ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Disusun Oleh : Edvan M Kautsar NIM: 1111051000113 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirabbil’alamiin, Segala puji dan syukur saya panjatkan ke khadirat Sang Pemilik Alam Semesta Raya, Allah SWT. Dengan segala kebesaran dan kemuliaanNya, memberikan kesempatan dan kekuatan ilmu pada saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, senantiasa tercurah-limpahkan kepada seorang manusia yang selalu menjadi tuntunan baik lisan maupun perbuatan, yang selalu saya rindukan, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang selalu setia hingga akhir zaman. Dalam menyusun skripsi ini, saya sangat bersyukur karena Allah banyak memberikan kemudahan dan kekuatan. Dengan penuh semangat dan motivasi, halaman demi halaman bisa saya selesaikan, tentunya atas dorongan doa dan semangat dari keluarga, sahabat, dosen dan team yang selalu mendukung. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa hingga skripsi ini bisa diselesaikan, diantaranya : 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Serta Para Wakil Dekan Bapak Suparto, Phd, Ibu Dr. Roudhonah, MA dan Bapak Suhaemi, MA. 2. Bapak Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan KPI dan Ibu Fita Fakhurokhmah, M.M selaku Ketua dan Sekertaris jurusan KPI yang telah banyak membantu, memberikan saran untuk peneliti menyelsaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Sunandar MA. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan saran dan bantuan juga, rela mendengarkan pendapat dari peneliti. ii Mohon maaf jika selama ini peneliti banyak kelalaian dan begitu merepotkan. Terima kasih atas segala kebaikannya. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga Allah jadikan ilmu yang bermanfaat sehingga kebaikannya terus mengalir tak lekang oleh waktu. 5. Orangtua Tercinta, Ibu Elin Nurliana dan Ayah Dudung Nugraha yang senantiasa mendukung dan mendoakan serta memberi semangat untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sesama. Semoga hasil karya saya ini bisa menjadi salah satu hal yang mampu memberi sebuah kebahagiaan bagi dua orang yang jasanya takkan pernah mampu saya balas Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan, pengertian, serta perhatiannya selama ini. Semoga saya bisa senantiasa memberikan kebahagiaan, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Aamiin. 6. Istriku Tercinta Rizka Sukmawati dan Anakku Emily Maylafaisha Kautsar yang lucu. Terimakasih sudah menjadi sumber motivasi dan cinta yang tak terhingga untuk bisa menjadi seorang pemimpin keluarga yang baik. Semoga saya bisa menjadi pemimpin yang baik yang membawa bahtera rumah tangga ini berlabuh di SyurgaNya. Aamiin. Love you! 7. Adikku Indira Khairunnisa dan Fakhri Hawari. Terimakasih sudah selalu memberi semangat agar segera wisuda. Semoga sukses dan mampu meraih segala hal yang dicita-citakan. 8. Kakek Aef Effendi dan Nenek A. Maemunah yang sudah selalu mendoakan dan memberi motivasi agar bisa segera lulus. Doa saya hanyalah agar kelak kita bisa berjumpa dan berkumpul dalam syurgaNya Allah. iii 9. Pihak ESQ 165, Bapak DR. HC. Ary Ginanjar Agustian, Kak Risman, Kak Anna dan Team yang tidak dapat saya sebutkan satu-per-satu. Terimakasih sudah berkenan membantu terlaksananya skripsi ini. 10. Para mentor yang telah memberikan ilmunya dengan diskusi-diskusi ilmu yang bermanfaat menunjang terselesaikannya skripsi ini. 11. Team Kautsar Management, Ikhsan, Adib dan yang lainnya, terimakasih atas doa dan dukungannya agar saya segera menyelesaikan skripsi ini. 12. Staf Perpustakaan FIDKOM, dan Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta, yang telah bersedia meminjamkan buku-buku dan referensi lainnya. 13. Kepala dan Staf Tata Usaha FIDKOM, terimakasih sudah memberi kelancaran dan keramahan hingga bisa menyelesaikan administrasi dengan baik. 14. Teman-teman KPI D seperjuangan yang tak bisa disebutkan namanya satu per satu, semakin sukses dimasa depan. Semoga Allah memberikan berkah dan rahmatNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti. Sekali lagi, mohon maaf atas kekurangan dari penulisan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menghadirkan manfaat bagi peneliti pribadi dan pembaca sekalian. Aamiin. Jakarta, 31 Mei 2016 Edvan Muhammad Kautsar iv DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………............. v DAFTAR TABEL...............................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ….......…………………………………...............1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......………........…………................6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………...……………....................6 D. Tinjauan Pustaka …………………………………...…………………......8 E. Kerangka Konsep ………………………………………...….....................9 F. Metodologi penelitian………………………………………..…………..10 G. Teknis Penulisan……………………………………………….….……. 13 H. Sistematika Penulisan……………………………………………..…..... 13 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Analisis Isi...…………………..……………….……..……..15 B. Training.....................................................................................................16 1. Pengertian Training (Pelatihan)...…………………………….....16 2. Sistematika Training…......……………………………………...17 3. Metode Training…………………………………......................18 v 4. Tujuan dan Manfaat Training………..………….….…………..21 5. Pentingnya Training.....................................................................21 C. Leadership (Kepemimpinan)..…………...……………………………...22 1. Pengertian Leadership (Kepemimpinan).....…………………... 22 2. Kepemimpinan Menurut Islam……....………………………....24 C. Training ESQ 165................................................................……….…….....29 1. Pengertian Training ESQ 165.....……………………………….29 2. Tujuan Training ESQ...…………………………………………31 3. Manfaat Training ESQ.............………………....………………31 D. ESQ Sebagai Komunikasi Instruksional.....…………………………………32 E. Korelasi Dakwah Kontemporer dan Training ESQ………………………….34 BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum ESQ Leadership Centre…...........................................37 1. Latar Belakang dan Sejarah ESQ Leadership Centre…...............37 2. Visi-Misi-Nilai ESQ Leadership Centre.......................................39 3. Tujuh Budi Utama ESQ…………………………………………39 4. Struktur dan Direksi Manajemen ESQ………………………….40 B. Sekilas Profil Pendiri ESQ………............................................................41 1. Profil DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian.......................................41 C. Metode, Materi dan Tingkatan Training ESQ 165……………………...44 1. Metode Training ESQ 165……………...………….……………44 2. Materi Training ESQ 165……………………….........................45 3. Macam-Macam Training ESQ.....................................................54 vi BAB IV TEMUAN DAN ANALISA "ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165" A. Materi Leadership Principle Training ESQ 165.................... ................60 1. What is Leadership? ………………............................................. 61 2. Leadership Skills…………………………................................... 63 3. Leadership Games………………………………………………..64 4. Setiap Orang adalah Pemimpin…………………………………..66 5. Pemimpin Ideal…………………………………………………..68 6. Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses…………….……70 7. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia….71 8. Tangga Kepemimpinan…………………………………………..73 9. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah……….….…..86 10. Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh….…...88 B. Analisis Isi Sesi Leadership Principle Training ESQ 165........…...........91 1. Materi...........................................................................................92 2. Metode.........................................................................................98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………….……………..........104 B. Saran...........……………………………………………………….......107 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL TABEL 4.1 ................................................................................... 92 TABEL 4.2 ................................................................................... 93 TABEL 4.3 ................................................................................... 96 TABEL 4.4 ................................................................................... 97 TABEL 4.5 ................................................................................... 98 TABEL 4.6 ................................................................................... 99 TABEL 4.7 ................................................................................... 99 TABEL 4.8 ................................................................................... 100 viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian inheren dalam kehidupan manusia. Bahkan, mempunyai urgensi yang besar dalam menjalani kehidupan itu sendiri, dimana dengan berkomunikasi manusia dapat mengutarakan maksud dan keinginannya serta mentranfer nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Islam sebagai agama yang kaafah dan syumul juga sangat memperhatikan konsep dan nilai dalam berkomunikasi. Sebab, dakwah Islam sendiri berpadu padan dengan komunikasi atau boleh dibilang dakwah itu salah satu bentuk komunikasi. Sementara itu, komunikasi memiliki seni tersendiri agar suatu informasi dapat diterima dengan baik, benar, dan tepat kepada komunikan. Sehingga, tidak keliru dalam memahami informasi yang dimaksud serta tidak salah memahami keinginan sang pemberi informasi tersebut. Dalam sejarah dakwah Islam, Rasulullah SAW juga sangat memperhatikan metode dakwah agar pesan dakwah dapat diterima dengan baik bagi mad’u (yang didakwahi). Hal itu dapat dilihat ketika Rasulullah saw melaksanakan wahyu Allah Ta’ala untuk mentauhidkan akidah umat yang keliru dengan menuhankan banyak Illah dan membersihkan peribadahan dari segala bentuk kesyirikan. Beliau secara khusus memiliki sebuah tugas mulia dengan jalan mendakwahkan dien Islam ini 1 2 kepada umat melalui metode yang haq yaitu berupa cara-cara yang sesuai dengan petunjuk Allah Ta’ala.1 Pada prinsipnya, dakwah merupakan suatu komunikasi yang merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.2 Pada era perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikir masyarakat menjadi semakin kritis, terutama bagi golongan masyarakat terpelajar. Banyak diantara mereka tidak lagi tertarik pada ceramah-ceramah, atau pengajian-pengajian yang bersifat umum yang cenderung klise, monoton, tidak rasional dan berulang-ulang, bersifat indoktrinasi dan menggurui. Bahkan terkadang mereka mengkritik atau menentang penjelasan-penjelasan tentang ajaran agama yang dalam anggapan mereka tidak rasional atau tidak bisa dibuktikan secara rasional serta ilmiah. Atas dasar fenomena tersebut maka pada zaman sekarang, kita memerlukan metode dakwah yang sesuai dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi serta budaya masyarakat. Perkembangan zaman menjadi sebuah tantangan bagi para pendakwah sehingga munculah pertanyaan bagaimana kita memiliki kemauan atau solusi untuk bisa merefleksikan dakwah sesuai dengan zamannya. Apalagi pada era yang sangat serba modern ini , dakwah metode kultural kurang berpengaruh dalam masyarakat apalagi untuk masyarakat di perkotaan. Jika kita melihat apa yang Rasulullah lakukan ketika berdakwah, beliau pun mencontohkan bahwa 1 http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullahshallallahu-alaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf, diakses pada tanggal 8 September 2015 2 Dedy Mulyana , Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 62 3 berdakwah itu harus sesuai zamannya. Jika dahulu pada saat Rasul berdakwah metode yang dipakai adalah dengan memakai syair-syair dalam bahasa arab menyesuaikan dengan budaya dan keadaan setempat. Kemudian hal ini juga diikuti oleh Sunan Kalijaga yang berdakwah dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tanah Jawa, bagaimana beliau berdakwah dengan memakai baju adat setempat dan kesenian setempat seperti wayang kulit. Hingga kemudian Bangsa Arab dan juga masyarakat Jawa mau menerima seruan dakwah Islam. Terkait dengan seruan untuk berdakwah, lahirlah istilah dakwah kontemporer saat ini. Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi modern yang sedang berkembang, misalnya televisi, radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan menengah keatas. Dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang dikembangkan menjadi aktual dan modern untuk mengajak umat dan masyarakat ke jalan yang benar.3 Pada era globalisasi saat ini, informasi menjadi sangat penting terutama untuk mentransformasikan nilai-nilai Islam dari satu generasi ke generasi lainnya. Era informasi ditandai dengan maraknya berbagai macam media massa sebagai sarana komunikasi dan alat pembentuk opini publik. Maka sudah seharusnya umat Islam mampu memanfaatkan media massa tersebut untuk mendakwahkan ajaran agama Islam.4 3 M. Ja’far Puteh, Dakwah di Era Globalisasi: Strategi Menghadapi Perubahan Sosial. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000). hlm. 17 4 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV Pedoman,1997), hlm.33 4 Lembaga Training ESQ Leadership Center 165 yang didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian, merupakan sebuah lembaga training yang memiliki metode baru tentang konsep kecerdasan emosi dan spiritual yang dikaitkan dengan nilainilai yang terdapat dalam Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan, kemudian disebut dengan ESQ Model 165. Diaplikasikan dalam bentuk training yang dikemas dengan menggunakan layar lcd berukuran 4x6 meter, audio system 40.000 watt dan menggunakan tempat yang sejuk dan nyaman. Training ini disampaikan oleh para trainer yang menggunakan pakaian jas lengkap dengan dasi. Walau dinamakan Training Sumber Daya Manusia (SDM), training ini juga dilengkapi dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan hadits serta berlandaskan pada pilarpilar Syariat Islam, yaitu Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.5 Training ESQ adalah sebuah fenomena yang mampu menggugah dan mengubah kehidupan seseorang. Hal itu bisa terjadi karena ESQ memang berbeda dari pelatihan lainnya, bukan sekedar pelatihan kepemimpinan atau manajemen biasa. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan yang mengasah sisi spiritual dengan mendalam, bersamaan dengan sisi emosional dan intelektual seseorang. ESQ adalah suatu inovasi mutakhir yang bertujuan untuk membangkitkan dimensi spiritual manusia.6 Lembaga tersebut dinilai mampu memberikan solusi yang terbaik yang mengembalikan semangat dan giroh untuk hidup kembali pada ajaran Islam serta mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. 5 Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30 Januari 2016 6 Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30 Januari 2016 5 Leadership principle sebuah sesi inti dari Training ESQ 165. Sesuai namanya, perusahaan ini adalah ESQ Leadership Centre, di mana Leadership adalah inti dari pelatihan ini. Sebuah sesi yang terdapat di hari kedua setelah break siang dan bersumber dari kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.7 Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti bahwa sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Orang yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu memimpin dirinya untuk selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ihsan, Iman, Islam). Seperti yang Rasulullah ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi umatnya. Peserta pun akan diajak untuk memahami perjuangan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, yang mana output dari sesi ini adalah peserta diajak untuk semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.8 Yang membedakan sesi leadership principle dengan sesi lainnya adalah, peserta akan diajak melalui sebuah simulasi untuk memahami arti pentingnya kepemimpinan. Kemudian akan dijelaskan dengan penyampaian melalui gelombang beta. Hingga peserta akan diajak merenung dan napak tilas perjuangan Nabi Muhammad Saw, melalui gelombang alfa. Agar peserta betul-betul merasakan bagaimana sosok kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. 9 Sesi Leadership Principle ini merupakan salah satu sesi inti dan banyak merubah mindset serta banyak merubah kehidupan para peserta Training ESQ 7 Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30 Januari 2016 8 Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30 Januari 2016 9 Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi , 30 Januari 2016 6 setelahnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian: “Analisis Isi Sesi Leadership Principle dalam Training ESQ 165” B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, serta mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada analisis isi sesi Leadership Principle Training Executive ESQ 165 angkatan 152 tanggal 30 Januari 2016. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apa isi materi yang disampaikan dalam sesi Leadership Principle Training ESQ 165 pada 30 Januari 2016? b. Bagaimana teknik penyampaian materi yang dilakukan dalam sesi Leadership Principle Training ESQ 165 pada 30 Januari 2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui apa isi dan sumber materi yang disampaikan dalam sesi Leadership Principle Training ESQ 165. b. Untuk mengetahui bagaimana teknik penyampaian yang dilakukan dalam sesi Leadership Principle Training ESQ 165. 7 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya khazanah keilmuan komunikasi dan dakwah (terutama tentang ilmu komunikasi massa dan ilmu dakwah kontemporer) bagi peneliti dan mahasiswa jurusan KPI, baik dalam mengetahui isi pesan, metode dan aplikasi dari Ilmu Komunikasi serta Dakwah Kontemporer yang terdapat dalam Sesi Leadership Principle Training ESQ 165. b. Manfaat Praktis Memberi masukan pada para pendakwah, agar bisa lebih mampu menyesuaikan cara berdakwah sesuai zamannya, dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu komunikasi modern agar mampu menarik minat masyarakat dalam mempelajari ilmu agama Islam dan menunjukan bahwa Islam bisa turut serta dalam kemajuan zaman. Sedangkan, bagi peneliti dan juga mahasiswa KPI agar dapat mempelajari dan menggabungkan ilmu dakwah dan komunikasi, menjadi sebuah metode untuk merangkul umat mempelajari Islam kedepannya. Manfaat untuk para trainer dan lembaga ESQ 165 agar terus berinovasi mengembangkan materi dan metodenya menjadi lebih baik dan bisa dirasakan manfaatnya untuk para peserta training yang mengikutinya. 8 D. Tinjauan Pustaka Edy Suyatno menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta.”10 Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian Edy Suyatno adalah Pengaruh Training ESQ 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian penulis yaitu Analisis isi Sesi Leadership Principle ESQ 165. Ratih Damayanti menulis skripsi dengan judul “Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165.”11 Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian Ratih Damayanti adalah Pola Komunikasi yang digunakan di dalam Training ESQ 165. Nadia Nurfitria menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta.”12 Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya. Objek penelitian Nadia Nurfitria adalah Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta. 10 Edy Suyatno. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2012 11 Ratih Damayanti. Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2005 12 Nadia Nurfitria. Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2007 9 Abdullah Suntani menulis skripsi dengan judul “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam ESQ Basic Training 165.”13 Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah subjeknya yaitu Training ESQ 165. Perbedaannya terletak pada objeknya. Objek penelitian Abdullah Suntani adalah isi pesan dakwah yang disampaikan melalui Training ESQ. Sedangkan penulis adalah analisis isi sesi Leadership Principle dalam Training ESQ. E. Kerangka Konsep Sesi Training ESQ 165 hari kedua, kelas Executive angkatan 152 Jakarta. Gambar 1.1 Kerangka Konsep Dalam Training Basic Executive ESQ 165 terdapat beberapa bagian mental building diantaranya adalah star principle (prinsip bintang), angle principle (prinsip malaikat), leadership principle (prinsip kepemimpinan), 13 Abdullah Suntani. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam ESQ Basic Training 165. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2013 10 learning principle (prinsip pembelajaran), vision principle (prinsip masa depan), well organized principle (prinsip keteraturan). Dari keenam mental building tersebut, penulis hanya fokus menganalisis isi sesi leadership principle serta membahas teknik penyampaian materi pada sesi tersebut. F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memaparkan bentuk penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati14. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya15. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dokumen. Dimana penulis melakukan pengamatan selama training esq pada sesi leadership principle. Kemudian peneliti juga melakukan pengamatan serta mendokumentasikan sesi leadership principle. Pendekatan Kualitatif ini menjelaskan atau menggambarkan tentang bagaimana metode dan isi dari sesi Leadership Principle Training ESQ 165. 14 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3. 15 E. Kristi Poerwandari., “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia” (Jakarta; LPSP UI, 2005) hlm. 29. 11 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29-31 Januari 2016 sedangkan tempat penelitian dilakukan dilokasi training executive ESQ 165 angkatan 152 di Granada Ballroom Menara 165 Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan. 3. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya adalah trainer sesi leadership principle pada training executive ESQ 165. Sedangkan yang menjadi objek adalah Sesi leadership principle training executive ESQ 165 . 4. Tahapan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti bersifat mengamati secara langsung proses berjalannya Training ESQ pada khususnya pada saat berjalannya sesi Leadership Principle. Penulis kemudian mencatat, memilih dan menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan. 2. Wawancara Dalam hal ini, peneliti mengadakan wawancara mendalam secara langsung (bertatap muka) dengan salah satu Trainer ESQ bernama Risman Nugraha S.Psi M.Psi yang masih menjadi seorang Trainer Aktif di ESQ Leadership Centre 165. Alat bantu untuk 12 menunjang wawancara peneliti dengan narasumber ialah handphone yang dilengkapi fitur untuk merekam suara. 3. Dokumentasi Arikunto menjabarkan bahwasanya dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis16. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari foto-foto pada saat acara Training ESQ Executive angkatan 152 di Menara 165 Jakarta Selatan. b. Teknik Pengolahan Data Dalam menyederhanakan data dari data-data yang dikumpulkan, seperti dokumen-dokumen (modul) training sesi leadership principle pada 30 Januari 2016. Penulis mengolahnya, kemudian penulis memaparkan dan mengkritisi kembali hal-hal yang dirasa kurang pas. Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah metode analisis isi sesi. Setelah dokumen (modul) dipelajari dan diklasifikasikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari data yang ada. c. Teknik Analisis Data Burhan Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam 16 Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 135. 13 metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.17 Pola analisa data yang digunakan peneliti adalah deskriptif analisis/ analisis kritis dan juga analisis dokumen, maksudnya peneliti akan mendeskripsikan/memaparkan semua data yang diperoleh dari berbagai literatur, observasi, dokumen dan wawancara, kemudian peneliti menganalisa dengan merujuk kepada kaidah tertulis yang berlaku. G. Teknis Penulisan Teknis penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dam Disertasi)”, yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007. H. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam sub-sub bab, dengan rincian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Membahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, 17 Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), hlm. 131. 14 Kerangka Konsep, Metodologi Penelitian, Teknis Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN TEORI Pengertian Training, Sistematika Training, Metode Training, Materi Training, Pengertian Leadership, Leadership dalam Pandangan Islam, Dakwah Kontemporer, Korelasi Dakwah Kontemporer dengan Training ESQ. BAB III : GAMBARAN UMUM Latar Belakang ESQ Leadership Centre. Berisi Sejarah ESQ, VisiMisi-Nilai ESQ, Profil Ary Ginanjar Agustian, Metode dan Teknik Penyampaian dalam Training ESQ. BAB IV : TEMUAN DAN ANALISA DATA Membahas Tentang Analisis isi Sesi Leadership Principle pada Training ESQ 165. Mengupas metode penyampaian dakwah kontemporer dan komunikasi massa yang dipraktekan pada sesi Leadership Principle di Training ESQ 165. BAB V : PENUTUP Membahas tentang Hasil Penelitian, Kesimpulan dan Saran. BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematis dan relevan. Secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.1 Menurut Klaus Krippendorf, metode analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistemik dan objektif karakteristik-karakteristik dalam sebuah teks.2 Menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya menjelaskan, definisi analisis isi (Content Analysis) merupakan teknik penilaian untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti surat kabar buku puisi lagu, lukisan, novel dan lain-lain.3 Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan komunikatif tentang manifestasi komunikasi.4 1 Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka Jakarta: 1993, hlm. 36 2 Klaus Krippendorf. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 19 3 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdkarya, 1993), hlm. 19 4 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 1999, hlm. 13 15 16 Sedangkan menurut Agus Putranto menjelaskan, penelitian dengan menggunakan metode analisis isi yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan penyajian data yang secara terstruktur serta memberikan gambaran secara terperinci tentang objek penelitian yaitu berupa pesan komunikasi.5 Menurut R. Holsty, analisis isi adalah suatu metode analisis isi pesan dalam suatu cara yang sistematis dan menjadi petunjuk untuk mengamati serta menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan oleh komunikator. Holsty menjelaskan di dalam pendekatan kualitatif, menggunakan tema sebagai pedoman dalam pembahasan seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersembut dikembangkan oleh suatu sumber atau media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencakup jumlah (kuantitas).6 B. Training 1. Pengertian Training (Pelatihan) Training adalah “Mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakan. Training akan membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau potensinya untuk masa yang akan datang”7. 5 M. Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), cet ke-1, hlm. 146 6 R. Holsty, et. Al, Content Analysis, dalam Hand Book of Social Sociology,Cambridge Massachuset, Edisson-Wesley: 1994, hlm. 589-600 7 Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia 1999), 17 Training atau Pelatihan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan serta merubah sikap.8 Selain itu, menurut Edwin B. Flippo yang dikutip Sedarmayanti, pelatihan adalah proses membantu pegawai memperoleh efektivitas dalam pekerjaan sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, fikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap dengan tujuan: a. Increased productivity in terms of both quantity and quality (Meningkatkan produktifitas dalam jumlah maupun mutu). b. Reduced Accident (Mengurangi kecelakaan). c. Reduced supervision (mengurangi pengawasan). d. Increased organizational stability and flexibility (Meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas organisasi). e. Heightened morale (Mempertinggi moral).9 2. Sistematika Training Keberhasilan pelatihan dapat dikombinasikan melalui beberapa sistem pendekatan, yaitu: a. Menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan 8 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2008) hlm. 163 9 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2008) hlm. 164 18 b. Menetapkan tujuan latihan-latihan harus dimaksudkan untuk mencapai tujuan latihan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan perubahan prilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik. c. Mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan tujuan, yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan dari program latihan yang diusulkan. d. Melaksanakan rencana-rencana pelatihan. e. Memantau dan menganalisis hasil f. Memberikan umpan balik dari evaluasi latihan, sehingga latihan dapat ditingkatkan.10 3. Metode Training Metode Training harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai factor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan lain-lain. Metode training menurut Andrew F. Sirkula terdapat enam bentuk yaitu: a. On the job Para peserta latihan langsung bekerja di tempat belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kebaikan cara ini adalah para peserta belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan peralatan. 10 Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), hlm. 210 19 b. Vestibule Metode latihan yang dilakukan dalam kelas yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. i) Demonstration and example Metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan didemonstrasikan. ii) Simulation Simulasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. iii) Appreticeship Metode ini adalah suatu cara yang mengembangkan keahlian pertukaran sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek pekerjaannya. iv) Classroom methods Metode ini adalah metode pertemuan dalam kelas, yang meliputi lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing (sandiwara), metode diskusi dan metode seminar.11 11 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 77-80 20 Metode training menurut ESQ setidaknya ada lima, diantaranya12: 1. Ice Breaking Suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta acara mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Biasanya berupa suatu humor atau dapat juga dalam bentuk permainan sederhana. 2. Two Ways Communication Trainer tidak hanya menyampaikan materi secara one way atau berbicara sendirian. Melainkan melakukan Tanya jawab kepada peserta, sehingga peserta selalu terlibat dan tidak merasa digurui. Karena setiap poin yang ingin disampaikan oleh Trainer kepada peserta tidak langsung disampaikan oleh Trainer, melainkan peserta sendiri yang menemukan jawabannya, dari percakapan atau pertanyaan yang diberikan oleh trainer. 3. Video dan Slide Slide Power Point yang dikombinasikan dengan Videovideo yang mendukung poin-poin materi yang ingin disampaikan oleh Trainer. 4. Music Backsound (Musik Latar) 12 Observasi Penulis ketika Mengikuti Training ESQ Public Speaking di Menara 165, tgl 25-26 Maret 2016 21 Musik latar yang selalu menyesuaikan dengan emosi yang diharapkan muncul dari peserta. 5. Games dan Simulasi Games dan Simulasi diikuti oleh beberapa orang peserta atau keseluruhan peserta dan kemudian diambil maknanya untuk menjadi bahan materi yang akan disampaikan oleh Trainer. 4. Tujuan dan Manfaat Training Begitu banyak manfaat training/pelatihan yang seharusnya bisa didapat bilamana training bisa berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya. Di bawah ini terdapat ringkasan manfaat training dan pengembangan sumber daya manusia secara umum, yaitu: a. Memiliki SDM yang ahli dan terampil b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja c. Meningkatkan produktivitas kerja d. Meningkatkan mutu hasil kerja e. Meningkatkan Pencapaian13 5. Pentingnya Training Training adalah menjembatani antara kebutuhan dan ketersediaan skill. Lingkungan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu, manusia pun juga harus mampu beradaptasi dengan segala jenis perubahan. Adakalanya kita dituntut 13 2016. http://www.pelatihan-sdm.net/manfaat-pelatihan-sdm. Diakses pada tanggal 8 Mei 22 menguasai skill dan knowledge baru. Disini, training memegang peranan penting untuk bisa membuat seseorang memiliki skill dan knowledge yang dibutuhkan untuk bisa bersaing dalam berbagai pencapaian hidup. Selain itu, training juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi. Melalui training, para peserta kembali diingatkan akan visi, misi, nilai-nilai dan tujuan hidupnya. Sehingga memicu kembali semangat dan motivasi untuk melalui berbagai hal dalam kehidupannya. B. Leadership (Kepemimpinan) 1. Pengertian Leadership (Kepemimpinan) Kepemimpinan semenjak zaman kuno telah dibahas oleh para cendikiawan. Mereka mengemukakan berbagai definisi dan teori mengenai kepemimpinan. Berikut adalah beberapa definisi kepemimpinan menurut para pakar: 1. Winardi menjelaskan bahwa, “Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern”.14 2. Wexley dan Yuki menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah, “Mempengaruhi orang untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah tugas atau mengubah perilakunya”.15 14 Winardi, 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen, PT. Rieneka Cipta, Jakarta. Hlm. 47 15 Wexley, K.N. & Yukl, G.A. 2002. Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia. (cetakan kedua). Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 189 23 3. Ordway Tead: Kepemimpinan adalah, “Kegiatan mempengaruhi orang orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang di inginkan”.16 4. Kepemimpinan menurut Anoraga diartikan sebagai, “Kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin itu.” 17 5. Kepemimpinan menurut DuBrin adalah, “Upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.” 18 16 Ordway Tead, 2004, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT. Bumi Aksara : Jakarta. 17 Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 3 18 Andrew J. Dubrin, 2005. The complete ideal’s guides : Leadership, edisi kedua. Prenada: Jakarta. hlm. 3 24 2. Kepemimpinan Menurut Islam a. Pengertian Kepemimpinan dalam Islam Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh para faqih yang memenuhi syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, harus dibentuk ‘majelis fukaha’. Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi contoh dan suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnas) dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin) adalah Muhammad Rasulullah Saw., sebagaimana dalam firman-Nya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.al-Ahzab [33]: 21). Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai 25 pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw. yang maknanya sebagai berikut : “Ingatlah! Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin bagi kehidupan rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Ingatlah! Bahwa kalian adalah sebagai pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya,” (Al-Hadits). b. Syarat Kepemimpinan dalam Islam Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF): 1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya. Sifat ini berarti Rasulullah SAW mencintai dan berpihak pada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT, sehingga seluruh pikiran, sikap dan emosi yang ditampilkan dalam perilaku, ucapan (sabda) dan diamnya beliau merupakan sesuatu pasti benar. Dalam kepemimpinan sifat ini dapat diartikan kejujuran. Kejujuran dalam bersikap dan bekerja sebagai pemimpin. Karena tanpa kejujuran akan terjadi penyalagunaan wewenang dan jabatan. 26 2. Tabligh (penyampai), kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi. Sifat yang berarti seseorang yang dapat dipercaya. Mampu memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu yang dirahasiakan dan mampu menyampaikan sesuatu yang seharusnya disampaikan. Sifat amanah ini berarti juga jujur dalam menunaikan tugas-tugas. Dengan amanah maka akan terhindar dari tindakan kolusi, korupsi, dan manipulasi serta akan dapat memberikan kepercayaan penuh dari para anggotanya atau orang lain sehingga program-program kepemimpinan akan dapat dukungan optimal dari para anggota yang dipimpinnya. 3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya. Sifat ini sejalan dengan sifat amanah, tetapi sifat ini memiliki kemampuan dalam menyampaikan atau mendakwahkan wahyu Allah SWT, sehingga jelas maksdunya dan dapat dimengerti. Pemimpin mampu mengajak serta memberikan contoh kepada para anggotanya atau pihak lain, melakukan sosialisasi dengan teman kerja, mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi, dan penuh keterbukaan dalam melaksanakan kepemimpinanya. 27 4. Fathanah (cerdas) membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya. Sifat ini berarti Allah SWT membekali Rasulullah SAW dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Karena agama Islam diturunkan adalah untuk semua manusia dan sebagai rakhmat bagi alam semesta. Oleh karena itu hanya pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberikan petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya. Dalam memimpin mampu menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan mencari solusi, dan memiliki wawasan yang luas. Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara cermat, tepat, dan cepat ketika menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam kepemimpinannya.19 Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju. 19 hlm. 46 Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami (Semarang: Unissula Press, 2007), cetakan 1, 28 c. Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Islam Ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu : 1. Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah. 2. Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas. 3. Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham. 4. Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt. yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. AlQuran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya.20 Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman : 20 As-Suyuti, Jalaludin, Sejarah Khulafaur Rasyidin, Penerjemah Sudarmadji,Jakarta: Lintas Pustaka, 2003. 29 “(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. al-Hajj [22]:41). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan Islam yakni : Musyawarah; Keadilan; dan Kebebasan berfikir.21 C. Training ESQ 165 1. Pengertian Training ESQ 165 Training ESQ 165 adalah sebuah program pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian (sumber daya manusia) dengan memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) secara terintegrasi dan transendental. Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimal untuk membangun sumber daya manusia. Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality (keterpisahan IQ-EQ-SQ) yang berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang kehilangan makna hidup serta jati diri.22 Training ESQ adalah sebuah Training yang dibuat berdasarkan buku yang ditulis oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian. Seorang Pengusaha 22 http://www.esqway165.com/about-us. Diakses pada tanggal 4 Juni 2016. 30 yang senantiasa mencari makna kehidupan yang kemudian dituangkan ke dalam buku National Best Seller berjudul Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Sejak pertama kali buku ini terbit hingga sekarang, sudah diadakan ribuan kali Training ESQ baik di Indonesia atau di Negara-negara lain dengan total alumni lebih dari 1,5 juta orang alumni. Training ESQ bukan hanya ditujukan bagi kalangan dewasa namun juga mahasiswa, remaja dan anak-anak. Berbagai kelas tersebut adalah, Training ESQ Eksekutif, Training ESQ Profesional, Training ESQ Reguler, Training ESQ Mahasiswa, Training ESQ Remaja dan Training ESQ for Kids. Training ESQ memiliki berbagai tingkatan training, diantaranya: a. ESQ Basic Training b. ESQ Mission and Character Building c. ESQ Self and Strategic Collaboration d. ESQ Total Action Training ESQ dibawakan langsung oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian dan juga oleh para Trainer yang dilatih dan menjadi kadernya. Training ini dikemas dengan menggunakan layar lcd berukuran 4x6 meter, audio system 40.000 watt dan menggunakan tempat yang sejuk dan nyaman. Walau dinamakan Training Sumber Daya Manusia, Training ini tidak hanya berisi materi yang bersumber dari literatur barat, melainkan juga dilengkapi dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits serta 31 berlandaskan pada pilar-pilar syariat Islam, yaitu Ihsan, Iman dan Islam. 2. Tujuan Training ESQ Tujuan Jangka Panjang yang ingin dicapai Training ESQ 165 adalah ingin menjadikan Indonesia Emas pada tahun 2020, dimana masyarakat Indonesia sudah mencintai Allah dan Rasulnya, hapal Asmaaul Husna dan Indonesia terbebas dari kemiskinan. Hingga mencapai Indonesia Adidaya pada 2050, dimana Negara Indonesia sudah menjadi Negara Adidaya yang memimpin dunia dengan berlandaskan nilai-nilai yang bersumber dari Asmaaul Husna, yaitu Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli. Tujuan jangka menengah dari Training ESQ 165 ini adalah Melakukan Transformasi Karakter dan Budaya Bangsa dengan The ESQ Way 165. Dimana masyarakat Indonesia menjadi cerdas emosi dan spiritual berdasarkan dari pancaran 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam. 3. Manfaat Training ESQ Training ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif serta berkelanjutan. Melalui training ESQ, ketiga potensi manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh, peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna. 32 Ditengah kemajuan jaman, perubahan masyarakat dan bangsa, serta akselerasi perkembangan teknologi di dunia, ESQ hadir dengan konsep dakwah kekinian yang menggunakan peralatan multimedia yang canggih dan trainer yang handal agar dapat lebih menyentuh emosi peserta training. Sehingga, banyak orang yang merasakan dampak perubahan dalam hidupnya setelah mengikuti training ini menjadi lebih baik dan lebih kuat menghadapi ujian kehidupan di dunia. D. ESQ sebagai Komunikasi Instruksional Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut dengan communication, berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, menerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator.23 Komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawan pertanyaan, “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.24 Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatic menurut Onong Uchjana Effendi, “Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh 23 A.w. widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002) cet ke-4 hlm.8 24 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hlm.19 33 seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (media).25 Jika kita melihat pada proses Training ESQ, maka bisa termasuk dalam bentuk komunikasi instruksional. Istilah instruksional berasal dari kata instruction berarti pengajaran, pelajaran atau perintah untuk sebuah instruksi. Webster Third New International Dictionary of The English Language mencantumkan kata instruksional dari kata to instruct dengan arti, “Memberi pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud melatih dalam berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang atau dapat pula mendidik dalam bidang pengetahuan tertentu.26 Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara kesuluruhan. Komunikasi instruksional lebih ditekankan pada pola perencanaan dan pelaksanaan. Secara operasional yang didukung oleh teori atau kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Glen Snelbecker dalam teorinya mengatakan bahwa Teori Instruksional merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan yang memberikan perspektif untuk mengatur situasi atau lingkungan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat membantu sasaran (komunikan) memperoleh 25 Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, )Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) cet le-21 hlm.10 26 Pamit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Rosda Karya) hlm.18 34 informasi dan keterampilan baru dengan memperhatikan informasi keterampilan yang dipelajari sebelumnya.27 Training ESQ merupakan bentuk komunikasi instruksional yang melalui proses penyampaian pesan (materi training) oleh seorang komunikator (Trainer) kepada komunikan (peserta training) dengan perencanaan terprogram serta tindak lanjut agar tujuan pembelajaran dan pelatihan (training) tercapai dengan baik. E. Korelasi antara Dakwah Kontemporer dan Training ESQ Dakwah adalah bagaimana kita mengajak manusia ke jalan kebaikan. Mengingat aktivitas dakwah tidak terlepas dari masyarakat, maka perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan masyarakat. Artinya, aktivitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat. Selama ini aktivitas dakwah jauh tertinggal dengan perkembangan dan perubahan masyarakat sehingga dakwah terkesan jalan di tempat. Dakwah belum dijadikan sebagai pedoman atau panduan oleh masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.28 Sehingga dakwah pada saat ini tidak hanya dengan melalui ceramah semata. Melainkan juga dikemas kedalam bentuk yang lain, salah satunya adalah melalui sebuah pelatihan atau Training. Training dan dakwah memiliki tujuan yang sama yakni mengajak pada kebaikan. Di dalam sebuah Training Sumber Daya Manusia, terdapat banyak sekali unsur dakwah. Salah satunya adalah dakwah melalui lisan. 27 28 Pamit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksinal. hlm. 31 Abdul Basit. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: STAINPress, 2006. hlm.5. 35 Di samping itu materi dakwah bisa diperkaya dengan pendapat Prof. Dr. Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya” berupa aqidah, syariah yang didalamnya hukum dan perundang-undangan Islam, Filsafat dan Mistisme (tasawuf), Politik Islam, Ekonomi Islam, Sejarah Peradaban Islam, Estetika dan Seni Islam serta Akhlaq. Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi modern yang sedang berkembang, misalnya televisi, radio, media cetak, internet, dan lain-lain. Dakwah kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan menengah keatas. Teknis yang ada dan yang digunakan dalam dakwah kontemporer ini juga sangat berbeda dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural pada umumnya dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya yang ada pada masyarakat setempat, tetapi dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang pada saat ini. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud adalah, dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.29 Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional, harus segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu dengan cara modern dengan 29 Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto: stainpress, 2006), hlm: 3 36 menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah saatnya harus disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara menggunakan fasilitas komputer. Dakwah yang menggunakan fasilitas mimbar hanya akan didengar sebatas yang hadir pada acara tersebut. Lain halnya dengan dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV, internet dan teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.30 Dari penjelasan di atas, dakwah kontemporer yang memanfaatkan teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing – masing daerah. Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara mengambil tema – tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti nikah misyar, atau nikah yang didalamnya terdapat persyaratan dari pihak zaujah untuk tidak dinafkahi. Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Kenapa demikian? Karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik (teknologi) hasilnya akan lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.31 Training ESQ menggunakan Ihsan, Iman dan Islam sebagai inti materinya yang diperkuat oleh ayat-ayat yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Training ini syarat akan nilai dakwah dan mengajak para peserta untuk kembali kepada Ihsan, Iman dan Islam. 30 31 58 Fathul Wahid, Dakwah melalui Internet, (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hlm:124 Fathul Wahid, Dakwah melalui Internet, (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hlm:56- 37 Dakwah dengan melalui Training seperti ini begitu mudah diterima oleh masyarakat karena tidak hanya menggunakan lisan melainkan ditambah dengan audio visual yang canggih yang membantu tersampaikannya materi secara soft dan tidak menggurui. Training seperti ESQ inilah yang dimaksud berdakwah sesuai jamannya. Karena jaman sekarang adalah jamannya sains dan teknologi. Training ESQ mampu mengemas Al-Quran, Sains dan Teknologi menjadi sebuah metode dakwah kontemporer yang banyak berpengaruh pada kehidupan orang-orang yang pernah mengikuti Training ESQ. BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum ESQ Leadership Centre 1. Latar Belakang dan Sejarah ESQ Leadership Centre Gambar 3.1 Menara 165 – Gedung 25 Lantai Milik ESQ (sumber: pinterest.com) Sesuatu yang besar tentu bermula dari satu titik saja. Begitu pula dengan keberadaan ESQ di Indonesia. Bermula dari sebuah buku yang diterbitkan dan dipasarkan sendiri oleh penulisnya Ary Ginanjar, ESQ kemudian bertransformasi menjadi sebuah pelatihan sumber daya manusia. Menyadari bahwa proses sama pentingnya dengan hasil akhir, ESQ terus bergerak berbenah dalam wadah ESQ Leadership Center, maka sebuah gerakan pencerahan pun dimulai. ESQ Leadership Centre adalah Lembaga Training Sumber Daya Manusia dibawah naungan PT. Arga Bangun Bangsa yang didirikan di Jakarta oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian pada tanggal 16 Mei 2000. Setelah 16 tahun berdiri, ESQ Leadership Centre telah menjadi 37 38 salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Setiap bulan terselenggara rata-rata 100 event training di dalam maupun luar negeri, dan menghasilkan alumni per bulan rata-rata 10.000-15.000 orang. Sampai dengan saat ini, telah terselenggara lebih dari 10.000 training dengan total alumni 1,5 juta orang. Untuk melaksanakan itu semua, ESQ Leadership Centre saat ini didukung lebih dari 700 orang karyawan. Sejak tahun 2006, mulai diselenggarakan training di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia. Tahun 2009, beberapa negara lainnya seperti Jepang, Dubai, Mesir pun menunggu untuk terselenggaranya Training ESQ. Khusus di Malaysia, sejak bulan April 2007 secara resmi dibuka cabang ESQ. Menyadari akan tanggung jawab sosialnya, Lembaga Training ESQ Leadership Centre bekerjasama dengan Forum Komunikasi Alumni ESQ, telah melaksanakan berbagai program sosial bagi masyarakat dan salah satu diantaranya adalah Training secara gratis untuk lebih dari 140,000 guru di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar para guru memiliki kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan membangun ketiga kecerdasan tersebut pada para siswa. Program tersebut akan terus digulirkan hingga target minimum 1 juta orang guru tercapai pada tahun 2020.1 1 http://www.esqway165.com/about-us, diakses pada tanggal 4 Juni 2016 39 Saat ini ESQ Leadership Centre sudah membangun sebuah Gedung yang dinamakan Menara 165 dengan tinggi 27 lantai dimana pada 2 lantai teratasnya adalah sebuah mushola yang memiliki atap bertuliskan lafadz Allah berukuran besar. Menara 165 ini terletak di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. 