ANALISA REKONFIGURASI SISTEM DISTRIBUSI 20 kV UNTUK

advertisement
ANALISA REKONFIGURASI SISTEM DISTRIBUSI 20 kV UNTUK MEMPERBAIKI
KINERJA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ELECTRICAL TRANSIENT
ANALYSIS PROGRAM
Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning
E-mail : [email protected]
Abstrak
Kebutuhan tenaga listrik dihitung berdasarkan besarnya aktivitas dan intensitas penggunaan tenaga
listrik. Aktivitas penggunaan tenaga listrik berkaitan dengan tingkat perekonomian dan jumlah penduduk.
Semakin tinggi tingkat perekonomian akan menyebabkan aktivitas penggunaan tenaga listriknya semakin tinggi,
begitu juga untuk jumlah penduduk. Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik salah satu faktor utama yang
diinginkan konsumen adalah kehandalan sistem penyaluran daya yang dikirimkan dari sumber-sumber
pembangkit dengan daya yang diterima oleh konsumen, daya yang dikirimkan tersebut biasanya akan
mengalami ketidak seimbangan sehingga mengalami rugi-rugi daya atau tegangan tidak stabil.
Untuk mengatasi permasalahan dilakukan perhitungan dengan menggunakan Electrical Transient
Analisys Program (ETAP) 4.0.0 pada PT. PLN cabang Dumai Ranting Duri Gardu Hubung Wonosobo.
Diperoleh hasil rekonfigurasi 5 lebih baik dengan tegangan terima terendah sebesar 17.725 kV, Rugi daya aktif
7.426 kW dan daya reaktif 4.142 kVAr dari kodisi eksisting dan diperoleh penghematan rugi-rugi daya aktif
sebesar 12.539 kW dan daya reaktif 6.133 kVAr. Sehingga dari penghematan rugi-rugi daya diperoleh
penghematan daya aktif sebesar 300.936 kWh daya reaktif sebesar dan penghematan biaya sebesar Rp.
180.561.600,Kata Kunci : Sistem Distribusi, tegangan terima, rugi-rugi daya, Electrical Transient Analisys Program
ANALYSIS OF RECONFIGURATION DISTRIBUTION SYSTEM 20 kV TO IMPROVE
PERFORMANCE DISTRIBUTION SYSTEM BY USING ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS
PROGRAM.
Absrtact
Electricity demand is calculated based on the activity and intensity of use of electricity.
Activities associated with the use of electric power the economy and population levels.The higher level
of economic activity will lead to greater use of electrical power, as well as for the population. In the operation
of power system one of the main factors that consumers want is the power distribution system reliability that is
sent from the sources of power with the power received by consumers, the power delivered will usually
beexperiencing imbalances so that experienced loss of power or voltage is not stable.
To overcome the problems of calculation using Electrical Transient Analysis Program (ETAP) 4.0.0 in
PT. PLN Branch Dumai Duri Wonosobo Connecting Relay Stations. Obtained better results with
the reconfiguration_5 received the lowest voltage of 17.725 kV, 7.426 kW active power losses and reactive
power kVAR of Events existing 4.142 and obtained savings active power loss amounted
to 12.539 kW and 6.133kVAR reactive power. So that the savings gained power loss savings of 300,936 kWh
of active power reactive power and cost savings amounting to Rp. 180 561 600, Keyword : Distribution System, electric energi, lossies of energy, Electrical Transient Analisys Program
1. Pendahuluan
Perkiraan kebutuhan tenaga listrik
dihitung berdasarkan besarnya aktivitas dan
intensitas penggunaan tenaga listrik. Aktivitas
penggunaan tenaga listrik berkaitan dengan
tingkat perekonomian dan jumlah penduduk.
Dalam penyaluran tenaga listrik dari sumber
tenaga listrik ke konsumen yang letaknya
berjauhan selalu mengalami terjadinya
kerugian berupa rugi-rugi daya dan rugi
tegangan. Besarnya rugi-rugi daya dan rugi
tegangan pada saluran distribusi tergantung
pada jenis dan panjang saluran penghantar, tipe
jaringan distribusi, kapasitas trafo, tipe beban,
faktor daya, dan besarnya jumlah daya
terpasang serta banyaknya pemakaian bebanbeban
yang
bersifat
induktif
yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan daya
reaktif [Zuhal,1991].
