Persepsi menonton tayangan talk show bukan empat mata di trans7

advertisement
SKRIPSI
Persepsi menonton tayangan
talk show bukan empat mata di trans7
(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS
Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7)
Skripsi Ini Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
Rufvi Orta Arhar
D 1206565
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
SKRIPSI
PERSEPSI MENONTON TAYANGAN
TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS7
(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS
Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7)
Disusun Oleh:
RUFVI ORTA ARHAR
D 1206565
Skripsi Ini Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Subagyo, SU
NIP. 130 814 592
Drs. Aryanto Budhi S, M.Si
NIP. 131 633 897
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari
: Senin
Tanggal
: 8 Juni 2009
Panitia Penguji :
Ketua
: Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D
NIP. 132 206 606
Sekretaris
(…………………….)
: Drs. Subagyo, SU
NIP. 130 814 592
Penguji II
(…………………….)
: Mahfud Anshori, S.Sos
NIP. 132 304 814
Penguji I
Tanda Tangan :
(……………….……)
: Drs. Aryanto Budhi S, M.Si
NIP. 131 633 897
(…………………….)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Dekan FISIP UNS,
Drs. Supriyadi SN, SU
NIP. 130 936 616
MOTTO
Sesunguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan
(Al Insyiraah : 6)
Dan berbicaralah kepada mereka
dengan pembicaraan yang berbekas pada jiwa mereka
(Al Quran : 4)
Sahabat terbaik bukanlah orang yang selalu membenarkan-mu tetapi
sahabat terbaik adalah orang yang membuat kamu benar
(Sayyidina Ali Karamallah
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada :
Bapak dan Ibu, yang tak berujung memberi doa dan kasih sayang
Mas Aan, terima kasih atas waktu, kesetiaan, tanggungjawab, dan dukungannya
Wahyan dan Albara adik yang merepotkan namun tetap memberi keceriaan
Keponakan-ku Shafira Paranish, yang telah menjadi pelengkap dalam keluarga
ABSTRAK
Rufvi Orta Arhar. D 1206565. PERSEPSI MENONTON TAYANGAN TALK SHOW BUKAN EMPAT
MATA DI TRANS7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS Menonton Acara Talk
Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans7). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2009.
Dengan adanya talk show Bukan Empat Mata di Trans7 yang merupakan salah
satu tayangan berperspektif komedi namun tetap sarat akan informasi, akan sangat
mempengaruhi persepsi pemirsa khususnya mahasiswa. Karena untuk bisa memenuhi
kebutuhan seperti memperoleh informasi sekaligus hiburan, mahasiswa yang notabene
masih menggantungkan ekonominya pada keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya
mahal. Dengan menyaksikan pilihan acara di televisi, salah satunya talk show Bukan
Empat Mata, mahasiswa dapat memperoleh hiburan yang menarik, terjangkau, dan
murah. Hal ini juga dapat dilakukan dengan santai sambil melakukan aktivitas lainnya
di rumah.
Penelitian ini digolongkan dalam Deskriptif Kualitatif, dalam menentukan sampel
menggunakan Purposive Sampling. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu
Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS angkatan 2007, khususnya pemirsa/mahasiswa yang suka
melihat talk show Bukan Empat Mata. Informan sebanyak 10 orang karena dinilai dapat
memberikan kelengkapan dan kedalaman informasi yang sesuai dengan yang diperlukan bagi
pemahaman masalahnya.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara/interview mendalam. Validitas
data menggunakan Triangulasi Data atau Sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis model Interaktif, dimana melalui tahap reduksi data, penyajian data, serta
penarikan simpulan atau verivikasi.
Berdasarkan persepsi mahasiswa dapat disimpulkan bahwa konsep talk show Bukan
Empat Mata lebih banyak memberikan hiburan dari pada informasi, pemilihan bintang tamu
dinilai sudah tepat karena bervariasi, Tukul layak menjadi host dalam talk show ini dan seorang
host sangat mempengaruhi kualitas acara yang dipandunya. Pesan yang ingin disampaikan
pada pemirsanya belum bisa sampai karena lebih banyak diisi dengan humor, talk show ini
tidak mengarah pada pornografi pornoaksi karena hanya sebuah acara hiburan saja, talk show
ini dinilai berbeda dari talk show lainnya dalam segi konsep maupun pembawa acaranya. Talk
show ini layak sebagai tontonan karena masih ada unsur informasi yang diambil dan pantas
menduduki peringkat utama, Tukul Arwana masih dipercaya pihak Trans7 sebagai host karena
masih identik dengan talk show Empat Mata sebagai pendahulunya dan bila diganti dengan
host lain kurang sesuai, ”duplikat” Empat Mata tayang lagi karena saat Empat Mata dihentikan
ratingnya masih bagus jadi pihak Trans7 menayangkan acara serupa hanya nama acaranya
diganti manjadi Bukan Empat Mata.
ABSTRACT
Rufvi Orta Arhar. D 1206565. THE PERCEPTION OF WATCHING BUKAN
EMPAT MATA TALK SHOW AT TRANS7 (A Descriptive Study to Perception of
Students’s FISIP UNS while Watching Bukan Empat Mata Talk Show at Trans7).
Thesis. Communication Science Major. Social and Politic Science Faculty. Sebelas
Maret University, Surakarta. 2009.
In existing of Bukan Empat Mata Talk Show at Trans7 which is one of the show
with comedy’s perspective but still have a lot of information, it will give effect to
audience especially student at university. In order to fulfill needs like getting the
information also entertainment, students who still hang up their economy to the family
do not need to spend the expensive cost. By watching the show options in the television,
one of that is Bukan Empat Mata talk show, students could get an entertainment which
is interesting, reachable, and cheap. It is also could do relaxly while doing other
activities at home.
This research is classified into the qualitative descriptive, in order to decide
sample in this research, we used Purposive Sampling. The informant in this research are
the Non-Reguler students of Communication Science FISIP UNS 2007 class, specialty
students who like to watch Bukan Empat Mata talk show. The amount of informant are
ten person because it could give information completely and deeply which is suitable
with the needs of problem understanding.
The method of collecting data used deeply interview. Data’s validity used
Triangulation’s data or resource. The method of analysis data which used in this
research is interactive analysis model method, where it passed the step of data
reduction, provide the data, and the conclusion or verification.
Based on the perception of students, we can conclude that the concept of Bukan
Empat Mata talk show gives more entertainment than information, while choosing a
guest star valued appropriately because it gives a variety. Tukul proper to be a host in
this talk show and a host is to influence the quality of show that be guided. The message
which want to be delivered to the audiences haven’t received because it is filled with
more jokes, it is not proposed to the pornography and the pornoaction because it is just
the entertainment show only. It is valued different from the others talk show from the
concept and also the host. Bukan Empat Mata show is proper as a show because there is
still the element of information which is took and proper to reach the first rank. Tukul
Arwana is still beliefed by the Trans7 as a host because he still identic with The Empat
Mata talk show as its preface and if he is changed by the others host, it will not proper.
The duplicate of Empat Mata is showed again because when the Empat Mata talk show
is stopped, the rank of Empat Mata still good, so the Trans7 shows the similar talk show
but the name of the show is changed into Bukan Empat Mata.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya, Alhamdulillah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PERSEPSI MENONTON TAYANGAN TALK SHOW BUKAN
EMPAT MATA DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa FISIP UNS
Menonton Acara Talk Show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7)”. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini, perkenankan peneliti untuk mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan FISIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan
skripsi serta melakukan penelitian di FISIP UNS ini.
2.
Drs. Surisno S. Utomo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP
UNS yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
3.
Drs. Subagyo, SU selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti
sehingga penyusunan skripsi ini telah diselesaikan.
4.
Drs. Aryanto Budhi S, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini telah diselesaikan.
5.
Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D selaku Ketua Penguji skripsi yang telah menguji penulis dalam
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
6.
Mahfud Anshori, S.Sos selaku Sekretaris Penguji skripsi yang telah menguji penulis dalam
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
7. Drs. Hamid Arifin, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
8. Almamater-ku, Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS 2006
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa banyak keterbatasan sehingga
skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Harapan peneliti bahwa dengan adanya penulisan skripsi ini kiranya dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT memberikan
balasan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini telah
diselesaikan.
Surakarta,
2009
Peneliti
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... Hal
PENGAJUAN ............................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
E. Telaah Pustaka................................................................................ 7
1. Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Media Televisi............. 7
2. Pengaruh Media Massa dan Persepsi Khalayak ....................... 15
F. Metode Penelitian........................................................................... 24
1. Tipe Penelitian.......................................................................... 24
2. Populasi dan Sampel................................................................. 24
3. Pengumpulan Data.................................................................... 26
4. Analisis Data ............................................................................ 26
BAB II DESKRIPSI TAYANGAN DAN PROFIL INFORMAN
A. Televisi Swasta Trans7................................................................... 31
1. Profil Trans7............................................................................. 31
2. Logo Trans7.............................................................................. 32
3. Alamat dan Kontak Trans7....................................................... 32
4. Susunan Dewan Trans7 ............................................................ 33
5. Program-Program Trans7 ......................................................... 33
6. Stasiun Transmisi Trans7 ......................................................... 36
B. Talk Show Empat Mata .................................................................. 37
C. Talk Show Bukan Empat Mata....................................................... 38
1. Tujuan Talk show Bukan Empat Mata..................................... 38
D. Profil Tukul Arwana....................................................................... 39
E. Profil Informan ............................................................................... 42
1. Rorry Hangkenang.................................................................... 42
2. Sari Dewi Permonica Suci........................................................ 43
3. Ifan Maulady ............................................................................ 44
4. Asri Kurniawati Wardoyo ........................................................ 44
5. Ratih Wijayanti......................................................................... 45
6. Kristian Edi Swantana .............................................................. 46
7. Ema Widyaningsih Pratiwi....................................................... 47
8. Indrawanto Probo Jati............................................................... 47
9. Alit Lutfia Hafi ......................................................................... 48
10. Hajar Ismail .............................................................................. 48
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Konsep Acara ........................................................................... 50
B. Pemilihan Bintang Tamu.......................................................... 55
C. Karakter Tukul Sebagai Host ................................................... 58
D. Host Mempengaruhi Kualitas Acara ........................................ 61
E. Penyampaian Pesan Pada Pemirsa............................................ 63
F. Menjurus/Tidak pada Pornografi, Pornoaksi............................ 66
G. Berbeda/Tidak pada Talk show Lainnya .................................. 70
H. Layak/Tidak sebagai Tontonan ................................................ 72
I. Tukul sebagai Host Bukan Empat Mata................................... 74
J. ”Duplikat” Empat Mata Tayang Lagi....................................... 77
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86
LAMPIRAN ................................................................................................. 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Pembentukan Persepsi....................................................... 21
Gambar 2 Triangulasi Data/Triangulasi Sumber........................................... 27
Gambar 3 Model Analisis Interaktif.............................................................. 30
Gambar 4 Logo Trans7.................................................................................. 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan media massa di tanah air khususnya media televisi, saat ini telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas keseharian masyarakat. Kehadiran
media televisi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak
membawa berkah bagi masyarakat. Media televisi memiliki peran besar dalam
menjalankan fungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan tentu saja
memberikan informasi-informasi mutakhir langsung dari lokasi kejadian dengan
tingkat realitas yang lebih utuh, hidup, asli, alami, dan bahkan relatif lebih bebas
dari pengaruh distorsi.
Televisi dengan mudah, murah dan leluasa dapat dilihat dan didengar secara
perorangan ataupun kelompok. Sekali tayang sebuah acaranya, jutaan manusia dapat
dengan mudah dan serempak menyaksikannya. Televisi tidak akan pernah
menimbulkan kebosanan, karena sifatnya yang ringan, rekreatif dan di dalamnya
sering terjadi pembaharuan tayangan acara.
Dunia pertelevisian di Indonesia dimulai dengan lahirnya TVRI yang
melakukan siaran perdananya pada tanggal 24 Agustus 1962. Sejak saat itu TVRI
menjadi satu-satunya siaran televisi di Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1990
suasana pertelevisian di tanah air menjadi semakin marak dengan diijinkannya pihak
swasta mengelola stasiun TV diantaranya adalah RCTI, SCTV, TPI, ANTEVE,
INDOSIAR. Dan ternyata dunia pertelevisian Indonesia tidak berhenti begitu saja,
karena tahun 2002 sampai sekarang muncul beberapa stasiun televisi baru yaitu
Trans TV, TvOne, Global TV, dan Trans7 serta Metro TV.
Berkembangnya stasiun televisi swasta di Indonesia banyak menimbulkan
pilihan bagi pemirsa untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Stasiun televisi
berusaha untuk dapat memberikan sajian tayangan yang dapat menarik minat
masyarakat untuk menonton acara-acaranya dengan menyuguhkan programprogram yang diminati khalayak. Upaya ini dilakukan tiap stasiun televisi agar bisa
memperoleh rating yang tinggi pada tiap acaranya guna mengeksiskan
keberadaannya dan demi memperoleh pemasukan iklan sebanyak-banyaknya.
Persaingan antar televisi dalam menyajikan program acara sangat
menguntungkan pemirsa, dimana pemirsa mempunyai kebebasan memilih siaran
yang dapat memenuhi kebutuhannya baik dari segi informasi maupun dari segi
hiburan. Persaingan itu pada dasarnya merupakan kiat pengelola televisi swasta
guna memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan bagi pemirsa yang relatif murah
dan terjangkau
Hadirnya media massa dalam kehidupan kita memberikan berbagai
kemudahan bagi para khalayak. Dengan menggunakan teknologi yang canggih dan
menarik, televisi mampu mempengaruhi jiwa manusia. Dengan demikian
diharapkan pengguna televisi akan mempunyai pemikiran yang sama dengan apa
yang telah disampaikan oleh media dan issue dapat diterima dengan baik sehingga
mendapatkan feedback yang diharapkan. Kebutuhan akan informasi dan hiburan
menyebabkan seseorang akan menyediakan waktunya untuk menikmati apa yang
dihadirkan oleh media massa terutama pada televisi.
Tayangan yang mendominasi televisi dan memperoleh rating yang cukup
tinggi saat ini salah satunya adalah talk show. Kecenderungan ini berakibat besar
bagi televisi. Karena pendapatan utama dan satu-satunya stasiun televisi adalah
iklan, akhirnya stasiun televisi juga menyesuaikan diri dengan membuat program
yang diharapkan akan mempunyai rating tinggi. Akibatnya orientasi media
penyiaran televisi sering hanya untuk menghasilkan dan menyiarkan program yang
berorientasi rating, namun sering mengabaikan tanggungjawab sosial, moral, dan
etika, serta melanggar hak-hak konsumen.
Program talk show Bukan Empat Mata merupakan program unggulan Trans7
sebagai pengganti talk show Empat Mata yang dulu sempat dihentikan
penayangannya oleh KPI karena dinilai melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran,
dan Standar Program Siaran (P3-SPS).
Program Comedy Talk Show Bukan Empat Mata adalah sebuah program talk
Show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan Selebriti di
setiap episodenya. Tukul Arwana sebagai host Bukan Empat Mata yang disiarkan di
Trans7 setiap Senin – Jumat. Jam tayangnya berada di jam tayang utama yaitu jam
21.00 – 22.30 WIB. Tidak hanya menawarkan informasi, tapi juga sekaligus komedi
yang segar yang dibawakan oleh Tukul sambil mengobrol ringan seputar topik-topik
menarik bersama para bintang tamu dan dengan gayanya yang khas ialah saat Tukul
mengucapkan jargon "kembali ke Laptop". Selalu membahas topik / kasus / tema
yang sedang santer di masyarakat dan tema-tema yang unik, menarik & timeless.
Tidak hanya talk show & komedi, Bukan Empat Mata juga memiliki unsur
entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu ataupun host.1
Setiap individu pasti memiliki keinginan memperoleh informasi maupun
hiburan guna melepas penat/stress karena rutinitas sehari-hari, meskipun tingkat
1
http://www.bukanempatmata_trans7. -wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.com, tanggal
1 Desember 2008
kebutuhan tiap individu itu berbeda-beda. Informasi sekaligus hiburan itu tidak
harus diperoleh dengan mengeluarkan uang yang banyak ataupun biaya yang relatif
mahal. Sehingga setiap individu dapat memperolehnya dengan mudah sekali. Cara
yang paling tepat dalam memperoleh informasi maupun hiburan yang murah dan
tidak akan memberikan kebosanan salah satunya dengan menyaksikan pilihan acara
di televisi. Televisi telah memanjakan pemirsa dengan beragam pilihan acara yang
dihadirkan dan pemirsa dapat menyaksikan acaranya sesuai dengan kebutuhannya
saat itu.
Peneliti beranggapan bahwa dengan adanya talk show Bukan Empat Mata di
televisi Trans7 sebagai pengganti talk show Empat Mata, yang merupakan salah satu
tayangan berperspektif komedi namun tetap sarat akan informasi akan sangat
mempengaruhi pendapat atau persepsi pemirsa khususnya kalangan mahasiswa.
Karena untuk bisa memenuhi kebutuhannya seperti memperoleh informasi sekaligus
hiburan, mahasiswa yang notabene masih menggantungkan ekonominya pada
keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal. Dengan menyaksikan pilihan
acara di televisi, salah satunya talk show Bukan Empat Mata para mahasiswa dapat
memperoleh hiburan yang menarik, terjangkau, dan murah. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan santai sambil melakukan aktivitas lainnya di rumah sekaligus
memperoleh informasi yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. Atas
dasar itulah peneliti ingin meneliti lebih lanjut bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu
Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2007 menonton tayangan talk show
Bukan Empat Mata di Trans7.
B. Rumusan Masalah
“ Bagaimanakah persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS
angkatan 2007 menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7
?“
C. Tujuan Penelitian
“ Mengetahui persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS
angkatan 2007 menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7
.“
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS.
2. Bagi masyarakat dan instansi yang terkait, diharapkan dapat menjadikan bahan
pertimbangan dan menentukan kebijakan selanjutnya.
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya.
E. TELAAH PUSTAKA
1. Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Media Televisi
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain, sekaligus membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari komunikasi.
Demikian juga dengan peralatan penunjang atau media penyampai informasi
kapada masyarakat. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan.
Komunikasi makin efektif ketika manusia mulai bersosialisasi dengan
lingkungannya, serta komunikasi merupakan alat ekspresi keinginan baik individu
maupun kelompok. Hal ini didorong dengan adanya kebutuhan manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Harold D. Laswell, dalam bukunya The Structure and Function of
Communication in Society mengatakan cara yang baik untuk menjelaskan
apa itu komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut,
Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect. Dalam
paradigma ini Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban atau pertanyaan, yaitu Komunikator, Pesan, Media,
Komunikan, dan Efek.2
Jadi komunikasi menurut paradigma Laswell adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan
efek tertentu.
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengatakan komunikasi: transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau
proses transmisi itulah yang biasanya disebut dengan istilah komunikasi.
Sedangkan Carl I. Hovland mengatakan komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).3
Dari definisi komunikasi di atas maka kategorisasi berdasarkan tingkat
(level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai
dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit
hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling
banyak. Terdapat empat tingkat komunikasi yang disepakati banyak pakar,
yaitu: komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa.4
Dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada teori komunikasi massa
yang merupakan salah satu dari empat tingkat komunikasi.
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui
sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan
penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan
biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.
2
Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 10
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal 62
4
Ibid, hal 72
3
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media
elektronik).5
Sedangkan menurut Gerbner, komunikasi massa adalah Produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu
dan paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.6
Secara sederhana, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat.7
Berbicara mengenai komunikasi massa berarti tidak luput membicarakan
media massa yang terlibat di dalam salah satu dari unsur komunikasi massa. Kalau
pada mulanya kita hanya mengenal satu jenis saja, yaitu media cetak. Dengan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya komunikasi,
kini kita mengenal media dalam keanekaragaman bentuk dan jenis. Kini media
massa itu sendiri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu media cetak seperti buku,
poster, surat kabar, dan majalah. Dan media elektronik mulai dari televisi, radio,
film hingga interaktif seperti telematika dan komputer komunikasi (internet).
Dari sekian banyak ragam media massa, televisi terlihat paling popular
diantara berbagai media massa yang ada. Kepopuleran televisi memang tak hanya
menyentuh psikologi kita sebagaimana terlihat pada seringnya kita membicarakan
5
Ibid, hal. 75
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 188
7
Ibid, hal. 189
6
acara-acara yang kita tonton di televisi. Lebih dari itu televisi benar-benar hadir
secara riil dalam banyak materinya dalam rumah kita.
