• Tanggal Efektif : 28 April 2017 • Masa Penawaran Umum : 3 – 5 Mei 2017 • Tanggal Penjatahan : 8 Mei 2017 • Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 9 Mei 2017 • Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 9 Mei 2017 • Tanggal Pencatatan Saham : 10 Mei 2017 OTORITAS JASA KEUANGAN (”OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk (“PERSEROAN“) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk Kegiatan Usaha Utama: Bergerak di bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum Berkedudukan di Bogor, Indonesia Domisili dan Kantor Pusat: Jalan Kaum Sari RT 001/005 Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara Bogor 16151, Jawa Barat Telepon: +62251 8666 873/874 Fax: +62251 8666 875 website: www.csis.co.id email: [email protected] PENAWARAN UMUM PERDANA Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp300 (tiga ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah Penawaran Umum secara keseluruhan adalah sebesar Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah). Seluruh saham Perseroan yang ditawarkan dalam Penawaran Umum memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT Ciptadana Sekuritas Asia PENJAMIN EMISI EFEK PT Bosowa Sekuritas ● PT Erdikha Elit Sekuritas ● PT KGI Sekuritas Indonesia ● PT Lautandhana Securindo ● PT Panca Global Securities Tbk Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek Menjamin Dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) Terhadap Penawaran Umum Perseroan RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA DI BIDANG PENGEMBANGAN PROPERTI, HASIL INDUSTRI FURNITUR DAN JASA KONSTRUKSI, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK MENGHADAPI PERSAINGAN YANG CUKUP KETAT BAIK DALAM HAL LOKASI, FASILITAS DAN SARANA PENDUKUNG, INFRASTRUKTUR, KUALITAS PELAYANAN, REPUTASI MAUPUN HARGA. APABILA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TIDAK DAPAT MENGANTISIPASI DAN/ATAU MENCERMATI RISIKO TERSEBUT DI ATAS MAKA AKAN MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI KEUANGAN, KINERJA DAN PROSPEK PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK. FAKTOR RISIKO PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAMSAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2017 Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut “OJK”) dengan Surat No. 011/CSIS-DIRUT/EKS/III/17 tanggal 16 Maret 2017 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara No. 64 Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya dan perubahan-perubahannya (selanjutnya disebut sebagai “UUPM”). Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, direncanakan akan dicatatkan di BEI sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 9 Maret 2017 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan maupun lembaga di BEI dan masingmasing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum batal demi hukum dan pembayaran pesanan saham tersebut wajib dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan dalam UUPM, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan No. IX.A.2. Lampiran Keputusan Bapepam-LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009. Lembaga Penunjang Pasar Modal dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di sektor Pasar Modal, dan kode etik, norma, serta standar profesi masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. PT Ciptadana Sekuritas Asia selaku Penjamin Pelaksana Emisi, para Penjamin Emisi Efek lainnya, serta para Lembaga dan profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini, dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Selanjutnya penjelasan mengenai tidak adanya hubungan afiliasi dapat dilihat pada Bab XII tentang Penjaminan Emisi Efek dan Bab XIII tentang Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal. Penawaran Umum ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan lain selain yang berlaku di Republik Indonesia. Barang siapa di luar wilayah Indonesia menerima Prospektus ini atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan Penawaran Umum ini, maka Prospektus atau dokumen-dokumen tersebut tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli saham, kecuali bila penawaran tersebut, atau pembelian saham tersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut. Perseroan telah mengungkapkan semua keterangan, data atau laporan dan kejujuran pendapat yang wajib diketahui oleh publik dan tidak terdapat lagi keterangan, data atau laporan dan kejujuran pendapat yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan publik. DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. i DEFINISI DAN SINGKATAN.................................................................................................................. iii RINGKASAN...........................................................................................................................................1 I. PENAWARAN UMUM...................................................................................................................6 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM................................................8 III. PERNYATAAN UTANG...............................................................................................................10 IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING....................................................................................15 V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN...............................................................18 VI. FAKTOR RISIKO.........................................................................................................................45 VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN...................50 VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA...............................................................51 A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK........................................51 1. Riwayat Singkat Perseroan...........................................................................................51 2. Perkembangan Permodalan Dan Kepemilikan Saham Perseroan...............................54 3. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum...........................................................................................................................55 4. Keterangan Singkat Tentang Entitas Anak....................................................................58 5. Struktur Organisasi Perseroan......................................................................................63 6. Pengurusan dan Pengawasan Perseroan....................................................................63 7. Sumber Daya Manusia.................................................................................................69 8. Skema Kepemilikan Perseroan.....................................................................................72 9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan Dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum dan Entitas Anak...................................................................................72 10. Keterangan Mengenai Aset Tetap Perseroan...............................................................73 11. Asuransi........................................................................................................................73 12. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga.....................................................74 13. Perjanjian Penting dengan Pihak Afiliasi.......................................................................81 14. Perkara Hukum Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.........................................................................................................90 i B. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA........................90 1. Umum...........................................................................................................................90 2. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak...............................................................91 3. Keselamatan Kerja......................................................................................................106 4. Pengendalian Kualitas Produk....................................................................................106 5. Pemasaran dan Penjualan..........................................................................................106 6. Strategi Usaha............................................................................................................108 7. Persaingan Usaha...................................................................................................... 110 8. Prospek Usaha........................................................................................................... 111 9. Keunggulan Kompetitif................................................................................................ 111 10. Hak Kekayaan Intelektual........................................................................................... 112 11. Riset dan Pengembangan.......................................................................................... 112 12. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan..................................................................... 112 13. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility (“CSR”)).......... 113 14. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)........................... 113 IX. EKUITAS................................................................................................................................... 114 X. KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... 115 XI. PERPAJAKAN........................................................................................................................... 116 XII. PENJAMINAN EMISI EFEK...................................................................................................... 118 XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL......................................................120 XIV. ANGGARAN DASAR PERSEROAN.........................................................................................122 XV. TATA CARA PEMESANAN SAHAM..........................................................................................147 XVI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM ....................................................................................................................................152 XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..............................................................................................153 XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN........................................................................................154 ii DEFINISI DAN SINGKATAN Istilah dan ungkapan dalam Prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut : Afiliasi Berarti Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 UndangUndang Pasar Modal, berarti : a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama; d. hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau f. hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama. BAE Berarti singkatan dari Biro Administrasi Efek, dalam hal ini adalah PT Sharestar Indonesia. Bapepam Singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 UUPM. Bapepam-LK Singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya yang dahulu dikenal sebagai Bapepam. BEI Berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Daftar Pemegang Saham (DPS) Berarti Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI. Daftar Pemesanan Pembelian Berarti Daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah Saham (DPPS) yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek. Efektif Berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran yang ditetapkan dalam UUPM dan ketentuan angka 4 Peraturan No. IX.A.2. Entitas Anak Berarti perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan. Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) Berarti Formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti pemilikan saham-saham di pasar perdana. iii Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) Berarti Formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Para Penjamin Emisi Efek. Hari Bursa Hari dimana BEI atau badan hukum yang menggantikannya menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan BEI. Harga Penawaran Berarti harga tiap saham yang ditawarkan, melalui Penawaran Umum yang harganya telah ditentukan melalui proses bookbuilding, yaitu Rp300 (tiga ratus Rupiah). Hari Kalender Berarti semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan hari kerja biasa. Hari Kerja Hari Senin sampai hari Jumat kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. KAP Berarti Kantor Akuntan Publik. KSEI Berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif. Kustodian Berarti pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Manajer Penjatahan Berarti PT Ciptadana Sekuritas Asia, yang bertanggung jawab atas penjatahan atas penjualan saham yang ditawarkan yang akan dilakukan jika jumlah pesanan atas saham-saham melebihi jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, berdasarkan Peraturan No. IX.A.7. Masa Penawaran Umum Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan pembelian Saham, kecuali jika Masa Penawaran Umum itu ditutup lebih dini sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, namun tidak boleh kurang dari 1 (satu) Hari Kerja dan maksimal 5 (lima) Hari Kerja. Masyarakat Berarti perorangan dan/atau badan-badan dan/atau badan hukum, baik Warga Negara Indonesia dan/atau badan-badan dan/atau badan hukum Indonesia maupun Warga Negara Asing dan/atau badan-badan asing dan/atau badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di luar negeri yang diperkenankan untuk memiliki Saham Yang Ditawarkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menkumham Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. iv OJK Berarti Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU OJK”) yang tugas dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga jasa pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya. Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal beralih dari Bapepam dan LK ke OJK, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, sesuai dengan Pasal 55 UU OJK. Pemegang Rekening Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI. Pemegang Saham Utama Berarti pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki paling sedikit 20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh Perseroan atau dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oelh Perseroan atau jumlah yang lebih kecil dari itu sebagaimana ditetapkan oleh OJK. Penawaran Umum Berarti kegiatan penawaran atas Saham Yang Ditawarkan yang dilakukan oleh Perseroan untuk menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat berdasarkan UUPM. Penitipan Kolektif Berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana dimaksud dalam UUPM. Penjamin Emisi Efek Berarti pihak-pihak yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Perseroan dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Saham Yang Ditawarkan yang tidak terjual. Penjamin Pelaksana Emisi Efek Berarti pihak yang akan bertanggung jawab atas penyelenggaraan Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia suatu Perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Peraturan No. IX.A.2 Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Peraturan No. IX.A.7 Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Peraturan No. IX.E.1 Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No., Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. v Peraturan No. IX.E.2 Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Peraturan No. IX.J.1 Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep- 179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Peraturan OJK No. 30/2015 Berarti Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Peraturan OJK No. 8/2017 Berarti Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Bersifat Ekuitas. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 16 tanggal 14 Maret 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 2 tanggal 3 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, dan Akta Addendum II dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 48 tanggal 26 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek Berarti Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek, yang dibuat oleh dan antara Perseroan dan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Maret 2017. Pernyataan Efektif Berarti pernyataan yang diterbitkan oleh OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Pernyataan Pendaftaran Berarti dokumen yang wajib disampaikan kepada OJK oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum. Perseroan Berarti PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk, suatu Perseroan terbatas berkedudukan di Bogor, dan beralamat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16151, Jawa Barat. Prospektus Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek. Prospektus Awal Berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan Harga Penawaran, penjaminan emisi efek atau hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. Prospektus Ringkas Berarti ringkasan dari Prospektus Awal. RUPS Berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. RUPSLB Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. vi Saham Baru Berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan (portepel) Perseroan, yang ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum dalam jumlah sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham, yang selanjutnya dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan. Saham Yang Ditawarkan Berarti Saham Baru, yaitu sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham, yang selanjutnya dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan. SKS Berarti Surat Kolektif Saham. Tanggal Distribusi Saham Berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara elektronik oleh KSEI kepada Penjamin Emisi Efek untuk kemudian didistribusikan kepada pemesan. Tanggal Pembayaran Berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan pada pasar perdana yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi. Tanggal Pencatatan Berarti tanggal pencatatan saham untuk diperdagangkan di Bursa Efek dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi. Tanggal Pengembalian Berarti tanggal untuk pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek kepada para pemesan yang sebagian atau seluruh pesanannya tidak dapat dipenuhi karena adanya penjatahan atau dalam hal Penawaran Umum Saham Perdana dibatalkan atau ditunda, bagaimanapun Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal diumumkannya pembatalan atau penundaan Penawaran Umum Saham Perdana. Tanggal Penjatahan Berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah penutupan Masa Penawaran Umum Saham Perdana, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi setiap pemesan. TDP Berarti Tanda Daftar Perusahaan. UUPM Berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. UUPT Berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. UUWDP Berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. vii Singkatan Nama Entitas Anak PT OBP PT OBC Berarti PT Olympic Bangun Persada. Berarti PT Olympic Bogor City. Singkatan Nama Pemegang Saham Perseroan PT OKE PT AUB Berarti PT Olympic Kapital Equity. Berarti PT Andalan Utama Bintara. viii RINGKASAN Ringkasan ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci serta Laporan Keuangan Konsolidasian dan penjelasan yang tercantum dalam Prospektus ini. Semua informasi keuangan Perseroan yang berkedudukan hukum di Indonesia disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK, KEGIATAN USAHA, SERTA PROSPEK USAHA Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 52 tanggal 2 Juni 1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, S.H., Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-4373.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor Nomor: 36/Rub/10-04/VII/2007 tanggal 24 Juli 2007. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 10 tanggal 15 November 2016 dibuat di hadapan Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur telah: (i) mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-0021536.AH.01.02. Tahun 2016 tanggal 16 November 2016; (ii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0099338 tanggal 16 November 2016; (iii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0099339 tanggal 16 November 2016. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Tbk, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang industri, pembangunan, jasa dan perdagangan umum. Perseroan didirikan pada tahun 1995. Saat ini kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak adalah dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum. Sejak tahun 2005, Perseroan mengkhususkan usahanya dalam bidang proyek atau kontraktor untuk pekerjaan furnitur yang dibuat menurut pesanan (custom made) untuk interior. Hasil produksi Perseroan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, antara lain: • perkantoran • kursi tunggu • institusi pendidikan • kafe dan restoran • hotel dan resor • perumahan dan apartemen • lembaga pemerintahan • rumah sakit dan klinik kesehatan Pada tahun 2015, Perseroan mulai mengembangkan bisnisnya ke bidang jasa konstruksi umum. Proyek konstruksi yang telah diselesaikan oleh Perseroan adalah pembangunan hotel dan condotel di Sentul Utara sedangkan proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan saat ini adalah pembangunan smart warehouse, infrastruktur, gudang, dan apartemen di daerah Sentul. ix Kemudian pada tahun 2016, melalui entitas anaknya yaitu PT OBP, Perseroan meluaskan kegiatan usahanya dalam bidang pengembangan properti antara lain apartemen, Small Office Home Office (SOHO), mall, dan hotel. Saat ini PT OBP memfokuskan kegiatan usaha pembangunannya di kota Bogor. Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16151, Jawa Barat. Untuk prospek usaha ke depan, Perseroan akan lebih banyak memfokuskan di sektor konstruksi untuk properti, dimana rencana proyek pengembangan yang akan dilakukan oleh Perseroan, sebagian besar melibatkan pembangunan sektor residensial khususnya hunian vertikal (apartemen strata) di berbagai wilayah perkotaan di Indonesia. Selain itu juga Perseroan dalam proyeknya turut mengembangkan aspek properti komersial dan hospitality dengan pengembangan melalui pembangunan pusat perbelanjaan, hotel, ruko dan berbagai fasilitas lainnya. Pembangunan hunian vertikal saat ini tetap menjadi tren yang paling berkembang khususnya di kota-kota besar di seluruh Indonesia, sebagai hasil dari semakin langka dan semakin mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah tapak (landed house) dan adanya perubahan preferensi konsumen. Diperkirakan sebagian besar permintaan akan hunian di kotakota besar nantinya akan dipasok oleh proyek-proyek apartemen strata di berbagai segmen. Dengan demikian, maka prospek bisnis Perseroan dengan fokus pada pembangunan apartemen strata menjadi tetap menjanjikan. Terlebih lagi, fokus Perseroan yaitu untuk memastikan konektivitas yang sangat baik dan menggabungkan konsep mixed use development yang mengintegrasikan hunian dengan fasilitas penunjangnya termasuk komponen komersial memberikan nilai tambah kepada pembeli dan menjadikan pengembangan Perseroan lebih menarik ditengah persaingan pasar yang ada. PENAWARAN UMUM 1. Jumlah Saham : Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum 2. Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham 3. Harga Penawaran : Rp300 (tiga ratus Rupiah) 4. Jumlah Penawaran Umum : Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah) 5. Jumlah Saham yang dicatatkan : Sebanyak 1.307.000.000 (satu miliar tiga ratus tujuh juta) saham Saham yang ditawarkan dalam penawaran umum ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Ffek Indonesia. RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Saham Baru Perseroan setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham akan digunakan sebagai berikut: 1. Sekitar 78% atau Rp46.285.317.998 akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka mendanai kegiatan operasional Perseroan, yang seluruhnya berkaitan dengan konstruksi dan penunjang konstruksi, seperti pembayaran subkontraktor, pembelian bahan baku dan pembayaran konsultan. x 2. Sekitar 10% atau Rp5.934.015.128 akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Windu Kentjana International Tbk), dengan rincian sebagai berikut: Rincian Bentuk Fasilitas Tujuan Fasilitas Jumlah Fasilitas Suku Bunga Jangka Waktu Saldo terutang Prosedur dan persyaratan pembayaran Keterangan Pinjaman Promes (Demand Loan) Untuk kebutuhan kerja (existing project) Rp100.000.000.000 12,5% per tahun Dimulai sejak tanggal 29 Oktober 2016 dan akan berakhir pada tanggal 29 Oktober 2017 Rp52.500.000.000 per 31 Maret 2017 Tidak diatur secara khusus mengenai prosedur dan persyaratan pembayaran sebagian utang Jenis utang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk yang sebagian akan dibayarkan dari dana Penawaran Umum merupakan fasilitas pinjaman jangka pendek untuk modal kerja dan belanja modal Perseroan. Pencairan awal dimulai pada bulan Oktober 2016, yaitu sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal 31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember 2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017. Total utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2017. Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. 3. Sekitar 12% atau Rp7.120.818.154 akan digunakan oleh Perseroan sebagai belanja modal, yaitu untuk membiayai pembelian alat-alat konstruksi antara lain tower crane, dump truck, loader, pile driver, dan sebagainya yang akan menunjang kegiatan usaha Perseroan. STRUKTUR PERMODALAN SEBELUM DAN SESUDAH PENAWARAN UMUM Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Andalan Utama Bintara PT Olympic Kapital Equity Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 4.400.000.000 440.000.000.000 Jumlah Saham 748.000.000 352.000.000 1.100.000.000 3.300.000.000 xi 74.800.000.000 35.200.000.000 110.000.000.000 330.000.000.000 % 68,00 32,00 100,00 Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut: Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum 4.400.000.000 Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 440.000.000.000 748.000.000 352.000.000 - 74.800.000.000 35.200.000.000 - 68,00 32,00 - 748.000.000 352.000.000 207.000.000 74.800.000.000 35.200.000.000 20.700.000.000 57,23 26,93 15,84 1.100.000.000 110.000.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 3.300.000.000 330.000.000.000 *masyarakat masing-masing dengan kepemilikan dibawah 5% 100,00 1.307.000.000 130.700.000.000 100,00 3.093.000.000 309.300.000.000 Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Andalan Utama Bintara PT Olympic Kapital Equity Masyarakat* Jumlah Saham Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh % Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 4.400.000.000 440.000.000.000 Jumlah Saham % IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Tabel berikut ini menggambarkan Ikhtisar Data Keuangan Penting Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA. LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) Uraian Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas Pada tanggal 31 Oktober 2016 258.354,3 136.913,4 121.440,9 Pada tanggal 31 Desember 2015 26.423,2 16.202,6 10.220,6 2014 15.300,5 5.593,1 9.707,4 2013 24.240,7 17.397,7 6.843,0 LAPORAN LABA RUGI (dalam jutaan Rupiah) Uraian Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Total Penghasilan Komprehensif Periode / Tahun Berjalan Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tangal 31 Oktober 2016 2015 53.806,3 14.535,8 (39.276,4) (10.208,0) 6.867,4 344,4 xii Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 52.913,4 (38.621,9) 2014 46.829,4 (34.192,9) 2013 33.654,3 (24.585,4) 3.278,2 2.864,4 1.847,4 RASIO-RASIO Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tangal 31 Oktober 2016 2015 2,72 t.d.d 5,80 t.d.d Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 ROA (%) 12,37 18,85 ROE (%) 31,98 29,72 Keterangan: t.d.d: tidak dapat diperbandingkan karena periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup satu tahun buku. 2013 7,32 25,92 KETERANGAN MENGENAI ENTITAS ANAK Saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki Entitas Anak, baik langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut: No Nama Entitas Anak Kegiatan Usaha 1. 2. PT Olympic Bangun Persada PT Olympic Bogor City Jasa dan Pembangunan Pembangunan, Perdagangan, Jasa, Percetakan, Perbengkelan Kepemilikan Perseroan (%) 99% 99% (melalui PT OBP) Tahun Penyertaan 2016 2016 Tahun Operasional 2016 2016 FAKTOR RISIKO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Risiko Persaingan Usaha Risiko Terhadap Sub-Kontraktor Risiko Pertumbuhan Industri Konstruksi Risiko Ketergantungan terhadap Entitas Anak Risiko Denda Keterlambatan Penyelesaian Proyek Risiko Ketersediaan dan Kenaikan Harga Bahan Baku Risiko Penurunan Permintaan Risiko Penundaan atau Tidak Terbayarnya Pembayaran Oleh Pelanggan Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang Risiko Perubahan Peraturan Risiko Ekonomi Selain dari risiko-risiko yang telah diungkapkan di atas, terdapat risiko lain dari Entitas Anak (PT OBP), yaitu sebagai berikut: 1. Risiko Berkurangnya Lahan yang Berlokasi Strategis 2. Risiko Kondisi Pasar Properti Risiko Atas Kepemilikan Saham Perseroan 1. Risiko Likuiditas Saham 2. Risiko Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi 3. Risiko Kemampuan Perseroan Membayar Dividen di Masa Depan akan Bergantung pada Laba Ditahan, Kondisi Keuangan, Arus Kas dan Kebutuhan Modal Kerja di Masa Depan 4. Risiko Penjualan Saham di Masa Datang dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perseroan xiii KEBIJAKAN DIVIDEN Berdasarkan UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan, seluruh laba bersih Perseroan setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan wajib dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS. Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila saldo laba yang ditahan Perseroan positif. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, keputusan mengenai pembagian dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat membagikan dividen kas pada tahun dimana Perseroan mencatatkan saldo laba positif. Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan pembagian dividen kas interim selama dividen kas interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan mengalami kerugian, distribusi dividen interim harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada Perseroan, dan Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara tanggung renteng dalam hal dividen interim tidak dikembalikan ke Perseroan. Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen di kemudian hari atas saham, jika ada, akan bergantung pada faktor-faktor berikut, termasuk: • Hasil operasional, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan; • Rencana pengembangan usaha Perseroan di masa yang akan datang; dan • Faktor lainnya yang dianggap penting oleh manajemen Perseroan. Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di atas, Perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 20% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2018. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya. Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham. Riwayat pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut: Tahun Buku 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2012 % Laba Bersih Dividen per Saham (%) (Rp) 141,6 1.851.547 95,8 1.106.000 42,5 255.200 Jumlah Pembayaran Dividen (Rp) 4.628.868.692 2.765.000.000 638.000.000 Pada tahun buku 2011 dan 2013, Perseroan tidak membagikan dividen. xiv Tanggal Pembayaran Dividen 3 Februari 2016 6 Februari 2015 6, 7, 12 Februari 2013, dan 4 Maret 2013 I. PENAWARAN UMUM Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp300 (tiga ratus Rupiah), yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah seluruh Penawaran Umum adalah sebesar Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah). PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk Kegiatan Usaha Utama: Bergerak di bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum Berkedudukan di Bogor, Indonesia Domisili dan Kantor Pusat: Jalan Kaum Sari RT 001/005 Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara Bogor 16151, Jawa Barat Telepon: +62251 8666 873/874 Fax: +62251 8666 875 website: www.csis.co.id email: [email protected] RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA DI BIDANG PENGEMBANGAN PROPERTI, HASIL INDUSTRI FURNITUR DAN JASA KONSTRUKSI, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK MENGHADAPI PERSAINGAN YANG CUKUP KETAT BAIK DALAM HAL LOKASI, FASILITAS DAN SARANA PENDUKUNG, INFRASTRUKTUR, KUALITAS PELAYANAN, REPUTASI MAUPUN HARGA. APABILA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TIDAK DAPAT MENGANTISIPASI DAN/ ATAU MENCERMATI RISIKO TERSEBUT DI ATAS MAKA AKAN MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI KEUANGAN, KINERJA DAN PROSPEK PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK. FAKTOR RISIKO PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. 1 Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham Keterangan Jumlah Saham Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Andalan Utama Bintara PT Olympic Kapital Equity Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 4.400.000.000 Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 440.000.000.000 748.000.000 352.000.000 1.100.000.000 3.300.000.000 74.800.000.000 35.200.000.000 110.000.000.000 330.000.000.000 % 68,0 32,0 100,0 Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham Baru yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham biasa atas nama yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu. Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut: Sebelum Penawaran Umum Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 440.000.000.000 Modal Dasar 4.400.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Andalan Utama Bintara 748.000.000 74.800.000.000 PT Olympic Kapital Equity 352.000.000 35.200.000.000 Masyarakat* Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.100.000.000 110.000.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 3.300.000.000 330.000.000.000 *masyarakat masing-masing dengan kepemilikan dibawah 5% Sesudah Penawaran Umum 4.400.000.000 Jumlah Nilai Nominal @Rp100 per saham (Rp) 440.000.000.000 68,00 32,00 - 748.000.000 352.000.000 207.000.000 74.800.000.000 35.200.000.000 20.700.000.000 57,23 26,93 15,84 100,00 1.307.000.000 130.700.000.000 100,00 3.093.000.000 309.300.000.000 % Jumlah Saham % PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama yang merupakan saham baru Perseroan, yang seluruhnya ditawarkan dalam Penawaran Umum ini atau sejumlah 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham yang dimiliki pemegang saham pendiri pada BEI. Dengan demikian seluruh jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI menjadi sebanyak 1.307.000.000 (satu miliar tiga ratus tujuh juta) saham atau sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum ini. Perseroan berencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham dan/atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Efektif. 2 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Saham Baru Perseroan setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham akan digunakan sebagai berikut: 1. Sekitar 78% atau Rp46.285.317.998 akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka mendanai kegiatan operasional Perseroan, yang seluruhnya berkaitan dengan konstruksi dan penunjang konstruksi, seperti pembayaran subkontraktor, pembelian bahan baku dan pembayaran konsultan. 2. Sekitar 10% atau Rp5.934.015.128 akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Windu Kentjana International Tbk), dengan rincian sebagai berikut: Rincian Bentuk Fasilitas Tujuan Fasilitas Jumlah Fasilitas Suku Bunga Jangka Waktu Saldo terutang Prosedur dan persyaratan pembayaran Keterangan Pinjaman Promes (Demand Loan) Untuk kebutuhan kerja (existing project) Rp100.000.000.000 12,5% per tahun Dimulai sejak tanggal 29 Oktober 2016 dan akan berakhir pada tanggal 29 Oktober 2017 Rp52.500.000.000 per 31 Maret 2017 Tidak diatur secara khusus mengenai prosedur dan persyaratan pembayaran sebagian utang Jenis utang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk yang sebagian akan dibayarkan dari dana Penawaran Umum merupakan fasilitas pinjaman jangka pendek untuk modal kerja dan belanja modal Perseroan. Pencairan awal dimulai pada bulan Oktober 2016, yaitu sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal 31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember 2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017. Total utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2017. Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. 3. Sekitar 12% atau Rp7.120.818.154 akan digunakan oleh Perseroan sebagai belanja modal (capital expenditures), yaitu untuk membiayai pembelian alat-alat konstruksi antara lain tower crane, dump truck, loader, pile driver, dan sebagainya yang akan menunjang kegiatan usaha Perseroan. Apabila Perseroan tidak berhasil mendapatkan seluruh dana hasil Penawaran Umum yang diharapkan, Perseroan akan mencari sumber pembiayaan lainnya, antara lain melalui dana pihak ketiga, seperti perbankan atau lembaga keuangan lainnya, dan dana dari kas hasil operasi Perseroan untuk mendanai rencana modal kerja, pembayaran sebagian pokok utang, dan belanja modal Perseroan. Sesuai dengan Peraturan OJK No. 8/2017, total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,4442% dari nilai Penawaran Umum Saham Perdana yang meliputi: 1. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee), biaya jasa penjaminan (underwriting fee), dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 1,2100%, dengan perincian: a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 0,7100% b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,2500% c. Biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,2500% 3 2. Biaya Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 1,4436% yang terdiri dari biaya jasa: a. Akuntan Publik sebesar 0,8857% b. Konsultan Hukum sebesar 0,3543% c. Notaris sebesar 0,1506% d. Biro Administrasi Efek sebesar 0,0531% 3. Biaya pencatatan BEI, biaya pendaftaran KSEI, biaya pernyataan pendaftaran ke OJK, biaya penyelenggaraan Due Diligence Meeting dan Public Expose, iklan surat kabar, percetakan prospektus dan formulir, pelaksanaan penawaran umum dan lain-lain sebesar 1,7906%. Perseroan akan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum kepada OJK sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015. Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum tersebut juga akan dipertanggungjawabkan secara berkala setiap tahun kepada pemegang saham Perseroan dalam RUPS Tahunan Perseroan. Laporan realisasi penggunaan dana yang disampaikan ke OJK dibuat secara berkala setiap 6 (enam) bulan dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember dan pertama kali wajib dibuat pada tanggal laporan terdekat setelah tanggal penyerahan Efek untuk Penawaran Umum Perdana saham. Penyampaian laporan tersebut selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya. Dalam hal terjadi perubahan penggunaan dana tersebut, Perseroan wajib: a. menyampaikan rencana dan alasan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum bersamaan dengan pemberitahuan mata acara RUPS kepada Otoritas Jasa Keuangan; dan b. memperoleh persetujuan dari RUPS terlebih dahulu. Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum yang merupakan Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan/atau Transaksi Material, Perseroan akan melaksanakannya sesuai dengan peraturan No. IX.E.1 dan/atau Peraturan No. IX.E.2 Penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini akan dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal. 4 III. PERNYATAAN UTANG Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dan ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi dengan opini wajar dalam semua hal yang material, liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 seluruhnya berjumlah Rp136.913,4 juta dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Uraian Jumlah LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Utang Pembiayaan Konsumen Total Liabilitas Jangka Pendek 255,6 135.755,1 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Utang Pembiayaan Konsumen Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS 304,4 853,9 1.158,3 136.913,4 30.000,0 347,8 27.788,8 73.260,4 346,1 1.156,5 2.183,1 416,8 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek Utang Bank Jangka Pendek pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.000,0 juta, yang merupakan utang kepada PT Bank Windu Kentjana International Tbk (sekarang bernama PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk). Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 086/SPKBWKI/KP-JKT/X/2016 tanggal 24 Oktober 2016, Perseroan memperoleh fasilitas Demand Loan (DL) dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk dengan nilai pinjaman maksimal sebesar Rp100.000,0 juta yang digunakan untuk pembiayaan pekerjaan konstruksi gudang, infrastuktur dan gedung kantor. Perjanjian kredit ini akan jatuh tempo pada 23 Oktober 2017 dengan tingkat bunga 12,5% per tahun. Fasilitas DL dijamin dengan sejumlah tanah milik Au Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo Fransiskus, PT Bogorindo Cemerlang, dan PT Olympic Bangun Persada. Perseroan harus menjaga rasio keuangan debt to equity ratio maksimal 2 kali. Utang PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbkmerupakan dana yang diperoleh dari atas jaminan pekerjaan konstruksi, yang dibagi menjadi uang muka, material on site, dan progress pekerjaan. Pencairan awal dimulai pada akhir bulan Oktober 2016, yaitu sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal 31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember 2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017. 5 Saldo terutang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk pada tanggal 31 Maret 2017 adalah sebesar Rp52.500.000.000. Prosedur dan persyaratan atas Utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: • Persyaratan Awal 1. Telah membuka rekening di PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk dan membayar semua biaya-biaya yang timbuldan menjadi tanggungan debitur sepenuhnyasebelum akad kredit. 2. Menyerahkan SPK antara PT Cayahasakti Investindo Sukses dengan kontraktor. 3. Membuka rekening Giro dan Escrow di PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk a.n PT Cayahasakti Investindo Sukses. 4. Menyerahkan surat bukti pengurusan IMB untuk pembangunan gedung kantor 15 lantai yang terletak di kawasan industri Sentul. 5. Menyerahkan sertifikat tanah pembangunan gudang dan gedung kantor untuk dijadikan sebagai custodian collateral. 6. Wajib mengasuransikan gedung kantor selama pembangunan menggunakan asuransi rekanan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk . 7. Wajib menyerahkan Bukti PPJB untuk sertifikat tanah kavling 1440 m2 dengan no. NIB10.10.5.10.00434, menggunakan notaries rekanan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk . 8. Seluruh jaminan tanah di Kaum Sari, Bogor harus dibaliknamakan ke atas nama PT Olympic Bangun Pesada (proses balik nama wajib dilakukan di notaris rekanan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk ). 9.Menjaga debt to equity ratio maksimal 2 kali. 10. Menyerahkan perizinan usaha sesuai dengan sektor yang dibiayai (developer). • Prosedur Pencairan 1. Prosedur pencairan uang muka setelah SPK dan kontrak di tandatangani kedua belah pihak. 2. Prosedur pencairan MOS berdasarkan nilai dari invoice dan kwitansi supplier. 3. Prosedur pencairan berdasarkan berita acara progress yang kemudian dinilai kembali oleh pihak appraisal independen yang di tunjuk oleh pihak bank. Utang Usaha - Pihak Berelasi Utang Usaha - Pihak Berelasi pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp347,8 juta, yang merupakan utang kepada PT Olympic Kian Industri. Utang Usaha - Pihak Ketiga Utang Usaha - Pihak Ketiga pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp27.788,8 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 12.536,1 14.925,6 160,0 64,2 53,3 49,6 27.788,8 PT Cahaya Lintang Gemilang CV Kemangi PT Surabaya Panel Lestari PT Fittech Anugerah Perkasa PT Bintang Toba Lestari Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Total 6 Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp73.260,4 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 29.384,8 33.975,6 9.900,0 73.260,4 PT Cahayasakti Lintang Surya PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco Total Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp346,1 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 177,1 140,0 29,0 346,1 RSM Indonesia Fahmy Hoessein & Partners Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Total Utang Pajak Utang Pajak pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.156,5 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah Perseroan Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Total 21,1 0,4 6,2 1.128,8 1.156,5 Beban Akrual Beban Akrual pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.183,1 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 1.483,7 690,1 9,3 2.183,1 Proyek Operasional Kantor Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Total 7 Provisi Jangka Pendek Provisi Jangka Pendek pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp416,8 juta. Menurut surat dari Dinas Pertambangan dan Energi Paluta No. 600/3080/2016 tanggal 22 Juli 2016, menerangkan bahwa berdasarkan surat hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia provinsi Sumatera Utara No. 53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 tanggal 27 Juni 2016, Perseroan menerima kelebihan pembayaran atas proyek pengadaan mebel dan interior dengan nomor kontrak 601/4299/PPK/2015 tanggal 2 Oktober 2015 sebesar Rp428.337.581. Perseroan harus mengembalikannya kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta (Padang Lawas Utara) paling lambat 31 Agustus 2016. Melalui surat sanggahan No. 011/CSIS-EKS/VIII/16 tanggal 5 Agustus 2016, Perseroan menyampaikan bahwa kelebihan pembayaran seharusnya menurut perhitungan Perseroan adalah sebesar Rp11.520.267 kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta. Jumlah sanggahan tersebut sudah dibayarkan Perseroan pada 26 Agustus 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Dinas Pertambangan dan Energi Paluta belum memberikan tanggapan. Dari kasus di atas, Perseroan membuat provisi dengan perhitungan sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 428,3 11,5 416,8 Hasil Pemeriksaan BPK RI Hasil Perhitungan Perseroan Provisi Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp255,6 juta. LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp304,4 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 199,6 360,4 560,0 PT Maybank Indonesia Finance PT BCA Finance Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen Dikurangi: Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Utang Pembiayaan Konsumen Jangka Panjang (255,6) 304,4 8 Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang pada tanggal 31 Oktober 2016 dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut: Tingkat Diskonto Tingkat Kenaikan Gaji Asumsi Demografi Pensiun Mortalitas Cacat Pengunduran Diri : 7,4% per tahun : 8% per tahun : : : : 100% pada usia pensiun normal Tabel Mortalita Indonesia 2011 10% dari tabel mortalita 10% per tahun sampai dengan usia 25 tahun dan menurun linier menjadi 1% di usia 45 dan tahun-tahun setelahnya Saldo Liabilitas Imbalan Pasca Kerja pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp853,9 miliar, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 495,8 130,8 227,3 853,9 Saldo Awal Pembayaran Manfaat Beban Diakui di Laba Rugi Jumlah Diakui di Pendapatan Komprehensif Lain Saldo pada Akhir Periode KOMITMEN DAN KONTIJENSI Pada tanggal laporan auditor independen, Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki komitmen maupun kewajiban kontinjensi. KEWAJIBAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN Setelah tanggal 31 Oktober 2016 sampai dengan tanggal laporan auditor independen dan setelah tanggal laporan auditor independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan pencairan fasilitas pinjaman sebagai berikut: • Pada tanggal 16 Desember 2016 dan 22 Februari 2017, Perseroan mendapatkan pencairan fasilitas pinjaman dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk masing-masing sebesar Rp9.556.553.436 dan Rp12.943.466.564. Total utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada 31 Maret 2017. Seluruh kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 telah diungkapkan pada Prospektus ini. Perseroan telah melunasi seluruh kewajiban jangka panjangnya yang telah jatuh tempo, dan hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo namun belum dilunasi oleh Perseroan. Setelah tanggal 31 Oktober 2016 sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen dan setelah tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan tidak memiliki liabilitas-liabilitas lain yang signifikan kecuali liabilitasliabilitas yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan serta liabilitas-liabilitas yang telah dinyatakan di dalam Prospektus ini dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan. 9 Dengan melihat kondisi keuangan Perseroan, manajemen berkeyakinan bahwa Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang telah diungkapkan dalam Laporan Auditor Independen dengan persyaratan sebagaimana mestinya. Tidak terdapat pelanggaran atas persyaratan dalam perjanjian kredit yang berdampak material terhadap kelangsungan usaha Perseroan. Tidak terdapat keadaan lalai atas pembayaran pokok dan/atau bunga pinjaman setelah tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Tidak terdapat pembatasan-pembatasan yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. 10 IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Tabel berikut ini menggambarkan Ikhtisar Data Keuangan Penting Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA. LAPORAN POSISI KEUANGAN Uraian ASET ASET LANCAR Kas dan Bank Piutang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada Entitas Asosiasi Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap Tanah untuk Pengembangan Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET Pada tanggal 31 Oktober 2016 2015 (dalam jutaan Rupiah) Pada tanggal 31 Desember 2014 2013 33.693,0 8.848,1 9.400,7 18.088,2 338,4 6.626,9 - 62,8 122.033,1 2.848,1 30.207,9 851,9 14.803,4 1.332,4 72,3 286,1 206.466,6 463,8 3.653,4 5.141,3 1.036,4 4,7 25.774,6 463,8 1.360,1 524,0 2.169,8 606,7 5,9 14.531,0 465,0 4.328,3 393,9 158,7 135,4 8,7 23.641,0 27.957,8 325,1 1.189,8 22.415,0 51.887,7 258.354,3 124,0 524,6 648,6 26.423,2 97,1 672,4 769,5 15.300,5 65,9 533,8 599,7 24.240,7 11 Uraian LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Utang Pembiayaan Konsumen Uang Muka Penjualan Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Utang Pembiayaan Konsumen Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 10.000 Saham pada 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 2.500 Saham pada 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Saldo Laba Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Pada tanggal 31 Oktober 2016 (dalam jutaan Rupiah) Pada tanggal 31 Desember 2014 2013 2015 30.000,0 - - - 347,8 27.788,8 10.711,9 12,2 4.136,5 1.051,7 11.093,6 73.260,4 346,1 1.156,5 2.183,1 416,8 103,3 23,3 55,2 4.747,0 - 164,7 41,7 23,4 671,7 - 228,8 42,0 230,8 4.244,5 - 255,6 135.755,1 66,2 15.706,9 88,2 5.138,4 88,2 16.979,6 304,4 853,9 1.158,3 136.913,4 495,7 495,7 16.202,6 66,1 388,6 454,7 5.593,1 154,4 263,7 418,1 17.397,7 110.000,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 (620,6) - - - 2.077,4 9.959,2 7.720,6 7.207,4 4.343,0 121.416,0 24,9 121.440,9 258.354,3 10.220,6 10.220,6 26.423,2 9.707,4 9.707,4 15.300,5 6.843,0 6.843,0 24.240,7 12 LAPORAN LABA RUGI (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian PENDAPATAN BEBAN POKOK PENDAPATAN LABA KOTOR Beban Usaha Pendapatan Lainnya Beban Lainnya LABA USAHA Beban Keuangan LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA PERIODE / TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF PERIODE / TAHUN BERJALAN Laba Periode/Tahun Berjalan yang dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan yang dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh) DIVIDEN PER SAHAM (Dalam Rupiah Penuh) Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 2015 2015 2014 2013 53.806,3 (39.276,4) 14.529,9 (6.280,7) 1.802,1 (176,7) 9.874,6 (1.431,0) 8.443,6 (1.405,7) 7.037,9 14.535,8 (10.208,0) 4.327,8 (3.761,6) 40,5 606,7 (189,7) 417,0 (80,7) 336,3 52.913,4 (38.621,9) 14.291,5 (9.801,2) 52,5 (1,0) 4.541,8 (195,0) 4.346,8 (1.078,4) 3.268,4 46.829,4 (34.192,9) 12.636,5 (8.882,4) 44,4 (4,4) 3.794,1 (26,4) 3.767,7 (882,9) 2.884,8 33.654,3 (24.585,4) 9.068,9 (6.834,8) 91,5 (11,3) 2.314,3 (24,7) 2.289,6 (516,0) 1.773,6 (227,3) 10,8 13,0 (27,2) 98,4 56,8 (2,7) (3,2) 6,8 (24,6) 6.867,4 344,4 3.278,2 2.864,4 1.847,4 7.038,0 (0,1) 7.037,9 336,3 336,3 3.268,4 3.268,4 2.884,8 2.884,8 1.773,6 1.773,6 6.867,4 6.867,4 344,4 344,4 3.278,2 3.278,2 2.864,4 2.864,4 1.847,4 1.847,4 63.981 134.516 1.307.367 1.153.927 709.439 - - 1.851.547 1.106.000 - 13 RASIO-RASIO Uraian Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Beban Pokok Penjualan Laba Usaha Laba Komprehensif Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas Rasio-Rasio Keuangan (%) Total Liabilitas / Total Ekuitas Total Liabilitas / Total Aset Aset Lancar / Liabilitas Jangka Pendek Rasio-Rasio Usaha (%) Laba Kotor / Pendapatan Laba Usaha / Pendapatan Laba Komprehensif / Pendapatan Laba Kotor / Total Aset Laba Usaha / Total Aset Laba Komprehensif / Total Aset Laba Kotor / Total Ekuitas Laba Usaha / Total Ekuitas Laba Komprehensif / Total Ekuitas Periode sepuluh bulan Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 31 Oktober 2016 2015 2015 2014 2013 270,2 284,8 1.527,6 1.894,0 t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d 13,0 13,0 19,7 14,4 72,7 189,7 5,3 39,1 39,1 63,9 55,1 (36,9) (67,9) 41,9 18,4 18,1 19,6 21,5 5,7 (3,0) 37,0 112,7 53,0 152,1 t.d.d t.d.d t.d.d 158,5 61,3 164,1 57,6 36,6 282,8 254,2 71,8 139,2 27,0 18,4 12,8 5,6 3,8 2,7 12,0 8,1 5,7 29,8 4,2 2,4 t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d t.d.d 27,0 8,6 6,2 54,1 17,2 12,4 139,8 44,4 32,1 27,0 8,1 6,1 82,6 24,8 18,7 130,2 39,1 29,5 26,9 6,9 5,5 37,4 9,5 7,6 132,5 33,8 27,0 Rasio Fasilitas Pinjaman PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (%) 112,7 * * * Debt to Equity (maksimum 200%) Keterangan: t.d.d: tidak dapat diperbandingkan karena periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup satu tahun buku. * fasilitas belum diberikan pada tahun tersebut 14 * V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama-sama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting pada Bab IV pada Prospektus ini dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan beserta catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada Bab XVIII pada Prospektus ini. Pembahasan dan analisa keuangan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA. 1.UMUM Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak adalah dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum. Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16151, Jawa Barat. 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA DAN HASIL USAHA PERSEROAN Kondisi ekonomi dan industri properti di Indonesia Saat ini Indonesia saat ini memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan Produk Domestik Bruto (“PDB”) nominal sekitar USD861,9 miliar pada tahun 2015 (sumber: World Bank, Juli 2016). Perekonomian Indonesia mencapai laju pertumbuhan PDB sebesar rata-rata 5,5% per tahun dari tahun 2011 hingga 2015 (sumber: IMF, April 2016). Pertumbuhan ekonomi telah membawa peningkatan pesat dalam kekayaan pribadi dan rumah tangga penduduk Indonesia. PDB per kapita Indonesia tahun 2015 melampaui USD3.400 (sumber: World Bank, Juli 2016), yang Perseroan yakin akan meningkatkan lebih lanjut pertumbuhan pengeluaran konsumen dan pendapatan sesudah dikurangi pajak (disposable income). Lebih spefisiknya, peningkatan daya beli masyarakat terhadap kepemilikan properti akan meningkatkan pendapatan Perseroan sebagai kontraktor umum dan penyedia furnitur serta PT OBP sebagai pengembang properti. Prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak kedepan akan berasal dari kegiatan pengembangan properti di Indonesia. Dengan demikian, Perseroan dan Entitas Anak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap keadaan ekonomi Indonesia secara umum dan pasar properti Indonesia pada khususnya. Kondisi ekonomi lainnya yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak mencakup tren penentuan harga pasar yang mempengaruhi penjualan properti dan tingkat harga sewa, standar hidup, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan, perubahan demografi, tingkat suku bunga dan ketersediaan pembiayaan konsumen. Perseroan dan Entitas Anak memperkirakan hasil operasional Perseroan dan Entitas Anak akan tetap bervariasi dari waktu ke waktu sesuai dengan fluktuasi ekonomi Indonesia dan pasar properti Indonesia. Nilai properti dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, penawaran dan permintaan properti yang sejenis, tingkat pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi aset yang mungkin dilaksanakan, tingkat suku bunga, inflasi, bencana alam serta perkembangan ekonomi dan politik. Secara historis, pasar properti bergerak berdasarkan siklus dan perubahan siklus di masa mendatang dapat menyebabkan fluktuasi atas nilai wajar properti serta kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan dan Entitas Anak. 15 RAPBN dan RAPBD Sebagian besar pendapatan Perseroan saat ini berasal dari pelanggan Perseroan yang berasal dari kalangan Pemerintah seperti departemen-departemen pemerintahan yang mana semua pengeluaran akan berasal dari Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dan Rencana Pendapatan Belanja Negara Daerah (RAPBD) yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu apabila terjadi pengurangan anggaran yang berkaitan dengan anggaran pengeluaran departemen-departemen yang berhubungan dengan bisnis Perseroan maka hal ini akan mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja Perseroan. Perubahan perilaku konsumen dan pengembangan produk baru Seiring dengan perkembangan zaman, maka produk baru, pasar baru, dan kesempatan baru akan bermunculan. Hasil usaha Perseroan dan Entitas Anak dipengaruhi oleh kemampuan untuk terus menciptakan produk baru yang kreatif dan inovatif sehungga dapat memenuhi keinginan konsumen. Perseroan selalu berupaya untuk mengikuti permintaan pelanggan dalam hal pemilihan desain maupun material produk. Perseroan dan Entitas Anak juga berupaya membaca tren yang akan berkembang untuk mengembangkan produk baru melalui divisi Business Development. Salah satu contoh pengembangan prosuk baru yang telah dilakukan adalah proyek Smart Warehouse yang menggabungkan unsur teknologi ke dalam properti. Di samping itu, manajemen berkeyakinan bahwa teknologi memiliki dampak yang cukup besar terhadap perubahan gaya hidup, pola konsumsi, serta perilaku ekonomi. Perseroan dan Entitas Anak akan senantiasa memperhatikan perkembangan teknologi yang ada agar dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan daya saing. Dengan selalu mengadaptasi teknologi terkini, manajemen berharap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumennya. Kondisi persaingan dan perubahan yang terjadi pada kompetitor Sehubungan dengan kegiatan usaha di bidang pengembangan properti, hasil industri furnitur dan jasa konstruksi, Perseroan dan Entitas Anak menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dalam hal lokasi, fasilitas dan sarana pendukung, infrastruktur, kualitas pelayanan, reputasi maupun harga. Untuk menghadapi persaingan tersebut, Perseroan dan Entitas Anak berupaya untuk senantiasa meningkatkan mutu produk dan melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen. Perkembangan aktivitas pemasaran Aktivitas pemasaran yang dilakukan dapat mempengaruhi kegiatan dan hasil usaha Perseroan dan Entitas Anak sehingga dalam melakukan aktivitas pemasaran, Perseroan dan Entitas Anak selalu mempertimbangkan target konsumen yang dituju. Aktivitas pemasaran Entitas Anak Perseroan terdiri dari penjualan langsung melalui tim sales executive internal serta penjualan tidak langsung dengan bekerja sama dengan agen-agen properti. Entitas Anak terus mengembangkan aktivitas pemasarannya dengan mulai merambah ke media elektronik, seperti melalui media sosial, website, agen elektronik, maupun iklan search engine agar dapat menjangkau pangsa pasar lebih luas. Selain itu, Entitas Anak juga membentuk tim baru yang juga akan fokus untuk melakukan pemasaran kepada komunitas yang dibentuk di masing-masing kota. Perubahan tingkat suku bunga Perubahan tingkat suku bunga dapat memberikan dampak terhadap hasil usaha Perseroan. Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi biaya bunga yang dibayar oleh Perseroan sehubungan dengan pinjaman yang dilakukan untuk mendanai belanja modal dan operasional Perseroan. Untuk meminimalisasi hal tersebut, Perseroan berupaya untuk memitigasi risiko dengan menetapkan tingkat suku bunga tetap selama 1 tahun sejak awal perjanjian pinjaman. Selain itu, perubahan tingkat suku bunga juga dapat mempengaruhi biaya calon konsumen Entitas Anak untuk memperoleh properti sehingga dapat mempengaruhi tingkat permintaan pada Entitas Anak. 16 3. ANALISIS KEUANGAN Pendapatan Pendapatan Perseroan terdiri dari: • Pendapatan jasa konstruksi, yaitu pendapatan yang diperoleh dari proyek pembangunan. • Pendapatan penjualan retail dan proyek mebel, yaitu pendapatan dari hasil penjualan produk furnitur. Tabel berikut menunjukkan rincian Pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari pendapatan untuk periode berikut: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 Jasa Konstruksi 30.207,9 Penjualan Retail dan Proyek Mebel Total Pendapatan 2015 Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 2013 56,1% - - - - - - - - 23.598,4 43,9% 14.535,8 100,0% 52.913,4 100,0% 46.829,4 100,0% 33.654,3 100,0% 53.806,3 100,0% 14.535,8 100,0% 52.913,4 100,0% 46.829,4 100,0% 33.654,3 100,0% Beban Pokok Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari: • Beban Pokok Pendapatan jasa konstruksi, yaitu nilai tagihan yang diperoleh dari sub-kontraktor sesuai dengan RAB yang disepakati. • Beban Pokok Pendapatan penjualan retail dan proyek mebel, yaitu nilai pembelian bahan baku dan biaya upah pekerja. Tabel berikut menunjukkan pembagian Beban Pokok Pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari beban pokok pendapatan untuk periode berikut: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 2015 Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 2013 Jasa Konstruksi 27.461,7 69,9% - - - - - - - - Penjualan Retail dan Proyek Mebel 11.814,7 30,1% 10.208,0 100,0% 38.621,9 100,0% 34.192,9 100,0% 24.585,4 100,0% Total Beban Pokok Pendapatan 39.276,4 100,0% 10.208,0 100,0% 38.621,9 100,0% 34.192,9 100,0% 24.585,4 100,0% Beban Usaha Beban Usaha Perseroan terdiri dari: • Beban Pemasaran, yang terdiri dari beban pengiriman barang, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perjalanan dinas dan transport, beban penelitian dan pengembangan, beban representasi dan jamuan, dan beban lain-lain. • Beban Umum dan Administrasi, yang terdiri dari beban gaji dan tunjangan, beban jasa profesional, beban lisensi dan perizinan, beban penyusutan, beban imbalan kerja, beban sewa, beban sumbangan, beban pemeliharaan aset, beban perjalanan dinas dan transport, beban telekomunikasi, beban keperluan kantor dan sarana kerja, dan beban lain-lain. 17 Tabel berikut menunjukkan pembagian Beban Usaha dan sebagai persentase beban usaha untuk periode berikut: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 2015 Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 2013 Beban Pemasaran Pengiriman Barang 1.185,3 18,9% 109,0 2,9% 2.942,2 30,0% 2.599,8 29,3% 1.830,6 26,8% Perbaikan dan Pemeliharaan 200,0 3,2% 50,0 1,3% 419,4 4,3% 291,8 3,3% 208,0 3,0% Perjalanan Dinas dan Transport 156,3 2,5% 111,0 3,0% 673,9 6,9% 596,6 6,7% 428,2 6,3% Penelitian dan Pengembangan 61,0 1,0% 712,9 18,9% 1.213,3 12,4% 1.122,2 12,6% 806,4 11,8% Representasi dan Jamuan 52,0 0,8% 21,1 0,6% 297,5 3,0% 300,4 3,4% 218,3 3,2% Lain-lain (masingmasing di bawah Rp50 juta) 84,3 1,3% 72,7 1,9% 369,9 3,8% 325,9 3,7% 233,3 3,4% 1.738,9 27,7% 1.076,7 28,6% 5.916,2 60,4% 5.236,8 59,0% 3.724,8 54,5% Total Beban Pemasaran Beban Umum dan Administrasi Gaji dan Tunjangan 3.175,8 50,5% 2.025,9 53,9% 2.430,5 24,8% 2.113,4 23,8% 1.909,6 27,9% Jasa Profesional 595,6 9,5% 67,7 1,8% 86,1 0,9% 69,6 0,8% 27,9 0,4% Lisensi dan Perizinan 148,9 2,4% 50,6 1,3% 187,1 1,9% 188,8 2,1% 133,7 2,0% Penyusutan 139,5 2,2% 137,7 3,7% 165,2 1,7% 155,2 1,7% 102,4 1,5% Imbalan Kerja 130,8 2,1% 101,8 2,7% 122,1 1,2% 97,6 1,1% 108,2 1,6% Sewa 100,0 1,6% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% Sumbangan 72,7 1,2% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% Pemeliharaan Aset 33,7 0,5% 41,0 1,1% 68,5 0,7% 59,5 0,7% 26,7 0,4% Perjalanan Dinas dan Transport 29,9 0,5% 94,0 2,5% 405,0 4,1% 476,6 5,3% 395,0 5,8% Telekomunikasi 24,4 0,4% 26,3 0,7% 32,8 0,3% 50,2 0,6% 40,7 0,6% Keperluan Kantor dan Sarana Kerja 21,3 0,3% 93,6 2,5% 331,8 3,4% 355,6 4,0% 245,9 3,6% Lain-lain (masingmasing di bawah Rp50 juta) 69,2 1,1% 46,3 1,2% 55,9 0,6% 79,2 0,9% 119,9 1,7% Total Beban Umum dan Administrasi 4.541,8 72,3% 2.684,9 71,4% 3.885,0 39,6% 3.645,7 41,0% 3.110,0 45,5% Total Beban Usaha 6.280,7 100,0% 3.761,6 100,0% 9.801,2 100,0% 8.882,4 100,0% 6.834,8 100,0% Pendapatan (Beban) Lainnya Pendapatan (Beban) Lainnya Perseroan terdiri dari pendapatan (biaya) bunga pinjaman, pendapatan penjualan bazar, dan pendapatan (biaya) bank, serta pendapatan laba penjualan aset tetap. 18 Tabel berikut menunjukkan pembagian Pendapatan (Beban) Lainnya dan sebagai persentase pendapatan (beban) lainnya untuk periode berikut: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pendapatan Lainnya Penghapusan Utang Dagang Pendapatan Bunga Pinjaman Laba Penjualan Aset Tetap Penjualan Bazar Jasa Giro Lain-lain Total Pendapatan Lainnya Beban Lainnya Uang Tebusan Pengampunan Pajak Penurunan Nilai Persediaan Rugi Selisih Kurs Bersih Lain-lain Total Beban Lainnya Total Pendapatan (Beban) Lainnya Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 2015 Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 2013 436,0 22,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% 423,5 21,4% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% 367,8 386,0 188,8 - 18,6% 19,5% 9,5% 0,0% 23,1 17,4 0,0% 0,0% 57,0% 43,0% 33,4 19,1 0,0% 0,0% 62,4% 35,7% 1,7 40,3 2,4 3,5% 0,0% 82,6% 4,9% 59,0 32,5 0,0% 0,0% 57,4% 31,6% 1.802,1 - 91,0% 40,5 - 100,0% 52,5 - 98,1% 44,4 - 91,0% 91,5 - 89,0% 41,6 2,1% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% 29,9 1,5% - 0,0% - 0,0% - 0,0% - 0,0% 10,7 94,5 176,7 0,5% 4,9% 9,0% - 0,0% 0,0% 0,0% 1,0 1,0 1,9% 0,0% 1,9% 4,4 4,4 9,0% 0,0% 9,0% 11,3 11,3 11,0% 0,0% 11,0% 1.625,4 100,0% 40,5 100,0% 51,5 100,0% 40,0 100,0% 80,2 100,0% ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian PENDAPATAN BEBAN POKOK PENDAPATAN Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 2015 2015 2014 2013 53.806,3 14.535,8 52.913,4 46.829,4 33.654,3 Pertumbuhan (%) 31 Okt 2015 – 31 Okt 2016 270,2 31 Des 2014 – 31 Des 2015 13,0 31 Des 2013 – 31 Des 2014 39,1 (39.276,4) (10.208,0) (38.621,9) (34.192,9) (24.585,4) 284,8 13,0 39,1 LABA KOTOR 14.529,9 4.327,8 14.291,5 12.636,5 9.068,9 235,7 13,1 39,3 Beban Usaha (6.280,7) (3.761,6) (9.801,2) (8.882,4) (6.834,8) 67,0 10,3 30,0 1.802,1 40,5 52,5 44,4 91,5 4.349,6 18,2 (51,5) Pendapatan Lainnya Beban Lainnya (176,7) - (1,0) (4,4) (11,3) (100,0) (77,3) (61,1) LABA USAHA 9.874,6 606,7 4.541,8 3.794,1 2.314,3 1.527,6 19,7 63,9 Beban Keuangan (1.431,0) (189,7) (195,0) (26,4) (24,7) 654,3 638,6 6,9 LABA SEBELUM PAJAK 8.443,6 417,0 4.346,8 3.767,7 2.289,6 1.924,8 15,4 64,6 (1.405,7) (80,7) (1.078,4) (882,9) (516,0) 1.641,9 22,1 71,1 7.037,9 336,3 3.268,4 2.884,8 1.773,6 1.992,7 13,3 62,7 BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA PERIODE / TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF PERIODE / TAHUN BERJALAN - (227,3) 10,8 13,0 (27,2) 98,4 (2.204,6) (147,8) (127,6) 56,8 (2,7) (3,2) 6,8 (24,6) (2.203,7) (147,1) (127,6) 6.867,4 344,4 3.278,2 2.864,4 1.847,4 1.894,0 14,4 55,1 19 Pendapatan Perbandingan Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Pendapatan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp53.806,3 juta, meningkat sebesar Rp39.270,5 juta atau 270,2% dibandingkan dengan Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp14.535,8 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan jasa konstruksi dikarenakan pada tahun 2016 Perseroan melaksanakan segmen operasi baru sebagai kontraktor. Selain itu, pendapatan proyek mebel mengalami peningkatan dikarenakan lebih banyaknya tender yang diperoleh di awal tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015. Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp52.913,4 juta, meningkat sebesar Rp6.084,0 juta atau 13,0% dibandingkan dengan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp46.829,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perpaduan usaha untuk mendapatkan proyek dengan kapasitas yang tersedia. Di samping itu, pada tahun 2015, Perseroan memperoleh 4 tender proyek mebel dibandingkan tahun 2014 sebanyak 3 tender proyek mebel, sehingga secara total terdapat peningkatan nilai kontrak proyek. Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp46.829,4 juta, meningkat sebesar Rp13.175,1 juta atau 39,1% dibandingkan dengan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp33.654,3 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena diutamakannya proyek-proyek di luar pulau Jawa yang cukup signifikan di samping kapasitas pabrik pendukung yang masih tersedia. Pada tahun 2014 dan 2013, Perseroan memperoleh masing-masing 3 tender proyek mebel, tetapi bila diakumulasikan, nilai kontrak proyek pada tahun 2014 lebih besar dari tahun 2013. Beban Pokok Pendapatan Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp39.276,4 juta, meningkat sebesar Rp29.068,4 juta atau 284,8% dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp10.208,0 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pokok pendapatan dari jasa konstruksi dikarenakan pada tahun 2016 Perseroan melaksanakan segmen operasi baru sebagai kontraktor. Selain itu, peningkatan beban pokok pendapatan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan mebel. Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp38.621,9 juta, meningkat sebesar Rp4.429,0 juta atau 13,0% dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp34.192,9 juta. Peningkatan ini terutama seiring dengan peningkatan volume penjualan. 20 Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp34.192,9 juta, meningkat sebesar Rp9.607,5 juta atau 39,1% dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24.585,4 juta. Peningkatan ini terutama seiring dengan peningkatan volume penjualan. Beban Usaha Perbandingan Beban Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Beban Usaha Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp6.280,7 juta, meningkat sebesar Rp2.519,1 juta atau 67,0% dibandingkan dengan Beban Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp3.761,6 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan biaya pengiriman barang dikarenakan adanya kenaikan kuantitas penjualan proyek mebel, biaya gaji dan tunjangan dikarenakan adanya peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji, dan biaya jasa profesional yang sebagian besar adalah untuk pembayaran jasa notaris untuk peminjaman dana ke PT Bank Windu Kentjana International Tbk. Perbandingan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp9.801,2 juta, meningkat sebesar Rp918,8 juta atau 10,3% dibandingkan dengan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp8.882,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pengiriman barang dikarenakan lebih jauhnya tujuan kirim penjualan proyek mebel, biaya perbaikan dan pemeliharaan yang sebagian besar adalah untuk perbaikan dan pemeliharaan aset tetap kendaraan angkut mebel, dan biaya gaji dan tunjangan dikarenakan adanya peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji. Perbandingan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp8.882,4 juta, meningkat sebesar Rp2.047,6 juta atau 30,0% dibandingkan dengan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp6.834,8 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pengiriman barang dikarenakan lebih jauhnya tujuan kirim penjualan proyek mebel, biaya penelitian dan pengembangan dikarenakan adanya uji coba untuk pembuatan produk custom proyek mebel pada tahun 2014, dan biaya gaji dan tunjangan dikarenakan adanya peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji. Pendapatan Lainnya Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Pendapatan Lainnya Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.802,1 juta, meningkat sebesar Rp1.761,6 juta atau 4.349,6% dibandingkan dengan Pendapatan Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp40,5 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penghapusan utang dagang sebesar dikarenakan utang dagang kepada CV Selaras tidak akan ditagih kembali kepada Perseroan setelah dilakukan konfirmasi, pendapatan bunga pinjaman dikarenakan Perseroan memberikan pinjaman uang tunai ke beberapa pihak pada tahun 2016, laba penjualan aset tetap dikarenakan Perseroan menjual aset tetapnya kepada beberapa pihak pada tahun 2016, dan penjualan bazar dikarenakan Perseroan menjual persediaannya melalui bazar pada tahun 2016. 21 Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp44,4 juta, menurun sebesar Rp47,1 juta atau 51,5% dibandingkan dengan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp91,5 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan jasa giro dan penurunan penjualan barang bekas. Beban Lainnya Perbandingan Beban Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Beban Lainnya Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp176,7 juta, meningkat sebesar Rp176,7 juta atau 100,0% dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp0. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perbaikan barang jadi mebel sebelum dijual pada bazar, uang tebusan pengampunan pajak (tax amnesty), penurunan nilai persediaan dan rugi selisih kurs atas nilai valuta asing yang dimiliki. Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1,0 juta, menurun sebesar Rp3,4 juta atau 77,3% dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4,4 juta. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan rugi selisih kurs atas nilai valuta asing yang dimiliki. Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4,4 juta, menurun sebesar Rp6,9 juta atau 61,6% dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp11,3 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan rugi selisih kurs atas nilai valuta asing yang dimiliki. Laba Usaha Perbandingan Laba Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Laba Usaha Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp9.874,6 juta, meningkat sebesar Rp9.267,9 juta atau 1.527,6% dibandingkan dengan Laba Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp606,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.541,8 juta, meningkat sebesar Rp747,7 juta atau 19,7% dibandingkan dengan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3.794,1 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. 22 Perbandingan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp3.794,1 juta, meningkat sebesar Rp1.479,8 juta atau 63,9% dibandingkan dengan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.314,3 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Beban Keuangan Perbandingan Beban Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Beban Keuangan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.431,0 juta, meningkat sebesar Rp1.241,3 juta atau 654,3% dibandingkan dengan Beban Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp189,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya beban provisi sehubungan dengan fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk, beban bunga bank dan leasing, biaya administrasi, dan biaya provisi terkait fasilitas pinjaman pinjaman dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Perbandingan Beban Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp195,0 juta, meningkat sebesar Rp168,6 juta atau 638,6% dibandingkan dengan Beban Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp26,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan biaya admininstrasi perpanjangan fasilitas kredit dan bunga pinjaman bank. Laba Periode/Tahun Berjalan Perbandingan Laba Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Laba Periode Berjalan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp7.037,9 juta, meningkat sebesar Rp6.701,6 juta atau 1.992,7% dibandingkan dengan Laba Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp336,3 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp3.268,4 juta, meningkat sebesar Rp383,6 juta atau 13,3% dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp2.884,8 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.884,8 juta, meningkat sebesar Rp1.111.2 juta atau 62,7% dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.773,6 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. 23 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar negatif Rp227,1 juta, menurun sebesar Rp238,1 juta atau 2.204,6% dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp10,8 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perubahan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan dengan penilaian yang dilakukan oleh aktuaris. Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp13,0 juta, meningkat sebesar Rp40,2 juta atau 147,8% dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar negatif Rp27,2 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perubahan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan dengan penilaian yang dilakukan aktuaris. Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar negatif Rp27,2 juta, menurun sebesar Rp125,6 juta atau 127,6% dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp98,4 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perubahan penilaian yang dilakuka perusahaan oleh aktuaris. Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp56,8 juta, meningkat sebesar Rp59,5 juta atau 2.203,7% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar negatif Rp2,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktuaris sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan. Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar negatif Rp3,2 juta, menurun sebesar Rp10,0 juta atau 147,1% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp6,8 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktuaris sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan. Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp6,8 juta, meningkat sebesar Rp31,4 juta 24 atau 127,6% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24,6 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktuaris sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan. Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan Perbandingan Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 Laba Komprehensif Periode Berjalan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp6.867,4 juta, meningkat sebesar Rp6.523,0 juta atau 1.894,0% dibandingkan dengan Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp344,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp3,278,2 juta, meningkat sebesar Rp413,8 juta atau 14,4% dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp2.864,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.864,4 juta, meningkat sebesar Rp1.107,0 juta atau 55,1% dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.847,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. ANALISIS PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS Aset (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pada tanggal 31 Oktober 2016 Pada tanggal 31 Desember 2015 2014 Pertumbuhan (%) 2013 31 Des 2015 – 31 Okt 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 ASET ASET LANCAR Kas dan Bank Piutang Usaha – Pihak Ketiga 33.693,0 8.848,1 9.400,7 18.088,2 280,8 (5,9) (48,0) 338,4 6.626,9 - 62,8 (94,9) 100,0 (100,0) 122.033,1 463,8 463,8 465,0 26.211,6 - (0,3) 2.848,1 - 1.360,1 4.328,3 100,0 (100,0) (68,6) Aset Keuangan Lancar Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi 30.207,9 - - - 100,0 - - Persediaan 851,9 3.653,4 524,0 393,9 (76,7) 597,2 33,0 Uang Muka 1.267,2 14.803,4 5.141,3 2.169,8 158,7 187,9 136,9 Pajak Dibayar di Muka 1.332,4 1.036,4 606,7 135,4 28,6 70,8 348,1 Biaya Dibayar di Muka 72,3 4,7 5,9 8,7 1.438,3 (20,3) (32,2) Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Total Aset Lancar 286,1 - - - 100,0 - - 206.466,6 25.774,6 14.531,0 23.641,0 701,0 77,4 (38,5) 25 Uraian Pada tanggal 31 Oktober 2016 Pada tanggal 31 Desember 2015 2014 Pertumbuhan (%) 31 Des 2015 – 31 Okt 2016 2013 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 ASET TIDAK LANCAR Investasi pada Entitas Asosiasi 27.957,8 - - - 100,0 - - Aset Pajak Tangguhan 325,1 124,0 97,1 65,9 162,2 27,7 47,3 1.189,8 524,6 672,4 533,8 126,8 (22,0) 26,0 Aset Tetap Tanah untuk Pengembangan 22.415,0 - - - 100,0 - - Total Aset Tidak Lancar 51.887,7 648,6 769,5 599,7 7.900,0 (15,7) 28,3 258.354,3 26.423,2 15.300,5 24.240,7 877,8 72,7 (36,9) TOTAL ASET Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp258.354,3 juta, meningkat sebesar Rp231.931,1 juta atau 877,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp26.432,2 juta. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan tagihan bruto pemberi kerja, investasi pada entitas asosisi, kas dan bank, tanah untuk pengembangan, aset keuangan lancar lainnya, uang muka, dan aset tetap. Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp206.466,6juta, meningkat sebesar Rp189.962,0 juta atau 701,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp25.774,6 juta. Peningkatan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan aset keuangan lancar lainnya, tagihan bruto pemberi kerja, kas dan bank, dan uang muka. Kas dan Bank. Kas dan Bank Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp33.693,0 juta, meningkat sebesar Rp24.844,9 juta atau 280,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp8.848,1 juta. Peningkatan Kas dan Bank Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh masuknya dana pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk pada akhir bulan Oktober 2016. Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp338,4 juta, menurun sebesar Rp juta atau 94,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp6.626,9 juta. Penurunan Piutang Usaha - Pihak Ketiga tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran piutang yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Paluta dan PT Hagitasinar Lestarimegah atas proyek pengadaan furnitur yang dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober 2015. Sementara itu, pada tahun 2015, proyek pengadaan furnitur kepada kedua pelanggan di atas baru berakhir pengerjaannya pada bulan Desember 2015, sehingga piutang usaha baru dibayarkan pada awal tahun 2016. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp122.033,1 juta, meningkat sebesar Rp121.569,3 juta atau 26.211,6% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp463,8 juta. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan piutang pihak berelasi dikarenakan adanya penyetoran modal saham PT AUB dan juga peminjaman dana untuk PT Graha Multi Bintang dan PT Cahaya Sakti Furintraco. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.848,1 juta, meningkat sebesar Rp2.848,1 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh dana cadangan pension karyawan yang ditempatkan di koperasi dan terdapat pinjaman atas karyawan yang sebagian besar berasal dari Entitas Anak atas pembelian aset mobil karyawan. 26 Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi. Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.207,9 juta, meningkat sebesar Rp30.207,9 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh piutang kepada PT Bogorindo Cemerlang yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan untuk pemberi kerja namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi, ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin. Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp851,9 juta, menurun sebesar Rp2.801,5 juta atau 597,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp3.653,4 juta. Penurunan Persediaan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh persediaan yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2015 telah terjual pada tahun 2016. Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp14.803,4 juta, meningkat sebesar Rp9.662,1 juta atau 187,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp5.141,3 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan Entitas Anak atas pembelian tanah dan juga terdapat uang muka atas pekerjaan konstruksi. Biaya Dibayar di Muka. Biaya Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp72,3 juta, meningkat sebesar Rp67,6 juta atau 1.438,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp4,7 juta. Peningkatan Biaya Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya asuransi aset tetap karena adanya pembelian kendaran baru pada tahun 2016. Aset Non Keuangan Lancar Lainnya. Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp286,1 juta, meningkat sebesar Rp286,1 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan penawaran umum tersebut disajikan sebagai biaya emisi saham yang ditangguhkan yang nantinya akan dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor pada kelompok ekuitas apabila pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif. Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp51.887,7 juta, meningkat sebesar Rp51.239,1 juta atau 7.900,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp648,6 juta. Peningkatan Aset Tidak Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan investasi pada entitas asosiasi dan tanah untuk pengembangan. Investasi pada Entitas Asosiasi. Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp27.957,8 juta, meningkat sebesar Rp27.957,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya penyertaan saham pada entitas asosiasi yang baru dilakukan Perseroan pada tahun 2016 kepada PT Puri Sentul Permai dan PT Olimpik Internasional Hotel. Penyertaan saham kepada entitas asosiasi ini menyebabkan Perseroan mempunyai kepemilikan investasi sebesar 30% dan 45%. Aset Pajak Tangguhan. Aset Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp325,1 juta, meningkat sebesar Rp201,0 juta atau 162,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp124,0 juta. Peningkatan Aset Pajak Tangguhan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh imbalan kerja, penyisihan persediaan dan provisi jangka pendek. Aset Tetap. Aset Tetap Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.189,8 juta, meningkat sebesar Rp665,2 juta atau 126,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp524,6 juta. Peningkatan Aset Tetap Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset melalui akuisisi entitas anak dan penambahan aset oleh Perseroan pada tahun 2016 terutama kendaraan bermotor. 27 Tanah untuk Pengembangan. Tanah untuk Pengembangan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp22.415,0 juta, meningkat sebesar Rp22.415,0 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Tanah untuk Pengembangan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya akuisisi entitas anak dimana terdapat pembelian tanah pada entitas anak pada tahun 2016 yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan usaha pengembang properti Entitas Anak. Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp26.423,2 juta, meningkat sebesar Rp11.122,7 juta atau 72,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp15.300,5 juta. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan piutang usaha, persediaan, dan uang muka. Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp25.774,6 juta, meningkat sebesar Rp11.243,6 juta atau 77,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp14.531,0 juta. Peningkatan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan piutang usaha, persediaan, dan uang muka. Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp6.626,9 juta, meningkat sebesar Rp6.626,9 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp0. Peningkatan Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapatnya tagihan pada akhir Desember 2015 yang belum dilunasi oleh konsumen. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp1.360,1 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1.360,1 juta. Penurunan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan karena pelunasan tagihan pada akhir tahun 2015. Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp3.653,4 juta, meningkat sebesar Rp3.129,4 juta atau 597,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp524,0 juta. Peningkatan Persediaan Perseroan tersebut terutama disebabkan karena adanya pembelian persediaan yang akan dijual pada awal tahun 2016. Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp5.141,3 juta, meningkat sebesar Rp2.971,5 juta atau 136,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp2.169,8 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya uang muka pembelian aset tetap berupa tanah dan juga kenaikan uang muka atas pembelian stock barang jadi untuk pengadaan proyek meubelair. Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.036,4 juta, meningkat sebesar Rp429,7 juta atau 70,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp606,7 juta. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh PPN yang dipotong oleh pemerintah atas proyek yang dikerjakan. Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp648,6 juta, menurun sebesar Rp120,9 juta atau 15,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp769,5 juta. Penurunan Aset Tidak Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan aset tetap. Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp15.300,5 juta, menurun sebesar Rp8.940,2 juta atau 36,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24.240,7 juta. Penurunan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan kas dan bank dan aset keuangan lancar lainnya. 28 Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp14.531,0 juta, menurun sebesar Rp9.110,0 juta atau 38,5% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp23.641,0 juta. Penurunan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan kas dan bank dan aset keuangan lancar lainnya. Kas dan Bank. Kas dan Bank Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.400,7 juta, menurun sebesar Rp8.687,9 juta atau 48,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp18.088,2 juta. Penurunan Kas dan Bank Perseroan tersebut terutama disebabkan karena adanya pembayaran utang yang sudah jatuh tempo. Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp62,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp62,8 juta. Penurunan Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pelunasan piutang proyek meubelair yang sebagian besar adalah proyek pemerintah. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.360,1 juta, menurun sebesar Rp2.968,2 juta atau 68,6% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp4.328,3 juta. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran atas piutang lainnya. Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp524,0 juta, meningkat sebesar Rp130,1 juta atau 33,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp393,9 juta. Peningkatan Persediaan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pembelian persediaan pada tahun 2014 untuk proyek meubelair atas rencana pengadaan proyek diawal tahun 2015. Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.169,8 juta, meningkat sebesar Rp2.011,1 juta atau 1.267,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp158,7 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka atas pembelian aset tetap (tanah) yang dipersiapkan untuk kantor. Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp606,7 juta, meningkat sebesar Rp471,3 juta atau 348,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp135,4 juta. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh PPN yang dipotong oleh pemerintah atas proyek yang dikerjakan. Biaya Dibayar di Muka. Biaya Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5,9 juta, menurun sebesar Rp2,8 juta atau 32,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp8,7 juta. Peningkatan Biaya Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan sisa manfaat atas asuransi kendaraan. Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp769,5 juta, meningkat sebesar Rp169,8 juta atau 28,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp599,7 juta. Peningkatan Aset Tidak Lancar Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan aset tetap dan aset pajak tangguhan. Aset Pajak Tangguhan. Aset Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp97,1 juta, meningkat sebesar Rp31,2 juta atau 47,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp65,9 juta. Peningkatan Aset Pajak Tangguhan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh imbalan kerja. 29 Liabilitas (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pada tanggal 31 Oktober 2016 Pada tanggal 31 Desember 2015 2014 Pertumbuhan (%) 31 Des 2015 – 31 Okt 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 - 100,0 - - 2013 LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek 30.000,0 - - Utang Usaha Pihak Berelasi 347,8 - 12,2 1.051,7 100,0 (100,0) (98,8) 27.788,8 10.711,9 4.136,5 11.093,6 159,4 159,0 (62,7) 73.260,4 103,3 164,7 228,8 70.820,0 (37,3) (28,0) 346,1 23,3 41,7 42,0 1.385,4 (44,1) (0,7) Utang Pajak 1.156,5 55,2 23,4 230,8 1.995,1 135,9 (89,9) Beban Akrual 2.183,1 4.747,0 671,7 4.244,5 (54,0) 606,7 (84,2) 416,8 - - - 100,0 - - 255,6 66,2 88,2 88,2 286,1 (24,9) - 135.755,1 15.706,9 5.138,4 16.979,6 764,3 205,7 (69,7) 304,4 - 66,1 154,4 100,0 (100,0) (57,2) 853,9 495,7 388,6 263,7 72,3 27,6 47,4 Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Provisi Jangka Pendek Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Utang Pembiayaan Konsumen Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Utang Pembiayaan Konsumen Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS 1.158,3 495,7 454,7 418,1 133,7 9,0 8,8 136.913,4 16.202,6 5.593,1 17.397,7 745,0 189,7 (67,9) Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp136.913,4 juta, meningkat sebesar Rp120.710,8 juta atau 745,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp16.202,6 juta. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas keuangan jangka pendek pihak berelasi, pinjaman bank jangka pendek, dan utang usaha pihak ketiga terkait proyek konstruksi. Perubahan tersebut dikarenakan adanya kebijakan manajemen untuk memperluas usahanya dari bidang furnitur ke bidang konstruksi, sehingga manajemen memutuskan untuk mengambil pinjaman dana dari bank PT Bank Windu Kentjana International, utang usaha yang disebabkan oleh segmen operasi konstruksi dan utang lain-lain yang sebagian besar karena peminjaman dana untuk operasional entitas anak serta akusisi saham entitas anak dan asosiasi yang menyebabkan kenaikan liabilitas. Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp135.755,1 juta, meningkat sebesar Rp120.048,2 juta atau 764,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp15.706,9 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas keuangan jangka pendek pihak berelasi, utang bank jangka pendek, dan utang usaha pihak ketiga terkait proyek konstruksi. 30 Utang Bank Jangka Pendek. Utang Bank Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.000,0 juta, meningkat sebesar Rp30.000,0 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Bank Jangka Pendek Perseroan tersebut terutama disebabkan karena diperolehnya pinjaman bank yang bersifat jangka pendek. Tingkat suku bunga atas Utang Bank Jangka Pendek adalah 12,5% per tahun untuk utang kepada PT Bank Windu Kentjana International Tbk dan 13% per tahun untuk utang kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Jumlah bunga terutang pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp460.597.480. Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp347,8 juta, meningkat sebesar Rp347,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat sisa utang usaha atas pembelian barang jadi kepada pihak berelasi yang belum jatuh tempo atas furnitur yang akan digunakan untuk proyek pengadaan mebel. Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp27.788,8 juta, meningkat sebesar Rp17.076,9 juta atau 159,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp10.711,9 juta. Peningkatan Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya utang kepada subkontraktor yang belum dilunasi sehubungan dengan kegiatan usaha konstruksi umum yang baru dijalankan oleh Perseroan pada tahun 2016. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp73.260,4 juta, meningkat sebesar Rp73,157,1 juta atau 70.820,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp103,3 juta. Peningkatan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pinjaman oleh Entitas Anak kepada PT Cahayasakti Lintang Surya, pihak berelasi, untuk keperluan operasional dan pembelian tanah, utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi, terkait investasi saham untuk entitas asosiasi dan pembelian tanah, dan utang lain-lain kepada PT Cahaya Sakti Furintraco terkait investasi saham untuk entitas anak. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp346,1 juta, meningkat sebesar Rp322,8 juta atau 1.385,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp23,3 juta. Peningkatan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya jasa profesional terkait proses IPO. Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.156,5 juta, meningkat sebesar Rp1.101,0 juta atau 1.995,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp55,2 juta. Peningkatan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan atas hutang pajak PPh 29 seiring dengan meningkatnya laba sebelum pajak di tahun berjalan. Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.183,1 juta, menurun sebesar Rp2.563,9 juta atau 54,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp4.747,0 juta. Penurunan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran atas beban yang bersifat jangka pendek. Provisi Jangka Pendek. Provisi Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp416,8 juta, meningkat sebesar Rp416,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Provisi Jangka Pendek Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pencadangan utang yang bermasalah yang belum final penyelesaiannya. 31 Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen. Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp255,6 juta, meningkat sebesar Rp189,4 juta atau 286,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp66,2 juta. Peningkatan Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan karena adanya penambahan inventaris kendaraan dimana atas pembeliannya dibiayai dengan pembiayaan melalui leasing. Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.158,3 juta, meningkat sebesar Rp662,6 juta atau 133,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp495,7 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang pembiayaan konsumen dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp304,4 juta, meningkat sebesar Rp304,4 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan karena adanya penambahan inventaris kendaraan dimana atas pembeliannya dibiayai dengan pembiayaan melalui leasing. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp853,9 juta, meningkat sebesar Rp358,2 juta atau 72,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp495,7 juta. Peningkatan Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh perubahan pencadangan untuk imbalan kerja yang bersifat jangka panjang. Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp16.202.6 juta, meningkat sebesar Rp10.609,5 juta atau 189,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.593,1 juta. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual seiring dengan meningkatnya volume penjualan yang menyebabkan meningkatnya utang proyek yang belum jatuh tempo. Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp15.705,9 juta, meningkat sebesar Rp10.568,5 juta atau 205,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.138,4 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual. Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp12,2 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12,2 juta. Penurunan Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pembayaran utang kepada pihak berelasi yang telah jatuh tempo. Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp10.711,9 juta, meningkat sebesar Rp6.575,4 juta atau 159,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4.136,5 juta. Peningkatan Utang Usaha Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya utang proyek epada pihak ketiga yang belum jatuh tempo seiring dengan meningkatnya volume penjualan . 32 Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp103,3 juta, menurun sebesar Rp61,4 juta atau 37,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp164,7 juta. Penurunan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang lainnya kepada pihak berelasi yang belum jatuh tempo. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp23,3 juta, menurun sebesar Rp18,4 juta atau 44,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp41,7 juta. Penurunan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang lainnya kepada pihak ketiga yang belum jatuh tempo. Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp55,2 juta, meningkat sebesar Rp31,8 juta atau 135,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp23,4 juta. Peningkatan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan atas hutang pajak PPh 29 seiring dengan meningkatnya laba sebelum pajak di tahun 2015. Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.747,0 juta, meningkat sebesar Rp4.075,3 juta atau 606,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp671,7 juta. Peningkatan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pembebanan biaya-biaya proyek yang belum jatuh tempo pada akhir tahun 2015. Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp495,7 juta, meningkat sebesar Rp41,0 juta atau 9,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp454,7 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka panjang. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp66,1 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp66,1 juta. Peningkatan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya sisa atas pembayaran pembiayaan leasing kendaraan yang bersifat jangka panjang. Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.593,1 juta, menurun sebesar Rp11.804,6 juta atau 67,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp17.397,7 juta. Penurunan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran atas utang usaha dan beban akrual yang sudah jatuh tempo. Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.138,4 juta, menurun sebesar Rp11.841,2 juta atau 69,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp16.979,6 juta. Penurunan Liabilitas Jangka Pendek Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual. Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp12,2 juta, menurun sebesar Rp1.039,5 juta atau 98,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.051,7 juta. Penurunan Utang Usaha Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang usaha kepada pihak berelasi yang sudah jatuh tempo. 33 Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.136,5 juta, menurun sebesar Rp6.957,1 juta atau 62,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp11.093,6 juta. Penurunan Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang usaha kepada pihak ketiga yang sudah jatuh tempo. Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp23,4 juta, menurun sebesar Rp207,4 juta atau 89,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp230,8 juta. Penurunan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran utang pajak yang telah jatuh tempo. Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar pR671,7 juta, menurun sebesar Rp3.572,8 juta atau 84,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp4.244,5 juta. Penurunan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pembayaran biaya-biaya terkait proyek. Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp454,7 juta, meningkat sebesar Rp36,6 juta atau 8,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp418,1 juta. Penigngkatan Liabilitas Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka panjang. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp66,1 juta, menurun sebesar Rp88,3 juta atau 57,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp154,4 juta. Penurunan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya sisa pembayaran leasing kendaraan yang bersifat jangka panjang. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp388,6 juta, meningkat sebesar Rp124,9 juta atau 47,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp263,7 juta. Peningkatan Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya perubahan pencadangan untuk imbalan kerja yang bersifat jangka panjang. Ekuitas (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Saldo Laba Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali TOTAL EKUITAS Pada tanggal 31 Oktober 2016 Pada tanggal 31 Desember 2015 2014 Pertumbuhan (%) 2013 31 Des 2015 – 31 Okt 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 110.000,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 4.300,0 - - (620,6) - - - 100,0 - - 2.077,4 9.959,2 7.720,6 7.207,4 4.343,0 100,0 29,0 7,1 66,0 121.416,0 10.220,6 9.707,4 6.843,0 1.088,0 5,3 41,9 24,9 121.440,9 10.220,6 9.707,4 6.843,0 100,0 1.088,2 5,3 41,9 34 Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015 Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp121.440,9 juta, meningkat sebesar Rp111.220,3 juta atau 1.088,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp10.220,6 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya setoran modal sebesar Rp107.500,0 juta. Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp10.220,6 juta, meningkat sebesar Rp513,2 juta atau 5,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp9.707,4 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba sehubungan dnegan kinerja tahun berjalan. Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.707,4 juta, meningkat sebesar Rp2.864,4 juta atau 41,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp6.843,0 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba sehubungan dengan kinerja tahun berjalan. ANALISIS LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 2015 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2014 Pertumbuhan (%) 31 Okt 2015 – 31 Okt 2016 2013 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 537,3 (1.812,2) 4.170,0 (6.851,0) 937,7 (129,6) (160,9) (830,6) Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 280,4 (1.574,0) (1.831,7) (1.685,8) (118,5) (117,8) 8,7 1.322,3 Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 24.028,0 (3.003,2) (2.914,6) (151,1) 745,8 (900,1) 1.828,9 (120,3) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK 24.845,7 (6.389,5) (576,3) (8.687,8) 1.565,0 (488,9) (93,4) (655,1) (0,8) 7,0 23,7 0,3 8,8 (111,4) 7.800,0 (96,6) 8.848,1 9.400,7 9.400,7 18.088,2 16.514,4 (5,9) (48,0) 9,5 33.693,0 3.018,2 8.848,1 9.400,7 18.088,2 1.016,3 (5,9) (48,0) Dampak Perubahan Kurs Terhadap Kas dan Bank KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN / PERIODE KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN/PERIODE Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp537,3 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp29.887,0 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp19.050,1 juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp4.183,5 juta, dan pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp3.567,1 juta. 35 Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp1.812,2 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi tersebut terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp12.140,0 juta, pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp2.025,9 juta, dan pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp1.351,2 juta. Sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp14.535,9 juta. Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.170,0 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp46.286,5 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp35.188,1 juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp3.092,1 juta, dan pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp2.430,5 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp6.851,0 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi tersebut terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp42.319,6 juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp8.191,5 juta, dan pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp2.113,4 juta. Sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp46.892,2 juta. Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp937,7 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp31.672,3 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp26.114,2 juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp2.338,2 juta, dan pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp1.909,6 juta. Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp280,4 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas investasi tersebut terutama berasal dari hasil penjualan aset tetap sebesar Rp626,6 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp235,6 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp1.574,0 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.560,7 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.831,7 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.814,2 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.685,8 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.393,8 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp118,5 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp68,7 juta dan uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp50,0 juta. 36 Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp24.028,0 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan pinjaman bank sebesar Rp44.973,1 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman bank sebesar Rp14.973,1 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp3.003,2 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut terutama digunakan untuk pembayaran dividen tunai sebesar Rp2.765,0 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp2.914,6 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut terutama digunakan untuk pembayaran dividen tunai sebesar Rp2.765,0 juta. Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp151,1 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut terutama digunakan untuk pembayaran utang pembiayaan konsumen sebesar Rp88,2 juta dan pembayaran kepada pihak berelasi sebesar Rp62,9 juta. Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp745,8 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pihak berelasi sebesar Rp773,8 juta. 4. LIKUIDITAS DAN SUMBER MODAL Kebutuhan likuiditas utama Perseroan adalah untuk membiayai operasional, kebutuhan modal kerja, dan belanja modal terkait kegiatan usaha Perseroan. Untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, Perseroan telah membiayai persyaratan likuiditasnya terutama melalui penerimaan kas dari pelanggan dan pinjaman dari bank. Perseroan memperkirakan kebutuhan modal kerjanya akan terus didanai oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk kas dari penerimaan pelanggan dan pinjaman dari bank. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2017, Perseroan memiliki sisa fasilitas pinjaman yang masih belum digunakan dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk sebesar Rp47.500.000.000. Dengan memperhatikan estimasi penerimaan bersih dari Penawaran Umum, Perseroan memperkirakan akan mendapatkan sumber yang cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Namun demikian, Perseroan tidak dapat memberikan jaminan apakah Perseroan akan mendapatkan pendanaan tersebut, atau tidak sama sekali. Ketidakmampuan Perseroan untuk mendapatkan modal kerja yang cukup dapat mempengaruhi kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan. Jika nantinya Perseroan menilai bahwa modal kerja tidak mencukupi, maka Perseroan akan mencari modal kerja tambahan dalam bentuk pinjaman modal kerja. Manajemen melakukan pengelolaan permodalan melalui pengawasan atas saldo kas dan setara kas, saldo liabilitas dan hasil operasional Perseroan serta rasio liabilitas neto disesuaikan terhadap modal. Pengelolaan permodalan ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan usaha Perseroan dan memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam melakukan pengelolaan permodalan, Perseroan melakukan evaluasi berkala atas kebutuhan dan kecukupan dana untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan dan evaluasi atas kinerja proyek yang sedang berlangsung serta pengembangan proyek baru. Tidak terdapat kecenderungan yang diketahui, permintaan, perikatan atau komitmen, kejadian dan/atau ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material terhadap likuiditas Perseroan. 37 Likuiditas Uraian 31 Oktober 2016 Aset lancar/Liabilitas jangka pendek 2015 1,52 1,64 31 Desember 2014 2,83 2013 1,39 Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 1,52x; 1,64x; 2,83x; dan 1,39x. Selain perjanjian-perjanjian yang telah diungkapkan di Prospektus, tidak terdapat perjanjian material lainnya yang menyebabkan peningkatan atau penurunan likuiditas. Solvabilitas Uraian 31 Oktober 2016 Total liabilitas / Total ekuitas Total liabilitas / Total aset 2015 1,13 0,53 1,59 0,61 31 Desember 2014 0,58 0,37 2013 2,54 0,72 Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Total liabilitas dibagi dengan Total ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) 2. Total liabilitas dibagi dengan Total aset (Solvabilitas Aset) Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 1,13x; 1,59x; 0,58x; dan 2,54x. Rasio Solvabilitas Aset Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masingmasing sebesar 0,53x; 0,61x; 0,37x; dan 0,72x. Imbal Hasil Aset (Return on Asset/ROA) Uraian 31 Oktober 2016 ROA (%) 2015 2,72 12,37 31 Desember 2014 18,85 2013 7,32 Imbal hasil aset adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil aset Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 2,72%; 12,37%; 18,85%; dan 7,32%. Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE) Uraian ROE (%) 31 Oktober 2016 5,80 38 2015 31,98 31 Desember 2014 29,72 2013 25,92 Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing-masing sebesar 5,80%; 31,98%; 29,72%; dan 25,92%. 5. SEGMEN OPERASI Tabel berikut menunjukkan segmen operasi Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016. (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pendapatan Usaha Kontribusi Pendapatan Usaha Segmen terhadap Pendapatan Usaha Perseroan (%) Laba Usaha Kontribusi Laba Usaha Segmen terhadap Laba Usaha Perseroan (%) Jasa Konstruksi 30.207,9 Proyek Mebel 23.598,4 Jumlah 53.806,3 56,1 2.746,2 43,9 11.783,7 100,0 14.529,9 18,1 81,1 100,0 6. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Berikut adalah perubahan dan penyesuaian atas standar dan interpretasi standar baru yang telah diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, yaitu: Standar Baru • PSAK No. 70: “Akuntansi untuk Aset Liabilitas Pengampunan Pajak” Revisi • PSAK No. 110: “Akuntansi Sukuk” Amandemen • PSAK No. 4: “Laporan Keuangan Tersendiri” tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri • PSAK No. 15: “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi • PSAK No. 16: “Aset Tetap” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi • PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi • PSAK No. 24: “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja • PSAK No. 65: “Laporan Keuangan Konsolidasian” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi • PSAK No. 66: “Pengaturan Bersama” tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama • PSAK No. 67: “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi • ISAK No. 30: “Pungutan” Penyesuaian • PSAK No. 5: “Segmen Operasi” • PSAK No. 7: “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” • PSAK No. 13: “Properti Investasi” • PSAK No. 16: “Aset Tetap” • PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” • PSAK No. 22: “Kombinasi Bisnis” • PSAK No. 25: “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” 39 • • PSAK No. 53: “Pembayaran Berbasis Saham PSAK No. 68: “Pengukuran Nilai Wajar” Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap laporan keuangan Perseroan dan Entitas Anak: • PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): “Segmen Operasi” Penyesuaian ini mengklarifikasi: - Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat manajemen dalam penerapan kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat segmen operasi yang digabungkan dan karakteristik ekonomi. - Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen. Penerapan penyesuaian standar ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan. • PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas atau anggota dan kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyedlakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk entitas pelapor. PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi bahwa entitas pelapor tidak disyaratkan untuk mengungkapkan imbalan yang dibayarkan oleh entitas manajemen kepada pekerja atau direktur entitas manajemen, dan mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah yang dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil manajemen kunci yang disediakan oleh entitas manajemen. Perseroan telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan mengenai informasi pihak berelasi. • PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): “Aset Tetap” dan PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015): “Aset Takberwujud” Penyesuaian PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 ini mengklarifikasi bahwa aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya. Penerapan standar ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan. • PSAK No. 24 (Amandemen 2015): “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja PSAK No. 24 (Amandemen 2015) menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan berdasarkan jumlah tahun jasa. Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan dalam paragraf 70 untuk imbalan bruto. Jika jumlah iuran tidak bergantung dari jumlah tahun jasa, maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan oIeh pekerja. Perseroan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta sesuai standar ini. 40 • PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” memberikan pengaturan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak, dimana entitas dapat memilih menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK lain yang relevan dalam mengakui, mengukur, menyajikan dan mengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak atau menerapkan kebijakan akuntansi sesuai PSAK No. 70. Perseroan telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta. 7. KEBIJAKAN PEMERINTAH Kebijakan pemerintah seperti kebijakan fiskal, moneter, ekonomi publik, dan politik yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan dan Perusahaan Anak adalah sebagai berikut: a. Kebijakan moneter seperti kenaikan tingkat suku bunga akan mempengaruhi pendapatan Perseroan, karena Perseroan memiliki pinjaman bank untuk mendanai kegiatan operasionalnya. b. Kebijakan fiskal seperti perubahan tarif pajak dan cukai tertentu akan berdampak pada meningkatnya beban pajak dan biaya perolehan material tertentu baik material lokal maupun impor. c. Kebijakan infrastruktur seperti program percepatan pembangunan akan berdampak pada meningkatnya pasar yang berpotensi meningkatkan nilai kontrak dan penjualan dari Perseroan dan Entitas Anak. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi posisi keuangan keseluruhan Perseroan dan Entitas Anak termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: a. Kebijakan harga BBM yang akan mempengaruhi harga dan supply yang akan berakibat pada biaya produksi Perseroan dan Entitas Anak. b. Kebijakan tarif pajak yang akan mempengaruhi beban pajak dan laba bersih Perseroan dan Entitas Anak. c. Kebijakan ketenagakerjaaan seperti perubahan Upah Minimum Regional dan/atau Umum Minimum Propinsi dan jaminan sosial yang akan mempengaruhi upah dan gaji karyawan Perseroan dan Entitas Anak. d. Kebijakan perubahan perijinan pemerintah Pusat dan Daerah, akan mempengaruhi penyelesaian pembangunan konstruksi Perseroan dan mengurangi pendapatan Entitas Anak. 8. PINJAMAN Pada tanggal 31 Oktober 2016, total pinjaman Perseroan dan Entitas Anak adalah sebesar Rp103.820,4 miliar. Bunga pinjaman yang berlaku terhadap fasilitas yang diterima oleh Perseroan dan Entitas Anak berkisar antara 12,5% dan 15% per tahun. Tabel di bawah ini memuat jumlah saldo pinjaman milik Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Oktober 2016. Uraian Pinjaman Pihak Ketiga Utang Bank Jangka Pendek PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk Utang Pembiayaan Konsumen PT Maybank Indonesia Finance PT BCA Finance Total Pinjaman Pihak Ketiga Jumlah (dalam jutaan Rupiah) Jatuh tempo kontraktual <1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun 30.000,0 30.000,0 - - 199,6 360,4 30.560,0 82,6 173,0 30.255,6 82,6 173,0 255,6 34,4 14,4 48,8 41 Uraian Pinjaman Pihak Berelasi Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya PT Cahayasakti Lintang Surya PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco Total Pinjaman Pihak Berelasi TOTAL PINJAMAN Jumlah 29.384,8 33.975,6 9.900,0 73.260,4 103.820,4 (dalam jutaan Rupiah) Jatuh tempo kontraktual <1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun 29.384,8 33.975,6 9.900,0 73.260,4 103.516,0 255,6 48,8 Atas pinjaman dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, pembatasan penggunaan pinjaman dan jaminan telah diungkapkan pada Bab VIII sub bab 13 mengenai Perjanjian-Perjanjian Penting Pihak Ketiga. Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki kebutuhan pinjaman musiman. 9. MANAJEMEN RISIKO Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dimana Perseroan telah memiliki Komisaris Independen, Direktur Independen, Sekretaris Perusahaan, Komite Audit, dan Unit Audit Internal. Dalam menghadapi risiko-risiko utama seperti yang dijelaskan dalam Bab VI mengenai faktor risiko, Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi faktor risiko yang dihadapi sebagai berikut: 1. Untuk menghadapi risiko persaingan usaha, Perseroan dan Entitas Anak senantiasa: − memberikan nilai tambah bagi para stakeholders dengan meningkatkan nilai perusahaan untuk menjadi semakin kompetitif dan berkualitas dengan mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten, mengembangkan sinergi dengan pelanggan, mitra kerja dan lembaga keuangan, serta berorientasi pada keselamatan, kesehatan dan peduli lingkungan, − menjalankan kebijakan Perseroan untuk selalu mengendalikan risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, mutu dan pengamanan dengan cara menerapkan sistem manajemen Perseroan untuk memenuhi kepuasan stakeholders, − melakukan optimalisasi dan review metode kerja untuk efisiensi dan efektivitas penyelesaian pekerjaan, − melakukan pengembangan usaha baru untuk meningkatkan nilai dan pengembalian yang semaksimal mungkin bagi Perseroan, − menetapkan kebijakan untuk mempertahankan kualitas pelayanan, menciptakan inovasi baru dibidang rancang bangun dan metode pengerjaan proyek, − mempertahankan reputasi baik Perseroan, − mempertahankan kualitas pekerjaan yang tinggi, − menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, dan − mengimplementasikan strategi pemasaran baru untuk meningkatkan pemilihan proyek-proyek yang ada. 2. Untuk menghadapi risiko terhadap sub-kontraktor, Perseroan menerapkan sistem pengendalian kualitas produk yang ketat atas produk yang diperoleh dari sub-kontraktor. Selain itu, Perseroan juga menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan sub-kontraktor agar setiap kendala yang dihadapi oleh sub-kontraktor dapat dikomunikasikan sehingga sub-kontraktor dapat menyelesaikan proyek dengan tepat waktu dan sesuai dengan permintaan konsumen. 3.Untuk menghadapi risiko ketergantungan terhadap Entitas Anak, Perseroan secara berkesinambungan melakukan pengawasan terhadap kinerja operasional dan keuangan Entitas Anak, serta mengarahkan dan membantu Entitas Anak untuk berkembang. 42 4. Untuk menghadapi risiko ketersediaan dan kenaikan harga bahan baku, Perseroan dan Entitas Anak memberikan uang muka kepada para pemasok untuk mendapatkan kepastian harga dan pasokan atas material pabrikan yang berskala besar seperti besi, beton, concrete, dan lain-lain serta memperhitungkan estimasi inflasi pada harga penawaran terutama pada kontrak yang tidak memiliki klausal kenaikan harga. 5. Untuk menghadapi risiko penurunan permintaan, salah satu langkah yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan mulai masuk ke dalam pengerjaan proyek infrastruktur, dimana Perseroan telah memiliki pengalaman dalam proyek ini namun belum menjadi prioritas utama. Ke depannya, Perseroan akan semakin meningkatkan prioritas terhadap pengerjaan proyek infrastruktur ini. 6. Untuk menghadapi risiko berkurangnya proyek dari pelanggan berulang, Perseroan secara berkesinambungan melakukan penetrasi pasar untuk memperoleh pelanggan-pelanggan baru dan bersinergi dengan pelanggan dengan menawarkan alternatif model proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) serta Design and Build kepada pemilik proyek. 7. Untuk menghadapi risiko berkurangnya lahan yang berlokasi strategis, Entitas Anak akan senantiasa mengidentifikasi dan melakukan akuisisi atas lahan-lahan potensial yang berlokasi strategis. Selain itu, Entitas Anak juga menjaga hubungan baik dengan para pemilik lahan dan agen penjual tanah untuk mendapatkan harga akuisisi terbaik. 43 VI. FAKTOR RISIKO Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai faktor risiko. Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha Perseroan dan Entitas Anak. Risiko-risiko yang diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan serta telah dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak dimulai dari risiko utama. 1. Risiko Persaingan Usaha Dalam menjalankan kegiatan usahanya, risiko utama yang dihadapi Perseroan dan PT OBP adalah persaingan usaha. Sehubungan dengan kegiatan usaha di bidang pengembangan properti, OBP menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dalam hal lokasi, fasilitas dan sarana pendukung, infrastruktur, kualitas pelayanan, maupun harga. Saat ini, PT OBP memfokuskan kegiatan usaha pembangunannya di kota Bogor. Persaingan usaha yang dihadapi oleh PT OBP dalam pengembangan yang dilakukan di kota Bogor berasal dari perusahaan pengembang internasional maupun lokal yang juga mengembangkan usahanya di daerah Bogor dan sekitarnya. Perkembangan industri furnitur di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan beberapa tahun terakhir ini. Seiring dengan pertumbuhan infrastruktur dan meningkatnya pendapatan per kapita di Indonesia beberapa tahun belakangan, Indonesia merupakan pasar yang potensial memasarkan produk furnitur. Melihat kondisi tersebut, industri ini memiliki prospek yang cerah sehingga akan mengundang investor dan penyedia furnitur baru untuk masuk ke industri ini. Masuknya pesaing-pesaing baru, baik perusahaan baru maupun perusahaan-perusahaan sejenis yang telah ada sebelumnya akan menambah ketatnya persaingan di industri furnitur. Sebagai penyedia furnitur custom made, Perseroan bersaing baik dengan perusahaan penyedia furnitur custom made lainnya maupun dengan perusahan penyedia furnitur jadi (baik produk dalam negeri atau impor) dengan harga kompetitif. Munculnya pesaing yang menawarkan harga yang lebih rendah dapat membuat konsumen memiliki alternatif produk dalam melakukan pembelian. Selain itu, persaingan usaha yang dihadapi oleh Perseroan juga dapat berasal dari perusahaan jasa konstruksi lokal, baik milik swasta maupun BUMN. Pesaing tersebut dapat memiliki reputasi, kualitas, atau penawaran harga yang lebih baik dibandingkan Perseroan. Selain itu, Perseroan juga bersaing dengan perusahaan jasa konstruksi asing. Meskipun jumlah perusahaan jasa konstruksi asing lebih sedikit dibandingkan perusahaan lokal, namun skala kemampuan finansial mereka yang tinggi meningkatkan kemampuan penetrasi mereka pada pasar Indonesia. Di sisi lain, pasar konstruksi nasional masih didominasi oleh perusahaan jasa konstruksi skala besar. Hal ini menyebabkan persaingan usaha di pasar konstruksi skala kecil menjadi lebih ketat. Selain itu, sebagian besar penyedia jasa konstruksi yang ada di Indonesia memiliki bidang usaha konstruksi yang bersifat umum dan sangat sedikit yang menekuni spesialisasi tertentu, sehingga menyebabkan tingkat persaingan yang sangat tinggi di antara berbagai pelaku usaha. Oleh karena itu, Perseroan menghadapi persaingan usaha yang kompetitif. Kegagalan Perseroan dan PT OBP dalam mengantisipasi dan mencermati persaingan usaha tersebut akan mengakibatkan beralihnya konsumen ke pesaing Perseroan dan OBP, sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan dan PT OBP. 44 2. Risiko Terhadap Sub-Kontraktor Perseroan bekerja sama dengan sub-kontraktor dalam mengerjakan proyek yang diterima dari konsumen Perseroan, khususnya proyek untuk pekerjaan furnitur. Perseroan juga bekerja sama dengan perusahaan afiliasi sebagai sub-kontraktor untuk proyek yang diterima oleh Perseroan. Oleh karena itu, kendala yang dihadapi oleh sub-kontraktor dalam menyelesaikan proyek tersebut, seperti kendala dalam perolehan dan kualitas bahan baku, pengelolaan lokasi, dan perselisihan yang terjadi antara Perseroan dan para sub-kontraktor, dapat menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek, kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan konsumen, serta peningkatan biaya proyek. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap arus kas, kegiatan usaha, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan. 3. Risiko Pertumbuhan Industri Konstruksi Kegiatan usaha Perseroan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri konstruksi, yang ditandai oleh proyek pembangunan properti, baik komersial, industrial, maupun infrastruktur. Setiap perlambatan pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia dapat mengakibatkan menurunnya jumlah proyek yang diterima oleh Perseroan. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan. 4. Risiko Ketergantungan terhadap Entitas Anak Sebagai perusahaan induk, Perseroan mempunyai ketergantungan pada kegiatan usaha dan pendapatan Entitas Anak. Namun demikian, Perseroan berencana untuk mengembangkan kegiatan usaha pengembangan properti melalui Entitas Anak sehingga apabila terjadi penurunan kinerja Entitas Anak, hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan, laba bersih, dan kinerja Perseroan. 5. Risiko Denda Keterlambatan Penyelesaian Proyek Dalam kontrak antara Perseroan dan PT OBP dengan konsumen, pada umumnya terdapat pasal yang mengatur mengenai denda yang harus dibayar oleh Perseroan dan PT OBP jika terjadi keterlambatan penyelesaian atau penyerahan proyek yang disebabkan oleh kesalahan pihak Perseroan dan PT OBP. Adapun denda tersebut dihitung berdasarkan nilai kontrak dan dihitung per 1 per mill per hari keterlambatan atau sebesar-besarnya 5% dari nilai kontrak, sehingga denda yang perlu dibayarkan tidak sedikit. Denda tersebut merupakan biaya yang harus ditanggung oleh Perseroan dan PT OBP sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan. 6. Risiko Ketersediaan dan Kenaikan Harga Bahan Baku Kelangkaan pasokan bahan-bahan yang diperlukan bagi pembangunan dan konstruksi seperti semen, besi beton, dan barang-barang lainnya dapat memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha Perseroan dan PT OBP karena dapat mengakibatkan keterlambatan penyerahan pada konsumen, penangguhan pengakuan pendapatan, dan selanjutnya berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen maupun calon konsumen pada Perseroan dan PT OBP. Selain risiko ketersediaan bahan baku, Perseroan dan PT OBP juga menghadapi risiko kenaikan harga bahan baku. Dalam setiap proyek, Perseroan dan PT OBP melakukan estimasi biaya yang mengacu kepada informasi dari pemasoknya serta berdasarkan pengalaman Perseroan dan PT OBP sebelumnya. Tidak ada jaminan bahwa estimasi Perseroan dan PT OBP maupun informasi yang diperoleh Perseroan adalah tepat. Dengan tenggang waktu pekerjaan berkisar antara satu hingga tiga tahun terdapat risiko adanya faktor-faktor di luar kendali Perseroan dan PT OBP yang dapat mempengaruhi estimasi biaya seperti kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku dapat mengakibatkan meningkatnya biaya proyek, sehingga dapat mengurangi keuntungan Perseroan dan PT OBP. 45 7. Risiko Penurunan Permintaan Penurunan permintaan atas gedung-gedung yang berkualitas, berskala besar, dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan hasil operasi Perseroan secara negatif. Perseroan berfokus pada konstruksi gedung-gedung berkualitas tinggi dan berskala besar, termasuk blok perkantoran, apartemen dan hotel bertingkat tinggi. Oleh karena itu, kegiatan usaha Perseroan bersifat rentan terhadap setiap penurunan permintaan terhadap gedung-gedung berkualitas tinggi dan tidak ada jaminan bahwa pemilik tanah atau pengembang akan membutuhkan kualitas tinggi di masa yang akan datang. Setiap penurunan permintaan untuk gedung kualitas tinggi di pasar dimana Perseroan beroperasi akan mempengaruhi secara negatif kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek pertumbuhan Perseroan. 8. Risiko Penundaan atau Tidak Terbayarnya Pembayaran Oleh Pelanggan Risiko ini terjadi akibat tertundanya/tidak terbayarnya tagihan proyek oleh pelanggan yang menimbulkan piutang tidak tertagih sehingga mengganggu modal kerja atau arus kas Perseroan dan PT OBP dan juga secara tidak langsung mempengaruhi laba Perseroan dan PT OBP. Walaupun Perseroan dan PT OBP telah mengatur mengenai mekanisme pembayaran pekerjaan dalam kontrak antara Perseroan dengan pelanggan, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa pelanggan akan melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tepat waktu sehingga hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap arus kas dankinerja keuangan Perseroan dan PT OBP. 9. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga Perseroan dan PT OBP bergerak di bidang usaha pengembangan properti dan jasa konstruksi dimana pendanaan berasal dari pinjaman bank dengan tingkat suku bunga tertentu yang digunakan untuk pembelian belanja modal dan operasional Perseroan dalam melakukan kegiatan usahanya. Di samping jumlah pendanaan, faktor lainnya yang juga menentukan adalah jangka waktu pendanaan dan tingkat suku bunga yang diberikan. Mengingat jangka waktu operasional proyek Perseroan dan PT OBP yang bervariasi, maka sumber pendanaan harus disesuaikan dengan jangka waktu operasional tersebut. Apabila terjadi peningkatan tingkat suku bunga, beban bunga dapat bertumbuh lebih cepat dari pendapatan usaha Perseroan dan PT OBP yang akan berdampak negatif secara material pada kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan dan PT OBP. Di sisi lain, kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan biaya perolehan dari calon konsumen Perseroan dan OBP. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan jasa konstruksi yang diterima oleh Perseroan dan Entitas Anak. Oleh karena itu, setiap peningkatan tingkat suku bunga dapat memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan dan OBP. 10. Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang Penurunan atau tidak adanya proyek yang berulang (repetitif) dari para pelanggan utama dapat mempengaruhi profitabilitas Perseroan. Perseroan telah lama menjalin hubungan yang sangat baik dan memperoleh kepercayaan dari para pemilik tanah dan pengembang utama yang telah menjadi pelanggan rutin dan berulang. Tidak ada jaminan bahwa para pelanggan Perseroan akan terusmenerus membangun dan menunjuk Perseroan sebagai kontraktor proyek mereka dimana hal ini dapat mempengaruhi kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek pertumbuhan Perseroan. 11. Risiko Perubahan atau Ketidakpatuhan terhadap Peraturan atau Kebijakan Pemerintah Perubahan peraturan ataupun kebijakan Pemerintah sehubungan dengan sektor konstruksi di Indonesia dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan kegiatan operasi Perseroan. Industri konstruksi di Indonesia diatur terutama dengan Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999, disamping berbagai peraturan dan kebijakan Pemerintah lainnya termasuk ketentuan mengenai lingkungan hidup. Sebagai penyedia jasa konstruksi, perusahaan konstruksi memiliki berbagai tanggung jawab kepada 46 pelanggan dan kepada publik, termasuk tanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pelanggan ataupun anggota masyarakat sebagai akibat dari kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa konstruksi untuk periode sampai dengan 10 tahun terhitung sejak penyerahan pekerjaan konstruksi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan menerima sanksi yang timbul dari kegagalan memenuhi peraturan atau kebijakan Pemerintah tersebut. Dikenakannya sanksi hukum secara material dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan jalannya usaha Perseroan. Seperti halnya industri lainnya, kegiatan usaha PT OBP dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah dapat menetapkan peraturan atau kebijakan baru di bidang properti. PT OBP dapat menghadapi risiko yang berkaitan dengan perubahan peraturan atau kebijakan pemerintah antara lain kemungkinan perubahan kebijakan tata kota atau tata ruang, tuntutan pemerintah terkait standar bangunan, peraturan pemerintah terkait rasio sarana prasarana terhadap luas kawasan, perubahan persyaratan pemberian izin-izin, pengenaan tarif pajak seperti PPN, PPh, BPHTB, PPn-BM dan sebagainya, serta pembatasan kepemilikan properti. Penerapan peraturan atau kebijakan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya nilai ekonomis suatu proyek, peningkatan biaya pengelolaan untuk menjamin terpenuhinya peraturan atau kebijakan tersebut, dan berkurangnya jumlah unit dan lahan untuk dijual. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek pertumbuhan Perseroan dan PT OBP. 12. Risiko Ekonomi Secara umum, kinerja Perseroan dan PT OBP memiliki hubungan dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Adanya penurunan pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada menurunnya permintaan jasa kontruksi. Sebagai contoh, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan dibatalkannya atau tertundanya proyek-proyek pemerintah dan swasta terkait pembangunan konstruksi gedung, infrastruktur, dan konstruksi lainnya. Oleh karena itu, pernurunan kondisi ekonomi dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja, dan prospek usaha Perseroan dan PT OBP. Selain dari risiko-risiko yang telah diungkapkan di atas, terdapat risiko lain dari Entitas Anak (PT OBP), yaitu sebagai berikut: 1. Risiko Berkurangnya Lahan yang Berlokasi Strategis Salah satu faktor terpenting dalam industri pengembangan properti adalah memiliki lahan yang berlokasi strategis. Dengan keterbatasan lahan yang tersedia, tidak ada jaminan bahwa di masa depan PT OBP mampu untuk mengakuisisi tanah yang disesuai untuk pembangunan properti yang telah direncanakan. Kegagalan PT OBP untuk mengakuisisi lahan yang berlokasi strategis dapat berdampak negatif pada kinerja, kondisi keuangan dan kesinambungan PT OBP di masa yang akan datang. 2. Risiko Kondisi Pasar Properti Fluktuasi kegiatan dan kondisi pasar properti di Indonesia dapat mempengaruhi secara negatif kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek pertumbuhan PT OBP. Sifat, skala, dan waktu dari proyek konstruksi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk prospek dan tren musiman (cyclical) perekonomian Indonesia, kinerja pasar properti, ketersediaan pendanaan untuk proyek konstruksi swasta, ketersediaan dana Pemerintah untuk proyek konstruksi Pemerintah, peningkatan harga bahan baku, fluktuasi tingkat bunga, kondisi alam dan cuaca yang kurang baik, dan faktor-faktor lainnya, yang seluruhnya di luar dari kendali Perseroan. Setiap perlambatan pertumbuhan pasar properti di Indonesia, dapat berakibat pada menurunnya kegiatan pengembangan properti dan proyek konstruksi di Indonesia, yang selanjutnya dapat mempengaruhi secara negatif kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek pertumbuhan PT OBP. 47 Risiko Atas Kepemilikan Saham Perseroan 1. Risiko Likuiditas Saham Terdapat risiko terkait tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini, mengingat jumlah saham yang ditawarkan Perseroan tidak terlalu besar. Selanjutnya, meskipun Perseroan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang diperdagangkan akan aktif atau likuid karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan dimiliki satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder. Dengan demikian, Perseroan tidak dapat memprediksi apakah pasar dari saham Perseroan akan aktif atau likuiditas saham Perseroan akan terjaga. 2. Risiko Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi Harga Penawaran saham setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi dan mungkin diperdagangkan pada harga yang secara signifikan berada di bawah harga Penawaran Umum dan tidak menarik, tergantung dari banyak faktor antara lain: • • • • • • • • prospek usaha dan kegiatan operasional Perseroan; perbedaan antara hasil kinerja keuangan dan kegiatan operasional Perseroan yang sebenarnya dibandingkan dengan perkiraan para investor dan analis; perubahan dalam rekomendasi atau persepsi para analis pada Perseroan atau Indonesia; adanya akuisisi, kerjasama strategis, joint venture atau divestasi yang signifikan; perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di Indonesia; keterlibatan dalam litigasi; perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar berkembang; dan fluktuasi harga pasar saham pada umumnya. Oleh karena itu, saham Perseroan dapat diperdagangkan pada harga-harga yang secara signifikan berada di bawah Harga Penawaran. 3. Risiko Kemampuan Perseroan Membayar Dividen di Masa Depan akan Bergantung pada Laba Ditahan, Kondisi Keuangan, Arus Kas dan Kebutuhan Modal Kerja di Masa Depan Perseroan memiliki kebijakan untuk membayar dividen dan bermaksud melakukan hal tersebut mulai tahun buku 2018 dan seterusnya dalam kondisi Perseroan mempunyai saldo laba yang positif (setelah menyisihkan cadangan wajib). Namun jumlah dividen yang dibayarkan Perseroan di masa depan, apabila ada, akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja serta belanja modal Perseroan, komitmen kontrak dan biaya terkait dengan ekspansi Perseroan. Perseroan mungkin mendapatkan perjanjian keuangan di masa depan yang dapat membatasi lebih lanjut kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen, dan Perseroan dapat mengalami pengeluaran atau pembayaran kewajiban yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketersediaan kas untuk pembagian dividen. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk membayar dividen kepada Perseroan, yang pada akhirnya dapat berdampak merugikan pada kondisi keuangan atau hasil operasi Perseroan dan juga kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. 4. Risiko Penjualan Saham di Masa Datang dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perseroan Penjualan saham Perseroan di masa datang dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga saham Perseroan atau kemampuan Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran saham baru atau efek bersifat ekuitas lainnya dan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh tambahan modal. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko-risiko material yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dalam Prospektus. 48 VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak ada kejadian penting dan relevan setelah tanggal Laporan Auditor Independen yaitu tanggal 3 April 2017 sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran atas Laporan Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dan ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi dengan opini wajar dalam semua hal yang material. 49 VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. Riwayat Singkat Perseroan Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 52 tanggal 2 Juni 1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, S.H., Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-4373.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor Nomor: 36/Rub/10-04/VII/2007 tanggal 24 Juli 2007. Akta Pendirian sedang dalam proses pengurusan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (“BNRI”) berdasarkan Surat Keterangan Nitra Reza, S.H. M.Kn., Notaris di Kota Bogor No. 95/NOT-NR/XII/2016 tanggal 22 Desember 2016. Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Pendirian adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Cahayasakti Lintang Surya PT Cahayasakti Esa Manunggal Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 10.000 10.000.000.000 1.800 200 2.000 8.000 1.800.000.000 200.000.000 2.000.000.000 8.000.000.000 % 90 10 100 Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian Perseroan telah mengalami beberapa perubahan yang mana terakhir, termasuk perubahan atas seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 10 tanggal 15 November 2016 dibuat di hadapan Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur telah: (i) mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-0021536.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 16 November 2016; (ii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0099338 tanggal 16 November 2016; (iii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0099339 tanggal 16 November 2016 (“Akta Tbk”). Akta Tbk memuat tentang : - Persetujuan pemberhentian dan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, termasuk pengangkatan Direktur Independen dan Komisaris Independen; - Persetujuan rencana Perseroan untuk melakukan penawaran umum perdana di wilayah Republik Indonesia atau Initial Public Offering atas saham-saham dalam Perseroan yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal Indonesia (“Penawaran Umum Perdana”); 50 - Persetujuan dalam rangka Penawaran Umum Perdana: (i) Perubahan status Perseroan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, dan perubahan Pasal 1 tentang Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan; (ii) Perubahan Pasal 4 tentang Modal Perseroan; (iii)Pengeluaran saham dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya 275.000.000 saham baru yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana; (vi)Perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuikan dengan ketentuan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris termasuk perubahan Pasal 3 tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan; (v)Pelaksaanaan program Employee Stock Allocation (“ESA”) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana. Berdasarkan hasil keputusan RUPS yang termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk No. 1 tanggal 3 April 2017, Perseroan tidak jadi melaksanakan program ESA dalam rangka Penawaran Umum Perdana. Maksud dan Tujuan Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Tbk, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang industri, pembangunan, jasa dan perdagangan umum. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: Kegiatan Usaha Utama: a. Menjalankan usaha di bidang industri, yang meliputi : - industry wood working dan furniture (meubel); - industri kerajinan tangan; - industri perkakas dan perabotan; dan - industi pengolahan kayu serta triplek; b. i. Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan (kontraktor) guna memborong segala pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum seperti perumahan perumahan, kawasan industri, gedung-gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, saluran air, irigasi, pengerukan, pengurugan, pemasangan instalasi listrik, telepon, leideng, gas dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang-bidang bangunan dan pekerjaan umum termasuk bertindak sebagai perencanaan, pelaksanaan dan pengawas serta menyelenggarakan usaha real estate dan bertindak sebagai developer; ii. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengembangan dan pengelolaan property/real estate, menyewakan ruang-ruang dalam toko, menjalankan usaha dalam bidang pekerjaan tehnik konstruksi, bangunan dan pekerjaan umum; Kegiatan Usaha Penunjang: - - Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas tanggungan pihak lain termasuk pula perdagangan impor, ekspor, interinsulair, lokal dan retail (eceran) serta sebagai pemasok dan penyalur untuk berbagai rupa barang dagangan; Menjalankan usaha sebagai distributor, agent, dan sebagai perwakilan, pemegang/pemberi lisensi waralaba (franchise) bagi perusahaan atau badan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri serta bertindak sebagai grossier, dealer, supplier, leveransier dan comision house serta kegiatan usaha terkait. 51 Dokumen Perizinan Perseroan Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah memiliki izin-izin/identitas selaku badan hukum dalam menjalankan kegiatan usahanya, yang antara lain sebagai berikut: 5. Surat Keterangan Domisili Usaha (“SKDU”) No. 503/22/ SKDU/Cbl/2017 tertanggal 31 Maret 2017 Sampai dengan tanggal 31 Maret 2018 Instansi berwenangyang menerbitkan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Bogor a.n. Walikota Bogor Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Bogor a.n. Walikota Bogor Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia Kepala Seksi Pelayanan TUP a.n Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bogor, Kantor Wilayah VIII DJP Serang, Departemen Keuangan Republik Indonesia Lurah Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Pemerintah Kota Bogor 6. SKDU No. 503/23/SKDU/Cbl/2017 tertanggal 31 Maret 2017 Sampai dengan tanggal 31 Maret 2018 Lurah Cibuluh, Kecamatan Bogor Utama, Pemerintah Kota Bogor 7. Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”) Besar No. 517/20/01/08/26/37.1/PB/DU/BPPTPM/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015 Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nomor 1.1021.02.00105.093677 tertanggal 14 Desember 2015 Sampai dengan tanggal 22 Oktober 2020 Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Bogor a.n. Walikota Bogor Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor a.n. Kota Bogor Badan Pelaksana LPJK Nasional Direktur Registrasi dan Hukum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi No. Jenis Izin dan Tanggal Terbit Masa Berlaku 1. Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”) No. 10.04.1.31.01462 tanggal 22 Oktober 2015 dengan kualifikasi kegiatan usaha pokok Industri Furniture Sampai dengan tanggal 27 Oktober 2020 2. TDP No. 10.04.1.41.00280 tanggal 21 November 2016 dengan kualifikasi kegiatan usaha pokok Jasa Konstruksi. Sampai dengan tanggal 21 November 2021 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) No. 01.632.966.6404.000 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (“SPPKP”) No. PEM-1229/WPJ.08/KP.0603/2003 tanggal 7 Mei 2003 - 4. 8. 9. 10. Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (“SBUJPK”) No. 0388626 tanggal 13 Juni 2016 dengan Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi Bidang Usaha Besar dan Subkualifikasi Jasa Pelaksana untuk: (i) Konstruksi Bangunan Hunian Tunggal dan Koppel; (ii) Konstruksi Bangunan Gudang dan Industri; (iii) Konstruksi Bangunan Komersial; (iv) Konstruksi Bangunan Pendidikan; (v) Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya SBUJPK No. 0388627 tanggal 13 Juni 2016 dengan Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi Bidang Usaha Besar dan Subdan berlaku sampai dengan 12 Juni 2019 dengan kualifikasi Jasa Pelaksana Instalasi Tenaga Listrik Gedung dan Pabrik 11. SBUJPK No. 0388628 tanggal 13 Juni 2016 dengan dengan Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi Bidang Usaha Besar dan Subdan berlaku sampai dengan 12 Juni 2019. dengan klasifikasi bidang usaha Instalasi Mekanikal dan Elektrikal Jasa Pelaksana Konstruksi pemasangan pendingin udara (Air Conditioner) pemanas dan ventilasi 12. Kartu Tanda Anggota Asosiasi Kontraktor Listrik Nasional (“AKLINAS”)No. 05.2016.10.3271.1158 tanggal 30 Mei 2016 13. Izin Usaha Industri (Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip) No. 536/08- IUI.R.1/BPPTPM.XI/2014 tanggal 05 November 2014 Izin Gangguan Tempat Usaha (HO) No. 503.45.360-PMR/ BPPTPM.IX/2014 tangal 9 September 2016 14. 15. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) No. 05.039107 tanggal 1 Februari 2013 16. Angka Pengenal Importir - Umum (API-U) No. 101800516-P tanggal 15 April 2016 - Sampai dengan tanggal 14 Desember 2018 SBUJPK ini berlaku sampai dengan tanggal 12 Juni 2019 dan Perseroan memiliki kewajiban registrasi ulang tahun ke-2 paling lambat tanggal 12 Desember 2017 dan registrasi ulang tahun ke-3 paling lambat tanggal 12 Desember 2018 SBUJPK ini berlaku sampai dengan tanggal 12 Juni 2019 dan Perseroan memiliki kewajiban registrasi ulang tahun ke-2 paling lambat tanggal 12 Desember 2017 dan registrasi ulang tahun ke-3 paling lambat tanggal 12 Desember 2018 SBUJPK ini berlaku sampai dengan tanggal 12 Juni 2019 dan Perseroan memiliki kewajiban registrasi ulang tahun ke-2 paling lambat tanggal 12 Desember 2017 dan registrasi ulang tahun ke-3 paling lambat tanggal 12 Desember 2018 berlaku sampai dengan 1 (satu) tahun sejak ditetapkan sampai dengan tanggal 30 Mei 2016 Selama 5 (lima) tahun atau selama perusahaan industri ini beroperasi - registrasi ulang setiap 5 tahun sekali. 52 Badan Pelaksana LPJK Nasional Direktur Registrasi dan Hukum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Badan Pelaksana LPJK Nasional Direktur Registrasi dan Hukum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Dewan Pimpinan Pusat AKLINAS Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor a.n. Walikota Bogor Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor a.n. Walikota Bogor Kasubdit Registrasi Kepabeanan u.b. Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat atas nama Menteri Perdagangan 2. Perkembangan Permodalan Dan Kepemilikan Saham Perseroan Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham selama 3 tahun terakhir sebelum tanggal Prospektus ini diterbitkan: Tahun 2014 dan 2015 Pada tahun 2014 dan 2015 tidak terdapat perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan. Adapun struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada periode tersebut adalah berdasarkan Akta Risalah Rapat Perseroan Terbatas Perseroan No. 22 tanggal 10 Februari 2010 yang dibuat di hadapan Dwi Swandiani, S.H., Notaris di Bogor, diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-06228 tanggal 15 Maret 2010 (“Akta No. 22/2010”), yaitu sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Juanda Hasurungan Sidabutar PT Cahayasakti Lintang Surya Tjoea Eddy Gunawan Agus Djunaedi Teddy Tedesco Esther Kurniawan Vilia Fransiscus Santo Fransiscus Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 10.000 10.000.000.000 750 625 375 250 125 125 125 125 2.500 750.000.000 625.000.000 375.000.000 250.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 2.500.000.000 7.500 7.500.000.000 % 30 25 15 10 5 5 5 5 100 Tahun 2016 a. Berdasarkan Akta No. 05/2016 yang isinya sehubungan dengan persetujuan penjualan saham milik: (i) Cahayasakti Lintang Surya sebanyak 625 saham; (ii) Juanda Hasurungan Sidabutar sebanyak 375 saham; (iii) Tjoea Eddy Gunawan sebanyak 375 saham; (iv) Agus Djunaedi sebanyak 250 saham; (v) Santo Fransiscus sebanyak 125 saham; (vi) Vilia Fransiscus sebanyak 125 saham; (vii) Teddy Tedesco sebanyak 125 saham; (viii) Esther Kurniawan sebanyak 125 saham kepada PT Andalan Utama Bintara, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Andalan Utama Bintara Juanda Hasurungan Sidabutar Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 10.000 10.000.000.000 2.125 375 2.500 7.500 2.125.000.000 375.000.000 2.500.000.000 7.500.000.000 % 85 15 100 b. Berdasarkan Akta No. 08/2016 yang isinya sehubungan dengan persetujuan penjualan saham milik Juanda Hasurungan Sidabutar sebanyak 375 saham kepada PT Olympic Kapital Equity, selanjutnya Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui untuk: (i) meningkatkan modal dasar Perseroan dari 10.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp10.000.000.000 menjadi 110.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp110.000.000.000; (ii) meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari 2.500 saham dengan nilai nominal sebesar Rp2.500.000.000 menjadi 110.000 saham dengan nilai nominal Rp110.000.000.000; dan (iii) penambahan setoran modal 53 sebesar Rp107.500.000.000 seluruhnya diambil bagian disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Andalan Utama Bintara, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Olympic Kapital Equity PT Andalan Utama Bintara Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 110.000 110.000.000.000 375 109.625 110.000 - 375.000.000 109.625.000.000 110.000.000.000 - % 99 1 100 c. Berdasarkan Akta No.10/2016 yang isinya sehubungan dengan penjualan saham sebanyak 34.825 saham dari PT Andalan Utama Bintara kepada PT Olympic Kapital Equity, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Olympic Kapital Equity PT Andalan Utama Bintara Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 110.000 110.000.000.000 35.200 74.800 110.000 - 35.200.000.000 74.800.000.000 110.000.000.000 - % 32 68 100 d. Berdasarkan Akta Tbk yang berisi persetujuan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp110.000.000.000 menjadi sebesar Rp440.000.000.000 dan (ii) mengubah nilai nominal saham Perseroan dari sebesar Rp1.000.000 menjadi Rp100, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Olympic Kapital Equity PT Andalan Utama Bintara Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 100 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 4.400.000.000 440.000.000.000 352.000.000 748.000.000 1.100.000.000 3.300.000.000 35.200.000.000 74.800.000.000 110.000.000.000 330.000.000.000 % 32 68 100 3. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum 3.1 PT Olympic Kapital Equity (“PT OKE”) Riwayat Singkat Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT OKE No. 04 tanggal 23 September 2016, dibuat di hadapan Noneng Hodijah, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. 00044442.AH.01.01. TAHUN 2016 tanggal 7 Oktober 2016. Akta Pendirian OKE telah mengalami beberapa perubahan, dengan perubahan terakhir sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Pemegang Saham OKE No. 12 tanggal 16 Maret 2017 dibuat di hadapan Nitra Reza, S.H., M.Kn. Notaris di Kota Bogor, telah diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat No. AHU-AH.01.03-0119341 tanggal 20 Maret 2017. 