2. Visi – Misi – Nilai ESQ Leadership Centre a. Visi ESQ : Terwujudnya Peradaban Emas dan Kehidupan yang penuh arti bagi berjuta manusia dengan The ESQ Way 165. b. Misi ESQ : Melakukan transformasi karakter dan budaya bangsa c. Nilai ESQ : Integrity – Loyalty – Passion – Customer Oriented Financial & Business Awareness. 3. Tujuh Budi Utama ESQ: 1. Jujur 2. Tanggung Jawab 3. Visioner 4. Disiplin 5. Kerja sama 6. Adil 7. Peduli 40 4. Struktur Organisasi ESQ Leadership Centre a. Jajaran Direksi dan Ahli di ESQ Leadership Centre Gambar 3.2 Direksi dan Facilitator Expert (sumber: www.esqway165.com/about-us, diakses pd tanggal 10-04-2016) b. Struktur Direksi ESQ Leadership Centre Ary Ginanjar Agustian (Chief Executive Officer) Rinaldi Agusyana (Vice President Director) Luki Alamsyah Benny Agusta (Customer Development Director) (ICT & Operations Director) M. Hasanuddin Thoyieb (Public Relations Director) Dwitya Agustina Rosa Sastra Desyana Hermala (Solution Development Delivery Director) (Finance & Accounting Director) (Human Capital Director) Gambar 3.3 Struktur Direksi ESQ Leadership Centre 41 B. Sekilas Profil Pendiri ESQ 1. Profil DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian Di balik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri seorang tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ Leadership Center adalah Ary Ginanjar Agustian. 4 Ary Ginanjar lahir di bandung pada tanggal 24 Maret 1965. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan H. A. Rohim Agustjik dan Hj. Ana Rahim. Ayahnya lahir di Palembang dan bekerja di departemen kesehatan RI sedangkan ibunya lahir di bandung. Setelah lahir di bandung bebrapa bulan, maka ia dibawa ke Jakarta tinggal bersama orang tuanya di Tanah Abang. Dia disekolahkan di SDN Kare 1, SMP 70 Pejompongan dan SMA 68 di Jakarta. Setelah Ary Ginanjar Agustian selesai menempuh pendidikan menengahnya di Jakarta, ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung jurusan Tourism Management. Kemudian ia bekerja di Dinas Pariwisata Bali. Bebrapa kemudian ia memperoleh beasiswa selama satu tahun untuk belajar di Tafe College, Adelaide, South Australia mendalami bidang komunikasi pada tahun 1985. Sepulangnya dari Australia ia kembali bertugas ditempat semula (dinas pariwisata). Disamping itu ia diminta mengajar politeknik di Universitas Udayana Jimbaran Bali. Setelah selama lima tahun ia menjadi dosen, ia berhenti sebagai PNS dan beralih profesi menjadi pelaku bisnis sambil menjadi 42 trainer dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Setelah sukses mengawali bisnisnya di Bali, ia kemudian kembali ke Jakarta sekitar akhir tahun 1990-an. Di Jakarta ia mendirikan beberapa perusahaan dan memgang berbagai jabatan penting antara lain sebagai presiden direktur PT Arga Wijaya, Komisaris Utama PT. Arsa Dwi Nirmala, Executive Vice Presiden di JJP (Jakarta professional chapter), menjadi ketua diklat dan litbang di HIPMI Jaya (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) dan terakhir ia mendirikan pusat pelatihan ESQ Leadership center dibawah PT. ARGA Bangun Bangsa. Ary Ginanjar Agustian adalah seorang profesional yang telah berkecimpung di dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun. Melalui bukubuku yang dipelajari, perenungan serta pengalamannya tersebut Ary Ginanjar menulis sebuah buku yang sangat fenomenal “ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual”. Di dalam buku tersebut ia menyampaikan gagasan bahwa untuk mencapai keberhasilan, kecerdasan intelektual (IQ) saja tidak cukup. Diperlukan kecerdasan emosional (EQ) yang akan memberikan keterampilan dalam bersosialiasi dan berhubungan dengan orang lain, serta kecerdasan spiritual (SQ) yang akan memberikan jawaban atas eksistensi diri. Untuk menggabungkan ketiga kecerdasan tersebut, Ary Ginanjar merancang sebuah konsep yang disebutnya The ESQWay165, yaitu sebuah konsep pembangunan karakter yang komprehensif dan integratif berdasarkan 1 nilai universal, 6 prinsip 43 pembanguan mental dan 5 langkah aksi. Untuk menyampaikan konsep tersebut, Ary Ginanjar merancang metode training yang menggunakan teknologi tinggi dan multimedia modern. Ia kemudian mendirikan lembaga training pembangunan karakter yaitu ESQ Leadership Center. Keberhasilannya dalam memberikan motivasi dan semangat perubahan melalui buku serta training tersebut, membuat Ary Ginanjar terpilih sebagai salah satu The Most Powerful People and Ideas in Business 2004 oleh Majalah Swasembada. Ia juga terpilih menjadi Tokoh Perubahan 2005 oleh Koran Republika serta didaulat menjadi Pengurus Dewan Pakar ICMI periode 2005–2010. Pada Maret 2007, Ary Ginanjar juga telah berhasil memperkenalkan ESQ di Oxford, Inggris. Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh The Oxford Academy of Total Intelligence tersebut Ary Ginanjar telah memukau sejumlah pakar Spiritual Quotient (SQ) dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Denmark, Belanda, Nepal dan India. Penghargaan serta pengakuan atas konsep The ESQ Way 165 sebagai metode pembangunan karakter terus mengalir. Pada peringatan Sumpah Pemuda di tahun 2009, Ary Ginanjar menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olah Raga yang bertajuk “ESQ Model sebagai Metode Pembangunan Karakter”. Kemudian pada tahun yang sama Majalah Biografi Politik juga menobatkan Ary Ginanjar sebagai Pemimpin Muda Berpengaruh 2009. Sebagai penghargaan atas kontribusi ESQ dalam 44 pembangunan karakter di lingkungan Kepolisian RI maka di tahun 2010 Ary Ginanjar menerima pula penghargaan dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Konsep The ESQWay165 sebagai metode pembangunan karakter juga telah diakui secara akademis melalui penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Negeri Yogyakarta kepada Ary Ginanjar pada Desember 2007. Ary Ginanjar juga mendapat kepercayaan untuk mengajar mata kuliah “Strategi Pendidikan Karakter” di program pascasarjana UNY. Kini, Ary Ginanjar yang lahir pada 24 Maret 1965, adalah Presiden Direktur PT Arga Bangun Bangsa dan Pendiri ESQ Leadership Center, pusat penyelenggaraan training ESQ. ESQ adalah sebuah ikon dan Ary Ginanjar telah mengenalkan paradigma baru dalam bidang SDM yang menyinergikan science, sufisme, psikologi, dan manajemen dalam satu kesatuan yang terintegrasi dan transedental dalam konsep ESQ Way 165. C. Metode, Materi dan Tingkatan Training ESQ 165 1. Metode Training ESQ 165 Melalui training ESQ ini peserta diarahkan untuk memiliki 7 Budi Utama ESQ dan membantu membangkitkan kekuatan tersembunyi serta mengarahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang lebih produktif serta lebih baik. 45 Training ESQ dikemas sedemikian rupa sehingga peserta akan merasa seperti menikmati sebuah pertunjukan yang penuh makna. Selain itu, peserta juga akan diajak terlibat beberapa aktivitas dalam training seperti permainan, ice breaking, simulasi serta saling berbagi pengalaman diantara peserta. Setiap sesi training disampaikan dengan menggunakan kecanggihan multimedia yang menggabungkan antara animasi slide, klip, film, efek suara dan musik. Semua itu dipadukan sepanjang perjalanan training dan ditampilkan dengan beberapa layar besar berukuran 4x6 meter serta tata suara (sound system) hingga 30.000 watt. Training dilaksanakan di berbagai tempat terpilih dengan standar tertentu untuk memastikan bahwa training dapat berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi peserta”.2 2. Materi Training ESQ 165 Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, SQ dan bersumber dari nilai 165 yang berarti 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Walau dinamakan training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini diperkuat dengan penjelasan ayat-ayat Al-Quran dan hadits. Training ini bukanlah training agama, seperti halnya yang disampaikan oleh Ary Ginanjar Agustian pada kalimat awal pembuka Trainingnya, “... kalau di dalam Training ini ada al-Quran, ini bukan untuk golongan, tapi untuk 2 Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di Menara 165, Jakarta Selatan 46 seluruh umat Islam. Bukan al-Quran untuk Islam, bukan dunia untuk Islam, tetapi Al-quran dan Islam untuk dunia...” “Terdapat tiga tahapan pemberian materi di training ESQ, yaitu Unleash Spiritual Intellegent, 6 Principle to Develop Emotional Intelligence dan Introduction to 5 Steps of Action.”3 Berikut adalah materi dari Training ESQ 165 yang penulis rangkum saat mengikuti Training ESQ kelas Eksekutif angkatan 152 selama tiga hari dan bertempat di Granada Ballroom Menara 165, Jakarta Selatan. Gambar 3.4 Training ESQ oleh Ary Ginanjar Agustian di Menara 165 1. Unleash Spiritual Intellegence a. ESQ Background Dalam ESQ background, peserta diperkenalkan seputar ESQ 3 2016) http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training (diakses pada tanggal 15 April 47 dengan memepertanyakan “Mengapa ESQ”?. Materi ini memasuki pada tataran dimensi IQ (Gelombang Beta), pada ESQ background ini, peserta diperkenalkan seputar teori yang merupakan pijakan awal dalam pemberian materi. Pada materi ini, peserta diberikan pengetahuan tentang fakta- fakta kemampuan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dengan menunjukan hasil-hasil penelitian tentang seberapa besar pengaruh antara ketiga kecerdasan ini menjadi seseorang pemimpin atau pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). b. ESQ Outer Journey Merupakan Materi dimana para dimensi rasa (emosional) dan peserta diajak masuk dalam dimensi spiritual. Tujuan utama penyampaian sesi ini adalah: Peserta memiliki kesadaran Ilahiyah (God Conciousness), yaitu kesadaran tentang eksistensi Allah, kebesaran Allah, dan keesaan Allah. Tumbuhnya keyakinan kepada Tuhan dalam hati para peserta saat peserta diajak melihat bagaimana alam semesta ini sejak diciptakan hingga hari ini setelah ditemukannya teleskop bintang Hubble.4 c. ESQ Inner Journey Setelah melihat keluar angkasa, kemudian peserta mendapatkan materi untuk masuk melihat ke dalam dalam diri sendiri. Tujuan Inner Journey ini adalah: 4 Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di Menara 165, Jakarta Selatan 48 i. Peserta mampu membedakan mana emosi dan mana suara hati. Serta memahami bahwa suara hati menyebabkan emosi. ii. Peserta mampu mengenal dan merasakan sifat Allah di dalam dirinya. iii. Merasakan kebesaran Allah melalui fitrah manusia yang bersumber dari nilai-nilai asmaul husna. d. Zero Mind Proses (Menghilangkan belenggu) Zero Mind Proses (ZMP) merupakan sebuah rumus bagaimana manusia mampu mengeluarkan fitrah yang ada dalam dirinya dan menghilangkan semua belenggu yang sering menghalangi suara hati itu muncul. Adapun rumus ZMP itu adalah: 1/0 = ~ Angka berapapun jika dibagi dengan nol maka akan mendekati tak terhingga (~). Jika kita ikhlas dan jernih (= 0) maka kita akan mendekati yang Maha Tinggi yaitu Allah. Terdapat tujuh belenggu yang tanpa disadari membuat manusia buta hati, yaitu: prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literatur.5 Tujuh belenggu ini sangat mempengaruhi cara berfikir seseorang, oleh karena itu kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus didahului oleh kemampuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi. Caranya 5 Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di Menara 165, Jakarta Selatan 49 adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrahnya, sehingga mampu melihat dengan mata hati, memilih dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai suara hati sehingga keputusan yang diambil menjadi benar. 2. Developing Emotional Intellegence Setelah memahami fitrah manusia pada dimensi spiritual, maka nilai-nilai itu dibentuk dan dibentengi oleh enam prinsip untuk membangun mentalitas / kecerdasan emosi. Pada tahap ini materi yang diberikan sudah memasuki pada tahap mental building yang bertujuan untuk membangun kecerdasan emosi. a. Star principle (Prinsip Bintang) Komitmen spiritual adalah hidup hanya berpegang teguh pada Tuhan yang Satu. Tidak ada hal yang lebih kita cintai selain Dia. “Prinsip ini akan membuat manusia merasa aman, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, integritas, kebijaksanaan, dan semua dilandasi oleh iman, dan dibangun dengan prinsip hanya kepada Allah, serta memuliakan dan menjaga sifat-sifatNya yang dititipkan kepada diri manusia”. Pada materi Star Principle yang berarti Iman kepada Allah, para peserta diajak untuk memaknai kisah agung Ibrahim as dan Ismail as. Dimana Allah memerintahkan Ibrahim as untuk menyembelih Ismail, namun ternyata yang Allah perintahkan bukanlah menyembelih fisik ismail, melainkan menyembelih cinta Ibrahim as kepada Ismail as yang melebihi cinta Ibrahim as kepada Allah Swt. Dan kemudian mereka 50 meninggikan baitullah yang kosong sebagai lambang tidak ada cinta tertinggi di dalam hati selain untuk Allah.6 b. Angel Principle (Prinsip Malaikat) Penyampaian materi prinsip malaikat ini baisanya diawali dengan sebuah cerita “Rudi dan sikat Gigi”. Dalam kisah ini digambarkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan tidak perlu mengharap pujian dari orang lain, cukuplah malaikat mencatat di pundak sebelah kanan. Sehingga kita tidak lagi membutuhkan tepuk tangan serta penghargaan dari manusia. Hasil dari prinsip ini akan menciptakan loyalitas, komitmen, kebiasaan memberi dan mengawali, kebiasaan menolong dan saling percaya. c. Leadership principle (Prinsip Kepemimpinan) Menjadi pemimpin dengan empata sifat yaitu Fathonah (cerdas), Amanah (jujur), Sidiq (benar), dan Tabligh (komunikatif). ESQ menyingkatnya dengan FAST, untuk mampu sukses menapaki 5 tangga kepemimpinan, yakni dicintai, dipercaya, diikuti, memiliki kader dan menjadi pemimpin abadi. d. Learning principle (Prinsip Pembelajaran) Prinsip ini merupakan kebiasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupan, serta untuk membuang hal-hal buruk. 6 Hasil Observasi Penulis ketika mengikuti Training ESQ Executive angkatan 152 di Menara 165, Jakarta Selatan 51 ESQ menjelaskan metode kaizen dari Jepang, yakni ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakah sesuatu yang baru. Sebagai muslim, untuk melatihnya bisa menggunakan surat yang biasa dibaca berulang-ulang, seperti kita membaca surat al-fatihah setiap shalat secara berulang-ulang sebagai proses pembelajaran dan penyempurnaan. e. Vision principle (Prinsip Masa Depan) Pada vision principle inilah langkah pembangunan visi dimulai. Vision principl eselalu berorientasi pada tujuan akhir di setiap langkah. Visi terbagi menjadi 3, yaitu Visi jangka panjang (Long Term Vision), bahwa hari akhir sebagai tujuan akhir (surga atau neraka). Hal ini akan menimbulkan pengendalian diri dan rasa aman abadi, karena kita selalu memilih target yang lebih besar. Visi jangka menengah (Mid Term Vision), membangun bangsa Indonesia emas. Visi jangka pendek (Short Term Vision) adalah membangun pribadi emas yang mampu menjalankan nilainilai 165 dalam kehidupan sehari-hari (do the best all the time). f. Well Organized Principle (Prinsip Keteraturan) Memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan dalam berusaha. Dimana para peserta diajak untuk meyakini qada dan qodar. Sehingga senantiasa ikhlas disetiap peran dan hasil yang Allah berikan kepada manusia. 