Evaluasi Deteksi Dini Kanker

advertisement
Kebijakan Pengendalian
Kanker dan Kelainan Darah
DR. NURUL AMIN, R, MM.KES
KEPALA BIDANG P2P
Pencegahan
dan
Pengendalian
KANKER
Fakta Kanker

Berdasarkan data Globocan tahun 2012, kasus baru kanker tertinggi
pada laki-laki adalah kanker paru (25.8 per 100.000) dengan rate
kematian 23,2 per 100.000. Diikuti oleh kanker kolorektal (15.9 per 100.000)
dengan rate kematian 10.8 per 100.000.

Sedangkan pada perempuan, kasus baru kanker tertinggi pada
perempuan adalah kanker payudara (40.3 per 100.000) dengan rate
kematian 16.6 per 100.000. Diikuti oleh kanker leher Rahim (17.3 per
100.000) dengan rate kematian 8.2 per 100.000.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia sebesar
1.4 per 1000 penduduk. Di tingkat provinsi, prevalensi kanker tertinggi
pada provinsi DIY dengan prevalensi sebesar 4.1 per 1000 penduduk.
PERMASALAHAN KANKER
Tujuan Pengendalian Kanker di Indonesia
1.Meningkatkan deteksi
dini, penemuan dan
tindak lanjut dini kanker
3. Menurunkan angka
kematian akibat
kanker
2. Meningkatkan
kualitas hidup penderita
kanker
Program Pengendalian Kanker di Indonesia
PROMOTIF DAN PREVENTIF
1.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Meningkatkan KIE bagi masyarakat
tentang pencegahan dan faktor resiko
kanker
Peningkatan jejaring pengendalian
kanker
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
CERDIK
Bebas asap rokok : PP 109, PHW
Diet gizi seimbang : Permenkes no 63
tahun 2016 (Pencantuman Informasi
kandungan GGL pada pangan oalhan dan
siap saji)
Aktifitas fisik
Vaksinasi Human Papiloma Virus(HPV)
CERDIK
Cek Kesehatan Secara Rutin
Enyahkan Asap Rokok
Rajin Aktivitas Fisik
Diet Sehat dengan Kalori
Seimbang
Istirahat yang Cukup
Kelola Stres
2. Deteksi Dini dan Penemuan Dini Kanker
KANKER PAYUDARA
KANKER LEHER RAHIM
 IVA dan SADANIS dilakukan secara
bersamaan
 Pengobatan dengan krioterapi untuk
Pemeriksaan SADARI
&
SADANIS (Pemeriksaan
Payudara secara klinis)
DOWN STAGING
KANKER PAYUDARA
IVA positif (single visit approach)
Metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat)
SVA (Single Visite Approach)
IVA + Treat (krioterapi)
DILAKSANAKAN SECARA KOMPREHENSIF
Integrasi:IMS,KB
Faktor Risiko
Kanker Leher
Rahim :
merokok
Sistem imun menurun
Berganti-ganti
Pasangan seksual
Ibu & saudara perempuan
terkena kanker leher
rahim
Usia hub sex <20 tahun
Penyakit
menular seksual
Melahirkan
banyak anak
Riwayat papsmear sblmnya abN
Penyebab utama Kanker Leher rahim
adalah HPV type 16 , 18
UPAYA PENGENDALIAN KANKER (2)
Preventif, Deteksi Dini, dan Kuratif
• Preventif
• Vaksinasi Hepatitis B
• Vaksinasi HPV ( Private/
Mandiri/ Demonstrasi
Project)
• Deteksi dini
• Pemeriksaan IVA atau Pap
smear
• Kuratif
• Tatalaksana dilakukan
secara komprehensif dan
(
DETEKSI DINI KANKER
LEHER RAHIM DENGAN IVA
INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT)
AIV
Apa Itu IVA

Melihat leher rahim untuk mendeteksi abnormalitas setelah
mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka) (3-5%)

Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan
perubahan warna agak keputihan (acetowhite change).
Normal
NIS III
TES IVA
Untuk siapa?
Dimana ?
Bidan/dokter
WANITA SEKSUAL AKTIF/
30 – 50 tahun
Kapan dilakukan?
• Setiap saat
• Setiap 3- 5 tahun sekali
Puskesmas
Rumah Sakit
ALAT / BAHAN IVA
 Meja ginekologi
(atau MEJA TULIS)
 Sumber cahaya
yang cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Kapas lidi
 Sarung tangan
bersih ( lebih baik
steril)
 Spekulum vagina
II. TAMPILAN I V A positif
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)
LESI PRA KANKER
Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I
III. KANKER SERVIKS
Invasif
IVA Positif
KRIOTERAPI
Gambaran Leher Rahim
pada Krioterapi
Sebelum diobati
Saat sesudah
dilakukan
krioterapi
4 bulan
berikutnya
Perbandingan Cara Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim
IVA1
Ya
Ya
Pap Smear
Ya
Tidak
Ya
Tidak Tidak
Tes HPV/DNA
Ya
Tidak
Ya
Tidak Tidak
Servikografi
)
Ya
Tidak
Ya
Tidak Tidak
Sumber: PATH 1997.
Ya
Ya
Ya
Perjalanan alamiah penyakit
kanker Leher Rahim
Kanker
Lesi Pra Kanker
------------------- 3-17 tahun -----------------------
Displasia
Ringan
Displasia
Sedang
Displasia
Keras
Karsinoma
Insitu
Kanker
Serviks
DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA
Pencanangan Program Percepatan Peran serta
Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi dini
Kanker Pada Perempuan di Indonesia
Launching oleh Ibu Negara tanggal 21
April 2015
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
DAN LEHER RAHIM BERDASARKAN PROVINSI
TAHUN 2007-2017
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
-
19.57
12.48
11.42
9.76
7.71 7.68 7.58 7.54 7.16
6.75
5.66 5.21 5.02
4.68 4.56 4.13
3.49 3.30 2.91
2.84 2.64 2.60 2.51 2.24
1.78 1.49 1.46 1.39 1.25 1.22 1.18 1.16
0.98 0.68 0.68
Dasar Immunisasi
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah
dilaksanakan adalah deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat
dilakukan pada perempuan yang
sudah menikah
Program Penapisan dengan IVA belum
berjalan optimal
Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan
upaya proteksi spesifik dengan memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah
dipakai di sektor swasta
Rekomendasi ITAGI tentang
pelaksanaan program demonstrasi
imunisasi HPV
Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian
vaksin HPV pada anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6
(dosis kedua) SD/ MI

Berdasarkan Rekomendasi WHO, target untuk vaksinasi HPV adalah umur
9 – 13 tahun, tergantung diberikan pada umur :
- Dibawah 15 tahun : 2 dosis
- Diatas 15 tahun
: 3 dosis
PALIATIF &
REHABILITATIF
KURATIF
•
•
•
•
•
Penemuan dini kanker
Diagnosis dan pengobatan
secara komprehensif
Mempersiapkan mekanisme
rujukan berjenjang
Mendorong upaya
peningkatan kapasitas
fasyankes
Pelaksanaan surveilans dan
registri kanker
•
•
•
•
•
•
Pelayanan paliatif di
RS
Pelayanan paliatif di
masyarakat (hospis)
SURVEILANS &
RISET
Registrasi kanker berbasis RS dan Populasi
di 14 wilayah di 26 kab/kota
Riset dalam Riskesnas (Riset PTM)
Riset klinis
Riset operasional
KEBIJAKAN TERKAIT KANKER
Standar Tarif Pelayanan JKN
(Permenkes 52 Tahun 2016)

Kanker Payudara (SADANIS)

Kanker Leher Rahim (IVA)
Pemeriksaan IVA : Maksimal Rp 25.000,-
Pemeriksaan Pap Smear: Maksimal Rp 125.000,Krioterapi : Rp. 150.000,-
Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan
Permendagri No 18 tahun 2016
Permenkes No 43 tahun 2016
 Setiap perempuan usia 30-59 tahun mendapat skrining IVA-SADANIS
PENEMUAN DINI KANKER PADA ANAK






