2.4 Jaminan Keselamatan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jaminan adalah tanggungan yang diterima sedangkan keselamatan perihal keadaan. Berdasarkan arti kata tersebut dapat kita dipahami jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang diberikan karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah akibat terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi diantaranya meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan. Tanggungan diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang asuransi dan sebagai Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian santunan kepada korban lalu lintas. Sesuai dengan penjelasan diatas, dalam penelitian ini, membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan yang dimaksud oleh peneliti adalah suatu kegiatan yang dimana PT. Jasa Raharja Cabang Banten memberikan informasi yang dapat membangun pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan yang diberikan pemerintah melalui Jasa Raharja sebagai hak masyarakat apabila terjadi kecelakaan atau menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang diberikan karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah akibat terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi diantaranya meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan. Tanggungan diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang 27 asuransi dan sebagai Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian santunan kepada korban lalu lintas. 2.5 Kerangka Berfikir Jasa Raharja dalam perkembangnya sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang asuransi ini berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya, dimana Jasa Raharja merupakan suatu badan usaha yang dimana diperuntukkan untuk rakyat indonesia. Salah satu faktor utama Jasa Raharja tetap menjadi kepercayaan untuk mengelola dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai penyelenggara yakni adanya strategi komunikasi di lakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero). Menurut Arifin Anwar, pendekatan strategi komunikasi terdiri dari analisis khalayak, strategi pesan, strategi penentuan metode komunikasi, strategi seleksi dan penggunaan media, serta peranan komunikator, dengan tujuan untuk mencari jawaban dari bagaimana analisis khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan, bagaimana bentuk pesan yang dikemas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Banten, metode komunikasi apa yang dipilih agar pesan dan tujuan komunikasi mereka dapat tercapai, media komunikasi apa yang di gunakan dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan. Untuk menggambarkarkan kerangka berfikir terhadap masalah yang diangkat peneliti, maka digambarkan sebagai berikut: 28 2.5.1 Kerangka Penelitian Kerangka strategi komunikasi Arifin Anwar PT. Jasa Raharja (Persero ) Banten Strategi Komunikasi Pengenalan Khalayak Penyusunan Pesan Penetapan Metode Seleksi dan Penggunaan Media Bagaimana PT. Jasa Raharja Banten mengenal siapa saja yang akan menjadi khalayak PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan Bagaimana pesan komunikasi yang dikemas PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Bagaimana Komunikasi yang digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Media yang dugunakan untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Pemahaman Tentang Jaminan Keselamatan 29 TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU No ITEM Fitri Fazriah Asty Respita Novi Sri Purnamasari 1 Judul Strategi Strategi Komunikasi Dinas Komunikasi Sosial Makasar “Ruang Rupa “ Dalam Dalam Menyosialisasikan Program Keluarga Membangun Harapan Terhadap Jaringan Rumah Tangga Komunikasi Seni Sangat Miskin Di Kecamatan di Luar Negeri Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Cabang Banten Dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan Tamalate 2011 2 Tahun 2012 3 Tujuan - Untuk mengetahui Tujuan dari stategi komunikasi penelitian ini mengetahui : yang digunakan adalah untuk: - Analisis oleh Dinas Sosial 1. Mengetahui khalayak yang Makassar dalam analisis dilakukan oleh menyosialisasikan audience/khalay Ruang Rupa Program Keluarga ak yang - Strategi Harapan bagi dilakukan oleh menyusun pesan Rumah Tangga PT. Jasa Raharja sangat miskin. yang diuat oleh Cabang Banten Ruang rupa dalam - Untuk mengetahui - Strategi membangun hambatanpenggunaan Pemahaman hambatan yang metode dihadapi dalam Masyarakat komunikasi yang menyosialisasikan Tentang di pilih Ruang program tersebut. Jaminan Rupa Keselamatan. - Strategi seleksi dan penggunaan 2. Mengetahui media yang strategi pesan Penelitian Untuk 2015 30 dipilih oleh Ruang Rupa yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. 4. strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 4 Teori Teori Disonansi 31 5 Metode / Paradigma 6 Hipotesis 7 Hasil Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi dan dokumentas. penelitian studi kasus ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer yang bersumber dari data penelitian lapangan ,dan data sekunder melalui studi kepustakaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian yang meneliti tentang strategi komunikasi yang diterapkan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Komunitas “Ruang Rupa” untuk membangun jariang seni rupa di Luar Negri Dinas sosial telah melaksanakan beberapa tahap sesuai strategi komunikasi seperti menentukan khalayak, bagaimana menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta menyeleksi penggunaan media cetak maupun elektronik Dalam sosialisasi ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Berdasarkan penelitian yang dilakkan peneliti di kantor PT. Jasa Raharja Banten yang ada di serang mengenai strategi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan menggunakan strategi komunikasi Arifin Anwar yakni menganalisi khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode komunikasi dan strategi seleksi penggunaan -Analisis Khalayak : termasuk dalam inovator dan mayority - strategi pesan : deduktif, induktif, Faktor pendukung kronologis dm tidak lain berasal tropical dari dukungan -Strategi beberapa tokoh penggunaan masyarakat metode : setempat, dinas terkait yang bekerja informatif, sama dengan dinas 32 sosial, serta media. pengulangan, dukungan dari edukasi dan pemerintah pusat persuasif. - strategi seleksi dan penggunaan media : elektronik, cetak dan online 8 Persamaan - Sama – penghambatnya yaitu banyaknya rumah tangga sangat miskin yang cenderung tidak menyadari bahwa pentingnya program ini untuk perubahan sosial ekonominya kedepan. Menggunakan sama Menggunakan menggunakan strategi komunikasi strategi strategi yang digunakan komunikasi Arifin komunkasi yang oleh Arifin Anwar Anwar digunakan penelitian oleh dalam anwar arifin. 9 Perbedaan 10 Kritik 11 Sumber - Lebih ini Lebih memfokuskan meneliti juga apa memfokuskan bagaimana PT. Raharja menjadi Jasa pada bagaimana yang Banten dan Ruang rupa penghambat membangun pendukung dalam pemahaman membangun masyarakat sebuah jaringan mensosialisasikan melalui sosialisasi program keluarga tentang jaminan di luar negeri. keselamatan harapan Penelitian 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.24 Pendekatan deskriptif di maksudkan untuk mengetahui keadaan dan status tertentu . Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan yang lain25. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat perbandinganj atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan berlajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusa pada waktu mendatang.26 Moleong menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan 24 Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. 1993. Hal 89 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 35 26 Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. 2005. Hal 24 25 33 34 berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untu meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.28 Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. 3.2 Key Informan Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Yang menjadi informan adalah mereka yang mengetahui jelas tentang apa yang akan peneliti teliti. Peneliti memilih informan karena hal ini bertujuan untuk menunjang hasil data primer yang nantinya peneliti akan didapatkan dari informan. Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 1. Bapak Aditya Angga Dewa selaku Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa Raharja (Persero) Banten 27 28 Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Thn 2007. Hal 6 Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Thn 2016. Hal 1 35 2. Bapak Angga Dewatama selaku staff Humas PT. Jasa Raharja (Persero) Banten 3. Bapak Arif Budiman selaku Pelaksana Unit Pelayanan PT. Jasa Raharja (Persero) Banten Yang mana informan tersebut merupakan pihak internal PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Banten dan di anggap memiliki informasi terkait bagaimana Jasa Raharja membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan pada masyarakat Banten. Dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan penelitian. 3.3 Paradigma Penelitian Untuk mengamati strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman mayarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti menggunakan paradigma post-positivisme, dimana paradigma ini merupakan pemikiran untuk mencari realitas dibalik data kegiatan sosialisasi PT. Jasa Raharja Banten. Dalam paradigma post-positivisme realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-lain. Dengan demikian penelitian menggunakan 36 paradigma post-positivisme bertujuan untuk memahami makna perilaku, simbol – simbol dan realitas yang ada dalam seuah strategi komunikasi. 3.4 Sumber Data Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono bahwa “sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.29 Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Aditya dan Bapak Angga yang berhubungan dengan strategi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen atau orang lain, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya. 3.5 Teknik Pengolahan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. 29 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 308 37 3.5.1 Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Peneliti dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.30 3.5.2 Wawancara Menurut Estrberg dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31 Adapun seiring dengan pendapat Estberg, menurut Sugiyono wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.32 Berdasarkan defenisi di atas, maka wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam. 30 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 2008. Hal 226 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 316 32 Ibid hal 36 31 38 3.5.3 Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu teknik dimana data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku-buku, makalah-makalah dan sebagainya yang menyangkut komunikasi guna membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Dokumentasi berupa foto-foto yang di ambil dalam kegiatan penelitian yang di ikuti oleh peneliti. Dimana peneliti terjun langsung atau ikut langsung dalam kegiatan yang diselenggarakan yang sesuai dengan bidang penelitian. 3.6 Analisis Data Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.33 Menurut Patton dalam meleong, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan 33 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D . 2008. Hal 89 39 terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.34 Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut: 35 a. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. b. Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya dengan menggunakan teks yang bersifat naratif. c. Kesimpulan atau Verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kembali ke lapangan mengumpulkan data, 34 35 Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2001. Hal 103 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif , dan R&D . 2008. Hal 91-99 40 maka keseimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini peneliti diharuskan untuk melakukan uji keabsahan dengan menggunakan uji validitas dan relibilitas terhadap data yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan pengeccekan data dari berbagai dumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. 36 triangulasi adalah teknik pemerinksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan wawancara terhadap objek penelitian. 37 Triangulasi yang digunakan peneliti dianggap tepat untuk meguji keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara dengan dua informan, yaitu Pak Aditya Angga Dewa, Pak Angga Dewatama dan Pak Ahmad Arif Budiman dengan sumber tentang strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, data yang telah didapat kemudian dicocokkan kembali dengan obsevasi dan dokumentasi apabila data yg diperoleh kemudian hasilnya berbeda karena sudut pandang yang berbeda – beda, maka peneliti selanjutnya melakukan diskusu dengan sumber untuk mencari tahu data yang dianggap benar atau semua benar. 36 37 Sugiyono. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R & D. 2008. Hal 273 Ibid. Hal 330 41 3.8 Tempat Penelitian Penelitian mengenai Komunikasi PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Lokasi penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman No.32 Serang Telp.: (0254) 200369. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut, yaitu karena Jasa Raharja bergerak dalam bidang asuransi milik Negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu berupa informasi dengan melihat dan mempelajari bagaimana PT. Jasa Raharja dalam melaksanakan komunikasi tersebut yang bertujuan masyarakat lebih paham dan tahu tentang jaminan keselamatan. 42 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 - Observasi awal 2 - Penyusuna n bab 1-3 3 Sidang outline 4 Riset lapangan 5 Penyusuna n bab 4 – 5 Feb Mar Apr Mei Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb 43 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan 43 44 Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964. PT. Jasa Raharja didirikan dengan tujuan memberikan perlindungan kepada korban kecelakaan lalu lintas yang dimana tugas pokok dari PT Jasa Raharja (Persero) ini adalah memberikan pelayanan dana santunan semaksimal mungkin bagi korban kecelakaan lalu lintas. Luasnya wilayah indonesia, maka pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa cabang salah satunya PT. Jasa Raharja Cabang Banten yang berada di Lokasi penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman No.32 Serang. Dari awal pembentukan hingga saat ini pemerintah sangat memperhatikan setiap seginya dari tugas dan tujuan PT. Jasa Raharja dibentuk, bagaimana cara kinerjanya dan peraturan serta dasar hukum pun dibentuk sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam melayani masyarakat, dalam bentuk memberikan jaminan keselamatan, dalam berkendara. Dari sisi inilah yang ingin PT. Jasa Raharja beritahukan kepada masyarakat dengan kegiatan sosialisasi dan program kegiatan lainnya agar masyarakat tahu seluas – luasnya tentang PT. Jasa Raharja. Sosialisasi menjadi program rutin yang dilakukan baik oleh PT. Jasa Raharja pusat maupun kantor – kantor cabang yang ada di daerah seluruh Indonesia. Begitu juga yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten melakukan kegiatan sosialisasi, sosialisasi dirasa masih perlu hingga saat ini karena masih banyak masyarakat yang tidak paham betul darimana dan bagaimana prosedurnya dan untuk mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 45 Sasaran dari pada sosialisasi tersebut bukan saja untuk masyarakat yang dimana adalah pengendara sepeda motor ataupun mobil, tetapi untuk semua masyarakat tanpa kecuali, karena bagaimanapun hampir seluruh masyarakat bepergian dengan berbagai alat transportasi baik darat, laut, maupun udara. Sosialisasi yang dilakukan tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang berbagai program dari PT. Jasa Raharja sendiri, serta berkaitan dengan upaya lebih mendekatkan diri dengan masyarakat . Oleh karena itu, PT. Jasa Raharja Banten terus memberikan sosialisasi pada masyarakat Banten khususnya, untuk terus memberikan penjelasan berkaitan dengan pentingnya PT. Jasa Raharja bagi seluruh masyarakat. PT. Jasa Raharja Banten juga memiliki program kegiatan Bina Lingkuan yang bertujuan memberikan bantuan pembangunan dan renovasi sarana ibadah. Selain itu terdapat juga program pencegahan kecelakaan yang dimana menjadi komitmen PT. Jasa Raharja untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalulintas. Sebagai upaya pencegahan dan penanganan kecelakaan PT. Jasa Raharja Banten memberikan pelatihan Safety Riding, pelaksanaan sosialisasi penggunaan perangkat keselamatan, penyediaan ambulance dan mobil unit kecelakaan lalu lintas (MUKL), penambahan mobile service sebagai upaya jemput bola bagi korban kecelakaan. PT. Jasa Raharja juga melaksanaan kampanye dan dialog publik tentang keselamatan lalu lintas bekerja sama dengan Korlantas Polri. Pemberian pendidikan bagi para pengemudi kendaraan umum dan awak angkutan tentang cara-cara mengemudi dengan baik dan ikut dalam peningkatan Keselamatan 46 Transportasi, seperti Pos Kesehatan / Posko Lebaran / Natal dan Tahun Baru termasuk menyelenggarakan Mudik Gratis Jasa Raharja bagi masyarakat pemudik. Kegiatan tersebut dimanfaatkan oleh PT. Jasa Raharja sebagai strategi untuk sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang jaminan keselamatan. 4.1.1 Visi dan Misi “Jasa Raharja” Adapun visi dari Jasa Raharja “Menjadi perusahaan terkemuka dibindang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat”.Dilihat dari visinya Jasa Raharja sudah menentukan secara jelas sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi dan mengutamakan pelayanan yang baik melalui program sosial yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Jasa Raharja merupakan bagian yang terpenting bagi masyarakat dalam lalu lintas dimana Jasa Raharja memberikan bantuan berupa biaya kekita masyarakat mengalami kecelakaan lalu lintas. Adapun misi dari “Jasa Raharja” Catur Bakti Ekakarsa Jasa Rahaja Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, Serta Badan Usaha Milik Negara. Bakti Kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan. 47 Bakti kepada Lingkungan, dengan mewujudkan keseimbangan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian perlindungan . 4.2 Deskripsi Data Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi yang dimana peneliti melakukan pengamatan partisipasi pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi yang akan dilakukan adalah mengamati tetapi tidak ikut serta dalam semua aktivitas tersebut. wawancara dengan cara peneliti datang langsung dan menanyakan tentang strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Mencangkup bagaimana analisis khalayak, strategi penyusunan pesan, penggunaan metode komunikasi serta strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan. Selain melakukan wawancara, peneliti juga mengamati melalui dokumentasi berupa foto – foto kegiatan sosialisasi PT. Jasa Raharja Banten. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara secara langsung yang dilakukan pada tanggal 21 September 2015. Peneliti tidak hanya melakukan wawancara dengan staf humas PT. Jasa Raharja Banten saja tetapi juga melakukan wawancara dengan kepala Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa Raharja Banten. Dalam wawancara tersebut, peneliti mendapat data atau informasi 48 mengenai bagaimana strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Pada wawancara yang dilakukan, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan. Merekam jawaban atau informasi yang didapat dari informan. Daftar pertanyaan dan jawaban dari narasumber dapat dilihat di lembar lampiran. Data di ambil dari hasil wawancara yang di peroleh dari dua narasumber. Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan merupakan data primer dan sumber pokok dalam penelitian, sedangkan hasil dokumentasi peneliti mendapatkan langsung dari PT. Jasa Raharja Banten. 4.3 Analisa Hasil Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian, yaitu mengenai strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. dimana hasil penelitian berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut profil yang dari narasumber yang diwawancarai oleh peneliti. 1. Aditya Dewa Angga Lahir pada 11 april 1978 di Jakarta. Beliau menjabat di PT. Jasa Raharja Banten Sebagai Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Banten. Tinggal di Jln. Sapta Kelingking menteng dalam tebet Jakarta Selatan. Dalam tugasnya sebagai Kasubag Humas dan Hukum PT. Jasa Raharja Banten Pak Aditya memiliki tugas untuk mensosialisasikan 49 Tugas dan tanggung jawab Jasa Raharja, Pak Aditya menjadi pembicara dalam setiap kegiatan sosialisasi. Adapun kontak yang dapat dihubungi : Mobile : +62818809034 2. Angga wedatama Lahir di Semarang pada 15 agustus 1987 beliau bekerja di PT. Jasa Raharja baru satu tahun. Sebelumnya Pak Angga bekerja di PT. Jasa Raharja kantor perwakilan semarang. Di PT. Jasa Raharja Banten Pak Angga menjabat sebagai staff humas PT. Jasa Raharja Banten. Adapun kontak yang dapat dihubungi : Mobile +6285640248262 3. Ahmad Arif Budiman Lahir di Depok pada tanggal 2 Desember 1985. Tinggal di kota Serang Baru kawasan Kelapa Gading Blok AK No 39. Bekerja di Jasa Raharja pada tahun 2008 sebagai pelaksana administrasi Samsat Malimping dan pada tahun 2019 hingga sekarang menjabat sebagai pelaksana Unit Pelayanan di Jasa Rahrja cabang Banten. Mobile +6285716494045 Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasti memiliki tujuan baik itu berupa untuk mendapatkan materi ataupun lainnya. Tidak terkecuali bagi PT. Jasa Raharja yang memiliki cabang di berbagai provinsi indonesia, mereka tidak mencari keuntungan materi tetapi PT. Jasa Raharja 50 memberikan pelayanan bagi seluruh rakyat indonesia begitu juga PT. Jasa Raharja Banten. Mereka lebih memprioritaskan memberikan pelayanan dan jaminan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang ada di Banten. Membangun pemahaman masyarakat adalah salah satu bentuk yang terlihat dari PT. Jasa Raharja Banten yang merupan suatu bagian dari pemerintah yang fokus dalam bidang asuransi atau jaminan keselamatan dalam berkendara. Kegiatan – kegiatan komunikasi sebagai cara agar tetap terjalin komunikasi yang aktif dengan masyarakat sperti yang disampaikan Pak Arif: “ Sosialisasi rutin minimal sebulan sekali itu ada, sosialisasi kesekolah, kemudian masyarakat di daerah-daerah pedesaan di aula kecamatan atau di aula kelurahan kemudian menghadiri acara – acara yang terdiri dari banyak orang seperti kegiatan pramuka biasanya kita ikut turut campur disitu dengan menawarkan dorprisedorprise sehingga menarik pihak penyelenggara untuk mengundang kita atau mengadakan pengobatan gratis yang di selingi dengan sosialisasi. Kemudian sosialisasi, dialog publik di kampus-kampus setahun sekali, di radio sebulan sekali pun ada. Kegiatan mobil unit pelayanan juga program yang dimana kita menyentuh langsung para korban kecelaan kalau sosialisasi ke sekolah atau daerah biasanya itu pra kecelakaan itu kita kasih pemahaman kalau di rumah sakit paska kecelakaan langsung kita kasih pemahaman. “ Untuk membangun pemahaman masyarakat bukan hal yang mudah maka dari itu diperlukan beberapa strategi, dimana salah satunya strategi komunikasi yang berfungsi sebagai jembatan antara PT. Jasa Raharja Banten dengan masyarakat yang ada di Banten. 51 Untuk memahami hal tersebut peneliti meneliti bagaimana strategi komunikasi tersebut diaplikasikan dalam suatu bentuk strategi oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam upaya membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. mengacu pada konsep yang dikemukakan Arifin Anwar, strategi komunikasi dapat dilihat berdasarkan pengenalan khalayak, strategi pentyusunan pesan, straegi menetakan metode, dan strategi seleksi dan penggunaan media. 4.3.1 Pengenalan Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Dalam kegiatan komunikasi, salah satu hal utama yang harus dilakukan adalah mengenali siapa yang akan menjadi khalayak sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi menjadi hal penting karena berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, melakukan pengenalan khalayak terlebih dahulu merupakan sesuatu yang penting, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Pak Aditya : “Mengenal khalayak ya sangat penting si engga. Tapi penting bukan sangat penting. Artinya dilakukan karena kita perlu tau juga artinya, pemahaman mereka kan juga berbeda ya, mungkin pehaman anak sekolah berbeda dengan pemahaman yang karyawan. Kalo anak sekolah mungkin disampaikan sesuai dengan dunia mereka.” 52 Dalam penelitian menunjukkan bahwa mengetahui khalayak sasaran perlu dilakukan berhubungan dengan bagaimana pesan akan disampaikan karena khalayak yang berbeda memiliki penyampaian pesan yang berbeda. Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak Aditya : “Jelas sebelum kita menginformasikan tentang jaminan keselamatan kita melihat dulu audiens. Kita kan menyampaikan pada audiens itu disaat kita perlu tau dulu audiensnya seperti apa. Apakah tingkat pelajar, apakah dia tingkat seperti instansi, karyawan, perusahaan-perusahaan atau pun yang lainnya kita harus tau itu dan cara menyampaikannya pun kita juga agak berbeda. Mungkin bahasa kita harus sesuaikan dengan bahasa meraka untuk bisa di mengerti.” Strategi yang dilakukan jasa raharja dalam mengenal khalayak sasarannya dengan melihat karakteristik demografis khalayak, masyarakat terdiri dari individu yang berbeda dan berada diwilayah yang tersebar luas. Seperti yang dikatakan pak Angga : “Meskipun khalayak sasaran jasa raharja dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan adalah seluruh masyarakat bukan berarti tidak perlu mengenal siapa audiens kita. Meskipun khalyaknya seluruh masyarakat tapi pasti berbeda – beda maka kita perlu mengenal. Kita melihat khalayak sasaran kita berdasarkan usia ada anak-anak, remaja, dan dewasa, pendidikan dan dimana mereka berada apakah mereka pelajar seperti pelajar setingkat SD, SMP, atau SMA, apakah mereka mahasiswa, atau mereka berasal dari suatu instansi atau merupakan karyawan atau mereka masyarakat umum. Pengenalan tersebut penting sebagai awal kita agar dapat mentukan materi apa yang akan disampaikan.” 