ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE

advertisement
ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM TRAINING
EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh :
Edvan M Kautsar
NIM: 1111051000113
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alamiin, Segala puji dan syukur saya panjatkan ke
khadirat Sang Pemilik Alam Semesta Raya, Allah SWT. Dengan segala kebesaran
dan kemuliaanNya, memberikan kesempatan dan kekuatan ilmu pada saya untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam, senantiasa tercurah-limpahkan kepada seorang manusia
yang selalu menjadi tuntunan baik lisan maupun perbuatan, yang selalu saya
rindukan, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan
umatnya yang selalu setia hingga akhir zaman.
Dalam menyusun skripsi ini, saya sangat bersyukur karena Allah banyak
memberikan kemudahan dan kekuatan. Dengan penuh semangat dan motivasi,
halaman demi halaman bisa saya selesaikan, tentunya atas dorongan doa dan
semangat dari keluarga, sahabat, dosen dan team yang selalu mendukung. Oleh karena
itu, saya ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah
berjasa hingga skripsi ini bisa diselesaikan, diantaranya :
1.
Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Serta Para Wakil Dekan Bapak Suparto, Phd, Ibu Dr. Roudhonah,
MA dan Bapak Suhaemi, MA.
2.
Bapak Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan KPI dan Ibu Fita Fakhurokhmah,
M.M selaku Ketua dan Sekertaris jurusan KPI yang telah banyak membantu,
memberikan saran untuk peneliti menyelsaikan skripsi ini.
3.
Bapak Dr. Sunandar MA. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak
memberikan saran dan bantuan juga, rela mendengarkan pendapat dari peneliti.
ii
Mohon maaf jika selama ini peneliti banyak kelalaian dan begitu merepotkan.
Terima kasih atas segala kebaikannya.
4.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas segala ilmu yang telah
diberikan. Semoga Allah jadikan ilmu yang bermanfaat sehingga kebaikannya
terus mengalir tak lekang oleh waktu.
5.
Orangtua Tercinta, Ibu Elin Nurliana dan Ayah Dudung Nugraha yang senantiasa
mendukung dan mendoakan serta memberi semangat untuk terus menjadi pribadi
yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sesama. Semoga hasil karya saya ini
bisa menjadi salah satu hal yang mampu memberi sebuah kebahagiaan bagi dua
orang yang jasanya takkan pernah mampu saya balas Terima kasih atas kasih
sayang, pengorbanan, pengertian, serta perhatiannya selama ini. Semoga saya
bisa senantiasa memberikan kebahagiaan, tidak hanya di dunia tapi juga di
akhirat. Aamiin.
6.
Istriku Tercinta Rizka Sukmawati dan Anakku Emily Maylafaisha Kautsar yang
lucu. Terimakasih sudah menjadi sumber motivasi dan cinta yang tak terhingga
untuk bisa menjadi seorang pemimpin keluarga yang baik. Semoga saya bisa
menjadi pemimpin yang baik yang membawa bahtera rumah tangga ini berlabuh
di SyurgaNya. Aamiin. Love you!
7.
Adikku Indira Khairunnisa dan Fakhri Hawari. Terimakasih sudah selalu
memberi semangat agar segera wisuda. Semoga sukses dan mampu meraih segala
hal yang dicita-citakan.
8.
Kakek Aef Effendi dan Nenek A. Maemunah yang sudah selalu mendoakan dan
memberi motivasi agar bisa segera lulus. Doa saya hanyalah agar kelak kita bisa
berjumpa dan berkumpul dalam syurgaNya Allah.
iii
9.
Pihak ESQ 165, Bapak DR. HC. Ary Ginanjar Agustian, Kak Risman, Kak Anna
dan Team yang tidak dapat saya sebutkan satu-per-satu. Terimakasih sudah
berkenan membantu terlaksananya skripsi ini.
10. Para mentor yang telah memberikan ilmunya dengan diskusi-diskusi ilmu yang
bermanfaat menunjang terselesaikannya skripsi ini.
11. Team Kautsar Management, Ikhsan, Adib dan yang lainnya, terimakasih atas doa
dan dukungannya agar saya segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Staf Perpustakaan FIDKOM, dan Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta, yang
telah bersedia meminjamkan buku-buku dan referensi lainnya.
13. Kepala dan Staf Tata Usaha FIDKOM, terimakasih sudah memberi kelancaran
dan keramahan hingga bisa menyelesaikan administrasi dengan baik.
14. Teman-teman KPI D seperjuangan yang tak bisa disebutkan namanya satu per
satu, semakin sukses dimasa depan.
Semoga Allah memberikan berkah dan rahmatNya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti. Sekali lagi, mohon maaf
atas kekurangan dari penulisan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
menghadirkan manfaat bagi peneliti pribadi dan pembaca sekalian. Aamiin.
Jakarta, 31 Mei 2016
Edvan Muhammad Kautsar
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………............. v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ….......…………………………………...............1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......………........…………................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………...……………....................6
D. Tinjauan Pustaka …………………………………...…………………......8
E. Kerangka Konsep ………………………………………...….....................9
F. Metodologi penelitian………………………………………..…………..10
G. Teknis Penulisan……………………………………………….….……. 13
H. Sistematika Penulisan……………………………………………..…..... 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi...…………………..……………….……..……..15
B. Training.....................................................................................................16
1. Pengertian Training (Pelatihan)...…………………………….....16
2. Sistematika Training…......……………………………………...17
3. Metode Training…………………………………......................18
v
4. Tujuan dan Manfaat Training………..………….….…………..21
5. Pentingnya Training.....................................................................21
C. Leadership (Kepemimpinan)..…………...……………………………...22
1. Pengertian Leadership (Kepemimpinan).....…………………... 22
2. Kepemimpinan Menurut Islam……....………………………....24
C. Training ESQ 165................................................................……….…….....29
1. Pengertian Training ESQ 165.....……………………………….29
2. Tujuan Training ESQ...…………………………………………31
3. Manfaat Training ESQ.............………………....………………31
D. ESQ Sebagai Komunikasi Instruksional.....…………………………………32
E. Korelasi Dakwah Kontemporer dan Training ESQ………………………….34
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum ESQ Leadership Centre…...........................................37
1. Latar Belakang dan Sejarah ESQ Leadership Centre…...............37
2. Visi-Misi-Nilai ESQ Leadership Centre.......................................39
3. Tujuh Budi Utama ESQ…………………………………………39
4. Struktur dan Direksi Manajemen ESQ………………………….40
B. Sekilas Profil Pendiri ESQ………............................................................41
1. Profil DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian.......................................41
C. Metode, Materi dan Tingkatan Training ESQ 165……………………...44
1. Metode Training ESQ 165……………...………….……………44
2. Materi Training ESQ 165……………………….........................45
3. Macam-Macam Training ESQ.....................................................54
vi
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA
"ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM TRAINING
EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165"
A.
Materi Leadership Principle Training ESQ 165.................... ................60
1. What is Leadership? ………………............................................. 61
2. Leadership Skills…………………………................................... 63
3. Leadership Games………………………………………………..64
4. Setiap Orang adalah Pemimpin…………………………………..66
5. Pemimpin Ideal…………………………………………………..68
6. Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses…………….……70
7. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia….71
8. Tangga Kepemimpinan…………………………………………..73
9. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah……….….…..86
10. Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh….…...88
B.
Analisis Isi Sesi Leadership Principle Training ESQ 165........…...........91
1. Materi...........................................................................................92
2. Metode.........................................................................................98
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………….……………..........104
B.
Saran...........……………………………………………………….......107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 ................................................................................... 92
TABEL 4.2 ................................................................................... 93
TABEL 4.3 ................................................................................... 96
TABEL 4.4 ................................................................................... 97
TABEL 4.5 ................................................................................... 98
TABEL 4.6 ................................................................................... 99
TABEL 4.7 ................................................................................... 99
TABEL 4.8 ................................................................................... 100
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan bagian inheren dalam kehidupan manusia.
Bahkan, mempunyai urgensi yang besar dalam menjalani kehidupan itu sendiri,
dimana dengan berkomunikasi manusia dapat mengutarakan maksud dan
keinginannya serta mentranfer nilai-nilai tertentu yang diinginkan.
Islam sebagai agama yang kaafah dan syumul juga sangat memperhatikan
konsep dan nilai dalam berkomunikasi. Sebab, dakwah Islam sendiri berpadu
padan dengan komunikasi atau boleh dibilang dakwah itu salah satu bentuk
komunikasi.
Sementara itu, komunikasi memiliki seni tersendiri agar suatu informasi
dapat diterima dengan baik, benar, dan tepat kepada komunikan. Sehingga, tidak
keliru dalam memahami informasi yang dimaksud serta tidak salah memahami
keinginan sang pemberi informasi tersebut.
Dalam
sejarah
dakwah
Islam,
Rasulullah
SAW
juga
sangat
memperhatikan metode dakwah agar pesan dakwah dapat diterima dengan baik
bagi mad’u (yang didakwahi).
Hal itu dapat dilihat ketika Rasulullah saw melaksanakan wahyu Allah
Ta’ala untuk mentauhidkan akidah umat yang keliru dengan menuhankan banyak
Illah dan membersihkan peribadahan dari segala bentuk kesyirikan. Beliau secara
khusus memiliki sebuah tugas mulia dengan jalan mendakwahkan dien Islam ini
1
2
kepada umat melalui metode yang haq yaitu berupa cara-cara yang sesuai dengan
petunjuk Allah Ta’ala.1
Pada prinsipnya, dakwah merupakan suatu komunikasi yang merupakan
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.2
Pada era perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola
pikir masyarakat menjadi semakin kritis, terutama bagi golongan masyarakat
terpelajar. Banyak diantara mereka tidak lagi tertarik pada ceramah-ceramah, atau
pengajian-pengajian yang bersifat umum yang cenderung klise, monoton, tidak
rasional dan berulang-ulang, bersifat indoktrinasi dan menggurui. Bahkan
terkadang mereka mengkritik atau menentang penjelasan-penjelasan tentang
ajaran agama yang dalam anggapan mereka tidak rasional atau tidak bisa
dibuktikan secara rasional serta ilmiah. Atas dasar fenomena tersebut maka pada
zaman sekarang, kita memerlukan metode dakwah yang sesuai dengan kemajuan
zaman dan perkembangan teknologi serta budaya masyarakat.
Perkembangan zaman menjadi sebuah tantangan bagi para pendakwah
sehingga munculah pertanyaan bagaimana kita memiliki kemauan atau solusi
untuk bisa merefleksikan dakwah sesuai dengan zamannya. Apalagi pada era yang
sangat serba modern ini , dakwah metode kultural kurang berpengaruh dalam
masyarakat apalagi untuk masyarakat di perkotaan. Jika kita melihat apa yang
Rasulullah lakukan ketika berdakwah, beliau pun mencontohkan bahwa
1
http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullahshallallahu-alaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf, diakses pada tanggal 8 September
2015
2
Dedy Mulyana , Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 62
3
berdakwah itu harus sesuai zamannya. Jika dahulu pada saat Rasul berdakwah
metode yang dipakai adalah dengan memakai syair-syair dalam bahasa arab
menyesuaikan dengan budaya dan keadaan setempat. Kemudian hal ini juga
diikuti oleh Sunan Kalijaga yang berdakwah dengan menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi tanah Jawa, bagaimana beliau berdakwah dengan memakai baju adat
setempat dan kesenian setempat seperti wayang kulit. Hingga kemudian Bangsa
Arab dan juga masyarakat Jawa mau menerima seruan dakwah Islam.
Terkait dengan seruan untuk berdakwah, lahirlah istilah dakwah
kontemporer saat ini. Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan
dengan cara menggunakan teknologi modern yang sedang berkembang, misalnya
televisi, radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini
sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat
yang memiliki latar belakang pendidikan menengah keatas. Dakwah kontemporer
dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang dikembangkan menjadi aktual
dan modern untuk mengajak umat dan masyarakat ke jalan yang benar.3
Pada era globalisasi saat ini, informasi menjadi sangat penting terutama
untuk mentransformasikan nilai-nilai Islam dari satu generasi ke generasi lainnya.
Era informasi ditandai dengan maraknya berbagai macam media massa sebagai
sarana komunikasi dan alat pembentuk opini publik. Maka sudah seharusnya umat
Islam mampu memanfaatkan media massa tersebut untuk mendakwahkan ajaran
agama Islam.4
3
M. Ja’far Puteh, Dakwah di Era Globalisasi: Strategi Menghadapi Perubahan Sosial.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000). hlm. 17
4
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV Pedoman,1997), hlm.33
4
Lembaga Training ESQ Leadership Center 165 yang didirikan oleh Ary
Ginanjar Agustian, merupakan sebuah lembaga training yang memiliki metode
baru tentang konsep kecerdasan emosi dan spiritual yang dikaitkan dengan nilainilai yang terdapat dalam Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan, kemudian disebut
dengan ESQ Model 165. Diaplikasikan dalam bentuk training yang dikemas
dengan menggunakan layar lcd berukuran 4x6 meter, audio system 40.000 watt
dan menggunakan tempat yang sejuk dan nyaman. Training ini disampaikan oleh
para trainer yang menggunakan pakaian jas lengkap dengan dasi. Walau
dinamakan Training Sumber Daya Manusia (SDM), training ini juga dilengkapi
dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan hadits serta berlandaskan pada pilarpilar Syariat Islam, yaitu Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.5
Training ESQ adalah sebuah fenomena yang mampu menggugah dan
mengubah kehidupan seseorang. Hal itu bisa terjadi karena ESQ memang berbeda
dari pelatihan lainnya, bukan sekedar pelatihan kepemimpinan atau manajemen
biasa. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan yang mengasah sisi spiritual
dengan mendalam, bersamaan dengan sisi emosional dan intelektual seseorang.
ESQ adalah suatu inovasi mutakhir yang bertujuan untuk membangkitkan dimensi
spiritual manusia.6
Lembaga tersebut dinilai mampu memberikan solusi yang terbaik yang
mengembalikan semangat dan giroh untuk hidup kembali pada ajaran Islam serta
mengamalkannya dengan sungguh-sungguh.
5
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30
Januari 2016
6
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30
Januari 2016
5
Leadership principle sebuah sesi inti dari Training ESQ 165. Sesuai
namanya, perusahaan ini adalah ESQ Leadership Centre, di mana Leadership
adalah inti dari pelatihan ini. Sebuah sesi yang terdapat di hari kedua setelah break
siang dan bersumber dari kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.7
Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti
bahwa sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya
sendiri. Orang yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu
memimpin dirinya untuk selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ihsan, Iman, Islam).
Seperti yang Rasulullah ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi
umatnya. Peserta pun akan diajak untuk memahami perjuangan kepemimpinan
Nabi Muhammad Saw, yang mana output dari sesi ini adalah peserta diajak untuk
semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.8
Yang membedakan sesi leadership principle dengan sesi lainnya adalah,
peserta akan diajak melalui sebuah simulasi untuk memahami arti pentingnya
kepemimpinan. Kemudian akan dijelaskan dengan penyampaian melalui
gelombang beta. Hingga peserta akan diajak merenung dan napak tilas perjuangan
Nabi Muhammad Saw, melalui gelombang alfa. Agar peserta betul-betul
merasakan bagaimana sosok kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. 9
Sesi Leadership Principle ini merupakan salah satu sesi inti dan banyak
merubah mindset serta banyak merubah kehidupan para peserta Training ESQ
7
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30
Januari 2016
8
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30
Januari 2016
9
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30
Januari 2016
6
setelahnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian: “Analisis Isi Sesi Leadership Principle dalam
Training ESQ 165”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, serta mengingat luasnya
permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan hanya
pada analisis isi sesi Leadership Principle Training Executive ESQ 165
angkatan 152 tanggal 30 Januari 2016.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
a. Apa isi materi yang disampaikan dalam sesi Leadership Principle
Training ESQ 165 pada 30 Januari 2016?
b. Bagaimana teknik penyampaian materi yang dilakukan dalam sesi
Leadership Principle Training ESQ 165 pada 30 Januari 2016?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.
a. Untuk mengetahui apa isi dan sumber materi yang disampaikan dalam
sesi Leadership Principle Training ESQ 165.
b. Untuk mengetahui bagaimana teknik penyampaian yang dilakukan
dalam sesi Leadership Principle Training ESQ 165.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya khazanah keilmuan
komunikasi dan dakwah (terutama tentang ilmu komunikasi massa dan
ilmu dakwah kontemporer) bagi peneliti dan mahasiswa jurusan KPI, baik
dalam mengetahui isi pesan, metode dan aplikasi dari Ilmu Komunikasi
serta Dakwah Kontemporer yang terdapat dalam Sesi Leadership Principle
Training ESQ 165.
b. Manfaat Praktis
Memberi masukan pada para pendakwah, agar bisa lebih mampu
menyesuaikan cara berdakwah sesuai zamannya, dengan memanfaatkan
teknologi dan ilmu komunikasi modern agar mampu menarik minat
masyarakat dalam mempelajari ilmu agama Islam dan menunjukan bahwa
Islam bisa turut serta dalam kemajuan zaman. Sedangkan, bagi peneliti
dan juga mahasiswa KPI agar dapat mempelajari dan menggabungkan
ilmu dakwah dan komunikasi, menjadi sebuah metode untuk merangkul
umat mempelajari Islam kedepannya.
Manfaat untuk para trainer dan lembaga ESQ 165 agar terus
berinovasi mengembangkan materi dan metodenya menjadi lebih baik dan
bisa dirasakan manfaatnya untuk para peserta training yang mengikutinya.
