1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.2 Pengertian Kalimat Utama Kalimat

advertisement
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1.2 Pengertian Kalimat Utama
Kalimat utama atau realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau
kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraph. Kalimat Utama adalah kalimat
inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah paragraf.
Kalimat utama atau kalimat pokok paragraf itu harus berisi ide utama dari
Paragraf yang bersangkutan. Dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pokok atau
kalimat kunci. Kalimat itu mengandung ide pokok pargaraf. Sedangkan kalimat yang
lainnya adalah kalimat pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan,
menjabarkan, atau menyajikan contoh-contoh ide pokok.
Tiap penulis mempunyai gaya tersendiri dalam meletakkan ide pokoknya. Menurut
Soedarso (2004:66) lazimnya ide pokok berada:
1.di awal paragraf
2. di tengah paragraf
3. di awal dan di akhir paragraf, atau
4. adakalanya di seluruh paragraf.
Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung
ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama
paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau
2
mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan “fungsi kalimat dalam
sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b)
sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”.
Untuk Menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata
kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan
apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah
kalimat, kata yang amat dipentingkan.
Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan
akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya
berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya
berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya
berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat
utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah
khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf
jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Paragraf narasi adalah paragraf
yang berisi cerita. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu
sehingga pembaca seolah-olah dapat ikut menyaksikan sesuatu yang digambarkan
itu.
Menentukan kalimat utama dan gagasan utama dalam sebuah paragraf kita
lakukan adalah membaca paragraf tersebut dengan cermat, dengan demikian kita
3
dapat menentukan manakah di antara kalimat-kalimat yang ada, yang memiliki ciriciri kalimat utama antara lain adalah:
1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut
2. Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat
dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada
dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri: (1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat
lain, (2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain, dan (3) kalimat
yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat yang memenuhi
ketiga ciri tersebut adalah kalimat utama paragraf.
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut
penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu criteria
penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak
pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara
meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
Contoh :
(1) Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana yang
terkumpul itu dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh, kopi, mie
instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-bagikan ke berbagai
4
panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah suporter yang memiliki kepedulian
sosial.
Ketika membaca paragraf di atas, kita dapat melihat bahwa kalimat ke-2 dan
kalimat ke-3 isinya menjelaskan kalimat yang pertama, tetapi kita tidak bisa
menyimpulkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat utama, karena jika kita
baca kalimat ke-4, Kita akan menyadari bahwa ketiga kalimat sebelumnya dibuat
untuk mendukung, atau membenarkan isi kalimat yang ke-4. Maka dapat
disimpulkan, kalimat 4 merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat 1, 2, dan 3
disebut kalimat penjelas. Karena kalimat utama berada di akhir paragraf, paragraf
tersebut disebut paragraf induktif.
Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama:
1.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan
dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa
dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi,
hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
5
2.
Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan
umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya.
Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif
dan efisien.
3.
Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir
paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat
penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,
baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
6
peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
Maka berdasarkan pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa kalimat
utama kalimat yang didalamya mengandung ide pokok, dan kalimat penjelas dalam
paragraf. yang terdiri dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, yakni
pada awal, tengah, akhir, serta awal dan akhir paragraf.
2.1.3 Pengertian dan Tujuan Wacana
Dalam salah satu kamus bahasa Inggris yang terkemuka , mengenai wacana atau
discourse ini adalah satuan bahasa terlengkap ;dalam hierarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk
karangan yang utuh seperti( novel, buku, serinsklopedia , dan sebagainya ) Paragraf ,
kalimat ,atau kata yang membawa amanat yang lengkap. (Kridalaksana , 1984:208).
Menurut Alwi dkk (2003: 419) “Rentetan kalimat yang berkaitan yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain itu membentuk
kesatuan yang dinamakan wacana”. Sedangkan menurut Chaer (2007: 267) “Wacana
adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar”.
Selain itu, menurut Kridalaksana (2001: 231) wacana adalah satuan bahasa
terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
7
terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan (novel, buku,
seriensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang
lengkap.
Wacana bertujuan untuk berupaya menghasilkan teori wacana, sebagai pegangan
umum, memeriksa teks-teks, memudahkan , memahami ,memanfaatkan teks atau
kelompok teks.
Dari pendapat para ahli di atas maka saya menyimpulkan bahwa wacana adalah
berbagai rentetan kalimat yang saling berkaitan dan merupakan satuan bahasa yang
lengkap, sehingga memiliki satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dan
direalisasikan dalam bentuk karangan, paragraf, kalimat, atau kata yang lengkap yang
bertujuan untuk menghasilkan teori dalam suatu teks.
2.1.4 Model Pembelajaran
Mills berpendapat bahwa “model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses actual ulang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang, mencoba
bertindak berdasarkan model itu “. Model merupakan landasan praktik interprestasi
terhadap pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem .
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan
teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis
terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.