Hasil optimal Pareto yang benar
ditemukan dengan suatu multiobjective
algoritma genetika menggunakan suatu
variabel yang efisien dan beberapa masalah
khusus mutasi dan operasi kawin silang
Penyusunan ulang (Rekonfigurasi) dapat
memperbaiki kinerja sistem distribusi,
mengurangi rugi-rugi daya dan rugi tegangan
serta melakukan keseimbangan beban, dengan
menggunakan Metoda Aliran Daya (Debrapiya
Das, 2006).
Suatu metoda program yang linier
digunakan untuk teknik transportasi dan
metoda
pencarian
Heuristic
yang
dikembangkan berdasarkan analisis pada arus
beban optimal. Rekonfigurasi feeder untuk
menurunkan rugi-rugi diaplikasikan pada
jaring distribusi otomasi (Wagner, A.Y.
Chikani, R. Hackman, Fellow, 2001).
2. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik meliputi sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem
distribusi. Sistem distribusi mempunyai
perananan yaitu untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik kemasingmasing beban atau konsumen dengan
mengubah tegangan listrik yang didistribusikan
menjadi tegangan yang dikehendaki, karena
kedudukan sistem distribusi merupakan bagian
yang paling akhir dari keseluruhan sistem
tenaga listrik yang mempunyai fungsi
mendistribusikan langsung tenaga listrik pada
beban atau konsumen yang membutuhkan
[Zuhal,1991].
Dalam pendistribusian tenaga listrik
kekonsumen, tegangan listrik yang digunakan
bervariasi tergantung dari jenis konsumen yang
membutuhkan. Untuk konsumen industri bisaa
digunakan tegangan menengah 20 kV atau 6,3
kV sedangkan untuk konsumen tegangan
rendah 0,4 kV yang merupakan tegangan siap
pakai untuk peralatan-peralatan perkantoran
dan rumah tangga [Zuhal,1991].
Gardu Induk
Gardu Induk
Pembangkit
PM
G
PM – Prime Mover
G - Generator
Transmisi TT
Distribusi TR
Feeder Distribusi TM
Gardu
Distribusi
Konsumen TM
Konsumen TR
Gambar 1. Sistem Ketenagalistrikan
3.Sistem Distribusi
Sistem tenaga listrik merupakan
kumpulan peralatan/mesin listrik seperti
generator, transformator, saluran transmisi,
saluran distribusi dan beban yang merupakan
satu kesatuan sehingga membentuk suatu
sistem yang disebut sistem distribusi tenaga
listrik yang berfungsi untuk mensuplai tenaga
dan mengalirkan listrik dari sumber tenaga
listrik (pembangkit, gardu induk, dan gardu
distribusi) ke beban
atau konsumen
(Pabla,1994)).
Dalam sistem distribusi terdapat
beberapa bentuk jaringan yang umum
digunakan
dalam
menyalurkan
dan
mendistribusikan tenaga listrik yaitu :
1. Sistem Jaringan Distribusi Radial.
2. Sistem Jaringan Distribusi Rangkaian
Tertutup (loop).
3. Sistem Jaringan Distribusi Spindel.
3.1 Jaringan Distribusi Radial
Bentuk jaringan sistem ini merupakan
bentuk dasar yang paling sederhana dan paling
banyak digunakan. Sistem disebut radial
karena jaringan ini ditarik secara radial dari
Gardu Induk ke pusat-pusat beban atau
konsumen yang dilayani. Sistem ini terdiri dari
saluran utama dan saluran cabang seperti
terlihat pada gambar 2.
PMS
Beban
PMT
PMT
4.
Beban
PMT
PMS
Feeder 1
PMT
PMT
PMT
Beban
PMS
PMT
PMT
Beban
Feeder 2
PMS
PMT
Beban
Gambar 2 Sistem Jaringan Distribusi Radial
3.2 Sistem Jaringan Distribusi Rangkaian
Tertutup
Sistem jaringan ini disebut rangkaian
tertutup karena saluran primer yang
menyalurkan daya sepanjang daerah beban
yang dilayani membentuk suatu rangkaian
tertutup seperti terlihat pada gambar 3
Beban
PMT
Beban
Beban
Gardu
Induk
Beban
PMS
.