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan
suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat
massa. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak
dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi-sisi
pergaulan hidup manusia saat ini.
Media televisi pun pada akhirnya melahirkan istilah baru dalam pola
peradaban manusia yang lebih dikenal dengan “mass culture” (kebudayaan
massa). Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa melalui “kotak
ajaib” yang menghasilkan suara dan gambar.8
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh
(tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat
dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda,
karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, atau tipi (bahasa jawa).9
Televisi merupakan perangkat elektronik yang dapat kita saksikan atau
nikmati dan televisi merupakan media massa yang di dalamnya terdapat unsur
berita (news), hiburan (fashion, lifestyle), dan olah raga (sport).10
Dr. Ali Alatas mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, pesawat televisi
adalah fokus kehidupan keluarga yang disekitarnya mereka mengorganisasikan
8
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal.
21-22
9
http://www.new_artikeltelevisi-Wikipedia Bahasa Indonesia.com , pada tanggal 16 Januari 2009.
10
Ibid, tanggal 16 Januari 2009
aktifias keseharian. Televisi menjadi semacam “kotak ajaib” / “the window of the
world” bahkan dicap sebagai “the stupid box”.11
Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat :
Sebagai salah satu dari media elektronik yang menandai era komunikasi
massa, dimana orang atau sumber mampu berbicara menyampaikan
informasinya yang luas dan tak terbatas secara serempak, televisi tidak dapat
melepaskan diri dari perannya sebagai media yang mengkomunikasikan
pesan-pesan kepada masyarakat atau pemirsa. Televisi merupakan panduan
audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar
geraknya (moving images). Sehingga suatu program televisi dapat didengar
dan dilihat oleh para pemirsanya.12
Televisi sebagai suatu alat merupakan bagian dari sebuah sistem besar,
terangkai sedemikian rupa, terdiri atas pesawat televisi itu sendiri, pemancar dan
masalah produksinya, unsur inilah yang dinamakan Trilogi Televisi.13
Untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya, institusi media dalam hal ini
pertelevisian dalam merancang dan membuat program juga disesuaikan dengan
fungsinya sebagai media massa. Televisi mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu :
a. Fungsi Penerangan (the information function)
Media televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan
informasi yang amat memuaskan. Hal ini di sebabkan dua faktor yang
terdapat pada media massa ini yaitu immediacy atau mencakup
pengertian langsung dan dekat. Pertama peristiwa yang disiarkan oleh
setasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat
peristiwa itu berlangsung. Kedua, Realism mengandung makna
kenyataan. Berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya
secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera, apa
adanya tanpa rekayasa sesuai kenyataan.
b. Fungsi Pendidikan (the educational function)
Media televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara
pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara
simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan
pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan
acara-acara tertentu secara teratur.
11
Ali Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Yayasan Pengkajian Komunikasi Masa
Depan (YPKMD), Jakarta, 1997, hal. 167
12
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran dan Praktek, Alumni, Bandung, 1984, hal. 24
13
Darwanto Sastro S, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta 1994, hal 2
c. Fungsi Hiburan (the entertaiment function)
Media televisi sebagai salah satu dari bentuk media massa memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki media massa yang lain yaitu sifat yang
audio visual, sehingga televisi dapat menampilkan sekaligus antara
gambar dan suara, maka masyarakat dimanjakan dengan berbagai macam
hiburan misalkan acara-acara live musik, pemutaran film, sinetron dan
sebaginya, jadi bukan hanya narasi kata atau tulisan saja yang
ditampilkan televisi melainkan gambarnya juga.14
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah
hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra
pendengaran, surat kabar dengan indra penglihatan. Sedangkan televisi dua alat
indra langsung yang mendapatkan stimulus yaitu dengan indra pendengaran dan
indra penglihatan. Selain itu televisi juga mempunyai karakteristik dibanding
media cetak maupun elektronik lainnya, yaitu:
a.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Namun, tidak berarti gambar lebih penting daripada katakata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
b. Berpikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara, maka dalam membuat/membaca naskah acara, ia harus
berpikir dalam gambar (think in picture) yaitu dapat menyampaikan
keinginannya tentang penggambaran atau visualisasi diri dalam acara
tersebut. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual,
pengarah acara harus berusaha menunjukan objek tertentu menjadi
gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa sehingga
mengandung suatu makna. Kedua penggambaran (picturization) yakni
kegiatan merangkai gambar-gambar individual sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak
melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan
untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terlatih dan terampil.15
14
15
Onong Uchjana Effendy, Op.Cit, hal. 27
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1994, hal 128-130
Daya tarik media televisi demikian besar, sehingga pola kehidupan
rutinitas manusia sebelum muncul televisi, berubah total. Media televisi menjadi
panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi,
sama dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung.
Media televisi menjadi alat/sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia,
politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan
nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama.16
Kehadiran televisi seperti yang kita lihat sekarang tidak datang begitu saja,
tetapi melalui proses panjang sehingga menjadi alat komunikasi massa yang maju
dan modern. Sekali siar, sebuah acara televisi dapat ditonton oleh berjuta-juta
manusia dimanapun mereka berada. Walaupun pemirsa penerima pesan tidak
berada di tempat yang sama, akan tetapi pada saat yang bersamaan pesan dapat
diterima secara serempak.
Televisi mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan media yang lainnya.
Keunggulan itu antara lain:
a. siaran televisi bersifat terbuka, memiliki jangkauan luas, secara
teknologis mampu meniadakan batasan wilayah geografis suatu Negara
dan bangsa.
b. Dengan kekuatan pandang dengarnya, siaran televisi memiliki potensi
penetratif untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya, hidup, orientasi
dan motivasi masyarakatnya.
c. siaran televisi dapat berhubungan langsung dengan khalayak pemirsa
tanpa dibatasi oleh politik, sosial budaya, dan masyarakat yang menjadi
sasarannya.17
Program acara televisi yang akan disiarkan pasti telah dirancang dan dibuat
untuk memenuhi selera dan kebutuhan pemirsa, khususnya kebutuhan akan
informasi dan hiburan. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan khalayak
16
17
Wawan Kuswandi, Op. Cit, hal. 23
Ali Alatas, Op. Cit, hal. 144
pemirsa untuk mau atau berminat menonton acara televisi pada tayangan tertentu
berdasarkan kebutuhannya.
Para pengelola dan perencana acara televisi tetap harus konsekuen dan
konsisten membuat paket acara dengan tujuan yang jelas dan pasti serta diiringi
tanggung jawab moral dalam melihat kondisi dan situasi pemirsanya.
Dalam merencanakan program siaran televisinya, pengelola siaran selain
memperhatikan selera, keinginan dan kebutuhan khalayak, juga harus dapat
memberikan sugesti, imajinasi, serta dapat membangkitkan emosi positif dalam
usaha meningkatkan kesejahtraan mereka.18
Pesan yang ingin disampaikan melalui media televisi memerlukan
pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak
sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Faktor Pemirsa
Komunikator harus memahami kebiasaan, minat, dan kategori serta kebiasaan
pemirsa, karena barkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. Jadi, tiap
acara yang ditayangkan harus berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan hanya
acara yang dijejalkan begitu saja.
b. Faktor Waktu
Bagi semua stasiun televisi, antara pukul 19.30 sampai 21.30 dianggap waktu
utama (prime time), yakni waktu yang dianggap paling baik untuk
menayangkan acara pilihan, karena pada waktu itulah seluruh anggota
keluarga berkumpul dan punya waktu menonton televisi.
Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan
secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran yang dituju.
c. Faktor Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan
acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan
tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu,
tujuan acara dapat tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena
durasi terlalu singkat atau terlalu lama.
d. Faktor Metode Penyampaian
Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada
umumnya untuk menghibur selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti
fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non-hiburan dan non18
Darwanto Sastro Subroto, Op.Cit, hal. 23
informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak,
komunikator dan komunikan.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi mendidik dan
membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan
mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian
tertentu dimana pesan non-hiburan dapat mengandung unsur hiburan. Begitu
pula dengan pesan informatif, selain melalui acara siaran berita, dapat dikemas
dalam bentuk wawancara, panel diskusi, reportase, talk show dan sejenisnya,
bahkan dalam bentuk sandiwara sekalipun.19
2. Pengaruh Media Massa dan Persepsi Khalayak
Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting
untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa
terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
perilaku (behavior).20
Pada tingkat pengetahuan (knowledge) pengaruh bisa terjadi dalam bentuk
perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan persepsi seperti
perubahan pandangan atau tanggapan seseorang dari yang semula baik menjadi
buruk atau sebaliknya. Sedangkan perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat
perubahan penilaian terhadap suatu obyek karena adanya informasi yang lebih
baru. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang
erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisir menjadi
pendapat.
Perubahan sikap (attitude), adanya perubahan internal pada diri seseorang
diorganisisr dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya
terhadap suatu obyek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya.
Perubahan perilaku (behavior), perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.
19
20
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Op. Cit, hal. 131-133
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 147
Antara perubahan sikap dan perilaku juga terdapat hubungan yang erat, sebab
perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap. Tetapi dalam hal
tertentu, bisa juga perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku.
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak.
Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang
signifikan. Secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik
untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya
sampai ranah sikap.
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat
informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis.
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada
pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda
menurut visi pemirsa. Serta pengaruh yang ditimbulkan juga beraneka ragam
terhadap persepsi pemirsa.
Berbicara mengenai pengaruh media, Laswell mengatakan sebagai proses,
komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak diartikan sebagai perbedaan apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan individu penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Efek itu bisa terjadi dalam bentuk pengetahuan (know), sikap
(attitude), dan perilaku (behaviour).21
Ada tiga efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu
sebagai berikut:
a. Efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi.
21
Sri Urip H. Pengantar Ilmu Komunikasi, UNS, Surakarta, 2000, hal 75-76
b. Efek afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, dibenci khalayak. Efek ini ada hubunganya dengan emosi,
sikap, atau nilai.
c. Efek behavioral, merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.22
Media massa bagi sebagian orang memiliki pengaruh atau efek. Efek media
berhubungan dengan perubahan, perubahan yang terjadi pada audiens setelah
membaca, mendengar atau menonton media massa.
Dengan demikian, kita bisa mendefinisikan efek media sebagai: “akibat yang
diterima audiens setelah menerima pesan dari komunikator”.23
Banyak faktor yang membuat media menimbulkan efek bagi khalayak.
a
b
c
d
e
f
g
Seberapa sering orang terlibat dengan media dalam hal menonton
(televisi), mendengar (radio), atau membaca (koran). Atau dirumuskan
oleh para ahli komunikasi sebagai “media exposure” (terpaan media).
Kredibilitas dalam komunikasi. Pesan itu penting tetapi siapa
(komunikator) yang menyampaikan pesan tak kalah pentingnya.
Konsonansi (kesesuaian). Penyesuaian informasi maupun pesan yang
diterima yang ada dalam memori masing-masing orang.
Signifikansi. Dalam media massa, ada informasi yang penting dan sangat
berarti bagi anda, tetapi ada yang tidak.
Sensitif. Suatu hal yang bersifat sensitif entah berita atau tayangan akan
membawa dampak pada masyarakat.
Berhubungan dengan situasi kritis. Ketika terjadi kesimpang siuran
informasi, masyarakat sulit membedakan informasi yang bisa dipercaya
dan informasi yang hanya gosip.
Dukungan komunikasi antar pribadi. Dalam teori “komunikasi dua
tahap” (two step flow), dikatakan bahwa komunikasi massa sering tidak
efektif. Dalam berbagai penelitian terbukti, komunikasi massa akan lebih
efektif bila disertai dengan komunikasi antarpersonal.24
Efek media massa terasa lebih kuat pada masyarakat modern karena mereka
memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang
sama mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.
22
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 219
Mursito BM, Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar, Lindu Pustaka dan SPIKOM, Surakarta,
2006, hal. 42
24
Ibid, hal. 46-48
23
Dalam hubungan dengan media massa, Melvin DeFleur (1975) menyebutnya
sebagai “instinctive S–R theory”. Menurut teori ini, media menyajikan stimuli
perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli ini membangkitkan
desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap
anggota massa memberikan respon yang sama pada stimuli yang datang dari
media massa (DeFleur, 1975:159).
Karena teori ini mengasumsikan massa yang tidak berdaya ditembaki oleh
stimuli media massa, teori ini disebut juga “teori peluru” (bullet theory) atau
“model jarum hypodermis” (Rakhmat,1984), yang menganalogiskan pesan
komunikasi seperti obat yang disuntikan dengan jarum ke bawah kulit pasien.
Elisabeth Noelle-Neumann (1973) menyebut teori ini “the concept of powerfull
mass media”.
Media massa menimbulkan efek yang kuat dalam membentuk persepsi
khalayak, dan akhirnya bahkan menimbulkan nilai-nilai dan bahkan norma-norma
sosial yang baru. Seperti diuraikan diatas, model jarum hypodermis menunjukan
kekuatan media massa yang perkasa untuk mengarahkan dan membentuk perilaku
khalayak.25
Dalam menerima pesan/informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkannya kembali, khalayak mengalami suatu proses, yaitu meliputi
sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
a. Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi.
Sensasi adalah proses menangkap stimuli atau rangsangan oleh indera,
setiap manusia mempunyai kepekaan indera yang berbeda-beda.
b. Persepsi, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
25
Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit, hal. 201
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli)
sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru.
Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi atau
sensasi baru mempunyai makna ketika seseorang yang mendapat
stimulan mempersepsikannya.
c. Memori adalah sistem yang sangat berstuktur, yang menyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuanya untuk membimbing prilakunya.
d. Berpikir, merupakan proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita
terhadap stimuli. Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita
sebut sensasi, persepsi, dan memori.26
Pesan yang sampai pada diri kita melahirkan suatu kesan dan pemikiran serta
persepsi yang membawa pengaruh-pengaruh tertentu terhadap diri sendiri, orang
lain, atau hubungan kita dengan orang lain. Adanya penilaian, kesan, dan makna
yang kita berikan kepada informasi/pesan yang sampai pada diri kita menunjukan
bahwa persepsi telah bekerja pada diri kita. Kesan adalah apa yang terasa atau
terpikir sesudah melihat atau mendengar sesuatu.
Persepsi adalah suatu proses yang melahirkan kesadaran atas sesuatu melalui
pikiran sehat. Persepsi menyangkut dua proses kerja yang saling berkaitan.
Pertama menerima pesan melalui alat indra, kedua penafsiran atau penetapan
arti atas kesan-kesan indrawi dengan struktur pengertian (keyakinan relevan
yang muncul dari pengalaman masa lalu seseorang) dengan struktur evaluatif
(nilai-nilai yang dipegang seseorang).27
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi tingkah laku dan persepsi kita.28
Persepsi meliputi pengindraan/sensasi melalui alat indra kita, atensi dan
interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat
penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman , dan pengecapan. Reseptor
26
Ibid, hal. 49-67
Jack C. Plano, Komunikasi Analisa Politik, Rajawali Press, Jakarta, 1984, hal. 48
28
Deddy Mulyana, Op. Cit, hal 167
27
indrawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata
bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga terhadap gelombang suara, kulit
terhadap temperatur dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan, dan lidah terhadap
rasa. Lalu rangsangan-rangsangan ini dikirimkan ke otak.
Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul
E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:
seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya
mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi
yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama
rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”.
Jadi persepsi adalah proses bagaimana stimulasi itu diseleksi, diorganisasi,
dan diinterpretasikan 29
Proses persepsi tidak dapat berjalan dengan sendirinya, melainkan melalui
tahapan-tahapan dalam individu yang didapat dan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Proses Pembentukan Persepsi:
STIMULI:
-Penglihatan
-Suara
-Bau
-Rasa
-Texture
Sensasi
Indra Penerima
Pemberian Arti
Perhatian
Interpretasi
Tanggapan
Persepsi
Sumber: Diadaptasi dari Michael L. Solomon (1996) “Customer Behaviour”,
Prentice-Half International.30
Persepsi setiap orang terhadap suatu obyek akan berbeda-beda oleh karena
itu persepsi mempunyai sifat subyektif. Dengan kata lain persepsi merupakan
proses pemberian arti terhadap obyek atau stimuli yang datang dari luar sebagai
rangsangan yang diterima oleh alat indera, kemudian disampaikan ke otak dan
29
30
Ibid, hal. 169
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 62
kemudian terjadilah proses kejiwaan yang pada akhirnya membentuk satu
pandangan atau penilaian terhadap obyek atau stimuli tersebut.
Perhatian adalah proses mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulasi lainnya melemah,
demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen (1974:46), dalam
buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi
bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampingkan pada alat indera yang lain.
Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan
personal. Faktor situasional kadang disebut sebagai determinan perhatian yang
bersifat eksternal atau penarik perhatian. Stimulasi diperhatikan karena
mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimulasi,
kebaruan, dan perulangan.
Gerakan. Seperti organisme lain, manusia secara visual tertarik pada obyekobyek yang bergerak.
Intensitas Stimulasi. Kita akan memperhatikan stimulasi yang lebih
menonjol dari stimulasi yang lain.
Kebaruan (novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan
menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimulasi yang luar
biasa akan lebih mudah diingat.
Perulangan. Mengulang hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai
dengan sedikit variasi akan menarik perhatian. Disini unsur “familiarity” (yang
sudah kita kenal) berpadu dengan unsur “novelty” (yang baru kita kenal).
Perulangan juga mengandung unsur sugesti: mempengaruhi bawah sadar kita.
Emildofifat (1968), tokoh aliran publisistik Jerman, menyebut perulangan sebagai
satu diantara tiga prinsip menaklukan massa.
Dalil persepsi menurut Krech dan Crutcfield adalah :
a. Dalil pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini
berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita
biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan
mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
Bila orang lapar dan orang haus duduk di restoran, yang pertama akan
melihat nasi dan lauk pauk, yang kedua akan melihat air atau es jeruk.
Kebutuhan bilogis menyebabkan persepsi yang berbeda.
b. Dalil kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan
diberi arti. Kita organisasikan stimuli dengan melihat konteks. Walau
stimuli kita terima tidak lengkap, kita akan mengisi dengan interpretasi
yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
c. Dalil ketiga: sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan oleh
sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu
dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan
dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan
kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
d. Dalil keempat: objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang atau
waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai
bagian dari strutur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat
struktural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis,
atau balok.31
F.
Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
31
Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit. hal. 56-61
Penelitian ini digolongkan dalam penelitian Deskriptif Kualitatif. Bogdan
dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
konteks khusus yang alami dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Jadi penelitian kualitataif didasarkan pada upaya membangun pandangan
mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik
dan rumit.32 Semua data yang disampaikan menjelaskan tentang bagaimana
pendapat mahasiswa Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2007
tentang materi acara dalam talk show Empat Mata di stasiun televisi Trans 7.
2. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, karena dipandang
lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data dalam menghadapi
realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang
dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Sampel ini memberikan kesempatan maksimal pada kemampuan
peneliti untuk menyusun teori yang dibentuk dari lapangan (grounded theory)
32
Dr. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal.3-6
dengan sangat memperhatikan kondisi lokasi dengan kekhususan nilai-nilainya
(idiografis).33
Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Non
Reguler FISIP UNS angkatan 2007. Jumlah informan 10 orang, karena:
a. Informan adalah pemirsa setia (mahasiswa) yang suka melihat tayangan Empat
Mata dan Bukan Empat Mata. Mereka juga merupakan orang yang
berpendidikan sehingga diharapkan dari mereka akan lebih kritis terhadap isuisu yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dan mempunyai
keleluasaan dalam mendapatkan informasi yang menyebabkan lebih selektif
dalam menerima informasi apapun sehingga dalam memberikan pendapatnya
akan lebih intelek dan berbobot.
b. Informan adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2007 sebanyak 10
orang, karena peneliti merasa bahwa jumlah informan tersebut sudah dapat
memberikan kelengkapan dan kedalaman informasi yang bisa digali sesuai
dengan yang diperlukan bagi pemahaman masalahnya.
3. Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dikelompokan kedalam dua cara, yaitu: pengumpulan data bersifat interaktif dan
non interaktif. Dalam hal ini penulis menggunakan pengumpulan data yang
bersifat interaktif. Teknik yang dipergunakan adalah:
33
H. B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian),
Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, hal. 36
a. Wawancara / Interview
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
langsung
dengan
cara
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
terhadap
informan/responden yang dipilih. Dalam pelaksanaannya penelitian ini
menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan
pertanyaan yang bersifat “open-ended”, dan mengarah pada kedalaman
informasi, dilakukan dengan tidak terstruktur guna menggali pandangan
subjek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat sebagai dasar dalam
penggalian informasi lebih jauh.34
4. Analisis Data
Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan
validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini Patton (1984) menyatakan
bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu: Trianggulasi Data,
Trianggulasi
Peneliti,
Trianggulasi
Metode,
dan
Trianggulasi
Teoritis.
Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang
bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan
tidak hanya satu cara pandang.35
Untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik Triangulasi Data atau Triangulasi Sumber. Cara ini mengarahkan peneliti
agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang
tersedia. Artinya data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali
dari sumber data yang berbeda. Apa yang diperoleh dari sumber satu, bisa lebih
34
35
Ibid, hal. 58
H. B. Sutopo, Op.Cit, hal. 78
teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang dari sumber lain
yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda
jenisnya.36
Gambar 2: Metode Triangulasi Data / Triangulasi Sumber
Informan 1
Data
Wawancara
Informan 2
Informan 3
Sumber: HB. Sutopo, Metodologi penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, hal. 80
Dalam proses analisis data terdapat tiga komponen utama yang harus benarbenar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen tersebut terlibat
dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis.
Tiga komponen utama tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Merupakan komponen pertama dalam analisis sebagai proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali
sebelum pelaksanaan pengumpulan data.
Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang
diperoleh di lapangan. Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga
membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan,
dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan
36
Ibid, hal. 79
selesai disusun. Kesimpulannya, reduksi data adalah bagian dari proses
analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang halhal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan
penelitian dapat dilakukan.37
b. Penyajian Data
Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan
simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat
yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat
sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya
tersebut. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan yang ada.
Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi
berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga
tabel sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang guna merakit
informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti
dalam bentuk yang lebih kompak. Sajian data ini merupakan komponen
analisis kedua yang penting sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam
bentuk matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah
37
Ibid, hal 91
membawa peneliti memasuki daerah analisis penelitian. Kedalaman dan
kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.38
c. Penarikan Simpulan dan Verivikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena perlu dilakukan aktivitas pengulangan
untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin
sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu
menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan.
Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih
mengembangkan ketelitian. Dasarnya makna data harus diuji validitasnya
supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya.39
Selain tiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan
dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses
pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini
peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses
pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah
pengumpulandata berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen
analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya.
Proses analisis ini disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih
jelasnya secara sederhana gambar prosesnya sebagai berikut:
Gambar 3: Model Analisis Interaktif
Pengumpulan Data
38
39
Ibid, hal. 92
Ibid, hal. 93
Reduksi Data
Sajian Data
Sumber: HB. Sutopo, Metodologi penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, hal. 80
BAB II
DESKRIPSI TAYANGAN DAN PROFIL INFORMAN
A. Televisi Swasta TRANS 7
1. Profil Trans7
Trans7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan,
menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama
strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal
4 Agustus 2006, Trans7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan
tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan
serta kepribadian yang aktif.
Trans7 adalah sebuah stasiun televisi swasta Nasional di Indonesia. Trans7
yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan
Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor. 809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22
Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687
sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara
Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006
sebagai Trans7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya Trans7. Di
bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para
Group, Trans7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan programprogram in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.
2.
Logo TRANS7
Gambar 1
Logo Trans7
Logo Trans7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan
ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah
beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan
batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat
di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat,
diharapkan membawa Trans7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya.
Selain itu Trans7 juga memiliki slogan “Semakin Beragam Semakin Menarik”.
3. Alamat dan Kontak Trans 7
PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
Menara Bank Mega Lt. 20
Jln. Kapt. P. Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12790
Telp. (021) 79177000
Fax. (021) 79184684 Hot line: (021) 93531777
www.trans7.co.id
Marketing Public Relations Department Trans7
Telp
: (021) 791-77000 Ext 2077
Fax
: (021) 791-84684
Hotline
: (021) 9353-1777
Marketing & Sales Department Trans7
Telp
: (021) 791-77000 Ext 2711/2712
Fax
: (021) 791- 87769
News Department Trans7
Telp
: (021) 791-83124
Fax
: (021) 791-84581
4. Susunan Dewan Trans7
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama :
Chairul Tanjung
Komisaris :
Agung Adiprasetyo
Ishadi SK
Asih Winanti
Dewan Direktur :
Direktur Utama :
Atiek Nur Wahyuni
Direktur :
Wishnutama
Direktur Keuangan dan Sumber Daya :
Ch. Suswati Handayani
5. Program-Program Trans7
Pada akhir semester kedua 2006 sampai dengan semester awal tahun 2007,
Trans7 memiliki target 60% sampai dengan 80% untuk in house production. Dan
sisanya 40% sampai dengan 20% adalah program lokal dan international
acquisition. Prosentase program luar negeri berjumlah 43% dan program produksi
lokal berjumlah 57%. Trans7 mengedepankan program Informasi dan hiburan
meliputi berita sebesar 29%, Olahraga 5% dan program yang di produksi oleh
Trans7 sebesar 17%. Dan sisanya sebesar 49% adalah program Internasional dan
production house lokal.
a
Berita
Trans7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya,
dengan menyajikan program berita Redaksi Pagi, Redaksi Siang, Redaksi
Sore dan Redaksi Malam. Dikemas secara apik dan dinamis, update dan
informatif. Selain itu Trans7 juga menghadirkan program berita lainnya
seperti Selamat Pagi, TKP, Kupas Tuntas, Lacak, Fenomena yang
memberikan wawasan bagi pemirsa.
b Dokumenter
Tidak kalah Informatif, program Informasi seperti Asal Usul, Kajian
Silaturahim, Wanita dalam berita, Sunnah Rassul dan program dokumenter
lainnya seperti Mancing Mania dan Jejak Petualang yang dapat memberikan
wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa.
c
Infotainment
Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, I-Gosip
Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap menambah
cakrawala di ruang keluarga.
d Program Variety Show
Seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan
pemirsa. Trans7 juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi
program fenomenal di Indonesia. Kini trio Tukul-Peppy-Vega hadir kembali
di Trans7 lewat program Bukan Empat Mata yang tidak kalah seru dan sarat
akan informatif dan hiburan.
e
Program Sport
Trans7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. Seri A akan
menghadirkan pertarungan para pesebak bola seri A Liga Italia, sementara
Liga Dunia akan menyajikan pertandingan-pertandingan tim unggulan dunia.
Bagi para pecinta otomotif, Moto GP dan Superbike mengajak Anda untuk
memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. Trans7 juga menyajikan
tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya
Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia, serta plesetan
dan tips dunia olahraga yang menarik dikemas dalam program Sportawa.
f
Musik
Dan Trans7 tidak ketinggalan pula menghadirkan program-program
musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian
Musik Spesial dan On The Spot.
g
Program Anak
Trans7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan
pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang (Bolang) dan Si
Bolang Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh
penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil memberikan
ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Jalan Sesama
merupakan adaptasi dari Sesame Street juga dipercayakan untuk ditayangkan
di Trans7. Melalui acara Cita-citaku Trans7 berusaha menghadirkan
keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak.
h Film
Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater Malam dan
Theater Fajar hadir setiap hari mengisi layar kaca anda. Theater7 hadir pada
momen-momen spesial, mengisi layar televisi. Serial-serial unggulan juga
kerap dihadirkan seperti Smallville, Supernatural, dan Heroes.
6. Stasiun Transmisi
Selain itu Trans 7 juga memiliki 26 stasiun transmisi di seluruh
Indonesia.
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
Jakarta 49 UHF
Bandung 44 UHF
Semarang 41 UHF
Jogja/Solo 46 UHF
Surabaya 56 UHF
Madiun 40 UHF
Kediri 45 UHF
Malang 60 UHF
Denpasar 45 UHF
Medan 41 UHF
Palembang 22 UHF
Lampung 22 UHF
Pekanbaru 30 UHF
n. Padang 23 UHF
o. Balikpapan 22 UHF
p. Kupang 36 UHF
q. Jayapura 22 UHF
r. Garut 32 UHF
s. Cirebon 47 UHF
t. Tegal 53 UHF
u. Purwokerto 22 UHF
v. Banjarmasin 22 UHF
w. Samarinda 49 UHF
x. Pontianak 31 UHF
y. Manado 32 UHF
z. Makasar 41 UHF
Dengan 26 stasiun transmisi di seluruh Indonesia, siarannya mampu
menjangkau lebih dari 133 juta penonton televise di seluruh Indonesia.40
B. Talk Show Empat Mata
40
http://www.profil_trans7.co.id , pada tanggal 16 Januari 2009
Program Komedy talk show Empat Mata adalah sebuah program talk show
yang berbeda dengan talk show-talk show lainnya. Empat Mata adalah sebuah talk
show yang menggunakan perspektif komedi dan selalu menghadirkan Selebriti di
setiap episodenya. Tukul Arwana sebagai host Empat Mata yang di siarkan di
Trans7 setiap Senin sampai Jumat, dari pukul 21.30 sampai 23.00. Acara ini mulai
dipandu Tukul sejak Juni 2006. Setiap acaranya menyampaikan tema tertentu yang
diselingi dengan lawakan. Gayanya yang khas ialah saat Tukul mengucapkan jargon
"kembali ke Laptop", karena dalam acara tersebut ia menggunakan laptop. Jargon
lainnya di acara ini adalah "Puas? Puas?" dan "Tak Sobek-sobek Mulutmu!".
Tidak hanya menawarkan informasi, tapi juga sekaligus komedi yang segar
yang dibawakan oleh Tukul Arwana, seorang Commedian yang multitalent, dapat
menghibur pemirsa sampai terpingkal-pingkal dengan candaan segar sambil
mengobrol ringan seputar topik-topik menarik bersama para bintang tamu. Selalu
membahas topik yang sedang santer di masyarakat dan topik-topik yang unik,
menarik dan timeless. Tidak hanya talk show dan komedi, Empat Mata juga
memiliki unsur entertainment lain, yaitu musik, kejutan-kejutan untuk bintang tamu
ataupun host (pembawa acara-nya).41
41
http://www.bukanempatmata_trans7.wikipedia.org/wiki/Trans7 , pada tanggal 16 Januari 2009
C. Talk Show Bukan Empat Mata
Bukan Empat Mata adalah acara baru Tukul Arwana yang ditayangkan di
televisi Trans7. Bukan Empat Mata tidak jauh beda dengan “pendahulunya” Empat
Mata, ada tambahan segmen pembacaan berita atau Current Issue, yang dibawakan
oleh Marcella Lumowa sebagai penambah informasi yang isinya mengangkat tema
kehidupan masyarakat yang dibawakan secara ringan dan jenaka, dan konsep ini
diberi nama “Bukan Berita, Bukan Empat Mata”. Selain itu di talk show Bukan
Empat Mata ini juga menghadirkan penyanyi solo maupun group band sebagai
bintang tamu yang secara khusus dapat menghibur pemirsa di studio maupun
pemirsa di rumah dengan lagu-lagu andalan mereka. Tapi jargon “kembali ke
laptop” masih dipertahanan. Dengan adanya segment Current Issue pihak Trans7
berharap acara ini akan semakin menghibur pemirsa dan dapat memberikan
informasi tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini. Program ini
mulai tayang di Trans7 setiap Senin–Jumat pukul 21.00 WIB tanggal 1 Desember
2008.
1. Tujuan talk show Bukan Empat Mata
Alasan dilanjutkannya program yang menyerupai Empat Mata ini yang
sekarang berubah nama menjadi Bukan Empat Mata karena selama ini Empat
Mata adalah tulang punggung dan program andalan Trans 7. Sehingga bila
Empat Mata betul-betul menghilang dari “layar kaca” akan sangat disayangkan
sekali. Acara Bukan Empat Mata ini tidak jauh berbeda dengan “pendahulunya”,
bahkan konsep acara maupun host dan team-nya pun juga masih sama. Dalam
acara Bukan Empat Mata ini pihak Trans 7 akan “bermain” lebih aman dan
berhati-hati dan lebih menyaring dan memilih tema yang diangkat.42
D. Profil Tukul Arwana
Nama Ndeso/Nama Asli : Tukul Riyanto
Nama Kota
: Tukul Arwana
Nama Sok Keren
: Reynaldi
Siapa sekarang yang tidak mengenal seorang Tukul Arwana, pria kelahiran
Perbalan, Purwosari, Semarang, 16 Oktober 1963. Seorang yang nyentrik dengan
rambut cepak dan kumis tipis yang tetap dipelihara hingga panjang seperti kumis
ikan Arwana. Saat ini dia menjadi begitu fenomenal sejak menjadi pembawa acara
sebuah acara bincang-bincang di Trans7, Empat Mata dan sekarang menjadi Bukan
Empat Mata. Namanya langsung melejit dalam jajaran artis papan atas Indonesia.
Wajah dan aksinya yang khas dan banyolannya yang mengalir lancar dan sekenanya
pun sekarang menjadi lebih sering muncul dan menghiasi layar kaca.
Tukul yang sebenarnya memiliki nama asli Tukul Rianto ini tiba-tiba
menggebrak dunia hiburan tanah air dengan acara bincang-bincang Empat Mata
yang sekarang menjadi Bukan Empat Mata. Acara ini memiliki jargon "Kembali ke
Laptop". Memang karena pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada bintang
tamu di acara ini semua berasal dari senjata utamanya yaitu sebuah laptop,
meskipun sering kali kebingungan saat error dan dia tidak bisa memperbaikinya.
42
http://www.bukanempatmata_trans7-wikipedia.org/wiki/Trans7 , pada tanggal 16 Januari 2009.
Namun, dibalik itu semua Tukul alias Reynaldi ini mampu membuktikan
bahwa tampang atau fisik bukanlah segalanya. Biarpun tampang ndeso alias
kampungan tapi dia mampu membawakan acara ini dengan baik, lewat banyolannya
yang quick thinking and quick response dan dengan kepolosannya mampu
menggelitik banyak pemirsanya. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan
pembawaannya yang ndeso tidak ditutup-tutupi, justru tampil apa adanya dengan
rasa percaya diri yang super.
Inilah yang membuat Tukul mampu mengkombinasikan acara bincangbincang dengan humor dan lawakannya yang keluar begitu saja. Kesalahan
pengejaan dalam bahasa Inggris dan keluguan seorang Tukul sebagai seorang yang
kampungan acap kali muncul dalam acara tersebut, namun inilah yang menjadikan
acara ini begitu sangat menarik. Lawakannya terkesan tidak dibuat-buat dan
mengalir begitu saja secara alami.
Dan berikut ini merupakan kutipan perjalanan seorang Tukul Arwana dari
awal meniti karir sampai dia menjadi terkenal:
Tukul Arwana pelawak dari Perbalan, Purwosari, Semarang yang lahir pada
tanggal 16 Oktober 1963. Pada waktu muda, Tukul sering melucu di panggung
Tujuh Belas Agustusan dan Tukul pernah juga mencari nafkah sebagai sopir
omprengan di Semarang. Tukul hijrah ke Jakarta tahun 1985 atas ajakan temannya
yang bernama Joko Dewo. Saat luntang-lantung di kontrakan di Bilangan Blok S
Jakarta Selatan, Tukul banyak dibantu temannya Joko Dewo untuk kebutuhan
sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, Tukul menikah dengan
seorang gadis berdarah Padang yang bernama Susi.
Setelah menikah Tukul bersama keluarga tinggal di rumah kontrakan di
daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor SK dan
bekerja bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulva. Nasib mujur
Tukul semakin mengental ketika diajak main Lenong Rumpi oleh Ramon
Tommybens. Dan titik balik karir Tukul mencuat ketika menjadi pendamping
Joshua di video klip AIR dengan icon “diobok-obok” tahun 1997.
Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika TPI mempercayakan Tukul
menjadi host acara musik “Aduhai” dan acara musik “Dangdut Ria” di Indosiar.
Dan namanya kian melesat sekarang ini ketika TV7 yang sekarang Trans7 menjadi
host sebuah acara talk show yaitu “Empat Mata” dan meskipun acara “Empat Mata”
berhenti tayang selama 1 bulan, Tukul tetap dipercaya pihak Trans7 sebagai host
acara talk show serupa sebagai gantinya yaitu “Bukan Empat Mata”. Selain
kesibukan tampil di televisi bertambah, tawaran manggung dan iklan pun hampir tak
ada henti berdatangan, bahkan dengan tarif puluhan juta rupiah sekali pentas.
Setelah sukses di dunia presenter dan dunia komedi, pelawak Tukul Arwana
melebarkan sayapnya dengan mengeluarkan sebuah buku biografi yang berisi
tentang dirinya. Buku itu sendiri berjudul “Kisah Sukses Dengan Kristalisasi
Keringat Tukul Katro’ Arwana The Face Country And The Money City”. Bahkan
sekarang ini-pun Tukul Arwana mengeluarkan sebuah album kompilasi dangdut
Jawa. Judulnya pun tidak jauh dari profil Tukul dalam kesehariannya, yaitu “Wong
Ndeso”.
Jika dulu Tukul tinggal di kontrakan, sekarang Tukul sudah memiliki 3
rumah kontrakan dan 2 rumah mewah yang cukup besar di Cipete Utara. Di
rumahnya Tukul mengumpulkan teman-teman seniman pelawak dari daerah dan
membuat markas kecil sebagai ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan.
Markas kreatif ini dinamakan Posko Ojo Lali.43
E. Profil Informan
1. Rorry Hangkenang (Laki-laki, 24 Tahun)
Rorri adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler
angkatan 2007 FISIP UNS. Selain kuliah dia juga ikut kursus komputer dan
bahasa Inggris di pagi harinya. Dia memiliki hobi bermain futsal pada hari
minggu pagi, nonton film di kos, dan nonton acara televisi semua yang
berhubungan dengan kartun maupun komedi.
Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena dia tergolong sering
menyaksikan acara talk show Bukan Empat Mata, karena menurutnya acara ini
sangat menghibur sekali. Selain itu dia tergolong laki-laki rumahan yang
menurutnya lebih baik diam dirumah menikmati waktu luang di depan televisi
sambil sesekali tiduran atau melakukan aktivitas lain.
Menurutnya, karena dia tidak memiliki PS atau PlayStation sendiri di
kos jadi satu-satunya sarana untuk dia memperoleh hiburan dengan menyaksikan
acara televisi sesuai keinginanya. Dia tidak terlalu suka bermain game OnLine,
43
Sejarah Tukul Berdasarkan: http://www.id.wikipedia.org/wiki/Tukul_Arwana, pada tanggal 28
Februari 2009.
selain harus berlama-lama di arena permainan, dia juga harus mengeluarkan
biaya. Lebih baik uangnya buat kebutuhan tugas kuliahnya yang banyak
menguras biaya.
2. Sari Dewi Permonica Suci (Perempuan, 23 Tahun)
Monic adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler
angkatan 2007 FISIP UNS. Selain sebagai seorang mahasiswi yang setiap hari
kesibukannya melaksanakan rutinitas kuliah, ia juga seorang pekerja freelance
sebagai operator warnet dan SPG Event suatu produk.
Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena dalam kesehariannya ia
suka menghabiskan waktu luangnya di depan televisi. Dari acara televisi yang
paling dia sukai adalah tipe acara yang tidak terlalu serius, ringan, santai. Salah
satu acara yang sering dia tonton adalah talk show Bukan Empat Mata, Ceriwis,
Reality show, Jejak Petualang, infotainment, dan lainnya. Menurutnya dengan
menyaksikan tayangan tersebut dia dapat memperoleh hiburan sekaligus
informasi guna melepas penat, dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk
mendapatkan semuanya.
3. Ifan Maulady (Laki-laki, 25 Tahun)
Heddy adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi NonReguler FISIP UNS angkatan 2007. Kesibukan sehari-harinya hanya mengikuti
kegiatan kuliah saja. Sedangkan pagi sampai siang harinya dia banyak
menghabiskan waktu untuk ikut menjaga counter HP dan pulsa miliknya yang
dikelola bersama saudaranya.
Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena ia mempunyai hobi
menonton apapun siaran televisi kecuali sinetron untuk mencari hiburan maupun
informasi dari tayangan televisi. Setelah counter miliknya tutup ia banyak
menghabiskan waktu untuk melihat televisi dari pada begadang sampai malam,
karena besok paginya dia harus ikut menjaga counter miliknya. Menurutnya
acara apapun ia suka yang penting bukan acara sinetron. Sesekali dia juga
melihat talk show Bukan Empat Mata, walaupun tidak terlalu sering, dia
lumayan suka dengan acara ini karena bisa menghibur terlebih lagi bila temanya
bagus dan bintang tamunya yang masih muda-muda.