8
D. Tinjauan Pustaka
Edy Suyatno menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Training ESQ
Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta.”10
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu
Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya. Sedangkan yang
menjadi objek penelitian Edy Suyatno adalah Pengaruh Training ESQ 165
Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta, sedangkan yang menjadi objek
penelitian penulis yaitu Analisis isi Sesi Leadership Principle ESQ 165.
Ratih Damayanti menulis skripsi dengan judul “Pola Komunikasi dalam
Training ESQ 165.”11 Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis
adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian Ratih Damayanti adalah Pola
Komunikasi yang digunakan di dalam Training ESQ 165.
Nadia Nurfitria menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan
Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta.”12 Kesamaan penelitian
tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165.
Perbedaannya terletak pada objeknya. Objek penelitian Nadia Nurfitria adalah
Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta.
10
Edy Suyatno. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap
Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2012
11
Ratih Damayanti. Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165. Skripsi Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta :
2005
12
Nadia Nurfitria. Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan
UIN Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2007
9
Abdullah Suntani menulis skripsi dengan judul “Analisis Isi Pesan
Dakwah dalam ESQ Basic Training 165.”13 Kesamaan penelitian tersebut dengan
penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya
terletak pada objeknya. Objek penelitian Abdullah Suntani adalah isi pesan
dakwah yang disampaikan melalui Training ESQ. Sedangkan penulis adalah
analisis isi sesi Leadership Principle dalam Training ESQ.
E. Kerangka Konsep
Sesi Training ESQ 165 hari kedua, kelas Executive angkatan 152 Jakarta.
Gambar 1.1 Kerangka Konsep
Dalam Training Basic Executive ESQ 165 terdapat beberapa bagian
mental building diantaranya adalah star principle (prinsip bintang), angle
principle (prinsip malaikat), leadership principle (prinsip kepemimpinan),
13
Abdullah Suntani. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam ESQ Basic Training 165. Skripsi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta : 2013
10
learning principle (prinsip pembelajaran), vision principle (prinsip masa depan),
well organized principle (prinsip keteraturan). Dari keenam mental building
tersebut, penulis hanya fokus menganalisis isi sesi leadership principle serta
membahas teknik penyampaian materi pada sesi tersebut.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memaparkan bentuk
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati14. Penelitian
kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif,
seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman
video dan lain sebagainya15.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan dokumen. Dimana penulis melakukan pengamatan
selama training esq pada sesi leadership principle. Kemudian peneliti juga
melakukan pengamatan serta mendokumentasikan sesi
leadership
principle. Pendekatan Kualitatif ini menjelaskan atau menggambarkan
tentang bagaimana metode dan isi dari sesi Leadership Principle Training
ESQ 165.
14
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung PT. Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 3.
15
E. Kristi Poerwandari., “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia”
(Jakarta; LPSP UI, 2005) hlm. 29.
11
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29-31 Januari 2016
sedangkan tempat penelitian dilakukan dilokasi training executive ESQ
165 angkatan 152 di Granada Ballroom Menara 165 Jl. TB Simatupang,
Jakarta Selatan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya adalah
trainer sesi leadership principle pada training executive ESQ 165.
Sedangkan yang menjadi objek adalah Sesi leadership principle training
executive ESQ 165 .
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti bersifat mengamati secara
langsung proses berjalannya Training ESQ pada khususnya pada
saat berjalannya sesi Leadership Principle. Penulis kemudian
mencatat, memilih dan menganalisanya sesuai dengan model
penelitian yang digunakan.
2. Wawancara
Dalam hal ini, peneliti mengadakan wawancara mendalam
secara langsung (bertatap muka) dengan salah satu Trainer ESQ
bernama Risman Nugraha S.Psi M.Psi yang masih menjadi seorang
Trainer Aktif di ESQ Leadership Centre 165. Alat bantu untuk
12
menunjang
wawancara
peneliti
dengan
narasumber
ialah
handphone yang dilengkapi fitur untuk merekam suara.
3. Dokumentasi
Arikunto menjabarkan bahwasanya dokumentasi asal
katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis16.
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, data yang diperoleh
oleh peneliti berasal dari foto-foto pada saat acara Training ESQ
Executive angkatan 152 di Menara 165 Jakarta Selatan.
b. Teknik Pengolahan Data
Dalam menyederhanakan data dari data-data yang dikumpulkan,
seperti dokumen-dokumen (modul) training sesi leadership principle pada
30 Januari 2016. Penulis mengolahnya, kemudian penulis memaparkan
dan mengkritisi kembali hal-hal yang dirasa kurang pas. Dalam hal ini,
metode yang digunakan adalah metode analisis isi sesi. Setelah dokumen
(modul) dipelajari dan diklasifikasikan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dari data yang ada.
c. Teknik Analisis Data
Burhan Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif
mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam
16
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 135.
13
metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan
makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.17
Pola analisa data yang digunakan peneliti adalah deskriptif analisis/
analisis kritis dan juga analisis dokumen, maksudnya peneliti akan
mendeskripsikan/memaparkan semua data yang diperoleh dari berbagai
literatur, observasi, dokumen
dan wawancara, kemudian peneliti
menganalisa dengan merujuk kepada kaidah tertulis yang berlaku.
G. Teknis Penulisan
Teknis penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dam Disertasi)”, yang diterbitkan oleh
CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
H. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal
yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika
penyusunan ke dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam sub-sub bab,
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Membahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
17
Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,
2003), hlm. 131.
14
Kerangka Konsep, Metodologi Penelitian, Teknis Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
: KAJIAN TEORI
Pengertian Training, Sistematika Training, Metode Training,
Materi Training, Pengertian Leadership, Leadership dalam
Pandangan Islam, Dakwah Kontemporer, Korelasi Dakwah
Kontemporer dengan Training ESQ.
BAB III
: GAMBARAN UMUM
Latar Belakang ESQ Leadership Centre. Berisi Sejarah ESQ, VisiMisi-Nilai ESQ, Profil Ary Ginanjar Agustian, Metode dan Teknik
Penyampaian dalam Training ESQ.
BAB IV
: TEMUAN DAN ANALISA DATA
Membahas Tentang Analisis isi Sesi Leadership Principle pada
Training ESQ 165. Mengupas metode penyampaian dakwah
kontemporer dan komunikasi massa yang dipraktekan pada sesi
Leadership Principle di Training ESQ 165.
BAB V
: PENUTUP
Membahas tentang Hasil Penelitian, Kesimpulan dan Saran.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.
Pengertian Analisis Isi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi
pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematis dan relevan.
Secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara
pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.1
Menurut Klaus Krippendorf, metode analisis isi adalah sebuah teknik
penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara
sistemik dan objektif karakteristik-karakteristik dalam sebuah teks.2
Menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya menjelaskan, definisi analisis
isi (Content Analysis) merupakan teknik penilaian untuk memperoleh keterangan
dari isi komunikasi yang dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti surat kabar buku puisi lagu,
lukisan, novel dan lain-lain.3
Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk
keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan komunikatif tentang
manifestasi komunikasi.4
1
Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka Jakarta:
1993, hlm. 36
2
Klaus Krippendorf. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1993), hlm. 19
3
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdkarya,
1993), hlm. 19
4
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 1999, hlm.
13
15
16
Sedangkan menurut Agus Putranto menjelaskan, penelitian dengan
menggunakan metode analisis isi yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan
penyajian data yang secara terstruktur serta memberikan gambaran secara
terperinci tentang objek penelitian yaitu berupa pesan komunikasi.5
Menurut R. Holsty, analisis isi adalah suatu metode analisis isi pesan
dalam suatu cara yang sistematis dan menjadi petunjuk untuk mengamati serta
menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan oleh komunikator. Holsty
menjelaskan di dalam pendekatan kualitatif, menggunakan tema sebagai pedoman
dalam pembahasan seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema
tersembut dikembangkan oleh suatu sumber atau media dan cenderung untuk
meneliti masalah yang tidak mencakup jumlah (kuantitas).6
B. Training
1. Pengertian Training (Pelatihan)
Training adalah “Mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan
seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakan. Training akan
membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau
potensinya untuk masa yang akan datang”7.
5
M. Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Gintanyali, 2004), cet ke-1, hlm. 146
6
R. Holsty, et. Al, Content Analysis, dalam Hand Book of Social Sociology,Cambridge
Massachuset, Edisson-Wesley: 1994, hlm. 589-600
7
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia
1999),
17
Training atau Pelatihan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan
terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki
organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang
dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan serta
merubah sikap.8
Selain itu, menurut Edwin B. Flippo yang dikutip Sedarmayanti, pelatihan
adalah proses membantu pegawai memperoleh efektivitas dalam pekerjaan
sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, fikiran,
tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap dengan tujuan:
a. Increased
productivity
in
terms
of
both
quantity
and
quality
(Meningkatkan produktifitas dalam jumlah maupun mutu).
b. Reduced Accident (Mengurangi kecelakaan).
c. Reduced supervision (mengurangi pengawasan).
d. Increased organizational stability and flexibility (Meningkatkan stabilitas
dan fleksibilitas organisasi).
e. Heightened morale (Mempertinggi moral).9
2. Sistematika Training
Keberhasilan pelatihan dapat dikombinasikan melalui beberapa sistem
pendekatan, yaitu:
a. Menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan
8
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2008) hlm. 163
9
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2008) hlm. 164
18
b. Menetapkan tujuan latihan-latihan harus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan latihan yang dapat diukur dalam bentuk
peningkatan dan perubahan prilaku yang membawa kearah prestasi
yang lebih baik.
c. Mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan
tujuan, yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan
dari program latihan yang diusulkan.
d. Melaksanakan rencana-rencana pelatihan.
e. Memantau dan menganalisis hasil
f. Memberikan umpan balik dari evaluasi latihan, sehingga latihan
dapat ditingkatkan.10
3. Metode Training
Metode Training harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan
tergantung pada berbagai factor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat
pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan lain-lain.
Metode training menurut Andrew F. Sirkula terdapat enam bentuk yaitu:
a. On the job
Para peserta latihan langsung bekerja di tempat belajar dan meniru suatu
pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kebaikan cara ini
adalah para peserta belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan
peralatan.
10
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia,
1999), hlm. 210
19
b. Vestibule
Metode
latihan
yang
dilakukan
dalam
kelas
yang
biasanya
diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan
pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan
pekerjaan tersebut.
i)
Demonstration and example
Metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan
penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan
melalui contoh-contoh atau percobaan didemonstrasikan.
ii)
Simulation
Simulasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan
situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja.
iii)
Appreticeship
Metode ini adalah suatu cara yang mengembangkan keahlian
pertukaran sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat
mempelajari segala aspek pekerjaannya.
iv)
Classroom methods
Metode ini adalah metode pertemuan dalam kelas, yang meliputi
lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction,
metode studi kasus, role playing (sandiwara), metode diskusi dan
metode seminar.11
11
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 77-80
20
Metode training menurut ESQ setidaknya ada lima, diantaranya12:
1. Ice Breaking
Suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar
peserta acara mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan
lingkungan barunya. Biasanya berupa suatu humor atau dapat juga
dalam bentuk permainan sederhana.
2. Two Ways Communication
Trainer tidak hanya menyampaikan materi secara one way
atau berbicara sendirian. Melainkan melakukan Tanya jawab
kepada peserta, sehingga peserta selalu terlibat dan tidak merasa
digurui. Karena setiap poin yang ingin disampaikan oleh Trainer
kepada peserta tidak langsung disampaikan oleh Trainer, melainkan
peserta sendiri yang menemukan jawabannya, dari percakapan atau
pertanyaan yang diberikan oleh trainer.
3. Video dan Slide
Slide Power Point yang dikombinasikan dengan Videovideo yang mendukung poin-poin materi yang ingin disampaikan
oleh Trainer.
4. Music Backsound (Musik Latar)
12
Observasi Penulis ketika Mengikuti Training ESQ Public Speaking di Menara 165,
tgl 25-26 Maret 2016
21
Musik latar yang selalu menyesuaikan dengan emosi yang
diharapkan muncul dari peserta.
5. Games dan Simulasi
Games dan Simulasi diikuti oleh beberapa orang peserta
atau keseluruhan peserta dan kemudian diambil maknanya untuk
menjadi bahan materi yang akan disampaikan oleh Trainer.
4. Tujuan dan Manfaat Training
Begitu banyak manfaat training/pelatihan yang seharusnya bisa
didapat bilamana training bisa berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah yang
seharusnya. Di bawah ini terdapat ringkasan manfaat training dan
pengembangan sumber daya manusia secara umum, yaitu:
a. Memiliki SDM yang ahli dan terampil
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
c. Meningkatkan produktivitas kerja
d. Meningkatkan mutu hasil kerja
e. Meningkatkan Pencapaian13
5. Pentingnya Training
Training adalah menjembatani antara kebutuhan dan ketersediaan skill.
Lingkungan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu, manusia pun juga harus
mampu beradaptasi dengan segala jenis perubahan. Adakalanya kita dituntut
13
2016.
http://www.pelatihan-sdm.net/manfaat-pelatihan-sdm. Diakses pada tanggal 8 Mei
22
menguasai skill dan knowledge baru. Disini, training memegang peranan penting
untuk bisa membuat seseorang memiliki skill dan knowledge yang dibutuhkan
untuk bisa bersaing dalam berbagai pencapaian hidup.
Selain itu, training juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi. Melalui
training, para peserta kembali diingatkan akan visi, misi, nilai-nilai dan tujuan
hidupnya. Sehingga memicu kembali semangat dan motivasi untuk melalui
berbagai hal dalam kehidupannya.
B. Leadership (Kepemimpinan)
1. Pengertian Leadership (Kepemimpinan)
Kepemimpinan
semenjak
zaman
kuno
telah
dibahas
oleh
para
cendikiawan. Mereka mengemukakan berbagai definisi dan teori mengenai
kepemimpinan. Berikut adalah beberapa definisi kepemimpinan menurut para
pakar:
1. Winardi menjelaskan bahwa, “Kepemimpinan merupakan suatu
kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin, yang
tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor intern
maupun faktor-faktor ekstern”.14
2. Wexley dan Yuki menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah,
“Mempengaruhi orang untuk melakukan usaha lebih banyak dalam
sejumlah tugas atau mengubah perilakunya”.15
14
Winardi, 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen, PT. Rieneka Cipta, Jakarta. Hlm.
47
15
Wexley, K.N. & Yukl, G.A. 2002. Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia.
(cetakan kedua). Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 189
23
3. Ordway Tead: Kepemimpinan adalah, “Kegiatan mempengaruhi
orang orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang di inginkan”.16
4. Kepemimpinan menurut Anoraga diartikan sebagai, “Kemampuan
seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian,
kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak
pemimpin itu.” 17
5. Kepemimpinan menurut DuBrin adalah, “Upaya mempengaruhi
banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan,
kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan
diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.” 18
16
Ordway Tead, 2004, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT.
Bumi Aksara : Jakarta.
17
Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 3
18
Andrew J. Dubrin, 2005. The complete ideal’s guides : Leadership, edisi kedua.
Prenada: Jakarta. hlm. 3
24
2. Kepemimpinan Menurut Islam
a. Pengertian Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan
hukum Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu
tentang hukum Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan
harus dipegang oleh para faqih yang memenuhi syarat-syarat syariat. Bila
tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, harus dibentuk ‘majelis
fukaha’.
Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi
contoh dan suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia
(rahmatan linnas) dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin) adalah
Muhammad Rasulullah Saw., sebagaimana dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.al-Ahzab
[33]: 21).
Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin
terhadap seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai
25
pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw. yang maknanya sebagai berikut :
“Ingatlah! Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang suami adalah
pemimpin keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin bagi kehidupan rumah tangga
suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban
tentang kepemimpinannya. Ingatlah! Bahwa kalian adalah sebagai
pemimpin
dan
akan
dimintai
pertanggung
jawaban
tentang
kepemimpinannya,” (Al-Hadits).
b. Syarat Kepemimpinan dalam Islam
Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki
sekurang-kurangnya
4
(empat)
sifat
dalam
menjalankan
kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF):
1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya.
Sifat ini berarti Rasulullah SAW mencintai dan berpihak
pada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT, sehingga seluruh
pikiran, sikap dan emosi yang ditampilkan dalam perilaku, ucapan
(sabda) dan diamnya beliau merupakan sesuatu pasti benar. Dalam
kepemimpinan sifat ini dapat diartikan kejujuran. Kejujuran dalam
bersikap dan bekerja sebagai pemimpin. Karena tanpa kejujuran
akan terjadi penyalagunaan wewenang dan jabatan.
26
2. Tabligh
(penyampai),
kemampuan
berkomunikasi
dan
bernegosiasi.
Sifat yang berarti seseorang yang dapat dipercaya. Mampu
memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu yang
dirahasiakan dan mampu menyampaikan sesuatu yang seharusnya
disampaikan. Sifat amanah ini berarti juga jujur dalam menunaikan
tugas-tugas. Dengan amanah maka akan terhindar dari tindakan
kolusi, korupsi, dan manipulasi serta akan dapat memberikan
kepercayaan penuh dari para anggotanya atau orang lain sehingga
program-program kepemimpinan akan dapat dukungan optimal dari
para anggota yang dipimpinnya.
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya.
Sifat ini sejalan dengan sifat amanah, tetapi sifat ini memiliki
kemampuan dalam menyampaikan atau mendakwahkan wahyu
Allah SWT, sehingga jelas maksdunya dan dapat dimengerti.