52 3. Lets action Setelah mengenal fitrah manusia, membangun enam prinsip mentalitas, maka langkah ketiga adalah bagaimana cara mengaplikasikan suara hati kedalam langkah aksi nyata. Karena nilai-nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan aplikasi nyata (values to reality). Untuk itu supaya tidak keluar dari garis nilainilai fitrah manusia, maka harus lakukan lima langkah nyata. Adapun aksi-aksi tersebut adalah: a. Mision Statement (Penetapan Misi), Mission Statement yang dimaksud adalah tentang bagaimana manusia betul-betul bersyahadat dengan sepenuh keyakinan dan kesadaran bahwa Allah itu benar-benar ada dan nyata. Hal ini lebih dapat menguatkan keyakinan seseorang tentang kebenaran rukun islam yang pertama, yakni syahadat. Menetapkan misi bahwa hidup adalah pengabdian kepada Allah. Pernyataan misi hidup ini akan membangun sebuah keyakinan dalam berusaha, memberikan daya dorong yang kuat dalam mencapai tujuan. b. Character building (pembangunan karakter) Melatih dan membentuk karakter dengan berulang-ulang sehingga terjadi kristalisasi karakter. Salah satu melahirkan karakter unggul adalah dengan melakukan shalat yang dilakukan secara konsisten. Melalui shalat, maka akan terbentuk pribadi yang unggul. Karena sholat adalah cara Allah membangun karakter umat islam. 53 c. Self Controlling (Pengendalian Diri) Materi Self Controlling ini membahas bahwa puasa adalah bentuk pelatihan terbaik dari Allah bagi manusia untuk menjadikan manusia sebagai pribadi yang unggul. Puasa adalah salah satu cara kita untuk menjaga fitrah sebagai manusia dan melawan 7 belenggu yang seringkali hinggap di hati manusia. d. Strategic Collaboration (Ketangguhan Sosial) Pada bagian ini, yaitu ketangguhan sosial yakni berupa zakat. Inti dari melaksanakan zakat bukan semata-mata memberikan beras sebelum selesai ramadhan. Melainkan adalah bagaimana kita mengeluarkan fitrah manusia seperti kasih sayang, sabar dan sebagainya, sebagai bentuk aplikasi nyata kepada sesama atau menjadi rahmat bagi semesta alam. e. Total action (Aksi Total) Materi Total action membahas makna sesungguhnya dari Ibadah haji. Dimana para peserta diajak untuk memaknai nilai-nilai di dalam Ibadah haji, ke dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai manusia. Haji mengajarkan banyak hal yang seharusnya mampu menjadikan manusia menjadi sukses dunia dan akhirat. 54 Ada nilai-nilai yang terdapat dalam Training ESQ diambil dari Asmaaul Husna sebagai bentuk pengabdian kepada sifat Allah yang dinamakan 7 Budi Utama ESQ, diantaranya: 1. Jujur, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-mukmin. 2. Tanggung jawab, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Alwakiil. 3. Disiplin, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-matiin 4. Kerjasama, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, A-jamii’. 5. Adil, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, A- adl. 6. Visioner, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-akhir. 7. Peduli, adalah wujud pengabdian kepada sifat Allah, Al-bashir. Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau nilai yang melaksanakan disamping nilai-nilai lainnya yang berjumlah 99 sebagai sumber pengabdian. 3. Macam-macam Training ESQ a. 7 Tingkat Training ESQ Untuk mempermudah segmentasi peserta, training ESQ dibagi menjadi 7 tingkatan, yaitu: 1. ESQ Basic Training (Personal Transformation) Pada training tingkat dasar ini, peserta akan memperoleh pemahaman tentang konsep dasar ESQ serta merasakan pengalaman spiritual yang akan mengubah hidup peserta ke arah yang lebih baik. 55 ESQ Basic Training ini memiliki beberapa jenis kelas yaitu Kelas Eksekutif, Kelas Profesional, Kelas Reguler, Kelas Mahasiswa, Kelas Remaja dan Kelas Anak-anak. 2. ESQ Mission Statement Training ini membantu peserta untuk memiliki visi yang jelas dan misi yang kuat. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang YELLOW BELT dengan predikat Bintang 1. 3. ESQ Character Building Melalui training ini peserta akan menjadi seorang pribadi yang memiliki karakter kuat dan tangguh. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang GREEN BELT dengan predikat Bintang 2. 4. ESQ Self Controlling Kemampuan untuk mengendalikan diri serta mengalahkan semua kelemahan adalah hasil yang akan peserta peroleh dari training ESQ Self Control. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang BLUE BELT dengan predikat Bintang 3. 5. ESQ Strategic Collaboration Di dalam training ini peserta akan diajak untuk menemukan 56 potensi yang tak ternilai yaitu kolaborasi serta menciptakan tim kerja yang solid. Setelah training ini peserta berhak menyandang DARK BLUE BELT dengan predikat Bintang 4. 6. ESQ Total Action Untuk mewujudkan sebuah ide menjadi kenyataan maka diperlukan kemampuan untuk mengeksekusi, dan itulah yang akan peserta dapatkan dalam training ESQ Total Action. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang BROWN BELT dengan predikat Bintang 5. 7. ESQ Star Leader Peserta akan diminta mengajukan sebuah ide proyek sesuai dengan bidang & keahlian masing-masing, demi terwujudnya Indonesia dan Dunia Emas. Dalam pelaksanaannya peserta akan didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah menyelesaikan proyek ini peserta berhak menyandang BLACK BELT dengan predikat Bintang 6. 7 1. Training & Workshop Series 1. Service From Heart 2. Communication From Heart 3. Leadership From Heart 4. Practical Public Speaking 7 http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training/ (diakses pada tanggal 10-04-2016) 57 5. ESQ Outbond 6. ESQ Masa Persiapan Pensiunan 2. Beberapa kegiatan lain ESQ diantaranya: 1. Forum Komunikasi Alumni ESQ 165 2. Gerakan Pemuda ESQ 165 3. Forum Silaturahim Mahasiswa 165 4. Silaturahim of Teens 165 5. ESQ Bussiness School 6. ESQ Tour & Travel 7. ESQ Wakaf Dan Zakat 8. ESQ Delta Soft Skill 9. ESQ ACT Consulting 10. ESQ Store 11. ESQ Bimbel Smart Plus 12. ESQ English Course BAB IV “ANALISIS ISI SESI LEADERSHIP PRINCIPLE DALAM TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) 165 ” Gambar 4.1 ESQ Model (sumber gambar: ESQ Leadership Centre) Pada Bab ini, penulis akan menguraikan data yang telah didapat bersumber dari data observasi, wawancara dan dokumentasi dalam Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) 165 tentang sesi Leadership Principle bersama Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian di Menara 165, Jakarta Selatan. Dalam menganalisa pesan dakwah tersebut, Penulis menggunakan metode analisis isi (content analysis) sebagai suatu metode penelitian yang bersifat mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam suatu media massa. Adapun pelopor analisis isi adalah Harold D. Laswell, ia membuat teknik symbol 59 60 coding yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat dinterpretasikan oleh Penulis. Dalam Training ESQ, Sesi Leadership Principle dibahas pada hari kedua dari waktu tiga hari Training ESQ Eksekutif. Sesi ini dibahas setelah membahas sesi Angel Principle (Memaknai Iman kepada Malaikat) dan setelah itu dilanjutkan pada sesi Learning Principle (Memaknai Iman kepada Kitab Suci AlQuran). A. Materi Leadership Principle Training ESQ 165 Pembahasan pada poin ini akan memfokuskan pembahasan pada Sesi Leadership Principle, yang mana penulis akan mendeskripsikan materi yang diberikan pada sesi Leadership Principle, hingga pembahasan setiap slide yang ditampilkan pada training dari awal hingga materi selesai. Leadership Principle adalah salah satu materi dalam Training ESQ 165 yang membahas dan memaknai Prinsip Kepemimpinan (Iman kepada Nabi dan Rasul). Bahwa semua orang adalah pemimpin, bahkan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Pemimpin sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang penting adalah memimpin berlandaskan suara hati yang fitrah. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. 61 1. What is Leadership? Pada Sesi Leadership Principle, Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian membukanya dengan sebuah pertanyaan, “What is Leadership?” atau “Apa Itu Leadership?” Kemudian lanjut menjelaskan bahwa “Leadership is Influence” atau “Kepemimpinan adalah Tentang Bagaimana Seseorang Mampu Mempengaruhi Orang Lain.” Ketika seseorang memberikan nasihat atau cerita, seringkali kita akan mengingatnya, dan itu sebenarnya adalah sebuah pengaruh. Hal-hal kecil lainnya yang mempengaruhi kita dan berhasil mengubah cara hidup kita juga sebuah pengaruh. Begitupun sebaliknya, kita bisa memberi pengaruh kepada orang lain melalui sikap, perbuatan dan perkataan. JR Miller mengatakan: “Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun meninggalkan kesan seumur hidup. Tidak ada seorang pun yang bisa memahami hal misterius yang kita sebut dengan pengaruh, namun setiap orang di antara kita terus-menerus memberikan pengaruh, apakah menyembuhkan, meninggalkan keindahan, ataupun melukai, menyakiti, meracuni atau mencemari kehidupan orang lain. Segala perbuatan dan tingkah laku yang kita lakukan akan membuat diri kita menjadi seorang seorang pemimpin. Orang yang tidak memiliki prinsip akan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dan otomatis menjadikan kita sebagai pengikut dari pengaruh yang ada. Sebaliknya, orang yang memiliki prinsip yang teguh, akan menjadi seorang pemimpin melalui pengaruhnya yang kuat. Tak peduli prinsip itu benar atau 62 salah. Tetap akan ada pengikutnya. Contohnya, Stalin dan Lenin yang memiliki jutaan pengikut yang menganut aliran komunisme. Prinsip yang benar adalah prinsip yang bersumber dari suara hati (Asmaaul Husna). Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bahwa selama ini, terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang mengartikannya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehingga, posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah kelompok. Dengan paradigma itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin. Mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut lawan dan cara-cara lainnya. Bagaimana pun, alam diciptakan dengan hukum keseimbangan. Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sesuai dengan neraca keadilan. Seperti mekanisme pegas, semakin ditekan, maka akan mengeluarkan daya dorong sebesar tekanan yang diberikan untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Begitu juga dengan jiwa manusia, semakin ditekan, maka jiwa itu akan mengeluarkan atau daya dorong untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Energy itulah yang akan timbul dalam bentuk perjuangan kemerdekaan, perlawanan, atau revolusi terhadap pemimpin yang zalim. Sejarah menceritakan tentang bagaimana dahulu, Hitler, Mussolini dan Kaisar Hirohito yang telah mencoba menekan dan menjajah dunia dengan kepemimpinanya. Namun, mereka hancur akibat daya perlawanan yang 63 dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan. Dorongan perlawanan yang hebat tersebut menghantam kembali kearah diri mereka. Itulah ketetapan Allah akan keseimbangan alam semesta. Hukum fisika maupun hukum sosial diciptakan dengan prinsip yang sama, yaitu hukum aksi = reaksi. 2. Leadership Skills Training ESQ pada Sesi Leadership Principle menjelaskan bahwa terdapat 6 Leadership Skill, diantaranya: a. Body Language (Bahasa Tubuh) Seorang pemimpin harus memiliki bahasa tubuh yang baik dan mampu memberi kesan serta pengaruh kepada para pengikutnya. b. Respect (Menghargai/Menghormati) Seorang pemimpin bukan hanya dihormati dan dihargai. Tapi juga harus menghormati dan menghargai orang-orang yang dipimpinnya. c. Listen (Mendengarkan) Pemimpin yang baik adalah pendengar yang baik. Mampu mendengar keluhan dan aspirasi dari orang-orang yang dipimpinnya. d. Share & Trust (Berbagi dan Percaya) Pemimpin harus mampu membagi ilmunya dan percaya bahwa orang-orang yang dipimpinnya mampu untuk melakukan tujuan yang diharapkan. 64 e. Involve (Terlibat) Pemimpin tidak hanya bisa memerintah tapi juga ikut terlibat bersama orang-orang yang dipimpinnya. f. Support (Mendukung) Pemimpin harus mampu mensupport dan memotivasi orang-orang yang dia pimpin. 3. Leadership Game Selanjutnya Bapak Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian dibantu oleh dua orang Assisten Trainer, memberikan sebuah Game Tentang Leadership. Game ini membutuhkan perwakilan dari 21 orang peserta laki-laki dan 21 orang peserta perempuan. Para peserta diberikan beberapa alat bantu, yakni penutup mata dan juga seutas tali. Penutup mata langsung dipakai oleh setiap peserta yang mengikuti permainan ini. Tali langsung dibentangkan dan dipegang oleh setiap peserta. Kemudian Trainer memberikan aturan permainan ini, yaitu para peserta yang memegang tali harus mampu membuat sebuah formasi ‘Segitiga Sama Sisi’ dalam keadaan mata tertutup. Setiap peserta berhak untuk mengeluarkan suaranya dan mengatur formasi sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan yakni menjadi segitiga ‘Sama Sisi’. Trainer pun memberikan aba-aba pertanda waktu permainan dimulai. 65 Para peserta langsung saling berteriak untuk mengatur peserta lainnya untuk membuat segitiga sama sisi. Namun tali yang diberikan tidak kunjung menjadi segitiga sama sisi, melainkan justru semakin jauh dari bentuk segitiga. Sebagian peserta ada yang menyuruh untuk maju, bergeser, mundur bahkan jongkok. Ada juga yang beristighfar dan kebingungan. Gambar 4.2 Dokumentasi Leadership Game Waktu yang diberikan pun selesai dan kini para peserta boleh membuka penutup matanya. Hasilnya, tidak ada satupun kelompok yang berhasil membentuk segitiga sama sisi. Melainkan membentuk segitiga samasama hancur. Para peserta pun dipersilahkan untuk duduk kembali ke tempatnya masing-masing dan Pak Ary Ginanjar pun kembali hadir di tengah para peserta untuk menjelaskan makna dari permainan ini. 66 Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian bertanya kepada para peserta, mengapa segitiga sama sisi yang menjadi tujuan tidak terlaksana? Para peserta menjawabnya dengan jawaban yang beragam, sebagian mengatakan, karena tidak ada pemimpin, karena tidak ada pengikut, dan jawaban yang lainnya. Pak Ary mengatakan bahwa, justru semua orang yang ikut bermain menjadi pemimpin dan tidak ada yang mau dipimpin. Maka dalam hidup kita tidak hanya butuh pemimpin tapi juga harus ada pengikut. 4. Setiap Orang adalah Pemimpin Banyak orang berharap diri mereka menjadi pemimpin. Namun mereka seringkali tak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin bagi diri mereka sendiri. Saat seorang anak menjadi ketua kelas, maka ia adalah pemimpin. Guru SD adalah pemimpin bagi muridnya. Seorang ibu pun pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di lingkungan masingmasing, terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam kelompok tersebut. Meski hanya satu orang saja pengikutnya, maka Ia sudah bisa dikatakan sebagai pemimpin. Tidak adanya kesadaran bahwa setiap orang adalah pemimpin, acapkali mengakibatkan kepemimpinannya. orang Jargon-jargon tidak seperti: mau mengembangkan “Saya ini rakyat ilmu kecil,” 67 sesungguhnya sangat mengerdilkan jiwa manusia yang mulia. Betapa tidak, seorang tukang becak pun adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah. Apalagi bila ia mampu menghidupkan kebesaran jiwa di kalbu anak-anaknya. “Ketahuilah Setiap dari pada kamu adalah pemimpin, dan setiap daripada kamu akan diminta pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang isteri adalah pemimpin bagi rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dan akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan dia juga akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kamu pimpin.” (Al-Hadits Riwayat Imam Muslim) Tidak ada istilah ‘orang kecil’, karena di hadapan Allah setiap manusia adalah sama, karena semua manusia adalah khalifahNya di muka bumi. “Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi’.... [QS. Al-Baqarah (Sapi Betina) 2:30] 68 5. Pemimpin Ideal ESQ menjelaskan tentang hasil suvey di dunia tentang Perasaan yang dirasakan saat bersama dengan Pemimpin yang mereka anggap ideal. Survey ini dilakukan kepada perusahaan-perusahaan besar di dunia. Berikut adalah Tabel Perasaan Responden Bersama Pemimpin Ideal Mereka: Perasaan Responden Bersama Pemimpin Ideal Frekuensi NO Perasaan Responden % (Terurut) 1 Termotivasi 99 82,5 2 Tertantang 68 56,7 3 Terdukung 62 51,7 4 Terhargai 53 44,2 5 Bangga 53 44,2 6 Terinspirasi 51 42,5 7 Bernilai 43 35,8 8 Antusias 35 29,2 9 Mampu 26 21,7 10 Kuat 20 16,7 11 Aman 8 6,7 12 Percaya Diri 7 5,8 13 Merasa Pasti 3 2,5 69 14 Adil 2 1,7 15 Diperhatikan 2 1,7 16 Dilibatkan 2 1,7 Sumber: The Leadership Challenge, James M. Kouzes & Barry Z. Posner Berdasarkan table diatas, ternyata tingkat paling tinggi yang dirasakan saat bersama dengan pemimpin yang dianggap ideal, adalah perasaan yang ‘Termotivasi’. Orang-orang selalu merasa memiliki semangat saat bersama dengan pemimpin ideal mereka. Selalu ingin berbuat lebih baik dan lebih baik lagi disetiap pekerjaan. Disusul diurutan nomor dua dengan perasaaan ‘Tertantang’. Tertantang untuk semakin berkembang lebih baik. Tertantang untuk membuat sebuah inovasi untuk lebih maju. Ada yang menarik pada tabel ini, Perasaan ‘Merasa Pasti’ hanya ada di urutan nomor ke 13 dengan frekuensi 3 dan persentase 2,5%. Ternyata di dunia, pemimpin yang dianggap ideal justru bukan pemimpin yang membuat para pengikutnya merasakan sebuah kepastian. Melainkan mereka yang selalu membuat para pengikutnya merasa termotivasi. 