8
Model pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P. Shaver ini
didasarkan atas pemahaman masyarakat dimana setiap orang berbeda pandangan dan
prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai sosialnya sling berkonfortasi satu sama lain.
Memecahkan masalah kompleks dan kotroversial di dalam konteks aturan social
uyang yang produktif membutuhkan warga Negara yang mampu berbicara satu sama
lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.
Dari bebarapa pengertian model diatas, dapat saya simpulkan model merupakan
suatu rancangan pembelajaran yang dipakai saat proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
2.1.5 Pengertian Model CIRC
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
ini
dapat
dikategorikan
pembelajaran
terpadu.
Menurut Fogarty (1991). Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap
siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task),
sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama.
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk
pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.
Pengembangan model
pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading And
9
Composition) yang secara secara stimulan difokuskan pada kurikulum dan metode –
metode pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan teknik terbaru
latihan -latihan kurikulum yang berasal dari penelitian dasar mengenai pengajaran
praktis pelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif
mengikuti penemuan pada penelitian sebelumnya, menekankan tujuan -tujuan
kelompok dan tanggung jawab individual.
Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah
tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menilis, seni berbahasa. Isu-isu
prinsipil yang ditujukan dalam proses pengembangan.
Satu fokus dari kegiatan dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar
adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif : Para siswa
yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi
tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata,
pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama
lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainya yang didasarkan pada
bembelajaran seluruh anggota tim.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi,
10
dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain.
Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik
siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.
Walaupun metode – metode pembelajaran kooperatif telah diteliti dan
digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dua dari mata pelajaran dalam kurikulum
sekolah dasar – membaca dan Menemukan – jelas tidak tersentuh oleh penelitian ini.
Bagian ini menggambarkan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari
Cooperative Integrated Reading and Compsition (CIRC), sebuah program yang
komprensif untuk mengajari pelajaran membaca, Menemukan, dan seni berbahasa
para kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Seperti dalam kasus TAI,
pengembangan CIRC yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan pada
metode – metode pengajaran merupakan sebuah upaya umtuk menggunakan
pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihanlatihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran
praktis pelajaranmembaca dan Menemukan .
Satu focus utama dari kegiatan - kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah
membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif :para siswa yang
bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan – kegiatan ini , yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca , supaya dapat memenuhi
11
tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca ,kosa kata
,pembacaan pesan ,dan ejaan. Para siswa temotivasi untuk saling bekerja satu sama
lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada
pembelajaran seluruh anggota tim.
Tujuan utama dari CIRC ini adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk
membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat
diaplikasikan secara luas. Berberapa unsure CIRC memang diarahkan untuk tujuan
ini.
Selama
masa
tindak
lanjut,
para
siswa
bekerja
berpasangan
untuk
mengidentifikasikan lima fitur penting dari tiap cerita narasi: karakter ,latar belakang
kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir. Pengajaran mengenai struktur
cerita ditemukan telah meningkatkan pemahaman membaca siswa-siswa berprestasi
rendah (lihat misalnya, fitzgerald dan Spiegal. 1983: Short dan Ryan,1982). Para
siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana
masalah-masalah akan diatasi dan merangkum 11ndica-unsur utama dari cerita
kepada satu sama lain, yang ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam
membaca (lihat misalnya, Palinscar dan Brown, 1984: Weinstein.1982). Satu hari
pada tiap minggunya, para siswa dalam program CIRC menerima pengajaran
langsung mengenai pelajaran semacam strategi- strategi metakognitif. Pengajaran
terpadu ini secara khusus mengembangkan materi-materi yang berbeda dengan materi
yang digunakan pengajaran dasar terkait.
12
Penelitian terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa di sekolah dasar
telah mengindikasikan bahwa waktu dan seni yang dialokasikan untuk mata pelajaran
ini difokuskan terutama pada kemampuan mekanika bahasa yang terpiasah, dengan
hanya sedikit waktu yang dialokasikan pada pelajaran menulis yang sebenarnya
(sebagai contoh, lihat, Bridge dan Hiebert,1985, Graves, 1978).
Yang pertama
penelitian dasar telah mengembangkan pemahaman yang jelas mengenai proses
kognitif yang terlibat dalam pelajaran menulis (lihat, misalnya, Bereiter dan
Scardamalia, 1982, flower dan hayes, 1980. Yang kedua, ada ekspansi yang sangat
cepat dalam penggunaan model-model proses pelajaran menulis, dimana para siswa
diajarkan untuk menggunakan sebuah siklus dalam merencanakan, membuat konsep
dasar, merevisi, dan menyunting, dan menerbitkan karangan ( Gray dan Myers, 1987,
Calkins, 1983, Grves,1983).
Jadi menurut saya model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran
yang sangat membantu proses belajar – mengajar khusunya pada pembelajaran
kalimat utama dalam teks wacana ini.
2.1.6 Langkah- Langkah Pembelajaran CIRC
Diuraiakan oleh Arends (1997) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam teks
wacana dapat ditempunh dengan
1. Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini
digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan.