Pemimpin mampu mengajak serta memberikan contoh kepada para
anggotanya atau pihak lain, melakukan sosialisasi dengan teman
kerja, mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi, dan penuh
keterbukaan dalam melaksanakan kepemimpinanya.
27
4. Fathanah (cerdas) membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Sifat ini berarti Allah SWT membekali Rasulullah SAW
dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Karena agama Islam
diturunkan adalah untuk semua manusia dan sebagai rakhmat bagi
alam semesta. Oleh karena itu hanya pemimpin yang cerdas yang
akan mampu memberikan petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat
dan
pandangan
bagi
umatnya.
Dalam
memimpin
mampu
menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan mencari solusi, dan
memiliki wawasan yang luas. Pemimpin yang cerdas akan dapat
mengambil inisiatif secara cermat, tepat, dan cepat ketika
menghadapi
masalah-masalah
yang
terjadi
dalam
kepemimpinannya.19
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi
Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan
kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah ia
melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju.
19
hlm. 46
Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami (Semarang: Unissula Press, 2007), cetakan 1,
28
c. Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Islam
Ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu :
1. Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat
dengan kesetiaan kepada Allah.
2.
Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi
bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam
ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas.
3. Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan
peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang
teguh pada perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia harus
patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan
golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.
4. Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah
dari Allah Swt. yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. AlQuran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah
dan
menunjukkan
sikap
yang
baik
kepada
pengikut
atau
bawahannya.20
Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman :
20
As-Suyuti, Jalaludin, Sejarah Khulafaur Rasyidin, Penerjemah Sudarmadji,Jakarta:
Lintas Pustaka, 2003.
29
“(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. al-Hajj
[22]:41).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip
dasar dalam kepemimpinan Islam yakni : Musyawarah; Keadilan; dan
Kebebasan berfikir.21
C. Training ESQ 165
1. Pengertian Training ESQ 165
Training ESQ 165 adalah sebuah program pelatihan kepemimpinan
dan
pengembangan
kepribadian
(sumber
daya
manusia)
dengan
memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) secara terintegrasi dan transendental.
Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan
secara optimal untuk membangun sumber daya manusia. Akibatnya,
terjadi krisis moral dan split personality (keterpisahan IQ-EQ-SQ) yang
berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi
manusia yang kehilangan makna hidup serta jati diri.22
Training ESQ adalah sebuah Training yang dibuat berdasarkan
buku yang ditulis oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian. Seorang Pengusaha
22
http://www.esqway165.com/about-us. Diakses pada tanggal 4 Juni 2016.
30
yang senantiasa mencari makna kehidupan yang kemudian dituangkan ke
dalam buku National Best Seller berjudul Emotional Spiritual Quotient
(ESQ). Sejak pertama kali buku ini terbit hingga sekarang, sudah diadakan
ribuan kali Training ESQ baik di Indonesia atau di Negara-negara lain
dengan total alumni lebih dari 1,5 juta orang alumni.
Training ESQ bukan hanya ditujukan bagi kalangan dewasa namun
juga mahasiswa, remaja dan anak-anak. Berbagai kelas tersebut adalah,
Training ESQ Eksekutif, Training ESQ Profesional, Training ESQ
Reguler, Training ESQ Mahasiswa, Training ESQ Remaja dan Training
ESQ for Kids.
Training ESQ memiliki berbagai tingkatan training, diantaranya:
a.
ESQ Basic Training
b.
ESQ Mission and Character Building
c.
ESQ Self and Strategic Collaboration
d.
ESQ Total Action
Training ESQ dibawakan langsung oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar
Agustian dan juga oleh para Trainer yang dilatih dan menjadi kadernya.
Training ini dikemas dengan menggunakan layar lcd berukuran 4x6 meter,
audio system 40.000 watt dan menggunakan tempat yang sejuk dan
nyaman.
Walau dinamakan Training Sumber Daya Manusia, Training ini
tidak hanya berisi materi yang bersumber dari literatur barat, melainkan
juga dilengkapi dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits serta
31
berlandaskan pada pilar-pilar syariat Islam, yaitu Ihsan, Iman dan Islam.
2. Tujuan Training ESQ
Tujuan Jangka Panjang yang ingin dicapai Training ESQ
165
adalah ingin menjadikan Indonesia Emas pada tahun 2020, dimana
masyarakat Indonesia sudah mencintai Allah dan Rasulnya, hapal Asmaaul
Husna dan Indonesia terbebas dari kemiskinan. Hingga mencapai
Indonesia Adidaya pada 2050, dimana Negara Indonesia sudah menjadi
Negara Adidaya yang memimpin dunia dengan berlandaskan nilai-nilai
yang bersumber dari Asmaaul Husna, yaitu Jujur, Tanggung Jawab,
Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli.
Tujuan jangka menengah dari Training ESQ 165 ini adalah
Melakukan Transformasi Karakter dan Budaya Bangsa dengan The ESQ
Way 165. Dimana masyarakat Indonesia menjadi cerdas emosi dan
spiritual berdasarkan dari pancaran 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun
Islam.
3. Manfaat Training ESQ
Training ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan tersebut
dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif
serta berkelanjutan. Melalui training ESQ, ketiga potensi manusia
digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh,
peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia
dan penuh makna.
32
Ditengah kemajuan jaman, perubahan masyarakat dan bangsa, serta
akselerasi perkembangan teknologi di dunia, ESQ hadir dengan konsep
dakwah kekinian yang menggunakan peralatan multimedia yang canggih
dan trainer yang handal agar dapat lebih menyentuh emosi peserta training.
Sehingga, banyak orang yang merasakan dampak perubahan dalam
hidupnya setelah mengikuti training ini menjadi lebih baik dan lebih kuat
menghadapi ujian kehidupan di dunia.
D. ESQ sebagai Komunikasi Instruksional
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut dengan communication,
berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti sama atau
sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah
pikiran, sikap, perilaku, menerima dan melaksanakan apa yang diinginkan
komunikator.23
Komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sebuah
definisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell bahwa cara yang tepat untuk
menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawan pertanyaan, “siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”.24
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatic menurut Onong
Uchjana Effendi, “Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
23
A.w. widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002)
cet ke-4 hlm.8
24
H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007) hlm.19
33
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (media).25
Jika kita melihat pada proses Training ESQ, maka bisa termasuk dalam
bentuk komunikasi instruksional. Istilah instruksional berasal dari kata instruction
berarti pengajaran, pelajaran atau perintah untuk sebuah instruksi. Webster Third
New International Dictionary of The English Language mencantumkan kata
instruksional dari kata to instruct dengan arti, “Memberi pengetahuan atau
informasi khusus dengan maksud melatih dalam berbagai bidang khusus,
memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang atau dapat pula
mendidik dalam bidang pengetahuan tertentu.26
Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif atau tepatnya
mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara kesuluruhan.
Komunikasi instruksional lebih ditekankan pada pola perencanaan dan
pelaksanaan. Secara operasional yang didukung oleh teori atau kepentingan
keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan).
Glen Snelbecker dalam teorinya mengatakan bahwa Teori Instruksional
merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan yang
memberikan perspektif untuk mengatur situasi atau lingkungan pembelajaran
sedemikian rupa sehingga dapat membantu sasaran (komunikan) memperoleh
25
Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, )Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007) cet le-21 hlm.10
26
Pamit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung:
Rosda Karya) hlm.18
34
informasi dan keterampilan baru dengan memperhatikan informasi keterampilan
yang dipelajari sebelumnya.27
Training ESQ merupakan bentuk komunikasi instruksional yang melalui
proses penyampaian pesan (materi training) oleh seorang komunikator (Trainer)
kepada komunikan (peserta training) dengan perencanaan terprogram serta tindak
lanjut agar tujuan pembelajaran dan pelatihan (training) tercapai dengan baik.
E. Korelasi antara Dakwah Kontemporer dan Training ESQ
Dakwah adalah bagaimana kita mengajak manusia ke jalan kebaikan.
Mengingat
aktivitas
dakwah
tidak
terlepas
dari
masyarakat,
maka
perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan
masyarakat. Artinya, aktivitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan
dan perubahan masyarakat. Selama ini aktivitas dakwah jauh tertinggal dengan
perkembangan dan perubahan masyarakat sehingga dakwah terkesan jalan di
tempat. Dakwah belum dijadikan sebagai pedoman atau panduan oleh masyarakat
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.28 Sehingga dakwah pada
saat ini tidak hanya dengan melalui ceramah semata. Melainkan juga dikemas
kedalam bentuk yang lain, salah satunya adalah melalui sebuah pelatihan atau
Training.
Training dan dakwah memiliki tujuan yang sama yakni mengajak pada
kebaikan. Di dalam sebuah Training Sumber Daya Manusia, terdapat banyak
sekali unsur dakwah. Salah satunya adalah dakwah melalui lisan.
27
28
Pamit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksinal. hlm. 31
Abdul Basit. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: STAINPress, 2006. hlm.5.
35
Di samping itu materi dakwah bisa diperkaya dengan pendapat Prof. Dr.
Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya” berupa
aqidah, syariah yang didalamnya hukum dan perundang-undangan Islam, Filsafat
dan Mistisme (tasawuf), Politik Islam, Ekonomi Islam, Sejarah Peradaban Islam,
Estetika dan Seni Islam serta Akhlaq.
Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara
menggunakan teknologi modern yang sedang berkembang, misalnya televisi,
radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini sangat cocok
apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki
latar belakang pendidikan menengah keatas. Teknis yang ada dan yang digunakan
dalam dakwah kontemporer ini juga sangat berbeda dengan dakwah kultural. Jika
dakwah kultural pada umumnya dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya
yang ada pada masyarakat setempat, tetapi dakwah kontemporer dilakukan
dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang pada saat ini.
Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i
kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah
kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud adalah, dakwah yang
menggunakan fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak
dewasa ini.29
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional,
harus segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu dengan cara modern dengan
29
Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto: stainpress, 2006), hlm: 3
36
menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah
saatnya harus disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu
dengan cara menggunakan fasilitas komputer.
Dakwah yang menggunakan fasilitas mimbar hanya akan didengar sebatas
yang hadir pada acara tersebut. Lain halnya dengan dakwah yang menggunakan
fasilitas teknologi elektronik seperti TV, internet dan teknologi modern lainnya,
pasti akan lebih banyak manfaatnya.30
Dari penjelasan di atas, dakwah kontemporer yang memanfaatkan
teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih
harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing – masing daerah.
Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini
adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara
mengambil tema – tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti
nikah misyar, atau nikah yang didalamnya terdapat persyaratan dari pihak zaujah
untuk tidak dinafkahi. Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan
media cetak dan elektronik. Kenapa demikian? Karena dengan menggunakan
media cetak dan elektronik (teknologi) hasilnya akan lebih banyak serta
jangkauannya lebih luas.31
Training ESQ menggunakan Ihsan, Iman dan Islam sebagai inti materinya
yang diperkuat oleh ayat-ayat yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
Training ini syarat akan nilai dakwah dan mengajak para peserta untuk kembali
kepada Ihsan, Iman dan Islam.
30
31
58
Fathul Wahid, Dakwah melalui Internet, (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hlm:124
Fathul Wahid, Dakwah melalui Internet, (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hlm:56-
37
Dakwah dengan melalui Training seperti ini begitu mudah diterima oleh
masyarakat karena tidak hanya menggunakan lisan melainkan ditambah dengan
audio visual yang canggih yang membantu tersampaikannya materi secara soft
dan tidak menggurui.
Training seperti ESQ inilah yang dimaksud berdakwah sesuai jamannya.
Karena jaman sekarang adalah jamannya sains dan teknologi. Training ESQ
mampu mengemas Al-Quran, Sains dan Teknologi menjadi sebuah metode
dakwah kontemporer yang banyak berpengaruh pada kehidupan orang-orang yang
pernah mengikuti Training ESQ.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum ESQ Leadership Centre
1. Latar Belakang dan Sejarah ESQ Leadership Centre
Gambar 3.1 Menara 165 – Gedung 25 Lantai Milik ESQ (sumber: pinterest.com)
Sesuatu yang besar tentu bermula dari satu titik saja. Begitu pula
dengan keberadaan ESQ di Indonesia. Bermula dari sebuah buku yang
diterbitkan dan dipasarkan sendiri oleh penulisnya Ary Ginanjar, ESQ
kemudian bertransformasi menjadi sebuah pelatihan sumber daya manusia.
Menyadari bahwa proses sama pentingnya dengan hasil akhir, ESQ terus
bergerak berbenah dalam wadah ESQ Leadership Center, maka sebuah
gerakan pencerahan pun dimulai.
ESQ Leadership Centre adalah Lembaga Training Sumber Daya
Manusia dibawah naungan PT. Arga Bangun Bangsa yang didirikan di
Jakarta oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian pada tanggal 16 Mei 2000.
Setelah 16 tahun berdiri, ESQ Leadership Centre telah menjadi
37
38
salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia terbesar di Indonesia.
Setiap bulan terselenggara rata-rata 100 event training di dalam maupun
luar negeri, dan menghasilkan alumni per bulan rata-rata 10.000-15.000
orang. Sampai dengan saat ini, telah terselenggara lebih dari 10.000
training dengan total alumni 1,5 juta orang. Untuk melaksanakan itu
semua, ESQ Leadership Centre saat ini didukung lebih dari 700 orang
karyawan.
Sejak tahun 2006, mulai diselenggarakan training di luar negeri
seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, dan
Australia. Tahun 2009, beberapa negara lainnya seperti Jepang, Dubai,
Mesir pun menunggu untuk terselenggaranya Training ESQ. Khusus di
Malaysia, sejak bulan April 2007 secara resmi dibuka cabang ESQ.
Menyadari akan tanggung jawab sosialnya, Lembaga Training ESQ
Leadership Centre bekerjasama dengan Forum Komunikasi Alumni ESQ,
telah melaksanakan berbagai program sosial bagi masyarakat dan salah
satu diantaranya adalah Training secara gratis untuk lebih dari 140,000
guru di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar para guru memiliki kecerdasan
emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan membangun
ketiga kecerdasan tersebut pada para siswa. Program tersebut akan terus
digulirkan hingga target minimum 1 juta orang guru tercapai pada tahun
2020.1
1
http://www.esqway165.com/about-us, diakses pada tanggal 4 Juni 2016
39
Saat ini ESQ Leadership Centre sudah membangun sebuah Gedung
yang dinamakan Menara 165 dengan tinggi 27 lantai dimana pada 2 lantai
teratasnya adalah sebuah mushola yang memiliki atap bertuliskan lafadz
Allah berukuran besar. Menara 165 ini terletak di Jalan TB. Simatupang,
Jakarta Selatan.
2. Visi – Misi – Nilai ESQ Leadership Centre
a. Visi ESQ : Terwujudnya Peradaban Emas dan Kehidupan yang penuh
arti bagi berjuta manusia dengan The ESQ Way 165.
b. Misi ESQ : Melakukan transformasi karakter dan budaya bangsa
c. Nilai ESQ : Integrity – Loyalty – Passion – Customer Oriented
Financial & Business Awareness.
3. Tujuh Budi Utama ESQ:
1. Jujur
2. Tanggung Jawab
3. Visioner
4. Disiplin
5. Kerja sama
6. Adil
7. Peduli
40
4. Struktur Organisasi ESQ Leadership Centre
a. Jajaran Direksi dan Ahli di ESQ Leadership Centre
Gambar 3.2 Direksi dan Facilitator Expert
(sumber: www.esqway165.com/about-us, diakses pd tanggal 10-04-2016)
b. Struktur Direksi ESQ Leadership Centre
Ary Ginanjar Agustian
(Chief Executive Officer)
Rinaldi Agusyana
(Vice President Director)
Luki Alamsyah
Benny Agusta
(Customer
Development Director)
(ICT & Operations
Director)
M. Hasanuddin Thoyieb
(Public Relations Director)
Dwitya Agustina
Rosa Sastra
Desyana Hermala
(Solution Development
Delivery Director)
(Finance & Accounting
Director)
(Human Capital
Director)
Gambar 3.3 Struktur Direksi ESQ Leadership Centre
41
B.
Sekilas Profil Pendiri ESQ
1. Profil DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian
Di balik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri
seorang tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus
pendiri ESQ Leadership Center adalah Ary Ginanjar Agustian.
4
Ary Ginanjar lahir di bandung pada tanggal 24 Maret 1965. Ia
merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan H. A.
Rohim Agustjik dan Hj. Ana Rahim. Ayahnya lahir di Palembang dan
bekerja di departemen kesehatan RI sedangkan ibunya lahir di bandung.
Setelah lahir di bandung bebrapa bulan, maka ia dibawa ke Jakarta tinggal
bersama orang tuanya di Tanah Abang. Dia disekolahkan di SDN Kare 1,
SMP 70 Pejompongan dan SMA 68 di Jakarta.
Setelah Ary Ginanjar Agustian selesai menempuh pendidikan
menengahnya di Jakarta, ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi
Pariwisata (STP) Bandung jurusan Tourism Management. Kemudian ia
bekerja di Dinas Pariwisata Bali. Bebrapa kemudian ia memperoleh
beasiswa selama satu tahun untuk belajar di Tafe College, Adelaide, South
Australia mendalami bidang komunikasi pada tahun 1985. Sepulangnya
dari Australia ia kembali bertugas ditempat semula (dinas pariwisata).
