Analisa Sistem Distribusi 20 kV Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem

advertisement
Analisa Sistem Distribusi 20 kV
Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi
Menggunakan Electrical Transient Analysis Program
Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning
E-mail : [email protected]
Abstrak - Dalam penyaluran tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik ke konsumen yang letaknya
berjauhan selalu mengalami terjadinya kerugian
berupa rugi-rugi daya dan rugi tegangan sehingga
menyebabkan terjadinya jatuh tegangan yang cukup
besar yang mengakibatkan rendahnya tegangan
terima terutama yang berada diujung saluran. Untuk
mengurangi drop tegangan dan rugi rugi daya bisa
diminimalkan dengan beberapa cara yaitu dengan
nmelakukan penambahan pembangkit, melakukan
perubahan sistem dengan cara rekonfigurasi sistem
dan dengan penambahan pemasangan kapasitor bank.
Dalam penelitin ini untuk memperbaiki dan
miminalkan rugi daya dan drop tegangan dengan
melakukan perubahan sistem distribusi dengan
melakukan
rekonfigurasi.
Dengan
melakukan
rekonfigurasi dapat mengatasi dan meminimalkan
rugi daya dan drop tegangan pada sistem distribusi
20 kV dan dapat melakukan penghematan energi
listrik, peningkatan kualitas tegangan dan kualitas
daya (power quality)
Kebutuhan tenaga listrik dihitung berdasarkan
besarnya aktivitas dan intensitas penggunaan tenaga
listrik. Aktivitas penggunaan tenaga listrik berkaitan
dengan tingkat perekonomian dan jumlah penduduk.
Semakin tinggi tingkat perekonomian akan
menyebabkan aktivitas penggunaan tenaga listriknya
semakin tinggi, begitu juga untuk jumlah penduduk.
Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik salah satu
faktor utama yang diinginkan konsumen adalah
kehandalan sistem penyaluran daya yang dikirimkan
dari sumber-sumber pembangkit dengan daya yang
diterima oleh konsumen, daya yang dikirimkan
tersebut
biasanya akan mengalami
ketidak
seimbangan sehingga mengalami rugi-rugi daya atau
tegangan tidak stabil.
Untuk mengatasi permasalahan dilakukan
perhitungan aliran menggunakan Metoda Newton
Raphson dengan Electrical Transient Analisys
Program (ETAP) 6.0.0 pada PT. PLN (Persero)
Cabang Dumai Ranting Duri Gardu Hubung Ujung
Tanjung. Dari hasil analisa dan pembahasan
diperoleh hasil rekonfigurasi_3 lebih baik dengan
tegangan terima terendah sebesar 17,5 kV, Rugi daya
aktif 1,84 MW dan daya reaktif 1,16 MVAr dari
kodisi eksisting dan diperoleh penghematan rugi-rugi
daya aktif sebesar 1,21 MW dan daya reaktif 1,16
MVAr. Sehingga dari penghematan rugi-rugi daya
diperoleh penghematan biaya daya aktif sebesar
23.232.000 dan penghematan biaya daya reaktif
sebesar Rp. 22.272.000,Kata Kunci : rugi-rugi daya, sistem distribusi,
tegangan terima
1. Pendahuluan
Perkiraan kebutuhan tenaga listrik dihitung
berdasarkan besarnya aktivitas dan intensitas
penggunaan tenaga listrik. Aktivitas penggunaan
tenaga listrik berkaitan dengan tingkat perekonomian
dan jumlah penduduk. Dalam penyaluran tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik ke konsumen yang
letaknya berjauhan selalu mengalami terjadinya
kerugian berupa rugi-rugi daya dan rugi tegangan.
Besarnya rugi-rugi daya dan rugi tegangan pada
saluran distribusi tergantung pada jenis dan panjang
saluran penghantar, tipe jaringan distribusi, kapasitas
trafo, tipe beban, faktor daya, dan besarnya jumlah
daya terpasang serta banyaknya pemakaian bebanbeban yang bersifat induktif yang menyebabkan
meningkatnya kebutuhan daya reaktif [8].