70 6. Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses ESQ menjelaskan Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses melalui sebuah slide berikut ini. Gambar 4.3 (Sumber: J. Sterling-Livingston, “Pygmalion in Management”, Harvard Bussiness Review, September-October 1988, p.123) ESQ menjelaskan bahwa kekuatan motivasi seorang individu akan berada di titik nol (tidak memiliki semangat) ketika seseorang mengetahui bahwa dia tidak akan sukses atau kemungkinan suksesnya adalah 0%. Ketika seseorang berada di titik kemungkinan sukses 50% (mungkin sukses, mungkin tidak), maka justru tingkat kekuatan motivasinya mencapai maksimal. Dan ketika seorang individu tersebut mengetahui bahwa tingkat kemungkinan suksesnya adalah 100%, maka tingkat kekuatan motivasinya kembali ke titik nol (tidak memiliki semangat motivasi). Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak memberikan kepastian kepada bawahannya. Karena saat memberikan kepastian bahwa visi 71 yang dicanangkan tidak akan tercapai, maka tingkat motivasi dari orang yang dipimpinnya akan berada di titik nol, tidak memiliki semangat karena mengetahui bahwa apa yang mereka kerjakan tidak akan mencapai kesuksesan. Dan saat pemimpin memberikan kepastian bahwa visi yang dicanangkan pasti akan tercapai, maka bawahannya akan berada di zona nyaman. Mereka akan bersantai karena tidak memiliki motivasi saat mengetahui apa yang mereka kerjakan pasti akan berhasil.1 7. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia “Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri teladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.” QS. Al-Ahzab (Kaum Sekutu) 33:21 Di sekitar kita banyak sekali contoh-contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsip yang berbeda-beda. Seorang pemimpin, bagaimanapun gaya kepemimpinannya, akan berprilaku menurut prinsip yang dianutnya. Ada pemimpin yang menonjol prestasi kerja dan integritasnya, tetapi tidak dicintai oleh lingkungannya. Contoh: Seorang manajer baru bernama Andi, dipercaya 1 Wawancara pribadi dengan trainer senior Risman Nugraha, M. Psi di Menara 165, Jakarta: 30 Januari 2016 72 memegang sebuah posisi penting. Namun, Kusuma kurang disukai bawahannya, meski Ia tergolong rajin dan pandai. Ia dianggap kurang mampu membina hubungan baik dengan orang lain, cenderung kaku, kurang ramah dan tidak peka. Sebaliknya, ada seorang pemimpin perusahaan yang sangat ramah, peka, baik hati, serta pandai bergaul, tetapi agak lamban dan kurang disiplin. Akibatnya para bawahan tidak memiliki semangat juang, meski sang pemimpin tersebut adalah orang yang menyenangkan. Akhirnya, kinerja perusahaan turun. Ada pemimpin sangat senang mengajari serta membimbing orang lain khususnya bawahannya sendiri. Sayangnya, tidak ada yang mau mengikuti kata-katanya, karena ia sendiri jarang mengerjakann pekerjaannya secara sungguh-sungguh. Bambang lebih senang membimbing saja, tanpa memberi teladan yang baik. Ada lagi pemimpin yang berprestasi, kinerjanya sangat baik dan pintar bergaul, namun ia sangat sibuk dengan urusannya sendiri. Orang lain tidak tahu apa yang sedang dikerjakannya, karena ia tak pernah membimbing bawahannya. Ia pun kurang memberi kepercayaan kepada orang lain. Akibatnya, pada saat pekerjaan telah tinggi menumpuk, ia merasa sangat tertekan karena target waktu yang ditetapkan tak mampu diapai. Kinerjanya pun akhirnya langsung anjlok. 73 Ada juga seorang pemimpin yang disegani dan dicintai. Kerjanya sungguh-sungguh dan suka membimbing para karyawannya. Namun setelah sekian tahun, para pengikutnya mulai menyadari bahwa bimbingan yang diberikan bertentangan dengan hati nurani. Akhirnya perusahaannya bangkrut karena tidak didukung oleh karyawannya. Berdasarkan dari kisah-kisah yang dijelaskan, Dr.Hc. Ary Ginanjar Agustian merangkumnya menjadi ‘Lima Tangga Kepemimpinan’ yang harus dilewati oleh setiap orang yang ingin sukses menjadi pemimpin. 8. Tangga Kepemimpinan. Gambar 4. 4 Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian Sedang Menjelaskan 5 Tangga Kepemimpinan Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bahwa ada Lima Tangga Kepemimpinan, diantaranya: 74  Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang Dicintai  Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya  Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang Diikuti  Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Mengkader  Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi Tingkat keberhasilan seseorang sangat ditentukan pada seberapa tinggi tingkat kepemimpinannya. Tingkat kepemimpinan juga menentukan seberapa besar dan seberapa jauh tingkat pengaruhnya. Begitu banyak pemimpin berkelas dunia yang terlahir di dunia ini. Tapi pengaruhnya hanya beberapa saat saja. Ia pun hilang bak ditelan jaman. Contohnya, Winston Churchill, Jenderal Mc Arthur, Leonid Beznev, Ronald Reagan, Kaisar Hirohito, Yosef Broz Tito dan Che Guevara. Semua hanya tinggal kenangan, pengaruhnya bisa dibilang hampir hilang atau bisa dikatakan hanya sedikit tersisa sampai hari ini. Namun lihatlah pemimpin-pemimpin yang Allah turunkan, seperti Nabi Daud as, Musa as, Ibrahim as, Isa as dan Rasulullah Muhammad Saw, pengaruhnya terasa begitu kuat tak lekang oleh waktu. Semakin lama justru pengaruh mereka semakin kuat, meski mereka sudah meninggal dunia. Inilah yang disebut Pemimpin Abadi, pemimpin yang cara memimpinnya sangat sesuai dengan hati nurani dan tentunya bisa diterima oleh akal sehat. Itulah mengapa pengaruh dari pemimpin hebat seperti mereka (Para Nabi dan Rasul) abadi sampai kapanpun. 75 Menurut ahli sejarah Muhammad Husein Haekal, “Kehidupan seorang Muhammad begitu mulia dan hal itu berawal dari keindahan sifat-sifatnya sebagai seorang manusia. Ia memiliki sifat yang amat luhur. Untuk memperkuat kenabiannya, Ia tidak harus bersandar pada apa yang dilakukan oleh mereka yang menyukai hal-hal yang ajaib.” Itulah tanda khusu bahwa Nabi Muhammad Saw adalah nabi penutup dan terakhir. Sesuai dengan zamannya, dia lebih mengandalkan logika dan suara hati, bukan mukjizatmukjizat ajaib yang seringkali tidak bisa diterima oleh akal manusia saat ini. Begitu banyak hari ini kita temukan pemimpin yang tidak sempurna, misalnya dia dicintai namun tidak berusah memberikan teladan, atau sebaliknya, dia teladan yang baik diikuti oleh pengikutnya, tapi tidak dicintai sama sekali. Melihat kenyataan seperti itu, ESQ mengkategorikan Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin yang telah berhasil mencapai lima tangga kepemimpinannya secara sempurna. Gambar 4.5 Tangga Kepemimpinan [Sumber: Rahasia Sukses Membangun ESQ, Ary Ginanjar Agustian (Arga Tilanta: 2000)] 76 a. Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang Dicintai “Kasihanilah mereka yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menghasihani kamu.” - H.R. Tirmidzi - Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi Kita tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Pernyataan itu melukiskan tentang seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan dengan baik pada orang lain. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukan prestasi kerjanya saja, naun ia harus mencintai dan dicintai oleh orang lain. Tangga ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung Kita, karena mereka tidak menyukai Kita. Prinsip Basmallah menjadi jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap orang dengan cara bersikap rahman dan rahiim. Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada teknik luar (kulit/permukaan) seperti: senyum, mengingat nama, mau mendengar, atau fokus pada minat orang lain. Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw lebih dari sekadar “kulit” tersebut. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruh lewat inner beautynya yang sangat memukau dan tanpa ada cacat sedikitpun. Yang membuat dakwahnya berkembang, adalah keteladanan Rasulullah yang begitu memukai. Hak setiap orang mampu dia tunaikan. Selalu memihak kebenaran dan bersama orang-orang yang lemah, yatim piatu, orang yang sengsara dan 77 miskin. Beliau mampu menjadi seorang yang penuh kasih, lemah lembut juga mesra. Sikap rahman dan rahimnya inilah yang sesungguhnya menjadi dasar perjuangannya hingga Nabi Muhammad Saw berhasil menapaki tanggatangga kepemimpinan tersebut sampai pada kepemimpinan yang dicintai. Dr. Hc. Ary Ginanjar mencontohkan tentang penampilannya seharihari. Nabi Muhammad itu, jika ada ada orang yang mengajaknya berbicara, Ia mendengar dengan sungguh-sungguh, tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan orang yang mengajaknya bicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan. Bila berbicara selalu bersungguh-sungguh, namun ia tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda gurau, dan yang dikatakan adalah selalu kebenaran. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu berlapang dada dan menghargai orang lain. Dia tampak begitu bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Pada waktu itu hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua kelompok berselisih tentang siapa yang mendapat kehormatan untuk meletakkan batu Hajar Aswad di tempatnya. Ketika mereka melihat Muhammad, orang yang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru, “Itu Al-Amin (yang selalu berkata jujur). Kami akan dapat menerima keputusannya. Nabi Muhammad diminta untuk membuat sebuah keputusan. Kemudian berpikir sebentar lalu berkata, “Kemarikan sehelai kain!” setelah 78 kain diberikan kepadanya, lalu dihamparkanlah kain itu, kemudian diletakan batu itu dengan tangannya sendiri ditengah-tengah kain dan berkata, “Hendaklah setiap kabilah memegang ujung kain ini.” Mereka (yang berselisih) itu bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu yang akan diletakkan itu. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dan meletakannya di tempatnya. Dengan demikian, perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Itulah salah satu contoh sifat seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Sifat mulia itu menjadi titik tolaknya, sebelum ia meniti tangga kepeimpinan berikutnya. Pada tahap ini, pengikutnya akan merasa senang untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikutinya karena merasakan perhatian yang tulus, kasih sayang dan kejujuran mulia Rasulullah Saw. Nabi Muhammad Saw mampu menunjukan kepedulian sosal dengan ketulusan hatinya. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan para sahabat dan lingkungan sosialnya. Kemudian termasuk golongan orang yang beriman, yang saling menasihati, supaya bersabar dan berkasih sayang. QS. Al-Balad (Negeri) 90:17 79 b. Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya “Ialah yang menjadikan kamu khalifah di atas bumi. Maka barangsiapa yang ingkar, keingkarannya membalik kepada dirinya sendiri. Dan kekafiran mereka hanya menambah kebencian Tuhannya kepada orang yang kafir. Kekafiran mereka hanya akan menambah kerugian (mereka sendiri).” [QS. Faathir (Pencipta) 35:39] Seseorang yang memiliki integritas tinggi adalah orang yang dengan penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika kita mencapai tingkat ini, maka orang lain akan melihat bagaimana aspek mulkiyah yaitu komitmen kita, sehingga orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti kita. Integritas akan membuat kita dipercaya dan kepercayaan itu akan menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan. 80 Inilah tangga kedua kepemimpinan. Setelah mencapai landasan sebagai pemimpin yang dicintai, maka tingkat kedua adalah menciptakan kepercayaan. Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong. Integritas adalah kesesuaian antara kata dan perbuatan yang menghasilkan kepercayaan. Ketika pertama kali Rasulullah menerima wahyu dari Allah Swt. Ia merasa bingung, “Siapa yang akan kuajak dan siapa yang aka mendengarku?” Hingga kemudian Khadijah, istrinya, langsung percaya kepadanya. Khadijah sudah mengenalnya dengan sangat baik. Selama hidupnya, Muhammad selalu jujur. Kemudian Ia pun menyatakan keimanannya kepada Allah dan Rasulullah. Itulah hadiah kepercayaan dari orang lain yang diperoleh karena sikap jujur Muhammad Al-Amin. Suatu ketika saat menyebarkan ajarannya. Abu Thalib sang paman menyampaikan pesan dari Kafir Quraisy yang memintanya untuk menghentikan Muhammad berdakwah. “Jagalah aku, begitu juga dirimu. Jangan aku dibebani dengan hal-hal yang tak dapat kupikul,” katanya. Dengan keyakinan yang mantap Rasulullah menjawab, “Kalau pun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan. Biar nanti Allah yang membuktikan kemenangan itu: di tanganku, atau aku binasa karenanya.” 81 Itulah contoh pemimpin sejati, yang memiliki prinsip yang dipegang teguh dan mampu menciptakan kepercayaan, tidak tergoda rayuan harta atau kedudukan dan memberi pengaruh yang besar bagi para pengikutnya. Itulah contoh dari tangga yang kedua integritas. c. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang Diikuti Seorang pemimpin belum mampu dikatakan pemimpin jika orangorang yang dipimpinnya tidak mau mengikutinya. Inilah tangga kepemimpinan yang ketiga. Caranya agar kita diikuti adalah dengan menolong. Rasulullah adalah seorang pemimpin yang tidak segan-segan menolong umatnya yang sedang dalam kesulitan. Pernah suatu ketika dikisahkan Rasulullah berjalan di sebuah pasar kemudian mendengar seseorang yang berbicara dengan suara yang keras yang isinya menjelekjelekan Nabi Muhammad Saw. "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah Saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun, Rasulullah Saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dengan penuh kasih sayang. Rasulullah Saw meninggal dunia. melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau 82 Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya Aisyah. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah Rasulullah yang belum aku kerjakan?", Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah. Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ditemuilah pengemis yang sedang berteriak-teriak menjelekan Muhammad Saw. Abu Bakar pun mulai geram namun menahan diri untuk tidak menceritakan siapa dirinya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abu Bakar menjawab, "aku orang yang biasa menyuapimu". "Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Orang yang selama ini menyuapiku adalah orang yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang 83 pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi.” Pengemis itu bertanya, “siapakah orang yang selama ini menyuapiku itu?” Abu Bakar menjawab, “Ia adalah orang yang selama ini engkau cacai maki, Beliau adalah Muhammad Rasulullah Saw”. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan berkata, saksikan wahai Abu Bakar, Aku bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah. Seperti itulah Rasulullah menolong, tidak hanya menolong orangorang yang pro kepadanya. Juga menolong orang-orang yang tidak menyukainya. Hingga keagungan sifat penolong yang dimilikinya. Mampu membuat umatnya setia untuk mengikutinya. d. Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Mengkader Pemimpin yang berhasil tidak diukur dari sisi luas tidaknya kekuasaannya, namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil memiliki penerus. Pada tangga inilah puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk. Tangga pertama akan menghasilkan pemimpin yang dicintai, tangga kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh kepercayaan karena 84 integritasnya dan pada tangga ketiga akan tercipta loyalitas, kader-kader penerus dan juga kesetiaan dari para pengikutnya. Menurut salah satu hadist Rasulullah Saw, ada tiga hal yang harus diperhatikan: 1. Anak yang saleh, artinya sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Amal jariyah, artinya sarana dan pra sarana 3. Ilmu yang bermanfaat Rasulullah sering memberikan nasihat, petunjuk, serta contoh kepada para sahabatnya untuk membimbing mereka guna mencapai kebahagiaan. Beliau telah menyampaikan nasihat-nasihat berharga kepada para sahabat terkemuka dan terdekat dengan beliau seperti Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah ra. Ali bin Abi Thalib adalah kader pertama yang mendapat gemblengan Nabi sejak kecil. Dan Ia berhasil menjadi seorang pemimpin besar dan menjadi salah seorang Khulafaur Rasyidin yang disegani dan dihormati. Sedangkan Abu Hurairah ra amat menonjol sebagai kader Rasulullah yang ahli hadist yang akhirnya membuat contoh-contoh perilaku Rasulullah dan kalimat-kalimat nasihat dari Rasulullah bisa abadi hingga saat ini menjadi berbagai hadist yang diabadikan oleh Abu Hurairah ra. Itulah contoh bimbingan Nabi Muhammad Saw, meski beliau telah meninggal 1.400 tahun yang lalu. Namun pengaruhnya tetap kuat hingga hari 85 ini karena adanya kader-kader yang terus meneruskan pengaruh dari Nabi Muhammad Saw. e. Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi Saat ini memang ada pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak sesuai lagi dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti begitu saja. Sifat ajaran Nabi Muhammad Saw adalah intelektual dan spiritual. Prinsipnya adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan dan keberhasilan. Metode ilmiah ini yang mampu memberikan kemerdekaan berpikir dan tidak menentang kehendak hati nurani yang bebas, serta tanpa adanya unsur pemaksaan yang menekan perasaan adalah metode terbaik yang pernah ada di muka bumi, khususnya di bidang kepemimpinan dan akhlak. Semakin kita cermati kepribadian, ajaran serta nasihat dari Nabi Muhammad Saw, maka semakin kita yakin bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pemimin yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima. Itulah tingkat kepemimpinan yang tertinggi – pemimpin abadi – yang cara berpikir dan pengaruhnya akan terus ada sampai akhir jaman. Beliau berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya, dan diikuti pula oleh pengikutnya. Hingga pengaruhnya menjadi abadi selama-lamanya. 86 9. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Michael H. Hart dalam bukunya ‘100 A Ranking of The Most Influental Persons in History’, membuat sebuah analisa dan tulisan tentang urutan dan daftar peringkat nama-nama orang yang paling berpengaruh di dunia. Ia mencari, mengklasifikasi serta memilah seratus orang penting yang telah memegang peranan dalam mengubah sejarah dunia. Ia berpendapat: “Dari seratus orang tersebut, saya susun urutannya menurut bobot atau urutan kepentingan-eksistensinya bagi dunia-atau dalam kalimat lain: diukur dari jumlah keseluruhan peran yang dilakukannya bagi umat manusia. Kelompok seratus orang istimewa ini saya susun dalam daftar saya.” Seratus orang itu adalah sekelompok kecil orang yang bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa besar yang tanpa peranan mereka, tak akan pernah ada, dan takkan pernah terjadi. Gambar 4.5 Buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah 87 Dalam bukunya, Michael H Hart menjatuhkan urutan pertama pada Nabi Muhammad Saw. Ia berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad-lah satusatunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawinya. ESQ membahas secara singkat kepemimpinan dari beberapa orang yang ada di dalam buku tersebut dari urutan 10 hingga urutan 2 dan khusus untuk urutan yang pertama, dibahas lebih dalam. Berikut adalah urutan tokoh yang ada dalam buku Michael H. Hart dari nomor 1 hingga nomor 10, diantaranya: 1. Nabi Muhammad Saw 2. Isaac Newton (Ahli Fisika dan Matematika) 3. Nabi Isa as 4. Buddha (Sidharta Gautama) 5. Kong Hu-Cu (Konfusianisme) 6. St. Paul (Murid Nabi Isa as) 7. Ts’ Ai Lun (Penemu Kertas) 8. Johann Gutenberg (Penemu Mesin Uap) 9. Christopher Columbus (Penemu Benua Amerika) 10. Albert Einstein (Ilmuwan Fisika) Lebih jauh menurut Michael H. Hart, “Muhammad bukan semata pemimpin agama, tapi juga pemimpin dunia. Fakta menunjukan, selaku pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab (muslim), 88 pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu. Michael H. Hart menilai bahwa Rasulullah memiliki sebuah kombinasi tak tertandingi yang mampu dipegangnya secara seimbang antara dunia dan agama. Sehingga dia menganggap bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang paling berpengaruh di dalam sejarah. Berkata orang-orang yang tiada beriman : Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?” Jawablah: “Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki dan membimbing orang yang bertaubat kepadaNya.” [QS. Ar Ra’ad 13:27] 10. Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh Nabi Muhammad Saw lahir di kota Mekkah pada tahu 570 Masehi. Suatu tempat yang terbelakang di dunia pada waktu itu. Jauh dari pusat perdagangan, seni, bahkan ilmu pengetahuan. Tatkala ia wafat tahun 632 Masehi, ia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero jazirah Arab bagian selatan. Muhammad-lah orang pertama dalam sejarah yang berkat dorongan keimanannya kepada Allah, memimpin pasungan Arab yang 89 kecil hingga sanggup melakukan serentetan penaklukan mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timur laut Arab, berdiri kekaisaran Persia yang sangat luas, di barat laut Arab berdiri Byzantine atau kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya. Jika dilihat dari jumlah dan ukuran wilayah, jelas bahwa bangsa Arab tidak akan mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab (Muslim) yang membara semangatnya dapat menaklukan Mesopotamia, Suriah dan Palestina. Tahun 642 Masehi, Mesir direbut dari genggaman kekaisaran Byzantine dan sementara itu bala tentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya pada 637 Masehi dan di Nehavend pada 642 Masehi. Dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw serta para kadernya kepemimpinannya, Abu Bakar dan Umar ibn Khatab, pada tahun 711 Masehi, pasukan Arab (Muslim) telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke Utara dan menyebrangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigotic di Spanyol. Hanya dalam sekejap saja, pertempuran para Muslim yang dijiwai oleh ucapan-ucapan penuh kemuliaan dari seorang Muhammad Saw mampu menghasilkan sebuah kejayaan, yang mana wilayahnya terbentang dari perbatasan India hingga pasir putih di tepi pantai Samudera Atlantik. Sebuah Emperium terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah manusia. Di manapun penaklukan dilakukan oleh kaum muslimin, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya kepemelukan agama Islam. Tambahan lagi, 90 Nabi Muhammad Saw adalah “pencatat” kitab suci Al-Quran. Sebuah kitab berisi kumpulan wahyu Allah yang dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyahkan sesaat setelah beliau meninggal dunia. Al-Quran berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad Saw serta ajaran-ajarannya, yang senantiasa bersandar pada wahyu Allah Swt. Rasulullah mampu menapaki lima tangga kepemimpinan. Beliau adalah orang yang sangat dicintai umatnya, beliaupun dipercaya, diikuti dan mampu mengkader sahabat-sahabatnya untuk meneruskan pengaruhnya mulai dari Abu Bakar, Umar ibn Khatab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib hingga seterusnya. Sampai hari ini Beliau mampu menjadi pemimpin abadi. Karena empat tangga kepemimpinannya masih mampu kita rasakan sampai hari ini sebagai umatnya. 91 B. Analisis Isi Sesi Leadership Principle Training ESQ 165 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sesi adalah Kumpulan Interaksi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.2 Agus M Hardjana dalam bukunya Training SDM yang Efektif mengatakan bahwa, dalam sebuah sesi Training, mengandung Materi dan Metode Training.3 Istilah materi dalam bahasa indonesia diartikan sebagai suatu yang dijadikan bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, diterangkan dan sebagainya.4 Isi Materi di dalam sebuah Training setidaknya berisi dua hal, yaitu Sumber Materi dan Pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, karena ESQ membawa nilai-nilai Islami, Pesan yang akan diteliti adalah Pesan Dakwah yang ada di dalam sesi ini yakni akidah, syariah dan akhlaq. Kemudian Penulis akan meneliti Metode dalam Training ESQ dilihat dari dua hal, yakni Metode Dakwah dan Metode Training. Sesi Training Materi Sumber Materi Metode Pesan Dakwah Metode Training Metode Dakwah Gambar 4.6 2 kbbi.web.id/sesi (diakses pada tanggal 12 Juni 2016) Agus M. Hardjana, Training SDM yang Efektif (Yogyakarta: Kanisius 2001) hlm. 53 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta: Balai pustaka 1989). H. 566. 3 92 1. Materi a. Sumber Materi Sumber Materi di dalam Training ESQ terdiri dari Sumber dari Literatur Barat dan Sumber dari Islam (Al-Quran dan AlHadits). Berikut ini adalah rincian sumber yang mengandung kategori sumber dari Barat dan dari Islam. Tabel 4.1 Rincian Materi yang Bersumber dari Literatur Barat Kategori Materi / Uraian What is Leadership?: Leadership is Influence atau Kepemimpinan adalah Tentang Bagaimana Seseorang Mampu Mempengaruhi Orang Lain. Pemimpin bukan ketika kita memiliki kedudukan Materi tapi ketika kita memiliki pengaruh untuk bisa yang mempengaruhi orang lain Bersumber Leadership Skills: ESQ Menjelaskan terdapat 6 dari Leadership Skills, yaitu Body Language (Bahasa Literatur Tubuh), Respect (Menghormati), Listen Barat (Mendengarkan), Share & Trust (Berbagi dan Percaya), Involve (Terlibat) dan Support (Mendukung). Leadership Games: Peserta mengikuti sebuah 93 permainan yang maknanya adalah Kita Butuh Pemimpin yang Sesungguhnya juga Butuh Pengikut. (Pemimpin dan yang dipimpin saling membutuhkan) Pemimpin Ideal: Perasaan yang paling dirasakan saat bersama dengan pemimpin yang dianggap idel adalah perasaaan yang ‘Termotivasi’, di mana orangorang selalu merasa semangat saat bersama pemimpin Ideal mereka. Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses: Kekuatan Motivasi seorang Individu mencapai maksimal saat berada di titik kemungkinan sukses 50%. 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah: Michael H. Hart Meneliti 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Dunia dan Menempatkan Nabi Muhammad Saw menjadi nomor pertama orang paling berpengaruh dalam sejarah. Tabel 4.2 Rincian Materi yang Bersumber dari Islam Kategori Materi/Uraian Setiap orang adalah Pemimpin: “Setiap Orang adalah Pemimpin dan akan kelak akan diminta 94 mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.” (HR. Muslim) Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia: Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri tauladan yang indah bagi orang Materi yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan) yang hari terakhir, serta banyak mengingat Allah. QS. Al- bersumber Ahzab 33:21 dari Islam Tangga Kepemimpinan Rasulullah Saw: (Al-Quran Rasulullah berhasil menapaki 5 Tangga dan Al- Kepemimpinan diantaranya, Dicintai, Dipercaya, Hadits) Diikuti, Memiliki Kader dan Menjadi Pemimpin Abadi. Sifat FAST: Rasulullah berhasil menapaki 5 tingkat kepemimpinan karena sifat yang dia miliki, Fathonah, Amanah, Shidiq dan Tabligh. Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh: Dengan Akhlaq Mulia dan 5 Tangga Kepemimpinan yang diraih oleh Nabi Muhammad Saw, Islam menyebar ke se-antero Dunia hanya dalam waktu 23 tahun sejak kerasulannya dan berhasil mengubah dunia. 95 b. Pesan Dakwah Materi atau Pesan Dakwah Menurut Harun Nasution dalam bukunya, Prof Dr. Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya”, adalah berupa Aqidah, Syariah dan Akhlaq. 1. Aqidah Menurut bahasa, aqidah di ambil dari kata al-Aqd, yaitu mengikat, menguatkan, teguh, dan mengukuhkan. Menurut istilah, Aqidah ialah iman yang kuat kepada Allah dan apa yang diwajibkan berupa tauhid (mengesakan Allah dalam peribadatan), beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, takdir baik dan buruk-Nya, dan mengimani semua cabang dari pokok-pokok keimanan ini serta hal-hal yang masuk dalam kategorinya berupa prinsip-prinsip agama.5 Secara etimologi berarti ikatan, dan angkutan. Secara tekhnis berarti kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo.6 Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh rasulullah SAW, dalam sabdanya: “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, Hari Akhir dan percaya kepada ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”. Berikut adalah Rincian Pesan Dakwah 5 Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah; Sesuai al-Quran, as- Sunnah dan pemahaman Salafus Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007), hlm. 3-4 6 hlm. 25 Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 96 yang Mengandung Akidah dalam Sesi Leadership Principle Training ESQ 165 . Tabel 4.3 Pesan Dakwah yang Mengandung Akidah Kategori Materi/Uraian Pesan Iman Kepada Nabi dan Rasul: Dalam Sesi Dakwah yang Leadership Principle, para peserta diajak untuk mengenal lebih dekat seorang Suri Tauladan Terbaik Mengandung Akidah yang Allah ciptakan yakni Nabi Muhammad Saw. Dimana para peserta ikut merasakan kembali bagaimana kehidupan dan perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan nilai-nilai Iman dan Islam di Mekkah dan Madinah. Peserta pun diajak semakin mencintai Nabi Muhammad Saw, dan diajak untuk meyakini kenabian dan mukjizat Rasulullah Saw. 2. Syariah Syariah secara etimologi berarti jalan. Syariah Islam adalah suatu system norma ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, hubungan sesama manusia, serta hubungan antar manusia dalam alam lainnya. 7 Syariah dalam islam, berhubungan berat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah 7 hlm. 45. Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 97 guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Tabel 4.4 Pesan Dakwah yang Mengandung Syariah Kategori Materi/Uraian Pesan Menjadi Pemimpin yang Berpengaruh: Seorang Dakwah yang pemimpin harus dicintai caranya adalah dengan membangun hubungan, diapun harus dipercaya, Mengandung caranya dengan memiliki integritas, kemudian harus Syariah diikuti caranya dengan rajin menolong, serta harus memiliki kader caranya adalah dengan membimbing dan yang terakhir adalah menjadi pemimpin abadi dengan cara meninggalkan pengaruh atau warisan yang baik. 3. Akhlaq Akhlak atau budi pekerti, akhlak dalam aktifitas dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak merupakan penyempurnaan keimanan dan keislaman seseorang. 8 8 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), hlm. 89-92 98 Secara garis besar akhlaq Terbagi dua, yakni akhlaq manusia terhadap Allah dan terhadap sesame manusia.9 Tabel 4.5 Pesan Dakwah yang Mengandung Akhlaq Kategori Materi/Uraian Pesan Memiliki Sifat FAST: Manusia adalah wakil Allah Dakwah yang di muka bumi. Sesuai apa yang pernah diajarkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad Saw, Mengandung Akhlaq setidaknya kita harus memiliki sifat FAST, yakni Fathonah, Amanah, Sidiqh dan Tabligh. Kemudian juga diceritakan kisah-kisah Akhlaq Nabi Muhammad Saw selama membangun peradaban Islam di Mekkah dan Madinah, diantaranya kisah Nabi Muhammad dan Yahudi tua yang buta, Nabi Muhammad Saw dan para sahabat, Nabi Muhammad Saw dan Ukasah, serta kisah-kisah keteladanan Akhlaq Nabi Muhammad Saw. 2. Metode a. Metode Dakwah 1. Dakwah Bil Lisan Dakwah ini merupakan dakwah yang disampaikan langsung dalam bentuk lisan sehingga ada komunikasi yang 9 hlm. 25 Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 99 dibangun antara pemberi dakwah dengan orang yang mendengarkan dakwah tersebut.10 Tabel 4.6 Metode Dakwah bil Lisan Kategori Materi/Uraian Dakwah Training ESQ 165 pada Sesi Leadership Principle bil Lisan menggunakan metode ini pada saat penyampaian awal hingga akhir. Dengan public speaking dan audio visual yang canggih. Membuat dakwah bil Lisan yang dilakukan pada Training ESQ mampu menyampaikan dakwah dengan lebih baik. 2. Dakwah Bil Hal Dakwah dengan memberi contoh perbuatan yang nyata tentang apa yang ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian diharapkan orang yang melihat akan mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat. Tabel 4.7 Metode Dakwah bil al-Hal Kategori Materi/Uraian Dakwah Dakwah bil al-Hal dalam Training ESQ 165 pada Sesi bil Hal Leadership Principle adalah dengan cara memberikan 10 2016) http://www.anneahira.com/macam-macam-dakwah.html (diakses pada tanggal 10 April 100 sebuah permainan yang diikuti oleh sebagian peserta. Kemudian Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian mengajak para peserta untuk memaknai permainan tersebut untuk kehidupan sehari-hari dan juga di dunia pekerjaan. 3. Dakwah Bil Kalaam Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Tabel 4.8 Metode Dakwah bil Kalaam Kategori Materi/Uraian Dakwah Training bil Kalaam menggunakan audio visual yang berisikan slide dengan ESQ pada sesi Leadership Principle tulisan dan ayat-ayat suci alquran serta video-video yang kemudian diambil maknanya untuk para peserta Training. Slide-slide dan video-video tersebut mengandung tulisantulisan yang menunjang pelaksanaan Training ESQ. Serta saat peserta diberikan Buku ESQ. 101 b. Metode Training 1. Ice Breaking ESQ selalu memulai sesi dengan diawali Ice breaking. Suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta acara mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Biasanya berupa suatu humor atau dapat juga dalam bentuk permainan sederhana. Pada sesi Leadership Principle, Ice breaking yang diberikan adalah mengajak seluruh peserta untuk mengikuti gerakan trainer sesuai dengan lagu yang diputarkan. Setelah itu Trainer memilih peserta secara acak untuk maju ke depan dan memberikan contoh gerakan bebas untuk bisa diikuti peserta lainnya. Ice breaking lainnya adalah dengan mengajak peserta untuk 3-S (Senyum Simetris, Salam Semut dan Saling Mendoakan untuk menjadi Sahabat Sejati). 