Disamping itu ia diminta mengajar politeknik di Universitas Udayana
Jimbaran Bali. Setelah selama lima tahun ia menjadi dosen, ia berhenti
sebagai PNS dan beralih profesi menjadi pelaku bisnis sambil menjadi
42
trainer dalam bidang sumber daya manusia (SDM).
Setelah sukses mengawali bisnisnya di Bali, ia kemudian kembali
ke Jakarta sekitar akhir tahun 1990-an. Di Jakarta ia mendirikan beberapa
perusahaan dan memgang berbagai jabatan penting antara lain sebagai
presiden direktur PT Arga Wijaya, Komisaris Utama PT. Arsa Dwi
Nirmala, Executive Vice Presiden di JJP (Jakarta professional chapter),
menjadi ketua diklat dan litbang di HIPMI Jaya (Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia) dan terakhir ia mendirikan pusat pelatihan ESQ
Leadership center dibawah PT. ARGA Bangun Bangsa.
Ary Ginanjar Agustian adalah seorang profesional yang telah
berkecimpung di dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun. Melalui bukubuku yang dipelajari, perenungan serta pengalamannya tersebut Ary
Ginanjar menulis sebuah buku yang sangat fenomenal “ESQ: Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual”. Di dalam buku
tersebut ia menyampaikan gagasan bahwa untuk mencapai keberhasilan,
kecerdasan intelektual (IQ) saja tidak cukup. Diperlukan kecerdasan
emosional (EQ) yang akan memberikan keterampilan dalam bersosialiasi
dan berhubungan dengan orang lain, serta kecerdasan spiritual (SQ) yang
akan memberikan jawaban atas eksistensi diri. Untuk menggabungkan
ketiga kecerdasan tersebut, Ary Ginanjar merancang sebuah konsep yang
disebutnya The ESQWay165, yaitu sebuah konsep pembangunan karakter
yang komprehensif dan integratif berdasarkan 1 nilai universal, 6 prinsip
43
pembanguan mental dan 5 langkah aksi.
Untuk menyampaikan konsep tersebut, Ary Ginanjar merancang
metode training yang menggunakan teknologi tinggi dan multimedia
modern. Ia kemudian mendirikan lembaga training pembangunan karakter
yaitu ESQ Leadership Center. Keberhasilannya dalam memberikan
motivasi dan semangat perubahan melalui buku serta training tersebut,
membuat Ary Ginanjar terpilih sebagai salah satu The Most Powerful
People and Ideas in Business 2004 oleh Majalah Swasembada. Ia juga
terpilih menjadi Tokoh Perubahan 2005 oleh Koran Republika serta
didaulat menjadi Pengurus Dewan Pakar ICMI periode 2005–2010. Pada
Maret 2007, Ary Ginanjar juga telah berhasil memperkenalkan ESQ di
Oxford, Inggris. Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh The
Oxford Academy of Total Intelligence tersebut Ary Ginanjar telah
memukau sejumlah pakar Spiritual Quotient (SQ) dari berbagai negara
seperti Amerika Serikat, Australia, Denmark, Belanda, Nepal dan India.
Penghargaan serta pengakuan atas konsep The ESQ Way 165
sebagai metode pembangunan karakter terus mengalir. Pada peringatan
Sumpah Pemuda di tahun 2009, Ary Ginanjar menerima penghargaan dari
Menteri Pemuda dan Olah Raga yang bertajuk “ESQ Model sebagai
Metode Pembangunan Karakter”. Kemudian pada tahun yang sama
Majalah Biografi Politik juga menobatkan Ary Ginanjar sebagai Pemimpin
Muda Berpengaruh 2009. Sebagai penghargaan atas kontribusi ESQ dalam
44
pembangunan karakter di lingkungan Kepolisian RI maka di tahun 2010
Ary Ginanjar menerima pula penghargaan dari Kepala Kepolisian
Republik Indonesia.
Konsep The ESQWay165 sebagai metode pembangunan karakter
juga telah diakui secara akademis melalui penganugerahan gelar Doctor
Honoris Causa oleh Universitas Negeri Yogyakarta kepada Ary Ginanjar
pada Desember 2007. Ary Ginanjar juga mendapat kepercayaan untuk
mengajar mata kuliah “Strategi Pendidikan Karakter” di program
pascasarjana UNY.
Kini, Ary Ginanjar yang lahir pada 24 Maret 1965, adalah Presiden
Direktur PT Arga Bangun Bangsa dan Pendiri ESQ Leadership Center,
pusat penyelenggaraan training ESQ. ESQ adalah sebuah ikon dan Ary
Ginanjar telah mengenalkan paradigma baru dalam bidang SDM yang
menyinergikan science, sufisme, psikologi, dan manajemen dalam satu
kesatuan yang terintegrasi dan transedental dalam konsep ESQ Way 165.
C. Metode, Materi dan Tingkatan Training ESQ 165
1. Metode Training ESQ 165
Melalui training ESQ ini peserta diarahkan untuk memiliki 7 Budi
Utama ESQ dan membantu membangkitkan kekuatan tersembunyi serta
mengarahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang
lebih produktif serta lebih baik.
45
Training ESQ dikemas sedemikian rupa sehingga peserta akan
merasa seperti menikmati sebuah pertunjukan yang penuh makna. Selain
itu, peserta juga akan diajak terlibat beberapa aktivitas dalam training
seperti permainan, ice breaking, simulasi serta saling berbagi pengalaman
diantara peserta. Setiap sesi training disampaikan dengan menggunakan
kecanggihan multimedia yang menggabungkan antara animasi slide, klip,
film, efek suara dan musik. Semua itu dipadukan sepanjang perjalanan
training dan ditampilkan dengan beberapa layar besar berukuran 4x6 meter
serta tata suara (sound system) hingga 30.000 watt. Training dilaksanakan
di berbagai tempat terpilih dengan standar tertentu untuk memastikan
bahwa training dapat berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi
peserta”.2
2. Materi Training ESQ 165
Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga
kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, SQ dan bersumber dari nilai 165 yang
berarti 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Walau dinamakan
training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini
diperkuat dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan hadits. Training ini
bukanlah training agama, seperti halnya yang disampaikan oleh Ary
Ginanjar Agustian pada kalimat awal pembuka Trainingnya, “... kalau di
dalam Training ini ada al-Quran, ini bukan untuk golongan, tapi untuk
2
Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di
Menara 165, Jakarta Selatan
46
seluruh umat Islam. Bukan al-Quran untuk Islam, bukan dunia untuk
Islam, tetapi Al-quran dan Islam untuk dunia...”
“Terdapat tiga tahapan pemberian materi di training ESQ, yaitu
Unleash Spiritual Intellegent, 6 Principle to Develop Emotional
Intelligence dan Introduction to 5 Steps of Action.”3
Berikut adalah materi dari Training ESQ 165 yang penulis
rangkum saat mengikuti Training ESQ kelas Eksekutif angkatan 152
selama tiga hari dan bertempat di Granada Ballroom Menara 165, Jakarta
Selatan.
Gambar 3.4 Training ESQ oleh Ary Ginanjar Agustian di Menara 165
1. Unleash Spiritual Intellegence
a. ESQ Background
Dalam ESQ background, peserta diperkenalkan seputar ESQ
3
2016)
http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training (diakses pada tanggal 15 April
47
dengan memepertanyakan “Mengapa ESQ”?. Materi ini memasuki pada
tataran dimensi IQ (Gelombang Beta), pada ESQ background ini, peserta
diperkenalkan seputar teori yang merupakan pijakan awal dalam
pemberian materi.
Pada materi ini, peserta diberikan pengetahuan tentang fakta- fakta
kemampuan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dengan
menunjukan hasil-hasil penelitian tentang seberapa besar pengaruh antara
ketiga kecerdasan ini menjadi seseorang pemimpin atau pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM).
b. ESQ Outer Journey
Merupakan Materi dimana para
dimensi
rasa
(emosional)
dan
peserta diajak masuk dalam
dimensi
spiritual.
Tujuan
utama
penyampaian sesi ini adalah: Peserta memiliki kesadaran Ilahiyah (God
Conciousness), yaitu kesadaran tentang eksistensi Allah, kebesaran Allah,
dan keesaan Allah. Tumbuhnya keyakinan kepada Tuhan dalam hati para
peserta saat peserta diajak melihat bagaimana alam semesta ini sejak
diciptakan hingga hari ini setelah ditemukannya teleskop bintang Hubble.4
c. ESQ Inner Journey
Setelah melihat keluar angkasa, kemudian peserta mendapatkan
materi untuk masuk melihat ke dalam dalam diri sendiri. Tujuan Inner
Journey ini adalah:
4
Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di
Menara 165, Jakarta Selatan
48
i.
Peserta mampu membedakan mana emosi dan mana suara hati.
Serta memahami bahwa suara hati menyebabkan emosi.
ii.
Peserta mampu mengenal dan merasakan sifat Allah di dalam
dirinya.
iii.
Merasakan kebesaran Allah melalui fitrah manusia yang
bersumber dari nilai-nilai asmaul husna.
d. Zero Mind Proses (Menghilangkan belenggu)
Zero Mind Proses (ZMP) merupakan sebuah rumus bagaimana
manusia mampu mengeluarkan fitrah yang ada dalam dirinya dan
menghilangkan semua belenggu yang sering menghalangi suara hati itu
muncul. Adapun rumus ZMP itu adalah: 1/0 = ~
Angka berapapun jika dibagi dengan nol maka akan mendekati tak
terhingga (~). Jika kita ikhlas dan jernih (= 0) maka kita akan mendekati
yang Maha Tinggi yaitu Allah.
Terdapat tujuh belenggu yang tanpa disadari membuat manusia
buta hati, yaitu: prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman,
kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literatur.5 Tujuh belenggu
ini sangat mempengaruhi cara berfikir seseorang, oleh karena itu
kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus didahului
oleh kemampuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi. Caranya
5
Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di
Menara 165, Jakarta Selatan
49
adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrahnya, sehingga mampu
melihat dengan mata hati, memilih dengan cara yang adil dan bijaksana
sesuai suara hati sehingga keputusan yang diambil menjadi benar.
2. Developing Emotional Intellegence
Setelah memahami fitrah manusia pada dimensi spiritual, maka
nilai-nilai itu dibentuk dan dibentengi oleh enam prinsip untuk
membangun mentalitas / kecerdasan emosi. Pada tahap ini materi yang
diberikan sudah memasuki pada tahap mental building yang bertujuan
untuk membangun kecerdasan emosi.
a. Star principle (Prinsip Bintang)
Komitmen spiritual adalah hidup hanya berpegang teguh pada
Tuhan yang Satu. Tidak ada hal yang lebih kita cintai selain Dia. “Prinsip
ini akan membuat manusia merasa aman, memiliki kepercayaan diri yang
tinggi, integritas, kebijaksanaan, dan semua dilandasi oleh iman, dan
dibangun dengan prinsip hanya kepada Allah, serta memuliakan dan
menjaga sifat-sifatNya yang dititipkan kepada diri manusia”.
Pada materi Star Principle yang berarti Iman kepada Allah, para
peserta diajak untuk memaknai kisah agung Ibrahim as dan Ismail as.
Dimana Allah memerintahkan Ibrahim as untuk menyembelih Ismail,
namun ternyata yang Allah perintahkan bukanlah menyembelih fisik
ismail, melainkan menyembelih cinta Ibrahim as kepada Ismail as yang
melebihi cinta Ibrahim as kepada Allah Swt. Dan kemudian mereka
50
meninggikan baitullah yang kosong sebagai lambang tidak ada cinta
tertinggi di dalam hati selain untuk Allah.6
b. Angel Principle (Prinsip Malaikat)
Penyampaian materi prinsip malaikat ini baisanya diawali dengan
sebuah cerita “Rudi dan sikat Gigi”. Dalam kisah ini digambarkan bahwa
setiap tindakan yang dilakukan tidak perlu mengharap pujian dari orang
lain, cukuplah malaikat mencatat di pundak sebelah kanan. Sehingga kita
tidak lagi membutuhkan tepuk tangan serta penghargaan dari manusia.
Hasil dari prinsip ini akan menciptakan loyalitas, komitmen, kebiasaan
memberi dan mengawali, kebiasaan menolong dan saling percaya.
c. Leadership principle (Prinsip Kepemimpinan)
Menjadi pemimpin dengan empata sifat yaitu Fathonah (cerdas),
Amanah (jujur), Sidiq (benar), dan Tabligh (komunikatif). ESQ
menyingkatnya dengan FAST, untuk mampu sukses menapaki 5 tangga
kepemimpinan, yakni dicintai, dipercaya, diikuti, memiliki kader dan
menjadi pemimpin abadi.
d. Learning principle (Prinsip Pembelajaran)
Prinsip
ini
merupakan
kebiasan
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan kualitas kehidupan, serta untuk membuang hal-hal buruk.
6
Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di
Menara 165, Jakarta Selatan
51
ESQ menjelaskan metode kaizen dari Jepang, yakni ambil yang baik,
buang yang buruk, ciptakah sesuatu yang baru.
Sebagai muslim, untuk melatihnya bisa menggunakan surat yang
biasa dibaca berulang-ulang, seperti kita membaca surat al-fatihah setiap
shalat
secara
berulang-ulang
sebagai
proses
pembelajaran
dan
penyempurnaan.
e. Vision principle (Prinsip Masa Depan)
Pada vision principle inilah langkah pembangunan visi dimulai.
Vision principl eselalu berorientasi pada tujuan akhir di setiap langkah.
Visi terbagi menjadi 3, yaitu Visi jangka panjang (Long Term Vision),
bahwa hari akhir sebagai tujuan akhir (surga atau neraka). Hal ini akan
menimbulkan pengendalian diri dan rasa aman abadi, karena kita selalu
memilih target yang lebih besar. Visi jangka menengah (Mid Term Vision),
membangun bangsa Indonesia emas. Visi jangka pendek (Short Term
Vision) adalah membangun pribadi emas yang mampu menjalankan nilainilai 165 dalam kehidupan sehari-hari (do the best all the time).
f. Well Organized Principle (Prinsip Keteraturan)
Memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan dalam berusaha.
Dimana para peserta diajak untuk meyakini qada dan qodar. Sehingga
senantiasa ikhlas disetiap peran dan hasil yang Allah berikan kepada
manusia.
52
3. Lets action
Setelah mengenal fitrah manusia, membangun enam prinsip mentalitas,
maka langkah ketiga adalah bagaimana cara mengaplikasikan suara hati kedalam
langkah aksi nyata. Karena nilai-nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan
aplikasi nyata (values to reality). Untuk itu supaya tidak keluar dari garis nilainilai fitrah manusia, maka harus lakukan lima langkah nyata. Adapun aksi-aksi
tersebut adalah:
a. Mision Statement (Penetapan Misi),
Mission Statement yang dimaksud adalah tentang bagaimana
manusia betul-betul bersyahadat dengan sepenuh keyakinan dan kesadaran
bahwa Allah itu benar-benar ada dan nyata. Hal ini lebih dapat
menguatkan keyakinan seseorang tentang kebenaran rukun islam yang
pertama, yakni syahadat.
Menetapkan misi bahwa hidup adalah pengabdian kepada Allah.
Pernyataan misi hidup ini akan membangun sebuah keyakinan dalam
berusaha, memberikan daya dorong yang kuat dalam mencapai tujuan.
b.
Character building (pembangunan karakter)
Melatih dan membentuk karakter dengan berulang-ulang sehingga
terjadi kristalisasi karakter. Salah satu melahirkan karakter unggul adalah
dengan melakukan shalat yang dilakukan secara konsisten.
Melalui shalat, maka akan terbentuk pribadi yang unggul. Karena
sholat adalah cara Allah membangun karakter umat islam.
53
c. Self Controlling (Pengendalian Diri)
Materi Self Controlling ini membahas bahwa puasa adalah bentuk
pelatihan terbaik dari Allah bagi manusia untuk menjadikan manusia
sebagai pribadi yang unggul. Puasa adalah salah satu cara kita untuk
menjaga fitrah sebagai manusia dan melawan 7 belenggu yang seringkali
hinggap di hati manusia.
d. Strategic Collaboration (Ketangguhan Sosial)
Pada bagian ini, yaitu ketangguhan sosial yakni berupa zakat. Inti
dari melaksanakan zakat bukan semata-mata memberikan beras sebelum
selesai ramadhan. Melainkan adalah bagaimana kita mengeluarkan fitrah
manusia seperti kasih sayang, sabar dan sebagainya, sebagai bentuk
aplikasi nyata kepada sesama atau menjadi rahmat bagi semesta alam.
e. Total action (Aksi Total)
Materi Total action membahas makna sesungguhnya dari Ibadah
haji. Dimana para peserta diajak untuk memaknai nilai-nilai di dalam
Ibadah haji, ke dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai manusia. Haji
mengajarkan banyak hal yang seharusnya mampu menjadikan manusia
menjadi sukses dunia dan akhirat.
54
Ada nilai-nilai yang terdapat dalam Training ESQ diambil dari Asmaaul
Husna sebagai bentuk pengabdian kepada sifat Allah yang dinamakan 7 Budi
Utama ESQ, diantaranya:
1. Jujur, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-mukmin.
2. Tanggung jawab, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Alwakiil.
3. Disiplin, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-matiin
4. Kerjasama, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, A-jamii’.
5. Adil, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, A- adl.
6. Visioner, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-akhir.
7. Peduli, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-bashir.
Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau nilai yang
melaksanakan disamping nilai-nilai lainnya yang berjumlah 99 sebagai sumber
pengabdian.