4. Asri Kurniawati Wardoyo (Perempuan, 23 Tahun)
Asri adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP
UNS angkatan 2007. Kesehariannya saat ini banyak dilakukan di kampus
menunggu dosen untuk konsultasi skripsi. Namun dia juga masih mengikuti satu
mata kuliah yang dilakukan pada sore hari. Selain itu dia juga sibuk bekerja
sebagai seorang marketing sebuah perusahaan penerbitan majalah lokal.
Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena Asri merupakan
mahasiswi yang super sibuk sehingga dia hanya memiliki waktu istirahat di kos
yang relatif sedikit karena aktivitas sehari-harinya. Menurutnya untuk
memperoleh hiburan yang cukup murah nyaman dan menyenangkan adalah
dengan menonton acara televisi. Saat dirinya benar-benar penat, maka dia akan
mencari tayangan yang bisa membuatnya terhibur dan relax. Namun ketika dia
sedang ingin memperoleh sesuatu dia juga akan memilih tayangan yang sesuai
keinginannya.
Belakangan ini dia keluar dari pekerjaannya karena dia ingin
berkonsentrasi mengerjakan skripsi. Karena bila hal itu (bekerja & mengerjakan
skripsi) dilakukan dia merasa tidak sanggup melakukannya.
5. Ratih Wijayanti (Perempuan, 23 Tahun)
Ratih adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
angkatan 2007. Kesibukan sehari-harinya benar-benar hanya untuk kuliah tanpa
ada kegiatan lain. Menurutnya dia tidak akan bisa melakukan beberapa
pekerjaan dalam sekali waktu, karena dia bukan merupakan orang yang bisa
membagi waktu secara baik. Sehingga dia harus benar-benar bisa membuat
pilihan untuk salah satu kegiatan yang akan dilakukannya, untuk kemudian dia
akan lebih fokus melakukan pekerjaan tersebut.
Keterkaitan peneliti memilih Ratih sebagai informan yaitu karena dia
pernah melihat tayangan talk show Empat Mata yang dulu dan talk show Bukan
Empat Mata yang sekarang. Menurutnya dengan menyaksikan acara di televisi,
apapun dapat dia peroleh. Mulai dari acara berita sampai acara hiburan dan
murah sehingga dapat menghemat biaya. Sebagai seorang mahasiswa dia sangat
memerlukan banyak informasi dan kadang-kadang hiburan juga perlu, jadi dia
sering menonton acara televisi untuk mendapatkan kedua-duanya.
6. Kristian Edi Swantana (Laki-laki, 25 Tahun)
Wawan adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi NonReguler FISIP UNS angkatan 2007. Keseharian informan ini hanya kuliah.
Informan ini sangat suka sekali menonton tayangan televisi. Menurutnya hampir
setiap hari, setiap waktu televisi miliknya di kos tidak pernah mati meskipun
kadang juga tidak dia tonton karena sering ketiduran saat menyaksikan
tayangannya.
Keterkaitan peneliti memilih Wawan sebagai informan karena meskipun
tidak setiap hari melihat tayangan talk show Bukan Empat Mata dan dia juga
tidak terlalu fokus menyaksikannya, namun dia mengaku cukup terhibur dengan
tayangan talk show tersebut.
Menurutya melihat tayangan televisi merupakan suatu kegiatan yang
dapat membuat dirinya semacam refreshing gratis yang tanpa mengeluarkan
biaya dan dia juga dapat mengetahui hal-hal yang belum dia ketahui.
7. Ema Widyaningsih Pratiwi (Perempuan, 23 Tahun)
Ema adalah mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP
UNS angkatan 2007. Ema memiliki hobi jalan-jalan, nonton dan baca buku
komik. Rutinitas sehari-harinya adalah kuliah. Dia banyak menghabiskan
waktunya di depan televisi sambil membaca komik .
Keterkaitan penulis memilih Ema sebagai informan karena setiap malam
dia selalu menonton televisi, dan pada jam tertentu dia selalu menetapkan
pilihan pada tayangan Bukan Empat Mata. Meskipun dia tidak terlalu fokus
melihatnya karena dia lebih banyak konsentrasi membaca komik, sesekali dia
tampak serius melihat tayangannya kalau pada saat itu tema dan bintang
tamunya menarik.
8. Indrawanto Probo Jati (Laki-laki, 23 Tahun)
Indra adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu Komunikasi Non-Reguler
FISIP UNS angkatan 2007. Keseharian yang dilakukan hanya kuliah. Informan
ini paling suka bermain futsal dan bermain game di komputer. Dia mengaku
tidak begitu suka melihat tayangan televisi karena menurutnya tayangannya
sekarang lebih banyak sinetron.
Keterkaitan peneliti memilih Indra sebagai informan karena meskipun
dia tidak begitu suka menonton televisi, namun dia tetap membutuhkan televisi
sebagai sarana untuk memperoleh hiburan dan informasi. Bila dia sedang penat
dan ingin sedikit bersantai, dia suka menonton tayangan yang lucu-lucu, seperti
salah satunya adalah talk show Bukan Empat Mata.
9. Alit Lutfia Hafi (Perempuan, 23 Tahun)
Alit adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler
FISIP UNS angkatan 2007. Kesibukannya selain kuliah dia juga bekerja
freelance sebagai operator warnet.
Keterkaitan peneliti memilih Alit sebagai informan karena saat dia
mendapat waktu libur jaga warnet shift malam, dia selalu meluangkan waktunya
bersama teman-teman kos hanya sekedar kumpul-kumpul dan menonton acara
televisi. Menurutnya acara favorit yang dia saksikan bersama teman-temannya
salah satunya adalah talk show Bukan Empat Mata. Pada dasarnya dia senang
melihat apapun acara di televisi, namun dia lebih mengutamakan acara yang
ditonton sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Meskipun dia bukan penggemar
berat talk show Bukan empat Mata namun Alit mengaku tahu dan paham
terhadap tayangan ini.
10. Hajar Ismail (Laki-laki, 25 Tahun)
Aris adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Non-Reguler
FISIP UNS angkatan 2007. Kesehariannya selalu diisi dengan menonton televisi
dan bermain game Play Satation saat tidak ada kuliah. Dia merupakan
mahasiswa yang cuek, apalagi untuk masalah-masalah yang harus mengeluarkan
tenaga dan menguras otak.
Keterkaitan peneliti memilih informan ini karena kebiasaannya yang
suka menonton tayangan televisi terutama tayangan yang santai dan tidak perlu
berfikir untuk melihatnya. Salah satu tayangan favorit yang dia tonton adalah
talk show Bukan Empat Mata. Dan dia juga sangat tidak suka melihat tayangan
sinetron yang banyak tayang di televisi. Dengan kebiasaannya tersebut, peneliti
dapat memperoleh informasi yang cukup dari informan ini.
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini dipaparkan suatu penyajian data yang diperoleh peneliti di
lapangan, di mana data-data ini bersumber dari hasil wawancara/interview mendalam
terhadap para informan yang dirasa dapat memberikan kelengkapan informasi terhadap
suatu permasalahan yang sedang dibahas, hal ini ditujukan supaya jawaban yang
diberikan informan dapat dijabarkan lebih jelas dan detail.
Selanjutnya data-data dari para informan akan dianalisis sesuai dengan
jawaban mereka sehingga akan lebih mudah dipahami.
Berikut ini adalah penyajian data berdasarkan wawancara terhadap informan
tentang persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2007 FISIP UNS menonton
tayangan talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dalam hal:
A. Konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
Berdasarkan hasil wawancara, 5 informan mengatakan bahwa konsep acaranya
dapat memberikan hiburan saja namun sedikit informasi. Salah satu pendapatnya
diungkapkan oleh Rorry, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 11.27 WIB yang
mengatakan bahwa:
“Talk show-nya sich menurutku biasa saja, terlebih dalam hal memberikan
informasi itu kurang informatif ya.. Mungkin emang sesuai dengan tujuan
awalnya kalau talk show ini sengaja dibuat sebagai talk show ringan jadi lebih
pada sisi humor atau hiburan yang lebih diutamakan untuk menarik
penontonnya”.
Hal diatas diperkuat oleh pendapat Alit, perempuan, tanggal 10 Februari 2009,
pukul 11.12 WIB yang mengatakan:
“Kurang kalau menurut ku informasinya, masalahnya kebanyakan hiburannya
Tukul yang melawak itu dan hiburan lainnya sich juga ada, malah kaya acara
entertainment gitu, ngomongin kehidupan artis… Itu dia jadi acaranya ya
untuk hiburan tapi kurang informasi.”
Pendapat dari kedua informan tersebut juga sama halnya diungkapkan oleh
pendapat dari beberapa responden yang mengatakan alasan yang hampir sama, yaitu
Asri, Ratih, dan Heddy mengatakan:
“Acara talk show ini lebih banyak memberikan hiburan saja, namun untuk
informasi yang didapat masih kurang”
Sedangkan 3 informan mengatakan bahwa konsep acaranya dapat memberikan
hiburan maupun informasi sekaligus, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh
Monic, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.31 WIB yang mengatakan
bahwa:
“Iya, saya sangat setuju sekali kalau talk show Bukan Empat Mata ini
konsepnya sudah bagus lach. Dan menurut saya konsepnya banyak
memberikan informasi maupun hiburan bagi pemirsa, karena talk show ini
selain ringan dan menghibur tapi ada penambahannya itu lho yang untuk berita
jadi tetep memberikan informasi dan pengetahuan baru bagi kita yang tadinya
belum jelas dan belum tahu tentang informasi yang sedang berkembang saat
ini”.
Kemudian pendapat di atas juga diperkuat oleh Ema, Perempuan, tanggal 11
Februari, pukul 09.10 WIB yang mengatakan:
“Bagus banget talk shownya, menghibur dan informasinya juga ada. Khan
banyak hiburan nyanyi-nyanyi dari grup band, lucu juga ngliat Tukul gayagaya nggak jelas,hehehe…aneh. Tapi tetep ada informasinya yang mirip berita
ini juga nggak kalah penting kok”.
Indra, Laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul 14.30 WIB juga mengatakan
bahwa acara ini sangat menghibur dan ada unsur informasi di dalamnya.
Dan 2 informan mengatakan bahwa konsep acaranya tidak dapat memberikan
hiburan maupun informasi, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Aris, laki-laki,
tanggal 6 Februari 2009, pukul 21.26 WIB yang mengatakan bahwa :
“Emang dapet informasi apa dari acara gituan ?! Lawakan ngga’ cerdas, materi
konyol, dan ngga’ bermanfaat sama sekali. Dan lagi lawakannya juga monoton
gitu-gitu aja”.
Dan persepsi dari Aris tersebut juga diperkuat oleh persepsi Wawan, laki-laki,
tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.30 WIB :
“Acara yang membosankan, gayanya juga gitu-gitu saja, nggak lucu…! Dan
lagi menurutku juga nggak bisa dapat informasi dari talk show Bukan Empat
Mata itu karena kebanyakan guyonan-guyonan yang lebih mencemooh fisik.
Pokoknya acara ini norak abees..”.
ANALISIS :
Berdasarkan data persepsi informan setelah menonton talk show Bukan Empat
Mata bila dilihat dari konsep acaranya, sebanyak 5 informan yaitu Rorry, Alit, Asri,
Ratih, dan Heddy mengatakan bahwa talk show ini sangat banyak memberikan
hiburan bagi penonton di studio maupun di rumah. Hal ini karena menurut mereka
talk show ini sesuai dengan konsep awalnya yang merupakan talk show ringan dan
santai yang lebih menonjolkan hiburan di dalamnya. Selain itu karena gaya khasnya
Tukul saat beraksi dan berbicara ketika memandu acara ini menjadi nilai lebih
dalam hal menghibur pemirsa. Tukul suka bertingkah dan kadang-kadang
gerakannya seperti menirukan gaya seseorang bahkan binatang yang pada akhirnya
hal ini menimbulkan gelak tawa penonton karena sangat atraktif.
Tidak hanya dari seorang host saja yang memberikan hiburan, namun karena
dalam tayangan talk show ini banyak menghadirkan bintang tamu dan juga group
band yang nantinya juga akan menyanyikan lagu dari hits-hits andalan mereka
sehingga membuat acara ini tidak memberikan rasa bosan. Bahkan menurut Alit talk
show ini dinilai menyerupai acara entertainmet yang isinya lebih banyak membahas
seputar kehidupan artis yang jadi bintang tamunya. Sehingga untuk informasi yang
diperoleh dari talk show ini masih cenderung kurang karena topik permasalahan
yang seharusnya menjadi informasi penting jadi kurang terfokuskan karena lebih
banyaknya lawakan di dalam konsepnya.
Sedangkan 3 informan yaitu Monic, Ema, dan Indra mengatakan bahwa
konsep dalam talk show Bukan Empat Mata ini sudah banyak memberikan
informasi dan hiburan bagi pemirsa di studio maupun di rumah. Menurut mereka hal
itu dikarenakan di dalam talk show Bukan Empat Mata selain mengandung banyak
hiburan (entertainment, lifestyle) di dalamnya, banyaknya bintang tamu, maupun
group band, bahkan dalam talk show Bukan Empat Mata ini terdapat segmen
pembacaan berita. Segmen pembacaan berita ini di beri nama “Bukan Berita, Bukan
Empat Mata”.
Melalui segmen pembacaan berita yang dibacakan oleh Marcella Lumowa
ini, para informan berpendapat informasi dari tayangan ini bisa diperoleh dari
segmen itu. Karena di dalam segmen “Bukan Berita, Bukan Empat Mata” ini isinya
membahas permasalahan seputar kehidupan masyarakat sesuai kenyataannya.
Bahkan menurut para informan dalam segmen ini selain berita dibacakan juga ada
wawancara terhadap tokoh maupun masyarakat yang bersangkutan dengan masalah
tersebut kemudian diminta memberikan tanggapannya juga. Sehingga dari sinilah
sisi informasi dari tayangan Bukan Empat Mata tetap ada dan tidak kalah dengan
sisi hiburan yang ditampilkannya.
Dan 2 informan yaitu Aris dan Wawan mengatakan bahwa konsep dalam talk
show Bukan Empat Mata sama sekali tidak dapat memberikan hiburan terlebih lagi
informasi. Karena menurut mereka tayangan ini merupakan acara yang
membosankan, lebih banyak lawakan yang ditonjolkan bahkan lawakannya juga
tergolong membosankan, monoton dan norak. Wawan juga mengatakan antara
pembawa acara, bintang tamu, dan penonton di studio dapat saling mencemooh satu
sama lain. Sedangkan menurut Aris, materi dari acaranya sendiri konyol dan tidak
mengandung informasi di dalamnya, hanya berupa tanya jawab kosong yang
kemudian disusul dengan lawakan lagi. Bahkan bila pertanyaan sudah diajukan
tidak pernah dijawab dengan tuntas dan semua itu jadi terkesan mengacuhkan
informasi yang seharusnya bisa diberikan bintang tamu yang sebenarnya perlu
diketahui masyarakat. Karena itulah kedua informan ini mengatakan tidak ada sama
sekali sisi hiburan maupun informasi yang didapat dengan melihat tayangan talk
show Bukan Empat Mata.
B. Pemilihan bintang tamu yang hadir pada talk show Bukan Empat Mata
Berdasarkan hasil wawancara, 6 informan mengatakan bahwa bintang tamu
yang dihadirkan sudah tepat/sesuai, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Asri,
perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 11.51 WIB :
“Bintang tamunya sangat menarik dan selalu berganti-ganti pada tiap
episodenya dan yang datang merupakan artis-artis yang sedang populer sesuai
dengan tema saat itu. Bintang tamunya juga pandai-pandai dalam menjawab
pertanyaan. Selain itu ada juga masyarakat umum yang jadi bintang tamu
sehingga lebih bervariatif”.
Pendapat di atas juga diperkuat dengan pendapat Aris, laki-laki, tanggal 6
Februari 2009, pukul 10.06 WIB :
“Waach…kalau masalah pemilihan bitang tamu yang dihadirkan dalam talk
show ini gak usah ditanya lagi. Dach bagus banget, sip lach pokoknya. Udah
bintang tamunya artis-artis, pinter-pinter, dan yang paling sip banyak yang
artis cewek apalagi sexy-sexy pula jadi semakin menarik perhatian dan
menghibur mata penonton”.
Kemudian pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Rorry, Heddy, Indra,
Wawan yang juga mengungkapkan pendapatnya yang sama yaitu :
“Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat
Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh masyarakat”.
Sedangkan 3 informan mengatakan bahwa pemilihan bintang tamu yang
dihadirkan belum tepat/sesuai, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit,
perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.07 WIB) yang mengatakan :
“Kalau menurutku bintang tamunya arti-artis cewek vulgar dalam berpakaian
dan berbicara. Banyak mengumbar sensasi untuk mendongkrak popularitas
saja, bahkan kadang terasa nggak nyambung dengan konsep temanya. Yang
lebih anehnya lagi, antara pembawa acara, bintang tamu, dan penontonnya
kok ya mau-maunya gitu loch jadi bahan olok-olokan sehingga saling
mencemooh sana-sini”.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan Ratih dan Ema, perempuan, tanggal
11 Februari 2009, pukul 09.00 WIB :
“Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang saat itu sesuai
dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh saja tapi jangan
kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih suka jaim (jaga
image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya jadi kesannya
hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik.
Dan 1 informan mengatakan bahwa bintang tamu yang dihadirkan kadangkadang sesuai, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan,
tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.11 WIB :
“Dalam pemilihan bintang tamu kadang tepat sesuai tema namun kadang
sangat tidak tepat. Karena kalau pas temanya membahas seputar
intelektualitas pasti bintang tamu yang dihadirkan juga yang pandai dan
cerdas. Dari sini kelihatan kalau Tukul nggak bisa nyambung atau paham
dengan jawaban yang diberikan.
ANALISIS :
Berdasarkan data persepsi, 6 informan yaitu Asri, Aris, Rorry, Heddy, Indra,
dan Wawan mengatakan bahwa bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show
Bukan Empat Mata sudah tepat dengan tema pada saat itu. Mereka mengatakan hal
yang hampir sama bahwa dengan semakin banyak bintang tamu yang dihadirkan
maka tayangannya akan semakin bagus dan menarik perhatian penontonnya.
Dengan kehadiran artis maupun tokoh masyarakat juga menyebabkan semakin
bervariasi bintang tamu dalam talk show Bukan Empat Mata.
Selain itu menurut pendapatnya Aris yang mengatakan karena kebanyakan
bintang tamu yang dihadirkan kebanyakan dari kalangan artis terutama perempuan
cantik, muda dan sexy-sexy menjadikannya semakin menarik dan sedap dipandang
mata.
Sedangkan 3 informan, yaitu Alit, Ratih, dan Ema mengatakan kebanyakan
bintang tamu yang diundang dalam talk show Bukan Empat Mata adalah para artis.
Apalagi untuk artis perempuan yang jadi bintang tamu dalam talk show tersebut
lebih banyak mengumbar sensasi, mengumbar aurat dalam berbusana dan terkesan
vulgar dalam berbicara. Selain itu mereka juga mengatakan antara pembawa acara,
bintang tamu dan penonton saling mencemooh satu sama lain.
Informan lainnya yaitu Ratih dan Ema mengatakan masih banyak masyarakat
umum yang lebih berpotensi dan menarik sebagai bintang tamu, karena masalah
yang dibahas sesuai kenyataan. Jadi menurut mereka pantas dalam memberikan
jawabannya untuk diketahui publik. Dan menurut mereka kalau terlalu banyak artis
juga malah tidak terlalu bagus, kadang-kadang artis dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan juga masih terkesan jaga immage (jaim) dan hanya mencari simpatik
saja.
Menurut pendapat yang diungkapkan monic antara bintang tamu dalam
menjawab pertanyaan dan pembawa acara yang memberikan pertanyaan dirasa
kurang nyambung atau tidak bisa saling melengkapi dalam mengisi acara tersebut.
Menurutnya, sebagai seorang host (pembawa acara), Tukul yang memang tidak
mempunyai latar belakang pendidikan tinggi serta wawasan yang luas sehingga dia
tidak dapat mengembangkan pertanyaannya sendiri, dia hanya berpatokan dari
laptop dan dirinya hanya mengutarakannya saja. Jadi bila Tukul dihadapkan dengan
bintang tamu yang pandai, intelek dan serius dalam menjawab pertanyaan, Tukul
sering mengalihkannya dengan lawakan dan langsung berganti dengan pertanyaan
lain. Jadi menurut informan ini ketidak sesuaiannya dikarenakan bintang tamu yang
hadir lebih pandai dari pembawa acaranya.