54 Maksud dan Tujuan Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OKE, maksud dan tujuan PT OKE adalah di bidang jasa keuangan, semua jasa, asuransi, perbankan, modal swasta dan kekayaan perusahaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OKE dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: Di Bidang Jasa: a. Menjalankan usaha-usaha dalam di bidang Keuangan Jasa yang meliputi semua jasa, Asuransi, Perbankan, Modal swasta dan Kekayaan Perusahaan termasuk dibidang Hukum dan Pajak; b. Konsultasi manajemen dan administrasi; c. Usaha-usaha dibidang periklanan, melalui media, baik cetak, elektronik maupun internet; d. Hiburan, promosi, agency dan manajemen serta produksi, eksebisi, entertainment, yang meliputi pengelolaan kegiatan hiburan, penyelenggaraan pameran, dan produksi kaset, CD, dan lain-lain; e. Jasa Penunjang kegiatan angkutan pelayanan bongkar muat barang, pergudangan, jasa penunjang angkutan kecuali jasa bongkar muat dan pergudangan, jasa perjalanan wisata, jasa pengiriman dan pengepakan; f. Jasa persewaan mesin dan perlengkapannya, yang meliputi jasa persewaan alat-alat transportasi, persewaan mesin lainnya, persewaan barang-barang keperluan rumah tangga dan pribadi, persewaan mobil; g. Jasa computer dan kegiatan yang terkait, yang meliputi konsultasi piranti keras dan lunak; h. Jasa kebersihan yang mencangkup pula cleaning service; i. Konsultasi arsitek, design dan interior, landscape building dan lain-lain; j. Konsultasi teknik engineering, antara lain kegiatan rekayasa dan teknik, penyelenggara usaha teknik, termasuk pemasangan, perbaikan, pemeliharaan instalasi air, listrik, gas dan telekomunikasi, serta bidang usaha yang berkaitan; k. Telekomunikasi, jasa telekomunikasi untuk instalasi, perawatan dan perbaikan termasuk wartel, warnet; l. Instalasi dan perawatan jaringan computer dan peripheral. Jasa instalasi dan perawatan computer atau jaringan computer, UPS, panel control, telekomunikasi dan perangkat penunjang lainnya; m. Konsultasi manajemen dan sumber daya manusia, yang meliputi jasa konsultasi manajemen, pemberdayaan sumber daya manusia dan tenaga kerja; n. Jasa teknologi informasi, yang meliputi multimedia, design, dan memprogram piranti lunak, distributor yang berhubungan dengan piranti lunak; o. Jasa pengolahan data, mencakup system catalog dank ode identifikasi material serta peralatannya, equipment part list dan stock check; p. Penyelenggaraan usaha teknik, usaha konstruksi, termasuk perencanaan, pengawasan pemborong, memborong dan mengerjakan bangunan-bangunan, termasuk pembuatan dan perbaikan gedunggedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, lapangan, saluran irigasi, dermaga, pemasangan, perbaikan, pemeliharaan, instalasi air, listrik, gas dan telekomunikasi, serta bidang usaha yang berkaitan; q. Jasa kesenian, pameran, gallery dan bidang usaha yang berhubungan dengan kesenian; r. Jasa konsultasi pelatihan dan keterampilan, jasa konsultasi manajemen, tenaga kerja, marketing, pemberdayaan sumber daya manusia; s. Jasa konsultasi restoran, rumah makan, makanan dan minuman serta kegiatan penunjangnya; t. Jasa penyelenggaraan penjualan lelang yang mencangkup menerima dan menghimpun barang dari pemilik barang, mencatat, penggolongan peningkatan kwalitas, penyimpanan, penaksiran/ penilaian dan pemasaran barang yang telah diterima dari pemilik barang, dan kegiatan yang berhubungan dengan maksud dan tujuan berkaitan; u. Jasa pelaksanaan instalasi elektromagnetik dan instalasi kelistrikan pembangkit listrik energy baru dan terbarukan termasuk perawatannya; v. Jasa pelaksana jaringan transmisi tenaga listrik tegangan tinggi, ekstra tegangan tinggi, termasuk instalasi listrik gardu induk; w. Jasa pelaksana jaringan transmisi tenaga listrik dibawah tanah, diatas tanah dan dibawah lautan; x. Jasa pelaksana jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah, termasuk untuk jalur listrik kereta api; y. Payment-point, serta kegiatan usaha yang berkaitan; 55 Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Cahayasakti Lintang Surya PT Andalan Utama Bintara Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 10.000 10.000.000.000 500 4.500 5.000 5.000 500.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 % 10 90 100 Pengurusan dan Pengawasan Dewan Komisaris Komisaris : Tan Welih : Santo Fransiskus Direksi Direktur 3.2 PT Andalan Utama Bintara (“PT AUB”) Riwayat Singkat PT AUB didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 253 tanggal 27 Juli 1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, SH, Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan No. C2-16.135 HT.01.01 TH.95 tanggal 11 Desember 1995. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian PT AUB telah mengalami beberapa perubahan, sebagaimana yang tercantum dalam akta terakhir sebagai berikut: Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT AUB No. 44 tanggal 18 November 2014 dibuat di hadapan Maria Diana Linggawidjaja, S.H., Notaris di Kota Bogor, telah diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat No. AHU-42207.40.22.2014 tanggal 20 November 2014 (“Akta No. 44/2014”). Akta No. 44/2014 memuat tentang persetujuan pengangkatan kembali Direksi dan Dewan Komisaris PT AUB. Maksud dan Tujuan Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT AUB, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang perdagangan, pembangunan, industri, pergudangan dan angkutan, percetakan, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dan bidang jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT AUB dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan termasuk juga dagang local, interlocal, dan interinsulair ekspor-impor dari segala macam barang-barang yang dapat dilakukannya atau diproduksinya, baik untuk perhitungan sendiri maupun atas tanggungan orang lain dengan cara komisi, demikian pula sebagai grossier, leverensier pemasok serta penjualan barang-barang eceran, perdagangan supermarket/hypermarket (toserba/swalayan) dan distributor (dealer) dari segala macam barang dagangan yang dapat diperdagangankan atau diproduksinya; 56 b. Menjalankan usaha dalam bidang perusahaan pembangunan gedung kantor, pasar, pertokoan/ plaza, apartemen, hotel, perumahan (real estate), condominium, property dan sebagai pengembang (developer) dengan cara membangun, menjual, menyewakan dan mengelolanya termasuk juga tanah-tanah persilnya bai katas usaha sendiri maupun atas dasar komisi, menjalankan perusahaan dalam bidang tehnik, yaitu sebagai pemborong (kontraktor) bangunan yang antara lain meliputi arsitektur, perencanaan, pengawasan, pemeliharaan, rehabilitasi/perbaikan dan pelaksanaan pembuatan berbagai-bagai bangunan termasuk diantaranya, rumah-rumah, pertokoan-pertokoan, hotel, jalan-jalan, jembatan-jembatan, irigasi, dermaga-dermaga, pembukaan lahan (land clearing), instalasi listrik, air, gas, telekomunikasi. c. Menjalankan usaha dalam segala bidang industri (pabrik) dari segala bahan yang diproduksi termask kerajinan tangan (home industri), industri meubel, export import, perdagangan dan pengolahan industri kayu dan tripleks, industri wood working dan furniture, peralatan rumah tangga, foam/gabus. d. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pergudangan dan pengangkutan di darat. e. Menjalankan perusahaan percetakan dan mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan percetakan. f. Berusaha dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perkayuan, kehutanan, dan perikanan yang meliputi penangkapan ikan, budidaya ikan, budidaya pertanian, perkebunan, peternakan, perkayuan, kehutanan serta penjualan dan pengumpulan juga perdagangan hasil perikanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perkayuan, kehutanan. g. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, jasa periklanan, reklame serta promosi dan pemasaran, manajemen produksi, pameran dan kesenian, jasa penyewaan dan pengelolaan kawasan industri. Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Cahaya Infra Antariksa PT Internusa Menjulang Langit PT Wahana Andalan Baginda PT Samudra Antar Nusantararaya PT Lautan International Antar Benua Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) 200.000 200.000.000.000 87.600 14.600 14.600 14.600 14.600 146.000 54.000 Pengurusan dan Pengawasan Dewan Komisaris Komisaris Utama : Komisaris : Tan Wellih Vilia Fransiscus Direksi Direktur Utama Direktur : : Au Bintoro Santo Fransiscus 57 87.600.000.000 14.600.000.000 14.600.000.000 14.600.000.000 14.600.000.000 146.000.000.000 54.000.000.000 % 60 10 10 10 10 100 4. Keterangan Singkat Tentang Entitas Anak Saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki Entitas Anak, baik langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut: No Nama Entitas Anak 1. 2. PT Olympic Bangun Persada PT Olympic Bogor City Kegiatan Usaha Jasa dan Pembangunan Pembangunan, Perdagangan, Jasa, Percetakan, Perbengkelan Kepemilikan Perseroan (%) 99% 99% (melalui PT OBP) Tahun Penyertaan 2016 2016 Tahun Operasional 2016 2016 4.1 PT Olympic Bangun Persada (“PT OBP”) Riwayat Singkat PT OBP didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 18 tanggal 20 Mei 2016, dibuat di hadapan Nitra Reza, SH, Notaris di Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0025033.AH.01.01 Tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian OBP telah mengalami perubahan, sebagaimana yang tercantum dalam akta sebagai berikut: 1. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham OBP No. 09 tanggal 31 Oktober 2016 dibuat di hadapan Noneng Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor telah: (i) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0096412 tanggal 07 November 2016; dan (ii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0096412 tanggal 07 November 2016 (“Akta No. 09/2016”). Akta No. 09/2016 memuat tentang: - Persetujuan pengalihan saham OBP; dan - Persetujuan perubahan Pasal 4 tentang Modal OBP. 2. Akta Pernyataan Keputusan Rapat OBP No. 37 tanggal 28 Desember 2016 dibuat di hadapan Nitra Reza, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor telah diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-00113765 tanggal 29 Desember 2016 (“Akta No. 37/2016”). Akta No. 37/2016 memuat tentang persetujuan pemindahan saham. Maksud dan Tujuan Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OBP, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang jasa dan pembangunan. 58 Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OBP dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Menjalankan usaha dalam bidang jasa; − Jasa dibidang listrik; − Jasa Penyediaan penyelenggara acara (event organizer) antara lain melakukan kunjungan untuk menjual produk-produk acara, memfasilitasi kegiatan Protokoler jika ada kegiatan yang memerlukan aspek protokoler, melakukan koordinasi terhadap acara yang direncanakan, memfasilitasi penyiapan kamar rombongan yang mengadakan acara, membuat program acara, memberikan proposal, memproduksi sarana acara (backdrop, banner, sign), menyesuaikan alat-alat acara, mendatangkan artis untuk mensupport acara, mengundang/mendatangkan artis untuk mensupport: − Jasa penyelenggara acara seperti mengadakan acara pertemuan antar pengusaha, seminar dan kegiatan terkait: − Jasa penyelenggara pameran dan seminar; − Jasa kesenian dan pameran; − Konsultan acara; − Konsultasi bidang hiburan, promosi dan pemasaran di bidang music; − Jasa periklanan, promosi, pemasaran reklame, dan hubungan kemasyarakatan; − Jasa dalam bidang kreatif; − Jasa hiburan, agency, manajemen dan produksi; − Jasa pelatihan dibidang sumber daya manusia; − Jasaboga; − Jasa konsultan dibidang Design; − Jasa konsultan dibidang Drawing; − Konsultasi dibidang komputer dan rekayasa informatika; − Jasa persewaan mesin dan peralatannya; − Jasa teknologi informasi dan internet content; − Jasa komputer hardware dan peripheral; − Jasa konsultasi teknik dan engineering; − Jasa telekomunikasi; − Jasa teknologi informasi, internet dan software; − Jasa instalasi dan perawatan jaringan computer peripheral; − Jasa penyelenggara usaha teknik; − Jasa pengelolaan kawasan terikat; − Jasa konsultasi bidang pemasaran dan survey pasar; − Konsultasi bidang pengelolaan manajemen perusahaan; − konsultasi bidang telekomunikasi; − Jasa pengembangan bisnis; − Jasa pengadaan cetakan dan alat-alat tulis kantor (ATK); − Jasa survey meliputi survey keadaan barang muatan; sarana angkutan darat, laut, udara berikut perlengkapannya; sarana keteknikan dan industry termasuk rekayasa teknik lingkungan hidup: objek-objek pembiayaan atas pengawasan persediaan barang dan pergudangan: kuantitas; pengawasan atas suatu proses kegiatan tanah/batu-batuan dari air; − Konsultasi bidang konstruksi sipil meliputi teknik bangunan gedung, pabrik, jalan dan pemukiman serta sarana penunjang lainnya dan kegiatam usaha yang terkait. b. Menjalankan usaha dalam bidang Pembangunan antara lain: − Bertindak sebagai pengembang; − Konstruksi besi dan baja; − Pemasangan instalasi-instalasi; − Pemasangan komponen bangunan barat/heavy lifting; − Pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara dermaga; − Pembangunan sarana pra sarana jaringan telekomunikasi; − Pemborongan bidang telekomunikasi; − Pemborongan pada umumnya (general contractor); − Pengembangan wilayah pemukiman; 59 − − Penyelenggara proyek jalan tol; Penyelesaian konstruksi gedung Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal 40.000 40.000.000.000 Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham Perseroan Santo Fransiscus Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 39.600 400 40.000 - 39.600.000.000 400.000.000 40.000.000.000 - % 99 1 100 Pengurusan dan Pengawasan Dewan Komisaris Komisaris : Au Bintoro : Imelda Fransisca Direksi Direktur Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi. Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas Uraian 31 Oktober 2016 Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 43.616,3 34.307,7 9.308,6 Laporan Laba Rugi (dalam jutaan Rupiah) Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Total Penghasilan Komprehensif Periode Berjalan (716,4) PT OBP didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2016. 60 4.2 PT Olympic Bogor City (“PT OBC”) Riwayat Singkat PT OBC didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 5 tanggal 13 Juni 2016, dibuat di hadapan Noneng Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0028586.AH.01.01 Tahun 2016 tanggal 13 Juni 2016. Maksud dan Tujuan Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OBC, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang pembangunan, perdagangan, jasa, percetakan perbengkelan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OBC dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Menjalankan usaha dalam bidang jasa; - Jasa dibidang pengadaan listrik; - Jasa Penyediaan penyelenggara acara (event organizer) antara lain melakukan kunjungan untuk menjual produk-produk acara, memfasilitasi kegiatan Protokoler jika ada kegiatan yang memerlukan aspek protokoler, melakukan koordinasi terhadap acara yang direncanakan, memfasilitasi penyiapan kamar rombongan yang mengadakan acara, membuat program acara, memberikan proposal, memproduksi sarana acara (backdrop, banner, sign), menyesuaikan alat-alat acara, mendatangkan artis untuk mensupport acara, mengundang/mendatangkan artis untuk mensupport: - Jasa penyelenggara acara seperti mengadakan acara pertemuan antar pengusaha, seminar dan kegiatan terkait: - Jasa penyelenggara pameran dan seminar; - Jasa kesenian dan pameran; - Konsultan acara; - Konsultasi bidang hiburan, promosi dan pemasaran di bidang music; - Jasa periklanan, promosi, pemasaran reklame, dan hubungan kemasyarakatan; - Jasa dalam bidang kreatif; - Jasa hiburan, agency, manajemen dan produksi; - Jasa pelatihan dibidang sumber daya manusia; - Jasaboga; - Jasa konsultan dibidang Design; - Jasa konsultan dibidang Drawing; - Konsultasi dibidang komputer dan rekayasa informatika; - Jasa persewaan mesin dan peralatannya; - Jasa teknologi informasi dan internet content; - Jasa komputer hardware dan peripheral; - Jasa konsultasi teknik dan engineering; - Jasa telekomunikasi; - Jasa teknologi informasi, internet dan software; - Jasa instalasi dan perawatan jaringan computer peripheral; - Jasa penyelenggara usaha teknik; - Jasa pengelolaan kawasan terikat; - Jasa konsultasi bidang pemasaran dan survey pasar; - Konsultasi bidang pengelolaan manajemen perusahaan; - konsultasi bidang telekomunikasi; - Jasa pengembangan bisnis; - Jasa pengadaan cetakan dan alat-alat tulis kantor (ATK); - Jasa survey meliputi survey keadaan barang muatan; sarana angkutan darat, laut, udara berikut perlengkapannya; sarana keteknikan dan industry termasuk rekayasa teknik lingkungan hidup: objek-objek pembiayaan atas pengawasan persediaan barang dan pergudangan: kuantitas; pengawasan atas suatu proses kegiatan tanah/batu-batuan dari air; - Konsultasi bidang konstruksi sipil meliputi teknik bangunan gedung, pabrik, jalan dan pemukiman serta sarana penunjang lainnya dan kegiatam usaha yang terkait. 61 b. Menjalankan usaha dalam bidang Pembangunan antara lain: - Bertindak sebagai pengembang; - Konstruksi besi dan baja; - Pemasangan instalasi-instalasi; - Pemasangan komponen bangunan barat/heavy lifting; - Pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara dermaga; - Pembangunan sarana pra sarana jaringan telekomunikasi; - Pemborongan bidang telekomunikasi; - Pemborongan pada umumnya (general contractor); - Pengembangan wilayah pemukiman; - Penyelenggara proyek jalan tol; - Penyelesaian konstruksi gedung. Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Saham Biasa Atas Nama Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal 10.000 10.000.000.000 Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham PT OBP PT AUB Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 2.475 25 2.500 7.500 2.475.000.000 25.000.000 2.500.000.000 7.500.000.000 % 99 1 100 Pengurusan dan Pengawasan Dewan Komisaris Komisaris : Imelda Fransisca : Santo Fransiscus Direksi Direktur Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 (tidak diaudit). Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas Uraian 31 Oktober 2016 Uraian Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 2.500,0 12,0 2.488,0 Laporan Laba Rugi (dalam jutaan Rupiah) Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Total Penghasilan Komprehensif Periode Berjalan (12,0) PT OBC didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2016. 62 5. Struktur Organisasi Perseroan 6. Pengurusan dan Pengawasan Perseroan Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya sampai ditutupnya RUPS Tahunan yang ketiga setelah tanggal pengangkatannya tersebut, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya tersebut berakhir. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang telah ditetapkan berdasarkan Akta Tbk adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris : : : Norman Edward Sebastian Hari Ganie Eddy Gunawan : : : : Juanda Hasurungan Sidabutar Imelda Fransisca Lukas Maulana Jusuf Deddy Daryanto Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Independen Deddy Daryanto sebagai Direktur Independen diangkat berdasarkan Akta Tbk, telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep. 00001/BEI/01-2014 tentang Perubahan Peraturan Nomor No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Penunjukan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik. Tidak terdapat pemenuhan kualifikasi tertentu yang wajib dipenuhi oleh Direksi Perseroan. 63 Tugas yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dalam 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut: • melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, • melakukan penilaian dan memberikan masukan berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan, • memantau efektivitas kebijakan Perseroan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh Direksi, dan • melakukan penilaian kinerja Direksi melalui RUPS. Rapat Dewan Komisaris dilakukan setiap 3 bulan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh Dewan Komisaris. Rapat anggota Direksi dilakukan secara mingguan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Direksi. Berikut ini adalah riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris Norman Edward Sebastian, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 33 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science, Organic Chemistry dari University of California, Irvine pada tahun 2006. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2016. Memulai karir di PT National Energy Solutions dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (2008-sekarang), PT Sinar Jernih Sarana dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris Utama (2009-sekarang). Hari Ganie, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 55 tahun, memperoleh gelar Sarjana Teknik Planologi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985 dan gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM pada tahun 2000. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2016. Memulai karir di PT Perentjana Djaja dengan jabatan terakhir sebagai Manager (1985-1994), PT Bukit Jonggol Asri dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi (1995-2001), PT Sentul City Tbk dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (2002-2009), dan PT Bukit Jonggol Asri dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (2010-2015). 64 Eddy Gunawan, Komisaris Warga Negara Indonesia, 57 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1984. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2016. Memulai karir di PT Tiga Buana Prasetya dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan (1986-1993), PT Bogorindo Cemerlang dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Operasional (1994-1996), PT Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (1996-2005), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (2006-2008), PT Cahaya Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (20062008), PT Furnimart Mebelindo Sakti dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (2006-2008), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Executive Vice Chairman (2009-2011), PT Indah Global Semesta dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (2011-2014), PT Indo Gemilang Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (2014-2016), PT Bogorindo Cemerlang sebagai Direktur Utama (2015-sekarang), dan PT Kreasi Investama Gemilang sebagai Direktur (2016-sekarang). Direksi Juanda Hasurungan Sidabutar, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 59 tahun, memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tridharma, Bandung pada tahun 1992, dan Magister Manajemen dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2006. Memulai karir di Accountant Firm & Management Consultant Drs. Robert Sanusi & Rekan dengan jabatan terakhir sebagai Audit Manager (1981-1987), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Administration Manager (1987-1989), PT Metro Corp Indonusa (Holding Company) dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Administration General Manager (19891994), PT Delta Fashindo dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (1993-1994), PT Agrota Indotama dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (1994-1995), PT Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan (1995-1997), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Manufacturing Director (1997-2000), PT Cahayasakti Investindo Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Chief Executive Officer (2000-2003), PT Garant Mobel Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (2003-2005), PT Cahayasakti Investindo Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (2006-2016). 65 Raden Maulana Jusuf (Lukas Maulana Jusuf), Direktur Warga Negara Indonesia, 51 tahun, memperoleh gelar MBA dari Lincoln University pada tahun 1995. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung jawab di bidang keuangan. Memulai karir di Deloitte & Touche LLP, New York dengan jabatan terakhir sebagai Advisory (1995-2005), Goldstein Lewin and Company, Florida dengan jabatan terakhir sebagai Assurance (2005-2010), Universitas Parahyangan dengan jabatan terakhir sebagai Dosen (2010-sekarang), Samudera Shipping Line LTD, Singapore dengan jabatan terakhir sebagai Head of Group Internal Audit (2010), KPMG – Sidharta Advisory dengan jabatan terakhir sebagai Advisory Senior Manager (2010-2014), PWC Consulting Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Associate Director (2014-2015), PT Fortune Phoenix Investment Holding Limited dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Investment Director (20152016). Imelda Fransisca, Direktur Warga Negara Indonesia, 34 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts, Psychology dari Ohio State University pada tahun 2004. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung jawab di bidang marketing dan human capital. Memulai karir di PT Bogorindo Cemerlang dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Operasional (Januari 2016-November 2016). Deddy Daryanto, Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 50 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik, Bidang Studi Hubungan Internasional dari Universitas Negeri Jember pada tahun 1989. Menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung jawab di bidang operasional. Memulai karir di PT Pasaraya Nusakarya dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Cabang Pasaraya Blok M (1990-1995), PT Pakuwon Subentra Anggreini dengan jabatan terakhir sebagai Deputy General Manager Operation Blok M Plaza (19951996), PT Lippo Cikarang Tbk dengan jabatan terakhir sebagai Deputy General Manager Mall Lippo Cikarang (1996-2005), PT Cibubur Utama dengan jabatan terakhir sebagai Mall Director Cibubur Junction Shopping Center (2005-2013), dan PT Indonesian Paradise Island dengan jabatan terakhir sebagai Center Director Beachwalk Shopping Center Kuta Bali & Park 23 Mall (2013-2016). 66 Hubungan Kekeluargaan Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Perseroan Sifat hubungan kekeluargaan di antara anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Perseroan adalah sebagai berikut: No. Nama 1. Norman Edward Sebastian Imelda Fransisca 2. Imelda Fransisca Au Bintoro 3. Norman Edward Sebastian Au Bintoro Jabatan Komisaris Utama Direktur Direktur Pihak Pengendali Komisaris Utama Pihak Pengendali Sifat Hubungan Kekeluargaan Suami istri Keturunan derajat pertama Suami dari anak kandung Remunerasi dan Kompensasi Komisaris dan Direksi Perseroan Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebesar Rp1.233,3 juta, Rp1.008,4 juta, Rp1.210,0 juta, Rp1.012,0 juta dan Rp857,8 juta masing-masing untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Fungsi Nominasi dan Remunerasi untuk menentukan gaji, uang jasa, dan/atau tunjangan anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 dijalankan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Sedangkan, gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris ditentukan oleh RUPS. Sekretaris Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Sekretaris Perusahaan No. 75/CSIS-DIRUT/SK/ XI/2016 tanggal 17 November 2016, Perseroan mengangkat Lukas Maulana Jusuf sebagai Sekretaris Perusahaan. Keterangan singkat mengenai riwayat hidup Lukas Maulana Jusuf telah diungkapkan pada Bab VIII sub bab 6 mengenai Pengurusan dan Pengawasan Perseroan. Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Sekretaris Perusahaan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten dan Perusahaan Publik, antara lain mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, memberikan masukan pada Dewan Komisaris dan Direksi Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, sebagai penghubung antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya. Alamat, nomor telepon, dan dan email Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: Sekretaris Perusahaan PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk Jalan Kaum Sari RT 001/005 Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara Bogor 16151, Jawa Barat Telepon: +62251 8666 873/874 email: [email protected] Piagam Komite Audit dan Komite Audit Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan OJK Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep. 00001/BEI/01-2014 tentang Perubahan Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Perseroan juga memiliki Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) 67 yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 17 November 2016. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan Tentang Pengangkatan Komite Audit No. 78/CSIS-DIRUT/SK/ XI/2016 tanggal 17 November 2016, susunan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut: Ketua : Hari Ganie Anggota : Esther Kurniawan Warga Negara Indonesia, 53 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun 1987. Menjabat sebagai Komite Audit Perseroan sejak tahun 2016. Memulai karir di PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Assistant Finance Manager (1987-1989), PT Indokor Sperry Sun Jakarta dengan jabatan terakhir sebagai Director (1989-1994), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Treasury (1994-1997), PT Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Accounting General Manager (1997-1999), Olympic Group dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (1999-2005), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Director (2006-sekarang), PT Cahayasakti Investindo Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris (2008-sekarang), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Director (20122016), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris (2016-sekarang). Anggota : Indra Warga Negara Indonesia, 45 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Pakuan Bogor pada tahun 2003. Menjabat sebagai Komite Audit sejak tahun 2016. Memulai karir di PT Pulung Copper Works dengan jabatan terakhir sebagai Accounting Supervisor (1992-1993), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (1993-2008), PT Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (2008-2010), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (2010-2013), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (2013-sekarang) Keterangan singkat mengenai riwayat hidup Hari Ganie telah diungkapkan pada Bab VIII sub bab 6 mengenai Pengurusan dan Pengawasan Perseroan. Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Komite Audit adalah memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang antara lain meliputi penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya; penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan; dan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan. Sedangkan tanggung jawab Komite Audit adalah bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas yang telah ditentukan dan wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan. Pada bulan Februari 2017, anggota Komite Audit melakukan rapat dengan KAP, Direksi dan Internal Audit sehubungan dengan pembahasan mengenai informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perseroan. 68 Rapat anggota Komite Audit dilakukan setiap 6 bulan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Komite Audit. Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal Perseroan telah menyusun Internal Audit Charter sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 56/ POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 17 November 2016. Perseroan telah menunjuk Andrew Tirtadjaja sebagai Kepala Unit Audit Internal dan disetujui oleh Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 79/CSIS-DIRUT/SK/XI/2016 tanggal 17 November 2016. Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait nominasi dan remunerasi. Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik, maka Perseroan telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 77/ CSIS-DIRUT/SK/XI/2016 tanggal 17 November 2016, dengan anggota-anggota sebagai berikut: Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Anggota Anggota : Hari Ganie : Octova Lily : Mia Ervalita Pedoman dan Tata Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi ditetapkan Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 17 November 2016. Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan secara umum adalah sebagai berikut: • mengawasi tugas dan tanggung jawab Direksi terkait visi dan misi Perseroan; • mengembangkan kebijakan sumber daya manusia, termasuk namun tidak terbatas pada kejibakan nominasi dan remunerasi, pengelolaan bakat, rentensi, rencana suksesi, pelatiha, desain, organisasi dan rekrutmen; dan • mengevaluasi dan mengimplementasikan tata kelola perusahaan terkait kebijakan sumber daya manusia dan Pedoman Perilaku. 7. Sumber Daya Manusia Perseroan menyadari akan pentingnya peran sumber daya manusia (SDM) atas keberhasilan Perseroan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, Perseroan secara bersungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan memusatkan perhatian untuk selalu memperhatikan pengembangan dan kualitas SDM, melalui peningkatan kemampuan karyawan, pemeliharaan, dan pelayanan kesejahteraan bagi seluruh karyawan baik secara teknis, fungsional maupun manajerial. Komposisi Karyawan Tabel berikut ini menunjukkan komposisi SDM Perseroan, termasuk Direksi, menurut status kerja, jabatan, jenjang pendidikan, dan kelompok usia pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Komposisi Karyawan Menurut Status Kerja Keterangan Karyawan Tetap Karyawan Kontrak Jumlah 31 Oktober 2016 P EA Jumlah 19 4 23 19 4 23 P 17 7 24 2015 EA Jumlah 17 - 69 7 24 31 Desember 2014 P EA Jumlah 16 16 7 23 - 7 23 P 16 7 23 2013 EA Jumlah 16 7 23 Komposisi Karyawan Menurut Jabatan 31 Oktober 2016 Keterangan P Direktur Manajer Supervisor Staf lainnya Jumlah EA 4 3 2 10 19 2 2 4 Jumlah 6 5 2 10 23 P 1 5 6 12 24 2015 EA Jumlah 1 5 6 12 24 31 Desember 2014 P EA Jumlah 1 1 6 6 6 6 10 10 23 23 P 1 5 6 11 23 2013 EA Jumlah 1 5 6 11 23 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan Keterangan Pasca Sarjana Sarjana Sarjana Muda/ Diploma SLTA, SLTP dan lainnya Jumlah 31 Oktober 2016 P EA Jumlah 3 2 5 13 2 15 P 2 11 - - - - 3 19 4 3 23 11 24 2015 EA Jumlah 2 11 11 24 31 Desember 2014 P EA Jumlah 1 1 9 9 3 3 10 23 - 10 23 P 1 10 3 9 23 2013 EA Jumlah 1 10 3 9 23 Komposisi Karyawan Menurut Kelompok Usia Keterangan P 18 -25 tahun 26 s/d 45 tahun 46 s/d 55 tahun > 55 tahun Jumlah 4 12 2 1 19 31 Oktober 2016 EA Jumlah 4 4 16 2 1 4 23 P 4 15 4 1 24 2015 EA Jumlah 4 15 4 1 24 31 Desember 2014 P EA Jumlah 2 2 16 16 4 4 1 1 23 23 P 3 14 5 1 23 2013 EA Jumlah 3 14 5 1 23 Keterangan: P : Perseroan EA : Entitas Anak Pada tanggal 31 Oktober 2016, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 23 karyawan, yang terdiri dari: • 15 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha furnitur, • 4 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha konstruksi, dan • 4 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha pengembang properti. Adapun seluruh karyawan Perseroan dan Entitas Anak berada di Bogor. Perseroan saat ini hanya memiliki Peraturan Perusahaan internal yang belum disahkan Kementerian Ketenagakerjaan. Peraturan Perusahaan ini bersama dengan kebijakan-kebijakan Perseroan lainnya telah menjadi landasan dalam menjamin hak dan kewajiban Perseroan maupun karyawan agar tercipta suatu kondisi dan hubungan kerja yang harmonis antara Perseroan dan karyawan, yang pada akhirnya dapat mendukung kelancaran dan kemajuan usaha demi tercapainya tujuan bersama. Perseroan tidak memiliki karyawan kunci yang apabila karyawan tersebut tidak ada tidak akan mengganggu kegiatan operasional Perseroan. Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki tenaga kerja asing. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki serikat pekerja yang dibentuk oleh karyawan Perseroan. Perseroan tidak memiliki Kesepakatan Kerja Bersama antara Perseroan dan karyawan Perseroan/serikat pekerja. 70 Pengembangan Kompetensi, Karir, dan Kesejahteraan Sosial Karyawan a. Sistem Penghargaan Sebagai bentuk penghargaan, Perseroan memberikan bonus kepada karyawan sesuai dengan kinerjanya serta memberikan komisi kepada tenaga penjualan yang mencapai target dengan persentase tertentu. Hal ini bertujuan untuk mendorong karyawan mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai dalam selama satu periode pencapaian. Selain itu, Perseroan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi berupa promosi jabatan. b. Sistem Kenaikan Gaji Gaji yang diberikan Perseroan kepada karyawannya telah memenuhi standar gaji dan upah minimum regional sesuai dengan peraturan pemerintah. Perseroan juga melakukan peninjauan gaji minimal 1 kali dalam setahun berdasarkan keputusan Direksi, yang mempertimbangkan antara lain kinerja karyawan dan laju inflasi, tap menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku seperti kenaikan upah minimum regional. Kompensasi yang diterapkan di Perseroan berusaha selalu mengacu kepada prinsip dasar kompensasi yaitu komparatif secara internal dan kompetitif secara eksternal di industri yang sama. c. Menyediakan Berbagai Macam Bentuk Tunjangan dan Fasilitas Perseroan menyediakan beberapa macam tunjangan dan fasilitas bagi karyawan. Tunjangan dan fasilitas tersebut diperuntukkan bagi seluruh karyawan Perseroan dengan beberapa pengecualian seperti fasilitas mutasi yang hanya diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu. Tunjangan dan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: • • • • • • • • • • • Asuransi tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian; Tunjangan Hari Raya; Bonus tahunan atas kinerja Perseroan; Penggantian biaya bensin dan pulsa telepon untuk karyawan operasional; Penggantian biaya dan tunjangan perjalanan dinas; Fasilitas pelatihan dan pengembangan; Santunan kedukaan; Tunjangan jabatan Insentif Koperasi Karyawan dan lain-lain. d. Program Pelatihan Dalam mengembangkan kompetensi karyawannya, Perseroan mengedakan program-program pelatihan dan pengembangan SDM didasarkan pada standar kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat bersaing dalam iklim bisnis yang kompetitif. Pengembangan kompetensi yang dilakukan oleh mencakup pengembangan: • Motivasi • Soul of Speaking • Interpretation & Internal Audit ISO 9001:2015 • ISO 9001:2015 Awareness Refreshment 71 8. Skema Kepemilikan Perseroan Pihak pengendali Perseroan adalah Au Bintoro. 9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan Dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum dan Entitas Anak Hubungan kepengurusan dan pengawasan dengan Pemegang Saham dan Entitas Anak Perseroan Perseroan adalah sebagai berikut: Pihak Perseroan Pemegang Saham PT OKE PT AUB Entitas Anak PT OBP PT OBC Norman Edward Sebastian KU - - - - Hari Ganie KI - - - - Eddy Gunawan K - - - - DU - - - - Imelda Fransisca D - - D K Lukas Maulana Jusuf D - - - - Deddy Daryanto DI - - - - Juanda Hasurungan Sidabutar Keterangan: KU : Komisaris Utama K : Komisaris KI : Komisaris Independen DU D DI : Direktur Utama : Direktur : Direktur Independen 72 10. Keterangan Mengenai Aset Tetap Perseroan Pada tanggal 31 Oktober 2016, jumlah nilai aset tetap bersih Perseroan dan Entitas Anak adalah sebesar Rp1.189,8 juta. Berikut adalah keterangan mengenai aset tetap yang dimiliki Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Oktober 2016: (dalam jutaan Rupiah) Jenis Aset Peralatan dan Perlengkapan Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Jumlah Nilai Aset Bersih 89,0 101,1 999,7 1.189,8 Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan, PT OBP, memiliki aset tetap berupa tanah yang berlokasi sebagai berikut: 1. Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor SHGB No.133 Tanggal Penerbitan Sertifikat 23 April 2010 2. Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor SHGB No. 134 23 April 2010 No. Lokasi Bukti Kepemilikan Tanggal Berakhirnya Hak 17 Agustus 2046 17 Agustus 2046 Luas (m²) 6.035 6.035 11. Asuransi Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak telah mengasuransikan seluruh aset tetapnya dengan jumlah yang memadai terhadap risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Nilai pertanggungan asuransi memiliki nilai yang cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin ditanggung. Berikut ini adalah ringkasan polis asuransi yang dimiliki oleh Perseroan dan Entitas Anak dimana Perseroan dan Entitas Anak menjadi Pihak Tertanggung: No 1. Perusahaan Asuransi / Nomor Polis PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk/ No. No. 04004021500003000410 Tertanggung Jenis Asuransi PT Maybank Indonesia Finance QQ Perseroan Kendaraan Bermotor (Comprehensive) 2. PT Asuransi Buana Independent/ No. DI0102211610563 Perseroan Motor Vehicle PSAKBI 3. PT Asuransi Raksa Pratikara/ No. 01-M00001-001-11-2008 Perseroan QQ PT BCA Finance Kendaraan (Comprehensive) 4. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk/ No. 04004021500003000422 PT Maybank Indonesia Finance QQ Perseroan Kendaraan Bermotor (CASCO) 5. PT Asuransi Buana Independent/ No. DI0102211610353 Perseroan Kendaraan Bermotor PSAKBI 6. PT Asuransi Central Asia Perseroan Kendaraan Bermotor (Casco) 73 Obyek Pertanggungan Daihatsu/ Gran Max-Minibus 1500C D PS M/ T2016 - No.Pol. F 1747 EZ Isuzu NKR 55 CO E21 LWB – No. Pol. F 7458 AA Honda Accord/ 2015 - No. Pol. B 121 ABB (d.h. No. Pol. F 1519 DN) Daihatsu/ All New Xenia-R STD A/T 2016 – No. Pol. F 1843 EZ Honda Spacy NC11DICF A/T No. Pol. F 5549 CV Nilai Pertanggungan Rp 142.225.000 Masa Pertanggungan 11 April 2016 s.d. 11 April 2019 Rp 240.000.000 31 Oktober 2016 s.d. 31 Oktober 2017 Rp 585.000.000 18 Desember 2015 s.d. 18 Desember 2018 Rp 172.500.000 15 April 2016 s.d. 15 April 2019 Rp 14.000.000 1 November 2016 s.d. 1 November 2017 Mitsubishi FE Series 304 Bestel Wagon - TRK/Pick Up – No. Pol. F 8272 E Rp 75.000.000 8 Maret 2017 s/d 8 Maret 2018 Perseroan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut di atas telah mencukupi untuk menutupi risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak dan kerugian-kerugian yang timbul atas aset yang dipertanggungkan. Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan Entitas Anak dengan perusahaan-perusahaan asuransi tersebut. 12. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan dan Entitas Anak telah membuat dan menandatangani perjanjian-perjanjian penting dengan pihak ketiga, antara lain berupa perjanjian-perjanjian sebagai berikut: a. Perjanjian Kredit No. Perihal 1. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian/Bunga Jangka Waktu dan Perpanjangan Jaminan Uraian Akta Perjanjian Kredit No. 81 tanggal 31 Oktober 2016 dibuat dihadapan Natalia Lini Handayani, S.H., Notaris di Bogor Perseroan (Debitor) PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk (Kreditor) Fasilitas Kredit dengan tujuan penggunaan sebagai berikut: a. Fasilitas Demand Loan 1 : Pembiayaan Pembangunan 47 (empat puluh tujuh) unit warehouse (gudang) di kawasan Olympic Central Business District (OCBD)l; b. Fasilitas Demand Loan 2 : Pembiayaan pembangunan office building (gedung perkantoran) 15 (lima belas) lantai di kawasan Olympic Central Business District (OCBD) Sentul; dan c. Fasilitas Demand Loan 3: Pembiayaan pengerjaan infrastructure kawasan Olympic Central Business District (OCBD) Sentul; Rp. 100.000.000.000,-/ dengan perincian sebagai berikut: a. Fasilitas Demand Loan 1 (DL 1) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp. 51.000.000.000,- (lima puluh satu milyar Rupiah)/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma lima puluh persen) per tahun efektif floating; b. Fasilitas Demand Loan 2 (DL 2) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp. 30.500.000.000,(tiga puluh milyar lima ratus juta Rupiah)/ )/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma lima puluh persen) per tahun efektif floating; dan c. Fasilitas Demand Loan 3 (DL 3) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp. 18.500.000.000,(delapan belas milyar lima ratus juta Rupiah)/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma lima puluh persen) per tahun efektif floating; 12 (dua belas) bulan sejak akad kredit 1. Hak Tanggungan peringkat pertama, atas: a. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 991/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4478/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan Sertifikat Hak Milik (“SHM”) tertanggal 28 April 1999 nomor 991/Cibuluh; b. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 992/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4480/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 992/Cibuluh; c. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 993/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4484/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 993/ Cibuluh; 74 No. Perihal Uraian d. e. f. g. h. i. j. k. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 996/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.195 m2 (dua ribu tujuh seratus sembilan puluh lima meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4485/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 996/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 997/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.030 m2 (dua ribu tiga puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4486/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 997/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 999/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4483/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 999/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 998/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4481/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 998/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1000/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4479/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 1000/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1001/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 3.157 m2 (tiga ribu seratus lima puluh tujuh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4482/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 1001/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1003/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 1.140 m2 (seribu seratus empat puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 28 September 1998 nomor 51/CBH/1998, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 1 Juni 1999 nomor 1003/Cibuluh; Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1072/Cibuluh (sisa), yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 12.909 m2 (dua belas ribu sembilan ratus sembilan meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Januari 2002 nomor 85/CBH/2002, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 11 Maret 2002 nomor 1072/Cibuluh; 75 No. Perihal Uraian l. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 973/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 4.015 m2 (empat ribu lima belas meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 30 Januari 1997 nomor 387/1997, tertulis atas nama Santo Fransiscus, berdasarkan SHM tertanggal 2 Oktober 1998 nomor 973/Cibuluh; m. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 974/Cibuluh yang terletak di: - Propinsi: Jawa Barat - Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor) - Kecamatan: Kota Bogor Utara - Desa: Cibuluh Seluas 4.150 m2 (empat ribu seratus lima puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 30 Januari 1997 nomor 386/1997, tertulis atas nama Santo Fransiscus, berdasarkan SHM tertanggal 2 Oktober 1998 nomor 974/Cibuluh. Demikian berikut dengan turutan-turutannya yang berdiri di atas bidang tanah tersebut, berikut pula segala sesuatu yang sekarang ada, tertanam, berdiri, maupun bangunan, hasil karya, tanaman dan segala sesuatu yang kelak dikemduian hari ada dan/atau diperoleh di atas maupun di bawah permukaan bidang tanah itu, yang dapat dianggap sebagai kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang tanah tersebut (selanjutnya bidang tanah tersebut di atas akan disebut juga “Tanah” dan bangunan yang akan berdiri di atas Tanah akan disebut juga “Bangunan”, sertanTanah dan Bangunan akan disebut juga “Tanah dan Bangunan”) setempat dikenal juga sebagai Kampung Kaum Sari, Rukun Tetangga 02, Rukun Warga 05 (Kampung Pangkalan, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 01), Bogor. Dengan Hak Tanggungan sebesar Rp. 53.756.000.000,- (lima puluh tiga milyar tujuh ratus lima puluh enam juta Rupiah) dan Rp. 11.564.000.000 (sebelas milyar lima ratus enam puluh empat juta Rupiah). 2. a. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 323/2015, seluas 900 m2 (sembilan ratus meter persegi); b. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 324/2015, seluas 3.915 m2 (tiga ribu sembilan ratus lima belas meter persegi); c. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 325/2015, seluas 400 m2 (empat ratus meter persegi). 3. Sebagian dari sebidang tanah Hak Guna Bangunan nomor 108/Leuwinutug, seluas 1.440 m2 (seribu empat ratus empat puluh meter persegi), yang saat ini sedang dalam proses pemecahan/spiltzing yang diurus oleh Maria Diana Linggawidjaja, S.H., Notaris di Bogor, satu dan lain sebagaimana ternyata dari Surat Keterangan tanggal 3 Oktober 2016 nomor 664/Not/2016. 4. Persenal Guarantee dari Au Bintoro, satu dan lain sebagaimana ternyata dalam Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) nomor 83, tertanggal 31 Oktober 2016, dibuat di hadapan Natalia Lini Handayani, S.H., Notaris di Bogor. 5. Top up cash flow dari Au Bintoro, satu dan dan lain sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan nomor 82 tanggal 31 Oktober 2016, dibuat di hadapan Natalia Lini Handayani, S.H., Notaris di Bogor. 6. Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh Debitor dan/atau Penjamin dan/atau pihak lain siapapun juga, baik yang dibuat dengan akta notaris maupun secara dibawah tangan untuk menjamin segala sesuatu yang terhutang dan wajib di bawa oleh Debitor kepada Debitor. Hak dan Kewajiban Para Pihak Kewajiban Perseroan (Debitor) 1. Mempergunakan Fasilitas Kredit sesuai dengan tujuan penggunaan sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit. 2. Mendahulukan pembayaran-pembayaran apapun yang terhutang berdasarkan Perjanjian Kredit dari pembayaran-pembayaran lainnya yang karena apapun juga wajib dibayar oleh Debitor terhadao siapapun juga. 3. Membayar semua kewajiban pajak dan beban-beban lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah menurut sebagaimana mestinya. 4. Menjaga perputaran rekening Debitor di Kreditor secara aktif. 76 No. Perihal Uraian 5. Mengasuransikan seluruh Jaminan dengan ketentuan bahwa: (i) perusahaan asuransi; (ii) nilai asuransi; (iii) risiko yang ditutup; dan (iv) syarat asuransi (seperti namun tidak terbatas pada Banker’s clause) wajib disetujui oleh Kreditor. Kreditor dan Debitor setuju bahwa uang asuransi yang mungkin dapat diterima berdasarkan perjanjian-perjanjian asuransi asuransi itu diperhitungkan dengan jumlah yang terhutang oleh Debitor berdasarkan Perjanjian Kredit, kecuali ditentukan lain oleh Kreditor. Debitor dengan pernyataan sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari bila uang asuransi dapat ditagih, dengan ini mengusahakan Kreditor, secara mutlak tanpa pengecualian serta dengan hak subtitusi untuk menagih serta menerima uang asuransi itu, memberi tanda pembayaran lunas hutang-hutang Debitor kepada Kreditor, mengadakan pembicaraanpembicaraan, perundingan-pembicaraan, perundingan dengan perusahaan asuransi, mengadakan perdamaian dengan syarat-syarat yang dianggap baik oleh Kreditor. Apabila Debitor telah mengasuransikan jaminan-jaminan yang diserahkan kepada Kreditor maka Kreditor diberikan kuasa oleh Debitor untuk mengajukan perubahan atas polis asuransi tersebut, termasuk juga memperpanjang jangka waktu berlakunya dengan seluruh biaya(-biaya) menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Debitor. Apabila penutupan dan perpanjangan serta pemeliharaan asuransi tidak terlaksana maka Debitor dengan ini memberikan kuasa kepada Bank untuk: a. Melakukan penutupan asuransi pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Kreditor untuk sejumlah pertanggungan; atau b. Melakukan perpanjangan asuransi sendiri pada perusahaan asuransi yang bersangkutan; c. Mendebet setiap rekening Debitor yang ada di Kreditor untuk membayar kembali setiap biaya dan pengeluaran-pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh Kreditor sehubungan dengan pelaksanaan penutupan atau perpanjangan asuransi tersebut. Debitor dan/atau Penjamin setuju bahwa pemberian kuasa sebagaimana dimaksud di dalam Pasal ini tidak menghapuskan kewajiban Debitor dan/atau Penjamin untuk melakukan penutupan dan perpanjangan serta pemeliharaan asuransi atas jaminanjaminan yang diserahkan kepada Kreditor dan Kreditor, atas pertimbangannya sendiri, dapat untuk tidak melaksanakan kuasa tersebut. Dalam hal dana tidak tersedia di dalam rekening Debitor, maka Kreditor wajib menanggung dan membayar kembali kepada Kreditor secara penuh dan seketika, berdasarkan permintaan Kreditor, atas setiap biaya dan pengeluaran-pengeluaran sebagaimana tersebut di atas. 6. Kecuali Kreditor menyetujui lain melakukan transaksi lindung nilai (hedging) atas setiap Hutang dalam mata uang asing dan apabila Debitor gagal melakukan transaksi lindung nilai ini, maka Kreditor atas beban Debitor berhak (namun tidak berkewajiban) untuk melakukan transaksi lindung nilai tersebut. 7. Senantiasa meberikan ijin kepada Kreditor atau pihak lain yang diberi kuasa oleh Kreditor untuk: a. Melakukan pemeriksaan terhadap catatan keuangan dan administrasi Debitor. b. Melakukan peninjauan ke dalam proyek, bangunan dam kantor yang digunakan Debitor. c. Melakukan pemeriksaan terhadap Jaminan, dengan ketentuan bahwa Debitor menyatakan bahwa tindakan tersebut bukan merupakan tindakan memasuki tempat dan/atau bangunan tanpa izin (huisvredebreuk/act of trespass). 8. Memberikan pada Kreditor, setiap waktu, baik diminta maupun tidak diminta, segala dokumen dan/atau informasi/keterangan/data secara lengkap, tepat, benar dan terkini serta sesuai keadaan sebenarnya, berkenaan dengan: a. Keadaan keuangan dan/atau usaha Debitor (seperti namun tidak terbatas pada keterangan mengenai penghasilan dan/atau laporan keuangan Debitor). b. Peristiwa atau keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan, harta kekayaan, jalannya usaha dan/atau keuangan Debitor. c. Khusus untuk Debitor badan usaha: perubahan anggaran dasar berikut seluruh pengesahan, persetujuan dan/atau pelaporan oleh dan kepada pihak yang berwenang, serta pendaftaran kepada pihak yang berwenang dan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia, perubahan pemegang saham dan kepemilikan sahamnya atau pendiri dan modal yang disetorkan, susunan Direksi dan Dewan Komisaris atau pengurus dan pengawas atau yang setara dengan itu, serta sifat dan/atau lingkup usaha Debitor dan dokumen perizinan. 9. a. Menjaga seluruh kekayaannya agar senantiasa dalam susunan dan keadaan kerja yang teratur serta melakukan perbaikan-perbaikan atau pembaharuan-pembaharuan atau penggantian-penggantian yang diperlukan atas kekayaan-kekayaan tersebut dari waktu ke waktu. b. Memelihara aset-asetnya yang diberikan sebagai jaminan sesuai dengan tindakan yang dipersyaratkan oleh kreditor. 77 No. Perihal Uraian 10. Menyediakan informasi dan menyerahkan dokumen sebagaimana diminta oleh Kreditor dari waktu ke waktu termasuk dokumen yang berhubungan dengan prinsip Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan menandatangani atau menyerahkan perjanjian dan/atau dokumen tambahan dengan Kreditor sebagaimana sewajarnya diminta oleh Kreditor dari waktu ke waktu untuk memastikan dan menjaga tetap terlindunginya seluruh hak dan kewenangan Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit dan/atau Dokumen Jaminan. Pengalihan 1. Pembatasan dan Pembebanan 1. Kreditor diperkenankan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan Perjanjian Kredit kepadal pihak lain, sedangkan Debitor tidak dapat mengalihkan segala hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak lainnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kreditor. 2. Dalam hal Kreditor merencanakan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan Perjanjian Kredit kepada pihak lain, maka Debitor setujua dan dengan ini memberi kuasa kepada Kreditor untuk menyampaikan data dan/atau informasi yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit kepada pihak yang menerima atau berpotensi untuk menerima pengalihan tersebut. a. Mengadakan perubahan maksud, tujuan serta kegiatan usaha Debitor. b. Mengubah susunan direksi, dewan komisaris dan pemegang saham atau pengurus atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor. c. Mengumumkan dan membagikan deviden dan/atau bentuk keuntungan usaha lainnya kepada pemegang saham dan/atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor. d. Menghentikan salah satu kegiatan usahanya atau mengubah jenis usaha yang dilakukan secara substansial berakibat buruk pada keuangan Debitor. e. Melakukan perubahan pemegang terhadap struktur permodalan perusahaan (corporate structure) antara lain peleburan, penggabungan dan pengambilalihan. 2. Khusus untuk Debitor badan usaha, membayar atau membayar kembali tagihan atau piutang berupa apapun juga yang sekarang dan/atau dikemudian hari akan diberikan oleh para pemegang saham atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor baik berupa jumlah pokok, bunga dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar. Kreditor melalui suratnya No. 157A/BWKI/072/X/2016 perihal Persetujuan Penawaran Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia tertanggal 28 Oktober 2016, Kreditor memberikan persetujuan Penawaran Umum Perdana dan pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenants) dalam Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Kredit antara Debitor dengan Kreditor, yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut: (i) Pemindahan hak atas saham milik PT Andalan Utama Bintara ke PT Olympic Kapital Equity menggunakan Akta pemindahan hak dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar dan UUPT; (ii) Perubahan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor yang dilanjutkan perubahan status Perseroan menjadi perusahaan publik; (iii)Rencana Perseroan untuk melakukan corporate action (melakukan penawaran saham di Bursa Efek Indonesia pada bulan Februari 2017) dengan tidak merubah posisi pemegang saham pengendali. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Debitor No. 001/CSIS-BWK/Ratifikasi/XII/2016 perihal Permohonan Ratifikasi (persetujuan) tertanggal 23 Desember 2016, Kreditor memberikan persetujuan Penawaran Saham Perdana yang telah melakukan beberapa hal diantaranya: 1. Mengadakan perubahan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Perseroan; dan 2. Mengubah susunan Direksi dan Dewan Komisaris atau pengurus Perseroan. Sebagaimana dituangkan dalam Akta Tbk. Berdasarkan surat nomor 005/BW/KRD-EXT/I2017 tertanggal 23 Januari 2017, pembatasan dan pembebanan terkait mengumumkan dan membagikan deviden dan/atau bentuk keuntungan usaha lainnya kepada pemegang saham dan/atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor telah dihapuskan. Hal-hal yang Dapat 1. Menimbulkan Pemutusan Perjanjian Kelalaian terjadi dalam hal terjadinya, salah satu pihak dari kejadian bawah ini: a. Bilamana Hutang tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dimana lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang cukup dan sah bahwa Debitor telah melalaikan kewajibannya. b. Debitor lalai melaksanakan atau mematuhi salah satu dari janji-janji atau kewajibankewajiban, atau ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya apapun berdasarkan SKU ini dan Perjanjian Kredit atau dokumen-dokumen lainnya apapun yang dimaksud dalam SKU dan Perjanjian Kredit. c. Pernyataan, jaminan, pemberitahuan atau laporan yang diberikan oleh Debitor berdasarkan/sehubungan dengan Perjanjian Kredit dan SKU ini terbukti tidak benar, palsu atau menyesatkan pada saat diberikan atau tidak dapat dipenuhi. d. Bilamana menurut Kreditor, Debitor dan/atau Penjamin tidak memenuhi, terlambat memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian dari syarat dan ketentuan dalam SKU ini, Perjanjian Kredit dan/atau Perjanjian Jaminan. 78 No. Perihal Uraian e. Apabila menurut penilaian Kreditor, kekayaan, bonafiditas dan solvabilitas Debitor dan/atau Penjamin dianggap menjadi berkurang sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi kemampuan Debitor untuk memenuhi salah satu atau setiap kewajibannya berdasarkan SKU ini dan/atau Perjanjian Kredit. f. Bilamana Jaminan hilang, rusak atau musnah karena sebab apapun juga dan Debitor dan/atau Penjamin tidak dapat memberikan tambahan/pengganti Jaminan sebagaimana disyaratkan oleh Kreditur. g. Debitor gagal memberikan kepada Kreditor jaminan tambahan atau pengganti yang diminta oleh Kreditor atau jaminan tambahan atau pengganti dalam bentuk dan substansi yang dapat diterima oleh Kreditur; atau Dokumen Jaminan sewaktu-waktu atau dalam keadaan apapun tidak lagi memenuhi syarat sebagai jaminan yang sah guna menjamin hak-hak Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit atau Jaminan tersebut ditolak, diragukan dan dibatalkan. h. Dokumen Jaminan sewaktu-waktu atau dalam keadaan apapun tidak lagi memenuhi syarat sebagai jaminan yang sah guna menjamin hak-hak Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit atau Jaminan tersebut ditolak, diragukan dan dibatalkan. i. Apabila Debitor dan/atau Perusahaan dalam satu Group Debitor dan/atau Penjamin telah lalai melanggar sesuatu ketentuan dalam perjanjian yang dibuat dengan Kreditor, atau perjanjian apapun, termasuk namun tidak terbatas pada perjanjian yang berkenaan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Debitor dan/ atau Perusahaan dalam satu Group Debitor dan/atau Penjamin adalah sebagai pihak yang meminjam dan bilamana kelalaian atau pelanggaran tersebut mengakibatkan atau memberikan hak kepada pihak lain dalam perjanjian tersebut untuk menyatakan bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar atau dibayar kembali dengan seketika dan sekaligus, kecuali disetujui lain oleh Kreditor. j. Kualitas kredit Debitor menurun menjadi kurang lancar, diragukan atau macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dan/atau otoritas keuangan yang berwenang lainnya termasuk dan tidak terbatas kualitas kredit Debitor pada bank dan lembaga pembiayaan lainnya. k. Apabila Debitor dan/atau Penjamin terkait dengan kasus tindak pidana. l. Otoritas pemerintah atau suatu putusan pengadilan memutuskan untuk menyita, mengeksekusi, mengambilalih secara paksa, mengambilalih untuk digunakan menasionalisasi semua tau sebagaian besar dari aset-aset Debitor dan/atau Penjamin. m. Aset Debitor dan/atau Penjamin mengalami penurunan sedemikian rupa yang menurut pertimbangan Kreditor dapat mempengaruhi kemampuan Debitor atau Penjamin memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Kreditor. n. Kegiatan usaha Debitor dan/atau Penjamin berhenti beroperasi atau Debitor dan/ atau Penjamin membuat suatu keputusan untuk menghentikan kegiatan usahanya, menjual atau mengalihkan semua atau sebagian besar aset-asetnya. o. Debitor (perorangan) meninggal dunia atau Penjamin (perorangan/personal guarantee) meninggal dunia. p. Terdapat proses hukum apapun pada kondisi bisnis dan/atau keuangan Debitor dan/ atau Penjamin atau terjadi perubahan kondisi perekonomian baik di dalam negeri maupun diluar negeri, peraturan, atau suatu keadaan yang menurut pandangan Kredtitor dapat memberikan keyakinan bahwa Debitor dan/atau Penjamin tidak mungkin melaksanakan ketentuan-ketentuan SKU dan Perjanjian Kredit. 2. Jika terjadi kelalaian yang menyebabkan Debitor wanprestasi, maka Kreditor berhak dan berwenang pada setiap waktu dan dari waktu ke waktu setelah terjadi atau timbul kelalaian, melakukan tindakan sebagai berikut: a. Mengakhiri/menghentikan secara seketika dan sepihak Fasilitas Kredit karena dapat merugikan Kreditor dengan mengirim surat pemberitahuan mengenai hal tersebut kepada Debitor. b. Menuntut pembayaran lunas atas Hutang atau pemenuhan kewajiban lainnya secara penuh dengan seketika dan sekaligus tanpa perlu adanya surat teguran juru sita atau surat lainnya yang serupa dengan itu; dan c. Menjalankan dan melaksanakan/melakukan eksekusi terhadap Jaminan sesuai dengan Perjanjian Jaminan dan memperhitungkan hasil eksekusi Jaminan dengan Hutang Debitor. Dalam hal terdapat sisa hasil eksekusi, Kreditor akan mengembalikan sisa tersebut kepada Debitor. Pengakhiran Sepihak Fasilitas Kredit berakhir: 1. Terjadi kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 17 SKU; 2. Terjadi perubahan pada peraturan perundangan yang berlaku atau dalam penafsirannya atau pelaksanaannya oleh pihak yang berwenang sehingga pemberian Fasilitas Kredit oleh Kreditor kepada Debitor atau pelaksanaan kewajiban Kreditor sesuai dengan Perjanjian Kredit menjadi melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam terjadi pengakhiran, maka Kreditor berhak dengan pemberitahuan tertulis kepada Debitor meminta Debitor segera melunasi Hutang. 79 No. Perihal Uraian Hukum yang berlaku dan 1. Perjanjian Kredit diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Negara Republik Indonesia. Penyelesaian Perselisihan 2. Debitor dan Kreditor setuju untuk memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri di Bogor di Bogor tanpa mengurangi hak dan wewenang Kreditor untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau mengajukan tuntutan/ gugatan hukum terhadap Debitor dimuka pengadilan lain tidak hanya terbatas dalam wilayah Republik Indonesia. b. Perjanjian Kerjasama No. Perihal 1. Nama Perjanjian Uraian Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PKS/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 6 Juni 2016 yang dibuat di bawah tangan (sebagaimana telah diubah dalam Addendum Perjanjian Kerjasama Nomor 001/ PKS/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 11 November 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak Perseroan (“Pihak Pertama”) PT Cahaya Lestari Gemilang (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Pekerjaan Pembangunan 40 unit Warehouse (Gudang) dari kontraktor sebelumnya yang terletak di Olympic CBD (Kawasan Industri Sentul) untuk melaksanakan: - Pekerjaaan Persiapan; - Pekerjaan Struktur - Pekerjaan External - Pekerjaan MEP - Utility - Design Nilai Perjanjian 1. Para Pihak sepakat bahwa Nilai Kontrak Pekerjaan Pembangunan 40 Unit Warehouse (Gudang) adalah sebagai berikut: a. Surat Perintah Kerja TAHAP I (pertama) 10 unit Warehouse: Rp. 1.100.000.000,-/Unit (satu milyar seratus juta Rupiah/per unit) b.Surat Perintah Kerja TAHAP II (kedua) 11 unit Warehouse: Rp. 1.100.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah/per unit) c. Surat Perintah Kerja Tahap III (ketiga) 10 unit Warehouse: Rp. 1.000.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah/per unit) d. Surat Perintah Kerja Tahap IV (keempat) 9 unit warehouse: Rp. 1.000.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah)/per Unit). 2. Harga tersebut belum termasuk dengan PPN. Jangka Waktu dan Perpanjangan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya dan ditandatanganinya setiap Surat Perintah Kerja (SPK) dan/atau ditentukan lain dalam Surat Perintah Kerja dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. Hak dan Kewajiban Para Pihak - Pengalihan - Pembatasan dan Pembebanan - Pengakhiran Sepihak 1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh) hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja: - Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja. - Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tida benar serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi Kerja. - Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan. - Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian ini sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender, atas keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini. 2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini. 80 No. Perihal Uraian Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih Penyelesaian Perselisihan dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat. 2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut: - Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota. - Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota. - Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua. Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau 3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong 2. Nama Perjanjian Surat Perintah Kerja Nomor 001/SPK/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 14 November 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak Perseroan (“Pemberi Kerja”) PT Cahaya Lestari Gemilang (“Penerima Kerja”) Objek Perjanjian Pekerjaan untuk melanjutkan 74,22% sisa Pekerjaan Pembangunan 10 unit Warehouse (Gudang) dari kontraktor sebelumnya yang terletak di Kawasan Industri Olympic CBD, Sentul, Bogor Nilai Perjanjian Nilai Pekerjaan 10 Unit Gudang x 74,22% = Rp. 8.164.200.000,- (delapan milyar seratus enam puluh empat juta dua ratus ribu Rupiah) Jangka Waktu dan Perpanjangan Para Pihak sepakat bahwa waktu serah terima pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Kavling H9.06: Tanggal 14 Januari 2017 2. Kavling H9.07: Tanggal 14 Januari 2017 3. Kavling H9.20: Tanggal 13 Februari 2017 4. Kavling H9.21: Tanggal 13 Februari 2017 5. Kavling H9.10: Tanggal 14 Desember 2016 6. Kavling H9.11: Tanggal 14 Desember 2016 7. Kavling H9.12: Tanggal 14 Desember 2016 8. Kavling H9.16: Tanggal 14 Desember 2016 9. Kavling H9.22: Tanggal 14 Desember 2016 10.Kavling H10.26: Tanggal 14 Desember 2016 Hak dan Kewajiban Para Pihak - Pengalihan - Pembatasan dan Pembebanan - Pengakhiran Sepihak 1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh) hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja: - Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja. - Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tidak benar serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi Kerja. - Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan. - Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian ini sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender, atas keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini. 2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini. 81 No. Perihal Uraian Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih Penyelesaian Perselisihan dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat. 2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut: - Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota. - Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota. - Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua. Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau 3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong 3. Nama Perjanjian Surat Perintah Kerja Nomor 002/SPK/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 22 November 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak Perseroan (“Pemberi Kerja”) PT Cahaya Lestari Gemilang (“Penerima Kerja”) Objek Perjanjian Pekerjaan Pembangunan Tahap II membangun 11 unit Warehouse (Gudang) yang terletak di Kawasan Industri Olympic CBD, Sentul, Bogor Nilai Perjanjian 1. Nilai Pekerjaan 11 Unit Warehouse Rp. 11.000.000.000,- (sebelas milyar Rupiah) 2. Harga tersebut belum termasuk dengan PPN Jangka Waktu dan Perpanjangan Para Pihak sepakat bahwa waktu serah terima pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Kavling H9.23: Tanggal 28 Februari 2017 2. Kavling H9.25: Tanggal 28 Februari 2017 3. Kavling H9.08: Tanggal 28 Februari 2017 4. Kavling H9.09: Tanggal 28 Februari 2017 5. Kavling H9.15: Tanggal 31 Maret 2017 6. Kavling H8.03: Tanggal 02 April 2017 7. Kavling H9.26: Tanggal 30 Mei 2017 8. Kavling H9.01: Tanggal 5 Juli 2017 9. Kavling H9.02: Tanggal 5 Juli 2017 10. Kavling H9.03: Tanggal 5 Juli 2017 11. Kavling H9.04: Tanggal 5 Juli 2017 Hak dan Kewajiban Para Pihak - Pengalihan - Pembatasan dan Pembebanan - Pengakhiran Sepihak 1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh) hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja: - Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja. - Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tida benar serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi Kerja. - Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan. - Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian ini sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender, atas keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini. 2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini. 82 No. Perihal Uraian Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih Penyelesaian Perselisihan dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat. 2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut: - Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota. - Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota. - Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua. Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau 3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Bogor 4. Nama Perjanjian Surat Perjanjian Kerja Sama No. 001/CSIS-SPK/VI/2016 tanggal 6 Juni 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT Cahaya Sakti Investindo Sukses (CSIS) (“Pihak Pertama”) PT Cahaya Lestari Gemilang (CLG) (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Bahwa Pihak Pertama adalah Developer yang ditunjuk oleh PT Bogorindo Cemerlang untuk melaksanakan proyek pembangunan 47 (empat puluh tujuh) Warehouse (Gudang), Office Tower, dan Infrastruktur berdasarkan Surat penunjukan tertanggal 10 mei 2016. Nilai Perjanjian Para Pihak sepakat bahwa Nilai Kontrak Pekerjaan Pembangunan 47 (empat puluh tujuh) unit warehouse (gudang) adalah sebesar Rp. 74.197.054.914 (tujuh puluh empat milyar seratus sembilan puluh tujuh juta lima puluh empat ribu sembilan ratus empat belas Rupiah) Jangka Waktu dan Perpanjangan Para Pihak sepakat bahwa waktu pengerjaan adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya dan ditandatanganinya setiap Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. Hak dan Kewajiban Tidak Diatur Pengalihan Konsultan tidak boleh mengalihkan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak ketiga, baik keseluruhan maupun sebagian tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Pemberi Tugas, dan apabila persetujuan ini telah diberikan maka hal tersebut tidak berarti membebaskan Konsultan dari kewajiban-kewajiban dalam perjanjian. Pembatasan dan Pembebanan Tidak Diatur Pengakhiran Sepihak Tidak Diatur Hukum yang berlaku dan 1. Segala masalah yang timbul dalam menjalankan perjanjian ini, akan diatur dan diselesaikan Penyelesaian Perselisihan dengan itikad baik masing-masing pihak dalam musyawarah. 2. Jika penyelesaian yang dimaksud dalam ayat 1 diatas tidak dapat tercapai dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya masalah/perselisihan maka kedua belah pihak dengan ini sepakat untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia berdasarkan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan Undangundang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Perselisihan. 3. Upaya Hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor. Melalui transaksi-transaksi dengan pihak ketiga tersebut, Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan manfaat yang mendukung kegiatan operasional Perseroan dan Entitas Anak yang pada akhirnya memberikan manfaat finansial bagi Perseroan dan Entitas Anak. Sehubungan dengan perjanjian dengan pihak ketiga tersebut, tidak terdapat negative covenant yang dapat merugikan pemegang saham publik dan pelaksanaan Penawaran Umum ini. 83 13. Perjanjian Penting dengan Pihak Afiliasi Berikut merupakan perjanjian antara Perseroan dan Entitas Anak dengan pihak afiliasi: a. Perjanjian Kerjasama Afiliasi No. Perihal 1. Nama Perjanjian Uraian Surat Perjanjian Jasa Pembangunan Antara PT OBP dengan Perseroan Nomor 008/OBPCSIS/I/2016 tanggal 30 Januari 2017 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT OBP (“Pihak Pertama”) Perseroan (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Pekerjaan Pembangunan proyek Office Tower Nilai Perjanjian Pihak Kedua akan menerima imbalan jasa dari Pihak Pertama, sebesar Rp 32.036.971.400,(tiga puluh dua milyar tiga puluh enam juta sembilan ratus tujuh puluh satu ribu empat ratus rupiah) belum termasuk PPN 10 % Jangka Waktu dan Perpanjangan Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari terhitung sejak tanggal 01 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 31 Juli 2018 Hak dan Kewajiban Kewajiban Pihak Kedua dan Pihak Pertama: 1.1 Pihak Kedua berkewajiban untuk taat dan tunduk kepada syarat-syarat yang telah disepakati dalam Kontrak ini beserta dengan lampiran-lampirannya, gambar-gambar for tender, daftar uraian pekerjaan (BQ), spesifikasi Pekerjaan sesuai dengan klarifikasi dan hasil negosiasi akhir tanggal 23 Oktober 2015 dan jadwal pelaksanaan (kurva S) yang merupakan lampiran pada Kontrak ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini. 1.2.1 Bilamana Pihak kedua menemukan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan antara gambar-gambar dan BQ, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberitahukan secara tertulis kepada Tim Teknis Pemberi Tugas (selanjutnya disebut “TIM TEKNIS”), dengan menguraikan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut. TIM TEKNIS tersebut akan memberitahukan adanya ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut kepada Pemberi Tugas. Dan selanjutnya TIM TEKNIS, Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama akan membahas ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut untuk selanjutnya akan diambil langkah-langkah yang akan disepakati kemudian oleh Para Pihak. 1.2.2 Dengan tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 1.4 dan 1.5 yang akan diuraikan lebih lanjut, selama ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.2.1 di atas, belum mendapat persetujuan Pihak Pertama, TIM TEKNIS, dan Pihak kedua, maka : a. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut berkaitan langsung dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung maka Pihak Kedua dapat menghentikan bagian Pekerjaan yang terkait di lapangan yang belum disetujui oleh Tim Teknis tersebut. Dalam hal demikian, jangka waktu selama terhentinya pekerjaan tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai bagian dari Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan; b. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut tidak berkaitan langsung dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung, maka Pihak Kedua dapat melanjutkan pekerjaan; 1.3 Pihak Pertama akan memberikan keterangan-keterangan dan/atau informasi-informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh Pihak kedua untuk mendukung kegiatan Pihak Kedua termasuk namun tidak terbatas pada letak, batas-batas, gradasi, level dan ciri-ciri lokasi Pekerjaan serta tentang bangunan-bangunan yang telah ada disana dan informasi lainnya yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Pekerjaan dan Pihak kedua berdasarkan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu di bidangnya akan memberikan gambaran umum (usulan) terhadap informasi-informasi dan data-data yang diberikan oleh Pihak Pertama; 1.4 Dalam hal Pihak Kedua membutuhkan persetujuan TIM TEKNIS, maka Pihak kedua wajib memberitahukan secara tertulis kepada TIM TEKNIS, dan TIM TEKNIS berkewajiban untuk memberi tanggapan paling lambat 3 ( Tiga ) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Pihak Kedua. Pihak Pertama menyadari bahwa persetujuan Pihak Pertama sangat diperlukan dan berpengaruh pada ketepatan waktu untuk memenuhi jadwal pelaksanaan Pekerjaan ini. Oleh karena itu, apabila lewat waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.4 di atas, TIM TEKNIS belum memberikan tanggapan maka Pihak Kedua akan memberikan pemberitahuan kedua kepada Pihak Pertama. Pihak Pertama wajib akan memberikan persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari kerja setelah permohonan tertulis disampaikan oleh Pihak Kedua. Apabila jangka waktu 3 ( Tiga ) hari kerja tersebut telah terlewati, ternyata Pihak Pertama tidak memberikan tanggapan atas permohonan Pihak Kedua tersebut, maka Pihak Pertama tidak dianggap telah memberi persetujuan atas permohonan tersebut. 84 No. Perihal Uraian 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 Pihak Kedua berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan yang diatur dalam Kontrak ini dan hal-hal yang menyangkut kualitas yang telah disetujui oleh Pihak Pertama dan kuantitas bahan serta pekerjaan harus sesuai dengan standar ditetapkan dalam gambar for tender dan spesifikasi dengan tidak mengurangi ketentuan dan nilai BQ sesuai dengan Klarifikasi dan Negosiasi Akhir Pihak Kedua menyerahkan dan menyediakan kepada Pihak Pertama jaminan (warranties) bangunan dari bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana yang telah diklarifikasi pada BQ. Pihak Kedua berkewajiban dengan kesungguhan dan keahliannya untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan dalam Kontrak. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan pelaksana, tenaga kerja, perlengkapan, peralatan dan lain-lainnya, yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, penyelesaian, pemeliharaan dan perbaikan setiap kerusakan, sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak. Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap ketepatan, stabilitas dan keselamatan semua cara pelaksanaan dan motode pelaksanaan konstruksi. Pihak Kedua tidak bertanggung jawab terhadap rencana atau rancangan dan persyaratan teknis Pekerjaan permanen dan atau pekerjaan sementara yang dibuat oleh Pihak Pertama atau perwakilannya. Dengan tidak mengurangi ketentuan yang telah diatur secara tegas dalam Kontrak ini, Pihak Kedua berkewajiban untuk tunduk dan memenuhi ketentuan EHS (Environment, Health, and Safety) yang berlaku di lingkungan Pihak Pertama termasuk namun tidak terbatas pada: • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada dan bekerja di lingkungan Pihak Pertama; • Penggunaan tanda pengenal atau identitas selama berada dan bekerja di lingkungan Pemberi Tugas; Pihak Pertama berkewajiban untuk mematuhi ketentuan yang terkait keamanan (security) di seluruh area Pihak Pertama, termasuk pembatasan akses ke area kerja berdasarkan kewenangan yang ditentukan oleh Pihak Pertama. 1.13 Pihak Pertama wajib bertanggung jawab atas seluruh perizinan, lisensi dalam Pelaksanaan kontrak termasuk namun tidak terbatas pada izin mendirikan bangunan (IMB), dan perizinan dan/atau persetujuan lainnya yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah setempat; 1.14 Dalam pengawasan, pengendalian dan kordinasi baik teknis maupun administrasi di lapangan, Pemberi Tugas akan menempatkan wakilnya di lapangan yang dipimpin seorang Manajer Proyek, yang memiliki wewenang dalam menjalankan tugas-tugasnya untuk mewakili kepentingan Pihak Pertama. Manajer Proyek dalam menjalankan tugasnya dapat dibantu tim ahli/TIM TEKNIS. 1.14.1 Pihak Pertama memberikan wewenang kepada Manajer Proyek untuk melakukan pengawasan terhadap kewajiban dan tanggung jawab Pihak Kedua termasuk namun tidak terbatas pada : (i) Mewakili kepentingan Pihak Pertama dan mempunyai wewenang di dalam melakukan pengendalian, kordinasi, pengawasan, menandatangani seluruh dokumen yang dibutuhkan termasuk namun tidak terbatas pada berita acara serah terima dan mengeluarkan instruksi-instruksi kepada Pihak Kedua selama Pekerjaan berlangsung hingga selesai (penandatanganan BAST ke2); (ii) Mengawasi Pekerjaan Pihak Kedua terhadap mutu pekerjaan baik proses maupun hasil dan wajib memeriksa jumlah tenaga kerja, peralatan dan tahapan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan dimulai Manajer Proyek wajib memeriksa dan menyetujui shop drawing dari Pihak Kedua serta memberikan persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan untuk kelancaran Proyek; (iii)Wajib meneliti kelayakan dan mempertanyakan dan memastikan cara-cara, metode-metode, teknis, urutan atau prosedur pelaksanaan pekerjaan dan atau keselamatan kerja di area Proyek; (iv)Melakukan evaluasi laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh Pihak kedua, memberi laporan keterlambatan yang terjadi di Proyek secara dini dan memberikan jalan keluar dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi keterlambatan tersebut serta berhak menginstuksikan Pihak Kedua untuk melaksanakan lembur, kerja dengan system shift dan menambah tenaga kerja dan peralatan, meningkatkan system manajemen jika terdapat indikasi adanya keterlambatan penyelesaian proyek; (v) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat dan menilai kemajuan serta kualitas pekerjaan di lapangan; 85 No. Perihal Uraian (vi) Mengeluarkan dan menandatangani instruksi lapangan (Site Instruction) termasuk namun tidak terbatas pada instruksi perubahan pekerjaan (Variation Order) atas persetujuan dari Pihak Pertama secara tertulis kepada Pihak Kedua, dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam Kontrak ini termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan mengenai Instruksi Dari Pihak Pertama dan ketentuan Perubahan-perubahan/Pekerjaan Tambah dan/atau Pekerjaan Kurang; (vii)Manajer Proyek berhak untuk menginstruksikan Pihak Kedua untuk mengganti personil Pihak Kedua yang ditempatkan di lapangan yang dinilai tidak cakap. Selambat-lambatnya dalam waktu 12 ( Dua belas) hari Kalender Pihak Kedua harus segera menempatkan personil yang cakap untuk melakukan Pekerjaan di lapangan. Pihak Kedua akan memberitahukan kepada Pemberi Tugas atas setiap penggantian personil di lapangan; (viii) Manajer Proyek berhak menyetujui dan menolak pemilihan Sub Pihak Kedua sebagai pengganti Sub Pihak Kedua yang telah disetujui dalam Kontrak yang diajukan oleh Pihak Kedua dari waktu ke waktu; (ix)Manajer Proyek berhak mengeluarkan interpretasi resmi yang dipergunakan untuk pelaksanaan dalam bentuk Gambar atau tertulis atas permintaan Pihak Kedua. Pengertian-pengertian “disetujui”, “setara” dan sebagainya apabila tidak diterangkan lain berarti adalah sepenuhnya merupakan wewenang penuh dari Pihak Pertama dan Manajer Proyek; 1.14.2 Selanjutnya di dalam Kontrak ini, kata “Pemberi Tugas” akan diartikan sebagai Manajer Proyek atau sebaliknya jika berhubungan dengan wewenang tugas seperti yang diuraikan pada butir 1.15.1 di atas; 1.14.3 Segala hal yang berhubungan dengan Kontrak di lapangan, harus diselesaikan antara Pihak Kedua dan Pihak Pertama melalui Manajer Proyek. Setiap persetujuan, keputusan, instruksi, pengarahan atau perintah tertulis yang diberikan Manajer Proyek kepada Pihak Kedua dalam batas-batas yang menjadi wewenang Manajer Proyek yang ditetapkan dalam butir 1.15.1 di atas harus dilaksanakan dan mengikat Pihak Pertama dan Pihak kedua; Hak Pihak Pertama: 1. Pihak Pertama berhak atas pelaksanaan yang optimal dari Pihak Kedua atas pekerjaanpekerjaan tersebut pada Pasal 2 (dua) dan 3 (tiga) Perjanjian ini. 2. Apabila ada hal khusus yang perlu dibicarakan, Pihak Pertama berhak mengundang, meminta, memanggil atau memerintahkan Pihak Kedua dan/atau pihak lain yang ditunjukkan untuk memberikan keterangan, penjelasan, saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan hubungan kerja ini. Kewajiban Pihak Pertama: 1.Pihak Pertama berkewajiban memberikan penjelasan, data, informasi program dan persyaratan bangunan yang diminta oleh Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan hubungan kerja ini; 2. Pihak Pertama berkewajiban untuk menerima, mempelajari dan memberi tanggapan dan atau keputusan atas hasil-hasil pekerjaan, laporan, berita acara atau masalah-masalah yang diajukan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam hubungan kerja ini dalam kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan Para Pihak; 3. Pihak Pertama berkewajiban memberi imbalan jasa kepada Pihak Kedua sesuai dengan persetujuan dalam Perjanjian ini. Hak Pihak Kedua: 1. Pihak Kedua berhak menerima Imbalan Jasa sesuai Pasal 5 dari Pihak Pertama atas tahapan pekerjaan perencanaan yang telah diselesaikan dan diserahterimakan dari Piha Kedua kepada Pihak Pertama; 2.Pihak Kedua berhak memperingati dan atau memberitahukan Pihak Pertama tentang kelalaian, keterlambatan dan atau penundaan pembayaran yang menjadi kewajiban Pihak Pertama kepada Pihak Kedua apabila hal tersebut dilakukan oleh Pihak Pertama tanpa alasan yang sah dan dapat diterima. Kewajiban Pihak Kedua: 1. Pihak Kedua berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tersebut pada pasal 2 diatas dengan sebaik-baiknya. 2. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengusahakan dan menjaga agar jangka waktu pelaksanaan sesuai tersebut Pasal 3 tidak melampaui. 3. Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberikan tanggapan / perbaikan atas saran / permintaan dari Pihak Pertama Pengalihan - Pembatasan dan Pembebanan - 86 No. Perihal Pengakhiran Sepihak Uraian 1. Pengakhiran Perjanjian terjadi apabila denda sebagaimana disebut pada pasal 10 mencapai maksimum kumulatif; 2. Apabila terjadi kelambatan atau stagnasi dari proyek selama 3 (tiga) bulan yang bukan disebabkan oleh kinerja Pihak Kedua, maka proyek dikategorikan ‘stagnan’ Dan apabila kondisi “stagnan” berlangsung selama 2 (dua) minggu dan atau sebanyak 3 (tiga) kali, maka perjanjian batal. Dan Para Pihak perlu bersepakat untuk menghentikan pekerjaan. Apabila pekerjaan akan dilanjutkan, maka Pihak Kedua dapat mengajukan proposal baru untuk disepakati oleh Pihak Pertama; 3. Dalam hal terjadi Pengakhiran Perjanjian maka tidaklah berarti menghilangkan kewajiban Para Pihak untuk memenuhi apa yang menjadi kewajibannya sebelum pengakhiran Perjanjian tersebut; 4. Dalam hal terjadinya pengakhiran Perjanjian dengan alasan sebagaimana butir 1 dan 2, maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang diatur di dalam Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia; Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan 2. Nama Perjanjian Surat Perjanjian Jasa Infrastruktur Antara PT OBP dengan Perseroan Nomor 009/OBPCSIS/I/2016 tanggal 30 Januari 2017 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT OBP (“Pihak Pertama”) Perseroan (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Pekerjaan infrastruktur pada proyek di milik Pihak Pertama sesuai dengan gambar tender, spesifikasi teknis dan hal-hal yang sebelumnya telah di bicarakan oleh Kedua Pihak Nilai Perjanjian Pihak Kedua akan menerima imbalan jasa dari PIHAK PERTAMA, sebesar Rp 62.535.000.000,(Enam puluh dua milyar lima ratus tiga puluh lima juta rupiah) belum termasuk PPN 10 % Jangka Waktu dan Perpanjangan Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari terhitung sejak tanggal 01 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 Hak dan Kewajiban Hak Pihak Pertama: 1. Pihak Pertama berhak atas pelaksanaan yang optimal dari Pihak Kedua atas pekerjaanpekerjaan tersebut pada Pasal 2 (dua) dan 3 (tiga) Perjanjian ini. 2. Apabila ada hal khusus yang perlu dibicarakan, Pihak Pertama berhak mengundang, meminta, memanggil atau memerintahkan Pihak Kedua dan/atau pihak lain yang ditunjukkan untuk memberikan keterangan, penjelasan, saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan hubungan kerja ini. Kewajiban Pihak Pertama: 1.Pihak Pertama berkewajiban memberikan penjelasan, data, informasi program dan persyaratan bangunan yang diminta oleh Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan hubungan kerja ini; 2. Pihak Pertama berkewajiban untuk menerima, mempelajari dan memberi tanggapan dan atau keputusan atas hasil-hasil pekerjaan, laporan, berita acara atau masalah-masalah yang diajukan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam hubungan kerja ini dalam kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan Para Pihak; 3. Pihak Pertama berkewajiban memberi imbalan jasa kepada Pihak Kedua sesuai dengan persetujuan dalam Perjanjian ini. Hak Pihak Kedua: 1. Pihak Kedua berhak menerima Imbalan Jasa sesuai Pasal 5 dari Pihak Pertama atas tahapan pekerjaan perencanaan yang telah diselesaikan dan diserahterimakan dari Piha Kedua kepada Pihak Pertama; 2.Pihak Kedua berhak memperingati dan atau memberitahukan Pihak Pertama tentang kelalaian, keterlambatan dan atau penundaan pembayaran yang menjadi kewajiban Pihak Pertama kepada Pihak Kedua apabila hal tersebut dilakukan oleh Pihak Pertama tanpa alasan yang sah dan dapat diterima. Kewajiban Pihak Kedua: 1. Pihak Kedua berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tersebut pada pasal 2 diatas dengan sebaik-baiknya. 2. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengusahakan dan menjaga agar jangka waktu pelaksanaan sesuai tersebut Pasal 3 tidak melampaui. 3. Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberikan tanggapan / perbaikan atas saran / permintaan dari Pihak Pertama Pengalihan Tidak Diatur Pembatasan dan Pembebanan Tidak Diatur 87 No. Perihal Pengakhiran Sepihak Uraian 1. Pengakhiran Perjanjian terjadi apabila denda sebagaimana disebut pada pasal 10 mencapai maksimum kumulatif; 2. Apabila terjadi kelambatan atau stagnasi dari proyek selama 3 (tiga) bulan yang bukan disebabkan oleh kinerja Pihak Kedua, maka proyek dikategorikan ‘stagnan’ Dan apabila kondisi “stagnan” berlangsung selama 2 (dua) minggu dan atau sebanyak 3 (tiga) kali, maka perjanjian batal. Dan Para Pihak perlu bersepakat untuk menghentikan pekerjaan. Apabila pekerjaan akan dilanjutkan, maka Pihak Kedua dapat mengajukan proposal baru untuk disepakati oleh Pihak Pertama; 3. Dalam hal terjadi Pengakhiran Perjanjian maka tidaklah berarti menghilangkan kewajiban Para Pihak untuk memenuhi apa yang menjadi kewajibannya sebelum pengakhiran Perjanjian tersebut; 4. Dalam hal terjadinya pengakhiran Perjanjian dengan alasan sebagaimana butir 1 dan 2, maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang diatur di dalam Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia; Hukum yang berlaku dan Tidak Diatur Penyelesaian Perselisihan 3. Nama Perjanjian Kontrak Pekerjaan Pembangunan Mal dan Apartemen Nomor 007/OBP-CSIS/I/2016 tanggal 30 Januari 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT OBP (“Pemberi Tugas”) Perseroan (“Pemborong”) Objek Perjanjian Pekerjaan Pembangunan Mal dan Apartemen Olympic City yang berlokasi di Jl. Kaum Sari Kedung Halang Talang Nilai Perjanjian Pemberi Tugas akan membayar kepada Pemborong uang sejumlah Rp 3.006.158.030.000 (tiga triliun enam milyar seratus lima puluh delapan juta tiga puluh ribu rupiah) (selanjutnya disebut “Harga Kontrak”). Harga Kontrak tersebut belum termasuk pajak penambahan nilai (PPN) 10%. Jangka Waktu dan Perpanjangan Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan akan dilakukan pada saat kuartal pertama tahun 2018 sampai dengan selesai Hak dan Kewajiban Kewajiban Pemborong dan Pemberi Tugas: 1.1 Pemborong berkewajiban untuk taat dan tunduk kepada syarat-syarat yang telah disepakati dalam Kontrak ini beserta dengan lampiran-lampirannya, gambar-gambar for tender, daftar uraian pekerjaan (BQ), spesifikasi Pekerjaan sesuai dengan klarifikasi dan hasil negosiasi akhir dan jadwal pelaksanaan (kurva S) yang merupakan lampiran pada Kontrak ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini. 1.2.1 Bilamana Pemborong menemukan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan antara gambar-gambar dan BQ, maka Pemborong berkewajiban untuk segera memberitahukan secara tertulis kepada Tim Teknis Pemberi Tugas (selanjutnya disebut “TIM TEKNIS”), dengan menguraikan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut. TIM TEKNIS tersebut akan memberitahukan adanya ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut kepada Pemberi Tugas. Dan selanjutnya TIM TEKNIS, Pemberi Tugas dan Pemborong secara bersama-sama akan membahas ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut untuk selanjutnya akan diambil langkah-langkah yang akan disepakati kemudian oleh Para Pihak. 1.2.2 Dengan tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 1.4 dan 1.5 yang akan diuraikan lebih lanjut, selama ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.2.1 di atas, belum mendapat persetujuan Pemberi Tugas, TIM TEKNIS, dan Pemborong, maka : a.Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut berkaitan langsung dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung maka Pemborong dapat menghentikan bagian Pekerjaan yang terkait di lapangan yang belum disetujui oleh Tim Teknis tersebut. Dalam hal demikian, jangka waktu selama terhentinya pekerjaan tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai bagian dari Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan; b. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut tidak berkaitan langsung dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung, maka Pemborong dapat melanjutkan pekerjaan; 1.3 Pemberi Tugas akan memberikan keterangan-keterangan dan/atau informasi-informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh Pemborong untuk mendukung kegiatan Pemborong termasuk namun tidak terbatas pada letak, batas-batas, gradasi, level dan ciri-ciri lokasi Pekerjaan serta tentang bangunan-bangunan yang telah ada disana dan informasi lainnya yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Pekerjaan dan Pemborong berdasarkan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu di bidangnya akan memberikan gambaran umum (usulan) terhadap informasi-informasi dan data-data yang diberikan oleh Pemberi Tugas; 88 No. Perihal Uraian 1.4 Dalam hal Pemborong membutuhkan persetujuan TIM TEKNIS, maka Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada TIM TEKNIS, dan TIM TEKNIS berkewajiban untuk memberi tanggapan paling lambat 3 ( Tiga ) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Pemborong. Pemberi Tugas menyadari bahwa persetujuan Pemberi Tugas sangat diperlukan dan berpengaruh pada ketepatan waktu untuk memenuhi jadwal pelaksanaan Pekerjaan ini. Oleh karena itu, apabila lewat waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.4 di atas, TIM TEKNIS belum memberikan tanggapan maka Pemborong akan memberikan pemberitahuan kedua kepada Pemberi Tugas. Pemberi Tugas wajib akan memberikan persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari kerja setelah permohonan tertulis disampaikan oleh Pemborong. Apabila jangka waktu 3 ( Tiga ) hari kerja tersebut telah terlewati, ternyata Pemberi Tugas tidak memberikan tanggapan atas permohonan Pemborong tersebut, maka Pemberi Tugas dianggap telah memberi persetujuan atas permohonan tersebut. 1.5 Pemborong berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan yang diatur dalam Kontrak ini dan hal-hal yang menyangkut kualitas yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas dan kuantitas bahan serta pekerjaan harus sesuai dengan standar ditetapkan dalam gambar for tender dan spesifikasi dengan tidak mengurangi ketentuan dan nilai BQ sesuai dengan Klarifikasi dan Negosiasi Akhir 1.6 Pemborong menyerahkan dan menyediakan kepada Pemberi Tugas jaminan (warranties) bangunan dari bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana yang telah diklarifikasi pada BQ. 1.7 Pemborong berkewajiban dengan kesungguhan dan keahliannya untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan dalam Kontrak. 1.8 Pemborong berkewajiban menyediakan pelaksana, tenaga kerja, perlengkapan, peralatan dan lain-lainnya, yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, penyelesaian, pemeliharaan dan perbaikan setiap kerusakan, sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak. 1.9 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya terhadap ketepatan, stabilitas dan keselamatan semua cara pelaksanaan dan motode pelaksanaan konstruksi. 1.10 Pemborong tidak bertanggung jawab terhadap rencana atau rancangan dan persyaratan teknis Pekerjaan permanen dan atau pekerjaan sementara yang dibuat oleh Pemberi Tugas atau perwakilannya. 1.11 Dengan tidak mengurangi ketentuan yang telah diatur secara tegas dalam Kontrak ini, Pemborong berkewajiban untuk tunduk dan memenuhi ketentuan EHS (Environment, Health, and Safety) yang berlaku di lingkungan Pemberi Tugas termasuk namun tidak terbatas pada: • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada dan bekerja di lingkungan Pemberi Tugas; • Penggunaan tanda pengenal atau identitas selama berada dan bekerja di lingkungan Pemberi Tugas; 1.12 Pemberi Tugas berkewajiban untuk mematuhi ketentuan yang terkait keamanan (security) di seluruh area Pemberi Tugas, termasuk pembatasan akses ke area kerja berdasarkan kewenangan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas. 1.13 Pemberi Tugas wajib bertanggung jawab atas seluruh perizinan, lisensi dalam Pelaksanaan kontrak termasuk namun tidak terbatas pada izin mendirikan bangunan (IMB), dan perizinan dan/atau persetujuan lainnya yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah setempat; 1.14 Dalam pengawasan, pengendalian dan kordinasi baik teknis maupun administrasi di lapangan, Pemberi Tugas akan menempatkan wakilnya di lapangan yang dipimpin seorang Manajer Proyek, yang memiliki wewenang dalam menjalankan tugas-tugasnya untuk mewakili kepentingan Pemberi Tugas. Manajer Proyek dalam menjalankan tugasnya dapat dibantu tim ahli/TIM TEKNIS. 1.14.1 Pemberi Tugas memberikan wewenang kepada Manajer Proyek untuk melakukan pengawasan terhadap kewajiban dan tanggung jawab Pemborong termasuk namun tidak terbatas pada : (i) Mewakili kepentingan Pemberi Tugas dan mempunyai wewenang di dalam melakukan pengendalian, kordinasi, pengawasan, menandatangani seluruh dokumen yang dibutuhkan termasuk namun tidak terbatas pada berita acara serah terima dan mengeluarkan instruksi-instruksi kepada Pemborong selama Pekerjaan berlangsung hingga selesai 89 No. Perihal Uraian (ii)Mengawasi Pekerjaan Pemborong terhadap mutu pekerjaan baik proses maupun hasil dan wajib memeriksa jumlah tenaga kerja, peralatan dan tahapan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan dimulai Manajer Proyek wajib memeriksa dan menyetujui shop drawing dari Pemborong serta memberikan persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan untuk kelancaran Proyek; (iii)Wajib meneliti kelayakan dan mempertanyakan dan memastikan cara-cara, metode-metode, teknis, urutan atau prosedur pelaksanaan pekerjaan dan atau keselamatan kerja di area Proyek; (iv)Melakukan evaluasi laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh Pemborong, memberi laporan keterlambatan yang terjadi di Proyek secara dini dan memberikan jalan keluar dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi keterlambatan tersebut serta berhak menginstuksikan Pemborong untuk melaksanakan lembur, kerja dengan system shift dan menambah tenaga kerja dan peralatan, meningkatkan system manajemen jika terdapat indikasi adanya keterlambatan penyelesaian proyek; (v) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat dan menilai kemajuan serta kualitas pekerjaan di lapangan; (vi) Mengeluarkan dan menandatangani instruksi lapangan (Site Instruction) termasuk namun tidak terbatas pada instruksi perubahan pekerjaan (Variation Order) atas persetujuan dari Pemberi Tugas secara tertulis kepada Pemborong, dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam Kontrak ini termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan mengenai Instruksi Dari Pemberi Tugas dan ketentuan Perubahanperubahan/Pekerjaan Tambah dan/atau Pekerjaan Kurang; (vii)Manajer Proyek berhak untuk menginstruksikan Pemborong untuk mengganti personil Pemborong yang ditempatkan di lapangan yang dinilai tidak cakap. Selambat-lambatnya dalam waktu 12 ( Dua belas) hari Kalender Pemborong harus segera menempatkan personil yang cakap untuk melakukan Pekerjaan di lapangan. Pemborong akan memberitahukan kepada Pemberi Tugas atas setiap penggantian personil di lapangan; (viii) Manajer Proyek berhak menyetujui dan menolak pemilihan Sub Pemborong sebagai pengganti Sub Pemborong yang telah disetujui dalam Kontrak yang diajukan oleh Pemborong dari waktu ke waktu; (ix)Manajer Proyek berhak mengeluarkan interpretasi resmi yang dipergunakan untuk pelaksanaan dalam bentuk Gambar atau tertulis atas permintaan Pemborong. Pengertian-pengertian “disetujui”, “setara” dan sebagainya apabila tidak diterangkan lain berarti adalah sepenuhnya merupakan wewenang penuh dari Pemberi Tugas dan Manajer Proyek; 1.14.2 Selanjutnya di dalam Kontrak ini, kata “Pemberi Tugas” akan diartikan sebagai Manajer Proyek 1.14.3 Segala hal yang berhubungan dengan Kontrak di lapangan, harus diselesaikan antara Pemborong dan Pemberi Tugas melalui Manajer Proyek. Setiap persetujuan, keputusan, instruksi, pengarahan atau perintah tertulis yang diberikan Manajer Proyek kepada Pemborong dalam batas-batas yang menjadi wewenang Manajer Proyek Pengalihan Tidak Diatur Pembatasan dan Pembebanan Tidak Diatur Pengakhiran Sepihak 1. Tanpa mengurangi hak-hak yang dimiliki oleh Pemberi Tugas, jika Pemborong telah 2 (dua) kali berturut-turut tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang dikeluarkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas atau TIM TEKNIS, dan melakukan pelanggaran atas sebagian atau seluruh ketentuan dalam Kontrak ini sebagaimana diatur dalam Pasal 10 dan/atau dalam pelaksanaan selanjutnya Pemborong melakukan kelalaian yang sama, maka Pemberi Tugas tanpa mengurangi hak-hak lainnya, dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak pengulangan kelalaian itu, secara tertulis Pemberi Tugas berhak dengan segera memutuskan Kontrak dengan Pemborong. 2. Pemutusan Kontrak ini, hanya akan terputus jika ada pernyataan tertulis dari Pemberi Tugas kepada Pemborong. Surat Pembatalan dari Pengadilan tidak diperlukan untuk pembatalan ataupun pemutusan Kontrak ini. Selanjutnya Para Pihak setuju untuk mengesampingkan pasal 1266 KUHPerdata dalam hal pemutusan Kontrak ini. 3. Apabila Kontrak diputus oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong harus dibayar oleh Pemberi Tugas berkenaan dengan semua pekerjaan yang telah dikerjakan sebelum tanggal pemutusan Kontrak dengan harga yang telah ditentukan.dalam Kontrak atau Addendum Kontrak atau Site Instruction, sepanjang pembayaran tersebut belum tercakup dalam pembayaran yang telah dilakukan kepada Pemborong dan akan memperhitungkan Final account atau perhitungan bersama progress bulanan yang berjalan : 90 No. Perihal Uraian 4. Setelah pemutusan/pembatalan Kontrak ini, dalam waktu sesegera mungkin atau paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal pemutusan Kontrak, Pemborong harus mengeluarkan semua peralatan, bahan atau barang beserta semua stafnya dan seluruh yang ditempatkan pada proyek. Hukum yang berlaku dan 1. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak maka harus diselesaikan dengan cara Penyelesaian Perselisihan musyawarah dengan jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pertama dilakukannya musyawah antara Para Pihak untuk mencapai mufakat; 2. Apabila dalam waktu 30 hari sebagaimana yang dmaksud dalam ayat 1 di atas telah terlewati maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui pengadilan, dalam hal ini Para Pihak sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri Kabupaten Bogor; 4. Nama Perjanjian Perjanjian Sewa Menyewa tanggal 30 Desember 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT Cahaya Sakti Furintraco (“Pihak Pertama”) Perseroan (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Hall 6 berikut dengan fasilitas aliran listrik, fasilitas line telepon intern, air ledeng, dan gudang yang berlokasi di Jalan Kaum Sari RT.01 RW.05 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor, seluas 417,54 m (empat ratus tujuh belas koma lima puluh empat meter persegi) Nilai Perjanjian Biaya sewa atas OBJEK PERJANJIAN sebesar Rp. 120.000.0000,- (Seratus Dua Puluh Juta Rupiah) / Per tahun. Jangka Waktu dan Perpanjangan Masa Sewa dimulai pada tanggal 01 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 Hak dan Kewajiban Kewajiban Pihak Kedua: 1. Pihak Kedua memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan merawat Objek Perjanjian selama masa sewa; 2. Seluruh biaya dalam rangka menjaga, memelihara, dan merawat Objek Perjanjian menjadi tanggungan Pihak Kedua; 3.Pihak Kedua wajib menyimpan seluruh bukti-bukti pembayaran biaya utilitas (bila ada). Setelah masa Perjanjian berakhir, Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti-bukti tersebut kepada Pihak Pertama. Pengalihan Tidak Diatur Pembatasan dan Pembebanan Pihak Kedua tidak akan menyerahkan, mengalihkan, atau dengan cara lain melepaskan seluruh atau sebagian penguasaan atas Objek Perjanjian atau bagian dari padanya, baik dengan cara menyewakan kembali, meminjamkan, berbagi atau dengan cara lain kepada pihak manapun juga, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama. Pengakhiran Sepihak Tidak Diatur Hukum yang berlaku dan 1.Semua perselisihan-perselisihan, pertentangan-pertentangan atau perbedaan-perbedaan Penyelesaian Perselisihan yang mungkin timbul diantara Para Pihak berkaitan dengan Perjanjian ini atau pelaksanaannya, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh Para Pihak; 2.Dalam hal perselisihan, pertentangan atau perbedaan tersebut tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak setuju untuk menyerahkan perselisihan tersebut kepada Pengadilan Negeri Kota Bogor. 5. Nama Perjanjian Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 11 tanggal 30 Agustus 2016 dibuat di hadapan Noneng Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor Para Pihak PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Pertama”) Perseroan (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Sebagian dari sebidang tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.108/Leuwinutug, terletak dalam: Propinsi: Jawa Barat Kabupaten: Bogor Kecamatan: Citeureup Kelurahan: Leuwinutug Seluas: Kavling 1440 m2 (seribu empat ratus empat puluh meter persegi) NIB: 10.10.15.10.00434 Dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang di Kabupaten Bogor, yaitu Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, terdaftar atas nama Pihak Pertama. Nilai Perjanjian Jual Beli ini akan dilakukan dengan harga sebesar Rp 3.240.000.000 (tiga miliar dua ratus empat puluh juta Rupiah) Jangka Waktu dan Perpanjangan Tidak Diatur Hak dan Kewajiban Tidak Diatur 91 No. Perihal Uraian Pengalihan Tidak Diatur Pembatasan dan Pembebanan Tidak Diatur Pengakhiran Sepihak Tidak Diatur Hukum yang berlaku dan Para Pihak telah memilih tempat tinggal (domisili) hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor Penyelesaian Perselisihan Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor. 6. Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama antara PT Bogorindo Cemerlang Nomor 11/SPK-BC/CSIS/V/2016 dengan Perseroan Nomor 001/CSIS-SPK/V/2016 tertanggal 10 Mei 2016 yang dibuat di bawah tangan Para Pihak PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Pertama”) Perseroan (“Pihak Kedua”) Objek Perjanjian Pihak Pertama memberikan pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima pekerjaan tersebut dan saling mengikatkan diri dalam perjanjian kerjasama untuk melaksanakan: - Pekerjaan Pembangunan 47 Unit Warehouse (Gudang); - Pekerjaan Pembangunan Office Tower; - Pekerjaan Infrastruktur; - Manajemen dan Marketing Penjualan Unit-Unit Warehouse dan Unit-Unit Office lokasi proyek adalah bertempat di Olympic CBD, Kawasan Industri Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat seluas total 59.362 m2 Nilai Perjanjian Pihak Kedua berhak Rencana Anggaran Biaya terhadap proyek pembangunan senilai Rp 133.299.982.138 (seratus tiga puluh tiga miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh dua ribu seratus tiga puluh delapan Rupiah). Jangka Waktu dan Perpanjangan Sampai dengan diselesaikannya pembangunan dan penjualan unit-unit warehouse dan office. Hak dan Kewajiban Kewajiban Pihak Pertama: - Pihak Pertama berkewajiban untuk menyerahkan lahan yang dimilikinya seluas total 59.362 m2, yang terletak di area Olympic CBD, Sentul, Kabupaten Bogor untuk dapat dilakukan pemecahan sertifikat dan dimohonkan perizinannya agar dapat dibangun dan dipasarkan oleh Pihak Kedua; - Pihak pertama berkewajiban untuk membuat surat pernyataan bahwa lahan yang akan digunakan adalah benar-benar milik Pihak Pertama tidak dalam sengketa dan tidak sedang dijaminkan kepada Bank dan Pihak-Pihak lainnya; - Pihak Pertama berkewajiban untuk menjamin keamanan di lokasi pembangunan - Pihak Pertama berhak untuk meminta segala informasi terkait progress pembangunan maupun penjualan kepada Pihak Kedua; Kewajiban Pihak Kedua: - Pihak Kedua berkewajiban untuk membiayai proyek kerjasama yang dimaksud dalam perjanjian ini; - Pihak Kedua berhak untuk merencanakan, memutuskan, dan menjalankan strategi-strategi yang akan dilakukan dalam hal keuangan, design, pembangunan, dan penjualan sampai berakhirnya perjanjian ini; - Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat perencanaan biaya operasional, biaya pembangunan, dan seluruh biaya selama proyek berjalan untuk disetujui oleh kedua belah pihak dengan perincian yang dituangkan dalam lembar tersendiri berupa rencana kerja dan rencana anggaran biaya; - Pihak Kedua berkewajiban untuk menyelesaikan pembayaran tanah milik Pihak Pertama sesudah harga disepakati bersama dalam kesepakatan tertulis secara proposional terhadap unit-unit warehouse dan unit-unit office yang telah selesai dibangun dan terbayar lunas penjualannya. Pengalihan Tidak Diatur Pembatasan dan Pembebanan Tidak Diatur Pengakhiran Sepihak Tidak Diatur Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat. Penyelesaian Perselisihan 2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut: - Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota. - Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota. - Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua. Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau 3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Bogor 92 b. Perjanjian Hutang Piutang Afiliasi No. Perihal 1. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian/Bunga 2. Jangka Waktu dan Perpanjangan Hak dan Kewajiban Pengalihan Pembatasan dan Pembebanan Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Pemutusan Perjanjian Pengakhiran Sepihak Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian/Bunga 3. Jangka Waktu dan Perpanjangan Hak dan Kewajiban Pengalihan Pembatasan dan Pembebanan Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Pemutusan Perjanjian Pengakhiran Sepihak Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian/Bunga Jangka Waktu dan Perpanjangan Hak dan Kewajiban Pengalihan Pembatasan dan Pembebanan Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Pemutusan Perjanjian Pengakhiran Sepihak Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan Uraian Surat Perjanjian Pinjam Dana tanggal 11 September 2016 yang dibuat di bawah tangan Perseroan (“Pihak Pertama”) PT Graha Multi Bintang (“Pihak Kedua”) Pinjaman Senilai Rp 3.000.000.000 (tiga miliar Rupiah). Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083% per bulan) Sampai lunas Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Surat Perjanjian Pinjam Dana tanggal 11 Juni 2016 yang dibuat di bawah tangan Perseroan (“Pihak Pertama”) PT Cahaya Sakti Lintang Surya (“Pihak Kedua”) Pinjaman Senilai Rp 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah). Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083% per bulan) 1 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2016 Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Tidak Diatur Surat Pengakuan Hutang tanggal 30 Oktober 2016 yang dibuat di bawah tangan PT Olympic Bangun Persada (“Pihak Pertama”) PT Cahayasakti Lintang Surya (“Pihak Kedua”) Pinjaman Operasional Senilai Rp 28.184.829.553 (dua puluh delapan milyar seratus delapan puluh empat juta delapan ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh tiga rupiah). Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083% per bulan) 31 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2017 Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur 93 No. Perihal 4. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian/Bunga Jangka Waktu dan Perpanjangan Hak dan Kewajiban Pengalihan Pembatasan dan Pembebanan Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Pemutusan Perjanjian Pengakhiran Sepihak Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan Uraian Surat Pengakuan Hutang tanggal 30 Oktober 2016 yang dibuat di bawah tangan PT Olympic Bangun Persada (“Pihak Pertama”) PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Kedua”) Pinjaman Operasional Senilai Rp 6.113.598.833 (enam milyar seratus tiga belas juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah). Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083% per bulan) 1 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2017 Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Utang Perseroan kepada pihak afiliasi yaitu PT Graha Multi Bintang dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya telah dilunasi oleh Perseroan. Setiap pinjaman dari pihak afiliasi yang telah dibayar atau akan dibayar sebelum efektifnya Pernyataan Pendaftaran telah diperoleh dengan syarat dan kondisi yang wajar. Setiap pinjaman dari pihak afiliasi yang yang harus dibayar, sebagian atau seluruhnya, setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran telah diperoleh dengan syarat dan kondisi yang wajar. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 3 bulan sampai dengan 1 tahun, dengan tingkat bunga 13% per tahun, sesuai dengan kebijakan grup usaha Perseroan. Apabila Perseroan belum memiliki kesanggupan untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, maka akan dilakukan perpanjangan untuk jangka waktu 3 bulan sampai dengan 1 tahun sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Melalui transaksi-transaksi dengan pihak afiliasi tersebut, Perseroan mendapatkan manfaat yang mendukung kegiatan operasional Perseroan yang pada akhirnya memberikan manfaat finansial bagi Perseroan. Tabel berikut menunjukkan sifat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan pihak-pihak afiliasi tersebut serta persentase terhadap aset, liabilitas, pendapatan, dan beban pokok pendapatan konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Pihak Afiliasi PT Andalan Utama Bintara PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco PT Cahaya Sakti Lintang Surya PT Cahaya Bintang Olympic PT Olympic Kian Industri PT Cahayasakti Multi Intraco PT Graha Multi Bintang Vilia Fransiscus Sifat Hubungan Pemegang Saham Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama Memiliki Manajemen Kunci yang Sama Dikendalikan oleh Manajemen Kunci Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama Hubungan Relasi dengan Manajemen Kunci 94 (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Oktober 2016 Uraian Tagihan Bruto Pemberi Kerja PT Bogorindo Cemerlang Total Aset Keuangan Lancar Lainnya PT Andalan Utama Bintara PT Cahaya Sakti Furintraco PT Graha Multi Bintang PT Cahaya Sakti Lintang Surya Vilia Fransiscus PT Cahaya Bintang Olympic Total Persentase Terhadap Total Aset (%) 31 31 Desember Oktober 2015 2014 2013 2016 31 Desember 2015 2014 2013 30.207,9 30.207,9 - - - 11,69 - - - - 107.525,0 9.900,0 3.032,5 1.110,8 463,8 1,0 122.033,1 463,8 463,8 463,8 463,8 465,0 465,0 41,62 3,83 1,17 0,43 0,18 0,00 47,23 1,76 1,76 3,03 3,03 1,92 1,92 3.240,0 3.240,0 3.004,4 3.004,4 1.443,8 1.443,8 50,0 50,0 1,25 1,25 11,37 11,37 9,44 9,44 0,21 0,21 Uang Muka PT Bogorindo Cemerlang Total (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian 31 Oktober 2016 Utang Usaha PT Olympic Kian Industri PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco Total Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya PT Cahayasakti Lintang Surya PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco Total Persentase Terhadap Total Liabilitas (%) 31 31 Desember Oktober 2015 2014 2013 2016 31 Desember 2015 2014 2013 347,8 347,8 - 6,9 5,2 12,1 640,8 410,9 1.051,7 0,25 0,25 - 0,12 0,09 0,21 3,68 2,36 6,05 29.384,8 33.975,6 9.900,0 73.260,4 103,3 103,3 164,7 164,7 228,8 228,8 21,46 24,82 7,23 53,51 0,64 0,64 2,94 2,94 1,32 1,32 (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pendapatan PT Bogorindo Cemerlang Total 31 Oktober 2016 2015 30.207,9 30.207,9 2015 - Persentase Terhadap Total Pendapatan (%) 31 Oktober 31 Desember 2016 2015 2015 2014 2013 31 Desember 2014 2013 - - - 56,14 56,14 - - - - (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Uraian Pembelian PT Olympic Kian Industri PT Graha Multi Bintang PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco Total 31 Oktober 2016 2015 1.227,5 102,4 1.329,9 31 Desember 2015 2014 2013 - 2.930,2 - 2.930,2 95 7,7 21,9 29,6 373,6 373,6 Persentase Terhadap Total Beban Pokok Pendapatan (%) 31 Oktober 31 Desember 2016 2015 2015 2014 2013 3,13 0,26 3,39 - 7,59 7,59 0,02 0,06 0,09 1,52 1,52 Setiap transaksi dengan pihak afiliasi yang telah diselesaikan atau akan diselesaikan sebelum efektifnya Pernyataan Pendaftaran serta yang akan berlanjut setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran telah atau akan dilakukan secara wajar. Untuk memastikan bahwa transaksi selanjutnya dilakukan secara wajar, Perseroan telah melakukan seluruh transaksi afiliasi sesuai dengan prosedur Perseroan dan didukung dengan perjanjian tertulis. 14. Perkara Hukum Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan, Entitas Anak, Dewan Komisaris, dan Direksi Perseroan serta Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Anak tidak sedang menghadapi atau terlibat sebagai pihak, baik dalam kapasitasnya sebagai penggugat, tergugat, pemohon, termohon dan/atau kapasitas lainnya, dalam suatu perkara, sengketa dan/atau perselisihan yang bersifat material yang dapat mempengaruhi secara material terhadap kegiatan dan kelangsungan usaha Perseroan dan Entitas Anak dan rencana Penawaran Umum ini, baik perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, hubungan industrial, arbitrase, pajak, kepailitan dan/atau perkara-perkara lainnya, baik pada lembaga-lembaga peradilan, arbitrase dan/atau lembaga atau institusi penyelesaian perselisihan lainnya di seluruh wilayah Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak pada terbatas Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Hubungan Industrial, Badan Arbitrase Nasional Indonesia, dan/atau Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, maupun di luar wilayah Republik Indonesia. B. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA 1.Umum Perseroan didirikan pada tahun 1995. Saat ini kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak adalah dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum. Sejak tahun 2005, Perseroan mengkhususkan usahanya dalam bidang proyek atau kontraktor untuk pekerjaan furnitur yang dibuat menurut pesanan (custom made) untuk interior. Hasil produksi Perseroan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, antara lain: • perkantoran • kursi tunggu • institusi pendidikan • kafe dan restoran • hotel dan resor • perumahan dan apartemen • lembaga pemerintahan • rumah sakit dan klinik kesehatan Pada tahun 2015, Perseroan mulai mengembangkan bisnisnya ke bidang jasa konstruksi umum. Proyek konstruksi yang telah diselesaikan oleh Perseroan adalah pembangunan hotel dan condotel di Sentul Utara sedangkan proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan saat ini adalah pembangunan smart warehouse, infrastruktur, gudang, dan apartemen di daerah Sentul. Kemudian pada tahun 2016, melalui entitas anaknya yaitu PT OBP, Perseroan meluaskan kegiatan usahanya dalam bidang pengembangan properti antara lain apartemen, Small Office Home Office (SOHO), mall, dan hotel. Saat ini PT OBP memfokuskan kegiatan usaha pembangunannya di kota Bogor. Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16151, Jawa Barat. 96 Perseroan telah mendapatkan sertifikat sebagai berikut: • ISO 9001:2008 untuk Quality Management System pada tanggal 11 Oktober 2008 yang berlaku hingga tanggal 10 Oktober 2017. • OHSAS 18001:2007 untuk Keselematan dan Kesehatan Kerja sejak tahun 2014 yang berlaku hingga tanggal 7 Maret 2017. 2. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak Perseroan memiliki dua kegiatan usaha utama yang dijalankan, yaitu kegiatan usaha furnitur dan konstruksi umum, sedangkan Entitas Anak menjalankan kegiatan usahanya di bidang pengembangan properti. 2.1FURNITUR Dalam mengerjakan proyek furniturnya, Perseroan menyediakan jasa yang menyeluruh, yang meliputi konstruksi untuk keperluan interior fit-out, mensuplai furnitur, system furniture, karpet atau produk lainnya yang berhubungan dengan interior sesuai permintaan konsumen. Bahan baku dari furnitur yang disediakan oleh Perseroan bervariasi tergantung jenis pesanan, namun pada umumnya bahan dasar utama yang digunakan adalah kayu, playwood, MDF. Salah satu merek dagang Perseroan adalah “Plano”, yang telah didaftarkan di Kemkumham Dirjen HAKI No. IDM 000146629. Merek dagang Plano dikhususkan untuk produk furnitur yang dibuat menurut pesanan (custom made). Saat ini produk furnitur merek Plano telah tersebar mulai dari bagian timur sampai bagian barat Indonesia. Berikut adalah daftar proyek yang sudah diselesaikan oleh Perseroan dari tahun 2011 sampai dengan saat ini yang dikelompokkan berdasarkan jenis pelanggan, yaitu pelanggan pemerintah dan pelanggan swasta: Pemerintah No Nama Proyek 1. Pengadaan Furniture Tower dan Auditorium Gedung Operasional Utama BMKG 1 (satu) Paket Pengadaan Meubelair Rektorat dan Gedung Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Bali Tahun Anggaran 2011 Pekerjaan Pengadaan Meubelair Univ. Trunojoyo Madura 2012 Pengadaan Meubelair Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Pengadaan Meubelair Universitas Nusa Cendana (UNDANA) 1 Paket Pengadaan Meubelair Universitas Negeri Manado (UNIMA) Pengadaan Meubelair Asrama PPSDMK Tahun 2013 Pengadaan Meubelair Gedung Kantor Balai Monitor Spektrum Frekuensi II Bandung Pengadaan Meubelair Gedung Perpustakaan Digital Universitas Negeri Medan (UNIMED) Pekerjaan Pengadaan Peralatan Kantor dan Meubelair Serta Penataan Interior 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bidang/Sub Bidang Pekerjaan Pengadaan Furniture Jakarta Tahun Serah Terima 2011 Pengadaan Meubelair Singaraja - Bali 2011 Pengadaan Meubelair Madura 2012 Pengadaan Meubelair Denpasar - Bali 2012 Pengadaan Meubelair Kupang - NTT 2013 Pengadaan Meubelair Manado 2013 Pengadaan Meubelair Bandung 2013 Pengadaan Meubelair Bandung 2013 Pengadaan Meubelair Medan 2013 Pengadaan Meubelair Gorontalo 2014 97 Lokasi No 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Proyek Pengadaan Peralatan Kantor dan Meubelair Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Pekerjaan Pengadaan Barang Mobile File dan Safe Deposit Box Gedung Arsip Ditjen Bina Marga Citerureup Pekerjaan Pengadaan Interior & Meubelair Pendukung Pendidikan Politeknik Negeri Banyuwangi Pengadaan Meubelair Pendidikan Dasar (SMP) Pengadaan Meubelair Rumah Khusus Lokasi Sumatera dan Kalimantan Pekerjaan Pengadaan Meubiler dan Interior Kantor Bupati Padang Lawas Utara Pengadaan Sarana Belajar untuk SMA (Meubelair Standar Internasional) (Banprov 2016) Pengadaan Sarana Belajar untuk SMP (Meubelair Standar Internasional) (Banprov 2016) Pengadaan Sarana Belajar untuk SD (Meubelair Standar Internasional) (Banprov 2016) Pengadaan meubelair pada UNDANA Bidang/Sub Bidang Pekerjaan Pengadaan Meubelair Medan Tahun Serah Terima 2014 Pengadaan Mobile File dan Safe Deposit Box Jakarta 2014 Pengadaan Interior & Meubelair Banyuwangi 2015 Pengadaan Meubelair Pengadaan Meubelair 2015 2015 Pengadaan Meubelair & Interior Pengadaan Meubelair Sumedang Sumatera & Kalimantan Padang Lawas Utara Tasikmalaya Pengadaan Meubelair Tasikmalaya 2016 Pengadaan Meubelair Tasikmalaya 2016 Pengadaan Meubelair Kupang 2016 Lokasi 2015 2016 Swasta No. Nama Proyek 1. Pemasangan (Fitting Out) Furniture Condotel Klapa Breeze Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Area Umum (Lobby dan Fuction Hall) Proyek Hotel Santika Depok Pengadaan Interior Rumah Sakit Islam Bogor Club 31 Executive Lounge 2. 3. 4. Bidang/ Sub Bidang Pekerjaan Pengadaan Furniture Jakarta Tahun Serah Terima 2012 Pengadaan Interior Jakarta 2013 Pengadaan Interior Pengadaan Meubelair & Interior Bogor Bogor 2013 2014 Lokasi Sebagian besar produk furnitur yang disediakan oleh Perseroan berasal dari grup usaha Perseroan. Namun jika produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia pada grup usaha Perseroan atau jika pihak di luar grup usaha Perseroan tersebut menawarkan harga yang lebih bersaing, maka Perseroan akan menggunakan produk furnitur dari luar group usaha Perseroan. Proses Penyediaan Furnitur Berikut adalah proses kegiatan usaha furnitur Perseroan: − Proses Tender dan Kontrak Soft Drawing dan Bill of Quantity Proses Produksi Quality Control Pengiriman Perakitan dan Instalasi Serah Terima After Sales Service Packing Proses tender dan kontrak Untuk proyek-proyek pemerintah, pengumuman tender pada umumnya dilakukan melalui media massa. Selain itu, pengumuman tender juga dapat diterima secara langsung atau melalui undangan. Jika Perseroan berminat untuk mengikuti tender tersebut, Perseroan akan melakukan pendaftaran ke calon pelanggan. Selanjutnya, calon pelanggan tersebut akan mengadakan aanwijziing, yaitu pemberian penjelasan mengenai lingkup pekerjaan, persyaratan, metode pemilihan, dan penjelasan lain terkait proyek tersebut. Perseroan kemudian menyerahkan dokumen penawaran sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh calon pelanggan. Setelah proses seleksi dilakukan, calon pelanggan akan mengumumkan pemenang dari tender tersebut. 98 Jika Perseroan memenangkan tender, calon pelanggan (khususnya pelanggan pemerintah) akan mempersiapkan kontrak untuk kemudian ditandatangani oleh Perseroan dan pelanggannya. Kontrak tersebut mengatur hal-hal seperti lingkup pengadaan, jangka waktu pelaksanaan, harga/ nilai kontrak, metode pembayaran, jaminan pelaksanaan, dan denda keterlambatan. − Soft drawing dan bill of quantity Shop drawing atau gambar kerja yang disesuaikan dengan bill of quantity (BQ) diterima oleh tim marketing Perseroan dari pelanggan atau pemberi kerja, yang kemudian diteruskan ke bagian produksi Perseroan sebagai dasar untuk melakukan proses produksi. − Proses produksi sesuai dengan spesifikasi Setelah shop drawing diterima, maka dilakukanlah proses produksi berdasarkan pada shop drawing yang sesuai dengan BQ. Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi pemilihan subkontraktor dengan tetap mengacu pada BQ. Bagian produksi Perseroan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan produksi agar tidak terjadi kesalahan baik dalam model maupun spesifikasi yang dipesan. − Quality control Bagian quality control melakukan pemeriksaan terhadap kualitas produk agar sesuai dengan spesifikasi yang terdapat dalam shop drawing dan melakukan pengawasan terhadap proses produksi agar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pelanggan atau pemberi kerja. − Packing Bagian packing melakukan proses pengepakan produk agar produk tersebut dapat sampai kepada pelanggan dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sesuai dengan permintaan pelanggan atau pemberi kerja. − Pengiriman Bagian pengiriman melakukan pengiriman produk dengan jasa ekspedisi yang telah melalui proses seleksi sehingga pengiriman dapat dilakukan secara tepat waktu dan kualitas produk terjaga. − Perakitan dan Instalasi Proses perakitan dan instalasi produk dilokasi oleh tenaga-tenaga yang terampil di bidangnya dan/ atau tenaga rakit dan instalasi yang telah menerima pelatihan, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan standar yang telah ditentukan. − Serah terima Serah terima dilakukan setelah semua produk terakit dan terinstal dengan kondisi baik dan siap untuk digunakan oleh pelanggan atau pemberi kerja. − After sales service After sales service merupakan jasa pelayanan pemeliharaan produk setelah terpasang selama jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun, yang disesuaikan dengan jangka waktu yang tercantum dalam perjanjian atau kontrak. 99 Produk Produk yang ditawarkan oleh Perseroan dapat dibagi menjadi dua lini besar, yaitu proyek interior dan furnitur custom made. Produk yang telah dihasilkan oleh Perseroan antara lain berupa: • Interior • Furnitur custom made − Rak buku dan lemari penyimpanan − Rak buku Lemari penyimpanan Meja kantor Meja sekat kantor Meja 100 − Meja rapat Meja resepsionis Kursi kantor Kursi tunggu Kursi Sofa 101 Kapasitas Hasil Produksi Kapasitas hasil produksi Perseroan sehubungan dengan kegiatan usaha furnitur untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012, dan 2011. (dalam miliar Rupiah) Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 Uraian Kapasitas hasil produksi Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 85 2014 65 2013 55 2012 44 2011 42 42 Ketersediaan Bahan Baku Ketersediaan bahan baku untuk kegiatan usaha furnitur sebagian besar tersedia di pasar lokal. Harga bahan baku yang berasal dari pasar lokal untuk kegiatan usaha furnitur cukup stabil. Perseroan akan melakukan impor bahan baku yang tidak tersedia di pasar lokal, seperti gaslift untuk kursi, melamin paper dan aksesoris-aksesoris, serta apabila bahan baku yang sama dapat diperoleh dengan harga yang lebih murah apabila diimpor. 2.2 KONSTRUKSI UMUM Sejak tahun 2015, Perseroan menjalankan kegiatan usaha jasa konstruksi umum. Perseroan saat ini menangani proyek konstruksi untuk bangunan gedung, infrastruktur, dan gedung kantor. Di samping itu Perseroan juga mengerjakan proyek konstruksi lainnya seperti pusat perbelanjaan, apartemen, Small Office Home Office (SOHO), dan hotel. Jasa konstruksi umum yang dikerjakan oleh Perseroan mencakup paket pekerjaan rancang bangunan (design and built) dan paket pekerjaan struktur dan arsitektur. 2.2.1 Proyek Konstruksi 2.2.1.1 Proyek Konstruksi yang Telah Dibangun Berikut adalah proyek konstruksi yang telah dibangun oleh Perseroan: No. a. b. Nama Bangunan Hotel Olympic Renotel Condotel Olympic Jenis Bangunan Hotel bintang 4 Condotel Lokasi Sentul Utara Sentul Utara Luas Bangunan 6.000 m2 9.000 m2 Tahun Penyelesaian 2016 2017 a. Hotel Olympic Renotel Hotel Olympic Renotel Sentul - Bogor merupakan hotel yang dinaungi manajemen Topotels Hotels & Resort yang berlokasi di Kawasan Industri Sentul, Jalan Olympic Raya Kav. C-4A. Lokasi tersebut sangat strategis mengingat letaknya dekat dengan gerbang tol keluar Sirkuit Sentul yang merupakan bagian dari Tol Jagorawi. Terdapat 3 (tiga) jenis kamar yang disediakan, yakni tipe Superior, Deluxe, dan Family. Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti air conditioner, akses Wi-Fi, hairdryer, hot & cold standing shower, dan juga berbagai pilihan TV channel baik lokal maupun internasional. Olympic Renotel memiliki konsep modern dan elegan, didukung dengan fasilitas hotel seperti kolam renang outdoor yang terletak di rooftop lantai 8 dengan pemandangan langsung Gunung Pancar, juga restoran bernama Coriander yang menyajikan berbagai variasi menu makanan baik menu nusantara maupun internasional. Hotel ini juga menyediakan 8 ruang pertemuan dan 1 ruang serbaguna yang dapat mencapai kapasitas hingga 150 orang yang telah dilengkapi dengan proyektor, Wi-Fi dengan kecepatan tinggi dan keperluan rapat lainnya. 102 Kamar Hotel Olympic Renotel Tampak depan Hotel Olympic Renotel b. Condotel Olympic Condotel Olympic berlokasi di Kawasan Industri Sentul, Jalan Olympic Raya Kav. C-4A dan terintegrasi langsung dengan Hotel Olympic Renotel. Condotel ini memiliki luas tapak bangunan seluas 559 m2 dan terdiri dari 10 lantai. Fasilitas yang dimiliki kantor salah satunya adalah sky lounge dan virtual office. Foto Condotel Olympic 2.2.1.2 Proyek Konstruksi yang Sedang Dibangun Saat ini Perseroan sedang membangun gudang (warehouse) beserta infrastrukturnya, dan gedung kantor yang terletak di kawasan industri Sentul, Bogor. Selain itu, Perseroan juga mengerjakan proyek konstruksi Olympic City yang terletak di pusat kota Bogor. Adapun rincian proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan sebagai berikut: No. a. b. c. d. e. Gudang Sentul Estimasi Penyelesaian Proyek 2017 Fasilitas infrastruktur Sentul 2017 Gedung Kantor Sentul 2019 Apartemen Mixed use (mall, hotel, SOHO, apartemen) Sentul Kedung Halang, Bogor 2019 2020 Nama Bangunan Smart Warehouse – Kawasan Industri Sentul Infrastruktur – Kawasan Industri Sentul Olympic Office Block – Kawasan Industri Sentul Olympic Residence Olympic City Fase I Jenis Bangunan 103 Lokasi a. Smart Warehouse – Kawasan Industri Sentul Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang mengerjakan proyek pembangunan 51 unit gudang yang dibangun di atas lahan seluas 4,3 hektar. Selain berada di lokasi yang strategis karena berjarak hanya 100 meter dari dan ke pintu Tol Sirkuit Sentul, gudang ini juga dilengkapi dengan teknologi IT smart. Nilai kontrak dari proyek pembangunan gudang ini adalah Rp62,7 miliar dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. Pada tanggal 31 Oktober 2016, progres pembangunan proyek ini adalah sebesar 18,59% atau senilai Rp13,8 miliar dan pembangunan gudang yang telah selesai adalah sebanyak 5 unit. Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk PT Cahaya Lestari Gemilang sebagai sub-kontraktor. Rendering proyek pembangunan warehouse di Kawasan Industri Sentul Tampak depan warehouse di Kawasan Industri Sentul b. Infrastruktur – Kawasan Industri Sentul Kawasan Industri Sentul merupakan kawasan terpadu (mixed use development) yang terletak di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Terletak kurang lebih 50 kilometer dari Jakarta, saat ini Kawasan Industri Sentul dapat diakses melalui beragam alternatif, salah satunya melalui jalan tol. Untuk melengkapi akses menuju Kawasan Industri Sentul, Perseroan saat ini sedang melakukan pembangunan fasilitas infrastruktur berupa jalan dan saluran beton. Di samping itu Perseroan juga sedang membangun fasilitas infrastruktur lainnya seperti penerangan jalan umum, penangkal petir, gardu PLN, dan sebagainya. Nilai kontrak dari proyek pembangunan infrastruktur ini adalah Rp24,9 miliar dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. Pada tanggal 31 Oktober 2016, progres pembangunan proyek ini adalah sebesar 59,84% atau senilai Rp16,4 miliar. Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk CV Kemangi sebagai sub-kontraktor. Jalan di Kawasan Industri Sentul Saluran beton di Kawasan Indutri Sentul 104 c. Gedung perkantoran – Kawasan Industri Sentul Gedung perkantoran yang dibangun oleh Perseroan saat ini terdiri dari 11 tower gedung perkantoran dimana saat ini masih dalam proses tahap perencanaan dan pemasaran. Perseroan akan bertindak sebagai kontraktor utama pembangunan proyek ini dan Entitas Anak bertindak sebagai pihak pengembang dan pemasaran. Proyek ini direncanakan pembangunan pada semester pertama 2017 dan akan selesai seluruhnya pada tahun 2019. Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk PT Mitralanggeng Prama Konstruksi sebagai sub-kontraktor. Rendering proyek pembangunan gedung perkantoran di Kawasan Industri Sentul d. Olympic Residence Olympic Residence merupakan apartemen dengan 2 tower dengan jumlah unit apartemen sebanyak 790 unit dan dibangun di atas lahan seluas 6.471 m2. Olympic Residence dilengkapi dengan fasilitas seperti commercial area, kolam renang, dan jogging track. Pembangunan Olympic Residence diperkirakan akan selesai pada tahun 2019. Untuk proyek ini, Perseroan bekerjasama dengan PT Hutama Karya Realty dalam bentuk KSO. Rendering proyek Olympic Residence 105 2.2.1.3 Proyek Konstruksi yang Akan Dibangun Proyek konstruksi yang akan dibangun oleh Perseroan sebagai berikut: No. Nama Bangunan a. Transit Oriented Development (TOD) Jenis Bangunan Mixed use Lokasi Gunung Putri, Sirkuit Sentul, Tanah Baru, Sukaresmi, dan Cibanon Estimasi Penyelesaian Proyek 2024 a. Transit Oriented Development (TOD) Proyek ini merupakan proyek pembangunan titik-titik pemberhentian di Kota dan Kabupaten Bogor yang akan dilalui oleh jalur Light Rail Transit (LRT) yang kemudian titik pemberhentian tersebut tidak hanya berfungsi sebagai stasiun tetapi dikembangkan sebagai kawasan mixed use yang disebut dengan TOD. Fungsi bangunan disetiap kawasan disesuaikan dengan analisis kawasan sekitar. Saat ini telah direncanakan 5 titik TOD yang terletak di Gunung Putri, Sirkuit Sentul, Tanah Baru, Sukaresmi, dan Cibanon. Dalam pembangunan TOD bekerjasama dengan swasta lain dan pemerintah. Saat ini, progres pembangunan TOD tersebut adalah dalam tahapan perencanaan dan perijinan. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2024. Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk beberapa konsultan untuk perencanaan. 2.2.2 Proses Konstruksi Berikut adalah proses kegiatan usaha konstruksi Perseroan: − Seleksi proyek baru Perseroan senantiasa menjaga hubungan dengan pelanggan berulang untuk memperoleh proyek berikutnya. Selain itu, Perseroan juga mencari pelanggan baru dengan cara mengikuti tender, perkenalan dan melakukan pendekatan dengan calon pelanggan yang potensial. − Perolehan kontrak Perseroan melakukan analisis proyek untuk menentukan apakah suatu proyek, yang diketahui oleh Perseroan melalui penunjukkan langsung maupun melalui pengumuman tender di media massa, sesuai dengan kompetensi Perseroan kemudian melakukan perhitungan perkiraan biaya atas proyek tersebut. Jika Perseroan berminat dengan proyek tersebut, Perseroan akan mempersiapkan proposal untuk disampaikan kepada calon pelanggan, yang antara lain memuat estimasi biaya proyek dan Rencana Anggaran Biaya. Calon pelanggan dapat melakukan negosiasi dengan Perseroan untuk melakukan penyesuaian pada proposal tersebut. Jika telah disetujui oleh kedua belah pihak, Perseroan akan memperoleh surat penunjukkan lalu mempersiapkan kontrak untuk kemudian ditandatangani oleh Perseroan dan pelanggannya. − Seleksi tim proyek Setelah ditandatanganinya kontrak, Perseroan kemudian melakukan seleksi tim untuk ditugaskan menangani proyek bersangkutan. Kriteria yang digunakan oleh Perseroan dalam melakukan seleksi antara lain kemampuan teknis menganalisa, kemampuan negosiasi, kemampuan managerial proyek, dan penilaian atas mentalitas psikologi. − Pelaksanaan Pekerjaan kontruksi dilakukan oleh sub-kontraktor berdasarkan kontrak kerja dan surat perintah kerja. Proses pengadaan material disesuaikan dengan jadwal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah disusun. Perseroan melakukan pengendalian kualitas produk untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disepakati bersama. Selama berjalannya proyek, Perseroan melakukan manajemen pelaksanaan operasional proyek di lapangan yang mengutamakan 3 unsur utama, pengawasan mutu yang baik, pengendalian tepat waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak, serta biaya yang effisien. Di samping itu, Perseroan juga melakukan prosedur keselamatan kerja untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. 106 − Penyelesaian Setelah penyelesaian proyek mencapai 100%, Perseroan melakukan dilakukan serah terima proyek pertama kepada pelanggan dan dimulai masa pemeliharaan (pada umumnya sekitar 1 sampai dengan 6 bulan sejak Berita Acara Serah Terima Barang untuk produk furnitur), dimana jika ditemukan adanya kerusakan atau cacat, Perseroan akan bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan. Setelah masa pemeliharaan selesai, akan diadakan serah terima proyek kedua di mana pelunasan tagihan proyek akan dilakukan. Pada saat ini proyek telah sepenuhnya diserahkan kepada pelanggan dan Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban apapun terhadap proyek tersebut. Namun demikian, Perseroan menyediakan layanan purna jual berupa spare part untuk pelanggannya dalam jangka waktu 1 tahun. Pada akhirnya, Perseroan melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. 2.3 PENGEMBANGAN PROPERTI Entitas Anak Perseroan, yaitu PT OBP, menjalankan usaha dalam bidang pengembangan properti, antara lain berupa apartemen, Small Office/Home Office (SOHO), mall, hotel. PT OBP telah memiliki lahan yang telah dibebaskan sebesar 40,0 hektar dan tanah yang sedang dalam proses pembebasan sebesar 20,0 hektar. Dari tanah yang telah dibebaskan tersebut, PT OBP sedang mengembangkan 12,0 hektar sehingga sisa tanah (land bank) yang dimiliki adalah sebesar 28,0 hektar. Adapun tabel berikut menggambarkan rincian tanah berdasarkan lokasi, yaitu: No. Lokasi a. b. Total Sentul Bogor Dibebaskan (ha) Dalam Proses Pembebasan (ha) 28,0 2,0 12,0 18,0 40,0 20,0 Dikembangkan* (ha) 12,0 12,0 Keterangan: * merupakan tanah yang telah dimatangkan dan siap dijual dan dibangun, termasuk tanah terjual, stok tanah, infrastruktur, dan tanah-tanah yang digunakan untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum. 2.3.1 Proyek Pengembangan Properti 2.3.1.1 Proyek Properti yang Akan Dikembangkan PT OBP akan mengembangkan Olympic City, yang merupakan kawasan one stop living dengan total area seluas 30 hektar yang memiliki fungsi mixed use, yaitu terdiri atas beberapa tower apartment, lifestyle mall, office tower, universitas, hotel, rumah sakit, foodcourt, dan komersial. Olympic City terletak di pusat kota Bogor yaitu Kedung Halang dan memiliki akses terbaik yaitu dilalui jalan tol dan jalur Light Rail Transit (LRT). Fase pembangunan Olympic City akan dibagi menjadi 3 tahap, dimana fase pertama adalah pembangunan mall, hotel, SOHO, apartemen, dan rumah sakit. Fase kedua adalah pembangunan kawasan bisnis dan komersial yang terdiri dari bangunan perkantoran, sekolah dan universitas internasional, serta apartemen kelas menengah atas. Sedangkan fase ketiga adalah pembangunan apartemen dan perkantoran. Pekerjaan pembangunan proyek Olympic City ini akan ditangani oleh Perseroan sebagai kontraktor utama dengan melakukan kerjasama dengan beberapa sub-kontraktor yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, sedangkan sebagian besar lahan sudah dimiliki oleh PT OBP. 107 Rendering proyek Olympic City Fase I Rendering proyek Olympic City Fase II Saat ini, progres pembangunan Olympic City Fase I adalah dalam tahapan perencanaan dan perijinan, dan pelaksanaan ground breaking direncanakan pada bulan Agustus 2017. Adapun Olympic City Fase I terdiri dari: No. a. b. c. d. e. Nama Bangunan Olympic City Mall Olympic Hotel Olympic SOHO Olympic Apartment Olympic Hospital Jenis Bangunan Lokasi Mall Hotel SOHO Apartemen Rumah Sakit Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Luas Bangunan (m2) 92.206 13.886 4.000 71.096 29.938 Estimasi Penyelesaian Proyek 2020 2020 2021 2019 2020 a. Olympic City Mall Olympic City Mall ini dikembangkan berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Colliers International yang menyatakan kebutuhan masyarakat akan fasilitas perbelanjaan di wilayah Bogor utara termasuk cukup tinggi. Mall ini dikembangkan sebagai bagian dari kawasan integrated mixeduse Olympic City dengan konsep garden mall dimana fasilitas outdoor mall dibuat lebih besar dari biasanya. Konsep garden mall ini diangkat karena mempertimbangkan lokasi mall yang berada di pusat kota Bogor dan berada tidak jauh dari Kebun Raya Bogor. Dengan konsep ini, Olympic City Mall akan memiliki keunikan yang khas dan daya tarik tersendiri dibandingkan dengan bangunan-bangunan mall pada umumnya. 108 PT OBP menunjuk Callison RTKL, konsultan arsitek dari USA yang memiliki spesialisasi dalam perencanaan bangunan mixed-use bertaraf internasional, untuk menterjemahkan konsep garden mall ini ke dalam sebuah desain. Dalam hal perencanaan bangunan retail dan mixed-use, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terbaik di dunia. Salah satu mall yang pernah ditangani oleh perusahaan ini adalah Green Belt Commercial Complex di Manila yang memperoleh banyak penghargaan sebagai sebuah mall yang memiliki konsep garden mall. Saat ini proyek ini sudah memasuki tahap perencanaan dan pre-sales. Beberapa anchor tenant telah menyatakan minat untuk menyewa space retail di mall ini. Pembangunan mall ini akan dimulai pada bulan Agustus 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020. Rendering proyek Olympic City Mall b. Olympic Hotel Olympic Hotel merupakan hotel bintang 4 yang letaknya berada di atas Olympic City Mall, namun demikian memiliki akses dan lobi yang terpisah dari area mall. Jadi secara fungsi dan operasional memiliki pemisahan yang jelas dengan mall namun demikian memiliki akses langsung ke mall. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel ini terdiri dari ballroom dan beberapa ruang pertemuan yang sangat menunjang untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention & Exhibition (MICE), baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Saat ini proyek hotel sedang dalam tahap perencanaan. PT OBP akan bekerja sama dengan hotel operator bertaraf internasional dalam mengembangkan hotel ini untuk meningkatkan daya saing dan tingkat pemasaran hotel ini. Pembangunan hotel ini akan dimulai pada tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020. c. Olympic SOHO Potensi komersial areal Olympic City akan mengalami peningkatan signifikan ketika Light Rail Transit (LRT) yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2020 dan melewati kawasan Olympic City. Oleh karena itu, komponen SOHO di Olympic City ini akan memiliki nilai komersial yang sangat baik, yaitu sebagai fasilitas usaha yang dikombinasi dengan fasilitas tempat tinggal. Bangunan SOHO ini akan memiliki akses langsung ke mall dengan fasilitas publik seperti lobi dan parkir yang tersendiri. Saat ini proyek hotel sedang dalam tahap perencanaan. PT OBP akan mengembangkan sendiri proyek SOHO ini atau bekerja sama dengan pihak investor. Rencana pembangunan bangunan SOHO ini akan dilakukan pada tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2021. 109 Rendering proyek Olympic SOHO d. Olympic Apartment Kawasan Olympic City fase pertama direncanakan akan memiliki 5 tower apartemen dengan jumlah unit apartemen sebanyak 2.500 unit. Olympic Apartment akan memiliki akses langsung ke mall, dengan demikian fasilitas penunjang apartemen seperti lobi, supporting commercial, dan fasilitas parkir tersendiri. Olympic Apartment ini akan menjadi apartemen pertama di pusat kota Bogor yang menempel dengan bangunan mall. Fasilitas yang dimiliki Olympic Apartment terdiri dari area ruang terbuka hijau, baik di sekeliling apartemen maupun di roof garden, berupa kolam renang dan fasilitas-fasilitas penunjang seperti taman yang luas, spa, child care dan ruang pertemuan yang memadai, yang ditunjang dengan pemandangan 360 derajat ke arah pegunungan dan kota Bogor. Tahap pertama yang akan ditawarkan ke pasar adalah 2 tower apartemen. Rencana pembangunan adalah di tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2019. Rendering proyek Olympic Apartment 110 e. Olympic Hospital Olympic Hospital merupakan rumah sakit bertaraf internasional dan direncanakan akan memiliki 600 tempat tidur. Layanan unggulan yang akan ditawarkan oleh Olympic Hospital adalah berupa state of the art cancer theraphy menggunakan proton beam yang merupakan teknologi terbaru dalam pengobatan penyakit kanker. Rencana pembangunan adalah di tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020. Rendering proyek Olympic Hospital 2.3.2 Proses Pengembangan Properti Berikut adalah proses kegiatan usaha pengembangan properti Entitas Anak Perseroan: Akuisisi Tanah Design dan Plotting Proses Konstruksi Penjualan dan Penyewaan Pengelolaan Properti − Akuisisi tanah Proses pengakuisisian tanah dilakukan oleh tim surveyor dari Entitas Anak Perseroan. Setelah dipilih tanah yang akan diakuisi untuk rencana pengembangan, dilakukan pemeriksaaan keabsahan surat-surat kepemilikan tanah tersebut untuk kemudian dilakukan transaksi pembelian atau akuisisi tanah tersebut dari pemilik tanah. − Design dan ploting Dalam melakukan proses design dan ploting atas tanah yang telah diakuisisi, divisi Business Development merencanakan pelaksanaan dan pembangunan dengan bekerjasama dengan konsultan-konsultan perencanaan yang telah berpengalaman di bidangnya, termasuk pengurusan izin-izin untuk pembangunan atas proyek yang akan dilaksanakan. − Proses konstruksi Pelaksanaan konstruksi properti dilakukan oleh kontraktor. − Penjualan dan penyewaan Proses penjualan dalam telah mulai dilaksanakan oleh tim sales dan marketing sejak tahap final dari design dan ploting atau sebelum konstruksi dimulai. Setelah dilakukan serah terima properti dari kontraktor kepada Entitas Anak Perseroan, Entitas Anak Perseroan dapat melakukan serah terima properti kepada konsumen maupun melakukan penyewaan atas properti tersebut. 111 − Pengelolaan properti Pengelolaan kawasan atau lingkungan properti yang dilakukan setelah serah terima meliputi pengelolaan kebersihan dan keamanan, penerangaan jalan, fasilitas jalan, fasilitas umum (seperti rumah ibadah dan taman). 2.4 Sisa Tanah (Landbank) yang Belum Dikembangkan Perseroan dan Entitas Anak saat ini memiliki tanah potensial yang belum dikembangkan. Tabel berikut menunjukkan rincian landbank Perseroan dan Entitas Anak. No. Lokasi a. b. Total Sentul Bogor Rencana Pengembangan (ha) 12,0 12,0 Landbank (ha) Total (ha) 28,0 28,0 28,0 12,0 40,0 3. Keselamatan Kerja Perseroan menyadari akan pentingnya peran sumber daya manusia atas keberhasilan Perseroan dalam menjalankan usaha jasa konstruksi umumnya. Oleh karena itu, Perseroan secara bersungguhsungguh, terencana dan berkesinambungan memusatkan perhatian untuk selalu menjaga dan memperhatikan keselamatan sumber daya manusianya. Untuk memastikan hal tersebut terjadi, sejak tahun 2015 Perseroan telah menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan telah memperoleh sertifikat dari DAS Certification. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan menyediakan alat-alat keselamatan seperti helm, jacket lapangan, dan safety shoes, juga mengadakan medical check up bagi karyawan lapangan. Selain itu, Perseroan juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen dan orang lain dan juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. 4. Pengendalian Kualitas Produk Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan pekerjaan, Perseroan melakukan kontrol kualitas yang ketat. Perseroan juga telah berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, yang membuktikan bahwa Perseroan telah menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten menyediakan produk yang memenuhi permintaan pelanggan serta hukum dan persyaratan yang berlaku, dan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif, termasuk perbaikan sistem yang berkesinambungan. Langkah-langkah yang telah dilakukan Perseroan untuk mengawasi kualitas produk adalah dengan dilakukannya pengecekan kualitas secara berkala oleh team Quality Control serta pengecekan dari team Marketing oleh Field Project pada saat pengiriman barang ke pelanggan. 5. Pemasaran dan Penjualan Pemasaran Dalam kegiatan usaha penyedia furnitur, Perseroan memiliki 2 tipe target pelanggan yaitu dari kalangan pemerintahan seperti departemen-departemen pemerintah, dan kalangan swasta. Untuk kalangan pemerintahan, Perseroan tidak melakukan strategi pemasaran oleh karena setiap tender atau lelang yang diikuti berasal dari informasi di media massa, sedangkan untuk kalangan swasta cara pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan memperkenalkan profil Perseroan kepada relasi-relasi bisnis. Dengan didukung oleh pengalaman selama lebih dari 21 tahun, Perseroan telah berhasil mengembangkan jaringan dan relasi yang sangat menunjang perolehan-perolehan kontrak baru serta pelangganpelanggan baru. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pelanggan dari departemen-departemen pemerintahan yang menggunakan jasa Perseroan untuk membuat interiornya, misalnya Kantor DPRD, KPP, Pusdiklat, Kantor BMKG, dan sebagainya. 112 Sehubungan dengan kegiatan usaha jasa konstruksi umum, kegiatan pemasaran Perseroan dilakukan melalui keikutsertaan di berbagai tender atau penawaran pekerjaan guna memperoleh kontrak. Selain melalui proses tender, kontrak dapat diperoleh melalui penunjukkan langsung. Perseroan secara efektif dan terus menerus membina hubungan baik dengan para pemilik proyek, konsultan, desainer proyek, maupun quantity surveyor. Dengan membina hubungan baik tersebut, Perseroan dapat lebih mudah untuk mendapatkan tawaran atau pengerjaan proyek. Adapun sistem penjualan yang diterapkan oleh Entitas Anak Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha pengembangan properti secara garis besar terbagi atas penjualan langsung dan penjualan tidak langsung. Yang dimaksud dengan penjualan langsung adalah Perseroan mempunyai sales executive sendiri, perolehan penjualan dilakukan dari aktivitas kanvasing, gathering, dan aktivitas promosi baik secara above the line maupun below the line. Tidak kalah pentingnya adalah melalui pengelolaan database customer yang merupakan pelanggan Perseroan yang jumlahnya akan mencapai ratusan. Sedangkan untuk penjualan tidak langsung, Perseroan bekerja sama dengan agen-agen properti, bisa dalam bentuk lead agent ataupun multi agent. Dalam satu proyek properti skala besar jumlah agen properti yang dilibatkan mencapai ratusan. Agen yang diajak bekerja sama termasuk di dalamnya agenagen yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia. Kegiatan promosi Perseroan dilakukan dengan menerapkan beberapa metode melalui kanal-kanal sebagai berikut: − Kegiatan promosi / iklan berbayar melalui agensi periklanan (above the line) antara lain mencakup: • Kegiatan promosi melalui iklan di media iklan elektronik seperti radio dan televisi • Kegiatan promosi melalui iklan di media cetak seperti koran dan majalah • Kegiatan promosi melalui iklan di media online seperti seperti ad-words dan media sosial • Kegiatan promosi melalui iklan di media outdoor; billboard, banner (spanduk dan umbul-umbul) − Kegiatan promosi dilakukan tanpa melalui agensi periklanan (below the line) antara lain mencakup: • Kegiatan promosi melalui produksi dan penyebaran media katalog, brosur, flyer • Kegiatan promosi melalui media elektronik seperti distribusi SMS blast dan broadcast message • Kegiatan promosi melalui media sosial − Kegiatan promosi dilakukan melalui penyelenggaraan pameran properti, baik yang dilakukan sendiri, maupun mengikuti event yang diselenggarakan pihak ketiga bersama-sama perusahaan properti lain. Kegiatan promosi melalui penyelenggaraan event, pertemuan dengan prospek konsumen, talks show, pertemuan dengan blogger atau komunitas, kompetisi menulis, kompetisi foto. Kegiatan promosi dengan metode kerja sama (joint promotion) di media elektronik seperti radio, televisi, ataupun di media cetak seperti koran dan majalah, serta dalam penyelenggaraan event. Kegiatan promosi melalui konsep sponsorship seperti pada penyelenggaraan event, pembuatan film. Kegiatan promosi melalui kegiatan public relation seperti pertemuan press media, kunjungan media. − − − − Fokus kegiatan pemasaran mencakup wilayah dimana lokasi properti Perseroan, yaitu dengan bekerja sama dengan para principal yang akan membawahi para agen yang berada di kota besar seperti Surabaya dan kawasan dekat dengan kota Bogor seperti Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Perseroan juga memanfaatkan jaringan yang kuat dari pengalaman usaha furniture selama puluhan tahun di kotakota tersebut. Perseroan juga akan membuat tim in-house yang akan bertanggung jawab atas setiap wilayah yang dipilih oleh Perseroan. Selain itu, Perseroan juga membentuk tim baru yang juga akan fokus untuk melakukan pemasaran kepada komunitas yang dibentuk di masing-masing kota, mengingat bahwa saat ini kota-kota besar juga sangat kuat dalam keanggotaan komunitas seperti, para komunitas dokter, komunitas asuransi, dan komunitas mobil yang dipandang sesuai dan bisa menjadi target market Perseroan. 113 Untuk pemasaran over the line, Perseroan akan mengundang media partner, blogger, media social influencer agar setiap kegiatan yang dilakukan di masing-masing kota tersebut, informasinya bisa dibagikan kepada khalayak ramai. Dengan mempertimbangkan target pembeli properti-properti Perseroan yang dapat saja tinggal di luar wilayah-wilayah tersebut di atas, dan dengan mempertimbangkan banyaknya media yang dibaca atau disimak target pembeli yang cakupannya bersifat nasional, maka beberapa kanal promosi yang dipilih baik melalui media cetak maupun elektronik, juga menyasar kecakupan nasional atau ke seluruh Indonesia. Saat ini, dengan mempertimbangkan kecenderungan bahwa calon pembeli umumnya adalah masyarakat yang tinggal di lokasi kurang lebih 10 – 20 km sekitar properti milik Perseroan yang dibangun, fokus pemasaran diutamakan ke wilayah sekitar properti-properti Perseroan dibangun. Namun dengan mempertimbangkan bahwa calon pembeli juga banyak terdiri dari investor di bidang properti yang tinggal di luar fokus wilayah pemasaran, maka peluang untuk memperluas wilayah pemasaran sangat mungkin dilakukan. Di samping itu Perseroan juga melakukan promosi melalui media cetak berskala nasional untuk memperluas wilayah pemasarannya. Saat ini Perseroan lebih mentargetkan kepada keluarga muda (pasangan muda dengan satu anak), namun ke depannya, dengan berkembangnya sektor industri di wilayah Bogor dan sekitarnya, segmen pasar dapat diperluas ke karyawan-karyawan level eksekutif, bahkan ekspatriat. Penjualan Perseroan memperoleh pendapatan dari jasa konstruksi serta penjualan retail dan proyek mebel. Berikut adalah tabel yang menggambarkan pendapatan Perseroan berdasarkan produk dan layanan: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keterangan Jasa Konstruksi Penjualan Retail dan Proyek Mebel Total Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 Δ% Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 2015 Δ% 2014 Δ% 30.207,9 100,0 - - - - - 23.598,4 53.806,3 62,3 270,2 14.535,8 14.535,8 52.913,4 52.913,4 13,0 13,0 46.829,4 46.829,4 39,1 39,1 Keterangan Jasa Konstruksi Penjualan Retail dan Proyek Mebel Total Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Δ% 2012 Δ% 33.654,3 18,4 28.435,5 31,1 33.654,3 18,4 28.435,5 31,1 2013 2011 21.696,3 21.696,3 Pendapatan jasa konstruksi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.207,9 juta, yang merupakan 56,1% dari total pendapatan Perseroan. Perseroan tidak memiliki ketergantungan terhadap satu dan/atau sekelompok pelanggan dan pemasok tertentu. Perseroan memiliki ketergantungan pada kontrak-kontrak dengan kantor-kantor lembaga pemerintah dan sekolah-sekolah untuk kegiatan usaha industri furnitur. Adapun kontrak dengan kantor lembaga pemerintah memberikan kontribusi sekitar 70% dari pendapatan dari penjualan retail dan proyek mebel Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016. Perseroan tidak memiliki kecenderungan yang signifikan dalam produksi, penjualan, persediaan, beban, dan harga penjualan sejak tanggal 31 Oktober 2016 yang mempengaruhi kegiatan usaha dan prospek keuangan Perseroan. 114 Perseroan tidak memiliki kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang dapat diketahui yang dapat mempengaruhi secara signifikan penjualan bersih atau pendapatan usaha, pendapatan dari operasi berjalan, profitabilitas, likuiditas atau sumber modal, atau peristiwa yang akan menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi atas hasil operasi atau kondisi keuangan masa datang. 