3. Macam-macam Training ESQ
a. 7 Tingkat Training ESQ
Untuk mempermudah segmentasi peserta, training ESQ dibagi
menjadi 7 tingkatan, yaitu:
1. ESQ Basic Training (Personal Transformation)
Pada training tingkat dasar ini, peserta akan memperoleh
pemahaman tentang konsep dasar ESQ serta merasakan pengalaman
spiritual yang akan mengubah hidup peserta ke arah yang lebih baik.
55
ESQ Basic Training ini memiliki beberapa jenis kelas yaitu Kelas
Eksekutif, Kelas Profesional, Kelas Reguler, Kelas Mahasiswa,
Kelas Remaja dan Kelas Anak-anak.
2.
ESQ Mission Statement
Training ini membantu peserta untuk memiliki visi yang jelas
dan misi yang kuat. Setelah mengikuti training ini peserta berhak
menyandang YELLOW BELT dengan predikat Bintang 1.
3. ESQ Character Building
Melalui training ini peserta akan menjadi seorang pribadi yang
memiliki karakter kuat dan tangguh. Setelah mengikuti training ini
peserta berhak menyandang GREEN BELT dengan predikat Bintang
2.
4. ESQ Self Controlling
Kemampuan untuk mengendalikan diri serta mengalahkan
semua kelemahan adalah hasil yang akan peserta peroleh dari
training ESQ Self Control. Setelah mengikuti training ini peserta
berhak menyandang BLUE BELT dengan predikat Bintang 3.
5. ESQ Strategic Collaboration
Di dalam training ini peserta akan diajak untuk menemukan
56
potensi yang tak ternilai yaitu kolaborasi serta menciptakan tim kerja
yang solid. Setelah training ini peserta berhak menyandang DARK
BLUE BELT dengan predikat Bintang 4.
6. ESQ Total Action
Untuk mewujudkan sebuah ide menjadi kenyataan maka
diperlukan kemampuan untuk mengeksekusi, dan itulah yang akan
peserta dapatkan dalam training ESQ Total Action. Setelah
mengikuti training ini peserta berhak menyandang BROWN BELT
dengan predikat Bintang 5.
7. ESQ Star Leader
Peserta akan diminta mengajukan sebuah ide proyek sesuai
dengan bidang & keahlian masing-masing, demi terwujudnya
Indonesia dan Dunia Emas. Dalam pelaksanaannya peserta akan
didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah menyelesaikan
proyek ini peserta berhak menyandang BLACK BELT dengan
predikat Bintang 6. 7
1. Training & Workshop Series
1. Service From Heart
2. Communication From Heart
3. Leadership From Heart
4. Practical Public Speaking
7
http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training/ (diakses pada tanggal 10-04-2016)
57
5. ESQ Outbond
6. ESQ Masa Persiapan Pensiunan
2. Beberapa kegiatan lain ESQ diantaranya:
1. Forum Komunikasi Alumni ESQ 165
2. Gerakan Pemuda ESQ 165
3. Forum Silaturahim Mahasiswa 165
4. Silaturahim of Teens 165
5. ESQ Bussiness School
6. ESQ Tour & Travel
7. ESQ Wakaf Dan Zakat
8. ESQ Delta Soft Skill
9. ESQ ACT Consulting
10. ESQ Store
11. ESQ Bimbel Smart Plus
12. ESQ English Course
BAB IV
“ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM
TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165 ”
Gambar 4.1 ESQ Model (sumber gambar: ESQ Leadership Centre)
Pada Bab ini, penulis akan menguraikan data yang telah didapat bersumber
dari data observasi, wawancara dan dokumentasi dalam Training Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) 165 tentang sesi Leadership Principle bersama Bapak
Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian di Menara 165, Jakarta Selatan. Dalam
menganalisa pesan dakwah tersebut, Penulis menggunakan metode analisis isi
(content analysis) sebagai suatu metode penelitian yang bersifat mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam suatu media massa.
Adapun pelopor analisis isi adalah Harold D. Laswell, ia membuat teknik symbol
59
60
coding yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat
dinterpretasikan oleh Penulis.
Dalam Training ESQ, Sesi Leadership Principle dibahas pada hari kedua
dari waktu tiga hari Training ESQ Eksekutif. Sesi ini dibahas setelah membahas
sesi Angel Principle (Memaknai Iman kepada Malaikat) dan setelah itu
dilanjutkan pada sesi Learning Principle (Memaknai Iman kepada Kitab Suci AlQuran).
A. Materi Leadership Principle Training ESQ 165
Pembahasan pada poin ini akan memfokuskan pembahasan pada Sesi
Leadership Principle, yang mana penulis akan mendeskripsikan materi yang
diberikan pada sesi Leadership Principle, hingga pembahasan setiap slide
yang ditampilkan pada training dari awal hingga materi selesai.
Leadership Principle adalah salah satu materi dalam Training ESQ 165
yang membahas dan memaknai Prinsip Kepemimpinan (Iman kepada Nabi
dan Rasul). Bahwa semua orang adalah pemimpin, bahkan setiap manusia
adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Pemimpin sejati adalah seseorang yang
selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia
dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya oleh
pengikutnya. Selalu membimbing dan mengajari pengikutnya. Memiliki
kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang penting adalah memimpin
berlandaskan suara hati yang fitrah. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw.
61
1. What is Leadership?
Pada Sesi Leadership Principle, Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian
membukanya dengan sebuah pertanyaan, “What is Leadership?” atau “Apa Itu
Leadership?” Kemudian lanjut menjelaskan bahwa “Leadership is Influence”
atau “Kepemimpinan adalah Tentang Bagaimana Seseorang Mampu
Mempengaruhi Orang Lain.”
Ketika seseorang memberikan nasihat atau cerita, seringkali kita akan
mengingatnya, dan itu sebenarnya adalah sebuah pengaruh. Hal-hal kecil
lainnya yang mempengaruhi kita dan berhasil mengubah cara hidup kita juga
sebuah pengaruh. Begitupun sebaliknya, kita bisa memberi pengaruh kepada
orang lain melalui sikap, perbuatan dan perkataan.
JR Miller mengatakan: “Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun
meninggalkan kesan seumur hidup. Tidak ada seorang pun yang bisa
memahami hal misterius yang kita sebut dengan pengaruh, namun setiap
orang di
antara
kita
terus-menerus
memberikan
pengaruh,
apakah
menyembuhkan, meninggalkan keindahan, ataupun melukai, menyakiti,
meracuni atau mencemari kehidupan orang lain.
Segala perbuatan dan tingkah laku yang kita lakukan akan membuat
diri kita menjadi seorang seorang pemimpin. Orang yang tidak memiliki
prinsip akan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dan
otomatis menjadikan kita sebagai pengikut dari pengaruh yang ada.
Sebaliknya, orang yang memiliki prinsip yang teguh, akan menjadi seorang
pemimpin melalui pengaruhnya yang kuat. Tak peduli prinsip itu benar atau
62
salah. Tetap akan ada pengikutnya. Contohnya, Stalin dan Lenin yang
memiliki jutaan pengikut yang menganut aliran komunisme. Prinsip yang
benar adalah prinsip yang bersumber dari suara hati (Asmaaul Husna).
Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bahwa selama ini,
terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang
mengartikannya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehingga,
posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah
kelompok.
Dengan paradigma itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara
untuk menjadi pemimpin. Mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut
lawan dan cara-cara lainnya.
Bagaimana pun, alam diciptakan dengan hukum keseimbangan. Segala
sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sesuai dengan neraca keadilan. Seperti
mekanisme pegas, semakin ditekan, maka akan mengeluarkan daya dorong
sebesar tekanan yang diberikan untuk mencapai titik keseimbangannya
kembali.
Begitu juga dengan jiwa manusia, semakin ditekan, maka jiwa itu akan
mengeluarkan atau daya dorong untuk mencapai titik keseimbangannya
kembali. Energy itulah yang akan timbul dalam bentuk perjuangan
kemerdekaan, perlawanan, atau revolusi terhadap pemimpin yang zalim.
Sejarah menceritakan tentang bagaimana dahulu, Hitler, Mussolini dan
Kaisar Hirohito yang telah mencoba menekan dan menjajah dunia dengan
kepemimpinanya. Namun, mereka hancur akibat daya perlawanan yang
63
dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan. Dorongan perlawanan yang
hebat tersebut menghantam kembali kearah diri mereka. Itulah ketetapan
Allah akan keseimbangan alam semesta. Hukum fisika maupun hukum sosial
diciptakan dengan prinsip yang sama, yaitu hukum aksi = reaksi.
2. Leadership Skills
Training ESQ pada Sesi Leadership Principle menjelaskan bahwa
terdapat 6 Leadership Skill, diantaranya:
a. Body Language (Bahasa Tubuh)
Seorang pemimpin harus memiliki bahasa tubuh yang baik dan
mampu memberi kesan serta pengaruh kepada para pengikutnya.
b. Respect (Menghargai/Menghormati)
Seorang pemimpin bukan hanya dihormati dan dihargai. Tapi juga
harus
menghormati
dan
menghargai
orang-orang
yang
dipimpinnya.
c. Listen (Mendengarkan)
Pemimpin yang baik adalah pendengar yang baik. Mampu
mendengar
keluhan
dan
aspirasi
dari
orang-orang
yang
dipimpinnya.
d. Share & Trust (Berbagi dan Percaya)
Pemimpin harus mampu membagi ilmunya dan percaya bahwa
orang-orang yang dipimpinnya mampu untuk melakukan tujuan
yang diharapkan.
64
e. Involve (Terlibat)
Pemimpin tidak hanya bisa memerintah tapi juga ikut terlibat
bersama orang-orang yang dipimpinnya.
f. Support (Mendukung)
Pemimpin harus mampu mensupport dan memotivasi orang-orang
yang dia pimpin.
3. Leadership Game
Selanjutnya Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian dibantu oleh dua
orang Assisten Trainer, memberikan sebuah Game Tentang Leadership.
Game ini membutuhkan perwakilan dari 21 orang peserta laki-laki dan 21
orang peserta perempuan.
Para peserta diberikan beberapa alat bantu, yakni penutup mata dan
juga seutas tali. Penutup mata langsung dipakai oleh setiap peserta yang
mengikuti permainan ini. Tali langsung dibentangkan dan dipegang oleh
setiap peserta.
Kemudian Trainer memberikan aturan permainan ini, yaitu para
peserta yang memegang tali harus mampu membuat sebuah formasi ‘Segitiga
Sama Sisi’ dalam keadaan mata tertutup. Setiap peserta berhak untuk
mengeluarkan suaranya dan mengatur formasi sedemikian rupa agar sesuai
dengan tujuan yakni menjadi segitiga ‘Sama Sisi’. Trainer pun memberikan
aba-aba pertanda waktu permainan dimulai.
65
Para peserta langsung saling berteriak untuk mengatur peserta lainnya
untuk membuat segitiga sama sisi. Namun tali yang diberikan tidak kunjung
menjadi segitiga sama sisi, melainkan justru semakin jauh dari bentuk
segitiga. Sebagian peserta ada yang menyuruh untuk maju, bergeser, mundur
bahkan jongkok. Ada juga yang beristighfar dan kebingungan.
Gambar 4.2 Dokumentasi Leadership Game
Waktu yang diberikan pun selesai dan kini para peserta boleh
membuka penutup matanya. Hasilnya, tidak ada satupun kelompok yang
berhasil membentuk segitiga sama sisi. Melainkan membentuk segitiga samasama hancur.
Para peserta pun dipersilahkan untuk duduk kembali ke tempatnya
masing-masing dan Pak Ary Ginanjar pun kembali hadir di tengah para
peserta untuk menjelaskan makna dari permainan ini.
66
Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian bertanya kepada para peserta, mengapa
segitiga sama sisi yang menjadi tujuan tidak terlaksana?
Para peserta menjawabnya dengan jawaban yang beragam, sebagian
mengatakan, karena tidak ada pemimpin, karena tidak ada pengikut, dan
jawaban yang lainnya.
Pak Ary mengatakan bahwa, justru semua orang yang ikut bermain
menjadi pemimpin dan tidak ada yang mau dipimpin. Maka dalam hidup kita
tidak hanya butuh pemimpin tapi juga harus ada pengikut.
4. Setiap Orang adalah Pemimpin
Banyak orang berharap diri mereka menjadi pemimpin. Namun
mereka seringkali tak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin
bagi diri mereka sendiri.
Saat seorang anak menjadi ketua kelas, maka ia adalah pemimpin.
Guru SD adalah pemimpin bagi muridnya. Seorang ibu pun pemimpin bagi
anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di lingkungan masingmasing, terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam kelompok tersebut.
Meski hanya satu orang saja pengikutnya, maka Ia sudah bisa dikatakan
sebagai pemimpin.
Tidak adanya kesadaran bahwa setiap orang adalah pemimpin,
acapkali
mengakibatkan
kepemimpinannya.
orang
Jargon-jargon
tidak
seperti:
mau
mengembangkan
“Saya
ini
rakyat
ilmu
kecil,”
67
sesungguhnya sangat mengerdilkan jiwa manusia yang mulia. Betapa tidak,
seorang tukang becak pun adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah.
Apalagi bila ia mampu menghidupkan kebesaran jiwa di kalbu anak-anaknya.
“Ketahuilah Setiap dari pada kamu adalah pemimpin, dan setiap
daripada
kamu
akan
diminta
pertanggungjawaban
terhadap
kepemimpinannya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan dia
akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Seorang suami
adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan diminta
pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang isteri adalah pemimpin bagi
rumah
tangga,
suami
dan
anak-anaknya,
dan
akan
diminta
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah
pemimpin bagi harta tuannya, dan dia juga akan diminta pertanggungjawaban
terhadap apa yang dipimpinnya. Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin,
dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kamu
pimpin.” (Al-Hadits Riwayat Imam Muslim)
Tidak ada istilah ‘orang kecil’, karena di hadapan Allah setiap manusia
adalah sama, karena semua manusia adalah khalifahNya di muka bumi.
“Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak
jadikan khalifah di muka bumi’.... [QS. Al-Baqarah (Sapi Betina) 2:30]
68
5. Pemimpin Ideal
ESQ menjelaskan tentang hasil suvey di dunia tentang Perasaan yang
dirasakan saat bersama dengan Pemimpin yang mereka anggap ideal. Survey
ini dilakukan kepada perusahaan-perusahaan besar di dunia. Berikut adalah
Tabel Perasaan Responden Bersama Pemimpin Ideal Mereka:
Perasaan Responden Bersama Pemimpin Ideal
Frekuensi
NO
Perasaan Responden
%
(Terurut)
1
Termotivasi
99
82,5
2
Tertantang
68
56,7
3
Terdukung
62
51,7
4
Terhargai
53
44,2
5
Bangga
53
44,2
6
Terinspirasi
51
42,5
7
Bernilai
43
35,8
8
Antusias
35
29,2
9
Mampu
26
21,7
10
Kuat
20
16,7
11
Aman
8
6,7
12
Percaya Diri
7
5,8
13
Merasa Pasti
3
2,5
69
14
Adil
2
1,7
15
Diperhatikan
2
1,7
16
Dilibatkan
2
1,7
Sumber: The Leadership Challenge, James M. Kouzes & Barry Z. Posner
Berdasarkan table diatas, ternyata tingkat paling tinggi yang dirasakan
saat bersama dengan pemimpin yang dianggap ideal, adalah perasaan yang
‘Termotivasi’. Orang-orang selalu merasa memiliki semangat saat bersama
dengan pemimpin ideal mereka. Selalu ingin berbuat lebih baik dan lebih baik
lagi disetiap pekerjaan.
Disusul
diurutan nomor dua
dengan
perasaaan
‘Tertantang’.
Tertantang untuk semakin berkembang lebih baik. Tertantang untuk membuat
sebuah inovasi untuk lebih maju.
Ada yang menarik pada tabel ini, Perasaan ‘Merasa Pasti’ hanya ada di
urutan nomor ke 13 dengan frekuensi 3 dan persentase 2,5%. Ternyata di
dunia, pemimpin yang dianggap ideal justru bukan pemimpin yang membuat
para pengikutnya merasakan sebuah kepastian. Melainkan mereka yang selalu
membuat para pengikutnya merasa termotivasi.
70
6. Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses
ESQ menjelaskan Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses
melalui sebuah slide berikut ini.
Gambar 4.3 (Sumber: J. Sterling-Livingston, “Pygmalion in Management”, Harvard
Bussiness Review, September-October 1988, p.123)
ESQ menjelaskan bahwa kekuatan motivasi seorang individu akan
berada di titik nol (tidak memiliki semangat) ketika seseorang mengetahui
bahwa dia tidak akan sukses atau kemungkinan suksesnya adalah 0%. Ketika
seseorang berada di titik kemungkinan sukses 50% (mungkin sukses, mungkin
tidak), maka justru tingkat kekuatan motivasinya mencapai maksimal. Dan
ketika seorang individu tersebut mengetahui bahwa tingkat kemungkinan
suksesnya adalah 100%, maka tingkat kekuatan motivasinya kembali ke titik
nol (tidak memiliki semangat motivasi).
Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak memberikan
kepastian kepada bawahannya. Karena saat memberikan kepastian bahwa visi
71
yang dicanangkan tidak akan tercapai, maka tingkat motivasi dari orang yang
dipimpinnya akan berada di titik nol, tidak memiliki semangat karena
mengetahui bahwa apa yang mereka kerjakan tidak akan mencapai
kesuksesan. Dan saat pemimpin memberikan kepastian bahwa visi yang
dicanangkan pasti akan tercapai, maka bawahannya akan berada di zona
nyaman. Mereka akan bersantai karena tidak memiliki motivasi saat
mengetahui apa yang mereka kerjakan pasti akan berhasil.1
7. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia
“Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri teladan yang
indah bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan) hari
terakhir, serta banyak mengingat Allah.” QS. Al-Ahzab (Kaum Sekutu) 33:21
Di sekitar kita banyak sekali contoh-contoh pemimpin dengan tipikal,
gaya dan prinsip yang berbeda-beda. Seorang pemimpin, bagaimanapun gaya
kepemimpinannya, akan berprilaku menurut prinsip yang dianutnya. Ada
pemimpin yang menonjol prestasi kerja dan integritasnya, tetapi tidak dicintai
oleh lingkungannya. Contoh: Seorang manajer baru bernama Andi, dipercaya
1
Wawancara pribadi dengan trainer senior Risman Nugraha, M. Psi di Menara 165,
Jakarta: 30 Januari 2016
72
memegang sebuah posisi penting. Namun, Kusuma kurang disukai
bawahannya, meski Ia tergolong rajin dan pandai. Ia dianggap kurang mampu
membina hubungan baik dengan orang lain, cenderung kaku, kurang ramah
dan tidak peka.
Sebaliknya, ada seorang pemimpin perusahaan yang sangat ramah,
peka, baik hati, serta pandai bergaul, tetapi agak lamban dan kurang disiplin.
Akibatnya para bawahan tidak memiliki semangat juang, meski sang
pemimpin tersebut adalah orang yang menyenangkan. Akhirnya, kinerja
perusahaan turun.
Ada pemimpin sangat senang mengajari serta membimbing orang lain
khususnya bawahannya sendiri. Sayangnya, tidak ada yang mau mengikuti
kata-katanya, karena ia sendiri jarang mengerjakann pekerjaannya secara
sungguh-sungguh. Bambang lebih senang membimbing saja, tanpa memberi
teladan yang baik.
Ada lagi pemimpin yang berprestasi, kinerjanya sangat baik dan pintar
bergaul, namun ia sangat sibuk dengan urusannya sendiri. Orang lain tidak
tahu apa yang sedang dikerjakannya, karena ia tak pernah membimbing
bawahannya. Ia pun kurang memberi kepercayaan kepada orang lain.
Akibatnya, pada saat pekerjaan telah tinggi menumpuk, ia merasa sangat
tertekan karena target waktu yang ditetapkan tak mampu diapai. Kinerjanya
pun akhirnya langsung anjlok.
73
Ada juga seorang pemimpin yang disegani dan dicintai. Kerjanya
sungguh-sungguh dan suka membimbing para karyawannya. Namun setelah
sekian tahun, para pengikutnya mulai menyadari bahwa bimbingan yang
diberikan bertentangan dengan hati nurani. Akhirnya perusahaannya bangkrut
karena tidak didukung oleh karyawannya.
Berdasarkan dari kisah-kisah yang dijelaskan, Dr.Hc. Ary Ginanjar
Agustian merangkumnya menjadi ‘Lima Tangga Kepemimpinan’ yang harus
dilewati oleh setiap orang yang ingin sukses menjadi pemimpin.
8. Tangga Kepemimpinan.
Gambar 4. 4 Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian Sedang Menjelaskan 5 Tangga Kepemimpinan
Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bahwa ada Lima Tangga
Kepemimpinan, diantaranya:
74
 Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang Dicintai
 Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya
 Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang Diikuti
 Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Mengkader
 Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi
Tingkat keberhasilan seseorang sangat ditentukan pada seberapa tinggi
tingkat kepemimpinannya. Tingkat kepemimpinan juga menentukan seberapa
besar dan seberapa jauh tingkat pengaruhnya. Begitu banyak pemimpin
berkelas dunia yang terlahir di dunia ini. Tapi pengaruhnya hanya beberapa
saat saja. Ia pun hilang bak ditelan jaman. Contohnya, Winston Churchill,
Jenderal Mc Arthur, Leonid Beznev, Ronald Reagan, Kaisar Hirohito, Yosef
Broz Tito dan Che Guevara. Semua hanya tinggal kenangan, pengaruhnya
bisa dibilang hampir hilang atau bisa dikatakan hanya sedikit tersisa sampai
hari ini.
Namun lihatlah pemimpin-pemimpin yang Allah turunkan, seperti
Nabi Daud as, Musa as, Ibrahim as, Isa as dan Rasulullah Muhammad Saw,
pengaruhnya terasa begitu kuat tak lekang oleh waktu. Semakin lama justru
pengaruh mereka semakin kuat, meski mereka sudah meninggal dunia. Inilah
yang disebut Pemimpin Abadi, pemimpin yang cara memimpinnya sangat
sesuai dengan hati nurani dan tentunya bisa diterima oleh akal sehat. Itulah
mengapa pengaruh dari pemimpin hebat seperti mereka (Para Nabi dan Rasul)
abadi sampai kapanpun.
75
Menurut ahli sejarah Muhammad Husein Haekal, “Kehidupan seorang
Muhammad begitu mulia dan hal itu berawal dari keindahan sifat-sifatnya
sebagai seorang manusia. Ia memiliki sifat yang amat luhur. Untuk
memperkuat kenabiannya, Ia tidak harus bersandar pada apa yang dilakukan
oleh mereka yang menyukai hal-hal yang ajaib.” Itulah tanda khusu bahwa
Nabi Muhammad Saw adalah nabi penutup dan terakhir. Sesuai dengan
zamannya, dia lebih mengandalkan logika dan suara hati, bukan mukjizatmukjizat ajaib yang seringkali tidak bisa diterima oleh akal manusia saat ini.
Begitu banyak hari ini kita temukan pemimpin yang tidak sempurna,
misalnya dia dicintai namun tidak berusah memberikan teladan, atau
sebaliknya, dia teladan yang baik diikuti oleh pengikutnya, tapi tidak dicintai
sama sekali. Melihat kenyataan seperti itu, ESQ mengkategorikan Nabi
Muhammad Saw sebagai pemimpin yang telah berhasil mencapai lima tangga
kepemimpinannya secara sempurna.
Gambar 4.5 Tangga Kepemimpinan
[Sumber: Rahasia Sukses Membangun ESQ, Ary Ginanjar Agustian (Arga Tilanta: 2000)]
76
a. Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang Dicintai
“Kasihanilah mereka yang ada di bumi,
niscaya yang di langit akan menghasihani kamu.”
-
H.R. Tirmidzi -
Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi Kita
tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Pernyataan itu
melukiskan tentang seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan
dengan baik pada orang lain. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukan
prestasi kerjanya saja, naun ia harus mencintai dan dicintai oleh orang lain.
Tangga ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka orang lain tidak akan
mendukung Kita, karena mereka tidak menyukai Kita.
Prinsip Basmallah menjadi jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan
menghargai setiap orang dengan cara bersikap rahman dan rahiim. Berbeda
dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada
teknik luar (kulit/permukaan) seperti: senyum, mengingat nama, mau
mendengar, atau fokus pada minat orang lain.
Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw lebih dari sekadar “kulit”
tersebut. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruh lewat inner beautynya yang sangat memukau dan tanpa ada cacat sedikitpun. Yang membuat
dakwahnya berkembang, adalah keteladanan Rasulullah yang begitu
memukai. Hak setiap orang mampu dia tunaikan. Selalu memihak kebenaran
dan bersama orang-orang yang lemah, yatim piatu, orang yang sengsara dan
77
miskin. Beliau mampu menjadi seorang yang penuh kasih, lemah lembut juga
mesra.
Sikap rahman dan rahimnya inilah yang sesungguhnya menjadi dasar
perjuangannya hingga Nabi Muhammad Saw berhasil menapaki tanggatangga kepemimpinan tersebut sampai pada kepemimpinan yang dicintai.
Dr. Hc. Ary Ginanjar mencontohkan tentang penampilannya seharihari. Nabi Muhammad itu, jika ada ada orang yang mengajaknya berbicara, Ia
mendengar dengan sungguh-sungguh, tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak
hanya mendengarkan orang yang mengajaknya bicara, bahkan ia memutarkan
seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan. Bila
berbicara selalu bersungguh-sungguh, namun ia tidak melupakan ikut
membuat humor dan bersenda gurau, dan yang dikatakan adalah selalu
kebenaran. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu berlapang dada dan
menghargai orang lain. Dia tampak begitu bijaksana, murah hati dan mudah
bergaul.
Pada waktu itu hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua
kelompok berselisih tentang siapa yang mendapat kehormatan untuk
meletakkan batu Hajar Aswad di tempatnya. Ketika mereka melihat
Muhammad, orang yang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru, “Itu
Al-Amin (yang selalu berkata jujur). Kami akan dapat menerima
keputusannya.
Nabi Muhammad diminta untuk membuat sebuah keputusan.
Kemudian berpikir sebentar lalu berkata, “Kemarikan sehelai kain!” setelah
78
kain diberikan kepadanya, lalu dihamparkanlah kain itu, kemudian diletakan
batu itu dengan tangannya sendiri ditengah-tengah kain dan berkata,
“Hendaklah setiap kabilah memegang ujung kain ini.” Mereka (yang
berselisih) itu bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu yang
akan diletakkan itu. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dan
meletakannya di tempatnya. Dengan demikian, perselisihan itu berakhir dan
bencana dapat dihindarkan.
Itulah salah satu contoh sifat seorang pemimpin yang adil dan
bijaksana. Sifat mulia itu menjadi titik tolaknya, sebelum ia meniti tangga
kepeimpinan berikutnya. Pada tahap ini, pengikutnya akan merasa senang
untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikutinya karena merasakan
perhatian yang tulus, kasih sayang dan kejujuran mulia Rasulullah Saw. Nabi
Muhammad Saw mampu menunjukan kepedulian sosal dengan ketulusan
hatinya. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan para sahabat dan
lingkungan sosialnya.
Kemudian termasuk golongan orang yang beriman, yang saling
menasihati, supaya bersabar dan berkasih sayang.
QS. Al-Balad (Negeri) 90:17
79
b. Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya
“Ialah yang menjadikan kamu khalifah di atas bumi. Maka
barangsiapa yang ingkar, keingkarannya membalik kepada dirinya
sendiri. Dan kekafiran mereka hanya menambah kebencian Tuhannya
kepada orang yang kafir. Kekafiran mereka hanya akan menambah
kerugian (mereka sendiri).” [QS. Faathir (Pencipta) 35:39]
Seseorang yang memiliki integritas tinggi adalah orang yang dengan
penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai
apa yang ia cita-citakan.
Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap
konsisten dengan langkahnya. Ketika kita mencapai tingkat ini, maka orang
lain akan melihat bagaimana aspek mulkiyah yaitu komitmen kita, sehingga
orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak
mengikuti kita.
Integritas akan membuat kita dipercaya dan kepercayaan itu akan
menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang
memiliki kesamaan tujuan.
80
Inilah tangga kedua kepemimpinan. Setelah mencapai landasan
sebagai pemimpin yang dicintai, maka tingkat kedua adalah menciptakan
kepercayaan.
Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong.
Integritas adalah kesesuaian antara kata dan perbuatan yang menghasilkan
kepercayaan.
Ketika pertama kali Rasulullah menerima wahyu dari Allah Swt. Ia
merasa bingung, “Siapa yang akan kuajak dan siapa yang aka mendengarku?”
Hingga kemudian Khadijah, istrinya, langsung percaya kepadanya.
Khadijah sudah mengenalnya dengan sangat baik. Selama hidupnya,
Muhammad selalu jujur. Kemudian Ia pun menyatakan keimanannya kepada
Allah dan Rasulullah. Itulah hadiah kepercayaan dari orang lain yang
diperoleh karena sikap jujur Muhammad Al-Amin.
Suatu ketika saat menyebarkan ajarannya. Abu Thalib sang paman
menyampaikan
pesan
dari
Kafir
Quraisy
yang
memintanya
untuk
menghentikan Muhammad berdakwah. “Jagalah aku, begitu juga dirimu.
Jangan aku dibebani dengan hal-hal yang tak dapat kupikul,” katanya.
Dengan keyakinan yang mantap Rasulullah menjawab, “Kalau pun
mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di
tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh
tidak akan aku tinggalkan. Biar nanti Allah yang membuktikan kemenangan
itu: di tanganku, atau aku binasa karenanya.”
81
Itulah contoh pemimpin sejati, yang memiliki prinsip yang dipegang
teguh dan mampu menciptakan kepercayaan, tidak tergoda rayuan harta atau
kedudukan dan memberi pengaruh yang besar bagi para pengikutnya. Itulah
contoh dari tangga yang kedua integritas.
c. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang Diikuti
Seorang pemimpin belum mampu dikatakan pemimpin jika orangorang
yang
dipimpinnya
tidak
mau
mengikutinya.
Inilah
tangga
kepemimpinan yang ketiga. Caranya agar kita diikuti adalah dengan
menolong.
Rasulullah adalah seorang pemimpin yang tidak segan-segan
menolong umatnya yang sedang dalam kesulitan. Pernah suatu ketika
dikisahkan Rasulullah berjalan di sebuah pasar kemudian mendengar
seseorang yang berbicara dengan suara yang keras yang isinya menjelekjelekan Nabi Muhammad Saw. "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad,
dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian
mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah Saw mendatanginya dengan membawa
makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun, Rasulullah Saw menyuapi
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dengan penuh kasih sayang.
Rasulullah Saw
meninggal dunia.
melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau
82
Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar
berkunjung ke rumah anaknya Aisyah. Beliau bertanya kepada anaknya,
"Anakku adakah sunnah Rasulullah yang belum aku kerjakan?", Aisyah
menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli
sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan
kecuali satu sunnah saja".
"Apakah Itu?", tanya Abu Bakar.
Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di
sana", kata Aisyah.
Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa
makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi
pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ditemuilah pengemis
yang sedang berteriak-teriak menjelekan Muhammad Saw. Abu Bakar pun
mulai geram namun menahan diri untuk tidak menceritakan siapa dirinya.
Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil
berteriak, "siapakah kamu ?". Abu Bakar menjawab, "aku orang yang biasa
menyuapimu". "Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku",
jawab si pengemis buta itu. Orang yang selama ini menyuapiku adalah orang
yang penuh kelembutan dan kasih sayang.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang
83
pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada lagi.”
Pengemis itu bertanya, “siapakah orang yang selama ini menyuapiku
itu?”
Abu Bakar menjawab, “Ia adalah orang yang selama ini engkau cacai
maki, Beliau adalah Muhammad Rasulullah Saw”. Setelah pengemis itu
mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan berkata, saksikan wahai
Abu Bakar, Aku bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan Allah.
Seperti itulah Rasulullah menolong, tidak hanya menolong orangorang yang pro kepadanya. Juga menolong orang-orang yang tidak
menyukainya. Hingga keagungan sifat penolong yang dimilikinya. Mampu
membuat umatnya setia untuk mengikutinya.
d. Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Mengkader
Pemimpin yang berhasil tidak diukur dari sisi luas tidaknya
kekuasaannya, namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan
kekuatan kepada orang lain. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila
tidak berhasil memiliki penerus.
Pada tangga inilah puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk.
Tangga pertama akan menghasilkan pemimpin yang dicintai, tangga kedua
akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh kepercayaan karena
84
integritasnya dan pada tangga ketiga akan tercipta loyalitas, kader-kader
penerus dan juga kesetiaan dari para pengikutnya.
Menurut salah satu hadist Rasulullah Saw, ada tiga hal yang harus
diperhatikan:
1. Anak yang saleh, artinya sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Amal jariyah, artinya sarana dan pra sarana
3. Ilmu yang bermanfaat
Rasulullah sering memberikan nasihat, petunjuk, serta contoh kepada
para sahabatnya untuk membimbing mereka guna mencapai kebahagiaan.
Beliau telah menyampaikan nasihat-nasihat berharga kepada para sahabat
terkemuka dan terdekat dengan beliau seperti Ali bin Abi Thalib dan Abu
Hurairah ra.
Ali bin Abi Thalib adalah kader pertama yang mendapat gemblengan
Nabi sejak kecil. Dan Ia berhasil menjadi seorang pemimpin besar dan
menjadi salah seorang Khulafaur Rasyidin yang disegani dan dihormati.
Sedangkan Abu Hurairah ra amat menonjol sebagai kader Rasulullah yang
ahli hadist yang akhirnya membuat contoh-contoh perilaku Rasulullah dan
kalimat-kalimat nasihat dari Rasulullah bisa abadi hingga saat ini menjadi
berbagai hadist yang diabadikan oleh Abu Hurairah ra.
Itulah contoh bimbingan Nabi Muhammad Saw, meski beliau telah
meninggal 1.400 tahun yang lalu. Namun pengaruhnya tetap kuat hingga hari
85
ini karena adanya kader-kader yang terus meneruskan pengaruh dari Nabi
Muhammad Saw.
e. Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi
Saat ini memang ada pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya dan
juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak
sesuai lagi dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti
begitu saja.
Sifat ajaran Nabi Muhammad Saw adalah intelektual dan spiritual.
Prinsipnya adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan
dan keberhasilan. Metode ilmiah ini yang mampu memberikan kemerdekaan
berpikir dan tidak menentang kehendak hati nurani yang bebas, serta tanpa
adanya unsur pemaksaan yang menekan perasaan adalah metode terbaik yang
pernah ada di muka bumi, khususnya di bidang kepemimpinan dan akhlak.