53 Klasifikasi khalayak PT. Jasa Raharja Banten adalah seluruh masyarakat dengan mengelompokkan mereka berdasarkan pelajar, mahasiswa, karyawan atau instansi – instansi karena Jasa Raharja merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang dimana memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa asuransi atau jaminan keselamatan berkendara dan informasi itulah yang perlu di ketahui oleh seluruh masyarakat, analisis khalayak yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten menentukan apa dan bagaimana mereka menyampaikan pesan paada Khalayak. Sesuai dengan yang disampaikan Pak Aditya : “ Kalau sasaran kita semua. Mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan, instansi – instansi atau masyarakat umum lainnya. Kita tidak melihat siapa yang berhak atau tidak dalam menerima sosialisasi kita. Tetep setiap orang harus menerima apa yang hak dan kewajiban bagi mereka. Karena kan kita ada untuk melayani masyarakat.” Dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten tidak lupa mengenal siapa yang menjadi sasaran khalayak dalam upaya membangun pemahaman masyarakat. Pengenalan yang dilakukan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik, dan ini dibuktikan dimana respon masyarakat yang baik seperti yang dikatakan Pak Aditya : “ Baik sih semua artinya kemampuan masyarakat dalam menerima pesan – pesan sangat baik artinya masyarakat bisa menerima pesan dari koran bisa, dari radio bisa, ya artinya 54 selama ini dalam kegiatan jasa raharja yang kita lakukan banyak tanggapan positif dimana saat sosialisasipun banyak tibal balik seperti mereka mengajukan pertanyaanpertanyaan saat sosialisasi. Kalau kata – kata alhamdulillah mereka dapat mengerti. Selama ini kami kalau untuk sosialisasi sehingga terjadi timbal balik. Dan untuk bisa menarik mereka untuk bertanya kita memberikan semacam dorpricelah atau kegiatan seperti pengobatan gratis. Biasanya kalau kita ke kecamatan kita mengadakan pengobatan gratis agar mereka tertarik. Karena kan dari segi lain kita memberikan santunan kita juga ada program sosial ya itu pengobatan gratis jadi sekalian untuk menarik minat mereka.” Berdasarkan uraian di atas bahwa khalayak yang menjadi sasaran PT. Jasa Raharja dalam upaya membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan tidak dibatasi. PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan khalayak. PT. Jasa Raharja Banten dengan melihat dan menentukan sasaran khalayak hanya berdasarkan karakteristik demografis seperti usia, pendidikan dan status mereka, diantaranya sasaran khalayak Jasa Raharja Bante seperti pelajar, karyawan, mahasiswa atau masyarakat umum. PT. Jasa Raharja Sejauh ini kegiatan yang telah diselenggarakan mendapat respon yang baik, dimana terjadi timbal balik yang baik. Dari sumber data yang di dapat dari PT. Jasa Rahrja Banten berikut beberapa tempat dan kegiatan yang telah berlangsung selama tahun 2014 – 2015: 1. Talkshow di radio Piranti 105.6 FM Pandeglang 2. Sosialisasi di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang 3. Sosialisasi di Kecamatan Cibeber 4. Talkshow di RRI 55 5. Talkshow di PBS FM Serang 6. Sosialisasi dengan anggota kopasus 7. Sosialisasi di kecamatan Walantaka 8. Sosialisasi Bhayangkari di Polres Serang 9. Sosialisasi di Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang 10. Sosialisasi di Kecamatan Sajira 11. Sosialisasi Brabang Serang 12. Sosialisasi di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang 13. Sosialisasi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 14. Sosialisasi bersama para pelajar yang berasal dari daerah Cilegon di Gedung Sukofindo Lt.4 Gambar 4.1 ( Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang ) 56 Gambar 4.2 ( Kegiatan sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung Sukofindo ) Sebelum kegiatan komunikasi berlangsung hal pertama yang penting untuk dilakukan adalah analisis khalayak dengan mengenal siapa dan bagaimana komunikan yang akan menjadi sasaran agar komunikasi berlangsung dengan efektif, dalam hal ini PT. Jasa Raharja Banten yang merupakan salah satu kantor cabang dari PT. Jasa Raharja (PERSERO) milik negara yang berusaha untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti melihat bahwa PT. Jasa Raharja Banten melakukan analisis khalayak berdasarkan visi dan misi yang dipegang oleh suatu lembaga atau perusahaan, dimana PT. Jasa Raharja penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan bergerak dalam bidang asuransi 57 dan mengutamakan pelayanan yang baik melalui program sosial yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat. PT. Jasa Raharja mengenal siapa saja yang menjadi khalayak sasaran mereka dengan melihat bahwa khalayak meraka memiliki karakteristik yang berbeda, berdasarkan status mereka seperti pelajar, karyawan, mahasiswa atau instansi atau masyarakat umum. Melihat bahwa khalayak sasaran PT. Jasa Rahrja Banten terdiri dari usia yang beragam seperti anak- anak, remaja, dan dewasa. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan komunikasi tak mungkin berlangsung. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi : a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak. Dalam kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak PT. Jasa Raharja Banten dapat melihat Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan yakni sejauh mana masyarakat Banten paham tentang jaminan keselamatan, tentang Jasa Raharja karena penting bagi PT. Jasa Raharja mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat, dari segi pengetahuan khalayak misalnya terdapat pesan – pesan yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki pengetahuan, memiliki hanya sedikit, memiliki banyak, dan yang ahli tentang masalah yang disajikan. Sedangkan dari sikap khalayak PT. Jasa Raharja dapat 58 melihat sikap khalayak terhadapa pesan yang akan disampaikan karena dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu – ragu, dan yang menolak. Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan Apabila PT. Jasa Raharja Banten melihat kondisi kepribadian dan fisik khalayak PT. Jasa Raharja Banten dapat mengembangkan informasi penting lainnya yang belum diketahui masyarakat tentang Jasa Raharja. Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan – pesan lewat media yang digunakan, Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma – norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada. Mengenal pengaruh kelompok dan nilai – nilai kelompok, memang merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan dari kelompoknya. c. Situasi dimana kelompok itu berada Dalam identifikasi khalayak dapat dilihat, apakah khalayak tersebut khalayak yang modern, atau tradisional, karena semakin modern khalayak sasaran maka makin kurang dan renggang hubungan dengan kelompok, sebaliknya semakin trasdisional khalayak sasaran semakin kuat dan erat hubungan dengan kelompoknya. Dilihat dari pengenalan khalayak yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten mengenal khalayak sasaran dengan melihat karakteristik demografis 59 dimana berdasaarkan usia, pendidikan, status, dan jasa rahrja juga melihat darimana kahalayak berasal. Meskipun PT. Jasa Raharja Banten tidak membeda – bedakan siapa yang berhak mendapatkan pesan atau informasi tetapi penting dilakukan karena PT. Jasa Raharja Banten dapat melihat apakah masyarakat tersebut lebih dominan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi dalam beraktifitas sehingga dapat menentukan pesan atau materi apa yang akan disampaikan. Usia khalayak juga menjadi bahan pertimbangan karena batasan usia khalayak sasaran dapat mempengaruhi mereka mengerti atau paham akan pesan yang disampaikan. Peneliti melihat bahwa PT. Jasa Raharja membangun persamaan kepentingan dengan menarik perhatian melakukan kegiatan sosial selain itu PT. Jasa Raharja pun melihat banyak masyarakat yang masih saja ada yang tidak tahu bahwa dalam berlalu lintas di jamin keselamatannya oleh negara jadi persamaan kebutuhan akan informasi tentang jaminan keselamatan yang menjadi hak masyarakatlah yang menjadi persamaan kepentingan antara PT. Jasa Raharja sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan. PT. Jasa Raharja Banten ingin setiap masyarakat paham dan tahu fungsi dan tugas Jasa Raharja agas setiap masyarakat semakin tahu dan paham bawa negara ada menjamin keselamatan setiap masyarakat melalui PT. Jasa Raharja yang ada di setiap daerah persamaan kepentingan inilah yang ingin dibangun di masyarakat. PT. Jasa Raharja sadar bahwa masyarakat terdiri dari individu – individu yang berbeda sifat, status, lapisan dan kategori sosialnya. 60 Masyarakat berada pada wilayah luas dan tersebar dan tidak mengenal satu sama lain sehingga PT. Jasa Raharja Banten terus melakukan semaksimal mungkin dalam upaya membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi baik secara langsung kedaerah – daerah yang ada di banten atau pun di radio – radio lokal, program dialog publik di universitas, program pengobatan gratis. 4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten Pesan adalah salah satu unsur yang terdapat dalam komunikasi, pesan menjadi sangat penting karena tanpa adanya pesan komunikasi tidak akan berjalan. Menyusun suatu pesan dalam komunikasi juga sangat penting, pesan yang disampaikan dalam komunikasi pasti memiliki tujuan tertentu. Itu alasan mengapa menyusun pesan pun membutuhkan strategi, seperti yang disampaikan Pak Arif: “Biasanya kita memanfaatkan spanduk/baliho yang didalamnya terdapat tulisan dan gambar. Baik teks maupun gambar yang terdapat dalam spanduk atau baliho melalui tahap perencanaan sebelumnya, karena spanduk atau baliho biasanya akan dipasang di dekat jalan raya yang dilalui masyarakat, maka kata-kata atau kalimat yang digunakan secara singkat namun jelas, sehingga masyarakat pengguna kendaraan tetap dapat membacanya. Selain spanduk atau baliho kami juga membagi stiker yang akan di tempelkan pada kendaraan pribadi atau transportasi umum. Pembuatan dan perencanaan spanduk atau baliho dan stiker dilakukan oleh Jasa Raharja Pusat yang ada di jakarta yang pemasangan dan pelaksanaanya diberikan kepada kantorkantor cabang yang ada di setiap daerah di Indonesia. Pesan 61 yang disampaikan dalam sosialisasi sudah pasti berbeda dengan pesan yang terdapat dalam spanduk atau baliho. Pesan yang disampaikan dalam sosialisasi memiliki perencanaan yang berbeda karena sosialisasi penting untuk melihat siapa yang menjadi khalayak sasaran karena khalayak memiliki perbedaan baik karakteristik maupun asal mereka. Pesan dalam sosialisasi akan lebih panjang karena pesan yang disampaikan perlu dijelaskan maka sebelum sosialisasi berlangsung perlu menyiapkan materi apa saja yang akan di sampaikan dan tema pun harus disesuaikan.” Pak Angga juga menambahkan : “Memperhatikan pesan yang akan disampaikan adalah hal penting. Pesan yang akan kami sampaikan pada audiens disesuaikan dengan khalayak sasaran kita, meskipun inti pesan yang akan disampaikan sama yaitu tentang program – program Jasa Raharja seperti jaminan keselamatan. Setelah kita mengenali siapa audiens kita, maka kita akan menentukan pesan dan cara penyampaiannya.” Terkait dengan isi pesan yang diberikan pada khalayak yang dimana berbeda-bedanya baik umur ataupun tingkatannya PT. Jasa Raharja tidak memberikan informasi yang berbeda. Seperti yang dikatakan Pak aditya : “ Ya kalau intinya sih sama, artinya hak dan kewajiban mayarakat dalam menerima santunan Jasa Raharja. Ya kalau haknya yang jelas masyarakat yang mengalami korban kecelakaan lalu lintas atau kendaraan umum. Itu aja sih kalo kewajibannya ya untuk membayar iuran, iuran pun ada dua yaitu sumbangan wajib dan iuran wajib. Dan bagaimana cara pengurusan Jasa Raharja. Itu yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara penyampaian pesannya saja kepada audiens. “ Dalam penyusunan pesan PT. Jasa Raharja sering kali menambahkan unsur – unsur lain saat menyampaikan pesan misalnya gambar, video dan 62 memperhatikan kata – kata dan kalimat dalam penyusunan pesan agar dapat dimengerti seperti yang di jelaskan Pak Aditya : “ Oh ya tentu dalam kegiatan sosialisasi misalnya kita menambahkan media tambahan misalnya gambar, video. Biasanya kita tambahkan supaya lebih menarik. Seperti video yang menjadi iklan di televisi. Yang di maksudkan agar audiens semakin paham.” Lebih lanjut Pak Aditya mengatakan : “...oh tentu, artinya setiap kata – kata dalam penyampaian pesan kita buat sedemikian rupa supaya mereka paham dan mengerti. Dan setiap istilah – istilah yang digunakan juga kita jelaskan karna tidak semua audiens mengerti atau tau. Dalam menyusun pesan kita juga mempertimbangkan unsurunsur lain supaya lebih menarik artinya bisa dari segi warna dan gambar – gambar yang menarik. Dan video – video juga sering kita putarkan untuk gambaran mereka seperti kita memutarkan video yang menjadi iklan di televisi dan kecelakaan apa saja yang di tanggung oleh jasa raharja.” Lebih lanjut lagi Pak Aditya mengatakan : “ tidak ada tanda khusus yang diggunakan. Kita hanya menggunakan bahasa yang sehari – hari saja. Dan dengan tema atau kegiatan yang sederhana agar masyarakat yang sebagai audiens dapat mengerti secara langsung. ” Bahasa yang digunakan adalah bahasa Nasional yaitu bahasa indonesia, penggunaan bahasa daerah setempat juga dimanfaatkan dalam penyampaian pesan baik dilakukan oleh petugas Jasa Raharja atau meminta bantuan untuk menterjemahkannya. Namun pada kegiatan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain bergantung tidak hanya pada bahasa yang sama, tetapi juga pengalaman yang sama maka mengapa penting dilakukan dalam pengenalan 63 khalayak seorang komunikator menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayaknya. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa PT. Jasa Raharja Banten sangat detail dalam menyusun pesan. Mereka tahu siapa saja khalayaknya berdasarkan karateristik mereka. PT. Jasa Raharja Banten ingin pesan yang disampaikan benar – benar menjelaskan tujuan dari mengapa pesan tersebut disampaikan dengan memperhatikan unsur dalam penyusunan pesan seperti memperhatikan kata – kata, menambahkan unsur gambar dan video, serta bahasa yang digunakan bahasa yang digunakan sehari - hari. Membangkitkan perhatian, minat, dan kepentingan bukan hal yang mudah apa lagi jika menyangkut khalayak banyak. Dalam menarik masyarakat untuk datang dan terarik dalam kegiatan atau program Jasa Rahrja maka diperlukan suatu kegiatan yang dimana masyarakat bisa merasa senang dan emosinya terbangun. sehingga perhatian, minat dan kepentingan mereka pun akan tumbuh secara tidak langsung. Seperti yang dikatakan Pak Aditya : “ Ya itu tadi bagaimana membangitkan perhatian masyarakat melalui bagaimana kita menyampaikan kepada mereka. Ya katakanlah kalau kita banyak melalui website, radio dan koran juga ada. Nah biasanya kalau kita tatap langsung melalui dorprise, pengobatan langsung atau dengan gambar menggunakan infokus. Nanti kita tampilkan gambar - gambar yang menarik perhatian mereka.” Memberikan pemahaman awal menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangkitkan kepentingan mereka terhadap materi yang akan diberikan seperti yang dikatakan pak arif : 64 “ Misalkan materi yang kita sampaikan tentang keselamatan lalulintas atau kecelakaan biasanya kan masyarakat cenderung menghindari dari materi yangg tidak penting tapi kita kasih pemahaman dulu bahwa kecelakaan tidak mengenal umur, jenis kelamin dan pekerjaan kaya, miskin, datengnya kita ga tau kapan, apakah kita siap secara materi atau tidak makanya kita kasih pemahaman tentang itu dulu supaya masyarakat memahami pentingnya informasi tentang keselamatan lalu lintas, pentingnya informasi tentang bagaimana penanganan kasus kecelakaan lalu lintas, hak dan kewajiban masyarakat yang mengalami kecelakaan. jadi membangun pemahamannya seperti itu, bahwa dengan kita hati2 pun bisa saja menjadi korban. ” Tidak hanya sebagai bentuk menumbuhkan minat perhatian, dan tetapi kegiatan sosial juga dijadikan sarana dimana saat kegiatan sosial diadakan disisipkan informasi tentang jaminan keselamatan. Seperti yang dikatakan Pak Angga : “ Selain sosialisasi yang rutin kita lakukan kita juga ada kegiatan seperti kegiatan sosial seperti pengobatan gratis lalu ada kemaren mudik gratis yang dimana selalu dalam kegiatan itu di sisipkan informasi kepada masyarakat tentang keamanan berkendara dan tentang jaminan keselamat. “ Dari uraian wawancara diatas dapat dilihat bahawa PT. Jasa Raharja Banten dalam strategi menyusun pesan sudah sangat baik, dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran PT. Jasa Raharja Banten sering kali menambahkan unsur – unsur lain saat menyampaikan pesan seperti gambar, video dan memperhatikan kata – kata dan kalimat dalam penyusunan pesan agar dapat dimengerti dalam memberikan informasi 65 tentang jaminan keselamatan dan pesan terkait hak dan kewajiban masyarakat yang dimana hak masyarakat adalah : 1. Setiap penumpang alat angkutan umum yang sah berhak atas santunan Jasa Raharja, apabila alat angkutan umum yang dipergunakan mengalami musibah, 2. Setiap orang yang tertabrak kendaraan bermotor alat angkutan lalu lintas dan tabrakan dua kendaraan bermotor atau lebih berhak atas santunan Jasa Raharja. Sedangkan yang menjadi kewajiban masyarakat sendiri adalah masyarakat berkewajiban membayar iuran wajib yakni pada saat pembayaran pajak kendaraan seperti yang tertera pada STNK yaitu SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) sedangkan bagi masyarakat yang menggunakan angkutan umum pembayaran pajak Jasa Raharja sudah ada pada tiket saat melakukan perjalanan seperti pada angkutan umum kereta api, pesawat udara, kapal laut, dan bus umum. PT. Jasa Raharja Banten mengunakan bahasa yang dapat dimengerti audiens dalam menyampaikan pesan, selain itu PT. Jasa Raharja Banten menggunakan kegiatan sosial seperti pengobatan gratis untuk menarik perhatian dan dimanfaat sekaligus untuk mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan. 66 Gambar 4.3 (contoh pesan yang diberi unsur gambar) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan mewawancarai langsung informan, dengan memberikan pertanyaan kepada PT. Jasa Raharja Banten mengenai bagaimana PT. Jasa Raharja Banten melakukan strategi menyusun pesan berdasarkan pada tujuan mengapa pesan tersebut dibuat, siapa yang akan menjadi khalayak dan bagaimana pesan tersebut disampaikan pada khalayak. Dalam membangun pemahaman masyarakat melalui kegiatan sosialisasi hal pertama yang dilakukan PT. Jasa Raharja yakni mengenal terlebih dahulu siapa audiensnya seperti yang dikatakan Pak Aditya, lalu menentukan pesan yang disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Penyusunan pesan juga menjadi bagian yang diperhatikan oleh PT. Jasa Raharja dengan pemperhatikan kata – kata, bahasa, penggunaan huruf dan menambahkan 67 gambar – gambar serta video dapat mempermudah masyarakat memahami dan melihat pesan dengan jelas. PT. Jasa Raharja Banten dalam memberikan informasi. Peneliti melihat bahwa PT. Jasa Raharja Banten sudah cukup baik dalam penyusunan pesan, PT. Jasa Raharja memiliki tahapan yang jelas dimana terlebih dahulu mengenal khalayak sasaran, karena terdiri dari usia, status dan pendidikan yang berbeda sehingga PT. Jasa Raharja banten menyusun pesan berdasarkan khalayak sasaran dan mempersiapkan materi dengan memperhatikan kalimat dan kata-kata yang digunakan. Penggunaan bahasa menjadi unsur dalam penyusunan pesan dimana selain menggunakan bahasa Indonesia penggunaan bahasa daerah yang digunakan petugas atau meminta bantuan lurah atau camat untuk menterjemahkannya jika masyarakat di daerah tersebut tidak atau kurang dalam berbahasa Indonesi, dan strategi PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan kegiatan sosial atau pemberian dorprice kepada khalayak sasaran sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat sehingga masyarakat antusias dalam mengikuti sosialisasi tentang jaminan keselamatan dapat terlaksana. 4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten Dalam pembahasan ini akan dijabarkan Cara penyampaian komunikasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam penyampaian informasi tentang jaminan keselamatan kepada Khalayak. Menurut Arifin Anwar, dalam 68 mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi harus disampaikan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dituju dan ditunjukkan kepada siapa. Pak Aditya mengatakan: “ Dalam kegiatan sosialisasi bentuk pesan yang kami gunakan dengan metode informatif karena pesan kita merupakan suatu informasi yang perlu di ketahui masyarakat banyak dengan sejelas mungkin. Dan kita juga sering menggunakan metode edukatif yang dimana bekerja sama dengan pihak polisi dengan mendidik tentang berkendara yang aman.” Hal serupa juga dikatakan oleh Pak Angga : “ Bentuk pesan kita tentu informatif, disini kita berusaha memberikan informasi yang berisikan kita sebagai, jasa raharja itu kan tugas untuk menjalankann undang – undang 33 dan 34 tentang kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum. Jadi setiap sosialisasi yang kita berikan kepada masyarakat berkisar tentang itu. Yang terpenting dari kita itu menjelaskan kepada masyarakat bahwa jasa raharja itu mengemban tugas untuk menjalankan undang – undang 33 tentang dana kecelakaan penumpang umum seperti penumpang bus, kapal atau pesawat akan di jamin meskipun kecelakaan tunggal dan 34 tahun 64 tentang lalu lintas akan di tanggung oleh jasa rahaja kecuali kecelakaan tunggal, jadi dua kendaraan yg bertabrakan dan mengakibat kan korban luka-luka itu akan di tanggung jasa raharja. Yang penting Inti dari jasa raharja yang penting masyarakat tau bahwa jasa raharja adalah asuransi yang diberikan oleh pemerintah karena kita Badan Usaha Milik Negara yang di pemerintah oleh pemerintah untuk menjalankan undang – 69 undang 33 dan 34. Jadi pemahaman masyarakatnya biar sama, jadi masyarakat mengerti bahwa setiap kecelakaan di tanggung oleh jasa raharja. Selain itu unsur edukatif juga kita gunakan misalnya kalau sosialisasi ke sekolah – sekolah kita sering tambahkan unsur edukatif tentang bagaimana berkendara yang baik dan aman dimana kita bekerjasama dengan pihak polisi juga sebagai narasumbernya. “ Metode komunikasi yang dilakukan mengacu pada hasil penelitian dapat dikatakan bahwa cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam proses komunikasi yakni: informatif karena pesan yang mereka sampaikan merupakan suatu informasi, cara ini digunakan agar masyarakat lebih paham dan tahu apa itu jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah untuk masyarakat. Selain metode informatif mereka juga sering menggunakan metode edukatif yang dimana bekerja sama dengan pihak kepolisian yang pesannya tentang mendidik mengenai berkendara dengan aman. Metode edukasi sering digunakan ketika PT. Jasa Raharja melakukan sosialisasi kesekolah – sekolah, universitas dan pada kegiatan tertentu seperti saat mudik pada hari raya lebaran. Edukasi yang diberikan adalah bagaimana berkendara dengan aman seperti menggunakan perlengkapan pengaman seperti helm saat berkendara menggunakan motor, tidak menggunakan handphone saat berkendara, beristirahat jika pengemudi merasa lelah dan memacu kendaraan dengan batas normal saat di jalan raya. Penggunaan metode dalam penyampaian pesan merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikannya menjadi tahap 70 yang penting dan melihat pada tujuan mengapa dan kepada siapa pesan tersebut ingin disampaikan. Dalam hal ini, sebagaimana dapat dilihat dari hasil penelitian dimana PT. Jasa Raharja menggunakan bebebrapa metode dalam penyampaianan pesan diantaranya adalah : Metode informatif merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya. Tujuan memberikan informasi kepada masyarakat. karena pesan yang disampaikan merupakan suatu informasi yang perlu di ketahui masyarakat banyak dengan sejelas mungkin. Menggunakan metode informatif, yang merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pendapat yang sebenarnya. Peneliti melihat PT. Jasa Raharja Banten juga mencoba untuk memberikan penerangan tentang Jasa Raharja sesuai dengan pengertian informatif diatas. Dimana menginformasikan apa tugas dan fungsinya, dan menerangkan kepada masyarakat setiap program kegiatan yang salah satunya tentang jaminan keselamatan, terlebih lagi informasi bagaimana prosedur pengajuan asuransi jika terjadi kecelakaan dimana apabila terjadi kecelakaan dalam perjalanan di darat laut dan udara segera hubungi kantor Jasa Raharja terdekat untuk mendapatkan informasi awal cara pengurusan santunan, kemudian 71 melengkapi persyaratan pengajuan permohonan santunan yakni laporan kepolisian, surat keterangan dari rumah sakit dan identitas kependudukan dan setelah dokumen lengkap serahkan ke Jasa Raharja untuk diproses pembayaran santunan. Jadi metode ini dikatakan sebagai langkah strategi dalam menyampaikan pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Metode Educatif, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya menggunakan metode edukasi yang dimana bekerja sama dengan pihak kepolisian. Edukasi tersebut mengenai pelatihan Safety Riding, pelaksanaan sosialisasi penggunaan perangkat keselamatan (helm, sabuk pengaman dan lain-lain). Metode ini sebagai upaya memberikan gambaran lain pada Jasa Raharja bahwa Jasa Raharja hanya hadir pada saat terjadi kecelakaan saja, tetapi Jasa Raharja hadir dan menjalin kedekatan pada masyarakat melaui kegiatan yang dilakukan. Peneliti melihat bahwa metode edukasi lebih sering di aplikasikan kepada para pelajar karena angka kecelakaan lebih didominasi oleh kalangan pelajar seperti yang dikatakan oleh Bapak Ari Tjahyono kepala Cabang Jasa Raharja Banten bahwa 72 “Angka kecelakaan terus meningkat khususnya di daerah Banten mendorong kesadaran kita bersama mitra yang terkait untuk selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas di jalan raya. Angka kecelakaan beberapa tahun ini masih di dominasi dari kalangan pelajar dan masih di bawah umur”38 4.3.4 Strategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten Strategi seleksi dan penggunaan Media perlu dilakukan untuk menentukan media mana yang tepat untuk digunaakan sebagai perantara pesan agar dapat sampai kepada komunikan dalam hal ini PT.Jasa Raharja Banten kepada khalayaknya. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Jasa Raharja pada tahap ini strategi seleksi dan penggunaan media juga dilakukan agar mendapat media yang tepat sesuai kebutuhan dan tujuan. Alasan pokok pemilihan media dalam kegiatan komunikasi ini agar seluruh lapisan masyarakat mendapat informasi yang sama. Pak Angga mengatakan : “ Selain kita membangun pemahaman mengenai jaminan keselamatan secara tatap langsung dengan audiens, kita juga bekerja sama dengan media lokal yang ada di banten. Media cetak seperti koran lokal banten, radio – radio yang ada di Banten, juga televisi lokal yang ada di Banten.” Lanjut Pak Angga mengatakan: 38 www.Jasaraharja.co.id - Sosialisasi keselamatan lalu lintas bersama mitra . 