PMT PMS
PMT
PMT PMS
PMS
Feeder 1
PMT
Transformator Distribusi
Transformator atau trafo adalah jenis
mesin listrik statis yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik. Secara umum trafo
terdiri dari trafo daya, trafo tegangan dan trafo
arus. Trafo daya adalah trafo yang bisaa
digunakan di gardu induk maupun gardu
distribusi. Sedangkan trafo tegangan dan trafo
arus adalah trafo yang digunakan untuk
pengukuran dan proteksi (Zuhal,1991).
Bila kumparan primer dengan N1-lilitan
diberi tegangan bolak-balik V1, maka pada
kumparan tersebut mengalir arus I1 dan
menimbulkan fluksi medan listrik ( φ ) bolakbalik. Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan
primer ini mengalir pada inti trafo. Saat fluksi
mengalir melewati atau memotong kumparan
primer, maka sesuai dengan Hukum Farraday
pada kumparan primer timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL) atau tegangan induksi (E1).
PMT PMS
PMT
Beban
V1
Feeder 2
N1
E1
E2
N2
PMT
Gambar 3 Sistem Jaringan Distribusi
Rangkaian Tertutup.
3.3 Sistem Jaringan Distribusi Spindel
Sistem
jaringan
ini
merupakan
kombinasi antara jaringan radial dengan
jaringan rangkaian terbuka (open loop). Titik
beban memiliki kombinasi alternatif penyulang
sehingga bila salah satu penyulang terganggu,
maka dengan segera dapat digantikan oleh
penyulang lain. Dengan demikian kontinuitas
penyaluran daya sangat terjamin. Bentuk
sistem jaringan distribusi spindel dapat dilihat
pada gambar 4.
Feeder 1
PMT
PMS PMT
PMS
Beban
PMT
Beban
PMT
PMS
Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan
primer ini mengalir pada inti trafo. Saat fluksi
mengalir melewati atau memotong kumparan
primer, maka sesuai dengan Hukum Farraday
pada kumparan primer timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL) atau tegangan induksi (E1).
Demikian juga saat fluksi memotong kumparan
sekunder dengan N2-lilitan, maka pada
kumparan tersebut juga timbul tegangan
induksi (E2).
E = N. (d φ /dt)
(2.1)
PMS
Beban
Feeder 2
PMT
PMS
Beban
Beban
PMT
PMS PMT
PMS PMT
PMT
Express Feeder
PMS
Beban
Beban
GI
PMS
Feeder 3
PMS PMT
PMS PMT
Beban
PMT
Feeder 4
Beban
PMS PMT
PMS
Beban
PMS
PMT
PMS PMT
PMT
Gambar 5. Konstruksi dasar Transformator
GH
Gambar 4 Sistem Jaringan Distribusi Spindel
5. Impedansi Saluran
Untuk perhitungan jatuh tegangan,
resistansi dan reaktansi kedua konduktor perlu
diperhitungkan. Kombinasi antara resistansi
dan reaktansi disebut dengan impedansi yang
dinyatakan
dalam
satuan
ohm
(Stevenson,1983).
Impedansi dapat dihitung dengan rumus :
Z = R + jX
Maka :
Z = R2 + X 2
Ohm
Keterangan :
Z = Impedansi saluran (Ohm)
R = Tahanan saluran (Ohm)
X = Reaktansi (Ohm)
(2.2)
5.1 Tahanan
Tiap konduktor memberi perlawanan
atau tahanan terhadap mengalirnya arus listrik
dan hal ini dinamakan resistensi. Resistensi
atau tahanan dari suatu konduktor (kawat
penghantar) diberikan oleh :
R=ρ
l
A
Ohm
(2.3)
Keterangan :
R = Resistansi (Ohm)
ρ = Resistivitas (tahanan jenis penghantar)
l = Panjang kawat (meter)
A = Luas penampang kawat (mm²)
5.2 Reaktansi
Sebuah konduktor yang dilalui arus
listrik dikelilingi oleh garis-garis magnetik
yang berbentuk lingkaran-lingkaran konsentrik.