Hasil optimal Pareto yang benar ditemukan
dengan suatu multiobjective algoritma genetika
menggunakan suatu variabel yang efisien dan
beberapa masalah khusus mutasi dan operasi kawin
silang Penyusunan ulang (Rekonfigurasi) dapat
memperbaiki kinerja sistem distribusi, mengurangi
rugi-rugi daya dan rugi tegangan serta melakukan
keseimbangan beban, dengan menggunakan Metoda
Aliran Daya [1].
Suatu metoda program yang linier digunakan
untuk teknik transportasi dan metoda pencarian
Heuristic yang dikembangkan berdasarkan analisis
pada arus beban optimal. Rekonfigurasi feeder untuk
menurunkan rugi-rugi diaplikasikan pada jaring
distribusi otomasi [7].
111
2. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik meliputi sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi.
Sistem distribusi mempunyai perananan yaitu untuk
menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik
kemasing-masing beban atau konsumen dengan
mengubah tegangan listrik yang didistribusikan
menjadi tegangan yang dikehendaki, karena
kedudukan sistem distribusi merupakan bagian yang
paling akhir dari keseluruhan sistem tenaga listrik
yang mempunyai fungsi mendistribusikan langsung
tenaga listrik pada beban atau konsumen yang
membutuhkan [8][3].
Dalam
pendistribusian
tenaga
listrik
kekonsumen, tegangan listrik yang digunakan
bervariasi tergantung dari jenis konsumen yang
membutuhkan. Untuk konsumen industri bisaa
digunakan tegangan menengah 20 kV atau 6,3 kV
sedangkan untuk konsumen tegangan rendah 0,4 kV
yang merupakan tegangan siap pakai untuk peralatanperalatan perkantoran dan rumah tangga [8].
Gardu Induk
Gardu Induk
Pembangkit
dari saluran utama dan saluran cabang seperti terlihat
pada gambar 2.
Beban
PMS PMT
Beban
PMT
PMT
PMS
Feeder 1
PMT
PMT
PMT
Beban
PMS PMT
PMT
Beban
Feeder 2
PMS
PMT
Beban
Gambar 2 Sistem Jaringan Distribusi Radial
3.2 Sistem Jaringan Distribusi Rangkaian
Tertutup
Sistem jaringan ini disebut rangkaian tertutup
karena saluran primer yang menyalurkan daya
sepanjang daerah beban yang dilayani membentuk
suatu rangkaian tertutup seperti terlihat pada gambar 3
Feeder 1
PM
G
Transmisi TT
PMT
Feeder Distribusi TM
.
PM Prime Mover
G - Generator
Distribusi TR
Gardu
Distribusi
PMT
Beban
Konsumen TM
Gardu
Induk
Beban
Beban
Beban
PMT PMS
Konsumen TR
Gambar 1. Sistem Ketenagalistrikan
Feeder 2
PMT
3.
Sistem Distribusi
Sistem tenaga listrik merupakan kumpulan
peralatan/mesin
listrik
seperti
generator,
transformator, saluran transmisi, saluran distribusi dan
beban yang merupakan satu kesatuan sehingga
membentuk suatu sistem yang disebut sistem
distribusi tenaga listrik yang berfungsi untuk
mensuplai tenaga dan mengalirkan listrik dari sumber
tenaga listrik (pembangkit, gardu induk, dan gardu
distribusi) ke beban atau konsumen [4].
Dalam sistem distribusi terdapat beberapa
bentuk jaringan yang umum digunakan dalam
menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik yaitu
:
1. Sistem Jaringan Distribusi Radial.
2. Sistem Jaringan Distribusi Rangkaian Tertutup
(loop).
3. Sistem Jaringan Distribusi Spindel.
Gambar 3 Sistem Jaringan Distribusi Rangkaian Tertutup.
3.3 Sistem Jaringan Distribusi Spindel
Sistem jaringan ini merupakan kombinasi
antara jaringan radial dengan jaringan rangkaian
terbuka (open loop). Titik beban memiliki kombinasi
alternatif penyulang sehingga bila salah satu
penyulang terganggu, maka dengan segera dapat
digantikan oleh penyulang lain. Dengan demikian
kontinuitas penyaluran daya sangat terjamin. Bentuk
sistem jaringan distribusi spindel dapat dilihat pada
gambar 4.