30 September 2015 73 “ Untuk sosialisasi saat in di radio – radio trus di televisi lokal kalo di Banten khusunya. Untuk kriteria khusus tidak ada yang penting dia itu jelas, kita tau kalo media itu terkenal di Banten jadi kita memilih media itu berdasarkan tidak hanya misalkan kita memilih media itu hanya satu radio ini radio ini terus, tidak. Jadi beberapa radio setiap bulan minimal dua kali sosialisasi di radio yang berbeda karena kita memikirkan setiap radio pasti punya pendengarnya masing – masing jadi untuk mencangkup seluruh kita beda – bedakan setiap radio, setiap bulan kita pasti mengadakan sosialisasi. “ Hal serupa pun dikatakan pa arif selaku pelaksana unit pelayanan: “ Media yang dimanfaatkan seperti Media komunikasi telepon atau contact center jasa raharja 1500020. Contact center penting agar masyarakat dapat berkomunikasi secara langsung dan dapat menanyakan kepada petugas jasa raharja, ini juga sebagai bentuk melayani masyarakat melalui telepon dan sebagai salah satu strategi komunikasi. Misalnya yang berada di divisi unit pelayanan selain melayani menggunakan mobil unit pelayanan ke beberapa rumah sakit yang ada di serang atau cilegon juga tidak segan apa bila melayani masyarakat melalui telepon pribadi sendiri yang penting adalah dapat melayani masyarakat semaksimal mungkin dalam pengajuan klaim dan menjelaskan proses pengajuannya dengan sebaik – baiknya. Yang diharapkan dari melayani masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam pengajuan santunan dan informasi tentang jaminan keselamtan yang diberikan jasa raharja kepada keluarga atau tetangga linkungan korban atau keluarga korban sehingga secara tidak langsung dapat membantu jasa raharja dalam menginformasikannya. Media lainnya ada media cetak seperti surat kabar, brosur, ada juga majalah media raharja, kemudia radio, dan media internet website. “ 74 Pemanfaatan media lainnya juga dilakukan PT. Jasa Raharja ini dimaksudkan agar cakupan masyarakat lebih luas lagi dalam mendapatkan informasi tentang jaminan keselamatan dan program lainnya yang dilakukan PT. Jasa Raharja. Seperti yang diungkapkan Pak Angga : “ Kalo media lainnya kita ada web jasa raharja yaitu www.jasaraharja.co.id itu web jasa raharja dari pusat itu seluruh indonesia di web itu semua tentang Jasa Raharja bisa dilihat ada tentang formulir pengajuan santunan ada berita - berita kegiatan jasa raharja setiap provinsi atau cabang trus ada struktur organisasi ada visi misi semuanya ada. Cek aja web utama kita. ” Berdasarkan hasil penelitian, media komunikasi yang digunakan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan diantaranya: a. Media elektronik lokal seperti radio dan televisi PT. Jasa Raharja Banten melakukan sosialisasi menggunakan media elektronik seperti pada tanggal 15 juni 2015 PT. Jasa Raharja Banten melakukan kegiatan sosialisasi di radio lokal yakni Hot Radio Serang. Bentuk sosialisasi tersebut dibalut dalam acara Talkshow yang dimana narasumber dalam acara tersebut diwakili Kepala Bagian Operasional, Bapak Dasrul Aswad dan Kasubag Humas dan Hukum, Bapak Adhitya Angga Dewa. Dalam acara Talkshow tersebut dimulai dengan pertanyaan dari penyiar tentang apakah itu Jasa Raharja dan peran Jasa Raharja dalam perlindungan keselamatan berlalu lintas bagi masyarakat. Kemudian 75 selanjutnya tanya jawab dengan pendengar Hot Radio melalui telepon langsung. Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung ternyata antusias dari pendengar sangat baik. Banyak masyarakat yang menanyakan bagaimana cara mendapatkan santunan Jasa Raharja dan syarat apa saja yang harus dipenuhi. Gambar 4.4 (Sosialisasi di Hot Radio Serang) Melihat dari antusias pendengar di radio diharapkan dapat diadakan sesering mungkin agar para pendengar yang terdiri dari berbagai golongan usia dapat memahami dan mengerti ruang lingkup Jasa Raharja sebagai Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas Pemerintah melaksanakan UU. No.33 dan 34 Tahun 1964. Sosialisasi yang dilakukan di suatu radio merupakan kegiatan memberikan informasi tentang Jasa Raharja dan cara mendapatkan santunan serta syarat yang harus dipenuhi jika terjadi kecelakaan. 76 Kegiatan talkshow tersebut masuk dalam program acara Relasi pada pukul 13.00, dalam acara tersebut tidak hanya ada kegiatan tanya jawab antara penyiar dan pihak Jasa Rahrja Banten saja tetapi juga diselingi dengan memutar lagu – lagu. Pemilih jam sosialisasi tersebut tidak di atus oleh pihak Jasa Raharja Banten, karena baik jam atau di program apa kegiatan sosialisas berlangsung di tentukan oleh pihak radio. Pihak radio menyesuaikan kegiatan sosialisasi dengan konten atau program acara yang disiarkan radio tersebut, dan memlihat program acara yang juga dapat berinteraksi dengan pendengar secara langsung. Begitu juga kegiatan sosialisasi yang dilakukan di beberapa radio lainnya. Kegiatan sosialisasi di radio dilakukan dua kali dalam sebulan namun tidak secara rutin dilakukan setiap bulannya karena tergantung dengan biaya kegiatannya. kegiatan sosialisasi baik di radio maupun kegiatan sosialisasi secara tatap muka dilakukan pada saat jam kerja saja. b. Media cetak koran Selain melalui radio, PT. Jasa Raharja Banten juga menggunakan media cetak sebagai media penyalur pesan pada masyarakat. Seperti acara Press Conference yang di selenggarakan PT. Jasa Raharja Banten pada 26 Mei 2015 yang bertemakan “Sinergi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas”, dengan mengundang beberapa wartawan dari media cetak seperti Radar Banten. 77 Informasi yang diberikan dalam Press Conference yakni presentase korban kecelakaan, jumlah santunan yang di keluarkan sejak 2011, dan informasi tugas Jasa Raharja. Sebagai pembicara dalam konferensi pers tersebut adalah kepala Jasa Raharja (Persero) Cabang Banten Ari Tjahyono. Gambar 4.5 (Suasana konferensi pers PT Jasa Raharja Banten) c. Media internet Media internet disebut juga media online. Secara teknis atau fisik, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website ( situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, Tv Online, dan email.39 Media internet yang digunakan oleh Jasa Raharja diantaranya: 39 website Jasa Raharja yaitu www.jasaraharja.co.id Asep Syamsul. Jurnalistik Online. Thn 2012. Hal 30- 78 Facebook Jasa Rahrja yaitu PT. Jasa Raharja-Persero Twitter Jasa Raharja @pt_jasarahrja Dalam web Jasa Raharja yang di oprasikan oleh Jasa Raharja pusat berisikan informasi kegiatan cabang Jasa Raharja yang ada di seluruh daerah. Informasi tersebut berasal dari humas dari setiap cabang, begitu juga kegiatan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten terdapat di media internet diatas. d. Contact Center Contact center jasa rahrja Banten adalah 1500020 merupakan media komunikasi dimana masyarakat dapat menghubungi jasa raharja baik untuk mendapatkan informasi tentang jaminan atau informasi dalam proses pengajuan klaim yang akan terhubung langsung dengan petugas jasa raharja Banten. Seleksi media yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten juga berdasarkan khalayak sasaran mereka karena mereka mengangap media yang digunakan mempengaruhi bagaimana mereka menerima pesan seperti yang dikatakan Pak Aditya: “ Ya tentu, kami memperhatikan media yang digunakan berdasarkan audiens. Baik secara tatap muka ataupun tidak. Karena ini menyangkut bagaimana mereka menerima pesan. Media yang digunakan disesuaikan dengan usia, kegemaran meraka lebih sering menggunakan media cetak atau media elektronik. Seperti itu.” Lebih lanjut Pak Aditya mengatakan : 79 “ Penyesuaian berkaitan bagaimana mereka dapat memahami pesan yang kita berikan. Karena ada saja audiens yang tidak senang dengan mendengarkan radio misalnya tetapi lebih sering membaca koran maka dari itu mengapa kita memanfaat kan semua media elektronik dan media cetak dalam mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan. “ Pak Arif juga melihat media perlu disesuaikan dengan khalayak sasaran agar media yang digunakan dapat berfungsi sebagaimana mestinya : “ Kalo baliho kan sasarannya adalah para pengguna jalan, kalo sasarannya langsung karena nasabahnya jasa raharja adalah para pengguna jalan baik para pengendaraan dan para pejalan kaki. Kemudian kalo elektronik supaya skalanya bisa langsung nasional lebih komunikatif, ada sesi tanya jawab melalui online atau telepon Penggunaan media contact center seperti yang sudah dijelaskan media contact center dapat membantu dan melayani masyarakat via telepon jika masyarakat tidak bisa datang kekantor untuk mendapatkan informasi awal. Penggunaan media internet ada facebook, ada twitter, dan ada website. Penggunaan media sosial salah satu sasarannya adalah anak – anak muda yang menggunakan media sosial karena menurut data, angka kecelakaan banyak di alami oleh usia-usia produktif. semua akun tersebut diakses oleh jasa rahrja pusat namun kegiatan jasa raharja Banten tetap ada. Kenapa media internet, karena murah yah hanya perlu menyambungkannya dengan internet dan informasinya dapat di update terus. Kalau di radio dapat menyasar pada masyarakat banyak dan bisa saling berinteraksi dalam sosialisasi yang di lakukan di radio – radio begitupun dengan media cetak meskipun tidak terdapat interaksi secara langsung tapi karena masyarakat berbeda – beda yah dalam menggunakan media untuk mencari informasi. Jadi menggunakan media – media tersebut diharapkan dapat menyentuh masyarakat secara luas. ” 80 Mengacu pada hasil penelitian PT. Jasa Raharja Banten melakukan penyesuaian media yang digunakan dalam setiap kegiatan yang dilakukan berdasarkan khalayaknya yang dimana PT. Jasa Raharja Banten menganalisis khalayak berdasarkan kelompoknya, yakni pelajar, karyawan, mahasiswa, atau masyarakat umum. Mereka memikirkan bagaimana agar masyarakat memahami pesan yang disampaikan dengan menyesuaikan media komunikasi yang digunakan, karena setiap orang memiliki perbedaan dalam memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi. Penyesuaian yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja dalam melakukan komunikasi merupakan salah satu faktor dan bukti bahwa media memiliki andil besar bagi PT. Jasa Raharja Banten dalam mensosialisasikan jaminan keselamatan kepada khalayak, seperti yang dikatakan oleh Pak Aditya : “ Peran media sangat besar yah, artinya media membantu kita menjangkau masyarakat yang belum paham mengenai jaminan keselamatan serta fungsi dan tugas jasa raharja. Peran media juga memberikan dampak positif pada jasa raharja melaui berita.” Dari uraian diatas dapat dilihat media memiliki manfaat yang besar bagi PT. Jasa Raharja Banten dalam mensosialisasikan jaminan keselamatan kepada khalayak. PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan media cetak, media elektronik serta website sebagai media sosialisasi, PT. Jasa Raharja Banten dalam menggunakan media – media tersebut melihat bahwa setiap masyarakat tidak memiliki kesamaan dalam menggunakan media sebagai alat/media untuk mendapatkan informasi. 81 Media mampu membantu informasi tersebar luas kepada khalayak banyak. Peran media massa baik media cetak maupun media elektronik juga tidak kalah pentingnya terhadap kecepatan pelayanan Jasa Raharja. Semakin cepat mendapat berita / informasi adanya kecelakaan, semakin cepat pula pihak Jasa Raharja akan menindak lanjutinya dengan layanan jemput bola ke rumah korban / ahli waris korban. Selain menggunakan media, PT. Jasa Raharja bekerjasama dengan instansi lain dalam mensosialisasikan program tersebut. Hal tersebut dikatakan Pak Angga : “ Yah, kita bekerjasama dengan mitra – mitra kita baik itu dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Provinsi Banten mau pun dari pihak kepolisian dan dinas perhubungan. Jadi mitra kita ada tiga. Kita bersama mitra berusaha untuk mensosialisasikan tentang keselamatan berkendara sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa mereka semua warga negara berhak mendapatkan jaminan keselamatan. Jadi intinya kerjasama dengan mitra itu intinya pencegahan kecelakaan seperti itu.” Dari uraian diatas kerjasama yang di jalin PT. Jasa Raharja sebagai bentuk kesungguhan dalam tujuan agar masyarakat semakin paham dan mengerti dan semakin menambah wawasan masyarakat tentang keselamatan dalam berkendara. Seperti pada sosialisasi tiga wilayah Banten yaitu di Kecamatan Pandeglang, Pangarangan, dan Gunung Kencana ini diselenggarakan pada tanggal 10 sampai 12 Agustus 2015, PT. Jasa Raharja Banten bersama Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Provinsi Banten dan Polda Banten memberikan penyuluhan pajak daerah. Digelar untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat tentang 82 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) dan Instansi apa saja yang ada didalamnya. Pak Adhitya Angga Dewa selaku Kasubag Sw, Humas dan Hukum, sosialisasi bersama mitra seperti ini harus secara rutin diselenggarakan terutama di daerah pelosok Banten karena terbukti masih banyak masyarakat yang kurang mengerti tentang Pajak kendaraan bermotor dan terutama hak – haknya yang berkaitan dengan Jasa Raharja apabila masyarakat mengalami kecelakaan lalu lintas. Intinya masyarakat diharapkan kedepannya lebih mengerti kewajiban dan haknya berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor dan lebih memahami peran serta Jasa Raharja Gambar 4.6 ( sosialisasi di Kec. Pangarangan ) 83 Gambar 4.7 ( sosialisasi di Kec Pandeglang ) Dalam kegiatan sosialisasi banyak faktor penghambat atau kendala yang di alami PT. Jasa Raharja baik dari internal atau pun eksternal seperti yang di katakan Pak Aditya : Hal lainnya yang dikatakan Pak Angga : “ Hambatan yang kita alami selama ini, terkadang masyarakat kurang mengerti bahwa setiap kecelakaan yang terpenting adalah laporan kepolisian syarat yang utama, jadi yang berwenang menentukan itu kecelakaan atau bukan itu merupakan wewenang kepolisian. Kita membutuhkan laporan polisi. Hambatan kita itu masyarakat kurang sadar, bukan kurang sadar tapi takut untuk ke polisi nanti inilah – inilah. Ribet. Jadi kita menjelaskan kepada masyarakat bahwa sebenarnya mereka semua masyarakat itu di jamin oleh jasa raharja. Dan syarat utamanya yaitu lapor ke kepolisian. Jadi mulai sekarang jangan takut ke kepolisian, jadi kita hambatannya kebanyakan seperti itu. Kebanyakan masyarakat kurang memahami dan masih takut untuk ke kantor polisi. “ 84 Dari hasil wawancara di atas peneliti melihat kendala teknis dilapangan saat sosialisasi berlangsung adalah waktu, terkadang informasi yang disampaikan karena ingin disampaikan sejelas – jelasnya kepada masyarakat terbentur waktu yang singkat mengingat masyarakat yang menjadi audiens pun memiliki kesibukan lain. Hambatan lainnya adalah terdapat pada masyarakat dimana masyarakat masih memiliki ketakutan dan kurang memahami dalam pengurusan surat laporan dari kepolisian seperti yang dikatakan Pak Angga. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan media memiliki peran besar dalam menunjang keberhasilan PT. Jasa Raharja dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Media dianggap sebagai alat yang untuk komunikasi lebih luas dan menjangkau khalayak tanpa harus bertatap langsung. Seperti yang sudah dijelaskan media dalam proses komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari komunikator kepada komunikan, media dapat dibedakan dalam dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, dan semacamnya. 40 Selain kedua jenis media tersebut, sekarang lahir media baru yang kita kenal dengan internet. PT. Jasa Raharja Banten menggunakan media elektronik seperti radio diantaranya radio Banten Fm, 40 Cangara Hafied. Pengantar Ilmu komunikasi. 2010. Hal 24 85 Hot radio serang, televisi yang ada di Banten, menggunakan media cetak seperti koran dan media internet seperti website, facebook, twitter. Pemilihan media ini berdasarkan seleksi dengan memilih media dilihat berdasarkan media tersebut resmi atau tidak, apa tujuan yang disampaikan melalui pesan komunikasi dengan metode apa komunikasi tersebut dilakukan. PT. Jasa Raharja Banten. Menggunakan beberapa media dalam menyampaikan pesan merupakan salah satu strategi seleksi dan dikarenakan setiap khalayak mempunyai perbedaan dalam menggunakan media, dan disesuaikan dengan segmentasi penguna media sehingga penggunaan beberapa media dapat mencakup seluruh khalayak. Di radio misalnya PT. Jasa Raharja setiap bulannya minimal dua kali mengadakan sosialisasi di radio yang berbeda. Berikut beberapa contoh media lainnya yang digunakan oleh PT. Jasa Raharja Banten: Majalah Gambar 4.8 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014 86 Brosur Gambar 4.9 Tampak depan brosur Gambar 4.10 Tampak belakang brosur Dalam penelitian ini, dari hasil wawancara dengan narasumber peneliti tidak melihat PT. Jasa Raharja Banten memanfaatkan media sosial sebagai media untuk memberikan informasi, adapun media seperti twitter dan facebook yang dioprasikan oleh Jasa Raharja Pusat dengan akun @pt_Jasaraharja dan PT. Jasa Raharja-persero digunakan untuk menginformasikan jika akan ada kegiatan mudik gratis saat bulan puasa, informasi santunan korban kecelakaan, dan informasi keselamatan berlalu lintas. PT. Jasa Raharja Banten tidak memiliki media sosial atau website secara khusus yang dapat memberikan informasi tentang informasi lalu lintas dan informasi kecelakaan secara khusus yang berada di wilayah Banten dan informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Raharja Banten. Padahal 87 jika dilihat saat ini media sosial menjadi salah satu media komunikasi yang banyak di manfaatkan oleh masyarakat dalam mencari informasi. Penggunaan media sosial mampu memberikan ruang lebih luas bagi PT. Jasa Raharja Banten dalam menginformasikan berbagai hal kepada khalayak yang berhubungan dengan keselamatan, jaminan keselamatan, bahkan tentang program Jasa Raharja itu sendiri sehingga masyarakat pun dapat mengikuti atau setiap kegiatan PT. Jasa Raharja Banten secara cepat. Seperti yang dikatakan Asep Samsyul dalam buku jurnalistik online bahwa:41 “Kecepatan informasi di media sosial tampak sudah menggantikan peran media massa konvensional dalam menyebarkan berita. Kalangan media konvensional pun menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang dibuat para wartawan.” Karakteristik media online sekaligus keunggulan media online dibanding media konvensional (Cetak/elektronik) menurut Asep Syamsyul antara lain:42 1. Multimedia : dapat memuat atau menyajikan berita / informasi dalam bentuk teks, audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan. 2. Aktualitas : berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian. 3. Cepat : begitu di posting atau diupload, kangsung bisa diakses semua orang 41 42 Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 104 Asep Syamsyul M. Romli. Jurnalistik Online. 2012. Hal 33-34 88 4. Update : pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan cepat baik dari sisi konten maupun redaksional, misalnya kesalahan ketik/ejaan. Kita belum menemukan istilah “ralat” di media online sebagaimana sering muncul di media cetak. Informasi pun disampaikan secara terus-menerus. 5. Kapasitas luas : halaman web bisa menampung naskah sangat panjang 6. Fleksibilitas : pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan dimana saja, juga jadwal terbit (update) bisa kapan saja, dan setiap saat. 7. Luas : menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet. 8. Interaktif : dengan adanya fasilitas kolom komentar dan chat room. 9. Terdokumentasi : informasi tersimpan di “bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melauli “link”, “artikel terkait”, dan fasilitas “cari” (search). 10. Hyperlinked : terhubung dengan sumber lain (links) yang berkaitan dengan informasi tersaji. Dari keunggulan media online diatas dapat dilihat bahwa media online dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh PT. Jasa Raharja Banten sebagai media sosialisasi dan menyebarluaskan informasi terkait dengan Jasa Raharja dan segala kegiatan PT. Jasa Raharja Banten. Dalam penggunaan media elektronik, cetak, dan media online seperti website peneliti melihat sudah sangat baik. PT. Jasa Raharja Banten sampai saat ini terus menggunaan beberapa media tersebut sebagai media sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab 89 PT. Jasa Raharja memberikan santunan yang perlu di jelaskan kepada masyarakat. 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakkan peneliti di kantor PT. Jasa Raharja Banten yang ada di Serang mengenai strategi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengenalan Khalayak Dalam kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan, PT. Jasa Raharja Banten dari hasil wawancara dan pengamatan pengenalan khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dengan memlihat karakteristik dan tipe khalayak sasaran. Dalam hasil pengamatan dan wawancara khalayak sasaran memiliki kharakter merupakan individu yang saling berbagi pengalaman dan dipengaruhi hubungan sosial, masyarakat berada dan tersebar pada wilayah yang luas, bahwa khalayak berada pada lapisan dan kategori berbeda dimana terdapat masyarakat pada tingkatan rendah, menengah, dan atas. Karakteristik demografis baik usia, gender dan pendidikan menjadi konsep sederhana PT. Jasa Raharja Banten dalam mengenal Khalayak. Dillihat dari mana khalayak berasal Jara Raharja Banten melihat mereka mahasiswa, pelajar, instansi atau karyawan, dan masyarakat umum. 90 91 2. Strategi Menyusun Pesan Strategi pesan dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten memberikan informasi tentang jaminan keselamatan dalam berkendara dilakukan dengan memperhatikan kata-kata. Penggunaan bahasa juga sangat diperhatikan selain menggunakan bahasa Nasional yakni bahasa Indonesia, penggunaan bahasa daerah menjadi strategi pesan yang Jasa Raharja lakukan. Hal ini terlihat dalam Sosialisasi, penyuluhan, ataupun pelayanan. Keterbatasan petugas dalam menggunakan bahasa daerah langkah yang di ambil adalah meminta bantuan ketua RT atau masyarakat setempat untuk menterjemahkan. menggunakan video dan gambar agar tetap menarik dan dapat lebih memudahkan khalayak dalam memahami isi pesan meskipun inti pesan yang akan disampaikan sama. 3. Menetapkan metode Strategi penggunaan metode dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan dengan menggunakan dua metode penyampaian pesan, pertama secara informatif dimana dalam kegiatan sosialisasi PT. Jasa Raharja Banten memberikan informasi tentang jaminan keselamatan yang menjadi program utama PT. Jasa Raharja Banten, dan kedua penyampaian pesan secara edukasi dimana dalam kegiatan sosialisasi tersebut tidak hanya menginformasikan kepada khalayak tentang jaminan keselamatan berkendara atau program Jasa Raharja lainnya tetapi terdapat unsur mendidik yang dimana pesannya mengenai berkendara yang aman 92 dan baik yang bekerja sama dengan pihak kepolisian sebagai narasumbernya. 4. Strategi seleksi dan penggunaan media Strategi seleksi dan penggunaan media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten merupakan salah satu poin penting dalam strategi komunikasi mereka dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Seleksi dan penggunaan media dibedakan berdasarkan media cetak dan media elektronik, media cetak yakni koran, majalah, brosur, dan contact center. Koran salah satunya adalah Radar Banten. Media elektronik yakni televisi dan radio diantaranya radio RRI Banten, Piranti FM, PBS FM dan media internet seperti Website yaitu www.jasaraharja.co.id. penggunaan media radio karena dapat menjangkau khalayak luas dan dapat berinteraksi secara langsung melalui telepon interaksi. Begitu juga penggunaan media cetak hanya saja media cetak tidak berinteraksi secara langsung dan sasarannya pun adalah khalayak pembaca surat kabar. penggunaan media sosial karena media sosial murah hanya menyambungkan dengan jaringan internet saja. Menggabungkan media tersebut secara bersamaan menjadi strategi seleksi dan penggunaan media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. 93 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada PT. Jasa Raharja Banten yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. Berikut adalah saran-saran tersebut : 1. Dalam strategi analisis khalayak sebaiknya PT. Jasa Raharja Banten dapat melihat khalayak sasaran lebih spesifik lagi tidak hanya sebatas kelompok saja seperti karyawan, pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum saja. 2. PT. Jasa Raharja dapat mengembangkan pesan menjadi lebih menarik dengan lebih mengkreasikan isi pesan sehingga lebih masyarakat lebih tertarik lagi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PT. Jasa Raharja Banten. 3. PT. Jasa Raharja Banten diharapkan terus mengembangkan informasi serta edukasi yang juga menjadi metode PT. Jasa Raharja Banten agar masyarakat mendapat informasi secara 4. PT. Jasa Raharja Banten diharapkan dapat lebih memanfaatkan penggunaan media online agar dapat menjangakau masyarakat lebih luas lagi. PT. Jasa Rahrja Banten sekiranya perlu melakukan evaluasi strategi komunikasi agar dapat mengetahui apakah informasi yang disampaikan dapat dipahami secara keseluruhan. 94 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Ardianto, Elvinaro, 2010. Metodologi penelitian untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung. ARMICO. Cangara, Hafied, 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta PT. Rajagrafindo Persada Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. . Bandung PT. Remaja Rosda karya Effendy,Onong Uchjana. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Cetakan ketiga. Bandung. Mandar Maju. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Moleong, Lexy. J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada. Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata. PT. Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada 94 95 Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabet Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabet Syamsyul, Asep M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelolamedia Online . Bandung. Nuansa Cendekia. Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. Rineka Cipta Sumber lainnya: 1. http://www.bappenas.go.id/files/6913/6082/9897/05strakompnpm__20090217133012__1847__2.pdf (hal 37) 2. http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsibant/9/profil-provinsi-banten.html 3. Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, (Jakarta: Djambatan, 1997), hal. 178. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17676/4/Chapter%20I.pd f) 4. www.jasaraharja.co.id 5. http://tyaarsyil.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-pendahuluana_4276.html?m=1.Makalah audience. Diakses pada 3 Maret 2016. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 CATATAN BIMBINGAN LAMPIRAN 2 PEDOMAN OBSERVASI 1. Mengamati dan mencari tahu strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. 2. Mengamati dan mencari tahu bagai mana PT. Jasa Raharja Banten mengenal khalayak sasaran. 3. Mengamati dan mencari tahu bagaimana PT. Jasa Raharja Banten menyusun pesan yang akan dikomuniasikan pada khalayak agar semakin paham tentang Jasa Raharja, tugas dan fungsi Jasa Raharja, dan jaminan yang diberikan Jasa Raharja. 4. Mengamati dan mencari tahu teknik dan metode komuniasi yang digunakan oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat yang menjadi sasaran. 5. Mengamati bagaimana Jasa Rahrja Banten memilih dan menggunakan media untuk menyampaikan pesan dan membantu Jasa rahrja Banten agar masyarakat lebih paham tentang jaminan keselamatan yang diberikan oleh Jasa Raharja. LAMPIRAN 3 PEDOMAN WAWANCARA pengenalan Khalayak 1. Apakah sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan Jasa Raharja Banten melalukan pengenalan khalayak? 