Dalam hal ini arus bolak-balik medan
sekeliling
konduktor
tidaklah
konstan
melainkan berubah-ubah dan mengait dengan
konduktor itu sendiri maupun dengan
konduktor-konduktor lain yang terletak
berdekatan. Oleh karena adanya kaitan-kaitan
fluks tersebut, saluran memiliki sifat
induktansi. Reaktansi induktif dari saluran
udara tiga (Hadi Sahadat,1999)
Reaktansi penghantar untuk jaringan
distribusi pada umumnya terdiri dari
induktansi, maka reaktansinya disebut induktif
(XL) yang dapat dihitung dengan rumus :
XL = 2 π fL
(2.4)
Keterangan :
XL = Reaktansi jaringan (Ohm)
f = frekwensi (Hz)
L = Induktansi (Henry)
Jelaslah bahwa reaktansi suatu instalasi listrik
tergantung dari :
1. Jarak antar konduktor, yaitu ; semakin besar
jarak, semakin besar pula reaktansi.
2. Radius konduktor, yaitu ; berkurang atau
bertambahnya radius.
3. Panjang saluran, yaitu : akan bertambahnya
nilai reaktansi (Hutauruk, 1985).
5.3 Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi
Dalam penyediaan tenaga listrik,
(2.13)
disyaratkan suatu level standar tertentu untuk
menentukan kwalitas tegangan pelayanan.
Secara umum ada 3 hal yang perlu dijaga
kwalitasnya, yaitu :
1. Frekwensi (50 Hz)
2. Tegangan (+ 5% dan – 10%)
3. Kehandalan
Rugi-rugi daya adalah besarnya daya
yang hilang pada suatu jaringanan, yang
besarnya sama dengan daya yang disalurkan
dari sumber dikurangi besarnya daya yang
diterima pada perlengkapan hubungan bagian
utama (Khotari,2005).
(2.14)
Besarnya rugi-rugi daya satu fasa dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
(2.5)
∆ P = I2 x R (Watt)
Keterangan :
∆ P = Rugi daya pada jaringan (Watt)
I = Arus beban pada jaringan (Ampere)
R = Tahanan murni (Ohm)
Besar rugi-rugi daya pada jaringan
tergantung pada besarnya tahanan dan arus
beban pada jaringan tersebut. Untuk
mengetahui besar rugi-rugi daya pada jaringan
tiga fasa dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
(2.6)
∆ P = 3 x I2 x R (Watt)
6. Pengoperasian
Jaringan
Distribusi
Tenaga Listrik
Pengoperasian dari jaringan distribusi
tenaga listrik membutuhkan analisis yang terus
menerus untuk menilai keberhasilan suatu
sistem dan untuk menekan keefektifan rencana
yang lain pada pengembangan sistem. Analisis
ini menggunakan perhitungan tegangan dan
arus rangkaian pada kondisi-kondisi tertentu.
Pada pengoperasian jaringan distribusi tenaga
listrik menimbulkan rugi-rugi daya yang terdiri
dari rugi-rugi pada saluran distribusi, rugi-rugi
pada transformator distribusi, meter-meter dan
juga penurunan tegangan atau susut tegangan
8. Program ETAP (Electrical Transient
Analysis Program) PowerStation
PowerStation adalah software untuk
power sistem yang bekerja berdasarkan
perencanaan
(plant/project).
Dalam
PowerStation, setiap perencanaan harus
menyediakan data base untuk keperluan itu.
ETAP
PowerStation
dapat
melakukan
penggambaran single line diagram secara
grafis dan mengadakan beberapa analisis/studi
yakni Load Flow (aliran daya), Short Circuit
(hubung singkat), motor starting, harmonics
power sistems, transient stability, dan
protective device coordination.
Saluran distribusi Feeder dari Gardu
Induk-Duri
merupakan saluran distribusi
struktur radial, menggunakan
Kawat
penghantar jenis All Alluminum Alloy
Conduktor (AAAC) ukuran 3x240 mm2,
3x150 mm2, 3x70 mm2.jenis dan ukuran
penghantar, panjang saluran, dan Impedansi
saluran antar trafo untuk Feeder Belutu, Feeder
Subrantas dan Feeder Sebanga
Perhitungan
rugi-rugi
daya
dan
tegangan:
Untuk saluran 1 (GH-Tr. 232) Feeder Belutu
Panjang saluran = 500 m
Impedansi
= 0.2982 Ohm
Arus beban
= 91 Amp
Tegangan GH = 19612 V
Gambar 7. Tampilan program ETAP
9.Analisa Perhitungan Tegangan dan Rugi
Daya Kondisi Terpasang PT. PLN
Cabang Dumai Ranting Duri Gardu
Hubung Wonosobo
PT. PLN Ranting Duri memperoleh
suplai energi listrik dari Gardu Induk Garuda
Sakti Pekanbaru. Dengan kapasitas daya Gardu
Induk Duri sebesar 2 x 30 MVA, sebagian
energi listrik tersebut digunakan untuk
kebutuhan energi listrik di Duri dan sekitarnya,
sebagian lagi diteruskan ke Gardu Induk
Dumai dan Gardu Induk Bagan Batu. Di Gardu
Induk Duri saluran transmisi 150 kV
diturunkan menjadi saluran distribusi primer
tegangan menengah 20 kV dan disalurkan
melalui beberapa feeder.