3.1 Jaringan Distribusi Radial
Bentuk jaringan sistem ini merupakan bentuk
dasar yang paling sederhana dan paling banyak
digunakan. Sistem disebut radial karena jaringan ini
ditarik secara radial dari Gardu Induk ke pusat-pusat
beban atau konsumen yang dilayani. Sistem ini terdiri
112
5.1 Tahanan
Tiap konduktor memberi perlawanan atau
tahanan terhadap mengalirnya arus listrik dan hal ini
dinamakan resistensi. Resistensi atau tahanan dari
suatu konduktor (kawat penghantar) diberikan oleh :
Feeder 1
PM S PM T
Beban
Beban
P MT
PMS
PMT
PMS
Feeder 2
PMT
PMS
PMT
PMT
Express Feeder
R
PMS
GI
PMT
PMS
PMT
PM S
PM T
Beban
GH
Feeder 4
Gambar 4 Sistem Jaringan Distribusi Spindel
4.
Transformator Distribusi
Transformator atau trafo adalah jenis mesin
listrik statis yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Secara umum trafo terdiri dari trafo
daya, trafo tegangan dan trafo arus. Trafo daya adalah
trafo yang bisa digunakan di gardu induk maupun
gardu distribusi. Sedangkan trafo tegangan dan trafo
arus adalah trafo yang digunakan untuk pengukuran
dan proteksi [8].
Bila kumparan primer dengan N 1-lilitan diberi
tegangan bolak-balik V1, maka pada kumparan
tersebut mengalir arus I1 dan menimbulkan fluksi
medan listrik ( ) bolak-balik. Fluksi yang dihasilkan
oleh kumparan primer ini mengalir pada inti trafo.
Saat fluksi mengalir melewati atau memotong
kumparan primer, maka sesuai dengan Hukum
Farraday pada kumparan primer timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL) atau tegangan induksi (E1).
Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan primer
ini mengalir pada inti trafo. Saat fluksi mengalir
melewati atau memotong kumparan primer, maka
sesuai dengan Hukum Farraday pada kumparan primer
timbul Gaya Gerak Listrik (GGL) atau tegangan
induksi (E1). Demikian juga saat fluksi memotong
kumparan sekunder dengan N 2-lilitan, maka pada
kumparan tersebut juga timbul tegangan induksi (E2).
E = N. (d /dt)
(1)
5. Impedansi Saluran
Untuk perhitungan jatuh tegangan, resistansi
dan reaktansi kedua konduktor perlu diperhitungkan.
Kombinasi antara resistansi dan reaktansi disebut
dengan impedansi yang dinyatakan dalam satuan ohm
[3][5].
Impedansi dapat dihitung dengan rumus :
Z = R + jX
Maka :
2
2
Z= R
Ohm
X
Keterangan :
Z = Impedansi saluran (Ohm)
R = Tahanan saluran (Ohm)
X = Reaktansi (Ohm)
(2)
Ohm
(3)
Keterangan :
R = Resistansi (Ohm)
= Resistivitas (tahanan jenis penghantar)
l = Panjang kawat (meter)
A = Luas penampang kawat (mm²)
PMS
Feeder 3
l
A
5.2 Reaktansi
Sebuah konduktor yang dilalui arus listrik
dikelilingi oleh garis-garis magnetik yang berbentuk
lingkaran-lingkaran konsentrik. Dalam hal ini arus
bolak-balik medan sekeliling konduktor tidaklah
konstan melainkan berubah-ubah dan mengait dengan
konduktor itu sendiri maupun dengan konduktorkonduktor lain yang terletak berdekatan. Oleh karena
adanya kaitan-kaitan fluks tersebut, saluran memiliki
sifat induktansi. Reaktansi induktif dari saluran udara
tiga [2]
Reaktansi penghantar untuk jaringan distribusi
pada umumnya terdiri dari induktansi, maka
reaktansinya disebut induktif (XL) yang dapat dihitung
dengan rumus :
XL
(4)
Keterangan :
XL = Reaktansi jaringan (Ohm)
f = frekwensi (Hz)
L = Induktansi (Henry)
Jelaslah bahwa reaktansi suatu instalasi listrik
tergantung dari :
1. Jarak antar konduktor, yaitu ; semakin besar jarak,
semakin besar pula reaktansi.
