SKRIPSI Persepsi menonton tayangan talk show bukan empat mata di trans7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7) Skripsi Ini Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: Rufvi Orta Arhar D 1206565 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 SKRIPSI PERSEPSI MENONTON TAYANGAN TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7) Disusun Oleh: RUFVI ORTA ARHAR D 1206565 Skripsi Ini Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 PERSETUJUAN Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. Subagyo, SU NIP. 130 814 592 Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897 PENGESAHAN Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari : Senin Tanggal : 8 Juni 2009 Panitia Penguji : Ketua : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D NIP. 132 206 606 Sekretaris (…………………….) : Drs. Subagyo, SU NIP. 130 814 592 Penguji II (…………………….) : Mahfud Anshori, S.Sos NIP. 132 304 814 Penguji I Tanda Tangan : (……………….……) : Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897 (…………………….) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Dekan FISIP UNS, Drs. Supriyadi SN, SU NIP. 130 936 616 MOTTO Sesunguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan (Al Insyiraah : 6) Dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang berbekas pada jiwa mereka (Al Quran : 4) Sahabat terbaik bukanlah orang yang selalu membenarkan-mu tetapi sahabat terbaik adalah orang yang membuat kamu benar (Sayyidina Ali Karamallah PERSEMBAHAN Karya ini ku persembahkan kepada : Bapak dan Ibu, yang tak berujung memberi doa dan kasih sayang Mas Aan, terima kasih atas waktu, kesetiaan, tanggungjawab, dan dukungannya Wahyan dan Albara adik yang merepotkan namun tetap memberi keceriaan Keponakan-ku Shafira Paranish, yang telah menjadi pelengkap dalam keluarga ABSTRAK Rufvi Orta Arhar. D 1206565. PERSEPSI MENONTON TAYANGAN TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2009. Dengan adanya talk show Bukan Empat Mata di Trans7 yang merupakan salah satu tayangan berperspektif komedi namun tetap sarat akan informasi, akan sangat mempengaruhi persepsi pemirsa khususnya mahasiswa. Karena untuk bisa memenuhi kebutuhan seperti memperoleh informasi sekaligus hiburan, mahasiswa yang notabene masih menggantungkan ekonominya pada keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal. Dengan menyaksikan pilihan acara di televisi, salah satunya talk show Bukan Empat Mata, mahasiswa dapat memperoleh hiburan yang menarik, terjangkau, dan murah. Hal ini juga dapat dilakukan dengan santai sambil melakukan aktivitas lainnya di rumah. Penelitian ini digolongkan dalam Deskriptif Kualitatif, dalam menentukan sampel menggunakan Purposive Sampling. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007, khususnya pemirsa/mahasiswa yang suka melihat talk show Bukan Empat Mata. Informan sebanyak 10 orang karena dinilai dapat memberikan kelengkapan dan kedalaman informasi yang sesuai dengan yang diperlukan bagi pemahaman masalahnya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara/interview mendalam. Validitas data menggunakan Triangulasi Data atau Sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model Interaktif, dimana melalui tahap reduksi data, penyajian data, serta penarikan simpulan atau verivikasi. Berdasarkan persepsi mahasiswa dapat disimpulkan bahwa konsep talk show Bukan Empat Mata lebih banyak memberikan hiburan dari pada informasi, pemilihan bintang tamu dinilai sudah tepat karena bervariasi, Tukul layak menjadi host dalam talk show ini dan seorang host sangat mempengaruhi kualitas acara yang dipandunya. Pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai karena lebih banyak diisi dengan humor, talk show ini tidak mengarah pada pornografi pornoaksi karena hanya sebuah acara hiburan saja, talk show ini dinilai berbeda dari talk show lainnya dalam segi konsep maupun pembawa acaranya. Talk show ini layak sebagai tontonan karena masih ada unsur informasi yang diambil dan pantas menduduki peringkat utama, Tukul Arwana masih dipercaya pihak Trans7 sebagai host karena masih identik dengan talk show Empat Mata sebagai pendahulunya dan bila diganti dengan host lain kurang sesuai, ”duplikat” Empat Mata tayang lagi karena saat Empat Mata dihentikan ratingnya masih bagus jadi pihak Trans7 menayangkan acara serupa hanya nama acaranya diganti manjadi Bukan Empat Mata. ABSTRACT Rufvi Orta Arhar. D 1206565. THE PERCEPTION OF WATCHING BUKAN EMPAT MATA TALK SHOW AT TRANS7 (A Descriptive Study to Perception of Students’s FISIP UNS while Watching Bukan Empat Mata Talk Show at Trans7). Thesis. Communication Science Major. Social and Politic Science Faculty. Sebelas Maret University, Surakarta. 2009. In existing of Bukan Empat Mata Talk Show at Trans7 which is one of the show with comedy’s perspective but still have a lot of information, it will give effect to audience especially student at university. In order to fulfill needs like getting the information also entertainment, students who still hang up their economy to the family do not need to spend the expensive cost. By watching the show options in the television, one of that is Bukan Empat Mata talk show, students could get an entertainment which is interesting, reachable, and cheap. It is also could do relaxly while doing other activities at home. This research is classified into the qualitative descriptive, in order to decide sample in this research, we used Purposive Sampling. The informant in this research are the Non-Reguler students of Communication Science FISIP UNS 2007 class, specialty students who like to watch Bukan Empat Mata talk show. The amount of informant are ten person because it could give information completely and deeply which is suitable with the needs of problem understanding. The method of collecting data used deeply interview. Data’s validity used Triangulation’s data or resource. The method of analysis data which used in this research is interactive analysis model method, where it passed the step of data reduction, provide the data, and the conclusion or verification. Based on the perception of students, we can conclude that the concept of Bukan Empat Mata talk show gives more entertainment than information, while choosing a guest star valued appropriately because it gives a variety. Tukul proper to be a host in this talk show and a host is to influence the quality of show that be guided. The message which want to be delivered to the audiences haven’t received because it is filled with more jokes, it is not proposed to the pornography and the pornoaction because it is just the entertainment show only. It is valued different from the others talk show from the concept and also the host. Bukan Empat Mata show is proper as a show because there is still the element of information which is took and proper to reach the first rank. Tukul Arwana is still beliefed by the Trans7 as a host because he still identic with The Empat Mata talk show as its preface and if he is changed by the others host, it will not proper. The duplicate of Empat Mata is showed again because when the Empat Mata talk show is stopped, the rank of Empat Mata still good, so the Trans7 shows the similar talk show but the name of the show is changed into Bukan Empat Mata. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, Alhamdulillah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERSEPSI MENONTON TAYANGAN TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7)”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesempatan ini, perkenankan peneliti untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan FISIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi serta melakukan penelitian di FISIP UNS ini. 2. Drs. Surisno S. Utomo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Subagyo, SU selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini telah diselesaikan. 4. Drs. Aryanto Budhi S, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini telah diselesaikan. 5. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D selaku Ketua Penguji skripsi yang telah menguji penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 6. Mahfud Anshori, S.Sos selaku Sekretaris Penguji skripsi yang telah menguji penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 7. Drs. Hamid Arifin, M.Si selaku Pembimbing Akademik. 8. Almamater-ku, Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS 2006 Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa banyak keterbatasan sehingga skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan peneliti bahwa dengan adanya penulisan skripsi ini kiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini telah diselesaikan. Surakarta, 2009 Peneliti DAFTAR ISI JUDUL .......................................................................................................... Hal PENGAJUAN ............................................................................................... ii PERSETUJUAN............................................................................................ iii PENGESAHAN ............................................................................................ iv MOTTO......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6 E. Telaah Pustaka................................................................................ 7 1. Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Media Televisi............. 7 2. Pengaruh Media Massa dan Persepsi Khalayak ....................... 15 F. Metode Penelitian........................................................................... 24 1. Tipe Penelitian.......................................................................... 24 2. Populasi dan Sampel................................................................. 24 3. Pengumpulan Data.................................................................... 26 4. Analisis Data ............................................................................ 26 BAB II DESKRIPSI TAYANGAN DAN PROFIL INFORMAN A. Televisi Swasta Trans7................................................................... 31 1. Profil Trans7............................................................................. 31 2. Logo Trans7.............................................................................. 32 3. Alamat dan Kontak Trans7....................................................... 32 4. Susunan Dewan Trans7 ............................................................ 33 5. Program-Program Trans7 ......................................................... 33 6. Stasiun Transmisi Trans7 ......................................................... 36 B. Talk Show Empat Mata .................................................................. 37 C. Talk Show Bukan Empat Mata....................................................... 38 1. Tujuan Talk show Bukan Empat Mata..................................... 38 D. Profil Tukul Arwana....................................................................... 39 E. Profil Informan ............................................................................... 42 1. Rorry Hangkenang.................................................................... 42 2. Sari Dewi Permonica Suci........................................................ 43 3. Ifan Maulady ............................................................................ 44 4. Asri Kurniawati Wardoyo ........................................................ 44 5. Ratih Wijayanti......................................................................... 45 6. Kristian Edi Swantana .............................................................. 46 7. Ema Widyaningsih Pratiwi....................................................... 47 8. Indrawanto Probo Jati............................................................... 47 9. Alit Lutfia Hafi ......................................................................... 48 10. Hajar Ismail .............................................................................. 48 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Konsep Acara ........................................................................... 50 B. Pemilihan Bintang Tamu.......................................................... 55 C. Karakter Tukul Sebagai Host ................................................... 58 D. Host Mempengaruhi Kualitas Acara ........................................ 61 E. Penyampaian Pesan Pada Pemirsa............................................ 63 F. Menjurus/Tidak pada Pornografi, Pornoaksi............................ 66 G. Berbeda/Tidak pada Talk show Lainnya .................................. 70 H. Layak/Tidak sebagai Tontonan ................................................ 72 I. Tukul sebagai Host Bukan Empat Mata................................... 74 J. ”Duplikat” Empat Mata Tayang Lagi....................................... 77 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86 LAMPIRAN ................................................................................................. 88 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Proses Pembentukan Persepsi....................................................... 21 Gambar 2 Triangulasi Data/Triangulasi Sumber........................................... 27 Gambar 3 Model Analisis Interaktif.............................................................. 30 Gambar 4 Logo Trans7.................................................................................. 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan media massa di tanah air khususnya media televisi, saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas keseharian masyarakat. Kehadiran media televisi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak membawa berkah bagi masyarakat. Media televisi memiliki peran besar dalam menjalankan fungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan tentu saja memberikan informasi-informasi mutakhir langsung dari lokasi kejadian dengan tingkat realitas yang lebih utuh, hidup, asli, alami, dan bahkan relatif lebih bebas dari pengaruh distorsi. Televisi dengan mudah, murah dan leluasa dapat dilihat dan didengar secara perorangan ataupun kelompok. Sekali tayang sebuah acaranya, jutaan manusia dapat dengan mudah dan serempak menyaksikannya. Televisi tidak akan pernah menimbulkan kebosanan, karena sifatnya yang ringan, rekreatif dan di dalamnya sering terjadi pembaharuan tayangan acara. Dunia pertelevisian di Indonesia dimulai dengan lahirnya TVRI yang melakukan siaran perdananya pada tanggal 24 Agustus 1962. Sejak saat itu TVRI menjadi satu-satunya siaran televisi di Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1990 suasana pertelevisian di tanah air menjadi semakin marak dengan diijinkannya pihak swasta mengelola stasiun TV diantaranya adalah RCTI, SCTV, TPI, ANTEVE, INDOSIAR. Dan ternyata dunia pertelevisian Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena tahun 2002 sampai sekarang muncul beberapa stasiun televisi baru yaitu Trans TV, TvOne, Global TV, dan Trans7 serta Metro TV. Berkembangnya stasiun televisi swasta di Indonesia banyak menimbulkan pilihan bagi pemirsa untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Stasiun televisi berusaha untuk dapat memberikan sajian tayangan yang dapat menarik minat masyarakat untuk menonton acara-acaranya dengan menyuguhkan programprogram yang diminati khalayak. Upaya ini dilakukan tiap stasiun televisi agar bisa memperoleh rating yang tinggi pada tiap acaranya guna mengeksiskan keberadaannya dan demi memperoleh pemasukan iklan sebanyak-banyaknya. Persaingan antar televisi dalam menyajikan program acara sangat menguntungkan pemirsa, dimana pemirsa mempunyai kebebasan memilih siaran yang dapat memenuhi kebutuhannya baik dari segi informasi maupun dari segi hiburan. Persaingan itu pada dasarnya merupakan kiat pengelola televisi swasta guna memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan bagi pemirsa yang relatif murah dan terjangkau Hadirnya media massa dalam kehidupan kita memberikan berbagai kemudahan bagi para khalayak. Dengan menggunakan teknologi yang canggih dan menarik, televisi mampu mempengaruhi jiwa manusia. Dengan demikian diharapkan pengguna televisi akan mempunyai pemikiran yang sama dengan apa yang telah disampaikan oleh media dan issue dapat diterima dengan baik sehingga mendapatkan feedback yang diharapkan. Kebutuhan akan informasi dan hiburan menyebabkan seseorang akan menyediakan waktunya untuk menikmati apa yang dihadirkan oleh media massa terutama pada televisi. Tayangan yang mendominasi televisi dan memperoleh rating yang cukup tinggi saat ini salah satunya adalah talk show. Kecenderungan ini berakibat besar bagi televisi. Karena pendapatan utama dan satu-satunya stasiun televisi adalah iklan, akhirnya stasiun televisi juga menyesuaikan diri dengan membuat program yang diharapkan akan mempunyai rating tinggi. Akibatnya orientasi media penyiaran televisi sering hanya untuk menghasilkan dan menyiarkan program yang berorientasi rating, namun sering mengabaikan tanggungjawab sosial, moral, dan etika, serta melanggar hak-hak konsumen. Program talk show Bukan Empat Mata merupakan program unggulan Trans7 sebagai pengganti talk show Empat Mata yang dulu sempat dihentikan penayangannya oleh KPI karena dinilai melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran, dan Standar Program Siaran (P3-SPS). Program Comedy Talk Show Bukan Empat Mata adalah sebuah program talk Show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan Selebriti di setiap episodenya. Tukul Arwana sebagai host Bukan Empat Mata yang disiarkan di Trans7 setiap Senin – Jumat. Jam tayangnya berada di jam tayang utama yaitu jam 21.00 – 22.30 WIB. Tidak hanya menawarkan informasi, tapi juga sekaligus komedi yang segar yang dibawakan oleh Tukul sambil mengobrol ringan seputar topik-topik menarik bersama para bintang tamu dan dengan gayanya yang khas ialah saat Tukul mengucapkan jargon "kembali ke Laptop". Selalu membahas topik / kasus / tema yang sedang santer di masyarakat dan tema-tema yang unik, menarik & timeless. Tidak hanya talk show & komedi, Bukan Empat Mata juga memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu ataupun host.1 Setiap individu pasti memiliki keinginan memperoleh informasi maupun hiburan guna melepas penat/stress karena rutinitas sehari-hari, meskipun tingkat 1 http://www.bukanempatmata_trans7. -wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.com, tanggal 1 Desember 2008 kebutuhan tiap individu itu berbeda-beda. Informasi sekaligus hiburan itu tidak harus diperoleh dengan mengeluarkan uang yang banyak ataupun biaya yang relatif mahal. Sehingga setiap individu dapat memperolehnya dengan mudah sekali. Cara yang paling tepat dalam memperoleh informasi maupun hiburan yang murah dan tidak akan memberikan kebosanan salah satunya dengan menyaksikan pilihan acara di televisi. Televisi telah memanjakan pemirsa dengan beragam pilihan acara yang dihadirkan dan pemirsa dapat menyaksikan acaranya sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Peneliti beranggapan bahwa dengan adanya talk show Bukan Empat Mata di televisi Trans7 sebagai pengganti talk show Empat Mata, yang merupakan salah satu tayangan berperspektif komedi namun tetap sarat akan informasi akan sangat mempengaruhi pendapat atau persepsi pemirsa khususnya kalangan mahasiswa. Karena untuk bisa memenuhi kebutuhannya seperti memperoleh informasi sekaligus hiburan, mahasiswa yang notabene masih menggantungkan ekonominya pada keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal. Dengan menyaksikan pilihan acara di televisi, salah satunya talk show Bukan Empat Mata para mahasiswa dapat memperoleh hiburan yang menarik, terjangkau, dan murah. Hal ini juga dapat dilakukan dengan santai sambil melakukan aktivitas lainnya di rumah sekaligus memperoleh informasi yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. Atas dasar itulah peneliti ingin meneliti lebih lanjut bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2007 menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Trans7. B. Rumusan Masalah “ Bagaimanakah persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007 menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 ?