C. Karakter/pembawaan Tukul Arwana sebagai host Bukan Empat Mata
Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa pembawaan
Tukul yang apa adanya, spontan dan lucu sehingga pantas sebagai host Bukan
Empat Mata, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Ema, perempuan,
tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.11 WIB :
“Menurut saya pembawaan diri atau karakter yang polos, spontan, lucu dan
katro’ alias ndeso dan nggak sok pinter dari seorang Tukul sangat cocok dan
sesuai sebagai host Bukan Empat Mata yang pada dasarnya merupakan talk
show ringan, jadi tidak terlalu serius dalam memberikan pertanyaan”.
Kemudian pendapat di atas diperkuat oleh pendapatnya Monic dan Asri
Perempuan, tanggal 12 Februari 2009, pukul 20.08 WIB, yang mengatakan pendapat
yang sama yaitu:
“Ya karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan
Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang
gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo
diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.”
Yang kemudian pendapat dari ketiga informan juga sama diungkapkan oleh
Aris, Rorry, Heddy, Indra, dan Wawan, laki-laki, tanggal 14 Februari 2009, pukul
22.12 WIB, yang secara kompak saling berpendapat:
“Lha Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
Sedangkan 2 informan mengatakan Tukul tidak layak sebagai host Bukan
Empat Mata, seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit, perempuan,
tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.33 WIB sebagai berikut:
“Sebagai seorang perempuan saya kurang suka Tukul saat membawakan
acara di Bukan Empat Mata, karena pembawaannya yang seronok dalam
berbicara dan berperilaku, jadi kesannya suka mengambil kesempatan dalam
kesempitan terutama pada kaum wanita, semacam pelecehan sexual gitu...
Terlihat kurang menghargai orang dan ini tidak seharusnya dilakukan oleh
seorang host pada bintang tamunya”.
Hal di atas juga diperkuat oleh pendapatnya Ratih, perempuan, tanggal 10
Februari 2009, pukul 15.47 WIB, yang mengatakan :
“Menurut saya Tukul tidak pantas sebagai host Bukan Empat Mata karena
tidak memiliki kemampuan seorang host atau pembawa acara yang
multitalented selain melawak. Apapun konsepnya seorang host haruslah yang
pandai dan berpengetahuan luas dan cerdas”.
ANALISIS :
Berdasarkan pendapat dari 8 informan, yaitu Ema, Monic, Asri, wawan,
Heddy, Indra, Aris, dan Rorry mengatakan bahwa pembawaan Tukul yang apa
adanya, ndeso, dan memiliki selera humor tinggi (pelawak) serta jarang ada orang
yang mau menjelek-jelekkan dirinya sendiri dan menjadikannya sebagai bahan
cemoohan, Tukul cocok atau sesuai dalam membawakan talk show Bukan Empat
Mata ini.
Menurut pendapat Ema, dalam membawakan talk show ini Tukul tidak
mengesankan dirinya yang paling lucu, pintar dan paling tahu tentang topik
pembicaraannya dengan bintang tamu. Justru dalam membawakan talk show ini
Tukul mengesankan dirinya sebagai seorang pembawa acara yang katrok, ndeso,
lugu, dan blo’on. Tukul juga sok tahu, bahkan gaya bicaranya kalau saat ngomong
pake bahasa Ingris juga terkesan asal-asalan.
Sedangkan pendapat dari informan Monic dan Asri, Tukul merupakan pribadi
yang low profile. Tukul tidak pernah menyombongkan dirinya meskipun dia kini
sudah jari orang kaya dan terkenal. Menurut mereka karena Tukul sering menirukan
gaya yang aneh-aneh, penonton jadi semakin suka hingga tertawa dan akhirnya
Tukul sering diolok-olok jadi bahan tertawaan namun Tukul tetap tidak marah dan
tersinggung.
Begitu juga pendapat yang diungkapkan oleh kelima informan laki-laki yaitu
Aris, Rorry, Heddy, Indra, dan Wawan yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang
ceplas-ceplos para laki-laki dan sedikit kasar, karena Tukul merupakan pembawa
acara yang “unik” dari segi fisik sehingga pantas juga membawakan acara yang
“unik”.
Sedangkan menurut pendapatnya Alit yang merupakan wanita muslim
berjilbab, Tukul tidak layak menjadi sorang pembawa acara. Dalam memandu acara
ini Tukul dinilai seronok dalam bertingkah laku maupun berbicara, suka mengambil
kesempatan dalam kesempitan terutama pada kaum perempuan. Menurutnya tingkah
Tukul itu jadi semacam melecehkan dan tidak menghargai kaum perempuan.
Seharusnya hal itu tidak boleh dilakukan seorang host kepada para bintang tamunya
maskipun acara itu merupakan acara yang tidak serius.
Lain halnya dengan pendapat dari Ratih yang mengatakan bahwa Tukul tidak
layak sebagai host Bukan Empat Mata karena informan ini menilai Tukul tidak
memiliki kemampuan sebagai seorang host yang multitalented kecuali melawak.
Menurutnya apapun konsep acara yang dipandunya, seorang host hendaknya jangan
hanya bisa melawak, namun dia harus mempunyai pendidikan tinggi dan wawasan
yang luas.
D. Pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas acara yang dipandu
Semua informan, yaitu Asri, Ema, Monic, Alit, Aris, Indra, Rorri, dan Wawan
mengatakan pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara yang
dipandunya.
Salah satu pendapatnya seperti yang diungkap oleh Heddy, laki-laki, tanggal
11 Februari 2009, pukul 13.14 WIB :
“Host atau pembawa acara yang berkualitas maka acara yang dipandunya
juga akan ikut berkualitas apalagi pemilihan host sebagai pemandu acara
dipilih benar-benar sesuai konsep, maka akan berpengaruh pada masa depan
acara tersebut dan demikian sebaliknya”.
Dan pendapat di atas diperkuat oleh pendapat Ratih, perempuan, tanggal 10
Februari 2009, pukul 16.00 WIB :
“Semakin pintar host dalam meramu bahasa, sikap, dan materi dapat
membuat pemirsanya tidak bosan dalam menonton acara tersebut, dan
terbukti kalau acara tersebut berkualitas. Sehingga sebisa mungkin menurut
saya produser harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihan seorang host.
ANALISIS
Berdasarkan pendapat dari semua informan, yaitu Asri, Ratih, Rorry, Heddy,
Monic, Alit, Indra, Wawan, Ema, dan Aris mengatakan bahwa seorang host
sangatlah mempengaruhi kualitas sebuah acara yang dipandunya.
Salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Heddy yang mengatakan bahwa hal
utama dan paling penting dalam sebuah talk show adalah seorang pembawa acara
(host). Tanpa seorang host sebuah acara tidak akan berjalan sukses, bahkan seorang
host yang dipilih sesuai dengan konsep suatu acara akan membawa masa depan
acara itu sendiri.
Menurut informan ini, bila konsep acaranya merupakan acara yang santai,
tidak terlalu serius maka seorang host yang dipilih juga harus sesuai, yang bisa
menjadikan acara yang dipandu dapat menjadi acara favorit dan berkarakter. Namun
halnya bila tayangan tersebut konsepnya merupakan tayangan yang formal, maka
seorang host yang dipilih juga harus yang sesuai, berwawasan luas, berpendidikan
tinggi supaya dapat mengimbangi tema-tema dalam tayangan tersebut.
Lain halnya dengan pendapat yang disampaikan oleh Ratih. Menurut
informan ini pemilihan seorang host harus benar-benar disesuaikan dengan konsep
acara tersebut. Karena bila sebuah tayangan itu merupakan acara serius atau formal,
maka host atau pembawa acara juga harus disesuaikan yaitu seorang host yang
berpendidikan, cerdas, berwawasan luas dan dapat menempatkan diri pada
posisinya. Namun sebaliknya, bila sebuah tayangannya merupakan acara santai dan
ringan atau sekedar acara hiburan saja, maka pemilihan host juga sebaiknya yang
memiliki kemampuan untuk membawa acara tersebut ke dalam suasana yang
menghibur dan tidak terlalu serius pula. Maka pemilihan seorang host sangat
mempengaruhi kualitas dari sebuah acara.
E. Pesan atau informasi yang ingin disampaikan pada pemirsa
Berdasarkan hasil wawancara, 5 informan mengatakan pesan yang ingin
disampaikan pada pemirsa dari talk show ini tidak bisa sampai. Seperti salah satu
pendapatnya diungkapkan oleh Heddy, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul
13. 20 WIB :
“Menurutku pesan yang ingin disampaikan pada penonton di studio maupun
di rumah nggak bisa sampai. Sebenarnya tema maupun pertanyaan yang
diajukan dari team kreatif melalui laptop dan dibaca Tukul untuk para bintang
tamu sangat bagus dan detail. Namun karena lebih banyak diselingi lawakan
dan iklan jadi sering terputus jawaban dari semua bintang tamu dan tampak
kekosongan dalam acaranya”.
Yang kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh Ema dan Ratih,
Perempuan, tanggal 10 Februari 2009, pukul 10. 17 WIB, yang mengatakan:
“Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan berbelitbelit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya karena jawaban
yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan orang yang
ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu aja, nggantung
khan…!!!”
Selain dari kedua pendapat mereka, informan lainnya yaitu Monic dan Alit
juga mengatakan hal yang sama yaitu pesan yang ingin disampaikan pada
pemirsanya belum bisa sampai.
Sedangkan 5 informan mengatakan bahwa pesan yang ingin disampaikan
pada pemirsa sudah bisa sampai, dan salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Asri,
perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.39 WIB :
“Di talk show Bukan Empat Mata sekarang ini khan udah ada ketambahan
segmen current issue atau pembacaan berita jadi lebih informatif. Selain itu
topik pembicaraannya selalu up to date, bintang tamunya cerdas dalam
memberikan jawaban sehingga pesan yang ingin disampaikan mengena pada
pemirsanya, dan mungkin juga karena temanya yang ringan ini jadi penonton
tidak begitu terlalu mikir berat dibandingkan kalau kaya liat berita atau talk
show lainnya”.
Informan lainnya yaitu Wawan, Aris, Indra, dan Rorry juga mengatakan kalau
pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa sudah bisa sampai kepada pemirsa.
Salah satunya seperti yang dikatakan Indra, laki-laki, tanggal 14 Februari 2009,
pukul 21.55 WIB, yang mengatakan:
“Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampang-gampang.
Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.”
ANALISIS :
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh Heddy, Ema, Ratih, Monic,
dan Alit pesan yang ingin disampaikan pada pemirsa belum bisa sampai karena
setiap pertanyaan yang diajukan Tukul (host) kepada para bintang tamunya selalu
terputus atau tidak terjawab penuh karena banyaknya lawakan/guyonan. Selain itu
menurut mereka karena banyaknya iklan yang masuk juga mengakibatkan
terbatasnya waktu untuk menjawab, padahal pertanyaan yang hendak diajukan
masih banyak. Dari sini informan ini merasa jawaban dari bintang tamu yang
munkin saja bermanfaat sebagai informasi penting tidak bisa sampai kepada
pemirsanya hingga tampak kekosongan dalam makna dari talk show ini.
Sedangkan Ema, Ratih, Monic, dan Alit berpendapat karena terbatasnya
waktu yang tersita oleh banyaknya iklan yang masuk, sehingga waktu untuk
menjawab juga ikut terbatas. Dengan informasi yang setengah-setengah karena
jawaban yang tidak pernah tuntas dijawab itu justru menyebabkan orang salah
persepsi atau pun justru berspekulasi lain dari jawaban sebenarnya. Jadi hal ini yang
menyebabkan pesan yang hendak disampaikan pada pemirsa tidak bisa sampai.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh Asri, Indra, Aris, Wawan,
Rorry, pesan yang ingin disampaikan kepada pemirsa sudah bisa sampai karena
dalam talk show bukan Empat Mata konsepnya selalu mengangkat tema ringan yang
tidak terlalu serius sehingga pertanyaannya-pun tergolong mudah dan para bintang
tamu juga lebih mudah dalam memberikan jawaban. Ini memungkinkan bagi para
pemirsa untuk menangkap pesan maupun informasi yang disampaikan.
Selain itu Asri juga berendapat dengan adanya segmen pembacaan berita, talk
show ini jadi lebih informatif dan pesannya sangat jelas untuk dimengerti dan
dipahami pemirsa. Karena dalam talk show Bukan Empat Mata ini terdapat segmen
baru, liputan khusus yang membahas masalah atau isu yang sedang berkembang dan
banyak dibicarakan di masyarakat. Bahkan dalam segmen ini juga ditayangkan
pendapat dari masyarakat yang secara langsung terlibat dan bersangkutan dengan
permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menjadikan acara ini sangat
informatif.
F. Talk show Bukan Empat Mata menjurus pada pornoaksi dan pornografi
Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa talk show
Bukan Empat Mata tidak menjurus pada pornoaksi pornografi. Seperti salah satu
pendapatnya diungkapkan oleh Rory, laki-laki, tanggal 11 Februari 2009, pukul
11.52 WIB :
“Ada tayangan yang lebih vulgar (pornografi, pornoaksi) yang seharusnya
tidak layak tampil di televisi dibandingkan dengan talk show Bukan Empat
Mata, karena ini khan cuma talk show ringan yang pada dasarnya tidak terlalu
formal dalam membahasnya jadi wajar kalau lucu, tapi menurutku tidak
mengarah pada itu. Padahal di luar itu banyak acara gossip, reality show, atau
lainnya yang nggak jelas jluntrungannya”.
Selain itu informan lainnya seperti Monic, Aris, Wawan, Heddy, Indra, Ratih,
dan Asri juga mengungkapkan hal senada dengan yang diungkapkan oleh Rorry.
Dan pendapat dari Rorry juga diperkuat oleh Ratih, Perempuan, tanggal 6 Februari,
pukul 11.02 WIB :
“Enggak menjurus ke arah situ kok, masih baik-baik aja, beretika soalnya
nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila. Kayaknya juga ada kok yang
acaranya lebih vulgar dari ini,”
Sedangkan 1 informan mengatakan bahwa talk show ini megarah pada
pornografi pornoaksi, salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Alit, perempuan,
tanggal 10 Februari 2009, pukul 11.42 WIB :
“Tukul itu selalu cipika-cipiki sama artis yang perempuan, apalagi kalau
artisnya cantik, sexy, dan kegenitan tingkah Tukul semakin menjadi-jadi
bahkan nggak segan-segan untuk colak colek, jadi risih ngelihatnya. Apalagi
kalau ngajak ngomong selalu menjurus ke hal-hal berbau porno gitu, padahal
topik pembicaraannya biasa saja”.
Dan 1 informan mengatakan hanya kadang-kadang saja talk show ini mnjurus
ke arah pornografi pornoaksi. Pendapatnya diungkapkan oleh Ema, perempuan,
tanggal 10 Februari 2009, pukul 16.30 WIB :
“Menjurus atau tidaknya tayangan pada talk show Bukan Empat Mata
menurutku itu ya balik lagi pada tiap individunya kok mbak, soalnya khan
selama ini emang nggak ada batasan yang jelas itu porno atau nggak. Tapi
kalau secara pribadi kadang-kadang aja tayangannya itu menjurus ke arah
situ, ya tergantung tema pada malam itu dan bintang tamunya yang hadir
lach. Pasti team-nya juga bisa menempatkan sesuai porsinya”.
ANALISIS :
Berdasarkan pernyataan Rorry, Monic, Aris, Wawan, Heddy, Indra, Ratih,
dan Asri mengatakan talk show Bukan Empat Mata tidak menjurus pada pornografi
dan pornoaksi, talk show itu hanya sebuah acara hiburan santai yang intinya sekedar
untuk menghibur pemirsa semata dan tidak bermaksud untuk mengarah pada
pornografi, pornoaksi.
Menurut pendapat Rorry, semua yang di tampilkan pada talk show itu masih
dalam tahap wajar karena menurutnya masih banyak tayangan di televisi yang lebih
vulgar dan menjurus ke arah pornografi dan pornoaksi. Menurutnya banyak sinetron
maupun reality show yang justru memberi contoh yang tidak baik karena dalam
acaranya sering menampilkan adegan mesra, percintaan, cara berpacaran ala remaja
di bawah umur yang justru bila ditelaah lebih jauh hal ini menjurus pada pornografi
dan pornoaksi.
Dan Ratih mengungkapkan karena tayangan ini masih ber-etika dan tidak
menyalahi aturan penyiaran, talk show ini dinilai tidak ada unsur kesengajaan untuk
menampilkan hal-hal yang bersifat pornografi maupun pornoaksi .
Sedangkan menurut pendapatnya Alit, talk show Bukan Empat Mata menjurus
pada pornografi dan pornoaksi karena dalam setiap tayangannya kehadiran bintang
tamu terutama perempuan selalu disambut cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi
kiri) oleh Tukul dan dalam bertingkah laku terlampau vulgar serta pembicaraannya
menjurus pada hal-hal porno. Selain itu gaya berbusana artis perempuan sering
terlihat seronok bahkan cenderung sengaja mengumbar aurat.
Menurutnya pula selain itu seharusnya para bintang tamu juga harus sadar diri
dalam berbusana sehingga tidak terlalu mengumbar aurat karena mengingat bahwa
kita (orang Indonesia) masih tinggal dan hidup di Indonesia dan masih menjunjung
tinggi norma-norma budaya orang Timur. Karena cara berbicara dan bersikap dapat
mencerminkan kepribadian individu, untuk itu semestinya setiap orang harus
pandai-pandai dalam berbicara serta hati-hati dalam bertindak supaya tidak
menimbulkan salah paham serta fitnah. Selain itu di Indonesia sendiri saat ini juga
sudah terbentuk RUUAPP atau Undang-undang anti pornografi dan pornoaksi
sehingga lebih baik untuk ditaati, karena itu merupakan pembatas kita dalam
bersikap, berbicara, maupun beradaptasi, menurut Alit.
Sesuai dengan yang diungkapkan Ema yang mengatakan bahwa kadangkadang talk show Bukan Empat Mata menjurus pada pornografi dan pornoaksi itu
tergantung pada tema maupun bintang tamu yang hadir saat itu. Menurutnya, saat
tema yang diangkat pada hari itu mengandung unsur pornoaksi dan pornografi
otomatis bintang tamu yang hadir juga mengikuti tema, mulai dari cara berbusana,
bersikap, dan berbicara. Sehingga hal ini menimbulkan kesan bahwa talk show ini
menjurus ke arah pornografi dan pornoaksi. Namun bila tema pada malam hari itu
temanya tidak mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, bintang tamu juga tidak
akan mengarah pada unsur pornografi dan pornoaksi dalam berbusana dan
berbicara, jadi tidak menimbulkan kesan bahwa talk show Bukan Empat Mata
mengandung pornografi dan pornoaksi.
G. Talk show Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya
Berdasarkan hasil wawancara, 8 informan mengatakan bahwa talk show
Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya. Seperti salah satu
pendapatnya diungkapkan oleh Indra, laki-laki, 11 Februari 2009, pukul 14.27 WIB
:
“Pada talk show ini konsepnya sangat menarik, masalah yang dibahas seputar
kehidupan masyarakat yang sedang marak diperbincangkan. Dibawakannya
juga lebih seru, menarik, lucu, menghibur dan emang inilah yang lebih
ditonjolkan tapi tetep sarat akan informasi. Menurutku inilah yang membuat
talk show ini lain daripada yang lain, karena talk show lainnya banyak yang
serius gitu mbak”.
Dan pendapat di atas diperkuat oleh Wawan, laki-laki, 11 Februari 2009,
pukul 14.47 WIB :
“Talk show ini banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu
Tukul yang membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain,
unik, gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya
kebiasaan ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda
ampe yang tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Dan informan lainnya seperti Heddy, Aris, Rorry, Monic, Alit, dan Ema juga
sependapat dengan pendapat Indra dan Wawan.
Sedangkan 2 informan berpendapat bahwa talk show ini biasa saja
diungkapkan oleh Asri dan Ratih, perempuan, tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.45
WIB :
“Biasa aja. Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada
dech mbak kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah
marak beredar di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik
Mimpi, bahkan Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu
malah lebih dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”.
ANALISIS :
Menurut pendapatnya Indra, Wawan, Heddy, Aris, Rorry, Monic, Alit, dan
Ema talk show Bukan Empat Mata berbeda dari talk show-talk show lainnya, karena
konsep acaranya yang ringan, santai dan menghibur.