Dari gardu induk Duri disalurkan
melalui feeder-feeder pada gardu hubung
Wonosobo (GH. Wonosobo) dengan daya trafo
distribusi sebesar 400 kVA,
yaitu :
1. Feeder Belutu
2. Feeder Soebrantas
3. Feeder Sebanga
30
TR.84
3
Tr.96
3
66
6
68
69
83
Tr.126
Tr.131
TR.150
Tr.206
Tr.221
TR.212
Tr.257
Tr.258
Tr.259
Tr.216
Tr.217
Tr.155
TR.175
Tr.219
Tr.220
Tr.185
Tr.188
Tr.191
Tr.192
Tr.280
Tr.05
Tr.06
Tr.13
Tr.14
Tr.25
Tr.28
Tr.31
Tr.42
Tr.43
Tr.44
Tr.53
Tr.78
Tr.82
Tr.89
Tr.94
Tr.100
F. Soebrantas
PTS.3
Tr. 153
30 MVA
150/20 kV
Tr.270
Tr.272
Tr.274
GH. Wonosobo
Tr. 168
GH. Wonosobo
Tr.232
Tr.287
Tr.134
Gambar 9. Saluran Feeder Belutu.
Drop
tersebut
Tegangan
pada
saluran
ΔV = I x Z
= I x (R) 2 + (X) 2 x l
= 91 x (0.5303) 2 + (0.2729) 2 x 0.5 Km
= 91 X 0.2982
= 27.14 Volt
Tegangan terima pada Trafo 232 adalah
V232 = VGH - ∆V
= 19612 – 27.14
= 19585 Volt
= 19.585 kV
Rugi daya pada saluran – 1 adalah
Rugi daya Aktif :
∆P1 = I2 x R
= (91)2 x 0.5303
= 4391 watt
= 4.391 kW
Rugi daya Reaktif :
∆Q1 = I2 x X
= (91)2 x 0.2729
= 2260 VAr
= 2.260 kVAr
Tr. 180
Tr. 190
Tr. 199
Tr.229
Tr. 215
Tr.298
F. Belutu
Tr. 239
Tr.232
Tr.287
Tr.134
Tr.143
Tr.130
Tr.183
Tr.163
Tr.142
Tr.279
Tr.150
Tr.68
Tr.188
Gambar 8. Sistem Distribusi 20 kV PT. PLN
(Persero) Ranting Duri Eksisting
10.Perhitungan
Untuk
Memperbaiki
Kinerja Sistem Distribusi 20 kV
Menggunakan ETAP 4.0.0
Perhitungan
dilakukan
dengan
menggunakan bantuan program ETAP versi
4.0.0 (Electrical Transient Analisys Program).
Data Impedansi, beban sumber tenaga listrik
diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang
Dumai Ranting Duri. Hasil pembahasan
diperoleh Rekonfigurasi_5 pada sistem
distribusi lebih baik kinerjanya pada tegangan
terima dan rugi daya dari pada kondisi
eksisting pada saluran distribusi Gardu Hubung
Wonosobo seperti tabel 1.