2. Two Ways Communication Metode berikutnya yang selalu digunakan dalam penyampaian materi oleh Para Trainer ESQ adalah Two ways communication. Dimana Trainer (Bpk. Ary Ginanjar Agustian) tidak hanya menyampaikan materi secara one way atau berbicara sendirian. Melainkan melakukan Tanya jawab kepada peserta, sehingga peserta selalu terlibat dan tidak merasa digurui. Karena 102 setiap poin yang ingin disampaikan oleh Trainer kepada peserta tidak langsung disampaikan oleh Trainer, melainkan peserta sendiri yang menemukan jawabannya, dari percakapan atau pertanyaan yang diberikan oleh trainer. Contohnya pada Sesi Leadership Principle adalah pada saat Pak Ary bertanya tentang arti Leadership. “What is Leadership?”. Hingga peserta sendiri yang menemukan jawabannya bahwa Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah Bagaimana kita Mempengaruhi). Baru setelah itu Trainer melanjutkan dengan penjelasan dan contoh-contoh real dalam kehidupan. 3. Video dan Slide Hampir keseluruhan Training ESQ menggunakan Slide Power Point yang dikombinasikan dengan Video-video yang mendukung poin-poin materi yang ingin disampaikan oleh Trainer. Pada Sesi Leadership Principle, slide-slide yang digunakan menjelaskan tentang keseluruhan materi dan video yang digunakan adalah video kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dengan potongan-potongan video yang diambil dari Film The Message. 4. Music Backsound (Musik Latar) Sama halnya seperti Slide dan Video, keseluruhan penyampaian materi di dalam Training ESQ selalu menggunakan 103 musik latar yang selalu menyesuaikan dengan emosi yang diharapkan muncul dari peserta. Pada sesi Leadership Principle, musik-musik yang digunakan bervariasi, di awal, ESQ menggunakan musik latar yang penuh semangat untuk membangkitkan semangat peserta ketika memulai sesi dan permainan, di pertengahan sesi musiknya menjadi agak tenang tapi tetap ada kesan semangat. Dan pada akhir sesi dimulai sejak menceritakan kisah Nabi Muhammad Saw, musik latar yang digunakan semakin syahdu dan mendayu-dayu hingga membuat emosi peserta terbawa ketika Trainer mengisahkan kisah perjuangan Nabi Muhammad Saw. 5. Games dan Simulasi Games dan Simulasi yang digunakan adalah Leadership Games, yang diikuti oleh beberapa orang peserta dan kemudian diambil maknanya untuk menjadi bahan materi yang akan disampaikan oleh Trainer kepada seluruh peserta pada sesi Leadership Principle. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Training ESQ diciptakan oleh DR. HC. Ary Ginanjar Agustian adalah sebuah Training SDM berbasis spiritual yang begitu fenomenal. Setidaknya, hingga hari ini sudah ada lebih dari 1,5 juta orang yang pernah mengikuti pelatihan ini. Training ini mengandung nilai Dakwah yang begitu kental. Sekalipun ini adalah Training SDM, tapi banyak sekali sumber-sumber yang berasal dari ayat suci Al-Quran dan berlandaskan pada Ihsan (1), Rukun Iman (6) dan Rukun Islam (5) dan menggabungkannya dengan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), kemudian dikenal dengan istilah Training ESQ 165. Sesi Leadership Principle yang terdapat dalam Training Basic ESQ 165 adalah sebuah Sesi yang mengupas Rukun Iman yang ketiga, yakni Iman kepada Rasulullah. Sebuah Sesi yang intinya adalah mengajak orang-orang untuk mencintai Rasulullah dan berakhlak seperti dirinya terutama dalam nilai-nilai kepemimpinan. Dari sini penulis bisa menarik kesimpulan yaitu: 1. Isi Materi Training ESQ pada sesi Leadership Principle menjelaskan bahwa Pemimpin Sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga dia dicintai. Memiliki Integritas yang kuat sehingga dipercaya oleh para pengikutnya. Selalu membimbing 104 105 dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang terpenting adalah memimpin berlandaskan suara hati yang nilai-nilainya bersumber dari Asmaaul Husna, sehingga hatinya senantiasa Mencintai Allah dan Rasulnya, serta senantiasa bersikap Fathonah, Amanah, Sidiq dan Tabligh (FAST). Materi pada Sesi Leadership Principle pada Training ESQ 165 menjelaskan bahwa ada 5 Tangga kepemimpinan yang harus dilalui oleh seorang Pemimpin sejati. Diantaranya adalah pemimpin yang dicintai, caranya adalah dengan rajin membangun hubungan dengan sesama. Kemudian pemimpin harus dipercaya, caranya adalah dengan memiliki dan membangun integritas. Selanjutnya pemimpin harus diikuti oleh orang-orang yang dia pimpin, caranya adalah sering menolong. Pemimpin jika ingin pengaruhnya menyebar luas, maka harus memiliki kader atau penerus, caranya adalah dengan membimbing. Terakhir, Pemimpin Abadi, caranya adalah harus meninggalkan pengaruh yang positif pada orang– orang yang dia pimpin sehingga mampu membangun peradaban. Sumber Materi di dalam Training ESQ terdiri dari Sumber dari Literatur Barat dan Sumber dari Islam (Al-Quran dan Al-Hadits). Beberapa materi yang bersumber dari literatur Barat, diantaranya What is Leadership, Leadership Skills, Leadership Games, Pemimpin Ideal, Hubungan Motivasi dan Kemungkinan Sukses, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Materi yang bersumber dari ajaran Islam 106 diantaranya, Setiap orang adalah Pemimpin, Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain dan Mengubah Dunia, Tangga Kepemimpinan Rasulullah Saw, Sifat FAST, Bagaimana Nabi Muhammad Saw Membangun Pengaruh. Materi Sesi Leadership Principle dalam Training ESQ 165 mengandung Pesan Dakwah yang ada dalam Sesi Leadership Principle Training ESQ 165 diantaranya adalah Pesan Aqidah, Syariah dan Akhlaq. Pesan Dakwah yang Mengandung Aqidah adalah bagaimana kita meyakini kenabian dan kerasulan Muhammad Saw. Pesan Dakwah yang mengandung Syariah adalah Bagaimana cara kita bersikap agar menjadi seorang Pemimpin sukses seperti Nabi Muhammad Saw. Pesan Dakwah yang mengandung Akhlaq adalah bagaimana Nabi Muhammad Saw memiliki Sifat Fathonah, Amanah, Sidiqh dan Tabligh. 2. Metode (Teknik Penyampaian) Metode Dakwah yang digunakan dalam Sesi Leadership Principle pada Training ESQ 165 adalah Dakwah Bil Lisan, Dakwah Bil Hal dan Dakwah Bil Kalaam. Dakwah Bil Lisan digunakan sejak awal penyampaian hingga akhir. Dakwah Bil Hal saat para peserta memaknai games yang dimainkan oleh sebagian peserta dalam Leadership Games. Serta Dakwah Bil Kalaam adalah melalui Slide-slide dan Video yang mengandung tulisan, juga saat para peserta membaca Buku ESQ yang mereka dapatkan. 107 Metode Training yang digunakan di dalam Training ESQ 165 Sesi Leadership Principle diantaranya, Ice Breaking, Two Ways Communication, Video dan Slide, Music Backsound, Games dan Simulasi B. Saran Setelah penulis menyelesaikan skripsi ini, penulis memberikan bebrapa saran-saran antara lain: 1. Kepada Para ulama, da’i, tokoh, dan akademisi, juga setiap insan yang bergerak dalam bidang dakwah agar lebih memberikan dakwah yang inovatif dan mampu menyampaikan kebaikan sesuai dengan jamannya. Seperti Nabi Muhammad yang menyampaikan dengan syair-syair yang pada waktu itu sangat diminati oleh bangsa arab. Juga para Wali Allah di Tanah Air yang menyampaikan dengan pendekatan budaya hingga masyarakat Nusantara bisa begitu mudah menerima Islam. Mereka pun berhasil Meng-Islamkan Nusantara. Hari ini adalah jaman Teknologi, di mana orang sangat tertarik kepada hal-hal berbau teknologi. ESQ sudah memulai berdakwah dengan sebuah metode yang melibatkan teknologiteknologi di dalamnya. Sehingga mampu membuat banyak orang mau belajar dan ikut pelatihannya. Karena dakwah tidak sekedar pidato atau ceramah. 2. Dr. Hc. Ary Ginanjar (ESQ) mampu membuat setiap sesi dan materi yang disampaikan memiliki intrinsik kuat berdasarkan nilai-nilai intelektual, emosional, dan spiritual yang telah beliau kembangkan sendiri dari 108 berbagai sumber klasik dan kotemporer, yaitu Barat, Timur, dan Pancasila kemudian memadukannya dengan metode yang dahsyat. Semoga kita bisa mencontoh dan mengembangkan seperti yang ESQ lakukan. Tunjukanlah, dengan mampu memanfaatkan teknologi untuk berdakwah di jaman globalisasi ini, bahwa islam bisa turut serta dalam kemajuan zaman. Tunjukan juga bahwa Islam adalah agama yang tak lekang oleh jaman dan cocok disetiap jaman. 3. Model training seperti ini (ESQ) menjadi konsep baru dalam dakwah, ESQ mampu menggabungkan sains sebagai isi dari materi dan teknologi sebagai metode untuk bisa merangkul umat manusia menuju ke jalan kebenaran yakni jalan 165 (Ihsan, Iman dan Islam). Oleh karena itu, dakwah melalui sebuah training, khususnya Training ESQ 165 sudah seharusnya menjadi metode dakwah terbaru yang mampu mempengaruhi banyak orang dengan soft tanpa menggurui, namun bisa mengubah cara pandang dan kehidupan orang-orang yang mengikutinya. Selain itu, seharusnya para mubaligh atau pendakwah harus mampu berdakwah sesuai dengan jamannya yang menyebabkan dakwah semakin mudah untuk diterima oleh masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Buku – Buku Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin. Cara Mudah Memahami Aqidah; Sesuai alQuran. as- Sunnah dan pemahaman Salafus Shalih. (Jakarta: Pustaka AtTazkia. 2007). hlm. 3-4 Alatas. A Fahmi. 1992. Peran dan Fungsi Sosio Kultural TV Swasta dalam Dakwah Islam. Jakarta: Salam Anoraga. Pandji. 1992. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Amin. Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Penerbit AMZAH Anshari. Endang Syaifudin. 1993. Wawasan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Arikunto. Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Armstrong. Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia A.w. wiAjaya. Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2002) cet ke-4 hlm.8H. Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007) hlm.19 Bahri. M Ghazali. 1997. Dakwah Komunikatif. Jakarta: CV Pedoman Basit. Abdul. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: Stainpress Birowo. M Antonius. 2004. Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali Bungin. Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta: Balai pustaka 1989). H. 566. Dubrin. Andrew J. 2005. The complete ideal’s guides : Leadership. Jakarta: Prenada Effendi. Onong Uchjana. 2007. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ginanjar. Ary. 2005. ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga Tilanta Ginanjar. Ary. 2007. Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian Antara Kecerdasan Spiritual Emosional dan Intelktual ESQ. Jakarta: Arga Publishing Hafied. H. Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hakim. Abdul. 2007. Kepemimpinan Islami. Semarang: Unissula Press Hardjana. Agus M. 2001. Training SDM yang Efektif . Yogyakarta: Kanisius Holsty. R. Al. Content Analysis. dalam Hand Book of Social Sociology.Cambridge Massachuset. Edisson-Wesley: 1994. hlm. 589-600 Ja’far. M Puteh. 2000. Dakwah di Era Globalisasi: Strategi Menghadapi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jalaludin. As- Suyuti. 2003. Sejarah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Lintas Pustaka J. Lexy Maleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Klaus Krippendorf. Klaus. 1993. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Kristi. E Poerwandari. 2005. “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia” Jakarta; LPSP UI Mulyana . Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Rosdakarya Suatu Pengantar . Bandung: Remaja Melayu S.P Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara M. Pamit Yusup. 2007. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: Rosda Karya Nasution. Zulkarimein. 1993. Jakarta Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka Rahmat. Jalaludin. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. (Jakarta: PT. Remaja Rosdkarya Sedarmayanti. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama Soejono dan Abdurrahman. 1999. . Jakarta: PT. Rineka Cipta Uchjana. Onong Effendi. 2007. Dinamika Komunikasi. cet ke2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wahid. Fathul. 2004. Dakwah melalui Internet. Yogyakarta: Gava Media Wexley. K.N. & Yukl. G.A. 2002. Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia. (cetakan kedua). Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 189 Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rieneka Cipta Tead. Ordway. 2004. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Wirawan. 2014. Kepemimpinan – Teori Psikologi. Perilaku Organisasi. Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada W. A Widjaja. 2003. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada W. A Widjaya. 2002. Komunikasi dan Hubungan Manusia. cet ke- 4. Jakarta: PT. Bumi Aksara Makalah & Tabloid Edy Suyatno. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA 86 Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2012 Ratih Damayanti. Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2005 Nadia Nurfitria. Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan UIN Jakarta. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2007 Abdullah Suntani. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam ESQ Basic Training 165. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2013 Cut Zurnali. Tesis Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia. Tbk. (Program Pascasarjana Unpad. Bandung: 2004) Ary Ginanjar. Emotional Spiritual Quotient Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (Jakarta: Arga Publishing) Ary Ginanjar. Membangun SumberDaya Manusia dengan Kesinergian Antara Kecerdasan Spiritual Emosional dan Intelktual. ed.. pidato ilmiah penganugrahan gelar kehormatan Doktor Honoris causa. 17 desember 2007 (Yogyakarta: UNY Press. 2007 New Life Option: ESQ Leadership Training (Jakarta: PT. Arga. t.t Damayanti. Ratih. 2008. Skripsi Pola komunikasi dalam training ESQ 165 Sumber Elektronik Al-Qur'an Digital versi 2.1. freeware Sumber Internet http://www.anneahira.com/macam-macam-dakwah.html www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullah-shallallahualaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf http://www.arrahmah.com/read/2012/11/01/24405-metode-dakwah-rasulullahshallallahu-alaihi-wassallam.html#sthash.ZwQ3QMzr.dpuf http://www.esqway165.com/solution/esq-basic-training/ http://fosmaiweb.fisip-untirta.ac.id/?p=223 http://fosmaiweb.fisip-untirta.ac.id/?p=223 http://www.esqway165.com/about-us kbbi.web.id/sesi http://www.pelatihan-sdm.net/manfaat-pelatihan-sdm. Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan Trainer ESQ 165 Bpk. Risman Nugraha S.Psi M.Psi . 30 Januari 2016 LAMPIRAN - LAMPIRAN Penulis bersama isteri dan anak berfoto dengan DR. HC. Ary Ginanjar Agustian Anak Penulis bersama DR. HC. Ary Ginanjar Agustian Suasana Training ESQ 165 pada Sesi Leadership Principle di Menara 165 Jakarta TOP MANAGEMENT TOP MANAGEMENT Transkrip Wawancara Narasumber : Risman Nugraha S.Psi, M.Psi Topik : Sesi Leadership Principle Training ESQ 165 Waktu : Sabtu, 30 Januari 2016 Tempat : Menara 165 1. Apa itu Sesi Leadership Principle dalam Training ESQ 165? Jawaban: “Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti bahwa sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Orang yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu memimpin dirinya untuk selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ikhsan, Iman, Islam). Seperti yang Rasulullah ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi umatnya. Peserta pun akan diajak untuk memahami perjuangan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, yang mana output dari sesi ini adalah peserta diajak untuk semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.” 2. Apa yang membedakan sesi ini dengan sesi-sesi lainnya dalam Training ESQ 165? Jawaban: “Yang membedakan sesi leadership principle dengan sesi lainnya adalah, peserta akan diajak melalui sebuah simulasi untuk memahami arti pentingnya kepemimpinan. Kemudian akan dijelaskan dengan penyampaian melalui gelombang beta. Hingga peserta akan diajak merenung dan napak tilas perjuangan Nabi Muhammad Saw, melalui gelombang alfa. Agar peserta betul-betul merasakan bagaimana sosok kepemimpinan dan kehidupan Nabi Muhammad Saw.” 3. Apa output yang dihasilkan melalui Sesi Leadership Principle ini? Jawaban: Melalui Sesi Leadership Principle peserta training mampu mengerti bahwa sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Orang yang sukses di dunia dan akhirat adalah mereka yang mampu memimpin dirinya untuk selalu berada diatas nilai-nilai 165 (Ikhsan, Iman, Islam). Seperti yang Rasulullah ajarkan sebagai seorang Suri Tauladan Terbaik bagi umatnya. Peserta pun akan diajak untuk memahami perjuangan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, yang mana output dari sesi ini adalah peserta diajak untuk semakin mencintai Nabi Muhammad Saw.