2. Apakah pengenalan khalayak sangat penting sebelum kegiatan sosialisasi dilakukan? Mengapa? 3. Bagaimana Jasa Raharja mengenal khalayak sasarannya? 4. Siapa saja yang menjadi sasaran khalayak Jasa raharja dalam kegiatan rangka membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan? 5. Mengetahui bagaimana kepribadian dan kondisi khalayak : a. Bagaimana kemampuan masyarakat dalam menerima pesan – pesan lewat media yang digunakan? b. Menurut bapa, bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai perbendaharaan kata – kata yang digunakan? Strategi Menyusun Pesan 1. Strategi seperti apa yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam menyusun pesan? 2. Bagaimana cara Jasa Raharja dalam membangkitkan perhatian masyarakat terhadap pemahaman yang diberikan? 3. Apakah isi pesan yang akan disampaikan pada khalayak disesuaikan dengan sasaran khalayak yang dituju? Atau isi pesannya sama saja / tidak di bedakan? Jika dibedakan, seperti apa isi pesan tersebut? 4. Apakah dalam penyampaian pesan Jasa Raharja menggunakan media tahambahan? Misalnya gambar, video, atau media suara? 5. Apakah Jasa Raharja memperhatikan setiap kata-kata atau kalimat dalam prnyusunan dan mempertimbangkan unsur – unsur seperti pemilihan jenis huruf, warna, tata letak serta gambar visual dalam penyusunan pesan? Penggunaan Media Komunikasi Bentuk pesan seperti apa yang digunakan dalam mensosialisasikan jaminan keselamatan? 1. apakah bentuk metode informative? Mengapa memilih metode informative ? 2. Apakah dengan persuasif? Mengapa memilih metode persuasif? 3. Apakah dengan edukatif? Mengapa memilih metode edukatif? 4. atau kuarsif ( memaksa)? Mengapa memilih metode kuarsif? Strategi Seleksi dan Pemilihan Media 1. Media apa saja yang digunakan oleh Jasa Raharja Banten untuk mempublikasikan tentang Jaminan keselamatan? 2. Mengapa Jasa Raharja memilih media tersebut? 3. Apakah Jasa Raharja melakukan analisis terlebih dahulu terhadap media yang akan digunakan? a. Bagaimana Jasa Raharja melakukan analisis media yang akan digunakan? b. Apakah Jasa Raharja mengikuti perkembangan media dengan menggunakan media sosial sebagai media komunikasi? c. Media sosial apa saja yang dimanfaatkan Jasa Raharja dalam membangun pemahaman kegiatan Jasa Raharja terutama tentang jaminan keselamatan? 4. Seberapa besar peran media tersebut dalam mempublikasikan kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan ? 5. Dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan, apakah Jasa Raharja menyesuaikan media yang digunakan berdasarkan khalayak sasaran? LAMPIRAN 4 TRANSKRIP WAWANCARA Key informan : Bapak Aditya Kabsubag Hukum dan Humas PT. Jasa Raharja Banten 1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Jasa Raharja Banten agar masyarakat semakin paham terhadap jaminan keselamatan yang diberikan oleh jasa raharja? untuk membangun pemahaman masyarakat tersebut kita memilliki beberapa strategi seperti kegiatan sosialisasi baik secara langsung atau sosialisasi di radio – radio yang ada di banten, dialog, dan kegiatan pengobatan gratis yang dalam kegiaan tersebut kita selalu bekerja sama baik dengan dinas – dinas tertentu atau dengan pihak kepolisian. Tujuan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat semakin paham lagi jaminan keselamatan yang diberikan jika terjadi kecelakaan dan juga proses pengajuan santunan serta hak dan kewajiban masyarakat. semua hal tadi harus dilalukan dengan menanamkan kepentingan kepada masyarakat artinya bahwa apa yang akan kita sampaikan ini penting untuk diketahui oleh masyarakat. 2. Apakah sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan Jasa Raharja Banten melalukan pengenalan khalayak? Jelas sebelum kita melaksanakan sosialisasi kita melihat dulu audiens. Kita kan menyampaikan pada audiens itu disaat kita perlu tau dulu audiensnya seperti apa. Apakah tingkat pelajar, apakah dia tingkat seperti instansi karyawan, perusahaan-perusahaan atau pun yang lainnya kita harus tau itu. dan cara menyampaikannya pun kita juga agak berbeda. Mungkin bahasa kita harus sesuikan dengan bahasa meraka untuk bisa di mengerti. 3. Apakah pengenalan khalayak sangat penting sebelum membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan dilakukan? Mengapa? Menganalisis khalayak Ya sangat penting si engga. Tapi penting bukan sangat penting. Artinya dilakukan karena kita perlu tau juga artinya pemahaman mereka kan juga berbeda ya, mungkin pehaman anak sekolah berbeda dengan pemahaman yang karyawan. Kalo anak sekolah mungkin disampaikan sesuai dengan dunia mereka. Misalkan audiensnya tingkat sekolah tapi kita sampaikan seperti pada karyawan kan kurang nyambung kan kadang. Mungkin si pelajar itu Cuma masuk telinga kiri keluar telinga kanan kan. 4. Bagaimana Jasa Raharja mengenal khalayak sasarannya? Ya kita melakukan pengenalan dasar terlebih dahulu itu dengan melihat sebelum melaksanakan sosialisasi kita harus tau audiensnya dulu, setelah itu baru kita tentukan apa yang kita sampakaikan ke mereka. Artinya nanti kita melihat temanya bagaimana cara menyampaikannya.. 5. Siapa saja yang menjadi sasaran khalayak Jasa raharja dalam rangka membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan? Kalau sasaran kita semua. Mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan, instansi – instansi atau masyarakat umum lainnya. Kita tidak melihat siapa yang berhak atau tidak dalam menerima sosialisasi kita. Tetep setiap orang harus menerima apa yang hak dan kewajiban bagi mereka. Karena kan kita ada untuk melayani masyarakat. 6. Mengetahui bagaimana kepribadian dan kondisi khalayak : a. Bagaimana kemampuan masyarakat dalam menerima pesan – pesan lewat media yang digunakan? Baik sih semua artinya kemampuan masyarakat dalam menerima pesan – pesan sangat baik artinya masyarakt bisa menerima pesan dari koran bisa, dari radio bisa, ya artinya selama ini dalam kegiatan jasa raharja yang kita lakukan banyak tanggapan positif dimana saat sosialisasipun banyak tibal balik seperti mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan saat sosialisasi. b. Menurut bapa, bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai perbendaharaan kata – kata yang digunakan? Kalau kata – kata alhamdulillah mereka dapat mengerti. Selama ini kami kalau untuk sosialisasi sehingga terjadi timbal balik. Dan untuk bisa menarik mereka untuk bertanya kita memberikan semacam dorpricelah atau kegiatan seperti pengobatan gratis. Biasanya kalau kita ke kecamatan kita mengadakan pengobatan gratis agar mereka tertarik. Karena kan dari segi lain kita memberikan santunan kita juga ada program sosial ya itu pengobatan gratis jadi sekalian untuk menarik minat mereka. 7. Strategi seperti apa yang dilakukan PT. Jasa Raharja dalam menyusun pesan? Pesan itu penting artinya apa yang kita sampaikan harus sesuai dengan tujuan apa yang ingin kita tuju. Kita mengadakan sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat paham dan tau apa saja program Jasa Raharja. Seperti yang sudah saya katakan sebelum melaksanakan sosialisasi kita harus tau audiensnya dulu, setelah itu baru kita tentukan apa yang kita sampakaikan ke mereka. Artinya nanti kita melihat temanya bagaimana cara menyampaikannya. Kita hanya menggunakan bahasa yang sehari – hari saja. Dan dengan tema atau kegiatan yang sederhana agar masyarakat yang sebagai audiens dapat mengerti secara langsung. 8. Bagaimana cara Jasa Raharja dalam membangkitkan perhatian masyarakat terhadap pemahaman yang diberikan? Ya itu tadi bagaimana membangitkan perhatian masyarakat melalui bagaimana kita menyampaikan kepada mereka. Ya katakanlah kalu kita banyak melalui website, radio dan koran juga ada. Nah biasanya kalau kita tatap langsung melalui dorprise, pengobatan langsung atau dengan gambar menggunakan infokus. Nanti kita tampilkan gambar - gambar yang menarik perhatian mereka. 9. Apakah isi pesan yang akan disampaikan pada khalayak disesuaikan dengan sasaran khalayak yang dituju? Atau isi pesannya sama saja / tidak di bedakan? Jika dibedakan, seperti apa isi pesan tersebut? Ya kalau intinya sih sama, artinya hak dan kewajiban mayarakat dalam menerima santunan Jasa Raharja. ya kalau haknya yang jelas masyarakat yang mengalami korban kecelakaan lalulintas atau kendaraan umum. Itu aja sih kalo kewajibannya ya untuk membayar iyuran, iyuran pun ada dua yaitu sumbangan wajib dan iyuran wajib. Dan bagaimana cara pengurusan Jasa Raharja. Itu yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara penyampaian pesannya saja kepada audiens. 10. Apakah dalam penyampaian pesan Jasa Raharja menggunakan media tahambahan? Misalnya gambar, video, atau media suara? Oh tentu. Dalam kegiatan sosialisasi kita menambahkan media tambahan misalnya gambar, video. Biasanya kita tambahkan supaya lebih menarik. Seperti video yang menjadi iklan di televisi. Yang di maksudkan agar audiens semakin paham. 11. Apakah Jasa Raharja memperhatikan setiap kata – kata atau kalimat dalam penyusuna pesan dan mempertimbangkan unsur – unsur seperti pemilihan jenis huruf, warna, tata letak serta gambar visual dalam penyusunan pesan? Oh tentu, artinya setiap kata – kata dalam penyampaian pesan kita buat sedemikian rupa supaya mereka paham dan mengerti. Dan setiap istilah – istilah yang digunakan juga kita jelaskan karna tidak semua audiens mengerti atau tau. Oh ya. Dalam menyusun pesan kita juga mempertimbangkan unsur- unsur dalam pemilihan huruf, warna, tata letak serta gambar supaya lebih menarik artinya bisa dari segi warna dan gambar – gambar yang menarik. Dan video – video juga sering kita putarkan untuk gambaran mereka seperti kita memutarkan video yang menjadi iklan di televisi dan kecelakaan apa saja yang di tanggung oleh jasa raharja. 12. Bentuk pesan seperti apa yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang jaminan keselamatan? a. apakah bentuk metode informative? Mengapa memilih metode informative ? b. Apakah dengan persuasif? Mengapa memilih metode persuasif? c. Apakah dengan edukatif? Mengapa memilih metode edukatif? d. atau kuarsif ( memaksa)? Mengapa memilih metode kuarsif? Dalam kegiatan sosialisasi, dialog bersama mahasiswa bentuk pesan yang kami gunakan dengan metode informatif karena pesan kita merupakan suatu informasi yang perlu di ketahui masyarakat banyak dengan sejelas mungkin. Dan kita juga sering menggunakan metode edukatif yang dimana bekerja sama dengan pihak polisi dengan mendidik tentang berkendara yang aman. 13. Mengapa Jasa Raharja memilih media tersebut? Kalo media biasanya kita melihat dari sisi resminya jadi kita menggunakan media resmi saja. Kalo medsos hanya pemberitahuan katakanlah ada mudik gratis nah baru kita beritahukan. Lebih di utamakan menggunakan media resmi. Untuk media cetak kita bekerja sama dengan semua media cetak lokal dan kalo media cetak nasional itu bagian kantor pusat. Kalo radio juga seperti itu. 14. Apakah Jasa Raharja melakukan analisis terlebih dahulu terhadap media yang akan digunakandan seberapa besar perannya? Tentu sebelum menggunakan media kita analisis media, biasanya kita melihat dari yang banyak dibaca oleh masyarakat. Peran media sangat besar yah, media membantu kita menjangkau masyarakat yang belum paham mengenai jaminan keselamatan serta fungsi dan tugas jasa raharja. Peran media juga memberikan dampak positif pada jasa rahrja melalui berita. 15. Dalam membangun pemahaman jaminan keselamatan, apakah Jasa Raharja menyesuaikan media yang digunakan berdasarkan khalayak sasaran? Ya tentu, kami memperhatikan media yang digunakan berdasarkan audiens. Baik secara tatap muka ataupun tidak. Karena ini menyangkut bagaimana mereka menerima pesan. Media yang digunakan disesuaikan dengan usia, kegemaran meraka lebih sering menggunakan media cetak atau media elektronik. Penyesuaian berkaitan bagaimana mereka dapat memahami pesan yang kita berikan. Karena ada saja audiens yang tidak senang dengan mendengarkan radio misalnya tetapi lebih sering membaca koran maka dari itu mengapa kita memanfaat kan semua media elektronik dan media cetak dalam mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan. LAMPIRAN 5 TRANSKRIP WAWANCARA Informan Pendukung : Angga dewantara Staff Humas PT. Jasa Raharja Banten 1. Bagaimana strategi Jasa Raharja Banten mengenal khalayak sasaran dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan? Meskipun khalayak sasaran jasa raharja dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan adalah seluruh masyarakat bukan berarti tidak perlu mengenal siapa audiens kita. Meskipun khalyaknya seluruh masyarakat tapi pasti berbeda – beda maka kita perlu mengenal. Kita melihat khalayak sasaran kita berdasarkan usia ada anak-anak, remaja, dan dewasa, pendidikan dan dimana mereka berada apakah mereka pelajar seperti pelajar setingkat SD, SMP, atau SMA, apakah mereka mahasiswa, atau mereka berasal dari suatu instansi atau merupakan karyawan atau mereka masyarakat umum. Pengenalan tersebut penting sebagai awal kita agar dapat mentukan materi apa yang akan disampaikan. 2. Apakah pengaruh kelompok dan dimana kelompok itu berada menjadi pertimbangan dalam melakukan pengenalan khalayak? Tentu kita mempertimbangkan artinya kita melihat siapa audiens kita, seperti yang saya katakan kita melihat mereka apakah mereka pelajar, karyawan, atau dari instansi tertentu atau masyarakat umum karena akan mempengaruhi bagaimana bentuk pesan serta cara penyampaian pesan kepada mereka. 