Retinoblastoma
Leukemia
Osteosarcoma
Limfoma Malignum
Neuroblastoma
Nasofaring
Program Kanker pada Anak di Indonesia :

Pedoman Penemuan Dini kanker Pada
Anak, Modul Penemuan Dini Kanker pada
Anak, Buku saku dan Lembar Balik

Sosialisasi dan penemuan dini Faktor Risiko
kanker pada anak dalam posbindu PTM

Pelatihan TOT Penemuan Dini Kanker pada
Anak untuk 10 provinsi (2016), dan
dilanjutkan 20 provinsi tahun 2017.

Kemitraan bersama dalam pengendalian
kanker anak (Yayasan pemerhati kanker)
Paliatif Kanker
 Integrasi layanan paliatif dalam sistem kesehatan
nasional

Ketersediaan layanan professional serta
pemberdayaan masyarakat

Ketersediaan sarana dan prasarana terutama untuk
pengelolaan nyeri dan gejala psikologis (khususnya
obat-obatan paliatif)

Aksesibiltas setiap pasien yang memerlukan program
paliatif
Pencegahan
dan
Pengendalian
KELAINAN
DARAH
Fakta Thalassemia

Riskesdas 2007, prevalensi nasional Thalassemia 1,5 ‰, 8 provinsi dengan
prevalensi lebih tinggi dari prevalensi nasional, antara lain Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (13,4‰), DKI Jakara (12,3‰), Sumatera Selatan (5,4‰),
Gorontalo (3,1‰), Kep. Riau (3,0‰), NTB (2,6‰), Maluku (1,9‰), Papua Barat
(2,2‰).
Prevalensi terendah terdapat di Provinsi Lampung, Kalimantan Barat, dan
Sulawesi Utara masing-masing-sebesar 0,1‰.

Hasil skrining pada masyarakat umum dari tahun 2008 – 2014 didapatkan 93
orang (5,41%) pembawa sifat dari 1718 orang; sedangkan hasil skrining pada
keluarga Thalassaemia (ring 1) tahun 2009-2014 didapatkan 93 orang (28%) dari
332 orang (YTI dan POPTI, 2014)
Beban Biaya Thalassemia
THALASSEMIA
Thalassemia merupakan penyakit
keturunan (kelainan genetik) akibat sel
darah merah dimana rantai globin-α atau
β pembentuk haemoglobin utama tidak
terbantuk sebagian atau tidak ada sama
sekali.
Thalassemia
adalah penyakit keturunan dengan
gejala utama pucat, perut tampak
membesar karena pembengkakan
limpa dan hati, dan apabila tidak
diobati dengan baik akan terjadi
perubahan bentuk tulang muka
dan warna kulit menjadi
menghitam.
UMUM
Terselenggaranya pencegahan dan
pengendalian thalassemia
TUJUAN
PROGRAM
KHUSUS
- Terlaksananya KIE Thalassemia di masyarakat
- Terlaksananya skrining dan deteksi dini Thalassemia
- Terlaksananya surveilans epidemiologi PTM
khususnya thalassemia
- Meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor, LSM,
CSR dll
SASARAN PROGRAM
Institusi Kesehatan
(Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
pertama/Puskesmas,
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,
Dinas Kesehatan
Propinsi, Rumah Sakit
Daerah)
Petugas Kesehatan
(Dokter,
Perawat/Bidan, Ahli
Teknologi
Laboratorium Medik,
Kesehatan
Masyarakat)
Masyarakat
PENGELOLAAN THALASSEMIA
Penyakit
Thalassemia
Mayor belum
bisa
disembuhkan,
tetapi dapat
dicegah
lahirnya bayi
Thalassemia
Mayor melalui
pengelolaan
faktor risiko
Thalassemia
Skrining
penyakit
Thalassemia
adalah upaya
menjaring
orang dengan
“pembawa
sifat atau
carier”
Thalassemia di
populasi
PUSKESMAS
(FASKES TK.
PERTAMA)
Konseling dan
edukasi
Pemeriksaan
Hematologi
Lengkap
47
Download