“ C. Tujuan Penelitian “ Mengetahui persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007 menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 .“ D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS. 2. Bagi masyarakat dan instansi yang terkait, diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan dan menentukan kebijakan selanjutnya. 3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. E. TELAAH PUSTAKA 1. Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Media Televisi Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sekaligus membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Demikian juga dengan peralatan penunjang atau media penyampai informasi kapada masyarakat. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan. Komunikasi makin efektif ketika manusia mulai bersosialisasi dengan lingkungannya, serta komunikasi merupakan alat ekspresi keinginan baik individu maupun kelompok. Hal ini didorong dengan adanya kebutuhan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Harold D. Laswell, dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society mengatakan cara yang baik untuk menjelaskan apa itu komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut, Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect. Dalam paradigma ini Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban atau pertanyaan, yaitu Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek.2 Jadi komunikasi menurut paradigma Laswell adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengatakan komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut dengan istilah komunikasi. Sedangkan Carl I. Hovland mengatakan komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).3 Dari definisi komunikasi di atas maka kategorisasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling banyak. Terdapat empat tingkat komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu: komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.4 Dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada teori komunikasi massa yang merupakan salah satu dari empat tingkat komunikasi. Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. 2 Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 10 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal 62 4 Ibid, hal 72 3 Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).5 Sedangkan menurut Gerbner, komunikasi massa adalah Produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu dan paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.6 Secara sederhana, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.7 Berbicara mengenai komunikasi massa berarti tidak luput membicarakan media massa yang terlibat di dalam salah satu dari unsur komunikasi massa. Kalau pada mulanya kita hanya mengenal satu jenis saja, yaitu media cetak. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya komunikasi, kini kita mengenal media dalam keanekaragaman bentuk dan jenis. Kini media massa itu sendiri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu media cetak seperti buku, poster, surat kabar, dan majalah. Dan media elektronik mulai dari televisi, radio, film hingga interaktif seperti telematika dan komputer komunikasi (internet). Dari sekian banyak ragam media massa, televisi terlihat paling popular diantara berbagai media massa yang ada. Kepopuleran televisi memang tak hanya menyentuh psikologi kita sebagaimana terlihat pada seringnya kita membicarakan 5 Ibid, hal. 75 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 188 7 Ibid, hal. 189 6 acara-acara yang kita tonton di televisi. Lebih dari itu televisi benar-benar hadir secara riil dalam banyak materinya dalam rumah kita. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Media televisi pun pada akhirnya melahirkan istilah baru dalam pola peradaban manusia yang lebih dikenal dengan “mass culture” (kebudayaan massa). Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa melalui “kotak ajaib” yang menghasilkan suara dan gambar.8 Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, atau tipi (bahasa jawa).9 Televisi merupakan perangkat elektronik yang dapat kita saksikan atau nikmati dan televisi merupakan media massa yang di dalamnya terdapat unsur berita (news), hiburan (fashion, lifestyle), dan olah raga (sport).10 Dr. Ali Alatas mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, pesawat televisi adalah fokus kehidupan keluarga yang disekitarnya mereka mengorganisasikan 8 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 21-22 9 http://www.new_artikeltelevisi-Wikipedia Bahasa Indonesia.com , pada tanggal 16 Januari 2009. 10 Ibid, tanggal 16 Januari 2009 aktifias keseharian. Televisi menjadi semacam “kotak ajaib” / “the window of the world” bahkan dicap sebagai “the stupid box”.11 Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat : Sebagai salah satu dari media elektronik yang menandai era komunikasi massa, dimana orang atau sumber mampu berbicara menyampaikan informasinya yang luas dan tak terbatas secara serempak, televisi tidak dapat melepaskan diri dari perannya sebagai media yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada masyarakat atau pemirsa. Televisi merupakan panduan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar geraknya (moving images). Sehingga suatu program televisi dapat didengar dan dilihat oleh para pemirsanya.12 Televisi sebagai suatu alat merupakan bagian dari sebuah sistem besar, terangkai sedemikian rupa, terdiri atas pesawat televisi itu sendiri, pemancar dan masalah produksinya, unsur inilah yang dinamakan Trilogi Televisi.13 Untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya, institusi media dalam hal ini pertelevisian dalam merancang dan membuat program juga disesuaikan dengan fungsinya sebagai media massa. Televisi mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu : a. Fungsi Penerangan (the information function) Media televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini di sebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa ini yaitu immediacy atau mencakup pengertian langsung dan dekat. Pertama peristiwa yang disiarkan oleh setasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Kedua, Realism mengandung makna kenyataan. Berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera, apa adanya tanpa rekayasa sesuai kenyataan. b. Fungsi Pendidikan (the educational function) Media televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur. 11 Ali Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Yayasan Pengkajian Komunikasi Masa Depan (YPKMD), Jakarta, 1997, hal. 167 12 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran dan Praktek, Alumni, Bandung, 1984, hal. 24 13 Darwanto Sastro S, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta 1994, hal 2 c. Fungsi Hiburan (the entertaiment function) Media televisi sebagai salah satu dari bentuk media massa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki media massa yang lain yaitu sifat yang audio visual, sehingga televisi dapat menampilkan sekaligus antara gambar dan suara, maka masyarakat dimanjakan dengan berbagai macam hiburan misalkan acara-acara live musik, pemutaran film, sinetron dan sebaginya, jadi bukan hanya narasi kata atau tulisan saja yang ditampilkan televisi melainkan gambarnya juga.14 Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dengan indra penglihatan. Sedangkan televisi dua alat indra langsung yang mendapatkan stimulus yaitu dengan indra pendengaran dan indra penglihatan. Selain itu televisi juga mempunyai karakteristik dibanding media cetak maupun elektronik lainnya, yaitu: a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Namun, tidak berarti gambar lebih penting daripada katakata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. b. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara, maka dalam membuat/membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture) yaitu dapat menyampaikan keinginannya tentang penggambaran atau visualisasi diri dalam acara tersebut. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa sehingga mengandung suatu makna. Kedua penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terlatih dan terampil.15 14 15 Onong Uchjana Effendy, Op.Cit, hal. 27 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal 128-130 Daya tarik media televisi demikian besar, sehingga pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi, berubah total. Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Media televisi menjadi alat/sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama.16 Kehadiran televisi seperti yang kita lihat sekarang tidak datang begitu saja, tetapi melalui proses panjang sehingga menjadi alat komunikasi massa yang maju dan modern. Sekali siar, sebuah acara televisi dapat ditonton oleh berjuta-juta manusia dimanapun mereka berada. Walaupun pemirsa penerima pesan tidak berada di tempat yang sama, akan tetapi pada saat yang bersamaan pesan dapat diterima secara serempak. Televisi mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan media yang lainnya. Keunggulan itu antara lain: a. siaran televisi bersifat terbuka, memiliki jangkauan luas, secara teknologis mampu meniadakan batasan wilayah geografis suatu Negara dan bangsa. b. Dengan kekuatan pandang dengarnya, siaran televisi memiliki potensi penetratif untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya, hidup, orientasi dan motivasi masyarakatnya. c. siaran televisi dapat berhubungan langsung dengan khalayak pemirsa tanpa dibatasi oleh politik, sosial budaya, dan masyarakat yang menjadi sasarannya.17 Program acara televisi yang akan disiarkan pasti telah dirancang dan dibuat untuk memenuhi selera dan kebutuhan pemirsa, khususnya kebutuhan akan informasi dan hiburan. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan khalayak 16 17 Wawan Kuswandi, Op. Cit, hal. 23 Ali Alatas, Op. Cit, hal. 144 pemirsa untuk mau atau berminat menonton acara televisi pada tayangan tertentu berdasarkan kebutuhannya. Para pengelola dan perencana acara televisi tetap harus konsekuen dan konsisten membuat paket acara dengan tujuan yang jelas dan pasti serta diiringi tanggung jawab moral dalam melihat kondisi dan situasi pemirsanya. Dalam merencanakan program siaran televisinya, pengelola siaran selain memperhatikan selera, keinginan dan kebutuhan khalayak, juga harus dapat memberikan sugesti, imajinasi, serta dapat membangkitkan emosi positif dalam usaha meningkatkan kesejahtraan mereka.18 Pesan yang ingin disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: a. Faktor Pemirsa Komunikator harus memahami kebiasaan, minat, dan kategori serta kebiasaan pemirsa, karena barkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. Jadi, tiap acara yang ditayangkan harus berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan hanya acara yang dijejalkan begitu saja. b. Faktor Waktu Bagi semua stasiun televisi, antara pukul 19.30 sampai 21.30 dianggap waktu utama (prime time), yakni waktu yang dianggap paling baik untuk menayangkan acara pilihan, karena pada waktu itulah seluruh anggota keluarga berkumpul dan punya waktu menonton televisi. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran yang dituju. c. Faktor Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu, tujuan acara dapat tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. d. Faktor Metode Penyampaian Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya untuk menghibur selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non-hiburan dan non18 Darwanto Sastro Subroto, Op.Cit, hal. 23 informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non-hiburan dapat mengandung unsur hiburan. Begitu pula dengan pesan informatif, selain melalui acara siaran berita, dapat dikemas dalam bentuk wawancara, panel diskusi, reportase, talk show dan sejenisnya, bahkan dalam bentuk sandiwara sekalipun.19 2. Pengaruh Media Massa dan Persepsi Khalayak Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavior).20 Pada tingkat pengetahuan (knowledge) pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan persepsi seperti perubahan pandangan atau tanggapan seseorang dari yang semula baik menjadi buruk atau sebaliknya. Sedangkan perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat perubahan penilaian terhadap suatu obyek karena adanya informasi yang lebih baru. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisir menjadi pendapat. Perubahan sikap (attitude), adanya perubahan internal pada diri seseorang diorganisisr dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu obyek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Perubahan perilaku (behavior), perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. 19 20 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Op. Cit, hal. 131-133 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 147 Antara perubahan sikap dan perilaku juga terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap. Tetapi dalam hal tertentu, bisa juga perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku. Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai ranah sikap. Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta pengaruh yang ditimbulkan juga beraneka ragam terhadap persepsi pemirsa. Berbicara mengenai pengaruh media, Laswell mengatakan sebagai proses, komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak diartikan sebagai perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan individu penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek itu bisa terjadi dalam bentuk pengetahuan (know), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour).21 Ada tiga efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu sebagai berikut: a. Efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. 21 Sri Urip H. Pengantar Ilmu Komunikasi, UNS, Surakarta, 2000, hal 75-76 b. Efek afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, dibenci khalayak. Efek ini ada hubunganya dengan emosi, sikap, atau nilai. c. Efek behavioral, merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.22 Media massa bagi sebagian orang memiliki pengaruh atau efek. Efek media berhubungan dengan perubahan, perubahan yang terjadi pada audiens setelah membaca, mendengar atau menonton media massa. Dengan demikian, kita bisa mendefinisikan efek media sebagai: “akibat yang diterima audiens setelah menerima pesan dari komunikator”.23 Banyak faktor yang membuat media menimbulkan efek bagi khalayak. a b c d e f g Seberapa sering orang terlibat dengan media dalam hal menonton (televisi), mendengar (radio), atau membaca (koran). Atau dirumuskan oleh para ahli komunikasi sebagai “media exposure” (terpaan media). Kredibilitas dalam komunikasi. Pesan itu penting tetapi siapa (komunikator) yang menyampaikan pesan tak kalah pentingnya. Konsonansi (kesesuaian). Penyesuaian informasi maupun pesan yang diterima yang ada dalam memori masing-masing orang. Signifikansi. Dalam media massa, ada informasi yang penting dan sangat berarti bagi anda, tetapi ada yang tidak. Sensitif. Suatu hal yang bersifat sensitif entah berita atau tayangan akan membawa dampak pada masyarakat. Berhubungan dengan situasi kritis. Ketika terjadi kesimpang siuran informasi, masyarakat sulit membedakan informasi yang bisa dipercaya dan informasi yang hanya gosip. Dukungan komunikasi antar pribadi. Dalam teori “komunikasi dua tahap” (two step flow), dikatakan bahwa komunikasi massa sering tidak efektif. Dalam berbagai penelitian terbukti, komunikasi massa akan lebih efektif bila disertai dengan komunikasi antarpersonal.24 Efek media massa terasa lebih kuat pada masyarakat modern karena mereka memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang sama mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media. 22 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 219 Mursito BM, Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar, Lindu Pustaka dan SPIKOM, Surakarta, 2006, hal. 42 24 Ibid, hal. 46-48 23 Dalam hubungan dengan media massa, Melvin DeFleur (1975) menyebutnya sebagai “instinctive S–R theory”. Menurut teori ini, media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli ini membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap anggota massa memberikan respon yang sama pada stimuli yang datang dari media massa (DeFleur, 1975:159). Karena teori ini mengasumsikan massa yang tidak berdaya ditembaki oleh stimuli media massa, teori ini disebut juga “teori peluru” (bullet theory) atau “model jarum hypodermis” (Rakhmat,1984), yang menganalogiskan pesan komunikasi seperti obat yang disuntikan dengan jarum ke bawah kulit pasien. Elisabeth Noelle-Neumann (1973) menyebut teori ini “the concept of powerfull mass media”. Media massa menimbulkan efek yang kuat dalam membentuk persepsi khalayak, dan akhirnya bahkan menimbulkan nilai-nilai dan bahkan norma-norma sosial yang baru. Seperti diuraikan diatas, model jarum hypodermis menunjukan kekuatan media massa yang perkasa untuk mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak.25 Dalam menerima pesan/informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali, khalayak mengalami suatu proses, yaitu meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. a. Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi adalah proses menangkap stimuli atau rangsangan oleh indera, setiap manusia mempunyai kepekaan indera yang berbeda-beda. b. Persepsi, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 25 Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit, hal. 201 Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli) sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi atau sensasi baru mempunyai makna ketika seseorang yang mendapat stimulan mempersepsikannya. c. Memori adalah sistem yang sangat berstuktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing prilakunya. d. Berpikir, merupakan proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli. Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori.26 Pesan yang sampai pada diri kita melahirkan suatu kesan dan pemikiran serta persepsi yang membawa pengaruh-pengaruh tertentu terhadap diri sendiri, orang lain, atau hubungan kita dengan orang lain. Adanya penilaian, kesan, dan makna yang kita berikan kepada informasi/pesan yang sampai pada diri kita menunjukan bahwa persepsi telah bekerja pada diri kita. Kesan adalah apa yang terasa atau terpikir sesudah melihat atau mendengar sesuatu. Persepsi adalah suatu proses yang melahirkan kesadaran atas sesuatu melalui pikiran sehat. Persepsi menyangkut dua proses kerja yang saling berkaitan. Pertama menerima pesan melalui alat indra, kedua penafsiran atau penetapan arti atas kesan-kesan indrawi dengan struktur pengertian (keyakinan relevan yang muncul dari pengalaman masa lalu seseorang) dengan struktur evaluatif (nilai-nilai yang dipegang seseorang).27 Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi tingkah laku dan persepsi kita.28 Persepsi meliputi pengindraan/sensasi melalui alat indra kita, atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman , dan pengecapan. Reseptor 26 Ibid, hal. 49-67 Jack C. Plano, Komunikasi Analisa Politik, Rajawali Press, Jakarta, 1984, hal. 48 28 Deddy Mulyana, Op. Cit, hal 167 27 indrawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga terhadap gelombang suara, kulit terhadap temperatur dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan, dan lidah terhadap rasa. Lalu rangsangan-rangsangan ini dikirimkan ke otak. Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”. Jadi persepsi adalah proses bagaimana stimulasi itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan 29 Proses persepsi tidak dapat berjalan dengan sendirinya, melainkan melalui tahapan-tahapan dalam individu yang didapat dan digambarkan sebagai berikut: Gambar 1: Proses Pembentukan Persepsi: STIMULI: -Penglihatan -Suara -Bau -Rasa -Texture Sensasi Indra Penerima Pemberian Arti Perhatian Interpretasi Tanggapan Persepsi Sumber: Diadaptasi dari Michael L. Solomon (1996) “Customer Behaviour”, Prentice-Half International.30 Persepsi setiap orang terhadap suatu obyek akan berbeda-beda oleh karena itu persepsi mempunyai sifat subyektif. Dengan kata lain persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap obyek atau stimuli yang datang dari luar sebagai rangsangan yang diterima oleh alat indera, kemudian disampaikan ke otak dan 29 30 Ibid, hal. 169 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 62 kemudian terjadilah proses kejiwaan yang pada akhirnya membentuk satu pandangan atau penilaian terhadap obyek atau stimuli tersebut. Perhatian adalah proses mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulasi lainnya melemah, demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen (1974:46), dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan pada alat indera yang lain. Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional kadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian. Stimulasi diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimulasi, kebaruan, dan perulangan. Gerakan. Seperti organisme lain, manusia secara visual tertarik pada obyekobyek yang bergerak. Intensitas Stimulasi. Kita akan memperhatikan stimulasi yang lebih menonjol dari stimulasi yang lain. Kebaruan (novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimulasi yang luar biasa akan lebih mudah diingat. Perulangan. Mengulang hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi akan menarik perhatian. Disini unsur “familiarity” (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur “novelty” (yang baru kita kenal). Perulangan juga mengandung unsur sugesti: mempengaruhi bawah sadar kita. Emildofifat (1968), tokoh aliran publisistik Jerman, menyebut perulangan sebagai satu diantara tiga prinsip menaklukan massa. Dalil persepsi menurut Krech dan Crutcfield adalah : a. Dalil pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Bila orang lapar dan orang haus duduk di restoran, yang pertama akan melihat nasi dan lauk pauk, yang kedua akan melihat air atau es jeruk. Kebutuhan bilogis menyebabkan persepsi yang berbeda. b. Dalil kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita organisasikan stimuli dengan melihat konteks. Walau stimuli kita terima tidak lengkap, kita akan mengisi dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi. c. Dalil ketiga: sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan oleh sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras. d. Dalil keempat: objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang atau waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari strutur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat struktural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.31 F. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian 31 Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit. hal. 56-61 Penelitian ini digolongkan dalam penelitian Deskriptif Kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alami dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jadi penelitian kualitataif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.32 Semua data yang disampaikan menjelaskan tentang bagaimana pendapat mahasiswa Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2007 tentang materi acara dalam talk show Empat Mata di stasiun televisi Trans 7. 2. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sampel ini memberikan kesempatan maksimal pada kemampuan peneliti untuk menyusun teori yang dibentuk dari lapangan (grounded theory) 32 Dr. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal.3-6 dengan sangat memperhatikan kondisi lokasi dengan kekhususan nilai-nilainya (idiografis).33 Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Jumlah informan 10 orang, karena: a. Informan adalah pemirsa setia (mahasiswa) yang suka melihat tayangan Empat Mata dan Bukan Empat Mata. Mereka juga merupakan orang yang berpendidikan sehingga diharapkan dari mereka akan lebih kritis terhadap isuisu yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dan mempunyai keleluasaan dalam mendapatkan informasi yang menyebabkan lebih selektif dalam menerima informasi apapun sehingga dalam memberikan pendapatnya akan lebih intelek dan berbobot. b. Informan adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2007 sebanyak 10 orang, karena peneliti merasa bahwa jumlah informan tersebut sudah dapat memberikan kelengkapan dan kedalaman informasi yang bisa digali sesuai dengan yang diperlukan bagi pemahaman masalahnya. 3. Pengumpulan Data Strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokan kedalam dua cara, yaitu: pengumpulan data bersifat interaktif dan non interaktif. Dalam hal ini penulis menggunakan pengumpulan data yang bersifat interaktif. Teknik yang dipergunakan adalah: 33 H. B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian), Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, hal. 36 a. Wawancara / Interview Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan langsung dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap informan/responden yang dipilih. Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended”, dan mengarah pada kedalaman informasi, dilakukan dengan tidak terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat sebagai dasar dalam penggalian informasi lebih jauh.34 4. Analisis Data Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini Patton (1984) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu: Trianggulasi Data, Trianggulasi Peneliti, Trianggulasi Metode, dan Trianggulasi Teoritis. Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang.35 Untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Triangulasi Data atau Triangulasi Sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang berbeda. Apa yang diperoleh dari sumber satu, bisa lebih 34 35 Ibid, hal. 58 H. B. Sutopo, Op.Cit, hal. 78 teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda jenisnya.36 Gambar 2: Metode Triangulasi Data / Triangulasi Sumber Informan 1 Data Wawancara Informan 2 Informan 3 Sumber: HB. Sutopo, Metodologi penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, hal. 80 Dalam proses analisis data terdapat tiga komponen utama yang harus benarbenar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Tiga komponen utama tersebut adalah: a. Reduksi Data Merupakan komponen pertama dalam analisis sebagai proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan 36 Ibid, hal. 79 selesai disusun. Kesimpulannya, reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang halhal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.37 b. Penyajian Data Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak. Sajian data ini merupakan komponen analisis kedua yang penting sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah 37 Ibid, hal 91 membawa peneliti memasuki daerah analisis penelitian. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.38 c. Penarikan Simpulan dan Verivikasi Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian. Dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya.39 Selain tiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulandata berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya. Proses analisis ini disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih jelasnya secara sederhana gambar prosesnya sebagai berikut: Gambar 3: Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data 38 39 Ibid, hal. 92 Ibid, hal. 93 Reduksi Data Sajian Data Sumber: HB. Sutopo, Metodologi penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, hal. 80 BAB II DESKRIPSI TAYANGAN DAN PROFIL INFORMAN A. Televisi Swasta TRANS 7 1. Profil Trans7 Trans7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif. Trans7 adalah sebuah stasiun televisi swasta Nasional di Indonesia. Trans7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor. 809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai Trans7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya Trans7. Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, Trans7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan programprogram in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif. 2. Logo TRANS7 Gambar 1 Logo Trans7 Logo Trans7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa Trans7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. Selain itu Trans7 juga memiliki slogan “Semakin Beragam Semakin Menarik”. 3. Alamat dan Kontak Trans 7 PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Menara Bank Mega Lt. 20 Jln. Kapt. P. Tendean Kav. 12-14A Jakarta 12790 Telp. (021) 79177000 Fax. (021) 79184684 Hot line: (021) 93531777 www.trans7.co.id Marketing Public Relations Department Trans7 Telp : (021) 791-77000 Ext 2077 Fax : (021) 791-84684 Hotline : (021) 9353-1777 Marketing & Sales Department Trans7 Telp : (021) 791-77000 Ext 2711/2712 Fax : (021) 791- 87769 News Department Trans7 Telp : (021) 791-83124 Fax : (021) 791-84581 4. Susunan Dewan Trans7 Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Chairul Tanjung Komisaris : Agung Adiprasetyo Ishadi SK Asih Winanti Dewan Direktur : Direktur Utama : Atiek Nur Wahyuni Direktur : Wishnutama Direktur Keuangan dan Sumber Daya : Ch. Suswati Handayani 5. Program-Program Trans7 Pada akhir semester kedua 2006 sampai dengan semester awal tahun 2007, Trans7 memiliki target 60% sampai dengan 80% untuk in house production. Dan sisanya 40% sampai dengan 20% adalah program lokal dan international acquisition. Prosentase program luar negeri berjumlah 43% dan program produksi lokal berjumlah 57%. Trans7 mengedepankan program Informasi dan hiburan meliputi berita sebesar 29%, Olahraga 5% dan program yang di produksi oleh Trans7 sebesar 17%. Dan sisanya sebesar 49% adalah program Internasional dan production house lokal. a Berita Trans7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dengan menyajikan program berita Redaksi Pagi, Redaksi Siang, Redaksi Sore dan Redaksi Malam. Dikemas secara apik dan dinamis, update dan informatif. Selain itu Trans7 juga menghadirkan program berita lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Kupas Tuntas, Lacak, Fenomena yang memberikan wawasan bagi pemirsa. b Dokumenter Tidak kalah Informatif, program Informasi seperti Asal Usul, Kajian Silaturahim, Wanita dalam berita, Sunnah Rassul dan program dokumenter lainnya seperti Mancing Mania dan Jejak Petualang yang dapat memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa. c Infotainment Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, I-Gosip Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap menambah cakrawala di ruang keluarga. d Program Variety Show Seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan pemirsa. Trans7 juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program fenomenal di Indonesia. Kini trio Tukul-Peppy-Vega hadir kembali di Trans7 lewat program Bukan Empat Mata yang tidak kalah seru dan sarat akan informatif dan hiburan. e Program Sport Trans7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. Seri A akan menghadirkan pertarungan para pesebak bola seri A Liga Italia, sementara Liga Dunia akan menyajikan pertandingan-pertandingan tim unggulan dunia. Bagi para pecinta otomotif, Moto GP dan Superbike mengajak Anda untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. Trans7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia, serta plesetan dan tips dunia olahraga yang menarik dikemas dalam program Sportawa. f Musik Dan Trans7 tidak ketinggalan pula menghadirkan program-program musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Musik Spesial dan On The Spot. g Program Anak Trans7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang (Bolang) dan Si Bolang Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Jalan Sesama merupakan adaptasi dari Sesame Street juga dipercayakan untuk ditayangkan di Trans7. Melalui acara Cita-citaku Trans7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak. h Film Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater Malam dan Theater Fajar hadir setiap hari mengisi layar kaca anda. Theater7 hadir pada momen-momen spesial, mengisi layar televisi. Serial-serial unggulan juga kerap dihadirkan seperti Smallville, Supernatural, dan Heroes. 6. Stasiun Transmisi Selain itu Trans 7 juga memiliki 26 stasiun transmisi di seluruh Indonesia. a b c d e f g h i j k l m Jakarta 49 UHF Bandung 44 UHF Semarang 41 UHF Jogja/Solo 46 UHF Surabaya 56 UHF Madiun 40 UHF Kediri 45 UHF Malang 60 UHF Denpasar 45 UHF Medan 41 UHF Palembang 22 UHF Lampung 22 UHF Pekanbaru 30 UHF n. Padang 23 UHF o. Balikpapan 22 UHF p. Kupang 36 UHF q. Jayapura 22 UHF r. Garut 32 UHF s. Cirebon 47 UHF t. Tegal 53 UHF u. Purwokerto 22 UHF v. Banjarmasin 22 UHF w. Samarinda 49 UHF x. Pontianak 31 UHF y. Manado 32 UHF z. Makasar 41 UHF Dengan 26 stasiun transmisi di seluruh Indonesia, siarannya mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televise di seluruh Indonesia.40 B. Talk Show Empat Mata 40 http://www.profil_trans7.co.id , pada tanggal 16 Januari 2009 Program Komedy talk show Empat Mata adalah sebuah program talk show yang berbeda dengan talk show-talk show lainnya. Empat Mata adalah sebuah talk show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan Selebriti di setiap episodenya. Tukul Arwana sebagai host Empat Mata yang di siarkan di Trans7 setiap Senin sampai Jumat, dari pukul 21.30 sampai 23.00. Acara ini mulai dipandu Tukul sejak Juni 2006. Setiap acaranya menyampaikan tema tertentu yang diselingi dengan lawakan. Gayanya yang khas ialah saat Tukul mengucapkan jargon "kembali ke Laptop", karena dalam acara tersebut ia menggunakan laptop. Jargon lainnya di acara ini adalah "Puas? Puas?" dan "Tak Sobek-sobek Mulutmu!". Tidak hanya menawarkan informasi, tapi juga sekaligus komedi yang segar yang dibawakan oleh Tukul Arwana, seorang Commedian yang multitalent, dapat menghibur pemirsa sampai terpingkal-pingkal dengan candaan segar sambil mengobrol ringan seputar topik-topik menarik bersama para bintang tamu. Selalu membahas topik yang sedang santer di masyarakat dan topik-topik yang unik, menarik dan timeless. Tidak hanya talk show dan komedi, Empat Mata juga memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu ataupun host (pembawa acara-nya).41 41 http://www.bukanempatmata_trans7.wikipedia.org/wiki/Trans7 , pada tanggal 16 Januari 2009 C. Talk Show Bukan Empat Mata Bukan Empat Mata adalah acara baru Tukul Arwana yang ditayangkan di televisi Trans7. Bukan Empat Mata tidak jauh beda dengan “pendahulunya” Empat Mata, ada tambahan segmen pembacaan berita atau Current Issue, yang dibawakan oleh Marcella Lumowa sebagai penambah informasi yang isinya mengangkat tema kehidupan masyarakat yang dibawakan secara ringan dan jenaka, dan konsep ini diberi nama “Bukan Berita, Bukan Empat Mata”. Selain itu di talk show Bukan Empat Mata ini juga menghadirkan penyanyi solo maupun group band sebagai bintang tamu yang secara khusus dapat menghibur pemirsa di studio maupun pemirsa di rumah dengan lagu-lagu andalan mereka. Tapi jargon “kembali ke laptop” masih dipertahanan. Dengan adanya segment Current Issue pihak Trans7 berharap acara ini akan semakin menghibur pemirsa dan dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini. Program ini mulai tayang di Trans7 setiap Senin–Jumat pukul 21.00 WIB tanggal 1 Desember 2008. 1. Tujuan talk show Bukan Empat Mata Alasan dilanjutkannya program yang menyerupai Empat Mata ini yang sekarang berubah nama menjadi Bukan Empat Mata karena selama ini Empat Mata adalah tulang punggung dan program andalan Trans 7. Sehingga bila Empat Mata betul-betul menghilang dari “layar kaca” akan sangat disayangkan sekali. Acara Bukan Empat Mata ini tidak jauh berbeda dengan “pendahulunya”, bahkan konsep acara maupun host dan team-nya pun juga masih sama. Dalam acara Bukan Empat Mata ini pihak Trans 7 akan “bermain” lebih aman dan berhati-hati dan lebih menyaring dan memilih tema yang diangkat.42 D. Profil Tukul Arwana Nama Ndeso/Nama Asli : Tukul Riyanto Nama Kota : Tukul Arwana Nama Sok Keren : Reynaldi Siapa sekarang yang tidak mengenal seorang Tukul Arwana, pria kelahiran Perbalan, Purwosari, Semarang, 16 Oktober 1963. Seorang yang nyentrik dengan rambut cepak dan kumis tipis yang tetap dipelihara hingga panjang seperti kumis ikan Arwana. Saat ini dia menjadi begitu fenomenal sejak menjadi pembawa acara sebuah acara bincang-bincang di Trans7, Empat Mata dan sekarang menjadi Bukan Empat Mata. Namanya langsung melejit dalam jajaran artis papan atas Indonesia. Wajah dan aksinya yang khas dan banyolannya yang mengalir lancar dan sekenanya pun sekarang menjadi lebih sering muncul dan menghiasi layar kaca. Tukul yang sebenarnya memiliki nama asli Tukul Rianto ini tiba-tiba menggebrak dunia hiburan tanah air dengan acara bincang-bincang Empat Mata yang sekarang menjadi Bukan Empat Mata. Acara ini memiliki jargon "Kembali ke Laptop". Memang karena pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada bintang tamu di acara ini semua berasal dari senjata utamanya yaitu sebuah laptop, meskipun sering kali kebingungan saat error dan dia tidak bisa memperbaikinya. 42 http://www.bukanempatmata_trans7-wikipedia.org/wiki/Trans7 , pada tanggal 16 Januari 2009. Namun, dibalik itu semua Tukul alias Reynaldi ini mampu membuktikan bahwa tampang atau fisik bukanlah segalanya. Biarpun tampang ndeso alias kampungan tapi dia mampu membawakan acara ini dengan baik, lewat banyolannya yang quick thinking and quick response dan dengan kepolosannya mampu menggelitik banyak pemirsanya. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan pembawaannya yang ndeso tidak ditutup-tutupi, justru tampil apa adanya dengan rasa percaya diri yang super. Inilah yang membuat Tukul mampu mengkombinasikan acara bincangbincang dengan humor dan lawakannya yang keluar begitu saja. Kesalahan pengejaan dalam bahasa Inggris dan keluguan seorang Tukul sebagai seorang yang kampungan acap kali muncul dalam acara tersebut, namun inilah yang menjadikan acara ini begitu sangat menarik. Lawakannya terkesan tidak dibuat-buat dan mengalir begitu saja secara alami. Dan berikut ini merupakan kutipan perjalanan seorang Tukul Arwana dari awal meniti karir sampai dia menjadi terkenal: Tukul Arwana pelawak dari Perbalan, Purwosari, Semarang yang lahir pada tanggal 16 Oktober 1963. Pada waktu muda, Tukul sering melucu di panggung Tujuh Belas Agustusan dan Tukul pernah juga mencari nafkah sebagai sopir omprengan di Semarang. Tukul hijrah ke Jakarta tahun 1985 atas ajakan temannya yang bernama Joko Dewo. Saat luntang-lantung di kontrakan di Bilangan Blok S Jakarta Selatan, Tukul banyak dibantu temannya Joko Dewo untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, Tukul menikah dengan seorang gadis berdarah Padang yang bernama Susi. Setelah menikah Tukul bersama keluarga tinggal di rumah kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor SK dan bekerja bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulva. Nasib mujur Tukul semakin mengental ketika diajak main Lenong Rumpi oleh Ramon Tommybens. Dan titik balik karir Tukul mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di video klip AIR dengan icon “diobok-obok” tahun 1997. Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika TPI mempercayakan Tukul menjadi host acara musik “Aduhai” dan acara musik “Dangdut Ria” di Indosiar. Dan namanya kian melesat sekarang ini ketika TV7 yang sekarang Trans7 menjadi host sebuah acara talk show yaitu “Empat Mata” dan meskipun acara “Empat Mata” berhenti tayang selama 1 bulan, Tukul tetap dipercaya pihak Trans7 sebagai host acara talk show serupa sebagai gantinya yaitu “Bukan Empat Mata”. Selain kesibukan tampil di televisi bertambah, tawaran manggung dan iklan pun hampir tak ada henti berdatangan, bahkan dengan tarif puluhan juta rupiah sekali pentas. Setelah sukses di dunia presenter dan dunia komedi, pelawak Tukul Arwana melebarkan sayapnya dengan mengeluarkan sebuah buku biografi yang berisi tentang dirinya. Buku itu sendiri berjudul “Kisah Sukses Dengan Kristalisasi Keringat Tukul Katro’ Arwana The Face Country And The Money City”. Bahkan sekarang ini-pun Tukul Arwana mengeluarkan sebuah album kompilasi dangdut Jawa. Judulnya pun tidak jauh dari profil Tukul dalam kesehariannya, yaitu “Wong Ndeso”. Jika dulu Tukul tinggal di kontrakan, sekarang Tukul sudah memiliki 3 rumah kontrakan dan 2 rumah mewah yang cukup besar di Cipete Utara. Di rumahnya Tukul mengumpulkan teman-teman seniman pelawak dari daerah dan membuat markas kecil sebagai ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan. Markas kreatif ini dinamakan Posko Ojo Lali.43 E. Profil Informan 1. Rorry Hangkenang (Laki-laki, 24 Tahun) Rorri adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler angkatan 2007 FISIP UNS. Selain kuliah dia juga ikut kursus komputer dan bahasa Inggris di pagi harinya. Dia memiliki hobi bermain futsal pada hari minggu pagi, nonton film di kos, dan nonton acara televisi semua yang berhubungan dengan kartun maupun komedi. Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena dia tergolong sering menyaksikan acara talk show Bukan Empat Mata, karena menurutnya acara ini sangat menghibur sekali. Selain itu dia tergolong laki-laki rumahan yang menurutnya lebih baik diam dirumah menikmati waktu luang di depan televisi sambil sesekali tiduran atau melakukan aktivitas lain. Menurutnya, karena dia tidak memiliki PS atau PlayStation sendiri di kos jadi satu-satunya sarana untuk dia memperoleh hiburan dengan menyaksikan acara televisi sesuai keinginanya. Dia tidak terlalu suka bermain game OnLine, 43 Sejarah Tukul Berdasarkan: http://www.id.wikipedia.org/wiki/Tukul_Arwana, pada tanggal 28 Februari 2009. selain harus berlama-lama di arena permainan, dia juga harus mengeluarkan biaya. Lebih baik uangnya buat kebutuhan tugas kuliahnya yang banyak menguras biaya. 2. Sari Dewi Permonica Suci (Perempuan, 23 Tahun) Monic adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler angkatan 2007 FISIP UNS. Selain sebagai seorang mahasiswi yang setiap hari kesibukannya melaksanakan rutinitas kuliah, ia juga seorang pekerja freelance sebagai operator warnet dan SPG Event suatu produk. Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena dalam kesehariannya ia suka menghabiskan waktu luangnya di depan televisi. Dari acara televisi yang paling dia sukai adalah tipe acara yang tidak terlalu serius, ringan, santai. Salah satu acara yang sering dia tonton adalah talk show Bukan Empat Mata, Ceriwis, Reality show, Jejak Petualang, infotainment, dan lainnya. Menurutnya dengan menyaksikan tayangan tersebut dia dapat memperoleh hiburan sekaligus informasi guna melepas penat, dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkan semuanya. 3. Ifan Maulady (Laki-laki, 25 Tahun) Heddy adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi NonReguler FISIP UNS angkatan 2007. Kesibukan sehari-harinya hanya mengikuti kegiatan kuliah saja. Sedangkan pagi sampai siang harinya dia banyak menghabiskan waktu untuk ikut menjaga counter HP dan pulsa miliknya yang dikelola bersama saudaranya. Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena ia mempunyai hobi menonton apapun siaran televisi kecuali sinetron untuk mencari hiburan maupun informasi dari tayangan televisi. Setelah counter miliknya tutup ia banyak menghabiskan waktu untuk melihat televisi dari pada begadang sampai malam, karena besok paginya dia harus ikut menjaga counter miliknya. Menurutnya acara apapun ia suka yang penting bukan acara sinetron. Sesekali dia juga melihat talk show Bukan Empat Mata, walaupun tidak terlalu sering, dia lumayan suka dengan acara ini karena bisa menghibur terlebih lagi bila temanya bagus dan bintang tamunya yang masih muda-muda. 4. Asri Kurniawati Wardoyo (Perempuan, 23 Tahun) Asri adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Kesehariannya saat ini banyak dilakukan di kampus menunggu dosen untuk konsultasi skripsi. Namun dia juga masih mengikuti satu mata kuliah yang dilakukan pada sore hari. Selain itu dia juga sibuk bekerja sebagai seorang marketing sebuah perusahaan penerbitan majalah lokal. Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena Asri merupakan mahasiswi yang super sibuk sehingga dia hanya memiliki waktu istirahat di kos yang relatif sedikit karena aktivitas sehari-harinya. Menurutnya untuk memperoleh hiburan yang cukup murah nyaman dan menyenangkan adalah dengan menonton acara televisi. Saat dirinya benar-benar penat, maka dia akan mencari tayangan yang bisa membuatnya terhibur dan relax. Namun ketika dia sedang ingin memperoleh sesuatu dia juga akan memilih tayangan yang sesuai keinginannya. Belakangan ini dia keluar dari pekerjaannya karena dia ingin berkonsentrasi mengerjakan skripsi. Karena bila hal itu (bekerja & mengerjakan skripsi) dilakukan dia merasa tidak sanggup melakukannya. 5. Ratih Wijayanti (Perempuan, 23 Tahun) Ratih adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2007. Kesibukan sehari-harinya benar-benar hanya untuk kuliah tanpa ada kegiatan lain. Menurutnya dia tidak akan bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam sekali waktu, karena dia bukan merupakan orang yang bisa membagi waktu secara baik. Sehingga dia harus benar-benar bisa membuat pilihan untuk salah satu kegiatan yang akan dilakukannya, untuk kemudian dia akan lebih fokus melakukan pekerjaan tersebut. Keterkaitan peneliti memilih Ratih sebagai informan yaitu karena dia pernah melihat tayangan talk show Empat Mata yang dulu dan talk show Bukan Empat Mata yang sekarang. Menurutnya dengan menyaksikan acara di televisi, apapun dapat dia peroleh. Mulai dari acara berita sampai acara hiburan dan murah sehingga dapat menghemat biaya. Sebagai seorang mahasiswa dia sangat memerlukan banyak informasi dan kadang-kadang hiburan juga perlu, jadi dia sering menonton acara televisi untuk mendapatkan kedua-duanya. 6. Kristian Edi Swantana (Laki-laki, 25 Tahun) Wawan adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi NonReguler FISIP UNS angkatan 2007. Keseharian informan ini hanya kuliah. Informan ini sangat suka sekali menonton tayangan televisi. Menurutnya hampir setiap hari, setiap waktu televisi miliknya di kos tidak pernah mati meskipun kadang juga tidak dia tonton karena sering ketiduran saat menyaksikan tayangannya. Keterkaitan peneliti memilih Wawan sebagai informan karena meskipun tidak setiap hari melihat tayangan talk show Bukan Empat Mata dan dia juga tidak terlalu fokus menyaksikannya, namun dia mengaku cukup terhibur dengan tayangan talk show tersebut. Menurutya melihat tayangan televisi merupakan suatu kegiatan yang dapat membuat dirinya semacam refreshing gratis yang tanpa mengeluarkan biaya dan dia juga dapat mengetahui hal-hal yang belum dia ketahui. 7. Ema Widyaningsih Pratiwi (Perempuan, 23 Tahun) Ema adalah mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Ema memiliki hobi jalan-jalan, nonton dan baca buku komik. Rutinitas sehari-harinya adalah kuliah. Dia banyak menghabiskan waktunya di depan televisi sambil membaca komik . Keterkaitan penulis memilih Ema sebagai informan karena setiap malam dia selalu menonton televisi, dan pada jam tertentu dia selalu menetapkan pilihan pada tayangan Bukan Empat Mata. Meskipun dia tidak terlalu fokus melihatnya karena dia lebih banyak konsentrasi membaca komik, sesekali dia tampak serius melihat tayangannya kalau pada saat itu tema dan bintang tamunya menarik. 8. Indrawanto Probo Jati (Laki-laki, 23 Tahun) Indra adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Keseharian yang dilakukan hanya kuliah. Informan ini paling suka bermain futsal dan bermain game di komputer. Dia mengaku tidak begitu suka melihat tayangan televisi karena menurutnya tayangannya sekarang lebih banyak sinetron. Keterkaitan peneliti memilih Indra sebagai informan karena meskipun dia tidak begitu suka menonton televisi, namun dia tetap membutuhkan televisi sebagai sarana untuk memperoleh hiburan dan informasi. Bila dia sedang penat dan ingin sedikit bersantai, dia suka menonton tayangan yang lucu-lucu, seperti salah satunya adalah talk show Bukan Empat Mata. 9. Alit Lutfia Hafi (Perempuan, 23 Tahun) Alit adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Kesibukannya selain kuliah dia juga bekerja freelance sebagai operator warnet. Keterkaitan peneliti memilih Alit sebagai informan karena saat dia mendapat waktu libur jaga warnet shift malam, dia selalu meluangkan waktunya bersama teman-teman kos hanya sekedar kumpul-kumpul dan menonton acara televisi. Menurutnya acara favorit yang dia saksikan bersama teman-temannya salah satunya adalah talk show Bukan Empat Mata. Pada dasarnya dia senang melihat apapun acara di televisi, namun dia lebih mengutamakan acara yang ditonton sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Meskipun dia bukan penggemar berat talk show Bukan empat Mata namun Alit mengaku tahu dan paham terhadap tayangan ini. 10. Hajar Ismail (Laki-laki, 25 Tahun) Aris adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Kesehariannya selalu diisi dengan menonton televisi dan bermain game Play Satation saat tidak ada kuliah. Dia merupakan mahasiswa yang cuek, apalagi untuk masalah-masalah yang harus mengeluarkan tenaga dan menguras otak. Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena kebiasaannya yang suka menonton tayangan televisi terutama tayangan yang santai dan tidak perlu berfikir untuk melihatnya. Salah satu tayangan favorit yang dia tonton adalah talk show Bukan Empat Mata. Dan dia juga sangat tidak suka melihat tayangan sinetron yang banyak tayang di televisi. Dengan kebiasaannya tersebut, peneliti dapat memperoleh informasi yang cukup dari informan ini. BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini dipaparkan suatu penyajian data yang diperoleh peneliti di lapangan, di mana data-data ini bersumber dari hasil wawancara/interview mendalam terhadap para informan yang dirasa dapat memberikan kelengkapan informasi terhadap suatu permasalahan yang sedang dibahas, hal ini ditujukan supaya jawaban yang diberikan informan dapat dijabarkan lebih jelas dan detail. Selanjutnya data-data dari para informan akan dianalisis sesuai dengan jawaban mereka sehingga akan lebih mudah dipahami. Berikut ini adalah penyajian data berdasarkan wawancara terhadap informan tentang persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2007 FISIP UNS menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dalam hal: A. Konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 Berdasarkan hasil wawancara, 5 informan mengatakan bahwa konsep acaranya dapat memberikan hiburan saja namun sedikit informasi. Salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Rorry, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 11.27 WIB yang mengatakan bahwa: “Talk show-nya sich menurutku biasa saja, terlebih dalam hal memberikan informasi itu kurang informatif ya.. Mungkin emang sesuai dengan tujuan awalnya kalau talk show ini sengaja dibuat sebagai talk show ringan jadi lebih pada sisi humor atau hiburan yang lebih diutamakan untuk menarik penontonnya”. Hal diatas diperkuat oleh pendapat Alit, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.12 WIB yang mengatakan: “Kurang kalau menurut ku informasinya, masalahnya kebanyakan hiburannya Tukul yang melawak itu dan hiburan lainnya sich juga ada, malah kaya acara entertainment gitu, ngomongin kehidupan artis… Itu dia jadi acaranya ya untuk hiburan tapi kurang informasi.” Pendapat dari kedua informan tersebut juga sama halnya diungkapkan oleh pendapat dari beberapa responden yang mengatakan alasan yang hampir sama, yaitu Asri, Ratih, dan Heddy mengatakan: “Acara talk show ini lebih banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat masih kurang” Sedangkan 3 informan mengatakan bahwa konsep acaranya dapat memberikan hiburan maupun informasi sekaligus, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.31 WIB yang mengatakan bahwa: “Iya, saya sangat setuju sekali kalau talk show Bukan Empat Mata ini konsepnya sudah bagus lach. Dan menurut saya konsepnya banyak memberikan informasi maupun hiburan bagi pemirsa, karena talk show ini selain ringan dan menghibur tapi ada penambahannya itu lho yang untuk berita jadi tetep memberikan informasi dan pengetahuan baru bagi kita yang tadinya belum jelas dan belum tahu tentang informasi yang sedang berkembang saat ini”. Kemudian pendapat di atas juga diperkuat oleh Ema, Perempuan, tanggal 11 Februari, pukul 09.10 WIB yang mengatakan: “Bagus banget talk shownya, menghibur dan informasinya juga ada. Khan banyak hiburan nyanyi-nyanyi dari grup band, lucu juga ngliat Tukul gayagaya nggak jelas,hehehe…aneh. Tapi tetep ada informasinya yang mirip berita ini juga nggak kalah penting kok”. Indra, Laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 14.30 WIB juga mengatakan bahwa acara ini sangat menghibur dan ada unsur informasi di dalamnya. Dan 2 informan mengatakan bahwa konsep acaranya tidak dapat memberikan hiburan maupun informasi, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Aris, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul 21.26 WIB yang mengatakan bahwa : “Emang dapet informasi apa dari acara gituan ?! Lawakan ngga’ cerdas, materi konyol, dan ngga’ bermanfaat sama sekali. Dan lagi lawakannya juga monoton gitu-gitu aja”. Dan persepsi dari Aris tersebut juga diperkuat oleh persepsi Wawan, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.30 WIB : “Acara yang membosankan, gayanya juga gitu-gitu saja, nggak lucu…! Dan lagi menurutku juga nggak bisa dapat informasi dari talk show Bukan Empat Mata itu karena kebanyakan guyonan-guyonan yang lebih mencemooh fisik. Pokoknya acara ini norak abees..”. ANALISIS : Berdasarkan data persepsi informan setelah menonton talk show Bukan Empat Mata bila dilihat dari konsep acaranya, sebanyak 5 informan yaitu Rorry, Alit, Asri, Ratih, dan Heddy mengatakan bahwa talk show ini sangat banyak memberikan hiburan bagi penonton di studio maupun di rumah. Hal ini karena menurut mereka talk show ini sesuai dengan konsep awalnya yang merupakan talk show ringan dan santai yang lebih menonjolkan hiburan di dalamnya. Selain itu karena gaya khasnya Tukul saat beraksi dan berbicara ketika memandu acara ini menjadi nilai lebih dalam hal menghibur pemirsa. Tukul suka bertingkah dan kadang-kadang gerakannya seperti menirukan gaya seseorang bahkan binatang yang pada akhirnya hal ini menimbulkan gelak tawa penonton karena sangat atraktif. Tidak hanya dari seorang host saja yang memberikan hiburan, namun karena dalam tayangan talk show ini banyak menghadirkan bintang tamu dan juga group band yang nantinya juga akan menyanyikan lagu dari hits-hits andalan mereka sehingga membuat acara ini tidak memberikan rasa bosan. Bahkan menurut Alit talk show ini dinilai menyerupai acara entertainmet yang isinya lebih banyak membahas seputar kehidupan artis yang jadi bintang tamunya. Sehingga untuk informasi yang diperoleh dari talk show ini masih cenderung kurang karena topik permasalahan yang seharusnya menjadi informasi penting jadi kurang terfokuskan karena lebih banyaknya lawakan di dalam konsepnya. Sedangkan 3 informan yaitu Monic, Ema, dan Indra mengatakan bahwa konsep dalam talk show Bukan Empat Mata ini sudah banyak memberikan informasi dan hiburan bagi pemirsa di studio maupun di rumah. Menurut mereka hal itu dikarenakan di dalam talk show Bukan Empat Mata selain mengandung banyak hiburan (entertainment, lifestyle) di dalamnya, banyaknya bintang tamu, maupun group band, bahkan dalam talk show Bukan Empat Mata ini terdapat segmen pembacaan berita. Segmen pembacaan berita ini di beri nama “Bukan Berita, Bukan Empat Mata”. Melalui segmen pembacaan berita yang dibacakan oleh Marcella Lumowa ini, para informan berpendapat informasi dari tayangan ini bisa diperoleh dari segmen itu. Karena di dalam segmen “Bukan Berita, Bukan Empat Mata” ini isinya membahas permasalahan seputar kehidupan masyarakat sesuai kenyataannya. Bahkan menurut para informan dalam segmen ini selain berita dibacakan juga ada wawancara terhadap tokoh maupun masyarakat yang bersangkutan dengan masalah tersebut kemudian diminta memberikan tanggapannya juga. Sehingga dari sinilah sisi informasi dari tayangan Bukan Empat Mata tetap ada dan tidak kalah dengan sisi hiburan yang ditampilkannya. Dan 2 informan yaitu Aris dan Wawan mengatakan bahwa konsep dalam talk show Bukan Empat Mata sama sekali tidak dapat memberikan hiburan terlebih lagi informasi. Karena menurut mereka tayangan ini merupakan acara yang membosankan, lebih banyak lawakan yang ditonjolkan bahkan lawakannya juga tergolong membosankan, monoton dan norak. Wawan juga mengatakan antara pembawa acara, bintang tamu, dan penonton di studio dapat saling mencemooh satu sama lain. Sedangkan menurut Aris, materi dari acaranya sendiri konyol dan tidak mengandung informasi di dalamnya, hanya berupa tanya jawab kosong yang kemudian disusul dengan lawakan lagi. Bahkan bila pertanyaan sudah diajukan tidak pernah dijawab dengan tuntas dan semua itu jadi terkesan mengacuhkan informasi yang seharusnya bisa diberikan bintang tamu yang sebenarnya perlu diketahui masyarakat. Karena itulah kedua informan ini mengatakan tidak ada sama sekali sisi hiburan maupun informasi yang didapat dengan melihat tayangan talk show Bukan Empat Mata. B. Pemilihan bintang tamu yang hadir pada talk show Bukan Empat Mata Berdasarkan hasil wawancara, 6 informan mengatakan bahwa bintang tamu yang dihadirkan sudah tepat/sesuai, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Asri, perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 11.51 WIB : “Bintang tamunya sangat menarik dan selalu berganti-ganti pada tiap episodenya dan yang datang merupakan artis-artis yang sedang populer sesuai dengan tema saat itu. Bintang tamunya juga pandai-pandai dalam menjawab pertanyaan. Selain itu ada juga masyarakat umum yang jadi bintang tamu sehingga lebih bervariatif”. Pendapat di atas juga diperkuat dengan pendapat Aris, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.06 WIB : “Waach…kalau masalah pemilihan bitang tamu yang dihadirkan dalam talk show ini gak usah ditanya lagi. Dach bagus banget, sip lach pokoknya. Udah bintang tamunya artis-artis, pinter-pinter, dan yang paling sip banyak yang artis cewek apalagi sexy-sexy pula jadi semakin menarik perhatian dan menghibur mata penonton”. Kemudian pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Rorry, Heddy, Indra, Wawan yang juga mengungkapkan pendapatnya yang sama yaitu : “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”. Sedangkan 3 informan mengatakan bahwa pemilihan bintang tamu yang dihadirkan belum tepat/sesuai, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.07 WIB) yang mengatakan : “Kalau menurutku bintang tamunya arti-artis cewek vulgar dalam berpakaian dan berbicara. Banyak mengumbar sensasi untuk mendongkrak popularitas saja, bahkan kadang terasa nggak nyambung dengan konsep temanya. Yang lebih anehnya lagi, antara pembawa acara, bintang tamu, dan penontonnya kok ya mau-maunya gitu loch jadi bahan olok-olokan sehingga saling mencemooh sana-sini”. Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan Ratih dan Ema, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.00 WIB : “Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang saat itu sesuai dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh saja tapi jangan kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih suka jaim (jaga image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya jadi kesannya hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik. Dan 1 informan mengatakan bahwa bintang tamu yang dihadirkan kadangkadang sesuai, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.11 WIB : “Dalam pemilihan bintang tamu kadang tepat sesuai tema namun kadang sangat tidak tepat. Karena kalau pas temanya membahas seputar intelektualitas pasti bintang tamu yang dihadirkan juga yang pandai dan cerdas. Dari sini kelihatan kalau Tukul nggak bisa nyambung atau paham dengan jawaban yang diberikan. ANALISIS : Berdasarkan data persepsi, 6 informan yaitu Asri, Aris, Rorry, Heddy, Indra, dan Wawan mengatakan bahwa bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat dengan tema pada saat itu. Mereka mengatakan hal yang hampir sama bahwa dengan semakin banyak bintang tamu yang dihadirkan maka tayangannya akan semakin bagus dan menarik perhatian penontonnya. Dengan kehadiran artis maupun tokoh masyarakat juga menyebabkan semakin bervariasi bintang tamu dalam talk show Bukan Empat Mata. Selain itu menurut pendapatnya Aris yang mengatakan karena kebanyakan bintang tamu yang dihadirkan kebanyakan dari kalangan artis terutama perempuan cantik, muda dan sexy-sexy menjadikannya semakin menarik dan sedap dipandang mata. Sedangkan 3 informan, yaitu Alit, Ratih, dan Ema mengatakan kebanyakan bintang tamu yang diundang dalam talk show Bukan Empat Mata adalah para artis. Apalagi untuk artis perempuan yang jadi bintang tamu dalam talk show tersebut lebih banyak mengumbar sensasi, mengumbar aurat dalam berbusana dan terkesan vulgar dalam berbicara. Selain itu mereka juga mengatakan antara pembawa acara, bintang tamu dan penonton saling mencemooh satu sama lain. Informan lainnya yaitu Ratih dan Ema mengatakan masih banyak masyarakat umum yang lebih berpotensi dan menarik sebagai bintang tamu, karena masalah yang dibahas sesuai kenyataan. Jadi menurut mereka pantas dalam memberikan jawabannya untuk diketahui publik. Dan menurut mereka kalau terlalu banyak artis juga malah tidak terlalu bagus, kadang-kadang artis dalam menjawab pertanyaan yang diajukan juga masih terkesan jaga immage (jaim) dan hanya mencari simpatik saja. Menurut pendapat yang diungkapkan monic antara bintang tamu dalam menjawab pertanyaan dan pembawa acara yang memberikan pertanyaan dirasa kurang nyambung atau tidak bisa saling melengkapi dalam mengisi acara tersebut. Menurutnya, sebagai seorang host (pembawa acara), Tukul yang memang tidak mempunyai latar belakang pendidikan tinggi serta wawasan yang luas sehingga dia tidak dapat mengembangkan pertanyaannya sendiri, dia hanya berpatokan dari laptop dan dirinya hanya mengutarakannya saja. Jadi bila Tukul dihadapkan dengan bintang tamu yang pandai, intelek dan serius dalam menjawab pertanyaan, Tukul sering mengalihkannya dengan lawakan dan langsung berganti dengan pertanyaan lain. Jadi menurut informan ini ketidak sesuaiannya dikarenakan bintang tamu yang hadir lebih pandai dari pembawa acaranya. C. Karakter/pembawaan Tukul Arwana sebagai host Bukan Empat Mata Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa pembawaan Tukul yang apa adanya, spontan dan lucu sehingga pantas sebagai host Bukan Empat Mata, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Ema, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.11 WIB : “Menurut saya pembawaan diri atau karakter yang polos, spontan, lucu dan katro’ alias ndeso dan nggak sok pinter dari seorang Tukul sangat cocok dan sesuai sebagai host Bukan Empat Mata yang pada dasarnya merupakan talk show ringan, jadi tidak terlalu serius dalam memberikan pertanyaan”. Kemudian pendapat di atas diperkuat oleh pendapatnya Monic dan Asri Perempuan, tanggal 12 Februari 2009, pukul 20.08 WIB, yang mengatakan pendapat yang sama yaitu: “Ya karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.” Yang kemudian pendapat dari ketiga informan juga sama diungkapkan oleh Aris, Rorry, Heddy, Indra, dan Wawan, laki-laki, tanggal 14 Februari 2009, pukul 22.12 WIB, yang secara kompak saling berpendapat: “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. Sedangkan 2 informan mengatakan Tukul tidak layak sebagai host Bukan Empat Mata, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.33 WIB sebagai berikut: “Sebagai seorang perempuan saya kurang suka Tukul saat membawakan acara di Bukan Empat Mata, karena pembawaannya yang seronok dalam berbicara dan berperilaku, jadi kesannya suka mengambil kesempatan dalam kesempitan terutama pada kaum wanita, semacam pelecehan sexual gitu... Terlihat kurang menghargai orang dan ini tidak seharusnya dilakukan oleh seorang host pada bintang tamunya”. Hal di atas juga diperkuat oleh pendapatnya Ratih, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 15.47 WIB, yang mengatakan : “Menurut saya Tukul tidak pantas sebagai host Bukan Empat Mata karena tidak memiliki kemampuan seorang host atau pembawa acara yang multitalented selain melawak. Apapun konsepnya seorang host haruslah yang pandai dan berpengetahuan luas dan cerdas”. ANALISIS : Berdasarkan pendapat dari 8 informan, yaitu Ema, Monic, Asri, wawan, Heddy, Indra, Aris, dan Rorry mengatakan bahwa pembawaan Tukul yang apa adanya, ndeso, dan memiliki selera humor tinggi (pelawak) serta jarang ada orang yang mau menjelek-jelekkan dirinya sendiri dan menjadikannya sebagai bahan cemoohan, Tukul cocok atau sesuai dalam membawakan talk show Bukan Empat Mata ini. Menurut pendapat Ema, dalam membawakan talk show ini Tukul tidak mengesankan dirinya yang paling lucu, pintar dan paling tahu tentang topik pembicaraannya dengan bintang tamu. Justru dalam membawakan talk show ini Tukul mengesankan dirinya sebagai seorang pembawa acara yang katrok, ndeso, lugu, dan blo’on. Tukul juga sok tahu, bahkan gaya bicaranya kalau saat ngomong pake bahasa Ingris juga terkesan asal-asalan. Sedangkan pendapat dari informan Monic dan Asri, Tukul merupakan pribadi yang low profile. Tukul tidak pernah menyombongkan dirinya meskipun dia kini sudah jari orang kaya dan terkenal. Menurut mereka karena Tukul sering menirukan gaya yang aneh-aneh, penonton jadi semakin suka hingga tertawa dan akhirnya Tukul sering diolok-olok jadi bahan tertawaan namun Tukul tetap tidak marah dan tersinggung. Begitu juga pendapat yang diungkapkan oleh kelima informan laki-laki yaitu Aris, Rorry, Heddy, Indra, dan Wawan yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang ceplas-ceplos para laki-laki dan sedikit kasar, karena Tukul merupakan pembawa acara yang “unik” dari segi fisik sehingga pantas juga membawakan acara yang “unik”. Sedangkan menurut pendapatnya Alit yang merupakan wanita muslim berjilbab, Tukul tidak layak menjadi sorang pembawa acara. Dalam memandu acara ini Tukul dinilai seronok dalam bertingkah laku maupun berbicara, suka mengambil kesempatan dalam kesempitan terutama pada kaum perempuan. Menurutnya tingkah Tukul itu jadi semacam melecehkan dan tidak menghargai kaum perempuan. Seharusnya hal itu tidak boleh dilakukan seorang host kepada para bintang tamunya maskipun acara itu merupakan acara yang tidak serius. Lain halnya dengan pendapat dari Ratih yang mengatakan bahwa Tukul tidak layak sebagai host Bukan Empat Mata karena informan ini menilai Tukul tidak memiliki kemampuan sebagai seorang host yang multitalented kecuali melawak. Menurutnya apapun konsep acara yang dipandunya, seorang host hendaknya jangan hanya bisa melawak, namun dia harus mempunyai pendidikan tinggi dan wawasan yang luas. D. Pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas acara yang dipandu Semua informan, yaitu Asri, Ema, Monic, Alit, Aris, Indra, Rorri, dan Wawan mengatakan pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandunya. Salah satu pendapatnya seperti yang diungkap oleh Heddy, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 13.14 WIB : “Host atau pembawa acara yang berkualitas maka acara yang dipandunya juga akan ikut berkualitas apalagi pemilihan host sebagai pemandu acara dipilih benar-benar sesuai konsep, maka akan berpengaruh pada masa depan acara tersebut dan demikian sebaliknya”. Dan pendapat di atas diperkuat oleh pendapat Ratih, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.00 WIB : “Semakin pintar host dalam meramu bahasa, sikap, dan materi dapat membuat pemirsanya tidak bosan dalam menonton acara tersebut, dan terbukti kalau acara tersebut berkualitas. Sehingga sebisa mungkin menurut saya produser harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihan seorang host. ANALISIS Berdasarkan pendapat dari semua informan, yaitu Asri, Ratih, Rorry, Heddy, Monic, Alit, Indra, Wawan, Ema, dan Aris mengatakan bahwa seorang host sangatlah mempengaruhi kualitas sebuah acara yang dipandunya. Salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Heddy yang mengatakan bahwa hal utama dan paling penting dalam sebuah talk show adalah seorang pembawa acara (host). Tanpa seorang host sebuah acara tidak akan berjalan sukses, bahkan seorang host yang dipilih sesuai dengan konsep suatu acara akan membawa masa depan acara itu sendiri. Menurut informan ini, bila konsep acaranya merupakan acara yang santai, tidak terlalu serius maka seorang host yang dipilih juga harus sesuai, yang bisa menjadikan acara yang dipandu dapat menjadi acara favorit dan berkarakter. Namun halnya bila tayangan tersebut konsepnya merupakan tayangan yang formal, maka seorang host yang dipilih juga harus yang sesuai, berwawasan luas, berpendidikan tinggi supaya dapat mengimbangi tema-tema dalam tayangan tersebut. Lain halnya dengan pendapat yang disampaikan oleh Ratih. Menurut informan ini pemilihan seorang host harus benar-benar disesuaikan dengan konsep acara tersebut. Karena bila sebuah tayangan itu merupakan acara serius atau formal, maka host atau pembawa acara juga harus disesuaikan yaitu seorang host yang berpendidikan, cerdas, berwawasan luas dan dapat menempatkan diri pada posisinya. Namun sebaliknya, bila sebuah tayangannya merupakan acara santai dan ringan atau sekedar acara hiburan saja, maka pemilihan host juga sebaiknya yang memiliki kemampuan untuk membawa acara tersebut ke dalam suasana yang menghibur dan tidak terlalu serius pula. Maka pemilihan seorang host sangat mempengaruhi kualitas dari sebuah acara. E. Pesan atau informasi yang ingin disampaikan pada pemirsa Berdasarkan hasil wawancara, 5 informan mengatakan pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa dari talk show ini tidak bisa sampai. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Heddy, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 13. 20 WIB : “Menurutku pesan yang ingin disampaikan pada penonton di studio maupun di rumah nggak bisa sampai. Sebenarnya tema maupun pertanyaan yang diajukan dari team kreatif melalui laptop dan dibaca Tukul untuk para bintang tamu sangat bagus dan detail. Namun karena lebih banyak diselingi lawakan dan iklan jadi sering terputus jawaban dari semua bintang tamu dan tampak kekosongan dalam acaranya”. Yang kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh Ema dan Ratih, Perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 10. 17 WIB, yang mengatakan: “Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan berbelitbelit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya karena jawaban yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan orang yang ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu aja, nggantung khan…!!!” Selain dari kedua pendapat mereka, informan lainnya yaitu Monic dan Alit juga mengatakan hal yang sama yaitu pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai. Sedangkan 5 informan mengatakan bahwa pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa sudah bisa sampai, dan salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Asri, perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.39 WIB : “Di talk show Bukan Empat Mata sekarang ini khan udah ada ketambahan segmen current issue atau pembacaan berita jadi lebih informatif. Selain itu topik pembicaraannya selalu up to date, bintang tamunya cerdas dalam memberikan jawaban sehingga pesan yang ingin disampaikan mengena pada pemirsanya, dan mungkin juga karena temanya yang ringan ini jadi penonton tidak begitu terlalu mikir berat dibandingkan kalau kaya liat berita atau talk show lainnya”. Informan lainnya yaitu Wawan, Aris, Indra, dan Rorry juga mengatakan kalau pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa sudah bisa sampai kepada pemirsa. Salah satunya seperti yang dikatakan Indra, laki-laki, tanggal 14 Februari 2009, pukul 21.55 WIB, yang mengatakan: “Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampang-gampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.” ANALISIS : Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh Heddy, Ema, Ratih, Monic, dan Alit pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa belum bisa sampai karena setiap pertanyaan yang diajukan Tukul (host) kepada para bintang tamunya selalu terputus atau tidak terjawab penuh karena banyaknya lawakan/guyonan. Selain itu menurut mereka karena banyaknya iklan yang masuk juga mengakibatkan terbatasnya waktu untuk menjawab, padahal pertanyaan yang hendak diajukan masih banyak. Dari sini informan ini merasa jawaban dari bintang tamu yang munkin saja bermanfaat sebagai informasi penting tidak bisa sampai kepada pemirsanya hingga tampak kekosongan dalam makna dari talk show ini. Sedangkan Ema, Ratih, Monic, dan Alit berpendapat karena terbatasnya waktu yang tersita oleh banyaknya iklan yang masuk, sehingga waktu untuk menjawab juga ikut terbatas. Dengan informasi yang setengah-setengah karena jawaban yang tidak pernah tuntas dijawab itu justru menyebabkan orang salah persepsi atau pun justru berspekulasi lain dari jawaban sebenarnya. Jadi hal ini yang menyebabkan pesan yang hendak disampaikan pada pemirsa tidak bisa sampai. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh Asri, Indra, Aris, Wawan, Rorry, pesan yang ingin disampaikan kepada pemirsa sudah bisa sampai karena dalam talk show bukan Empat Mata konsepnya selalu mengangkat tema ringan yang tidak terlalu serius sehingga pertanyaannya-pun tergolong mudah dan para bintang tamu juga lebih mudah dalam memberikan jawaban. Ini memungkinkan bagi para pemirsa untuk menangkap pesan maupun informasi yang disampaikan. Selain itu Asri juga berendapat dengan adanya segmen pembacaan berita, talk show ini jadi lebih informatif dan pesannya sangat jelas untuk dimengerti dan dipahami pemirsa. Karena dalam talk show Bukan Empat Mata ini terdapat segmen baru, liputan khusus yang membahas masalah atau isu yang sedang berkembang dan banyak dibicarakan di masyarakat. Bahkan dalam segmen ini juga ditayangkan pendapat dari masyarakat yang secara langsung terlibat dan bersangkutan dengan permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menjadikan acara ini sangat informatif. F. Talk show Bukan Empat Mata menjurus pada pornoaksi dan pornografi Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa talk show Bukan Empat Mata tidak menjurus pada pornoaksi pornografi. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Rory, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 11.52 WIB : “Ada tayangan yang lebih vulgar (pornografi, pornoaksi) yang seharusnya tidak layak tampil di televisi dibandingkan dengan talk show Bukan Empat Mata, karena ini khan cuma talk show ringan yang pada dasarnya tidak terlalu formal dalam membahasnya jadi wajar kalau lucu, tapi menurutku tidak mengarah pada itu. Padahal di luar itu banyak acara gossip, reality show, atau lainnya yang nggak jelas jluntrungannya”. Selain itu informan lainnya seperti Monic, Aris, Wawan, Heddy, Indra, Ratih, dan Asri juga mengungkapkan hal senada dengan yang diungkapkan oleh Rorry. Dan pendapat dari Rorry juga diperkuat oleh Ratih, Perempuan, tanggal 6 Februari, pukul 11.02 WIB : “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” Sedangkan 1 informan mengatakan bahwa talk show ini megarah pada pornografi pornoaksi, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.42 WIB : “Tukul itu selalu cipika-cipiki sama artis yang perempuan, apalagi kalau artisnya cantik, sexy, dan kegenitan tingkah Tukul semakin menjadi-jadi bahkan nggak segan-segan untuk colak colek, jadi risih ngelihatnya. Apalagi kalau ngajak ngomong selalu menjurus ke hal-hal berbau porno gitu, padahal topik pembicaraannya biasa saja”. Dan 1 informan mengatakan hanya kadang-kadang saja talk show ini mnjurus ke arah pornografi pornoaksi. Pendapatnya diungkapkan oleh Ema, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.30 WIB : “Menjurus atau tidaknya tayangan pada talk show Bukan Empat Mata menurutku itu ya balik lagi pada tiap individunya kok mbak, soalnya khan selama ini emang nggak ada batasan yang jelas itu porno atau nggak. Tapi kalau secara pribadi kadang-kadang aja tayangannya itu menjurus ke arah situ, ya tergantung tema pada malam itu dan bintang tamunya yang hadir lach. Pasti team-nya juga bisa menempatkan sesuai porsinya”. ANALISIS : Berdasarkan pernyataan Rorry, Monic, Aris, Wawan, Heddy, Indra, Ratih, dan Asri mengatakan talk show Bukan Empat Mata tidak menjurus pada pornografi dan pornoaksi, talk show itu hanya sebuah acara hiburan santai yang intinya sekedar untuk menghibur pemirsa semata dan tidak bermaksud untuk mengarah pada pornografi, pornoaksi. Menurut pendapat Rorry, semua yang di tampilkan pada talk show itu masih dalam tahap wajar karena menurutnya masih banyak tayangan di televisi yang lebih vulgar dan menjurus ke arah pornografi dan pornoaksi. Menurutnya banyak sinetron maupun reality show yang justru memberi contoh yang tidak baik karena dalam acaranya sering menampilkan adegan mesra, percintaan, cara berpacaran ala remaja di bawah umur yang justru bila ditelaah lebih jauh hal ini menjurus pada pornografi dan pornoaksi. Dan Ratih mengungkapkan karena tayangan ini masih ber-etika dan tidak menyalahi aturan penyiaran, talk show ini dinilai tidak ada unsur kesengajaan untuk menampilkan hal-hal yang bersifat pornografi maupun pornoaksi . Sedangkan menurut pendapatnya Alit, talk show Bukan Empat Mata menjurus pada pornografi dan pornoaksi karena dalam setiap tayangannya kehadiran bintang tamu terutama perempuan selalu disambut cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri) oleh Tukul dan dalam bertingkah laku terlampau vulgar serta pembicaraannya menjurus pada hal-hal porno. Selain itu gaya berbusana artis perempuan sering terlihat seronok bahkan cenderung sengaja mengumbar aurat. Menurutnya pula selain itu seharusnya para bintang tamu juga harus sadar diri dalam berbusana sehingga tidak terlalu mengumbar aurat karena mengingat bahwa kita (orang Indonesia) masih tinggal dan hidup di Indonesia dan masih menjunjung tinggi norma-norma budaya orang Timur. Karena cara berbicara dan bersikap dapat mencerminkan kepribadian individu, untuk itu semestinya setiap orang harus pandai-pandai dalam berbicara serta hati-hati dalam bertindak supaya tidak menimbulkan salah paham serta fitnah. Selain itu di Indonesia sendiri saat ini juga sudah terbentuk RUUAPP atau Undang-undang anti pornografi dan pornoaksi sehingga lebih baik untuk ditaati, karena itu merupakan pembatas kita dalam bersikap, berbicara, maupun beradaptasi, menurut Alit. Sesuai dengan yang diungkapkan Ema yang mengatakan bahwa kadangkadang talk show Bukan Empat Mata menjurus pada pornografi dan pornoaksi itu tergantung pada tema maupun bintang tamu yang hadir saat itu. Menurutnya, saat tema yang diangkat pada hari itu mengandung unsur pornoaksi dan pornografi otomatis bintang tamu yang hadir juga mengikuti tema, mulai dari cara berbusana, bersikap, dan berbicara. Sehingga hal ini menimbulkan kesan bahwa talk show ini menjurus ke arah pornografi dan pornoaksi. Namun bila tema pada malam hari itu temanya tidak mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, bintang tamu juga tidak akan mengarah pada unsur pornografi dan pornoaksi dalam berbusana dan berbicara, jadi tidak menimbulkan kesan bahwa talk show Bukan Empat Mata mengandung pornografi dan pornoaksi. G. Talk show Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa talk show Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Indra, laki-laki, 11 Februari 2009, pukul 14.27 WIB : “Pada talk show ini konsepnya sangat menarik, masalah yang dibahas seputar kehidupan masyarakat yang sedang marak diperbincangkan. Dibawakannya juga lebih seru, menarik, lucu, menghibur dan emang inilah yang lebih ditonjolkan tapi tetep sarat akan informasi. Menurutku inilah yang membuat talk show ini lain daripada yang lain, karena talk show lainnya banyak yang serius gitu mbak”. Dan pendapat di atas diperkuat oleh Wawan, laki-laki, 11 Februari 2009, pukul 14.47 WIB : “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Dan informan lainnya seperti Heddy, Aris, Rorry, Monic, Alit, dan Ema juga sependapat dengan pendapat Indra dan Wawan. Sedangkan 2 informan berpendapat bahwa talk show ini biasa saja diungkapkan oleh Asri dan Ratih, perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.45 WIB : “Biasa aja. Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada dech mbak kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah marak beredar di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik Mimpi, bahkan Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu malah lebih dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”. ANALISIS : Menurut pendapatnya Indra, Wawan, Heddy, Aris, Rorry, Monic, Alit, dan Ema talk show Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya, karena konsep acaranya yang ringan, santai dan menghibur. Menurut Indra pada umumnya talk show, konsepnya membahas masalah atau pun topik secara serius dan formal, tidak ada unsur komedi di dalamnya yang menyertai jalannya acara. Karena bila talk show yang bersifat formal tersebut terdapat unsur komedi sedikit saja, maka talk show ini akan kehilangan karakternya. Berbeda dengan talk show Bukan Empat Mata yang memang konsepnya menonjolkan sisi hiburan namun tetap memberikan informasi bagi pemirsa setianya. Sedangkan Wawan mengungkapkan pendapat yang berbeda yaitu karena pembawa acara (host) yang menjadikan talk show ini berbeda dengan talk show lainnya. Tukul sebagai host mampu menempatkan dirinya dengan baik di antara bintang tamu, penonoton di studio dan pemirsa TV. Tukul tidak menempatkan dirinya “di atas” tapi “di bawah”. Sebagai pembawa acara Tukul tidak mengesankan dirinya yang paling lucu, paling pintar dan paling tahu tentang topik pembicaraannya dengan bintang tamu. Dia mengesankan dirinya orang yang katrok, ndeso, lugu, dan bloon. Yang kalau ngomong “sok tahu” dan ngomong Ingrisnya asal-asalan. Dia pun rela penampilannya jadi bahan olok-olok dan tertawaan kru Bukan Empat Mata dan para bintang tamu. Namun justru inilah yang mejadi ciri khas talk show Bukan Empat Mata bila dibandingkan dengan talk show pada umumnya. Sedangkan menurut pendapatnya Asri dan Ratih, sebelum talk show Bukan Empat Mata ini muncul, juga sudah ada acara yang sejenis talk show ini, seperti Empat Mata yang dulu sempat booming, Ceriwis, maupun Dorce Show. Dan yang sekarang ini semakin banyak sekali talk show-talk show yang menyerupai Bukan Empat Mata sehingga menjadikan talk show ini biasa saja dalam konsep maupun pembawa acaranya. Dan menurutnya bila talk show Bukan Empat Mata ini tidak segera melakukan pembaruan, bisa saja talk show ini akan kehilangan pamor karena banyaknya tayangan yang menyerupai talk show Bukan Empat Mata ini. H. Talk show Bukan Empat Mata layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas Berdasarkan hasil wawancara, 7 informan mengatakan bahwa talk show ini layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat utama. Seperti yang diungkapkan oleh Aris, Asri, Ratih, Ema, Heddy, Rorry, dan Indra. Namun salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Indra, laki-laki, 11 Februari 2009, pukul 14.31 WIB : “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Sedangkan 1 informan mengatakan bahwa talk show ini tidak layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas, diungkapkan oleh Wawan, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.39 WIB : “Talk show ini jadi semacam acara pembodohan publik karena isi dari tayangannya tidak ada, kalau tontonan yang baik khan ada tema yang menarik dan pesannya yang ingin disampaikan jelas. Tapi di acara ini gimana pesan nyampe, pertanyaan aja nggak pernah dijawab dengan selesai malah jadi kayak kosong gitu. Dilihat dari sisi mananya coba? Apalagi buat menduduki peringkat atas, ya nggak mungkin lach. Dan 2 informan mengatakan talk show ini layak sebagai tontonan namun belum pantas menduduki peringkat utama. Pendapatnya diungkapkan oleh Monic dan Alit, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.42 WIB: “Talk show ini bagus, tapi masih ada talk show lain yang lebih bagus yang bisa lebih memberikan informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar untuk menghibur pemirsa melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk acara semacam talk show. Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki peringkat pertama/atas untuk sejenis talk show kurang”. ANALISIS : Berdasarkan data dari para informan, yaitu Aris, Asri, Ratih, Ema, Heddy, Rorry, dan Indra. talk show ini layak sebagai tontonan karena bila dibandingkan dengan acara pada jam yang sama saat itu, pada stasiun televisi yang lain lebih banyak menayangkan sinetron. Tayangan sinetron ini dinilai para informan tidak layak karena kebanyakan jalan ceritanya mengandung unsur kekerasan, sadisme, kemusyrikan, dan pembohongan yang seharusnya tayangan seperti ini (sinetron) harus segera dihentikan oleh KPI. Sedangkan talk show Bukan Empat Mata masih ada unsur informasi yang dapat diperoleh. Talk show ini juga layak mendapat peringkat atas karena ini ratingnya belum ada yang menandingi dan acaranya menjadi trend setter. Berdasarkan pendapat dari Wawan, talk show Bukan Empat Mata tidak layak disebut tontonan karena tayangan ini merupakan pembodohan publik yang isinya hanya hiburan biasa yang sebenarnya tidak lucu tapi sengaja dibuat-buat biar lucu. Dan menurut informan ini yang lebih parahnya lagi pada setiap pertanyaan buat para bintang tamunya tidak pernah terjawab dengan selesai sehingga menimbulkan suatu kekosongan dalam pembicaraan. Sedangkan menurut pendapat dari Monic dan Alit, tayangan ini biasa saja karena masih banyak talk show yang lebih bagus dan informatif. Talk show Bukan Empat Mata ini lebih bagus dan menarik sebagai acara hiburan saja. Karena sesuai konsep dasarnya, bahwa talk show Bukan Empat Mata ini lebih menonjolkan sisi hiburan/entertaint. Menurut mereka talk show ini masih layak bila dijadikan sebagai acara hiburan yang murah dan tidak membosankan karena tema acaranya selalu berganti-ganti setiap harinya. namun tetap memiliki sisi informasi yang bagi pemirsanya. Namun mereka mengatakan bahwa talk show ini belum pantas bila menduduki peringkat utama, karena masih banyak tayangan yang lebih bagus dan lebih bermanfaat. I. Pihak Trans 7 yang masih mempercayakan Tukul sebagai host Bukan Empat Mata Berdasarkan data persepsi, 5 informan mengatakan bahwa Tukul masih dipercaya sebagai host Bukan Empat Mata karena Tukul masih sesuai. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Ratih, perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.39 WIB : “Menurut saya kalau host-nya diganti orang lain kurang bisa menyatu dan kurang pas aja. Dulu setau saya khan juga udah pernah diganti Parto waktu ngisi acara lain buat ngisi kekosongan tapi ya tetep aja acaranya jadi aneh dan lucunya nanggung”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ema, Perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.68 WIB yang juga mengatakan pendapat hampir sama: “Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.” Dan pendapat informan di atas juga sama halnya dengan pendapat Asri, Rorry, dan Heddy yang mengatakan kalau host-nya diganti orang lain kurang bagus. Sedangkan 5 informan berpendapat bahwa Tukul masih identik dengan Empat Mata yang dulu. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.40 WIB : “Waaach kalau Tukul itu udah identik banget dengan talk show Empat Mata maupun Bukan Empat Mata, jadi kalau diganti kurang pas. Ibaratnya Tukul dengan acara ini udah jodoh”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Alit, Aris, Wawan, dan Indra yang mengatakan pendapat yang sama, yaitu : “Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama” ANALISIS: Menurut pendapat Ratih, Asri, Ema, Rorry, dan Heddy kalau host-nya diganti orang lain kurang pas dan kurang bisa “menyatu” dengan acara-nya. Karena Tukul dan Empat Mata maupun Bukan Empat Mata sudah sangat pas dan cocok, bahkan jargon-jargon-nya pun sudah banyak dikenal di masyarakat luas, apabila jargon ini diucapkan oleh orang lain selain Tukul terasa “hambar”. Menurut pendapatnya Ratih, setelah talk show Empat Mata dihentikan, di Trans7 muncul tayangan pengganti talk show tersebut dengan pembawa acara Parto Patrio, namun justru acara ini tidak lucu diakibatkan karena pembawa acaranya bukan Tukul. Acara tersebut dinilai tidak dapat maksimal, dari segi lawakan maupun cara mengatakan jargon, dan tidak memiliki karakter sendiri seperti saat Tukul membawakan talk show Empat Mata. Dan menurut Asri, Heddy, Rorry, maupun Ema juga mengatakan hal yang sama bahwa untuk acara talk show Bukan Empat Mata, pembawa acaranya lebih bagus Tukul. Sedangkan menurut pendapatnya Monic, Alit, Aris, Wawan, dan Indra karena Tukul masih identik dengan acara Empat Mata sebagai pendahulu yang sudah dihentikan penayangannya oleh KPI. Menurut mereka, yang namanya sudah identik dengan sesuatu bila diganti akan terlihat berbeda. Dahulu saat talk show Empat Mata masih tayang Tukul sangat cocok sekali membawakan acara tersebut, dan menurut mereka mungkin talk show tersebut dapat booming dan menempati rating utama juga berkat Tukul. Sehingga mereka berpendapat pihak Trans7 ingin mengulang kembali masa-masa kejayaan dengan menayangkan talk show serupa dan Tukul sebagai pembawa acaranya. J. Latar belakang pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 6 informan mengatakan bahwa acara sejenis Empat Mata masih ditayangkan karena ratingnya masih bagus. Seperti diungkapkan oleh pendapatnya Wawan, Asri, Monic, Ema, Ratih, dan Alit. Dan salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 16.34 WIB : “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Sedangkan 3 informan berpendapat bahwa acara sejenis Empat Mata tayang lagi karena pihak Trans7 khususnya Empat Mata masih terikat kontrak dengan perusahaan biro iklan. Seperti diungkapkan oleh Heddy, Rorry, dan Indra. Dan salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Heddy, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 13.21 WIB : “Ya karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna menebus kesalahannya pada biro iklan”. Dan 1 orang informan berpendapat karena permintaan pemirsa yang menginginkan talk show sejenis Empat Mata tayang lagi. Pendapatnya diungkapkan oleh Aris, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.23 WIB : “Ya karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang masih menginginkan acara seperti Empat Mata gitu-gituan lach biar ada lagi, jadi pihak Trans7 bersuka cita menayangkan lagi”. ANALSIS : Menurut pendapatnya Wawan, Asri, Monic, Ema, Ratih, dan Alit, dulu acara Empat Mata saat itu sedang “naik daun” dan menduduki peringkat atas/ratingnya bagus bila dibanding acara lainnya, jadi sayang sekali kalau acara itu tiba-tiba dihentikan secara sepihak. Sehingga menurut mereka pihak Trans7 sengaja menampilkan talk show serupa karena pihak Trans7 masih ingin mengulang masamasa kejayaannya dengan membuat acara yang sejenis. Menurut mereka pula, setiap stasiun televisi yang mempunyai tayangan ber-rating tinggi pasti diburu oleh sebuah perusahaan periklanan. Mereka akan berlomba-lomba memasang iklannya pada tayangan tersebut dengan harapan iklan yang di tayangkan akan ditonton oleh masyarakat yang menonton tayangan tersebut. Sedangkan menurut pendapatnya Heddy, Rorry, dan Indra alasan pihak Trans7 masih menayangkan acara sejenis talk show Empat Mata karena masih terikat kontrak dengan sejumlah perusahaan biro iklan yang dulu memasang iklannya pada tayangan Empat Mata. Sehingga mau tidak mau Trans7 harus bertanggung jawab untuk menayangkan acara sejenis yaitu sekarang Bukan Empat Mata supaya perusahaan biro iklan tidak rugi dan iklannya masih bisa ditayangkan juga pada acara dan waktu yang sama pula. Menurut mereka bila tayangan dihentikan dan pihaknya masih memiliki hutang kontrak penayangan iklan, maka pihak yang bersangkutan harus mengganti kerugian sebesar dua kali lipat dari haga awal. Maka dari itu pihak Trans7 tidak mau rugi sehingga tetap menayangkan acara sejenis yang walaupun konsep serta pembawa acaranya masih sama namun judul acaranya yang sedikit berubah. Sehingga iklan yang terpaksa terhenti dapat di tayangkan lagi pada waktu yang sama. Dan menurut pendapatnya Aris, acara sejenis Empat Mata diadakan lagi karena dulu talk show Empat Mata merupakan acara favorit yang sangat bagus, menarik dan menghibur sehingga penonton atau masyarakat masih menginginkan acara semacam Empat Mata diadakan lagi. Dan kini muncul talk show baru yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 sebagai penggantinya. Hal ini dikarenakan masyarakat banyak menyukai tayangan yang mengandung unsur hiburan sebagai penghilang rasa suntuk dalam mengisi kehidupan sehari-hari. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dengan berkembangnya keberadaan media televisi yang merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, manfaat televisi sangat besar sekali bagi masyarakat karena memiliki peran besar dalam menjalankan fungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan tentu saja memberikan informasiinformasi. Stasiun televisi ikut menyesuaikan diri dengan berusaha untuk dapat memberikan sajian tayangan yang dapat menarik minat masyarakat untuk menonton acara-acaranya, dengan membuat program yang diharapkan mempunyai rating tinggi guna memperoleh iklan sebanyak-banyaknya. Salah satu tayangan yang saat ini mendominasi televisi dan memiliki rating tinggi adalah program talk show. Semua masyarakat khususnya mahasiswa sangat perlu sekali memperoleh pendidikan, informasi, maupun hiburan, meskipun terkadang jumlah kebutuhan akan hal itu berbeda-beda pada tiap individunya. Para mahasiswa sangat layak sekali untuk mendapatkan semua itu tanpa mengeluarkan uang banyak dan biaya yang mahal, karena kebanyakan mahasiswa di sini notabene belum mempunyai penghasilan sendiri sehingga mereka masih menggantungkan kebutuhan ekonomi pada orang tuanya. Untuk memperoleh pendidikan, informasi, maupun hiburan yang relatif murah dan terjangkau, para mahasiswa dapat memanfaatkan televisi sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan itu. Dengan melihat tayangan di televisi, beragam pilihan acara dapat disaksikan secara cuma-cuma dan dapat dipilih sesuai kebutuhan masing-masing. Dan di sini peneliti lebih menekankan sebuah acara tertentu, yaitu talk show Bukan Empat Mata, dimana persepsi mereka yang nantinya perlu untuk diketahui setelah mereka, mahasiswa sebagai informan melihat tayangan talk show ini. Berdasarkan persepsi para informan, peneliti menyimpulkan bahwa setelah melihat/menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di televisi Trans7, mereka berpendapat: 1. Konsep acara yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata secara keseluruhan lebih banyak memberikan hiburan bagi pemirsanya dari pada segi informasi. 2. Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata dinilai sudah tepat/sesuai, karena bintang tamu yang hadir bervariasi, ada dari kalangan artis maupun tokoh masyarakat yang sengaja diundang karena memiliki katerkaitan dengan tema pada saat itu. 3. Karakter Tukul Arwana sebagai pembawa acara/host dalam talk show Bukan Empat Mata dinilai sudah tepat atau layak, karena pembawaan dirinya yang apa adanya, lucu/memiliki selera humor tinggi, spontan, ndeso, jadi sangat sesuai membawakan acara yang santai, ringan, dan penuh hiburan. 4. Bahwa seorang pembawa acara/host sangat mempengaruhi kualitas sebuah acara yang dipandunya dan tidak semua pembawa acara harus pandai dan berwawasan luas, namun lebih baik bila disesuaikan dengan konsep maupun jenis acara yang hendak ditayangkan. 5. Penyampaian pesan yang hendak disampaikan kepada pemirsa di studio maupun di rumah dinilai belum bisa sampai, karena talk show ini tergolong talk show ringan, menghibur yang lebih banyak humor di dalamnya. Sehingga dalam penyampaian hal yang penting-pun akan ditanggapi dengan santai dan kurang serius pula. 6. Mereka menilai dalam talk show Bukan Empat Mata ini kadang-kadang mengarah pada pornografi maupun pornoaksi, karena setiap penampilan bintang tamu mulai dari busana, tingkah laku maupun topik pembicaraan pasti disesuaikan dengan tema pada saat itu. 7. Talk show Bukan Empat Mata ini dinilai berbeda dari talk show-talk show lainnya, karena mulai dari pembawa acara yang multitalented dan berkarakter, maupun konsep acara yang berupa talk show namun disajikan layaknya sebuah sitcom (komedi situasi). 8. Talk show Bukan Empat Mata ini dinilai layak sebagai tontonan, karena dengan melihat tayangan ini para informan dapat memperoleh hiburan maupun informasi yang murah dan bermanfaat bila dibandingkan dengan tayangantayangan lain seperti sinetron dan relity show. Dan menurut mereka talk show ini nantinya pantas menduduki peringkat pertama. 9. Tukul Arwana masih dipercaya oleh pihak Trans7 untuk memandu talk show ini karena menurut para informan Tukul masih identik dengan talk show Empat Mata pendahulunya dan bila Tukul diganti dengan host lain dinilai kurang cocok/sesuai. 10. Menurut para informan “duplikat” Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata masih ditayangkan di televisi karena dinilai pada saat talk show Empat Mata pendahulunya dihentikan ratingnya masih bagus, jadi pihak Trans7 sengaja membuat talk show semacam Empat Mata namun hanya nama talk show-nya saja yang sedeikit diganti. B. Saran Adapun saran-saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Suatu program yang ditayangkan televisi hakekatnya adalah sebuah tontonan, maka sebaiknya seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pertelevisian hendaknya lebih berhati-hati dalam menyajikan sebuah tayangan. Selain itu lebih baik lagi bila penempatan jam tayang serta klasifikasi sebuah acara juga ikut diperhatikan. Karena masih banyak program yang tidak mencantumkan klasifikasi dan kalaupun ada hanya sekilas saja. Padahal seharusnya tulisan klasifikasi ditampilkan permanen supaya penggolongannya tidak rancu semisal: Dewasa (D), Remaja (R), Bimbingan Orangtua (BO), dan Semua Umur (SU). 2. Penulis sangat setuju sekali atas tindakan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) menghentikan suatu tayangan di televisi yang dinilai menyalahi atau melanggar undang-undang penyiaran. Namun lebih baik lagi apabila KPI tidak pilih-pilih acara yang dicekal, karena bila dilihat lebih lanjut masih banyak sekali tayangan-tayangan di televisi yang hanya mengejar rating, menimbulkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan), maupun acara yang berisi pembohongan publik seperti reality show maupun sinetron-sinetron tapi masih tetap tayang dan beredar bebas di televisi. 3. Hendaknya stasiun televisi swasta jangan hanya menyiarkan program yang berorientasi rating, namun sering mengabaikan tanggungjawab sosial, moral, dan etika, serta melanggar hak-hak konsumen saja. Tapi juga sangat perlu diperhatikan manfaat serta dampak/efeknya bagi pemirsa terhadap tayangan yang diproduksi dan akan ditayangkannya. 4. Untuk pihak Trans7 sendiri, penulis juga menyarankan sebaiknya lebih diperhatikan lagi untuk acara talk show Bukan Empat Mata ini maupun acaraacara lainnya, jangan sampai kejadian pada acara pendahulunya terulang lgi. Karena pengalaman itu mahal harganya istilahnya jangan sampai terperosok ke lubang yang sama. 5. Penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut dan lebih terencana sehingga dapat dijadikan masukan dalam bentuk poling opini masyarakat kepada pihak-pihak tertentu misalnya media massa, atau pihak lain yang membutuhkan data tentang penilaian masyarakat terhadap tayangan di televisi. DAFTAR PUSTAKA BM, Mursito, Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar, Surakarta: Lindu Pustaka dan SPIKOM, 2006. Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Effendy, Onong Uchjana, Televisi Siaran dan Praktek, Bandung: Alumni, 1984. Elvinaro, Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Fahmi, Ali Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Jakarta: Yayasan Pengkajian Komunikasi Massa Depan (YPKMD), 1997. Haryati, Sri Urip, Pengantar Ilmu Komunikasi, Surakarta: Teaching Grants UNS, 2000. Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1989. Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996. Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 1988. Plano, Jack. C, Komunikasi Analisa Politik, Surakarta: Rajawali Press, 1984. Rachmad, Jalalludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Rachmad, Jalalludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi Duta Wacana Televisi, Yogyakarta: University Press, 1994. Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Sutopo, HB, Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian), Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002. Dari Internet: http://www.bukanempatmata_trans7-wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.com, tanggal 1 Desember 2008 http://www.new_artikeltelevisi-Wikipedia Bahasa Indonesia.com, pada tanggal 16 Januari 2009. http://www.profil_trans7.co.id , pada tanggal 16 Januari 2009 http://Anang’s blog.Tukul Arwana.net, pada tanggal 28 Februari 2009. LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS sedang mengadakan penelitian tentang: “Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS Angkatan 2007 Terhadap Talkshow Bukan Empat Mata Di Televisi Trans7”. Oleh karena itu dengan ini mohon bantuannya untuk mengisikan kuesioner ini. Petunjuk Pengisian: 1. Menuliskan nama serta jenis kelamin responden. 2. Jawablah pertanyaan secara lengkap dan jelas. Identitas Responden: 1. Nama 2. Jenis Kelamin : : Pertanyaan: 1. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? 2. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? 3. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? 4. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? 5. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? 6. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? 7. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? 8. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? 9. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? 10. Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? ---------- TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA ---------- 11. Nama Jenis Kelamin Usia : Rorry Hangkenang : Laki-laki : 24 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Talk show-nya sich menurutku biasa saja, terlebih dalam hal memberikan informasi itu kurang informatif ya.. Mungkin emang sesuai dengan tujuan awalnya kalau talk show ini sengaja dibuat sebagai talk show ringan jadi lebih pada sisi humor atau hiburan yang lebih diutamakan untuk menarik penontonnya”. b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.” f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Ada tayangan yang lebih vulgar (pornografi, pornoaksi) yang seharusnya tidak layak tampil di televisi dibandingkan dengan talk show Bukan Empat Mata, karena ini khan cuma talk show ringan yang pada dasarnya tidak terlalu formal dalam membahasnya jadi wajar kalau lucu, tapi menurutku tidak mengarah pada itu. Padahal di luar itu banyak acara gossip, reality show, atau lainnya yang nggak jelas jluntrungannya”. g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan h. i. j. 12. ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna menebus kesalahannya pada biro iklan”. Nama Jenis Kelamin Usia : Sari Dewi Permonica Suci : Perempuan : 23 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Iya, saya sangat setuju sekali kalau talk show Bukan Empat Mata ini konsepnya sudah bagus lach. Dan menurut saya konsepnya banyak memberikan informasi maupun hiburan bagi pemirsa, karena talk show ini selain ringan dan menghibur tapi ada penambahannya itu lho yang untuk berita jadi tetep memberikan informasi dan pengetahuan baru bagi kita yang tadinya belum jelas dan belum tahu tentang informasi yang sedang berkembang saat ini”. b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Dalam pemilihan bintang tamu kadang tepat sesuai tema namun kadang sangat tidak tepat. Karena kalau pas temanya membahas seputar intelektualitas pasti bintang tamu yang dihadirkan juga yang pandai dan cerdas. Dari sini kelihatan kalau Tukul nggak bisa nyambung atau paham dengan jawaban yang diberikan. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.” d. e. f. g. h. i. j. 13. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini bagus, tapi masih ada talk show lain yang lebih bagus yang bisa lebih memberikan informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar untuk menghibur pemirsa melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk acara semacam talk show. Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki peringkat pertama/atas untuk sejenis talk show kurang”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Waaach kalau Tukul itu udah identik banget dengan talk show Empat Mata maupun Bukan Empat Mata, jadi kalau diganti kurang pas. Ibaratnya Tukul dengan acara ini udah jodoh”. Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Nama Jenis Kelamin Usia : Ifan Maulady : Laki-laki : 25 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat masih kurang” b. c. d. e. f. g. h. i. j. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Host atau pembawa acara yang berkualitas maka acara yang dipandunya juga akan ikut berkualitas apalagi pemilihan host sebagai pemandu acara dipilih benar-benar sesuai konsep, maka akan berpengaruh pada masa depan acara tersebut dan demikian sebaliknya”. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Menurutku pesan yang ingin disampaikan pada penonton di studio maupun di rumah nggak bisa sampai. Sebenarnya tema maupun pertanyaan yang diajukan dari team kreatif melalui laptop dan dibaca Tukul untuk para bintang tamu sangat bagus dan detail. Namun karena lebih banyak diselingi lawakan dan iklan jadi sering terputus jawaban dari semua bintang tamu dan tampak kekosongan dalam acaranya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna menebus kesalahannya pada biro iklan”. 14. Nama Jenis Kelamin Usia : Asri Kurniawati Wardoyo : Perempuan : 23 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat masih kurang” b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Bintang tamunya sangat menarik dan selalu berganti-ganti pada tiap episodenya dan yang datang merupakan artis-artis yang sedang populer sesuai dengan tema saat itu. Bintang tamunya juga pandai-pandai dalam menjawab pertanyaan. Selain itu ada juga masyarakat umum yang jadi bintang tamu sehingga lebih bervariatif”. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.” d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Di talk show Bukan Empat Mata sekarang ini khan udah ada ketambahan segmen current issue atau pembacaan berita jadi lebih informatif. Selain itu topik pembicaraannya selalu up to date, bintang tamunya cerdas dalam memberikan jawaban sehingga pesan yang ingin disampaikan mengena pada pemirsanya, dan mungkin juga karena temanya yang ringan ini jadi penonton tidak begitu terlalu mikir berat dibandingkan kalau kaya liat berita atau talk show lainnya”. f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Biasa aja. Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada dech mbak h. i. j. 15. kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah marak beredar di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik Mimpi, bahkan Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu malah lebih dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Nama Jenis Kelamin Usia : Ratih Wijayanti : Perempuan : 23 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat masih kurang” b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang saat itu sesuai dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh saja tapi jangan kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih suka jaim (jaga image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya jadi kesannya hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Menurut saya Tukul tidak pantas sebagai host Bukan Empat Mata karena tidak memiliki kemampuan seorang host atau pembawa acara yang multitalented selain melawak. Apapun konsepnya seorang host haruslah yang pandai dan berpengetahuan luas dan cerdas”. d. e. f. g. h. i. j. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Semakin pintar host dalam meramu bahasa, sikap, dan materi dapat membuat pemirsanya tidak bosan dalam menonton acara tersebut, dan terbukti kalau acara tersebut berkualitas. Sehingga sebisa mungkin menurut saya produser harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihan seorang host. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan berbelit-belit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya karena jawaban yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan orang yang ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu aja, nggantung khan…!!!” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Biasa aja. Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada dech mbak kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah marak beredar di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik Mimpi, bahkan Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu malah lebih dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Menurut saya kalau host-nya diganti orang lain kurang bisa menyatu dan kurang pas aja. Dulu setau saya khan juga udah pernah diganti Parto waktu ngisi acara lain buat ngisi kekosongan tapi ya tetep aja acaranya jadi aneh dan lucunya nanggung”. Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. 16. Nama Jenis Kelamin Usia : Kristian Edi Swantana : Laki-laki : 25 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara yang membosankan, gayanya juga gitu-gitu saja, nggak lucu…! Dan lagi menurutku juga nggak bisa dapat informasi dari talk show Bukan Empat Mata itu karena kebanyakan guyonan-guyonan yang lebih mencemooh fisik. Pokoknya acara ini norak abees..”. b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.” f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. h. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini jadi semacam i. j. 17. acara pembodohan publik karena isi dari tayangannya tidak ada, kalau tontonan yang baik khan ada tema yang menarik dan pesannya yang ingin disampaikan jelas. Tapi di acara ini gimana pesan nyampe, pertanyaan aja nggak pernah dijawab dengan selesai malah jadi kayak kosong gitu. Dilihat dari sisi mananya coba? Apalagi buat menduduki peringkat atas, ya nggak mungkin lach. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Nama Jenis Kelamin Usia : Ema Widyaningsih Pratiwi : Perempuan : 23 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Bagus banget talk shownya, menghibur dan informasinya juga ada. Khan banyak hiburan nyanyi-nyanyi dari grup band, lucu juga ngliat Tukul gaya-gaya nggak jelas,hehehe…aneh. Tapi tetep ada informasinya yang mirip berita ini juga nggak kalah penting kok”. b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang saat itu sesuai dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh saja tapi jangan kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih suka jaim (jaga image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya jadi kesannya hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Menurut saya pembawaan diri atau karakter yang polos, spontan, lucu dan katro’ alias ndeso dan nggak sok pinter dari seorang Tukul sangat cocok dan sesuai sebagai host Bukan Empat Mata yang pada dasarnya merupakan talk show ringan, jadi tidak terlalu serius dalam memberikan pertanyaan”. d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. e. f. g. h. i. j. 18. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan berbelit-belit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya karena jawaban yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan orang yang ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu aja, nggantung khan…!!!” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Menjurus atau tidaknya tayangan pada talk show Bukan Empat Mata menurutku itu ya balik lagi pada tiap individunya kok mbak, soalnya khan selama ini emang nggak ada batasan yang jelas itu porno atau nggak. Tapi kalau secara pribadi kadang-kadang aja tayangannya itu menjurus ke arah situ, ya tergantung tema pada malam itu dan bintang tamunya yang hadir lach. Pasti team-nya juga bisa menempatkan sesuai porsinya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Nama Jenis Kelamin Usia Pertanyaan: : Indrawanto Probo Jati : Laki-laki : 23 Tahun a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara ini sangat menghibur dan ada unsur informasi di dalamnya”. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Pada talk show ini konsepnya sangat menarik, masalah yang dibahas seputar kehidupan masyarakat yang sedang marak diperbincangkan. Dibawakannya juga lebih seru, menarik, lucu, menghibur dan emang inilah yang lebih ditonjolkan tapi tetep sarat akan informasi. Menurutku inilah yang membuat talk show ini lain daripada yang lain, karena talk show lainnya banyak yang serius gitu mbak”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama”. Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna menebus kesalahannya pada biro iklan”. 19. Nama Jenis Kelamin Usia : Alit Lutfia Hafi : Perempuan : 23 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Kurang kalau menurut ku informasinya, masalahnya kebanyakan hiburannya Tukul yang melawak itu dan hiburan lainnya sich juga ada, malah kaya acara entertainment gitu, ngomongin kehidupan artis… Itu dia jadi acaranya ya untuk hiburan tapi kurang informasi.” b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Kalau menurutku bintang tamunya arti-artis cewek vulgar dalam berpakaian dan berbicara. Banyak mengumbar sensasi untuk mendongkrak popularitas saja, bahkan kadang terasa nggak nyambung dengan konsep temanya. Yang lebih anehnya lagi, antara pembawa acara, bintang tamu, dan penontonnya kok ya mau-maunya gitu loch jadi bahan olok-olokan sehingga saling mencemooh sana-sini”. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Sebagai seorang perempuan saya kurang suka Tukul saat membawakan acara di Bukan Empat Mata, karena pembawaannya yang seronok dalam berbicara dan berperilaku, jadi kesannya suka mengambil kesempatan dalam kesempitan terutama pada kaum wanita, semacam pelecehan sexual gitu... Terlihat kurang menghargai orang dan ini tidak seharusnya dilakukan oleh seorang host pada bintang tamunya”. d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai. f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Tukul itu selalu cipika-cipiki sama artis yang perempuan, apalagi kalau artisnya cantik, sexy, dan kegenitan tingkah Tukul semakin menjadi-jadi bahkan nggak segan-segan untuk colak colek, jadi risih ngelihatnya. Apalagi kalau ngajak ngomong selalu menjurus ke hal-hal berbau porno gitu, padahal topik pembicaraannya biasa saja”. g. h. i. j. 20. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini bagus, tapi masih ada talk show lain yang lebih bagus yang bisa lebih memberikan informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar untuk menghibur pemirsa melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk acara semacam talk show. Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki peringkat pertama/atas untuk sejenis talk show kurang”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”. Nama Jenis Kelamin Usia : Hajar Ismail : Laki-laki : 25 Tahun Pertanyaan: a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Emang dapet informasi apa dari acara gituan ?! Lawakan ngga’ cerdas, materi konyol, dan ngga’ bermanfaat sama sekali. Dan lagi lawakannya juga monoton gitu-gitu aja”. b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ? “Waach…kalau masalah pemilihan bitang tamu yang dihadirkan dalam talk show ini gak usah ditanya lagi. Dach bagus banget, sip lach pokoknya. Udah bintang tamunya artis-artis, pinter-pinter, dan yang paling sip banyak yang artis cewek apalagi sexy-sexy pula jadi semakin menarik perhatian dan menghibur mata penonton”. c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge d. e. f. g. h. i. j. huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ? “Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,” Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama” Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang masih menginginkan acara seperti Empat Mata gitu-gituan lach biar ada lagi, jadi pihak Trans7 bersuka cita menayangkan lagi”. Siaran Pers KPI PUSAT HENTIKAN EMPAT MATA TRANS 7 Nomor: 23 /KPI/SP/11/08 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat memutuskan untuk menghentikan program Empat Mata yang tayang Senin hingga Jumat Pukul 21.00 di Trans 7. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya, program Empat Mata telah menerima teguran sebanyak 3 kali. Teguran sebelumnya dilayangkan pada 5 Mei 2007, 27 September 2007 serta 25 Agustus 2008. Namun berdasarkan pemantauan KPI Pusat pada program Empat Mata yang tayang 29 Oktober 2008 episode Sumanto Mantan Pemakan Mayat ditemukan adanya pelanggaran. Maka sesuai dengan Undang-undang Penyiaran, KPI memutuskan untuk menghentikan sementara program Empat Mata, mengingat adegan dalam program tersebut sangat tidak pantas dan melanggar SPS yang ditetapkan KPI. Dalam program Empat Mata pada episode tersebut pada salah satu adegan menampilkan seorang bintang tamu memakan hewan hidup-hidup. Sehingga program ini dinilai telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) : 1. Pasal 28 ayat 3 yang berbunyi : lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan program dan promo program yang mengandung adegan di luar perikemanusiaan atau sadistis. 2. Pasal 28 ayat 4 yang berbunyi : lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan program yang dapat dipersepsikan sebagai mengagung-agungkan kekerasan atau menjustifikasi kekerasan sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pasal 36 yang berbunyi : lembaga penyiaran dilarang menyiarkan program yang mendorong atau mengajarkan tindakan kekerasan atau penyiksaan terhadap binatang. Perlu diketahui, bahwa reaksi dan pengaduan masyarakat kepada KPI yang mengeluhkan tayangan di atas sangat gencar. Untuk itu berdasarkan UU Penyiaran, KPI wajib menerima dan menindaklanjuti aduan masyarakat berkaitan dengan pelanggaran isi siaran. Selanjutnya, apabila Trans 7 tidak mematuhi keputusan ini, maka KPI akan mempertimbangkan sanksi lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dalam UU Penyiaran. Sumber: http://www.bebekjelek_multiply_com-empat mata oh empat mata.com Rabu, 5 November 2008 Trans 7 Negosiasikan Empat Mata Rombongan Trans 7, dipimpin oleh Komisaris Transcorp, Ishadi S.K mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat untuk menegosiasikan status program Empat Mata yang dihentikan KPI kemarin (4/11). Mereka menyampaikan rencana Trans 7 untuk menayangkan talkshow dengan format yang berbeda namun tetap menampilkan Tukul sebagai pembawa acara utama. Dalam pertemuan siang tadi, rombongan Trans 7 menanyakan sikap KPI terkait rencana tersebut. Mengenai persoalan ini, Ketua KPI Pusat, Sasa Djuarsa Sendjaja menyatakan bahwa pada dasarnya yang dipersoalkan oleh KPI adalah content siarannya, dan bukan aktornya. Dalam hal ini, KPI tidak pernah melarang siapapun untuk muncul di TV. "Siapapun boleh muncul di TV, yang kami persoalkan adalah perilakunya", jelas Sasa. Selanjutnya, mengenai permintaan Trans 7 untuk tetap menggunakan nama Empat Mata, Sasa menyatakan belum dapat memutuskan. Menurut Sasa, forum hari ini merupakan forum konsultasi, sehingga KPI Pusat belum mengambil keputusan mengenai rencana penggunaan kembali nama Empat Mata."Setiap keputusan yang diambil KPI Pusat harus melalui rapat Pleno, KPI Pusat baru bisa melaksanakan rapat Pleno Selasa (11/11) minggu depan", tambah Sasa. Namun, secara pribadi, Anggota KPI Pusat, Don Bosco Selamun yang ikut menemui rombongan Trans 7 tersebut mempersilakan apabila Trans 7 ingin mengganti nama program namun masih tetap menayangkan Tukul, "Point kami adalah content-nya", tambah mantan Pemred Metro TV tersebut. Dalam forum yang sama, Wakil Ketua KPI Pusat, Fetty Fajriati Miftach menambahkan agar Trans 7 mulai berhati-hati terkait program Termehek-mehek. Fetty menjelaskan bahwa pengaduan masyarakat terhadap program ini sudah mulai banyak. "Pengaduan terutama adalah mengenai masalah privacy", kata Fetty. Dalam acara siang tadi, rombongan Trans 7 juga diterima oleh Anggota KPI Pusat lainnya, Amar Ahmad dan Yazirwan Uyun. Secara keseluruhan, para Anggota KPI Pusat menyatakan apresiasinya kepada pihak Trans 7 yang telah mematuhi keputusan KPI. Sasa menjelaskan bahwa hadirnya KPI ini adalah juga untuk turut mengembangkan dunia penyiaran. Senada dengan Sasa, Yazirwan Uyun juga mempersilakan para profesional TV untuk terus kreatif dan tidak usah takut. "Dari ratusan program yang ditayangkan Trans, cuma 3 tayangan kok yang dipersoalkan, artinya ratusan lainnya kan tidak bermasalah, dan itu adalah kerja yang bagus", kata Iwan Uyun.Red ASAL USUL TUKUL ARWANA ( MASA EVOLUSI WONG NDESO KE KOTA ) NAMA NDESO NAMA KOTA NAMA SOK KEREN TANGGAL LAHIR : : : : Tukul Riyanto Tukul Arwana Reynaldi Semarang, kelahiran 16 Oktober, 1963 SEJARAH TUKUL BERDASARKAN : http://id.wikipedia.org/wiki/Tukul_Arwana MASA MUDA Lontang-lantung di kontrakan di bilangan Blok S Jakarta Selatan Tukul banyak dibantu Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, Tukul menikah dengan gadis berdarah Padang bernama Susi dan mempunyai anak semata wayang, bernama Vita. Setelah menikah, Tukul dan keluarga tinggal di sebuah kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor Sk dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa dan lain-lain, setelah sebelumnya sempat menjadi sopir pribadi untuk menafkahi keluarganya. KARIR Nasib mujur Tukul semakin mengental ketika diajak main Lenong Rumpi oleh Ramon Tommybens. Dan titik balik karir Tukul mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di video klip Air dengan icon diobok-obok-nya. Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika TPI mempercayakannya Tukul menjadi Host acara musik "Aduhai" dan Acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Dan namanya kian melesat sekarang ini ketika TV7 Mempercayakan menjadi Host Talks show Empat Mata. Jika dulu Tukul tinggal di kontrakkan, sekarang Tukul sudah memiliki 3 rumah kontrakkan dan 2 rumah besar di Cipete Utara. Di rumahnya Tukul mengumpulkan teman-teman seniman pelawak dari daerah dan membuat markas kecil ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan. Markas kreatif ini dinamakan Posko Ojo Lali. Zaman susah tukul arwana: malu pulang kampung, memilih miskin di jakarta source : http://www.bintang-indonesia.com/content.php?catid=18 “Selama bertahun-tahun saya ini 'kan sering ditipu atau diremehkan orang. Dari situ saya pelajari karakter orang-orang tersebut sesuai zodiaknya. Zodiak ini karakternya ini dan tuanya akan seperti apa. Ternyata ramalan saya banyak benarnya juga,” urai Tukul menutup pembicaraan. sebelum wawancara untuk rubrik ini, pelawak Tukul Arwana (43) yang tengah bersiap untuk syuting Empat Mata (Trans 7) pada Selasa (9/1) di kawasan Pancoran, Jakarta, meluangkan waktu untuk memberi wejangan pada kru Empat Mata. Benang merah dari wejangan pelawak yang kariernya tengah berkilau ini seputar meraih sukses di Jakarta. ”Kalau kita tak berusaha mengubah strategi kita dalam menjalani hidup, hidup kita tak akan pernah berubah menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup di Jakarta,” Tukul memberi nasihat. Tukul memang contoh orang desa yang sukses di Jakarta. Bagaimana tidak. Tukul yang awal datang ke Jakarta tak punya apa-apa, kini telah bergelimang harta. Ia memiliki bisnis Ojolali Entertaiment yang menyediakan dangdut, badut, campursari, dan aneka hiburan lain, dan bisnis kontrakan. Desember tahun lalu, Tukul baru membeli motor Harley Davidson yang harganya ratusan juta. ”Iya ini memang motor saya. Sebulan lalu saya membelinya,” urai Tukul pelan. Bercanda atau tidak, Tukul bilang kekayaannya yang kini dimiliki cukup untuk 7 turunan. Kalau dilihat dari intensitas kemunculannya di teve yang sangat tinggi, dan acara off air-nya banyak, bias jadi kekayaaanTukul memang tak akan habis untuk 7 turunan. Beberapa persen dari kekayaannya, Tukul selalu menyisihkan untuk satu pesantren di Semarang, kampung halamannya. ”Itu cara untuk membersihkan harta yang saya punya,” urai Tukul. Meski telah bergelimang harta, Tukul tak lupa akan keluarga. Ia tetap menomorsatukan istri dan anaknya. Lantaran itu Tukul tak pernah sediki pun berniat menelantarkan istri dan anak dengan menikah lagi. Poligami, baginya, lebih banyak susahnya daripada senangnya. ”Belajar dari pengalaman teman-teman, poligami enaknya setahun sampai 2 tahun saja. Setelah itu yang ada sulit terus,” ujar Tukul. Tukul berterus terang, belakangan ini banyak wanita cantik yang mengejar dirinya minta dinikahi. ”Cantik-cantik, tapi saya selalu menolaknya. Saya yakin sekali itu semua cobaan buat saya,” terka Tukul. Tukul percaya, cobaan lain pasti akan mengujinya. ”Saya ini 'kan orang yang siap menerima bintang, bukan mengejar bintang. Karena siap menerima bintang, mudah-mudahan saya tetap rendah hati dan tidak lupa diri. Lagian saya ini bekerja dari nol. Dan saya yakin selagi saya ingat dengan asal-usul saya (orang miskin), saya yakin akan tetap rendah hati,” urai Tukul yang karier kian berkilau lepas memandu acara Empat Mata. Untuk mencapai seperti sekarang ini Tukul memang dari nol. Tukul yang berasal dari keluarga miskin sering merasakan pahitnya hidup. Bermodalkan juara lawak di beberapa lomba lawak, Tukul ingin seperti idolanya, Srimulat, yang sukses di Jakarta. Gayung bersambut. Joko Dewo, teman Tukul yang berada di Jakarta meminta Tukul merantau ke Jakarta. Pria berambut cepak ini tergiur dengan segala janji yang diberikan Joko Dewo. Pada tahun 1985 ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. ”Keyakinan saya semakin besar karena Joko menjanjikan saya masuk televisi dan menjadi pelawak terkenal,” kata Tukul.Setibanya di Jakarta dan mengetahui kondisi Joko, keinginan Tukul untuk jadi pelawak terkenal, sempat pupus. Ternyata Joko yang awalnya ingin jadi tumpuan hidup Tukul hidup pas-pasan, bahkan masih numpang dengan Tony Rastafara, mantan pentolan grup Reggae Rastafara, kontrak rumah petak. Tony yang kala itu masih menjadi pengamen jalanan jadi tumpuan Tukul. Untuk makan, Tukul harus menunggu Tony pulang ngamen. ”Biasanya saya menunggu Tony di warung setiap hari menjelang jam 11 malam. Kalau melihat Tony turun dari bajaj, wajah saya langsung berubah gembira. Kayak nunggu orangtua saja. Soalnya Tony akan menraktir saya makanan enak-enak,” urainya. Tapi pernah ia harus menelan ludah karena Tony pulang tanpa membawa uang sepeser pun. Padahal seharian Tukul belum makan. Untuk urusan baju, ia juga sering meminjam baju Tony. Bahkan kalau Tony tengah mendapat rezeki lebih, ia suka dibelikan baju baru. ”Pokoknya jasa-jasa Tony tak pernah bisa saya lupakan,” ucap Tukul. Tony juga sering memberi nasihat dan keyakinan bahwa dirinya bisa menjadi pelawak hebat. Hidup terlunta-lunta di Jakarta,Tukul tak tahan dengan kenyataan pahit hidup di Jakarta. Ia pun memutuskan pulang ke Semarang. Beberapa bulan kemudian, Tukul nekad kembali ke Jakarta. Kali ini ia mulai berani ngontrak rumah. Tukul menagih janji Joko Dewo agar dirinya bisa masuk televisi. Dari sinilah mulai ada ketidakcocokan. “Tony menengahi, agar kami mengambil jalan sendiri-sendiri dalam merenda karier. Joko beralih kerja, Tony terus ngamen, tinggal saya seorang dirinya yang tidak tahu harus berbuat apa?” kenang Tukul. Untuk menyambung hidup, ia jualan baju. Tapi ini tidak bertahan lama karena sering dibohongi pembeli.Tukul lantas jadi kuli bor sumur pantek. “Ini pekerjaan yang berat banget buat saya,” katanya. Tak tahan dengan pekerjaan tersebut, pria kelahiran 16 Oktober 1963 ini beralih menjadi supir. Padahal kala itu ia tidak hapal jalan-jalan Jakarta. Dengan modal peta Jakarta, Tukul mengantar majikannya. Selama 4 tahun ia menjadi supir pribadi, selama itu pula keinginan Tukul tetap membara untuk jadi pelawak. Di tengah kesibukannya jadi supir Tukul masih sering bertemu Tony. Ia sering membantu membawakan sound system Tony yang kala itu kariernya mulai naik daun. Tony yang memberikan nama Arwana di belakang nama Tukul. “Arwana itu 'kan ikan yang dipelihara oleh orang-orang kaya. Tony berharap saya bisa kaya kelak, makanya saya diberi nama itu,” ujarnya. Tukul sering ikut kasting, tapi dibohongi terus. Pada tahun 1994, Tukul benar-benar putus asa. Ia sudah lelah merintis karier. Ia sudah tak yakin bisa jadi pelawak terkenal, apalagi bisa masuk teve. “Banyak yang memberikan harapan-harapan manis pada saya. Soal kontrak, masuk teve, soal iklan dll. Tapi semuanya bohong. Saya juga sering ditipu dan sering diremehkan. Karena sering dibohongi, rasa-rasanya sekarang sulit kalau ada yang membohongi saya,” jelas Tukul. Kala itu, ia berniat pulang kampung dan mengubur dalam-dalammimpinya untuk jadi pelawak terkenal. Pasalnya, saat itu Bagito Grup lagi ngetop-ngetopnya. “Pelawak yang laku hanya yang berwawasan luas, sedangkan saya tradisional, fisik,” guraunya. Tapi saat itu juga Tukul tersadar. Di kampung ia akan tinggal dengan siapa? Semua saudaranya miskin. “Daripada malu pulang kampung, saya memilih miskin di Jakarta. Kalau di Jakarta, orang-orang kampung tidak tahu kalau saya miskin,” ujar Tukul. Saat dalam keputusasaan itu, seberkas sinar harapan datang kala Nini Chandra mengajak Tukul show ke luar kota. Di luar dugaan, lawakannya mendapat sambutan bagus di sana. Dari sini semangat Tukul untuk melawak kembali membara. Tukul makin bersemangat setelah bertemu dengan Ramon Tomiband, pemilik Komedi Kafe. Tukul curhat pada Ramon. Ramon menasihati Tukul agar tidak putus asa. Ramon memberi Tukul sebuah buku psikologi. Setelah membaca buku itu semangat Tukul kembali kobar-kobar. Tukul kembali diberi buku Berpikir Positif dan Berjiwa Besar, karya Norman Phil. Dari baca buku itu Tukul tahu bagaimana cara mempromosikan diri. Meski perekonomiannya belum membaik, Tukul nekad menyunting Susiana jadi istrinya pada tahun 1995. Beberapa bulan kemudian, Tukul menjual cincin kawin dan barang berharga lainnya untuk menyambung hidup. Awalpernikahan, rumah tangga Tukul penuh cobaan. Untuk makan saja sering utang sana sini. Tukul kembali ragu dunia lawak bisa menjadi topangan hidup keluarganya. Untung semangat Tukul tak pernah luntur. “Tekad saya, pulang harus bawa duit, kalau tidak istri saya mau makan apa?” ucap Tukul. Tukul yang kala itu kerja di Radio SK sering gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. ”Kontrak rumah sebulan 150 ribu, sedang gaji saya di radio SK 75 ribuan,” kenang Tukul. Pernah saat berangkat ke Radio SK, Tukul naik bus yang kerneknya teman sekampungnya.Tukul pun gratis.”Saat itu saya senang banget dan uangnya saya kasih istri saya untuk belanja. Padahal uangnya cuma 300 rupiah,” cerita Tukul. Karier Tukul mulai bersinar pada tahun 2002. Tukul sering muncul di beberapa teve swasta. Meski porsinya kecil, tapi sering muncul di mana-mana. Tukul bisa beli rumah, beli mobil, ikut asuransi, dan deposito. Tukul tak mempermasalahkan untuk mencapai kesuksesan ia harus melewati jalan berliku. “Hidup itu praktek, bukan teori. Kalau hidup itu teori, keberhasilan hanya jadi angan-angan. Alhamdulillah sekarang untuk 7 turunan sudah aman,” jelas Tukul. Seiring dengan kesuksesan yang diraihnya, cobaan menerpa Tukul. Banyak cewek cantikyang suka Tukul, bahkan ada yang minta dinikahi. “Alhamdulillah saya tidak tergoda dan tidak mau tergoda.Saya bisa mengontrol diri. Bagaimana pun kesuksesan saya ini ada andil dari keluarga,” urai Tukul. Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain. Sumber: http://www.talk show-hidup untuk keindahan.com 'Bukan Empat Mata' Kapanlagi.com - Setelah sempat 'ditidurkan' selama lebih kurang satu bulan, Tukul Arwana bakal menggebrak lagi. Berbekal ilmu lawak yang menjadi bakatnya, Tukul akan kembali mengocok perut pemirsa melalui program terbaru BUKAN EMPAT MATA. "Pokoknya saya akan tetap tampil maksimal," kata Tukul usai jumpa pers Program Baru Desember 2008 di kantor Trans7 di Jakarta, Jumat (28/11). Menurutnya, program BUKAN EMPAT MATA tidak sama dengan EMPAT MATA yang kena penalti dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyusul tayangan yang menampilkan Sumanto, orang yang pernah memakan daging mayat manusia. "Tapi saya ini kan komedian. Ya pastinya ngelawak," kata artis yang paling banyak “ditonjok” ini. Program BUKAN EMPAT MATA dijadwalkan tayang setiap Senin-Jumat pukul 21.00 WIB, mulai 1 Desember 2008. Seperti pendahulunya, program ini mengangkat tema kehidupan masyarakat yang dibawakan secara ringan dan jenaka oleh Tukul dan para asistennya, termasuk Peppy dan Vega. Produser Herty Purba mengatakan bahwa pihaknya akan lebih berhati-hati dalam menyajikan tayangan itu. "Sedapatnya kami akan bermain di ranah yang aman-aman saja. Kami sadar, program baru ini bisa saja akan diawasi secara ketat oleh KPI," katanya. "Tetapi ini tidak berarti BUKAN EMPAT MATA akan berkurang kualitasnya," katanya menegaskan. Selain BUKAN EMPAT MATA, program baru yang akan mengisi tayangan Trans 7 mulai Desember tahun ini adalah DUNIA BAWAH AIR, KOKI CILIK, dan RAHASIA SUNAH. (kpl/boo) Sumber: http://www.forumkg_cozy place to talk.com