2. Radius konduktor, yaitu ; berkurang atau
bertambahnya radius.
3. Panjang saluran, yaitu : akan bertambahnya nilai
reaktansi [6].
5.3 Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi
Rugi-rugi daya adalah besarnya daya yang
hilang pada suatu jaringanan, yang besarnya sama
dengan daya yang disalurkan dari sumber dikurangi
besarnya daya yang diterima pada perlengkapan
hubungan bagian utama [4].
Besarnya rugi-rugi daya satu fasa dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
P = I2 x R (Watt)
(5)
(2.12)
Keterangan :
P = Rugi daya pada jaringan (Watt)
(2.13)
I
= Arus beban pada jaringan (Ampere)
R = Tahanan murni (Ohm)
Besar rugi-rugi daya pada jaringan tergantung
pada besarnya tahanan dan arus beban pada jaringan
tersebut. Untuk mengetahui besar rugi-rugi daya pada
113
jaringan tiga fasa dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
P = 3 x I2 x R (Watt)
(6)
6. Prinsip Dasar Rekonfigurasi
Rekonfigurasi saluran distribusi radial adalah
proses merubah nilai arus maupun impedansi feeder
atau memindahkan suplai suatu titik beban trafo
distribusi dari suatu feeder ke feeder yang lain.
Rekonfigurasi dapat merubah parameter-parameter
saluran distribusi antara lain, seperti impedansi dan
arus feeder. Akibat perubahan kedua parameter
tersebut, akan turut merubah rugi daya dan jatuh
tegangan pada feeder, keseimbangan arus phasa dan
keseimbangan arus feeder serta arus hubung singkat
pada sisi ujung feeder.
Oleh sebab itu, proses rekonfigurasi suatu sistem distribusi harus mempertimbangkan faktor faktor
tersebut, terutama rugi daya dan jatuh tegangan.
Konfigurasi radial dengan rugi daya dan jatuh
tegangan yang paling minimum, secara ideal hanya
dapat diperoleh saat tercapainya keseimbangan arus
maupun impedansi feeder.
8. Program ETAP (Electrical Transient Analysis
Program) PowerStation 6.0.0
PowerStation adalah software untuk power
sistem yang bekerja berdasarkan perencanaan
(plant/project).
Dalam
PowerStation,
setiap
perencanaan harus menyediakan data base untuk
keperluan itu. ETAP PowerStation dapat melakukan
penggambaran single line diagram secara grafis dan
mengadakan beberapa analisis/studi yakni Load Flow
(aliran daya), Short Circuit (hubung singkat), motor
starting, harmonics power sistems, transient stability,
dan protective device coordination. Pada gambar 5
diperlihatkan bentuk tampilan program ETAP 6.0.0
Gambar 5. Tampilan program ETAP 6.0.0
9.Analisa Pembahasan Sistem Distribusi 20 kV PT.
PLN (Persero) Cabang Dumai Ranting Duri
Gardu Hubung Ujung Tanjung
Data diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang
Dumai Ranting Duri yang memperoleh suplai energi
listrik dari Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru.
Dengan kapasitas daya Gardu Induk Duri sebesar 2 x
30 MVA, sebagian energi listrik tersebut digunakan
untuk kebutuhan energi listrik di Duri dan sekitarnya,
sebagian lagi diteruskan ke Gardu Induk Dumai dan
Gardu Induk Bagan Batu. Di Gardu Induk Duri
saluran transmisi 150 kV diturunkan menjadi saluran
distribusi primer tegangan
menengah 20 kV dan
(2.22)
disalurkan melalui beberapa feeder.