13
2.
3.
Guru memberikan latihan soal.
Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC.
4.
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen.
5.
Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan
membagikannya kepada setiap kelompok.
6.
Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan
bersama yang spesifik.
7.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja
kelompok.
8.
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya.
9.
Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami,
dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan.
10. Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya.
11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator.
12. Guru memberikan tugas/PR secara individual.
13. Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya.
14. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan
masalah.
14
15. Guru memberikan kuis.
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC.
 Kelebihan dari model pembelajaran terpadu (CIRC)
Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan model
pembelajaran CIRC sebagai berikut:
1.
CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah.
2.
Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
3.
Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.
4.
Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.
5.
Membantu siswa yang lemah.
6.
Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk
pemecahan masalah
7.
Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
8.
Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak
didik akan dapat bertahan lebih lama.
9.
Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam
proses pembelajaran.
 Kekurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
15
Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran
yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata
pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip
menghitung.
2.1.8 Kemampuan menemukan kalimat utama pada buku pengangan kelas 4
Setiap bacaan memiliki kalimat utama. Kamu dapat menemukan kalimat
utama dengan membaca sekilas. Membaca sekilas merupakan kegiatan membaca
bacaan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yangn lain-lain.Jadi , membaca
langsung pada masalah atau informasi yang dicari.
Untuk menemukan kalimat utama bacaan dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Membaca dengan cepat tiap-tiap paragraf dalam bacaan.
2. Menandai kalimat awal, akhir, atau awal dan akhir kalimat.
3. Menandai kalimat utama yang terdapat di awal, akhir dan akhir kalimat.
Bacalah paragraf singkat berikut !
Marpaung anak yang rajin. Setiap ada pada PR dari guru di sekolah , dia selalu
mengerjakan dengan baik . Bahkan , dia mengerjakan lebih dahulu. Dia tidak pernah
menunda-nunda pekerjaan. Begitu pula jika ada pekerjaaan rumah dari orang tuanya ,
dia mengerjakannya dengan rajin . Pekerjaan seperti memberi makan ayam dan
membersihkan ruang selalu dikerjakan dengan baik.
16
Kalimat utama tersebut yaitu Marpaung anak yang rajin.Ini didasarkan pada
petununjuk kata rajin. Marpaung selalu mengerjakan PR, membantu pekerjaan orang
tua , member makan ayam , dan membersihkan ruang.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Agestia Putri Nusantari, (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Membaca Untuk Meningkatkan Gagasan Utama Dalam
Artikel Dengan Artikel Dengan Metode CIRC dan Teknik Permainanan Media
Tempel Pada Siswa IV SDN 1 Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010 /2011
menyimpulkan bahwa berdasarkan ananlisis data penelitian ketrampilan membaca
untuk Menemukan gagasan utama dalam artikel pada siswa kelas IV SD Negeri 1
jiken, hasil siklus 1 dan siklus 11 mengalami peningkatkan. Pada Pembelajaran siklus
1 nilai rata-rata siswa adalah 54,4 dan dalam kategori kurang. Nilai rata-rata setelah
diberi tindakan pada siklus II adalah 73 ,09 dan berkategori baik. Peningkatan nilai
rata-rata siswa setelah diberi tindakan siklus I dan sklus II sebesar 14, 65%.
Adapun Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Samroh Aninisya Malau dengan judul Efekivitas Penggunaaan
Teknik Cooperatif Integrated Reading and Composition terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Membaca Cerpen Siswa kelas VII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan
Tahun Pembelajaran 2009/2011. Dalam Penelitannya menyimpulkan beberapa hal
yaitu:
17
1. Pemerolehan nilai rata-rata sebelum menggunakan teknik cooperative
Integrated Reading Composition terhadap peningkatan hasil belajar membaca
cerpen siswa kelas VII SMP Swasta Budi agung Medan marelan adalah 66
2. Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition lebih efektif bila
dilakukan sesudah perlakuan disbanding dengan sebelum perlakuan terhadap
hasil belajar membaca cerpen siswa kelas VII SMP Budi Agung Medan
Marelan.
3. Menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa.
Penelitian di atas untuk, meningkatkan ketrampilan membaca untuk
Menemukan gagasan utama dalam artikel melalui metode CIRC, sedangkan
penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca wacana
melalui model CIRC. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan model CIRC.
Berdasakan kedua penelitian tersebut maka saya simpulkan bahwa dengan
adanya penggunaan model CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa menemukan
kalimat utama dalam teks wacana pada kelas IV SDN 2 Tapa.
2.3 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah “jika guru menggunakan model
pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) dengan tepat
maka menemukan kalimat utama dalam teks wacana pada siswa kelas IV SDN 2 Tapa
akan meningkat”.
18
2.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalahpenelittan diangap berhasil
apabila peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama dalam teks
wacana melalui model CIRC dengan mencapai indikator keberhasilan dari 26 siswa
dengan tindakan nilai ≥ 75.
Download