1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.2 Pengertian Kalimat Utama Kalimat utama atau realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraph. Kalimat Utama adalah kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah paragraf. Kalimat utama atau kalimat pokok paragraf itu harus berisi ide utama dari Paragraf yang bersangkutan. Dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pokok atau kalimat kunci. Kalimat itu mengandung ide pokok pargaraf. Sedangkan kalimat yang lainnya adalah kalimat pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan, atau menyajikan contoh-contoh ide pokok. Tiap penulis mempunyai gaya tersendiri dalam meletakkan ide pokoknya. Menurut Soedarso (2004:66) lazimnya ide pokok berada: 1.di awal paragraf 2. di tengah paragraf 3. di awal dan di akhir paragraf, atau 4. adakalanya di seluruh paragraf. Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau 2 mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan “fungsi kalimat dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”. Untuk Menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat ikut menyaksikan sesuatu yang digambarkan itu. Menentukan kalimat utama dan gagasan utama dalam sebuah paragraf kita lakukan adalah membaca paragraf tersebut dengan cermat, dengan demikian kita 3 dapat menentukan manakah di antara kalimat-kalimat yang ada, yang memiliki ciriciri kalimat utama antara lain adalah: 1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut 2. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri 3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri: (1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, (2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain, dan (3) kalimat yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat yang memenuhi ketiga ciri tersebut adalah kalimat utama paragraf. Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu criteria penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf. Contoh : (1) Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana yang terkumpul itu dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh, kopi, mie instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-bagikan ke berbagai 4 panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah suporter yang memiliki kepedulian sosial. Ketika membaca paragraf di atas, kita dapat melihat bahwa kalimat ke-2 dan kalimat ke-3 isinya menjelaskan kalimat yang pertama, tetapi kita tidak bisa menyimpulkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat utama, karena jika kita baca kalimat ke-4, Kita akan menyadari bahwa ketiga kalimat sebelumnya dibuat untuk mendukung, atau membenarkan isi kalimat yang ke-4. Maka dapat disimpulkan, kalimat 4 merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat 1, 2, dan 3 disebut kalimat penjelas. Karena kalimat utama berada di akhir paragraf, paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama: 1. Paragraf deduktif Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. Contoh paragraf deduktif : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. 5 2. Paragraf induktif Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. Contoh paragraf induktif : Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien. 3. Paragraf campuran Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali. Contoh paragraf campuran : Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan 6 peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. Maka berdasarkan pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa kalimat utama kalimat yang didalamya mengandung ide pokok, dan kalimat penjelas dalam paragraf. yang terdiri dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, yakni pada awal, tengah, akhir, serta awal dan akhir paragraf. 2.1.3 Pengertian dan Tujuan Wacana Dalam salah satu kamus bahasa Inggris yang terkemuka , mengenai wacana atau discourse ini adalah satuan bahasa terlengkap ;dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti( novel, buku, serinsklopedia , dan sebagainya ) Paragraf , kalimat ,atau kata yang membawa amanat yang lengkap. (Kridalaksana , 1984:208). Menurut Alwi dkk (2003: 419) “Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain itu membentuk kesatuan yang dinamakan wacana”. Sedangkan menurut Chaer (2007: 267) “Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar”. Selain itu, menurut Kridalaksana (2001: 231) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau 7 terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan (novel, buku, seriensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Wacana bertujuan untuk berupaya menghasilkan teori wacana, sebagai pegangan umum, memeriksa teks-teks, memudahkan , memahami ,memanfaatkan teks atau kelompok teks. Dari pendapat para ahli di atas maka saya menyimpulkan bahwa wacana adalah berbagai rentetan kalimat yang saling berkaitan dan merupakan satuan bahasa yang lengkap, sehingga memiliki satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dan direalisasikan dalam bentuk karangan, paragraf, kalimat, atau kata yang lengkap yang bertujuan untuk menghasilkan teori dalam suatu teks. 2.1.4 Model Pembelajaran Mills berpendapat bahwa “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual ulang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang, mencoba bertindak berdasarkan model itu “. Model merupakan landasan praktik interprestasi terhadap pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem . Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. 8 Model pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat dimana setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai sosialnya sling berkonfortasi satu sama lain. Memecahkan masalah kompleks dan kotroversial di dalam konteks aturan social uyang yang produktif membutuhkan warga Negara yang mampu berbicara satu sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut. Dari bebarapa pengertian model diatas, dapat saya simpulkan model merupakan suatu rancangan pembelajaran yang dipakai saat proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik. 2.1.5 Pengertian Model CIRC Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu. Menurut Fogarty (1991). Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Pengembangan model pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading And 9 Composition) yang secara secara stimulan difokuskan pada kurikulum dan metode – metode pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan -latihan kurikulum yang berasal dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif mengikuti penemuan pada penelitian sebelumnya, menekankan tujuan -tujuan kelompok dan tanggung jawab individual. Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menilis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang ditujukan dalam proses pengembangan. Satu fokus dari kegiatan dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif : Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainya yang didasarkan pada bembelajaran seluruh anggota tim. Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, 10 dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan. Walaupun metode – metode pembelajaran kooperatif telah diteliti dan digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dua dari mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar – membaca dan Menemukan – jelas tidak tersentuh oleh penelitian ini. Bagian ini menggambarkan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari Cooperative Integrated Reading and Compsition (CIRC), sebuah program yang komprensif untuk mengajari pelajaran membaca, Menemukan, dan seni berbahasa para kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Seperti dalam kasus TAI, pengembangan CIRC yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode – metode pengajaran merupakan sebuah upaya umtuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihanlatihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaranmembaca dan Menemukan . Satu focus utama dari kegiatan - kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif :para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan – kegiatan ini , yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca , supaya dapat memenuhi 11 tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca ,kosa kata ,pembacaan pesan ,dan ejaan. Para siswa temotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. Tujuan utama dari CIRC ini adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Berberapa unsure CIRC memang diarahkan untuk tujuan ini. Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasikan lima fitur penting dari tiap cerita narasi: karakter ,latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir. Pengajaran mengenai struktur cerita ditemukan telah meningkatkan pemahaman membaca siswa-siswa berprestasi rendah (lihat misalnya, fitzgerald dan Spiegal. 1983: Short dan Ryan,1982). Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan merangkum 11ndica-unsur utama dari cerita kepada satu sama lain, yang ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca (lihat misalnya, Palinscar dan Brown, 1984: Weinstein.1982). Satu hari pada tiap minggunya, para siswa dalam program CIRC menerima pengajaran langsung mengenai pelajaran semacam strategi- strategi metakognitif. Pengajaran terpadu ini secara khusus mengembangkan materi-materi yang berbeda dengan materi yang digunakan pengajaran dasar terkait. 12 Penelitian terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa di sekolah dasar telah mengindikasikan bahwa waktu dan seni yang dialokasikan untuk mata pelajaran ini difokuskan terutama pada kemampuan mekanika bahasa yang terpiasah, dengan hanya sedikit waktu yang dialokasikan pada pelajaran menulis yang sebenarnya (sebagai contoh, lihat, Bridge dan Hiebert,1985, Graves, 1978). Yang pertama penelitian dasar telah mengembangkan pemahaman yang jelas mengenai proses kognitif yang terlibat dalam pelajaran menulis (lihat, misalnya, Bereiter dan Scardamalia, 1982, flower dan hayes, 1980. Yang kedua, ada ekspansi yang sangat cepat dalam penggunaan model-model proses pelajaran menulis, dimana para siswa diajarkan untuk menggunakan sebuah siklus dalam merencanakan, membuat konsep dasar, merevisi, dan menyunting, dan menerbitkan karangan ( Gray dan Myers, 1987, Calkins, 1983, Grves,1983). Jadi menurut saya model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang sangat membantu proses belajar – mengajar khusunya pada pembelajaran kalimat utama dalam teks wacana ini. 2.1.6 Langkah- Langkah Pembelajaran CIRC Diuraiakan oleh Arends (1997) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam teks wacana dapat ditempunh dengan 1. Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. 13 2. 3. Guru memberikan latihan soal. Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC. 4. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen. 5. Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok. 6. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik. 7. Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok. 8. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya. 9. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan. 10. Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya. 11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator. 12. Guru memberikan tugas/PR secara individual. 13. Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya. 14. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah. 14 15. Guru memberikan kuis. 2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC. Kelebihan dari model pembelajaran terpadu (CIRC) Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut: 1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. 2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. 3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. 4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. 5. Membantu siswa yang lemah. 6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah 7. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 8. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama. 9. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam proses pembelajaran. Kekurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain: 15 Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung. 2.1.8 Kemampuan menemukan kalimat utama pada buku pengangan kelas 4 Setiap bacaan memiliki kalimat utama. Kamu dapat menemukan kalimat utama dengan membaca sekilas. Membaca sekilas merupakan kegiatan membaca bacaan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yangn lain-lain.Jadi , membaca langsung pada masalah atau informasi yang dicari. Untuk menemukan kalimat utama bacaan dapat dilakukan dengan cara berikut. 1. Membaca dengan cepat tiap-tiap paragraf dalam bacaan. 2. Menandai kalimat awal, akhir, atau awal dan akhir kalimat. 3. Menandai kalimat utama yang terdapat di awal, akhir dan akhir kalimat. Bacalah paragraf singkat berikut ! Marpaung anak yang rajin. Setiap ada pada PR dari guru di sekolah , dia selalu mengerjakan dengan baik . Bahkan , dia mengerjakan lebih dahulu. Dia tidak pernah menunda-nunda pekerjaan. Begitu pula jika ada pekerjaaan rumah dari orang tuanya , dia mengerjakannya dengan rajin . Pekerjaan seperti memberi makan ayam dan membersihkan ruang selalu dikerjakan dengan baik. 16 Kalimat utama tersebut yaitu Marpaung anak yang rajin.Ini didasarkan pada petununjuk kata rajin. Marpaung selalu mengerjakan PR, membantu pekerjaan orang tua , member makan ayam , dan membersihkan ruang. 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Agestia Putri Nusantari, (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Untuk Meningkatkan Gagasan Utama Dalam Artikel Dengan Artikel Dengan Metode CIRC dan Teknik Permainanan Media Tempel Pada Siswa IV SDN 1 Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010 /2011 menyimpulkan bahwa berdasarkan ananlisis data penelitian ketrampilan membaca untuk Menemukan gagasan utama dalam artikel pada siswa kelas IV SD Negeri 1 jiken, hasil siklus 1 dan siklus 11 mengalami peningkatkan. Pada Pembelajaran siklus 1 nilai rata-rata siswa adalah 54,4 dan dalam kategori kurang. Nilai rata-rata setelah diberi tindakan pada siklus II adalah 73 ,09 dan berkategori baik. Peningkatan nilai rata-rata siswa setelah diberi tindakan siklus I dan sklus II sebesar 14, 65%. Adapun Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Samroh Aninisya Malau dengan judul Efekivitas Penggunaaan Teknik Cooperatif Integrated Reading and Composition terhadap Peningkatan Hasil Belajar Membaca Cerpen Siswa kelas VII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan Tahun Pembelajaran 2009/2011. Dalam Penelitannya menyimpulkan beberapa hal yaitu: 17 1. Pemerolehan nilai rata-rata sebelum menggunakan teknik cooperative Integrated Reading Composition terhadap peningkatan hasil belajar membaca cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Budi agung Medan marelan adalah 66 2. Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition lebih efektif bila dilakukan sesudah perlakuan disbanding dengan sebelum perlakuan terhadap hasil belajar membaca cerpen siswa kelas VII SMP Budi Agung Medan Marelan. 3. Menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa. Penelitian di atas untuk, meningkatkan ketrampilan membaca untuk Menemukan gagasan utama dalam artikel melalui metode CIRC, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca wacana melalui model CIRC. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model CIRC. Berdasakan kedua penelitian tersebut maka saya simpulkan bahwa dengan adanya penggunaan model CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah “jika guru menggunakan model pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) dengan tepat maka menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada siswa kelas IV SDN 2 Tapa akan meningkat”. 18 2.4 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini adalahpenelittan diangap berhasil apabila peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama dalam teks wacana melalui model CIRC dengan mencapai indikator keberhasilan dari 26 siswa dengan tindakan nilai ≥ 75.