Dari Gardu Induk Duri disalurkan melalui
feeder-feeder pada Gardu Hubung Ujung Tanjung
dengan daya trafo distribusi, adapun feeder-feeder
yaitu :
1. Outgoing Feeder Sedinginan Kota dengan
tegangan terima 17,6 kV, jumlah trafo 43, jarak
saluran 30,5 kms dengan jenis penghantar AAAC
240 mm2
2. Outgoing Feeder Teluk Pulau dengan tegangan
terima 13,6 kV, jumlah trafo 50, jarak 84 kms
jenis penghantar AAAC 240 mm 2
3. Outgoing Feeder Tanah Putih dengan tegangan
terima 18,2 kV, jumlah trafo 19, jarak 7 kms
dengan jenis penghantar AAAC 240 mm 2
20 kV
AAAC 240 mm2, 30,5 kms
17,6 kV
OGF Sedinginan Kota
GH. Ujung Tanjung
AAAC 240 mm2, 84 kms
13,6 kV
OGF Teluk Pulau
2 x 30 MVA.
AAAC 240 mm2, 7 kms
18,2 kV
OGF Tanah Putih
Gambar 6. Sistem Distribusi 20 kV PT. PLN (Persero)
Gardu Hubung Ujung Tanjung Eksisting
Saluran distribusi Feeder dari Gardu IndukDuri merupakan saluran distribusi struktur radial,
menggunakan Kawat penghantar jenis All Alluminum
Alloy Conduktor (AAAC) ukuran 3x240 mm 2,
panjang saluran, dan Impedansi saluran antar trafo
untuk Outgoing Feeder Sedinginan Kota, Outgoing
Feeder Teluk Pulau dan Outgoing Feeder Tanah Putih
diperlihatkan pada gambar 6.
Perhitungan rugi-rugi daya dan tegangan untuk
Outgoing Feeder (OGF) Sedinginan Kota :
Panjang saluran = 30500 m
Impedansi
=
0.2982 Ohm
Arus beban
=
262 Amp
Tegangan GH
=
19612 V
Tegangan terima pada OGF Sedinginan Kota adalah
sebesar 17,6 kV, OGF Teluk Pulau 13,6 kV dan OGF
Tanah Putih 18,2 kV.
10.Analisa Perhitungan Untuk Memperbaiki
Kinerja Sistem Distribusi 20 kV Menggunakan
ETAP 6.0.0
Metode penelitian yang dilakukan pada
perhitungan menggunakan metoda Newton Raphson.
Sistem saluran distribusi atau transmisi mempunyai
konfigurasi antara lain seperti konfigurasi radial dan
loop. Untuk mengetahui kinerja sistem, maka
114
diperlukan studi aliran daya. Tujuan studi aliran daya
adalah untuk mengetahui rugi daya dan jatuh tegangan
pada setiap titik beban di sepanjang saluran
Pada sistem distribusi saluran loop, aliran daya
dapat terjadi dari kedua sisi saluran. Namun tidak
demikian dengan saluran radial, sebab pada saluran
radial catu daya untuk suatu penyulang berada pada
satu sisi saluran.
Metode
Newton-Raphson
memiliki
perhitungan yang lebih baik dari pada metode lainnya,
bila untuk sistem tenaga yang lebih besar karena lebih
efesien dan praktis. Jumlah iterasi yang dibutuhkan
untuk memperoleh pemecahan ditentukan berdasarkan
ukuran sistem menggunakan bantuan program ETAP
versi 6.0.0 (Electrical Transient Analisys Program).
Data Impedansi, beban sumber tenaga listrik
diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang Dumai.
Hasil pembahasan diperoleh Rekonfigurasi_3 pada
sistem distribusi lebih baik kinerjanya pada tegangan
terima dan rugi daya dari pada kondisi eksisting pada
saluran distribusi Gardu Hubung Ujung Tanjung
seperti tabel 1.
Tabel 1 Hasil Pembahasan tegangan terima berdasarkan
Running Electrical Transien Analisys Program (ETAP)
6.0.0
No
Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Eksisting
Rekon_1
Rekon_2
Rekon_3
Rekon_4
Rekon_5
Teg.terima
terendah
(kV)
13.6
16.2
16.9
17.5
17.1
16.9
MW
MVAr
3.05
2.74
2.21
1.84
2.12
2.14
3.14
2.88
2.34
1.98
2.36
2.28
Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil analisa
menggunakan ETAP 6.0.0 untuk tegangan terima
terbaik pada Rekonfigurasi_3, Hal dibuktikan bahwa
hasil tegangan terima lebih baik dari kondisi eksisting
sebesar 17,5 kV dan rugi-rugi daya aktif sebesar 1,84
MW dan daya reaktif sebesar 1,98 MVar.