Menurut Indra pada umumnya talk show, konsepnya membahas masalah atau
pun topik secara serius dan formal, tidak ada unsur komedi di dalamnya yang
menyertai jalannya acara. Karena bila talk show yang bersifat formal tersebut
terdapat unsur komedi sedikit saja, maka talk show ini akan kehilangan karakternya.
Berbeda dengan talk show Bukan Empat Mata yang memang konsepnya
menonjolkan sisi hiburan namun tetap memberikan informasi bagi pemirsa setianya.
Sedangkan Wawan mengungkapkan pendapat yang berbeda yaitu karena
pembawa acara (host) yang menjadikan talk show ini berbeda dengan talk show
lainnya. Tukul sebagai host mampu menempatkan dirinya dengan baik di antara
bintang tamu, penonoton di studio dan pemirsa TV. Tukul tidak menempatkan
dirinya “di atas” tapi “di bawah”. Sebagai pembawa acara Tukul tidak mengesankan
dirinya yang paling lucu, paling pintar dan paling tahu tentang topik
pembicaraannya dengan bintang tamu. Dia mengesankan dirinya orang yang katrok,
ndeso, lugu, dan bloon. Yang kalau ngomong “sok tahu” dan ngomong Ingrisnya
asal-asalan. Dia pun rela penampilannya jadi bahan olok-olok dan tertawaan kru
Bukan Empat Mata dan para bintang tamu. Namun justru inilah yang mejadi ciri
khas talk show Bukan Empat Mata bila dibandingkan dengan talk show pada
umumnya.
Sedangkan menurut pendapatnya Asri dan Ratih, sebelum talk show Bukan
Empat Mata ini muncul, juga sudah ada acara yang sejenis talk show ini, seperti
Empat Mata yang dulu sempat booming, Ceriwis, maupun Dorce Show. Dan yang
sekarang ini semakin banyak sekali talk show-talk show yang menyerupai Bukan
Empat Mata sehingga menjadikan talk show ini biasa saja dalam konsep maupun
pembawa acaranya. Dan menurutnya bila talk show Bukan Empat Mata ini tidak
segera melakukan pembaruan, bisa saja talk show ini akan kehilangan pamor karena
banyaknya tayangan yang menyerupai talk show Bukan Empat Mata ini.
H. Talk show Bukan Empat Mata layak sebagai tontonan dan menduduki
peringkat atas
Berdasarkan hasil wawancara, 7 informan mengatakan bahwa talk show ini
layak sebagai tontonan dan menduduki peringkat utama. Seperti yang diungkapkan
oleh Aris, Asri, Ratih, Ema, Heddy, Rorry, dan
Indra. Namun salah satu
pendapatnya diungkapkan oleh Indra, laki-laki, 11 Februari 2009, pukul 14.31 WIB
:
“Talk show ini sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas.
Kalau menurut aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa
tau banyak hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai
gitu. Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi
lebih baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV
lainnya juga kok”.
Sedangkan 1 informan mengatakan bahwa talk show ini tidak layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas, diungkapkan oleh Wawan, laki-laki,
tanggal 6 Februari 2009, pukul 10.39 WIB :
“Talk show ini jadi semacam acara pembodohan publik karena isi dari
tayangannya tidak ada, kalau tontonan yang baik khan ada tema yang menarik
dan pesannya yang ingin disampaikan jelas. Tapi di acara ini gimana pesan
nyampe, pertanyaan aja nggak pernah dijawab dengan selesai malah jadi
kayak kosong gitu. Dilihat dari sisi mananya coba? Apalagi buat menduduki
peringkat atas, ya nggak mungkin lach.
Dan 2 informan mengatakan talk show ini layak sebagai tontonan namun
belum pantas menduduki peringkat utama. Pendapatnya diungkapkan oleh Monic
dan Alit, perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.42 WIB:
“Talk show ini bagus, tapi masih ada talk show lain yang lebih bagus yang
bisa lebih memberikan informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar
untuk menghibur pemirsa melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk
acara semacam talk show. Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki
peringkat pertama/atas untuk sejenis talk show kurang”.
ANALISIS :
Berdasarkan data dari para informan, yaitu Aris, Asri, Ratih, Ema, Heddy,
Rorry, dan Indra. talk show ini layak sebagai tontonan karena bila dibandingkan
dengan acara pada jam yang sama saat itu, pada stasiun televisi yang lain lebih
banyak menayangkan sinetron. Tayangan sinetron ini dinilai para informan tidak
layak karena kebanyakan jalan ceritanya mengandung unsur kekerasan, sadisme,
kemusyrikan, dan pembohongan yang seharusnya tayangan seperti ini (sinetron)
harus segera dihentikan oleh KPI. Sedangkan talk show Bukan Empat Mata masih
ada unsur informasi yang dapat diperoleh. Talk show ini juga layak mendapat
peringkat atas karena ini ratingnya belum ada yang menandingi dan acaranya
menjadi trend setter.
Berdasarkan pendapat dari Wawan, talk show Bukan Empat Mata tidak layak
disebut tontonan karena tayangan ini merupakan pembodohan publik yang isinya
hanya hiburan biasa yang sebenarnya tidak lucu tapi sengaja dibuat-buat biar lucu.
Dan menurut informan ini yang lebih parahnya lagi pada setiap pertanyaan buat para
bintang tamunya tidak pernah terjawab dengan selesai sehingga menimbulkan suatu
kekosongan dalam pembicaraan.
Sedangkan menurut pendapat dari Monic dan Alit, tayangan ini biasa saja
karena masih banyak talk show yang lebih bagus dan informatif. Talk show Bukan
Empat Mata ini lebih bagus dan menarik sebagai acara hiburan saja. Karena sesuai
konsep dasarnya, bahwa talk show Bukan Empat Mata ini lebih menonjolkan sisi
hiburan/entertaint. Menurut mereka talk show ini masih layak bila dijadikan sebagai
acara hiburan yang murah dan tidak membosankan karena tema acaranya selalu
berganti-ganti setiap harinya. namun tetap memiliki sisi informasi yang bagi
pemirsanya. Namun mereka mengatakan bahwa talk show ini belum pantas bila
menduduki peringkat utama, karena masih banyak tayangan yang lebih bagus dan
lebih bermanfaat.
I. Pihak Trans 7 yang masih mempercayakan Tukul sebagai host Bukan Empat
Mata
Berdasarkan data persepsi, 5 informan mengatakan bahwa Tukul masih
dipercaya sebagai host Bukan Empat Mata karena Tukul masih sesuai. Seperti salah
satu pendapatnya diungkapkan oleh Ratih, perempuan, tanggal 10 Februari 2009,
pukul 16.39 WIB :
“Menurut saya kalau host-nya diganti orang lain kurang bisa menyatu dan
kurang pas aja. Dulu setau saya khan juga udah pernah diganti Parto waktu
ngisi acara lain buat ngisi kekosongan tapi ya tetep aja acaranya jadi aneh dan
lucunya nanggung”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ema, Perempuan, tanggal 10 Februari
2009, pukul 16.68 WIB yang juga mengatakan pendapat hampir sama:
“Kurang cocok kalau host-nya diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa
mungkin udah biasanya Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.”
Dan pendapat informan di atas juga sama halnya dengan pendapat Asri,
Rorry, dan Heddy yang mengatakan kalau host-nya diganti orang lain kurang bagus.
Sedangkan 5 informan berpendapat bahwa Tukul masih identik dengan
Empat Mata yang dulu. Seperti salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic,
perempuan, tanggal 11 Februari 2009, pukul 09.40 WIB :
“Waaach kalau Tukul itu udah identik banget dengan talk show Empat Mata
maupun Bukan Empat Mata, jadi kalau diganti kurang pas. Ibaratnya Tukul
dengan acara ini udah jodoh”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Alit, Aris, Wawan, dan Indra yang
mengatakan pendapat yang sama, yaitu :
“Soalnya Tukul sudah identik dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau
sekarang namanya jadi Bukan Empat Mata host-nya juga masih sama”
ANALISIS:
Menurut pendapat Ratih, Asri, Ema, Rorry, dan Heddy kalau host-nya diganti
orang lain kurang pas dan kurang bisa “menyatu” dengan acara-nya. Karena Tukul
dan Empat Mata maupun Bukan Empat Mata sudah sangat pas dan cocok, bahkan
jargon-jargon-nya pun sudah banyak dikenal di masyarakat luas, apabila jargon ini
diucapkan oleh orang lain selain Tukul terasa “hambar”.
Menurut pendapatnya Ratih, setelah talk show Empat Mata dihentikan, di
Trans7 muncul tayangan pengganti talk show tersebut dengan pembawa acara Parto
Patrio, namun justru acara ini tidak lucu diakibatkan karena pembawa acaranya
bukan Tukul. Acara tersebut dinilai tidak dapat maksimal, dari segi lawakan
maupun cara mengatakan jargon, dan tidak memiliki karakter sendiri seperti saat
Tukul membawakan talk show Empat Mata.
Dan menurut Asri, Heddy, Rorry, maupun Ema juga mengatakan hal yang
sama bahwa untuk acara talk show Bukan Empat Mata, pembawa acaranya lebih
bagus Tukul.
Sedangkan menurut pendapatnya Monic, Alit, Aris, Wawan, dan Indra karena
Tukul masih identik dengan acara Empat Mata sebagai pendahulu yang sudah
dihentikan penayangannya oleh KPI.
Menurut mereka, yang namanya sudah identik dengan sesuatu bila diganti
akan terlihat berbeda. Dahulu saat talk show Empat Mata masih tayang Tukul sangat
cocok sekali membawakan acara tersebut, dan menurut mereka mungkin talk show
tersebut dapat booming dan menempati rating utama juga berkat Tukul. Sehingga
mereka berpendapat pihak Trans7 ingin mengulang kembali masa-masa kejayaan
dengan menayangkan talk show serupa dan Tukul sebagai pembawa acaranya.
J. Latar belakang pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis Empat Mata,
yaitu Bukan Empat Mata di Trans7
Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 6 informan mengatakan bahwa acara
sejenis Empat Mata masih ditayangkan karena ratingnya masih bagus. Seperti
diungkapkan oleh pendapatnya Wawan, Asri, Monic, Ema, Ratih, dan Alit.
Dan salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Monic, perempuan, tanggal 11
Februari 2009, pukul 16.34 WIB :
“Ya khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang
masang iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya
dihentikan tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini
ada acara Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan
iklan pada memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga
ratingnya tetep bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Sedangkan 3 informan berpendapat bahwa acara sejenis Empat Mata tayang
lagi karena pihak Trans7 khususnya Empat Mata masih terikat kontrak dengan
perusahaan biro iklan. Seperti diungkapkan oleh Heddy, Rorry, dan Indra. Dan
salah satu pendapatnya diungkapkan oleh Heddy, laki-laki, tanggal 11 Februari
2009, pukul 13.21 WIB :
“Ya karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja
jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak
iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab dan
membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna menebus
kesalahannya pada biro iklan”.
Dan 1 orang informan berpendapat karena permintaan pemirsa yang
menginginkan talk show sejenis Empat Mata tayang lagi.
Pendapatnya diungkapkan oleh Aris, laki-laki, tanggal 6 Februari 2009, pukul
10.23 WIB :
“Ya karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang masih
menginginkan acara seperti Empat Mata gitu-gituan lach biar ada lagi, jadi
pihak Trans7 bersuka cita menayangkan lagi”.
ANALSIS :
Menurut pendapatnya Wawan, Asri, Monic, Ema, Ratih, dan Alit, dulu acara
Empat Mata saat itu sedang “naik daun” dan menduduki peringkat atas/ratingnya
bagus bila dibanding acara lainnya, jadi sayang sekali kalau acara itu tiba-tiba
dihentikan secara sepihak. Sehingga menurut mereka pihak Trans7 sengaja
menampilkan talk show serupa karena pihak Trans7 masih ingin mengulang masamasa kejayaannya dengan membuat acara yang sejenis. Menurut mereka pula, setiap
stasiun televisi yang mempunyai tayangan ber-rating tinggi pasti diburu oleh sebuah
perusahaan periklanan. Mereka akan berlomba-lomba memasang iklannya pada
tayangan tersebut dengan harapan iklan yang di tayangkan akan ditonton oleh
masyarakat yang menonton tayangan tersebut.
Sedangkan menurut pendapatnya Heddy, Rorry, dan Indra alasan pihak Trans7
masih menayangkan acara sejenis talk show Empat Mata karena masih terikat
kontrak dengan sejumlah perusahaan biro iklan yang dulu memasang iklannya pada
tayangan Empat Mata. Sehingga mau tidak mau Trans7 harus bertanggung jawab
untuk menayangkan acara sejenis yaitu sekarang Bukan Empat Mata supaya
perusahaan biro iklan tidak rugi dan iklannya masih bisa ditayangkan juga pada
acara dan waktu yang sama pula.
Menurut mereka bila tayangan dihentikan dan pihaknya masih memiliki
hutang kontrak penayangan iklan, maka pihak yang bersangkutan harus mengganti
kerugian sebesar dua kali lipat dari haga awal. Maka dari itu pihak Trans7 tidak mau
rugi sehingga tetap menayangkan acara sejenis yang walaupun konsep serta
pembawa acaranya masih sama namun judul acaranya yang sedikit berubah.
Sehingga iklan yang terpaksa terhenti dapat di tayangkan lagi pada waktu yang
sama.
Dan menurut pendapatnya Aris, acara sejenis Empat Mata diadakan lagi
karena dulu talk show Empat Mata merupakan acara favorit yang sangat bagus,
menarik dan menghibur sehingga penonton atau masyarakat masih menginginkan
acara semacam Empat Mata diadakan lagi. Dan kini muncul talk show baru yaitu
Bukan Empat Mata di Trans7 sebagai penggantinya. Hal ini dikarenakan masyarakat
banyak menyukai tayangan yang mengandung unsur hiburan sebagai penghilang
rasa suntuk dalam mengisi kehidupan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berkembangnya keberadaan media televisi yang merupakan bagian
dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, manfaat televisi sangat besar
sekali bagi masyarakat karena memiliki peran besar dalam menjalankan fungsi
untuk memberikan hiburan, pendidikan dan tentu saja memberikan informasiinformasi.
Stasiun televisi ikut menyesuaikan diri dengan berusaha untuk dapat
memberikan sajian tayangan yang dapat menarik minat masyarakat untuk
menonton acara-acaranya, dengan membuat program yang diharapkan mempunyai
rating tinggi guna memperoleh iklan sebanyak-banyaknya. Salah satu tayangan
yang saat ini mendominasi televisi dan memiliki rating tinggi adalah program talk
show.
Semua masyarakat khususnya mahasiswa sangat perlu sekali memperoleh
pendidikan, informasi, maupun hiburan, meskipun terkadang jumlah kebutuhan
akan hal itu berbeda-beda pada tiap individunya. Para mahasiswa sangat layak
sekali untuk mendapatkan semua itu tanpa mengeluarkan uang banyak dan biaya
yang mahal, karena kebanyakan mahasiswa di sini notabene belum mempunyai
penghasilan sendiri sehingga mereka masih menggantungkan kebutuhan ekonomi
pada orang tuanya.
Untuk memperoleh pendidikan, informasi, maupun hiburan yang relatif
murah dan terjangkau, para mahasiswa dapat memanfaatkan televisi sebagai salah
satu sarana untuk memenuhi kebutuhan itu. Dengan melihat tayangan di televisi,
beragam pilihan acara dapat disaksikan secara cuma-cuma dan dapat dipilih sesuai
kebutuhan masing-masing.
Dan di sini peneliti lebih menekankan sebuah acara tertentu, yaitu talk
show Bukan Empat Mata, dimana persepsi mereka yang nantinya perlu untuk
diketahui setelah mereka, mahasiswa sebagai informan melihat tayangan talk show
ini.
Berdasarkan persepsi para informan, peneliti menyimpulkan bahwa setelah
melihat/menonton tayangan talk show Bukan Empat Mata di televisi Trans7,
mereka berpendapat:
1. Konsep acara yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata secara
keseluruhan lebih banyak memberikan hiburan bagi pemirsanya dari pada segi
informasi.
2. Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show Bukan Empat Mata
dinilai sudah tepat/sesuai, karena bintang tamu yang hadir bervariasi, ada dari
kalangan artis maupun tokoh masyarakat yang sengaja diundang karena
memiliki katerkaitan dengan tema pada saat itu.
3. Karakter Tukul Arwana sebagai pembawa acara/host dalam talk show Bukan
Empat Mata dinilai sudah tepat atau layak, karena pembawaan dirinya yang apa
adanya, lucu/memiliki selera humor tinggi, spontan, ndeso, jadi sangat sesuai
membawakan acara yang santai, ringan, dan penuh hiburan.
4. Bahwa seorang pembawa acara/host sangat mempengaruhi kualitas sebuah
acara yang dipandunya dan tidak semua pembawa acara harus pandai dan
berwawasan luas, namun lebih baik bila disesuaikan dengan konsep maupun
jenis acara yang hendak ditayangkan.
5. Penyampaian pesan yang hendak disampaikan kepada pemirsa di studio
maupun di rumah dinilai belum bisa sampai, karena talk show ini tergolong talk
show ringan, menghibur yang lebih banyak humor di dalamnya. Sehingga
dalam penyampaian hal yang penting-pun akan ditanggapi dengan santai dan
kurang serius pula.
6. Mereka menilai dalam talk show Bukan Empat Mata ini kadang-kadang
mengarah pada pornografi maupun pornoaksi, karena setiap penampilan
bintang tamu mulai dari busana, tingkah laku maupun topik pembicaraan pasti
disesuaikan dengan tema pada saat itu.
7. Talk show Bukan Empat Mata ini dinilai berbeda dari talk show-talk show
lainnya, karena mulai dari pembawa acara yang multitalented dan berkarakter,
maupun konsep acara yang berupa talk show namun disajikan layaknya sebuah
sitcom (komedi situasi).
8. Talk show Bukan Empat Mata ini dinilai layak sebagai tontonan, karena dengan
melihat tayangan ini para informan dapat memperoleh hiburan maupun
informasi yang murah dan bermanfaat bila dibandingkan dengan tayangantayangan lain seperti sinetron dan relity show. Dan menurut mereka talk show
ini nantinya pantas menduduki peringkat pertama.
9. Tukul Arwana masih dipercaya oleh pihak Trans7 untuk memandu talk show
ini karena menurut para informan Tukul masih identik dengan talk show Empat
Mata pendahulunya dan bila Tukul diganti dengan host lain dinilai kurang
cocok/sesuai.
10. Menurut para informan “duplikat” Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata masih
ditayangkan di televisi karena dinilai pada saat talk show Empat Mata
pendahulunya dihentikan ratingnya masih bagus, jadi pihak Trans7 sengaja
membuat talk show semacam Empat Mata namun hanya nama talk show-nya
saja yang sedeikit diganti.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Suatu program yang ditayangkan televisi hakekatnya adalah sebuah tontonan,
maka sebaiknya seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pertelevisian
hendaknya lebih berhati-hati dalam menyajikan sebuah tayangan. Selain itu
lebih baik lagi bila penempatan jam tayang serta klasifikasi sebuah acara juga
ikut diperhatikan. Karena masih banyak program yang tidak mencantumkan
klasifikasi dan kalaupun ada hanya sekilas saja. Padahal seharusnya tulisan
klasifikasi ditampilkan permanen supaya penggolongannya tidak rancu
semisal: Dewasa (D), Remaja (R), Bimbingan Orangtua (BO), dan Semua
Umur (SU).
2. Penulis sangat setuju sekali atas tindakan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
menghentikan suatu tayangan di televisi yang dinilai menyalahi atau
melanggar undang-undang penyiaran. Namun lebih baik lagi apabila KPI tidak
pilih-pilih acara yang dicekal, karena bila dilihat lebih lanjut masih banyak
sekali tayangan-tayangan di televisi yang hanya mengejar rating, menimbulkan
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan), maupun acara yang berisi
pembohongan publik seperti reality show maupun sinetron-sinetron tapi masih
tetap tayang dan beredar bebas di televisi.
3. Hendaknya stasiun televisi swasta jangan hanya menyiarkan program yang
berorientasi rating, namun sering mengabaikan tanggungjawab sosial, moral,
dan etika, serta melanggar hak-hak konsumen saja. Tapi juga sangat perlu
diperhatikan manfaat serta dampak/efeknya bagi pemirsa terhadap tayangan
yang diproduksi dan akan ditayangkannya.
4. Untuk pihak Trans7 sendiri, penulis juga menyarankan sebaiknya lebih
diperhatikan lagi untuk acara talk show Bukan Empat Mata ini maupun acaraacara lainnya, jangan sampai kejadian pada acara pendahulunya terulang lgi.
Karena pengalaman itu mahal harganya istilahnya jangan sampai terperosok ke
lubang yang sama.
5. Penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut dan lebih terencana
sehingga dapat dijadikan masukan dalam bentuk poling opini masyarakat
kepada pihak-pihak tertentu misalnya media massa, atau pihak lain yang
membutuhkan data tentang penilaian masyarakat terhadap tayangan di televisi.
DAFTAR PUSTAKA
BM, Mursito, Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar, Surakarta: Lindu Pustaka
dan SPIKOM, 2006.
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada,
2005.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001.
Effendy, Onong Uchjana, Televisi Siaran dan Praktek, Bandung: Alumni, 1984.
Elvinaro, Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Fahmi, Ali Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Jakarta: Yayasan
Pengkajian Komunikasi Massa Depan (YPKMD), 1997.
Haryati, Sri Urip, Pengantar Ilmu Komunikasi, Surakarta: Teaching Grants UNS, 2000.
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka
Cipta, 1996.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1989.
Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 1988.
Plano, Jack. C, Komunikasi Analisa Politik, Surakarta: Rajawali Press, 1984.
Rachmad, Jalalludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999.
Rachmad, Jalalludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi Duta Wacana Televisi, Yogyakarta:
University Press, 1994.
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999.
Sutopo, HB, Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya Dalam
Penelitian), Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002.
Dari Internet:
http://www.bukanempatmata_trans7-wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia.com, tanggal 1 Desember 2008
http://www.new_artikeltelevisi-Wikipedia Bahasa Indonesia.com, pada
tanggal 16 Januari 2009.
http://www.profil_trans7.co.id , pada tanggal 16 Januari 2009
http://Anang’s blog.Tukul Arwana.net, pada tanggal 28 Februari 2009.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS sedang mengadakan
penelitian tentang: “Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Non-Reguler FISIP UNS
Angkatan 2007 Terhadap Talkshow Bukan Empat Mata Di Televisi Trans7”. Oleh
karena itu dengan ini mohon bantuannya untuk mengisikan kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian:
1. Menuliskan nama serta jenis kelamin responden.
2. Jawablah pertanyaan secara lengkap dan jelas.
Identitas Responden:
1. Nama
2. Jenis Kelamin
:
:
Pertanyaan:
1. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 dapat
memberikan informasi dan hiburan ?
2. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show Bukan Empat Mata
di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun konsepnya ?
3. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau pembawa acara
dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ?
4. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam sebuah acara
yang dipandu ?
5. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show Bukan
Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
6. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada pornoaksi dan
pornografi ?
7. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk show-talk show
lainnya ? Apa yang membedakannya ?
8. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai tontonan dan
menduduki peringkat atas ?
9. Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host talk show Bukan
Empat Mata di Trans7 ?
10. Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan acara sejenis
Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ?
---------- TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA ----------
11.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Rorry Hangkenang
: Laki-laki
: 24 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Talk show-nya sich
menurutku biasa saja, terlebih dalam hal memberikan informasi itu kurang
informatif ya.. Mungkin emang sesuai dengan tujuan awalnya kalau talk
show ini sengaja dibuat sebagai talk show ringan jadi lebih pada sisi humor
atau hiburan yang lebih diutamakan untuk menarik penontonnya”.
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show
Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh
masyarakat”.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha
Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.”
f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Ada tayangan yang lebih vulgar (pornografi,
pornoaksi) yang seharusnya tidak layak tampil di televisi dibandingkan
dengan talk show Bukan Empat Mata, karena ini khan cuma talk show
ringan yang pada dasarnya tidak terlalu formal dalam membahasnya jadi
wajar kalau lucu, tapi menurutku tidak mengarah pada itu. Padahal di luar
itu banyak acara gossip, reality show, atau lainnya yang nggak jelas
jluntrungannya”.
g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
h.
i.
j.
12.
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya
diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya
Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja
jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak
iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab
dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna
menebus kesalahannya pada biro iklan”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Sari Dewi Permonica Suci
: Perempuan
: 23 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Iya, saya sangat setuju
sekali kalau talk show Bukan Empat Mata ini konsepnya sudah bagus lach.
Dan menurut saya konsepnya banyak memberikan informasi maupun
hiburan bagi pemirsa, karena talk show ini selain ringan dan menghibur tapi
ada penambahannya itu lho yang untuk berita jadi tetep memberikan
informasi dan pengetahuan baru bagi kita yang tadinya belum jelas dan
belum tahu tentang informasi yang sedang berkembang saat ini”.
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Dalam pemilihan bintang tamu kadang tepat sesuai tema
namun kadang sangat tidak tepat. Karena kalau pas temanya membahas
seputar intelektualitas pasti bintang tamu yang dihadirkan juga yang pandai
dan cerdas. Dari sini kelihatan kalau Tukul nggak bisa nyambung atau
paham dengan jawaban yang diberikan.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan
Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang
gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo
diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.”
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
13.
Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini bagus, tapi
masih ada talk show lain yang lebih bagus yang bisa lebih memberikan
informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar untuk menghibur pemirsa
melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk acara semacam talk show.
Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki peringkat pertama/atas untuk
sejenis talk show kurang”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Waaach kalau Tukul itu udah
identik banget dengan talk show Empat Mata maupun Bukan Empat Mata,
jadi kalau diganti kurang pas. Ibaratnya Tukul dengan acara ini udah
jodoh”.
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Ifan Maulady
: Laki-laki
: 25 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih
banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat
masih kurang”
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show
Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh
masyarakat”.
Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha
Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Host atau pembawa acara yang berkualitas
maka acara yang dipandunya juga akan ikut berkualitas apalagi pemilihan
host sebagai pemandu acara dipilih benar-benar sesuai konsep, maka akan
berpengaruh pada masa depan acara tersebut dan demikian sebaliknya”.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Menurutku pesan yang ingin disampaikan pada penonton di studio maupun
di rumah nggak bisa sampai. Sebenarnya tema maupun pertanyaan yang
diajukan dari team kreatif melalui laptop dan dibaca Tukul untuk para
bintang tamu sangat bagus dan detail. Namun karena lebih banyak diselingi
lawakan dan iklan jadi sering terputus jawaban dari semua bintang tamu
dan tampak kekosongan dalam acaranya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya
diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya
Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja
jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak
iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab
dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna
menebus kesalahannya pada biro iklan”.
14.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Asri Kurniawati Wardoyo
: Perempuan
: 23 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih
banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat
masih kurang”
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Bintang tamunya sangat menarik dan selalu berganti-ganti
pada tiap episodenya dan yang datang merupakan artis-artis yang sedang
populer sesuai dengan tema saat itu. Bintang tamunya juga pandai-pandai
dalam menjawab pertanyaan. Selain itu ada juga masyarakat umum yang
jadi bintang tamu sehingga lebih bervariatif”.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena si Tukul suka ngelawak niru-niru gaya aneh jadi lucu. Kan Bukan
Empat Mata acara nyante jadi ketambahan Tukul yang ndeso, katro’, yang
gaptek di situ malah lebih bagus acaranya..Oiya mbak si Tukul juga kalo
diolok-olok juga nggak tersinggung, low profile juga orangnya.”
d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Di talk show Bukan Empat Mata sekarang ini khan udah ada ketambahan
segmen current issue atau pembacaan berita jadi lebih informatif. Selain itu
topik pembicaraannya selalu up to date, bintang tamunya cerdas dalam
memberikan jawaban sehingga pesan yang ingin disampaikan mengena
pada pemirsanya, dan mungkin juga karena temanya yang ringan ini jadi
penonton tidak begitu terlalu mikir berat dibandingkan kalau kaya liat berita
atau talk show lainnya”.
f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Biasa aja.
Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada dech mbak
h.
i.
j.
15.
kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah marak beredar
di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik Mimpi, bahkan
Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu malah lebih
dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya
diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya
Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Ratih Wijayanti
: Perempuan
: 23 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara talk show ini lebih
banyak memberikan hiburan saja, namun untuk informasi yang didapat
masih kurang”
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang
saat itu sesuai dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh
saja tapi jangan kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih
suka jaim (jaga image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya
jadi kesannya hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ?
“Menurut saya Tukul tidak pantas sebagai host Bukan Empat Mata karena
tidak memiliki kemampuan seorang host atau pembawa acara yang
multitalented selain melawak. Apapun konsepnya seorang host haruslah
yang pandai dan berpengetahuan luas dan cerdas”.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Semakin pintar host dalam meramu
bahasa, sikap, dan materi dapat membuat pemirsanya tidak bosan dalam
menonton acara tersebut, dan terbukti kalau acara tersebut berkualitas.
Sehingga sebisa mungkin menurut saya produser harus benar-benar jeli
dalam menentukan pilihan seorang host.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan
berbelit-belit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya
karena jawaban yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan
orang yang ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu
aja, nggantung khan…!!!”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Biasa aja.
Kalau acara talk show semacam itu sebelumnya juga udah ada dech mbak
kayaknya dan lagi sekarang ini talk show semacam itu sudah marak beredar
di pasaran lach istilahnya. Seperti Dorce Show, Republik Mimpi, bahkan
Trans7 sendiri juga sekarang nayangin talk show semacam itu malah lebih
dibuat kaya sandiwara, yaitu tu OKB (Orang Kaya Baru)”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Menurut saya kalau host-nya
diganti orang lain kurang bisa menyatu dan kurang pas aja. Dulu setau saya
khan juga udah pernah diganti Parto waktu ngisi acara lain buat ngisi
kekosongan tapi ya tetep aja acaranya jadi aneh dan lucunya nanggung”.
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
16.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Kristian Edi Swantana
: Laki-laki
: 25 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara yang membosankan,
gayanya juga gitu-gitu saja, nggak lucu…! Dan lagi menurutku juga nggak
bisa dapat informasi dari talk show Bukan Empat Mata itu karena
kebanyakan guyonan-guyonan yang lebih mencemooh fisik. Pokoknya
acara ini norak abees..”.
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show
Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh
masyarakat”.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha
Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.”
f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
g. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
h. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini jadi semacam
i.
j.
17.
acara pembodohan publik karena isi dari tayangannya tidak ada, kalau
tontonan yang baik khan ada tema yang menarik dan pesannya yang ingin
disampaikan jelas. Tapi di acara ini gimana pesan nyampe, pertanyaan aja
nggak pernah dijawab dengan selesai malah jadi kayak kosong gitu. Dilihat
dari sisi mananya coba? Apalagi buat menduduki peringkat atas, ya nggak
mungkin lach.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik
dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan
Empat Mata host-nya juga masih sama”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Ema Widyaningsih Pratiwi
: Perempuan
: 23 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Bagus banget talk
shownya, menghibur dan informasinya juga ada. Khan banyak hiburan
nyanyi-nyanyi dari grup band, lucu juga ngliat Tukul gaya-gaya nggak
jelas,hehehe…aneh. Tapi tetep ada informasinya yang mirip berita ini juga
nggak kalah penting kok”.
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Seharusnya yang jadi bintang tamu masyarakat umum yang
saat itu sesuai dengan tema tang dibahas. Bintang tamu artis boleh-boleh
saja tapi jangan kebanyakan. Karena kalau cuma artis saja, mereka masih
suka jaim (jaga image) dalam menjawab pertanyaan dan tidak apa adanya
jadi kesannya hanya mencari simpatik. Kalau orang awam khan lebih sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya, jadi jawabannya pantas diketahui publik.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ?
“Menurut saya pembawaan diri atau karakter yang polos, spontan, lucu dan
katro’ alias ndeso dan nggak sok pinter dari seorang Tukul sangat cocok
dan sesuai sebagai host Bukan Empat Mata yang pada dasarnya merupakan
talk show ringan, jadi tidak terlalu serius dalam memberikan pertanyaan”.
d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
18.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Nggak bisa sampai mbak, masalahnya khan jawabannya belibet dan
berbelit-belit gitu dan banyak canda. Pokoknya nggak bisa sampainya
karena jawaban yang diberikan nggak pernah selesai, selalu kepotong. Khan
orang yang ndengerin juga bingung sendiri, tapi yaudah trus dibiarin gitu
aja, nggantung khan…!!!”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Menjurus atau tidaknya tayangan pada talk
show Bukan Empat Mata menurutku itu ya balik lagi pada tiap individunya
kok mbak, soalnya khan selama ini emang nggak ada batasan yang jelas itu
porno atau nggak. Tapi kalau secara pribadi kadang-kadang aja
tayangannya itu menjurus ke arah situ, ya tergantung tema pada malam itu
dan bintang tamunya yang hadir lach. Pasti team-nya juga bisa
menempatkan sesuai porsinya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Kurang cocok kalau host-nya
diganti yang lain. Bagusan Tukul banget. Yaa mungkin udah biasanya
Tukul jadi kalau diganti-ganti malah nggak bagus.”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Pertanyaan:
: Indrawanto Probo Jati
: Laki-laki
: 23 Tahun
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Acara ini sangat
menghibur dan ada unsur informasi di dalamnya”.
Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Pemilihan bintang tamu yang dihadirkan dalam talk show
Bukan Empat Mata sudah tepat, bervariasi, dan banyak artis maupun tokoh
masyarakat”.
Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha
Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Pada talk show
ini konsepnya sangat menarik, masalah yang dibahas seputar kehidupan
masyarakat yang sedang marak diperbincangkan. Dibawakannya juga lebih
seru, menarik, lucu, menghibur dan emang inilah yang lebih ditonjolkan
tapi tetep sarat akan informasi. Menurutku inilah yang membuat talk show
ini lain daripada yang lain, karena talk show lainnya banyak yang serius
gitu mbak”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini sangat bagus
sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut aku lebih
mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak hal, murah
karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu. Apalagi kalau
acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih baik liat ini. Ini
acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV lainnya juga kok”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik
dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan
Empat Mata host-nya juga masih sama”.
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena masih terikat kontrak dengan beberapa perusahaan periklanan aja
jadi acara ini tetep ada, karena khan nggak mungkin tiba-tiba kontrak
iklannya diputus begitu saja. Jadi pihak Trans7 harus bertanggung jawab
dan membuat acara sejenis Empat Mata yaitu Bukan Empat Mata guna
menebus kesalahannya pada biro iklan”.
19.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Alit Lutfia Hafi
: Perempuan
: 23 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Kurang kalau menurut ku
informasinya, masalahnya kebanyakan hiburannya Tukul yang melawak itu
dan hiburan lainnya sich juga ada, malah kaya acara entertainment gitu,
ngomongin kehidupan artis… Itu dia jadi acaranya ya untuk hiburan tapi
kurang informasi.”
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Kalau menurutku bintang tamunya arti-artis cewek vulgar
dalam berpakaian dan berbicara. Banyak mengumbar sensasi untuk
mendongkrak popularitas saja, bahkan kadang terasa nggak nyambung
dengan konsep temanya. Yang lebih anehnya lagi, antara pembawa acara,
bintang tamu, dan penontonnya kok ya mau-maunya gitu loch jadi bahan
olok-olokan sehingga saling mencemooh sana-sini”.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ?
“Sebagai seorang perempuan saya kurang suka Tukul saat membawakan
acara di Bukan Empat Mata, karena pembawaannya yang seronok dalam
berbicara dan berperilaku, jadi kesannya suka mengambil kesempatan
dalam kesempitan terutama pada kaum wanita, semacam pelecehan sexual
gitu... Terlihat kurang menghargai orang dan ini tidak seharusnya dilakukan
oleh seorang host pada bintang tamunya”.
d. Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
e. Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
pesan yang ingin disampaikan pada pemirsanya belum bisa sampai.
f. Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Tukul itu selalu cipika-cipiki sama artis yang
perempuan, apalagi kalau artisnya cantik, sexy, dan kegenitan tingkah
Tukul semakin menjadi-jadi bahkan nggak segan-segan untuk colak colek,
jadi risih ngelihatnya. Apalagi kalau ngajak ngomong selalu menjurus ke
hal-hal berbau porno gitu, padahal topik pembicaraannya biasa saja”.
g.
h.
i.
j.
20.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
banyak bintang tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang
membawakan acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik,
gayanya juga apa adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan
ngomong yang selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang
tua. Jadi punya identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini bagus, tapi
masih ada talk show lain yang lebih bagus yang bisa lebih memberikan
informasi bagi pemirsanya. Kalau hanya sekedar untuk menghibur pemirsa
melepas stress cocok tapi nggak informatif untuk acara semacam talk show.
Pantes sebagai tontonan tapi untuk menduduki peringkat pertama/atas untuk
sejenis talk show kurang”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik
dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan
Empat Mata host-nya juga masih sama”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
khan Empat Mata waktu itu ratingnya bagus banget sehingga yang masang
iklan juga banyak jadi produsen tidak mau rugi. Kalau acaranya dihentikan
tiba-tiba, otomatis pihak Trans7 dimintai ganti rugi. Makanya kini ada acara
Bukan Empat Mata yang nggak beda jauh biar para perusahaan iklan pada
memasang iklannya lagi di Trans7, lagi pula ini acara juga ratingnya tetep
bagus aja jadi wajar kalau masih ada lagi”.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
: Hajar Ismail
: Laki-laki
: 25 Tahun
Pertanyaan:
a. Apakah konsep acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7
dapat memberikan informasi dan hiburan ? “Emang dapet informasi apa
dari acara gituan ?! Lawakan ngga’ cerdas, materi konyol, dan ngga’
bermanfaat sama sekali. Dan lagi lawakannya juga monoton gitu-gitu aja”.
b. Apakah pemilihan bintang tamu yang dihadirkan pada talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah tepat dengan tema maupun
konsepnya ? “Waach…kalau masalah pemilihan bitang tamu yang
dihadirkan dalam talk show ini gak usah ditanya lagi. Dach bagus banget,
sip lach pokoknya. Udah bintang tamunya artis-artis, pinter-pinter, dan yang
paling sip banyak yang artis cewek apalagi sexy-sexy pula jadi semakin
menarik perhatian dan menghibur mata penonton”.
c. Apakah karakter/pembawaan Tukul Arwana layak sebagai host atau
pembawa acara dalam talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Lha
Tukul khan katro’, Gondhes, Gondrong untune Ndeso wonge
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
huwahahahaha…..(ketawa bareng), Lugu, Lucu tur Ngguwilani. Wes lah
poko’e uaneh banget..Poko’e layak buat acara yang juga aneh..”.
Apakah seorang pembawa acara (host) mempengaruhi kualitas dalam
sebuah acara yang dipandu ? “Sangat mempengaruhi sekali”.
Apakah pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam talk show
Bukan Empat Mata di Trans7 sudah bisa sampai pada pemirsanya ?
“Ya jelas sudah bisa sampai, lha wong pertanyaannya aja gampanggampang. Anak TK aja bisa jawab, jadi semua langsung tahu maksudnya.”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 menjurus pada
pornoaksi dan pornografi ? “Enggak menjurus ke arah situ kok, masih
baik-baik aja, beretika soalnya nggak ngajarin kita untuk bertindak asusila.
Kayaknya juga ada kok yang acaranya lebih vulgar dari ini,”
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 berbeda dari talk
show-talk show lainnya ? Apa yang membedakannya ? “Talk show ini
sangat bagus sekali dan pantas menduduki peringkat atas. Kalau menurut
aku lebih mending liat talk show ini, udah menghibur dan bisa tau banyak
hal, murah karena tinggal nyalain TV trus liat sambil santai-santai gitu.
Apalagi kalau acara di channel lain banyak sinetron nggak mutu jadi lebih
baik liat ini. Ini acara juga sudah jadi trend setter di stasiun-stasiun TV
lainnya juga kok”.
Apakah talk show Bukan Empat Mata di Trans7 layak sebagai
tontonan dan menduduki peringkat atas ? “Talk show ini banyak bintang
tamunya, artis dan group band. Selain itu Tukul yang membawakan
acaranya konyol banget, lain daripada yang lain, unik, gayanya juga apa
adanya dan nggak dimiliki host lain, dan punya kebiasaan ngomong yang
selalu diingat oleh orang mulai dari yang muda ampe yang tua. Jadi punya
identitas yang berbeda gitu. Beda dech pokoknya”.
Mengapa pihak Trans 7 masih mempercayakan Tukul sebagai host
talk show Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Soalnya Tukul sudah identik
dengan Empat Mata yang dulu. Jadi kalau sekarang namanya jadi Bukan
Empat Mata host-nya juga masih sama”
Apakah yang melatar belakangi pihak Trans 7 masih menayangkan
acara sejenis Empat Mata, yaitu Bukan Empat Mata di Trans7 ? “Ya
karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang masih menginginkan
acara seperti Empat Mata gitu-gituan lach biar ada lagi, jadi pihak Trans7
bersuka cita menayangkan lagi”.
Siaran Pers
KPI PUSAT HENTIKAN EMPAT MATA TRANS 7
Nomor: 23 /KPI/SP/11/08
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat memutuskan untuk menghentikan program
Empat Mata yang tayang Senin hingga Jumat Pukul 21.00 di Trans 7. Keputusan ini
diambil setelah sebelumnya, program Empat Mata telah menerima teguran sebanyak 3
kali. Teguran sebelumnya dilayangkan pada 5 Mei 2007, 27 September 2007 serta 25
Agustus 2008. Namun berdasarkan pemantauan KPI Pusat pada program Empat Mata
yang tayang 29 Oktober 2008 episode Sumanto Mantan Pemakan Mayat ditemukan
adanya pelanggaran. Maka sesuai dengan Undang-undang Penyiaran, KPI memutuskan
untuk menghentikan sementara program Empat Mata, mengingat adegan dalam program
tersebut sangat tidak pantas dan melanggar SPS yang ditetapkan KPI.
Dalam program Empat Mata pada episode tersebut pada salah satu adegan menampilkan
seorang bintang tamu memakan hewan hidup-hidup. Sehingga program ini dinilai telah
melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) :
1. Pasal 28 ayat 3 yang berbunyi : lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan
program dan promo program yang mengandung adegan di luar perikemanusiaan
atau sadistis.
2. Pasal 28 ayat 4 yang berbunyi : lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan
program yang dapat dipersepsikan sebagai mengagung-agungkan kekerasan atau
menjustifikasi kekerasan sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pasal 36 yang berbunyi : lembaga penyiaran dilarang menyiarkan program yang
mendorong atau mengajarkan tindakan kekerasan atau penyiksaan terhadap
binatang.
Perlu diketahui, bahwa reaksi dan pengaduan masyarakat kepada KPI yang
mengeluhkan tayangan di atas sangat gencar. Untuk itu berdasarkan UU Penyiaran, KPI
wajib menerima dan menindaklanjuti aduan masyarakat berkaitan dengan pelanggaran
isi siaran.
Selanjutnya, apabila Trans 7 tidak mematuhi keputusan ini, maka KPI akan
mempertimbangkan sanksi lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dalam UU Penyiaran.
Sumber: http://www.bebekjelek_multiply_com-empat mata oh empat mata.com
Rabu, 5 November 2008
Trans 7 Negosiasikan Empat Mata
Rombongan Trans 7, dipimpin oleh Komisaris Transcorp, Ishadi S.K
mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat untuk menegosiasikan status
program Empat Mata yang dihentikan KPI kemarin (4/11). Mereka menyampaikan
rencana Trans 7 untuk menayangkan talkshow dengan format yang berbeda
namun tetap menampilkan Tukul sebagai pembawa acara utama. Dalam
pertemuan siang tadi, rombongan Trans 7 menanyakan sikap KPI terkait rencana
tersebut.
Mengenai persoalan ini, Ketua KPI Pusat, Sasa Djuarsa Sendjaja
menyatakan bahwa pada dasarnya yang dipersoalkan oleh KPI adalah content
siarannya, dan bukan aktornya. Dalam hal ini, KPI tidak pernah melarang siapapun
untuk muncul di TV. "Siapapun boleh muncul di TV, yang kami persoalkan adalah
perilakunya", jelas Sasa. Selanjutnya, mengenai permintaan Trans 7 untuk tetap
menggunakan nama Empat Mata, Sasa menyatakan belum dapat memutuskan. Menurut
Sasa, forum hari ini merupakan forum konsultasi, sehingga KPI Pusat belum mengambil
keputusan mengenai rencana penggunaan kembali nama Empat Mata."Setiap keputusan
yang diambil KPI Pusat harus melalui rapat Pleno, KPI Pusat baru bisa melaksanakan
rapat Pleno Selasa (11/11) minggu depan", tambah Sasa. Namun, secara pribadi,
Anggota KPI Pusat, Don Bosco Selamun yang ikut menemui rombongan Trans 7
tersebut mempersilakan apabila Trans 7 ingin mengganti nama program namun masih
tetap menayangkan Tukul, "Point kami adalah content-nya", tambah mantan Pemred
Metro TV tersebut.
Dalam forum yang sama, Wakil Ketua KPI Pusat, Fetty Fajriati Miftach
menambahkan agar Trans 7 mulai berhati-hati terkait program Termehek-mehek. Fetty
menjelaskan bahwa pengaduan masyarakat terhadap program ini sudah mulai banyak.
"Pengaduan terutama adalah mengenai masalah privacy", kata Fetty.
Dalam acara siang tadi, rombongan Trans 7 juga diterima oleh Anggota KPI
Pusat lainnya, Amar Ahmad dan Yazirwan Uyun. Secara keseluruhan, para Anggota
KPI Pusat menyatakan apresiasinya kepada pihak Trans 7 yang telah mematuhi
keputusan KPI. Sasa menjelaskan bahwa hadirnya KPI ini adalah juga untuk turut
mengembangkan dunia penyiaran. Senada dengan Sasa, Yazirwan Uyun juga
mempersilakan para profesional TV untuk terus kreatif dan tidak usah takut. "Dari
ratusan program yang ditayangkan Trans, cuma 3 tayangan kok yang dipersoalkan,
artinya ratusan lainnya kan tidak bermasalah, dan itu adalah kerja yang bagus", kata
Iwan Uyun.Red
ASAL USUL TUKUL ARWANA ( MASA EVOLUSI WONG NDESO KE KOTA )
NAMA NDESO
NAMA KOTA
NAMA SOK KEREN
TANGGAL LAHIR
:
:
:
:
Tukul Riyanto
Tukul Arwana
Reynaldi
Semarang, kelahiran 16 Oktober, 1963
SEJARAH TUKUL BERDASARKAN : http://id.wikipedia.org/wiki/Tukul_Arwana
MASA MUDA
Lontang-lantung di kontrakan di bilangan Blok S Jakarta Selatan Tukul banyak dibantu
Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang
pas-pasan, Tukul menikah dengan gadis berdarah Padang bernama Susi dan mempunyai
anak semata wayang, bernama Vita. Setelah menikah, Tukul dan keluarga tinggal di sebuah
kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor
Sk dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa dan
lain-lain, setelah sebelumnya sempat menjadi sopir pribadi untuk menafkahi keluarganya.
KARIR
Nasib mujur Tukul semakin mengental ketika diajak main Lenong Rumpi oleh Ramon
Tommybens. Dan titik balik karir Tukul mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di
video klip Air dengan icon diobok-obok-nya.
Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika TPI mempercayakannya Tukul menjadi
Host acara musik "Aduhai" dan Acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Dan namanya kian
melesat sekarang ini ketika TV7 Mempercayakan menjadi Host Talks show Empat Mata.
Jika dulu Tukul tinggal di kontrakkan, sekarang Tukul sudah memiliki 3 rumah kontrakkan
dan 2 rumah besar di Cipete Utara. Di rumahnya Tukul mengumpulkan teman-teman
seniman pelawak dari daerah dan membuat markas kecil ajang tukar pikiran dan meramu
ide kreatif lawakan. Markas kreatif ini dinamakan Posko Ojo Lali.
Zaman susah tukul arwana: malu pulang kampung, memilih miskin di jakarta
source : http://www.bintang-indonesia.com/content.php?catid=18
“Selama bertahun-tahun saya ini 'kan sering ditipu atau diremehkan orang. Dari situ saya
pelajari karakter orang-orang tersebut sesuai zodiaknya. Zodiak ini karakternya ini dan
tuanya akan seperti apa. Ternyata ramalan saya banyak benarnya juga,” urai Tukul
menutup pembicaraan.
sebelum wawancara untuk rubrik ini, pelawak Tukul Arwana (43) yang tengah
bersiap untuk syuting Empat Mata (Trans 7) pada Selasa (9/1) di kawasan Pancoran,
Jakarta, meluangkan waktu untuk memberi wejangan pada kru Empat Mata. Benang merah
dari wejangan pelawak yang kariernya tengah berkilau ini seputar meraih sukses di Jakarta.
”Kalau kita tak berusaha mengubah strategi kita dalam menjalani hidup, hidup kita tak
akan pernah berubah menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup di Jakarta,” Tukul memberi
nasihat. Tukul memang contoh orang desa yang sukses di Jakarta. Bagaimana tidak. Tukul
yang awal datang ke Jakarta tak punya apa-apa, kini telah bergelimang harta. Ia memiliki
bisnis Ojolali Entertaiment yang menyediakan dangdut, badut, campursari, dan aneka
hiburan lain, dan bisnis kontrakan. Desember tahun lalu, Tukul baru membeli motor Harley
Davidson yang harganya ratusan juta. ”Iya ini memang motor saya. Sebulan lalu saya
membelinya,” urai Tukul pelan. Bercanda atau tidak, Tukul bilang kekayaannya yang kini
dimiliki cukup untuk 7 turunan. Kalau dilihat dari intensitas kemunculannya di teve yang
sangat tinggi, dan acara off air-nya banyak, bias jadi kekayaaanTukul memang tak akan
habis untuk 7 turunan. Beberapa persen dari kekayaannya, Tukul selalu menyisihkan untuk
satu pesantren di Semarang, kampung halamannya. ”Itu cara untuk membersihkan harta
yang saya punya,” urai Tukul.
Meski telah bergelimang harta, Tukul tak lupa akan keluarga. Ia tetap
menomorsatukan istri dan anaknya. Lantaran itu Tukul tak pernah sediki pun berniat
menelantarkan istri dan anak dengan menikah lagi. Poligami, baginya, lebih banyak
susahnya daripada senangnya. ”Belajar dari pengalaman teman-teman, poligami enaknya
setahun sampai 2 tahun saja. Setelah itu yang ada sulit terus,” ujar Tukul. Tukul berterus
terang, belakangan ini banyak wanita cantik yang mengejar dirinya minta dinikahi.
”Cantik-cantik, tapi saya selalu menolaknya. Saya yakin sekali itu semua cobaan buat
saya,” terka Tukul. Tukul percaya, cobaan lain pasti akan mengujinya. ”Saya ini 'kan orang
yang siap menerima bintang, bukan mengejar bintang. Karena siap menerima bintang,
mudah-mudahan saya tetap rendah hati dan tidak lupa diri. Lagian saya ini bekerja dari nol.
Dan saya yakin selagi saya ingat dengan asal-usul saya (orang miskin), saya yakin akan
tetap rendah hati,” urai Tukul yang karier kian berkilau lepas memandu acara Empat Mata.
Untuk mencapai seperti sekarang ini Tukul memang dari nol. Tukul yang berasal
dari keluarga miskin sering merasakan pahitnya hidup. Bermodalkan juara lawak di
beberapa lomba lawak, Tukul ingin seperti idolanya, Srimulat, yang sukses di Jakarta.
Gayung bersambut. Joko Dewo, teman Tukul yang berada di Jakarta meminta Tukul
merantau ke Jakarta. Pria berambut cepak ini tergiur dengan segala janji yang diberikan
Joko Dewo. Pada tahun 1985 ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. ”Keyakinan
saya semakin besar karena Joko menjanjikan saya masuk televisi dan menjadi pelawak
terkenal,” kata Tukul.Setibanya di Jakarta dan mengetahui kondisi Joko, keinginan Tukul
untuk jadi pelawak terkenal, sempat pupus. Ternyata Joko yang awalnya ingin jadi
tumpuan hidup Tukul hidup pas-pasan, bahkan masih numpang dengan Tony Rastafara,
mantan pentolan grup Reggae Rastafara, kontrak rumah petak. Tony yang kala itu masih
menjadi pengamen jalanan jadi tumpuan Tukul. Untuk makan, Tukul harus menunggu
Tony pulang ngamen. ”Biasanya saya menunggu Tony di warung setiap hari menjelang
jam 11 malam. Kalau melihat Tony turun dari bajaj, wajah saya langsung berubah gembira.
Kayak nunggu orangtua saja. Soalnya Tony akan menraktir saya makanan enak-enak,”
urainya. Tapi pernah ia harus menelan ludah karena Tony pulang tanpa membawa uang
sepeser pun. Padahal seharian Tukul belum makan. Untuk urusan baju, ia juga sering
meminjam baju Tony. Bahkan kalau Tony tengah mendapat rezeki lebih, ia suka dibelikan
baju baru. ”Pokoknya jasa-jasa Tony tak pernah bisa saya lupakan,” ucap Tukul. Tony juga
sering memberi nasihat dan keyakinan bahwa dirinya bisa menjadi pelawak hebat. Hidup
terlunta-lunta di Jakarta,Tukul tak tahan dengan kenyataan pahit hidup di Jakarta. Ia pun
memutuskan pulang ke Semarang. Beberapa bulan kemudian, Tukul nekad kembali ke
Jakarta. Kali ini ia mulai berani ngontrak rumah. Tukul menagih janji Joko Dewo agar
dirinya bisa masuk televisi. Dari sinilah mulai ada ketidakcocokan. “Tony menengahi, agar
kami mengambil jalan sendiri-sendiri dalam merenda karier. Joko beralih kerja, Tony terus
ngamen, tinggal saya seorang dirinya yang tidak tahu harus berbuat apa?” kenang Tukul.
Untuk menyambung hidup, ia jualan baju. Tapi ini tidak bertahan lama karena sering
dibohongi pembeli.Tukul lantas jadi kuli bor sumur pantek. “Ini pekerjaan yang berat
banget buat saya,” katanya. Tak tahan dengan pekerjaan tersebut, pria kelahiran 16 Oktober
1963 ini beralih menjadi supir. Padahal kala itu ia tidak hapal jalan-jalan Jakarta. Dengan
modal peta Jakarta, Tukul mengantar majikannya. Selama 4 tahun ia menjadi supir pribadi,
selama itu pula keinginan Tukul tetap membara untuk jadi pelawak. Di tengah
kesibukannya jadi supir Tukul masih sering bertemu Tony. Ia sering membantu
membawakan sound system Tony yang kala itu kariernya mulai naik daun. Tony yang
memberikan nama Arwana di belakang nama Tukul. “Arwana itu 'kan ikan yang dipelihara
oleh orang-orang kaya. Tony berharap saya bisa kaya kelak, makanya saya diberi nama
itu,” ujarnya. Tukul sering ikut kasting, tapi dibohongi terus.
Pada tahun 1994, Tukul benar-benar putus asa. Ia sudah lelah merintis karier. Ia
sudah tak yakin bisa jadi pelawak terkenal, apalagi bisa masuk teve. “Banyak yang
memberikan harapan-harapan manis pada saya. Soal kontrak, masuk teve, soal iklan dll.
Tapi semuanya bohong. Saya juga sering ditipu dan sering diremehkan. Karena sering
dibohongi, rasa-rasanya sekarang sulit kalau ada yang membohongi saya,” jelas Tukul.
Kala itu, ia berniat pulang kampung dan mengubur dalam-dalammimpinya untuk jadi
pelawak terkenal. Pasalnya, saat itu Bagito Grup lagi ngetop-ngetopnya. “Pelawak yang
laku hanya yang berwawasan luas, sedangkan saya tradisional, fisik,” guraunya. Tapi saat
itu juga Tukul tersadar. Di kampung ia akan tinggal dengan siapa? Semua saudaranya
miskin. “Daripada malu pulang kampung, saya memilih miskin di Jakarta. Kalau di Jakarta,
orang-orang kampung tidak tahu kalau saya miskin,” ujar Tukul. Saat dalam keputusasaan
itu, seberkas sinar harapan datang kala Nini Chandra mengajak Tukul show ke luar kota. Di
luar dugaan, lawakannya mendapat sambutan bagus di sana. Dari sini semangat Tukul
untuk melawak kembali membara. Tukul makin bersemangat setelah bertemu dengan
Ramon Tomiband, pemilik Komedi Kafe. Tukul curhat pada Ramon. Ramon menasihati
Tukul agar tidak putus asa. Ramon memberi Tukul sebuah buku psikologi. Setelah
membaca buku itu semangat Tukul kembali kobar-kobar. Tukul kembali diberi buku
Berpikir Positif dan Berjiwa Besar, karya Norman Phil. Dari baca buku itu Tukul tahu
bagaimana cara mempromosikan diri.
Meski perekonomiannya belum membaik, Tukul nekad menyunting Susiana jadi
istrinya pada tahun 1995. Beberapa bulan kemudian, Tukul menjual cincin kawin dan
barang berharga lainnya untuk menyambung hidup. Awalpernikahan, rumah tangga Tukul
penuh cobaan. Untuk makan saja sering utang sana sini. Tukul kembali ragu dunia lawak
bisa menjadi topangan hidup keluarganya. Untung semangat Tukul tak pernah luntur.
“Tekad saya, pulang harus bawa duit, kalau tidak istri saya mau makan apa?” ucap Tukul.
Tukul yang kala itu kerja di Radio SK sering gali lobang tutup lobang untuk menutupi
kebutuhan sehari-hari. ”Kontrak rumah sebulan 150 ribu, sedang gaji saya di radio SK 75
ribuan,” kenang Tukul. Pernah saat berangkat ke Radio SK, Tukul naik bus yang
kerneknya teman sekampungnya.Tukul pun gratis.”Saat itu saya senang banget dan
uangnya saya kasih istri saya untuk belanja. Padahal uangnya cuma 300 rupiah,” cerita
Tukul.
Karier Tukul mulai bersinar pada tahun 2002. Tukul sering muncul di beberapa
teve swasta. Meski porsinya kecil, tapi sering muncul di mana-mana. Tukul bisa beli
rumah, beli mobil, ikut asuransi, dan deposito. Tukul tak mempermasalahkan untuk
mencapai kesuksesan ia harus melewati jalan berliku. “Hidup itu praktek, bukan teori.
Kalau hidup itu teori, keberhasilan hanya jadi angan-angan. Alhamdulillah sekarang untuk
7 turunan sudah aman,” jelas Tukul. Seiring dengan kesuksesan yang diraihnya, cobaan
menerpa Tukul. Banyak cewek cantikyang suka Tukul, bahkan ada yang minta dinikahi.
“Alhamdulillah saya tidak tergoda dan tidak mau tergoda.Saya bisa mengontrol diri.
Bagaimana pun kesuksesan saya ini ada andil dari keluarga,” urai Tukul.
Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri
istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah
program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh
seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh
moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan
menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun
ditempat lain.
Sumber: http://www.talk show-hidup untuk keindahan.com
'Bukan Empat Mata'
Kapanlagi.com - Setelah sempat 'ditidurkan' selama lebih kurang satu bulan, Tukul
Arwana bakal menggebrak lagi. Berbekal ilmu lawak yang menjadi bakatnya, Tukul
akan kembali mengocok perut pemirsa melalui program terbaru BUKAN EMPAT
MATA.
"Pokoknya saya akan tetap tampil maksimal," kata Tukul usai jumpa pers Program Baru
Desember 2008 di kantor Trans7 di Jakarta, Jumat (28/11).
Menurutnya, program BUKAN EMPAT MATA tidak sama dengan EMPAT MATA
yang kena penalti dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyusul tayangan yang
menampilkan Sumanto, orang yang pernah memakan daging mayat manusia. "Tapi saya
ini kan komedian. Ya pastinya ngelawak," kata artis yang paling banyak “ditonjok” ini.
Program BUKAN EMPAT MATA dijadwalkan tayang setiap Senin-Jumat pukul 21.00
WIB, mulai 1 Desember 2008. Seperti pendahulunya, program ini mengangkat tema
kehidupan masyarakat yang dibawakan secara ringan dan jenaka oleh Tukul dan para
asistennya, termasuk Peppy dan Vega.
Produser Herty Purba mengatakan bahwa pihaknya akan lebih berhati-hati dalam
menyajikan tayangan itu. "Sedapatnya kami akan bermain di ranah yang aman-aman
saja. Kami sadar, program baru ini bisa saja akan diawasi secara ketat oleh KPI,"
katanya.
"Tetapi ini tidak berarti BUKAN EMPAT MATA akan berkurang kualitasnya," katanya
menegaskan.
Selain BUKAN EMPAT MATA, program baru yang akan mengisi tayangan Trans 7
mulai Desember tahun ini adalah DUNIA BAWAH AIR, KOKI CILIK, dan RAHASIA
SUNAH. (kpl/boo)
Sumber: http://www.forumkg_cozy place to talk.com
Download