3. Bagaimana tahap dan strategi pembuatan pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada khlayak yang menjadi sasaran Jasa Raharja Banten untuk membangun kesekamatan? pemahaman masyarakat tentang jaminan Memperhatikan pesan yang akan disampaikan adalah hal penting. Pesan yang akan kami sampaikan pada audiens disesuaikan dengan khalayak sasaran kita, meskipun inti pesan yang akan disampaikan sama yaitu tentang program – program Jasa Raharja seperti jaminan keselamatan. Setelah kita mengenali siapa audiens kita, maka kita akan menentukan pesan dan cara penyampaiannya. Pesan yang akan disampaikan tidak hanya tentang jaminan keselamatan karena dalam kegiatan sosialisasi kita juga sering mendatangkan narasumber yang dimana berkaitan juga dengan kita. 4. Seperti apa bentuk pesan yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi tentang jaminan keselamatan ?informative, persuasif, edukatif atau kuarsif (memaksa)? Bentuk pesan kita tentu informatif, disini kita berusaha memberikan informasi yang berisikan kita sebagai, jasa raharja itu kan tugas untuk menjalankann undang – undang 33 dan 34 tentang kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum. Jadi setiap sosialisasi yang kita berikan kepada masyarakat berkisar tentang itu. Yang terpenting dari kita itu menjelaskan kepada masyarakat bahwa jasa raharja itu mengemban tugas untuk menjalankan undang – undang 33 tentang dana kecelakaan penumpang umum seperti penumpang bus, kapal atau pesawat akan di jamin meskipun kecelakaan tunggal dan 34 tahun 64 tentang lalu lintas akan di tanggung oleh jasa rahaja kecuali kecelakaan tunggal, jadi dua kendaraan yg bertabrakan dan mengakibat kan korban luka-luka itu akan di tanggung jasa raharja. Yang penting Inti dari jasa raharja yang penting masyarakat tau bahwa jasa raharja adalah asuransi yang diberikan oleh pemerintah karena kita Badan Usaha Milik Negara yang di pemerintah oleh pemerintah untuk menjalankan undang – undang 33 dan 34. Jadi pemahaman masyarakatnya biar sama, jadi masyarakat mengerti bahwa setiap kecelakaan di tanggung oleh jasa raharja. Selain itu unsur edukatif juga kita gunakan misalnya kalau sosialisasi ke sekolah – sekolah kita sering tambahkan unsur edukatif tentang bagaimana berkendara yang baik dan aman dimana kita bekerjasama dengan pihak polisi juga sebagai narasumbernya. 5. Apa saja yang menjadi hambatan dalam kegiatan sosialisasi untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan? Hambatan yang kita alami selama ini, terkadang masyarakat kurang mengerti bahwa setiap kecelakaan yang terpenting adalah laporan kepolisian syarat yang utama, jadi yang berwenang menentukan itu kecelakaan atau bukan itu merupakan wewenang kepolisian. Kita membutuhkan laporan polisi. Hambatan kita itu masyarakat kurang sadar, bukan kurang sadar tapi takut untuk ke polisi nanti inilah – inilah. Ribet. Jadi kita menjelaskan kepada masyarakat bahwa sebenarnya mereka semua masyarakat itu di jamin oleh jasa raharja. Dan syarat utamanya yaitu lapor ke kepolisian. Jadi mulai sekarang jangan takut ke kepolisian., jadi kita hambatannya kebanyakan seperti itu. Kebanyakan masyarakat kurang memahami dan masih takut untuk ke kantor polisi. 6. Apakah Jasa Raharja Banten bekerja sama dengan media dalam mensosialisasikan tentang jaminan keselamatan? Dengan media apa saja? Selain kita mensosialisasikan mengenai jaminan keselamatan secara tatap langsung dengan audiens, kita juga bekerja sama dengan media lokal yang ada di banten. Media cetak seperti koran lokal banten, radio – radio yang ada di banten, juga televisi yaitu Banten TV seperti itu. 7. Apa ada kriteria tertentu dalam memilih media yang akan digunakan? Untuk sosialisaasi saat in di radio – radio trus di televisi lokal kalo di Banten khusunya. Untuk kriteria khusus tidak ada yang penting dia itu jelas, kita tau kalo media itu terkenal di banten jadi kita memilih media itu berdasarkan tidak hanya misalkan kita memilih media itu hanya satu radio ini radio ini terus, tidak. Jadi beberapa radio setiap bulan minimal dua kali sosialisasi di radio yang berbeda karena kita memikirkan setiap radio pasti punya pendengarnya masing – masing jadi untuk mencangkup seluruh kita beda – bedakan setiap radio, setiap bulan kita pasti mengadakan sosialisasi. 8. Apakah Jasa Raharja menggunakan media sosial lainnya untuk membangun pemahaman tentang Jaminan keselamatan kepada masyarakat? Kalo media sosial lainnya kita ada web jasa raharja yaitu www.jasaraharja.co.id itu web jasa raharja dari pusat itu seluruh indonesia di web itu semua tentang Jasa Raharja bisa dilihat ada tentang formulir pengajuan santunan ada berita – berita kegiatan jasa raharja setiap provinsi atau cabang trus ada struktur organisasi ada visi misi semuanya ada. Cek aja web utama kita. 9. Apakah Jasa Raharja Banten bekerja sama dengan instansi atau pihak lain dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan? Yah, kita bekerjasama dengan mitra – mitra kita baik itu dari Dinas Pendapatan daerah (DISPENDE) mau pun dari pihak kepolisian dan dinas perhubungan. Jadi mitra kita ada tiga. Kita bersama mitra berusaha untuk memberikan pemahaman tentang keselamatan berkendara sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa mereka semua warga negara berhak mendapatkan jaminan keselamatan. Jadi intinya kerjasama dengan mitra itu intinya pencegahan kecelakaan seperti itu. LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA Informan ke tiga : Bapak Arif selaku pelaksana unit pelayanan PT. Jasa Raharja Banten 1. Bagaiman Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh Div. Pelayanan agar masyarakat paham tentang jaminan keselamata? Untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan tidak mudah, karena menyangkut masyarakat luas. Strategi yang kita lakukan agar masyarakat paham tentang jaminan keselamatan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat seperti program mobil unit pelayanan dan layanan contact center atau sms center. Layanan contact center dan sms center sebagai salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang jaminan keselamatan dan informasi yang berhubungan dengan prosedur pengajuan klaim. Mobil unit pelayanan merupakan salah satu strategi baru yang diluncurkan oleh Jasa Raharja dimana mobil unit pelayanan akan datang ke rumah sakit untuk memberikan pemahaman dan melayani masyarakat. 2. Bagaimana Jasa Raraharja mengawali dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan? Misalkan materi yang kita sampaikan tentang keselamatan lalulintas atau kecelakaan biasanya kan masyarakat cenderung menghindari dari materi yangg tidak penting tapi kita kasih pemahaman dulu bahwa kecelakaan tidak mengenal umur, jenis kelamin dan pekerjaan kaya, miskin, datengnya kita ga tau kapan, apakah kita siap secara materi atau tidak makanya kita kasih pemahaman tentang itu dulu supaya masyarakat memahami pentingnya informasi tentang keselamatan lalu lintas, pentingnya informasi tentang bagaimana penanganan kasus kecelakaan lalu lintas, hak dan kewajiban masyarakat yang mengalami kecelakaan. jadi membangun pemahamannya seperti itu, bahwa dengan kita hati2 pun bisa saja menjadi korban. 3. Program atau kegiatan apa saja yang diselenggarakan oleh div.pelayanan Jasa Raharja Banten dalam rangka membangun pemahaman masyarakat? Sosialisasi rutin minimal sebulan sekali itu ada, sosialisasi kesekolah, kemudian masyarakat di daerah-daerah pedesaan di aula kecamatan atau di aula kelurahan kemudian menghadiri acara – acara yang terdiri dari banyak orang seperti kegiatan pramuka biasanya kita ikut turut campur disitu dengan menawarkan dorprise-dorprise sehingga menarik pihak penyelenggara untuk mengundang kita atau mengadakan pengobatan gratis yang di selingi dengan sosialisasi. Kemudian sosialisasi, dialog publik di kampus-kampus setahun sekali, di radio sebulan sekali pun ada. Kegiatan mobil unit pelayanan juga program yang dimana kita menyentuh langsung para korban kecelaan kalau sosialisasi ke sekolah atau daerah biasanya itu pra kecelakaan itu kita kasih pemahaman kalau di rumah sakit paska kecelakaan langsung kita kasih pemahaman. 4. Siapa saja yang menjadi khalayak sasaran dalam memberikan pemahaman tentang jaminan keselamatan? Karena mengklaim jasa raharja dalam undang-undang itu adalah masyarakat indonesia secara keseluruhan, maka tidak ada sasaran – sasaran secara khusu atau tertentu yang harus di tuju, dan masyarakat berhak mendapatkan informasi tentang jasa raharja. Karena jasa raharja dekat sekali hubungannya dengan masyarakat karena jasa raharja ada untuk melayani masyarkat. 5. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh Jasa Rahrja dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan? Biasanya kita memanfaatkan spanduk/baliho yang didalamnya terdapat tulisan dan gambar. Baik teks maupun gambar yang terdapat dalam spanduk atau baliho melalui tahap perencanaan sebelumnya, karena spanduk atau baliho biasanya akan dipasang di dekat jalan raya yang dilalui masyarakat, maka kata-kata atau kalimat yang digunakan secara singkat namun jelas, sehingga masyarakat pengguna kendaraan tetap dapat membacanya. Selain spanduk atau baliho kami juga membagi stiker yang akan di tempelkan pada kendaraan pribadi atau transportasi umum. Pembuatan dan perencanaan spanduk atau baliho dan stiker dilakukan oleh Jasa Raharja Pusat yang ada di jakarta yang pemasangan dan pelaksanaanya diberikan kepada kantor-kantor cabang yang ada di setiap daerah di Indonesia. Pesan yang disampaikan dalam sosialisasi sudah pasti berbeda dengan pesan yang terdapat dalam spanduk atau baliho. Pesan yang disampaikan dalam sosialisasi memiliki perencanaan yang berbeda karena sosialisasi penting untuk melihat siapa yang menjadi khalayak sasaran karena khalayak memiliki perbedaan baik karakteristik maupun asal mereka. Pesan dalam sosialisasi akan lebih panjang karena pesan yang disampaikan perlu dijelaskan maka sebelum sosialisasi berlangsung perlu menyiapkan materi apa saja yang akan di sampaikan dan tema pun harus disesuaikan. 6. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dilakukan oleh jasa raharja banten khususnya oleh div. Pelayanan dalam rangka membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan? Dalam pelayanan terhadap masyarakat, metode yang digunakan dalam penyampaian pesan dengan metode informatif karena pesan yang kita sampaikan adalah suatu informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat, informasi yang berisi penjelasan tentang jaminan keselamatan, tentang jasa raharja dan lain-lainnya. 7. Dalam div. Pelayanan, media apa saja yang digunakan atau dimanfaatkan dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Media yang dimanfaatkan seperti Media komunikasi telepon atau contact center jasa raharja 1500020. Contact center penting agar masyarakat dapat berkomunikasi secara langsung dan dapat menanyakan kepada petugas jasa raharja, ini juga sebagai bentuk melayani masyarakat melalui telepon dan sebagai salah satu strategi komunikasi. Misalnya yang berada di divisi unit pelayanan selain melayani menggunakan mobil unit pelayanan ke beberapa rumah sakit yang ada di serang atau cilegon juga tidak segan apa bila melayani masyarakat melalui telepon pribadi sendiri yang penting adalah dapat melayani masyarakat semaksimal mungkin dalam pengajuan klaim dan menjelaskan proses pengajuannya dengan sebaik – baiknya. Yang diharapkan dari melayani masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam pengajuan santunan dan informasi tentang jaminan keselamtan yang diberikan jasa raharja kepada keluarga atau tetangga linkungan korban atau keluarga korban sehingga secara tidak langsung dapat membantu jasa raharja dalam menginformasikannya. Media lainnya ada media cetak seperti surat kabar, brosur, ada juga majalah media raharja, kemudia radio, dan media internet website. 8. Mengapa memilih media tersebut? Kalo baliho kan sasarannya adalah para pengguna jalan,kalo sasarannya langsung karena nasabahnya jasa raharja adalah para pengguna jalan baik para pengendaraan dan para pejalan kaki. Kemudian kalo elektronik supaya skalanya bisa langsung nasional lebih komunikatif, ada sesi tanya jawab melalui online atau telepon Penggunaan media contact center seperti yang sudah dijelaskan media contact center dapat membantu dan melayani masyarakat via telepon jika masyarakat tidak bisa datang kekantor untuk mendapatkan informasi awal. Penggunaan media internet ada facebook, ada twitter, dan ada website. Penggunaan media sosial salah satu sasarannya adalah anak – anak muda yang menggunakan media sosial karena menurut data, angka kecelakaan banyak di alami oleh usia-usia produktif. semua akun tersebut diakses oleh jasa rahrja pusat namun kegiatan jasa raharja Banten tetap ada. Kenapa media internet, karena murah yah hanya perlu menyambungkannya dengan internet dan informasinya dapat di update terus. Kalau di radio dapat menyasar pada masyarakat banyak dan bisa saling berinteraksi dalam sosialisasi yang di lakukan di radio – radio begitupun dengan media cetak meskipun tidak terdapat interaksi secara langsung tapi karena masyarakat berbeda – beda yah dalam menggunakan media untuk mencari informasi. Jadi menggunakan media – media tersebut diharapkan dapat menyentuh masyarakat secara luas. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama Lengkap : Novi Sri Purnamasari Tempat/Tanggal lahir : Cilegon, 05 Mei 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Sumampir Timur RT/RW 02/04. Kota Cilegon E-mail : [email protected] Pendidikan Formal : SD Negeri Sumampir SMP Negeri 3 Cilegon SMA Mardi Yuana Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Program Strata-1 (S1) Pengalaman Organisasi Paduan Suara Mahasiwa (PSM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa