PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk

advertisement
• Tanggal Efektif
:
28 April 2017
• Masa Penawaran Umum
:
3 – 5 Mei 2017
• Tanggal Penjatahan
:
8 Mei 2017
• Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund)
:
9 Mei 2017
• Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik
:
9 Mei 2017
• Tanggal Pencatatan Saham
:
10 Mei 2017
OTORITAS JASA KEUANGAN (”OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI
EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN
YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA
TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk (“PERSEROAN“) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI BERTANGGUNG
JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN
PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA
EFEK INDONESIA.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk
Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak di bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana konstruksi umum
Berkedudukan di Bogor, Indonesia
Domisili dan Kantor Pusat:
Jalan Kaum Sari RT 001/005
Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara
Bogor 16151, Jawa Barat
Telepon: +62251 8666 873/874
Fax: +62251 8666 875
website: www.csis.co.id
email: [email protected]
PENAWARAN UMUM PERDANA
Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap
saham atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah
Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp300 (tiga ratus Rupiah) setiap saham,
yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah Penawaran Umum
secara keseluruhan adalah sebesar Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah).
Seluruh saham Perseroan yang ditawarkan dalam Penawaran Umum memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal
dengan saham lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk
mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Ciptadana Sekuritas Asia
PENJAMIN EMISI EFEK
PT Bosowa Sekuritas ● PT Erdikha Elit Sekuritas ● PT KGI Sekuritas Indonesia
● PT Lautandhana Securindo ● PT Panca Global Securities Tbk
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek Menjamin Dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment)
Terhadap Penawaran Umum Perseroan
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. SEHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN USAHA DI BIDANG PENGEMBANGAN PROPERTI, HASIL INDUSTRI FURNITUR DAN JASA KONSTRUKSI,
PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK MENGHADAPI PERSAINGAN YANG CUKUP KETAT BAIK DALAM HAL LOKASI,
FASILITAS DAN SARANA PENDUKUNG, INFRASTRUKTUR, KUALITAS PELAYANAN, REPUTASI MAUPUN HARGA.
APABILA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TIDAK DAPAT MENGANTISIPASI DAN/ATAU MENCERMATI RISIKO
TERSEBUT DI ATAS MAKA AKAN MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI
KEUANGAN, KINERJA DAN PROSPEK PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK. FAKTOR RISIKO PERSEROAN
SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG
DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN
TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK
LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH
PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAMSAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM
PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”).
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2017
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran
Umum kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut
“OJK”) dengan Surat No. 011/CSIS-DIRUT/EKS/III/17 tanggal 16 Maret 2017 sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar
Modal, Lembaran Negara No. 64 Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan
pelaksanaannya dan perubahan-perubahannya (selanjutnya disebut sebagai “UUPM”).
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, direncanakan akan dicatatkan di BEI
sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan
BEI pada tanggal 9 Maret 2017 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI
antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan maupun lembaga di BEI dan masingmasing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan saham. Apabila
syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum batal demi hukum
dan pembayaran pesanan saham tersebut wajib dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan
ketentuan dalam UUPM, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan No. IX.A.2. Lampiran
Keputusan Bapepam-LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009.
Lembaga Penunjang Pasar Modal dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran
Umum bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai
dengan peraturan yang berlaku di sektor Pasar Modal, dan kode etik, norma, serta standar profesi
masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan
atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis
dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
PT Ciptadana Sekuritas Asia selaku Penjamin Pelaksana Emisi, para Penjamin Emisi Efek lainnya,
serta para Lembaga dan profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini,
dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Selanjutnya penjelasan mengenai tidak adanya hubungan
afiliasi dapat dilihat pada Bab XII tentang Penjaminan Emisi Efek dan Bab XIII tentang Lembaga dan
Profesi Penunjang Pasar Modal.
Penawaran Umum ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan lain
selain yang berlaku di Republik Indonesia. Barang siapa di luar wilayah Indonesia menerima
Prospektus ini atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan Penawaran Umum ini,
maka Prospektus atau dokumen-dokumen tersebut tidak dimaksudkan sebagai dokumen
penawaran untuk membeli saham, kecuali bila penawaran tersebut, atau pembelian saham
tersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut.
Perseroan telah mengungkapkan semua keterangan, data atau laporan dan kejujuran pendapat
yang wajib diketahui oleh publik dan tidak terdapat lagi keterangan, data atau laporan dan
kejujuran pendapat yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan publik.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. i
DEFINISI DAN SINGKATAN.................................................................................................................. iii
RINGKASAN...........................................................................................................................................1
I.
PENAWARAN UMUM...................................................................................................................6
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM................................................8
III. PERNYATAAN UTANG...............................................................................................................10
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING....................................................................................15
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN...............................................................18
VI. FAKTOR RISIKO.........................................................................................................................45
VII.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN...................50
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK, KEGIATAN USAHA,
SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA...............................................................51
A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK........................................51
1. Riwayat Singkat Perseroan...........................................................................................51
2. Perkembangan Permodalan Dan Kepemilikan Saham Perseroan...............................54
3. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan
Hukum...........................................................................................................................55
4. Keterangan Singkat Tentang Entitas Anak....................................................................58
5. Struktur Organisasi Perseroan......................................................................................63
6. Pengurusan dan Pengawasan Perseroan....................................................................63
7. Sumber Daya Manusia.................................................................................................69
8. Skema Kepemilikan Perseroan.....................................................................................72
9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan Dengan Pemegang Saham Berbentuk
Badan Hukum dan Entitas Anak...................................................................................72
10. Keterangan Mengenai Aset Tetap Perseroan...............................................................73
11. Asuransi........................................................................................................................73
12. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga.....................................................74
13. Perjanjian Penting dengan Pihak Afiliasi.......................................................................81
14. Perkara Hukum Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan.........................................................................................................90
i
B. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA........................90
1. Umum...........................................................................................................................90
2. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak...............................................................91
3. Keselamatan Kerja......................................................................................................106
4. Pengendalian Kualitas Produk....................................................................................106
5. Pemasaran dan Penjualan..........................................................................................106
6. Strategi Usaha............................................................................................................108
7. Persaingan Usaha...................................................................................................... 110
8. Prospek Usaha........................................................................................................... 111
9. Keunggulan Kompetitif................................................................................................ 111
10. Hak Kekayaan Intelektual........................................................................................... 112
11. Riset dan Pengembangan.......................................................................................... 112
12. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan..................................................................... 112
13. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility (“CSR”)).......... 113
14. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)........................... 113
IX. EKUITAS................................................................................................................................... 114
X. KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... 115
XI. PERPAJAKAN........................................................................................................................... 116
XII.
PENJAMINAN EMISI EFEK...................................................................................................... 118
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL......................................................120
XIV. ANGGARAN DASAR PERSEROAN.........................................................................................122
XV.
TATA CARA PEMESANAN SAHAM..........................................................................................147
XVI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN
SAHAM ....................................................................................................................................152
XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..............................................................................................153
XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN........................................................................................154
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN
Istilah dan ungkapan dalam Prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut :
Afiliasi
Berarti Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 UndangUndang Pasar Modal, berarti :
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris
dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu)
atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
perusahaan tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama.
BAE
Berarti singkatan dari Biro Administrasi Efek, dalam hal ini adalah
PT Sharestar Indonesia.
Bapepam
Singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 UUPM.
Bapepam-LK
Singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya
yang dahulu dikenal sebagai Bapepam.
BEI
Berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
Daftar Pemegang Saham
(DPS)
Berarti Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan
tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif
di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di
KSEI.
Daftar Pemesanan Pembelian Berarti Daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah
Saham (DPPS)
yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian
Saham yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.
Efektif
Berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan
Pendaftaran yang ditetapkan dalam UUPM dan ketentuan angka 4
Peraturan No. IX.A.2.
Entitas Anak
Berarti perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan
dengan Perseroan.
Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham (FKPS)
Berarti Formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda
bukti pemilikan saham-saham di pasar perdana.
iii
Formulir Pemesanan
Pembelian Saham (FPPS)
Berarti Formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan
Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan
diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Para
Penjamin Emisi Efek.
Hari Bursa
Hari dimana BEI atau badan hukum yang menggantikannya
menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan BEI.
Harga Penawaran
Berarti harga tiap saham yang ditawarkan, melalui Penawaran Umum
yang harganya telah ditentukan melalui proses bookbuilding, yaitu
Rp300 (tiga ratus Rupiah).
Hari Kalender
Berarti semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender
Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional
yang sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah dan hari kerja biasa
yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah
sebagai bukan hari kerja biasa.
Hari Kerja
Hari Senin sampai hari Jumat kecuali hari libur nasional yang ditetapkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia.
KAP
Berarti Kantor Akuntan Publik.
KSEI
Berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang
bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan
Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif.
Kustodian
Berarti pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Manajer Penjatahan
Berarti PT Ciptadana Sekuritas Asia, yang bertanggung jawab atas
penjatahan atas penjualan saham yang ditawarkan yang akan dilakukan
jika jumlah pesanan atas saham-saham melebihi jumlah saham yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, berdasarkan Peraturan
No. IX.A.7.
Masa Penawaran Umum
Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan
pemesanan pembelian Saham, kecuali jika Masa Penawaran Umum
itu ditutup lebih dini sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek, namun tidak boleh kurang dari 1 (satu) Hari
Kerja dan maksimal 5 (lima) Hari Kerja.
Masyarakat
Berarti perorangan dan/atau badan-badan dan/atau badan hukum,
baik Warga Negara Indonesia dan/atau badan-badan dan/atau badan
hukum Indonesia maupun Warga Negara Asing dan/atau badan-badan
asing dan/atau badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal
atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal
atau berkedudukan hukum di luar negeri yang diperkenankan untuk
memiliki Saham Yang Ditawarkan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Menkumham
Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
iv
OJK
Berarti Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai
fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan
dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU OJK”) yang tugas
dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan kegiatan
jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga jasa pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya.
Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar
Modal beralih dari Bapepam dan LK ke OJK, atau para pengganti dan
penerima hak dan kewajibannya, sesuai dengan Pasal 55 UU OJK.
Pemegang Rekening
Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek
di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek
dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal
dan peraturan KSEI.
Pemegang Saham Utama
Berarti pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung,
memiliki paling sedikit 20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh
saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh Perseroan
atau dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan
oelh Perseroan atau jumlah yang lebih kecil dari itu sebagaimana
ditetapkan oleh OJK.
Penawaran Umum
Berarti kegiatan penawaran atas Saham Yang Ditawarkan yang
dilakukan oleh Perseroan untuk menjual Saham Yang Ditawarkan
kepada Masyarakat berdasarkan UUPM.
Penitipan Kolektif
Berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari
satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
Penjamin Emisi Efek
Berarti pihak-pihak yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk
melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Perseroan dengan
atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Saham Yang Ditawarkan
yang tidak terjual.
Penjamin Pelaksana Emisi
Efek
Berarti pihak yang akan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT Ciptadana Sekuritas
Asia suatu Perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek.
Peraturan No. IX.A.2
Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
Peraturan No. IX.A.7
Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 November 2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.
Peraturan No. IX.E.1
Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No., Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
v
Peraturan No. IX.E.2
Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Peraturan No. IX.J.1
Berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep- 179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran
Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Peraturan OJK No. 30/2015
Berarti Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember
2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum.
Peraturan OJK No. 8/2017
Berarti Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017
tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam
Rangka Penawaran Umum Bersifat Ekuitas.
Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek
Berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 16 tanggal 14 Maret
2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta
Timur, Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek No. 2 tanggal 3 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini
Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, dan Akta Addendum II dan
Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 48 tanggal
26 April 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di
Jakarta Timur.
Perjanjian Pendahuluan
Pencatatan Efek
Berarti Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek, yang dibuat oleh
dan antara Perseroan dan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Maret
2017.
Pernyataan Efektif
Berarti pernyataan yang diterbitkan oleh OJK yang menyatakan bahwa
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
Pernyataan Pendaftaran
Berarti dokumen yang wajib disampaikan kepada OJK oleh Perseroan
dalam rangka Penawaran Umum.
Perseroan
Berarti PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk, suatu Perseroan
terbatas berkedudukan di Bogor, dan beralamat di Jalan Kaum Sari RT
001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16151,
Jawa Barat.
Prospektus
Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum
dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.
Prospektus Awal
Berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam
Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari
Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal,
jumlah dan Harga Penawaran, penjaminan emisi efek atau hal lain
yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat
ditentukan.
Prospektus Ringkas
Berarti ringkasan dari Prospektus Awal.
RUPS
Berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai
dengan Anggaran Dasar Perseroan.
RUPSLB
Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
vi
Saham Baru
Berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus
Rupiah) setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan
(portepel) Perseroan, yang ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat
melalui Penawaran Umum dalam jumlah sebanyak 207.000.000 (dua
ratus tujuh juta) saham, yang selanjutnya dicatatkan pada BEI pada
Tanggal Pencatatan.
Saham Yang Ditawarkan
Berarti Saham Baru, yaitu sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh
juta) saham, yang selanjutnya dicatatkan pada BEI pada Tanggal
Pencatatan.
SKS
Berarti Surat Kolektif Saham.
Tanggal Distribusi Saham
Berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu
selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan,
pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara
elektronik oleh KSEI kepada Penjamin Emisi Efek untuk kemudian
didistribusikan kepada pemesan.
Tanggal Pembayaran
Berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan
pada pasar perdana yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek
kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada
Tanggal Distribusi.
Tanggal Pencatatan
Berarti tanggal pencatatan saham untuk diperdagangkan di Bursa Efek
dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal
Distribusi.
Tanggal Pengembalian
Berarti tanggal untuk pengembalian uang pemesanan pembelian
Saham Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui
Penjamin Emisi Efek kepada para pemesan yang sebagian atau seluruh
pesanannya tidak dapat dipenuhi karena adanya penjatahan atau
dalam hal Penawaran Umum Saham Perdana dibatalkan atau ditunda,
bagaimanapun Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan tidak boleh
lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau
2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal diumumkannya pembatalan atau
penundaan Penawaran Umum Saham Perdana.
Tanggal Penjatahan
Berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah
penutupan Masa Penawaran Umum Saham Perdana, pada saat mana
Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan
bagi setiap pemesan.
TDP
Berarti Tanda Daftar Perusahaan.
UUPM
Berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan
No. 3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
UUPT
Berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 40 Tahun 2007
tentang Perseroan terbatas.
UUWDP
Berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan.
vii
Singkatan Nama Entitas Anak
PT OBP
PT OBC
Berarti PT Olympic Bangun Persada.
Berarti PT Olympic Bogor City.
Singkatan Nama Pemegang Saham Perseroan
PT OKE
PT AUB
Berarti PT Olympic Kapital Equity.
Berarti PT Andalan Utama Bintara.
viii
RINGKASAN
Ringkasan ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan
yang lebih rinci serta Laporan Keuangan Konsolidasian dan penjelasan yang tercantum dalam
Prospektus ini. Semua informasi keuangan Perseroan yang berkedudukan hukum di Indonesia disusun
dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK, KEGIATAN USAHA, SERTA
PROSPEK USAHA
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 52 tanggal 2 Juni
1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, S.H., Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
C2-4373.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor Nomor: 36/Rub/10-04/VII/2007 tanggal 24 Juli 2007.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir
sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 10 tanggal 15 November
2016 dibuat di hadapan Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur telah: (i) mendapat persetujuan
dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-0021536.AH.01.02.
Tahun 2016 tanggal 16 November 2016; (ii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database
Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0099338 tanggal 16 November 2016;
(iii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.
AHU-AH.01.03-0099339 tanggal 16 November 2016.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Tbk, maksud
dan tujuan Perseroan adalah di bidang industri, pembangunan, jasa dan perdagangan umum.
Perseroan didirikan pada tahun 1995. Saat ini kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak adalah
dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana
konstruksi umum.
Sejak tahun 2005, Perseroan mengkhususkan usahanya dalam bidang proyek atau kontraktor untuk
pekerjaan furnitur yang dibuat menurut pesanan (custom made) untuk interior. Hasil produksi Perseroan
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, antara lain:
• perkantoran
• kursi tunggu
• institusi pendidikan
• kafe dan restoran
• hotel dan resor
• perumahan dan apartemen
• lembaga pemerintahan
• rumah sakit dan klinik kesehatan
Pada tahun 2015, Perseroan mulai mengembangkan bisnisnya ke bidang jasa konstruksi umum.
Proyek konstruksi yang telah diselesaikan oleh Perseroan adalah pembangunan hotel dan condotel
di Sentul Utara sedangkan proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan saat ini adalah
pembangunan smart warehouse, infrastruktur, gudang, dan apartemen di daerah Sentul.
ix
Kemudian pada tahun 2016, melalui entitas anaknya yaitu PT OBP, Perseroan meluaskan kegiatan
usahanya dalam bidang pengembangan properti antara lain apartemen, Small Office Home Office
(SOHO), mall, dan hotel. Saat ini PT OBP memfokuskan kegiatan usaha pembangunannya di kota
Bogor.
Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor
Utara, Bogor 16151, Jawa Barat.
Untuk prospek usaha ke depan, Perseroan akan lebih banyak memfokuskan di sektor konstruksi untuk
properti, dimana rencana proyek pengembangan yang akan dilakukan oleh Perseroan, sebagian besar
melibatkan pembangunan sektor residensial khususnya hunian vertikal (apartemen strata) di berbagai
wilayah perkotaan di Indonesia. Selain itu juga Perseroan dalam proyeknya turut mengembangkan aspek
properti komersial dan hospitality dengan pengembangan melalui pembangunan pusat perbelanjaan,
hotel, ruko dan berbagai fasilitas lainnya. Pembangunan hunian vertikal saat ini tetap menjadi tren yang
paling berkembang khususnya di kota-kota besar di seluruh Indonesia, sebagai hasil dari semakin
langka dan semakin mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah tapak (landed house) dan
adanya perubahan preferensi konsumen. Diperkirakan sebagian besar permintaan akan hunian di kotakota besar nantinya akan dipasok oleh proyek-proyek apartemen strata di berbagai segmen. Dengan
demikian, maka prospek bisnis Perseroan dengan fokus pada pembangunan apartemen strata menjadi
tetap menjanjikan. Terlebih lagi, fokus Perseroan yaitu untuk memastikan konektivitas yang sangat
baik dan menggabungkan konsep mixed use development yang mengintegrasikan hunian dengan
fasilitas penunjangnya termasuk komponen komersial memberikan nilai tambah kepada pembeli dan
menjadikan pengembangan Perseroan lebih menarik ditengah persaingan pasar yang ada.
PENAWARAN UMUM
1. Jumlah Saham
:
Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas
nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap
saham atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan
empat persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh
dalam Perseroan setelah Penawaran Umum
2. Nilai Nominal
:
Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham
3. Harga Penawaran
:
Rp300 (tiga ratus Rupiah)
4. Jumlah Penawaran Umum
:
Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah)
5. Jumlah Saham yang dicatatkan :
Sebanyak 1.307.000.000 (satu miliar tiga ratus tujuh juta)
saham
Saham yang ditawarkan dalam penawaran umum ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Ffek
Indonesia.
RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Saham Baru Perseroan setelah dikurangi biaya-biaya
emisi saham akan digunakan sebagai berikut:
1. Sekitar 78% atau Rp46.285.317.998 akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan
dalam rangka mendanai kegiatan operasional Perseroan, yang seluruhnya berkaitan dengan
konstruksi dan penunjang konstruksi, seperti pembayaran subkontraktor, pembelian bahan baku
dan pembayaran konsultan.
x
2. Sekitar 10% atau Rp5.934.015.128 akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian
pokok utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Windu
Kentjana International Tbk), dengan rincian sebagai berikut:
Rincian
Bentuk Fasilitas
Tujuan Fasilitas
Jumlah Fasilitas
Suku Bunga
Jangka Waktu
Saldo terutang
Prosedur dan persyaratan pembayaran
Keterangan
Pinjaman Promes (Demand Loan) Untuk kebutuhan kerja (existing project)
Rp100.000.000.000
12,5% per tahun
Dimulai sejak tanggal 29 Oktober 2016 dan akan berakhir pada tanggal
29 Oktober 2017
Rp52.500.000.000 per 31 Maret 2017
Tidak diatur secara khusus mengenai prosedur dan persyaratan pembayaran
sebagian utang
Jenis utang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk yang sebagian akan dibayarkan
dari dana Penawaran Umum merupakan fasilitas pinjaman jangka pendek untuk modal
kerja dan belanja modal Perseroan. Pencairan awal dimulai pada bulan Oktober 2016, yaitu
sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal 31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar
Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember 2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar
Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017. Total utang kepada PT Bank China Construction
Bank Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2017.
Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan PT Bank China Construction Bank Indonesia
Tbk.
3. Sekitar 12% atau Rp7.120.818.154 akan digunakan oleh Perseroan sebagai belanja modal, yaitu
untuk membiayai pembelian alat-alat konstruksi antara lain tower crane, dump truck, loader, pile
driver, dan sebagainya yang akan menunjang kegiatan usaha Perseroan.
STRUKTUR PERMODALAN SEBELUM DAN SESUDAH PENAWARAN UMUM
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Andalan Utama Bintara
PT Olympic Kapital Equity
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Jumlah Nilai Nominal @Rp100
per saham (Rp)
4.400.000.000
440.000.000.000
Jumlah Saham
748.000.000
352.000.000
1.100.000.000
3.300.000.000
xi
74.800.000.000
35.200.000.000
110.000.000.000
330.000.000.000
%
68,00
32,00
100,00
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum, maka
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran
Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut:
Sebelum Penawaran Umum
Sesudah Penawaran Umum
4.400.000.000
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp100 per
saham (Rp)
440.000.000.000
748.000.000
352.000.000
-
74.800.000.000
35.200.000.000
-
68,00
32,00
-
748.000.000
352.000.000
207.000.000
74.800.000.000
35.200.000.000
20.700.000.000
57,23
26,93
15,84
1.100.000.000
110.000.000.000
Jumlah Saham Dalam
Portepel
3.300.000.000
330.000.000.000
*masyarakat masing-masing dengan kepemilikan dibawah 5%
100,00
1.307.000.000
130.700.000.000
100,00
3.093.000.000
309.300.000.000
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
PT Andalan Utama Bintara
PT Olympic Kapital Equity
Masyarakat*
Jumlah
Saham
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
%
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp100 per
saham (Rp)
4.400.000.000 440.000.000.000
Jumlah
Saham
%
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan Ikhtisar Data Keuangan Penting Konsolidasian Perseroan untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Data-data keuangan
penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi
Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani
oleh Christiadi Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan
2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan wajar dalam
semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Total Aset
Total Liabilitas
Total Ekuitas
Pada tanggal
31 Oktober
2016
258.354,3
136.913,4
121.440,9
Pada tanggal 31 Desember
2015
26.423,2
16.202,6
10.220,6
2014
15.300,5
5.593,1
9.707,4
2013
24.240,7
17.397,7
6.843,0
LAPORAN LABA RUGI
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan
Total Penghasilan Komprehensif
Periode / Tahun Berjalan
Periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tangal 31
Oktober
2016
2015
53.806,3
14.535,8
(39.276,4)
(10.208,0)
6.867,4
344,4
xii
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2015
52.913,4
(38.621,9)
2014
46.829,4
(34.192,9)
2013
33.654,3
(24.585,4)
3.278,2
2.864,4
1.847,4
RASIO-RASIO
Uraian
Periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tangal
31 Oktober
2016
2015
2,72
t.d.d
5,80
t.d.d
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2015
2014
ROA (%)
12,37
18,85
ROE (%)
31,98
29,72
Keterangan:
t.d.d: tidak dapat diperbandingkan karena periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup satu tahun buku.
2013
7,32
25,92
KETERANGAN MENGENAI ENTITAS ANAK
Saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki Entitas Anak, baik langsung maupun tidak langsung,
sebagai berikut:
No
Nama Entitas Anak
Kegiatan Usaha
1.
2.
PT Olympic Bangun Persada
PT Olympic Bogor City
Jasa dan Pembangunan
Pembangunan, Perdagangan,
Jasa, Percetakan, Perbengkelan
Kepemilikan
Perseroan (%)
99%
99%
(melalui PT OBP)
Tahun
Penyertaan
2016
2016
Tahun
Operasional
2016
2016
FAKTOR RISIKO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Risiko Persaingan Usaha
Risiko Terhadap Sub-Kontraktor
Risiko Pertumbuhan Industri Konstruksi
Risiko Ketergantungan terhadap Entitas Anak
Risiko Denda Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Risiko Ketersediaan dan Kenaikan Harga Bahan Baku
Risiko Penurunan Permintaan
Risiko Penundaan atau Tidak Terbayarnya Pembayaran Oleh Pelanggan
Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga
Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang
Risiko Perubahan Peraturan
Risiko Ekonomi
Selain dari risiko-risiko yang telah diungkapkan di atas, terdapat risiko lain dari Entitas Anak (PT OBP),
yaitu sebagai berikut:
1. Risiko Berkurangnya Lahan yang Berlokasi Strategis
2. Risiko Kondisi Pasar Properti
Risiko Atas Kepemilikan Saham Perseroan
1. Risiko Likuiditas Saham
2. Risiko Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi
3. Risiko Kemampuan Perseroan Membayar Dividen di Masa Depan akan Bergantung pada Laba
Ditahan, Kondisi Keuangan, Arus Kas dan Kebutuhan Modal Kerja di Masa Depan
4. Risiko Penjualan Saham di Masa Datang dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perseroan
xiii
KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan, seluruh laba bersih Perseroan setelah dikurangi
penyisihan untuk cadangan wajib dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali
ditentukan lain dalam RUPS. Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila saldo laba yang
ditahan Perseroan positif.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, keputusan mengenai pembagian dividen
ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi
dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat membagikan dividen kas pada tahun dimana Perseroan
mencatatkan saldo laba positif. Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan pembagian dividen kas
interim selama dividen kas interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih
kecil dari modal ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan
cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan
oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan
mengalami kerugian, distribusi dividen interim harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada
Perseroan, dan Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara
tanggung renteng dalam hal dividen interim tidak dikembalikan ke Perseroan.
Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen di kemudian hari atas saham, jika ada, akan bergantung
pada faktor-faktor berikut, termasuk:
• Hasil operasional, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan;
• Rencana pengembangan usaha Perseroan di masa yang akan datang; dan
• Faktor lainnya yang dianggap penting oleh manajemen Perseroan.
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di atas, Perseroan berencana untuk membagikan dividen
kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 20% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan
untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2018. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil
kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal
dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan
peraturan dan kewajiban lainnya.
Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen
kepada pemegang saham.
Riwayat pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut:
Tahun Buku
31 Desember 2015
31 Desember 2014
31 Desember 2012
% Laba Bersih
Dividen per Saham
(%)
(Rp)
141,6
1.851.547
95,8
1.106.000
42,5
255.200
Jumlah Pembayaran
Dividen (Rp)
4.628.868.692
2.765.000.000
638.000.000
Pada tahun buku 2011 dan 2013, Perseroan tidak membagikan dividen.
xiv
Tanggal Pembayaran
Dividen
3 Februari 2016
6 Februari 2015
6, 7, 12 Februari 2013, dan
4 Maret 2013
I. PENAWARAN UMUM
Sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah) atau sebanyak 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal yang
ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat
dengan Harga Penawaran Rp300 (tiga ratus Rupiah), yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan
Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah seluruh Penawaran Umum adalah sebesar
Rp62.100.000.000 (enam puluh dua miliar seratus juta Rupiah).
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES Tbk
Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak di bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa
pelaksana konstruksi umum
Berkedudukan di Bogor, Indonesia
Domisili dan Kantor Pusat:
Jalan Kaum Sari RT 001/005
Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara
Bogor 16151, Jawa Barat
Telepon: +62251 8666 873/874
Fax: +62251 8666 875
website: www.csis.co.id
email: [email protected]
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA.
SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA DI BIDANG PENGEMBANGAN PROPERTI,
HASIL INDUSTRI FURNITUR DAN JASA KONSTRUKSI, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
MENGHADAPI PERSAINGAN YANG CUKUP KETAT BAIK DALAM HAL LOKASI, FASILITAS
DAN SARANA PENDUKUNG, INFRASTRUKTUR, KUALITAS PELAYANAN, REPUTASI MAUPUN
HARGA. APABILA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TIDAK DAPAT MENGANTISIPASI DAN/
ATAU MENCERMATI RISIKO TERSEBUT DI ATAS MAKA AKAN MEMBERIKAN DAMPAK
NEGATIF TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI KEUANGAN, KINERJA DAN PROSPEK
PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK.
FAKTOR RISIKO PERSEROAN SELENGKAPNYA
DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK
LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH
SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT
KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA.
DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI
SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.
1
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Andalan Utama Bintara
PT Olympic Kapital Equity
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
4.400.000.000
Jumlah Nilai Nominal @Rp100
per saham (Rp)
440.000.000.000
748.000.000
352.000.000
1.100.000.000
3.300.000.000
74.800.000.000
35.200.000.000
110.000.000.000
330.000.000.000
%
68,0
32,0
100,0
Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham Baru yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham biasa
atas nama yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan
sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas
pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu.
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum, maka
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran
Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut:
Sebelum Penawaran Umum
Keterangan
Jumlah
Saham
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp100 per
saham (Rp)
440.000.000.000
Modal Dasar
4.400.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
PT Andalan Utama Bintara
748.000.000
74.800.000.000
PT Olympic Kapital Equity
352.000.000
35.200.000.000
Masyarakat*
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1.100.000.000 110.000.000.000
Jumlah Saham Dalam
Portepel
3.300.000.000 330.000.000.000
*masyarakat masing-masing dengan kepemilikan dibawah 5%
Sesudah Penawaran Umum
4.400.000.000
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp100 per
saham (Rp)
440.000.000.000
68,00
32,00
-
748.000.000
352.000.000
207.000.000
74.800.000.000
35.200.000.000
20.700.000.000
57,23
26,93
15,84
100,00
1.307.000.000
130.700.000.000
100,00
3.093.000.000
309.300.000.000
%
Jumlah
Saham
%
PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 207.000.000 (dua ratus tujuh juta) saham biasa atas nama
yang merupakan saham baru Perseroan, yang seluruhnya ditawarkan dalam Penawaran Umum ini atau
sejumlah 15,84% (lima belas koma delapan empat persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh
setelah Penawaran Umum, Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham yang dimiliki pemegang
saham pendiri pada BEI. Dengan demikian seluruh jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan
di BEI menjadi sebanyak 1.307.000.000 (satu miliar tiga ratus tujuh juta) saham atau sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum ini.
Perseroan berencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham dan/atau Efek lain yang
dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Efektif.
2
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN
UMUM
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Saham Baru Perseroan setelah dikurangi biaya-biaya
emisi saham akan digunakan sebagai berikut:
1. Sekitar 78% atau Rp46.285.317.998 akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan
dalam rangka mendanai kegiatan operasional Perseroan, yang seluruhnya berkaitan dengan
konstruksi dan penunjang konstruksi, seperti pembayaran subkontraktor, pembelian bahan baku
dan pembayaran konsultan.
2. Sekitar 10% atau Rp5.934.015.128 akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian
pokok utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (dahulu PT Bank Windu
Kentjana International Tbk), dengan rincian sebagai berikut:
Rincian
Bentuk Fasilitas
Tujuan Fasilitas
Jumlah Fasilitas
Suku Bunga
Jangka Waktu
Saldo terutang
Prosedur dan persyaratan pembayaran
Keterangan
Pinjaman Promes (Demand Loan) Untuk kebutuhan kerja (existing project)
Rp100.000.000.000
12,5% per tahun
Dimulai sejak tanggal 29 Oktober 2016 dan akan berakhir pada tanggal 29
Oktober 2017
Rp52.500.000.000 per 31 Maret 2017
Tidak diatur secara khusus mengenai prosedur dan persyaratan
pembayaran sebagian utang
Jenis utang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk yang sebagian akan dibayarkan
dari dana Penawaran Umum merupakan fasilitas pinjaman jangka pendek untuk modal
kerja dan belanja modal Perseroan. Pencairan awal dimulai pada bulan Oktober 2016, yaitu
sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal 31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar
Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember 2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar
Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017. Total utang kepada PT Bank China Construction
Bank Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2017.
Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan PT Bank China Construction Bank
Indonesia Tbk.
3. Sekitar 12% atau Rp7.120.818.154 akan digunakan oleh Perseroan sebagai belanja modal (capital
expenditures), yaitu untuk membiayai pembelian alat-alat konstruksi antara lain tower crane, dump
truck, loader, pile driver, dan sebagainya yang akan menunjang kegiatan usaha Perseroan.
Apabila Perseroan tidak berhasil mendapatkan seluruh dana hasil Penawaran Umum yang diharapkan,
Perseroan akan mencari sumber pembiayaan lainnya, antara lain melalui dana pihak ketiga, seperti
perbankan atau lembaga keuangan lainnya, dan dana dari kas hasil operasi Perseroan untuk mendanai
rencana modal kerja, pembayaran sebagian pokok utang, dan belanja modal Perseroan.
Sesuai dengan Peraturan OJK No. 8/2017, total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan
adalah sekitar 4,4442% dari nilai Penawaran Umum Saham Perdana yang meliputi:
1. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee), biaya jasa penjaminan (underwriting fee), dan
biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 1,2100%, dengan perincian:
a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 0,7100%
b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,2500%
c. Biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,2500%
3
2. Biaya Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 1,4436% yang terdiri dari biaya jasa:
a. Akuntan Publik sebesar 0,8857%
b. Konsultan Hukum sebesar 0,3543%
c. Notaris sebesar 0,1506%
d. Biro Administrasi Efek sebesar 0,0531%
3. Biaya pencatatan BEI, biaya pendaftaran KSEI, biaya pernyataan pendaftaran ke OJK, biaya
penyelenggaraan Due Diligence Meeting dan Public Expose, iklan surat kabar, percetakan
prospektus dan formulir, pelaksanaan penawaran umum dan lain-lain sebesar 1,7906%.
Perseroan akan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum kepada
OJK sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015. Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum
tersebut juga akan dipertanggungjawabkan secara berkala setiap tahun kepada pemegang saham
Perseroan dalam RUPS Tahunan Perseroan. Laporan realisasi penggunaan dana yang disampaikan
ke OJK dibuat secara berkala setiap 6 (enam) bulan dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember
dan pertama kali wajib dibuat pada tanggal laporan terdekat setelah tanggal penyerahan Efek untuk
Penawaran Umum Perdana saham. Penyampaian laporan tersebut selambat-lambatnya pada tanggal
15 bulan berikutnya.
Dalam hal terjadi perubahan penggunaan dana tersebut, Perseroan wajib:
a. menyampaikan rencana dan alasan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum
bersamaan dengan pemberitahuan mata acara RUPS kepada Otoritas Jasa Keuangan; dan
b. memperoleh persetujuan dari RUPS terlebih dahulu.
Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum
yang merupakan Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan/atau Transaksi
Material, Perseroan akan melaksanakannya sesuai dengan peraturan No. IX.E.1 dan/atau Peraturan
No. IX.E.2
Penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini akan dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal.
4
III. PERNYATAAN UTANG
Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dan ditandatangani
oleh Christiadi Tjahnadi dengan opini wajar dalam semua hal yang material, liabilitas Perseroan pada
tanggal 31 Oktober 2016 seluruhnya berjumlah Rp136.913,4 juta dengan perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Jumlah
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Total Liabilitas Jangka Pendek
255,6
135.755,1
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL LIABILITAS
304,4
853,9
1.158,3
136.913,4
30.000,0
347,8
27.788,8
73.260,4
346,1
1.156,5
2.183,1
416,8
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
Utang Bank Jangka Pendek pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.000,0 juta, yang
merupakan utang kepada PT Bank Windu Kentjana International Tbk (sekarang bernama PT Bank
China Construction Bank Indonesia Tbk).
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 086/SPKBWKI/KP-JKT/X/2016 tanggal 24 Oktober 2016, Perseroan
memperoleh fasilitas Demand Loan (DL) dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk dengan nilai
pinjaman maksimal sebesar Rp100.000,0 juta yang digunakan untuk pembiayaan pekerjaan konstruksi
gudang, infrastuktur dan gedung kantor. Perjanjian kredit ini akan jatuh tempo pada 23 Oktober 2017
dengan tingkat bunga 12,5% per tahun.
Fasilitas DL dijamin dengan sejumlah tanah milik Au Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo Fransiskus,
PT Bogorindo Cemerlang, dan PT Olympic Bangun Persada.
Perseroan harus menjaga rasio keuangan debt to equity ratio maksimal 2 kali.
Utang PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbkmerupakan dana yang diperoleh dari atas
jaminan pekerjaan konstruksi, yang dibagi menjadi uang muka, material on site, dan progress pekerjaan.
Pencairan awal dimulai pada akhir bulan Oktober 2016, yaitu sebesar Rp30.000.000.000 pada tanggal
31 Oktober 2016, pencairan pinjaman kedua sebesar Rp9.556.533.436 pada tanggal 16 Desember
2016, dan pencairan pinjaman ketiga sebesar Rp12.943.466.564 pada tanggal 22 Februari 2017.
5
Saldo terutang dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk pada tanggal 31 Maret 2017
adalah sebesar Rp52.500.000.000.
Prosedur dan persyaratan atas Utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk adalah
sebagai berikut:
•
Persyaratan Awal
1. Telah membuka rekening di PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk dan membayar
semua biaya-biaya yang timbuldan menjadi tanggungan debitur sepenuhnyasebelum akad
kredit.
2. Menyerahkan SPK antara PT Cayahasakti Investindo Sukses dengan kontraktor.
3. Membuka rekening Giro dan Escrow di PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk a.n
PT Cayahasakti Investindo Sukses.
4. Menyerahkan surat bukti pengurusan IMB untuk pembangunan gedung kantor 15 lantai yang
terletak di kawasan industri Sentul.
5. Menyerahkan sertifikat tanah pembangunan gudang dan gedung kantor untuk dijadikan
sebagai custodian collateral.
6. Wajib mengasuransikan gedung kantor selama pembangunan menggunakan asuransi rekanan
PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk .
7. Wajib menyerahkan Bukti PPJB untuk sertifikat tanah kavling 1440 m2 dengan no.
NIB10.10.5.10.00434, menggunakan notaries rekanan PT Bank China Construction Bank
Indonesia Tbk .
8. Seluruh jaminan tanah di Kaum Sari, Bogor harus dibaliknamakan ke atas nama PT Olympic
Bangun Pesada (proses balik nama wajib dilakukan di notaris rekanan PT Bank China
Construction Bank Indonesia Tbk ).
9.Menjaga debt to equity ratio maksimal 2 kali.
10. Menyerahkan perizinan usaha sesuai dengan sektor yang dibiayai (developer).
•
Prosedur Pencairan
1. Prosedur pencairan uang muka setelah SPK dan kontrak di tandatangani kedua belah pihak.
2. Prosedur pencairan MOS berdasarkan nilai dari invoice dan kwitansi supplier.
3. Prosedur pencairan berdasarkan berita acara progress yang kemudian dinilai kembali oleh
pihak appraisal independen yang di tunjuk oleh pihak bank.
Utang Usaha - Pihak Berelasi
Utang Usaha - Pihak Berelasi pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp347,8 juta, yang
merupakan utang kepada PT Olympic Kian Industri.
Utang Usaha - Pihak Ketiga
Utang Usaha - Pihak Ketiga pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp27.788,8 juta, yang terdiri
dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
12.536,1
14.925,6
160,0
64,2
53,3
49,6
27.788,8
PT Cahaya Lintang Gemilang
CV Kemangi
PT Surabaya Panel Lestari
PT Fittech Anugerah Perkasa
PT Bintang Toba Lestari
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Total
6
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp73.260,4 juta, yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
29.384,8
33.975,6
9.900,0
73.260,4
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp346,1 juta, yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
177,1
140,0
29,0
346,1
RSM Indonesia
Fahmy Hoessein & Partners
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Total
Utang Pajak
Utang Pajak pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.156,5 juta, yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Perseroan
Pajak Penghasilan:
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 29
Total
21,1
0,4
6,2
1.128,8
1.156,5
Beban Akrual
Beban Akrual pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.183,1 juta, yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
1.483,7
690,1
9,3
2.183,1
Proyek
Operasional Kantor
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Total
7
Provisi Jangka Pendek
Provisi Jangka Pendek pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp416,8 juta.
Menurut surat dari Dinas Pertambangan dan Energi Paluta No. 600/3080/2016 tanggal 22 Juli
2016, menerangkan bahwa berdasarkan surat hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia provinsi Sumatera Utara No. 53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 tanggal 27 Juni 2016,
Perseroan menerima kelebihan pembayaran atas proyek pengadaan mebel dan interior dengan
nomor kontrak 601/4299/PPK/2015 tanggal 2 Oktober 2015 sebesar Rp428.337.581. Perseroan harus
mengembalikannya kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta (Padang Lawas Utara) paling
lambat 31 Agustus 2016.
Melalui surat sanggahan No. 011/CSIS-EKS/VIII/16 tanggal 5 Agustus 2016, Perseroan menyampaikan
bahwa kelebihan pembayaran seharusnya menurut perhitungan Perseroan adalah sebesar
Rp11.520.267 kepada Dinas Pertambangan dan Energi Paluta. Jumlah sanggahan tersebut sudah
dibayarkan Perseroan pada 26 Agustus 2016.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Dinas Pertambangan dan Energi Paluta belum
memberikan tanggapan.
Dari kasus di atas, Perseroan membuat provisi dengan perhitungan sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
428,3
11,5
416,8
Hasil Pemeriksaan BPK RI
Hasil Perhitungan Perseroan
Provisi
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan
Konsumen
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen
pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp255,6 juta.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang
Pembiayaan Konsumen
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang
Pembiayaan Konsumen pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp304,4 juta, yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
199,6
360,4
560,0
PT Maybank Indonesia Finance
PT BCA Finance
Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen
Dikurangi:
Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Utang Pembiayaan Konsumen Jangka Panjang
(255,6)
304,4
8
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang pada tanggal 31 Oktober 2016 dihitung oleh PT Dayamandiri
Dharmakonsilindo, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian
aktuaris adalah sebagai berikut:
Tingkat Diskonto
Tingkat Kenaikan Gaji
Asumsi Demografi
Pensiun
Mortalitas
Cacat
Pengunduran Diri
: 7,4% per tahun
: 8% per tahun
:
:
:
:
100% pada usia pensiun normal
Tabel Mortalita Indonesia 2011
10% dari tabel mortalita
10% per tahun sampai dengan usia 25 tahun dan menurun linier
menjadi 1% di usia 45 dan tahun-tahun setelahnya
Saldo Liabilitas Imbalan Pasca Kerja pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp853,9 miliar,
yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
495,8
130,8
227,3
853,9
Saldo Awal
Pembayaran Manfaat
Beban Diakui di Laba Rugi
Jumlah Diakui di Pendapatan Komprehensif Lain
Saldo pada Akhir Periode
KOMITMEN DAN KONTIJENSI
Pada tanggal laporan auditor independen, Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki komitmen maupun
kewajiban kontinjensi.
KEWAJIBAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN
Setelah tanggal 31 Oktober 2016 sampai dengan tanggal laporan auditor independen dan setelah
tanggal laporan auditor independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran,
Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan pencairan fasilitas pinjaman sebagai berikut:
•
Pada tanggal 16 Desember 2016 dan 22 Februari 2017, Perseroan mendapatkan pencairan
fasilitas pinjaman dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk masing-masing sebesar
Rp9.556.553.436 dan Rp12.943.466.564. Total utang kepada PT Bank China Construction Bank
Indonesia Tbk adalah Rp52.500.000.000 pada 31 Maret 2017.
Seluruh kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 telah diungkapkan pada
Prospektus ini.
Perseroan telah melunasi seluruh kewajiban jangka panjangnya yang telah jatuh tempo, dan
hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
namun belum dilunasi oleh Perseroan.
Setelah tanggal 31 Oktober 2016 sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen
dan setelah tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan
Pendaftaran, Perseroan tidak memiliki liabilitas-liabilitas lain yang signifikan kecuali liabilitasliabilitas yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan serta liabilitas-liabilitas yang telah
dinyatakan di dalam Prospektus ini dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
9
Dengan melihat kondisi keuangan Perseroan, manajemen berkeyakinan bahwa Perseroan
menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang telah diungkapkan
dalam Laporan Auditor Independen dengan persyaratan sebagaimana mestinya.
Tidak terdapat pelanggaran atas persyaratan dalam perjanjian kredit yang berdampak material
terhadap kelangsungan usaha Perseroan.
Tidak terdapat keadaan lalai atas pembayaran pokok dan/atau bunga pinjaman setelah tanggal
Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Tidak terdapat pembatasan-pembatasan yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham
publik.
10
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan Ikhtisar Data Keuangan Penting Konsolidasian Perseroan untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013. Data-data keuangan
penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi
Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani
oleh Christiadi Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan
2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan opini wajar
dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Uraian
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi
Persediaan
Uang Muka
Pajak Dibayar di Muka
Biaya Dibayar di Muka
Aset Non Keuangan Lancar Lainnya
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas Asosiasi
Aset Pajak Tangguhan
Aset Tetap
Tanah untuk Pengembangan
Total Aset Tidak Lancar
TOTAL ASET
Pada tanggal
31 Oktober
2016
2015
(dalam jutaan Rupiah)
Pada tanggal
31 Desember
2014
2013
33.693,0
8.848,1
9.400,7
18.088,2
338,4
6.626,9
-
62,8
122.033,1
2.848,1
30.207,9
851,9
14.803,4
1.332,4
72,3
286,1
206.466,6
463,8
3.653,4
5.141,3
1.036,4
4,7
25.774,6
463,8
1.360,1
524,0
2.169,8
606,7
5,9
14.531,0
465,0
4.328,3
393,9
158,7
135,4
8,7
23.641,0
27.957,8
325,1
1.189,8
22.415,0
51.887,7
258.354,3
124,0
524,6
648,6
26.423,2
97,1
672,4
769,5
15.300,5
65,9
533,8
599,7
24.240,7
11
Uraian
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh
Tempo dalam Satu Tahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Uang Muka Penjualan
Total Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31
Oktober 2016, dan 10.000 Saham pada 31
Desember 2015, 2014, dan 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 110.000 Saham pada 31 Oktober 2016, dan
2.500 Saham pada 31 Desember 2015,
2014, dan 2013
Tambahan Modal Disetor
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Saldo Laba
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
TOTAL EKUITAS
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Pada tanggal
31 Oktober
2016
(dalam jutaan Rupiah)
Pada tanggal
31 Desember
2014
2013
2015
30.000,0
-
-
-
347,8
27.788,8
10.711,9
12,2
4.136,5
1.051,7
11.093,6
73.260,4
346,1
1.156,5
2.183,1
416,8
103,3
23,3
55,2
4.747,0
-
164,7
41,7
23,4
671,7
-
228,8
42,0
230,8
4.244,5
-
255,6
135.755,1
66,2
15.706,9
88,2
5.138,4
88,2
16.979,6
304,4
853,9
1.158,3
136.913,4
495,7
495,7
16.202,6
66,1
388,6
454,7
5.593,1
154,4
263,7
418,1
17.397,7
110.000,0
2.500,0
2.500,0
2.500,0
(620,6)
-
-
-
2.077,4
9.959,2
7.720,6
7.207,4
4.343,0
121.416,0
24,9
121.440,9
258.354,3
10.220,6
10.220,6
26.423,2
9.707,4
9.707,4
15.300,5
6.843,0
6.843,0
24.240,7
12
LAPORAN LABA RUGI
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
PENDAPATAN
BEBAN POKOK PENDAPATAN
LABA KOTOR
Beban Usaha
Pendapatan Lainnya
Beban Lainnya
LABA USAHA
Beban Keuangan
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
LABA PERIODE / TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN
Pengukuran Kembali atas Program
Imbalan Kerja
Pajak Penghasilan atas Pengukuran
Kembali atas Program Imbalan Kerja
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF PERIODE /
TAHUN BERJALAN
Laba Periode/Tahun Berjalan yang
dapat Diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Laba Komprehensif Periode/Tahun
Berjalan yang dapat Diatribusikan
kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
LABA PER SAHAM DASAR (Dalam
Rupiah Penuh)
DIVIDEN PER SAHAM (Dalam Rupiah
Penuh)
Periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31
Oktober
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016
2015
2015
2014
2013
53.806,3
(39.276,4)
14.529,9
(6.280,7)
1.802,1
(176,7)
9.874,6
(1.431,0)
8.443,6
(1.405,7)
7.037,9
14.535,8
(10.208,0)
4.327,8
(3.761,6)
40,5
606,7
(189,7)
417,0
(80,7)
336,3
52.913,4
(38.621,9)
14.291,5
(9.801,2)
52,5
(1,0)
4.541,8
(195,0)
4.346,8
(1.078,4)
3.268,4
46.829,4
(34.192,9)
12.636,5
(8.882,4)
44,4
(4,4)
3.794,1
(26,4)
3.767,7
(882,9)
2.884,8
33.654,3
(24.585,4)
9.068,9
(6.834,8)
91,5
(11,3)
2.314,3
(24,7)
2.289,6
(516,0)
1.773,6
(227,3)
10,8
13,0
(27,2)
98,4
56,8
(2,7)
(3,2)
6,8
(24,6)
6.867,4
344,4
3.278,2
2.864,4
1.847,4
7.038,0
(0,1)
7.037,9
336,3
336,3
3.268,4
3.268,4
2.884,8
2.884,8
1.773,6
1.773,6
6.867,4
6.867,4
344,4
344,4
3.278,2
3.278,2
2.864,4
2.864,4
1.847,4
1.847,4
63.981
134.516
1.307.367
1.153.927
709.439
-
-
1.851.547
1.106.000
-
13
RASIO-RASIO
Uraian
Rasio Pertumbuhan (%)
Pendapatan
Beban Pokok Penjualan
Laba Usaha
Laba Komprehensif
Total Aset
Total Liabilitas
Total Ekuitas
Rasio-Rasio Keuangan (%)
Total Liabilitas / Total Ekuitas
Total Liabilitas / Total Aset
Aset Lancar / Liabilitas Jangka Pendek
Rasio-Rasio Usaha (%)
Laba Kotor / Pendapatan
Laba Usaha / Pendapatan
Laba Komprehensif / Pendapatan
Laba Kotor / Total Aset
Laba Usaha / Total Aset
Laba Komprehensif / Total Aset
Laba Kotor / Total Ekuitas
Laba Usaha / Total Ekuitas
Laba Komprehensif / Total Ekuitas
Periode sepuluh bulan
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
yang berakhir pada tanggal
31 Desember
31 Oktober
2016
2015
2015
2014
2013
270,2
284,8
1.527,6
1.894,0
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
13,0
13,0
19,7
14,4
72,7
189,7
5,3
39,1
39,1
63,9
55,1
(36,9)
(67,9)
41,9
18,4
18,1
19,6
21,5
5,7
(3,0)
37,0
112,7
53,0
152,1
t.d.d
t.d.d
t.d.d
158,5
61,3
164,1
57,6
36,6
282,8
254,2
71,8
139,2
27,0
18,4
12,8
5,6
3,8
2,7
12,0
8,1
5,7
29,8
4,2
2,4
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
t.d.d
27,0
8,6
6,2
54,1
17,2
12,4
139,8
44,4
32,1
27,0
8,1
6,1
82,6
24,8
18,7
130,2
39,1
29,5
26,9
6,9
5,5
37,4
9,5
7,6
132,5
33,8
27,0
Rasio Fasilitas Pinjaman PT Bank China
Construction Bank Indonesia Tbk (%)
112,7
*
*
*
Debt to Equity (maksimum 200%)
Keterangan:
t.d.d: tidak dapat diperbandingkan karena periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup satu tahun buku.
*
fasilitas belum diberikan pada tahun tersebut
14
*
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama-sama dengan Ikhtisar Data
Keuangan Penting pada Bab IV pada Prospektus ini dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan
beserta catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada Bab XVIII pada Prospektus ini.
Pembahasan dan analisa keuangan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 (tidak diaudit) serta tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Data-data keuangan penting
tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf,
Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh
Christiadi Tjahnadi dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan opini wajar dalam
semua hal yang material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA.
1.UMUM
Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Kegiatan usaha utama Perseroan dan
Entitas Anak adalah dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur
dan jasa pelaksana konstruksi umum.
Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor
Utara, Bogor 16151, Jawa Barat.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA DAN HASIL USAHA
PERSEROAN
Kondisi ekonomi dan industri properti di Indonesia
Saat ini Indonesia saat ini memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan Produk Domestik
Bruto (“PDB”) nominal sekitar USD861,9 miliar pada tahun 2015 (sumber: World Bank, Juli 2016).
Perekonomian Indonesia mencapai laju pertumbuhan PDB sebesar rata-rata 5,5% per tahun dari tahun
2011 hingga 2015 (sumber: IMF, April 2016). Pertumbuhan ekonomi telah membawa peningkatan pesat
dalam kekayaan pribadi dan rumah tangga penduduk Indonesia. PDB per kapita Indonesia tahun 2015
melampaui USD3.400 (sumber: World Bank, Juli 2016), yang Perseroan yakin akan meningkatkan
lebih lanjut pertumbuhan pengeluaran konsumen dan pendapatan sesudah dikurangi pajak (disposable
income). Lebih spefisiknya, peningkatan daya beli masyarakat terhadap kepemilikan properti akan
meningkatkan pendapatan Perseroan sebagai kontraktor umum dan penyedia furnitur serta PT OBP
sebagai pengembang properti.
Prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak kedepan akan berasal dari kegiatan pengembangan properti
di Indonesia. Dengan demikian, Perseroan dan Entitas Anak memiliki ketergantungan yang tinggi
terhadap keadaan ekonomi Indonesia secara umum dan pasar properti Indonesia pada khususnya.
Kondisi ekonomi lainnya yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak mencakup
tren penentuan harga pasar yang mempengaruhi penjualan properti dan tingkat harga sewa, standar
hidup, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan, perubahan demografi, tingkat suku bunga dan
ketersediaan pembiayaan konsumen. Perseroan dan Entitas Anak memperkirakan hasil operasional
Perseroan dan Entitas Anak akan tetap bervariasi dari waktu ke waktu sesuai dengan fluktuasi ekonomi
Indonesia dan pasar properti Indonesia. Nilai properti dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain,
penawaran dan permintaan properti yang sejenis, tingkat pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi
aset yang mungkin dilaksanakan, tingkat suku bunga, inflasi, bencana alam serta perkembangan
ekonomi dan politik. Secara historis, pasar properti bergerak berdasarkan siklus dan perubahan siklus
di masa mendatang dapat menyebabkan fluktuasi atas nilai wajar properti serta kondisi keuangan dan
hasil operasional Perseroan dan Entitas Anak.
15
RAPBN dan RAPBD
Sebagian besar pendapatan Perseroan saat ini berasal dari pelanggan Perseroan yang berasal dari
kalangan Pemerintah seperti departemen-departemen pemerintahan yang mana semua pengeluaran
akan berasal dari Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dan Rencana Pendapatan
Belanja Negara Daerah (RAPBD) yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu apabila terjadi pengurangan anggaran yang
berkaitan dengan anggaran pengeluaran departemen-departemen yang berhubungan dengan bisnis
Perseroan maka hal ini akan mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.
Perubahan perilaku konsumen dan pengembangan produk baru
Seiring dengan perkembangan zaman, maka produk baru, pasar baru, dan kesempatan baru akan
bermunculan. Hasil usaha Perseroan dan Entitas Anak dipengaruhi oleh kemampuan untuk terus
menciptakan produk baru yang kreatif dan inovatif sehungga dapat memenuhi keinginan konsumen.
Perseroan selalu berupaya untuk mengikuti permintaan pelanggan dalam hal pemilihan desain maupun
material produk. Perseroan dan Entitas Anak juga berupaya membaca tren yang akan berkembang untuk
mengembangkan produk baru melalui divisi Business Development. Salah satu contoh pengembangan
prosuk baru yang telah dilakukan adalah proyek Smart Warehouse yang menggabungkan unsur
teknologi ke dalam properti.
Di samping itu, manajemen berkeyakinan bahwa teknologi memiliki dampak yang cukup besar terhadap
perubahan gaya hidup, pola konsumsi, serta perilaku ekonomi. Perseroan dan Entitas Anak akan
senantiasa memperhatikan perkembangan teknologi yang ada agar dapat memanfaatkan teknologi
tersebut untuk meningkatkan daya saing. Dengan selalu mengadaptasi teknologi terkini, manajemen
berharap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumennya.
Kondisi persaingan dan perubahan yang terjadi pada kompetitor
Sehubungan dengan kegiatan usaha di bidang pengembangan properti, hasil industri furnitur dan
jasa konstruksi, Perseroan dan Entitas Anak menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dalam
hal lokasi, fasilitas dan sarana pendukung, infrastruktur, kualitas pelayanan, reputasi maupun harga.
Untuk menghadapi persaingan tersebut, Perseroan dan Entitas Anak berupaya untuk senantiasa
meningkatkan mutu produk dan melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen.
Perkembangan aktivitas pemasaran
Aktivitas pemasaran yang dilakukan dapat mempengaruhi kegiatan dan hasil usaha Perseroan dan
Entitas Anak sehingga dalam melakukan aktivitas pemasaran, Perseroan dan Entitas Anak selalu
mempertimbangkan target konsumen yang dituju. Aktivitas pemasaran Entitas Anak Perseroan terdiri
dari penjualan langsung melalui tim sales executive internal serta penjualan tidak langsung dengan
bekerja sama dengan agen-agen properti. Entitas Anak terus mengembangkan aktivitas pemasarannya
dengan mulai merambah ke media elektronik, seperti melalui media sosial, website, agen elektronik,
maupun iklan search engine agar dapat menjangkau pangsa pasar lebih luas. Selain itu, Entitas Anak
juga membentuk tim baru yang juga akan fokus untuk melakukan pemasaran kepada komunitas yang
dibentuk di masing-masing kota.
Perubahan tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga dapat memberikan dampak terhadap hasil usaha Perseroan. Perubahan
tingkat suku bunga dapat mempengaruhi biaya bunga yang dibayar oleh Perseroan sehubungan
dengan pinjaman yang dilakukan untuk mendanai belanja modal dan operasional Perseroan. Untuk
meminimalisasi hal tersebut, Perseroan berupaya untuk memitigasi risiko dengan menetapkan tingkat
suku bunga tetap selama 1 tahun sejak awal perjanjian pinjaman. Selain itu, perubahan tingkat suku
bunga juga dapat mempengaruhi biaya calon konsumen Entitas Anak untuk memperoleh properti
sehingga dapat mempengaruhi tingkat permintaan pada Entitas Anak.
16
3. ANALISIS KEUANGAN
Pendapatan
Pendapatan Perseroan terdiri dari:
• Pendapatan jasa konstruksi, yaitu pendapatan yang diperoleh dari proyek pembangunan.
• Pendapatan penjualan retail dan proyek mebel, yaitu pendapatan dari hasil penjualan produk
furnitur.
Tabel berikut menunjukkan rincian Pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari
pendapatan untuk periode berikut:
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
Jasa Konstruksi
30.207,9
Penjualan Retail dan
Proyek Mebel
Total Pendapatan
2015
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
2014
2013
56,1%
-
-
-
-
-
-
-
-
23.598,4
43,9%
14.535,8
100,0%
52.913,4
100,0%
46.829,4
100,0%
33.654,3
100,0%
53.806,3
100,0%
14.535,8
100,0%
52.913,4
100,0%
46.829,4
100,0%
33.654,3
100,0%
Beban Pokok Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari:
• Beban Pokok Pendapatan jasa konstruksi, yaitu nilai tagihan yang diperoleh dari sub-kontraktor
sesuai dengan RAB yang disepakati.
• Beban Pokok Pendapatan penjualan retail dan proyek mebel, yaitu nilai pembelian bahan baku dan
biaya upah pekerja.
Tabel berikut menunjukkan pembagian Beban Pokok Pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai
persentase dari beban pokok pendapatan untuk periode berikut:
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
2015
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
2014
2013
Jasa Konstruksi
27.461,7
69,9%
-
-
-
-
-
-
-
-
Penjualan Retail dan
Proyek Mebel
11.814,7
30,1%
10.208,0
100,0%
38.621,9
100,0%
34.192,9
100,0%
24.585,4
100,0%
Total Beban Pokok
Pendapatan
39.276,4
100,0%
10.208,0
100,0%
38.621,9
100,0%
34.192,9
100,0%
24.585,4
100,0%
Beban Usaha
Beban Usaha Perseroan terdiri dari:
• Beban Pemasaran, yang terdiri dari beban pengiriman barang, beban perbaikan dan pemeliharaan,
beban perjalanan dinas dan transport, beban penelitian dan pengembangan, beban representasi
dan jamuan, dan beban lain-lain.
• Beban Umum dan Administrasi, yang terdiri dari beban gaji dan tunjangan, beban jasa profesional,
beban lisensi dan perizinan, beban penyusutan, beban imbalan kerja, beban sewa, beban
sumbangan, beban pemeliharaan aset, beban perjalanan dinas dan transport, beban telekomunikasi,
beban keperluan kantor dan sarana kerja, dan beban lain-lain.
17
Tabel berikut menunjukkan pembagian Beban Usaha dan sebagai persentase beban usaha untuk
periode berikut:
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
2015
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
2014
2013
Beban Pemasaran
Pengiriman Barang
1.185,3
18,9%
109,0
2,9%
2.942,2
30,0%
2.599,8
29,3%
1.830,6
26,8%
Perbaikan dan
Pemeliharaan
200,0
3,2%
50,0
1,3%
419,4
4,3%
291,8
3,3%
208,0
3,0%
Perjalanan Dinas
dan Transport
156,3
2,5%
111,0
3,0%
673,9
6,9%
596,6
6,7%
428,2
6,3%
Penelitian dan
Pengembangan
61,0
1,0%
712,9
18,9%
1.213,3
12,4%
1.122,2
12,6%
806,4
11,8%
Representasi dan
Jamuan
52,0
0,8%
21,1
0,6%
297,5
3,0%
300,4
3,4%
218,3
3,2%
Lain-lain (masingmasing di bawah
Rp50 juta)
84,3
1,3%
72,7
1,9%
369,9
3,8%
325,9
3,7%
233,3
3,4%
1.738,9
27,7%
1.076,7
28,6%
5.916,2
60,4%
5.236,8
59,0%
3.724,8
54,5%
Total Beban
Pemasaran
Beban Umum dan
Administrasi
Gaji dan Tunjangan
3.175,8
50,5%
2.025,9
53,9%
2.430,5
24,8%
2.113,4
23,8%
1.909,6
27,9%
Jasa Profesional
595,6
9,5%
67,7
1,8%
86,1
0,9%
69,6
0,8%
27,9
0,4%
Lisensi dan
Perizinan
148,9
2,4%
50,6
1,3%
187,1
1,9%
188,8
2,1%
133,7
2,0%
Penyusutan
139,5
2,2%
137,7
3,7%
165,2
1,7%
155,2
1,7%
102,4
1,5%
Imbalan Kerja
130,8
2,1%
101,8
2,7%
122,1
1,2%
97,6
1,1%
108,2
1,6%
Sewa
100,0
1,6%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
Sumbangan
72,7
1,2%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
Pemeliharaan Aset
33,7
0,5%
41,0
1,1%
68,5
0,7%
59,5
0,7%
26,7
0,4%
Perjalanan Dinas
dan Transport
29,9
0,5%
94,0
2,5%
405,0
4,1%
476,6
5,3%
395,0
5,8%
Telekomunikasi
24,4
0,4%
26,3
0,7%
32,8
0,3%
50,2
0,6%
40,7
0,6%
Keperluan Kantor
dan Sarana Kerja
21,3
0,3%
93,6
2,5%
331,8
3,4%
355,6
4,0%
245,9
3,6%
Lain-lain (masingmasing di bawah
Rp50 juta)
69,2
1,1%
46,3
1,2%
55,9
0,6%
79,2
0,9%
119,9
1,7%
Total Beban Umum
dan Administrasi
4.541,8
72,3%
2.684,9
71,4%
3.885,0
39,6%
3.645,7
41,0%
3.110,0
45,5%
Total Beban Usaha
6.280,7
100,0%
3.761,6
100,0%
9.801,2
100,0%
8.882,4
100,0%
6.834,8
100,0%
Pendapatan (Beban) Lainnya
Pendapatan (Beban) Lainnya Perseroan terdiri dari pendapatan (biaya) bunga pinjaman, pendapatan
penjualan bazar, dan pendapatan (biaya) bank, serta pendapatan laba penjualan aset tetap.
18
Tabel berikut menunjukkan pembagian Pendapatan (Beban) Lainnya dan sebagai persentase
pendapatan (beban) lainnya untuk periode berikut:
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pendapatan Lainnya
Penghapusan Utang
Dagang
Pendapatan Bunga
Pinjaman
Laba Penjualan Aset
Tetap
Penjualan Bazar
Jasa Giro
Lain-lain
Total Pendapatan
Lainnya
Beban Lainnya
Uang Tebusan
Pengampunan
Pajak
Penurunan Nilai
Persediaan
Rugi Selisih Kurs Bersih
Lain-lain
Total Beban Lainnya
Total Pendapatan
(Beban) Lainnya
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
2015
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
2014
2013
436,0
22,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
423,5
21,4%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
367,8
386,0
188,8
-
18,6%
19,5%
9,5%
0,0%
23,1
17,4
0,0%
0,0%
57,0%
43,0%
33,4
19,1
0,0%
0,0%
62,4%
35,7%
1,7
40,3
2,4
3,5%
0,0%
82,6%
4,9%
59,0
32,5
0,0%
0,0%
57,4%
31,6%
1.802,1
-
91,0%
40,5
-
100,0%
52,5
-
98,1%
44,4
-
91,0%
91,5
-
89,0%
41,6
2,1%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
29,9
1,5%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
10,7
94,5
176,7
0,5%
4,9%
9,0%
-
0,0%
0,0%
0,0%
1,0
1,0
1,9%
0,0%
1,9%
4,4
4,4
9,0%
0,0%
9,0%
11,3
11,3
11,0%
0,0%
11,0%
1.625,4
100,0%
40,5
100,0%
51,5
100,0%
40,0
100,0%
80,2
100,0%
ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
PENDAPATAN
BEBAN POKOK
PENDAPATAN
Periode sepuluh bulan
yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2016
2015
2015
2014
2013
53.806,3
14.535,8
52.913,4
46.829,4
33.654,3
Pertumbuhan (%)
31 Okt 2015
– 31 Okt
2016
270,2
31 Des
2014 – 31
Des 2015
13,0
31 Des
2013 – 31
Des 2014
39,1
(39.276,4)
(10.208,0)
(38.621,9)
(34.192,9)
(24.585,4)
284,8
13,0
39,1
LABA KOTOR
14.529,9
4.327,8
14.291,5
12.636,5
9.068,9
235,7
13,1
39,3
Beban Usaha
(6.280,7)
(3.761,6)
(9.801,2)
(8.882,4)
(6.834,8)
67,0
10,3
30,0
1.802,1
40,5
52,5
44,4
91,5
4.349,6
18,2
(51,5)
Pendapatan Lainnya
Beban Lainnya
(176,7)
-
(1,0)
(4,4)
(11,3)
(100,0)
(77,3)
(61,1)
LABA USAHA
9.874,6
606,7
4.541,8
3.794,1
2.314,3
1.527,6
19,7
63,9
Beban Keuangan
(1.431,0)
(189,7)
(195,0)
(26,4)
(24,7)
654,3
638,6
6,9
LABA SEBELUM
PAJAK
8.443,6
417,0
4.346,8
3.767,7
2.289,6
1.924,8
15,4
64,6
(1.405,7)
(80,7)
(1.078,4)
(882,9)
(516,0)
1.641,9
22,1
71,1
7.037,9
336,3
3.268,4
2.884,8
1.773,6
1.992,7
13,3
62,7
BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
LABA PERIODE /
TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN
KOMPREHENSIF
LAIN
Pengukuran Kembali
atas Program
Imbalan Kerja
Pajak Penghasilan atas
Pengukuran Kembali
atas Program
Imbalan Kerja
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF
PERIODE / TAHUN
BERJALAN
-
(227,3)
10,8
13,0
(27,2)
98,4
(2.204,6)
(147,8)
(127,6)
56,8
(2,7)
(3,2)
6,8
(24,6)
(2.203,7)
(147,1)
(127,6)
6.867,4
344,4
3.278,2
2.864,4
1.847,4
1.894,0
14,4
55,1
19
Pendapatan
Perbandingan Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 dan 2015
Pendapatan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp53.806,3 juta, meningkat sebesar Rp39.270,5 juta atau 270,2% dibandingkan
dengan Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar
Rp14.535,8 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan jasa konstruksi
dikarenakan pada tahun 2016 Perseroan melaksanakan segmen operasi baru sebagai kontraktor.
Selain itu, pendapatan proyek mebel mengalami peningkatan dikarenakan lebih banyaknya tender yang
diperoleh di awal tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015.
Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp52.913,4 juta, meningkat sebesar Rp6.084,0 juta atau 13,0% dibandingkan dengan Pendapatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp46.829,4 juta. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh perpaduan usaha untuk mendapatkan proyek dengan kapasitas yang
tersedia. Di samping itu, pada tahun 2015, Perseroan memperoleh 4 tender proyek mebel dibandingkan
tahun 2014 sebanyak 3 tender proyek mebel, sehingga secara total terdapat peningkatan nilai kontrak
proyek.
Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp46.829,4 juta, meningkat sebesar Rp13.175,1 juta atau 39,1% dibandingkan dengan Pendapatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp33.654,3 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan karena diutamakannya proyek-proyek di luar pulau Jawa yang cukup signifikan
di samping kapasitas pabrik pendukung yang masih tersedia. Pada tahun 2014 dan 2013, Perseroan
memperoleh masing-masing 3 tender proyek mebel, tetapi bila diakumulasikan, nilai kontrak proyek
pada tahun 2014 lebih besar dari tahun 2013.
Beban Pokok Pendapatan
Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015
Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 adalah sebesar Rp39.276,4 juta, meningkat sebesar Rp29.068,4 juta atau 284,8% dibandingkan
dengan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2015 sebesar Rp10.208,0 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pokok
pendapatan dari jasa konstruksi dikarenakan pada tahun 2016 Perseroan melaksanakan segmen
operasi baru sebagai kontraktor. Selain itu, peningkatan beban pokok pendapatan meningkat seiring
dengan peningkatan pendapatan mebel.
Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014
Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp38.621,9 juta, meningkat sebesar Rp4.429,0 juta atau 13,0% dibandingkan dengan Beban
Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp34.192,9
juta. Peningkatan ini terutama seiring dengan peningkatan volume penjualan.
20
Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013
Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp34.192,9 juta, meningkat sebesar Rp9.607,5 juta atau 39,1% dibandingkan dengan Beban
Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24.585,4
juta. Peningkatan ini terutama seiring dengan peningkatan volume penjualan.
Beban Usaha
Perbandingan Beban Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 dan 2015
Beban Usaha Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp6.280,7 juta, meningkat sebesar Rp2.519,1 juta atau 67,0% dibandingkan dengan
Beban Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar
Rp3.761,6 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan biaya pengiriman
barang dikarenakan adanya kenaikan kuantitas penjualan proyek mebel, biaya gaji dan tunjangan
dikarenakan adanya peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji, dan biaya jasa profesional yang
sebagian besar adalah untuk pembayaran jasa notaris untuk peminjaman dana ke PT Bank Windu
Kentjana International Tbk.
Perbandingan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp9.801,2 juta, meningkat sebesar Rp918,8 juta atau 10,3% dibandingkan dengan Beban Usaha untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp8.882,4 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh peningkatan biaya pengiriman barang dikarenakan lebih jauhnya tujuan kirim penjualan
proyek mebel, biaya perbaikan dan pemeliharaan yang sebagian besar adalah untuk perbaikan dan
pemeliharaan aset tetap kendaraan angkut mebel, dan biaya gaji dan tunjangan dikarenakan adanya
peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji.
Perbandingan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp8.882,4 juta, meningkat sebesar Rp2.047,6 juta atau 30,0% dibandingkan dengan Beban Usaha
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp6.834,8 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pengiriman barang dikarenakan lebih jauhnya tujuan
kirim penjualan proyek mebel, biaya penelitian dan pengembangan dikarenakan adanya uji coba untuk
pembuatan produk custom proyek mebel pada tahun 2014, dan biaya gaji dan tunjangan dikarenakan
adanya peningkatan jumlah karyawan dan rate gaji.
Pendapatan Lainnya
Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 dan 2015
Pendapatan Lainnya Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 adalah sebesar Rp1.802,1 juta, meningkat sebesar Rp1.761,6 juta atau 4.349,6% dibandingkan
dengan Pendapatan Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015
sebesar Rp40,5 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penghapusan utang dagang sebesar
dikarenakan utang dagang kepada CV Selaras tidak akan ditagih kembali kepada Perseroan setelah
dilakukan konfirmasi, pendapatan bunga pinjaman dikarenakan Perseroan memberikan pinjaman uang
tunai ke beberapa pihak pada tahun 2016, laba penjualan aset tetap dikarenakan Perseroan menjual
aset tetapnya kepada beberapa pihak pada tahun 2016, dan penjualan bazar dikarenakan Perseroan
menjual persediaannya melalui bazar pada tahun 2016.
21
Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013
Pendapatan Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp44,4 juta, menurun sebesar Rp47,1 juta atau 51,5% dibandingkan dengan Pendapatan
Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp91,5 juta. Penurunan
ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan jasa giro dan penurunan penjualan barang bekas.
Beban Lainnya
Perbandingan Beban Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 dan 2015
Beban Lainnya Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp176,7 juta, meningkat sebesar Rp176,7 juta atau 100,0% dibandingkan dengan
Beban Lainnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp0.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perbaikan barang jadi mebel sebelum dijual pada bazar,
uang tebusan pengampunan pajak (tax amnesty), penurunan nilai persediaan dan rugi selisih kurs atas
nilai valuta asing yang dimiliki.
Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014
Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp1,0 juta, menurun sebesar Rp3,4 juta atau 77,3% dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4,4 juta. Penurunan ini disebabkan oleh
adanya penurunan rugi selisih kurs atas nilai valuta asing yang dimiliki.
Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013
Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp4,4 juta, menurun sebesar Rp6,9 juta atau 61,6% dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp11,3 juta. Penurunan ini terutama disebabkan
oleh adanya penurunan rugi selisih kurs atas nilai valuta asing yang dimiliki.
Laba Usaha
Perbandingan Laba Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 dan 2015
Laba Usaha Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp9.874,6 juta, meningkat sebesar Rp9.267,9 juta atau 1.527,6% dibandingkan dengan Laba
Usaha untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp606,7 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
Perbandingan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp4.541,8 juta, meningkat sebesar Rp747,7 juta atau 19,7% dibandingkan dengan Laba Usaha untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3.794,1 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
22
Perbandingan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp3.794,1 juta, meningkat sebesar Rp1.479,8 juta atau 63,9% dibandingkan dengan Laba Usaha
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.314,3 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
Beban Keuangan
Perbandingan Beban Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 dan 2015
Beban Keuangan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp1.431,0 juta, meningkat sebesar Rp1.241,3 juta atau 654,3% dibandingkan dengan
Beban Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar
Rp189,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya beban provisi sehubungan dengan
fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk, beban bunga bank dan leasing, biaya
administrasi, dan biaya provisi terkait fasilitas pinjaman pinjaman dari PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk.
Perbandingan Beban Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014
Beban Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp195,0 juta, meningkat sebesar Rp168,6 juta atau 638,6% dibandingkan dengan Beban Keuangan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp26,4 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh penambahan biaya admininstrasi perpanjangan fasilitas kredit dan bunga
pinjaman bank.
Laba Periode/Tahun Berjalan
Perbandingan Laba Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 dan 2015
Laba Periode Berjalan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 adalah sebesar Rp7.037,9 juta, meningkat sebesar Rp6.701,6 juta atau 1.992,7% dibandingkan
dengan Laba Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2015 sebesar Rp336,3 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di
atas.
Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014
Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp3.268,4 juta, meningkat sebesar Rp383,6 juta atau 13,3% dibandingkan dengan Laba
Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp2.884,8 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013
Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp2.884,8 juta, meningkat sebesar Rp1.111.2 juta atau 62,7% dibandingkan dengan Laba
Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.773,6 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
23
Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja
Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015
Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar negatif Rp227,1 juta, menurun sebesar Rp238,1 juta
atau 2.204,6% dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk periode
sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp10,8 juta. Penurunan ini
terutama disebabkan oleh perubahan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan dengan penilaian yang
dilakukan oleh aktuaris.
Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015 adalah sebesar Rp13,0 juta, meningkat sebesar Rp40,2 juta atau 147,8% dibandingkan
dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 sebesar negatif Rp27,2 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perubahan
penilaian yang dilakukan oleh perusahaan dengan penilaian yang dilakukan aktuaris.
Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 adalah sebesar negatif Rp27,2 juta, menurun sebesar Rp125,6 juta atau 127,6%
dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp98,4 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perubahan
penilaian yang dilakuka perusahaan oleh aktuaris.
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja
Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk periode
sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp56,8 juta, meningkat
sebesar Rp59,5 juta atau 2.203,7% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali
atas Program Imbalan Kerja untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2015
sebesar negatif Rp2,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang
dilakukan oleh perusahaan dengan aktuaris sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan.
Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar negatif Rp3,2 juta, menurun sebesar
Rp10,0 juta atau 147,1% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas
Program Imbalan Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp6,8 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan
dengan aktuaris sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan.
Perbandingan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Kerja Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp6,8 juta, meningkat sebesar Rp31,4 juta
24
atau 127,6% dibandingkan dengan Pajak Penghasilan atas Pengukuran Kembali atas Program Imbalan
Kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24,6 juta. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktuaris
sehingga perhitungan pajak pun mengalami perubahan.
Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan
Perbandingan Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015
Laba Komprehensif Periode Berjalan Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp6.867,4 juta, meningkat sebesar Rp6.523,0 juta atau 1.894,0%
dibandingkan dengan Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2015 sebesar Rp344,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal
yang telah diuraikan di atas.
Perbandingan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014
Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp3,278,2 juta, meningkat sebesar Rp413,8 juta atau 14,4% dibandingkan
dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
sebesar Rp2.864,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
Perbandingan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013
Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp2.864,4 juta, meningkat sebesar Rp1.107,0 juta atau 55,1% dibandingkan
dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp1.847,4 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas.
ANALISIS PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS
Aset
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pada tanggal
31 Oktober
2016
Pada tanggal 31 Desember
2015
2014
Pertumbuhan (%)
2013
31 Des 2015
– 31 Okt
2016
31 Des 2014
– 31 Des
2015
31 Des 2013
– 31 Des
2014
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Bank
Piutang Usaha – Pihak
Ketiga
33.693,0
8.848,1
9.400,7
18.088,2
280,8
(5,9)
(48,0)
338,4
6.626,9
-
62,8
(94,9)
100,0
(100,0)
122.033,1
463,8
463,8
465,0
26.211,6
-
(0,3)
2.848,1
-
1.360,1
4.328,3
100,0
(100,0)
(68,6)
Aset Keuangan Lancar
Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Tagihan Bruto Pemberi
Kerja - Pihak Berelasi
30.207,9
-
-
-
100,0
-
-
Persediaan
851,9
3.653,4
524,0
393,9
(76,7)
597,2
33,0
Uang Muka
1.267,2
14.803,4
5.141,3
2.169,8
158,7
187,9
136,9
Pajak Dibayar di Muka
1.332,4
1.036,4
606,7
135,4
28,6
70,8
348,1
Biaya Dibayar di Muka
72,3
4,7
5,9
8,7
1.438,3
(20,3)
(32,2)
Aset Non Keuangan Lancar
Lainnya
Total Aset Lancar
286,1
-
-
-
100,0
-
-
206.466,6
25.774,6
14.531,0
23.641,0
701,0
77,4
(38,5)
25
Uraian
Pada tanggal
31 Oktober
2016
Pada tanggal 31 Desember
2015
2014
Pertumbuhan (%)
31 Des 2015
– 31 Okt
2016
2013
31 Des 2014
– 31 Des
2015
31 Des 2013
– 31 Des
2014
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas
Asosiasi
27.957,8
-
-
-
100,0
-
-
Aset Pajak Tangguhan
325,1
124,0
97,1
65,9
162,2
27,7
47,3
1.189,8
524,6
672,4
533,8
126,8
(22,0)
26,0
Aset Tetap
Tanah untuk
Pengembangan
22.415,0
-
-
-
100,0
-
-
Total Aset Tidak Lancar
51.887,7
648,6
769,5
599,7
7.900,0
(15,7)
28,3
258.354,3
26.423,2
15.300,5
24.240,7
877,8
72,7
(36,9)
TOTAL ASET
Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015
Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp258.354,3 juta, meningkat
sebesar Rp231.931,1 juta atau 877,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2015 sebesar Rp26.432,2 juta. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
peningkatan tagihan bruto pemberi kerja, investasi pada entitas asosisi, kas dan bank, tanah untuk
pengembangan, aset keuangan lancar lainnya, uang muka, dan aset tetap.
Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp206.466,6juta,
meningkat sebesar Rp189.962,0 juta atau 701,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp25.774,6 juta. Peningkatan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh peningkatan aset keuangan lancar lainnya, tagihan bruto pemberi kerja, kas dan bank,
dan uang muka.
Kas dan Bank. Kas dan Bank Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp33.693,0
juta, meningkat sebesar Rp24.844,9 juta atau 280,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp8.848,1 juta. Peningkatan Kas dan Bank Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh masuknya dana pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk pada akhir
bulan Oktober 2016.
Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp338,4 juta, menurun sebesar Rp juta atau 94,8% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp6.626,9 juta. Penurunan Piutang Usaha - Pihak Ketiga
tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran piutang yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan
Energi Paluta dan PT Hagitasinar Lestarimegah atas proyek pengadaan furnitur yang dilakukan pada
bulan Agustus dan Oktober 2015. Sementara itu, pada tahun 2015, proyek pengadaan furnitur kepada
kedua pelanggan di atas baru berakhir pengerjaannya pada bulan Desember 2015, sehingga piutang
usaha baru dibayarkan pada awal tahun 2016.
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi
Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp122.033,1 juta, meningkat sebesar
Rp121.569,3 juta atau 26.211,6% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015
sebesar Rp463,8 juta. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut
terutama disebabkan oleh penambahan piutang pihak berelasi dikarenakan adanya penyetoran modal
saham PT AUB dan juga peminjaman dana untuk PT Graha Multi Bintang dan PT Cahaya Sakti
Furintraco.
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan
pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.848,1 juta, meningkat sebesar Rp2.848,1 juta atau
100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh dana
cadangan pension karyawan yang ditempatkan di koperasi dan terdapat pinjaman atas karyawan yang
sebagian besar berasal dari Entitas Anak atas pembelian aset mobil karyawan.
26
Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi. Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Perseroan
pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp30.207,9 juta, meningkat sebesar Rp30.207,9 juta atau
100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan
Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh piutang
kepada PT Bogorindo Cemerlang yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan untuk
pemberi kerja namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan
sebesar selisih antara biaya yang terjadi, ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian
yang diakui dan termin.
Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp851,9 juta, menurun
sebesar Rp2.801,5 juta atau 597,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2015 sebesar Rp3.653,4 juta. Penurunan Persediaan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
persediaan yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2015 telah terjual pada tahun 2016.
Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp14.803,4
juta, meningkat sebesar Rp9.662,1 juta atau 187,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp5.141,3 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh penambahan Entitas Anak atas pembelian tanah dan juga terdapat uang muka atas
pekerjaan konstruksi.
Biaya Dibayar di Muka. Biaya Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar
Rp72,3 juta, meningkat sebesar Rp67,6 juta atau 1.438,3% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp4,7 juta. Peningkatan Biaya Dibayar di Muka Perseroan tersebut
terutama disebabkan oleh bertambahnya asuransi aset tetap karena adanya pembelian kendaran baru
pada tahun 2016.
Aset Non Keuangan Lancar Lainnya. Aset Non Keuangan Lancar Lainnya Perseroan pada tanggal
31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp286,1 juta, meningkat sebesar Rp286,1 juta atau 100,0% jika
dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Aset Non
Keuangan Lancar Lainnya Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh biaya-biaya yang telah
dikeluarkan sehubungan dengan penawaran umum tersebut disajikan sebagai biaya emisi saham yang
ditangguhkan yang nantinya akan dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor pada kelompok
ekuitas apabila pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif.
Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar
Rp51.887,7 juta, meningkat sebesar Rp51.239,1 juta atau 7.900,0% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp648,6 juta. Peningkatan Aset Tidak Lancar Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan investasi pada entitas asosiasi dan tanah untuk
pengembangan.
Investasi pada Entitas Asosiasi. Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober
2016 adalah sebesar Rp27.957,8 juta, meningkat sebesar Rp27.957,8 juta atau 100,0% jika
dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Investasi pada
Entitas Asosiasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya penyertaan saham pada
entitas asosiasi yang baru dilakukan Perseroan pada tahun 2016 kepada PT Puri Sentul Permai dan
PT Olimpik Internasional Hotel. Penyertaan saham kepada entitas asosiasi ini menyebabkan Perseroan
mempunyai kepemilikan investasi sebesar 30% dan 45%.
Aset Pajak Tangguhan. Aset Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp325,1 juta, meningkat sebesar Rp201,0 juta atau 162,2% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp124,0 juta. Peningkatan Aset Pajak Tangguhan Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh imbalan kerja, penyisihan persediaan dan provisi jangka pendek.
Aset Tetap. Aset Tetap Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.189,8 juta,
meningkat sebesar Rp665,2 juta atau 126,8% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp524,6 juta. Peningkatan Aset Tetap Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh penambahan aset melalui akuisisi entitas anak dan penambahan aset oleh Perseroan
pada tahun 2016 terutama kendaraan bermotor.
27
Tanah untuk Pengembangan. Tanah untuk Pengembangan Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp22.415,0 juta, meningkat sebesar Rp22.415,0 juta atau 100,0% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Tanah untuk Pengembangan
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya akuisisi entitas anak dimana terdapat
pembelian tanah pada entitas anak pada tahun 2016 yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan
usaha pengembang properti Entitas Anak.
Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014
Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp26.423,2 juta, meningkat
sebesar Rp11.122,7 juta atau 72,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014
sebesar Rp15.300,5 juta. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya
kenaikan piutang usaha, persediaan, dan uang muka.
Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp25.774,6
juta, meningkat sebesar Rp11.243,6 juta atau 77,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp14.531,0 juta. Peningkatan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh adanya kenaikan piutang usaha, persediaan, dan uang muka.
Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp6.626,9 juta, meningkat sebesar Rp6.626,9 juta atau 100,0% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp0. Peningkatan Piutang Usaha - Pihak Ketiga
Perseroan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapatnya tagihan pada akhir Desember 2015
yang belum dilunasi oleh konsumen.
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp1.360,1 juta atau 100,0% jika
dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1.360,1 juta. Penurunan Aset
Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan karena pelunasan
tagihan pada akhir tahun 2015.
Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp3.653,4
juta, meningkat sebesar Rp3.129,4 juta atau 597,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp524,0 juta. Peningkatan Persediaan Perseroan tersebut terutama
disebabkan karena adanya pembelian persediaan yang akan dijual pada awal tahun 2016.
Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp5.141,3
juta, meningkat sebesar Rp2.971,5 juta atau 136,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp2.169,8 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh karena adanya uang muka pembelian aset tetap berupa tanah dan juga kenaikan uang
muka atas pembelian stock barang jadi untuk pengadaan proyek meubelair.
Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp1.036,4 juta, meningkat sebesar Rp429,7 juta atau 70,8% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp606,7 juta. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh PPN yang dipotong oleh pemerintah atas proyek yang dikerjakan.
Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp648,6 juta, menurun sebesar Rp120,9 juta atau 15,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp769,5 juta. Penurunan Aset Tidak Lancar Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh adanya penurunan aset tetap.
Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013
Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp15.300,5 juta, menurun
sebesar Rp8.940,2 juta atau 36,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp24.240,7 juta. Penurunan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
kas dan bank dan aset keuangan lancar lainnya.
28
Aset Lancar. Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp14.531,0
juta, menurun sebesar Rp9.110,0 juta atau 38,5% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp23.641,0 juta. Penurunan Aset Lancar Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh penurunan kas dan bank dan aset keuangan lancar lainnya.
Kas dan Bank. Kas dan Bank Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.400,7
juta, menurun sebesar Rp8.687,9 juta atau 48,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp18.088,2 juta. Penurunan Kas dan Bank Perseroan tersebut terutama
disebabkan karena adanya pembayaran utang yang sudah jatuh tempo.
Piutang Usaha - Pihak Ketiga. Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp62,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp62,8 juta. Penurunan Piutang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh pelunasan piutang proyek meubelair yang sebagian besar adalah
proyek pemerintah.
Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.360,1 juta, menurun sebesar Rp2.968,2 juta
atau 68,6% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp4.328,3 juta.
Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan
oleh pembayaran atas piutang lainnya.
Persediaan. Persediaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp524,0 juta,
meningkat sebesar Rp130,1 juta atau 33,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp393,9 juta. Peningkatan Persediaan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
pembelian persediaan pada tahun 2014 untuk proyek meubelair atas rencana pengadaan proyek diawal
tahun 2015.
Uang Muka. Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.169,8
juta, meningkat sebesar Rp2.011,1 juta atau 1.267,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp158,7 juta. Peningkatan Uang Muka Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh kenaikan uang muka atas pembelian aset tetap (tanah) yang dipersiapkan untuk kantor.
Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp606,7 juta, meningkat sebesar Rp471,3 juta atau 348,1% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp135,4 juta. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh PPN yang dipotong oleh pemerintah atas proyek yang dikerjakan.
Biaya Dibayar di Muka. Biaya Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp5,9 juta, menurun sebesar Rp2,8 juta atau 32,2% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp8,7 juta. Peningkatan Biaya Dibayar di Muka Perseroan tersebut
terutama disebabkan oleh penurunan sisa manfaat atas asuransi kendaraan.
Aset Tidak Lancar. Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp769,5 juta, meningkat sebesar Rp169,8 juta atau 28,3% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp599,7 juta. Peningkatan Aset Tidak Lancar Perseroan tersebut
terutama disebabkan oleh peningkatan aset tetap dan aset pajak tangguhan.
Aset Pajak Tangguhan. Aset Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp97,1 juta, meningkat sebesar Rp31,2 juta atau 47,3% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp65,9 juta. Peningkatan Aset Pajak Tangguhan Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh imbalan kerja.
29
Liabilitas
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pada tanggal
31 Oktober
2016
Pada tanggal 31 Desember
2015
2014
Pertumbuhan (%)
31 Des 2015
– 31 Okt
2016
31 Des 2014
– 31 Des
2015
31 Des 2013
– 31 Des
2014
-
100,0
-
-
2013
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
30.000,0
-
-
Utang Usaha
Pihak Berelasi
347,8
-
12,2
1.051,7
100,0
(100,0)
(98,8)
27.788,8
10.711,9
4.136,5
11.093,6
159,4
159,0
(62,7)
73.260,4
103,3
164,7
228,8
70.820,0
(37,3)
(28,0)
346,1
23,3
41,7
42,0
1.385,4
(44,1)
(0,7)
Utang Pajak
1.156,5
55,2
23,4
230,8
1.995,1
135,9
(89,9)
Beban Akrual
2.183,1
4.747,0
671,7
4.244,5
(54,0)
606,7
(84,2)
416,8
-
-
-
100,0
-
-
255,6
66,2
88,2
88,2
286,1
(24,9)
-
135.755,1
15.706,9
5.138,4
16.979,6
764,3
205,7
(69,7)
304,4
-
66,1
154,4
100,0
(100,0)
(57,2)
853,9
495,7
388,6
263,7
72,3
27,6
47,4
Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Provisi Jangka Pendek
Bagian Liabilitas Jangka
Panjang yang Jatuh
Tempo dalam Satu
Tahun:
Utang Pembiayaan
Konsumen
Total Liabilitas Jangka
Pendek
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Utang Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian
yang Jatuh Tempo dalam
Setahun:
Utang Pembiayaan
Konsumen
Liabilitas Imbalan Kerja
Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka
Panjang
TOTAL LIABILITAS
1.158,3
495,7
454,7
418,1
133,7
9,0
8,8
136.913,4
16.202,6
5.593,1
17.397,7
745,0
189,7
(67,9)
Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015
Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp136.913,4 juta,
meningkat sebesar Rp120.710,8 juta atau 745,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp16.202,6 juta. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh peningkatan liabilitas keuangan jangka pendek pihak berelasi, pinjaman bank jangka
pendek, dan utang usaha pihak ketiga terkait proyek konstruksi. Perubahan tersebut dikarenakan
adanya kebijakan manajemen untuk memperluas usahanya dari bidang furnitur ke bidang konstruksi,
sehingga manajemen memutuskan untuk mengambil pinjaman dana dari bank PT Bank Windu Kentjana
International, utang usaha yang disebabkan oleh segmen operasi konstruksi dan utang lain-lain yang
sebagian besar karena peminjaman dana untuk operasional entitas anak serta akusisi saham entitas
anak dan asosiasi yang menyebabkan kenaikan liabilitas.
Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp135.755,1 juta, meningkat sebesar Rp120.048,2 juta atau 764,3% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp15.706,9 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas keuangan jangka pendek pihak
berelasi, utang bank jangka pendek, dan utang usaha pihak ketiga terkait proyek konstruksi.
30
Utang Bank Jangka Pendek. Utang Bank Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp30.000,0 juta, meningkat sebesar Rp30.000,0 juta atau 100,0% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Bank Jangka Pendek
Perseroan tersebut terutama disebabkan karena diperolehnya pinjaman bank yang bersifat jangka
pendek. Tingkat suku bunga atas Utang Bank Jangka Pendek adalah 12,5% per tahun untuk utang
kepada PT Bank Windu Kentjana International Tbk dan 13% per tahun untuk utang kepada PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Jumlah bunga terutang pada tanggal 31 Oktober
2016 adalah sebesar Rp460.597.480.
Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp347,8 juta, meningkat sebesar Rp347,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Usaha - Pihak Berelasi
Perseroan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat sisa utang usaha atas pembelian
barang jadi kepada pihak berelasi yang belum jatuh tempo atas furnitur yang akan digunakan untuk
proyek pengadaan mebel.
Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp27.788,8 juta, meningkat sebesar Rp17.076,9 juta atau 159,4% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp10.711,9 juta. Peningkatan Utang Usaha
- Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya utang kepada subkontraktor
yang belum dilunasi sehubungan dengan kegiatan usaha konstruksi umum yang baru dijalankan oleh
Perseroan pada tahun 2016.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp73.260,4 juta,
meningkat sebesar Rp73,157,1 juta atau 70.820,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp103,3 juta. Peningkatan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
- Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pinjaman oleh Entitas
Anak kepada PT Cahayasakti Lintang Surya, pihak berelasi, untuk keperluan operasional dan pembelian
tanah, utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi, terkait investasi saham untuk
entitas asosiasi dan pembelian tanah, dan utang lain-lain kepada PT Cahaya Sakti Furintraco terkait
investasi saham untuk entitas anak.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
- Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp346,1 juta, meningkat
sebesar Rp322,8 juta atau 1.385,4% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2015 sebesar Rp23,3 juta. Peningkatan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya jasa profesional terkait proses IPO.
Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp1.156,5 juta,
meningkat sebesar Rp1.101,0 juta atau 1.995,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2015 sebesar Rp55,2 juta. Peningkatan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh adanya kenaikan atas hutang pajak PPh 29 seiring dengan meningkatnya laba
sebelum pajak di tahun berjalan.
Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp2.183,1 juta,
menurun sebesar Rp2.563,9 juta atau 54,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2015 sebesar Rp4.747,0 juta. Penurunan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
pembayaran atas beban yang bersifat jangka pendek.
Provisi Jangka Pendek. Provisi Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp416,8 juta, meningkat sebesar Rp416,8 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi
pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Provisi Jangka Pendek Perseroan tersebut
terutama disebabkan oleh karena adanya pencadangan utang yang bermasalah yang belum final
penyelesaiannya.
31
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen.
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan Konsumen
Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp255,6 juta, meningkat sebesar Rp189,4
juta atau 286,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp66,2 juta.
Peningkatan Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun - Utang Pembiayaan
Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan karena adanya penambahan inventaris kendaraan
dimana atas pembeliannya dibiayai dengan pembiayaan melalui leasing.
Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah
sebesar Rp1.158,3 juta, meningkat sebesar Rp662,6 juta atau 133,7% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp495,7 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Panjang
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang pembiayaan konsumen dan liabilitas
imbalan kerja jangka panjang.
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang
Pembiayaan Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam
Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar
Rp304,4 juta, meningkat sebesar Rp304,4 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp0. Peningkatan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama
disebabkan karena adanya penambahan inventaris kendaraan dimana atas pembeliannya dibiayai
dengan pembiayaan melalui leasing.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan pada
tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp853,9 juta, meningkat sebesar Rp358,2 juta atau 72,3%
jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp495,7 juta. Peningkatan
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh perubahan
pencadangan untuk imbalan kerja yang bersifat jangka panjang.
Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014
Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp16.202.6 juta,
meningkat sebesar Rp10.609,5 juta atau 189,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp5.593,1 juta. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh peningkatan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual seiring dengan meningkatnya
volume penjualan yang menyebabkan meningkatnya utang proyek yang belum jatuh tempo.
Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp15.705,9 juta, meningkat sebesar Rp10.568,5 juta atau 205,7% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.138,4 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual.
Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp0, menurun sebesar Rp12,2 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada
tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12,2 juta. Penurunan Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan
tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya pembayaran utang kepada pihak berelasi yang telah
jatuh tempo.
Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp10.711,9 juta, meningkat sebesar Rp6.575,4 juta atau 159,0% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4.136,5 juta. Peningkatan Utang Usaha Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh karena adanya utang proyek epada pihak
ketiga yang belum jatuh tempo seiring dengan meningkatnya volume penjualan .
32
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp103,3 juta,
menurun sebesar Rp61,4 juta atau 37,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2014 sebesar Rp164,7 juta. Penurunan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang lainnya kepada pihak
berelasi yang belum jatuh tempo.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp23,3 juta,
menurun sebesar Rp18,4 juta atau 44,1% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2014 sebesar Rp41,7 juta. Penurunan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang lainnya kepada pihak
ketiga yang belum jatuh tempo.
Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp55,2 juta,
meningkat sebesar Rp31,8 juta atau 135,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2014 sebesar Rp23,4 juta. Peningkatan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
adanya kenaikan atas hutang pajak PPh 29 seiring dengan meningkatnya laba sebelum pajak di tahun
2015.
Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.747,0
juta, meningkat sebesar Rp4.075,3 juta atau 606,7% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp671,7 juta. Peningkatan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh pembebanan biaya-biaya proyek yang belum jatuh tempo pada akhir tahun 2015.
Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp495,7 juta, meningkat sebesar Rp41,0 juta atau 9,0% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp454,7 juta. Peningkatan Liabilitas Jangka Panjang
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka panjang.
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan
Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun
- Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp0,
menurun sebesar Rp66,1 juta atau 100,0% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2014 sebesar Rp66,1 juta. Peningkatan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh
Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
adanya sisa atas pembayaran pembiayaan leasing kendaraan yang bersifat jangka panjang.
Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013
Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.593,1 juta,
menurun sebesar Rp11.804,6 juta atau 67,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp17.397,7 juta. Penurunan Liabilitas Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh pembayaran atas utang usaha dan beban akrual yang sudah jatuh tempo.
Liabilitas Jangka Pendek. Liabilitas Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp5.138,4 juta, menurun sebesar Rp11.841,2 juta atau 69,7% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp16.979,6 juta. Penurunan Liabilitas Jangka Pendek
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual.
Utang Usaha - Pihak Berelasi. Utang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp12,2 juta, menurun sebesar Rp1.039,5 juta atau 98,8% jika dibandingkan
dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.051,7 juta. Penurunan Utang Usaha Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang usaha
kepada pihak berelasi yang sudah jatuh tempo.
33
Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp4.136,5 juta, menurun sebesar Rp6.957,1 juta atau 62,7% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp11.093,6 juta. Penurunan Utang Usaha - Pihak
Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembayaran atas utang usaha kepada
pihak ketiga yang sudah jatuh tempo.
Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp23,4 juta,
menurun sebesar Rp207,4 juta atau 89,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp230,8 juta. Penurunan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
adanya pembayaran utang pajak yang telah jatuh tempo.
Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar pR671,7 juta,
menurun sebesar Rp3.572,8 juta atau 84,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp4.244,5 juta. Penurunan Beban Akrual Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh
karena adanya pembayaran biaya-biaya terkait proyek.
Liabilitas Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp454,7 juta, meningkat sebesar Rp36,6 juta atau 8,8% jika dibandingkan dengan
posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp418,1 juta. Penigngkatan Liabilitas Jangka Panjang
Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka panjang.
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang
Pembiayaan Konsumen. Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam
Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp66,1 juta, menurun sebesar Rp88,3 juta atau 57,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp154,4 juta. Penurunan Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun - Utang Pembiayaan Konsumen Perseroan tersebut terutama
disebabkan oleh adanya sisa pembayaran leasing kendaraan yang bersifat jangka panjang.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp388,6 juta, meningkat sebesar Rp124,9 juta atau 47,4%
jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp263,7 juta. Peningkatan
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya
perubahan pencadangan untuk imbalan kerja yang bersifat jangka panjang.
Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
EKUITAS
Ekuitas Yang Dapat
Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Tambahan Modal Disetor
Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi Entitas
Sepengendali
Selisih antara Aset
dan Liabilitas
Pengampunan Pajak
Saldo Laba
Total Ekuitas Yang Dapat
Diatribusikan Kepada
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non
Pengendali
TOTAL EKUITAS
Pada tanggal
31 Oktober
2016
Pada tanggal 31 Desember
2015
2014
Pertumbuhan (%)
2013
31 Des 2015
– 31 Okt
2016
31 Des 2014
– 31 Des
2015
31 Des 2013
– 31 Des
2014
110.000,0
2.500,0
2.500,0
2.500,0
4.300,0
-
-
(620,6)
-
-
-
100,0
-
-
2.077,4
9.959,2
7.720,6
7.207,4
4.343,0
100,0
29,0
7,1
66,0
121.416,0
10.220,6
9.707,4
6.843,0
1.088,0
5,3
41,9
24,9
121.440,9
10.220,6
9.707,4
6.843,0
100,0
1.088,2
5,3
41,9
34
Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 dengan 31 Desember 2015
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp121.440,9 juta, meningkat sebesar
Rp111.220,3 juta atau 1.088,2% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015
sebesar Rp10.220,6 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya
setoran modal sebesar Rp107.500,0 juta.
Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp10.220,6 juta, meningkat sebesar
Rp513,2 juta atau 5,3% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp9.707,4 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo
laba sehubungan dnegan kinerja tahun berjalan.
Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.707,4 juta, meningkat sebesar
Rp2.864,4 juta atau 41,9% jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp6.843,0 juta. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo
laba sehubungan dengan kinerja tahun berjalan.
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Periode sepuluh bulan
yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
2015
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2015
2014
Pertumbuhan (%)
31 Okt
2015 – 31
Okt 2016
2013
31 Des
2014 – 31
Des 2015
31 Des
2013 – 31
Des 2014
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas
Operasi
537,3
(1.812,2)
4.170,0
(6.851,0)
937,7
(129,6)
(160,9)
(830,6)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas
Investasi
280,4
(1.574,0)
(1.831,7)
(1.685,8)
(118,5)
(117,8)
8,7
1.322,3
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas
Pendanaan
24.028,0
(3.003,2)
(2.914,6)
(151,1)
745,8
(900,1)
1.828,9
(120,3)
KENAIKAN (PENURUNAN)
BERSIH KAS DAN BANK
24.845,7
(6.389,5)
(576,3)
(8.687,8)
1.565,0
(488,9)
(93,4)
(655,1)
(0,8)
7,0
23,7
0,3
8,8
(111,4)
7.800,0
(96,6)
8.848,1
9.400,7
9.400,7
18.088,2
16.514,4
(5,9)
(48,0)
9,5
33.693,0
3.018,2
8.848,1
9.400,7
18.088,2
1.016,3
(5,9)
(48,0)
Dampak Perubahan Kurs Terhadap
Kas dan Bank
KAS DAN BANK PADA AWAL
TAHUN / PERIODE
KAS DAN BANK PADA AKHIR
TAHUN/PERIODE
Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp537,3 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut
terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp29.887,0 juta. Sedangkan arus kas
yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok
sebesar Rp19.050,1 juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp4.183,5 juta, dan
pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp3.567,1 juta.
35
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp1.812,2 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi
tersebut terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp12.140,0 juta,
pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp2.025,9 juta, dan pembayaran kas kepada pihak ketiga
lainnya sebesar Rp1.351,2 juta. Sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi terutama
berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp14.535,9 juta.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp4.170,0 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal
dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp46.286,5 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan
untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp35.188,1
juta, pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp3.092,1 juta, dan pembayaran kas kepada
karyawan sebesar Rp2.430,5 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp6.851,0 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi tersebut terutama
digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp42.319,6 juta, pembayaran kas kepada
pihak ketiga lainnya sebesar Rp8.191,5 juta, dan pembayaran kas kepada karyawan sebesar Rp2.113,4
juta. Sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan kas
dari pelanggan sebesar Rp46.892,2 juta.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp937,7 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal
dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp31.672,3 juta. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk
aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp26.114,2 juta,
pembayaran kas kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp2.338,2 juta, dan pembayaran kas kepada
karyawan sebesar Rp1.909,6 juta.
Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp280,4 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas investasi tersebut
terutama berasal dari hasil penjualan aset tetap sebesar Rp626,6 juta. Sedangkan arus kas yang
digunakan untuk aktivitas investasi terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar
Rp235,6 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp1.574,0 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi
tersebut terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.560,7 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp1.831,7 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut
terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.814,2 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp1.685,8 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut
terutama digunakan untuk uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.393,8 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 adalah sebesar Rp118,5 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama
digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp68,7 juta dan uang muka pembelian aset tetap
sebesar Rp50,0 juta.
36
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal
31 Oktober 2016 adalah sebesar Rp24.028,0 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
tersebut terutama berasal dari penerimaan pinjaman bank sebesar Rp44.973,1 juta. Sedangkan arus
kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman bank
sebesar Rp14.973,1 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2015 adalah sebesar Rp3.003,2 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan tersebut terutama digunakan untuk pembayaran dividen tunai sebesar Rp2.765,0 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp2.914,6 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut
terutama digunakan untuk pembayaran dividen tunai sebesar Rp2.765,0 juta.
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp151,1 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut
terutama digunakan untuk pembayaran utang pembiayaan konsumen sebesar Rp88,2 juta dan
pembayaran kepada pihak berelasi sebesar Rp62,9 juta.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 adalah sebesar Rp745,8 juta. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama
berasal dari penerimaan dari pihak berelasi sebesar Rp773,8 juta.
4. LIKUIDITAS DAN SUMBER MODAL
Kebutuhan likuiditas utama Perseroan adalah untuk membiayai operasional, kebutuhan modal kerja,
dan belanja modal terkait kegiatan usaha Perseroan. Untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014,
dan 2013, Perseroan telah membiayai persyaratan likuiditasnya terutama melalui penerimaan kas dari
pelanggan dan pinjaman dari bank. Perseroan memperkirakan kebutuhan modal kerjanya akan terus
didanai oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk kas dari penerimaan pelanggan dan pinjaman dari
bank. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2017, Perseroan memiliki sisa fasilitas pinjaman yang masih
belum digunakan dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk sebesar Rp47.500.000.000.
Dengan memperhatikan estimasi penerimaan bersih dari Penawaran Umum, Perseroan memperkirakan
akan mendapatkan sumber yang cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Namun demikian,
Perseroan tidak dapat memberikan jaminan apakah Perseroan akan mendapatkan pendanaan tersebut,
atau tidak sama sekali. Ketidakmampuan Perseroan untuk mendapatkan modal kerja yang cukup dapat
mempengaruhi kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan. Jika nantinya Perseroan
menilai bahwa modal kerja tidak mencukupi, maka Perseroan akan mencari modal kerja tambahan
dalam bentuk pinjaman modal kerja.
Manajemen melakukan pengelolaan permodalan melalui pengawasan atas saldo kas dan setara
kas, saldo liabilitas dan hasil operasional Perseroan serta rasio liabilitas neto disesuaikan terhadap
modal. Pengelolaan permodalan ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan usaha Perseroan dan
memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam melakukan
pengelolaan permodalan, Perseroan melakukan evaluasi berkala atas kebutuhan dan kecukupan
dana untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan dan evaluasi atas kinerja proyek yang sedang
berlangsung serta pengembangan proyek baru.
Tidak terdapat kecenderungan yang diketahui, permintaan, perikatan atau komitmen, kejadian dan/atau
ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material
terhadap likuiditas Perseroan.
37
Likuiditas
Uraian
31 Oktober
2016
Aset lancar/Liabilitas jangka pendek
2015
1,52
1,64
31 Desember
2014
2,83
2013
1,39
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek
dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu
perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator
kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset
lancar yang dimiliki.
Rasio Lancar Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing
sebesar 1,52x; 1,64x; 2,83x; dan 1,39x.
Selain perjanjian-perjanjian yang telah diungkapkan di Prospektus, tidak terdapat perjanjian material
lainnya yang menyebabkan peningkatan atau penurunan likuiditas.
Solvabilitas
Uraian
31 Oktober
2016
Total liabilitas / Total ekuitas
Total liabilitas / Total aset
2015
1,13
0,53
1,59
0,61
31 Desember
2014
0,58
0,37
2013
2,54
0,72
Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan
seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut:
1. Total liabilitas dibagi dengan Total ekuitas (Solvabilitas Ekuitas)
2. Total liabilitas dibagi dengan Total aset (Solvabilitas Aset)
Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31
Oktober 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
masing-masing sebesar 1,13x; 1,59x; 0,58x; dan 2,54x.
Rasio Solvabilitas Aset Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masingmasing sebesar 0,53x; 0,61x; 0,37x; dan 0,72x.
Imbal Hasil Aset (Return on Asset/ROA)
Uraian
31 Oktober
2016
ROA (%)
2015
2,72
12,37
31 Desember
2014
18,85
2013
7,32
Imbal hasil aset adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari aset yang
dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil aset
Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 2,72%;
12,37%; 18,85%; dan 7,32%.
Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Uraian
ROE (%)
31 Oktober
2016
5,80
38
2015
31,98
31 Desember
2014
29,72
2013
25,92
Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari ekuitas
yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba tahun berjalan dengan jumlah ekuitas.
Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing-masing
sebesar 5,80%; 31,98%; 29,72%; dan 25,92%.
5. SEGMEN OPERASI
Tabel berikut menunjukkan segmen operasi Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2016.
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pendapatan Usaha
Kontribusi Pendapatan Usaha Segmen terhadap
Pendapatan Usaha Perseroan (%)
Laba Usaha
Kontribusi Laba Usaha Segmen terhadap Laba
Usaha Perseroan (%)
Jasa Konstruksi
30.207,9
Proyek Mebel
23.598,4
Jumlah
53.806,3
56,1
2.746,2
43,9
11.783,7
100,0
14.529,9
18,1
81,1
100,0
6. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Berikut adalah perubahan dan penyesuaian atas standar dan interpretasi standar baru yang telah
diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2016, yaitu:
Standar Baru
• PSAK No. 70: “Akuntansi untuk Aset Liabilitas Pengampunan Pajak”
Revisi
• PSAK No. 110: “Akuntansi Sukuk”
Amandemen
• PSAK No. 4: “Laporan Keuangan Tersendiri” tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
• PSAK No. 15: “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi
• PSAK No. 16: “Aset Tetap” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan
Amortisasi
• PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan
Amortisasi
• PSAK No. 24: “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja
• PSAK No. 65: “Laporan Keuangan Konsolidasian” tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi
• PSAK No. 66: “Pengaturan Bersama” tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi
Bersama
• PSAK No. 67: “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi
• ISAK No. 30: “Pungutan”
Penyesuaian
• PSAK No. 5: “Segmen Operasi”
• PSAK No. 7: “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
• PSAK No. 13: “Properti Investasi”
• PSAK No. 16: “Aset Tetap”
• PSAK No. 19: “Aset Takberwujud”
• PSAK No. 22: “Kombinasi Bisnis”
• PSAK No. 25: “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”
39
•
•
PSAK No. 53: “Pembayaran Berbasis Saham
PSAK No. 68: “Pengukuran Nilai Wajar”
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap laporan
keuangan Perseroan dan Entitas Anak:
•
PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): “Segmen Operasi”
Penyesuaian ini mengklarifikasi:
- Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat manajemen dalam penerapan kriteria
agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat segmen operasi yang digabungkan
dan karakteristik ekonomi.
- Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan kepada
pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen.
Penerapan penyesuaian standar ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan
keuangan.
•
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu
entitas berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas atau anggota dan kelompok yang mana
entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyedlakan jasa personil manajemen kunci
kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk entitas pelapor.
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi bahwa entitas pelapor tidak disyaratkan untuk
mengungkapkan imbalan yang dibayarkan oleh entitas manajemen kepada pekerja atau direktur
entitas manajemen, dan mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah yang
dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil manajemen kunci yang disediakan oleh
entitas manajemen.
Perseroan telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan mengenai informasi
pihak berelasi.
•
PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): “Aset Tetap” dan PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015): “Aset
Takberwujud”
Penyesuaian PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 ini mengklarifikasi bahwa aset dapat direvaluasi
dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun
neto. Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara jumlah
tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali
pada jumlah revaluasiannya.
Penerapan standar ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan.
•
PSAK No. 24 (Amandemen 2015): “Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja
PSAK No. 24 (Amandemen 2015) menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga
bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan berdasarkan jumlah tahun jasa. Jika jumlah
iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka iuran diatribusikan pada periode jasa dengan
menggunakan metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan dalam paragraf 70 untuk
imbalan bruto. Jika jumlah iuran tidak bergantung dari jumlah tahun jasa, maka iuran tersebut
diakui sebagai pengurang biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan oIeh pekerja.
Perseroan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang diminta sesuai standar ini.
40
•
PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak”
PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” memberikan pengaturan
akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak, dimana entitas dapat
memilih menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK lain yang relevan dalam mengakui,
mengukur, menyajikan dan mengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak atau menerapkan
kebijakan akuntansi sesuai PSAK No. 70.
Perseroan telah menerapkan standar ini dan telah melengkapi persyaratan pengungkapan yang
diminta.
7. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kebijakan pemerintah seperti kebijakan fiskal, moneter, ekonomi publik, dan politik yang berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan dan Perusahaan Anak adalah
sebagai berikut:
a. Kebijakan moneter seperti kenaikan tingkat suku bunga akan mempengaruhi pendapatan
Perseroan, karena Perseroan memiliki pinjaman bank untuk mendanai kegiatan operasionalnya.
b. Kebijakan fiskal seperti perubahan tarif pajak dan cukai tertentu akan berdampak pada meningkatnya
beban pajak dan biaya perolehan material tertentu baik material lokal maupun impor.
c. Kebijakan infrastruktur seperti program percepatan pembangunan akan berdampak pada
meningkatnya pasar yang berpotensi meningkatkan nilai kontrak dan penjualan dari Perseroan
dan Entitas Anak.
Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi posisi keuangan keseluruhan Perseroan dan Entitas Anak
termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan harga BBM yang akan mempengaruhi harga dan supply yang akan berakibat pada biaya
produksi Perseroan dan Entitas Anak.
b. Kebijakan tarif pajak yang akan mempengaruhi beban pajak dan laba bersih Perseroan dan Entitas
Anak.
c. Kebijakan ketenagakerjaaan seperti perubahan Upah Minimum Regional dan/atau Umum Minimum
Propinsi dan jaminan sosial yang akan mempengaruhi upah dan gaji karyawan Perseroan dan
Entitas Anak.
d. Kebijakan perubahan perijinan pemerintah Pusat dan Daerah, akan mempengaruhi penyelesaian
pembangunan konstruksi Perseroan dan mengurangi pendapatan Entitas Anak.
8. PINJAMAN
Pada tanggal 31 Oktober 2016, total pinjaman Perseroan dan Entitas Anak adalah sebesar Rp103.820,4
miliar. Bunga pinjaman yang berlaku terhadap fasilitas yang diterima oleh Perseroan dan Entitas Anak
berkisar antara 12,5% dan 15% per tahun.
Tabel di bawah ini memuat jumlah saldo pinjaman milik Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal
31 Oktober 2016.
Uraian
Pinjaman Pihak Ketiga
Utang Bank Jangka Pendek
PT Bank China Construction Bank Indonesia
Tbk
Utang Pembiayaan Konsumen
PT Maybank Indonesia Finance
PT BCA Finance
Total Pinjaman Pihak Ketiga
Jumlah
(dalam jutaan Rupiah)
Jatuh tempo kontraktual
<1 tahun
1-2 tahun
2-5 tahun
30.000,0
30.000,0
-
-
199,6
360,4
30.560,0
82,6
173,0
30.255,6
82,6
173,0
255,6
34,4
14,4
48,8
41
Uraian
Pinjaman Pihak Berelasi
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total Pinjaman Pihak Berelasi
TOTAL PINJAMAN
Jumlah
29.384,8
33.975,6
9.900,0
73.260,4
103.820,4
(dalam jutaan Rupiah)
Jatuh tempo kontraktual
<1 tahun
1-2 tahun
2-5 tahun
29.384,8
33.975,6
9.900,0
73.260,4
103.516,0
255,6
48,8
Atas pinjaman dari PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, pembatasan penggunaan
pinjaman dan jaminan telah diungkapkan pada Bab VIII sub bab 13 mengenai Perjanjian-Perjanjian
Penting Pihak Ketiga.
Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki kebutuhan pinjaman musiman.
9. MANAJEMEN RISIKO
Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan Tata Kelola Perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) dimana Perseroan telah memiliki Komisaris Independen,
Direktur Independen, Sekretaris Perusahaan, Komite Audit, dan Unit Audit Internal.
Dalam menghadapi risiko-risiko utama seperti yang dijelaskan dalam Bab VI mengenai faktor risiko,
Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi faktor risiko yang dihadapi sebagai berikut:
1. Untuk menghadapi risiko persaingan usaha, Perseroan dan Entitas Anak senantiasa:
− memberikan nilai tambah bagi para stakeholders dengan meningkatkan nilai perusahaan untuk
menjadi semakin kompetitif dan berkualitas dengan mengembangkan sumber daya manusia
yang kompeten, mengembangkan sinergi dengan pelanggan, mitra kerja dan lembaga
keuangan, serta berorientasi pada keselamatan, kesehatan dan peduli lingkungan,
− menjalankan kebijakan Perseroan untuk selalu mengendalikan risiko terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja, lingkungan, mutu dan pengamanan dengan cara menerapkan sistem
manajemen Perseroan untuk memenuhi kepuasan stakeholders,
− melakukan optimalisasi dan review metode kerja untuk efisiensi dan efektivitas penyelesaian
pekerjaan,
− melakukan pengembangan usaha baru untuk meningkatkan nilai dan pengembalian yang
semaksimal mungkin bagi Perseroan,
− menetapkan kebijakan untuk mempertahankan kualitas pelayanan, menciptakan inovasi baru
dibidang rancang bangun dan metode pengerjaan proyek,
− mempertahankan reputasi baik Perseroan,
− mempertahankan kualitas pekerjaan yang tinggi,
− menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, dan
− mengimplementasikan strategi pemasaran baru untuk meningkatkan pemilihan proyek-proyek
yang ada.
2. Untuk menghadapi risiko terhadap sub-kontraktor, Perseroan menerapkan sistem pengendalian
kualitas produk yang ketat atas produk yang diperoleh dari sub-kontraktor. Selain itu, Perseroan
juga menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan sub-kontraktor agar setiap kendala yang
dihadapi oleh sub-kontraktor dapat dikomunikasikan sehingga sub-kontraktor dapat menyelesaikan
proyek dengan tepat waktu dan sesuai dengan permintaan konsumen.
3.Untuk menghadapi risiko ketergantungan terhadap Entitas Anak, Perseroan secara
berkesinambungan melakukan pengawasan terhadap kinerja operasional dan keuangan Entitas
Anak, serta mengarahkan dan membantu Entitas Anak untuk berkembang.
42
4. Untuk menghadapi risiko ketersediaan dan kenaikan harga bahan baku, Perseroan dan Entitas
Anak memberikan uang muka kepada para pemasok untuk mendapatkan kepastian harga dan
pasokan atas material pabrikan yang berskala besar seperti besi, beton, concrete, dan lain-lain
serta memperhitungkan estimasi inflasi pada harga penawaran terutama pada kontrak yang tidak
memiliki klausal kenaikan harga.
5. Untuk menghadapi risiko penurunan permintaan, salah satu langkah yang dilakukan oleh Perseroan
adalah dengan mulai masuk ke dalam pengerjaan proyek infrastruktur, dimana Perseroan telah
memiliki pengalaman dalam proyek ini namun belum menjadi prioritas utama. Ke depannya,
Perseroan akan semakin meningkatkan prioritas terhadap pengerjaan proyek infrastruktur ini.
6. Untuk menghadapi risiko berkurangnya proyek dari pelanggan berulang, Perseroan secara
berkesinambungan melakukan penetrasi pasar untuk memperoleh pelanggan-pelanggan baru
dan bersinergi dengan pelanggan dengan menawarkan alternatif model proyek Engineering,
Procurement, and Construction (EPC) serta Design and Build kepada pemilik proyek.
7. Untuk menghadapi risiko berkurangnya lahan yang berlokasi strategis, Entitas Anak akan senantiasa
mengidentifikasi dan melakukan akuisisi atas lahan-lahan potensial yang berlokasi strategis. Selain
itu, Entitas Anak juga menjaga hubungan baik dengan para pemilik lahan dan agen penjual tanah
untuk mendapatkan harga akuisisi terbaik.
43
VI. FAKTOR RISIKO
Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai faktor
risiko. Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi
kelangsungan usaha Perseroan dan Entitas Anak. Risiko-risiko yang diungkapkan dalam uraian berikut
merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan serta telah dilakukan pembobotan berdasarkan
dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak dimulai dari
risiko utama.
1. Risiko Persaingan Usaha
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, risiko utama yang dihadapi Perseroan dan PT OBP adalah
persaingan usaha. Sehubungan dengan kegiatan usaha di bidang pengembangan properti, OBP
menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dalam hal lokasi, fasilitas dan sarana pendukung,
infrastruktur, kualitas pelayanan, maupun harga. Saat ini, PT OBP memfokuskan kegiatan usaha
pembangunannya di kota Bogor. Persaingan usaha yang dihadapi oleh PT OBP dalam pengembangan
yang dilakukan di kota Bogor berasal dari perusahaan pengembang internasional maupun lokal yang
juga mengembangkan usahanya di daerah Bogor dan sekitarnya.
Perkembangan industri furnitur di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan beberapa
tahun terakhir ini. Seiring dengan pertumbuhan infrastruktur dan meningkatnya pendapatan per kapita
di Indonesia beberapa tahun belakangan, Indonesia merupakan pasar yang potensial memasarkan
produk furnitur. Melihat kondisi tersebut, industri ini memiliki prospek yang cerah sehingga akan
mengundang investor dan penyedia furnitur baru untuk masuk ke industri ini. Masuknya pesaing-pesaing
baru, baik perusahaan baru maupun perusahaan-perusahaan sejenis yang telah ada sebelumnya akan
menambah ketatnya persaingan di industri furnitur.
Sebagai penyedia furnitur custom made, Perseroan bersaing baik dengan perusahaan penyedia furnitur
custom made lainnya maupun dengan perusahan penyedia furnitur jadi (baik produk dalam negeri atau
impor) dengan harga kompetitif. Munculnya pesaing yang menawarkan harga yang lebih rendah dapat
membuat konsumen memiliki alternatif produk dalam melakukan pembelian.
Selain itu, persaingan usaha yang dihadapi oleh Perseroan juga dapat berasal dari perusahaan jasa
konstruksi lokal, baik milik swasta maupun BUMN. Pesaing tersebut dapat memiliki reputasi, kualitas,
atau penawaran harga yang lebih baik dibandingkan Perseroan. Selain itu, Perseroan juga bersaing
dengan perusahaan jasa konstruksi asing. Meskipun jumlah perusahaan jasa konstruksi asing lebih
sedikit dibandingkan perusahaan lokal, namun skala kemampuan finansial mereka yang tinggi
meningkatkan kemampuan penetrasi mereka pada pasar Indonesia.
Di sisi lain, pasar konstruksi nasional masih didominasi oleh perusahaan jasa konstruksi skala besar.
Hal ini menyebabkan persaingan usaha di pasar konstruksi skala kecil menjadi lebih ketat. Selain itu,
sebagian besar penyedia jasa konstruksi yang ada di Indonesia memiliki bidang usaha konstruksi yang
bersifat umum dan sangat sedikit yang menekuni spesialisasi tertentu, sehingga menyebabkan tingkat
persaingan yang sangat tinggi di antara berbagai pelaku usaha. Oleh karena itu, Perseroan menghadapi
persaingan usaha yang kompetitif.
Kegagalan Perseroan dan PT OBP dalam mengantisipasi dan mencermati persaingan usaha tersebut
akan mengakibatkan beralihnya konsumen ke pesaing Perseroan dan OBP, sehingga dapat memberikan
dampak negatif terhadap pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan dan
PT OBP.
44
2. Risiko Terhadap Sub-Kontraktor
Perseroan bekerja sama dengan sub-kontraktor dalam mengerjakan proyek yang diterima dari
konsumen Perseroan, khususnya proyek untuk pekerjaan furnitur. Perseroan juga bekerja sama dengan
perusahaan afiliasi sebagai sub-kontraktor untuk proyek yang diterima oleh Perseroan. Oleh karena
itu, kendala yang dihadapi oleh sub-kontraktor dalam menyelesaikan proyek tersebut, seperti kendala
dalam perolehan dan kualitas bahan baku, pengelolaan lokasi, dan perselisihan yang terjadi antara
Perseroan dan para sub-kontraktor, dapat menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek, kualitas
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan konsumen, serta peningkatan biaya proyek.
Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap arus kas, kegiatan usaha, kinerja operasional,
kondisi keuangan, dan prospek Perseroan.
3. Risiko Pertumbuhan Industri Konstruksi
Kegiatan usaha Perseroan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri konstruksi, yang ditandai oleh
proyek pembangunan properti, baik komersial, industrial, maupun infrastruktur. Setiap perlambatan
pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia dapat mengakibatkan menurunnya jumlah proyek yang
diterima oleh Perseroan. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap pendapatan, kegiatan
usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan.
4. Risiko Ketergantungan terhadap Entitas Anak
Sebagai perusahaan induk, Perseroan mempunyai ketergantungan pada kegiatan usaha dan
pendapatan Entitas Anak. Namun demikian, Perseroan berencana untuk mengembangkan kegiatan
usaha pengembangan properti melalui Entitas Anak sehingga apabila terjadi penurunan kinerja Entitas
Anak, hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan, laba bersih, dan kinerja Perseroan.
5. Risiko Denda Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Dalam kontrak antara Perseroan dan PT OBP dengan konsumen, pada umumnya terdapat pasal yang
mengatur mengenai denda yang harus dibayar oleh Perseroan dan PT OBP jika terjadi keterlambatan
penyelesaian atau penyerahan proyek yang disebabkan oleh kesalahan pihak Perseroan dan
PT OBP. Adapun denda tersebut dihitung berdasarkan nilai kontrak dan dihitung per 1 per mill per hari
keterlambatan atau sebesar-besarnya 5% dari nilai kontrak, sehingga denda yang perlu dibayarkan
tidak sedikit. Denda tersebut merupakan biaya yang harus ditanggung oleh Perseroan dan PT OBP
sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan,
dan prospek Perseroan.
6. Risiko Ketersediaan dan Kenaikan Harga Bahan Baku
Kelangkaan pasokan bahan-bahan yang diperlukan bagi pembangunan dan konstruksi seperti semen,
besi beton, dan barang-barang lainnya dapat memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha Perseroan
dan PT OBP karena dapat mengakibatkan keterlambatan penyerahan pada konsumen, penangguhan
pengakuan pendapatan, dan selanjutnya berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen maupun
calon konsumen pada Perseroan dan PT OBP.
Selain risiko ketersediaan bahan baku, Perseroan dan PT OBP juga menghadapi risiko kenaikan harga
bahan baku. Dalam setiap proyek, Perseroan dan PT OBP melakukan estimasi biaya yang mengacu
kepada informasi dari pemasoknya serta berdasarkan pengalaman Perseroan dan PT OBP sebelumnya.
Tidak ada jaminan bahwa estimasi Perseroan dan PT OBP maupun informasi yang diperoleh Perseroan
adalah tepat. Dengan tenggang waktu pekerjaan berkisar antara satu hingga tiga tahun terdapat risiko
adanya faktor-faktor di luar kendali Perseroan dan PT OBP yang dapat mempengaruhi estimasi biaya
seperti kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku dapat mengakibatkan meningkatnya
biaya proyek, sehingga dapat mengurangi keuntungan Perseroan dan PT OBP.
45
7. Risiko Penurunan Permintaan
Penurunan permintaan atas gedung-gedung yang berkualitas, berskala besar, dapat mempengaruhi
kegiatan usaha dan hasil operasi Perseroan secara negatif. Perseroan berfokus pada konstruksi
gedung-gedung berkualitas tinggi dan berskala besar, termasuk blok perkantoran, apartemen dan hotel
bertingkat tinggi. Oleh karena itu, kegiatan usaha Perseroan bersifat rentan terhadap setiap penurunan
permintaan terhadap gedung-gedung berkualitas tinggi dan tidak ada jaminan bahwa pemilik tanah
atau pengembang akan membutuhkan kualitas tinggi di masa yang akan datang. Setiap penurunan
permintaan untuk gedung kualitas tinggi di pasar dimana Perseroan beroperasi akan mempengaruhi
secara negatif kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek pertumbuhan Perseroan.
8. Risiko Penundaan atau Tidak Terbayarnya Pembayaran Oleh Pelanggan
Risiko ini terjadi akibat tertundanya/tidak terbayarnya tagihan proyek oleh pelanggan yang menimbulkan
piutang tidak tertagih sehingga mengganggu modal kerja atau arus kas Perseroan dan PT OBP dan
juga secara tidak langsung mempengaruhi laba Perseroan dan PT OBP. Walaupun Perseroan dan
PT OBP telah mengatur mengenai mekanisme pembayaran pekerjaan dalam kontrak antara Perseroan
dengan pelanggan, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa pelanggan akan melakukan pembayaran atau
melakukan pembayaran tepat waktu sehingga hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap arus kas
dankinerja keuangan Perseroan dan PT OBP. 9. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga
Perseroan dan PT OBP bergerak di bidang usaha pengembangan properti dan jasa konstruksi
dimana pendanaan berasal dari pinjaman bank dengan tingkat suku bunga tertentu yang digunakan
untuk pembelian belanja modal dan operasional Perseroan dalam melakukan kegiatan usahanya. Di
samping jumlah pendanaan, faktor lainnya yang juga menentukan adalah jangka waktu pendanaan
dan tingkat suku bunga yang diberikan. Mengingat jangka waktu operasional proyek Perseroan dan
PT OBP yang bervariasi, maka sumber pendanaan harus disesuaikan dengan jangka waktu operasional
tersebut. Apabila terjadi peningkatan tingkat suku bunga, beban bunga dapat bertumbuh lebih cepat
dari pendapatan usaha Perseroan dan PT OBP yang akan berdampak negatif secara material pada
kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan dan PT OBP.
Di sisi lain, kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan biaya perolehan dari calon konsumen
Perseroan dan OBP. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan jasa konstruksi yang diterima
oleh Perseroan dan Entitas Anak. Oleh karena itu, setiap peningkatan tingkat suku bunga dapat
memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek
usaha Perseroan dan OBP.
10. Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang
Penurunan atau tidak adanya proyek yang berulang (repetitif) dari para pelanggan utama dapat
mempengaruhi profitabilitas Perseroan. Perseroan telah lama menjalin hubungan yang sangat baik
dan memperoleh kepercayaan dari para pemilik tanah dan pengembang utama yang telah menjadi
pelanggan rutin dan berulang. Tidak ada jaminan bahwa para pelanggan Perseroan akan terusmenerus membangun dan menunjuk Perseroan sebagai kontraktor proyek mereka dimana hal ini dapat
mempengaruhi kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek pertumbuhan Perseroan.
11. Risiko Perubahan atau Ketidakpatuhan terhadap Peraturan atau Kebijakan Pemerintah
Perubahan peraturan ataupun kebijakan Pemerintah sehubungan dengan sektor konstruksi di Indonesia
dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan kegiatan operasi Perseroan. Industri konstruksi
di Indonesia diatur terutama dengan Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999, disamping
berbagai peraturan dan kebijakan Pemerintah lainnya termasuk ketentuan mengenai lingkungan hidup.
Sebagai penyedia jasa konstruksi, perusahaan konstruksi memiliki berbagai tanggung jawab kepada
46
pelanggan dan kepada publik, termasuk tanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pelanggan
ataupun anggota masyarakat sebagai akibat dari kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa konstruksi untuk periode sampai dengan 10 tahun terhitung sejak penyerahan pekerjaan
konstruksi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan menerima sanksi yang timbul dari kegagalan
memenuhi peraturan atau kebijakan Pemerintah tersebut. Dikenakannya sanksi hukum secara material
dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan jalannya usaha Perseroan.
Seperti halnya industri lainnya, kegiatan usaha PT OBP dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah dapat menetapkan peraturan atau kebijakan baru
di bidang properti. PT OBP dapat menghadapi risiko yang berkaitan dengan perubahan peraturan atau
kebijakan pemerintah antara lain kemungkinan perubahan kebijakan tata kota atau tata ruang, tuntutan
pemerintah terkait standar bangunan, peraturan pemerintah terkait rasio sarana prasarana terhadap
luas kawasan, perubahan persyaratan pemberian izin-izin, pengenaan tarif pajak seperti PPN, PPh,
BPHTB, PPn-BM dan sebagainya, serta pembatasan kepemilikan properti. Penerapan peraturan atau
kebijakan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya nilai ekonomis suatu proyek, peningkatan biaya
pengelolaan untuk menjamin terpenuhinya peraturan atau kebijakan tersebut, dan berkurangnya jumlah
unit dan lahan untuk dijual.
Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek
pertumbuhan Perseroan dan PT OBP.
12. Risiko Ekonomi
Secara umum, kinerja Perseroan dan PT OBP memiliki hubungan dengan kondisi ekonomi di Indonesia.
Adanya penurunan pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada menurunnya permintaan jasa
kontruksi. Sebagai contoh, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan
dibatalkannya atau tertundanya proyek-proyek pemerintah dan swasta terkait pembangunan konstruksi
gedung, infrastruktur, dan konstruksi lainnya. Oleh karena itu, pernurunan kondisi ekonomi dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja, dan prospek usaha
Perseroan dan PT OBP.
Selain dari risiko-risiko yang telah diungkapkan di atas, terdapat risiko lain dari Entitas Anak (PT OBP),
yaitu sebagai berikut:
1. Risiko Berkurangnya Lahan yang Berlokasi Strategis
Salah satu faktor terpenting dalam industri pengembangan properti adalah memiliki lahan yang berlokasi
strategis. Dengan keterbatasan lahan yang tersedia, tidak ada jaminan bahwa di masa depan PT OBP
mampu untuk mengakuisisi tanah yang disesuai untuk pembangunan properti yang telah direncanakan.
Kegagalan PT OBP untuk mengakuisisi lahan yang berlokasi strategis dapat berdampak negatif pada
kinerja, kondisi keuangan dan kesinambungan PT OBP di masa yang akan datang.
2. Risiko Kondisi Pasar Properti
Fluktuasi kegiatan dan kondisi pasar properti di Indonesia dapat mempengaruhi secara negatif
kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek pertumbuhan PT OBP. Sifat, skala, dan waktu dari
proyek konstruksi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk prospek dan tren musiman (cyclical)
perekonomian Indonesia, kinerja pasar properti, ketersediaan pendanaan untuk proyek konstruksi
swasta, ketersediaan dana Pemerintah untuk proyek konstruksi Pemerintah, peningkatan harga bahan
baku, fluktuasi tingkat bunga, kondisi alam dan cuaca yang kurang baik, dan faktor-faktor lainnya, yang
seluruhnya di luar dari kendali Perseroan. Setiap perlambatan pertumbuhan pasar properti di Indonesia,
dapat berakibat pada menurunnya kegiatan pengembangan properti dan proyek konstruksi di Indonesia,
yang selanjutnya dapat mempengaruhi secara negatif kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek
pertumbuhan PT OBP. 47
Risiko Atas Kepemilikan Saham Perseroan
1. Risiko Likuiditas Saham
Terdapat risiko terkait tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini, mengingat
jumlah saham yang ditawarkan Perseroan tidak terlalu besar. Selanjutnya, meskipun Perseroan akan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang
diperdagangkan akan aktif atau likuid karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan
dimiliki satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.
Dengan demikian, Perseroan tidak dapat memprediksi apakah pasar dari saham Perseroan akan aktif
atau likuiditas saham Perseroan akan terjaga.
2. Risiko Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi
Harga Penawaran saham setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi dan mungkin diperdagangkan
pada harga yang secara signifikan berada di bawah harga Penawaran Umum dan tidak menarik,
tergantung dari banyak faktor antara lain:
•
•
•
•
•
•
•
•
prospek usaha dan kegiatan operasional Perseroan;
perbedaan antara hasil kinerja keuangan dan kegiatan operasional Perseroan yang sebenarnya
dibandingkan dengan perkiraan para investor dan analis;
perubahan dalam rekomendasi atau persepsi para analis pada Perseroan atau Indonesia;
adanya akuisisi, kerjasama strategis, joint venture atau divestasi yang signifikan;
perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di Indonesia;
keterlibatan dalam litigasi;
perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di
pasar berkembang; dan
fluktuasi harga pasar saham pada umumnya.
Oleh karena itu, saham Perseroan dapat diperdagangkan pada harga-harga yang secara signifikan
berada di bawah Harga Penawaran.
3. Risiko Kemampuan Perseroan Membayar Dividen di Masa Depan akan Bergantung pada
Laba Ditahan, Kondisi Keuangan, Arus Kas dan Kebutuhan Modal Kerja di Masa Depan
Perseroan memiliki kebijakan untuk membayar dividen dan bermaksud melakukan hal tersebut mulai
tahun buku 2018 dan seterusnya dalam kondisi Perseroan mempunyai saldo laba yang positif (setelah
menyisihkan cadangan wajib). Namun jumlah dividen yang dibayarkan Perseroan di masa depan,
apabila ada, akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal
kerja serta belanja modal Perseroan, komitmen kontrak dan biaya terkait dengan ekspansi Perseroan.
Perseroan mungkin mendapatkan perjanjian keuangan di masa depan yang dapat membatasi lebih
lanjut kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen, dan Perseroan dapat mengalami pengeluaran
atau pembayaran kewajiban yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketersediaan kas untuk
pembagian dividen.
Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk membayar dividen kepada
Perseroan, yang pada akhirnya dapat berdampak merugikan pada kondisi keuangan atau hasil operasi
Perseroan dan juga kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.
4. Risiko Penjualan Saham di Masa Datang dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perseroan
Penjualan saham Perseroan di masa datang dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa penjualan
tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga saham Perseroan atau kemampuan
Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran saham baru atau efek bersifat ekuitas lainnya
dan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh tambahan modal.
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko-risiko material yang dihadapi oleh
Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dalam Prospektus.
48
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting dan relevan setelah tanggal Laporan Auditor Independen yaitu tanggal
3 April 2017 sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran atas Laporan Keuangan untuk periode
sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang perlu diungkapkan dalam Prospektus
ini, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dan
ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi dengan opini wajar dalam semua hal yang material.
49
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS
ANAK, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN
DAN PROSPEK USAHA
A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
1. Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 52 tanggal 2 Juni
1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, S.H., Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
C2-4373.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kota Bogor Nomor: 36/Rub/10-04/VII/2007 tanggal 24 Juli 2007. Akta Pendirian sedang dalam proses pengurusan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (“BNRI”)
berdasarkan Surat Keterangan Nitra Reza, S.H. M.Kn., Notaris di Kota Bogor No. 95/NOT-NR/XII/2016
tanggal 22 Desember 2016.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Pendirian adalah
sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Cahayasakti Esa Manunggal
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
10.000
10.000.000.000
1.800
200
2.000
8.000
1.800.000.000
200.000.000
2.000.000.000
8.000.000.000
%
90
10
100
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian Perseroan
telah mengalami beberapa perubahan yang mana terakhir, termasuk perubahan atas seluruh ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan UUPT dan Peraturan Bapepam-LK
No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa No. 10 tanggal 15 November 2016 dibuat di hadapan Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta
Timur telah: (i) mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-0021536.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 16 November 2016; (ii) diberitahukan, diterima
dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0099338 tanggal 16 November 2016; (iii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi
Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0099339 tanggal 16 November 2016 (“Akta Tbk”).
Akta Tbk memuat tentang :
- Persetujuan pemberhentian dan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan,
termasuk pengangkatan Direktur Independen dan Komisaris Independen;
- Persetujuan rencana Perseroan untuk melakukan penawaran umum perdana di wilayah Republik
Indonesia atau Initial Public Offering atas saham-saham dalam Perseroan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal Indonesia
(“Penawaran Umum Perdana”);
50
- Persetujuan dalam rangka Penawaran Umum Perdana:
(i) Perubahan status Perseroan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, dan perubahan Pasal 1 tentang Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan;
(ii) Perubahan Pasal 4 tentang Modal Perseroan;
(iii)Pengeluaran saham dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya 275.000.000
saham baru yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana;
(vi)Perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuikan dengan ketentuan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan
Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Peraturan
OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS dan Peraturan OJK
No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris termasuk perubahan Pasal 3
tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan;
(v)Pelaksaanaan program Employee Stock Allocation (“ESA”) dengan mengalokasikan saham
sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana.
Berdasarkan hasil keputusan RUPS yang termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang
Saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk No. 1 tanggal 3 April 2017, Perseroan tidak jadi melaksanakan program ESA dalam rangka Penawaran Umum Perdana.
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Tbk, maksud
dan tujuan Perseroan adalah di bidang industri, pembangunan, jasa dan perdagangan umum.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
Kegiatan Usaha Utama:
a. Menjalankan usaha di bidang industri, yang meliputi :
- industry wood working dan furniture (meubel);
- industri kerajinan tangan;
- industri perkakas dan perabotan; dan
- industi pengolahan kayu serta triplek;
b. i.
Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan (kontraktor) guna memborong segala pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum seperti perumahan perumahan, kawasan industri,
gedung-gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, saluran air, irigasi, pengerukan, pengurugan, pemasangan instalasi listrik, telepon, leideng, gas dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan bidang-bidang bangunan dan pekerjaan umum termasuk bertindak sebagai perencanaan, pelaksanaan dan pengawas serta menyelenggarakan usaha real estate
dan bertindak sebagai developer;
ii. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengembangan dan pengelolaan property/real estate,
menyewakan ruang-ruang dalam toko, menjalankan usaha dalam bidang pekerjaan tehnik
konstruksi, bangunan dan pekerjaan umum;
Kegiatan Usaha Penunjang:
-
-
Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum baik untuk perhitungan sendiri maupun secara
komisi atas tanggungan pihak lain termasuk pula perdagangan impor, ekspor, interinsulair, lokal
dan retail (eceran) serta sebagai pemasok dan penyalur untuk berbagai rupa barang dagangan;
Menjalankan usaha sebagai distributor, agent, dan sebagai perwakilan, pemegang/pemberi lisensi
waralaba (franchise) bagi perusahaan atau badan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri serta
bertindak sebagai grossier, dealer, supplier, leveransier dan comision house serta kegiatan usaha
terkait.
51
Dokumen Perizinan Perseroan
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah memiliki izin-izin/identitas selaku badan hukum dalam menjalankan kegiatan usahanya, yang antara lain sebagai berikut:
5.
Surat Keterangan Domisili Usaha (“SKDU”) No. 503/22/
SKDU/Cbl/2017 tertanggal 31 Maret 2017
Sampai dengan tanggal 31
Maret 2018
Instansi berwenangyang
menerbitkan
Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal
Pemerintah Kota Bogor a.n. Walikota
Bogor
Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal
Pemerintah Kota Bogor a.n. Walikota
Bogor
Direktorat Jenderal Pajak Republik
Indonesia
Kepala Seksi Pelayanan TUP a.n
Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Bogor, Kantor Wilayah VIII DJP
Serang, Departemen Keuangan
Republik Indonesia
Lurah Cibuluh, Kecamatan Bogor
Utara, Pemerintah Kota Bogor
6.
SKDU No. 503/23/SKDU/Cbl/2017 tertanggal 31 Maret 2017
Sampai dengan tanggal 31
Maret 2018
Lurah Cibuluh, Kecamatan Bogor
Utama, Pemerintah Kota Bogor
7.
Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”) Besar No.
517/20/01/08/26/37.1/PB/DU/BPPTPM/X/2015 tanggal 22
Oktober 2015
Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nomor
1.1021.02.00105.093677 tertanggal 14 Desember 2015
Sampai dengan tanggal 22
Oktober 2020
Kepala Badan Pelayanan Terpadu
dan Penanaman Modal Pemerintah
Kota Bogor a.n. Walikota Bogor
Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Bogor a.n. Kota Bogor
Badan Pelaksana LPJK Nasional
Direktur Registrasi dan Hukum
Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi
No.
Jenis Izin dan Tanggal Terbit
Masa Berlaku
1.
Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”) No. 10.04.1.31.01462
tanggal 22 Oktober 2015 dengan kualifikasi kegiatan usaha
pokok Industri Furniture
Sampai dengan tanggal 27
Oktober 2020
2.
TDP No. 10.04.1.41.00280 tanggal 21 November 2016
dengan kualifikasi kegiatan usaha pokok Jasa Konstruksi.
Sampai dengan tanggal 21
November 2021
3.
Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) No. 01.632.966.6404.000
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (“SPPKP”) No.
PEM-1229/WPJ.08/KP.0603/2003 tanggal 7 Mei 2003
-
4.
8.
9.
10.
Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
(“SBUJPK”) No. 0388626 tanggal 13 Juni 2016 dengan
Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi
Bidang Usaha Besar dan Subkualifikasi Jasa Pelaksana
untuk: (i) Konstruksi Bangunan Hunian Tunggal dan
Koppel; (ii) Konstruksi Bangunan Gudang dan Industri; (iii)
Konstruksi Bangunan Komersial; (iv) Konstruksi Bangunan
Pendidikan; (v) Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya
SBUJPK No. 0388627 tanggal 13 Juni 2016 dengan
Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi
Bidang Usaha Besar dan Subdan berlaku sampai dengan
12 Juni 2019 dengan kualifikasi Jasa Pelaksana Instalasi
Tenaga Listrik Gedung dan Pabrik
11.
SBUJPK No. 0388628 tanggal 13 Juni 2016 dengan dengan
Klasifikasi Bidang Usaha Bangunan Gedung, Kualifikasi
Bidang Usaha Besar dan Subdan berlaku sampai dengan
12 Juni 2019. dengan klasifikasi bidang usaha Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal Jasa Pelaksana Konstruksi
pemasangan pendingin udara (Air Conditioner) pemanas
dan ventilasi
12.
Kartu Tanda Anggota Asosiasi Kontraktor Listrik Nasional
(“AKLINAS”)No. 05.2016.10.3271.1158 tanggal 30 Mei 2016
13.
Izin Usaha Industri (Tanpa Melalui Tahap Persetujuan
Prinsip) No. 536/08- IUI.R.1/BPPTPM.XI/2014 tanggal 05
November 2014
Izin Gangguan Tempat Usaha (HO) No. 503.45.360-PMR/
BPPTPM.IX/2014 tangal 9 September 2016
14.
15.
Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) No. 05.039107 tanggal
1 Februari 2013
16.
Angka Pengenal Importir - Umum (API-U) No. 101800516-P
tanggal 15 April 2016
-
Sampai dengan tanggal 14
Desember 2018
SBUJPK ini berlaku sampai
dengan tanggal 12 Juni 2019
dan Perseroan memiliki
kewajiban registrasi ulang tahun
ke-2 paling lambat tanggal 12
Desember 2017 dan registrasi
ulang tahun ke-3 paling lambat
tanggal 12 Desember 2018
SBUJPK ini berlaku sampai
dengan tanggal 12 Juni 2019
dan Perseroan memiliki
kewajiban registrasi ulang tahun
ke-2 paling lambat tanggal 12
Desember 2017 dan registrasi
ulang tahun ke-3 paling lambat
tanggal 12 Desember 2018
SBUJPK ini berlaku sampai
dengan tanggal 12 Juni 2019
dan Perseroan memiliki
kewajiban registrasi ulang tahun
ke-2 paling lambat tanggal 12
Desember 2017 dan registrasi
ulang tahun ke-3 paling lambat
tanggal 12 Desember 2018
berlaku sampai dengan 1 (satu)
tahun sejak ditetapkan sampai
dengan tanggal 30 Mei 2016
Selama 5 (lima) tahun atau
selama perusahaan industri ini
beroperasi
-
registrasi ulang setiap 5 tahun
sekali.
52
Badan Pelaksana LPJK Nasional
Direktur Registrasi dan Hukum
Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi
Badan Pelaksana LPJK Nasional
Direktur Registrasi dan Hukum
Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi
Dewan Pimpinan Pusat AKLINAS
Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Bogor a.n. Walikota Bogor
Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Bogor a.n. Walikota Bogor
Kasubdit Registrasi Kepabeanan
u.b. Direktur Informasi Kepabeanan
dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat atas nama
Menteri Perdagangan
2. Perkembangan Permodalan Dan Kepemilikan Saham Perseroan
Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham selama 3 tahun terakhir sebelum
tanggal Prospektus ini diterbitkan:
Tahun 2014 dan 2015
Pada tahun 2014 dan 2015 tidak terdapat perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perseroan. Adapun struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada
periode tersebut adalah berdasarkan Akta Risalah Rapat Perseroan Terbatas Perseroan No. 22 tanggal
10 Februari 2010 yang dibuat di hadapan Dwi Swandiani, S.H., Notaris di Bogor, diberitahukan, diterima
dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-06228 tanggal 15 Maret
2010 (“Akta No. 22/2010”), yaitu sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Juanda Hasurungan Sidabutar
PT Cahayasakti Lintang Surya
Tjoea Eddy Gunawan
Agus Djunaedi
Teddy Tedesco
Esther Kurniawan
Vilia Fransiscus
Santo Fransiscus
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
10.000
10.000.000.000
750
625
375
250
125
125
125
125
2.500
750.000.000
625.000.000
375.000.000
250.000.000
125.000.000
125.000.000
125.000.000
125.000.000
2.500.000.000
7.500
7.500.000.000
%
30
25
15
10
5
5
5
5
100
Tahun 2016
a. Berdasarkan Akta No. 05/2016 yang isinya sehubungan dengan persetujuan penjualan saham
milik: (i) Cahayasakti Lintang Surya sebanyak 625 saham; (ii) Juanda Hasurungan Sidabutar
sebanyak 375 saham; (iii) Tjoea Eddy Gunawan sebanyak 375 saham; (iv) Agus Djunaedi sebanyak
250 saham; (v) Santo Fransiscus sebanyak 125 saham; (vi) Vilia Fransiscus sebanyak 125 saham;
(vii) Teddy Tedesco sebanyak 125 saham; (viii) Esther Kurniawan sebanyak 125 saham kepada
PT Andalan Utama Bintara, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Andalan Utama Bintara
Juanda Hasurungan Sidabutar
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
10.000
10.000.000.000
2.125
375
2.500
7.500
2.125.000.000
375.000.000
2.500.000.000
7.500.000.000
%
85
15
100
b. Berdasarkan Akta No. 08/2016 yang isinya sehubungan dengan persetujuan penjualan saham
milik Juanda Hasurungan Sidabutar sebanyak 375 saham kepada PT Olympic Kapital Equity,
selanjutnya Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui untuk: (i) meningkatkan modal dasar
Perseroan dari 10.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp10.000.000.000 menjadi 110.000
saham dengan nilai nominal sebesar Rp110.000.000.000; (ii) meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor Perseroan dari 2.500 saham dengan nilai nominal sebesar Rp2.500.000.000 menjadi
110.000 saham dengan nilai nominal Rp110.000.000.000; dan (iii) penambahan setoran modal
53
sebesar Rp107.500.000.000 seluruhnya diambil bagian disetor penuh dengan uang tunai oleh
PT Andalan Utama Bintara, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Olympic Kapital Equity
PT Andalan Utama Bintara
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
110.000
110.000.000.000
375
109.625
110.000
-
375.000.000
109.625.000.000
110.000.000.000
-
%
99
1
100
c. Berdasarkan Akta No.10/2016 yang isinya sehubungan dengan penjualan saham sebanyak 34.825
saham dari PT Andalan Utama Bintara kepada PT Olympic Kapital Equity, susunan pemegang
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Olympic Kapital Equity
PT Andalan Utama Bintara
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
110.000
110.000.000.000
35.200
74.800
110.000
-
35.200.000.000
74.800.000.000
110.000.000.000
-
%
32
68
100
d. Berdasarkan Akta Tbk yang berisi persetujuan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari
Rp110.000.000.000 menjadi sebesar Rp440.000.000.000 dan (ii) mengubah nilai nominal saham
Perseroan dari sebesar Rp1.000.000 menjadi Rp100, susunan pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Olympic Kapital Equity
PT Andalan Utama Bintara
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 100 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
4.400.000.000
440.000.000.000
352.000.000
748.000.000
1.100.000.000
3.300.000.000
35.200.000.000
74.800.000.000
110.000.000.000
330.000.000.000
%
32
68
100
3. Keterangan Singkat Tentang Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum
3.1 PT Olympic Kapital Equity (“PT OKE”)
Riwayat Singkat
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT OKE No. 04 tanggal 23 September
2016, dibuat di hadapan Noneng Hodijah, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. Akta Pendirian tersebut
telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. 00044442.AH.01.01.
TAHUN 2016 tanggal 7 Oktober 2016.
Akta Pendirian OKE telah mengalami beberapa perubahan, dengan perubahan terakhir sesuai dengan
Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Pemegang Saham OKE No. 12 tanggal 16 Maret 2017
dibuat di hadapan Nitra Reza, S.H., M.Kn. Notaris di Kota Bogor, telah diberitahukan, diterima dan dicatat
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat
No. AHU-AH.01.03-0119341 tanggal 20 Maret 2017.
54
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OKE, maksud dan tujuan PT OKE adalah di bidang jasa
keuangan, semua jasa, asuransi, perbankan, modal swasta dan kekayaan perusahaan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OKE dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
Di Bidang Jasa:
a. Menjalankan usaha-usaha dalam di bidang Keuangan Jasa yang meliputi semua jasa, Asuransi,
Perbankan, Modal swasta dan Kekayaan Perusahaan termasuk dibidang Hukum dan Pajak;
b. Konsultasi manajemen dan administrasi;
c. Usaha-usaha dibidang periklanan, melalui media, baik cetak, elektronik maupun internet;
d. Hiburan, promosi, agency dan manajemen serta produksi, eksebisi, entertainment, yang meliputi
pengelolaan kegiatan hiburan, penyelenggaraan pameran, dan produksi kaset, CD, dan lain-lain;
e. Jasa Penunjang kegiatan angkutan pelayanan bongkar muat barang, pergudangan, jasa penunjang
angkutan kecuali jasa bongkar muat dan pergudangan, jasa perjalanan wisata, jasa pengiriman
dan pengepakan;
f. Jasa persewaan mesin dan perlengkapannya, yang meliputi jasa persewaan alat-alat transportasi,
persewaan mesin lainnya, persewaan barang-barang keperluan rumah tangga dan pribadi,
persewaan mobil;
g. Jasa computer dan kegiatan yang terkait, yang meliputi konsultasi piranti keras dan lunak;
h. Jasa kebersihan yang mencangkup pula cleaning service;
i. Konsultasi arsitek, design dan interior, landscape building dan lain-lain;
j. Konsultasi teknik engineering, antara lain kegiatan rekayasa dan teknik, penyelenggara usaha
teknik, termasuk pemasangan, perbaikan, pemeliharaan instalasi air, listrik, gas dan telekomunikasi,
serta bidang usaha yang berkaitan;
k. Telekomunikasi, jasa telekomunikasi untuk instalasi, perawatan dan perbaikan termasuk wartel,
warnet;
l. Instalasi dan perawatan jaringan computer dan peripheral. Jasa instalasi dan perawatan computer
atau jaringan computer, UPS, panel control, telekomunikasi dan perangkat penunjang lainnya;
m. Konsultasi manajemen dan sumber daya manusia, yang meliputi jasa konsultasi manajemen,
pemberdayaan sumber daya manusia dan tenaga kerja;
n. Jasa teknologi informasi, yang meliputi multimedia, design, dan memprogram piranti lunak,
distributor yang berhubungan dengan piranti lunak;
o. Jasa pengolahan data, mencakup system catalog dank ode identifikasi material serta peralatannya,
equipment part list dan stock check;
p. Penyelenggaraan usaha teknik, usaha konstruksi, termasuk perencanaan, pengawasan pemborong,
memborong dan mengerjakan bangunan-bangunan, termasuk pembuatan dan perbaikan gedunggedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, lapangan, saluran irigasi, dermaga,
pemasangan, perbaikan, pemeliharaan, instalasi air, listrik, gas dan telekomunikasi, serta bidang
usaha yang berkaitan;
q. Jasa kesenian, pameran, gallery dan bidang usaha yang berhubungan dengan kesenian;
r. Jasa konsultasi pelatihan dan keterampilan, jasa konsultasi manajemen, tenaga kerja, marketing,
pemberdayaan sumber daya manusia;
s. Jasa konsultasi restoran, rumah makan, makanan dan minuman serta kegiatan penunjangnya;
t. Jasa penyelenggaraan penjualan lelang yang mencangkup menerima dan menghimpun barang
dari pemilik barang, mencatat, penggolongan peningkatan kwalitas, penyimpanan, penaksiran/
penilaian dan pemasaran barang yang telah diterima dari pemilik barang, dan kegiatan yang
berhubungan dengan maksud dan tujuan berkaitan;
u. Jasa pelaksanaan instalasi elektromagnetik dan instalasi kelistrikan pembangkit listrik energy baru
dan terbarukan termasuk perawatannya;
v. Jasa pelaksana jaringan transmisi tenaga listrik tegangan tinggi, ekstra tegangan tinggi, termasuk
instalasi listrik gardu induk;
w. Jasa pelaksana jaringan transmisi tenaga listrik dibawah tanah, diatas tanah dan dibawah lautan;
x. Jasa pelaksana jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah, termasuk untuk jalur listrik
kereta api;
y. Payment-point, serta kegiatan usaha yang berkaitan;
55
Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Andalan Utama Bintara
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
10.000
10.000.000.000
500
4.500
5.000
5.000
500.000.000
4.500.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
%
10
90
100
Pengurusan dan Pengawasan
Dewan Komisaris
Komisaris
:
Tan Welih
:
Santo Fransiskus
Direksi
Direktur
3.2 PT Andalan Utama Bintara (“PT AUB”)
Riwayat Singkat
PT AUB didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 253 tanggal 27 Juli
1995, dibuat di hadapan Djurnawati Soetarmono, SH, Notaris di Cibinong. Akta Pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan
No. C2-16.135 HT.01.01 TH.95 tanggal 11 Desember 1995.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian PT AUB telah
mengalami beberapa perubahan, sebagaimana yang tercantum dalam akta terakhir sebagai berikut:
Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT AUB No. 44 tanggal 18
November 2014 dibuat di hadapan Maria Diana Linggawidjaja, S.H., Notaris di Kota Bogor, telah
diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Surat No. AHU-42207.40.22.2014 tanggal 20 November 2014 (“Akta
No. 44/2014”).
Akta No. 44/2014 memuat tentang persetujuan pengangkatan kembali Direksi dan Dewan Komisaris
PT AUB.
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT AUB, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang
perdagangan, pembangunan, industri, pergudangan dan angkutan, percetakan, pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan dan bidang jasa.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT AUB dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan termasuk juga dagang local, interlocal, dan
interinsulair ekspor-impor dari segala macam barang-barang yang dapat dilakukannya atau
diproduksinya, baik untuk perhitungan sendiri maupun atas tanggungan orang lain dengan cara
komisi, demikian pula sebagai grossier, leverensier pemasok serta penjualan barang-barang
eceran, perdagangan supermarket/hypermarket (toserba/swalayan) dan distributor (dealer) dari
segala macam barang dagangan yang dapat diperdagangankan atau diproduksinya;
56
b. Menjalankan usaha dalam bidang perusahaan pembangunan gedung kantor, pasar, pertokoan/
plaza, apartemen, hotel, perumahan (real estate), condominium, property dan sebagai pengembang
(developer) dengan cara membangun, menjual, menyewakan dan mengelolanya termasuk juga
tanah-tanah persilnya bai katas usaha sendiri maupun atas dasar komisi, menjalankan perusahaan
dalam bidang tehnik, yaitu sebagai pemborong (kontraktor) bangunan yang antara lain meliputi
arsitektur, perencanaan, pengawasan, pemeliharaan, rehabilitasi/perbaikan dan pelaksanaan
pembuatan berbagai-bagai bangunan termasuk diantaranya, rumah-rumah, pertokoan-pertokoan,
hotel, jalan-jalan, jembatan-jembatan, irigasi, dermaga-dermaga, pembukaan lahan (land clearing),
instalasi listrik, air, gas, telekomunikasi.
c. Menjalankan usaha dalam segala bidang industri (pabrik) dari segala bahan yang diproduksi
termask kerajinan tangan (home industri), industri meubel, export import, perdagangan dan
pengolahan industri kayu dan tripleks, industri wood working dan furniture, peralatan rumah tangga,
foam/gabus.
d. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pergudangan dan pengangkutan di darat.
e. Menjalankan perusahaan percetakan dan mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
percetakan.
f. Berusaha dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perkayuan, kehutanan, dan perikanan
yang meliputi penangkapan ikan, budidaya ikan, budidaya pertanian, perkebunan, peternakan,
perkayuan, kehutanan serta penjualan dan pengumpulan juga perdagangan hasil perikanan,
pertanian, perkebunan, peternakan, perkayuan, kehutanan.
g. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, jasa periklanan, reklame serta promosi dan
pemasaran, manajemen produksi, pameran dan kesenian, jasa penyewaan dan pengelolaan
kawasan industri.
Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Cahaya Infra Antariksa
PT Internusa Menjulang Langit
PT Wahana Andalan Baginda
PT Samudra Antar Nusantararaya
PT Lautan International Antar Benua
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
200.000
200.000.000.000
87.600
14.600
14.600
14.600
14.600
146.000
54.000
Pengurusan dan Pengawasan
Dewan Komisaris
Komisaris Utama :
Komisaris
:
Tan Wellih
Vilia Fransiscus
Direksi
Direktur Utama
Direktur
:
:
Au Bintoro
Santo Fransiscus
57
87.600.000.000
14.600.000.000
14.600.000.000
14.600.000.000
14.600.000.000
146.000.000.000
54.000.000.000
%
60
10
10
10
10
100
4. Keterangan Singkat Tentang Entitas Anak
Saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki Entitas Anak, baik langsung maupun tidak langsung,
sebagai berikut:
No
Nama Entitas Anak
1.
2.
PT Olympic Bangun Persada
PT Olympic Bogor City
Kegiatan Usaha
Jasa dan Pembangunan
Pembangunan, Perdagangan,
Jasa, Percetakan, Perbengkelan
Kepemilikan
Perseroan (%)
99%
99%
(melalui PT OBP)
Tahun
Penyertaan
2016
2016
Tahun
Operasional
2016
2016
4.1 PT Olympic Bangun Persada (“PT OBP”)
Riwayat Singkat
PT OBP didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 18 tanggal 20 Mei 2016,
dibuat di hadapan Nitra Reza, SH, Notaris di Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan
dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0025033.AH.01.01
Tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian OBP telah
mengalami perubahan, sebagaimana yang tercantum dalam akta sebagai berikut:
1. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham OBP No. 09 tanggal 31 Oktober 2016 dibuat
di hadapan Noneng Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor telah: (i) diberitahukan, diterima dan
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0096412
tanggal 07 November 2016; dan (ii) diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0096412 tanggal 07 November
2016 (“Akta No. 09/2016”).
Akta No. 09/2016 memuat tentang:
- Persetujuan pengalihan saham OBP; dan
- Persetujuan perubahan Pasal 4 tentang Modal OBP.
2. Akta Pernyataan Keputusan Rapat OBP No. 37 tanggal 28 Desember 2016 dibuat di hadapan Nitra
Reza, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor telah diberitahukan, diterima dan dicatat dalam database
Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-00113765 tanggal 29
Desember 2016 (“Akta No. 37/2016”).
Akta No. 37/2016 memuat tentang persetujuan pemindahan saham.
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OBP, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang jasa dan
pembangunan.
58
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OBP dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. Menjalankan usaha dalam bidang jasa;
− Jasa dibidang listrik;
− Jasa Penyediaan penyelenggara acara (event organizer) antara lain melakukan kunjungan
untuk menjual produk-produk acara, memfasilitasi kegiatan Protokoler jika ada kegiatan yang
memerlukan aspek protokoler, melakukan koordinasi terhadap acara yang direncanakan,
memfasilitasi penyiapan kamar rombongan yang mengadakan acara, membuat program acara,
memberikan proposal, memproduksi sarana acara (backdrop, banner, sign), menyesuaikan
alat-alat acara, mendatangkan artis untuk mensupport acara, mengundang/mendatangkan
artis untuk mensupport:
− Jasa penyelenggara acara seperti mengadakan acara pertemuan antar pengusaha, seminar
dan kegiatan terkait:
− Jasa penyelenggara pameran dan seminar;
− Jasa kesenian dan pameran;
− Konsultan acara;
− Konsultasi bidang hiburan, promosi dan pemasaran di bidang music;
− Jasa periklanan, promosi, pemasaran reklame, dan hubungan kemasyarakatan;
− Jasa dalam bidang kreatif;
− Jasa hiburan, agency, manajemen dan produksi;
− Jasa pelatihan dibidang sumber daya manusia;
− Jasaboga;
− Jasa konsultan dibidang Design;
− Jasa konsultan dibidang Drawing;
− Konsultasi dibidang komputer dan rekayasa informatika;
− Jasa persewaan mesin dan peralatannya;
− Jasa teknologi informasi dan internet content;
− Jasa komputer hardware dan peripheral;
− Jasa konsultasi teknik dan engineering;
− Jasa telekomunikasi;
− Jasa teknologi informasi, internet dan software;
− Jasa instalasi dan perawatan jaringan computer peripheral;
− Jasa penyelenggara usaha teknik;
− Jasa pengelolaan kawasan terikat;
− Jasa konsultasi bidang pemasaran dan survey pasar;
− Konsultasi bidang pengelolaan manajemen perusahaan;
− konsultasi bidang telekomunikasi;
− Jasa pengembangan bisnis;
− Jasa pengadaan cetakan dan alat-alat tulis kantor (ATK);
− Jasa survey meliputi survey keadaan barang muatan; sarana angkutan darat, laut, udara berikut
perlengkapannya; sarana keteknikan dan industry termasuk rekayasa teknik lingkungan hidup:
objek-objek pembiayaan atas pengawasan persediaan barang dan pergudangan: kuantitas;
pengawasan atas suatu proses kegiatan tanah/batu-batuan dari air;
− Konsultasi bidang konstruksi sipil meliputi teknik bangunan gedung, pabrik, jalan dan
pemukiman serta sarana penunjang lainnya dan kegiatam usaha yang terkait.
b. Menjalankan usaha dalam bidang Pembangunan antara lain:
− Bertindak sebagai pengembang;
− Konstruksi besi dan baja;
− Pemasangan instalasi-instalasi;
− Pemasangan komponen bangunan barat/heavy lifting;
− Pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara dermaga;
− Pembangunan sarana pra sarana jaringan telekomunikasi;
− Pemborongan bidang telekomunikasi;
− Pemborongan pada umumnya (general contractor);
− Pengembangan wilayah pemukiman;
59
−
−
Penyelenggara proyek jalan tol;
Penyelesaian konstruksi gedung
Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
40.000
40.000.000.000
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Pemegang Saham
Perseroan
Santo Fransiscus
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
39.600
400
40.000
-
39.600.000.000
400.000.000
40.000.000.000
-
%
99
1
100
Pengurusan dan Pengawasan
Dewan Komisaris
Komisaris
:
Au Bintoro
:
Imelda Fransisca
Direksi
Direktur
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan
Keuangan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam
semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi Tjahnadi.
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Total Aset
Total Liabilitas
Total Ekuitas
Uraian
31 Oktober 2016
Uraian
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2016
43.616,3
34.307,7
9.308,6
Laporan Laba Rugi
(dalam jutaan Rupiah)
Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan
Total Penghasilan Komprehensif Periode Berjalan
(716,4)
PT OBP didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2016.
60
4.2 PT Olympic Bogor City (“PT OBC”)
Riwayat Singkat
PT OBC didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Perseroan No. 5 tanggal 13 Juni 2016,
dibuat di hadapan Noneng Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. Akta Pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham (dahulu Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-0028586.AH.01.01 Tahun 2016 tanggal 13 Juni 2016.
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan Pasal Anggaran Dasar PT OBC, maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang
pembangunan, perdagangan, jasa, percetakan perbengkelan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT OBC dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. Menjalankan usaha dalam bidang jasa;
- Jasa dibidang pengadaan listrik;
- Jasa Penyediaan penyelenggara acara (event organizer) antara lain melakukan kunjungan
untuk menjual produk-produk acara, memfasilitasi kegiatan Protokoler jika ada kegiatan yang
memerlukan aspek protokoler, melakukan koordinasi terhadap acara yang direncanakan,
memfasilitasi penyiapan kamar rombongan yang mengadakan acara, membuat program acara,
memberikan proposal, memproduksi sarana acara (backdrop, banner, sign), menyesuaikan
alat-alat acara, mendatangkan artis untuk mensupport acara, mengundang/mendatangkan
artis untuk mensupport:
- Jasa penyelenggara acara seperti mengadakan acara pertemuan antar pengusaha, seminar
dan kegiatan terkait:
- Jasa penyelenggara pameran dan seminar;
- Jasa kesenian dan pameran;
- Konsultan acara;
- Konsultasi bidang hiburan, promosi dan pemasaran di bidang music;
- Jasa periklanan, promosi, pemasaran reklame, dan hubungan kemasyarakatan;
- Jasa dalam bidang kreatif;
- Jasa hiburan, agency, manajemen dan produksi;
- Jasa pelatihan dibidang sumber daya manusia;
- Jasaboga;
- Jasa konsultan dibidang Design;
- Jasa konsultan dibidang Drawing;
- Konsultasi dibidang komputer dan rekayasa informatika;
- Jasa persewaan mesin dan peralatannya;
- Jasa teknologi informasi dan internet content;
- Jasa komputer hardware dan peripheral;
- Jasa konsultasi teknik dan engineering;
- Jasa telekomunikasi;
- Jasa teknologi informasi, internet dan software;
- Jasa instalasi dan perawatan jaringan computer peripheral;
- Jasa penyelenggara usaha teknik;
- Jasa pengelolaan kawasan terikat;
- Jasa konsultasi bidang pemasaran dan survey pasar;
- Konsultasi bidang pengelolaan manajemen perusahaan;
- konsultasi bidang telekomunikasi;
- Jasa pengembangan bisnis;
- Jasa pengadaan cetakan dan alat-alat tulis kantor (ATK);
- Jasa survey meliputi survey keadaan barang muatan; sarana angkutan darat, laut, udara berikut
perlengkapannya; sarana keteknikan dan industry termasuk rekayasa teknik lingkungan hidup:
objek-objek pembiayaan atas pengawasan persediaan barang dan pergudangan: kuantitas;
pengawasan atas suatu proses kegiatan tanah/batu-batuan dari air;
- Konsultasi bidang konstruksi sipil meliputi teknik bangunan gedung, pabrik, jalan dan
pemukiman serta sarana penunjang lainnya dan kegiatam usaha yang terkait.
61
b. Menjalankan usaha dalam bidang Pembangunan antara lain:
- Bertindak sebagai pengembang;
- Konstruksi besi dan baja;
- Pemasangan instalasi-instalasi;
- Pemasangan komponen bangunan barat/heavy lifting;
- Pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara dermaga;
- Pembangunan sarana pra sarana jaringan telekomunikasi;
- Pemborongan bidang telekomunikasi;
- Pemborongan pada umumnya (general contractor);
- Pengembangan wilayah pemukiman;
- Penyelenggara proyek jalan tol;
- Penyelesaian konstruksi gedung.
Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Saham Biasa Atas Nama
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
10.000
10.000.000.000
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Pemegang Saham
PT OBP
PT AUB
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
2.475
25
2.500
7.500
2.475.000.000
25.000.000
2.500.000.000
7.500.000.000
%
99
1
100
Pengurusan dan Pengawasan
Dewan Komisaris
Komisaris
:
Imelda Fransisca
:
Santo Fransiscus
Direksi
Direktur
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 (tidak diaudit).
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Total Aset
Total Liabilitas
Total Ekuitas
Uraian
31 Oktober 2016
Uraian
Periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2016
2.500,0
12,0
2.488,0
Laporan Laba Rugi
(dalam jutaan Rupiah)
Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan
Total Penghasilan Komprehensif Periode Berjalan
(12,0)
PT OBC didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2016.
62
5. Struktur Organisasi Perseroan
6. Pengurusan dan Pengawasan Perseroan
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh
RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya sampai ditutupnya
RUPS Tahunan yang ketiga setelah tanggal pengangkatannya tersebut, dengan tidak mengurangi hak
RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya tersebut berakhir.
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan yang telah ditetapkan berdasarkan Akta Tbk adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris
:
:
:
Norman Edward Sebastian
Hari Ganie
Eddy Gunawan
:
:
:
:
Juanda Hasurungan Sidabutar
Imelda Fransisca
Lukas Maulana Jusuf
Deddy Daryanto
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur Independen
Deddy Daryanto sebagai Direktur Independen diangkat berdasarkan Akta Tbk, telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep. 00001/BEI/01-2014 tentang
Perubahan Peraturan Nomor No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain
Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Penunjukan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan
Publik. Tidak terdapat pemenuhan kualifikasi tertentu yang wajib dipenuhi oleh Direksi Perseroan.
63
Tugas yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dalam 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
• melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi,
• melakukan penilaian dan memberikan masukan berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam
menjalankan kegiatan usaha Perseroan,
• memantau efektivitas kebijakan Perseroan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh
Direksi, dan
• melakukan penilaian kinerja Direksi melalui RUPS.
Rapat Dewan Komisaris dilakukan setiap 3 bulan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh Dewan
Komisaris.
Rapat anggota Direksi dilakukan secara mingguan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh anggota
Direksi.
Berikut ini adalah riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan:
Dewan Komisaris
Norman Edward Sebastian, Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, 33 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science,
Organic Chemistry dari University of California, Irvine pada tahun 2006.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2016.
Memulai karir di PT National Energy Solutions dengan jabatan terakhir sebagai
Direktur Utama (2008-sekarang), PT Sinar Jernih Sarana dengan jabatan terakhir
sebagai Komisaris Utama (2009-sekarang).
Hari Ganie, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 55 tahun, memperoleh gelar Sarjana Teknik Planologi
dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985 dan gelar Magister Manajemen
dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM pada tahun 2000.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2016.
Memulai karir di PT Perentjana Djaja dengan jabatan terakhir sebagai Manager
(1985-1994), PT Bukit Jonggol Asri dengan jabatan terakhir sebagai Kepala
Divisi (1995-2001), PT Sentul City Tbk dengan jabatan terakhir sebagai Direktur
(2002-2009), dan PT Bukit Jonggol Asri dengan jabatan terakhir sebagai Direktur
(2010-2015).
64
Eddy Gunawan, Komisaris
Warga Negara Indonesia, 57 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Indonesia pada tahun 1984.
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2016.
Memulai karir di PT Tiga Buana Prasetya dengan jabatan terakhir sebagai
Direktur Keuangan (1986-1993), PT Bogorindo Cemerlang dengan jabatan
terakhir sebagai Direktur Operasional (1994-1996), PT Cahaya Sakti Multi Intraco
dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (1996-2005), PT Cahaya Sakti
Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (2006-2008), PT
Cahaya Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (20062008), PT Furnimart Mebelindo Sakti dengan jabatan terakhir sebagai Presiden
Direktur (2006-2008), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir
sebagai Executive Vice Chairman (2009-2011), PT Indah Global Semesta dengan
jabatan terakhir sebagai Direktur Utama (2011-2014), PT Indo Gemilang Sukses
dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (2014-2016), PT Bogorindo Cemerlang
sebagai Direktur Utama (2015-sekarang), dan PT Kreasi Investama Gemilang
sebagai Direktur (2016-sekarang).
Direksi
Juanda Hasurungan Sidabutar, Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 59 tahun, memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tridharma, Bandung pada tahun 1992, dan
Magister Manajemen dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2006.
Memulai karir di Accountant Firm & Management Consultant Drs. Robert Sanusi &
Rekan dengan jabatan terakhir sebagai Audit Manager (1981-1987), PT Cahaya
Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Administration
Manager (1987-1989), PT Metro Corp Indonusa (Holding Company) dengan
jabatan terakhir sebagai Finance and Administration General Manager (19891994), PT Delta Fashindo dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (1993-1994),
PT Agrota Indotama dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (1994-1995), PT
Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan
(1995-1997), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai
Manufacturing Director (1997-2000), PT Cahayasakti Investindo Sukses dengan
jabatan terakhir sebagai Chief Executive Officer (2000-2003), PT Garant Mobel
Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur (2003-2005), PT
Cahayasakti Investindo Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama
(2006-2016).
65
Raden Maulana Jusuf (Lukas Maulana Jusuf), Direktur
Warga Negara Indonesia, 51 tahun, memperoleh gelar MBA dari Lincoln
University pada tahun 1995.
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung jawab di
bidang keuangan.
Memulai karir di Deloitte & Touche LLP, New York dengan jabatan terakhir sebagai
Advisory (1995-2005), Goldstein Lewin and Company, Florida dengan jabatan
terakhir sebagai Assurance (2005-2010), Universitas Parahyangan dengan
jabatan terakhir sebagai Dosen (2010-sekarang), Samudera Shipping Line LTD,
Singapore dengan jabatan terakhir sebagai Head of Group Internal Audit (2010),
KPMG – Sidharta Advisory dengan jabatan terakhir sebagai Advisory Senior
Manager (2010-2014), PWC Consulting Indonesia dengan jabatan terakhir
sebagai Associate Director (2014-2015), PT Fortune Phoenix Investment Holding
Limited dengan jabatan terakhir sebagai Finance and Investment Director (20152016).
Imelda Fransisca, Direktur
Warga Negara Indonesia, 34 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts,
Psychology dari Ohio State University pada tahun 2004.
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung jawab di
bidang marketing dan human capital.
Memulai karir di PT Bogorindo Cemerlang dengan jabatan terakhir sebagai
Direktur Operasional (Januari 2016-November 2016).
Deddy Daryanto, Direktur Independen
Warga Negara Indonesia, 50 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan
Politik, Bidang Studi Hubungan Internasional dari Universitas Negeri Jember
pada tahun 1989.
Menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan sejak tahun 2016, bertanggung
jawab di bidang operasional.
Memulai karir di PT Pasaraya Nusakarya dengan jabatan terakhir sebagai Kepala
Cabang Pasaraya Blok M (1990-1995), PT Pakuwon Subentra Anggreini dengan
jabatan terakhir sebagai Deputy General Manager Operation Blok M Plaza (19951996), PT Lippo Cikarang Tbk dengan jabatan terakhir sebagai Deputy General
Manager Mall Lippo Cikarang (1996-2005), PT Cibubur Utama dengan jabatan
terakhir sebagai Mall Director Cibubur Junction Shopping Center (2005-2013),
dan PT Indonesian Paradise Island dengan jabatan terakhir sebagai Center
Director Beachwalk Shopping Center Kuta Bali & Park 23 Mall (2013-2016).
66
Hubungan Kekeluargaan Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham
Perseroan
Sifat hubungan kekeluargaan di antara anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang
Saham Perseroan adalah sebagai berikut:
No.
Nama
1. Norman Edward Sebastian
Imelda Fransisca
2. Imelda Fransisca
Au Bintoro
3. Norman Edward Sebastian
Au Bintoro
Jabatan
Komisaris Utama
Direktur
Direktur
Pihak Pengendali
Komisaris Utama
Pihak Pengendali
Sifat Hubungan Kekeluargaan
Suami istri
Keturunan derajat pertama
Suami dari anak kandung
Remunerasi dan Kompensasi Komisaris dan Direksi Perseroan
Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebesar
Rp1.233,3 juta, Rp1.008,4 juta, Rp1.210,0 juta, Rp1.012,0 juta dan Rp857,8 juta masing-masing untuk
periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013.
Fungsi Nominasi dan Remunerasi untuk menentukan gaji, uang jasa, dan/atau tunjangan anggota
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 dijalankan oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi. Sedangkan, gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris
ditentukan oleh RUPS.
Sekretaris Perusahaan
Berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Sekretaris Perusahaan No. 75/CSIS-DIRUT/SK/
XI/2016 tanggal 17 November 2016, Perseroan mengangkat Lukas Maulana Jusuf sebagai Sekretaris
Perusahaan. Keterangan singkat mengenai riwayat hidup Lukas Maulana Jusuf telah diungkapkan
pada Bab VIII sub bab 6 mengenai Pengurusan dan Pengawasan Perseroan.
Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Sekretaris Perusahaan sebagaimana diatur dalam
Peraturan OJK No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten dan Perusahaan Publik,
antara lain mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang Pasar Modal, memberikan masukan pada Dewan Komisaris dan Direksi Emiten atau
Perusahaan Publik untuk mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, membantu
Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, sebagai penghubung antara
Emiten atau Perusahaan Publik dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya.
Alamat, nomor telepon, dan dan email Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
Sekretaris Perusahaan
PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk
Jalan Kaum Sari RT 001/005
Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara
Bogor 16151, Jawa Barat
Telepon: +62251 8666 873/874
email: [email protected]
Piagam Komite Audit dan Komite Audit
Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan OJK
Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit dan Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep. 00001/BEI/01-2014 tentang Perubahan
Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan
oleh Perusahaan Tercatat. Perseroan juga memiliki Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)
67
yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 17 November 2016. Berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Komisaris Perseroan Tentang Pengangkatan Komite Audit No. 78/CSIS-DIRUT/SK/
XI/2016 tanggal 17 November 2016, susunan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut:
Ketua
:
Hari Ganie
Anggota
:
Esther Kurniawan
Warga Negara Indonesia, 53 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung pada tahun 1987.
Menjabat sebagai Komite Audit Perseroan sejak tahun 2016.
Memulai karir di PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Assistant
Finance Manager (1987-1989), PT Indokor Sperry Sun Jakarta dengan jabatan terakhir
sebagai Director (1989-1994), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir
sebagai Treasury (1994-1997), PT Cahaya Sakti Multi Intraco dengan jabatan terakhir
sebagai Finance and Accounting General Manager (1997-1999), Olympic Group
dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (1999-2005), PT Cahaya Sakti
Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Director (2006-sekarang), PT Cahayasakti
Investindo Sukses dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris (2008-sekarang),
PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Director (20122016), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Komisaris
(2016-sekarang).
Anggota
:
Indra
Warga Negara Indonesia, 45 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Pakuan Bogor pada tahun 2003.
Menjabat sebagai Komite Audit sejak tahun 2016.
Memulai karir di PT Pulung Copper Works dengan jabatan terakhir sebagai Accounting
Supervisor (1992-1993), PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai
dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (1993-2008), PT Cahaya Sakti
Multi Intraco dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer (2008-2010),
PT Cahaya Sakti Furintraco dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer
(2010-2013), PT Cahayasakti Lintang Surya dengan jabatan terakhir sebagai Chief
Financial Officer (2013-sekarang)
Keterangan singkat mengenai riwayat hidup Hari Ganie telah diungkapkan pada Bab VIII sub bab 6
mengenai Pengurusan dan Pengawasan Perseroan.
Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Komite Audit adalah memberikan pendapat profesional
yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh
Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris, yang antara lain meliputi penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya; penelaahan atas
ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan; dan penelaahan
atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua risiko yang penting
telah dipertimbangkan. Sedangkan tanggung jawab Komite Audit adalah bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas yang telah ditentukan dan wajib membuat laporan kepada
Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan.
Pada bulan Februari 2017, anggota Komite Audit melakukan rapat dengan KAP, Direksi dan Internal
Audit sehubungan dengan pembahasan mengenai informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh
Perseroan.
68
Rapat anggota Komite Audit dilakukan setiap 6 bulan dan rapat tersebut dihadiri oleh seluruh anggota
Komite Audit.
Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal
Perseroan telah menyusun Internal Audit Charter sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 56/
POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam
Unit Audit Internal yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris
Perseroan pada tanggal 17 November 2016. Perseroan telah menunjuk Andrew Tirtadjaja sebagai
Kepala Unit Audit Internal dan disetujui oleh Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Direksi
No. 79/CSIS-DIRUT/SK/XI/2016 tanggal 17 November 2016.
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait nominasi
dan remunerasi. Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik, maka Perseroan telah
membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 77/
CSIS-DIRUT/SK/XI/2016 tanggal 17 November 2016, dengan anggota-anggota sebagai berikut:
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi
Anggota
Anggota
: Hari Ganie
: Octova Lily
: Mia Ervalita
Pedoman dan Tata Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi ditetapkan Dewan Komisaris Perseroan
pada tanggal 17 November 2016.
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan secara umum adalah sebagai
berikut:
• mengawasi tugas dan tanggung jawab Direksi terkait visi dan misi Perseroan;
• mengembangkan kebijakan sumber daya manusia, termasuk namun tidak terbatas pada kejibakan
nominasi dan remunerasi, pengelolaan bakat, rentensi, rencana suksesi, pelatiha, desain,
organisasi dan rekrutmen; dan
• mengevaluasi dan mengimplementasikan tata kelola perusahaan terkait kebijakan sumber daya
manusia dan Pedoman Perilaku.
7. Sumber Daya Manusia
Perseroan menyadari akan pentingnya peran sumber daya manusia (SDM) atas keberhasilan Perseroan
dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, Perseroan secara bersungguh-sungguh, terencana dan
berkesinambungan memusatkan perhatian untuk selalu memperhatikan pengembangan dan kualitas
SDM, melalui peningkatan kemampuan karyawan, pemeliharaan, dan pelayanan kesejahteraan bagi
seluruh karyawan baik secara teknis, fungsional maupun manajerial.
Komposisi Karyawan
Tabel berikut ini menunjukkan komposisi SDM Perseroan, termasuk Direksi, menurut status kerja,
jabatan, jenjang pendidikan, dan kelompok usia pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015,
2014, dan 2013.
Komposisi Karyawan Menurut Status Kerja
Keterangan
Karyawan Tetap
Karyawan
Kontrak
Jumlah
31 Oktober
2016
P
EA
Jumlah
19
4
23
19
4
23
P
17
7
24
2015
EA
Jumlah
17
-
69
7
24
31 Desember
2014
P
EA
Jumlah
16
16
7
23
-
7
23
P
16
7
23
2013
EA
Jumlah
16
7
23
Komposisi Karyawan Menurut Jabatan
31 Oktober
2016
Keterangan
P
Direktur
Manajer
Supervisor
Staf lainnya
Jumlah
EA
4
3
2
10
19
2
2
4
Jumlah
6
5
2
10
23
P
1
5
6
12
24
2015
EA
Jumlah
1
5
6
12
24
31 Desember
2014
P
EA
Jumlah
1
1
6
6
6
6
10
10
23
23
P
1
5
6
11
23
2013
EA
Jumlah
1
5
6
11
23
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan
Keterangan
Pasca Sarjana
Sarjana
Sarjana Muda/
Diploma
SLTA, SLTP dan
lainnya
Jumlah
31 Oktober
2016
P
EA
Jumlah
3
2
5
13
2
15
P
2
11
-
-
-
-
3
19
4
3
23
11
24
2015
EA
Jumlah
2
11
11
24
31 Desember
2014
P
EA
Jumlah
1
1
9
9
3
3
10
23
-
10
23
P
1
10
3
9
23
2013
EA
Jumlah
1
10
3
9
23
Komposisi Karyawan Menurut Kelompok Usia
Keterangan
P
18 -25 tahun
26 s/d 45 tahun
46 s/d 55 tahun
> 55 tahun
Jumlah
4
12
2
1
19
31 Oktober
2016
EA
Jumlah
4
4
16
2
1
4
23
P
4
15
4
1
24
2015
EA
Jumlah
4
15
4
1
24
31 Desember
2014
P
EA
Jumlah
2
2
16
16
4
4
1
1
23
23
P
3
14
5
1
23
2013
EA
Jumlah
3
14
5
1
23
Keterangan:
P
: Perseroan
EA : Entitas Anak
Pada tanggal 31 Oktober 2016, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 23 karyawan, yang terdiri dari:
• 15 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha furnitur,
• 4 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha konstruksi, dan
• 4 karyawan sehubungan dengan kegiatan usaha pengembang properti.
Adapun seluruh karyawan Perseroan dan Entitas Anak berada di Bogor.
Perseroan saat ini hanya memiliki Peraturan Perusahaan internal yang belum disahkan Kementerian
Ketenagakerjaan. Peraturan Perusahaan ini bersama dengan kebijakan-kebijakan Perseroan lainnya
telah menjadi landasan dalam menjamin hak dan kewajiban Perseroan maupun karyawan agar tercipta
suatu kondisi dan hubungan kerja yang harmonis antara Perseroan dan karyawan, yang pada akhirnya
dapat mendukung kelancaran dan kemajuan usaha demi tercapainya tujuan bersama.
Perseroan tidak memiliki karyawan kunci yang apabila karyawan tersebut tidak ada tidak akan
mengganggu kegiatan operasional Perseroan.
Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki tenaga kerja asing.
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki serikat pekerja yang
dibentuk oleh karyawan Perseroan. Perseroan tidak memiliki Kesepakatan Kerja Bersama antara
Perseroan dan karyawan Perseroan/serikat pekerja.
70
Pengembangan Kompetensi, Karir, dan Kesejahteraan Sosial Karyawan
a. Sistem Penghargaan
Sebagai bentuk penghargaan, Perseroan memberikan bonus kepada karyawan sesuai dengan
kinerjanya serta memberikan komisi kepada tenaga penjualan yang mencapai target dengan persentase
tertentu. Hal ini bertujuan untuk mendorong karyawan mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang
telah dicapai dalam selama satu periode pencapaian. Selain itu, Perseroan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berprestasi berupa promosi jabatan.
b. Sistem Kenaikan Gaji
Gaji yang diberikan Perseroan kepada karyawannya telah memenuhi standar gaji dan upah minimum
regional sesuai dengan peraturan pemerintah. Perseroan juga melakukan peninjauan gaji minimal 1 kali
dalam setahun berdasarkan keputusan Direksi, yang mempertimbangkan antara lain kinerja karyawan
dan laju inflasi, tap menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku seperti kenaikan upah minimum
regional. Kompensasi yang diterapkan di Perseroan berusaha selalu mengacu kepada prinsip dasar
kompensasi yaitu komparatif secara internal dan kompetitif secara eksternal di industri yang sama.
c. Menyediakan Berbagai Macam Bentuk Tunjangan dan Fasilitas
Perseroan menyediakan beberapa macam tunjangan dan fasilitas bagi karyawan. Tunjangan dan
fasilitas tersebut diperuntukkan bagi seluruh karyawan Perseroan dengan beberapa pengecualian
seperti fasilitas mutasi yang hanya diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu. Tunjangan dan
fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Asuransi tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan yang meliputi jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian;
Tunjangan Hari Raya;
Bonus tahunan atas kinerja Perseroan;
Penggantian biaya bensin dan pulsa telepon untuk karyawan operasional;
Penggantian biaya dan tunjangan perjalanan dinas;
Fasilitas pelatihan dan pengembangan;
Santunan kedukaan;
Tunjangan jabatan
Insentif
Koperasi Karyawan
dan lain-lain.
d. Program Pelatihan
Dalam mengembangkan kompetensi karyawannya, Perseroan mengedakan program-program
pelatihan dan pengembangan SDM didasarkan pada standar kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat
bersaing dalam iklim bisnis yang kompetitif. Pengembangan kompetensi yang dilakukan oleh mencakup
pengembangan:
• Motivasi
• Soul of Speaking
• Interpretation & Internal Audit ISO 9001:2015
• ISO 9001:2015 Awareness Refreshment
71
8. Skema Kepemilikan Perseroan
Pihak pengendali Perseroan adalah Au Bintoro.
9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan Dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan
Hukum dan Entitas Anak
Hubungan kepengurusan dan pengawasan dengan Pemegang Saham dan Entitas Anak Perseroan
Perseroan adalah sebagai berikut:
Pihak
Perseroan
Pemegang Saham
PT OKE
PT AUB
Entitas Anak
PT OBP
PT OBC
Norman Edward Sebastian
KU
-
-
-
-
Hari Ganie
KI
-
-
-
-
Eddy Gunawan
K
-
-
-
-
DU
-
-
-
-
Imelda Fransisca
D
-
-
D
K
Lukas Maulana Jusuf
D
-
-
-
-
Deddy Daryanto
DI
-
-
-
-
Juanda Hasurungan Sidabutar
Keterangan:
KU : Komisaris Utama
K
: Komisaris
KI : Komisaris Independen
DU D
DI : Direktur Utama
: Direktur
: Direktur Independen
72
10. Keterangan Mengenai Aset Tetap Perseroan
Pada tanggal 31 Oktober 2016, jumlah nilai aset tetap bersih Perseroan dan Entitas Anak adalah
sebesar Rp1.189,8 juta. Berikut adalah keterangan mengenai aset tetap yang dimiliki Perseroan dan
Entitas Anak pada tanggal 31 Oktober 2016:
(dalam jutaan Rupiah)
Jenis Aset
Peralatan dan Perlengkapan
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Jumlah
Nilai Aset Bersih
89,0
101,1
999,7
1.189,8
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan, PT OBP, memiliki aset tetap berupa
tanah yang berlokasi sebagai berikut:
1.
Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor
Utara, Kota Bogor
SHGB No.133
Tanggal
Penerbitan
Sertifikat
23 April 2010
2.
Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor
Utara, Kota Bogor
SHGB No. 134
23 April 2010
No.
Lokasi
Bukti Kepemilikan
Tanggal
Berakhirnya
Hak
17 Agustus
2046
17 Agustus
2046
Luas
(m²)
6.035
6.035
11. Asuransi
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak telah mengasuransikan seluruh
aset tetapnya dengan jumlah yang memadai terhadap risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Nilai
pertanggungan asuransi memiliki nilai yang cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin ditanggung.
Berikut ini adalah ringkasan polis asuransi yang dimiliki oleh Perseroan dan Entitas Anak dimana
Perseroan dan Entitas Anak menjadi Pihak Tertanggung:
No
1.
Perusahaan Asuransi
/ Nomor Polis
PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk/ No. No.
04004021500003000410
Tertanggung
Jenis Asuransi
PT Maybank
Indonesia
Finance QQ
Perseroan
Kendaraan
Bermotor
(Comprehensive)
2.
PT Asuransi Buana
Independent/ No.
DI0102211610563
Perseroan
Motor Vehicle
PSAKBI
3.
PT Asuransi Raksa
Pratikara/ No. 01-M00001-001-11-2008
Perseroan
QQ PT BCA
Finance
Kendaraan
(Comprehensive)
4.
PT Asuransi Bina
Dana Arta Tbk/ No.
04004021500003000422
PT Maybank
Indonesia
Finance QQ
Perseroan
Kendaraan
Bermotor
(CASCO)
5.
PT Asuransi Buana
Independent/ No.
DI0102211610353
Perseroan
Kendaraan
Bermotor PSAKBI
6.
PT Asuransi Central
Asia
Perseroan
Kendaraan
Bermotor (Casco)
73
Obyek
Pertanggungan
Daihatsu/ Gran
Max-Minibus
1500C D PS M/
T2016 - No.Pol.
F 1747 EZ
Isuzu NKR 55
CO E21 LWB –
No. Pol. F 7458
AA
Honda Accord/
2015 - No. Pol.
B 121 ABB (d.h.
No. Pol. F 1519
DN)
Daihatsu/ All
New Xenia-R
STD A/T 2016 –
No. Pol. F 1843
EZ
Honda Spacy
NC11DICF A/T
No. Pol. F 5549
CV
Nilai
Pertanggungan
Rp 142.225.000
Masa
Pertanggungan
11 April 2016 s.d.
11 April 2019
Rp 240.000.000
31 Oktober 2016
s.d.
31 Oktober 2017
Rp 585.000.000
18 Desember
2015 s.d. 18
Desember 2018
Rp 172.500.000
15 April 2016 s.d.
15 April 2019
Rp 14.000.000
1 November 2016
s.d.
1 November 2017
Mitsubishi FE
Series 304
Bestel Wagon
- TRK/Pick
Up – No. Pol. F
8272 E
Rp 75.000.000
8 Maret 2017 s/d
8 Maret 2018
Perseroan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut di atas telah mencukupi untuk
menutupi risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak dan kerugian-kerugian
yang timbul atas aset yang dipertanggungkan.
Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan Entitas Anak dengan perusahaan-perusahaan
asuransi tersebut.
12. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan dan Entitas Anak telah membuat dan menandatangani
perjanjian-perjanjian penting dengan pihak ketiga, antara lain berupa perjanjian-perjanjian sebagai
berikut:
a. Perjanjian Kredit
No.
Perihal
1. Nama Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian
Nilai Perjanjian/Bunga
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Jaminan
Uraian
Akta Perjanjian Kredit No. 81 tanggal 31 Oktober 2016 dibuat dihadapan Natalia Lini Handayani,
S.H., Notaris di Bogor
Perseroan (Debitor)
PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk (Kreditor)
Fasilitas Kredit dengan tujuan penggunaan sebagai berikut:
a. Fasilitas Demand Loan 1 : Pembiayaan Pembangunan 47 (empat puluh tujuh) unit
warehouse (gudang) di kawasan Olympic Central Business District (OCBD)l;
b. Fasilitas Demand Loan 2 : Pembiayaan pembangunan office building (gedung perkantoran)
15 (lima belas) lantai di kawasan Olympic Central Business District (OCBD) Sentul; dan
c. Fasilitas Demand Loan 3: Pembiayaan pengerjaan infrastructure kawasan Olympic Central
Business District (OCBD) Sentul;
Rp. 100.000.000.000,-/ dengan perincian sebagai berikut:
a. Fasilitas Demand Loan 1 (DL 1) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp.
51.000.000.000,- (lima puluh satu milyar Rupiah)/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma
lima puluh persen) per tahun efektif floating;
b. Fasilitas Demand Loan 2 (DL 2) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp. 30.500.000.000,(tiga puluh milyar lima ratus juta Rupiah)/ )/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma lima
puluh persen) per tahun efektif floating; dan
c. Fasilitas Demand Loan 3 (DL 3) dengan Jumlah Fasilitas Kredit sebesar Rp. 18.500.000.000,(delapan belas milyar lima ratus juta Rupiah)/ Bunga sebesar 12,50% (dua belas koma lima
puluh persen) per tahun efektif floating;
12 (dua belas) bulan sejak akad kredit
1.
Hak Tanggungan peringkat pertama, atas:
a. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 991/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4478/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan Sertifikat Hak Milik
(“SHM”) tertanggal 28 April 1999 nomor 991/Cibuluh;
b. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 992/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4480/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April
1999 nomor 992/Cibuluh;
c. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 993/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.000 m2 (dua ribu meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar
Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4484/1997, tertulis atas nama Au Bintoro
dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 993/
Cibuluh;
74
No.
Perihal
Uraian
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 996/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.195 m2 (dua ribu tujuh seratus sembilan puluh lima meter persegi)
sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor
4485/1997, tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan
SHM tertanggal 28 April 1999 nomor 996/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 997/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.030 m2 (dua ribu tiga puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam
Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4486/1997, tertulis atas nama Au
Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April 1999 nomor
997/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 999/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4483/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April
1999 nomor 999/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 998/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4481/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April
1999 nomor 998/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1000/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 2.780 m2 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4479/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April
1999 nomor 1000/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1001/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 3.157 m2 (tiga ribu seratus lima puluh tujuh meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Oktober 1997 nomor 4482/1997, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 28 April
1999 nomor 1001/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1003/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 1.140 m2 (seribu seratus empat puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan
dalam Gambar Situasi tertanggal 28 September 1998 nomor 51/CBH/1998, tertulis
atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal 1 Juni
1999 nomor 1003/Cibuluh;
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 1072/Cibuluh (sisa), yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 12.909 m2 (dua belas ribu sembilan ratus sembilan meter persegi) sebagaimana
diuraikan dalam Gambar Situasi tertanggal 24 Januari 2002 nomor 85/CBH/2002,
tertulis atas nama Au Bintoro dan Tjoea Eddy Gunawan, berdasarkan SHM tertanggal
11 Maret 2002 nomor 1072/Cibuluh;
75
No.
Perihal
Uraian
l.
Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 973/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 4.015 m2 (empat ribu lima belas meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam
Gambar Situasi tertanggal 30 Januari 1997 nomor 387/1997, tertulis atas nama Santo
Fransiscus, berdasarkan SHM tertanggal 2 Oktober 1998 nomor 973/Cibuluh;
m. Sebidang tanah sertifikat Hak Milik nomor 974/Cibuluh yang terletak di:
-
Propinsi: Jawa Barat
-
Kota: Bogor (dahulu Kotamadya Bogor)
-
Kecamatan: Kota Bogor Utara
-
Desa: Cibuluh
Seluas 4.150 m2 (empat ribu seratus lima puluh meter persegi) sebagaimana diuraikan
dalam Gambar Situasi tertanggal 30 Januari 1997 nomor 386/1997, tertulis atas nama
Santo Fransiscus, berdasarkan SHM tertanggal 2 Oktober 1998 nomor 974/Cibuluh.
Demikian berikut dengan turutan-turutannya yang berdiri di atas bidang tanah tersebut,
berikut pula segala sesuatu yang sekarang ada, tertanam, berdiri, maupun bangunan, hasil
karya, tanaman dan segala sesuatu yang kelak dikemduian hari ada dan/atau diperoleh di
atas maupun di bawah permukaan bidang tanah itu, yang dapat dianggap sebagai kesatuan
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang tanah tersebut (selanjutnya
bidang tanah tersebut di atas akan disebut juga “Tanah” dan bangunan yang akan berdiri
di atas Tanah akan disebut juga “Bangunan”, sertanTanah dan Bangunan akan disebut
juga “Tanah dan Bangunan”) setempat dikenal juga sebagai Kampung Kaum Sari, Rukun
Tetangga 02, Rukun Warga 05 (Kampung Pangkalan, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga
01), Bogor.
Dengan Hak Tanggungan sebesar Rp. 53.756.000.000,- (lima puluh tiga milyar tujuh ratus
lima puluh enam juta Rupiah) dan Rp. 11.564.000.000 (sebelas milyar lima ratus enam
puluh empat juta Rupiah).
2. a. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 323/2015, seluas 900 m2 (sembilan
ratus meter persegi);
b. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 324/2015, seluas 3.915 m2 (tiga
ribu sembilan ratus lima belas meter persegi);
c. Tanah Hak Milik Adat dengan Akta Jual Beli nomor 325/2015, seluas 400 m2 (empat
ratus meter persegi).
3. Sebagian dari sebidang tanah Hak Guna Bangunan nomor 108/Leuwinutug, seluas 1.440
m2 (seribu empat ratus empat puluh meter persegi), yang saat ini sedang dalam proses
pemecahan/spiltzing yang diurus oleh Maria Diana Linggawidjaja, S.H., Notaris di Bogor,
satu dan lain sebagaimana ternyata dari Surat Keterangan tanggal 3 Oktober 2016 nomor
664/Not/2016.
4. Persenal Guarantee dari Au Bintoro, satu dan lain sebagaimana ternyata dalam Akta
Pemberian Jaminan (Borgtocht) nomor 83, tertanggal 31 Oktober 2016, dibuat di hadapan
Natalia Lini Handayani, S.H., Notaris di Bogor.
5. Top up cash flow dari Au Bintoro, satu dan dan lain sebagaimana ternyata dalam Akta
Pernyataan nomor 82 tanggal 31 Oktober 2016, dibuat di hadapan Natalia Lini Handayani,
S.H., Notaris di Bogor.
6. Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh Debitor dan/atau
Penjamin dan/atau pihak lain siapapun juga, baik yang dibuat dengan akta notaris maupun
secara dibawah tangan untuk menjamin segala sesuatu yang terhutang dan wajib di bawa
oleh Debitor kepada Debitor.
Hak dan Kewajiban Para
Pihak
Kewajiban Perseroan (Debitor)
1. Mempergunakan Fasilitas Kredit sesuai dengan tujuan penggunaan sebagaimana
ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.
2. Mendahulukan pembayaran-pembayaran apapun yang terhutang berdasarkan Perjanjian
Kredit dari pembayaran-pembayaran lainnya yang karena apapun juga wajib dibayar oleh
Debitor terhadao siapapun juga.
3. Membayar semua kewajiban pajak dan beban-beban lainnya yang ditetapkan oleh
pemerintah menurut sebagaimana mestinya.
4. Menjaga perputaran rekening Debitor di Kreditor secara aktif.
76
No.
Perihal
Uraian
5.
Mengasuransikan seluruh Jaminan dengan ketentuan bahwa: (i) perusahaan asuransi; (ii)
nilai asuransi; (iii) risiko yang ditutup; dan (iv) syarat asuransi (seperti namun tidak terbatas
pada Banker’s clause) wajib disetujui oleh Kreditor.
Kreditor dan Debitor setuju bahwa uang asuransi yang mungkin dapat diterima berdasarkan
perjanjian-perjanjian asuransi asuransi itu diperhitungkan dengan jumlah yang terhutang
oleh Debitor berdasarkan Perjanjian Kredit, kecuali ditentukan lain oleh Kreditor. Debitor
dengan pernyataan sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari bila uang asuransi
dapat ditagih, dengan ini mengusahakan Kreditor, secara mutlak tanpa pengecualian serta
dengan hak subtitusi untuk menagih serta menerima uang asuransi itu, memberi tanda
pembayaran lunas hutang-hutang Debitor kepada Kreditor, mengadakan pembicaraanpembicaraan, perundingan-pembicaraan, perundingan dengan perusahaan asuransi,
mengadakan perdamaian dengan syarat-syarat yang dianggap baik oleh Kreditor.
Apabila Debitor telah mengasuransikan jaminan-jaminan yang diserahkan kepada Kreditor
maka Kreditor diberikan kuasa oleh Debitor untuk mengajukan perubahan atas polis
asuransi tersebut, termasuk juga memperpanjang jangka waktu berlakunya dengan seluruh
biaya(-biaya) menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Debitor.
Apabila penutupan dan perpanjangan serta pemeliharaan asuransi tidak terlaksana maka
Debitor dengan ini memberikan kuasa kepada Bank untuk:
a. Melakukan penutupan asuransi pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Kreditor
untuk sejumlah pertanggungan; atau
b. Melakukan perpanjangan asuransi sendiri pada perusahaan asuransi yang
bersangkutan;
c. Mendebet setiap rekening Debitor yang ada di Kreditor untuk membayar kembali setiap
biaya dan pengeluaran-pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh Kreditor sehubungan
dengan pelaksanaan penutupan atau perpanjangan asuransi tersebut.
Debitor dan/atau Penjamin setuju bahwa pemberian kuasa sebagaimana dimaksud
di dalam Pasal ini tidak menghapuskan kewajiban Debitor dan/atau Penjamin untuk
melakukan penutupan dan perpanjangan serta pemeliharaan asuransi atas jaminanjaminan yang diserahkan kepada Kreditor dan Kreditor, atas pertimbangannya sendiri,
dapat untuk tidak melaksanakan kuasa tersebut.
Dalam hal dana tidak tersedia di dalam rekening Debitor, maka Kreditor wajib
menanggung dan membayar kembali kepada Kreditor secara penuh dan seketika,
berdasarkan permintaan Kreditor, atas setiap biaya dan pengeluaran-pengeluaran
sebagaimana tersebut di atas.
6. Kecuali Kreditor menyetujui lain melakukan transaksi lindung nilai (hedging) atas setiap
Hutang dalam mata uang asing dan apabila Debitor gagal melakukan transaksi lindung nilai
ini, maka Kreditor atas beban Debitor berhak (namun tidak berkewajiban) untuk melakukan
transaksi lindung nilai tersebut.
7. Senantiasa meberikan ijin kepada Kreditor atau pihak lain yang diberi kuasa oleh Kreditor
untuk:
a. Melakukan pemeriksaan terhadap catatan keuangan dan administrasi Debitor.
b. Melakukan peninjauan ke dalam proyek, bangunan dam kantor yang digunakan
Debitor.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap Jaminan, dengan ketentuan bahwa Debitor
menyatakan bahwa tindakan tersebut bukan merupakan tindakan memasuki tempat
dan/atau bangunan tanpa izin (huisvredebreuk/act of trespass).
8. Memberikan pada Kreditor, setiap waktu, baik diminta maupun tidak diminta, segala
dokumen dan/atau informasi/keterangan/data secara lengkap, tepat, benar dan terkini
serta sesuai keadaan sebenarnya, berkenaan dengan:
a. Keadaan keuangan dan/atau usaha Debitor (seperti namun tidak terbatas pada
keterangan mengenai penghasilan dan/atau laporan keuangan Debitor).
b. Peristiwa atau keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan, harta kekayaan, jalannya
usaha dan/atau keuangan Debitor.
c. Khusus untuk Debitor badan usaha: perubahan anggaran dasar berikut seluruh
pengesahan, persetujuan dan/atau pelaporan oleh dan kepada pihak yang berwenang,
serta pendaftaran kepada pihak yang berwenang dan pengumuman dalam Berita
Negara Republik Indonesia, perubahan pemegang saham dan kepemilikan sahamnya
atau pendiri dan modal yang disetorkan, susunan Direksi dan Dewan Komisaris atau
pengurus dan pengawas atau yang setara dengan itu, serta sifat dan/atau lingkup
usaha Debitor dan dokumen perizinan.
9. a. Menjaga seluruh kekayaannya agar senantiasa dalam susunan dan keadaan kerja
yang teratur serta melakukan perbaikan-perbaikan atau pembaharuan-pembaharuan
atau penggantian-penggantian yang diperlukan atas kekayaan-kekayaan tersebut dari
waktu ke waktu.
b. Memelihara aset-asetnya yang diberikan sebagai jaminan sesuai dengan tindakan
yang dipersyaratkan oleh kreditor.
77
No.
Perihal
Uraian
10. Menyediakan informasi dan menyerahkan dokumen sebagaimana diminta oleh Kreditor
dari waktu ke waktu termasuk dokumen yang berhubungan dengan prinsip Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan menandatangani atau menyerahkan
perjanjian dan/atau dokumen tambahan dengan Kreditor sebagaimana sewajarnya diminta
oleh Kreditor dari waktu ke waktu untuk memastikan dan menjaga tetap terlindunginya
seluruh hak dan kewenangan Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit dan/atau Dokumen
Jaminan.
Pengalihan
1.
Pembatasan dan
Pembebanan
1.
Kreditor diperkenankan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan Perjanjian Kredit kepadal pihak lain, sedangkan Debitor tidak
dapat mengalihkan segala hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak
lainnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kreditor.
2. Dalam hal Kreditor merencanakan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan
kewajiban yang timbul sehubungan dengan Perjanjian Kredit kepada pihak lain, maka
Debitor setujua dan dengan ini memberi kuasa kepada Kreditor untuk menyampaikan data
dan/atau informasi yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit kepada pihak yang menerima
atau berpotensi untuk menerima pengalihan tersebut.
a. Mengadakan perubahan maksud, tujuan serta kegiatan usaha Debitor.
b. Mengubah susunan direksi, dewan komisaris dan pemegang saham atau pengurus
atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor.
c. Mengumumkan dan membagikan deviden dan/atau bentuk keuntungan usaha lainnya
kepada pemegang saham dan/atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan
Debitor.
d. Menghentikan salah satu kegiatan usahanya atau mengubah jenis usaha yang
dilakukan secara substansial berakibat buruk pada keuangan Debitor.
e. Melakukan perubahan pemegang terhadap struktur permodalan perusahaan (corporate
structure) antara lain peleburan, penggabungan dan pengambilalihan.
2. Khusus untuk Debitor badan usaha, membayar atau membayar kembali tagihan atau
piutang berupa apapun juga yang sekarang dan/atau dikemudian hari akan diberikan oleh
para pemegang saham atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan Debitor baik
berupa jumlah pokok, bunga dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar.
Kreditor melalui suratnya No. 157A/BWKI/072/X/2016 perihal Persetujuan Penawaran
Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia tertanggal 28 Oktober 2016, Kreditor memberikan
persetujuan Penawaran Umum Perdana dan pencabutan pembatasan-pembatasan (negative
covenants) dalam Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Kredit antara Debitor dengan Kreditor,
yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
(i) Pemindahan hak atas saham milik PT Andalan Utama Bintara ke PT Olympic Kapital
Equity menggunakan Akta pemindahan hak dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam
anggaran dasar dan UUPT;
(ii) Perubahan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor yang dilanjutkan perubahan
status Perseroan menjadi perusahaan publik;
(iii)Rencana Perseroan untuk melakukan corporate action (melakukan penawaran saham di
Bursa Efek Indonesia pada bulan Februari 2017) dengan tidak merubah posisi pemegang
saham pengendali.
Lebih lanjut, berdasarkan Surat Debitor No. 001/CSIS-BWK/Ratifikasi/XII/2016 perihal
Permohonan Ratifikasi (persetujuan) tertanggal 23 Desember 2016, Kreditor memberikan
persetujuan Penawaran Saham Perdana yang telah melakukan beberapa hal diantaranya:
1. Mengadakan perubahan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Perseroan; dan
2. Mengubah susunan Direksi dan Dewan Komisaris atau pengurus Perseroan. Sebagaimana
dituangkan dalam Akta Tbk.
Berdasarkan surat nomor 005/BW/KRD-EXT/I2017 tertanggal 23 Januari 2017, pembatasan
dan pembebanan terkait mengumumkan dan membagikan deviden dan/atau bentuk keuntungan
usaha lainnya kepada pemegang saham dan/atau pihak yang setara lainnya dalam perusahaan
Debitor telah dihapuskan.
Hal-hal yang Dapat
1.
Menimbulkan Pemutusan
Perjanjian
Kelalaian terjadi dalam hal terjadinya, salah satu pihak dari kejadian bawah ini:
a. Bilamana Hutang tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana yang
ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dimana lewatnya waktu saja sudah merupakan
bukti yang cukup dan sah bahwa Debitor telah melalaikan kewajibannya.
b. Debitor lalai melaksanakan atau mematuhi salah satu dari janji-janji atau kewajibankewajiban, atau ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya apapun
berdasarkan SKU ini dan Perjanjian Kredit atau dokumen-dokumen lainnya apapun
yang dimaksud dalam SKU dan Perjanjian Kredit.
c. Pernyataan, jaminan, pemberitahuan atau laporan yang diberikan oleh Debitor
berdasarkan/sehubungan dengan Perjanjian Kredit dan SKU ini terbukti tidak benar,
palsu atau menyesatkan pada saat diberikan atau tidak dapat dipenuhi.
d. Bilamana menurut Kreditor, Debitor dan/atau Penjamin tidak memenuhi, terlambat
memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian dari syarat dan ketentuan dalam
SKU ini, Perjanjian Kredit dan/atau Perjanjian Jaminan.
78
No.
Perihal
Uraian
e.
Apabila menurut penilaian Kreditor, kekayaan, bonafiditas dan solvabilitas Debitor
dan/atau Penjamin dianggap menjadi berkurang sedemikian rupa sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan Debitor untuk memenuhi salah satu atau setiap
kewajibannya berdasarkan SKU ini dan/atau Perjanjian Kredit.
f. Bilamana Jaminan hilang, rusak atau musnah karena sebab apapun juga dan
Debitor dan/atau Penjamin tidak dapat memberikan tambahan/pengganti Jaminan
sebagaimana disyaratkan oleh Kreditur.
g. Debitor gagal memberikan kepada Kreditor jaminan tambahan atau pengganti yang
diminta oleh Kreditor atau jaminan tambahan atau pengganti dalam bentuk dan
substansi yang dapat diterima oleh Kreditur; atau Dokumen Jaminan sewaktu-waktu
atau dalam keadaan apapun tidak lagi memenuhi syarat sebagai jaminan yang sah
guna menjamin hak-hak Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit atau Jaminan tersebut
ditolak, diragukan dan dibatalkan.
h. Dokumen Jaminan sewaktu-waktu atau dalam keadaan apapun tidak lagi memenuhi
syarat sebagai jaminan yang sah guna menjamin hak-hak Kreditor berdasarkan
Perjanjian Kredit atau Jaminan tersebut ditolak, diragukan dan dibatalkan.
i. Apabila Debitor dan/atau Perusahaan dalam satu Group Debitor dan/atau Penjamin
telah lalai melanggar sesuatu ketentuan dalam perjanjian yang dibuat dengan
Kreditor, atau perjanjian apapun, termasuk namun tidak terbatas pada perjanjian
yang berkenaan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Debitor dan/
atau Perusahaan dalam satu Group Debitor dan/atau Penjamin adalah sebagai pihak
yang meminjam dan bilamana kelalaian atau pelanggaran tersebut mengakibatkan
atau memberikan hak kepada pihak lain dalam perjanjian tersebut untuk menyatakan
bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus
dibayar atau dibayar kembali dengan seketika dan sekaligus, kecuali disetujui lain
oleh Kreditor.
j. Kualitas kredit Debitor menurun menjadi kurang lancar, diragukan atau macet
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dan/atau otoritas keuangan yang berwenang
lainnya termasuk dan tidak terbatas kualitas kredit Debitor pada bank dan lembaga
pembiayaan lainnya.
k. Apabila Debitor dan/atau Penjamin terkait dengan kasus tindak pidana.
l. Otoritas pemerintah atau suatu putusan pengadilan memutuskan untuk menyita,
mengeksekusi, mengambilalih secara paksa, mengambilalih untuk digunakan
menasionalisasi semua tau sebagaian besar dari aset-aset Debitor dan/atau Penjamin.
m. Aset Debitor dan/atau Penjamin mengalami penurunan sedemikian rupa yang menurut
pertimbangan Kreditor dapat mempengaruhi kemampuan Debitor atau Penjamin
memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Kreditor.
n. Kegiatan usaha Debitor dan/atau Penjamin berhenti beroperasi atau Debitor dan/
atau Penjamin membuat suatu keputusan untuk menghentikan kegiatan usahanya,
menjual atau mengalihkan semua atau sebagian besar aset-asetnya.
o. Debitor (perorangan) meninggal dunia atau Penjamin (perorangan/personal
guarantee) meninggal dunia.
p. Terdapat proses hukum apapun pada kondisi bisnis dan/atau keuangan Debitor dan/
atau Penjamin atau terjadi perubahan kondisi perekonomian baik di dalam negeri
maupun diluar negeri, peraturan, atau suatu keadaan yang menurut pandangan
Kredtitor dapat memberikan keyakinan bahwa Debitor dan/atau Penjamin tidak
mungkin melaksanakan ketentuan-ketentuan SKU dan Perjanjian Kredit.
2. Jika terjadi kelalaian yang menyebabkan Debitor wanprestasi, maka Kreditor berhak dan
berwenang pada setiap waktu dan dari waktu ke waktu setelah terjadi atau timbul kelalaian,
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mengakhiri/menghentikan secara seketika dan sepihak Fasilitas Kredit karena dapat
merugikan Kreditor dengan mengirim surat pemberitahuan mengenai hal tersebut
kepada Debitor.
b. Menuntut pembayaran lunas atas Hutang atau pemenuhan kewajiban lainnya secara
penuh dengan seketika dan sekaligus tanpa perlu adanya surat teguran juru sita atau
surat lainnya yang serupa dengan itu; dan
c. Menjalankan dan melaksanakan/melakukan eksekusi terhadap Jaminan sesuai
dengan Perjanjian Jaminan dan memperhitungkan hasil eksekusi Jaminan dengan
Hutang Debitor. Dalam hal terdapat sisa hasil eksekusi, Kreditor akan mengembalikan
sisa tersebut kepada Debitor.
Pengakhiran Sepihak
Fasilitas Kredit berakhir:
1. Terjadi kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 17 SKU;
2. Terjadi perubahan pada peraturan perundangan yang berlaku atau dalam penafsirannya
atau pelaksanaannya oleh pihak yang berwenang sehingga pemberian Fasilitas Kredit oleh
Kreditor kepada Debitor atau pelaksanaan kewajiban Kreditor sesuai dengan Perjanjian
Kredit menjadi melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam terjadi pengakhiran, maka Kreditor berhak dengan pemberitahuan tertulis kepada Debitor
meminta Debitor segera melunasi Hutang.
79
No.
Perihal
Uraian
Hukum yang berlaku dan 1. Perjanjian Kredit diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Negara Republik Indonesia.
Penyelesaian Perselisihan 2. Debitor dan Kreditor setuju untuk memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan
seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri di Bogor di Bogor tanpa mengurangi
hak dan wewenang Kreditor untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau mengajukan
tuntutan/ gugatan hukum terhadap Debitor dimuka pengadilan lain tidak hanya terbatas
dalam wilayah Republik Indonesia.
b. Perjanjian Kerjasama
No.
Perihal
1. Nama Perjanjian
Uraian
Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PKS/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 6 Juni 2016 yang dibuat di
bawah tangan (sebagaimana telah diubah dalam Addendum Perjanjian Kerjasama Nomor 001/
PKS/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 11 November 2016 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
Perseroan (“Pihak Pertama”)
PT Cahaya Lestari Gemilang (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan 40 unit Warehouse (Gudang) dari kontraktor sebelumnya yang terletak
di Olympic CBD (Kawasan Industri Sentul) untuk melaksanakan:
- Pekerjaaan Persiapan;
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan External
- Pekerjaan MEP
- Utility
- Design
Nilai Perjanjian
1. Para Pihak sepakat bahwa Nilai Kontrak Pekerjaan Pembangunan 40 Unit Warehouse
(Gudang) adalah sebagai berikut:
a. Surat Perintah Kerja TAHAP I (pertama) 10 unit Warehouse:
Rp. 1.100.000.000,-/Unit (satu milyar seratus juta Rupiah/per unit)
b.Surat Perintah Kerja TAHAP II (kedua) 11 unit Warehouse:
Rp. 1.100.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah/per unit)
c. Surat Perintah Kerja Tahap III (ketiga) 10 unit Warehouse:
Rp. 1.000.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah/per unit)
d. Surat Perintah Kerja Tahap IV (keempat) 9 unit warehouse:
Rp. 1.000.000.000,-/Unit (satu milyar Rupiah)/per Unit).
2. Harga tersebut belum termasuk dengan PPN.
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya dan ditandatanganinya
setiap Surat Perintah Kerja (SPK) dan/atau ditentukan lain dalam Surat Perintah Kerja dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua.
Hak dan Kewajiban Para
Pihak
-
Pengalihan
-
Pembatasan dan
Pembebanan
-
Pengakhiran Sepihak
1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk
Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan
teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan
dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja:
- Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja.
- Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tida benar
serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi Kerja.
- Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak
sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan.
- Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian
ini sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender,
atas keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini.
2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi
Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini.
80
No.
Perihal
Uraian
Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih
Penyelesaian Perselisihan
dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak
mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut:
- Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota.
- Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota.
- Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua.
Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau
3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Cibinong
2. Nama Perjanjian
Surat Perintah Kerja Nomor 001/SPK/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 14 November 2016 yang
dibuat di bawah tangan
Para Pihak
Perseroan (“Pemberi Kerja”)
PT Cahaya Lestari Gemilang (“Penerima Kerja”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan untuk melanjutkan 74,22% sisa Pekerjaan Pembangunan 10 unit Warehouse
(Gudang) dari kontraktor sebelumnya yang terletak di Kawasan Industri Olympic CBD, Sentul,
Bogor
Nilai Perjanjian
Nilai Pekerjaan 10 Unit Gudang x 74,22% = Rp. 8.164.200.000,- (delapan milyar seratus enam
puluh empat juta dua ratus ribu Rupiah)
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Para Pihak sepakat bahwa waktu serah terima pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Kavling H9.06: Tanggal 14 Januari 2017
2. Kavling H9.07: Tanggal 14 Januari 2017
3. Kavling H9.20: Tanggal 13 Februari 2017
4. Kavling H9.21: Tanggal 13 Februari 2017
5. Kavling H9.10: Tanggal 14 Desember 2016
6. Kavling H9.11: Tanggal 14 Desember 2016
7. Kavling H9.12: Tanggal 14 Desember 2016
8. Kavling H9.16: Tanggal 14 Desember 2016
9. Kavling H9.22: Tanggal 14 Desember 2016
10.Kavling H10.26: Tanggal 14 Desember 2016
Hak dan Kewajiban Para
Pihak
-
Pengalihan
-
Pembatasan dan
Pembebanan
-
Pengakhiran Sepihak
1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk
Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan
teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan
dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja:
- Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja.
- Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tidak
benar serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi
Kerja.
- Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak
sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan.
- Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian ini
sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender, atas
keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini.
2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi
Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini.
81
No.
Perihal
Uraian
Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih
Penyelesaian Perselisihan
dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak
mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut:
- Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota.
- Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota.
- Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua.
Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau
3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Cibinong
3. Nama Perjanjian
Surat Perintah Kerja Nomor 002/SPK/CSIS-CLG/XI/2016 tanggal 22 November 2016 yang
dibuat di bawah tangan
Para Pihak
Perseroan (“Pemberi Kerja”)
PT Cahaya Lestari Gemilang (“Penerima Kerja”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan Tahap II membangun 11 unit Warehouse (Gudang) yang terletak di
Kawasan Industri Olympic CBD, Sentul, Bogor
Nilai Perjanjian
1. Nilai Pekerjaan 11 Unit Warehouse Rp. 11.000.000.000,- (sebelas milyar Rupiah)
2. Harga tersebut belum termasuk dengan PPN
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Para Pihak sepakat bahwa waktu serah terima pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Kavling H9.23: Tanggal 28 Februari 2017
2. Kavling H9.25: Tanggal 28 Februari 2017
3. Kavling H9.08: Tanggal 28 Februari 2017
4. Kavling H9.09: Tanggal 28 Februari 2017
5. Kavling H9.15: Tanggal 31 Maret 2017
6. Kavling H8.03: Tanggal 02 April 2017
7. Kavling H9.26: Tanggal 30 Mei 2017
8. Kavling H9.01: Tanggal 5 Juli 2017
9. Kavling H9.02: Tanggal 5 Juli 2017
10. Kavling H9.03: Tanggal 5 Juli 2017
11. Kavling H9.04: Tanggal 5 Juli 2017
Hak dan Kewajiban Para
Pihak
-
Pengalihan
-
Pembatasan dan
Pembebanan
-
Pengakhiran Sepihak
1. Pemberi Kerja secara sepihak dapat menghentikan pekerjaan Penerima Kerja serta menunjuk
Pihak Lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut, setelah Pemberi Kerja memberikan
teguran kepada Penerima Kerja hingga 2 (dua) kali berturut-turut dan terhitung 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya tiap surat teguran oleh Penerima Kerja, penghentian pekerjaan akan
dilakukan apabila ternyata Penerima Kerja:
- Memberikan sebagian dan/atau seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja.
- Memberikan keterangan-keterangan dan/atau laporan-laporan pekerjaan yang tida
benar serta tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dapat merugikan Pemberi
Kerja.
- Dalam waktu 2 (dua) minggu berturut-turut tidak melakukan pekerjaan, baik secara tidak
sengaja maupun disengaja memperlambat jalannya penyelesaian pekerjaan.
- Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang disebutkan pada Pasal 1 (satu) Perjanjian
ini sampai 100% dan setelah keterlambatannya melebihi 15 (lima belas) hari kalender,
atas keterlambatan tersebut Penerima Kerja wajib membayar denda sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 ayat (1) Perjanjian ini.
2. Penerima Kerja berhak untuk menunda dan/atau mengehntikan pekerjaan apabila Pemberi
Kerja lalai dalam melakukan pembayaran tagihan yang ditagihkan oleh Penerima Kerja
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Surat Perintah Kerja ini.
82
No.
Perihal
Uraian
Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih
Penyelesaian Perselisihan
dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak
mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut:
- Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota.
- Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota.
- Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua.
Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau
3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Kota Bogor
4. Nama Perjanjian
Surat Perjanjian Kerja Sama No. 001/CSIS-SPK/VI/2016 tanggal 6 Juni 2016 yang dibuat di
bawah tangan
Para Pihak
PT Cahaya Sakti Investindo Sukses (CSIS) (“Pihak Pertama”)
PT Cahaya Lestari Gemilang (CLG) (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Bahwa Pihak Pertama adalah Developer yang ditunjuk oleh PT Bogorindo Cemerlang untuk
melaksanakan proyek pembangunan 47 (empat puluh tujuh) Warehouse (Gudang), Office
Tower, dan Infrastruktur berdasarkan Surat penunjukan tertanggal 10 mei 2016.
Nilai Perjanjian
Para Pihak sepakat bahwa Nilai Kontrak Pekerjaan Pembangunan 47 (empat puluh tujuh) unit
warehouse (gudang) adalah sebesar Rp. 74.197.054.914 (tujuh puluh empat milyar seratus
sembilan puluh tujuh juta lima puluh empat ribu sembilan ratus empat belas Rupiah)
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Para Pihak sepakat bahwa waktu pengerjaan adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender terhitung sejak dikeluarkannya dan ditandatanganinya setiap Surat Perintah Kerja
(SPK) dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
Hak dan Kewajiban
Tidak Diatur
Pengalihan
Konsultan tidak boleh mengalihkan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak ketiga, baik
keseluruhan maupun sebagian tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Pemberi Tugas, dan
apabila persetujuan ini telah diberikan maka hal tersebut tidak berarti membebaskan Konsultan
dari kewajiban-kewajiban dalam perjanjian.
Pembatasan dan
Pembebanan
Tidak Diatur
Pengakhiran Sepihak
Tidak Diatur
Hukum yang berlaku dan 1. Segala masalah yang timbul dalam menjalankan perjanjian ini, akan diatur dan diselesaikan
Penyelesaian Perselisihan
dengan itikad baik masing-masing pihak dalam musyawarah.
2. Jika penyelesaian yang dimaksud dalam ayat 1 diatas tidak dapat tercapai dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya masalah/perselisihan maka kedua belah pihak
dengan ini sepakat untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia
berdasarkan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan Undangundang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Perselisihan.
3. Upaya Hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Bogor.
Melalui transaksi-transaksi dengan pihak ketiga tersebut, Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan
manfaat yang mendukung kegiatan operasional Perseroan dan Entitas Anak yang pada akhirnya
memberikan manfaat finansial bagi Perseroan dan Entitas Anak.
Sehubungan dengan perjanjian dengan pihak ketiga tersebut, tidak terdapat negative covenant yang
dapat merugikan pemegang saham publik dan pelaksanaan Penawaran Umum ini.
83
13. Perjanjian Penting dengan Pihak Afiliasi
Berikut merupakan perjanjian antara Perseroan dan Entitas Anak dengan pihak afiliasi:
a. Perjanjian Kerjasama Afiliasi
No.
Perihal
1. Nama Perjanjian
Uraian
Surat Perjanjian Jasa Pembangunan Antara PT OBP dengan Perseroan Nomor 008/OBPCSIS/I/2016 tanggal 30 Januari 2017 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
PT OBP (“Pihak Pertama”)
Perseroan (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan proyek Office Tower
Nilai Perjanjian
Pihak Kedua akan menerima imbalan jasa dari Pihak Pertama, sebesar Rp 32.036.971.400,(tiga puluh dua milyar tiga puluh enam juta sembilan ratus tujuh puluh satu ribu empat ratus
rupiah) belum termasuk PPN 10 %
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari terhitung
sejak tanggal 01 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 31 Juli 2018
Hak dan Kewajiban
Kewajiban Pihak Kedua dan Pihak Pertama:
1.1 Pihak Kedua berkewajiban untuk taat dan tunduk kepada syarat-syarat yang telah
disepakati dalam Kontrak ini beserta dengan lampiran-lampirannya, gambar-gambar for
tender, daftar uraian pekerjaan (BQ), spesifikasi Pekerjaan sesuai dengan klarifikasi dan
hasil negosiasi akhir tanggal 23 Oktober 2015 dan jadwal pelaksanaan (kurva S) yang
merupakan lampiran pada Kontrak ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini.
1.2.1 Bilamana Pihak kedua menemukan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan antara
gambar-gambar dan BQ, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberitahukan
secara tertulis kepada Tim Teknis Pemberi Tugas (selanjutnya disebut “TIM TEKNIS”),
dengan menguraikan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut. TIM TEKNIS
tersebut akan memberitahukan adanya ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan
tersebut kepada Pemberi Tugas. Dan selanjutnya TIM TEKNIS, Pihak Pertama dan Pihak
Kedua secara bersama-sama akan membahas ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan
tersebut untuk selanjutnya akan diambil langkah-langkah yang akan disepakati kemudian
oleh Para Pihak.
1.2.2 Dengan tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 1.4 dan 1.5 yang akan diuraikan lebih
lanjut, selama ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1.2.1 di atas, belum mendapat persetujuan Pihak Pertama, TIM TEKNIS, dan Pihak
kedua, maka :
a. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut berkaitan langsung
dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung maka Pihak Kedua dapat
menghentikan bagian Pekerjaan yang terkait di lapangan yang belum disetujui
oleh Tim Teknis tersebut. Dalam hal demikian, jangka waktu selama terhentinya
pekerjaan tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai bagian dari Jangka Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan;
b. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut tidak berkaitan langsung
dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung, maka Pihak Kedua dapat
melanjutkan pekerjaan;
1.3 Pihak Pertama akan memberikan keterangan-keterangan dan/atau informasi-informasi
dan data-data yang dibutuhkan oleh Pihak kedua untuk mendukung kegiatan Pihak
Kedua termasuk namun tidak terbatas pada letak, batas-batas, gradasi, level dan ciri-ciri
lokasi Pekerjaan serta tentang bangunan-bangunan yang telah ada disana dan informasi
lainnya yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Pekerjaan dan Pihak kedua
berdasarkan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu di bidangnya akan memberikan
gambaran umum (usulan) terhadap informasi-informasi dan data-data yang diberikan
oleh Pihak Pertama;
1.4
Dalam hal Pihak Kedua membutuhkan persetujuan TIM TEKNIS, maka Pihak kedua wajib
memberitahukan secara tertulis kepada TIM TEKNIS, dan TIM TEKNIS berkewajiban
untuk memberi tanggapan paling lambat 3 ( Tiga ) hari kerja sejak tanggal surat
pemberitahuan dari Pihak Kedua.
Pihak Pertama menyadari bahwa persetujuan Pihak Pertama sangat diperlukan dan
berpengaruh pada ketepatan waktu untuk memenuhi jadwal pelaksanaan Pekerjaan
ini. Oleh karena itu, apabila lewat waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.4 di
atas, TIM TEKNIS belum memberikan tanggapan maka Pihak Kedua akan memberikan
pemberitahuan kedua kepada Pihak Pertama. Pihak Pertama wajib akan memberikan
persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari kerja setelah
permohonan tertulis disampaikan oleh Pihak Kedua. Apabila jangka waktu 3 ( Tiga ) hari
kerja tersebut telah terlewati, ternyata Pihak Pertama tidak memberikan tanggapan atas
permohonan Pihak Kedua tersebut, maka Pihak Pertama tidak dianggap telah memberi
persetujuan atas permohonan tersebut.
84
No.
Perihal
Uraian
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
Pihak Kedua berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan
yang diatur dalam Kontrak ini dan hal-hal yang menyangkut kualitas yang telah disetujui
oleh Pihak Pertama dan kuantitas bahan serta pekerjaan harus sesuai dengan standar
ditetapkan dalam gambar for tender dan spesifikasi dengan tidak mengurangi ketentuan
dan nilai BQ sesuai dengan Klarifikasi dan Negosiasi Akhir
Pihak Kedua menyerahkan dan menyediakan kepada Pihak Pertama jaminan (warranties)
bangunan dari bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana
yang telah diklarifikasi pada BQ.
Pihak Kedua berkewajiban dengan kesungguhan dan keahliannya untuk melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang ada dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan dalam Kontrak.
Pihak Kedua berkewajiban menyediakan pelaksana, tenaga kerja, perlengkapan,
peralatan dan lain-lainnya, yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, penyelesaian,
pemeliharaan dan perbaikan setiap kerusakan, sesuai ketentuan yang tertuang dalam
Kontrak.
Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap ketepatan, stabilitas dan
keselamatan semua cara pelaksanaan dan motode pelaksanaan konstruksi.
Pihak Kedua tidak bertanggung jawab terhadap rencana atau rancangan dan persyaratan
teknis Pekerjaan permanen dan atau pekerjaan sementara yang dibuat oleh Pihak
Pertama atau perwakilannya.
Dengan tidak mengurangi ketentuan yang telah diatur secara tegas dalam Kontrak ini,
Pihak Kedua berkewajiban untuk tunduk dan memenuhi ketentuan EHS (Environment,
Health, and Safety) yang berlaku di lingkungan Pihak Pertama termasuk namun tidak
terbatas pada:
•
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada dan bekerja di lingkungan
Pihak Pertama;
•
Penggunaan tanda pengenal atau identitas selama berada dan bekerja di lingkungan
Pemberi Tugas;
Pihak Pertama berkewajiban untuk mematuhi ketentuan yang terkait keamanan (security)
di seluruh area Pihak Pertama, termasuk pembatasan akses ke area kerja berdasarkan
kewenangan yang ditentukan oleh Pihak Pertama.
1.13 Pihak Pertama wajib bertanggung jawab atas seluruh perizinan, lisensi dalam
Pelaksanaan kontrak termasuk namun tidak terbatas pada izin mendirikan bangunan
(IMB), dan perizinan dan/atau persetujuan lainnya yang dipersyaratkan oleh pemerintah
daerah setempat;
1.14 Dalam pengawasan, pengendalian dan kordinasi baik teknis maupun administrasi
di lapangan, Pemberi Tugas akan menempatkan wakilnya di lapangan yang dipimpin
seorang Manajer Proyek, yang memiliki wewenang dalam menjalankan tugas-tugasnya
untuk mewakili kepentingan Pihak Pertama. Manajer Proyek dalam menjalankan
tugasnya dapat dibantu tim ahli/TIM TEKNIS.
1.14.1 Pihak Pertama memberikan wewenang kepada Manajer Proyek untuk melakukan
pengawasan terhadap kewajiban dan tanggung jawab Pihak Kedua termasuk
namun tidak terbatas pada :
(i) Mewakili kepentingan Pihak Pertama dan mempunyai wewenang di dalam
melakukan pengendalian, kordinasi, pengawasan, menandatangani seluruh
dokumen yang dibutuhkan termasuk namun tidak terbatas pada berita acara
serah terima dan mengeluarkan instruksi-instruksi kepada Pihak Kedua
selama Pekerjaan berlangsung hingga selesai (penandatanganan BAST ke2);
(ii) Mengawasi Pekerjaan Pihak Kedua terhadap mutu pekerjaan baik proses
maupun hasil dan wajib memeriksa jumlah tenaga kerja, peralatan dan
tahapan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan dimulai Manajer Proyek wajib
memeriksa dan menyetujui shop drawing dari Pihak Kedua serta memberikan
persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan untuk kelancaran Proyek;
(iii)Wajib meneliti kelayakan dan mempertanyakan dan memastikan cara-cara,
metode-metode, teknis, urutan atau prosedur pelaksanaan pekerjaan dan
atau keselamatan kerja di area Proyek;
(iv)Melakukan evaluasi laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan harian,
mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh Pihak kedua, memberi laporan
keterlambatan yang terjadi di Proyek secara dini dan memberikan jalan
keluar dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi
keterlambatan tersebut serta berhak menginstuksikan Pihak Kedua untuk
melaksanakan lembur, kerja dengan system shift dan menambah tenaga
kerja dan peralatan, meningkatkan system manajemen jika terdapat indikasi
adanya keterlambatan penyelesaian proyek;
(v) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat dan menilai kemajuan
serta kualitas pekerjaan di lapangan;
85
No.
Perihal
Uraian
(vi) Mengeluarkan dan menandatangani instruksi lapangan (Site Instruction)
termasuk namun tidak terbatas pada instruksi perubahan pekerjaan (Variation
Order) atas persetujuan dari Pihak Pertama secara tertulis kepada Pihak
Kedua, dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang diatur lebih lanjut
dalam Kontrak ini termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan mengenai
Instruksi Dari Pihak Pertama dan ketentuan Perubahan-perubahan/Pekerjaan
Tambah dan/atau Pekerjaan Kurang;
(vii)Manajer Proyek berhak untuk menginstruksikan Pihak Kedua untuk mengganti
personil Pihak Kedua yang ditempatkan di lapangan yang dinilai tidak cakap.
Selambat-lambatnya dalam waktu 12 ( Dua belas) hari Kalender Pihak Kedua
harus segera menempatkan personil yang cakap untuk melakukan Pekerjaan
di lapangan. Pihak Kedua akan memberitahukan kepada Pemberi Tugas atas
setiap penggantian personil di lapangan;
(viii) Manajer Proyek berhak menyetujui dan menolak pemilihan Sub Pihak
Kedua sebagai pengganti Sub Pihak Kedua yang telah disetujui dalam
Kontrak yang diajukan oleh Pihak Kedua dari waktu ke waktu;
(ix)Manajer Proyek berhak mengeluarkan interpretasi resmi yang dipergunakan
untuk pelaksanaan dalam bentuk Gambar atau tertulis atas permintaan Pihak
Kedua. Pengertian-pengertian “disetujui”, “setara” dan sebagainya apabila
tidak diterangkan lain berarti adalah sepenuhnya merupakan wewenang
penuh dari Pihak Pertama dan Manajer Proyek;
1.14.2 Selanjutnya di dalam Kontrak ini, kata “Pemberi Tugas” akan diartikan sebagai
Manajer Proyek atau sebaliknya jika berhubungan dengan wewenang tugas
seperti yang diuraikan pada butir 1.15.1 di atas;
1.14.3 Segala hal yang berhubungan dengan Kontrak di lapangan, harus diselesaikan
antara Pihak Kedua dan Pihak Pertama melalui Manajer Proyek. Setiap
persetujuan, keputusan, instruksi, pengarahan atau perintah tertulis yang
diberikan Manajer Proyek kepada Pihak Kedua dalam batas-batas yang menjadi
wewenang Manajer Proyek yang ditetapkan dalam butir 1.15.1 di atas harus
dilaksanakan dan mengikat Pihak Pertama dan Pihak kedua;
Hak Pihak Pertama:
1. Pihak Pertama berhak atas pelaksanaan yang optimal dari Pihak Kedua atas pekerjaanpekerjaan tersebut pada Pasal 2 (dua) dan 3 (tiga) Perjanjian ini.
2. Apabila ada hal khusus yang perlu dibicarakan, Pihak Pertama berhak mengundang, meminta,
memanggil atau memerintahkan Pihak Kedua dan/atau pihak lain yang ditunjukkan untuk
memberikan keterangan, penjelasan, saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan
hubungan kerja ini.
Kewajiban Pihak Pertama:
1.Pihak Pertama berkewajiban memberikan penjelasan, data, informasi program dan
persyaratan bangunan yang diminta oleh Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan
hubungan kerja ini;
2. Pihak Pertama berkewajiban untuk menerima, mempelajari dan memberi tanggapan dan
atau keputusan atas hasil-hasil pekerjaan, laporan, berita acara atau masalah-masalah yang
diajukan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam hubungan kerja ini dalam kurun waktu
tertentu sesuai kesepakatan Para Pihak;
3. Pihak Pertama berkewajiban memberi imbalan jasa kepada Pihak Kedua sesuai dengan
persetujuan dalam Perjanjian ini.
Hak Pihak Kedua:
1. Pihak Kedua berhak menerima Imbalan Jasa sesuai Pasal 5 dari Pihak Pertama atas
tahapan pekerjaan perencanaan yang telah diselesaikan dan diserahterimakan dari Piha
Kedua kepada Pihak Pertama;
2.Pihak Kedua berhak memperingati dan atau memberitahukan Pihak Pertama tentang
kelalaian, keterlambatan dan atau penundaan pembayaran yang menjadi kewajiban Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua apabila hal tersebut dilakukan oleh Pihak Pertama tanpa
alasan yang sah dan dapat diterima.
Kewajiban Pihak Kedua:
1. Pihak Kedua berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tersebut pada pasal 2
diatas dengan sebaik-baiknya.
2. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengusahakan dan menjaga agar jangka waktu pelaksanaan
sesuai tersebut Pasal 3 tidak melampaui.
3. Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberikan tanggapan / perbaikan atas saran /
permintaan dari Pihak Pertama
Pengalihan
-
Pembatasan dan
Pembebanan
-
86
No.
Perihal
Pengakhiran Sepihak
Uraian
1. Pengakhiran Perjanjian terjadi apabila denda sebagaimana disebut pada pasal 10 mencapai
maksimum kumulatif;
2. Apabila terjadi kelambatan atau stagnasi dari proyek selama 3 (tiga) bulan yang bukan
disebabkan oleh kinerja Pihak Kedua, maka proyek dikategorikan ‘stagnan’ Dan apabila
kondisi “stagnan” berlangsung selama 2 (dua) minggu dan atau sebanyak 3 (tiga) kali, maka
perjanjian batal. Dan Para Pihak perlu bersepakat untuk menghentikan pekerjaan. Apabila
pekerjaan akan dilanjutkan, maka Pihak Kedua dapat mengajukan proposal baru untuk
disepakati oleh Pihak Pertama;
3. Dalam hal terjadi Pengakhiran Perjanjian maka tidaklah berarti menghilangkan kewajiban
Para Pihak untuk memenuhi apa yang menjadi kewajibannya sebelum pengakhiran Perjanjian
tersebut;
4. Dalam hal terjadinya pengakhiran Perjanjian dengan alasan sebagaimana butir 1 dan 2,
maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang
diatur di dalam Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia;
Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Perselisihan
2. Nama Perjanjian
Surat Perjanjian Jasa Infrastruktur Antara PT OBP dengan Perseroan Nomor 009/OBPCSIS/I/2016 tanggal 30 Januari 2017 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
PT OBP (“Pihak Pertama”)
Perseroan (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan infrastruktur pada proyek di milik Pihak Pertama sesuai dengan gambar tender,
spesifikasi teknis dan hal-hal yang sebelumnya telah di bicarakan oleh Kedua Pihak
Nilai Perjanjian
Pihak Kedua akan menerima imbalan jasa dari PIHAK PERTAMA, sebesar Rp 62.535.000.000,(Enam puluh dua milyar lima ratus tiga puluh lima juta rupiah) belum termasuk PPN 10 %
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari terhitung sejak
tanggal 01 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 31 Desember 2017
Hak dan Kewajiban
Hak Pihak Pertama:
1. Pihak Pertama berhak atas pelaksanaan yang optimal dari Pihak Kedua atas pekerjaanpekerjaan tersebut pada Pasal 2 (dua) dan 3 (tiga) Perjanjian ini.
2. Apabila ada hal khusus yang perlu dibicarakan, Pihak Pertama berhak mengundang, meminta,
memanggil atau memerintahkan Pihak Kedua dan/atau pihak lain yang ditunjukkan untuk
memberikan keterangan, penjelasan, saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan
hubungan kerja ini.
Kewajiban Pihak Pertama:
1.Pihak Pertama berkewajiban memberikan penjelasan, data, informasi program dan
persyaratan bangunan yang diminta oleh Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan
hubungan kerja ini;
2. Pihak Pertama berkewajiban untuk menerima, mempelajari dan memberi tanggapan dan
atau keputusan atas hasil-hasil pekerjaan, laporan, berita acara atau masalah-masalah yang
diajukan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam hubungan kerja ini dalam kurun waktu
tertentu sesuai kesepakatan Para Pihak;
3. Pihak Pertama berkewajiban memberi imbalan jasa kepada Pihak Kedua sesuai dengan
persetujuan dalam Perjanjian ini.
Hak Pihak Kedua:
1. Pihak Kedua berhak menerima Imbalan Jasa sesuai Pasal 5 dari Pihak Pertama atas tahapan
pekerjaan perencanaan yang telah diselesaikan dan diserahterimakan dari Piha Kedua
kepada Pihak Pertama;
2.Pihak Kedua berhak memperingati dan atau memberitahukan Pihak Pertama tentang
kelalaian, keterlambatan dan atau penundaan pembayaran yang menjadi kewajiban Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua apabila hal tersebut dilakukan oleh Pihak Pertama tanpa
alasan yang sah dan dapat diterima.
Kewajiban Pihak Kedua:
1. Pihak Kedua berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tersebut pada pasal 2
diatas dengan sebaik-baiknya.
2. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengusahakan dan menjaga agar jangka waktu
pelaksanaan sesuai tersebut Pasal 3 tidak melampaui.
3. Pihak Kedua berkewajiban untuk segera memberikan tanggapan / perbaikan atas saran /
permintaan dari Pihak Pertama
Pengalihan
Tidak Diatur
Pembatasan dan
Pembebanan
Tidak Diatur
87
No.
Perihal
Pengakhiran Sepihak
Uraian
1. Pengakhiran Perjanjian terjadi apabila denda sebagaimana disebut pada pasal 10 mencapai
maksimum kumulatif;
2. Apabila terjadi kelambatan atau stagnasi dari proyek selama 3 (tiga) bulan yang bukan
disebabkan oleh kinerja Pihak Kedua, maka proyek dikategorikan ‘stagnan’ Dan apabila
kondisi “stagnan” berlangsung selama 2 (dua) minggu dan atau sebanyak 3 (tiga) kali, maka
perjanjian batal. Dan Para Pihak perlu bersepakat untuk menghentikan pekerjaan. Apabila
pekerjaan akan dilanjutkan, maka Pihak Kedua dapat mengajukan proposal baru untuk
disepakati oleh Pihak Pertama;
3. Dalam hal terjadi Pengakhiran Perjanjian maka tidaklah berarti menghilangkan kewajiban
Para Pihak untuk memenuhi apa yang menjadi kewajibannya sebelum pengakhiran Perjanjian
tersebut;
4. Dalam hal terjadinya pengakhiran Perjanjian dengan alasan sebagaimana butir 1 dan 2,
maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang
diatur di dalam Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia;
Hukum yang berlaku dan Tidak Diatur
Penyelesaian Perselisihan
3. Nama Perjanjian
Kontrak Pekerjaan Pembangunan Mal dan Apartemen Nomor 007/OBP-CSIS/I/2016 tanggal 30
Januari 2016 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
PT OBP (“Pemberi Tugas”)
Perseroan (“Pemborong”)
Objek Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan Mal dan Apartemen Olympic City yang berlokasi di Jl. Kaum Sari
Kedung Halang Talang
Nilai Perjanjian
Pemberi Tugas akan membayar kepada Pemborong uang sejumlah Rp 3.006.158.030.000 (tiga
triliun enam milyar seratus lima puluh delapan juta tiga puluh ribu rupiah) (selanjutnya disebut
“Harga Kontrak”). Harga Kontrak tersebut belum termasuk pajak penambahan nilai (PPN) 10%.
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan akan dilakukan pada saat kuartal pertama tahun 2018
sampai dengan selesai
Hak dan Kewajiban
Kewajiban Pemborong dan Pemberi Tugas:
1.1 Pemborong berkewajiban untuk taat dan tunduk kepada syarat-syarat yang telah
disepakati dalam Kontrak ini beserta dengan lampiran-lampirannya, gambar-gambar for
tender, daftar uraian pekerjaan (BQ), spesifikasi Pekerjaan sesuai dengan klarifikasi dan
hasil negosiasi akhir dan jadwal pelaksanaan (kurva S) yang merupakan lampiran pada
Kontrak ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini.
1.2.1 Bilamana Pemborong menemukan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan antara
gambar-gambar dan BQ, maka Pemborong berkewajiban untuk segera memberitahukan
secara tertulis kepada Tim Teknis Pemberi Tugas (selanjutnya disebut “TIM TEKNIS”),
dengan menguraikan ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut. TIM TEKNIS
tersebut akan memberitahukan adanya ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut
kepada Pemberi Tugas. Dan selanjutnya TIM TEKNIS, Pemberi Tugas dan Pemborong
secara bersama-sama akan membahas ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan
tersebut untuk selanjutnya akan diambil langkah-langkah yang akan disepakati kemudian
oleh Para Pihak.
1.2.2 Dengan tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 1.4 dan 1.5 yang akan diuraikan lebih
lanjut, selama ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1.2.1 di atas, belum mendapat persetujuan Pemberi Tugas, TIM TEKNIS, dan
Pemborong, maka :
a.Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut berkaitan langsung
dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung maka Pemborong dapat
menghentikan bagian Pekerjaan yang terkait di lapangan yang belum disetujui oleh
Tim Teknis tersebut. Dalam hal demikian, jangka waktu selama terhentinya pekerjaan
tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai bagian dari Jangka Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan;
b. Apabila ketidaksesuaian dan/atau penyimpangan tersebut tidak berkaitan langsung
dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung, maka Pemborong dapat
melanjutkan pekerjaan;
1.3
Pemberi Tugas akan memberikan keterangan-keterangan dan/atau informasi-informasi
dan data-data yang dibutuhkan oleh Pemborong untuk mendukung kegiatan Pemborong
termasuk namun tidak terbatas pada letak, batas-batas, gradasi, level dan ciri-ciri lokasi
Pekerjaan serta tentang bangunan-bangunan yang telah ada disana dan informasi lainnya
yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Pekerjaan dan Pemborong berdasarkan
ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu di bidangnya akan memberikan gambaran umum
(usulan) terhadap informasi-informasi dan data-data yang diberikan oleh Pemberi Tugas;
88
No.
Perihal
Uraian
1.4
Dalam hal Pemborong membutuhkan persetujuan TIM TEKNIS, maka Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada TIM TEKNIS, dan TIM TEKNIS berkewajiban
untuk memberi tanggapan paling lambat 3 ( Tiga ) hari kerja sejak tanggal surat
pemberitahuan dari Pemborong.
Pemberi Tugas menyadari bahwa persetujuan Pemberi Tugas sangat diperlukan dan
berpengaruh pada ketepatan waktu untuk memenuhi jadwal pelaksanaan Pekerjaan
ini. Oleh karena itu, apabila lewat waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.4 di
atas, TIM TEKNIS belum memberikan tanggapan maka Pemborong akan memberikan
pemberitahuan kedua kepada Pemberi Tugas. Pemberi Tugas wajib akan memberikan
persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari kerja
setelah permohonan tertulis disampaikan oleh Pemborong. Apabila jangka waktu 3 ( Tiga
) hari kerja tersebut telah terlewati, ternyata Pemberi Tugas tidak memberikan tanggapan
atas permohonan Pemborong tersebut, maka Pemberi Tugas dianggap telah memberi
persetujuan atas permohonan tersebut.
1.5
Pemborong berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan
yang diatur dalam Kontrak ini dan hal-hal yang menyangkut kualitas yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas dan kuantitas bahan serta pekerjaan harus sesuai dengan standar
ditetapkan dalam gambar for tender dan spesifikasi dengan tidak mengurangi ketentuan
dan nilai BQ sesuai dengan Klarifikasi dan Negosiasi Akhir
1.6
Pemborong menyerahkan dan menyediakan kepada Pemberi Tugas jaminan (warranties)
bangunan dari bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana
yang telah diklarifikasi pada BQ.
1.7
Pemborong berkewajiban dengan kesungguhan dan keahliannya untuk melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang ada dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan dalam Kontrak.
1.8
Pemborong berkewajiban menyediakan pelaksana, tenaga kerja, perlengkapan, peralatan
dan lain-lainnya, yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, penyelesaian, pemeliharaan dan
perbaikan setiap kerusakan, sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak.
1.9 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya terhadap ketepatan, stabilitas dan
keselamatan semua cara pelaksanaan dan motode pelaksanaan konstruksi.
1.10 Pemborong tidak bertanggung jawab terhadap rencana atau rancangan dan persyaratan
teknis Pekerjaan permanen dan atau pekerjaan sementara yang dibuat oleh Pemberi
Tugas atau perwakilannya.
1.11 Dengan tidak mengurangi ketentuan yang telah diatur secara tegas dalam Kontrak ini,
Pemborong berkewajiban untuk tunduk dan memenuhi ketentuan EHS (Environment,
Health, and Safety) yang berlaku di lingkungan Pemberi Tugas termasuk namun tidak
terbatas pada:
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada dan bekerja di lingkungan
Pemberi Tugas;
• Penggunaan tanda pengenal atau identitas selama berada dan bekerja di lingkungan
Pemberi Tugas;
1.12 Pemberi Tugas berkewajiban untuk mematuhi ketentuan yang terkait keamanan (security)
di seluruh area Pemberi Tugas, termasuk pembatasan akses ke area kerja berdasarkan
kewenangan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
1.13 Pemberi Tugas wajib bertanggung jawab atas seluruh perizinan, lisensi dalam
Pelaksanaan kontrak termasuk namun tidak terbatas pada izin mendirikan bangunan
(IMB), dan perizinan dan/atau persetujuan lainnya yang dipersyaratkan oleh pemerintah
daerah setempat;
1.14 Dalam pengawasan, pengendalian dan kordinasi baik teknis maupun administrasi
di lapangan, Pemberi Tugas akan menempatkan wakilnya di lapangan yang dipimpin
seorang Manajer Proyek, yang memiliki wewenang dalam menjalankan tugas-tugasnya
untuk mewakili kepentingan Pemberi Tugas. Manajer Proyek dalam menjalankan
tugasnya dapat dibantu tim ahli/TIM TEKNIS.
1.14.1 Pemberi Tugas memberikan wewenang kepada Manajer Proyek untuk melakukan
pengawasan terhadap kewajiban dan tanggung jawab Pemborong termasuk
namun tidak terbatas pada :
(i) Mewakili kepentingan Pemberi Tugas dan mempunyai wewenang di dalam
melakukan pengendalian, kordinasi, pengawasan, menandatangani seluruh
dokumen yang dibutuhkan termasuk namun tidak terbatas pada berita acara
serah terima dan mengeluarkan instruksi-instruksi kepada Pemborong
selama Pekerjaan berlangsung hingga selesai
89
No.
Perihal
Uraian
(ii)Mengawasi Pekerjaan Pemborong terhadap mutu pekerjaan baik proses
maupun hasil dan wajib memeriksa jumlah tenaga kerja, peralatan dan
tahapan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan dimulai Manajer Proyek wajib
memeriksa dan menyetujui shop drawing dari Pemborong serta memberikan
persetujuan-persetujuan yang dibutuhkan untuk kelancaran Proyek;
(iii)Wajib meneliti kelayakan dan mempertanyakan dan memastikan cara-cara,
metode-metode, teknis, urutan atau prosedur pelaksanaan pekerjaan dan
atau keselamatan kerja di area Proyek;
(iv)Melakukan evaluasi laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan harian,
mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh Pemborong, memberi laporan
keterlambatan yang terjadi di Proyek secara dini dan memberikan jalan
keluar dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi
keterlambatan tersebut serta berhak menginstuksikan Pemborong untuk
melaksanakan lembur, kerja dengan system shift dan menambah tenaga
kerja dan peralatan, meningkatkan system manajemen jika terdapat indikasi
adanya keterlambatan penyelesaian proyek;
(v) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat dan menilai kemajuan
serta kualitas pekerjaan di lapangan;
(vi) Mengeluarkan dan menandatangani instruksi lapangan (Site Instruction)
termasuk namun tidak terbatas pada instruksi perubahan pekerjaan
(Variation Order) atas persetujuan dari Pemberi Tugas secara tertulis
kepada Pemborong, dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang
diatur lebih lanjut dalam Kontrak ini termasuk namun tidak terbatas pada
ketentuan mengenai Instruksi Dari Pemberi Tugas dan ketentuan Perubahanperubahan/Pekerjaan Tambah dan/atau Pekerjaan Kurang;
(vii)Manajer Proyek berhak untuk menginstruksikan Pemborong untuk mengganti
personil Pemborong yang ditempatkan di lapangan yang dinilai tidak cakap.
Selambat-lambatnya dalam waktu 12 ( Dua belas) hari Kalender Pemborong
harus segera menempatkan personil yang cakap untuk melakukan Pekerjaan
di lapangan. Pemborong akan memberitahukan kepada Pemberi Tugas atas
setiap penggantian personil di lapangan;
(viii) Manajer Proyek berhak menyetujui dan menolak pemilihan Sub Pemborong
sebagai pengganti Sub Pemborong yang telah disetujui dalam Kontrak yang
diajukan oleh Pemborong dari waktu ke waktu;
(ix)Manajer Proyek berhak mengeluarkan interpretasi resmi yang dipergunakan
untuk pelaksanaan dalam bentuk Gambar atau tertulis atas permintaan
Pemborong. Pengertian-pengertian “disetujui”, “setara” dan sebagainya
apabila tidak diterangkan lain berarti adalah sepenuhnya merupakan
wewenang penuh dari Pemberi Tugas dan Manajer Proyek;
1.14.2 Selanjutnya di dalam Kontrak ini, kata “Pemberi Tugas” akan diartikan sebagai
Manajer Proyek
1.14.3 Segala hal yang berhubungan dengan Kontrak di lapangan, harus diselesaikan
antara Pemborong dan Pemberi Tugas melalui Manajer Proyek. Setiap
persetujuan, keputusan, instruksi, pengarahan atau perintah tertulis yang
diberikan Manajer Proyek kepada Pemborong dalam batas-batas yang menjadi
wewenang Manajer Proyek
Pengalihan
Tidak Diatur
Pembatasan dan
Pembebanan
Tidak Diatur
Pengakhiran Sepihak
1. Tanpa mengurangi hak-hak yang dimiliki oleh Pemberi Tugas, jika Pemborong telah 2 (dua)
kali berturut-turut tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang dikeluarkan secara tertulis
oleh Pemberi Tugas atau TIM TEKNIS, dan melakukan pelanggaran atas sebagian atau
seluruh ketentuan dalam Kontrak ini sebagaimana diatur dalam Pasal 10 dan/atau dalam
pelaksanaan selanjutnya Pemborong melakukan kelalaian yang sama, maka Pemberi Tugas
tanpa mengurangi hak-hak lainnya, dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak pengulangan kelalaian
itu, secara tertulis Pemberi Tugas berhak dengan segera memutuskan Kontrak dengan
Pemborong.
2. Pemutusan Kontrak ini, hanya akan terputus jika ada pernyataan tertulis dari Pemberi Tugas
kepada Pemborong. Surat Pembatalan dari Pengadilan tidak diperlukan untuk pembatalan
ataupun pemutusan Kontrak ini. Selanjutnya Para Pihak setuju untuk mengesampingkan
pasal 1266 KUHPerdata dalam hal pemutusan Kontrak ini.
3. Apabila Kontrak diputus oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong harus dibayar oleh
Pemberi Tugas berkenaan dengan semua pekerjaan yang telah dikerjakan sebelum tanggal
pemutusan Kontrak dengan harga yang telah ditentukan.dalam Kontrak atau Addendum
Kontrak atau Site Instruction, sepanjang pembayaran tersebut belum tercakup dalam
pembayaran yang telah dilakukan kepada Pemborong dan akan memperhitungkan Final
account atau perhitungan bersama progress bulanan yang berjalan :
90
No.
Perihal
Uraian
4. Setelah pemutusan/pembatalan Kontrak ini, dalam waktu sesegera mungkin atau paling
lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal pemutusan Kontrak, Pemborong harus mengeluarkan
semua peralatan, bahan atau barang beserta semua stafnya dan seluruh yang ditempatkan
pada proyek.
Hukum yang berlaku dan 1. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak maka harus diselesaikan dengan cara
Penyelesaian Perselisihan
musyawarah dengan jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pertama
dilakukannya musyawah antara Para Pihak untuk mencapai mufakat;
2. Apabila dalam waktu 30 hari sebagaimana yang dmaksud dalam ayat 1 di atas telah terlewati
maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui pengadilan, dalam hal ini Para Pihak
sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri
Kabupaten Bogor;
4. Nama Perjanjian
Perjanjian Sewa Menyewa tanggal 30 Desember 2016 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
PT Cahaya Sakti Furintraco (“Pihak Pertama”)
Perseroan (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Hall 6 berikut dengan fasilitas aliran listrik, fasilitas line telepon intern, air ledeng, dan gudang
yang berlokasi di Jalan Kaum Sari RT.01 RW.05 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara
Kota Bogor, seluas 417,54 m (empat ratus tujuh belas koma lima puluh empat meter persegi)
Nilai Perjanjian
Biaya sewa atas OBJEK PERJANJIAN sebesar Rp. 120.000.0000,- (Seratus Dua Puluh Juta
Rupiah) / Per tahun.
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Masa Sewa dimulai pada tanggal 01 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Hak dan Kewajiban
Kewajiban Pihak Kedua:
1. Pihak Kedua memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan merawat Objek Perjanjian
selama masa sewa;
2. Seluruh biaya dalam rangka menjaga, memelihara, dan merawat Objek Perjanjian menjadi
tanggungan Pihak Kedua;
3.Pihak Kedua wajib menyimpan seluruh bukti-bukti pembayaran biaya utilitas (bila ada).
Setelah masa Perjanjian berakhir, Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti-bukti tersebut
kepada Pihak Pertama.
Pengalihan
Tidak Diatur
Pembatasan dan
Pembebanan
Pihak Kedua tidak akan menyerahkan, mengalihkan, atau dengan cara lain melepaskan seluruh
atau sebagian penguasaan atas Objek Perjanjian atau bagian dari padanya, baik dengan cara
menyewakan kembali, meminjamkan, berbagi atau dengan cara lain kepada pihak manapun
juga, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.
Pengakhiran Sepihak
Tidak Diatur
Hukum yang berlaku dan 1.Semua perselisihan-perselisihan, pertentangan-pertentangan atau perbedaan-perbedaan
Penyelesaian Perselisihan
yang mungkin timbul diantara Para Pihak berkaitan dengan Perjanjian ini atau pelaksanaannya,
akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh Para Pihak;
2.Dalam hal perselisihan, pertentangan atau perbedaan tersebut tidak mencapai mufakat,
maka Para Pihak setuju untuk menyerahkan perselisihan tersebut kepada Pengadilan Negeri
Kota Bogor.
5. Nama Perjanjian
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 11 tanggal 30 Agustus 2016 dibuat di hadapan Noneng
Hodijah, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor
Para Pihak
PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Pertama”)
Perseroan (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Sebagian dari sebidang tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.108/Leuwinutug, terletak
dalam:
Propinsi: Jawa Barat
Kabupaten: Bogor
Kecamatan: Citeureup
Kelurahan: Leuwinutug
Seluas: Kavling 1440 m2 (seribu empat ratus empat puluh meter persegi)
NIB: 10.10.15.10.00434
Dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang di Kabupaten Bogor, yaitu Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, terdaftar atas nama Pihak
Pertama.
Nilai Perjanjian
Jual Beli ini akan dilakukan dengan harga sebesar Rp 3.240.000.000 (tiga miliar dua ratus empat
puluh juta Rupiah)
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Tidak Diatur
Hak dan Kewajiban
Tidak Diatur
91
No.
Perihal
Uraian
Pengalihan
Tidak Diatur
Pembatasan dan
Pembebanan
Tidak Diatur
Pengakhiran Sepihak
Tidak Diatur
Hukum yang berlaku dan Para Pihak telah memilih tempat tinggal (domisili) hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor
Penyelesaian Perselisihan Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.
6. Nama Perjanjian
Perjanjian Kerjasama antara PT Bogorindo Cemerlang Nomor 11/SPK-BC/CSIS/V/2016 dengan
Perseroan Nomor 001/CSIS-SPK/V/2016 tertanggal 10 Mei 2016 yang dibuat di bawah tangan
Para Pihak
PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Pertama”)
Perseroan (“Pihak Kedua”)
Objek Perjanjian
Pihak Pertama memberikan pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima
pekerjaan tersebut dan saling mengikatkan diri dalam perjanjian kerjasama untuk melaksanakan:
- Pekerjaan Pembangunan 47 Unit Warehouse (Gudang);
- Pekerjaan Pembangunan Office Tower;
- Pekerjaan Infrastruktur;
- Manajemen dan Marketing Penjualan Unit-Unit Warehouse dan Unit-Unit Office lokasi proyek
adalah bertempat di Olympic CBD, Kawasan Industri Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
seluas total 59.362 m2
Nilai Perjanjian
Pihak Kedua berhak Rencana Anggaran Biaya terhadap proyek pembangunan senilai Rp
133.299.982.138 (seratus tiga puluh tiga miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan
ratus delapan puluh dua ribu seratus tiga puluh delapan Rupiah).
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Sampai dengan diselesaikannya pembangunan dan penjualan unit-unit warehouse dan office.
Hak dan Kewajiban
Kewajiban Pihak Pertama:
- Pihak Pertama berkewajiban untuk menyerahkan lahan yang dimilikinya seluas total 59.362
m2, yang terletak di area Olympic CBD, Sentul, Kabupaten Bogor untuk dapat dilakukan
pemecahan sertifikat dan dimohonkan perizinannya agar dapat dibangun dan dipasarkan
oleh Pihak Kedua;
- Pihak pertama berkewajiban untuk membuat surat pernyataan bahwa lahan yang akan
digunakan adalah benar-benar milik Pihak Pertama tidak dalam sengketa dan tidak sedang
dijaminkan kepada Bank dan Pihak-Pihak lainnya;
- Pihak Pertama berkewajiban untuk menjamin keamanan di lokasi pembangunan
- Pihak Pertama berhak untuk meminta segala informasi terkait progress pembangunan
maupun penjualan kepada Pihak Kedua;
Kewajiban Pihak Kedua:
- Pihak Kedua berkewajiban untuk membiayai proyek kerjasama yang dimaksud dalam
perjanjian ini;
- Pihak Kedua berhak untuk merencanakan, memutuskan, dan menjalankan strategi-strategi
yang akan dilakukan dalam hal keuangan, design, pembangunan, dan penjualan sampai
berakhirnya perjanjian ini;
- Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat perencanaan biaya operasional, biaya
pembangunan, dan seluruh biaya selama proyek berjalan untuk disetujui oleh kedua belah
pihak dengan perincian yang dituangkan dalam lembar tersendiri berupa rencana kerja dan
rencana anggaran biaya;
- Pihak Kedua berkewajiban untuk menyelesaikan pembayaran tanah milik Pihak Pertama
sesudah harga disepakati bersama dalam kesepakatan tertulis secara proposional terhadap
unit-unit warehouse dan unit-unit office yang telah selesai dibangun dan terbayar lunas
penjualannya.
Pengalihan
Tidak Diatur
Pembatasan dan
Pembebanan
Tidak Diatur
Pengakhiran Sepihak
Tidak Diatur
Hukum yang berlaku dan 1. Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini timbul perselisihan pendapat, maka terlebih
dahulu akan diselesiakan dengan musyawarah untuk mufakat.
Penyelesaian Perselisihan
2. Bilamana dalam jangka waktu maksimal 60 hari kalender cara tersebut di atas tidak
mencapai mufakat, maka Para Pihak akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia di Jakarta, dengan membentuk badan perwasitan sebagai berikut:
- Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota.
- Seorang wakil dari PIhak Kedua sebagai angggota.
- Seorang wakil yang ditunjuk oleh kedua anggota sebagai Ketua.
Disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase ; dan/atau
3. Upaya hukum baik perdata maupun pidana serta memilih domisili hukum di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Kota Bogor
92
b. Perjanjian Hutang Piutang Afiliasi
No. Perihal
1. Nama Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian
Nilai Perjanjian/Bunga
2.
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Hak dan Kewajiban
Pengalihan
Pembatasan dan Pembebanan
Hal-hal yang Dapat
Menimbulkan Pemutusan
Perjanjian
Pengakhiran Sepihak
Hukum yang berlaku dan
Penyelesaian Perselisihan
Nama Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian
Nilai Perjanjian/Bunga
3.
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Hak dan Kewajiban
Pengalihan
Pembatasan dan Pembebanan
Hal-hal yang Dapat
Menimbulkan Pemutusan
Perjanjian
Pengakhiran Sepihak
Hukum yang berlaku dan
Penyelesaian Perselisihan
Nama Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian
Nilai Perjanjian/Bunga
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Hak dan Kewajiban
Pengalihan
Pembatasan dan Pembebanan
Hal-hal yang Dapat
Menimbulkan Pemutusan
Perjanjian
Pengakhiran Sepihak
Hukum yang berlaku dan
Penyelesaian Perselisihan
Uraian
Surat Perjanjian Pinjam Dana tanggal 11 September 2016 yang dibuat di bawah tangan
Perseroan (“Pihak Pertama”)
PT Graha Multi Bintang (“Pihak Kedua”)
Pinjaman
Senilai Rp 3.000.000.000 (tiga miliar Rupiah).
Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083%
per bulan)
Sampai lunas
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Surat Perjanjian Pinjam Dana tanggal 11 Juni 2016 yang dibuat di bawah tangan
Perseroan (“Pihak Pertama”)
PT Cahaya Sakti Lintang Surya (“Pihak Kedua”)
Pinjaman
Senilai Rp 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah).
Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083%
per bulan)
1 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2016
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Tidak Diatur
Surat Pengakuan Hutang tanggal 30 Oktober 2016 yang dibuat di bawah tangan
PT Olympic Bangun Persada (“Pihak Pertama”)
PT Cahayasakti Lintang Surya (“Pihak Kedua”)
Pinjaman Operasional
Senilai Rp 28.184.829.553 (dua puluh delapan milyar seratus delapan puluh empat juta
delapan ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh tiga rupiah).
Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083%
per bulan)
31 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2017
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
93
No. Perihal
4. Nama Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian
Nilai Perjanjian/Bunga
Jangka Waktu dan
Perpanjangan
Hak dan Kewajiban
Pengalihan
Pembatasan dan Pembebanan
Hal-hal yang Dapat
Menimbulkan Pemutusan
Perjanjian
Pengakhiran Sepihak
Hukum yang berlaku dan
Penyelesaian Perselisihan
Uraian
Surat Pengakuan Hutang tanggal 30 Oktober 2016 yang dibuat di bawah tangan
PT Olympic Bangun Persada (“Pihak Pertama”)
PT Bogorindo Cemerlang (“Pihak Kedua”)
Pinjaman Operasional
Senilai Rp 6.113.598.833 (enam milyar seratus tiga belas juta lima ratus sembilan puluh
delapan ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah).
Bunga atas pinjaman tersebut di atas, sebesar 13% (tiga belas persen) per tahun (1,083%
per bulan)
1 Oktober 2016 sampai dengan 31 Oktober 2017
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Utang Perseroan kepada pihak afiliasi yaitu PT Graha Multi Bintang dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya
telah dilunasi oleh Perseroan.
Setiap pinjaman dari pihak afiliasi yang telah dibayar atau akan dibayar sebelum efektifnya Pernyataan
Pendaftaran telah diperoleh dengan syarat dan kondisi yang wajar.
Setiap pinjaman dari pihak afiliasi yang yang harus dibayar, sebagian atau seluruhnya, setelah
efektifnya Pernyataan Pendaftaran telah diperoleh dengan syarat dan kondisi yang wajar. Pinjaman
tersebut memiliki jangka waktu 3 bulan sampai dengan 1 tahun, dengan tingkat bunga 13% per tahun,
sesuai dengan kebijakan grup usaha Perseroan. Apabila Perseroan belum memiliki kesanggupan untuk
melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, maka akan dilakukan perpanjangan untuk jangka waktu
3 bulan sampai dengan 1 tahun sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Melalui transaksi-transaksi dengan pihak afiliasi tersebut, Perseroan mendapatkan manfaat yang
mendukung kegiatan operasional Perseroan yang pada akhirnya memberikan manfaat finansial bagi
Perseroan.
Tabel berikut menunjukkan sifat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan pihak-pihak afiliasi tersebut
serta persentase terhadap aset, liabilitas, pendapatan, dan beban pokok pendapatan konsolidasian
Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013.
Pihak Afiliasi
PT Andalan Utama Bintara
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
PT Cahaya Sakti Lintang Surya
PT Cahaya Bintang Olympic
PT Olympic Kian Industri
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Graha Multi Bintang
Vilia Fransiscus
Sifat Hubungan
Pemegang Saham
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama
Memiliki Manajemen Kunci yang Sama
Dikendalikan oleh Manajemen Kunci
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang Sama
Hubungan Relasi dengan Manajemen Kunci
94
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
Oktober
2016
Uraian
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
PT Bogorindo Cemerlang
Total
Aset Keuangan Lancar Lainnya
PT Andalan Utama Bintara
PT Cahaya Sakti Furintraco
PT Graha Multi Bintang
PT Cahaya Sakti Lintang Surya
Vilia Fransiscus
PT Cahaya Bintang Olympic
Total
Persentase Terhadap Total Aset (%)
31
31 Desember
Oktober
2015
2014
2013
2016
31 Desember
2015
2014
2013
30.207,9
30.207,9
-
-
-
11,69
-
-
-
-
107.525,0
9.900,0
3.032,5
1.110,8
463,8
1,0
122.033,1
463,8
463,8
463,8
463,8
465,0
465,0
41,62
3,83
1,17
0,43
0,18
0,00
47,23
1,76
1,76
3,03
3,03
1,92
1,92
3.240,0
3.240,0
3.004,4
3.004,4
1.443,8
1.443,8
50,0
50,0
1,25
1,25
11,37
11,37
9,44
9,44
0,21
0,21
Uang Muka
PT Bogorindo Cemerlang
Total
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
31
Oktober
2016
Utang Usaha
PT Olympic Kian Industri
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
Persentase Terhadap Total Liabilitas
(%)
31
31 Desember
Oktober
2015
2014
2013
2016
31 Desember
2015
2014
2013
347,8
347,8
-
6,9
5,2
12,1
640,8
410,9
1.051,7
0,25
0,25
-
0,12
0,09
0,21
3,68
2,36
6,05
29.384,8
33.975,6
9.900,0
73.260,4
103,3
103,3
164,7
164,7
228,8
228,8
21,46
24,82
7,23
53,51
0,64
0,64
2,94
2,94
1,32
1,32
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pendapatan
PT Bogorindo Cemerlang
Total
31 Oktober
2016
2015
30.207,9
30.207,9
2015
-
Persentase Terhadap Total Pendapatan
(%)
31 Oktober
31 Desember
2016
2015
2015
2014
2013
31 Desember
2014
2013
-
-
-
56,14
56,14
-
-
-
-
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
Pembelian
PT Olympic Kian Industri
PT Graha Multi Bintang
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
31 Oktober
2016
2015
1.227,5
102,4
1.329,9
31 Desember
2015
2014
2013
- 2.930,2
- 2.930,2
95
7,7
21,9
29,6
373,6
373,6
Persentase Terhadap Total Beban Pokok
Pendapatan (%)
31 Oktober
31 Desember
2016
2015
2015
2014
2013
3,13
0,26
3,39
-
7,59
7,59
0,02
0,06
0,09
1,52
1,52
Setiap transaksi dengan pihak afiliasi yang telah diselesaikan atau akan diselesaikan sebelum efektifnya
Pernyataan Pendaftaran serta yang akan berlanjut setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran telah
atau akan dilakukan secara wajar. Untuk memastikan bahwa transaksi selanjutnya dilakukan secara
wajar, Perseroan telah melakukan seluruh transaksi afiliasi sesuai dengan prosedur Perseroan dan
didukung dengan perjanjian tertulis.
14. Perkara Hukum Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan, Entitas Anak, Dewan Komisaris, dan Direksi
Perseroan serta Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Anak tidak sedang menghadapi atau terlibat
sebagai pihak, baik dalam kapasitasnya sebagai penggugat, tergugat, pemohon, termohon dan/atau
kapasitas lainnya, dalam suatu perkara, sengketa dan/atau perselisihan yang bersifat material yang
dapat mempengaruhi secara material terhadap kegiatan dan kelangsungan usaha Perseroan dan
Entitas Anak dan rencana Penawaran Umum ini, baik perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha
negara, hubungan industrial, arbitrase, pajak, kepailitan dan/atau perkara-perkara lainnya, baik pada
lembaga-lembaga peradilan, arbitrase dan/atau lembaga atau institusi penyelesaian perselisihan
lainnya di seluruh wilayah Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak pada terbatas Pengadilan Negeri,
Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan
Hubungan Industrial, Badan Arbitrase Nasional Indonesia, dan/atau Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia, maupun di luar wilayah Republik Indonesia.
B. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA
1.Umum
Perseroan didirikan pada tahun 1995. Saat ini kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak adalah
dalam bidang pengembangan properti melalui Entitas Anak serta hasil industri furnitur dan jasa pelaksana
konstruksi umum.
Sejak tahun 2005, Perseroan mengkhususkan usahanya dalam bidang proyek atau kontraktor untuk
pekerjaan furnitur yang dibuat menurut pesanan (custom made) untuk interior. Hasil produksi Perseroan
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, antara lain:
• perkantoran
• kursi tunggu
• institusi pendidikan
• kafe dan restoran
• hotel dan resor
• perumahan dan apartemen
• lembaga pemerintahan
• rumah sakit dan klinik kesehatan
Pada tahun 2015, Perseroan mulai mengembangkan bisnisnya ke bidang jasa konstruksi umum.
Proyek konstruksi yang telah diselesaikan oleh Perseroan adalah pembangunan hotel dan condotel
di Sentul Utara sedangkan proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan saat ini adalah
pembangunan smart warehouse, infrastruktur, gudang, dan apartemen di daerah Sentul.
Kemudian pada tahun 2016, melalui entitas anaknya yaitu PT OBP, Perseroan meluaskan kegiatan
usahanya dalam bidang pengembangan properti antara lain apartemen, Small Office Home Office
(SOHO), mall, dan hotel. Saat ini PT OBP memfokuskan kegiatan usaha pembangunannya di kota
Bogor.
Perseroan berkantor pusat di Jalan Kaum Sari RT 001/005, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor
Utara, Bogor 16151, Jawa Barat.
96
Perseroan telah mendapatkan sertifikat sebagai berikut:
• ISO 9001:2008 untuk Quality Management System pada tanggal 11 Oktober 2008 yang berlaku
hingga tanggal 10 Oktober 2017.
• OHSAS 18001:2007 untuk Keselematan dan Kesehatan Kerja sejak tahun 2014 yang berlaku
hingga tanggal 7 Maret 2017.
2. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak
Perseroan memiliki dua kegiatan usaha utama yang dijalankan, yaitu kegiatan usaha furnitur dan
konstruksi umum, sedangkan Entitas Anak menjalankan kegiatan usahanya di bidang pengembangan
properti.
2.1FURNITUR
Dalam mengerjakan proyek furniturnya, Perseroan menyediakan jasa yang menyeluruh, yang meliputi
konstruksi untuk keperluan interior fit-out, mensuplai furnitur, system furniture, karpet atau produk
lainnya yang berhubungan dengan interior sesuai permintaan konsumen. Bahan baku dari furnitur yang
disediakan oleh Perseroan bervariasi tergantung jenis pesanan, namun pada umumnya bahan dasar
utama yang digunakan adalah kayu, playwood, MDF.
Salah satu merek dagang Perseroan adalah “Plano”, yang telah didaftarkan di Kemkumham Dirjen
HAKI No. IDM 000146629. Merek dagang Plano dikhususkan untuk produk furnitur yang dibuat menurut
pesanan (custom made). Saat ini produk furnitur merek Plano telah tersebar mulai dari bagian timur
sampai bagian barat Indonesia.
Berikut adalah daftar proyek yang sudah diselesaikan oleh Perseroan dari tahun 2011 sampai dengan
saat ini yang dikelompokkan berdasarkan jenis pelanggan, yaitu pelanggan pemerintah dan pelanggan
swasta:
Pemerintah
No
Nama Proyek
1.
Pengadaan Furniture Tower dan Auditorium Gedung
Operasional Utama BMKG 1 (satu) Paket
Pengadaan Meubelair Rektorat dan Gedung
Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Bali
Tahun Anggaran 2011
Pekerjaan Pengadaan Meubelair Univ. Trunojoyo
Madura 2012
Pengadaan Meubelair Institut Seni Indonesia (ISI)
Denpasar
Pengadaan Meubelair Universitas Nusa Cendana
(UNDANA) 1 Paket
Pengadaan Meubelair Universitas Negeri Manado
(UNIMA)
Pengadaan Meubelair Asrama PPSDMK Tahun
2013
Pengadaan Meubelair Gedung Kantor Balai Monitor
Spektrum Frekuensi II Bandung
Pengadaan Meubelair Gedung Perpustakaan Digital
Universitas Negeri Medan (UNIMED)
Pekerjaan Pengadaan Peralatan Kantor dan
Meubelair Serta Penataan Interior
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bidang/Sub Bidang
Pekerjaan
Pengadaan Furniture
Jakarta
Tahun Serah
Terima
2011
Pengadaan Meubelair
Singaraja - Bali
2011
Pengadaan Meubelair
Madura
2012
Pengadaan Meubelair
Denpasar - Bali
2012
Pengadaan Meubelair
Kupang - NTT
2013
Pengadaan Meubelair
Manado
2013
Pengadaan Meubelair
Bandung
2013
Pengadaan Meubelair
Bandung
2013
Pengadaan Meubelair
Medan
2013
Pengadaan Meubelair
Gorontalo
2014
97
Lokasi
No
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama Proyek
Pengadaan Peralatan Kantor dan Meubelair Di
Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan Pengadaan Barang Mobile File dan
Safe Deposit Box Gedung Arsip Ditjen Bina Marga
Citerureup
Pekerjaan Pengadaan Interior & Meubelair
Pendukung Pendidikan Politeknik Negeri
Banyuwangi
Pengadaan Meubelair Pendidikan Dasar (SMP)
Pengadaan Meubelair Rumah Khusus Lokasi
Sumatera dan Kalimantan
Pekerjaan Pengadaan Meubiler dan Interior Kantor
Bupati Padang Lawas Utara
Pengadaan Sarana Belajar untuk SMA (Meubelair
Standar Internasional) (Banprov 2016)
Pengadaan Sarana Belajar untuk SMP (Meubelair
Standar Internasional) (Banprov 2016)
Pengadaan Sarana Belajar untuk SD (Meubelair
Standar Internasional) (Banprov 2016)
Pengadaan meubelair pada UNDANA
Bidang/Sub Bidang
Pekerjaan
Pengadaan Meubelair
Medan
Tahun Serah
Terima
2014
Pengadaan Mobile File dan
Safe Deposit Box
Jakarta
2014
Pengadaan Interior &
Meubelair
Banyuwangi
2015
Pengadaan Meubelair
Pengadaan Meubelair
2015
2015
Pengadaan Meubelair &
Interior
Pengadaan Meubelair
Sumedang
Sumatera &
Kalimantan
Padang Lawas
Utara
Tasikmalaya
Pengadaan Meubelair
Tasikmalaya
2016
Pengadaan Meubelair
Tasikmalaya
2016
Pengadaan Meubelair
Kupang
2016
Lokasi
2015
2016
Swasta
No.
Nama Proyek
1.
Pemasangan (Fitting Out) Furniture Condotel Klapa
Breeze
Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Area Umum
(Lobby dan Fuction Hall) Proyek Hotel Santika
Depok
Pengadaan Interior Rumah Sakit Islam Bogor
Club 31 Executive Lounge
2.
3.
4.
Bidang/ Sub Bidang
Pekerjaan
Pengadaan Furniture
Jakarta
Tahun Serah
Terima
2012
Pengadaan Interior
Jakarta
2013
Pengadaan Interior
Pengadaan Meubelair &
Interior Bogor
Bogor
2013
2014
Lokasi
Sebagian besar produk furnitur yang disediakan oleh Perseroan berasal dari grup usaha Perseroan.
Namun jika produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia pada grup usaha Perseroan atau jika
pihak di luar grup usaha Perseroan tersebut menawarkan harga yang lebih bersaing, maka Perseroan
akan menggunakan produk furnitur dari luar group usaha Perseroan.
Proses Penyediaan Furnitur
Berikut adalah proses kegiatan usaha furnitur Perseroan:
−
Proses Tender
dan Kontrak
Soft Drawing
dan Bill of
Quantity
Proses Produksi
Quality Control
Pengiriman
Perakitan dan
Instalasi
Serah Terima
After Sales
Service
Packing
Proses tender dan kontrak
Untuk proyek-proyek pemerintah, pengumuman tender pada umumnya dilakukan melalui media
massa. Selain itu, pengumuman tender juga dapat diterima secara langsung atau melalui undangan.
Jika Perseroan berminat untuk mengikuti tender tersebut, Perseroan akan melakukan pendaftaran
ke calon pelanggan. Selanjutnya, calon pelanggan tersebut akan mengadakan aanwijziing, yaitu
pemberian penjelasan mengenai lingkup pekerjaan, persyaratan, metode pemilihan, dan penjelasan
lain terkait proyek tersebut. Perseroan kemudian menyerahkan dokumen penawaran sesuai
dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh calon pelanggan. Setelah proses seleksi dilakukan,
calon pelanggan akan mengumumkan pemenang dari tender tersebut.
98
Jika Perseroan memenangkan tender, calon pelanggan (khususnya pelanggan pemerintah) akan
mempersiapkan kontrak untuk kemudian ditandatangani oleh Perseroan dan pelanggannya.
Kontrak tersebut mengatur hal-hal seperti lingkup pengadaan, jangka waktu pelaksanaan, harga/
nilai kontrak, metode pembayaran, jaminan pelaksanaan, dan denda keterlambatan.
−
Soft drawing dan bill of quantity
Shop drawing atau gambar kerja yang disesuaikan dengan bill of quantity (BQ) diterima oleh tim
marketing Perseroan dari pelanggan atau pemberi kerja, yang kemudian diteruskan ke bagian
produksi Perseroan sebagai dasar untuk melakukan proses produksi.
−
Proses produksi sesuai dengan spesifikasi
Setelah shop drawing diterima, maka dilakukanlah proses produksi berdasarkan pada shop
drawing yang sesuai dengan BQ. Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi pemilihan subkontraktor
dengan tetap mengacu pada BQ. Bagian produksi Perseroan mengawasi dan mengontrol semua
kegiatan produksi agar tidak terjadi kesalahan baik dalam model maupun spesifikasi yang dipesan.
−
Quality control
Bagian quality control melakukan pemeriksaan terhadap kualitas produk agar sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat dalam shop drawing dan melakukan pengawasan terhadap proses
produksi agar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pelanggan atau pemberi kerja.
−
Packing
Bagian packing melakukan proses pengepakan produk agar produk tersebut dapat sampai kepada
pelanggan dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sesuai dengan permintaan pelanggan atau
pemberi kerja.
−
Pengiriman
Bagian pengiriman melakukan pengiriman produk dengan jasa ekspedisi yang telah melalui proses
seleksi sehingga pengiriman dapat dilakukan secara tepat waktu dan kualitas produk terjaga.
−
Perakitan dan Instalasi
Proses perakitan dan instalasi produk dilokasi oleh tenaga-tenaga yang terampil di bidangnya dan/
atau tenaga rakit dan instalasi yang telah menerima pelatihan, agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
−
Serah terima
Serah terima dilakukan setelah semua produk terakit dan terinstal dengan kondisi baik dan siap
untuk digunakan oleh pelanggan atau pemberi kerja.
−
After sales service
After sales service merupakan jasa pelayanan pemeliharaan produk setelah terpasang selama
jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun, yang disesuaikan dengan jangka waktu yang tercantum
dalam perjanjian atau kontrak.
99
Produk
Produk yang ditawarkan oleh Perseroan dapat dibagi menjadi dua lini besar, yaitu proyek interior dan
furnitur custom made. Produk yang telah dihasilkan oleh Perseroan antara lain berupa:
•
Interior
•
Furnitur custom made
−
Rak buku dan lemari penyimpanan
−
Rak buku
Lemari penyimpanan
Meja kantor
Meja sekat kantor
Meja
100
−
Meja rapat
Meja resepsionis
Kursi kantor
Kursi tunggu
Kursi
Sofa
101
Kapasitas Hasil Produksi
Kapasitas hasil produksi Perseroan sehubungan dengan kegiatan usaha furnitur untuk periode sepuluh
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015, 2014, 2013, 2012, dan 2011.
(dalam miliar Rupiah)
Periode sepuluh bulan
yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
Uraian
Kapasitas hasil
produksi
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
85
2014
65
2013
55
2012
44
2011
42
42
Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku untuk kegiatan usaha furnitur sebagian besar tersedia di pasar lokal. Harga
bahan baku yang berasal dari pasar lokal untuk kegiatan usaha furnitur cukup stabil. Perseroan akan
melakukan impor bahan baku yang tidak tersedia di pasar lokal, seperti gaslift untuk kursi, melamin
paper dan aksesoris-aksesoris, serta apabila bahan baku yang sama dapat diperoleh dengan harga
yang lebih murah apabila diimpor.
2.2 KONSTRUKSI UMUM
Sejak tahun 2015, Perseroan menjalankan kegiatan usaha jasa konstruksi umum. Perseroan saat ini
menangani proyek konstruksi untuk bangunan gedung, infrastruktur, dan gedung kantor. Di samping
itu Perseroan juga mengerjakan proyek konstruksi lainnya seperti pusat perbelanjaan, apartemen,
Small Office Home Office (SOHO), dan hotel. Jasa konstruksi umum yang dikerjakan oleh Perseroan
mencakup paket pekerjaan rancang bangunan (design and built) dan paket pekerjaan struktur dan
arsitektur.
2.2.1
Proyek Konstruksi
2.2.1.1 Proyek Konstruksi yang Telah Dibangun
Berikut adalah proyek konstruksi yang telah dibangun oleh Perseroan:
No.
a.
b.
Nama Bangunan
Hotel Olympic Renotel
Condotel Olympic
Jenis Bangunan
Hotel bintang 4
Condotel
Lokasi
Sentul Utara
Sentul Utara
Luas
Bangunan
6.000 m2
9.000 m2
Tahun
Penyelesaian
2016
2017
a. Hotel Olympic Renotel
Hotel Olympic Renotel Sentul - Bogor merupakan hotel yang dinaungi manajemen Topotels Hotels
& Resort yang berlokasi di Kawasan Industri Sentul, Jalan Olympic Raya Kav. C-4A. Lokasi tersebut
sangat strategis mengingat letaknya dekat dengan gerbang tol keluar Sirkuit Sentul yang merupakan
bagian dari Tol Jagorawi.
Terdapat 3 (tiga) jenis kamar yang disediakan, yakni tipe Superior, Deluxe, dan Family. Setiap kamar
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti air conditioner, akses Wi-Fi, hairdryer, hot & cold standing
shower, dan juga berbagai pilihan TV channel baik lokal maupun internasional.
Olympic Renotel memiliki konsep modern dan elegan, didukung dengan fasilitas hotel seperti kolam
renang outdoor yang terletak di rooftop lantai 8 dengan pemandangan langsung Gunung Pancar, juga
restoran bernama Coriander yang menyajikan berbagai variasi menu makanan baik menu nusantara
maupun internasional. Hotel ini juga menyediakan 8 ruang pertemuan dan 1 ruang serbaguna yang
dapat mencapai kapasitas hingga 150 orang yang telah dilengkapi dengan proyektor, Wi-Fi dengan
kecepatan tinggi dan keperluan rapat lainnya.
102
Kamar Hotel Olympic Renotel
Tampak depan Hotel Olympic Renotel
b. Condotel Olympic
Condotel Olympic berlokasi di Kawasan Industri Sentul, Jalan Olympic Raya Kav. C-4A dan terintegrasi
langsung dengan Hotel Olympic Renotel. Condotel ini memiliki luas tapak bangunan seluas 559 m2 dan
terdiri dari 10 lantai.
Fasilitas yang dimiliki kantor salah satunya adalah sky lounge dan virtual office.
Foto Condotel Olympic
2.2.1.2 Proyek Konstruksi yang Sedang Dibangun
Saat ini Perseroan sedang membangun gudang (warehouse) beserta infrastrukturnya, dan gedung
kantor yang terletak di kawasan industri Sentul, Bogor. Selain itu, Perseroan juga mengerjakan proyek
konstruksi Olympic City yang terletak di pusat kota Bogor.
Adapun rincian proyek konstruksi yang sedang dikerjakan oleh Perseroan sebagai berikut:
No.
a.
b.
c.
d.
e.
Gudang
Sentul
Estimasi Penyelesaian
Proyek
2017
Fasilitas infrastruktur
Sentul
2017
Gedung Kantor
Sentul
2019
Apartemen
Mixed use (mall, hotel, SOHO,
apartemen)
Sentul
Kedung Halang,
Bogor
2019
2020
Nama Bangunan
Smart Warehouse – Kawasan
Industri Sentul
Infrastruktur – Kawasan Industri
Sentul
Olympic Office Block – Kawasan
Industri Sentul
Olympic Residence
Olympic City Fase I
Jenis Bangunan
103
Lokasi
a. Smart Warehouse – Kawasan Industri Sentul
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang mengerjakan proyek pembangunan 51 unit
gudang yang dibangun di atas lahan seluas 4,3 hektar. Selain berada di lokasi yang strategis karena
berjarak hanya 100 meter dari dan ke pintu Tol Sirkuit Sentul, gudang ini juga dilengkapi dengan
teknologi IT smart.
Nilai kontrak dari proyek pembangunan gudang ini adalah Rp62,7 miliar dan diperkirakan akan selesai
pada tahun 2017. Pada tanggal 31 Oktober 2016, progres pembangunan proyek ini adalah sebesar
18,59% atau senilai Rp13,8 miliar dan pembangunan gudang yang telah selesai adalah sebanyak 5
unit.
Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk PT Cahaya Lestari Gemilang sebagai sub-kontraktor.
Rendering proyek pembangunan warehouse di Kawasan Industri
Sentul
Tampak depan warehouse di Kawasan
Industri Sentul
b. Infrastruktur – Kawasan Industri Sentul
Kawasan Industri Sentul merupakan kawasan terpadu (mixed use development) yang terletak di
Sentul, Bogor, Jawa Barat. Terletak kurang lebih 50 kilometer dari Jakarta, saat ini Kawasan Industri
Sentul dapat diakses melalui beragam alternatif, salah satunya melalui jalan tol. Untuk melengkapi
akses menuju Kawasan Industri Sentul, Perseroan saat ini sedang melakukan pembangunan fasilitas
infrastruktur berupa jalan dan saluran beton. Di samping itu Perseroan juga sedang membangun fasilitas
infrastruktur lainnya seperti penerangan jalan umum, penangkal petir, gardu PLN, dan sebagainya.
Nilai kontrak dari proyek pembangunan infrastruktur ini adalah Rp24,9 miliar dan diperkirakan akan
selesai pada tahun 2017. Pada tanggal 31 Oktober 2016, progres pembangunan proyek ini adalah
sebesar 59,84% atau senilai Rp16,4 miliar.
Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk CV Kemangi sebagai sub-kontraktor.
Jalan di Kawasan Industri Sentul
Saluran beton di Kawasan Indutri Sentul
104
c. Gedung perkantoran – Kawasan Industri Sentul
Gedung perkantoran yang dibangun oleh Perseroan saat ini terdiri dari 11 tower gedung perkantoran
dimana saat ini masih dalam proses tahap perencanaan dan pemasaran. Perseroan akan bertindak
sebagai kontraktor utama pembangunan proyek ini dan Entitas Anak bertindak sebagai pihak
pengembang dan pemasaran. Proyek ini direncanakan pembangunan pada semester pertama 2017
dan akan selesai seluruhnya pada tahun 2019.
Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk PT Mitralanggeng Prama Konstruksi sebagai sub-kontraktor.
Rendering proyek pembangunan gedung perkantoran di Kawasan Industri Sentul
d. Olympic Residence
Olympic Residence merupakan apartemen dengan 2 tower dengan jumlah unit apartemen sebanyak
790 unit dan dibangun di atas lahan seluas 6.471 m2. Olympic Residence dilengkapi dengan fasilitas
seperti commercial area, kolam renang, dan jogging track.
Pembangunan Olympic Residence diperkirakan akan selesai pada tahun 2019.
Untuk proyek ini, Perseroan bekerjasama dengan PT Hutama Karya Realty dalam bentuk KSO.
Rendering proyek Olympic Residence
105
2.2.1.3 Proyek Konstruksi yang Akan Dibangun
Proyek konstruksi yang akan dibangun oleh Perseroan sebagai berikut:
No.
Nama Bangunan
a. Transit Oriented Development
(TOD)
Jenis Bangunan
Mixed use
Lokasi
Gunung Putri, Sirkuit Sentul,
Tanah Baru, Sukaresmi, dan
Cibanon
Estimasi Penyelesaian Proyek
2024
a. Transit Oriented Development (TOD)
Proyek ini merupakan proyek pembangunan titik-titik pemberhentian di Kota dan Kabupaten Bogor
yang akan dilalui oleh jalur Light Rail Transit (LRT) yang kemudian titik pemberhentian tersebut tidak
hanya berfungsi sebagai stasiun tetapi dikembangkan sebagai kawasan mixed use yang disebut dengan
TOD. Fungsi bangunan disetiap kawasan disesuaikan dengan analisis kawasan sekitar. Saat ini telah
direncanakan 5 titik TOD yang terletak di Gunung Putri, Sirkuit Sentul, Tanah Baru, Sukaresmi, dan
Cibanon. Dalam pembangunan TOD bekerjasama dengan swasta lain dan pemerintah.
Saat ini, progres pembangunan TOD tersebut adalah dalam tahapan perencanaan dan perijinan.
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2024.
Untuk proyek ini, Perseroan telah menunjuk beberapa konsultan untuk perencanaan.
2.2.2 Proses Konstruksi
Berikut adalah proses kegiatan usaha konstruksi Perseroan:
−
Seleksi proyek baru
Perseroan senantiasa menjaga hubungan dengan pelanggan berulang untuk memperoleh proyek
berikutnya. Selain itu, Perseroan juga mencari pelanggan baru dengan cara mengikuti tender,
perkenalan dan melakukan pendekatan dengan calon pelanggan yang potensial.
−
Perolehan kontrak
Perseroan melakukan analisis proyek untuk menentukan apakah suatu proyek, yang diketahui oleh
Perseroan melalui penunjukkan langsung maupun melalui pengumuman tender di media massa,
sesuai dengan kompetensi Perseroan kemudian melakukan perhitungan perkiraan biaya atas
proyek tersebut. Jika Perseroan berminat dengan proyek tersebut, Perseroan akan mempersiapkan
proposal untuk disampaikan kepada calon pelanggan, yang antara lain memuat estimasi biaya
proyek dan Rencana Anggaran Biaya. Calon pelanggan dapat melakukan negosiasi dengan
Perseroan untuk melakukan penyesuaian pada proposal tersebut. Jika telah disetujui oleh kedua
belah pihak, Perseroan akan memperoleh surat penunjukkan lalu mempersiapkan kontrak untuk
kemudian ditandatangani oleh Perseroan dan pelanggannya.
−
Seleksi tim proyek
Setelah ditandatanganinya kontrak, Perseroan kemudian melakukan seleksi tim untuk ditugaskan
menangani proyek bersangkutan. Kriteria yang digunakan oleh Perseroan dalam melakukan seleksi
antara lain kemampuan teknis menganalisa, kemampuan negosiasi, kemampuan managerial
proyek, dan penilaian atas mentalitas psikologi.
−
Pelaksanaan
Pekerjaan kontruksi dilakukan oleh sub-kontraktor berdasarkan kontrak kerja dan surat perintah
kerja. Proses pengadaan material disesuaikan dengan jadwal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah disusun. Perseroan melakukan pengendalian
kualitas produk untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah disepakati bersama. Selama berjalannya proyek, Perseroan melakukan
manajemen pelaksanaan operasional proyek di lapangan yang mengutamakan 3 unsur utama,
pengawasan mutu yang baik, pengendalian tepat waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak,
serta biaya yang effisien. Di samping itu, Perseroan juga melakukan prosedur keselamatan kerja
untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
106
−
Penyelesaian
Setelah penyelesaian proyek mencapai 100%, Perseroan melakukan dilakukan serah terima
proyek pertama kepada pelanggan dan dimulai masa pemeliharaan (pada umumnya sekitar 1
sampai dengan 6 bulan sejak Berita Acara Serah Terima Barang untuk produk furnitur), dimana jika
ditemukan adanya kerusakan atau cacat, Perseroan akan bertanggung jawab untuk melakukan
perbaikan. Setelah masa pemeliharaan selesai, akan diadakan serah terima proyek kedua di mana
pelunasan tagihan proyek akan dilakukan. Pada saat ini proyek telah sepenuhnya diserahkan
kepada pelanggan dan Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban apapun terhadap proyek
tersebut. Namun demikian, Perseroan menyediakan layanan purna jual berupa spare part untuk
pelanggannya dalam jangka waktu 1 tahun. Pada akhirnya, Perseroan melakukan survei untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan.
2.3 PENGEMBANGAN PROPERTI
Entitas Anak Perseroan, yaitu PT OBP, menjalankan usaha dalam bidang pengembangan properti,
antara lain berupa apartemen, Small Office/Home Office (SOHO), mall, hotel. PT OBP telah memiliki
lahan yang telah dibebaskan sebesar 40,0 hektar dan tanah yang sedang dalam proses pembebasan
sebesar 20,0 hektar. Dari tanah yang telah dibebaskan tersebut, PT OBP sedang mengembangkan
12,0 hektar sehingga sisa tanah (land bank) yang dimiliki adalah sebesar 28,0 hektar.
Adapun tabel berikut menggambarkan rincian tanah berdasarkan lokasi, yaitu:
No.
Lokasi
a.
b.
Total
Sentul
Bogor
Dibebaskan (ha)
Dalam Proses Pembebasan
(ha)
28,0
2,0
12,0
18,0
40,0
20,0
Dikembangkan* (ha)
12,0
12,0
Keterangan:
* merupakan tanah yang telah dimatangkan dan siap dijual dan dibangun, termasuk tanah terjual, stok tanah, infrastruktur, dan
tanah-tanah yang digunakan untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum.
2.3.1 Proyek Pengembangan Properti
2.3.1.1 Proyek Properti yang Akan Dikembangkan
PT OBP akan mengembangkan Olympic City, yang merupakan kawasan one stop living dengan total
area seluas 30 hektar yang memiliki fungsi mixed use, yaitu terdiri atas beberapa tower apartment,
lifestyle mall, office tower, universitas, hotel, rumah sakit, foodcourt, dan komersial. Olympic City
terletak di pusat kota Bogor yaitu Kedung Halang dan memiliki akses terbaik yaitu dilalui jalan tol dan
jalur Light Rail Transit (LRT). Fase pembangunan Olympic City akan dibagi menjadi 3 tahap, dimana
fase pertama adalah pembangunan mall, hotel, SOHO, apartemen, dan rumah sakit. Fase kedua
adalah pembangunan kawasan bisnis dan komersial yang terdiri dari bangunan perkantoran, sekolah
dan universitas internasional, serta apartemen kelas menengah atas. Sedangkan fase ketiga adalah
pembangunan apartemen dan perkantoran.
Pekerjaan pembangunan proyek Olympic City ini akan ditangani oleh Perseroan sebagai kontraktor
utama dengan melakukan kerjasama dengan beberapa sub-kontraktor yang berpengalaman di
bidangnya masing-masing, sedangkan sebagian besar lahan sudah dimiliki oleh PT OBP.
107
Rendering proyek Olympic City Fase I
Rendering proyek Olympic City Fase II
Saat ini, progres pembangunan Olympic City Fase I adalah dalam tahapan perencanaan dan perijinan,
dan pelaksanaan ground breaking direncanakan pada bulan Agustus 2017. Adapun Olympic City Fase
I terdiri dari:
No.
a.
b.
c.
d.
e.
Nama Bangunan
Olympic City Mall
Olympic Hotel
Olympic SOHO
Olympic Apartment
Olympic Hospital
Jenis Bangunan
Lokasi
Mall
Hotel
SOHO
Apartemen
Rumah Sakit
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Luas Bangunan
(m2)
92.206
13.886
4.000
71.096
29.938
Estimasi Penyelesaian Proyek
2020
2020
2021
2019
2020
a. Olympic City Mall
Olympic City Mall ini dikembangkan berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Colliers
International yang menyatakan kebutuhan masyarakat akan fasilitas perbelanjaan di wilayah Bogor
utara termasuk cukup tinggi. Mall ini dikembangkan sebagai bagian dari kawasan integrated mixeduse Olympic City dengan konsep garden mall dimana fasilitas outdoor mall dibuat lebih besar dari
biasanya. Konsep garden mall ini diangkat karena mempertimbangkan lokasi mall yang berada di pusat
kota Bogor dan berada tidak jauh dari Kebun Raya Bogor. Dengan konsep ini, Olympic City Mall akan
memiliki keunikan yang khas dan daya tarik tersendiri dibandingkan dengan bangunan-bangunan mall
pada umumnya.
108
PT OBP menunjuk Callison RTKL, konsultan arsitek dari USA yang memiliki spesialisasi dalam
perencanaan bangunan mixed-use bertaraf internasional, untuk menterjemahkan konsep garden mall
ini ke dalam sebuah desain. Dalam hal perencanaan bangunan retail dan mixed-use, perusahaan
ini merupakan salah satu perusahaan terbaik di dunia. Salah satu mall yang pernah ditangani
oleh perusahaan ini adalah Green Belt Commercial Complex di Manila yang memperoleh banyak
penghargaan sebagai sebuah mall yang memiliki konsep garden mall.
Saat ini proyek ini sudah memasuki tahap perencanaan dan pre-sales. Beberapa anchor tenant telah
menyatakan minat untuk menyewa space retail di mall ini. Pembangunan mall ini akan dimulai pada
bulan Agustus 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Rendering proyek Olympic City Mall
b. Olympic Hotel
Olympic Hotel merupakan hotel bintang 4 yang letaknya berada di atas Olympic City Mall, namun
demikian memiliki akses dan lobi yang terpisah dari area mall. Jadi secara fungsi dan operasional
memiliki pemisahan yang jelas dengan mall namun demikian memiliki akses langsung ke mall.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel ini terdiri dari ballroom dan beberapa ruang pertemuan yang sangat
menunjang untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention & Exhibition (MICE), baik dari sektor swasta
maupun pemerintah.
Saat ini proyek hotel sedang dalam tahap perencanaan. PT OBP akan bekerja sama dengan hotel
operator bertaraf internasional dalam mengembangkan hotel ini untuk meningkatkan daya saing dan
tingkat pemasaran hotel ini. Pembangunan hotel ini akan dimulai pada tahun 2018 dan ditargetkan
selesai pada tahun 2020.
c. Olympic SOHO
Potensi komersial areal Olympic City akan mengalami peningkatan signifikan ketika Light Rail Transit
(LRT) yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2020 dan melewati kawasan Olympic City.
Oleh karena itu, komponen SOHO di Olympic City ini akan memiliki nilai komersial yang sangat baik,
yaitu sebagai fasilitas usaha yang dikombinasi dengan fasilitas tempat tinggal.
Bangunan SOHO ini akan memiliki akses langsung ke mall dengan fasilitas publik seperti lobi dan parkir
yang tersendiri.
Saat ini proyek hotel sedang dalam tahap perencanaan. PT OBP akan mengembangkan sendiri proyek
SOHO ini atau bekerja sama dengan pihak investor. Rencana pembangunan bangunan SOHO ini akan
dilakukan pada tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2021.
109
Rendering proyek Olympic SOHO
d. Olympic Apartment
Kawasan Olympic City fase pertama direncanakan akan memiliki 5 tower apartemen dengan jumlah
unit apartemen sebanyak 2.500 unit. Olympic Apartment akan memiliki akses langsung ke mall,
dengan demikian fasilitas penunjang apartemen seperti lobi, supporting commercial, dan fasilitas parkir
tersendiri. Olympic Apartment ini akan menjadi apartemen pertama di pusat kota Bogor yang menempel
dengan bangunan mall.
Fasilitas yang dimiliki Olympic Apartment terdiri dari area ruang terbuka hijau, baik di sekeliling
apartemen maupun di roof garden, berupa kolam renang dan fasilitas-fasilitas penunjang seperti taman
yang luas, spa, child care dan ruang pertemuan yang memadai, yang ditunjang dengan pemandangan
360 derajat ke arah pegunungan dan kota Bogor.
Tahap pertama yang akan ditawarkan ke pasar adalah 2 tower apartemen. Rencana pembangunan
adalah di tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2019.
Rendering proyek Olympic Apartment
110
e. Olympic Hospital
Olympic Hospital merupakan rumah sakit bertaraf internasional dan direncanakan akan memiliki 600
tempat tidur. Layanan unggulan yang akan ditawarkan oleh Olympic Hospital adalah berupa state of the
art cancer theraphy menggunakan proton beam yang merupakan teknologi terbaru dalam pengobatan
penyakit kanker.
Rencana pembangunan adalah di tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Rendering proyek Olympic Hospital
2.3.2 Proses Pengembangan Properti
Berikut adalah proses kegiatan usaha pengembangan properti Entitas Anak Perseroan:
Akuisisi Tanah
Design dan
Plotting
Proses
Konstruksi
Penjualan dan
Penyewaan
Pengelolaan
Properti
−
Akuisisi tanah
Proses pengakuisisian tanah dilakukan oleh tim surveyor dari Entitas Anak Perseroan. Setelah
dipilih tanah yang akan diakuisi untuk rencana pengembangan, dilakukan pemeriksaaan keabsahan
surat-surat kepemilikan tanah tersebut untuk kemudian dilakukan transaksi pembelian atau akuisisi
tanah tersebut dari pemilik tanah.
−
Design dan ploting
Dalam melakukan proses design dan ploting atas tanah yang telah diakuisisi, divisi Business
Development merencanakan pelaksanaan dan pembangunan dengan bekerjasama dengan
konsultan-konsultan perencanaan yang telah berpengalaman di bidangnya, termasuk pengurusan
izin-izin untuk pembangunan atas proyek yang akan dilaksanakan.
−
Proses konstruksi
Pelaksanaan konstruksi properti dilakukan oleh kontraktor.
−
Penjualan dan penyewaan
Proses penjualan dalam telah mulai dilaksanakan oleh tim sales dan marketing sejak tahap final
dari design dan ploting atau sebelum konstruksi dimulai. Setelah dilakukan serah terima properti
dari kontraktor kepada Entitas Anak Perseroan, Entitas Anak Perseroan dapat melakukan serah
terima properti kepada konsumen maupun melakukan penyewaan atas properti tersebut.
111
−
Pengelolaan properti
Pengelolaan kawasan atau lingkungan properti yang dilakukan setelah serah terima meliputi
pengelolaan kebersihan dan keamanan, penerangaan jalan, fasilitas jalan, fasilitas umum (seperti
rumah ibadah dan taman).
2.4 Sisa Tanah (Landbank) yang Belum Dikembangkan
Perseroan dan Entitas Anak saat ini memiliki tanah potensial yang belum dikembangkan. Tabel berikut
menunjukkan rincian landbank Perseroan dan Entitas Anak.
No.
Lokasi
a.
b.
Total
Sentul
Bogor
Rencana Pengembangan
(ha)
12,0
12,0
Landbank (ha)
Total (ha)
28,0
28,0
28,0
12,0
40,0
3. Keselamatan Kerja
Perseroan menyadari akan pentingnya peran sumber daya manusia atas keberhasilan Perseroan
dalam menjalankan usaha jasa konstruksi umumnya. Oleh karena itu, Perseroan secara bersungguhsungguh, terencana dan berkesinambungan memusatkan perhatian untuk selalu menjaga dan
memperhatikan keselamatan sumber daya manusianya. Untuk memastikan hal tersebut terjadi,
sejak tahun 2015 Perseroan telah menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
dan telah memperoleh sertifikat dari DAS Certification. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan
menyediakan alat-alat keselamatan seperti helm, jacket lapangan, dan safety shoes, juga mengadakan
medical check up bagi karyawan lapangan. Selain itu, Perseroan juga melindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen dan orang lain dan juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
4. Pengendalian Kualitas Produk
Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan pekerjaan, Perseroan melakukan kontrol kualitas yang
ketat. Perseroan juga telah berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, yang membuktikan bahwa
Perseroan telah menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten menyediakan produk yang
memenuhi permintaan pelanggan serta hukum dan persyaratan yang berlaku, dan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif, termasuk perbaikan sistem yang
berkesinambungan.
Langkah-langkah yang telah dilakukan Perseroan untuk mengawasi kualitas produk adalah dengan
dilakukannya pengecekan kualitas secara berkala oleh team Quality Control serta pengecekan dari
team Marketing oleh Field Project pada saat pengiriman barang ke pelanggan.
5. Pemasaran dan Penjualan
Pemasaran
Dalam kegiatan usaha penyedia furnitur, Perseroan memiliki 2 tipe target pelanggan yaitu dari kalangan
pemerintahan seperti departemen-departemen pemerintah, dan kalangan swasta. Untuk kalangan
pemerintahan, Perseroan tidak melakukan strategi pemasaran oleh karena setiap tender atau lelang
yang diikuti berasal dari informasi di media massa, sedangkan untuk kalangan swasta cara pemasaran
yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan memperkenalkan profil Perseroan kepada relasi-relasi
bisnis.
Dengan didukung oleh pengalaman selama lebih dari 21 tahun, Perseroan telah berhasil mengembangkan
jaringan dan relasi yang sangat menunjang perolehan-perolehan kontrak baru serta pelangganpelanggan baru. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pelanggan dari departemen-departemen
pemerintahan yang menggunakan jasa Perseroan untuk membuat interiornya, misalnya Kantor DPRD,
KPP, Pusdiklat, Kantor BMKG, dan sebagainya.
112
Sehubungan dengan kegiatan usaha jasa konstruksi umum, kegiatan pemasaran Perseroan dilakukan
melalui keikutsertaan di berbagai tender atau penawaran pekerjaan guna memperoleh kontrak. Selain
melalui proses tender, kontrak dapat diperoleh melalui penunjukkan langsung. Perseroan secara efektif
dan terus menerus membina hubungan baik dengan para pemilik proyek, konsultan, desainer proyek,
maupun quantity surveyor. Dengan membina hubungan baik tersebut, Perseroan dapat lebih mudah
untuk mendapatkan tawaran atau pengerjaan proyek.
Adapun sistem penjualan yang diterapkan oleh Entitas Anak Perseroan dalam menjalankan kegiatan
usaha pengembangan properti secara garis besar terbagi atas penjualan langsung dan penjualan tidak
langsung. Yang dimaksud dengan penjualan langsung adalah Perseroan mempunyai sales executive
sendiri, perolehan penjualan dilakukan dari aktivitas kanvasing, gathering, dan aktivitas promosi baik
secara above the line maupun below the line. Tidak kalah pentingnya adalah melalui pengelolaan
database customer yang merupakan pelanggan Perseroan yang jumlahnya akan mencapai ratusan.
Sedangkan untuk penjualan tidak langsung, Perseroan bekerja sama dengan agen-agen properti, bisa
dalam bentuk lead agent ataupun multi agent. Dalam satu proyek properti skala besar jumlah agen
properti yang dilibatkan mencapai ratusan. Agen yang diajak bekerja sama termasuk di dalamnya agenagen yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia.
Kegiatan promosi Perseroan dilakukan dengan menerapkan beberapa metode melalui kanal-kanal
sebagai berikut:
−
Kegiatan promosi / iklan berbayar melalui agensi periklanan (above the line) antara lain mencakup:
• Kegiatan promosi melalui iklan di media iklan elektronik seperti radio dan televisi
• Kegiatan promosi melalui iklan di media cetak seperti koran dan majalah
• Kegiatan promosi melalui iklan di media online seperti seperti ad-words dan media sosial
• Kegiatan promosi melalui iklan di media outdoor; billboard, banner (spanduk dan umbul-umbul)
−
Kegiatan promosi dilakukan tanpa melalui agensi periklanan (below the line) antara lain mencakup:
• Kegiatan promosi melalui produksi dan penyebaran media katalog, brosur, flyer
• Kegiatan promosi melalui media elektronik seperti distribusi SMS blast dan broadcast message
• Kegiatan promosi melalui media sosial
−
Kegiatan promosi dilakukan melalui penyelenggaraan pameran properti, baik yang dilakukan
sendiri, maupun mengikuti event yang diselenggarakan pihak ketiga bersama-sama perusahaan
properti lain.
Kegiatan promosi melalui penyelenggaraan event, pertemuan dengan prospek konsumen, talks
show, pertemuan dengan blogger atau komunitas, kompetisi menulis, kompetisi foto.
Kegiatan promosi dengan metode kerja sama (joint promotion) di media elektronik seperti radio,
televisi, ataupun di media cetak seperti koran dan majalah, serta dalam penyelenggaraan event.
Kegiatan promosi melalui konsep sponsorship seperti pada penyelenggaraan event, pembuatan
film.
Kegiatan promosi melalui kegiatan public relation seperti pertemuan press media, kunjungan
media.
−
−
−
−
Fokus kegiatan pemasaran mencakup wilayah dimana lokasi properti Perseroan, yaitu dengan bekerja
sama dengan para principal yang akan membawahi para agen yang berada di kota besar seperti
Surabaya dan kawasan dekat dengan kota Bogor seperti Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Perseroan
juga memanfaatkan jaringan yang kuat dari pengalaman usaha furniture selama puluhan tahun di kotakota tersebut. Perseroan juga akan membuat tim in-house yang akan bertanggung jawab atas setiap
wilayah yang dipilih oleh Perseroan.
Selain itu, Perseroan juga membentuk tim baru yang juga akan fokus untuk melakukan pemasaran
kepada komunitas yang dibentuk di masing-masing kota, mengingat bahwa saat ini kota-kota besar
juga sangat kuat dalam keanggotaan komunitas seperti, para komunitas dokter, komunitas asuransi,
dan komunitas mobil yang dipandang sesuai dan bisa menjadi target market Perseroan.
113
Untuk pemasaran over the line, Perseroan akan mengundang media partner, blogger, media social
influencer agar setiap kegiatan yang dilakukan di masing-masing kota tersebut, informasinya bisa
dibagikan kepada khalayak ramai.
Dengan mempertimbangkan target pembeli properti-properti Perseroan yang dapat saja tinggal di
luar wilayah-wilayah tersebut di atas, dan dengan mempertimbangkan banyaknya media yang dibaca
atau disimak target pembeli yang cakupannya bersifat nasional, maka beberapa kanal promosi yang
dipilih baik melalui media cetak maupun elektronik, juga menyasar kecakupan nasional atau ke seluruh
Indonesia.
Saat ini, dengan mempertimbangkan kecenderungan bahwa calon pembeli umumnya adalah masyarakat
yang tinggal di lokasi kurang lebih 10 – 20 km sekitar properti milik Perseroan yang dibangun, fokus
pemasaran diutamakan ke wilayah sekitar properti-properti Perseroan dibangun. Namun dengan
mempertimbangkan bahwa calon pembeli juga banyak terdiri dari investor di bidang properti yang
tinggal di luar fokus wilayah pemasaran, maka peluang untuk memperluas wilayah pemasaran sangat
mungkin dilakukan. Di samping itu Perseroan juga melakukan promosi melalui media cetak berskala
nasional untuk memperluas wilayah pemasarannya.
Saat ini Perseroan lebih mentargetkan kepada keluarga muda (pasangan muda dengan satu anak),
namun ke depannya, dengan berkembangnya sektor industri di wilayah Bogor dan sekitarnya, segmen
pasar dapat diperluas ke karyawan-karyawan level eksekutif, bahkan ekspatriat.
Penjualan
Perseroan memperoleh pendapatan dari jasa konstruksi serta penjualan retail dan proyek mebel.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan pendapatan Perseroan berdasarkan produk dan layanan:
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keterangan
Jasa Konstruksi
Penjualan Retail dan
Proyek Mebel
Total
Periode sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober
2016
Δ%
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
2015
Δ%
2014
Δ%
30.207,9
100,0
-
-
-
-
-
23.598,4
53.806,3
62,3
270,2
14.535,8
14.535,8
52.913,4
52.913,4
13,0
13,0
46.829,4
46.829,4
39,1
39,1
Keterangan
Jasa Konstruksi
Penjualan Retail dan Proyek Mebel
Total
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Δ%
2012
Δ%
33.654,3
18,4
28.435,5
31,1
33.654,3
18,4
28.435,5
31,1
2013
2011
21.696,3
21.696,3
Pendapatan jasa konstruksi untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016
adalah sebesar Rp30.207,9 juta, yang merupakan 56,1% dari total pendapatan Perseroan.
Perseroan tidak memiliki ketergantungan terhadap satu dan/atau sekelompok pelanggan dan pemasok
tertentu.
Perseroan memiliki ketergantungan pada kontrak-kontrak dengan kantor-kantor lembaga pemerintah
dan sekolah-sekolah untuk kegiatan usaha industri furnitur. Adapun kontrak dengan kantor lembaga
pemerintah memberikan kontribusi sekitar 70% dari pendapatan dari penjualan retail dan proyek mebel
Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016.
Perseroan tidak memiliki kecenderungan yang signifikan dalam produksi, penjualan, persediaan, beban,
dan harga penjualan sejak tanggal 31 Oktober 2016 yang mempengaruhi kegiatan usaha dan prospek
keuangan Perseroan.
114
Perseroan tidak memiliki kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang
dapat diketahui yang dapat mempengaruhi secara signifikan penjualan bersih atau pendapatan usaha,
pendapatan dari operasi berjalan, profitabilitas, likuiditas atau sumber modal, atau peristiwa yang akan
menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi atas hasil operasi atau
kondisi keuangan masa datang.
6. Strategi Usaha
a. Memanfaatkan hubungan kerja sama pengembangan properti yang lengkap melalui kerja
sama strategis
Selain mencari lahan sendiri untuk pengembangan properti, Perseroan juga mencari peluang dengan
kerja sama mengembangkan lahan pihak ketiga melalui joint venture maupun joint operation. Hingga
Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang melakukan kerja sama untuk mengakuisisi lahan properti
di kota Bogor.
b. Fokus menjadi pengembang kawasan super blok dan CBD, memungkinkan Perseroan untuk
meningkatkan penjualan properti dan pendapatan berulang (recurring income)
Perseroan akan terus fokus dalam proyek di masa datang untuk mengembangkan proyek-proyek multitower, dengan variasi penawaran properti, termasuk area residensial, perkantoran, ritel, sekolah, rumah
sakit, theme park, sport center dan hotel. Perseroan akan mengembangkan dua tipe proyek, yaitu
proyek super blok dan resort. Pengembangan super blok tersebut pada umumnya akan dikembangkan
dalam lahan seluas 3 – 5 hektar sedangkan proyek CBD akan dikembangkan di lahan seluas kurang
lebih 30 hektar. Selain itu, Perseroan juga akan terus mengembangkan divisi hospitality Perseroan
dengan membangun beberapa hotel baru di masa yang akan datang.
c. Dalam kaitannya dengan akuisisi lahan, Perseroan akan fokus pada peluang akuisisi di
kawasan luar Jakarta dan kota besar lainnya, yang pada umumnya menyediakan lahan lebih
besar
Seiring dengan peningkatan harga lahan di area sekitar pusat Jakarta, Perseroan akan mencari
secara selektif area seluas 3-5 hektar di kawasan luar Jakarta atau kota besar lainnya sehingga dapat
mengembangkan kawasan super blok sesuai konsep Perseroan. Perseroan akan terus menerapkan
strategi akuisisi lahan yang disiplin dan selektif, mengidentifikasi lokasi utama dan melakukan studi
kelayakan yang dilakukan oleh konsultan independen dalam pengembangan properti sebagai bagian
dari proses pemilihan lahan. Perseroan berkeyakinan bahwa saat ini Perseroan memiliki lahan yang
cukup untuk kebutuhan pengembangan properti. Perseroan juga akan mencari peluang joint venture
maupun joint operation untuk mengembangkan lahan yang dimiliki oleh pihak ketiga.
d. Terus berinovasi dalam meningkatkan penawaran produk berkonsep ’smart urban resort’
kepada konsumen
Perseroan berkeyakinan bahwa properti yang dimiliki Perseroan harus memberikan experience
kepada konsumen untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari mereka. Perseroan akan terus
mencari cara baru untuk meningkatkan fitur-fitur produk kepada konsumen dengan konsep ’smart’ yang
membedakannya dari properti lain. Misalnya, Perseroan mempelajari berbagai aspek dari pengalaman
pelanggan, termasuk dampak dari berbagai faktor seperti kualitas hidup yang efektif, dekat dengan
alam, lahan hijau yang sangat kental dan tentunya didukung oleh perkembangan IT system yang akan
memudahkan para penghuni untuk melakukan aktivitas usaha namun tetap dekat dengan alam. Dalam
mengembangkan konsep dan ide baru, Perseroan akan melakukan pengujian konsep tersebut pada
suatu proyek sebelum menerapkannya kepada pengembangan proyek lainnya.
115
e. Mengelola biaya dan mempertahankan disiplin dalam penyelesaian proyek Perseroan
Melalui hubungan yang dekat dengan perusahaan induk, Perseroan mampu mengelola biaya dan
memenuhi sasaran kinerja dalam proyek-proyeknya, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan
proyek dan menjalankan proses dengan biaya yang efisien, selalu menyelesaikan proyek tepat waktu
dengan produk akhir yang bermutu dan berkualitas tinggi. Perseroan akan terus berupaya agar dapat
menawarkan dan memberikan solusi pengembangan properti yang lengkap serta kompetitif.
f.
Mempertahankan pangsa pasar dengan senantiasa berorientasi dengan kebutuhan
konsumen
Perseroan senantiasa berusaha memahami serta merumuskan secara tepat kebutuhan konsumen,
baik secara internal maupun eksternal, dengan memberikan kepuasan dalam hal kualitas hasil
pekerjaan, mutu barang, pelayanan, ketepatan waktu penyerahan, serta instalasi, sehingga pangsa
pasar Perseroan tetap dapat terjaga.
g. Pertumbuhan melalui strategi yang berhati-hati (prudent)
Perseroan berusaha dengan berhati-hati untuk menghasilkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
Perseroan merencanakan untuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang konstruksi umum dan
pengembangan properti dengan cara yang rasional melalui pengendalian keuangan dan senantiasa
memprioritaskan proyek-proyek bangunan yang menguntungkan dan berkualitas tinggi.
h. Mengedepankan aspek lokasi yang strategis
Pertimbangan utama bagi konsumen dalam memilih properti adalah lokasi. Lokasi yang strategis
dapat meningkatkan permintaan dan pangsa pasar Perseroan dan Entitas Anak dan pada akhirnya
memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Perseroan dan Entitas Anak berencana untuk
meningkatkan jumlah tanah dengan mengedepankan aspek lokasi yang strategis.
i.
Perencanaan keuangan yang matang
Manajemen Perseroan secara terus menerus mengadakan pemantauan terhadap kondisi perekonomian
secara makro yang berpengaruh terhadap kinerja Perseroan. Perseroan dalam mengembangkan usaha
dan strateginya berupaya mendukung kebutuhan arus kasnya dengan cara pendanaan internal maupun
eksternal jika diperlukan. Perseroan juga menerapkan perencanaan keuangan yang matang baik dari
segi pengelolaan penerimaan pendapatan dan pengeluaran untuk mengoptimalkan penggunaan dana
guna mendukung operasi dan pengembangan usaha Perseroan.
Selain itu, Perseroan selalu berupaya menjaga tingkat leverage yang pantas, dengan tetap
mempertahankan posisi kas yang kuat untuk memberikan fleksibilitas pendanaan bagi Perseroan.
Perseroan berpendapat bahwa hal ini akan memberikan Perseroan kemampuan untuk bertindak
cepat dalam mengambil peluang investasi atau melakukan pengembangan proyek. Dengan demikian,
Perseroan akan mampu mengoptimalkan pengunaan dana untuk mengembangkan usahanya pada
tingkat yang diinginkan.
j.
Penggunaan teknologi dan metode kerja terkini
Perseroan akan berinvestasi dalam penggunaan teknologi dan metode kerja terkini antara lain
(i) penggunaan Building Information Modelling (BIM); dan (ii) sistem konstruksi terkini. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas Perseroan.
k. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Perseroan akan berinvestasi dalam sumber daya manusia untuk mendukung perkembangan kegiatan
usaha Perseroan antara lain dengan mengikuti dan memberikan pelatihan kepada karyawan Perseroan
dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas.
116
7. Persaingan Usaha
Persaingan bisnis dalam industri furnitur dapat terdiri dari persaingan dari produk sejenis atau produk
substitusi. Sebagai penyedia furnitur custom made, perusahaan-perusahaan yang menjadi pesaing
langsung Perseroan antara lain Informa, Vinotti, PT Elite Metal Works dan Indovickers. Selain itu,
Perseroan juga menghadapi persaingan dari penyedia furnitur jadi yang turut menjual produk-produk
furnitur (baik produk dalam negri atau impor) dengan harga kompetitif. Munculnya produk furnitur jadi
dengan harga yang lebih rendah dapat membuat konsumen memiliki alternatif produk dalam melakukan
pembelian sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi volume penjualan Perseroan.
Dalam kegiatan usaha konstruksi umum, Perseroan diklasifikasikan sebagai jasa pelaksana konstruksi
Grade 7, yaitu badan usaha dengan nilai pekerjaan di atas Rp1 miliar. Adapun saat ini Perseroan
mengerjakan proyek-proyek dari grup, yaitu menjadi kontraktor utama dalam pembangunan fisik proyek
PT OBP, mulai dari pekerjaan tanah dan infrastruktur sipil hingga bangunan. Oleh karena itu, saat ini
Perseroan tidak menghadapi persaingan secara langsung dengan perusahaan-perusahaan konstruksi
baik swasta maupun BUMN.
Sebagai pengembang properti, Entitas Anak Perseroan, PT OBP, menghadapi persaingan dari
pengembang lainnya dalam memperoleh pangsa pasar maupun lokasi yang strategis. Persaingan
ini dapat mempengaruhi tingkat permintaan properti yang ditawarkan oleh Entitas Anak Perseroan.
Oleh karena itu, Entitas Anak Perseroan senantiasa menjaga kualitas produk, sarana dan prasarana,
kelengkapan infrastruktur, serta kualitas pelayanan purna jual yang baik. Pesaing utama Entitas Anak
Perseroan yang terletak di sekitar Bogor antara lain Saffron, Elcentro, Bogor Icon, Gardenia Bogor, dan
Bogor Valley.
8. Prospek Usaha
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (“PDB”)
Indonesia terus menurun selama periode beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2011, PDB Indonesia
tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2015,
PDB Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dikarenakan
perlambatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia. Meskipun demikian, Bank Indonesia memperkirakan
PDB Indonesia akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2017 dan akan meningkat menjadi 5,9%
hingga 6,3% pada tahun 2018 sampai 2021 (Bank Indonesia, November 2016).
Berdasarkan indikator tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa perekonomian Indonesia berada pada
jalur yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap iklim usaha Indonesia pada umumnya dan
terhadap iklim investasi di Indonesia pada khususnya. Didukung dengan kondisi perekonomian yang
kondusif tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa kebutuhan bangunan komersial dan hunian serta
pembangunan infrastruktur akan meningkat, yang selanjutnya membuat potensi pertumbuhan di sektor
jasa konstruksi dan properti masih menjanjikan.
Untuk prospek usaha ke depan, Perseroan akan lebih banyak memfokuskan di sektor konstruksi untuk
properti, dimana rencana proyek pengembangan yang akan dilakukan oleh Perseroan, sebagian besar
melibatkan pembangunan sektor residensial khususnya hunian vertikal (apartemen strata) di berbagai
wilayah perkotaan di Indonesia. Selain itu juga Perseroan dalam proyeknya turut mengembangkan aspek
properti komersial dan hospitality dengan pengembangan melalui pembangunan pusat perbelanjaan,
hotel, ruko dan berbagai fasilitas lainnya. Pembangunan hunian vertikal saat ini tetap menjadi tren yang
paling berkembang khususnya di kota-kota besar di seluruh Indonesia, sebagai hasil dari semakin
langka dan semakin mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah tapak (landed house) dan
adanya perubahan preferensi konsumen. Diperkirakan sebagian besar permintaan akan hunian di kotakota besar nantinya akan dipasok oleh proyek-proyek apartemen strata di berbagai segmen. Dengan
demikian, maka prospek bisnis Perseroan dengan fokus pada pembangunan apartemen strata menjadi
tetap menjanjikan. Terlebih lagi, fokus Perseroan yaitu untuk memastikan konektivitas yang sangat
baik dan menggabungkan konsep mixed use development yang mengintegrasikan hunian dengan
fasilitas penunjangnya termasuk komponen komersial memberikan nilai tambah kepada pembeli dan
menjadikan pengembangan Perseroan lebih menarik ditengah persaingan pasar yang ada.
117
9. Keunggulan Kompetitif
Perseroan dan Entitas Anak memiliki keunggulan kompetitif sebagai berikut:
a. Memiliki rekam jejak dan pengalaman 21 tahun dalam menyediakan produk furnitur custom
made
Perseroan telah berdiri sejak tahun 1995 dan telah menyediakan membangun furnitur custom made,
dimana Perseroan senantiasa berupaya untuk melakukan penyempurnaan atas kegiatan usahanya.
b. Memiliki tim manajemen yang handal dan berpengalaman di bidangnya
Tim manajemen Perseroan memiliki pengalaman yang luas di bidangnya masing-masing, maupun
di industri furnitur. Perseroan berkeyakinan bahwa keahlian dan pengalaman tim manajemen serta
sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten senantiasa memberikan kontribusi yang positif
bagi kinerja Perseroan.
c. Merek “Plano” sudah menjadi merek nasional
Sejak tahun 2007, Perseroan telah berhasil memperkenalkan produknya melalui merek dagang “Plano”
dan telah dikenal di kalangan pengguna produk furnitur untuk perkantoran, sekolah-sekolah, rumah
sakit. Produk furnitur merek “Plano” telah tersebar mulai dari bagian timur sampai bagian barat Indonesia
sehingga Perseroan berkeyakinan bahwa merek tersebut telah menjadi merek nasional.
d. Kualitas produk dengan spesifikasi yang tinggi tetap terjaga sampai saat ini
Dalam hal kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produk, Perseroaan membuat sistem pengendalian
mutu yang sangat ketat dan teliti. Dengan sistem tersebut, kualitas produk Perseroan sampai saat ini
masih terjaga dengan baik.
e. Harga yang bersaing dengan para pesaing usaha
Perseroan selalu menerapkan harga yang sangat bersaing atas produk furnitur yang dipasarkan apabila
dibandingkan dengan para pesaing usaha di industri furnitur.
f. Memiliki lokasi proyek yang strategis
Proyek-proyek yang saat ini sedang dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak memiliki akses
dan lokasi yang sangat strategis, seperti lokasi proyek Kawasan Industry Sentul yang berada tidak jauh
dari pintu keluar tol Sentul Utara dan akan dilalui oleh akses LRT yang saat ini masih dalam proses
pembangunan.
g. Memiliki konsep yang modern
Dengan konsep one stop living Entitas Anak Perseroan membangun Olympic City dengan fasilitasfasilitas yang saling terintegrasi dan akan memiliki fungsi mixed use yaitu pembangunan yang terdiri
atas beberapa tower apartment, lifestyle mall, office tower, universitas, hotel, rumah sakit, foodcourt,
dan komersial.
10. Hak Kekayaan Intelektual
Berikut ini adalah Hak Kekayaan Intelektual yang terdaftar atas nama Perseroan dan Entitas Anak:
No.
1.
Nomor
Pemohon
IDM000146629
Tanggal Masuk
Kelas
Barang/ Jasa
20
Etiket
18 Mei 2006

118
Warna
Pemohon
Hitam & Putih
PT Cahayasakti
Investindo
Sukses
11. Riset dan Pengembangan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak belum memiliki divisi Riset dan
Pengembangan secara khusus, sehingga Perseroan tidak melakukan alokasi biaya secara khusus untuk
kegiatan riset dan pengembangan. Namun demikian, Perseroan senantiasa berupaya untuk melakukan
inovasi dengan cara melakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, yang kemudian diikuti
dengan upaya perolehan peralatan serta pelatihan karyawan untuk mendukung kebutuhan tersebut.
12. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Entitas Anak Perseroan pada saat ini masih dalam proses penyusunan dan pengurusan AMDAL
atas proyek Olympic City. Sesuai dengan SPK Nomor 3/OBP-BIA/AMDAL/SPK/XII/2016 mengenai
kerjasama antara entitas anak PT OBP dengan PT Bina Infra Antarnusa, PT OBP akan melakukan studi
analisis mengenai dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dengan adanya pembangunan Olympic
City dengan tujuan untuk:
• mengidentifikasi, memprakirakan dan mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi terhadap
lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan,
• meningkatkan dampak positif dan mengurangi sampai sekecil-kecilnya dampak negatif yang terjadi,
• masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat mempersiapkan
diri untuk berpartisipasi,
• mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya
suatu kegiatan, dan
• mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam
menjaga dan mengelola kualitas lingkungan.
Dalam melakukan kajian analisis dampak lalu lintas pengembangan Olympic City, digunakan beberapa
peraturan pemerintah untuk menjadi acuan hukum antara lain:
• UU No. 32 th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum
Standarisasi Kompetensi Personel dan Lembaga Jasa Lingkungan
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 mengenai Sertifikasi Kompetensi Penyusun
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi
Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 th 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
13. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility (“CSR”))
CSR merupakan bentuk tanggung jawab Perseroan dan Entitas Anak kepada masyarakat dan
lingkungan. Kegiatan CSR yang telah dilakukan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2011 sampai
2016 antara lain:
−
−
−
−
−
−
−
Partisipasi acara Idul Adha dan melakukan kegiatan pemotongan kambing
Sumbangan dan bingkisan pada masyarakat sekitar Bogor pada hari raya Idul Fitri
Sumbangan hari raya Natal
Sumbangan hari Kemerdekaan
Bantuan pelayanan kepada masyarakat kurang mampu sekitar Bogor
Partisipasi sumbangan dan pemberian bingkisan kepada masyarakat sekitar lingkungan kantor
Pelayanan terhadap anak-anak jalanan
Berikut ini adalah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015, 2014, 2013, 2012, dan 2011.
Uraian
Jumlah Biaya
Periode sepuluh bulan
yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober
2016
4.400.000
Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015
5.800.000
119
2014
10.200.000
2013
8.800.000
2012
8.400.000
2011
7.900.000
14. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan meningkatkan nilai bagi
pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam
kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa berperilaku dengan memperlihatkan
etika bisnis dan transparansi sesuai dengan peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance (GCG), Perseroan telah memiliki Sekretaris
Perusahaan, Unit Audit Intenal, Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta telah menunjuk
Komisaris Independen dan Direktur Independen.
Tujuan penerapan GCG Perseroan adalah:
• Mengatur dan mengendalikan hubungan antar pemangku kepentingan.
• Menciptakan komitmen untuk menjalankan usaha sesuai dengan etika bisnis yang baik, tranparan,
dan patuh pada peraturan.
• Meningkatkan daya saing dan kemampuan Perseroan dalam menghadapi perubahan industri yang
sangat dinamis.
• Adanya manajemen risiko yang baik.
• Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.
• Meningkatkan imej perusahaan yang baik.
120
IX. EKUITAS
Tabel di bawah ini menunjukkan posisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember
2015, 2014 dan 2013 yang data-data keuangannya berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2016 dan tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut
berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir
pada tanggal 31 Oktober 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material yang ditandatangani oleh Christiadi
Tjahnadi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Griselda, Wisnu, dan Arum dengan wajar dalam semua hal yang
material yang ditandatangani oleh Dra. Griselda Situmorang, CA, CPA.
(dalam jutaan Rupiah)
Tanggal 31
Oktober
2016
Keterangan
EKUITAS
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tambahan Modal Disetor
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali
Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Saldo Laba
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
TOTAL EKUITAS
Tanggal 31 Desember
2015
2014
2013
110.000,0
2.500,0
2.500,0 2.500,0
(620,6)
2.077,4
9.959,2
7.720,6
7.207,4
4.343,0
121.416,0
24,9
121.440,9
10.220,6
10.220,6
9.707,4
9.707,4
6.843,0
6.843,0
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak ada perubahan struktur yang terjadi.
Tabel Proforma Ekuitas
Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum Saham Perdana kepada
Masyarakat terjadi pada tanggal 31 Oktober 2016, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada
tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Posisi
Ekuitas
menurut
Laporan
Keuangan pada tanggal 31 Oktober 2016
Perubahan Ekuitas setelah tanggal 31
Oktober 2016 jika diasumsikan terjadi pada
tanggal tersebut:
Penawaran Umum sebanyak-banyaknya
207.000.000 (dua ratus tujuh juta) Saham
Baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus
Rupiah) per saham dengan Harga
Penawaran Rp300 per saham setelah
dikurangi estimasi biaya Penawaran
Umum yang ditanggung Perseroan
Proforma Ekuitas pada Tanggal 31
Oktober 2016 setelah dan Penawaran
Umum dilaksanakan
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Kepentingan
Non
Pengendali
Tambahan
Modal Disetor
Saldo Laba
110.000,0
1.456,8
9.959,2
24,9
121.440,9
20.700,0
38.640,21)
-
-
59.340,2
130.700,0
40.097,0
9.959,2
24,9
180.781,1
Keterangan:
1)
Setelah dikurangi biaya-biaya emisi
121
Total
Ekuitas
X. KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan, seluruh laba bersih Perseroan setelah dikurangi
penyisihan untuk cadangan wajib dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali
ditentukan lain dalam RUPS. Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila saldo laba yang
ditahan Perseroan positif.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, keputusan mengenai pembagian dividen
ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi
dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat membagikan dividen kas pada tahun dimana Perseroan
mencatatkan saldo laba positif. Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan pembagian dividen kas
interim selama dividen kas interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih
kecil dari modal ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan
cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan
oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan
mengalami kerugian, distribusi dividen interim harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada
Perseroan, dan Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara
tanggung renteng dalam hal dividen interim tidak dikembalikan ke Perseroan.
Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen di kemudian hari atas saham, jika ada, akan bergantung
pada faktor-faktor berikut, termasuk:
•
•
•
Hasil operasional, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan;
Rencana pengembangan usaha Perseroan di masa yang akan datang; dan
Faktor lainnya yang dianggap penting oleh manajemen Perseroan.
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di atas, Perseroan berencana untuk membagikan dividen
kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 20% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan
untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2018. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil
kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal
dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan
peraturan dan kewajiban lainnya.
Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen
kepada pemegang saham.
Riwayat pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut:
Tahun Buku
31 Desember 2015
31 Desember 2014
31 Desember 2012
% Laba Bersih (%)
141,6
95,8
42,5
Dividen per Saham
(Rp)
1.851.547
1.106.000
255.200
Jumlah Pembayaran
Dividen (Rp)
4.628.868.692
2.765.000.000
638.000.000
Pada tahun buku 2011 dan 2013, Perseroan tidak membagikan dividen.
122
Tanggal Pembayaran
Dividen
3 Februari 2016
6 Februari 2015
6, 7, 12 Februari 2013,
dan 4 Maret 2013
XI. PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas dividen dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009) pasal 4 ayat (1)
menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen.
Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau
diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syaratsyarat di bawah ini terpenuhi:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. Bagi Perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah
modal yang disetor.
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima
dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti firma,
Perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa
dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan Objek Pajak Pasal 23 ayat (1) huruf a UndangUndang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau terutang
oleh badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha
Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk
Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib
membayarkan.
Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2c) Undang-Undang No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang
dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal
17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas
Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 111/PMK.03/2010.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29
Desember 2009 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai
Objek Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang
pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen
dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai
Objek Pajak Penghasilan.
Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh
persen) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan
penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda
dengan Indonesia, dengan memenuhi Peraturan Dirjen Pajak No. PER-61/PJ/2009 tanggal 5 November
2009, juncto Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
123
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran
Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995, perihal pengenaan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto
SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal : Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari
transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi
dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek
melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh
saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana. Besarnya nilai saham tersebut
adalah nilai saham pada saat Penawaran Umum Perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan
dilakukan oleh Perseroan (Perseroan) atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham
pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.
3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri
dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 Undang-Undang No. 7 tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang No.
36 tahun 2008. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu
kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggaran Bursa Efek.
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku
selama tiga tahun terakhir. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki
tunggakan pajak.
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK
BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM
YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
124
XII. PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek No. 16 tanggal 14 Maret 2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta
Timur, Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 2 tanggal 3 April
2017, dibuat di hadapan Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, dan Akta Addendum II dan
Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 48 tanggal 26 April 2017, dibuat di hadapan
Notaris Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta Timur, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di
bawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan
dan menjual saham Perseroan sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan
penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli saham yang tidak habis terjual pada
tanggal penutupan Masa Penawaran.
Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah
ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek.
Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat
untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7. Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dan Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia.
2. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan
emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:
Nama Para Penjamin Emisi Efek
Porsi Penjaminan
(jumlah saham)
Penjamin Pelaksana Emisi Efek
PT Ciptadana Sekuritas Asia
Penjamin Emisi Efek
PT Bosowa Sekuritas
PT Erdikha Elit Sekuritas
PT KGI Sekuritas Indonesia
PT Lautandhana Securindo
PT Panca Global Securities Tbk
Jumlah
Jumlah Penjaminan
(Rp)
%
206.000.000
61.800.000.000
99,5170
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
207.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
62.100.000.000
0,0966
0,0966
0,0966
0,0966
0,0966
100,0000
Para Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
Perseroan baik langsung maupun tidak langsung.
125
3. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana
Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi antara
Pemegang Saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil
penawaran awal (bookbuilding) yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 26 April 2017. Berdasarkan hasil
bookbuilding, jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada
pada kisaran harga Rp300 (tiga ratus Rupiah) sampai dengan Rp650 (enam ratus lima puluh Rupiah)
per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan oleh para Penjamin
Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, ditetapkan Harga Penawaran
sebesar Rp300 (tiga ratus Rupiah) per saham, dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
berikut:
•
•
•
•
•
•
Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan,
Permintaan dari calon investor yang berkualitas,
Kinerja keuangan Perseroan,
Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha, dan
keterangan mengenai industri yang terkait dengan Perseroan
Status dari perkembangan terakhir Perseroan,
Faktor–faktor di atas dengan kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode
penilaian untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan,
Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan
terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang
secara aktif di Bursa Efek Indonesia.
126
XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah
sebagai berikut:
Akuntan Publik
STTD
Asosiasi
Pedoman Kerja
Surat Penunjukan
Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan
Plaza ABDA Lantai 10
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190
Telp. +6221 5140 1340
Fax. +6221 5140 1350
No. 41/PM.22/STTD-AP/2016
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. Reg. IAPI 1424
Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI)
No. 0280716/CHT/102/EL tanggal 26 Juli 2016
Tugas dan Kewajiban Pokok:
Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Dalam standar tersebut Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang
material. Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas pengujian bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan, Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian Laporan Keuangan secara keseluruhan.
Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan atas Laporan Keuangan yang
digunakan dalam rangka Penawaran Umum ini berdasarkan audit yang dilakukan.
Konsultan Hukum
STTD
Asosiasi
Pedoman Kerja
Surat Penunjukan
Fahmy Hoessein & Partners
Wisma Bayuadji, Suite 101 A
Jl. Gandaria Tengah III No. 44
Jakarta 12130
Telp. +6221 723 1985
Fax. +6221 723 1985
No. 561/PM/STTD-KH/2005
Anggota HKHPM No. 20091
Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal
No. 032/CSIS-EKS/XI/2016 tertanggal 17 November 2016
Tugas dan Kewajiban Pokok:
Melakukan pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain
yang berhubungan dengan itu yang disampaikan oleh Perseroan atau pihak terkait lainnya kepada
Konsultan Hukum, hasil pemeriksaan dan penelitian hukum tersebut dimuat dalam laporan Uji Tuntas
Aspek Hukum yang menjadi dasar Pendapat Segi Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri,
serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum,
sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan yang berhubungan
dengan Penawaran Umum, sesuai dengan standar profesi dan peraturan Pasar Modal yang berlaku.
127
Notaris
STTD
Keanggotaan Asosiasi
Pedoman Kerja
Surat Penunjukan
Rini Yulianti, S.H.
Komplek Bina Marga II, Jl. Swakarsa V No.57B
Pondok Kelapa
Jakarta 13450
Telp: +6221 869 09544
Fax: +6221 864 1170
No. 90/BL/STTD-N/2007
Berdasarkan Surat Keterangan No. 06/Angg-INI/PD-Jak-Tim/XI/2010
tanggal 2 November 2010
UU RI No . 2 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris
No. 02/CSIS-LGL/08/2016 tanggal 8 Agustus 2016
Tugas dan Kewajiban Pokok:
Menyiapkan dan membuatkan akta-akta dalam rangka Penawaran Umum, antara lain perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum, Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek, dan
Perjanjian Pengelolaan Administrasi Efek antara Perseroan dengan Biro Administrasi Efek sesuai
dengan peraturan jabatan Notaris.
Biro Administrasi Efek
Ijin Bapepam
Asosiasi
Surat Penunjukan
PT Sharestar Indonesia
BeritaSatu Plaza (d/h Citra Graha Building) Lantai 7
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 35-36
Jakarta 12950
Telp. +6221 527 7966
Fax. +6221 527 7967
KEP-25/PM/1991 tanggal 14 Mei 1991
Anggota ABI No. ABI/V/2013-004
No. 03/CSIS-LGL/09/2016 tertanggal 15 September 2016
Tugas dan Kewajiban Pokok:
Bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham
(DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen
sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari
Penjamin Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham serta
melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE.
Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan
pembelian saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku.
Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses
penjatahan saham dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh manajer penjatahan, mencetak
Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung
jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS) apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran
Umum perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Seluruh Profesi Penunjang Pasar Modal dengan ini menyatakan bahwa tidak mempunyai hubungan
afiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana ditentukan
dalam UUPM.
128
XIV. ANGGARAN DASAR PERSEROAN
Perubahan atas seluruh anggaran dasar Perseroan dimuat dalam Akta Tbk. Anggaran Dasar Perseroan
yang disajikan di bawah ini adalah Anggaran Dasar yang telah disetujui oleh Menkumham dan telah
didaftarkan pada daftar Perseroan serta telah sesuai dengan ketentuan peraturan IX.J.1 serta UUPT.
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT. CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES, Tbk” (selanjutnya
dalam anggaran dasar cukup disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan di Kota Bogor.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar
wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan
Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan telah berbadan hukum sejak tanggal
06-03-1996 (enam Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh enam) Nomor C2-4373 HT.01.01.
Th.96.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang industri, pembangunan, jasa dan
perdagangan umum.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud ayat 1 pasal ini, Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut :
Kegiatan Usaha Utama :
a. Menjalankan usaha di bidang industri, yang meliputi :
- industry wood working dan furniture (meubel);
- industri kerajinan tangan;
- industri perkakas dan perabotan; dan
- industi pengolahan kayu serta triplek;
b.i. Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan (kontraktor) guna memborong segala
pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum seperti perumahan perumahan, kawasan
industri, gedung-gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan-jembatan, saluran air,
irigasi, pengerukan, pengurugan, pemasangan instalasi listrik, telepon, leideng, gas dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang-bidang bangunan dan pekerjaan
umum termasuk bertindak sebagai perencanaan, pelaksanaan dan pengawas serta
menyelenggarakan usaha real estate dan bertindak sebagai developer;
ii. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengembangan dan pengelolaan property/real
estate, menyewakan ruang-ruang dalam toko, menjalankan usaha dalam bidang pekerjaan
tehnik konstruksi, bangunan dan pekerjaan umum;
Kegiatan Usaha Penunjang :
- Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum baik untuk perhitungan sendiri maupun
secara komisi atas tanggungan pihak lain termasuk pula perdagangan impor, ekspor,
interinsulair, lokal dan retail (eceran) serta sebagai pemasok dan penyalur untuk berbagai
rupa barang dagangan;
- Menjalankan usaha sebagai distributor, agent, dan sebagai perwakilan, pemegang/pemberi
lisensi waralaba (franchise) bagi perusahaan atau badan lain, baik dalam negeri maupun luar
negeri serta bertindak sebagai grossier, dealer, supplier, leveransier dan comision house serta
kegiatan usaha terkait.
129
MODAL
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan ini ditetapkan sebesar Rp.440.000.000.000,00 (empat ratus empat puluh
miliar Rupiah) terbagi atas 4.400.000.000 (empat miliar empat ratus juta) saham, masing-masing
saham bernilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah);
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh lima persen) atau
sejumlah 1.100.000.000 (satu miliar seratus juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp.110.000.000.000,00 (seratus sepuluh miliar Rupiah) oleh masing-masing pemegang saham
dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada bagian sebelum akhir akta ini.
3. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang dengan memenuhi
ketentuanperundang-undangan yang berlaku dan wajib disetujui terlebih dahulu oleh Rapat
Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
khususnya peraturan di bidang Pasar Modal, penyetoran dengan cara selain dalam bentuk uang
antara lain :
a. Penyetoran atas saham dalam bentuk benda tidak bergerak, dengan ketentuan benda
yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan dalam surat kabar harian
berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam wilayah
negara Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal, pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran
tersebut dan benda tidak bergerak yang dijadikan sebagai setoran atas saham tersebut tidak
dijaminkan dengan cara apapun juga dan wajib dinilai oleh penilai independen yang terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangaan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
b. Penyetoran atas saham dengan pemasukan saham perseroan lain, harus berupa sahamsaham yang telah disetor penuh, tidak dijaminkan dengan cara apapun juga dan harganya
harus ditetapkan oleh pihak independen untuk melaksanakan penilaian serta memberikan
pendapat tentang harga saham dan harus dilakukan dengan memperhatikan perundangundangan dan peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku.
c. Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham
Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harusditetapkan berdasarkan nilai
pasar wajar;
d. Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba yang ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan
dan/atau unsur modal sendiri maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau
unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir
yang telah diperiksa akuntan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian.
e. Penyetoran atas saham dengan konversi tagihan yang dilakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. a. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan-dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu dan harga tersebut tidak di
bawah harga pari, dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran
dasar ini, peraturan perundang undangan dan peraturan di bidang Pasar Modal.
b. Direksi harus mengumumkan keputusan serta pengeluaran saham tersebut dalam surat
kabarharian berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam
wilayah negara Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
5. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas
adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak
untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang
menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah
Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang
saham masing masing pada tanggal tersebut.
b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dapatdialihkan dan diperdagangkan dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal.
130
c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat dan jangka waktu sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar ini, peraturan
perundangan-undangan dan peraturan di bidang Pasar Modal.
d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus di alokasikan kepada semua pemegang saham
yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek
Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan,
Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan
jumlah hak memesan Efek terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang
saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersift Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh
pemegangsaham sebagaimana dimaksud huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli
siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak
sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain
oleh peraturan perundangan di bidang Pasar Modal.
f. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek :
i. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
iii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham;
iv. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
Rapat Umum Pemegang Saham; dan/atau
v. dilakukan sesuai dengan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang undangan dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan
modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;
g. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari
ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 5 huruf a-sampai dengan huruf e tersebut di
atas, apabila ketentuan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa
Efek di tempat di mana -saham-saham Perseroan dicatatkan mengizinkannya.
6. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkanmempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama
yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus
pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
7. Pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat
ditukar dengan sahamatau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu
yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut, dengan memperhatikan peraturan-peraturan
yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundangan di bidang Pasar Modal serta
peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
8. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham lebih
lanjut harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan
dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Setiap pemegang saham tunduk kepada anggaran dasar Perseroan dan kepada semua keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan dan peraturan di bidang Pasar Modal.
10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal-ditempatkan dan disetor menjadi kurang
dari 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :
a. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, yang menyetujui untuk
menambah modal dasar;
b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua
puluh lima persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6
(enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.b Pasal ini;
131
d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.c tidak terpenuhi
sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal
ditempatkan dan disetor paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka waktu
2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 10.c Pasal ini tidak terpenuhi;
e. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 10.a Pasal
ini, termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam ayat 10.d Pasal ini.
11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai mempunyai hak-hak yang sama
dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban
Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri atas pelaksanaan
penambahan modal disetor tersebut.
12.Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan
10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila
peraturan perundangan menentukan lain. Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
SAHAM
Pasal 5
1. Semua-saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama pemiliknya.
2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik satu saham, yaitu
orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan.
3. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau
seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama yang diberi kuasa atau yang
ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan harus dianggap
sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang
diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
4. Selama ketentuan ayat 3 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut
tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran
dividen untuk saham itu ditangguhkan.
5. Pemilik saham dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan
kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.
7. Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham atau surat kolektif saham yang bentuk dan isinya
ditetapkan oleh Direksi dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama yang ditunjuk
oleh Rapat Dewan Komisaris, atau tanda tangan yang dicetak langsung di atasnya.
SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.
2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.
3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.
4. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif padaLembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau pada Bank Kustodian yang merupakan bagian portofolio Efek Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Perseroan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian tersebut sebagai tanda bukti pencatatan
132
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan
salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda
tangan tersebut dicetak langsung pada konfirmasi tertulis.
5. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan
menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pada Bank Kustodian yang bersangkutan, yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi
dan salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau
tanda tangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfirmasi tertulis tersebut.
6. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif,
sekurang-kurangnya mencantumkan :
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan;
b. Tanggal pengeluaran serfitikat atau konfirmasi tertulis;
c. Jumlah saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis;
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis;
e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah
sepadan dan dapat pertukarkan antara satu dengan yang lain;
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan sertifikat atau konfirmasi tertulis.
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 7
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.
2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan pengganti surat
saham.
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang-hilang telah diumumkan di Bursa Efek di
tempat dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari
sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
4. Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang
bersangkutan.
5. Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal
dan tidak berlaku lagi.
6. Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlakudi bidang Pasar Modal
di Indonesia.
7. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat
kolektif sahamdan pengganti sertifikat atau konfirmasi tertulis.
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 8
1. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya wajib mengadakan dan memelihara dengan sebaikbaiknya Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perseroan di tempatkedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan itu dicatat :
a. nama dan alamat para pemegang saham;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para
pemegang saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
133
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8.
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai dan atau pemegang
jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan hak gadai dan atau tanggal pendaftaran
akta fidusia atas saham tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. perubahan kepemilikan saham;
g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan atau diharuskan oleh peraturan
perundang undangan yang berlaku.
Dalam Daftar Khusus Perseroan dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan danatau pada perseroan lain
serta tanggal saham itu diperoleh dan perubahan kepemilikan saham dimaksud.
Pemegang Saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat
kepada Direksi Perseroan. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan
dan pemberitahuan kepada pemegang saham maupun surat menyurat, dividen yang dikirimkan
kepada pemegang saham, serta mengenai hak-hak lainnya yang dapat dilakukan oleh pemegang
saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir dicatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan.
Direksi dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan
pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan Daftar Khusus Perseroan.
Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus Perseroan, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada
waktu jam kerja kantor Perseroan.
Pencatatan dan atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham Perseroan harus disetujui Direksi
dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh yang mewakili
Direksi Perseroan atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu.
Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan termasuk
pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai, fidusia atau
cessie yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai
ketentuan anggaran dasar ini dan untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di
Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima fidusia,
pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan
ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi
mengenai gadai atau fidusia atas saham yang bersangkutan.
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam
buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut
dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan
pemilik Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 pasal inisebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk
134
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan
mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada
Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan
bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham
dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk
pemeriksaan perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya pada rekening tersebut.
11. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek berserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham.
12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang
merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan
ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Inventasi tersebut
kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.
13.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank
Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening
pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.
14.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan
pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya,
untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal
yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 10
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama
pemegang saham yang baru telah dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan,dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
135
2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan suatu dokumen pemindahan hak yang
ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang
sah yang cukup membuktikan pemindahan tersebut menurut pendapat Direksi tanpa mengurangi
ketentuan dalam anggaran dasar ini.
3. Dokumen pemindahan hak sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini harus berbentuk sebagaimana
ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Direksi,
dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek
harus memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta
peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai
mutasi antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas
nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan
melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi sebagaimana dimaksud ayat 5 pasal
9 diatas.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabilasemua ketentuan dalam anggaran dasar
ini telah dipenuhi.
6. Pemindahan hak atas saham dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang
bersangkutan maupun pada surat saham atau surat kolektif saham. Catatan itu harus ditandatangani
oleh yang mewakili Direksi Perseroan atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu.
7. Atas kebijaksanaan sendiri dan dengan memberikan alasannya untuk itu, Direksi dapat menolak
untuk mendaftar pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan apabila
ketentuan dalam anggaran dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam
pemindahan saham tidak terpenuhi.
8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.
9. Setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham Perseroan yang tercatat pada
Bursa Efek harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
10. Penyampaian pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Sahamtidak menghalangi pendaftaran
atas pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
11. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.
12.Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari satu rekening Efek ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek.
13. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau
karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum,
dapat mengajukan bukti haknya tersebut dengan mengajukan permohonan tertulis untuk didaftar
sebagai pemegang saham dari saham tersebut dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi.
Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima bukti hak tersebut tanpa
mengurangi ketentuan anggaran dasar ini serta dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
14.Semua pembatasan, larangan dan ketentuan anggaran dasar ini yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula
secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 12 pasal ini.
DIREKSI
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yangterdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota
Direksi, dengan susunan sebagai berikut :
- seorang Direktur Utama; dan
- seorang Direktur atau lebih.
2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang pada saat diangkat
dan selama menjabat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan dan/atau perundangundangan di bidang Pasar Modal.
136
3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2, wajib dibuktikan dengan surat pernyataan
calon anggota Direksi sebelum dilakukannya pengangkatan dan surat pernyataan tersebut
disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan tersebut wajib diteliti dan disimpan oleh
Perseroan. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan
penggantian Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal
ini.
4. a. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan selama
1 (satu) periode yaitu terhitung sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham yang
mengangkat anggota Direksi tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang ke 3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak
mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota Direksi
tersebut sewaktu-waktu.
c. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentiannya,
kecuali apabila tanggal pemberhentiannya ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.
5. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
6. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang
anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya dan Rapat Umum Pemegang Saham
dapat mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan.
b. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti
secara demikian atau untuk mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari
Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut.
7. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka jabatan anggota Direksi tersebut akan
berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi lainnya sebagaimana
ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham.
8. Para anggota Direksi diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris, dan jika kewenangan Rapat Umum
Pemegang Saham dimaksud dilimpahkan pada Dewan Komisaris maka penentuan besarnya gaji
dan tunjangan dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
9. Apabila oleh suatu sebab apapun jabatan salah satu atau lebih anggota Direksi lowong sehingga
jumlahnya lebih kecil dari persyaratan minimal yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini, maka dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan tersebut, Direksi
harus mengumumkan pemberitahuan kepada para pemegang saham tentang akan diadakan
Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tersebut.
10. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi atau semua jabatan
anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
terjadinya lowongan tersebut, Dewan Komisaris harus mengumumkan pemberitahuan kepada para
pemegang saham tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat
Direksi baru dan untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan mengurus Perseroan.
11. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan
diri tetap dapat dimintai pertanggungjawaban sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai
dengan tanggal efektif sahnya pengunduran yang bersangkutan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham berikutnya.
12. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang
permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan pengunduran diri dimaksud dan Perseroan wajib
melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
13. a. Ketentuan tersebut dalam ayat 11 di atas tidak berlaku dalam hal pengunduran diri anggota
Direksi mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari jumlah yang ditetapkan
dalam ayat 1 pasal ini.
b. Pengunduran diri anggota Direksi tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi
persyaratan jumlah anggota Direksi yang ditetapkan dalam ayat 1 pasal ini.
137
14. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. masa jabatannya berakhir;
b. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
c. mengundurkan diri dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
d. meninggal dunia;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
15.a. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan
menyebutkan alasannya dan wajib diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi
yang bersangkutan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
b. Dewan Komisaris harus menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mencabut
atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut, yang mana Rapat Umum
Pemegang Saham harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari setelah tanggal pemberhentian sementara.
c. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud pada butir b atau Rapat Umum Pemegang Saham tidak dapat
mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a
menjadi batal.
d. Anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara tidak berwenang menjalankan pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan
mewakili Perseroan di dalam maupun di luar pengadilan. Pembatasan kewenangan tersebut
berlaku sejak keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris sampai dengan
terdapat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang menguatkan atau membatalkan
pemberhentian sementara atau lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada butir c.
e. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan pemberhentian sementara anggota Direksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
16. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, anggota Direksi
Perseroan dapat merangkap jabatan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan. Tugas
pokok Direksi adalah :
a. memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
b. memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
4. Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Perseroan serta dalam rangka mendukung
efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Direksi
dapat membentuk komite dan wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite setiap akhir tahun
buku.
5. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris,
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
6. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui
Rapat Umum Pemegang Saham.
7. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk melakukan tindakan-tindakan di bawah ini Direksi terlebih dulu
harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris :
138
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang
Perseroan di bank-bank) yang besarnya melebihi jumlah dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris;
b. membeli, menjual atau dengan cara lain melepaskan hak-hak atas harta tetap dan
perusahaanperusahaan atau memberati harta kekayaan Perseroan;
c. mengikat Perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain atau badan hukum lain
atau perusahaan, yang besarnya melebihi jumlah dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh Rapat Dewan Komisaris;
d. melakukan penyertaan modal dalam perseroan lain.
8. Untuk menjalankan perbuatan hukum mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan
utang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh persen) dari harta kekayaan bersih Perseroan, baik
dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu
sama lain dalam 1 (satu) tahun buku, Direksi harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 7 anggaran dasar Perseroan.
9. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material dan Transaksi Benturan Kepentingan
Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syaratsyarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
10. Anggota Direksi Perseroan tidak dapat mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan,
apabila :
a. Terjadi Perkara di Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan;
atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
11.Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan
antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham
utama dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang tidak
mempunyai benturan kepentingan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat 8 anggaran dasar ini.
12. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris, dan dalam hal seluruh anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Perseroan akan
diwakili oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
13. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan;
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) orang Direktur secara bersama-sama
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
14. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat
seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam
suatu surat kuasa khusus dan wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar ini.
15. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dan wewenang itu oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada
keputusan Direksi.
16. Untuk mengurus Perseroan, Direksi diwajibkan menjalankan tugasnya dan bertindak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar, keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat
Umum Pemegang Saham, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
139
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1. Rapat Direksi wajib diadakan secara berkala sesuaiperaturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh:
a. Seorang atau lebih anggota Direksi;
b. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas
nama Direksi menurut ketentuan Pasal 12 anggaran dasar ini.
3. Pemanggilan Rapat Direksi harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan tempat Rapat.
4. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan
faksimili atau media elektronik lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama
Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan asal saja di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi
hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat
diadakan dimana saja, asalkan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan Rapat tersebut
berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak
hadir karena alasan apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi
akan dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir
dalam rapat.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam RapatDireksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu, dimana surat kuasa tersebut
dapat disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila
disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya diikuti dengan aslinya
atau salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang dikirim dengan dibuktikan melalui
tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal secara internasional secepat
mungkin).
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih
dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang
dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang maka Ketua Rapat Direksi yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan
kecuali Ketua Rapat Direksi menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara
terbanyak dari yang hadir.
c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas
yang mengeluarkan suara dalam Rapat.
12. Risalah Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh
Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir, dan
disampaikan kepada seluruh anggota Direksi. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka
penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
13. Risalah Rapat Direksi yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 12 pasal ini berlaku
sebagai bukti yang sah, baik untuk anggota Direksi dan pihak ketiga mengenai keputusan Direksi
yang diambil dalam Rapat tersebut.
140
14. Rapat Direksi dapat diadakan melalui cara jarak jauh (seperti telekonferensi, video konferensi
atau sarana media elektronik lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua peserta saling
mendengar atau melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk rapat-rapat jarak jauh tersebut
sama dengan persyaratan rapat biasa.
15. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat, dengan ketentuan
semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud
dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan dengan menandatangani usulan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat.
16. a. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan kehadiran anggota
Direksi dalam Rapat Direksi maupun bersama Dewan Komisaris wajib diungkapkan dalam
laporan tahunan Perseroan.
b. Hasil Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat,
ditandatangani oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir, dan
disampaikan kepada seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Apabila risalah
tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
17. Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani
hasil rapat, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri
yang dilekatkan pada risalah rapat. Risalah Rapat Direksi wajib didokumentasikan oleh Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Komisaris, dengan susunan sebagai
berikut :
- Seorang Komisaris Utama; dan
- Seorang Komisaris atau lebih;
serta wajib memenuhi jumlah Komisaris Independen dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
2. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Independen adalah
orang perseorangan yang pada saat diangkat dan selama menjabat memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh perundang-undangan dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2, wajib dibuktikan dengan surat pernyataan
calon anggota Dewan Komisaris sebelum dilakukannya pengangkatan dan surat pernyataan
tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan tersebut wajib diteliti dan disimpan oleh
Perseroan. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan
penggantian Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal
ini.
4. a. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan
selama 1 (satu) periode yaitu terhitung sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham yang
mengangkat mengangkat anggota Dewan Komisaris tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke 3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka,
dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota
Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu.
c. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang
memutuskan pemberhentiannya, kecuali apabila tanggal pemberhentian ditentukan lain oleh
Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
6. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang
anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan dari jabatannya dan Rapat Umum Pemegang
Saham dapat mengangkat seseorang sebagai anggota Dewan Komisaris untuk mengisi suatu
lowongan.
141
b. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang
berhenti secara demikian atau untuk mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa masa
jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan/digantikan tersebut.
7. Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris, maka jabatan anggota Dewan
Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisaris lainnya sebagaimana ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham.
8. Anggota Dewan Komisaris diberi gaji tiaptiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
9. Apabila oleh suatu sebab apapun jabatan salah satu atau lebih anggota Dewan Komisaris lowong
sehingga jumlahnya lebih kecil dari persyaratan minimal yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini,
maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan tersebut,
Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham untuk mengisi lowongan tersebut. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat
untuk mengisi lowongan tersebut adalah sebagaimana ditentukan dalam ayat 6 Pasal ini.
10. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Dewan Komisaris atau
semua jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan
tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat anggota Dewan
Komisaris baru.
11.Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan. Kepada anggota
Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tetap dapat dimintai pertanggungjawaban sebagai
anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal efektif
sahnya pengunduran yang bersangkutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
12. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang
permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari
setelah diterimanya permohonan pengunduran diri dengan memperhatikan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.
13.Ketentuan tersebut dalam ayat 11 di atas tidak berlaku dalam hal pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari jumlah
yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini. Pengunduran diri anggota Dewan Komisaris tersebut sah
apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Dewan
Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan jumlah anggota Direksi yang ditetapkan
dalam ayat 1 Pasal ini.
14. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. masa jabatan berakhir;
b. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
c. mengundurkan diri dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
d. meninggal dunia;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
15. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, anggota Dewan
Komisaris Perseroan dapat merangkap jabatan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
1. Dewan Komisaris melakukan :
a. pengawasan untuk kepentingan perseroan dengan memperhatikan kepentingan para
pemegang saham dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
b. pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya yang
dilakukan Direksi baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan serta memberikan
nasehat kepada Direksi dalam menjalankan Perseroan termasuk Rencana Pengembangan
Perseroan, Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan
anggaran dasar ini dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan yang berlaku;
142
c. tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar
ini, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta menandatangani
laporan tahunan tersebut.
2. Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja
kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan
atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, sura-surat, buktibukti, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain sebagainya serta berhak untuk
mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan
oleh Dewan Komisaris.
4. Sehubungan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris yang dimaksud ayat 1 pasal ini, maka
Dewan Komisaris berkewajiban:
a. menyampaikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai
rencana pengembangan Perseroan, laporan tahunan dan laporan berkala lainnya dari Direksi;
b. menerapkan dan memastikan pelaksanaan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi;
c. membentuk komitekomite sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. memberikan pelaporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku
yang baru lampau, yang dimuat dalam Laporan Tahunan untuk disampaikan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham;
e. memberikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap
persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan;
f. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disampaikan Direksi dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai. Dalam hal
Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan tidak disahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum dimulainya tahun buku baru, maka Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan tahun
yang lampau diberlakukan.
g. melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
h. membuat risalah rapat Dewan Komisaris.
i. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perseroan dan pada perusahaan lain.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 16
1. Rapat Dewan Komisaris wajib diadakan sesuai denganperaturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh:
a. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
b. Seorang atau lebih anggota Direksi;
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal ia berhalangan
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, pemanggilan akan dilakukan oleh seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya.
3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan
surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat
tanda terima atau dengan faksimili atau media elektronik lainnya sekurang-kurangnya 3 (hari) hari
sebelum rapat diadakan.
4. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan tempat
Rapat. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan perseroan atau tempat kegiatan
usaha utama Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham
Perseroan dicatatkan asal saja di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Apabila semua
anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan
Rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
143
5. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris dan dalam hal Komisaris Utama tidak
dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat
dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan
Komisaris yang hadir dalam Rapat.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh
anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan
itu, dimana surat kuasa tersebut dapat disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi
elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik
lainnya diikuti dengan aslinya atau Salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang
dikirim dengan dibuktikan melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal
secara internasional secepat mungkin).
7. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat
apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili secara
sah dalam Rapat.
8. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila
tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per
dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
9. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka usul dianggap ditolak, kecuali
mengenai diri orang Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan.
10.a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tandatangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Ketua
Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas
yang mengeluarkan suara dalam Rapat.
11. Risalah Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk
oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang
hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. Apabila risalah tersebut dibuat
oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
12. Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 11 pasal
ini berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk anggota Dewan Komisaris dan pihak ketiga mengenai
keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam Rapat tersebut.
13.Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan melalui cara jarakjauh (seperti telekonferensi, video
konferensi atau sarana media elektronik lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua
peserta saling mendengar atau melihatdan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam
rapat. Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk rapat-rapat jarak jauh
tersebut sama dengan persyaratan rapat biasa.
14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis
mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan
persetujuan dengan menandatangani usulan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Dewan Komisaris.
15.a. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama Direksi secara berkala sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan kehadiran anggota Dewan
Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris maupun bersama Direksi wajib diungkapkan dalam
laporan tahunan Perseroan.
b. Hasil Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat,
ditandatangani oleh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang hadir, dan
disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. Apabila risalah
tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
16. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang tidak menandatangani
hasil rapat, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri
yang dilekatkan pada risalah rapat. Risalah Rapat Dewan Komisaris wajib didokumentasikan oleh
Perseroan.
144
TAHUN BUKU, RENCANA KERJA DAN ANGARAN PERUSAHAAN (RKAP)
DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 17
1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan
ditutup.
2. Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang memuat juga anggaran
tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan sebelum tahun
buku dimulai.
3. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tersebut wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
4. Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk
oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan Akuntan
Publik tersebut disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya pada akhir bulan ke 3 (ketiga) setelah tahun buku
Perseroan ditutup, Direksi wajib mengumumkan neraca laba/rugi dalam surat kabar harian
berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, yang berperedaran luas dalam wilayah negara
Republik Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
6. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup,
Direksi wajib menyusun Laporan Tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk
diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Laporan Tahunan tersebut sudah harus
disediakan di kantor Perseroan selambat-lambatnya pada hari dilakukannya pemanggilan Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan dan dapat diperoleh untuk diperiksa oleh pemegang
saham dengan permintaan tertulis.
7. Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan serta laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18
1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah :
a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 anggaran
dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali
dengan tegas dinyatakan lain.
3. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)
atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat meminta agar diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham dengan cara mengajukan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam bentuk surat tercatat disertai dengan alasannya, yang mana tata cara pengajuan permintaan
penyelenggaraan dan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham akan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal.
4. Bagi pemegang saham yang telah meminta diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud pada ayat 3, wajib tidak mengalihkan kepemilikan sahamnya dalam jangka
waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak Rapat Umum Pemegang Saham.
5. 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara dapat mengusulkan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham
yang membutuhkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, yang mana harus diajukan secara
tertulis kepada Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham dengan tetap memperhatikan tata cara dan persyaratan yang telah ditentukan menurut
undangundang dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
145
6. Perseroan menyediakan bahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham bagi pemegang
saham dan tersedia sejak tanggal dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
sampai dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham. Bahan mata acara Rapat
Umum Pemegang Saham dapat berupa salinan dokumen fisik yang diberikan secara cuma-cuma
di kantor Perseroan (jika diminta secara tertulis oleh pemegang saham) dan/atau dapat berupa
salinan dokumen elektronik yang dapat diakses atau diunduh melalui situs web Perseroan.
7. a. Pemegang saham baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa yang sah berhak
menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Ketua Rapat Umum Pemegang Saham berhak
meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada
waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan.
b. Pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang
saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja
sebelum Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturanperundangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
c. Dalam hal terjadi ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, pemegang saham
yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang
namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum ralat
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan yang berlaku
dan ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
8. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Pemegang Saham berhak memperoleh keterangan yang
berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan
dengan mata acara Rapat Umum Pemegang Sahamdan tidak bertentangan dengan kepentingan
Perseroan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
Pasal 19
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.
2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan :
a. Direksi mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk
mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dan Laporan Keuangan untuk
mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham;
b. Dewan Komisaris menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau yang dimuat dalam Laporan Tahunan;
c. Direksi mengajukan penggunaan laba bersih Perseroan, jika Perseroan mempunyai saldo
positif;
d. Dilakukan penunjukkan akuntan publik terdaftar;
e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan atau Dewan Komisaris Perseroan;
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan sebagaimana mestinya dalam Rapat Umum
Pemegang Saham sesuai ketentuan anggaran dasar.
3. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya
kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang
telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan.
4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) atau lebih pemegang saham
yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah berhak memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas biaya
Perseroan setelah mendapat ijin Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan, kecuali ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undanganyang
berlaku.
5. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud ayat 4 pasal ini harus memperhatikan penetapan
Ketua Pengadilan Negeri yang memberi ijin tersebut.
146
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 20
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dapat diselengarakan setiap waktu berdasarkan
kebutuhan atau kepentingan Perseroan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara Rapat
Umum Pemegang Saham, kecuali mata acara Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud pada
Pasal 19 ayat 2 huruf a, b, c dan d dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta
anggaran dasar Perseroan.
PEMBERITAHUAN, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 21
1. a. Dalam hal akan diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan wajib terlebih
dahulu menyampaikan pemberitahuan mata acara rapat secara jelas dan rinci kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan pengumuman Rapat
Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman Rapat
Umum Pemegang Saham.
b. Dalam hal terdapat perubahan mata acara rapat, Perseroan wajib menyampaikan perubahan
mata acara dimaksud kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada saat pelaksanaan
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
2.a.Perseroan wajib melakukan Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham kepada pemegang
saham paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan,
melalui media dan menggunakan bahasa sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan
perundang undangan di bidang Pasar Modal.
b. Pengumuman tersebut paling kurang memuat:
1. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
2. ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat;
3. tanggal penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham;
4. tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham;
5. informasi bahwa Perseroan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham karena
adanya permintaan dari pemegang saham (jika diselenggarakan atas permintaan
pemegang saham).
3. a. Perseroan wajib melakukan Pemanggilan kepada pemegang saham paling lambat 21 (dua
puluh satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham melalui media dan
menggunakan bahasa sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal.
b. Pemanggilan tersebut paling kurang memuat informasi:
1. tanggal dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham;
2. tempat penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham;
3. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
4. mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut;
5. mencantumkan usulan mata acara rapat dari pemegang saham (jika ada); dan
6. informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi pemegang
saham sejak tanggal dilakukannya pemanggilan sampai dengan Rapat Umum Pemegang
Saham diselenggarakan.
4. Perseroan wajib melakukan ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham jika terdapat
perubahan informasi dalam Pemanggilan Rapat umum Pemegang Saham yang telah dilakukan,
sesuai dengan tata cara pemanggilan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
5. Rapat Umum Pemegang Saham wajib diselenggarakan di wilayah Negara Republik Indonesia dan
dilakukan di :
a. tempat kedudukan Perseroan;
b. tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya;
c. ibukota provinsi dimana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan;
atau
147
d. provinsi tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan.
6. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama tidak tercapai, maka dapat diadakan
Rapat Umum Pemegang Saham kedua yang mana Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
kedua dilakukan dengan ketentuan:
a. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilangsungkan dengan
menyebutkan bahwa Rapat Umum pemegang Saham pertama telah dilangsungkan dan tidak
mencapai kuorum kehadiran.
b. Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang
Saham pertama dilangsungkan.
c. Ketentuan media, penggunaan bahasa Pemanggilan dan tata cara melakukan ralat
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama mutatis mutandis berlaku untuk
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua.
7. a. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Perseroan dapat
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga yang mana Pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham ketiga atas permohonan Perseroan ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
b. Dalam Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga menyebutkan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum kehadiran.
PIMPINAN DAN BERITA ACARA
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 22
1. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris berhalangan karena
sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua
anggota Direksi berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari
pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh
peserta Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal seorang anggota Dewan Komisaris yang akan
memimpin Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan
diputus dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh seorang anggota Dewan Komisaris lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi
yang tidak mempunyai benturan kepentingan dan ditunjuk oleh Direksi. Apabila semua anggota
Direksi mempunyai benturan kepentingan, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpinoleh salah
seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya
yang hadirdalam Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Pemegang saham yang hadir dalam Rapat harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam
Rapat, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada
waktu Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, yang demikian dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat, dibuat Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham dan Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang untuk pengesahan risalahnya
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan sekurang-kurangnya oleh seorang pemegang saham atau
kuasa pemegang saham yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham.
4. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara
Rapat Umum Pemegang Saham itu dibuat dalam bentuk Akta Notaris.
5. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
ayat 3 dan 4 Pasal iniberlaku sebagai bukti yang sah untuk semua pemegang saham dan pihak
ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
148
6. Ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib memuatinformasi paling kurang:
a. tanggal, tempat, waktu dan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham;
b. anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang hadir;
c. jumlah saham dengan hak suara yang sah yang hadir dan persentasenya dari jumlah seluruh
saham yang mempunyai hak suara yang sah;
d. ada tidaknya pemberian kesempatan kepada pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan
dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara Rapat Umum Pemegang Saham;
e. jumlah pemegang saham yang mengajukan pertanyaan dan/atau memberikan pendapat
terkait mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika pemegang saham diberi kesempatan;
f. mekanisme pengambilan keputusan;
g. hasil pemungutan suara meliputi jumlah suara setuju, tidak setuju, dan abstain untuk setiap
mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika pengambilan keputusan dilakukan dengan
pemungutan suara;
h. keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; dan
i. pelaksanaan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak dalam hal
terdapat keputusan terkait dividen tunai.
7. Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib diumumkan melalui media dan
menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
KUORUM KEHADIRAN, KUORUM KEPUTUSAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DAN HAK SUARA
Pasal 23
1. Kecuali dinyatakan lain dalam anggaran dasar ini, kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham untuk mata acara yang harus diputuskan dalam Rapat Umum pemegang
Saham dapat dilangsungkan apabila :
a. dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak
suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali
apabila ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham pertama tidak tercapai, maka
Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili
paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan
oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan yang berlaku; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Rapat
Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari
saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
2. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
pengangkatan dan pemberhentian Direksi serta Dewan Komisaris, dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan
hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimanadimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak tercapai,
maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang
sah yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang
telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruhsaham dengan hak suara yang hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
149
c.
dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka Rapat
Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari
saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
3. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
pengubahan anggaran dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dihadiri oleh para pemegang saham dan/atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan
oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak
tercapai maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil wakil mereka
yang sah yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri
oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan
kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
4. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas/Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan
hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas
tidak tercapai maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya
yang sahyang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri
oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran
dan kuorum keputusan, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atas permohonan Perseroan.
5. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kuorum kehadiran
dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, pembubaran Perseroan dan pengajuan permohonan agar Perseroan
dinyatakan pailit, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dihadiri oleh para pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh
Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham;
150
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir a tersebut di atas tidak
tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah
yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah
ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih
dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham
dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
6. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
Pemisahan dan Likuidasi adalah sebagaimana berikut :
a. dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak
tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka
yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham
dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
7. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
perbuatan hukum untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan jaminan utang yang
lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari seluruh jumlah kekayaan bersih Perseroan baik dalam 1
(satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama
lain, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka yang sah yang mewakili paling sedikit
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak
tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham atau wakil-wakil mereka
yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui
oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah jika dihadiri oleh pemegang saham
dengan hak suara yang sah dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.
8. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mata acara
transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dihadiri oleh pemegang saham independen atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki
oleh pemegang saham independen dan keputusan disetujui oleh pemegang saham independen
yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
151
suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen, kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundangan yang berlaku;
b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas tidak
tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham independen atau kuasanya
yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan disetujui
oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham
independen yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
c. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksudkan dalam butir b tersebut di atas tidak
tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
Rapat Umum Pemegang Saham sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh
pemegang saham independen dengan hak suara yang sah, dalam kuorum kehadiran yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan, dan keputusan disetujui
oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) saham
yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir.
d. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
9. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk
mengeluarkan 1 (satu) suara.
10. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris dan/atau karyawan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari
pemegang saham.
11. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
12. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun
tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara
mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.
13.Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam pasal ini, kecuali apabila
ditentukan lain dalam undangundang dan/atau anggaran dasar ini.
PENGGUNAAN LABA BERSIH DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 24
1. Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengenai
penggunaan dari laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam
perhitungan tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, yang
dalam usul tersebut dapat dinyatakan berapa jumlah laba bersih yang belum terbagi yang akan
dipergunakan sebagai dana cadangan, sebagaimana dimaksud pasal 25 di bawah ini, serta usul
mengenai besarnya jumlah dividen yang mungkin dibagikan dengan tidak mengurangi hak dari
Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan lain.
2. Penggunaan Laba Bersih setelah dikurangi dengan penyisihan untuk dana cadangan sebagaimana
dimaksud Pasal 25 anggaran dasar Perseroan, diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
hanya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen apabila Perseroan
mempunyai saldo laba positif.
3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan
yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, termasuk juga harus ditentukan waktu
pembayaran dan bentuk dividen. Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atau
badan hukum yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari kerja yang
ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan
untuk pembagian dividen diambil.
152
4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir, apabila
jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan
dan disetor ditambah cadangan wajib dan keadaan keuangan Perseroan memungkinkan maka
berdasarkan atas keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris
diperkenankan untuk membagi dividen interim, dengan ketentuan bahwa kelak akan diperhitungkan
dengan dividen yang disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya dan
pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak
dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau mengganggu kegiatan Perseroan, dengan
memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
5. Dalam hal setelah tahun buku berakhir Perseroan ternyata menderita kerugian, dividen interim
yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan
Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan dalam hal
pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim tersebut.
6. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat
ditutup dengan dana cadangan, sebagaimana dimaksud pasal 25 di bawah ini, maka kerugian itu
harus tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya
Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang dicatat dan dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi itu belum ditutup seluruhnya, demikian dengan tidak mengurangi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Pemberitahuan mengenai dividen dan dividen interim (sementara) diumumkan melalui media dan
menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
8. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk
pembayaran dividen lampau, dimasukkan kedalam cadangan khusus, Rapat Umum Pemegang
Saham mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus
tersebut. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut di atas
dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.
9. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek
di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
10. Dalam hal terdapat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terkait dengan pembagian dividen
tunai, Perseroan wajib melaksanakan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang
berhak dalam batas waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 25
1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham setelah memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroan mempunyai laba yang
positif.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.
4. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal
yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.
5. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal
yang ditempatkan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar dana cadangan
yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan pada ayat 2 pasal ini digunakan bagi keperluan
Perseroan.
6. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan
cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan laba
rugi Perseroan.
153
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
1. Pengubahan anggaran dasar harus dengan memperhatikan undang-undang tentang Perseroan
Terbatas dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
2. Pengubahan anggaran dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 3 anggaran dasar ini.
3. Pengubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut pengubahan nama, jangka waktu
berdirinya, maksud dan tujuan Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang
ditempatkan dan disetor dan pengubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi
perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
4. Pengubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 pasal
ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta
didaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan.
5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua
kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia serta
melalui media dan menggunakan bahasa sesuai dengan peraturan dan/atau perundang-undangan
dibidang Pasar Modal, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang
pengurangan modal tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak mengurangi persetujuan
dari instansi yang berwenang sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN
Pasal 27
1. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
dengan ketentuan sebagaitercantum dalam Pasal 23 ayat 5 anggaran dasar ini.
2. Pemisahan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan Pasal 23 ayat
6 anggaran dasar ini.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan adalah
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 28
1. Pembubaran Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 5 anggaran dasar ini.
2. Likuidasi hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 ayat 6 anggaran dasar ini.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran dan likuidasi dan berakhirnya status badan hukum
adalah sebagaimana dimaksud dalam undang-undangan tentang Perseroan Terbatas jika tidak
diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
PERATURAN PENUTUP
Pasal 29
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini, Perseroan wajib
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Manajemen Perseroan dengan ini menyatakan bahwa anggaran dasar yang dimuat dalam
Prospektus ini merupakan anggaran dasar Perseroan yang terakhir.
154
XV. TATA CARA PEMESANAN SAHAM
1. Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”) dan Prospektus ini. Pemesanan Pembelian
Saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dapat diperoleh dari Penjamin Pelaksana Emisi
Efek atau Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum pada Bab XVI dalam Prospektus ini. FPPS
tersedia cukup bagi para pemesan. Bilamana pemesanan menggunakan FPPS fotocopy maka yang
bersangkutan diminta untuk menyalin kembali pada FPPS asli yang dapat diperoleh di Penjamin Emisi
Efek. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang
dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang
telah menjadi pemegang rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”).
2. Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau lembaga/
Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7.
3. Jumlah Pemesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 100 (seratus) saham
dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.
4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran
Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP-0006/PE/KSEI/0317 yang ditandatangani antara Perseroan
dengan KSEI pada tanggal 13 Maret 2017.
Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham.
Saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan
Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama
pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal 9 Mei 2017.
b. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di BEI, pemesan akan
memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham (“FKPS”) yang sekaligus merupakan tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar
Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif.
c. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham. Konfirmasi tertulis
merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek.
d. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar rekening efek di KSEI.
e. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, saham bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lain yang
melekat pada saham.
f. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada
pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui
rekening efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang
memiliki/membuka rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
155
g. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang
menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di
KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam rekening efek Perusahaan
Efek atau Kustodian yang ditunjuk.
h. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI
melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi formulir
penarikan efek.
i. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk surat kolektif
saham selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI.
j. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaikan transaksi bursa atas saham Perseroan wajib
menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI
untuk mengadministrasikan saham tersebut.
Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai
prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi Efek atau agen penjualan di
tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham
Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan dapat melakukan pemesanan pembelian saham
selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi Efek
atau Agen Penjualan, dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan fotocopy tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran
Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi
pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan
alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta
melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan
terbukti bahwa pemesan yang sama mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari 1 (satu) FPPS, baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka manajer penjatahan hanya dapat mengikutsertakan 1
(satu) FPPS yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan Perseroan berhak
untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan lengkap atau
bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan tidak dapat
membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pemesanan pembelian.
6. Masa Penawaran Umum
Masa Penawaran Umum akan dilakukan selama 3 (tiga) hari kerja, pada tanggal 3 – 5 Mei 2017. Jam
penawaran akan dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
7. Syarat Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata
uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, atau agen penjualan pada waktu
FPPS diajukan. Semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek
pada:
Bank China Construction Bank Indonesia
Cabang Cibinong
Atas nama: PT.Ciptadana Sekuritas Asia
Nomor Rekening: 1007695051
156
Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik
pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS dan harus sudah “in good funds” pada tanggal 5
Mei 2017. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan
dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung
jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana
pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan pembelian saham
yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer
account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotocopy Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang
bersangkutan dan menyebutkan No. FPPS-nya.
8. Bukti Tanda Terima
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan agen penjualan yang menerima
pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke-5
(lima) dari FPPS sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham.
Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan.
Bukti tanda terima tersebut harus disimpan untuk kelak diserahkan kembali pada saat pengembalian
uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian
saham.
9. Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia selaku Manajer Penjatahan
dengan sistem kombinasi yaitu penjatahan terpusat (pooling) dan penjatahan pasti (fixed allotment)
sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan di bidang
Pasar Modal yang berlaku.
Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti
(fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen)
dari jumlah saham yang ditawarkan yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada dana pensiun,
asuransi, reksadana, korporasi dan perorangan. Sisanya sebesar 1% (satu persen) akan dilakukan
penjatahan terpusat (pooling).
Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan saham untuk
setiap pemesanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 8 Mei 2017.
A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan
penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Pihak-pihak yang akan mendapatkan Penjatahan
Pasti pihak yang menurut pertimbangan Manajer Penjatahan adalah merupakan investor dengan
kredibilitas yang baik dan merupakan investor institusi seperti dana pensiun, reksadana, asuransi
dan korporasi lainnya serta investor individu dengan pertimbangan investasi jangka panjang.
b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka sendiri, dan
157
c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek, sampai dengan efek tersebut dicatatkan di Bursa Efek.
B. Penjatahan Terpusat (Pooling)
Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan
harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham sebagai berikut:
a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau
pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai
penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur,
komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana
dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk
kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah
yang dipesan, maka:
i. pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan, dan
ii. dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan
masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para
pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari
suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek
sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham
utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagiamana dimaksud dalam butir (i) dan (ii),
yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin 10.B.a di atas dan
terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi
pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan ketentuan sebagai berikut:
Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan
berikut:
1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika
terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka
satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah efek yang termasuk
dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh
BEI dimana efek tersebut akan tercatat,
2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada
pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam satuan
perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai
kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VIII.G.12,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-17/PM/2004 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh
Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No.
IX.A.7 paling lambat 30 hari setelah berakhirnya Masa Penawaran Umum.
Penjamin Emisi Efek wajib menyerahkan laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5
(lima) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan dalam bentuk dan isi sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2.
158
10. Penundaan Masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum
Berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan No.
IX.A.2, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak
efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan terjadi
suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi:
a. indeks harga saham gabungan di Bursa turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari
Bursa berturut-turut,
b. banjir, gempa bumi, gunung meletus, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh
secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan,
c. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang
ditetapkan oleh OJK.
Perseroan yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang
dilakukan, dalam hal pemesanan saham telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan uang
pemesanan Saham kepada pemesan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sejak keputusan penundaan atau
pembatalan tersebut.
11. Pengembalian Uang Pemesanan
Bagi pemesanan pembelian saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal terjadinya
pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh
para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat mana FPPS yang bersangkutan diajukan.
Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal
Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.
Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau
tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang tidak akan disertai
pembayaran bunga.
Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari Hari Kerja ketiga setelah
Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum sebesar suku bunga
per tahun rekening giro Rupiah bank penerima, yang dihitung secara pro-rata setiap hari keterlambatan,
kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian
sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari Kerja keempat setelah
tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.
Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung
dengan menunjukkan tanda jati diri asli dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian
Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan
mulai tanggal pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro
akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang mengajukan pemesanan.
12. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Atas Pemesanan Pembelian Saham
Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (“FKPS”) kepada masing-masing pemesan saham
akan dilakukan melalui para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan
diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS
atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan
pembelian saham.
159
XVI.PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu perantara pedagang efek yang
terdaftar sebagai anggota Bursa Efek, pada masa Penawaran Umum.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Biro Administrasi Efek adalah
sebagai berikut:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK / PENJAMIN EMISI EFEK
PT Ciptadana Sekuritas Asia
Plaza ASIA Office Park Unit 2
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (+6221) 2557 4800
Faksimili: (+6221) 2557 4900
Website: www.ciptadana.com
Email: [email protected]
PENJAMIN EMISI EFEK
PT Bosowa Sekuritas
Equity Tower Lantai 15, Suite 15D
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 9
Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (62-21) 2903 5177
Faksimili: (62-21) 2903 5166
PT Erdikha Elit Sekuritas
Sucaco Building Lantai 3
Jl. Kebon Sirih Kav. 71, Jakarta 10340
Indonesia
Telepon: (62-21) 3983 6420
Faksimili: (62-21) 315 2841
PT KGI Sekuritas Indonesia
Sona Topas Tower Lantai 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (62-21) 250 6337
Faksimili: (62-21) 250 6351/52
PT Lautandhana Securindo
Wisma Keiai Lantai 15
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3, Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (62-21) 5785 1818
Faksimili: (62-21) 5785 1637
PT Panca Global Securities Tbk
Indonesia Stock Exchange Building,
Tower 1 Suite 1706A
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53,
Jakarta 12190, Indonesia
Telepon: (62-21) 515 5456
Faksimili: (62-21) 515 5466
BIRO ADMINISTRASI EFEK
PT Sharestar Indonesia
BeritaSatu Plaza (d/h Citra Graha Building) Lantai 7
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 35-36
Jakarta 12950
Telp. (6221) 527-7966
Fax. (6221) 527-7967
160
XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
161
Halaman ini sengaja dikosongkan
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
185
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan
190
191
193
Halaman ini sengaja dikosongkan
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Pada 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015,
2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan /
Note
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL
POSITION
As of October 31, 2016, and December 31, 2015,
2014 dan 2013
(In Full Rupiah)
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
31 Desember/December 31,
2015
Rp
2014
Rp
2013
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi
Persediaan
Uang Muka
Pajak Dibayar di Muka
Biaya Dibayar di Muka
Aset Non Keuangan Lancar Lainnya
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas Asosiasi
Aset Pajak Tangguhan
Aset Tetap
Tanah untuk Pengembangan
Total Aset Tidak Lancar
ASSETS
3, 29, 31
4, 31
5, 31
28
6, 28, 31
7
8
20.c
9
2.u
10
20.b
11
12
TOTAL ASET
33,693,024,863
338,411,113
8,848,145,218
6,626,946,034
9,400,679,668
--
18,088,210,986
62,797,420
122,033,132,400
2,848,062,930
30,207,878,723
851,863,397
14,803,444,181
1,332,416,139
72,271,857
286,108,294
206,466,613,897
463,750,000
--3,653,392,982
5,141,262,018
1,036,395,784
4,718,883
-25,774,610,919
463,750,000
1,360,077,500
-524,002,878
2,169,840,810
606,697,135
5,940,004
-14,530,987,995
465,000,000
4,328,296,550
-393,944,372
158,692,726
135,393,985
8,669,531
-23,641,005,570
CURRENT ASSETS
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable - Third Parties
Other Current Financial Assets
Related Parties
Third Parties
Gross Amount Due from Customer - Related Party
Inventories
Advances
Prepaid Taxes
Prepaid Expenses
Other Current Non-Financial Assets
Total Current Assets
27,957,775,112
325,149,641
1,189,775,600
22,415,015,625
51,887,715,978
-123,941,500
524,621,434
-648,562,934
-97,150,750
672,392,014
-769,542,764
-65,932,000
533,750,416
-599,682,416
NON-CURRENT ASSETS
Investment in Associates
Deferred Tax Assets
Fixed Assets
Land for Development
Total Non-Current Assets
258,354,329,875
26,423,173,853
15,300,530,759
24,240,687,986
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Total Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND EQUITY
13, 31
14, 31
28
15, 31
28
20.d
16, 31
17, 31
18, 31
18, 31
19
TOTAL LIABILITAS
30,000,000,000
--
--
--
347,833,927
27,788,789,493
-10,711,904,348
12,161,493
4,136,490,367
1,051,719,223
11,093,581,973
73,260,428,366
346,048,562
1,156,464,850
2,183,065,397
416,817,314
103,294,003
23,318,951
55,223,507
4,746,948,770
--
164,686,068
41,681,950
23,381,531
671,750,049
--
228,804,482
41,948,237
230,771,050
4,244,530,603
--
255,602,400
135,755,050,309
66,168,000
15,706,857,579
88,224,000
5,138,375,458
88,224,000
16,979,579,568
CURRENT LIABILITIES
Short-Term Bank Loans
Accounts Payable
Related Parties
Third Parties
Other Short-Term Financial Liabilities
Related Parties
Third Parties
Taxes Payable
Accrued Expenses
Short Term Provisions
Long-Term Liabilities that
Mature within One Year:
Consumer Financing Payables
Total Current Liabilities
304,434,600
853,896,000
1,158,330,600
-495,766,000
495,766,000
66,168,000
388,603,000
454,771,000
154,392,000
263,728,000
418,120,000
NON-CURRENT LIABILITIES
Long-Term Liabilities that Has Been
Deducted with Current Maturity:
Consumer Financing Payables
Long-Term Employee Benefits Liabilities
Total Non-Current Liabilities
136,913,380,909
16,202,623,579
5,593,146,458
17,397,699,568
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk:
Modal Saham - Nilai Nominal
Rp 1.000.000 per Saham
Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31 Oktober
2016, dan 10.000 Saham pada 31 Desember
2015, 2014 dan 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 110.000 Saham
pada 31 Oktober 2016, dan 2.500 Saham pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
Tambahan Modal Disetor
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali
Selisih antara Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak
Saldo Laba
Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk:
Kepentingan Non Pengendali
EQUITY
21
22
110,000,000,000
2,500,000,000
2,500,000,000
2,500,000,000
Equity Attributable to the Owners of
the Parent:
Capital Stocks - Par Value
Rp 1,000,000 per Share
Authorized - 110,000 Shares as of October 31,
2016, and 10,000 Shares as of December 31,
2015, 2104 and 2013
Issued and Fully Paid - 110,000 Shares
as of October 31, 2016, and 2,500 Shares as of
December 31, 2015, 2104 and 2013
Additional Paid in Capital
Difference in Value Resulting from
Restructuring Transaction between
Entities Under Common Control
Differences between Assets and Liabilities
of Tax Amnesty
Retained Earnings
Equity Attributable to the Owners of
the Parent:
Non-Controlling Interest
(620,576,959)
--
--
--
2,077,450,487
9,959,195,438
-7,720,550,274
-7,207,384,301
-4,342,988,418
121,416,068,966
24,880,000
10,220,550,274
--
9,707,384,301
--
6,842,988,418
--
TOTAL EKUITAS
121,440,948,966
10,220,550,274
9,707,384,301
6,842,988,418
TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
258,354,329,875
26,423,173,853
15,300,530,759
24,240,687,986
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Final Draft Report /April 11, 2017
195
The accompanying notes form an integral part of
these consolidated financial statements
Paraf:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan /
Note
PENDAPATAN
BEBAN POKOK PENDAPATAN
LABA KOTOR
Beban Usaha
Pendapatan Lainnya
Beban Lainnya
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
53,806,335,579
39,276,396,492
14,529,939,087
14,535,872,784
10,208,033,557
4,327,839,227
52,913,441,638
38,621,945,619
14,291,496,019
46,829,378,290
34,192,881,948
12,636,496,342
33,654,283,035
24,585,431,621
9,068,851,414
26
27
27
(6,280,736,567)
1,802,098,582
(176,660,646)
(3,761,561,406)
40,470,967
(8,915)
(9,801,230,255)
52,515,446
(1,012,040)
(8,882,455,597)
44,441,093
(4,405,769)
(6,834,777,416)
91,462,973
(11,267,867)
Beban Keuangan
LABA SEBELUM PAJAK
19
Kembali atas Program Imbalan Kerja
REVENUES
COST OF REVENUES
GROSS PROFIT
Operating Expenses
Other Income
Other Expenses
9,874,640,456
606,739,873
4,541,769,170
3,794,076,069
2,314,269,104
(1,430,998,491)
(189,718,148)
(195,016,947)
(26,413,114)
(24,698,856)
8,443,641,965
417,021,725
4,346,752,223
3,767,662,955
2,289,570,248
INCOME BEFORE TAX
(1,550,096,250)
144,368,141
(1,405,728,109)
(103,473,498)
22,742,292
(80,731,206)
(1,108,374,000)
30,040,000
(1,078,334,000)
(907,255,822)
24,411,250
(882,844,572)
(543,032,108)
27,058,750
(515,973,358)
INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES)
Current Tax
Deferred Tax
Total Income Tax Expenses
7,037,913,856
336,290,519
3,268,418,223
2,884,818,383
1,773,596,890
INCOME FOR THE YEAR
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Items that Will Not be Reclassified
Into Profit or Loss :
Remeasurement on
Employee Benefits Program
20.a
LABA TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi
ke Laba Rugi :
Pengukuran Kembali atas
Program Imbalan Kerja
Pajak Penghasilan atas Pengukuran
31 Oktober/October 31,
2016
2015
Rp
Rp
24
25
LABA USAHA
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak Kini
Pajak Tangguhan
Total Beban Pajak Penghasilan
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS
OF PROFIT OR LOSS AND OTHER
COMPREHENSIVE INCOME
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
(227,360,000)
10,830,833
12,997,000
(27,230,000)
98,414,000
56,840,000
(2,707,708)
(3,249,250)
6,807,500
(24,603,500)
Penghasilan Komprehensif Lain
OPERATING INCOME
Financial Costs
Income Tax on Remeasurement
on Employee Benefits Program
Other Comprehensive Income
(170,520,000)
8,123,125
9,747,750
(20,422,500)
73,810,500
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
6,867,393,856
344,413,644
3,278,165,973
2,864,395,883
1,847,407,390
After Tax
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Total
7,038,033,856
(120,000)
7,037,913,856
336,290,519
-336,290,519
3,268,418,223
-3,268,418,223
2,884,818,383
-2,884,818,383
1,773,596,890
-1,773,596,890
INCOME FOR CURRENT YEAR
ATTRIBUTABLE TO:
Owner of the Parent Entity
Non-Controlling Interest
Total
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Total
6,867,393,856
-6,867,393,856
344,413,644
-344,413,644
3,278,165,973
-3,278,165,973
2,864,395,883
-2,864,395,883
1,847,407,390
-1,847,407,390
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR
THE YEAR ATTRIBUTABLE TO:
Owner of the Parent Entity
Non-Controlling Interest
Total
134,516.21
134,516.21
1,307,367.29
1,307,367.29
1,153,927.35
1,153,927.35
Setelah Pajak
LABA PER SAHAM
DASAR
DILUSIAN
63,981.04
63,981.04
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Final Draft Report /April 11, 2017
196
EARNINGS PER SHARE
BASIC
DILUTED
709,438.76
709,438.76
The accompanying notes form an integral part of
these consolidated financial statements
Paraf:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan /
Note
SALDO PER 31 DESEMBER 2012
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For The Ten-Months Periods Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk / Equity Attributable to Owners of the Parent Entity
Modal Saham
Tambahan
Saldo Laba / Retained Earnings
Ditempatkan dan
Modal Disetor /
Pengukuran
Total
Belum Ditentukan
Additional
Disetor Penuh /
Kembali Program
Saldo Laba /
Penggunaannya /
Paid in
Imbalan Pasti /
Issued and
Unappropriated
Retained
Capital
Fully Paid
Remeasurement
Earnings
Capital
of Defined
Benefit Plan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2,500,000,000
--
2,477,534,528
Laba Tahun Berjalan
--
--
Penghasilan Komprehensif Lain
--
--
SALDO PER 31 DESEMBER 2013
Total
Rp
Kepentingan
Non Pengendali /
NonControlling
Interest
Total Ekuitas /
Total
Equity
Rp
Rp
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
18,046,500
2,495,581,028
4,995,581,028
--
4,995,581,028
1,773,596,890
--
1,773,596,890
1,773,596,890
--
1,773,596,890
Income For The Year
--
73,810,500
73,810,500
73,810,500
--
73,810,500
Other Comprehensive Income
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
2,500,000,000
--
4,251,131,418
91,857,000
4,342,988,418
6,842,988,418
--
6,842,988,418
Laba Tahun Berjalan
--
--
2,884,818,383
--
2,884,818,383
--
2,884,818,383
Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain
--
--
--
(20,422,500)
(20,422,500)
2,884,818,383
-(20,422,500)
--
(20,422,500)
Other Comprehensive Income
2,500,000,000
--
7,135,949,801
71,434,500
7,207,384,301
9,707,384,301
--
9,707,384,301
--
--
(2,765,000,000)
--
(2,765,000,000)
(2,765,000,000)
--
(2,765,000,000)
Cash Dividend
--
--
336,290,519
--
336,290,519
336,290,519
--
336,290,519
Income For The Year
SALDO PER 31 DESEMBER 2014
Dividen Tunai
23
Laba Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif Lain
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014
--
--
--
8,123,125
8,123,125
8,123,125
--
8,123,125
Other Comprehensive Income
SALDO PER 31 OKTOBER 2015
2,500,000,000
--
4,707,240,320
79,557,625
4,786,797,945
7,286,797,945
--
7,286,797,945
BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2015
SALDO PER 31 DESEMBER 2014
2,500,000,000
--
7,135,949,801
71,434,500
7,207,384,301
9,707,384,301
--
9,707,384,301
--
--
(2,765,000,000)
--
(2,765,000,000)
(2,765,000,000)
--
(2,765,000,000)
Cash Dividend
--
--
3,268,418,223
--
3,268,418,223
3,268,418,223
--
3,268,418,223
Income For The Year
--
--
--
9,747,750
9,747,750
9,747,750
--
9,747,750
Other Comprehensive Income
2,500,000,000
--
7,639,368,024
81,182,250
7,720,550,274
10,220,550,274
--
10,220,550,274
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015
Dividen Tunai
23
Laba Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif Lain
SALDO PER 31 DESEMBER 2015
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014
Penambahan Modal Saham
21
107,500,000,000
--
--
--
--
107,500,000,000
25,000,000
107,525,000,000
Additional in Share Capital
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
22
--
(620,576,959)
--
--
--
(620,576,959)
--
(620,576,959)
Difference in Value Resulting from Restructuring
Transaction between Entities Under Common Control
Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
22
--
2,077,450,487
--
--
--
2,077,450,487
--
2,077,450,487
Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty
Dividen Tunai
23
--
--
(4,628,868,692)
--
(4,628,868,692)
(4,628,868,692)
--
(4,628,868,692)
Cash Dividend
--
--
7,038,033,856
--
7,038,033,856
7,038,033,856
(120,000)
7,037,913,856
Income For The Year
Laba Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif Lain
SALDO PER 31 OKTOBER 2016
--
--
--
(170,520,000)
(170,520,000)
(170,520,000)
--
(170,520,000)
Other Comprehensive Income
110,000,000,000
1,456,873,528
10,048,533,188
(89,337,750)
9,959,195,438
121,416,068,966
24,880,000
121,440,948,966
BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2016
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Final Draft Report /April 11, 2017
197
The accompanying notes form an integral part of
these consolidated financial statements
Paraf:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan /
Note
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kas kepada Karyawan
Pembayaran Kas kepada Pemasok
Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya
Pembayaran Pengampunan Pajak
Penghasilan Bunga
Pembayaran Bunga dan Biaya Bank
Pembayaran Pajak Penghasilan
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
For The Ten-Months Periods Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Oktober/October 31,
2016
2015
Rp
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Cash Received from Customers
Cash paid to Employees
Cash paid to Suppliers
Cash paid to Other Third Parties
Tax Amnesty Payment
Interest Income
Cash Paid For Bank Interest and Charges
Cash Paid for Income Tax
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Operating Activities
29,886,991,777
(3,576,091,979)
(19,050,147,835)
(4,183,482,557)
(41,549,010)
612,338,912
(1,329,298,979)
(1,781,453,200)
14,535,872,784
(2,025,907,035)
(12,139,950,653)
(1,351,171,654)
-23,075,119
(177,713,287)
(676,430,051)
46,286,495,604
(2,430,461,600)
(35,188,083,235)
(3,092,122,360)
-33,415,239
(180,611,114)
(1,258,567,938)
46,892,175,710
(2,113,443,950)
(42,319,589,790)
(8,191,462,702)
-40,250,569
(20,047,149)
(1,138,853,640)
31,672,330,270
(1,909,613,750)
(26,114,240,564)
(2,338,247,171)
-58,880,633
(20,047,149)
(411,339,885)
537,307,129
(1,812,224,777)
4,170,064,596
(6,850,970,952)
937,722,384
626,571,437
(110,616,549)
(235,597,254)
-(13,352,576)
(1,560,652,746)
-(17,480,909)
(1,814,243,946)
1,750,000
(293,816,669)
(1,393,750,000)
200,000
(68,727,818)
(50,000,000)
280,357,634
(1,574,005,322)
(1,831,724,855)
(1,685,816,669)
(118,527,818)
44,973,097,481
(14,973,097,481)
(1,647,676,403)
(272,938,200)
577,450,487
(4,628,868,692)
--(164,686,068)
(73,520,000)
-(2,765,000,000)
--(61,392,065)
(88,224,000)
-(2,765,000,000)
--(62,868,414)
(88,224,000)
---
--773,804,482
(28,053,000)
---
24,027,967,192
(3,003,206,068)
(2,914,616,065)
(151,092,414)
745,751,482
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Proceeds from Bank Loans
Payment of Bank Loans
Receipt from (Payment to) Related Parties - Net
Payment of Consumer Financing Payables
Receipt through Tax Amnesty
Payment of Cash Dividend
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Financing Activities
24,845,631,955
(6,389,436,167)
(576,276,324)
(8,687,880,035)
1,564,946,048
NET INCREASE (DECREASE) IN
CASH ON HAND AND IN BANKS
(752,310)
6,965,769
23,741,874
348,717
8,835,630
EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE ON
CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN
8,848,145,218
9,400,679,668
9,400,679,668
18,088,210,986
16,514,429,308
CASH ON HAND AND IN BANKS
AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN
33,693,024,863
3,018,209,270
8,848,145,218
9,400,679,668
18,088,210,986
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil Penjualan Aset Tetap
Perolehan Aset Tetap
Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi
20.e
27
11
11
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman Bank
Pembayaran Pinjaman Bank
Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Pihak Berelasi - Bersih
Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen
Penerimaan melalui Pengampunan Pajak
Pembayaran Dividen Tunai
23
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP
KAS DAN BANK
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Proceeds from Fixed Assets Disposal
Acquisition of Fixed Assets
Advances for Purchase of Fixed Assets
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Investing Activities
CASH ON HAND AND IN BANKS
Kas dan Bank terdiri dari:
Kas
Bank
Total
3
20,672,191
33,672,352,672
33,693,024,863
31,505,550
2,986,703,720
3,018,209,270
31,665,640
8,816,479,578
8,848,145,218
27,571,210
9,373,108,458
9,400,679,668
21,678,320
18,066,532,666
18,088,210,986
AT THE END OF YEAR
Cash oh Hand and Banks consist of:
Cash on Hand
Cash in Banks
Total
Tambahan informasi aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan pada Catatan 33/
Additional information of non-cash activities is presented in Note 33.
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Final Draft Report/April 11, 2017
198
The accompanying notes form an integral part of
these consolidated financial statements
Paraf:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
1.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Umum
1.
General
1.a. Pendirian Perusahaan
PT
Cahayasakti
Investindo
Sukses
(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta
Notaris Djurnawati Soetarmono, SH, No. 52
tanggal 2 Juni 1995. Akta pendirian tersebut
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4373.
HT.01.01.Th.96 tanggal 6 Maret 1996.
1.a. Company’s Establishment
PT Cahayasakti Investindo Sukses (“the
Company”) was established based on the Deed
of Notary Djurnawati Soetarmono, SH, No. 52
dated June 2, 1995. The establishment deed
was approved by Minister of Justice of the
Republic of Indonesia in Decree No. C2-4373.
HT.01.01.Th.96 dated March 6, 1996.
Berdasarkan akta No. 5 tanggal 12 Agustus
2016, yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah,
SH, M.Kn, Notaris di Bogor, Perusahaan
menambah bidang usaha baru sebagai general
kontraktor.
Based on deed No. 5 dated August 12, 2016,
made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in
Bogor, the Company adding new business
activity as general contractor.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
No. 8 tanggal 19 Oktober 2016, yang dibuat di
hadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di
Bogor, tentang peningkatan modal dasar,
ditempatkan dan disetor penuh serta perubahan
susunan pemegang saham Perusahaan.
Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU00139379.AH.01.02.Tahun
2016
tanggal
20 Oktober 2016.
The Company’s articles of association have
been amended several times, most recently by
Deed No. 8 dated October 19, 2016, made by
Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in Bogor,
concerning the increase of the authorized,
issued and fully paid in capital and change in the
Company’s shareholders. This amendment has
been approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia No.
AHU-00139379.AH.01.02.Year
2016
dated
October 20, 2016.
Sesuai dengan Anggaran Dasar, maksud dan
tujuan Perusahaan adalah bergerak dalam
bidang industri, pembangunan (kontraktor),
property/real estate dan perdagangan. Saat ini,
kegiatan
utama
Perusahaan
adalah
perdagangan mebel dan jasa konstruksi.
Perusahaan memulai operasi komersialnya
pada tahun 1997.
In accordance with the Articles of Association,
the purpose and objectives of the Company is
engaged in industrial, construction (contractor),
property/real estate and trading. Currently, the
Company's principal activity are furniture trading
and construction services. The Company started
commercial operations in 1997.
Perusahaan berkedudukan di Bogor. Kantor
pusat Perusahaan beralamat di Jl. Kaum Sari
No. 1, Bogor, Jawa Barat.
The Company is domiciled in Bogor. The head
office is located at Jl. Kaum Sari No. 1, Bogor,
West Java.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha
PT Andalan Utama Bintara (AUB).
The Company belongs to a group of companies
owned by PT Andalan Utama Bintara (AUB).
1.b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal
31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan
2013 adalah sebagai berikut:
199
1.b. Board of Commissioners, Board of Directors
and Employees
As of October 31, 2016, December 31, 2015,
2014 and 2013, the Company’s management
consisted of the following:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 December/ December 31, 2015 dan/
and 31 Oktober/October 31 , 2016
31 December/ December 31,
2014 dan/and 2013
Au Bintoro
Esther Kurniawan
Esther Kurniawan
Juanda Hasurungan Sidabutar
Agus Djunaedi
Ledy Efrita Efendi
Juanda Hasurungan Sidabutar
Agus Djunaedi
Ledy Efrita Efendi
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur
Board of Commissioners
President Commissioner
Commissioners
Directors
President Director
Directors
Jumlah kompensasi kepada dewan komisaris
dan direksi Perusahaan berupa gaji dan
tunjangan adalah sebesar Rp1.233.250.000 dan
Rp1.008.350.000
serta
Rp1.210.020.000,
Rp1.012.020.000 dan Rp857.755.000 masingmasing untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada 31 Oktober 2016 dan 2015, serta
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2015, 2014 dan 2013.
Total compensation to
the board
of
commissioners and directors of the Company in
the form of salary and benefits amounted to
Rp1,233,250,000 and Rp1,008,350,000, and
Rp1,210,020,000,
Rp1,012,020,000
and
Rp857,755,000, respectively, for the ten-months
period ended October 31, 2016 and 2015, and
the years ended December 31, 2015, 2014 and
2013.
Pada tanggal 31 Oktober 2016 dan 2015,
serta 31 Desember 2015, 2014 dan 2013,
jumlah karyawan Perusahaan (dan entitas anak)
adalah 19 dan 16 serta 16, 17, dan 17 karyawan
tetap (tidak diaudit).
As of October 31, 2016 and 2015, and
December 31, 2015, 2014 and 2013, the
Company (and subsidiary) have a total of 19
and 16, and 16, 17 and 17 permanent
employees, respectively (unaudited).
Susunan Komite Audit Perusahaan pada
tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai
berikut:
Board of Audit Committee as of October 31, 2016
is as follows:
Ketua Komite Audit
Anggota
Anggota
Hari Ganie
Esther Kurniawan
Indra
Head of Audit Comitte
Member
Member
Sekretaris Perusahaan pada 31 Oktober 2016
dijabat oleh Lukas Maulana Jusuf.
Corporate secretary of the Company as of
October 31, 2016 is Lukas Maulana Jusuf.
Kepala Internal Audit Perusahaan pada
31 Oktober 2016 dijabat oleh Andrew Tirtadjaja.
Head of Internal Audit of the Company as of
October 31, 2016 is Andrew Tirtadjaja.
1.c. Entitas Anak
Penyertaan saham pada entitas anak pada
tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai
berikut:
Entitas Anak/
Subsidiries
Lokasi/
Location
1.c.The Company’s Subsidiaries
Investment in shares in subsidiaries
October 31, 2016 are as follows:
Kegiatan Usaha Utama/
Main Business
on
Tahun Operasi
Persentase Kepemilikan/
Total Aset/
Komersial/
Commercial
Ownership
2016
Total Asset
2016
Year
%
Rp
Operating
Penyertaan langsung/Direct investment
PT Olympic Bangun Persada (OBP)
Bogor
Real Estat/ Real Estate
--
100%
43,616,326,295
Penyertaan tidak langsung/Indirect subsidiary
Melalui/Through OBP
PT Olympic Bogor City (OBC)
Bogor
Real Estat/ Real Estate
--
99%
2,500,000,000
200
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Dalam
laporan
keuangan
konsolidasian,
Perusahaan dan entitas anak secara bersamasama disebut sebagai “Grup”.
In these consolidated financial statements, the
Company and its subsidiaries collectively
referred as “the Group”.
PT Olympic Bangun Persada (OBP)
Berdasarkan Akta No. 9, tanggal 31 Oktober
2016 yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah,
SH, M.Kn, notaris di Bogor, mengenai
pengalihan semua saham yang dimiliki oleh
PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya
Sakti Lintang Surya kepada Perusahaan serta
penambahan modal disetor dan ditempatkan
penuh PT Olympic Bangun Persada.
PT Olympic Bangun Persada (OBP)
Based on the Deed No. 9, dated October 31,
2016 made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn,
notary in Bogor, concerning the transfer of all
shares owned by PT Cahaya Sakti Furintraco
and PT Cahaya Sakti Lintang Surya to the
Company and additional issued and fully paid
capital of PT Olympic Bangun Persada.
Berdasarkan akta tersebut, saat ini Perusahaan
memiliki 10.000 lembar saham atau senilai
Rp10.000.000.000 atau mewakili kepemilikan
sebesar 100%.
Based on the deed above, the Company
currently
has
10,000
shares,
worth
Rp10,000,000,000 or represents ownership
interest of 100%.
OBP belum memulai operasi komersialnya pada
31 Oktober 2016.
OBP has not started commercial operations on
October 31, 2016.
PT Olympic Bogor City (OBC)
Berdasarkan Akta No. 5, tanggal 13 Juni 2016
yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH,
M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pendirian
PT Olympic Bogor City.
PT Olympic Bogor City (OBC)
Based on the Deed No. 5, dated June 13, 2016
made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, notary in
Bogor, concerning the establishment of
PT Olympic Bogor City.
Berdasarkan akta tersebut, saat ini OBP, entitas
anak, memiliki 2.475 lembar saham atau senilai
Rp2.475.000.000 atau mewakili kepemilikan
sebesar 99%.
Based on the deed above, OBP, a subsidiary,
currently
has
2,475
shares,
worth
Rp2,475,000,000 or represents ownership
interest of 99%.
OBC belum memulai operasi komersialnya pada
31 Oktober 2016.
OBC has not started commercial operations on
October 31, 2016.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
2. Summary of Significant Accounting Policies
2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan
di
Indonesia
yang
meliputi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK – IAI), serta peraturan Pasar
Modal yang berlaku antara lain Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(OJK/Bapepam-LK) No.
VIII.G.7 tentang
pedoman
penyajian
laporan
keuangan,
2.a.Compliance with the Financial Accounting
Standards (SAK)
The consolidated financial statements were
prepared and presented in accordance with
Indonesian Financial Accounting Standards
which include the Statement of Financial
Accounting
Standards
(PSAK)
and
Interpretation of Financial Accounting Standards
(ISAK) issued by the Financial Accounting
Standard Board – Indonesian Institute of
Accountant (DSAK – IAI), and regulations in the
Capital Market include Regulations of Financial
Sevices
Authority/Capital
Market
and
Supervisory Board and Financial Institution
(OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding
201
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP347/BL/2012
tentang
penyajian
dan
pengungkapan laporan keuangan emiten atau
perusahaan publik.
guidelines for the presentation of financial
statements, decree of Chairman of Bapepam-LK
No. KEP-347/BL/2012 regarding presentation
and disclosure of financial statements of the
issuer or public company.
2.b.Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan
disajikan berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas konsolidasian. Dasar pengukuran
dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah
konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun
tertentu yang didasarkan pengukuran lain
sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya
perolehan umumnya didasarkan pada nilai
wajar imbalan yang diserahkan dalam
pemerolehan aset.
2.b.The Basis of Measurement and Preparation
of Consolidated Financial Statements
The consolidated financial statements have
been prepared and presented based on going
concern assumption and accrual basis of
accounting, except for the consolidated
statements of cash flows. Basis of measurement
in preparation of these consolidated financial
statements is the historical costs concept,
except for certain accounts which have been
prepared on the basis of other measurements
as described in their respective policies.
Historical cost is generally based on the fair
value of the consideration given in exchange for
assets.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan
dengan metode langsung (direct method)
dengan mengelompokkan arus kas dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are
prepared using the direct method by classifying
cash flows into operating, investing and
financing activities.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini
adalah Rupiah yang merupakan mata uang
fungsional Grup. Grup menetapkan mata uang
fungsional dan unsur-unsur dalam laporan
keuangan diukur berdasarkan mata uang
fungsional tersebut.
The presentation currency used in the
preparation of the consolidated financial
statements is Indonesian Rupiah which is the
functional currency of the Group. The Group
determines its own functional currency and
items included in the financial statements are
measured using that functional currency.
2.c. Pernyataan
dan
Interpretasi
Standar
Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku
Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut adalah perubahan dan penyesuaian atas
standar dan interpretasi standar baru yang telah
diterbitkan oleh DSAK-IAI dan berlaku efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2016, yaitu:
2.c. New
and
Revised
Statements
and
Interpretation
of
Financial
Accounting
Standards Effective in the Current Year
The following are amendment and improvement
of standards and new interpretation of standard
issued by DSAK - IAI and effectively applied for
the period starting on or after January 1, 2016,
as follows:
Standar Baru
x PSAK No. 70: “Akuntansi untuk Aset dan
Liabilitas Pengampunan Pajak”
New Standard
x PSAK No. 70: “Accounting for Tax Amnesty
Asset and Liability”
Revisi
x PSAK No. 110: “Akuntansi Sukuk”
Revised
x PSAK No. 110: “Accounting for Sukuk”
Amandemen
x PSAK No. 4: “Laporan Keuangan Tersendiri”
tentang Metode Ekuitas dalam Laporan
Keuangan Tersendiri
Amendments
x PSAK
No.
4:
“Separate
Financial
Statements” about Equity Method in
Separate Financial Statements
202
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
x PSAK No. 15: “Investasi Pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama” tentang
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian
Konsolidasi
x PSAK No. 16: “Aset Tetap” tentang
Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi
x PSAK No. 19: “Aset Takberwujud” tentang
Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi
x PSAK No. 24: “Imbalan Kerja” tentang
Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja
x PSAK No. 65: “Laporan Keuangan
Konsolidasian” tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi
x PSAK No. 66: “Pengaturan Bersama”
tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan
dalam Operasi Bersama
x PSAK No. 67: “Pengungkapan Kepentingan
Dalam Entitas Lain” tentang Entitas
Investasi:
Penerapan
Pengecualian
Konsolidasi
x ISAK No. 30: “Pungutan”
Penyesuaian
x PSAK No. 5: “Segmen Operasi”
x PSAK No. 7: “Pengungkapan Pihak-pihak
Berelasi”
x PSAK No. 13: “Properti Investasi”
x PSAK No. 16: “Aset Tetap”
x
x
x
PSAK No. 19: “Aset Takberwujud”
PSAK No. 22: “Kombinasi Bisnis”
PSAK No. 25: “Kebijakan Akuntansi,
Perubahan
Estimasi
Akuntansi
dan
Kesalahan”
x PSAK No. 53: “Pembayaran Berbasis
Saham
x PSAK No. 68: “Pengukuran Nilai Wajar”
x PSAK No. 15: “Investment in Associates
and Joint Venture” about Investment
Entities:
Applying
the
Consolidation
Exception
x PSAK No. 16:” Property, Plant and
Equipment”
about
Clarification
of
Acceptable Methods of Depreciation and
Amortization
x PSAK No. 19: “Intangible Asset” about
Clarification of Acceptable Methods of
Depreciation and Amortization
x PSAK No. 24: “Employee Benefits” about
Defined
Benefit
Plans:
Employee
Contributions
x PSAK No. 65: “Consolidated Financial
Statements” about Investment Entities:
Applying the Consolidation Exception
x PSAK No. 66: “Joint Arrangements” about
Accounting for Acquisitions of Interests in
Joint Operation
x PSAK No. 67: “Disclosures of Interest in
Other Entities” about Investment Entities:
Applying the Consolidation Exception
x ISAK No. 30: "Levy"
Adjustments
x PSAK No. 5:” Operating Segments”
x PSAK No. 7: “Related Party Disclosures”
x PSAK No. 13: “Investments Property”
x PSAK No. 16: “Property, Plant and
Equipment”
x PSAK No. 19: “Intangible Assets”
x PSAK No. 22: “Business Combination”
x PSAK No. 25: “Accounting Policies,
Changes in Accounting Estimates and
Errors”
x PSAK No. 53: “Share-based Payments”
x PSAK No. 68: “Fair Value Measurement”
Berikut ini adalah dampak atas perubahan
standar akuntansi diatas yang relevan terhadap
laporan keuangan Grup:
x PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): “Segmen
Operasi”
The following is the impact of the amendments
in accounting standards that are relevant to the
financial statements of the Group:
x PSAK No. 5 (Improvement 2015):” Operating
Segments”
Penyesuaian ini mengklarifikasi:
- Entitas mengungkapkan pertimbangan
yang
dibuat
manajemen
dalam
penerapan kriteria agregasi PSAK 5
paragraf 12 termasuk penjelasan singkat
segmen operasi yang digabungkan dan
karakteristik ekonomi.
The improvement clarifies that:
- An entity must disclose the judgements
made by management in applying the
aggregation criteria in paragraph 12 of
PSAK 5 including a brief description of
operating segments that have been
aggregated
and
the
economic
characteristics.
203
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
- Disclose the reconciliation of segment
assets to total assets if the reconciliation
is reported to operating decision maker,
similar to the required disclosure for
segment liabilities.
- Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen
terhadap total aset jika rekonsiliasi
dilaporkan kepada pengambil keputusan
operasional,
demikian
juga
untuk
pengungkapan liabilitas segmen.
Penerapan penyesuaian standar
memberikan pengaruh material
laporan keuangan.
ini tidak
terhadap
x PSAK
No.
7
(Penyesuaian
2015):
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015)
menambahkan persyaratan pihak-pihak
berelasi
bahwa suatu entitas berelasi
dengan entitas pelapor ketika entitas atau
anggota dan kelompok yang mana entitas
merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyedlakan jasa personil manajemen
kunci kepada entitas pelapor atau kepada
entitas induk entitas pelapor.
The adoption of this improvement of standard
had no material effect to financial statements.
x
PSAK No. 7 (Improvement 2015): “Related
Party Disclosures”
PSAK No. 7 (Adjustment 2015) adds
requirements ot related parties that an
entity is related to the reporting entity
when the entity or a member of a group of
which the entity is a member, provides key
management personnel services to the
reporting entity, or to the parent of the
reporting entity.
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015)
mengklarifikasi bahwa entitas
pelapor
tidak disyaratkan untuk mengungkapkan
imbalan
yang dibayarkan oleh entitas
manajemen kepada pekerja alau direktur
entitas manajemen,
dan mensyaratkan
agar entitas pelapor mengungkapkan
jumlah yang dibayarkan kepada entitas
manajemen atas jasa personil manajemen
kunci yang disediakan oleh entitas
manajemen.
PSAK No. 7 (Adjustment 2015) clarifies that
reporting entity is not required to disclose
compensation paid by the management
entity to employees or directors of the
management entity, and requires that
reporting entity disclose the amounts paid
to the
management entity for key
management personnel services that are
provided by the management entity.
Grup telah menerapkan standar ini dan
telah melengkapi persyaratan mengenai
informasi pihak berelasi.
The Group had adopting this standard and
had completed the requirement regarding
the related parties information.
x PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): “Aset
Tetap” dan PSAK No. 19 (Penyesuaian
2015): “Aset Takberwujud”
x PSAK No. 16 (Improvement 2015):
“Property, Plant and Equipment” and PSAK
No. 19 (Improvement 2015): “Intangible
Asset”
The improvement of PSAK No. 16 and
PSAK No. 19 clarifies that the asset may be
revalued by reference to observable data on
either the gross or the net carrying amount.
In addition, the accumulated depreciation or
amortization is the difference between the
gross and carrying amounts of the asset.
Carrying amounts of the asset is restated by
its revalued amount.
Penyesuaian PSAK No. 16 dan PSAK
No. 19 ini mengklarifikasi bahwa aset dapat
direvaluasi dengan mengacu pada data
pasar yang dapat diobservasi terhadap
jumlah tercatat bruto ataupun neto.
Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan
atau amortisasi adalah perbedaan antara
jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat
aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut
disajikan
kembali
pada
jumlah
revaluasiannya.
204
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Penerapan standar ini tidak memberikan
pengaruh material terhadap laporan
keuangan.
The adoption of these standards had no
material effect to financial statements.
x PSAK No. 24 (Amandemen 2015):
“Imbalan Kerja” tentang Program Imbalan
Pasti: Iuran Pekerja
PSAK No. 24 (Amandemen 2015)
menetapkan bahwa atribusi iuran dari
pekerja atau pihak ketiga bergantung pada
apakah
jumlah
iuran
ditentukan
berdasarkan jumlah tahun jasa. Jika jumlah
iuran bergantung pada jumlah tahun jasa,
maka iuran diatribusikan pada
periode
jasa dengan menggunakan metode atribusi
yang sama dengan yang disyaratkan
dalam paragraf 70 untuk imbalan bruto.
Jika jumlah iuran tidak bergantung dari
jumlah tahun jasa, maka iuran tersebut
diakui sebagai pengurang biaya jasa
dalam periode ketika jasa terkait diberikan
oIeh pekerja.
x PSAK No. 24 (Amendment 2015):
“Employee Benefits” about Defined Benefit
Plans: Employee Contributions
PSAK No. 24 (Amendment 2015) states
that attribution of employee or third party
contributions depends on
whether the
contributions are detennined based on year
of service. If the contributions depend on
the year of service, then they are
attributed along the service period using the
attribution method that is similar with
requirement in paragraph 70 for gross
benefit. If the contributions do not depend
on the year of service, then they are
recognized as deductions against service
cost in the period when the service is
provided by the employee.
Grup
telah
melengkapi
persyaratan
pengungkapan yang diminta sesuai
standar ini.
The Group has completed the disclosures
requirement as required under this
standard.
x PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak”
x PSAK No. 70 “Accounting for Tax Amnesty
Assets and Liabilities”
PSAK No. 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas
Pengampunan
Pajak”
memberikan
pengaturan akuntansi atas aset dan
liabilitas yang timbul dari pengampunan
pajak, dimana entitas dapat memilih
menerapkan kebijakan akuntansi sesuai
dengan SAK lain yang relevan dalam
mengakui, mengukur, menyajikan dan
mengungkapan
aset
dan
liabilitas
pengampunan pajak atau menerapkan
kebijakan akuntansi sesuai PSAK No. 70.
PSAK No. 70 “Accounting for Tax Amnesty
Assets and Liabilities” sets the accounting
treatment for assets and liabilities arising
from tax amnesty, in which entity is allowed
to choose between accounting policy as
prescribed by other relevant FASs in
recognition, measurement, presentation,
and disclosure of tax amnesty assets and
liabilities, and accounting policy prescribed
in PSAK No.70.
Grup telah menerapkan standar ini dan
telah
melengkapi
persyaratan
pengungkapan yang diminta.
The Group has adopting these standards
and had completed the required disclosures
requirements.
2.d. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan Grup untuk periode yang
berakhir pada 31 Oktober 2016, yang disajikan
dalam laporan ini, merupakan laporan
keuangan konsolidasian mencakup laporan
keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti
disebutkan pada Catatan 1.c.
2.d. Principles of Consolidation
The Group’s financial statements for the
period ended October 31, 2016, as presented
in this report are the consolidated financial
statements which consist the financial
statements of the Company and subsidiaries
as described in Note 1.c.
205
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan
oleh Perusahaan, yakni Perusahaan terekspos,
atau memiliki hak, atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan entitas dan memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan dari entitas
(kekuasaan atas investee).
A subsidiary is an entity controlled by the
Company, i.e., the Company is exposed, or
has rights, to variable returns from its
involvement with the entity and has the ability
to affect those returns through its current
ability to direct the entity’s relevant activities
(power over the investee).
Keberadaan dan dampak dari hak suara
potensial
dimana
Perusahaan
memiliki
kemampuan praktis untuk melaksanakan
(yakni hak substantif) dipertimbangkan saat
menilai apakah Perusahaan mengendalikan
entitas lain.
The existence and effect of substantive
potential voting rights that the Company has
the practical ability to exercise (i.e.,
substantive rights) are considered when
assessing whether the Company controls
another entity.
Laporan keuangan Grup mencakup hasil
usaha, arus kas, aset dan liabilitas dari
Perusahaan dan seluruh entitas anak yang,
secara
lagsung
dan
tidak
langsung,
dikendalikan oleh Perusahaan. Entitas anak
dikonsolidasikan sejak tanggal efektif akuisisi,
yaitu tanggal dimana Perusahaan secara
efektif memperoleh pengendalian atas bisnis
yang diakuisisi, sampai tanggal pengendalian
berakhir.
The Group’s financial statements incorporate
the results, cash flows, assets and liabilities of
the Company and all of its directly and
indirectly controlled subsidiary. Subsidiary is
consolidated from the effective date of
acquisition, which is the date on which the
Company effectively obtains control of the
acquired business, until that control ceases.
Entitas induk menyusun laporan keuangan
konsolidasian dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
Seluruh transaksi, saldo, laba, beban, dan arus
kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan
transaksi antar entitas dalam Perusahaan
dieliminasi secara penuh.
A parent prepares consolidated financial
statements using uniform accounting policies
for like transactions and other events in similar
circumstances. All intraGroup transactions,
balances, income, expenses and cash flows
are eliminated in full on consolidation.
Grup mengatribusikan laba rugi dan setiap
komponen dari penghasilan komprehensif lain
kepada pemilik entitas induk dan kepentingan
nonpengendali
meskipun
hal
tersebut
mengakibatkan kepentingan nonpengendali
memiliki saldo defisit. Grup menyajikan
kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
The Group attributed the profit and loss and
each component of other comprehensive
income to the owners of the parent and noncontrolling interest even though this results in
the non-controlling interests having a deficit
balance. The Group presents non-controlling
interest in equity in the consolidated statement
of financial position, separately from the equity
owners of the parent.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian adalah
transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
Ketika proporsi ekuitas yang dimiliki oleh
kepentingan nonpengendali berubah, Grup
menyesuaikan jumlah tercatat kepentingan
pengendali dan kepentingan nonpengendali
Changes in the parent’s ownership interest in
a subsidiary that do not result in loss of control
are equity transactions (i.e., transactions with
owners in their capacity as owners). When the
proportion of equity held by non-controlling
interest change, the Group adjusted the
carrying amounts of the controlling interest
and non-controlling interest to reflect the
changes in their relative interest in the
206
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
untuk mencerminkan perubahan kepemilikan
relatifnya dalam entitas anak. Selisih antara
jumlah dimana kepentingan nonpengendali
disesuaikan dan nilai wajar dari jumlah yang
diterima atau dibayarkan diakui langsung
dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik
dari entitas induk.
subsidiaries. Any difference between the
amount by which the non-controlling interests
are adjusted and the fair value of the
consideration paid or received is recognised
directly in equity and attributed to the owners
of the parent.
Jika Grup kehilangan pengendalian, maka
Grup:
(a) Menghentikan pengakuan aset (termasuk
goodwill) dan liabilitas entitas anak pada
jumlah tercatatnya ketika pengendalian
hilang;
(b) Menghentikan pengakuan jumlah tercatat
setiap kepentingan nonpengendali pada
entitas anak terdahulu ketika pengendalian
hilang
(termasuk
setiap
komponen
penghasilan komprehensif lain yang
diatribusikan
pada
kepentingan
nonpengendali);
(c) Mengakui nilai wajar pembayaran yang
diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa,
atau
keadaan
yang
mengakibatkan
hilangnya pengendalian;
(d) Mengakui sisa investasi pada entitas anak
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian
(e) Mereklasifikasi ke laba rugi, atau
mengalihkan secara langsung ke saldo
laba jika disyaratkan pleh SAK lain, jumlah
yang
diakui
dalam
penghasilan
komprehensif lain dalam kaitan dengan
entitas anak;
yang
(f) Mengakui
perbedaan
apapun
dihasilkan sebagai keuntungan atau
kerugian
dalam
laba
rugi
yang
diatribusikan kepada entitas induk.
If the Group loses control, the Group:
2.e. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
bisnis. Kombinasi bisnis dicatat dengan
menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang
dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur
pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi
atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup,
liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik
sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan
kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup
dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang
diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui
sebagai beban pada periode saat biaya
tersebut terjadi dan jasa diterima.
207
(a) Derecognize
the
assets
(including
goodwill) and liabilities of the subsidiary at
their carrying amounts at the date when
control is lost;
(b) Derecognize the carrying amount of any
non-controlling interests in the former
subsidiary at the date when control is lost
(including any components of other
comprehensive income attributable to
them);
(c) Recognize the fair value of the
consideration received, if any, from the
transaction, event or circumstances that
resulted in the loss of control;
(d) Recognize any investment retained in the
former subsidiary at fair value at the date
when control is lost;
(e) Reclassify to profit or loss, or transfer
directly to retained earnings if required by
other SAKs, the amount recognized in
other comprehensive income in relation to
the subsidiary;
(f) Recognize any resulting difference as a
gain or loss attributable to the parent.
2.e. Business Combination
Business combination is a transaction or other
event in which an acquirer obtains control of
one
or
more
businesses.
Business
combination is accounted for by applying the
acquisition
method.
The
consideration
transferred in a business combination is
measured at fair value, which is calculated as
the sum of the acquisition date fair values of
the assets transferred by the Group, liabilities
incurred by the Group to former owners of the
acquiree, and the equity interests issued by
the Group in exchange for control of the
acquiree.
Acquisition-related
costs
are
recognized as expenses in the periods in
which the costs are incurred and the services
are received.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset
dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai
dengan standar yang relevan.
At the acquisition date, the identifiable assets
acquired and the liabilities assumed are
recognized at their fair value except for certain
assets and liabilities that are measured in
accordance with the relevant standards.
Komponen kepentingan nonpengendali pada
pihak diakuisisi diukur baik pada nilai wajar
ataupun pada bagian proporsional instrumen
kepemilikan yang ada dalam jumlah yang
diakui atas aset neto teridentifikasi dari pihak
diakuisisi.
Component of non-controlling interests are
measured either at fair value or at the present
ownership instruments’ proportionate share in
the recognized amounts of the acquiree’s
identifiable net assets.
Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara
bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas
pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar
pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau
kerugiannya, jika ada, diakui dalam laba rugi.
Apabila dalam periode sebelumnya, perubahan
nilai wajar yang berasal dari kepentingan
ekuitasnya sebelum tanggal akuisisi telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain,
jumlah tersebut diakui dengan dasar yang
sama sebagaimana dipersyaratkan jika Grup
telah melepas secara langsung kepentingan
ekuitas yang dimiliki sebelumnya.
When a business combination is achieved in
stages, the Group’s previously held equity
interest in the acquire is remeasured to fair
value at the acquisition date and the resulting
gain or loss, if any, is recognized in profit or
loss. When in prior periods, a changes in the
value of its equity interest in the acquiree prior
to the acquisition date had been recognized in
other comprehensive income, that amount
shall be recognized on the same basis as
would be required if the Group had disposed
directly of the previously held equity interest.
Jika
akuntansi
awal
untuk
kombinasi
bisnis belum selesai pada akhir periode
pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup
melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos
yang proses akuntansinya belum selesai dalam
laporan
keuangannya.
Selama
periode
pengukuran, Grup menyesuaikan secara
retrospektif jumlah sementara tersebut dan
mengakui tambahan aset atau liabilitas untuk
mencerminkan informasi baru yang diperoleh
tentang fakta dan keadaan yang ada pada
tanggal akuisisi, yang jika diketahui, akan
menyebabkan pengakuan aset dan liabilitas
yang dimaksud pada tanggal tersebut.
If the initial accounting for a business
combination is incomplete by the end of the
reporting period in which the combination
occurs, the Group reports provisional amounts
for the items for which the accounting is
incomplete. During the measurement period,
the Group shall retrospectively adjust those
provisional amounts and recognize additional
assets or liabilities to reflect new information
obtained about facts and circumstances that
existed as of the acquisition date, that if known
would have resulted in the recognition of those
assets and liabilities as of the date.
Pada tanggal akusisi, Grup mengakui goodwill
yang diukur sebagai selisih lebih antara (a) nilai
gabungan dari imbalan yang dialihkan dan
jumlah setiap kepentingan nonpengendali, dan
jika kombinasi bisnis dilakukan secara
bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki
Grup atas pihak yang diakuisisi atas (b) jumlah
neto terindentifikasi dari aset yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan
tersebut kurang dari nilai wajar aset neto
entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut
At acquisition date, the Group recognizes as
goodwill is measure the acquisition date fair
value of the Group’s previously held equity
interest in the acquire, the excess of (a) the
aggregate of the consideration transferred and
the amount of any non-controlling interest, and
in a business combination achieved in stages,
over (b) the net of identifiable assets acquired
and liabilities assumed. If this consideration is
lower than the fair value of the net assets of
the subsidiary acquired, the difference is
recognized in profit or loss as gain on bargain
208
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
diakui dalam laporan laba rugi sebagai
keuntungan dari akusisi entitas anak setelah
sebelumnya manajemen menilai kembali
apakah telah mengidentifikasi dengan tepat
seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil alih serta mengakui setiap aset atau
liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi
dalam penelaahan tersebut.
purchase after previously the management
reassesses whether it has correctly identified
all of the assets acquired and all of the
liabilities assumed and recognize any
additional assets or liabilities that are identified
in that review.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada
jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian
penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari
suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akusisi
dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas
dari Group yang diperkirakan akan memberikan
manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut,
terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari
pihak yang diakusisi ditempatkan dalam Unit
Penghasil Kas tersebut.
After intial recognition, goodwill is measured at
cost less any accumulated impairment losses.
For the purpose of impairment testing, goodwill
acquired in a business combination, from the
acquisition date, be allocated to each of the
Group’s Cash Generating Units that is
expected to benefit from the synergies of the
combination, irrespective of whether other
assets or liabilities of the acquiree are
assigned to those Cash Generating Units.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu Unit
Penghasil Kas dan operasi tertentu atas Unit
Penghasil Kas tersebut dilepaskan, maka
goodwill yang terkait dengan operasi yang
dilepaskan tersebut termasuk dalam jumlah
tercatat operasi tersebut ketika menentukan
keuntungan atau kerugiaan dari pelepasan.
Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur
berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan
dan porsi Unit Penghasil Kas yang ditahan.
If goodwill has been allocated to Cash
Generating Units and certain operations on the
Cash Generating Units is disposed, the
goodwill associated with the operation
disposed is included in the carrying amount of
the operation when determining the gain or
losses on disposal. Disposed goodwill is
measured on the basis of relative values of the
operation disposed of and the portion of the
Cash Generating Units retained.
2.f. Investasi pada Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah entitas dimana Grup
memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi dalam
keputusan kebijakan keuangan dan operasional
investee, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan
tersebut (pengaruh signifikan).
2.f. Investment in Associates
Associates are entities which the Group has
the power to participate in the financial and
operating policy decisions of the investee but
is not control or joint control over those policies
(significant influence).
Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas. Dalam metode
ekuitas, pengakuan awal investasi diakui
sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat
ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian
atas laba rugi investee setelah tanggal
perolehan. Bagian atas laba rugi investee
diakui dalam laba rugi. Penerimaan distribusi
dari investee mengurangi nilai tercatat
investasi. Penyesuaian terhadap jumlah
tercatat tersebut juga mungkin dibutuhkan
untuk perubahan dalam proporsi bagian
investor atas investee yang timbul dari
penghasilan komprehensif lain, termasuk
perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap
Investment in associates accounted for using
the equity method. Under the equity method,
the investment in an associate is initially
recognised at cost and the carrying amount is
increased or decreased to recognise the
investor’s share of the profit or loss of the
investee after the date of acquisition. The
investor’s share of the profit or loss of the
investee is recognised in
profit or loss.
Distributions received from an investee reduce
the carrying amount of the investment.
Adjustments to the carrying amount may also
be necessary for changes in the investor’s
proportionate interest in the investee arising
from changes in the investee’s other
209
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
dan selisih penjabaran valuta asing. Bagian
investor atas perubahan tersebut diakui dalam
penghasilan komprehensif lain.
comprehensive income, including those arising
from the revaluation of property, plant and
equipment and from foreign exchange
translation differences.The investor’s share of
those changes is recognized in other
comprehensive income.
Grup menghentikan penggunaan metode
ekuitas sejak tanggal ketika investasinya
berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi
sebagai berikut:
(a) jika investasi menjadi entitas anak.
(b) jika sisa kepentingan dalam entitas
asosiasi merupakan aset keuangan, maka
Grup mengukur sisa kepentingan tersebut
pada nilai wajar.
(c) ketika Grup menghentikan penggunaan
metode ekuitas, Grup mencatat seluruh
jumlah yang sebelumnya telah diakui
dalam penghasilan komprehensif lain yang
terkait
dengan
investasi
tersebut
menggunakan dasar perlakuan yang sama
dengan yang disyaratkan jika investee
telah melepaskan secara langsung aset
dan liabilitas terkait.
The Group discontinue the use of the equity
method from the date when its investment
ceases to be an associate as follows:
2.g.Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang
Asing
Dalam menyiapkan laporan keuangan, Grup
mencatat dengan menggunakan mata uang
dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas
beroperasi (“mata uang fungsional”). Mata uang
fungsional Grup adalah Rupiah.
2.g. Foreign
Currency
Transactions
and
Balances
In preparing financial statements, the Group
record by using the currency of the primary
economic environment in which the entity
operates (“the functional currency”). The
functional currency of the Group is Rupiah.
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing
selama tahun berjalan dicatat dalam Rupiah
dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta
asing pada tanggal transaksi. Pada akhir
periode pelaporan, pos moneter dalam mata
uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
menggunakan kurs penutup, yaitu kurs tengah
Bank Indonesia pada 31 Oktober 2016 dan
2015, serta 31 Desember 2015, 2014, dan
2013 sebagai berikut:
Foreign currencies transactions during the
year are recorded in Rupiah by using the spot
exchange rate between Rupiah and the foreign
currency at the date of transactions. At the end
of reporting period, foreign currency monetary
items are translated to Rupiah using the
closing rate, middle rate of Bank of Indonesia
as at October 31, 2016 and 2015, and
December 31, 2015, 2014, and 2013 as
follows:
(a) if the investment becomes a subsidiary.
(b) If the retained interest in the former
associate is a financial asset, the Group
measure the retained interest at fair value
(c) When the Group discontinue the use of the
equity method, the Group account for all
amounts previously recognized in other
comprehensive income in relation to that
investment on the same basis as would
have been required if the investee had
directly disposed of the related assets or
liabilities.
31 Oktober/October 31,
Dolar Amerika Serikat (USD)
31 Desember/December 31,
2016
2015
2015
2014
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
13,051
13,639
13,795
12,440
12,189
Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian pos
moneter dan dari penjabaran pos moneter
dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.
210
2013
United States Dollar (USD)
Exchange differences arising on the settlement
of monetary items or on translating monetary
items in foreign currencies are recognized in
profit or loss.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2.h.Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas pelapor:
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya
mempunyai relasi dengan entitas pelapor
jika orang tersebut:
i. memiliki
pengendalian
atau
pengendalian bersama atas entitas
pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas
entitas pelapor; atau
iii. merupakan personil manajemen kunci
entitas pelapor atau entitas induk dari
entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas
pelapor jika memenuhi salah satu hal
berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah
anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas
anak, dan entitas anak berikutnya
saling berelasi dengan entitas lain);
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi
atau ventura bersama dari entitas lain
(atau entitas asosiasi atau ventura
bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha, yang mana
entitas
lain
tersebut
adalah
anggotanya);
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura
bersama dari pihak ketiga yang sama;
iv. Satu entitas adalah ventura bersama
dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas
ketiga;
v. Entitas tersebut adalah suatu program
imbalan pasca kerja untuk imbalan
kerja dari salah satu entitas pelapor
atau entitas yang terkait dengan entitas
pelapor. Jika entitas pelapor adalah
entitas
yang
menyelenggarakan
program tersebut, maka entitas sponsor
juga berelasi dengan entitas pelapor;
vi. Entitas
yang
dikendalikan
atau
dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam huruf (a); atau
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf
(a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil
manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas).
211
2.h. Related Parties Transactions and Balances
A related party is a person or an entity that is
related to the reporting entity:
a) A person or a close member of that
person’s family is related to a reporting
entity if that person:
i. has control or joint control over the
reporting entity;
ii. has significant influence over the
reporting entity; or
iii. is a member of the key management
personnel of the reporting entity or of a
parent of the reporting entity.
b) An entity is related to the reporting entity if
any of the following conditions applies:
i. The entity and the reporting entity are
members of the same Company (which
means that each parent, subsidiary and
fellow subsidiary is related to the
others);
ii. One entity is an associate or joint
venture of the other entity (or an
associate or joint venture of a member
of a Company of which the other entity
is a member);
iii. Both entities are joint ventures of the
same third party;
iv. One entity is a joint venture of a third
entity and the other entity is an
associate of the third entity;
v. The entity is a post-employment benefit
plan for the benefit of employees of
either the reporting entity, or an entity
related to the reporting entity. If the
reporting entity in itself such a plan, the
sponsoring employers are also related
to the reporting entity;
vi. The entity is controlled or jointly
controlled by a person identified in (a);
or
vii. A person identified in (a) (i) has
significant influence over the entity or is
a member of the key management
personnel of the entity (or a parent of
the entity).
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
viii. Entitas, atau anggota dari kelompok
yang mana entitas merupakan bagian
dari kelompok tersebut, menyediakan
jasa personil manajemen kunci kepada
entitas palapor atau kepada entitas
induk dari entitas pelapor.
viii. Entities, or members of the Company to
which the entity is part of the Company,
providing services to the entity's key
management personnel or to the parent
entity of the reporting entity.
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan
dengan pihak berelasi diungkapkan dalam
catatan yang relevan.
All significant transactions and balances with
related parties are disclosed in the relevant
notes.
2.i. Instrumen Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas
keuangan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup
menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut. Pada saat
pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas
keuangan, Grup mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau
liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah
atau dikurang dengan biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau
liabilitas keuangan tersebut.
2.i. Financial Instrument
Initial Recognition and Measurement
The Group recognize a financial assets or a
financial liabilities in the consolidated
statement of financial position when, and only
when, it becomes a party to the contractual
provisions of the instrument. At initial
recognition, the Group measure all financial
assets and financial liabilites at its fair value. In
the case of a financial asset or financial liability
not at fair value through profit or loss, fair value
plus or minus with the transaction costs that
are directly attributtable to the acquisition or
issue of the financial asset or financial liability.
Biaya transaksi yang dikeluarkan sehubungan
dengan perolehan aset keuangan dan
penerbitan
liabilitas
keuangan
yang
diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba
rugi dibebankan segera.
Transaction costs incurred on acquisition of a
financial asset and issue of a financial liability
classified at fair value through profit or loss are
expensed immediately.
Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan
Subsequent Measurement of Financial
Assets
Subsequent measurement of financial assets
depends on their classification on initial
recognition. The Group classifies financial
assets in one of the following four categories:
Pengukuran selanjutnya aset keuangan
tergantung pada klasifikasinya pada saat
pengakuan awal. Grup mengklasifikasikan
aset keuangan dalam salah satu dari empat
kategori berikut:
(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai
Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada FVTPL
adalah aset keuangan yang dimiliki untuk
diperdagangkan atau yang pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan jika diperoleh
atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat,
atau bagian dari portfolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama
dan terdapat bukti mengenai pola ambil
212
(i) Financial Assets at Fair Value Through
Profit or Loss (FVTPL)
Financial assets at FVTPL are financial
assets held for trading or upon initial
recognition it is designated as at fair value
through profit or loss. Financial asset
classified as held for trading if it is
acquired or incurred principally for the
purpose of selling and repurchasing it in
the near term, or it is a part of a portfolio of
identified financial instruments that are
managed together and for which there is
evidence of a recent actual pattern of
short-term profit taking, or it is a derivative,
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
untung dalam jangka pendek aktual saat
ini, atau merupakan derivatif, kecuali
derivatif yang ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
except for a derivative that is a designated
and effective hedging instrument.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan
yang diukur pada FVTPL diukur pada nilai
wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari perubahan nilai wajar aset
keuangan diakui dalam laba rugi.
After initial recognition, financial assets at
FVTPL are measured at its fair value.
Gains or losses arising from a change in
the fair value of financial assets are
recognized in profit or loss.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang
adalah aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif, kecuali:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang
yang dimaksudkan untuk dijual dalam
waktu dekat dan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan sebagai
aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi;
(b) pinjaman yang diberikan dan piutang
yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual; atau
(c) pinjaman yang diberikan dan piutang
dalam hal pemilik mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal
secara substansial kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman.
(ii) Loans and Receivables
Loans and receivables are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market, other than:
Setelah pengakuan awal, pinjaman yang
diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan
diamortisasi
dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, loans and
receivable are measured at amortized cost
using the effective interest method.
(iii) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
(HTM)
Investasi HTM adalah aset keuangan
nonderivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya
telah ditetapkan, serta Grup mempunyai
intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga
jatuh tempo.
Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki
hingga jatuh tempo diukur pada biaya
perolehan
diamortisasi
dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
213
(a) those that intends to sell immediately
or in the near term and upon initial
recognition designated as at fair value
through profit or loss;
(b) those that upon initial recognition
designated as available for sale; or
(c) those for which the holder may not
recover substantially all of its initial
investment, other than because of
credit deterioration.
(iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments
HTM investments are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments and fixed maturity that the
Group has the positive intention and ability
to hold to maturity.
After initial recognition, HTM investments
are measured at amortized cost using the
effective interest method.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
(iv) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
(AFS)
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan
nonderivatif yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang
diberikan dan piutang, (b) investasi yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo, atau (c) aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
(iv) Available-for-Sale (AFS) Financial Assets
AFS financial assets are non-derivative
financial assets that are designated as
available for sale on initial recognition or
are not classified as (a) loans and
receivable, (b) held-to-maturity investment,
or (c) financial assets at fair value through
profit or loss.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan
AFS
diukur
pada
nilai
wajarnya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar diakui dalam
penghasilan komprehensif lain, kecuali
untuk kerugian penurunan nilai dan
keuntungan
atau
kerugian
akibat
perubahan kurs, sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya. Pada
saat itu, keuntungan atau kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam
penghasilan
komprehensif
lain
direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi
sebagai penyesuaian reklasifikasi.
After initial recognition, AFS financial
assets are measured at its fair value.
Gains or losses arising from a change in
the fair value is recognized on other
comprehensive
income,
except
for
impairment losses and foreign exchange
gains or losses, until the financial assets is
derecognized. At that time, the cumulative
gains or losses previously recognized in
other comprehensive income shall be
reclassified from equity to profit or loss as
a reclassification adjustment.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang
tidak memiliki harga kuotasian di pasar
aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur
secara andal diukur pada biaya perolehan.
Investment in equity instruments that do
not have a quoted market price in an
active market and whose fair value cannot
be reliably measured are measured at
cost.
Pengukuran
Selanjutnya
Liabilitas
Keuangan
Pengukuran selanjutnya liabilitas keuangan
tergantung pada klasifikasinya pada saat
pengakuan awal. Grup mengklasifikasikan
liabilitas keuangan dalam salah satu dari
kategori berikut:
Subsequent Measurement of Financial
Liabilities
Subsequent measurement of financial liabilities
depends on their classification on initial
recognition. The Group classifies financial
liabilities into one of the following categories:
(i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai
Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)
Liabilitas keuangan yang diukur pada
FVTPL adalah liabilitas keuangan yang
dimiliki untuk diperdagangkan atau yang
pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Liabilitas keuangan
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat, atau bagian
dari portfolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti
(i) Financial Liabilities at Fair Value Through
Profit or Loss (FVTPL)
Financial liabilities at FVTPL are financial
liabilities held for trading or upon initial
recognition it is designated as at fair value
through profit or loss. Financial liabilities
classified as held for trading if it is
acquired or incurred principally for the
purpose of selling and repurchasing it in
the near term, or it is a part of a portfolio of
identified financial instruments that are
managed together and for which there is
evidence of a recent actual pattern of
short-term profit taking, or it is a derivative,
214
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek aktual saat ini, atau merupakan
derivatif, kecuali derivatif yang ditetapkan
dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
except for a derivative that is a designated
and effective hedging instrument.
Setelah
pengakuan
awal,
liabilitas
keuangan yang diukur pada FVTPL diukur
pada nilai wajarnya. Keuntungan atau
kerugian yang timbul dari perubahan nilai
wajar diakui dalam laba rugi.
After initial recognition, financial liabilities
at FVTPL are measured at its fair value.
Gains or losses arising from a change in
the fair value are recognized in profit or
loss.
(ii) Liabilitas Keuangan Lainnya
Liabilitas
keuangan
yang
tidak
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur pada FVTPL dikelompokan
dalam kategori ini dan diukur pada biaya
perolehan
diamortisasi
dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
(ii) Other Financial Liabilities
Financial liabilities that are not classified
as financial liabilities at FVTPL are
grouped in this category and are
measured at amortized cost using the
effective interest method.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas
Keuangan
Grup
menghentikan
pengakuan
aset
keuangan, jika dan hanya jika hak kontraktual
atas arus kas yang berasal dari aset keuangan
berakhir atau Grup mengalihkan hak
kontraktual untuk menerima kas yang berasal
dari aset keuangan atau tetap memiliki hak
kontraktual untuk menerima kas tetapi juga
menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima tersebut
kepada satu atau lebih pihak penerima melalui
suatu kesepakatan.
Derecognition of Financial Assets and
Liabilities
The Group derecognize a financial asset when,
and only when the contractual rights to the
cash flows from the financial asset expire or
the Group transfer the contractual rights to
receive the cash flows of the financial asset or
retains the contractual rights to receive the
cash flows but assumes a contractual
obligation to pay the cash flows to one or more
recipients in an arrangement.
Jika Grup secara substansial mengalihkan
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan
aset keuangan, maka Grup menghentikan
pengakuan aset keuangan dan mengakui
secara terpisah sebagai aset atau liabilitas
untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul
atau yang masih dimiliki dalam pengalihan
tersebut. Jika Grup secara substansial tidak
mengalihkan dan tidak memiliki seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan
tersebut dan masih memiliki pengendalian,
maka Grup mengakui aset keuangan sebesar
keterlibatan
berkelanjutan dengan
aset
keuangan tersebut. Jika Grup secara
substansial masih memiliki seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan,
maka Grup tetap mengakui aset keuangan
tersebut.
If the Group transfers substantially all the risks
and rewards of ownership of the financial
asset, the Group derecognize the financial
asset and recognize separately as asset or
liabilities any rights and obligation created or
retained in the transfer. If the Group neither
transfer nor retains substantially all the risks
and rewards of ownership of the financial asset
and has retained control, the Group continue to
recognize the financial asset to the extent of its
continuing involvement in the financial asset. If
the Group retains substantially all the risks and
rewards of ownership of the financial asset, the
Group continue to recognize the financial
asset.
215
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Grup menghentikan pengakuan liabilitas
keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas
keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.
The Group remove a financial liability from its
statement of financial position when, and only
when, it is extinguished, i.e., when the
obligation specified in the contract is
discharged or cancelled or expires.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup
mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat
bukti objektif mengenai penurunan nilai
tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan dari aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang
dapat diestimasi secara andal.
Impairment of Financial Assets
At the end of each reporting period, the Group
assess whether there is any objective evidence
that a financial asset or group of financial
assets is impaired. A financial asset or group
of financial assets is impared and impairment
lossess are incurred, if and only if, there is
objective evidence of impairment as a result of
one or more events that occured after the initial
recognition of the asset (loss event), and that
loss event has an impact on the estimated
future cash flows of the financial asset or group
of financial assets that can be reliably
estimated.
Berikut adalah bukti objektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai:
(a) Kesulitan keuangan signifikan yang
dialami penerbit atau pihak peminjam;
(b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
gagal bayar atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga;
(c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
(d) Terdapat data yang dapat diobservasi
yang mengindikasikan adanya penurunan
yang dapat diukur atas estimasi arus kas
masa depan dari kelompok aset keuangan
sejak pengakuan awal aset, seperti
memburuknya status pembayaran pihak
peminjam atau kondisi ekonomi yang
berkorelasi dengan gagal bayar.
The following are objective evidence that a
financial asset or group of financial assets is
impaired:
(a) Significant financial difficulty of the issuer
or obligor;
(b) A breach of contract, such as default or
delinquency in interest or principal
payments;
(c) It becoming probable that the borrower will
enter bankruptcy or other financial
reorganization;
(d) Observable data indicating that there is a
measurable decrease in the estimated
future cash flows from a group of financial
assets since the initial recognition, such as
adverse changes in the payment status of
borrowers or economic condition that
correlate with defaults.
Untuk investasi pada instrumen ekuitas,
penurunan yang signifikan atau penurunan
jangka panjang dalam nilai wajar instrumen
ekuitas di bawah biaya perolehannya
merupakan bukti objektif terjadinya penurunan
nilai.
For investment in equity instrument, a
significant and prolonged decline in the fair
value of the equity instrument below its cost is
an objective evidence of impairment.
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman
yang diberikan dan piutang atau investasi
dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah
If there is objective evidence that an
impairment loss has been incurred on loans
and receivable or held-to-maturity investments
carried at amortized cost, the amount of
impairment loss is measured as the difference
216
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara
jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus
kas
masa
depan
yang
didiskonto
menggunakan suku bunga efektif awal dari
aset tersebut dan diakui pada laba rugi.
between the carrying amount of the financial
asset and the present value of estimated future
cash flows discounted at the financial asset’s
original effective interest rate and recognized in
profit or loss.
Jika penurunan dalam nilai wajar atas aset
keuangan tersedia untuk dijual telah diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan
terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut
mengalami penurunan nilai, maka kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam
penghasilan komprehensif lain direklasifikasi
dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi meskipun aset keuangan tersebut
belum dihentikan pengakuannya. Jumlah
kerugian kumulatif yang direklasifikasi adalah
selisih antara biaya perolehan (setelah
dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi)
dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian
penurunan nilai aset keuangan yang
sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.
When a decline in the fair value of an availablefor-sale financial asset has been recognized in
other comprehensive income and there is
objective evidence that the asset is impaired,
the cumulative loss that had been recognized
in other comprehensive income shall be
reclassified from equity to profit or loss as a
reclassification adjustment even though the
financial assets has not been derecognized.
The amount of the cumulative loss that is
reclassified are the difference between the
acquisition cost (net of any principal repayment
and amortisation) and current fair value, less
any impairment loss on that financial asset
previously recognized in profit or loss.
Metode Suku Bunga Efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode
yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas
keuangan (atau kelompok aset atau liabilitas
keuangan) dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga atau beban bunga selama
periode yang relevan.
The Effective Interest Method
The effective interest method is a method of
calculating the amortized cost of a financial
asset or a financial liability (or group of financial
assets or financial liabilities) and of allocating
the interest income or interest expense over
the relevant period.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang
secara
tepat
mendiskontokan
estimasi
pembayaran atau penerimaan kas masa
depan selama perkiraan umur dari instrumen
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan
periode yang lebih singkat untuk memperoleh
jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan.
The effective interest rate is the rate that
exactly discount estimated future cash
payments or receipts through the expected life
of the financial instrument or, when
appropriate, a shorter period to the net carrying
amount of the financial asset or financial
liability.
Pada saat menghitung suku bunga efektif,
Grup mengestimasi arus kas dengan
mempertimbangkan
seluruh
persyaratan
kontraktual dalam
instrumen keuangan
tersebut, seperti pelunasan dipercepat, opsi
beli dan opsi serupa lain, tetapi tidak
mempertimbangkan kerugian kredit masa
depan.
When calculating the effective interest rate, the
Group estimate cash flows considering all
contractual terms of the financial instrument, for
example, prepayment, call and similar option,
but shall not consider future credit losses.
Perhitungan ini mencakup seluruh komisi dan
bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh
pihak-pihak dalam kontrak yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif,
biaya transaksi, dan seluruh premium atau
diskonto lain.
The calculation includes all fees and points
paid or received between parties to the contract
that are an integral part of the effective interest
rate, transaction costs, and all other premiums
or discounts.
217
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Reklasifikasi
Grup tidak mereklasifikasi derivatif dari diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi selama
derivatif tersebut dimiliki atau diterbitkan dan
tidak
mereklasifikasi
setiap
instrumen
keuangan dari diukur melalui laba rugi jika
pada pengakuan awal instrumen keuangan
tersebut ditetapkan oleh Grup sebagai diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi.
Reclassification
The Group shall not reclassify a derivative out
of the fair value through profit or loss category
while it is held or issued and not reclassify any
financial instrument out of the fair value through
profit or loss category if upon initial recognition
it was designated by the Group as at fair value
through profit or loss.
Grup dapat mereklasifikasi aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,
jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk
tujuan penjualan atau pembelian kembali aset
keuangan tersebut dalam waktu dekat. Grup
tidak
mereklasifikasi
setiap
instrumen
keuangan ke diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi setelah pengakuan awal.
The Group may reclassify that financial asset
out of the fair value through profit or loss
category if a financial asset is no longer held
for the purpose of selling or repurchasing it in
the near term. The Group shall not reclassify
any financial instrument into the fair value
through profit or loss category after initial
recognition.
Jika,
karena
perubahan
intensi
atau
kemampuan Grup, instrumen tersebut tidak
tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi
dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi
tersebut direklasifikasi menjadi tersedia untuk
dijual dan diukur kembali pada nilai wajar. Jika
terjadi penjualan atau reklasifikasi atas
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam
jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak
signifikan, maka sisa investasi dimiliki hingga
jatuh tempo direklasifikasi menjadi tersedia
untuk
dijual,
kecuali
penjualan
atau
reklasifikasi tersebut dilakukan ketika aset
keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau
tanggal pembelian kembali, terjadi setelah
seluruh jumlah pokok telah diperoleh secara
substansial sesuai jadwal pembayaran atau
telah diperoleh pelunasan dipercepat; atau
terkait dengan kejadian tertentu yang berada
di luar kendali, tidak berulang, dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar.
If, as a result of a change in Group’s intention
or ability, it is no longer appropriate to classify
an investment as held to maturity, it shall be
reclassified as available for sale and
remeasured at fair value. Whenever sales or
reclassification of more than an insignificant
amount of held-to-maturity investments, any
remaining held-to-maturity investments shall be
reclassified as available for sale, other than
sales or reclassification that are so close to
maturity or the financial asset’s call date, occur
after all the financial asset’s original principal
has been collected substantially through
scheduled payments or prepayments, or are
attributable to an isolated event that is beyond
control, non-recurring, and could not have been
reasonably anticipated.
Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas
Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
disalinghapuskan, jika dan hanya jika, Grup
saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus
atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
berintensi untuk menyelesaikan secara neto
atau
untuk
merealisasikan
aset
dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Offsetting a Financial Asset and a Financial
Liability
A financial asset and financial liability shall be
offset when and only when, the Group currently
has a legally enforceable right to set off the
recognized amount; and intends either to settle
on a net basis, or to realise the asset and settle
the liability simultaneously.
218
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima
untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
Fair Value Measurement
Fair value is the price that would be received to
sell an asset or paid to transfer a liability in an
orderly transaction between market participants
at the measurement date.
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan
diestimasi untuk keperluan pengakuan dan
pengukuran
atau
untuk
keperluan
pengungkapan.
The fair value of financial assets and financial
liabilities must be estimated for recognition and
measurement or for disclosure purposes.
Nilai wajar dikategorikan dalam level yang
berbeda dalam suatu hirarki nilai wajar
berdasarkan pada apakah input suatu
pengukuran dapat diobservasi dan signifikansi
input terhadap keseluruhan pengukuran nilai
wajar:
(i) Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di
pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik yang dapat diakses pada tanggal
pengukuran (Level 1)
(ii) Input selain harga kuotasian yang
termasuk dalam Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik
secara langsung maupun tidak langsung
(Level 2)
(iii) Input yang tidak dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas (Level 3)
Fair values are categorised into different levels
in a fair value hierarchy based on the degree to
which the inputs to the measurement are
observable and the significance of the inputs to
the fair value measurement in its entirety:
Dalam mengukur nilai wajar aset atau liabilitas,
Grup sebisa mungkin menggunakan data
pasar yang dapat diobservasi. Apabila nilai
wajar aset atau liabilitas tidak dapat
diobservasi
secara
langsung,
Grup
menggunakan teknik penilaian yang sesuai
dengan keadaannya dan memaksimalkan
penggunaan input yang dapat diobservasi
yang relevan dan meminimalkan penggunaan
input yang tidak dapat diobservasi.
When measuring the fair value of an asset or a
liability, the Group uses market observable
data to the extent possible. If the fair value of
an asset or a liability is not directly observable,
the Group uses valuation techniques that
appropriate in the circumstances and
maximizes the use of relevant observable
inputs and minimizes the use of unobservable
inputs.
Perpindahan antara level hirarki wajar diakui
oleh Grup pada akhir periode pelaporan
dimana perpindahan terjadi.
Transfers between levels of the fair value
hierarchy are recognised by the Group at the
end of the reporting period during which the
change occurred.
2.j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah
terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari
seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Biaya
perolehan ditentukan dengan metode rata-rata
tertimbang. Nilai realisasi neto merupakan
2.j. Inventories
Inventories are carried at the lower of cost and
net realizable value. The cost of inventories
comprise all costs of purchase, costs of
conversion and other costs incurred in bringing
the inventories to their present location and
condition. Cost is determined using the
weighted average method. Net realisable value
is the estimated selling price in the ordinary
219
(i) Quoted prices (unadjusted) in active
markets for identical assets or liabilities
that can be accessed at the measurement
date (Level 1)
(ii) Inputs other than quoted prices included in
Level 1 that are observable for the assets
or liabilities, either directly or indirectly
(Level 2)
(iii) Unobservable inputs for the assets or
liabilities (Level 3)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
taksiran harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan
estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan.
course of business less the estimated costs of
completion and the estimated costs necessary
to make the sale.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah
biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto
dan seluruh kerugian persediaan diakui
sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap
pemulihan kembali penurunan nilai persediaan
karena peningkatan kembali nilai realisasi
neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban persediaan pada periode
terjadinya pemulihan tersebut.
The amount of any write-down of inventories to
net realisable value and all losses of
inventories shall be recognised as an expense
in the period the write-down or loss occurs. The
amount of any reversal of any write-down of
inventories, arising from an increase in net
realisable value, is recognised as a reduction in
the amount of inventories recognised as an
expense in the period in which the reversal
occurs.
2.k. Tanah untuk Pengembangan
Tanah yang dimiliki oleh Grup untuk
pengembangan di masa yang akan datang,
disajikan
sebagai
“Tanah
untuk
Pengembangan” di bagian aset di laporan
posisi keuangan konsolidasian. Pada saat
dimulainya pengembangan dan pembangunan
infrastruktur, nilai tanah tersebut akan
diklasifikasikan sebagai persediaan, properti
investasi atau aset tetap, mana yang lebih
sesuai.
2.k. Land for Development
Land for future development of the Group is
classified as “Land for Development” in assets
section of the consolidated statement of
financial position. Upon the commencement of
development and construction of infrastructure,
the carrying costs of land will be transferred to
the respective inventory, investment property or
fixed
assets
accounts,
whichever
is
appropriate.
2.l. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai
masa manfaat masing-masing beban dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line
method).
2.l. Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized over the
useful life of each expense on a straight-line
method (straight-line method).
2.m.Aset Tetap
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan yang meliputi harga perolehannya
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan
langsung untuk membawa aset ke kondisi dan
lokasi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai intensi manajemen.
2.m. Fixed Assets
Fixed assets are initially recognized at cost,
which comprises its purchase price and any
cost directly attributable in bringing the assets
to the location and condition necessary for it to
be capable of operating in the manner
intended by management.
Apabila relevan, biaya perolehan juga dapat
mencakup estimasi awal biaya pembongkaran
dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul
ketika aset tetap diperoleh atau sebagai
konsekuensi penggunaan aset tetap selama
periode tertentu untuk tujuan selain untuk
memproduksi persediaan selama periode
tersebut.
When applicable, the cost may also comprises
the initial estimate of the costs of dismantling
and removing the item and restoring the site on
which it is located, the obligation for which an
entity incurs either when the item is acquired or
as a consequence of having used the item
during a particular period for purposes other
than to produce inventories during that period.
Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali
tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan
dikurangi
akumulasi
penyusutan
dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
After initial recognition, fixed assets, except
land, are carried at its cost less any
accumulated
depreciation,
and
any
accumulated impairment losses.
220
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Tanah diakui sebesar harga perolehannya dan
tidak disusutkan.
Lands are recognized at its cost and are not
depreciated.
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset
tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud
penggunaannya
dan
dihitung
dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomis aset sebagai
berikut:
Depreciation of fixed assets starts when its
available for use and its computed by using
straight-line method based on the estimated
useful lives of assets as follows:
Peralatan dan Perlengkapan
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Tahun/
Years
4
4
8
Tarif Penyusutan/
Depreciation Rate
25%
25%
12.5%
Equipments and Supplies
Office Equipments
Vehicles
Aset tetap yang dikonstruksi sendiri disajikan
sebagai bagian aset tetap sebagai “Aset dalam
Penyelesaian” dan dinyatakan sebesar biaya
perolehannya. Semua biaya, termasuk biaya
pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan
konstruksi aset tersebut dikapitalisasi sebagai
bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam
penyelesaian. Biaya perolehan aset tetap
dalam penyelesaian tidak termasuk setiap laba
internal, jumlah tidak normal dari biaya
pemborosan yang terjadi dalam pemakaian
bahan baku, tenaga kerja atau sumber daya
lain.
Self-constructed fixed assets are presented as
part of the fixed assets under “Construction in
Progress” and are stated at its cost. All costs,
including borrowing costs, incurred in relation
with the construction of these assets are
capitalized as part of the cost of assets in
construction. Cost of assets in construction
shall exclude any internal profits, cost of
abnormal amounts of wasted material, labour,
or other resources incurred.
Akumulasi biaya perolehan yang akan
dipindahkan ke masing-masing pos aset tetap
yang sesuai pada saat aset tersebut selesai
dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan
sejak beroperasi.
The accumulated costs will be transferred to
the respective fixed assets items at the time
the asset is completed or ready for use and
are depreciated since the operation.
Nilai tercatat dari suatu aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat pelepasan atau
ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik
masa
depan
yang
diharapkan
dari
penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan
atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan tersebut (yang ditentukan sebesar
selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika
ada, dan jumlah tercatatnya) dimasukkan
dalam laba rugi pada saat penghentian
pengakuan tersebut dilakukan.
The carrying amount of an item of fixed assets
is derecognized on disposal or when no future
economic benefits are expected from its use or
disposal. Any gain or loss arrising from
derecognition (that determined as the
difference between the net disposal proceeds,
if any, and the carrying amount of the item) is
included in profit or loss when item is
derecognized.
Pada
akhir
periode
pelaporan,
Grup
melakukan penelaahan berkala atas masa
manfaat, nilai residu, metode penyusutan, dan
sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi
teknis.
At the end of each reporting period, the Group
made regular review of the useful lives,
residual values, depreciation method and
residual life based on the technical conditions.
221
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2.n.Penurunan Nilai Aset
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup
menilai apakah terdapat indikasi aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut, Grup mengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan
ditentukan atas suatu aset individual, dan jika
tidak memungkinkan, Grup menentukan
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dari
aset tersebut.
2.n. Impairment of Assets
At the end of each reporting period, the Group
assess whether there is any indication that an
asset may be impaired. If any such indication
exists, the Group shall estimate the
recoverable amount of the asset. Recoverable
amount is determined for an individual asset, if
its is not possible, the Group determines the
recoverable amount of the asset’s cashgenerating unit.
Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai pakai
adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan
akan diterima dari aset atau unit penghasil
kas. Nilai kini dihitung dengan menggunakan
tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan nilai waktu uang dan risiko
spesifik atas aset atau unit yang penurunan
nilainya diukur.
The recoverable amount is the higher of fair
value less costs to sell and its value in use.
Value in use is the present value of the
estimated future cash flows of the asset or
cash generating unit. Present values are
computed using pre-tax discount rates that
reflect the time value of money and the risks
specific to the asset or unit whose impairment
is being measured.
Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset
lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka
jumlah tercatat aset diturunkan menjadi
sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan
tersebut adalah rugi penurunan nilai dan
segera diakui dalam laba rugi.
If, and only if, the recoverable amount of an
asset is less than its carrying amount, the
carrying amount of the asset shall be reduced
to its recoverable amount. The reduction is an
impairment loss and is recognized immediately
in profit or loss.
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
dibalik jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan estimasi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut
sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika
demikian, jumlah tercatat aset dinaikan ke
jumlah
terpulihkannya.
Kenaikan
ini
merupakan suatu pembalikan rugi penurunan
nilai.
An impairment loss recognized in prior period
for an asset other than goodwill is reversed if,
and only if, there has been a change in the
estimates used to determine the asset’s
recoverable amount since the last impairment
loss was recognized. If this is the case, the
carrying amount of the asset shall be
increased to its recoverable amount. That
increase is a reversal of an impairment loss.
2.o.Pajak Penghasilan
Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak
kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan
dalam menentukan laba rugi pada suatu
periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui
dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan
yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang
diakui dalam penghasilan komprehensif lain
atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini,
pajak tersebut masing-masing diakui dalam
penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.
2.o. Income Tax
Tax expense is the aggregate amount
included in the determinination of profit or loss
for the period in respect of current tax and
deferred tax. Current tax and deferred tax is
recognized in profit or loss, except for income
tax arising from transactions or events that are
recognized in other comprehensive income or
directly in equity. In this case, the tax is
recognized in other comprehensive income or
equity, respectively.
Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan
periode sebelumnya yang belum dibayar
diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak
Current tax for current and prior periods shall,
to the extent unpaid, be recognized as a
liability. If the amount already paid in respect
222
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
yang telah dibayar untuk periode berjalan dan
periode-periode sebelumnya melebihi jumlah
pajak yang terutang untuk periode tersebut,
maka kelebihannya diakui sebagai aset.
Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode
berjalan dan periode sebelumnya diukur
sebesar jumlah yang diperkirakan akan
dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas
perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif
pajak (dan undang-undang pajak) yang telah
berlaku atau secara substantif telah berlaku
pada akhir periode pelaporan.
of current and prior periods exceeds the
amount due for those periods, the excess shall
be recognized as an asset. Current tax
liabilities (assets) for the current and prior
periods shall be measured at the amount
expected to be paid to (recovered from) the
taxation authorities, using the tax rates (and
tax laws) that have been enacted or
substantively enacted by the end of the
reporting period.
Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat
ditarik untuk memulihkan pajak kini dari
periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset
pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi
pajak belum dikompensasi dan kredit pajak
belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan
besar laba kena pajak masa depan akan
tersedia untu dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
Tax benefits relating to tax loss that can be
carried back to recover current tax of a
previous periods is recognized as an asset.
Deferred tax asset is recognized for the
carryforward of unused tax losses and unused
tax credit to the extent that it is probable that
future taxable profit will be available against
which the unused tax losses and unused tax
credits can be utilized.
Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui
sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali
perbedaan temporer kena pajak yang berasal
dari:
a) pengakuan awal goodwill; atau
b) pengakuan awal aset atau liabilitas dari
transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan
pada saat transaksi tidak mempengaruhi
laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi
pajak).
A deferred tax liability shall be recognised for
all taxable temporary differences, except to the
extent that the deferred tax liability arises from:
a)
b)
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh
perbedaan temporer dapat dikurangkan
sepanjang kemungkinan besar laba kena
pajak akan tersedia sehingga perbedaan
temporer
dapat
dimanfaatkan
untuk
mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset
pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal
aset atau pengakuan awal liabilitas dalam
transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan
pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba
akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).
A deferred tax asset shall be recognised for all
deductible temporary differences to the extent
that it is probable that taxable profit will be
available against which the deductible
temporary difference can be utilised, unless
the deferred tax asset arises from the initial
recognition of an asset or liability in a
transaction that is not a business combination
and at the time of the transaction affects
neither accounting profit nor taxable profit (tax
loss).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur
dengan menggunakan tarif pajak yang
diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau
liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak
(dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau
secara substantif telah berlaku pada akhir
periode pelaporan. Pengukuran aset dan
liabilitas pajak tangguhan mencerminkan
Deferred tax assets and liabilities are
measured at the tax rates that are expected to
apply to the period when the asset is realized
or the liability is settled, based on tax rates
(and tax laws) that have been enacted or
substantively enacted by the end of the
reporting period. The measurement of
deferred tax liabilities and deferred tax assets
223
the initial recognition of goodwill; or
the initial recognition of an asset or liability
in transaction which is not a business
combination and at the time of the
transaction, affects neither accounting
profit nor taxable profit (tax loss).
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Grup memperkirakan, pada akhir periode
pelaporan,
untuk
memulihkan
atau
menyelesaikan jumlah tercatat aset dan
liabilitasnya.
shall reflect the tax consequences that would
follow from the manner in which the Group
expects, at the end of the reporting period, to
recover or settle the carrying amount of its
assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah
ulang pada akhir periode pelaporan. Grup
mengurangi jumlah tercatat aset pajak
tangguhan jika kemungkinan besar laba kena
pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang
memadai
untuk
mengkompensasikan
sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan
tersebut.
Setiap
pengurangan
tersebut
dilakukan pembalikan atas aset pajak
tangguhan hingga kemungkinan besar laba
kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai.
The carrying amount of a deferred tax asset
reviewed at the end of each reporting period.
The Group shall reduce the carrying amount of
a deferred tax asset to the extent that it is no
longer probable that sufficient taxable profit
will be available to allow the benefit of part or
all of that deferred tax asset to be utilized. Any
such reduction shall be reversed to the extent
that it becomes probable that sufficient taxable
profit will be available.
Grup melakukan saling hapus aset pajak
tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika
dan hanya jika:
a) Grup memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling
hapus aset pajak kini terhadap liabilitas
pajak kini; dan
b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak
tangguhan
terkait
dengan
pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas
perpajakan yang sama atas:
i. entitas kena pajak yang sama; atau
ii. entitas kena pajak yang berbeda yang
bermaksud untuk memulihkan aset dan
liabilitas pajak kini dengan dasar neto,
atau
merealisasikan
aset
dan
menyelesaikan
liabilitas
secara
bersamaan, pada setiap periode masa
depan dimana jumlah signifikan atas
aset atau liabilitas pajak tangguhan
diperkirakan untuk diselesaikan atau
dipulihkan.
The Group offset deferred tax assets and
deferred tax liabilities if, and only if:
Grup melakukan saling hapus atas aset pajak
kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika,
Grup:
a) memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang diakui; dan
b) bermaksud untuk menyelesaikan dengan
dasar neto atau merealisasikan aset dan
menyelesaikan
liabilitas
secara
bersamaan.
The Group offset current tax assets and
current tax liabilities if, and only if, the Group:
224
a) the Group has a legally enforceable right
to set off current tax assets against
current tax liabilities; and
b) the deferred tax assets and the deferred
tax liabilities relate to income taxes levied
by the same taxation authority on either:
i.
ii.
the same taxable entity; or
different taxable entities which intend
either to settle current tax liabilities
and assets on a net basis, or to
realize the assets and settle the
liabilities simultaneously, in each
future period in which significant
amounts of deferred tax liabilities or
assets are expected to be settled or
recovered.
a) has legally enforceable right to set off the
recognized amounts; and
b) intends either to settle on a net basis, or
to realize the assets and settle liabilities
simultaneously.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2.p.Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Aset Pengampunan Pajak dan Liabilitas
Pengampunan Pajak diakui pada saat Surat
Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP)
diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik
Indonesia, dan tidak diakui secara neto (saling
hapus). Selisih antara Aset Pengampunan
Pajak dan Liabilitas Pengampunan Pajak
diakui sebagai Tambahan Modal Disetor.
2.p. Tax Amnesty Assets and Liabilities
Tax Amnesty Assets and Liabilities are
recognized upon the issuance of Surat
Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) by
the Ministry of Finance of Republic of
Indonesia, and they are not recognized as net
amount (offset). The difference between Tax
Amnesty Assets and Tax Amnesty Liabilities
are recognized as Additional Paid in Capital.
Aset Pengampunan Pajak pada awalnya
diakui sebesar nilai yang disetujui dalam
SKPP.
Tax Amnesty Assets are initially recognized at
the value stated in SKPP.
Liabilitas Pengampunan Pajak pada awalnya
diakui sebesar nilai kas dan setara kas yang
masih harus dibayarkan oleh Perusahaan
sesuai kewajiban kontraktual atas perolehan
Aset Pengampunan Pajak.
Tax Amnesty Liabilities are initially measured
at the amount of cash or cash equivalents to
be settled by the Company according to the
contractual obligation with respect to the
acquisition of respective Tax Amnesty Assets.
Uang
tebusan
yang
dibayarkan
oleh
Perusahaan untuk memperoleh pengampunan
pajak diakui sebagai beban pada periode
dimana SKPP diterima oleh Perusahaan.
The redemption money paid by the Company
to obtain the tax amnesty is recognized as
expense in the period in which the Company
receives SKPP.
Setelah pengakuan awal, Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak diukur sesuai dengan
SAK yang relevan sesuai dengan klasifikasi
masing-masing
Aset
dan
Liabilitas
Pengampunan Pajak.
After initial recognition, Tax Amnesty Assets
and Liabilities are measured in accordance
with respective relevant SAKs according to the
classification of each Tax Amnesty Assets and
Liabilities.
Sehubungan dengan Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak yang diakui, Perusahaan
telah
mengungkapkan
dalam
laporan
keuangannya:
a. Tanggal SKPP
b. Jumlah yang diakui sebagai Aset
Pengampunan Pajak sesuai SKPP
c. Jumlah yang diakui sebagai Liabilitas
Pengampunan Pajak.
With respect to Tax Amnesty Assets and
Liabilities recognized, the Company has
disclosed the following in its financial
statements:
a. The date of SKPP
b. Amount recognized as Tax Amnesty Assets
in accordance with SKPP
c. Amount recognized as Tax Amnesty
Liabilities.
2.q.Tagihan Bruto kepada Pemberi Kerja
Tagihan bruto kepada pemberi kerja
merupakan piutang Grup yang berasal dari
pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan
untuk pemberi kerja namun pekerjaan yang
dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan
bruto disajikan sebesar selisih antara biaya
yang terjadi, ditambah laba yang diakui,
dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui
dan termin.
2.q. Gross Amount Due From Customer
Gross amount due from customer is receivable
arising from construction contracts undertaken
for the customers but the work undertaken is
in progress. Gross receivables are stated at
the difference between costs incurred plus
recognized profits, less the sum of recognized
losses and progress billings.
Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan
sesuai
dengan
metode
persentase
penyelesaian yang dinyatakan dalam berita
Gross receivables are recognized as revenue
in accordance with the percentage of
completion method as stated in the work
225
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
acara penyelesaian pekerjaan yang belum
diterbitkan faktur karena perbedaan antara
tanggal berita acara kemajuan pekerjaan fisik
dengan pengajuan penagihan pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian.
completion minutes that have not been issued
an invoice due to the difference between the
date of physical progress certificates and the
submission of billing on the consolidated
statement of financial position date.
2.r. Imbalan Kerja
Imbalan Pascakerja
Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah
dan uang penghargaan masa kerja dihitung
berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan
No.13/2003 (”UU 13/2003”).
2.r. Employee Benefit
Post-employment Benefits
Post-employment benefits such as retirement,
severance and service payments are
calculated based on Labor Law No. 13/2003
(“Law 13/2003”).
Grup mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti
neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti
pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai
wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris
independen dengan menggunakan metode
Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban
imbalan imbalan pasti ditentukan dengan
mendiskontokan imbalan tersebut.
The Group recognizes the amount of the net
defined benefit liability at the present value of
the defined benefit obligation at the end of the
reporting period less the fair value of plan
assets which calculated by independent
actuaries using the Projected Unit Credit
method. Present value benefit obligation
determine by discounting the benefit.
Grup mencatat tidak hanya kewajiban hukum
berdasarkan persyaratan formal program
imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif
yang timbul dari praktif informal entitas.
The Group account not only for its legal
obligation under the formal terms of a defined
benefit plan, but also for any constructive
obligation that arises from the entity’s informal
practices.
Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga
neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
diakui dalam laba rugi.
Current service cost, past service cost and
gain or loss on settlement, and net interets on
the net defined benefit liability (asset) are
recognized in profit and loss.
Pengukuran kembali atas liabilitas (aset)
imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan
dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset
program dan setiap perubahan dampak batas
atas aset diakui sebagai penghasilan
komprehensif lain.
The remeasurement of the net defined benefit
liability (assets) comprises actuarial gains and
losses,the return on plan assets, and any
change in effect of the asset ceiling are
recognized in other comprehensive income.
Pesangon
Grup mengakui pesangon sebagai liabilitas
dan beban pada tanggal yang lebih awal di
antara:
(a) Ketika Grup tidak dapat lagi menarik
tawaran atas imbalan tersebut; dan
(b) Ketika Grup mengakui biaya untuk
restrukturisasi yang berada dalam ruang
lingkup PSAK No. 57 dan melibatkan
pembayaran pesangon.
Termination Benefits
The Group recognizes a liability and expense
for termination benefits at the earlier of the
following dates:
(a) When the Group can no longer withdraw
the offer of those benefits; and
(b) When the Group recognizes costs for a
restructuring that is within the scope of
PSAK No. 57 and involves payment of
termination benefits.
Grup mengukur pesangon pada saat
pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat
imbalan kerja.
The Group measures termination benefits on
initial recognition, and measures and
recognizes
subsequent
changes,
in
accordance with the nature of the employee
benefits.
226
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2.s. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan
manfaat ekonomi akan diperoleh oleh
Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur
secara handal. Pendapatan diukur pada nilai
wajar pembayaran yang diterima, tidak
termasuk
diskon,
rabat
dan
Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2.s. Revenues and Expenses Recognition
Revenue is recognized when it is probable that
the economic benefits will flow to the
Company and the amount of revenue can be
measured reliably. Revenue is measured at
the fair value of the consideration received,
excluding discounts, rebates and Value Added
Tax (VAT).
Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi
sebelum pendapatan diakui:
The following specific recognition criteria must
also be met before revenue is recognized:
Penjualan jasa
Pendapatan jasa diakui saat jasa diberikan
dengan mengacu pada tingkat penyelesaian
transaksi.
Revenues from services
Revenue from services is recognized when
services are rendered by reference to the
stage of completion of the transaction.
Pendapatan bunga, royalty dan dividen
Bunga diakui dengan menggunakan metode
suku bunga efektif, royalty diakui dengan dasar
akrual sesuai dengan substansi perjanjian
yang relevan, dan dividen diakui jika hak
pemegang
saham
untuk
menerima
pembayaran ditetapkan.
Interest, royalties and dividends
Interest is recognized using the effective
interest method, royalty is recognized on an
accrual basis in accordance with the
substance of the relevant agreement, and
dividend is recognized when the shareholder’s
right to receive payment is established.
Jasa Konstruksi
Pendapatan dan beban jasa konstruksi diakui
dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian (percentage of completion
method) yang diukur berdasarkan kemajuan
fisik pada tanggal akhir periode pelaporan
yang dinyatakan dalam
Berita
Acara
Penyelesaian Pekerjaan eksternal. Jika
kemungkinan besar terjadi total beban kontrak
akan melebihi pendapatan kontrak, maka
taksiran rugi segera diakui sebagai beban.
Construction Services
Revenue from construction services is
recognized using percentage of completion
method measured based on the physical
progress at the end of reporting period which
is stated on the minutes of external progress
of completion works. If the most likely to occur
the total contract expenses will exceed
contract revenue, the estimated loss is
recognized immediately as an expense.
Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total
biaya kontrak akan melebihi total pendapatan
kontrak, maka taksiran rugi segera diakui
sebagai beban.
When it is probable that total contract costs
will exceed total contract revenue, the
expected loss shall be recognised as an
expense immediately.
Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah
pendapatan semula yang disetujui dalam
kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan
kontrak, klaim, dan pembayaran insentif
sepanjang hal ini memungkinkan untuk
menghasilkan pendapatan dan dapat diukur
dengan andal.
Contract revenue comprised of the initial
amount of revenue agreed in the contract and
variations in contract work, claims, and
incentive payments to the extent that is
probable that they will results in revenue and
they are capable of being realiably measured.
Biaya kontrak terdiri dari biaya yang
berhubungan langsung dengan kontrak, biaya
yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak
dan biaya lain yang secara spesifik dapat
ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.
Contract cost comprised of costs that relate
directly to the spesific contract, costs that are
attributable to contract activity and such other
costs as are specifically chargeable to the
customer under the terms of the contract.
227
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Beban diakui pada saat terjadinya dengan
dasar akrual.
Expenses are recognised as incurred on an
accrual basis.
2.t. Provisi
Provisi diakui bila Grup memiliki kewajiban kini
(baik
bersifat
hukum
maupun
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu
dan
kemungkinan
besar
penyelesaian
kewajiban menyebabkan arus keluar sumber
daya serta jumlah kewajiban tersebut dapat
diestimasi secara andal.
2.t. Provision
A provision is recognized when the Group has
a present obligation (legal or constructive) as a
result of past event and it is probably that an
outflow of resources will be required to settle
the obligation and the amount of the obligation
can be estimated reliably.
Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan
estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban kini pada
akhir
periode
pelaporan,
dengan
mempertimbangkan berbagai risiko dan
ketidakpastian yang selalu mempengaruhi
berbagai peristiwa dan keadaan. Apabila suatu
provisi diukur menggunakan arus kas yang
diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban
kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari
arus kas tersebut.
The amount recognized as a provision shall be
the best estimate of the expenditure required
to settle the present obligation at the end of
the reporting period, by taking into account the
risks and uncertainties that inevitably surround
many events and circumstances. Where a
provision is measured using the estimated
cash flows to settle the present obligation, its
carrying amount is the present value of those
cash flows.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya
pada
saat
timbul
keyakinan
bahwa
penggantian pasti akan diterima jika Grup
menyelesaikan
kewajiban.
Penggantian
tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
Jumlah yang diakui sebagai pengantian tidak
boleh melebihi provisi.
Where some or all of the expenditure to settle
a provision is expected to be reimbursed by
another party, the reimbursement shall be
recognized when, it is virtually certain that
reimbursement will be received when
the Group settles the obligation. The
reimbursement shall be treated as a separate
asset. The amount recognized for the
reimbursement shall not exceed the amount of
the provisions.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan
dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi
terbaik yang paling kini. Jika arus keluar
sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban
kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
dibatalkan.
Provisions are reviewed at each reporting date
and adjusted to reflect the most current best
estimate. If it is no longer probable that an
outflow of resources will be required to settle
the obligation, the provision is reversed.
2.u.Biaya Emisi Saham Ditangguhkan
Berdasarkan Peraturan
Nomor VIII.G.7
(Lampiran dari Surat Keputusan Ketua
BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13
Maret 2000), biaya emisi saham dicatat
sebagai pengurang modal disetor dan
disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam
akun “Tambahan Modal Disetor” yang berlaku
efektif untuk penyusunan laporan keuangan
yang dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2000.
2.u. Deferred Stock Issuance Cost
According to Regulation No. VIII.G.7
(Appendix of Decision Letter of Head of
Bapepam No. Kep-06/PM/2000 dated March
13, 2000), the stock issuance cost is recorded
as a deduction of proceed from paid in capital
and presented as part of stockholders’ equity
under “Additional Paid in Capital“ account.
The Regulation was applied for financial
statements which cover periods beginning on
or after January 1, 2000.
228
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Penawaran
umum
perdana
saham
Perusahaan masih dalam proses. Biaya-biaya
yang telah dikeluarkan sehubungan dengan
penawaran umum tersebut disajikan sebagai
biaya emisi saham yang ditangguhkan yang
nantinya akan dicatat sebagai pengurang
tambahan modal disetor pada kelompok
ekuitas apabila pernyataan pendaftaran telah
dinyatakan efektif.
The Company’s shares Initial Public Offering
still on process. Cost incurred related to the
public offering is presented as a deferred
stock issuance cost and subsequently will be
recorded as a deduction of paid in capital as
part of stockholders’ equity when the
statement of registration are became effective.
2.v. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan
membagi laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar dalam
suatu periode.
2.v. Earnings per Share
Basic earnings per share is computed by
dividing the profit or loss attributable to
ordinary equity holders of the parent entity by
the weighted average number of ordinary
shares outstanding during the period.
Untuk tujuan penghitungan laba per saham
dilusian, Grup menyesuaikan laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar, atas dampak
dari seluruh instrument berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif.
For the purpose of calculationg diluted
earnings per share, the Group shall adjust
profit or loss attributable to ordinary equity
holders of the parent entity, and the weighted
average number of shares outstanding, for the
effect of all dilutive potential ordinary shares.
2.w.Segmen Operasi
Grup menyajikan segmen operasi berdasarkan
informasi keuangan yang digunakan oleh
pengambil keputusan operasional dalam
menilai kinerja segmen dan menentukan
alokasi sumber daya yang dimilikinya.
Segmetasi berdasarkan aktivitas dari setiap
kegiatan operasi entitas legal didalam Grup.
2.w. Operating Segment
The Group presented operating segments
based on the financial information used by the
chief operating decision maker in assessing
the performance of segments and in the
allocation of resources. The segments are
based on the activities of each of the operating
legal entities within the Group.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari
entitas:
x yang terlihat dalam aktivitas bisnis yang
memperoleh
pendapatan
dan
menimbulkan
beban
(termasuk
pendapatan dan beban yang terkait
dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
x hasil operasinya dikaji ulang secara
berkala oleh kepala operasional untuk
pembuatan keputusan tentang sumber
daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya; dan
x tersedia informasi keuangan yang dapat
dipisahkan.
An operating segment is a component of the
entity:
x that engages in business activities from
which it may earn revenues and incur
expenses
(including
revenues
and
expenses relating to the transactions with
other components of the same entity);
2.x.Sumber Ketidakpastian Estimasi dan
Pertimbangan Akuntansi yang Penting
Penyusunan
laporan
keuangan
Grup
mengharuskan manajemen untuk membuat
2.x. Source of Estimation Uncertainty and
Critical Accounting Judgments
The preparation of the Group’s financial
statements requires management to make
229
x
x
whose operating results are regularly
reviewed by chief operating decision maker
to make decisions about resources to be
allocated to the segment and assesses its
performance; and
for which separate financial information is
available.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan
pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada
akhir periode pelaporan. Ketidakpastian
mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat
mengakibatkan penyesuaian material terhadap
nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam
periode pelaporan berikutnya.
judgments, estimates and assumptions that
affect the reported amounts of revenues,
expenses, assets and liabilities, and the
disclosure of contingent liabilities, at the end
of the reporting period. Uncertainty about
these assumptions and estimates could result
in outcomes that require a material adjustment
to the carrying amount of the asset and
liability affected in future periods.
i. Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang
Penting
Asumsi utama masa depan dan sumber
utama estimasi ketidakpastian lain pada
tanggal pelaporan yang memiliki risiko
signifikan bagi penyesuaian yang material
terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas
untuk
periode/tahun
berikutnya
diungkapkan
di
bawah
ini.
Grup
mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan
keuangan disusun. Asumsi dan situasi
mengenai perkembangan masa depan
mungkin berubah akibat perubahan pasar
atau situasi di luar kendali Grup.
Perubahan tersebut dicerminkan dalam
asumsi terkait pada saat terjadinya.
i. Critical Accounting Estimates and
Assumptions
The key assumptions concerning the
future and other key sources of
estimation uncertainty at the reporting
date that have a significant risk of
causing a material adjustment to the
carrying amounts of assets and liabilities
within the next financial period/year are
disclosed below. The Group based its
assumptions
and
estimates
on
parameters available when the financial
statements were prepared. Existing
circumstances and assumptions about
future developments may change due to
market changes or circumstances arising
beyond the control of the Group. Such
changes are reflected in the assumptions
when they occur.
Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap
Grup melakukan penelahaan berkala atas
masa manfaat ekonomis aset tetap
berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi
teknis dan perkembangan teknologi di
masa depan. Hasil operasi di masa depan
akan dipengaruhi secara material atas
perubahan estimasi ini yang diakibatkan
oleh perubahan faktor yang telah
disebutkan di atas (Nilai tercatat aset tetap
disajikan dalam Catatan 11).
Estimated Useful Lives of Fixed Assets
The Group reviews periodically the
estimated useful lives of fixed assets
based on factors such as technical
specification and future technological
developments.
Future
results
of
operations could be materially affected
by changes in these estimates brought
about by changes in the factors
mentioned (Carrying amount of fixed
asset is presented in Note 11).
Imbalan Pasca Kerja
Nilai kini liabilitas imbalan pasca tergantung
pada beberapa faktor yang ditentukan
dengan dasar aktuarial berdasarkan
beberapa asumsi. Perubahan asumsi ini
akan mempengaruhi jumlah tercatat
imbalan pasca kerja.
Post Employment Benefits
The present value of the post
employment
benefits
obligations
depends on a number of factors that are
determined. Any changes in these
assumptions will impact the carrying
amount of post employment benefits
obligations.
Grup menentukan tingkat diskonto yang
sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni
tingkat suku bunga yang harus digunakan
untuk menentukan nilai kini arus kas keluar
The Group determines the appropriate
discount rate at the end of each reporting
period. This is the interest rate that
should be used to determine the present
230
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
masa depan estimasian yang diharapkan
untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam
menentukan tingkat suku bunga yang
sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat
suku bunga obligasi pemerintah yang
didenominasikan dalam mata uang imbalan
akan dibayar dan memiliki jangka waktu
yang serupa dengan jangka waktu liabilitas
yang terkait.
value of estimated future cash outflows
expected to be required to settle the
obligations.
In
determining
the
appropriate discount rate, the Group
considers
the
interest
rates
of
government bonds that are denominated
in the currency in which the benefits will
be paid and that have terms to maturity
approximating the terms of the related
obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja
sebagian ditentukan berdasarkan kondisi
pasar saat ini. Informasi tambahan
diungkapkan pada Catatan 19.
Other key assumptions for post
employment benefit obligations are
based in part on current market
conditions. Additional information is
disclosed in Note 19.
Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang tercatat pada laporan posisi
keuangan tidak tersedia di pasar aktif,
maka nilai wajarnya ditentukan dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian
termasuk penggunaan model matematika.
Masukan (input) untuk model ini berasal
dari data pasar yang bisa diamati
sepanjang data tersebut tersedia. Bila data
pasar yang bisa diamati tersebut tidak
tersedia,
pertimbangan
Manajemen
diperlukan untuk menentukan nilai wajar.
Pertimbangan
tersebut
mencakup
pertimbangan likuiditas dan masukan
model seperti volatilitas untuk transaksi
derivatif yang berjangka waktu panjang dan
tingkat
diskonto,
tingkat
pelunasan
dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.
Fair Value of Financial Instruments
Where the fair values of financial assets
and financial liabilities recorded on the
statement of financial position cannot be
derived from active markets, the fair
value is determined using a variety of
valuation techniques that include the use
of mathematical models. The inputs to
these models are derived from
observable market data where possible,
but where observable market data are
not available, judgment is required to
establish fair values. The judgments
include considerations of liquidity and
model inputs such as volatility for long
term
derivatives
and
discount
rates, prepaymentrates, and default rate
assumptions.
Nilai wajar atas instrumen
diungkapkan pada Catatan 31.
keuangan
The fair value of financial instrument are
disclosed in Note 31.
Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh
rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang
besar kemungkinannya bahwa penghasilan
kena pajak akan tersedia sehingga rugi
fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi
oleh manajemen yang disyaratkan untuk
menentukan jumlah aset pajak tangguhan
yang dapat diakui, berdasarkan saat
penggunaan dan tingkat penghasilan kena
pajak dan strategi perencanaan pajak masa
depan
Realization of Deferred Tax Assets
Deferred tax assets are recognized for all
unused tax losses to the extent that it is
probable that taxable profit will be
available against which the losses can be
utilized. Management estimates are
required to determine the amount of
deferred tax assets that can be
recognized, based upon the likely timing
and the level of future taxable profits
together with future tax planning
strategies.
231
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
ii. Pertimbangan penting dalam penentuan
kebijakan akuntansi
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh
manajemen dalam rangka penerapan
kebijakan akuntansi Grup yang memiliki
pengaruh paling signifikan atas jumlah
yang diakui dalam laporan keuangan:
i.
Critical judgments in applying the
accounting policies
The following judgments are made by
management in the process of applying
the Group’s accounting policies that have
the most significant effects on the
amounts recognized in the financial
statements:
Classification of Financial Assets and
Liabilities
The Group determines the classifications
of certain assets and liabilities as financial
assets and financial liabilities by judging if
they meet the definition set forth in PSAK
55 (Revised 2014). Accordingly, the
financial assets and financial liabilities are
accounted for in accordance with the
Group’s accounting policies disclosed in
Note 2.i.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan
liabilitas tertentu sebagai aset keuangan
dan
liabilitas
keuangan
dengan
mempertimbangkan bila definisi yang
ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014)
dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan
dan liabilitas keuangan diakui sesuai
dengan kebijakan akuntansi Grup seperti
diungkapkan pada Catatan 2.i.
3. Kas dan Bank
3. Cash on Hands and Cash in Banks
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
Kas/ Cash on Hand
Rupiah
Bank - Pihak Ketiga/ Cash in Banks - Third Parties
Rupiah
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
PT Bank Tabungan Negara Tbk
PT Bank DKI
Dolar AS/ US Dollar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(2016: USD1,011.17; 2015: USD 17,521.68;
2014: USD1,389.31; 2013: USD3,507.59)
Sub Total
Total
20,672,191
31,665,640
27,571,210
21,678,320
30,039,354,591
3,376,450,598
230,383,722
11,350,478
1,616,512
-33,659,155,901
-8,289,063,269
4,770,000
279,008,250
1,926,512
-8,574,768,031
-9,353,526,929
--2,298,512
-9,355,825,441
-17,943,926,523
--70,865,841
8,986,235
18,023,778,599
13,196,771
13,196,771
33,693,024,863
241,711,547
241,711,547
8,848,145,218
17,283,017
17,283,017
9,400,679,668
42,754,067
42,754,067
18,088,210,986
4. Piutang Usaha
4. Accounts Receivable
a. Berdasarkan Pelanggan
a. By Customers
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
Pihak Ketiga
PT Bukit Makmur Mandiri Utama
PT Panca Amara Utama
Dinas Pertambangan dan Energi Paluta
PT Hagitasinar Lestarimegah
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Sub Total
173,190,013
163,221,100
--2,000,000
338,411,113
--5,418,929,145
1,132,714,330
75,302,559
6,626,946,034
-------
----62,797,420
62,797,420
Third Parties
PT Bukit Makmur Mandiri Utama
PT Panca Amara Utama
Department of Mines and Energy of Paluta
PT Hagitasinar Lestarimegah
Others (each below Rp100 millions)
Sub Total
Total
338,411,113
6,626,946,034
--
62,797,420
Total
232
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
b. Berdasarkan Umur Piutang
b. By Aging
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Belum Jatuh Tempo
Jatuh Tempo:
< 30 hari
30 - 60 hari
> 60 hari
Total
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2015
Rp
2013
Rp
228,009,797
--
--
--
-110,401,316
-338,411,113
6,626,946,034
--6,626,946,034
-----
--62,797,420
62,797,420
Not Yet Due
Due:
< 30 days
30 - 60 days
> 60 days
Total
c. Berdasarkan Mata Uang
Seluruh saldo piutang usaha dalam mata uang
Rupiah.
c. By Currencies
All accounts receivable balances is in Indonesian
Rupiah.
Piutang usaha tidak ada yang dijadikan jaminan
utang bank.
Account receivable is not used as collateral for bank
loan.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat
bukti objektif penurunan nilai dan seluruh saldo
piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak
diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang.
Management believe that there is no objective
evidence for impairment of accounts receivable and
the entire balances are collectible, accordingly no
provision for impairment is provided.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat
risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes there are no significant
concentrations of risk on receivable to third parties.
5. Aset Keuangan Lancar Lainnya
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Pihak Berelasi (Catatan 28)
Pihak Ketiga
Koperasi Karyawan Olympic
Hindarto Sutarto
Karyawan
PT Fittech Anugerah Perkasa
PT Kunci Andalan Sukses
Dana Dibatasi Penggunaannya
PT Debitindo Jaya
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Sub Total
Total
5. Other Current Financial Assets
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
122,033,132,400
463,750,000
463,750,000
465,000,000
Related Party (Note 28)
1,628,274,457
500,000,000
400,258,275
253,950,500
---65,579,698
2,848,062,930
----------
----887,900,000
424,500,000
-47,677,500
1,360,077,500
------4,190,000,000
138,296,550
4,328,296,550
Third Parties
Koperasi Karyawan Olympic
Hindarto Sutarto
Karyawan
PT Fittech Anugerah Perkasa
PT Kunci Andalan Sukses
Restricted Fund
PT Debitindo Jaya
Others (each below Rp100 millions)
Sub Total
124,881,195,330
463,750,000
1,823,827,500
4,793,296,550
Total
Aset keuangan lancar lainnya kepada Koperasi
Karyawan Olympic merupakan penyimpanan uang
tunai dengan bunga 2,25% per tiga bulan.
Perusahaan merupakan anggota dari Koperasi
Karyawan Olympic.
Other current financial assets to Koperasi Karyawan
Olympic is a cash deposit with interest of 2.25% per
three months. The Company is a member of
Koperasi Karyawan Olympic.
Piutang
lain-lain
kepada
Hindarto
Sutarto
merupakan piutang yang terjadi karena penjualan
aset keuangan tersedia untuk dijual berupa investasi
di PT Olympic Kian Industri yang dibeli dan dijual
oleh Perusahaan pada tahun 2016.
Other receivables to Hindarto Sutarto represents
receivables arising from the sale of available for sale
financial assets in form of investment in PT Olympic
Kian Industri which was bought and sold by the
Company in 2016.
233
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Piutang lain-lain kepada karyawan merupakan
peminjaman uang tunai kepada karyawan yang
mayoritas digunakan untuk pembelian kendaraan
pribadi.
Other receivables to employees represent the of
cash loan which majority used for the purchase of
personal vehicles.
Piutang lain-lain kepada PT Fittech Anugerah
Perkasa merupakan peminjaman jangka pendek
yang akan diperhitungkan pada saat Perusahaan
membeli barang dari PT Fittech Anugerah Perkasa.
PT Fittech Anugerah merupakan pemasok rutin
Perusahaan dalam perdagangan mebel.
Other receivables to PT Fittech Anugerah Perkasa
is short-term loan which will be calculated when the
Company purchase goods from PT Fittech
Anugerah Perkasa. PT Fittech Anugerah is a regular
supplier of the Company in the furniture trading.
6. Tagihan Bruto Pemberi Kerja
6. Gross Amount Due From Customer
Details of the construction costs and billing made by
the Company up to the date of financial position are
as follows:
Rincian biaya konstruksi dan penagihan yang telah
dilakukan oleh Perusahaan sampai dengan tanggal
posisi keuangan adalah sebagai berikut:
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Beban Kontrak Kumulatif
Laba yang Diakui
Penerbitan Termin Kumulatif
Total
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
27,461,707,930
2,746,170,793
30,207,878,723
-30,207,878,723
------
2013
Rp
------
------
Cumulative Contract Expenses
Profit Recognized
Cumulative Term Publishing
Total
Saldo tagihan bruto pemberi kerja merupakan usaha
jasa konstruksi kepada PT Bogorindo Cemerlang,
pihak berelasi, yang jatuh tempo kurang dari
setahun.
Gross amount due from customer represents
business in construction services to PT Bogorindo
Cemerlang, related party, which has maturity less
than a year.
Seluruh saldo tagihan bruto pemberi kerja dalam
mata uang Rupiah.
All gross amount due from customer balances is in
Indonesian Rupiah.
Saldo tagihan bruto pemberi kerja tidak ada yang
dijadikan jaminan utang bank.
Gross amount due from customer is not used as
collateral for bank loan.
7. Persediaan
7. Inventories
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Barang Jadi Mebel
Bahan Baku Mebel
Sub Total
Penyisihan Persediaan Barang Jadi
Total
Mutasi penyisihan
berikut:
814,237,348
67,511,297
881,748,645
(29,885,248)
851,863,397
persediaan
adalah
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
3,653,392,982
-3,653,392,982
-3,653,392,982
sebagai
234
524,002,878
-524,002,878
-524,002,878
2013
Rp
393,944,372
-393,944,372
-393,944,372
Furniture Finished Goods
Furniture Raw Materials
Sub Total
Allowance for Impairment of Finished Goods
Total
Movement of the allowance for impairment of
inventories is as follows:
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Saldo Awal
Penambahan
Total
2015
Rp
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Desember/December 31,
2014
Rp
-29,885,248
29,885,248
2013
Rp
--
--
--
--
--
--
Beginning Balance
Addition
Total
Manajemen perusahaan juga berkeyakinan bahwa
penyisihan penurunan nilai persediaan telah
mencukupi untuk menutupi kerugian dari keusangan
dan persediaan yang tidak lancar.
Management also believes that the allowance for
impairment of inventories is adequate to cover
losses from inventory obsolescence.
Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015,
2014, dan 2013, seluruh persediaan belum
diasuransikan.
As of October 31, 2016, December 31, 2015, 2014,
and 2013, all inventories have not been insured.
Persediaan Perusahaan tidak ada yang dijadikan
jaminan utang Bank.
Inventories are not used as collateral for bank loan.
8. Uang Muka
8. Advances
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Pembelian Aset Tetap
Sub-Kontraktor
Operasional
Pembelian Barang Jadi Mebel
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Total
13,876,475,000
500,000,000
229,702,500
193,366,681
3,900,000
14,803,444,181
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
3,257,993,950
-468,214,778
1,415,053,290
-5,141,262,018
1,443,750,000
-697,592,269
28,498,541
-2,169,840,810
2013
Rp
50,000,000
-108,692,726
--158,692,726
Purchase of Fixed Assets
Sub-Contractor
Operational
Purchase of Furniture Finished Goods
Others (each below Rp 100 millions)
Total
Uang muka pembelian aset tetap merupakan
pembelian tanah dan kendaraan.
Advances for purchase of fixed assets represents
the purchase of land and vehicles.
Uang muka subkontraktor merupakan uang muka
yang diberikan kepada pihak ketiga untuk
melaksanakan kegiatan pekerjaan subkontraktor.
Subcontractor advances represents advance paid to
third parties to carry out the activities of subcontracting work.
Uang muka operasional merupakan uang muka
yang digunakan untuk keperluan pengadaan dan
perdagangan mebel.
Operational Advances represent advances used for
the procurement and trading of furniture.
9. Biaya Dibayar di Muka
9. Prepaid Expenses
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Asuransi
Sewa
Total
52,271,857
20,000,000
72,271,857
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
4,718,883
-4,718,883
Asuransi dibayar di muka merupakan asuransi yang
dibayarkan kepada PT Asuransi Bina Dana Arta
Tbk, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi
Raksa Pratikara untuk kendaraan bermotor.
235
5,940,004
-5,940,004
2013
Rp
8,669,531
-8,669,531
Insurance
Rent
Total
Prepaid Insurance represent insurance paid to PT
Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Astra
Buana, and PT Asuransi Raksa Pratikara for
vehicles.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
10. Investasi pada Entitas Asosiasi
Perusahaan Asosiasi/
Associated Entities
Persentase
Kepemilikan/
Ownership
%
PT Puri Sentul Permai
PT Olimpik Internasional Hotel
10. Investment in Associates
31 Oktober/ October 31 , 2016
Nilai Tercatat Awal
Penambahan
Tahun/ Carrying
Investasi/
Amount at
Investments
Beginning of Year
Additions
Rp
Rp
----
30.00
45.00
PT Puri Sentul Permai
PT Olimpik Internasional Hotel
Nilai Tercatat
Akhir Tahun/
Carrying Amount
at End of Year
Rp
Rp
5,065,788,728
22,891,986,384
27,957,775,112
----
5,065,788,728
22,891,986,384
27,957,775,112
The financial information of associates as of
October 31, 2016 are as follows:
Informasi keuangan dari entitas asosiasi pada
tanggal 31 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:
Perusahaan Asosiasi/ Associated Entities
Laba (Rugi)
Bersih/ Net
Income (Loss)
31 Oktober/ Octobe r 31, 2016
Total Asset/
Total Assets
36,083,297,641
166,047,611,881
Total Liabilitas/
Total Liabilities
19,197,335,215
115,058,220,588
Laba Bersih/
Net Income
2,534,270,938
1,084,283,529
PT Puri Sentul Permai (PSP)
Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli dan
Pengalihan Saham PSP pada tanggal 24 Oktober
2016, PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi,
PSP
kepada
mengalihkan
semua
saham
yang
merepresentasikan
30%
Perusahaan,
kepemilikan, senilai Rp5.065.788.728.
PT Puri Sentul Permai (PSP)
Based on Deed of Sales Purchase Agreement and
Share Transfer of PSP dated October 24, 2016,
PT Bogorindo Cemerlang, related party, transferred
all of shares in PSP to the Company which
represents 30% ownership with value of
Rp5,065,788,728.
PT Olimpik Internasional Hotel (OIH)
Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli dan
Pengalihan Saham PSP pada tanggal 31 Oktober
2016, PT Bogorindo Cemerlang, pihak berelasi,
OIH
kepada
mengalihkan
semua
saham
yang
merepresentasikan
45%
Perusahaan,
kepemilikan, senilai Rp22.945.226.082.
PT Olimpik Internasional Hotel (OIH)
Based on Deed of Sales Purchase Agreement and
Share Transfer of PSP dated October 31, 2016,
PT Bogorindo Cemerlang, related party, transferred
all of shares in OIH to the Company which
represents 45% ownership with value of
Rp22,945,226,082.
11. Aset Tetap
11. Fixed Assets
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Rp
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Peralatan dan Perlengkapan
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Nilai Buku
-306,664,011
1,265,358,318
1,572,022,329
262,797,479
784,603,416
1,047,400,895
524,621,434
31 Oktober/October 31, 2016
Penyesuaian
Penambahan/
Pengurangan/
Addition
Deduction
Entitas Anak Baru/
Adjustment
New Subsidiary
Rp
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Rp
88,963,542
50,160,103
-139,123,645
----
-30,539,091
893,705,658
924,244,749
23,501,891
115,954,534
139,456,425
236
Rp
-57,175,064
808,950,000
866,125,064
57,175,064
550,192,197
607,367,261
Rp
88,963,542
330,188,141
1,350,113,976
1,769,265,659
Acquisition Cost
Direct Ownership
Equipments and Supplies
Office Equipments
Vehicles
Total
229,124,306
350,365,753
579,490,059
1,189,775,600
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
Book Value
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Desember/December 31, 2015
Penyesuaian
Penambahan/
Pengurangan/
Addition
Deduction
Entitas Anak Baru/
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Adjustment
New Subsidiary
Rp
Rp
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Nilai Buku
293,311,435
1,265,358,318
1,558,669,753
----
280,514,766
1,011,003,318
1,291,518,084
23,806,887
141,444,602
165,251,489
Rp
4,128,333
-4,128,333
4,128,333
-4,128,333
Rp
Rp
28,766,669
265,050,000
293,816,669
----
22,483,594
132,691,477
155,175,071
Adjustment
New Subsidiary
Rp
Rp
262,152,766
718,496,500
980,649,266
Rp
15,970,000
10,695,000
26,665,000
293,311,435
1,265,358,318
1,558,669,753
Acquisition Cost
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
243,118,925
643,158,814
886,277,739
672,392,014
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
Book Value
15,970,000
10,695,000
26,665,000
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Rp
----
213,647,041
442,152,749
655,799,790
324,849,476
262,797,479
784,603,416
1,047,400,895
524,621,434
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
Book Value
Saldo Akhir/
Ending
31 Desember/December 31, 2013
Penyesuaian
Penambahan/
Pengurangan/
Addition
Deduction
Entitas Anak Baru/
Balance
306,664,011
1,265,358,318
1,572,022,329
Acquisition Cost
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
Balance
----
236,605,331
521,162,337
757,767,668
533,750,416
Saldo Awal/
Beginning
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Nilai Buku
Rp
17,480,909
-17,480,909
Adjustment
New Subsidiary
Rp
Rp
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Rp
31 Desember/December 31, 2014
Penyesuaian
Penambahan/
Pengurangan/
Addition
Deduction
Entitas Anak Baru/
Balance
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
Nilai Buku
Saldo Akhir/
Ending
Balance
----
243,118,925
643,158,814
886,277,739
672,392,014
Saldo Awal/
Beginning
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Investaris Kantor
Kendaraan Bermotor
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Rp
18,837,000
292,506,818
311,343,818
----
23,383,290
79,009,588
102,392,878
Rp
475,000
-475,000
280,514,766
1,011,003,318
1,291,518,084
Acquisition Cost
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
236,605,331
521,162,337
757,767,668
533,750,416
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Office Equipments
Vehicles
Total
Book Value
425,000
-425,000
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir
pada 31 Oktober 2016, serta 31 Desember 2015,
2014 dan 2013 seluruhnya dibebankan ke beban
usaha (Catatan 26).
Depreciation expense for the years ended on
October 31, 2016, and December 31, 2015, 2014
and 2013 are fully charged to operating expenses
(Note 26).
Pengurangan aset tetap terdiri dari penghapusan
dan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:
Deduction of fixed assets consists of the disposal
and sale of the fixed assets as follows:
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Harga Jual
Dikurangi: Nilai Buku
Laba Penjualan Aset Tetap
626,571,437
(258,757,803)
367,813,634
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
----
237
1,750,000
-1,750,000
2013
Rp
200,000
(50,000)
150,000
Sales Value
Deduction : Book Value
Gain on Sale of Fixed Asset
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015,
2014 dan 2013, perolehan aset tetap yang telah
disusutkan penuh namun masih digunakan masingmasing sebesar Rp331.842.595, Rp720.724.882,
Rp651.294.155 dan Rp635.460.923, yang terutama
terdiri atas investaris kantor dan kendaraan.
On October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2013, the costs of fixed assets that have been fully
depreciated but are still being utilized amounted to
Rp331,842,595, Rp720,724,882, Rp651,294,155
and Rp635,460,923, respectively, which mainly
consist of office equipments and vehicles.
Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015,
2014 dan 2013, aset tetap telah diasuransikan
kepada pihak ketiga yaitu PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi
Raksa Pratikara terhadap risiko kebakaran dan
risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan
Rp1.426.675.000,
Rp380.000.000,
sebesar
Rp416.000.000 dan Rp640.950.000.
On October 31, 2016, December 31, 2015, 2014 and
2013, fixed assets were insured to third parties which
are PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi
Astra Buana and PT Asuransi Raksa Pratikara
against fire and other risks with a total coverage of
Rp1,426,675,000, Rp380,000,000, Rp416,000,000
and Rp640,950,000.
Manajemen
berpendapat
bahwa
jumlah
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup
kemungkinan
kerugian
atas
aset
yang
dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is
adequate to cover possible losses on the assets
insured.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat
indikasi penurunan nilai aset tetap pada 31 Oktober
2016, serta 31 Desember 2015, 2014, dan 2013.
Management believes that there is no indication of
impairment of fixed assets as at October 31,2016,
and December 31, 2015, 2014 and 2013.
Aset tetap tidak ada yang dijadikan jaminan utang
bank.
Fixed assets are not used as collateral for bank loan.
12. Tanah untuk Pengembangan
12. Land for Development
Akun ini merupakan nilai tercatat tanah untuk
2
pengembangan atas proyek-proyek seluas 6.035 m
sebesar
Rp22.415.015.625
pada
tanggal
31 Oktober 2016 yang dimiliki oleh PT Olympic
Bangun Persada, entitas anak.
This account is the carrying value of land for
development of projects covering an area of
2
6,035 m of Rp22,415,015,625 on October 31, 2016
which owned by PT Olympic Bangun Persada, a
subsidiary
Berdasarkan akta jual beli, status kepemilikan tanah
untuk pengembangan seluruhnya adalah pelepasan
hak yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.
Based on deed of sale and purchase, the ownership
status of land for development is entirely a
relinquishment of rights which located in Bogor, West
Java.
Tidak terdapat biaya pinjaman (berupa bunga dan
beban keuangan lain) yang dikapitalisasi pada tanah
untuk pengembangan pada 31 Oktober 2016.
There are no borrowing costs (such as interest and
other financial expenses) capitalized in land for
development on October 31, 2016.
Tanah untuk pengembangan telah dijadikan sebagai
jaminan perolehan pinjaman jangka pendek
(Catatan 13).
Land for development are used as collateral for short
term loans (Note 13).
238
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
13. Utang Bank Jangka Pendek
13. Short-Term Bank Loans
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
Total
30,000,000,000
30,000,000,000
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 086/SPKBWKI/KP-JKT/X/2016 tanggal 24 Oktober 2016,
Perusahaan memperoleh fasilitas Demand Loan
(DL) dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk
dengan
nilai
pinjaman
maksimal
sebesar
yang
digunakan
untuk
Rp100.000.000.000
pembiayaan
pekerjaan
konstruksi
gudang,
infrastuktur dan gedung kantor. Perjanjian kredit ini
akan jatuh tempo pada 23 Oktober 2017 dengan
tingkat bunga 12,5% per tahun.
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
Based on Credit Agreement No. 086/SPK-BWKI/KPJKT/X/2016 dated October 24, 2016, the Company
obtained Demand Loan (DL) facility from PT Bank
Windu Kentjana International Tbk with a maximum
loan value of Rp100,000,000,000 used for financing
of warehouse, infrastructure and office tower
construction. The loan agreement will mature on
October 23, 2017 with an interest rate of 12.5% per
annum.
Pada tanggal 31 Oktober 2016 saldo pinjaman
sebesar Rp30.000.000.000.
As of October 31, 2016, the loan balance is
Rp30,000,000,000.
Fasilitas DL dijamin dengan sejumlah tanah milik AU
Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo Fransiskus,
PT Bogorindo Cemerlang, dan PT Olympic Bangun
Persada.
DL facility is secured by a number of land owned by
AU Bintoro, Tjoea Eddy Gunawan, Santo
Fransiskus, PT Bogorindo Cemerlang, and
PT Olympic Bangun Persada.
Perusahaan harus menjaga rasio keuangan debt to
equity ratio maksimal 2 kali.
The Company should maintain financial ratio of debt
to equity ratio maximum of 2 times.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 0065/KOMRO/BGR/2016 tanggal 3 Februari 2016, Perusahaan
memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dari
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk dengan nilai pinjaman maksimal sebesar
Rp20.000.000.000 yang digunakan untuk modal
kerja. Perjanjian kredit ini akan jatuh tempo pada 2
Februari 2017 dengan tingkat bunga 13% per tahun.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk
Based on Credit Agreement No. 0065/KOMRO/BGR/2016 dated February 2, 2016, the
Company obtained Working Capital Credit (WC)
facility from PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk with a maximum loan value of
Rp20,000,000,000 used for working capital. The loan
agreement will mature on February 2, 2017 with an
interest rate of 13% per annum.
Pada tanggal 31 Oktober 2016 saldo pinjaman
sebesar nihil.
As of October 31, 2016, the loan balance is nil.
Fasilitas KMK dijamin dengan sejumlah tanah milik
Santo Fransiskus.
WC facility is secured by a number of land owned by
Santo Fransiskus.
Tidak ada persyaratan mengenai rasio keuangan
dalam perjanjian kredit ini.
There is no covenant regarding financial ratio under
this credit agreement.
239
---
2013
Rp
---
---
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
14. Utang Usaha
14. Accounts Payable
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Pihak Berelasi (Catatan 28)
Pihak Ketiga
PT Cahaya Lintang Gemilang
CV Kemangi
PT Surabaya Panel Lestari
PT Fittech Anugerah Perkasa
PT Bintang Toba Lestari
PT Sinar Mentari Sejahtera
CV Sinar Teknik
PT Cipta Global Karya
PT Karunia Sumber Mas
PT Inter Kreasi Adhitama
PT Panca Graha Pratama
CV Klender Kayu Work Shop
PT Data Scrip
Shenzhen Xiangbo Trade Corp., Ltd
PT Yuti Sagita
CV Metropole
ACP Work Shop
PT Imagen Smart Success
Normalia Siahaan
PT Timur Jaya Mandiri
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Sub Total
Total
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
347,833,927
--
12,161,493
1,051,719,223
Related Parties (Note 28)
12,536,095,557
14,925,612,373
160,040,000
64,160,000
53,250,000
---------------49,631,563
27,788,789,493
28,136,623,420
--4,262,350,812
362,802,855
158,270,640
1,990,698,200
823,434,412
574,910,250
567,840,826
540,503,750
398,310,000
200,000,000
171,160,000
162,910,902
116,900,000
52,103,178
39,108,085
6,000,000
--284,600,438
10,711,904,348
10,711,904,348
---176,117,500
-198,340,000
516,589,900
-240,000,000
468,885,850
--212,388,000
--324,958,745
865,319,560
807,030,636
263,690,000
-63,170,176
4,136,490,367
4,148,651,860
---224,116,200
-1,448,980,000
150,044,100
34,409,740
492,000,000
539,386,500
-6,391,741,656
184,470,000
--79,977,240
721,208,995
-371,924,284
194,050,000
261,273,258
11,093,581,973
12,145,301,196
Third Parties
PT Cahaya Lintang Gemilang
CV Kemangi
PT Surabaya Panel Lestari
PT Fittech Anugerah Perkasa
PT Bintang Toba Lestari
PT Sinar Mentari Sejahtera
CV Sinar Teknik
PT Cipta Global Karya
PT Karunia Sumber Mas
PT Inter Kreasi Adhitama
PT Panca Graha Pratama
CV Klender Kayu Work Shop
PT Data Scrip
Shenzhen Xiangbo Trade Corp., Ltd
PT Yuti Sagita
CV Metropole
ACP Work Shop
PT Imagen Smart Success
Normalia Siahaan
PT Timur Jaya Mandiri
Others (each below Rp100 millions)
Sub Total
Total
Seluruh saldo utang usaha dalam mata uang
Rupiah.
15. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Pihak Berelasi (Catatan 28)
Pihak Ketiga
RSM Indonesia
Fahmy Hoessein & Partners
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Sub Total
Total
2013
Rp
2015
Rp
All accounts payable balances is in Indonesian
Rupiah.
15. Other Short-Term Financial Liabilities
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
73,260,428,366
103,294,003
164,686,068
228,804,482
Related Party (Note 28)
177,100,000
140,000,000
28,948,562
346,048,562
--23,318,951
23,318,951
--41,681,950
41,681,950
--41,948,237
41,948,237
Third Parties
RSM Indonesia
Fahmy Hoessein & Partners
Others (each below Rp100 millions)
Sub Total
73,606,476,928
126,612,954
206,368,018
270,752,719
Total
Utang lain-lain kepada RSM Indonesia dan Fahmy
Hoessein & Partners merupakan utang yang terjadi
karena proses penawaran umum perdana saham.
Other payables to RSM Indonesia and Fahmy
Hoessein & Partners are the payabale which occur
due to the process of stock initial public offering.
16. Beban Akrual
16. Accrued Expenses
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Proyek
Operasional Kantor
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta)
Total
1,483,701,292
690,114,105
9,250,000
2,183,065,397
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
4,347,083,280
399,865,490
-4,746,948,770
240
605,766,941
65,983,108
-671,750,049
2013
Rp
2,621,928,103
1,622,602,500
-4,244,530,603
Project
Office Operational
Others (each below Rp100 millions)
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
17. Provisi Jangka Pendek
17. Short Term Provisions
Pada tanggal 31 Oktober 2016, saldo provisi jangka
pendek sebesar Rp416.817.314.
On October 31, 2016, balance of short term
provisions amounting to Rp416,817,314.
Menurut surat dari Dinas Pertambangan dan Energi
Paluta No. 600/3080/2016 tanggal 22 Juli 2016,
menerangkan bahwa berdasarkan surat hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia
provinsi
Sumatera
Utara
No.
53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 tanggal 27 Juni 2016,
Perusahaan menerima kelebihan pembayaran atas
proyek pengadaan mebel dan interior dengan nomor
kontrak 601/4299/PPK/2015 tanggal 2 Oktober 2015
sebesar
Rp428.337.581.
Perusahaan
harus
mengembalikannya kepada Dinas Pertambangan
dan Energi Paluta (Padang Lawas Utara) paling
lambat 31 Agustus 2016.
According to letter from Department of Mines and
Energy of Paluta No. 600/3080/2016 dated July 22,
2016 stated that based on the inspection results
letter of the Audit Board of the Republic of Indonesia,
North
Sumatra
province
No.
53.c/LHP/XVIII.MDN/06/2016 dated June 27, 2016,
the Company received the overpayment to the
procurement of furniture and interiors with the
contract
number
601/4299/PPK/2015
dated
October 2, 2015 amounting to Rp428,337,581. The
Company must return it to the Department of Mines
and Energy of Paluta (North Padang Lawas) no later
than August 31, 2016.
Melalui surat sanggahan No. 011/CSIS-EKS/VIII/16
tanggal
5
Agustus
2016,
Perusahaan
menyampaikan bahwa kelebihan pembayaran
seharusnya menurut perhitungan Perusahaan
adalah sebesar Rp11.520.267 kepada Dinas
Pertambangan dan Energi Paluta. Jumlah
sanggahan tersebut sudah dibayarkan Perusahaan
pada 26 Agustus 2016.
By letter of rebuttal No. 011/ CSIS-EKS/VIII/16 dated
August 5, 2016, the Company stated that the
overpayment according to calculations by the
Company is supposed amounting to Rp11,520,267
to the Department of Mines and Energy of Paluta.
The rebuttal amount already paid by the Company
on August 26, 2016.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan
keuangan, Dinas Pertambangan dan Energi Paluta
belum memberikan tanggapan.
As of the issuance date of the financial statements,
the Department of Mines and Energy of Paluta has
not responded.
Dari kasus di atas, Perusahaan membuat provisi
dengan perhitungan sebagai berikut:
From the above case, the Company made a
provision with calculation as follows:
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
428,337,581
11,520,267
416,817,314
Hasil Pemeriksaan BPK RI
Hasil Perhitungan Perusahaan
Provisi
18. Utang Pembiayaan Konsumen
18. Consumer Financing Payable
Rincian utang pembiayaan konsumen berdasarkan
perusahaan pembiayaan adalah sebagai berikut:
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
PT Maybank Indonesia Finance
PT BCA Finance
PT Astra Sedaya Finance
Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen
Dikurangi:
Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Utang Pembiayaan Konsumen Jangka Panjang
The Inspection Results of BPK RI
The Calculation Results of the Company
Provisions
2015
Rp
Details of consumer financing payable based on
finance companies are as follows:
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
199,607,000
360,430,000
-560,037,000
--66,168,000
66,168,000
--154,392,000
154,392,000
--242,616,000
242,616,000
(255,602,400)
304,434,600
(66,168,000)
--
(88,224,000)
66,168,000
(88,224,000)
154,392,000
241
PT Maybank Indonesia Finance
PT BCA Finance
PT Astra Sedaya Finance
Total Minimum Payment of Consumer Financing
Deduction:
Current Portion - Mature within in One Year
Long Term Consumer Financing Payable
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Details of consumer financing payable based on the
maturity period is as follows:
Rincian utang pembiayaan konsumen berdasarkan
periode jatuh tempo adalah sebagai berikut:
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Pembayaran yang Jatuh Tempo pada Tahun
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Total Pembayaran Minimum Pembiayaan Konsumen
Dikurangi:
Jangka Pendek - Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Utang Sewa Pembiayaan Jangka Panjang
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2015
Rp
2013
Rp
--42,600,400
255,602,400
241,185,200
20,649,000
560,037,000
--66,168,000
---66,168,000
-88,224,000
66,168,000
---154,392,000
88,224,000
88,224,000
66,168,000
---242,616,000
(255,602,400)
304,434,600
(66,168,000)
--
(88,224,000)
66,168,000
(88,224,000)
154,392,000
19. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Payment Due in :
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Total Minimum Payment of Consumer Financing
Deduction:
Current Portion - Mature within in One Year
Total Long Term Leasing
19. Long Term Employees Benefit Liabilities
Perusahaan memberikan program pensiun imbalan
pasti dan imbalan pasca-kerja sesuai dengan
Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan dan imbalan
kerja jangka panjang lainnya kepada karyawan yang
memenuhi persyaratan. Imbalan kerja jangka
panjang merupakan imbalan kerja tanpa pendanaan.
Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja
tersebut adalah 19, 16, 17 dan 17 masing-masing
pada 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014,
dan 2013.
The Company provides defined benefit pension
plan and post-employment benefits in accordance
with the Labor Law, as well as other long-term
benefits covering all qualifying employees. Other
post-employment and other long-term benefits are
accounted as unfunded defined benefit plan. The
number of employees entitled to the benefit is 19,
16, 17 and 17 on October 31,2016, December 31,
2015, 2014 and 2013, respectively.
Pada tanggal 31 Oktober 2016, 31 Desember 2015,
2014, dan 2013, perhitungan imbalan kerja
Perusahaan
dihitung
oleh
PT Dayamandiri
Dharmakonsilindo, aktuaris independen. Asumsi
utama yang digunakan dalam menentukan penilaian
aktuaris adalah sebagai berikut:
As of October 31,2016, December 31, 2015, 2014
and 2013, the cost of providing employee benefits
is calculated by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo,
an independent actuary. The actuarial calculations
were carried out using the following key
assumptions:
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Asumsi Ekonomis
Tingkat Diskonto
Tingkat Pengembalian Aset Program
Tingkat Kenaikan Gaji
Asumsi Demografi
Pensiun
Mortalitas
Cacat
Pengunduran Diri
7.4%
7.4%
8%
8%
2015
Rp
9.1%
Tidak Relevan/ Not Applicable
8%
2013
Rp
8.5%
9.3%
8%
8%
100% pada usia pensiun normal/ 100% at Normal Retirement Age
Tabel Mortalita Indonesia 2011/ Indonesian Mortality Table 2011
10% dari tabel mortalita/ 10% of mortality rate
10% per tahun sampai dengan usia 25 tahun dan menurun linier menjadi
1% di usia 45 dan tahun-tahun setelahnya/
10% per annum up to age 25 years and reducing linearly to 1% at age 45 year and thereafter
31 Oktober/ October 31
2016
Rp
853,896,000
-853,896,000
2015
Rp
479,572,167
-479,572,167
Economic Assumptions
Discount Rate
Expected Return on Plan Assets
Future Salary Increase
Demographic Assumptions
Retirement
Mortality
Disablility
Resignation
Amounts recognized in the consolidated statement
of financial position are as follows:
Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan
konsolidasian adalah sebagai berikut:
Nilai Kini Liabilitas
Nilai Wajar Aset Program
Total
31 Desember/ December 31,
2014
Rp
31 Desember/ December 31,
2015
Rp
495,766,000
-495,766,000
242
2014
Rp
388,603,000
-388,603,000
2013
Rp
263,728,000
-263,728,000
Present Value of Obligation
Fair Value of Plan Assets
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Movements in long term employee benefit liabilities
in the consolidated statement of financial position
are as follows:
Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang di
laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
sebagai berikut:
Saldo Awal
Pembayaran Manfaat
Beban Diakui di Laba Rugi
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
495,766,000
388,603,000
--130,770,000
101,800,000
31 Desember/ December 31,
2015
2014
Rp
Rp
388,603,000
263,728,000
(2,000,000)
-122,160,000
97,645,000
2013
Rp
253,907,000
-108,235,000
Jumlah Diakui di Pendapatan Komprehensif Lain
Saldo pada Akhir Periode
227,360,000
853,896,000
(12,997,000)
495,766,000
(98,414,000)
263,728,000
(10,830,833)
479,572,167
Movements of present value of defined benefit
liabilities are as follows:
Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah
sebagai berikut:
Saldo Awal
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Efek atas Perubahan Asumsi
Pembayaran Manfaat
Nilai Kini Liabilitas
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
495,766,000
388,603,000
93,222,000
74,302,500
37,548,000
27,497,500
227,360,000
(10,830,833)
--853,896,000
479,572,167
31 Desember/ December 31,
2015
2014
Rp
Rp
388,603,000
263,728,000
89,163,000
73,103,000
32,997,000
24,542,000
(12,997,000)
27,230,000
(2,000,000)
-495,766,000
388,603,000
Beban Tahun Berjalan Diakui di Laba Rugi
Penilaian Kembali Liabilitas
Perubahan Asumsi Ekonomis
Penyesuaian Pengalaman
Jumlah Diakui di Pendapatan
Komprehensif Lain
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
93,222,000
74,302,500
37,548,000
27,497,500
31 Desember/ December 31,
2015
2014
Rp
Rp
89,163,000
73,103,000
32,997,000
24,542,000
101,800,000
122,160,000
97,645,000
108,235,000
139,622,000
87,738,000
(31,145,000)
20,314,167
(37,374,000)
24,377,000
27,941,000
(711,000)
(118,620,000)
20,206,000
227,360,000
(10,830,833)
(12,997,000)
27,230,000
(98,414,000)
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
(853,896,000)
(479,572,167)
(87,738,000)
(20,314,167)
Beginning Balance
Current Service Cost
Interest Cost
Effect of Assumptions Changes
Payment of Benefit
Present Value of Liabilities
Current Service Cost
Interest Cost
Expense for the Year Recognized
in Profit Loss
Obligation Remeasurement
Changes in Financial Assumptions
Experience Adjustments
Amounts Recognized in Other
Comprehensive Income
Amount for the current period and for the four
previous year of present value of defined benefit
obligation and adjustment arising on liabilities
program.
2015
Rp
(495,766,000)
(24,377,000)
31 Desember/ December 31,
2014
2013
Rp
Rp
(388,603,000)
(263,728,000)
711,000
(20,206,000)
2012
Rp
(253,907,000)
56,768,000
Present Value of Liabilities
Experience Adjustment
Sensitivity Analysis
Analisa Sensitivitas
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Analisa Sensitivitas Tingkat Diskonto
Jika Tingkat + 1%
Jika Tingkat - 1%
2013
Rp
91,666,000
16,569,000
130,770,000
Jumlah periode tahunan saat ini dan periode empat
tahun sebelumnya dari nilai kini kewajiban imbalan
pasti dan penyesuaian yang timbul pada liabilitas
program.
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti
Penyesuaian Pengalaman
2013
Rp
253,907,000
91,666,000
16,569,000
(98,414,000)
-263,728,000
Component of long term employee benefit expense
recognize in the consolidated statement of profit or
loss and other comphrehensive income are as
follows:
Komponen biaya imbalan kerja jangka panjang yang
diakui di laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai
berikut:
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
27,230,000
388,603,000
Beginning Balance
Payment of Benefit
Expense Recognized in Profit Loss
Amounts Recognized in Other
Comprehensive Income
Ending Balance at The End of Period
767,381,000
955,141,000
372,425,833
460,565,000
2015
Rp
31 Desember/ December 31,
2014
Rp
446,911,000
552,678,000
243
346,635,000
437,937,000
2013
Rp
234,871,000
297,632,000
Sensitivity Analysis of Discount Rate
If Rate + 1%
If Rate - 1%
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Maturity Profile of the Defined Benefit Obligation
Jatuh Tempo Profil Liabilitas Manfaat Pasti
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Nilai kini Manfaat Diharapkan akan Dibayar di:
- tahun ke1
- tahun ke2
- tahun ke3
- tahun ke4
- tahun ke5
- tahun ke6-10
- tahun ke11-15
- tahun ke16-20
- tahun ke20 dan selebihnya
8,162,000
59,059,000
11,226,000
11,280,000
181,914,000
256,103,000
450,086,000
630,537,000
364,738,000
31 Desember/ December 31,
2014
Rp
2015
Rp
6,668,000
6,978,000
45,662,000
8,257,000
8,313,000
322,071,000
296,509,000
110,170,000
376,156,000
6,668,000
6,978,000
45,662,000
8,257,000
8,313,000
322,071,000
296,509,000
110,170,000
376,156,000
5,349,000
5,769,000
6,091,000
41,272,000
7,419,000
307,162,000
201,283,000
90,468,000
457,939,000
2013
Rp
Present Value of Benefits
Expected to be Paid in:
- 1st year
- 2nd year
- 3rd year
- 4th year
- 5th year
- 6-10th years
- 11-15th years
- 16-20th years
- 20th year and beyond
2,392,000
4,178,000
4,474,000
4,836,000
33,453,000
266,515,000
79,482,000
77,991,000
360,254,000
20. Perpajakan
20. Taxation
a.Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
a. Income Tax Benefit (Expenses)
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Kini
Tangguhan
Total
(1,550,096,250)
144,368,141
(1,405,728,109)
2015
Rp
(103,473,498)
22,742,292
(80,731,206)
(1,108,374,000)
30,040,000
(1,078,334,000)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba kena
pajak untuk periode 10 bulan yang berakhir
31 Oktober 2016 dan tahun-tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut
Laporan Laba Rugi
Dikurangi: Laba (Rugi) Entitas Anak
Sebelum Pajak Penghasilan
Laba Perusahaan
Sebelum Pajak Penghasilan
Beda Tetap
Denda Pajak
Sumbangan
Penghasilan Bunga yang Dikenakan Pajak Final
Pendapatan Usaha yang Dikenakan
Pajak Penghasilan Final
Beban atas Pendapatan yang Dikenakan
Pajak Penghasilan Final
Total
Beda Waktu
Imbalan Kerja
Penyisihan Persediaan
Pencadangan Utang Kontijensi
Total
Taksiran Laba Kena Pajak
31 Desember/December 31,
2014
Rp
(907,255,822)
24,411,250
(882,844,572)
2013
Rp
(543,032,108)
27,058,750
(515,973,358)
Current Tax
Deferred Tax
Total
A reconciliation between income before tax as per
statements of income and estimated taxable income
for the period of 10 months ended October 31, 2016
and for the years ended December 31, 2015, 2014
and 2013 were as follows:
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
--
--
--
--
--
8,443,641,965
417,021,725
4,346,752,223
3,767,662,955
2,289,570,248
41,549,010
72,734,593
(188,841,689)
--(23,075,119)
--(33,415,239)
--(40,250,569)
--(58,880,633)
(30,207,878,723)
--
--
--
--
27,461,707,930
(2,820,728,879)
-(23,075,119)
-(33,415,239)
-(40,250,569)
-(58,880,633)
Income Before Tax as per
Statements of Profit or Loss
Deduction: Income (Loss) of Subsidiaries
Before Income Tax
Income of the Company
Before Income Tax
Permanent Difference:
Tax Penalty
Donation
Interest Income Subject to Final Tax
Operating Revenue Subjected to
Final Income Tax
Expenses on Revenue Subjected to
Final Income Tax
Total
130,770,000
29,885,248
416,817,314
577,472,562
6,200,385,648
101,800,000
--101,800,000
495,746,606
120,160,000
--120,160,000
4,433,496,984
97,645,000
--97,645,000
3,825,057,386
108,235,000
--108,235,000
2,338,924,615
Timing Difference
Employee Benefit
Provision of Inventories
Provision of Contingent Liability
Total
Estimated Taxable Income
8,443,641,965
417,021,725
4,346,752,223
3,767,662,955
2,289,570,248
Taksiran Laba Kena Pajak (Dibulatkan)
6,200,385,000
495,746,000
4,433,496,000
3,825,057,000
2,338,924,000
Beban Pajak Penghasilan
1,550,096,250
103,473,498
1,108,374,000
907,255,822
543,032,108
Income Tax Expense
359,042,514
229,000
62,000,000
421,271,514
437,151,233
-61,000,000
498,151,233
1,004,191,293
-73,200,000
1,077,391,293
834,590,291
-72,000,000
906,590,291
269,815,908
-60,000,000
329,815,908
1,128,824,736
(394,677,735)
30,982,707
665,531
213,216,200
Deduction:
Prepaid Tax
Article 22
Article 23
Article 25
Total
Underpayment (Overpayment) of
Corporate Income Tax
Dikurangi:
Pajak Penghasilan Dibayar di Muka:
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Total
Kurang (Lebih) Bayar Pajak Penghasilan
Penghasilan kena pajak menjadi dasar penyusunan
SPT untuk periode setiap tahun yang disajikan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
244
Estimated Taxable Income (Rounded)
The taxable income is the basis for the preparation
of tax returns every year period presented in the
consolidated financial statements.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Reconciliation between tax expense and income
(loss) before income tax with the current rate as
follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil
perkalian laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
dengan tarif yang berlaku sebagai berikut:
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut
Laporan Laba Rugi
Ditambah: Rugi Entitas Anak
Sebelum Pajak Penghasilan
Laba Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan
Pajak Dihitung pada Tarif yang Berlaku
Koreksi Fiskal
Pajak Kini
Pajak Tangguhan dari Perbedaan Temporer
Total Manfaat (Beban) Pajak - Perusahaan
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
8,443,641,965
417,021,725
4,346,752,223
3,767,662,955
2,289,570,248
-8,443,641,965
-417,021,725
-4,346,752,223
-3,767,662,955
-2,289,570,248
Income Before Income Taxes According to
Income Statement
Addition: Loss on Subsidiaries
Before Income Tax
Income Before Income Taxes
(2,110,910,565)
560,814,315
(1,550,096,250)
144,368,141
(1,405,728,109)
(83,792,278)
(19,681,220)
(103,473,498)
22,742,292
(80,731,206)
(1,086,688,056)
(21,685,944)
(1,108,374,000)
30,040,000
(1,078,334,000)
(892,907,214)
(14,348,608)
(907,255,822)
24,411,250
(882,844,572)
(530,693,516)
(12,338,592)
(543,032,108)
27,058,750
(515,973,358)
Taxes Calculated at Applicable Rate
Fiscal Adjustment
Current Tax
Deferred Tax from Temporary Difference
Total Benefit (Expense) Tax- Company
b. Aset Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh
dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset
dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas.
31 Desember/
December 31
2015
Dikreditkan
(Dibebankan)
ke Laporan
Laba Rugi/
Credited
(Charged) to
Profit or Loss
b. Deferred Tax Assets
Deferred tax is calculated based on the effect of
temporary differences between the carrying amounts
of assets and liabilities for financial reporting and the
tax bases of assets and liabilities.
Dikreditkan
(Dibebankan)
Penghasilan
Komprehensif
Lain/
Credited
(Charged) to
31 October/
October 31
2016
Other Comprehensive Income
Rp
Perusahaan
Imbalan Kerja (Catatan 19)
Penyisihan Persediaan (Catatan 7)
Pencadangan Utang Kontijensi
(Catatan 17)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
Rp
123,941,500
--
32,692,500
7,471,312
56,840,000
--
213,474,000
7,471,312
-123,941,500
104,204,329
144,368,141
-56,840,000
104,204,329
325,149,641
31 Desember/
December 31
2014
Dikreditkan
(Dibebankan)
ke Laporan
Laba Rugi/
Credited
(Charged) to
Profit or Loss
Dikreditkan
(Dibebankan)
Penghasilan
Komprehensif
Lain/
Credited
(Charged) to
Rp
Company
Employee Benefit (Note 19)
Provision of Inventories (Note 7)
Provision of Contingent Debt
(Note 17)
Deferred Tax Asset - Net
31 Desember/
December 31
2015
Other Comprehensive Income
Perusahaan
Imbalan Kerja (Catatan 19)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
Rp
Rp
97,150,750
97,150,750
30,040,000
30,040,000
(3,249,250)
(3,249,250)
31 Desember/
December 31
2013
Dikreditkan
(Dibebankan)
ke Laporan
Laba Rugi/
Credited
(Charged) to
Profit or Loss
Dikreditkan
(Dibebankan)
Penghasilan
Komprehensif
Lain/
Credited
(Charged) to
Rp
123,941,500
123,941,500
Company
Employee Benefit (Note 19)
Deferred Tax Asset - Net
31 Desember/
December 31
2014
Other Comprehensive Income
Perusahaan
Imbalan Kerja (Catatan 19)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
Rp
Rp
65,932,000
65,932,000
24,411,250
24,411,250
245
6,807,500
6,807,500
Rp
97,150,750
97,150,750
Company
Employee Benefit (Note 19)
Deferred Tax Asset - Net
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Desember/
December 31
2012
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Dikreditkan
(Dibebankan)
ke Laporan
Laba Rugi/
Credited
(Charged) to
Profit or Loss
31 Desember/
December 31
2013
Dikreditkan
(Dibebankan)
Penghasilan
Komprehensif
Lain/
Credited
(Charged) to
Other Comprehensive Income
Perusahaan
Imbalan Kerja (Catatan 19)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
Rp
Rp
63,476,750
63,476,750
27,058,750
27,058,750
c. Pajak Dibayar di Muka
1,332,416,139
1,332,416,139
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
1,036,395,784
1,036,395,784
d. Utang Pajak
65,932,000
65,932,000
Company
Employee Benefit (Note 19)
Deferred Tax Asset - Net
606,697,135
606,697,135
2013
Rp
135,393,985
135,393,985
Company
Value Added Tax
Total
d. Tax Payable
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Perusahaan
Pajak Penghasilan:
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 29
Total
(24,603,500)
(24,603,500)
c. Prepaid Taxes
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai
Total
Rp
21,039,250
400,864
6,200,000
1,128,824,736
1,156,464,850
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
18,140,800
-6,100,000
30,982,707
55,223,507
16,716,000
-6,000,000
665,531
23,381,531
2013
Rp
12,554,850
-5,000,000
213,216,200
230,771,050
Company
Income Tax
Art 21
Art 23
Art 25
Art 29
Total
e. Pengampunan Pajak
Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2016 dan
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER18/PJ/2016 tentang Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Uang Tebusan Dalam Rangka
Pengampunan Pajak, Perusahaan melaksanakan
pengampunan pajak ini.
e. Tax Amnesty
In connection with the implementation of Regulation
of the Minister of Finance No. 118/PMK.03/ 2016 on
the Implementation of Law No. 11 of 2016 on Tax
Amnesty, as amended by Regulation of the Minister
of Finance No. 141/PMK.03/2016 and Directorate
General of Tax Regulation No. PER-18/PJ/ 2016 on
Redemption Payment of Excess Refund in the
framework of Tax Amnesty. The Company
participated this tax amnesty.
Berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan
Pajak diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. KET-1877/PP/WPJ.33/2016 tanggal
19 September 2016, perincian aset Perusahaan
sehubungan pengampunan pajak berupa bank dan
masing-masing
sebesar
piutang
lain-lain
Rp577.450.487 dan Rp1.500.000.000.
Based on Surat Keterangan Pengampunan Pajak
(SKPP) by the Ministry of Finance of Republic of
Indonesia No. KET-1877/PP/WPJ.33/2016 dated
September 19, 2016, details of the the Company's
assets in connection of tax amnesty are banks and
other receivables amounting to Rp577,450,487 and
Rp1,500,000,000, respectively.
246
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
21. Modal Saham
21. Capital Stocks
Sesuai Pernyataan Keputusan Sirkuler Para
Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum
Pemegang
Saham
Luar
Biasa
tanggal
25 Oktober 2016, yang dibuat dihadapan Noneng
Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor berdasarkan
akta No. 10 tanggal 31 Oktober 2016, Para
Pemegang Saham menyetujui mengalihkan saham
Perusahaan milik PT Andalan Utama Bintara
kepada PT Olympic Kapital Equity sebanyak 34.825
lembar saham. Dengan pengalihan tersebut,
PT Andalan Utama Bintara memiliki 74.800 lembar
saham, sementara PT Olympic Kapital Equity
memiliki 35.200 lembar saham. Akta tersebut
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU0132051.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 7 November
2016.
In accordance with the Circular Statement of
Shareholders Circular as Substitute Extraordinary
Shareholders General Meeting dated October 25,
2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in
Bogor based on the deed No. 10 dated October 31,
2016, Shareholders agreed to transfer the
Company’s shares owned by PT Andalan Utama
Bintara to PT Olympic Kapital Equity amounting to
34,825 shares. This transfer resulting PT Andalan
Utama Bintara has 74,800 shares, while PT Olympic
Kapital Equity has 35,200 shares. The deed was
approved by Minister of Justice of the Republic of
Indonesia
in
Decree
No.
AHU0132051.AH.01.11.Year 2016 dated November 7,
2016.
Sesuai Pernyataan Keputusan Sirkuler Para
Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum
Pemegang
Saham
Luar
Biasa
tanggal
17 Oktober 2016, yang dibuat dihadapan Noneng
Hodijah, SH, M.Kn, Notaris di Bogor berdasarkan
akta No. 8 tanggal 19 Oktober 2016, Para
Pemegang Saham menyetujui sebagai berikut:
1. PT Olympic Kapital Equity mengambil alih
saham Perusahaan milik Juanda Hasurungan
Sidabutar sebanyak 375 lembar saham.
2. Menerbitkan saham baru sebanyak 100.000
lembar saham, sehingga terjadi peningkatan
modal dasar Perusahaan dari 10.000 lembar
saham menjadi 110.000 lembar saham atau
ekuivalen dengan Rp110.000.000.000.
3. Mengeluarkan saham partopel sebanyak 7.500
lembar saham, yang mana diambil penuh oleh
PT Andalan Utama Bintara.
In accordance with the Circular Decision Statement
of Shareholders as Substitute Extraordinary
Shareholders General Meeting dated October 17,
2016, made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in
Bogor based on the deed No. 8 dated October 19,
2016, Shareholders agreed as follows:
Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik
Indonesia
No.
AHU00139379.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 20 Oktober
2016.
This amendment has been approved by the Minister
of Law and Human Rights of the Republic of
Indonesia No. AHU-00139379.AH.01.02.Year 2016
dated October 20, 2016.
Berdasarkan Akta Penegasan Keputusan Rapat
Perseroan Terbatas No. 5 tanggal 12 Agustus 2016,
yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH, M.Kn,
Notaris di Bogor, Para Pemegang Saham
menyetujui sebagai berikut:
1. Mendukung
penuh
rencana
Perusahaan
menjadi perusahaan publik
2. Mengalihkan semua saham Perusahaan milik
Juanda Hasurungan sebanyak 375 lembar
Based on the Decision Statement Deed of the
Company’s Meeting No. 5 dated August 12, 2016,
made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn, Notary in
Bogor, Shareholders agreed as follows:
247
1. PT Olympic Kapital Equity acquired the shares of
the Company owned by Juanda Hasurungan
Sidabutar amounting to 375 shares.
2. Issuing new shares amounting to 100,000
shares, resulting in an increase in the authorized
capital of 10,000 shares to 110,000 shares, or
equivalent to Rp110,000,000,000.
3. Issuing portfolio shares amounting to 7,500
shares, which is fully acquired by PT Andalan
Utama Bintara.
1. Fully support the plan of the Company becoming
a public company.
2. Transfer all shares of the Company owned by
Juanda Hasurungan amounting to 375 shares,
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
PT Cahayasakti Lintang Surya amounting to 625
shares, Tjoea Eddy Gunawan amounting to 375
shares, Agus Djunaedi amounting to 250 shares,
Santo Franciscus amounting to 125 shares, Vilia
Franciscus amounting to 125 shares, Teddy
Tedesco amounting to 125 shares and Esther
Kurniawan amounting to 125 shares to
PT Andalan Utama Bintara.
saham,
PT Cahayasakti
Lintang
Surya
sebanyak 625 lembar saham, Tjoea Eddy
Gunawan sebanyak 375 lembar saham, Agus
Djunaedi sebanyak 250 lembar saham, Santo
Fransiscus sebanyak 125 lembar saham, Vilia
Fransiscus sebanyak 125 lembar saham, Teddy
Tedesco sebanyak 125 lembar saham dan
Esther Kurniawan sebanyak 125 lembar saham
kepada PT Andalan Utama Bintara.
3. Menambah bidang usaha Perusahaan sebagai
general kontraktor.
3. The Company adding business activity as
general contractor.
Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
2016
tanggal
AHU-0109207.AH.01.11.Tahun
19 September 2016
The deed was approved by Minister of Justice of the
Republic of Indonesia in Decree No. AHU0109207.AH.01.11.Year 2016 dated September 19,
2016.
Susunan pemegang saham Perusahaan adalah
sebagai berikut:
The Company’s shareholder structure is as follows:
31 Oktober/October 31, 2016
Jumlah Saham/
Persentase
Number of
Kepemilikan/
Shares
Percentage of
Ownership
(%)
74,800
35,200
110,000
PT Andalan Utama Bintara
PT Olympic Kapital Equity
Total
Jumlah Saham/
Number of
Shares
68.00
32.00
100.00
Rp
74,800,000,000
35,200,000,000
110,000,000,000
2015, 2014, dan/ and 2013
Persentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
(%)
750
625
375
250
125
125
125
125
2,500
Juanda Hasurungan Sidabutar
PT Cahayasakti Lintang Surya
Tjoea Eddy Gunawan
Agus Djunaedi
Teddy Todesco
Esther Kurniawan
Villia Fransiscus
Santo Fransiscus
Total
Total
Total
Rp
30.00
25.00
15.00
10.00
5.00
5.00
5.00
5.00
100.00
750,000,000
625,000,000
375,000,000
250,000,000
125,000,000
125,000,000
125,000,000
125,000,000
2,500,000,000
22. Tambahan Modal Disetor
Juanda Hasurungan Sidabutar
PT Cahayasakti Lintang Surya
Tjoea Eddy Gunawan
Agus Djunaedi
Teddy Todesco
Esther Kurniawan
Villia Fransiscus
Santo Fransiscus
Total
22. Additional Paid-in Capital
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali
Selisih antara Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak
Total
PT Andalan Utama Bintara
PT Olympic Kapital Equity
Total
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
(620,576,959)
--
--
--
2,077,450,487
1,456,873,528
---
---
---
248
Difference in Value Resulting from
Restructuring Transaction between
Entities Under Common Control
Differences between Assets and Liabilities
of Tax Amnesty
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali
Difference in Value Resulting from Restructuring
Transaction between Entities Under Common
Control
Pada tahun 2016, Perusahaan membeli kepemilikan
saham di PT Olympic Bangun Persada, PT Olimpik
International Hotel, PT Puri Sentul Permai dari
PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti
Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya.
During 2015, the Company aqcuired the ownership
in PT Olympic Bangun Persada, PT Olimpik
International Hotel, PT Puri Sentul Permai from
PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti
Furintraco and PT Cahaya Sakti Lintang Surya.
PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti
Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya
merupakan
entitas
yang
berada
dalam
pengendalian yang sama dengan Perusahaan.
Hubungan sepengendali dari entitas-entitas yang
bertransaksi tidak bersifat sementara. Oleh karena
itu, transaksi tersebut di atas dicatat sesuai dengan
PSAK No.38 tentang “Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali”. Selisih antara bagian kepemilikan
PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti
Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya atas
aset bersih sebesar dengan harga beli dicatat
sebagai selisih nilai transaksi pelepasan entitas
anak kepada entitas sepengendali dan disajikan
sebagai bagian dari ekuitas Perusahaan.
PT Bogorindo Cemerlang, PT Cahaya Sakti
Furintraco dan PT Cahaya Sakti Lintang Surya are
entities that is under common control with the
Company. The relationship of entities under
common control that transaction is not transient.
Accordingly, the above transaction is recorded in
conformity with PSAK No.38 concerning “Business
Combination of Companies under Common Control”.
The difference between PT Bogorindo Cemerlang,
PT Cahaya Sakti Furintraco dan PT Cahaya Sakti
Lintang Surya’s share on net asset value and the
purchase price is recorded as difference in value
resulting from disposal of subsidiaries transactions
among entities under common control and
presented as part of the Company’s equity.
Entitas Sepengendali/
Under Common Entities
PT Olympic Bangun Persada
PT Puri Sentul Permai
PT Olimpik International Hotel
Total
Nilai Buku/
Book Value
Rp
9,283,647,929
5,065,788,728
22,891,986,384
Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan
Pajak
Perincian
aset
Perusahaan
sehubungan
pengampunan pajak berupa bank dan piutang lainlain masing-masing sebesar Rp577.450.487 dan
Rp1.500.000.000 (Catatan 20.e)
249
Harga Beli/
Purchase Price
Rp
10,000,000,000
5,362,000,000
22,500,000,000
Selisih Nilai
Transaksi
Restukturisasi
Entitas
Sepengendali/
Difference in Value
of Restructuring
Transaction of
Entities Under
Common Control
Rp
(716,352,071)
(296,211,272)
391,986,384
(620,576,959)
Differences between Assets and Liabilities of
Tax Amnesty
Details of the the Company's assets and liabilities in
connection with tax amnesty are banks and other
receivables amounting to Rp577,450,487 and
Rp1,500,000,000, respectively (Note 20.e).
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
23. Dividen Tunai
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
23. Cash Dividend
a. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang dilaksanakan pada
tanggal 3 Februari 2016, para pemegang saham
menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku
2015 sebesar Rp4.628.868.692.
a. Based on the Minutes of the Annual General
Meeting of Shareholders held on February 3,
2016, the shareholders approved the distribution
of cash dividends for 2015 amounting to
Rp4,628,868,692.
b. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang dilaksanakan pada
tanggal 6 Februari 2015, para pemegang saham
menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku
2014 sebesar Rp2.765.000.000.
b. Based on the Minutes of the Annual General
Meeting of Shareholders held on February 6,
2015, the shareholders approved the distribution
of
cash dividends for 2014 amounting to
Rp2,765,000,000.
24. Pendapatan
24. Revenues
a. Berdasarkan Jenis Pendapatan
a. By Type of Revenue
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
30,207,878,723
23,598,456,856
53,806,335,579
Jasa Konstruksi
Penjualan Retail dan Proyek Mebel
Total
2015
Rp
-14,535,872,784
14,535,872,784
31 Desember/December 31,
2014
Rp
-52,913,441,638
52,913,441,638
b. Berdasarkan Pelanggan
-46,829,378,290
46,829,378,290
2013
Rp
-33,654,283,035
33,654,283,035
Construction Services
Furniture Retail Sales and Project
Total
b. By Customer
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
Pihak Berelasi (Catatan 28)
30,207,878,723
--
--
--
--
Related Party (Note 28)
Pihak Ketiga
Dinas Pendidikan Tasikmalaya
PT Rekayasa Industri
Dinas Pendidikan Sumedang
Politeknik Negeri Banyuwangi
Kementerian Pekerjaan Umum
Dinas Pertambangan dan Energi Paluta
PT Hagitasinar Lestarimegah
CV Sarimas Putra Andalan
Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Sumatera Utara
PT Karya Mentari Seraya
Universitas Nusa Cendana
Universitas Negeri Manado
PT Debindo Jaya
PT Brightsource Pecatu Indonesia
PT Propindo Sedayu
CV Karya Prima
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar)
Total
20,968,900,546
1,371,434,341
---------------1,258,121,969
53,806,335,579
--14,528,598,284
--------------7,274,500
14,535,872,784
--14,528,598,284
17,181,413,636
8,132,727,272
6,876,813,636
4,759,324,345
1,002,151,273
---------432,413,192
52,913,441,638
----7,127,489,091
---15,555,000,000
15,436,363,607
7,679,170,452
------1,031,355,140
46,829,378,290
-----------9,834,545,435
8,153,181,786
7,483,112,280
3,080,906,995
3,044,545,454
1,680,809,087
377,181,998
33,654,283,035
Third Parties
Education Department of Tasikmalaya
PT Rekayasa Industri
Education Department of Sumedang
State Polytechnic of Banyuwangi
Ministry of Public Works
Department of Mines and Energy of Paluta
PT Hagitasinar Lestarimegah
CV Sarimas Putra Andalan
State University of Gorontalo
University of North Sumatera
PT Karya Mentari Seraya
University of Nusa Cendana
State University of Manado
PT Debindo Jaya
PT Brightsource Pecatu Indonesia
PT Propindo Sedayu
CV Karya Prima
Others (each below Rp1 billion)
Total
25. Beban Pokok Pendapatan
Jasa Konstruksi
Penjualan Retail dan Proyek Mebel
Total
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
27,461,707,930
-11,814,688,562
10,208,033,557
39,276,396,492
10,208,033,557
25. Cost of Revenues
31 Desember/December 31,
2014
2013
Rp
Rp
---38,621,945,619
34,192,881,948
24,585,431,621
38,621,945,619
34,192,881,948
24,585,431,621
2015
Rp
Final Draft Report/April 26, 2017
Construction Services
Furniture Retail Sales and Project
Total
Paraf:
250
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
26. Beban Usaha
26. Operating Expenses
a. Beban Pemasaran
a. Marketing Expenses
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Pengiriman Barang
Perbaikan dan Pemeliharaan
Perjalanan Dinas dan Transport
Penelitian dan Pengembangan
Representasi dan Jamuan
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50 juta)
Subtotal
1,185,322,592
200,000,000
156,289,150
61,032,491
52,012,771
84,275,900
1,738,932,904
2015
Rp
108,994,579
50,000,000
110,960,400
712,910,501
21,083,576
72,746,850
1,076,695,906
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2,942,240,315
419,398,500
673,917,953
1,213,274,540
297,481,458
369,853,125
5,916,165,891
2,599,874,089
291,844,700
596,637,742
1,122,190,333
300,445,509
325,778,230
5,236,770,603
b. Beban Umum dan Administrasi
3,175,833,704
595,610,489
148,885,773
139,456,425
130,770,000
100,000,000
72,734,593
33,733,599
29,854,841
24,405,286
21,329,760
69,189,193
4,541,803,663
6,280,736,567
1,830,576,465
207,959,000
428,170,258
806,381,265
218,272,826
233,415,873
3,724,775,687
2015
Rp
2,025,907,035
67,706,433
50,614,472
137,673,715
101,800,000
--41,015,558
93,968,612
26,265,468
93,586,430
46,327,777
2,684,865,500
3,761,561,406
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2,430,461,600
86,150,878
187,076,784
165,251,489
122,160,000
--68,479,951
404,986,437
32,782,776
331,849,832
55,864,617
3,885,064,364
9,801,230,255
2,113,443,950
69,560,833
188,763,298
155,175,071
97,645,000
--59,537,893
476,629,810
50,188,042
355,557,381
79,183,716
3,645,684,994
8,882,455,597
Salaries and Allowances
Professional Fee
License and Permit
Depreciation (Note 11)
Employee Benefit (Note 19)
Rental
Donation
Asset Maintenance
Business Travel and Transportation Expense
Telecommunication
Office Utilities and Working Facilities
Others (each below Rp50 millions)
Subtotal
Total Operating Expenses
27. Other Income (Expenses)
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Beban Lainnya
Uang Tebusan Pengampunan Pajak
Penurunan Nilai Persediaan
Rugi Selisih Kurs - Bersih
Lain-lain
Total
2013
Rp
1,909,613,750
27,912,800
133,663,375
102,392,878
108,235,000
--26,642,567
395,015,240
40,694,428
245,902,595
119,929,096
3,110,001,729
6,834,777,416
27. Pendapatan (Beban) Lainnya
Pendapatan Lainnya
Penghapusan Utang Dagang
Pendapatan Bunga Pinjaman
Laba Penjualan Aset Tetap (Catatan 11)
Penjualan Bazar
Jasa Giro
Lain-lain
Total
Delivery Expense
Repair and Maintenance
Business Travel and Transportation Expense
Research and Development
Representation and Entertainment
Others (each below Rp50 millions)
Subtotal
b. General and Administrative Expenses
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Gaji dan Tunjangan
Jasa Profesional
Lisensi dan Perizinan
Penyusutan (Catatan 11)
Imbalan Kerja (Catatan 19)
Sewa
Sumbangan
Pemeliharaan Aset
Perjalanan Dinas dan Transport
Telekomunikasi
Keperluan Kantor dan Sarana Kerja
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp50 juta)
Subtotal
Total Beban Usaha
2013
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
435,968,780
423,497,223
367,813,634
385,977,256
188,841,689
-1,802,098,582
----23,075,119
17,395,848
40,470,967
----33,415,239
19,100,207
52,515,446
--1,750,000
-40,250,569
2,440,524
44,441,093
--150,000
-58,880,633
32,432,340
91,462,973
Other Income
Accounts Payable Write off
Interest Income from Loans
Gain on Sale of Fixed Assets (Note 11)
Bazaar Sales
Current Accounts
Others
Total
41,549,010
29,885,248
10,713,473
94,512,915
176,660,646
--8,915
-8,915
--1,012,040
-1,012,040
--4,405,769
-4,405,769
--11,267,867
-11,267,867
Other Expenses
Redemption of Tax Amnesty
Impairment Value of Inventories
Loss on Forex - Net
Others
Total
28. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
28. Relates Parties Transactions and Balances
a.Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
a. Related Parties Transasactions and Balances
Persentase Terhadap Total Aset/
Percentage of Total Assets
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
31 Oktober/
31 Desember/December 31,
2015
2014
Rp
Rp
October 31
2016
%
2013
Rp
2015
%
31 Desember/December 31,
2014
%
2013
%
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
PT Bogorindo Cemerlang
30,207,878,723
--
--
--
11.69
--
--
--
Gross Amount Due From Customer
PT Bogorindo Cemerlang
Total
30,207,878,723
--
--
--
11.69
--
--
--
Total
Other Current Financial Assets
PT Andalan Utama Bintara
PT Cahaya Sakti Furintraco
PT Graha Multi Bintang
PT Cahaya Sakti Lintang Surya
Vilia Fransiscus
PT Cahaya Bintang Olympic
Aset Keuangan Lancar Lainnya
PT Andalan Utama Bintara
PT Cahaya Sakti Furintraco
PT Graha Multi Bintang
PT Cahaya Sakti Lintang Surya
Vilia Fransiscus
PT Cahaya Bintang Olympic
107,525,000,000
9,900,000,000
3,032,500,000
1,110,833,400
463,750,000
1,049,000
----463,750,000
--
----463,750,000
--
----465,000,000
--
41.62
3.83
1.17
0.43
0.18
0.00
----1.76
--
----3.03
--
----1.92
--
Total
122,033,132,400
463,750,000
463,750,000
465,000,000
47.23
1.76
3.03
1.92
Total
Uang Muka
PT Bogorindo Cemerlang
3,240,000,000
3,004,402,750
1,443,750,000
50,000,000
1.25
11.37
9.44
0.21
Advances
PT Bogorindo Cemerlang
Total
3,240,000,000
3,004,402,750
1,443,750,000
50,000,000
1.25
11.37
9.44
0.21
Total
251
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Persentase Terhadap Total Liabilitas/
Percentage of Total Liabilities
31 Oktober/
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
October 31
2016
%
2013
Rp
2015
%
31 Desember/December 31,
2014
%
2013
%
Utang Usaha
PT Olympic Kian Industri
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
347,833,927
---
----
-6,911,492
5,250,001
-640,781,619
410,937,604
0.25
---
----
0.12
0.09
3.68
2.36
Accounts Payable
PT Olympic Kian Industri
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
347,833,927
--
12,161,493
1,051,719,223
0.25
--
0.21
6.05
Total
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
29,384,829,533
33,975,598,833
9,900,000,000
--103,294,003
--164,686,068
--228,804,482
21.46
24.82
7.23
--0.64
--2.94
--1.32
Other Short-Term
Financial Liabilities
PT Cahayasakti Lintang Surya
PT Bogorindo Cemerlang
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
73,260,428,366
103,294,003
164,686,068
228,804,482
53.51
0.64
2.94
1.32
Total
Persentase Terhadap Total Pendapatan/
Percentage of Total Revenues
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Pendapatan
PT Bogorindo Cemerlang
30,207,878,723
Total
30,207,878,723
31 Desember/December 31,
2015
2014
Rp
Rp
--
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
31 Oktober/ October 31
2016
2015
%
%
2013
Rp
--
--
--
56.14
--
--
--
56.14
31 Desember/December 31,
2015
2014
Rp
Rp
2013
Rp
2015
%
--
31 Desember/December 31,
2014
%
2013
%
--
--
--
Revenues
PT Bogorindo Cemerlang
--
--
--
Total
Persentase Terhadap Total Beban Pokok Pendapatan/
Percentage of Total Cost of Revenues
31 Oktober/ October 31
31 Desember/December 31,
2016
2015
2015
2014
%
%
%
%
2013
%
Pembelian
PT Olympic Kian Industri
PT Graha Multi Bintang
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
1,227,531,312
102,449,984
---
-----
---2,930,209,964
--7,665,065
21,914,545
---373,579,640
3.13
0.26
---
-----
---7.59
--0.02
0.06
---1.52
Purchases
PT Olympic Kian Industri
PT Graha Multi Bintang
PT Cahayasakti Multi Intraco
PT Cahaya Sakti Furintraco
Total
1,329,981,296
--
2,930,209,964
29,579,610
373,579,640
3.39
--
7.59
0.09
1.52
Total
Pada 31 Oktober 2016, aset keuangan lancar
lainnya kepada PT Andalan Utama Bintara yang
terjadi akibat dari peningkatan modal saham
Perusahaan sebesar Rp107.500.000.000.
On October 31, 2016, other current financial assets
to PT Andalan Utama Bintara arising from the
Company’s increasing capital stock amounting to
Rp107,500,000,000.
Piutang lain-lain merupakan peminjaman dana
kepada PT Cahayasakti Lintang Surya dan
PT Graha Multi Bintang, pihak berelasi, dikenakan
bunga oleh Perusahaan sebesar 13% per tahun.
Other receivables represents cash loan to
PT Cahayasakti Lintang Surya and PT Graha Multi
Bintang, related parties, the Company beared
interest at 13% per annum.
Uang muka kepada PT Bogorindo Cemerlang
merupakan uang muka Perusahaan atas pembelian
tanah.
Advances to PT Bogorindo Cemerlang represents
advances of the Company for purchase of land.
Utang lain-lain kepada PT Cahayasakti Lintang
Surya merupakan peminjaman dana oleh OBP,
entitas anak.
Other payabales to PT Cahayasakti Lintang Surya
represents cash loan by OBP, a subsidiary.
Utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang
terjadi karena transaksi sebagai berikut:
1. Peminjaman oleh OBP, entitas anak, sebesar
Rp6.113.598.833
2. Utang lain-lain Perusahaan karena transaksi
investasi saham pada PT Puri Sentul Permai,
entitas asosiasi, sebesar Rp5.362.000.000
3. Utang lain-lain Perusahaan karena transaksi
investasi saham pada PT Olimpik Internasional
Hotel,
entitas
asosiasi,
sebesar
Rp22.500.000.000
Other payables to PT Bogorindo Cemerlang
occurred because the transaction as follows:
1. Loan by OBP, a subsidiary, amounted to
Rp6,113,598,833
2. The other payables of the Company for
investment of shares transactions at PT Puri
Sentul Permai, an associate, amounted to
Rp5,362,000,000
3. The other payables of the Company for
investment of shares transactions at PT Olimpik
Internasional Hotel, an associate, amounted to
Rp22,500,000,000
Utang lain-lain kepada PT Cahaya Sakti Furintraco
(CSF) terjadi karena transaksi investasi saham pada
OBP, entitas anak, sebesar Rp9.900.000.000.
Other payables to PT Cahaya Sakti Furintraco
(CSF) occurred because the investment of shares
transactions at OBP, a subsidiary, amounted to
252
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Sedangkan piutang lain-lain kepada CSF terjadi
karena CSF belum menyetorkan modal kepada
OBP.
Rp9,900,000,000. Meanwhile, other receivables to
CSF occured because CSF has not fully paid in
capital to OBP.
b. Sifat Hubungan Pihak Berelasi
b. Related Parties Status
Pihak Berelasi/
Related Parties
Sifat Hubungan/
Nature of Relationship
PT Andalan Utama Bintara
Sifat Saldo Akun/Transaksi/
Nature of Account Balance/Transaction
Piutang Lain-lain/ Other Receivables
Pemegang Saham/Stockholders
PT Bogorindo Cemerlang
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang
Sama/Entity Under the Same Group (Control)
Tagihan Bruto Pemberi Kerja, Utang Lain-lain, Pendapatan/
Gross Amount Due From Customer, Other Payables, Revenues
PT Cahaya Sakti Furintraco
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang
Sama/Entity Under the Same Group (Control)
Piutang Lain-lain, Utang Usaha, Utang Lain-lain/
Other Receivables, Accounts Payable, Other Payables
PT Cahaya Sakti Lintang Surya
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang
Sama/Entity Under the Same Group (Control)
Piutang Lain-lain, Utang Lain-lain/
Other Receivables, Other Payables
PT Cahaya Bintang Olympic
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang
Sama/Entity Under the Same Group (Control)
Piutang Lain-lain/ Other Receivables
PT Cahayasakti Multi Intraco
Utang Usaha/ Accounts Payable
Dikendalikan oleh Manajemen Kunci/
Controlled by Key Management
PT Graha Multi Bintang
Entitas Dalam Kelompok Usaha (Pengendalian) yang
Sama/Entity Under the Same Group (Control)
Piutang Lain-lain/ Other Receivables
Hubungan Relasi dengan Manajemen Kunci/
Related Party with Key Management
Piutang Lain-lain/ Other Receivables
Vilia Fransiscus
29. Aset dan Liabilitas Moneter dalam
Mata Uang Asing
29. Monetary assets and liabilities denominated
in foreign currencies
As of October 31, 2016, and December 31, 2015,
2014 and 2013, monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies are as follows:
Pada tanggal 31 Oktober 2016, serta 31 Desember
2015, 2014 dan 2013, aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
31 Oktober/ October 31
Setara dengan
Rupiah/
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency
Aset
Kas dan Bank
Total Aset
Utang Usaha, Pembelian/ Accounts Payable, Purchases
Memiliki Manajemen Kunci yang Sama/
Controlled under Seme Key Management
PT Olympic Kian Industri
USD
1,011
Liabilitas
Total Liabilitas
Aset Bersih
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency
Equivalent in
Rupiah
13,196,771
13,196,771
USD
31 Desember/December 31,
2014
Setara dengan
Rupiah/
Mata Uang Asing/
2015
Setara dengan
Rupiah/
Equivalent in
Rupiah
17,522
Foreign
Currency
241,711,547
241,711,547
USD
1,389
2013
Mata Uang Asing/
Foreign
Currency
Equivalent in
Rupiah
17,283,017
17,283,017
USD
Laba Per Saham Dasar
dan Dilusian
(dalam Rupiah Penuh)
42,754,067
42,754,067
Asset
Cash on Hand and in Banks
Total Asset
Liabilities
--
--
--
--
Total Liabilities
13,196,771
241,711,547
17,283,017
42,754,067
Assets - Net
30. Earnings Per Share
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Jumlah Saham Beredar Awal
Penambahan Saham Beredar
Jumlah Saham Beredar
Rata-rata Tertimbang
Jumlah Saham yang Beredar
Equivalent in
Rupiah
3,508
30. Laba Per Saham
Laba Periode Berjalan
(dalam Rupiah Penuh)
Setara dengan
Rupiah/
2015
31 Desember/December 31,
2014
2013
Income For The Year
(in Full Rupiah)
7,037,913,856
336,290,519
3,268,418,223
2,884,818,383
1,773,596,890
2,500
107,500
110,000
2,500
-2,500
2,500
-2,500
2,500
-2,500
2,500
-2,500
110,000
2,500
2,500
2,500
2,500
Beginning Outstanding Shares
Additional Outstanding Shares
Total Outstanding Shares
Weighted Average Shares
Outstanding
709,438.76
Basic and Diluted
Earnings Per Shares
(in Full Rupiah)
63,981.04
134,516.21
1,307,367.29
Tidak ada efek yang dapat menimbulkan dilusi
sehingga laba per saham dasar sama dengan laba
bersih per saham dilusian.
253
1,153,927.35
There is no effect which has a potential dilution
feature accordingly the basic earnings per share is
the same as the diluted earnings per share.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31. Manajemen Risiko Keuangan
31. Financial Risk Management
a. Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu
risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan
mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut:
a. Financial Risk Management Policies
In running its operating, investing and financing
activities, the Group faced financial risks such as
credit risk, liquidity risk and market risk and define
risks as follows:
x Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan
tidak membayar semua atau sebagian piutang
atau tidak membayar secara tepat waktu dan
akan menyebabkan kerugian Grup.
x Risiko likuiditas: Grup menetapkan risiko
likuiditas atas kolektibilitas dari piutang usaha
seperti yang dijelaskan di atas, sehingga
mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas
yang terkait dengan liabilitas keuangan.
x Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko
pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai
tukar karena Grup tidak berinvestasi di
instrumen keuangan dalam aktivitas normal.
x Credit risk: the possibility that the customer does
not pay all or part of receivables or do not pay in a
timely manner and will lead to loss of the Group
.
x Liquidity risk: Liquidity risk the Group sets the
collectibility of accounts receivable as described
above, thus have difficulty in meeting obligations
associated with financial liabilities
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut
secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa
strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang
sejalan dengan tujuan Grup. Pedoman ini
menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil
dalam rangka mengelola risiko keuangan yang
dihadapi Grup.
In order to manage these risks effectively, the Board
of Directors has approved several strategies for
financial risk management, which is in line with the
Group objectives. These guidelines set goals and
actions to be taken in order to manage financial risks
facing the Group.
Pedoman utama Grup dari kebijakan ini adalah
semua kegiatan manajemen risiko keuangan
dilakukan dan dipantau oleh Direksi.
The Group's main guidelines of this policy is all the
financial risk management activities performed and
monitored by Director.
Grup tidak memiliki instrumen
mengantisipasi risiko yang terjadi.
untuk
The Group does not have derivative instruments to
anticipate the risk.
Risiko Kredit
Grup mengendalikan eksposur risiko kredit dengan
menetapkan kebijakan risiko yang berhubungan
dengan bank, Grup menempatkan hanya pada
bank-bank dengan predikat baik. Selain itu,
kebijakan Grup adalah untuk tidak membatasi
penempatan dana hanya di satu bank tertentu,
sehingga Grup memiliki kas dan setara kas di
berbagai institusi keuangan. Piutang usaha
dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak
berelasi.
Credit Risk
The Group controls credit risk exposure by defining
policies risk associated with the bank, the Group put
only on the banks with a good rating. In addition, the
Group's policy is not to restrict the placement of funds
only in one particular bank, so that the Group had
cash and cash equivalents in the various financial
institutions. Accounts receivable is conducted with a
trusted third party and related party.
derivatif
254
x Market risk: at the moment there is no market risk,
in addition to interest rate risk and exchange rate
risk because the Group does not invest in financial
instruments in their activity.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Tabel berikut menganalisis aset
berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
0 - 30 hari/
days
Rp
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
The following tables analyze financial assets based
on the remaining period to maturity:
keuangan
31 Oktober 2016/October 31, 2016
31 - 60 hari/
> 60 hari/
days
days
Rp
Rp
Total
Rp
Pinjaman yang Diberikan
dan Piutang:
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Loans and Receivables :
33,693,024,863
228,009,797
124,381,195,330
-110,401,316
--
--500,000,000
33,693,024,863
338,411,113
124,881,195,330
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Total
30,207,878,723
188,510,108,713
-110,401,316
-500,000,000
30,207,878,723
189,120,510,029
0 - 30 hari/
days
Rp
Pinjaman yang Diberikan
dan Piutang:
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Total
8,848,145,218
6,626,946,034
-15,475,091,252
-----
--463,750,000
463,750,000
31 December/ December 31 , 2014
31 - 60 hari/
> 60 hari/
days
days
Rp
Rp
9,400,679,668
1,360,077,500
10,760,757,168
----
-463,750,000
463,750,000
31 December/ December 31 , 2013
31 - 60 hari/
> 60 hari/
days
days
Rp
Rp
8,848,145,218
6,626,946,034
463,750,000
15,938,841,252
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Total
Total
Rp
9,400,679,668
1,823,827,500
11,224,507,168
Cash on Hand and in Banks
Other Current Financial Assets
Total
Total
Rp
Loans and Receivables :
18,088,210,986
-4,793,296,550
22,881,507,536
-----
Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Grup
terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat
masing-masing kategori aset keuangan yang
disajikan
pada
laporan
posisi
keuangan
konsolidasian.
31 Okt/ Oct 31,
2016
Rp
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Total
Rp
Loans and Receivables :
0 - 30 hari/
days
Rp
Pinjaman yang Diberikan
dan Piutang:
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Total
Total
Loans and Receivables :
0 - 30 hari/
days
Rp
Pinjaman yang Diberikan
dan Piutang:
Kas dan Bank
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Total
31 December/ December 31 , 2015
31 - 60 hari/
> 60 hari/
days
days
Rp
Rp
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Gross Amount Due
from Customer
Total
33,693,024,863
338,411,113
124,881,195,330
30,207,878,723
189,120,510,029
255
-62,797,420
-62,797,420
18,088,210,986
62,797,420
4,793,296,550
22,944,304,956
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Total
On the reporting date, the Group's maximum
exposure to credit risk is the carrying amount of each
financial asset category are presented in the
consolidated statement of financial position.
31 Des/ Dec 31,
2015
Rp
8,848,145,218
6,626,946,034
463,750,000
-15,938,841,252
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Gross Amount Due from Customer
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Des/ Dec 31,
2014
Rp
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Total
9,400,679,668
-1,823,827,500
11,224,507,168
31 Des/ Dec 31,
2013
Rp
18,088,210,986
62,797,420
4,793,296,550
22,944,304,956
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Total
Risiko Likuiditas
Pada saat ini Grup berharap dapat membayar
semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk
memenuhi komitmen kas, Grup mengelola risiko
likuiditas dengan menjaga kas dan simpanan untuk
operasi normal Grup.
Liquidity Risk
At this time the Group expects to pay all liabilities at
maturity. To meet cash commitments, the Group
manages liquidity risk by maintaining cash and
deposits for normal operation.
Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan yang
diukur
pada
biaya
perolehan
diamortisasi
berdasarkan sisa jatuh temponya:
The following table analyzes financial liabilities
measured at amortized cost based on the remaining
maturity:
---
31 Oktober 2016/October 31, 2016
Kurang
Lebih dari
dari 1 tahun/
1 Tahun/
Less than 1
More than 1
Year
Year
30,000,000,000
-28,136,623,420
--
------
73,606,476,928
2,183,065,397
416,817,314
255,602,400
134,598,585,459
--
31 Desember/ December 31, 2015
Kurang
Lebih dari
dari 1 tahun/
1 Tahun/
Less than 1
More than 1
Year
Year
10,711,904,348
--
Tidak
Ditentukan/
Not Defined
Utang Bank
Utang Usaha
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Utang Pembiayaan Konsumen
Total
Tidak
Ditentukan/
Not Defined
Utang Usaha
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Beban Akrual
Utang Pembiayaan Konsumen
Total
-----
Tidak
Ditentukan/
Not Defined
Utang Usaha
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Beban Akrual
Utang Pembiayaan Konsumen
Total
------
126,612,954
4,746,948,770
66,168,000
15,651,634,072
---304,434,600
304,434,600
-----
31 Desember/ December 31, 2014
Kurang
Lebih dari
dari 1 tahun/
1 Tahun/
Less than 1
More than 1
Year
Year
4,148,651,860
-206,368,018
671,750,049
88,224,000
5,114,993,927
256
--66,168,000
66,168,000
Total
Total
30,000,000,000
28,136,623,420
73,606,476,928
2,183,065,397
416,817,314
560,037,000
134,903,020,059
Bank Loan
Accounts Payable
Other Short-Term
Financial Liabilities
Accrued Expenses
Short Term Provisions
Consumer Financing Payables
Total
Total
Total
10,711,904,348
126,612,954
4,746,948,770
66,168,000
15,651,634,072
Accounts Payable
Other Short-Term
Financial Liabilities
Accrued Expenses
Consumer Financing Payables
Total
Total
Total
4,148,651,860
206,368,018
671,750,049
154,392,000
5,181,161,927
Accounts Payable
Other Short-Term
Financial Liabilities
Accrued Expenses
Consumer Financing Payables
Total
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Tidak
Ditentukan/
Not Defined
Utang Usaha
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Beban Akrual
Utang Pembiayaan Konsumen
Total
------
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Desember/ December 31, 2013
Kurang
Lebih dari
dari 1 tahun/
1 Tahun/
Less than 1
More than 1
Year
Year
12,145,301,196
-270,752,719
4,244,530,603
88,224,000
16,748,808,518
--154,392,000
154,392,000
Total
Total
12,145,301,196
270,752,719
4,244,530,603
242,616,000
16,903,200,518
Accounts Payable
Other Short-Term
Financial Liabilities
Accrued Expenses
Consumer Financing Payables
Total
Risiko Suku Bunga
Grup memiliki risiko suku bunga terutama terhadap
dampak perubahan suku bunga pinjaman bank.
Grup memonitor pergerakan suku bunga untuk
meminimalisasi dampak negatif
terhadap
Perusahaan.
Interest Rate Risk
The Group has interest rate risk mainly to the impact
of changes in interest rates on bank loans. The
Group monitor the movement of interest rates in
order to minimize the negative impact on the Group.
Adapun liabilitas keuangan yang dimiliki Grup tidak
memiliki tingkat suku bunga mengambang.
The financial liabilities of the Group has not a floating
interest rate.
Risiko Nilai Tukar
Grup melakukan transaksi dengan menggunakan
mata uang asing dalam hal penjualan jasa dan kas
yang dimiliki. Grup tidak terekspos terhadap
pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing
dikarenakan transaksi pendapatan sebagian besar
sudah menggunakan tarif dalam mata uang Rupiah.
Grup mengelola risiko mata uang dengan
memonitor fluktuasi nilai tukar mata uang secara
terus menerus.
Foreign Exchange Risk
The Group conduct transactions using foreign
currency in terms of sales of services and cash held.
The Group is not exposed to the effect of exchange
rate fluctuations of foreign currency transactions due
to the revenues mostly been using the rates in local
currency. The Group manages currency risk by
monitoring fluctuations in currency exchange rates
continuously.
Tabel
berikut
ini
menunjukkan
sensitivitas
kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata
uang asing terhadap Rupiah, dengan asumsi
variabel lain konstan, dampak terhadap laba
sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut:
The following table shows the sensitivity of the
possibility of changes in exchange rates of foreign
currencies against the Rupiah, assuming other
variables constant, the impact on income before
income tax expense as follows:
31 Oktober/
31 Des/ Dec 31,
October 31
2016
Rp
Dampak Terhadap Laba Sebelum
Pajak Penghasilan
Perubahan tingkat pertukaran
terhadap Rupiah (1%)
Perubahan tingkat pertukaran
terhadap Rupiah (-1%)
2015
Rp
1,332,721
82,857,647
(1,332,721)
(82,857,647)
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui
analisis arus kas yang didiskonto dengan
menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan
tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen
keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh
tempo yang sama.
257
Impact on Profit Before
Income Tax
Changes in Exchange Rate
On Rupiah (1%)
Changes in Exchange Rate
On Rupiah (-1%)
b. Fair Value of Financial Instruments
The fair value of financial instruments is determined
through an analysis of discounted cash flows using a
discount rate equal to the rate of return applicable to
financial instruments that have the same terms and
maturity periods.
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran
nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai
berikut:
(a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(tingkat 1),
(b) input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas, baik secara langsung
(misalnya harga) atau secara tidak langsung
(misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan
(c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
PSAK 60, "Financial Instruments: Disclosures"
requires disclosures on fair value measurements by
level of fair value hierarchy as follows:
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat
dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
The following table represents the carrying value and
fair value of financial assets and liabilities:
31 Oktober 2016/
October 31, 2016
Nilai Tercatat/
Nilai Wajar/
Carrying Value
Fair Value
Rp
Rp
Aset Keuangan
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Liabilitas Keuangan
Utang Bank
Utang Usaha
Liabilitas Keuangan Jangka
Pendek Lainnya
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Utang Pembiayaan Konsumen
(a) kuotasian prices (not adjusted) in active markets
for identical assets or liabilities (level1),
(b) inputs other than kuotasian prices included in
level 1 that are observable for the asset or liability,
either directly (eg. prices) or indirectly (eg.
derivation from prices) (level 2), and
(c) inputs for the asset or liability that are not based
on observable market data (unobservable inputs)
(level 3).
31 December/ December 31,
2014
Nilai Wajar/
Fair Value
Rp
2015
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Rp
Nilai Wajar/
Fair Value
Rp
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Rp
2013
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Rp
Nilai Wajar/
Fair Value
Rp
33,693,024,863
338,411,113
124,881,195,330
30,207,878,723
189,120,510,029
33,693,024,863
338,411,113
124,881,195,330
30,207,878,723
189,120,510,029
8,848,145,218
6,626,946,034
463,750,000
-15,938,841,252
8,848,145,218
6,626,946,034
463,750,000
-15,938,841,252
9,400,679,668
-1,823,827,500
-11,224,507,168
9,400,679,668
-1,823,827,500
-11,224,507,168
18,088,210,986
62,797,420
4,793,296,550
-22,944,304,956
18,088,210,986
62,797,420
4,793,296,550
-22,944,304,956
30,000,000,000
28,136,623,420
30,000,000,000
28,136,623,420
-10,711,904,348
-10,711,904,348
-4,148,651,860
-4,148,651,860
-12,145,301,196
-12,145,301,196
73,606,476,928
2,183,065,397
416,817,314
560,037,000
134,903,020,059
73,606,476,928
2,183,065,397
416,817,314
560,037,000
134,903,020,059
126,612,954
4,746,948,770
-66,168,000
15,651,634,072
126,612,954
4,746,948,770
-66,168,000
15,651,634,072
206,368,018
671,750,049
-154,392,000
5,181,161,927
206,368,018
671,750,049
-154,392,000
5,181,161,927
270,752,719
4,244,530,603
-242,616,000
16,903,200,518
270,752,719
4,244,530,603
-242,616,000
16,903,200,518
Financial Assets
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable
Other Current Financial Assets
Gross Amount Due From Customer
Financial Liabilities
Bank Loan
Accounts Payable
Other Short-Term Financial Liabilities
Accrued Expenses
Short Term Provisions
Consumer Financing Payables
c. Manajemen Permodalan
Pengelolaan
modal
bertujuan
menjamin
kemampuan kelangsungan usaha Grup serta
memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya.
c. Capital Management
Capital management aims to ensure the ability of the
Group's business continuity and maximizing benefits
for shareholders and other stakeholders.
Secara berkala, Grup menelaah dan mengelola
struktur permodalannya untuk memastikan struktur
modal dan pengembalian kepada pemegang saham
yang optimal. Dalam usaha untuk menjaga struktur
modal yang optimal, Grup dapat menyesuaikan
jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham, penerbitan saham baru atau menjual aset
dalam rangka mengurangi aset dan utang beresiko
tinggi.
Periodically, the Group examines and manages its
capital structure to ensure its capital structure and
returns to shareholders are optimal. In an effort to
maintain an optimal capital structure, the Group may
adjust the amount of dividends paid to shareholders,
issuing new shares or sell assets in order to reduce
high-risk assets and debts.
32. Segmen Operasi
32. Operating Segment
Pembuat keputusan dalam operasional adalah para
Direksi Grup. Para Direksi melakukan penelaahan
terhadap pelaporan internal Grup untuk menilai
kinerja dan mengalokasikan sumber daya.
Manajemen
menentukan
operasi
segmen
berdasarkan informasi ini.
The operating decision maker of the Group are the
directors. Directors review Group’s internal reporting
in order to assess performance and allocate
recources. Management has determined the
operating segment based on this information.
258
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Untuk tujuan pelaporan manajemen, Grup dibagi
dalam dua divisi operasi - jasa konstruksi dan
proyek mebel.
For management reporting purposes, the Group is
organized into two operating divisions - construction
services and furniture project.
Informasi segmen usaha Grup adalah sebagai
berikut:
Segment information of the Group is as follows:
31 Oktober/ October 31 , 2016
Jasa
Proyek
Konstruksi/
Mebel/
Construction
Furniture
Services
Project
Rp
Rp
Total
Rp
Pendapatan Usaha
30,207,878,723
23,598,456,856
53,806,335,579
Revenues
Beban Pokok Pendapatan
Hasil Segmen
Beban Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
27,461,707,930
2,746,170,793
11,814,688,562
11,783,768,294
39,276,396,492
14,529,939,087
(6,280,736,567)
194,439,445
Cost Of Revenues
Segment Results
Operating Expenses
Other Income (Expenses) - Net
8,443,641,965
Income Before Tax
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba Tahun Berjalan
(1,405,728,109)
Tax Expenses
7,037,913,856
Income for the Year
258,354,329,875
Segment Assets
258,354,329,875
Total Assets
136,913,380,909
Segment Liabilities
136,913,380,909
Total Liabilities
Aset
Aset Segmen
Assets
66,499,369,348
191,854,960,527
Total Aset
Liabilitas
Liabilitas Segmen
Liabilities
57,461,707,930
79,451,672,979
Total Liabilitas
31 Desember/ December 31 , 2015
Jasa
Proyek
Konstruksi/
Mebel/
Construction
Furniture
Services
Project
Rp
Rp
Total
Rp
Pendapatan Usaha
--
52,913,441,638
52,913,441,638
Revenues
Beban Pokok Pendapatan
Hasil Segmen
Beban Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
---
38,621,945,619
14,291,496,019
38,621,945,619
14,291,496,019
(9,801,230,255)
(143,513,541)
Cost Of Revenues
Segment Results
Operating Expenses
Other Income (Expenses) - Net
4,346,752,223
Income Before Tax
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba Tahun Berjalan
(1,078,334,000)
Tax Expenses
3,268,418,223
Income for the Year
26,423,173,853
Segment Assets
26,423,173,853
Total Assets
16,202,623,579
Segment Liabilities
16,202,623,579
Total Liabilities
Aset
Aset Segmen
Assets
--
26,423,173,853
Total Aset
Liabilitas
Liabilitas Segmen
Liabilities
--
16,202,623,579
Total Liabilitas
259
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Desember/ December 31 , 2014
Jasa
Proyek
Konstruksi/
Mebel/
Construction
Furniture
Services
Project
Rp
Total
Rp
Rp
Pendapatan Usaha
--
46,829,378,290
46,829,378,290
Revenues
Beban Pokok Pendapatan
Hasil Segmen
Beban Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
---
34,192,881,948
12,636,496,342
34,192,881,948
12,636,496,342
(8,882,455,597)
13,622,210
Cost Of Revenues
Segment Results
Operating Expenses
Other Income (Expenses) - Net
Laba Sebelum Pajak
3,767,662,955
Income Before Tax
Beban Pajak
(882,844,572)
Tax Expenses
Laba Tahun Berjalan
2,884,818,383
Income for the Year
15,300,530,759
Segment Assets
15,300,530,759
Total Assets
5,593,146,458
Segment Liabilities
5,593,146,458
Total Liabilities
Aset
Assets
Aset Segmen
--
15,300,530,759
Total Aset
Liabilitas
Liabilities
Liabilitas Segmen
--
5,593,146,458
Total Liabilitas
31 Desember/ December 31 , 2013
Jasa
Proyek
Konstruksi/
Mebel/
Construction
Furniture
Services
Project
Rp
Total
Rp
Rp
Pendapatan Usaha
--
33,654,283,035
33,654,283,035
Revenues
Beban Pokok Pendapatan
Hasil Segmen
Beban Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
---
24,585,431,621
9,068,851,414
24,585,431,621
9,068,851,414
(6,834,777,416)
55,496,250
Cost Of Revenues
Segment Results
Operating Expenses
Other Income (Expenses) - Net
Income Before Tax
Laba Sebelum Pajak
2,289,570,248
Beban Pajak
(515,973,358)
Tax Expenses
Laba Tahun Berjalan
1,773,596,890
Income for the Year
24,240,687,986
Segment Assets
24,240,687,986
Total Assets
17,397,699,568
Segment Liabilities
17,397,699,568
Total Liabilities
Aset
Assets
Aset Segmen
--
24,240,687,986
Total Aset
Liabilitas
Liabilities
Liabilitas Segmen
--
17,397,699,568
Total Liabilitas
33. Transaksi Non Kas
33. Non-Cash Transactions
31 Oktober/ October 31
2016
2015
Rp
Rp
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi
Arus Kas
Penambahan Aset Tetap melalui Utang
Pembiayaan Konsumen
Penambahan Aset Tetap melalui Uang Muka
Penambahan Modal Saham melalui Piutang
Penambahan Investasi Melalui Utang
Penambahan Piutang Lain-lain melalui
Pengampunan Pajak
Penambahan Tanah untuk Pengembangan
melalui Utang
Penambahan Uang Muka Pembelian Aset
Tetap melalui Utang Pihak Berelasi
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
Activities Not Affecting Cash Flows
560,037,000
253,591,200
---
---
---
242,616,000
--
107,500,000,000
37,862,000,000
---
---
---
---
1,500,000,000
--
--
--
--
22,415,015,625
--
--
--
--
10,636,475,000
--
--
--
--
260
Additional in Fixed Assets through
Consumer Financing Payables
Additional in Fixed Assets through Advances
Additional in Capital Stock
through Receivables
Additional in Investment through Payables
Additional in Other Receivables through
Tax Amnesty
Additional in Land for Development
through Payables
Additional in Advences for Purchase of
Fixed Assets through Due to Related Party
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
34. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
34. Events After Reporting Period
a. Pengesahan Akta No. 9, tanggal 31 Oktober 2016
yang dibuat dihadapan Noneng Hodijah, SH,
M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pengalihan
semua saham PT Cahaya Sakti Furintraco dan
PT Cahaya Sakti Lintang Surya kepada
Perusahaan serta penambahan modal disetor
dan ditempatkan penuh PT Olympic Bangun
Persada dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-0131978.AH.01.11.Tahun
2016 tanggal 7 November 2016.
a. Validation the Deed No. 9, dated October 31,
2016 made by Noneng Hodijah, SH, M.Kn,
notary in Bogor, concerning the transfer of all
shares of PT Cahaya Sakti Furintraco and
PT Cahaya Sakti Lintang Surya to the Company
and additional issued and fully paid capital of
PT Olympic Bangun Persada has been
approved by the Minister of Law and Human
Rights of the Republic of Indonesia in Decree
No. AHU-0131978.AH.01.11.Tahun 2016 dated
November 7, 2016.
b. Pada Tanggal 1, 2, 4, dan 5 November 2016,
PT Andalan Utama Bintara menyetorkan uang
tunai kepada Perusahaan dalam rangka
melunaskan pembayaran penempatan modal
dasar, ditempatkan, dan disetor penuh dengan
total Rp107.500.000.000 dengan rincian sebagai
berikut:
1. Rp15.300.000.000 pada tanggal 1 November
2016
2. Rp14.700.000.000 pada tanggal 2 November
2016
3. Rp53.765.477.500 pada tanggal 4 November
2016
4. Rp23.734.522.500 pada tanggal 5 November
2016.
b. As of November 1, 2, 4 and 5, 2016, PT
Andalan Utama Bintara deposited the cash to
the Company in order to settle the payment of
authorized, issued and fully paid in capital with
total amounted to Rp107,500,000,000 with the
details as follows:
c. Berdasarkan akta Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa PT Cahayasakti Investindo
Sukses No. 10 tanggal 15 November 2016 yang
dibuat dihadapan Rini Yulianti, SH, notaris di
Jakarta,
para
pemegang
saham
telah
memutuskan dan menyetujui yang meliputi
antara lain:
1. Memberhentikan dengan hormat anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan yang baru dengan
susunan sebagai berikut:
c.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur Independen
1. Rp15,300,000,000 as of November 1, 2016
2. Rp14,700,000,000 as of November 2, 2016
3. Rp53,765,477,500 as of November 4, 2016
4. Rp23,734,522,500 as of November 5, 2016.
Based on deed of the Extraordinary General
Meeting of Shareholers of PT Cahayasakti
Investindo Sukses No. 10 dated November 15,
2016 by Rini Yulianti, SH, Notary in Jakarta, the
shareholders
decided and agreed among
others:
1. Respectively discharge the Company’s
Board Commissioners and Directors, and
appoint the new Board of Commisioners and
Directors as follows:
Norman Edward Sebastian
Eddy Gunawan
Board of Commissioners
President Commissioner
Commissioners
Hari Ganie
Independent Commissioner
Juanda Hasurungan Sidabutar
Imelda Fransisca
Lukas Maulana Jusuf
Deddy Daryanto
261
Directors
President Director
Directors
Independent Director
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2. Mengubah status perusahaan tertutup
menjadi perusahaan terbuka, sehingga
mengubah nama Perusahaan menjadi
PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk.
3. Pengubahan seluruh Anggaran Dasar
Perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
4. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari
sebesar Rp110.000.000.000 menjadi sebesar
Rp440.000.000.000 dan mengubah nilai
nominal saham dari sebesar Rp1.000.000
menjadi Rp100.
5. Mengeluarkan saham partopel sebanyakbanyaknya 275.000.000 lembar saham baru
yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui
Penawaran Umum Perdana.
6. Menyetujui pelaksanaan program Employee
Stock Allocation (ESA) dengan menyetujui
alokasi sebanyak-banyaknya 10% saham
yang ditawarkan yang merupakan saham
baru dalam rangka program ESA.
7. Memberi kuasa kepada Direksi Perusahaan
untuk melaksanakan segala tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan Penawaran
Umum Saham.
2. Change of private company status to a
public company, therefore, the Company’s
name become PT Cahayasakti Investindo
Sukses Tbk.
3. Change the Company’s Articles of
Association entirely to comply with capital
market regulation.
4. Increasing the authorized capital of the
Company from Rp110,000,000,000 to Rp
Rp440,000,000,000 and change the par
value of shares from Rp1,000,000 to Rp100.
Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
No.
AHU0136398.AH.01.11
Tahun
2016
tanggal
16 November 2016.
This amendment has been approved by the
Minister of Law and Human Rights of the
Republic
of
Indonesia
No.
AHU0136398.AH.01.11
Tahun
2016
dated
November 16, 2016.
5. Issuing portfolio shares at a maximum of
275,000,000 new shares are offered to the
Public through Initial Public Offering.
6. Approved the implementation of the program
Employee Stock Allocation (ESA) by
approved the allocation at a maximum of
10% of the shares offered were new shares
in the framework of ESA programs.
7. Provide the Company’s Director with the
authorization for performing any necessary
action in relation to Initial Public Offering.
d. Pada November 2016, Perusahaan melunasi
utang lain-lain kepada PT Bogorindo Cemerlang
dan PT Cahayasakti Lintang Surya, pihak
berelasi,
masing-masing
sebesar
Rp22.500.000.000 dan Rp7.213.230.285.
d.
In November 2016, the Company paid other
payables to PT Bogorindo Cemerlang and
PT Cahayasakti Lintang Surya, related parties,
amounted
to
Rp22,500,000,000
and
Rp7,213,230,285, respectively.
e. Pada
Desember
2016,
Perusahaan
meminjamkan uang tunai kepada PT Andalan
Utama Bintara dan PT Olympic Kapital Equity,
pihak
berelasi,
masing-masing
sebesar
Rp33.374.722.550
dan
Rp20.876.500.000
dengan bunga sebesar 13% per tahun.
e.
On December 2016, the Company loaned the
cash to PT Andalan Utama Bintara and
PT Olympic Kapital Equity, related parties,
amounted
to
Rp33,374,722,550
and
Rp20,876,500,000, respectively, with the
interest at 13% per annum.
f. Pada 16 Desember 2016 dan 22 Februari 2017,
Perusahaan mendapatkan pencairan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana
International
Tbk
masing-masing
sebesar
Rp9.556.533.436 dan Rp12.943.466.564.
f.
On December 16, 2016 and February 22, 2017,
the Company received the disbursement of loan
facility from PT Bank Windu Kentjana
International Tbk amounted to Rp9.556.533.436
and Rp12.943.466.564, respectively.
g. Berdasarkan Akta No. 37, tanggal 28 Desember
2016 yang dibuat dihadapan Nitra Reza, SH,
M.Kn, notaris di Bogor, mengenai pengalihan 400
lembar saham OBP, entitas anak, yang dimiliki
g.
Based on the Deed No. 37, dated Desember
28, 2016 made by Nitra Reza, SH, M.Kn, notary
in Bogor, concerning the transfer of 400 shares
of OBP, a subsidiary, owned by the Company
262
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
to the Santo Fransiscus. The deed was
approved by Minister of Law and Human Rights
of the Republic of Indonesia No. AHUAH.01.03-00113765 dated December 29, 2016.
Based on the deed above, the Company has
39,600 shares, worth Rp39,600,000,000 or
represents ownership interest of 99%.
oleh Perusahaan kepada Santo Fransiscus. Akta
tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHUAH.01.03-00113765 tanggal 29 Desember 2016.
Berdasarkan akta tersebut, Perusahaan memiliki
39.600
lembar
saham
atau
senilai
Rp39.600.000.000 atau mewakili kepemilikan
sebesar 99%.
h. Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
saham Perusahaan PT Olimpik International
Hotel tanggal 22 Desember 2016, para
pemegang saham menyetujui peningkatan modal
dasar,
ditempatkan,
dan
disetor
penuh
Perusahaan dari Rp50.000.000.000 menjadi
Rp80.000.000.000 secara proporsional.
h.
Based on the Extraordinary Shareholders
General Meeting PT Olimpik International Hotel
dated December 22, 2016 the shareholders
approved increase in the authorized, issued
and fully paid in capital from Rp50,000,000,000
to Rp80,000,000,000 proportionally.
35. Reklasifikasi Akun
35. Reclassification of Accounts
Laporan arus kas tahun 2015, 2014, dan 2013 telah
direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan laporan
arus kas konsolidasian periode 10 bulan yang
Oktober
2016
untuk
tujuan
berakhir
31
perbandingan.
31 Desember/ December 31 , 2015
Sebelum
Setelah
Reklasifikasi/
Reklasifikasi/
Before
After
Reclassification
Reclassification
Rp
Rp
Statements of cash flows for 2015, 2014, and 2013
have been reclassified to conform with
consolidated statements of cash flows for the
period of 10 months ended October 31, 2016 for
comparative purposes.
31 Desember/ December 31 , 2014
Sebelum
Setelah
Reklasifikasi/
Reklasifikasi/
Before
After
Reclassification
Reclassification
Rp
Rp
31 Desember/ December 31 , 2013
Sebelum
Setelah
Reklasifikasi/
Reklasifikasi/
Before
After
Reclassification
Reclassification
Rp
Rp
Laporan Arus Kas Konsolidasian
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kas kepada Karyawan,
Pemasok dan Pihak Ketiga
Pembayaran Kas kepada Karyawan
Pembayaran Kas kepada Pemasok
Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya
Penghasilan Bunga
Pembayaran Bunga dan Biaya Bank
Pembayaran Pajak Penghasilan
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil Penjualan Aset Tetap
Perolehan Aset Tetap
Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan dari (Pembayaran kepada)
Pihak Berelasi - Bersih
Penerimaan Piutang Lain-lain
Pembayaran Utang Lain-lain
Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen
Pembayaran Dividen Tunai
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Bank
Dampak Perubahan Kurs terhadap
Kas dan Bank
Kas dan Bank pada Awal Tahun
Kas dan Bank pada Akhir Tahun
Consolidated Statements of Cash Flows
46,286,495,604
46,286,495,604
46,892,175,710
46,892,175,710
31,672,330,270
31,672,330,270
(43,442,125,642)
---33,415,239
(180,611,114)
(1,258,567,938)
-(2,430,461,600)
(35,188,083,235)
(3,092,122,360)
33,415,239
(180,611,114)
(1,258,567,938)
(57,410,699,206)
---40,250,569
(20,047,149)
(1,138,853,640)
-(2,113,443,950)
(42,319,589,790)
(8,191,462,702)
40,250,569
(20,047,149)
(1,138,853,640)
(26,995,041,933)
---58,880,633
(20,047,149)
(411,339,885)
-(1,909,613,750)
(26,114,240,564)
(2,338,247,171)
58,880,633
(20,047,149)
(411,339,885)
1,438,606,149
4,170,064,596
(11,637,173,715)
(6,850,970,952)
4,304,781,936
937,722,384
-(17,480,909)
--
-(17,480,909)
(1,814,243,946)
1,750,000
(293,816,669)
--
1,750,000
(293,816,669)
(1,393,750,000)
200,000
(68,727,818)
--
200,000
(68,727,818)
(50,000,000)
(17,480,909)
(1,831,724,855)
(292,066,669)
(1,685,816,669)
(68,527,818)
(118,527,818)
Cash Flows from Investing Activities
Proceeds from Fixed Assets Disposal
Acquisition of Fixed Assets
Advences for Purchase of Fixed Assets
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Investing Activities
(62,868,414)
--(88,224,000)
--
-773,804,482
(3,417,059,552)
(28,053,000)
--
773,804,482
--(28,053,000)
--
(151,092,414)
(2,671,308,070)
745,751,482
Cash Flows from Financing Activities
Receipt from (Payment to) Related
Parties - Net
Receipt from Other Receivables
Payment of Other Payables
Payment of Consumer Financing Payables
Payment of Cash Dividend
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Financing Activities
(8,687,880,035)
(8,687,880,035)
1,564,946,048
1,564,946,048
Net Increase (Decrease) in Cash on Hand
and in Banks
23,741,874
348,717
348,717
8,835,630
8,835,630
Effect of Foreign Exchange Rate on
Cash on Hand and in Banks
9,400,679,668
18,088,210,986
18,088,210,986
16,514,429,308
16,514,429,308
Cash on Hand and in Banks
at Beginning of Year
9,400,679,668
9,400,679,668
-935,577,500
(79,755,064)
(88,224,000)
(2,765,000,000)
(61,392,065)
--(88,224,000)
(2,765,000,000)
(1,997,401,564)
(2,914,616,065)
(576,276,324)
(576,276,324)
23,741,874
9,400,679,668
8,848,145,218
Cash Flows from Operating Activities
Cash Received from Customers
Cash Paid to Employees,
Suppliers and Third Parties
Cash Paid to Employees
Cash Paid to Suppliers
Cash Paid to Other Third Parties
Interest Income
Cash Paid For Bank Interest and Charges
Cash Paid for Income Tax
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Operating Activities
8,848,145,218
-3,393,969,050
(64,384,701)
(88,224,000)
-3,241,360,349
263
18,088,210,986
18,088,210,986
Cash on Hand and in Banks
at the End of Year
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
36. Informasi Tambahan
36. Suplementary Information
2016
The financial statements for the year ended October
31, 2016 is consolidated financial statements.
Untuk tujuan analisis dan perbandingan, Grup
menyajikan informasi tambahan berupa informasi
keuangan entitas induk saja pada 31 Oktober 2016
yang dibandingkan dengan informasi keuangan
tahun 2015, 2014, dan 2013 dalam Lampiran.
For analysis and comparison purposes, the Group
presents supplementary
information comprise
financial information of parent entity for the year
ended October 31, 2016 which compared to financial
information for the year 2015, 2014, and 2013 in
Appendix.
Informasi keuangan Perusahaan dalam Lampiran
tersebut terdiri dari
laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas, serta pengungkapan lainnya, bukan merupakan
bagian dari laporan keuangan yang diharuskan
menurut Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia.
Informasi keuangan dihasilkan dari dan berkaitan
secara langsung dengan catatan akuntansi dan
catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan
untuk menyusun laporan keuangan.
The financial information of the Company in such
Appendix, which comprises the statements of
financial position, statements of profit or loss and
other comprehensive income, statements of changes
equity and statements of cash flows, and other
disclosures, is not a required part of the financial
statements under Indonesian Financial Accounting
Standards. The financial information was derived
from and relates directly to the underlying accounting
and other records used to prepare the financial
statements.
Laporan keuangan pada 31 Oktober
merupakan laporan keuangan konsolidasian.
37. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan
37. Reissuance of Financial Statement
Dalam
rangka Penawaran Umum
Saham,
Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan
keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31
Oktober 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
dengan perubahan pada laporan posisi keuangan
konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian dan
beberapa tambahan penyajian dan pengungkapan
pada Catatan 1.a, 1.b, 1.c, 2.c, 2.m, 3, 5, 8, 9, 11,
13, 15, 21, 28, 33, 34 dan 35 atas laporan keuangan
terdahulu.
38. Standar dan Penyesuaian Standar yang
Berlaku Efektif Setelah Akhir Periode
In connection with the Company’s public offering, the
Company has reissued the financial statements for
the years ended October 31, 2016, December 31,
2015, 2014 and 2013 with changes in consolidated
statements of financial position, consolidated
statements of cash flows, and several additional
presentation and disclosures in Notes 1.a, 1.b, 1.c,
2.c, 2.m, 3, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 21, 28, 33, 34 and 35
on previous financial statements.
38. Standard and Improvement to Standards
Effective After Ending Period
Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif
untuk periode yang dimulai pada atau setelah
1 Januari
2017,
dengan
penerapan
dini
diperkenankan sebagai berikut:
Amendments to standards and interpretations
effective for periods beginning on or after
January 1, 2017, with earlier application permitted as
follows:
Standar Baru
x ISAK No. 31: “Interpretasi atas Ruang Lingkup
PSAK No. 13: Properti Investasi”
New Standard
x IFAS No. 31: “Interpretation of the Scope of
PSAK No. 13: Investment Property”
Amandemen
x PSAK No. 1: “Penyajian Laporan Keuangan”
Amendment
x PSAK No.
Statements”
264
1:
“Presentation
of
Financial
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
DAN ENTITAS ANAKPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PT
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS (Continued)
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For The Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Penyesuaian
x PSAK No. 3: “Laporan Keuangan Interim”
x PSAK No. 24: “Imbalan Kerja”
x PSAK No. 58: “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
x PSAK
No.
60:
“Instrumen
Keuangan:
Pengungkapan”
Adjustment
x PSAK No. 3: “Interim Financial Statements”
x PSAK No. 24: “Employee Benefits”
x PSAK No. 58: “Non-Current Assets Held for Sale
and Discontinued Operations”
x PSAK No. 60: “Financial Instrument: Disclosure”
Standar dan amandemen standar berikut efektif
untuk periode yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini
diperkenankan adalah sebagai berikut:
The following standards and amendments to
standards effective for periods beginning on or after
January 1, 2018, with earlier application permitted
are as follows:
Amandemen
x PSAK No. 16: “Agrikultur Tanaman Produksi”
x PSAK No. 69: “Agrikultur”
x PSAK No. 16: “Aset Tetap tentang Agrikultur:
Tanaman Produktif”
x PSAK No. 2: “Laporan Arus Kas”
x PSAK No. 46: “Pajak Penghasilan”
Amendment
x PSAK No. 16: “Agriculture Plant Productive”
x PSAK No. 69: “Agriculture”
x PSAK No. 16: “Property and Equipment on
Agriculture: Plant Productive”
x PSAK No. 2: “Cash Flow Statements”
x PSAK No. 46: “Income Tax”
Hingga tanggal laporan keuangan konsolidasian ini
diotorisasi, Perusahaan masih melakukan evaluasi
atas dampak potensial dari penerapan standar
baru, amandemen standar dan interpretasi standar
tersebut.
Until the date of the consolidated financial
statements being authorized, the Company is still
evaluating the potential impact of the adoption of
new standards, amendment to standards and
interpretation of the standards.
38. Tanggung Jawab Manajemen
atas Laporan Keuangan
38. Management Responsibility on Financial
Statements
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan yang diotorisasi
untuk diterbitkan pada tanggal 3 April 2017.
265
The Company's management is responsible for the
preparation of financial statements were authorized
for issue on the date April 3, 2017.
Lampiran
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Informasi Tambahan–Laporan Keuangan
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015,
2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Oktober/
October 31
2016
Rp
Appendix
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Supplementary Information–Financial Statements
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
As of October 31, 2016, and December 31, 2015,
2014 and 2013
(In Full Rupiah)
31 Desember/December 31,
2015
Rp
2014
Rp
2013
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Bank
Piutang Usaha - Pihak Ketiga
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Tagihan Bruto Pemberi Kerja - Pihak Berelasi
Persediaan
Uang Muka
Pajak Dibayar di Muka
Biaya Dibayar di Muka
Aset Non Keuangan Lancar Lainnya
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi Saham
Aset Pajak Tangguhan
Aset Tetap
Total Aset Tidak Lancar
TOTAL ASET
ASSETS
33,690,904,546
338,411,113
8,848,145,218
6,626,946,034
9,400,679,668
--
18,088,210,986
62,797,420
112,008,132,400
2,458,171,222
30,207,878,723
851,863,397
4,158,269,181
1,332,416,139
72,271,857
286,108,294
185,404,426,872
463,750,000
--3,653,392,982
5,141,262,018
1,036,395,784
4,718,883
-25,774,610,919
463,750,000
1,360,077,500
-524,002,878
2,169,840,810
606,697,135
5,940,004
-14,530,987,995
465,000,000
4,328,296,550
-393,944,372
158,692,726
135,393,985
8,669,531
-23,641,005,570
CURRENT ASSETS
Cash on Hand and in Banks
Accounts Receivable - Third Parties
Other Current Financial Assets
Related Parties
Third Parties
Gross Amount Due from Customer - Related Party
Inventories
Advances
Prepaid Taxes
Prepaid Expenses
Other Current Non-Financial Assets
Total Current Assets
27,862,000,000
10,000,000,000
325,149,641
1,050,651,955
39,237,801,596
--123,941,500
524,621,434
648,562,934
--97,150,750
672,392,014
769,542,764
--65,932,000
533,750,416
599,682,416
NON-CURRENT ASSETS
Investment in Associates
Investments in Shares of Stock
Deferred Tax Assets
Fixed Assets
Total Non-Current Assets
224,642,228,468
26,423,173,853
15,300,530,759
24,240,687,986
TOTAL ASSETS
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Beban Akrual
Provisi Jangka Pendek
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Total Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Setahun:
Utang Pembiayaan Konsumen
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL LIABILITAS
LIABILITIES AND EQUITY
30,000,000,000
--
--
--
347,833,927
27,788,789,493
-10,711,904,348
12,161,493
4,136,490,367
1,051,719,223
11,093,581,973
38,962,000,000
346,048,562
1,156,464,850
2,173,815,397
416,817,314
103,294,003
23,318,951
55,223,507
4,746,948,770
--
164,686,068
41,681,950
23,381,531
671,750,049
--
228,804,482
41,948,237
230,771,050
4,244,530,603
--
255,602,400
101,447,371,943
66,168,000
15,706,857,579
88,224,000
5,138,375,458
88,224,000
16,979,579,568
CURRENT LIABILITIES
Short-Term Bank Loans
Accounts Payable
Related Parties
Third Parties
Other Short-Term Financial Liabilities
Related Parties
Third Parties
Taxes Payable
Accrued Expenses
Short Term Provisions
Long-Term Liabilities that
Mature within One Year:
Consumer Financing Payables
Total Current Liabilities
304,434,600
853,896,000
1,158,330,600
-495,766,000
495,766,000
66,168,000
388,603,000
454,771,000
154,392,000
263,728,000
418,120,000
NON-CURRENT LIABILITIES
Long-Term Liabilities that Has Been
Deducted with Current Maturity:
Consumer Financing Payables
Long-Term Employee Benefits Liabilities
Total Non-Current Liabilities
102,605,702,543
16,202,623,579
5,593,146,458
17,397,699,568
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS
Modal Saham - Nilai Nominal
Rp 1.000.000 per Saham
Modal Dasar - 110.000 Saham pada 31 Oktober
2016, dan 10.000 Saham pada 31 Desember
2015, 2014 dan 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 110.000 Saham
pada 31 Oktober 2016, dan 2.500 Saham pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba
TOTAL EKUITAS
110,000,000,000
2,077,450,487
9,959,075,438
122,036,525,925
2,500,000,000
-7,720,550,274
10,220,550,274
2,500,000,000
-7,207,384,301
9,707,384,301
2,500,000,000
-4,342,988,418
6,842,988,418
EQUITY
Capital Stocks - Par Value
Rp 1,000,000 per Share
Authorized - 110,000 Shares as of October 31,
2016, and 10,000 Shares as of December 31,
2015, 2104 and 2013
Issued and Fully Paid - 110,000 Shares
as of October 31, 2016, and 2,500 Shares as of
December 31, 2015, 2104 and 2013
Additional Paid in Capital
Retained Earnings
TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
224,642,228,468
26,423,173,853
15,300,530,759
24,240,687,986
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
D/April 11, 2017
paraf:
D1/April 11, 2017
Draft Report/April 11, 2017
Paraf:
266
Paraf:
Lampiran
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Informasi Tambahan–Laporan Keuangan
LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Untuk Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Oktober/October 31,
2016
2015
Rp
Rp
PENDAPATAN
BEBAN POKOK PENDAPATAN
LABA KOTOR
Beban Usaha
Pendapatan Lainnya
Beban Lainnya
LABA USAHA
Beban Keuangan
LABA SEBELUM PAJAK
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Pajak Kini
Pajak Tangguhan
Total Beban Pajak Penghasilan
LABA TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi
ke Laba Rugi :
Pengukuran Kembali atas
Program Imbalan Kerja
Pajak Penghasilan atas Pengukuran
Kembali atas Program Imbalan Kerja
Appendix
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Supplementary Information–Financial Statements
STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER
COMPREHENSIVE INCOME
For The Ten-Months Period Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For the Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
53,806,335,579
39,276,396,492
14,529,939,087
14,535,872,784
10,208,033,557
4,327,839,227
52,913,441,638
38,621,945,619
14,291,496,019
46,829,378,290
34,192,881,948
12,636,496,342
33,654,283,035
24,585,431,621
9,068,851,414
(6,280,736,567)
1,802,098,582
(176,660,646)
(3,761,561,406)
40,470,967
(8,915)
(9,801,230,255)
52,515,446
(1,012,040)
(8,882,455,597)
44,441,093
(4,405,769)
(6,834,777,416)
91,462,973
(11,267,867)
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
Operating Expenses
Other Income
Other Expenses
9,874,640,456
606,739,873
4,541,769,170
3,794,076,069
2,314,269,104
(1,430,998,491)
(189,718,148)
(195,016,947)
(26,413,114)
(24,698,856)
8,443,641,965
417,021,725
4,346,752,223
3,767,662,955
2,289,570,248
INCOME BEFORE TAX
(1,550,096,250)
144,368,141
(1,405,728,109)
(103,473,498)
22,742,292
(80,731,206)
(1,108,374,000)
30,040,000
(1,078,334,000)
(907,255,822)
24,411,250
(882,844,572)
(543,032,108)
27,058,750
(515,973,358)
INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES)
Current Tax
Deferred Tax
Total Income Tax Expenses
7,037,913,856
336,290,519
3,268,418,223
2,884,818,383
1,773,596,890
INCOME FOR THE YEAR
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Items that Will Not be Reclassified
Into Profit or Loss :
Remeasurement on
Employee Benefits Program
(227,360,000)
10,830,833
12,997,000
(27,230,000)
98,414,000
56,840,000
(2,707,708)
(3,249,250)
6,807,500
(24,603,500)
(170,520,000)
8,123,125
9,747,750
(20,422,500)
73,810,500
6,867,393,856
344,413,644
3,278,165,973
2,864,395,883
1,847,407,390
Penghasilan Komprehensif Lain
Setelah Pajak
REVENUES
COST OF REVENUES
GROSS PROFIT
OPERATING INCOME
Financial Costs
Income Tax on Remeasurement
on Employee Benefits Program
Other Comprehensive Income
After Tax
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR
D/April 11, 2017
paraf:
D1/April 11, 2017
Draft Report/April 11, 2017
Paraf:
267
Paraf:
Lampiran
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Informasi Tambahan–Laporan Keuangan
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada
31 Oktober 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
SALDO PER 31 DESEMBER 2012
Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh /
Issued and
Fully Paid
Capital
Tambahan
Modal Disetor /
Additional
Paid in
Capital
Rp
Rp
Appendix
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Supplementary Information–Financial Statements
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For The Six-Month Periods Ended
October 31, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For the Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Saldo Laba / Retained Earnings
Pengukuran
Belum Ditentukan
Kembali Program
Penggunaannya /
Imbalan Pasti /
Unappropriated
Remeasurement
of Defined
Benefit Plan
Rp
Rp
Total
Total
Saldo Laba /
Retained
Earnings
Rp
Rp
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
2,500,000,000
--
2,477,534,528
18,046,500
2,495,581,028
4,995,581,028
Laba Tahun Berjalan
--
--
1,773,596,890
--
1,773,596,890
1,773,596,890
Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain
--
--
--
73,810,500
73,810,500
73,810,500
Other Comprehensive Income
SALDO PER 31 DESEMBER 2013
Laba Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif Lain
SALDO PER 31 DESEMBER 2014
2,500,000,000
--
4,251,131,418
91,857,000
4,342,988,418
6,842,988,418
--
--
2,884,818,383
--
2,884,818,383
2,884,818,383
--
--
--
(20,422,500)
(20,422,500)
(20,422,500)
2,500,000,000
--
7,135,949,801
71,434,500
7,207,384,301
9,707,384,301
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
Income For The Year
Other Comprehensive Income
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014
Dividen Tunai
--
--
(2,765,000,000)
--
(2,765,000,000)
(2,765,000,000)
Cash Dividend
Laba Tahun Berjalan
--
--
3,268,418,223
--
3,268,418,223
3,268,418,223
Income For The Year
--
--
--
9,747,750
9,747,750
9,747,750
Other Comprehensive Income
2,500,000,000
--
7,639,368,024
81,182,250
7,720,550,274
10,220,550,274
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2015
107,500,000,000
--
--
--
--
107,500,000,000
Additional in Share Capital
--
2,077,450,487
--
--
--
2,077,450,487
Differences between Assets and Liabilities of Tax Amnesty
Penghasilan Komprehensif Lain
SALDO PER 31 DESEMBER 2015
Penambahan Modal Saham
Selisih antara Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Dividen Tunai
--
--
(4,628,868,692)
--
(4,628,868,692)
(4,628,868,692)
Cash Dividend
Laba Tahun Berjalan
--
--
7,037,913,856
--
7,037,913,856
7,037,913,856
Income For The Year
Penghasilan Komprehensif Lain
SALDO PER 31 OKTOBER 2016
--
--
--
(170,520,000)
(170,520,000)
(170,520,000)
Other Comprehensive Income
110,000,000,000
2,077,450,487
10,048,413,188
(89,337,750)
9,959,075,438
122,036,525,925
BALANCE AS OF OCTOBER 31, 2016
D/April 11, 2017
paraf:
D1/April 11, 2017
Draft Report/April 11, 2017
Paraf:
268
Paraf:
Lampiran
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Informasi Tambahan–Laporan Keuangan
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada
30 Juni 2016 dan 2015 (Tidak Diaudit), dan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2015, 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
31 Oktober/October 31,
2016
2015
Rp
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kas kepada Karyawan
Pembayaran Kas kepada Pemasok
Pembayaran Kas kepada Pihak Ketiga Lainnya
Pembayaran Pengampunan Pajak
Penghasilan Bunga
Pembayaran Bunga dan Biaya Bank
Pembayaran Pajak Penghasilan
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
Aktivitas Operasi
Appendix
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Supplementary Information–Financial Statements
STATEMENTS OF CASH FLOWS
For The Six-Month Periods Ended
June 30, 2016 and 2015 (Unaudited), and
For the Years Ended
December 31, 2015, 2014 and 2013
(In Full Rupiah)
2015
Rp
31 Desember/December 31,
2014
Rp
2013
Rp
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Cash Received from Customers
Cash paid to Employees
Cash paid to Suppliers
Cash paid to Other Third Parties
Tax Amnesty Payment
Interest Income
Cash Paid For Bank Interest and Charges
Cash Paid for Income Tax
Net Cash Flows Provided by
Operating Activities
29,886,991,777
(3,186,200,271)
(19,050,147,835)
(5,037,545,070)
(41,549,010)
612,338,912
(1,430,998,491)
(1,781,453,200)
14,535,872,784
(2,025,907,035)
(12,139,950,653)
(1,351,171,654)
-23,075,119
(177,713,287)
(676,430,051)
46,286,495,604
(2,430,461,600)
(35,188,083,235)
(3,092,122,360)
-33,415,239
(180,611,114)
(1,258,567,938)
46,892,175,710
(2,113,443,950)
(42,319,589,790)
(8,191,462,702)
-40,250,569
(20,047,149)
(1,138,853,640)
31,672,330,270
(1,909,613,750)
(26,114,240,564)
(2,338,247,171)
-58,880,633
(20,047,149)
(411,339,885)
(28,563,188)
(1,812,224,777)
4,170,064,596
(6,850,970,952)
937,722,384
626,571,437
(110,616,549)
(235,597,254)
-(13,352,576)
(1,560,652,746)
-(17,480,909)
(1,814,243,946)
1,750,000
(293,816,669)
(1,393,750,000)
200,000
(68,727,818)
(50,000,000)
280,357,634
(1,574,005,322)
(1,831,724,855)
(1,685,816,669)
(118,527,818)
44,973,097,481
(14,973,097,481)
(1,083,926,403)
(272,938,200)
577,450,487
(4,628,868,692)
--(164,686,068)
(73,520,000)
-(2,765,000,000)
--(61,392,065)
(88,224,000)
-(2,765,000,000)
--(62,868,414)
(88,224,000)
---
--773,804,482
(28,053,000)
---
24,591,717,192
(3,003,206,068)
(2,914,616,065)
(151,092,414)
745,751,482
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Proceeds from Bank Loans
Payment of Bank Loans
Receipt from (Payment to) Related Parties
Payment of Consumer Financing Payables
Receipt through Tax Amnesty
Cash Dividend
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Financing Activities
24,843,511,638
(6,389,436,167)
(576,276,324)
(8,687,880,035)
1,564,946,048
NET INCREASE (DECREASE) IN
CASH ON HAND AND IN BANKS
(752,310)
6,965,769
23,741,874
348,717
8,835,630
EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE ON
CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN
8,848,145,218
9,400,679,668
9,400,679,668
18,088,210,986
16,514,429,308
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN
33,690,904,546
3,018,209,270
8,848,145,218
9,400,679,668
18,088,210,986
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil Penjualan Aset Tetap
Perolehan Aset Tetap
Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman Bank
Pembayaran Pinjaman Bank
Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Pihak Berelasi
Pembayaran Utang Pembiayaan Konsumen
Penerimaan melalui Pengampunan Pajak
Pembayaran Dividen Tunai
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP
KAS DAN BANK
Kas dan Bank terdiri dari:
Kas
Bank
Total
20,321,874
33,670,582,672
33,690,904,546
31,505,550
2,986,703,720
3,018,209,270
31,665,640
8,816,479,578
8,848,145,218
27,571,210
9,373,108,458
9,400,679,668
21,678,320
18,066,532,666
18,088,210,986
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Proceeds from Fixed Assets Disposal
Acquisition of Fixed Assets
Advances for Purchase of Fixed Assets
Net Cash Flows Provided by (Used in)
Investing Activities
CASH ON HAND AND IN BANKS
AT BEGINNING OF YEAR
CASH ON HAND AND IN BANKS
AT THE END OF YEAR
Cash on Hand and in Banks consist of:
Cash on Hand
Cash in Banks
Total
D/April 11, 2017
paraf:
D1/April 11, 2017
Draft Report/April 11, 2017
Paraf:
269
Paraf:
Lampiran
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Informasi Tambahan–Laporan Keuangan
CATATAN ATAS INVESTASI PADA ENTITAS ANAK
Per 31 Oktober 2016, dan 31 Desember 2015,
2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
Entitas Anak/
Subsidiries
Lokasi/
Location
Appendix
PT CAHAYASAKTI INVESTINDO SUKSES
Supplementary Information–Financial Statements
NOTES OF INVESTMENT IN SUBSIDIARY
As of October 31, 2016, and December 31, 2015,
2014 and 2013
(In Full Rupiah)
Kegiatan Usaha Utama/
Main Business
Tahun Operasi
Persentase Kepemilikan/
Total Aset/
Komersial/
Commercial
Ownership
2016
Total Asset
2016
Year
%
Rp
Operating
Penyertaan langsung/Direct investment
PT Olympic Bangun Persada (OBP)
Bogor
Real Estat/ Real Estate
--
100%
43,616,326,295
Penyertaan tidak langsung/Indirect subsidiary
Melalui/Through OBP
PT Olympic Bogor City (OBC)
Bogor
Real Estat/ Real Estate
--
99%
2,500,000,000
D/April 11, 2017
paraf:
D1/April 11, 2017
Draft Report/April 11, 2017
Paraf:
270
Paraf:
Download