6. Strategi Usaha a. Memanfaatkan hubungan kerja sama pengembangan properti yang lengkap melalui kerja sama strategis Selain mencari lahan sendiri untuk pengembangan properti, Perseroan juga mencari peluang dengan kerja sama mengembangkan lahan pihak ketiga melalui joint venture maupun joint operation. Hingga Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang melakukan kerja sama untuk mengakuisisi lahan properti di kota Bogor. b. Fokus menjadi pengembang kawasan super blok dan CBD, memungkinkan Perseroan untuk meningkatkan penjualan properti dan pendapatan berulang (recurring income) Perseroan akan terus fokus dalam proyek di masa datang untuk mengembangkan proyek-proyek multitower, dengan variasi penawaran properti, termasuk area residensial, perkantoran, ritel, sekolah, rumah sakit, theme park, sport center dan hotel. Perseroan akan mengembangkan dua tipe proyek, yaitu proyek super blok dan resort. Pengembangan super blok tersebut pada umumnya akan dikembangkan dalam lahan seluas 3 – 5 hektar sedangkan proyek CBD akan dikembangkan di lahan seluas kurang lebih 30 hektar. Selain itu, Perseroan juga akan terus mengembangkan divisi hospitality Perseroan dengan membangun beberapa hotel baru di masa yang akan datang. c. Dalam kaitannya dengan akuisisi lahan, Perseroan akan fokus pada peluang akuisisi di kawasan luar Jakarta dan kota besar lainnya, yang pada umumnya menyediakan lahan lebih besar Seiring dengan peningkatan harga lahan di area sekitar pusat Jakarta, Perseroan akan mencari secara selektif area seluas 3-5 hektar di kawasan luar Jakarta atau kota besar lainnya sehingga dapat mengembangkan kawasan super blok sesuai konsep Perseroan. Perseroan akan terus menerapkan strategi akuisisi lahan yang disiplin dan selektif, mengidentifikasi lokasi utama dan melakukan studi kelayakan yang dilakukan oleh konsultan independen dalam pengembangan properti sebagai bagian dari proses pemilihan lahan. Perseroan berkeyakinan bahwa saat ini Perseroan memiliki lahan yang cukup untuk kebutuhan pengembangan properti. Perseroan juga akan mencari peluang joint venture maupun joint operation untuk mengembangkan lahan yang dimiliki oleh pihak ketiga. d. Terus berinovasi dalam meningkatkan penawaran produk berkonsep ’smart urban resort’ kepada konsumen Perseroan berkeyakinan bahwa properti yang dimiliki Perseroan harus memberikan experience kepada konsumen untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari mereka. Perseroan akan terus mencari cara baru untuk meningkatkan fitur-fitur produk kepada konsumen dengan konsep ’smart’ yang membedakannya dari properti lain. Misalnya, Perseroan mempelajari berbagai aspek dari pengalaman pelanggan, termasuk dampak dari berbagai faktor seperti kualitas hidup yang efektif, dekat dengan alam, lahan hijau yang sangat kental dan tentunya didukung oleh perkembangan IT system yang akan memudahkan para penghuni untuk melakukan aktivitas usaha namun tetap dekat dengan alam. Dalam mengembangkan konsep dan ide baru, Perseroan akan melakukan pengujian konsep tersebut pada suatu proyek sebelum menerapkannya kepada pengembangan proyek lainnya. 115 e. Mengelola biaya dan mempertahankan disiplin dalam penyelesaian proyek Perseroan Melalui hubungan yang dekat dengan perusahaan induk, Perseroan mampu mengelola biaya dan memenuhi sasaran kinerja dalam proyek-proyeknya, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan proyek dan menjalankan proses dengan biaya yang efisien, selalu menyelesaikan proyek tepat waktu dengan produk akhir yang bermutu dan berkualitas tinggi. Perseroan akan terus berupaya agar dapat menawarkan dan memberikan solusi pengembangan properti yang lengkap serta kompetitif. f. Mempertahankan pangsa pasar dengan senantiasa berorientasi dengan kebutuhan konsumen Perseroan senantiasa berusaha memahami serta merumuskan secara tepat kebutuhan konsumen, baik secara internal maupun eksternal, dengan memberikan kepuasan dalam hal kualitas hasil pekerjaan, mutu barang, pelayanan, ketepatan waktu penyerahan, serta instalasi, sehingga pangsa pasar Perseroan tetap dapat terjaga. g. Pertumbuhan melalui strategi yang berhati-hati (prudent) Perseroan berusaha dengan berhati-hati untuk menghasilkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Perseroan merencanakan untuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang konstruksi umum dan pengembangan properti dengan cara yang rasional melalui pengendalian keuangan dan senantiasa memprioritaskan proyek-proyek bangunan yang menguntungkan dan berkualitas tinggi. h. Mengedepankan aspek lokasi yang strategis Pertimbangan utama bagi konsumen dalam memilih properti adalah lokasi. Lokasi yang strategis dapat meningkatkan permintaan dan pangsa pasar Perseroan dan Entitas Anak dan pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Perseroan dan Entitas Anak berencana untuk meningkatkan jumlah tanah dengan mengedepankan aspek lokasi yang strategis. i. Perencanaan keuangan yang matang Manajemen Perseroan secara terus menerus mengadakan pemantauan terhadap kondisi perekonomian secara makro yang berpengaruh terhadap kinerja Perseroan. Perseroan dalam mengembangkan usaha dan strateginya berupaya mendukung kebutuhan arus kasnya dengan cara pendanaan internal maupun eksternal jika diperlukan. Perseroan juga menerapkan perencanaan keuangan yang matang baik dari segi pengelolaan penerimaan pendapatan dan pengeluaran untuk mengoptimalkan penggunaan dana guna mendukung operasi dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, Perseroan selalu berupaya menjaga tingkat leverage yang pantas, dengan tetap mempertahankan posisi kas yang kuat untuk memberikan fleksibilitas pendanaan bagi Perseroan. Perseroan berpendapat bahwa hal ini akan memberikan Perseroan kemampuan untuk bertindak cepat dalam mengambil peluang investasi atau melakukan pengembangan proyek. Dengan demikian, Perseroan akan mampu mengoptimalkan pengunaan dana untuk mengembangkan usahanya pada tingkat yang diinginkan. j. Penggunaan teknologi dan metode kerja terkini Perseroan akan berinvestasi dalam penggunaan teknologi dan metode kerja terkini antara lain (i) penggunaan Building Information Modelling (BIM); dan (ii) sistem konstruksi terkini. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas Perseroan. k. Peningkatan Sumber Daya Manusia Perseroan akan berinvestasi dalam sumber daya manusia untuk mendukung perkembangan kegiatan usaha Perseroan antara lain dengan mengikuti dan memberikan pelatihan kepada karyawan Perseroan dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas. 116 7. Persaingan Usaha Persaingan bisnis dalam industri furnitur dapat terdiri dari persaingan dari produk sejenis atau produk substitusi. Sebagai penyedia furnitur custom made, perusahaan-perusahaan yang menjadi pesaing langsung Perseroan antara lain Informa, Vinotti, PT Elite Metal Works dan Indovickers. Selain itu, Perseroan juga menghadapi persaingan dari penyedia furnitur jadi yang turut menjual produk-produk furnitur (baik produk dalam negri atau impor) dengan harga kompetitif. Munculnya produk furnitur jadi dengan harga yang lebih rendah dapat membuat konsumen memiliki alternatif produk dalam melakukan pembelian sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi volume penjualan Perseroan. Dalam kegiatan usaha konstruksi umum, Perseroan diklasifikasikan sebagai jasa pelaksana konstruksi Grade 7, yaitu badan usaha dengan nilai pekerjaan di atas Rp1 miliar. Adapun saat ini Perseroan mengerjakan proyek-proyek dari grup, yaitu menjadi kontraktor utama dalam pembangunan fisik proyek PT OBP, mulai dari pekerjaan tanah dan infrastruktur sipil hingga bangunan. Oleh karena itu, saat ini Perseroan tidak menghadapi persaingan secara langsung dengan perusahaan-perusahaan konstruksi baik swasta maupun BUMN. Sebagai pengembang properti, Entitas Anak Perseroan, PT OBP, menghadapi persaingan dari pengembang lainnya dalam memperoleh pangsa pasar maupun lokasi yang strategis. Persaingan ini dapat mempengaruhi tingkat permintaan properti yang ditawarkan oleh Entitas Anak Perseroan. Oleh karena itu, Entitas Anak Perseroan senantiasa menjaga kualitas produk, sarana dan prasarana, kelengkapan infrastruktur, serta kualitas pelayanan purna jual yang baik. Pesaing utama Entitas Anak Perseroan yang terletak di sekitar Bogor antara lain Saffron, Elcentro, Bogor Icon, Gardenia Bogor, dan Bogor Valley. 8. Prospek Usaha Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (“PDB”) Indonesia terus menurun selama periode beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2011, PDB Indonesia tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2015, PDB Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dikarenakan perlambatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia. Meskipun demikian, Bank Indonesia memperkirakan PDB Indonesia akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2017 dan akan meningkat menjadi 5,9% hingga 6,3% pada tahun 2018 sampai 2021 (Bank Indonesia, November 2016). Berdasarkan indikator tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa perekonomian Indonesia berada pada jalur yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap iklim usaha Indonesia pada umumnya dan terhadap iklim investasi di Indonesia pada khususnya. Didukung dengan kondisi perekonomian yang kondusif tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa kebutuhan bangunan komersial dan hunian serta pembangunan infrastruktur akan meningkat, yang selanjutnya membuat potensi pertumbuhan di sektor jasa konstruksi dan properti masih menjanjikan. Untuk prospek usaha ke depan, Perseroan akan lebih banyak memfokuskan di sektor konstruksi untuk properti, dimana rencana proyek pengembangan yang akan dilakukan oleh Perseroan, sebagian besar melibatkan pembangunan sektor residensial khususnya hunian vertikal (apartemen strata) di berbagai wilayah perkotaan di Indonesia. Selain itu juga Perseroan dalam proyeknya turut mengembangkan aspek properti komersial dan hospitality dengan pengembangan melalui pembangunan pusat perbelanjaan, hotel, ruko dan berbagai fasilitas lainnya. Pembangunan hunian vertikal saat ini tetap menjadi tren yang paling berkembang khususnya di kota-kota besar di seluruh Indonesia, sebagai hasil dari semakin langka dan semakin mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah tapak (landed house) dan adanya perubahan preferensi konsumen. Diperkirakan sebagian besar permintaan akan hunian di kotakota besar nantinya akan dipasok oleh proyek-proyek apartemen strata di berbagai segmen. Dengan demikian, maka prospek bisnis Perseroan dengan fokus pada pembangunan apartemen strata menjadi tetap menjanjikan. Terlebih lagi, fokus Perseroan yaitu untuk memastikan konektivitas yang sangat baik dan menggabungkan konsep mixed use development yang mengintegrasikan hunian dengan fasilitas penunjangnya termasuk komponen komersial memberikan nilai tambah kepada pembeli dan menjadikan pengembangan Perseroan lebih menarik ditengah persaingan pasar yang ada. 117 9. Keunggulan Kompetitif Perseroan dan Entitas Anak memiliki keunggulan kompetitif sebagai berikut: a. Memiliki rekam jejak dan pengalaman 21 tahun dalam menyediakan produk furnitur custom made Perseroan telah berdiri sejak tahun 1995 dan telah menyediakan membangun furnitur custom made, dimana Perseroan senantiasa berupaya untuk melakukan penyempurnaan atas kegiatan usahanya. b. Memiliki tim manajemen yang handal dan berpengalaman di bidangnya Tim manajemen Perseroan memiliki pengalaman yang luas di bidangnya masing-masing, maupun di industri furnitur. Perseroan berkeyakinan bahwa keahlian dan pengalaman tim manajemen serta sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten senantiasa memberikan kontribusi yang positif bagi kinerja Perseroan. c. Merek “Plano” sudah menjadi merek nasional Sejak tahun 2007, Perseroan telah berhasil memperkenalkan produknya melalui merek dagang “Plano” dan telah dikenal di kalangan pengguna produk furnitur untuk perkantoran, sekolah-sekolah, rumah sakit. Produk furnitur merek “Plano” telah tersebar mulai dari bagian timur sampai bagian barat Indonesia sehingga Perseroan berkeyakinan bahwa merek tersebut telah menjadi merek nasional. d. Kualitas produk dengan spesifikasi yang tinggi tetap terjaga sampai saat ini Dalam hal kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produk, Perseroaan membuat sistem pengendalian mutu yang sangat ketat dan teliti. Dengan sistem tersebut, kualitas produk Perseroan sampai saat ini masih terjaga dengan baik. e. Harga yang bersaing dengan para pesaing usaha Perseroan selalu menerapkan harga yang sangat bersaing atas produk furnitur yang dipasarkan apabila dibandingkan dengan para pesaing usaha di industri furnitur. f. Memiliki lokasi proyek yang strategis Proyek-proyek yang saat ini sedang dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak memiliki akses dan lokasi yang sangat strategis, seperti lokasi proyek Kawasan Industry Sentul yang berada tidak jauh dari pintu keluar tol Sentul Utara dan akan dilalui oleh akses LRT yang saat ini masih dalam proses pembangunan. g. Memiliki konsep yang modern Dengan konsep one stop living Entitas Anak Perseroan membangun Olympic City dengan fasilitasfasilitas yang saling terintegrasi dan akan memiliki fungsi mixed use yaitu pembangunan yang terdiri atas beberapa tower apartment, lifestyle mall, office tower, universitas, hotel, rumah sakit, foodcourt, dan komersial. 10. Hak Kekayaan Intelektual Berikut ini adalah Hak Kekayaan Intelektual yang terdaftar atas nama Perseroan dan Entitas Anak: No. 1. Nomor Pemohon IDM000146629 Tanggal Masuk Kelas Barang/ Jasa 20 Etiket 18 Mei 2006  118 Warna Pemohon Hitam & Putih PT Cahayasakti Investindo Sukses 11. Riset dan Pengembangan Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak belum memiliki divisi Riset dan Pengembangan secara khusus, sehingga Perseroan tidak melakukan alokasi biaya secara khusus untuk kegiatan riset dan pengembangan. Namun demikian, Perseroan senantiasa berupaya untuk melakukan inovasi dengan cara melakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, yang kemudian diikuti dengan upaya perolehan peralatan serta pelatihan karyawan untuk mendukung kebutuhan tersebut. 12. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Entitas Anak Perseroan pada saat ini masih dalam proses penyusunan dan pengurusan AMDAL atas proyek Olympic City. Sesuai dengan SPK Nomor 3/OBP-BIA/AMDAL/SPK/XII/2016 mengenai kerjasama antara entitas anak PT OBP dengan PT Bina Infra Antarnusa, PT OBP akan melakukan studi analisis mengenai dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dengan adanya pembangunan Olympic City dengan tujuan untuk: • mengidentifikasi, memprakirakan dan mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan, • meningkatkan dampak positif dan mengurangi sampai sekecil-kecilnya dampak negatif yang terjadi, • masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berpartisipasi, • mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan, dan • mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan. Dalam melakukan kajian analisis dampak lalu lintas pengembangan Olympic City, digunakan beberapa peraturan pemerintah untuk menjadi acuan hukum antara lain: • UU No. 32 th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standarisasi Kompetensi Personel dan Lembaga Jasa Lingkungan • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 mengenai Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 th 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 13. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility (“CSR”)) CSR merupakan bentuk tanggung jawab Perseroan dan Entitas Anak kepada masyarakat dan lingkungan. Kegiatan CSR yang telah dilakukan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2011 sampai 2016 antara lain: − − − − − − − Partisipasi acara Idul Adha dan melakukan kegiatan pemotongan kambing Sumbangan dan bingkisan pada masyarakat sekitar Bogor pada hari raya Idul Fitri Sumbangan hari raya Natal Sumbangan hari Kemerdekaan Bantuan pelayanan kepada masyarakat kurang mampu sekitar Bogor Partisipasi sumbangan dan pemberian bingkisan kepada masyarakat sekitar lingkungan kantor Pelayanan terhadap anak-anak jalanan Berikut ini adalah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012, dan 2011. Uraian Jumlah Biaya Periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 4.400.000 Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 5.800.000 119 2014 10.200.000 2013 8.800.000 2012 8.400.000 2011 7.900.000 14. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa berperilaku dengan memperlihatkan etika bisnis dan transparansi sesuai dengan peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance (GCG), Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan, Unit Audit Intenal, Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta telah menunjuk Komisaris Independen dan Direktur Independen. Tujuan penerapan GCG Perseroan adalah: • Mengatur dan mengendalikan hubungan antar pemangku kepentingan. • Menciptakan komitmen untuk menjalankan usaha sesuai dengan etika bisnis yang baik, tranparan, dan patuh pada peraturan. • Meningkatkan daya saing dan kemampuan Perseroan dalam menghadapi perubahan industri yang sangat dinamis. • Adanya manajemen risiko yang baik. • Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan. • Meningkatkan imej perusahaan yang baik. 120 IX. EKUITAS Tabel di bawah ini menunjukkan posisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang data-data keuangannya berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA. (dalam jutaan Rupiah) Tanggal 31 Oktober 2016 Keterangan EKUITAS Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Saldo Laba Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali TOTAL EKUITAS Tanggal 31 Desember 2015 2014 2013 110.000,0 2.500,0 2.500,0 2.500,0 (620,6) 2.077,4 9.959,2 7.720,6 7.207,4 4.343,0 121.416,0 24,9 121.440,9 10.220,6 10.220,6 9.707,4 9.707,4 6.843,0 6.843,0 Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak ada perubahan struktur yang terjadi. Tabel Proforma Ekuitas Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat terjadi pada tanggal 31 Oktober 2016, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Posisi Ekuitas menurut Laporan Keuangan pada tanggal 31 Oktober 2016 Perubahan Ekuitas setelah tanggal 31 Oktober 2016 jika diasumsikan terjadi pada tanggal tersebut: Penawaran Umum sebanyak-banyaknya 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) per saham dengan Harga Penawaran Rp300 per saham setelah dikurangi estimasi biaya Penawaran Umum yang ditanggung Perseroan Proforma Ekuitas pada Tanggal 31 Oktober 2016 setelah dan Penawaran Umum dilaksanakan Modal Ditempatkan dan Disetor Kepentingan Non Pengendali Tambahan Modal Disetor Saldo Laba 110.000,0 1.456,8 9.959,2 24,9 121.440,9 20.700,0 38.640,21) - - 59.340,2 130.700,0 40.097,0 9.959,2 24,9 180.781,1 Keterangan: 1) Setelah dikurangi biaya-biaya emisi 121 Total Ekuitas X. KEBIJAKAN DIVIDEN Berdasarkan UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan, seluruh laba bersih Perseroan setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan wajib dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS. Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila saldo laba yang ditahan Perseroan positif. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, keputusan mengenai pembagian dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat membagikan dividen kas pada tahun dimana Perseroan mencatatkan saldo laba positif. Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan pembagian dividen kas interim selama dividen kas interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan mengalami kerugian, distribusi dividen interim harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada Perseroan, dan Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara tanggung renteng dalam hal dividen interim tidak dikembalikan ke Perseroan. Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen di kemudian hari atas saham, jika ada, akan bergantung pada faktor-faktor berikut, termasuk: • • • Hasil operasional, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan; Rencana pengembangan usaha Perseroan di masa yang akan datang; dan Faktor lainnya yang dianggap penting oleh manajemen Perseroan. Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di atas, Perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 20% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2018. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya. Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham. Riwayat pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut: Tahun Buku 31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2012 % Laba Bersih (%) 141,6 95,8 42,5 Dividen per Saham (Rp) 1.851.547 1.106.000 255.200 Jumlah Pembayaran Dividen (Rp) 4.628.868.692 2.765.000.000 638.000.000 Pada tahun buku 2011 dan 2013, Perseroan tidak membagikan dividen. 122 Tanggal Pembayaran Dividen 3 Februari 2016 6 Februari 2015 6, 7, 12 Februari 2013, dan 4 Maret 2013 XI. PERPAJAKAN Pajak Penghasilan atas dividen dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009) pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen. Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syaratsyarat di bawah ini terpenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. Bagi Perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti firma, Perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan Objek Pajak Pasal 23 ayat (1) huruf a UndangUndang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau terutang oleh badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2c) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 111/PMK.03/2010. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan. Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Peraturan Dirjen Pajak No. PER-61/PJ/2009 tanggal 5 November 2009, juncto Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). 123 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal : Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat Penawaran Umum Perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh Perseroan (Perseroan) atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. 3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang No. 36 tahun 2008. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggaran Bursa Efek. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku selama tiga tahun terakhir. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI. 124 XII. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 16 tanggal 14 Maret 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 2 tanggal 3 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, dan Akta Addendum II dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 48 tanggal 26 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual saham Perseroan sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli saham yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran. Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek. Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia. 2. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Para Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan (jumlah saham) Penjamin Pelaksana Emisi Efek PT Ciptadana Sekuritas Asia Penjamin Emisi Efek PT Bosowa Sekuritas PT Erdikha Elit Sekuritas PT KGI Sekuritas Indonesia PT Lautandhana Securindo PT Panca Global Securities Tbk Jumlah Jumlah Penjaminan (Rp) % 206.000.000 61.800.000.000 99,5170 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 207.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 62.100.000.000 0,0966 0,0966 0,0966 0,0966 0,0966 100,0000 Para Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung. 125 3. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi antara Pemegang Saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal (bookbuilding) yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 26 April 2017. Berdasarkan hasil bookbuilding, jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp300 (tiga ratus Rupiah) sampai dengan Rp650 (enam ratus lima puluh Rupiah) per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp300 (tiga ratus Rupiah) per saham, dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti berikut: • • • • • • Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan, Permintaan dari calon investor yang berkualitas, Kinerja keuangan Perseroan, Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha, dan keterangan mengenai industri yang terkait dengan Perseroan Status dari perkembangan terakhir Perseroan, Faktor–faktor di atas dengan kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan, Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa Efek Indonesia. 126 XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: Akuntan Publik STTD Asosiasi Pedoman Kerja Surat Penunjukan Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan Plaza ABDA Lantai 10 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 Telp. +6221 5140 1340 Fax. +6221 5140 1350 No. 41/PM.22/STTD-AP/2016 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. Reg. IAPI 1424 Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. 0280716/CHT/102/EL tanggal 26 Juli 2016 Tugas dan Kewajiban Pokok: Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam standar tersebut Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang material. Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan, Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian Laporan Keuangan secara keseluruhan. Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan atas Laporan Keuangan yang digunakan dalam rangka Penawaran Umum ini berdasarkan audit yang dilakukan. Konsultan Hukum STTD Asosiasi Pedoman Kerja Surat Penunjukan Fahmy Hoessein & Partners Wisma Bayuadji, Suite 101 A Jl. Gandaria Tengah III No. 44 Jakarta 12130 Telp. +6221 723 1985 Fax. +6221 723 1985 No. 561/PM/STTD-KH/2005 Anggota HKHPM No. 20091 Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal No. 032/CSIS-EKS/XI/2016 tertanggal 17 November 2016 Tugas dan Kewajiban Pokok: Melakukan pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang disampaikan oleh Perseroan atau pihak terkait lainnya kepada Konsultan Hukum, hasil pemeriksaan dan penelitian hukum tersebut dimuat dalam laporan Uji Tuntas Aspek Hukum yang menjadi dasar Pendapat Segi Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum, sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan Penawaran Umum, sesuai dengan standar profesi dan peraturan Pasar Modal yang berlaku. 127 Notaris STTD Keanggotaan Asosiasi Pedoman Kerja Surat Penunjukan Rini Yulianti, S.H. Komplek Bina Marga II, Jl. Swakarsa V No.57B Pondok Kelapa Jakarta 13450 Telp: +6221 869 09544 Fax: +6221 864 1170 No. 90/BL/STTD-N/2007 Berdasarkan Surat Keterangan No. 06/Angg-INI/PD-Jak-Tim/XI/2010 tanggal 2 November 2010 UU RI No . 2 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris No. 02/CSIS-LGL/08/2016 tanggal 8 Agustus 2016 Tugas dan Kewajiban Pokok: Menyiapkan dan membuatkan akta-akta dalam rangka Penawaran Umum, antara lain perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek, dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Efek antara Perseroan dengan Biro Administrasi Efek sesuai dengan peraturan jabatan Notaris. Biro Administrasi Efek Ijin Bapepam Asosiasi Surat Penunjukan PT Sharestar Indonesia BeritaSatu Plaza (d/h Citra Graha Building) Lantai 7 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta 12950 Telp. +6221 527 7966 Fax. +6221 527 7967 KEP-25/PM/1991 tanggal 14 Mei 1991 Anggota ABI No. ABI/V/2013-004 No. 03/CSIS-LGL/09/2016 tertanggal 15 September 2016 Tugas dan Kewajiban Pokok: Bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan pembelian saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan saham dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh manajer penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS) apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran Umum perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku. Seluruh Profesi Penunjang Pasar Modal dengan ini menyatakan bahwa tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana ditentukan dalam UUPM. 128 XIV. ANGGARAN DASAR PERSEROAN Perubahan atas seluruh anggaran dasar Perseroan dimuat dalam Akta Tbk. Anggaran Dasar Perseroan yang disajikan di bawah ini adalah Anggaran Dasar yang telah disetujui oleh Menkumham dan telah didaftarkan pada daftar Perseroan serta telah sesuai dengan ketentuan peraturan IX.J.1 serta UUPT. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT. CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES, Tbk” (selanjutnya dalam anggaran dasar cukup disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan di Kota Bogor. 2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan telah berbadan hukum sejak tanggal 06-03-1996 (enam Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh enam) Nomor C2-4373 HT.01.01. Th.96. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang industri, pembangunan, jasa dan perdagangan umum. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud ayat 1 pasal ini, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : Kegiatan Usaha Utama : a. Menjalankan usaha di bidang industri, yang meliputi : - industry wood working dan furniture (meubel); - industri kerajinan tangan; - industri perkakas dan perabotan; dan - industi pengolahan kayu serta triplek; b.i. Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan (kontraktor) guna memborong segala pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum seperti perumahan perumahan, kawasan industri, gedung-gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, saluran air, irigasi, pengerukan, pengurugan, pemasangan instalasi listrik, telepon, leideng, gas dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang-bidang bangunan dan pekerjaan umum termasuk bertindak sebagai perencanaan, pelaksanaan dan pengawas serta menyelenggarakan usaha real estate dan bertindak sebagai developer; ii. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengembangan dan pengelolaan property/real estate, menyewakan ruang-ruang dalam toko, menjalankan usaha dalam bidang pekerjaan tehnik konstruksi, bangunan dan pekerjaan umum; Kegiatan Usaha Penunjang : - Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas tanggungan pihak lain termasuk pula perdagangan impor, ekspor, interinsulair, lokal dan retail (eceran) serta sebagai pemasok dan penyalur untuk berbagai rupa barang dagangan; - Menjalankan usaha sebagai distributor, agent, dan sebagai perwakilan, pemegang/pemberi lisensi waralaba (franchise) bagi perusahaan atau badan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri serta bertindak sebagai grossier, dealer, supplier, leveransier dan comision house serta kegiatan usaha terkait. 129 MODAL Pasal 4 1. Modal dasar Perseroan ini ditetapkan sebesar Rp.440.000.000.000,00 (empat ratus empat puluh miliar Rupiah) terbagi atas 4.400.000.000 (empat miliar empat ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah); 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh lima persen) atau sejumlah 1.100.000.000 (satu miliar seratus juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.110.000.000.000,00 (seratus sepuluh miliar Rupiah) oleh masing-masing pemegang saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada bagian sebelum akhir akta ini. 3. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang dengan memenuhi ketentuanperundang-undangan yang berlaku dan wajib disetujui terlebih dahulu oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan di bidang Pasar Modal, penyetoran dengan cara selain dalam bentuk uang antara lain : a. Penyetoran atas saham dalam bentuk benda tidak bergerak, dengan ketentuan benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut dan benda tidak bergerak yang dijadikan sebagai setoran atas saham tersebut tidak dijaminkan dengan cara apapun juga dan wajib dinilai oleh penilai independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangaan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. b. Penyetoran atas saham dengan pemasukan saham perseroan lain, harus berupa sahamsaham yang telah disetor penuh, tidak dijaminkan dengan cara apapun juga dan harganya harus ditetapkan oleh pihak independen untuk melaksanakan penilaian serta memberikan pendapat tentang harga saham dan harus dilakukan dengan memperhatikan perundangundangan dan peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku. c. Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harusditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; d. Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba yang ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa akuntan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. e. Penyetoran atas saham dengan konversi tagihan yang dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. a. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan-dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu dan harga tersebut tidak di bawah harga pari, dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini, peraturan perundang undangan dan peraturan di bidang Pasar Modal. b. Direksi harus mengumumkan keputusan serta pengeluaran saham tersebut dalam surat kabarharian berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 5. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing masing pada tanggal tersebut. b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dapatdialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal. 130 c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat dan jangka waktu sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar ini, peraturan perundangan-undangan dan peraturan di bidang Pasar Modal. d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus di alokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah hak memesan Efek terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal. e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersift Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegangsaham sebagaimana dimaksud huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangan di bidang Pasar Modal. f. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek : i. ditujukan kepada karyawan Perseroan; iii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham; iv. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham; dan/atau v. dilakukan sesuai dengan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; g. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 5 huruf a-sampai dengan huruf e tersebut di atas, apabila ketentuan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana -saham-saham Perseroan dicatatkan mengizinkannya. 6. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkanmempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; 7. Pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan sahamatau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut, dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 8. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham lebih lanjut harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Setiap pemegang saham tunduk kepada anggaran dasar Perseroan dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan dan peraturan di bidang Pasar Modal. 10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal-ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang : a. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, yang menyetujui untuk menambah modal dasar; b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.b Pasal ini; 131 d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.c tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal ditempatkan dan disetor paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 10.c Pasal ini tidak terpenuhi; e. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.a Pasal ini, termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.d Pasal ini. 11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut. 12.Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila peraturan perundangan menentukan lain. Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. SAHAM Pasal 5 1. Semua-saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama pemiliknya. 2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik satu saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. 3. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan harus dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut. 4. Selama ketentuan ayat 3 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan. 5. Pemilik saham dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 7. Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham atau surat kolektif saham yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh Direksi dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris, atau tanda tangan yang dicetak langsung di atasnya. SURAT SAHAM Pasal 6 1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham. 2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham. 3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham. 4. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif padaLembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian yang merupakan bagian portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perseroan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian tersebut sebagai tanda bukti pencatatan 132 dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada konfirmasi tertulis. 5. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian yang bersangkutan, yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfirmasi tertulis tersebut. 6. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif, sekurang-kurangnya mencantumkan : a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan; b. Tanggal pengeluaran serfitikat atau konfirmasi tertulis; c. Jumlah saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis; d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis; e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat pertukarkan antara satu dengan yang lain; f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan sertifikat atau konfirmasi tertulis. PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 7 1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak. 2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan pengganti surat saham. 3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang-hilang telah diumumkan di Bursa Efek di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham. 4. Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang bersangkutan. 5. Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak berlaku lagi. 6. Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlakudi bidang Pasar Modal di Indonesia. 7. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif sahamdan pengganti sertifikat atau konfirmasi tertulis. DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 8 1. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya wajib mengadakan dan memelihara dengan sebaikbaiknya Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perseroan di tempatkedudukan Perseroan. 2. Dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan itu dicatat : a. nama dan alamat para pemegang saham; b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para pemegang saham; c. jumlah yang disetor atas setiap saham; 133 3. 4. 5. 6. 7. 8. 8. d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai dan atau pemegang jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan hak gadai dan atau tanggal pendaftaran akta fidusia atas saham tersebut; e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; f. perubahan kepemilikan saham; g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan atau diharuskan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku. Dalam Daftar Khusus Perseroan dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan danatau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh dan perubahan kepemilikan saham dimaksud. Pemegang Saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada Direksi Perseroan. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada pemegang saham maupun surat menyurat, dividen yang dikirimkan kepada pemegang saham, serta mengenai hak-hak lainnya yang dapat dilakukan oleh pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. Direksi dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan Daftar Khusus Perseroan. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perseroan, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perseroan. Pencatatan dan atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham Perseroan harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh yang mewakili Direksi Perseroan atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai, fidusia atau cessie yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai ketentuan anggaran dasar ini dan untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan. Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima fidusia, pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai atau fidusia atas saham yang bersangkutan. PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 9 1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut. 3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut. 4. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal inisebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan. 5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk 134 oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. 6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek. 7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. 8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah. 9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana. 10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut. 11. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek berserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham. 12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Inventasi tersebut kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. 13.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut. 14.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut. PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemegang saham yang baru telah dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan,dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 135 2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan suatu dokumen pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah yang cukup membuktikan pemindahan tersebut menurut pendapat Direksi tanpa mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini. 3. Dokumen pemindahan hak sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Direksi, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan. 4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi sebagaimana dimaksud ayat 5 pasal 9 diatas. 5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabilasemua ketentuan dalam anggaran dasar ini telah dipenuhi. 6. Pemindahan hak atas saham dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang bersangkutan maupun pada surat saham atau surat kolektif saham. Catatan itu harus ditandatangani oleh yang mewakili Direksi Perseroan atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu. 7. Atas kebijaksanaan sendiri dan dengan memberikan alasannya untuk itu, Direksi dapat menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan apabila ketentuan dalam anggaran dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak terpenuhi. 8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi. 9. Setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan. 10. Penyampaian pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Sahamtidak menghalangi pendaftaran atas pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. 11. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. 12.Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari satu rekening Efek ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek. 13. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dapat mengajukan bukti haknya tersebut dengan mengajukan permohonan tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham dari saham tersebut dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima bukti hak tersebut tanpa mengurangi ketentuan anggaran dasar ini serta dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 14.Semua pembatasan, larangan dan ketentuan anggaran dasar ini yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 12 pasal ini. DIREKSI Pasal 11 1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yangterdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Direksi, dengan susunan sebagai berikut : - seorang Direktur Utama; dan - seorang Direktur atau lebih. 2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang pada saat diangkat dan selama menjabat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan dan/atau perundangundangan di bidang Pasar Modal. 136 3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2, wajib dibuktikan dengan surat pernyataan calon anggota Direksi sebelum dilakukannya pengangkatan dan surat pernyataan tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan tersebut wajib diteliti dan disimpan oleh Perseroan. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan penggantian Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini. 4. a. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan selama 1 (satu) periode yaitu terhitung sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat anggota Direksi tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke 3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu. c. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentiannya, kecuali apabila tanggal pemberhentiannya ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. 6. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya dan Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan. b. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti secara demikian atau untuk mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut. 7. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka jabatan anggota Direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi lainnya sebagaimana ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Para anggota Direksi diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris, dan jika kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dilimpahkan pada Dewan Komisaris maka penentuan besarnya gaji dan tunjangan dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris. 9. Apabila oleh suatu sebab apapun jabatan salah satu atau lebih anggota Direksi lowong sehingga jumlahnya lebih kecil dari persyaratan minimal yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan kepada para pemegang saham tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tersebut. 10. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi atau semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, Dewan Komisaris harus mengumumkan pemberitahuan kepada para pemegang saham tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru dan untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan mengurus Perseroan. 11. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri tetap dapat dimintai pertanggungjawaban sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal efektif sahnya pengunduran yang bersangkutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. 12. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan pengunduran diri dimaksud dan Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 13. a. Ketentuan tersebut dalam ayat 11 di atas tidak berlaku dalam hal pengunduran diri anggota Direksi mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari jumlah yang ditetapkan dalam ayat 1 pasal ini. b. Pengunduran diri anggota Direksi tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan jumlah anggota Direksi yang ditetapkan dalam ayat 1 pasal ini. 137 14. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila : a. masa jabatannya berakhir; b. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan; c. mengundurkan diri dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham; d. meninggal dunia; e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. 15.a. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya dan wajib diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. b. Dewan Komisaris harus menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut, yang mana Rapat Umum Pemegang Saham harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal pemberhentian sementara. c. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada butir b atau Rapat Umum Pemegang Saham tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a menjadi batal. d. Anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara tidak berwenang menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan mewakili Perseroan di dalam maupun di luar pengadilan. Pembatasan kewenangan tersebut berlaku sejak keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris sampai dengan terdapat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang menguatkan atau membatalkan pemberhentian sementara atau lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada butir c. e. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan pemberhentian sementara anggota Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 16. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, anggota Direksi Perseroan dapat merangkap jabatan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 12 1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan. Tugas pokok Direksi adalah : a. memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; b. memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 4. Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Perseroan serta dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Direksi dapat membentuk komite dan wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite setiap akhir tahun buku. 5. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. 6. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham. 7. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk melakukan tindakan-tindakan di bawah ini Direksi terlebih dulu harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris : 138 a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang Perseroan di bank-bank) yang besarnya melebihi jumlah dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; b. membeli, menjual atau dengan cara lain melepaskan hak-hak atas harta tetap dan perusahaanperusahaan atau memberati harta kekayaan Perseroan; c. mengikat Perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain atau badan hukum lain atau perusahaan, yang besarnya melebihi jumlah dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; d. melakukan penyertaan modal dalam perseroan lain. 8. Untuk menjalankan perbuatan hukum mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh persen) dari harta kekayaan bersih Perseroan, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun buku, Direksi harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 7 anggaran dasar Perseroan. 9. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material dan Transaksi Benturan Kepentingan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 10. Anggota Direksi Perseroan tidak dapat mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan, apabila : a. Terjadi Perkara di Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan. 11.Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham utama dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat 8 anggaran dasar ini. 12. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris, dan dalam hal seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Perseroan akan diwakili oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 13. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan; b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) orang Direktur secara bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. 14. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa khusus dan wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar ini. 15. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang itu oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada keputusan Direksi. 16. Untuk mengurus Perseroan, Direksi diwajibkan menjalankan tugasnya dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar, keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta peraturan perundangundangan yang berlaku. 139 RAPAT DIREKSI Pasal 13 1. Rapat Direksi wajib diadakan secara berkala sesuaiperaturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh: a. Seorang atau lebih anggota Direksi; b. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. 2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan Pasal 12 anggaran dasar ini. 3. Pemanggilan Rapat Direksi harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan tempat Rapat. 4. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan faksimili atau media elektronik lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan. 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimana saja, asalkan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan Rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak hadir karena alasan apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir dalam rapat. 7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam RapatDireksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu, dimana surat kuasa tersebut dapat disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya diikuti dengan aslinya atau salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang dikirim dengan dibuktikan melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal secara internasional secepat mungkin). 8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat. 9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. 10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang maka Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan. 11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat Direksi menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir. c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang mengeluarkan suara dalam Rapat. 12. Risalah Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 13. Risalah Rapat Direksi yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 12 pasal ini berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk anggota Direksi dan pihak ketiga mengenai keputusan Direksi yang diambil dalam Rapat tersebut. 140 14. Rapat Direksi dapat diadakan melalui cara jarak jauh (seperti telekonferensi, video konferensi atau sarana media elektronik lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua peserta saling mendengar atau melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk rapat-rapat jarak jauh tersebut sama dengan persyaratan rapat biasa. 15. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan dengan menandatangani usulan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat. 16. a. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi maupun bersama Dewan Komisaris wajib diungkapkan dalam laporan tahunan Perseroan. b. Hasil Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 17. Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah rapat. Risalah Rapat Direksi wajib didokumentasikan oleh Perseroan. DEWAN KOMISARIS Pasal 14 1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Komisaris, dengan susunan sebagai berikut : - Seorang Komisaris Utama; dan - Seorang Komisaris atau lebih; serta wajib memenuhi jumlah Komisaris Independen dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Independen adalah orang perseorangan yang pada saat diangkat dan selama menjabat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perundang-undangan dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2, wajib dibuktikan dengan surat pernyataan calon anggota Dewan Komisaris sebelum dilakukannya pengangkatan dan surat pernyataan tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan tersebut wajib diteliti dan disimpan oleh Perseroan. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan penggantian Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini. 4. a. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan selama 1 (satu) periode yaitu terhitung sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mengangkat anggota Dewan Komisaris tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke 3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu. c. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentiannya, kecuali apabila tanggal pemberhentian ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. 6. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan dari jabatannya dan Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat seseorang sebagai anggota Dewan Komisaris untuk mengisi suatu lowongan. 141 b. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang berhenti secara demikian atau untuk mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan/digantikan tersebut. 7. Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris, maka jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris lainnya sebagaimana ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Anggota Dewan Komisaris diberi gaji tiaptiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 9. Apabila oleh suatu sebab apapun jabatan salah satu atau lebih anggota Dewan Komisaris lowong sehingga jumlahnya lebih kecil dari persyaratan minimal yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tersebut. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sebagaimana ditentukan dalam ayat 6 Pasal ini. 10. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Dewan Komisaris atau semua jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat anggota Dewan Komisaris baru. 11.Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan. Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tetap dapat dimintai pertanggungjawaban sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal efektif sahnya pengunduran yang bersangkutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. 12. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari setelah diterimanya permohonan pengunduran diri dengan memperhatikan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. 13.Ketentuan tersebut dalam ayat 11 di atas tidak berlaku dalam hal pengunduran diri anggota Dewan Komisaris mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari jumlah yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini. Pengunduran diri anggota Dewan Komisaris tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan jumlah anggota Direksi yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini. 14. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila : a. masa jabatan berakhir; b. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan; c. mengundurkan diri dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham; d. meninggal dunia; e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. 15. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, anggota Dewan Komisaris Perseroan dapat merangkap jabatan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 15 1. Dewan Komisaris melakukan : a. pengawasan untuk kepentingan perseroan dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham. b. pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya yang dilakukan Direksi baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan Perseroan termasuk Rencana Pengembangan Perseroan, Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan yang berlaku; 142 c. tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut. 2. Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, sura-surat, buktibukti, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain sebagainya serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris. 4. Sehubungan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris yang dimaksud ayat 1 pasal ini, maka Dewan Komisaris berkewajiban: a. menyampaikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai rencana pengembangan Perseroan, laporan tahunan dan laporan berkala lainnya dari Direksi; b. menerapkan dan memastikan pelaksanaan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi; c. membentuk komitekomite sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. memberikan pelaporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau, yang dimuat dalam Laporan Tahunan untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; e. memberikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan; f. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disampaikan Direksi dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai. Dalam hal Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan tidak disahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku baru, maka Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan tahun yang lampau diberlakukan. g. melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. h. membuat risalah rapat Dewan Komisaris. i. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan dan pada perusahaan lain. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 16 1. Rapat Dewan Komisaris wajib diadakan sesuai denganperaturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh: a. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; b. Seorang atau lebih anggota Direksi; c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal ia berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, pemanggilan akan dilakukan oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya. 3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima atau dengan faksimili atau media elektronik lainnya sekurang-kurangnya 3 (hari) hari sebelum rapat diadakan. 4. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan tempat Rapat. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 143 5. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris dan dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat. 6. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu, dimana surat kuasa tersebut dapat disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya diikuti dengan aslinya atau Salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang dikirim dengan dibuktikan melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal secara internasional secepat mungkin). 7. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat. 8. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. 9. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka usul dianggap ditolak, kecuali mengenai diri orang Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan. 10.a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya. b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir. c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang mengeluarkan suara dalam Rapat. 11. Risalah Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 12. Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 11 pasal ini berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk anggota Dewan Komisaris dan pihak ketiga mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam Rapat tersebut. 13.Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan melalui cara jarakjauh (seperti telekonferensi, video konferensi atau sarana media elektronik lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua peserta saling mendengar atau melihatdan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk rapat-rapat jarak jauh tersebut sama dengan persyaratan rapat biasa. 14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan dengan menandatangani usulan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. 15.a. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama Direksi secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris maupun bersama Direksi wajib diungkapkan dalam laporan tahunan Perseroan. b. Hasil Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 16. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang tidak menandatangani hasil rapat, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah rapat. Risalah Rapat Dewan Komisaris wajib didokumentasikan oleh Perseroan. 144 TAHUN BUKU, RENCANA KERJA DAN ANGARAN PERUSAHAAN (RKAP) DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 17 1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. 2. Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan sebelum tahun buku dimulai. 3. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tersebut wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. 4. Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan Akuntan Publik tersebut disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya pada akhir bulan ke 3 (ketiga) setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi wajib mengumumkan neraca laba/rugi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 6. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi wajib menyusun Laporan Tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Laporan Tahunan tersebut sudah harus disediakan di kantor Perseroan selambat-lambatnya pada hari dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan dan dapat diperoleh untuk diperiksa oleh pemegang saham dengan permintaan tertulis. 7. Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 18 1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah : a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 anggaran dasar ini. b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. 2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain. 3. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat meminta agar diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dengan cara mengajukan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam bentuk surat tercatat disertai dengan alasannya, yang mana tata cara pengajuan permintaan penyelenggaraan dan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 4. Bagi pemegang saham yang telah meminta diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 3, wajib tidak mengalihkan kepemilikan sahamnya dalam jangka waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak Rapat Umum Pemegang Saham. 5. 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengusulkan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham yang membutuhkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, yang mana harus diajukan secara tertulis kepada Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan tata cara dan persyaratan yang telah ditentukan menurut undangundang dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 145 6. Perseroan menyediakan bahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham bagi pemegang saham dan tersedia sejak tanggal dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham. Bahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham dapat berupa salinan dokumen fisik yang diberikan secara cuma-cuma di kantor Perseroan (jika diminta secara tertulis oleh pemegang saham) dan/atau dapat berupa salinan dokumen elektronik yang dapat diakses atau diunduh melalui situs web Perseroan. 7. a. Pemegang saham baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa yang sah berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Ketua Rapat Umum Pemegang Saham berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan. b. Pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturanperundangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. c. Dalam hal terjadi ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 8. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Pemegang Saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara Rapat Umum Pemegang Sahamdan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Pasal 19 1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. 2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : a. Direksi mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dan Laporan Keuangan untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham; b. Dewan Komisaris menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau yang dimuat dalam Laporan Tahunan; c. Direksi mengajukan penggunaan laba bersih Perseroan, jika Perseroan mempunyai saldo positif; d. Dilakukan penunjukkan akuntan publik terdaftar; e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan atau Dewan Komisaris Perseroan; f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan sebagaimana mestinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai ketentuan anggaran dasar. 3. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan. 4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah berhak memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat ijin Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan, kecuali ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undanganyang berlaku. 5. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud ayat 4 pasal ini harus memperhatikan penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang memberi ijin tersebut. 146 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Pasal 20 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dapat diselengarakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan atau kepentingan Perseroan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali mata acara Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud pada Pasal 19 ayat 2 huruf a, b, c dan d dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar Perseroan. PEMBERITAHUAN, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 21 1. a. Dalam hal akan diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan wajib terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan mata acara rapat secara jelas dan rinci kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham. b. Dalam hal terdapat perubahan mata acara rapat, Perseroan wajib menyampaikan perubahan mata acara dimaksud kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada saat pelaksanaan Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham. 2.a.Perseroan wajib melakukan Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham kepada pemegang saham paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, melalui media dan menggunakan bahasa sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal. b. Pengumuman tersebut paling kurang memuat: 1. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; 2. ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat; 3. tanggal penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; 4. tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham; 5. informasi bahwa Perseroan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham karena adanya permintaan dari pemegang saham (jika diselenggarakan atas permintaan pemegang saham). 3. a. Perseroan wajib melakukan Pemanggilan kepada pemegang saham paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham melalui media dan menggunakan bahasa sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. b. Pemanggilan tersebut paling kurang memuat informasi: 1. tanggal dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; 2. tempat penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; 3. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; 4. mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut; 5. mencantumkan usulan mata acara rapat dari pemegang saham (jika ada); dan 6. informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi pemegang saham sejak tanggal dilakukannya pemanggilan sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan. 4. Perseroan wajib melakukan ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham jika terdapat perubahan informasi dalam Pemanggilan Rapat umum Pemegang Saham yang telah dilakukan, sesuai dengan tata cara pemanggilan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 5. Rapat Umum Pemegang Saham wajib diselenggarakan di wilayah Negara Republik Indonesia dan dilakukan di : a. tempat kedudukan Perseroan; b. tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya; c. ibukota provinsi dimana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan; atau 147 d. provinsi tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan. 6. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama tidak tercapai, maka dapat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua yang mana Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan dengan ketentuan: a. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilangsungkan dengan menyebutkan bahwa Rapat Umum pemegang Saham pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum kehadiran. b. Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama dilangsungkan. c. Ketentuan media, penggunaan bahasa Pemanggilan dan tata cara melakukan ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama mutatis mutandis berlaku untuk Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua. 7. a. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Perseroan dapat mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga yang mana Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga atas permohonan Perseroan ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. b. Dalam Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga menyebutkan Rapat Umum Pemegang Saham kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum kehadiran. PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 22 1. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal seorang anggota Dewan Komisaris yang akan memimpin Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputus dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan dan ditunjuk oleh Direksi. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpinoleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya yang hadirdalam Rapat Umum Pemegang Saham. 2. Pemegang saham yang hadir dalam Rapat harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam Rapat, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, yang demikian dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat, dibuat Risalah Rapat Umum Pemegang Saham dan Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang untuk pengesahan risalahnya ditandatangani oleh Ketua Rapat dan sekurang-kurangnya oleh seorang pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 4. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham itu dibuat dalam bentuk Akta Notaris. 5. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 3 dan 4 Pasal iniberlaku sebagai bukti yang sah untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 148 6. Ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib memuatinformasi paling kurang: a. tanggal, tempat, waktu dan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham; b. anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang hadir; c. jumlah saham dengan hak suara yang sah yang hadir dan persentasenya dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara yang sah; d. ada tidaknya pemberian kesempatan kepada pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara Rapat Umum Pemegang Saham; e. jumlah pemegang saham yang mengajukan pertanyaan dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika pemegang saham diberi kesempatan; f. mekanisme pengambilan keputusan; g. hasil pemungutan suara meliputi jumlah suara setuju, tidak setuju, dan abstain untuk setiap mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara; h. keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; dan i. pelaksanaan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak dalam hal terdapat keputusan terkait dividen tunai. 7. Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib diumumkan melalui media dan menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. KUORUM KEHADIRAN, KUORUM KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DAN HAK SUARA Pasal 23 1. Kecuali dinyatakan lain dalam anggaran dasar ini, kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara yang harus diputuskan dalam Rapat Umum pemegang Saham dapat dilangsungkan apabila : a. dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham pertama tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan yang berlaku; dan c. dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 2. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara pengangkatan dan pemberhentian Direksi serta Dewan Komisaris, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimanadimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai, maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruhsaham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan 149 c. dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 3. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara pengubahan anggaran dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh para pemegang saham dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 4. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas/Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sahyang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 5. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pembubaran Perseroan dan pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh para pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; 150 b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 6. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara Pemisahan dan Likuidasi adalah sebagaimana berikut : a. dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 7. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara perbuatan hukum untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan jaminan utang yang lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari seluruh jumlah kekayaan bersih Perseroan baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan. 8. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri oleh pemegang saham independen atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak 151 suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan yang berlaku; b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham independen atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir b tersebut di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham independen dengan hak suara yang sah, dalam kuorum kehadiran yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan, dan keputusan disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir. d. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan. 9. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 10. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan/atau karyawan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham. 11. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 12. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. 13.Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam pasal ini, kecuali apabila ditentukan lain dalam undangundang dan/atau anggaran dasar ini. PENGGUNAAN LABA BERSIH DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal 24 1. Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengenai penggunaan dari laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam perhitungan tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, yang dalam usul tersebut dapat dinyatakan berapa jumlah laba bersih yang belum terbagi yang akan dipergunakan sebagai dana cadangan, sebagaimana dimaksud pasal 25 di bawah ini, serta usul mengenai besarnya jumlah dividen yang mungkin dibagikan dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan lain. 2. Penggunaan Laba Bersih setelah dikurangi dengan penyisihan untuk dana cadangan sebagaimana dimaksud Pasal 25 anggaran dasar Perseroan, diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, hanya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen apabila Perseroan mempunyai saldo laba positif. 3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, termasuk juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen. Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atau badan hukum yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari kerja yang ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil. 152 4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir, apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib dan keadaan keuangan Perseroan memungkinkan maka berdasarkan atas keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris diperkenankan untuk membagi dividen interim, dengan ketentuan bahwa kelak akan diperhitungkan dengan dividen yang disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya dan pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau mengganggu kegiatan Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku. 5. Dalam hal setelah tahun buku berakhir Perseroan ternyata menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim tersebut. 6. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, sebagaimana dimaksud pasal 25 di bawah ini, maka kerugian itu harus tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum ditutup seluruhnya, demikian dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Pemberitahuan mengenai dividen dan dividen interim (sementara) diumumkan melalui media dan menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 8. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan kedalam cadangan khusus, Rapat Umum Pemegang Saham mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus tersebut. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut di atas dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan. 9. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 10. Dalam hal terdapat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terkait dengan pembagian dividen tunai, Perseroan wajib melaksanakan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak dalam batas waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. PENGGUNAAN DANA CADANGAN Pasal 25 1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setelah memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroan mempunyai laba yang positif. 3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. 4. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan. 5. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan pada ayat 2 pasal ini digunakan bagi keperluan Perseroan. 6. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan laba rugi Perseroan. 153 PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 26 1. Pengubahan anggaran dasar harus dengan memperhatikan undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 2. Pengubahan anggaran dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 3 anggaran dasar ini. 3. Pengubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut pengubahan nama, jangka waktu berdirinya, maksud dan tujuan Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 4. Pengubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta didaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan. 5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia serta melalui media dan menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan dan/atau perundang-undangan dibidang Pasar Modal, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak mengurangi persetujuan dari instansi yang berwenang sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN Pasal 27 1. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan sebagaitercantum dalam Pasal 23 ayat 5 anggaran dasar ini. 2. Pemisahan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan Pasal 23 ayat 6 anggaran dasar ini. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 28 1. Pembubaran Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 5 anggaran dasar ini. 2. Likuidasi hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 6 anggaran dasar ini. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran dan likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah sebagaimana dimaksud dalam undang-undangan tentang Perseroan Terbatas jika tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. PERATURAN PENUTUP Pasal 29 Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini, Perseroan wajib memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajemen Perseroan dengan ini menyatakan bahwa anggaran dasar yang dimuat dalam Prospektus ini merupakan anggaran dasar Perseroan yang terakhir. 154 XV. TATA CARA PEMESANAN SAHAM 1. Pemesanan Pembelian Saham Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”) dan Prospektus ini. Pemesanan Pembelian Saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dapat diperoleh dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum pada Bab XVI dalam Prospektus ini. FPPS tersedia cukup bagi para pemesan. Bilamana pemesanan menggunakan FPPS fotocopy maka yang bersangkutan diminta untuk menyalin kembali pada FPPS asli yang dapat diperoleh di Penjamin Emisi Efek. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani. Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). 2. Pemesan yang Berhak Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau lembaga/ Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7. 3. Jumlah Pemesanan Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham. 4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP-0006/PE/KSEI/0317 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 13 Maret 2017. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham. Saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal 9 Mei 2017. b. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di BEI, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (“FKPS”) yang sekaligus merupakan tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif. c. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham. Konfirmasi tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek. d. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar rekening efek di KSEI. e. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, saham bonus, hak memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lain yang melekat pada saham. f. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui rekening efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. 155 g. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam rekening efek Perusahaan Efek atau Kustodian yang ditunjuk. h. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi formulir penarikan efek. i. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk surat kolektif saham selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI. j. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaikan transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi Efek atau agen penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan. 5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotocopy tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa pemesan yang sama mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari 1 (satu) FPPS, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka manajer penjatahan hanya dapat mengikutsertakan 1 (satu) FPPS yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pemesanan pembelian. 6. Masa Penawaran Umum Masa Penawaran Umum akan dilakukan selama 3 (tiga) hari kerja, pada tanggal 3 – 5 Mei 2017. Jam penawaran akan dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. 7. Syarat Pembayaran Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, atau agen penjualan pada waktu FPPS diajukan. Semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada: Bank China Construction Bank Indonesia Cabang Cibinong Atas nama: PT.Ciptadana Sekuritas Asia Nomor Rekening: 1007695051 156 Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS dan harus sudah “in good funds” pada tanggal 5 Mei 2017. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotocopy Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan No. FPPS-nya. 8. Bukti Tanda Terima Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan agen penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke-5 (lima) dari FPPS sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti tanda terima tersebut harus disimpan untuk kelak diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. 9. Penjatahan Saham Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu penjatahan terpusat (pooling) dan penjatahan pasti (fixed allotment) sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku. Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada dana pensiun, asuransi, reksadana, korporasi dan perorangan. Sisanya sebesar 1% (satu persen) akan dilakukan penjatahan terpusat (pooling). Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 8 Mei 2017. A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Pihak-pihak yang akan mendapatkan Penjatahan Pasti pihak yang menurut pertimbangan Manajer Penjatahan adalah merupakan investor dengan kredibilitas yang baik dan merupakan investor institusi seperti dana pensiun, reksadana, asuransi dan korporasi lainnya serta investor individu dengan pertimbangan investasi jangka panjang. b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka sendiri, dan 157 c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, sampai dengan efek tersebut dicatatkan di Bursa Efek. B. Penjatahan Terpusat (Pooling) Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham sebagai berikut: a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: i. pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan, dan ii. dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagiamana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga. b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin 10.B.a di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan berikut: 1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana efek tersebut akan tercatat, 2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VIII.G.12, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-17/PM/2004 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 paling lambat 30 hari setelah berakhirnya Masa Penawaran Umum. Penjamin Emisi Efek wajib menyerahkan laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan dalam bentuk dan isi sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2. 158 10. Penundaan Masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum Berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan No. IX.A.2, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi: a. indeks harga saham gabungan di Bursa turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut, b. banjir, gempa bumi, gunung meletus, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan, c. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang ditetapkan oleh OJK. Perseroan yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang dilakukan, dalam hal pemesanan saham telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan uang pemesanan Saham kepada pemesan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut. 11. Pengembalian Uang Pemesanan Bagi pemesanan pembelian saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang tidak akan disertai pembayaran bunga. Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari Hari Kerja ketiga setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum sebesar suku bunga per tahun rekening giro Rupiah bank penerima, yang dihitung secara pro-rata setiap hari keterlambatan, kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari Kerja keempat setelah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung dengan menunjukkan tanda jati diri asli dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang mengajukan pemesanan. 12. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Atas Pemesanan Pembelian Saham Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (“FKPS”) kepada masing-masing pemesan saham akan dilakukan melalui para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. 159 XVI.PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu perantara pedagang efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek, pada masa Penawaran Umum. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut: PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK / PENJAMIN EMISI EFEK PT Ciptadana Sekuritas Asia Plaza ASIA Office Park Unit 2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Indonesia Telepon: (+6221) 2557 4800 Faksimili: (+6221) 2557 4900 Website: www.ciptadana.com Email: [email protected] PENJAMIN EMISI EFEK PT Bosowa Sekuritas Equity Tower Lantai 15, Suite 15D Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9 Jakarta 12190 Indonesia Telepon: (62-21) 2903 5177 Faksimili: (62-21) 2903 5166 PT Erdikha Elit Sekuritas Sucaco Building Lantai 3 Jl. Kebon Sirih Kav. 71, Jakarta 10340 Indonesia Telepon: (62-21) 3983 6420 Faksimili: (62-21) 315 2841 PT KGI Sekuritas Indonesia Sona Topas Tower Lantai 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12190 Indonesia Telepon: (62-21) 250 6337 Faksimili: (62-21) 250 6351/52 PT Lautandhana Securindo Wisma Keiai Lantai 15 Jl. Jend. Sudirman Kav. 3, Jakarta 12190 Indonesia Telepon: (62-21) 5785 1818 Faksimili: (62-21) 5785 1637 PT Panca Global Securities Tbk Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1 Suite 1706A Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: (62-21) 515 5456 Faksimili: (62-21) 515 5466 BIRO ADMINISTRASI EFEK PT Sharestar Indonesia BeritaSatu Plaza (d/h Citra Graha Building) Lantai 7 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta 12950 Telp. (6221) 527-7966 Fax. (6221) 527-7967 160 XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 161 Halaman ini sengaja dikosongkan 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 185 Halaman ini sengaja dikosongkan Halaman ini sengaja dikosongkan 190 191 193 Halaman ini sengaja dikosongkan PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan / Note PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014 dan 2013 (In Full Rupiah) 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 31 Desember/December 31, 2015 Rp 2014 Rp 2013 Rp ASET ASET LANCAR Kas dan Bank Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada Entitas Asosiasi Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap Tanah untuk Pengembangan Total Aset Tidak Lancar ASSETS 3, 29, 31 4, 31 5, 31 28 6, 28, 31 7 8 20.c 9 2.u 10 20.b 11 12 TOTAL ASET 33,693,024,863 338,411,113 8,848,145,218 6,626,946,034 9,400,679,668 -- 18,088,210,986 62,797,420 122,033,132,400 2,848,062,930 30,207,878,723 851,863,397 14,803,444,181 1,332,416,139 72,271,857 286,108,294 206,466,613,897 463,750,000 --3,653,392,982 5,141,262,018 1,036,395,784 4,718,883 -25,774,610,919 463,750,000 1,360,077,500 -524,002,878 2,169,840,810 606,697,135 5,940,004 -14,530,987,995 465,000,000 4,328,296,550 -393,944,372 158,692,726 135,393,985 8,669,531 -23,641,005,570 CURRENT ASSETS Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable - Third Parties Other Current Financial Assets Related Parties Third Parties Gross Amount Due from Customer - Related Party Inventories Advances Prepaid Taxes Prepaid Expenses Other Current Non-Financial Assets Total Current Assets 27,957,775,112 325,149,641 1,189,775,600 22,415,015,625 51,887,715,978 -123,941,500 524,621,434 -648,562,934 -97,150,750 672,392,014 -769,542,764 -65,932,000 533,750,416 -599,682,416 NON-CURRENT ASSETS Investment in Associates Deferred Tax Assets Fixed Assets Land for Development Total Non-Current Assets 258,354,329,875 26,423,173,853 15,300,530,759 24,240,687,986 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Utang Pembiayaan Konsumen Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Utang Pembiayaan Konsumen Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL ASSETS LIABILITIES AND EQUITY 13, 31 14, 31 28 15, 31 28 20.d 16, 31 17, 31 18, 31 18, 31 19 TOTAL LIABILITAS 30,000,000,000 -- -- -- 347,833,927 27,788,789,493 -10,711,904,348 12,161,493 4,136,490,367 1,051,719,223 11,093,581,973 73,260,428,366 346,048,562 1,156,464,850 2,183,065,397 416,817,314 103,294,003 23,318,951 55,223,507 4,746,948,770 -- 164,686,068 41,681,950 23,381,531 671,750,049 -- 228,804,482 41,948,237 230,771,050 4,244,530,603 -- 255,602,400 135,755,050,309 66,168,000 15,706,857,579 88,224,000 5,138,375,458 88,224,000 16,979,579,568 CURRENT LIABILITIES Short-Term Bank Loans Accounts Payable Related Parties Third Parties Other Short-Term Financial Liabilities Related Parties Third Parties Taxes Payable Accrued Expenses Short Term Provisions Long-Term Liabilities that Mature within One Year: Consumer Financing Payables Total Current Liabilities 304,434,600 853,896,000 1,158,330,600 -495,766,000 495,766,000 66,168,000 388,603,000 454,771,000 154,392,000 263,728,000 418,120,000 NON-CURRENT LIABILITIES Long-Term Liabilities that Has Been Deducted with Current Maturity: Consumer Financing Payables Long-Term Employee Benefits Liabilities Total Non-Current Liabilities 136,913,380,909 16,202,623,579 5,593,146,458 17,397,699,568 TOTAL LIABILITIES EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk: Modal Saham - Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 10.000 Saham pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 2.500 Saham pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Saldo Laba Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk: Kepentingan Non Pengendali EQUITY 21 22 110,000,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 Equity Attributable to the Owners of the Parent: Capital Stocks - Par Value Rp 1,000,000 per Share Authorized - 110,000 Shares as of October 31, 2016, and 10,000 Shares as of December 31, 2015, 2104 and 2013 Issued and Fully Paid - 110,000 Shares as of October 31, 2016, and 2,500 Shares as of December 31, 2015, 2104 and 2013 Additional Paid in Capital Difference in Value Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty Retained Earnings Equity Attributable to the Owners of the Parent: Non-Controlling Interest (620,576,959) -- -- -- 2,077,450,487 9,959,195,438 -7,720,550,274 -7,207,384,301 -4,342,988,418 121,416,068,966 24,880,000 10,220,550,274 -- 9,707,384,301 -- 6,842,988,418 -- TOTAL EKUITAS 121,440,948,966 10,220,550,274 9,707,384,301 6,842,988,418 TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 258,354,329,875 26,423,173,853 15,300,530,759 24,240,687,986 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Final Draft Report /April 11, 2017 195 The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Paraf: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan / Note PENDAPATAN BEBAN POKOK PENDAPATAN LABA KOTOR Beban Usaha Pendapatan Lainnya Beban Lainnya 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 53,806,335,579 39,276,396,492 14,529,939,087 14,535,872,784 10,208,033,557 4,327,839,227 52,913,441,638 38,621,945,619 14,291,496,019 46,829,378,290 34,192,881,948 12,636,496,342 33,654,283,035 24,585,431,621 9,068,851,414 26 27 27 (6,280,736,567) 1,802,098,582 (176,660,646) (3,761,561,406) 40,470,967 (8,915) (9,801,230,255) 52,515,446 (1,012,040) (8,882,455,597) 44,441,093 (4,405,769) (6,834,777,416) 91,462,973 (11,267,867) Beban Keuangan LABA SEBELUM PAJAK 19 Kembali atas Program Imbalan Kerja REVENUES COST OF REVENUES GROSS PROFIT Operating Expenses Other Income Other Expenses 9,874,640,456 606,739,873 4,541,769,170 3,794,076,069 2,314,269,104 (1,430,998,491) (189,718,148) (195,016,947) (26,413,114) (24,698,856) 8,443,641,965 417,021,725 4,346,752,223 3,767,662,955 2,289,570,248 INCOME BEFORE TAX (1,550,096,250) 144,368,141 (1,405,728,109) (103,473,498) 22,742,292 (80,731,206) (1,108,374,000) 30,040,000 (1,078,334,000) (907,255,822) 24,411,250 (882,844,572) (543,032,108) 27,058,750 (515,973,358) INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES) Current Tax Deferred Tax Total Income Tax Expenses 7,037,913,856 336,290,519 3,268,418,223 2,884,818,383 1,773,596,890 INCOME FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME Items that Will Not be Reclassified Into Profit or Loss : Remeasurement on Employee Benefits Program 20.a LABA TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi : Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Pajak Penghasilan atas Pengukuran 31 Oktober/October 31, 2016 2015 Rp Rp 24 25 LABA USAHA MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Total Beban Pajak Penghasilan PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) (227,360,000) 10,830,833 12,997,000 (27,230,000) 98,414,000 56,840,000 (2,707,708) (3,249,250) 6,807,500 (24,603,500) Penghasilan Komprehensif Lain OPERATING INCOME Financial Costs Income Tax on Remeasurement on Employee Benefits Program Other Comprehensive Income (170,520,000) 8,123,125 9,747,750 (20,422,500) 73,810,500 TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 6,867,393,856 344,413,644 3,278,165,973 2,864,395,883 1,847,407,390 After Tax TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total 7,038,033,856 (120,000) 7,037,913,856 336,290,519 -336,290,519 3,268,418,223 -3,268,418,223 2,884,818,383 -2,884,818,383 1,773,596,890 -1,773,596,890 INCOME FOR CURRENT YEAR ATTRIBUTABLE TO: Owner of the Parent Entity Non-Controlling Interest Total LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Total 6,867,393,856 -6,867,393,856 344,413,644 -344,413,644 3,278,165,973 -3,278,165,973 2,864,395,883 -2,864,395,883 1,847,407,390 -1,847,407,390 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ATTRIBUTABLE TO: Owner of the Parent Entity Non-Controlling Interest Total 134,516.21 134,516.21 1,307,367.29 1,307,367.29 1,153,927.35 1,153,927.35 Setelah Pajak LABA PER SAHAM DASAR DILUSIAN 63,981.04 63,981.04 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Final Draft Report /April 11, 2017 196 EARNINGS PER SHARE BASIC DILUTED 709,438.76 709,438.76 The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Paraf: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan / Note SALDO PER 31 DESEMBER 2012 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For The Ten-Months Periods Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk / Equity Attributable to Owners of the Parent Entity Modal Saham Tambahan Saldo Laba / Retained Earnings Ditempatkan dan Modal Disetor / Pengukuran Total Belum Ditentukan Additional Disetor Penuh / Kembali Program Saldo Laba / Penggunaannya / Paid in Imbalan Pasti / Issued and Unappropriated Retained Capital Fully Paid Remeasurement Earnings Capital of Defined Benefit Plan Rp Rp Rp Rp Rp 2,500,000,000 -- 2,477,534,528 Laba Tahun Berjalan -- -- Penghasilan Komprehensif Lain -- -- SALDO PER 31 DESEMBER 2013 Total Rp Kepentingan Non Pengendali / NonControlling Interest Total Ekuitas / Total Equity Rp Rp BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012 18,046,500 2,495,581,028 4,995,581,028 -- 4,995,581,028 1,773,596,890 -- 1,773,596,890 1,773,596,890 -- 1,773,596,890 Income For The Year -- 73,810,500 73,810,500 73,810,500 -- 73,810,500 Other Comprehensive Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013 2,500,000,000 -- 4,251,131,418 91,857,000 4,342,988,418 6,842,988,418 -- 6,842,988,418 Laba Tahun Berjalan -- -- 2,884,818,383 -- 2,884,818,383 -- 2,884,818,383 Income For The Year Penghasilan Komprehensif Lain -- -- -- (20,422,500) (20,422,500) 2,884,818,383 -(20,422,500) -- (20,422,500) Other Comprehensive Income 2,500,000,000 -- 7,135,949,801 71,434,500 7,207,384,301 9,707,384,301 -- 9,707,384,301 -- -- (2,765,000,000) -- (2,765,000,000) (2,765,000,000) -- (2,765,000,000) Cash Dividend -- -- 336,290,519 -- 336,290,519 336,290,519 -- 336,290,519 Income For The Year SALDO PER 31 DESEMBER 2014 Dividen Tunai 23 Laba Tahun Berjalan Penghasilan Komprehensif Lain BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014 -- -- -- 8,123,125 8,123,125 8,123,125 -- 8,123,125 Other Comprehensive Income SALDO PER 31 OKTOBER 2015 2,500,000,000 -- 4,707,240,320 79,557,625 4,786,797,945 7,286,797,945 -- 7,286,797,945 BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2015 SALDO PER 31 DESEMBER 2014 2,500,000,000 -- 7,135,949,801 71,434,500 7,207,384,301 9,707,384,301 -- 9,707,384,301 -- -- (2,765,000,000) -- (2,765,000,000) (2,765,000,000) -- (2,765,000,000) Cash Dividend -- -- 3,268,418,223 -- 3,268,418,223 3,268,418,223 -- 3,268,418,223 Income For The Year -- -- -- 9,747,750 9,747,750 9,747,750 -- 9,747,750 Other Comprehensive Income 2,500,000,000 -- 7,639,368,024 81,182,250 7,720,550,274 10,220,550,274 -- 10,220,550,274 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015 Dividen Tunai 23 Laba Tahun Berjalan Penghasilan Komprehensif Lain SALDO PER 31 DESEMBER 2015 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014 Penambahan Modal Saham 21 107,500,000,000 -- -- -- -- 107,500,000,000 25,000,000 107,525,000,000 Additional in Share Capital Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 22 -- (620,576,959) -- -- -- (620,576,959) -- (620,576,959) Difference in Value Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak 22 -- 2,077,450,487 -- -- -- 2,077,450,487 -- 2,077,450,487 Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty Dividen Tunai 23 -- -- (4,628,868,692) -- (4,628,868,692) (4,628,868,692) -- (4,628,868,692) Cash Dividend -- -- 7,038,033,856 -- 7,038,033,856 7,038,033,856 (120,000) 7,037,913,856 Income For The Year Laba Tahun Berjalan Penghasilan Komprehensif Lain SALDO PER 31 OKTOBER 2016 -- -- -- (170,520,000) (170,520,000) (170,520,000) -- (170,520,000) Other Comprehensive Income 110,000,000,000 1,456,873,528 10,048,533,188 (89,337,750) 9,959,195,438 121,416,068,966 24,880,000 121,440,948,966 BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2016 Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Final Draft Report /April 11, 2017 197 The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Paraf: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan / Note ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas kepada Karyawan Pembayaran Kas kepada Pemasok Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya Pembayaran Pengampunan Pajak Penghasilan Bunga Pembayaran Bunga dan Biaya Bank Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For The Ten-Months Periods Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Oktober/October 31, 2016 2015 Rp Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash Received from Customers Cash paid to Employees Cash paid to Suppliers Cash paid to Other Third Parties Tax Amnesty Payment Interest Income Cash Paid For Bank Interest and Charges Cash Paid for Income Tax Net Cash Flows Provided by (Used in) Operating Activities 29,886,991,777 (3,576,091,979) (19,050,147,835) (4,183,482,557) (41,549,010) 612,338,912 (1,329,298,979) (1,781,453,200) 14,535,872,784 (2,025,907,035) (12,139,950,653) (1,351,171,654) -23,075,119 (177,713,287) (676,430,051) 46,286,495,604 (2,430,461,600) (35,188,083,235) (3,092,122,360) -33,415,239 (180,611,114) (1,258,567,938) 46,892,175,710 (2,113,443,950) (42,319,589,790) (8,191,462,702) -40,250,569 (20,047,149) (1,138,853,640) 31,672,330,270 (1,909,613,750) (26,114,240,564) (2,338,247,171) -58,880,633 (20,047,149) (411,339,885) 537,307,129 (1,812,224,777) 4,170,064,596 (6,850,970,952) 937,722,384 626,571,437 (110,616,549) (235,597,254) -(13,352,576) (1,560,652,746) -(17,480,909) (1,814,243,946) 1,750,000 (293,816,669) (1,393,750,000) 200,000 (68,727,818) (50,000,000) 280,357,634 (1,574,005,322) (1,831,724,855) (1,685,816,669) (118,527,818) 44,973,097,481 (14,973,097,481) (1,647,676,403) (272,938,200) 577,450,487 (4,628,868,692) --(164,686,068) (73,520,000) -(2,765,000,000) --(61,392,065) (88,224,000) -(2,765,000,000) --(62,868,414) (88,224,000) --- --773,804,482 (28,053,000) --- 24,027,967,192 (3,003,206,068) (2,914,616,065) (151,092,414) 745,751,482 CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from Bank Loans Payment of Bank Loans Receipt from (Payment to) Related Parties - Net Payment of Consumer Financing Payables Receipt through Tax Amnesty Payment of Cash Dividend Net Cash Flows Provided by (Used in) Financing Activities 24,845,631,955 (6,389,436,167) (576,276,324) (8,687,880,035) 1,564,946,048 NET INCREASE (DECREASE) IN CASH ON HAND AND IN BANKS (752,310) 6,965,769 23,741,874 348,717 8,835,630 EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE ON CASH ON HAND AND IN BANKS KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 8,848,145,218 9,400,679,668 9,400,679,668 18,088,210,986 16,514,429,308 CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 33,693,024,863 3,018,209,270 8,848,145,218 9,400,679,668 18,088,210,986 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Penjualan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Uang Muka Pembelian Aset Tetap Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 20.e 27 11 11 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan Pinjaman Bank Pembayaran Pinjaman Bank Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Pihak Berelasi - Bersih Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen Penerimaan melalui Pengampunan Pajak Pembayaran Dividen Tunai 23 Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from Fixed Assets Disposal Acquisition of Fixed Assets Advances for Purchase of Fixed Assets Net Cash Flows Provided by (Used in) Investing Activities CASH ON HAND AND IN BANKS Kas dan Bank terdiri dari: Kas Bank Total 3 20,672,191 33,672,352,672 33,693,024,863 31,505,550 2,986,703,720 3,018,209,270 31,665,640 8,816,479,578 8,848,145,218 27,571,210 9,373,108,458 9,400,679,668 21,678,320 18,066,532,666 18,088,210,986 AT THE END OF YEAR Cash oh Hand and Banks consist of: Cash on Hand Cash in Banks Total Tambahan informasi aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan pada Catatan 33/ Additional information of non-cash activities is presented in Note 33. Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Final Draft Report/April 11, 2017 198 The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements Paraf: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 1. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Umum 1. General 1.a. Pendirian Perusahaan PT Cahayasakti Investindo Sukses (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Djurnawati Soetarmono, SH, No. 52 tanggal 2 Juni 1995. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4373. HT.01.01.Th.96 tanggal 6 Maret 1996. 1.a. Company’s Establishment PT Cahayasakti Investindo Sukses (“the Company”) was established based on the Deed of Notary Djurnawati Soetarmono, SH, No. 52 dated June 2, 1995. The establishment deed was approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decree No. C2-4373. HT.01.01.Th.96 dated March 6, 1996. Berdasarkan akta No. 5 tanggal 12 Agustus 2016, yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor, Perusahaan menambah bidang usaha baru sebagai general kontraktor. Based on deed No. 5 dated August 12, 2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor, the Company adding new business activity as general contractor. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal 19 Oktober 2016, yang dibuat di hadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor, tentang peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh serta perubahan susunan pemegang saham Perusahaan. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU00139379.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 20 Oktober 2016. The Company’s articles of association have been amended several times, most recently by Deed No. 8 dated October 19, 2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor, concerning the increase of the authorized, issued and fully paid in capital and change in the Company’s shareholders. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-00139379.AH.01.02.Year 2016 dated October 20, 2016. Sesuai dengan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang industri, pembangunan (kontraktor), property/real estate dan perdagangan. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah perdagangan mebel dan jasa konstruksi. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1997. In accordance with the Articles of Association, the purpose and objectives of the Company is engaged in industrial, construction (contractor), property/real estate and trading. Currently, the Company's principal activity are furniture trading and construction services. The Company started commercial operations in 1997. Perusahaan berkedudukan di Bogor. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Kaum Sari No. 1, Bogor, Jawa Barat. The Company is domiciled in Bogor. The head office is located at Jl. Kaum Sari No. 1, Bogor, West Java. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Andalan Utama Bintara (AUB). The Company belongs to a group of companies owned by PT Andalan Utama Bintara (AUB). 1.b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 199 1.b. Board of Commissioners, Board of Directors and Employees As of October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and 2013, the Company’s management consisted of the following: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 December/ December 31, 2015 dan/ and 31 Oktober/October 31 , 2016 31 December/ December 31, 2014 dan/and 2013 Au Bintoro Esther Kurniawan Esther Kurniawan Juanda Hasurungan Sidabutar Agus Djunaedi Ledy Efrita Efendi Juanda Hasurungan Sidabutar Agus Djunaedi Ledy Efrita Efendi Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Board of Commissioners President Commissioner Commissioners Directors President Director Directors Jumlah kompensasi kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji dan tunjangan adalah sebesar Rp1.233.250.000 dan Rp1.008.350.000 serta Rp1.210.020.000, Rp1.012.020.000 dan Rp857.755.000 masingmasing untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada 31 Oktober 2016 dan 2015, serta tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Total compensation to the board of commissioners and directors of the Company in the form of salary and benefits amounted to Rp1,233,250,000 and Rp1,008,350,000, and Rp1,210,020,000, Rp1,012,020,000 and Rp857,755,000, respectively, for the ten-months period ended October 31, 2016 and 2015, and the years ended December 31, 2015, 2014 and 2013. Pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015, serta 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, jumlah karyawan Perusahaan (dan entitas anak) adalah 19 dan 16 serta 16, 17, dan 17 karyawan tetap (tidak diaudit). As of October 31, 2016 and 2015, and December 31, 2015, 2014 and 2013, the Company (and subsidiary) have a total of 19 and 16, and 16, 17 and 17 permanent employees, respectively (unaudited). Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut: Board of Audit Committee as of October 31, 2016 is as follows: Ketua Komite Audit Anggota Anggota Hari Ganie Esther Kurniawan Indra Head of Audit Comitte Member Member Sekretaris Perusahaan pada 31 Oktober 2016 dijabat oleh Lukas Maulana Jusuf. Corporate secretary of the Company as of October 31, 2016 is Lukas Maulana Jusuf. Kepala Internal Audit Perusahaan pada 31 Oktober 2016 dijabat oleh Andrew Tirtadjaja. Head of Internal Audit of the Company as of October 31, 2016 is Andrew Tirtadjaja. 1.c. Entitas Anak Penyertaan saham pada entitas anak pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut: Entitas Anak/ Subsidiries Lokasi/ Location 1.c.The Company’s Subsidiaries Investment in shares in subsidiaries October 31, 2016 are as follows: Kegiatan Usaha Utama/ Main Business on Tahun Operasi Persentase Kepemilikan/ Total Aset/ Komersial/ Commercial Ownership 2016 Total Asset 2016 Year % Rp Operating Penyertaan langsung/Direct investment PT Olympic Bangun Persada (OBP) Bogor Real Estat/ Real Estate -- 100% 43,616,326,295 Penyertaan tidak langsung/Indirect subsidiary Melalui/Through OBP PT Olympic Bogor City (OBC) Bogor Real Estat/ Real Estate -- 99% 2,500,000,000 200 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Dalam laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan dan entitas anak secara bersamasama disebut sebagai “Grup”. In these consolidated financial statements, the Company and its subsidiaries collectively referred as “the Group”. PT Olympic Bangun Persada (OBP) Berdasarkan Akta No. 9, tanggal 31 Oktober 2016 yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pengalihan semua saham yang dimiliki oleh PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya kepada Perusahaan serta penambahan modal disetor dan ditempatkan penuh PT Olympic Bangun Persada. PT Olympic Bangun Persada (OBP) Based on the Deed No. 9, dated October 31, 2016 made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notary in Bogor, concerning the transfer of all shares owned by PT Cahaya Sakti Furintraco and PT Cahaya Sakti Lintang Surya to the Company and additional issued and fully paid capital of PT Olympic Bangun Persada. Berdasarkan akta tersebut, saat ini Perusahaan memiliki 10.000 lembar saham atau senilai Rp10.000.000.000 atau mewakili kepemilikan sebesar 100%. Based on the deed above, the Company currently has 10,000 shares, worth Rp10,000,000,000 or represents ownership interest of 100%. OBP belum memulai operasi komersialnya pada 31 Oktober 2016. OBP has not started commercial operations on October 31, 2016. PT Olympic Bogor City (OBC) Berdasarkan Akta No. 5, tanggal 13 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pendirian PT Olympic Bogor City. PT Olympic Bogor City (OBC) Based on the Deed No. 5, dated June 13, 2016 made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notary in Bogor, concerning the establishment of PT Olympic Bogor City. Berdasarkan akta tersebut, saat ini OBP, entitas anak, memiliki 2.475 lembar saham atau senilai Rp2.475.000.000 atau mewakili kepemilikan sebesar 99%. Based on the deed above, OBP, a subsidiary, currently has 2,475 shares, worth Rp2,475,000,000 or represents ownership interest of 99%. OBC belum memulai operasi komersialnya pada 31 Oktober 2016. OBC has not started commercial operations on October 31, 2016. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan 2. Summary of Significant Accounting Policies 2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), serta peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan, 2.a.Compliance with the Financial Accounting Standards (SAK) The consolidated financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards which include the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) issued by the Financial Accounting Standard Board – Indonesian Institute of Accountant (DSAK – IAI), and regulations in the Capital Market include Regulations of Financial Sevices Authority/Capital Market and Supervisory Board and Financial Institution (OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding 201 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik. guidelines for the presentation of financial statements, decree of Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 regarding presentation and disclosure of financial statements of the issuer or public company. 2.b.Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya perolehan umumnya didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam pemerolehan aset. 2.b.The Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared and presented based on going concern assumption and accrual basis of accounting, except for the consolidated statements of cash flows. Basis of measurement in preparation of these consolidated financial statements is the historical costs concept, except for certain accounts which have been prepared on the basis of other measurements as described in their respective policies. Historical cost is generally based on the fair value of the consideration given in exchange for assets. Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Grup. Grup menetapkan mata uang fungsional dan unsur-unsur dalam laporan keuangan diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. The presentation currency used in the preparation of the consolidated financial statements is Indonesian Rupiah which is the functional currency of the Group. The Group determines its own functional currency and items included in the financial statements are measured using that functional currency. 2.c. Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Berikut adalah perubahan dan penyesuaian atas standar dan interpretasi standar baru yang telah diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, yaitu: 2.c. New and Revised Statements and Interpretation of Financial Accounting Standards Effective in the Current Year The following are amendment and improvement of standards and new interpretation of standard issued by DSAK - IAI and effectively applied for the period starting on or after January 1, 2016, as follows: Standar Baru x PSAK No. 70: “Akuntansi untuk Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” New Standard x PSAK No. 70: “Accounting for Tax Amnesty Asset and Liability” Revisi x PSAK No. 110: “Akuntansi Sukuk” Revised x PSAK No. 110: “Accounting for Sukuk” Amandemen x PSAK No. 4: “Laporan Keuangan Tersendiri” tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri Amendments x PSAK No. 4: “Separate Financial Statements” about Equity Method in Separate Financial Statements 202 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) x PSAK No. 15: “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi x PSAK No. 16: “Aset Tetap” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi x PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi x PSAK No. 24: “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja x PSAK No. 65: “Laporan Keuangan Konsolidasian” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi x PSAK No. 66: “Pengaturan Bersama” tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama x PSAK No. 67: “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi x ISAK No. 30: “Pungutan” Penyesuaian x PSAK No. 5: “Segmen Operasi” x PSAK No. 7: “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” x PSAK No. 13: “Properti Investasi” x PSAK No. 16: “Aset Tetap” x x x PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” PSAK No. 22: “Kombinasi Bisnis” PSAK No. 25: “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” x PSAK No. 53: “Pembayaran Berbasis Saham x PSAK No. 68: “Pengukuran Nilai Wajar” x PSAK No. 15: “Investment in Associates and Joint Venture” about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception x PSAK No. 16:” Property, Plant and Equipment” about Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization x PSAK No. 19: “Intangible Asset” about Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization x PSAK No. 24: “Employee Benefits” about Defined Benefit Plans: Employee Contributions x PSAK No. 65: “Consolidated Financial Statements” about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception x PSAK No. 66: “Joint Arrangements” about Accounting for Acquisitions of Interests in Joint Operation x PSAK No. 67: “Disclosures of Interest in Other Entities” about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception x ISAK No. 30: "Levy" Adjustments x PSAK No. 5:” Operating Segments” x PSAK No. 7: “Related Party Disclosures” x PSAK No. 13: “Investments Property” x PSAK No. 16: “Property, Plant and Equipment” x PSAK No. 19: “Intangible Assets” x PSAK No. 22: “Business Combination” x PSAK No. 25: “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” x PSAK No. 53: “Share-based Payments” x PSAK No. 68: “Fair Value Measurement” Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi diatas yang relevan terhadap laporan keuangan Grup: x PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): “Segmen Operasi” The following is the impact of the amendments in accounting standards that are relevant to the financial statements of the Group: x PSAK No. 5 (Improvement 2015):” Operating Segments” Penyesuaian ini mengklarifikasi: - Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat manajemen dalam penerapan kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat segmen operasi yang digabungkan dan karakteristik ekonomi. The improvement clarifies that: - An entity must disclose the judgements made by management in applying the aggregation criteria in paragraph 12 of PSAK 5 including a brief description of operating segments that have been aggregated and the economic characteristics. 203 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) - Disclose the reconciliation of segment assets to total assets if the reconciliation is reported to operating decision maker, similar to the required disclosure for segment liabilities. - Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen. Penerapan penyesuaian standar memberikan pengaruh material laporan keuangan. ini tidak terhadap x PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas atau anggota dan kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyedlakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk entitas pelapor. The adoption of this improvement of standard had no material effect to financial statements. x PSAK No. 7 (Improvement 2015): “Related Party Disclosures” PSAK No. 7 (Adjustment 2015) adds requirements ot related parties that an entity is related to the reporting entity when the entity or a member of a group of which the entity is a member, provides key management personnel services to the reporting entity, or to the parent of the reporting entity. PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi bahwa entitas pelapor tidak disyaratkan untuk mengungkapkan imbalan yang dibayarkan oleh entitas manajemen kepada pekerja alau direktur entitas manajemen, dan mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah yang dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil manajemen kunci yang disediakan oleh entitas manajemen. PSAK No. 7 (Adjustment 2015) clarifies that reporting entity is not required to disclose compensation paid by the management entity to employees or directors of the management entity, and requires that reporting entity disclose the amounts paid to the management entity for key management personnel services that are provided by the management entity. Grup telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan mengenai informasi pihak berelasi. The Group had adopting this standard and had completed the requirement regarding the related parties information. x PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): “Aset Tetap” dan PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015): “Aset Takberwujud” x PSAK No. 16 (Improvement 2015): “Property, Plant and Equipment” and PSAK No. 19 (Improvement 2015): “Intangible Asset” The improvement of PSAK No. 16 and PSAK No. 19 clarifies that the asset may be revalued by reference to observable data on either the gross or the net carrying amount. In addition, the accumulated depreciation or amortization is the difference between the gross and carrying amounts of the asset. Carrying amounts of the asset is restated by its revalued amount. Penyesuaian PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 ini mengklarifikasi bahwa aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya. 204 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Penerapan standar ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan. The adoption of these standards had no material effect to financial statements. x PSAK No. 24 (Amandemen 2015): “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja PSAK No. 24 (Amandemen 2015) menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan berdasarkan jumlah tahun jasa. Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan dalam paragraf 70 untuk imbalan bruto. Jika jumlah iuran tidak bergantung dari jumlah tahun jasa, maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan oIeh pekerja. x PSAK No. 24 (Amendment 2015): “Employee Benefits” about Defined Benefit Plans: Employee Contributions PSAK No. 24 (Amendment 2015) states that attribution of employee or third party contributions depends on whether the contributions are detennined based on year of service. If the contributions depend on the year of service, then they are attributed along the service period using the attribution method that is similar with requirement in paragraph 70 for gross benefit. If the contributions do not depend on the year of service, then they are recognized as deductions against service cost in the period when the service is provided by the employee. Grup telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta sesuai standar ini. The Group has completed the disclosures requirement as required under this standard. x PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” x PSAK No. 70 “Accounting for Tax Amnesty Assets and Liabilities” PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” memberikan pengaturan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak, dimana entitas dapat memilih menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK lain yang relevan dalam mengakui, mengukur, menyajikan dan mengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak atau menerapkan kebijakan akuntansi sesuai PSAK No. 70. PSAK No. 70 “Accounting for Tax Amnesty Assets and Liabilities” sets the accounting treatment for assets and liabilities arising from tax amnesty, in which entity is allowed to choose between accounting policy as prescribed by other relevant FASs in recognition, measurement, presentation, and disclosure of tax amnesty assets and liabilities, and accounting policy prescribed in PSAK No.70. Grup telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta. The Group has adopting these standards and had completed the required disclosures requirements. 2.d. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan Grup untuk periode yang berakhir pada 31 Oktober 2016, yang disajikan dalam laporan ini, merupakan laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti disebutkan pada Catatan 1.c. 2.d. Principles of Consolidation The Group’s financial statements for the period ended October 31, 2016, as presented in this report are the consolidated financial statements which consist the financial statements of the Company and subsidiaries as described in Note 1.c. 205 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan, yakni Perusahaan terekspos, atau memiliki hak, atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan dari entitas (kekuasaan atas investee). A subsidiary is an entity controlled by the Company, i.e., the Company is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with the entity and has the ability to affect those returns through its current ability to direct the entity’s relevant activities (power over the investee). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial dimana Perusahaan memiliki kemampuan praktis untuk melaksanakan (yakni hak substantif) dipertimbangkan saat menilai apakah Perusahaan mengendalikan entitas lain. The existence and effect of substantive potential voting rights that the Company has the practical ability to exercise (i.e., substantive rights) are considered when assessing whether the Company controls another entity. Laporan keuangan Grup mencakup hasil usaha, arus kas, aset dan liabilitas dari Perusahaan dan seluruh entitas anak yang, secara lagsung dan tidak langsung, dikendalikan oleh Perusahaan. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal efektif akuisisi, yaitu tanggal dimana Perusahaan secara efektif memperoleh pengendalian atas bisnis yang diakuisisi, sampai tanggal pengendalian berakhir. The Group’s financial statements incorporate the results, cash flows, assets and liabilities of the Company and all of its directly and indirectly controlled subsidiary. Subsidiary is consolidated from the effective date of acquisition, which is the date on which the Company effectively obtains control of the acquired business, until that control ceases. Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Seluruh transaksi, saldo, laba, beban, dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam Perusahaan dieliminasi secara penuh. A parent prepares consolidated financial statements using uniform accounting policies for like transactions and other events in similar circumstances. All intraGroup transactions, balances, income, expenses and cash flows are eliminated in full on consolidation. Grup mengatribusikan laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan nonpengendali memiliki saldo defisit. Grup menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. The Group attributed the profit and loss and each component of other comprehensive income to the owners of the parent and noncontrolling interest even though this results in the non-controlling interests having a deficit balance. The Group presents non-controlling interest in equity in the consolidated statement of financial position, separately from the equity owners of the parent. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). Ketika proporsi ekuitas yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali berubah, Grup menyesuaikan jumlah tercatat kepentingan pengendali dan kepentingan nonpengendali Changes in the parent’s ownership interest in a subsidiary that do not result in loss of control are equity transactions (i.e., transactions with owners in their capacity as owners). When the proportion of equity held by non-controlling interest change, the Group adjusted the carrying amounts of the controlling interest and non-controlling interest to reflect the changes in their relative interest in the 206 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) untuk mencerminkan perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas anak. Selisih antara jumlah dimana kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau dibayarkan diakui langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik dari entitas induk. subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to the owners of the parent. Jika Grup kehilangan pengendalian, maka Grup: (a) Menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak pada jumlah tercatatnya ketika pengendalian hilang; (b) Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu ketika pengendalian hilang (termasuk setiap komponen penghasilan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali); (c) Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa, atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian; (d) Mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian (e) Mereklasifikasi ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan pleh SAK lain, jumlah yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dalam kaitan dengan entitas anak; yang (f) Mengakui perbedaan apapun dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi yang diatribusikan kepada entitas induk. If the Group loses control, the Group: 2.e. Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi dan jasa diterima. 207 (a) Derecognize the assets (including goodwill) and liabilities of the subsidiary at their carrying amounts at the date when control is lost; (b) Derecognize the carrying amount of any non-controlling interests in the former subsidiary at the date when control is lost (including any components of other comprehensive income attributable to them); (c) Recognize the fair value of the consideration received, if any, from the transaction, event or circumstances that resulted in the loss of control; (d) Recognize any investment retained in the former subsidiary at fair value at the date when control is lost; (e) Reclassify to profit or loss, or transfer directly to retained earnings if required by other SAKs, the amount recognized in other comprehensive income in relation to the subsidiary; (f) Recognize any resulting difference as a gain or loss attributable to the parent. 2.e. Business Combination Business combination is a transaction or other event in which an acquirer obtains control of one or more businesses. Business combination is accounted for by applying the acquisition method. The consideration transferred in a business combination is measured at fair value, which is calculated as the sum of the acquisition date fair values of the assets transferred by the Group, liabilities incurred by the Group to former owners of the acquiree, and the equity interests issued by the Group in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized as expenses in the periods in which the costs are incurred and the services are received. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan. At the acquisition date, the identifiable assets acquired and the liabilities assumed are recognized at their fair value except for certain assets and liabilities that are measured in accordance with the relevant standards. Komponen kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi diukur baik pada nilai wajar ataupun pada bagian proporsional instrumen kepemilikan yang ada dalam jumlah yang diakui atas aset neto teridentifikasi dari pihak diakuisisi. Component of non-controlling interests are measured either at fair value or at the present ownership instruments’ proportionate share in the recognized amounts of the acquiree’s identifiable net assets. Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugiannya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Apabila dalam periode sebelumnya, perubahan nilai wajar yang berasal dari kepentingan ekuitasnya sebelum tanggal akuisisi telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain, jumlah tersebut diakui dengan dasar yang sama sebagaimana dipersyaratkan jika Grup telah melepas secara langsung kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya. When a business combination is achieved in stages, the Group’s previously held equity interest in the acquire is remeasured to fair value at the acquisition date and the resulting gain or loss, if any, is recognized in profit or loss. When in prior periods, a changes in the value of its equity interest in the acquiree prior to the acquisition date had been recognized in other comprehensive income, that amount shall be recognized on the same basis as would be required if the Group had disposed directly of the previously held equity interest. Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, Grup menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara tersebut dan mengakui tambahan aset atau liabilitas untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi, yang jika diketahui, akan menyebabkan pengakuan aset dan liabilitas yang dimaksud pada tanggal tersebut. If the initial accounting for a business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Group reports provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. During the measurement period, the Group shall retrospectively adjust those provisional amounts and recognize additional assets or liabilities to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date, that if known would have resulted in the recognition of those assets and liabilities as of the date. Pada tanggal akusisi, Grup mengakui goodwill yang diukur sebagai selisih lebih antara (a) nilai gabungan dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap kepentingan nonpengendali, dan jika kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki Grup atas pihak yang diakuisisi atas (b) jumlah neto terindentifikasi dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut At acquisition date, the Group recognizes as goodwill is measure the acquisition date fair value of the Group’s previously held equity interest in the acquire, the excess of (a) the aggregate of the consideration transferred and the amount of any non-controlling interest, and in a business combination achieved in stages, over (b) the net of identifiable assets acquired and liabilities assumed. If this consideration is lower than the fair value of the net assets of the subsidiary acquired, the difference is recognized in profit or loss as gain on bargain 208 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) diakui dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan dari akusisi entitas anak setelah sebelumnya manajemen menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih serta mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam penelaahan tersebut. purchase after previously the management reassesses whether it has correctly identified all of the assets acquired and all of the liabilities assumed and recognize any additional assets or liabilities that are identified in that review. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akusisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas dari Group yang diperkirakan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakusisi ditempatkan dalam Unit Penghasil Kas tersebut. After intial recognition, goodwill is measured at cost less any accumulated impairment losses. For the purpose of impairment testing, goodwill acquired in a business combination, from the acquisition date, be allocated to each of the Group’s Cash Generating Units that is expected to benefit from the synergies of the combination, irrespective of whether other assets or liabilities of the acquiree are assigned to those Cash Generating Units. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu Unit Penghasil Kas dan operasi tertentu atas Unit Penghasil Kas tersebut dilepaskan, maka goodwill yang terkait dengan operasi yang dilepaskan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugiaan dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi Unit Penghasil Kas yang ditahan. If goodwill has been allocated to Cash Generating Units and certain operations on the Cash Generating Units is disposed, the goodwill associated with the operation disposed is included in the carrying amount of the operation when determining the gain or losses on disposal. Disposed goodwill is measured on the basis of relative values of the operation disposed of and the portion of the Cash Generating Units retained. 2.f. Investasi pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah entitas dimana Grup memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut (pengaruh signifikan). 2.f. Investment in Associates Associates are entities which the Group has the power to participate in the financial and operating policy decisions of the investee but is not control or joint control over those policies (significant influence). Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, pengakuan awal investasi diakui sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian atas laba rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian atas laba rugi investee diakui dalam laba rugi. Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga mungkin dibutuhkan untuk perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari penghasilan komprehensif lain, termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap Investment in associates accounted for using the equity method. Under the equity method, the investment in an associate is initially recognised at cost and the carrying amount is increased or decreased to recognise the investor’s share of the profit or loss of the investee after the date of acquisition. The investor’s share of the profit or loss of the investee is recognised in profit or loss. Distributions received from an investee reduce the carrying amount of the investment. Adjustments to the carrying amount may also be necessary for changes in the investor’s proportionate interest in the investee arising from changes in the investee’s other 209 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) dan selisih penjabaran valuta asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain. comprehensive income, including those arising from the revaluation of property, plant and equipment and from foreign exchange translation differences.The investor’s share of those changes is recognized in other comprehensive income. Grup menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal ketika investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi sebagai berikut: (a) jika investasi menjadi entitas anak. (b) jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan aset keuangan, maka Grup mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar. (c) ketika Grup menghentikan penggunaan metode ekuitas, Grup mencatat seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan investasi tersebut menggunakan dasar perlakuan yang sama dengan yang disyaratkan jika investee telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. The Group discontinue the use of the equity method from the date when its investment ceases to be an associate as follows: 2.g.Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Dalam menyiapkan laporan keuangan, Grup mencatat dengan menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”). Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. 2.g. Foreign Currency Transactions and Balances In preparing financial statements, the Group record by using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (“the functional currency”). The functional currency of the Group is Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat dalam Rupiah dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta asing pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, pos moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutup, yaitu kurs tengah Bank Indonesia pada 31 Oktober 2016 dan 2015, serta 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 sebagai berikut: Foreign currencies transactions during the year are recorded in Rupiah by using the spot exchange rate between Rupiah and the foreign currency at the date of transactions. At the end of reporting period, foreign currency monetary items are translated to Rupiah using the closing rate, middle rate of Bank of Indonesia as at October 31, 2016 and 2015, and December 31, 2015, 2014, and 2013 as follows: (a) if the investment becomes a subsidiary. (b) If the retained interest in the former associate is a financial asset, the Group measure the retained interest at fair value (c) When the Group discontinue the use of the equity method, the Group account for all amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to that investment on the same basis as would have been required if the investee had directly disposed of the related assets or liabilities. 31 Oktober/October 31, Dolar Amerika Serikat (USD) 31 Desember/December 31, 2016 2015 2015 2014 Rp Rp Rp Rp Rp 13,051 13,639 13,795 12,440 12,189 Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian pos moneter dan dari penjabaran pos moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi. 210 2013 United States Dollar (USD) Exchange differences arising on the settlement of monetary items or on translating monetary items in foreign currencies are recognized in profit or loss. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2.h.Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lain); ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); atau vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). 211 2.h. Related Parties Transactions and Balances A related party is a person or an entity that is related to the reporting entity: a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: i. has control or joint control over the reporting entity; ii. has significant influence over the reporting entity; or iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. b) An entity is related to the reporting entity if any of the following conditions applies: i. The entity and the reporting entity are members of the same Company (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others); ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a Company of which the other entity is a member); iii. Both entities are joint ventures of the same third party; iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity; v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity in itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity; vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); or vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity). PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) viii. Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas palapor atau kepada entitas induk dari entitas pelapor. viii. Entities, or members of the Company to which the entity is part of the Company, providing services to the entity's key management personnel or to the parent entity of the reporting entity. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan. All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the relevant notes. 2.i. Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Awal Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, Grup mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah atau dikurang dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. 2.i. Financial Instrument Initial Recognition and Measurement The Group recognize a financial assets or a financial liabilities in the consolidated statement of financial position when, and only when, it becomes a party to the contractual provisions of the instrument. At initial recognition, the Group measure all financial assets and financial liabilites at its fair value. In the case of a financial asset or financial liability not at fair value through profit or loss, fair value plus or minus with the transaction costs that are directly attributtable to the acquisition or issue of the financial asset or financial liability. Biaya transaksi yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aset keuangan dan penerbitan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba rugi dibebankan segera. Transaction costs incurred on acquisition of a financial asset and issue of a financial liability classified at fair value through profit or loss are expensed immediately. Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan Subsequent Measurement of Financial Assets Subsequent measurement of financial assets depends on their classification on initial recognition. The Group classifies financial assets in one of the following four categories: Pengukuran selanjutnya aset keuangan tergantung pada klasifikasinya pada saat pengakuan awal. Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam salah satu dari empat kategori berikut: (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL adalah aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan atau yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil 212 (i) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) Financial assets at FVTPL are financial assets held for trading or upon initial recognition it is designated as at fair value through profit or loss. Financial asset classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling and repurchasing it in the near term, or it is a part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking, or it is a derivative, PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) untung dalam jangka pendek aktual saat ini, atau merupakan derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. except for a derivative that is a designated and effective hedging instrument. Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada FVTPL diukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan diakui dalam laba rugi. After initial recognition, financial assets at FVTPL are measured at its fair value. Gains or losses arising from a change in the fair value of financial assets are recognized in profit or loss. (ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; (b) pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual; atau (c) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman. (ii) Loans and Receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than: Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. After initial recognition, loans and receivable are measured at amortized cost using the effective interest method. (iii) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi HTM adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 213 (a) those that intends to sell immediately or in the near term and upon initial recognition designated as at fair value through profit or loss; (b) those that upon initial recognition designated as available for sale; or (c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration. (iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments HTM investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that the Group has the positive intention and ability to hold to maturity. After initial recognition, HTM investments are measured at amortized cost using the effective interest method. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) (iv) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (AFS) Aset keuangan AFS adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. (iv) Available-for-Sale (AFS) Financial Assets AFS financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available for sale on initial recognition or are not classified as (a) loans and receivable, (b) held-to-maturity investment, or (c) financial assets at fair value through profit or loss. Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam penghasilan komprehensif lain, kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. After initial recognition, AFS financial assets are measured at its fair value. Gains or losses arising from a change in the fair value is recognized on other comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains or losses, until the financial assets is derecognized. At that time, the cumulative gains or losses previously recognized in other comprehensive income shall be reclassified from equity to profit or loss as a reclassification adjustment. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur pada biaya perolehan. Investment in equity instruments that do not have a quoted market price in an active market and whose fair value cannot be reliably measured are measured at cost. Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Keuangan Pengukuran selanjutnya liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya pada saat pengakuan awal. Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam salah satu dari kategori berikut: Subsequent Measurement of Financial Liabilities Subsequent measurement of financial liabilities depends on their classification on initial recognition. The Group classifies financial liabilities into one of the following categories: (i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL) Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL adalah liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan atau yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti (i) Financial Liabilities at Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) Financial liabilities at FVTPL are financial liabilities held for trading or upon initial recognition it is designated as at fair value through profit or loss. Financial liabilities classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling and repurchasing it in the near term, or it is a part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking, or it is a derivative, 214 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual saat ini, atau merupakan derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. except for a derivative that is a designated and effective hedging instrument. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL diukur pada nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi. After initial recognition, financial liabilities at FVTPL are measured at its fair value. Gains or losses arising from a change in the fair value are recognized in profit or loss. (ii) Liabilitas Keuangan Lainnya Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL dikelompokan dalam kategori ini dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (ii) Other Financial Liabilities Financial liabilities that are not classified as financial liabilities at FVTPL are grouped in this category and are measured at amortized cost using the effective interest method. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir atau Grup mengalihkan hak kontraktual untuk menerima kas yang berasal dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima kas tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan. Derecognition of Financial Assets and Liabilities The Group derecognize a financial asset when, and only when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire or the Group transfer the contractual rights to receive the cash flows of the financial asset or retains the contractual rights to receive the cash flows but assumes a contractual obligation to pay the cash flows to one or more recipients in an arrangement. Jika Grup secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Grup menghentikan pengakuan aset keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam pengalihan tersebut. Jika Grup secara substansial tidak mengalihkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut dan masih memiliki pengendalian, maka Grup mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Jika Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Grup tetap mengakui aset keuangan tersebut. If the Group transfers substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset, the Group derecognize the financial asset and recognize separately as asset or liabilities any rights and obligation created or retained in the transfer. If the Group neither transfer nor retains substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset and has retained control, the Group continue to recognize the financial asset to the extent of its continuing involvement in the financial asset. If the Group retains substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset, the Group continue to recognize the financial asset. 215 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa. The Group remove a financial liability from its statement of financial position when, and only when, it is extinguished, i.e., when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Impairment of Financial Assets At the end of each reporting period, the Group assess whether there is any objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or group of financial assets is impared and impairment lossess are incurred, if and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (loss event), and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated. Berikut adalah bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai: (a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; (b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya gagal bayar atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (d) Terdapat data yang dapat diobservasi yang mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset, seperti memburuknya status pembayaran pihak peminjam atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan gagal bayar. The following are objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired: (a) Significant financial difficulty of the issuer or obligor; (b) A breach of contract, such as default or delinquency in interest or principal payments; (c) It becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganization; (d) Observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a group of financial assets since the initial recognition, such as adverse changes in the payment status of borrowers or economic condition that correlate with defaults. Untuk investasi pada instrumen ekuitas, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang dalam nilai wajar instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai. For investment in equity instrument, a significant and prolonged decline in the fair value of the equity instrument below its cost is an objective evidence of impairment. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred on loans and receivable or held-to-maturity investments carried at amortized cost, the amount of impairment loss is measured as the difference 216 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut dan diakui pada laba rugi. between the carrying amount of the financial asset and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate and recognized in profit or loss. Jika penurunan dalam nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi. When a decline in the fair value of an availablefor-sale financial asset has been recognized in other comprehensive income and there is objective evidence that the asset is impaired, the cumulative loss that had been recognized in other comprehensive income shall be reclassified from equity to profit or loss as a reclassification adjustment even though the financial assets has not been derecognized. The amount of the cumulative loss that is reclassified are the difference between the acquisition cost (net of any principal repayment and amortisation) and current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognized in profit or loss. Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas keuangan (atau kelompok aset atau liabilitas keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. The Effective Interest Method The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability (or group of financial assets or financial liabilities) and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas masa depan selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. The effective interest rate is the rate that exactly discount estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, seperti pelunasan dipercepat, opsi beli dan opsi serupa lain, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit masa depan. When calculating the effective interest rate, the Group estimate cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, for example, prepayment, call and similar option, but shall not consider future credit losses. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh pihak-pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premium atau diskonto lain. The calculation includes all fees and points paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs, and all other premiums or discounts. 