Tabel 2 Hasil Rekonfigurasi Tegangan Terima Terbaik
Menggunakan ETAP 4.0.0
20 kV
OGF Sedinginan Kota
Teg.terima
terendah
(kV)
1.
Eksisting
13.6
2.
Rekon_3
17.5
Penghematan Rugi Daya
No
OGF Teluk Pulau
Tr.
2 x 30 MVA
GH Ujung Tanjung
Rugi daya
Kondisi
Rugi daya
MW
MVAr
3.05
1.84
1.21
3.14
1.98
1.16
Dari Tabel.1 dapat dilakukan perhitungan untuk
penghematan daya :
- daya aktif ;
1210 kW x 24 jam = 29.040 kWh/hari
- daya reaktif ;
1160 x 24 jam = 27.840 kWh/hari
Untuk melakukan penghematan biaya dilakukan
dengan menggunakan perkiraan biaya sebesar Rp.
800,- /kWh diperoleh:
- daya aktif;
= 29.040 kWh/hari x Rp. 800
= Rp. 23.232.000,- daya reaktif
= 27.840 kWh/hari x Rp. 800
= Rp. 22.272.000,-
OGF Tanah Putih
Gambar 7. Kondisi Eksisting
20 kV
OGF Sedinginan Kota
OGF Teluk Pulau
Tr.
2 x 30 MVA
GH Ujung Tanjung
OGF Tanah Putih
PTS
Gambar 8. Hasil Rekonfigurasi_3
Sistem single Gardu Hubung Ujung Tanjung kondisi
eksisting diperlihatkan pada gambar 7 dan kondisi
setelah rekonfigurasi di perlihatkan pada gambar 8.
Kesimpulan
1. Kondisi Eksisting sistem distribusi 20 kV
PT.
PLN (Persero) Cabang Dumai Ranting Duri Gardu
Hubung Ujung Tanjung tegangan terima sebesar
13.6 kV, Rugi daya aktif 3,05 MW dan daya
reaktif 3,14 MVAr.
2. Hasil pembahasan dengan menggunakan Metoda
Newton Rapshon dan program ETAP 6.00
diperoleh rekonfigurasi tegangan terima terbaik
pada Rekonfigurasi_3 sebesar 17,5 kV, rugi daya
aktif sebesar 1,84 MW dan Rugi daya reaktif 1,98
MVar, sehingga diperoleh penghematan rugi-rugi
115
daya aktif sebesar 1,21 MW dan daya reaktif
sebesar
1,16 MVAr
3.Penghematan daya aktif sebesar :
1210 kW x 24 jam = 29.040 kWh/hari
29.040 x Rp. 800,- = Rp. 23.232.000,4. Penghematan biaya daya reaktif sebesar :
1160 x 24 jam = 27.840 kWh/hari
27.840 x Rp. 800 = Rp. 22.272.000,Daftar Pustaka
1.
A Fuzzy Multiobjective Approach
for Network Reconfiguration of Distribution
, IEEE Tran On Power Delivey, Vol.
21, No. 1, Jan 2006
2.
Milwaukee
School of Engineering, 1999.
3.Hadi, Abdul, Pabla, As.,
Erlangga, Cetakan Pertama, Bandung,
1994
4.
Modern Power System Analysis
Tata McGraw Hill, New Delhi, 2005
5.
Analisis Sistem
Tenaga Listrik
6.T.S.Hutahuruk, Transimisi Daya Listrik, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1985
7.Wagner, A.Y. Chikani, R. Hackman, Fellow,
Feeder Reconfiguration For Loss Reduction:
,
IEEE Transactions On Power Delivery, Vol. 6,
No. 4, October 2001.
8.Zuhal, Dasar Tenaga Listrik , Penerbit ITB,
Bandung 1991
116
Download