Semakin kita cermati kepribadian, ajaran serta nasihat dari Nabi
Muhammad Saw, maka semakin kita yakin bahwa Nabi Muhammad Saw
adalah pemimin yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima. Itulah
tingkat kepemimpinan yang tertinggi – pemimpin abadi – yang cara berpikir
dan pengaruhnya akan terus ada sampai akhir jaman. Beliau berhasil
memimpin dunia dengan suara hatinya, dan diikuti pula oleh pengikutnya.
Hingga pengaruhnya menjadi abadi selama-lamanya.
86
9. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart dalam bukunya ‘100 A Ranking of The Most
Influental Persons in History’, membuat sebuah analisa dan tulisan tentang
urutan dan daftar peringkat nama-nama orang yang paling berpengaruh di
dunia. Ia mencari, mengklasifikasi serta memilah seratus orang penting yang
telah memegang peranan dalam mengubah sejarah dunia. Ia berpendapat:
“Dari seratus orang tersebut, saya susun urutannya menurut bobot atau urutan
kepentingan-eksistensinya bagi dunia-atau dalam kalimat lain: diukur dari
jumlah keseluruhan peran yang dilakukannya bagi umat manusia. Kelompok
seratus orang istimewa ini saya susun dalam daftar saya.” Seratus orang itu
adalah sekelompok kecil orang yang bertanggungjawab atas terjadinya
peristiwa besar yang tanpa peranan mereka, tak akan pernah ada, dan takkan
pernah terjadi.
Gambar 4.5 Buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah
87
Dalam bukunya, Michael H Hart menjatuhkan urutan pertama pada
Nabi Muhammad Saw. Ia berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad-lah satusatunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa, baik
ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawinya.
ESQ membahas secara singkat kepemimpinan dari beberapa orang
yang ada di dalam buku tersebut dari urutan 10 hingga urutan 2 dan khusus
untuk urutan yang pertama, dibahas lebih dalam.
Berikut adalah urutan tokoh yang ada dalam buku Michael H. Hart
dari nomor 1 hingga nomor 10, diantaranya:
1. Nabi Muhammad Saw
2. Isaac Newton (Ahli Fisika dan Matematika)
3. Nabi Isa as
4. Buddha (Sidharta Gautama)
5. Kong Hu-Cu (Konfusianisme)
6. St. Paul (Murid Nabi Isa as)
7. Ts’ Ai Lun (Penemu Kertas)
8. Johann Gutenberg (Penemu Mesin Uap)
9. Christopher Columbus (Penemu Benua Amerika)
10. Albert Einstein (Ilmuwan Fisika)
Lebih jauh menurut Michael H. Hart, “Muhammad bukan semata
pemimpin agama, tapi juga pemimpin dunia. Fakta menunjukan, selaku
pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab (muslim),
88
pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang
waktu.
Michael H. Hart menilai bahwa Rasulullah memiliki sebuah kombinasi
tak tertandingi yang mampu dipegangnya secara seimbang antara dunia dan
agama. Sehingga dia menganggap bahwa Nabi Muhammad adalah seorang
pemimpin yang paling berpengaruh di dalam sejarah.
Berkata orang-orang yang tiada beriman : Mengapa tiada diturunkan
kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?” Jawablah:
“Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki dan membimbing
orang yang bertaubat kepadaNya.” [QS. Ar Ra’ad 13:27]
10. Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh
Nabi Muhammad Saw lahir di kota Mekkah pada tahu 570 Masehi.
Suatu tempat yang terbelakang di dunia pada waktu itu. Jauh dari pusat
perdagangan, seni, bahkan ilmu pengetahuan. Tatkala ia wafat tahun 632
Masehi, ia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero jazirah
Arab bagian selatan. Muhammad-lah orang pertama dalam sejarah yang
berkat dorongan keimanannya kepada Allah, memimpin pasungan Arab yang
89
kecil hingga sanggup melakukan serentetan penaklukan mencengangkan
dalam sejarah manusia.
Di sebelah timur laut Arab, berdiri kekaisaran Persia yang sangat luas,
di barat laut Arab berdiri Byzantine atau kekaisaran Romawi Timur dengan
Konstantinopel sebagai pusatnya. Jika dilihat dari jumlah dan ukuran wilayah,
jelas bahwa bangsa Arab tidak akan mampu menghadapinya. Namun, di
medan pertempuran, pasukan Arab (Muslim) yang membara semangatnya
dapat menaklukan Mesopotamia, Suriah dan Palestina. Tahun 642 Masehi,
Mesir direbut dari genggaman kekaisaran Byzantine dan sementara itu bala
tentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya
pada 637 Masehi dan di Nehavend pada 642 Masehi.
Dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw serta para kadernya
kepemimpinannya, Abu Bakar dan Umar ibn Khatab, pada tahun 711 Masehi,
pasukan Arab (Muslim) telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi
Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke Utara dan menyebrangi
Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigotic di Spanyol.
Hanya dalam sekejap saja, pertempuran para Muslim yang dijiwai oleh
ucapan-ucapan penuh kemuliaan dari seorang Muhammad Saw mampu
menghasilkan sebuah kejayaan, yang mana wilayahnya terbentang dari
perbatasan India hingga pasir putih di tepi pantai Samudera Atlantik. Sebuah
Emperium terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah manusia.
Di manapun penaklukan dilakukan oleh kaum muslimin, selalu disusul
dengan berbondong-bondongnya kepemelukan agama Islam. Tambahan lagi,
90
Nabi Muhammad Saw adalah “pencatat” kitab suci Al-Quran. Sebuah kitab
berisi kumpulan wahyu Allah yang dihimpun dalam bentuk yang tak
tergoyahkan sesaat setelah beliau meninggal dunia. Al-Quran berkaitan erat
dengan pandangan-pandangan Muhammad Saw serta ajaran-ajarannya, yang
senantiasa bersandar pada wahyu Allah Swt.
Rasulullah mampu menapaki lima tangga kepemimpinan. Beliau
adalah orang yang sangat dicintai umatnya, beliaupun dipercaya, diikuti dan
mampu mengkader sahabat-sahabatnya untuk meneruskan pengaruhnya mulai
dari Abu Bakar, Umar ibn Khatab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib
hingga seterusnya. Sampai hari ini Beliau mampu menjadi pemimpin abadi.
Karena empat tangga kepemimpinannya masih mampu kita rasakan sampai
hari ini sebagai umatnya.
91
B. Analisis Isi Sesi Leadership Principle Training ESQ 165
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sesi adalah Kumpulan Interaksi
yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.2
Agus M Hardjana dalam bukunya Training SDM yang Efektif mengatakan
bahwa, dalam sebuah sesi Training, mengandung Materi dan Metode Training.3
Istilah materi dalam bahasa indonesia diartikan sebagai suatu yang dijadikan
bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, diterangkan dan sebagainya.4
Isi Materi di dalam sebuah Training setidaknya berisi dua hal, yaitu
Sumber Materi dan Pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, karena ESQ
membawa nilai-nilai Islami, Pesan yang akan diteliti adalah Pesan Dakwah yang
ada di dalam sesi ini yakni akidah, syariah dan akhlaq. Kemudian Penulis akan
meneliti Metode dalam Training ESQ dilihat dari dua hal, yakni Metode Dakwah
dan Metode Training.
Sesi Training
Materi
Sumber
Materi
Metode
Pesan
Dakwah
Metode
Training
Metode
Dakwah
Gambar 4.6
2
kbbi.web.id/sesi (diakses pada tanggal 12 Juni 2016)
Agus M. Hardjana, Training SDM yang Efektif (Yogyakarta: Kanisius 2001) hlm. 53
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:
Balai pustaka 1989). H. 566.
3
92
1. Materi
a. Sumber Materi
Sumber Materi di dalam Training ESQ terdiri dari Sumber
dari Literatur Barat dan Sumber dari Islam (Al-Quran dan AlHadits). Berikut ini adalah rincian sumber yang mengandung
kategori sumber dari Barat dan dari Islam.
Tabel 4.1
Rincian Materi yang Bersumber dari Literatur Barat
Kategori
Materi / Uraian
What is Leadership?: Leadership is Influence
atau Kepemimpinan adalah Tentang Bagaimana
Seseorang Mampu Mempengaruhi Orang Lain.
Pemimpin bukan ketika kita memiliki kedudukan
Materi
tapi ketika kita memiliki pengaruh untuk bisa
yang
mempengaruhi orang lain
Bersumber Leadership Skills: ESQ Menjelaskan terdapat 6
dari
Leadership Skills, yaitu Body Language (Bahasa
Literatur
Tubuh), Respect (Menghormati), Listen
Barat
(Mendengarkan), Share & Trust (Berbagi dan
Percaya), Involve (Terlibat) dan Support
(Mendukung).
Leadership Games: Peserta mengikuti sebuah
93
permainan yang maknanya adalah Kita Butuh
Pemimpin yang Sesungguhnya juga Butuh Pengikut.
(Pemimpin dan yang dipimpin saling membutuhkan)
Pemimpin Ideal: Perasaan yang paling dirasakan
saat bersama dengan pemimpin yang dianggap idel
adalah perasaaan yang ‘Termotivasi’, di mana orangorang selalu merasa semangat saat bersama
pemimpin Ideal mereka.
Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses:
Kekuatan Motivasi seorang Individu mencapai
maksimal saat berada di titik kemungkinan sukses
50%.
100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah:
Michael H. Hart Meneliti 100 Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah Dunia dan
Menempatkan Nabi Muhammad Saw menjadi nomor
pertama orang paling berpengaruh dalam sejarah.
Tabel 4.2
Rincian Materi yang Bersumber dari Islam
Kategori
Materi/Uraian
Setiap orang adalah Pemimpin: “Setiap Orang
adalah Pemimpin dan akan kelak akan diminta
94
mempertanggungjawabkan
kepemimpinannya.”
(HR. Muslim)
Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan
Mengubah Dunia: Sungguh, pada diri Rasulullah
kamu dapatkan suri tauladan yang indah bagi orang
Materi
yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan)
yang
hari terakhir, serta banyak mengingat Allah. QS. Al-
bersumber
Ahzab 33:21
dari Islam
Tangga Kepemimpinan Rasulullah Saw:
(Al-Quran
Rasulullah berhasil menapaki 5 Tangga
dan Al-
Kepemimpinan diantaranya, Dicintai, Dipercaya,
Hadits)
Diikuti, Memiliki Kader dan Menjadi Pemimpin
Abadi.
Sifat FAST: Rasulullah berhasil menapaki 5 tingkat
kepemimpinan karena sifat yang dia miliki,
Fathonah, Amanah, Shidiq dan Tabligh.
Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun
Pengaruh: Dengan Akhlaq Mulia dan 5 Tangga
Kepemimpinan yang diraih oleh Nabi Muhammad
Saw, Islam menyebar ke se-antero Dunia hanya
dalam waktu 23 tahun sejak kerasulannya dan
berhasil mengubah dunia.
95
b. Pesan Dakwah
Materi atau Pesan Dakwah Menurut Harun Nasution dalam
bukunya, Prof Dr. Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau
Dari Berbagai Aspeknya”, adalah berupa Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
1. Aqidah
Menurut bahasa, aqidah di ambil dari kata al-Aqd, yaitu
mengikat, menguatkan, teguh, dan mengukuhkan. Menurut istilah,
Aqidah ialah iman yang kuat kepada Allah dan apa yang
diwajibkan berupa tauhid (mengesakan Allah dalam peribadatan),
beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
Hari Akhir, takdir baik dan buruk-Nya, dan mengimani semua
cabang dari pokok-pokok keimanan ini serta hal-hal yang masuk
dalam kategorinya berupa prinsip-prinsip agama.5
Secara etimologi berarti ikatan, dan angkutan. Secara
tekhnis berarti kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo.6
Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh
rasulullah SAW, dalam sabdanya: “Iman ialah engkau percaya
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, Hari Akhir dan percaya kepada ketentuan Allah yang
baik maupun yang buruk”. Berikut adalah Rincian Pesan Dakwah
5
Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah; Sesuai al-Quran,
as- Sunnah dan pemahaman Salafus Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007), hlm. 3-4
6
hlm. 25
Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),
96
yang Mengandung Akidah dalam Sesi Leadership Principle
Training ESQ 165 .
Tabel 4.3
Pesan Dakwah yang Mengandung Akidah
Kategori
Materi/Uraian
Pesan
Iman Kepada Nabi dan Rasul: Dalam Sesi
Dakwah yang
Leadership Principle, para peserta diajak untuk
mengenal lebih dekat seorang Suri Tauladan Terbaik
Mengandung
Akidah
yang Allah ciptakan yakni Nabi Muhammad Saw.
Dimana para peserta ikut merasakan kembali
bagaimana
kehidupan
dan
perjuangan
Nabi
Muhammad Saw dalam menyebarkan nilai-nilai
Iman dan Islam di Mekkah dan Madinah. Peserta
pun diajak semakin mencintai Nabi Muhammad
Saw, dan diajak untuk meyakini kenabian dan
mukjizat Rasulullah Saw.
2. Syariah
Syariah secara etimologi berarti jalan. Syariah Islam adalah
suatu system norma ilahi yang mengatur hubungan antara manusia
dan Tuhan, hubungan sesama manusia, serta hubungan antar
manusia dalam alam lainnya. 7
Syariah dalam islam, berhubungan berat dengan amal lahir
(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah
7
hlm. 45.
Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),
97
guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan
mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.
Tabel 4.4
Pesan Dakwah yang Mengandung Syariah
Kategori
Materi/Uraian
Pesan
Menjadi Pemimpin yang Berpengaruh: Seorang
Dakwah yang
pemimpin harus dicintai caranya adalah dengan
membangun hubungan, diapun harus dipercaya,
Mengandung
caranya dengan memiliki integritas, kemudian harus
Syariah
diikuti caranya dengan rajin menolong, serta harus
memiliki kader caranya adalah dengan membimbing
dan yang terakhir adalah menjadi pemimpin abadi
dengan cara meninggalkan pengaruh atau warisan
yang baik.
3. Akhlaq
Akhlak atau budi pekerti, akhlak dalam aktifitas dakwah
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan
dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi
sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang
penting
dibandingkan
dengan
masalah
keimanan
dan
keislaman, akan tetapi akhlak merupakan penyempurnaan
keimanan dan keislaman seseorang. 8
8
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), hlm. 89-92
98
Secara garis besar akhlaq Terbagi dua, yakni akhlaq
manusia terhadap Allah dan terhadap sesame manusia.9
Tabel 4.5
Pesan Dakwah yang Mengandung Akhlaq
Kategori
Materi/Uraian
Pesan
Memiliki Sifat FAST: Manusia adalah wakil Allah
Dakwah yang
di muka bumi. Sesuai apa yang pernah diajarkan
oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad Saw,
Mengandung
Akhlaq
setidaknya kita harus memiliki sifat FAST, yakni
Fathonah, Amanah, Sidiqh dan Tabligh. Kemudian
juga
diceritakan
kisah-kisah
Akhlaq
Nabi
Muhammad Saw selama membangun peradaban
Islam di Mekkah dan Madinah, diantaranya kisah
Nabi Muhammad dan Yahudi tua yang buta, Nabi
Muhammad
Saw
dan
para
sahabat,
Nabi
Muhammad Saw dan Ukasah, serta kisah-kisah
keteladanan Akhlaq Nabi Muhammad Saw.
2. Metode
a. Metode Dakwah
1. Dakwah Bil Lisan
Dakwah ini merupakan dakwah yang disampaikan
langsung dalam bentuk lisan sehingga ada komunikasi yang
9
hlm. 25
Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),
99
dibangun antara pemberi dakwah dengan orang yang
mendengarkan dakwah tersebut.10
Tabel 4.6
Metode Dakwah bil Lisan
Kategori
Materi/Uraian
Dakwah
Training ESQ 165 pada Sesi Leadership Principle
bil Lisan
menggunakan metode ini pada saat penyampaian awal
hingga akhir. Dengan public speaking dan audio visual
yang canggih. Membuat dakwah bil Lisan yang dilakukan
pada Training ESQ mampu menyampaikan dakwah
dengan lebih baik.
2. Dakwah Bil Hal
Dakwah dengan memberi contoh perbuatan yang nyata tentang apa
yang ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian diharapkan
orang yang melihat akan mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat.
Tabel 4.7
Metode Dakwah bil al-Hal
Kategori
Materi/Uraian
Dakwah
Dakwah bil al-Hal dalam Training ESQ 165 pada Sesi
bil Hal
Leadership Principle adalah dengan cara memberikan
10
2016)
http://www.anneahira.com/macam-macam-dakwah.html (diakses pada tanggal 10 April
100
sebuah permainan yang diikuti oleh sebagian peserta.
Kemudian Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian mengajak para
peserta untuk memaknai permainan tersebut untuk
kehidupan sehari-hari dan juga di dunia pekerjaan.
3. Dakwah Bil Kalaam
Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan
cetak maupun media elektronik.
Tabel 4.8
Metode Dakwah bil Kalaam
Kategori
Materi/Uraian
Dakwah
Training
bil Kalaam
menggunakan audio visual yang berisikan slide dengan
ESQ
pada
sesi
Leadership
Principle
tulisan dan ayat-ayat suci alquran serta video-video yang
kemudian diambil maknanya untuk para peserta Training.
Slide-slide dan video-video tersebut mengandung tulisantulisan yang menunjang pelaksanaan Training ESQ. Serta
saat peserta diberikan Buku ESQ.
101
b. Metode Training
1. Ice Breaking
ESQ selalu memulai sesi dengan diawali Ice breaking.
Suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta
acara mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan
lingkungan barunya. Biasanya berupa suatu humor atau dapat juga
dalam bentuk permainan sederhana.
Pada sesi Leadership Principle, Ice breaking yang diberikan
adalah mengajak seluruh peserta untuk mengikuti gerakan trainer
sesuai dengan lagu yang diputarkan. Setelah itu Trainer memilih
peserta secara acak untuk maju ke depan dan memberikan contoh
gerakan bebas untuk bisa diikuti peserta lainnya.
Ice breaking lainnya adalah dengan mengajak peserta untuk
3-S (Senyum Simetris, Salam Semut dan Saling Mendoakan untuk
menjadi Sahabat Sejati).
2. Two Ways Communication
Metode
berikutnya
yang
selalu
digunakan
dalam
penyampaian materi oleh Para Trainer ESQ adalah Two ways
communication. Dimana Trainer (Bpk. Ary Ginanjar Agustian)
tidak hanya menyampaikan materi secara one way atau berbicara
sendirian. Melainkan melakukan Tanya jawab kepada peserta,
sehingga peserta selalu terlibat dan tidak merasa digurui. Karena
102
setiap poin yang ingin disampaikan oleh Trainer kepada peserta
tidak langsung disampaikan oleh Trainer, melainkan peserta sendiri
yang menemukan jawabannya, dari percakapan atau pertanyaan
yang diberikan oleh trainer.
Contohnya pada Sesi Leadership Principle adalah pada saat
Pak Ary bertanya tentang arti Leadership. “What is Leadership?”.
Hingga peserta sendiri yang menemukan jawabannya bahwa
Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah Bagaimana kita
Mempengaruhi). Baru setelah itu Trainer melanjutkan dengan
penjelasan dan contoh-contoh real dalam kehidupan.
3. Video dan Slide
Hampir keseluruhan Training ESQ menggunakan Slide
Power Point
yang dikombinasikan dengan Video-video yang
mendukung poin-poin materi yang ingin disampaikan oleh Trainer.
Pada Sesi Leadership Principle, slide-slide yang digunakan
menjelaskan tentang keseluruhan materi dan video yang digunakan
adalah video kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dengan
potongan-potongan video yang diambil dari Film The Message.
4. Music Backsound (Musik Latar)
Sama halnya seperti Slide dan Video, keseluruhan
penyampaian materi di dalam Training ESQ selalu menggunakan
103
musik latar yang selalu menyesuaikan dengan emosi yang
diharapkan muncul dari peserta.
Pada sesi
Leadership Principle, musik-musik
yang
digunakan bervariasi, di awal, ESQ menggunakan musik latar yang
penuh semangat untuk membangkitkan semangat peserta ketika
memulai sesi dan permainan, di pertengahan sesi musiknya
menjadi agak tenang tapi tetap ada kesan semangat. Dan pada akhir
sesi dimulai sejak menceritakan kisah Nabi Muhammad Saw,
musik latar yang digunakan semakin syahdu dan mendayu-dayu
hingga
membuat
emosi
peserta
terbawa
ketika
Trainer
mengisahkan kisah perjuangan Nabi Muhammad Saw.
5. Games dan Simulasi
Games dan Simulasi yang digunakan adalah Leadership
Games, yang diikuti oleh beberapa orang peserta dan kemudian
diambil maknanya untuk menjadi bahan materi yang akan
disampaikan oleh Trainer kepada seluruh peserta pada sesi
Leadership Principle.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Training ESQ diciptakan oleh DR. HC. Ary Ginanjar Agustian adalah
sebuah Training SDM berbasis spiritual yang begitu fenomenal. Setidaknya,
hingga hari ini sudah ada lebih dari 1,5 juta orang yang pernah mengikuti
pelatihan ini. Training ini mengandung nilai Dakwah yang begitu kental.
Sekalipun ini adalah Training SDM, tapi banyak sekali sumber-sumber yang
berasal dari ayat suci Al-Quran dan berlandaskan pada Ihsan (1), Rukun Iman (6)
dan Rukun Islam (5) dan menggabungkannya dengan Emotional Spiritual
Quotient (ESQ), kemudian dikenal dengan istilah Training ESQ 165.
Sesi Leadership Principle yang terdapat dalam Training Basic ESQ 165
adalah sebuah Sesi yang mengupas Rukun Iman yang ketiga, yakni Iman kepada
Rasulullah. Sebuah Sesi yang intinya adalah mengajak orang-orang untuk
mencintai Rasulullah dan berakhlak seperti dirinya terutama dalam nilai-nilai
kepemimpinan. Dari sini penulis bisa menarik kesimpulan yaitu:
1. Isi Materi
Training ESQ pada sesi Leadership Principle menjelaskan bahwa
Pemimpin Sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi
perhatian kepada orang lain, sehingga dia dicintai. Memiliki Integritas
yang kuat sehingga dipercaya oleh para pengikutnya. Selalu membimbing
104
105
dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan
konsisten. Dan yang terpenting adalah memimpin berlandaskan suara hati
yang nilai-nilainya bersumber dari Asmaaul Husna, sehingga hatinya
senantiasa Mencintai Allah dan Rasulnya, serta senantiasa bersikap
Fathonah, Amanah, Sidiq dan Tabligh (FAST).
Materi pada Sesi Leadership Principle pada Training ESQ 165
menjelaskan bahwa ada 5 Tangga kepemimpinan yang harus dilalui oleh
seorang Pemimpin sejati. Diantaranya adalah pemimpin yang dicintai,
caranya adalah dengan rajin membangun hubungan dengan sesama.
Kemudian pemimpin harus dipercaya, caranya adalah dengan memiliki
dan membangun integritas. Selanjutnya pemimpin harus diikuti oleh
orang-orang yang dia pimpin, caranya adalah sering menolong. Pemimpin
jika ingin pengaruhnya menyebar luas, maka harus memiliki kader atau
penerus, caranya adalah dengan membimbing. Terakhir, Pemimpin Abadi,
caranya adalah harus meninggalkan pengaruh yang positif pada orang–
orang yang dia pimpin sehingga mampu membangun peradaban.
Sumber Materi di dalam Training ESQ terdiri dari Sumber dari
Literatur Barat dan Sumber dari Islam (Al-Quran dan Al-Hadits).
Beberapa materi yang bersumber dari literatur Barat, diantaranya What is
Leadership, Leadership Skills, Leadership Games, Pemimpin Ideal,
Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses, 100 Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah. Materi yang bersumber dari ajaran Islam
106
diantaranya, Setiap orang adalah Pemimpin, Bagaimana Mempengaruhi
Orang Lain dan Mengubah Dunia, Tangga Kepemimpinan Rasulullah
Saw, Sifat FAST, Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun
Pengaruh.
Materi Sesi Leadership Principle dalam Training ESQ 165
mengandung Pesan Dakwah yang ada dalam Sesi Leadership Principle
Training ESQ 165 diantaranya adalah Pesan Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
Pesan Dakwah yang Mengandung Aqidah adalah bagaimana kita meyakini
kenabian dan kerasulan Muhammad Saw. Pesan Dakwah yang
mengandung Syariah adalah Bagaimana cara kita bersikap agar menjadi
seorang Pemimpin sukses seperti Nabi Muhammad Saw. Pesan Dakwah
yang mengandung Akhlaq adalah bagaimana Nabi Muhammad Saw
memiliki Sifat Fathonah, Amanah, Sidiqh dan Tabligh.
2. Metode (Teknik Penyampaian)
Metode Dakwah yang digunakan dalam Sesi Leadership Principle
pada Training ESQ 165 adalah Dakwah Bil Lisan, Dakwah Bil Hal dan
Dakwah Bil Kalaam. Dakwah Bil Lisan digunakan sejak awal
penyampaian hingga akhir. Dakwah Bil Hal saat para peserta memaknai
games yang dimainkan oleh sebagian peserta dalam Leadership Games.
Serta Dakwah Bil Kalaam adalah melalui Slide-slide dan Video yang
mengandung tulisan, juga saat para peserta membaca Buku ESQ yang
mereka dapatkan.
107
Metode Training yang digunakan di dalam Training ESQ 165 Sesi
Leadership
Principle
diantaranya,
Ice
Breaking,
Two
Ways
Communication, Video dan Slide, Music Backsound, Games dan Simulasi
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan skripsi ini, penulis memberikan bebrapa
saran-saran antara lain:
1. Kepada Para ulama, da’i, tokoh, dan akademisi, juga setiap insan yang
bergerak dalam bidang dakwah agar lebih memberikan dakwah yang
inovatif dan mampu menyampaikan kebaikan sesuai dengan jamannya.
Seperti Nabi Muhammad yang menyampaikan dengan syair-syair yang
pada waktu itu sangat diminati oleh bangsa arab. Juga para Wali Allah di
Tanah Air yang menyampaikan dengan pendekatan budaya hingga
masyarakat Nusantara bisa begitu mudah menerima Islam. Mereka pun
berhasil Meng-Islamkan Nusantara. Hari ini adalah jaman Teknologi, di
mana orang sangat tertarik kepada hal-hal berbau teknologi. ESQ sudah
memulai berdakwah dengan sebuah metode yang melibatkan teknologiteknologi di dalamnya. Sehingga mampu membuat banyak orang mau
belajar dan ikut pelatihannya. Karena dakwah tidak sekedar pidato atau
ceramah.
2. Dr. Hc. Ary Ginanjar (ESQ) mampu membuat setiap sesi dan materi yang
disampaikan memiliki intrinsik kuat berdasarkan nilai-nilai intelektual,
emosional, dan spiritual yang telah beliau kembangkan sendiri dari
108
berbagai sumber klasik dan kotemporer, yaitu Barat, Timur, dan Pancasila
kemudian memadukannya dengan metode yang dahsyat. Semoga kita bisa
mencontoh dan mengembangkan seperti yang ESQ lakukan. Tunjukanlah,
dengan mampu memanfaatkan teknologi untuk berdakwah di jaman
globalisasi ini, bahwa islam bisa turut serta dalam kemajuan zaman.
Tunjukan juga bahwa Islam adalah agama yang tak lekang oleh jaman dan
cocok disetiap jaman.
3. Model training seperti ini (ESQ) menjadi konsep baru dalam dakwah,
ESQ mampu menggabungkan sains sebagai isi dari materi dan teknologi
sebagai metode untuk bisa merangkul umat manusia menuju ke jalan
kebenaran yakni jalan 165 (Ihsan, Iman dan Islam). Oleh karena itu,
dakwah melalui sebuah training, khususnya Training ESQ 165 sudah
seharusnya menjadi metode dakwah terbaru yang mampu mempengaruhi
banyak orang dengan soft tanpa menggurui, namun bisa mengubah cara
pandang dan kehidupan orang-orang yang mengikutinya. Selain itu,
seharusnya para mubaligh atau pendakwah harus mampu berdakwah
sesuai dengan jamannya yang menyebabkan dakwah semakin mudah
untuk diterima oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku – Buku
Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin. Cara Mudah Memahami Aqidah; Sesuai alQuran. as- Sunnah dan pemahaman Salafus Shalih. (Jakarta: Pustaka AtTazkia. 2007). hlm. 3-4
Alatas. A Fahmi. 1992. Peran dan Fungsi Sosio Kultural TV Swasta dalam Dakwah
Islam. Jakarta: Salam
Anoraga. Pandji. 1992. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta
Amin. Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Penerbit AMZAH
Anshari. Endang Syaifudin. 1993. Wawasan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Arikunto. Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Armstrong. Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia
A.w. wiAjaya. Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2002)
cet ke-4 hlm.8H. Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 2007) hlm.19
Bahri. M Ghazali. 1997. Dakwah Komunikatif. Jakarta: CV Pedoman
Basit. Abdul. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: Stainpress
Birowo. M Antonius. 2004. Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gintanyali
Bungin. Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo
Persada
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:
Balai pustaka 1989). H. 566.
Dubrin. Andrew J. 2005. The complete ideal’s guides : Leadership. Jakarta: Prenada
Effendi. Onong Uchjana. 2007. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ginanjar. Ary. 2005. ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. Jakarta: Arga Tilanta
Ginanjar. Ary. 2007. Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian Antara
Kecerdasan Spiritual Emosional dan Intelktual ESQ. Jakarta: Arga Publishing
Hafied. H. Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Hakim. Abdul. 2007. Kepemimpinan Islami. Semarang: Unissula Press
Hardjana. Agus M. 2001. Training SDM yang Efektif . Yogyakarta: Kanisius
Holsty. R. Al. Content Analysis. dalam Hand Book of Social Sociology.Cambridge
Massachuset. Edisson-Wesley: 1994. hlm. 589-600
Ja’far. M Puteh. 2000. Dakwah di Era Globalisasi: Strategi Menghadapi Perubahan
Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jalaludin. As- Suyuti. 2003. Sejarah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Lintas Pustaka
J. Lexy Maleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja
Rosdakarya
Klaus Krippendorf. Klaus. 1993. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kristi. E Poerwandari. 2005. “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia” Jakarta; LPSP UI
Mulyana . Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi
Rosdakarya
Suatu Pengantar . Bandung: Remaja
Melayu S.P Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
M.
Pamit Yusup. 2007. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.
Bandung: Rosda Karya
Nasution. Zulkarimein. 1993.
Jakarta
Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka
Rahmat. Jalaludin. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. (Jakarta: PT. Remaja
Rosdkarya
Sedarmayanti. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama
Soejono dan Abdurrahman. 1999. . Jakarta: PT. Rineka Cipta
Uchjana. Onong Effendi. 2007. Dinamika Komunikasi. cet ke2. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Wahid. Fathul. 2004. Dakwah melalui Internet. Yogyakarta: Gava Media
Wexley. K.N. & Yukl. G.A. 2002. Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia.
(cetakan kedua). Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 189
Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rieneka Cipta
Tead. Ordway. 2004. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wirawan. 2014. Kepemimpinan – Teori Psikologi. Perilaku Organisasi. Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
W. A Widjaja. 2003. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
W. A Widjaya. 2002. Komunikasi dan Hubungan Manusia. cet ke- 4. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Makalah & Tabloid
Edy Suyatno. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap
Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2012
Ratih Damayanti. Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165. Skripsi Komunikasi
dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta : 2005
Nadia Nurfitria. Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan
UIN Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2007
Abdullah Suntani. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam ESQ Basic Training 165. Skripsi
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2013
Cut Zurnali. Tesis Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif
Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia. Tbk. (Program
Pascasarjana Unpad. Bandung: 2004)
Ary Ginanjar. Emotional Spiritual Quotient Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual (Jakarta: Arga Publishing)
Ary Ginanjar. Membangun SumberDaya Manusia dengan Kesinergian Antara
Kecerdasan Spiritual Emosional dan Intelktual. ed.. pidato ilmiah
penganugrahan gelar kehormatan Doktor Honoris causa. 17 desember 2007
(Yogyakarta: UNY Press. 2007 New Life Option: ESQ Leadership Training
(Jakarta: PT. Arga. t.t
Damayanti. Ratih. 2008. Skripsi Pola komunikasi dalam training ESQ 165
Sumber Elektronik
Al-Qur'an Digital versi 2.1. freeware
Sumber Internet
http://www.anneahira.com/macam-macam-dakwah.html
www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah-shallallahualaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf
http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullahshallallahu-alaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf
http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training/
http://fosmaiweb.fisip-untirta.ac.id/?p=223
http://fosmaiweb.fisip-untirta.ac.id/?p=223
http://www.esqway165.com/about-us
kbbi.web.id/sesi
http://www.pelatihan-sdm.net/manfaat-pelatihan-sdm.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi . 30
Januari 2016
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Penulis bersama isteri dan anak berfoto dengan DR. HC. Ary Ginanjar Agustian
Anak Penulis bersama DR. HC. Ary Ginanjar Agustian
Suasana Training ESQ 165 pada Sesi Leadership Principle di Menara 165 Jakarta
TOP MANAGEMENT
TOP MANAGEMENT
Transkrip Wawancara
Narasumber : Risman Nugraha S.Psi, M.Psi
Topik
: Sesi Leadership Principle Training ESQ 165
Waktu
: Sabtu, 30 Januari 2016
Tempat
: Menara 165
1. Apa itu Sesi Leadership Principle dalam Training ESQ 165?
Jawaban: “Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti bahwa
sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Orang
yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu memimpin dirinya untuk
selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ikhsan, Iman, Islam). Seperti yang Rasulullah
ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi umatnya. Peserta pun akan diajak
untuk memahami perjuangan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, yang mana output
dari sesi ini adalah peserta diajak untuk semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.”
2. Apa yang membedakan sesi ini dengan sesi-sesi lainnya dalam Training ESQ
165?
Jawaban: “Yang membedakan sesi leadership principle dengan sesi lainnya adalah,
peserta akan diajak melalui sebuah simulasi untuk memahami arti pentingnya
kepemimpinan. Kemudian akan dijelaskan dengan penyampaian melalui gelombang
beta. Hingga peserta akan diajak merenung dan napak tilas perjuangan Nabi
Muhammad Saw, melalui gelombang alfa. Agar peserta betul-betul merasakan
bagaimana sosok kepemimpinan dan kehidupan Nabi Muhammad Saw.”
3. Apa output yang dihasilkan melalui Sesi Leadership Principle ini?
Jawaban: Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti bahwa
sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Orang
yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu memimpin dirinya untuk
selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ikhsan, Iman, Islam). Seperti yang Rasulullah
ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi umatnya. Peserta pun akan diajak
untuk memahami perjuangan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, yang mana output
dari sesi ini adalah peserta diajak untuk semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.
Download