F. Sebanga
Tr.11
Tr.21
Tr.22
Tr.30
PTS.1
Tr.32
Tr.37
Tr.41
Tr.66
Tr.67
Tr.68
Tr.69
Tr.83
PTS.2
TR.84
Tr.96
Tr.126
Tr.206
Tr.131
TR.212
TR.150
Tr.155
Tr.216
Tr.221
Tr.257
Tr.258
Tr.259
TR.175
Tr.217
Tr.185
Tr.219
Tr.188
Tr.191
Tr.220
Tr.192
Tr.280
Tr.05
Tr.06
Tr.13
Tr.14
Tr.25
Tr.28
Tr.31
Tr.42
Tr.43
Tr.44
Tr.53
Tr.78
Tr.82
Tr.89
Tr.94
Tr.100
F. Soebrantas
PTS.3
Tr. 153
30 MVA
150/20 kV
Tr.270
GI. Duri
Tr.272
Tr.274
GH. Wonosobo
Tr. 168
Tr. 180
Tr. 190
Tr. 199
Tr.229
Tr. 215
Tr.298
F. Belutu
Tr.232
Tr.287
PTS.4
Tr.134
Tr.143
Tr.130
Tr.183
Tr.163
Tr.142
Tr.279
Tr. 239
Tr.150
Rekonfigurasi_5 dimana pada kondisi ini
tegangan terima sebesar 17.725 kV, Rugi
daya aktif 7.426 kW dan daya reaktif 4.142
kVAr. Nilai ini lebih baik dari kondisi
Eksisting yaitu tegangan terendah 17.625
kV, Rugi daya 19.965 kW, 10.275 kVAr.
2.
Hasil
Rekonfigurasi_5
memperoleh
penghematan rugi-rugi daya aktif sebesar
12.539 kW dan daya reaktif sebesar 6.133
kVAr
3. Penghematan daya aktif
sebesar
12.539 kW x 24 jam = 300.939 kWh/hari
dan daya reaktif 6133 kVAr x 24 jam =
147.192 kWh/hari
4. Penghematan biaya daya aktif sebesar
300.939 x Rp. 600 = Rp. 180.561.600,- dan
daya reaktif sebesar 147.192 x Rp. 600 =
Rp. 88.315.200,-
Tr.68
Tr.188
Gambar 10. Hasil Rekonfigurasi 5
Tabel 1 Hasil Running Electrical Transien
Analisys Program (ETAP) 4.0.0
Teg.terima
Rugi daya
terendah
kW
kVAr
(kV)
1. Eksisting
17.575
19.965 10.275
2. Rekon_5
17.751
7.426 4.142
Penghematan Rugi Daya
12.539 6.133
No
Kondisi
Dari Tabel.1 dapat dilakukan perhitungan
untuk penghematan daya :
- daya aktif ;
12.539 x 24 jam = 300.936 kWh/hari
- daya reaktif ;
6.133 x 24 jam = 147.192 kWh/hari
Untuk
melakukan
penghematan
biaya
dilakukan dengan menggunakan perkiraan
biaya sebesar Rp. 600,- /kWh diperoleh:
- daya aktif;
300.936 kWh/hari x Rp. 600 =
Rp. 180.561.600,- daya reaktif
300.936 kWh/hari x Rp. 600 =
Rp. 180.561.600,Kesimpulan
1. Rekonfigurasi sistem distribusi 20 kV
PT. PLN (Persero) cabang Dumai Ranting
Duri Gardu Hubung Wonosob dapat
memperbaiki kinerja sistem pada tegangan
terima dan menurunkan rugi daya pada
saluran. Rekonfigurasi yang terbaik adalah
Daftar Pustaka
Debrapiya Das, “A Fuzzy Multiobjective
Approach for Network Reconfiguration
of Distribution Systems”, IEEE Tran On
Power Delivey, Vol. 21, No. 1, Jan 2006
Hadi Saadat,
“Power System Analysis”,
Milwaukee School
of Engineering,
1999.
Hadi, Abdul, Pabla, As., “Sistem Distribusi
Daya Listrik”, Erlangga, Cetakan
Pertama, Bandung, 1994
Kothari, DP, “Modern Power System
Analysis”,3rd, Tata McGraw Hill, New
Delhi, 2005
Stevenson,Jr dan William, D,”Analisis Sistem
Tenaga Listrik”, Erlangga, Bandung,
1983
T.S.Hutahuruk, Transimisi Daya Listrik,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985
Wagner, A.Y. Chikani, R. Hackman, Fellow,
“Feeder Reconfiguration For Loss
Reduction:
An
Application
of
Distribution
Automation”,
IEEE
Transactions On Power Delivery, Vol. 6,
No. 4, October 2001.
Download