217 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Reklasifikasi Grup tidak mereklasifikasi derivatif dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama derivatif tersebut dimiliki atau diterbitkan dan tidak mereklasifikasi setiap instrumen keuangan dari diukur melalui laba rugi jika pada pengakuan awal instrumen keuangan tersebut ditetapkan oleh Grup sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Reclassification The Group shall not reclassify a derivative out of the fair value through profit or loss category while it is held or issued and not reclassify any financial instrument out of the fair value through profit or loss category if upon initial recognition it was designated by the Group as at fair value through profit or loss. Grup dapat mereklasifikasi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali aset keuangan tersebut dalam waktu dekat. Grup tidak mereklasifikasi setiap instrumen keuangan ke diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal. The Group may reclassify that financial asset out of the fair value through profit or loss category if a financial asset is no longer held for the purpose of selling or repurchasing it in the near term. The Group shall not reclassify any financial instrument into the fair value through profit or loss category after initial recognition. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan Grup, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajar. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dimiliki hingga jatuh tempo direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual, kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, terjadi setelah seluruh jumlah pokok telah diperoleh secara substansial sesuai jadwal pembayaran atau telah diperoleh pelunasan dipercepat; atau terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar. If, as a result of a change in Group’s intention or ability, it is no longer appropriate to classify an investment as held to maturity, it shall be reclassified as available for sale and remeasured at fair value. Whenever sales or reclassification of more than an insignificant amount of held-to-maturity investments, any remaining held-to-maturity investments shall be reclassified as available for sale, other than sales or reclassification that are so close to maturity or the financial asset’s call date, occur after all the financial asset’s original principal has been collected substantially through scheduled payments or prepayments, or are attributable to an isolated event that is beyond control, non-recurring, and could not have been reasonably anticipated. Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan, jika dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Offsetting a Financial Asset and a Financial Liability A financial asset and financial liability shall be offset when and only when, the Group currently has a legally enforceable right to set off the recognized amount; and intends either to settle on a net basis, or to realise the asset and settle the liability simultaneously. 218 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Pengukuran Nilai Wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Fair Value Measurement Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan. The fair value of financial assets and financial liabilities must be estimated for recognition and measurement or for disclosure purposes. Nilai wajar dikategorikan dalam level yang berbeda dalam suatu hirarki nilai wajar berdasarkan pada apakah input suatu pengukuran dapat diobservasi dan signifikansi input terhadap keseluruhan pengukuran nilai wajar: (i) Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses pada tanggal pengukuran (Level 1) (ii) Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung (Level 2) (iii) Input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas (Level 3) Fair values are categorised into different levels in a fair value hierarchy based on the degree to which the inputs to the measurement are observable and the significance of the inputs to the fair value measurement in its entirety: Dalam mengukur nilai wajar aset atau liabilitas, Grup sebisa mungkin menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Apabila nilai wajar aset atau liabilitas tidak dapat diobservasi secara langsung, Grup menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaannya dan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. When measuring the fair value of an asset or a liability, the Group uses market observable data to the extent possible. If the fair value of an asset or a liability is not directly observable, the Group uses valuation techniques that appropriate in the circumstances and maximizes the use of relevant observable inputs and minimizes the use of unobservable inputs. Perpindahan antara level hirarki wajar diakui oleh Grup pada akhir periode pelaporan dimana perpindahan terjadi. Transfers between levels of the fair value hierarchy are recognised by the Group at the end of the reporting period during which the change occurred. 2.j. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto merupakan 2.j. Inventories Inventories are carried at the lower of cost and net realizable value. The cost of inventories comprise all costs of purchase, costs of conversion and other costs incurred in bringing the inventories to their present location and condition. Cost is determined using the weighted average method. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary 219 (i) Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities that can be accessed at the measurement date (Level 1) (ii) Inputs other than quoted prices included in Level 1 that are observable for the assets or liabilities, either directly or indirectly (Level 2) (iii) Unobservable inputs for the assets or liabilities (Level 3) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) taksiran harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. The amount of any write-down of inventories to net realisable value and all losses of inventories shall be recognised as an expense in the period the write-down or loss occurs. The amount of any reversal of any write-down of inventories, arising from an increase in net realisable value, is recognised as a reduction in the amount of inventories recognised as an expense in the period in which the reversal occurs. 2.k. Tanah untuk Pengembangan Tanah yang dimiliki oleh Grup untuk pengembangan di masa yang akan datang, disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan” di bagian aset di laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan diklasifikasikan sebagai persediaan, properti investasi atau aset tetap, mana yang lebih sesuai. 2.k. Land for Development Land for future development of the Group is classified as “Land for Development” in assets section of the consolidated statement of financial position. Upon the commencement of development and construction of infrastructure, the carrying costs of land will be transferred to the respective inventory, investment property or fixed assets accounts, whichever is appropriate. 2.l. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). 2.l. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the useful life of each expense on a straight-line method (straight-line method). 2.m.Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi harga perolehannya dan setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke kondisi dan lokasi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai intensi manajemen. 2.m. Fixed Assets Fixed assets are initially recognized at cost, which comprises its purchase price and any cost directly attributable in bringing the assets to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management. Apabila relevan, biaya perolehan juga dapat mencakup estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut. When applicable, the cost may also comprises the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item and restoring the site on which it is located, the obligation for which an entity incurs either when the item is acquired or as a consequence of having used the item during a particular period for purposes other than to produce inventories during that period. Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. After initial recognition, fixed assets, except land, are carried at its cost less any accumulated depreciation, and any accumulated impairment losses. 220 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Tanah diakui sebesar harga perolehannya dan tidak disusutkan. Lands are recognized at its cost and are not depreciated. Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset sebagai berikut: Depreciation of fixed assets starts when its available for use and its computed by using straight-line method based on the estimated useful lives of assets as follows: Peralatan dan Perlengkapan Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Tahun/ Years 4 4 8 Tarif Penyusutan/ Depreciation Rate 25% 25% 12.5% Equipments and Supplies Office Equipments Vehicles Aset tetap yang dikonstruksi sendiri disajikan sebagai bagian aset tetap sebagai “Aset dalam Penyelesaian” dan dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan konstruksi aset tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam penyelesaian. Biaya perolehan aset tetap dalam penyelesaian tidak termasuk setiap laba internal, jumlah tidak normal dari biaya pemborosan yang terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja atau sumber daya lain. Self-constructed fixed assets are presented as part of the fixed assets under “Construction in Progress” and are stated at its cost. All costs, including borrowing costs, incurred in relation with the construction of these assets are capitalized as part of the cost of assets in construction. Cost of assets in construction shall exclude any internal profits, cost of abnormal amounts of wasted material, labour, or other resources incurred. Akumulasi biaya perolehan yang akan dipindahkan ke masing-masing pos aset tetap yang sesuai pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan sejak beroperasi. The accumulated costs will be transferred to the respective fixed assets items at the time the asset is completed or ready for use and are depreciated since the operation. Nilai tercatat dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut (yang ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya) dimasukkan dalam laba rugi pada saat penghentian pengakuan tersebut dilakukan. The carrying amount of an item of fixed assets is derecognized on disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arrising from derecognition (that determined as the difference between the net disposal proceeds, if any, and the carrying amount of the item) is included in profit or loss when item is derecognized. Pada akhir periode pelaporan, Grup melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat, nilai residu, metode penyusutan, dan sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi teknis. At the end of each reporting period, the Group made regular review of the useful lives, residual values, depreciation method and residual life based on the technical conditions. 221 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2.n.Penurunan Nilai Aset Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, Grup mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan ditentukan atas suatu aset individual, dan jika tidak memungkinkan, Grup menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dari aset tersebut. 2.n. Impairment of Assets At the end of each reporting period, the Group assess whether there is any indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, the Group shall estimate the recoverable amount of the asset. Recoverable amount is determined for an individual asset, if its is not possible, the Group determines the recoverable amount of the asset’s cashgenerating unit. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas. Nilai kini dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset atau unit yang penurunan nilainya diukur. The recoverable amount is the higher of fair value less costs to sell and its value in use. Value in use is the present value of the estimated future cash flows of the asset or cash generating unit. Present values are computed using pre-tax discount rates that reflect the time value of money and the risks specific to the asset or unit whose impairment is being measured. Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai dan segera diakui dalam laba rugi. If, and only if, the recoverable amount of an asset is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset shall be reduced to its recoverable amount. The reduction is an impairment loss and is recognized immediately in profit or loss. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. An impairment loss recognized in prior period for an asset other than goodwill is reversed if, and only if, there has been a change in the estimates used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If this is the case, the carrying amount of the asset shall be increased to its recoverable amount. That increase is a reversal of an impairment loss. 2.o.Pajak Penghasilan Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas. 2.o. Income Tax Tax expense is the aggregate amount included in the determinination of profit or loss for the period in respect of current tax and deferred tax. Current tax and deferred tax is recognized in profit or loss, except for income tax arising from transactions or events that are recognized in other comprehensive income or directly in equity. In this case, the tax is recognized in other comprehensive income or equity, respectively. Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak Current tax for current and prior periods shall, to the extent unpaid, be recognized as a liability. If the amount already paid in respect 222 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diperkirakan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. of current and prior periods exceeds the amount due for those periods, the excess shall be recognized as an asset. Current tax liabilities (assets) for the current and prior periods shall be measured at the amount expected to be paid to (recovered from) the taxation authorities, using the tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted by the end of the reporting period. Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untu dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. Tax benefits relating to tax loss that can be carried back to recover current tax of a previous periods is recognized as an asset. Deferred tax asset is recognized for the carryforward of unused tax losses and unused tax credit to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the unused tax losses and unused tax credits can be utilized. Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari: a) pengakuan awal goodwill; atau b) pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). A deferred tax liability shall be recognised for all taxable temporary differences, except to the extent that the deferred tax liability arises from: a) b) Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). A deferred tax asset shall be recognised for all deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be utilised, unless the deferred tax asset arises from the initial recognition of an asset or liability in a transaction that is not a business combination and at the time of the transaction affects neither accounting profit nor taxable profit (tax loss). Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted by the end of the reporting period. The measurement of deferred tax liabilities and deferred tax assets 223 the initial recognition of goodwill; or the initial recognition of an asset or liability in transaction which is not a business combination and at the time of the transaction, affects neither accounting profit nor taxable profit (tax loss). PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Grup memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. shall reflect the tax consequences that would follow from the manner in which the Group expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of its assets and liabilities. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Grup mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai. The carrying amount of a deferred tax asset reviewed at the end of each reporting period. The Group shall reduce the carrying amount of a deferred tax asset to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow the benefit of part or all of that deferred tax asset to be utilized. Any such reduction shall be reversed to the extent that it becomes probable that sufficient taxable profit will be available. Grup melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: a) Grup memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas: i. entitas kena pajak yang sama; atau ii. entitas kena pajak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diperkirakan untuk diselesaikan atau dipulihkan. The Group offset deferred tax assets and deferred tax liabilities if, and only if: Grup melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Grup: a) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. The Group offset current tax assets and current tax liabilities if, and only if, the Group: 224 a) the Group has a legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities; and b) the deferred tax assets and the deferred tax liabilities relate to income taxes levied by the same taxation authority on either: i. ii. the same taxable entity; or different taxable entities which intend either to settle current tax liabilities and assets on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously, in each future period in which significant amounts of deferred tax liabilities or assets are expected to be settled or recovered. a) has legally enforceable right to set off the recognized amounts; and b) intends either to settle on a net basis, or to realize the assets and settle liabilities simultaneously. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2.p.Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Aset Pengampunan Pajak dan Liabilitas Pengampunan Pajak diakui pada saat Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, dan tidak diakui secara neto (saling hapus). Selisih antara Aset Pengampunan Pajak dan Liabilitas Pengampunan Pajak diakui sebagai Tambahan Modal Disetor. 2.p. Tax Amnesty Assets and Liabilities Tax Amnesty Assets and Liabilities are recognized upon the issuance of Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) by the Ministry of Finance of Republic of Indonesia, and they are not recognized as net amount (offset). The difference between Tax Amnesty Assets and Tax Amnesty Liabilities are recognized as Additional Paid in Capital. Aset Pengampunan Pajak pada awalnya diakui sebesar nilai yang disetujui dalam SKPP. Tax Amnesty Assets are initially recognized at the value stated in SKPP. Liabilitas Pengampunan Pajak pada awalnya diakui sebesar nilai kas dan setara kas yang masih harus dibayarkan oleh Perusahaan sesuai kewajiban kontraktual atas perolehan Aset Pengampunan Pajak. Tax Amnesty Liabilities are initially measured at the amount of cash or cash equivalents to be settled by the Company according to the contractual obligation with respect to the acquisition of respective Tax Amnesty Assets. Uang tebusan yang dibayarkan oleh Perusahaan untuk memperoleh pengampunan pajak diakui sebagai beban pada periode dimana SKPP diterima oleh Perusahaan. The redemption money paid by the Company to obtain the tax amnesty is recognized as expense in the period in which the Company receives SKPP. Setelah pengakuan awal, Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak diukur sesuai dengan SAK yang relevan sesuai dengan klasifikasi masing-masing Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak. After initial recognition, Tax Amnesty Assets and Liabilities are measured in accordance with respective relevant SAKs according to the classification of each Tax Amnesty Assets and Liabilities. Sehubungan dengan Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak yang diakui, Perusahaan telah mengungkapkan dalam laporan keuangannya: a. Tanggal SKPP b. Jumlah yang diakui sebagai Aset Pengampunan Pajak sesuai SKPP c. Jumlah yang diakui sebagai Liabilitas Pengampunan Pajak. With respect to Tax Amnesty Assets and Liabilities recognized, the Company has disclosed the following in its financial statements: a. The date of SKPP b. Amount recognized as Tax Amnesty Assets in accordance with SKPP c. Amount recognized as Tax Amnesty Liabilities. 2.q.Tagihan Bruto kepada Pemberi Kerja Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang Grup yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan untuk pemberi kerja namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi, ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin. 2.q. Gross Amount Due From Customer Gross amount due from customer is receivable arising from construction contracts undertaken for the customers but the work undertaken is in progress. Gross receivables are stated at the difference between costs incurred plus recognized profits, less the sum of recognized losses and progress billings. Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam berita Gross receivables are recognized as revenue in accordance with the percentage of completion method as stated in the work 225 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) acara penyelesaian pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan pekerjaan fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. completion minutes that have not been issued an invoice due to the difference between the date of physical progress certificates and the submission of billing on the consolidated statement of financial position date. 2.r. Imbalan Kerja Imbalan Pascakerja Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (”UU 13/2003”). 2.r. Employee Benefit Post-employment Benefits Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated based on Labor Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”). Grup mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban imbalan imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut. The Group recognizes the amount of the net defined benefit liability at the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting period less the fair value of plan assets which calculated by independent actuaries using the Projected Unit Credit method. Present value benefit obligation determine by discounting the benefit. Grup mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktif informal entitas. The Group account not only for its legal obligation under the formal terms of a defined benefit plan, but also for any constructive obligation that arises from the entity’s informal practices. Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi. Current service cost, past service cost and gain or loss on settlement, and net interets on the net defined benefit liability (asset) are recognized in profit and loss. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. The remeasurement of the net defined benefit liability (assets) comprises actuarial gains and losses,the return on plan assets, and any change in effect of the asset ceiling are recognized in other comprehensive income. Pesangon Grup mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara: (a) Ketika Grup tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut; dan (b) Ketika Grup mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 57 dan melibatkan pembayaran pesangon. Termination Benefits The Group recognizes a liability and expense for termination benefits at the earlier of the following dates: (a) When the Group can no longer withdraw the offer of those benefits; and (b) When the Group recognizes costs for a restructuring that is within the scope of PSAK No. 57 and involves payment of termination benefits. Grup mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja. The Group measures termination benefits on initial recognition, and measures and recognizes subsequent changes, in accordance with the nature of the employee benefits. 226 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2.s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2.s. Revenues and Expenses Recognition Revenue is recognized when it is probable that the economic benefits will flow to the Company and the amount of revenue can be measured reliably. Revenue is measured at the fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates and Value Added Tax (VAT). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: The following specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized: Penjualan jasa Pendapatan jasa diakui saat jasa diberikan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian transaksi. Revenues from services Revenue from services is recognized when services are rendered by reference to the stage of completion of the transaction. Pendapatan bunga, royalty dan dividen Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, royalty diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan, dan dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan. Interest, royalties and dividends Interest is recognized using the effective interest method, royalty is recognized on an accrual basis in accordance with the substance of the relevant agreement, and dividend is recognized when the shareholder’s right to receive payment is established. Jasa Konstruksi Pendapatan dan beban jasa konstruksi diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) yang diukur berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal akhir periode pelaporan yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan eksternal. Jika kemungkinan besar terjadi total beban kontrak akan melebihi pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. Construction Services Revenue from construction services is recognized using percentage of completion method measured based on the physical progress at the end of reporting period which is stated on the minutes of external progress of completion works. If the most likely to occur the total contract expenses will exceed contract revenue, the estimated loss is recognized immediately as an expense. Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. When it is probable that total contract costs will exceed total contract revenue, the expected loss shall be recognised as an expense immediately. Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan dapat diukur dengan andal. Contract revenue comprised of the initial amount of revenue agreed in the contract and variations in contract work, claims, and incentive payments to the extent that is probable that they will results in revenue and they are capable of being realiably measured. Biaya kontrak terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak, biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak dan biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak. Contract cost comprised of costs that relate directly to the spesific contract, costs that are attributable to contract activity and such other costs as are specifically chargeable to the customer under the terms of the contract. 227 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Beban diakui pada saat terjadinya dengan dasar akrual. Expenses are recognised as incurred on an accrual basis. 2.t. Provisi Provisi diakui bila Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan kemungkinan besar penyelesaian kewajiban menyebabkan arus keluar sumber daya serta jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal. 2.t. Provision A provision is recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) as a result of past event and it is probably that an outflow of resources will be required to settle the obligation and the amount of the obligation can be estimated reliably. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan keadaan. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas tersebut. The amount recognized as a provision shall be the best estimate of the expenditure required to settle the present obligation at the end of the reporting period, by taking into account the risks and uncertainties that inevitably surround many events and circumstances. Where a provision is measured using the estimated cash flows to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows. Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima jika Grup menyelesaikan kewajiban. Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai pengantian tidak boleh melebihi provisi. Where some or all of the expenditure to settle a provision is expected to be reimbursed by another party, the reimbursement shall be recognized when, it is virtually certain that reimbursement will be received when the Group settles the obligation. The reimbursement shall be treated as a separate asset. The amount recognized for the reimbursement shall not exceed the amount of the provisions. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the most current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources will be required to settle the obligation, the provision is reversed. 2.u.Biaya Emisi Saham Ditangguhkan Berdasarkan Peraturan Nomor VIII.G.7 (Lampiran dari Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000), biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor” yang berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000. 2.u. Deferred Stock Issuance Cost According to Regulation No. VIII.G.7 (Appendix of Decision Letter of Head of Bapepam No. Kep-06/PM/2000 dated March 13, 2000), the stock issuance cost is recorded as a deduction of proceed from paid in capital and presented as part of stockholders’ equity under “Additional Paid in Capital“ account. The Regulation was applied for financial statements which cover periods beginning on or after January 1, 2000. 228 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Penawaran umum perdana saham Perusahaan masih dalam proses. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan penawaran umum tersebut disajikan sebagai biaya emisi saham yang ditangguhkan yang nantinya akan dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor pada kelompok ekuitas apabila pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif. The Company’s shares Initial Public Offering still on process. Cost incurred related to the public offering is presented as a deferred stock issuance cost and subsequently will be recorded as a deduction of paid in capital as part of stockholders’ equity when the statement of registration are became effective. 2.v. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode. 2.v. Earnings per Share Basic earnings per share is computed by dividing the profit or loss attributable to ordinary equity holders of the parent entity by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, Grup menyesuaikan laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari seluruh instrument berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. For the purpose of calculationg diluted earnings per share, the Group shall adjust profit or loss attributable to ordinary equity holders of the parent entity, and the weighted average number of shares outstanding, for the effect of all dilutive potential ordinary shares. 2.w.Segmen Operasi Grup menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam menilai kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya. Segmetasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal didalam Grup. 2.w. Operating Segment The Group presented operating segments based on the financial information used by the chief operating decision maker in assessing the performance of segments and in the allocation of resources. The segments are based on the activities of each of the operating legal entities within the Group. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: x yang terlihat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); x hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan x tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. An operating segment is a component of the entity: x that engages in business activities from which it may earn revenues and incur expenses (including revenues and expenses relating to the transactions with other components of the same entity); 2.x.Sumber Ketidakpastian Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan Grup mengharuskan manajemen untuk membuat 2.x. Source of Estimation Uncertainty and Critical Accounting Judgments The preparation of the Group’s financial statements requires management to make 229 x x whose operating results are regularly reviewed by chief operating decision maker to make decisions about resources to be allocated to the segment and assesses its performance; and for which separate financial information is available. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods. i. Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Penting Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. i. Critical Accounting Estimates and Assumptions The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period/year are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur. Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap Grup melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas (Nilai tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 11). Estimated Useful Lives of Fixed Assets The Group reviews periodically the estimated useful lives of fixed assets based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned (Carrying amount of fixed asset is presented in Note 11). Imbalan Pasca Kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasca tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja. Post Employment Benefits The present value of the post employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post employment benefits obligations. Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar The Group determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present 230 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related obligation. Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 19. Other key assumptions for post employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Additional information is disclosed in Note 19. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar. Fair Value of Financial Instruments Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statement of financial position cannot be derived from active markets, the fair value is determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but where observable market data are not available, judgment is required to establish fair values. The judgments include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long term derivatives and discount rates, prepaymentrates, and default rate assumptions. Nilai wajar atas instrumen diungkapkan pada Catatan 31. keuangan The fair value of financial instrument are disclosed in Note 31. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi oleh manajemen yang disyaratkan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan Realization of Deferred Tax Assets Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies. 231 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) ii. Pertimbangan penting dalam penentuan kebijakan akuntansi Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: i. Critical judgments in applying the accounting policies The following judgments are made by management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: Classification of Financial Assets and Liabilities The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK 55 (Revised 2014). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2.i. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2.i. 3. Kas dan Bank 3. Cash on Hands and Cash in Banks 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp Kas/ Cash on Hand Rupiah Bank - Pihak Ketiga/ Cash in Banks - Third Parties Rupiah PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank DKI Dolar AS/ US Dollar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2016: USD1,011.17; 2015: USD 17,521.68; 2014: USD1,389.31; 2013: USD3,507.59) Sub Total Total 20,672,191 31,665,640 27,571,210 21,678,320 30,039,354,591 3,376,450,598 230,383,722 11,350,478 1,616,512 -33,659,155,901 -8,289,063,269 4,770,000 279,008,250 1,926,512 -8,574,768,031 -9,353,526,929 --2,298,512 -9,355,825,441 -17,943,926,523 --70,865,841 8,986,235 18,023,778,599 13,196,771 13,196,771 33,693,024,863 241,711,547 241,711,547 8,848,145,218 17,283,017 17,283,017 9,400,679,668 42,754,067 42,754,067 18,088,210,986 4. Piutang Usaha 4. Accounts Receivable a. Berdasarkan Pelanggan a. By Customers 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp Pihak Ketiga PT Bukit Makmur Mandiri Utama PT Panca Amara Utama Dinas Pertambangan dan Energi Paluta PT Hagitasinar Lestarimegah Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Sub Total 173,190,013 163,221,100 --2,000,000 338,411,113 --5,418,929,145 1,132,714,330 75,302,559 6,626,946,034 ------- ----62,797,420 62,797,420 Third Parties PT Bukit Makmur Mandiri Utama PT Panca Amara Utama Department of Mines and Energy of Paluta PT Hagitasinar Lestarimegah Others (each below Rp100 millions) Sub Total Total 338,411,113 6,626,946,034 -- 62,797,420 Total 232 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) b. Berdasarkan Umur Piutang b. By Aging 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Belum Jatuh Tempo Jatuh Tempo: < 30 hari 30 - 60 hari > 60 hari Total 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2015 Rp 2013 Rp 228,009,797 -- -- -- -110,401,316 -338,411,113 6,626,946,034 --6,626,946,034 ----- --62,797,420 62,797,420 Not Yet Due Due: < 30 days 30 - 60 days > 60 days Total c. Berdasarkan Mata Uang Seluruh saldo piutang usaha dalam mata uang Rupiah. c. By Currencies All accounts receivable balances is in Indonesian Rupiah. Piutang usaha tidak ada yang dijadikan jaminan utang bank. Account receivable is not used as collateral for bank loan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang. Management believe that there is no objective evidence for impairment of accounts receivable and the entire balances are collectible, accordingly no provision for impairment is provided. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Management also believes there are no significant concentrations of risk on receivable to third parties. 5. Aset Keuangan Lancar Lainnya 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Pihak Berelasi (Catatan 28) Pihak Ketiga Koperasi Karyawan Olympic Hindarto Sutarto Karyawan PT Fittech Anugerah Perkasa PT Kunci Andalan Sukses Dana Dibatasi Penggunaannya PT Debitindo Jaya Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Sub Total Total 5. Other Current Financial Assets 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 122,033,132,400 463,750,000 463,750,000 465,000,000 Related Party (Note 28) 1,628,274,457 500,000,000 400,258,275 253,950,500 ---65,579,698 2,848,062,930 ---------- ----887,900,000 424,500,000 -47,677,500 1,360,077,500 ------4,190,000,000 138,296,550 4,328,296,550 Third Parties Koperasi Karyawan Olympic Hindarto Sutarto Karyawan PT Fittech Anugerah Perkasa PT Kunci Andalan Sukses Restricted Fund PT Debitindo Jaya Others (each below Rp100 millions) Sub Total 124,881,195,330 463,750,000 1,823,827,500 4,793,296,550 Total Aset keuangan lancar lainnya kepada Koperasi Karyawan Olympic merupakan penyimpanan uang tunai dengan bunga 2,25% per tiga bulan. Perusahaan merupakan anggota dari Koperasi Karyawan Olympic. Other current financial assets to Koperasi Karyawan Olympic is a cash deposit with interest of 2.25% per three months. The Company is a member of Koperasi Karyawan Olympic. Piutang lain-lain kepada Hindarto Sutarto merupakan piutang yang terjadi karena penjualan aset keuangan tersedia untuk dijual berupa investasi di PT Olympic Kian Industri yang dibeli dan dijual oleh Perusahaan pada tahun 2016. Other receivables to Hindarto Sutarto represents receivables arising from the sale of available for sale financial assets in form of investment in PT Olympic Kian Industri which was bought and sold by the Company in 2016. 233 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Piutang lain-lain kepada karyawan merupakan peminjaman uang tunai kepada karyawan yang mayoritas digunakan untuk pembelian kendaraan pribadi. Other receivables to employees represent the of cash loan which majority used for the purchase of personal vehicles. Piutang lain-lain kepada PT Fittech Anugerah Perkasa merupakan peminjaman jangka pendek yang akan diperhitungkan pada saat Perusahaan membeli barang dari PT Fittech Anugerah Perkasa. PT Fittech Anugerah merupakan pemasok rutin Perusahaan dalam perdagangan mebel. Other receivables to PT Fittech Anugerah Perkasa is short-term loan which will be calculated when the Company purchase goods from PT Fittech Anugerah Perkasa. PT Fittech Anugerah is a regular supplier of the Company in the furniture trading. 6. Tagihan Bruto Pemberi Kerja 6. Gross Amount Due From Customer Details of the construction costs and billing made by the Company up to the date of financial position are as follows: Rincian biaya konstruksi dan penagihan yang telah dilakukan oleh Perusahaan sampai dengan tanggal posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Beban Kontrak Kumulatif Laba yang Diakui Penerbitan Termin Kumulatif Total 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 27,461,707,930 2,746,170,793 30,207,878,723 -30,207,878,723 ------ 2013 Rp ------ ------ Cumulative Contract Expenses Profit Recognized Cumulative Term Publishing Total Saldo tagihan bruto pemberi kerja merupakan usaha jasa konstruksi kepada PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi, yang jatuh tempo kurang dari setahun. Gross amount due from customer represents business in construction services to PT Bogorindo Cemerlang, related party, which has maturity less than a year. Seluruh saldo tagihan bruto pemberi kerja dalam mata uang Rupiah. All gross amount due from customer balances is in Indonesian Rupiah. Saldo tagihan bruto pemberi kerja tidak ada yang dijadikan jaminan utang bank. Gross amount due from customer is not used as collateral for bank loan. 7. Persediaan 7. Inventories 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Barang Jadi Mebel Bahan Baku Mebel Sub Total Penyisihan Persediaan Barang Jadi Total Mutasi penyisihan berikut: 814,237,348 67,511,297 881,748,645 (29,885,248) 851,863,397 persediaan adalah 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 3,653,392,982 -3,653,392,982 -3,653,392,982 sebagai 234 524,002,878 -524,002,878 -524,002,878 2013 Rp 393,944,372 -393,944,372 -393,944,372 Furniture Finished Goods Furniture Raw Materials Sub Total Allowance for Impairment of Finished Goods Total Movement of the allowance for impairment of inventories is as follows: PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Saldo Awal Penambahan Total 2015 Rp PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Desember/December 31, 2014 Rp -29,885,248 29,885,248 2013 Rp -- -- -- -- -- -- Beginning Balance Addition Total Manajemen perusahaan juga berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan telah mencukupi untuk menutupi kerugian dari keusangan dan persediaan yang tidak lancar. Management also believes that the allowance for impairment of inventories is adequate to cover losses from inventory obsolescence. Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, seluruh persediaan belum diasuransikan. As of October 31, 2016, December 31, 2015, 2014, and 2013, all inventories have not been insured. Persediaan Perusahaan tidak ada yang dijadikan jaminan utang Bank. Inventories are not used as collateral for bank loan. 8. Uang Muka 8. Advances 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Pembelian Aset Tetap Sub-Kontraktor Operasional Pembelian Barang Jadi Mebel Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Total 13,876,475,000 500,000,000 229,702,500 193,366,681 3,900,000 14,803,444,181 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 3,257,993,950 -468,214,778 1,415,053,290 -5,141,262,018 1,443,750,000 -697,592,269 28,498,541 -2,169,840,810 2013 Rp 50,000,000 -108,692,726 --158,692,726 Purchase of Fixed Assets Sub-Contractor Operational Purchase of Furniture Finished Goods Others (each below Rp 100 millions) Total Uang muka pembelian aset tetap merupakan pembelian tanah dan kendaraan. Advances for purchase of fixed assets represents the purchase of land and vehicles. Uang muka subkontraktor merupakan uang muka yang diberikan kepada pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan subkontraktor. Subcontractor advances represents advance paid to third parties to carry out the activities of subcontracting work. Uang muka operasional merupakan uang muka yang digunakan untuk keperluan pengadaan dan perdagangan mebel. Operational Advances represent advances used for the procurement and trading of furniture. 9. Biaya Dibayar di Muka 9. Prepaid Expenses 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Asuransi Sewa Total 52,271,857 20,000,000 72,271,857 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 4,718,883 -4,718,883 Asuransi dibayar di muka merupakan asuransi yang dibayarkan kepada PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Raksa Pratikara untuk kendaraan bermotor. 235 5,940,004 -5,940,004 2013 Rp 8,669,531 -8,669,531 Insurance Rent Total Prepaid Insurance represent insurance paid to PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Astra Buana, and PT Asuransi Raksa Pratikara for vehicles. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 10. Investasi pada Entitas Asosiasi Perusahaan Asosiasi/ Associated Entities Persentase Kepemilikan/ Ownership % PT Puri Sentul Permai PT Olimpik Internasional Hotel 10. Investment in Associates 31 Oktober/ October 31 , 2016 Nilai Tercatat Awal Penambahan Tahun/ Carrying Investasi/ Amount at Investments Beginning of Year Additions Rp Rp ---- 30.00 45.00 PT Puri Sentul Permai PT Olimpik Internasional Hotel Nilai Tercatat Akhir Tahun/ Carrying Amount at End of Year Rp Rp 5,065,788,728 22,891,986,384 27,957,775,112 ---- 5,065,788,728 22,891,986,384 27,957,775,112 The financial information of associates as of October 31, 2016 are as follows: Informasi keuangan dari entitas asosiasi pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut: Perusahaan Asosiasi/ Associated Entities Laba (Rugi) Bersih/ Net Income (Loss) 31 Oktober/ Octobe r 31, 2016 Total Asset/ Total Assets 36,083,297,641 166,047,611,881 Total Liabilitas/ Total Liabilities 19,197,335,215 115,058,220,588 Laba Bersih/ Net Income 2,534,270,938 1,084,283,529 PT Puri Sentul Permai (PSP) Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Saham PSP pada tanggal 24 Oktober 2016, PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi, PSP kepada mengalihkan semua saham yang merepresentasikan 30% Perusahaan, kepemilikan, senilai Rp5.065.788.728. PT Puri Sentul Permai (PSP) Based on Deed of Sales Purchase Agreement and Share Transfer of PSP dated October 24, 2016, PT Bogorindo Cemerlang, related party, transferred all of shares in PSP to the Company which represents 30% ownership with value of Rp5,065,788,728. PT Olimpik Internasional Hotel (OIH) Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Saham PSP pada tanggal 31 Oktober 2016, PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi, OIH kepada mengalihkan semua saham yang merepresentasikan 45% Perusahaan, kepemilikan, senilai Rp22.945.226.082. PT Olimpik Internasional Hotel (OIH) Based on Deed of Sales Purchase Agreement and Share Transfer of PSP dated October 31, 2016, PT Bogorindo Cemerlang, related party, transferred all of shares in OIH to the Company which represents 45% ownership with value of Rp22,945,226,082. 11. Aset Tetap 11. Fixed Assets Saldo Awal/ Beginning Balance Rp Harga Perolehan Pemilikan Langsung Peralatan dan Perlengkapan Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Nilai Buku -306,664,011 1,265,358,318 1,572,022,329 262,797,479 784,603,416 1,047,400,895 524,621,434 31 Oktober/October 31, 2016 Penyesuaian Penambahan/ Pengurangan/ Addition Deduction Entitas Anak Baru/ Adjustment New Subsidiary Rp Saldo Akhir/ Ending Balance Rp 88,963,542 50,160,103 -139,123,645 ---- -30,539,091 893,705,658 924,244,749 23,501,891 115,954,534 139,456,425 236 Rp -57,175,064 808,950,000 866,125,064 57,175,064 550,192,197 607,367,261 Rp 88,963,542 330,188,141 1,350,113,976 1,769,265,659 Acquisition Cost Direct Ownership Equipments and Supplies Office Equipments Vehicles Total 229,124,306 350,365,753 579,490,059 1,189,775,600 Accumulated Depreciation Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total Book Value PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Desember/December 31, 2015 Penyesuaian Penambahan/ Pengurangan/ Addition Deduction Entitas Anak Baru/ Saldo Awal/ Beginning Balance Adjustment New Subsidiary Rp Rp Harga Perolehan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Nilai Buku 293,311,435 1,265,358,318 1,558,669,753 ---- 280,514,766 1,011,003,318 1,291,518,084 23,806,887 141,444,602 165,251,489 Rp 4,128,333 -4,128,333 4,128,333 -4,128,333 Rp Rp 28,766,669 265,050,000 293,816,669 ---- 22,483,594 132,691,477 155,175,071 Adjustment New Subsidiary Rp Rp 262,152,766 718,496,500 980,649,266 Rp 15,970,000 10,695,000 26,665,000 293,311,435 1,265,358,318 1,558,669,753 Acquisition Cost Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total 243,118,925 643,158,814 886,277,739 672,392,014 Accumulated Depreciation Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total Book Value 15,970,000 10,695,000 26,665,000 Saldo Akhir/ Ending Balance Rp ---- 213,647,041 442,152,749 655,799,790 324,849,476 262,797,479 784,603,416 1,047,400,895 524,621,434 Accumulated Depreciation Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total Book Value Saldo Akhir/ Ending 31 Desember/December 31, 2013 Penyesuaian Penambahan/ Pengurangan/ Addition Deduction Entitas Anak Baru/ Balance 306,664,011 1,265,358,318 1,572,022,329 Acquisition Cost Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total Balance ---- 236,605,331 521,162,337 757,767,668 533,750,416 Saldo Awal/ Beginning Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Nilai Buku Rp 17,480,909 -17,480,909 Adjustment New Subsidiary Rp Rp Harga Perolehan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Rp 31 Desember/December 31, 2014 Penyesuaian Penambahan/ Pengurangan/ Addition Deduction Entitas Anak Baru/ Balance Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total Nilai Buku Saldo Akhir/ Ending Balance ---- 243,118,925 643,158,814 886,277,739 672,392,014 Saldo Awal/ Beginning Harga Perolehan Pemilikan Langsung Investaris Kantor Kendaraan Bermotor Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Rp 18,837,000 292,506,818 311,343,818 ---- 23,383,290 79,009,588 102,392,878 Rp 475,000 -475,000 280,514,766 1,011,003,318 1,291,518,084 Acquisition Cost Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total 236,605,331 521,162,337 757,767,668 533,750,416 Accumulated Depreciation Direct Ownership Office Equipments Vehicles Total Book Value 425,000 -425,000 Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Oktober 2016, serta 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 seluruhnya dibebankan ke beban usaha (Catatan 26). Depreciation expense for the years ended on October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014 and 2013 are fully charged to operating expenses (Note 26). Pengurangan aset tetap terdiri dari penghapusan dan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut: Deduction of fixed assets consists of the disposal and sale of the fixed assets as follows: 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Harga Jual Dikurangi: Nilai Buku Laba Penjualan Aset Tetap 626,571,437 (258,757,803) 367,813,634 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp ---- 237 1,750,000 -1,750,000 2013 Rp 200,000 (50,000) 150,000 Sales Value Deduction : Book Value Gain on Sale of Fixed Asset PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, perolehan aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masingmasing sebesar Rp331.842.595, Rp720.724.882, Rp651.294.155 dan Rp635.460.923, yang terutama terdiri atas investaris kantor dan kendaraan. On October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and 2013, the costs of fixed assets that have been fully depreciated but are still being utilized amounted to Rp331,842,595, Rp720,724,882, Rp651,294,155 and Rp635,460,923, respectively, which mainly consist of office equipments and vehicles. Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, aset tetap telah diasuransikan kepada pihak ketiga yaitu PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Raksa Pratikara terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan Rp1.426.675.000, Rp380.000.000, sebesar Rp416.000.000 dan Rp640.950.000. On October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and 2013, fixed assets were insured to third parties which are PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Astra Buana and PT Asuransi Raksa Pratikara against fire and other risks with a total coverage of Rp1,426,675,000, Rp380,000,000, Rp416,000,000 and Rp640,950,000. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap pada 31 Oktober 2016, serta 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Management believes that there is no indication of impairment of fixed assets as at October 31,2016, and December 31, 2015, 2014 and 2013. Aset tetap tidak ada yang dijadikan jaminan utang bank. Fixed assets are not used as collateral for bank loan. 12. Tanah untuk Pengembangan 12. Land for Development Akun ini merupakan nilai tercatat tanah untuk 2 pengembangan atas proyek-proyek seluas 6.035 m sebesar Rp22.415.015.625 pada tanggal 31 Oktober 2016 yang dimiliki oleh PT Olympic Bangun Persada, entitas anak. This account is the carrying value of land for development of projects covering an area of 2 6,035 m of Rp22,415,015,625 on October 31, 2016 which owned by PT Olympic Bangun Persada, a subsidiary Berdasarkan akta jual beli, status kepemilikan tanah untuk pengembangan seluruhnya adalah pelepasan hak yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Based on deed of sale and purchase, the ownership status of land for development is entirely a relinquishment of rights which located in Bogor, West Java. Tidak terdapat biaya pinjaman (berupa bunga dan beban keuangan lain) yang dikapitalisasi pada tanah untuk pengembangan pada 31 Oktober 2016. There are no borrowing costs (such as interest and other financial expenses) capitalized in land for development on October 31, 2016. Tanah untuk pengembangan telah dijadikan sebagai jaminan perolehan pinjaman jangka pendek (Catatan 13). Land for development are used as collateral for short term loans (Note 13). 238 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 13. Utang Bank Jangka Pendek 13. Short-Term Bank Loans 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp PT Bank Windu Kentjana International Tbk Total 30,000,000,000 30,000,000,000 PT Bank Windu Kentjana International Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 086/SPKBWKI/KP-JKT/X/2016 tanggal 24 Oktober 2016, Perusahaan memperoleh fasilitas Demand Loan (DL) dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk dengan nilai pinjaman maksimal sebesar yang digunakan untuk Rp100.000.000.000 pembiayaan pekerjaan konstruksi gudang, infrastuktur dan gedung kantor. Perjanjian kredit ini akan jatuh tempo pada 23 Oktober 2017 dengan tingkat bunga 12,5% per tahun. PT Bank Windu Kentjana International Tbk Based on Credit Agreement No. 086/SPK-BWKI/KPJKT/X/2016 dated October 24, 2016, the Company obtained Demand Loan (DL) facility from PT Bank Windu Kentjana International Tbk with a maximum loan value of Rp100,000,000,000 used for financing of warehouse, infrastructure and office tower construction. The loan agreement will mature on October 23, 2017 with an interest rate of 12.5% per annum. Pada tanggal 31 Oktober 2016 saldo pinjaman sebesar Rp30.000.000.000. As of October 31, 2016, the loan balance is Rp30,000,000,000. Fasilitas DL dijamin dengan sejumlah tanah milik AU Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo Fransiskus, PT Bogorindo Cemerlang, dan PT Olympic Bangun Persada. DL facility is secured by a number of land owned by AU Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo Fransiskus, PT Bogorindo Cemerlang, and PT Olympic Bangun Persada. Perusahaan harus menjaga rasio keuangan debt to equity ratio maksimal 2 kali. The Company should maintain financial ratio of debt to equity ratio maximum of 2 times. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 0065/KOMRO/BGR/2016 tanggal 3 Februari 2016, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dengan nilai pinjaman maksimal sebesar Rp20.000.000.000 yang digunakan untuk modal kerja. Perjanjian kredit ini akan jatuh tempo pada 2 Februari 2017 dengan tingkat bunga 13% per tahun. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Based on Credit Agreement No. 0065/KOMRO/BGR/2016 dated February 2, 2016, the Company obtained Working Capital Credit (WC) facility from PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk with a maximum loan value of Rp20,000,000,000 used for working capital. The loan agreement will mature on February 2, 2017 with an interest rate of 13% per annum. Pada tanggal 31 Oktober 2016 saldo pinjaman sebesar nihil. As of October 31, 2016, the loan balance is nil. Fasilitas KMK dijamin dengan sejumlah tanah milik Santo Fransiskus. WC facility is secured by a number of land owned by Santo Fransiskus. Tidak ada persyaratan mengenai rasio keuangan dalam perjanjian kredit ini. There is no covenant regarding financial ratio under this credit agreement. 239 --- 2013 Rp --- --- PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 14. Utang Usaha 14. Accounts Payable 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Pihak Berelasi (Catatan 28) Pihak Ketiga PT Cahaya Lintang Gemilang CV Kemangi PT Surabaya Panel Lestari PT Fittech Anugerah Perkasa PT Bintang Toba Lestari PT Sinar Mentari Sejahtera CV Sinar Teknik PT Cipta Global Karya PT Karunia Sumber Mas PT Inter Kreasi Adhitama PT Panca Graha Pratama CV Klender Kayu Work Shop PT Data Scrip Shenzhen Xiangbo Trade Corp., Ltd PT Yuti Sagita CV Metropole ACP Work Shop PT Imagen Smart Success Normalia Siahaan PT Timur Jaya Mandiri Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Sub Total Total 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 347,833,927 -- 12,161,493 1,051,719,223 Related Parties (Note 28) 12,536,095,557 14,925,612,373 160,040,000 64,160,000 53,250,000 ---------------49,631,563 27,788,789,493 28,136,623,420 --4,262,350,812 362,802,855 158,270,640 1,990,698,200 823,434,412 574,910,250 567,840,826 540,503,750 398,310,000 200,000,000 171,160,000 162,910,902 116,900,000 52,103,178 39,108,085 6,000,000 --284,600,438 10,711,904,348 10,711,904,348 ---176,117,500 -198,340,000 516,589,900 -240,000,000 468,885,850 --212,388,000 --324,958,745 865,319,560 807,030,636 263,690,000 -63,170,176 4,136,490,367 4,148,651,860 ---224,116,200 -1,448,980,000 150,044,100 34,409,740 492,000,000 539,386,500 -6,391,741,656 184,470,000 --79,977,240 721,208,995 -371,924,284 194,050,000 261,273,258 11,093,581,973 12,145,301,196 Third Parties PT Cahaya Lintang Gemilang CV Kemangi PT Surabaya Panel Lestari PT Fittech Anugerah Perkasa PT Bintang Toba Lestari PT Sinar Mentari Sejahtera CV Sinar Teknik PT Cipta Global Karya PT Karunia Sumber Mas PT Inter Kreasi Adhitama PT Panca Graha Pratama CV Klender Kayu Work Shop PT Data Scrip Shenzhen Xiangbo Trade Corp., Ltd PT Yuti Sagita CV Metropole ACP Work Shop PT Imagen Smart Success Normalia Siahaan PT Timur Jaya Mandiri Others (each below Rp100 millions) Sub Total Total Seluruh saldo utang usaha dalam mata uang Rupiah. 15. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Pihak Berelasi (Catatan 28) Pihak Ketiga RSM Indonesia Fahmy Hoessein & Partners Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Sub Total Total 2013 Rp 2015 Rp All accounts payable balances is in Indonesian Rupiah. 15. Other Short-Term Financial Liabilities 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 73,260,428,366 103,294,003 164,686,068 228,804,482 Related Party (Note 28) 177,100,000 140,000,000 28,948,562 346,048,562 --23,318,951 23,318,951 --41,681,950 41,681,950 --41,948,237 41,948,237 Third Parties RSM Indonesia Fahmy Hoessein & Partners Others (each below Rp100 millions) Sub Total 73,606,476,928 126,612,954 206,368,018 270,752,719 Total Utang lain-lain kepada RSM Indonesia dan Fahmy Hoessein & Partners merupakan utang yang terjadi karena proses penawaran umum perdana saham. Other payables to RSM Indonesia and Fahmy Hoessein & Partners are the payabale which occur due to the process of stock initial public offering. 16. Beban Akrual 16. Accrued Expenses 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Proyek Operasional Kantor Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Total 1,483,701,292 690,114,105 9,250,000 2,183,065,397 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 4,347,083,280 399,865,490 -4,746,948,770 240 605,766,941 65,983,108 -671,750,049 2013 Rp 2,621,928,103 1,622,602,500 -4,244,530,603 Project Office Operational Others (each below Rp100 millions) Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 17. Provisi Jangka Pendek 17. Short Term Provisions Pada tanggal 31 Oktober 2016, saldo provisi jangka pendek sebesar Rp416.817.314. On October 31, 2016, balance of short term provisions amounting to Rp416,817,314. Menurut surat dari Dinas Pertambangan dan Energi Paluta No. 600/3080/2016 tanggal 22 Juli 2016, menerangkan bahwa berdasarkan surat hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia provinsi Sumatera Utara No. 53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 tanggal 27 Juni 2016, Perusahaan menerima kelebihan pembayaran atas proyek pengadaan mebel dan interior dengan nomor kontrak 601/4299/PPK/2015 tanggal 2 Oktober 2015 sebesar Rp428.337.581. Perusahaan harus mengembalikannya kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta (Padang Lawas Utara) paling lambat 31 Agustus 2016. According to letter from Department of Mines and Energy of Paluta No. 600/3080/2016 dated July 22, 2016 stated that based on the inspection results letter of the Audit Board of the Republic of Indonesia, North Sumatra province No. 53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 dated June 27, 2016, the Company received the overpayment to the procurement of furniture and interiors with the contract number 601/4299/PPK/2015 dated October 2, 2015 amounting to Rp428,337,581. The Company must return it to the Department of Mines and Energy of Paluta (North Padang Lawas) no later than August 31, 2016. Melalui surat sanggahan No. 011/CSIS-EKS/VIII/16 tanggal 5 Agustus 2016, Perusahaan menyampaikan bahwa kelebihan pembayaran seharusnya menurut perhitungan Perusahaan adalah sebesar Rp11.520.267 kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta. Jumlah sanggahan tersebut sudah dibayarkan Perusahaan pada 26 Agustus 2016. By letter of rebuttal No. 011/ CSIS-EKS/VIII/16 dated August 5, 2016, the Company stated that the overpayment according to calculations by the Company is supposed amounting to Rp11,520,267 to the Department of Mines and Energy of Paluta. The rebuttal amount already paid by the Company on August 26, 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Dinas Pertambangan dan Energi Paluta belum memberikan tanggapan. As of the issuance date of the financial statements, the Department of Mines and Energy of Paluta has not responded. Dari kasus di atas, Perusahaan membuat provisi dengan perhitungan sebagai berikut: From the above case, the Company made a provision with calculation as follows: 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 428,337,581 11,520,267 416,817,314 Hasil Pemeriksaan BPK RI Hasil Perhitungan Perusahaan Provisi 18. Utang Pembiayaan Konsumen 18. Consumer Financing Payable Rincian utang pembiayaan konsumen berdasarkan perusahaan pembiayaan adalah sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 2016 Rp PT Maybank Indonesia Finance PT BCA Finance PT Astra Sedaya Finance Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen Dikurangi: Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Utang Pembiayaan Konsumen Jangka Panjang The Inspection Results of BPK RI The Calculation Results of the Company Provisions 2015 Rp Details of consumer financing payable based on finance companies are as follows: 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 199,607,000 360,430,000 -560,037,000 --66,168,000 66,168,000 --154,392,000 154,392,000 --242,616,000 242,616,000 (255,602,400) 304,434,600 (66,168,000) -- (88,224,000) 66,168,000 (88,224,000) 154,392,000 241 PT Maybank Indonesia Finance PT BCA Finance PT Astra Sedaya Finance Total Minimum Payment of Consumer Financing Deduction: Current Portion - Mature within in One Year Long Term Consumer Financing Payable PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Details of consumer financing payable based on the maturity period is as follows: Rincian utang pembiayaan konsumen berdasarkan periode jatuh tempo adalah sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Pembayaran yang Jatuh Tempo pada Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen Dikurangi: Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Utang Sewa Pembiayaan Jangka Panjang 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2015 Rp 2013 Rp --42,600,400 255,602,400 241,185,200 20,649,000 560,037,000 --66,168,000 ---66,168,000 -88,224,000 66,168,000 ---154,392,000 88,224,000 88,224,000 66,168,000 ---242,616,000 (255,602,400) 304,434,600 (66,168,000) -- (88,224,000) 66,168,000 (88,224,000) 154,392,000 19. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Payment Due in : 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total Minimum Payment of Consumer Financing Deduction: Current Portion - Mature within in One Year Total Long Term Leasing 19. Long Term Employees Benefit Liabilities Perusahaan memberikan program pensiun imbalan pasti dan imbalan pasca-kerja sesuai dengan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan dan imbalan kerja jangka panjang lainnya kepada karyawan yang memenuhi persyaratan. Imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan kerja tanpa pendanaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 19, 16, 17 dan 17 masing-masing pada 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. The Company provides defined benefit pension plan and post-employment benefits in accordance with the Labor Law, as well as other long-term benefits covering all qualifying employees. Other post-employment and other long-term benefits are accounted as unfunded defined benefit plan. The number of employees entitled to the benefit is 19, 16, 17 and 17 on October 31,2016, December 31, 2015, 2014 and 2013, respectively. Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, perhitungan imbalan kerja Perusahaan dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut: As of October 31,2016, December 31, 2015, 2014 and 2013, the cost of providing employee benefits is calculated by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, an independent actuary. The actuarial calculations were carried out using the following key assumptions: 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Asumsi Ekonomis Tingkat Diskonto Tingkat Pengembalian Aset Program Tingkat Kenaikan Gaji Asumsi Demografi Pensiun Mortalitas Cacat Pengunduran Diri 7.4% 7.4% 8% 8% 2015 Rp 9.1% Tidak Relevan/ Not Applicable 8% 2013 Rp 8.5% 9.3% 8% 8% 100% pada usia pensiun normal/ 100% at Normal Retirement Age Tabel Mortalita Indonesia 2011/ Indonesian Mortality Table 2011 10% dari tabel mortalita/ 10% of mortality rate 10% per tahun sampai dengan usia 25 tahun dan menurun linier menjadi 1% di usia 45 dan tahun-tahun setelahnya/ 10% per annum up to age 25 years and reducing linearly to 1% at age 45 year and thereafter 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 853,896,000 -853,896,000 2015 Rp 479,572,167 -479,572,167 Economic Assumptions Discount Rate Expected Return on Plan Assets Future Salary Increase Demographic Assumptions Retirement Mortality Disablility Resignation Amounts recognized in the consolidated statement of financial position are as follows: Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: Nilai Kini Liabilitas Nilai Wajar Aset Program Total 31 Desember/ December 31, 2014 Rp 31 Desember/ December 31, 2015 Rp 495,766,000 -495,766,000 242 2014 Rp 388,603,000 -388,603,000 2013 Rp 263,728,000 -263,728,000 Present Value of Obligation Fair Value of Plan Assets Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Movements in long term employee benefit liabilities in the consolidated statement of financial position are as follows: Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: Saldo Awal Pembayaran Manfaat Beban Diakui di Laba Rugi 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 495,766,000 388,603,000 --130,770,000 101,800,000 31 Desember/ December 31, 2015 2014 Rp Rp 388,603,000 263,728,000 (2,000,000) -122,160,000 97,645,000 2013 Rp 253,907,000 -108,235,000 Jumlah Diakui di Pendapatan Komprehensif Lain Saldo pada Akhir Periode 227,360,000 853,896,000 (12,997,000) 495,766,000 (98,414,000) 263,728,000 (10,830,833) 479,572,167 Movements of present value of defined benefit liabilities are as follows: Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: Saldo Awal Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Efek atas Perubahan Asumsi Pembayaran Manfaat Nilai Kini Liabilitas 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 495,766,000 388,603,000 93,222,000 74,302,500 37,548,000 27,497,500 227,360,000 (10,830,833) --853,896,000 479,572,167 31 Desember/ December 31, 2015 2014 Rp Rp 388,603,000 263,728,000 89,163,000 73,103,000 32,997,000 24,542,000 (12,997,000) 27,230,000 (2,000,000) -495,766,000 388,603,000 Beban Tahun Berjalan Diakui di Laba Rugi Penilaian Kembali Liabilitas Perubahan Asumsi Ekonomis Penyesuaian Pengalaman Jumlah Diakui di Pendapatan Komprehensif Lain 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 93,222,000 74,302,500 37,548,000 27,497,500 31 Desember/ December 31, 2015 2014 Rp Rp 89,163,000 73,103,000 32,997,000 24,542,000 101,800,000 122,160,000 97,645,000 108,235,000 139,622,000 87,738,000 (31,145,000) 20,314,167 (37,374,000) 24,377,000 27,941,000 (711,000) (118,620,000) 20,206,000 227,360,000 (10,830,833) (12,997,000) 27,230,000 (98,414,000) 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp (853,896,000) (479,572,167) (87,738,000) (20,314,167) Beginning Balance Current Service Cost Interest Cost Effect of Assumptions Changes Payment of Benefit Present Value of Liabilities Current Service Cost Interest Cost Expense for the Year Recognized in Profit Loss Obligation Remeasurement Changes in Financial Assumptions Experience Adjustments Amounts Recognized in Other Comprehensive Income Amount for the current period and for the four previous year of present value of defined benefit obligation and adjustment arising on liabilities program. 2015 Rp (495,766,000) (24,377,000) 31 Desember/ December 31, 2014 2013 Rp Rp (388,603,000) (263,728,000) 711,000 (20,206,000) 2012 Rp (253,907,000) 56,768,000 Present Value of Liabilities Experience Adjustment Sensitivity Analysis Analisa Sensitivitas 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Analisa Sensitivitas Tingkat Diskonto Jika Tingkat + 1% Jika Tingkat - 1% 2013 Rp 91,666,000 16,569,000 130,770,000 Jumlah periode tahunan saat ini dan periode empat tahun sebelumnya dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan penyesuaian yang timbul pada liabilitas program. Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Penyesuaian Pengalaman 2013 Rp 253,907,000 91,666,000 16,569,000 (98,414,000) -263,728,000 Component of long term employee benefit expense recognize in the consolidated statement of profit or loss and other comphrehensive income are as follows: Komponen biaya imbalan kerja jangka panjang yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut: Biaya Jasa Kini Biaya Bunga 27,230,000 388,603,000 Beginning Balance Payment of Benefit Expense Recognized in Profit Loss Amounts Recognized in Other Comprehensive Income Ending Balance at The End of Period 767,381,000 955,141,000 372,425,833 460,565,000 2015 Rp 31 Desember/ December 31, 2014 Rp 446,911,000 552,678,000 243 346,635,000 437,937,000 2013 Rp 234,871,000 297,632,000 Sensitivity Analysis of Discount Rate If Rate + 1% If Rate - 1% PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Maturity Profile of the Defined Benefit Obligation Jatuh Tempo Profil Liabilitas Manfaat Pasti 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Nilai kini Manfaat Diharapkan akan Dibayar di: - tahun ke1 - tahun ke2 - tahun ke3 - tahun ke4 - tahun ke5 - tahun ke6-10 - tahun ke11-15 - tahun ke16-20 - tahun ke20 dan selebihnya 8,162,000 59,059,000 11,226,000 11,280,000 181,914,000 256,103,000 450,086,000 630,537,000 364,738,000 31 Desember/ December 31, 2014 Rp 2015 Rp 6,668,000 6,978,000 45,662,000 8,257,000 8,313,000 322,071,000 296,509,000 110,170,000 376,156,000 6,668,000 6,978,000 45,662,000 8,257,000 8,313,000 322,071,000 296,509,000 110,170,000 376,156,000 5,349,000 5,769,000 6,091,000 41,272,000 7,419,000 307,162,000 201,283,000 90,468,000 457,939,000 2013 Rp Present Value of Benefits Expected to be Paid in: - 1st year - 2nd year - 3rd year - 4th year - 5th year - 6-10th years - 11-15th years - 16-20th years - 20th year and beyond 2,392,000 4,178,000 4,474,000 4,836,000 33,453,000 266,515,000 79,482,000 77,991,000 360,254,000 20. Perpajakan 20. Taxation a.Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan a. Income Tax Benefit (Expenses) 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Kini Tangguhan Total (1,550,096,250) 144,368,141 (1,405,728,109) 2015 Rp (103,473,498) 22,742,292 (80,731,206) (1,108,374,000) 30,040,000 (1,078,334,000) Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba kena pajak untuk periode 10 bulan yang berakhir 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Dikurangi: Laba (Rugi) Entitas Anak Sebelum Pajak Penghasilan Laba Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan Beda Tetap Denda Pajak Sumbangan Penghasilan Bunga yang Dikenakan Pajak Final Pendapatan Usaha yang Dikenakan Pajak Penghasilan Final Beban atas Pendapatan yang Dikenakan Pajak Penghasilan Final Total Beda Waktu Imbalan Kerja Penyisihan Persediaan Pencadangan Utang Kontijensi Total Taksiran Laba Kena Pajak 31 Desember/December 31, 2014 Rp (907,255,822) 24,411,250 (882,844,572) 2013 Rp (543,032,108) 27,058,750 (515,973,358) Current Tax Deferred Tax Total A reconciliation between income before tax as per statements of income and estimated taxable income for the period of 10 months ended October 31, 2016 and for the years ended December 31, 2015, 2014 and 2013 were as follows: 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp -- -- -- -- -- 8,443,641,965 417,021,725 4,346,752,223 3,767,662,955 2,289,570,248 41,549,010 72,734,593 (188,841,689) --(23,075,119) --(33,415,239) --(40,250,569) --(58,880,633) (30,207,878,723) -- -- -- -- 27,461,707,930 (2,820,728,879) -(23,075,119) -(33,415,239) -(40,250,569) -(58,880,633) Income Before Tax as per Statements of Profit or Loss Deduction: Income (Loss) of Subsidiaries Before Income Tax Income of the Company Before Income Tax Permanent Difference: Tax Penalty Donation Interest Income Subject to Final Tax Operating Revenue Subjected to Final Income Tax Expenses on Revenue Subjected to Final Income Tax Total 130,770,000 29,885,248 416,817,314 577,472,562 6,200,385,648 101,800,000 --101,800,000 495,746,606 120,160,000 --120,160,000 4,433,496,984 97,645,000 --97,645,000 3,825,057,386 108,235,000 --108,235,000 2,338,924,615 Timing Difference Employee Benefit Provision of Inventories Provision of Contingent Liability Total Estimated Taxable Income 8,443,641,965 417,021,725 4,346,752,223 3,767,662,955 2,289,570,248 Taksiran Laba Kena Pajak (Dibulatkan) 6,200,385,000 495,746,000 4,433,496,000 3,825,057,000 2,338,924,000 Beban Pajak Penghasilan 1,550,096,250 103,473,498 1,108,374,000 907,255,822 543,032,108 Income Tax Expense 359,042,514 229,000 62,000,000 421,271,514 437,151,233 -61,000,000 498,151,233 1,004,191,293 -73,200,000 1,077,391,293 834,590,291 -72,000,000 906,590,291 269,815,908 -60,000,000 329,815,908 1,128,824,736 (394,677,735) 30,982,707 665,531 213,216,200 Deduction: Prepaid Tax Article 22 Article 23 Article 25 Total Underpayment (Overpayment) of Corporate Income Tax Dikurangi: Pajak Penghasilan Dibayar di Muka: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Total Kurang (Lebih) Bayar Pajak Penghasilan Penghasilan kena pajak menjadi dasar penyusunan SPT untuk periode setiap tahun yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian. 244 Estimated Taxable Income (Rounded) The taxable income is the basis for the preparation of tax returns every year period presented in the consolidated financial statements. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Reconciliation between tax expense and income (loss) before income tax with the current rate as follows: Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil perkalian laba (rugi) sebelum pajak penghasilan dengan tarif yang berlaku sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Ditambah: Rugi Entitas Anak Sebelum Pajak Penghasilan Laba Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan Pajak Dihitung pada Tarif yang Berlaku Koreksi Fiskal Pajak Kini Pajak Tangguhan dari Perbedaan Temporer Total Manfaat (Beban) Pajak - Perusahaan 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 8,443,641,965 417,021,725 4,346,752,223 3,767,662,955 2,289,570,248 -8,443,641,965 -417,021,725 -4,346,752,223 -3,767,662,955 -2,289,570,248 Income Before Income Taxes According to Income Statement Addition: Loss on Subsidiaries Before Income Tax Income Before Income Taxes (2,110,910,565) 560,814,315 (1,550,096,250) 144,368,141 (1,405,728,109) (83,792,278) (19,681,220) (103,473,498) 22,742,292 (80,731,206) (1,086,688,056) (21,685,944) (1,108,374,000) 30,040,000 (1,078,334,000) (892,907,214) (14,348,608) (907,255,822) 24,411,250 (882,844,572) (530,693,516) (12,338,592) (543,032,108) 27,058,750 (515,973,358) Taxes Calculated at Applicable Rate Fiscal Adjustment Current Tax Deferred Tax from Temporary Difference Total Benefit (Expense) Tax- Company b. Aset Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. 31 Desember/ December 31 2015 Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charged) to Profit or Loss b. Deferred Tax Assets Deferred tax is calculated based on the effect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting and the tax bases of assets and liabilities. Dikreditkan (Dibebankan) Penghasilan Komprehensif Lain/ Credited (Charged) to 31 October/ October 31 2016 Other Comprehensive Income Rp Perusahaan Imbalan Kerja (Catatan 19) Penyisihan Persediaan (Catatan 7) Pencadangan Utang Kontijensi (Catatan 17) Aset Pajak Tangguhan - Bersih Rp Rp 123,941,500 -- 32,692,500 7,471,312 56,840,000 -- 213,474,000 7,471,312 -123,941,500 104,204,329 144,368,141 -56,840,000 104,204,329 325,149,641 31 Desember/ December 31 2014 Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charged) to Profit or Loss Dikreditkan (Dibebankan) Penghasilan Komprehensif Lain/ Credited (Charged) to Rp Company Employee Benefit (Note 19) Provision of Inventories (Note 7) Provision of Contingent Debt (Note 17) Deferred Tax Asset - Net 31 Desember/ December 31 2015 Other Comprehensive Income Perusahaan Imbalan Kerja (Catatan 19) Aset Pajak Tangguhan - Bersih Rp Rp Rp 97,150,750 97,150,750 30,040,000 30,040,000 (3,249,250) (3,249,250) 31 Desember/ December 31 2013 Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charged) to Profit or Loss Dikreditkan (Dibebankan) Penghasilan Komprehensif Lain/ Credited (Charged) to Rp 123,941,500 123,941,500 Company Employee Benefit (Note 19) Deferred Tax Asset - Net 31 Desember/ December 31 2014 Other Comprehensive Income Perusahaan Imbalan Kerja (Catatan 19) Aset Pajak Tangguhan - Bersih Rp Rp Rp 65,932,000 65,932,000 24,411,250 24,411,250 245 6,807,500 6,807,500 Rp 97,150,750 97,150,750 Company Employee Benefit (Note 19) Deferred Tax Asset - Net PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Desember/ December 31 2012 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charged) to Profit or Loss 31 Desember/ December 31 2013 Dikreditkan (Dibebankan) Penghasilan Komprehensif Lain/ Credited (Charged) to Other Comprehensive Income Perusahaan Imbalan Kerja (Catatan 19) Aset Pajak Tangguhan - Bersih Rp Rp Rp 63,476,750 63,476,750 27,058,750 27,058,750 c. Pajak Dibayar di Muka 1,332,416,139 1,332,416,139 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 1,036,395,784 1,036,395,784 d. Utang Pajak 65,932,000 65,932,000 Company Employee Benefit (Note 19) Deferred Tax Asset - Net 606,697,135 606,697,135 2013 Rp 135,393,985 135,393,985 Company Value Added Tax Total d. Tax Payable 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Perusahaan Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Total (24,603,500) (24,603,500) c. Prepaid Taxes 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai Total Rp 21,039,250 400,864 6,200,000 1,128,824,736 1,156,464,850 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 18,140,800 -6,100,000 30,982,707 55,223,507 16,716,000 -6,000,000 665,531 23,381,531 2013 Rp 12,554,850 -5,000,000 213,216,200 230,771,050 Company Income Tax Art 21 Art 23 Art 25 Art 29 Total e. Pengampunan Pajak Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2016 dan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER18/PJ/2016 tentang Pengembalian Kelebihan Pembayaran Uang Tebusan Dalam Rangka Pengampunan Pajak, Perusahaan melaksanakan pengampunan pajak ini. e. Tax Amnesty In connection with the implementation of Regulation of the Minister of Finance No. 118/PMK.03/ 2016 on the Implementation of Law No. 11 of 2016 on Tax Amnesty, as amended by Regulation of the Minister of Finance No. 141/PMK.03/2016 and Directorate General of Tax Regulation No. PER-18/PJ/ 2016 on Redemption Payment of Excess Refund in the framework of Tax Amnesty. The Company participated this tax amnesty. Berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KET-1877/PP/WPJ.33/2016 tanggal 19 September 2016, perincian aset Perusahaan sehubungan pengampunan pajak berupa bank dan masing-masing sebesar piutang lain-lain Rp577.450.487 dan Rp1.500.000.000. Based on Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) by the Ministry of Finance of Republic of Indonesia No. KET-1877/PP/WPJ.33/2016 dated September 19, 2016, details of the the Company's assets in connection of tax amnesty are banks and other receivables amounting to Rp577,450,487 and Rp1,500,000,000, respectively. 246 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 21. Modal Saham 21. Capital Stocks Sesuai Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Oktober 2016, yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor berdasarkan akta No. 10 tanggal 31 Oktober 2016, Para Pemegang Saham menyetujui mengalihkan saham Perusahaan milik PT Andalan Utama Bintara kepada PT Olympic Kapital Equity sebanyak 34.825 lembar saham. Dengan pengalihan tersebut, PT Andalan Utama Bintara memiliki 74.800 lembar saham, sementara PT Olympic Kapital Equity memiliki 35.200 lembar saham. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU0132051.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 7 November 2016. In accordance with the Circular Statement of Shareholders Circular as Substitute Extraordinary Shareholders General Meeting dated October 25, 2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor based on the deed No. 10 dated October 31, 2016, Shareholders agreed to transfer the Company’s shares owned by PT Andalan Utama Bintara to PT Olympic Kapital Equity amounting to 34,825 shares. This transfer resulting PT Andalan Utama Bintara has 74,800 shares, while PT Olympic Kapital Equity has 35,200 shares. The deed was approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU0132051.AH.01.11.Year 2016 dated November 7, 2016. Sesuai Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 17 Oktober 2016, yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor berdasarkan akta No. 8 tanggal 19 Oktober 2016, Para Pemegang Saham menyetujui sebagai berikut: 1. PT Olympic Kapital Equity mengambil alih saham Perusahaan milik Juanda Hasurungan Sidabutar sebanyak 375 lembar saham. 2. Menerbitkan saham baru sebanyak 100.000 lembar saham, sehingga terjadi peningkatan modal dasar Perusahaan dari 10.000 lembar saham menjadi 110.000 lembar saham atau ekuivalen dengan Rp110.000.000.000. 3. Mengeluarkan saham partopel sebanyak 7.500 lembar saham, yang mana diambil penuh oleh PT Andalan Utama Bintara. In accordance with the Circular Decision Statement of Shareholders as Substitute Extraordinary Shareholders General Meeting dated October 17, 2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor based on the deed No. 8 dated October 19, 2016, Shareholders agreed as follows: Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU00139379.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 20 Oktober 2016. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-00139379.AH.01.02.Year 2016 dated October 20, 2016. Berdasarkan Akta Penegasan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas No. 5 tanggal 12 Agustus 2016, yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor, Para Pemegang Saham menyetujui sebagai berikut: 1. Mendukung penuh rencana Perusahaan menjadi perusahaan publik 2. Mengalihkan semua saham Perusahaan milik Juanda Hasurungan sebanyak 375 lembar Based on the Decision Statement Deed of the Company’s Meeting No. 5 dated August 12, 2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor, Shareholders agreed as follows: 247 1. PT Olympic Kapital Equity acquired the shares of the Company owned by Juanda Hasurungan Sidabutar amounting to 375 shares. 2. Issuing new shares amounting to 100,000 shares, resulting in an increase in the authorized capital of 10,000 shares to 110,000 shares, or equivalent to Rp110,000,000,000. 3. Issuing portfolio shares amounting to 7,500 shares, which is fully acquired by PT Andalan Utama Bintara. 1. Fully support the plan of the Company becoming a public company. 2. Transfer all shares of the Company owned by Juanda Hasurungan amounting to 375 shares, PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) PT Cahayasakti Lintang Surya amounting to 625 shares, Tjoea Eddy Gunawan amounting to 375 shares, Agus Djunaedi amounting to 250 shares, Santo Franciscus amounting to 125 shares, Vilia Franciscus amounting to 125 shares, Teddy Tedesco amounting to 125 shares and Esther Kurniawan amounting to 125 shares to PT Andalan Utama Bintara. saham, PT Cahayasakti Lintang Surya sebanyak 625 lembar saham, Tjoea Eddy Gunawan sebanyak 375 lembar saham, Agus Djunaedi sebanyak 250 lembar saham, Santo Fransiscus sebanyak 125 lembar saham, Vilia Fransiscus sebanyak 125 lembar saham, Teddy Tedesco sebanyak 125 lembar saham dan Esther Kurniawan sebanyak 125 lembar saham kepada PT Andalan Utama Bintara. 3. Menambah bidang usaha Perusahaan sebagai general kontraktor. 3. The Company adding business activity as general contractor. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 2016 tanggal AHU-0109207.AH.01.11.Tahun 19 September 2016 The deed was approved by Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU0109207.AH.01.11.Year 2016 dated September 19, 2016. Susunan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut: The Company’s shareholder structure is as follows: 31 Oktober/October 31, 2016 Jumlah Saham/ Persentase Number of Kepemilikan/ Shares Percentage of Ownership (%) 74,800 35,200 110,000 PT Andalan Utama Bintara PT Olympic Kapital Equity Total Jumlah Saham/ Number of Shares 68.00 32.00 100.00 Rp 74,800,000,000 35,200,000,000 110,000,000,000 2015, 2014, dan/ and 2013 Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership (%) 750 625 375 250 125 125 125 125 2,500 Juanda Hasurungan Sidabutar PT Cahayasakti Lintang Surya Tjoea Eddy Gunawan Agus Djunaedi Teddy Todesco Esther Kurniawan Villia Fransiscus Santo Fransiscus Total Total Total Rp 30.00 25.00 15.00 10.00 5.00 5.00 5.00 5.00 100.00 750,000,000 625,000,000 375,000,000 250,000,000 125,000,000 125,000,000 125,000,000 125,000,000 2,500,000,000 22. Tambahan Modal Disetor Juanda Hasurungan Sidabutar PT Cahayasakti Lintang Surya Tjoea Eddy Gunawan Agus Djunaedi Teddy Todesco Esther Kurniawan Villia Fransiscus Santo Fransiscus Total 22. Additional Paid-in Capital 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Total PT Andalan Utama Bintara PT Olympic Kapital Equity Total 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp (620,576,959) -- -- -- 2,077,450,487 1,456,873,528 --- --- --- 248 Difference in Value Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Difference in Value Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control Pada tahun 2016, Perusahaan membeli kepemilikan saham di PT Olympic Bangun Persada, PT Olimpik International Hotel, PT Puri Sentul Permai dari PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya. During 2015, the Company aqcuired the ownership in PT Olympic Bangun Persada, PT Olimpik International Hotel, PT Puri Sentul Permai from PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco and PT Cahaya Sakti Lintang Surya. PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya merupakan entitas yang berada dalam pengendalian yang sama dengan Perusahaan. Hubungan sepengendali dari entitas-entitas yang bertransaksi tidak bersifat sementara. Oleh karena itu, transaksi tersebut di atas dicatat sesuai dengan PSAK No.38 tentang “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. Selisih antara bagian kepemilikan PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya atas aset bersih sebesar dengan harga beli dicatat sebagai selisih nilai transaksi pelepasan entitas anak kepada entitas sepengendali dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas Perusahaan. PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya are entities that is under common control with the Company. The relationship of entities under common control that transaction is not transient. Accordingly, the above transaction is recorded in conformity with PSAK No.38 concerning “Business Combination of Companies under Common Control”. The difference between PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya’s share on net asset value and the purchase price is recorded as difference in value resulting from disposal of subsidiaries transactions among entities under common control and presented as part of the Company’s equity. Entitas Sepengendali/ Under Common Entities PT Olympic Bangun Persada PT Puri Sentul Permai PT Olimpik International Hotel Total Nilai Buku/ Book Value Rp 9,283,647,929 5,065,788,728 22,891,986,384 Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Perincian aset Perusahaan sehubungan pengampunan pajak berupa bank dan piutang lainlain masing-masing sebesar Rp577.450.487 dan Rp1.500.000.000 (Catatan 20.e) 249 Harga Beli/ Purchase Price Rp 10,000,000,000 5,362,000,000 22,500,000,000 Selisih Nilai Transaksi Restukturisasi Entitas Sepengendali/ Difference in Value of Restructuring Transaction of Entities Under Common Control Rp (716,352,071) (296,211,272) 391,986,384 (620,576,959) Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty Details of the the Company's assets and liabilities in connection with tax amnesty are banks and other receivables amounting to Rp577,450,487 and Rp1,500,000,000, respectively (Note 20.e). PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 23. Dividen Tunai PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 23. Cash Dividend a. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2016, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp4.628.868.692. a. Based on the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders held on February 3, 2016, the shareholders approved the distribution of cash dividends for 2015 amounting to Rp4,628,868,692. b. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2015, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2014 sebesar Rp2.765.000.000. b. Based on the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders held on February 6, 2015, the shareholders approved the distribution of cash dividends for 2014 amounting to Rp2,765,000,000. 24. Pendapatan 24. Revenues a. Berdasarkan Jenis Pendapatan a. By Type of Revenue 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 30,207,878,723 23,598,456,856 53,806,335,579 Jasa Konstruksi Penjualan Retail dan Proyek Mebel Total 2015 Rp -14,535,872,784 14,535,872,784 31 Desember/December 31, 2014 Rp -52,913,441,638 52,913,441,638 b. Berdasarkan Pelanggan -46,829,378,290 46,829,378,290 2013 Rp -33,654,283,035 33,654,283,035 Construction Services Furniture Retail Sales and Project Total b. By Customer 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp Pihak Berelasi (Catatan 28) 30,207,878,723 -- -- -- -- Related Party (Note 28) Pihak Ketiga Dinas Pendidikan Tasikmalaya PT Rekayasa Industri Dinas Pendidikan Sumedang Politeknik Negeri Banyuwangi Kementerian Pekerjaan Umum Dinas Pertambangan dan Energi Paluta PT Hagitasinar Lestarimegah CV Sarimas Putra Andalan Universitas Negeri Gorontalo Universitas Sumatera Utara PT Karya Mentari Seraya Universitas Nusa Cendana Universitas Negeri Manado PT Debindo Jaya PT Brightsource Pecatu Indonesia PT Propindo Sedayu CV Karya Prima Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) Total 20,968,900,546 1,371,434,341 ---------------1,258,121,969 53,806,335,579 --14,528,598,284 --------------7,274,500 14,535,872,784 --14,528,598,284 17,181,413,636 8,132,727,272 6,876,813,636 4,759,324,345 1,002,151,273 ---------432,413,192 52,913,441,638 ----7,127,489,091 ---15,555,000,000 15,436,363,607 7,679,170,452 ------1,031,355,140 46,829,378,290 -----------9,834,545,435 8,153,181,786 7,483,112,280 3,080,906,995 3,044,545,454 1,680,809,087 377,181,998 33,654,283,035 Third Parties Education Department of Tasikmalaya PT Rekayasa Industri Education Department of Sumedang State Polytechnic of Banyuwangi Ministry of Public Works Department of Mines and Energy of Paluta PT Hagitasinar Lestarimegah CV Sarimas Putra Andalan State University of Gorontalo University of North Sumatera PT Karya Mentari Seraya University of Nusa Cendana State University of Manado PT Debindo Jaya PT Brightsource Pecatu Indonesia PT Propindo Sedayu CV Karya Prima Others (each below Rp1 billion) Total 25. Beban Pokok Pendapatan Jasa Konstruksi Penjualan Retail dan Proyek Mebel Total 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 27,461,707,930 -11,814,688,562 10,208,033,557 39,276,396,492 10,208,033,557 25. Cost of Revenues 31 Desember/December 31, 2014 2013 Rp Rp ---38,621,945,619 34,192,881,948 24,585,431,621 38,621,945,619 34,192,881,948 24,585,431,621 2015 Rp Final Draft Report/April 26, 2017 Construction Services Furniture Retail Sales and Project Total Paraf: 250 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 26. Beban Usaha 26. Operating Expenses a. Beban Pemasaran a. Marketing Expenses 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Pengiriman Barang Perbaikan dan Pemeliharaan Perjalanan Dinas dan Transport Penelitian dan Pengembangan Representasi dan Jamuan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50 juta) Subtotal 1,185,322,592 200,000,000 156,289,150 61,032,491 52,012,771 84,275,900 1,738,932,904 2015 Rp 108,994,579 50,000,000 110,960,400 712,910,501 21,083,576 72,746,850 1,076,695,906 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2,942,240,315 419,398,500 673,917,953 1,213,274,540 297,481,458 369,853,125 5,916,165,891 2,599,874,089 291,844,700 596,637,742 1,122,190,333 300,445,509 325,778,230 5,236,770,603 b. Beban Umum dan Administrasi 3,175,833,704 595,610,489 148,885,773 139,456,425 130,770,000 100,000,000 72,734,593 33,733,599 29,854,841 24,405,286 21,329,760 69,189,193 4,541,803,663 6,280,736,567 1,830,576,465 207,959,000 428,170,258 806,381,265 218,272,826 233,415,873 3,724,775,687 2015 Rp 2,025,907,035 67,706,433 50,614,472 137,673,715 101,800,000 --41,015,558 93,968,612 26,265,468 93,586,430 46,327,777 2,684,865,500 3,761,561,406 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2,430,461,600 86,150,878 187,076,784 165,251,489 122,160,000 --68,479,951 404,986,437 32,782,776 331,849,832 55,864,617 3,885,064,364 9,801,230,255 2,113,443,950 69,560,833 188,763,298 155,175,071 97,645,000 --59,537,893 476,629,810 50,188,042 355,557,381 79,183,716 3,645,684,994 8,882,455,597 Salaries and Allowances Professional Fee License and Permit Depreciation (Note 11) Employee Benefit (Note 19) Rental Donation Asset Maintenance Business Travel and Transportation Expense Telecommunication Office Utilities and Working Facilities Others (each below Rp50 millions) Subtotal Total Operating Expenses 27. Other Income (Expenses) 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Beban Lainnya Uang Tebusan Pengampunan Pajak Penurunan Nilai Persediaan Rugi Selisih Kurs - Bersih Lain-lain Total 2013 Rp 1,909,613,750 27,912,800 133,663,375 102,392,878 108,235,000 --26,642,567 395,015,240 40,694,428 245,902,595 119,929,096 3,110,001,729 6,834,777,416 27. Pendapatan (Beban) Lainnya Pendapatan Lainnya Penghapusan Utang Dagang Pendapatan Bunga Pinjaman Laba Penjualan Aset Tetap (Catatan 11) Penjualan Bazar Jasa Giro Lain-lain Total Delivery Expense Repair and Maintenance Business Travel and Transportation Expense Research and Development Representation and Entertainment Others (each below Rp50 millions) Subtotal b. General and Administrative Expenses 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Gaji dan Tunjangan Jasa Profesional Lisensi dan Perizinan Penyusutan (Catatan 11) Imbalan Kerja (Catatan 19) Sewa Sumbangan Pemeliharaan Aset Perjalanan Dinas dan Transport Telekomunikasi Keperluan Kantor dan Sarana Kerja Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50 juta) Subtotal Total Beban Usaha 2013 Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 435,968,780 423,497,223 367,813,634 385,977,256 188,841,689 -1,802,098,582 ----23,075,119 17,395,848 40,470,967 ----33,415,239 19,100,207 52,515,446 --1,750,000 -40,250,569 2,440,524 44,441,093 --150,000 -58,880,633 32,432,340 91,462,973 Other Income Accounts Payable Write off Interest Income from Loans Gain on Sale of Fixed Assets (Note 11) Bazaar Sales Current Accounts Others Total 41,549,010 29,885,248 10,713,473 94,512,915 176,660,646 --8,915 -8,915 --1,012,040 -1,012,040 --4,405,769 -4,405,769 --11,267,867 -11,267,867 Other Expenses Redemption of Tax Amnesty Impairment Value of Inventories Loss on Forex - Net Others Total 28. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi 28. Relates Parties Transactions and Balances a.Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi a. Related Parties Transasactions and Balances Persentase Terhadap Total Aset/ Percentage of Total Assets 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 31 Oktober/ 31 Desember/December 31, 2015 2014 Rp Rp October 31 2016 % 2013 Rp 2015 % 31 Desember/December 31, 2014 % 2013 % Tagihan Bruto Pemberi Kerja PT Bogorindo Cemerlang 30,207,878,723 -- -- -- 11.69 -- -- -- Gross Amount Due From Customer PT Bogorindo Cemerlang Total 30,207,878,723 -- -- -- 11.69 -- -- -- Total Other Current Financial Assets PT Andalan Utama Bintara PT Cahaya Sakti Furintraco PT Graha Multi Bintang PT Cahaya Sakti Lintang Surya Vilia Fransiscus PT Cahaya Bintang Olympic Aset Keuangan Lancar Lainnya PT Andalan Utama Bintara PT Cahaya Sakti Furintraco PT Graha Multi Bintang PT Cahaya Sakti Lintang Surya Vilia Fransiscus PT Cahaya Bintang Olympic 107,525,000,000 9,900,000,000 3,032,500,000 1,110,833,400 463,750,000 1,049,000 ----463,750,000 -- ----463,750,000 -- ----465,000,000 -- 41.62 3.83 1.17 0.43 0.18 0.00 ----1.76 -- ----3.03 -- ----1.92 -- Total 122,033,132,400 463,750,000 463,750,000 465,000,000 47.23 1.76 3.03 1.92 Total Uang Muka PT Bogorindo Cemerlang 3,240,000,000 3,004,402,750 1,443,750,000 50,000,000 1.25 11.37 9.44 0.21 Advances PT Bogorindo Cemerlang Total 3,240,000,000 3,004,402,750 1,443,750,000 50,000,000 1.25 11.37 9.44 0.21 Total 251 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Persentase Terhadap Total Liabilitas/ Percentage of Total Liabilities 31 Oktober/ 31 Oktober/ October 31 2016 Rp 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp October 31 2016 % 2013 Rp 2015 % 31 Desember/December 31, 2014 % 2013 % Utang Usaha PT Olympic Kian Industri PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco 347,833,927 --- ---- -6,911,492 5,250,001 -640,781,619 410,937,604 0.25 --- ---- 0.12 0.09 3.68 2.36 Accounts Payable PT Olympic Kian Industri PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco Total 347,833,927 -- 12,161,493 1,051,719,223 0.25 -- 0.21 6.05 Total Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya PT Cahayasakti Lintang Surya PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco 29,384,829,533 33,975,598,833 9,900,000,000 --103,294,003 --164,686,068 --228,804,482 21.46 24.82 7.23 --0.64 --2.94 --1.32 Other Short-Term Financial Liabilities PT Cahayasakti Lintang Surya PT Bogorindo Cemerlang PT Cahaya Sakti Furintraco Total 73,260,428,366 103,294,003 164,686,068 228,804,482 53.51 0.64 2.94 1.32 Total Persentase Terhadap Total Pendapatan/ Percentage of Total Revenues 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Pendapatan PT Bogorindo Cemerlang 30,207,878,723 Total 30,207,878,723 31 Desember/December 31, 2015 2014 Rp Rp -- 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp 31 Oktober/ October 31 2016 2015 % % 2013 Rp -- -- -- 56.14 -- -- -- 56.14 31 Desember/December 31, 2015 2014 Rp Rp 2013 Rp 2015 % -- 31 Desember/December 31, 2014 % 2013 % -- -- -- Revenues PT Bogorindo Cemerlang -- -- -- Total Persentase Terhadap Total Beban Pokok Pendapatan/ Percentage of Total Cost of Revenues 31 Oktober/ October 31 31 Desember/December 31, 2016 2015 2015 2014 % % % % 2013 % Pembelian PT Olympic Kian Industri PT Graha Multi Bintang PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco 1,227,531,312 102,449,984 --- ----- ---2,930,209,964 --7,665,065 21,914,545 ---373,579,640 3.13 0.26 --- ----- ---7.59 --0.02 0.06 ---1.52 Purchases PT Olympic Kian Industri PT Graha Multi Bintang PT Cahayasakti Multi Intraco PT Cahaya Sakti Furintraco Total 1,329,981,296 -- 2,930,209,964 29,579,610 373,579,640 3.39 -- 7.59 0.09 1.52 Total Pada 31 Oktober 2016, aset keuangan lancar lainnya kepada PT Andalan Utama Bintara yang terjadi akibat dari peningkatan modal saham Perusahaan sebesar Rp107.500.000.000. On October 31, 2016, other current financial assets to PT Andalan Utama Bintara arising from the Company’s increasing capital stock amounting to Rp107,500,000,000. Piutang lain-lain merupakan peminjaman dana kepada PT Cahayasakti Lintang Surya dan PT Graha Multi Bintang, pihak berelasi, dikenakan bunga oleh Perusahaan sebesar 13% per tahun. Other receivables represents cash loan to PT Cahayasakti Lintang Surya and PT Graha Multi Bintang, related parties, the Company beared interest at 13% per annum. Uang muka kepada PT Bogorindo Cemerlang merupakan uang muka Perusahaan atas pembelian tanah. Advances to PT Bogorindo Cemerlang represents advances of the Company for purchase of land. Utang lain-lain kepada PT Cahayasakti Lintang Surya merupakan peminjaman dana oleh OBP, entitas anak. Other payabales to PT Cahayasakti Lintang Surya represents cash loan by OBP, a subsidiary. Utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang terjadi karena transaksi sebagai berikut: 1. Peminjaman oleh OBP, entitas anak, sebesar Rp6.113.598.833 2. Utang lain-lain Perusahaan karena transaksi investasi saham pada PT Puri Sentul Permai, entitas asosiasi, sebesar Rp5.362.000.000 3. Utang lain-lain Perusahaan karena transaksi investasi saham pada PT Olimpik Internasional Hotel, entitas asosiasi, sebesar Rp22.500.000.000 Other payables to PT Bogorindo Cemerlang occurred because the transaction as follows: 1. Loan by OBP, a subsidiary, amounted to Rp6,113,598,833 2. The other payables of the Company for investment of shares transactions at PT Puri Sentul Permai, an associate, amounted to Rp5,362,000,000 3. The other payables of the Company for investment of shares transactions at PT Olimpik Internasional Hotel, an associate, amounted to Rp22,500,000,000 Utang lain-lain kepada PT Cahaya Sakti Furintraco (CSF) terjadi karena transaksi investasi saham pada OBP, entitas anak, sebesar Rp9.900.000.000. Other payables to PT Cahaya Sakti Furintraco (CSF) occurred because the investment of shares transactions at OBP, a subsidiary, amounted to 252 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Sedangkan piutang lain-lain kepada CSF terjadi karena CSF belum menyetorkan modal kepada OBP. Rp9,900,000,000. Meanwhile, other receivables to CSF occured because CSF has not fully paid in capital to OBP. b. Sifat Hubungan Pihak Berelasi b. Related Parties Status Pihak Berelasi/ Related Parties Sifat Hubungan/ Nature of Relationship PT Andalan Utama Bintara Sifat Saldo Akun/Transaksi/ Nature of Account Balance/Transaction Piutang Lain-lain/ Other Receivables Pemegang Saham/Stockholders PT Bogorindo Cemerlang Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama/Entity Under the Same Group (Control) Tagihan Bruto Pemberi Kerja, Utang Lain-lain, Pendapatan/ Gross Amount Due From Customer, Other Payables, Revenues PT Cahaya Sakti Furintraco Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama/Entity Under the Same Group (Control) Piutang Lain-lain, Utang Usaha, Utang Lain-lain/ Other Receivables, Accounts Payable, Other Payables PT Cahaya Sakti Lintang Surya Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama/Entity Under the Same Group (Control) Piutang Lain-lain, Utang Lain-lain/ Other Receivables, Other Payables PT Cahaya Bintang Olympic Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama/Entity Under the Same Group (Control) Piutang Lain-lain/ Other Receivables PT Cahayasakti Multi Intraco Utang Usaha/ Accounts Payable Dikendalikan oleh Manajemen Kunci/ Controlled by Key Management PT Graha Multi Bintang Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama/Entity Under the Same Group (Control) Piutang Lain-lain/ Other Receivables Hubungan Relasi dengan Manajemen Kunci/ Related Party with Key Management Piutang Lain-lain/ Other Receivables Vilia Fransiscus 29. Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing 29. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies As of October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014 and 2013, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are as follows: Pada tanggal 31 Oktober 2016, serta 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: 31 Oktober/ October 31 Setara dengan Rupiah/ Mata Uang Asing/ Foreign Currency Aset Kas dan Bank Total Aset Utang Usaha, Pembelian/ Accounts Payable, Purchases Memiliki Manajemen Kunci yang Sama/ Controlled under Seme Key Management PT Olympic Kian Industri USD 1,011 Liabilitas Total Liabilitas Aset Bersih Mata Uang Asing/ Foreign Currency Equivalent in Rupiah 13,196,771 13,196,771 USD 31 Desember/December 31, 2014 Setara dengan Rupiah/ Mata Uang Asing/ 2015 Setara dengan Rupiah/ Equivalent in Rupiah 17,522 Foreign Currency 241,711,547 241,711,547 USD 1,389 2013 Mata Uang Asing/ Foreign Currency Equivalent in Rupiah 17,283,017 17,283,017 USD Laba Per Saham Dasar dan Dilusian (dalam Rupiah Penuh) 42,754,067 42,754,067 Asset Cash on Hand and in Banks Total Asset Liabilities -- -- -- -- Total Liabilities 13,196,771 241,711,547 17,283,017 42,754,067 Assets - Net 30. Earnings Per Share 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Jumlah Saham Beredar Awal Penambahan Saham Beredar Jumlah Saham Beredar Rata-rata Tertimbang Jumlah Saham yang Beredar Equivalent in Rupiah 3,508 30. Laba Per Saham Laba Periode Berjalan (dalam Rupiah Penuh) Setara dengan Rupiah/ 2015 31 Desember/December 31, 2014 2013 Income For The Year (in Full Rupiah) 7,037,913,856 336,290,519 3,268,418,223 2,884,818,383 1,773,596,890 2,500 107,500 110,000 2,500 -2,500 2,500 -2,500 2,500 -2,500 2,500 -2,500 110,000 2,500 2,500 2,500 2,500 Beginning Outstanding Shares Additional Outstanding Shares Total Outstanding Shares Weighted Average Shares Outstanding 709,438.76 Basic and Diluted Earnings Per Shares (in Full Rupiah) 63,981.04 134,516.21 1,307,367.29 Tidak ada efek yang dapat menimbulkan dilusi sehingga laba per saham dasar sama dengan laba bersih per saham dilusian. 253 1,153,927.35 There is no effect which has a potential dilution feature accordingly the basic earnings per share is the same as the diluted earnings per share. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31. Manajemen Risiko Keuangan 31. Financial Risk Management a. Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut: a. Financial Risk Management Policies In running its operating, investing and financing activities, the Group faced financial risks such as credit risk, liquidity risk and market risk and define risks as follows: x Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Grup. x Risiko likuiditas: Grup menetapkan risiko likuiditas atas kolektibilitas dari piutang usaha seperti yang dijelaskan di atas, sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan. x Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai tukar karena Grup tidak berinvestasi di instrumen keuangan dalam aktivitas normal. x Credit risk: the possibility that the customer does not pay all or part of receivables or do not pay in a timely manner and will lead to loss of the Group . x Liquidity risk: Liquidity risk the Group sets the collectibility of accounts receivable as described above, thus have difficulty in meeting obligations associated with financial liabilities Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Grup. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Grup. In order to manage these risks effectively, the Board of Directors has approved several strategies for financial risk management, which is in line with the Group objectives. These guidelines set goals and actions to be taken in order to manage financial risks facing the Group. Pedoman utama Grup dari kebijakan ini adalah semua kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dipantau oleh Direksi. The Group's main guidelines of this policy is all the financial risk management activities performed and monitored by Director. Grup tidak memiliki instrumen mengantisipasi risiko yang terjadi. untuk The Group does not have derivative instruments to anticipate the risk. Risiko Kredit Grup mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menetapkan kebijakan risiko yang berhubungan dengan bank, Grup menempatkan hanya pada bank-bank dengan predikat baik. Selain itu, kebijakan Grup adalah untuk tidak membatasi penempatan dana hanya di satu bank tertentu, sehingga Grup memiliki kas dan setara kas di berbagai institusi keuangan. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Credit Risk The Group controls credit risk exposure by defining policies risk associated with the bank, the Group put only on the banks with a good rating. In addition, the Group's policy is not to restrict the placement of funds only in one particular bank, so that the Group had cash and cash equivalents in the various financial institutions. Accounts receivable is conducted with a trusted third party and related party. derivatif 254 x Market risk: at the moment there is no market risk, in addition to interest rate risk and exchange rate risk because the Group does not invest in financial instruments in their activity. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Tabel berikut menganalisis aset berdasarkan sisa umur jatuh temponya: 0 - 30 hari/ days Rp PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) The following tables analyze financial assets based on the remaining period to maturity: keuangan 31 Oktober 2016/October 31, 2016 31 - 60 hari/ > 60 hari/ days days Rp Rp Total Rp Pinjaman yang Diberikan dan Piutang: Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Loans and Receivables : 33,693,024,863 228,009,797 124,381,195,330 -110,401,316 -- --500,000,000 33,693,024,863 338,411,113 124,881,195,330 Tagihan Bruto Pemberi Kerja Total 30,207,878,723 188,510,108,713 -110,401,316 -500,000,000 30,207,878,723 189,120,510,029 0 - 30 hari/ days Rp Pinjaman yang Diberikan dan Piutang: Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Total 8,848,145,218 6,626,946,034 -15,475,091,252 ----- --463,750,000 463,750,000 31 December/ December 31 , 2014 31 - 60 hari/ > 60 hari/ days days Rp Rp 9,400,679,668 1,360,077,500 10,760,757,168 ---- -463,750,000 463,750,000 31 December/ December 31 , 2013 31 - 60 hari/ > 60 hari/ days days Rp Rp 8,848,145,218 6,626,946,034 463,750,000 15,938,841,252 Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Total Total Rp 9,400,679,668 1,823,827,500 11,224,507,168 Cash on Hand and in Banks Other Current Financial Assets Total Total Rp Loans and Receivables : 18,088,210,986 -4,793,296,550 22,881,507,536 ----- Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Grup terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 31 Okt/ Oct 31, 2016 Rp Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Tagihan Bruto Pemberi Kerja Total Rp Loans and Receivables : 0 - 30 hari/ days Rp Pinjaman yang Diberikan dan Piutang: Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Total Total Loans and Receivables : 0 - 30 hari/ days Rp Pinjaman yang Diberikan dan Piutang: Kas dan Bank Aset Keuangan Lancar Lainnya Total 31 December/ December 31 , 2015 31 - 60 hari/ > 60 hari/ days days Rp Rp Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Gross Amount Due from Customer Total 33,693,024,863 338,411,113 124,881,195,330 30,207,878,723 189,120,510,029 255 -62,797,420 -62,797,420 18,088,210,986 62,797,420 4,793,296,550 22,944,304,956 Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Total On the reporting date, the Group's maximum exposure to credit risk is the carrying amount of each financial asset category are presented in the consolidated statement of financial position. 31 Des/ Dec 31, 2015 Rp 8,848,145,218 6,626,946,034 463,750,000 -15,938,841,252 Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Gross Amount Due from Customer Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Des/ Dec 31, 2014 Rp Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Total 9,400,679,668 -1,823,827,500 11,224,507,168 31 Des/ Dec 31, 2013 Rp 18,088,210,986 62,797,420 4,793,296,550 22,944,304,956 Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Total Risiko Likuiditas Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Grup mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kas dan simpanan untuk operasi normal Grup. Liquidity Risk At this time the Group expects to pay all liabilities at maturity. To meet cash commitments, the Group manages liquidity risk by maintaining cash and deposits for normal operation. Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan sisa jatuh temponya: The following table analyzes financial liabilities measured at amortized cost based on the remaining maturity: --- 31 Oktober 2016/October 31, 2016 Kurang Lebih dari dari 1 tahun/ 1 Tahun/ Less than 1 More than 1 Year Year 30,000,000,000 -28,136,623,420 -- ------ 73,606,476,928 2,183,065,397 416,817,314 255,602,400 134,598,585,459 -- 31 Desember/ December 31, 2015 Kurang Lebih dari dari 1 tahun/ 1 Tahun/ Less than 1 More than 1 Year Year 10,711,904,348 -- Tidak Ditentukan/ Not Defined Utang Bank Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Utang Pembiayaan Konsumen Total Tidak Ditentukan/ Not Defined Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Pembiayaan Konsumen Total ----- Tidak Ditentukan/ Not Defined Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Pembiayaan Konsumen Total ------ 126,612,954 4,746,948,770 66,168,000 15,651,634,072 ---304,434,600 304,434,600 ----- 31 Desember/ December 31, 2014 Kurang Lebih dari dari 1 tahun/ 1 Tahun/ Less than 1 More than 1 Year Year 4,148,651,860 -206,368,018 671,750,049 88,224,000 5,114,993,927 256 --66,168,000 66,168,000 Total Total 30,000,000,000 28,136,623,420 73,606,476,928 2,183,065,397 416,817,314 560,037,000 134,903,020,059 Bank Loan Accounts Payable Other Short-Term Financial Liabilities Accrued Expenses Short Term Provisions Consumer Financing Payables Total Total Total 10,711,904,348 126,612,954 4,746,948,770 66,168,000 15,651,634,072 Accounts Payable Other Short-Term Financial Liabilities Accrued Expenses Consumer Financing Payables Total Total Total 4,148,651,860 206,368,018 671,750,049 154,392,000 5,181,161,927 Accounts Payable Other Short-Term Financial Liabilities Accrued Expenses Consumer Financing Payables Total PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Tidak Ditentukan/ Not Defined Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Pembiayaan Konsumen Total ------ PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Desember/ December 31, 2013 Kurang Lebih dari dari 1 tahun/ 1 Tahun/ Less than 1 More than 1 Year Year 12,145,301,196 -270,752,719 4,244,530,603 88,224,000 16,748,808,518 --154,392,000 154,392,000 Total Total 12,145,301,196 270,752,719 4,244,530,603 242,616,000 16,903,200,518 Accounts Payable Other Short-Term Financial Liabilities Accrued Expenses Consumer Financing Payables Total Risiko Suku Bunga Grup memiliki risiko suku bunga terutama terhadap dampak perubahan suku bunga pinjaman bank. Grup memonitor pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan. Interest Rate Risk The Group has interest rate risk mainly to the impact of changes in interest rates on bank loans. The Group monitor the movement of interest rates in order to minimize the negative impact on the Group. Adapun liabilitas keuangan yang dimiliki Grup tidak memiliki tingkat suku bunga mengambang. The financial liabilities of the Group has not a floating interest rate. Risiko Nilai Tukar Grup melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang asing dalam hal penjualan jasa dan kas yang dimiliki. Grup tidak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing dikarenakan transaksi pendapatan sebagian besar sudah menggunakan tarif dalam mata uang Rupiah. Grup mengelola risiko mata uang dengan memonitor fluktuasi nilai tukar mata uang secara terus menerus. Foreign Exchange Risk The Group conduct transactions using foreign currency in terms of sales of services and cash held. The Group is not exposed to the effect of exchange rate fluctuations of foreign currency transactions due to the revenues mostly been using the rates in local currency. The Group manages currency risk by monitoring fluctuations in currency exchange rates continuously. Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata uang asing terhadap Rupiah, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut: The following table shows the sensitivity of the possibility of changes in exchange rates of foreign currencies against the Rupiah, assuming other variables constant, the impact on income before income tax expense as follows: 31 Oktober/ 31 Des/ Dec 31, October 31 2016 Rp Dampak Terhadap Laba Sebelum Pajak Penghasilan Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (1%) Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (-1%) 2015 Rp 1,332,721 82,857,647 (1,332,721) (82,857,647) b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama. 257 Impact on Profit Before Income Tax Changes in Exchange Rate On Rupiah (1%) Changes in Exchange Rate On Rupiah (-1%) b. Fair Value of Financial Instruments The fair value of financial instruments is determined through an analysis of discounted cash flows using a discount rate equal to the rate of return applicable to financial instruments that have the same terms and maturity periods. PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: (a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1), (b) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan (c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3). PSAK 60, "Financial Instruments: Disclosures" requires disclosures on fair value measurements by level of fair value hierarchy as follows: Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: The following table represents the carrying value and fair value of financial assets and liabilities: 31 Oktober 2016/ October 31, 2016 Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Carrying Value Fair Value Rp Rp Aset Keuangan Kas dan Bank Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Tagihan Bruto Pemberi Kerja Liabilitas Keuangan Utang Bank Utang Usaha Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Utang Pembiayaan Konsumen (a) kuotasian prices (not adjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level1), (b) inputs other than kuotasian prices included in level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (eg. prices) or indirectly (eg. derivation from prices) (level 2), and (c) inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3). 31 December/ December 31, 2014 Nilai Wajar/ Fair Value Rp 2015 Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp Nilai Wajar/ Fair Value Rp Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp 2013 Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp Nilai Wajar/ Fair Value Rp 33,693,024,863 338,411,113 124,881,195,330 30,207,878,723 189,120,510,029 33,693,024,863 338,411,113 124,881,195,330 30,207,878,723 189,120,510,029 8,848,145,218 6,626,946,034 463,750,000 -15,938,841,252 8,848,145,218 6,626,946,034 463,750,000 -15,938,841,252 9,400,679,668 -1,823,827,500 -11,224,507,168 9,400,679,668 -1,823,827,500 -11,224,507,168 18,088,210,986 62,797,420 4,793,296,550 -22,944,304,956 18,088,210,986 62,797,420 4,793,296,550 -22,944,304,956 30,000,000,000 28,136,623,420 30,000,000,000 28,136,623,420 -10,711,904,348 -10,711,904,348 -4,148,651,860 -4,148,651,860 -12,145,301,196 -12,145,301,196 73,606,476,928 2,183,065,397 416,817,314 560,037,000 134,903,020,059 73,606,476,928 2,183,065,397 416,817,314 560,037,000 134,903,020,059 126,612,954 4,746,948,770 -66,168,000 15,651,634,072 126,612,954 4,746,948,770 -66,168,000 15,651,634,072 206,368,018 671,750,049 -154,392,000 5,181,161,927 206,368,018 671,750,049 -154,392,000 5,181,161,927 270,752,719 4,244,530,603 -242,616,000 16,903,200,518 270,752,719 4,244,530,603 -242,616,000 16,903,200,518 Financial Assets Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable Other Current Financial Assets Gross Amount Due From Customer Financial Liabilities Bank Loan Accounts Payable Other Short-Term Financial Liabilities Accrued Expenses Short Term Provisions Consumer Financing Payables c. Manajemen Permodalan Pengelolaan modal bertujuan menjamin kemampuan kelangsungan usaha Grup serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. c. Capital Management Capital management aims to ensure the ability of the Group's business continuity and maximizing benefits for shareholders and other stakeholders. Secara berkala, Grup menelaah dan mengelola struktur permodalannya untuk memastikan struktur modal dan pengembalian kepada pemegang saham yang optimal. Dalam usaha untuk menjaga struktur modal yang optimal, Grup dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, penerbitan saham baru atau menjual aset dalam rangka mengurangi aset dan utang beresiko tinggi. Periodically, the Group examines and manages its capital structure to ensure its capital structure and returns to shareholders are optimal. In an effort to maintain an optimal capital structure, the Group may adjust the amount of dividends paid to shareholders, issuing new shares or sell assets in order to reduce high-risk assets and debts. 32. Segmen Operasi 32. Operating Segment Pembuat keputusan dalam operasional adalah para Direksi Grup. Para Direksi melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Grup untuk menilai kinerja dan mengalokasikan sumber daya. Manajemen menentukan operasi segmen berdasarkan informasi ini. The operating decision maker of the Group are the directors. Directors review Group’s internal reporting in order to assess performance and allocate recources. Management has determined the operating segment based on this information. 258 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Untuk tujuan pelaporan manajemen, Grup dibagi dalam dua divisi operasi - jasa konstruksi dan proyek mebel. For management reporting purposes, the Group is organized into two operating divisions - construction services and furniture project. Informasi segmen usaha Grup adalah sebagai berikut: Segment information of the Group is as follows: 31 Oktober/ October 31 , 2016 Jasa Proyek Konstruksi/ Mebel/ Construction Furniture Services Project Rp Rp Total Rp Pendapatan Usaha 30,207,878,723 23,598,456,856 53,806,335,579 Revenues Beban Pokok Pendapatan Hasil Segmen Beban Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih 27,461,707,930 2,746,170,793 11,814,688,562 11,783,768,294 39,276,396,492 14,529,939,087 (6,280,736,567) 194,439,445 Cost Of Revenues Segment Results Operating Expenses Other Income (Expenses) - Net 8,443,641,965 Income Before Tax Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba Tahun Berjalan (1,405,728,109) Tax Expenses 7,037,913,856 Income for the Year 258,354,329,875 Segment Assets 258,354,329,875 Total Assets 136,913,380,909 Segment Liabilities 136,913,380,909 Total Liabilities Aset Aset Segmen Assets 66,499,369,348 191,854,960,527 Total Aset Liabilitas Liabilitas Segmen Liabilities 57,461,707,930 79,451,672,979 Total Liabilitas 31 Desember/ December 31 , 2015 Jasa Proyek Konstruksi/ Mebel/ Construction Furniture Services Project Rp Rp Total Rp Pendapatan Usaha -- 52,913,441,638 52,913,441,638 Revenues Beban Pokok Pendapatan Hasil Segmen Beban Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih --- 38,621,945,619 14,291,496,019 38,621,945,619 14,291,496,019 (9,801,230,255) (143,513,541) Cost Of Revenues Segment Results Operating Expenses Other Income (Expenses) - Net 4,346,752,223 Income Before Tax Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba Tahun Berjalan (1,078,334,000) Tax Expenses 3,268,418,223 Income for the Year 26,423,173,853 Segment Assets 26,423,173,853 Total Assets 16,202,623,579 Segment Liabilities 16,202,623,579 Total Liabilities Aset Aset Segmen Assets -- 26,423,173,853 Total Aset Liabilitas Liabilitas Segmen Liabilities -- 16,202,623,579 Total Liabilitas 259 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Desember/ December 31 , 2014 Jasa Proyek Konstruksi/ Mebel/ Construction Furniture Services Project Rp Total Rp Rp Pendapatan Usaha -- 46,829,378,290 46,829,378,290 Revenues Beban Pokok Pendapatan Hasil Segmen Beban Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih --- 34,192,881,948 12,636,496,342 34,192,881,948 12,636,496,342 (8,882,455,597) 13,622,210 Cost Of Revenues Segment Results Operating Expenses Other Income (Expenses) - Net Laba Sebelum Pajak 3,767,662,955 Income Before Tax Beban Pajak (882,844,572) Tax Expenses Laba Tahun Berjalan 2,884,818,383 Income for the Year 15,300,530,759 Segment Assets 15,300,530,759 Total Assets 5,593,146,458 Segment Liabilities 5,593,146,458 Total Liabilities Aset Assets Aset Segmen -- 15,300,530,759 Total Aset Liabilitas Liabilities Liabilitas Segmen -- 5,593,146,458 Total Liabilitas 31 Desember/ December 31 , 2013 Jasa Proyek Konstruksi/ Mebel/ Construction Furniture Services Project Rp Total Rp Rp Pendapatan Usaha -- 33,654,283,035 33,654,283,035 Revenues Beban Pokok Pendapatan Hasil Segmen Beban Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih --- 24,585,431,621 9,068,851,414 24,585,431,621 9,068,851,414 (6,834,777,416) 55,496,250 Cost Of Revenues Segment Results Operating Expenses Other Income (Expenses) - Net Income Before Tax Laba Sebelum Pajak 2,289,570,248 Beban Pajak (515,973,358) Tax Expenses Laba Tahun Berjalan 1,773,596,890 Income for the Year 24,240,687,986 Segment Assets 24,240,687,986 Total Assets 17,397,699,568 Segment Liabilities 17,397,699,568 Total Liabilities Aset Assets Aset Segmen -- 24,240,687,986 Total Aset Liabilitas Liabilities Liabilitas Segmen -- 17,397,699,568 Total Liabilitas 33. Transaksi Non Kas 33. Non-Cash Transactions 31 Oktober/ October 31 2016 2015 Rp Rp Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas Penambahan Aset Tetap melalui Utang Pembiayaan Konsumen Penambahan Aset Tetap melalui Uang Muka Penambahan Modal Saham melalui Piutang Penambahan Investasi Melalui Utang Penambahan Piutang Lain-lain melalui Pengampunan Pajak Penambahan Tanah untuk Pengembangan melalui Utang Penambahan Uang Muka Pembelian Aset Tetap melalui Utang Pihak Berelasi 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp Activities Not Affecting Cash Flows 560,037,000 253,591,200 --- --- --- 242,616,000 -- 107,500,000,000 37,862,000,000 --- --- --- --- 1,500,000,000 -- -- -- -- 22,415,015,625 -- -- -- -- 10,636,475,000 -- -- -- -- 260 Additional in Fixed Assets through Consumer Financing Payables Additional in Fixed Assets through Advances Additional in Capital Stock through Receivables Additional in Investment through Payables Additional in Other Receivables through Tax Amnesty Additional in Land for Development through Payables Additional in Advences for Purchase of Fixed Assets through Due to Related Party PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 34. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 34. Events After Reporting Period a. Pengesahan Akta No. 9, tanggal 31 Oktober 2016 yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pengalihan semua saham PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya kepada Perusahaan serta penambahan modal disetor dan ditempatkan penuh PT Olympic Bangun Persada dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0131978.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 7 November 2016. a. Validation the Deed No. 9, dated October 31, 2016 made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notary in Bogor, concerning the transfer of all shares of PT Cahaya Sakti Furintraco and PT Cahaya Sakti Lintang Surya to the Company and additional issued and fully paid capital of PT Olympic Bangun Persada has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU-0131978.AH.01.11.Tahun 2016 dated November 7, 2016. b. Pada Tanggal 1, 2, 4, dan 5 November 2016, PT Andalan Utama Bintara menyetorkan uang tunai kepada Perusahaan dalam rangka melunaskan pembayaran penempatan modal dasar, ditempatkan, dan disetor penuh dengan total Rp107.500.000.000 dengan rincian sebagai berikut: 1. Rp15.300.000.000 pada tanggal 1 November 2016 2. Rp14.700.000.000 pada tanggal 2 November 2016 3. Rp53.765.477.500 pada tanggal 4 November 2016 4. Rp23.734.522.500 pada tanggal 5 November 2016. b. As of November 1, 2, 4 and 5, 2016, PT Andalan Utama Bintara deposited the cash to the Company in order to settle the payment of authorized, issued and fully paid in capital with total amounted to Rp107,500,000,000 with the details as follows: c. Berdasarkan akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Cahayasakti Investindo Sukses No. 10 tanggal 15 November 2016 yang dibuat dihadapan Rini Yulianti, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui yang meliputi antara lain: 1. Memberhentikan dengan hormat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan yang baru dengan susunan sebagai berikut: c. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Independen 1. Rp15,300,000,000 as of November 1, 2016 2. Rp14,700,000,000 as of November 2, 2016 3. Rp53,765,477,500 as of November 4, 2016 4. Rp23,734,522,500 as of November 5, 2016. Based on deed of the Extraordinary General Meeting of Shareholers of PT Cahayasakti Investindo Sukses No. 10 dated November 15, 2016 by Rini Yulianti, SH, Notary in Jakarta, the shareholders decided and agreed among others: 1. Respectively discharge the Company’s Board Commissioners and Directors, and appoint the new Board of Commisioners and Directors as follows: Norman Edward Sebastian Eddy Gunawan Board of Commissioners President Commissioner Commissioners Hari Ganie Independent Commissioner Juanda Hasurungan Sidabutar Imelda Fransisca Lukas Maulana Jusuf Deddy Daryanto 261 Directors President Director Directors Independent Director PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2. Mengubah status perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, sehingga mengubah nama Perusahaan menjadi PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk. 3. Pengubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 4. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari sebesar Rp110.000.000.000 menjadi sebesar Rp440.000.000.000 dan mengubah nilai nominal saham dari sebesar Rp1.000.000 menjadi Rp100. 5. Mengeluarkan saham partopel sebanyakbanyaknya 275.000.000 lembar saham baru yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana. 6. Menyetujui pelaksanaan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan menyetujui alokasi sebanyak-banyaknya 10% saham yang ditawarkan yang merupakan saham baru dalam rangka program ESA. 7. Memberi kuasa kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan Penawaran Umum Saham. 2. Change of private company status to a public company, therefore, the Company’s name become PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk. 3. Change the Company’s Articles of Association entirely to comply with capital market regulation. 4. Increasing the authorized capital of the Company from Rp110,000,000,000 to Rp Rp440,000,000,000 and change the par value of shares from Rp1,000,000 to Rp100. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU0136398.AH.01.11 Tahun 2016 tanggal 16 November 2016. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU0136398.AH.01.11 Tahun 2016 dated November 16, 2016. 5. Issuing portfolio shares at a maximum of 275,000,000 new shares are offered to the Public through Initial Public Offering. 6. Approved the implementation of the program Employee Stock Allocation (ESA) by approved the allocation at a maximum of 10% of the shares offered were new shares in the framework of ESA programs. 7. Provide the Company’s Director with the authorization for performing any necessary action in relation to Initial Public Offering. d. Pada November 2016, Perusahaan melunasi utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang dan PT Cahayasakti Lintang Surya, pihak berelasi, masing-masing sebesar Rp22.500.000.000 dan Rp7.213.230.285. d. In November 2016, the Company paid other payables to PT Bogorindo Cemerlang and PT Cahayasakti Lintang Surya, related parties, amounted to Rp22,500,000,000 and Rp7,213,230,285, respectively. e. Pada Desember 2016, Perusahaan meminjamkan uang tunai kepada PT Andalan Utama Bintara dan PT Olympic Kapital Equity, pihak berelasi, masing-masing sebesar Rp33.374.722.550 dan Rp20.876.500.000 dengan bunga sebesar 13% per tahun. e. On December 2016, the Company loaned the cash to PT Andalan Utama Bintara and PT Olympic Kapital Equity, related parties, amounted to Rp33,374,722,550 and Rp20,876,500,000, respectively, with the interest at 13% per annum. f. Pada 16 Desember 2016 dan 22 Februari 2017, Perusahaan mendapatkan pencairan fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk masing-masing sebesar Rp9.556.533.436 dan Rp12.943.466.564. f. On December 16, 2016 and February 22, 2017, the Company received the disbursement of loan facility from PT Bank Windu Kentjana International Tbk amounted to Rp9.556.533.436 and Rp12.943.466.564, respectively. g. Berdasarkan Akta No. 37, tanggal 28 Desember 2016 yang dibuat dihadapan Nitra Reza, SH, M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pengalihan 400 lembar saham OBP, entitas anak, yang dimiliki g. Based on the Deed No. 37, dated Desember 28, 2016 made by Nitra Reza, SH, M.Kn, notary in Bogor, concerning the transfer of 400 shares of OBP, a subsidiary, owned by the Company 262 PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) to the Santo Fransiscus. The deed was approved by Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHUAH.01.03-00113765 dated December 29, 2016. Based on the deed above, the Company has 39,600 shares, worth Rp39,600,000,000 or represents ownership interest of 99%. oleh Perusahaan kepada Santo Fransiscus. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHUAH.01.03-00113765 tanggal 29 Desember 2016. Berdasarkan akta tersebut, Perusahaan memiliki 39.600 lembar saham atau senilai Rp39.600.000.000 atau mewakili kepemilikan sebesar 99%. h. Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang saham Perusahaan PT Olimpik International Hotel tanggal 22 Desember 2016, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar, ditempatkan, dan disetor penuh Perusahaan dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp80.000.000.000 secara proporsional. h. Based on the Extraordinary Shareholders General Meeting PT Olimpik International Hotel dated December 22, 2016 the shareholders approved increase in the authorized, issued and fully paid in capital from Rp50,000,000,000 to Rp80,000,000,000 proportionally. 35. Reklasifikasi Akun 35. Reclassification of Accounts Laporan arus kas tahun 2015, 2014, dan 2013 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan laporan arus kas konsolidasian periode 10 bulan yang Oktober 2016 untuk tujuan berakhir 31 perbandingan. 31 Desember/ December 31 , 2015 Sebelum Setelah Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before After Reclassification Reclassification Rp Rp Statements of cash flows for 2015, 2014, and 2013 have been reclassified to conform with consolidated statements of cash flows for the period of 10 months ended October 31, 2016 for comparative purposes. 31 Desember/ December 31 , 2014 Sebelum Setelah Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before After Reclassification Reclassification Rp Rp 31 Desember/ December 31 , 2013 Sebelum Setelah Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before After Reclassification Reclassification Rp Rp Laporan Arus Kas Konsolidasian Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas kepada Karyawan, Pemasok dan Pihak Ketiga Pembayaran Kas kepada Karyawan Pembayaran Kas kepada Pemasok Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya Penghasilan Bunga Pembayaran Bunga dan Biaya Bank Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Hasil Penjualan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Uang Muka Pembelian Aset Tetap Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Pihak Berelasi - Bersih Penerimaan Piutang Lain-lain Pembayaran Utang Lain-lain Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen Pembayaran Dividen Tunai Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Bank Dampak Perubahan Kurs terhadap Kas dan Bank Kas dan Bank pada Awal Tahun Kas dan Bank pada Akhir Tahun Consolidated Statements of Cash Flows 46,286,495,604 46,286,495,604 46,892,175,710 46,892,175,710 31,672,330,270 31,672,330,270 (43,442,125,642) ---33,415,239 (180,611,114) (1,258,567,938) -(2,430,461,600) (35,188,083,235) (3,092,122,360) 33,415,239 (180,611,114) (1,258,567,938) (57,410,699,206) ---40,250,569 (20,047,149) (1,138,853,640) -(2,113,443,950) (42,319,589,790) (8,191,462,702) 40,250,569 (20,047,149) (1,138,853,640) (26,995,041,933) ---58,880,633 (20,047,149) (411,339,885) -(1,909,613,750) (26,114,240,564) (2,338,247,171) 58,880,633 (20,047,149) (411,339,885) 1,438,606,149 4,170,064,596 (11,637,173,715) (6,850,970,952) 4,304,781,936 937,722,384 -(17,480,909) -- -(17,480,909) (1,814,243,946) 1,750,000 (293,816,669) -- 1,750,000 (293,816,669) (1,393,750,000) 200,000 (68,727,818) -- 200,000 (68,727,818) (50,000,000) (17,480,909) (1,831,724,855) (292,066,669) (1,685,816,669) (68,527,818) (118,527,818) Cash Flows from Investing Activities Proceeds from Fixed Assets Disposal Acquisition of Fixed Assets Advences for Purchase of Fixed Assets Net Cash Flows Provided by (Used in) Investing Activities (62,868,414) --(88,224,000) -- -773,804,482 (3,417,059,552) (28,053,000) -- 773,804,482 --(28,053,000) -- (151,092,414) (2,671,308,070) 745,751,482 Cash Flows from Financing Activities Receipt from (Payment to) Related Parties - Net Receipt from Other Receivables Payment of Other Payables Payment of Consumer Financing Payables Payment of Cash Dividend Net Cash Flows Provided by (Used in) Financing Activities (8,687,880,035) (8,687,880,035) 1,564,946,048 1,564,946,048 Net Increase (Decrease) in Cash on Hand and in Banks 23,741,874 348,717 348,717 8,835,630 8,835,630 Effect of Foreign Exchange Rate on Cash on Hand and in Banks 9,400,679,668 18,088,210,986 18,088,210,986 16,514,429,308 16,514,429,308 Cash on Hand and in Banks at Beginning of Year 9,400,679,668 9,400,679,668 -935,577,500 (79,755,064) (88,224,000) (2,765,000,000) (61,392,065) --(88,224,000) (2,765,000,000) (1,997,401,564) (2,914,616,065) (576,276,324) (576,276,324) 23,741,874 9,400,679,668 8,848,145,218 Cash Flows from Operating Activities Cash Received from Customers Cash Paid to Employees, Suppliers and Third Parties Cash Paid to Employees Cash Paid to Suppliers Cash Paid to Other Third Parties Interest Income Cash Paid For Bank Interest and Charges Cash Paid for Income Tax Net Cash Flows Provided by (Used in) Operating Activities 8,848,145,218 -3,393,969,050 (64,384,701) (88,224,000) -3,241,360,349 263 18,088,210,986 18,088,210,986 Cash on Hand and in Banks at the End of Year PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 36. Informasi Tambahan 36. Suplementary Information 2016 The financial statements for the year ended October 31, 2016 is consolidated financial statements. Untuk tujuan analisis dan perbandingan, Grup menyajikan informasi tambahan berupa informasi keuangan entitas induk saja pada 31 Oktober 2016 yang dibandingkan dengan informasi keuangan tahun 2015, 2014, dan 2013 dalam Lampiran. For analysis and comparison purposes, the Group presents supplementary information comprise financial information of parent entity for the year ended October 31, 2016 which compared to financial information for the year 2015, 2014, and 2013 in Appendix. Informasi keuangan Perusahaan dalam Lampiran tersebut terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta pengungkapan lainnya, bukan merupakan bagian dari laporan keuangan yang diharuskan menurut Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. The financial information of the Company in such Appendix, which comprises the statements of financial position, statements of profit or loss and other comprehensive income, statements of changes equity and statements of cash flows, and other disclosures, is not a required part of the financial statements under Indonesian Financial Accounting Standards. The financial information was derived from and relates directly to the underlying accounting and other records used to prepare the financial statements. Laporan keuangan pada 31 Oktober merupakan laporan keuangan konsolidasian. 37. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan 37. Reissuance of Financial Statement Dalam rangka Penawaran Umum Saham, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 dengan perubahan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian dan beberapa tambahan penyajian dan pengungkapan pada Catatan 1.a, 1.b, 1.c, 2.c, 2.m, 3, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 21, 28, 33, 34 dan 35 atas laporan keuangan terdahulu. 38. Standar dan Penyesuaian Standar yang Berlaku Efektif Setelah Akhir Periode In connection with the Company’s public offering, the Company has reissued the financial statements for the years ended October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and 2013 with changes in consolidated statements of financial position, consolidated statements of cash flows, and several additional presentation and disclosures in Notes 1.a, 1.b, 1.c, 2.c, 2.m, 3, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 21, 28, 33, 34 and 35 on previous financial statements. 38. Standard and Improvement to Standards Effective After Ending Period Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan sebagai berikut: Amendments to standards and interpretations effective for periods beginning on or after January 1, 2017, with earlier application permitted as follows: Standar Baru x ISAK No. 31: “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK No. 13: Properti Investasi” New Standard x IFAS No. 31: “Interpretation of the Scope of PSAK No. 13: Investment Property” Amandemen x PSAK No. 1: “Penyajian Laporan Keuangan” Amendment x PSAK No. Statements” 264 1: “Presentation of Financial PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES DAN ENTITAS ANAKPT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For The Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Penyesuaian x PSAK No. 3: “Laporan Keuangan Interim” x PSAK No. 24: “Imbalan Kerja” x PSAK No. 58: “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” x PSAK No. 60: “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” Adjustment x PSAK No. 3: “Interim Financial Statements” x PSAK No. 24: “Employee Benefits” x PSAK No. 58: “Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations” x PSAK No. 60: “Financial Instrument: Disclosure” Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan adalah sebagai berikut: The following standards and amendments to standards effective for periods beginning on or after January 1, 2018, with earlier application permitted are as follows: Amandemen x PSAK No. 16: “Agrikultur Tanaman Produksi” x PSAK No. 69: “Agrikultur” x PSAK No. 16: “Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif” x PSAK No. 2: “Laporan Arus Kas” x PSAK No. 46: “Pajak Penghasilan” Amendment x PSAK No. 16: “Agriculture Plant Productive” x PSAK No. 69: “Agriculture” x PSAK No. 16: “Property and Equipment on Agriculture: Plant Productive” x PSAK No. 2: “Cash Flow Statements” x PSAK No. 46: “Income Tax” Hingga tanggal laporan keuangan konsolidasian ini diotorisasi, Perusahaan masih melakukan evaluasi atas dampak potensial dari penerapan standar baru, amandemen standar dan interpretasi standar tersebut. Until the date of the consolidated financial statements being authorized, the Company is still evaluating the potential impact of the adoption of new standards, amendment to standards and interpretation of the standards. 38. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan 38. Management Responsibility on Financial Statements Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 3 April 2017. 265 The Company's management is responsible for the preparation of financial statements were authorized for issue on the date April 3, 2017. Lampiran PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Informasi Tambahan–Laporan Keuangan LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Oktober/ October 31 2016 Rp Appendix PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Supplementary Information–Financial Statements STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 31 Desember/December 31, 2015 Rp 2014 Rp 2013 Rp ASET ASET LANCAR Kas dan Bank Piutang Usaha - Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Persediaan Uang Muka Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi Saham Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET ASSETS 33,690,904,546 338,411,113 8,848,145,218 6,626,946,034 9,400,679,668 -- 18,088,210,986 62,797,420 112,008,132,400 2,458,171,222 30,207,878,723 851,863,397 4,158,269,181 1,332,416,139 72,271,857 286,108,294 185,404,426,872 463,750,000 --3,653,392,982 5,141,262,018 1,036,395,784 4,718,883 -25,774,610,919 463,750,000 1,360,077,500 -524,002,878 2,169,840,810 606,697,135 5,940,004 -14,530,987,995 465,000,000 4,328,296,550 -393,944,372 158,692,726 135,393,985 8,669,531 -23,641,005,570 CURRENT ASSETS Cash on Hand and in Banks Accounts Receivable - Third Parties Other Current Financial Assets Related Parties Third Parties Gross Amount Due from Customer - Related Party Inventories Advances Prepaid Taxes Prepaid Expenses Other Current Non-Financial Assets Total Current Assets 27,862,000,000 10,000,000,000 325,149,641 1,050,651,955 39,237,801,596 --123,941,500 524,621,434 648,562,934 --97,150,750 672,392,014 769,542,764 --65,932,000 533,750,416 599,682,416 NON-CURRENT ASSETS Investment in Associates Investments in Shares of Stock Deferred Tax Assets Fixed Assets Total Non-Current Assets 224,642,228,468 26,423,173,853 15,300,530,759 24,240,687,986 TOTAL ASSETS LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Beban Akrual Provisi Jangka Pendek Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun: Utang Pembiayaan Konsumen Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun: Utang Pembiayaan Konsumen Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS LIABILITIES AND EQUITY 30,000,000,000 -- -- -- 347,833,927 27,788,789,493 -10,711,904,348 12,161,493 4,136,490,367 1,051,719,223 11,093,581,973 38,962,000,000 346,048,562 1,156,464,850 2,173,815,397 416,817,314 103,294,003 23,318,951 55,223,507 4,746,948,770 -- 164,686,068 41,681,950 23,381,531 671,750,049 -- 228,804,482 41,948,237 230,771,050 4,244,530,603 -- 255,602,400 101,447,371,943 66,168,000 15,706,857,579 88,224,000 5,138,375,458 88,224,000 16,979,579,568 CURRENT LIABILITIES Short-Term Bank Loans Accounts Payable Related Parties Third Parties Other Short-Term Financial Liabilities Related Parties Third Parties Taxes Payable Accrued Expenses Short Term Provisions Long-Term Liabilities that Mature within One Year: Consumer Financing Payables Total Current Liabilities 304,434,600 853,896,000 1,158,330,600 -495,766,000 495,766,000 66,168,000 388,603,000 454,771,000 154,392,000 263,728,000 418,120,000 NON-CURRENT LIABILITIES Long-Term Liabilities that Has Been Deducted with Current Maturity: Consumer Financing Payables Long-Term Employee Benefits Liabilities Total Non-Current Liabilities 102,605,702,543 16,202,623,579 5,593,146,458 17,397,699,568 TOTAL LIABILITIES EKUITAS Modal Saham - Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 10.000 Saham pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan 2.500 Saham pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 Tambahan Modal Disetor Saldo Laba TOTAL EKUITAS 110,000,000,000 2,077,450,487 9,959,075,438 122,036,525,925 2,500,000,000 -7,720,550,274 10,220,550,274 2,500,000,000 -7,207,384,301 9,707,384,301 2,500,000,000 -4,342,988,418 6,842,988,418 EQUITY Capital Stocks - Par Value Rp 1,000,000 per Share Authorized - 110,000 Shares as of October 31, 2016, and 10,000 Shares as of December 31, 2015, 2104 and 2013 Issued and Fully Paid - 110,000 Shares as of October 31, 2016, and 2,500 Shares as of December 31, 2015, 2104 and 2013 Additional Paid in Capital Retained Earnings TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 224,642,228,468 26,423,173,853 15,300,530,759 24,240,687,986 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY D/April 11, 2017 paraf: D1/April 11, 2017 Draft Report/April 11, 2017 Paraf: 266 Paraf: Lampiran PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Informasi Tambahan–Laporan Keuangan LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Oktober/October 31, 2016 2015 Rp Rp PENDAPATAN BEBAN POKOK PENDAPATAN LABA KOTOR Beban Usaha Pendapatan Lainnya Beban Lainnya LABA USAHA Beban Keuangan LABA SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Total Beban Pajak Penghasilan LABA TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi : Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Appendix PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Supplementary Information–Financial Statements STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME For The Ten-Months Period Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For the Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp 53,806,335,579 39,276,396,492 14,529,939,087 14,535,872,784 10,208,033,557 4,327,839,227 52,913,441,638 38,621,945,619 14,291,496,019 46,829,378,290 34,192,881,948 12,636,496,342 33,654,283,035 24,585,431,621 9,068,851,414 (6,280,736,567) 1,802,098,582 (176,660,646) (3,761,561,406) 40,470,967 (8,915) (9,801,230,255) 52,515,446 (1,012,040) (8,882,455,597) 44,441,093 (4,405,769) (6,834,777,416) 91,462,973 (11,267,867) TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Operating Expenses Other Income Other Expenses 9,874,640,456 606,739,873 4,541,769,170 3,794,076,069 2,314,269,104 (1,430,998,491) (189,718,148) (195,016,947) (26,413,114) (24,698,856) 8,443,641,965 417,021,725 4,346,752,223 3,767,662,955 2,289,570,248 INCOME BEFORE TAX (1,550,096,250) 144,368,141 (1,405,728,109) (103,473,498) 22,742,292 (80,731,206) (1,108,374,000) 30,040,000 (1,078,334,000) (907,255,822) 24,411,250 (882,844,572) (543,032,108) 27,058,750 (515,973,358) INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES) Current Tax Deferred Tax Total Income Tax Expenses 7,037,913,856 336,290,519 3,268,418,223 2,884,818,383 1,773,596,890 INCOME FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME Items that Will Not be Reclassified Into Profit or Loss : Remeasurement on Employee Benefits Program (227,360,000) 10,830,833 12,997,000 (27,230,000) 98,414,000 56,840,000 (2,707,708) (3,249,250) 6,807,500 (24,603,500) (170,520,000) 8,123,125 9,747,750 (20,422,500) 73,810,500 6,867,393,856 344,413,644 3,278,165,973 2,864,395,883 1,847,407,390 Penghasilan Komprehensif Lain Setelah Pajak REVENUES COST OF REVENUES GROSS PROFIT OPERATING INCOME Financial Costs Income Tax on Remeasurement on Employee Benefits Program Other Comprehensive Income After Tax TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR D/April 11, 2017 paraf: D1/April 11, 2017 Draft Report/April 11, 2017 Paraf: 267 Paraf: Lampiran PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Informasi Tambahan–Laporan Keuangan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada 31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) SALDO PER 31 DESEMBER 2012 Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Issued and Fully Paid Capital Tambahan Modal Disetor / Additional Paid in Capital Rp Rp Appendix PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Supplementary Information–Financial Statements STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For The Six-Month Periods Ended October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and For the Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Saldo Laba / Retained Earnings Pengukuran Belum Ditentukan Kembali Program Penggunaannya / Imbalan Pasti / Unappropriated Remeasurement of Defined Benefit Plan Rp Rp Total Total Saldo Laba / Retained Earnings Rp Rp BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012 2,500,000,000 -- 2,477,534,528 18,046,500 2,495,581,028 4,995,581,028 Laba Tahun Berjalan -- -- 1,773,596,890 -- 1,773,596,890 1,773,596,890 Income For The Year Penghasilan Komprehensif Lain -- -- -- 73,810,500 73,810,500 73,810,500 Other Comprehensive Income SALDO PER 31 DESEMBER 2013 Laba Tahun Berjalan Penghasilan Komprehensif Lain SALDO PER 31 DESEMBER 2014 2,500,000,000 -- 4,251,131,418 91,857,000 4,342,988,418 6,842,988,418 -- -- 2,884,818,383 -- 2,884,818,383 2,884,818,383 -- -- -- (20,422,500) (20,422,500) (20,422,500) 2,500,000,000 -- 7,135,949,801 71,434,500 7,207,384,301 9,707,384,301 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013 Income For The Year Other Comprehensive Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014 Dividen Tunai -- -- (2,765,000,000) -- (2,765,000,000) (2,765,000,000) Cash Dividend Laba Tahun Berjalan -- -- 3,268,418,223 -- 3,268,418,223 3,268,418,223 Income For The Year -- -- -- 9,747,750 9,747,750 9,747,750 Other Comprehensive Income 2,500,000,000 -- 7,639,368,024 81,182,250 7,720,550,274 10,220,550,274 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015 107,500,000,000 -- -- -- -- 107,500,000,000 Additional in Share Capital -- 2,077,450,487 -- -- -- 2,077,450,487 Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty Penghasilan Komprehensif Lain SALDO PER 31 DESEMBER 2015 Penambahan Modal Saham Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Dividen Tunai -- -- (4,628,868,692) -- (4,628,868,692) (4,628,868,692) Cash Dividend Laba Tahun Berjalan -- -- 7,037,913,856 -- 7,037,913,856 7,037,913,856 Income For The Year Penghasilan Komprehensif Lain SALDO PER 31 OKTOBER 2016 -- -- -- (170,520,000) (170,520,000) (170,520,000) Other Comprehensive Income 110,000,000,000 2,077,450,487 10,048,413,188 (89,337,750) 9,959,075,438 122,036,525,925 BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2016 D/April 11, 2017 paraf: D1/April 11, 2017 Draft Report/April 11, 2017 Paraf: 268 Paraf: Lampiran PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Informasi Tambahan–Laporan Keuangan LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada 30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) 31 Oktober/October 31, 2016 2015 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas kepada Karyawan Pembayaran Kas kepada Pemasok Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya Pembayaran Pengampunan Pajak Penghasilan Bunga Pembayaran Bunga dan Biaya Bank Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi Appendix PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Supplementary Information–Financial Statements STATEMENTS OF CASH FLOWS For The Six-Month Periods Ended June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and For the Years Ended December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) 2015 Rp 31 Desember/December 31, 2014 Rp 2013 Rp CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash Received from Customers Cash paid to Employees Cash paid to Suppliers Cash paid to Other Third Parties Tax Amnesty Payment Interest Income Cash Paid For Bank Interest and Charges Cash Paid for Income Tax Net Cash Flows Provided by Operating Activities 29,886,991,777 (3,186,200,271) (19,050,147,835) (5,037,545,070) (41,549,010) 612,338,912 (1,430,998,491) (1,781,453,200) 14,535,872,784 (2,025,907,035) (12,139,950,653) (1,351,171,654) -23,075,119 (177,713,287) (676,430,051) 46,286,495,604 (2,430,461,600) (35,188,083,235) (3,092,122,360) -33,415,239 (180,611,114) (1,258,567,938) 46,892,175,710 (2,113,443,950) (42,319,589,790) (8,191,462,702) -40,250,569 (20,047,149) (1,138,853,640) 31,672,330,270 (1,909,613,750) (26,114,240,564) (2,338,247,171) -58,880,633 (20,047,149) (411,339,885) (28,563,188) (1,812,224,777) 4,170,064,596 (6,850,970,952) 937,722,384 626,571,437 (110,616,549) (235,597,254) -(13,352,576) (1,560,652,746) -(17,480,909) (1,814,243,946) 1,750,000 (293,816,669) (1,393,750,000) 200,000 (68,727,818) (50,000,000) 280,357,634 (1,574,005,322) (1,831,724,855) (1,685,816,669) (118,527,818) 44,973,097,481 (14,973,097,481) (1,083,926,403) (272,938,200) 577,450,487 (4,628,868,692) --(164,686,068) (73,520,000) -(2,765,000,000) --(61,392,065) (88,224,000) -(2,765,000,000) --(62,868,414) (88,224,000) --- --773,804,482 (28,053,000) --- 24,591,717,192 (3,003,206,068) (2,914,616,065) (151,092,414) 745,751,482 CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from Bank Loans Payment of Bank Loans Receipt from (Payment to) Related Parties Payment of Consumer Financing Payables Receipt through Tax Amnesty Cash Dividend Net Cash Flows Provided by (Used in) Financing Activities 24,843,511,638 (6,389,436,167) (576,276,324) (8,687,880,035) 1,564,946,048 NET INCREASE (DECREASE) IN CASH ON HAND AND IN BANKS (752,310) 6,965,769 23,741,874 348,717 8,835,630 EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE ON CASH ON HAND AND IN BANKS KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 8,848,145,218 9,400,679,668 9,400,679,668 18,088,210,986 16,514,429,308 KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 33,690,904,546 3,018,209,270 8,848,145,218 9,400,679,668 18,088,210,986 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Penjualan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Uang Muka Pembelian Aset Tetap Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan Pinjaman Bank Pembayaran Pinjaman Bank Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Pihak Berelasi Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen Penerimaan melalui Pengampunan Pajak Pembayaran Dividen Tunai Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK Kas dan Bank terdiri dari: Kas Bank Total 20,321,874 33,670,582,672 33,690,904,546 31,505,550 2,986,703,720 3,018,209,270 31,665,640 8,816,479,578 8,848,145,218 27,571,210 9,373,108,458 9,400,679,668 21,678,320 18,066,532,666 18,088,210,986 CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from Fixed Assets Disposal Acquisition of Fixed Assets Advances for Purchase of Fixed Assets Net Cash Flows Provided by (Used in) Investing Activities CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR CASH ON HAND AND IN BANKS AT THE END OF YEAR Cash on Hand and in Banks consist of: Cash on Hand Cash in Banks Total D/April 11, 2017 paraf: D1/April 11, 2017 Draft Report/April 11, 2017 Paraf: 269 Paraf: Lampiran PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Informasi Tambahan–Laporan Keuangan CATATAN ATAS INVESTASI PADA ENTITAS ANAK Per 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (Dalam Rupiah Penuh) Entitas Anak/ Subsidiries Lokasi/ Location Appendix PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Supplementary Information–Financial Statements NOTES OF INVESTMENT IN SUBSIDIARY As of October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014 and 2013 (In Full Rupiah) Kegiatan Usaha Utama/ Main Business Tahun Operasi Persentase Kepemilikan/ Total Aset/ Komersial/ Commercial Ownership 2016 Total Asset 2016 Year % Rp Operating Penyertaan langsung/Direct investment PT Olympic Bangun Persada (OBP) Bogor Real Estat/ Real Estate -- 100% 43,616,326,295 Penyertaan tidak langsung/Indirect subsidiary Melalui/Through OBP PT Olympic Bogor City (OBC) Bogor Real Estat/ Real Estate -- 99% 2,500,000,000 D/April 11, 2017 paraf: D1/April 11, 2017 Draft Report/April 11, 2017 Paraf: 270 Paraf: